id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
cd0aa98f-ca1b-2711-7a28-90cca8bd6429
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/BISMA/article/download/21960/10056
[ { "left": 72, "top": 35, "width": 189, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen p- ISSN 1978-3108, e-ISSN 2623-0879 Vol. 15 No. 1 , 2021, Hal. 47 - 55", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 76, "width": 275, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen", "type": "Title" }, { "left": 198, "top": 101, "width": 204, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.unej.ac.id/index.php/BISMA", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 120, "width": 156, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 15 No. 1, 2021, Hal. 47 - 55", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 160, "width": 417, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK SAMBAL KEMASAN UNTUK FORMULASI PERBAIKAN STRATEGI PRODUK", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 222, "width": 396, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitriani Rahayu 1 , Cecep Barkah 2* , Arianis Chan 3 , Pratami Wulan Tresna 4", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 236, "width": 406, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Sumedang", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 270, "width": 438, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Sambel Gendang dan merumuskan perbaikan strategi produk yang dapat diusulkan dengan mempertimbangkan kepuasan konsumen dengan harapan konsumen dapat melakukan repurchase produk sekaligus menjadi customer Sambel Gendang. Penelitian menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi terdiri dari konsumen Sambel Gendang. Sebanyak 60 orang sebagai sampel diambil berdasarkan teknik probability sampling dan metodenya menggunakan simple random sampling. Hasil dari penelitian ini diketahui 43.3% responden merasa puas terhadap kualitas rasa, 41.7% merasa tidak puas terhadap tingkat kepedasan, 35% merasa puas terhadap varian rasa, 53.3% merasa puas terhadap kemasan, 41.7% merasa puas terhadap harga, 46.7% merasa puas terhadap kualitas layanan. Konsumen memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kualitas rasa, varian rasa, kualitas kemasan, harga, dan kualitas layanan Sambel Gendang, sedangkan konsumen memiliki tingkat kepuasan yang rendah terhadap tingkat kepedasan produk. Strategi pemasaran yang diusulkan dengan mempertimbangkan kepuasan konsumen yaitu difokuskan kepada strategi produk dan promosi untuk meningkatkan penjualan.", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 469, "width": 322, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: bisnis, kepuasan konsumen, produk, strategi pemasaran", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 495, "width": 437, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract Consumers have a high level of satisfaction with the quality of taste, flavour variants, packaging quality, price, and service quality of Sambel Gendang, while consumers have a low level of satisfaction with the level of spiciness of the product. This study aims to investigate the level of consumer satisfaction and formulate product strategy improvements to be proposed by considering customer satisfaction. Therefore, consumers can repurchase the products and become Sambel Gendang customers. This research uses descriptive analysis research with a quantitative approach. The population of this study was Sambel Gendang consumers. A total of 60 people were taken as samples by using probability sampling technique, and simple random sampling method. The results of this study revealed that 43.3% of respondents were satisfied with the taste quality, 41.7% were dissatisfied with the level of spiciness, 35% were satisfied with the flavour variant, 53.3% were satisfied with the packaging, 41.7% were satisfied with the price, 46.7% were satisfied with the service quality. The proposed marketing strategy by considering customer satisfaction is focused on product and promotion strategies to increase the sales market.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 671, "width": 49, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 671, "width": 5, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ":", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 671, "width": 260, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "business, customer satisfaction, product, marketing strategies.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 731, "width": 264, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran Jln. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363 E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 89, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 223, "height": 271, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini berbagai jenis usaha di Indonesia berkembang cukup pesat dari usaha yang mainstream hingga ide usaha yang unik. Dikutip dari Liputan6.com, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2020 mencapai 64 juta. Salah satu jenis usaha yang cukup berkembang adalah bisnis sambal kemasan. Dikutip dari bisnisukm.com, bisnis sambal kemasan adalah salah satu jenis bisnis yang bermodal minim namun mempunyai potensi keuntungan yang cukup besar. Sambal dalam kemasan tengah digemari oleh masyarakat karena lebih praktis dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menyajikannya. Sehingga untuk menarik konsumen bisnis sambal kemasan tidak akan terlalu sulit. Oleh karena itu, peluang bisnis sambal dalam kemasan bisa sangat menjanjikan jika kita menerapkan strategi pemasaran yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 370, "width": 223, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sambel Gendang adalah salah satu usaha sambel kemasan lokal rumahan di Bogor yang baru dimulai pada awal September 2020. Seperti namanya, produk yang dijual oleh Sambel Gendang berupa sambel kemasan hasil olahan tangan sendiri. Sistem penjualan Sambel Gendang dilakukan dengan cara pre- order dan tidak menyediakan ready stock . Konsumen harus melakukan pemesanan terlebih dahulu ketika periode pre-order berlangsung melalui kontak Whatsapp atau melalui Instagram.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 223, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampai saat penelitian ini dilakukan, Sambel Gendang sudah membuka 12 kali pre-order . Namun seiring berjalannya waktu jumlah produk yang dipesan mengalami penurunan hampir di setiap pre-ordernya . Jumlah produk yang dipesan tidak pernah melampaui atau mencapai jumlah pesanan pada pre-order awal atau bulan pertama saat pembukaan Sambel Gendang. Fenomena tersebut berbeda dengan harapan owner Sambel Gendang yang mengharapkan jumlah penjualan atau produk yang dipesan dapat terus meningkat untuk setiap pre-order .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 223, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut merupakan data dari jumlah pesanan per pre-order dari pre-order pertama hingga ke-duabelas yang diperoleh melalui", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 755, "width": 205, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wawancara dengan owner Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 71, "width": 159, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Data Jumlah Pre-Order", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 91, "width": 142, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pre-Order ke Jumlah Pesanan 1 35 pcs 2 50 pcs 3 50 pcs 4 50 pcs 5 6 7 8 9 10 11 12 50 pcs 30 pcs 25 pcs 20 pcs 30 pcs 25 pcs 21 pcs 24 pcs", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 256, "width": 223, "height": 327, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Wawancara Owner Sambel Gendang, 2020 Menurut hasil wawancara dengan salah satu owner Sambel Gendang, menurunnya jumlah pre-order atau penjualan dapat diartikan juga dengan menurunnya jumlah konsumen. Menurunnya jumlah konsumen Sambel Gendang dibandingkan dengan periode pre- order awal disebabkan karena ada beberapa konsumen yang tidak melakukan pembelian ulang ( repurchase ). Hal tersebut bisa menjadi gejala bahwa konsumen tidak puas terhadap produk atau layanan Sambel Gendang. Pernyataan tersebut didukung oleh teori yang dinyatakan Kotler dan Keller (2009) bahwa jika konsumen merasa kecewa atau tidak puas terhadap produk atau jasa maka hal tersebut dapat membawa dampak yang tidak baik terhadap perusahaan, salah satunya adalah menurunkan jumlah konsumen karena tidak lagi tertarik untuk menggunakan jasa atau produk yang ditawarkan perusahaan. Selain itu, Tjiptono (2014) mengungkapkan bahwa terdapat enam konsep inti dalam pengukuran kepuasan konsumen dan salah satunya adalah niat beli ulang ( repurchase intention ).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 595, "width": 223, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya setiap usaha yang didirikan berorientasi untuk mencari profit atau keuntungan. Untuk mencapai itu, setiap usaha berlomba-lomba untuk memuaskan konsumennya. Kepuasan pelanggan mengacu pada persepsi pelanggan tentang kinerja produk atau layanan dalam kaitannya dengan harapan mereka (Schiffman dan Wisenblit, 2015). Menurut Kotler dan Keller (2009, 2012) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan hasil kinerja jasa atau produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 223, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diharapkan. Tjiptono (2014) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dan dibandingkan dengan harapannya. Menurut Irawan (dalam Aditia dan Suhadi, 2012) kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 223, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepuasan konsumen adalah salah satu faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Konsep kepuasan konsumen merupakan hal yang penting bagi para manajer pemasaran dimana kepuasan konsumen dapat mendorong pembelian ulang (Prabowo, dalam Alamsyah, 2018). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ji Feng & He Yanru (dalam Putri dan Astuti, 2017) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan ( customer satisfaction) berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang ( repurchase intention).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 223, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya menurut hasil penelitian Widiana (dalam Nuraini, I. S., & Mudiantono, 2017) kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen yang artinya semakin tinggi kepuasan maka semakin tinggi pula pembelian ulang, kesesuaian antara kepuasan yang diperoleh oleh konsumen dapat meningkatkan minat pembelian ulang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 223, "height": 180, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari fenomena yang telah dijelaskan, membuat owner bertanya-tanya apakah konsumen tidak puas terhadap produk, layanan atau pun aspek lainnya yang ditawarkan oleh Sambel Gendang sehingga menyebabkan mereka enggan melakukan repurchase . Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan yang terjadi di Sambel Gendang. Rumusan permasalahan ini adalah: (1) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen Sambel Gendang (2) Strategi apa yang bisa diusulkan kepada Sambel Gendang dengan mempertimbangkan kepuasan konsumen agar konsumen melakukan repurchase dan menjadi customer", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 687, "width": 223, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Sambel Gendang sekaligus merumuskan strategi pemasaran seperti apa yang dapat diusulkan kepada Sambel Gendang", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 71, "width": 223, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan mempertimbangkan kepuasan konsumen tersebut agar konsumen melakukan repurchase sekaligus menjadi customer Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 134, "width": 223, "height": 284, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler dan Keller (dalam Tjiptono, 2014) menyatakan bahwa untuk mengukur kepuasan pelanggan ada empat metode yaitu: (1) Sistem keluhan dan saran; (2) Ghost/mystery shopping ; (3) Lost customer analysis; dan (4) Survei kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan survei kepuasan terhadap konsumen yang meliputi tiga indikator yaitu kepuasan terhadap kualitas produk, kepuasan terhadap harga, dan kepuasan terhadap kualitas layanan. Tiga indikator diambil berdasarkan pendapat Irawan (dalam Aditia dan Suhadi, 2012) bahwa ada lima driver utama kepuasan konsumen yaitu kualitas produk, harga, kualitas layanan, faktor emosional, biaya dan kemudahan. Penelitian ini hanya mengukur kepuasan akan kualitas produk, harga, dan kualitas layanan karena peneliti menganggap bahwa faktor tersebut adalah yang paling relevan dengan bisnis Sambel Gendang serta formulasi perbaikan strateginya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 430, "width": 223, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun urgensi dari penelitian ini adalah membantu", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 443, "width": 223, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sambel Gendang dalam merumuskan strategi pemasaran apa yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan kepuasan konsumen sehingga diharapkan konsumen akan melakukan pembelian ulang dan meningkatkan jumlah penjualan serta membuat konsumen menjadi customer .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 558, "width": 79, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metodologi", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 587, "width": 223, "height": 180, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau menggambarkan objek yang sedang diteliti melalui data yang dikumpulkan, tanpa membuat analisis atau kesimpulan (Sugiyono, 2012). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, wawancara, Focus Group Discussion (FGD) dan dokumen (studi literatur). Kuesioner yang digunakan dalam survei kepuasan konsumen meliputi tiga indikator yaitu kualitas produk, harga dan kualitas layanan yang diambil berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 223, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "teori Irawan dalam Aditia (2012). Subjek penelitian atau unit analisis dari penelitian ini adalah konsumen Sambel Gendang. Objek yang diteliti adalah kepuasan konsumen terhadap produk Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 223, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi penelitian ini adalah semua konsumen Sambel Gendang, yaitu orang yang pernah membeli Sambel Gendang setidaknya 1 kali. Sampel yang diambil adalah sejumlah 60 orang. Menurut Sugiyono (2011:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan sampel yang diambil dari populasi tersebut harus mewakili. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dan metode metodenya menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi. Penentuan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 223, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber data yang digunakan adalah data prime. Sumber data primer yang digunakan adalah data dari hasil survei kepuasan konsumen, wawancara bersama owner Sambel Gendang, dan FGD yang dilakukan dengan para ahli di bidangnya. Data-data yang telah yang telah terkumpul dari berbagai sumber, selanjutnya dianalisis dengan metode analisis deskriptif guna menjelaskan atau menggambarkan bagaimana tingkat kepuasan konsumen Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 149, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 574, "width": 225, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan wawancara dengan salah satu owner Sambel Gendang , berikut merupakan Segmenting, Targeting, Posistioning (STP) konsumen Sambel Gendang. Untuk segmentasi demografi, yaitu konsumen yang berusia 15 tahun ke atas, jenis kelamin perempuan maupun laki-laki, semua tingkat penghasilan, semua tingkat pendidikan, dan semua ras. Pada segmen geografi, konsumen terdiri dari masyarakat yang tinggal di kota Bogor dan sekitarnya. Segmen psikografi, yaitu orang yang lebih menyukai hal-hal yang praktis seperti makanan instan. Berdasarkan segmentasi tersebut, target pasar Sambel Gendang adalah perempuan atau laki-laki yang", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 71, "width": 223, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berusia 15 hingga tahun ke atas atau yang sudah bisa mengkonsumsi makanan pedas, dari semua kelas ekonomi, menyukai hal-hal yang praktis, serta yang tinggal di Bogor dan sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 147, "width": 223, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini Sambel Gendang memfokuskan pemasaran hanya di daerah Bogor saja baik di perkotaan maupun pedesaan terutama di daerah asal masing-masing pengelola usaha. Dalam positioning- nya, Sambel Gendang mempunyai slogan ‘Sambel Murah, Rasa Nendang’ yang dapat diartikan bahwa Sambel Gendang memposisikan dirinya sebagai sambel yang rasanya tidak kalah enak dengan sambel ternama tetapi dengan harga yang jauh lebih murah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 301, "width": 223, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam memasarkan produknya, strategi marketing mix (4P) yang diterapkan oleh Sambel Gendang adalah sebagai berikut. Untuk strategi produk ( Product) , Sambel Gendang menciptakan dua varian rasa yaitu Sambel Gendang Cumi dan Sambel Gendang Teri. Kemasan Sambel Gendang. Potongan cumi dan teri di dalam sambal cukup besar sehingga sambal dapat langsung dimakan dengan nasi tanpa lauk lain. Packaging Sambal Gendang berupa toples berukuran sedang yang praktis dibawa kemana-mana dan tutupnya dilapisi penutup plastik sehingga tidak mudah tumpah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 494, "width": 223, "height": 271, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penerapan strategi harga ( Price ), Sambel Gendang menggundakan penetapan harga penetrasi atau penetration pricing yaitu menetapkan harga yang cukup rendah jika dibandingkan dengan pesaing yang sudah ada dengan harapan dapat menarik lebih banyak pangsa pasar. Dan terakhir dalam penerapan strategi tempat ( Place ), Sambel Gendang memasarkan produknya secara online melalui sosial media seperti Whatsapp dan Instagram. Sambel Gendang belum memiliki gerai atau toko offline . Promosi ( Promotion ) yang dilakukan Sambel Gendang seperti mengupload poster digital melalui status Whatsapp atau Instagram, memberikan sampel produk kepada calon konsumen untuk dicicipi dengan tujuan membuat calon konsumen untuk membeli produk, memposting testimoni dari konsumen, dan pemasaran dari mulut ke mulut kepada orang- orang sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 223, "height": 413, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya peneliti melakukan survei kepuasan konsumen kepada konsumen Sambel Gendang. Berikut merupakan hasil dari kuesioner mengenai kepuasan konsumen yang telah disebarkan kepada 60 responden. Data responden yang memberi tanggapan terdiri dari 3 kelompok usia yaitu kelompok usia dibawah 15 tahun berjumlah 1 orang (1.7%), usia 15-25 tahun berjumlah 50 orang (83.3%), dan usia 26-35 tahun berjumlah 9 orang(15%). Hal ini menandakan bahwa konsumen Sambal Gendang mayoritas adalah usia muda yang mayoritas menyukai hal yang praktis seperti halnya sambal kemasan (Solikhin, dkk; 2019). Dalam pengelompokkan jenis kelamin yaitu sebanyak 42 orang (70%) perempuan dan 18 orang (30%) laki-laki. Perempuan menjadi konsumen terbanyak karena perempuan cenderung lebih menyukai untuk mencoba hal-hal baru, membandingkan cita rasa serta lebih detil dalam pemilihan produk, tidak terkecuali menu pelengkap makanan seperti sambal kemasan Gendang ini. Dari 60 responden, 33 orang (55%) berstatus sebagai mahasiswa/pelajar yang sesuai dengan karakteristik berdasarkan usia dimana usia 15-35 tahun kebanyakan memang masih merupakan pelajar kelas menengah dan mahasiswa, 19 orang (31.7%) berstatus sebagai pekerja, 6 orang (10%) adalah ibu rumah tangga, dan 2 (3.3%) orang memilih untuk tidak menjawab.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 223, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti yang telah disebutkan, penelitian ini menggunakan 3 faktor pendorong kepuasan konsumen yaitu kualitas produk, harga, dan kualitas layanan dalam meniliti tingkat kepuasan konsumen Sambel Gendang. Tiga faktor tersebut digunakan sebagai patokan dalam menyusun kuesioner yang dibagikan kepada responden. Berikut adalah hasil dari tanggapan responden.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 223, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Produk", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 223, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam mengukur kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, kualitas produk adalah driver kepuasan pelanggan yang multi- dimensi. Beberapa komponen dari kualitas produk yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency, dan design (Irawan, dalam Aditia, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 181, "width": 205, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Produk", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 207, "width": 223, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data Diolah (2020) Dalam kuesioner, peneliti menguraikan kualitas produk ke dalam 4 pertanyaan yang meliputi kepuasan konsumen terhadap kualitas rasa produk (performance) , kepuasan konsumen terhadap tingkat kepedasan (feature) , kepuasan konsumen terhadap varian rasa produk (feature), dan kepuasan konsumen terhadap kemasan ( design).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 335, "width": 223, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, kepuasan konsumen terhadap kualitas rasa produk. Sebanyak 26 orang merasa puas (43.3%), 22 orang merasa sangat puas (36.7%), 10 orang merasa cukup puas (16.7%), 2 orang merasa tidak puas (3.3%), dan tidak ada yang memilih sangat tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kualitas rasa produk Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 476, "width": 223, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, kepuasan konsumen terhadap tingkat kepedasan produk. Dapat dilihat bahwa kebanyakan responden merasa tidak puas yaitu sebanyak 25 orang (41.7%), selain itu ada 5 orang yang merasa sangat tidak puas (8.3%), sisanya ada 6 orang yang merasa sangat puas (10%), 10 orang merasa puas (16.7%), 14 orang merasa cukup puas (23.3%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kebanyakan konsumen tidak cukup puas terhadap tingkat atau level kepedasan dari produk Sambel Gendang. Komponen tingkat kepedasan ini harus diperhatikan dan diperbaiki kedepannya agar tingkat kepuasan konsumen dapat meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 223, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga, kepuasan konsumen terhadap jenis varian rasa produk. Sambel Gendang memiliki dua jenis varian rasa, yaitu Sambel Gendang Cumi dan Sambel Gendang Teri. Pilihan yang paling banyak dipilih responden paling adalah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 223, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "puas yaitu sebanyak 21 orang (35%). Sisanya 11 orang merasa sangat puas(18.3%), 14 orang merasa cukup puas (23.3%), 14 orang lainnya merasa tidak puas (23.3%), dan tidak ada yang memilih sangat tidak puas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa responden mempunyai tingkat kepuasan yang cukup tinggi terhadap varian rasa Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 223, "height": 168, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakhir adalah tingkat kepuasan konsumen terhadap kemasan produk Sambel Gendang. Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 32 orang merasa puas terhadap kualitas kemasan produk (53.3%), lalu sebanyak 13 orang merasa sangat puas (21.7%) dan 13 orang merasa cukup puas (21.7%). Sisanya ada 2 orang yang merasa tidak puas terhadap kualitas kemasan produk (3.3%). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepuasan konsumen Sambel Gendang terhadap kualitas kemasan produk cukup tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 177, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepuasan Konsumen terhadap Harga", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 225, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Harga Sumber: Data Diolah (2020) Selanjutnya adalah tingkat kepuasan konsumen terhadap harga. Harga produk Sambel Gendang adalah Rp20.000 per pcs. Harga tersebut cukup murah jika dibandingkan dengan para pesaing. Dari diagram batang di atas yang merupakan hasil survei kepuasan konsumen terhadap harga, dapat dilihat bahwa sebanyak 24 orang (40%) konsumen merasa sangat puas dan 25 orang (41.7%) merasa puas terhadap harga yang ditawarkan oleh Sambel Gendang. Sisanya ada 6 orang yang merasa cukup puas (10%) dan 5 orang merasa tidak puas (8.3%) terhadap harga produk. Dari hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa konsumen memiliki tingkat kepuasan konsumen yang cukup tinggi", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 71, "width": 223, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap harga yang ditawarkan oleh Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 109, "width": 223, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Layanan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 265, "width": 223, "height": 219, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Layanan Sumber: Data Diolah (2020) Gambar diagram batang di atas menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang konsumen merasa puas (46.7%) terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Saambel Gendang, 21 orang konsumen merasa sangat puas (35%), sebanyak 10 orang merasa cukup puas (16.7%), dan sisanya yaitu 1 orang merasa tidak puas (1.7%). Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan konsumen merasa puas terhadap kualitas layanan Sambel Gendang atau dengan kata lain konsumen memili tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 496, "width": 94, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi Pemasaran", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 223, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa dari total 60 reponden, konsumen merasa paling tidak puas terhadap tingkat kepedasan produk yaitu 41.7% dari responden merasa tidak puas dan 8.3% merasa sangat tidak puas. Tingkat kepedasan merupakan salah satu komponen kualitas produk khususnya dapat dikategorikan sebagai komponen feature pada kualitas produk. Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang ditawarkan perusahaan untuk diperhatikan, diminta, digunakan oleh konsumen (Gaol dan Hidayat, 2016). Kualitas produk dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Menurut teori Kotler dan Keller dalam Gaol dan Hidayat (2016) kepuasan tergantung oleh kualitas produk perusahaan, karena jika semakin tinggi tingkat kualitas", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 223, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "poduk maka semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam merumuskan perbaikan strategi pemasaran untuk Sambel Gendang, peneliti akan memfokuskan strategi pemasaran pada strategi produk ( Product) .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 223, "height": 220, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan mempertimbangkan hasil survei, usulan saran dari responden dan hasil FGD, peneliti mengusulkan untuk memperbarui fitur produk dengan membagi rasa pedas sambal menjadi beberapa tingkatan atau level kepedasan untuk kedua varian, baik itu Sambel Gendang Cumi maupun Sambel Gendang Teri. Sambel Gendang bisa membagi tingkat kepedasan menjadi 3 level rasa pedas, yaitu level 1 untuk sambal yang tidak terlalu pedas, level 2 untuk sambal yang cukup pedas, dan level 3 untuk sambal dengan rasa yang sangat pedas. Sejalan dengan strategi varian produk yang ada dalam penelitian Palupi (2019), yang menyebutkan varian rasa produk dapat meningkatkan volume penjualan suatu produk.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 223, "height": 206, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertimbangan lain dari diusulkannya strategi tersebut adalah karena tingkat toleransi kepedasan dan kemampuan seseorang dalam mengonsumsi makanan pedas berbeda-beda. Ada orang yang menganggap bahwa sebuah makanan tidak terlalu pedas, namun orang lain bisa saja menganggap bahwa makanan tersebut sudah sangat pedas. Dengan melakukan pembagian level rasa pedas seperti itu, para konsumen Sambel Gendang bisa tetap mengonsumsi Sambel Gendang dengan menyesuaikan tingkat kepedasan sesuai kemampuannya. Konsumen dapat memilih level 1 hingga level 3 sesuai dengan kemampuan dan toleransinya dalam mengonsumsi makanan pedas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 223, "height": 155, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, dengan penggunaan level sebagai pengukuran tingkat kepedasan juga dapat membuat konsumen penasaran atau pun merasa tertantang untuk mencoba tingkat rasa pedas sambal dari level 1 hingga level 3. Hal tersebut dapat meningkatkan kuantitas produk Sambel Gendang yang dibeli konsumen, di mana konsumen yang tadinya hanya membeli 1 pcs Sambel Gendang, karena penasaran dan tertantang dengan perbedaan level rasa pedas sehingga membeli 3 pcs Sambel Gendang. Dengan strategi ini,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 71, "width": 223, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diharapkan akan membuat konsumen melakukan repurchase sekaligus menjadi customer Sambel Gendang dan penjualan Sambel gendang dapat meningkat seperti awal penjualan atau bahkan melebihi angka tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 160, "width": 223, "height": 220, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah Sambel Gendang memperbarui produknya dengan menambahkan level rasa pedas, Sambal Gendang dapat menyebarkan sekaligus mempromosikan hal tersebut kepada konsumen. Produk UMKM dapat memanfaatkan sosial media gratis untuk media promosi produk untuk meningkatkan penjualan (Khairani & Pratiwi; 2020). Penyebaran informasi dapat dilakukan melalui seluruh sosial media Sambel Gendang ataupun media lainnya yang bisa digunakan untuk menghubungi konsumen. Namun dari hasil kuesioner, kebanyakan konsumen lebih memilih Whatsapp dan Instagram yang dianggap sebagai media paling nyaman untuk penyampaian informasi mengenai Sambel Gendang.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 512, "width": 183, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Media Pilihan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 525, "width": 223, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data Diolah (2020) Oleh karena itu, ada baiknya jika Sambel Gendang lebih memaksimalkan penggunaan media sosial Instagram dan Whatsapp untuk mengkomunikasikan produknya kepada konsumen, seperti feeds atau story Instagram, membuat broadcast message khusus atau membuat poster digital yang berisi pemberitahuan dan promosi tentang pembaruan produk yang nantinya bisa diupload di status Whatsapp.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 683, "width": 80, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 700, "width": 223, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini digunakan 3 faktor untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap produk, yaitu kualitas produk, harga, dan kualitas layanan. Dalam indikator kualitas produk, konsumen memiliki kepuasan yang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 223, "height": 297, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cukup tinggi terhadap komponen kualitas rasa, varian produk, dan kualitas konsumen, tetapi konsumen memiliki tingkat kepuasan yang rendah terhadap tingkat kepedasan produk. Sedangkan untuk indikator harga dan kualitas layanan, konsumen memiliki tingkat kepuasan yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada owner Sambel Gendang untuk memformulasikan perbaikan pada strategi produk, yaitu memperbarui produk Sambel Gendang dengan membagi tingkatan atau level rasa pedas menjadi tiga level yaitu cukup pedas, pedas, dan sangat pedas. Strategi tersebut diusulkan berdasarkan pertimbangan bahwa setiap orang memiliki toleransi kepedasan yang berbeda-beda dan menginformasikannya pada sosial media dan sekaligus mempromosikan varian produk baru tersebut. Strategi tersebut diharapkan dapat mengubah konsumen menjadi customer sekaligus meningkatkan kuantitas produk yang terjual. Pada penelitian selanjutnya,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 223, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "direkomendasikan untuk menambahkan indikator lain guna mengukur kepuasan konsumen ketika melakukan penelitian sehingga penelitian dapat menghasilkan lebih banyak informasi yang dapat bermanfaat dan mungkin lebih akurat.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 112, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 222, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aditia, I. & Suhadi. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan pada UD Pandan Wangi Semarang. Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis , 1 (1).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 222, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alamsyah, R. A. (2018). Pengaruh Kepuasan dan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 545, "width": 202, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepercayaan Pelanggan terhadap Niat Pembelian Ulang di Toko Online. Manajemen", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 569, "width": 94, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisnis , 6(2), 158–164.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 222, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berapa Jumlah UMKM di Indonesia? Ini", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 222, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hitungannya. (2020). Diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/4343 52/berapa-jumlah-umkm-di-indonesia-ini- hitungannya Usaha Sambal Kemasan? Dikemas Dong! Biar Awet Omzetnya. (2020). Diakses dari https://bisnisukm.com/peluang-usaha- sambal-kemasan-dikemas-dong-biar-awet- omzetnya.html", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 222, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gaol, A. L., & Hidayat, K. (2016). Pengaruh Kualitas Produk terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumen (Survei pada Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 71, "width": 202, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun Akademik 2012/2013 Universitas Brawijaya yang Menggunakan Smartphone Samsung). Jurnal Administrasi Bisnis , 38 (1),", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 106, "width": 41, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "125-132.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 124, "width": 222, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khairani, S., & Pratiwi, R. (2020). Peningkatan Omset Penjualan Melalui Diversifikasi Produk dan Strategi Promosi Pada UMKM Kerajinan Souvenir Khas Palembang. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat . Vol. 1 No. 1 . Hal 36 – 43.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 200, "width": 223, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Marketing management. Upper Saddle River , N.J: Pearson Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 241, "width": 222, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran . Edisi 12. Jakarta: Erlangga", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 271, "width": 223, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma’mun, M., Widiyanto, I., & Mudiantono, M. (2014). Study Tentang Kepuasan Pelanggan Dan Minat Membeli Ulang. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia . 13(3). 259–277.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 324, "width": 222, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuraini, I. S., & Mudiantono. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya terhadap Minat Beli Ulang Situs Traveloka. Diponegoro Journal of Management. 6(4).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 388, "width": 222, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Palupi, R.A. (2019). Analisis Strategi Diversifikasi", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 400, "width": 202, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Varian Rasa Produk Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan (Studi Kasus Produk Jenang di UD Teguh Rahardjo Ponorogo). Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 465, "width": 222, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, A. D., & Astuti, S. R. T. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen serta Dampaknya terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (Studi pada Blends Pasta &", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 512, "width": 203, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chocolate Cabang Unika Semarang). D iponegoro Journal of Management , 6 (2), 73- 82.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 553, "width": 222, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schiffman, L., & Wisenblit, L. (2015). Consumer Behavior . Edisi Sebelas. Essex: Pearson Education.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 594, "width": 223, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solikhin, A., Hasbullah, H., Sriayudha, Y., & Siregar, A. P. (2019). Inovasi Produk Sambal Lingkung Berbasis Teknologi Sebagai Upaya Peningkatan Usaha Umkm Kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 641, "width": 202, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelayangan Kota Jambi. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2, 324-331.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 222, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 723, "width": 222, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2012). Statistik untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 28, "width": 55, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 28, "width": 166, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 15 No. 1, 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 790, "width": 15, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 222, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teresia. (2018). Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen (Studi pada Konsumen Industri Salon di Area Tajem Yogyakarta). Skripsi : Yogyakarta: Fakultas", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 118, "width": 161, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekonomi Universitas Sanata Dharma.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 222, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The segmentation, targeting and positioning model.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 147, "width": 202, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2020). Diakses dari https://www.smartinsights.com/digital- marketing-strategy/customer-segmentation- targeting/segmentation-targeting-and- positioning/", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 222, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 222, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vidya, C., Nisa, F. Z., & Palupi, I. R. (2018). Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta terhadap Atribut Produk Minuman Kesehatan. Jurnal Keolahragaan , 6 (2), 184-192.", "type": "Text" } ]
4fa93053-8c24-2c01-8fc9-4d9f36ce4f8f
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/download/64137/75676602110
[ { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "226", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 112, "width": 425, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERSEBARAN TITIK API DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN SINTANG", "type": "Section header" }, { "left": 202, "top": 144, "width": 194, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PROVINSI KALIMANTAN BARAT", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 160, "width": 411, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Hotspot Distribution and Community Knowledge Of Forest And Land Fire In Sintang, West Kalimantan Province )", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 200, "width": 352, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vicky Ryan Pratama*, Gusti Hardiansyah, Ganjar Oki Widhanarto", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 213, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 223, "width": 139, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 242, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 428, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Our forests are getting to the fore, decreasing in area caused by several disasters. One of them is a forest fire. These forest fires have enormous impacts, such as dry land, landslides and erosion which are very detrimental to the community. What is the shape of the distribution pattern of the hotspots that occur and what is the level of community knowledge about forest and land fire. This study aims to analyze the pattern of distribution of hotspots and determine the level of public knowledge of forest and land fires in Sintang District, West Kalimantan Province. Data collection on the pattern of distribution of hotspots and community knowledge of forest and land fires in Sintang District, West Kalimantan Province was carried out using the Descriptive Analysis Method and the Survey Method. There are various forms of hotspot distribution patterns that occurred in forest and land fires in Sintang District, West Kalimantan Province, from 2019-2022. there are random, grouped and uniform. In 2019 there were 4 hotspots in that year, in 2020 there were 2268 hotspots, in 2021 there were 2321 hotspots, and in 2022 there were 299 hotspots. If the total hotspots that occurred in 2019-2022 are 4983 hotspots. The knowledge of the Tanah Merah village community, Sintang district, West Kalimantan province tends to be moderate with a frequency value of (82%) 60 respondents, for a separate high category in community knowledge of (8%) 6 respondents. for a separate low category on public knowledge of (10%) 7 respondents.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 300, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Forest Fires, Hotspots Distribution, Community Knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 475, "width": 35, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 428, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hutan kita semakin kedepan, semakin menurun luasnya yang disebabkan oleh beberapa bencana. Salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan tersebut menimbulkan dampak yang amat sangat besar, seperti kekeringan lahan, longsor, dan erosi yang sangat merugikan masyarakat. Bagaimana bentuk pola persebaran titik api (hotspot) yang terjadi dan Bagaimana tingkatan pengetahuan masyarakat terhadap kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis pola persebaran titik api dan mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kebakaran hutan dan lahan Di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Pengumpulan data pada pola persebaran titik api dan pengetahuan masyarakat terhadap kebakaran hutan dan lahan di kabupaten sintang provinsi Kalimantan barat dilakukan dengan cara Metode Analisis Deskriptif dan Metode Survei. Bentuk pola persebaran titik api yang terjadi pada kebakaran hutan dan lahan di kabupaten sintang provinsi Kalimantan barat dari tahun 2019-2022 bermacam ragam bentuknya. ada yang acak, mengelompok dan seragam. Tahun 2019 titik api pada tahun tersebut sebanyak 4 titik, Tahun 2020 titik api pada tahun tersebut sebanyak 2268 titik, tahun 2021 titik api pada tahun tersebut sebanyak 2321 titik, dan tahun 2022 titik api pada tahun tersebut sebanyak 299 titik. Jika ditotalkan keseluruhan titik api yang terjadi pada tahun 2019-2022 adalah sebanyak 4983 titik api. Pengetahuan masyarakat desa tanah merah kabupaten sintang provinsi Kalimantan barat cenderung sedang dengan nilai frekuensi sebesar (82%) 60 responden, untuk kategori tinggi tersendiri pada pengetahuan masyarakat sebesar (8%) 6 responden. untuk kategori rendah tersendiri pada pengetahuan masyarakat sebesar (10%) 7 responden.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 324, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Kebakaran Hutan, Distribusi Titik Api, Pengetahuan Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "227", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 117, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 198, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebakaran, menurut perda DKI No. 3 Tahun 1992, suatu kejadian timbulnya api sangat tidak terkendali yang membahayakan keselamatan jiwa dan juga barang beharga. menurut countrywide fireplace safety affiliation (NFPA), kebakaran suatu reaksi oksidasi yang terjadi ketika bahan bakar, oksigen, serta asal tenaga yang berupa panas bertemu, yg menyebabkan kerugian materiil, dan juga menelan korban (Wibowo & Papilaya, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 198, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebakaran hutan dan lahan dianggap sebagai kejadian bencana yang tidak dapat dipisahkan pada sistem pengendaliannya. Indonesia sendiri merupakan salah satu yang memiliki hutan hujan tropis yang sangat besar dan juga yang masih tersisa di bumi. (Kristhy et al ., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 198, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaitan ini terdapat pembaharuan atau tidak adanya pada sifat fisik atau hayatinya yang mengakibatkan kurang berfungsi suatu huma dan hutan untuk mendukung kehidupan berkelanjutan. Faktor penyebabnya adalah penggunaan api yang tidak terkontrol merupakan yang disebabkan oleh faktor alam. (Nurjanah et al. 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 198, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kalimantan barat merupakan suatu daerah yang sering terjadi kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahanpada provinsi kalimantan barat pada tahun 2019 sebanyak 151.919 Ha. ( Dicelebica et al ., 2022).Dampak negatif yang terjadi adalah kerusakan suatu ekologis, hilangnya keanekaragaman biologis, hilangnya jenis-jenis pohon,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 201, "height": 424, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan hilangnya mata pencaharian ekonomi masyarakat (Rozi et al ., 2020). Menurut peraturan Menteri Lingkungan hidup serta Kehutanan dengan nomor peraturan P.32/MenLHK/Setjen/ Kum.1 /3/2016 kebakaran hutan dan lahan, titik panas ialah pixel yang memiliki nilai temperatur yang di ambang batas (threshold) hasil interpretasi citra satelit, bisa dipakai sebagai tanda kebakaran hutan dan lahan yang terjadi (Saharjo & Nasution, 2021). Dalam menganalisis daerah yang terdapat kebakaran hutan tidak melihat dari data sebaran titik panas tapi dapat dilihat dari faktor geografis. iklim/cuaca sangat berpengaruh terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Jika curah hujan terjadi sangat tinggi maka kebakaran hutan dan lahan sangat sulit ditemui. Tetapi jika curah hujan sangat rendah atau tidak terjadi hujan dan memiliki cuaca yang sangat panas/suhu tinggi, kebakaran hutan dan lahan bisa saja terjadi dan terdektesi pada sebaran titik panas/titik api. (Mustamin et al ., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 541, "width": 198, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Petter Hagget menyatakan bahwa pola persebaran memilik 3 tipe yaitu seragam (uniform), acak (random),", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 589, "width": 198, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengelompok (clustered) (Imanuel Sitepu, Yudo Prasetyo, 2017) . Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang bersama, arti lain dari masyarakat adalah “ society ” yang mempunyai arti interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan, (Yusuf et al., 2020).", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "228", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 112, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di UPT KPH Sintang Timur, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Desa Tanah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 198, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merah Kabupaten Sintang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Juli-8 Agustus 2022. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Kamera, ATK, Aplikasi software Arcgis 10.8, Aplikasi Avenza , Laptop, Aplikasi Software SPSS 25/26. Penelitian dilakukan dengan metode Metode Survei. Metode Survei", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 198, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan metode digunakan untuk meperoleh data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, yang diambil dari populasi tertentu (Sugiyono 2018). Observasi merupakan cara melihat, mengamati dan mencatat data dan informasi yang dibutuhkan di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 198, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengambilan sampel pada pola persebaran titik api dan pengetahuan masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pada Pola Persebaran Pengunduhan data titik api melalui website", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 509, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LAPAN/SIPONGI,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 198, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data tersebut diunduh dalam bentuk excel , Kemudian pengunduhan data peta untuk pengoverlayan titik api, Melakukan proses ( overlay ) dari data titik panas,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 198, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan data dilakukan dengan penggunaan aplikasi software Arcgis", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.8. Pada Pengetahuan Masyarakat dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner. Wawancara sendiri", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 160, "width": 198, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merupakan percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden. Sedangkan Kusioner yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada para responden secara langsung. Analisis data pada pola persebaran titik api menggunakan analisis data deskriptif. Analisis Deskriptif suatu analisis mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum dan apa adanya.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 346, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 363, "width": 198, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persebaran Titik Api Tahun 2019 (Distribution hotspot in 2019)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 393, "width": 198, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kecamatan Ketunggau Hilir hanya terdapat 1 titik api. Begitu juga dengan kecamatan lainnya seperti kecamatan Serawai, Sepauk, dan Sungai Tebelian. Hanya terdapat 1 titik api. Bisa disimpulkan bahwa pola perseberan yang terjadi pada tahun 2019 tidak bisa dikatakan sebagai bentuk pola. Hal ini disebabkan karena setiap kecamatan hanya memiliki 1 titik api. Sehingga pada tahun 2019 tidak ada bentuk pola persebaran yang terjadi pada setiap kecamatan nya. Jumlah titik api yang terjadi pada tahun 2019 sebanyak 4 titik.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "229", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel. 1. Jumlah Titik Api Tiap Kecamatan Tahun 2019 (Number Of Hotspot Each", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 126, "width": 429, "height": 261, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "District In 2019) No Nama Kecamatan Jumlah Titik (2019) Luas wilayah Kecamatan (k m 2 ) Bentuk Pola 1 Ambalau 0 29,52 Tidak ada 2 Binjai Hulu 0 1,42 Tidak ada 3 Dedai 0 3,21 Tidak ada 4 Kayan Hilir 0 5,25 Tidak ada 5 Kayan Hulu 0 4,33 Tidak ada 6 Kelam Permai 0 2,42 Tidak ada 7 Ketungau Hilir 1 7,14 Tidak ada 8 Ketungau Hulu 0 9,88 Tidak ada 9 Ketungau Tengah 0 10,09 Tidak ada 10 Serawai 1 9,83 Tidak ada 11 Sepauk 1 8,44 Tidak ada 12 Sintang 0 100,00 Tidak ada 13 Sungai Tebelian 1 2,43 Tidak ada 14 Tempunak 0 2,43 Tidak ada Total 4", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 668, "width": 369, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Persebaran Titik Api Tahun 2019 (Distribution Hotspot 2019)", "type": "Caption" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "230", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persebaran Titik Api Tahun 2020 (Distribution hotspot in 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 198, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat keyakinan titik api terbagi menjadi tiga yaitu low, nominal, dan high, tingkat keyakinan/confidence value (C) dikalkulasi sebagai berikut: 0% = C 30% low, 30% = C 80 nominal, 80% = C =100% high. kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan Barat mengakibatkan banyak reaksi dari pemerintahan daerah dan juga masyarakat sekitar. Hal yang terjadi dan yang dirasakan oleh masyarakat adalah kabut asap. (Arifa, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 198, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kecamatan Ambalau memiliki bentuk pola mengelompok dengan jumlah titik api sebanyak 218 titik. Untuk kecamatan Binjai Hulu dan Dedai bentuk pola persebarannya adalah acak dengan jumlah titik 155 dan 42 titik api. Pada kecamatan Kayan Hilir dan Kayan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hulu pola yang terbentuk adalah mengelompok dengan jumlah titik api sebanyak 183 dan 299 titik. Pada kecamatan Kelam Permai dengan jumlah titik api sebanyak 35 bentuk pola yang terjadi yaitu acak. Pada kecamatan Ketungau Hilir, Ketungau Hulu, dan Ketungau Tengah dengan jumlah titik api 163, 312, dan 444 titik. Bentuk pola yang terjadi adalah mengelompok. Pada kecamatan Serawai bentuk pola persebaran yang terjadi yaitu mengelompok dengan jumlah titik api sebanyak 257.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 334, "width": 198, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kecamatan Sepauk dengan jumlah titik api sebanyak 134 bentuk pola yang terjadi adalah mengelompok. Pada kecamatan Sintang bentuk pola persebaran yang terjadi adalah acak. Pada kecamatan Sungai Tebelian bentuk pola persebaran yang terjadi adalah acak dengan jumlah titik api sebanyak 17 titik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 428, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel. 2. Jumlah Titik Api Tiap Kecamatan Tahun 2020 (Distribution Hotspot In", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 481, "width": 446, "height": 248, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020) No Nama Kecamatan Jumlah Titik (2020) Luas wilayah Kecamatan (k 𝑚 2 ) Bentuk Pola 1 Ambalau 218 29,52 Mengelompok 2 Binjai Hulu 155 1,42 Acak 3 Dedai 42 3,21 Acak 4 Kayan Hilir 183 5,25 Mengelompok 5 Kayan Hulu 229 4,33 Mengelompok 6 Kelam Permai 35 2,42 Acak 7 Ketungau Hilir 163 7,14 Mengelompok 8 Ketungau Hulu 312 9,88 Mengelompok 9 Ketungau Tengah 444 10,09 Mengelompok 10 Serawai 257 9,83 Mengelompok 11 Sepauk 134 8,44 Mengelompok 12 Sintang 10 100,00 Acak 13 Sungai Tebelian 17 2,43 Acak 14 Tempunak 69 2,43 Mengelompok Total 2268", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "231", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 235, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan untuk kecamatan terakhir yaitu Tempunak dengan jumlah titik api sebanyak 69 titik pola persebaran yang terbentuk adalah mengelompok. Bila dilihat secara spasial persebaran titik api pada tabel tahun 2020 pola mengelompok dimana titik api (Hotspot) selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Oleh karena itu, pencegahan dini sangat penting dilakukan agar kemungkinan hutan terbakar dan lahan dalam skala besar tidak terjadi lagi, salah satunya dengan cara mengetahui kelompok daerah yang rawan terhadap titik api atau titik panas (Hotspot).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persebaran Titik Api Tahun 2021", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 127, "width": 147, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Distribution hotspot in 2021)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 142, "width": 198, "height": 145, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dikarenakan pola yang sudah terjadi pada tahun 2020, terjadi lagi pada tahun 2021 ditempat yang sama. Meskipun banyak yang bertambah dari setiap tahunnya titik api tersebut. Titik panas ( hotspot ) yang dipakai dalam menganalisis bersumber dari LAPAN dan dianalisis oleh SiPongi. SiPongi sistem yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 291, "width": 198, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kehutanan (KLHK) untuk memonitor kebakaran hutan dan lahan. SiPongi berada di bawah Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Endrawati, 2016).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 609, "width": 372, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Persebaran Titik Api Tahun 2020 (Distribution Hotspot 2020)", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 200, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kecamatan Ambalau bentuk pola yang terjadi adalah mengelompok dengan jumlah titik api 175. Titik api yang terjadi pada kecamatan Ambalau ini pun menurun dibandingkan pada tahun 2020. Pada kecamatan Binjai Hulu tidak ada perubahan dalam bentuk pola.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 641, "width": 199, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dikarenakan bentuk pola pada", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 657, "width": 200, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kecamatan tersebut masih sama yaitu acak, hanya saja pada jumlah titik api nya saja yang berbeda. Pada kecamatan Dedai pola yang terjadi adalah mengelompok dengan jumlah titik api sebanyak 40 titik.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "232", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 428, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel. 3. Jumlah Titik Api Tiap Kecamatan Tahun 2021 (Number Of Hotspot Each District In 2021)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 442, "height": 470, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Nama Kecamatan Jumlah Titik (2021) Luas wilayah Kecamatan (k 𝑚 2 ) Bentuk Pola 1 Ambalau 175 29,52 Mengelompok 2 Binjai Hulu 166 1,42 Acak 3 Dedai 40 3,21 Mengelompok 4 Kayan Hilir 137 5,25 Mengelompok 5 Kayan Hulu 132 4,33 Mengelompok 6 Kelam Permai 44 2,42 Mengelompok 7 Ketungau Hilir 210 7,14 Mengelompok 8 Ketungau Hulu 382 9,88 Mengelompok 9 Ketungau Tengah 577 10,09 Mengelompok 10 Serawai 212 9,83 Mengelompok 11 Sepauk 145 8,44 Mengelompok 12 Sintang 12 100,00 Acak 13 Sungai Tebelian 32 2,43 Acak 14 Tempunak 57 2,43 Mengelompok Total 2321 Pada kecamatan Kayan Hilir dan Kayan Hulu bentuk pola persebaran masih sama dengan bentuk pola persebaran pada tahun 2020. Meskipun posisi titik api yang berbeda namun bentuk pola nya masih mengelompok. Pada kecamatan Kelam Permai bentuk pola yang terjadi adalah mengelompok, berbeda dengan tahun 2020. Bentuk pola pada saat tahun 2020 adalah acak sedangkan pada tahun 2021 bentuk pola yang terjadi adalah mengelompok. Pada kecamatan Ketungau Hilir, Ketungau Hulu dan, Ketungau Tengah, bentuk pola", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 407, "width": 200, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "persebarannya mengulangi seperti pada tahun 2020 yaitu bentuknya adalah mengelompok. Namun, jumlah titik api yang terjadi ada yang bertambah dan ada juga yang berkurang. Pada kecamatan Serawai masih sama pada tahun 2020 yaitu mengelompok dengan jumlah titik api 212 titik. Pada kecamatan sepauk bentuk pola masih sama pada tahun 2020 yaitu mengelompok. Untuk kecamatan Sintang dan Sungai Tebelian bentuk pola nya adalah acak dan pada kecamatan Tempunak bentuk pola persebaran nya adalah mengelompok.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "233", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 372, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Persebaran Titik Api Tahun 2021 (Distribution Hotspot 2021)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 198, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini dapat memudahkan dalam menentukan bentuk pola persebaran titik api. Kebakaran hutan sudah bukan hal tabu bagi Indonesia, terutama pada pulau Kalimantan setiap tahun pasti selalu ada kejadian kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh dua faktor antara alan dan kesengajaan manusia. (Saharjo Nasution, 2021)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persebaran Titik Api Tahun 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 147, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Distribution hotspot in 2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 198, "height": 202, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Provinsi Kalimantan Barat yang terletak di pulau Kalimantan merupakan pulau yang memiliki jenis lahan gambut selain pulau Sumatera dan Papua. Provinsi ini merupakan daerah yang dilalui garis khatulistiwa dan sebagian besar wilayahnya berupa kawasan gambut. Secara umum, kawasan gambut mempunyai karakteristik yang mudah terbakar kemampuan menyimpan biomassa, serasah, dan tanah mineral (Rachman, Saharjo, Bambang Hero Dan Putri Kumala 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 198, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kecamatan Ambalau pola persebaran nya masih sama pada tahun", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 330, "width": 198, "height": 423, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020 dan 2021 yaitu acak. Pada kecamatan Binjai Hulu dan Dedai bentuk pola sangat berbeda pada tahun sebelumnya. Dikarenakan data yang diambil sampai akhir juli, maka bentuk pola persebaran yang terjadi yaitu seragam. Begitu juga dengan kecamatan Kayan Hilir dan Kayan Hulu bentuk pola nya masih sama yaitu mengelompok. Pada kecamatan Kelam Permai bentuk pola nya berbeda Pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 pola yang terbentuk pada kecamatan Kelam Permai yaitu acak. Pada kecamatan Ketungau Hilir, Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah bentuk pola persebaran yang terjadi adalah acak dan mengelompok. Pada kecamatan Serawai, Sintang, Sungai Tebelian dan Tempunak pola persebaran yang terjadi adalah acak. Dari perbandingan sebelumnya pola yang terjadi pada daerah kecamatan tersebut adalah mengelompok dan acak. Pada kecamatan Sepauk bentuk pola masih sama dan terjadi pengulangan di berbagai daerah tersebut. Bentuk pola yang terjadi yaitu mengelompok.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 465, "height": 266, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel. 4. Jumlah Titik Api Tiap Kecamatan Tahun 2022 (Number Of Hotspot Each District In 2022 ) No Nama Kecamatan Jumlah Titik (2022) Luas wilayah Kecamatan (k 𝑚 2 ) Bentuk Pola 1 Ambalau 2 29,52 Acak 2 Binjai Hulu 4 1,42 Seragam 3 Dedai 14 3,21 Seragam 4 Kayan Hilir 51 5,25 Mengelompok 5 Kayan Hulu 34 4,33 Mengelompok 6 Kelam Permai 29 2,42 Acak 7 Ketungau Hilir 28 7,14 Acak 8 Ketungau Hulu 54 9,88 Mengelompok 9 Ketungau Tengah 27 10,09 Mengelompok 10 Serawai 6 9,83 Acak 11 Sepauk 33 8,44 Mengelompok 12 Sintang 2 100,00 seragam 13 Sungai Tebelian 10 2,43 Acak 14 Tempunak 5 2,43 Acak Total 299", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 645, "width": 372, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Persebaran Titik Api Tahun 2022 (Distribution Hotspot 2022)", "type": "Caption" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "235", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 198, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Sintang (Level of Community Knowledge of Forest and Land Fires in Sintang District)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 198, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kawasan dengan iklim panas akan mendirikan tempat tinggal yang lebih menyebar Penelitian ini membahas tentang kebakaran di Kabupaten Sintang khususnya pada kecamatan Kayan Hulu Desa Tanah Merah yang menjadi sampel pada penelitian ini. Alasan lokasi tersebut dijadikan sampel dalam pengambilan data pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 198, "height": 250, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat terhadap kebakaran hutan dan lahan dikarenakan sesuai dengan pembaharuan lokasi kejadian kebakaran hutan dan lahan melalui website SIPONGGI dari situs LAPAN dan laporan dari pihak masyarakat Desa tersebut. Sehingga, sampel tersebut dijadikan sebagai daerah patroli yang diutus dari kantor UPT KPH Sintang Timur untuk melakukan pengecekan apakah ada kebakaran hutan dan lahan yang terjadi atau tidak. SiPongi ini merupakan sistem pengawasan kebakaran hutan dan lahan. Dalam sistem tersebut berisi informasi mengenai persebaran titik di peta", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga dapat menentukan pola Dari peta tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 144, "width": 198, "height": 471, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik responden masyarakat Desa Tanah Merah menurut tingkat pengetahuan berdasarkan hasil penelitian terhadap 73 responden, diperoleh 6 (8%) termasuk ke dalam kategori tingkat pengetahuan tinggi, 60 (82%) mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan 7 (10%) termasuk ke dalam kategori tingkat pengetahuan rendah. Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi yang memiliki persepsi positif merupakan masyarakat yang memiliki wawasan yang luas, memiliki pola pikir yang baik dan dapat menerima berbagai informasi dari luar tentang kebakaran hutan dan lahan. Responden tingkat pengetahuan sedang mempunyai pemikiran yang tinggi mengenai kebakaran hutan dan lahan. pengetahuan seseorang samgat berpengaruh pada seseorang. pengetahuan rendah maupun sedang bukan berarti pemahaman mereka kurang tetapi masyarakat menilai berdasarkan apa yang Mereka lihat, berdasarkan pengetahuan dan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Responden yang memiliki pengetahuan cenderung rendah memiliki pemikiran yang negatif terhadap pengetahuan kebakaran hutan dan lahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel. 5. Pengetahuan Responden Masyarakat Desa Tanah Merah (Knowledge of the", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 642, "width": 389, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Respondents of the Tanah Merah Village Community ) No Kategori Frekuensi Persentase 1 Tinggi 6 8% 2 Sedang 60 82% 3 Rendah 7 10% Jumlah 73 100%", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "236", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 112, "width": 176, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini menyatakan pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 134, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seseorang berpengaruh", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap pandangan seseorang jika pengetahuan mereka rendah maupun sedang bukan berarti pemahaman mereka kurang akan tetapi masyarakat menilai berdasarkan apa yang mereka miliki.Hasil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 198, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wawancara kepada 73 responden mendapatkan informasi hanya beberapa saja yang ingin membuka ladang baru untuk meningkatkan penghasilan dan memanfaatkan sisa ladang berpindah yang dijadikan tempat bertanam padi atau tanaman lainnya seperti pohon durian, jengkol, dan petai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 198, "height": 139, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan faktanya di lapangan bahwa peran serta masyarakat tidak semata-mata sebagai penyampaian informasi dan penyuluhan namun dengan kata lain partisipasi masyarakat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berpartisipasi atau ikut serta dalam kegiatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan, berarti turut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 198, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengurangi dampak yang ditimbulkan kebakaran terhadap masyarakat yang berada disekitar Kawasan, seperti adanya asap yang mengganggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 198, "height": 185, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesehatan dan aktivitas mereka sehari- hari serta hilangnya mata pencaharian mereka di dalam Kawasan. Lebih jauh masyarakat bisa memantau dan mengawasi areal di desanya dan Kawasan. Lebih jauh masyarakat bisa memantau dan mengawasi areal di desanya dan dalam Kawasan hutan yang terjadi kebakaran dalam upaya untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan diwaktu yang akan datang. Masyarakat Desa Tanah Merah yang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 313, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terlibat dalam kegiatan yang diadakan pemerintah dengan maksud tujuan agar masyarakat paham bahwa jika terjadi kebakaran hutan dan lahan akan menyebabkan kerugian besar bukan hanya dari dampak lingkungan namun dampak dari perekonomian juga akan berpengaruh, pemerintah setempat selalu melakukan kontrol pada daerah yang terdeteksi terjadinya kebakaran dengan melibatkan masyarakat setempat, agar masyarakat setempat lebih peka dalam melihat keadaan yang terjadi. Masyarakat pendapat yang diberikan oleh masyarakat ke pemerintah bertujuan agar pemerintah setempat menyediakan sarana dan prasarana dalam bentuk apapun untuk membantu mereka dalam proses pencegahan kebakaran hutan dan lahan.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 430, "width": 84, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 446, "width": 198, "height": 281, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat dapat disimpulkan sebagai berikut. Bentuk pola titik api yang terjadi pada kebakaran hutan dan lahan di kabupaten sintang provinsi Kalimantan barat dari tahun 2019-2022 yaitu berbentuk acak, mengelompok dan seragam pada setiap kecamatannya. Tahun 2019 titik api pada tahun tersebut sebanyak 4 titik, Tahun 2020 titik api pada tahun tersebut sebanyak 2268 titik, tahun 2021 titik api pada tahun tersebut sebanyak 2321 titik, dan tahun 2022 titik api pada tahun tersebut sebanyak 299 titik. Jika ditotalkan keseluruhan titik api yang terjadi pada tahun 2019-2022 adalah sebanyak 4983 titik api.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "237", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 313, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan masyarakat desa tanah merah kabupaten sintang provinsi Kalimantan barat cenderung sedang dengan nilai frekuensi sebesar (82%) 60 responden, untuk kategori tinggi tersendiri pada pengetahuan masyarakat sebesar (8%) 6 responden. untuk kategori rendah tersendiri pada pengetahuan masyarakat sebesar (10%) 7 responden. Tingkat pengetahuan merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan yang berupa tingkat kesadaran dalam objek yang dikenal. Masyarakat yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah adalah yang memiliki pengetahuan yang negatif tentang kebakaran hutan dan lahan. Hal ini dapat dikatakan pengetahuan seseoarang berpengaruh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 198, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap pandangan seseorang jika pengetahuan masyarakat rendah maupun sedang bukan berarti pemahaman masyarakat kurang akan tetapi masyarakat menilai apa yang mereka lihat.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 521, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 198, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifa, N. M. (2022). West kalimantan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 635, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "forest fires resulting in extreme haze in pontianak area. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin , 1–12. https://osf.io/4dqzy/download Dicelebica, T. F., Akbar, A. A., Jati, D. R. (2022). Identifikasi dan Pencegahan Daerah Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Lingkungan , 20 (1), 115–126. https://doi.org/10.14710/jil.20.1.1 15-126 Endrawati. (2016). Analisis Data Titik Panas ( Hotspot) dan Areal Kebakaran Hutan dan Lahan tahun 2016 . https://rfmrc- sea.org/wp-", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 181, "width": 165, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "content/uploads/2015/01/Analisis- Data-Titik-Panas-Hotspot-dan- Areal-Kebakran-Hutan-dan- Lahan-Tahun-2016.pdf", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 243, "width": 198, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imanuel Sitepu, Yudo Prasetyo, F. J. A. (2017). Jurnal Geodesi Undip Januari 2017 Jurnal Geodesi Undip", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 284, "width": 170, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Januari 2017. Analisi Penguasaan ,Pemilikan ,Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah (P4T) Berdasarkan Sebaran Bidang Tanah Untuk Kegiatan Normalisasi Sungai Menggunakan Sig Tahun 2016 , 6 , 238–248. http://www.jurnaltunasagraria.stp", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 395, "width": 165, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n.ac.id/JTA/article/download/114/", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 408, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "109", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 428, "width": 198, "height": 183, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kristhy, M. E., Hakim, A. L., Widyawan, E., Caludia, C., Limbong, M. R., Sarvon, W. (2021). Meningkatnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Setiap Tahunnya. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Media Ganesha FHIS , 2 (2), 82–91. Mustamin, N. F., Zulkarnain, A. F., ... (2021). Sistem Informasi Geografis untuk Sebaran Titik Panas (Hotspot) di Kalimantan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 613, "width": 170, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selatan Menggunakan Metode Clustering. Prosiding Seminar … ,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 641, "width": 45, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 (April).", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 655, "width": 163, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://snllb.ulm.ac.id/prosiding/in dex.php/snllb-lit/article/view/587", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 688, "width": 198, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rozi, F., Akbar, A. A., Kadaria, U.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 702, "width": 170, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2020). Hubungan Sebaran Titik Panas (Hotspot) Terhadap Kesehatan Masyarakat Kota Pontianak. Jurnal TEKNIK-SIPIL ,", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2024) Vol. 12 (1): 226 – 238", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "238", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 142, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 (2). https://doi.org/10.26418/jtsft.v20i 2.43531 Saharjo, B. H., Nasution, M. R. A. (2021). Pola Sebaran Titik Panas (Hotspot) Sebagai Indikator Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan Di Kabupaten Aceh Barat. Journal of Tropical Silviculture , 12 (2),", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 170, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60–66. https://doi.org/10.29244/j- siltrop.12.2.60-66", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 198, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo, A. P., Papilaya, F. S. (2020).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 183, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pola Kebakaran Lahan di Kalimantan Timur dengan MODIS dan VIIRS. Media Komunikasi Geografi , 21 (1), 84. https://doi.org/10.23887/mkg.v21i 1.23253 Yusuf, R., Hendawati, H., Wibowo, L. A. (2020). Pengaruh Konten Pemasaran Shoppe Terhadap Pembelian Pelanggan. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan IImu Sosial , 1 (2), 506–515. https://doi.org/10.38035/JMPIS", "type": "Table" } ]
01856119-b1b6-7ea8-3d05-f4fe6c03a45c
https://journal.isi.ac.id/index.php/ars/article/download/2757/1485
[ { "left": 247, "top": 74, "width": 281, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PESONA KEBAYA ENCIM MODIFIKASI DALAM SENTUHAN MOTIF BATIK MEGA MENDUNG", "type": "Section header" }, { "left": 247, "top": 171, "width": 129, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septina Kurniasri Lestari", "type": "Section header" }, { "left": 247, "top": 191, "width": 236, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi D3 Batik dan Fashion, Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 92, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 22 Nomor 1 - April 2019", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 286, "width": 49, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 300, "width": 361, "height": 224, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berawal dari kecintaan terhadap budaya dalam negeri yaitu batik dan kebaya, maka dalam karya penciptaan ini diambil kebaya encim sebagai sumber ide penciptaannya, sekaligus turut serta memberikan sedikit andil dalam usaha pelestarian dan pengembangannya. Sulam yang merupakan ciri khas dari kebaya encim akan digantikan dengan teknik batik lorodan untuk mengaplikasikan motif Mega Mendung yang menjadi motif hiasan pada kebaya. Metode penciptaan yang digunakan dalam penciptaan karya ini adalah metode pengumpulan data melalui studi pustaka dan observasi langsung, metode analisis data, metode perancangan, dan metode perwujudan yang keseluruhannya menggunakan teknik tradisional batik tulis dengan proses colet dan tutup celup pada pewarnaannya serta proses jahit mesin untuk pengerjaan busananya. Hasil akhir dari penciptaan karya busana berupa kebaya encim modi fi kasi ini menghasilkan karya yang mempunyai ciri khas warna cerah. Dari penciptaan karya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat terhadap perkembangan dunia seni kriya terutama tekstil, dan juga dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kebaya dan batik agar dikenakan dalam berbagai kesempatan.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 538, "width": 213, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: kebaya encim, batik, mega mendung", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 569, "width": 56, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 583, "width": 361, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebaya encim, the traditional fashion item of Betawi women, needs to be preserved and developed. It contains artistic and aesthetic values that might be used as an inspiration source in creating art items as done in this fashion designing process. To embellish it, batik is used to replace embroidery, the characteristic of kebaya encim. Mega mendung motif applied on these tops is created using lorodan technique. Th e creative process covers: (1) data collection by means of literature review and observation; (2) data analysis; (3) design stage; and (4) application stage. Th e coloring of this handmade batik is done using colet (painting) and tutup celup (waxing and dying) processes. Th ese techniques result in bright colors. At the end, a sewing machine consummates the whole steps to tailor the cloth. Th is kebaya encim making process is hoped to contribute to the development of textile craft and persuade Indonesians to love kebaya and batik.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 751, "width": 196, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: kebaya encim, batik, mega mendung", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 779, "width": 10, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 37, "width": 206, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septina Kurniasri Lestari, Pesona Kebaya Encim Modi fi kasi Dalam...", "type": "Page header" }, { "left": 51, "top": 74, "width": 65, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 88, "width": 230, "height": 561, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap negara pasti mempunyai kebudayaan, baik dalam bentuk benda maupun tak benda. Batik merupakan salah satu kain tradisional Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity . Dahulu, penggunaan kain batik selalu dikaitkan erat dengan pemakaian kebaya. Menurut perancang busana Ferry Setiawan yang dipaparkan dalam Tempo , ” disebutkan bahwa pada era 1940-an, kebaya dipilih Presiden Soekarno sebagai kostum nasional. Saat itu kebaya dianggap busana tradisional perempuan Indonesia dan menjadi lambang emansipasi wanita” (Putra, 2012). Kebaya merupakan busana yang lazim dikenakan oleh perempuan Indonesia terutama perempuan Jawa antara abad ke-15 dan ke-16 Masehi, berupa atasan yang dipadukan dengan kain batik sebagai jarit atau kain bawahan. Pada abad ke- 19 kebaya tidak hanya dipakai perempuan Jawa saja, akan tetapi juga perempuan peranakan, bahkan kebaya menjadi busana wajib perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia (Pentasari, 2007: 11-15). Kedatangan bangsa asing di Indonesia membawa pengaruh terhadap kebaya yang menjadikannya kaya dan beragam. Salah satunya akulturasi dengan budaya Tiongkok yang menghasilkan kebaya encim. Dalam Kamus Mode Indonesia disebutkan, bahwa kebaya encim merupakan istilah lain dari kebaya China yang baru mulai digunakan sekitar tahun 1970-an, ketika model kebaya ini dipopulerkan kembali dan terus digemari hingga sekarang (Hardisurya, Irma, Mardiana, Ninuk & Yusuf, 2011: 118). Menurut Henry Hasyim, seorang perancang yang tetap berpakem pada potongan kebaya yang asli berpendapat, bahwa potongan khas kebaya encim tampak di bagian depan yang memanjang dan lancip, sedangkan bagian belakang terkesan pendek” (Bondan, 2015: 40).", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 648, "width": 230, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Busana peranakan Cina ini merupakan kebaya paling kasual di antara kebaya lainnya, karena potongannya sederhana dengan bahan katun sangat nyaman, bahkan jika digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Sayangnya, di zaman modern seperti ini pemakaian kebaya encim masih diasumsikan sebagai busana formal yang hanya bisa digunakan pada acara-acara tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 74, "width": 230, "height": 267, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun sangat familiar dan banyak digunakan, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak tahu kalau kebaya peranakan ini bernama kebaya encim, karena umumnya mereka hanya mengenal encim sebagai sebuah kebaya saja. Banyak desainer Indonesia yang sudah mengadaptasi dan mengembangkan kebaya encim sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun motif hiasan yang dipakai tidak lagi hanya berupa fl ora dan fauna semata, akan tetapi juga menambahkan ragam hias Betawi yang mengusung kebiasaan dari keseharian masyarakatnya, misalnya motif Ondel- Ondel, Si Pitung, Pengantin Betawi, Teratai, dan Monas (Clara, 2011: 78). Melihat hal ini, maka muncullah sebuah gagasan untuk mengganti teknik bordir pada kebaya encim dengan teknik dan motif batik. Sentuhan batik yang diterapkan untuk menggambar motifnya merupakan hal baru yang selama ini belum pernah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 340, "width": 230, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mega Mendung merupakan motif mega atau awan-awanan yang melambangkan pembawa hujan, pemberi kesuburan, dan kehidupan. Tidak seperti batik yang mempunyai arti fi loso fi s pada motifnya, motif pada kebaya encim hanya menggambarkan keindahan. Oleh karena itu, motif Mega Mendung yang diaplikasikan pada kebaya ini diharapkan membuatnya menjadi lebih bermakna.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 480, "width": 92, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan Penciptaan", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 494, "width": 230, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mewujudkan busana kebaya encim modi fi kasi dengan motif batik Mega Mendung yang diaplikasaikan menggunakan teknik batik sehingga menjadi motif pada kebaya.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 564, "width": 75, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Landasan Teori", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 578, "width": 230, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Busana“Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau tidak dijahit, yang dipakai atau disampirkan untuk menutupi tubuh seseorang. Dalam arti sempit, busana dapat diartikan sebagai bahan tekstil yang disampirkan atau dijahit terlebih dahulu, dan dipakai untuk menutupi tubuh seseorang yang langsung menutup kulit ataupun tidak langsung menutup kulit”(Sari, 2012: 3). Nilai fungsi busana: (1) Aspek Biologis, sebagai pelindung tubuh dari cuaca dingin, panas sinar matahari, debu, dan gangguan binatang, serta melindungi tubuh dari benda-benda lain", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 787, "width": 10, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 220, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain -Volume 22, Nomor 1 - April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 230, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang membahayakan kulit; (2) Aspek Psikologis, dapat meningkatkan keyakinan dan rasa percaya diri dan bisa memberikan rasa nyaman; (3) Aspek Sosial, Untuk menutupi aurat, menggambarkan adat atau budaya suatu daerah dan media komunikasi nonverbal. Busana yang dikenakan dapat menyampaikan misi atau pesan kepada orang lain yang terpancar dari kepribadian diri pemakainya (Al-Firdaus, 2010: 11).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 62, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Desain", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 230, "height": 211, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori tentang desain ini ditulis berdasarkan pada teori Bruce Archer yang mengemukakan, bahwa desain merupakan salah satu bentuk kebutuhan hidup manusia yang dijabarkan melalui berbagai bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuan selama beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai dan berbagai tujuan benda buatan manusia (Sachari, Agus & Sunarya, 2008: 5). Desainer adalah seorang seniman yang mengekspresikan ide dan kreativitasnya ke dalam bentuk rancangan busana. Proses perancangannya memadukan ilmu seni rupa dan ilmu lain yang mendukung untuk mewujudkan rancangannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 230, "height": 323, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan desain dan mempunyai elemen-elemen dasar antara lain: (1) Garis, garis merupakan unsur paling tua yang digunakan oleh manusia dalam mengungkapkan perasaan atau emosi; (2) Arah, arah dapat dilihat dan dirasakan keberadaannya misalnya mendatar, tegak lurus, dan miring; (3) Bentuk, bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua dimensi dan apabila disusun dalam satu ruang akan terjadi bentuk tiga dimensi; (4) Ukuran, ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun benda lainnya. Dalam suatu desain ukuran harus diperhatikan guna menghasilkan bentuk yang baik dan seimbang; (5) Tekstur, tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari sesuatu yang terlihat pada permukaan benda dan dapat diketahui dari melihat atau meraba benda tersebut; (6) Value (Nada Gelap dan Terang), adanya cahaya membuat permukaan suatu benda terlihat bagian gelap dan terang. Nada gelap dan", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 74, "width": 230, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terang pada suatu permukaan benda tersebut disebut dengan istilah value; dan (7) Warna, salah satu unsur penting dalam seni rupa, merupakan unsur desain yang paling menonjol dan dapat mengungkapkan perasaan atau sifat suatu benda. Tidak hanya itu warna juga berperan dalam segala aspek kehidupan terutama dalam proses penciptaan karya. Berhubungan dengan teori tentang warna, digunakan teori Albert H. Munsel dalam buku yang ditulis Dharsono Kartika (2004: 48-50) yaitu tentang dimensi kualitas warna yang mengarah pada hue, value dan intensity.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 256, "width": 60, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 270, "width": 24, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kain", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 284, "width": 230, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis kain yang bisa digunakan untuk batik adalah jenis kain dengan bahan dasar serat alam yang bisa meresap warna. Kain tersebut dapat terbuat dari bahan sutera, katun prima, primisima, polisima, dobi, paris, atau shantung.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 368, "width": 61, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zat Pewarna", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 382, "width": 230, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pewarnaan pada tekstil dapat dibedakan menjadi dua macam menurut sumber diperolehnya zat warna, yaitu pewarna alam dan pewarna sintetis (Wulandari, 2011: 79). Karya ini secara keseluruhan diproses menggunakan zat pewarna sintetis (kimia).", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 480, "width": 94, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penciptaan", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 494, "width": 231, "height": 267, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penciptaan karya ini mengacu pada pola tiga tahap enam langkah milik Gustami (2007: 329-332), untuk menciptakan karya yang berfungsi praktis teori ini dirasa mudah dan sistematis untuk diikuti. Tahap pertama eksplorasi yang meliputi akti fi tas pencarian data referensi dan penggalian sumber ide dengan langkah identi fi kasi dan perumusan masalah, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data, sehingga didapatkan kesimpulan penting tentang konsep dan pemecahan masalah secara teoritis. Kedua, tahap perancangan yaitu penuangan ide dalam bentuk sketsa alternatif untuk selanjutnya dipilih beberapa sketsa terbaik yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan, sehingga mempermudah proses perwujudan. Ketiga adalah tahap perwujudan yang meliputi penciptaan karya sesuai dengan pola pada ukuran sebenarnya yang telah dibuat dengan rinci dan detail meliputi material,", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 785, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 37, "width": 206, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septina Kurniasri Lestari, Pesona Kebaya Encim Modi fi kasi Dalam...", "type": "Page header" }, { "left": 51, "top": 74, "width": 230, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teknik konstruksi, bentuk dan unsur estetik, dan sebagai langkah terakhir dilakukan evaluasi karya. Pada proses penciptaan karya ini mengacu pada beberapa teori yang berhubungan dengan teori penciptaan yang mendukung seperti: teori busana, teori desain, teori warna dan teori bahan. Pengertian-pengertian tentang hal tersebut sangat penting untuk dipahami karena akan sangat berpengaruh, serta dapat membantu dalam proses berkarya selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 228, "width": 54, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 242, "width": 230, "height": 211, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebaya tradisional perlu dipertahankan keasliannya demi kelestarian budaya Indonesia, sementara di sisi lain pengembangannya yang mengikuti tren juga harus dilakukan agar eksistensinya sebagai budaya tradisional tetap hidup di tengah masyarakat modern, sehingga kebaya lebih bisa diterima dan tetap berjaya baik sebagai bagian dari pakaian tradisional maupun tampil kasual khas anak muda. Kebaya encim dan batik merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dimaksudkan untuk memperagam kebaya encim yang telah ada, sebagai salah satu usaha pelestarian terhadap kekayaan budaya Indonesia tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 466, "width": 61, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 480, "width": 39, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya 1", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 708, "width": 75, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Karya 1", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 728, "width": 149, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Judul : Ncim-ncim Media : Paris, Primissima Gamelan Teknik : Batik Tulis", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 75, "width": 114, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pewarna : Napthol, Remasol Ukuran : M Model : Nopita Wulandari", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 105, "width": 106, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Foto : Uswah Chandra Tahun : 2015", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 141, "width": 77, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Karya", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 155, "width": 230, "height": 337, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuansa perayaan tahun baru Cina selalu identik dengan warna-warna panas seperti kuning dan merah. Bagi orang Cina, warna tersebut melambangkan keberuntungan. Karya pertama berjudul Ncim-Ncim , di mana nuansa Cina tersebut dihadirkan. Bermakna encim dalam istilah baru yang merupakan modi fi kasi dari kebaya encim dengan penambahan kutu baru tetapi tidak mengurangi cita rasa dari encim itu sendiri. Hiasan motifnya masih menghiasi seluruh pinggiran belahan depan dan lengan serta bagian ujung pinggiran bukaan depan berbentuk runcing khas kebaya encim asli. Kebaya encim merupakan hasil akulturasi berbagai budaya dengan budaya Tionghoa. Pengaruhnya sangat terasa pada karya kebaya ini yang menghadirkan warna merah dan kuning bercita rasa Cina. Dipadukan dengan rok pendek berpotongan asimetris memberikan kesan muda yang kasual dan bebas. Motif batik Mega Mendungnya mempunyai warna senada, merah dan kuning dengan gaya pewarnaan kontemporer di luar pakem. Secara keseluruhan karya ini dibuat dengan menonjolkan nuansa Cina dalam bentuk serba baru.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 505, "width": 39, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya 2", "type": "Section header" }, { "left": 370, "top": 744, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Karya 2", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 787, "width": 10, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 220, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARS: Jurnal Seni Rupa dan Desain -Volume 22, Nomor 1 - April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 151, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Judul : None Mude Media : Paris, Primissima Gamelan Teknik : Batik Tulis Pewarna : Napthol, Remasol Ukuran : M", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 125, "width": 114, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model : Nopita Wulandari Foto : Uswah Chandra", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 145, "width": 62, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun : 2015", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 77, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Karya", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 230, "height": 337, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya kedua berjudul None Mude , merupakan penyebutan dalam logat Betawi dari kata nona muda. Seperti arti judulnya, kebaya ini menggambarkan sisi feminim dari seorang gadis muda. Warna merah muda pada kebaya sangat identik sebagai warna gadis dan memberikan kesan fresh and young . Bentuk kebayanya sudah sangat terlihat termodi fi kasi, penggunaan bisban sebagai penyelesaian akhir dengan warna senada membuat kebaya ini semakin terlihat berbeda dan cantik, serta tambahan kancing cina sebagai penutup bukaan depan menambah kesan oriental yang mendalam. Walaupun demikian, dalam karya kedua ini, ciri khas kebaya encim yang mempunyai ujung depan runcing serta peletakan motif pada bagian tepian juga masih dipertahankan. Rok lingkar asimetris sebagai bawahan dari kebaya ini mempunyai warna yang senada, merah jambu dengan latar kain yang sedikit abstrak hasil dari teknik remukan para fi n basah. Motif Mega Mendung yang diaplikasikan diberikan isen-isen berupa ukel-ukel dengan pewarnaan kontemporer yang jauh berbeda dengan motif Mega Mendung pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 39, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya 3", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 753, "width": 75, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Karya 3", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 75, "width": 173, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Judul : Kelasik Media : Primissima Gamelan, Paris, Dobi", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 95, "width": 82, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik : Batik Tulis", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 105, "width": 155, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pewarna : Napthol, Indigosol, Remasol", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 115, "width": 114, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ukuran : M Model : Nopita Wulandari Foto : Uswah Chandra", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 145, "width": 62, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun : 2015", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 171, "width": 77, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Karya", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 185, "width": 230, "height": 337, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya ketiga ini menampilkan siluet klasik kebaya yang sangat kental. Hal ini yang melatarbelakangi penamaan Kelasik sebagai judulnya. Kelasik merupakan gambaran tentang masa lampau yang ditampilkan dalam siluet busana ini namun tetap bertahan di era modern saat ini. Warna abu-abu dipadankan dengan merah maroon membuat kebaya ini terlihat lebih anggun. Tampilannya secara keseluruhan menegaskan bentuk busana formal, berupa kebaya lengan panjang dipadukan rok span panjang dengan belahan depan yang tinggi. Modi fi kasi pada leher menjadi kerah setali ala kebaya Jawa menambah keklasikan dari kebaya ini. Potongan pada pinggang yang menghasilkan bentuk peplum bertingkat menjadikan kebaya ini terlihat jauh lebih modern. Aksen tambahan pada satu bagian lengan berupa lengan lonceng pendek membuat kebaya ini menjadi asimetris. Kebaya ini juga dihiasi dengan manik-manik sebagai pemanis sehingga cocok dikenakan sebagai busana pesta. Motif Mega Mendungnya mempunyai gaya pewarnaan yang juga sangat klasik, yaitu gradasi warna bertingkat dari muda ke tua.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 549, "width": 59, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 563, "width": 230, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menciptakan sebuah karya baru merupakan tantangan tersendiri bagi seseorang yang masih sangat awam dalam dunia penciptaan. Namun melalui penciptaan ini banyak ilmu, pengalaman, dan pembelajaran yang diperoleh selama prosesnya. Karya bertajuk “Kebaya Encim Modi fi kasi dalam Sentuhan Motif Batik Mega Mendung” ini merupakan hasil dari serangkaian proses berkesenian yang menggambungkan teknik tradisional batik dengan modernitas kebaya di bidang fashion . Potongan yang simpel dengan sentuhan motif ringan pada kebaya encim modi fi kasi ini diharapkan membuat banyak perempuan masa kini tidak segan lagi untuk", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 792, "width": 10, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 37, "width": 206, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septina Kurniasri Lestari, Pesona Kebaya Encim Modi fi kasi Dalam...", "type": "Page header" }, { "left": 51, "top": 74, "width": 230, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memakai kebaya di berbagai kesempatan formal dan informal.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 102, "width": 230, "height": 337, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesulitan dan tantangan pasti dialami pada proses penciptaan suatu karya seni, khususnya pada penciptaan ini sering ditemui kegagalan selama proses pewarnaan sehingga harus diulang berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Warna yang telah dikonsep sebelumnya seringkali gagal diwujudkan karena satu dan lain hal, sehingga terpaksa diberikan warna lain. Proses pelorodan juga memengaruhi warna kain yang dihasilkan, dimana warna pada kain bisa saja luntur hingga 50 persen. Cuaca yang kurang mendukung dan kualitas bahan pewarna yang dijual dipasaran juga turut mempengaruhi hasil dari tahap pewarnaan karya-karya ini. Namun dari semua kendala yang dihadapi justru tercipta warna yang tidak terduga pada hasil akhirnya yang juga tidak kalah bagus dari warna yang direncanakan sebelumnya. Setelah melalui penciptaan karya ini bisa dirasakan bagaimana sulitnya menciptakan karya dengan teknik batik tradisional yang membutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan ketelitian serta keikhlasan hati agar terwujud hasil akhir yang sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 438, "width": 230, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovasi yang diterapkan pada karya ini merupakan suatu hal yang sangat baru dan yang belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga masih banyak kekurangan yang dijumpai pada karya ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran bagi penulis sangat diharapkan demi terciptanya karya yang lebih baik pada proses berkarya selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 550, "width": 64, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepustakaan", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 564, "width": 190, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Firdaus, I. (2010). Inspirasi-inspirasi Menakjubkan Ragam Kreasi Busana, .", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 592, "width": 112, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: Diva Press,.", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 74, "width": 211, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bondan, A. (2015). “Kebaya Busana Legenda Indonesia.” Kompas . Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 102, "width": 219, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Clara, R. (2011). “Budaya Betawi di Lembaran Katun dan Sutra.” Kriya Indonesia Craft ,", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 130, "width": 228, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No.27 . Gustami, S. (2007). Butir-Butir Mutiara Estetika Timur: Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia, . Yogyakarta: Prasista.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 186, "width": 217, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardisurya, Irma, Mardiana, Ninuk & Yusuf, H. (2011). Kamus Mode Indonesia . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 228, "width": 220, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartika, D. S. (2004). Seni Rupa Modern . Bandung: Rekayasa Sains. Pentasari, R. (2007). Chic in Kebaya: Catatan Inspriratif untuk Tampil Anggun Berkebaya . Jakarta: Esensi.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 298, "width": 203, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, A. H. (2012). Asal-usul Kebaya, dari", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 312, "width": 128, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tradisional ke Pentas Pesta.", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 326, "width": 228, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sachari, Agus & Sunarya, Y. Y. (2008). Sejarah dan Perkembangan Desain dan Dunia Kesenirupaan di Indonesia . Bandung: Institut Teknologi Bandung.", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 382, "width": 226, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, P. S. (2012). Teknik Praktis Mendesain Baju Sendiri . Jakarta: Dunia Kreasi. Wulandari, A. (2011). Batik Nusantara: Makna Filoso fi s, Cara Pembuatan, dan Industri", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 438, "width": 134, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batik . Yogyakarta: CV Andi.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 466, "width": 197, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Webtogra fi Putra, Aditya Herlambang. (2012), Asal- usul Kebaya, dari Tradisional ke Pentas Pesta , http://www.tempo.co/read/", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 522, "width": 205, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "news/2012/04/20/110398376/Asal-usul- Kebaya-dari-Tradisional-ke-Pentas-Pesta , diakses 19 Pebruari 2015, pukul 10.15 WIB.", "type": "Text" } ]
d3a5f099-6063-d7ab-1fb4-f692696f473e
https://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/download/5633/3679
[ { "left": 281, "top": 775, "width": 18, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 61, "width": 407, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FAKTOR STRATEJIK HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SEKOLAH MENEGAH PERTAMA", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 113, "width": 280, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutama, Nugraheni Nur Janah , dan Meggy Novitasari", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 133, "width": 371, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 191, "width": 411, "height": 247, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. The aims of this study are to examine the contribution of the teacher’s appearance in the learning, motivation, and facilities towards mathematics learning with mediation of discipline learning. The type of this study is quantitative casual correlation. The population are 190 students grade VII Junior High School of Salatiga 6 in academic year 2016/2017. Sampling are 128 students assigned to the Slovin formula (. Sampling technique is proportional random sampling by lottery. Data collection used documentation and questionnaire. Analysis technique used path analysis. The results are (1) there is a contribution of the teacher appearance in the learning, motivation, and facilities towards mathematics learning outcome with mediation of discipline learning (10%, sig. = 0,000), (2) the teacher appearanve in the learning to contribution in pearson towards mathematics learning outcome is (0,54%, sig = 0,412). Motivation learning to contribution is not direcly towards mathematics learning outcomes through discipline learning (22,1%, sig = 0,000), (3) facilities learning contributes in pearson towars mathematics learning outcome (0,0009%, sig = 0,997). As a conclusion, mathematics learning outcome of Junior High School supports the teacher’s appearance in the learning, motivation, and facilities with mediation of discipline learning.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 450, "width": 408, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: facilities, learning outcomes, discipline learning, motivation, appearance of teacher", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 493, "width": 412, "height": 233, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah menguji kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi, dan fasilitas terhadap hasil belajar matematika dengan mediasi kedisiplinan belajar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional kausal. Populasi penelitian sejumlah 190 siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Salatiga tahun 2016/2017. Sampel penelitian sejumlah 128 siswa ditentukan dengan rumus Slovin ( α = 0,05). Teknik sampling, proporsional random sampling dirtentukan dengan undian. Data dikumpulkan dengan dokumentasi dan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan ada kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi, dan fasilitas terhadap hasil belajar matematika dengan mediasi kedisiplinan belajar (10%, sig. = 0,011). Penampilan guru dalam pembelajaran berkontribusi secara langsung terhadap hasil belajar matematika (0,54%, sig. = 0,412). Motivasi belajar berkontribusi secara tidak langsung terhadap hasil belajar matematika melalui kedisiplinan belajar (22,1%, sig. = 0,000). Fasilitas belajar berkontribusi secara langsung terhadap hasil belajar matematika (0,0009%, sig. = 0.997). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama menjadi baik karena", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 40, "width": 190, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Stratejik Hasil Belajar... (Sutama et al.)", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 40, "width": 18, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "177", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 783, "width": 67, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 0852-0976", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 63, "width": 408, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dukungan dari penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi, dan fasilitas dengan mediasi kedisiplinan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 91, "width": 405, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: fasilitas, hasil belajar, kedisiplinan belajar, motivasi, penampilan guru", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 117, "width": 68, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 132, "width": 233, "height": 491, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar merupakan salah satu indikator dalam melihat ketercapaian tujuan pembelajaran matematika di sekolah. Hasil belajar menurut Prianto (2013) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (dari tidak tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti). Selain itu, hasil belajar menurut Suhendri (2011) adalah puncak dari kegiatan belajar yang berupa perubahan dalam bentuk kognitif, afektif dan psikomotorik dalam hal kemampuan tentang bilangan, bangin, hubungan-hubungan konsep dan logika yang berkesinambungan serta dapat diukur atau diamati. Hasil belajar matematika penting seperti diuraikan tersebut, namun realitanya belum sesuai harapan. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Bervariasinya hasil belajar matematika dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu bersumber dari siswa, alat dan lingkungan. Faktor yang bersumber dari siswa adalah motivasi dan kedisiplinan. Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar yaitu suatu dorongan atau kemauan seseorang untuk melakukan aktivitas belajar agar prestasi belajar dapat dicapai. Kedisiplinan pengembangan tabiat individu dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang belaku baik secara langsung maupun tidak langsung.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 622, "width": 234, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor yang berasal dari alat yaitu fasilitas. Menurut Sawiji (2012) fasilitas merupakan komponen yang bersumber pada barang-barang hasil produksi yang antara lain berupa alat pembelajaran sarana dan gedung beserta perlengkapannya sebagai prasarana yang berfungsi menyediakan tempat berlangsungnya proses pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 122, "width": 231, "height": 448, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan faktor dari lingkungan yaitu penampilan guru dalam pembelajaran. Penampilan adalah aplikasi dari kemauan kerja dalam wujud nyata dan tindakan. Penampilan merupakan ciri pertama yang perlu ada bagi guru ketika di dalam kelas. Penampilan yang di tampilkan oleh guru dalam proses pembelajaran akan diamati, dilihat dan dinilai oleh siswa. Penampilan guru yang baik akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses pembelajaran. Adapun penelitian terdahulu dari Daud (2012) menyatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar. Muyiwa & Quadri (2012) meyatakan bahwa fasilitas berpengaruh terhadap prestasi siswa karena fasilitas dapat dimanfaatkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, yang meliputi grafis, fotografi elektronik seperti alat mekanis yang menangkap, memproses dan membangun kembali informasi visual dan verbal. Cahyadi (2016) menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar siswa dan penampilan guru dengan hasil belajar. Prasojo (2014) menyatakan bahwa kedisiplinan belajar mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap preatasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII Mts Maftahul Falah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 568, "width": 231, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bertolak dari uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk menguji kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi dan fasilitas terhadap hasil belajar matematika secara tidak langsung dengan kedisiplinan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 669, "width": 238, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jenis penelitian ini, yaitu kuantitatif korelasional kausal. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Salatiga. Penelitian dilaksanakan pada semester genap", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 775, "width": 18, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 62, "width": 230, "height": 405, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahun ajaran 2016/2017. Populasi penelitian siswa kelas VII sebanyak 190 siswa. Jumlah sampel penelitian ini 128 siswa yang ditentukan dengan rumus Slovin (α = 0,05). Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling dengan cara undian. Variabel independen dalam penelitian ini, yaitu penampilan guru dalam pembelajaran ( X 1 ), motivasi belajar ( X 2 ), dan fasilitas belajar ( X 3 ), variabel intervening kedisiplinan belajar ( Y ), dan variabel independennya, yaitu hasil pembelajaran matematika ( Z ). Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan angket (Sutama, 2015: 148). Instrumen penelitian di uji coba dengan menggunakan uji validitas item dan uji reliabilitas angket. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Teknik analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel eksogen X 1 , X 2 , dan X 3 terhadap variabel endogen Y dan Z (Ridwan & Kuncoro, 2013: 5). Sebelum analisis data, dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 480, "width": 230, "height": 160, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan Instrumen angket sebelumnya diuji cobakan pada 30 siswa dalam populasi selain sampel penelitian. Data hasil coba instrumen untuk menguji validitas item dan reliabilitas angket. Uji validitas item pernyataan menggunakan korelasi product moment. Nilai korelasi dari masing-masing item pernyataan pada sampel uji coba sebanyak 30 siswa dengan nilai koefisien korelasi tabel yaitu 0,3494 dengan taraf signifikansi 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 638, "width": 230, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji validitas instrumen angket kedisiplinan belajar sebanyak 9 item pernyataan diperoleh r hitung r tabel yaitu 0,3494 (lima item tidak valid tidak digunakan). Hasil uji validitas instrumen angket penampilan guru dalam pembelajaran sebanyak 5 item pernyataan diperoleh r hitung r tabel yaitu 0,3494 (satu item tidak valid tidak digunakan). Hasil", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 62, "width": 225, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "uji validitas instrumen angket motivasi belajar sebanyak 7 item pernyataan diperoleh r hitung r tabel yaitu 0,3494 (satu item tidak valid tidak diguakan). Hasil uji validitas fasilitas belajar sebanyak 26 item pernyataan r hitung r tabel yaitu 0,3494 (dua item tidak valid tidak digunakan). Hal in berarti dalam varibel independen 9,5,7,26 item valid, layak digunakan untuk mengumpulkan data.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 192, "width": 231, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Item-item pernyataan yang digunakan untuk mengumpulkan data pada masing- masing variabel penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi belajar, fasilitas belajar, dan kedisiplinan belajar diuji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Ringkasan hasil uji reliabilitas angket pad masing-masing variabel dependen disajikan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 339, "width": 158, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Angket", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 354, "width": 195, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Cronbach’s Alpha Kedisiplinan Belajar (Y) 0,832 Penampilan Guru Dalam Pem- belajaran (X1) 0,582 Motivasi (X2) 0,791 Fasilitas (X3) 0,926", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 466, "width": 229, "height": 203, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar matematika diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu hasil Ujian Tengah Semester Gasal tahun ajaran 2016/2017 SMP Negeri 6 Salatiga. Berdasarkan data yang diperoleh nilai tertinggi 96, nilai terendah 35 dengan rata-rata 58.976 sebesar dan standar deviasi 14.376. Klasifikasi nilai yaitu 22 siswa atau 17.18% dari 128 sampel dalam kategori hasil belajar matematika tinggi 82 siswa atau 64.06% dari 128 sampel dalam kategori hasil belajar matematika sedang, dan 24 siswa atau 18.75% dari 128 sampel dalam kategori hasil belajar rendah.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 668, "width": 223, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedisiplinan diperoleh dari angket yang terdiri dari 14 item pernyataan. Berdasarkan data diperoleh nilai tertinggi 44 dan nilai terendah 17 dengan rata-rata sebesar 31.687 dan standar deviasi 5.075 Klasifikasi nilai yaitu 19 siswa atau 14.84% dari 128 sampel", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 40, "width": 190, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Stratejik Hasil Belajar... (Sutama et al.)", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 40, "width": 18, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "179", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 783, "width": 67, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 0852-0976", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 62, "width": 223, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam kategori kedisiplinan belajar tinggi, 88 siswa atau 68.75% dari 128 sampel dalam kategori kedisiplinan sedang, dan 21 siswa atau 16.41% dari 128 sampel dalam kategori kedisiplinan rendah.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 134, "width": 227, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penampilan guru dalam pembelajaran diperoleh dari angket yang terdiri dari 5 item pernyataan. Berdasarkan data diperoleh nilai tertinggi 25 dan nilai terendah 9 dengan rata- rata sebesar 20.383 dan standar deviasi 2.668. Klasifikasi nilai yaitu 13 siswa atau 10.16% dari 128 sampel dalam kategori penampilan guru dalam pembelajaran tinggi, 96 siswa atau 75% dari 128 sampel dalam kategori penampilan guru dalam pembelajaran sedang, dan 19 siswa atau 14.84% dari 128 sampel dalam kategori penampilan guru dalam pembelajaran rendah.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 322, "width": 235, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi belajar diperoleh dari angket yang terdiri dari 7 item pernyataan. Berdasarkan data diperoleh nilai tertinggi 35", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 62, "width": 225, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan nilai terendah 11 dengan rata-rata sebesar 26.312 dan standar deviasi 5.324. Klasifikasi nilai yaitu 19 siswa atau 14.84% dari 128 sampel dalam kategori motivasi tinggi, 88 siswa atau 68.75% dari 128 sampel dalam kategori motivasi sedang, dan 21 siswa atau 16.41% dari 128 sampel dalam kategori motivasi rendah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 178, "width": 228, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasilitas belajar diperoleh dari angket yang terdiri dari 26 item pernyataan. Berdasarkan data diperoleh nilai tertinggi 150 dan nilai terendah 54 dengan rata-rata sebesar 97.5625 dan standar deviasi 16.982. Klasifikasi nilai yaitu 22 siswa atau 17.19% dari 128 sampel dalam kategori fasilitas tinggi, 83 siswa atau 64.84% dari 128 sampel dalam kategori fasilitas sedang, dan 23 siswa atau 17.97% dari 128 sampel dalam kategori fasilitas rendah. Rincian masing-masing kategori variabel disajikan dalam Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 588, "width": 295, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Diagram Batang Masing-Masing Data Variabel Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 164, "top": 618, "width": 272, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Variabel Sig Keterangan Hasil Belajar Matematika (Z) 0.499 Normal Kedisiplinan Belajar (Y) 0.088 Normal Penampilan Guru Dalam Pembelaja- ran (X1) 0.068 Normal Motivasi (X2) 0.452 Normal Fasilitas (X3) 0.797 Normal", "type": "Table" }, { "left": 281, "top": 775, "width": 18, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "180", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 63, "width": 321, "height": 504, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Linieritas Variabel Harga F Keterangan F hitung F tabel X 1 terhadap Y 1.800 1.838 Linier X 2 terhadap Y 0.514 1.645 Linier X 3 terhadap Y 1.239 1.513 Linier X 1 terhadap Z 1.318 1.838 Linier X 2 terhadap Z 0.727 1.645 Linier X 3 terhadap Z 1.247 1.513 Linier Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Nilai Keterangan TOL VIF X 1 dan X 2 0.987 1.013 Tidak Multikolonieritas X 1 dan X 3 0.934 1.071 Tidak Multikolonieritas X 2 dan X 3 0.990 1.010 Tidak Multikolonieritas Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel P-Value Keterangan X 1 terhadap Y 0.460 Tidak Heteroskedastisitas X 2 terhadap Y 0.117 Tidak Heteroskedastisitas X 3 terhadap Y 0.221 Tidak Heteroskedastisitas X 1 terhadap Z 0.531 Tidak Heteroskedastisitas X 2 terhadap Z 0.324 Tidak Heteroskedastisitas X 3 terhadap Z 0.866 Tidak Heteroskedastisitas Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi Variabel DW D-Tabel Keterangan Dl Du 4-Du X 1 , X 2 , dan X 3 terhadap Y 1.938 1.6623 1.7589 2.2411 Tidak Ada Autokorelasi X 1 , X 2 , dan X 3 terhadap Z 1.773 1.6623 1.7589 2.2411", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 542, "width": 322, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak Ada Autokorelasi Tabel 7. Direct and Indirect Pengaruh Variabel Pengaruh Kausal Sisa Langsung Tidak Langsung Melalui Y X 1 Terhadap Z - - - - - X 2 Terhadap Z - - - - X 3 Terhadap Z - - - - - X 1 , X 2 , X 3, Y Terhadap Z 10% - 90%", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 40, "width": 190, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Stratejik Hasil Belajar... (Sutama et al.)", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 40, "width": 18, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "181", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 783, "width": 67, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 0852-0976", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 62, "width": 233, "height": 146, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum dilakukan analisis data dengan analisis jalur dilakukan uji prasyarat analisis. Uji normalitas dengan Kolmogorov- Smirnov(K-S) . Data berdistribusi normal apabila nilai sig > 0.05 dan data tidak berdistribusi normal apabila nilai sig < 0.05. Data dalam penelitian ini berdistribusi normal karena nilai sig masing-masing variabel lebih dari 0.05. Adapun ringkasan hasil pengujian terdapat pada tabel 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 206, "width": 224, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji linieritas dengan uji F, dikatakan linier apabila F hitung F tabel dan tidak linier apabila F hitung F tabel. . Data dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang linier karena F hitung F tabel . Adapun ringkasan hasil pengujian terdapat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 293, "width": 230, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL) . Tidak ada gejala multikolonieritas apabila dan 0.1. Terjadi multikolonieritas apabila dan 0.1. Data dalam penelitian ini tidak ada gejala multikolonieritas karena VIF < 10 dan TOL > 0.1. Adapun ringkasan hail pengujian terdapat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 62, "width": 230, "height": 261, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser. Apabila nilai signifikansi , maka tidak ada masalah heteroskedastisitas dan terjadi heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi . Dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas karena nilai signifikansi > 0.05. Adapun ringkasan hasil pengujian terdapat pada Tabel 5 berikut. Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson. Apabila nilai Durbin-Watson lebih dari Du dan kurang dari 4-du maka tidak ada autokorelasi. Data dalam penelitian ini tidak ada gejala multikolonieritas karena nilai Durbin-Watson lebih dari Du dan kurang dari 4-du. Adapun ringkasan hasil pengujian terdapat pada Tabel 6 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 322, "width": 231, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarat uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi terpenuhi maka dapat dilakukan uji analisis jalur. Hasil analisis jalur dapat dilihat pada diagram jalur berikut.", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 601, "width": 137, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4.6 Hasil Analisis Jalur", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 622, "width": 232, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi, fasilitas dan signifikan terhadap hasil belajar matematika secara tidak langsung melalui kedisiplinan belajar, dengan kontribusi sebesar 10%. Sedangkan sisanya 90% dapat dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Hasil", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 622, "width": 222, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian Prasojo (2014) menyatakan bahwa ada kontribusi kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 48.3% dan sisanya 51.7% dipengaruhi oleh variabel- variabel lain.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 694, "width": 227, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran (X 1 ) yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika (Z) sebesar 0.54%. Hal ini di dukung dengan", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 775, "width": 18, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "182", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 62, "width": 227, "height": 290, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hasil penelitian Cahyadi (2016) menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi dan penampilan guru terhadap hasil belajar. Motivasi belajar berkontribusi (X 2 ) yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika (Z) sebesar 5.11%, sedangkan kontribusi motivasi belajar (X 2 ) yang secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajar matematika (Z) sebesar 22.1%. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Astuti (2012) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar, dengan memberikan kontribusi sebesar 48.3%. Hasil penelitian Satriawan (2017) menyatakan bahwa motivasi belajar secara efektif mempengaruhi hasil belajar dengan signifikansi sebesar 5%. Hasil penelitian ini dapat dimaknai bahwa semakin tinggi motivasi belajar akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 350, "width": 233, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi fasilitas belajar (X3) yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika (Z) sebesar 0.0009%. Kontribusi kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika. Adapun kontribusi kedisiplinan belajar (Y) yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar matematika (Z) sebesar 2.75%. Hal tersebut didukung oleh penelitian Riana (2013) yang menyatakan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 62, "width": 232, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa ada pengaruh kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika dengan kontribusi sebesar 28.3%. Adapun ringkasan hasil pengujian terdapat pada Tabel 7 berikut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi, fasilitas dan signifikan terhadap kedisiplinan belajar, dengan kontribusi sebesar 22.9%. Sedangkan sesanya 77.1% dapat dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Muhammad Sobri (2014) tentang pengaruh kedisiplinan dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar memberikan kontribusi sebesar 28.1%.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 278, "width": 226, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun besar kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran (X 1 ) yang secara langsung mempengaruhi kedisiplinan beajar (Y) sebesar 0.54%. Kontribusi motivasi belajar (X 2 ) yang secara langsung mempengaruhi kedisiplinan belajar (Y) sebesar 0.302%. Adapun kontribusi fasilitas belajar (X 3 ) yang secara langsung mempengaruhi kedisiplinan belajar (Y) sebesar 19.8%.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 408, "width": 221, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini didukung dengan hasil penelitian Haryono (2016) tentang kedisiplinan belajar dan motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 36.3%, sedangkan 63.7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 492, "width": 260, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Direct Pengaruh Variabel Pengaruh Kausal Langsung Sisa X 1 Terhadap Y - X 2 Terhadap Y - X 3, Terhadap Y -", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 599, "width": 267, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 1 , X 2 , X 3, Terhadap Y 22.9 % 77.1%", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 628, "width": 457, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kontribusi kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 4.16%. Sedangkan sisanya 95.84% dapat dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Prasojo (2014) yang menyatakan bahwa kedisiplinan belajar mempengaruhi prestasi belajar sebesar 48.3% sedangkan 51.7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Hasil penelitian ini dapat dimaknai bahwa siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 40, "width": 190, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Stratejik Hasil Belajar... (Sutama et al.)", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 40, "width": 18, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "183", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 783, "width": 67, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 0852-0976", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 62, "width": 49, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 77, "width": 233, "height": 376, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi, dan fasilitas terhadap hasil belajar matematika secara tidak langsung melalui kedisiplinan belajar dengan nilai signifikansi 0.011 lebih kecil dari yang berarti signifikan, dengan kontribusi sebesar 10%. Sedangkan sisanya 90% dapat dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Penampilan guru dalam pembelajaran berkontribusi secara langsung terhadap hasil belajar matematika sebesar 0.54% dengan nilai signifikansi 0.412 lebih besar dari, yang berarti tidak signifikan. Motivasi belajar berkontribusi secara langsung terhadap hasil belajar matematika sebesar 5.11% dengan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari , yang berarti signifikan. Motivasi belajar berkontribusi secara tidak langsung terhadap hasil belajar matematika melalui kedisiplinan belajar sebesar 22.1% dengan nilai signifikansi 0.010 lebih kecil dari , yang berarti signifikan. Fasilitas belajar berkontribusi secara langsung terhadap hasil belajar matematika sebesar 0.0009% dengan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari yang berarti signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 62, "width": 233, "height": 276, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada kontribusi penampilan guru dalam pembelajaran, motivasi, dan fasilitas terhadap kedisiplinan belajar dengan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari dengan kontribusi sebesar 22.9%. Sedangkan sisanya 77.1% dapat dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Penampilan guru dalam pembelajaran berkontribusi secara langsung terhadap kedisiplinan belajar sebesar 0.54%, dengan nilai signifikansi 0.371 lebih besar dari yang berarti tidak signifikan. Motivasi belajar berkontribusi secara langsung terhadap kedisiplinan belajar sebesar 0.302%, dengan nilai signifikansi 0.491 lebih besar dari yang berarti tidak signifikan. Fasilitas belajar berkontribusi secara langsung terhadap kedisiplinan belajar sebesar 19.8%, dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari yang berarti signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 336, "width": 228, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada kontribusi kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika dengan nilai signifikansi 0.021 lebih kecil dari yang berarti signifikan, dengan kontribusi sebesar 4.16%. Sedangkan sisanya 95.84% dapat dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 460, "width": 78, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 489, "width": 452, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astuti, Wiwin Wiji. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong Kabupaten Kendal. Economic Education Analysis Journal, 1(2), 1-6.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 536, "width": 451, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cahyadi, Rahman. (2016). Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dan Penampilan Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal e-DUMath , 2(2), 233-245.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 569, "width": 453, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daud, Firdaus. (2012). Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 19(2), 243-255.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 616, "width": 453, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryono, Sugeng. (2016). Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Faktor Jurnal Ilmiah Pendidikan, 3(3), 261-274.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 663, "width": 452, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Sobri, Moerdiyanto (2014). Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Madrasah Aliyah Di Kecamatan Praya. Jurnal Harmoni Sosial, 1(1), 43-56.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 710, "width": 450, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muyiwa, Adeyemi., & Quadri, A. (2012). Influence of Universal Basic Education (UBE) Facilities on School Learning Environment in Lagos State, Nigeria. Jurnal of Education and Practice, 3(2), 30-39.", "type": "List item" }, { "left": 281, "top": 775, "width": 18, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "184", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 62, "width": 452, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasojo, Retmono Jazib. (2014). Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Pelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Ekonomi FKIP Veteran Semarang, 2(1), 1-11.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 110, "width": 453, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prianto, Heri. (2013). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Siswa Kelas II-A MI Al Hikmah Geger Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Ilmiah Pendidikan , 91-104.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 157, "width": 450, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riana, Rini (2013). Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Kenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Negeri 1 Pucakwangi Pati Tahun Ajaran 2012/2-13. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika , 1-10.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 204, "width": 452, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sawiji, Heri., Ridaul, I., & Trisno, M. (2013). Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Nasional Insan Mandiri, 1(1), 1-13.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 265, "width": 450, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satriawan, R. (2017). Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau dari Prestasi, Penalaran Matematis, dan Motivasi Belajar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 4(1), 87-99.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 312, "width": 452, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhendri, Huri. (2011). Pengaruh Kecerdasan Matematis-Logis Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 1(1), 29-39.", "type": "List item" } ]
a375528d-2b46-d5d4-2ee3-c2178089ed80
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/download/44408/75676588036
[ { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "808", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 113, "width": 420, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAPATAN PETANI DARI BUDIDAYA TANAMAN PURIK (Mitragyna sp) DI DESA NANGA MANDAY KECAMATAN BIKA KABUPATEN KAPUAS HULU", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 166, "width": 424, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farmer’s Income From Purik Crops (Mitragyna sp) In Nanga Manday Village, District", "type": "Section header" }, { "left": 230, "top": 182, "width": 138, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bika, Kapuas Hulu Regency", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 210, "width": 368, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hilaria Dita Oktaviani, Sudirman Muin, Gusti Hardiansyah Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124 Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 263, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 428, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purik (Mitragyna sp), is one of the forestry plants that is currently cultivated and is the livelihood of the community, especially in Nanga Manday Village, Bika District, Kapuas Hulu Regency, when rubber prices dropped and fish catches were uncertain. The purpose of this study to answer how much the level of income, the value of the R / C ratio, Break Ivent Point (BEP) of production and prices as well as the factors that affect the level of community income. The methodology used is observation and structured interviews. Based on data analysis, the community income from Purik cultivation is Rp 10,658 / kg with an R / C ratio of 3.6 (>1) and the value of production BEP of 15.66 kg and the price BEP of Rp. 1,231 / kg. Based on the results of multiple linear regression analysis of income (profit) purik cultivation business as follows: Ŷ = 1.012 - 0.021X1 + 0.000X2 - 0.0004X3 + 0.006X4 - 1.090X5 - 1.107X6 - 0.011D with the results of the analysis determining the R Square number is .986 (98%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 259, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: income, Nanga Manday, purik cultivation", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 481, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 198, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Nanga Manday merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu yang terletak di", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 198, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Bika. Desa Nanga Manday memiliki dua dusun yaitu Dusun Tanjung Kapuas dan Dusun Palau.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 198, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian besar masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 198, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bermatapencaharian sebagai petani, nelayan, dan pedagang. Paling banyak ialah sebagai petani sebanyak 262 orang dan nelayan sebanyak 35 orang dari 315 orang penduduk Desa Nanga Manday (Monografi Desa Nanga Manaday, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 198, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan sebagai petani dan nelayan pada dasarnya banyak", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 481, "width": 198, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengandung risiko dan ketidakpastian. Apalagi saat ini harga karet jauh merosot. Pada tahun 2010 harga karet di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu mencapai Rp 25.500/kg namun saat ini harga karet hanya sebesar Rp 6.000/kg. Menurut", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 592, "width": 198, "height": 153, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imelda (2012) penghasilan dari tangkapan ikan bergantung pada kondisi alam, cuaca dan musim. Hal ini menyebabkan kehidupan perekonomian masyarakat Desa Nanga Manday tidak dapat dipastikan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh. Akhir-akhir ini, masyarakat sangat terbantu dengan adanya purik yang memberikan penghasilan tambahan. Maka purik", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "809", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi salah satu alternatif untuk pendapatan tambahan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 198, "height": 344, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman purik merupakan salah satu tanaman yang memiliki prospek sangat baik di Kabupaten Kapuas Hulu (Anita, dkk. 2019), khususnya bagi Desa Nanga Manday Kecamatan Bika, karena permintaan pasar akan kebutuhan purik berupa bahan mentah maupun barang jadi masih sangat besar, baik itu pasar lokal maupun pasar internasional. Permintaan ekspor dari Amerika dan eropa sekitar 1.000 ton (Portal Informasi Indonesia, 2020). Pendapatan petani yang diperoleh dari hasil tanaman purik dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani purik. Menurut Anita dkk. (2019) usaha tani purik banyak mempengaruhi masyarakat di Desa Sungai Uluk Palin, sehingga sebagian besar masyarakat berpindah usaha, dimana dulunya usaha tani karet sekarang berpindah ke usaha tani purik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 198, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data desa yang telah melaporkan jumlah petani purik dari 23 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 2019 (Kumara, 2019), total perkiraan panen daun basah purik di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 2.757,371 ton. Bila dihitung panen daun kering purik maka ada sebanyak 689,34275 ton dan jika panen dilakukan satu kali dalam satu bulan maka selama satu tahun Kabupaten Kapuas Hulu dapat menyumbang sebanyak 8.272,113 ton daun purik kering. Apabila harga purik masih tinggi sekitar 30.000/kg, Kabupaten Kapuas Hulu dapat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperoleh penerimaan sebesar", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 129, "width": 198, "height": 503, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "248.163.390.000 setiap tahunnya. Sejauh ini, penelitian tentang analisis pendapatan sudah banyak dilakukan sebagai contohnya sudah dilakukan oleh Wonda dan Tomayahu (2016) serta Sridianto (2016). Kajian dari Wonda dan Tomayahu (2016) memberikan informasi pendapatan yang diterima petani kakao selama 1 tahun untuk luas lahan 0,5 hektar adalah Rp 1.150.556,- dan untuk luas lahan 1 hektar adalah Rp 2.662.500,- dengan nilai R/C ratio untuk 0,5 hektar sebesar 3,38 dan nilai R/C ratio untuk 1 hektar sebesar 5,18. Maka usaha tani Kakao berbasis masyarakat di Kelurahan Hinekombe Distrik Waibu Kabupaten Jayapura meskipun dengan luas lahan 0,5 hektar masih menguntungkan. Menurut Sridianto (2016) usaha tani tomat di Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Adapun jumlah pendapatan petani tomat adalah sebesar Rp14.324.938,34, dengan nilai dari R/C ratio sebesar 4,06 yang berarti bahwa setiap Rp. 1 yang dikeluarkan oleh petani tomat menghasilkan pendapatan sebesar Rp4,06 dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut menguntungkan petani.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 637, "width": 198, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya fluktuasi harga jual purik, penggunaan faktor produksi juga dapat mempengaruhi pendapatan di tingkat petani purik. Penggunaan faktor produksi seperti penggunaan sumber daya lahan, modal dan tenaga kerja perlu diperhatikan dalam proses", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "810", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "produksi, agar tidak terjadi penggunaan yang berlebihan yang dapat merugikan petani dan menyebabkan tingkat produksi tidak optimal. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan menguraikan besaran pendapatan, menilai kelayakan usaha budidaya tanaman purik, memperoleh nilai Break Event Point (BEP) dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat dari usaha budidaya tanaman purik di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 335, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 198, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu dengan waktu", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 198, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "± 4 (empat) minggu di lapangan. Objek penelitian adalah masyarakat (Kepala Keluarga) Dusun Palau dan Dusun Tanjung Kapuas Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kepuas Hulu yang membudiadayakan tanaman purik. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kamer, kuesioner, kalkulator, program Microsoft Excel dan program SPPS.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 198, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan rumus Slovin (1960) seperti berikut: n = 𝑁 1+𝑁(𝑒) ²", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 44, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 197, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n = ukuran sampel/jumlah sampel yang diambil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 89, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N = ukuran populasi e = error (10%)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 198, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan dengan rumus Slovin (1960) dari 129 KK ada sebanyak 56 KK yang dijadikan responden penelitian. Penetukan jumlah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sampel masing-masing dusun yakni Dusun Palau dan Dusun Tanjung", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 145, "width": 198, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kapuas ditentukan dengan menggunakan metode stratifikasi berimbang dengan rumus Teken (1965) sebagai berikut.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 206, "width": 197, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nh = 𝑁ℎ 𝑁 × 𝑛 Keterangan: nh = jumlah responden yang diambil dalam 1 (satu) dusun Nh = jumlah KK dalam 1 dusun", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 286, "width": 198, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n = jumlah responden yang diambil N = jumlah KK dalam 1 desa Berdasarkan hasil perhitungan dengan Rumus Teken (1965) diperoleh jumlah sampel penelitian untuk Dusun Palau sebanyak 26 KK dan Dusun Tanjung Kapuas sebanyak 30 KK.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 392, "width": 198, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian dan data yang disajikan diperoleh dari sumber-sumber data yang meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam rencana penelitian ini digunakan teknik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 487, "width": 198, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "observasi dan wawancara terstruktur. Pendapatan usaha budidaya tanaman purik dapat dirumuskan sebagai berikut: Pd = TR - TC", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 551, "width": 47, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana :", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 566, "width": 197, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pd : Pendapatan usaha budiadaya tanaman purik (Rp/kg)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 593, "width": 197, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TR : Rata-rata penerimaan penjualan daun purik (Rp/kg)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 619, "width": 197, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TC : Rata-rata biaya produksi purik yang dikeluarkan (Rp/kg).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 646, "width": 198, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis R/C ratio ( Return Cost Ratio ) (Soekartawi, 1994) dengan rumus: a = R/C", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 694, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun rumus BEP yang digunakan adalah sebagai berikut (Rahardi, 2003):", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 723, "width": 117, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐵𝐸𝑃 (𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖) = 𝑇𝐶 𝑃", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "811", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 101, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐵𝐸𝑃 (ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎) = 𝑇𝐶 𝑄", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 50, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana :", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 166, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TC : Total Cost /Total Biaya (Rp) P : Price /Harga (Rp)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 432, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Q : Quantita /produksi (kg) Analisis faktor yang mempengaruhi pendapatan budidaya purik digunakan persamaan fungsi keuntungan Cobb- Douglas tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk double logaritma natural (ln), sehingga merupakan bentuk regresi linear berganda sebagai berikut.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 190, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: π : Keuntungan yang dinormalkan (X 4 , X 5 dan X 6 ) dengan harga daun purik (Rp/kg)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 197, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A : Intersep X 1 : Jumlah tanaman purik yang dibudidayakan (phn) X 2 : Umur tanaman purik (th) X 3 : Tenaga Kerja (HOK) X 4 : Harga bibit yang dinormalkan dengan harga (Rp)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 193, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 5 : Biaya pupuk yang dinormalkan dengan harga (Rp) X 6 : Upah tenaga kerja yang dinormalkan dengan harga (Rp) D ( Dummy ) : Jenis daun purik yang dijual D 1 : Daun basah (bobot 1).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 281, "width": 161, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D 2 : Daun remah kering (bobot 2). ẞ i : Koefisien regresi variabel X i", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 310, "width": 154, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "δi : Koefisien regresi variabel D", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 324, "width": 188, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Dummy ) : daun basah atau daun remahan kering", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 351, "width": 117, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "μ : Kesalahan ( error )", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 369, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 385, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identitas Responden", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 429, "height": 349, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil wawancara terhadap 56 responden yang membudidaya tanaman purik di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu diperoleh identitas responden berdasarkan usia responden, tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga sebagai berikut : Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Usia Responden, Tingkat Pendidikan dan Jumlah Anggota Keluarga (Respondent identity based on the age of the respondent, level of education, and number of family members) Identitas Responden Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Usia Responden a. < 15 tahun 0 0 b. 15 – 64 tahun 51 91,07 c. > 65 tahun 5 8,93 Pendidikan a. Tidak sekolah dan SD 44 79 b. SMP/SLTP 9 16 c. SMA/SLTA 3 5 Jumlah Anggota Keluarga a. 1 – 3 orang 24 43 b. 4 – 6 orang 29 52 c. > 7 orang 3 5", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 242, "width": 408, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ln π = lnA + ẞ 1 lnX 1 + ẞ 2 lnX 2 + ẞ 3 lnX 3 + ẞ 4 lnX 4 + ẞ 5 lnX 5 + ẞ 6 lnX 6 + δ 1 D 1 + μ", "type": "Formula" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "812", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 83, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia Responden", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 198, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia Produktif menurut Undang- Undang Tenaga Kerja, yaitu mereka yang berada di antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Berdasarkan hal tersebut maka dari 56 responden, yang termasuk ke dalam tenaga kerja usia produktif ada sebanyak 51 responden dengan persentase 91,07%. Hal ini menunjukkan usia kerja petani purik paling banyak ialah usia produktif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 120, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Formal Pada umumnya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 198, "height": 234, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterimanya, namun dengan perkembangan teknologi dan komunikasi pada saat ini membuat masyarakat cukup kreatif dan inovatif dalam menjalani suatu usaha. Begitu juga yang dialami masyarakat di Desa Nanga Manday. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Juliansyah dan Riyono (2018) variabel tingkat pendidikan tidak signifikan namun berpengaruh secara positif terhadap pendapatan petani karet di Desa Bukit Hagu Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 134, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah Anggota Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 198, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah anggota keluarga sangat menentukan besar kecilnya pengeluaran rumah tangga. Biasanya semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin besar jumlah pengeluran dan sebaliknya. Namun di sisi lain, jumlah anggota kelurga yang banyak juga sangat membantu dalam tersediannya tenaga kerja untuk kegiatan budidaya purik. Sehingga biaya untuk mengupah tenaga kerja di luar kelurga dapat diperkecil. Hal", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ini sejalan dengan Suratman (2015) yang mana persentase curahan tenaga kerja dalam keluarga terhadap jumlah keseluruhan tenaga kerja pada usaha tani terong adalah 86,11 %, ini berarti tenaga kerja dalam keluarga mendominasi kegiatan pada usaha tani terong, sisanya 13,89% kegiatan usaha tani terong ini dilaksanakan oleh tenaga kerja luar keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 272, "width": 130, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Budidaya Purik", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 288, "width": 198, "height": 296, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budidaya purik pada tahap pertama ialah penyemaian bibit. Penyemaian bibit dilakukan dalam suatu wadah, kemudian disapih ke tiap-tiap gelas plastik. Tanaman dapat disapih apabila mencapai tinggi 1-2 cm. Biasanya masyarakat menggunakan gelas bekas Aqua dan gelas sejenis lainnya. Media yang digunakan yaitu tanah tepi sungai yang becek, kondidinya dapat dilihat pada Gambar 1 bagain a. Bibit siap tanam ke lapangan dengan usia tanaman 5-6 bulan dengan tinggi 10-20 cm. Masyarak tidak hanya menanam di kebun pribadi, tetapi juga ada yang menanam purik di tanah pinggiran sungai dekat tempat tinggalnya. Oleh karena itu, tanaman purik sangat mudah dijumpai di pinggiran jalan dan di pinggiran sungai.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 589, "width": 198, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pemeliharaan purik tidak rumit, hanya membutuhkan pupuk dan insektisida.", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 621, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biasa masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 637, "width": 198, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan pupuk urea dan pupuk kompleks, sementara insektisida biasanya masyarakat menggunkan matador, lanit dan gandasil. Pemupukan dan pemberian insektisida biasanya dilarutkan dalam air kemudian disemprot pada tanamanan.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "813", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 203, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a b", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 428, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Media penanaman semai dan bibit purik (a) dan pupuk (b) (Media for", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 358, "height": 213, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "planting seedlings and purik seedlings (a) and fertilizer (b)) Tahapan Pemanenan sampai Pengolahan Purik Pemanenan pertama dapat dilakukan apabila bibit telah berusia 3-6 bulan. Alat-alat yang masyarakat gunakan dalam kegiatan pemanenan biayanya berupa karung goni, raga, parang dan tengkalang. Tengkalang memiliki bentuk yang sama dengan “ tengken ” hanya saja masyarakat di Desa Nanga Manday membuat tubuhnya sebagian besar dari plastik", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 258, "width": 198, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bukan rotan dapat di lihat pada Gambar 2. Di desa ini tidak semua orang mengupah panen tetapi juga sebagian besar menggunkan anggota keluarga dan ada juga istilah “beambik hari”. Beambik hari merupakan kegiatan untuk membantu orang lain yang kemudia di hari-hari selanjutnya, orang yang tadi di bantu dalam kegiatannya kembali membantu orang yang telah membatunya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 555, "width": 285, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Tengkalang ( Tengkalang ) Setelah kegiatanan pemanenan,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 198, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilanjutkan dengan pasca panen. Masyarakat tidak hanya memjual purik dalam bentuk remahan tetapi ada juga daun basah. Purik yang di jual dalam keadaan basah tidak perlu kegiatan lanjutan, langsung saja di jual. Sementara bagi petani yang menjual dalam bentuk kering atau lebih dikenal dengan kata “remahan” memiliki proses yang cukup panjang. Dimulai dengan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 573, "width": 198, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjemur daun sampai benar-benar kering, biasanya membutuhkan 2-3 hari dengan cuaca panas terik. Alat yg masyarakat gunakan untuk menjemur ialah waren, terpal dan ada juga dari karung semen yang kemudian dijahit menjadi satu. Setelah kering maka daun harus langsung di mesin dengan mesin penggiling atau dengan cara tradisional yaitu digosok dengan tangan. Alat yang digunakan untuk menggosok ini", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "814", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biasanya raga dan ada juga alat yang dibuat dari kayu kemudian bagian atasnya diberi waren. Remahan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian di tampi menggunakan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 198, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tamoah atau nyiu yang biasanya lebih", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikenal masyarakat dengan sebutan “capan”, tujuannya supaya remahan bersih dari tulang-tulang daun utama. Berikut ini merupakan serangkaian kegiatan pengolahan purik:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 401, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Rangkaian Kegiatan Pengolahan Purik (Series of Purik Processing", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 547, "width": 49, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Activities)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 420, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Gambar bagian atas : penjemuran purik, gambar bagian kiri : penggosokan daun purik, gambar bagian kanan : penggilinggan daun purik dan gambar bagian bawah : menampi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 181, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan Usaha Budidaya Purik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 198, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan petani purik adalah pendapatan yang diperhitungkan dari usaha budidaya purik yakni merupakan selisih antara penerimaan usaha budidaya purik dengan biaya produksi, yang dapat menunjukkan tingkat keuntungan usaha budidaya purik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 619, "width": 198, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan petani purik ( Mitragyna sp) ini dihitung menurut Soekartawi (2002) dengan rumus π = Y.Py - ∑X i. PX i. dan dalam penelitian ini parameter diukur dalam satuan Rupiah per kilogram purik yang diproduksi/dijual.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 715, "width": 197, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama usaha budidaya purik ( Mitragyna sp), petani menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "815", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "input faktor produksi yang meliputi pupuk, insektisida, BBM, dan peralatan yang masa pakainya tidak sampai satu tahun dalam usaha budidaya purik ( Mitragyna sp). Penerimaaan usaha budidaya purik merupakan nilai yang diperoleh dari setiap kilogram produksi purik dikalikan dengan harga jual yang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan pendapatan kotor karena belum dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan setiap kilogram produksi purik. Rata-rata penerimaan, biaya yang dikeluarkan dikeluarkan setiap kilogram purik yang diproduksi dan pendapatan yang diperoleh masyarakat seperti pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 422, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Penerimaan, Biaya dan Pendapatan dari Hasil Budidaya Tanaman Purik", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 254, "width": 406, "height": 296, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Revenues, Costs and Revenue from Purik Crop Cultivation Results) No Uraian Satuan Nilai Persentase (%) (Rupiah) A Penerimaan Rp/kg 14.795 B Pengeluaran Biaya 1 Biaya Tunai a. Fixed Cost Rp/kg 0 0.00 b. Variabel Cost • Upah HOK non keluarga Rp/kg 128 3.09 • Biaya input sarana produksi Rp/kg 1.881 45.47 Jumlah 2.009 48.56 2 Biaya Non Tunai a. Fixed Cost • Penyusutan alat produksi Rp/kg 408 9.86 b. Variabel Cost • Upah HOK keluarga Rp/kg 1.720 41.58 Jumlah Rp/kg 2.128 51.44 Total B Rp/kg 4.137 100.00 C Pendapatan (Keuntungan) Rp/kg 10.658", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 198, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, diinterpretasi bahwa penerimaan yang diperoleh petani purik setiap memproduksi per kilogram purik sebesar Rp 14.795,-/kg, sedangkan total biaya yang dikeluarkan memproduksi 1 (satu) kilogram purik kering sebesar Rp 4.137,-/kg, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 554, "width": 198, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "setiap kilogram purik yang diproduksi petani memperoleh keuntungan sebesar Rp 10.658,-/kg.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 601, "width": 198, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini adalah tabel jumlah tanaman purik yang ditaman responden, total produksi dan rata-rata produksi purik setiap bulan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 425, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Jumlah Tanaman, Total Produksi dan Rata-Rata Produksi Purik (Number of Plants, Total Production and Average Purik Production) No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah Tanaman Pohon 95.780 2 Total Produksi kg 10.527 3 Rata – Rata Produksi kg 188", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "816", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil observasi pengamatan lapangan diperoleh informasi dari responden penelitian bahwa rata-rata setiap bulannya produksi purik sebesar 188 kg.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 198, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu hasil analisis pendapatan (keuntungan) yang diperoleh petani purik setiap produksi 1 (satu) kilogram purik sebesar Rp 10.658,- maka setiap bulannya petani purik akan memperoleh pendapatan (keuntungan) sebesar Rp 2.003.704,-/bulan atau dalam waktu setahun sebesar Rp 24.044.448,-/tahun. Apabila tiap masyarakat di Desa Nanga Manday memproduksi sebanyak 188 Kg dengan keuntungan Rp 10.658/Kg maka bila ada 56 orang, keuntungannya sebesar Rp 112.207.424,-/bulan atau Rp 1.346.489.088,-/tahun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 198, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keuntungan dari hasil budidaya purik sebesar Rp 2.003.704,-/bulan, menunjukkan angka yang lebih kecil bila dibandingkan dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK) Kalimantan Barat 2020 khususnya Kabupaten Kapuas Hulu yaitu sebesar Rp 2.483.000,-/bulan. Namun, pendapatan dari hasil budidaya purik memberikan kontribusi sebesar 81%.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 198, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka budidaya purik sangat efektif untuk dijadikan alternatif pendapatan tambahan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 376, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total perkiraan panen daun basah Kabupaten Kapuas Hulu data sampai dengan 12 Agustus tahun 2019 tercatat ada sebanyak 2.757.371 Kg atau 2.757,371 ton. Data tersebut diperoleh dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, salah satunya ialah Kecamatan Bika dimana tercatat bahwa Kecamatan Bika menyumbang sebanyak 13.600 kg atau sebanyak 13,6 ton. Dari hasil penelitian, jumlah total panen daun basah di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika ada sebanyak 31.203 kg atau 31,203 ton dalam 1 bulan. Bila dihitung jumlah uang yang beredar dengan biasanya masyarakat menjual daun basah Rp 4000/Kg maka paling tidak ada sebanyak Rp 124.812.000 uang yang beredar di Desa Nanga Manday. Angkat ini menunjukkan 2,29 kali lipat lebih besar dari data desa-desa yang telah melaporkan jumlah petani purik di wilayahnya. Artinya Desa Nanga", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 494, "width": 198, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manday dapat menyumbang sebanyak 1,13% dari total panen basah di Kabupaten Kapuas Hulu. Pada gambar berikut dapat dilihat jelas total perkiraan panen daun basah pada 23 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "817", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 429, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Data-data yang Telah Melaporkan Jumlah Petani Purik di Wilayahnya (Data sampai dengan 12 Agustus 2019) (Data that Has Reported the Number of Purik Farmers in the Area (Data up to 12 August 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 178, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelayakan Usaha Budidaya Purik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 198, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelayakan usaha budidaya purik dianalisis menggunakan analisis R/C ratio yakni analisis kelayakan jangka", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 429, "height": 150, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendek. Hasil analisis kelayakan jangka pendek (R/C rasio) usaha budidaya kratom seperti diuraikan pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Purik (Analisis R/C Ratio) (Feasibility Analysis of Purik Cultivation (R / C Ratio Analysis)) No Uraian Satuan Jumlah A Penerimaan Rp/kg 14.795 B Total Biaya Rp/kg 4.137 C R/C ratio 3,6 Nilai R/C rasio usaha budidaya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 198, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "purik sebesar 3,6 lebih besar dari 1 (satu), sehingga disimpulkan bahwa usaha budidaya purik layak diusahakan. Nilai R/C ratio sebesar 3,6 atau lebih besar dari satu, menunjukkan setiap rupiah yang dikeluarkan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 3,6 rupiah atau keuntungan yang diterima besarnya 3,6 kali lipat dari 1 rupiah yang dikeluarkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 198, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bila dibandingkan dengan hasil analisis R/C rasio dalam penelitian", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 548, "width": 198, "height": 186, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junaidi (2016) pada usaha tani kelapa sawit di Desa Panton Pange Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya sebesar 2,86. Artinya setiap biaya yang dikeluarkan sebesar satu satuan rupiah Rp. 1,- akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 2,86,- sehingga usaha mendapatkan keuntungan. Usaha budidaya purik sama-sama menguntungkan dengan usaha tani kelapa sawit, namun usaha budidaya purik memiliki tingkat kelayakan yang", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "818", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih tinggi 74% dibanding dengan usaha tani kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 198, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Break Event Point (BEP) Usaha Budidaya Purik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 198, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis BEP digunakan untuk mengetahui berapa banyak jumlah produksi purik dengan tingkat harga yang mesti dijual supaya petani di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 198, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Kapuas Hulu memperoleh keuntungan dari budidaya tersebut. Total produksi purik dari 56 responden sebesar 10.527 kg atau rata-rata produksi per bulan sebesar 188 kg, dengan total biaya produksi sebesar Rp 231.651,- dan rata-rata harga per kilogram purik Rp 14.795,-/kg.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 192, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BEP Produksi dan BEP harga memiliki rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 143, "width": 168, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BEP (Produksi) = TC P = Rp 231.561/Kg", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 148, "width": 198, "height": 152, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 14.795 = 15,65 Kg BEP (Harga) = TC Q = Rp 231.561/Kg 188 Kg = Rp 1.231,- Artinya untuk memperoleh keuntungan maka masyarakat yang membudidaya purik harus menjual purik diatas harga Rp 1.231,-, dengan jumlah produksi diatas 15,65 kg.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 305, "width": 198, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di bawah ini dapat dilihat grafik yang menggambarkan tingkat harga jual per kilogram kartom di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Grafik Harga Jual Purik Tiap Responden (Graph of the Purik Selling Price of Each Respondent)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 198, "height": 154, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petani yang menjual purik dalam keadaan basah memiliki harga jual sebesar Rp 4.000/kg – Rp 5.000/kg dan purik dalam keadaan kering memiliki harga jual sebesar Rp 14.000/kg – Rp 25.000/kg. Selain jenis daun purik yang dijual, harga beli yang diterima petani dari setiap pengumpul dan waktu penjualan purik juga menjadi salah satu penyebab harga jual yang berfluktuasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 579, "width": 198, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal inilah yang menyebabkan harga jual bila dilihat dari grafik sangat bervariasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 611, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 181, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan Usaha Budidaya Purik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 642, "width": 198, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan usaha budidaya purik dilakukan dengan Uji statistik Parametrik menurut persamaan fungsi keuntungan Cobb-Douglas yang ditransformasi ke bentuk logaritma natural (ln) terdiri 1 (satu) variable", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 392, "width": 394, "height": 153, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 Har g a Ju al P u rik ( R p ) No Responden Grafik Harga Jual Purik Tiap Responden Harga Jual (Rp)", "type": "Picture" }, { "left": 332, "top": 536, "width": 109, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata -Rata Harga Jual (Rp)", "type": "Caption" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "819", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terikat yakni tingkat pendapatan usaha budidaya purik, dan 7 (tujuh) varibel bebas sebagai berikut : (a) Jumlah tanaman purik (X 1 ), (b) Umur tanaman purik (X 2 ), (c) Tenaga Kerja/HOK (X 3 ), (d) Harga bibit purik (X 4 ), (e) Cost Input produksi (X 5 ), (f) Upah HOK (X 6 ), dan (g) Dummy (D).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 198, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu persyaratan uji statistik parametrik (Regresi) adalah model regresi tersebut sudah memenuhi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 198, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kriteria Best Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dalam penelitian ini dilakukan beberapa uji evaluasi ekonomietri terdiri: (a) Uji Normalitas", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data, (b) Uji Multikolinearitas, (c) Uji Heteroskedaastisitas dan (d) Uji Autokorelasi. Setelah dilakukan uji model regresi dan diketahui bahwa model regresi tersebut sudah memenuhi kriteria Best Unbiased Estimator (BLUE),", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 224, "width": 198, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selanjutnya dilakukan analisis faktor- faktor yang diduga mempengaruhi pendapatan usaha budidaya purik. Hasil analisis regresi linear berganda faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha budidaya purik seperti tertera pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 429, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Analsisi Regresi Linear Berganda Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Budidaya Purik (Results of Multiple Linear", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 379, "width": 429, "height": 178, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regression Analysis Factors Affecting Purik's Cultivation Business Income) No Variabel Unstandardized Coefficients t sig β std error 1 (Constant) 1,012 0.029 35,213 0,000 2 Jumah Tanaman (X1) - 0,021 0,000 -0,566 0,574 3 Umur Tanaman (X2) 0,000 0,000 1,404 0,167 4 TK HOK (X3) -0,0004 0,000 -0,281 0,780 5 Harga bibit (X4) 0,006 0,018 0,328 0,744 6 Input produksi (X5) -1,090 0,042 -25,796** 0,000 7 Upah HOK (X6) -1,107 0,036 -30,718** 0,000 8 Dummy (D) -0,011 0,012 -0,910 0,367 R = 0,993 a , R Square = 0,986, F = 484,961, Siq = 0,000 a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 428, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh fungsi pendapatan (keuntungan) usaha budidaya purik sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 198, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konstanta sebesar 1,012, artinya jika variabel bebas (Xi) nilainya adalah nol (0), maka pendapatan (keuntungan) usaha budidaya purik (Ŷ) nilainya adalah Rp 1,012,-/kg. Hasil analisis determinasi diperoleh angka R Square sebesar 0,986 (98,6%), hal ini menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 727, "width": 110, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa peresentase", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 429, "height": 141, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumbangan pengaruh varibel bebas (X i ) terhadap variabel terikat (Ŷ) sebesar 98,6%, sedangkan sisanya sebesar 1,4% merupakan error. Nilai 1,4% dipengaruhi oleh varibel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini, seperti lokasi penanaman purik.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 711, "width": 198, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat ada yang membudidayakan purik di tepi sungai dan ada juga yang membudidayakan purik cukup jauh dari", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 593, "width": 381, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ŷ = 1,012 – 0,021X 1 + 0,000X 2 – 0,0004X 3 + 0,006X 4 – 1,090X 5 – 1,107X 6 – 0,011D", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "820", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 138, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sungai. Air sungai membawa unsur hara yang terhanyut akibat erosi, kemudian lambat laun akan mengendap dan mengakibatkan tanah di tepi sungai biasanya menjadi subur. Tanah yang subur sangat menguntungkan bagi petani purik. Hal inilah yang tidak diuji pada penelitian ini sehingga masih ada 1,4% menjadi error .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 198, "height": 90, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) diketahui nilai Sig= 0,000, artinya variabel bebas (X i ) secara bersama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Ŷ) yakni pendapatan usaha budidaya purik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 198, "height": 100, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Jumlah Tanaman Purik Terhadap Pendapatan Usaha Budidaya Purik Berdasarkan hasil observasi lapangan, diketahui bahwa kegiatan pemupukan tanaman, upaya perlindungan dari hama dan penyakit,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 198, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta kegiatan pembersihan lahan purik hanya sebagian kecil dilakukan responden penelitian yang membudidayakan purik. Hal ini", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 198, "height": 234, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebabkan jumlah tanaman purik tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (keuntungan) usaha budidaya purik. Penambahan jumlah tanaman akan menambah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan agar produksi daun yang dihasilkan lebih besar dan kualitas daunnya baik, seperti kegiatan pemupukan dan pemeliharaan dari hama dan penyakit. Jika penambahan jumlah tanaman purik tersebut tidak diikuti dengan kegiatan pemeliharaan yang efektif, sehingga tidak mampu", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 195, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan penerimaaan (produksi), sementara biaya yang dikeluarkan bertambah maka pendapatan (keuntungan) akan menurun. Hal ini sesuai teori ekonomitrika bahwa penambahan biaya produksi akan menurunkan keuntungan. Pengaruh Umur Tanaman Purik Terhadap Pendapatan Usaha Budidaya Purik Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa umur tanaman purik yang dibudidayakan responden", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 313, "width": 198, "height": 202, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian antara umur 8 bulan sampai umur 7,5 tahun, dan sebagian besar (75,5 %) umur tanaman purik yang dibudidayakan adalah berumur 3 (tiga) tahun ke atas. Hasil wawancara dengan responden penelitian bahwa purik mulai dipanen daunnya ketika berumur 6 bulan, dan hasilnya lebih sedikit dibandingkan dengan purik yang dipanen pada umur 3 tahun, namun untuk produksi purik yang dipanen pada umur 3 (tiga) tahun atau lebih tidak terlalu berbeda (hampir sama).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 519, "width": 198, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja (HOK) Terhadap Pendapatan Usaha Budidaya Purik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 561, "width": 198, "height": 185, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga kerja usaha budidaya purik dikelompokan menjadi dua, yakni tenaga kerja dari lingkungan keluarga dan tenaga kerja luar lingkungan keluarga. Dari hasil survei lapangan menunjukkan bahwa jumlah Hari Orang Kerja (HOK) masing-masing responden penelitian yang membudidayakan purik setiap bulan tidak jauh berbeda yakni rata-rata 30 – 32 HOK. Kondisi tersebut menyebabkan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "821", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 104, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendapatan (keuntungan) usaha budidaya purik. Kemudian penambahan jumlah tenaga kerja (HOK) justru akan menurunkan keuntungan usaha budidaya purik. Pengaruh Harga Bibit Purik Terhadap Pendapatan Usaha", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 85, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budidaya Purik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 200, "height": 360, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bibit yang digunakan dalam usaha budidaya purik berasal dari sumber yakni bibit purik bersumber dari pembelian dan bibit purik dari tanaman sendiri. Total jumlah bibit bersumber pembelian sejumlah 31.500 bibit, dan total jumlah bibit sumber bibit sendiri sejumlah 45.420 bibit. Rata-rata harga bibit sumber pembelian sebesar Rp 2.600 /bibit, sedangkan rata-rata harga bibit sumber bibit sendiri (harga diperhitungkan) sebesar Rp 2.600.-, sama dengan rata-rata harga bibit purik sumber pembelian. Tidak adanya perbedaan antara harga bibit pembelian dengan harga bibit sumber sendiri menyebabkan harga bibit tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha budidaya purik. Nilai koefisien regresi positif, menunjukkan bahwa dalam perhitungan ekonomi harga bibit purik masih bertambah, namun sebaiknya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 429, "height": 624, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penggunaan bibit lebih banyak menggunakan bibit dari tanaman sendiri, sehingga penambahan harga bibit tersebut berdasarkan harga bibit diperhitungkan (biaya non tunai), dan penambahan harga bibit tidak berpengaruh atau mengurangi tingkat pendapatan (keuntungan) usaha budidaya petani. Pengaruh Input Produksi TerhadapPendapatan Usaha Budidaya Purik Input produksi dalam penelitian adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya sarana faktor produksi terdiri biaya pupuk, insektisida dan biaya sarana penunjang lainnya seperti ragak, terpal, karung goni, BBM dan lain-lain. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan lapangan, penggunaan sarana input produksi seperti pupuk, insektisida dan sarana penunjang lainnya masih kurang efektif dan belum punya stadar (acuan) yang dijadikan pedoman, salah satunya penggunaan pupuk yang mana masing-responden penelitian tidak sama dalam penggunaan pupuk, demikian juga dengan sarana lainnya. Penggunaan sarana input produksi tidak efektif dan efisien akan menimbulkan biaya input produksi menjadi besar, hal ini akan berpengaruh pada tingkat pendapatan (keuntungan) usaha budidaya purik. Hal ini sesuai teori ekonomi bertambahnya biaya produksi akan menurunkan tingkat pendapatan (keuntungan) suatu usaha. Sejalan pula dengan pendapat Ginting, dkk. (2013) pengaruh penggunaan input produksi dalam usaha tani ubi kayu, secara serempak penggunaan input produksi berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu di daerah penelitian. Pengaruh Upah HOK Terhadap Pendapatan Usaha Budidaya Purik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 690, "width": 198, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ola dan Sukamto (2013) dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja hanya dapat dilakukan sampai pada titik", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "822", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertentu. Penambahan jumlah tenaga kerja yang tidak terkendali atau melebihi titik tertentu", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 201, "height": 423, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat menurunkan tingkat produksi. Hal tersebut dijelaskan dengan hukum pertambahan hasil yang menurun ( the law of diminishing return ). Hukum ini menyatakan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja hanya boleh dilakukan sampai produk fisik marjinal tenaga kerja ( marginal physical product of labor ) sama dengan nol. Ketika marginal physical product of labor sama dengan nol, penambahan jumlah tenaga kerja akan menyebabkan marginal physical product of labor menjadi negatif. Hal ini dapat dipahami, karena penambahan jumlah tenaga kerja atau hari orang kerja (HOK) akan menambah biaya input faktor produksi tenaga kerja. Jika penambahan tenaga kerja atau HOK tidak diimbangi dengan peningkatan penerimaan, maka penambahan biaya input faktor produksi tenaga kerja (HOK) akan menurunkan tingkat pendapatan (keuntungan) usaha budidaya purik. Pengaruh Dummy Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 184, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan Usaha Budidaya Purik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 198, "height": 170, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil observasi lapangan diketahui bahwa harga jual jenis daun kartom basah lebih rendah dari jenis daun remah kering, dan 95 % responden penelitian menjual hasil produksi daun purik dalam bentuk daun remah kering. Artinya ada keseragaman jenis daun purik yang dijual oleh responden penelitian, dan hal ini menyebabkan variabel dummy (jenis daun purik yang dijual) tidak berpengaruh signifikan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 75, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap keuntungan usaha budidaya purik. Nilai koefisien negative, mengisyaratkan bahwa penjualan daun purik jenis basah akan menurunkan keuntungan usaha budidaya purik.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 192, "width": 81, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 208, "width": 198, "height": 186, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Rata-rata dari 56 responden, setiap bulannya produksi purik ( Mitragyna sp) sebesar 188 kg. Pendapatan (keuntungan) yang diperoleh petani purik setiap produksi 1 (satu) kilogram purik sebesar Rp 10.658,- maka setiap bulannya petani purik akan memperoleh pendapatan (keuntungan) sebesar Rp Rp 2.003.704,- atau dalam waktu setahun sebesar Rp 24.044.448,- atau Rp 65.875/hari.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 399, "width": 198, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Nilai R/C ratio sebesar 3,6 yang menunjukkan lebih besar dari 1 maka usaha budidaya tanaman purik", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 446, "width": 180, "height": 122, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Mitragyna sp) di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kapaus Hulu sanagt layak untuk dilaksanakan. Sederhananya keuntungan yang akan diterima besarnya 3,6 kali lipat atau hampir 4 kali lipat untuk 1 rupiah yang dikeluarkan.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 573, "width": 198, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Break Even Point atau titik impas pada usaha budidaya tanaman purik berdasarkan", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 605, "width": 180, "height": 138, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perhitungan menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 1.231/kg dan BEP Produksi sebesar 15,66 Kg. Artinya, bila petani responden di Desa Nanga Manday Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu menghasilkan produksi purik sebesar 15,66 Kg dengan harga jual", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "823", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 113, "width": 180, "height": 75, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 1.231/kg maka usaha budidaya tanaman purik mengalami titik impas, yakni tidak mengalami kerugian atau tidak mendapatkan keuntungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 198, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Secara simultan (bersama-sama) X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan D berpengaruh signifikan terhadap", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 429, "height": 317, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendapatan usaha budidaya purik ( Mitragyna sp). Secara parsial (sendiri-sendiri) input produksi dan upah HOK berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha budidaya bratom ( Mitragyna sp). Tingkat R Square sebesar 0,986 (98%). Persamaan regresi: SARAN 1. Budidaya purik merupakan salah satu sumber penghidupan masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu. Seharusnya pemerintah khususnya Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak melarang kegiatan jual beli purik, karena purik dapat memberikan keuntungan yang tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta masyarakat tidak merambah hutan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 198, "height": 66, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sebaiknya masyarakat di Desa Nanga Manday membentuk sebuah asosiasi petani purik atau koperasi sehingga dapat memberikan kontribusi untuk pendapatan daerah.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 502, "width": 113, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 198, "height": 183, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anita, Aminuyati, Ulfah, Maria. 2019. Analisis Pendapatan Petani Kratom dalam Membantu Pembiayaan Pendidikan Anak Desa Sungai Uluk Palin. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol. 8 (4) : 1 – 8. Ginting GF, Tobing HML dan Sebayang T. 2013. Analisis Optimasi Penggunaan Input Produksi Pada Usahatani Ubi Kayu. Jurnal on Social Economic of Agriculture and Agribusiness .", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 95, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 (3) : 1 – 11.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 428, "height": 478, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imelda. 2012. Analisis Risiko Pada Usaha Penangkapan Kepiting Bakau di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 1 (1) : 75 – 95. Juliansyah H, Riyono A. 2018. Pengaruh Produksi, Luas Lahan dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Petani Karet di Desa Bukit Hagu Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal Vol. 1 (2) : 65 – 72.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 445, "width": 198, "height": 108, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junaidi. 2016. Analisis Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit di Desa Panton Pange Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya. [Skripsi] http://repository.utu.ac.id/ 1449/1/BAB%20I-V.pdf. diakses, tanggal 16 Maret 2020.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 562, "width": 198, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumara I. 2019. Desa-Desa yang Telah Melaporkan Jumlah Petani Purik di Wilayahnya (Data s/d 12 Agustus 2019). Kabupaten Kapuas Hulu: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 650, "width": 191, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Monografi Desa Nanga Manday. 2018.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 670, "width": 198, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ola FGPR dan Sukamto A. 2013.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 684, "width": 169, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan dan Fungsi Produksi Jagung (Studi Kasus pada Usaha", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 712, "width": 170, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tani Jagung di Pedukuhan Sawah, Monggol, Saptosari, Gunungkidul). Jurnal Universitas", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 243, "width": 383, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ŷ = 1,012 – 0,021X 1 + 0,000X 2 – 0,0004X 3 + 0,006X 4 – 1,090X 5 – 1,107X 6 – 0,011D.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 39, "width": 189, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2020) Vol. 8 (4): 808 – 824", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "824", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 114, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atma Jaya Yogyakarta , Vol. 3 (1) : 1 – 15. Portal Informasi Indonesia. 2020. Kratom, Daun Dolar yang Masih Kontroversi. https://www.indonesia.go.id/raga m/pariwisata/ekonomi/kratom- daun-dolar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 198, "height": 72, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang-masih- kontroversi. Diakses, tanggal 18 – 03 – 2020. Rahardi F. 2003. Agribisnis Tanaman Buah. Jakarta : Penebar Swadaya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 32, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 169, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Respositori.uin- aluddin.ac.id. Diakses, tanggal 20", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 63, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "– 11 – 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 198, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia. 2003. Undang- Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta : Sekretariat Negara.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 198, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slovin MJ. (1960). Sampling . New York: Simon and Schuster Inc.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 198, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Produksi Cobb- Douglas . Rajawali Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 198, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani . Jakarta: Universitas Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sridianto A. 2016. Analisis Pendapatan Petani Tomat di Desa Kanreapi Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. [Skripsi] http://repositori.uin- alauddin.ac.id/2337/. Diakses, tanggal 31 – 10 – 2019.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 216, "width": 198, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suratman YYA. 2015. Kontribusi", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 229, "width": 170, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga Kerja dalam Keluarga terhadap Pendapatan Usahatani Terong ( Solanum melongena L.) Di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. Ziraa’ah Vol. 40 (3) : 218 – 225.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 332, "width": 197, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teken, I. B. 1965. Teknik Sampling .", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 346, "width": 169, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 379, "width": 161, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upah Minimum Kabupaten/Kota", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 393, "width": 198, "height": 100, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(UMK) Kalimantan Barat 2020. Wonda M, Tomayahu E. 2016. Pendapatan Usahatani Tanaman Kakao ( Teobroma kakao ) di Kelurahan Hinekombe, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Agrologia Vol. 5 (1) : 30 – 35", "type": "Table" } ]
82ccfe77-01a0-d511-29a4-52a45d38c22d
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics/article/download/15942/10111
[ { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "526", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 105, "width": 399, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE ROLE OF URBAN FARMING TO HOUSEHOLD FOOD SECURITY IN THE SURAKARTA CITY, INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 151, "width": 295, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umi Barokah * , Wiwit Rahayu, and Ernoiz Antriyandarti", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 168, "width": 481, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Central Java, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 200, "width": 261, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Correspondence Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 231, "width": 279, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted 22 September 2022; Approved 16 March 2023", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 263, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 485, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urban areas are densely populated areas, so that land for agricultural production is minimal. The city of Surakarta is the center of the economy in the Soloraya region, whose agricultural land area continues to decrease. The study aimed to analyze household food security and the role of urban farming on household food security. The data used in the research was primary data collected by interview, recording, observation, and food recall methods. Respondent to the research consists of 60 households that carried out urban farming in 5 districts (Pasar Kliwon, Jebres, Banjarsari, Laweyan, Serengan) in Surakarta. The analytical data used food security analysis with indicators of food expenditure and energy consumption levels and descriptive analysis for urban farming to household food security. The results showed that as many as 21 or (35.00%) were categorized as food secure households, 12 or (20.00%) were classified as food vulnerable households, 22 or (36.67%) were categorized as lack of food households, and 5 (8, 33%) was categorized as food insecure. The role of urban farming on household food security is indicated by its contribution to food expenditure of Rp 87,336.00 or 7.69% to total food expenditure per month. It is necessary to increase the role of urban farming in household food security both in increasing income and providing food for households. This can be done, among other things, by intensifying and diversifying urban farming businesses.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 331, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : energy consumption level, food expenditure, urban area", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 545, "width": 88, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BACKGROUND", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 485, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Food is a basic human need whose fulfillment is the right of every human being. Fulfilled food in terms of quantity and quality will determine the quality of human resources and national resilience. Therefore, efforts to achieve food sufficiency must be carried out seriously. Several food security policies in Central Java include the development of agricultural areas and spatial planning, infrastructure development, research and development of superior seeds, investment and food-based industries, and increasing the quantity and quality of food consumption (Governor Expert Staff for Food Sovereignty, 2018). The realization of food security is the responsibility of the government together with the community (Husodo & Muchtadi, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 485, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Food Security is defined as a condition for the fulfillment of food for the state to individuals, which is reflected in the availability of sufficient food, both in quantity and quality, safe, diverse, nutritious, equitable, and affordable, and does not conflict with religion, belief, and community culture, to be able to live healthy, active and productive in a sustainable manner (UU No. 18 Year 2012). Food security requires the fulfillment of two sides simultaneously, namely (a) the availability", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "527", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "side, the availability of sufficient food for the entire population in quantity, quality, safety, and affordability, which takes precedence over domestic products, and (b) the consumption side, namely the ability to every household has access to sufficient food for each of its members to grow healthily and productively from time to time. Both sides require an efficient distribution system, which can reach all levels of society (Nainggolan, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 485, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Central Java population's energy consumption tends to increase. The average consumption of energy in 2016 was 1,964 kcal/person/day, increasing to 2,054.43 kcal/person/day in 2020. The average energy consumption level is categorized as sufficient (100%). Based on the location of residence, it is known that the average energy consumption and energy consumption level of the population in rural areas is higher than that of the population in urban areas (Rahayu et al, 2021). Jorinda (2021) emphasized the importance of availability, access, utilization, stability, sustainability, and distribution to address food security issues effectively. Increasing rural production will ensure food security for the global population. Currently, 80% of food stocks in urban areas are met from rural regions and imports.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 485, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urban communities can reduce their dependence on food from villages by developing urban agriculture. Urban agriculture is defined as food production that occurs within city boundaries. This food production occurs in backyards, on roofs of houses, in vegetable and fruit community gardens, and in public spaces or places not used. Market demand for organic products is a motivating factor for people to get involved and innovate urban farming that leads to business sustainability (Sumardjo et al., 2020). Urban agriculture includes commercial activities that produce food in greenhouses and open spaces but is more often small-scale and scattered around cities (The State of Food and Agriculture, 1996).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 485, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The development of urban agriculture requires the support of many factors. Urban agriculture has the potential to become a secondary food source if it is supported by creative and adequate infrastructure (Didomenica et al., 2016) . Innovative Urban Agricultural (IUA) can contribute to global food security by supporting local food supplies, strengthening food value chains, and adopting more sustainable practices than conventional agriculture (Armanda et al., 2019). Peri-Urban Agriculture (PUA) around Jakarta as well as in the East and Northeast of Jabodetabek has contributed to increasing food affordability and strengthening food security policies (Okta & Pauleit, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 565, "width": 485, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The city of Surakarta is the center of the economy in the Soloraya region, whose agricultural land area continues to decrease. The Head of Economy of the Regional Secretariat of Surakarta, Sukendar, Wednesday, June, 9 th 2019 said that \"Referring to the data from the National Land Agency (BPN), there were 135 hectares of agricultural land in Surakarta in 2013. Four years later, it has decreased to 110 hectares. There are also 50 hectares left in 2018” (Central Java Post, 2019). Impacts of the dependence of the population of Surakarta on other areas for household food supply. The food contributor areas in Surakarta are the regencies in Soloraya and some even come from East Java. Head of DPLPP Surakarta Diversity and Security Division Wisnu Dwi Endro said that it still relies on supplies from surrounding areas to meet food commodities in Solo (Central Java Post, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 485, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To overcome limited land and meet food needs independently, the government of Surakarta city has launched a Food Smart City program. The Department of Agriculture, Food Security and Fisheries (DPKPP) Surakarta strives to create a Food Smart City through independent food processing even though the land owned is limited. Head of Surakarta's DPLPP Diversity and Security Division, Wisnu Dwi Endro, said that the independent food cultivation or processing activities were", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "528", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "strengthened by the socialization of the Sustainable Food House Area (KRPL) and empowered Women Farmers Group (KWT) in Solo City. Currently, around 26 KWT have been formed. The problems faced include not all KRPL and KWT are active and developing so they are not optimal in providing food for households.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 168, "width": 485, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The dense population in urban areas, the limited land owned by residents and the city government's policies to unravel these problems need to be examined in detail. This paper highlights the food security of the urban population and the efforts made to achieve food security through urban farming. Based on these backgrounds and problems, this study aims to find out (1) the proportion of food consumption expenditure to total household expenditure, (2) the level of energy consumption, (3) household food security and (4) the role of urban farming on household food security in the city of Surakarta. It is hoped that the results of this study will be useful as information to increase the role of urban farming in supporting household food security in Surakarta City.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 311, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 343, "width": 485, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted in Surakarta, considering that the city of Surakarta is in the city center of the Soloraya region, which (1) has a high population density. The population density in the city of Surakarta is the highest in Central Java, reaching 12,391 people per square km in 2021 (2) decreasing agricultural land: “Referring to data from the National Land Agency (BPN), there were 135 hectares of agricultural land in Surakarta in 2013. Four years later, it shrank to 110 hectares. There are also 50 hectares left in 2018.”and (3) Women Farmers Groups (WFG) have been formed in all regions as pioneers and main actors of Urban farming . The research was conducted in July- August 2020. Primary data were taken from 60 samples of urban farming households in Surakarta City. The sample was determined purposively from KWT in five sub-districts in Surakarta City, namely Pasar Kliwon, Jebres, Banjarsari, Laweyan, Serengan. To find out the proportion of food consumption expenditure to total household expenditure (pn) with the formula :", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 533, "width": 80, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qp = % 100 x pn Kp", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 64, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 376, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kp : Food consumption expenditure (Rupiah) pn : farmer's total expenditure (Rupiah) Qp : proportion of food consumption expenditure to total expenditure (%)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 485, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Energy Consumption Level is assessed from the amount of food consumed using the Food Ingredients Composition List (Hardinsyah & Martianto, 1992):", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 708, "width": 175, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TKE = ∑ 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑚𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑑 𝐴𝐾𝐸 x 100%", "type": "Picture" }, { "left": 238, "top": 749, "width": 117, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G ij = xKGij Bddj x BPj 100 100", "type": "Formula" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "529", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 105, "width": 117, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G e = xKGej Bddj x BPj 100 100", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 64, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 237, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TKE : Household energy consumption rate (%)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 17, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K gij", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 316, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": The content of certain nutrients from the food consumed BP j : Weight of food consumed (grams)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 217, "width": 240, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bdd j : Edible part (in % or grams of 100 grams) G ej : Energy consumed from food j G pj : Protein consumed from food j", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 485, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Food Security is analyzed with indicators of proportion of food expenditure and level of energy consumption (Rachman and Ariani, 2002). Food security analysis is carried out using indicators of the proportion of food expenditure and the level of energy consumption (Rachman and Ariani, 2002). The balance of food expenditure is calculated by comparing food expenditure with total household expenditure multiplied by 100%.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 376, "width": 80, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qp = % 100 x pn Kp", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 377, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information: Kp : Food consumption expenditure (Rp) pn : Farmer's total expenditure (Rp) Qp : Proportion of food consumption expenditure to total expenditure (%)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 505, "width": 485, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Energy Consumption Rate (TKE) is the ratio between the total household energy consumption and the recommended Energy Adequacy Rate based on the age group and gender expressed in percent. Energy Consumption Rate (TKE) is calculated by the formula based on the criteria of the Ministry of Health (1990) in Supariasa (2002), the Energy Consumption Level (TKE) is classified into four groups (Rachman and Ariani, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 444, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 . Category of Energy Consumption Rate (TKE) Energy Consumption Proportion Food Consumption Enough (> 80% AKG) Not enough (  80% AKG) Low (  60%) Food Security Lack of Food High (> 60%) Food Vulnerability Food Insecurity", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 698, "width": 375, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*AKG based on the 2018 National Food and Nutrition Workshop (WKNPG).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 484, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The analysis of the role of urban farming on household food security was carried out descriptively by calculating household food expenditure savings.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "530", "type": "Page footer" }, { "left": 221, "top": 105, "width": 157, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 202, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Respondent Household Characteristics", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 485, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Respondents in this study were urban farming households in Surakarta City. Household characteristics include the identity of the respondent and family members of the respondent. These data include age, education level, and the number of family members. The household characteristics are presented in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 426, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Household Characteristics No Characteristics Average 1. Age (years) a. Husband b. Wife", "type": "Table" }, { "left": 66, "top": 269, "width": 401, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54 51 2. Education (years)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 317, "width": 410, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Husband b. Wife 12 10 3. Number of family members (people) 4 Source: Primary Data, 2020", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 485, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 explains that the average age of the respondents, both husband, and wife, is included in the productive period. The average age of respondents who are still in the productive group allows respondents to carry out urban farming activities. The level of education will affect a person's knowledge and insight. The average level of education for the head of a family is 12 years (senior high school level), and the intermediate level of education for wives is ten years or has not finished high school. High enough education makes it easier for respondents to receive knowledge and skills in urban farming development. Meanwhile, the number of household members affects household food needs and the person’s availability in carrying out urban farming.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 485, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the implementation of urban farming, women (wives) play a more important role than husbands because the main actors are women who are members of the Women Farmers Group. Urban farming is done in the yard. The land area ranges from 2 - 200 square meters with an average of 30 square meters planted with vegetables, medicinal plants, fruit trees and some who cultivate catfish and raise native chickens. Vegetable cultivation is done in polybags, pots, or in the ground directly. Respondents also used used goods such as bottles or plastic cups as a place to plant. Meanwhile, catfish cultivation is carried out in ponds made of tarpaulin and in plastic barrels.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 761, "width": 414, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Tomato and eggplant cultivation at KWT Kahuripan Mojosongo Banjarsari", "type": "Caption" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "531", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 220, "width": 305, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Catfish Cultivation at KWT Sekar Mandiri Serengan", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 132, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Household Food Security", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 485, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Household food security is analyzed using cross indicators of the proportion of food expenditure and the level of energy consumption. The balance of household food expenditure is an indicator of a household's economic capacity to meet food. The level of energy consumption is one aspect of food security, which shows the ability of a household to have sufficient food memes for each of its members so that they can live healthily.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 259, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Proportion of Food Consumption Expenditure", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 485, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The proportion of food consumption expenditure is the percentage of total food expenditure compared to the total expenditure. Total expenditure is expenditure for food consumption plus non- food expenditure. Food consumption covers 14 groups, and especially in the city of Surakarta the largest expenditure is for the type of grain (reaching 19.80%). The amount of expenditure for this type is because the household food pattern throughout the year is rice. Flour from this type of grain is also often used as ingredients for making side dishes such as bakwan, peyek, and flour fried soybean cake.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 485, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3 shows that the average total expenditure of respondent households in Surakarta City in this study is Rp 2,341,056.88, including food expenditure of Rp 1,206,070.15 or 48.48% of total and non-food expenditure amounting to Rp 1,134,986.73 or 51.52%. The proportion of food expenditure that is smaller than the proportion of non-food expenditure indicates that households have better incomes so they have the ability to buy the food they need. High-income households allocate income to non-food rather than food needs (Rustanti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 436, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3 . The Proportion of Food And Non-Food Consumption Expenditure Expenditure Rp/month Expenditure Food 1,206,070.15 48.88 Non Food 1,134,986.73 51.52 Total Expenditure 2,341,056.88 100.00 Source: Primary Data Analysis, 2020", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 689, "width": 485, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the data in Table 3, it can be concluded that the proportion of food expenditure is smaller than the proportion of the non-food expenditure. This occurs when income is higher, with the same nominal amount of food expenditure, the proportion becomes smaller. Engel's law states that the lower the proportion of food expenditure, the higher the household welfare. This means that most of his income does not meet food needs as a basic human need to sustain life but has met non-food", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "532", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "requirements. This result is different from rice farming households in Gampong Alue Merbau Langsa City where food expenditure reaches 52%, higher than non-food expenditure (Hanisah et.al . 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 191, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Energy Consumption Rate (TKE)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 168, "width": 485, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Food consumption is the number of foods and drinks that a person eats or drinks to meet his physical needs for everyday activities. Food consumption is assessed by energy consumption. The distribution of households according to the energy consumption level category is in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 485, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 . The Distribution of Households According to The Energy Consumption Level Category (TKE)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 264, "width": 450, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Energy Consumption Level Category Number of Households Percentage (%) Good (TKE ≥100% AKE) 15 25.00 Enough (TKE 80–99% AKE) 19 31.67 Less (TKE 70–79% AKE) 8 13.33 Deficit (TKE <70% AKE) 18 30.00 Total 60 100.00", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 182, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Primary Data Analysis, 2020", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 485, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 showed that only 25% of households were in the good category. The majority of households' energy consumption is less than the AKE (recommended Energy Adequacy Ratio). It can be seen that 75% of households with TKE are less than 100% with sufficient, less, and deficit categories. This shows that most of the households have TKE which is less than the recommended AKE. The increase in TKE can be done by increasing the consumption of food sources of energy. This reinforces the results of research by W Rahayu et al (2021) that the TKE of urban residents is lower than that of rural residents.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 520, "width": 136, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Household Food Security", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 485, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The number and percentage of respondent households according to food security category are presented in Table 5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 474, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5. Number and Percentage Households According to Food Security Category No. Food Security Category Households Percentage (%) 1. Food Insecure 5 8.33 2. Lack of Food 22 36.67 3. Food Vulnerable 12 20.00 4. Food Secure 21 35.00 Total 60 100.00", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 179, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Primary Data Analysis, 2020", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 491, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5 showed that there were five households in the category of food insecurity, or 8.33%. This happens because households are economically deficient and their energy consumption levels are also less than the recommended adequacy. Households in the food insecure category are the", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "533", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "households that need the most attention because efforts to realize household food security must be pursued through increasing income and also increasing knowledge of nutrition.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 485, "height": 313, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This figure is smaller than the results of a study conducted by (Nagappa et al., 2020) in Rural Puduchery (32 % food insecurity), (Ahmed et al., 2017) in Pakistan and (Sileshu, 2019) in East Hararghe. Families in the insecure food category are economically deficient, and their energy consumption level is also less than the recommended adequacy. Households in the insecure food category need the most attention because efforts to achieve household food security must be pursued through increasing income and increasing nutritional knowledge. Several factors that cause household food insecurity are gender, age, remittances, education, unemployment, assets, inflation, and disease (Abdullah et al. , 2019), plant diseases, rising food prices, and water shortages (Ahmed et al., 2017). Rahayu (2016) showed that poor households in Sukoharjo Regency are classified as food insecure households seen from the proportion of food expenditure to total household expenditure and the level of energy consumption. (Abu & Soom, 2016) research in Nigeria Using the calorie intake method, the results showed that food insecure in rural households (24%) less than in urban communities (26%). Furthermore, research (Nagappa et al., 2020) on Rural Puducherry households is divided into experienced severe (17%), moderate, (13%) and mild (2%). Number of children in the family, use of poor family cards, and socioeconomic status are significantly related to food insecurity. Furthermore, according to the time dimension of the study (Sileshi et al., 2019) in East Hararghe showed that 36.03% and 42.64% of the total households suffer from current and future food insecurity, respectively. When considering current and future food insecurity, it has been found that around 24.26% suffer from chronic food insecurity, 11.765% experience temporary food insecurity, and 18.38% suffer from temporary food insecurity.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 485, "height": 185, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research also shows that there were 22 households classified as lack of food, or 36.67% of the total respondents. Lack of food in Surakarta is lower than in Central Lampung Regency which reaches 50% (Nanda, 2019). Households’ lack of food is the same as a proportion of food expenditure <60% of total household expenditure and less energy consumption (≤80% energy adequacy). This condition shows that households can fulfill food from an economic perspective, but the energy consumption is still less than adequate. This indicates that the problem is not the ability to access food economically or lack of income, but more with the ability of households to allocate revenue for food, choose nutritious foods, and determine the amount of food consumed. Therefore, for families with a food deficiency category, an effort that can be made to strengthen food security is to increase knowledge about food and nutrition. Increasing knowledge of nutrition can be done by counseling about food and nutrition. KWT as an urban farming development institution can be used to increase the nutritional knowledge of KWT member mothers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 644, "width": 485, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There was 20.00%, or 12 households are categorized as food vulnerable. Food vulnerable households have a proportion of food expenditure ≥ 60% of total household expenditure and have sufficient energy consumption (> 80% energy adequacy). Households vulnerable to food from the economic side are less than suitable, as indicated by the high food expenditure. However, they allocate most of their income for food to meet energy sufficiency with unfavorable economic conditions. Improvement of household status from food insecure to food secure can be carried out by increasing revenue.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 755, "width": 485, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There were 21 households classified as food secure (35%). Food-secure households have a proportion of food expenditure less than 60% and energy consumption levels of more than 80% AKE.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "534", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The proportion of food expenditure is less than 60% indicating that households have sufficient income to meet food needs. Engel's law states that the higher the income, the smaller the proportion of expenditure on food. Adequate income enables households to meet food needs so that their energy consumption level is sufficient (> 80%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 168, "width": 489, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This figure is higher than the research by (Dirhamsah et al., 2016) which states that only 4% of households are food insecure in Food Independent Villages in Java. However, household food security in Surakarta is lower than the findings of (Nanda et al., 2019) in Lampung (50% food security) and research by (Abu & Soom, 2016) on urban households in Nigeria (42% food security). Households are said to be food secure if food secure households have less than 60% food expenditure and energy consumption levels of more than 80%. The food expenditure of less than 60% indicates that the household has sufficient income to meet food needs. Engel's law states that the higher the income, the smaller the proportion of expenditure on food. Good income allows households to fulfill food so that the level of energy consumption is sufficient (> 80%). The achievement of food security can be realized through increasing food availability, food accessibility, food utilization, and food stability (Manap, 2020). Research (Dirhamsyah et al., 2016) regarding household food security for the Food Independent Village Program in Java: 222 households (74%), food insecurity are not food insecure 66 households (22%), and 12 households food security (4%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 485, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The last, Table 5 shows that there was 20.00%, or 12 households are categorized as food vulnerable. Food vulnerable households have a proportion of food expenditure 60% of total household expenditure and have sufficient energy consumption (> 80% energy adequacy). Households vulnerable to food from the economic side are less than suitable, as indicated by the high food expenditure. However, they allocate most of their income for food to meet energy sufficiency with unfavorable economic conditions. Improvement of household status from food insecure to food secure can be carried out by increasing revenue.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 485, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Pamungkas et al. (2022), food security in Wonosobo District can be improved through socialization and training of the Food Independent Village Program (DMP) and institutional growth. Research Sari, Silfi Novita (2020) states the need for social capital in realizing food security for KRPL members in Malang City. Research (Boratynska & Huseynov, 2017) and (Ahmed et al., 2017) states that in order to achieve food security, it is necessary to have direct policies in the form of structural change interventions in relative prices and food subsidies. Also indirect policies such as improving agricultural infrastructure, the general economic environment, and providing new agricultural technologies to farmers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 628, "width": 294, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming on Household Food Security", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 644, "width": 485, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urban farming has the potential to increase household food security. Households in the city of Surakarta use their yards for various purposes. Among them are making the yard more beautiful, channeling hobbies, filling spare time, and expecting the results/fruits. Therefore, the cultivated plants are diverse, including flowers, ornamental plants, vegetable/fruit plants, and spice plants.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 485, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this research, the role of urban farming on household food security can be seen from the savings in food. Based on the study results, it is known that urban agriculture contributes to the savings in food expenditure of Rp 87,336.00 or 7.69% of the total monthly food expenditure, which is Rp 1,134,987.00. Although the contribution is small, food production from urban farming in Surakarta contributes to increasing household food stability. Yields from the yard are proven to", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "535", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "reduce dependence in purchasing food, as well as support household farming practices towards the realization of food self-sufficiency.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 488, "height": 249, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study are in line with (Ramakunty et al., 2015) findings that urban farming can only make a limited contribution to achieving urban food security in low-income countries. Moreover, Kurniasih (2015) mentioned that urban farming improve the food security of the poor community, and it is indicated by the improvement of food stock and the relief for food expense. More research, urban agriculture also plays a role in food security in Malaysia by providing urban dwellers with access to nutritious, safe, acceptable, and cost-effective food (Golnaz, Mad, and Zainalabidin, 2016). Besides increasing food security, it can contribute to rising household income. In addition to the benefits mentioned above, Juniawati (2017) added that urban farming also reduces unemployment, improves the welfare of urban communities, environmental sustainability, and health quality. The research of Skara et al. (2020) that urban farming can change the urban food system and increase the contribution of agriculture in creating sustainable and environmentally friendly cities. Furthermore, Zimmerer (2021) added that the socio-ecological interaction of urban farming has the potential to combine concern for ecosystems, production, and sustainable social empowerment. To realize the multifunctionality of urban farming, Bohn (2021) stated the need for green infrastructure to bridge the gap between agroecological problems in urbanized areas and meeting food needs in urban areas.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 406, "width": 199, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION AND SUGGESTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 438, "width": 485, "height": 185, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the household food security analysis showed that as many as 21 households (35.00%) were categorized as food resistant, 12 households (20.00%) were classified as food insecure, 22 households (36.67%) were categorized as lack of food, and five households. Households (8.33%) are classed as food insecure. The role of urban farming on household food security is shown by its contribution to food expenditure savings of Rp 87,336.00 or 7.69% of total food expenditure per month. In addition, urban farming plays a role in providing food for households, especially vegetables, fruit and fresh water fish. The role of urban farming in household food security in Surakarta City is still small, so it is necessary to increase the role of urban farming in household food security both in increasing income and providing food for households. This can be done, among other things, by intensifying and diversifying urban farming businesses. Increasing productivity through agricultural technology innovations by urban conditions is necessary to ensure sustainable production.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 644, "width": 87, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 676, "width": 485, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah, D. Zhou, T. Shah, S. Ali, W. Ahmad, I.U. Din, and A. Ilyas. 2019. Factors Affecting Household Food Security in Rural Northern Hinterland of Pakistan. Journal of The Saudi Society of Agricultural Sciences, 18(2): 201-210. https://doi.org/10.1016/j.jssas.2017.05.003. Abu, G. A. and A. Soom. 2016. Analysis of Factors Affecting Food Security in Rural and Urban Farming Households of Benue State, Nigeria. International Journal of Food and Agricultural Economics, 4(1): 55-68. https://doi.org.10.22004/AG.ECON.231375.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "536", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmed, U. I., L. Ying. M. K. Bashir, M. Abid, and F. Zulfiqar. 2017. Status and Determinants of Small Farming Households' Food Security and Role of Market Access in Enhancing Foos", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 457, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Security in Rural Pakistan. PLoS One, 12(10): e0185466.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1371/journal.pone.0185466.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 168, "width": 485, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Armanda, D. T., J. B. Guinée, and A. Tukker. 2019. The Second Green Revolution: Innovative Urban Agriculture's Contribution to Food Security and Sustainability – A Review. Global Food Security, 22(1): 13–24. https://doi.org/10.1016/j.gfs.2019.08.02.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 485, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bohn, K. and D. Chu, D. 2021. Food-Productive Green Infrastructure: Enabling Agroecological Transitions from An Urban Design Perspective. Urban Agriculture & Regional Food Systems, 6(1): e20017. https://doi.org/10.1002/uar2.20017.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 485, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Boratynska, K. and R. T. Huseynov. 2017. An Innovative Approach to Food Security Policy in Developing Countries. Journal of Innovation & Knowledge, 2(2): 39-44. https://doi.org/10.1016/j.jik.2016.01.007.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 485, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Didomenica, B. and M. Gordon. 2016. Food Policy: Urban Farming as Supplemental Food. Journal of Social Change, 8(1): 1–13.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 343, "width": 485, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Didit O. P. and S. Pauleit. 2016. Peri-Urban Agriculture in Jabodetabek Metropolitan Area and Its Relationship With The Urban Socio-Economic System. Land Use Policy, 55(2): 265–274. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2016.04.008.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 482, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dirhamsyah, T., J. H. Mulyo, D. H. Darwanto, and S. Hartono. 2016. Food Security: Food Self- Sufficiency and The Welfare of People in Food Insecure Areas in Java. Yogyakarta: Plantaxia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 422, "width": 485, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Golnaz, R., N. Mad and M. Zainalabidin. 2016. Urban Agriculture: A Way Forward to Food and Nutrition Security in Malaysia. Procedia - Social and Behavioral Sciences: 216. doi: 10.1016/j.sbspro.2015.12.006", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 485, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Governor's Expert Staff for Food Sovereignty. 2018. Policy Direction for Development of Integrated Food Security. Central Java Food Security Service.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 451, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://dishanpan.jatengprov.go.id/files/89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.p df", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 485, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grebitus, C. 2021. Small-Scale Urban Agriculture: Drivers of Growing Produce at Home and in Community Gardens in Detroit. PLoS Onw, 16(9): Ae0256913. https://doi.org/10.1371/journal. pone.0256913.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 485, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hanisah, H., S. Anzitha, F. L. Ningsih, and R. Mastuti. 2022. Analysis of the Relationship of Income with the Proportion of Household Food Expenditure of Rice Farms in Gampong Alue Merbau, Langsa City, Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 6(1): 201-", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 285, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209. https://doi.org/10.14710/agrisocionomics.v6i1.11700.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 644, "width": 485, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hardinsyah and D. Martianto. 1992. Applied Nutrition. Ministry of Education and Culture, Director General of Higher Education. Inter-University Center for Food and Nutrition, IPB. Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 676, "width": 485, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husodo, S. Y. and T. R. Muchtadi. 2004. Alternative Solutions to Food Security Problems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 410, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proceedings of the VIII National Food and Nutrition Workshop, 17-19 May, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 485, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jorinda, S., J. C. Elizelle, S. C. Sarel, and L. Louis, L. 2021. Food for Thought: Addressing Urban Food Security Risks Through Urban Agriculture. Sustainability,13(3): 1267.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 740, "width": 485, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Julia, D., H. Corrie, G. Zack, Z. Andrew, M. Laura, B. Jane, and E. Tom. 2021. Barriers to Urban Agriculture in Sub-Saharan Africa. Food Policy, 103(5): 101999.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "537", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juniawati and H. Maulida. 2017. Urban Agriculture Development: A Strategy to Support Food Security. KnE Life Sciences: 701-713. doi: 10.18502/kls.v2i6.1092.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 485, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniasih, M. 2015. Implementation of the Urban Farming Program as an Urban Food Security Development Strategy (Study in Made Village, Sambikerep District, Surabaya City). Jurnal Administrasi Publik, 3(3): 496-502.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 485, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manap, N. M. A. 2020. The Effectiveness of Food Security Dimensions on Food Security in Landlocked Developing Countries. International Journal of Modern Trends in Social Sciences, 3(14): 116-128. https://doi.org/10.35631/3140010.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 485, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nagappa, B., T. Rehman, Y. Marimuthu, S. Priyan, G. Sarveswaran, and S. G. Kumar. 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 457, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prevalence of Food Insecurity at Household Level and Its Associated Factors in Rural Puducherry: A Cross-Sectional Study. Indian Journal of Community Medicine, 45(3): 303-306.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 485, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nainggolan, K. 2005. Increasing Community Food Security in the Context of Revitalizing Agriculture, Fisheries and Forestry. Food Magazine 14(45): 3-14.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 485, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda L. P., J. H. Mulyo, and Waluyati. 2019. Household Food Security Analysis in Central Lampung Regency. Agriculture and Agribusiness", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 457, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Economies, 3(2): 219-232. doi: 10.21776/ub.jepa.2019.003.02.1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 485, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pamungkas, H. W., A. M. Legowo, and M. Mukson. 2022. Effectiveness of “Program Desa Mandiri Pangan” In Supporting Agricultural Production and Household Food Security In Wonosobo District, Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 6(1): 123-147. https://doi.org/10.14710/agrisocionomics.v6i1.8100.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 422, "width": 485, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachman, H and M. Ariani. 2002. Food Security: Concepts, Strategy Measurement. Agro-Economic Forum. 40(1).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 442, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, W.2010. Food Security of Poor Households in Sukoharjo Regency. Agric, 22(1): 67.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 485, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramankutty, M., Badami, and Navin. 2015. Urban Agriculture and Food Security: A Critique Based on An Assessment of Urban Land Constraints. Global Food Security, 4(2): 8-15.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 406, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rustanti, N. 2019. Buku Ajar Ekonomi Pangan dan Gizi. Yogyakarta: Deepublish.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 485, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sari, S., S. Riyanto, and B.A. Kusuma. 2022. The Effect of Social Capital on the Food Security of Members of the “Melati Putih” Sustainable Food House Area in Bandungrejosari, Sukun District, Malang City, Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 6(1): 148-159. https://doi.org/10.14710/agrisocionomics.v6i1.8763.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 485, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sileshi, M., R. Kadigi, K. Mutabazi, and S. Sieber. 2019. Analysis of Households’ Vulnerability to Food Insecurity and Its Influencing Factors in East Hararghe, Ethiopia. Journal of Economic Structures, 8(41): 1-17. https://doi.org/10.1186/s40008-019-0174-y", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 628, "width": 485, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skara, S. L. G., Pineda-Martosb, R., Timpec, A., Pöllingd, B., Bohne, K., Külvikf, M., Delgadog, C., Pedrash, CMG, Paçoi, TA, ujićj, M., Tzortzakisk, N., Chrysargyrisk, A., Peticilal, A., Alencikienem, G., H. Monseesn, and R. Junge. 2020. Urban Agriculture as a Keystone Contribution Towards Securing Sustainable and Healthy Development for Cities in The Future. Blue-Green Systems, 2(1): 1-27. https://doi.org/10.2166/bgs.2019.931.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 485, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumardjo, A. Firmansyah, and Manikharda. 2020. Organic Medical Plants Urban Farming Based on Family Empowerment on Bekasi, West Java. Journal of Hunan University: Natural Sciences, 47(12), 34-41. http://jonuns.com/index.php/journal/article/view/485/482.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 31, "width": 201, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGRISOCIONOMICS", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 62, "width": 201, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 245, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2580-0566; E-ISSN 2621-9778 http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics Vol 7 (3): 526-538, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 351, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Urban Farming to Household Food Security (Barokah et al., 2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "538", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu, W., Darsono, S. Marwanti and E. Antriyandarti. 2021. Dynamics of nutritional food consumption and expenditure patterns of Central Java population as welfare indicators to achieve sustainable development goals . IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 905 012058 Zimmerer, K. S., M. G. Bell, I. Chirisa, C. S. Duvall, M. Egerer, P. Hung, A. M. Lerner, C.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 457, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shackleton, J. D. Ward, C. Y. and Ochoa. 2021. Grand Challenges in Urban Agriculture: Ecological and Social Approaches to Transformative Sustainability. Frontiers: Sustainable Food Systems, 5: e668561. https://doi.org/10.3389/fsufs.2021.668561.", "type": "Text" } ]
b614565a-0238-5bd8-4bc8-08f2be6b602f
https://journal.laaroiba.ac.id/index.php/manageria/article/download/6320/4358
[ { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "463 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 144, "top": 119, "width": 340, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relevansi Studi Integrasi Islam, Sains, dan Budaya Nusantara dalam Pendidikan Islam di Era Global", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 167, "width": 143, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emi Hariyanti 1 , Moh. Roqib 2", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 182, "width": 325, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia [email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 55, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 249, "width": 400, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information technology (ICT) from internet-connected mobile phones has changed learning models, culture, social life, imagining the future and political participation. With changes in social attitudes and community psychology, education must experience a revolution that demands new ways of mastering science in learning. Islamic education has so far made changes in models, methods and strategies to develop Islamic education to be modern and adapt to global situations and conditions. And stay within the corridor of educational ideals and goals based on the Quran and Hadith, as well as the goals of national education, the principles and philosophy of the country. Adhering to the principle of keeping good traditions and adopting new and better traditions is a paradigmatic mantra of progress, continuity, openness to innovation to achieve knowledge transfer. Therefore, this paper aims to analyze the role of Islamic integration studies, science, and archipelago culture in the global era. This writing uses a literature study approach, using books related to the topic under study as sources and research materials. Integrating Quranic values into the Islamic education system, in the context of paradigm-shifting phenomena and modern digital culture, is an inevitable logical consequence of science and information technology is absolutely necessary. This can be achieved through various approaches such as curriculum innovation, character building, creation of an educational environment and strengthening of human resources and role models.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 491, "width": 345, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Integration of Islam, Islam and Science, Nusantara Culture, Global Era.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 51, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 542, "width": 401, "height": 214, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi informasi (TIK) dari telepon seluler yang terhubung ke internet telah mengubah model pembelajaran, budaya, kehidupan sosial, membayangkan masa depan dan partisipasi politik. Dengan adanya perubahan sikap sosial dan psikologi masyarakat, pendidikan harus mengalami revolusi yang menuntut cara-cara baru dalam penguasaan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran. Pendidikan Islam selama ini telah melakukan perubahan model, metode dan strategi untuk mengembangkan pendidikan Islam menjadi modern dan beradaptasi dengan situasi dan kondisi global. Dan tetap berada dalam koridor cita-cita dan tujuan pendidikan berdasarkan Al-Quran dan Hadits, serta tujuan pendidikan nasional, prinsip-prinsip dan filosofi negara. Berpegang teguh pada prinsip menjaga tradisi yang baik dan mengadopsi tradisi yang baru dan lebih baik merupakan mantra paradigmatik kemajuan, kesinambungan, keterbukaan terhadap inovasi untuk mencapai transfer ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk menganalisis peran studi integrasi Islam, sains, dan budaya nusantara di era global. Penulisan ini menggunakan pendekatan studi pustaka, dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan topik yang diteliti sebagai sumber dan bahan penelitian. Mengintegrasikan nilai-nilai Al-Quran ke dalam sistem pendidikan Islam, dalam konteks fenomena pergeseran paradigma dan budaya digital modern,", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "464 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan konsekuensi logis yang tidak bisa dihindari dari ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mutlak diperlukan. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai pendekatan seperti inovasi kurikulum, pembentukan karakter, penciptaan lingkungan pendidikan dan penguatan sumber daya manusia dan teladan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 181, "width": 325, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Integrasi Islam, Islam dan Sains, Budaya Nusantara, Era Global.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 81, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 232, "width": 402, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milenial adalah “Generasi Internet”, lebih interaktif secara dinamis dan memiliki konektivitas tanpa batas. Mereka hidup dan berkembang setiap hari di dunia digital, sangat akrab dengan teknologi modern seperti tablet, perangkat, laptop dan sistem operasi Android dan iOS, sebagai lautan informasi yang dapat diakses setiap saat, dimana saja. Teknologi informasi (TIK) dari telepon seluler yang terhubung ke internet telah mengubah model pembelajaran, budaya, kehidupan sosial, membayangkan masa depan dan partisipasi politik. Dengan adanya perubahan sikap sosial dan psikologi masyarakat, pendidikan harus mengalami revolusi yang menuntut cara-cara baru dalam penguasaan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran. Ada tiga elemen proses pembelajaran yang asing bagi budaya kuno, yaitu interaktif, partisipatif, dan diskursif. Oleh karena itu, perlu diciptakan model pembelajaran baru yang dapat membantu siswa dan guru dalam mengerjakan tugas dengan lebih mudah. Harapannya, siswa semakin termotivasi, berpikir dinamis, kreatif dan inovatif, serta pembelajaran menjadi lebih menarik. 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 400, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran dengan teknologi internet membantu siswa menjadi lebih aktif. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan rekan-rekannya serta para ahli di bidangnya. Proses pembelajaran tidak hanya terbatas di dalam kelas, peran guru sebagai fasilitator, sumber belajar bisa datang dari mana saja, pembelajaran menjadi suatu proses menganalisis informasi yang diperoleh. Tentu saja dampak disrupsi zaman tidak hanya dirasakan pada proses belajar mengajar di kelas saja, namun juga pada keseluruhan sistem pendidikan melalui pemanfaatan sistem informasi manajemen di sekolah. Misalnya, pusat layanan pendidikan digital di sekolah atau sistem manajemen pendidikan digital tunggal yang digunakan untuk seluruh aktivitas mulai dari kurikulum, guru, pembelajaran, pelaporan keuangan, penilaian hingga pengelolaan dokumen dan infrastruktur pendidikan. Sekaligus merupakan papan informasi masyarakat tentang program, visi dan misi sebuah lembaga pendidikan Islam. 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 632, "width": 400, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menghadapi era global, benteng generasi milenial adalah pendidikan, khususnya pendidikan Islam yang berperan membentuk karakter dan pribadi yang unggul agar tidak terjerumus dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam selama ini telah melakukan perubahan model, metode dan strategi untuk mengembangkan pendidikan Islam menjadi modern dan beradaptasi dengan situasi dan kondisi global.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 400, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Adun Priyanto, ‘Pendidikan Islam Dalam Era Revolusi Industri 4.0’, J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam , 6.2 (2020), 80–89 <https://doi.org/10.18860/jpai.v6i2.9072>.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 200, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Adun Priyanto, ‘Pendidikan Islam Dalam Era ...", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "465 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan tetap berada dalam koridor cita-cita dan tujuan pendidikan berdasarkan Al- Quran dan Hadits, serta tujuan pendidikan nasional, prinsip-prinsip dan filosofi negara. Berpegang teguh pada prinsip menjaga tradisi yang baik dan mengadopsi tradisi yang baru dan lebih baik merupakan mantra paradigmatik kemajuan, kesinambungan, keterbukaan terhadap inovasi untuk mencapai transfer ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi bermanfaat bagi perkembangan pendidikan Islam. 3 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam beberapa dekade terakhir telah membawa pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan, perilaku dan budaya umat manusia. 4", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 400, "height": 206, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munculnya permasalahan pendidikan agama Islam disebabkan adanya dikotomi ilmu yang melekat pada mayoritas umat Islam. Kajian pendidikan agama Islam dipandang hanya pada aspek longitudinalnya dengan mengutamakan ilmu-ilmu yang berkembang dari ayat-ayat quuliyah seperti tauhid, fiqh dan kurma saja. Sedangkan ilmu-ilmu pendidikan yang dikembangkan dari ayat-ayat Kauniyah, seperti ilmu fisika, kimia, biologi, dan zoologi, tidak dianggap sebagai bagian dari ajaran agama Islam. Islam dan sains sering kali diasumsikan sebagai dualisme yang saling bertolak belakang. Sains dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari agama dan tidak mendatangkan kesalehan. Hal lain yang perlu perhatikan bahwa pengajaran sains Islam yang selama ini diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan formal, tidak secara sistematis mengarahkan pengkajian dan penelitian serta pengembangan dengan melihat konteks realitas kebutuhan bangsa Indonesia. Di sinilah perlunya merumuskan sebuah kurikulum yang mengintegrasikan Islam, sains kealaman, sains sosial-humaniora dalam konteks keindonesiaan sekaligus. 5", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 400, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman yang komprehensif tentang pendidikan agama Islam sangat diperlukan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang pendidikan agama Islam yang sebenarnya. Selain itu, penelitian tentang integrasi agama dan ilmu pengetahuan harus terus dikembangkan menuju kesatuan ilmu pengetahuan dan kesatuan sistem pendidikan. Selama dikotomi antara pengetahuan dan dualisme pendidikan terus berlanjut, maka pendidikan Islam akan sulit bersaing menghadapi tantangan global.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 578, "width": 112, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 601, "width": 400, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian kepustakaan digunakan dalam karya ini, dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan topik yang diteliti sebagai sumber dan bahan penelitian. George menunjukkan bahwa penelitian kepustakaan ini bukanlah penelitian teka-teki yang menyenangkan, melainkan sebuah proses penelitian yang", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 676, "width": 200, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Adun Priyanto, ‘Pendidikan Islam Dalam Era ...", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Sugiyono Sugiyono and Iskandar Iskandar, ‘Integrasi Sains Dan Teknologi Dalam Sistem Pendidikan Islam Menurut Pandangan Al-Qur’an’, Southeast Asian Journal of Islamic Education , 4.1 (2021), 127–44 <https://doi.org/10.21093/sajie.v0i0.4102>.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 400, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Ahmad Muttaqin, ‘Konstruksi Kurikulum Sains Islam Keindonesiaan (Integrasi Islam, Sains Kealaman, Sains Humaniora Dan Keindonesiaan)’, EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan , 16.1 (2018), 80–96 <https://doi.org/10.32729/edukasi.v16i1.460>.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "466 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan dari awal hingga akhir oleh seseorang, meskipun kebanyakan tanpa mengutip sumber yang ditemukan (Georgo, 2008). Selain itu, pencarian pustaka merupakan pencarian terstruktur dengan alat, aturan dan teknik tertentu. Penelitian ini dikaji dengan pendekatan filosofis yang analitis, rasional, sistematis dan universal. Data adalah informasi atau fakta yang digunakan untuk membahas atau memutuskan jawaban atas pertanyaan penelitian. Sumber data penelitian adalah individu yang datanya dapat dikumpulkan untuk kepentingan penelitian (Arikunto, 2010; Arikunto, 2019). Bahan penelitian ini berasal dari bahan pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 132, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 275, "width": 400, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integrasi berarti percampuran, perpaduan dan pengombinasian. Integrasi biasanya dilakukan dalam dua hal atau lebih yang mana masing-masing dapat saling mengisi. Islam merupakan agama yang mempunyai semangat toleransi yang tinggi. Islam bersifat moderat yakni adil dan mengambil jalan tengah. Kata moderat ini bila dihubungkan pada delapan belas nilai pendidikan karakter, maka nilai karakter yang tepat untuk menggambarkan nilai Islam moderat adalah religius, toleransi, peduli sosial, demokratis dan cinta damai. 6", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 379, "width": 402, "height": 206, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata integrasi memiliki pengertian penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Jika demikian halnya maka konsep pendidikan yang ada mengintegrasikan pendidikan agama Islam dengan Sains dan dengan budaya Nusantara. Integrasi yang dilakukan ini biasanya hanya dengan sekedar memberikan ilmu agama dan umum secara bersama-sama tanpa dikaitkan satu sama lain apalagi dilakukan di atas dasar filosofis yang mapan. Sehingga pemberian bekal ilmu dan agama tersebut tidak memberikan pemahaman yang utuh dan komprehensif pada peserta didik. Faruqi memandang bahwa ilmu, selain bersumber dari akal dan panca indra, jugalah bersumber dari wahyu dan ilham. Ia juga menyatakan, sebagaimana Al Attas, bahwa konsep ilmu yang dibangun diatas pandangan Islam akan semakin mengokohkan keimanan kepada Allah sang khaliq. Hal ini berbeda apabila ilmu dibangun diatas pandangan hidup Barat yang sekuler. Maka, ilmu bukan mengokohkan keimanan sebaliknya malah membuat rusak serta menjadikan tersesat akidah. 7", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 400, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tokoh yang pertama kali menggagas islamisasi dan integrasi ilmu pengetahuan adalah Sayyed Husein Nashr pada tahun 1976 yang dituangkan dalam tulisannya Islamic Science An Ilustrated Study dan tulisannya yang berjudul Science And Civilization In Islam. Al-Atas berpendapat bahwa dalam menyongsong abad ke- 21 maka ada tiga faktor yang harus oleh umat Islam, yaitu : pertama, faktor ilmu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Imam Muddin, ‘INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM WASATHIYYAH DAN NASIONALISME DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 15 MAGETAN’, 1.1 (2020), 29–43.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 400, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Kamilus Zaman and Moh Mukhlis Fahruddin, ‘Integrasi Pendidikan Islam Dan Sains Perspektif Ismail Raji Al-Faruqi’, Journal of Islamic Integration Science and Technology , 1.1 (2023), 1–15.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "467 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan, kedua, pengetahuan modern yang banyak dimasuki oleh filsafat, agama dan budaya Barat, dan ; ketiga, faktor umat Islam yang harus mengislamkan ilmu pengetahuan masa kini dengan mengislamkan simbol – simbol linguistik mengenai realitas dan kebenaran. Dalam konteks ilmu pengetahuan, Islamisasi ilmu, Al-Attas memandang sebagai : “pembebasan ilmu dari penafsiran-penafsiran yang didasarkan pada ideologi sekuler, dan dari makna serta ungkapan-ungkapan manusia – manusia sekuler” atau juga “pembebasan manusia dari tradisi magis, mitos, animisme, kebangsaan dan kebudayaan pra-Islam, kemudian dari kendali sekuler atas nalar dan bahasanya. 8 Langkah – langkah integrasi itu bisa ditempuh dengan agenda mengeliminasi, menginterpretasi dan proses adaptasi terhadap suatu ilmu dengan menjadikan nilai – nilai Islam sebagai pedoman dan mampu merelevansikan dengan filsafat, metode dan objeknya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 305, "width": 399, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integrasi Islam, Sains, dan Budaya Nusantara Dalam Pendidikan Islam di Era Global", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 400, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thoriq Aziz Jayani juga menjelaskan bahwa terdapat empat model integrasi antara agama dan sains, yaitu 1) konflik, menganggap bahwa agama dan sains adalah dua hal yang saling bertentangan, sehingga seseorang harus memilih diantara keduanya; 2) independensi, upaya menghindarkan konflik dengan memberikan kawasan kepada masing-masing ranah yang kemudian dijadikan langkah strategis untuk merespons suatu konflik; 3) dialog, upaya untuk konstruktif antara sains dan agama dengan memunculkan pertimbangan- pertimbangan ataupun mengeksplorasi kesejajaran/keserasian; dan 4) integrasi, upaya yang lebih ekstensif dan sistematis dalam menemukan relasi yang harmonis bahwa agama dan sains saling berkontribusi. 9", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 483, "width": 400, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integrasi yang terjadi antara Islam Sains dan Budaya nusantara pada tataran konsep terbagi ke dalam dua model, yang pertama yaitu konfirmasi di mana agama merupakan dasar keimanan dalam menjalankan sains dan budaya. Keimanan bahwa alam semesta memiliki hukum yang teratur dan rasional merupakan dasar menjalankan sains, dan budaya yang berlangsung dengan dasar kepercayaan akan entitas yang memiliki kekuatan yang maha dahsyat di belakang pelaksanaan merupakan keimanan. Kedua adalah model integrasi. Pada model integrasi, Islam sebagai agama diposisikan sebagai dasar kajian sains dan juga terbentuknya budaya. Pada tataran sains dan budaya ayat kauliyyah merupakan objek kajian sains berupa alam semesta ini dan aktivitas masyarakat yang membentuk budaya juga ada dalam lingkup kajian ayat qauliyyah. Maka dalam hal ini integrasi Agama Sains dan Budaya bisa diketahui melalui keimanan seseorang kepada yang adikodrati dan juga bisa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Hantika Aulia, Abu Anwar, and Kuncoro Hadi, ‘Nilai Integrasi Islam Dan Sains Di Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia : Sekolah Islam Terpadu, Madrasah Dan Pesantren’, Tafhim Al-’Ilmi , 14.1 (2023), 110–24 <https://doi.org/10.37459/tafhim.v14i1.5714>.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 400, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Akhsan Akhsan, Hamdan Adib, and Novan Ardy Wiyani, ‘Integrasi Islam, Sains Dan Budaya: Tinjauan Teoritis’, Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial Dan Sains , 10.2 (2021), 239– 48 <https://doi.org/10.19109/intelektualita.v10i2.9412>.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "468 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilihat dari kajian budaya dan sains merupakan bagian dari agama yaitu ayat kauliyyah. 10", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 400, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk yang paling cocok dalam membangun paradigma bersama antara Islam sains dan budaya adalah integrasi. Hal ini di sebabkan karena tidak menutup kemungkinan terjadi relasi yang harmonis. Meskipun hal tersebut tidak bisa dipastikan sebagai paradigma final dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sebab sampai saat ini wacana tentang integrasi Islam sains dan budaya nusantara masih terus mencari bentuk interaksi yang lebih tepat. 11", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 400, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara di era global, menurut Sayyid Husain Nasr, ada beberapa catatan penting yang perlu menjadi perhatian umat Islam di era globalisasi ini. Nasr mencatat beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh umat Islam di abad 21 ini. Tantangan- tantangan itu diantaranya adalah (1). Krisis lingkungan; (2). Tatanan global; (3). Post modernism ; (4). Sekularisasi kehidupan; (5). Krisis ilmu pengetahuan dan teknologi;", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 312, "width": 399, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(6). Penetrasi nilai-nilai non Islam; (7). Citra Islam; (8). Sikap terhadap peradaban lain; (9). Feminisme; (10). Hak asasi manusia; (11). Tantangan internal. 12", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 400, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tantangan-tantangan pendidikan agama Islam yang disampaikan di atas, maka umat Islam diharapkan untuk menerima tantangan-tantangan yang menantinya. Upaya-upaya harus dilakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini sebelum umat Islam pada akhirnya dihancurkan oleh proses modernisasi dan sekularisasi. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan globalisasi adalah agar pendidikan agama Islam lebih efektif di pesantren. Pondok pesantren sebagai lembaga tertua di nusantara mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lainnya dalam pengembangan etika dan ilmu pengetahuan. Komunitas Muslim percaya bahwa pesantren telah berhasil menjadi benteng umat Islam melawan westernisasi. 13", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 490, "width": 400, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Didukung dengan pendapat Said Nursi bahwa peradaban modern yang tidak diimbangi dengan pemahaman ilmu agama akan menimbulkan penggunaan kekuasaan untuk menguasai pihak yang lemah, hal ini bertentangan dengan pernyataan yang menyerukan keadilan, suatu bangsa akan berkuasa. Bangsa yang besar dan unggul dan negara lebih lemah dari itu, muncullah kolonialisme, feodalisme dan Islam yang mengajarkan belas kasihan terhadap alam. Nursi menyampaikan, menyampaikan prinsip peradaban Islam bahwa kemajuan ilmu pengetahuan didasarkan pada kebenaran dan bukan kekuasaan, dimana kebenaran diungkapkan dalam keadilan dan kesetaraan untuk mencapai keridhaan Allah SWT bukan untuk memperkaya diri sendiri atau negara tertentu. Sebagaimana dijelaskan juga oleh Zainuddin Sardar, ilmu pengetahuan melayani kepentingan masyarakat dengan mencapai keadilan sosial ekonomi, ilmuwan bertanggung jawab kepada Tuhan atas", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 688, "width": 344, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Akhsan Akhsan, Hamdan Adib, and Novan Ardy Wiyani, ‘Integrasi Islam, Sains ...", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 699, "width": 344, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Akhsan Akhsan, Hamdan Adib, and Novan Ardy Wiyani, ‘Integrasi Islam, Sains ...", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 711, "width": 399, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Vialinda Siswati, ‘Pesantren Terpadu Sebagai Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Di Era Globalisasi’, Jurnal Pendidikan Islam Indonesia , 2.2 (2018), 123–38 <https://doi.org/10.35316/jpii.v2i2.67>.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 205, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Vialinda Siswati, ‘Pesantren Terpadu Sebagai ...", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "469 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penemuan ilmiah dan hasil teknologinya. Lebih lanjut Sukran Vahide menjelaskan, prinsip Islam yang dikemukakan Said Nursi menolak paham rasis dan nasionalis demi menjaga persatuan berdasarkan keikhlasan, kerukunan, dan saling mendukung, menundukkan seluruh kehidupan pada tuntunan wahyu Ilahi dan bukan pada hawa nafsu. 14", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 193, "width": 400, "height": 161, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak didasari oleh nilai-nilai moral, khususnya aturan atau batasan hukum syariah, akan menyebabkan masyarakat memanfaatkan kebebasan berpikir sehingga berujung pada lemahnya moralitas. Tidak bernilai. ketertiban dan mengarah pada ateisme. Mendukung gagasannya, Said Nursi menjelaskan banyak imbauan kebesaran Allah SWT yang diwujudkan dalam penciptaan alam semesta, termasuk manusia. Kemungkinan- kemungkinan teknologi yang terungkap dan tidak berdasarkan fakta akan menyebabkan pemanfaatan atau eksploitasi alam yang tidak terkendali, sehingga berujung pada kehancuran. Menurut Said Nursi, ilmu pengetahuan harus dilandasi oleh nilai-nilai etika, yang mana ilmu pengetahuan harus mempunyai kemampuan untuk memberi manfaat bagi umat manusia. 15", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 402, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan nilai-nilai moral tersebut manusia dapat mengendalikan pikiran dan indra manusia agar tidak terpuaskan hanya oleh kepentingan dan keinginan hawa nafsu. Dalam integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan, menurut Said Nursi, terdapat dua unsur yang menjadi alat manusia, yaitu akal yang merupakan hasil kerja akal dan hati nurani yang merupakan hasil karya yang berasal dari hati atau biasa kita sebut dengan spiritualitas. Keduanya harus seimbang sehingga menghasilkan kearifan dalam mengambil keputusan terhadap suatu hal dengan rasionalitas yang sehat dan pertimbangan etika yang tinggi. Nursi menegaskan, ada kebenaran keimanan dilihat dari fenomena empiris, yakni spiritualisme menjadi pokok bahasan kajian agama. Fenomena keimanan hanya dapat dipahami melalui kesadaran, khususnya dengan mempelajari wahyu Al-Quran yang merupakan petunjuk dan kebenaran Islam. 16", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 400, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menghadapi era global, pendidikan Islam memberikan wadah yang memadukan antara pendidikan Islam, pendidikan sains, dan tetap mempertahankan budaya Nusantara. Beberapa lembaga pendidikan tersebut diuraikan di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 115, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Pesantren", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 601, "width": 400, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pendidikan agama di sekolah berbasis pesantren, tidak jauh beda dengan pendidikan agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan umum yaitu dengan tetap memberikan 10% mata pelajaran pendidikan agama Islam dan 90% lainnya adalah mata pelajaran umum. Akan tetapi, nilai plus dari pendidikan agama Islam di pesantren adalah tersedianya berbagai lembaga pendukung yang menjadikan porsi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 399, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Himmawan Ayathurrahman and Sadam Fajar Shodiq, ‘Integrasi Ilmu Agama-Sains Badiuzzaman Said Nursi Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam Era Digital Di Indonesia’, Bulletin of Indonesian Islamic Studies , 2.1 (2023), 1–18.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 734, "width": 355, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Himmawan Ayathurrahman and Sadam Fajar Shodiq, ‘Integrasi Ilmu Agama-Sains ...", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 355, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Himmawan Ayathurrahman and Sadam Fajar Shodiq, ‘Integrasi Ilmu Agama-Sains ...", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "470 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan agama Islam memiliki porsi lebih banyak dalam mendalami ajaran agama Islam. Lembaga pendukung tersebut diantaranya adalah madrasah diniyah yang mengajarkan pendidikan agama Islam 100%. Madrasah Diniyah berdiri pada tahun 1979-1980. Madrasah Diniyah ini pada awalnya menawarkan pengajian pagi, kemudian pada awal tahun 1984 namanya diubah menjadi Diniyah. Madrasah Diniyah secara khusus bertujuan untuk memperdalam ilmu agama dan meningkatkan kualitas ilmu agama bagi siswa di sekolah negeri seperti SMP dan SMA. 17", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 400, "height": 192, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem pendidikan sistem pendidikan pesantren menggunakan pendekatan holistik. Para pengasuh pesantren memandang kegiatan belajar mengajar merupakan kesatupaduan atau lebur dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari. Pendidikan pesantren yang 24 jam memberikan kemudahan dalam menanamkan nilai-nilai spiritual dan kebiasaan-kebiasaan positif dikarenakan pembelajaran yang berlangsung selama seharian penuh. Pesantren mempunyai ciri khas dalam pendidikan pesantren tradisional yakni mengkaji kitab turats yang dibagi dalam beberapa bentuk pengajaran sorogan dan bandongan atau wetonan, dengan mengedepankan hafalan serta menggunakan sistem halaqah. Selain halaqah dalam pesantren juga menggunakan metode berikut dalam pembelajaran, diantaranya metode hafalan (tahfiz), hiwar atau musyawarah, metode Bahts al-Masail (Muzakarah), fath al-Kutub, muqaranah, muhawarah atau muhadasah, dan muhawarah atau muhadasah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 400, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun pada awalnya pesantren hanya sebagai lembaga pendidikan keagamaan dengan sistem salafnya yaitu wetonan, bendongan dan sorogan, pesantren di era globalisasi telah mengembangkan berbagai jenjang pendidikan formal (madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi), dan pendidikan nonformal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat kuat dipengaruhi oleh pikiran ulama- ulama klasik, melalui kitab-kitab: Tauhid tafsir, hadis, fikih, usul fiqih, tasauf, bahasa Arab (nahwu, saraf, balaghoh dan tajwid), mantek dan akhlak. 18", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 400, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain banyak lembaga pendidikan formal dan informal, pesantren juga mendirikan lembaga pendukung untuk meningkatkan keterampilan santri, antara lain (1) Lembaga Pendidikan Al-Quran (LPQ). Lembaga Pendidikan Alquran merupakan fasilitas wajib di pesantren yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan membaca dan menulis Alquran (2). Lembaga Penelitian Buku Emas (L3K), fasilitas ini didirikan untuk membekali mahasiswa. kemampuan memahami sastra klasik yang menjadi ciri khas pesantren. sampai saat ini, (3) Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA). Bahasa Arab dan Bahasa Inggris merupakan dua bahasa yang banyak dikembangkan oleh pesantren untuk memenuhi kebutuhan globalisasi. Dengan dua bahasa tersebut, mahasiswa akan memiliki wawasan internasional dan mampu berperan di tingkat global, (4) Organisasi Pengabdian", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 711, "width": 399, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Siswati, Vialinda, ‘Pesantren Terpadu Sebagai Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Di Era Globalisasi’, Jurnal Pendidikan Islam Indonesia , 2.2 (2018), 123–38 <https://doi.org/10.35316/jpii.v2i2.67>.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 207, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Siswati, Vialinda, ‘Pesantren Terpadu Sebagai ...", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "471 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 72, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat (LPM). Organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan sosial santri dengan melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat (6) Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI). Organisasi ini berupaya untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa yang diharapkan dapat memperoleh kemandirian dalam masyarakat. 19", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 193, "width": 400, "height": 146, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, menurut Gus Dur, pesantren menyelenggarakan pendidikan umum. Hal ini dimaksudkan supaya peserta didik yang belajar di pesantren adalah peserta didik yang memiliki ilmu agama yang kuat sekaligus memiliki ilmu umum secara seimbang. Gus Dur menginginkan agar, di samping juga mampu mencetak ahli ilmu agama Islam, pesantren juga mampu mencetak manusia yang memiliki keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang akhirnya berguna untuk perkembangan masyarakat. Kemudian, terkait dengan pembelajaran di pesantren, Gus Dur menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran di pesantren harus mampu merangsang kemampuan berpikir kritis, sikap kreatif, dan juga merangsang peserta didik untuk bertanya sepanjang hayat. 20", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 400, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keterampilan merupakan hal yang utuh menjadi manusia yang siap menghadapi segala kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di hari esok. Oleh karena itu, pembangunan mental-spiritual juga haruslah digalakkan dalam sistem kurikulum pendidikan Islam. Hal ini merupakan proses perkembangan pemikiran manusia yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi zaman yang melingkupinya. Proses training adalah hal yang menjadi acuan bagi keberadaan kurikulum pendidikan Islam dalam mengembangkan, mengarahkan, dan membina kesatuan pribadi yang utuh dalam pertumbuhan peserta didik. 21", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 475, "width": 400, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial budaya sehingga para ulama, ustadz, dan santri untuk segera bisa mengatasi problem-problem tersebut. Dengan demikian, semakin kuat pula etika kepribadiannya dan mereka akan menjadi panutan, tumpuan utama bangsa yang dihargai. 22 Oleh karena itu, dalam pendidikan di madrasah, pendidikan Islam, sains, dan budaya Nusantara tidak dapat dipisahkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 113, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Madrasah", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 400, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madrasah merupakan ujung tombak utama dalam melaksanakan proses pendidikan Islam. Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang berkembang dan tumbuh dari tradisi pendidikan agama yang ada di masyarakat mempunyai arti penting yang terus diperjuangkan keberadaannya. Madrasah adalah “sekolah umum yang bercirikan Islam”. Pemahaman ini mengisyaratkan bahwa dari segi materi pendidikan, madrasah mengajarkan ilmu-ilmu umum yang sama dengan sekolah", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 699, "width": 207, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Siswati, Vialinda, ‘Pesantren Terpadu Sebagai ...", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 711, "width": 363, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Arif Hidayat, ‘Konsep Pendidikan Islam Di Era Globalisasi : Studi Pemikiran KH.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 344, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdurrahman Wahid’, Nusantara: Jurnal Pendidikan Indonesia , 3.2 (2023), 231–66.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 734, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Arif Hidayat, ‘Konsep Pendidikan Islam ...", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 288, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2016), 160.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "472 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negeri sederajat, yang membedakan madrasah dengan sekolah umum hanyalah banyaknya ilmu agama Islam yang diberikan, baik sebagai ciri Islam maupun sebagai ciri khas Islam. fasilitas pendidikan. di bawah naungan Kementerian Agama. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia harus mampu ikut serta dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas dan bermanfaat. 23 Agama dan ilmu pengetahuan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Keduanya berperan penting dalam kemajuan peradaban suatu negara. Pemisahan agama dan sains justru akan saling melemahkan. Agama dan sains harus terintegrasi. Tanpa ilmu pengetahuan, agama akan sulit maju. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa agama juga akan menghancurkan peradaban. Sejarah mencatat, kejayaan peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah tak lepas dari integrasi kedua unsur tersebut. 24", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 297, "width": 400, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk institusi pendidikan saat ini cukup kental. Upaya integrasi mengiringi pendidikan berbasis madrasah. Namun yang diuji adalah etika, perilaku dan sikap serta semangat belajar dan rasa ingin tahunya. Idealnya landasan konsep ini berbeda dengan nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah yang menegaskan bahwa hakikat penciptaan manusia adalah menjadi raja di muka bumi. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia yang berkarakter dan berintegritas. Integrasi ke dalam institusi dan pembelajaran antara ilmu pengetahuan, agama dan budaya saling mendukung perkembangan psikologis peserta didik. 25", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 400, "height": 235, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pendidikan madrasah, salah satu kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 tersebut telah disusun dengan maksud sebagai sarana untuk mencetak manusia yang unggul yang mempunyai spiritual yang bagus, terampil, kreatif, mempunyai daya juang yang tinggi mempunyai inovasi dalam berbangsa dan bernegara dalam ikut memajukan peradaban dunia. Dalam silabus kurikulum 2013 mempunyai kompetensi dasar (KD) yang selanjutnya KD yang telah dikembangkan menggunakan dasar prinsip akumulatif, yaitu: saling memperkuat ( reinforced ) serta memperkaya ( enriched ) jenjang Pendidikan dan antar mata pelajaran (organisasi horizontal serta vertikal). Kemudian membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran dimana menyesuaikan dengan KD yang telah ada dalam silabus, yang meliputi (KI-1) yakni Sikap Spiritual, hal ini dimaksudkan menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sikap Sosial (KI-2 ) dengan maksud menjadi manusia yang bagus akhlaknya, profesional, mandiri, serta demokratis, Kompetensi Pengetahuan (KI-3) dengan maksud memiliki khazanah keilmuan, Kompetensi Keterampilan (KI-4) dengan maksud memiliki keterampilan, kecakapan. 26", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 676, "width": 363, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Putri Nazma Maharani, ‘Studi Integrasi Islam, Sains Dan Budaya Nusantara Di Madrasah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibtidaiyah’, Raushan Fikr , 6.1 (2017), 65–74", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 397, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "<https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=pendidikan+formal+non+formal+dan+informal& hl=id&as_sdt=0,5&scioq=kondisi+yang+dialami+tunanetra>.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 722, "width": 204, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Putri Nazma Maharani, ‘Studi Integrasi Islam ...", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 734, "width": 204, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Putri Nazma Maharani, ‘Studi Integrasi Islam ...", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 109, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Aulia, Anwar, and Hadi.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "473 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 180, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Sekolah Islam Terpadu", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 134, "width": 400, "height": 116, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Islam Terpadu merupakan sekolah yang mengimplementasikan aplikasi tersebut dengan pendekatan terpadu. Konsep integrasi disusun atau dicapai dengan menggabungkan pendidikan agama dengan pengetahuan umum dalam satu program. Dalam kurikulum Islam terpadu, mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik saling terintegrasi satu sama lain. Tidak hanya pada mata pelajaran akademik, konsep integrasi juga diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler tanpa memisahkan nilai-nilai lingkungan dari ajaran Islam. Sekolah Islam terpadu merupakan paradigma baru dalam wacana pembangunan. 27", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 400, "height": 87, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga pendidikan formal di Indonesia Secara khusus, pembahasan mengenai model pendidikan di Indonesia sejak berdirinya negara Indonesia hingga akhir abad ke-20 hanya terfokus pada sekolah negeri dan pesantren. Ide sekolah Islam terpadu mulai diusung oleh aktivis Jamaah Tarbiyah pada akhir tahun 1980. Ide pendiriannya digagas oleh aktivis kampus dakwah yang tergabung dalam organisasi kampus dakwah ( LDK) Institut Teknologi Bandung (ITB). 28", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 400, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Islam terpadu adalah sekolah yang mempunyai rumah bingkai. Program ini berupaya memaksimalkan integrasi ilmu agama dan ilmu umum. Integrasi tersebut jelas dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas yang berupaya mengintegrasikan nilai-nilai luhur Islam ke dalam setiap mata pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah dalam satu kerangka pendidikan dan pesan nilai-nilai Islam. Sistem ini menghindari dikotomi, perpecahan dan sekularisme. Mata pelajaran umum seperti matematika, ilmu alam, ilmu sosial, bahasa, pendidikan jasmani dan kesehatan, keterampilan dalam kerangka pendidikan Islam. Pada saat yang sama, dalam studi agama, isi program diperkaya dengan pendekatan kontemporer yang kontroversial dan prinsip kegunaan ilmu pengetahuan di masa depan. 29", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 504, "width": 400, "height": 147, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Islam Terpadu merancang kurikulum yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam berbagai mata pelajaran pendidikan agama non Islam. Bahkan indikator keberhasilan akademik mahasiswa tidak hanya diukur melalui perolehan suatu keterampilan saja, namun indikator yang paling ditekankan adalah sejauh mana mahasiswa mampu turut serta menjaga nilai-nilai keislaman yang dipelajari. Metode pelaksanaan rancangan kurikulum adalah dengan menggunakan program tahun 2013 yang dipadukan dengan program Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dan program milik sekolah sendiri. Tentunya kurikulum disusun dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam semua mata pelajaran. Nilai-nilai Islam inilah yang nantinya akan mempengaruhi karakter/akhlak siswa. 30", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 711, "width": 299, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Hantika Aulia, Abu Anwar, and Kuncoro Hadi, ‘Nilai Integrasi Islam ... 28 Hantika Aulia, Abu Anwar, and Kuncoro Hadi, ‘Nilai Integrasi Islam ...", "type": "Picture" }, { "left": 149, "top": 734, "width": 299, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Hantika Aulia, Abu Anwar, and Kuncoro Hadi, ‘Nilai Integrasi Islam ...", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 299, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 Hantika Aulia, Abu Anwar, and Kuncoro Hadi, ‘Nilai Integrasi Islam ...", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "474 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 70, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 142, "width": 400, "height": 146, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengintegrasikan nilai-nilai Al-Quran ke dalam sistem pendidikan Islam, dalam konteks fenomena pergeseran paradigma dan budaya digital modern, merupakan konsekuensi logis yang tidak bisa dihindari dari ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mutlak diperlukan. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai pendekatan seperti inovasi kurikulum, pembentukan karakter, penciptaan lingkungan pendidikan dan penguatan sumber daya manusia dan teladan. Tak kalah pentingnya adalah memperkaya literasi dan konten digital interaktif yang mudah diakses oleh pendidik dan peserta didik untuk menumbuhkan nilai-nilai moral dan etika yang baik di kalangan peserta didik guna mencegah semakin berkembangnya degradasi moral secara besar-besaran pada generasi sekarang dan mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 305, "width": 96, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 400, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhsan, Akhsan, Hamdan Adib, and Novan Ardy Wiyani, ‘Integrasi Islam, Sains Dan Budaya: Tinjauan Teoritis’, Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial Dan Sains , 10.2 (2021), 239–48 <https://doi.org/10.19109/intelektualita.v10i2.9412>", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 376, "width": 399, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulia, Hantika, Abu Anwar, and Kuncoro Hadi, ‘Nilai Integrasi Islam Dan Sains Di", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 391, "width": 364, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia : Sekolah Islam Terpadu, Madrasah Dan Pesantren’, Tafhim Al-’Ilmi , 14.1 (2023), 110–24 <https://doi.org/10.37459/tafhim.v14i1.5714>", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 400, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayathurrahman, Himmawan, and Sadam Fajar Shodiq, ‘Integrasi Ilmu Agama-Sains Badiuzzaman Said Nursi Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam Era Digital Di Indonesia’, Bulletin of Indonesian Islamic Studies , 2.1 (2023), 1– 18", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 399, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayat, Arif, ‘Konsep Pendidikan Islam Di Era Globalisasi : Studi Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid’, Nusantara: Jurnal Pendidikan Indonesia , 3.2 (2023), 231–66", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 400, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maharani, Putri Nazma, ‘STUDI INTEGRASI ISLAM, SAINS DAN BUDAYA NUSANTARA DI MADRASAH IBTIDAIYAH’, Raushan Fikr , 6.1 (2017), 65–74 <https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=pendidikan+formal+non+ formal+dan+informal&hl=id&as_sdt=0,5&scioq=kondisi+yang+dialami+tuna netra>", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 629, "width": 282, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Roqib. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 399, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muddin, Imam, ‘INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM WASATHIYYAH DAN NASIONALISME DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 15 MAGETAN’, 1.1 (2020), 29–43", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 682, "width": 399, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muttaqin, Ahmad, ‘Konstruksi Kurikulum Sains Islam Keindonesiaan (Integrasi Islam,", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 697, "width": 364, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sains Kealaman, Sains Humaniora Dan Keindonesiaan)’, EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan , 16.1 (2018), 80–96 <https://doi.org/10.32729/edukasi.v16i1.460>", "type": "List item" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 184, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Manageria", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 63, "width": 370, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 2 (2024) 463 – 475 P-ISSN 2775-3379 E-ISSN 2775-8710 DOI: 10.47476/manageria.v4i2.6320", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 780, "width": 141, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "475 | Volume 4 Nomor 2 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 399, "height": 91, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priyanto, Adun, ‘Pendidikan Islam Dalam Era Revolusi Industri 4.0’, J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam , 6.2 (2020), 80–89 <https://doi.org/10.18860/jpai.v6i2.9072> Siswati, Vialinda, ‘Pesantren Terpadu Sebagai Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam Di Era Globalisasi’, Jurnal Pendidikan Islam Indonesia , 2.2 (2018), 123– 38 <https://doi.org/10.35316/jpii.v2i2.67>", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 399, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono, Sugiyono, and Iskandar Iskandar, ‘Integrasi Sains Dan Teknologi Dalam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 400, "height": 91, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pendidikan Islam Menurut Pandangan Al-Qur’an’, Southeast Asian Journal of Islamic Education , 4.1 (2021), 127–44 <https://doi.org/10.21093/sajie.v0i0.4102> Zaman, Kamilus, and Moh Mukhlis Fahruddin, ‘Integrasi Pendidikan Islam Dan Sains Perspektif Ismail Raji Al-Faruqi’, Journal of Islamic Integration Science and Technology , 1.1 (2023), 1–15", "type": "Table" } ]
29ca0749-ee75-4409-8aff-e40031a18503
https://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/ABDIDOS/article/download/2256/1553
[ { "left": 124, "top": 778, "width": 347, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "319 http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/ABDIDOS/issue/archive Submitted: January-2024 Received: February-2024 Available online: March-2024", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 16, "width": 137, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 8 No 1, Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 75, "width": 91, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pISSN: 2614-6509 eISSN: 2620-5156", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 73, "width": 212, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 21, "width": 379, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABDI DOSEN", "type": "Title" }, { "left": 99, "top": 127, "width": 400, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COUNSELING AND SCREENING FOR RISK FACTORS FOR HYPERTENSION IN CLASS IIA WOMEN'S CORRECTIONAL INSTITUTIONS IN BANDAR LAMPUNG CITY IN 2024", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 196, "width": 442, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wayan Aryawati 1 , Fitri Eka Sari 2 , Gilang Raka Pratama 3 , Risa Rismaya Risdinar 4 , Kevin Andhara Setya P. 5", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 229, "width": 170, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Malahayati, Bandar Lampung", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 241, "width": 147, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 287, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 457, "height": 265, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The prevalence of hypertension in individuals over 18 years of age and diagnosed by a health professional reaches 9.4%. In addition, around 9.5% of the population takes medication to treat hypertension. Therefore, there are around 0.1% of the population who take hypertension medication even though they have never been officially diagnosed by a health professional. The prevalence of hypertension in Indonesia, measured in individuals over 18 years of age, reached 34.11%. The aim of this service is to carry out health screening and counseling to increase the knowledge of the inmates regarding hypertension. The service method is carrying out health screening such as checking blood pressure, weight, height and BMI then carrying out outreach activities related to preventing hypertension. The service was carried out on January 19 2024 with a sample size of 235 inmates. at the Class IIA Women's Correctional Institution in Bandar Lampung City. The results of the service that had been carried out were concluded that 76.6% of the inmates had good knowledge and 23.4% had poor knowledge. Those with normal blood pressure were 74.6% and those with high blood pressure were 26.0%. 26.0% of their families had a history of hypertension and 74.6% did not have a history of hypertension. Those who had a sleep pattern of <6 hours a day were 8.10% and those who did not have a sleep pattern of >6 hours a day were 91.9%. It is hoped that health workers can continue to improve health education and education regarding NCDs, especially hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 219, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Hypertension; Knowledge; PTM", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 457, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Non-communicable diseases are chronic diseases that cannot be transmitted to other people. In Indonesia, this health problem continues to receive great attention currently along with the increase in non-communicable diseases caused by the unhealthy lifestyle of many people (Riskesdas, 2018). The increasing prevalence of non-communicable diseases (NCDs) is caused by various factors such as genetic factors, environmental factors and lifestyle. Non- Communicable Diseases (NCDs) are diseases that are not caused by infection with microorganisms such as viruses, bacteria, parasites or fungi. (Citizen & Nur, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 748, "width": 428, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to WHO data in 2008, of the 57 million deaths, 36 million or almost two-thirds", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "320", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 457, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "were caused by non-communicable diseases. Non-communicable diseases are diseases that are not transmitted from person to person. There are four main types of non-communicable diseases: cardiovascular disease, cancer, chronic respiratory disease, and diabetes. Risk factors for high blood pressure that can be identified include family history, smoking habits, overweight (obesity), fat, carbohydrates, age, knowledge, high salt diet, low fiber intake, and lack of physical activity, as well as stress levels.( Liu et al., 2021; Situngkir et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 169, "width": 457, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hypertension and diabetes are the two most common non-communicable diseases and are associated with high morbidity and mortality. Non-communicable diseases in Indonesia are dominated by various diseases such as diabetes, hypertension, heart disease, dyslipidemia, obesity, kidney and lung disease, and malignant tumors. The results of the 2018 Basic Health Survey show that the incidence of this disease has increased compared to 2013 (Kuntari et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 457, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The prevalence of hypertension in residents aged 18 years and over diagnosed by health workers is 9.4%. In addition, around 9.5% of the population takes medication to treat high blood pressure. As a result, around 0.1% of the population takes high blood pressure medication even though they have not been officially diagnosed by a doctor. The prevalence of hypertension in Indonesia measured in the population aged 18 years and over reached 34.11%. This figure was highest in South Kalimantan at 44.13%, followed by West Java at 39.60%, East Kalimantan at 39.30%, and West Kalimantan at 29.4% (Riskesdas, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 457, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of previous research conducted by (Yulendasari et al., 2022) at the Class IIA Women's Correctional Institution in Bandar Lampung showed an increase in cases. In 2018 the number of hypertension cases was found to be 15 patients, in 2019 there were 18 patients and in 2020 the number of hypertension cases was 22 patients.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 457, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are two types of health screening: primary prevention and selective secondary prevention. Primary prevention is carried out in healthy people by looking at their health history, and secondary prevention is carried out in people who are at high risk of chronic disease or cancer. The aim of health checks is to identify early risk factors for disease and increase awareness of the importance of maintaining one's health (Cholifah et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 457, "height": 249, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apart from that, these efforts are also made to prevent excessive medical costs as well as morbidity and death rates due to this disease (Choirotussanijjah & Salim, 2022). Counseling is public health education and is an activity or effort to convey health messages to a community, group or individual so that they can gain better knowledge about health and ultimately improve people's behavior. I hope my health and health will change. Processes have input and output (Iyong et al., 2020). Health education is carried out on the basis of learning principles for the community to gain knowledge and change the will to achieve the desired life conditions and find ways to achieve these conditions individually and collectively (Muzdalia et al., 2022). According to (Indonesian Ministry of Health, 2022) it is stated that health education is the expansion of knowledge and skills aimed at changing healthy living behavior in individuals, groups and communities and is provided through learning or teaching. Dissemination activities can be carried out through two-way communication, where the communicator (advisor) creates opportunities to communicate and provide feedback on the material provided. It is hoped that interactive discussions in two-way communication can trigger desired behavioral changes. The success of health education depends not only on the content presented, but also on the interpersonal relationship between the giver and recipient. A direct measure of the success of", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "321", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "expansion is the similarity of meaning or understanding of what is communicated by the communicator and what is received by the communicator.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 457, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Extension activities provide education and inform target groups about the introduction of new ideas. This emphasizes the importance of the material not only for the communicator, but also for the communicator, ensuring that interests and motivations are aligned in bringing about behavioral change (Notoatmojo, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 169, "width": 457, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This charity activity aims to provide health examination services for non-communicable diseases, especially hypertension, to inmates at the Class IIA Women's Detention Center in Bandar Lampung City. This training aims to expand knowledge about hypertension in WBP. This activity is expected to be the first step in preventing hypertension and minimizing its impact.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 248, "width": 457, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the background that has been explained, researchers are interested in developing outreach and screening to increase knowledge about WBP. Therefore, researchers are interested in developing a research paper with the following title: \"Education and screening for risk factors for hypertension in the Class IIA Women's Correctional Institution, Bandar Lampung City in 2024.\"", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 172, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMPLEMENTATION METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 457, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Community service activities were carried out on Saturday 19 January 2024 with a sample size of 235 assisted residents. The sample used in this research was a sample that had been determined by health officers at the Class IIA Women's Correctional Institution in Bandar Lampung City.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 619, "width": 222, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Atmosphere of Material Delivery", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 650, "width": 421, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Before conducting counseling, the preparations made were to coordinate with related parties such as the head of the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City and the staff involved. Preparing outreach tools, namely laptops and LCDs as well as questionnaire sheets for media during outreach/education and distributing snacks to residents assisted by the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City and providing door prizes.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "322", "type": "Page footer" }, { "left": 208, "top": 293, "width": 182, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Health check atmosphere", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 425, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apart from counselors, there are activities such as free blood pressure checks, measurements of body height, weight and BMI as well as discussions and questions and answers to increase the inmates' understanding of the material that has been presented.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 160, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 421, "width": 446, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of community service activities that have been carried out can be seen in the explanation below:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 468, "width": 365, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Frequency Distribution of Target Groups Based on Age", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 485, "width": 241, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Age (Years) Frekuency Persentase (%) 17-25 18 7,70 26-35 79 33,6 36-45 76 32,3 46-55 62 26,4 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 597, "width": 457, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The number of people who took part in community service activities was 235 respondents. The people who most often participate in this service are aged 25-35 years (33.6%) and aged 36-45 years (32.3%).", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "323", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 74, "width": 276, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Frequency Distribution Based on Education Education Frekuency Persentase (%) Didn't graduate from elementary school 12 5,1 SD 18 7,7 SMP 35 14,9 SMA 155 66,0 PT 15 6,4 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 250, "width": 456, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The number of people who took part in community service activities was 235 respondents. The education level of the people who most often participate in this service is high school (66.0%).", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 314, "width": 344, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Frequency Distribution Based on length of detention", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 330, "width": 267, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Length of detention Frekuency Persentase (%) >3 year 152 64,68 <3 year 83 35,51 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 456, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A total of 235 people in the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City were targeted in this community service activity. Most of the inmates were detained for >3 years (64.68%)", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 475, "width": 283, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Frequency Distribution of Blood Pressure Blood Pressure Frekuency Persentase (%) Normal 174 74,6 High blood pressure 61 26,0 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 456, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Of the 235 inmates at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City, 74.6% had normal blood pressure and 26.0% had high blood pressure.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 636, "width": 377, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5. Frequency Distribution of Family History of Hypertension", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 652, "width": 338, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Family History of Hypertension Frekuency Persentase (%) Yes 61 26,0 No 174 74,6 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 733, "width": 457, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Of the 235 inmates at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City, 26.0% of their families had a history of hypertension and 74.6% of those without a history", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "324", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 106, "width": 279, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 6. Frequency Distribution of Sleep Patterns Sleep Patterns Frekuency Persentase (%) <6 Hours 19 8,10 >6 Hours 216 91,9 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 456, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Of the 235 inmates at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City, 8.10% had a sleep pattern of <6 hours a day and 91.9% of those who did not have a sleep pattern of >6 hours a day.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 266, "width": 251, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 7. Frequency Distribution of Insomnia Insomnia Frekuency Persentase (%) Yes 27 11,5 No 208 88,5 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 456, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Of the 235 inmates at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City, 11.5% had a history of insomnia and 88.5% had no history of insomnia.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 411, "width": 261, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 8. Frequency Distribution of Knowledge Knowledge Frekuency Persentase (%) Good 180 76,6 Bad 55 23,4 Total 235 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 456, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Of the 235 inmates at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City, 76.6% had good knowledge and 23.4% had poor knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 76, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 445, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is very important to carry out this outreach with the target community, because it is to increase knowledge and insight into hypertension. Results obtained from outreach activities to the community at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 445, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results obtained at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City in 2024, 76.6% had good knowledge and 23.4% had poor knowledge. Those with normal blood pressure were 74.6% and those with high blood pressure were 26.0%. 26.0% of their families had a history of hypertension and 74.6% did not have a history of hypertension. Those who had a sleep pattern of <6 hours a day were 8.10% and those who did not have a sleep pattern of >6 hours a day were 91.9%. Those with a history of insomnia were 11.5% and those without a history of insomnia were 88.5%. Those who consumed", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "325", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 361, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "purines were 8.10% and those who did not consumed purines were 91.9%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 445, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to research (Septianingsih, 2018), he explained that good knowledge can help you change your lifestyle by stopping smoking as soon as possible, exercising regularly, improving your diet, avoiding stress and avoiding unhealthy lifestyles. The more respondents know about hypertension, the more effective control efforts will be. Respondents must know what is meant by hypertension, its symptoms, risk factors, lifestyle, the importance of taking medication consistently over a long period of time, and the risks of not taking medication (Ramadhan, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 445, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to research (Daeli, 2017), hypertension treatment states that it is an effort to prevent hypertension by controlling the determining factors. One way to overcome this health problem is to prevent high blood pressure in the general public and prevent recurrence in hypertension sufferers in particular. To avoid significant increases in blood pressure, all hypertensive patients should undergo recurrence prevention or management of hypertension. Management of hypertension aims to prevent mortality and morbidity due to complications associated with achieving and maintaining blood pressure below 130/80 mmHg. Hypertension control is achieved through self-management or changes in the patient's lifestyle, such as diet, adequate rest, exercise and regular medication. High blood pressure cannot be cured, but it can be controlled (Ulfah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 445, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The inmates at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City are very active in asking and answering questions given by the presenters, and judging from this situation, it turns out that the people easily understand and listen well to the material presented, they are starting to know a lot about hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 457, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the service that has been carried out, it can be concluded that 76.6% of the inmates have good knowledge and 23.4% have poor knowledge. Those with normal blood pressure were 74.6% and those with high blood pressure were 26.0%. 26.0% of their families had a history of hypertension and 74.6% did not have a history of hypertension. Those who had a sleep pattern of <6 hours a day were 8.10% and those who did not have a sleep pattern of >6 hours a day were 91.9%. Those with a history of insomnia were 11.5% and those without a history of insomnia were 88.5%. It is hoped that health workers will be able to continue to improve health counseling and education related to NCDs, especially hypertension, to improve the health status of the inmates at the Class IIA Women's Community Institution in Bandar Lampung City. It is hoped that inmates can carry out GERMAS such as exercising regularly, avoiding cigarette smoke and quitting smoking, sleeping regularly, eating healthy food.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "326", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 80, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 456, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Choirotussanijjah, C., & Salim, H. M. (2022). Health Screening in PP. KHA. Wahid Hasyim,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 106, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bangil. National Seminar on Community Service 2021, 1(1), 121–125. https://doi.org/10.33086/snpm.v1i1.796", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 456, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cholifah, Ameli, P., & Nisak, U. K. (2019). PUBLIC HEALTH SCIENCES COURSE", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 153, "width": 145, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEXTBOOK Published", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 153, "width": 92, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "by UMSIDA", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 153, "width": 136, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRESS (Vol. 1).", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 169, "width": 411, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://press.umsida.ac.id/index.php/umsidapress/article/download/978-602-5914-93- 5/1036/", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 456, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daeli. (2017). The Relationship between the Level of Knowledge and Attitudes of Hypertension Patients with Hypertension Control Efforts at the Uptd Public Health Center, Gunungsitoli", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 233, "width": 330, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selatan District, Gunungsitoli City, 2017.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 248, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1521", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 456, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iyong, E. A., Kairupan, B. H. R., & Engkeng, S. (2020). The Influence of Health Education on Knowledge about Balanced Nutrition among Students at SMP Negeri 1 Nanusa, Talaud Regency.", "type": "List item" }, { "left": 180, "top": 296, "width": 347, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Public Health, 9(7), 59–66.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 312, "width": 350, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/31613/30196", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 456, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Ministry of Health. (2022). Indonesian Health Profile 2021. In Farida Sibue (Ed.), Pusdatin.Kemenkes.Go.Id (2021st ed.). Ministry of Health of the Republic of Indonesia. https://www.globalhep.org/sites/default/files/content/resource/files/2022-11/Profil- Kesehatan-2021.pdf", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 456, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuntari, T., Riesty, F., Deriawan, A. A., Fatima, F. A., Ilham, M. Y., Putri, R. A., Sekaringtyas, F. M., & Khodijah, P. N. (2023). Screening and Counseling on Non-Communicable Diseases as an Initiation of the Elderly Posyandu Program in Turi District, Sleman. ABDIMAS-KU Journal: Journal of Medical Community Service, 2(2), 62. https://doi.org/10.30659/abdimasku.2.2.62-68", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 456, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muzdalia, I., Darmawan, S., La, S., & Muzzakkir. (2022). Learning Health Promotion (Burchanuddin (ed.);", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 487, "width": 236, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First). Eksismedia Grafisindo.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 423, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://repository.unibos.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/709/BELAJAR PROMOSI KESEHATAN.pdf?sequence=1&isAllowed=y Notoatmojo, S. (2014). Health Behavior Science (2nd). Pt. Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 456, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramadan. (2020). Relationship between Knowledge Level and Blood Pressure Control in", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 566, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hypertension at Garuda Bandung Health Center in 2020. Relationship between Knowledge Level and Blood Pressure Control in Hypertension at Garuda Bandung Health Center in 2020. Rajawali", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 598, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Health Journal, 10(2), 68–82. http://ojs.rajawali.ac.id/index.php/JKR/article/view/72", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 456, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riskesdas. (2018). 2018 National Riskesdas Report.pdf. In Balitbangkes Publishing Institute. https://repository.badanpolitik.kemkes.go.id/id/eprint/3514/1/National 2018 Riskesdas Report.pdf", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 456, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Septianingsih, D. G. (2018). The Relationship between the Level of Knowledge and Attitudes of Hypertension Patients with Efforts to Control Hypertension in the Samata Health Center", "type": "List item" }, { "left": 195, "top": 709, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Work", "type": "Table" }, { "left": 286, "top": 709, "width": 29, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Area.", "type": "List item" }, { "left": 376, "top": 709, "width": 151, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semantic Scholar.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 456, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.semanticscholar.org/paper/Hubungan-Tingkat-pengetahuan-dan-Sikap- Pasien-Upaya-Septianingsih/473df9e1e942d1f0032124917c70c9d61ad116de Ulfah, N. (2018). Motivation of patients suffering from hypertension who seek treatment at the", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 799, "width": 24, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "327", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banana Community Health Center in controlling hypertension. In UIN Syarif Hidayatullah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 106, "width": 367, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880/1/Nabilah", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 106, "width": 426, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulfah- FK.pdf", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 454, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warganegara, E., & Nur, Nida Nabilah. (2016). Behavioral Risk Factors for Non-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 153, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Communicable Diseases. Majority, 5(2), 88–94.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 169, "width": 344, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1082", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 456, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulendasari, R., Elliya, R., & Helmawati, H. (2022). Hypertension Counseling and Measuring Sugar Levels for Women Over 40 Years of Age at the Class II A Women's Correctional Institution in Bandar Lampung. Journal of Community Service Creativity (Pkm), 5(7), 2315–2320. https://doi.org/10.33024/jkpm.v5i7.4960", "type": "List item" } ]
8bee81d2-5b29-5e85-d315-9c1d09af72f6
http://jitpi.unram.ac.id/index.php/jitpi/article/download/57/50
[ { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 84, "width": 425, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Performan, Karakteristik Fisik dan Kimia Daging Kambing Lokal Jantan Dengan Pemberian Pakan Kulit Buah Kakao Fermentasi", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 122, "width": 412, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Performance, Physical and Chemical Characteristics of Local Goat Meat Feed on Fermented Cocoa Peel ( Theobroma cacao L))", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 159, "width": 312, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bulkaini, Djoko Kisworo, dan Mastur Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 210, "width": 274, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima : 30 Oktober 2019/Disetujui : 26 Nopember 2019", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 233, "width": 56, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 456, "height": 236, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kulit buah kakao (KBK) sebagai pakan ternak kambing dalam rangka meningkatkan kualitas daging. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan di Laboratorium Teaching Farm Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Materi yang digunakan adalah 9 ekor kambing lokal jantan umur 9-12 bulan dengan berat rata- rata 18,67±1,53 kg. Kambing dibagi secara acak menjadi 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan P1: 30% KBK fermentasi tanpa fermentor, jerami jagung dan dedak (KBKFTF); P2= 30% KBK fermentasi dengan fermentor Bioplus , jerami jagung dan dedak (KBKFbioplus) dan P3=30% KBK fermentasi dengan souse burger pakan, jerami jagung dan dedak (KBKFSBP). Hasil Analisa Varian menunjukkan bahwa jenis fermentor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBh), konsumsi pakan dan keempukan daging kambing, sedangkan terhadap daya ikat air (DIA), susut masak, pH dan komposisi kimia daging tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Kambing pada P2 memberikan PBBh sebesar 58,67±21,590 g/ekor/hari dan berbeda nyata (P>0,05) dengan PBBh kambing pada P1(49,75±18,557 g/ekor/hari) dan P3 (50,35±19,606 g/ekor/hari). Keempukan daging pada P2 (2,04±0,50 kg/cm 2 ) berbeda nyata (P<0.05) dengan keempukan daging pada P1(1,97±0,58 kg/cm 2 ) dan P3(1,74±1,26 kg/cm 2 ), sedangkan komposisi kimia daging tidak berbeda nyata (P>0,05) diantara semua perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 489, "width": 425, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Performan, Kulit Kakao Fermentasi, Karakteristik Fisik Dan Kimia Daging", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 513, "width": 65, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 457, "height": 220, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study aims to optimize the use of cocoa peel as goat feed in order to improve meat quality. The study was conducted in 2 months at the Teaching Farm Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram. The material used were 9 male local goats aged 9-12 months with an average body weight of 18.67 ± 1.53 kg. The goats were randomly divided into 3 group of treatments and 3 replications, namely the P1=30% fermented cocoa peel without Bioplus fermenters + corn stak and rice bran (CPHFWF); P2=30% fermented cocoa peel with Bioplus fermentor + corn stak and rice bran (CPHFbioplus) and P3= 30% fermented cocoa peel with souse burger feed + corn stak and rice bran (CPHFSBF). Analysis of variant show that the type of fermentor has a significant effect (P<0.05) on daily gain, feed consumption and tenderness of goat meat. while the water holding capacity (WHC), cooking losses, pH and chemical composition of meat have no significant effect (P>0.05). Goats in P2 give daily gain of 58.67 ± 21.590 g/day and was significantly different (P>0.05) from goat daily gain in P1 (49.75 ± 18.557 g/ day) and P3 (50.35 ± 19.606 g/day). Meat tenderness of P2 (2.04 ± 0.50 kg/cm2) was significantly different (P<0.05) to P1 (1.97 ± 0.58 kg/cm2) and P3 (1.74 ± 1.26 kg/cm2). while the chemical composition of meat was not significantly different (P>0.05) among all treatments.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 754, "width": 449, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Fermented Cocoa Peel, Physical and Chemical Characteristics, Local Goat’s Meat", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 85, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 212, "height": 579, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kulit buah kakao (KBK) merupakan salah satu limbah perkebunan yang memiliki potensi yang besar untuk dijadikan pakan alternatif ternak ruminansia besar (sapi) dan ruminasia kecil seperti domba/kambing (Kamilidin dkk., 2012). NTB dalam angka menunjukkan bahwa produksi kakao mencapai 2.101,90 ton pertahun dengan jumlah kulit buah kakao sekitar 70% (1.470,7 ton). Penggunaan KBK untuk pakan ternak kambing bisa mencapai 15% dari total ransum, sehingga pemanfaatan KBK dapat mengantisipasi masalah kekurangan pakan dan menghemat tenaga kerja dalam penyediaan pakan hijauan. KBK sebelum digunakan sebagai pakan ternak perlu difermentasi untuk menurunkan kadar lignin yang sulit dicerna oleh hewan dan untuk meningkatkan kadar protein dari 6-8 % menjadi 12-15% (Anas dkk., 2011). Pemberian KBK yang telah difermentasi pada ternak kambing dapat meningkatkan berat badan lebih dari 50 g/ekor/hari. Suparjo dkk. (2011), menyatakan bahwa kambing lokal jantan yang diberi pakan KBK terfermentasi sampai dengan 30% dapat memberikan PBBh sebesar 101,79±1,79 g/ekor/hari, sedangkan tanpa KBK fermentasi hanya mencapai 58,95±3,09 g/ekor/hari. Dalam proses fermentasi faktor yang harus diperhatikan adalah jenis fermentor yang digunakan yaitu fermentor yang mudah didapat dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Beberapa jenis fermentor yang telah digunakan dengan hasil yang bervariasi antara lain: kombinasi EM4 dengan Urea (Anas dkk., 2011), biofit (Kamilidin dkk., 2012), Aspergillus oryzae , Kapang jenis P. chrysosporium (Laconi, 1998, Murni dkk.,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 687, "width": 212, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2012) yang dapat menurunkan kandungan lignin sebesar 18,36%, Aspergillus Niger (Priyono, 2009), Trichoderma sp, yang dapat meningkatkan kadar protein sebesar 24%. Koruria rosea dapat meningkatkan kadar asam amino lysine 3,46%, histidine", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 212, "height": 483, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,94% dan kadar methionin sebesar 0,69% (Kurniansyah dkk., 2011). Dari beberapa jensis fermentor yang telah diuji penggunaannya terhadap tingkat pertumbuhan kambing, perlu mengkaji jenis fermentor lain yang tersedia dipasaran seperti bioplus dan SBP (Souse Burger Pakan). Bioplus sebagai fermentor dalam proses fermentasi mampu meningkatkan kandungan protein KBK fermentasi dari 7,38% menjadi 10,21% (Karda dkk., 2014). Sourse burger pakan merupakan konsentrat yang digunakan sebagai pakan penguat, sumber protein, energi, mineral bagi ternak rumenansia (Kamilidin dkk., 2012). Penggunaan SBP dapat meningkatkan PBBh ruminansia, meningkatkan persentase karkas dan kualitas daging. Herman (1984), menyatakan bahwa persentase daging kambing kacang bisa mencapai 60% sedangkan tulangnya mencapai 30%. Menurut Wardojo (1993) bahwa daging dalam karkas kambing bisa mencapai 75%. Hasnudi (2006) menyatakan bahwa kambing kacang jantan yang digemukkan dengan KBK fermentasi menghasilkan daging sebesar 65,6 % dari berat potong dengan tulang sebesar 34,4%. Bulkaini (1985), menyatakan bahwa kambing kacang muda kondisi gemuk yang dipelihara dengan pakan apa adanya menghasilkan daging sebesar 31,43±1,25% dari berat karkas dengan tulang sebesar 10,90±0,75%.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 573, "width": 118, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bioplus merupakan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 573, "width": 212, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produk campuran mikroorganisme yang berbentuk serbuk kering dan telah diuji coba penggunaannya dalam ransum ternak kambing Madura dengan dosis pemberian 500 g/ekor menunjukkan pertambahan bobot badan (PBB) meningkat dari 55 menjadi 61 g/ekor/hari (Ngadiyono dan Baliarti, 2001), sedangkan pada ternak domba dengan pemberian 150 g/ekor menunjukkan bahwa serat tercerna meningkat dari 104 menjadi 117 g/hari. Pemberian dalam bentuk cair dapat juga dilakukan pada ternak kambing dengan", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dosis 5 ml/ekor/hari (Parwati dkk., 1999). Pada ternak domba diberikan dalam bentuk serbuk dengan dosis 100-150 g/ekor, sedangkan pada ternak kambing diberikan 200 – 250 g/ekor tergantung pada bobot kambing (Prihardono, 2001, Ngadiyono dan Baliarti 2001).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 193, "width": 138, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MATERI DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 207, "width": 212, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi penelitian yang digunakan adalah 9 ekor kambing lokal jantan umur 9-12 bulan dengan berat rata-rata 18,67±1,53 kg, dibagi secara acak menjadi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 212, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan P1: 30% KBK fermentasi tanpa fermentor+jerami jagung dan dedak (KBKFTF); P2= 30% KBK fermentasi dengan fermentor Bioplus+jerami jagung dan dedak (KBKFbioplus) dan P3=30% KBK fermentasi dengan souse burger pakan dicampur jerami jagung dan dedak (KBKFSBP).", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 373, "width": 120, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengukuran PBBH,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 212, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konsumsi pakan dan efisiensi pakan dilakukan pengamatan secara langsung. Pengukuran nilai pH dengan Metode", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 215, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ockerman (Sofiana, 2012). Daya ikat air (DIA) diuji dengan metode penekanan sesuai petunjuk Hamm (Soeparno, 2009). Susut masak dihitung berdasarkan selisih antara berat daging sebelum dimasak dan berat setelah dimasak dibagi dengan berat berat sebelum dimasak dikalikan 100% (Komansilan, 2015). Daya putus daging diuji dengan metode shear press , modifikasi metode Warner-Bratzler", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 222, "width": 212, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Soeparno, 2009). Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 264, "width": 212, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rancangan Acak Lengkap Pola searah dan dilanjutkan dengan uji Jarak Ganda Duncan New Multiple Range Test (Steel and Torrie, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 333, "width": 212, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan bobot badan harian (PBBh)", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 380, "width": 212, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata PBBh, konsumsi pakan dan efiensi penggunan pakan disajikan pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 437, "width": 402, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rata - rata pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 452, "width": 438, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peubah Perlakuan P1 (KBKFTF) P2(KBKFBioplus) P3 (KBKFSBP) P Bobot Akhir (kg) 21,30±1,100 22,3±1,100 21,00±1,300 NS PBBh (g/ekor/hari) 49,75±18,557 b 58,67±21,590 a 50,34±19,606 b * Konsumsi pakan (g/ekor/hari) 316,12±6,44 a 347,38±54,24 a 285,67±4,28 b * Konversi pakan 6,35±0,05 5,92±0,03 5,67±0,05 NS Keterangan : * = Berbeda nyata (P < 0,05) dan NS = Non Signifikans Hasil analisis varian menunujukkan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 212, "height": 193, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa jenis fermentor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap PBBh kambing lokal jantan yang digemukkan secara feddloting . Hal ini membuktikan bahwa keseimbangan gizi dalam ransum memberikan andil yang cukup signifikan terhadap penampilan produksi ternak. PBBh kambing lokal jantan tertinggi (58,67 g/ekor/hari) dicapai pada perlakuan P2(KBKFBioplus dan berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan P1(49,75 g/ekor/hari) dan P3 (50,34 g/ekor/hari). Perbedaan ini disebabkan oleh oleh tingkat konsumsi pakan yang berbeda pula, selain itu juga dapat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 557, "width": 212, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeparno (2005) bahwa PBB sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, artinya bahwa pertambahan bobot badan ternak sebanding dengan kualitas pakan yang dikonsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 659, "width": 212, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tercapainya pertumbuhan yang lebih tinggi pada perlakuan P2 (KBKFBioplus) disebabkan oleh tercapainya keseimbangan ekosistem di dalam rumen sebagai akibat adanya keserasian nutrien penyusun ransum yang menunjang terjadinya hubungan yang sinergis antara mikroba di dalam rumen.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini mempunyai implikasi terhadap kecernaan pakan yang lebih tinggi sehingga ternak mendapat pasokan nutrien lebih tinggi dan pada akhirnya pertumbuhan ternak menjadi lebih tinggi. Lebih rendahnya PBBh pada P1(KBKFTF) dan P3(KBKFSBP)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 167, "width": 215, "height": 400, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemungkinan disebabkan oleh terlalu banyaknya amoniak (NH 3 ) yang terbentuk di dalam rumen sehingga ekosistem rumen terganggu, dan pada akhirnya pertumbuhan ternak menjadi tidak optimal. PBBh yang rendah dapat juga disebabkan oleh ketersediaan nutrien yang dapat dikonversi menjadi daging masih kurang (Suparman dkk., 2016). PBBh kambing lokal jantan dengan pada perlakuan P2 (KBKFBioplus) lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian Ngadiyono dan Baliarti (2001) yaitu PBBh kambing lokal jantan bisa mencapai 0,61 g/ekor/hari, juga lebih rendah juga dengan hasil penelitian (Kamilidin, dkk.,2012) yaitu domba yang diberi pakan mengandung 40% dan 20 % KBK fermentasi memberikan PBBh 128,57 g/ekor/hari dan 83,33 g/ekor/hari. Perbedaan PBBh ini kemungkinan disebabkan karena faktor perbedaan suhu lingkungan dan faktor jenis pakan tambahan yang digunakan. Hal ini dipertegas lagi oleh Abadi dkk. (2015), bahwa pertumbuhan akan berjalan dengan baik tergantung faktor-faktor penunjangnya seperti lingkungan, genetik, dan tata laksana pemeliharaannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 577, "width": 89, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsumsi pakan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 212, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis varian menunujukkan bahwa jenis fermentor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan kambing lokal jantan yang digemukkan secara feddloting.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 646, "width": 20, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 212, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut mencerminkan bahwa KBK fermentasi dengan fermentor yang berbeda dalam ransum dapat mempengaruhin selera makan ternak, sehingga tingkat konsumsi pakan berbeda. Konsumsi ransum pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi ternak, sehingga ternak akan berhenti makan apabila ternak merasa", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 212, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tercukupi kebutuhan energinya. Pada tabel 1 di atas nilai konsumsi bahan kering berkisar 285,67–347,38 g/ekor/hari. Pada perlakuan P2 (KBKFBioplus)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 140, "width": 212, "height": 302, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menunjukkan konsumsi pakan lebih tinggi (347,38 g/ekor/hari) dibandingkan dengan perlakuan P3 (285,67g/ekor/hari) dan perlakuan P1(316,12 g/ekor/hari). Hal ini sejalan dengan pendapat Suparjo dkk. (2011), bahwa pakan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan pakan yang berkualitas rendah, jika kualitasnya relatif sama maka tingkat konsumsinya juga relatif sama. Tingkat konsumsi pakan sangat berhubungan dengan bobot badan dan umur ternak. Pada perlakuan P2 (KBKFbioplus) mempunyai bobot badan yang lebih tinggi (22,3 kg) dibandingkan dengan bobot badan kambing pada perlakuan P3 (KBKSBP) sebesar 21,00 kg dan bobot badan kambing pada perlakuan P1 (KBKFTF) sebesar 21,30 kg. Tillman dkk. (1991) menyatakan bahwa jumlah konsumsi bahan kering ransum dipengaruhi oleh palatabilitas dan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 443, "width": 212, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perlaluan makanan dalam saluran pencernaan. Makin banyak zat makanan yang dapat dicerna melalui saluran pencernaan berarti mengakibatkan aliran makanan semakin cepat pula, sehingga banyak ruang yang tersedia untuk penambahan makanan yang mengakibatkan ternak sanggup", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 553, "width": 212, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengkonsumsi lebih banyak bahan kering pakan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 591, "width": 85, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konversi pakan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 605, "width": 212, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konversi ransum memiliki arti penting dalam proses produksi ternak, dan sering dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Hasil analisis varian menunujukkan bahwa jenis fermentor tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konversi pakan kambing lokal jantan yang digemukkan secara feddloting. Hasil penelitian (tabel 1) menunjukkan bahwa rata-rata konversi pakan berkisar 5,67-6,35. Hal ini berarti bahwa dipelukan pakan sekitar 5 -7 kg", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pakan untuk menaikan 1 kg bobot badan. Hasil penelitin ini menunjukkan bahwa penggunaan pakan tersebut cukup efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBBh yang lebih tinggi terjadi pada perlakuan P2 (KBKFBioplus) yang diikuti oleh peningkatan konsumsi bahan kering pakan dengan nilai konversi pakan sebesar 5,92 serta tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan konversi pakan perlakuan P1(6,35) dan perlakuan P3 (5,67). Semakin kecil", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 212, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nilai konversi pakan maka semakin efisien ternak tersebut dalam mengkonversikan pakan ke dalam bentuk daging (Husmaini, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 149, "width": 212, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karateristik fisik daging kambing lokal jantan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 183, "width": 212, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata karateristik fisik daging kambing lokal jantan dengan pemberian pakan berbasis kulit kakao fermentasi disajikan pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 243, "width": 457, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Karateristik fisik daging Kambing Lokal Jantan dengan pemberian pakan berbasis kulit buah kakao (KBK) fermentasi.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 272, "width": 378, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat Fisik Daging Perlakuan P1 (KBKFTF) P2(KBKFBioplus) P3 (KBKFSBP) P DIA (%) 36,43 ± 3,73 36,97 ± 4,31 35,86 ± 4,61 NS Susut Masak (%) 28,00 ± 2,65 29,33 ± 6.35 30,00 ± 4,36 NS pH 5,30 ± 0,10 5,13 ± 0.06 5,37 ± 0.06 NS Keempukan (Kg/cm) 1,97±0,58 b 2,04±0,50 a 1,74± 1,26 b *", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 365, "width": 341, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : * Berbeda nyata (P<0,05), NS = Non Signifikan (P>0,05)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 389, "width": 212, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisa varian menunjukkan bahwa jenis fermentor tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap sifat fisik daging kambing lokal jantan (DIA, susut masak, dan pH), tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap keempukan daging. Dari tabel 2 terlihat bahwa secara rata-rata DIA daging kambing lokal jantan berdasarkan perlakuan pakan berkisar 35,85-36,97%, Susut masak 28,00-30,00%, pH 5,13-5,37 serta keempukan daging 1,74-2,04 kg/cm 2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 541, "width": 215, "height": 192, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan Shanks et al. (2002) yang dikutip oleh Komariah dkk.(2009) yang menyatakan bahwa persentase susut masak berhubungan erat dengan daya mengikat air. Jika daya mengikat air rendah maka susut masak akan tinggi. Selanjutnya dikatakan bahwa daging dengan daya mengikat air rendah akan mengeluarkan banyak air ketika daging dimasak akibat kerusakan membrane seluler dan degradasi protein. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daging yang memiliki DIA tinggi pada P2 (KBKFbioplus)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 212, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebesar 36,97±4,31 memberikan susut masak daging yang rendah (29,33%) sebaliknya", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 389, "width": 212, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "daging yang memiliki DIA yang rendah seperti pada P3 (KBKFSBP) yaitu sebesar 35,86% menghasilkan susut masak yang lebih tinggi (35,86%). Soeparno (1992) menyatakan bahwa daging yang mempunyai DIA tinggi, maka susut masak daging menjadi rendah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 492, "width": 212, "height": 178, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keempukan daging merupakan salah satu sifat fisik daging yang menentukan tingkat palatabilitas daging. Semakin empuk daging semakin disukai oleh konsumen. Tingkat keempukan daging ditentukan oleh beberapa faktor antara lain umur potong ternak, jenis kelamin, kandungan nutrisi pakan, bangsa sapi dan perlakuan sapi sebelum pemotongan. Hasil penelitian tentang keempukan daging kambing jantan umur potong 9-12 bulan yang diberi pakan berbasis KBK fermentasi berkisar 1,74-2,04 kg/cm 2 .", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 671, "width": 212, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada standar tingkat keempukan daging:1-2 kg/cm 2 tergolong sangat empuk, 3-5 kg/cm 2 tergolong empuk dan lebih dari 5 kg/cm 2 tergolong daging keras (Wheeler et al . 2003 dalam Komariah dkk., 2009). Berpedoman dengan standar tingkat keempukan ini", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maka tingkat keempukan daging kambing lokal jantan berdasarkan perlakuan tergolong daging yang sangat empuk.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 215, "height": 275, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kisaran nilai pH daging (tabel 2) kambing lokal jantan berdasarkan perlakuan pakan yaitu berkisar 5,13 – 5,37. pH daging ini masih berada pada kisaran normal pH daging berdasarkan titk isoelektrik yang menandakan proses regormortis telah selesai yaitu pad pH 5,4 - 5,8. Tidak terdapat perbedaan pH daging kambing antara perlakuan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: umur potong dan jenis kelamin kambing sama serta perlakuan ternak sebelum dipotong sama yaitu dipuasakan sebelum dipotong selama 12 jam sehingga ternak tidak mengalami stres, dan pada akhirnya cadangan glikogen setelah ternak mati masih tersedia dan proses regormortis sempurna. Nilai pH daging hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Karda dkk.(2014) yaitu sebesar 5,6.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 212, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karateristik kimia daging kambing lokal jantan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 212, "height": 192, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata karateristik kimia daging kambing lokal jantan dengan pemberian pakan berbasis kulit kakao fermentasi disajikan pada tabel 3. Hasil analisa varian menunjukkan bahwa jenis fermentor tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar air, protein, abu dan lemak daging kambing lokal jantan Dari Tabel 3 terlihat bahwa secara rata-rata kadar Air daging kambing lokal jantan berdasarkan perlakuan berkisar 75,105-77,065%, kadar protein 22,760-23,600%, Kadar Abu 0,959-1,119 dan kadar lemak 0,050- 0,110%.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 311, "width": 212, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadar air daging merupakan kompnen kimia daging yang proporsinya lebih tinggi dibandingkan dengan komponen kimia lainya seperti protein, lemak dan kadar abu. Kadar air daging dipengaruhi oleh jenis ternak, umur, jenis kelamin, pakan serta lokasi dan fungsi bagian-bagian otot dalam tubuh (Soeparno,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 421, "width": 34, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2009).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 457, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Karateristik kimia daging Kambing Lokal Jantan dengan pemberian pakan berbasis kulit buah kakao (KBK) fermentasi. Komposisi Kimia Daging Perlakuan P P1 (KBKFTF) P2(KBKFBioplus) P3 (KBKFSBP) Kadar Air (%) 75,105±0,061 75,541±0,012 77,065±0,032 NS Kadar Protein (%) 23,600±0,121 23,314±0,083 22,760±0,144 NS Kadar Abu (%) 1,119±0,49 1,022±0,037 0,959±0,104 NS Kadar Lemak (%) 0,862±0,140 0,550±0,020 0,610±0,08 NS", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 183, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : NS = Non Signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 212, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadar air daging yang tinggi disebabkan oleh umur ternak yang masih muda, karena pembentukan protein dan lemak daging belum sempurna (Rosyidi dan Santoso, 2000). Nilai protein daging kambing lokal jantan yang diperoleh dalam penelitian ini masih berada pada kisaran protein normal daging, karena menurut Soeparno (2009) bahwa daging secara umum memiliki kisaran protein normal", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 212, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yaitu 16-22%. Kandungan protein daging yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan P1(23,600%), baru diikuti pada perlakuan P2 (23,314%) dan yang paling rendah pada perlakuan P3 (22,760%).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 701, "width": 212, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadar abu daging dalam penelitian ini yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan P1(1,681±0,515%), diikuti oleh perlakuan P2 (1,022%), dan yang terendah pada perlakuan P3 (0,959%). Soeparno", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2011) menyatakan bahwa kadar abu daging sapi yang normal bisa mencapai 1,30% (otot BF) dan 1,44% (otot LD). Berdasarkan kisaran kadar abu daging sapi yang normal dapat dikatakan bahwa kadar abu daging hasil penelitian ini tergolong normal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 214, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadar lemak daging kambing jantan lokal berdasarkan perlakuan pakan berkisar 0,050-0,110%. Kisaran kadar lemak ini masih berada dibawah standar maksimal kadar lemak daging yang direkomendasikan sampai 13% (Soeparno, 2009). Hasil penelitian Uyun (2008) diperoleh bahwa rata-rata kadar lemak daging kambing peranakan Boer kastrasi sebesar 8,981% sedangkan daging", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 212, "height": 261, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kambing peranakan Etawa sebesar 8,358%. Kadar lemak hasil penelitian ini tergolong sangat rendah, hal ini disebabkan karena kambing lokal jantan dipotong pada umur yang masih muda. Soeparno (2009) menyatakan ternak yang masih muda belum mengalami pertumbuhan lemak secara maksimal. Jaringan tubuh yang berkembang pada ternak muda adalah jaringan tulang dan otot baru dikuti oleh pembentukan lemak. Kandungan lemak daging berkorelasi negatif dengan kadar air daging, semakin tinggi kandungan lemaknya maka semakin rendah kadar air daging (Soeparno, 2009). Selanjutnya dikatakan bahwa bangsa, umur, spesies, lokasi otot dan pakan merupakan factor yang dapat mempengaruhi kadar lemak daging.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 595, "width": 140, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 615, "width": 65, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 211, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Jenis fermentor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap PPBh, konsumsi pakan dan keempukan daging kambing lokal jantan, sedangkan terhadap daya ikat air (DIA), susut masak, pH dan komposisi kimia daging tidak berpengaruh nyata (P>0,05).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 211, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kambing pada perlakuan P2 memberikan PBBh sebesar 58,67±21,590 g/ekor/hari dan berbeda", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 84, "width": 190, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nyata (P>0,05) dengan PBBh kambing pada perlakuan P1(49,75±18,557 g/ekor/hari) dan perlakuan P3", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 126, "width": 139, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(50,35±19,606 g/ekor/hari).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 140, "width": 211, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Keempukan daging kambing lokal jantan dengan pemberian pakan kulit buah kakao fermentasi tergolong sangat empuk dengan tingkat keempukan berkisar 1,74± 1,26-", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 209, "width": 94, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2,04±0,50 kg/cm2.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 223, "width": 211, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kadar protein daging kambing lokal jantan dengan pemberian pakan kulit buah kakao fermentasi berkisar 22,760±0,144-23,600±0,121% dengan kadar lemak berkisar 0,550±0,020- 0,862±0,140%.", "type": "List item" }, { "left": 404, "top": 315, "width": 34, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 329, "width": 211, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam upaya untuk mendapatkan performan, karakteristik fisik dan kimia daging kambing lokal jantan yang berkualitas sebaiknya kambing tersebut diberi pakan kulit buah kakao yang difermentasikan dengan fermentor bioplus 30%.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 438, "width": 113, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 458, "width": 212, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abadi T., C.M.S. Lestari an E. Purbowati, 2015. Pola Pertumbuhan Bobot Badan Kambing Kacang Betina Di Kabupaten Grobogan. Animal Agriculture Journal 4(1): 93-97.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 533, "width": 212, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anas, S., A. Zubair, D., Rohmadi, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 546, "width": 212, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Pemberian Pakan Kulit Kakao Fermentasi Terhadap Pertumbuhan Kambing. Jurnal Agrisistem. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo. Bulkaini, 1985. Pengaruh Umur dan Kondisi Tubuh Terhadap Pesersentase Berat Komposisi", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 677, "width": 173, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karkas dan Kulit Segar Kambing Lokal Jantan yang Dipotong di Masbagik Lombok Timur. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Mataram.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 260, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasnudi, Yunilas dan F. Marbun, 2006. Pemanfaatan Hasil Sampingan Perkebunan Sebagai Pakan Tambahan bagi Kambing Kacang terhadap Karkas serta Perbandingan Daging dan Tulang Selama Penggemukan. J. Agribisnis Peternakan, Vol. 2. No. 2 : 49-55. Herman R., 1984. Produksi daging dan Sifat Karkas Kambing Kacang. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia Kecil. Bogor. Husmaini, 2000. Pengaruh peningkatan level protein dan energi ransum saat refeeding terhadap performans ayam buras. Jurnal Peternakan dan Lingkungan. Vol.6(01): 6-10.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 351, "width": 212, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karda I.W., 2011. Pelatihan Pembuatan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 212, "height": 308, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pakan Ternak dari Jerami Padi, Laporan Akhir Pengabdian Kepada Masyarakat. Pusat Penelitian Agribisnis Universitas Mataram kerjasama dengan PT. Newmont Nusa Tenggara. Kamilidin, A. Agus dan I.G. Suparta Budisatria, 2012. Ferforman Domba yang Diberi Pakan Complete Feed Kulit Buah KakaoTerfermentasi. Buletin Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Vol.36:162-168. Kurniansyah, Aziz, R. Nugraha, dan W. A. Handoko, 2011. Fermentasi Limbah Kulit Buah Kakao Sebagai Sumber Protein Alternatif Dalam Pakan Ikan. Institut Pertanian Bogor. Komansilan S., 2015 . Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 673, "width": 174, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan Beberapa Jenis Filler Terhadap Sifat Fisik Chicken Nugget Ayam Petelur Afkir. Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 714, "width": 118, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zootek 35 (1): 106-116.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 212, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komariah, Sri Rahayu, dan Sarjito, 2009. Sifat Fisik Daging Sapi, Kerbau Dan Domba Pada Lama Postmortem Yang Berbeda. Buletin Peternakan UGM.Vol. 33(3): 183-189.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 173, "width": 212, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laconi, E.B., 1998. Peningkatan Kualitas Kakao Melalui Amoniasi dengan Urea dan Beofermentasi dengan", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 214, "width": 173, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Phanerochaete chrysosporium serta Penye-barannya Dalam Formulasi Ransum Ruminansia.", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 256, "width": 173, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 289, "width": 212, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Murni, R., Akmal dan Y. Okrisandi, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 303, "width": 173, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Kulit Kakao yang Difermentasi dengan Kapang Phanerochaete chrysosporium Sebagai Pengganti Hijauan Dalam", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 358, "width": 173, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ransum Ternak Kambing.Jurnal Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.02(1):6-10.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 420, "width": 212, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ngadiyono, N., dan E. Baliarti, 2001. Laju Pertumbuhan dan Produksi Karkas Kambing Peranakan Ongole Jantan dengan Penambahan Probiotik Starbio pada Pakannya. Media Peternakan 24(2):63-67.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 508, "width": 212, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parwati, I.A., N.Y.M., Suyasa, S. Guntoro dan M.D. Rai Yasa, 1999. Pengaruh Pemberian Probiotok dan Laser Punkur dalam Meningkatkan Berat Badan sapi Bali.Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner Bogor, 18-19 Oktober 1999. Puslitbang Peternakan Bogor. Prihardono, R., 2001. Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 652, "width": 173, "height": 110, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suplementasi Probiotik Bioplus, Lizinat Zn, Minyak Ikan Lemru Terhadap Tingkat Penggunaan Pakan dan Produk Fermentasi Rumen Domba. Skripsi. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 36, "width": 363, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2) 105 - 113; Desember 2019 p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-4645", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 775, "width": 19, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosyidi, D., Ardhana, M dan Santoso, R.D., 2000. Kualitas Daging Domba Ekor Gemuk (DEG) Betina Periode Lepas Sapih dengan Perlakuan Dockingdan Tingkat Pemberian Konsentrat ditinjau dari Kadar Air, Kadar Lemak dan Kadar Protein.Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan.Vol.11 No. 3:39-44.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 212, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sofiana, 2012. Penambahan Tepung Protein Kedelai Sebagai Pengikat Pada Sosis Sapi . Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan 15(1): 1-7.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 212, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Steel, R.G., D. J.H. Torrie, 2010. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik, Edisi ke 5. Penetbit PT. Gamedia Pustaka Utama, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 351, "width": 212, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soeparno, 2005. Ilmu Dan Teknologi Daging, Cetakan Keempat. Gadjah Mada.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 212, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suparjo, K, G. Wiryawan, E.B. Laconi dan D. Mangunwidjaja, 2011. Performan Kambing yang Diberi Pakan Kulit Buah Kakao Terfermentasi. J. Media", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 467, "width": 170, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peternakan, Edisi April 2011:25- 41.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 212, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suparman, H. Hafid, L. Baa , 2016. Kajian Pertumbuhan Dan Produksi Kambing Peranakan Ettawa Jantan Yang Diberi Pakan Berbeda, JITRO VOL.3(3):1-9", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 212, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tillman, A. D., H. Hartadi, S.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 589, "width": 174, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekodjo, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 212, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uyun, N., 2008. Kualitas Kimia Daging Kambing Peranakan Etawah (PE) Jantan dan Kambing Peranakan Boer (PB) Kastrasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Malang. Vol.4 No. 2:9-16.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 212, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wardojo, 1993. Agroindustri Sapi Potong. PT. Insanmitra Satya Mandiri, Jakarta.", "type": "Text" } ]
dacb5afe-5ea3-7c34-5018-069c341a1c7c
https://journal.umpr.ac.id/index.php/daun/article/download/4213/2940
[ { "left": 307, "top": 38, "width": 220, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daun , Vol. 9 No. 2, Desember 2022 : 112 - 118", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 88, "width": 423, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBUATAN KERTAS KOMPOSIT BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SERABUT KELAPA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 130, "width": 448, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MANUFACTURE OF COMPOSITE PAPER MATERIAL FROM PALM OIL PALM EMPTY FRUITS AND COCONUT FIBER", "type": "Section header" }, { "left": 146, "top": 168, "width": 304, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1* [Pridata Gina Putri], 2 [Kurnia Rimadhanti N], 3 [Taufik Nugraha A] Politeknik Negeri Lampung, Lampung, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 193, "width": 125, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 232, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 457, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Composite paper is paper made from a mixture of two or more kinds of paper pulp with other materials. The manufacture of composite paper in this study uses OPEFB as the basic material mixed with coconut fiber and uses cassava flour and banana flour as adhesives. Parameters observed in this study were physical and mechanical properties, cellulose, hemicellulose, and lignin from OPEFB composite paper and coconut fiber. Based on the results of this study, the highest mechanical physical properties of paper were thickness, grammage, and density with the addition of 20 gram cassava adhesive (1, 38 mm, 41, 78 g/m 2 , 0, 30 kg/m 3 respectively) while the addition of banana flour had the highest mechanical physical properties at addition of 60 grams with thickness, grammage, and density (1, 49 mm, 45, 60 g/m2, 0, 30 kg/m 3 respectively). As for the chemical characteristics of the paper on the adhesive cassava flour has the highest cellulose content in the addition of 20 grams of cassava flour (50, 83 %), while the treatment with the addition of banana flour has the highest cellulose content in the treatment of 60 grams (46, 76 %).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 218, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Key words : Paper, OPEFB, Coconut Fiber", "type": "Section header" }, { "left": 279, "top": 472, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 457, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kertas komposit merupakan kertas yang terbuat dari campuran dua macam atau lebih pulp kertas dengan bahan lain. Pembuatan kertas komposit pada penelitian ini menggunakan bahan dasar TKKS yang dicampur dengan sabut kelapa dan menggunakan tepung singkong dan tepung pisang sebagai perekat. Parameter yang diamati pada penelitian yaitu sifat fisik dan mekanis, selulosa, hemiselulosa, dan lignin dari kertas komposit TKKS dan sabut kelapa. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan sifat fisik mekanis kertas yaitu ketebalan, gramatur, dan densitas tertinggi pada penambahan perekat singkong 20 gram yaitu (1, 38 mm, 41, 78 g/m 2 , 0, 30 kg/m 3 secara berurutan) sedangkan pada penambahan tepung pisang sifat fisik mekanis tertinggi pada penambahan 60 gram dengan ketebalan, gramatur, dan densitas (1, 39 mm, 45, 60 g/m 2 , 0, 30 kg/m 3 secara berurutan). Sedangkan untuk karakteristik sifat kimia kertas pada perekat tepung singkong memiliki kadar selulosa tertinggi pada penambahan tepung singkong 20 gram yaitu (50, 83 %), Sedangkan perlakuan dengan penambahan tepung pisang memiliki kadar selulosa tertinggi pada perlakukan 60 gram yaitu (46, 76 %).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 218, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Kertas, TKKS, Serabut Kelapa", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 220, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daun , Vol. 9 No. 2, Desember 2022 : 112 - 118", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 212, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan kayu sebagai sumber bahan baku pembuatan kertas semakin terbatas seiring peningkatan konsumsi kertas di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif lain sebagai bahan baku pembuatan kertas. TKKS memiliki kadungan selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan kertas. Namun, pemanfaatan TKKS saja sebagai pulp kertas masih belum menghasilkan produk kertas berkualitas rendah (Syamsu et al. 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 212, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini disebabkan karena masih terdapat bahan bukan serat yang bersifat hidroskopis, sehingga kertas yang dihasilkan mengandung air cukup besar dan tidak kaku. Berdasarkan hal ini dibutuhkan penambahan bahan baku lain untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia dari kertas komposit tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 215, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sabut kelapa merupakan limbah padat agroindustri yang dapat diolah kembali menjadi bahan baku pada pembuatan kertas. Sabut kelapa dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bubur kertas atau pulp untuk bahan baku pembuatan kertas. Menurut (Paskawati et al .,2004) sabut kelapa menggandung kadar selulosa sebayak 26, 6 %. Kandungan selulosa pada sabut kelapa ini dapat mempengaruhi karakteristik kertas yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 212, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pembuatan kertas perekat juga sangat mempengaruhi kertas yang dihasilkan. Perekat dalam pembuatan kertas berfungsi untuk mengikat serat. Pembuatan kertas dengan penambahan perekat dapat memperkuat ikatan antar serat dengan ketahan tarik dan sobek pada kertas yang tinggi (Fajriani,2010). Dalam penetian ini menggukanan perekat tepung singkong dan tepung pisang.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 316, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 336, "width": 205, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan yang digunakan yaitu Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), Sabut Kelapa, Kulit Pisang, asam sulfat (H2SO4), aluminium foil, amilum, natrium hidroksida (NaOH), aquades (H2O), kalsium hipoklorit Ca(ClO) 2 , kalium permanganat (KMnO4), larutan kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na2S2O3) dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 523, "width": 212, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persiapan bahan baku TKKS dan sabut kelapa", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 564, "width": 212, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel TKKS dan sabut kelapa dibersihkan, lalu dipotong dengan ukuran ± 1-2 cm masing-masing sebanyak 2 Kg.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 626, "width": 212, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel TKKS dan potongan sabut, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Setelah sampel TKKS dan sabut kelapa kering, kemudian dihaluskan menggunakan blender, hingga didapatkan TKKS dan sabut kelapa, kemudian serbuk", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 220, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daun , Vol. 9 No. 2, Desember 2022 : 112 - 118", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut ditimbang, lalu diuji kadar air dan kadar abunya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 92, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan Pulp", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 213, "height": 466, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serbuk TKKS dan sabut kelapa ditimbang sebanyak 60 g dengan perbandingan serbuk TKKS dan Sabut kelapa yaitu (1:1), kemudian sampel tersebut dicampur dalam satu wadah dan dihomogenkan dengan menggunakan blender. Sampel dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambahkan larutan NaOH 7,5%, dan 10% dengan perbandingan 2:1 b/v. Campuran sampel tersebut dipanaskan dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 1 jam. Setelah proses pemasakan, sampel didinginkan sekitar 30 menit, lalu dibilas dengan aquades untuk menghilakan bau dan sisa larutan pemasak (NaOH), kemudian direndam lagi dengan air kaporit atau kalsium hipoklorit Ca(ClO) 2 0,05 M selama 24 jam. Pulp dibilas kembali dengan menggunakan aquades, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga pulp kering, kemudian selanjutnya dilakukan analisa kadar air, kadar abu, kandungan selulosa, dan kandungan lignin.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 102, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan Kertas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 212, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat Campuran Pulp campuran sebanyak 50 g, kemudian binder kulit pisang ditimbang sebanyak 20 g, 40 g, dan 60 g, lalu binder kulit pisang dilarutkan dengan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 212, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "air hangat sebanyak 100 mL dalam beaker glass 500 mL, kemudian memasukkan Pulp campuran ke dalam beaker glass yang berisikan binder kulit pisang. Campuran pulp dan binder tersebut diencerkan hingga volumenya mencapai 1 L, kemudian campuran dihomogenkan menggunakan blender. Setelah campuran bubur kertas tercampur secara sempurna, kemudian disaring menggunakan kain blacu, setelah itu dicetak dan dikeringkan, selanjutnya dilakukan pengujian ketahanan tarik, gramatur serta ketahanan sobeknya.", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 378, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 419, "width": 111, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik Kertas", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 440, "width": 212, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Campuran formulasi pulp Tandan kosong kelapa sawit dan serabut kelapa menghasilkan kertas dengan karakteristik yang beragam. Formulasi pulp TKKS dan seraput kelapa menggunakan penambahan perekat tepung singkong dan tepung pisang Gambar 1. Memperlihatkan kertas dengan campuran formulasi pulp TKKS dan serabut kelapa dengan jenis perekat yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 220, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daun , Vol. 9 No. 2, Desember 2022 : 112 - 118", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 783, "width": 19, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 208, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kertas dengan perekat Tepung Singkong berbagai konsentrasi A: 20 g; B: 40 g ; C: 60 g", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 255, "width": 210, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kertas dengan perekat Tepung Pisang berbagai konsentrasi A: 20 g; B: 40 g ; C: 60 g.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 93, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketebalan Kertas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 212, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tebal kertas adalah jarak tegak lurus antara kedua permukaan kertas yang diukur pada kondisi standar. Metode pengujian tebal kertas pada sampel ini adalah menggunakan metode SNI 14-0435-1998. Gambar 2. Memperlihatkan hasil pengujian ketebalan kertas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 212, "height": 171, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 Ketebalan Kertas Berdasarkan Grafik diatas dapat dilihat penambahan konsentrasi perekat tepung singkong dan tepung pisang sebagai perekat menghasilkan ketebalan kertas yaitu (1,33 mm – 1,38 mm) pada perekat tepung singkong dan (1,34 mm – 1,39 mm) pada perekat tepung pisang. Hasil pengukuran ketebalan kertas sangat", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 213, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipengaruhi oleh proses pencetakan. Ketebalan yang dihasilkan dari setiap sampel berbeda-beda, hal ini disebabkan karena penyebaran serat yang tidak merata di setiap sisi kertas. Pada perlakuan penambahan tepung singkong sebagai binder kertas terjadi penurunan ketebalan kertas. Penurunan ketebalan kertas disebabkan karena penggunaan cetakan manual, dimana berat massa yang didapatkan berbeda dan berpengaruh terhadap ketebalan kertas yang dihasilkan (Marisa,2021). Menurut (Sinaga,2019)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 357, "width": 213, "height": 383, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kekurangan dari metode konvensional adalah sulitnya dalam mengontrol jumlah dan distribusi serat selulosa pada setiap sisi kertas. Jika semakin banyak jumlah selulosa yang terperangkap pada suatu sisi, maka ketebalan pada sisi tersebut akan lebih besar sehingga ketebalan kertas tidak seragam. Ketebalan yang tidak seragam juga dipengaruhi oleh penyebaran serat yang tidak merata di setiap sisi (Ratnasari,2018). Nilai ketebalan yang tidak seragam menunjukkan distribusi komponen penyusun kertas yang tidak merata dan homogen pada setiap sisi (Sinaga,2019). Metode pencetak kertas secara kovensional sangat sulit menyeragamkan penyebaran serat sehingga akan menyebabkan perbedaan ketebalan kertas karena variasi gramatur lembaran", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 220, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daun , Vol. 9 No. 2, Desember 2022 : 112 - 118", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 783, "width": 19, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kertas dan juga dipengaruhi oleh penekanan pada kertas saat pencetakan. Pencetakan kertas dapat diatur melalui tekanan dan debit tangki keluaran buburan kertas pada alat yang digunakan sehingga kertas dapat dicetak sesuai dengan standar yang ada dan dihasilkan ketebalan dan gramatur yang konstan (Julianti dan Nurminah,2006).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gramatur Kertas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 212, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gramatur adalah massa lembaran kertas atau karton dalam gram dibagi dengan satuan luas kertas atau karton dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar (BSN 2008). Menurut (Marisa,2021) bahwa gramatur kertas mempengaruhi semua", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 212, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sifat-sifat kertas. Gambar 3.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 212, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memperlihatkan hasil pengujian gramatur kertas.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 617, "width": 126, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Gramatur kertas.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 642, "width": 212, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Grafik diatas penambahan konsentrasi perekat tepung singkong sebagai perekat menurunkan Gramatur kertas. Sedangkan pada penambahan perekat tepung pisang gramatur kertas meningkat. Menurut (Nurminah,2002) nilai gramatur setiap jenis kertas berbeda, hal ini", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 212, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipengaruhi komposisi bahan yang digunakan dalam proses pembuatan. Nilai gramatur yang dihasilkan berbanding lurus dengan nilai ketebalan. Gramatur dan ketebalan memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain, dimana nilai gramatur kertas menurun makan nilai kebalan kertas juga menurun. Hal ini disebabkan karena formulasi gramatur dapat diperoleh dari perbandingan berat kertas (g) dengan luasan kertas (m 2 ) (Nurminah,2002).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 273, "width": 46, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Densitas", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 298, "width": 213, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Densitas atau rapat massa adalah massa lembaran karton dalam kilogram dibagi dengan satuan volume karton dalam meter kubik, dihitung dari besarnya gramatur dibagi tebal karton, diukur pada kondisi standar (BSN,2008). Gambar 4. Memperlihatkan hasil pengujian densitas kertas.", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 535, "width": 122, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Densitas kertas.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 560, "width": 213, "height": 186, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Grafik diatas penambahan konsentrasi perekat tepung singkong sebagai perekat meningkatkan densitas kertas. Sedangkan pada penambahan perekat tepung pisang desitas kertas kertas meningkat pada penambahan tepung pisang 40 gr dan terjadi penurunan pada penambahan tepung pisang 60 gr. Hal ini dapat dipengaruhi oleh nilai gramatur kertas, nilai rapat massa akan berkaitan erat dengan nilai gramatur dan ketebalan seperti yang telah dijelaskan pada", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 220, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daun , Vol. 9 No. 2, Desember 2022 : 112 - 118", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 783, "width": 19, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengukuran nilai gramatur. Nilai rapat massa juga berbeda untuk setiap jenisnya, hal ini dipengaruhi ketabalan dan gramatur masing-masing kertasnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 162, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadar Selulosa", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 212, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selulosa adalah senyawa organik penyusun utama dinding sel tumbuhan. Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 212, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memperlihatkan hasil pengujian selulosa kertas.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 360, "width": 153, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Kadar Selulosa Kertas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 385, "width": 215, "height": 360, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Grafik diatas penambahan konsentrasi perekat tepung singkong sebagai perekat menurunkan kadar selulosa pada kertas. Hal ini disebabkan pada proses delignifikasi adanya degradasi dari karbohidrat tepung singkong. Menurut (Monica et al. 2009) antara lignin dan karbohidrat terdapat ikatan hidrogen yang terbentuk secara alami dengan struktur komplek. Hal ini mengakibatnkan cukup sulitnya memisahkan antara lignin dan karbohidrat, sehingga pada saat pelarutan lignin, sedikit atau banyak serat pada karbohidrat dapat terdegradasi selama pembuatan pulp. Pada penambahan dengan perekat tepung pisang mengalami peningkatan kadar selulosa., Hal ini disebabkan karena kadar selululosa tepung pisang yang cukup tinggi. Menurut (Prasetyo,2014) tepung pisang memiliki kadar sellulosa yang cukup tinggi yaitu 70.2 %. Tepung pisang ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku organik", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 213, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tekstil dan kertas. Kadar selulosa dalam kertas dipengaruhi oleh konsentrasi dan jenis larutan pemasak, suhu, waktu pemasakan, dan jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat kertas", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 167, "width": 117, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Paskawati et al ., 2004).", "type": "List item" }, { "left": 389, "top": 219, "width": 65, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 245, "width": 212, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 286, "width": 213, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Sifat fisik mekanis kertas yaitu ketebalan, gramatur, dan densitas paling tertinggi pada penambahan perekat singkong 20 gram yaitu (1,38 mm, 41,78 g/m 2 , 0,30 kg/m 3 secara berurutan), sedangkan pada penambahan tepung pisang sifat fisik mekanis tertinggi pada penambahan 60 gram dengan ketebalan, gramatur, dan densitas (1,39 mm, 45,60 g/m 2 , 0,30 kg/m 3 secara berurutan).", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 444, "width": 213, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Karakteristik sifat kimia kertas pada perekat tepung singkong memiliki kadar selulosa tertinggi pada penambahan tepung singkong 20 gram yaitu (50,83 %), sedangkan perlakuan dengan penambahan tepung pisang memiliki kadar selulosa tertinggi pada perlakukan 60 gram yaitu (46,76 %).", "type": "List item" }, { "left": 381, "top": 587, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 612, "width": 213, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Standarisasi Nasional. 2008. Kertas dan Karton. Jakarta : Standar Nasional Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 670, "width": 212, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Monica, Ek. Gellerstedt, G. Henriksson,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 686, "width": 184, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G., 2009. Pulp and Paper Chemistry and Technology. First Edition Vol. I", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 718, "width": 184, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". Sweden: Royal Institute of Technology.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 220, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daun , Vol. 9 No. 2, Desember 2022 : 112 - 118", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fajriani, E. 2010. Aplikasi Perekat Dalam Pembuatan Kayu Laminasi. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan. Laporan Akhir Praktikum. IPB. Bogor Julianti, E. Nurminah, M.,2006.Teknologi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 193, "width": 184, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengemasan, Bahan kuliah terbuka Opencourseware, Universitas", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 225, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumatera Utara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 212, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marisa, N. 2021. Pemanfaatan Kulit Batang Sagu Menjadi Produk Kertas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 64, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skripsi, IPB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 212, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurminah M. 2002. Sifat Kemasan Plastik dan Kertas, Serta Pengaruh Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 340, "width": 99, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Makanan.Fakultas", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 340, "width": 48, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertanian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 340, "width": 212, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Universitas Sumatra utara. Paskawati, Y.A., Susyana, Antaresti, Retnoningtyas E.A. 2020. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertas Komposit Alternatif. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 461, "width": 175, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Teknik Vol. 9, No. 1, 12-21.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 212, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasetyo, Y. 2014. Pemanfaatan Serat Pisang Abaka ( Musa textile Nee ) dan Kertas HVS sebagai Kertas Seni.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 534, "width": 64, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skripsi, IPB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 212, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ratnasari, E. 2018. Modifikasi Bubur Kertas Dari Campuran Pulp Putih Serat Pendek dan Kalsium Karbonat dengan Tambahan Polivinil Alkohol.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 624, "width": 64, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skripsi, IPB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 650, "width": 212, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinaga, N.A.M., 2019.Optimasi dan Pencirian Kertas Edibel Berbahan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 681, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar Biopolimer. Skripsi, IPB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 707, "width": 212, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syamsu, K., L. Haditjaroko, G.I. Pradikta dan H. Roliadi. 2014. Campuran pulp tandan kosong kelapa sawit", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 88, "width": 184, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan selulosa mikrobial nata da cassava dalam pembuatan kertas. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 19 (1):14-21", "type": "Text" } ]
b158fc36-86d5-636c-25fb-8b4e48e15c34
https://ojs.unimal.ac.id/index.php/relativitas/article/download/1194/705
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 227, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relativitas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2018", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 38, "width": 86, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2654 - 4172", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 79, "width": 424, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PELATIHAN BERBASIS METODE PRAKTIKUM", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 123, "width": 80, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siska Mauritha", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 137, "width": 235, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 454, "height": 235, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum di SMAN 1 Meulaboh T. P 2016/ 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimen, dan desain penelitian adalah Pretest-Posttest Control Group Design . Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMAN 1 Meulaboh yang terdiri dari enam kelas setiap kelas berjumlah 40 siswa, dan kelompok sampel ditentukan dengan teknik random sampling sehingga diperoleh dua kelas yang menjadi sampel penelitian. Instrumen yang digunakan adalah tes bentuk pilihan berganda yang telah ditentukan validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal.Kemudian pada sampel diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Pada awal pembelajaran siswa diberikan pretes dengan hasil rata – rata kelas eksperimen 28,4 dan kelas kontrol 27,8. Setelah pembelajaran selesai diperoleh postes dengan hasil rata – rata kelas eksperimen 81,5 dan kelas kontrol 69,1. Hasil uji t diperoleh t hitung = 5,08 dan t tabel = 1,9, sehingga t hitung > t tabel maka H o ditolak, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional selama kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Meulaboh T.P 2016 / 2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 245, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: model pelatihan, metode praktikum.", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 453, "width": 420, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DIFFERENCE LEARNING RESULTS STUDENT USING TRAINING MODEL BASED ON PRACTICUM METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 496, "width": 455, "height": 221, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract : This study aims to find out the learning outcomes of students taught by using practice-based training methods at SMAN 1 Meulaboh T. P 2016 / 2017. The research method used is Experiments, and research design is Pretest-Posttest Control Group Design. The population of the study were the students of grade X SMAN 1 Meulaboh consisting of six classes of each class of 40 students, and the sample group was determined by random sampling technique to obtain two classes that became the research sample. The instrument used is multiple choice form test that has been determined the validity and reliability of 20 questions. Then in the sample given different treatment, the experimental class using the training model based on practicum method and control class using conventional learning. At the beginning of the learning the students were given pretest with the average results of the experimental class 28.4 and the control class 27.8. After the learning was completed the postes were obtained with the average result of the experimental class 81,5 and the control class 69.1. The result of t test is t count = 5.08 and t table = 1.9, so t count > t table then H o is rejected, thus obtained the conclusion that there is difference of learning result between experimental class using training model based on practicum method and control class using conventional learning during teaching and learning activities at SMAN 1 Meulaboh TP 2016/2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 731, "width": 230, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: training model, practicum method.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 227, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relativitas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2018", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 38, "width": 86, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2654 - 4172", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 96, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 454, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya guru dalam mengajarkan materi fisika cenderung menggunakan pembelajaran konvensional yaitu penyampaian materi pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini juga terjadi pada sekolah yang akan diteliti sebagaimana diperoleh hasil observasi peneliti disekolah tersebut bahwa dalam mengajari materi – materi fisika guru bidang studi menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah dan hanya menguasai teori saja daripada praktek. Metode praktikum jarang digunakan karena keterbatasan alat – alat yang disediakan dilaboratorium sekolah tersebut. Menurut Halimah (2012), “ Metode Praktikum diartikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar dengan cara melibatkan peserta didik mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil suatu percobaan”. Oleh sebab itu, peneliti mengajukan penggunaan metode praktikum dalam proses belajar mengajar materi fisika dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Sumintono (2010), “ Kegiatan praktikum laboratorium dapat meningkatkan sikap kritis, keterampilan proses sains, ataupun sikap ilmiah siswa”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 454, "height": 166, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun kendala yang dihadapi peneliti sebelumnya pada saat menggunakan metode praktikum adalah sebagaimana diungkapkan oleh Kurnianto (2010), “ Siswa masih salah dalam membuat laporan awal dan kurang berhati – hati dalam merangkai alat”. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti akan memberikan contoh format laporan awal kepada siswa dan meminta siswa mengisi bon pinjam alat setiap kali melakukan percobaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Model Pelatihan disebabkan model ini dirancang berdasarkan asumsi bahwa orang dapat belajar melalui observasi dan praktek. Keberhasilannya ditunjukkan melalui perilaku yang dapat diamati, seperti kemampuan memecahkan permasalahan matematis. Kesimpulan dari penelitian Wibowo (2009), “ Pada pembelajaran dengan menggunakan Model Pelatihan berbasis praktikum siswa lebih aktif dalam melakukan pembelajaran, hal ini karena siswa diberi kesempatan untuk membuktikan suatu teori fisika”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 454, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang terdapat di SMAN 1 Meulaboh adalah (1) Rendahnya hasil belajar siswa pada materi besaran dan satuan di kelas X ; (2) Siswa lebih banyak belajar teori tanpa disertai praktikum; (3) Laboratorium kurang dimanfaatkan karena keterbatasan alat ; (4) pemahaman konsep – konsep dasar fisika masih kurang. Oleh karena itu, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pelatihan berbasis metode praktikum dan Pembelajaran konvensional pada materi besaran dan satuan di kelas X semester 1 di SMAN 1 Meulaboh T.P. 2016 / 2017.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 562, "width": 56, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 161, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dan Sampel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 454, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 1 Meulaboh pada semester I bulan Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Meulaboh yang berjumlah 240 orang dan terdiri dari enam kelas. Sampel dalam penelitian terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol masing – masing terdiri dari 40 orang yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 93, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 451, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan desain penelitian yaitu: Pretest- Posttest Control Group Design.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 109, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 727, "width": 454, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen yang digunakan adalah tes bentuk pilihan berganda yang telah ditentukan validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 227, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relativitas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2018", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 38, "width": 86, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2654 - 4172", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 108, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 454, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan pembelajaran ditentukan dengan uji statistik terhadap peningkatan rata – rata hasil belajar siswa sebelum dan setelah pelaksanaan praktikum. Uji statistik yang digunakan ditentukan setelah dilakukan uji normalitas (uji Lillifors) dan homogenitas (uji Varians) terhadap data hasil belajar siswa. Besar peningkatannya dengan indeks gain <g> dan kemudian dihitung nilai N-gain dari kedua kelas. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dua pihak. Seluruh data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini diolah dengan bantuan program Microsoft Excel 2007.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 40, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 455, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan di SMAN 1 Meulaboh, maka diperoleh data mengenai pembelajaran menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum dan pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan. Hasil belajar ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol pada SMAN 1 Meulaboh sebelum diberi perlakuan diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan hasil pretest berada pada kategori tidak tuntas dengan rata – rata 28,4 untuk kelas eksperimen dan 27,8 untuk kelas kontrol seperti pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 341, "width": 258, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Data Hasil Pretest Siswa SMAN 1 Meulaboh", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 355, "width": 219, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data pretest siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Kategori f i f k Nilai Kategori f i f k 10 TT 3 3 15 TT 4 4 15 TT 5 8 20 TT 10 14 20 TT 6 14 25 TT 7 21 25 TT 5 19 30 TT 6 27 30 TT 4 23 35 TT 6 33 40 TT 7 30 35 TT 4 37 45 TT 6 36 40 TT 2 39 50 TT 4 40 45 TT 1 40 Jumlah = 1135 40 Jumlah = 1110 40 Rata – rata = 28,4 Rata – rata = 27,8 Ket: * TT = Tidak Tuntas", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 455, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah diperoleh hasil data pretest siswa, kemudian dilakukan pengujian data melalui pengujian normalitas dan homogenitas data sebagai syarat kelayakan penelitian disekolah tersebut. Dari hasil pengujian normalitas dengan uji lilliefors diperoleh kesimpulan bahwa data pretest siswa untuk kedua kelompok sampel memiliki data yang normal sedangkan pengujian homogenitas data pretest siswa dengan menggunakan uji F diperoleh kesimpulan bahwa data pretest siswa antara kelompok sampel tersebut dinyatakan dapat mewakili seluruh populasi yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 455, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian pada kedua kelompok sampel diberikan perlakuan yaitu model pelatihan berbasis metode praktikum di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Pada akhir pembelajaran, dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok sampel setelah diberikan perlakuan. Dari hasil penelitian ini diperoleh pada kelas eksperimen mendapatkan nilai rata – rata 81,5 termasuk ke dalam kategori tuntas baik dan kelas kontrol mendapatkan nilai rata – rata 69,1 yang termasuk dalam kategori cukup tuntas dengan 6 siswa yang mendapat kategori kurang tuntas untuk kelas eksperimen dan 18 siswa termasuk kategori cukup tuntas untuk kelas kontrol seperti terlihat pada tabel 2 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 227, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relativitas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2018", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 38, "width": 86, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2654 - 4172", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 166, "top": 106, "width": 265, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Data Hasil Posttest Siswa SMAN 1 Meulaboh", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 121, "width": 219, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data posttest siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Kategori f i f k Nilai Kategori f i f k 60 KT 3 3 50 CT 6 6 70 KT 3 6 60 CT 6 12 75 CT 8 14 65 CT 6 18 80 TB 8 22 70 TB 5 23 85 TB 8 30 75 TB 6 29 90 ST 4 34 80 ST 6 35 95 ST 2 36 85 ST 3 38 100 ST 4 40 90 ST 2 40 Jumlah = 3260 40 Jumlah = 2765 40 Rata – rata = 81,5 Rata – rata = 69,1 Ket: * KT = Kurang Tuntas", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 256, "width": 66, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CT = Cukup Tuntas TB = Tuntas Baik ST = Sangat Tuntas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 455, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN Perkembangan siswa bisa dilihat kaitannya terhadap hasil belajar dari hasil posttest yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Menurut Novita (2013), “ Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mendapatkan kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar itu merupakan behavior (tingkah laku) dan performance (penampilan) yang menunjukkan sesuatu yang dapat diamati oleh orang lain”. Pada model pelatihan berbasis metode praktikum meliputi lima tahap yaitu: Tahap menentukan tujuan pembelajaran, menjelaskan teori, mendemonstrasikan, mempraktekkan dan mentransfer pelatihan. Melalui kelima tahapan tersebut guru menyampaikan informasi tentang materi pokok besaran dan satuan dengan ceramah, kemudian memberikan penguatan materi dengan cara bertanya kepada siswa secara acak untuk mengetahui apakah siswa mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 454, "height": 290, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian guru mendemonstrasikan cara – cara penggunaan alat dan langkah kerja praktikum kepada siswa dan jemudian menyuruh perwakilan salah satu siswa untuk mengulang kembali demonstrasi yang diperagakan guru. Dengan adanya pengulangan – pengulangan tersebut maka siswa akan semakin ingat tentang materi yang dipelajari. Pada tahap mempraktek, guru menyuruh siswa untuk mempraktekkan hal – hal yang harus dilakukan ketika praktikum berlangsung sesuai petunjuk yang terdapat dalam LKS yang telah dibagikan guru dimana pada tahap ini siswa mempraktekkan secara langsung bagaimana cara menggunakan alat- alat pengukuran massa, panjang dan waktu dan membaca hasil pengukuran dari alat – alat tersebut. Perkembangan siswa dalam menggunakan alat – alat praktikum sangat baik. Awalnya siswa tidak mengenal alat – alat ukur tersebut dan manfaatnya, namun setelah diberikan pelatihan siswa menjadi tahu dan mengerti cara – cara penggunaan alat dan membaca hasil pengukuran. Siswa menjadi lebih aktif bertanya dan bekerja ketika praktikum berlangsung. Menurut Al – Farisi dalam Gunawan (2013), “ Metode praktikum adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prodesur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah”. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu. Pada saat pembelajaran berlangsung keterlibatan siswa cukup baik meski masih ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas – aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran seperti permisi keluar kelas. Aktivitas bertanya dan kerja paling sering muncul pada fase pembelajaran praktik dibandingkan pada fase – fase lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 454, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun demikian penggunaan model pelatihan berbasis metode praktikum ini memiliki beberapa kendala dalam proses pembelajaran diantaranya adalah keterbatasan alat –", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 227, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relativitas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2018", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 38, "width": 86, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2654 - 4172", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 454, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "alat yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum, pengelolaan kelas oleh guru masih belum kondusif, keterbatasan waktu yang dibutuhkan saat praktikum berlangsung dan guru kadang kewalahan dalam melaksanakan pembimbingan terhadap kelompok secara bergiliran. Kendala ini diatasi guru dengan memberikan sanksi kepada kelompok siswa yang ribut dengan cara mengurangi nilai dari hasil kerja yang diperoleh kelompok siswa tersebut, guru berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan waktu sesuai dengan RPP walaupun pada kenyataannya tidak bisa seefektif seperti yang telah direncanakan, guru mengatur di dalam pengelompokkan siswa secara heterogen, yaitu di dalam tiap – tiap kelompok terdiri dari siswa pintar maupun yang kurang pintar sehingga diantara mereka bisa saling bertransfer pengetahuan dan mempermudah tugas guru memberikan pembimbingan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 454, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Adapun metode yang digunakan berupa metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa terlihat banyak yang jenuh terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini dikarenakan metode – metode belajar yang disampaikan guru kurang menarik minat siswa. Terkadang terlihat siswa yang mengantuk, mengusili temannya yang lain dan tidak konsentrasi penuh terhadap materi yang disampaikan guru. Hal ini berdampak pada daya tangkap siswa terhadap materi menjadi kurang baik, sehingga dapat dilihat dari hasil posttest siswa diperoleh rata – rata 69,1 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 455, "height": 152, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji kesamaan rata – rata dua pihak untuk mengetahui adanya perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum dan kelas yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan. Pada posttest diperoleh t hitung = 5,08 sedangkan t tabel = 1,99. Karena t hitung > t tabel , maka t hitung menunjukkan angka signifikan yang berarti. Berdasarkan hasil ini dapat dilihat bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa ( posttest ) yang diajar dengan menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum dan pembelajaran konvensional pada kedua kelompok siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi besaran dan satuan lebih baik apabila menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum daripada pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 60, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 454, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pelatihan berbasis metode praktikum dan pembelajaran konvensional pada siswa SMAN 1 Meulaboh T.P 2016 / 2017 pada materi pokok besaran dan satuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan hasil pengujian t hitung > t tabel (5,08 > 1,99) pada taraf signifikan α = 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 145, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 454, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada pihak unuversitas teuku umar yang telah mendukung proses administrasi peneliti selama proses penelitian. Kepada pihak sekolah SMAN 1 Meulaboh yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Kepada seluruh siswa kelas X SMAN 1 Meulaboh yang telah bersedia menjadi objek penelitian serta berbagai pihak yang tidak mungkin peneliti tuliskan satu – persatuan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 741, "width": 113, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 755, "width": 295, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunawan, E. 2013. Macam – Macam Metode Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 227, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relativitas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2018", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 38, "width": 86, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2654 - 4172", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 79, "width": 393, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".http://nilaieka.blogspot.com/2013/04/macam-macam-metode-pembelajaran.html.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 428, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halimah, S. 2012. Strategi Pembelajaran . Penerbit Cita Pustaka Meida Perintis. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 455, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurnianto, P. 2010. Pengembanagan Kemampuan Mengumpulkan dan Mengkomunikasikan Konsep Fisika Melalui Kegiatan Praktikum Fisika Sederhana, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 3(6). Hal. 57.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 454, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novita, A. 2013. Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Jurnal Matematika dan Sains . 3(1). Hal.30.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 455, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumintono, B. 2010. Pengajaran Sains Dengan Praktikum Laboratorium: Perspektif Dari Guru – Guru Sains Di SMPN Di Kota Cimahi, Jurnal Pengajaran MIPA . 2(15). Hal. 121.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 454, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo, W. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester I Pada Pokok Bahasan Cahaya Dengan Model Pelatihan Berbasis Kegiatan Praktikum Dan Pengajaran Konvensional Di SMP Negeri 38 Medan T. P. 2009/2010. Skripsi. FMIPA UNIMED. Medan.", "type": "List item" } ]
8954d6c0-f82b-e5b2-8c2c-c308ae5dc39b
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK/article/download/947/671
[ { "left": 150, "top": 779, "width": 363, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 316", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 18, "width": 279, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 33, "width": 334, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 11 Issue 1 2024 Pages 316 – 326 p-ISSN: 1858-005X e-ISSN: 2655-3392 DOI: https://doi.org/10.47668/edusaintek.v11i1.947 website: https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 95, "width": 410, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IMPLEMENTASI FILTER SKETSA CITRA DIGITAL MELALUI OPERASI KONVOLUSI DENGAN MATRIK KERNEL LAPLACE OF GAUSS", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 138, "width": 378, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunbun Muhammad 1 , Tedjo Darmanto 2* , Ryan Gustira Haryanto Putra 3 1,2,3 Universitas Islam Nusantara, Indonesia e-mail: [email protected] *", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 423, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Sketch filter is used usually as a preliminary process of the images due to further processing such as in pattern recognition of a certain object by deep learning method. Several types of sketch filter can be used to detect the edge of object. In this paper the implementation of convolution operation by the Laplace of Gauss kernel matrix is explored to be used as a sketch filter to detect the edge of object.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 272, "width": 422, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Sketch Filter, Convolution Operation, Kernel Matrix, Edge Detection, Laplace of Gauss.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 423, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Filter sketsa banyak digunakan untuk pengolahan citra fase awal sebelum kemudian digunakan untuk beberapa kebutuhan, seperti untuk pengenalan pola obyek tertentu yang diolah melalui metoda deep learning. Beberapa tipe filter sketsa dapat digunakan untuk deteksi tepi obyek. Pada penelitian ini dilakukan eksplorasi implementasi operasi konvolusi jenis matrik kernel Laplace of Gauss untuk dijadikan filter sketsa deteksi tepi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 420, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Filter Sketsa, Operasi Konvolusi, Matrik Kernel, Deteksi Tepi, Laplace of Gauss .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 409, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2024 The Authors. This is an open access article under the CC BY-SA 4.0 license ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 / )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 96, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 429, "height": 303, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa peneliti melakukan penelitian terkait pengolahan citra tentang pemanfaatan filter sketsa. Membangun kerangka kerja pengolahan sketsa citra dengan menggunakan algoritma dengan langkah-langkah two-layer , ekstraksi sketsa dan rendering (Jiang, B. dan Liu, S. 2013). Menggunakan algoritma filter sketsa two-layer untuk melakukan estimasi entropi pada data plane (Lu, J. dkk. 2022). Menggunakan lanskap sketsa pensil secara otomatis untuk membangkitkan citra dari fotograf (Khayan, A dan Khoenkaw, P. 2021). Deteksi tepi pada citra menggunakan operasi non-linier dispersif fase yang mengungkapkan transisi intensitas citra dapat digunakan untuk deteksi tepi dan fitur ekstraksi yang diimplementasikan untuk deteksi tepi pada citra biomedik (Asghari, M.H. & Jalali, B. 2015). Rekognisi wajah berdasarkan filter sketsa untuk perbandingan secara forensik dan komposisi sketsa dalam investigasi kegiatan kriminal tersangka (Klum, S. dkk. 2013). Mempresentasikan sketsa wajah berdasarkan banyak representasi dari sintesis foto yang bermanfaat dalam penegakan hukum dan digital entertainment (Peng, C. dkk. 2015). Aplikasi filter preservasi tepi pada proses sketsa deretan citra untuk mengubah posisi hasil deteksi deretan citra yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 317", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 571, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "multitemporal (Stephane, M. & Charlotte, P. 2015). Membuat sintesis sketsa wajah dengan model joint training untuk meningkatkan hasil sintesis sketsa dengan konkatenasi informasi high-pass dari patch sketsa training dengan patch foto secara bersamaan dalam menghitung bobot rekonstruksi wajah (Wan, W. & Lee, H.J. 2017). Menyelesaikan masalah pembangkitan sketsa untuk pengisian celah antara dua domen berbeda (Zhang, X. dkk. 2017). Galea, C. dan Farrugia, R. mengusulkan metoda untuk ekstraksi deskriptor pola lokal dalam banyak skala dari patch yang tumpang tindih pada citra yang terfilter Log-Gabor untuk memperoleh template modalitas silang ( cross modality ) pada setiap foto dan sketsanya (Galea, C. & Farrugia, R. 2016). Chang, Q. dkk. melakukan penelitian tentang kernel GPU untuk empat arah operator Sobel 5 x 5 dengan menggunakan warp-level primitive dan mekanisme prefetch untuk meningkatkan performansi (Chang, Q. dkk. 2023). Xu, X., dkk. melakukan penelitian terhadap fitur terstruktur dengan pemodelan struktur untuk mendapatkan hasil yang tajam dan realistik sebagai deteksi tepi pada citra dengan kecerahan yang rendah (Xu, X., dkk. 2023). Lin, X. dkk. melakukan penelitian tentang deteksi tepi obyek melalui metoda deteksi segmen garis dengan panduan menggambar tepi pada level garis atau guided edge drawing for robust line segment detection GEDRLSD (Lin, X. dkk. 2023). Zangpo, J. dkk. melakukan penelitian secara eksperimen dalam bentuk analisis numerik dan simulasi tentang perbedaan fungsi antara skalar dan vortex vektor menggunakan sel dengan dinding sel sebagai amplituda obyek dan inti sel sebagai fase obyek dengan isolasi tepi fase obyek dari tepi amplituda obyek untuk meningkatkan kualitas tepi (Zangpo, J. dkk. 2023). Seo, J. dkk. membangun dua metoda vision untuk pemungut kantong plastik transparan berdasarkan pengolahan citra klasik dan heuristik yaitu melalui metoda deteksi tepi canny dan pelatihan data melalui model deep learning (Seo, J. dkk. 2023). Pengenalan penyakit late blight pada daun tomat dengan pengolahan citra dengan pemisahan bagian citra daun yang terkena penyakit dari yang normal melalui pemisahan segmen dan metoda multi-class SVM untuk kategorisasinya (Farooq, M.S. dkk. 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 428, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat disimpulkan penerapan filter sketsa gambar digital melalui operasi konvolusi dengan matriks perkalian Laplace Gauss membuka peluang baru untuk mengeksplorasi keindahan visual dalam pemrosesan gambar (Setyawan & Nawansari, 2022) . Teknik ini tidak hanya menciptakan tampilan yang menarik, tetapi juga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 318", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membantu penonton melihat detail dan kontur yang mungkin hilang pada gambar aslinya. Dengan mengintegrasikan teknologi dan seni, penggunaan filter sketsa gambar digital membawa dimensi baru pada pemrosesan gambar yang realistis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 56, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 429, "height": 489, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini metoda yang digunakan adalah metode yang digunakan pada pengolahan citra untuk tujuan deteksi tepi. Secara umum langkah-langkah dilakukan dalam empat langkah. Pertama, konversi citra asli menjadi citra dalam skala keabuan ( gray-scale ); Kedua, pada citra gray-scale dilakukan operasi konvolusi dengan filter Laplace of Gauss (LoG); Ketiga, untuk memperlebar jarak warna gelap dan terang dilakukan operasi contrast dengan menambah kecerahan warna yang cerah dan mengurangi kecerahan warna yang gelap; Keempat, untuk mempertajam hasil deteksi tepi dilakukan filter sharp . Langkah keempat ini bersifat opsional. Operasi konvolusi dilakukan dengan dua alternatif matrik kernel, yaitu berukuran 5 x 5 dan 7 x 7 untuk diperbandingkan hasilnya. Implementasi dengan bahasa pemrograman Java memerlukan modifikasi nilai koefisien matrik yang berada di tengah dibandingkan dengan teori, yaitu ditambah satu, agar jika dijumlahkan semua koefisien total nilainya selalu satu. Untuk mendapatkan tepi obyek yang relatif menonjol digunakan matrik kernel LoG. Nilai koefisien matrik kernel LoG 5 x 5 dapat dilihat pada Tabel 1. dan matrik kernel LoG 7 x 7 dapat dilihat pada Tabel 2. Untuk mendapatkan hasil akhir tepi obyek yang moderat cukup dilakukan operasi konvolusi dengan matrik kernel LoG, tetapi jika ingin mendapatkan deteksi tepi yang lebih tegas, maka digunakan filter sharp . Pada penelitian ini digunakan filter sharp , dengan matrik 3 x 3. Terdapat empat variasi filter sharp yang digunakan, yaitu sharp horizontal, vertikal, normal dan diagonal, seperti yang ditampilkan pada Tabel 3. dan 4 (untuk matrik 3 x 3 horizontal dan vertikal) dan Tabel 5. dan 6 (untuk matrik 3 x 3 normal dan diagonal dengan nilai tengah 5). Seperti halnya matrik kernel, matrik filter sharp implementasinya pada pemrograman Java, nilai koefisien yang di tengah ditambah satu, sehingga jika semua nilai koefisien matrik dijumlahkan nilai totalnya selalu satu.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 676, "width": 305, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Implementasi matrik Kernel 5 x 5 pada pemrograman Java. 0 0 -1 0 0 0 -1 -2 -1 0 -1 -2 17 -2 -1", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 728, "width": 93, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 -1 -2 -1 0 0 0 -1 0 0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 319", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 100, "width": 305, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Implementasi matrik Kernel 7 x 7 pada pemrograman Java.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 115, "width": 134, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 0 0 -1 0 0 0 0 0 -1 -2 -1 0 0 0 -1 -2 -3 -2 -1 0 -1 -2 -3 41 -3 -2 -1 0 -1 -2 -3 -2 -1 0 0 0 -1 -2 -1 0 0", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 190, "width": 133, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 0 0 -1 0 0 0", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 218, "width": 164, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Filter sharp horizontal 3x3.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 232, "width": 47, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 166, "top": 218, "width": 319, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 3 -1 0 0 0 Tabel 4. Filter sharp vertikal 3x3.", "type": "Table" }, { "left": 386, "top": 232, "width": 45, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 -1 0", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 244, "width": 45, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 3 0 0 -1 0", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 283, "width": 151, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Filter sharp normal 3x3.", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 296, "width": 51, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 -1 0", "type": "Picture" }, { "left": 164, "top": 283, "width": 323, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 5 -1 0 -1 0 Tabel 6. Filter sharp diagonal 3x3.", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 296, "width": 48, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 0 -1", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 308, "width": 48, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 5 0 -1 0 -1", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 158, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 30, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 428, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil operasi konvolusi dengan matrik kernel LoG 5 x 5 dan 7 x 7 yang dapat diperbandingkan, menunjukkan matrik kernel LoG 7 x 7 lebih jelas menampilkan tepi obyek dibandingkan matrik kernel LoG 5 x 5, seperti dapat dilihat pada Gambar 1. (LoG 5 x 5) dibandingkan pada Gambar 2. (LoG 7 x 7), setelah menggunakan filter sharp horizontal, vertikal, normal dan diagonal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 396, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gray-scale->LoG5x5-> Contrast->Sharp Gray-scale->LoG5x5->Contrast-> Sharp", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 320", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 317, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Horizontal vertikal Gray-scale-> LoG5x5-> Contrast->Sharp normal Gray-scale-> LoG5x5-> Contrast->Sharp diagonal Gambar 1. Perbandingan hasil filter sharp setelah operasi konvolusi dengan matrik kernel Laplace of Gauss (LoG) 5 x 5. Kiri atas dengan filter sharp 3 x 3 horizontal. Kanan atas dengan filter sharp 3 x 3 vertikal. Kiri bawah dengan filter sharp 5 x 5 horizontal. Kanan", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 405, "width": 184, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atas dengan filter sharp 5 x 5 vertikal.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 183, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gray-scale->LoG7x7-> Contrast->Sharp Horizontal", "type": "Caption" }, { "left": 298, "top": 654, "width": 183, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gray-scale->LoG7x7->Contrast-> Sharp vertikal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 321", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 426, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gray-scale-> LoG7x7-> Contrast->Sharp normal Gray-scale-> LoG7x7-> Contrast->Sharp diagonal Gambar 2. Perbandingan hasil filter sharp setelah operasi konvolusi dengan matrik kernel Laplace of Gauss (LoG) 7 x 7. Kiri atas dengan filter sharp 3 x 3 horizontal. Kanan atas dengan filter sharp 3 x 3 vertikal. Kiri bawah dengan filter sharp 3 x 3 normal (nilai tengah=5). Kanan bawah dengan filter sharp 3 x 3 diagonal (nilai tengah=5).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 68, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 429, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memperoleh tepi obyek yang lebih kontras diperlukan operasi pengolahan citra kontras dengan memperlebar jarak nilai gray-scale warna terang dengan warna gelap. Hasil perbandingan operasi pengolahan citra kontras dari hasil konvolusi dengan matrik kernel LoG 5 x 5 dan 7 x 7 dapat dilihat pada Gambar 3. Dari pengamatan khususnya tepian obyek menunjukkan operasi konvolusi matrik kernel 5 x 5 dan 7 x 7 yang dilanjutkan dengan filter kontras, matrik kernel 7 x 7 lebih memperlihatkan ketegasan tepian obyek dibandingkan matrik kernel 5 x 5 walaupun tanpa filter sharp (seperti yang dilakukan pada Gambar 2) dengan hasil yang moderat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 322", "type": "Page footer" }, { "left": 145, "top": 321, "width": 333, "height": 263, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gray-scale->LoG5x5 Gray-scale->LoG5x5->Contrast Gray-scale->LoG7x7", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 572, "width": 144, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gray-scale->LoG7x7->Contrast", "type": "Picture" }, { "left": 101, "top": 585, "width": 396, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Perbandingan hasil operasi pengolahan citra kontras terhadap hasil konvolusi dengan matrik kernel LoG 5 x 5 dan 7 x 7 tanpa filter sharp.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam dunia yang semakin terhubung dengan teknologi, citra digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dari momen yang berharga hingga pencapaian ilmiah, citra digital membawa pesan-pesan penting. Salah satu aspek menarik dari citra digital adalah kemampuan kita untuk mengubahnya menjadi representasi yang lebih sederhana, seperti sketsa. Di dalam proses tersebut, filter sketsa citra digital muncul sebagai alat penting yang memungkinkan kita untuk mengungkap makna yang lebih mendalam (Purwandari et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 323", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Filter sketsa citra digital adalah teknik yang digunakan untuk mengubah citra berwarna menjadi representasi sketsa hitam putih. Salah satu metode yang umum digunakan adalah operasi konvolusi dengan matriks kernel Laplace of Gauss. Kernel ini adalah suatu matriks yang diterapkan pada citra melalui operasi konvolusi untuk menghasilkan efek visual tertentu (Yusuf, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 429, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kernel Laplace of Gauss adalah komponen kunci dalam menghasilkan efek sketsa pada citra. Matriks kernel ini memadukan kedua filter Laplace dan Gauss, menghasilkan efek yang menonjolkan detail penting dalam citra sambil menghilangkan detail yang kurang penting (Prasetyo, 2020). Hasilnya adalah citra yang lebih sederhana namun mempertahankan inti informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 429, "height": 406, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implikasi pendidikan dari filter sketsa citra digital antara lain dalam (Gulo, 2020) yaitu: 1) Mengembangkan Kreativitas Visual: Penerapan filter sketsa citra digital melalui operasi konvolusi dengan matriks kernel Laplace of Gauss dapat membantu siswa mengembangkan kreativitas visual. Mereka dapat melihat citra dalam dimensi yang berbeda, mendorong pemikiran kreatif dalam interpretasi dan transformasi. 2) Pengenalan Konsep Teknikal: Filter sketsa citra digital memperkenalkan siswa pada konsep teknis dalam pengolahan citra. Mereka dapat memahami bagaimana operasi konvolusi memengaruhi representasi visual suatu objek dan mengaitkannya dengan konsep matematika seperti matriks dan perhitungan numerik. 3 ) Memahami Representasi Data: Filter sketsa citra digital membantu siswa untuk lebih mendalam memahami representasi data dalam citra. Mereka dapat membandingkan informasi yang diwakili oleh citra asli dan citra sketsa, serta mengenali bagaimana detail tertentu dapat ditingkatkan atau dihilangkan dalam proses tersebut. 4) Penerapan dalam Desain dan Seni: Pengetahuan tentang filter sketsa citra digital dapat bermanfaat dalam bidang desain dan seni. Siswa dapat mengaplikasikan konsep ini dalam karya seni digital, manipulasi citra, atau desain grafis, membuka peluang baru untuk berkreasi. 5) Mendorong Keterampilan Problem Solving: Proses menerapkan filter sketsa citra digital melalui operasi konvolusi memerlukan pemahaman mendalam tentang algoritma dan konsep matematika. Ini dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan problem solving dan pemecahan masalah yang abstrak (Sinurat & Siagian, 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 429, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam artian Dalam akhirnya, filter sketsa citra digital melalui operasi konvolusi dengan matriks kernel Laplace of Gauss bukan hanya tentang transformasi visual", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 324", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semata. Ini membawa implikasi mendalam dalam pendidikan, mendorong pemahaman konsep teknis, kreativitas, dan penerapan praktis dalam berbagai bidang (Marpaung et al., 2022). Dengan memahami dan menguasai konsep ini, siswa dapat melihat dunia visual dengan pandangan yang lebih luas dan mengintegrasikannya ke dalam perkembangan pribadi dan profesional mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 64, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 429, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil implementasi operasi konvolusi dengan matrik kernel LoG terhadap obyek citra yang telah dikonversi ke gray-scale memperlihatkan hasil dengan tampilan tepi obyek yang cukup kontras dibandingkan dengan obyeknya, sehingga operasi konvolusi tersebut dapat berfungsi sebagai filter sketsa yang menonjolkan tepian obyek dan dapat digunakan untuk keperluan lebih lanjut seperti pengenalan pola melalui metoda deep learning .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 112, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asghari, M.H. & Jalali, B. 2015. “Edge Detection in Digital Images using Dispersive Phase Stretch Transform”. International Journal of Biomedical Imaging , Vol-15, Id 687819. Doi: 10.1155/2015/687819", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 428, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chang, Q., Li, X., Li, Y. & Miyazaki, J. 2023. “Multi -directional Sobel operator kernel on GPUs”. Journal of Parallel and Distributed Computing . Preprint", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 428, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farooq, M.S., Arif, T. & Riaz, S. 2023. “Detection of Late Blight Disease in Tomato leaf Using Image P rocessing Techniques”. https://arxiv.org/pdf/2306.06080.pdf Galea, C. and Farrugia, R.A. 2016. “Face Photo -Sketch Recognition using Local and Global Texture Descriptors”. 24 th European Signal Processing Conference. Doi: 10.1109/ eusipco.2016.7760647", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 428, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gulo, H. (2020). Penerapan Laplacian of Gaussian Dalam Mendeteksi Tepi Luka Bakar Pada Manusia. TIN: Terapan Informatika Nusantara , 1 (7), 339 – 349.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 428, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jiang, B. and Liu, S. 2013. “Expressive Image Sketching with Two -Layer Image Features”, Seventh International Confe rence on Image and Graphics, Doi:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 663, "width": 111, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1100/icig.2013.187", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 428, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khayan, A. and Khoenkaw, P. 2021. “Automatic Pencil Sketch Landscape Image Generation from Photograph”, Sixth International Conference on Digital Arts,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 726, "width": 114, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media and Technology", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 325", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klum, S., Han, H., Jain, A. K. and Klare, B. 2013. “Sketch based Face Recognition: Forensic vs. Composite Sketches”, International Conference on Biometrics. Doi:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 127, "width": 135, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1109/icb. 2013.6612993", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 429, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lin, X., Zhou, Y., Liu, Y. & Zhu, C. 2023. “Level -Line Guided Edge Drawing for Robust Line Segment Detection”. https://arxiv.org/pdf/2305.05883.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 428, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lu, J., Zhang, Z. and Chen, H. 2022. “A Two -Layer Sketch for Entropy Estimation in Data Plane”, Seventh International Conference on Cloud Computing and Big Data Analytics, Doi: 10.1109/icccbda55098.2022.9778903", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 428, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marpaung, F., Aulia, F., & Nabila, R. C. (2022). COMPUTER VISION DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL . PUSTAKA AKSARA.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 428, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peng, C., Gao, X., Wang, N., Tao, D, Li, X. and Li, J. 2015. “Multiple representations - based Face Sketch- Photo Synthesis”, IEEE Transactions on Neural Networks and Learning Systems , vol.27(11), 2201-2215, doi:10.1109/tnnls.2015. 2464681 Prasetyo, E. D. (2020). Deteksi Tepi Menggunakan Metode Laplacian of Gaussian Pada Citra Bola Futsal. TIN: Terapan Informatika Nusantara , 1 (6), 309 – 316.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 429, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwandari, E. P., Vatresia, A., & Siburian, S. (2019). Deteksi Image Splicing Pada Citra dengan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dan Scale Invariant Feature Transform (SIFT). Pseudocode , 6 (2), 138 – 148.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 428, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyawan, G. C., & Nawansari, M. P. (2022). Kinerja Penapisan Gaussian dan Median Dalam Pelembutan Citra. Journal of Information Technology , 2 (2), 1 – 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 428, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seo, J., Wagner, J., Raicura, A. & Kim, J. 2023. “Vision and Control for Grasping Clear Plastic Bags”. https://arxiv.org/pdf/2305.07631.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinurat, S., & Siagian, E. R. (2021). Peningkatan Kualitas Citra Dengan Gaussian Filter", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 562, "width": 393, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Citra Hasil Deteksi Robert. Pelita Informatika: Informasi Dan Informatika , 9 (3), 225 – 231.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 428, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stephane, M., Charlotte, P. 2015. “Primal Sketch of Image Series with Edge Preserving Filtering Application to Change Detection”, Eight International Workshop on the Analysis of Multitemporal Remote Sensing Images. Doi: 10.1109/multi.temp.2015. 7245785", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 428, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wan, W., and Lee, H.J. 2017. “Face Sketch Synthesis with Joint Training Model”,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 707, "width": 392, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Conference on Computer Theory and Applications. Doi: 10.1109/iccta43079.2017.94972", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 284, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Filter Sketsa Citra Digital Melalui Operasi Konvolusi …", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 793, "width": 363, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (1) 2024 | 326", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xu, X., Wang, R. & Lu, J. 2023. “Low -Light Image Enhancement via Structure Modeling and Guidance”. https://arxiv.org/pdf/2305.05839.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 428, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, F. (2017). Pendeteksian Nomor Polisi Kendaraan Bermotor Berbasis Citra Digital Menggunakan Metode Binerisasi Dan Tempale Matching. Teknosains: Media Informasi Sains Dan Teknologi , 11 (1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 428, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zangpo, P., Kawabe, T. & K obayashi, H. 2023. “Edge -Enhanced Microscopy of Complex Object using Scalar and Vectorial Vortex Filtering”. https://arxiv.org/pdf/2305.07225.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 429, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zhang, X., Li, X., Ouyang, S. and Liu, Y. 2017. “Photo -to-Sketch Transformation in a Complex background”, IEEE Access , 5, 8727-8735", "type": "Text" } ]
3688f92e-77a8-39a0-f011-cf874f982cad
https://jurnal.uinsyahada.ac.id/index.php/TI/article/download/8657/5263
[ { "left": 254, "top": 92, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023", "type": "Table" }, { "left": 205, "top": 101, "width": 204, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN Print : 2355-8717 ISSN Online : 2721-8406 Sinta 5 Doi : https://doi.org/10.24952/thariqahilmiah.v11i2.8657", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.173", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 124, "width": 406, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE USE OF SPEECH RECOGNITION TO FIND OUT READING ERRORS ON GOOGLE TRANSLATE", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 153, "width": 201, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1* Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 167, "width": 322, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Email: 1* [email protected] , 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 438, "width": 3, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Section header" }, { "left": 341, "top": 469, "width": 95, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 504, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 529, "width": 439, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to find out the errors in reading 50 Arabic vocabularies using speech recognition found on Google translator. This research is descriptive qualitative research, with collection techniques using observation and documentation techniques. Data used in this research is 50 vocabularies prepared for reading by 20 students. Data analysis techniques used in research and interactive data analysis. The research result obtained is that several vocabularies that have many errors, in the accuracy of letters, and there is also a vocabulary that has the correct letter and vowel accuracy. Errors found in using speech recognition are very diverse, such as the arrangement of letters that do not match up with what is captured by the speech recognition function from Google Translate. Common reading errors in the vocabulary prepared by the researcher an error in the vocabulary ending in the letter Ta’ Marbutah “ة”. This is due to the arrangement of letters and vowels in the vocabulary prepared by the researcher not by the result captured by Google translator when students read it.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 692, "width": 396, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Speech Recognition; Arabic Language; Vocabulary; Error; Google Translator", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 718, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 297, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.174", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 437, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Currently, the global world has entered the era of revolution 4.0, which is marked by increased connections, interactions, digital development, artificial intelligence and virtual systems. With the shifting boundaries between humans, machines, and other resources, information and communications technology will inevitably impact many areas of life. One of the areas affected is education. Facing this situation, every branch of education must prepare adjustments and new literacy in the education sector. Old literacy that relies on reading, writing and mathematics needs to be strengthened with new literacy, namely literacy about data, technology, and other resources . 1 Ongoing technological developments present challenges and opportunities for the continuity of the education sector, especially those related to school management and the way teachers carry out learning activities in the classroom. Teachers certainly need technology as a medium of learning for the continuity of learning activities. 2 Technology as a learning medium is certainly no stranger to use by teachers, learning media that contains artificial intelligence (Artificial Intelligence) in it.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 436, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artificial intelligence is the science of the development of science and technology which is used to create and realize intelligence using hardware and software solutions, this is inspired by reverse engineering such as neuron patterns that work in the human brain. A network of neurons is called a neural network which has limitations for solving and resolving problems that exist in the real world, in this case, it can be used with the help of the role of artificial intelligence . 3 The use of artificial intelligence in the field of education is no longer strange, one of which is in learning Arabic. One implementation of the use of artificial intelligence in the field of education, especially Arabic language education, is the use of Google Translate.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 436, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Wohrley, quoted by Aziez and Hidayat, Google Translate is a translation tool that recommends translations of words or sentences in text form in various official languages developed by Google . 4 And according to Harahap, Google", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 436, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Delipiter Lase, “Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0,” Jurnal Sunderman , 2019, https://jurnal.sttsundermann.ac.id/index.php/sundermann/article/view/18/16.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 436, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Muhammad Hasyimsyah Batubara, Kampus Merdeka : Menilik Kesiapan Teknologi Dalam Sistem Kampus , ed. Masduki Khamdan Muchamad, Taufiq A. Gani, and Putri Wahyuni (Aceh: Syiah Kuala University", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 435, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Press, 2020), https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=fXgREAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA53&dq=penerapan+te knologi+artificial+intelligence+dalam+proses+belajar+mengajar+di+era+industri+4.0&ots=mk2N1gXcCu &sig=bw4b0fKZ5Emi_Y7SlN5Ub17v7Ks&redir_esc=y#v=onepage&q=penerapan tek.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 681, "width": 48, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Batubara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 436, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Furqanul Aziez and Kosadi Hidayat, “Pengaruh Penggunaan Google Translate Terhadap Kualitas Terjemahan Mahasiswa Psm Pbsi Ump,” Metafora: Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra 5, no. 2 (2019): 88–103, https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/METAFORA/article/view/5076/2646.", "type": "Footnote" }, { "left": 238, "top": 28, "width": 127, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use Of Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To Find Out Reading Errors On Google Translate Author: 1 Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 66, "width": 191, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 66, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.175", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 436, "height": 209, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Translate can translate into 80 languages in the world . 5 In Google Translate some features can make it easier for users to translate the language they want to translate, such as the write-your-own feature, image or camera feature, speech or voice feature, document feature, and others . 6 The speech or voice feature of Google Translate is one implementation of the use of speech recognition or voice recognition. In the opinion of Andriana et al, speech recognition is a method carried out by a computer to recognize sounds made by humans without regard to the person's identity. The pronunciation time and vowel sound emphasis level which will later be aligned with the existing template in the database are references to be used as parameters 7 and speech recognition using the Google Speech API can recognize spoken sounds and then convert them into text . 8 According to Amrizal and Aini, speech recognition has advantages and disadvantages. These advantages include, fast and easy to use. Meanwhile, the weaknesses in speech recognition are that it is prone to interference and the number of words known is limited . 9", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 317, "width": 437, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, the definition of vocabulary, or what is called Mufrodat in Arabic according to Muchtar is a collection of selected words that will later create a language, and words are the smallest components of language that have independent characteristics. 10 Language is a communication tool that plays an important role for humans to understand it, take advantage of it, and adapt it to various kinds of science and knowledge . 11 Arabic is a language found in the Koran and also hadith. Arabic is a special", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 456, "width": 433, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Khoirul Amru Harahap, “Analisis Kesalahan Linguistik Hasil Terjemahan Mesin Terjemah Google Translate Dari Teks Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia,” Jurnal Penelitian Agama 15, No. 1 (2014): 26–43, Https://Doi.Org/10.24090/Jpa.V15i1.2014.Pp26-43.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 492, "width": 431, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Prasetya Eghy Satriatama, “Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Fitur Foto Pada Google Translate Sebagai Media Menerjemahkan Materi Berbahasa Jepang” (Universitas Negeri Semarang, 2020), Http://Lib.Unnes.Ac.Id/42268/1/2302416061_Prasetya Eghy Satriatama_Pend. B.Jepang.Pdf.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 528, "width": 419, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Andriana Et Al., “Speech Recognition Sebagai Fungsi Mouse Untuk Membantu Pengguna Komputer Dengan Keterbatasan Khusus,” Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2016 , No. November (2016): 1–7, Https://Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php/Semnastek/Article/Download/778/706.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 563, "width": 409, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Supriyanta, Pudji Widodo, And Bekti Maryuni Susanto, “Aplikasi Konversi Suara Ke Teks Berbasis Android Menggunakan Google Speech Api” 2, No. 2 (2014),", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 589, "width": 377, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Repository.Nusamandiri.Ac.Id/Index.Php/Unduh/Item/2061/Jurnal-SPT-Aplikasi.Pdf.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 599, "width": 423, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Victor Amrizal And Qurrotul Aini, Kecerdasan Buatan , Ed. Qurrotul Aini, Kecerdasan Buatan (Jakarta: Halaman Moeka, 2013),", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 625, "width": 418, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Bitstream/123456789/44538/2/Naskah Kecerdasan Buatan.Pdf.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 635, "width": 434, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Ilham Muchtar, “Peningkatan Penguasaan Mufradat Melalui Pengajian Kitab Pada Mahasiswa Ma‟Had Al-Birr Unismuh Makassar,” Al-Maraji’ : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 2, No. 2 (2018): 14–26, Https://Journal.Unismuh.Ac.Id/Index.Php/Al-Maraji/Article/View/1978.", "type": "Footnote" }, { "left": 125, "top": 672, "width": 151, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Yunaldi And Syahlawani Siregar, “", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 691, "width": 380, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ",” Thariqah Ilmiyah; Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Bahasa Arab 9, No. 2 (2021): 61–74, Http://Jurnal.Iain- Padangsidimpuan.Ac.Id/Index.Php/TI/Article/View/4382.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 82, "width": 190, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.176", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 437, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "language because Arabic is rich in meaning. 12 In Indonesia, where the majority are Muslim, many people are interested in studying Arabic, with the aim of understanding and studying the content of the Koran and Hadith. Studying Arabic can be done at formal or non-formal schools 13 . Learning a language is not as easy as imagined, it takes time to learn the sciences related to Arabic itself . 14 Among these sciences are language skills known as speaking skills, listening skills, writing skills, and reading skills . 15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 437, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In learning Arabic, reading skills are among the main skills that must be mastered by Arabic language learners and are also an important factor in learning Arabic 16 . Reading skills are activities carried out based on the participation of several skills, namely scanning, digesting, and remembering . 17 Reading skills are a communication process between readers and writers through written text . 18 With reading skills, students will better understand and master everything, and students will also have more understanding and knowledge. Reading skills are the main initial capital for students. In reading skills, usually starting from the lowest level, starting with letters, then continuing to vocabulary, then continuing to sentences. In this research, vocabulary is the context that will be studied. 19 According to Fitriliza and Fahmi, vocabulary is a collection of words known by", "type": "Text" }, { "left": 460, "top": 419, "width": 7, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Text" }, { "left": 414, "top": 421, "width": 46, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةاشنهرا And", "type": "Picture" }, { "left": 215, "top": 441, "width": 99, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, No. 1 (2019): 49–68,", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 456, "width": 250, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://Garuda.Kemdikbud.Go.Id/Documents/Detail/1062151.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 409, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Irsal Amin, “ ايسينودنإ يف ةبلطلا يدل ةيبرعلا ةغللا ميلعت يف ةيوغللا تلاكشملا ,” Thariqah Ilmiyah; Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Bahasa Arab 9, no. 2 (2021): 102–17.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 490, "width": 415, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Nova Yanti and Sholehuddin, “Efektifitas Pelaksanaan Strategi Kalam Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Mts Al-Jauhar Duri,” Armala 1, No. 1 (2020), https://e- journal.iainptk.ac.id/index.php/armala/article/view/84.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 435, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Nurmasyithah Syamaun, “Pembelajaran Maharah Al-Kalam Untuk Meningkatan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan | Syamaun | اـنـناـسل,” (LISANUNA): Jurnal Ilmu Bahasa Arab Dan Pembelajarannya 4, No. 2 (2015): 343–59, https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/article/view/852/667.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 426, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Idam Kholid Nasution, Triana Susanti, and Muhammad Fikri, “ ةقيرطلا مادختساب ةيبرعلا ةغللا ميلعت ورابنكاب يرتف ةينيد ةيلهلأا ةيملاسلإا ةيوناثلا ةيردملا تابلاط ةءارق ةراهم ةيقرتل ةيئاقتنلاا ,” Thariqah Ilmiah: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Bahasa Arab 10, no. 2 (2022): 157–70.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 432, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Muhajirun Najah, “Penerapan Pembelajaran Shorof Bagi Pembelajar Tingkat Pemula Menggunakan Metode Pemerolehan Bahasa,” Al Mahāra: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 5, no. 1 (July 1, 2019): 117–40, https://doi.org/10.14421/almahara.2019.051-07.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 647, "width": 217, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Dani Firdaus, Hasyim Asyari, and Asmad Hanisy, “", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 425, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ",” Lisan An-Nathiq: Jurnal Bahasa Dan Pendidikan Bahasa Arab 1, no. 1 (2019): 1–21, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/LAN/article/view/3531.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 692, "width": 408, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Afrina Refdianti and Afwan Afwan, “Fa’ãliyat Istikhdãm Al-Kitãb Al-Asãsiy (Dirãsah Taqwîmiyyah Fi Jãmi’ah Imam Bonjol Al-Islãmiyah Al-Hukumiyyah Padang),” Akademika: Jurnal Keagamaan Dan Penddikan 17, no. 2 (2021): 238–51.", "type": "Footnote" }, { "left": 238, "top": 28, "width": 127, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use Of Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To Find Out Reading Errors On Google Translate Author: 1 Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 66, "width": 191, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 66, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.177", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 433, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "every individual or other human being, which are members of a particular language. 20", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 111, "width": 436, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When reading vocabulary, there are bound to be errors in reading it. This error is called a language error. According to Tarigan in Putra, an error is something that deviates from the applicable rules or norms of adult language performance . 21 While language users are still in language acquisition and learning mode, language errors can still occur and are often encountered in language learners, especially second languages. 22 This research focuses on the use of speech recognition in Google Translate.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 221, "width": 437, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research has several connections with several relevant previous studies. This research is very interesting to study because technology is developing that contains artificial intelligence systems that can be used in the world of education, especially Arabic language education. Thus, the researcher took three samples from previous research that are relevant to the research to be studied by researchers, such as; 1) the Application of Speech Recognition in the Android-Based Educational Game \"Tahfidzul Qur'an Zaman Now\" , 23 2) Speech Recognition Technology for English Pronunciation Practice Using the Dictation Method in the Multimedia Broadcasting Study Program , 24 3) Implementation of the Google Speech API in the Android-Based Al-Qur'an Memorization Correction Application. 25 The 1st and 3rd studies focused on the use of speech recognition in correcting Al-Quran memorization, memorizing, and memorizing. The second study focuses on the use of speech recognition for English pronunciation practice.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 442, "width": 436, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From these three studies, the results showed that by using speech recognition in this study, the results were in line with expectations, such as helping in correcting memorization, memorizing, repeating memorization, and increasing self-confidence in", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 504, "width": 425, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Fitriliza and Ari Khairurrijal Fahmi, “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Melalui Metode Contoh Morfologi (Penelitian Tindakan Di Fakultas Agama Islam),” Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (2017): 183–204, http://journal.uhamka.ac.id/index.php/jpi.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 539, "width": 380, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Wahyu Hanafi Putra, “Analisis Kesalahan Berbahasa Arab (Teori, Metodologi,Dan Implementasi),” ed. Sofyan Hadi Nata, 1st ed. (Indramayu: Penerbit Adab, 2022), 182.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 564, "width": 435, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Ari Khairurrijal Fahmi, “Analisis Kesalahan Gramatikal Teks Terjemah (Indonesia-Arab) Dalam Pendidikan Bahasa Arab,” Kordinat: Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam 15, no. 1 (2016): 105–16, https://doi.org/10.15408/kordinat.v15i1.6311.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 599, "width": 435, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Krisna Febrianto and Iskandar Ikbal, “Penerapan Speech Recognition Pada Permainan Edukasi „Tahfidzul Qur‟an Zaman Now‟ Berbasis Android,” Komputa : Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika 9, no. 1 (March 23, 2020): 17–24, https://doi.org/10.34010/KOMPUTA.V9I1.3721.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 635, "width": 424, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Aliv Faizal Muhammad and Akhmad Alimudin, \"Penerapan Technology Speech Recognition Untuk Latihan Pronunciation Bahasa Inggris Melalui Metode Dictation Di Program Studi Multimedia Broadcasting | Education Journal : Journal Educational Research and Development,\" Education Journal : Journal Education Research and Development 2 No. 2 (2018): 23–34, https://jurnal.ikipjember.ac.id/index.php/ej/article/view/110.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 694, "width": 432, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Affandy Akbar et al., “Implementasi Google Speech Api Pada Aplikasi Koreksi Hafalan Al-Qur ‟ An Berbasis Android ( The Implementation of the Google Speech on Qur ‟ an Recitation Correction,” Jtika 1, no. 1 (2019): 1–8.", "type": "Footnote" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 92, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 82, "width": 190, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.178", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 436, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pronouncing as well as increasing motivation to learn English pronunciation. This research focuses on analyzing the use of speech recognition in Google Translate to find errors in reading 50 Arabic vocabulary words. This research aims to find out what errors there are in reading 50 Arabic vocabulary words using speech recognition on Google Translate.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 137, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 230, "width": 436, "height": 153, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This type of research is descriptive qualitative research with data collection techniques, observation techniques, and documentation techniques. The observation technique used by the researcher is a research observation table where during the research students read the vocabulary prepared in the table, then the researcher observes the results obtained and analyzes them and simple observations from previous journals related to speech recognition research. The data analysis technique that researchers used in this research is interactive data analysis. This interactive data analysis model was coined by Miles & Huberman. Interactive data analysis has three elements, namely; data reduction, data presentation, and conclusion. This research was carried out at SMP Muhammadiyah 35 Jakarta, taking a sample of 20 grade 7 students.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 400, "width": 159, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 428, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on research conducted by researchers using speech recognition on Google Translate to find out errors in reading 50 vocabularies on Google Translate, researchers observed the results of reading 50 Arabic vocabularies that researchers had prepared in the research instrument table. The following are the results of the research data that have been obtained, then the researcher counted the number of correct and incorrect numbers of correct letters and pronouns in each vocabulary seen by each student, and then obtained the following results:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 555, "width": 191, "height": 133, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nmb Vocabular ies Indicator True False 1 Letter accuracy 3 17 2 Letter accuracy 10 10 3 Letter accuracy 4 16", "type": "Table" }, { "left": 238, "top": 28, "width": 127, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use Of Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To Find Out Reading Errors On Google Translate Author: 1 Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 66, "width": 297, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.179", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 99, "width": 180, "height": 610, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Letter accuracy 0 20 5 Letter accuracy 3 17 6 Letter accuracy 18 2 7 Letter accuracy 1 19 8 Letter accuracy 15 5 9 Letter accuracy 11 9 10 Letter accuracy 16 4 11 Letter accuracy 17 3 12 Letter accuracy 12 8 13 Letter accuracy 9 11 14 Letter accuracy 10 10 15 Letter accuracy 16 4 16 Letter accuracy 14 6 17 Letter accuracy 14 6 18 Letter accuracy 12 8 19 Letter accuracy 6 14", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 297, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.180", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 115, "width": 180, "height": 570, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Letter accuracy 14 6 21 Letter accuracy 0 20 22 Letter accuracy 1 19 23 Letter accuracy 0 20 24 Letter accuracy 3 17 25 Letter accuracy 14 6 26 Letter accuracy 0 20 27 Letter accuracy 0 20 28 Letter accuracy 20 0 29 Letter accuracy 11 9 30 Letter accuracy 14 6 31 Letter accuracy 10 10 32 Letter accuracy 11 9 33 Letter accuracy 0 20 34 Letter accuracy 0 20", "type": "Table" }, { "left": 238, "top": 28, "width": 127, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use Of Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To Find Out Reading Errors On Google Translate Author: 1 Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 66, "width": 297, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.181", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 99, "width": 180, "height": 610, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 Letter accuracy 8 12 36 Letter accuracy 0 20 37 Letter accuracy 5 15 38 Letter accuracy 10 10 39 Letter accuracy 0 20 40 Letter accuracy 11 9 41 Letter accuracy 13 7 42 Letter accuracy 13 7 43 Letter accuracy 15 5 44 Letter accuracy 17 3 45 Letter accuracy 0 20 46 Letter accuracy 16 4 47 Letter accuracy 9 11 48 Letter accuracy 9 11 49 Letter accuracy 18 2 50 Letter accuracy 5 15", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 92, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 82, "width": 190, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.182", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 425, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the number of correct and incorrect counts calculated for each student, the researcher then converted the data into diagram form which aims to make it easier to understand, such as:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 242, "width": 98, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 17 true letter", "type": "Picture" }, { "left": 230, "top": 220, "width": 210, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the diagram above, vocabulary", "type": "Picture" }, { "left": 230, "top": 220, "width": 288, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gets the correct number of letters as 3, and the number of incorrect letters as many as 17.", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 357, "width": 228, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the diagram above, the vocabulary", "type": "Table" }, { "left": 477, "top": 357, "width": 41, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "has 10", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 379, "width": 185, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "correct letters and 10 incorrect letters.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 485, "width": 288, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the diagram above, the vocabulary has 20 correct letters and 0 incorrect letters.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 619, "width": 225, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the diagram above, the vocabulary", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 619, "width": 37, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gets a", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 643, "width": 288, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "correct number of letters of 0, and several incorrect letters of 20.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 28, "width": 127, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use Of Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To Find Out Reading Errors On Google Translate Author: 1 Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 66, "width": 191, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 66, "width": 91, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: 2023-12-21", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.183", "type": "Page footer" }, { "left": 230, "top": 133, "width": 288, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the diagram above, the vocabulary gets the", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 157, "width": 288, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "number of correct letters as 0, and the number of incorrect letters as many as 20 . Based on the diagram above, the vocabulary of", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 260, "width": 288, "height": 139, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gets a correct number of letters of 0, and several incorrect letters of 20 . Based on the diagram above, the vocabulary of gets", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 412, "width": 288, "height": 241, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the number of correct letters as 0, the number of incorrect letters as many as 20 Based on the diagram above, the vocabulary of gets a correct number of letters of 0, and several incorrect letters of 20 . Based on the diagram above, the vocabulary of gets", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 666, "width": 288, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a correct number of letters of 0, and several incorrect letters of 20 .", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 297, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.184", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 436, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results obtained were based on research carried out by researchers regarding the use of speech recognition to identify errors in reading 50 Arabic vocabulary using Google Translate, so data was obtained as in the table and diagram above. In the diagram, several vocabularies have many errors in letter accuracy and some vocabularies have all letter accuracy correct. Some of the results obtained from using speech recognition from all vocabularies, only 1 vocabulary did not have several errors in letter accuracy, namely .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 370, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then several vocabularies do not have the correct number of letters, namely", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 436, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The errors found in using speech recognition are very diverse, such as incorrect letter arrangements and the vocabulary being read does not match what is captured by the", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 149, "width": 221, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the diagram above, the vocabulary", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 149, "width": 288, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gets a correct number of letters of 0, and several incorrect letters of 20 . Based on the diagram above, the vocabulary of", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 276, "width": 288, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gets a correct number of letters of 0, and several incorrect letters of 20 .", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 404, "width": 288, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the diagram above, the vocabulary of gets 0 correct numbers of letters and 20 incorrect numbers of letters.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 28, "width": 127, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use Of Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To Find Out Reading Errors On Google Translate Author: 1 Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 66, "width": 191, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 66, "width": 91, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: 2023-12-21", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.185", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 94, "width": 436, "height": 219, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "speech recognition function of Google Translate. Reading errors that are often found in vocabulary are errors in vocabulary that end in the letter ta' marbutah ((ة). In its use, according to Amrizal and Aini, speech recognition has a weakness that is a bit of a nuisance to its users, a weakness that is often found during research, namely that it is prone to Interference. Speech recognition is prone to interference because the sound signal system is based on frequencies or waves. When the information in a sound signal has a wave structure that is the same as the disturbing frequency structure, it will be more difficult to sort out the interference in the sound signal . 26 During the research, the research environment was very noisy with lots of noise from the students' voices, so the speech recognition on Google Translate was hampered in recognizing the voices of students who were reading the vocabulary. Apart from that, speech recognition also has limitations on the number of words recognized, so this can also trigger errors in the results displayed by Google Translate. The limited number of words is caused by speech recognition running based on similar data held in the system database . 27", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 331, "width": 199, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSSION DAN SUGGESTION", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 354, "width": 436, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of research on the use of speech recognition to detect errors in reading 50 Arabic vocabulary words on Google Translate, the following conclusions can be drawn; 1) When using speech recognition in Google Translate, errors were found in the accuracy of letters and pronouns for each student. 2) In the research results, there is one vocabulary whose letters and pronouns are all correct, namely the vocabulary ي ِف and", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 440, "width": 364, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 vocabularies that do not have the correct number of letters, namely", "type": "List item" }, { "left": 400, "top": 471, "width": 126, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Weaknesses in speech", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 496, "width": 437, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "recognition affect the research results, so that several vocabularies ending in the letters ta' marbutah (ة) do not have the correct number, both in terms of letter accuracy and phrasing accuracy. This is due to the limited words available in the speech database system recognition.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 569, "width": 437, "height": 90, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the research that has been carried out, the researcher makes several suggestions, as follows, 1) In the next development of the speech recognition system developed by Google Translate, it is better to update the vocabulary in the database system. 2) It is hoped that in the next research, we will examine why Arabic vocabulary ending in the letter ta' marbutah (ة) ends in the letter ha' (ه) when using the microphone feature on Google Translate.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 704, "width": 169, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Amrizal and Aini, Kecerdasan Buatan .", "type": "Footnote" }, { "left": 125, "top": 717, "width": 85, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Amrizal and Aini.", "type": "Footnote" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 92, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 82, "width": 190, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.186", "type": "Page footer" }, { "left": 248, "top": 112, "width": 84, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 436, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akbar, Affandy, Ario Yudo Husodo, Ariyan Zubaidi, Program Studi, Teknik Informatika, Fakultas Teknik, and Universitas Mataram. “Implementasi Google Speech Api Pada Aplikasi Koreksi Hafalan Al-Qur ‟ An Berbasis Android ( The Implementation of the Google Speech on Qur ‟ an Recitation Correction.” Jtika 1, no. 1 (2019): 1–8.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 437, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amin, Irsal. “ لا نيلعت يف تيىغللا ثلاكشولا ايسينوذنإ يف تبلطلا يذل تيبرعلا تغل .” Thariqah Ilmiyah; Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Bahasa Arab 9, no. 2 (2021): 102–17.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 436, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amrizal, Victor, and Qurrotul Aini. Kecerdasan Buatan . Edited by Qurrotul Aini.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 257, "width": 412, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan Buatan . Jakarta: Halaman Moeka, 2013.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 270, "width": 362, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44538/2/naskah kecerdasan buatan.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 436, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriana, Olly V, Riyanto S, Ganjar T, and Zulkarnain. “Speech Recognition Sebagai Fungsi Mouse Untuk Membantu Pengguna Komputer Dengan Keterbatasan Khusus.” Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2016 , no. November (2016): 1–7. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/download/778/706.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 436, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aziez, Furqanul, and Kosadi Hidayat. “Pengaruh Penggunaan Google Translate Terhadap", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 367, "width": 412, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas Terjemahan Mahasiswa Psm Pbsi Ump.” Metafora: Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra 5, no. 2 (2019): 88–103.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 395, "width": 393, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/METAFORA/article/view/5076/2646.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 436, "height": 96, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batubara, Muhammad Hasyimsyah. Kampus Merdeka : Menilik Kesiapan Teknologi Dalam Sistem Kampus . Edited by Masduki Khamdan Muchamad, Taufiq A. Gani, and Putri Wahyuni. Aceh: Syiah Kuala University Press, 2020. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=fXgREAAAQBAJ&oi=fnd&pg=P A53&dq=penerapan+teknologi+artificial+intelligence+dalam+proses+belajar+meng ajar+di+era+industri+4.0&ots=mk2N1gXcCu&sig=bw4b0fKZ5Emi_Y7SlN5Ub17v 7Ks&redir_esc=y#v=onepage&q=penerapan tek.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 437, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahmi, Ari Khairurrijal. “Analisis Kesalahan Gramatikal Teks Terjemah (Indonesia- Arab) Dalam Pendidikan Bahasa Arab.” Kordinat: Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam 15, no. 1 (2016): 105–16. https://doi.org/10.15408/kordinat.v15i1.6311.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 437, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febrianto, Krisna, and Iskandar Ikbal. “Penerapan Speech Recognition Pada Permainan Edukasi „Tahfidzul Qur‟an Zaman Now‟ Berbasis Android.” Komputa : Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika 9, no. 1 (March 23, 2020): 17–24. https://doi.org/10.34010/KOMPUTA.V9I1.3721.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 269, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firdaus, Dani, Hasyim Asyari, and Asmad Hanisy. “", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 647, "width": 11, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".”", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 436, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An-Nathiq: Jurnal Bahasa Dan Pendidikan Bahasa Arab 1, no. 1 (2019): 1– 21. http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/LAN/article/view/3531. Fitriliza, and Ari Khairurrijal Fahmi. “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Melalui Metode Contoh Morfologi (Penelitian Tindakan Di Fakultas Agama Islam).”", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 28, "width": 127, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use Of Speech Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 18, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To Find Out Reading Errors On Google Translate Author: 1 Aulya Fitrie, 2 Ari Khairurrijal Fahmi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 66, "width": 297, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.187", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 94, "width": 205, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Islam 8,", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 94, "width": 184, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "no. 2 (2017): 183–204.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 108, "width": 203, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.uhamka.ac.id/index.php/jpi.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 119, "width": 436, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, Khoirul Amru. “Analisis Kesalahan Linguistik Hasil Terjemahan Mesin Terjemah Google Translate Dari Teks Bahasa Arab Ke Dalam Bahasa Indonesia.”", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 149, "width": 214, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Agama 15,", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 149, "width": 173, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "no. 1 (2014): 26–43.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 163, "width": 240, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.24090/jpa.v15i1.2014.pp26-43.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 174, "width": 437, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lase, Delipiter. “Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0.” Jurnal Sunderman , 2019. https://jurnal.sttsundermann.ac.id/index.php/sundermann/article/view/18/16.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 202, "width": 436, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muchtar, Ilham. “Peningkatan Penguasaan Mufradat Melalui Pengajian Kitab Pada Mahasiswa Ma‟Had Al-Birr Unismuh Makassar.” Al-Maraji’ : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 2, no. 2 (2018): 14–26. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/al- maraji/article/view/1978.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 257, "width": 436, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad, Aliv Faizal, and Akhmad Alimudin. “Penerapan Teknology Speech Recognition Untuk Latihan Pronunciation Bahasa Inggris Melalui Metode Dictation Di Program Studi Multimedia Broadcasting | Education Journal : Journal Educational Research and Development.” Education Journal : Journal Education", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 315, "width": 412, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research and Development 2 No. 2 (2018): 23–34.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 329, "width": 293, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.ikipjember.ac.id/index.php/ej/article/view/110.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 340, "width": 437, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Najah, Muhajirun. “Penerapan Pembelajaran Shorof Bagi Pembelajar Tingkat Pemula Menggunakan Metode Pemerolehan Bahasa.” Al Mahāra: Jurnal Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 370, "width": 126, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa Arab 5,", "type": "Table" }, { "left": 264, "top": 370, "width": 262, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "no. 1 (July 1, 2019): 117–40.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 384, "width": 230, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.14421/almahara.2019.051-07", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 398, "width": 436, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasution, Idam Kholid, Triana Susanti, and Muhammad Fikri. “ ماذختساب تيبرعلا تغللا نيلعت ورابنكاب يرتف تينيد تيلهلأا تيهلاسلإا تيىناثلا تيرذولا ثابلاط ةءارق ةراهه تيقرتل تيئاقتنلاا تقيرطلا.” Thariqah Ilmiah: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Bahasa Arab 10, no. 2 (2022): 157–70.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 453, "width": 436, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, Wahyu Hanafi. \"Analisis Kesalahan Berbahasa Arab (Teori, Metodologi, Dan Implementasi).\" edited by Sofyan Hadi Nata, 1st ed., 182. Indramayu: Penerbit Adab, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 492, "width": 436, "height": 110, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Refdianti, Afrina, and Afwan Afwan. “Fa‟ãliyat Istikhdãm Al-Kitãb Al-Asãsiy (Dirãsah Taqwîmiyyah Fi Jãmi‟ah Imam Bonjol Al-Islãmiyah Al-Hukumiyyah Padang).” Akademika: Jurnal Keagamaan Dan Penddikan 17, no. 2 (2021): 238– 51.Satriatama, Prasetya Eghy. “Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Fitur Foto Pada Google Translate Sebagai Media Menerjemahkan Materi Berbahasa Jepang.” Universitas Negeri Semarang, 2020. http://lib.unnes.ac.id/42268/1/2302416061_Prasetya Eghy Satriatama_Pend. B.Jepang.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 602, "width": 436, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriyanta, Pudji Widodo, and Bekti Maryuni Susanto. “Aplikasi Konversi Suara Ke Teks Berbasis Android Menggunakan Google Speech Api” 2, no. 2 (2014). https://repository.nusamandiri.ac.id/index.php/unduh/item/2061/Jurnal-SPT- Aplikasi.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 658, "width": 436, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamaun, Nurmasyithah. “Pembelajaran Maharah Al-Kalam Untuk Meningkatan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 695, "width": 233, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan | Syamaun |", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 692, "width": 147, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".” (LISANUNA): Jurnal Ilmu", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 715, "width": 410, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa Arab Dan Pembelajarannya 4, No. 2 (2015): 343–59. https://jurnal.ar-", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 39, "width": 359, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THARIQAH ILMIAH: JURNAL ILMU-ILMU KEPENDIDIKAN DAN BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 50, "width": 191, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11. No. 2 Desember 2023 The Use Of Speech Recognition To Find Out Reading Errors On Google Translate", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 82, "width": 297, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submited: 2023-08-14 Revised: 2023-12-01 Accepted: 2023-12-21", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 729, "width": 29, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.188", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 436, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "raniry.ac.id/index.php/lisanuna/article/view/852/667. Yanti, Nova, and Sholehuddin. “Efektifitas Pelaksanaan Strategi Kalam Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Mts Al-Jauhar Duri.” Armala 1, No. 1 (2020). https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/armala/article/view/84.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 170, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunaldi, and Syahlawani Siregar. “", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 224, "width": 413, "height": 33, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".” Thariqah Ilmiyah; Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Bahasa Arab 9, no. 2 (2021): 61–74. http://jurnal.iain-", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 260, "width": 270, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "padangsidimpuan.ac.id/index.php/TI/article/view/4382.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 55, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةاشنهرا, and", "type": "List item" }, { "left": 469, "top": 308, "width": 33, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, no.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 367, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (2019): 49–68. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1062151.", "type": "Text" } ]
30bafb38-ded3-2816-f888-d43580d27e0f
http://e-journal.ar-rum.ac.id/index.php/JIKA/article/download/58/77
[ { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 88, "width": 356, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERAN POSYANDU REMAJA TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA TANJUNGPINANG", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 126, "width": 322, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mia Afritia, M. Zen Rahfiludin, Dharminto Puskesmas Melayu Kota Piring, Dinas Kesehatan Kota Tanjung Pinang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 428, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan kesehatan remaja seperti hamil, aborsi dan lain sebagainya masih banyak ditemui sebagai akibat dari kurangnya pemahaman mengenai kesehatan reproduksi. Perubahan fisik, psikologi dan sosial merupakan masa yang harus dilewati para remaja. Bila remaja dipersiapkan dalam melewati proses perubahannya diharapkan dapat membantu masalah kesehatan yang ada khususnya untuk mengurangi angka kematian ibu. Posyandu remaja hadir dalam rangka membantu remaja menghadapi permasalahannya yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan perilaku kesehatan reproduksi remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti posyandu Remaja di Kota Tanjungpinang. Penelitian ini adalah penelitian Analitik kuantitatif dengan desain cross sectional . Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner yang dilakukan pada bulan Januari-Februari 2019 dan subjek penelitian ini adalah remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti posyandu remaja berjumlah 72 responden. Analisis data meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan uji Mann whitney untuk melihat perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap dan praktik) kesehatan reproduksi dari dua kelompok tersebut. Terdapat perbedaan pada pengetahuan (p-Value=0,000) dan praktik (p-Value=0,035) namun tidak terdapat perbedaan sikap (p-Value=0,843).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 218, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Posyandu remaja, perilaku, remaja.", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 410, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE ROLE OF ADOLESCENT POSYANDU ON ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH BEHAVIOR IN TANJUNGPINANG", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 46, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrack", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 428, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problems in adolescent health such as pregnancy, abortion and many others are still found as a result of a lack of understanding of reproductive health. Adolescent have to through Physical, psychological and social changes. If they are well prepared, then the problem in adolescents health can be reduced. This study aims to analyze differences in reproductive health behavior of adolescents who follow and who do not participate in adolescent posyandu in Tanjungpinang city. This research is quantitative analytic research with cross sectional research design. Data collection was conducted by interview using questionaires. The study was conducted in January-February 2019 and the subjects of this study were adolescents who participated in the Youth intergrated service post and those who did not participated totaling 72 respondents. Data analysis include descrptive analysis and statistical analysis using Mann Whitney test to see differences in reproductive health behavior of the two groups. The results of this study indicate that there are differences in knowledge (p-Value=0,000) and practice (p-Value=0,035) but there are no difference in attitudes (p-Value=0,843). To form a new integrated youth service post and improve the existing integrated youth service post so that it can be reached by teenager.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 282, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : Integrated youth service post, behavior, adolescent.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 198, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja merupakan cerminan penerus generasi bangsa sehingga perlu dipersiapkan secara berkualitas khususnya dalam permasalahan kesehatan reproduksi sehingga dapat membantu dalam menurunkan angka kematian ibu. 1-3", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 198, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan yang terjadi pada masa remaja ditambah seperti perubahan fisik, psikologi dan sosial ditambah dengan pengaruh budaya asing serta masih tabu dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 198, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membicarakan permasalahan kesehatan khususnya mengenai kesehatan reproduksi membuat remaja bingung dan cenderung untuk berperilaku seksual yang berisiko serta rentan terkena masalah seperti pubertas, Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS dan juga kematian. 4-7", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 197, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2012 mendapatkan data sekitar 75,6% remaja bergandeng tangan saat berpacaran, sedangkan 48,1% remaja putra dan 29,3% remaja putri pernah berciuman bibir kemudian 29,5% remaja laki-laki pernah meraba atau merangsang pasangannya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 381, "width": 197, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan menurut Riskesdas 2013", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 393, "width": 197, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdapat sekitar 1,97% remaja yang hamil pada usia 15-19 tahun. 6 Kompleksnya permasalahan remaja yang", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 431, "width": 197, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada membuat pemerintah mengembangkan cara agar para remaja lebih mudah dalam memperoleh akses mengenai informasi kesehatan sehingga posyandu remaja hadir ditengah masyarakat dengan harapan dapat membantu remaja dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. 8,9", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 545, "width": 198, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Tanjungpinang merupakan ibu kota dari provinsi kepulauan Riau yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia (10) sehingga sangat rentan dalam penularan penyakit khususnya reproduksi. berdasarkan data dari KPA Provinsi Kepri tiga tahun terakhir, jumlah kasus HIV pada tahun 2014 sekitar 975 kasus, 1.038 kasus di tahun 2015 dan 1.031 kasus di tahun 2016. Persentase kasus HIV ini 48% wanita dan 52% pria. Adanya Posyandu remaja di Kepulauan Riau diharapkan dapat dijangkau oleh para remaja sehingga nanti dapat membantu menurunkan permasalahan kesehatan reproduksi yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 197, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian yang digunakan Penelitian Analitik dengan desain penelitian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cross-sectional yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2019 di Kota Tanjungpinang. Populasi subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang mengikuti posyandu remaja dan yang tidak mengikuti posyandu remaja. Besar sampel yang digunakan untuk masing-masing kelompok sebanyak 36 orang. Prosedur pengambilan sampel dilakukan secara sistematis random sampling. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "instrumen kuisioner.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 138, "width": 110, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 151, "width": 198, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik mengenai kesehatan reproduksi berasal dari kelompok remaja yang mengikuti posyandu yaitu sebesar 75% sedangkan tingkat pengetahuan kurang baik berasal dari kelompok remaja yang tidak mengikuti posyandu yaitu sebesar 66,7%.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 252, "width": 3, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 265, "width": 38, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 278, "width": 419, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi tingkat pengetahuan remaja yang mengikuti posyandu remaja dan yang tidak mengikuti posyandu remaja mengenai kesehatan reproduksi Kelompok remaja Kategori Pengetahuan Baik Kurang Baik Total % Median Min - Max P Jml % Jml % Ikut Posyandu remaja 27 75 9 25 36 100 19 14 - 24 0,000 Tidak ikut Posyandu remaja 12 33,3 24 66,7 36 100 16 9 - 19", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 201, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa kelompok remaja yang mengikuti posyandu remaja memiliki tingkat kelompok remaja yang tidak mengikuti posyandu remaja. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna mengenai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi antara kelompok remaja yang mengikuti posyandu dan yang tidak mengikuti posyandu remaja (p-Value = 0,000).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 201, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan K. Malleshappa et. Al (2011) di Kuppam mandal, India, bahwa terdapat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 386, "width": 201, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perbedaan pengetahuan yang signifikan antara remaja yang diberikan penyuluhan dengan yang tidak mendapatkan penyuluhan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya posyandu remaja dapat menjadi salah satu sarana dalam meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi. Dengan adanya posyandu remaja maka remaja akan lebih mudah mengakses informasi dan dapat menjadi wadah dalam membantu menyelesaikan permasalahan remaja khususnya mengenai kesehatan reproduksi.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 576, "width": 407, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Distribusi sikap remaja yang mengikuti posyandu remaja dan yang tidak mengikuti posyandu remaja mengenai kesehatan reproduksi Kelompok remaja Kategori Sikap Baik Kurang Baik Total % Median Min - Max P Jml % Jml % Ikut Posyandu remaja 20 55,6 16 44,4 36 100 73,50 65 - 67 0,843 Tidak ikut Posyandu remaja 17 47,2 19 52,8 36 100 72,00 66 - 95", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 208, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian pada kategori sikap (Tabel 2) menunjukkan bahwa sikap baik yang baik mengenai kesehatan reproduksi berasal dari kelompok remaja yang mengikuti", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 708, "width": 208, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "posyandu yaitu sebesar 55,6% sedangkan sikap yang kurang baik berasal dari kelompok remaja yang tidak mengikuti posyandu yaitu sebesar 52,8% .", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa kelompok remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti posyandu remaja posyandu remaja memiliki sikap yang tidak terlalu berbeda secara signifikan mengenai kesehatan reproduksi . Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna mengenai sikap tentang kesehatan reproduksi antara kelompok remaja yang mengikuti posyandu dan yang tidak mengikuti posyandu remaja (pValue=0,843).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 213, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agam M, dkk,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 88, "width": 208, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang mengatakan bahwa ada perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai kesehatan reproduksi siswa SMA swasta dan Madrasah Aliyah. 11 Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan mrtupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan objek.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 278, "width": 38, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 290, "width": 407, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi praktik remaja yang mengikuti posyandu remaja dan yang tidak mengikuti", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 303, "width": 408, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "posyandu remaja mengenai kesehatan reproduksi Kelompok remaja Kategori Praktik Baik Kurang Baik Total % Median Min - Max P Jmlh % Jmlh % Ikut Posyandu remaja 26 72,2 10 27,8 36 100 13,50 7 - 17 0,035 Tidak ikut Posyandu remaja 18 50 18 50 36 100 12,50 6 - 17", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 198, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian untuk kategori praktik (Tabel 3) menunjukkan bahwa praktik yang baik mengenai kesehatan reproduksi berasal dari kelompok remaja yang mengikuti posyandu yaitu sebesar 72,2% sedangkan praktik yang kurang baik mengenai kesehatan reproduksi berasal pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 197, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok remaja yang mengikuti posyandu yaitu sebesar 50%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 197, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa kelompok remaja yang mengikuti posyandu remaja memiliki praktik yang lebih baik mengenai kesehatan reproduksi dibandingkan kelompok remaja yang tidak mengikuti posyandu remaja. Hasil uji", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 149, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mann-Whitney menunjukkan", "type": "Table" }, { "left": 251, "top": 612, "width": 32, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 197, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdapat perbedaan yang bermakna mengenai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi antara kelompok remaja yang", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 422, "width": 198, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengikuti posyandu dan yang tidak mengikuti posyandu remaja (p-Value = 0,035).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 460, "width": 198, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sejalan dengan penelitian dari Kadina yang menyatakanbahwaterdapat perbedaan praktik kesehatan reproduksi di dua SMK yang terpapar peer education secara aktif dan kurang aktif dengan nilai P value 0,017. Dalam melakukan suatu tindakan atau praktik seseorang akan terpengaruh oleh beberapa y faktor s diantaranya s adalah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 562, "width": 197, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan e dan ns sikap. Praktik akan terbentuk ketika seseorang telah mendapat rangsangan,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 600, "width": 194, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudianmelakukan penilaian s", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 612, "width": 197, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atau e berpendapat terhadap e apa e yang diketahuinya dan akan bertindak sesuai dengan yang diyakininya.", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori tindakan beralasan (Theory Of Reasoned Action) mengatakan bahwa perilaku akan dipengaruhi oleh sikap melalui suatu pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan. Pertama, sikap umum tidak akan terlalu berpengaruh pada perilaku tetapi sikap yang lebih spesifik akan sesuatu hal akan lebih dominan. Kedua, tidak hanya sikap yang dapat mempengaruhi perilaku tetapi juga norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti melakukan perbuatan yang disukai oleh orang lain. Ketiga, sikap dan norma-norma masyarakat tadi yang akan membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu . 12", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 277, "width": 169, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini menunjukkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 198, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "walaupun posyandu remaja telah didirikan dan dibuat sedemikian rupa namun masih belum bisa merubah sikap seseorang. Perbedaan pada pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi selain karena telah mudahnya mendapat informasi baik dari lingkungan, media cetak/elektronik bahkan internet namun juga didukung dengan adanya posyandu remaja yang dilaksanakan secara intens yaitu satu bulan sekali yang mana diharapkan dapat menetralisir informasi-informasi yang diterima sehingga tidak menyebabkan kesalahan dalam memahami khususnya kesehatan reproduksi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 201, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori sikap pada kelompok remaja yang mengikuti posyandu tidak terdapat perbedaan dengan kelompok remaja yang tidak mengikuti posyandu, hal tersebut bisa disebabkan salah satunya karena posyandu remaja yang ada di lingkungan tersebut baru satu tahun berdiri sehingga belum bisa merubah sikap para remaja secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 198, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya panutan seperti kader remaja dan konselor sebaya yang tinggal di lingkungan yang sama dengan remaja yang mengikuti posyandu remaja membuat para remaja merasa ada yang terus mengingatkan dan memperbaiki segala tindakan yang menjurus kepada perilaku seksual yang berisiko sehingga membuat perbedaan praktik pada kelompok remaja yang tidak mengikuti posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 60, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 100, "width": 197, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dianalisis maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 138, "width": 195, "height": 213, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja yang mengikuti posyandu dan yang tidak mengikuti posyandu remaja (p-Value=0,000) 2. Tidak terdapat perbedaan sikap yang signifikan mengenai kesehatan reproduksi antara remaja yang mengikuti posyandu dan yang tidak mengikuti posyandu (p-Value=0,843) 3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam praktik mengenai kesehatan reproduksi antara remaja yang mengikuti posyandu dan yang tidak mengikuti posyandu remaja (p-Value=0,035).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 366, "width": 61, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 376, "width": 197, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Peraturan Pemerintah No. 61 Th 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.pdf", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 396, "width": 197, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Goldman JDG. A critical analysis of UNESCO ’ s", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 407, "width": 183, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Technical Guidance on school-based education for puberty and sexuality. 2012;12(2):199–218.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 438, "width": 197, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Badriah, Wahyuni S, Zaitun. Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan reproduksi remaja di smk mandiri Cirebon. J Keperawatan Soedirman [Internet]. 2015 Mar 1 [cited 2018 May 16];10(1):24–32. Available from: http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 500, "width": 52, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "view/589/328", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 510, "width": 197, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Malleshappa K, Krishna S. Knowledge and attitude about reproductive health among rural adolescent girls in Kuppam mandal: An intervention study. Biomed Res. 2011;22(223):305–10.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 562, "width": 197, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Borkar RS, Patil CG, Meshram SA. Attitude of adolescent school students towards reproductive health education. Int J Community Med Public Heal. 2017;2(4):484–8.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 603, "width": 197, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Yaunin Y, Lestari Y. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang. J FK Unand. 2016;5(2):448–55.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 634, "width": 197, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Ardhiyanti Y. Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi. STIKES Pekanbaru. 2013;2(5):117–21. 8. UCLG. Pembangunan Berkelanjutan Pemda Sdg’s. Buletin tataruang BKPRN. 2016.", "type": "Table" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 197, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Kagesten A, Parekh J, Tuncalp O, Turke S, Blum RW. Comprehensive Adolescent Health Programs That Include Sexual and Reproductive Health Services : A Systematic Review. Am J Public Health. 2014;104(12):23–36.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 197, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Kepulauan D kesehatan provinsi. Profil Kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 149, "width": 183, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provinsi Kepulauan Riau 2016 [Internet]. 2017", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 159, "width": 183, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[cited 2018 Aug 23]. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/pro fil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/10_Kepri_2", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 191, "width": 30, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "016.pdf", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 197, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Mayzufli A, Respati T, Budiman. pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai kesehatan reproduksi siswa SMA swasta dan madrasah alliyah. Glob Med Heal Commun. 2013;1(2).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 128, "width": 197, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Azwar, Saifuddin. Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar: 2007.", "type": "List item" } ]
d6ee6cdd-9acb-0890-95b0-8fecd711823a
https://journal.unpar.ac.id/index.php/BinaEkonomi/article/download/5219/3550
[ { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 76", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 61, "width": 438, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA MODERN LAUNDRY CIREBON", "type": "Section header" }, { "left": 189, "top": 107, "width": 266, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Roby Sentosa 1 , Laura Lahindah 2 , Linda Gandajaya 3 Departemen Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Bangsa, Bandung", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 158, "width": 55, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 473, "height": 194, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Service Quality has a close relationship with customer satisfaction. Service quality provides encouragement to customers to establish strong ties with the company. Customer satisfaction is created if customer’s needs or expectations can be met through the quality of services provided. The good or bad quality of the service depends on the ability of the service prov iders to consistently meet customer’s needs or expectations. The research was conducted on a business unit that offered services in the case of per- kilogram clothes washing, namely Modern Laundry. As a business unit that has a mature age, Modern Laundry must be able to know and make services that are needed and demanded by its customers. To be able to do it, a method is needed in this study. The method used in this study is QFD (Quality Function Deployment). The QFD method provides technical requirements by meeting the customer's voice with the company's voice. With the use of this method, companies are able to find out what is the customer's needs and demand, what services must be maintained, improved and eliminated. This study tested the validity and reliability so that the data used in this study were valid and reliable. The results of this study are there are several characteristics of customer needs and desires that must be prioritized by Moden Laundry. Not only these characteristics in this study the technical characteristics that need to be prioritized also by Modern Laundry.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 391, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Customer Satisfaction, Service Quality, Quality Function Deployment", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 390, "width": 51, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 473, "height": 258, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitas Pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Kepuasan pelanggan tercipta jika kebutuhan atau harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui kualitas pelayanan yang diberikan. Baik buruknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan atau harapan pelanggan secara konsisten. Penelitian dilakukan pada suatu unit bisnis yang menawarkan jasa dalam hal pencucian pakaian kiloan yaitu Modern Laundry. Sebagai unit bisnis yang tergolong ke dalam usia yang matang maka Modern Laundry harus dapat mengetahui dan membuat layanan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan. Untuk dapat melaksanakan hal tersebut maka diperlukan sebuah metode didalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Metode QFD memberikan persyaratan teknis dengan mempertemukan suara pelanggan dengan suara perusahaan. Dengan digunakannya metode ini, perusahaan mampu mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan, pelayanan apa saja yang harus dipertahankan, ditingkatkan dan ditiadakan. Penelitian ini melakukan uji validitas dan reliabilitas sehingga data-data yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Hasil dari penelitian menunjukkan beberapa persyaratan pelanggan yang dinilai penting oleh pelanggan, beberapa persyaratan teknis yang diterjemahkan untuk memenuhi persyaratan pelanggan, penilaian pelanggan terhadap Modern Laundry dan karakteristik kualitas pelayanan yang harus ditingkatkan oleh Modern Laundry . Dengan memperhatikan hal tersebut, maka Modern Laundry dapat meningkatkan kualitas pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 409, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Kepuasan Pelanggan, Kualitas Pelayanan, Quality Function Deployment", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77 | Bina Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 97, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 473, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertumbuhan bisnis Laundry di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Jika dahulu bisnis tersebut hanya berkembang di kota-kota besar saja, namun saat ini mulai marak juga di beberapa pelosok daerah. Fasilitas dan pelayanan yang ditawarkannya pun beragam, seperti waktu pencucian yang lebih cepat maupun adanya jasa delivery . Perubahan gaya hidup masyarakat yang menginginkan semuanya menjadi serba praktis khususnya dalam hal mencuci pakaian membuat jasa Laundry menjadi suatu alternatif pilihan dibandingkan mencuci sendiri. Perubahan gaya hidup tersebut menjadi salah satu faktor yang mendorong bisnis Laundry semakin marak dan menjadi lebih menjanjikan untuk kedepannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 473, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Modern Laundry adalah sebuah badan usaha yang menawarkan jasa dalam hal pencucian pakaian kiloan yang tergolong kedalam UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Layanan yang diberikan pun cukup beragam, seperti adanya jasa antar-jemput pakaian bagi para pelanggannya, dilakukannya klasifikasi pakaian berdasarkan kepemilikan sehingga mengurangi pakaian tertukar dan pelanggan dapat memilih kapan waktu pencucian tersebut dapat diselesaikan. Keberagaman layanan tersebut diberikan mengingat semakin maraknya bisnis usaha Laundry di Kota Cirebon khususnya yang berada di Kecamatan Pekalipan. Data usaha Laundry tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 300, "width": 378, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Daftar Usaha Laundry di Kecamatan Pekalipan Cirebon No. Nama Usaha Laundry Tahun Berdiri Alamat 1 Max Coin Laundry 2015 Jalan Petratean No.41 2 Modern Laundry 1976 Jalan Petratean No.72 3 Orchid Laundry 2013 Jalan Kebon Cai No.37 4 Spin Laundry 2001 Jalan Arya Kemuning No.98a 5 Agen Angkasa Laundry 1998 Jalan Kesambi Dalam Sumber : Hasil Observasi Peneliti (2018)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 473, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan wawancara yang dilakukan di lapangan kepada pemilik Modern Laundry , pemilik mengeluhkan adanya fluktuasi jumlah pelanggan yang cukup signifikan dalam satu tahun terakhir dan kemudian mengalami penurunan yang cukup signifikan. Melalui wawancara tersebut, diperoleh data jumlah pelanggan yang berasal dari pihak Modern Laundry . Berdasarkan data yang diperoleh tersebut dapat terlihat jelas bagaimana fluktuasi dan jumlah pelanggan semakin menurun selama satu tahun terakhir, tepatnya pada periode bulan Juli 2017 sampai bulan Juli 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1. berikut:", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 675, "width": 368, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Jumlah Pelanggan Modern Laundry CirebonTahun 2017-2018 Sumber : Modern Laundry (2018)", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 78", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 61, "width": 473, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah lain yang terjadi adalah data keluhan pelanggan yang cenderung meningkat. Peningkatan jumlah keluhan pelanggan tersebut dapat lebih jelas dilihat pada gambar 1 dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 112, "width": 99, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Laporan", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 291, "width": 227, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keluhan Pelanggan Modern Laundry Cirebon Sumber: Modern Laundry (2018)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 473, "height": 130, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan gambar 2. diketahui bahwa laporan keluhan pelanggan mengalami kenaikan yang cukup besar pada 2 bulan terakhir yaitu Juni dan Juli tahun 2018. Pelanggan banyak mengeluhkan akan kerapihan dari pakaian yang disetrika, wangi dari pakaian yang di cuci dan kebersihan dari pakaian yang di cuci. Keluhan pelanggan tentang ketiga hal tersebut diduga erat kaitannya dengan kualitas pelayanan pada Modern Laundry yang berdampak pada penurunan jumlah pelanggannya. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono & Chandra, 2016). Kualitas pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun (Kotler, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 473, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Kualitas pelayanan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Parasuraman, 2013). Untuk meningkatkan kualitas pelayanan didalam perusahaan dapat menggunakan Total Quality Management (TQM) . TQM adalah aktivitas seluruh organisasi yang dirancang untuk meningkatkan semua dimensi kualitas produk dan jasa yang penting bagi pelanggan (Heizer, Render, & Munson, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 473, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu metode TQM yang digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD) . QFD merujuk pada (1) menentukan apa yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan ke dalam target desain (Heizer, Render, & Munson, 2017). QFD memiliki alat bantu yang disebut House of Quality (HoQ) . HoQ adalah bagian dari QFD yang memanfaatkan matriks perencanaan untuk menghubungkan keinginan pelanggan dengan cara yang dilakukan perusahaan dalam memenuhi keinginan tersebut (Heizer, Render, & Munson, 2017). Intinya adalah memenangkan pemahaman yang baik atas keinginan pelanggan dan mengidentifikasi solusi proses alternatif. QFD digunakan pada awal proses untuk membantu menentukan apa yang kan memuaskan pelanggan dan dimana upaya penyebaran kualitas dibutuhkan (Heizer & Render, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 472, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "QFD merupakan suatu proses atau mekanisme untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu kedalam kebutuhan teknis yang relevan, di mana masing-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79 | Bina Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 473, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "masing area fungsional dan tingkat organisasi dapat mengerti dan bertindak (Dharmawan & Wurjaningrum, 2014) . Menurut (Cohen, 2010) House of Quality terdiri dari 8 bagian, dimana tiap bagiannya memiliki arti yang berbeda-beda, penjelasannya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 415, "width": 180, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3 Struktur House of Quality", "type": "Section header" }, { "left": 266, "top": 428, "width": 114, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: (Cohen, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 472, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Bagian A: Berisi tentang masukan dari pelanggan yang diperoleh melalui kuesioner penelitian tentang daftar kebutuhan dan keinginan pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 472, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Bagian B: Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian A, perusahaan menentukan karakteritsik teknis yang akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 472, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Bagian C: Menggambarkan hubungan antara karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan (Bagian A) dengan karakteristik teknis perusahaan (Bagian B).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 472, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Bagian D: Menentukan hubungan antar karakteristik teknis perusahaan. Berkorelasi positif atau negatif.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 472, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Bagian E: Menggambarkan hasil penilaian akan daya saing yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan dengan kompetitor atau pesaingnya. Penilaian tersebut dirangking berdasarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan (A).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 473, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Bagian F: Menggambarkan hasil penilaian akan daya saing yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan pesaingnya. Penilaian tersebut diranking berdasarkan karakteristik teknis perusahaan (B).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 472, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Bagian G: Mengidentifikasi tingkat kepentingan konsumen untuk setiap karakteristik kebutuhan konsumen yang diperoleh.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 473, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Bagian H: Menentukan nilai target perusahaan dari hasil evaluasi karakteristik teknis perusahaan (B).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 473, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan (jasa) yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas dari sebuah perusahaan jasa (Krajewski, Ritzman, & Malhotra, 2010), yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 80", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 61, "width": 473, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Reliability : Kemampuan untuk memberikan layanan sesuai dengan yang dijanjijkan dengan andal dan akurat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 473, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Assurance : Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka untuk meningkatkan kepercayaan dan keyakinan konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 304, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Tangibles : Fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan personel.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 324, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Empathy : Perhatian individual perusahaan kepada pelanggannya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 317, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Responsiveness : Kesediaan membantu pelangggan dengan cepat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 473, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melalui pembuatan House of Quality akan diperoleh informasi yang berguna untuk dianalisa dari sudut karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan serta karakteristik teknis perusahaan. Hasil dari analisa tersebut diharapkan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat untuk Modern Laundry dalam meningkatkan kualitas pelayanannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 473, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada Modern Laundry, adapun secara spesifik tujuan penelitian yang akan dijawab pada penelitian ini yaitu: (1). Untuk mengidentifikasi karakteristik kebutuhan pelanggan apa saja yang di anggap penting oleh Modern Laundry , (2). Untuk mengidentifikasi karakteristik kebutuhan pelanggan Modern Laundry ke dalam karakteristik teknis melalui penggunaan House of Quality (HoQ) , (3). Untuk mengidentifikasi posisi Modern Laundry dilihat dari karakteristik kebutuhan pelanggan dan karakteristik teknis yang dimiliki oleh Modern Laundry terhadap pesaing, (4). Untuk mengidentifikasi karakteristik kualitas pelayanan yang perlu ditingkatkan oleh Modern Laundry .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 113, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE DAN DATA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 473, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada Modern Laundry di kota Cirebon. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Pada penelitian ini jumlah responden adalah 30 narasumber yang merupakan pelanggan atau non- pelanggan yang pernah merasakan jasa Modern Laundry dan jasa pesaingnya Laundry Kompetitor (Max Coin Laundry). Hasil dari observasi dan wawancara yang dimaksudkan dilakukan dengan mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti yang pada akhirnya akan diperoleh suatu kesimpulan (Sekaran, 2010). Uji Validitas dilakukan untuk memastikan instrument pengukuran valid dan uji reliabilitas digunakan untuk menentukan reliabelnya hasil observasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 473, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Modern Laundry adalah sebuah badan usaha yang menawarkan jasa dalam hal pencucian pakaian kiloan yang tergolong kedalam UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Modern Laundry beralamat di jalan Petratean no.72 Kelurahan dan Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. Letak dari Modern Laundry tergolong strategis karena letaknya berada di tengah Kota Cirebon. Selain terletak di tengah Kota Cirebon, kawasan Modern Laundry pun tergolong ke dalam kawasan yang ramai, dimana di sekelilingnya terdapat banyak ruko yang selalu ramai tiap harinya. Dilihat dari usianya, Modern Laundry tergolong kedalam usia yang matang, karena Modern Laundry sudah berdiri sejak tahun 1976 tepatnya pada bulan Maret.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 473, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknis analisa data dilakukan dengan menggunakan metode Quality Function Development (QFD). Metode ini diawali dengan menyusun House of Quality (HoQ) dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah-langkah dalam membangun House of Quality (Cohen, 2010) adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 473, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Perusahaan mengidentifikasi semua kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk yang ada. Kebutuhan dan keingunan konsumen ini disebut sebagai karakteristik kebutuhan konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 472, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Perusahaan mengidentifikasi tingkat kepentingan konsumen untuk setiap karakteristik kebutuhan konsumen yang diperoleh.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "81 | Bina Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 472, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Seluruh karakteristik kebutuhan konsumen (what’s) yang telah dihimpun ditahap pertama diterjemahkan kedalam karakteristik teknis (how’s).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 472, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Setelah informasi mengenai karakteristik kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis diketahui, maka selanjutbya adalah ditentukan korelasi antara keduanya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 473, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Perusahaan kemudian menentukan targetnya terhadap masing-masing karakteristik teknis yang ada, yang akan diusahakan pencapaiannya guna memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Nilai-nilai tersebut diletakan di bagian bawah rumah kualitas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 473, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Target perushaan yang sudah ditetapkan, dapat ditingkatkan atau diturunkan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Berikut ini simbol yang digunakan:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 473, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Setelah itu perusahaan menentukan matriks korelasi (Correlation Matrix) antar masing-masing karakteristik teknis yang ada. Setiap hubungannya ditulis dengan lambang yang berbeda sesuai dengan dampak perubahan yang dihasilkan (korelasi positif (+), korelasi negatif (-)), yang digambarkan pada bagian atas (atap) rumah kualitas dan berbentuk segitiga simetris.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 473, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Selanjutnya perusahaan menentukan tingkat kesulitan organisasi dalam melaksanakan karakteristik teknis beserta target yang ada (skala 1 sampai 5) dan diletakan dibagian bawah hubungan antar karakteristik kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis pada rumah kualitas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 473, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Perusahaan kemudian membandingkan produk perusahaan dengan produk perusahaan pesaing berdasarkan karakteristik kebutuhan konsumen yang ada. Data ini diletakan pada bagian kanan rumah kualitas.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 302, "width": 479, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10. Setelah itu karakteristik teknis perusahaan dibandingkan dengan karakteristik teknis perusahaan pesaing. Informasi diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak bersangkutan dalam perusahaan. Informasi yang diperoleh kemudian diletakkan pada bagian bawah rumah kualitas.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 340, "width": 480, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11. Dengan menempatkan angka-angka yang berupa angka pada matriks hubungan whats dan hows , maka seluruh penilaian dapat disusun berdasarkan kepentingan relatif dari setiap keinginan konsumen. Pengurutan nilai ini akan menunjukan bagian-bagian mana yang paling penting menurut pendapat konsumen dan bagian-bagian mana yang memerlukan perhatian penuh dari perusahaan. Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 405, "width": 304, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Kalikan setiap nilai masukan yang berhubungan dengan nilai:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 444, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 untuk hubungan yang kuat, 3 untuk hubungan yang sedang, dan 1 untuk hubungan yang lemah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 444, "width": 229, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Total setiap kolom memberikan nilai absolute", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 457, "width": 284, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Nilai relatif merupakan persentase (%) dari nilai absolute", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 472, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut adalah tabel Definisi Operasional Variabel, yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 522, "width": 461, "height": 195, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Dimensi Indikator Item Pertanyaan Skala Kualitas Pelayana n Kualitas pelayan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan Tangible Penampilan Fisik Karyawan Laundry berseragam kerja. Ordinal Fasilitas Fisik Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. Ordinal Peralatan dan Perlengkapan Pihak Laundry memiliki armada yang Ordinal", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 82", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 61, "width": 402, "height": 650, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kepemilikan apapun. memadai dalam take and delivery pakaian. Reliability Ketepatan Waktu Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. Ordinal Berupaya bebas dari kesalahan Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. Ordinal Keandalan Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian(setiap noda yang ada dipakaian akan hilang). Ordinal Responsiveness Respon Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. Ordinal Kecepatan Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pakaian. Ordinal Kesediaan Membantu Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan. Ordinal Assurance Keamanan Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry. Ordinal Pengetahuan Luas Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. Ordinal Kepercayaan Pelanggan Pihak Laundry memiliki karyawan yang Ordinal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "83 | Bina Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 57, "width": 294, "height": 299, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dapat dipercaya (jujur). Emphaty Perhatian individu Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. Ordinal Jam bisnis yang nyaman Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. Ordinal Komunikasi yang baik Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi). Ordinal", "type": "Table" }, { "left": 260, "top": 356, "width": 144, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data Diolah (2018)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 81, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 473, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam melakukan analisa kualitas pelayanan di Modern Laundry , dilakukan beberapa tahapan penelitian yaitu pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, menganalisa tingkat kepentingan dan poin penjualan, menentukan nilai sasaran pelanggan, menentukan faktor skala kenaikan, menentukan poin penjualan, menentukan absolut terbesar persyaratan pelanggan serta menganalisa tingkat kepentingan absolut dan tingkat kepentingan relative. Dalam uji validitas dan reliabilitas seluruh indikator yang digunakan valid dan reliabel sehingga dilanjutkan dengan Langkah selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 209, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tingkat Kepentingan dan Poin Penjualan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 473, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini merupakan hasil rangkuman kuesioner tingkat kepentingan yang diberikan kepada 30 pelanggan Modern Laundry.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 561, "width": 386, "height": 145, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Jumlah Jawaban Kuesioner Berdasarkan Tingkat Kepentingan No. Atribut STP KP CP P SP 1 Karyawan Laundry berseragam kerja. 0 0 3 24 3 2 Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. 0 1 7 19 3 3 Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian. 0 0 2 25 3 4 Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. 0 0 1 25 4 5 Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. 0 1 6 8 15", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 84", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 61, "width": 386, "height": 314, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian(setiap noda yang ada dipakaian akan hilang). 0 1 5 8 16 7 Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. 0 0 4 24 2 8 Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pakaian. 0 0 2 23 5 9 Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan. 0 0 7 20 3 10 Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry . 0 1 5 21 3 11 Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. 0 0 1 26 3 12 Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur). 0 0 1 26 3 13 Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. 0 1 5 2 22 14 Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. 0 0 3 22 5 15 Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi). 0 0 3 24 3", "type": "Table" }, { "left": 237, "top": 376, "width": 220, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Kuesioner yang sudah diolah 2018", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 473, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan: STP = Sangat Tidak Penting; KP = Kurang Penting; CP = Cukup Penting; P = Penting; SP = Sangat Penting. Pada skala ini STP dinilai dengan angka 1, KP=2, CP=3, P=4 dan SP=5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 473, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Menunjukkan jumlah responden jawaban responden berdasarkan tingkat kepentingan pelanggan. Sebagai contoh pada atribut “Karyawan Laundry berseragam kerja”, ada 3 responden yang merasa Cukup Penting, 24 responden merasa Penting dan 3 responden merasa Sangat Penting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 473, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari tabel 3. Jumlah Jawaban Kuesioner Berdasarkan Tingkat Kepentingan selanjutnya diolah untuk menghasilkan tabel tingkat kepentingan yang didapat dari menentukan nilai yang paling sering muncul atau modus dari setiap atribut. Sebagai contoh pada tabel 4. Digambarkan atribut “karyawan laundry bers eragam kerja” dengan nilai tingkat kepentingan 4. Nilai 4 didapat dari tabel 3 yang menunjukkan ada 24 responden (atau paling banyak responden) merasa “Penting” saat merespon atribut tersebut. Kategori “Penting disetarakan dengan nilai 4 sehingga pada tabe l 4. Tingkat kepentingan atribut “karyawan laundry berseragam kerja” diberi skor 4.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 609, "width": 448, "height": 119, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Tingkat Kepentingan No. Persyaratan Pelanggan (Whats) Tingkat Kepentingan 1 Karyawan Laundry berseragam kerja. 4 2 Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. 4 3 Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian. 4 4 Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. 4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "85 | Bina Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 57, "width": 418, "height": 237, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. 5 6 Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian(setiap noda yang ada dipakaian akan hilang). 5 7 Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. 4 8 Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pakaian. 4 9 Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan. 4 10 Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry . 4 11 Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. 4 12 Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur). 4 13 Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. 5 14 Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. 4 15 Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi). 4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 124, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai Sasaran Pelanggan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 473, "height": 77, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai sasaran pelanggan melalui hasil evaluasi jawaban kuesioner pelanggan Modern Laundry jika dibandingan jasa Laundry kompetitor. Tabel 5. menunjukkan posisi nilai sasaran Modern Laundry adalah 4 untuk atribut karyawan laundry berseragam kerja, sedangkan Laundry “Kompetitor” juga memiliki nilai 4 sehingga berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen Modern Laundry ditetapkan nilai sasaran Modern Laundry adalah 4. Hal ini dilakukan juga pada atribut lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 411, "width": 454, "height": 314, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Nilai Sasaran Pelanggan No. Atribut Modern Laundry Laundry Kompetitor Nilai Sasaran (Modern Laundry ) 1 Karyawan Laundry berseragam kerja. 4 4 4 2 Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik. 3 4 4 3 Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian. 4 5 5 4 Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. 4 4 4 5 Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. 4 5 5 6 Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian (setiap noda yang ada dipakaian akan hilang). 4 5 5 7 Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. 3 4 4 8 Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pakaian. 4 4 4", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 86", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 61, "width": 411, "height": 223, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan. 4 4 4 10 Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry . 4 4 4 11 Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. 4 3 4 12 Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur). 5 4 5 13 Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. 4 5 5 14 Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. 5 4 5 15 Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi). 4 4 4 Sumber: Kuesioner yang sudah diolah 2018", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 203, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor Skala Kenaikan (Scale-Up Factor)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 473, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor skala kenaikan menunjukkan suatu ukuran upaya pihak Modern Laundry dalam usaha perbaikan kualitas pelayanannya pada setiap karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan. Faktor Skala Kenaikan dinilai berdasarkan Nilai Sasaran yang ditetapkan dihitung dengan membagi nilai sasaran Modern Laundry dengan kondisi real yang terjadi di Modern Laundry . Sebagai contoh pada tabel 5. Faktor Skala Kenaikan pada atribut Karyawan Laundry berseragam kerja diperoleh dari kolom A (Nilai Sasaran Modern Laundry ) dibagi nilai pada kolom B (Nilai Modern Laundry ) yaitu kondisi atribut pada Modern Laundry saat dilakukan wawancara. Perhitungan Faktor Skala Kenaikan dilakukan untuk setiap atribut yang ada seperti tampak pada tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 426, "width": 459, "height": 288, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Faktor Skala Kenaikan No. Atribut Nilai Sasaran (Modern Laundry) (A) Modern Laundry (B) Faktor Skala Kenaikan (A/B) 1 Karyawan Laundry berseragam kerja. 4 4 1 2 Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. 4 3 1.33 3 Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian. 5 4 1.25 4 Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. 4 4 1 5 Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. 5 4 1.25 6 Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian(setiap noda yang ada dipakaian akan hilang). 5 4 1.25 7 Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. 4 3 1.33 8 Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pakaian. 4 4 1", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "87 | Bina Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 57, "width": 436, "height": 197, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan. 4 4 1 10 Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry . 4 4 1 11 Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. 4 3 1.33 12 Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur). 5 4 1.25 13 Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. 5 5 1 14 Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. 5 4 1.25 15 Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi. 4 4 1", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 352, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Kuesioner yang sudah diolah (2018) Poin Penjualan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 473, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Poin penjualan memberikan informasi mengenai persyaratan pelanggan mana saja yang dianggap akan membantu penjualan produk maupun jasa. Dalam penelitian ini, poin penjualan berupa nilai yang sudah ditentukan yaitu 1.0 untuk persyaratan pelanggan yang dianggap tidak membantu dalam penjualan, 1.2 untuk persyaratan pelanggan yang cukup membatu dalam penjualan, dan 1.5 untuk persyaratan pelanggan yang membantu dalam penjualan (Cohen, 2010). Berikut Tabel 7 yang menunjukkan nilai poin penjualan untuk setiap atribut dalam penelitian ini yang akan digunakan dalam menghitung Bobot Absolut pada langkah selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 396, "width": 342, "height": 322, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7. Poin Penjualan No. Persyaratan Pelanggan (Whats) Poin Penjualan 1 Karyawan Laundry berseragam kerja. 1.2 2 Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. 1.2 3 Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian. 1.5 4 Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. 1.5 5 Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. 1.5 6 Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian(setiap noda yang ada dipakaian akan hilang). 1.2 7 Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. 1.2 8 Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pakaian. 1.5 9 Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan. 1.2 10 Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry . 1.5 11 Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. 1.5", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 88", "type": "Page header" }, { "left": 147, "top": 61, "width": 323, "height": 131, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur). 1.5 13 Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. 1.5 14 Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. 1.5 15 Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi). 1.5", "type": "Table" }, { "left": 210, "top": 192, "width": 222, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Kuesioner yang sudah diolah 2018", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 199, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bobot Absolute Persyaratan Pelanggan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 473, "height": 77, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah selanjutnya adalah menentukan bobot absolut dengan cara memberikan bobot pada bagian ini adalah dengan mengalikan seluruh bobot pada tingkat kepentingan, skala kenaikan, dan poin penjualan pada masing-masing karakteristik persyaratan pelanggan atau atribut. Tabel 8. Menggambarkan perhitungan bobot absolut persyaratan pelanggan dari setiap atribut. Setelah menjumlahkan semua bobot absolut, kemudian dihitung persentase (%) ranking untuk setiap persyaratan pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 321, "width": 460, "height": 380, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 8. Tabel Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan No Atribut Tingkat Kepentingan (A) Skala Kenaikan (B) Poin Penjualan (C) Bobot Absolut (AxBXC) 1 Karyawan Laundry berseragam kerja. 4 1 1.2 4.8 2 Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. 4 1.33 1.2 6.384 3 Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian. 4 1.25 1.5 7.5 4 Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. 4 1 1.5 6 5 Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. 5 1.25 1.5 9.375 6 Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian(setiap noda yang ada dipakaian akan hilang). 5 1.25 1.2 7.5 7 Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. 4 1.33 1.2 6.384 8 Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pakaian. 4 1 1.5 6 9 Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan. 4 1 1.2 4.8 10 Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry . 4 1 1.5 6", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "89 | Bina Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 70, "width": 15, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 57, "width": 447, "height": 170, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. 4 1.33 1.5 7.98 12 Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur). 4 1.25 1.5 7.5 13 Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. 5 1 1.5 7.5 14 Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. 4 1.25 1.5 7.5 15 Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi). 4 1 1.5 6", "type": "Table" }, { "left": 210, "top": 227, "width": 222, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Kuesioner yang sudah diolah 2018", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 473, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Tabel 7, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa urutan persyaratan pelanggan. Persyaratan pelangggan dapat diurutkan dari nilai absolut terbesar hingga persyaratan pelanggan yang memiliki nilai absolut terkecil. Adapun hasil urutan persyaratan pelanggan berdasarkan tabel 7 adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 305, "width": 455, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut tertinggi pertama atau prioritas pertama sebesar 9.375 yaitu atribut kelima yaitu “Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi”.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 330, "width": 455, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut tertinggi kedua atau prioritas kedua sebesar 7.98 yaitu atribut “Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas”", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 369, "width": 455, "height": 91, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut tertinggi ketiga atau prioritas ketiga sebesar 7.5 yaitu atribut “Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian” serta atribut “Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian(setiap noda yang ada dipakaian akan hilang)” begitu pula dengan atribut “Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur)” dan atribut “Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya” serta atribut “ Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu”", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 460, "width": 455, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut tertinggi keempat atau prioritas keempat sebesar 6.384 yaitu atribut “ Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. Dan atribut “Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan”", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 498, "width": 455, "height": 65, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut sebagai prioritas kelima sebesar 6, yaitu atribut “Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya”; atribut “Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan & pengiriman pak aian”; atribut “Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry ” dan atribut “Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi)”.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 563, "width": 455, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut sebagai prioritas terakhir sebesar 4.8, yaitu atribut “Karyawan Laundry berseragam kerja” dan atribut “Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 318, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tingkat Kepentingan Absolut Dan Tingkat Kepentingan Relatif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 473, "height": 91, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai tingkat kepentingan absolut dan nilai tingkat kepentingan relatif untuk setiap karakteristik teknis perusahaan. Penetapan tingkat kepentingan absolut diperoleh dari perkalian antara tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan dengan nilai hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan karakteristik teknis perusahaan. Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pembentukan House of Quality . Tingkat kepentingan absolut yang sudah dihitung kemudian diubah kedalam bentuk persen sehingga menjadi tingkat kepentingan relatif. Untuk memperoleh kepentingan relatif maka:", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 90", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 74, "width": 332, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑘𝑛𝑖𝑠", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 84, "width": 313, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 ∗ 100%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 473, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil perhitungan tersebut akan di urutkan dari nilai terbesar hingga nilai terkecil. Semakin besar nilainya maka akan menjadi prioritas utama yang akan di terapkan oleh perusahaan. Adapun hasil perhitingan bobot absolut dan persentase persyaratan teknis dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 180, "width": 456, "height": 344, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 8. Perhitungan Bobot Absolut Perhitungan Teknis N o Persyaratan Teknis Persyaratan Pelanggan Nilai Hubungan Tingkat Kepentingan Kepentingan Absolut / total Kepentingan Relatif 1 Menetapkan standar seragam kerja karyawan. -Karyawan Laundry berseragam kerja. 9 4 36 36 7.64% 2 Memasangkan spanduk promosi pada toko bagian luar Laundry . - Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar. 3 4 12 12 2.55% 3 Menambahkan armada layanan take and delivery . -Pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian 9 4 36 36 7.64% 4 Mengadakan pelatihan etika. -Lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati -Pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur) 3 9", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 407, "width": 107, "height": 70, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 4 48 36 84", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 407, "width": 443, "height": 294, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17.83% 5 Mengadakan Laundry operational training kepada karyawan baru. -Pakaian yang telah disetrika selalu tampak rapi. -Pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian. -Pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. 9", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 524, "width": 177, "height": 130, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 3 5 5 4 45 45 12 102", "type": "Picture" }, { "left": 503, "top": 524, "width": 35, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21.66%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "91 | Bina Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 57, "width": 442, "height": 508, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Menambahkan layanan berbasis media sosial. (WhatsApp, Line). -Karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan. 9 4 36 36 7.64% 7 Menetapkan jadwal pengambilan dan pengiriman. -Pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan dan pengiriman pakaian. 9 4 36 36 7.64% 8 Meningkatkan kepedulian kepada pelanggan. -Pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan 3 4 12 12 2.55% 9 Memberikan layanan gratis sebanyak 2 kali transaksi jika terjadi kehilangan. -Adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry . 9 4 36 36 7.64% 10 Mengevaluasi keinginan pelanggan. -Pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya. 9 5 45 45 9.55% 11 Buka dan tutup sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan - Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu. 9 4 36 36 7.64% 12 Mengadakan training communication skill -Pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi. 9 4 36 36 7.64% TOTAL 471 100%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 473, "height": 65, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tingkat kepentingan absolut dan tingkat kepentingan relatif berguna untuk mengetahui tingkat karakteristik teknis yang perlu diutamakan. Semakin tinggi nilai absolut maka semakin penting karakteristik teknis perusahaan tersebut dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Sehingga berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 8 maka disusun sebuah urutan prioritas karakteristik teknis Modern Laundry seperti dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 656, "width": 402, "height": 65, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 9. Urutan Tingkat Kepentingan Absolut dan Tingkat Kepentingan Relatif No. Karakteristik Teknis Kepentingan Absolut Kepentingan Relatif 1 Mengadakan Laundry operational training kepada karyawan baru. 102 21.66%", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 92", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 61, "width": 389, "height": 238, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Mengadakan pelatihan etika. 84 17,83% 3 Mengevaluasi keinginan pelanggan. 45 9.55% 4 Menetapkan standar seragam kerja karyawan. 36 7.64% 5 Menambahkan armada layanan take and delivery . 36 7.64% 6 Menambahkan layanan berbasis media sosial. (WhatsApp, Line). 36 7.64% 7 Menetapkan jadwal pengambilan dan pengiriman. 36 7.64% 8 Memberikan layanan gratis sebanyak 2 kali transaksi jika terjadi kehilangan. 36 7.64% 9 Buka dan tutup sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 36 7.64% 10 Mengadakan training communication skill 36 7.64% 11 Memasangkan spanduk promosi pada toko bagian luar Laundry . 12 2.55% 12 Meningkatkan kepedulian kepada pelanggan. 12 2.55% Sumber: Kuesioner yang sudah diolah 2018", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 69, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 473, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data yang telah didapat dan diolah selama penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 473, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan yang dianggap penting oleh pelanggan Modern Laundry dibagi menjadi dua kategori yaitu sangat penting dan penting.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 390, "width": 459, "height": 77, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan yang dinilai sangat penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan Modern Laundry adalah pakaian yang telah disetrika selalu tampak rapi, pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pakaian (setiap noda yang ada di pakaian akan hilang), dan pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil akhir pakaian yang dicuci sudah sesuai belum wanginya.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 467, "width": 459, "height": 142, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Sedangkan untuk karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan yang dinilai penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan Modern Laundry adalah karyawan Laundry berseragam kerja, Laundry memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar, pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian, lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya, karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan, pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan dan pengiriman pakaian, pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan, adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry , pihak Laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur), Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu, dan pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 472, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Untuk menerjemahkan karakteristik kebutuhan pelanggan Modern Laundry kedalam karakteristik teknis dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pemilik laundry. Adapun karakteristik teknis yang diperoleh adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 647, "width": 235, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Menetapkan standar seragam kerja karyawan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 660, "width": 318, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Memasangkan spanduk promosi pada toko bagian luar Laundry.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 673, "width": 249, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Menambahkan armada layanan take and delivery.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 686, "width": 153, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Mengadakan pelatihan etika.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 699, "width": 325, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e) Mengadakan Laundry operational training kepada karyawan baru", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 712, "width": 317, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f) Menambahkan layanan berbasis media sosial (WhatsApp, Line).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 85, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "93 | Bina Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 57, "width": 261, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g) Menentapkan jadwal pengambilan dan pengiriman.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 70, "width": 230, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "h) Meningkatkan kepedulian kepada pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 82, "width": 388, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "i) Memberikan pelayanan gratis sebanyak 2 kali transaksi jika terjadi kehilangan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 95, "width": 184, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "j) Mengevaluasi keinginan pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 108, "width": 299, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "k) Buka dan tutup sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 121, "width": 219, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "l) Mengadakan training communication skills .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 473, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Penilaian pelanggan terhadap pemenuhan karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan yang diberikan oleh Modern Laundry dan pesaingnya yaitu Laundry Kompetitor adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 160, "width": 459, "height": 90, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan Modern Laundry yang kurang unggul jika dibandingkan dengan laundry kompetitornya, dimana Laundry competitor tersebut memiliki gedung yang terlihat menarik dari luar, karyawan selalu siap dalam merespon permintaan pelanggan, pihak Laundry memiliki armada yang memadai dalam take and delivery pakaian, pakaian yang telah disetrika selalu tampak rapih, pihak Laundry akurat dalam mengidentifikasi noda pada pakaian (setiap noda yang ada dipakaian akan hilang), dan pihak Laundry selalu menanyakan apakah hasil pakaian yang sudah dicuci sudah sesuai belum wanginya.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 250, "width": 459, "height": 90, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Beberapa karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan Modern Laundry yang setara atau harus dipertahankan adalah karyawan Laundry berseragam kerja, lama pengerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya, pihak Laundry cepat dalam menangani transaksi pengambilan dan pengiriman pakaian, pihak Laundry menawarkan bantuan kepada pelanggan, adanya jaminan ganti rugi kehilangan dari pihak Laundry , dan pihak Laundry memiliki karyawan yang pandai dalam berkomunikasi (tidak terjadi miskomunikasi).", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 340, "width": 463, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Beberapa karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan Modern Laundry yang lebih unggul dari kompetitornya adalah pihak Laundry memiliki karyawan yang dapat dipercaya (jujur), dan Laundry memiliki jam operasional yang tepat waktu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 448, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Karakteristik kualitas pelayanan yang perlu ditingkatkan oleh Modern Laundry diantaranya:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 392, "width": 458, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Pakaian yang telah di setrika selalu tampak rapi. Karakteristik tersebut harus ditingkatkan oleh pihak Modern Laundry mengingat karakteristik tersebut memiliki bobot absolut tertinggi.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 431, "width": 458, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Pihak laundry memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas. Karakteristik tersebut harus ditingkatkan oleh pihak Modern Laundry mengingat karakteristik tersebut memiliki bobot absolut tertinggi kedua.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 41, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 476, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini akan diberikan beberapa masukan atau saran kepada pihak Modern Laundry dan pihak lainnya mengenai hasil penelitian dengan metode QFD ( Quality Function Deployment ). Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 547, "width": 473, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Bagi Pihak Modern Laundry , perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai masukan dan pertimbangan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan. Dalam penelitian ini Modern Laundry dapat melihat hal-hal apa saja", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 586, "width": 455, "height": 51, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang paling dibutuhkan oleh pelanggan dan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus diprioritaskan dalam melakukan perbaikan sehingga kualitas pelayanan Modern Laundry dapat ditingkatkan, dan pelanggan Modern Laundry dapat meningkat setelah dilakukannya peningkatan kualitas pelayanan dengan QFD ( Quality Function Deployment ).", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 637, "width": 473, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Bagi Akademisi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk penelitian berikutnya yang menggunakan metode QFD ( Quality Function Deployment ) dan dapat mengembangkan penelitian berikutnya dengan mengimplementasikan metode QFD di berbagai bidang lainnya, seperti manufaktur.", "type": "List item" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 152, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 25 No 1 Tahun 2021 | 94", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 61, "width": 105, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 473, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cohen, L. (2010). Quality Function Deployment: How to make QFD work of you. New York: Wesley Publishing Company.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 473, "height": 65, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dharmawan, A., & Wurjaningrum, F. (2014). Rancangan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Dengan Metode SERVQUAL, Importance Performance Analysis, Dan Quality Function Deployment Pada Plasa Telkom Cabang Dinoyo Surabaya. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan , 211. Heizer, J., & Render, B. (2014). Operations Management: Sustainability and Supply Chain Management. Jakarta Selatan: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 473, "height": 64, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operation Management. Sustainability and Supply Chain Management. United States of America: Pearson. Kotler. (2013). In E. M. Sangadji, & Sopiah, Perilaku Konsumen (p. 94). Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Krajewski, L., Ritzman, L., & Malhotra, M. (2010). Operations Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 473, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parasuraman. (2013). In E. M. Sangadji, & Sopiah, Perilaku Konsumen (p. 100). Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 473, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekaran, U. (2010). Research Method for Business: A Skill Building Approach. New Jersey: John Willey and Sons, inc.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 428, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tjiptono, F., & Chandra, G. (2016). Service, Quality dan Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "Text" } ]
17be80d9-88f3-815c-e212-a170f49471c7
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX/article/download/84/81
[ { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 50", "type": "Page header" }, { "left": 105, "top": 116, "width": 432, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 02 NANGA TEBIDAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 195, "width": 356, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wahyu Dwi Atmaja, Dwi Cahyadi Wibowo & Debora Korining Tyas", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 209, "width": 343, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina Sengkuang KM. 4 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 417, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Classroom Action Research is intended to facilitate students in reading begining with the letters using the media card . The study was conducted of class II elementary school 02 Nanga Tebidah with subjects 21 students. Analysis of the data collected through observation , interviews , and tests showed that in the begining of learning to read : (1) the student needs help in reading a story because there are still many who have not been able to recognize the letters of the alphabet. The average reading ability of student begining in the first cycle was 58.85. In the second cycle the average value of 81.85 of students. It can be seen from the results of tests of students in the first cycle to the completeness 47.61 % increase in cycle II to 90.47 %. From the results of this study it can be concluded that the application of the letter card media can improve reading starter ability.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 254, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : reading starter ability and letter cards.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 417, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam membaca permulaan menggunakan media kartu huruf. Penelitian dilakukan di kelas II SD Negeri 02 Nanga Tebidah dengan subyek 21 orang siswa. Hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes menunjukkan bahwa di dalam pembelajaran membaca permulaan: (1) siswa perlu dibantu dalam membaca sebuah cerita karena masih banyak yang belum bisa mengenal huruf abjad. Kemampuan rata-rata membaca permulaan siswa pada siklus I adalah 58.85. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 81.85. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siswa pada siklus I dengan ketuntasan 47,61% meningkat pada siklus II menjadi 90,47%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 316, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Kemampuan membaca permulaan dan kartu huruf.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 51", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 197, "height": 362, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahasa dalam kehidupan sehari- hari sangat memegang peranan penting terutama dalam pengungkapan pikiran seseorang. Konsep pikiran dan angan- angan seseorang diungkapkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis. Ba- hasa memiliki peran yang sangat pen- ting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan meru- pakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Mem- baca dan menulis sebagai salah satu as- pek keterampilan berbahasa yang di- ajarkan di sekolah dengan tujuan agar para siswa dapat mengerti maksud yang terkandung dalam bacaan sehingga da- pat memahami isi bacaan dengan baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 197, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Membaca sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, in- terpretasi, membaca kritis, dan pema- haman kreatif (Crawley dan Moutain dalam Rahim, 2009: 2).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 197, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterampilan membaca yang baik dapat dikuasai melalui pembe- lajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 116, "width": 194, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berlatih secara teratur. Untuk itu diper- lukan rencana pembelajaran yang ma- tang yang disusun berdasarkan Kuri- kulum Tematik 2013.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 199, "width": 200, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya berbagai upaya te- lah dilakukan guru untuk memberi bekal pengetahuan membaca serta pela- tihan membaca, namun kenyataan me- nunjukkan bahwa sampai sekarang ini kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Tebidah Tahun Pelajaran 2014/2015 masih jauh dari harapan.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 385, "width": 197, "height": 322, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan wawancara dengan guru wali kelas II SD Negeri 02 Nanga Tebidah Tahun Pelajaran 2014/2015 pa- da kegiatan pra observasi, pembelajaran kurang berhasil karena nilai yang dica- pai oleh siswa dalam membaca permu- laan kurang memuaskan. Nilai rata-rata siswa kelas II dalam membaca permu- laan yaitu hanya 40, sedangkan KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 02 Nanga Tebidah adalah 50. Hal ini banyak ditemukan pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Tebidah yang belum dapat membaca dengan baik, sehingga banyak permasalahan permasalahan yang diha-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 52", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 197, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dapi oleh siswa dalam kegiatan proses belajar lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 200, "height": 383, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Banyak faktor yang mempe- ngaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman) . Faktor- faktor yang mempengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan Arnold, (Rahim, 2009: 16) ialah faktor fisio- logis, intelektual, lingkungan, dan psi- kologis. Faktor Fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro- logis, dan jenis kelamin. Faktor Intelek- tual , Istilah intelegensi didefinisikan oleh Henz (Rahim, 2009: 17) sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang si- tuasi yang diberikan dan meresponsnya secara tepat. Faktor Lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 197, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan salah satu alter- natif tindakan dalam rangka mening- katkan kemampuan membaca permu- laan dengan media kartu huruf bagi siswa kelas II pada Sekolah Dasar Ne- geri 02 Nanga Tebidah.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 116, "width": 197, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Media kartu huruf adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu yang di dalamnya terdapat gambar huruf. Huruf-huruf yang terdapat dalam kartu tersebut dapat dibuat dengan menggu- nakan tangan atau foto, atau hasil ceta- kan komputer yang digunting dan di- tempelkan pada kartu tersebut (Muham- mad Irkham, 2010: 88).", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 302, "width": 197, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu huruf pada pembelajaran tematik kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Tebidah Tahun Pelajaran 2014/2015”. Dengan rumusan ini, peneliti berharap bisa memperoleh bentuk pembelajaran membaca permulaan menggunakan me- dia kartu huruf.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 551, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 592, "width": 197, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan di kelas II Sekolah Dasar 02 Nanga Tebidah Ta- hun Pelajaran 2014/2015. Kelas II SD Negeri 02 Nanga Tebidah Tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 21 sis-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 53", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "wa yang tediri dari 5 orang siswa pe- rempuan dan 16 orang siswa laki-laki", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 197, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian berlangsung dalam 2 siklus. Tiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) perencanaan, (2) pelak- sanaan tindak pembelajaran, (3) penga- matan terhadap tindakan pembelajaran dan dampaknya, serta (4) refleksi ter- hadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 197, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada siklus I, langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai berikut. Kegiatan Ekplorasi (1)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 197, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru menggambar sebuah sepeda sesuai dengan judul teks bacaan. (2) Guru memperlihatkan benda. (3) Siswa memperhatikan dan mengamati benda yang digambar guru. (4) Guru mem- berikan pertanyaan ”Berapa jumlah roda sepeda yang terlihat pada gambar di depan? (gambar sepeda). (5) Siswa melakukan penjumlahan bilangan dari 1-50. (6) Guru membacakan teks pen- dek (pesan) yang berjudul sepeda im- pianku.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 116, "width": 197, "height": 363, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan Elaborasi (1) Membi- asakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas- tugas tertentu yang bermakna; (2) Pada saat siswa membaca sebuah cerita, guru mendengarkan dengan seksama. (3) Gu- ru memberikan kesempatan kepada sis- wa untuk bertanya mengenai materi yang sedang dibahas. (4) Setelah itu, guru dan siswa akan menganalisis ba- caan yang dianggap susah oleh siswa. (5) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; (6) Mem- fasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan pres- tasi belajar.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 489, "width": 197, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan Konfirmasi : (1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang be- lum diketahui siswa. (2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan ke- salahan pemahaman, memberikan pe- nguatan dan penyimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 613, "width": 197, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah-Langkah pada siklus II sama dengan langkah-langkah pada siklus I. Hal yang membedakan hanya pada soal tes pada siklus I berbeda dengan soal tes pada siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 54", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 197, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di dalam penelitian ini, indi- kator kerhasilan tindakan yang dijadi- kan pedoman adalah kemampuan siswa dalam membaca permulaan. Tindakan pembelajaran dianggap telah berhasil apabila “sedikitnya 90% siswa mampu membaca dengan benar minimal 90% membaca permulaan siswa untuk setiap pertemuan. Jika tidak demikian, tinda- kan pembelajaran dianggap gagal, dan perlu diperbaiki serta dicobakan pada siklus berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 197, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehubungan dengan indikator keberhasilan tersebut, data yang dikum- pulkan di dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan “membaca cerita”. Data ini dikumpulkan dengan cara memberikan tes kepada siswa secara satu persatu maju kedepan untuk mem- baca sebuah cerita.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 197, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengingat penelitian ini dimak- sudkan untuk mendeskripsikan tindakan pembelajaran yang mampu mening- katkan kemampuan siswa dalam mem- baca permulaan, maka disamping data kemampuan membaca permulaan pada siswa, data lain yang juga dikumpulkan adalah: (1) data tentang tindakan pem-", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 116, "width": 197, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "belajaran guru, (2) data respon siswa terhadap pembelajaran. Data tentang tindakan pembelajaran guru dikum- pulkan melalui observasi oleh anggota peneliti, dan data respon siswa diper- oleh dari hasil wawancara peneliti dengan siswa. Semua data ini diper- timbangkan untuk kegiatan analisis dan refleksi, dan menentukan perubahan tindakan pembelajaran yang diperlukan", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 344, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 385, "width": 197, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data hasil tes pada siklus I dapat disajikan pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1 tampak bahwa pada umumnya siswa belum mampu dalam membaca permulaan. Ini berarti tindakan pembelajaran pada siklus I perlu dibenahi.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 530, "width": 197, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peneliti selanjutnya menga- dakan analisis dan refleksi. Dalam re- fleksi ini teridentifikasi bahwa selama siklus I tersebut. (1) siswa masih ada yang ribut sendiri selama proses pem- belajaran. (2) guru masih kurang mam- pu mengendalikan kelas. (3) saat guru membaca sebuah cerita, guru juga ter- lalu cepat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 55", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 116, "width": 185, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.Data hasil Tes pada siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 137, "width": 405, "height": 220, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Siswa yang tuntas/Tidak Banyak siswa Presentase Kesimpulan 1. Banyak siswa yang belum tuntas dalam membaca permulaan “membaca cerita” 11 52,39% Belum berhasil perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya 2. Banyak siswa yang tuntas dalam membaca permulaan “membaca cerita’ 10 47,61% Jumlah 21 100%", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 387, "width": 192, "height": 198, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis si- klus I, diputuskan bahwa pada siklus II peneliti melakukan perbaikan-per- baikan antara lain: (1) guru harus bisa menguasai kelas. (2) penguasaan kelas harus benar-benar diperhatikan oleh guru. (3) guru juga harus memper- lambat cara bicara saat menjelaskan guru agar seluruh siswa dapat me- mahami apa yang dijelaskan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 192, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data tentang hasil tes pada siklus II disajikan pada tabel 2. Berdasarkan data tabel tersebut, tam-pak bahwa hasil tes siklus II sudah me-ngalami peningkatan karena jumlah siswa yang", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 387, "width": 192, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tuntas sudah mencapai 19 orang dengan presentase 90,48%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ke- berhasilan penelitian sudah tercapai. Akan tetapi, peneliti tidak tergesa-gesa mengalami kesimpulan. Peneliti ingin mengetahui apakah hal ini cukup konsisten. Sehubungan dengan itu, peneliti melanjutkan perte-muan kedua. Ternyata indikator keber- hasilan juga tetap tercapai. Oleh karena itu, peneliti memutuskan bahwa tindakan pembelajaran telah berhasil dengan baik, dan siklus berikutnya tidak diperlukan lagi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 56", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 158, "width": 190, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2.Data hasil Tes pada siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 179, "width": 405, "height": 178, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Siswa yang tuntas/Tidak Banyak siswa Presentase Kesimpulan 1. Banyak siswa yang belum tuntas dalam membaca permulaan “membaca cerita” 2 9,52% Tindakan yang dilakukan telah berhasil. 2. Banyak siswa yang tuntas dalam membaca permulaan “membaca cerita’ 19 90,48% Jumlah 21 100%", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 408, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 449, "width": 157, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan penelitian ini", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 470, "width": 192, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "adalah terdapat peningkatan kemam- puan membaca permulaan menggu- nakan media kartu huruf pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Tebidah tahun pelajaran", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 574, "width": 193, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2014/2015. Rata-rata kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 387, "width": 192, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I adalah 58.80. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 81.85. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siswa pada siklus I dengan ketuntasan 47,61% menjadi meningkat pada siklus II 90,47%.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 491, "width": 192, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehubungan dengan hasil ke- simpulan, kepada para guru yang siswanya mengalami kesulitan mem- baca permulaan ”membaca cerita”, peneiti menyarankan agar mencobakan media yang telah peneliti lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 57", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 193, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arikunto, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : PT Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arsyad, A. 2013. Media", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 202, "width": 156, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran . Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chaer, A. 2006. Tata Bahasa Praktis", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 264, "width": 156, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahasa Indonesia . Jakarta : PT Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hariyanti, F. 2013. Peningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 315, "width": 156, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemampuan Menulis Cerpen menggunakan Media Audio", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 343, "width": 193, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Visual Short Movie. Sintang : STKIP Persada Khatulistiwa. Ima, Trumon. 2013. Membaca", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 394, "width": 159, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permulaan. [Online]. Tersedia http://mardia- tiaceh.wordpress.com. [11 Juli", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 436, "width": 34, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2014].", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 187, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Irkham, Muhammad. 2010. Penggunaan Media Kartu Huruf dalam Pembelajaran Aksara Jawa. [Online]. Tersedia: http://lib.uin malang.ac.id/files/thesis/full- chapter/07140090.pdf. [12 Juli 2014].", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 580, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesuma, A. 2013. Menyusun PTK itu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 193, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gampang. Jakarta: ESENSI Penerbit Erlangga. Mulyadi. 2009. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia:", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 137, "width": 135, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://eprints.uns.ac.id/141/", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 150, "width": 148, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1/1689707092010093331.pdf [13 Juni 2014].", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 199, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muslich, M. 2008. Fonologi Bahasa", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 213, "width": 156, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 261, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Neli, G. 2013. Peningkatan", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 275, "width": 156, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemampuan Menulis Kembali Dongeng dengan menggunakan Model Mind Mapping. Sintang", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 316, "width": 150, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": STKIP Persada Khatulistiwa.", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 344, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paizaluddin. 2013. Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 357, "width": 156, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tindakan Kelas. Bandung : Penerbit Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 395, "width": 192, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahim, F. 2009. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar . Jakarta : PT Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 447, "width": 192, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Satori. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 474, "width": 47, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 498, "width": 192, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono. 2013. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA.", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 560, "width": 192, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono, 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 588, "width": 66, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ALFABETA", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 611, "width": 192, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Supardi Tejo, 2010. Instrument- asesmen-membaca. [Online]. Tersedia http://dirham- andipurnama.blogspot.com/201 0/05/kisi-kisi-instrumen- asesmen-membaca.html [13- Juni-2014]", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 184, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vox Edukasi Volume 6, No 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 39, "width": 201, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atmaja dkk, Peningkatan Kemampuan ... 58", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 193, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya, 2010. Indonesia Belum Merdeka dari Buta Huruf . [Online]. Tersedia: http://www.berdikarionline.co", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 171, "width": 120, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "m/opini/ [13 Juni 2014].", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 417, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". Tarigan, HG. 2008. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Percetakan Angkasa.", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 181, "width": 192, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tim EFK. 2006. Kartu Huruf . Jakarta : Erlangga for Kids .", "type": "Text" } ]
e233b149-a97f-31f5-9db8-67a128321b67
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa/article/download/30/18
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 117, "width": 325, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Section header" }, { "left": 267, "top": 214, "width": 89, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta 1", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 258, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 278, "width": 322, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulisan ini memuat kajian prinsip kerjasama dan kesantunan yang berorientasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Prinsip kerja sama itu, dibingkai dalam pendekatan saintifik yang dikemukakan oleh Geoffrey N. Leech, Brown and Levinson, dan Robin Lakoff. Kesimpulan dalam kajian ini menunjukkan siswa lebih aktif berinteraksi khususnya pada saat berdiskusi sehingga akan muncul aktivitas dengan prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan. Selain itu, Dalam berinteraksi diperlukan komitmen untuk bekerjasama guna terciptanya efektivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kata kunci: Prinsip kerjasama dan kesantunan, pendekatan saintifik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 548, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 589, "width": 401, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam interaksi yang baik akan terjadi komunikasi antara penutur dan mitratutur yang mengarah pada terjadinya kesalingmengertian sehingga komunikasi akan terjalin secara efektif. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan manusia menciptakan kerja sama. Leech (dalam Sudiara, 1999:2) menyatakan bahwa hakikat bahasa tidak akan membawa hasil seperti yang diharapkan tanpa disadari oleh pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 343, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Guru Pendidikan Bahasa Bali di SMAN 1 Kuta Bali dan Mahasiswa Doctoral Undiksha", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan dalam komunikasi. Kenyataan inilah yang menyebabkan pragmatik memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan berbahasa. Dengan mempelajari dan menguasai bahasa, seluk beluk struktur sebuah bahasa, cara bahasa (ujaran) itu dipergunakan berdasarkan situasi yang dihadapi pada saat berkomunikasi. Penggunaan bahasa akan mmenjadi salah satu indikator karakteristik pemakainya. Pengguanaan bahasa yang sopan, santun, sistematis, teratur, jelas dan lugas cenderung menunjukkan pribadi penuturnya. Demikian sebaliknya penggunaan bahasa yang kasar seperti menghujat, memaki, mengejek, tidak sopan, cenderung memumjukkan pribadi yang tidak baik. Komunikasi bahasa seseorang memang merupakan cerminan psikologis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 193, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi dan Prinsip Kesantunan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 400, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hakekatnya komumunikasi adalah interaksi menjalin hubungan sosial yang dilakukan dengan menggunakan ungkapan kesopanan dan ungkapan implisit. Strategi tersebut dilakukan oleh pembicara dan lawan bicara agar pesan tersampaikan dengan baik. Dengan demikian proses komunikasi terjalin secara sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 401, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Rahardi (2005: 35) kesantunan mengkaji penggunaan bahasa (language use) dalam suatu masyarakat bahasa tertentu. Masyarakat tutur yang dimaksud adalah masyarakat dengan aneka latar belakang situasi sosial dan budaya yang mewadahinya.Di pihak lain Fraser (melalui Rahardi, 2005: 38-40) menyebutkan bahwa sedikitnya terdapat empat pandangan yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah kesantunan dalam bertutur.Pertama,kesantunanberkaitan dengan norma-norma sosial (thesocial-norm view). Dalam pandangan ini, kesantunan dalam bertutur ditentukan berdasarkan norma-norma sosial dan kultural yang ada dan berlaku di dalam masyarakat bahasa itu. Artinya kesantunan dalam bertutur ini disejajarkan dengan etika berbahasa (language etiquette).Kedua, kesantunan sebagai sebuah maksim percakapan(conversational maxim) dan sebagai sebuah upaya penyelamatan muka (facesaving).Pandangan kesantunan sebagai maksim percakapan menganggap prinsipkesantunan (politeness principle) hanyalah sebagai pelengkap prinsip kerja sama(cooperative principle).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 403, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Chaer (2010: 10) ada tiga kaidah yang menmandai kesantunan . Ketiga kaidah itu adalah (1) formalitas (formality), (2) ketidaktegasan(hesistancy), dan (3) kesamaan atau kesekawanan (equality or camaraderie). Itu berarti dapat dikatakan bahwa sebuah tuturan disebut santun kalau tidak terdengar memaksa atau angkuh, tuturan itu memberi pilihan tindakan kepada lawan tutur, dan dapat menyenangkan lawan tutur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berkomunikasi lewat tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita tunduk pada norma norma sosio budaya, tidak hanya. Tata caraberbahasa harus sesuai dengan unsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakat tempat hidup dan dipergunakannya suatu bahasa dalam berkomunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 253, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerja sama dan Kesantuan dalam Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 401, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam berinteraksi sosial antar individu kehidupan sehari-hari,dengan menggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk verbal, selalu terdapat prinsip kerja sama. Grice dalam Wijana (1996: 46) mengemukakan bahwa di dalam prinsip kerja sama itu, setiap penutur mematuhi empat maksim percakapan, yakni maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 489, "width": 100, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.Maksim Kuantitas", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 509, "width": 387, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Misalnya penutur yang berbicara secara wajar tentu akan memilih (1) dibandingkan dengan (2).", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 592, "width": 94, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.Maksim Kualitas", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 613, "width": 387, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maksim ini mewajibkan setiap peserta pecakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti- bukti yang memadai. Misalnya seorang harus mengatakan bahwa ibu kota Indonesia Jakarta bukan kota-kota yang lain, kecuali kalau benar-benar tidak tahu. Akan tetapi, bila terjadi hal yang sebaliknya, tentu ada alas an-alasan mengapa hal demikian bisa terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 737, "width": 102, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.Maksim Relevansi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 387, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 157, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.Maksim Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 178, "width": 387, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan serta runtut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 400, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesantunan dalam bertutur dimaknai sebagai suatu kondisi menciptakan komunikasi yang efektif antara penutur dan mitra tutur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 401, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembelajaran dikelas yang secara intruksional disusun tersencana,sistematis, terstruktur untukmencapaitujuan pembelajaran seharusnya berlandaskan atas norma kesantunan. Dalam wujud komunikasi, norma-norma tersebut tampak dari perilaku verbal dan nonverbal. Perilaku verbal dalam fungsi imperatif, terlihat pada cara penutur mengungkapkan perintah, keharusan, atau larangan melakukan sesuatu kepada mitra tutur, sedangkan perilaku nonverbal tampak dari sikap fisik mereka. Jadi kesantunan komunikasi tidak hanya terjadi dalam perilaku bermasyarakat, tetapi juga interaksi dalam proses belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 400, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pembelajaran peserta didik siswa dilibatkan untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup mermadai. Terjadi interaksi di kelas secara intensif. Beranjak dari hal inilah diharapkan kesantunan siswa terbangun melalui proses belajar mengajar. Dari proses interaksi inilah terjadi sebuah proses transfer ilmu pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 571, "width": 403, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dari karakteristik pendekatan saintifik dalam pembelajaran, guru mempertimbangkan dan mengawasi,menghontrol penggunaan bahasa yang didasari oleh prinsip kesantunan dan prinsip kerja sama agar tercipta suatu iklim pembelajaran yang kondusif.Hal ini membawa konsekuensi siswa tidak tertekan secara psikologis. Dalam kenyataannya prinsip kesantunan yang dirumuskan oleh Leech sering dilanggar dan menyimpang pelaksanaannya dalam pembelajaran. Secara psikologis dapat dijelaskan bahwa penggunaan bahasa oleh siswa yang ang santun, dapat membuat proses pembelajaran yang sedang berlangsung menjadi tidak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 386, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leech (1993: 206-207), mengemukakan ada beberapa prinsip kesantunan berbahasa sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 157, "width": 134, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Maksim Kebijaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 178, "width": 386, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gagasan pokok dalam maksim kebijaksanaan dalam kaitan prinsip kesantunan adalah penutur hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Orang bertutur yang berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat dikatakan sebagai orang santun.(Rahardi, 2005: 60). Tuturan yang diutarakan secara tidak langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan dengan tuturan yang diutarakan secara langsung. Dalam maksim kebijaksanaan ini, Leech (1993: 206) menggunakan istilah maksim kearifan.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 344, "width": 230, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahardi .2005 : 60-61) mengemukakan contoh:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 364, "width": 386, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tuan rumah : “Silakan makan saja dulu, nak!.Tadi kami semua sudah mendahului.”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 406, "width": 198, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tamu : “Wah, saya jadi tidak enak, Bu.”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 426, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Indeksial:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 447, "width": 386, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dituturkan oleh seorang Ibu kepada seorang anak muda yang sedang bertamu di rumah Ibu tersebut. Pada saat itu, ia harus berada di rumah Ibu tersebut sampai malam karena hujan sangat deras dan tidak segera reda. Dalam tuturan di atas, tampak dengan jelas bahwa apa yang dituturkan si tuan rumah sungguh memaksimalkan keuntungan bagi sang tamu. Lazimnya, tuturan semacam itu ditemukan dalam keluarga pada masyarakat tutur desa. Orang desa biasanya sangat menghargai tamu, baik tamu yang datangnya secara kebetulan maupun tamu yang sudah direncanakan terlebih dahulu kedatangannya.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 633, "width": 139, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Maksim Kedermawanan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 654, "width": 386, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahardi (2005: 61) mengemukakan bahwa dalam maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati, penutur diharapkan dapat menghormati orang lain. Sikap hormat terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain. Chaer (2010: 60) menggunakan istilah maksim penerimaan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 386, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk maksim kedermawanan Leech dalam Rahardi (2005: 62) memberikan contoh sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 157, "width": 386, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak kos A : “ Mari saya cucikan baju kotormu! Pakaianku tidak banyak, kok, yang", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 199, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kotor.”", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 219, "width": 386, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak kos B : “Tidak usah, Mbak. Nanti siang saya akan mencuci juga, kok!”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 261, "width": 103, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Indeksial:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 282, "width": 386, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tuturan ini merupakan cuplikan pembicaraan antar anak kos pada sebuah rumah kos di kota Yogyakarta. Anak yang satu berhubungan demikian erat dengan anak yang satunya. Dari tuturan yang disampaikan si A di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dirinya sendiri. Orang yang tidak suka membantu orang lain, apalagi tidak pernah bekerja bersama dengan orang lain, akan dapat dikatakan tidak sopan dan biasanya tidak akan mendapatkan banyak teman di dalam pergaulan keseharian hidupnya (Rahardi, 2005: 62).", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 447, "width": 125, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Maksim Penghargaan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 468, "width": 386, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Wijana (1996: 57) maksim penghargaan ini diutarakan dengan kalimat ekspresif dan kalimat asertif. Dalam maksim ini menuntut setiap penutur dituntut untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain. Selanjutnya Rahardi (2005: 63) mengemukakan dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain. contoh:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 654, "width": 386, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dosen A : “ Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelas Bussines", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 696, "width": 102, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "English.”", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 716, "width": 386, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dosen B : “Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas sekali dari sini.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 116, "width": 100, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Indeksial:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 137, "width": 386, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga seorang dosen dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan tinggi (Rahardi, 2005: 63). Pemberitahuan yang disampaikan dosen A terhadap rekannya dosen B pada contoh di atas, ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai pujian atau penghargaan oleh dosen A. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di dalam pertuturan itu, dosen B berperilaku santun (Rahardi, 2005: 63).", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 261, "width": 137, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Maksim Kesederhanaan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 282, "width": 386, "height": 155, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahardi (2005: 63) mengatakan bahwa di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Wijana (1996: 58) mengatakan maksim kerendahan hati ini diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Bila maksim kemurahan atau penghargaan berpusat pada orang lain.Maksim ini menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 447, "width": 39, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "contoh:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 468, "width": 317, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekretaris A : “Dik, nanti rapatnya dibuka dengan doa dulu, ya!”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 489, "width": 233, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekretaris B : “Ya, Mbak. Tapi saya jelek, lho.”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 509, "width": 100, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Indeksial:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 530, "width": 386, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dituturkan oleh seorang sekretaris kepada sekretaris lain yang masih junior pada saat mereka bersama-sama bekerja di ruang kerja mereka (Rahardi,2005: 64). Dari tuturan sekretaris B di atas, dapat terlihat bahwa ia bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk dirinya sendiri. Dengan demikian, tuturan tersebut terasa santun.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 633, "width": 130, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Maksim Permufakatan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 654, "width": 386, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Rahardi (2005: 64) dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila terdapat kemufakatan atau kecocokan antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka akan dapat dikatakan bersikap santun. Wijana (1996: 59) menggunakan istilah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 386, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maksim kecocokan dalam maksim permufakatan ini. Maksim kecocokan ini diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim kecocokan menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 199, "width": 39, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "contoh:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 219, "width": 270, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(5) Noni : “Nanti malam kita makan bersama ya, Yun!”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 240, "width": 233, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuyun : “Boleh. Saya tunggu di Bambu Resto.”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 261, "width": 100, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Indeksial:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 282, "width": 386, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada temannya yang juga mahasiswa pada saat mereka sedang berada di sebuah ruangan kelas (Rahardi, 2005: 65). Tuturan di atas terasa santun, karena Yuyun mampu membina kecocokan dengan Noni. Dengan memaksimalkan kecocokan di antara mereka tuturan akan menjadi santun.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 385, "width": 124, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Maksim Kesimpatian", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 406, "width": 386, "height": 197, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leech (1993: 207) mengatakan di dalam maksim ini diharapkan agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Sikap antipati terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun. Orang yang bersikap antipati terhadap orang lain, apalagi sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat (Rahardi, 2005: 65). Menurut Wijana (1996: 60), jika lawan tutur mendapatkan kesuksesan atau kebahagiaan, penutur wajib memberikan ucapan selamat. Bila lawan tutur mendapatkan kesusahan, atau musibah, penutur layak turut berduka, atau mengutarakan ucapan bela sungkawa sebagai tanda kesimpatian.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 613, "width": 39, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "contoh:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 633, "width": 178, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(6) Ani : “Tut, nenekku meninggal.”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 654, "width": 268, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tuti : “Innalillahiwainailaihi rojiun. Ikut berduka cita.”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 675, "width": 100, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Indeksial:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 696, "width": 387, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dituturkan oleh seorang karyawan kepada karyawan lain yang sudah berhubungan erat pada saat mereka berada di ruang kerja mereka (Rahardi, 2005: 66). Dari tuturan di atas, terlihat Tuti menunjukkan rasa simpatinya", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 387, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepada Ani. Orang yang mampu memaksimalkan rasa simpatinya kepada orang lain akan dianggap orang yang santun.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 290, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Pencapaian Kesantunan dalam Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 199, "width": 387, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesantunan yang biasa disebut “tatakrama”, paling tidak ada tiga indikator pencapaian kesantunan berbahasa dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Ketiga indikator yang dirumuskan dalam wujud skala itu adalah . (1) skala kesantunan menurut Geoffrey N. Leech, (2) skala kesantunan menurut Brown and Levinson, dan (3) skala kesantunan menurut Robin lakoff.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 302, "width": 318, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leech selanjutnya menjabarkan skala kesantunan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 323, "width": 382, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Cost-benefit scale atau skala kerugian-keuntungan. Skala ini mengacu pada tingkat besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh tindak tutur di dalam proses pertuturan tersebut. Dalam hal ini, semakin merugikan bagi diri si penuturnya sendiri, maka cenderung akan semakin dianggap santunlah tuturan tersebut. Sebaliknya, semakin tuturan itu menguntungkan diri penuturnya, maka semakin tidak sopan tuturan tersebut..", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 468, "width": 382, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Optionality scale atau skala pilihan. Skala ini mengacu pada banyak atau sedikitnya alternatif pilihan (options) yang disampaikan penutur kepada mitra tutur dalam interaksi tuturan. Misalnya saja pemakaian bentuk imperatif di dalam bahasa Indonesia, bentuk imperatif tersebut akan dikatakan memiliki kadar kesantunan yang tinggi apabila menyajikan banyak kemungkinan pilihan bagi si penerima perintahnya.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 592, "width": 382, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Indirectness scale atau skala ketidaklangsungan. Skala kesantunan ini mengacu pada tingkat langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin singkat dan dan langsung suatu tuturan, akan dianggap semakin tidak santunlah tuturan tersebut. Sebaliknya, semakin tidak langsung maksud sebuah tuturan,akan semakin santunlah tuturan tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 696, "width": 382, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Authority scale atau skala keotoritasan atau skala kekuasaan. Skala ini mengacu pada status sosial antara si penutur dan mitra tutur. Semakin jauh status sosial antara penutur dan mitra tutur akan semakin santunlah tuturan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 116, "width": 44, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut.", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 137, "width": 387, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Social scale atau skala jarak sosial. Skala iini mengacu pada tingkat hubungan sosial antara si penutur dan mitra tutur yang terlibat di dalam pertuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial di antara keduanya, akan menjadi kurang santunlah tuturan itu.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 219, "width": 387, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam model Brown dan Levinson (1987) terdapat tiga skala tingkat kesantunan berbahasa.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 261, "width": 387, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a Skala peringkat jarak sosial antara penutur dan mitra tutur. (social between speaker and hearer). Skala ini sangatditentukan oleh karakteristik perbedaan dalam soal jenis kelamin, dan sosiokultural seseorang. Semakin tua umur seseorang, tingkat kesantunan dalam tuturnya akan semakin tinggi.. Dari sosiokultural adalah orang yang memiliki jabatan tertentu cenderung memiliki peringkat kesantunan lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 385, "width": 387, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b Skala status sosial antara penutur dan mitra tutur (the speaker and hearer relative power) atau s disebut dengan tingkat kekuatan atau kekuasaan (power rating). Misalnya di ruang kelas seorang guru dianggap memiliki peringkat kekuatan atau kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan murid.. c Skala peringkat tindak tutur atau tindak ujar atau serig disebut rank rating. Skala berbahasa ini didasarkan atas kedudukan relatif tindak tutur yang satu dengan tindak tutur yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 530, "width": 387, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BerikutnyaTeori Lakoff (1973) dapat disebut sebagai induk teori kesantunan modern karena teori ini merupakan salah satu teori pertama yang digunakan untuk menguji kesantunan dari perspektif pragmatik. Robin Lakoff menyatakan terdapat tiga ketentuan skala kesantunan di dalam kegiatan bertutur di dalam masyarakat yaitu : 1) Skala formalitas (formality scale), agar para peserta tutur dapat merasa benar-benar nyaman di dalam proses bertutur, . 2) Skala ketidaktegasan atau skala keraguan (besitancy scale) atau disebut juga skala pilihan (optionality scale), menunjukkan bahwa agar si penutur dan mitra tutur tidak merasa ragu dan merasa tidak ada ketegasan dalam bertutur, 3) Peringkat kesekawanan atau kesamaan, m penutur enganggap pihak mitra tutursebagai sahabat sehingga muncul rasa kesekawanan, rasa solider, dan rasa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 387, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesejajaran sebagai salah satu prasyarat hadirnya kesopanan dan kesantunan akan tercapai dengan benar-benar baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesantunan dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 219, "width": 400, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pembelajaran dalam kelas dengan pendekatan saintifik, siswa dituntut untuk aktif berinteraksi khususnya pada saat berdiskusi sehingga akan muncul aktivitas dengan prinsip kerja sama dan tentunya muncul prinsip prinsip kesantunan. Secara operasional, prinsip-prinsip itu dengan pendekatan saintifis akan diwarnai dengan beberapa langkah, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 400, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mengamati. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 592, "width": 391, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 654, "width": 391, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 116, "width": 391, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 157, "width": 196, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.Mengumpulkan informasi/eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 178, "width": 391, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubung-hubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil kesimpulan. Anak perlu dihadapkan dengan sekumpulan fakta yang memiliki unsur kesamaan agar ditemukan polanya.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 344, "width": 391, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mengasosiasikan/mengolah informasi Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 489, "width": 391, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 571, "width": 119, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Mengkomunikasikan", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 592, "width": 391, "height": 115, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut didiskusikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. perlu Peserta didik dibiasakan untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan ide, pengalaman, dan hasil belajarnya kepada orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 368, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Rai Arta | Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 764, "width": 352, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a l a p a: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan | Volume 4 Nomor 2 (2016) November", "type": "Page footer" }, { "left": 487, "top": 764, "width": 20, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 46, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 400, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pembelajaran dalam kelas dengan pendekatan saintifik, siswa dituntut untuk aktif berinteraksi khususnya pada saat berdiskusi sehingga akan muncul aktivitas dengan prinsip kerja sama dan tentunya muncul prinsip prinsip kesantunan. Dalam berinteraksi diperlukan komitmen untuk bekerjasama guna terciptanya efektivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tentu kerja sama itu dilandasi dengan pemakaian tuturan dengan prinsip kesantunan dengan skala yang dikemukakan oleh Geoffrey N. Leech, Brown and Levinson, dan Robin Lakoff.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 323, "width": 109, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 349, "width": 313, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chaer, Abdul.2010. Kesantunan Bahasa. Jakarta : Rhineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 376, "width": 355, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemendiknas .2013. Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifiks.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 418, "width": 374, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leech, Geoffrey.2010. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Terjemahan M.D.D. Oka. Jakarta : Universitas Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 459, "width": 389, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahardi, Joni dkk. 2005. “ Sopan-Santun Bahasa Jawa diLingkunganKeluarga: Sebuah Kajian Sosiodialektologi” .Jurnal Ilmiah.Jogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 500, "width": 385, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudiara.1999. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta : PP Gelora Aksara Pratama.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 542, "width": 386, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilowati, Eka.2011. Penerapan Prinsip Kerja sama dan Kesantunan dalam Percakapan Bahasa Jawa di Wisma Hayam Wuruk 56 Semarang. Tesis Surakarta : Universitas Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 597, "width": 353, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik: Bandung Angkasa.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 625, "width": 349, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijana, I Dewa Putu. 2016. Dasar-Dasar Pragmatik. Jogyakarta : Andy.", "type": "Text" } ]
b6724d4d-386e-c996-2263-1b072e61d418
https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/gikes/article/download/1750/651
[ { "left": 57, "top": 33, "width": 56, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nafisah et al", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 33, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "633", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 265, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan …", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima: 06/02/2024", "type": "Page footer" }, { "left": 174, "top": 789, "width": 366, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revisi: 27/03/2024 Disetujui: 17/04/2024 Diterbitkan: 20/08/2024", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 285, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan kombucha kunyit (Curcuma longa L.) sebagai minuman probiotik", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 255, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of fermentation time on antioxidantactivity of turmeric kombucha (Curcuma longa L.) as a probiotic drink", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 266, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eri Nafisah 1 , Linda Wige Ningrum 2 , Rahmah Utami Budiandari 3 *, Lukman Hudi 4", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 260, "width": 48, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 484, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Background: Turmeric (Curcuma longa L.) is an herbal plant containing, the active compound curcumin, which has antioxidant and antibacterial properties, and its antioxidant content is equivalent to that of vitamin C and E. The active component of turmeric can be used as a probiotic drink, called kombucha. Kombucha is a tea fermented by bacteria and yeast which produce organic acids and antioxidants.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 484, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objectives: This study aims to formulate turmeric kombucha high antioxidant compound and analyze the antioxidant activity of tumeric kombucha.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 484, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methods: This research used one-factor RCBD, carried out starting in September 2023 four months in the Microbiology and Food Biotechnology Laboratory of the Bachelor of Food Technology Department, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This research used fermentation time as factor (3,5,7,9,11,13,15) days and analysis of antioxidant activity was analyzed by DPPH method. The resulting data will be processed using ANOVA followed by the BNJ test at the 5% level.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 484, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Results: The study showed that the time fermentation showed the antioxidant activity of turmeric kombucha was 57,58 ppm – 189,90 ppm. Increasing freephenol levels during fermentation will increases the antioxidant activity of kombucha.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 370, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion: The fermentation time of turmeric kombucha affected its antioxidant activity.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curcuma longa L., Fermentation time, Kombucha", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 514, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 484, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar Belakang: Kunyit ( Curcuma longa L. ) merupakan tanaman herbal, memiliki senyawa aktif kurkumin yang bersifat antioksidan, antibakteri, kandungan antioksidan kunyit setara dengan vitamin C dan E. Komponen aktif kunyit dapat dimanfaatkan minuman probiotik salah satunya kombucha. kombucha adalah teh terfementasi bakteri dan khamir yang akan menghasilkan asam-asam organik dan kandungan antioksidan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 483, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan: Penelitian ini bertujuan memformulasikan kombucha kunyit tinggi antioksidan dan menganalisis aktivitas antioksidan kombucha kunyit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 484, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode: Penelitian menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) satu faktor, dilaksanakan mulai bulan September 2023 selama 4 bulan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Pangan Prodi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Faktor yang digunakan lama fermenentasi (3,5,7,9,11,13,15) hari. Akvititas antioksidan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 674, "width": 411, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 313, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 411, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 719, "width": 130, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". E-mail:[email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 411, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 760, "width": 484, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis Koresponding: Rahmah Utami Budiandari : Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammdiyah Sidoarjo, Jl. Raya Gelam 250, Candi, Sidoarjo, 61217, Jawa Timur, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 38, "width": 78, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Original Research", "type": "Section header" }, { "left": 451, "top": 85, "width": 86, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO: Gizi dan Kesehatan", "type": "Picture" }, { "left": 459, "top": 95, "width": 78, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2024, Vol. 5(3) 633-638 © The Author(s) 2024", "type": "Table" }, { "left": 378, "top": 144, "width": 160, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30867/sago.v5i3.1750 https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/ gikes Poltekkes Kemenkes Aceh", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 22, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "634", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 33, "width": 136, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO Gizi dan Kesehatan; 5(3)", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 47, "width": 90, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mei – Agustus 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dianalisis dengan metode DPPH. Data yang dihasilkan akan diolah menggunakan ANOVA dilanjutkandengan uji BNJ taraf 5%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 484, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan lama fermentasi menunjukkan aktivitas antioksidan kombucha kunyit sebesar 57,58 ppm – 189,90 ppm. Peningkatan kadar fenol bebas selama fermentasi meningkatkan aktivitas antioksidan kombucha.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 348, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan: Lama fermentasi mempengaruhi aktivitas antioksidan kombucha kunyit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 167, "width": 46, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 179, "width": 195, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curcuma longa L., Kombucha, Lama fermentasi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 206, "width": 74, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 232, "height": 253, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "unyit (Curcuma longa L.,) adalah tanaman herbal dari Asia Tenggara, bagian utama yang dimanfaatkan adalah rimpang terutama di India dan Indonesia (Baizuroh et al., 2020), pemanfaatan terbatas obat herbal dan bumbu (Amalraj et al., 2017). Sebuah senyawa aktif kunyit yakni komponen fenolik yaitu diarylheptanoids dan diarylpentanoids yang tergolong salah satu diantaranya adalah kurkumin yang bersifat antioksidan, antibakteri kadar kurkumin mencapai 3-15%, aktivitas antioksidan setara dengan vitamin C dan E (Suprihatin et al., 2020; (Riswanto & Rezaldi, 2021; Pratama & Pato, 2015). Di India digunakan mengobati penyakit empedu, diabetes, penyakit hebatik mengatasi peradangan dan meningkatkan kekebalan tubuh sedangkan dichina dapat mengobati infeksi parasit, inflamasi bahkan biliary disorders (Pratama & Pato, 2015; Suprihatin et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 483, "width": 232, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk bioteknologi konvensional yang berfungsi sebagai minuman probiotik adalah kombucha, yaitu teh yang difermentasi selama 4- 14 dengan memanfaatkan symbiotic culture of bacteria and yeast yaitu bakteri (Acebacter xlynum) dan beberapa macam khamir (Budiandariet al., 2023; Gaggìa et al., 2018; Hassmy & Abidjulu, 2017; Zubaidah et al., 2019)..Teh fermentasi ini termasuk dalam minuman probiotik karena meningkatkan imunitas, menghambat pertumbuhan mikroorganisme berbahaya dalam saluran usus, mencegah penyakit cardiovascular, cerebrovascular dan memiliki sensasi soda menyegarkan saat diminum (Budiandari et al., 2023; Kushargina et al., 2023; Wang et al., 2022; Wistiana & Zubaidah, 2015). Lapisan kultur BAL dan yeast digunakan memulai fermentasi, mengubah teh menjadi kombucha (Jakubczyk et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 232, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fermentasi adalah proses kimiawi yang mengubah senyawa organik oleh enzim yang dibuat oleh mikroorganis medari kultur bakteri dan ragi, yang menghasilkan vitamin dan mineral serta", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 206, "width": 232, "height": 306, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "asam-asam organik dalam kombucha serta asam asetat, alkohol, polifenol sehingga kombucha bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya berpotensi melindungi kerusakan oksidatif (Chandrakala et al., 2019; Vargas et al., 2021). Fermentasi mempengaruhi antioksidan dan antibakteri kombucha dimana pada hari fermentasi tertentu nilai aktivitas antioksidan lebih tinggi (Jakubczyk et al., 2020). Antioksidan adalah senyawa oksigen reaktif yang mampu menghentikan reaksi oksidasi dengan mengikat molekul yang sangat reaktif sehingga terjadi ketidakseimbangan oksidan dengan antioksidan dalam sel akibat reactive oxygen species berlebih (Azhar et al., 2021; Widowati et al., 2023). Munculnya radikal bebas dipengaruhi banyak hal salah satunya karena konsumsi makanan tidak sehat dan polusi yang berdampak munculnya penyakit degeneratif, untuk mengurangi dampak radikal bebas diperlukan antioksidan untuk menghentikan dan menstabilkan (Putu Ayu Diah Savitri & Suwita, 2017). Kombucha memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mikroorganisme dimetabolisme selama proses fermentasi (Achmad Naufal et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 514, "width": 232, "height": 226, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kebaharuan dalam penelitian ini adalah membadingkan dengan penelitian terdahulu yang banyak meneliti terkait minuman fermentasi kombucha, dengan menggunakan substrat yang berbeda. Pada umumnya kombucha dibuat dari seduhan berbagai jenis teh yang di fermentasi, pada penelitian ini menggunakan seduhan kunyit sebagai substrat kombucha, dengan demikian peneliti membandingkan apakah ada perbedaan signifikan terkait kadar antioksidan dalam kombucha kunyit selama fermentasi dengan kombucha teh pada umumya, mengingat kunyit memiliki kandungan antimikroba yang cukup tinggi yang berpotensi menghambat proses fermentasi oleh bakteri SCOOBY. Oleh karena itu peneliti menampilkan beberapa penelitian terdahulu untuk menjadi perbandingan dan acuan dasar hasil penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 743, "width": 232, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian yang dilakukan (Hanggaeni et al., 2021) pembuatan minuman kombucha cascara kopi arabika selama waktu fermentasi menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 221, "width": 40, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nafisah et al", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 33, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "635", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 265, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan …", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 232, "height": 266, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nilai IC50 antioksidan meningkat selama waktu fermentasi 4-14 hari dengan nilai 52, 021-262, 298 ppm yang menandakan antioksidan semakin rendah seiring lamanya fermentasi. Sedangkan pada penelitian (Febriella et al., 2021) inovasi minuman herbal yang difermentasi dengan starter kombucha dan pengaruhnya terhadap mutu organoleptik, pH dan antioksidan dengan penambahan ekstrak rimpang jahe sebagai substrat mengasilkan pengaruh lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap warna, rasa, derajat keasaman dan antioksidan. Salah satu diantara banyaknya minuman probiotik adalah kombucha yang kaya akan kandungan bioaktif, bagitu pula dengan rimpang kunyit. Kombinasi kedua substrat tersebut dapat menciptakan inovasi minuman fungsional. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan antioksidan minuman probiotik kombucha kunyit yang kaya akan antioksidan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 46, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 232, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rancangan penelitian ini menggunakan RAK satu faktor lama fermentasi kombucha kunyit (3, 5, 7, 9, 11, 13 dan 15 hari) pada suhu 30-40 ℃ dan dilakukan pengujian antioksidan. Studi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dimulai Bulan September 2023.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 511, "width": 69, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan dan Alat", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 525, "width": 232, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan yang digunakan adalah kunyit diperoleh dari pasar tradisional tanggulangin, SCOBY, starter, air dan gula pasir. Alat pembuatan kombucha adalah pisau, timbangan, topleskaca, kainsaring, karet pengikat, kain flannel, kompor, thermometer digital, spektofotometer UV-VIS yang telah di kalibrasi, gelas arloji, beaker glass, spatula, labu ukur, pipet ukur, pipet tetes.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 645, "width": 101, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan Pembuatan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 232, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama Kunyit segar dicuci bersih, dipotong ukuran 2x2 cm, potongan kunyit diseduh air hangat perbandingan 1:10 suhu 45 ℃ , didiamkan dan disaring menggunakan saringan 100 mesh. Dilakukan sterilisasi peralatan dan tempat yang akan digunakan fermentasi menggunakan alkohol. Seduhan kunyit didinginkan hingga suhu 30 ℃ , ditambahkan 10% gula dan 10% cairan starter, lalu dimasukkan kedalam toples kaca, induk SCOBY", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 82, "width": 232, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dimasukkan, bagian atas toples ditutup kain flannel dan diikat, disimpan dalam ruangan yang tidak terpapar sinar matahari. Fermentasi kombucha sesuai perlakuan (3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15) hari. Kombucha dari masing-masing perlakuan dikumpulkan sebanyak 100 ml lalu dianalisis aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dengan spektrofotometri UV-VIS panjang gelombang 517 mm yang dilakukan tiga kali ulangan pada setiap sampel guna mendapatkan hasil yang valid dan optimal (Hussein et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 243, "width": 163, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PengujianAntioksidanMetode DPPH", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 256, "width": 229, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan Larutan DPPH menggunakan 0,394 gram serbuk DPPH dilarutkan pada 10ml methanol. Dimasukkan kedalam labu ukur sebanyak 10 ml kemudian dicukupkan dengan methanol hingga batas 100 ml. Pembuatan larutan induk menggunakan 5 mg sampel yang dilarutkan dalam 5 ml methanol pro analisis (1000 bjp). Sebanyak 25, 50, 75, 100, 125 μl dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah ditara 5,0 ml dan masing-masing ditambahkan1 ml larutan DPPH dan methanol pro analisis hingga tanda 5 ml. Homogenkan larutan kemudian inkubasi pada tempat gelap selama 30 menit. Ukur larutan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dengan panjang gelombang 517 nm dan telah dikalibrasi. Nilai antioksidan dihitung menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 484, "width": 126, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inhibisi (%) = ( b−a b ) 𝑥 100%", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 511, "width": 86, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a = Serapan sampel b = Serapan blanko", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 551, "width": 233, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai IC 50 diperoleh dari perpotongan garis antara daya hambat dan sumbukonsentrasi, dimasukkan dalam persamaan y = a+bx, dimana y = 50 dan nilai x menunjukkan IC 50. Hasil dinyatakan sebagai antioksidan aktif jika nilai IC 50 kurang dari 200 ppm.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 632, "width": 66, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 645, "width": 232, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang terkumpul dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan uji BNJ taraf 5% menggunakan Microsoft Exel dan Minitab Versi 19.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 713, "width": 29, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 734, "width": 229, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 1 berikut ini akan disajikan aktivitas antioksidan kombucha kunyit. Perbandingan Nilai IC 50 Antioksida kombucha kunyit dengan perlakuan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 22, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "636", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 33, "width": 136, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO Gizi dan Kesehatan; 5(3)", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 47, "width": 90, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mei – Agustus 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 232, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lama fermentasi dapat dilihat pada tabel 1. Nilai IC 50 aktivitas antioksidan kombucha kunyit berkisar antara 57,58 ppm hingga 189,90 ppm, faktor lama fermentasi menunjukkan pengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan kombucha kunyit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 232, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rerata nilai IC 50 antioksidan kombucha kunyit", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 203, "width": 210, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan Rerata IC 50 (ppm) ±StDev T1 (Fermentasi 3 hari) 57,58±0,320 e T2 (Fermentasi 5 hari) 69,61±9,57 de T3 (Fermentasi 7 hari) 86,04±7,05 de T4 (Fermentasi 9 hari) 106,25±14,01 cd T5 (Fermentasi 11 hari) 144,70±22,04 bc T6 (Fermentasi 13 hari) 167,26±18,08 ab T7 (Fermentasi 15 hari) 189,90±19,02 a BNJ 5% 30,15*", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 72, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 385, "width": 232, "height": 266, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menunjukkan aktivitas antioksidan kombucha tertinggi pada fermentasi 3 hari sebesar 57,58 ppm. Prinsip kerja analisis ini adalah DPPH menyumbangkan radikal bebas stabil yang dicampur dengan senyawa antioksidan (Widowati et al., 2023). Antioksidan mendonorkan elemen hidrogen pada senyawa radikal bebas (Putra & Wulansari, 2021). Suatu senyawa memiliki antioksidan kuat Jika IC50 senyawa kurang dari 50 ppm, dikatakan bahwa senyawa memiliki sifat antioksidan yang kuat. Jika IC50 naik menjadi 50 - 100 ppm, sedang jika IC50 naik menjadi 100 - 150 ppm antioksidan kuat, dikatakan lemah jika IC50 naik menjadi 151 - 200 ppm, dan tidak aktif jika IC50 kurang dari 500 ppm (Simanjuntak & Lestari, 2016; Widowati et al., 2023). Kombucha disinyalit memiliki antioksidan lebih tinggi dibandingkan teh tidak terfementasi disebabkan asam organik, vitamin, dan senyaa antioksidan yang terbentuk saat fermentasi (Essawet et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 653, "width": 232, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komponen polifenol dan flavonoid juga mempengaruhi sifat antioksidan, peningkatan total fenol berbanding lurus dengan sifat antioksidan salah satunya saat fermentasi kadar genol bebas meningkat sehingga nilai aktivitas antioksidannya meningkat (Hassmy & Abidjulu, 2017; Hapsari et al., 2021; Villarreal-Soto et al., 2018; Widowati et al., 2023). Faktor lain yang turut berpengaruh adalah proses fermentasi, jenis substrat, mikroorganisme yang digunakan (Nisak, 2023). Nilai aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 82, "width": 232, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antioksidan kombucha apu-apu mengalami peningkatan sampai hari ke-4 an menurun paga hari ke-8, sedangkan aktivitas antioksidan kombucha teh hijau menunjukkan hari fermentasi ke-1 hingga ke-5 menunjukkan aktivitas optimal (Hassmy & Abidjulu, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 162, "width": 232, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses fermentasi mengakibatkan pH kombucha menurun dan nilai asam meningkat karena gula yang ditambahkan memicu aktivitas mikroorganisme sehingga menghasilkan asam-asam organik seiring dengan lama waktu fermentasi (Pratama & Pato, 2015). Bakteri Acetobacter xylinum dan khamir akan memetabolisme sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, glukosa dihidrolisis menjadi alkohol oleh khamir kemudian diubah menjadi asam-asam organik dan asam glukonat (Rindiani & Suryani, 2023; Susilowati, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 310, "width": 232, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat Indonesia belum banyak mengenal minuman kombucha, padahal banyak diantaranya memiliki kebiasaan mengkonsumsi seduhan teh. Rasa yang dihasilkan dari proses fermentasi komucha kurang sesuai dilidah masyarakat Indonesia padahal kombucha sendiri termasuk dalam minuman probiotik yang baik untuk dikonsumsi karena berbagai manfaatnya bagi kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 459, "width": 65, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 481, "width": 232, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lama proses fermentasi pada kombucha kunyit mempengaruhi nilai aktivitas antioksidan karena semakin lama fermentasi kandungan antioksidan lemah. Nilai aktivitas antioksidan kuat pada lama fermentasi 3 hari, sehingga kombucha kunyit berpotensi menjadi minuman probiotik. Diduga kunyit berpengaruh nyata terhadap nilai antioksidan kombucha kunyit. Selain itu, kandungan kurkumin pada kunyit diduga menjadi komponen bioaktif pada kombucha. Disarankan meneliti terkait kandungan bioktif lainnya pada kombucha kunyit.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 658, "width": 111, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 680, "width": 232, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu penelitian dan penyusunan laporan sehingga selesai dengan baik, terutama para dosen Teknologi Pangan dari Prodi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Pembimbing dari Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 56, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nafisah et al", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 33, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "637", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 265, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan …", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 84, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Rujukan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 104, "width": 232, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Naufal, Harini, N., & Nuriza Putri, D. (2023). Karakteristik kimia dan sensori minuman instan kombucha dari kulit buah naga merah (hylocereus polyrhizus) berdasarkan konsentrasi gula dan lama fermentasi. Food Technology and Halal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 204, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Science Journal , 5 (2), 137 – 153.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 232, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.22219/fths.v5i2.21556 Ali, Y., Alshammary, M., Rahil, M., & Elkhateeb, Y.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 232, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2017). Effects of fast foods in relation to free radicals and antioxidants. American Journal of Laboratory Medicine , 2 , 156 – 162. https://doi.org/10.11648/j.ajlm.20170206.17 Amalraj, A., Pius, A., Gopi, S., & Gopi, S. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 292, "width": 232, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biological activities of curcuminoids, other biomolecules from turmeric and their derivatives – A review. Journal of Traditional and Complementary Medicine , 7 (2), 205 – 233. https://doi.org/10.1016/j.jtcme.2016.05.005 Azhar, S. F., Y, K. M., & Kodir, R. A. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 204, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh waktu aging dan metode ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan black garlic yang dibandingkan dengan bawang putih (allium sativum l.). Jurnal Riset Farmasi , 1 (1), 16 – 23. https://doi.org/10.29313/jrf.v1i1.43", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 232, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baizuroh, N., Yahdi, Y., & Dewi, Y. K. (2020). Uji Kualitas hand sanitizer ekstrak daun kunyit (curcuma longa linn). al-Kimiya , 7 (2), 88 – 94. https://doi.org/10.15575/ak.v7i2.8744 Bishop, P., Pitts, E., Budner, D., & Witrick, K.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 204, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2022). Chemical composition of kombucha.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 520, "width": 232, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beverages , 8 , 45. https://doi.org/10.3390/beverages8030045 Budiandari, R. U., Azara, R., Adawiyah, R., & Prihatiningrum, A. E. (2023). Studi karakteristik kimia minuman probiotik kombucha sari kulit nanas (Ananas comosus). Teknologi Pangan : Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian , 14 No.02 2023 , 181 – 188. https://doi.org/10.35891/tp.v14i2.3890 Budiandari, R. U., Prihatiningrum, A. E., Azara, R., &", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 204, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aini, F. N. (2023). Influence of sucrose and scoby concentration on physical characteristics of pineapple skin kombucha. Academia Open , vol 08 No2 2023 (02). https://acopen.umsida.ac.id/index.php/acop en/article/view/6935/1968", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 748, "width": 232, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chandrakala, S. K., Lobo, R. O., & Dias, F. O. (2019). Kombucha (bio-tea): an elixir for life? in", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 82, "width": 204, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nutrients in beverages (pp. 591 – 616). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12- 816842-4.00016-2", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 122, "width": 232, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Essawet, N., Cvetkovic, D., Velićanski, A.,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 135, "width": 97, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Canadanovic- Brunet,", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 135, "width": 233, "height": 186, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J., Vulić, J., Maksimović, V., & Sinisa, M. (2015). Polyphenols and antioxidant activities of Kombucha beverage enriched with Coffeeberry® extract. Chemical Industry and Chemical Engineering Quarterly , 21 , 399 – 409. https://doi.org/10.2298/CICEQ140528042E Fu, L., Peng, J., Zhao, S., Zhang, Y., Su, X., & Wang, Y. (2017). Lactic acid bacteria-specific induction of CD4+Foxp3+T cells ameliorates shrimp tropomyosin-induced allergic response in mice via suppression of mTOR signaling. Scientific Reports , 7 (1), 1987. https://doi.org/10.1038/s41598-017-02260-8", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 323, "width": 232, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gaggìa, F., Baffoni, L., Galiano, M., Nielsen, D., Jakobsen, R., Castro-Mejía, J., Bosi, S., Truzzi, F., Musumeci, F., Dinelli, G., & Di Gioia, D.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 364, "width": 204, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018). Kombucha beverage from green, black and rooibos teas: a comparative study looking at microbiology, chemistry and antioxidant activity. Nutrients , 11 (1), 1. https://doi.org/10.3390/nu11010001", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 431, "width": 232, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hapsari, M., Rizkiprilisa, W., & Sari, A. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 444, "width": 204, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan minuman fermentasi kombucha lengkuas merah (Alpinia purpurata). AGROMIX , 12 (2), 84 – 87.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 498, "width": 187, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.35891/agx.v12i2.2647", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 511, "width": 232, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hassmy, N. P., & Abidjulu, J. (2017). Analisis aktivitas antioksidan pada teh hijau kombucha berdasarkan waktu fermentasi yang optimal. Pharmacon , 6 (4).", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 565, "width": 232, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hussein, A. M. S., Kamil, M. M., Lotfy, S. N.,", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 579, "width": 204, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahmoud, K. F., Mehaya, F. M., & Mohammad, A. A. (2017). Influence of nano- encapsulation on chemical composition, antioxidant activity and thermal stability of rosemary essential oil. American Journal of Food Technology , 12 (3), 170 – 177. https://doi.org/10.3923/ajft.2017.170.177", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 673, "width": 232, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakubczyk, K., Antoniewicz, J., Dec, K., Kawczuga, D., & Janda-Milczarek, K. (2020). Antioxidant properties of small-molecule non-enzymatic compounds. Polski Merkuriusz Lekarski: Organ Polskiego Towarzystwa Lekarskiego ,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 740, "width": 75, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "XLVIII , 128 – 132.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 753, "width": 232, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kushargina, R., Suryaalamsah, I. I., Rimbawan, R., Dewi, M., & Damayanthi, E. (2023).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 22, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "638", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 33, "width": 136, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO Gizi dan Kesehatan; 5(3)", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 47, "width": 90, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mei – Agustus 2024", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 232, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh fermentasi dan penambahan gula pada organoleptik minuman kombucha bunga telang (Clitoria ternatea L.). Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan , 5 (1), 44. https://doi.org/10.30867/gikes.v5i1.1243 Maesaroh, K., Dikdik, K., & Anshori, J. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 204, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan metode uji aktivitas antioksidan DPPH, FRAP dan FIC terhadap asam askorbat, asam galat dan kuersetin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 202, "width": 232, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chimica et Natura Acta , 6 , 93. https://doi.org/10.24198/cna.v6.n2.19049 Nisak, Y. K. (2023). Study Of Antioxidant Activity Of Kombucha Beverage: Literature Review. AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 232, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertanian , 10 (1), 23 – 34. https://doi.org/10.37676/agritepa.v10i1.3311 Pratama, N., & Pato, U. (2015). Kajian pembuatan teh kombucha dari kulit buah manggis (garcinia mangostana l.). Jom FAPERTA , 2 (2).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 232, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putra, A., & Wulansari, D. (2021). Pengaruh proses fermentasi kombucha teh daun papeda terhadap sifat fisikokimia. Fakultas Pertanian, Universitas Jambi .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 232, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putu Ayu Diah Savitri, L., & Suwita, I. K. (2017).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 204, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh substitusi jus kulit buah naga merah (hylocereus polyrhyzus.) dan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 431, "width": 232, "height": 266, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penambahan bekatul terhadap aktivitas antioksidan, kadar serat, dan mutu organoletik mie basah sehat. Agromix , 8 (1). https://doi.org/10.35891/agx.v8i1.559 Rahmadiani, D. (2021). Ekstrak pollen kurma (phoenix dactylifera l) sebagai terapi infertilitas pada pria. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada , 10 (1), 31 – 40. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.501 Rindiani, S. D., & Suryani, T. (2023). Aktivitas antioksidan dan kualitas organoleptik kombucha daun ciplukan pada variasi jenis gula dan lama fermentasi. Bioedusains: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains , Volume 6, No 2 . Riswanto, D., & Rezaldi, F. (2021). Kombucha tea: A study on the halal of fermented drinks. International Journal Mathla’ul Anwar of Halal Issues , 1 (2), 71 – 77. https://doi.org/10.30653/ijma.202112.28 Simanjuntak, D. H., & Lestari, S. D. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 204, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik kimia dan aktivitas antioksidan kombucha dari tumbuhan apu-apu (pistia stratiotes) selama fermentasi . 5 (2).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 740, "width": 232, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suprihatin, T., Rahayu, S., Rifa’i, M., & Widyarti, S. (2020). Senyawa pada serbuk rimpang kunyit", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 204, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(curcuma longa l.) yang berpotensi sebagai", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 82, "width": 232, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antioksidan. Buletin Anatomi dan Fisiologi , 5 (1), 35 – 42. https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.35-42 Susilowati, A. (2013). Perbedaan waktu fermentasi dalam pembuatan teh kombucha dari ekstrak teh hijau lokal arraca kiara, arraca yabukita, pekoe dan dewata sebagai minuman fungsional untuk antioksidan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 216, "width": 232, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vargas, B., Fabricio, M., & Ayub, M. (2021). Health effects and probiotic and prebiotic potential of Kombucha: A bibliometric and systematic review. Food Bioscience , 44 , 101332. https://doi.org/10.1016/j.fbio.2021.101332 Villarreal-Soto, S. A., Beaufort, S., Bouajila, J., Souchard, J.-P., & Taillandier, P. (2018). Understanding kombucha tea fermentation: A review. Journal of Food Science , 83 (3),", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 337, "width": 202, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "580 – 588. https://doi.org/10.1111/1750- 3841.14068", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 364, "width": 232, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wang, X., Wang, D., Wang, H., Jiao, S., Wu, J., Hou, Y., Sun, J., & Yuan, J. (2022). Chemical profile and antioxidant capacity of kombucha tea by the pure cultured kombucha. LWT , 168 , 113931. https://doi.org/10.1016/j.lwt.2022.113931 Widowati, H., Budiandari, R. U., Hanum, S. M. F., &", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 458, "width": 204, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kartikasari, D. A. (2023). Aktivitas antioksidan dalam olahan makanan", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 485, "width": 204, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terfortifikasi tepung daun kelor (Moringa oleifera) sebagai upaya pencegahan stunting. ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan) ,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 525, "width": 68, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 (2), 123 – 132.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 538, "width": 232, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wistiana, D., & Zubaidah, E. (2015). Karakteristik kimiawi dan mikrobiologis kombucha dari berbagai daun tinggi fenol selama fermentasi. Jurnal Pangan dan Agroindustri ,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 592, "width": 78, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 (4), 1446 – 1457.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 605, "width": 232, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zubaidah, E., Afgani, C. A., Kalsum, U., Srianta, I., & Blanc, P. J. (2019). Comparison of in vivo antidiabetes activity of snake fruit kombucha, black tea Kombucha and metformin. Biocatalysis and Agricultural Biotechnology , 17 , 465 – 469. https://doi.org/10.1016/j.bcab.2018.12.026", "type": "Text" } ]
b7b36251-1aef-e03e-901b-06fb7aaa04eb
https://jurnal.sttmcileungsi.ac.id/index.php/tekno/article/download/393/298
[ { "left": 182, "top": 759, "width": 338, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TEKNOSAINS: Jurnal Sains, Teknologi & Informatika is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. p ISSN 2722- 9378 | e ISSN 2722-9386", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 101, "width": 219, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-3336 (Print) | 2721-4729 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 120, "width": 299, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TEKNOSAINS: Jurnal Sains, Teknologi dan Informatika", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 136, "width": 241, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 10, Nomor 1, Januari 2023, hlm 113-123 http://jurnal.sttmcileungsi.ac.id/index.php/tekno DOI: 10.37373", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 196, "width": 318, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan pompa air off-grid skala rumah tangga", "type": "Section header" }, { "left": 157, "top": 219, "width": 285, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Design of a household scale off-grid water pump", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 240, "width": 131, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arif Wibawa, Aripriharta*", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 257, "width": 358, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang, Indonesia, 65145", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 276, "width": 221, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Jl. Semarang 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia 65145", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 293, "width": 416, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Koresponden Email: [email protected] Artikel dikirim: 08/12/2022 Artikel direvisi: 17/12/2022 Artikel diterima: 18/12/2022", "type": "Table" }, { "left": 274, "top": 336, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 456, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menyajikan perancangan pompa air off-grid bagi pengguna dari cluster residential. Metode yang digunakan adalah desain experimental, dimana data primer diambil dari observasi langsung di lapangan berupa kapasitas pompa 500W, kebutuhan air untuk 5 orang, dan pasokan listrik sebesar 0,2915 kWh, termasuk juga data radiasi matahari di lokasi pemasangan panel surya. Untuk menjamin ketelitian, data radiasi diukur dengan solar power meter dan lux meter dan software Solar global atlas. Setelah itu, spesifikasi perangkat off-grid yang diperlukan dikalkulasi dan kemudian di install pada rumah seorang volunteer di daerah Sengkaling, Kabupaten Malang, Jawa timur. Sebuah rangkaian eksperimen untuk menguji performa pompa air off grid telah dilakukan pada range radiasi 680,12 𝑊/𝑚 2 sampai dengan 1146 𝑊/𝑚 2 . Khusus pengujian aur hubung singkat ( Isc) dilakukan selama 1 hari. Berdasarkan hasil eksperimen diperoleh arus tertinggi sebesar 10,88A dan terendahnya sebesar 3,12A. Pengisian baterai berlangsung selama 6 jam 12 menit, dan rerata waktu pemakaian baterai dari kondisi penuh hingga 20% mencapai yaitu 55 menit.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 184, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Panel surya; pompa air; off-grid .", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 506, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 456, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The design of an off-grid water pump for residential cluster customers is presented in this study. The approach employed is an experimental design, and the major data is taken from direct field observations in the form of a 500W pump, water usage for five persons, and 0.2915kWh of electricity supply, as well as information on solar radiation at the site of the solar panel installation. Irradiation data is measured with a sun power meter, lux meter, and Solar global atlas software to verify accuracy. Following that, the requirements for the necessary off-grid equipment were computed and installed in a volunteer's residence in Sengkaling, Malang Regency, East Java. Several tests have been conducted to evaluate the effectiveness of off-grid water pumps in the irradiation range of 680.12 W/m 2 to 1146 W/m 2 . Specifically, a 1-day short circuit test (Isc) was conducted. The greatest current measured during the experiment was 10.88A, and the lowest was 3.12A. The typical usage period for one battery is 55 minutes, and batteries require 6 hours 12 minutes to fully charge.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 185, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Photovoltaik; water pomp; off-grid.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 100, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 456, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam satu dekade terakhir di Indonesia, usaha pemerintah untuk mencapai rasio kelistrikan mencapai >80% pada tahun 2020 menjadikan pemanfaatan fotovoltaik atau panel surya untuk pembangkit tenaga listrik berkembang dengan sangat pesat [1]–[3] . Energi yang terjual per kelompok pelanggan pada rumah tangga memiliki persentase terbesar diantara yang lainya yaitu sebesar 46,04%", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 55, "width": 144, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114 Arif Wibawa, Aripriharta", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 73, "width": 245, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang bangun pompa air off-grid skala rumah tangga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 456, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibanding energi yang terjual di industri sebesar 29,66% (2020) [3] . Hal ini dapat menunjukkan bahwa pemanfaatan energi baru terbarukan skala rumah tangga menjadi sangat berpengaruh dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 457, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sektor residential, penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer dimana pompa air diperlukan sebagai pemasoknya. Pompa hidram telah dikembangkan oleh [4][5] . Namun pada kasus rumah tangga yang sudah menginstal pompa air dengan tenaga listrik, pilihan terbaiknya adalah dengan menggunakan hybrid atau off grid dengan sumber energi baru terbarukan (EBT), biasanya PV seperti yang dilakukan oleh [6] . Solar Water Pumping System (SWPS) menjadi pilihan untuk kasus yang bekerja dengan mengubah energi matahari menjadi listrik, kemudian listriknya digunakan oleh pompa air untuk memasok air bersih. SWPS dengan PV 600 Wp, Solar Charge Controller (SCC) 1,2 kW, dan inverter 225 W telah berhasil dikembangkan untuk memompa air sampai ketinggian 9 m di daerah Yogyakarta [6] . Pentingnya penerapan energi surya pada cluster rumah tangga [7] , [8] . Kebanyakan studi lain fokus pada pompa air panas mengingat negara tempat risetnya adalah Eropa dan Amerika [9]– [26] .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 63, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE.", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 330, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Deskripsi sistem", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 456, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode perancangan adalah metode experimental dengan prosedur yang meliputi: observasi, desain, instalasi, pengujian dan analisis. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data primer tentang kebutuhan air, daya listrik dan radiasi matahari. Desain bertujuan untuk membuat gambar 3D, parameter-parameter penting yang diperlukan sistem telah dihitung. Instalasi dan pengujian dilakukan pada sebuah rumah di daerah Sengkaling. Metode rerata dan regresi digunakan untuk melakukan analisis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 432, "width": 457, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 memperlihatkan desain 3D pompa air off-grid skala rumah tangga yang dipasang di lokasi penelitian di Sengkaling, Kab. Malang, Jawa Timur. Desain 3D yang telah dirancang terdiri dari kotak panel yang berisi komponen utama pada sistem ini yaitu Inverter , Mini Circuit Breaker, indicator dan Solar Charge Controller . Pada bagian luar kotak panel terdapat baterai yang terletak di sisi sebelah kiri dari kotak panel. Pada bagian atas terdapat 3 buah panel surya yang terhubung secara paralel dan pada pompa air terletak di dalam rumah. Panel kendali dipakai untuk meletakan MPPT dan Inverter untuk memperoleh daya optimal dari panel surya kemudian mengubahnya menjadi daya ac yang diperlukan oleh pompa air. Baterai berfungsi sebagai backup energi ketika panel surya kekurangan daya.", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 759, "width": 195, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Deskripsi sistem yang dirancang", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 51, "width": 236, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-3336 (Print) | 2721-4729 (Online) DOI 10.37373/tekno.v10i1.393 115", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 456, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 merupakan instalasi pompa air off-grid skala rumah tangga. Sistem ini menggunakan 5 buah panel surya dengan spesifikasi sesuai Tabel 1 yang dihubungkan secara paralel agar memenuhi kebutuhan voltase Solar Charge Controller (Tabel 2). Baterai yang digunakan memiliki spesifikasi tegangan 12V dan spesifikasi lengkapnya terlihat pada Tabel 3. Inverter. yang dipilih memiliki tegangan input 12V seperti Tabel 4, sehingga dapat bekerja dengan baik melayani keperluan pompa air. Pompa air yang digunakan merupakan pompa air 1 fasa yang memiliki daya keluaran ≈ 500Watt dengan spesifikasi lengkap seperti terlihat pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 344, "width": 176, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Gambar teknik pengkabelan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 359, "width": 39, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Data", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 456, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun data yang digunakan pompa air off-grid skala rumah tangga diperlihatkan pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 408, "width": 332, "height": 346, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Data spesifikasi panel surya No Spesifikasi Panel Surya 1 Daya Maksimal 300 W 2 Efisiensi Sel 16.93% 3 Tegangan Daya Maksimum (Vmp) 17.8 V 4 Arus Daya Maksimum (Imp) 5.62 A 5 Tegangan Sirkuit Terbuka (Voc) 21.8 V 6 Arus Hubung Singkat (Isc) 6.05 A 7 Tegangan Sistem Maksimum 1000 V 8 Temperatur Operasional -4°C to +85°C 9 Merk panel surya Sun Asia Tabel 2. Data spesifikasi SCC No Spesifikasi SCC 1 Tegangan Sistem 12/24 Volt Automatic Recognition 2 Mode Pengecasan Pengecasan PWM ( Pulse Width Modulation ) 3 Arus Sistem 30 Ampere 4 Layar LCD 5 Temperatur Kerja -35 – 60 ℃ Tabel 3. Data spesifikasi baterai No Spesifikasi Baterai 1 Tegangan 12 V 2 Kapasitas 65 aH (ampere-hour) 3 Resistansi ≤ 6.1mΩ", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 55, "width": 144, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116 Arif Wibawa, Aripriharta", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 73, "width": 245, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang bangun pompa air off-grid skala rumah tangga", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 106, "width": 340, "height": 404, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Spesifikasi Baterai 4 Berat 19 Kg 5 Ukuran Terminal T11 6 Tipe Terminal O 7 Jenis VRLA ( Valve Regulated Lead Acid Battery ) 8 Merk baterai SMT-Power Tabel 4. Data spesifikasi inverter No Spesifikasi Inverter 1 Maksimal Daya Puncak 2200W 2 Daya Keberlanjutan 1100W 3 Voltase Masukan DC 12V 4 Voltase Keluaran AC 220V 5 Dimensi 250 x 93 x 60 mm 6 Frekuensi 50Hz 7 Proteksi Short-circuit, overload, over temperature 8 Merk Inverter CJ-2200M Tabel 5. Data spesifikasi pompa air No Spesifikasi Pompa Air 1 Daya 150 Watt 2 Tegangan 220 Volt 3 Kapasitas maks 33L / Menit 4 Tinggi Total 11 Meter 5 Tinggi Hisap 4 Meter 6 Temperatur Maksimum 40℃ 7 Frekuensi 50 Hz 8 Merk pompa air -", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 128, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Perhitungan perancangan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 284, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini perhitungan parameter untuk sistem yang dirancang.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 558, "width": 438, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Perhitungan Kebutuhan Air Harian [2] [9] [11] [14][18] . Data pemakaian air per tahun dalam satu rumah tinggal berdasarkan rekening air dalam satu rumah. Pada kasus rumah tinggal ini diperlukan air sebanyak 421.575 Liter/rumah/tahun. Sehingga dengan persamaan (1) diperoleh 1,155 L/hari", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 615, "width": 359, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝛴 𝑎𝑖𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝛴 𝑎𝑖𝑟/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 365 𝐻𝑎𝑟𝑖 = 1,155 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖 (1)", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 640, "width": 439, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Nilai Fill Factor [16,19,24] akan bekerja semakin baik dan memiliki efisiensi yang semakin tinggi ketika semakin besar nilai suatu FF pada panel surya. Perhitungan nilai FF dapat dilihat pada persamaan (4) berikut ini.", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 682, "width": 335, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐹𝐹 = 𝐼 𝑚𝑝 × 𝑉𝑚𝑝 𝐼 𝑠𝑐 ×𝑉𝑜𝑐 (2) 𝐹𝐹 = 5,62 𝐴 × 17,8 𝑉 6,05 𝐴 × 21,8𝑉 = 0,75", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 745, "width": 438, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Daya Keluaran panel surya . Perhitungan daya keluaran dapat dihitung dengan memasukkan salah nilai FF yang telah dihitung sebelumnya.", "type": "List item" }, { "left": 281, "top": 51, "width": 236, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-3336 (Print) | 2721-4729 (Online) DOI 10.37373/tekno.v10i1.393 117", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 92, "width": 436, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃 = 𝑉 𝑜𝑐 × 𝐹𝐹 × 𝐼 𝑠𝑐 (3) 𝑃 = 21,8 𝑉 × 0,75 𝑥 6,05 𝐴", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 122, "width": 90, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃 = 98,9175 𝑊𝑎𝑡𝑡", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 137, "width": 438, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Perhitungan Durasi Pemakaian Pompa Air . Air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air harian dalam rumah tangga adalah 1.155 liter per hari. Daya yang dikonsumsi oleh pompa air bergantung kepada durasi selama pompa menyala. Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki penampungan air dalam sehari ditunjukkan pada formula berikut.", "type": "List item" }, { "left": 202, "top": 194, "width": 325, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑡 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝛴 𝑎𝑖𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝛴 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 (4) 𝑡 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = 1,155𝐿 33 𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 242, "width": 128, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 35 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 (0,583 𝐽𝑎𝑚)", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 257, "width": 438, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Perhitungan Total Beban Listrik Harian. Perhitungan yang digunakan untuk mencari total beban pemakaian per-hari adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 286, "width": 336, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐸 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 × 𝑡 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 (5) = 150 𝑊𝑎𝑡𝑡 × 0,583 𝐽𝑎𝑚 = 291,5 Wh", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 332, "width": 436, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Peak Sun Hour. Data Peak Sun Hour membutuhkan parameter Global Horizontal Irradiation di mana ditentukan dengan formula berikut.", "type": "List item" }, { "left": 225, "top": 360, "width": 65, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑆𝐻 = 𝐺𝐻𝐼 365 𝑑𝑎𝑦𝑠", "type": "Table" }, { "left": 467, "top": 365, "width": 60, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(6)", "type": "Formula" }, { "left": 109, "top": 384, "width": 37, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 1905,9", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 396, "width": 14, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "365", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 406, "width": 54, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 5,22 𝐽𝑎𝑚", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 421, "width": 438, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Menentukan Jumlah Modul Panel Surya. Perhitungan yang digunakan untuk menentukan kapasitas panel surya yang sesuai dengan beban untuk pemakaian adalah:", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 448, "width": 383, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝛴 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 = 𝐸 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃 ×𝑃𝑆𝐻 (7) 291,5 98,9175 × 5,22 = 0, 564 ≈ 1 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 𝐷𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎 : 𝛴 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑆𝑢𝑟𝑦𝑎", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 523, "width": 438, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Menentukan Kapasitas Baterai. Perhitungan yang digunakan untuk menentukan kapasitas baterai atau aki adalah:", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 551, "width": 431, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝛴 𝐵𝑎𝑡 = 𝐸 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑜𝑡𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 𝑉 𝑑𝑐 ×𝐼 𝑑𝑐 ×𝐷𝑜𝐷 (8) 291,5 𝑥 2 12 𝑉 𝑥 65 𝐴ℎ 𝑥 0,8 = 0,934 ≈ 1 𝐵𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 611, "width": 157, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Perhitungan Kapasitas Inverter", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 626, "width": 419, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃 𝐼𝑛𝑣 = 𝑊 𝑚𝑎𝑘𝑠 + ( 25% ∗ 𝑊 𝑚𝑎𝑘𝑠 ) (9)", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 640, "width": 121, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 1.282 + ( 25% ∗ 1.282)", "type": "List item" }, { "left": 247, "top": 655, "width": 74, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 1.602,5 𝑊𝑎𝑡𝑡", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 670, "width": 439, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Perhitungan Solar Charge Controller . Menentukan kapasitas Solar Charge Controller dapat ditentukan dengan formula berikut.", "type": "List item" }, { "left": 205, "top": 698, "width": 322, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼 𝑠𝑐𝑐 = 𝛴 𝑃 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 ×𝐹 𝑠𝑎𝑓𝑒 𝑉 𝑚𝑝 (10) = 296,7525 ×1,25 17,8", "type": "Formula" }, { "left": 290, "top": 746, "width": 97, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 20,83 𝐴 ≈ 30 𝐴", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 55, "width": 144, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118 Arif Wibawa, Aripriharta", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 73, "width": 245, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang bangun pompa air off-grid skala rumah tangga", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 105, "width": 438, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Break Even Point . Agar dapat mengetahui konsumsi daya yang disediakan oleh plts maka dibutuhkan perhitungan seperti berikut.", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 134, "width": 336, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐶 𝐻𝑎𝑟𝑖 = 2,173,04 𝑘𝑊ℎ × 𝑅𝑝 1.467 (11) = 𝑅𝑝 3.187,849, − / 𝐻𝑎𝑟𝑖", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 163, "width": 411, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐵𝐸𝑃 = 𝑅𝑝 5.727.407,− 𝑅𝑝 1.163.564,− = 4,9 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 (12)", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 187, "width": 438, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Anggaran biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun PLTS sistem off-grid untuk pompa air pada instalasi skala rumah tangga adalah sebesar Rp 5.670.700, - dan biaya pemeliharaan adalah sebesar Rp 56.707,-. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik impas yaitu selama 4,9 tahun.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 245, "width": 438, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "● Rasio performa. Daya aktual panel surya yang dipakai telah dikali dengan 365 hari untuk mendapatkan nilai 1 tahun penuh yang ditunjukkan dengan formula berikut ini.", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 272, "width": 335, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑅 = 386,326 1901,8 ×1,04 𝑥 1,62 ×16,93% (13)", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 308, "width": 88, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑅 = 0,72 (72%)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 330, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN.", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 456, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi pemasangan sistem yang telah dirancang ini adalah sebuah rumah tinggal yang beralamat di Jl. Teratai No.10, Sengkaling, Mulyoagung, Kec. Dau, Malang, Jawa Timur dan terletak di titik, dengan suhu rata-rata 23.9°C terletak di kabupaten malang seperti Gambar 3. Kondisi panel surya pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa PV tidak terhalangi oleh apapun sehingga tidak mendapatkan bayangan yang akan mempengaruhi performa dari panel surya tersebut. Gambar 5 memperlihatkan baterai yang terpasang diletakkan di sebelah kotak panel dan pada bagian depan kotak panel terdapat beberapa indikator yang telah terpasang sesuai dengan pengkabelan sistem sehingga dapat mengetahui kondisi listrik yang sedang berjalan.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 757, "width": 141, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Titik lokasi instalasi", "type": "Page footer" }, { "left": 281, "top": 51, "width": 236, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-3336 (Print) | 2721-4729 (Online) DOI 10.37373/tekno.v10i1.393 119", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 275, "width": 103, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Panel surya", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 525, "width": 408, "height": 171, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Kotak panel dan baterai Tabel 6. Data pengukuran Hari ke Irr W/m2) Vpv (V) Vb(V) Vinv (V) Ipv(V) Ib (A) Iinv (A) T (°C) 1 991,1 13,52 13,33 220,85 9,28 5,87 0 29,84 2 29,84 13,33 220,85 9,28 5,87 0 991,1 206.428 3 206.428 220,85 9,28 5,87 0 991,1 29,84 13,30 4 13,30 9,28 5,87 0 991,1 29,84 206.428 13,10 5 13,10 5,87 0 991,1 29,84 206.428 13,30 221,04 6 221,04 0 991,1 29,84 206.428 13,30 13,10 8,68 7 8,68 991,1 29,84 206.428 13,30 13,10 221,04 5,43", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 707, "width": 457, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran performa pompa air Off-Grid dilakukan selama 7 hari berturut-turut di lokasi pemasangan . Data telah diambil selama percobaan tersebut dari pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore menggunakan metode rata-rata. Hasil pengukuran yang ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6 mencakup data Tegangan Panel Vpv (V), Tegangan Baterai Vb(V), Tegangan Inverter Vinv (V), Arus Panel Ipv", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 55, "width": 144, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120 Arif Wibawa, Aripriharta", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 73, "width": 245, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang bangun pompa air off-grid skala rumah tangga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 456, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(A), Arus Baterai Ib (A), Arus Inverter Inv (A), Radiasi Irr ( 𝑊/𝑚 2 ), dan Suhu T (°C). Pada percobaan ini Sebagian besar beban tidak aktif/ tidak menyala karena kondisi tandon sedang penuh. Tetapi pada hari ke-3, hari ke-4 dan hari ke-7, masing-masing beben menyala sekitar 1 menit, 14 menit dan 22 menit. Radiasi matahari terlihat normal antara 900 W/m 2 sampai dengan 1146 W/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 61, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 456, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian pengisian baterai hingga penuh dan pemakaian baterai hingga tersisa 20% telah dicoba beberapa kali sebelum menghasilkan data pada tabel 6. Gambar 6 memperlihatkan hubungan yang linear antara radiasi matahari dengan arus baterai. Semakin tinggi radiasi yang didapat maka semakin tinggi nilai arus yang akan mengalir ke baterai dan sebaliknya. Rerata pengisian baterai, waktu yang diperlukan untuk proses pengisian sehingga baterai penuh adalah 6 jam 12 menit. Durasi pengisian ini tidak selalu sama setiap saatnya, dikarenakan bergantung pada kondisi cuaca di lokasi penelitian. Selisih pengukuran radiasi dengan software dan alat ukur mencapai 23%. Hal ini dikarenakan saat pengujian langsung, cuaca yang yang terjadi di lapangan cenderung tidak menentu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 456, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temperatur permukaan panel surya dapat mempengaruhi performa panel, sehingga SCC harus bekerja lebih keras dalam mengisi baterai. Kurva pada Gambar 7 memperlihatkan hubungan yang tak linear antara suhu permukaan panel surya dengan arus pv. Semakin tinggi suhu permukaannya, semakin kecil arus yang dihasilkan panel surya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 456, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pengujian hubung singkat, proporsi dari radiasi dengan arus hubung singkat Isc panel surya hamper sama pada setiap percobaan. Gambar 8 memperlihatkan proporsi arus hubung singkat panel surya terhadap radiasi matahari. Pada kurva ini, nilai kedua variabel tersebut telah dinormalisasi terhadap masing-masing nilai pengukuran maksimumnya. Arus hubung singkat pada panel surya berbanding lurus dengan irardiasinya. Nilai arus hubung singkat ini lebih tinggi dari arus maksimum panel surya, dan dipakai dalam menentukan kapasitas pengamannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 456, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profil pemakaian energi listrik pada sistem pompa air off-grid skala rumah tangga 0.3 kWp ini diperlihatkan pada Gambar 9. Energi listrik terbesar dikonsumsi pada hari ke 4 yang mencapai 2,31 kWh dan terendah pada hari ke 1,2,5 dan hari ke 6 yaitu 0 kWh. Pada hari ke-3, pompa air mengkonsumsi energi dari sistem panel surya off-grid sebesar 0.05 kWh dan pada hari ke-7 sekitar 1,21 kWh. Energi yang dikeluarkan ini sesuai dengan lama pemakaian pompa pada setiap harinya.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 734, "width": 159, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Kurva radiasi vs arus pv", "type": "Caption" }, { "left": 140, "top": 524, "width": 184, "height": 180, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "600 700 800 900 1000 1100 1200 5.5 6.5 7.5 8.5", "type": "Picture" }, { "left": 359, "top": 694, "width": 114, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9.5 10.5 11.5", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 571, "width": 2, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ir adi as i (W/ m 2", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 709, "width": 76, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arus PV, Ipv (A)", "type": "Caption" }, { "left": 281, "top": 51, "width": 236, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-3336 (Print) | 2721-4729 (Online) DOI 10.37373/tekno.v10i1.393 121", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 335, "width": 255, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Kurva suhu permukaan panel surya vs arus pv", "type": "Caption" }, { "left": 178, "top": 542, "width": 241, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Rasio radiasi terhadap arus hubung singkat", "type": "Caption" }, { "left": 205, "top": 701, "width": 189, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Kurva pemakaian energi listrik", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 82, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 740, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem ini memiliki kapasitas dengan kapasitas 0,3kWp dengan modul jenis monokristal 100Wp sebanyak 3 buah dengan baterai 65Ah dan Inverter kapasitas 2200W. Dari hasil pengukuran, diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 97, "width": 366, "height": 569, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 27 28 29 30 31 5 6 7 8 9 10 11 12 Suhu ( C) Arus PV, Ipv (A) 0 1 2 pu Jam Irradiasi (W/m^2) Isc (A) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 3 5 7 Hari ke-", "type": "Picture" }, { "left": 284, "top": 679, "width": 61, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energi (kWh)", "type": "Caption" }, { "left": 104, "top": 55, "width": 144, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122 Arif Wibawa, Aripriharta", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 73, "width": 245, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang bangun pompa air off-grid skala rumah tangga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 457, "height": 97, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa durasi pengisian baterai rerata mencapai 6 jam pada kondisi radiasi yang normal. Durasi pemakaian baterai terhadap beban dari kondisi penuh hingga menyisakan 20% yaitu 55 Menit. Pengukuran yang dilakukan pada pengujian langsung dan data pada software memiliki perbedaan dikarenakan semakin besar nilai radiasi matahari, maka semakin besar pula daya total yang dihasilkan pada panel surya. Semakin kecil nilai radiasi matahari, maka daya total yang dihasilkan pada panel surya juga kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan arus pengisian di mana nilai arus akan semakin kecil jika kondisi baterai menuju keadaan penuh.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 218, "width": 66, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 456, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] K. T. Mauriraya, R. Afrianda, A. Fernandes, A. Makkulau, D. P. Sari, and N. Kurniasih, “Edukasi Pemanfaatan PLTS untuk Penerangan Jalan Umum Di Desa Cilatak Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Banten,” Terang , vol. 3, no. 1, pp. 92–99, 2020, doi: 10.33322/terang.v3i1.535.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 456, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] PLN, “Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030.,” Rencana Usaha Penyediaan Tenaga List. 2021-2030 , pp. 2019–2028, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 317, "width": 456, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] C. L. Malik and C. L. Malik, “Indonesia Country Report,” no. March, pp. 1–7, 2020, doi: 10.1109/o-cocosda46868.2019.9060831.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 346, "width": 456, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] M. Jafri, P. Studi, and T. Mesin, “Karakteristik Tabung Udara Pada Pompa Hidram,” vol. 05, no. 01, pp. 1–8, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 456, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] U. S. Ucok, “A Perancangan Pompa Hidram Pada Tabung Udara Dengan Metode VDI 2221,” TEKNOSAINS J. Sains, Teknol. dan Inform. , vol. 7, no. 1, 2020, doi: 10.37373/tekno.v7i1.7.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 456, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] A. Hilali, Y. Mardoude, Y. Ben Akka, H. El Alami, and A. Rahali, “Design, modeling and simulation of perturb and observe maximum power point tracking for a photovoltaic water pumping system,” Int. J. Electr. Comput. Eng. , vol. 12, no. 4, pp. 3430–3439, 2022, doi: 10.11591/ijece.v12i4.pp3430-3439.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 456, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] M. Abu-Aligah, “Design of photovoltaic water pumping system and compare it with diesel powered pump,” Jordan J. Mech. Ind. Eng. , vol. 5, no. 3, pp. 273–280, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 456, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] T. A. Ajiwiguna and A. Qurthobi, “Techno-economic analysis of stand-alone PV system: A case study of public street lighting for remote area in Indonesia,” IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci. , vol. 700, no. 1, 2021, doi: 10.1088/1755-1315/700/1/012013.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 536, "width": 457, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Aripriharta et al. , “Penerapan Teknologi Pompa Air Bertenaga Surya Untuk Layanan Masyarakat Pesantren,” J. Graha Pengabdi. , vol. 2, no. 1, pp. 60–70, 2020, [Online]. Available: http://journal2.um.ac.id/index.php/jgp/article/view/12160.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 456, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] S. Kumar, “PHOTO VOLTAIC PEAK-POWER TRACKER USING A SQUARE- WAVE INVERTER,” vol. 2, no. 4, pp. 1–9, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 457, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] N. Wang, K. Liu, J. H. Hu, and X. K. Wang, “Simulation of operation performance of a solar assisted ground heat pump system with phase change thermal storage for heating in a rural building in Xi’an,” IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci. , vol. 238, no. 1, pp. 0–7, 2019, doi: 10.1088/1755-1315/238/1/012062.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 456, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] F. Leonforte, C. Del Pero, N. Aste, A. Miglioli, L. Croci, and G. Besagni, “Energy assessment and monitoring of a novel photovoltaic-thermal collector designed for solar-assisted heat pump systems,” IET Renew. Power Gener. , vol. 14, no. 13, pp. 2323–2330, 2020, doi: 10.1049/iet- rpg.2020.0108.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 727, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] K. I. Alghamdi, C. K. Bach, J. D. Spitler, K. I. Alghamdi, C. K. Bach, and J. D. Spitler, “Water- Based Thermal Energy Storage for Heating and Air- Conditioning Applications in Residential Buildings : Review and Preliminary Study Water ­ Based Thermal Energy Storage for Heating", "type": "List item" }, { "left": 281, "top": 54, "width": 205, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-3336 (Print) | 2721-4729 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 345, "top": 51, "width": 172, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI 10.37373/tekno.v10i1.393 123", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 91, "width": 424, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and Air ­ Conditioning Applications in Residential Buildings : Review and Preliminary Study,” 2022.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 412, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] J. Hadorn, “Solar and Heat Pump Systems,” Mater. Sci. , vol. 2, no. 1, pp. 1–20, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Y. Lin, Z. Bu, W. Yang, H. Zhang, V. Francis, and C. Q. Li, “A Review on the Research and Development of Solar-Assisted Heat Pump for Buildings in China,” Buildings , vol. 12, no. 9, pp. 1–33, 2022, doi: 10.3390/buildings12091435.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 457, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] N. Saberi Shahmarvandi et al. , “Effects of Different Target Solar Fractions on Providing Heat Required for Space Heating, Sanitary Hot Water, and Swimming Pool in Iran: A Case Study in Cold Climate,” J. Eng. (United Kingdom) , vol. 2022, no. Figure 1, 2022, doi: 10.1155/2022/2720057.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] J. M. G. López, E. Pouresmaeil, C. A. Cañizares, K. Bhattacharya, A. Mosaddegh, and B. V. Solanki, “Smart Residential Load Simulator for Energy Management in Smart Grids,” IEEE Trans. Ind. Electron. , vol. 66, no. 2, pp. 1443–1452, 2019, doi: 10.1109/TIE.2018.2818666.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 457, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] M. J. Al Nehru, B. Alfaresi, and F. Ardianto, “Analisa Performansi Photovoltaic 200 WP dan Pompa Air Dc pada Implementasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),” J. Ilm. Univ. Batanghari Jambi , vol. 21, no. 3, p. 1197, 2021, doi: 10.33087/jiubj.v21i3.1637.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 324, "width": 456, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] A. Rawat, S. K. Jha, and B. Kumar, “An Overview of Configuration Strategies and Control Techniques for Solar Water Pumps,” SSRN Electron. J. , no. 2014, pp. 447–454, 2019, doi: 10.2139/ssrn.3352352.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] M. A. Khlifi, “Study and control of photovoltaic water pumping system,” J. Electr. Eng. Technol. , vol. 11, no. 1, pp. 117–124, 2016, doi: 10.5370/JEET.2016.11.1.117.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 457, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] F. K. K. S. S. Mohamed Thahir P.A, “IRJET- Solar Powered Water Pump using PMSM with Energy Management for Agricultural Purpose in Rural Areas,” Irjet , vol. 8, no. 5, pp. 5–10, 2021, doi: 10.35629/5252-030513541362.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 456, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] T. Morales, “Design of Small Photovoltaic (PV) Solar-Powered Water Pump Systems Natural Resources Conservation Service,” no. 28, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 456, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] R. Kumar and B. Singh, “Grid Interactive Solar PV-Based Water Pumping Using BLDC Motor Drive,” IEEE Trans. Ind. Appl. , vol. 55, no. 5, pp. 5153–5165, 2019, doi: 10.1109/TIA.2019.2928286.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 456, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] A. K. Mishra and B. Singh, “Solar Powered Water Pumping Station Utilizing Improved Cuk Converter Integrating to Storage System,” 2018 20th Natl. Power Syst. Conf. NPSC 2018 , pp. 1– 6, 2018, doi: 10.1109/NPSC.2018.8771741.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 559, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] S. Angadi, “Comprehensive Review on Solar, Wind and Hybrid Wind-PV Water Pumping Systems-An Electrical Engineering Perspective,” CPSS Trans. Power Electron. Appl. , vol. 6, no. 1, pp. 1–19, 2021, doi: 10.24295/cpsstpea.2021.00001.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 600, "width": 456, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] S. Orts-Grau et al. , “Photovoltaic Water Pumping: Comparison between Direct and Lithium Battery Solutions,” IEEE Access , vol. 9, pp. 101147–101163, 2021, doi: 10.1109/ACCESS.2021.3097246.", "type": "List item" } ]
f430184f-84c0-a7cb-6fe1-d463c154dd9c
https://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/download/134/129
[ { "left": 72, "top": 795, "width": 404, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531", "type": "Page footer" }, { "left": 553, "top": 779, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 72, "width": 453, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EFEKTIVITAS DUKUNGAN SPIRITUAL KELUARGA PADA KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TB PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) MAKASSAR", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 123, "width": 262, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri Handini 1 , Erna Kadrianti 2 , Nurul Rezki Anisa 3", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 147, "width": 168, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 159, "width": 168, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 170, "width": 168, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 195, "width": 298, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alamat Korespondensi : ([email protected]/085344109028)", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 218, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 455, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah salah satu penyakit infeksi utama yang masih belum dapat dituntaskan secara global. Dukungan spiritual keluarga dalam kepatuhan minum obat pasien TB Paru dapat mendorong pasien untuk patuh minum obat dan meringankan kondisi psikologis pasien seperti takut, syok, putus asa, marah, cemas, dan depresi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas dukungan spiritual keluarga pada kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling , dengan 77 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square (p<0.05). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat efek antara dukungan spiritual keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru (p = 0.000). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat efek antara dukungan spiritual keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar. Kepatuhan minum obat lebih banyak dukungan spiritual keluarga yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 401, "width": 283, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Dukungan Spiritual Keluarga, Kepatuhan, TB Paru", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 210, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tuberkulosis Paru (TB Paru) menurut World Health Organitation (WHO) adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2017, diketahui 10 juta orang jatuh sakit degan TB Paru dan 1,6 juta meninggal akibat TB Paru. Lebih dari 95% kasus dan kematian akibat TB Paru terjadi di negara berkembang, jumlah terbesar kasus TB Paru baru terjadi di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat, dengan 62% kasus baru, diikuti oleh wilayah Afrika, dengan 25% kasus baru. Delapan negara dengan kasus tertinggi yaitu India, Cina, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan (WHO, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 210, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Survei Prevalensi TB Paru tahun 2013-2014, prevalensi TB Paru dengan konfirmasi bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas dengan prevalensi TB Paru BTA Positif sebesar 252 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun keatas. Menurut Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018, jumlah kasus baru TB Paru di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (Kemenkes RI, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 210, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Profil Kesehatan Prov. Sulsel Tahun 2016, jumlah TB Paru di Sulawesi Selatan tahun 2015 sebesar 12,625 kasus.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 424, "width": 210, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah TB Paru BTA Positif sebesar 8.348 penderita yaitu dengan kesembuhan 7.008 (78,36 %). Adapun TB Paru BTA Positif yang di obati sebesar 8.943 penderita yaitu 5.363 laki-laki dan 3.580 perempuan, jumlah TB Paru anak 0-14 tahun sebesar 581 penderita (4,60%), pengobatan lengkap sebesar 680 penderita (7,60%) yaitu 429 laki-laki dan 251 perempuan, dengan angka kesuksesan 85,97% yaitu 84,58% laki-laki dan 88,04% perempuan (Dinas Kesehatan Sulsel, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 550, "width": 25, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Balai", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 550, "width": 210, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar merupakan satu-satunya Balai Besar Kesehatan Paru yang berada di Makassar. Berdasarkan data dari rekam medis tahun 2016, TB Paru BTA Positif sebesar 499 penderita. Pada tahun 2017, TB Paru BTA Positif sebesar 344 penderita. Pada tahun 2018, TB Paru BTA Positif sebesar 448 penderita. Sedangkan pada tahun 2019 tiga bulan terakhir Januari sampai Maret, TB Paru BTA Positif sebesar 286 penderita. Pengobatan TB Paru dapat diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif 2 bulan pengobatan dan tahap lanjutan 4-6 bulan berikutnya. Pengobatan yang teratur pada penderita TB Paru dapat sembuh secara total, apabila penderita patuh terhadap aturan pengobatan TB Paru. Hal yang penting bagi", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 795, "width": 404, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531", "type": "Page footer" }, { "left": 30, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 210, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penderita TB Paru yaitu tidak putus obat karena jika penderita menghentikan pengobatan, kuman TB Paru akan mulai berkembang biak lagi sehingga penderita harus mengulangi pengobatan intensif selama 2 bulan pertama (Irnawati, Siagian and Ottay, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 210, "height": 195, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam kepatuhan pengobatan TB Paru. Dukungan keluarga dalam hal ini adalah mendorong penderita untuk patuh meminum obatnya, menunjukkan simpati dan kepedulian, serta tidak menghindari penderita dari penyakitnya. (Irnawati, Siagian and Ottay, 2016). Dukungan spiritual juga dapat meringankan kondisi psikologis pasien seperti takut, syok, putus asa, marah, cemas, dan depresi. Kekuatan spiritual seseorang yang rendah dapat menimbulkan permasalahan psiko-sosial di bidang kesehatan. Selain itu, melalui dukungan spiritual yang baik akan mampu meningkatkan kepatuhan minum obat pasien TB Paru (Madadeta and Widyaningsih, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 109, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 371, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi, populasi, dan sampel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 210, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar pada tanggal 13 Juni 2019 sampai 27 Juli 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien TB Paru yang menjalani pengobatan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar sebanyak 286 orang dengan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 77 orang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 80, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kriteria Inklusi", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 498, "width": 196, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pasien TB Paru berusia 15 tahun keatas yang menjalani pengobatan di", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 521, "width": 183, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Balai Besar Kesehatan Paru", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 532, "width": 148, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat (BBKPM) Makassar.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 544, "width": 196, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pasien yang menyetujui kontrak yang ada di kuesioner.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 88, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kriteria Eksklusi", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 578, "width": 196, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pasien yang tidak memiliki waktu untuk mengisi kuesioner.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 601, "width": 196, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pasien yang tidak ada pada saat penelitian di lakukan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 88, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 70, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Data Primer", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 659, "width": 196, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer penelitian ini diperoleh dari responden.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 705, "width": 210, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data BBKPM Makassar.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 72, "width": 80, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan Data", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 48, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Editing", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 95, "width": 196, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 130, "width": 210, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Coding Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 176, "width": 61, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Data Entry", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 187, "width": 196, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana dengan membuat tabel kontigensi.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 245, "width": 210, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Melakukan Teknik Analisis Dalam melakukan analisis khususnya terdapat data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan, dan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 325, "width": 61, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 337, "width": 94, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Analisis Univariat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 348, "width": 210, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis univariat di lakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian untuk melihat distribusi frekwensi dengan melihat presentasi masing-masing variabel penelitian. 2. Analisis Bivariat Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (Dukungan Spiritual Keluarga) dan variabel dependen (Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru) dengan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 475, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan uji chi-square .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 497, "width": 98, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 509, "width": 208, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2019. (n = 77)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 556, "width": 196, "height": 208, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik n % Umur Dewasa muda (22-30 tahun) Dewasa menengah (31-60 tahun) Dewasa tua (>60 tahun) 5 51 21 6.5 66.2 27.3 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 54 23 70.1 29.9 Agama Islam Kristen 75 2 97.4 2.6 Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi karakteristik umur dari 77 responden dengan jumlah terbanyak adalah umur dewasa menengah (31-60 tahun) sebanyak 51 responden (66.2%),", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 404, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531", "type": "Page footer" }, { "left": 553, "top": 779, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 72, "width": 196, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemudian umur dewasa tua (>60 tahun) sebanyak 21 responden (27.3%), dan paling sedikit adalah umur dewasa muda (22-30 tahun). Berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah terbanyak adalah laki-laki sebanyak 54 responden (70.1%), dan paling sedikit adalah perempuan sebanyak 23 responden (29.9%). Berdasarkan agama dengan jumlah terbanyak adalah agama islam sebanyak 75 responden (97.4%), dan paling sedikit adalah agama kristen sebanyak 2 responden (2.6%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 211, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Analisis Bivariat Tabel 2 Efektivitas Antara Dukungan Spiritual Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2019", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 318, "width": 36, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dukunga n", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 338, "width": 35, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spiritual", "type": "Picture" }, { "left": 93, "top": 291, "width": 182, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keluarga Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru Jumlah Patuh Tidak Patuh", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 334, "width": 182, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n % n % T O T A L % Baik Cukup 50 10 92.6 83.3 4 2 7.4 16.7 54 12 100 100 Kurang 2 18.2 9 81.8 11 100 TOTAL 62 80.5 15 19.5 77 100 α = 0.05 p = 0.000", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 461, "width": 197, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 menunjukkan hasil analisis efektivitas antara dukungan spiritual keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar, dari 54 responden dengan dukungan spiritual keluarga baik terdapat 50 responden (92.6%) patuh dan terdapat 4 responden (7.4%) tidak patuh, kemudian dari 12 responden dengan dukungan spiritual keluarga cukup terdapat 10 responden (83.3%) patuh dan terdapat 2 responden (16.7%) tidak patuh, dan dari 11 responden dengan dukungan spiritual keluarga kurang terdapat 2 responden (18.2%) patuh dan terdapat 9 responden (81.8%) tidak patuh.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 646, "width": 197, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil uji statistic di peroleh nilai p = 0.000 dengan tingkat signifikan α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < α maka hipotesis alternatif (Ha) di terima dan Hipotesis nol (H0) di tolak, Berarti terdapat efek antara dukungan spiritual keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru (BBKPM) Makassar.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 72, "width": 74, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 126, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Karakteristik Responden", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 95, "width": 196, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mayoritas umur pasien TB Paru dalam penelitian ini berada pada kelompok dewasa menengah yaitu umur 31-60 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Septia Asra (2014), menunjukkan bahwa insiden tertinggi TB Paru biasanya mengenai usia dewasa. Penyakit TB Paru sebagian besar terjadi pada orang dewasa yang telah mendapatkan infeksi primer pada waktu kecil dan tidak ditangani dengan baik. Keadaan ini diduga ada hubungannya dengan tingkat aktivitas dan pekerjaan sebagai tenaga kerja produktif yang memungkinkan untuk mudah tertular dengan kuman TB Paru setiap saat dari penderita, khususnya dengan BTA positif. Mayoritas jenis kelamin pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar yaitu berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Septia Asra (2014), hal ini dikarenakan kebiasaan merokok pada laki-laki.", "type": "Text" }, { "left": 485, "top": 348, "width": 41, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merokok", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 360, "width": 196, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diprediksikan sebagai faktor yang signifikan menyebabkan terjadinya perbedaan proporsi jenis kelamin terhadap kejadian TB Paru di dunia. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa merokok adalah faktor resiko penting yang dapat diubah ( modified ) dan memiliki dampak yang signifikan terhadap epidemiologi TB paru secara global.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 463, "width": 196, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mayoritas agama di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar yaitu beragama islam. Agama sangat penting dalam spiritualitas seseorang dimana spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau Maha Kuasa (Azizah Ma‟rifatul Lilik, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 578, "width": 210, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Efektivitas Antara Dukungan Spiritual Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Dukungan spiritual keluarga menentukan kepatuhan minum obat pasien TB Paru, terlihat dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dominan pasien TB Paru memiliki dukungan spiritual keluarga yang baik. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dukungan spiritual keluarga yang baik dan cukup memiliki efek terhadap kepatuhan minum obat dimana jumlah kepatuhan minum obat lebih tinggi pada keluarga yang memberi dukungan spiritual yaitu dukungan spiritual keluarga", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 795, "width": 404, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531", "type": "Page footer" }, { "left": 30, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 72, "width": 196, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "baik dari 54 responden terdapat 50 responden (92.6%) patuh dan cukup dari 12 responden terdapat 10 responden (83.3%) patuh. Hal ini didukung oleh teori mengenai dukungan spiritual keluarga bahwa dukungan spiritual keluarga dapat meringankan kondisi depresi dan putus asa pasien sehingga pasien memiliki keinginan sembuh lebih baik dari pada yang tidak mendapatkan dukungan spiritual keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 187, "width": 197, "height": 264, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun terdapat juga responden yang dukungan spiritual keluarganya baik, dari 54 responden terdapat 4 responden (7.4%) tidak patuh dan cukup, dari 12 responden terdapat 2 responden (16.7%) tidak patuh dalam pengobatan. Hal ini dikarenakan responden merasa dirinya sehat atau sudah sembuh jika tidak mengalami tanda dan gejala penyakitnya, kemudian responden juga merasa bosan dikarenakan lamanya pengobatan hingga 6 bulan dan dikarenakan dari efek samping obat seperti gatal-gatal, terasa terbakar pada kaki, mual muntah, pendengaran berkurang, bahkan bisa mengalami gangguan penglihatan sehingga responden tidak patuh dalam pengobatan. Dalam mencapai angka kesembuhan diperlukan partisipasi aktif dari penderita untuk mengambil dan minum obat secara teratur. Apabila hal ini tidak dilakukan oleh penderita maka akan terjadi kegagalan pengobatan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 452, "width": 197, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Endiyono dan Herdiana Wawan (2016), bahwa dukungan spiritual memiliki efek ke psikologis pasien terutama pada pasien yang mengalami berbagai masalah fisik dan psikologi seperti stres, sedih, dan ketakutan. Adanya dukungan spiritual keluarga dapat meningkatkan kepatuhan minum obat pasien TB Paru dimana keluarga sebagai sistem pendukung yang berfungsi untuk memberi dukungan pasien dalam melakukan pengobatan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 601, "width": 197, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pasien TB Paru yang dukungan spiritual keluarganya kurang yaitu dari 11 responden terdapat 15 responden (19.5%) tidak patuh dalam pengobatan. Tidak adanya kehadiran keluarga yang memberikan dukungan spiritual membuat pasien kehilangan sistem pendukung dimana sistem pendukung menjadi sumber kepercayaan diri pasien untuk mencapai kesembuhan melalui proses pengobatan. Kemudian hal ini mungkin bisa disebabkan oleh perasaan depresi dan putus asa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 72, "width": 196, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan lama pengobatan dimana pasien harus minum obat selama 6 bulan lamanya. Tanpa adanya dukungan spiritual dalam jangka waktu pengobatan yang lama tersebut maka pasien akan kehilangan motivasi dan kepercayaan diri untuk sembuh.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 153, "width": 196, "height": 298, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun terdapat juga responden yang dukungan spiritual keluarganya kurang tetapi patuh dalam pengobatan yaitu dari 11 responden terdapat 2 responden (18.2%) patuh. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran dari diri responden sendiri untuk sembuh. Hal ini didukung oleh teori self-efficacy bahwa self-efficacy merupakan suatu keyakinan yang ada pada individu tentang kemampuan dirinya untuk melakukan satu perilaku dalam rangka agar berhasil mencapai tujuan tertentu. Perilaku yang ditekankan dalam teori ini adalah perilaku sehat yang dilakukan oleh individu untuk mencapai target terapi yang diharapkan. Dalam teori self-efficacy ini, perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor individu yang meliputi kognitif, efektif individu dan faktor lingkungan (Fauzi Romdlon, 2018). Hasil penelitian ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Sujana Elva, dkk (2017), bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual dapat memberikan kekuatan terhadap seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 463, "width": 69, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 475, "width": 210, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat efek antara dukungan spiritual keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 532, "width": 38, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 544, "width": 210, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bagi petugas kesehatan dapat", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 555, "width": 75, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengidentifikasi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 555, "width": 196, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dukungan spiritual keluarga pada pasien yang berobat pada pelayanan TB paru.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 590, "width": 210, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bagi keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan atau dorongan khususnya dukungan spiritual kepada penderita selama menjalani pengobatan agar tidak terjadi putus obat.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 647, "width": 210, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang berhubungan dengan faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien TB Paru dan peneliti selanjutnya diperlukan untuk mampu mengelola waktu dalam penelitian agar memudahkan peneliti dan mengefisienkan waktu proses mengumpulkan responden penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 404, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531", "type": "Page footer" }, { "left": 553, "top": 779, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 94, "width": 454, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azizah Ma‟rifatul Lilik, Zainuri, I. dan Akbar A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi Praktik Klinik . Yogyakarta: Indomedia Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 86, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinas Kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 125, "width": 426, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulsel. (2016). Profil Kesehatan Sulawesi Selatan . Available at: http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2015/27_Sulsel_2015.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 355, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinkes Makassar. (2015). Profil kesehatan kota makasar tahun 2015 , 2(2), pp. 100–200.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 454, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Endiyono, Herdiana W. (2016). Hubungan Dukungan Spiritual Dan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Di RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto . Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan. 12(2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 454, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fauzi Romdlon, N. K. (2018). Apoteker Hebat,Terapi Taat, Pasien Sehat, Panduan Simpel Mengelola Kepatuhan Terapi . Jogjakarta: Stiletto Indie Book.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 454, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I rnawati, N. M., Siagian, I. E. T. and Ottay, R. I. (2016). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Tuberkulosis di Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik , IV, pp. 59–64.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 356, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemenkes RI. (2018). Pusat Data dan Informasi Tuberkulosis . InfoDatin . doi: 2442-7659.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 454, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Madadeta, G. and Widyaningsih, S. (2015). Gambaran Dukungan Spiritual Perawat Dan Keluarga Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Spriritual Pada Pasien Kanker Kanker Serviks Di Rsud Dr. Moewardi. pp. 1–8.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 379, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 453, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Septia Asra, Rahmalia S. dan Sabrian F (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan MInum Obat Pada Penderita TB Paru. JOM PSIK Vol.1 No.2", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 454, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sujana, E., Fatimah, S. and Hidayati, N. O. (2017). Kebutuhan Spiritual Keluarga Dengan Anak Penderita Penyakit Kronis. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 3(1), p. 47. doi: 10.17509/jpki.v3i1.7480.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 452, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "WHO. (2018). Tuberculosis 18. (September 2018). pp. 1–6. Available at: https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/tuberculosis", "type": "List item" } ]
bcffe11f-8b35-4443-2dab-67d2e5871a9f
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK/article/download/5299/3791
[ { "left": 122, "top": 60, "width": 521, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 71, "width": 361, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 113, "width": 456, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SKH GYHTA KYARA 02 KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 176, "width": 454, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Moch Aldy Ghifary 1 , Dr. Joko Yuwono, M.Pd 2 ., Sistriadini Alamsyah Sidik, M.Pd 3 . 1 Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Indonesia Email Penulis : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 227, "width": 454, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2 Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Indonesia Email Penulis : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 265, "width": 454, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "3 Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 291, "width": 184, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 317, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 341, "width": 457, "height": 257, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "This study aims to determine the effect of collaborative learning methods on social skills in deaf children in total SDLB classes in Skh Gytha kyara 02. The approach used in this study is a research approach in the form of Single Subject Research (SSR). The design used is A-B-A. The research subject was a deaf child in total class IV SDLB who had a condition that was passive in interacting. From the data obtained then analyzed through descriptive statistical analysis and displayed in the form of polygon tables and graphs. The components analyzed include analysis in conditions and analysis between conditions. Based on the results of the research conducted, there was an increase in the frequency of social skills especially in aspects of familiar behavior and empathy in the subject. The target frequency of the behavior that the subject raised in the baseline condition (A-1) has four sessions with frequencies 3, 4, 3. 3, and. At the time of intervention (B) there were eight sessions with a frequency of 6,7,7,8,9,8,10,10. While at baseline-2 (A-2) there werpe four sessions with a frequency of 8,9,9,9. Based on the data obtained, the use of collaborative learning methods on social skills especially on aspects of familiar behavior and empathy on the subject is indicated by the increased frequency of social skills on intervention and baseline-2 and supported by low overlap. The results of the baseline-I inter-condition analysis with the overlap percentage intervention were 0% and increased in the inter-condition analysis of the intervention with baseline-II at 25%. Overall the application of collaborative learning methods has a positive and effective effect used to improve social skills in 4th grade deaf students at the Gytha Kyara 02 Carita", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 613, "width": 441, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Keys Word: Collaborative learning methods (collaborative Learning), social skills, deaf children", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 638, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 662, "width": 457, "height": 257, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kolaboratif terhadap keterampilan sosial pada anak tunarungu total kelas SDLB di Skh Gytha kyara 02 Kabupaten Pandeglang Banten. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian berupa Single Subject Research (SSR). Desain yang digunakan adalah A-B-A’. Subjek penelitian seorang anak tunarungu total kelas SDLB kelas IV yang memiliki kondisi yang dinilai pasif dalam berinteraksi. Dari data yang diperoleh lalu dianalisis melalui analisi statistik deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik polygon . Komponen-komponen yang dianalisis meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan frekuensi keterampilan sosial khususnya pada aspek perilaku akrab dan empati nya pada subjek. Frekuensi target behavior yang dimunculkan subjek pada kondisi baseline (A-1) terdapat empat sesi dengan frekuensi 3, 4, 3. 3, dan . Pada saat intervensi (B) terdapat delapan sesi dengan frekuensi 6,7,7,8,9,8,10,10 Sedangkan pada saat baseline-2 (A-2) terdapat empat sesi dengan frekuensi 8,9,9,9. Berdasarkan data yang diperoleh, penggunaan metode pembelajaran kolaboratif terhadap keterampilan sosial khususnya pada aspek perilaku akrab dan empati nya pada subjek yang ditunjukkan dengan meningkatnya frekuensi perilaku keterampilan sosial pada intervensi dan baseline-2 serta didukung tingkat overlap yang rendah. Pada hasil analisis antarkondisi baseline-I dengan intervensi presentase overlap sebesar 0 % dan meningkat pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-II yaitu 25%. Secara keseluruhan penerapan metode pembelajaran kolaboratif", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 60, "width": 457, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK berpengaruh positif dan efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial pada siswa tunarungu kelas IV di SKh Gytha Kyara 02 Kabupaten Pandeglang", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 132, "width": 442, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kata kunci: Metode pembelajaran kolaboratif (collaboratif Learning), keterampilan sosial , anak tunarungu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 219, "height": 294, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pada umumnya lingkungan melihat anak tunarungu sebagai seseorang yang kurang untuk bersosisalisasi. Dengan penilaian lingkungan yang demikian, anak tunarungu merasa benar– benar kurang berharga. Dengan penilaian dari lingkungan yang demikian juga memberikan pengaruh yang benar–benar besar terhadap perkembangan fungsi sosialnya, menyebabkan anak terhambat untuk berbaur pada masyarakat, memiliki rasa malu untuk berbaur, ditambah lagi sering ditemukan anak tunarungu memiliki sifat egosentris yang lebih besar dibandingkan anak pada umumnya, memendam perasaan takut atau khawatir akan lingkungan sekitar, perhatian yang susah dialihkan apabila suka terhadap suatu hal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 224, "height": 428, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hambatan pendengaran yang dialami anak juga akan membentuk karakteristik pada aspek sosial-emosional seperti anak memiliki pergaulan yang terbatas hanya dengan anak yang mengalami Tunarungu, bahkan lebih jauh lagi mungkin dengan sesama tunarungu pun enggan berkomunikasi. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh anak di sekolah, anak tersebut tidak akan mudah bersosialisasi dengan temannya sendiri anak tersebut cenderung kurang percaya diri ketika bersosialisasi baik dalam aktivitas bermain maupun dalam kegiatan belajar di kelas, ketika terjun di masyarakat sangatlah diperlukan keterampilan sosial yang baik dengan orang lain agar terjadi sebuah interaksi yang baik. Keterampilan sosial tersebut juga sangat berguna agar anak tunarungu tersebut dapat diterima pada lingkungannya serta dapat melakukan upaya penyesuaian diri sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungannya atau dapat pula dengan menyesuaikan lingkungan sesuai dengan kondisi dan keadaan anak yang memiliki hambatan, dalam adanya interaksi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 176, "width": 222, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "tersebut terjadi sebuah hubungan timbal balik antara individu atau diri anak dengan masyarakat atau lingkungannya. Hubungan timbal ini merupakan sebuah keuntungan yang dapat mempermudah anak tunarungu untuk hidup dan berinteraksi seperti layaknya interaksi anak pada umumya.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 309, "width": 219, "height": 484, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SKh Gytha Kyara 02 Kabupaten Pandeglang Kabupaten Pandeglang. tampak adanya perbedaan sikap dari siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, maksud dari perbedaan ini adalah ada seorang siswa yang berinisal LS yang memiliki perbedaan sikap dan interaksi dalam kelompok pada kelas IV anak tunarungu tersebut, pada anak x juga ditemukan masalah di kelas seperti, ketika berinteraksi dengan temannya di dalam kelas, anak tersebut masih terlihat pasif dan cenderung tidak peduli pada temannya sendiri kadang berinteraksi, namun juga masih pasif dan perlu ditanya terlebih dahulu dan anak tidak menunjukan perilaku akrab seperti misalya bermain bersama bercanda gurau dan lain-lain bahkan ketika temannya memiliki kesulitan di dalam kelas maupun di luar kelas, anak cenderung biasa saja atau tidak ada niat untuk membantu. Menurut hasil wawancara dengan seorang guru menuturkan bahwa di lingkungan rumah, anak cenderung malu dalam berinteraksi, adapun ketika anak mau berinteraksi itu pun hanya dengan keluarganya dan guru saja. Pada pembelajaran di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 802, "width": 219, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru juga menuturkan bahwa guru di sekolah masih sering menggunakan metode konvensional sebagai strategi pembelajaran, dan kurang memaksimalkan dalam penggunaan media pembelajaran,di karenakan media pembelajaran yang tersedia masih terbatas, guru", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 60, "width": 470, "height": 651, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK juga dirasa dominan ketika pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang berkesempatan dalam berinteraksi, terlihat juga siswa mengerjakan tugas secara individual dan masing-masing. Dalam hal ini dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, bahwa anak menunjukkan kemampuan keterampilan sosial yang kurang baik, cenderung perbedaan mecolok dari teman yang lain nya sehingga dalam keseharian anak cenderung pasif dalam berinteraksi. Dalam Hurlock (1980:118) membahas perilaku sosial yang dimaknai sama dengan keterampilan sosial, dijelaskan bahwa dari beberapa aspek, yang diantaranya perilaku akrab dan empati merupakan salah satu tugas perkembangan anak yang sangat penting, karena hal itu merupakan tahapan untuk memasuki masa selanjutnya (masa remaja) yang secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, transformasi intelektual yang khas dari masa remaja memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial. Dari paparan di atas diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat dan dapat mempengaruhi keterampilan sosial lebih baik lagi sesuai karakteristik anak. Metode pembelajaran merupakan alat atau cara yang digunakan pada saat pelaksanaan proses belajar untuk memberikan penjelasan tentang materi ajar kepada anak. Secara tidak langsung metode pembelajaran ini memegang peranan penting dalam proses pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 219, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pemilihan metode yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari kemampuan yang hendak dicapai. Salah satu metode yang dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap kerja sama dan kemampuan interaksi siswa salah satunya ialah pembelajaran kolaboratif. Menurut pendapat Ali Mustadi dan Mei Wahyuni (2014:249) menyebutkan bahwa collaborative learning sebagai model pembelajaran dalam rangka menanamkan karakter sejak usia sekolah dasar", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 93, "width": 221, "height": 447, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "sangat tepat karena mampu menumbuhkan nilai- nilai karakter positif, seperti: menumbuhkan rasa tanggung jawab dan mandiri masing-masing siswa, kerja keras dalam belajar dan rasa ingin tahu yang kuat untuk memecahkan masalah secara bersama-sama, menambah keberanian dan percaya diri siswa dalam berpendapat atau mengungkapkan gagasannya, kreatif dalam membangun dan menambah pengetahuan dan pengalaman, menumbuhkan semangat kerja sama dan rasa kebersamaan antar siswa, dan menumbuhkan rasa peduli dan toleransi dengan sesamanya. Berdasarkan uraian di atas, salah satu siswa tunarungu berinisial LS memiliki hambatan pada beberapa aspek keterampilan sosial diantaranya perilaku sosial dan empati, dan di kelas IV masih kurang dalam menggunakan metode kolaboratif sebagai pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang metode kolaboratif yang bertujuan untuk menguji seberapa pengaruh metode kolaboratif terhadap keterampilan sosial anak tunarungu di SKh Gytha Kyara 02 Kabupaten Pandeglang.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 568, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 587, "width": 219, "height": 313, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat guna memperoleh pemecahan suatu masalah dari suatu fokus yang sedang diteliti agar mencapai target yang diharapkan. Sugiyono (2014:2) menjelaskan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Pemilihan metode didasarkan pada rumusan masalah yang jawabannya akan dicari dan dibuktikan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 60, "width": 470, "height": 480, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2016: 77) “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Subject Research (SSR). SSR atau disebut juga dengan penelitian subjek tunggal. SSR merupakan salah satu desain penelitian eksperimen yang dipakai apabila ukuran sampelnya satu.) dalam Sunanto dkk (2005: 54) subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian. Pada penelitian dengan subyek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya satu fase intervensi. Desain subjek tunggal biasanya digunakan pada penyelidikan perubahan tingkah laku seseorang yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan/intervensi. Penelitian ini akan melihat ada atau tidaknya pengaruh dari metode kolaboratif terhadap keterampilan sosial anak tunarungu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 219, "height": 370, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Penelitian ini mencari hubungan sebab akibat, yaitu pengaruh metode pembelajaran kolaboratif terhadap keterampilan sosial. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. Model desain ini adalah model yang sering digunakan dalam eksperimen subjek tunggal. Menurut Sunanto, Takeuchi, dan Nakata (2006 : 59), desain A-B-A menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan desain A-B. Lambang A dalam desain A-B-A menunjukkan kondisi awal subjek sebelum diberikan perlakuan. Peneliti mengamati sampai data dalam keadaan stabil. Setelah stabil baru diberi perlakuan, yang dilambangkan dengan B. Pengaruh dari pemberian perlakuan terus diamati hingga data stabil. Kemudian setelah di lakukan perlakuan, kondisi kemudia diukur lagi namun tanpa diberi perlakuan, atau yang dilambangkan dengan A", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 93, "width": 219, "height": 219, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": ". Penelitian ini menggunakan teknik dalam menentukan subjek penelitian secara purposive. Menurut Sugiyono (2016: 216) bahwa purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan pendapat di atas, pengambilan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunarungu tingkat Sekolah Dasar kelas IV di SKh Gytha Kyara 02 Kabupen Pandeglang yang berjumlah 4 orang siswa. Siswa kelas IV yang terdiri dari 2 orang siswa laki laki dan 2 orang siswa perempuan yang memiliki rentang usia 9-17 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 321, "width": 221, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi. Teknik Pengamatan/Observasi Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2016:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala gejala yang dialami dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar Serta untuk mengamati dan mengetahui guru saat mengajar di kelas dalam menggunakan keterampilan menjelaskan dan bertanya selama pembelajaran berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 644, "width": 219, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur keterampilan sosial sehari hari selama di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 720, "width": 219, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Teknik yang digunakan yaitu observasi, observasi digunakan untuk mengetahui perilaku siswa dalam pelaksanaan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan observasi kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kolaboratif. Observasi juga dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam hal keterampilan sosialnya di dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi secara bebas dan atas kehendak siswa sendiri tanpa campur tangan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 60, "width": 470, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK guru ataupun peneliti. Adapun dalam penelitian ini, jenis ukuran variabel terikat yang digunakan adalah frekuensi. Menurut Juang Sunanto dkk (2005: 16) frekuensi merupakan salah satu jenis ukuran variabel terikat yang dapat menunjukkan berapa kali peristiwa terjadi pada periode tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 219, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan data dari hasil pengamatan yang di lakukan selama penelitian yang telah peneliti paparkan di atas, dapat disajikan menggunakan tabel dan grafik untuk mengetahui perubahan dari keseluruhan kondisi yaitu mulai dari baseline-I, intervensi, dan baseline-II Adapun perubahan data pada masing-masing kondisi dapat dilihat pada Tabel dan Grafik di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 219, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tabel 4.4 Perbandingan Frekuensi Munculnya keterampilan sosial pada Kondisi Baseline-I, Intervensi dan Baseline-II", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 219, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Grafik 4.4 Perbandingan Frekuensi Munculnya keterampilan sosial pada Kondisi Baseline-I, Intervensi, dan Baseline-II.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 93, "width": 221, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Grafik 4.5 Mean level peningkatan keterampilan sosial pada Kondisi Baseline-I, Intervensi, dan Baseline-I", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 156, "width": 222, "height": 484, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pada tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa frekuensi munculnya keterampilan sosial pada aspek perilaku akrab dan empatinya pada anak tunarungu total kelas SDLB Kelas IV Gytha Kyara pada setiap kondisi memiliki perbedaan. Pada kondisi baseline-I yang dilakukan selama empat sesi menunjukkan bahwa frekuensi keterampilan sosial berjumlah 13 kali, paling tinggi muncul pada sesi kedua yaitu 4 kali dan sisanya rata rata muncul 3 kali. Pada kondisi intervensi pengamatan dilakukan selama delapan sesi yang menunjukkan bahwa jumlah frekuensi munculnya perilaku keterampilan sosial pada subjek adalah 65 kali, f rekuensi paling tinggi muncul pada sesi ketujuh dan delapan yaitu sebanyak 10 kali dan paling rendah pada sesi pertama yang berjumlah 6. Sedangkan pada kondisi baseline-II yang dilakukan selama empat sesi menunjukkan bahwa frekuensi keterampilan sosial subjek berjumlah 30 kali, paling tinggi muncul pada sesi kedua dan keempat yaitu masing-masing 8. Adapun jumlah mean yang ada pada setiap kondisi antara lain pada baseline-I 3.25, pada kondisi intervensi 8.12 dan pada kondisi basleline-II 8.25.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 649, "width": 235, "height": 219, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan data hasil pengamatan di atas, dapat dikatakan bahwa perilaku keterampilan sosial pada aspek perilaku akrab dan empati subjek telah menunjukan peningkatan setelah diberikan intervensi menggunakan metode pembelajaran kolaboratif (collaborative learning). Hal tersebut berarti metode pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa aspek perilaku akrab dan empati pada subjek. Adapun analisis dari hasil penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 498, "width": 214, "height": 195, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Baseline-I Intervensi Baseline-II 3 4 3 3 6 7 7 8 9 8 10 10 8 9 9 9 3 4 3 3 6 7 7 8 9 8 1010 8 9 9 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Se si 1 Se si 2 Se si 3 Se si 4 Se si 1 Se si 2 Se si 3 Se si 4 Se si 5 Se si 6 Se si 7 Se si 8 Se si 1 Se si 2 S e si 3 S e si 4", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 895, "width": 5, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "0 1", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 806, "width": 36, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2 3 4 5 6 7 8 9 10 Se si 1 Se si 2", "type": "Picture" }, { "left": 106, "top": 915, "width": 135, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Se si 3 Se si 4 Se si 1 Se si 2 Se si 3 Se si 4 Se si 5 Se si 6 Se si 7 Se si 8 Se si 1 Se si 2 Se si 3 Se si 4", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 786, "width": 157, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Mean Pada Setiap Baseline", "type": "Section header" }, { "left": 250, "top": 861, "width": 31, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Baseline-I : 3,25 Intervensi: 8,12 Baseline -", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 904, "width": 19, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "II: 8,25", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 60, "width": 470, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK 1. Analisis Dalam Kondisi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 219, "height": 333, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan penjelasan sebelumnya, pada analisis dalam kondisi memuat beberapa komponen yang akan dianalisis seperti panjang kondisi, kecenderungan arah, kecenderungan stabilitas, jejak data, level stabilitas dan rendang serta perubahan level. Telah diketahui bahwa panjang kondisi pada baseline-I yaitu 4 sesi, intervensi 8 sesi dan baseline-II 4 sesi. Kecenderungan arah pada fase baseline-I hasilnya mendatar, fase intervensi meningkat dan pada fase baseline-II mendatar (peningkatan). Pada kecenderungan stabilitas f ase baseline-I diperoleh hasil tidak stabil dengan persentase 75% (variabel), pada fase intervensi juga tidak stabil dengan persentase 25% (variabel) dan pada fase baseline-II juga hasilnya tidak stabil dengan persentase 75% (meningkat).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 219, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jejak data pada fase baseline-I hasilnya mendatar, fase intervensi meningkat dan pada fase baseline-II meningkat. Level stabilitas dan rentang fase baseline-I variabel (3−4), fase intervensi variabel (6-10) dan pada fase baseline-II (8-9). Sedangkan perubahan level pada fase baseline-I =0 (tidak ada perubahan), fase intervensi = + 4 (meningkat), dan fase baseline-II = 1 (meningkat).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 221, "height": 237, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2. Analisis Antar kondisi Selain analisis dalam kondisi, analisis antar kondisi juga memiliki beberapa komponen diantaranya jumlah variabel, perubahan arah beserta efeknya, perubahan stabilitas, perubahan level, dan presentase overlap. Analisis antar kondisi ini merupakan analisis data yang membandingkan satu kondisi dengan kondisi lainnya. Pada penelitian ini analisis antar kondisinya berupa perbandingan kondisi baseline-I (A1) dengan kondisi intervensi dan kondisi intervensi dengan kondisi baseline-II (A2).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 871, "width": 219, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dari perbandingan yang di lakukan dari antar kondisi A1 (baseline-I) dengan B (Intervensi ) maupun B (intervensi) dengan A2", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 93, "width": 221, "height": 656, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(baseline-II) diperoleh hasil bahwa jumlah variabel nya 1 yaitu keterampilan sosial yang diukur pada aspek perilaku akrab dan empatinya. Perubahan arah dan efek pada A1 (baseline-I) menunjukkan arah cenderung menurun dan pada B (intervensi) menunjukkan arah meningkat sehingga efeknya di sisi adalah positif. Dengan demikian hal tersebut dapat dijelaskan bahwa keterampilan sosial yang pada subjek dapat mengalami suatu peningkatan setelah diberikannya intervensi berupa metode pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) Sedangkan pada kondisi B dengan A2 perubahan arahnya berupa meningkat ke meningkat dan efeknya positif. Maksud dari arah tersebut ialah keterampilan sosial pada subjek meningkat dan menunjukkan respon positif bila dibandingkan pada baseline-I tetapi nilai nya lebih rendah dari sesi intervensi subjek Perubahan stabilitas A1 ke B yaitu tidak stabil (variabel) ke tidak stabil (variabel). Sedangkan pada perubahan stabilitas antar kondisi B dengan A2 yaitu masih sama tidak stabil (variabel) ke stabil. Hasil perubahan level antar kondisi A1 dengan B menunjukkan adanya peningkatan frekuensi keterampilan sosial yaitu dari 3 kali menjadi 6 kali sehingga hasilnya + 5, sedangkan pada antar kondisi B dan A2 menunjukkan adanya penurunan frekuensi dari 10 kali menjadi 8 kali frekuensi. Hasil analisis persentase overlap menunjukkan tidak ada data yang tumpang tindih pada kondisi A1 dengan B atau dengan di tulis angka sebanyak 0%, namun pada kondisi B dengan A2 terjadi overlap sebanyak 25%.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 777, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 795, "width": 219, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh metode pembelajaran kolaboratif (Collaborative learning) terhadap keterampilan sosial khususnya pada aspek perilaku akrab dan empatinya pada anak tunarungu kelas IV SKh Gytha Kyara 02 Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 60, "width": 470, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK dilaksanakan, dapat di uraiakan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 219, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Frekuensi pencapaian rata-rata menunjukkan nilai 3,25 pada fase baseline- 1 menjadi 8,12 pada fase Intervensi dan pada baseline- II frekuensi meningkat lagi menjadi 8,25 dan. Lalu pada hasil analisis antar kondisi yang menunjukan perubahan arah dan efeknya meningkat. Secara keseluruhan terlihat anak mengalami perubahan positif dan menunjukkan sikap ingin berbaur dan bermain bersama, meskipun pada pengamatan baseline–II", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 219, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "frekuensinya mengalami penurunan bila dibandingkan pada sesi intervensi, penurunan dari baseline–II ini hasilnya masih bisa dikatakan positif karena frekuensi mengalami kenaikan lebih tinggi dari frekuensi baseline-I dan intervensi yang menunjukan nilai rata- rata sebanyak 8,25", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 219, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kolaboratif (Collaborative learning)", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 492, "width": 110, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "berpengaruh efektif", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 492, "width": 28, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "untuk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 219, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "meningkatkan keterampilan sosial pada khsusnya pada aspek perilaku akrab dan empatinya pada anak tunarungu . Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil perolehan frekuensi yang meningkat setelah dilakukannya intervensi dengan menerapkan metode pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 218, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "kolaboratif (Collaborative learning).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 41, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 85, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1. Bagi Guru", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 224, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Guru hendaknya bisa mempertimbangkan untuk menerapkan metode pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak tunarungu total di SDLB", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 814, "width": 11, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2.", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 814, "width": 98, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Bagi Kepala Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 833, "width": 221, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa metode pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak tunarungu, sehingga dapat digunakan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 93, "width": 218, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "bahan pertimbangan dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 131, "width": 151, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "3. Bagi Peneliti Selanjutnya", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 150, "width": 219, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Penelitian mengenai keterampilan sosial dapat secara efektif", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 169, "width": 219, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menggunakan metode pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) oleh karena itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat menerapkan metode lain untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak tunarungu total.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 302, "width": 75, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 327, "width": 214, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Ana Fithrotunnisa. Pengembangan Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Karakter Saling Menghargai Siswa SD: Tersedia online. http.//eprint.uny.ac.id Apriono, Joko. (2013). Pembelajaran Kolaboratif: Suatu Landasan untuk Membangun Kebersamaan dan", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 441, "width": 183, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Keterampilan Kerjasama. Diklus, (No.", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 454, "width": 180, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "01 Edisi XVII, September 2013) Tuban :", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 467, "width": 183, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "FKIP Universitas PGRI Ronggo Lawe Tuban.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 505, "width": 214, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Arifin, Syamsul, Bambang, Psikologi Sosial, Bandung: CV Pustaka Setia, 2015", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 542, "width": 214, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 580, "width": 217, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Barkley, Elizabeth, E Patricia Cross dan Claire Howell Major. (2012).Collaborative Learning Technique (Teknik-Teknik", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 624, "width": 214, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pembelajaran Kolaboratif). Penerjemah: Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. B. Hurlock, Elizabet. (1980) Edisi kelima. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 739, "width": 214, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Desiningrum, Dinie Ratri. (2012). Psikologi Perkembangan Anak. Semarang: CV. Lestari Media Kreatif.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 790, "width": 214, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Erliza, umami. Analisis Pola Komunikasi Guru Dengan Siswa Tunarungu Di Sdlb Negeri Meulaboh. (skripsi): Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar Meulaboh.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 60, "width": 465, "height": 120, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK Izzati, Nurma (2014) Pengaruh Keterampilan Sosial Terhadap Kemampuan dalam Komunikasi Matematis Mahasiswa: Jurnal Edueksos ( No 1 Volume III, Januari-Juni 2014). Cirebon : Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon .", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 195, "width": 210, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Juang Sunanto. Takeuchi, Koji dan Nakata,", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 208, "width": 210, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. : Center for Research on International Cooperation in Educational Development (CRICED) University of Tsukuba. KBBI, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 309, "width": 165, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "http://kbbi.kemendikbud.go.id/pusat, [Diakses 23 Agustus 2018]", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 335, "width": 210, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kurniati, Euis. 2016. Permainan Tradisional dan Perannya dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak. Jakarta: Prenadamedia Group", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 398, "width": 228, "height": 225, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Laal Marjan, and Laal Mozhgan. (2012). Collaborative learning what is it? : Procedia - Social and Behavioral Sciences (Volume 31, 2012 491 – 495 )Tehran : University of Medical Sciences, Sina Trauma & Surgery Research Center, Sina Hospital , Teheran. Lisa Novia. (2018). Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Teknik Pembelajaran Kolaboratif. Jurnal Sekretari, (Vol. 5 No. 1 - Januari 2018). Universitas Pamulang Muhtadi, Ali. 2002 .Pengembangan Empati Anak Sebagai Dasar Pendidikan Moral.(Online), . (http://staff.uny.ac.id/,", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 625, "width": 136, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "diakses pada 4 februari 2018).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 689, "width": 228, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Parwoto. (2007). Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan Sarris, Aspa. (1996). Behaviour Problems In Childhood And Adolescence: A Comparison Of Juvenile Offenders, Adolescents Referred To A Mental", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 815, "width": 183, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Health Service, And A Community Control Group: Adelaide. Depertmnt of Psychology The University of Adelaide.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 866, "width": 234, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Soemantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 93, "width": 214, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabeta. Suryani, Nunuk. (2010). Implementasi Model Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa: Majalah Ilmiah Pembelajaran (No. 2 Volume 6, Oktober 2010).", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 207, "width": 183, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Yogyakarta: Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan FIP UNY.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 245, "width": 211, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tri Wahyuti dan Leonita K. Syarief. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 258, "width": 183, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Korelasi Antara Keakraban Anak Dan Orang Tua Dengan Hubungan Sosial", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 283, "width": 183, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Asosiatif Melalui Komunikasi Antar Pribadi. Jurnal Visi Komunikasi (Volume 15, No.01, Mei 2016): Universitas Paramadina.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 346, "width": 214, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional Wahyuni, Mei dan Ali Mustadi. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Collaborative Learning Berbasis", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 422, "width": 183, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kerarifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Kreatif dan Bersahabat. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 448, "width": 183, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pendidikan Karakter, (No. 2 Tahun VI, Oktober 2016): Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 498, "width": 212, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Wardani, IG.A.K, dkk. (2008). Pengantar pendidikan Luar Biasa (cetakan kesebelas). Jakarta: universitas Terbuka.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 549, "width": 219, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Zainuddin, Muhammad. (2017). Model Pembelajaran Kolaborasi untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa,Keterampilan Sosial, dan Prestasi Belajar. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial IPS, (No.1Volume 3, Mei 2017) Gresik : SMPN 2 Gresik.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 673, "width": 197, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Zubaidah, Siti. (2017). Pembelajaran Kolaboratif Dan Group Investigation Sebagai Salah Satu Teknik Pemebelajaran kolaboratif. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 60, "width": 431, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sekretariat: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117 E-mail : [email protected] Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK", "type": "Text" } ]
98ec8d63-e961-360a-fbf8-a39e9b74d1dd
http://journal.iaisambas.ac.id/index.php/Shar-e/article/download/9/6
[ { "left": 72, "top": 34, "width": 194, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E: Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Syariah Vol. 6 No. 1 Januari 2020, hal. 1-16", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 34, "width": 83, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2442-5877 e-ISSN: 2686-1674", "type": "Page header" }, { "left": 518, "top": 761, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 88, "width": 351, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HAMIL DI LUAR NIKAH DAN STATUS NASAB ANAKNYA (Studi Komperatif antara Pendapat Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hambal)", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 143, "width": 322, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman [email protected] Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 212, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 454, "height": 276, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Syafi‟i berpendapat bahwa perkawinan akibat hamil diluar nikah adalah sah, perkawinan boleh dilangsungkan ketika seorang wanita dalam keadaan hamil. Baik perkawinan itu dilakuan dengan laki-laki yang menghamilinya ataupun dengan laki - laki yang bukan menghamilinya. Argumen Imam Syafi‟i tentang kebolehan perkawinan tersebut adalah karena wanita tersebut bukanlah termasuk golongan wanita yang haram untuk dinikahi. Bayi yang lahir akibat hubungan diluar nikah nasabnya kembali kepadanya. Sedangkan menurut Imam Ahmad Bin Hambal berpendapat bahwa perkawinan hamil di luar nikah dilakukan dengan laki -laki yang menghamilinya tidak boleh. Sedangkan perkawinan hamil di luar ni kah dengan laki- laki yang bukan menghamilinya itu haram hukumnya. Dari pendapat dua tokoh ulama tersebut ada perbedaan pendapat sehingga menarik untuk dibahas. Jenis penelitian ini adalah library research , penelitian yang digunakan penelitian normatif, yaitu penelitian yang diarahkan dan difokuskan terhadap penelitian bahan - bahan pustaka. Fokus kajian ini adalah bagaimana pendapat Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hambal tentang hamil di luar nikah dan status nasab anak. Dari fokus kajian menyimpulkan bahwa setiap mazhab khusus mazhab Imam Syafi‟i yang digunakan di Indonesia, sepakat bahwa batas minimal kehamilan adalah enam bulan, apabila seorang wanita dan laki -laki kawin lalu melahirkan seorang anak dalam keadaan hidup dan sempurna bentuknya sebelum enam bu lan, maka anak tersebut tidak bisa dikaitkan dengan nasab atas nama suaminya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 407, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : hamil di luar nikah; nasab; anak; Imam Syafi’I; Imam Ahmad", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 102, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 217, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menikah merupakan salah satu anjuran dalam Islam yang jelas, karena berdampak positif bagi pasangan dalam kehidupan pribadi atau individu maupun bermasyarakat. Menikah merupakan bagian dari nikmat tanda keagungan Allah yang diberikan kepada umat manusia. Dengan menikah berarti mereka telah berjuang mempertahankan kelangsungan hidup secara turun- temurun serta melestarikan agama Allah dipersada bumi pertiwi ini. (Ahmad Mudjab Mahalli, 2002 : 43).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 723, "width": 217, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkawinan merupakan tujuan syariat yang dibawa Rasulullah Saw,", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 529, "width": 216, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yaitu penataan hal ihwal manusia dalam kehidupan diniawi dan ukhrowi. Dalam ajaran fikih, terlihat adanya empat garis dari penataan itu yakni:", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 582, "width": 220, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Rub’al-ibadat, yang merupakan menata hubungan manusia selaku makhluk dengan Khaliknya.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 623, "width": 217, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Rub ‘al-muamalat, yaitu merupakan menata hubungan manusia dalam lalu lintas pergaulannya dengan sesamanya untuk memenuhi hajad hidup sehari-hari.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 692, "width": 216, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Rub‘al-munakahat, yaitu merupakan yang menata hubungan manusia dalam lingkungan keluarga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 217, "height": 304, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Rub‘al-jinayah, yang merupakan menata pengamanannya dalam suatu tertib pergaulan yang menjamin ketentraman. (Tihami, 2014 : 15). Keluarga merupakan salah satu sarana pendidikan formal yang bertujuan untuk dapat menjadi dasar pertumbuhan pribadi atau kepribadian sang putra-putri itu sendiri di dalam rumah tangga. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan pernikahan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupa n bermasyarakat. (Asman, al-Istinbath : Jurnal Hukum Islam Vol. 4, No. 1, 2019 : 95).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 217, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap muslim tidak boleh menghalang-halangi dirinya agar", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 216, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "suapaya tidak menikah karena khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung kewajiban yang berat terhadap keluarganya. Tetapi dia harus berusaha dan bekerja serta mencari anugerah Allah yang telah dijanjikan untuk orang-orang yang sudah kawin itu demikian kehormatan dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 217, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkawinan dalam Islam adalah pernikahan yaitu akad yang sangat kuat untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Perkawinan adalah bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang sakinah, mawaddah dan rahmah . (Muammal Hamidiy, 2003 : 328). Kecendrungan akan seks adalah suatu hal yang normal, karena Allah telah memberikan hasrat itu dalam diri setiap makhluk. Namun, bukan berarti bahwa hal yang normal tersebut boleh dengan bebas kita salurkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 215, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu, Rasulullah Saw memerintahkan para pemuda untuk segera menikah, tentu bagi pihak yang sudah siap melakukannya. Karena", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 66, "width": 214, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nikah merupakan solusi positif untuk menyalurkan tabiat (naluri) manusia yang cenderung menyukai lawan jenisnya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 121, "width": 214, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nikah merupakan cara jitu yang terbukti sangat ampuh mengobati gejolak syahwat manusia. Sehingga, kebutuhan manusia", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 162, "width": 214, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap pernikahan merupakan sesuatu yang tak lagi dapat dipungkiri akal sehat. (Abdul Wahid Faiz at-Tamimi, 2018 : 25).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 231, "width": 216, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra‟, [17] : 32, yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 270, "width": 200, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٗلٗيِب َس َءٓا َسَو ٗة َشِحَٰ َف َن َكَ ۥُوَّه ِ ا ٰٓۖٓ َ َن ِّزم ٱ ْاوُبَرۡقَث َلَ َو ٢٣", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 300, "width": 88, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahannya:", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 312, "width": 216, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 383, "width": 217, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkawinan akibat hubungan di luar nikah menimbulkan permasalahan dan rumusan yang berbeda dikalangan ulama mazhab ulama Sunni. (Hasan Basri, 1999 : 50-51). Berdasarkan firman Allah dalam an-Nur, [24] : 3, yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 484, "width": 220, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ۡوَٱ ٍناَز َّلَ ِ ا ٓاَيُحِكنَي َلَ ُةَيِهاَّزم ٱَو ٗةَلِ ۡشُۡم ۡوَٱ ًةَيِهاَز َّلَ ِ ا ُحِكنَي َلَ ِنِاَّزم ٱ", "type": "Text" }, { "left": 414, "top": 502, "width": 117, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َينِنِمۡؤُمۡم ٱ َلََع َ ِلََِٰذ َمِّرُحَو ٞۚ كِ ۡشُۡم ٢", "type": "Picture" }, { "left": 320, "top": 544, "width": 217, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahannya: “Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran- orang yang mukmin”.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 682, "width": 216, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 43 1 sudah diatur tentang kedudukan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 740, "width": 214, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 (1) anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 66, "width": 217, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anak diluar nikah akibat perbuatan zina. (UU Nomor 1 tentang Perkawinan, 2015 : 14). Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam sudah mengatur dalam BAB VIII tentang Kawin Hamil yaitu pada Pasal 35 2 . (Mediya Rafeldi, 2016 : 13).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 217, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut penjelasan di atas dari ayat al-Quran, UU No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), maka ada kaitannya dengan yang akan dibahas mengenai pandangan Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hambal, yaitu masalah mengenai wanita hamil di luar nikah dan nasab anak dari perkawinan akibat hamil di luar nikah itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 298, "width": 217, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Syafi‟i berpendapat bahwa hukum perkawinan akibat hamil di luar nikah adalah sah, perkawinan boleh dilangsungkan ketika wanita dalam keadaan hamil. Baik perkawinan yang dilangsungkan dengan laki-laki yang menghamilinya atau laki-laki yang bukan menghamilinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 217, "height": 207, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Syafi‟i juga berpendapat bahwa tujuan utama „ iddah adalah untuk menjaga kesucian nasab, anak yang baru lahir akibat hubungan di luar nikah nasabnya kembali kepada ibunya. Dengan demikian tidak ada „ iddah yang harus dilakukan oleh wanita yang hamil di luar nikah. Sedangkan menurut Imam Ahmad bin Hambal, hukum perkawianan akibat hamil di luar nikah adalah tidak boleh dilakukan ketika wanita dalam keadaan hamil. Dalam hal ini pernikahan akibat di luar nikah adalah tidak sah. (Abdul Azizi, 2012 : 26).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 639, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ibunya dan keluarga ibunya. (2) kedudukan anak tersebut ayat (1) diatas selanjutnya akan diatur dalam peraturan pemerintahan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 214, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 (1) seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya. (2) perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya. (3) dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandung lahir.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 63, "width": 217, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengenai masalah‟ iddah Imam Ahmad bin Hambal berbeda pendapat dengan Imam Syafi‟i. Menurut Imam Ahmad bin Hambal tidak boleh dinikahi wanita-wanita yang telah berzina, terkecuali dengan dua syarat, yaitu : 1) Selesai bersalin kalau hamil dan dengan tiga kali haid, kalau tidak hamil. 2) telah bertaubat dari zina. (Muhammad Hasbi As Shiddieqy, 1997 : 243-244).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 204, "width": 217, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat realita yang ditelusuri di masyarakat sekarang dengan begitu banyaknya kasus perkawinan akibat hamil di luar nikah, misalnya data informasi dari kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Kusmana menyampaikan bahwa data persoalan yang ada di Kalimantan Barat khususnya mengenai remaja sangat banyak. Mulai dari usia lamanya sekolah yang masih rendah, bahkan usia lulus SD mau masuk ke SMP sudah ada yang menikah.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 383, "width": 214, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dikatakannya hubungan di luar nikah cukup banyak di Kalimantan Barat, sehingga angka kehamilan tidak direncanakan ini di Kalimantan Barat mencapai angka 24,7%. Artinya mereka hamil tidak sengaja karena pergaulan bebas. (Tribun Pontianak, terbitan 18 Maret 2019).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 494, "width": 214, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan adanya kasus di atas ini tentunya akan menjadi hal menarik untuk diteliti apabila dua ulama yang secara status pernah menjadi guru dan murid serta sama-sama beraliran Sunni, namun mereka berbeda pendapat dalam merumuskan suatu hukum, untuk di bahas lebih lanjut dan terperinci.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 604, "width": 217, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firman Allah SWT menjelaskan tentang nasab dalam QS. al-Furqan, [25] : 54, yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 649, "width": 217, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ۗا ٗرۡي ِصَو اٗب َ سَو ۥ ُ َلََعَجَف اٗ َشَۡب ِءٓاَمۡم ٱ َنِم َقَلَخ يِ َّلَّ ٱ َوُىَو ا ٗري ِدَق َكُّبَر َن َكََو ٤٥", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 705, "width": 216, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahannya: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 66, "width": 216, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 220, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut ayat di atas seorang ayah dilarang mengingkari keturunannya dan diharamkan bagi seorang wanita menisbahkan anak yang hasil dari hamil di luar nikah kepada yang bukan ayah kandungnya. Wali merupakan salah satu rukun pernikahan yang menjadikan syarat sah nikah. Di dalam hukum Islam jika anak luar nikah yang lahir adalah laki-laki, ketika ingin menikah tidak memerlukan wali. (Nilhakim, Shar-E : Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Syariah Vol. 5 No. 2, Juli 2019 : 128).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 214, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulama sepakat menyatakan bahwa nasab seorang anak kepada ibunya terjadi disebabkan kehamilan di luar nikah melalui hubungan seksual yang dilakukannya dengan seorang lelaki tanpa berdasarkan akad nikah yang disebut dengan perzinahan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 215, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian berbentuk kepustakaan atau library Research . Secara umum metode penelitian ini yang digunakan adalah penelitian normatif, yaitu penelitian yang datanya diarahkan dan difokuskan terhadap penelitian berupa bahan-bahan pustaka. Kemudian menganalisis sumber-sumber literatur yang berkaitan dengan materi dan fokus pada masalah yang dibahas. (Neong Muhajir, 2000 : 43).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 563, "width": 214, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang berdasarkan berbentuk kepustakaan ada beberapa macam. Ada yang berupa kepustakaan umum dan keputakaan khusus. (Mestika Zed, 2014 : 5-6). Jadi penelitian ini yang digunakan adalah penelitian pustaka yaitu penelitian dengan objek kajian data yang berupa referensi pustaka yang kaitanya dengan pernikahan akibat hamil di luar nikah.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 66, "width": 88, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 77, "width": 214, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pandangan Imam Syafi‟i Tentang Hamil di luar Nikah Dan Satus Nasab Anaknya Imam Syafi‟i telah berpendapat ia telah mengemukakan bahwa, beliau memakruhkan menikahi wanita hamil di luar nikah tersebut, tetapi jika tetap menikahinya maka Imam Syafi‟i tidak menganggap batal pernikahan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 204, "width": 214, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengenai alasan ( illah ) Imam Syafi‟i memakruhkan hal itu untuk keluar dari perbedaan pendapat. Karena ada sebagian orang yang tidak membolehkan", "type": "Text" }, { "left": 433, "top": 259, "width": 101, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "laki-laki itu", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 273, "width": 215, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menikahinya. (Syaikh Hasan Ayyub, 2001 : 132). Imam Syafi‟i berpendapat bahwa hukum perkawinan akibat damil di luar nikah adalah sah, perkawinan boleh dilangsungkan ketika wanita sedang dalam keadaan hamil. Baik perkawinan dengan laki-laki yang menghamilinya atau laki-laki yang bukan menghamilimya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 394, "width": 215, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Syafi‟i juga berpendapat bahwa tujuan utama ‘iddah adalah untuk menjaga kesucian nasab, anak yang lahir akibat hubungan di luar nikah nasabnya kembali kepada ibunya. Dengan demikian tidak ada iddah yang harus dilakukan oleh wanita yang hamil di luar nikah.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 505, "width": 45, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazhab", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 505, "width": 214, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafi‟i berpendapat bahwa zina itu tidak menetapkan keharamnya dalam", "type": "Table" }, { "left": 466, "top": 535, "width": 68, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mushaharah", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 549, "width": 128, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(menjalin hubungan", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 549, "width": 215, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pernikahan) sehingga dibolehkan bagi seorang yang berbuat zina menikahi ibu dari wanita yang dizinahinya. Mengenai hadits atau dalil misalnya hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Ia bercerita Rasulullah Saw bersabda yang artinya “seorang pezina yang telah dicambuk tidak boleh menikah kecuali dengan wanita yang semisalnya (pezina juga). (Syaikh Hasan Ayyub, 2001 : 132). Dalam kitab fathul baari bahwa para perawi hadits ini tsiqah.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 728, "width": 214, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wanita pezina (pelacur) boleh di nikahi demikian menurut Imam Hanafi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 214, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Imam Syafi‟i, orang yang berzina dengan seorang perempuan tidak haram menikahi perempuan tersebut, begitu pula menikahi ibu dan anaknya. Demikianlah, pendapat Imam Syafi‟i.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 135, "width": 214, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apabila seorang berzina, maka suaminya", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 148, "width": 215, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "boleh langsung mencampurinya tanpa ‘iddah, tetapi apabila ia hamil maka hukumnya makruh menyetubuhinya hingga ia melahirkan. Demikian menurut Imam Hanafi dan Imam Syafi‟i. (Allamah Muhammad, 2011 : 349).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 215, "height": 234, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Syafi‟i dan Imam Maliki berpendapat bahwa seorang laki -laki boleh menikahi anak perempuannya dari hasil zina, saudara perempuan, cucu perempuan, baik dari anaknya yang laki-laki maupun yang perempuan sebab wanita-wanita itu secara syar’i adalah orang-orang yang bukan muhrim, dan diantara mereka berdua itu tidak bisa saling mewarisi. (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 :315). Sedangkan seseorang yang telah berzina dengan seorang budaknya boleh menikahinya dan terus menyetubuhinya. Demikian menurut pendapat Imam Syafi‟i. (Allamah Muhammad, 2011 : 351).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 215, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada BAB VII tentang Kawi n Hamil dalam pasal 1, 2 dan 3 adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 214, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 576, "width": 214, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 214, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Dengan dilangsungkanya sebuah perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandung lahir. (Media Rafeldi, 2016 : 13).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 215, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kesimpulan di atas bahwa Imam Syafi‟imembolehkan perkawinan wanita hamil luar nikah dengan laki- laki menghamilinya maupun laki-laki", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 66, "width": 214, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang bukan menghamilinya. Kebolehan ini adalah kebolehan yang secara mutlak maksudnya tidak ada syarat terhadap kebolehan ini.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 118, "width": 214, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Argumentasi Imam Syafi‟i yang membolehkan perkawinan ini karena wanita yang menikah karena zina ini bukanlah termasuk wanita yang haram dinikahi sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Quran mengenai masalah „ iddah , Imam Syafi‟i", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 217, "width": 215, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berpendapat bahwa wanita yang hamil di luar nikah tidaklah memiliki ‘iddah . Hal ini dikarenakan tujuan „ iddah adalah untuk menghormati sperma atau janin yang terdapat pada wanita yang disalurkan melalui hubungan sah.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 300, "width": 214, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan hubungan zina adalah hubungan yang haram dan tidak sah, oleh sebab itu maka janin dari hasil zina itu tidaklah wajib untuk di hormati. Karena alasan itu pula Imam Syafi‟i berpendapat bahwa apabila wanita tersebut telah melakukan akad nikah yang sah, maka mereka boleh melakukan hubungan biologis tanpa harus menunggu kelahiran bayi (anak) tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 452, "width": 217, "height": 275, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Pandangan Imam Ahmad bin Hambal Tentang Hamil di luar Nikah dan Satus Nasab Anaknya Imam Hanafi dan Imam Hambali menyatakan, anak perempuan hasil zina itu haram untuk dikawini sebagai mana keharaman anak perempuan yang sah. Sebab anak perempuan tersebut adalah merupakan darah-dagingnya sendiri. Dari segi bahasa dan tradisi masyarakat atau disebut dengan ‘urf dia adalah anak sendiri. Tidak diakuinya ia sebagai seorang syar’i dari sisi hukum waris, tidak berarti ia bukan anak kandungnya secara hakiki, namun yang dimaksud disini adalah menafikan akibat-akibat syar‟inya saja, misalnya hukum waris dan memberi nafkah.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 732, "width": 216, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Hanafi dan Imam Hambali berpendapat atau mengemukakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 66, "width": 217, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "zina itu dapat menyebabkan keharaman mushaharah , maka kalau seorang laki- laki itu haram untuk mengawini anak perempuan dan ibu wanita yang dizinahinya itu. Sedangkan wanita itu sendiri haram pula dikawini oleh ayah dan anak laki-laki dari pria yang menzinahinya. (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 : 331-332).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 217, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua mazhab tidak membedakan antara terjadinya perzinahan sebelum dan sesudah perkawinan. Andai kata seorang laki-laki yang berzinah dengan mertua wanitanya, atau seorang anak berzina dengan istri ayahnya (ibu tirinya), maka istrinya menjadi haram bagi suaminya untuk selama-lamanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 217, "height": 249, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kitab Multaqial Anhar yang ditulis seorang ulama Hanafi (Jilid I, bab Al-Zawaj ) disebutkan bahwa, manakala ada seorang laki-laki membangunkan istrinya untuk dia campuri, tapi bagian tanganya menyentuh bagian tubuh anak perempuan tirinya, kemudian dia mengelusnya dengan penuh birahi, dan memang anak perempuan itu juga mengundang hasrat birahi, lantaran ia menyangka bahwa wanita yang dia setubuhi itu adalah istrinya, maka istrinya itu menjadi haram baginya untuk selama-lamanya. (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 : 337).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 218, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Syafi‟i mengatakan bahwa perzinahan itu tidak menyebabkan adanya suatu keharaman mushaharah berdasarkan hadits yang artinya “yang haram itu tidak bisa mengharamkan (membuat haram) sesuatu yang halal. (Mustafa Al- Bugha, 2010 : 344).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 215, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka jika seorang laki-laki berzina dengan seorang perempuan, lalu setelah enam bulan perempuan itu membawa seorang anak yang mungkin hasil dari perzinahan tersebut, maka", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 66, "width": 215, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak terdapat perbedaan antara para ulama bahwa tidak ada hubungan nasab antara anak tersebut dengan laki -laki itu dan antara keduanya pun tidak saling mewarisi.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 135, "width": 186, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Abu Hanifah dan Imam", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 148, "width": 215, "height": 259, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad berpendapat bahwa mengatakan, “tidak dibolehkan baginya menikahi wanita tersebut”, lalu para pengikut Abu Hanifah berbeda pendapat masalah mengenal alasan yang diharamkannya pernikahan tersebut. Pendapat golongan pertama mengatakan, diharamkannya laki -laki itu menikahi wanita tersebut karena ia adalah anak perempuan dari wanita yang dulu pernah berzina dengannya dan bukan karena ia anak sebagai anak hasil dari zina. Dan menurutnya, karena perzinahan itu maka ditetapkannya suatu keharaman mushaharah sebagaimana telah di uraikan, sehingga tidak ia tidak haram untuk dinikahi oleh ayahnya dan anak laki-laki tersebut”. (Sabri Samin, 2010 : 4).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 411, "width": 215, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan orang-orang terakhir dari penganut mazhab ini mengemukakan bahwa, “diharamkan menikahi anak perempuan itu karena ia diciptakan dari air maninya. Berdasarkan hal tersebut ia haram dinikahi olah ayah dan anak laki -laki dari laki-laki yang berzina itu”. Dan inilah pendapat yang paling sha hih menurut pendapat mereka. (Syaikh Hasan Ayyub, 2001 : 132-133).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 560, "width": 215, "height": 179, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Imam Abu Hanifah “tidak boleh disetubuhinya sebelum lewat satu kali haid saja, atau sampai bersalin kalau ia hamil”, Imam Malik memakruhkan kita untuk menikahi wanita pezina. Sedangkan kata Imam Ahmad “tidak boleh dinikahi wanita- wanita yang telah dizina, kecuali dengan dua syarat yaitu : a) Istibra’ (selesai bersalin kalau hamil dan dengan tiga kali haid, kalau tidak hamil), b) Telah bertaubat dari zina. (Muhammad Hasbi As Shiddieqy, 1997", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 742, "width": 62, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": 243-244).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 66, "width": 215, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulannya adalah bahwa Imam Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa perkawinan hamil di luar nikah dengan laki-laki yang menghamilinya tidak boleh dilaksanakan kecuali mereka bertaubat terlebih dahulu, dengan kata lain boleh namun bersyarat. Untuk perkawinan hamil di luar nikah dengan laki-laki yang bukan menghamilinya hukumnya itu haram.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 215, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Ahmad bin Hambal juga berpendapat bahwa wanita hamil di luar nikah tetaplah memiliki masa ‘iddah sebagaimana perempuan yang ditinggal mati atau ditalak oleh suaminya. Penetapan mengenai masa ‘iddah ini untuk menjaga kesucian rahim, yakni apakah ia mengandung janin dari laki - laki yang menghamilinya atau tidak, bukan sekedar untuk menghormati sperma atau janin yang disalurkan melalui perkawinan yang sah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 216, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Persamaan dan Perbedaan Pandangan Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hambal Tentang Pernikahan Wanita Hamil di luar Nikah dan Status Nasab Anaknya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 214, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di dalam ensiklopedia hukum Islam keturunan atau kerabat biasanya disebut nasab, pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah, salah satu akibat dari perkawinan yang sah. Ulama fikih mengatakan bahwa nasab merupakan salah satu pondasi yang kokoh dalam membina kehidupan rumah tangga yang bisa mengikat. (Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1304).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 576, "width": 220, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasab adalah merupakan suatu nikmat yang paling besar yang diturunkan Allah swt kepada setiap hamba-Nya sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. al-Furqan, [25] : 54, yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 663, "width": 217, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ۗا ٗرۡي ِصَو اٗب َ سَو ۥ ُ َلََعَجَف اٗ َشَۡب ِءٓاَمۡم ٱ َنِم َقَلَخ يِ َّلَّ ٱ َوُىَو ِدَق َكُّبَر َن َكََو ا ٗري ٤٥", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 216, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahannya: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 66, "width": 216, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa”.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 107, "width": 215, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kaitan ini pula seorang ayah dilarang mengingkari keturunannya dan haram bagi seorang wanita menisbahkan seorang anak kepada yang bukan ayah kandungnya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Wanita mana saja yang melahirkan anak melalui perzinahan, Allah mengabaikannya dan sekali-kali tidak akan dimasukkan Allah ke dalam surga dan lelaki mana saja mengingkari nasab anaknya, sedangkan dia mengetahuinya, maka Allah akan menghalanginya masuk surga”. (HR. Abu Dawud, an-Nas‟i, al-Hakim, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah). (Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1304).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 356, "width": 215, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebaliknya anak juga dilarang menasabkan dirinya kepada laki -laki selain ayahnya sendiri. Dalam hal ini Rasulullah Saw mengatakan : “Siapa saja yang menasabkan dirinya kepada lelaki selain ayahnya sedangkan ia tahu bahwa itu bukan ayahnya, maka diharamkan baginya surga. (HR. Al- Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari Sa‟ad dan Abu Waqas). (Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1305).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 521, "width": 214, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjadinya nasab atau keturunan disebabkan antara lain, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 549, "width": 215, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Penyebab Nasab Ulama bersepakat menyatakan bahwa nasab seseorang kepada ibunya terjadi disebabkan kehamilan yang disebabkan hubungan seksual yang dilakukannya dengan seorang lelaki, baik hubungan itu dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 645, "width": 214, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berdasarkan akad nikah maupun melalui perzinahan.", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 673, "width": 214, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun nasab anak terhadap ayah bisa terjadi karena tiga hal :", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 701, "width": 214, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Nasab melaui perkawinan yang sah Ulama fikih menyatakan sepakat dalam menyatakan bahwa anak yang lahir dari seseorang wanita dalam", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 66, "width": 200, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "suatu sebuah perkawinan yang sah dinasabkan kepada suami wanita tersebut. Hal ini sejalan dengan bunyi hadits sebagai berikut yang artinya: “Anak itu bagi siapa yang menggauli ibunya (dalam nikah yang sah)”. Untuk itu disyaratkan tiga hal sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 176, "width": 201, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Suami tersebut seorang yang memungkinkan dapat memberi keturunan, sehingga menurut kesepakatan ulama fikih adalah seorang laki-laki yang telah baliqh. Oleh sebab itu, nasab tidak bisa terjadi dari lelaki yang tidak mampu atau tidak sanggup melakukan senggama atau lelaki yang tidak mempunyai kelamin, kecuali bisa diobati.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 328, "width": 201, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Menurut ulama Mazhab Hanafi, anak itu lahir enam bulan setelah perkawinan. Jumruh ulama menambahkannya dengan syarat suami istri telah melakukan hubungan intim atau senggama. Jika kelahiran anak itu kurang dari enam bulan menurut", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 438, "width": 183, "height": 205, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kesepakatan ulama fikih maka anak yang lahir itu tidak bisa dinasabkan kepada suami wanita itu. Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan terjadi sebelum akad nikah, kecuali apabila suami tersebut bisa mengakuinya. Pengakuan tersebut harus diartikan sebagai pernyataan bahwa wanita itu hamil sebelum akad nikah. Bisa juga kehamilan itu terjadi dalam perkawinan yang akadnya fasid atau karena terjadinya hubungan senggama syubhat. Jika demikian halnya,", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 645, "width": 183, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menurut Wahbah az-Zuhaili merupakan seorang ahli fikih di Universitas Damascus, Suriah, maka anak tersebut dapat dinasabkan kepada suami wanita tersebut demi kemaslahatan anak tersebut.", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 200, "height": 508, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Suami istri bertemu minimal satu kali setelah akad nikah. Hal ini disepakati ulama fikih. Namun mereka berbeda pendapat dalam mengartikan kemungkinan bertemu tersebut, apakah pertemuan itu bersifat aktual atau menurut perkiraan. Ulama Mazhab Hanafi berpendapat bahwa pertemuan berdasarkan kekiraan logika bisa terjadi. Oleh sebab itu, apabila wanita tersebut hamil selama enam bulan sejak ia diperkirakan bertemu dengan suaminya, maka anak yang telah lahir dari kandunganya itu dinasabkan kepada suaminya. Misalnya, seorang wanita yang lahir dari Timur menikah dengan seorang laki-laki dari Barat dan mereka tidak bertemu selama satu tahun, tetapi lahir anak setelah enam bulan sejak akad nikah dilangsungkan. Anak tersebut di nasabkan kepada suami wanita ini. Menurut Mazhab Hanafi, bisa saja terjadi pertemuan melalui kekeramatan seorang sufi sehingga seseorang bisa menempuh jarak yang jauh dalam waktu yang singkat. Namun logika seperti ini ditolak oleh jumruh ulama. Menurut mereka, kehamilan bisa terjadi apabila suami istri tersebut dapat bertemu secara aktual atau secara langsung serta pertemuan", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 576, "width": 183, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut memungkinkan bagi mereka melakukan senggama. Inilah yang dimaksud Rasulullah Saw melalui sabdanya yang artinya: “Anak itu bagi siapa yang mengauli ibunya”. Menurut Wahhab az-Zihaili, perbedaan pendapat ini muncul karena ulama Mazhab Hanafi mengaggap bahwa pengingkaran seorang lelaki terhadap anak hanya bisa terjadi melalui lian , namun jumruh ulama berpendapat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 766, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 66, "width": 201, "height": 162, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa pengingkaran terhadap anak tersebut selain melalui lian juga bisa dengan cara lainya, yaitu ketika suami tidak mungkin bertemu secara aktual dengan istrinya. (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 : 339). Apabila anak itu lahir setelah terjadi perceraian antara suami istri, maka untuk menentukan apakah anak itu bernasab kepada suami wanita tersebut", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 217, "width": 201, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terdapat beberapa kemungkinan. a. Ulama fikih sepakat menyatakan apabila seorang suami menalak istrinya setelah melakukan hubungan bersenggama dan", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 300, "width": 186, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemudian lahir anak kurang dari enam bulan setelah perceraian terjadi, maka anak itu dinasabkan kepada suami wanita tersebut. Apabila kelahiran anak itu lebih dari enam bulan sejak terjadinya perceraian, sedangkan suami tidak menyenggamainya sebelum cerai, maka anak tersebut tidak bisa dinasabkan kepada suaminya.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 438, "width": 201, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Apabila suami menceraikan", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 452, "width": 187, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "setelah melakukan hubungan senggama, baik cerai tersebut melalui talak raj’i maupun talak ba’in, atau karena kematian suami, maka terdapat dua kemungkinan: 1) Apabila anak lahir sebelum habisnya masa maksimal kehamilan setelah perceraian atau kematian suami, maka anak itu bernasab kepada suaminya. Masa maksimal", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 618, "width": 168, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kehamilan menurut Mazhab", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 66, "width": 417, "height": 687, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hanafi dan Maliki dalam salah satu riwayatnya adalah dua tahun, menurut ulama Mazhab Syafi‟i dan Hambali empat tahun, dan menurut pendapat yang popular dikalangan Mazhab Maliki adalah lima tahun. (Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1305). 2) Apabila anak itu lahir melebihi waktu maksimal kehamilan tersebut (yang diperhitungkan sejak terjadinya perceraian atau kematian suami), menurut jumruh ulama anak itu tidak bisa dinasabkan kepada suami wanita tersebut. Ulama Mazhab Hanafi mengemukakan rincian yaitu sebagai berikut : a) Jika perceraian itu termasuk talak raj’i dan wanita itu mengaku bahwa iddah nya belum habis, maka anak itu boleh di nasabkan kepada suaminya, baik anak itu lahir sebelum masa dua tahun sejak terjadinya perceraian dan maupun melebihi dari masa dua tahun, karena suaminya dalam talak raj’i masih boleh melakukan senggama dengan istrinya itu dan senggama itu dianggap sebagi pertanda rujuk. Apabila wanita itu mengakui bahwa iddah nya telah habis atau telah menempuh masa enam puluh hari (menurut Imam Abu Hanifah) atau tiga puluh sembilan hari (menurut kedua sahabatnya, Imam Yusub dan Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani), maka anak itu tidak boleh dinasabkan kepada suami wanita tersebut. b) Jika perceraian itu termasuk talak ba’in atau karena kematian suami dan wanita itu tidak boleh mengakui iddah nya telah habis, maka anak itu tidak bisa dinasabkan pada suami wanita itu, kecuali apabila anak itu lahir sebelum dua", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 766, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 66, "width": 150, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tahun. Akan tetapi apabila anak itu lahir setelah dua tahun sejak perceraian atau kematian suami, maka anak itu tidak bernasab kepada suami wanita tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 148, "width": 215, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1307). 2) Melaui Perkawinan Fasid Pernikahan fasid adalah merupakan istilah pernikahan yang dilangsungkan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 214, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam keadaan kekurangan syarat, seperti tidak ada wali (bagi Mazhab Hanafi wali tidak menjadi syarat sahnya perkawinan) dan tidak ada saksi atau saksinya itu saksi palsu. Menurut kesepakatan ulama fikih, penetapan nasab anak yang lahir dalam pernikahan sama dengan penetapan anak dalam pernikahan sah. Akan tetapi ulama fikih mengemukakan tiga syarat dalam penetapan nasab anak dalam pernikahan fasid tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 215, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Suami mempunyai kemampuan menjadikan istrinya hamil, yaitu seorang yang baliq dan tidak mempunyai penyakit yang dapat menyebabkan istrinya tidak hamil. b) Hubungan senggama bisa dilaksanakan, anak dilahirkan waktu enam bulan setelah akad nikah atau melakukan hubungan senggama, maka anak itu tidak bisa dinasabkan kepada suami wanita tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 549, "width": 200, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apabila anak itu lahir setelah pasangan suami istri melakukan senggama dan berpisah, baik melalui hakim maupun tidak, dan anak itu lahir sebelum masa maksimal kehamilan, maka anak itu tidak bisa dinasabkan kepada suami wanita itu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 214, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Melalui hubungan senggama karena adanya syubhah an nikah (nikah subhat)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 215, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan senggama syubhat terjadi bukan dalam perkawinan yang sah atau fasid dan bukan pula dari perbuatan zina. Senggama syubhat bisa", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 66, "width": 215, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadi akibat kesalahpahama n atau kesalahan informasi. Misalnya, seorang pria melakukan perkawinan dengan seorang wanita yang sebelumnya tidak dikenal. (Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1306). Contoh lain dalam keadaan malam yang sangat gelap. Seorang lelaki menyenggamai seorang wanita", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 190, "width": 214, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dirumahnya karena mengira wanita itu adalah istrinya. Dalam kasus seperti ini, apabila wanita iu melahirkan enam bulan atau lebih (masa maksimal kehamilan) setelah terjadinya senggama tersebut, maka anak yang lahir itu dinasabkan kepada lelaki yang menyetubuhinya itu. Akan tetapi, apabila anak itu lahir melebihi masa maksimal kehamilan seseorang wanita, maka anak itu tidak bisa dinasabkan kepada lelaki yang menyetubuhi lelaki itu.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 369, "width": 214, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara menetapkan nasab adalah sebagai berikut. Ulama fikih sepakat menyatakan bahwa nasab seorang anak dapat ditetapkan melalui tiga cara, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 438, "width": 214, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Melalui nikah shahih atau fasid. Ulama fikih sepakat menyatakan bahwa nikah yang sah dan fasid merupakan salah satu cara dalam menetapkan nasab seorang ana k kepada ayahnya, sekalipun pernikahan dan kelahiran anak itu tidak didaftarkan secara resmi pada instansi terkait. (Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1306).", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 576, "width": 214, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Melaui pengakuan atau gugatan terhadap anak. Ulama fikih", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 604, "width": 200, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membedakan antara pengakuan", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 618, "width": 201, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap anak dan pengakuan terhadap selain anak. Seperti saudara, paman atau kakek. Jika seorang lelaki mangakui bahwa seorang anak adalah anaknya atau sebaliknya seorang anak kecil yang telah baliq (menurut jumruh ulama) atau mumayyis (menurut ulama mazhab Hanafi) mengakui seorang lelaki adalah ayahnya, maka", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 766, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 66, "width": 200, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengakuan itu dapat dibenarkan dan anak itu dinasabkan kepada lelaki tersebut, apabila melalui syarat - syarat sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 121, "width": 200, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Anak itu tidak jelas nasabnya,", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 135, "width": 183, "height": 232, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak diketahui ayahnya. Apabila ayahnya diketahui maka pengakuan itu batal, karena Rasulullah Saw mencela seseorang yang mengakui dan menjadikan anak orang lain sebagai nasabnya. (HR. Al - Bukhari, Muslim, Abudawud, Ahmad bin Hambal dan Ibnu Majah dari Sa‟d bin Abu Waqas). Ulama fikih sepakat menyatakan bahwa apabila anak itu adalah anak yang dinafikan melalui lian , maka tidak dibolehkan seorang mengakui nasabnya, selain suami yang me lian ibunya.", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 369, "width": 201, "height": 149, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengakuan itu logis. Maksudnya seseorang yang mengakui ayah dari anak tersebut usianya berbeda jauh dari anak yang di akui sebagai nasabnya. Demikian pula halnya, apabila seorang mengakui nasab seorang anak tetapi kemudian datang lelaki lain yang mengakui nasab anak tersebut. Dalam kasus seperti ini terdapat", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 507, "width": 182, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dua pengakuan, sehingga hakim perlu meneliti lebih jauh, tentang siapa yang berhak terhadap anak tersebut. (Abdul Aziz Dahlan, 2013 : 1306).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 590, "width": 201, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Apabila anak itu telah baliq dan berakal, menurut jumruh ulama atau telah mumayyis, menurut ulama Mazhab Hanafi maka kalau anak tersebut", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 659, "width": 182, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membenarkan pengakuan laki - laki tersebut. Akan tetapi, syarat ini tidak diterima oleh mazhab Maliki karena menurut mereka, nasab merupakan hak dari anak, bukan ayah.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 200, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Lelaki yang mengakui nasab anak tersebut menyangkal bahwa anak tersebut anaknya dari hasil hubungan perzinahan, karena perzinahan tidak bisa menjadi dasar penetapan nasab anak.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 148, "width": 215, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apabila syarat-syarat diatas terpenuhi, maka pengakuan nasab terhadap seseorang adalah sah dan anak tersebut berhak mendapatkan nafkah, pendidikan selayaknya, dan harta warisan dari ayahnya tersebut. Ketika itu ayah yang telah mengakui anak tersebut sebagai anaknya tidak boleh mencabut pengakuannya, karena nasab tidak bisa dibatalkan.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 286, "width": 214, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batas minimal kehamilan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 314, "width": 214, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seluruh Mazhab fikih, baik sunni maupun syi‟ah, sepakat bahwa batas minimal kehamilan adalah enam bulan. Sebab dalam QS. Al-Ahqaf ayat 15 menentukan bahwa masa kehamilan dan penyusuan anak adalah tiga puluh bula. (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 : 385).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 425, "width": 214, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allah SWT berfirman dalam QS. al-Ahqaf, [46] : 15, yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 461, "width": 47, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َٰ َسو ِ ۡلَ ٱ اَنۡي َّصَوَو", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 463, "width": 164, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٰٓۖاٗىۡرُل ُوۡتَع َض َوَو اٗىۡرُل ۥُوُّمُٱ ُوۡتَلَ َحَ ٰٓۖاًنَٰ َ سۡح ِ ا ِوۡي َ ِلََِٰوِب َن", "type": "Picture" }, { "left": 317, "top": 482, "width": 92, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َينِعَبۡرَٱ َغَلَبَو ۥُهَّد ُشَٱ َغَلَب اَذ ِ", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 482, "width": 182, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ا َٓ َّتَّح ٞۚاًرۡي َش َنوُثَٰ َلَث ۥُ ُلََٰ َصِفَو ۥُ ُلَۡ َحََو َع َتۡمَعۡهَٱ ٓ ِتَِّم ٱ َكَتَمۡعِه َرُك ۡشَٱ ۡنَٱ ٓ ِنِۡعِزۡوَٱ ِّبَر َلاَق ٗةَن َ س", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 500, "width": 214, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َ َلََعَو َّ َلَ ُتۡبُث ِّنِ ِ ا ٰٓۖٓ ِتَِّيِّرُذ ِفِ ِلِ ۡحِل ۡصَٱَو ُوَى َضۡرَت اٗحِلَٰ َص َلَ ۡعَۡٱ ۡنَٱَو َّي َ ِلََِٰو َينِمِل ۡسُمۡم ٱ َنِم ِّنِ ِ اَو َكۡيَم ِ ا ٥٤", "type": "Picture" }, { "left": 320, "top": 572, "width": 214, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahannya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 654, "width": 214, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: \"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 766, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 66, "width": 215, "height": 93, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang- orang yang berserah diri\"", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 214, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menyapih adalah menghentikan masa penyusuan. Sedangkan Allah SWT berfirman dalam QS. Luqman, [31] : 14, berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 221, "width": 214, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِفِ ۥُ ُلََٰ َصِفَو ٖنۡىَو َ َلََع اًنۡىَو ۥُوُّمُٱ ُوۡتَلَ َحَ ِوۡيَ ِلََِٰوِب َنَٰ َسوِ ۡلَ ٱ اَنۡي َّصَوَو ُير ِصَمۡم ٱ ََّلِ ِ ا َكۡي َ ِلََِٰوِمَو ِلِ ۡرُك ۡش ٱ ِنَٱ ِ ۡينَماَع ٥٥", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 215, "height": 134, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahannya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada - Kulah kembalimu”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 215, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kalau kita lepaskan waktu dua tahun itu dari waktu tiga puluh bulan, maka yang tersisa adalah enam bulan dan itulah masa minimal kehamilan. Ilmu kedokteran modern mengaitkan pendapat ini dan para ahli hukum Prancis mengambil pendapat serupa ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 214, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pernyataan tersebut di atas muncullah beberapa hukum, sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 214, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Apabila seorang wanita dan laki-laki kawin, lalu melahirkan seorang anak dalam keadaan hidup dan sempurna bentuknya sebelum enam bulan, maka anak tersebut tidak bisa dikaitkan nasabnya", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 627, "width": 201, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan suaminya. Syaikh al-Mufid dan Syaikh al-Thusi dari Mazhab", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 668, "width": 200, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imamiyah dan Syaik Muyuddin Abd al-Hamid dari Imam Hanfi, bahwa nasab anak tersebut tergantung pada suami wanita tersebut. Kalau dia mau dia bisa mengaitkan nasabnya dengan dirinya. Ketika suami mengakui anak tersebut sebagai", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 200, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anaknya, maka anak tersebut menjadi anaknya yang sah secara syar’i yang memiliki hak-hak sebagaimana mestinya anak yang sah dan dia pun punya hak pula atas anak-anak seperti itu. Kalau suami istri itu bersengketa tentang lamanya waktu bergaul mereka, misalnya si istri mengatakan kepada suaminya “engkau telah bergaul denganku sejak enam bulan atau lebih, karena itu anak ini adalah anakmu,” lalu suaminya menjawab, “Tidak, aku baru menggaulimu kurang dari enam bulan, karena itu anak ini bukan anakku”. Menurut Imam Hanafi, istrinya itu yang benar dan yang diberlakukan adalah ucapannya tanpa harus disumpah lebih dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 328, "width": 200, "height": 232, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Imamiyah, kalau ada fakta dan petunjuk-petunjuk yang mendukung ucapan-ucapan istri atau suami, maka yang diberlakukan adalah pendapat pihak yang mempunyai bukti atau petunjuk tersebut, tetapi bila bukti-bukti dan petunjuk-petunjuk seperti itu tidak ditemukan sehingga persoalan menjadi tidak jelas, maka hakim memenangkan ucapan istri sesudah disumpah lebih dahulu bahwa suaminya telah mencampurinya sejak enam bulan lalu, lalu anak tersebut dinyatakan sebagai anak suaminya itu. (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 : 387).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 563, "width": 215, "height": 190, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Apabila seorang suami telah menceraikan istrinya sesudah dia mencampurinya, lalu istrinya itu menjalani iddah, dan sesudah habis masa iddah nya dia kawin dengan laki-laki lain. Kemudian sesudah kurang dari enam bulan dari perkawinannya dengan suaminya yang kedua, tetapi enam bulan lebih dia (istri) dikaitkan dengan pencampurannya dengan suami yang pertama. Tetapi anak tersebut lahir sesudah enam bulan perkawinannya dengan suaminya yang kedua, maka", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 766, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 66, "width": 200, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anak itu dikaitkan nasabnya dengan suaminya yang kedua itu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 215, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Apabila seorang wanita diceraikan suaminya lalu dia kawin dengan laki-laki lain dan melahirkan anak kurang dari enam bulan di hitung dari percampurannya dengan", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 162, "width": 200, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "suaminya yang kedua, dan lebih dari batas maksimal kelahiran dihitung dari", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 215, "height": 466, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "percampurannya dengan suaminya yang pertama, maka anak itu dilepaskan dari kedua suami tersebut. Misalnya. Seorang wanita telah melalui masa delapan bulan semenjak diceraikan suaminya, lalu dia kawin lagi dengan laki-laki lain, lalu tinggal bersama selama lima bulan dan melahirkan anak. Karena kita telah memberlakukan anggapan bahwa kehamilan minimal adalah enam bulan, maka kita tidak bisa mengaitkan anak tersebut dengan suaminya yang pertama lantaran masa bercerainya sudah lewat satu tahun, dan maka tidak pula bisa menyatukannya dengan suaminya yang kedua karena masa berkumpul mereka kurang dari enam bulan. Masalah seperti ini betul-betul bisa terjadi sepenuhnya bila kita tetapkan berdasarkan ketetapan yang ada. (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 : 387). Persoalanya, bahwa dalam realitas kehidupan masyarakat tidak dapat dihindari adanya hamil di luar nikah. Hamil di luar nikah adalah tindakan yang pada dasarnya sangat tidak dianjurkan oleh agama, karena agama mengajarkan manusia pada kebajikan, namun demikian praktik ini masih banyak kita jumpai di masyarakat. (Aladin, Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 645, "width": 96, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah-Masalah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 214, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum, Jilid 46 No. 3, Juli 2017 :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 66, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "240). Kawin", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 215, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hamil merupakan fenomena yang semangkin marak di masyarakat akhir-akhir ini. Bahkan seolah-olah kawin hamil telah menjadi bagian dari budaya yang berkembang", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 66, "width": 214, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam masyarakat kita. (Dedi, Jurnal al-Afkar, Vol. 4, No. 1, Juli 2019 : 77).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 93, "width": 215, "height": 232, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi kesimpulan dari hasil penelitian ini, bahwa anak hasil zina tidak memiliki nasab dari pihak laki - laki. Dalam artian si anak itu tidak diwarisi oleh bapaknya. Meskipun si laki-laki yang menzinahinya, menaburkan benih ini mengaku yang dikandung itu anaknya. Tetapi pengakuan ini tidak sah, karena anak tersebut hasil hubungan di luar nikah. Paling cepat umur kehamilan adalah enam bulan. Apabila perkawinan itu telah lebih dari enam bulan lalu anak itu lahir, maka anak itu dinisbatkan kepada suaminya. Sebaliknya, jika anak itu lahir kurang dari enam bulan, maka anak itu dinisbatkan kepada ibumya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 342, "width": 89, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 358, "width": 214, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uraian di atas pendapat tentang perkawinan hamil di luar nikah dapat ditarik kesimpulan bahwa, Hamil di luar nikah dan status nasab anak dalam perspektif Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hambal.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 438, "width": 215, "height": 317, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Syafi‟i berpendapat bahwa perkawinan akibat hamil di luar nikah adalah sah, perkawinan boleh dilangsungkan ketika seorang wanita sedang dalam keadaan hamil. Baik perkawinan itu dilakukan dengan laki - laki yang menghamilinya atau pun dengan laki-laki yang bukan menghamilinya. Kebolehan ini adalah kebolehan yang mutlak, maksudnya tidak ada syarat apapun untuk kebolehan pernikahan ini. Argumentasi Imam Syafi‟i tentang kebolehan perkawinan tersebut adalah karena wanita tersebut bukanlah termasuk golongan wanita yang haram untuk dinikahinya. Mazhab Imam Syafi‟i berpendapat bahwa zina itu tidak menetapkan haramnya mushaharah (menjalin hubungan pernikahan) sehingga dibolehkan bagi seorang yang berbuat zina menikahi ibu dari wanita yang dizinahinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 33, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 134, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 766, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 66, "width": 215, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan pendapat Imam Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 214, "height": 246, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkawinan hamil di luar nikah yang dilakukan dengan laki-laki yang menghamilinya tidak boleh, kecuali mereka bertaubat terlebih dahulu. Sedangkan, perkawinan hamil di luar nikah dengan laki-laki yang bukan menghamilinya itu haram hukumnya. Imam Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa zina itu menyebabkan keharaman mushaharah , maka kalau seorang anak laki-laki melakukan zina dengan seorang perempuan maka laki - laki itu haram mengawini anak perempuan dan ibu wanita yang dizinahinya itu. Sedangkan wanita itu sendiri haram pula dikawini oleh ayah anak laki-laki dari pria yang menzinahinya.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 342, "width": 187, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis menyimpulkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 214, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "setiap mazhab khusus mazhab Imam Syafi‟i yang digunakan di Indonesia, sepakat bahwa batas", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 383, "width": 47, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "minimal", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 215, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kehamilan adalah enam bulan, apabila seorang wanita dan laki-laki kawin lalu melahirkan seorang anak dalam keadaan hidup dan sempurna bentuknya sebelum enam bulan, maka anak tersebut tidak bisa dikaitakan dengan nasab atas nama suaminya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 179, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. REKOMENDASI PENELITI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 214, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah memaparkan hal-hal yang berkaitan masalah di atas maka penulis akan merekomendasikan kepada pembaca sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 214, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pembahasan mengenai perkawinan hamil di luar nikah sangatlah luas, karena itu diharapkan", "type": "Table" }, { "left": 254, "top": 604, "width": 33, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 618, "width": 201, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian selanjutnya akan menghasilkan penelitian yang lebih luas dan mendalam. Dan pembahasan tersebut agar selalu dicari revensinya terhadap", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 687, "width": 200, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan pada masa kini, agar peneliti tersebut tidak hanya menjadi", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 66, "width": 200, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebuah bacaan namun bisa menjadi rujukan sumber hukum yang jelas.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 93, "width": 214, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Menghadapi perkembangan zaman yang semangkin global dan terjadinya degradasi moral terutama dikalangan remaja, diharapkan agar para orang tua selalu menanamkan nilai-nilai agama kepada putra putrinya sedini mungkin, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya perkawinan akibat hamil di luar nikah.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 231, "width": 214, "height": 108, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bagi para pemuda yang belum menikah, alangkah baiknya memahami dan menghargai suatu hubungan pernikahan yang sah dan senantiasa menjaga diri perbuatan zina yang memiliki efek panjang. Terutama bagi psikologis anak dari hasil zina tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 33, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 59, "width": 134, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 766, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 88, "width": 120, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 456, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aladin, Pernikahan Hamil di luar Nikah dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam dan Fiqih Islam di Kantor Urusan Agama (Studi Kasus di Kota Kupang) . Jurnal Masalah-Masalah Hukum, Jilid 46", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 131, "width": 429, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. 3, Juli 2017. Online https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmh/article/view/15057 .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 457, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman, Pernikahan di Bawah Umur Akibat Hamil di Luar Nikah dan Dampak Psikologi pada Anak di Desa Makrampai Kalimantan Barat, al-Istinbath : Jurnal Hukum Islam Vol. 4, No. 1, 2019. Online", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 214, "width": 374, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://journal.staincurup.ac.id/index.php/alistinbath/article/view/784 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 400, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayyub, Hasan, Syaikh. Fikih Keluarga. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001. .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 455, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azizi, Abdul. Al-Ahwal asy-Syakhsiyyah fi Asy-Syari’ah al-islamiyyah. Terjemah Amir. Surabaya: Darul Hikmah, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 454, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basri, Hasan. Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama dalam Sistem Hukum Nasional . Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 455, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bugha, Mustafa. Fikih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum Islam Madzhab Syafi’i. Surakarta: Media Zikir, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 454, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dahlan, Aziz, Abdul. Ensiklopedia Hukum Islam. Makassar: Ictiar Baru Van Hoeven, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 457, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi, Perkawinan Wanita Hamil Karena Zina , Jurnal al-Afkar, Vol. 4, No. 1, Juli 2019. Online https://al-afkar.com/index.php/Afkar_Journal/article/view/60 .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 456, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://pontianak.tribunnews.com/2019/03/18/pernikahan -dini-di-kalbar-masuk-5- besar-indonesia-dua-kabupaten-wilayah-pesisir-paling-tinggi?page=all. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 454, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahli, Mudjab, Ahmad. Wahai Pemuda Menikahlah . Yogjakarta: Menara Kudus, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 450, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mamidiy, Muammal. Halal dan Haram dalam Islam . Surabaya: PT Bina Ilmu, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 455, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mughniyah, Jawad, Muhammad. Kitab al-Fiqh al-Mahzahib al-Kamzah. Jakarta, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 430, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhajir, Noeng. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogjakarta: Rake Sarasin, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 376, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhammad, Allamah. Fikih Empat Mazhab. Bandung: Hasyimi, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 457, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilhakim, Kontroversi Status Perwalian Anak Luar Nikah Terhadap Fenomena Married by Accident dalam Hukum Islam di Indonesia, Shar-E : Jurnal Kajian Ekonomi Hukum Syariah Vol. 5 No. 2, Juli 2019. Online http://ojs.iaisambas.ac.id/index.php/shar -e/article/view/102.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 33, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asman", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 59, "width": 134, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shar-E Vol. 6 No.1 Januari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 766, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rafeldi, Mediya. Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang Perkawinan, Wakaf dan Penyelenggaraan Haji. Jakarta: ALIKA, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 290, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Samin, Sabri. Fikih II . Makasar:Alauddin Perss, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 455, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shiddieqy, Asbi Muhammad, Tengku. Hukum-Hukum Fiqh Islam . Semarang: PT Pustaka Riski Putra, 1997.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 198, "width": 457, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tamimi, Faiz Hamil, Abdul Wahid. Hamil di luar Nikah . Bandung: Gema Ilmu, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 446, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tihami. Fikih Munakahat kajian Fikih Nikah Lengkap. Jakarta: Rajawalipers, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 453, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Cet. 1, Surabaya: Sinarsindo Utama, 2015.", "type": "Text" } ]
e8f601ec-8422-9c3c-e713-1c67bcc636fc
http://siakad.univamedan.ac.id/ojs/index.php/JMPM/article/download/44/29
[ { "left": 113, "top": 39, "width": 82, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 109, "width": 344, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 170, "width": 296, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zepta Uli Sagala 1 , Yumira Simamora 2 , Israq Maharani 3 ,", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 186, "width": 353, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIVA Medan", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 199, "width": 335, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIVA Medan", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 213, "width": 335, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIVA Medan", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 242, "width": 125, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 271, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 402, "height": 234, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan atas dasar rendah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa di SMP Alwashliyah 24 Medan. Tujuan penelitian ini adalah utuk melihat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning(CTL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes. Sampel penelitian adalah SMP Alwashliyah 24 Medan, dimana untuk kelas VIII-1 dibuat sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian dengan taraf signifikan α = 0,05. Menurut hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas eksperimen diperoleh untuk pretest 64,67 dan postest 72,53 dan standar deviasi untuk pretest adalah 11,43 dan postest 19,28, sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata untuk pretest 61 dan postest 66, standar deviasi untuk pretes adalah 11,03 dan untuk postesnya 13,28. Dengan dk = 25 + 25 - 2 = 48 dan taraf nyata 5% maka diperoleh = 1,67722. Karena = 3,580 > = 1,67722 untuk kelas Eksperimen dan = 2,04 > = 1,67722 . Sehingga ditolak dan diterima. Ini berarti bahwa rata-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 529, "width": 399, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas eksperimen yang memakai pembelajaran CTL lebih baik dari kelas kontrol.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 400, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 608, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrac", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 628, "width": 400, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted based on the low math problem-solving skills of students at Alwashliyah Junior High School 24 Medan. The purpose of this study is to look at the influence of Contextual Teaching Learning (CTL) feedback models on students' mathematical problem-solving skills. The research method used is an experimental research method with the design of the pretest-posttest control group. The research sample is SMP Alwashliyah 24 Medan, which for grade VIII-1 was created as an experimental class and grade VIII-2 as a control class. The results of the study with a significant level of α = 0.05. According to the results of the analysis of data shows that the results of the study obtained for the", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 82, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 400, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "average math problem-solving ability of the experiment class students obtained for the pretest 64.67 and postest 72.53 and the standard deviation for the pretest were 11.43 and postest 19.28, whereas for the control class obtained an average for pretest 61 and postest 66, the standard deviation for pretest was 11.03 and for posttest 13.28. With dk = 25 +25 - 2 = 48 and the real level 5 % then obtained = 1.677722. because = 3,580> = 1.67722 for the experiment class and = 2.04 > = 1.67722. So was rejected and was", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 205, "width": 400, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "accepted. This means that the average math problem-solving ability of experiment class learners who use CTL learning is better than the control class.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 400, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach, Mathematical Problem Solving Ability .", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 284, "width": 89, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 198, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan suatu bangsa tidak terlepas dari upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi, kritis, berkualitas dan mampu bersaing dalam era teknologi yang akan datang khususnya dalam pendidikan, karena salah satu faktor utama penentu kemajuan di suatu bangsa adalah pendidikan. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pengembangan pendidikan diawali di bangku sekolah, dimana siswa dibina untuk mengembangkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 197, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "suatu kemampuan, keahlian dan keterampilan yang ditekuninya di sekolah lebih khususnya mata pelajaran matematika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 197, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 197, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian maka setiap pembelajaran matematika di sekolah haruslah selalu berupaya untuk mempertimbangkan perkembangan", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 602, "width": 104, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "matematika, baik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 198, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penerapan dan penggunaan maupun untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 169, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika sekolah adalah", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 197, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLTP) dan Pendidikan menengah (SLTA dan SMK) (Suherman dkk, 2003). Yang dimaksud pelajaran matematika sebagai", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 284, "width": 198, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "alat adalah siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi, misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Bila seseorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu alasannya, maka tentu ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu yang belum dipahaminya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 464, "width": 198, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dangan objek ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Dalam proses pembelajaran, seringkali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya pada", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 726, "width": 197, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 198, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disampaikan oleh guru, serta pembelajaran disekolah masih terpusat pada guru. Sehingga posisi guru sangat dominan serta anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat membosankan bagi beberapa siswa dan sama sekali tidak menyenangkan. Karena anggapan yang seperti inilah yang akhirnya menjadikan sebagiaan siswa pada tingkat sekolah dasar maupun menengah pertama pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika dan pemecahan masalah matematika", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 198, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Matematika a dalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 198, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikuasai siswa karena melalui kegiatan pemecahan masalah, aspek- aspek kemampuan matematika yang penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola dan lain-lain, dapat dikembangkan secara lebih baik.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 197, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil observasi yang penulis lakukan terhadap siswa kelas VIII, diketahui", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 605, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa kemampuan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 198, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemecahan masalah matematika yang dimiliki siswa masih rendah. Dari hasil tes yang diberikan kepada 25 siswa, siswa yang mampu memahami pemecahan masalah sebesar 437%, siswa yang mampu merencanakan pemecahan masalah sebesar 20%, siswa yang mampu menyelesaikan pemecahan masalah sebesar 21%, siswa yang mampu memeriksa kembali hasil", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 108, "width": 198, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemecahan masalah sebesar 16%. Hal ini mungkin dikarenakan siswa jarang diberi soal pemecahan masalah, sehingga mereka tidak terbiasa menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dengan baik. Menurut Nurhadi, dkk (2014),", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 204, "width": 198, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari d engan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan. Siswa memiliki kesulitan untuk mengerti konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Selain itu juga guru kurang bervariasi dalam menerapkan model pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 353, "width": 201, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pengertian di atas didapatkan bahwa CTL lebih menekankan pada lingkungan yang alamiah untuk belajar agar siswa dapat mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ) merupakan konsep belajar yang", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 464, "width": 200, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 671, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipentingkan daripada hasil (Depdiknas,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 684, "width": 197, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2002). Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,", "type": "Table" }, { "left": 408, "top": 726, "width": 105, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan bagaimana", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 740, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mencapainya. Mereka sadar bahwa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 198, "height": 246, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Menurut Depdiknas (2002)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 194, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karakteristik pembelajaran berbasis CTL", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah sebagai berikut; (a) kerjasama,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 198, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) saling menunjang, (c) menyenangkan dan tidak membosankan, (d) belajar dengan gairah, (e) pembelajaran terintegrasi, (f)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 197, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan berbagai sumber, (g) siswa aktif, (h) sharing dengan teman,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 198, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(i) siswa kritis guru kreatif, (j) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan (k) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain- lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 198, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kuantitatif dengan judul “Pengaruh model pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 195, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contextual Teaching and Learning", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 197, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( CTL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika kelas VIII di SMP", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alwashliyah 24 Medan tahun", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran 2019/2020\".", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 712, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Metode Peneltian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 198, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al Washliyah 24 Medan Jl. Pasar", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 108, "width": 198, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Senen No.7 Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun, pada siswa kelas VIII semester satu tahun pembelajaran 2019- 2020.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 163, "width": 198, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 205, "width": 197, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol menggunakan pre- test dan post-test atau sering disebut randomized control group pretest- posttest design (Sanjaya, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 274, "width": 198, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah-langkah dalam melakukan penelitian dengan desain randomized control group pretest-posttest design yaitu :", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 329, "width": 187, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Memberikan pre-test pada sampel yang diteliti.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 357, "width": 187, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3. Memberikan perlakuan pada", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 412, "width": 169, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelompok eksperimen dengan model pembelajaran CTL dan pembelajaran konvensional pada kelompok Kontrol.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 467, "width": 187, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Memberikan post-test kepada dua kelompok kelas tadi.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 495, "width": 187, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Mencari perbedaan rata-rata dari masing-masing kelompok kelas tadi.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 536, "width": 198, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Membandingkan apakah kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol dengan menggunakan statistik uji. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al Washliyah 24 Medan Tahun Pembelajaran 2019-2020 yang berjumlah 50 orang. Untuk pengembilan sampel peneliti menggunakan teknik simple random sampling , yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Berdasarkan teknik tersebut didapat kelas VIII-1 sebagai", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 198, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelas eksperimen dan VIII-2 sebagai kelas kontrol (pembanding).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 198, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Tes. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif yang berbentuk essai . Metode tes ini ditujukan untuk semua sampel kelas VIII yang berjumlah dua kelas untuk pre-test dan diterapkan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen untuk post-test. Post- test diadakan untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah pada materi SPLDV yang akan dipakai untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Tes dilakukan setelah kedua kelas dikenai perlakuan yang berbeda dengan soal yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 111, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 198, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus chi kuadrat , dilakukan pada pretest dan postest kedua kelas. Berdasarkan perhitungan dapat hasil X hitung masing- masing data diperoleh lebih kecil daripada X tabel dengan taraf signifikansi dan dk= K-1= 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 198, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah 11,070, sehingga memenuhi kriteria pengujian yaitu X hitung X tabel sehingga data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji hipotesis digunakan Uji F (kesamaan dua varians) dengan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 665, "width": 13, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 198, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas VIII-1 yang diajar dengan Model", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 733, "width": 194, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Contextual Teaching and", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 108, "width": 198, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Learning (CTL) yaitu 2,845 berbeda dengan kelas VIII-2 yang diajar dengan Model Pembelajaran Konvensional yaitu 1,449. Hal ini berarti terdapat variansi pada kedua kelas tersebut.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 187, "width": 81, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Uji Hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 201, "width": 198, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil pretest sebelum diberikan perlakuan ( treatment ) dan hasil postest sesudah diberi perlakuan ( treatment ).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 280, "width": 198, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas eksperimen diperoleh untuk pretest 64,67 dan postest 72,53 dan standar deviasi untuk pretest adalah 11,43 dan postest 19,28, sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata untuk pretest 61 dan postest 66, standar deviasi untuk pretes adalah 11,03 dan untuk postesnya 13,28. Dengan dk = 25 + 25 - 2 = 48 dan taraf nyata 5% maka diperoleh", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 474, "width": 198, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 1,67722. Karena = 3,580 > = 1,67722 untuk kelas Eksperimen dan = 2,04 > = 1,67722 . Sehingga ditolak dan diterima. Ini berarti bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas eksperimen yang memakai pembelajaran CTL lebih baik dari kelas kontrol.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 141, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Hasil dan pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 639, "width": 198, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan di SMP Alwashliyah 24 Medan di kelas VIII dengan mengambil sampel dua sampel. Dimana kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran CTL dan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol yang tidak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 197, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diberikan perlakuan atau menggunakan pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 169, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun data peneliti dari", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 118, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pelaksanaan post-test", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 150, "width": 61, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 198, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemecahan masalah pada kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen Interval Kelas F Mean 37 – 47 3", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 323, "width": 30, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "72,53", "type": "Picture" }, { "left": 118, "top": 299, "width": 85, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48 – 58 3 59 – 69 3 70 – 80 7 81 – 91 5 92 – 102 4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 198, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan terdapat 6 kelas interval dimana nilai terendah 37 dan nilai tertinggi adalah 100 dengan panjang kelas adalah 7 dan frekuensi adalah 25. Rata-rata yang di dapat untuk kelas eksperimen adalah 72,53 yaitu jumlah seluruh nilai siswa dibagi dengan banyak siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 198, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan nilai data peneliti dari pelaksanaan post-test kemampuan pemecahan masalah pada kelas kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi Sedangkan nilai data peneliti dari pelaksanaan post-test kemampuan pemecahan masalah pada kelas kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 198, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1.2 Distribusi Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol Interval Kelas F Mean 37 - 44 3 66 45 - 52 2 53 - 60 2 61 - 68 4", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 109, "width": 200, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69 - 76 7 77 - 84 7 Berdasarkan hasil perhitungan terdapat 6 kelas interval dimana nilai terendah 37 dan nilai tertinggi adalah 80 dengan panjang kelas adalah 7 dan frekuensi adalah 25. Rata-rata yang di dapat untuk kelas eksperimen adalah 66 yaitu jumlah seluruh nilai siswa dibagi dengan banyak siswa.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 251, "width": 198, "height": 412, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan sampel berjumlah 25 orang siswa. Sebelum melaksanakan penelitian guru pertama kali menentukan kelas dan sekolah yang menjadi tempat penelitian. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning . Sebelum model pembelajaran di terapkan guru pertama kali memberikan tes awal bagi siswa yaitu berupa pretest,dari hasil pretest tersebut peneliti melakukan beberapa penelitian dan memperoleh hasil, untuk uji validitas peneliti memperoleh hasil r hitung > r tabel sehingga dapat dikatakan soal pada pretest valid, kemudian pada uji reabilitas diperoleh hasil r hitung > r tabel yaitu 0,645 > 0,361 serta peneliti juga melakukan uji normalitas mengunakan Chi Kuadrat dengan taraf signifikan si menghasilkan X hitung X tabel dimana x hitung sebesar 10,678 dan X tabel sebesar 11,070 untuk perhitungan nilai siswa pada tes awal yaitu 64,67, Standardeviasi 11,43 danVariansnya 130,56.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 666, "width": 198, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian setelah itu barulah peneliti menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching Learning kepada siswa, dan melakukan proses pembelajaran materi SPLV.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 198, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah mencapai semua ketentuan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 198, "height": 301, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ",maka guru memberikan tes akhir pada siswa untuk dapat membandinkan nilai- nilai yang di peroleh siswa pada tes akhir (Postest). Kemudian diperoleh untuk uji validitas diproleh r hitung > r tabel sehingga dikatakan soal tersebut valid, kemudian peneliti melakukan uji reabilitas dan memperoleh hasil r hitung > r tabel yaitu 0,408 > 0,361 sehingga dikatakan Valid kemudian pada uji reabilitas diperoleh hasil r hitung > r tabel yaitu 0,995 > 0,396 serta peneliti juga melakukan uji normalitas mengunakan Chi Kuadrat dengan taraf signifikan si menghasilkan X hitung X tabel dimana x hitung sebesar 10,6785 dan X tabel sebesar 11,070 untuk perhitungan nilai siswa diperoleh nilai rata-rata postest 72,53 Standar deviasi 19,28 dan Variansnya 371,56. Dan dari hasil ini terlihat bahwa terdapat peningkatan antara nilai rata-rata pretest dan postest.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 198, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian untuk uji terakhir peneliti melakukan uji hipotesis dengan uji t sepihak diperoleh hasil t hitung > t tabel dengan t hitung sebesar 7,75 dan t tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 25 + 25 -2 = 48 di dperoleh t tabel sebesar 1,67722 karena t hitung > t tabel maka H a diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model Contextual Teaching Learning pada proses belajar mengajar siswa kelas VIII SMP Alwashliyah 24 Medan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 179, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 606, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kesimpulan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 198, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada materi SPLDV kelas eksperimen dengan perlakuan Pembelajaran CTL adalah 72,53. Pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konvensional, rata-rata kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 108, "width": 198, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemecahan masalah matematika peserta didik adalah 66.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 136, "width": 198, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uji perbedaan rata-rata tahap ahir menggunakan uji- t diperoleh dengan pada taraf signifikansi 5% dan dk = ( ) = 25 + 25 - 2, =1,67722, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 219, "width": 198, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masalah matematika pada materi SPLDV antara peserta didik yang mendapat perlakuan pembelajaran CTL dan peserta didik pada kelas pembelajaran konvensional yakni rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelas kontrol. Perbedaan ini disebabkan oleh perlakuan yang berbeda, di mana pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran CTL dan kelas kontrol mendapat perlakuan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 412, "width": 138, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 440, "width": 52, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 454, "width": 197, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 509, "width": 187, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bagi guru, sebaiknya pembelajaran dimaksimalkan dengan menggunakan pembelajaran CTL dengan menghubungkan langsung pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Diharapkan dengan pembelajaran CTL kemampuan pemecahan masalah matematika akan lebih baik.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 647, "width": 188, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bagi pihak sekolah, sebaiknya kualitas sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional perlu memperhatikan bagaimana penerapan model dan metode pembelajaran sehingga seorang guru tidak selalu menggunakan pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 169, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konvensional tetapi menggunakan pembelajaran CTL.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 136, "width": 187, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bagi peserta didik, harus disiplin dalam meningkatkan kualitas belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 205, "width": 188, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Bagi peneliti, perlu penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi lain apakah mempunyai hasil yang sama atau tidak.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 102, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A.M, Sardiman. 1992. Interaksi dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 198, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi Belajar Mengajar , Jakarta: Rajawali Pers. Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal . Jakarta: PT.Rineka Cipta. ______. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara. ______. 2010. Prosedur Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 184, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 198, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rineka Cipta. ______. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas .Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BSNP. 2006. Model Penelitian Kelas .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 197, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional . Dardiri, A.1986. Humaniora, Filsafat dan Logika . Jakarta: Rajawali .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 429, "height": 642, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning(CTL) . Jakarta: Depdiknas Djaali dan Pudji Muljono. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 163, "width": 198, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan berkarakter. Bogor: Ghalia", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 205, "width": 198, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia. Kesuma, Dharma. 2010. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Rahayasa Research and Training . Komalasari, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi .Bandung: PT Refika Aditama. Lestari dan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung : PT. Refika Aditama. MKDP, T. P. 2011. Kurikulum &", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 398, "width": 161, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran . Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 426, "width": 198, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasution. 1995. Dikdaktik Asas-asas Mengajar . Jakarta: Bumi Aksara", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 453, "width": 198, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK . Malang: Universitas Negeri Malang Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 605, "width": 197, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "______. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 633, "width": 198, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya .", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 674, "width": 109, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 688, "width": 198, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 81, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2623-2332", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 231, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 141, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2, No. 2, 2019, 11 - 19", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 429, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ______. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suherman, dkk. 2003 Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer . Bandung : PT RemajaRosdakarya Trianto, 2011, Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 191, "width": 197, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Winkel,W.S.1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar .Jakarta: Gramedia", "type": "Text" } ]
539763a7-6870-b089-fd1f-39e2a4a0f316
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/article/download/7260/8206
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 161, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM, September 2013 (155-169)", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 38, "width": 44, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 47, "width": 64, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-8418", "type": "Page header" }, { "left": 389, "top": 47, "width": 150, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/", "type": "Page header" }, { "left": 98, "top": 72, "width": 417, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Kecamatan Semparuk, Sambas", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 94, "width": 357, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study of Women’s Savings and Loan Activity in Sub-Distric Semparuk, Sambas", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 116, "width": 260, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamdi* 1 , Hartrisari Hardjomidjojo 2# , Amiruddin Saleh 3#", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 138, "width": 202, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Politeknik Terpikat Sambas Jl. Raya Sejangkung Komplek Pendidikan Sambas", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 159, "width": 394, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 169, "width": 446, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 179, "width": 200, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "# Jl. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 210, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 471, "height": 251, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) adalah upaya pemerintah Indonesia untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja. Tujuan kajian adalah mengidentifikasi masalah, menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kegiatan SPP serta menyusun strategi perbaikannya di unit pengelola kegiatan (UPK) Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas. Data primer dikumpulkan dari pemanfaat dana dengan observasi dan teknik wawancara, dan data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan, antara lain jurnal penelitian, buletin, tesis, buku, Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM-MPd, laporan hasil kegiatan program, serta data kegiatan SPP reguler dan perguliran dana SPP. Wawancara dilakukan dengan 50 responden yang memanfaatkan kredit selama tiga tahun berturut-turut tanpa putus dan empat orang pelaku program. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan kajian strategi menggunakan analisis matriks Internal Factor Evaluation , matriks External Factor Evaluation , matriks Internal Eksternal , analisis matriks Strengths, Weakness, Opportunities and Threats serta Quantitative Strategic Planning Matrix . Hasil penelitian memperlihatkan masalah-masalah yang teridentifikasi: pemberdayaan ekonomi rumah tangga miskin (RTM) belum dilaksanakan, tabungan anggota tidak berkembang, proses pencairan kredit yang relatif lama, belum maksimalnya peran pelaku program dalam fasilitasi kelompok terutama dalam pengembangan usaha anggota. Beberapa alternatif strategi yang dapat dilaksanakan UPK secara urutan prioritas adalah: meningkatkan pelayanan, melakukan perluasan pasar dan jaringan pemasaran kredit, memaksimalkan peran pelaku program, mempertahankan komitmen terhadap pengembangan SPP, meningkatkan promosi program, meningkatkan pembinaan kelompok, dan pengembangan produk simpanan dan pinjaman.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 498, "width": 388, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: simpan pinjam khusus perempuan, pemberdayaan, unit pengelola kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 521, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 471, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Women's savings and loan (SPP) activity is Indonesian government effort to develop rural savings and loan’s potency, access facility to micro scale enterprise funding, needs fulfill for funding basic social, institutional strengthening of woman activity, support poor households alleviation and create the employment. The objectives of this study were, to identify existing problems, to analyze strengths, weakness, opportunities and threats (SWOT) in the savings and borrowing activities from SPP groups and to improve strategies in the Project Management Unit (UPK) of Semparuk sub-district Sambas regency. The primary data were collected to fund user by observation and interviewed techniques, and secondary data obtained from literature studied. Interviews were conducted to 50 respondents whose used credit for three consecutive years and four program actors. The data explained descriptively and assessment strategies analyzed using internal factor evaluation matrix, external factor evaluation matrix, internal-external (IE) matrix, SWOT matrix and quantitative strategic planning matrix. The results show that identified problems were : poor households’ economic empowerment had not done yet, group members’ savings fail to grow, credit disbursement process was relatively slow, program actors’ role fail to facilitate the groups particularly in members’ businesses development. Several alternative strategies that can be implemented by District Management Unit (UPK) are: improve the services, expanse the credit markets and marketing networking, maximize the program actors’ role, maintain the commitment to developing the SPP, increase the programs promotion, increase the assistance to SPP groups and diversification of deposit and loan products.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 761, "width": 360, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: women’s savings and loan, empowerment, project management unit", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 779, "width": 313, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_______________ *) Korespondensi: Jl. Raya Sejangkung Komplek Pendidikan Sambas; e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 181, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "156 Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 50, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HAMDI ET AL", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 798, "width": 58, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM", "type": "Page footer" }, { "left": 144, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 227, "height": 296, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha mikro dan kecil merupakan usaha yang paling banyak digeluti di Indonesia. Usaha ini terbukti mampu menopang perekonomian rumah tangga miskin dan bisa menjadi penyangga ekonomi nasional. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun 2007 tumbuh sebesar 6,3% terhadap Tahun 2006. Bila dirinci menurut skala usaha, pertumbuhan PDB Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mencapai 6,4% dan Usaha Besar (UB) tumbuh 6,2%. Dibandingkan Tahun 2006 pertumbuhan PDB UKM hanya 5,7%, dan PDB UB hanya 5,2%. Pada Tahun 2007 total nilai PDB Indonesia mencapai Rp3.957,4 triliun, di- mana UKM memberikan kontribusi 2.121,3 triliun rupiah atau 53,6% dari total PDB Indonesia. Pertumbuhan PDB UKM Tahun 2007 terjadi di semua sektor ekonomi. Jumlah populasi UKM pada tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha, atau 99,99% terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia (BPS dan Kemenegkop UKM, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 227, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besarnya peran UKM harus diikuti dengan adanya pembinaan kepada berbagai kelemahan dan permasalahan yang dihadapinya. Salah satu permasalahan yang dihadapi UKM adalah terbatasnya akses UKM kepada sumber daya produktif. Akses kepada sumber daya produktif terutama terhadap permodalan, teknologi, infor- masi dan pasar. Jika dilihat dari kenyataan perkreditan nasional dalam hal pendanaan, produk jasa lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit modal kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Bagi UKM keadaan ini sulit untuk meningkatkan kapasitas usaha ataupun mengembangkan produk-produk yang bersaing. Di samping persyaratan pinjaman- nya juga tidak mudah dipenuhi, seperti jumlah jaminan meskipun usahanya layak, maka dunia perbankan yang merupakan sumber pendanaan terbesar masih memandang UKM sebagai kegiat- an yang beresiko tinggi. Pada tahun 2003, untuk skala pinjaman dari perbankan sampai dengan jumlah 50 juta rupiah, terserap hanya sekitar 24% ke sektor produktif, selebihnya terserap ke sektor konsumtif (Bappenas, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 227, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempu- an (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Mas- yarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) merupa- kan salah satu alternatif pemecahan permasalah- an permodalan, bahkan sampai pada bantuan teknis, informasi, teknologi, manajemen, dan pasar. Kegiatan SPP mendapatkan alokasi dana maksimal 25% dari total dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dalam PNPM-MPd. Pada Tahun 2008 yang merupakan tahun pertama dilaksanakannya program PNPM-MPd di", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Semparuk, dana SPP teralokasi sebesar 625 juta rupiah tidak terserap habis. Dana yang terserap hanya 484 juta rupiah (setelah ditambah 5% untuk Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) menjadi Rp509.473.680) dengan konse- kuensi sisanya (Rp115.526.320) dijadikan dana untuk kegiatan sarana prasarana fisik yang habis terpakai. Untuk alokasi dana Tahun 2009, SPP mendapatkan alokasi 500 juta rupiah terserap habis 475 juta rupiah untuk kelompok reguler. Begitu juga dengan alokasi dana tahun 2010, alokasi dana SPP sebesar 562,5 juta rupiah (termasuk 5% untuk operasional) terserap habis (UPK Kecamatan Semparuk, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 231, "width": 227, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat dari dana yang mengendap setelah cicilan berjalan, maka dana tersebut banyak yang mengendap, bahkan dari bulan pertama cicilan pengembalian simpanan oleh kelompok SPP. Hal ini terjadi setiap tahun meskipun jumlah dana pinjaman dan peminjam bertambah untuk kelompok reguler maupun kelompok perguliran. Dana mengendap di bulan kedua dan seterusnya sampai setahun lamanya. Jumlah kelompok reguler Tahun Anggaran 2010 sebanyak 17 kelompok dengan jumlah pinjaman Rp534,4 juta dan pinjaman untuk 27 kelompok perguliran Rp1.547.462.000 tanpa daftar tunggu (UPK Kecamatan Semparuk, 2011a).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 392, "width": 227, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dana yang tidak terserap habis secara kontinyu untuk kegiatan SPP menjadi hal yang disayangkan karena tidak bisa digulirkan di masyarakat sehingga secara manfaat akan ber- kurang. Dilihat dari laporan bulan Mei 2011, kas yang mengendap di rekening bank dan kas UPK Semparuk sebesar Rp637.971.455,85, sedangkan tunggakan sebesar Rp5.884.500. Surplus ditahan sebesar Rp265.588.489,95 dengan surplus ber- jalan sebesar Rp107.379.472,46 dan saldo pin- jaman beredar Rp1.304.293.000 (UPK Kecamat- an Semparuk, 2011b). Untuk itu perlu ada usaha memaksimalkan pemanfaatan dana SPP ini bagi kelompok masyarakat miskin. Selain itu, perlu juga dilihat apakah pembinaan terhadap kelompok SPP sudah berjalan dengan baik atau belum. Pembinaan tidak hanya terhadap penyusunan laporan keuangan kelompok, tetapi lebih diarahkan untuk bisa meningkatkan omset, aset, ataupun laba usaha dari setiap anggota serta bagaimana sebaiknya mengelola keuangan keluarga anggota kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 645, "width": 227, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar tujuan pelaksanaan program PNPM- MPd bisa tercapai, maka dirancang strategi yang tepat berdasarkan kenyataan yang ada pada lembaga UPK, kelompok SPP, dan lingkungan yang berpengaruh bagi kegiatan SPP tersebut, sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin benar-benar bisa terwujud. Berdasarkan pemikiran di atas, maka dilakukan kajian tentang kegiatan SPP di UPK Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 760, "width": 227, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan kajian (1) Mengidentifikasi masalah- masalah yang timbul pada kegiatan SPP", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 38, "width": 185, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan 157", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 44, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 480, "top": 798, "width": 61, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Semparuk; (2) Mengevaluasi dan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman agar dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan kelompok SPP secara maksimal; dan (3) Menyusun strategi perbaikan kegiatan SPP dari program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh UPK Kecamatan Semparuk agar bisa mencapai tujuan program.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 168, "width": 71, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 227, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian dilaksanakan di Kecamatan Sempa- ruk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah UPK Kecamatan Semparuk yang merupakan organi- sasi pelaksana kegiatan PNPM-MPd. Responden kelompok simpan pinjam perempuan berasal dari lima desa, yaitu Desa Semparuk, Singaraya, Sepadu, Sepinggan dan Seburing sesuai dengan kelompok yang menjadi pemanfaat dana program untuk SPP.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 227, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menganalisis dan membahas masa- lah pada kajian ini dibutuhkan data yang terdiri dari dua sumber data, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 341, "width": 227, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data sekunder, merupakan data pendukung yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan data organisasi, antara lain jurnal penelitian, buletin, tesis, buku, Petunjuk Teknis Opera- sional (PTO) PNPM-MPd, laporan-laporan hasil kegiatan program, serta data kegiatan SPP reguler dan perguliran dana SPP.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 421, "width": 227, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari lapangan. Pengam- bilan data menggunakan kuesioner, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Wawancara terstruktur, dilakukan untuk mendapatkan data primer langsung dari pelaku usaha mikro (anggota kelompok SPP), yakni kepada 50 responden terpilih dan empat orang pelaku program yang terdiri dari satu orang fasilitator kecamatan, satu orang pendamping lokal, dan dua orang pengurus UPK. Penentuan responden dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan kesediaan para anggota kelompok dan pengurus UPK untuk diwawancarai.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 605, "width": 209, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Observasi, digunakan untuk melakukan pencatatan secara teliti dan sistematik terhadap obyek kajian yang langsung diamati di lapangan guna melengkapi teknik wawancara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 227, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riset ini dilakukan dengan metode studi kasus yang menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas obyek tertentu, termasuk lingkungannya. Peneliti, bersama-sama dengan pengambil keputusan manajemen, ber- usaha menemukan hubungan faktor-faktor yang dominan atas permasalahan risetnya. Selain itu, periset dapat menemukan hubungan-hubungan yang tadinya tidak direncanakan, atau terpikirkan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keunggulan metode studi kasus antara lain adalah bahwa hasilnya dapat mendukung studi- studi yang lebih besar di kemudian hari, dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk riset lanjutan (Umar, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 116, "width": 227, "height": 228, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis dilakukan dengan mendeskripsi- kan, atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermak- sud membuat simpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Data yang telah diperoleh, baik primer maupun sekunder diolah secara statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam bentuk frekuensi, persentase, rataan skor, dan tabulasi silang. Kajian strategi disusun dengan tahapan analisis mengguna- kan matriks Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE) , Internal- External (IE), Strengths, Weaknesses, Oppor- tunities, Threats (SWOT), dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemberdayaan dalam memisahkan masalah-masalah utama yang dihadapi UPK melalui analisis internal dan eksternal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 346, "width": 227, "height": 435, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis SWOT Kasus Unit Bisnis Analisis kasus secara keseluruhan dapat dirumuskan sebagai berikut: memahami situasi dan informasi yang ada, memahami per- masalahan yang terjadi, menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah, evaluasi pilihan alternatif dan pilih alternatif yang terbaik. Cara yang dapat digunakan untuk memahami masalah yang ada, antara lain harus mengetahui tujuan organisasi, deskripsi mengenai bisnis (produk, harga, keahlian manajemen, kondisi persaing- an, dan pesaing di bisnis yang sama), deskripsi mengenai organisasi, dan evaluasi secara keseluruhan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Selain itu, misi, strategi, tujuan serta semua permasalahan yang dihadapi perusahaan juga dievaluasi. Terkadang masalah yang dihadapi dalam membuat analisis adalah strategi telah berubah, manajemen sangat lemah, struktur organisasi sudah tidak sesuai, perencanaan yang sangat tidak efektif, dan sebagainya. Isu yang berkaitan dengan semua permasalahan di atas perlu dirumuskan mengingat setiap saat lingkungan berubah. Dengan demikian, penge- nalan terhadap pasar baru dan peluang pemasaran diperlukan. Selain itu, pemahaman mengenai perubahan internal perusahaan, seperti perubahan teknologi, perubahan produk, dan perubahan struktur biaya, juga diperlukan. Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang diambil. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dengan menggunakan model yang tercanggih maupun tradisional (Rangkuti, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 181, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "158 Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 50, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HAMDI ET AL", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 798, "width": 58, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian internal ditujukan untuk meng- ukur kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh UPK menggunakan matriks IFE. Semen- tara untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal UPK/perusahaan yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkung- an, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan persaingan di pasar industri, di mana per- usahaan berada digunakan matriks EFE (Umar, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 191, "width": 132, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 227, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan PNPM-MPd telah memperce- pat kemajuan pembangunan Kabupaten Sambas. Program ini mampu menggerakkan partisipasi pemerintah daerah dan pemberdayaan masyara- kat selama sembilan tahun sejak Tahun 2003.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 206, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan kelompok pemanfaat dana", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 227, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak pertama dilaksanakannya PNPM- MPd di Kecamatan Semparuk, sudah terbentuk kelompok-kelompok yang dulunya mereka berasal dari kelompok pengajian, arisan, dan kelompok pemberdayaan kesejahteraan dan keluarga (PKK). Selama tiga tahun berjalan, sudah tumbuh secara signifikan kelompok-kelompok ekonomi yang beranggotakan perempuan di masyarakat. UPK Kecamatan Semparuk di tahun pertama mengelola dana BLM program Rp2,5 milyar. Dana yang disalurkan untuk kegiatan SPP dimanfaatkan peminjam sebanyak 20 kelompok (141 orang).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 227, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun ketiga, dana SPP kelompok reguler disalurkan kepada kelompok reguler dengan peminjam sebanyak 17 kelompok (82 orang). Di tahun yang sama, jumlah dana pergulir- an sebanyak Rp1.536 milyar dengan jumlah peminjam sebanyak 27 kelompok (198 orang). Dari data tersebut, jelas terjadi perkembangan jumlah kelompok SPP (120%) dan anggota masyarakat yang bisa memanfaatkan dana SPP (196%). Berdasarkan penilaian UPK, sebanyak 18 kelompok tergolong kelompok pemula, 24 kelompok tergolong kelompok berkembang, dan sebanyak dua kelompok tergolong kelompok siap/matang. Perkembangan kelompok SPP Kecamatan Semparuk secara rinci termasuk penambahan dan pengurangannya tersaji pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 273, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 1 terlihat adanya pengurangan jumlah kelompok yang meminjam cukup banyak di Desa Semparuk dan Sepinggan di Tahun 2010 walaupun disertai penambahan kelompok baru. Adanya kelompok yang bubar dan menyebabkan pindahnya anggota-anggotanya ke kelompok lain menunjukkan pembentukan kelompok tidak matang. Disebabkan hanya karena ketua kelom- pok/pengurus lainnya tidak meminjam, kelompok SPP tersebut tidak meminjam lagi dan kelompok menjadi bubar. Hal ini disebabkan pendampingan yang masih kurang terhadap kelompok SPP, selain faktor internal kelompok itu sendiri. Kelemahan seperti ini jangan sampai menjadi ancaman hilangnya kelompok-kelompok lain di waktu yang akan datang yang sementara ini masih aktif. Selain itu, lemahnya kelembagaan dan organisasi berbasis masyarakat akan tercer- min dari kemampuan lembaga dan organisasi dalam menyalurkan aspirasi anggota kelompok- nya untuk perencanaan kegiatan usaha, serta da- lam memperkuat posisi tawar dalam masyarakat (Dasaluti, T., A.V.S. Hubeis, dan E.S. Wiyono, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 346, "width": 151, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguliran dana simpan pinjam", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 358, "width": 227, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dana yang dipinjamkan kepada kelompok SPP terdiri dari dua macam, yaitu dana reguler dan dana perguliran. Dana reguler adalah dana yang didapat dari BLM untuk tahun berjalan, dan setelah pengembaliannya dana tersebut masuk menjadi dana perguliran untuk dipinjamkan kepada kelompok perguliran. Dana perguliran menjadi dana abadi masyarakat. Perguliran dana SPP di Kecamatan Semparuk dari Tahun 2009 sampai Tahun 2010 cukup baik, walaupun ada tunggakan Rp5.126.500 (0,33% dari modal).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 484, "width": 229, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara kinerja usaha, saat ini kegiatan SPP berjalan cukup baik. Surplus ditahan yang di- dapatkan dari tahun pertama sampai akhir Tahun 2010 sejumlah Rp265.588.489,95, sedangkan surplus berjalan sampai Mei 2011 sejumlah Rp107.379.172,46. Angka pengembalian pinjam- an juga tinggi, yaitu 99,67%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rataan pengembalian tingkat Provinsi Kalimantan Barat (91%) dan nasional (94%). Apalagi angka tunggakan 0,33% tersebut masih dalam masa penjadwalan ulang ( re- schedule ) yang diyakini bisa ditagih. Keuntungan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 254, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Perkembangan kelompok SPP Kecamatan Semparuk", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 664, "width": 421, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi (desa) Jumlah kelompok yang dilayani (orang) Peningkatan kelompok yang dilayani (orang) Pertumbuhan jumlah kelompok (%) 2008/ 2009 2009/2010 2010/2011 Semparuk 8 8+12-1 =19 19+6-7=18 10 125,00 Singaraya 4 4+5-0 = 9 9+4-0=13 9 225,00 Sepinggan 3 3+3-0 = 6 6+1-3= 4 1 33,00 Seburing 3 3+1-0 = 4 4+3-1= 6 3 100,00 Sepadu 2 2+0-0 = 2 2+1-0= 3 1 50,00 TOTAL 20 20+21-1= 40 40+15-11= 44 24 120,00", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 184, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: UPK Kecamatan Semparuk, 2011b.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 38, "width": 185, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan 159", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 44, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 480, "top": 798, "width": 61, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang didapat oleh UPK dari jasa pinjaman (1,50% per bulan pada Tahun 2008-2009 dan 1,25% perbulan mulai Tahun 2010) digunakan untuk operasional UPK (maksimal 75%, dan dialokasi- kan hanya Rp60 juta di Tahun 2010/2011), bantuan sosial masyarakat miskin (dianggarkan Rp32.241.250), dan untuk pengembangan kelem- bagaan dialokasikan dana Rp18.959.500 (UPK Kecamatan Semparuk, 2011b). Dari anggaran pengeluaran tersebut masih lebih besar untuk penambahan modal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 227, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari perkembangan kelompok dan pening- katan laba usaha, dimungkinkan aset UPK akan terus meningkat di masa mendatang jika dikelola dengan lebih baik lagi. Berkembang dan besarnya angka pengembalian kredit merupakan akibat dari pelaksanaan tanggung renteng yang berjalan baik di kelompok dan kontrol yang kuat dari masya- rakat luas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 181, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber informasi pertama dana SPP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 227, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggota kelompok SPP mayoritas (48%) mendapatkan penjelasan langsung pada pertemu- an-pertemuan PNPM-MPd dari FK/FT dan PL. Selebihnya mendapatkan dari pelaku program lainnya yaitu Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), TPK, UPK, Badan Pengawas (BP) UPK, kelompok arisan, aparat desa, keluarga, dan lainnya (teman/tetangga). Sumber informasi per- tama tentang adanya pinjaman dana SPP dari PNPM-MPd yang didapatkan secara rinci sebagaimana terlihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 227, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Gambar 1 bisa disimpulkan bahwa peran pertemuan yang diadakan oleh PNPM-MPd efektif untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Begitu pula dengan peran pelaku program dan kelompok arisan. Peluang untuk perluasan pasar adalah pemberian informasi kepada kelompok-kelompok pengajian dan me- ningkatkan peran aparat desa dalam menginfor- masikan kegiatan SPP kepada masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 109, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sasaran Kegiatan SPP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 553, "width": 227, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan SPP bertujuan untuk mengem- bangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan Rumah Tangga Miskin (RTM) dan penciptaan lapangan kerja. Dilihat dari penca- paian tujuan kegiatan SPP untuk pengurangan RTM, maka tujuan ini tidak tercapai, atau jika tercapai angkanya hanya kecil. Dari penerima manfaat dana SPP yang ada, terlihat hanya keluarga yang rawan miskin saja, atau keluarga mampu yang ikut terbantu dari mengikuti dan memanfaatkan dana kegiatan SPP.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 174, "width": 227, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebenarnya UPK merupakan lembaga kredit mikro yang potensial untuk dikembangkan dalam rangka pengurangan keluarga RTM. Berdasarkan data di UPK Kecamatan Semparuk, 66,83% dari peminjam dana perguliran dan 85,98% peminjam dana reguler berasal dari RTM. Secara total peminjam dana SPP Tahun 2010 yang berasal dari masyarakat miskin 73,46% (UPK Kecamatan Semparuk, 2010). Akan tetapi jika dilihat dari keadaan rumah tangga peminjam di lapangan, tidak tergolong kalangan termiskin di desanya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 312, "width": 227, "height": 227, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasilitasi PNPM-MPd yang dilaksanakan pelaku program pada RTM perlu diperbaiki. Ini untuk memastikan efektif tidaknya sasaran penerima manfaat dana SPP. Secara umum, pada tataran implementasi di lapangan, dana SPP dipahami sebagai dana pinjaman bagi yang diutamakan, yaitu mereka yang sudah memiliki usaha sudah berjalan untuk penambahan modal dan berasal dari RTM. Meskipun demikian, kelompok SPP yang terbentuk memahami bahwa peminjam boleh saja berasal dari keluarga non- RTM dan PNPM bukanlah program secara eksklusif hanya untuk kelompok miskin, dengan kata lain yang penting dalam kelompok peminjam tersebut harus tetap ada yang berasal dari RTM. Pemahaman tersebut membuat kegiatan SPP seperti lebih menekankan pada aspek kelancaran pengembalian kredit dibandingkan aspek pember- dayaan, atau hanya mencari aman ( safety ) dalam pengelolaan keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 542, "width": 227, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akibat dari pemahaman masyarakat dan sebagian Pelaku tentang dana SPP yang dijelaskan sebelumnya, program ini dapat diberikan kepada pihak-pihak di luar RTM, maka anggota kelompok inilah yang mempunyai potensi pengembalian kredit secara lancar, bukan", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 643, "width": 326, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Sumber informasi pertama dana SPP 48% 4% 14% 2% 20% 4% 8% Ikut pertemuan PNPM Aparat desa Kelompok arisan", "type": "Picture" }, { "left": 372, "top": 685, "width": 82, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok pengajian", "type": "Table" }, { "left": 372, "top": 699, "width": 110, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KPMD, TPK, UPK, BP-UPK", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 713, "width": 36, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 728, "width": 32, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lainnya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 181, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160 Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 50, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HAMDI ET AL", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 798, "width": 58, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok miskin, atau termiskin. Namun penelitian Khandker (2000) menyatakan bahwa angka pengembalian pinjaman orang miskin lebih tinggi dibandingkan bukan orang miskin. Berdasarkan observasi lapangan dari sisi sasaran penerima manfaat, SPP bukanlah program yang bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan, kecuali sedikit. Hal ini dikarenakan mayoritas perempuan yang memanfaatkan dana SPP terse- but bukan dari kelompok miskin dan termiskin di desanya, meskipun dalam proposal perguliran yang diajukan, jumlah RTM-nya lebih banyak. Selain itu pula, dari kelompok SPP yang diwawancarai, hanya ada 20% yang membuka usaha baru dari dana yang didapatkan dari SPP.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 231, "width": 229, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek prioritas peminjaman bagi yang bisa lancar dalam pengembalian pinjaman berakibat pada banyaknya kelompok RTM yang tidak berani meminjam, atau bingung harus diusahakan untuk apa dana tersebut jika meminjam. Banyak orang di desa yang tidak ingin bergabung ke dalam kelompok (meskipun diberi kesempatan) untuk meminjam, karena takut tidak dapat mengembali- kan kredit yang diberikan padanya. Dalam hal ini, belum ada pemberdayaan yang sungguh-sungguh untuk menyadarkan akan potensi diri dan membaca peluang usaha yang dapat dijalankan. Apalagi sekarang sudah ada aturan yang mempermudah pelaku usahatani untuk bisa memanfaatkan dana SPP, yaitu mencicil minimal tiga kali dalam setahun. Aturan tersebut membuka peluang usaha yang perputaran uangnya lambat atau didapat setelah panen.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 227, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para pelaku program belum melaksanakan pemberdayaan sampai ke arah yang seharusnya sesuai dengan tahapan pemberdayaan. Kondisi ini diperparah lagi oleh adanya penekanan persyaratan yang cukup memberatkan bagi RTM yang dilaksanakan Tahun 2011 dan akan lebih menutup kemungkinan bagi RTM untuk memin- jam. Syarat tersebut adalah barang agunan anggota ke kelompoknya yang bisa diuangkan di kemudian hari, meskipun tidak menyerahkan surat-menyuratnya. Adanya syarat tersebut sung- guh membuat orang miskin perdesaan semakin takut untuk meminjam. Apalagi sudah ada contoh di lapangan ada anggota kelompok SPP yang tidak bisa melunasi pembayaran kredit, harus menggadaikan tanah yang dimiliki untuk pelunas- an utangnya kepada UPK.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 645, "width": 154, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profil Kelompok Simpan Pinjam", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 662, "width": 186, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik kelompok simpan pinjam", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 227, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaat dana merata pada kelompok usia dari 30-53 tahun. Ini berarti perempuan di bawah usia 30 tahun belum tergarap, padahal banyak pada usia tersebut yang sudah menikah dan memerlukan pembinaan ekonomi rumah tangga. Dari sisi pendidikan, penyebaran peman- faat dana terlihat wajar sesuai dengan komposisi penduduk yang mayoritas berpendidikan dasar. Sama halnya dengan penelitian Arnaya dan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 227, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utama (2012), tingkat pendidikan penerima bantuan SPP didominasi oleh mereka yang ber- pendidikan SD (52,27%). Lama usaha pemanfaat dana SPP 80% sudah berjalan sebelum mendapatkan pinjaman dana SPP, sehingga bisa diartikan pinjaman SPP diberikan kepada usaha yang sudah berjalan, bukan dimanfaatkan RTM yang tidak punya usaha selain bertani. Apalagi ini juga didukung oleh pengalaman usaha yang dimiliki. Usaha baru yang diciptakan anggota kelompok SPP setelah mendapatkan bantuan/ pinjaman dana SPP 20% (kelompok lama berusaha lebih dari dua sampai dengan tiga tahun). Kelancaran pengembalian pinjaman men- jadi hal yang biasa karena pinjaman diberikan kepada usaha yang sudah lama berjalan, ditambah lagi kewajiban tanggung renteng di setiap kelompok yang berjalan efektif. Lokasi dan status tempat usaha mayoritas di luar lokasi pasar dengan usaha tetap-milik sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 289, "width": 227, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada semua rentang kredit didominasi oleh peminjam yang mengusahakan dana pinjamannya untuk usaha perdagangan. Urutan kedua terbesar peminjamnya dari usaha jasa. Dari dua usaha tersebut dimengerti memiliki perputaran uang yang cepat, sehingga peminjam dapat mengem- balikan pinjaman dengan tepat waktu. Hal ini didukung pula oleh usaha yang dijalankan sudah lama, sehingga diketahui kemampuan membayar- nya. Kekuatan UPK di sini adalah pembayaran yang lancar dari kelompok SPP dan pelaksanaan tanggung renteng yang efektif.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 438, "width": 197, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besaran kredit pada setiap bidang usaha", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 450, "width": 227, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besaran kredit yang didapatkan anggota kelompok berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kemampuan membayar. Berdasarkan Gambar 2, besaran kredit mayoritas pada rentang 8-13 juta pada bidang perdagangan dan jasa. Bidang ini dibiayai lebih disebabkan potensi pembayaran kredit yang lancar karena usahanya memiliki perputaran uang yang cepat. Besaran kredit pada masing-masing bidang usaha seperti terlihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 565, "width": 227, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha yang mendapatkan pendanaan merupaka usaha pada skala mikro. Usaha yang bisa terus dikembangkan melihat potensi sumber daya lokal, keterampilan RTM, permodalan yang memungkinkan, dan pemasaran produk adalah peternakan dan hortikultura.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 645, "width": 227, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat peningkatan pendapatan ekonomi rumah tangga", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 668, "width": 230, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggota kelompok SPP yang sudah me- manfaatkan dana SPP mendapatkan peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan mayoritas (70%) berada pada rentang Rp250.000- Rp1.350.000 per bulan. Secara umum, Gambar 3 menunjukkan bahwa mayoritas setiap besaran pinjaman meningkatkan pendapatan pada rentang Rp2-7 juta dan Rp8-13 juta. Peningkatan penda- patan juga tidak selalu berbanding lurus dengan besarnya pinjaman. Kinerja pinjaman dengan", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 38, "width": 185, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan 161", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 44, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 480, "top": 798, "width": 61, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kisaran Rp2.7 juta bisa meningkatkan rataan pendapatan paling tinggi, yaitu 20%, sedangkan pinjaman terbesar Rp38-43 juta hanya mampu meningkatkan rataan pendapatan 10%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 116, "width": 208, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persaingan dengan lembaga keuangan lain", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 230, "height": 193, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian kecil pemanfaat dana SPP (22%) pernah mendapatkan pembiayaan dari bank dan Koperasi, dengan mayoritas (78%) tidak pernah mendapatkan bantuan permodalan dari lembaga manapun sebelumnya. Alasan memilih meminjam dana SPP adalah karena di UPK tidak menggu- nakan agunan dan persyaratannya bisa dipenuhi. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa meskipun di perdesaan, lembaga keuangan bank dan bukan bank juga memiliki pasar kredit. Lembaga itu merupakan pesaing bagi UPK dalam pinjaman untuk usaha mikro dan kecil. Bank yang menjadi ancaman bagi bisnis di bidang pembiayaan mikro ( microfinance ), antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang berkantor unit dengan jarak 150 m dengan kantor UPK.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga keuangan non -bank yang menjadi pesaing adalah koperasi dan Credit Union (CU). CU sudah beroperasi di Kecamatan yang bersebelahan dengan Kecamatan Semparuk. Ini akan menjadi sebuah ancaman bagi UPK jika masih diterapkannya kebijakan yang memper- lambat proses pencairan kredit. Hal ini bertolak belakang dengan kebijakan kredit di CU yang proses pencairannya lebih cepat dengan tingkat suku bunga yang bersaing, termasuk bunga yang lebih kompetitif bagi tabungan nasabahnya dibandingkan bank.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 208, "width": 150, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan paradigma berpikir", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 220, "width": 227, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi sebagian besar (96%) pemanfaat dana SPP, besar angsuran tidak memberatkan. Latar belakang anggota kelompok SPP yang banyak berasal dari kelompok arisan/pengajian, mayoritas (80%) memiliki tabungan, sehingga rutin menabung di kelompok saat kegiatan SPP diikutinya tanpa merasa terbebani. Mayoritas pemanfaat dana SPP juga terus menabung di kelompok meskipun sudah tidak memiliki kewajib- an pengembalian pinjaman. Dengan adanya", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 549, "width": 250, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Besaran kredit pada bidang-bidang usaha anggota", "type": "Caption" }, { "left": 214, "top": 771, "width": 185, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Peningkatan pendapatan anggota", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 352, "width": 369, "height": 404, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2-7 8-13 14-19 20-25 26-31 32-37 38-43 A ng go ta k e lo m po k (% ) Besaran kredit (juta rupiah) Jasa Perdagangan Peternakan Industri Hortikultura Jumlah 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2-7 8-13 14-19 20-25 26-31 32-37 38-43 A ng go ta k e lo m po k (% ) Besaran kredit (juta rupiah) 250-1350", "type": "Picture" }, { "left": 445, "top": 641, "width": 43, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1400-2549 2550-3699", "type": "Table" }, { "left": 445, "top": 673, "width": 43, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3700-4849", "type": "Picture" }, { "left": 445, "top": 689, "width": 43, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4850-6000", "type": "Table" }, { "left": 445, "top": 705, "width": 29, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah", "type": "Picture" }, { "left": 405, "top": 385, "width": 62, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bidang usaha", "type": "Table" }, { "left": 417, "top": 584, "width": 66, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan pendapatan (ribu Rp/bulan)", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 181, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162 Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 50, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HAMDI ET AL", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 798, "width": 58, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan SPP, pemanfaat dana terbiasa membuat perencanaan keuangan keluarga dan merasa terbantu dalam memajukan usahanya. Hal ini didukung pula dengan pelayanan yang memuas- kan dari UPK, sehingga anggota kelompok berharap agar kegiatan SPP terus digalakkan. Secara rinci, perubahan paradigma berpikir anggota SPP ini tertera pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 227, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para pemanfaat dana merasa terbantu dengan adanya kegiatan SPP. Menurut mereka, semua berdampak positif baik dari sisi paradigma berpikir maupun dari sisi kebiasaan yang mengikutinya. Apalagi adanya pelayanan yang baik dari UPK. Dari observasi yang dilakukan, pengurus UPK sering melayani kelompok SPP di luar kantor, baik di rumahnya maupun menjemput ke rumah anggota kelompok SPP.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 185, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi terhadap pinjaman dana SPP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 227, "height": 147, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggota kelompok SPP mau meminjam karena tidak mengalami kesulitan dalam menda- patkan kredit UPK (86%), persyaratan pengajuan- nya ringan (100%), prosesnya mudah (56%), walaupun sebagian besar (36%) mengakui bahwa proses pencairan kreditnya lama. Pinjaman dana SPP dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha (70%) sehingga omset dan keuntungannya meningkat dari sebelumnya (100%). Tujuan utama menabung di kelompok adalah sebagai cadangan untuk membayar angsuran jika belum ada uang untuk mencicil (64%). Persepsi responden secara rinci tersaji pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 227, "height": 147, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaat dana sangat ingin adanya perubahan yang positif pada realisasi kredit. Proses realisasi kredit yang lama disebabkan adanya penundaan pencairan sampai terselesai- kannya pembayaran dari kelompok lain dari desa yang sama. Selain itu, proses verifikasi yang tidak direncanakan dengan baik selama ini juga memperlambat proses terutama untuk kelompok perguliran. Verifikasi untuk kelompok perguliran perlu lebih teliti dan terencana dengan baik. Tim Verifikasi (TV) yang selama ini selalu berubah- ubah personilnya perlu dikaji lagi walaupun tugasnya bersifat ad-hock . Pinjaman dengan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jumlah besar dengan jangka waktu yang lebih lama perlu verifikasi yang lebih teliti sebagaimana untuk kelompok perguliran. Selain itu juga bisa mencegah penyalahgunaan dana SPP oleh ke- lompok ataupun anggotanya. Untuk melaksana- kan tugas tersebut, perlu ditangani oleh orang- orang yang benar-benar memahami konsepsi program yang lebih menyeluruh agar hasilnya lebih baik. Jadi peran TV perlu dimaksimalkan dalam proses verifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 185, "width": 152, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi fasilitas kelompok SPP", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 197, "width": 227, "height": 365, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diakui responden, bahwa FK/FT/UPK/PL (36%) memfasilitasi pembuatan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), tetapi tidak memfasilitasi pembuatan Standar Operating Procedure (SOP: 100%). Sebagian besar anggota mengakui sudah difasilitasi dalam penguatan administrasi dan pelaporan keuangan kelompok (92%), peningkatan simpanan (100%), peningkat- an kapasitas pengurus dan anggota kelompok (96%) dan bantuan dalam penguatan pengelolaan keuangan, berupa administrasi dan kelompok SPP mengakui bahwa belum difasilitasi dalam peningkatan permodalan dengan pengembangan jaringan (100%). Fasilitas kepada kelompok baru sekedar untuk pengamanan modal UPK agar kelompok bisa membayar pinjaman dengan lan- car. Upaya pembinaan kelompok diarahkan pada peningkatan kapasitas pengurus dalam mengelola keuangan dan pelaporannya, mengatasi masalah tunggakan dan penguatan administrasi. Upaya pematangan kelompok menuju organisasi yang rapi melalui pembuatan AD/ART tidak maksimal dan pembuatan SOP belum dilakukan. Untuk perbaikannya, fasilitas harus diperbaiki dengan membina kelompok berdasarkan tingkat kema- tangannya, sehingga lebih terarah. Selain itu, pembiayaan secara berkelompok sebagaimana yang sudah berjalan di SPP, pelayanan non - finansial dari lembaga keuangan dan insentif yang dinamis berkontribusi terhadap meningkatnya kinerja pengembalian pinjaman kredit mikro (Godquin, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 151, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Paradigma berpikir anggota", "type": "Caption" }, { "left": 73, "top": 618, "width": 456, "height": 134, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Keterangan Ya (%) Tidak (%) 1 Besar angsuran ke UPK memberatkan 4,00 96,00 2 Memiliki tabungan sebelum menjadi anggota 80,00 20,00 3 Rutin menabung setiap bulan di kelompok 92,00 8,00 4 Terbebani dengan kewajiban menabung pada kelompok SPP 10,00 90,00 5 Akan terus menabung walaupun sudah tidak memiliki kewajiban dalam kelompok SPP 56,00 44,00 6 Membuat perencanaan anggaran keuangan keluarga setelah menjadi anggota kelompok SPP 100,00 0,00 7 Kegiatan SPP menunjang peningkatan/kemajuan usaha secara keseluruhan 100,00 0,00 8 Pelayanan UPK memuaskan 84,00 16,00 9 Kegiatan SPP harus terus digalakkan 100,00 0,00", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 38, "width": 185, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan 163", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 44, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 480, "top": 798, "width": 61, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 193, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Persepsi terhadap pinjaman dana SPP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 444, "height": 237, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan Pilihan jawaban Jumlah (org) Persentase (%) Sulit mendapatkan kredit Ya 7 14,00 Tidak 43 86,00 Persyaratan pengajuan kredit Ringan Sedang Berat 50 0 0 100,00 0,00 0,00 Proses mengajukan kredit Mudah Sedang Lama 28 22 0 56,00 44,00 0,00 Realisasi pencairan kredit dana perguliran Cepat Sedang Lama 17 15 18 34,00 30,00 36,00 Alasan mengajukan pinjaman Ingin mendapatkan modal Ingin meningkatkan usaha Hanya sekedar ikut-ikutan 10 37 3 20,00 74,00 6,00 Omset usaha dan keuntungan setelah mendapat pinjaman Meningkat dari sebelumnya Sama dg sebelumnya Turun dari sebelumnya 50 0 0 100,00 0,00 0,00 Alasan/tujuan menabung di kelompok Cadangan membayar angsuran Biaya pendidikan anak Memenuhi kebutuhan darurat Lainnya (dipinjamkan lagi) 32 1 6 11 64,00 2,00 12,00 22,00", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 324, "width": 94, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan Usaha", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 341, "width": 172, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi fasilitas pengelolaan usaha", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 227, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha anggota pemanfaat dana SPP dikelola sama seperti ketika belum bergabung dengan kelompok SPP. Dalam pengelolaan usahanya, belum ada fasilitasi program untuk pengembangan jaringan terutama pemberian informasi mengenai bantuan teknis, misalnya lembaga-lembaga pelatihan, LSM, permodalan, maupun usaha (100%). Tidak ada bantuan dalam penguatan pengelolaan usaha melalui pemasaran produk, baik mengenai mutu, jaringan distribusi, strategi promosi, persaingan harga jual dan sebagainya (100%).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 227, "height": 182, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengusaha mikro dan kecil pemanfaat dana SPP mengakui bahwa masih belum ada bantuan dalam penguatan pengelolaan usaha produksi, yang mencakup masalah pasokan bahan baku, proses produksi (sistem, kapasitas sarana, dan kapasitas sumber daya manusia/SDM) dan sebagainya (100). Terlihat bahwa fasilitas bagi anggota kelompok belum menyentuh sisi mana- jemen usaha pemanfaat dana SPP. Keterbatasan fasilitator kecamatan dalam kemampuan untuk penguatan pengelolaan usaha anggota harus diatasi. Jika tidak kredibel, maka program bisa melakukan kerjasama dengan lembaga lain, seperti bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki tenaga akademis bidang agribisnis, teknologi industri pertanian, atau manajemen.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 686, "width": 82, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelola usaha", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 227, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program PNPM-MPd mengedepankan prin- sip kesetaraan dan keadilan gender dengan meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau kelompok perempuan. Pelibatan perempuan dilakukan da- lam pengambilan keputusan perencanaan, pelak- sanaan, pemantauan dan pelestarian pemba-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 324, "width": 227, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ngunan. Dalam pengelolaan usaha anggota kelompok SPP juga mestinya memperhatikan prinsip di atas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 359, "width": 227, "height": 250, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dari usaha yang dikelola, ternyata usahanya mayoritas dikelola oleh perempuan, baik dilakukan sendiri maupun dibantu oleh laki- laki. Positifnya pengelolaan dana oleh perempuan karena jika perempuan yang mengelola usaha, maka keuntungan yang dihasilkan lebih baik (bisa dua kali lebih besar) daripada jika dikelola oleh laki-laki. Sesuai penelitian Suman (2007), bahwa pengelolaan usaha oleh perempuan lebih mampu menghasilkan pendapatan daripada pengelolaan oleh laki-laki. Selain itu, pengelolaan oleh perempuan berdampak positif pada pemanfaatan keuntungan yang didapat untuk meningkatkan konsumsi keluarga terutama pemenuhan gizi keluarga, pendidikan anak-anak dan pengaturan keuangan lain yang lebih terarah. Pendapat in selaras dengan Qoriah dan Sumarti (2008), yang menyatakan bahwa perempuan mampu mengam- bil keputusan dalam rumah tangga, ketika suami merantau/tidak ada. Hal ini disebabkan tanggung jawab perempuan pada peran domestiknya yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 623, "width": 138, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perempuan pengusaha kecil", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 635, "width": 227, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perempuan pemanfaat dana SPP sebagian (22%) tergolong pengusaha kecil karena omset usahanya mencapai Rp25 juta per bulan, atau lebih. Usahanya bergerak di jasa kredit barang, penggilingan padi, warung sekaligus kios bensin, agen jeruk, pandai besi dan angkutan sekaligus dagang udang galah. Meskipun belum maksimal, dalam usaha kecil juga dikelola oleh perempuan secara dominan, baik pengambilan keputusan maupun pelaksana teknis.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 750, "width": 227, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha yang dikelola langsung (secara dominan) oleh perempuan masih terletak pada area domestik, seperti jasa kredit barang dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 181, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164 Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 50, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HAMDI ET AL", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 798, "width": 58, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "warung dan kios bensin (begitu juga usaha-usaha mikro). Jasa kredit barang dan warung atau kios bensin bisa dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tugas domestik seorang istri, seperti memasak, menata perabot rumah tangga, dan menjaga anak-anak sambil menjaga warung atau kios bensin. Kondisi ini juga memperlihatkan bahwa laki-laki sebagai pencari nafkah utama dan perempuan sebagai pencari nafkah tambahan. Padahal jika dilihat dari kontribusi, perempuan memberikan andil yang besar dalam keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 156, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala dan saran anggota SPP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 227, "height": 228, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala yang dihadapi oleh anggota- anggota SPP, di antaranya pengembalian pinjam- an dalam masa satu tahun (12 bulan) dirasa terlalu cepat, sehingga tidak bisa memutar modal dengan leluasa. Kendala lain adalah pengem- balian pinjaman yang terlambat dari kelompok lain dari desa yang sama bisa menghambat pencairan dana bagi kelompok, meskipun kelom- poknya bagus/lancar pengembaliannya. Selain itu, sebagian kecil terjadi koordinasi yang kurang baik di antara anggota kelompok dengan Ketua. Bahkan ada indikasi untuk menguasai dana pinjaman anggotanya dengan memotong jumlah pinjaman anggota, kemudian dijadikan pinjaman untuk oknum Ketua secara tidak sukarela. Ada juga anggota kelompok yang menghilang/ melarikan diri dari Desa dan tidak tahu pergi ke mana, sehingga pembayarannya tidak lancar dan terpaksa ditanggulangi dari pihak keluarga yang bersangkutan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 227, "height": 320, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggota kelompok berharap akan ada perbaikan dalam proses pencairan dana pada tahun berikutnya. Adanya kelompok yang terlam- bat dalam pelunasan pembayaran pinjaman diharapkan tidak mengganggu pencairan dana kelompok lainnya. Kelompok yang memiliki rekam jejak ( track record ) pengembalian pinjaman yang baik, diharapkan bisa mendapatkan prioritas dalam pencairan dana, tidak lagi menunggu ke- lompok lain dalam menyelesaikan tunggakannya. Sebagian besar anggota kelompok SPP berharap jasa pinjaman diturunkan dari 1,25% per bulan dan adanya tambahan jangka waktu pinjaman dari yang sebelumnya 12 bulan menjadi 18 bulan, terutama bagi peminjam yang sudah lama. Selain itu, adanya persyaratan memasukkan jaminan/ agunan barang juga memberatkan bagi yang tidak mempunyai apa-apa untuk diagunkan. Hal ini dapat menghalangi peminjam dari RTM untuk memanfaatkan dana SPP. Diharapkan syarat agunan ke kelompok dapat dihilangkan, karena akan menghalangi perempuan dari RTM untuk meminjam. Anggota kelompok juga berharap jadwal pengembalian pinjaman diperlunak, terutama jika tanggal jatuh tempo pada hari libur, maka pembayarannya dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya dan tetap tidak dianggap terlambat. Hal ini dapat berpengaruh pada", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian terhadap kelompoknya, apakah berhak, atau tidak untuk mendapatkan insentif.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 88, "width": 148, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perumusan Strategi Perbaikan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 105, "width": 97, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Matriks IFE", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 117, "width": 227, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis matriks IFE dilakukan terhadap lingkungan internal perusahaan, sehingga diper- oleh faktor-faktor kunci yang termasuk kekuatan dan kelemahan. Skor yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemah- an yang dimiliki. Faktor yang menjadi kekuatan utama kegiatan SPP Kecamatan Semparuk ada- lah pelaksanaan tanggung renteng berjalan baik dan adanya pendampingan kepada kelompok. Sementara itu kelemahan utama yang dimiliki adalah simpanan anggota tidak berkembang dan UPK belum memiliki legal lending .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 266, "width": 227, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal, didapatkan total skor 2,597 (Tabel 4). Nilai ini berada di atas rataan 2,5, sehingga menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, di mana perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan internal. Persentase skor kekuatan 74,43% menunjukkan kemampuan me- manfaatkan kekuatan lebih utama untuk dilakukan dibandingkan dengan mengatasi kelemahan (25,57%) yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 404, "width": 101, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Matriks EFE", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 416, "width": 227, "height": 181, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis matriks EFE dilakukan terhadap lingkungan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang termasuk peluang dan ancaman. Skor yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang dimiliki. Hasil analisis matriks EFE terdapat pada Tabel 5. Faktor peluang utama yang dimiliki oleh kepengurusan UPK adalah pasar kredit masih luas di luar perdagangan dan jasa. Selain itu, faktor yang juga mempengaruhi adalah banyak masyarakat miskin belum meng- akses dana SPP. Faktor yang menjadi ancaman utama bagi program ini adalah ada kecende- rungan ketergantungan terhadap dana SPP dan persaingan dengan lembaga keuangan non-bank.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 600, "width": 227, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis perhitungan faktor strategi eksternal didapatkan total skor 2,653. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan rataan dalam memanfaat- kan peluang yang ada dan mengantisipasi ancaman, dan persentase skor peluang 70,69% menunjukkan kemampuan dalam memanfaatkan peluang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh ancaman (29,31%) terhadap kegiatan SPP. Untuk memperbaiki kondisi perusahaan dan menguasai pasar, maka UPK harus memanfaat- kan peluang secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 38, "width": 185, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan 165", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 44, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 480, "top": 798, "width": 61, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 59, "width": 415, "height": 322, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Matriks IFE kegiatan SPP Kecamatan Semparuk Faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A. Prosedur dan syarat pengajuan kredit mudah dan ringan 0,045 3,750 0,168 B. Ada pendampingan kepada kelompok 0,073 3,750 0,274 C. Pelaksanaan tanggung renteng berjalan baik 0,072 4,000 0,288 D. Musyawarah efektif memberikan informasi kepada masyarakat 0,040 3,500 0,139 E. Bantuan dana SPP sangat bermanfaat bagi anggota 0,045 3,500 0,156 F. UPK memiliki SDM bermutu 0,058 3,250 0,190 G. Kontrol yang kuat dari masyarakat luas 0,065 3,500 0,229 H. Peran perempuan cukup dominan dalam pengelolaan usaha 0,036 3,000 0,109 I. Pemberlakuan reward and punishment 0,052 3,500 0,183 J. Pelayanan yang baik dari UPK 0,056 3,500 0,197 Subtotal 1,933 Persentase skor kekuatan (%) 74,43 Kelemahan A. Pengendapan dana cukup lama dengan jumlah besar 0,047 2,000 0,095 B. Proses pencairan relatif lama 0,051 1,750 0,090 C. Pemberdayaan ekonomi RTM belum dijalankan 0,063 1,500 0,094 D. Simpanan anggota tidak berkembang 0,046 1,250 0,058 E. Fasilitasi pengembangan usaha anggota masih lemah 0,076 1,000 0,076 F. Tim verifikasi belum diperankan secara maksimal 0,067 1,500 0,100 G. Adanya syarat agunan memberatkan RTM 0,073 1,250 0,091 H. UPK belum memiliki legal lending 0,035 1,750 0,061 Subtotal 0,664 Persentase skor kelemahan (%) 25,57 TOTAL 1,000 2,597", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 400, "width": 235, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Matriks EFE kegiatan SPP Kecamatan Semparuk", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 416, "width": 409, "height": 227, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A. Pasar kredit masih luas di luar perdagangan dan jasa 0,116 3,750 0,435 B. Banyak masyarakat miskin belum mengakses dana SPP 0,120 3,500 0,422 C. Peluang kerjasama pengembangan jaringan 0,073 3,750 0,273 D. Perekonomian yang sulit mendorong untuk berwirausaha 0,067 3,000 0,201 E. Masih banyak masyarakat terjerat rentenir 0,102 3,000 0,307 F. Kemajuan teknologi mempermudah pengelolaan keuangan 0,080 3,000 0,239 Subtotal 1,876 Persentase skor peluang (%) 70,69 Ancaman A. Persaingan dengan bank 0,089 2,000 0,177 B. Persaingan dengan lembaga keuangan non-bank 0,070 2,000 0,141 C. Perubahan kondisi sosekpol yang bersifat dinamis 0,072 2,000 0,143 D. Ada kecenderungan ketergantungan terhadap dana SPP 0,107 1,250 0,134 E. Ancaman berkurangnya anggota kelompok pemanfaat 0,104 1,750 0,183 Subtotal 0,778 Persentase skor ancaman (%) 29,31 TOTAL 1,000 2,653", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 658, "width": 91, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Matriks IE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 227, "height": 112, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai IFE yang diperoleh 2,597 dan nilai EFE 2,653. Perpaduan dari keduanya menunjuk- kan bahwa strategi pemasaran terletak pada kluster V, yaitu sel stabilitas yang dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara ( hold and maintain ) melalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi persaingannya yang berada pada sel V selanjutnya digunakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 658, "width": 224, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merumuskan alternatif strategi dengan menggu- nakan matriks SWOT.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 692, "width": 112, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis matriks SWOT", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 703, "width": 227, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyusunan strategi pada matriks SWOT dilakukan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari matriks IE, dimana posisi kegiatan SPP terletak pada sel V, yaitu stabil. Pencocokan faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi penetrasi pasar dan pengembang- an produk. Berdasarkan hasil evaluasi matriks IFE", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 181, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "166 Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 800, "width": 50, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HAMDI ET AL", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 58, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan EFE, disusunlah matriks SWOT yang menghasilkan empat tipe strategi yang dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 116, "width": 213, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Meningkatkan pelayanan (S1,S2,S3,S4,S5, S6,S7,S8,S9,S10,T1,T2, T3)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 227, "height": 216, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ancaman yang patut diwaspadai adalah adanya bank dan LKM di wilayah kerja UPK, yaitu BPD, BRI, CU dan ”Koperasi”, yang juga melayani masyarakat pada segmen yang sama. Untuk itu, peningkatan pelayanan terhadap anggota dan pengurus kelompok SPP merupakan cara agar kerjasama dengan kelompok tetap berjalan. Jika pelayanan yang diberikan selama ini hanya kepada kelompok, berikutnya harus pula kepada anggota. Peningkatan pelayanan yang diberikan, terutama dalam hal mempercepat proses pencair- an, menjaga sikap, penampilan, tutur sapa dan bahasa yang sopan sesuai dengan kearifan lokal dalam berinteraksi dengan anggota SPP. Apalagi interaksi yang dilakukan bukan hanya di kantor, tetapi juga di lapangan saat sosialisasi, musya- warah-musyawarah maupun kegiatan pembinaan. Strategi ini merupakan strategi bertahan dan memelihara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 211, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melakukan perluasan pasar dan jaringan pemasaran kredit (S1,S2, S5, S6, S9, S10, O1, O2, O3, O4, O5)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 227, "height": 319, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pangsa pasar yang dilayani secara geografis lebih banyak terdapat di dua desa yang dekat dengan akses jalan raya berstatus jalan Provinsi. Melihat kondisi ini, mustinya tiga desa yang berada terpisah oleh sungai dan memiliki RTM lebih banyak bisa dikembangkan menjadi pangsa pasar potensial, meskipun sebagian sudah dilayani dengan dana SPP, bahkan dengan pengembalian angsuran lebih baik. Begitu pula dengan masih banyaknya masyarakat yang terjerat rentenir dan mayoritas peminjam dana selama ini adalah dari usaha perdagangan dan jasa yang secara bersamaan menunjukkan bahwa peluang yang besar pada usaha di luar jasa dan perdagangan untuk dibiayai. Kelebihan yang bisa dimanfaatkan adalah prosedur dan syarat pengajuan yang mudah, serta adanya reward and punishment akan menjadi daya tarik bagi kelom- pok perempuan di desa untuk ikut bergabung dan memanfaatkan dana SPP. Jaringan pemasaran yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas jaringan pemasaran, misalnya PKK, kelompok pengajian, kelompok arisan, dan ada dua kelompok besar yang bisa dijadikan mitra UPK, karena mempunyai anggota yang memiliki tabungan yang relatif lebih besar dengan tanpa jasa/bunga sedikitpun. Ini merupakan implemen- tasi strategi penetrasi pasar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 737, "width": 194, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memaksimalkan peran pelaku program (W1,W2, W3,W4,W5, W6, O3,O6)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 760, "width": 226, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BKAD sebagai pemegang amanah tertinggi di kecamatan harus dimaksimalkan perannya", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 181, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk memajukan UPK dan pengembangan kegiatan SPP. BP-UPK yang diberi tugas pengawasan oleh BKAD juga harus diberdayakan guna mengawasi, mengevaluasi, dan memberikan saran-saran perbaikan pengelolaan kegiatan SPP. Langkah memaksimalkan peran pelaku program untuk menutupi keterbatasan pengendapan dana, pencairan yang lama, pemberdayaan ekonomi RTM yang belum berjalan, simpanan yang tidak berkembang dan fasilitasi yang masih lemah sangat penting. Langkah tersebut diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan kelompok SPP dan memanfaatkan peluang yang ada. Memak- simalkan peran TV secara teliti dalam memverifi- kasi anggota kelompok SPP yang ingin meminjam juga penting dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 243, "width": 227, "height": 193, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Begitu pula memaksimalkan peran UPK, FK/FT, PL dan KPMD dalam membina kelompok tidak hanya sampai pengurusnya, akan tetapi sampai pada setiap anggotanya, tidak hanya orang yang sudah meminjam tetapi lebih diprioritaskan kepada keluarga RTM. Berbagai penelitian menunjukkan adanya kinerja yang baik atas pembayaran angsuran kredit mikro jika sering melakukan pertemuan kelompok, apalagi disertai dengan pendampingan dan pembinaan yang rutin. Begitu pula jika setiap pelaku mema- hami secara penuh akan filosofi dan pentingnya program ini jika terjadi hal-hal yang melemahkan UPK, karena adanya masalah hukum, maka para pelaku akan secara proaktif membela kepentingan masyarakat Kecamatan dengan mempertahankan lembaga dan dana abadi masyarakat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 438, "width": 227, "height": 101, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila sumber daya yang ada sudah maksimal, maka proses pencairan yang relatif lama bisa diatasi. Hal ini beralasan karena pelaku desa (Kepala Desa dan BPD) dan Kecamatan, terutama Camat akan ikut menyelesaikan, jika ada penunggakan pengembalian pinjaman dan memproses SPC lebih cepat segera setelah tahapannya selesai. Strategi ini merupakan strate- gi bertahan dan memelihara.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 553, "width": 217, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mempertahankan komitmen pengembangan SPP (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 576, "width": 113, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S10: 01, O2, O3,O5, O6)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 588, "width": 227, "height": 193, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semangat program untuk mewujudkan masyarakat mandiri dan sejahtera harus diper- tahankan dengan pelestarian dan pengembangan SPP. Pengembangan kelompok diarahkan seba- gai lembaga pengelola simpanan dan pinjaman profesional dan akuntabel. Pengembangan kelem- bagaan kelompok SPP, secara badan hukum da- pat menjadi Koperasi Simpan Pinjam. Komitmen penting yang harus dilaksanakan adalah men- jalankan dan memprioritaskan pemberdayaan masyarakat miskin dengan strategi, teknik dan taktik yang baik, agar benar-benar bisa mening- katkan kesejahteraan dan kemandirian masyara- kat miskin perdesaan. Jika program sudah menjalankan pemberdayaan sesuai tahapannya, yaitu membawa RTM dari tahap apatis dan ketergantungan (pra pemberdayaan) menuju", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 185, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan 167", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 800, "width": 44, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 480, "top": 800, "width": 61, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 226, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahap pra kritis dan pembebasan, maka kegiatan SPP juga akan berkembang dengan lebih baik. Strategi ini merupakan strategi bertahan dan memelihara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 116, "width": 198, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggolongan dan implementasi strategi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 227, "height": 170, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan hasil analisis matriks IE yang menunjukkan posisi perusahaan di sel V yang berarti posisi UPK stabil, strateginya tidak mengubah arah dengan menjaga dan memper- tahankan ( hold and maintain ). Hasil analisis SWOT menggambarkan perlunya menjaga dan mempertahankan sebagai sebuah strategi utama, yaitu (1) mempertahankan komitmen terhadap pengembangan SPP, (2) meningkatkan pelayan- an, (3) meningkatkan pembinaan kelompok, dan (4) memaksimalkan peran pelaku program. Keempat langkah strategi tersebut merupakan upaya organisasi terutama dalam meningkatkan kekuatan, menutupi kelemahan, sekaligus meng- hindarkan diri dari ancaman yang bisa datang dari", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 59, "width": 227, "height": 89, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "luar. Untuk pemanfaatan peluang yang ada, dapat dilakukan dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar dilakukan dengan (1) perluasan pasar dan jaringan pe- masaran kredit dan (2) meningkatkan promosi program, sedangkan pengembangan (diversifika- si) produk bisa dilakukan dengan pengembangan produk simpanan dan pinjaman.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 151, "width": 229, "height": 147, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi yang mengharuskan adanya upaya-upaya intensif, jika posisi kompetitif UPK dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Penetrasi pasar oleh UPK bisa berhasil jika melakukan penambahan jumlah tenaga pen- jualan, peningkatan pengeluaran iklan, penawaran produk-produk promosi penjualan secara eksten- sif, atau upaya pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran. Langkah operasional yang bisa dilakukan UPK adalah menduplikasi kemampuan SDM UPK dan KPMD untuk berpromosi dan menjual produk jasa pinjaman kepada RTM,", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 334, "width": 61, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Internal", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 313, "width": 325, "height": 184, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Eksternal Kekuatan (S) 1. Prosedur dan syarat pengajuan kredit mudah dan ringan 2. Ada pendampingan kelompok 3. Pelaksanaan tanggung renteng berjalan baik 4. Musyawarah program efektif memberikan informasi kepada masyarakat 5. Bantuan dana SPP sangat bermanfaat bagi anggota 6. UPK memiliki SDM bermutu 7. Kontrol yang kuat dari masyarakat luas 8. Peran perempuan cukup dominan dalam pengelolaan usaha", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 486, "width": 124, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Pemberlakuan reward and", "type": "List item" }, { "left": 247, "top": 313, "width": 287, "height": 204, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "punishment 10. Pelayanan yang baik dari UPK Kelemahan (W) 1. Pengendapan dana cukup lama dengan jumlah besar", "type": "Table" }, { "left": 410, "top": 344, "width": 113, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Proses pencairan relatif lama", "type": "List item" }, { "left": 410, "top": 365, "width": 116, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pemberdayaan ekonomi RTM belum dijalankan", "type": "List item" }, { "left": 410, "top": 386, "width": 115, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Simpanan anggota tidak berkembang", "type": "List item" }, { "left": 410, "top": 406, "width": 118, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Fasilitasi pengembangan usaha anggota masih lemah", "type": "List item" }, { "left": 410, "top": 437, "width": 98, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Tim verifikasi belum diperankan secara maksimal", "type": "List item" }, { "left": 410, "top": 468, "width": 108, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Adanya syarat agunan kepada RTM memberatkan", "type": "Table" }, { "left": 410, "top": 499, "width": 119, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. UPK belum memiliki legal lending", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 520, "width": 50, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peluang (O )", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 531, "width": 139, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pasar kredit masih luas di luar perdagangan dan jasa", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 552, "width": 152, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Banyak masyarakat miskin belum mengakses dana SPP", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 572, "width": 160, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Peluang kerjasama pengembangan jaringan", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 593, "width": 145, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Perekonomian yang sulit mendorong untuk berwirausaha", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 614, "width": 153, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Masih banyak masyarakat terjerat rentenir", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 635, "width": 160, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Kemajuan teknologi mempermudah pengelolaan keuangan.", "type": "List item" }, { "left": 247, "top": 521, "width": 145, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi S-O a. Mempertahankan komitmen terhadap pengembangan SPP (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, 01, O2, O3,O5, O6)", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 572, "width": 153, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melakukan perluasan pasar dan jaringan pemasaran kredit (S1,S2,", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 593, "width": 69, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S5, S6, S9, S10,", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 521, "width": 267, "height": 90, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O1,O2,O3,O4,O5) Strategi W-O a. Memaksimalkan peran pelaku program (W1,W2,", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 552, "width": 402, "height": 112, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W3,W4,W5, W6, O3,O6) b. Meningkatkan promosi program (W1,W3,W4, O1, O2, O3, O4, O5, O6) Ancaman (T)", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 666, "width": 118, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Persaingan dengan bank", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 676, "width": 133, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Persaingan dengan lembaga keuangan non bank", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 697, "width": 153, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perubahan kondisi sosekpol yang bersifat dinamis", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 718, "width": 124, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Ada kecenderungan ketergantungan dana SPP", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 738, "width": 149, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Ancaman berkurangnya anggota kelompok pemanfaat.", "type": "List item" }, { "left": 245, "top": 656, "width": 152, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi S-T a. Meningkatkan pelayanan (S1,S2,S3,S4,S5, S6, S7, S8, S9, S10, T1, T2, T3)", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 697, "width": 144, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Meningkatkan pembinaan kelompok (S2, S4, S6, S10, T4, T5)", "type": "List item" }, { "left": 411, "top": 656, "width": 118, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi W-T a. Pengembangan produk simpanan dan pinjaman (W1,W2,W3,W4,W5, W6,", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 697, "width": 110, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W7, W8, T1,T2,T3, T4, T5)", "type": "List item" }, { "left": 411, "top": 707, "width": 120, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Meningkatkan pembinaan kelompok (W1, W4, W5, W8, T4, T5)", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 771, "width": 166, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Matriks SWOT kegiatan SPP", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 181, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "168 Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 800, "width": 50, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HAMDI ET AL", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 58, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen IKM", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 227, "height": 112, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "usaha mikro dan kecil yang ada, diikuti dengan pengeluaran biaya untuk operasional KPMD dengan nominal yang lebih manusiawi, dan lebih menggencarkan promosi dari pelaku-pelaku program yang lain. Pelaksanaan promosi harus diikuti dengan proses pemberdayaan yang benar. Usaha ini bisa jadi strategi efektif, karena pasar saat ini belum jenuh dengan jasa yang ada dengan tingkat pemakaian konsumen akan jasa kredit masih dapat ditingkatkan secara nyata.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 227, "height": 227, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan produk simpanan dan pinjaman mungkin akan berdampak pada tambahan pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan yang lebih spesifik. Penelitian lanjutan yang bisa dilakukan adalah untuk menentukan produk simpanan dan pinjaman apa yang cocok untuk setiap RTM dan kelompok SPP yang sudah ada. Pengembangan produk ini akan menjadi efektif, karena selama ini satu jenis produk simpanan yang sudah berjalan tiga tahun secara kinerja usaha sudah berhasil. Gagasannya di sini adalah menarik pemanfaat dana yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positifnya dengan produk jasa kredit UPK selama ini. Hal ini juga dilakukan untuk antisipasi dalam mempertahankan anggota pemanfaat dana SPP agar tidak beralih menggunakan produk serupa kepada pesaing UPK, yaitu CU, BRI, dan BPD, dan koperasi yang bergerak di jasa keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 134, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan alternatif strategi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 227, "height": 112, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap akhir dari analisis SWOT dari lemba- ga UPK adalah pengambilan keputusan alternatif strategi dengan menggunakan alat analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) berdasarkan pengembangan yang dilakukan David (2009). Penilaian daya tarik strategik menunjukkan bahwa strategi paling menarik untuk diterapkan adalah strategi untuk meningkatkan pelayanan dengan nilai 6,494. Urutan strategi prioritas adalah sebagaimana Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 559, "width": 69, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 237, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Masalah yang teridentifikasi pada kegiatan simpan pinjam khusus perempuan adalah pemberdayaan ekonomi rumah tangga miskin belum dijalankan, tabungan anggota tidak", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 59, "width": 216, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkembang, proses pencairan kredit relatif lama, belum maksimalnya fasilitasi kelompok dalam pengembangan usaha anggota dan pembuatan aturan-aturan kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 105, "width": 235, "height": 388, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kekuatan yang dimiliki UPK antara lain prose- dur dan syarat pengajuan kredit mudah dan ringan, ada pendampingan kelompok, pelaksa- naan tanggung renteng berjalan baik, musya- warah program efektif memberikan informasi kepada masyarakat, bantuan dana SPP sangat bermanfaat bagi anggota, UPK memiliki SDM bermutu, kontrol yang kuat dari masyarakat luas, peran perempuan cukup dominan dalam pengelolaan usaha, pemberlakuan reward and punishment dan pelayanan yang baik dari UPK. Kelemahan UPK, yaitu pengendapan dana cukup lama dengan jumlah besar, proses pencairan relatif lama, pemberdayaan ekonomi RTM belum dijalankan, simpanan anggota tidak berkembang, fasilitasi pengembangan usaha anggota masih lemah, TV belum diperankan secara maksimal, adanya syarat agunan kepada RTM memberatkan, UPK belum memiliki legal lending . Peluang yang bisa dimanfaatkan, yaitu pasar kredit masih luas di luar perdagangan dan jasa, banyak masyarakat miskin yang belum mengakses dana SPP, peluang kerjasama pengembangan jaringan, perekonomian yang sulit mendorong untuk ber- wirausaha, masih banyak masyarakat terjerat rentenir dan kemajuan teknologi mempermudah pengelolaan keuangan. Ancaman bagi UPK adalah persaingan dengan bank dan lembaga keuangan non bank, perubahan kondisi sosial ekonomi dan politik yang bersifat dinamis, ada kecenderungan ketergantungan terhadap dana SPP dan ancaman berkurangnya anggota kelompok pemanfaat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 496, "width": 235, "height": 124, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Alternatif strategi yang dapat dilakukan UPK Semparuk adalah meningkatkan pelayanan, melakukan perluasan pasar dan jaringan pe- masaran kredit, memaksimalkan peran pelaku program, mempertahankan komitmen terhadap pengembangan SPP, meningkatkan promosi program, meningkatkan pembinaan kelompok dan pengembangan produk simpanan dan pinjaman. Strategi yang menjadi prioritas utama untuk diterapkan adalah meningkatkan pelayanan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 646, "width": 178, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Urutan prioritas strategi dari QSPM", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 664, "width": 404, "height": 102, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alternatif strategi Total nilai daya tarik Urutan prioritas Mempertahankan komitmen terhadap pengembangan SPP 5,925 4 Melakukan perluasan pasar dan jaringan pemasaran kredit 6,053 2 Meningkatkan pelayanan 6,494 1 Meningkatkan pembinaan kelompok 5,501 6 Memaksimalkan peran pelaku program 5,997 3 Meningkatkan promosi program 5,598 5 Pengembangan produk simpanan dan pinjaman 5,408 7", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 185, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan 169", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 800, "width": 44, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 480, "top": 800, "width": 61, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 59, "width": 95, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 227, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arnaya, P.Y. dan M.S. Utama. 2012. Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam Khusus bagi Kaum Perempuan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Denpasar Timur. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Uda- yana, 1(1): 1-13.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 227, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2008. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. http://www.bappenas.go.id. (22 Agustus 2010).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 220, "width": 227, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[BPS dan Kemenegkop UKM] Badan Pusat Statistik dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM. 2008. Berita Resmi Statistik UKM BPS 2008. http://www.scribd.com. (22 Agustus 2010).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 284, "width": 227, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dasaluti, T., A.V.S. Hubeis, dan E.S. Wiyono. 2010. Analisis Pengembangan Usaha Mikro dalam Mendukung Pemberdayaan Perem- puan di Pulau Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Manajemen IKM, 5(2): 157- 165.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 359, "width": 226, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "David, F.R. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Penerjemah: Dono Sunardi. Buku 1 Edisi XII. Salemba Empat, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 226, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Godquin, M. 2004. Microfinance Repayment Performance in Bangladesh: How to Improve the Allocation of Loans by MFIs.", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 59, "width": 196, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal World Development, 32(11): 1909- 1926, Printed in Great Britain.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 227, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khandker, S.R. 2000. Savings, Informal Borrowing and Microfinance. Jurnal The Bangladesh Development Studies, XXVI(2&3): 50-51.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 128, "width": 227, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qoriah, S.N. dan T. Sumarti. 2008. Analisis Gender dalam Program Desan Mandiri Pangan (Studi Kasus: Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Klaten-Jawa Tengah). Sodality, 02(02): 209-234.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 192, "width": 227, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rangkuti, F. 2010. Analisis SWOT: Teknik", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 203, "width": 199, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 232, "width": 227, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umar, H. 2002. Metode Riset Bisnis Dilengkapi", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 244, "width": 199, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 284, "width": 227, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_______. 2005. Strategic Management in Action. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 313, "width": 227, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[UPK] Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Semparuk. 2010. Laporan Keuangan UPK Kecamatan Semparuk Bulan Januari 2010. UPK Kecamatan Semparuk. Semparuk.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 365, "width": 226, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_____. 2011a. Laporan Keuangan UPK Kecamatan Semparuk Bulan Januari 2011.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 388, "width": 226, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UPK Kecamatan Semparuk. Semparuk. _____. 2011b. Laporan Keuangan UPK", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 417, "width": 198, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Semparuk Bulan Mei 2011 UPK Kecamatan Semparuk. Semparuk.", "type": "List item" } ]
e0294929-2ebb-6eaa-2325-e55dda8f2482
http://engagement.fkdp.or.id/index.php/engagement/article/download/98/76
[ { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 212", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 455, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mencapai Sustainability Koperasi Pesantren melalui Jiwa Entrepreneurship pada Mahasantri Lembaga Tinggi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 184, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pesantren Luhur Malang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 156, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nihayatu Aslamatis Solekah Fakultas Ekonomi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 201, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang E-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 199, "width": 75, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Titis Miranti", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 213, "width": 182, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang E-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 183, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barianto Nurasri Sudarmawan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 182, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang E-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 331, "width": 106, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article History: Received: 2019-12-04 Revised: 2020-01-17", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 109, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: 2020-05-31", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 331, "width": 261, "height": 271, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Entrepreneurial activities within the pesantren are increasingly prevalent. This condition makes the ministry of industry participates in developing cooperatives through Islamic boarding schools throughout the nation. The Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang not only focuses on teaching religious practices such as recitation, halaqoh, and prayer in congregation, but also giving students understanding and education in the economic field. This community service aimed at providing assistance in the form of cooperative management through the spirit of entrepreneurship of the students of Malang Luhur Pesantren. Participatory Action Research (PAR) was employed. The program resulted in a finding that there were a lot of ideas about entrepreneurship, even among those who had carried out these activities. However, the management needed improvement. The service team recommended the need to continuously increase the student resources who are able to market the results of pesantren cooperatives, and the need for support as well as supervision among each LTPLM member.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 538, "width": 151, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Cooperative Management, Enterpreneurship, Pesantren Cooperatives, Participatory Action Research (PAR)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 82, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran entrepreneur dalam suatu negara adalah sebagai (1) Pemutar gerak roda ekonomi; (2) Pembuka atau penyedia lapangan kerja; (3) Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD; (4) Penghasil devisa dari produk ekspor yang akan memperkuat cadangan devisa negara; (5) Pelaku fungsi social dalam memajukan bangsa melalui sumbangan-sumbangannya di berbagai bidang seperti pendidikan, budaya, kesehatan, agama kemanusiaan, dan sebagainya; (6) Pendorong tumbuhnya", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 213", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 169, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "entrepreneur-entreprenur baru. 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 454, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, pengembangan terhadap entrepreneurship menjadi agenda yang sangat penting dalam perjalanannya. Jiwa wirausaha (entrepreneurship) terbukti mampu menggerakkan perekonomian masyarakat dan sekaligus menjadi sumber pendapatan utama bagi mereka sebagai upaya peningkatan kesejahteraannya 2 . Dikarenakan dinilai efektif menggerakkan ekonomi kerakyatan, kementerian perindustrian pun kini ikut mengembangkan koperasi lewat pesantren-pesantren di seluruh Nusantara. Sebagai gambaran singkat berikut gambaran koperasi aktif di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 427, "width": 145, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: BPS (2018), Diolah", "type": "Caption" }, { "left": 201, "top": 447, "width": 232, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Daftar Koperasi Aktif Di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas, jumlah koperasi aktif di Indonesia mengalami peningkatan dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2006, Jumlah koperasi di Indonesia sebesar 98.944. Sedangkan pada tahun 2016, terjadi peningkatan sebesar 148.220. Sementara itu, diperkirakan, terdapat sekitar 28 ribu pondok pesantren yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 454, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan pengembangan di wilayah pesantren juga bukan tanpa sebab, pesantren dinilai memiliki potensi yang sangat melimpah 3 . Pengembangan koperasi lewat pesantren bisa ikut mendukung peran koperasi untuk menjadi kekuatan baru yang bisa mengakselarasi peningkatan daya saing industri dalam negeri. Ini khususnya untuk pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 665, "width": 418, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perkembangannya, banyak koperasi pesantren yang ditemukan dalam", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 454, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Deliar Noer, Perubahan, Pembaruan, Dan Kesadaran Menghadapi Abad Ke-21 (Dian Rakyat, 1988). 2 Wiwik Maryati, “Peran Perguruan Tinggi Dalam Pemberdayaan Entrepreneurship Untuk Mengembangkan Wi rausahawan Kecil Menghadapi Persaingan Global,” Prosiding Seminas 1, no. 2 (2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 453, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Toha Ma’sum and Muh Barid Nizarudin Wajdi, “Pengembangan Kemandirian Pesantren Melalui Program Santripreneur,” ENGAGEMENT 2, no. 2 (2018): 221 – 232.", "type": "Footnote" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 214", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keadaan non aktif. Hal ini memiliki arti bahwa tingkat partisipasi anggota masih tergolong rendah 4 . Pada temuan yang lain diketahui bahwa, kurang dari 2% pesantren yang mendirikan koperasi. Selain itu, minimnya keterlibatan warga pesantren yang menjadi anggota, sehingga angka partisipasi anggota pun menjadi rendah. Temuan lainnya adalah masih rendahnya motivasi berkoperasi dari warga pesantren yang berorientasi pada pengembangan kultur budaya pondok pesantren 5 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 454, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pesantren Luhur Malang merupakan salah satu pesantren yang ada di kota Malang, tepatnya di kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru. Pesantren ini didirikan untuk mewadahi para mahasiswa yang berminat untuk menjadi santri, dikarenakan lokasi pesantren ini yang sangat strategis ditengah-tengah beberapa universitas di kota Malang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 289, "width": 454, "height": 225, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nama Pesatren Luhur bukanlah nama yang diberikan oleh para pendiri Pesantren Luhur yang ada di Malang, melaikan sudah sejak dari dulu, yang dilahirkan oleh organisasi Islam se-Indonesia tersebut. Dokumentasi tentang keputusan rencana mendirikan pesatren Luhur di berbagai kota besar diberikan oleh Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, SH. kepada Prof. Dr. Mr. H. Moh. Khoesnoe yang untuk selanjutnya di sampaikan kepada Sekjen Depag yaitu Bapak H. Moh. Anshor (Mertua Prof. Khoesnoe). Pada waktu itu menteri agama dijabat oleh Kyai H. Syaifuddin Zuhri. Karena beliau tertarik dengan gagasan tersebut, maka dikalangan Depag dibentuk Dirjen Pesantren Luhur dan Perguruan Tinggi. Untuk merespon program Depag tersebut, maka di Malang pada awal tahun 1960 didirikan Pesantren Luhur oleh tokoh-tokoh Islam Malang antara lain Kyai H. Ghozali, Prof. Dr. Mr. H. Mohammad Koesnoe, Kyai H. Usman Mansyur dan Prof. Kyai H. Achmad Mudlor, SH. Ciri-ciri pokok Pesantren Luhur tersebut diantaranya adalah memperdalam kitab-kitab salafiyah namun berkiprah sebagaimana perguruan tinggi, khusunya dalam merealisir Tri Darma Perguruan Tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 454, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pesantren Luhur Malang berada di jalan raya Sumbersari no 88 Malang dengan kondisi yang strategis. Hal tersebut sangat mendukung aktivitas santri yang merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di Malang (UB, UM, UMM, UIN Maliki, POLTEKES, POLINEMA dan STIH). Keragaman ini meningkatkan solidaritas dan triple Co. ( Co ownership, Co determination, Co responsibility ) merupakan semboyan santri yang sering didengungkan oleh pengasuh LTPLM. Secara fisik Pesantren Luhur Malang terdiri atas empat lantai serta terdpat tiga menara kembar yang menjulang tinggi diatasnya. Kompleks putri menempati 4 lantai yang terbagi dalam beberapa blok (Blok Mbak Daris, A, B, C, D, E, F dan Gedung Azka, sedangkan untuk kompleks putra menempati 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 453, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Gunawan Aji, “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi Pondok Pesantren,” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 19, no. 1 (2011): 231 – 260.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 454, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Hasyim, Analisis Peranan Partisipasi Santri Terhadap Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang (Semarang, 2008). Lihat juga Aji, “Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi Pondok Pesantren.” Hasyim Syarbani, “Analisis Pengaruh Partisipasi Santri Komitmen Dan Kemampuan Berinovasi Ter hadap Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang,” Economica: Jurnal Ekonomi Islam 2, no. 2 (2012): 27 – 42.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 215", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lantai yang terbagi dalam tiga blok (A, B dan C). Pesantren Luhur memiliki beberapa fasilitas lainnya seperti Masjid sebagai temapat berbagai aktivitas, seperti sholat berjamaah, pengajian, maupun musyawarah serta dilengkapi dengan tiga aula luas yang berada di lantai dua (bersebelahan dengan masjid), di lantai satu (diantara kompleks putra) dan di lantai tiga (kompleks putri).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 454, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah santri yang mendiami Pesantren Luhur pada bulan Juli 2019 berjumlah 280 orang. Dengan rincian 190 putri dan 90 putra. Dari tahun ke tahun jumlah santri terus bertambah, seingga pengasuh selalu mengadakan pembangunan dan renovasi agar pesantren dapat berkembang dan memfasilitasi santri-santrinya dengan baik. Di komplek putri tersedia kamar mandi yang jumlahnya cukup banyak, untuk putri terdapat 18 kamar mandi, sedangkan untuk santri putra terdapat 8 kamar mandi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 289, "width": 454, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan lapang, model pengelolaan pada koperasi ini memiliki sedikit perbedaan dengan beberapa pesantren pada umumnya. Pendiri pesantren Luhur Malang Prof. Dr. Kyai H Achmad Muhdlor SH sejak awal memberikan porsi yang besar untuk para santri dalam ikut berperan mengembangkan pesantren tersebut. Selain pendidikan keagamaan berupa pengajian, halaqoh, sholat berjamaah, pondok pesantren ini juga berfokus memberikan para santri pemahaman dan pendidikan di bidang ekonomi. Sebuah pendidikan yang memiliki tujuan agar para santri diharapkan bisa mengelola semua kebutuhan pesantren dengan sendirinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 454, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemandirian menjadi poin penting dari pendidikan bidang ekonomi ini. Hal ini menjadi perlu dilakukan karena semua operasional pesantren dikelola oleh santri sendiri. Berdasarkan hasil observasi partisipatif dan wawancara dahulu koperasi ini pernah memiliki beberapa bentuk usaha yang menjadi buah pendidikan ekonomi, adapun usaha itu yakni wartel (warung telekomunikasi), rental komputer, serta mini koperasi yang menyediakan kebutuhan para santri. Pesantren Luhur Malang dilengkapi dengan koperasi, kantin dan warnet yang disebut dengan Luhur Net sebagai sumber ekonomi yang dapat diatur sirkulasinya oleh santri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 454, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun demikian, permasalahan yang seringkali muncul adalah lemahnya aspek manajerial dalam pengelolaan koperasi pesantren tersebut. Sehingga diperlukan penguatan dan pendampingan merubah mindset para Mahasantri Lembaga Tinggi Pesantren Luhur untuk mengelola potensi koperasi tersebut dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 454, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan fenomena di atas, maka perlu dilakukan penelitian action research dalam rangka penguatan entrepreneural koperasi pesantren guna meningkatkan nilai ekonomi pesantren sebagai tanggung jawab moral perguruan tinggi dalam rangka pengabdian dan pembenahan masyarakat pesantren.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 702, "width": 454, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari obeservasi awal di lingkungan pesantrean masih terdapat beberapa potensi yang dapat diberdayakan guna meningkatkan dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungannya: (1) Kondisi koperasi pesantren yang memerlukan penguatan aspek manajerial sehingga koperasi pesantren tersebut dapat dikelola dengan baik; (2)", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 216", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendampingan kreatifitas mahasantri dalam menambahkan ide-ide baru guna meningkatkan nilai ekonomi dan menciptakan lingkungan pesantren dinamis dan kreatif; (3) Perlunya sumberdaya santri yang mampu memasarkan hasil koperasi pesantren yang dapat meningkatkan nilaiguna ekonomi seperti untuk catering atau even-even tertentu; (4) Perlunya peningkatan skill sumberdaya santri yatim dalam melaporkan keuangan koperasi pesantren mengingat koperasi pesantren ini masih belum memiliki laporan keuangan yang terstandarisasi; (4) Aspek sosial dan pembelajaran kemandirian pada mahasantri dapat diwujudkan melalui penguatan pengelolaan koperasi dan kantin dalam menumbuhkan jiwa wirausaha ( enterpreneur ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 48, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 454, "height": 143, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode action research ini digunakan untuk tidak membuat masyarakat (santri) dampingan sebagai obyek, tetapi menjadikannya sebagai subyek penelitian. Masyarakat santri sendiri yang memahami, menginginkan, dan memecahkan permasalahan yang melilitnya. Posisi peneliti lebih sebagai fasilitator bagi mahasantri untuk mencapai cita- citanya dan memberikan jalan keluar dan merumuskan strategi yang dapat digunakan mereka ntuk mencari jalan keluar bagi permasalahan mereka. Namun perumusan jalan keluar dan strategi ini tetap melibatkan mahasantri dengan harapan apabila mahasantri mengalami masalah-masalah apa saja sosial, ekonomi dan lingkungan atau lainnya mereka bisa memecahkan permasalahan mereka sendiri tanpa bantuan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 454, "height": 128, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan Participatory Action Research (PAR) ini bermanfaat untuk memfasilitasi dan memotivasi supaya: (1) mereka mampu mengidentifikasi potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada pada lingkungan pesantren dan/atau lingkungan masyarakat secara umum; (2) mereka mampu menemukenali apa yang harus dilakukan setelah point satu di atas dapat terekam; (3) menyusun strategi dan metode yang tepat untuk memecahkan problematiknya; dan (4) menyusun rencana aksi berdasarkan prioritas, dan keberlanjutan program melalui tahapan-tahapan hingga mencapai target yang diharapkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 584, "width": 454, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prioritas program ini adalah penguatan entrepreneurial mahasantri dalam mengelola koperasi pesantren utamanya penguatan softskill sumberdaya mahasantri serta meningkatkan kreatifitas mahasantri dalam mengelola koperasi pesantrean tersebut berdasarkan hasil observasi awal pada awal bulan tahun 2019. Dari gambaran proses penelitian action research ini ada beberapa tahapan sebagai berikut: (1) Perencanaan ( plan ). Perencanaan ini dilakukan setelah memperhatikan kondisi riil di Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang menggunakan analisis SWOT dimana pada tahap ini adalah merencanakan bagaimana merubah perilaku dan mindset entrepreneural mahasantri dalam memanfaatkan koperasi pesantren yang telah ada; (2) Tindakan ( action ). Setelah proses perencanaan dilakukan, mengimplementasikan rencana yang telah dibuat tersebut dengan dibantu dan difasilitatori oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 217", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindakan yang akan dilakukan adalah berupa pelatihan penguatan soft skill sumberdaya mahasantri dan meningkatkan kreatifitas dan mindset mahasantri agar bisa menggali potensi dan peluang-peluang baru yang bisa digunakan untuk mengembangkan koperasi pesantren. Selain itu, penguatan entrepreneural mahasantri dalam mengelola koperasi pesantren serta pendampingan soft skill sumberdaya mahasantri, manajemen pemasaran berbasis teknologi serta manajemen keuangan koperasi pesantren yang transparan dan akuntabel; (3) Refleksi ( reflect ). Usaha-usaha yang telah dilakukan dalam memecahkan problematika di direfleksikan dan dievaluasi, baik kekurangan, kelemahan, dan keberhasilan strategi dan metode dalam memecahkan problematika mahasantri tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 454, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam rangka mengubah kondisi mahasantri Pesantren Luhur Malang baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan, digunakan metode PAR ( Participatory Action Research ). Metode ini dilakukan untuk memahamkan masyarakat santri terhadap: (1) potensi-potensi yang dimiliki di lingkungan pesantren seperti memanfaatkan koperasi dan kantin pesantren yang telah berjalan semaksimal mungkin; dan (2) keinginan- keinginan masyarakat santri untuk mengatasi kekurangan dan kelemahannya khususnya berkaitan dengan penguatan mental entrepreneurial dalam pengelolaan koperasi pesantren.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 454, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini, dalam proses pemberdayaan mahasantri biasa juga disebut dengan community strategic planning . Community Strategic Planning merupakan suatu proses mengorganisir gagasan-gagasan yang muncul dalam mencari peluang-peluang yang mungkin bisa dilakukan bersama guna memecahkan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 718, "width": 224, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Langkah-langkah strategi utama 6", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 758, "width": 418, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Masykuri Bakri, Pemberdayaan Masyarakat Pendekatan RRA Dan PRA (Surabaya: Visipress", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 218", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 456, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini diawali dengan mengidentifikasi potensi yang dimiliki Pesantren Luhur Malang. Setelah mengidentifikasi beberapa potensi yang dimiliki oleh Lembaga Tinggi serta beberapa permasalahan yang mereka hadapi didalam menguatkan potensi entrepreneurial koperasi pesantren maka program yang kita rencanakan adalah khusus pada penguatan skill entrepreneurial mahasantri dalam mengelola koperasi pesantren dan penguatan skill mahasantri dalam meningkatkan ide-ide kreatif serta memasarkan produk-produk yang mereka buat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 106, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 454, "height": 128, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap awal, setelah dilakukan mapping dan studi awal serta FGD dengan Pengurus Lembaga Tinggi Pesantren Luhur, kegiatan pertama pendampingan ini dilakukan melalui workshop entrepreneurship dengan tema “Penguatan Aspek Entreprenural Koperasi Pesantren Sebagai alternative Pengembangan Mahasantri Yang Mandiri Pada LTPLM Kelurahan Ketawanggede Kec Lowokwaru Kota Malang. Kegiatan ini diawali pretest yang berfungsi untuk menggali latar belakang dan potensi peserta dalam penguatan jiwa entrepreneurial dengan pertanyaan tematik sebagaimana berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 454, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama : Apa modal utama yang harus dimiliki oleh seseorang agar berdaya dalam mengembangkan bisnis atau usahanya . Hasil pretest menunjukkan bahwa mahasantri pada pertanyaan tersebut cukup homogen. Dari keseluruhan jawaban yang kami terima yaitu sekitar 60 jawaban, mayoritas menjawab modal utama seorang wirausaha adalah tekad dan niat. Sebagian besar lagi menjawab ke-istiqomaahan selain tekad dan niat. Jawaban lain yang juga cukup banyak antara lain jujur, tanggung jawab, pandai membaca peluang, strategi dan modal. Jawaban untuk pertanyaan pertama dengan tingkat kehomogenan yang tinggi menunjukkan kemampuan nalar peserta terkait modal utawa seorang wirausaha adalah sama. Semua jawaban yang disampaikan benar, hanya saja belum lengkap. Selanjutnya pertanyaan pertama ini disampaikan kembali pada post test.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua , Pertanyaan apa saja yang menjadi tantangan bagi seorang wirausaha khususnya dimasa industry 4.0. Industri 4.0 merupakan otomatisasi dan pertukaran data dalam industri dengan menggunakan internet of things cloud dan artificial intelegence . Hasil pretest ini menunjukkan bahwa semua peserta sepakat menjawab bahwa tantangan utama pada industry 4.0 adalah adanya pesaing yang kuat. Selain itu, beberapa menjawab bahwa tantangan utama yan lain adalah kemampuan pengusaha dalam berinovasi produk. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah tantangan ini bisa menjadi penyemangat bagi pelaku wirausaha untuk melakukan inovasi produk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 758, "width": 61, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media, 2010).", "type": "Page footer" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Section header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 219", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga, sangat dimungkinkan jika kedua jawaban ini paling banyak dituliskan di lembar jawaban peserta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga , pertanyaan terkait tingkat pemahaman mahasantri terhadap koperasi dan pendapat mahasantri terhadap pentingnya koperasai dalam usaha mereka. Hasil pretest ini menunjukkan bahwa koperasi merupakan suatu usaha berbadan hukum yang tujuannya adalah untuk memberikan pinjaman kepada anggotanya. Sebagian lagi menjawab organisasi yang mewadai usaha para anggotanya. Dalam kebermanfaatan koperasi dalam meningkatkan usahanya, mahasantri mayoritas memilih menjawab untuk bergabung dengan koperasi. Meskipun demikian, ada beberapa mahasantri yang menjawab bahwa koperasi tidak akan membantu banyak terhadap usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 454, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keempat , pertanyaan terkait peran koperasi dalam membantu kegiatan usaha dan kelemahan apa saja yang dapat diselesaikan jika bergabung dengan koperasi. Hasil pretest mahasantri mengacu kepada beberapa simpul, yakni koperasi dapat membantu mempromosikan serta menyalurkan barang kepada konsumen. Hal ini menjadi beralasan karena kendala bagi wirausahawan pada fase awal usahanya yakni pangsa pasar yang rendah. Sehingga dengan bergabung dengan koperasi diharapkan dapat mengenalkan produk ke masyarakat sehingga pangsa pasar menjadi luas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 454, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelima, mengenai hal apa saja yang harus dimiliki wirausahawan ketika akan bergabung dengan koperasi. Adapun jawaban pada pertanyaan ini cukup beragam. Beberapa mahasantri mengatakan bahwa perlu adanya kepercayaan antar pihak. Selain itu, seorang wirausaha perlu mampu menciptakan ide yang kreatif sehingga dapat meyakinkan setiap pihak (khususnya koperasi) untuk bergabung dengan usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 454, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pendampingan melalui workshop ini, dijelaskan tentang koperasi dan kebermanfaatan koperasi dalam mendukung keberlanjutan usaha khususnya bagi pondok pesantren. Pemateri menjelaskan UU No. 25 tahun 1992 tentang Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. 7 Tujuan koperasi untuk kesejahteraan bersama dan didalam perkumpulan tersebut mengandung azas kekeluargaan yang saling bergotong royong dan tolong menolong diantara anggota koperasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 454, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut, pemateri juga menjelaskan jenis usaha koperasi sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Misalnya, koperasi serba usaha, koperasi simpan pinjam, koperasi manasuka dan lain-lain. Koperasi merupakan salah satu bagian penting dalam memajukan suatu usaha. Koperasi akan membantu pelaku usaha menghadapi ancaman dari luar seperti ketersediaan pasar juga membantu dari dalam seperti membantu ketersediaan modal dan bahan produksi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 453, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Indonesia, 1992).", "type": "Footnote" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 220", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukan pendampingan bagi mahasantri, maka tim pendamping melakukan post test untuk mengetahui dampak dan perubahan yang terjadi pada mahasantri terhadap Entrepreneural Koperasi Pesantren. Hasil pendampingan ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan mindset dan pandangan santri terkait Entrepreneural Koperasi Pesantren. Hal ini terlihat dari beberapa indicator sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 454, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama , Terkait pandangan mahasantri terhadap modal utama seorang wirausaha, para peserta mahasantri telah mengalami perubahan yang semula mereka hanya berpendapat niat saja, namun setelah dilakukan pendampingan, mereka telah memiliki pandangan, bahwa modal tersebut tidak hanya niat, namun skill, jujur, tanggung jawab, dan kekuatan mental. Mahasantri juga telah memiliki pandangan, bahwa modal pembiayaan bukanlah menjadi hal utama pada pengembangan usaha, namun sikap-sikap yang bersifat softskill entrepreneur menjadi modal penting dalam pengembangan usaha koperasi pesantren. Mahasantri juga memahami bahwa akses modal pembiayaan bagi pengembangan koperasi pesantren cuku terbuka, karena pemerintah telah bekerjasama dengan pihak terkait sedang menggerakkan kegiatan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 454, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua , para mahasantri juga telah menyadari bahwa pemanfaatan internet dan artificial intelegence memberi kemudahan bagi bagi pengusaha baru. Karena kemudahan akses internet dalam kegiatan produksi, jasa pemasaran dan ketersediaan bahan produksi memudahkan pelaku usaha untuk memulai usahanya. Oleh karena itu, sangat penting sekali bagi mahasantri untuk terus mengembangkan kemampuan manajerial dalam menjalankan usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 454, "height": 128, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga , mahasantri juga telah memahami bahwa koperasi sangat penting dalam pengembangan usaha pesantren. Mereka memiliki pandangan bahwa kemampuan menciptakan ide yang kreatif adalah salah satu modal saja yang harus dimiliki seorang wirausaha. Modal lainnya adalah seorang wirausaha dengan segala kemampuannya harus mampu berkontribusi untuk mengembangkan koperasi. Hal ini menegaskan adanya sikap saling butuh akan menstimulasi setiap pihak untuk saling membantu dan pada akhirnya mencapai tujuan Bersama. Hal inilah yang menjadi dasar para wirausaha bergabung dengan koperasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 454, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pendampingan, ini mahasantri sepakat untuk terus mengembangkan koperasi pesantren dan diperlukan tindak lanjut terkait pendampingan manajemen wirausaha. Karena mereka telah menyadari bahwa peran koperasi tidak hanya membantu dari segi fisik saja. Koperasi juga dapat berkontribusi dari segi non fisik seperti edukasi. Dengan demikian, maka manajemen yang berkompeten agar dapat memberikan pelayanan yang prima baik dari segi fisik maupun non fisik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 728, "width": 454, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemasaran sering diartikan sebagai proses penjualan atau kegiatan menjual. Padahal definisi pemasaran yang sesungguhnya adalah lebih luas dari sekedar kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 221", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penjualan. Menurut Kotler, 8 pemasaran merupakan proses social dan manajerial melalui penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain agar individu dan kelompok konsumen memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka dapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 454, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan bahwa jiwa berwirausaha sudah Nampak pada diri mahasantri (objek pendampingan). Hal ini terwujud dalam upaya memasarkan produk yang dimiliki dengan mempertimbangkan kebutuhan santri lain. Suatu contoh yakni penjualan jajanan setelah proses kegiatan istighosah dan halaqah. Kegiatan istighosah dan halaqoh rutin dilaksanakan setelah jamaah sholat shubuh. Berdasarkan hasil penelusuran kegiatan ini memerlukan waktu yang tidak sebentar, setidaknya hingga pukul 06.30 WIB. Dengan jadwal yang sedemikian akan menjadi permasalahan bagi mahasantri yang ada jadwal kuliah pagi hari. Tentunya mereka tidak punya waktu banyak untuk sarapan. Dari keadaan itu muncul ide dari mahasantri untuk menjual kue basah setelah halaqoh dilakukan. Ide ini mendapatkan sambutan antusias dari para santri lain yang terwujud dalam habisnya kue yang dijajakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 454, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain penjualan kue setelah halaqoh, juga mulai muncul ide pengelolaan pemasaran untuk beberapa produk yang memang rutin diperlukan mahasantri. Seperti penjualan kitab kuning bagi mahasantri baru ataupun lama utamanya yang menjadi kajian wajib pada kegiatan pengajian Diniyah pada sore hari. Hal ini tentu membantu para santri, khususnya para santri baru. Dengan adanya penjualan kitab kuning yang dikelola oleh pesantren luhur, para santri tidak perlu sulit untuk mencari kebeberapa penjual peralatan mengaji.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 454, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu penyediaan kitab kuning, juga mulai dicetuskan pemasaran terintegrasi untuk pemenuhan pengenalan santri baru yang diadakan setiap tahun, seperti pengadaan jas almamater, block note dan sebagainya. Apalagi dengan seringnya diadakan kegiatan-kegiatan pengembangan skill mahasantri dengan mendatangkan narasumber-narasumber pilihan serta seringnya LTPLM mengadakan even-even serta perlombaan ditingkat se Malang Raya atau se Jawa timur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 576, "width": 454, "height": 144, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contoh lain yakni dengan penjualan merchandise dan kaos. Aktivitas ini bertepatan dengan diadakannya Harlah dan Haul Al Maghfurullah Prof. Dr. KH Ahmad Mudlor SH yang ke IV yang diadakan mulai tanggal akhir September sampai puncak acara pada tanggal 6 Oktober 2019. Untuk memeriahkan kegiatan tersebut, para santri pesantren luhur tercetus ide penguatan branding iconic LTPLM dengan membuat dan menjual mercandhice seperti gantungan kunci, stiker serta totebag dengan tulisan atau logo LTPLM. Produk lain yakni dengan membuat kaos yang bertuliskan LTPLM. Branding merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi dengan tujuan untuk membangun dan membesarkan sebuah brand atau merek.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 728, "width": 418, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gagasan semacam ini bersifat berkelanjutan dan jangka panjang. Artinya, selalu", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 758, "width": 392, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Philip Kotler and Keller, Marketing Management (Prentice Hall: Pearson Education, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 222", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "muncul gagasan-gagasan berwirausaha pada diri mahasantri dengan mempertimbangkan berbagai macam peluang, meskipun beberapa mahasantri telah lulus dan keluar dari pesantren ini. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan para mahasantri untuk melihat peluang yang ada. Lebih jauh, lingkungan yang memberikan contoh perilaku wirausaha pada akhirnya akan menularkan kepada mahasantri- mahasantri yang lain untuk melakukan kegiatan yang serupa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 454, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun begitu, dari hasil penelusuran ditemukan indikasi bahwa gagasan dan kegiatan berwirausaha berjalan secara terpisah. Selain itu, kegiatan berwirausaha belum memberikan kontribusi yang maksimal pada pesantren luhur tersebut. Hal ini berarti koperasi pada pesantren ini belum menaungi semua kegiatan berwirausaha para maha santri. Jika peran koperasi pesantren dapat dimaksimalkan, maka bukan tidak mungkin mahasantri yang menjalankan kegiatan wirausaha tersebut menjadi anggota koperasi pesantren luhur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 322, "width": 454, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disisi yang lain, dengan aktifnya koperasi pesantren akan memberikan peluang untuk memajukan pesantren tersebut. Dengan banyaknya anggota akan mendorong berkembangnya koperasi. Salah satu manfaat berkembangnya koperasi pesantren adalah mampu menyediakan kebutuhan anggotanya dengan biaya yang terjangkau. Sehingga hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah pesantren dalam menjaring calon santri yang baru. Disamping itu, gagasan berwirausaha yang selalu muncul dari mahasantri memungkinkan koperasi pesantren ini untuk terus berkembang dalam jangka panjang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 454, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengabdian ini juga berupaya menelusuri sejauh mana pemahaman para mahasantri terkait urgensi dari menjadi entrepreneur dan anggota koperasi pesantren. Hasil dari penelusuran tersebut dapat dirangkum dalam Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 512, "width": 389, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Pemahaman menjadi entrepreneur dan anggota koperasi pesantren", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 532, "width": 449, "height": 191, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Pernyataan Nilai rata- rata 1 Saya memahami pentingnya menjadi entrepreneur 3,50 2 Saya menjadi lebih mandiri setelah berbisnis (ber-entrepreneur) 3,28 3 Saya membutuhkan suatu lembaga yang dapat membantu saya meningktakan bisnis saya 3,40 4 Saya memahami pentingnya Koperasi 3,10 5 Saya memiliki keinginan untuk bergabung dengan Koperasi 3,13 6 Bisnis Saya dapat berkembang dengan baik jika bergabung dengan Koperasi 3,10 7 Pelatihan ini bermanfaat bagi Saya untuk mengetahui tentang Koperasi 3,53", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 454, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata nilai tersebut sebesar 3,29. Nilai ini termasuk dalam kategori setuju. Artinya adalah para mahasantri", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 223", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 79, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memahami pentingnya menjadi entrepreneur dan menjadi anggota koperasi. Berdasarkan tabel di atas, nilai tertinggi didapatkan oleh poin nomer 7 yakni pelatihan ini bermanfaat bagi saya untuk mengetahui tentang koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya kegiatan pengabdian ini. Pengabdian ini memberikan kontribusi yang positif terhadap pengetahuan mahasantri terkait dengan Koperasi Pesantren", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 454, "height": 111, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya nilai terendah dimiliki item nomer 4 dan 7 dengan nilai 3,10. Nilai ini mengindikasikan bahwa para mahasantri menyetujui adanya koperasi dan ingin bergabung menjadi anggota koperasi pesantren. Jika ditelusuri lebih dalam, temuan pada poin no 1 yang memiliki nilai sebesar 3,50 menunjukkan bahwa memang gagasan konsep wirausaha pada pesantren luhur malang ini muncul secara terus menerus dari mahasantri. Hal ini dikarenakan mereka meyakini menjadi entrepreneur merupakan sesuatu yang tidak bisa hanya dilihat sebelah mata saja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 305, "width": 454, "height": 144, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pendampingan di atas selaras dengan kajian Gunawan Aji yang mengungkapkan bahwa pengembangan koperasi pesantren masih banyak ditemukan persoalan, diantaranya terkait dengan partisipasi dan kinerja koperasi pesantren, serta kualitas sumber daya manusia dalam mengelola koperasi pesantren. Oleh karena itu, maka komitmen, dan kemampuan untuk terus mengembangkan anggota koperasi agar tetap inovatif mutlak diperlukan oleh management koperasi pesantren. 9 Hasil kajian Syarbani juga menandaskan bahwa rendahnya kinerja koperasi santri sangat dipengaruhi oleh kurangnya partisipasi, komitmen dan kemampuan untuk berinovasi pondok pesantren. 10", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 69, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 501, "width": 454, "height": 209, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan hasil diatas diketahui bahwa kegiatan pemasaran atau penjualan produk dilakukan secara mandiri oleh para santri. Fenomena tersebut merupakan modal awal untuk keberlanjutan dan keberlangsungan entrepreneurial. Keberadaan koperasi pesantren yang mampu menaungi berbagai kegiatan wirausaha para santri akan memberikan dampak positif pada perkembangan pesantren. Keberadaan koperasi pada pesantren pada akhirnya memiliki potensi untuk terus berkembang dalam jangka panjang. Dalam pendampingan ini telah memberikan perubahan baik cara pandang maupun sikap mahasantri terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia mahasantri yang handal dalam mengelola koperasi pesantren. Hal ini tercermin dari beberapa kegiatan usaha yang mampu memberikan dampak positif kepada pesantren seperti penjualan kitab kuning, merchandise dan kaos. Jika ditinjau dari sisi yang lain, Terbentuknya kreatifitas mahasantri dalam menambahkan ide-ide baru guna meningkatkan nilai ekonomi dan menciptakan lingkungan pesantren dinamis", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 735, "width": 336, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Aji, “Faktor -Faktor Yang Mempeng aruhi Kinerja Koperasi Pondok Pesantren.”", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 453, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Syarbani, “Analisis Pengaruh Partisipasi Santri Komitmen Dan Kemampuan Berinovasi Terhadap Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang.”", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 65, "width": 252, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04, Number 01, May, 2020, pp. 212 - 224", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 788, "width": 247, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 224", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 418, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan kreatif dapat dilihat dari berbagai macam ide penguatan dan pengembangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 93, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 452, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aji, Gunawan. “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi Pondok Pesantren. ” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 19, no. 1 (2011): 231 – 260.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 200, "width": 454, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakri, Masykuri. Pemberdayaan Masyarakat Pendekatan RRA Dan PRA . Surabaya: Visipress Media, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 454, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasyim. Analisis Peranan Partisipasi Santri Terhadap Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang . Semarang, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 454, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, Philip, and Keller. Marketing Management . Prentice Hall: Pearson Education, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 454, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ma ’ sum, Toha, and Muh Barid Nizarudin Wajdi. “ Pengembangan Kemandirian Pesantren Melalui Program Santripreneur. ” ENGAGEMENT 2, no. 2 (2018): 221 – 232.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 454, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maryati, Wiwik. “ Peran Perguruan Tinggi Dalam Pemberdayaan Entrepreneurship Untuk Mengembangkan Wirausahawan Kecil Menghadapi Persaingan Global. ” Prosiding Seminas 1, no. 2 (2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 454, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noer, Deliar. Perubahan, Pembaruan, Dan Kesadaran Menghadapi Abad Ke-21 . Dian Rakyat, 1988.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 454, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Presiden Republik Indonesia. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN . Indonesia, 1992.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 453, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarbani, Hasyim. “ Analisis Pengaruh Partisipasi Santri Komitmen Dan Kemampuan Berinovasi Terhadap Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang. ” Economica: Jurnal Ekonomi Islam 2, no. 2 (2012): 27 – 42.", "type": "Text" } ]
f09d0ec4-7e5a-f332-699b-8ebd154d582b
https://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/metode/article/download/1459/805
[ { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 107, "width": 443, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Ergonomi Lingkungan Kerja Di Counter Check - In Kedatangan", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 125, "width": 348, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 155, "width": 178, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanny Hahury 1), Sidik Tri Prasetyo 2)", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 169, "width": 364, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sorong Jl. Pendidikan No.27, Klabulu, Malaimsimsa, Kota Sorong, Papua Barat 98412 Telp. (0951) 322382 *Korespondensi Penulis, E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 219, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 243, "width": 456, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan jumlah penumpang dan bertambahnya Counter Check – In dengan luas ruangan yang tetap tentu akan mempengaruhi faktor –faktor lingkungan kerja fisik yang meliputi tingkat kebisingan, pencahayaan dan temperatur yang berada diruang Counter Check – In pada Bandara Domine Eduard Osok. Untuk itu di perlukan evaluasi pengukuran lingkungan kerja untuk mengetahui perubahan lingkungan kerja fisik yang terjadi pada ruang counter check – in bandara domine eduard osok. Evaluasi pengukuran factor lingkungan kerja fisik ini di lakukan di beberapa titik yang telah di tentukan pada ruangan counter check-in dengan menggunakan metode pengukuran lingkungan kerja fisik yang telah ditetapkan. Setelah melakukan evaluasi pengukuran faktor tingkat kebisingan mendapatkan nilai tingkat kebisingan sebesar 72,45 dB pencahayaan sebesar 141,58 lux dan suhu sebesar 26,11 ºC. Hasil evaluasi ini kemudian akan dibandingkan dengan standard baku mutu lingkungan kerja fisik. Dari hasil evaluasi yang telah di lakukan diketahui bahwa factor pencahayaan tidak melewati nilai ambang batas yaitu sebesar 200 lux, dan suhu tidak melewati nilai ambang batas yaitu sebesar 18 - 28 ºC. Namun terjadi peningkatan pada factor tingkat kebisingan di mana telah melewati nilai ambang batas standar kebisingan untuk kawasan bandara sebesar 60 – 70 dB namun masih berada dalam batas standard lingkungan kerja yang telah di tetapkan sebesar 85 dB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 337, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Ergonomi, Lingkungan Kerja Fisik, Kibisingan, Pencahayaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 109, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 215, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota sorong merupakan salah satu kota terbesar di papua salah satu kawasan yang dimiliki sorong adalah Bandara Domine Eduard Osok ini salah satu bandara yang memiliki standart internasional yang terletak di tengah kota sorong, bandara adalah tempat di mana untuk orang berpergian keluar kota maupun luar negeri dengan menggunakan jasa transportasi udara bisa sampai ke tempat tujuan dengan waktu yang cukup cepat dibanding menggunakan jasa transportasi lain seperti", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 515, "width": 215, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kapal laut yang memakan waktu yang cukup lama.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 553, "width": 218, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor tingkat kebisingan, pencahayaan dan suhu memenuhi standar harus dapat menciptakan kenyamanan bagi penumpang yang berada pada lingkungan bandara serta para pekerja yang bekerja didalam ruangan terminal bandara Domine Eduard Osok. Dimana tingkat kebisingan, pencahayaan dan suhu yang melebihi nilai ambang batas dapat mendorong timbulnya gangguan pandengaran dan resiko kerusakan pada telinga baik bersifat sementara maupun permanen setelah terpapar", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 215, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam periode waktu tertentu untuk mencegah hal itu terjadi bangunan terminal dan lingkungan harus di desain sebaik mungkin sesuai standart yang ada sehingga dapat membuat para pekerja dan penumpang terasa nyaman pada saat beraktifitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 220, "width": 216, "height": 294, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka di perlukan evaluasi tingkat kebisingan, pencahayaan dan suhu pada ruang counter check-in dalam rangka untuk mengetahui berapa lama waktu optimal yang diizinkan seorang pekerja terpapar kebisingan pada tingkat tertentu, pencahayaan yang baik untuk jenis pekerjaan yang dilakukan dan nilai ambang batas ruang kerja, dalam hal ini yaitu ketika pekerja yakan pekerjaannya saat berada di area check-in counter . Tingkat kebisingan yang tinggi, pencahayaan yang tidak sesuai dan temperature yang melebihi ambang nilai batas yang tinggi tentu akan mempengaruhi kenyaman para pekerja di ruangan COUNTER CHECK -IN Bandar Udara Domine Eduard Osok.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 90, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 215, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 216, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Untuk mengetahui nilai pengukuran kebisingan, pencahayaan dan temperatur di counter check-in pada Bandar udara domine edurd osok (DEO) Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 221, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Untuk mengetahui factor lingkungan kerja fisik yang telah melewati nilai ambang batas di counter check-in pada Bandar Udara Domine Edurd Osok (DEO) Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 106, "width": 215, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Untik mengetahui pengaruh dari kebisingan, pencahayaan dan teperatur di counter check- in pada Bandar Udara Domine Edurd Osok (DEO) Sorong .", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 192, "width": 215, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rangkuman Kajian Teoritik Yang Berkaitan Dengan Masalah Yang Diteliti", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 230, "width": 215, "height": 408, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam melakukan penelitian ini, digunakann beberapa penelitian terdahulu sebagai dasar acuan dalam melakukan peneltian diantaranya dengan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut : Lokasi penelitian sekolah SMP 23 B andung, mengalami kebisingan dengan sumber kebsingan antara lain lalu lintas bising, pengeras suara pintu perlintasan kereta api dan aktivitas lapangan sekolah kelas A yang meruopakan dari blok A bukan jendela dan ventilasi sekitar 50% di kedua sisi kelas menghadap kea rah utara (lapangan sekolah) dan ke satu sisi bukan menghadap ke arah selatan (gerbang sekolah). Sumber kebsingna dari kelas ini arus lalu lintas di depan sekolah dengan 95 sb yang berjarakm 10 meter masih terdengar suara yang melintas tingkat kebisingannya kelas A mencapai 61 dB yang melebihi standar kementrian lingkungan hidup yang sebesar 55 dB kelas A mendapatkan persentase sebesar 50% tidak memenuhi standar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 647, "width": 215, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya penelitian dengan hasil sebagai berikut : Pengukuran intensitas kebisingan bahwa rata-rata intensitas kebisingan pada 4 lokasi yaitu pos kemanan, depan kantor control room dan akses jalan ke mesin sewa secara umu memenuhi NAB yaitu", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 216, "height": 408, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih dari 83 dB (sedangkan pada area PLTMG berada diatas NAB yaitu > 85 Db atau berkisar 86,81 dB /104,7 Db dimana pada lokasi ini terdapat mesin bertekanan tinggi seperti compressor, radiator dan pompa yang merupakan sumber kebisingan. Berdasarkan tiap titik Leq waktu lama pemaparan yang direkiomendasikan oleh NOISH bervariasi tergantung tingkat kebisingan yang di hasilkan waktun terlama yaitu : dengan waktu pemaparan selama 5333,33 menit. Sedangkan waktu pemaparan paling singkatbyaitu titik 13 dengan waktu pemaparan 5.68 menit semakin tinggi tingkat pemaparan semakin singkat, begitu juga sebaliknya semkin rendah pemaparan tingkat kebisingan maka lama pemaparan semakin lama. Untuk lokasi yang memiliki tingkat kebisingan yang di atas nilai ambang batas nilai NOISH dapat menggunbakan APD untuk mengurangi tingkat kebisingan sehingga memungkinkan untuk lebih lama terpapar kebisingan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 144, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 215, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran tingkat kebisingan dalam penetian ini dilakukan dengan Cara Sederhana yaitu dengan sebuah Sound Level Meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik. Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas operasional bandara. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 106, "width": 215, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran, sebagai contoh : 1. L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 - 09.00", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 182, "width": 215, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 - 11.00", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 220, "width": 215, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 - 17.00", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 270, "width": 111, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Perhitungan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 289, "width": 215, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Perhitungan Kebisingan yang digunakan dalam penelitian ini Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 385, "width": 216, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Perhitungan eq L pada tiap jam pengukuran yang telah di tentukan:", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 427, "width": 177, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "  1 0,1 1 1 10 log 10 L eq L n dB N           ", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 469, "width": 62, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 488, "width": 131, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N = Jumlah data pengamatan n = Frekuensi kebisingan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 526, "width": 186, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L = Nilai tengah pada distribusi frekuensi", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 545, "width": 84, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat kebisingan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 564, "width": 215, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Perhitungan tingkat tekanan suara ekuivalen pada siang hari S L menggunakan persamaan", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 622, "width": 135, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "    1 4 0,1 1 0,1 4 10 . 1 10 log", "type": "Picture" }, { "left": 322, "top": 626, "width": 178, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 ..... 10 L S L T L dB T      ", "type": "Picture" }, { "left": 337, "top": 632, "width": 149, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "          ", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 681, "width": 59, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 698, "width": 122, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S eq L L  selama siang hari", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 236, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i T  selang waktu pengukuran pada masing-masing i L L  Tingkat pengukuran pada tiga waktu pengukuran", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 196, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan Maksimal Pekerja Terpapar", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 215, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan waktu maksimal pekerja terpapar kebisingan menggunakan metode National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) dengan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 311, "width": 27, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "  85 /3", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 300, "width": 47, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "480 2 L T  ", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 215, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk faktor pencahayaan, tingkat intensitas pencahayaan harus di sesuaikan dengan jenis kegiatan yang sedang dilakukan di dalam ruangan tersebut berdasarkan standar minimal pencahayaan dari Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002. Sedangkan untuk aspek temperature akan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja Menteri Tenaga Kerja dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 106, "width": 215, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 163, "width": 215, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengambilan data di ruang terminal kedatangan Bandar Udara Domine", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 201, "width": 215, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eduard Osok (DEO) Sorong, peneliti melakukan pengambilan pada pada titik pengukuran yang telah di tentukan. Titik-titik pengumpulan data terbagi atas 10 titik untuk pengukuran kebisingan dan 20 titik untuk pengukuran pencahayaan dan temperature.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 314, "width": 215, "height": 238, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah di dapatkan data hasil pengukuran pada tiap-tiap titik pengukuran pada lokasi penelitian tersebut, maka peneliti melakukan pengolahan data dan analisis data. Kemudian dari hasil analisis data tersebut akan di dapatkan kesimpulan dan solusi pemecahan masalah yang ada. Adapun alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran yaitu CEM DT- 8820 4 in 1 Environment Meter, digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan, temperature dan kelembapan di lokasi penelitian. Alat dapat di lihat pada gambar di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 106, "width": 233, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. CEM DT-8820 4 in 1 Environment Meter", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 166, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 216, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada tiga cara atau metode pengukuran kebisingan di lokasi kerja yaitu pengukuran dengan titik sampling, pengukuran dengan peta contur, pengukuran dengan grid, dalam penelitian kali ini akan di gunakan pengukuran dengan grid untuk untuk melakukan pengukuran tingkat kebisingan. Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan menentukan titik–titik pengukuran dan harus dibuat dengan jarak interval yang sama", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 128, "width": 215, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberapa kotak yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk memudahkan identitas. Cara pengukuran tingkat kebisingan yaitu menggunakan cara sederhana dengan sebuah Sound Level Meter biasa untuk diukur tingkat tekanan bunyi (dB) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 355, "width": 414, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL. 1 data pengukuran kebisingan pukul 07:30 WIT 62 62.5 64.5 72 76.3 72.7 72 76.1 64 70.4 63,4 65.8 71.1 67 74.4 74.4 70.2 72.9 66 79.3 71.5 68.9 71.2 70.6 74.5 69.4 67.8 70.3 67.2 81.2 84.4 65.9 72.9 68.3 75.3 70.3 69.1 68.9 70 81.3 82 70.5 71.9 79.1 75.9 73.2 66 72.1 68.2 72.9 76.7 73.5 73.2 74.9 79.1 75 72.5 74.5 69.3 82.4 82.6 73.5 72.5 72.2 72 73.2 71 74 67.6 81.5 70.5 70.1 67.1 72.4 73.1 74.6 67.7 72.2 69.3 80.6 67.7 70.5 73.5 70.1 71.3 72.5 73.5 68.1 75.1 66.1 73 68.9 75.9 74.4 81.3 74.1 74.1 71.4 67.9 65.6 72.1 72.1 71.4 74.1 82 75.2 67.8 71.3 66.1 64.3 74.8 82.1 65.1 74.9 73.2 71.5 72.3 69 70.5 65.4", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 192, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kebisingan maksimum = 84,4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 216, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kebisingan minimum = 62 Berdasarkan nilai minimal dan maksimal yang terlihat, maka di tentukan nilai r ( range max - min ), k (jumlah kelas) dan i (interval kelas) untuk menentukan distribusi frekuensi dengan cara sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 570, "width": 47, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": 84.4 62", "type": "Picture" }, { "left": 314, "top": 570, "width": 183, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22, 4 r data terbesar da R ta terkec ta il en ng", "type": "Picture" }, { "left": 351, "top": 584, "width": 84, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "   ", "type": "Picture" }, { "left": 314, "top": 620, "width": 113, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " 1 3.3 log 1 3.3 log 120 6 : 7,8 k N Batas Kelas     ", "type": "Picture" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 156, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 106, "width": 77, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7,86 2,56 :", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 106, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panjang Interval Kela", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 116, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i k s r ", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 160, "width": 7, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 110, "top": 187, "width": 7, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 206, "width": 336, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebisingan Hari Pertama Pukul 07:00 No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi 1 61.1 - 64.0 62.6 6 2 64.1 - 67.0 65.6 32 3 67.1 - 70.0 68.6 31 4 71.1 - 73.0 72.6 25 5 73.1 - 76.0 74.6 11 6 76.1 - 79.0 75.6 2 7 79.1 - 82.0 80.6 8 8 82.1 - 85.0 83.6 5  ", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 363, "width": 170, "height": 183, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                1 0,1 1 0,1 62.6 0,1 65.6 0,1 68.6 0,1 72.6 0,1 74.6 0,1 77.6 0,1 80.6 0,1 83.6 1 10 log 10 1", "type": "Picture" }, { "left": 158, "top": 402, "width": 59, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 10 120 32 10", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 360, "width": 220, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 10 10 log 25 10 11 10 2 10 8 1 74.2 10 2 0 5 L eq L n dB N dB                                                                    ", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 544, "width": 5, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Table" }, { "left": 181, "top": 364, "width": 13, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 577, "width": 209, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwah nilai lequitas pukul 7:00 pada terminal kedatangan sebesar 74.2 dB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 215, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus yang sama juga digunakan untuk menhitung tingakt kebisingan pada pada pukul 10:30 dan 15:30.setelah didapatkan hasil pengukuran tingkat kebisingan tiap jam, selanjutnya dilakukan perhitungan berikutnya", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 362, "width": 215, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengetahui tingkat kebisingan selama satu hari dengan menggunakan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 409, "top": 405, "width": 69, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "      1 2 0,1 1 0,1 2 0,1 3", "type": "Picture" }, { "left": 314, "top": 409, "width": 183, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 10 1 10 log 10 16 10 L L eq L T L T dB T                            0,1 74.2 0,1 71.3 0,1 70.9 5 10 1 1 7 0 log", "type": "Picture" }, { "left": 366, "top": 521, "width": 86, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 10 16 6 1 3 0 2. dB", "type": "Picture" }, { "left": 408, "top": 492, "width": 79, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "    ", "type": "Picture" }, { "left": 351, "top": 494, "width": 136, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                 ", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 594, "width": 216, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwah nilai lequitas siang hari pada hari pertama sebesar 73.2 dB. Rumus yang sama juga digunakan untuk menghitunga tingkat kebisingan selama hari pengukuran tingkat kebisingan.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 215, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan Waktu Maksimal Pekerja", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 215, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terpapar Kebisingan Dengan Rumus", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 131, "width": 41, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NIOSH", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 169, "width": 218, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melakukan perhitungan yang menentukan lama waktu pemaparan kebisingan yang di perbolehkan, maka di gunakan metode perhitungan NIOSH", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 197, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "    85 72,45 85 3 3 480 480 145,34 2 2 L T jam  ", "type": "Picture" }, { "left": 110, "top": 260, "width": 104, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "  ", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 311, "width": 215, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lama waktu yg diizinkan seorang pekerja terpapar kebisingan berdasarkan perhitungan dengan metode NOISH sebesar 145,34 jam. Rumus yang sama juga digunakan untuk menghitung lama waktu maksimal seorang pekerja terpapar kebisingan selama hari pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 215, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kebisingan dapat di ketahui bahwa terdapat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 106, "width": 215, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat kebisingan yang melewati nilai ambang batas yang telah di tetapkan untuk kawasan bandara yaitu sebesar 60 - 70 dB. Sesuai dengan baku tingkat kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Hal ini menunjukan bahwa tingkat kebisingan pada terminal kedatangan Bandara Domine Eduar Osok telah melewati nilai ambang batas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 296, "width": 90, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencahayaan (lux)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 314, "width": 215, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas penerangan/pencahayaan adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan. Hasil pengukuran pencahayaan pada Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 482, "width": 247, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 28. Hasil Pengukuran Pencahayaan Hari Pertama", "type": "Caption" }, { "left": 148, "top": 498, "width": 303, "height": 254, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HARI PERTAMA NO 07:30 WIT 11:00 WIT 15:30 WIT 1 90.3 140.6 118 2 83.6 90.9 164 3 85.4 110.7 113 4 64.7 97.2 97 5 97.3 102 87 6 102 111.5 121 7 97 115.3 111 8 97 124.9 186 9 96.7 151.1 298 10 134 171.8. 192 11 99 252 229 12 300 432 67 13 400 282 62 14 300 117 129 15 190 130 116 16 77 164 104 17 104 114 94", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 106, "width": 288, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 69 142 77 19 122 132 97 20 110 153 196 135.95 155.9 132.9", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 215, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pencahayaan pengukuran tiap pukul 07:30 WIT yaitu sebesar 135.95 lux nilai pencahayaan yang di dapat tidak melewati standar minimal yaitu 200 lux 2. pengukuran pukul 11:O0 WIT yaitu sebesar 155.9 lux nilai pencahayaan yang di dapat tidak, melewati standar minimal yaitu 200 lux", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 215, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengukuran pukul 15:30 WIT yaitu sebesar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 201, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132.9 lux nilai pencayahan yang di dapat tidak melewani standar minimal yaitu 100 lux.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 432, "width": 215, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengukuran maka dapat disimpulkan bahwa pencahayaan pada Check in counter Bandar Udara domine eduar osok sudah memenuhi standar nilai pncahayaan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 185, "width": 215, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang telah di tetapkan dalam Keputusan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 204, "width": 215, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menteri Kesehatan Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 242, "width": 216, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industry yaitu sebesar 100 lux dengan jenis pekerjaan yaitu pekerjaan kasar dan tidak terus menerus.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 326, "width": 82, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temperatur (◦C)", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 347, "width": 215, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhu atau temperatur merupakan salah satu aspek lingkungan kerja yang perlu dikendalikan dalam suatu industri. Karena temperatur ini berhubungan langsung dengan tenaga kerja atau operator. Hasil pengukuran temperature pada Bandar Udara udara domine eduar osok dapat dilihat pada tabel di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 508, "width": 241, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 32. Hasil Pengukuran Temperatur Hari Pertama", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 529, "width": 236, "height": 224, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HARI PERTAMA NO 07:30 WIT 11:00 WIT 15:30 WIT 1 26.9 26.6 26 2 27.8 26.6 26 3 25.5 26.6 27.1 4 26.9 26.3 25 5 26.9 26 24.8 6 26.8 25.8 24.8 7 26.8 25.6 24.7 8 26.8 25.5 24.7 9 26.9 25.5 25 10 26.9 25.5 24.9 11 28.8 25.5 24.8 12 26.9 25.6 24.8 13 26.9 25.5 25 14 26.9 25.5 25.2", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 106, "width": 222, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 26.9 25.6 25.5 16 26.9 25.9 25.9 17 26.9 25.7 26.8 18 26.9 25.9 26.9 19 26.7 26.1 26.2 20 26.9 26.2 26.3 538.9 517.5 510.4 26.94 25.87 25.52", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 218, "height": 200, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa temperature pada counter check in sebagai berikut. hari pertama pada pengukuran pukul 07:30 WIT yaitu sebesar 26.94 ºC tidak melewati nilai ambang batas yang berkisar 18 – 28 ºC pengukuran pukul 11:00 WIT yaitu sebesar 25.87 ºC tidak melewati nilai ambang batas yang berkisar 18 – 28 ºC dan pengukuran pukul 15:30 WIT yaitu sebesar 25.52 ºC tidak melewati nilai ambang batas yang berkisar 18 – 28 ºC.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 437, "width": 216, "height": 238, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengukuran temperature yang didapatkan berkisar antara 24 ºC sampai dengan 27 ºC. Nilai tersebut masuk dalam kategori kondisi optimum untuk bekerja berdasarkan tabel pengaruh temperature (hal. ) sebesar 24 ºC. Menurut satandar temperature sesuai dengan Menteri Kesehatan RI nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 berada pada kisaran 18 – 28 ºC. Maka dapat dikatakan bahwa temperature pada ruang counter check in Bandar Udara Domine Eduard Osok telah sesuai dengan suhu atau temperature yang di rekomendasikan oleh Keputusan Menteri", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 216, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Republik Indonesia nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 721, "width": 215, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 228, "width": 215, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkantoran Dan Industri dan tidak melewati nilai yang telah di tetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 276, "width": 85, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 295, "width": 215, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelittian yang telah di uraikan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 352, "width": 215, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hasil pengukuran yang di dapatkan selama 3 Hari pengukuran pada counter cHheck - in bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong untuk intensitas kebisingan melewati nilai ambang batas. Sedangkan untuk pencahayaan sudah memenuhi standart dan temperature sudah memenuhi standar", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 485, "width": 215, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dari hasil evaluasi yang telah di lakukan diketahui bahwa factor pencahayaan tidak melewati nilai ambang batas yaitu sebesar 200 lux, dan suhu tidak melewati nilai ambang batas yaitu sebesar 18 - 28 ºC. Namun terjadi peningkatan pada factor tingkat kebisingan di mana telah melewati nilai ambang batas standar kebisingan untuk kawasan ban dara sebesar 60 – 70 dB namun masih berada dalam batas standard lingkungan kerja yang telah di tetapkan sebesar 85 dB", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 713, "width": 215, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Nilai standar baku mutu untuk factor tingkat kebisingan kawasan bandara adalah 60 – 70", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 201, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Db dan sebesar 85 dB untuk standar tingkat kebisingan lingkungan kerja. Standar baku mutu untuk pencahayaan adalah 200 lux dan standar baku mutu untuk temperature adalah berada dalam kisaran nilai 18 – 28 ºC.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 104, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 215, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firmansyah, F. 2010. Pengaruh Intensitas", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 249, "width": 188, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Tenagan Kerja Di Bagian", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 287, "width": 187, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur [Skripsi]. Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 324, "width": 187, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 216, "height": 295, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hahury, S., (2012), Kinerja Pengemudi Di Tinjau Dari Ergonomika Fisik Dan Lingkungan [Tesis], Yogyakarta, Jurusan Teknik Industri Dan Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Jasuan, A., dkk., Pengukuran Kebisingan Ruang Laboratorium Teknik Telekomunikasi Dan Informasi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya . Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri Menteri Kesehatan Republik Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 215, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Menteri Negara Lingkunga Hidup Nomor 48 Tahun 1996 Tentang Baku", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 723, "width": 188, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mutu Tingkat Kebisingan Menteri Negara Lingkungan Hidup.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 106, "width": 215, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 125, "width": 216, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja Menteri Tenaga Kerja Lamhot, A., Manullang, E., Evaluasi Pencahayaan, Kebisingan, Temperature Dan Getaran Pada Line 3 PT. South Pasific Viscose [jurnal], Semarang, program studi teknik industry, universitas diponegoro semarang.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 296, "width": 215, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metawati, N., Busono, T., Siswoyo, S., (2013).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 314, "width": 188, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas DI SMPN 23 Bandung [jurnal], Bandung, program studi pendidikan teknik arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 421, "width": 215, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "National Institute For Occupational Safety And", "type": "Section header" }, { "left": 340, "top": 440, "width": 187, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health (NIOSH). (1998). Occupational Noise Exposure Revised Criteria 1998. Cincinnati. Ohio;", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 497, "width": 215, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, H, D, E., (2009), Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Tenaga Kerja Di Laborarorium PT. Polypet Karyapersada Cilegon [skripsi], Surakarta, Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 630, "width": 215, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sasmita, A., Elystia, S., Asmura, J., (2016).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 649, "width": 187, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Tingkat Kebisingan Sebagai Upaya Pengelolaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Unit PLTD/G Teluk Lembu PT. PLN Pekanbaru Dengan Metode NIOSH [jurnal], Riau, Program Studi Teknik", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 60, "width": 370, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Jurnal Teknik Industri Vol 4 (2): 49-59 2018", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 763, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 106, "width": 187, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Riau.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 144, "width": 212, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarwaka., (2010). Ergonomi Industri : Dasar-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 163, "width": 187, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dasar Pengetahuan Ergonomic Dan", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 106, "width": 187, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi Di Tempat Kerja , Edisi Pertama Cetakan Pertama. Surakarta : Harapan", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 144, "width": 26, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Press", "type": "Table" } ]
ae92a333-4238-97a9-2581-868631900de8
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/download/2938/2640
[ { "left": 545, "top": 36, "width": 15, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "497", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 139, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Maret, 2023) Vol. 6. No. 3", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 510, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2023 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 122, "width": 134, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3", "type": "Caption" }, { "left": 280, "top": 525, "width": 35, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 535, "width": 517, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction: Cases of drug abuse in Indonesia continue to increase every year, especially in adolescents. One of the strategic efforts to eradicate it is by disseminating information about the dangers of drug abuse and trafficking. The North Sumatra Anti -Drug Student Ambassador (DPAN) is one of the forums that can be used as an approach to socialize with peers about the dangers and prevention of drugs, for that DPAN will be required to have communication skills and a good understanding of drugs. Interventions have taken the form of providing material on drugs and their prevention to increase knowledge of DPAN candidates 2022.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 587, "width": 516, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objective: This study aims to determine the effect of the intervention carried out in increasing the knowledge of North Sumatra 2022 DPA N candidates as role models for their peers Methods: This study uses quantitative research methods with experimental methods using a pre-posttest design.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 618, "width": 517, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Results: The survey results revealed an increase in average values. The mean before the intervention was 69.01 while the average after the counseling was 79.4. This means that there is an average difference of 10.39", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 639, "width": 515, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion: There is an intervention effect, namely the provision of material related to drugs and their prevention on increasing the knowledge of the 2022 DPAN candidates.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 670, "width": 162, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Knowledge; Role Models; Drugs", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 142, "width": 303, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Indonesian Journal of Health Promotion", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 87, "width": 119, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2597– 6052", "type": "Section header" }, { "left": 432, "top": 88, "width": 140, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI", "type": "Section header" }, { "left": 281, "top": 349, "width": 34, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 359, "width": 514, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar belakang: Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya terutama pada remaja. Penyebarluasan informasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba merupakan salah satu cara yang dianggap strategis untuk memberantasnya. Duta Pelajar Anti Narkoba (DPAN) Sumatera Utara merupakan salah satu wadah yang dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk melakukan sosialisasi kepada rekan sebaya mengenai bahaya dan pencegahan narkoba, untuk itu DPAN nantinya dituntut untuk memiliki keterampilan komunikasi serta pemahaman yang baik mengenai narkoba. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan calon DPAN 2022 maka dilakukanlah intervensi berupa pemberian materi terkait narkoba dan pencegahannya Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi yang dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan calon DPAN Sumatera Utara 2022 sebagai role model bagi rekan sebayanya.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 441, "width": 514, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode pre-experimental menggunakan pre-posttest design. Hasil: Sebelum dilakukan intervensi didapatkan rerata sebesar 69,01 dan 79,4 setelah dilakukan intervensi. Artinya terdapat peningkata n rerata sebesar 10,39", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 473, "width": 514, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan: Ada pengaruh intervensi yaitu pemberian materi terkait narkoba dan pencegahannya terhadap peningkatan pengetahuan calon DPAN 2022.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 506, "width": 184, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Pengetahuan; Role Models ; Narkoba", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 292, "width": 406, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hafizha Astia 1 *, Rita Damayanti 2 1,2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Indonesia *Korespondensi Penulis : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 124, "width": 329, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 210, "width": 506, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya Meningkatkan Pengetahuan Mengenai Bahaya Narkoba dan Pencegahannya pada Calon Duta Pelajar Anti Narkoba (DPAN)", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 254, "width": 473, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efforts to Increase Knowledge About the Dangers of Drugs and Their Prevention in Anti-Drug Student Ambassador Candidates (DPAN)", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 175, "width": 119, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Articles", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 174, "width": 95, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Open Access", "type": "Picture" }, { "left": 531, "top": 36, "width": 15, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "498", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 139, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Maret, 2023) Vol. 6. No. 3", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 510, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2023 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 71, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 84, "width": 513, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masa remaja merupakan salah satu tahap kunci perkembangan, dimana seseorang akan berjuang untuk menemukan jati dirinya (1). Remaja mungkin meninggalkan rumah, berkeliaran sendirian untuk menemukan identitas, memberontak dan menentang institusi sosial, bahkan bereksperimen dengan obat-obatan psikotropika dan praktik seksual (2). Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya terutama pada remaja. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), hingga 2,2 juta remaja di 13 provinsi di Indonesia mengalami kecanduan narkoba, dan mengalami peningkatan 24-28%. Menurut Survey Nasional Penyalahgunaan Narkoba tahun 2021, Prevalensi narkoba tahunan meningkat sebesar 0,15% , dari 1,80% pada tahun 2019 menjadi 1,95% pada tahun 2021 (3). Sumatera Utara merupakan provinsi dengan angka penyalahgunaan terbesar di Indonesia, terdapat sebanyak 1,5 juta jumlah pengguna narkoba berusia produktif (20-40 tahun) (4).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 198, "width": 513, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah pengguna narkoba yang tidak diketahui jumlahnya sepuluh kali lipat dari data yang masuk ke BNN. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak remaja yang menggunakan narkoba, namun tidak ditanggapi secara serius oleh semua pihak (5). Salah satu upaya strategis pemberantasan narkoba adalah dengan menyebarluaskan informasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba serta memberdayakan masyarakat agar tidak menjadi korban atau pelaku penyalahgunaan narkoba (6). Pendidik sebaya merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk mempromosikan kesehatan reproduksi, pencegahan HIV dan narkoba di kalangan anak muda (7). Menurut perkembangan psikologi remaja, remaja akhir cenderung lebih dekat dan terbuka dengan teman-temannya (8). Sehingga diharapkan lebih terbuka dan komunikasi dapat terjalin dengan baik (9). Sehingga dapat mengurangi terjadinya suatu resiko kepada anggota kelompok sebaya (10).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 311, "width": 513, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada masa transisi, remaja mulai mengembangkan minat-minat tertentu, seperti: ketertarikan pada dalam mengekspresikan diri. . RemRemaja berusaha berpenampilan semenarik mungkin agar mendapat pengakuan dan daya tarik (11). Duta Pelajar Anti Narkoba (DPAN) Sumatera Utara merupakan salah satu wadah yang dapat dijadikan media untuk menyalurkan minat remaja secara positif, dengan melakukan pendekatan untuk melakukan sosialisasi kepada rekan sebaya mengenai bahaya dan pencegahan narkoba. Kehadiran kader pelajar ini diharapkan dapat memberi contoh dan memberi tahu teman sebaya mengapa mereka memilih untuk tidak menyalahgunakan narkoba (12). Calon DPAN 2022 juga mencontohkan dirinya secara persuasive kepada para remaja lain agar turut menjadi remaja yang peduli tentang bahaya narkoba sehingga terbebas dari penyalahgunaan narkoba seperti mereka.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 425, "width": 513, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan remaja. Namun, kualitas pendidikan sebaya sangat bervariasi (7). Oleh karena itu diperlukan pembekalan dan pendalaman materi agar DPAN nantinya dapat memberikan informasi yang tepat kepada teman sebayanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Carolina (2019) terdapat pengaruh pada tingkat pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMA Katolik St. Petrus Kanisius Palangkaraya; Bambang (2016) bahwa ada peningkatan pengetahuan remaja tentang narkoba setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada siswa di SMA Santa Carolus Medan. Oleh karena itu, penelitian tentang Upaya Meningkatkan Pengetahuan Mengenai Bahaya Narkoba dan Pencegahannya Pada Calon Duta Pelajar Anti Narkoba (DPAN) penting untuk dilakukan karena DPAN nantinya akan menjadi role model bagi rekan sebaya yang memiliki kemampuan mumpuni tidak hanya dalam hubungan interpersonal namun juga pemahaman yang mendalam terkait narkoba.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 564, "width": 512, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi terhadap peningkatan pengetahuan calon DPAN 2022 sebagai peer educator mengenai bahaya dan pencegahan narkoba dengan pemberian materi secara daring. Seperti yang kita ketahui budaya edukasi di masyarakat semakin berkembang ke arah daring (13).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 615, "width": 49, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 628, "width": 513, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian pre-experimental dengan pendekatan one group pre-post test design yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian di observasi lagi setelah dilakukan intervensi (14). Metode intervensi berupa pemberian materi tentang narkoba dan pencegahannya, tanya jawab dan diskusi yang dilakukan secara daring menggunakan media zoom meeting. Tahapan kegiatan pelatihan dimulai dengan pembukaan oleh MC, pengisian pretest, penyampaian materi narkoba oleh Renzi Sanjaya, S.Psi (penyuluh narkoba ahli pertama BNN Provinsi Sumatera Utara), pengisian post-test dan ditutup dengan sesi dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 729, "width": 512, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian materi dasar tentang narkoba dan pencegahannya sedangkan variable terikatnya adalah peningkatan pengetahuan calon DPAN Sumatera Utara 2022. Instrumen pengumpulan data berupa kuisioner online melalui google form yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban ganda (multiple choice) Digunakan uji", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 36, "width": 15, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "499", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Maret, 2023) Vol. 6. No. 3", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 510, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2023 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 71, "width": 512, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "statistik pada penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari pemberian materi tentang narkoba dan pencegahannya yang dilakukan dalam upaya peningkatan pengetahuan calon DPAN Sumatera Utara 2022.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 109, "width": 37, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 122, "width": 513, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intervensi berupa pemberian materi terkait narkoba dan pencegahannya kepada calon DPAN 2022 ini dilaksanakan pada tanggal 24 September 2022 secara daring menggunakan media zoom meeting . Kegiatan ini diikuti oleh 152 calon DPAN 2022 yang tersebar dari berbagai sekolah di Sumatera Utara. Sasaran akan diberikan informasi tentang narkoba dan cara pencegahannya melalui penyampaian narasumber yang kompeten dari Badan Narkotika Nasional Sumatera Utara. Pre-test diberikan kepada peserta sebelum intervensi, usai pemaparan materi, peserta diminta mengikuti post-test untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan calon DPAN Sumatera Utara 2022 setelah dilakukan intervensi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 222, "width": 103, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan Pre-test", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 235, "width": 513, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan survei kuesioner sebelum intervensi berupa pemberikan materi tentang narkoba dan pencegahannya yang dilakukan terhadap calon anggota DPAN 2022, menunjukkan mayoritas calon DPAN sudah memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 75 responden (49%), 62 responden (41%) memiliki kategori pengetahuan baik dan 15 orang lainnya (10%) berada pada kategori pengetahuan kurang. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 304, "width": 418, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Calon DPAN 2022 Berdasarkan Pelaksanaan Pre-test tentang Narkoba", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 321, "width": 477, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan Pretest Jumlah (n) Persentase (%) Tinggi 62 41% Cukup 75 49% Rendah 15 10% Total 152 100%", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 430, "width": 107, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan Post-test", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 443, "width": 513, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan survei angket pasca intervensi yang dilakukan terhadap calon DPAN 2022, diperoleh 105 responden (69%) calon DPAN berada pada kategori pengetahuan baik, 38 responden (25%) berada pada kategori pengetahuan cukup sementara 9 responden lainnya (6%) berada pada kategori pengetahuan kurang. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 499, "width": 422, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Calon DPAN 2022 Berdasarkan Pelaksanaan Post-test tentang Narkoba", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 517, "width": 477, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan Pretest Jumlah (n) Persentase (%) Tinggi 105 69% Cukup 38 25% Rendah 9 6% Total 152 100%", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 604, "width": 505, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Materi narkoba dan Pencegahannya terhadap Peningkatan Pengetahuan Calon Duta Pelajar Anti Narkoba 2022", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 629, "width": 513, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji statistik uji-t berpasangan menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah intervensi dilakukan, dengan nilai p=0,00 (p<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh pemberian materi narkoba dan pencegahan terhadap pengetahuan calon DPAN 2022 antara sebelum intervensi dan setelah intervensi. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 698, "width": 390, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Uji-t Sampel Berpasangan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Intervensi", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 713, "width": 500, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mean STD t Error df P-value PRETEST - POST_TEST -10.3947 15.8169 -8.102 1.28292 151 0.00", "type": "Table" }, { "left": 531, "top": 36, "width": 15, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "500", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 139, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Maret, 2023) Vol. 6. No. 3", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 510, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2023 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 71, "width": 513, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan calon DPAN 2022 tentang narkoba dan pencegahannya sebelum dan sesudah pemberian materi terdapat peningkatan nilai mean . Sebelum intervensi sebesar 69,01 sedangkan rerata sesudah penyuluhan sebesar 79,4. (Data selengkapnya disajikan pada Tabel 4) Artinya terdapat perbedaan rerata sebesar 10,39.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 127, "width": 398, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Sebelum dan Sesudah Intervensi", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 143, "width": 462, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mean N Std. Deviation Std. Error Mean PRETEST 69.0132 152 17.74581 1.43938 POST_TEST 79.4079 152 18.98879 1.54019", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 206, "width": 98, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN Pengetahuan Pretest", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 232, "width": 513, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum dilakukan intervensi berupa pemberian materi narkoba ditemukan rata-rata calon DPAN sudah memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 75 orang (49%), sebanyak 62 orang (41%) sudah memiliki tingkat pengetahuannya yang baik, dan 15 orang (10%) lainnya masih yang tingkat pengetahuannya kurang dari keseluruhan 152 orang calon DPAN Sumatera Utara 2022. Kurangnya tingkat pengetahuan ini mungkin disebabkan oleh responden yang belum pernah mendapatkan informasi tentang narkoba secara langsung baik melalui penyuluhan ataupun informasi dari sekolah, maupun secara tidak langsung seperti mencari informasi secara mandiri. Sehingga tingkat pengetahuan responden dalam hal ini calon DPAN 2022 masih tergolong rendah. Remaja dapat memperluas pengetahuannya tentang narkoba dan pencegahannya dari berbagai sumber informasi (15). Sumber media seperti media sosial, internet, radio dan surat kabar dapat dimanfaatkan oleh generasi muda untuk menambah pengetahuan tentang narkoba dan pencegahannya (16).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 370, "width": 105, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan Post -test", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 383, "width": 513, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah intervensi dilakukan kepada 152 calon DPAN 2022, diperoleh 105 orang (69%) mengalami peningkatan pengetahuan tentang narkoba dan pencegahannya. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan cukup efektif meningkatkan pengetahuan dan pemahaman responden dimana telah terjadi proses pembelajaran dan peningkatan dari yang tidak diketahui menjadi yang diketahui dan dari yang tidak dipahami menjadi yang dipahami. Hal ini tercermin dalam pernyataan Notoatmojo (2007) bahwa belajar merupakan upaya untuk memperoleh sesuatu yang baru dalam mempelajari perilaku, keterampilan, dan nilai dengan menggunakan aktivitas mental (17), Sejalan dengan penelitian Lisa Tenriesa (2009) bahwa ada pengaruh signifikan pendidikan kesehatan pada sebelum dan sesudah dilaksanakan intervensi (18).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 484, "width": 513, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara hasil post-test menunjukkan masih ada 9 responden (6%) dengan yang pengetahuan masih kurang, pelaksanaan kegiatan secara daring menggunakan media zoom meeting yang memiliki kelebihan diantaranya dapat dilaksanakan di manapun dan kapanpun, namun juga memiliki kekurangan seperti bergantung dengan kestabilan koneksi internet. Sejalan dengan penelitian oleh Hutauruk (2020) yang mengatakan hambatan mendasar dalam belajar online masalah jaringan internet, daerah perkotaan memiliki lebih banyak penyedia layanan internet dengan kapasitas jaringan internet yang cukup untuk mendukung proses pembelajaran online . Namun, ketersediaan penyedia yang sangat terbatas di daerah pedesaan dan kualitas jaringan internet yang buruk tidak mendukung pembelajaran secara online (19).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 585, "width": 515, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurangnya tingkat pengetahuan setelah post-test mungkin dapat disebabkan lingkungan responden yang kurang kondusif saat mengikuti intervensi sambil mengikuti kegiatan lain, serta waktu intervensi yang tidak tepat dengan waktu responden sehingga melemahkan konsetrasi dan motivasi, hal ini sejalan oleh pernyataan Armina (2021) yang menyatakan beberapa faktor penghambat dalam pembelajaran daring diantaranya faktor cuaca, koneksi internet, mahalnya paket data, tertinggal materi, saling bentrok dengan kegiatan lain, metode mengajar dan semangat belajar yang menurun (20)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 661, "width": 513, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, masih terdapat 9 orang yang tingkat pengetahuannya tergolong 'kurang', hal ini juga ditentukan oleh tingkat pengetahuannya dan kemampuan siswa dalam menyerap informasi atau berkompetisi pada pelajaran yang berbeda (21). Sesuai dengan teori Muhammad Ali (2007) bahwa orang berbeda dalam banyak hal: bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, sosial dan mental. Perbedaan tersebut menjadi nyata bila diamati selama proses belajar mengajar di kelas, ada pembelajar yang cepat, pembelajar yang lambat, dan pembelajar yang mahir (22).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 737, "width": 512, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Materi Narkoba terhadap Pengetahuan Calon Duta Pelajar Anti Narkoba Sumatera Utara 2022", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 762, "width": 513, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji statistik menurut hasil analisis data dengan uji t berpasangan memperlihatkan nilai p=0,001 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh pemberian materi narkoba dan pecegahannya", "type": "Text" }, { "left": 531, "top": 36, "width": 15, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "501", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Maret, 2023) Vol. 6. No. 3", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 510, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2023 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 71, "width": 513, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap peningkatan pengetahuan calon DPAN 2022. Temuan ini juga didorong oleh penelitian Darmiati (2008), yang menemukan bahwa pendidikan kesehatan memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan (23). Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk memodifikasi perilaku melalui peningkatan keterampilan, pengetahuan, maupun perubahan sikap yang berkaitan dengan perbaikan pola hidup ke arah yang lebih sehat (24).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 134, "width": 513, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan pemahaman bagi calon DPAN sebagai role model bagi remaja dan rekan sebayanya untuk memperkuat moral dan kepribadian, sehingga diharapkan dengan adanya DPAN ini mampu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para pelajar mengenai pentingnya upaya pencegahan dan menjaga diri dari bahaya narkoba. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2017) yang menyatakan kader anti narkoba di lingkungan sekolah berperan dalam membantu teman di sekitarnya agar menjauhi narkoba (12). Pendidikan sebaya adalah salah satu metode pendidikan kesehatan yang berdampak pada individu dan kelompok, di mana praktik peer-to-peer dapat meningkatkan pemahaman dan menyampaikan konten sensitif dengan mudah dan nyaman serta terbuka untuk diterima oleh kelompok sasaran (25).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 254, "width": 78, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 267, "width": 513, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi ini menyimpulkan bahwa intervensi yang dilakukan berupa pemberian materi narkoba dan pencegahannya kepada calon DPAN 2022 dapat meningkatan pengetahuan remaja tentang narkoba dari 41% menjadi 69% setelah dilakukan intervensi. Hasil uji t berpasangan menunjukkan t hitung sebesar -8,102 dengan nilai kemungkinan 0,000 < 0,05 yang berarti pengetahuan calon DPAN 2022 tentang narkoba dan pencegahannya tidak sama atau atau berbeda nyata. Dapat dikatakan bahwa ada pengaruh intervensi yaitu pemberian materi tentang narkoba dan pencegahannya terhadap peningkatan pengetahuan calon DPAN 2022.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 356, "width": 38, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 368, "width": 512, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya peningkatan pengetahuan merupakan suatu hal yang penting dilakukan, terkhusus untuk calon DPAN sebagai role model bagi teman sebayanya. Namun, dalam pelaksanaannya haruslah mempertimbangkan beberapa hal yang mendukung keefektifan dalam pemberian materi seperti kondisi saat mengikuti pelatihan dan koneksi internet.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 431, "width": 101, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 444, "width": 378, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 457, "width": 306, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Alwisol. (2018). Psikologi Kepribadian. Jakarta : UMM Pres.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 469, "width": 512, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pusat Penelitian, Data, dan I., & Indonesia BNNR (2022). Survei Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2021 [Internet]. Jurnal Latihan. 2022. Available from: http://www.jurnal.stan.ac.id/index.php/JL/article/view/557", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 494, "width": 510, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Humas BNN, 2021, Data Statistik Kasus Narkoba, dalam https://puslitdatin.bnn.go.id/portfolio/data- statistik-kasus-narkoba/", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 520, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5.", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 520, "width": 480, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Humas BNN, 2019, Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat, dalam https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-danbahaya-narkoba-bagi-kesehatan/", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 545, "width": 451, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Apandi, Yusuf. 2010. Katakan Tidak pada NARKOBA. Bandung : Simbiosa Rekatama Media", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 558, "width": 512, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Adamchak, S. E. (2006). Youth Peer Education in Reproductive Health and HIV/AIDS: Progress, Process, and Programming for the Future, Youth Issues Paper 7. Arlington, VA: Family Health International.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 583, "width": 513, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Santrock, J. W. (2008). Motor, sensory, and perceptual development. A topical approach to life-span development. McGraw-Hill Higher Education, Boston, 172-205.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 608, "width": 513, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. FHI. (2002). FAQs: Peer Education. Retrieved 15 Februari, 2012, from http://", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 621, "width": 253, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.fhi360.org/en/youth/youthnet/faqs/ faqspeered.htm", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 634, "width": 512, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Afrima, A. 2011. Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) pada siswa SMU Di Kota Bima NTB. Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 659, "width": 512, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Engkus E, Hikmat H, Saminnurahmat K. Perilaku Narsis pada Media Sosial di Kalangan Remaja dan Upaya Penanggulangannya. J Penelit Komun. 2017;20(2):121–34.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 684, "width": 512, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Sari DM. Peran Kader Anti Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Pelajar Oleh Badan Narkotika Nasional Surabaya. J PROMKES. 2018;5(2):128.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 709, "width": 512, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Sampurno MBT, Kusumandyoko TC, Islam MA. Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat, dan Pandemi COVID-19. SALAM J Sos dan Budaya Syar-i. 2020;7(5).", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 735, "width": 446, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 747, "width": 513, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Wibowo M, Gustina E, Widi Hastuti SK. Upaya Meningkatkan Pengetahuan Pendidik Sebaya Pusat Informasi Konseling Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi. JPPM (Jurnal Pengabdi dan Pemberdaya Masyarakat). 2020;4(2):187.", "type": "List item" }, { "left": 531, "top": 36, "width": 15, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "502", "type": "Page header" }, { "left": 36, "top": 48, "width": 139, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPPKI (Maret, 2023) Vol. 6. No. 3", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 787, "width": 510, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2023 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 71, "width": 512, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Solehati, T., Rahmat, A., & Kosasih, C. E. (2019). Hubungan media dengan sikap dan perilaku TRIAD kesehatan reproduksi remaja. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik, 23(1), 40–53.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 96, "width": 456, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 109, "width": 512, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Lisa Tenriesa M. 2009. Pengetahuan dan Sikap Siswa Siswi MAN Model Kota Makassar Terhadap Penyalahgunaan Narkoba", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 134, "width": 513, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19. Hutauruk AJB. Kendala Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Matematika: Kajian Kualiatatif Deskriptif. Sepren. 2020;2(1):45.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 160, "width": 513, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20. Armina, S., & Wulandari, F. (2021). Perbandingan Media Pembelajaran Daring Beserta Kendala di Dunia Perkuliahan. Seminar Nasional Sistem Informasi (SENASIF), 5(1), 2829 - 2838. Retrieved from https://jurnalfti.unmer.ac.id/index.php/senasif/article/view/367", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 198, "width": 512, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21. Bambang. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Narkoba Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Narkoba Di Sma Santa Carolus Medan. J Keperawatan Flora. 2016;IX(2):17–28.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 223, "width": 476, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22. Mohammad, A. dkk. (2007). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Media Grafika", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 235, "width": 512, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. Darmiati (2008). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan tidakan terhadap penyalahgunaan narkoba.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 261, "width": 409, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24. Nurmala, Ira [et al.]. Promosi Kesehatan. 2018. Surabaya:Airlangga University Press", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 273, "width": 513, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25. Khoradiyah, Hafiza, dkk. Pengaruh Peer Education Terhadap Pengetahuan Tentang Infeksi Menular Seksual Pada Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 5(1), Januari 2018, ISSN No 2355 5459", "type": "List item" } ]
140ea173-92e8-d0fc-f764-720cb22561ae
https://ejournals.umn.ac.id/index.php/SI/article/download/846/640
[ { "left": 88, "top": 782, "width": 214, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 ULTIMA InfoSys, Vol. IX, No. 1 | Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4579", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 450, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang Bangun Spaced Repetition Software untuk Menghafal Huruf Jepang Menggunakan Algoritma SuperMemo 2 Berbasis iOS", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 187, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustyan Hidayat 1 , Ni Made Satvika Iswari 2", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 203, "width": 368, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia [email protected] [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 249, "width": 97, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima 26 April 2018 Disetujui 8 Juni 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 220, "height": 217, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract — During the study of another language such as Japanese, the problem that exists is in remembering each of the characters that is used as writing mechanism. This is happened because the difference with Roman characters and the number of character that exist, is far beyond that of alphabet which makes a visual impairment for those used to write in alphabet. There is a traditional way to remember something which is periodically learn or remember the characters and assign a visual image to each of the characters in order to be remembered easily. Spaced repetition is a method that give an interval during a repetition which is mainly used for someone who want to remember something periodically by learning it for a long term periodically. This research discusses the implementation of one of spaced repetition algorithm called SuperMemo 2 and using it along with a flashcard to learn Japanese characters periodically. Software development methodology used is Waterfall Model, because the requirements used to develop the software is clear at the beginning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 220, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Index Terms— Flashcard, Japanese Characters, Language Learning, Spaced Repetition Software, SuperMemo", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 556, "width": 82, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 221, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mempelajari sebuah bahasa asing seperti bahasa Jepang, kesulitan yang dihadapi adalah untuk menghafal karakter yang digunakan dalam penulisan. Bahasa jepang sendiri memiliki 2 macam penulisan yang umum digunakan yakni Kana dan Kanji. Kana sendiri terbagi menjadi dua yaitu hiragana yang digunakan untuk kata-kata asli dan katakana yang digunakan untuk kata-kata serapan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 221, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kanji merupakan karakter cina yang diserap dan digunakan bersamaan dengan Hirgana dan Katakana. Pada tahun 2010 jumlah kanji yang umum digunakan sudah mencapai sekitar 2.136 karakter. Dalam menghafalkan kanji terdapat berbagai macam teknik yang dapat dilakukan dan salah satunya adalah flashcard .", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 403, "width": 177, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Contoh Penulisan Bahasa Jepang", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 420, "width": 220, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lain yang membuat kanji sulit untuk dihafal adalah sebuah kanji dapat memiliki lebih dari satu arti dan dalam melakukan penulisan kanji terdapat sebuah urutan yang baku. Seperti yang dijelaskan oleh Heisig dalam bukunya yang berjudul “Remembering the Kanji” pada tahun 2007, hal yang membuat kanji sulit untuk dipelajari adalah kurangnya kesamaan pola pada memori visual seseorang khususnya mereka yang terbiasa menulis menggunakan alphabet [5].", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 530, "width": 220, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara tradisional yang digunakan untuk menghafal sebuah karakter adalah dengan mengulang mempelajari karakter tersebut secara berkala dan menggabungkan visual terhadap kanji tersebut agar dapat lebih mudah mengingat seperti menghubungkan sebuah kanji dengan objek-objek tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 605, "width": 220, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spaced Repetition merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menghafal sesuatu dengan memberikan jeda yang berubah-ubah pada setiap pengulangan. Pendekatan ini menyerupai cara tradisional yang telah dibahas sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 668, "width": 220, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelumnya pernah dilakukan penelitian oleh Jeff Hanks and Ping Zhan dengan judul “The Forgetting Curve and Learning Algorithms” yang membahas tentang algoritma SM-2 dan hasil penggunaanya [6]. Selain itu, Judy Yoneoka dalam paper yang berjudul “A Tailored Intensive Vocabulary Trainer Using an Online Flashcard Site” pada penerapanya digunakan metode Leitner [12]. Namun pada penelitian ini akan dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 760, "width": 106, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "algoritma", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 782, "width": 214, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ULTIMA InfoSys, Vol. IX, No. 1 | Juni 2018 33", "type": "Page footer" }, { "left": 455, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4579", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 221, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SuperMemo 2 dan dalam bentuk mobile application . Perbedaan Leitner dengan SuperMemo 2 terletak pada bagaimana penentuan jeda pada saat pengulangan ( repetition), Metode Leitner hanya menggunakan variabel yang tetap untuk menentukan jeda sedangkan SuperMemo 2 melakukan perhitungan yang dibuat berdasarkan performa dari pengguna. Selain itu, SuperMemo 2 bersifat Open Source sehingga dapat digunakan dan dikembangkan oleh siapa saja.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 205, "width": 95, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. L ANDASAN T EORI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 131, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Spaced Repetition Software", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 221, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spaced Repetition Software merupakan sebuah aplikasi yang mengaplikasikan teknik Spaced Repetition yang merupakan sebuah teknik untuk menghafal yang dikembangkan pada tahun 1960. Teknik ini memberikan jeda waktu yang akan terus bertambah pada saat melakukan review pada sebuah informasi yang telah diketahui sebelumnya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang psikolog Jerman, Hermann Ebbinghaus, menjelaskan bahwa ketika seseorang menerima sebuah informasi baru akan segera lupa dalam waktu yang sangat cepat jika tidak memperkuat informasi baru itu dalam ingatan mereka [2]. Berikut merupakan kurva hasil penelitian dari Hermann tentang jangka waktu yang dibutuhkan untuk melupakan sebuah informasi.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 591, "width": 113, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Forgetting Curve", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 221, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan memberikan jeda waktu saat melakukan pengingatan terhadap sebuah informasi, maka akan terjadi sebuah spacing effect yang merupakan sebuah istilah psikologi dimana seseorang dapat lebih mudah mempelajari dan mengingat sebuah informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 62, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Flashcard", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 221, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut kamus bahasa Merriam-Webster, Flashcard merupakan sebuah kartu yang memilki kata atau gambar di salah satu atau kedua sisinya. Flashcard dapat digunakan untuk membantu seseorang dalam belajar, khususnya menghafal dengan mengasosiasikan sebuah gambar, kata maupun angka yang digunakan sebagai petunjuk [7].", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 87, "width": 110, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Joyo Kanji ( 常用漢字 )", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 108, "width": 220, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joyo Kanji yang dapat diartikan sebagai kanji yang digunakan secara umum atau kanji yang biasa dipakai. Joyo Kanji mulai digunakan pada tahun 1981 dan dijadikan standar berdasarkan Pengumuman Kabinet Jepang 1 Oktober. Jumlah kanji yang digunakan awalnya adalah 1945 [8]. Namun pada tahun 2010, total jumlah kanji yang terdapat pada Joyo Kanji ditambahkan hingga mencapai 2.136 karakter yang merupakan gabungan dari 1006 kanji yang diajarkan di sekolah dasar dan 1130 kanji yang diajarkan di sekolah menengah. Joyo Kanji sendiri banyak digunakan di masyarakat, surat kabar, majalah, media elektronik dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 269, "width": 74, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Supermemo 2", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 284, "width": 220, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SuperMemo 2 atau disebut juga SM-2 merupakan sebuah algoritma yang dibuat di Polandia oleh Piotr Wozniak [12]. Algoritma ini digunakan untuk memberikan sebuah interval pada sebuah inter- repetition .", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 347, "width": 221, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam algoritma ini terdapat sebuah variabel yang disebut dengan E-Factor ( Easiness Factor ). E- Factor akan berperan memberikan sebuah nilai pada setiap item yang terdapat pada list . Nilai pada E-Factor memiliki variasi dari 1,1 (Tersulit) hingga 2,5 (Termudah). Untuk mendapatkan E-Factor, pada mulanya nilai E-Factor untuk semua data awal adalah 2,5, selanjutnya digunakan fungsi sebagai berikut [13] EF' = EF+(0.1-(5-q)*(0.08+(5-q)*0.02)) ... Rumus 1", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 486, "width": 220, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan q merupakan sebuah variabel yang melambangkan kualitas dari jawaban pada saat menjawab informasi dengan skala 0-5. E-Factor tidak berubah jika q < 3.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 538, "width": 220, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya perhitungan interval dilakukan dengan fungsi sebagai berikut dengan n adalah jumlah repetisi pembelajaran [13]", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 590, "width": 188, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I(1)= 1, I(2)= 6, I(n):=I(n-1)*EF ... Rumus 2", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 613, "width": 221, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai dari interval ini akan berubah-ubah seiring dengan repetisi yang dilakukan karena E-Factor akan berubah setiap kali repetisi dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 659, "width": 221, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. iOS iOS adalah sistem operasi mobile yang dikembangkan oleh Apple. Pada awalnya bernama OS iPhone, namun kemudian diganti dengan iOS pada bulan Juni 2009. iOS saat ini berjalan pada iPhone, iPod touch, dan iPad. Seperti sistem operasi desktop modern, iOS menggunakan antarmuka pengguna grafis, atau GUI. Namun, karena merupakan sistem operasi mobile, iOS dirancang untuk menggunakan input touchscreen , bukan keyboard dan mouse .", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 214, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 ULTIMA InfoSys, Vol. IX, No. 1 | Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4579", "type": "Page header" }, { "left": 138, "top": 87, "width": 117, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. P ERANCANGAN S ISTEM", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 221, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spaced Repetition Software adalah sebuah sistem yang memanfaatkan algoritma spaced repetition yang digunakan untuk memberikan jeda atau interval pada saat melakukan pembelajaran. Dalam aplikasi ini digunakan flashcard sebagai salah satu metode yang membantu user dalam mempelajari bahasa Jepang dengan algoritma Supermemo 2. Dengan menggunakan aplikasi ini user dapat mengatur flashcard yang ingin dipelajari dan pada saat melakukan pembelajaraan user hanya perlu menjawab sesuai dengan menu yang telah disediakan. Aplikasi akan secara otomatis menghitung jeda pembelajaraan agar dapat terjadi Spacing Effect . Adapun huruf Jepang yang digunakan dalam aplikasi ini adalah Hiragana, Katakana, dan regular-use Kanji (Joyo Kanji) sebanyak 2.136 karakter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 221, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah Waterfall Model, yang meliputi requirements, design, implementation, verification, dan maintenance . Metode ini dipilih karena requirement yang digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak sudah jelas di awal, sehingga tidak perlu ada perubahan lagi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 221, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spaced Repetition Software ini memiliki dua menu utama, yaitu menu Card List dan menu Learn . Menu Card List digunakan untuk menampilkan data flashcard yang dapat user gunakan untuk dipelajari, sedangkan menu Learn digunakan untuk menampilkan daftar kartu yang telah user pilih dan juga menampilkan flashcard yang harus dipelajari pada saat itu.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 751, "width": 207, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Diagram Alir Sistem Secara Garis Besar", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 111, "width": 136, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. P ENELITIAN DAN H ASILNYA", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 325, "width": 219, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 Tampilan Antarmuka Kana (kiri) dan Kanji (kanan)", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 354, "width": 221, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 merupakan tampilan antarmuka aplikasi Spaced Repetition Software, saat user menekan tombol pada section card list . Disini user dapat melakukan search terhadap flashcard yang tersedia dan juga dapat melihat detail dari flashcard tersebut dengan melakukan klik pada salah satu item yang terdapat dalam tabel.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 657, "width": 202, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 Tampilan Antarmuka Flashcard Detail Front (kiri) dan Flashcard Detail Back (kanan)", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 687, "width": 221, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 merupakan tampilan antarmuka aplikasi saat seorang user melakukan pilihan pada salah satu flashcard di menu card list . Aplikasi mengijinkan user untuk melakukan penambahan flashcard ke dalam deck list . Selain itu user juga dapat meilhat detail flashcard dengan melakukan tap pada kartu", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 782, "width": 214, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ULTIMA InfoSys, Vol. IX, No. 1 | Juni 2018 35", "type": "Page footer" }, { "left": 455, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4579", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 217, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tampilan. Menekan tombol close maupun Add to Deck akan mengembalikan user ke menu Kana atau Kanji.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 221, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di tahap ini, aplikasi yang dibuat diuji apakah sudah berhasil memberikan perhitungan menggunakan algoritma SM-2 dengan tepat, sehingga jeda waktu ( Interval ) yang dihasilkan sesuai dengan seharusnya sehingga jadwal yang dihasilkan tidak menjadi berantakan. Pengujian dilakukan dengan membandingkan perhitungan secara manual dan membandingkan hasil perhitungan melalui aplikasi yang telah dibangun. Sejumlah skenario perhitungan akan dibuat dimana setiap skenario akan memiliki jumlah iterasi yang berbeda-beda yaitu satu kali, dua kali dan tiga kali iterasi dengan masing-masing skenario memiliki tiga jenis pattern (kombinasi) yang berbeda-beda dan dipilih secara acak. Sebagai contoh pattern q342 berarti user pertama kali menjawab menggunakan button 3 dilanjutkan dengan button 4, dan terakhir dengan button 2 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 220, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengetesan adalah menggunakan debugging button yang dibuat untuk mengemulasikan agar waktu pengetesan adalah hari yang sama ketika tombol tersebut ditekan dengan membuat nilai variabel perbedaan hari yang menjadi counter pembanding bernilai sama dengan nilai variabel Interval yang merupakan hasil perhitungan dari algoritma.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 221, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus 1 dan rumus 2 merupakan rumus dasar yang digunakan pada algoritma SM-2. Di dalam rumus tersebut terdapat variabel, seperti n yang merupakan urutan iterasi yang akan bertambah ketika user menjawab pada saat pengetesan secara berkala. Untuk nilai n = 1 dan n = 2, maka nilai interval yang dihasilkan statis yaitu 1 dan 6, selanjutnya nilai interval akan menggunakan rumus seperti yang tertera pada rumus 4.1. Setiap kali user menjawab, maka akan dihasilkan variabel q yang merupakan quality (kualitas jawaban) sesuai dengan nilai dari user . Ketika nilai q < 3, maka nilai EF tidak perlu diubah dan interval dikembalikan menjadi satu. Jika nilai q > 2 maka perhitungan EF dilakukan menggunakan rumus yang tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 356, "width": 182, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6 Contoh Hasil Perhitungan Manual", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 481, "width": 135, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 Contoh Hasil Program", "type": "Picture" }, { "left": 376, "top": 506, "width": 114, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. S IMPULAN DAN S ARAN", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 522, "width": 221, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan dari penelitian yang dilakukan adalah aplikasi Spaced Repetition Software telah berhasil dibangun dengan mengimplementasikan algoritma SM-2 untuk memberikan inter-repetition dari data flashcard yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 585, "width": 221, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengujian, algoritma yang digunakan telah berhasil memberikan interval yang dinamis dimana nilai easiness factor yang dihasilkan mempengaruhi besarnya interval yang dihasilkan sehingga jeda pengulangan dapat berubah-ubah menyesuaikan dengan penggunaan dari user .", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 660, "width": 220, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, antara lain adalah masih diperlukan pengembangan pada sistem pembelajaran, sehingga user dapat memberikan inputan yang dapat diproses dan diberi nilai yang berupa variabel q atau Quality yang digunakan oleh algoritma SM-2. Sebagai contoh, user diberikan sebuah pilihan ganda atau isian untuk dijawab yang kemudian akan dikonversi menjadi variabel q dengan metode penilaian tertentu seperti misalnya quiz atau dengan kecepatan menjawab.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 214, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36 ULTIMA InfoSys, Vol. IX, No. 1 | Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4579", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 220, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, dapat juga ditambahkan sebuah fitur untuk menghafal bagaimana cara penulisan karakter dimana user diminta untuk menulis karakter tersebut di layar dan hasil input dari user akan dicocokan dengan data penulisan yang ada. Selain itu, dapat juga ditambahkan output suara pada flashcard untuk mempelajari cara pengucapan.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 182, "width": 73, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D AFTAR P USTAKA", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 219, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Apple. 2014. The Swift Programming Language. Dalam https://itunes.apple. com/us/book/swift-programming- language/id881256329?mt=11. Diakses 7 Maret 2015 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 220, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Ebbinghaus, H. 2011. Memory: A Contribution to Experimental Psychology. German: Martino Fine Books.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 220, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Edge, D., Fitchett, S., Whitney, M., & Landay, J. 2012. MemReflex: Adaptive Flashcards for Mobile Microlearning. ACM . [4] Gwern. 2011. Spaced Repetition .", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 270, "width": 206, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam http://www.gwern.net/Spaced%20repetition. Diakses 15 Maret 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 220, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Heisig, J. W. 2007. Remembering the Kanji. Honolulu: University of Hawai'i Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 220, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Hanks, J., Zhan, P. 2012. The Forgetting Curve and Learning Algorithms. Dalam", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 87, "width": 203, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://edo.repo.nii.ac.jp/index.php%3Faction%3Dpages_view _main%26active_action%3Drepository_action_common_down load%26item_id%3D9.Diakses 21 Maret 2015.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 114, "width": 220, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Merriam-Webster. 2015. Dalam http://www.merriam- webster.com/dictionary/flash%20card. Diakses 20 Maret 2015.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 133, "width": 194, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Seeley, C. 1991. A History of Writing in Japan. BRILL.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 142, "width": 66, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] SyndeonSoft.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 142, "width": 206, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The spacing effect . 2012. Dalam http://www.flashcardlearner.com/ articles/the-spacing-effect/. Diakses 15 Maret 2015.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 170, "width": 220, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] You2. 1998. Comparison of learning systems and programs . Dalam https:// www.you2.de/karteikartensystem/lernprinzipe.html. Diakses 15 Maret 2015.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 206, "width": 220, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Yoneoka, J. 2006. A Tailored Intensive Vocabulary Trainer Using an Online Flashcard Site. Dalam http://www2.kumagaku.ac.jp/teacher/~judy/letflash cardspaper.htm. Diakses 21 Maret 2015.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 243, "width": 220, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Wozniak, P. 1990. Optimization of learning . Poznan: University of Technology.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 262, "width": 220, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Wozniak, P. 1998. Application of a computer to improve the results obtained in working with the SuperMemo method. Dalam http://www.supermemo .com/english/ol/sm2.htm. Diakses 21 Maret 2015.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 301, "width": 93, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Inet. 2016. iOS .", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 301, "width": 200, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam https://www.informasi- internet.com/2016/12/ios.html. Diakses 21 Mei 2018.", "type": "Text" } ]
cd425527-248a-0b6f-91a0-a596ad69274e
https://ejournal.imperiuminstitute.org/index.php/AKURASI/article/download/1392/644
[ { "left": 134, "top": 86, "width": 355, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published by LPMP Imperium Journal homepage: https://ejournal. imperiuminstitute.org/index.php/akurasi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 135, "width": 469, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan SAK-ETAP dengan penyajian laporan keuangan koperasi: Studi kasus pada Koperasi ABC", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 189, "width": 470, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julyanne Gracia Irawan *, Ibnu Aswat , Vitriyan Espa AKURASI Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura, Kota Pontianak, Indonesia 301", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 254, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 267, "width": 338, "height": 167, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial reports are a crucial aspect of business sustainability, especially in cooperative businesses, as they enhance the quality of financial reports by adhering to accounting standards. This study aimed to compare the Financial Accounting Standards for Entities Without Public Accountability (SAK-ETAP) with the financial statements of ABC savings and loan cooperatives in Pontianak. The qualitative method involved three approaches: interviews (in-depth interviews), documentation, and literature review. The study results revealed significant differences between the financial statements of ABC Cooperative and the Financial Accounting Standards for Entities Without Public Accountability (SAK-ETAP). It was found that the presentation of financial statements by ABC Cooperative did not fully comply with the SAK-ETAP.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 447, "width": 133, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public interest statements", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 460, "width": 338, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study is evidenced by the lack of adjustments to items in the presentation of financial statements and the absence of reports presented in the form of statements of changes in equity, flow statements, and notes to the financial statements. These findings indicate that ABC Cooperative's financial statements may not be effectively utilized by relevant parties for business sustainability planning.", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 253, "width": 93, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 5/17/2024 Revised 6/26/2024 Accepted 8/1/2024 Online First 8/17/2024", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 550, "width": 303, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: SAK-ETAP , Coorperative, Financial Statement, Qualitative Paper type: Research paper", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 550, "width": 120, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI: Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol 6, No. 3, 2024, 301-312 eISSN 2685-2888", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 605, "width": 71, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 617, "width": 159, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julyanne Gracia Irawan Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 654, "width": 266, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© The Author(s) 2024 This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 677, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International License .use.", "type": "List item" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1392 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "302", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 43, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 456, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menganalisis pengaruh tekanan pemangku kepentingan dan ukuran perusahaan terhadap pelaporan terintegrasi serta peran kinerja perusahaan sebagai variabel moderasi terhadap pengaruh tekanan pemangku kepentingan terhadap pelaporan terintegrasi. Data penelitian ini diperoleh dari 36 perusahaan yang telah menerbitkan laporan terintegrasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2021 sampai dengan 2023, dengan 108 observasi dan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi panel dengan program Eviews 13. Elemen konten kerangka kerja yang diterbitkan oleh International Integrated Reporting Council digunakan untuk mengukur kualitas pelaporan terintegrasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan pemangku kepentingan tidak berpengaruh terhadap pelaporan terintegrasi, Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan terintegrasi, dan kinerja perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh tekanan pemangku kepentingan terhadap pelaporan terintegrasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 165, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan kepentingan publik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 278, "width": 456, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen perlu memperhatikan tekanan pemangku kepentingan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan terintegrasi. Manajemen harus memastikan bahwa pelaporan bersifat komprehensif, akurat, dan relevan, yang mencakup aspek kinerja keuangan dan non-keuangan. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik mungkin lebih mampu memenuhi harapan pemangku kepentingan, dan sebaliknya, peningkatan tekanan dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 361, "width": 300, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : SAK-ETAP, Koperasi, Laporan Keuangan, Kualitatif", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 399, "width": 104, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 424, "width": 456, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standar Akuntansi digunakan sebagai dasar penting instrumen pembuatan laporan keuangan pada suatu perusahaan atau organisasi. Dalam menilai keberlanjutan sebuah usaha Laporan keuangan mempunyai peran sebagai tolak ukur dari kualitas usaha, oleh hal itu penyusunan laporan keuangan harus dilakukan secara teliti, akurat, dan bebas dari provokatif yang dapat didefinisikan dengan persepsi yang sama oleh para stakeholders (Hafid et al., 2019). Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tahun 2022 ada 4 pilar pada standar akuntansi keuangan di Indonesia, salah satunya merupakan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Penyajian laporan keuangan Koperasi turut menjadi salah satu usaha yang menggunakan SAK-ETAP sebagai pedoman penyusunannya. Hal ini dikarenakan koperasi juga salah satu bagian dari UMKM dengan tujuan untuk menyejahterakan anggotanya dan masyarakat sekitar (Kawatu et al., 2019). Selain itu, pedoman standar akuntansi yang diterapkan oleh koperasi juga menyesuaikan dengan peraturan Menteri Koperasi & Usaha Kecil & Menengah Republik Indonesia No. 12 tahun 2015 (Harefa, 2023) & (Muji et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 616, "width": 456, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingginya tingkat perkembangan pada persaingan bisnis, turut menuntut koperasi yang termasuk dalam UMKM untuk dapat mengelola kinerja operasionalnya dengan profesional, salah satunya pada kinerja operasional keuangan. Pengendalian koperasi yang dapat dikategorikan sudah memiliki operasional yang baik membutuhkan pertanggungjawaban yang bagus sehingga anggota koperasi dapat melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan sangat baik, maka dari itu dibutuhkannya peningkatan pada laporan keuangan yang dimiliki oleh koperasi. Salah satu cara dari peningkatan penyajian laporan keuangan pada koperasi adalah dengan memakai atau menerapkan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan berdasarkan pemberlakuan dari Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) yang ditujukan kepada koperasi dan UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 118, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 301-312", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 323, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julyanne Gracia Irawan et al. SAK-ETAP, Coorperative, Financial Statement", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "303", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 456, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembatalan pembaruan UU Nomor 17 Tahun 2012 mengenai perkoperasian oleh Mahkamah Konstitusi (MK) di tahun 2014, membuat landasan hukum perkoperasian kembali kepada peraturan sebelumnya yaitu UU No.25 Tahun 1992. Sehingga, pengertian koperasi masih mengikuti landasan hukum lama, yang berisikan suatu usaha yang memiliki sumber daya manusia dan kepemilikan “orang-seorang” atau mengikuti dasar panduan koperasi serta landasan kegiatannya yang berjalan dengan prinsip koperasi, tanpa menghindari menjadi gerakan ekonomi pada skala lokal dengan menggunakan asas kekeluargaan. Masa kini bisnis global menciptakan ketatnya persaingan bisnis, sehingga ini juga berdampak pada informasi keuangan yang membutuhkan tingkat akurasi dan relevansi yang tinggi, Hal ini turut berlaku pada informasi keuangan koperasi sehingga dapat memastikan keberlangsungan operasional dan pertumbuhan yang berkelanjutan pada koperasi di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 456, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan di atas koperasi yang telah menerapkan standar akuntansi pada penyajian laporan keuangannya memiliki tingkat akurasi dan relevansi yang tinggi, sehingga ini berdampak juga pada peningkatan kinerja keuangannya. Tetapi tidak semua koperasi menerapkan standar akuntansi yang berlaku pada laporan keuangannya. Ada beberapa koperasi masih menerapkan standar akuntansi koperasi umum. Sehingga dengan demikian penelitian ini memiliki tujuan untuk meneliti mengenai perbandingan dalam penyajian laporan keuangan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) dengan penyajian laporan keuangan koperasi ABC yang berlokasi di Pontianak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 115, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DESKRIPSI KASUS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 294, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Kegunaan-Keputusan (Decision-Usefulness Theory)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 456, "height": 220, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "George J. Staubus tahun 1954 mengungkapkan Teori kegunaan-keputusan yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan kerangka FASB yang berada di Amerika Serikat berupa SFAC. Teori ini mencakupi syarat yang berasal dari kualitas informasi finansial yang dipakai untuk pengambilan keputusan oleh pihak terkait. Pengambilan sebuah keputusan dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan banyak hal yang perlu dipertimbangkan oleh para pengguna salah satunya pada penyajian informasi akuntansi yang akan dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan di masa mendatang. Sikap organisasi atau perusahaan dalam penerapan standar akuntansi memiliki hubungan dalam memberikan informasi akuntansi yang menggambarkan kinerja keuangan pada suatu organisasi atau perusahaan yang disajikan dalam pelaporan keuangan (Sulistiyowati et al., 2021). Penerapan teori kegunaan-keputusan pada penelitian ini untuk mengungkapkan apakah Koperasi ABC sudah menerapkan standar akuntansi yang sesuai dengan SAK-ETAP sehingga para pengguna dapat mengambil keputusan untuk keberlanjutan dari Koperasi ABC. Penerapan teori kegunaan-keputusan akan diaplikasikan pada komponen pada SAK-ETAP yang harus diterapkan dalam pelaporan keuangan Koperasi ABC sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak terkait.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 52, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koperasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 456, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koperasi merupakan entitas ekonomi yang memiliki dasar aktivitas menggunakan asas kekeluargaan (Kalimansyah et al., 2022). Sedangkan berdasarkan dari UU No. 25 Tahun 1992 mengenai “perkoperasian” pada pasal 1, koperasi merupakan badan usaha dengan beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang mengasaskan aktivitasnya sesuai dengan asas kekeluargaan. Adapun tujuan koperasi adalah khususnya memajukan kesejahteraan anggotanya", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1392 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "304", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 456, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan umumnya pada masyarakat serta menciptakan tatanan perekonomian nasional untuk mewujudkan masyarakat, makmur, adil, dan maju dengan berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 128, "width": 422, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standar Keuangan Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 146, "width": 456, "height": 206, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IFRS memiliki tingkat kesulitan atau kompleksitas yang cukup rumit dibandingkan dengan SAK- ETAP, sehingga cukup sulit untuk diaplikasikan kepada laporan keuangan usaha atau bisnis dengan skala kecil dan menengah (Astika et al., 2021). Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) SAK-ETAP tidak mengikuti SAK Umum, yang dimana sebagian besar dari konsep historis pada pengaturan transaksi lebih sederhana dan relatif tidak mengalami perubahan selama beberapa warsa. Maka dari itu penerapan SAK-ETAP lebih kepada usaha dengan skala kecil dan menengah karena kemudahan dan kesederhanaan pada ketentuan laporan keuangannya. SAK-ETAP sendiri sudah diterbitkan semenjak tahun 2009 dan diterapkan secara aktif pada 1 Januari 2011. Berdasarkan dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), SAK-ETAP ditujukan kepada pelaku usaha yang tidak memiliki panduan dalam pelaporan akuntabilitas atau secara signifikasi belum dapat melakukan pelaporan serta penyampaian dalam bentuk transparansi pada panduan yang ada dengan bertujuan umum ( general purpose financial statement ) bagi pengguna eksternal seperti pemilik yang tidak memiliki keterlibatan dalam melakukan pengendalian usaha, kreditor saat ini dan potensial, serta badan pemeringkat kredit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 98, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 456, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan berdasarkan dalam (Muji et al., 2018) menjelaskan bahwasannya laporan keuangan merupakan kondisi dalam menggambarkan keuangan pada suatu entitas dan hasil atas kinerja keuangan dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk penyediaan informasi mengenai kinerja finansial pada sebuah entitas, dengan manfaat untuk pihak terkait dalam menyusun atau pengambilan keputusan ekonomi sehingga perusahaan terus dapat mengalami keberlanjutan di masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 240, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Keuangan Berdasarkan SAK-ETAP", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 508, "width": 456, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun penyusunan dari laporan keuangan dengan dasar SAK-ETAP terdiri dari 5 unsur (Hafid et al., 2019) yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 538, "width": 438, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Neraca, berdasarkan SAK-ETAP merupakan laporan keuangan yang menampilkan sumber ekonomis dari bisnis yang dijalankan seperti aset kewajiban atau hutang, dan hak dari pemilik perusahaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut, ataupun ekuitas yang bersangkutan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 597, "width": 438, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perhitungan Hasil Usaha, merupakan bentuk pencatatan pada pengeluaran dan pendapatan yang dilakukan oleh suatu entitas pada sepanjang suatu periode, kecuali adanya pengarahan lain dari SAK-ETAP.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 438, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Laporan Perubahan ekuitas, merupakan laporan yang digunakan sebagai penyajian kerugian dan keuntungan selama pada periode waktu tertentu, jumlah dari pengeluaran dan pendapatan yang dicatat secara langsung oleh entitas atau organisasi dalam jangka waktu tertentu, dampak dari penangguhan, pencatatan saat terjadi aktivitas pembayaran secara tunai yang berasal dari kegiatan masa lampau maupun periode yang akan datang, dan bagian penerimaan/pengeluaran yang memiliki keterkaitan dalam aliran dana investasi maupun pendanaan (Harefa, 2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 118, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 301-312", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 323, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julyanne Gracia Irawan et al. SAK-ETAP, Coorperative, Financial Statement", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "305", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 85, "width": 438, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Laporan Arus Kas, merupakan poin penting saat dilakukan pelaporan keuangan dengan cara penyampaian informasi dalam bentuk histori dengan informasi yang dapat dikategorikan sebagai setara tunai setra perubahan yang terjadi atas kas pada suatu organisasi", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 144, "width": 438, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), menurut SAK-ETAP merupakan catatan dalam bentuk naratif yang digunakan sebagai informasi tambahan yang berada diluar laporan keuangan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 56, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 456, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berdasarkan John W. Creswell (2016) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang melakukan eksplorasi dan pemahaman terhadap makna dari beberapa individu ataupun sekelompok orang yang berasal dari kemanusian ataupun masalah sosial. Penelitian ini berlangsung pada bulan mei 2024 dengan lokasi pengambilan data di Pontianak. Adapun subjek penelitian dari ini adalah pemilik dan bendahara dari Koperasi ABC yang berperan sebagai oknum dalam perencanaan serta penyusunan laporan keuangan yang disesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku untuk bisnis yang dikelola, sehingga ini juga yang menjadi sasaran dari penelitian. Prosedur dari penelitian pada Koperasi ABC adalah dengan melakukan analisis terhadap kinerja operasional keuangan pada bisnis dalam penyusunan anggaran dengan langkah-langkah yaitu, mempelajari penyajian laporan keuangan pada SAK- ETAP serta penerapannya pada laporan keuangan Koperasi, mempelajari penyajian laporan keuangan dari Koperasi ABC, menilai penyajian laporan keuangan milik Koperasi ABC yang disesuaikan SAK-ETAP dan menarik suatu kesimpulan dan saran yang akan disampaikan kepada pihak terkait mengenai hasil dari penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 456, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penelitian kualitatif, yaitu wawancara (depth interview) , merupakan teknik tanya jawab yang menggunakan pertanyaan sebagai dasar peneliti dalam menggali informasi dengan narasumber pada koperasi ABC yaitu pemilik langsung dari usaha tersebut, sehingga menghasilkan data yang diperlukan dalam mengeksplorasi pembahasan dari artikel ini. Dokumentasi , merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data dari Koperasi ABC, seperti penyajian laporan keuangan yang digunakan sebagai faktor pendukung dari penelitian artikel ini. Literature review , merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan, serta mengevaluasi berbagai penelitian terdahulu dan literatur yang sesuai dengan topik penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 456, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam melakukan pengelolaan dan analisis terhadap data yang digunakan, metode yang dipakai berupa analisis kualitatif dengan menggunakan laporan penyajian keuangan Koperasi ABC tahun 2020 - 2023. Peneliti menggunakan 3 tahap dalam menganalisis temuan data pada penelitian ini berupa, mengklasifikasi dan mengidentifikasi laporan keuangan milik Koperasi ABC, kemudian melakukan analisis berupa perbandingan laporan keuangan milik Koperasi ABC dengan SAK-ETAP, dan melakukan penarikan kesimpulan dari hasil analisis yang ditemukan sehingga memenuhi tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan SAK- ETAP sudah diterapkan secara keseluruhan atau penuh pada penyajian laporan keuangan Koperasi ABC dalam keberlanjutan usaha tersebut, sehingga nantinya penelitian ini dapat diharapkan untuk memberikan saran dan kritik kepada entitas terkait.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1392 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "306", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 130, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 110, "width": 456, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan merupakan pilar penting dalam mengambil sebuah keputusan hal ini juga berlaku di Koperasi ABC dimana berdasarkan dari hasil wawancara dengan pemilik Koperasi ABC sebagai narasumber I, laporan keuangan memiliki peran yang penting dalam keberlanjutan Koperasinya, berikut komentarnya:", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 175, "width": 384, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ohh iya, Karena itu menjadi syarat dalam peraturan pemerintah. PEMDA itu ada kewajiban untuk melaporkan laporan keuangan tentunya itu menjadi syarat, kemudian ada juga persyaratan dari dinas perdagangan itu untuk penyelenggaraan rapat anggota tahunan, nah itu kan syarat. tentu syarat-syarat dari pemerintahan inikan kita ikuti nah salah satunya itu penyusunan laporan keuangan” (Sumber: Pemilik Koperasi ABC)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 456, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga dapat disimpulkan bahwa pencatatan atau penyajian laporan keuangan Koperasi ABC mengambil peran yang penting dalam keberlanjutan usaha. Pencatatan laporan keuangan yang dilakukan oleh Koperasi ABC masih berbentuk manual dengan dua pencatatan berbeda, yaitu pencatatan kas kecil dan buku besar yang nantinya ini untuk dasar acuan penyusunan laporan keuangan Koperasi ABC yang menurut SAK-ETAP terdiri dari 5 laporan yaitu neraca, perhitungan hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (CALK). Dan berdasarkan dari narasumber II yaitu bendahara Koperasi ABC dan data laporan keuangan, SAK-ETAP belum diterapkan pada Koperasi ABC. Berikut tanggapan Bendahara Koperasi ABC:", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 431, "width": 384, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pembuatan laporan keuangan pada Koperasi ABC itu pada tahun 2022, jadi bisa dikatakan koperasi mengalami peningkatan drastis dari tahun sebelumnya dalam penyusunan laporan keuangan. Tapi ya masalahnya belum sesuai dengan standar akuntansi yang ada, sehingga artinya apa? Koperasi hanya ngefull fill peraturan dari pemerintah yang penting ada dulu laporan keuangannya, tapi sesuai aturan ya belum.” (Sumber: Bendahara Koperasi ABC)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 546, "width": 456, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti, Penyajian laporan keuangan Koperasi ABC hanya merupakan salah satu bentuk tanggung jawab koperasi dalam memenuhi syarat dari pemerintah dan juga bentuk transparansi kepada pihak terkait yang digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja operasional koperasi. Adapun data utama yang didapatkan untuk dianalisis dari Koperasi ABC merupakan laporan keuangan 2020-2023 yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi pada tahun 2020-2023 dengan beberapa laporan pendukung seperti daftar inventaris, rekapitulasi pembayaran gaji karyawan, laporan marketing, daftar pemakaian perlengkapan, daftar simpanan anggota, dan nilai penjualan & harga pokok penjualan yang dianggap sebagai laporan arus kas. Hal ini berdasarkan dari hasil wawancara bersama narasumber II, berikut tanggapannya:", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 701, "width": 384, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Laporan nilai penjualan & harga pokok ini merupakan laporan arus kas, tetapi memang tidak dicantumkan saja nama akun untuk mendapatkan nominalnya. Jadi ya laporan arus kas ini sangat belum disesuaikan dengan standar akuntansi yang ada.” (Sumber: Bendahara Koperasi ABC)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 118, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 301-312", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 323, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julyanne Gracia Irawan et al. SAK-ETAP, Coorperative, Financial Statement", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "307", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 456, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga berdasarkan dari hasil wawancara bersama kedua narasumber Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) tidak sepenuhnya diterapkan di Koperasi ABC. Untuk dapat lebih mendalami mengenai penyajian dan penerapan pos akuntansi yang dilakukan dalam pencatatan laporan keuangan koperasi ABC, peneliti melakukan perbandingan pada komponen laporan keuangan Koperasi ABC dan standar akuntansi yang berlaku. Berikut disajikan hasilnya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 40, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 449, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan pada Komponen-Komponen dalam Laporan Keuangan Koperasi ABC dan SAK-ETAP", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 231, "width": 422, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen yang Terdapat dalam Laporan Keuangan Berdasarkan SAK-ETAP Berdasarkan Koperasi ABC Neraca Neraca Perhitungan Hasil Usaha Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas - Laporan Arus Kas - Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) -", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 135, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data diolah (2024)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 40, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 439, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan pada Komponen Pos Aset dalam Laporan Keuangan Koperasi ABC dan SAK-ETAP", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 439, "height": 300, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Keuangan Neraca pada aset Berdasarkan SAK-ETAP Laporan Keuangan Neraca pada Aset Berdasarkan Koperasi ABC Pos pada Aset Aset Lancar Aset Lancar Kas Kas Bank Bank Surat Berharga Surat Berharga Piutang Usaha Piutang Usaha Peny. Piutang Tak Tertagih Peny. Piutang Tak Tertagih Perlengkapan Kantor Perlengkapan Persediaan Barang Dagang Persediaan Barang Biaya dibayar dimuka Beban dibayar dimuka Pendapatan yang masih harus diterima Pendapatan yang masih harus diterima Aset Lancar Lainnya - Aset Tidak Lancar Aset Tidak Lancar Investasi Jangka Panjang - Properti Investasi - Aset Tetap Aset Tetap Aset Tidak Berwujud Aset Tidak Berwujud Aset Tidak Lancar Lainnya Aset Tidak Lancar Lainnya Sumber: Laporan keuangan milik Koperasi ABC & SAK-ETAP, diolah (2024)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 456, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil perbandingan diatas laporan koperasi ABC hanya melakukan penyajian untuk 2 laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi, yang seharusnya berdasarkan SAK-ETAP adalah perhitungan hasil usaha. Sedangkan untuk laporan arus kas, koperasi ABC masih belum", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1392 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "308", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 456, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menerapkan SAK-ETAP dan menggunakan istilah lain berdasarkan dengan hasil wawancara diatas. Sehingga berdasarkan dari tabel 1 koperasi ABC belum sepenuhnya menerapkan SAK- ETAP yang terdiri dari laporan neraca, perhitungan hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (CALK). Berdasarkan pemaparan diatas maka akan dilakukan kembali perbandingan untuk 2 pos pada laporan neraca dan laporan laba rugi yang terdapat di Koperasi ABC dengan SAK-ETAP.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 456, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan terhadap pos aset di neraca antara laporan keuangan milik Koperasi ABC dan SAK-ETAP, berikut perbedaannya:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 204, "width": 438, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pada pos aset lancar di standar akuntansi SAK-ETAP terdapat aset lancar lainnya yang dimana ini merupakan transaksi pada aset yang berada diluar pos aset lancar yang diakui sebagai aset lancar lainnya. Pada Koperasi ABC tidak terdapat pos aset lancar lainnya, yang berarti koperasi ABC tidak ada hal-hal penting yang memiliki keterkaitan dalam pembentukan aset lancar lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 278, "width": 438, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada pos aset tidak lancar di standar akuntansi SAK-ETAP terdapat investasi jangka panjang mengenai aset yang diinvestasikan dalam bentuk simpanan atau penyertaan modal yang tidak dapat dicairkan dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun pada koperasi sekunder, perusahaan atau koperasi dan juga properti investasi yang berbentuk bangunan/tanah yang dapat disewakan sehingga menghasilkan keuntungan terhadap koperasi. Pada Koperasi ABC tidak terdapat kedua pos dari aset tidak lancar tersebut, dikarenakan koperasi ABC tidak memiliki investasi jangka panjang maupun properti investasi, sehingga ini tidak dimasukan ke dalam pencatatan di neraca.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 412, "width": 40, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 427, "width": 456, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan pada Komponen Pos Kewajiban dan Ekuitas dalam Laporan Keuangan Koperasi ABC dan SAK-ETAP", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 449, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Keuangan Neraca pada Kewajiban & Ekuitas Berdasarkan SAK- ETAP Laporan Keuangan Neraca pada Kewajiban & Ekuitas Berdasarkan Koperasi ABC", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 497, "width": 218, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pos kewajiban jangka pendek sesuai dengan peraturan meliputi Utang Usaha, Simpanan Anggota, Utang Bank/Lembaga Keuangan Bukan Bank, Utang Jangka Pendek Lainnya, Beban yang Masih Harus di Bayar, Pendapatan Diterima dimuka, Hutang Pajak", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 497, "width": 232, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pos Kewajiban Jangka Pendek yang tertulis meliputi Simpanan Anggota, SHU Bagian Anggota, Utang Usaha, Utang Jangka Pendek Lainnya, Beban yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima Dimuka", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 583, "width": 459, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pos Kewajiban Jangka Panjang sesuai dengan peraturan meliputi Utang/Lembaga Keuangan Lain, Kewajiban Imbalan Pasca Kerja, Kewajiban Jangka Panjang Lainnya Pos Kewajiban Jangka Panjang yang tertulis meliputi Utang Bank/Lembaga Keuangan Lain, Kewajiban Jangka Panjang Lainnya Pos ekuitas yang sesuai dengan aturan meliputi Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Hibah, Cadangan, Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Pos ekuitas yang tertulis meliputi Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Hibah, Cadangan, Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 373, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Laporan keuangan milik Koperasi ABC & SAK-ETAP, diolah (2024)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 456, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewajiban dalam SAK-ETAP terbagi menjadi 2 yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Pada kewajiban jangka pendek, utang koperasi harus dibayarkan atau dilunaskan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 323, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 301-312 Julyanne Gracia Irawan et al. SAK-ETAP, Coorperative, Financial Statement", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "309", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 456, "height": 102, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam jangka waktu paling lama satu periode yang dipakai sebagai pemeliharaan likuiditas koperasi dan kebutuhan modal kerja. Sedangkan untuk Kewajiban jangka panjang, utang koperasi yang dipakai sebagai kebutuhan investasi dan lainnya, dengan jangka waktu pelunasan bisa lebih dari satu tahun. Dalam perbandingan dari kedua pos laporan keuangan Koperasi ABC berdasarkan SAK-ETAP masih terdapat pos yang tidak menyesuaikan standar yang berlaku. Seperti tidak adanya pencatatan imbalan pasca kerja pada kewajiban jangka panjang serta pencatatan terhadap utang bank dan utang pajak di kewajiban jangka pendek.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 456, "height": 146, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari informasi yang didapatkan adapun alasan mengapa pos tersebut tidak dicantumkan karena untuk imbalan pasca kerja Koperasi ABC hanya langsung menerapkan secara lisan tidak tertulis, dan jika pun tertulis pencatatan imbalan pasca kerja dimasukan ke dalam pencatatan keuangan pendukung seperti rekapitulasi gaji karyawan. Sedangkan untuk pos utang bank tidak diterapkan karena Koperasi ABC belum melakukan peminjaman apapun terhadap bank dan untuk pos utang pajak tidak dicantumkan karena pajak pada Koperasi ABC sepenuhnya ditanggung oleh pemilik Koperasi ABC sehingga pencatatan tidak diperlukan di dalam laporan keuangan. Pencatatan Ekuitas berdasarkan SAK-ETAP merupakan modal yang berasal dari anggota. Pada perbandingan di tabel 3 laporan keuangan Koperasi ABC sudah menerapkan atau melakukan pencatatan terhadap pos ekuitas berdasarkan dengan SAK-ETAP.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 40, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 456, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan pada Komponen Pos Perhitungan Hasil Usaha berdasarkan SAK-ETAP dan Laporan Laba/Rugi milik Koperasi ABC", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 407, "width": 412, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan Hasil Usaha pada SAK-ETAP Laporan Keuangan Laba/Rugi Berdasarkan Koperasi Abc Perhitungan hasil Usaha Berdasarkan SAK-", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 456, "width": 445, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETAP, meliputi pendapatan dari pelayanan anggota, pendapatan dari bisnis dengan non- anggota, Sisa Hasil Usaha Kotor, Beban Operasional, Pendapatan dan Beban Lainnya, Beban Pajak Badan, Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Sedangkan pada koperasi ABC dikenal sebagai Laporan Laba/Rugi yang meliputi Pendapatan Usaha & Lainnya, Beban Usaha seperti Beban Gaji, Beban Pemasaran, Beban Penyusutan Inventaris, Beban Perlengkapan, Beban Lainya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 376, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Laporan keuangan milik Koperasi ABC & SAK-ETAP, diolah (2024)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 456, "height": 147, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari Tabel 4 dapat dikatakan bahwa penyajian dari laporan keuangan laba rugi pada Koperasi ABC masih berbeda dengan SAK-ETAP. Contoh, pada Sisa Hasil Usaha (SHU) yang tidak dicantumkan pada laporan keuangan dan juga simpan pinjam anggota yang tidak dicantumkan. Hal ini dikarenakan pada Koperasi ABC untuk Sisa Hasil Usaha (SHU) hanya tercantum pada neraca berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun berjalannya saja, berdasarkan informasi Sisa Hasil Usaha (SHU) biasanya langsung diserahkan ke bank ataupun kepada pemilik sehingga pada kasus ini keseluruhan tanggung jawab pada Sisa Hasil Usaha (SHU) berada ditangan pemilik Koperasi ABC dan tidak dicatat pada laba/rugi. Sedangkan untuk beban lainnya yang tidak tercantum pada tabel 4 seperti beban pajak, hal itu karena sudah ditanggung secara penuh oleh pemilik Koperasi ABC, sehingga tidak dilakukan pencatatan.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1392 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "310", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 71, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 458, "height": 191, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil yang telah diolah dan dibentuk pada penelitian ini dengan melakukan tinjauan terhadap dokumen laporan keuangan serta faktor tambahan berupa wawancara bersama narasumber dari Koperasi ABC, sehingga peneliti mendapatkan hasil kesimpulan, yaitu: pertama, penyajian Laporan Keuangan di Koperasi ABC hanya melakukan pencatatan sebagai bentuk tanggung jawabnya pada peraturan pemerintah atau pihak terkait tanpa memperhatikan kesesuian dengan SAK-ETAP. Kedua, penyajian laporan keuangan pada Koperasi ABC masih menggunakan 2 laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi, seharusnya berdasarkan Standar Keuangan (SAK- ETAP) yang berlaku menggunakan 5 laporan keuangan berupa neraca, perhitungan hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (CALK) yang disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan, ketiga, pencatatan pada pos-pos di laporan keuangan Koperasi ABC sudah terbilang mendekati SAK-ETAP, walaupun masih ada beberapa yang belum menyesuaikan dikarenakan tidak adanya pencatatan terhadap pengeluaran/pendapatan dari pos tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 456, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga dari ketiga pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan laporan keuangan yang telah dilakukan oleh Koperasi ABC sudah termasuk baik pada umur berjalan yang masih terbilang muda. Selain itu, Adapun kendala yang dihadapi oleh Koperasi ABC tidak menerapkan SAK-ETAP secara penuh adalah minimnya peningkatan SDM dan umur usaha yang masih terbilang cukup muda. Walaupun demikian dalam keberlanjutan usaha, laporan keuangan menjadi salah satu pilar penting untuk menyusun perencanaan kedepannya. banyak usaha yang bisa menerapkan pelaporan yang jauh lebih sederhana dari standar yang berlaku seperti pada Koperasi ABC.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 456, "height": 191, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti kepada Koperasi ABC yaitu, ketika melakukan penyusunan laporan keuangan kedepannya diharapkan dapat menerapkan standar akuntansi yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) berupa SAK-ETAP ataupun Standar Akuntansi untuk UMKM dan Koperasi yang telah direvisi oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) secara penuh, yang dimana Koperasi ABC dapat melakukan penyesuaian kembali terhadap komponen/pos dan juga dapat menyusun 3 laporan keuangan lainnya seperti laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan juga catatan atas laporan keuangan (CALK) yang nantinya dapat meningkatkan kualitas dari penyajian laporan keuangan Koperasi ABC dan pihak terkait sehingga usaha dapat melakukan perencanaan untuk keberlanjutan entitas. Untuk penelitian berikutnya dapat meneliti pengaruh dari SAK-ETAP pada keberlanjutan Koperasi dengan pendekatan kuantitatif ataupun melakukan penelitian terhadap perbandingan penerapan SAK-ETAP dan SAK- EP yang merupakan revisi standar akuntansi terbaru dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada penyajian laporan keuangan koperasi dalam keberlanjutan usaha.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 65, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 456, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifianto, H. (2014). Peran Koperasi Simpan Pinjam Dan Efektifitas Kredit Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota (Studi pada Koperasi Simpan Pinjam Lestari Mandiri Kecamatan Lawang Kabupaten Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB , 3 (1). Astika, A., Sirait, U., Sopanah, A., & Dewi, I. (2021). Analisis penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada penyajian laporan keuangan BUM desa .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 455, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 , 157–172. https://doi.org/10.20885/ncaf.vol3.art14 Fitriani, P. A. (2023). Analisis penyusunan laporan keuangan umkm berdasarkan standar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 118, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 301-312", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 323, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julyanne Gracia Irawan et al. SAK-ETAP, Coorperative, Financial Statement", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "311", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 85, "width": 432, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akuntansi keuangan emkm di kelurahan padasuka. Jurnal Aktual Akuntansi Keuangan Bisnis Terapan (AKUNBISNIS) , 6 (2), 205-211.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 456, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafid, K. S., Malik, E., & Katjina, H. (2019). Analisis Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Serba Usaha Sang Zulfikar). ENTRIES , 1 (1), 65–82.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 456, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafidzah, N., Sriwiyanti, E., & Sinaga, M. H. (2022). Analisis Penerapan SAK ETAP Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pada Koperasi Karyawan PTPN IV Kebun Bah Jambi. Jurnal Ilmiah Accusi , 4 (1), 40-54. Harefa, L. (2023). IMPLEMENTATION OF SAK ETAP IN COOPERATIVES FOR FINANCIAL REPORT PRESENTATION (CASE STUDY OF TOKOSA SAHABAT SEJATI CONSUMER COOPERATIVE IN GUNUNGSITOLI . 11 (4), 249–260.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 455, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 456, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indawatika, F. (2017). Penyusunan laporan keuangan berbasis SAK ETAP Koperasi Intako dan respon pihak eksternal. Journal of Accounting Science , 1 (1), 38-50.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kalimansyah, R., Efendi, M. Y., Egatmang, P., Hotimah, D., Rubianti, N. F., & Hakim, A. (2022). Keragaman Koperasi dan Potensi Pengembangannya. Prestise: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Ekonomi Dan Bisnis , 2 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 457, "height": 65, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kawatu, R. O., Ilat, V., Wangkar, A., & Peng, . . . (2019). ANALYSIS OF RECOGNITION OF INCOME AND EXPENSE BASED ON INDONESIAN ACCOUNTING STANDARDS FOR NON-PUBLICLY- ACCOUNTABLE ENTITIES IN THE COOPERATIVE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA DEPARTMENT OF EDUCATION IN NORTH SULAWESI PROVINCE. 3528 Jurnal EMBA , 7 (3), 3528–3537.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 456, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lintong, J. S., Limpeleh, E. A., & Sungkowo, B. (2020). Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP pada BUMDes “Kineauan” Desa Wawona Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan , 16 (1), 95-101.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 456, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muji, A., Sekarwati, S., Mazidah, N., Tinggi, S., Ekonomi, I., Bojonegoro, C., & Timur, J. (2018). Analisis penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (sak etap) pada laporan keuangan koperasi karyawan industri kemasan semen gresik (iksg). INOVASI , 14 (1), 20–28. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oktaritama, E. D., & Januarti, I. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Bagian Akuntansi Koperasi atas Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Indicators: Journal of Economic and Business , 1 (1), 65-72.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 456, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Koperi, R. (2015). Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Mengengah Republik Indonesia Nomor 12/per/M.KUKM/IX", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruliyansa, R., Erwin, R., & Afrina, I. (2023). ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN EMKM DI KELURAHAN SIDOMULYO. Jurnal AKTUAL , 21 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulistiyowati, I., Yusuf, A. A., & Purnama, D. (2021). Efektifitas Penggunaan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (Sak Emkm) pada Usaha Menengah. Review of Applied Accounting Research (RAAR) , 1 (2), 167–183.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septiawati, P., & Hafni, D. A. (2023). Analisis Penerapan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Cu Satu Hati Minggir Sleman. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin , 2 (8), 3289-3298.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 456, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UTAMI, L., FITRI, S. M., & SAPUTRA, Z. S. (2023). IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI SERBA USAHA” AKEN MITRA SEJATI” CAKRANEGARA. GANEC SWARA , 17 (4), 1415-1423.", "type": "List item" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1392 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "312", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 85, "width": 108, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethics declarations", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 99, "width": 40, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Funding", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 111, "width": 445, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author(s) received no financial support for the research, authorship, and/or publication of this article.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 146, "width": 155, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Availability of data and materials", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 158, "width": 419, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data sharing is not applicable to this article as no new data were created or analyzed in this study.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 181, "width": 95, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competing interests", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 193, "width": 261, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No potential competing interest was reported by the authors", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 76, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cite this paper", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 229, "width": 456, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irawan, J., Aswat, I., & Espa, V. (2024). Perbandingan SAK-ETAP dengan penyajian laporan keuangan koperasi: Studi kasus pada Koperasi ABC. AKURASI: Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan , 6 (3), 301-312. https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i3.1392", "type": "Text" } ]
20671630-107e-86fc-9e7e-bc6ad2485493
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaraekonomi/article/download/1389/1217
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 236, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 2 – April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 103, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UMSB", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 9, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 88, "width": 338, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGGUNAAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 129, "width": 177, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irma Christiana dan Siti Hartanti", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 143, "width": 361, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 185, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk dan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk dengan menggunakan metode economic value added (EVA). Komponen-komponen EVA yang digunakan terdiri dari NOPAT, biaya modal, biaya modal rata-rata dan modal yang diinvestasikan. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah diskriftif, sedangakn metode analisis data menggunakan metode economic value added (EVA). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk dan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 428, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menyimpulkan nilai EVA dari PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk sebagai berikut: 1.498.679.900,424., -84.234.561,480., 856.422.683,560., 940.555.368,085 dan 2.286.269.803,800. Sedangkan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk memiliki nilai EVA sebagai berikut: -349.218.773,558., -352.335.364,540., - 222.992.422,265., -299.033.222,555 dan -352.071.904,050. Nilai EVA positif menunjukkan terjadi penambahan nilai ekonomis ke dalam perusahaan, sedangkan jika nilai EVA negative menunjukkan tidak terjadi penambahan nilai ekonomis. Berdasarkan dari nilai EVA yang diperoleh, maka disimpulkan kinerja keuangan perusahaan PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 298, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : kinerja keuangan, economic value added (EVA)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industri pulp dan kertas merupakan merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannnya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional. Di dunia indutri pulp Indonesia menempati peringkat ke-10 dan industry kertas menempati peringkat ke-6. Sedangkan untuk kawasan Asia, industry pulp Indonesia menempati urutan ke-3 dan industry kertas menempati urutan ke-4 setelah Tiongkok, Jepang dan India.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 429, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industri pulp dan kertas tersebut memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebesar US$ 5,8 miliar pada tahun 2017, yang berasal dari kegiatan ekspor pulp sebesar US$ 2,2 miliar ke beberapa negara tujuan utama, yaitu China, Korea, India, Bangladesh, dan Jepang serta ekspor kertas sebesar US$ 3,6 miliar ke negara Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, dan China (Marketeers, 2018). Sepanjang 2018, nilai ekpor kertas dan pulp mencapai US$7 miliar (Bisnis Indonesia, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun industri pulp dan kertas juga memiliki tantangan utama yang menghambat pertumbuhan secara optimal, antara lain persaingan di era global yang makin ketat, tuduhan melakukan praktek dumping dan tumbuhnya industry digital yang mengadopsi konsep papaerless .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 236, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 2 – April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 103, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UMSB", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 9, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 431, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bertaham dan terus berkembang pada lingkungan bisnis global yang semakin kompetitif dan kompleks merupakan hal yang harus dilakukan industry pulp dan kertas Indonesia dengan cara dapat melipatgandakan kekayaan perusahaan. Harapan tersebut dapat terwujud jika kinerja perusahaan/manajemen berjalan dengan efisien dan efektif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 429, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja perusahaan merupakan indikator yang penting, baik bagi perusahaan sendiri dan terutama bagi investor. Laporan keuangan menjadi alat untuk mengukur dan menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan tersebut digunakan untuk membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Banyak metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara lain yaitu metode economic value added (EVA). Economic Value Added ( EVA ) adalah ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah. Metode Economic Value Added (EVA) relevan digunakan untuk mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value) karena EVA yang merupakan indikator adanya penciptaan nilai dari suatu investasi yang dilakukan oleh investor. EVA yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart & Company ini menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Economic Value Added dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan. Metode economic value added bisa menjadi alternatif penilaian kinerja keuangan perusahaan, karena kinerja perusahaan menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi.Penelitian yang relevan sebelumnya telah dilakukan antara lain oleh (Mubarok R, 2010), (Supriyanto, 2015), (Sulistyaningsih, 2017), (Kusumawati N, 2017) menyimpulkan kinerja keuangan perusahaan yang menjadi objek penelitian secara keseluruhan berdasarkan perhitungan EVA menunjukkan kinerja yang mengalami peningkatan dan penurunan (fluktuatif) pada tiap tahunnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk dan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk yang terdaftar di Bursa EFek Indonesia. Pemilihan kedua perusahaan ini dikarenakan prospek pertumbuhannya baik, hal ini terlihat dari besar nya jumlah capital expenditure (US$ 618 juta) yang dikeluarkan oleh PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk untuk membangun pabrik baru untuk memenuhi permintaan akan kertas terutama kertas kemasan. Sedangkan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk mencatatkan pertumbuhan volume penjualan di segmen industrial paper dan packaging mencapai 13.000 ton naik menjadi 18.000 ton per akhir Maret tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 431, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu industry pulp dan kertas di Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang, karena terbukanya peluang pasar baik di dalam negeri maupun di dunia dan adanya keunggulan komparatif, seperti masih adanya areal lahan/hutan yg cukup luas sebagai sumber bahan baku kayu, iklim tropis yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat, tersedianya bahan baku alternatif, telah dikuasainya teknologi proses, tersedianya SDM yang cukup banyak dengan upah yang kompetitif serta jaminan pasokan bahan baku yang legal bersumber dari hutan yang dikelola secara lestari serta permintaan pasar global yang masih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 681, "width": 424, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk dan PT. Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode economic value added (EVA) ?", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 722, "width": 424, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perusahaan manakah yang kinerja keuangannya lebih baik berdasarkan metode economic value added (EVA) ?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 236, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 2 – April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 103, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UMSB", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 9, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 91, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 117, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Laporan Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan merupakan media yang digunakan para pemakai atau pihak yang membutuhkan sebagai alat untuk melihat kesehatan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan yang baik akan mengundang banyak investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut, banyaknya investor yang berinvestasi maka akan semakin tinggi modal yang diperoleh perusahaan (Harahap, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud dari laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan keuangan laba rugi). (Kasmir, 2015, p. 17)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang memberikan gambaran keuangan tentang suatu perusahaan yang secara periodic yang disusun oleh manajemen perusahaan. (Sumarsan, 2013, p. 35)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 428, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan disusun dengan langkah-langkah dan urutan yang mudah dipahami, laporan keuangan merupakan hasil /produk akhir dari proses pencatatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kinerja Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 428, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian kinerja keuangan merupakan hal yang menggambarkan efektivitas laporan keuangan dari suatu perusahaan baik itu dilihat dari laba yang telah dihasilkan maupun aspek lain yang tercakup dalam kinerja keuangan. Keefisienan dalam penilaian kinerja keuangan sangat dibutuhkan guna memberikan hasil yang menunjukkan keberhasilan dari kinerja keuangan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 428, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan kinerja dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Fahmi, 2017, p. 2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 428, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam mengelola asset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan. (Rudianto, Pengantar Akuntansi, 2012, p. 189).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 428, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kinerja keuangan sangat erat kaitannya dengan sehat atau tidaknya suatu perusahaan tersebut. Jika tingkat kinerjanya baik maka baik pula tingkat kesehatan perusahaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 178, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Economic Value Added (EVA)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 429, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode economic value added (EVA) merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk melihat seberapa besar penciptaan nilai tambah yang telah dilakukan perusahaan. Economic value added (EVA) adalah ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan dibandingkan dengan ukuran yang lain. (Suripto, 2015, p. 17).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 428, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan menurut Brigham, economic value added (EVA) adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. (Brigham, 2010, p. 111)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 236, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 2 – April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 103, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UMSB", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 9, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Economic value added (EVA) mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan, jika EVA bernilai positif menggambarkan bahwa perusahaan telah menciptakan nilai tambah dan sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 428, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu suatu penelitian yang menyusun, mengklasifikasikan, menafsirkan serta meninterpretasikan data sehingga memberikan suatu gambaran tentang masalah yang diteliti. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif memakai data numerik, berupa data gabungan antara data tahunan sesuai periode penelitian. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk dan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk periode 2013-2017yang diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Sedangkan Teknik analisis data menggunakan metode economic value added (EVA). Nilai dari economic value added (EVA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Rudianto, 2013, p. 218)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 403, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EVA = NOPAT – Capital Charge Keterangan: NOPAT : Net operating profit after tax (EBIT – pajak) Capital Charge : Besarnya modal yang diinvestasikan oleh penyandang dana", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 194, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria penilaian EVA sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 414, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 429, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditor maupun pemegang saham.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 235, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan net operating profit after tax (NOPAT), capital charge dan economic value added (EVA) dari masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 411, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk Tabel 1. Perhitungan Capital Charge PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk Tahun NOPAT (Rp) Investasi Capital (Rp) WACC Capital Charge (Rp) 2013 2.053.340.940 67.786.657.260 0,0520 3.552.020.840,424 2014 2.330.982.320 66.170.325.520 0,0365 2.415.216.881,480 2015 4.450.987.008 76.643.162.568 0,0469 3.594.564.324,439 2016 2.936.872.672 74.212.539.179 0,0269 1.996.317.303,915 2017 8.096.908.500 82.772.631.000 0,0702 5.810.638.696,200", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 428, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (data diolah) Berdasarkan table 2 dapat dilihat bahwa PT.Indah Kiat Pulp and Paper memiliki nilai EVA negative pada tahun 2013 dan 2014, masing-masing sebesar - 1.498.679.900,424 dan -84.234.561,480. Artinya pada tahun 2013 dan 2014 tidak terjadi nilai tambah pada perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 236, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 2 – April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 103, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UMSB", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 9, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai EVA negative dikarenakan nilai dari capital charge (biaya modal) lebih besar dari nilai net operating after tax (NOPAT). Dengan demikian berarti laba perusahaan tidak mampu melebihi harapan investor dan kreditur, akibatnya perusahaan tidak dapat mengembalikan pinjaman pada kreditur.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 143, "width": 361, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Perhitungan EVA PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk Tahun NOPAT (Rp) Capital Charge (Rp) EVA (Rp) 2013 2.053.340.940 3.552.020.840,424 -1.498.679.900,424 2014 2.330.982.320 2.415.216.881,480 -84.234.561,480 2015 4.450.987.008 3.594.564.324,439 856.422.683,560 2016 2.936.872.672 1.996.317.303,915 940.555.368,085 2017 8.096.908.500 5.810.638.696,200 2.286.269.803,800 Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 428, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan pada tahun 2015, 2016 dan 2017 PT.Indah Kiat Pulp and Paper memiliki nilai EVA positif yaitu masing-masing sebesar 856.422.683,560., 940.555.368,085 dan 2.286.269.803,800. Nilai EVA positif dikarenakan nilai dari capital charge (biaya modal) lebih kecil dari nilai net operating after tax (NOPAT). Berarti pada tahun 2015-2017 terjadi nilai tambah pada perusahaan dan terjadi peningkatan kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya. Proses pertambahan nilai ini disebabkan karena laba yang dihasilkan perusahaan melebihi harapan investor dan pinjaman pada kreditur dapat dikembalikan. Keuntungan lainnya perusahaan dapat menganggarkan untuk memberikan bonus bagi para karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 170, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 411, "height": 266, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Perhitungan Capital Charge PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk Tahun NOPAT (Rp) Investasi Capital (Rp) WACC Capital Charge (Rp) 2013 357.483.000 25.149.885.180 0,0281 706.711.773,558 2014 238.499.680 26.734.617.400 0,0221 590.835.044,540 2015 145.573.704 29.020.954.824 0,0127 368.566.126,265 2016 117.356.971 27.759.346.237 0,0150 416.390.193,555 2017 322.420.500 28.221.439.500 0,0239 674.492.404,050 Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (data diolah) Tabel 4 Perhitungan EVA PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk Tahun NOPAT (Rp) Capital Charge (Rp) EVA (Rp) 2013 357.483.000 706.711.773,558 -349.218.773,558 2014 238.499.680 590.835.044,540 -352.335.364,540 2015 145.573.704 368.566.126,265 -222.992.422,265 2016 117.356.971 416.390.193,555 -299.033.222,555 2017 322.420.500 674.492.404,050 -352.071.904,050", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 681, "width": 235, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 429, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan economic value added (EVA) PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk dapat dilihat pada table 4, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai EVA negative setiap tahun yaitu tahun 2013-2017., artinya selama 5 tahun tidak terjadi nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 236, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 2 – April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 103, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UMSB", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 9, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tambah. Nilai EVA negative dikarenakan nilai dari capital charge (biaya modal) lebih besar dari nilai net operating after tax (NOPAT).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 431, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai EVA yang negatif menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena dianggap belum dapat memenuhi harapan investor dan kreditur. Untuk mengatasi nilai EVA negative atau turunnya nilai EVA hendaknya manajemen perusahaan melakukan pengawasan terhadap penggunaan biaya modal dan berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal dan proporsi modal, karena hal ini akan berdampak buruk terhadap nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perbandingan PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk dan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 428, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode economic value added (EVA) dapat dilihat pada table 5 di bawah ini", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 254, "width": 404, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 Nilai Economic Value Added (EVA) PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk dan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk Perusahaan Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk Negatif Negatif Positif Positif Positif PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 428, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data dari table 5 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan dari PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk menunjukkan kinerja yang baik dibandingkan dengan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk karena dari hasil perhitungan economic value added (EVA) selama 3 tahu yaitu tahun 2015-2017 terjadi nilai tambah terlihat dari hasil nilai EVA yang positif. Sedangkan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk menunjukkan kinerja keuangan yang buruk, karena selama 5 tahun tidak terjadi nilai tambah, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai EVA yang negatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 428, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 428, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kinerja keuangan jika dilihat dari nilai EVA PT Indah Kiat Pulp and Paper selama periode 2013-2017 masing-masing sebesar -1.498.679.900,424., -84.234.561,480., 856.422.683,560., 940.555.368,085 dan 2.286.269.803,800. Sedangkan kinerja keuangan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk memiliki nilai EVA selama priode 2013- 2017 masing-masing sebesar -349.218.773,558., -352.335.364,540., - 222.992.422,265., -299.033.222,555 dan -352.071.904,050.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 428, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan pulp dan kertas jika menggunakan metode EVA mengalami peningkatan dan penurunan atau berfluktuasi. PT.Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk kinerja keuangannya paling baik jika dibandingkan dengan kinerja keuangan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk, walaupun di tahun 2013- 2014 tidak memberikan nilai tambah tetapi di 3 tahun terakhir mampu memberikan nilai tambah. Sedangkan PT.Pabrik Kertas Tjiwi, Tbk kinerja keuangannya tidak memberikan nilai tambah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 174, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Retrieved from Marketeers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 405, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2019). Retrieved from Bisnis Indonesia. Brigham, H. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 236, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 2 – April 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 103, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi UMSB", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 760, "width": 9, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahmi, I. (2017). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. Harahap, S. S. (2013). Analisis Krisis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Kusumawati N, N. H. (2017). Economic Value Added (EVA) Sebagai Alat Ukur", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 143, "width": 285, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Keuangan Perusahaan. AKADEMIKA, 15 (1), 7-13.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubarok R, F. D. (2010). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik). Jurnal Manajemen dan Organisasi, 1 (2), 106-117. Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen, Informasi untuk Pengembalian Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 428, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulistyaningsih, V. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, , 6 (2), 354- 363.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarsan, T. (2013). Sistem Pengendalian Manajemen, Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja. Jakarta: PT.Indeks.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 428, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriyanto, L. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Econoimic Value Added Pada PT.Bank Mandiri (Persero) ,Tbk. Jurnal Bisnis Administrasi, 4 (1), 53-61. Suripto. (2015). Manajemen Keuangan, Strategi Penciptaan Nilai Perusahaan Melalui Pendekatan Economic Value Added. Yogyakarta: Graha Ilmu.", "type": "List item" } ]
5c5275d5-89b9-bdcd-f90f-0e92846a6024
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/prasada/article/download/142/136
[ { "left": 165, "top": 39, "width": 404, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL PRASADA", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 85, "width": 320, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Prasada, Vol. 4, No. 1, ,Maret 2017, 42-49 Available Online at https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/prasada DOI: 10.22225/jhp.4.1.142.42-49", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 129, "width": 472, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepemilikan Hak Atas Tanah Bagi Warga Negara Timor Leste Menurut Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste Tahun 2002", "type": "Text" }, { "left": 430, "top": 178, "width": 130, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klaudio I Made Suwitra Universitas Warmadewa [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 241, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 253, "width": 520, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the Referendum of 1999, ownership of land rights in East Timor is still complicated bringing about problems such as: 1) How is the ownership of land rights for the people of East Timor by the Constitution of the Democratic Republic of Timor-Leste in 2002, 2) How is the Timorese government's efforts to resolve housing land disputes left by the former inhabitants of East Timor in Timor Leste. The type of research is Normative Legal Research by using legislation, concepts, analytical, case, and comparative law approaches. Materials used are in the form of primary legal materials, secondary, tertiary, and then analyzed by interpretation technic. The study found that land rights for the people of East Timor by the Constitution of 2002 was still weak. On the basis of Article 13 and 15 of Law No. 1 of 2003 on assets and immovable possessions the property rights on land owned by the ex-East Timorese people are automatically revoked or missing. Recommendation to the government of Timor Leste is that UUPA ever prevail in Timor-Leste can be adopted for under article 3, paragraph 1 of UNTAET Regulation No. 1 of 1999, land owned by the former inhabitants of East Timor adopted by some natives of East Timor must be reprocessed by the government of Timor Leste in accordance with the applicable law.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 403, "width": 517, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Land Ownership Rights, Residents of East Timor, The Constitution of 2002, The Housing Land Dispute.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 427, "width": 40, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 438, "width": 520, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasca Referendum Tahun 1999 Kepemilikan hak atas tanah di Timor Leste masih rumit dan menimbulkan masalah seperti : 1)Bagaimana kepemilikan hak atas tanah bagi warga Timor Leste menurut Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste Tahun 2002, 2) Bagaimana upaya pemerintah Timor Leste menyelesaikan sengketa tanah perumahan yang ditinggalkan oleh eks-penduduk Timor Timur yang ada di Timor Leste. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Hukum Normatif. Dengan Pendekatan Perundang-undangan, Konsep, Analitik, Kasus, dan Perbandingan Hukum, Bahan yang digunakan berupa bahan hukum primer, sekunder, tersier dan kemudian di analisis dengan Teknik Interpretasi. Hasil penelitian menemukan bahwa kepemilikan hak atas tanah bagi warga Timor Leste menurut Konstitusi RDTL Tahun 2002 masih lemah. Atas dasar Pasal 13 dan 15 Undang-Undang No 1 Tahun 2003 Tentang Aset-Aset Dan Harta Benda Tidak Bergerak maka hak milik atas tanah yang miliki oleh eks penduduk Timor-Timur otomatis dicabut atau hilang. Rekomedasi kepada pemerintah Timor Leste bahwa UUPA yang pernah berlaku di Timor Leste dapat menjadi acuan berdasarkan pasal 3 ayat 1 Regulasi UNTAET No 1 Tahun 1999, Tanah milik eks penduduk Timor-Timur yang diambil oleh sebagian penduduk asli Timor Leste harus diproses kembali oleh pemerintah Timor Leste sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 599, "width": 517, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kuni: Kepemilikan Hak Atas Tanah, Warga Timor Leste, Konstisusi RDTL Tahun 2002, Sengketa Tanah Pe- rumahan.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 631, "width": 110, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 645, "width": 520, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah tanah dalam keseharian dapat dipakai dalam berbagai arti, karena itu dalam penggunaanya perlu diberi batasan agar dapat diketahui dalam arti apa istilah tersebut digunakan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia tanah dapat diartikan:", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 686, "width": 314, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Permukaan Bumi atau Lapisan Bumi yang di atas sekali", "type": "List item" }, { "left": 53, "top": 700, "width": 185, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Keadaan Bumi di suatu tempat", "type": "List item" }, { "left": 53, "top": 714, "width": 208, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Permukaan Bumi yang diberi batas", "type": "List item" }, { "left": 53, "top": 728, "width": 503, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Bahan-Bahan dari Bumi, Bumi sebagai bahan sesuatu (pasir, batu cadas, dan sebagainya)", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 740, "width": 11, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 .", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 755, "width": 521, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Pasal 4 Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menentukan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 20, "width": 231, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Prasada Vol 4, No 1 Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 20, "width": 15, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 39, "width": 508, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberi- kan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta Badan-Badan Hukum", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 94, "width": 507, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Hak-hak atas yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk mem- pergunakan tanah yang bersangkutan demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang ada di atasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut Undang-Undang ini dan Peraturan- Peraturan Hukum lain yang lebih tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 163, "width": 507, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Selain hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan pula hak-hak atas Air dan Ruang Angkasa.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 191, "width": 521, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Effendi Perangin, menyatakan bahwa hukum tanah adalah keseluruhan peraturan- peraturan hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur hak-hak atas tanah merupakan lembaga-lembaga hukum serta instruksi hukum yang konkrit 2 .", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 232, "width": 520, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengertian tanah yang dikemukakan di atas dapat memberi pemahaman bahwa tanah mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi sehingga menjadi kewajiban setiap orang memelihara dan mempertahankan eksistensi sebagai benda yang bernilai ekonomis karena tanah bermanfaat pula bagi pelaksanaan pembangunan namun tanah juga sering menimbulkan berbagai persoalan bagi manusia sehingga dalam penggunaannya perlu dikendalikan sebaik- baiknya agar tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 315, "width": 521, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mencermati mengenai tanah saat ini, sejarah Timor Leste juga tidak lepas dari Indonesia. Ti- mor Leste yang dulu pernah menjadi Provinsi ke-27 dari Indonesia berdasarkan Undang-Undang No 7 Tahun 1976 Tentang Pengesahan Penyatuan Timor-Timur ke dalam Negara Kesatuan Re- publik Indonesia Dan Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat 1 Timor-Timur, Tertanggal 17 Juli 1976, yang diputuskan berintegrasi ke Kesatuan Republik Indonesia sebagai Provinsi yang ke- 27. Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam pembangunan diberbagai Bidang Infrastuktur yakni membangun Gedung Sekolah, Gedung Perkantoran, serta Perumahan-Perumahan baik itu milik Instansi Pemerintah maupun Perusahaan Swasta yang mana saling bekerjasama. Namun demikian Tahun 1999, pada masa Pemerintahan Bacharuddin Jusuf Habiebie Pemerintah Indo- nesia pada saat itu pula secara Diplomatik menawarkan kepada masyarakat Timor-Timur untuk menentukan sendiri nasib atau Otonomi seluas-luasnya dengan jalan melakukan Referendum (Pemilu) berdasarkan pada Perjanjian 5 Mei 1999 yang diadakan di New York Amerika antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Portugal yang telah diprakarsai oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dimana isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa “Memberikan Kesempatan Kepada Rakyat Timor-Timur Untuk Menentukan Nasib Sendiri Dengan Melaksanakan Pemilu”.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 522, "width": 521, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Timor-Timur dengan dukungan Dunia Internasional tepatnya pada tanggal 30 Agustus 1999 melaksanakan Pemilu tersebut atas prakarsa Dewan PBB. Dalam penyeleng- garaan Pemilu tersebut dimenangkan oleh Pro-Kemerdekaan dengan suara terbanyak yakni (78,5% suara) sedangkan pihak Pro-Otonomi yang mendukung Pemerintah Indonesia hanya memperoleh (21,5 % suara).", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 591, "width": 521, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil tersebut membuat Pemerintah Indonesia meninggalkan Provinsi Timor-Timur pada tang- gal 4 September 1999. Atas kemenangan masyarakat Timor-Timur yakni Pro-Kemerdekaan mengakibatkan Pembumi-hangusan di Wilayah Timor-Timur terhadap sebagian bangunan- bangunan yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia. Namun, masih ada sebagian bangunan- bangunan yang masih utuh seperti Perumahan-Perumahan atau Aset lain yang berada di Kota Dili dan di Kota lain di Timor-Timur yang dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat Timor- Timur dengan menempati Perumahan-Perumahan peninggalan milik Pemerintah Indonesia wa- laupun secara Ilegal karena pada saat itu terjadi “Kevakuman Norma Hukum” untuk mengatur kepemilikan bangunan-bangunan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 715, "width": 517, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat itu pula hadirlah perwakilan yakni United Nation Transitional Administration in East Timor (UNTAET) yang bertujuan untuk membantu memulihkan kembali stabilitas keamanan, Keva-", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 761, "width": 507, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, hlm 1433 2. Jhon Salindeho dan Effendi Perangin dalam Urip Santoso, 2007, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Ce- takan Pertama, Kencana Pranada Media Grup, Jakarta, hlm 10-15.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 20, "width": 231, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Prasada Vol 4, No 1 Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 20, "width": 15, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 39, "width": 521, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuman Norma Hukum, dan keadaan ekonomi yang morat-marit. Pemerintah Transisi pada saat itu mengeluarkan Undang-Undang, yaitu salah satunya Regulasi UNTAET No.1 Tahun 1999 Tentang Kewenangan Pemerintahan Transisi di Timor-Timur. Regulasi UNTAET Pasal 7 No.1 Tahun 1999 mengatur secara khusus tentang benda bergerak dan tidak bergerak di Timor-Timur yang bertujuan untuk melindungi dan menyelamatkan aset-aset peninggalan pemerintah Indone- sia yang pada suatu saat nanti akan dikuasai oleh Negara dan akan dijadikan milik oleh pemerintah Timor-Leste menurut hukum yang berlaku. Kemudian ditindak lanjuti dengan Regu- lasi UNTAET No.27 Tahun 2000 untuk mempertahankan benda tidak bergerak. Akan tetapi, Pemerintah Transisi mengalami kendala karena banyaknya penempatan rumah secara Ilegal oleh masyarakat Timor Leste, baik itu Perumahan Pemerintah, Perumahan Swasta, maupun Pe- rumahan Masyarakat biasa. Namun, selama Pemerintahan UNTAET berkuasa. UNTAET telah mencoba melakukan indentifikasi Perumahan-Perumahan dan Aset-Aset lain yang telah diting- galkan oleh Pemerintah Indonesia maupun masyarakatnya Pasca Referendum Tahun 1999.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 219, "width": 521, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah Restorasi Kemerdekaan Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) pada tang- gal 20 Mei 2002, serta penyerahan kekuasaan oleh Pemerintah Transisi (UNTAET) kepada Pemerintah Timor Leste. Dalam menjalankan Pemerintahan, Pemerintah Timor Leste telah mem- buat peraturan yang mengatur harta benda bergerak dan harta benda tidak bergerak yang diting- galkan oleh Pemerintah dan masyarakat Indonesia Pasca Referendum, Pemerintah Timor Leste mengeluarkan lei atau Undang-Undang No.1 Tahun 2003 Tentang Aset-Aset Dan Harta Benda Tidak Bergerak. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.1 Tahun 2003 maka Pemerintah Timor Leste melalui kantor bagian pertanahan berusaha mengidentifikasi Aset-Aset milik Pemerintah Portugal dan Pemerintah Indonesia untuk didata, didaftarkan, dan menjumlahkan Perumahan-Perumahan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 356, "width": 520, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pendataan yang dilakukan oleh Kementerian Kehakiman melalui Diresaun Nasional Terras e Propriadade (DNTP) atau Badan Pertanahan Nasional (BPN) bertujuan untuk menge- tahui jumlah Perumahan yang ditempati oleh masyarakat Timor Leste secara Ilegal. Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang No 1 Tahun 2003 menentukan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 412, "width": 521, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Warga Negara asing dalam waktu satu Tahun terhitung mulai tanggal berlakunya Undang- Undang ini harus menyampaikan kepada Direktorat Pertanahan dan harta benda semua data- data yang menyangkut kepemilikan benda-benda tidak bergerak yang dimiliki sampai tanggal 19 Mei 2002, untuk selanjutnya diatur dalam undang-undang", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 467, "width": 520, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Sesuai ketentuan ayat di atas, dalam data tersebut supaya dilampirkan dengan semua Doku- men kepemilkan dengan catatan apabila tidak dilaksanakan maka benda tersebut dianggap sebagai benda-benda tidak bertuan, dan oleh karenanya dapat diambil oleh Negara.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 508, "width": 520, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Tidak diakui semua Akte kepemilikan benda tidak bergerak yang dibuat oleh warga Negara Asing sejak tanggal 20 Mei 2002.", "type": "List item" }, { "left": 53, "top": 536, "width": 294, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 15 ayat 1 No 1 Tahun 2003 menentukan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 550, "width": 520, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semua harta benda tidak bergerak yang ditinggalkan baik milik warga Negara Timor Leste maupun milik warga Negara Asing di tempatkan di bawah penguasaan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 577, "width": 521, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Timor Leste sampai saat ini telah mempunyai Undang-Undang sendiri, yaitu Undang-Undang Dasar Tahun 2002, namun Timor Leste belum mempunyai Undang-Undang khusus yang menga- tur tentang kepemilikan hak atas tanah. Dari latar belakang di atas sehingga penulis ingin mengangkat dua isu hukum sebagai permasalah penelitian, yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 633, "width": 521, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Bagaimanakah kepemilikan hak atas tanah bagi warga Negara Timor Leste menurut Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste Tahun 2002 ?", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 660, "width": 520, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Bagaimanakah upaya Pemerintah Timor Leste menyelesaikan sengketa tanah Perumahan yang ditinggalkan oleh eks-penduduk Timor-Timur yang ada di Timor Leste ?", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 688, "width": 520, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Hukum Normatif, dikarenakan adanya Kekaburan Norma Hukum pasca jajak pendapat di Timor Timur. Pada saat itu terjadi Pembumi- Hangusan di hampir setiap tempat khususnya di Kota Dili. Sehingga pada saat itu hadirlah UN- TAET untuk mengambil alih pemerintahan yang bersifat sementara karena pada saat itu terjadi Kekaburan Norma Hukum. Pendekatan yang digunakan berupa pendekatan perundang- undangan, pendekatan konsep, pendekatan analitik, pendekatan kasus, pendekatan per- bandingan hukum ( Comparative Approach ).", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 784, "width": 507, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber bahan hukum berasal dari: Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 20, "width": 231, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Prasada Vol 4, No 1 Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 20, "width": 15, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 39, "width": 521, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengikat yang terdiri dari Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan Penelitian ini. Antara lain: Undang-Undang RDTL Tahun 2002, Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku, maupun tulisan -tulisan ilmiah yang terkait dengan Penelitian ini 3 . Bahan hukum tersier, yakni: Kamus hukum, ensiklopedia, dan internet. Bahan hukum yang telah dikumpulkan disajikan secara utuh kemudi- an akan dianalisis untuk mendapatkan hasil dari proses penelitian tersebut dengan teknik inter- pretasi. Jenisnya adalah penafsiran historis dan penafsiran sistematis. Penafsiran historis dibagi menjadi dua yaitu, sejarah hukumnya: berdasarkan sejarah terjadinya hukum tersebut. Sejarah Undang-Undangnya: menyelediki maksud pembentuk Undang-Undang pada saat membentuk Undang-Undang tersebut. Sedang penafsiran sistematis: dilakukan dengan meninjau susunan yang berhubungan dengan pasal-pasal lainnya. Baik dalam Undang-Undang yang sama maupun dengan Undang-Undang yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 219, "width": 356, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. PEMBAHASAN Kepemilikan Hak Atas Tanah Bagi Warga Negara Timor Leste", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 246, "width": 520, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Timor Leste bisa mengadopsi peraturan-peraturan sebelumnya yang pernah ber- laku di Timor Leste mengacu pada pasal 165 Konstitusi RDTL Tahun 2002 dimana menentukan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 288, "width": 521, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang atau peraturan-peraturan yang sebelumnya berlaku di Timor Leste akan tetap berlaku sebelum ada perubahan dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar atau asas-asas yang terkandung didalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 329, "width": 416, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regulasi UNTAET No 1 Tahun 1999 pasal 3 ayat 1 yang menentukan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 343, "width": 520, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampai saatnya digantikan oleh peraturan-peraturan UNTAET atau peraturan yang dikeluar- kan oleh lembaga-lembaga Negara di Timor Leste yang didirikan secara demokratis, hukum- hukum yang telah diterapkan di Timor Leste sebelum tanggal 25 oktober Tahun 1999, akan tetap diterapkan di Timor Leste, sejauh mana hukum tersebut tidak bertentangan Dengan Standar- Standar Hukum Internasional yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 412, "width": 520, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang yang dibuat oleh pemerintah Timor Leste saat ini belum dapat menjamin kepastian hukum tentang kepemilikan hak atas tanah bagi warga Negaranya. Pemerintah Timor Leste juga menemui kendala karena sulit menentukan peraturan mana yang akan berlaku di Ti- mor Leste mengingat pengaruh dari Pemerintah sebelumnya (Indonesia dan Portugal).", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 467, "width": 520, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori kepastian hukum Menurut Utrecht mengandung dua pengertian. Yaitu pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Kedua, berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan oleh Negara terhadap individu.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 536, "width": 520, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepastian hukum diperlukan dalam mengatasi kepemilikan hak atas tanah di Timor Leste, penegakan hukum pada prinsipnya harus dapat memberi manfaat atau berguna bagi masyarakat untuk mencapai suatu keadilan. apa yang dianggap berguna belum tentu adil, begitu juga se- baliknya apa yang dianggap adil belum tentu berguna untuk masyarakat. Dalam kondisi yang demikian masyarakat memerlukan kepastian hukum, yaitu adanya peraturan yang dapat mengisi Kekaburan Norma Hukum.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 619, "width": 520, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep penguasaan dan kepemilikan hak atas tanah dalam UUPA menjelaskan bagaimana posisi Negara sebagai penguasa hak atas tanah, yang mempunyai wewenang untuk membagi hak milik kepada setiap orang dalam hal ini hanya warga Negara Indonesia. Setiap orang yang mempunyai hak milik atas tanah tersebut juga harus mengelola tanah tersebut dengan baik un- tuk keperluan sendiri maupun keluarganya, dan tidak merugikan masyarakat maupun Negara.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 688, "width": 520, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi dengan Negara Timor Leste mengadopsi UUPA maka akan adanya kepastian hukum un- tuk menjamin kepemilikan hak atas tanah bagi setiap warga Negara Timor Leste dan Negara ju- ga bisa memposisikan diri sebagai penguasa hak atas tanah berdasarkan Regulasi UNTAET No 1 Tentang Kewenangan Pemerintah Transisi di Timor Leste", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 743, "width": 521, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran pemerintah dalam menanggani masalah tanah di Timor Leste sangat penting. Tetapi, Negara sampai saat ini sebagai penguasa hak atas tanah belum dapat membagi macam-macam", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 788, "width": 489, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif , Rajawali Pers, Jakarta , hlm 33-37.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 20, "width": 231, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Prasada Vol 4, No 1 Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 20, "width": 15, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 39, "width": 520, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hak atas tanah bagi masyarakat Timor Leste secara adil dan merata. Masih banyak penduduk Timor Leste yang belum mendapat lahan/tanah untuk melangsungkan hidup dengan keluargan- ya.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 80, "width": 520, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya Teori keadilan menurut Aristoteles dibagi menjadi lima macam yaitu, keadilan komutatif, keadilan distributif, keadilan kodrat alam, keadilan konvensional, dan keadilan perbai- kan. Yang diambil hanya dua macam pengertian keadilan yang relevan dengan penelitian ini. yai- tu:", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 136, "width": 520, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadilan komutatif adalah keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa jasanya. Intinya harus bersikap sama kepada semua orang, tidak melihat dari segi manapun.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 177, "width": 520, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga Negara karena didekritkan me- lalui kekuasaan khusus. Keadilan ini menekankan pada aturan atau keputusan kebiasaan yang harus dilakukan warga Negara yang dikeluarkan oleh suatu kekuasaan. Intinya seorang warga Negara telah dapat menegakkan adil setelah menaati hukum dan peraturan perundang- undangan yang berlaku didalam sistem pemerintahan.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 246, "width": 521, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi Keadilan itu merupakan suatu bentuk kondisi kebenaran ideal secara moral akan sesuatu hal, baik itu menyangkut benda maupun orang. Setiap manusia sudah seharusnya mendapatkan perlakuan yang adil di mata hukum. Undang-Undang yang dibuat oleh pemerintah Timor Leste harus dirasakan adil oleh setiap orang supaya Undang-Undang tersebut bukan saja dirasakan baik oleh pemerintah tapi juga oleh masyarakat yang harus menjadi bagian dalam peraturan ter- sebut.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 329, "width": 520, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang diperlukan masyarakat Timor Leste saat ini adalah Kepastian hukum untuk dapat me- nyelesaikan sengketa yang ada, dan keadilan juga diperlukan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dari peraturan atau perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 384, "width": 291, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian Sengketa Perumahan Timor Leste", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 398, "width": 521, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasca Referendum di Timor Leste Tahun 1999 terjadi Pembumi-hangusan yang dipelopori oleh milisi di hampir seluruh wilayah mantan propinsi ke-27 dari NKRI tersebut khususnya di kota Dili. Eks Penduduk Timor-Timur mengungsi keluar dari Negara yang baru merdeka tersebut dengan membawa barang bawaan seadanya. Penduduk Timor-Timur yang masih tinggal di se- bagian Kota Dili menempati rumah-rumah kosong yang relatif masih utuh untuk di tinggali dengan alasan untuk melindungi diri mereka. Secara yuridis formal ada kesulitan untuk mendefinisikan penempatan rumah-rumah itu sebagai tindakan penyerobotan. Istilah yang tepat, menurut Manuel F. Exposto adalah “penghuni sementara” untuk menghindari prasangka yang semata-mata berdasarkan pendekatan yuridis-formal belaka. Dari sisi yuridis formal, tindakan penempatan/pendudukan rumah dan bangunan orang lain tanpa izin si pemilik adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum. “Perbuatan itu dapat dikategorikan sebagai penyerobotan atau penempatan bangunan/tanah orang lain tanpa izin dari pemilik yang sah 4 .”", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 564, "width": 521, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasus-kasus pendudukan rumah itu dapat dikategorikan menjadi dua. Pertama, tindakan menduduki dengan iktikad baik, dan kedua, yang beritikat buruk menurut pasal 530 KUH Perdata, Yang pertama terjadi apabila si pemegang memperoleh kebendaan tersebut dengan cara memperoleh hak milik di mana ia tidak menyadari cacat cela yang terkandung di dalamnya (pasal 531 KUH Perdata). Sementara Pasal 532 KUH Perdata menyebutkan, sebuah tindakan pendudukan bertitikat buruk apabila seseorang mengetahui bahwa dia bukanlah pemiliknya. Secara sederhana kasus-kasus yang tergolong kategori pendudukan berdasarkan pasal 532 KUH Perdata dapat dikategorikan sebagai tindakan pendudukan yang beritikad buruk.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 674, "width": 521, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika mengacu dari penjelasan diatas rumah-rumah yang di tempati oleh penduduk Timor Leste pada saat itu adalah Ilegal, namun jika berkaca pada situasi saat itu memang dibenarkan karena dampak dari bencana operasi Pembumi-hangusan yang mengakibatkan kehancuran, kemiskinan dan lenyapnya harta benda milik sebagian rakyat Timor Leste.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 729, "width": 521, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Situasi pasca jajak pendapat di Timor leste yang menyebabkan kehancuran besar di hampir seluruh negeri tersebut, menimbulkan dampak yang sangat banyak mulai dari banyak korban ji- wa yang meninggal (kedua kubu Pro-Otonomi dan Pro-Kemerdekaan) maupun harta benda baik", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 778, "width": 177, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Direito Dwi Mingguan, Op cit , hlm 1", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 790, "width": 499, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hans kelsen, 2006, Teori Hukum Murni (Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif), Nusamedia, Bandung, hlm 152", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 20, "width": 231, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Prasada Vol 4, No 1 Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 20, "width": 15, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 39, "width": 521, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bergerak maupun tidak bergerak dirampas begitu saja. Eks penduduk Timor-Timur yang menjadi korban politik juga pada saat itu harus merelakan hak milik pribadinya diambil oleh orang lain. Menurut Hans Kelsen hak adalah suatu kekuatan hukum, yakni hukum dalam pengertian subyek- tif yang merupakan kekuatan kehendak yang diberikan oleh tatanan hukum. Oleh karena hak dilindungi oleh tatanan hukum, maka pemilik hak memiliki kekuatan untuk mempertahankan haknya dari gangguan atau ancaman dari pihak manapun juga 5 .", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 122, "width": 518, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status kepemilikan hak atas tanah eks penduduk Timor-Timur diatur dalam Pasal 13 Undang- Undang No 1 Tahun 2003 Tentang Aset-Aset Dan Harta Benda Tidak Bergerak yang menen- tukan :", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 163, "width": 521, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warga Negara Asing dalam waktu satu tahun terhitung mulai tanggal berlakunya undang- undang ini harus menyampaikan kepada direktorat pertanahan dan harta benda semua data- data yang menyangkut kepemilikan benda-benda tidak bergerak yang dimiliki sampai tanggal 19 Mei 2002, untuk selanjutnya diatur dalam Undang-Undang", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 219, "width": 517, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai ketentuan ayat di atas, dalam data tersebut supaya dilampirkan dengan semua doku- men kepemilikan dengan catatan apabila tidak dilaksanakan maka benda tersebut dianggap se- bagai benda-benda tidak bertuan, dan oleh karenanya dapat diambil oleh Negara.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 260, "width": 520, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak diakui semua akte kepemilikan benda tidak bergerak yang dibuat oleh warga Negara asing sejak tanggal 20 Mei 2002.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 288, "width": 520, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 15 ayat 1 No 1 Tahun 2003 menentukan bahwa: semua harta benda tidak bergerak yang ditinggalkan baik milik warga Negara Timor Leste maupun milik warga Negara asing di tempatkan di bawah penguasaan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 329, "width": 521, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penjelasan pasal 13 dan 15 di atas menyatakan bahwa status kepemilikan hak atas tanah oleh eks penduduk Timor-Timur diambil alih oleh pemerintah Timor Leste, jadi hak milik atas tanah yang miliki oleh eks penduduk Timor-Timur otomatis dicabut atau hilang.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 370, "width": 517, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian mengenai sertifikat hak milik yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional ko- ta Dili, diatur dalam pasal 16 ayat 1 No 1 Tahun 2003 menentukan:", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 398, "width": 520, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dianggap tidak berlaku semua akte atau keputusan yang dibuat bertalian dengan harta benda tidak bergerak peninggalan pemerintah Portugis yang dianggap sebagai pemilik yang sah sam- pai dengan Tanggal 7 Desember 1975. Akte atau keputusan yang dimaksud adalah yang dibuat antara Tanggal 7 Desember 1975 dan 19 Mei 2002, terutama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 467, "width": 520, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penjelasan pasal di atas menyatakan bahwa pemerintah Timor leste secara resmi tidak mengakui sertifikat hak milik yang diterbitkan oleh badan pertanahan nasional Indonesia yang dimiliki oleh warga negara asing sebagai bukti kepemilikan hak atas tanah.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 508, "width": 520, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori perlindungan hukum Menurut Philipus M Hadjon dibedakan menjadi dua: pertama, per- lindungan hukum yang preventif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya permasalahan atau sengketa. Kedua, perlindungan hukum yang represif yang bertujuan untuk menyelesaikan per- masalahan atau sengketa yang timbul.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 564, "width": 521, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konstitusi RDTL Tahun 2002 belum dapat menjamin perlindungan hukum bagi kepemilikan hak atas tanah warga Negara Timor Leste. Setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan hukum atas barang atau benda yang dimiliki. Jaminan bahwa orang itu dilindungi oleh Negara merupakan pengakuan bahwa hak-hak yang melekat pada dirinya merupakan hak milik pribadinya dan ia berhak menggunakan dan mengembangkan hak tersebut asalkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 646, "width": 520, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Timor Leste yang sekarang harus dilindungi secara hukum mengingat hampir se- bagian tanah perumahan yang ditinggali oleh mereka merupakan peninggalan dari eks penduduk Timor Timur pasca jajak pendapat di Timor Timur Tahun 1999. Pemerintah harus membuat Un- dang-Undang khusus untuk melindungi hak milik warga negaranya agar dikemudian hari tidak tejadi konflik.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 715, "width": 520, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep perlindungan hukum dalam UUPA jelas bahwa Negara melindungi hak milik atas tanah setiap warga negaranya dalam mengelola dan mengusahakan tanah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 743, "width": 521, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian Sengketa tanah di Timor Leste masih belum dapat diselesaikan dengan baik dan menyeluruh. Banyak sengketa tanah di Timor leste yang diselesaikan atau setidaknya di- tanggani lewat mediasi informal yang dilakukan oleh Tua-Tua Adat maupun Pemuka-Pemuka Agama setempat. dalam hal ini menunjukkan kuatnya pemahaman adat atas kepemilikan tanah", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 20, "width": 231, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Prasada Vol 4, No 1 Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 20, "width": 15, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 39, "width": 520, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan masyarakat lokal. Namun untuk beberapa kasus sengketa tanah masih diluar kapasitas Kepala-Kepala Desa, Sesepuh Setempat, maupun Pemuka Agama.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 80, "width": 84, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 94, "width": 522, "height": 262, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepemilikan hak atas tanah bagi warga Timor Leste menurut Konstitusi RDTL masih lemah dan belum dapat menjamin secara penuh hak milik bagi warga negaranya. Belum dapat mem- berikan kepastian hukum kepada warga negaranya mengingat pemerintah menemui kendala ka- rena sulit menentukan peraturan mana yang akan berlaku di Timor Leste mengingat pengaruh dari Pemerintah sebelumnya (Indonesia dan Portugal). Negara sebagai penguasa hak atas tanah belum dapat membagi macam-macam hak atas tanah bagi masyarakat Timor Leste secara adil dan merata. Pemerintah Timor Leste bisa memakai peraturan-peraturan sebelumnya yang pernah berlaku di Timor Leste mengacu pada pasal 165 Konstitusi RDTL Tahun 2002 dan pasal 3 ayat 1 Regulasi UNTAET No 1 Tahun 1999. Rekomendasi kepada pemerintah Timor Leste bahwa Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang pernah berlaku di Timor Leste dapat diadopsi oleh pemerintah Timor Leste sebelum adanya Un- dang-Undang baru yang mengatur secara khusus tentang kepemilikan hak atas tanah. Rancangan Undang-Undang yang telah dibuat oleh pemerintah Timor Leste mengenai kepemilikan hak atas tanah yang telah disahkan oleh Dewan Menteri RDTL pada tanggal 10 Maret 2010, dan pada bulan Januari 2012 oleh Parlamento Nasional De Timor Leste (DPR-nya Timor Leste) dan sudah dibahas di tingkat komisi harus segera diberlakukan sehingga adanya kepastian hukum tentang jaminan hak milik atas tanah bagi seseorang. Masalah tanah yang ada di Timor Leste Harus menjadi tanggung jawab bersama Peran aktif dari Negara dan didukung oleh sumber daya manusia dapat menjadi modal dalam pembangunan fondasi hukum yang kuat.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 370, "width": 141, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 384, "width": 517, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis mengucapkan terimakasih kepadan Mitra Bestari atas masukan-masukan yang diberi- kan untuk perbaikan substansi artikel saya ini.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 426, "width": 114, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 439, "width": 500, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achmad Rubaie, 2007, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum , Bayumedia Publishing, Malang Ahmad Sodiki, 2001, Pembaharuan Hukum Pertanahan Nasional, Dalam Rangka Penguatan", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 451, "width": 37, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agenda", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 462, "width": 239, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Landreform, Penyunting. Tim Lapera, Prinsip-Prinsip", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 462, "width": 232, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reforma Agraria, Jalan Penghidupan, Dan", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 474, "width": 370, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemakmuran Rakya t, Cetakan I, Lapare Pustaka Utama, Yogyakarta Americana Corporation, 1970, Real Estate, Encyclopedia Americana 23 Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, 2008, Kewenangan Pemerintah di", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 497, "width": 520, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bidang Pertanahan , Raja Grafindo Persada, Jakarta Benhard Limbong, 2012, Konflik Pertanahan , Margaretha Pustaka, Jakarta Boedi Harsono, 1975, Hukum Agraria Indonesia , Penerbit Djambatan, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 543, "width": 520, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1994, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya-Jilid 1 (Hukum Tanah Nasional), Djambatan, Jakarta 2 002, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, Dalam Hubungannya Dengan Tap MPR RI IX/MPR/2001 , Cetakan Pertama, Universitas Trisakti, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 589, "width": 492, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2003, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UUPA Isi Dan Pelaksanannya, Jilid I Hukum Tanah Nasional . Cetakan kesembilan, Penerbit Djambatan, Jakarta 2004, Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah , Edisi I, Cetakan Kesebelas, Penerbit Djambatan, Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 635, "width": 373, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direito Dwi Mingguan, 10 Juli 2010, Hak Asasi Manusia , Penerbit Yayasan Hak, Dili Dinas Kebudayaan Provinsi Bali,1998, Pura Lempuyung Luhur , Dinas Kebudayaan", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 646, "width": 517, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provinsi Bali Djemabut Blaang, 1998, Perumahan Dan Permukiman Sebagai Kebutuhan Pokok, Yayasan Obor Indonesia,", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 669, "width": 36, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 681, "width": 520, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Field Enterprises, 1972, Real Estate, The World Book Encyclopedia, Volume 16 Friedmann, 1971, The State And The Rule Of Law In A Mixed Economy , steven and son, London, hlm 5. Lihat juga Aminudin Ilmar, 2012, Hak Menguasai", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 704, "width": 492, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara Dalam Privatisasi BUMN , Kencana Prenada Media Group, Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 727, "width": 520, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hari Chand, 1994, Modern Jurisprudence , International Law Book series, Kuala Lumpur Hans kelsen, 2006, Teori Hukum Murni (Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif), Nusamedia, Bandung Henry Cambpell Black, 1991, Black’s Law Dictionary , Sixth Edition, West Publishing Co St Paul Minn Irawan Soerodjo, 2014, Hukum Pertanahan (Hak Pengelolaan Atas Tanah) , Cetakan II Penerbit Laksbang Mediatama , Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 784, "width": 521, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jan Michiel Otto, Reele rechtszekerheid in ontwikkelingslanden , Kepastian Hukum Di Negara Berkembang ,", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 20, "width": 231, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Prasada Vol 4, No 1 Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 20, "width": 15, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page header" }, { "left": 161, "top": 810, "width": 279, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2017 Jurnal Prasada P-ISSN: 2337-795X", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 39, "width": 521, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terjemahan. Tristan Moeliono, Cetakan Pertama, Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia (KHN-RI), Jakarta John Locke, 1689, Second Treatise On Government , dikutip oleh Rock Deborah, 2001, Property Law & Human Rights , First Published, Blackstone Press Limited Aldine Place, London John M Echols dan Hasan Sadhily, 1984, Kamus Inggris Indonesia , Cetakan III, Gramedia, Jakarta Kartini Mulyadi dan Gunawan Widjaja, 2008, Hak-hak Atas Tanah , Kencana, Jakarta Kartasapoetra A. G. 1983 , Pengantar Ilmu Hukum , Armico, Bandung. 1 984, Tanah, Masalah Tanah Dan Pelestariannya , Sumur, Bandung Kartasapoetra A. G. dkk, 1991, Hukum Tanah (Jaminan UUPA Bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah) , Cetakan Kedua, Pt Rineka Cipta, Jakarta Komarudin, 1997, Menelusuri Pembangunan Perumahan Dan Permukiman, Yayasan REI-Rasindo, Jakarta Marzuki Peter Mahmud, 2005, Penelitian Hukum , Cetakan I, Fajar Interpratama, Surabaya Maria S.W Sumardjono, 2008, Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial Dan Budaya, Penerbit K ompas,", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 189, "width": 329, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta 2 005, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 200, "width": 520, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi , Kompas, Jakarta Macpherson, 1989, property : Mainstream And Critical Positions. Pemikiran Dasar Tentang Hak Milik , cet pertama. Terj. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 223, "width": 82, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, Jakarta", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 235, "width": 520, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maclver R. M, 1947, The web of government. Jaring Pemerintahan . Terj.Harun Al Rasyid dan Sutresna Sastradidjaja. Cetakan 1. Yasaguna. Jakarta. Meuwissen, 2007, Tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum, Dan", "type": "Table" }, { "left": 435, "top": 258, "width": 124, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Filsafat Hukum , Pt Refika", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 271, "width": 520, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aditama, Bandung. Mochtar Kusumaatmadja, 1968, Konvensi Jenewa mengenai Perlindungan Korban Perang , Bina Cipta, Bandung,", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 312, "width": 383, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyadi, Kartini & Gunawan Widjaja, 2003, Seri Hukum Harta Kekayaan : Kedudukan", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 312, "width": 124, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkuasa & Hak Milik", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 326, "width": 520, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Dalam Sudut Pandang Kuh Perdata) , Kencana, Jakarta Muhammad Bakrie, 2011, Hak Menguasai Oleh Negara (Paradigma Baru untuk Reforma Agraria) , Universitas Brawijaya, Press, Malang Parlindungan A. P, 1994, Hak Pengelolaan Menurut Sistem Undang-Undang Pokok Agraria , Mandar Maju,", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 381, "width": 328, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung Philipus M Hadjon, 1989, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia , Pt", "type": "Table" }, { "left": 399, "top": 394, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Mulia,", "type": "Text" }, { "left": 471, "top": 394, "width": 43, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surabaya", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 408, "width": 520, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1997, Tentang Kewenangan , Majalah Yuridika No 5 dan No 6 Tahun XII, September-Oktober 1997, Fakultas Hukum Universitas Airlanga, Surabaya", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 435, "width": 491, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2000 , Pengantar Hukum Administrasi Indonesia , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Bahasa Indonesia ,", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 449, "width": 36, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 463, "width": 370, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riduan Syahrani, 1999, Rangkuman Inti Sari Ilmu Hukum , Citra Aditya Bakti,", "type": "Table" }, { "left": 435, "top": 463, "width": 40, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 476, "width": 317, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satjipto Raharjo, 2009, Hukum Progresif , Genta Publishing, Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 490, "width": 267, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1983, Permasalahan Hukum Di Indonesia , Alumni, Bandung 1982, Ilmu Hukum , Alumni, Bandung", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 518, "width": 265, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1986, Hukum Dan Masyarakat , Penerbit Angkasa, Bandung", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 531, "width": 520, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif , Rajawali Pers, Jakarta Sudikno Mertokusumo, 1988, Hukum Dan Politik Agraria , Universitas Terbuka, Karunika, Jakarta Sudargo Gautama, 1990, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria , Citra Aditya Bakti, Bandung, Suwitra I Made, 2010, Eksistensi Hak Penguasaan Dan Kepemilikan Atas Tanah Adat Di Bali , Logos publishing,", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 584, "width": 40, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 597, "width": 375, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim Penyusun Kasus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa 1996, Kamus", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 597, "width": 521, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besar Bahasa Indonesia , Edisi Kedua, Cetakan Kedelapan, Balai Pustaka, Jakarta, Utrecht, 1960, Pengantar Dalam Hukum Indonesia , Cetakan VI, Pt Penerbitan Dan", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 625, "width": 515, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balai Buku Ichtiar, Jakarta Urip Santoso, 2007, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah, Kencana,", "type": "Table" }, { "left": 399, "top": 639, "width": 33, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta", "type": "Table" }, { "left": 39, "top": 652, "width": 461, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2012, Hukum Agraria , Kencana, Surabaya 2014, Hukum Agraria (Kajian Komprehensif) , Kencana Prenadamedia Group, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 680, "width": 520, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014, Hukum Perumahan , Kencana, Jakarta Widnyana I Made, 2014, Alternatif Penyelesaian Sengketa Dan Arbitrase , Cetakan Ketiga, Pt. Fikahati", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 707, "width": 320, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aneska. Bandung Zainuddin H. Ali, 2013, Metode Penelitian Hukum , Sinar Grafika, Jakarta", "type": "Text" } ]
9ae1eb46-6f88-ce7f-4bd9-e4537c29e06b
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/AGROMIX/article/download/768/624
[ { "left": 499, "top": 755, "width": 14, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 88, "width": 416, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDUGAAN UMUR SIMPAN SIRUP TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 102, "width": 371, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roxb), MADU DAN EKSTRAK IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus)", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 115, "width": 271, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DENGAN MODEL ARRHENIUS DAN MODEL Q 10", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 140, "width": 353, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SAVE AGE PREDICTION OF TEMULAWAK (Curcuma Roxb xanthorrhiza), HONEY AND EXTRACT CORK FISH (Ophiocephalus striatus) SYRUP WITH ARRHENIUS AND Q 10 MODELS", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 178, "width": 308, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Komang Suwita 1* , Yohanes Kristianto 1 , Firdha Yuniar Purwaningsih 2", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 195, "width": 306, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Staf Pengajar Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 207, "width": 277, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Alumni Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang J. Besar Ijen 77C Malang *Penulis korespondensi : Email [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 261, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 436, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi (pendugaan) umur simpan sirup (sirup temulawak madu dan ekstrak ikan gabus) berdasarkan parameter total padatan terlarut, pH dan jumlah mikroorganisme. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap menggunakan 3 taraf perlakuan yaitu suhu penyimpanan sirup pada 5 o C (P 0 ) , 25 o C (P 1 ), dan 35 o C (P 2 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka nilai total padatan terlarut sirup semakin menurun dari rata–rata 63,43%Brix menjadi rata–rata 57%Brix. Nilai pH menunjukkan semakin meningkat yaitu rata–rata berkisar 5,31-6,6. Sedangkan jumlah mikroorganisme menunjukkan semakin lama penyimpanan, jumlah total mikroorganisme sirup semakin meningkat yaitu 2,6x10 1 hingga 7,6x10 2 koloni/g. Estimasi umur simpan sirup dengan menggunakan model Arrhenius didapatkan umur simpan sirup yang disimpan pada suhu 5 o C (9 hari), 25 o C (3 hari) dan 35 o C (1 hari). Sedangkan estimasi umur simpan dengan menggunakan model Q 10 untuk sirup yang disimpan pada suhu beku yang diasumsikan sebagai suhu penyimpanan untuk pendistribusian produk didapatkan masa kadaluarsa produk sirup pada suhu -5 o C (18 hari) dan suhu 0 o C (12 hari). Secara statistik, penyimpanan sirup pada minggu pertama pada suhu 5 o C, 25 o C, 35 o C memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,000) terhadap total padatan. Demikian juga, suhu penyimpanan memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,001) terhadap pH sirup. Namun laju peningkatan jumlah total mikroorganisme pada sirup, baik pada minggu kedua (P=0,382), minggu ketiga (p=0,419) dan keempat (p=0,256). masing–masing secara statistik tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 229, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : umur simpan, sirup, arrhenius, Q 10 .", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 521, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 430, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the estimation (prediction) shelf life syrup (syrup of ginger, honey and extract of cork fish) based on the parameters of total dissolved solids, pH and amount of microorganisms. This research was a laboratory experiment with a completely randomized design, using 3 stage treatment that the storage temperature syrup is at 5 °C (P0), 25 °C (P1), and 35 o C (P2). The results showed that the longer the storage, the value of total dissolved solids syrup has declined from an average of 63.43% Brix to an average 57% Brix. The pH values indicate that increasing average ranged from 5.31 to 6.6. While the number of microorganisms showed the longer the storage, the total number of microorganisms syrup which increases is 2,6 X10 1 to 7.6 X10 2 colonies/g. Estimated shelf life syrup was obtained using the Arrhenius model of shelf life syrup stored at a temperature of 5 °C (9 days), 25 °C (3 days) and 35 o C (1 day). While the shelf life estimation using model Q 10 for syrup stored at freezing temperatures are assumed to be a temperature for storage product distribution obtained syrup product shelf life at a temperature of-5 °C (18 days) and temperature 0 o C (12 days). Statistically, syrup in the first week of storage at a temperature of 5 o C, 25 o C, 35 o C had a significant influence (p = 0.000) for total solids . Likewise, storage temperature had a significant influence (p = 0.001) for pH syrup. However, the rate of increase in the total number of microorganisms in the syrup, both in the second week (P = .382), third week (p = 0.419) and fourth (p = 0.256). respectively showed no a statistically significant difference.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 176, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: shelf life, syrup, Arrhenius, Q 10", "type": "Footnote" }, { "left": 500, "top": 759, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 209, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah ada penelitian mengenai proses pengolahan sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus dengan menggunakan metode vakum evaporasi, akan tetapi belum menyentuh aspek penyimpanannya. Produk ini adalah suatu produk baru yang berpotensi menembus pasar dengan promosi sebagai produk untuk meningkatkan nafsu makan pada anak karena terdiri dari beberapa bahan yang berfungsi mengaktifkan enzim sehingga mampu meningkatkan nafsu makan anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 212, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temulawak mempunyai manfaat yang sangat besar antara lain meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, antiinflamasi, antianemia, antioksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba (Sidik dkk, 1985). Sedangkan dari hasil penelitian Widodo (2001), peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor ditemukan bahwa konsumsi madu secara rutin dapat mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit, sekaligus memperbaiki nafsu makan. Dalam ekstrak ikan gabus terdapat albumin yang merupakan protein plasma yang paling tinggi jumlahnya sekitar 60% dan memiliki berbagai fungsi yang sangat penting bagi kesehatan diantaranya yaitu pembentukan jaringan sel baru dan mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang rusak (Rusli dkk, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 206, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umur simpan merupakan selang waktu antara bahan pangan mulai diproduksi hingga tidak dapat diterima lagi oleh konsumen akibat adanya penyimpangan mutu (Histifarina, 2004). Adanya perubahan selama penyimpanan akan mempengaruhi mutu makanan. Stabilitas produk pangan berhubungan dengan mudah tidaknya produk pangan mengalami kerusakan akibat terjadinya", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 219, "height": 397, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perubahan kimia, fisik, dan mikrobiologi. Kerusakan yang dapat terjadi adalah reaksi oksidasi, baik selama proses pengolahan maupun penyimpanan. Hal ini ditandai oleh adanya perubahan warna, aroma, flavour, dan nilai gizi (Hadziyev dan Steele, 1979 dalam Histifarina D, 2004). Umur simpan dapat diukur antara lain dengan pH karena indikator perubahan enzim adalah pH. Enzim yang ada pada bahan pangan dapat berasal dari mikroba atau memang ada pada bahan pangan tersebut secara normal. Enzim ini memungkinkan terjadinya reaksi kimia dengan lebih cepat tergantung dari enzim yang ada dan dapat mengakibatkan bermacam – macam perubahan pada komposisi bahan pangan dan mikroorganisme karena cemaran mikroorganisme merupakan indikator suatu pangan itu layak dikonsumsi atau tidak. Kerusakan mikrobiologis merupakan bentuk kerusakan yang merugikan serta kadang – kadang berbahaya terhadap kesehatan manusia, karena racun yang diproduksi, penularan serta penjalaran kerusakan yang cepat (Muchtadi, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 488, "width": 215, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala yang sering dihadapi oleh industri pangan dalam penentuan umur simpan suatu produk adalah masalah waktu, oleh karena itu diperlukan metode pendugaan umur simpan cepat, mudah, murah, dan mendekati umur simpan yang sebenarnya (Herawati, 2008). Metode pendugaan umur simpan dapat dilakukan dengan metode Accelerated Shelf–Life Testing (ASLT) yaitu dengan cara menyimpan produk pangan pada lingkungan yang menyebabkannya cepat rusak baik pada suhu atau kelembaban ruang penyimpanan yang lebih tinggi. Metode akselerasi dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dengan akurasi yang baik. Metode ASLT model Arrhenius banyak", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 759, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 226, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan untuk pendugaan umur simpan produk pangan yang mudah rusak oleh reaksi kimia, seperti oksidasi lemak, reaksi Maillard, denaturasi protein dan sebagainya. Secara umum, laju reaksi kimia akan semakin cepat pada suhu yang lebih tinggi yang berarti penurunan produk semakin cepat terjadi. Produk pangan yang dapat ditentukan umur simpannya denga model Arrhenius diantaranya adalah makanan kaleng steril komersial, susu UHT, susu bubuk/formula, produk chip/snack, jus buah, mie instan, frozen meat dan produk pangan lain yang mengandung lemak tinggi (berpotensi terjadinya oksidasi lemak), atau yang mengandung gula pereduksi dan protein (berpotensi terjadinya reaksi kecoklatan) (Kusnandar, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 211, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Q 10 adalah pemanfaatan lebih lanjut dari model Arrhenius. Model ini dipakai untuk menduga berapa besar perubahan laju reaksi oksidasi atau laju penurunan mutu produk makanan jika produk tersebut disimpan pada suhu – suhu tertentu. Dengan demikian model ini dapat digunakan untuk menduga masa kadaluarsa produk makanan tertentu yang disimpan pada berbagai suhu (Syarief dan Halid, 1993).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 218, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Syarief dan Halid (1993), suhu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perubahan mutu produk pangan. Dalam penyimpanan makanan, keadaan suhu ruangan penyimpanan selayaknya dalam keadaan tetap dari waktu ke waktu. Apabila keadaan suhu peyimpanan tetap (atau dianggap tetap) maka perumusan masalahnya bisa sederhana, yaitu untuk menduga laju penurunan mutu cukup dengan menggunakan persamaan Arrhenius dan dilanjutkan dengan model Q 10 . Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang estimasi umur simpan dengan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 213, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "model Arrhenius dan Q 10 untuk memberikan informasi mengenai suhu dan waktu yang tepat dalam penyimpanan sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 157, "width": 214, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini yaitu untuk : mengetahui estimasi (pendugaan) umur simpan sirup temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb) , madu dan ekstrak ikan gabus ( Ophiocephalus striatus ), meliputi; menganalisis total padatan, pH, dan total mikroba pada sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus yang telah disimpan pada suhu 5 o C, 25 o C, dan 35 o C.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 309, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 322, "width": 217, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 - Maret 2012 di Laboratorium Ilmu Bahan Makanan (IBM) dan Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang untuk pengolahan, pegujian total padatan terlarut, pH dan penyimpanan sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus. Laboratorium Kualitas Air Jasa Tirta I Malang untuk pengujian total mikroba.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 488, "width": 205, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang dibutuhkan untuk membuat sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus adalah : temulawak, madu, ekstrak ikan gabus", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 543, "width": 206, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan untuk analisis padatan, pH dan uji total mikroba: sampel sirup, agar cawan, PCA, aquades dan alkohol 95%.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 598, "width": 209, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini: baskom, pisau, parutan, thermometer, talenan, dandang, panci, piring gelas ukur, kain saring, vacum evaporator, botol, inkubator, refrigerator, pipet volume, cawan petri, tabung reaksi, jarum ose, batang pengoles, Erlenmeyer, beker glas, autoklaf, oven kering, timbangan digital, dispenser, hot plate, penangas", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 759, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "air, Quebec Colony Counter, pH meter, refraktometer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 207, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variabel bebas yaitu suhu penyimpanan sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu : P 0 = 5 o C, P 1 = 25 o C dan P 2 = 35 o C. Masing-masing taraf perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali, sehingga jumlah unit percobaan adalah 9 unit percobaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 172, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PELAKSANAAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 198, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 212, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan sirup dilakukan dengan mengupas temulawak, memarut temulawak, memeras (mengambil sari) temulawak (25 ml), mencampurkan temulawak dengan madu (125 ml), mengukus ( steam ) selama 5 menit pada suhu 80 o C, mencampurkan dengan albumin (100 ml), melakukan pemanasan selama 15 menit pada suhu 50 o C, melakukan proses vakum evaporasi pada suhu 54 o C.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 207, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengemasan Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus Pengemasan sirup dilakukan dengan langkah-kah sebegai berikut: mensterilisasikan botol dengan cara direbus selama 30 menit, menuang sirup redukut pada suhu 40 o C (kondisi hangat) pada botol ukuran 25 ml dan selanjutnya botol ditutup rapat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 210, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyimpanan Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 205, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah sirup dimasukan pada botol, selanjutnya menyimpan sirup redukut pada suhu 5 o C, 25 o C dan 35 o C. Sirup disimpan selama 4 minggu dengan pengamatan setiap 1 minggu", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 201, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk uji total mikroba, pH dan total padatan terlarut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 129, "width": 196, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Total Mikroba Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 157, "width": 81, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Fardiaz, 1993)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 170, "width": 207, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji total mikroba pada sirup dilakukan setiap minggu berturut-turut selama empat minggu yang diuji menggunakan metode Total Plate Count (TPC).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 253, "width": 199, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji pH Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 281, "width": 205, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji pH sirup dilakukan setiap minggu berturut-turut selama empat minggu yang diuji menggunakan pH meter (Standar Operasional Prosedur Laboratorium)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 364, "width": 204, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Total Padatan Terlarut Sirup", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 198, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 405, "width": 221, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui total padatan pada sirup, dilakukan uji total padatan setiap minggu berturut-turut selama empat minggu. Uji total padatan dilakukan menggunakan Refraktometer (Standar Operasional Prosedur Laboratorium)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 516, "width": 205, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan Data Pendugaan Umur Simpan Sirup Temulawak, Madu,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 543, "width": 135, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 557, "width": 209, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data untuk menghitung pengaruh suhu penyimpanan terhadap total padatan terlarut diolah menggunakan nilai rata – rata total padatan terlarut, yaitu untuk mengetahui perubahan nilai total padatan terlarut yang terjadi pada saat penyimpanan sirup.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 653, "width": 205, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data untuk menghitung pengaruh suhu penyimpanan terhadap pH diolah menggunakan nilai rata–rata pH, yaitu untuk mengetahui tingkat keasaman pada reaksi enzimatis yang terjadi pada saat penyimpanan sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus.", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 759, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data untuk menghitung pengaruh suhu penyimpanan terhadap total mikroba diolah menggunakan nilai rata – rata jumlah koloni mikroba dalam TPC, yaitu untuk mengetahui banyaknya jumlah mikroorganisme selama peyimpanan sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 208, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Data Pendugaan Umur Simpan Sirup Temulawak, Madu, Dan Ekstrak Ikan Gabus Pengaruh suhu penyimpanan terhadap total padatan terlarut, pH dan total mikroorganisme sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus dianalisis menggunakan uji statistik One Way Anova dengan tingkat kepercayaan 95%, dan jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Sedangkan pendugaan umur simpan sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus dianalisis menggunakan model Arrhenius dan Q 10 dengan menggunakan persamaan :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 208, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "k = k o e –E/RT dimana : k = konstanta penurunan mutu k o = konstanta (tidak tergantung pada suhu) E = energi aktivasi T = suhu mutlak (C+273) R = konstanta gas, 1.986 kkal/mol kemudian dilanjutkan dengan model Q 10 dengan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 46, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Q 10 = =", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 51, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 189, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T : suhu penyimpanan dalam o C ts(T) : masa kadaluarsa jika disimpan pada suhu T ts(T+10): masa kadaluarasa jika disimpan pada suhu T+10", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 216, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis mutu sensori sirup temulawak, madu, dan ekstrak ikan gabus", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 129, "width": 201, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data mutu sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus secara sensori yang meliputi warna, aroma, dan tekstur dianalisis secara deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 198, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 226, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Umum Produk", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 239, "width": 210, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan sirup ini dilakukan dengan menggunakan metode vakum evaporasi pada suhu 55°C dan tekanan -25 cmHg atau setara dengan -0,328 atm dengan lama waktu yang digunakan adalah 4 jam. Sirup yang telah diolah kemudian disimpan selama 4 minggu (28 hari) pada 3 macam suhu yang berbeda yaitu suhu 5 o C yang disimpan pada refrigerator, suhu 25 o C yang disimpan pada suhu ruang, dan suhu 35 o C yang disimpan pada inkubator. Hasil sirup yang disimpan pada suhu yang berbeda dengan waktu penyimpanan yang sama menunjukkan adanya perbedaan pada karakteristik produk yang disajikan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 488, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total Padatan Terlarut Sirup", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 204, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai total padatan terlarut sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus diperoleh dari hasil penyimpanan sirup selama 4 minggu yang disimpan pada 3 suhu penyimpanan berkisar 54,6", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 571, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 63,43%Brix. Hasil analisis", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 584, "width": 206, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka nilai total padatan terlarut sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus cenderung semakin menurun, sebagaimana disajikan pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 389, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Karakteristik Produk Sirup Temulawak, Madu, dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Caption" }, { "left": 142, "top": 320, "width": 286, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ming gu 0 Ming gu I Ming gu II Ming gu III Ming gu IV Suhu 5 C 63.43 58.03 57.76 57.53 57.5 Suhu 25 C 63.43 55.1 54.8 54.7 54.6 Suhu 35 C 63.43 58 57.6 57.6 57.8 50 52 54 56 58 60 62 64 66 T ot al P ad at an T er lar u t (% B ri x )", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 507, "width": 406, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Rata – rata Total Padatan Terlarut Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus Pada Penyimpanan Selama 4 Minggu", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 236, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1 menunjukkan pada awal penyimpanan, rata–rata total padatan terlarut sirup yang disimpan pada 3 suhu penyimpanan yang berbeda adalah 63,43%Brix. Penurunan total padatan terlarut berkisar antara 0,1–1%Brix, penurunan total padatan terlarut tersebut diakibatkan karena adanya pengaruh enzim yang dapat berasal dari mikroba atau memang ada pada bahan pangan tersebut secara normal. Enzim ini memungkinkan terjadinya reaksi kimia dengan lebih cepat", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 547, "width": 242, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tergantung dari enzim yang ada, dan dapat mengakibatkan bermacam–macam perubahan pada komposisi bahan pangan (Muchtadi, 2010). Menurut Dewandari, dkk (2009), penurunan nilai total padatan terlarut seiring dengan lamanya waktu penyimpanan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 643, "width": 227, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis statistik One Way Anova menunjukkan bahwa penyimpanan sirup pada minggu pertama dengan suhu 5 o C, 25 o C, 35 o C memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,000) terhadap total padatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 107, "width": 383, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suhu penyimpanan (°C) Waktu Penyimpanan Karakteristik Produk Warna Aroma Kekentalan P 0 (5) Mg 1 coklat bening temulawak segar kental Mg 2 coklat agak bening temulawak segar kental Mg 3 coklat agak pekat temulawak agak kental Mg 4 coklat agak pekat temulawak sedikit encer P 1 (25) Mg 1 coklat agak pekat temulawak kental Mg 2 coklat pekat temulawak agak kental Mg 3 coklat pekat agak tengik sedikit encer Mg 4 coklat pekat tengik encer P 2 (35) Mg 1 coklat agak pekat temulawak kental Mg 2 coklat pekat agak tengik sedikit encer Mg 3 coklat pekat agak tengik sedikit encer Mg 4 coklat sangat pekat tengik encer", "type": "Table" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 235, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terlarut sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus. Begitu juga dengan penyimpanan sirup pada minggu kedua hingga minggu keempat. Hasil analisis lanjut, Duncan Multiple Range Test (DMRT) menujukkan bahwa suhu penyimpanan sirup pada suhu 5 o C berbeda signifikan dengan sirup yang disimpan pada 25 o C dan 35 o C, namun perbedaan total padatan terlarut pada suhu 25 o C dan 35 o C tidak signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 235, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara umum, penurunan nilai total padatan terlarut pada suhu 5 o C berkisar antara 5%Brix. Bartolome et al., dalam Dewandari, dkk, (2009) menyebutkan bahwa selama pendinginan, terjadi penurunan minimal kandungan total padatan terlarut. Total padatan terlarut juga dipengaruhi oleh adanya denaturasi protein, protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya (Winarno, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 230, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2985-1992 yaitu jumlah padatan pada sirup fruktosa yaitu 70,5-71,5%Brix, sedangkan sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus yang telah dilakukan proses penyimpanan selama 4 minggu menunjukkan bahwa semakin lama disimpan maka total padatan terlarut semakin", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 224, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menurun hingga mencapai ±57%Brix. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kerusakan bahan pangan yang dapat mempengaruhi mutu dan umur simpan produk pangan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 144, "width": 54, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pH Sirup", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 157, "width": 229, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH sirup yang disimpan pada 3 suhu penyimpanan yang berbeda selama 4 minggu berkisar antara 5,31 - 6,6 sebagaimana pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 226, "width": 247, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rata–rata pH sirup yang disimpan pada 3 suhu penyimpanan yang berbeda adalah 5,31. Peningkatan pH berkisar antara 0,1-0,8. Hal ini diakibatkan terjadinya reaksi enzimatis yang dapat mempegaruhi perubahan pH. Enzim ini memungkinkan terjadinya reaksi kimia dengan lebih cepat tergantung dari enzim yang ada, dan dapat mengakibatkan bermacam–macam perubahan pada komposisi bahan pangan. Keaktifan maksimum dari enzim pada umumnya pada pH 4-8, atau di sekitar pH 6, dan pH menentukan macam mikroba yang tumbuh dalam makanan dan produk yang dihasilkan. Setiap mikroba masing – masing mempunyai pH optimum, maksimum, dan minimum untuk pertumbuhannya (Muchtadi, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 547, "width": 170, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Minggu 0 Minggu I Minggu II Minggu", "type": "Picture" }, { "left": 160, "top": 495, "width": 295, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III Minggu IV Suhu 5 oC 5.31 5.35 5.76 6.31 6.52 Suhu 25 oC 5.31 5.4 6.23 6.44 6.55 Suhu 35 oC 5.31 5.72 6.24 6.46 6.6 5 5.2 5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 pH", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 639, "width": 370, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Rata – rata pH Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus Pada Penyimpanan Selama 4 Minggu", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 226, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pH sirup semakin lama disimpan berubah menjadi semakin basa, Menurut", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 686, "width": 232, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winarno 2004, produk dapat berubah menjadi basa dikarenakan terjadinya", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 238, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "denaturasi protein, sebagian besar protein globuler mudah mengalami denaturasi yaitu susunan molekulnya berubah yang diiikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologisnya. Sirup yang disimpan pada suhu 5 o C, 25 o C, dan 35 o C mengalami perubahan pH setiap minggunya,. Uji statistik menunjukkan bahwa pada minggu pertama suhu penyimpanan sirup memberikan pengaruh yang signifikan (p=0,001) terhadap pH sirup. Uji lanjut DMRT menunjukkan bahwa sirup yang disimpan pada suhu 5 o C dan 25 o C berbeda signifikan dengan sirup yang disimpan pada suhu 35 o C.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 235, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diungkapkan oleh Fardiaz (1992) bahwa nilai pH medium sangat mempengaruhi jenis jasad renik yang tumbuh. Jasad renik umumnya dapat tumbuh pada kisaran pH 3-6 unit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 224, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan pH itu dapat menjadi salah satu indikator kerusakan dari sirup, dalam hal ini pH sirup termasuk dalam pH berasam rendah (basa). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2985-1992, pH pada sirup fruktosa yaitu 3,5 – 4,5,", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 219, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sedangkan selama penyimpanan pH semakin meningkat hingga 6,5-6,6.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 116, "width": 154, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Total Mikroorganisme Sirup", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 130, "width": 227, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka jumlah total mikroganisme sirup cenderung semakin meningkat, sebagaimana disajikan pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 199, "width": 253, "height": 245, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan total mikroorganisme menggunakan prinsip hitungan cawan yaitu dengan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai suatu medium pemupukan sehingga semua mikroba termasuk bakteri, kapang, dan khamir dapat tumbuh dengan baik pada medium tersebut (Fardiaz, 1993). Gambar 3 menunjukkan rata – rata jumlah total mikroba pada sirup yang disimpan pada suhu 5 o C lebih sedikit dibandingkan dengan sirup yang disimpan pada suhu tinggi disebabkan karena kebanyakan mikroorganisme tahan terhadap suhu rendah sampai suhu pembekuan dan walaupun pertumbuhan dan pembelahan mungkin terhambat, sel–sel bakteri dapat tahan hidup untuk jangka waktu cukup lama pada suhu pendinginan ±5 o C (Buckle, 1985).", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 462, "width": 300, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Minggu 0 Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Suhu 5 C 26 70 110 116 146 Suhu 25 C 26 36 360 610 630 Suhu 35 C 26 46 150 240 760 0 100 200 300 400 500 600 700 800 T ot al M ik roor gan is m e (k ol on i/ g)", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 662, "width": 375, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Rata – rata Jumlah Mikroorganisme Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus Pada Penyimpanan Selama 4 Minggu", "type": "Caption" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 240, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan bahan tidak dapat menyebabkan kematian mikroba sehingga bila bahan pangan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan dibiarkan mencair kembali (thawing) pertumbuhan mikroba pembusuk dapat berjalan dengan cepat (Santoso, 2006). Pendapat serupa oleh Gaman dan Serrington (1992) yaitu suhu di dalam alat pendingin adalah berkisar antara 0-5 o C, pertumbuhan hampir semua mikroorganisme tetap tumbuh lambat pada suhu tersebut dan spora bakteri tetap bertahan hidup.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 231, "height": 204, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rata – rata jumlah total mikroba yang disimpan pada suhu 25 o C mengalami peningkatan yang sangat cepat disebabkan karena suhu 25 o C termasuk suhu optimum pertumbuhan mikroba. Berdasarkan suhu optimumnya yaitu antara 20 o C–45 o C, kebanyakan bakteri digolongkan dalam bakteri mesofilik, dalam keadaan optimum bakteri memperbanyak diri dengan cepat. Dari satu sel menjadi dua hanya memerlukan waktu 20 menit dan seterusnya tumbuh dan kebanyakan kapang adalah mesofilik dan mempunyai suhu optimum sekitar 25 – 30 o C atau suhu kamar (Muctadi, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 259, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paenyimpanan pada suhu 35 o C juga terdapat peningkatan jumlah mikroorganisme karena terdapat beberapa kapang yang dapat tumbuh baik pada suhu 35–37 o C, contohnya Aspergillus sp dan beberapa suhu yang lebih tinggi (Muctadi, 2010)..", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 240, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada minggu ke 0 sebelum penyimpanan hingga minggu pertama, laju peningkatan mikroorganisme secara keseluruhan cenderung sama, namun terlihat pada minggu kedua dan minggu ketiga pola pertumbuhannya pada suhu penyimpanan 5 o C dan 35 o C cenderung peningkatannya lebih stabil dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu 25 o C (suhu ruang) karena kedua suhu tersebut dapat dikontrol", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 229, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan stabil setiap harinya. Sedangkan pada suhu ruang, suhunya dapat berubah–ubah (fluktuasi). Tawali, dkk (2004) juga menyatakan bahwa penyimpanan pada suhu ruang (dibiarkan sesuai dengan suhu lingkungan) akan menyebabkan penurunan mutu fisik, kimia dan organoleptik dan mutu gizi sangat cepat yang diikuti proses pembusukan dibandingkan suhu stabil. Gambar 3 menggambarkan perbedaan laju peningkatan jumlah total mikroorganisme pada minggu kedua walaupun secara statistik tidak signifikan (P=0,382), sama halnya pada minggu ketiga dan keempat dengan masing–masing hasil uji statistik tidak signifikan (p=0,419 dan p=0,256).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 295, "width": 226, "height": 205, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2985-1992 yaitu cemaran mikroba pada sirup fruktosa adalah maksimal 5,0 x 10 2 . Dari data SNI tersebut dapat diketahui bahwa sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus yang disimpan pada suhu 5 o C hingga penyimpanan 4 minggu apabila dilihat dari jumlah total mikroorganisme masih aman untuk dikonsumsi dengan rata - rata jumlah total mikroorganisme pada minggu ke empat sebanyak 14,6 x 10 1 . Sedangkan sirup yang disimpan pada suhu 25 o C (total mikroorganisme 6,1 x 10 2 ) dan 35 o C (total mikroorganisme 7,6 x 10 2 .) sudah tidak aman untuk dikonsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 516, "width": 233, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Estimasi pendugaan umur simpan berdasarkan laju penurunan total padatan terlarut sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 571, "width": 228, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan rata–rata perubahan total padatan terlarut selama penyimpanan dapat dibuat grafik dan persamaan garis linier hubungan antara lama penyimpanan dan total padatan terlarut pada tiga suhu penyimpanan. Grafik laju penurunan nilai total padatan terlarut dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 253, "width": 393, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan dengan Total Padatan Terlarut Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 226, "height": 191, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai konstanta penurunan mutu pada ketiga suhu penyimpanan tersebut kemudian diterapkan pada persamaan Arrhenius yaitu ln k = ln ko – E/RT. Setiap nilai ln k dan 1/T (satuan suhu dalam Kelvin) pada masing – masing suhu penyimpanan diplotkan sebagai ordinat dan absis. Grafik hubungan nilai ln k dan 1/T produk sirup dapat dilihat pada Gambar 5. E/R adalah 40,67 o K, jika dikalikan dengan nilai R (konstanta gas), yaitu 1,986 kal/mol, diperoleh nilai energi aktivasi (E) Dari analisis regresi linear diperoleh persamaan garis ln k = 40,67 (1/T) -1,554 dengan r = 0..", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 299, "width": 231, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai intersep merupakan nilai ko dari persamaan Arrhenius, sehingga diperoleh nilai ko (konstanta tidak tergantung suhu) sebesar 0,211400678 mmol/kg/hr. Jadi persamaan Arrhenius untuk laju perubahan total padatan terlarut sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus adalah k = 0,211400678. e - 40,67 x (1/T dalam Kelvin) . Berdasarkan persamaan Arrhenius tersebut, dapat ditentukan laju penurunan total padatan terlarut pada berbagai suhu penyimpanan seperti pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 693, "width": 200, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Hubungan antara ln k dan 1/T", "type": "Caption" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 86, "width": 406, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Laju Penurunan Nilai Total Padatan Terlarut Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 119, "width": 360, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suhu Persamaan k (%Brix/ml/hr) 5 o C atau 278 o K k = 0,211400678. e - 40,67 x (1/278) 0,18268 25 o C atau 298 o K k = 0,211400678. e - 40,67 x (1/298) 0,18451 35 o C atau 308 o K k = 0,211400678. e - 40,67 x (1/308) 0,18525", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 222, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan lebih lanjut dari model Arrhenius adalah model Q 10 dan hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 233, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Faktor Percepatan Reaksi (Q 10 ) Total Padatan Terlarut Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 328, "width": 178, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Q 10 -5 o C atau 268 o K 1,00500", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 349, "width": 178, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 o C atau 273 o K 1,00774", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 360, "width": 178, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 o C atau 278 o K 1,00476 25 o C atau 298 o K 1,00401 35 o C atau 308 o K 1,00415", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 223, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan menggunakan Model Q 10 ini dapat dihitung estimasi umur simpan produk dalam berbagai suhu (Syarief dan Halid, 1993).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 222, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan masa kadaluarsa produk berdasarkan parameter total padatan terlarut yang disimpan pada suhu -5 o C dan 0 o C dengan menggunakan model Q 10 relatif sama yaitu 46 hari.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 218, "width": 233, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Estimasi pendugaan umur simpan berdasarkan peningkatan pH sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 273, "width": 227, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan rata–rata perubahan pH selama penyimpanan dapat dibuat grafik dan persamaan garis linier hubungan antara lama penyimpanan dan pH pada tiga suhu penyimpanan. Grafik laju peningkatan nilai total pH dapat dilihat pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 356, "width": 227, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai konstanta penurunan mutu pada ketiga suhu penyimpanan tersebut kemudian diterapkan pada persamaan Arrhenius yaitu ln k = ln ko – E/RT. Setiap nilai ln k dan 1/T (satuan suhu dalam Kelvin) pada masing – masing suhu penyimpanan diplotkan sebagai ordinat dan absis. Grafik hubungan nilai ln k dan 1/T produk sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus dapat dilihat pada gambar 7. Dari analisis regresi linear diperoleh persamaan garis ln k = 165,2 (1/T) -0,205 dengan r = 0,3.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 521, "width": 228, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai slope dari persamaan garis ini merupakan nilai -E/R dari persamaan Arrhenius , sehingga nilai -E/R adalah 165,2 o K, jika dikalikan dengan nilai R (konstanta gas), yaitu 1,986 kal/mol, diperoleh nilai energi aktivasi (E) sebesar 328,0872 kal/mol.", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 262, "width": 310, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan dengan pH Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 493, "width": 200, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Hubungan antara ln k dan 1/T", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 449, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Laju Peningkatan Nilai pH Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Caption" }, { "left": 99, "top": 540, "width": 368, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suhu Persamaan k (derajat keasaman/ml/hr) 5 o C atau 278 o K k = 0,814647316. e -165,2 x (1/278) 0,44977", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 579, "width": 345, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 o C atau 298 o K k = 0,814647316. e -165,2 x (1/298) 0,46813", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 593, "width": 342, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35 o C atau 308 o K k = 0,814647316. e -165,2 x (1/308) 0,47663", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 222, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai intersep merupakan nilai ko dari persamaan Arrhenius, sehingga diperoleh nilai ko (konstanta tidak tergantung suhu) sebesar 0,814647316 mmol/kg/hr. Jadi persamaan Arrhenius untuk laju perubahan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 641, "width": 235, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pH sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus adalah k = 0,814647316. e -165,2 x (1/T dalam Kelvin) . Berdasarkan persamaan Arrhenius tersebut, dapat ditentukan laju", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 230, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peningkatan pH pada berbagai suhu penyimpanan seperti Tabel 4", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 209, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan lebih lanjut dari model Arrhenius adalah model Q 10 disajikan pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 210, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Faktor Percepatan Reaksi (Q 10 )", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 171, "width": 203, "height": 64, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pH Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus Suhu Q 10 -5 o C atau 268 o K 1,02266 0 o C atau 273 o K 1,02160", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 238, "width": 174, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 o C atau 278 o K 1,02061", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 251, "width": 174, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 o C atau 298 o K 1,01815 35 o C atau 308 o K 1,01663", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 300, "width": 219, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan menggunakan Model Q 10 ini dapat dihitung estimasi umur simpan produk", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 223, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam berbagai suhu (Syarief dan Halid, 1993 ).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 223, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan masa kadaluarsa produk berdasarkan parameter pH yang disimpan pada suhu -5 o C dan 0 o C dengan menggunakan model Q 10 relatif sama yaitu 12 hari.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 185, "width": 233, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Estimasi pendugaan umur simpan berdasarkan laju pertumbuhan total mikroorganisme sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 240, "width": 225, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik laju peningkatan nilai total mikroorganisme dapat dilihat pada Gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 473, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 8. Grafik Hubungan antara Lama Penyimpanan dengan Total Mikroorganisme Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 227, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai konstanta penurunan mutu pada ketiga suhu penyimpanan tersebut kemudian diterapkan pada persamaan Arrhenius yaitu ln k = ln ko – E/RT. Setiap nilai ln k dan 1/T (satuan suhu dalam Kelvin) pada masing – masing suhu penyimpanan diplotkan sebagai ordinat dan absis. Grafik hubungan nilai ln k dan 1/T produk sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus dapat dilihat pada gambar 9. Dari analisis regresi linear", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 577, "width": 224, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diperoleh persamaan garis ln k = -5477 (1/T) + 21,22 dengan r = 0,94. Nilai slope dari persamaan garis ini merupakan nilai -E/R dari persamaan Arrhenius , sehingga nilai - E/R adalah -5477 o K, jika dikalikan dengan nilai R (konstanta gas), yaitu 1,986 kal/mol, diperoleh nilai energi aktivasi (E) sebesar 10877,322 kal/mol. Jadi besarnya energi kinetik minimal yang dibutuhkan molekul dalam sirup temulawak, madu dan ekstrak", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 229, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ikan gabus untuk meningkatkan total mikroorganisme adalah sebesar 10877,322", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 59, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kalori/mol.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 260, "width": 200, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 9. Hubungan antara ln k dan 1/T", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 294, "width": 472, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Laju Peningkatan Jumlah Total Mikroorganisme Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 336, "width": 374, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suhu Persamaan k (koloni/g//hr) 5 o C atau 278 o K k = 1643345599. e -5477 x (1/278) 4,57222", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 369, "width": 360, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 o C atau 298 o K k = 1643345599. e -5477 x (1/298) 17,12955 35 o C atau 308 o K k = 1643345599. e -5477 x (1/308) 31,18695", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 228, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai persamaan Arrhenius untuk laju perubahan jumlah total mikroorganisme adalah k = 1643345599. e -5477 x (1/T dalam Kelvin) . Berdasarkan persamaan Arrhenius tersebut, dapat ditentukan laju peningkatan pH pada berbagai suhu penyimpanan seperti pada Tabel 6. Setelah mendapatkan laju peningkatan total mikroorganisme, maka umur simpan sirup pada suhu penyimpanan yang berbeda dapat dihitung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 222, "height": 87, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7. Faktor Percepatan Reaksi (Q 10 ) Jumlah Mikroorganisme Sirup Temulwak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus Suhu Q 10 -5 o C atau 268 o K 2,08875", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 653, "width": 180, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 o C atau 273 o K 2,03178", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 667, "width": 180, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 o C atau 278 o K 1,97909 25 o C atau 298 o K 1,82065", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 406, "width": 180, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35 o C atau 308 o K 1,74495", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 437, "width": 223, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan menggunakan Model Q 10 ini dapat dihitung estimasi umur simpan produk dalam berbagai suhu (Syarief dan Halid, 1993), misalnya pada suhu -5 o C dan 0 o C (suhu beku) yang diasumsikan sebagai suhu penyimpanan untuk pendistribusian produk.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 520, "width": 226, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan masa kadaluarsa produk berdasarkan parameter total mikroorganisme yang disimpan pada suhu -5 o C dengan menggunakan model Q 10 adalah 18 hari dan yang disimpan pada suhu 0 o C adalah 12 hari.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 603, "width": 231, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil perhitungan estimasi umur simpan dengan menggunakan metode Arrhenius terdapat perbedaan umur simpan dengan menggunakan beberapa parameter yang dapat dilihat pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 468, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 8. Umur simpan sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus dengan model Arrhenius", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 96, "width": 404, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suhu Umur simpan (parameter total padatan terlarut) Umur simpan (parameter pH) Umur simpan (parameter total mikroorganisme) 5 o C 46 hari 12 hari 9 hari 25 o C 45 hari 12 hari 3 hari 35 o C 45 hari 11 hari 1 hari", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 227, "height": 163, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil perhitungan pendugaan, semakin tinggi suhu penyimpanan, umur simpan produk semakin pendek. Hal ini diduga karena terjadi kerusakan akibat reaksi pencoklatan non-enzimatis dan pertumbuhan mikroorganisme yang semakin meningkat. Labuza (1982) dalam Simammora (2011) menyatakan bahwa reaksi pencoklatan non- enzimatis dapat terjadi pada suhu tinggi dan menurut Buckle (1985) apabila suhu naik, kecepatan metabolisme mikroba akan naik dan pertumbuhan dipercepat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 238, "height": 122, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Upaya memperpanjang umur simpan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu meningkatkan nilai mutu dan memperlambat laju penurunan mutu. Oleh karena itu, pengolahan produk pangan untuk memperpanjang umur simpan perlu memperhatikan faktor lain yang dapat menimbulkan kerusakan mutu (Herawati, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 247, "height": 218, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik kemasan juga mempengaruhi laju penurunan mutu, pada penelitian ini kemasan yang digunakan untuk produk adalah kemasan PETE atau PET ( Polyethylene Terephthalate ) yang merupakan plastik kaku, tembus pandang, memiliki daya perlindungan terhadap gas dan uap air baik dan relatif tahan terhadap panas (Kristianto, 2010). Jenis permeabilitas film tergantung pada bahan pangan yang digunakan, permeabilitas film PE ( polyethylene ) lebih kecil daripada PP ( polyprophylene ). Hal ini menunjukkan bahwa gas atau uap air akan lebih mudah rusak pada bahan pengemas jenis PP daripada PE (Herawati, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 203, "width": 228, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keuntungan menggunakan kemasan PET ini adalah kemampuannya untuk ditutup sehingga memberi tutup yang rapat terhadap cairan (Buckle, 1985).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 258, "width": 226, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sifat Organoleptik Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak Ikan Gabus", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 286, "width": 71, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Warna Sirup", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 299, "width": 224, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sirup yang disimpan selama 4 minggu semakin lama warnanya cenderung berubah menjadi semakin pekat yang disebabkan karena adanya perubahan reaksi kimia yaitu reaksi Maillard yang menyebabkan warna menjadi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 506, "width": 240, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10. Penyimpanan Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak kan Gabus Pada Suhu Penyimpanan 5 0 C Selama 4 Minggu", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 685, "width": 240, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 11. Penyimpanan Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak kan", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 72, "width": 198, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gabus Pada Suhu Penyimpanan 25 0 C (Suhu Ruang) Selama 4 Minggu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 240, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 12. Penyimpanan Sirup Temulawak, Madu dan Ekstrak kan Gabus Pada Suhu Penyimpanan 35 o C Selama 4 Minggu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 234, "height": 245, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10, 11, dan 12 menunjukan perbedaan warna antara sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus yang disimpan pada pada 3 macam suhu penyimpanan yaitu 5 o C, 25 o C, dan suhu 35 o C. Pada minggu pertama warnanya lebih terang dan semakin lama disimpan maka warnanya semakin gelap (pekat). Menurut Muchtadi (2010), penyebab dari perubahan warna disebabkan oleh reaksi kimia gula dan asam amino dari protein yang dikenal sebagai reaksi pencoklatan (browning) atau reaksi Maillard. Reaksi Maillard terjadi bila bahan pangan mengalami pemanasan atau penyimpanan. Beberapa reaksi Maillard dapat menyebabkan warna kehitaman atau bau tidak sedap pada makanan tidak diharapkan (Afrianto, dkk., 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 233, "height": 135, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perubahan warna pada suatu produk bahan pangan yang telah disimpan juga diakibatkan karena adanya pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan tersebut. Menurut Buckle (1985) beberapa mikroorganisme menghasilkan koloni– koloni yang berwarna atau mempunyai pigmen (zat warna) Sedangkan pada bahan pangan berkadar gula tinggi seperti halnya sirup.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 230, "height": 176, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10, sirup temulawak yang disimpan pada suhu dingin yaitu 5 o C memiliki warna yang lebih terang, hal ini dikarenakan penyimpanan pada suhu dingin akan menghambat aktivitas enzim sehingga reaksi kimia yang terjadi akan lebih lambat dan pertumbuhan mikroorganisme juga terhambat. Disampaikan oleh Santoso (2006) bahwa penyimpanan pada suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup jaringan-jaringan dalam bahan pangan tersebut karena aktivitas respirasi menurun dan menghambat aktivitas mikroorganisme.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 254, "width": 245, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Gambar 11, sirup temulawak yang disimpan pada suhu ruang yaitu 25 o C memiliki warna yang lebih pekat dibandingkan dengan sirup yang disimpan pada suhu dingin, hal tersebut dapat diakibatkan karena pada suhu ruang sehubungan dengan pengaruh suhu terhadap ketahanan hidup mikroorganisme, pemanasan atau kenaikan suhu bersifat jauh lebih merusak daripada pendinginan (Buckle, 1985).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 406, "width": 222, "height": 121, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Gambar 12, sirup yang disimpan pada suhu 35 o C dan dengan rata – rata pH 6,0 memiliki warna yang lebih pekat dibandingkan dengan sirup yang disimpan pada suhu 5 o C dan 25 o C karena sirup yang disimpan pada suhu 35 o C mendekati suhu dan pH optimal pertumbuhan Aspergillus niger , (Laskin dkk.,, 1988, dalam Marlina, dkk, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 544, "width": 39, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aroma", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 558, "width": 233, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil uji aroma sirup selama 4 minggu, mulai minggu pertama hingga minggu ketiga masih khas aroma temulawak, namun pada minggu keempat aroma temulawak sudah mulai memudar. Hal ini disebabkan karena tumbuhnya bakteri, khamir, atau kapang di dalam bahan pangan yang dapat mengubah komposisi bahan pangan, menghidrolisa pati dan selulosa atau menyebabkan fermentasi gula, sedangkan lainnya dapat menghidrolisa", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 223, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lemak dan menyebabkan ketengikan atau dapat mencerna protein dan menghasilkan bau busuk dan amoniak (Muchtadi, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 62, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kekentalan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 233, "height": 245, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam produk sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus terkandung pati yang dari temulawak yang berbentuk granula (butir). Granula pati dapat berubah membengkak ke luar yang disebut dengan gelatinisasi, gelatinisasi memiliki suhu gelatinisasi yaitu suhu pada saat graula pati pecah. Makin kental larutan, suhu tersebut makin lambat tercapai, sampai suhu tertentu kekentalan tidak bertambah, bahkan kadang–kadang turun. Penambahan gula juga berpengaruh pada kekentalan gel yang membentuk. Gula akan menurunkan kekentalan, hal ini disebabkan gula akan mengikat air sehingga pembengkakan butir – butir pati terjadi lebih lambat, akibatnya suhu gelatinisasi lebih tinggi (Winarno, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 406, "width": 158, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 65, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 226, "height": 177, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus disimpan selama 4 minggu pada suhu 5 o C, 25 o C dan 35 o C. Hasil pengamatan terhadap total padatan terlarut didapatkan semakin lama disimpan semakin menurun. Pada minggu ke 0 sebelum penyimpanan rata – rata total padatan terlarut sirup 63,43 %Brix dan terus mengalami penurunan hingga minggu ke 4 yaitu sirup yang disimpan pada suhu 5 o C adalah 57,5 %Brix, pada suhu 25 o C menurun hingga 54,6 %Brix, dan pada suhu 35 o C, mencapai 57,8%Brix.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 233, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pH sirup selama penyimpanan semakin meningkat.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 227, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada awal penyimpanan diketahui pH sirup : 5,31 dan terus meningkat hingga minggu ke 4 mencapai 6,52 pada suhu 5 o C, 6,55 pada", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 219, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "suhu 25 o C dan 6,6 pada suhu 35 o C. Peningkatan pH berkisar antara 0,1-0,8.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 237, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Total mikroorganisme sirup selama disimpan semakin meningkat yaitu pada awal penyimpanan diketahui total mikroorganisme adalah 2,6x10 1 koloni/gram. Pada minggu ke 4 jumlah total mikroorganisme tertinggi adalah pada suhu 35 o C yaitu 7,6x10 2 koloni/gram.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 199, "width": 260, "height": 370, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Estimasi pendugaan umur simpan sirup temulwak, madu dan ekstrak ikan gabus menggunakan model Arrhenius, berdasarkan parameter total padatan terlarut, yatu selama 46 hari pada suhu 5 o C, 45 hari pada suhu 25 o C, dan 44 hari pada suhu 35 o C. Berdasarkan parameter pH estimasi umur simpan sirup temulwak, madu dan ekstrak ikan gabus adalah 12 hari pada suhu 5 o C, 11 hari pada suhu 25 o C dan 35 o C. Dan berdasarkan parameter total mikroorganisme, diperoleh hasil estimasi umur simpan sirup temulwak, madu dan ekstrak ikan gabus adalah 9 hari pada suhu 5 o C , 3 hari pada suhu 25 o C, dan 1 hari pada suhu 35 o C. Jadi umur simpan sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus dengan penyimpanan 5°C, 25°C, dan 35°C berturut-turut menggunakan model Arrhenius adalah 9 hari, 3 hari dan 1 hari. Sedangkan dengan menggunakan model Q 10 untuk sirup yang disimpan pada suhu beku yang diasumsikan sebagai suhu penyimpanan untuk pendistribusian produk, maka masa kadaluarsa produk sirup ini pada suhu -5 o C adalah 18 hari dan 0 o C adalah 12 hari.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 585, "width": 34, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 599, "width": 238, "height": 108, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendugaan umur simpan menggunakan metode ASLT dengan model Arrhenius sirup temulawak, madu dan ekstrak ikan gabus hanya dilihat dari parameter total padatan terlarut, pH dan total mikroorganisme sehingga perlu adanya penelitian lanjutan tentang pendugaan umur simpan dengan parameter lain seperti kadar", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 726, "width": 13, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 228, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "air serta reaksi oksidasi, dan dapat pula menggunakan metode pendugaan umur simpan lain seperti Kurva Isotermi Sorpsi Air.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 144, "width": 113, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 223, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Afrianto, E., dkk. 2008. Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan . Jakarta :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 225, "height": 108, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. Buckle, K. A. 1985. Ilmu Pangan . Jakarta : UI Press. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan . Jakarta : Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 235, "height": 67, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gaman, P. M dan K. B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan – Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 231, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Haarow, B. 1943. Textbook of Biochemistry hal.79-80 . Philadelphia : W.B", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 392, "width": 100, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saunders Company.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 232, "height": 149, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Herawati, H. 2008. Penentuan Umur Simpan pada Produk Pangan. Ungaran : Jurnal Litbang Pertanian. Histifarina, D. 2004. Pendugaan Umur Simpan Kentang Tumbuk Instan Berdasarkan Kurva Isotermi Sorpsi Air dan Stabilitasnya Selama Penyimpanan. Bandung : Jurnal Hortikultura. Kristianto, Y. 2010. Panduan Memilih dan Belanja Makanan Sehat . Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 558, "width": 81, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": Nailil Printika.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 224, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusnandar, F. 2010. Pendugaan Umur", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 231, "height": 66, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simpan Propooduk Pangan dengan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT). Institut Pertanian Bogor. Muchtadi, T.R. 1992. Ilmu Pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 654, "width": 186, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan Pangan. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 230, "height": 204, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muchtadi, T.R. 2010. Teknologi Proses Pengolahan Pangan . Bandung : AlfaBeta. Rusli, dkk. 2006. Terapi Albumin Dalam Ekstrak Ikan Gabus Terhadap Kerusakan Hati Tikus Putih . Makassar : Jurnal Kesehatan. Santoso, SP. 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar . Malang : Naskah Publikasi Uwiga. Simmamora, J. H. 2011. Identifikasi Teknik Pengolahan dan Pendugaan Umur Simpan Udang Kering Tanpa Kulit . Bogor : Naskah Publikasi Institut Pertanian Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 282, "width": 220, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarief, R. dan Hariyadi H. Teknologi Penyimpanan Pangan. 1993. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 309, "width": 42, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": Arcan.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 323, "width": 222, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tawali, A.B., dkk. 2004. Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Mutu Buah – buahan Impor yang Dipasarkan di Sulawesi Selatan . Sulawesi selatan : Naskah Publikasi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian UNHAS.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 406, "width": 224, "height": 66, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winarno, F. G. 2004. Keamanan Pangan Jilid 1 . Bogor : Mbrio Press. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 475, "width": 219, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winarno, F. G. 2007. Teknobiologi Pangan . Bogor : Mbrio Press.", "type": "Text" } ]
51586171-fd58-fafe-81bf-43dce082f2ca
https://ejournal.upnvj.ac.id/JPM/article/download/5822/2353
[ { "left": 54, "top": 35, "width": 268, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan DOI: https://doi.org/10.33533/jpm.v17i1.5822 Vol 17 No 1 (2023) ISSN 0216-3438 (print); ISSN 2621-1122 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 780, "width": 292, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 778, "width": 12, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 791, "width": 455, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: 14 May 2023; Received in revised form: 23 Sepi 2022; Accepted: 7 June 2023; Available online: 13 June 2023; Published regularly: June 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 263, "top": 88, "width": 76, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 131, "width": 484, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF CINNAMON BARK (Cinnamomum burmanii) ON THE LIPID PROFILE AND MALONDIALDEHYDE OF DYSLIPIDEMIC RATS", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 173, "width": 463, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi Ratih Handayani 1* , Sylvia Mustika Sari 2 , Muhammad Danil Hadyan Darojat 2 , Elok Yana Permatasari 2, Maman Djamaludin 3", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 211, "width": 348, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Departemen Biokimia,Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia 2 Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 232, "width": 364, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Achmad Yani Indonesia *Correspondence email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 284, "width": 62, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 310, "width": 490, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dyslipidemia is a risk factor for atherosclerosis. Dyslipidemia conditions and increased malondialdehyde (MDAs) can cause oxidative stress. Cinnamon contains antioxidant compounds that have a hypolipidemic effect. This study aimed to determine the effect of cinnamon bark ethanol extract on triglycerides, total cholesterol, LDL, HDL, and MDA in dyslipidemic rats. In this study, rats were divided into five groups, a negative control group: which received standard feed, a positive control group: which received a high-fat diet and PTU, the groups that received a high-fat diet, PTU, cinnamon bark ethanol extract (EECB) 125 mg/Kg BW, 250 mg/Kg BW, 500 mg/Kg BW. The results of the analysis showed a decrease in triglyceride levels in all groups given EECB (p <0.05). Total and LDL cholesterol levels decreased in the 125 mg/Kg BW EECB group, and malondialdehyde decreased in the 500 mg/Kg BW EECB group (p <0.05). HDL levels did not increase. The ethanol extract of cinnamon bark was able to improve lipid profiles because it contains cinnamaldehyde and quercetin that can inhibit HMG CoA reductase activity, as well as flavonoids, tannins, and cinnamate can reduce triglyceride and MDA levels.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 451, "width": 292, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: cinnamon, dyslipidemia, lipid profile, malondialdehyde,", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 488, "width": 61, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "АБСТРАКТ", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 516, "width": 490, "height": 165, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Дислипидемия является фактором риска развития атеросклероза. Состояние дислипидемии и повышенный уровень малондиальдегида (МДА) могут вызывать окислительный стресс. Корица содержит антиоксидантные соединения, обладающие гиполипидемическим действием. Целью данного исследования было определить влияние этанолового экстракта коры корицы на триглицериды, общий холестерин, ЛПНП, ЛПВП и МДА у крыс с дислипидемией. В этом исследовании крысы были разделены на пять групп, группа отрицательного контроля: получавшая стандартный корм, группа положительного контроля: получавшая высокожировую диету и PTU, группы, получавшие высокожировую диету, PTU, этаноловый экстракт коры корицы (EECB) 125 мг/кг BW, 250 мг/кг BW, 500 мг/кг BW. Результаты анализа показали снижение уровня триглицеридов во всех группах, получавших EECB (p < 0,05). Уровни общего холестерина и холестерина ЛПНП снизились в группе 125 мг/кг БВ ЭЭКБ, а малондиальдегида - в группе 500 мг/кг БВ ЭЭКБ (p <0,05). Уровень ЛПВП не увеличился. Этанольный экстракт коры корицы способен улучшать липидный профиль, поскольку содержит циннамальдегид и кверцетин, которые могут ингибировать активность HMG CoA редуктазы, а также флавоноиды, танины и циннамат, способные снижать уровень триглицеридов и МДА.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 692, "width": 374, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ключевые слова : корица, дислипидемия, липидный профиль, малондиальдегид, .", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 35, "width": 269, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D.R. Handayani, S.M. Sari, M.D.H. Darojat, E.Y. Permatasari, M. Djamaludin", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 803, "width": 20, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 |", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 803, "width": 327, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.33533/jpm.v17i1.5822 Vol :17 No : 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 72, "width": 91, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 86, "width": 237, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dyslipidemia is still a health problem throughout the world and is a risk factor for atherosclerosis cardiovascular disease. Dyslipidemia is a condition characterized by increased levels of triglycerides (TG), decreased levels of high-density lipoprotein (HDL), and increased low-density lipoprotein (LDL). 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 199, "width": 237, "height": 267, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Increased levels of LDL cholesterol are the most dominant cause of fat deposition on the artery walls, causing atherosclerosis. 3 In physiological conditions there is a state of balance between free radicals and antioxidants in the body. When there is a disruption in the balance between free radicals and antioxidants, a condition called oxidative stress occurs. LDL-cholesterol is easily oxidized by free radicals such as reactive oxygen species (ROS). The results of lipid peroxidation can trigger the formation of malondialdehyde (MDA). Increased plasma MDA can cause oxidative stress in atherosclerosis. Malondialdehyde is used as a biomarker of oxidative stress. 4 In addition to LDL cholesterol, triglycerides are also atherogenic because they play a role in causing the risk of atherosclerosis. 5", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 466, "width": 237, "height": 295, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The target in the management of dyslipidemia is to improve the lifestyle by engaging in physical activity, adjusting dietary patterns, and improving plasma lipid profiles. 2 Improvement of plasma lipid profiles can reduce LDL cholesterol, and triglyceride levels, and increase HDL cholesterol levels. 1 Natural ingredients have been used for a long time by the people of Indonesia to prevent or treat disease. Antioxidants in natural products have been widely studied to fight the effects of free radicals as well as being hypolipidemic because they can lower cholesterol and triglycerides. One of the natural ingredients known to be beneficial for health that has antioxidant effects and can reduce plasma lipid levels is cinnamon. 6,7 In general, the part of the cinnamon plant that is used as herbal medicine is the bark of the stem. The cinnamon bark contains cinnamaldehyde,", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 72, "width": 237, "height": 309, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cinnamate, cinnamic acid, essential oils, eugenol, safrole, cinnamaldehyde, cinnamyl acetate, quercetin, tannins, polyphenols, and flavonoids. 6,8 The main compounds in the ethanol extract of cinnamon bark are cinnamaldehyde and eugenol. They can suppress lipid peroxidation so they can prevent lipid peroxidation and reduce MDA levels. 9 Cinnamaldehyde, quercetin, and polyphenols in cinnamon provide antihyperlipidemic effects. Cinnamaldehyde lowers plasma cholesterol levels by inhibiting HMG-CoA reductase activity. 7,10,11 Various antioxidant compounds in cinnamon bark dissolve in ethanol extract preparations which have a strong effect as antioxidants. 12 In this study, giving a high-fat diet and PTU can disrupt fat metabolism resulting in dyslipidemia. Giving EECB doses of 125 mg/Kg BW, 250 mg/KgBW, and 500 mg/Kg BW can improve plasma lipid profiles and reduce MDA levels in dyslipidemia. 13", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 382, "width": 237, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aimed to determine the effect of ethanol extract of cinnamon bark at doses of 125 mg/Kg BW, 250 mg/Kg BW, and 500 mg/Kg BW on triglycerides, total cholesterol, LDL cholesterol, HDL, and MDA levels in dyslipidemic rats.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 480, "width": 148, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERIAL AND METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 494, "width": 237, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is an experimental laboratory research with a post-test design. This research has received permission from the Health Research Ethics Commission, Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran No 1186/UN6.C.10/PN/2018.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 593, "width": 237, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tools and Materials The tools used in this study were rat cages, rat feed, and drinking places, 18G of feeding tubes, scales, gloves, measuring cups, and scalpels. The tools and consumables used to check total cholesterol, cholesterol, and MDA levels include micro-hematocrit capillary tubes, centrifuge tubes, digital balances, cuvettes, micropipettes, test tubes, water baths, spectrophotometer, tissue, and gloves.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 733, "width": 237, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The materials used were cinnamon extract at a dose of 125 mg/KgBW/day, 250", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 35, "width": 269, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D.R. Handayani, S.M. Sari, M.D.H. Darojat, E.Y. Permatasari, M. Djamaludin", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 803, "width": 20, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 |", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 803, "width": 327, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.33533/jpm.v17i1.5822 Vol :17 No : 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 72, "width": 237, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mg/KgBW/day, and 500 mg/KgBW/day, standard pellets for rat feed, high-fat diet feed, water for rats to drink, Propyl Thio Uracyl (PTU) 0.01%, and MDA test kit butylated hydroxytoluene (BHT) solution, Sodium Dodecyl Sulphate (SDS) solution, ethylenediaminetetraacetic acid disodium salt dehydrate (Na2EDTA) solution, acetic acid, thiobarbituric acid (TBA) solution, 0, 8% 1000 µL and CHOD-PAP reagent, and 10 µl standard reagent, triglyceride test reagent, LDL test reagent.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 255, "width": 237, "height": 323, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Animal Models In this study, the inclusion criteria for the experimental animals were male white rats of the Wistar strain, body weight 200-250 grams, 2-3 months old, and healthy. Experimental animals were kept by following the rules and procedures in the Experimental Animal Laboratory under the coordination of the Study Center of the Faculty of Medicine, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Indonesia. The experimental animal laboratory consists of two animal maintenance rooms, one service room with room temperature ranges from 26 – 28 °C, exhaust fans, lamps, and sunlight from closed windows. The rat cages used were 30 x 50 x 15 cm in size with 5 rats per cage. Standard feed was given 10% of body weight or around 20˗25 grams/head/day as well as drinking water ad libitum. Animal maintenance was carried out according to Standard Operational Procedures that apply in the Experimental Animal Laboratory.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 579, "width": 237, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rats used in this study were acclimatized for 7 days in animal cages at the Experimental Animal Laboratory, Faculty of Medicine Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Indonesia. After acclimatization, rats were weighed to meet the inclusion criteria. Rats were randomly divided into 5 groups, where the number of rats in each group was 5. Hyperlipidemia in rats was induced by administering a high-fat diet and propylthiouracil (PTU).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 733, "width": 236, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The positive control group (PC) was fed with standard pellets for 28 days. The", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 72, "width": 237, "height": 267, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negative Control Group (NC) was fed with standard pellets; given a high-fat diet and PTU orally for 28 days. Dosage group 1 (D1) was fed with standard pellet, high-fat diet, PTU for 14 days, then on days 15-28 was given ethanol extract of cinnamon bark at a dose of 125 mg/kgBW orally. Dosage group 2 (D2) was given standard feed, high-fat diet, and PTU for 14 days then on days 15-28 was given ethanol extract of cinnamon bark at a dose of 250 mg/kgBW orally. Dosage group 3 (D3) was fed with a standard pellet, given a high-fat diet, PTU for 14 days, and on days 15-28 was given ethanol extract of cinnamon bark at a dose of 500 mg/kg BW orally. On the 29th day, blood was taken from the rat's orbital vein to check levels of triglycerides, total cholesterol, LDL cholesterol, HDL cholesterol, and plasma MDA.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 353, "width": 236, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Production of Ethanol Extract of Cinnamon Bark", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 382, "width": 237, "height": 295, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simplicia powder is the initial process of making extracts. The production of bark cinnamon powder was done by drying it with a tool that didn’t damage the chemical content in it until the powder with a certain degree of fineness can be obtained. Extract from simplicia dry powder then macerated using 96% ethanol solvent. Nine hundred grams of Simplicia dry powder were put into the macerator, soaked for the first 6 hours while occasionally stirred, then let stand for 18 hours. Next maserate then separated by centrifugation, decantation, or filtration. The screening process was repeated at least once with the same type of solvent and the volume of the solvent was half the volume of the solvent in the first screening. All collected fibers were then steamed with a vacuum evaporator, low-pressure evaporator, or can use \"rotavapor\" until the thick extract was obtained.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 691, "width": 237, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholesterol Measurements The total cholesterol was measured using the colorimetric enzymatic method (CHOD/PAP) because it was easy, and the results were precise and thorough. The blank", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 35, "width": 269, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D.R. Handayani, S.M. Sari, M.D.H. Darojat, E.Y. Permatasari, M. Djamaludin", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 803, "width": 20, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 |", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 803, "width": 327, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.33533/jpm.v17i1.5822 Vol :17 No : 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 72, "width": 236, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tube consists of 1.000 ul of reagent blank solution, the standard tube consists of 1.000 ul of reagent solution and 10 ul of standard solution, and the sample tube consists of 1.000 ul of reagent and 10 ul of sample plasma. The tubes were then mixed until homogeneous, incubated at 37°C for 10 minutes, and read the absorption of standard and sample against the blank using a spectrophotometer at a wavelength of 492- 546 nm. The color formed was stable for 30 minutes.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 255, "width": 236, "height": 211, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triglyceride (TG) Measurements The triacylglyceride level was measured using the enzymatic method because it was easy, and the results were precise and more thorough. The blank tube consists of 1.0 ml of reagent solution, the standard tube consists of 1 ml of reagent solution and 10 ul of standard solution, and the sample tube consists of 1 ml of reagent and 10 ul of sample plasma. The tubes were then mixed until homogeneous, left at room temperature for 20 minutes or at 37°C for 10 minutes, and read the absorption of standard and sample against the blank using a spectrophotometer at a wavelength of 520-546 nm.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 480, "width": 236, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MDA Measurements The material for MDA measurements was plasma. SDS, BHT, acetic acid EDTA, and TBA were added to the plasma and then incubated at 100°C in a water bath for 10 minutes and closed each of the tubes. Each tube was immersed in an ice water bath, then centrifuged at 3000 rpm for 10 minutes. The supernatant was taken from each tube and then read the absorbance using a spectrophotometer at a wavelength of 532 nm.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 663, "width": 236, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Analysis The data were analyzed statistically to assess the average levels of total cholesterol, LDL cholesterol, HDL cholesterol, triglycerides, and MDA for each group. Before the different tests were carried out, all data were tested for normality and homogeneity.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 72, "width": 236, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, normally distributed and homogeneous data were analyzed using the one-way ANOVA test and the Tukey post hoc follow-up test.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 142, "width": 55, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 156, "width": 237, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dyslipidemia in experimental animals was induced by giving a high-fat diet which resulted in increased triglyceride and cholesterol levels. Propylthiouracil (PTU) administration was aimed to increase blood cholesterol concentrations by increasing endogenous cholesterol biosynthesis so the rat’s cholesterol levels can increase.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 269, "width": 237, "height": 253, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lipid profile levels of rats induced by high fat, PTU, and ethanol extract were shown in Table 1. The highest mean triglyceride levels were seen in the positive control group at a dose of 149.07 mg/dL, and the lowest was in the group that received ethanol extract of cinnamon bark at a dose of 125 mg/dL. The data from the triglyceride measurement results were normally distributed but not homogeneous so the differences between the treatment groups were assessed by the Kruskal-Wallis test. There was a significant difference between each group with p<0.05. The Mann-Whitney post hoc test was carried out and the results showed that triglycerides decreased significantly in all groups that received EECB compared to the positive control group.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 522, "width": 237, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The highest mean total cholesterol level was in the positive control group and the lowest was in the group receiving EECB at 125 mg/Kg BW. The data were normally distributed and homogeneous, then the different test was carried out using the one- way ANOVA test. There was a significant difference between each group with p <0.05. Tukey's post hoc test showed that an EECB dose of 125 mg/Kg BW could significantly reduce total cholesterol compared to the positive control group.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 691, "width": 237, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The highest mean LDL cholesterol level was in the positive control group. The data were normally distributed and homogeneous, then the different test was carried out using the one-way ANOVA test. There was a", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 35, "width": 269, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D.R. Handayani, S.M. Sari, M.D.H. Darojat, E.Y. Permatasari, M. Djamaludin", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 803, "width": 20, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 |", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 803, "width": 327, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.33533/jpm.v17i1.5822 Vol :17 No : 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 72, "width": 237, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "significant difference between each group with p <0.05. Follow-up tests using post-Hoc Tukey showed that there was a significant decrease in LDL cholesterol levels in the EECB group at a dose of 125 mg/Kg BW compared to the positive control group.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 156, "width": 237, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of HDL cholesterol measurement showed that the highest mean HDL level was in the group that received EECB at a dose of 500 mg/Kg BW and the lowest was in the group that received EECB at a dose of 125 mg/Kg BW. The results of the ANOVA test", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 72, "width": 236, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "showed no significant difference in HDL levels between all groups with p <0.05.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 100, "width": 237, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of this study, the highest mean levels of MDA were seen in the positive control group and the lowest mean levels of MDA were seen in the group that received EECB at a dose of 500 mg/Kg BW. The results of the ANOVA test showed that there was a significant difference in MDA levels between groups. Follow-up test with post-Hoc Tukey showed MDA levels decreased in the 500 mg/Kg BW EECB group compared to the positive control group.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 269, "width": 404, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 Plasma Lipid and MDA Profiles of Rats Induced by a High-Fat Diet", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 296, "width": 458, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Group TG Total Cholesterol LDL HDL MDA NC 79.21 ± 8.40 78,86 ± 3,89 65.58 ± 4.10 13,29 ± 0,95 0.1302 ± 0.013 PC 149.07 ± 21.98 93.51 ± 2,64 81.00 ± 7.24 12,51 ± 7,37 0.2446 ± 0.029 D1 77.61 ± 8.76 76,28 ± 1,55 67.45 ± 3.64 8,83 ± 4,74 0.2120 ± 0.024 D2 85.52 ± 3.52 81,56 ± 11,48 68.41 ± 10.38 13,15 ±1,56 0.1898 ± 0.021 D3 88.57 ± 8,67 85,95 ± 7,33 71.46 ± 6.89 14,49±1,54 0.1534 ± 0.010 p-value 0.005 0.004 0.017 0,201 0.000", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 402, "width": 489, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remarks: NC Negative Control, PC Positive Control. D1 EECB dose of 125 mg/Kg BW, D2 EECB dose of 250 mg/Kg BW, D3 EECB dose of 500 mg/Kg BW", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 442, "width": 70, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 456, "width": 237, "height": 310, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The decrease in triglyceride levels by EECB is due to the presence of antioxidants. Antioxidants that play a role in lowering triglyceride levels are polyphenols. The polyphenol is Methylhidroxy Calcone Polymer (MHCP). MHCP on lipid metabolism influences adipose cells by inactivating Hormone Sensitive Lipase (HSL) and increasing lipoprotein lipase (LPL) synthesis. 3 HSL inactivation will inhibit the hydrolysis of TG deposits in adipose cells into FFA so that the amount of free fatty acid (FFA) in circulation will decrease. If FFA in the blood decreases, then the amount of FFA that will enter the liver will decrease, so the process of esterification of FFA to TG will decrease. The result is a decrease in the secretion of Very Low-Density Lipoprotein (VLDL) by the liver into the blood circulation. Increased LPL enzyme synthesis will increase the hydrolysis of chylomicrons to become remnant chylomicrons and increase the hydrolysis of", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 442, "width": 237, "height": 183, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VLDL to Intermediate Density Lipoprotein (IDL). The result is a decrease in the number of VLDL and chylomicrons in the blood so that the concentration of TG in the blood also decreases. This is because TG is the main lipid component that composes chylomicrons and VLDL. In addition, the flavonoid and tannin compounds contained in cinnamon sticks provide a hypolipidemic effect. This effect is known because flavonoids and tannins can inhibit the absorption of fat in the intestine, this can cause triglyceride and cholesterol levels to decrease in plasma. 3,14", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 625, "width": 237, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholesterol in the body comes from two sources, namely half by synthesis by the body itself and the other half comes from fat consumed from the daily diet. HMG CoA reductase is an enzyme that plays an important role in the synthesis of cholesterol in the body. Inhibition of HMG CoA reductase activity can lead to lower plasma cholesterol levels. Antioxidant compounds that influence reducing LDL levels in the blood in the", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 35, "width": 269, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D.R. Handayani, S.M. Sari, M.D.H. Darojat, E.Y. Permatasari, M. Djamaludin", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 802, "width": 20, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 |", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 802, "width": 327, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.33533/jpm.v17i1.5822 Vol :17 No : 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 72, "width": 237, "height": 352, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cinnamon extract are flavonoids and Cinnamaldehyde. Flavonoid compounds in the form of quercetin will inhibit the HMG-CoA reductase enzyme in the liver, thereby reducing cholesterol synthesis. 7,10 The reduced synthesis of cholesterol in the liver has an impact on the formation of VLDL in the liver which will decrease. The decreased formation of VLDL causes the synthesis of LDL cholesterol in plasma to decrease because cholesterol is the most important element in the LDL cholesterol fraction. In addition, the role of flavonoids and other antioxidants in cinnamon sticks is to prevent the oxidation process of low-density lipoprotein (LDL) by acting as radical-scavenging antioxidants and lipophilic antioxidants, which are able to scavenge free radicals before free radicals attack cell membranes which are composed of lipids. LDL cholesterol is a compound that is susceptible to oxidation, if LDL is oxidized by free radicals, foam cells will form which can lead to the formation of atherosclerotic plaques and a high risk of developing coronary heart disease. 4", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 424, "width": 237, "height": 337, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oxidized LDL can trigger the formation of other free radical molecules in the form of malondialdehyde. Thus, an increase in LDL cholesterol levels can cause an increase in plasma MDA levels. In the body, various antioxidant enzymes can fight free radicals, but if the number of free radicals exceeds the ability of these antioxidants, conditions of oxidative stress can occur. 15,16 An increase in MDA compounds is a biomarker of oxidative stress that occurs in the body. 16 Antioxidants found in cinnamon include cinnamaldehyde, quercetin, flavonoids, tannins, and cinnamates. The antioxidants in the ethanol extract of cinnamon bark work against free radicals resulting from oxidation of plasma lipids, so that EECB given to dyslipidemic rats can reduce MDA levels. 11,12 Ethanol extract of cinnamon bark has a high content of polyphenols and flavonoids which act as secondary antioxidants which work as radical-scavenging antioxidants and lipophilic antioxidants, which are able to scavenge free radicals before free radicals attack cell", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 72, "width": 237, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "components such as free lipids and prevent chain reactions from occurring so that no damage occurs. further such as oxidative stress. 7 The antioxidant effect of EECB is expected to reduce plasma lipid oxidation and the risk of developing atherosclerosis. 10 Antioxidants in the EECB in this study have been shown to reduce plasma lipid levels and MDA.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 213, "width": 75, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 227, "width": 237, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effect of ethanol extract of cinnamon bark (Cinnamomum burmanii) on lipid profiles, namely triglycerides, total cholesterol, LDL cholesterol, HDL cholesterol, and plasma MDA has been proven in this study. Giving EECB to dyslipidemic rats showed that the group that received EECB doses of 125 mg/Kg BW, 250 mg/Kg BW, and 500 mg/Kg BW (p <0.05) can decrease TG levels. Total cholesterol and LDL cholesterol decreased significantly in the group that received an EECB dose of 125 mg/KgBW. Meanwhile, MDA levels decreased significantly in the group that received EECB at a dose of 500 mg/Kg BW. HDL levels did not differ between treatment groups.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 473, "width": 74, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 494, "width": 237, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Berman AN, Blankstein R. Optimizing dyslipidemia management for the prevention of cardiovascular disease: a focus on risk assessment and therapeutic options. Curr Cardiol Rep. 2019;21(9):1 – 10.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 543, "width": 237, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Arnett DK, Blumenthal RS, Albert MA, Buroker AB, Goldberger ZD, Hahn EJ, et al. 2019 ACC/AHA guideline on the primary prevention of cardiovascular disease.Circulation. 2019;14(11):", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 590, "width": 44, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "563 – 595.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 602, "width": 236, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kopin L, Lowenstein C. In the Clinic® dyslipidemia. Ann Intern Med. 2017;167(11):81 – 95.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 625, "width": 237, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Burtenshaw D, Kitching M, Redmond EM, Megson IL, Cahill PA. Reactive oxygen species (ROS), intimal thickening, and subclinical atherosclerotic disease. Front Cardiovasc Med. 2019;6(8):1 – 18.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 672, "width": 237, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Tada H, Nohara A, Kawashiri MA. Serum triglycerides and atherosclerotic cardiovascular disease: Insights from clinical and genetic studies. Nutrients. 2018;10(11):1-8", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 719, "width": 237, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Rao PV, Gan SH. Cinnamon: A multifaceted medicinal plant. Evidence-based Complement Altern Med. 2014; (4): 1-12.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 754, "width": 236, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Susilowati R, Setiawan AM. Cinnamomum burmanii", "type": "List item" }, { "left": 164, "top": 35, "width": 269, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D.R. Handayani, S.M. Sari, M.D.H. Darojat, E.Y. Permatasari, M. Djamaludin", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 802, "width": 20, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 |", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 802, "width": 327, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.33533/jpm.v17i1.5822 Vol :17 No : 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 72, "width": 222, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Nees & T. Nees) Blume and Eleutherine palmifolia (L.) Merr. extract combination ameliorate lipid profile and heart oxidative stress in hyperlipidemic mice. Vet World. 2020;13(7):1404 – 9.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 119, "width": 236, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Liang Y, Li Y, Sun A, Liu X. Chemical compound identification and antibacterial activity evaluation of cinnamon extracts obtained by subcritical n- butane and ethanol extraction. Food Sci Nutr.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 166, "width": 92, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019;7(6):2186 – 93.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 178, "width": 236, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Mollazadeh H, Hosseinzadeh H. Cinnamon effects on metabolic syndrome: A review based on its mechanisms. Iran", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 201, "width": 113, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J Basic Med Sci.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 213, "width": 103, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016;19(12):1258 – 70.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 224, "width": 236, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Lopes BP, Gaique TG, Souza LL, Paula GSM, Kluck", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 236, "width": 222, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GEG, Atella GC, et al. Cinnamon extract improves the body composition and attenuates lipogenic processes in the liver and adipose tissue of rats.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 271, "width": 236, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Food Funct. 2015;6(10):3257 – 65. 11. Tuzcu Z, Orhan C, Sahin N, Juturu V, Sahin K.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 295, "width": 116, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cinnamon polyphenol", "type": "List item" }, { "left": 204, "top": 295, "width": 32, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "extract", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 295, "width": 222, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inhibits hyperlipidemia and inflammation by modulation of transcription factors in high-fat diet-fed rats. Oxid Med Cell Longev. 2017; (3): 1-10.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 342, "width": 236, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Ervina M, Nawu YE, Esar SY. Comparison of in vitro antioxidant activity of infusion, extract and fractions of Indonesian Cinnamon (Cinnamomum burmannii) bark. Int Food Res J. 2016; 23(3):1346 – 50.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 389, "width": 236, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Mohammed H, Abdel Fattah D. Hypolipidemic and hypoglycemic effect of Cinnamon extract in high fat diet fed rats. Zagazig Vet J. 2018;46(2):160 – 7.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 424, "width": 236, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Li J, Liu T, Wang L, Guo X, Xu T, Wu L, et al.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 435, "width": 222, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antihyperglycemic and antihyperlipidemic action of cinnamaldehyde in C57blks/j Db/db mice. J Tradit Chinese Med. 2012;32(3):446 – 52.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 471, "width": 236, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Ayala A, Muñoz MF, Argüelles S. Lipid peroxidation: Production, metabolism, and signaling mechanisms of malondialdehyde and 4-hydroxy-2-nonenal. Oxid Med Cell Longev. 2014;(5):1-31.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 518, "width": 236, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16.Khoubnasabjafari M, Ansarin K, Jouyban A.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 529, "width": 222, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reliability of malondialdehyde as a biomarker of oxidative stress in psychological disorders. BioImpacts. 2015;5(3):123 – 7. Available from: http://dx.doi.org/10.15171/bi.2015.20", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 595, "width": 210, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Version 4. Start belong Vol 17 No 1 2023", "type": "Text" } ]
f9293029-6012-80a9-fae5-8c27084766b2
https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/ekuitas/article/download/1055/744
[ { "left": 71, "top": 20, "width": 303, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 146, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 2, November 2021, Hal 54 − 60 ISSN 2685-869X (media online) DOI 10.47065/ekuitas.v3i2.1055", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 819, "width": 150, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta | Jurnal EKUITAS, Page 54", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 89, "width": 449, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Disiplin Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 123, "width": 210, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Musi Rawas Utara", "type": "Title" }, { "left": 221, "top": 150, "width": 182, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta * , Rudi Azhar, Yuli Efriyanti", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 169, "width": 348, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Manajemen, Universitas Bina Insan, Lubuklinggau, Indonesia Email: 1,* [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] Email Penulis Korespondensi: [email protected] Submitted: 11/11/2021 ; Accepted: 26/11/2021 ; Published: 30/11/2021", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 485, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak −Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Disiplin Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Musi Rawas Utara. Populasi dan sampel penelitian berjumlah 34 orang. Metode analisis data menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan Disiplin kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Sedangkan uji t dijelaskan bahwa variabel disiplin (X1) terhadap kinerja menunjukan nilai thitung = 7,517 Lebih besar dari nilai ttabel 1,692 dengan tingkat signifikan = 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Hasil uji t variabel komunikasi (X2) terhadap kinerja menunjukan nilai thitung = 7,756 Lebih besar dari nilai ttabel 1,692 dengan tingkat signifikan = 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan rekapitulasi hasil uji regresi linier berganda, didapat bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah 52,720 > Ftabel = 3,28 dan tingkat kemaknaan secara serentak sig F adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas penelitian (disiplin dan komunikasi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 184, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Disiplin Kerja; Komunikasi; Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 484, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract −The purpose of this study was to determine the effect of work discipline and communication on employee performance at the Village Community Empowerment Service (PMD) of North Musi Rawas Regency. The population and research sample amounted to 34 people. Methods of data analysis using quantitative analysis. The results showed that work discipline had an effect on employee performance. While the t-test explained that the discipline variable (X1) on performance showed the value of tcount = 7.517, which was greater than the ttable value of 1.692 with a significant level = 0.000 < (a) 0.05, this indicates Ha is accepted. and partially discipline variable has a significant influence on performance. Communication on Employee Performance The results of the t-test of the communication variable (X2) on performance show the value of tcount = 7.756 Greater than the value of ttable 1.692 with a significant level = 0.000 < (a) 0.05, this shows Ha is accepted and partially the communication variable has an influence significant to performance. Based on the recapitulation of multiple linear regression test results, it was found that the Fcount value obtained was 52.720 > Ftable = 3.28 and the simultaneous significance level of sig F was 0.000. This shows that together (simultaneously) the independent variables of research (discipline and communication) have a significant effect on the dependent variable (performance).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 219, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Work Discipline; Communication; Performance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 117, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 484, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen sumber daya manusia merupakan peran terpenting bagi manusia untuk menjalankan sebuah organisasi agar dapat terwujudnya tujuan bersama. Untuk itu perlu adanya peran aktif bagi pegawai yang didalamnya untuk menjalankan sebuah organisasi tersebut dan diatur berdasarkan manajemen sumber daya manusia yang di terapkan dalam organisasi tersebut. Keberhasilan suatu organisasi dapat dilihat dari kinerja pegawai atau aparaturnya. Kinerja karyawan yang merupakan hasil olah pikir dan tenaga dari seorang karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, dapat berwujud, dilihat, dihitung jumlahnya, akan tetapi banyak hal hasil olah pikiran dan tenaga tidak dapat dihitung dan dilihat. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan salah satu Instansi yang ada dalam tata pemerintahan, sedangkan fungsinya adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat desa. Untuk melaksanakan tugas Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Musi Rawas Utara diperlukan suatu panduan yang mampu menunjukkan arah kegiatan prioritas dan kebijakan sesuai dengan Visi dan Misi yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 484, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Musi Rawas Utara masih terdapat masalah-masalah terutama yang berhubungan dengan kinerja para pegawainya. Hasil temuan dari pengamatan awal ditemukan fenomena-fenomena yang berhubungan dengan penurunan kinerja pegawai fenomena yang terjadi membuat kinerja para pegawai menjadi menurun seperti komunikasi kerja, disilin kerja dan kinerja pegawai. Permasalahan yang terjadi di Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) dalam disiplin kerja hal yang diduga menjadi penyebab dari penurunan kinerja pegawai termasuk hal yang paling penting di organisasi, karena tanpa disiplin yang baik tidak mungkin tercipta proses kerja yang baik. Masalah disiplin kerja sampai saat ini masih belum terselesaikan adalah pegawai yang memakai seragam dan atribut tidak sesuai dengan hari yang ditetapkan, sebagian pegawai yang datang telat (4,05% dan 5% bulan Januari dan Februari 2021) dan pulang kerja cepat (3% dan 2,7% bulan Januari dan Februari 2021) sehingga tidak sesuai dengan jam yang telah di tentukan serta pegawai dalam mengerjakan tugas tidak siap bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan. Komunikasi juga merupakan bagian yang paling penting dalam organisasi, sebab komunikasi yang tidak baik akan menimbulkan masalah yang akan merugikan perusahaan. Permasalahan dalam komunikasi kerja yang terjadi selama ini membuat kinerja pegawai menjadi menurun adalah hubungan antara pegawai", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 20, "width": 303, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 146, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 2, November 2021, Hal 54 − 60 ISSN 2685-869X (media online) DOI 10.47065/ekuitas.v3i2.1055", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 819, "width": 150, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta | Jurnal EKUITAS, Page 55", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 484, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kurang harmonias disebabkan oleh jalinan yang kurang baik dikarenakan kesibukan masing-masing, kurangnya pegawai dalam memberikan saran saat diskusi hal ini nampak dari kurangnya penguasan cara-cara penyampaian, ide, dan gagasan untuk masalah yang sedang diselesaikan, dan kurangnya komunikasi terhadap atasan di karenakan kurangnya pendekatan antara pegawai dan atasan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 484, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja para pegawai menjadi menurun karena terdampak dari masalah masalah yang terjadi di lingkungannya seperti, kurang telitinya pegawai dalam menyelesaikan tugas dikarenakan pegawai sering mengerjalan tidak hati-hati, sambil bermain hp, mengerjakan dengan terburu-buru, membuat disipin pegawai menjadi rendah. Kinerja pegawai dalam menyelesaikan tugas masih rendah, di karenakan kurangnya kekompakan dan komunikasai sesama pegawai, dan kurangnya kerjasama tim dalam menyelesaikan tugas dikarenakan kurangnya kepercayaan sesama pegawai membuat pekerjaan menjadi lama diselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 221, "width": 158, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 133, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Kerangka Dasar Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 484, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain dalam penelitian ini yaitu, pertama Peneliti melakukan observasi di tempat penelitian, Peneliti mengidentifikasi masalah yang ada dari hasil observasi, Peneliti membuat kerangka pemikiran yang berisikan variabel bebas dan variabel terikat yang akan diteliti, Peneliti membuat hipotesis atau dugaan hasil sementara untuk menjawab rumusan masalah, Peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya, Peneliti membuat instrumen penelitian, dimana Peneliti membuat rancangan daftar pertanyaan atau penyataan yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, setelah data diperoleh Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan program SPSS 20, untuk memperoleh atau membuktikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Setelah pengolahan data selesai dilakukan dan didapatkan hasil, maka dapat dilihat terbukti atau tidak jawaban sementara atau hipotesis yang telah ada.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 140, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 484, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliabel, dan objektif maka peneliti melakukan penyebaran instrument penelitian dengan test kevalidan instrumen kepada beberapa jumlah populasi, data yang diperoleh dan dianalisis dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, diuji validitas dan reliabilitiasnya dengan instrumen penelitian. (Sugiyono, 2016), menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kuantitatif lebih pada aspek validitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 94, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Uji Asumsi Klasik", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 76, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Normalitas", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 484, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendeteksi normal (Ghozali, 2016). Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dilihat melalui uji analisis statistic non-parametric Kolmogrov-Sminov (K-S) dan data yang dikatakan berdistribusi normal bila p-value Kolmogrov-Sminov Test >0,1 . b. Uji Linearitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 470, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan linear (S. Siregar, 2017). Pada output , jika nilai signifikan Deviation from Linearity pada ANOVA Table lebih besar dari 0,05, maka hubungan independen dan dependen bersifat linear dan uji linearitasnya terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 106, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4 Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 484, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan analisis data meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik yang dibantu dengan menggunakan progam SPSS 20 (S. Siregar, 2017). Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji regresi linear sederhana, uji koefisien korelasi, uji t (parsial), uji regresi linear berganda, uji koefisien determinasi dan uji F (simultan).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 184, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 88, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Hasil Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 126, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1.1 Hasil Uji Asumsi Klasik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 76, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Normalitas", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 728, "width": 485, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Normalitas dimasudkan untuk melihat tingkat kenormalan data. Pada uji Kolmogorov-Smirnov dapat ditentukan juga data berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan normal jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukkan signifikansi > 0,05. Hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 20, "width": 303, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 146, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 2, November 2021, Hal 54 − 60 ISSN 2685-869X (media online) DOI 10.47065/ekuitas.v3i2.1055", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 819, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta | Jurnal EKUITAS, Page 56", "type": "Page footer" }, { "left": 263, "top": 88, "width": 99, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Uji Normalitas", "type": "Caption" }, { "left": 124, "top": 106, "width": 375, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X1 X2 Y N 34 34 34 Normal Parameters a,b Mean 49,06 62,62 87,74 Std. Deviation 4,880 3,709 4,647 Most Extreme Differences Absolute 0,149 0,113 0,122 Positive 0,122 0,106 0,122 Negative -0,149 -0,113 -0,099 Kolmogorov-Smirnov Z 0,871 0,660 0,710 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,434 0,776 0,695 Sumber: Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 485, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1 diatas nilai signifikansi untuk variabel Disiplin (X 1 ) sebesar 0,434 > 0,05, variabel Komunikasi (X 2 ) sebesar 0,776 > 0,05, dan variabel Kinerja 0,695 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 268, "width": 72, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji Linearitas", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 484, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji tersebut digunakan sebagai persyaratan dalam analisis kolerasi atau regresi linier.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 309, "width": 180, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Disiplin (X 1 ) Terhadap Kinerja (Y)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 327, "width": 411, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sum of Squares df Mean Square F Sig. Y * X1 Between Groups (Combined) 555,284 14 39,663 4,790 0,001 Linearity 493,131 1 493,131 59,552 0,000 Deviation from Linearity 62,153 13 4,781 0,577 0,843 Within Groups 157,333 19 8,281 Total 712,618 33 Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 437, "width": 485, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 diatas nilai Linearity 0,000 <0,05 dan nilai Deviation from Linearity sebesar 0,843 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel disiplin (X 1 ) terhadap kinerja (Y).", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 466, "width": 197, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Komunikasi (X 2 ) Terhadap Kinerja (Y)", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 484, "width": 210, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sum of Squares df Mean Square F Sig.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 508, "width": 411, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y * X2 Between Groups (Combined) 578,284 11 52,571 8,610 0,000 Linearity 465,156 1 465,156 76,179 0,000 Deviation from Linearity 113,129 10 11,313 1,853 0,110 Within Groups 134,333 22 6,106 Total 712,618 33 Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 485, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 diatas nilai Linearity 0,000 <0,05 dan nilai Deviation from Linearity sebesar 0,110 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel komunikasi (X 2 ) terhadap kinerja (Y).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 113, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1.2 Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 155, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Analisis Regresi Linear Sederhana", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 396, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun hasil rekapitulasi analisis regresi sederhana selanjutnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 670, "width": 308, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Regresi Linier Sederhana Disiplin (X 1 ) Terhadap Kinerja (Y)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 688, "width": 440, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 48,874 4,605 10,613 0,000 X1 0,792 0,093 0,832 8,479 0,000 Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 753, "width": 484, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui hasil perhitungan regresi linier sederhana, diperoleh nilai b = 0,792 sedangkan nilai constant (a) = 48,847 dari hasil output SPSS nilai tersebut dimasukan kedalam persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 20, "width": 303, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 146, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 2, November 2021, Hal 54 − 60 ISSN 2685-869X (media online) DOI 10.47065/ekuitas.v3i2.1055", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 819, "width": 150, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta | Jurnal EKUITAS, Page 57", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 45, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = a+bX 1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 105, "width": 484, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja = 48,874 + 0,792 Disiplin 1. a = 48,874 adalah bilangan konstanta yang berarti apabila apabila variabel bebas yaitu disiplin X 1 sama dengan nol, maka besarnya variabel kinerja Y adalah 48,874. Dengan kata lain jika variabel bebas (disiplin) nilainya dianggap nol berarti besarnya variabel terpengaruh (kinerja) adalah 48,874.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 485, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. bX1= 0,641 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas disiplin (X 1 ), yang berarti setaip peningkatan (penambahan) variabel disiplin (X 1 ) akan meningkatkan variabel terikat kinerja (Y) sebesar 0,641. Jika variabel disiplin (X 1 ) ada kecenderungan meningkat maka kinerja pegawai akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 192, "width": 325, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Regresi Linier Sederhana Komunikasi (X 2 ) Terhadap Kinerja (Y)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 210, "width": 440, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 24,355 8,186 2,975 0,006 X2 1,012 0,131 0,808 7,756 0,000", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 202, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 484, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui hasil perhitungan regresi linier sederhana, diperoleh nilai b = 1,012 sedangkan nilai constant (a) = 24,355 dari hasil output SPSS nilai tersebut dimasukan kedalam persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 484, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = a+bX 2 Kinerja = 24,355 + 0,1,012 Komunikasi 1. a = 24,355 adalah bilangan konstanta yang berarti apabila apabila variabel bebas yaitu komunkasi X 2 sama dengan nol, maka besarnya variabel kinerja Y adalah 24,355. Dengan kata lain jika variabel bebas (komunikasi) nilainya dianggap nol berarti besarnya variabel terpengaruh (kinerja) adalah 24,355.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 484, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. bX1= 1,012 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas komunikasi (X 2 ), yang berarti setaip peningkatan (penambahan) variabel komunikasi (X 2 ) akan meningkatkan variabel terikat kinerja (Y) sebesar 1,012. Jika variabel komunikasi (X 2 ) ada kecenderungan meningkat maka kinerja pegawai akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Koefisien Korelasi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 484, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Jika ada hubungan seberapa besar hubungannya. Untuk menyatakan hubungan digunakan koefisien korelasi yang besarnya antara 0 sampai ± 1 (-1 sampai +1). Kofisien korelasi 0,000 sampai +1,000 disebut korelasi positif. Kofisien korelasi 0,000 sampai -1,000 disebut korelasi negatif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 397, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Korelasi Disiplin (X 1 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,832 a 0,692 0,682 2,619", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 514, "width": 202, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 484, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3.6 di atas, dapat diketahui bahwa variabel disiplin (X) dan kinerja (Y) memiliki nilai koefisien sebesar 0,832 berada pada interval koefisien 0,000-1,000 yang berarti pengaruh antara variabel disiplin (X 1 ) dan variabel kinerja (Y) menunjukan pengaruh yang kuat dan nilai korelasi positif artinya korelasi atau hubungan pengaruh disiplin (X 1 ) terhadap Kinerja (Y) searah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 397, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Korelasi Komunikasi (X 2 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,808 a 0,653 0,642 2,781 Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 485, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa variabel komunikasi (X 2 ) dan kinerja (Y) memiliki nilai koefisien sebesar 0,808 berada pada interval koefisien 0,000-1,000 yang berarti pengaruh antara variabel komunikasi (X 2 ) dan variabel kinerja (Y) menunjukan pengaruh yang sangat kuat dan nilai korelasi positif artinya korelasi atau hubungan pengaruh komunikasi (X 2 ) terhadap Kinerja (Y) searah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 34, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Uji t", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 710, "width": 484, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melihat pengaruh pengaruh parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dijelaskan dengan menggunakan uji t, hasil uji t secara rinci dapat disajikan pada tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 20, "width": 303, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 146, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 2, November 2021, Hal 54 − 60 ISSN 2685-869X (media online) DOI 10.47065/ekuitas.v3i2.1055", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 819, "width": 150, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta | Jurnal EKUITAS, Page 58", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 88, "width": 399, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8 . Hasil Uji t Disiplin (X 1 ) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 48,213 5,280 9,131 0,000 X1 0,641 0,085 0,799 7,517 0,000 Sumber: Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 484, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dijelaskan bahwa variabel disiplin (X 1 ) terhadap kinerja menunjukan nilai t hitung = 7,517 Lebih besar dari nilai t tabel 1,692 dengan tingkat signifikan = 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 224, "width": 433, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9 . Hasil Uji t Komunikasi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 24,355 8,186 2,975 0,006 X2 1,012 0,131 0,808 7,756 0,000 Sumber: Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 484, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 9 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel komunikasi (X 2 ) terhadap kinerja menunjukan nilai t hitung = 7,756 Lebih besar dari nilai t tabel 1,692 dengan tingkat signifikan = 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 116, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Regresi Lienar Berganda", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 484, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regresi liner berganda bertujuan untuk mengetahuni pengaru antara disiplin dan komunkasi terhadap kinerja pegawai, bentuk persamaanya adalah sebagi berikut:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 389, "width": 433, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10. Hasil Uji Regresi Liner Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 27,608 6,285 4,392 0,000 X1 0,501 0,103 0,526 4,888 0,000 X2 0,567 0,135 0,453 4,206 0,000 Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 484, "width": 484, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil rekapitulasi hasi regresi linear berganda di atas adapun persamaan regresi untuk mengestimasi variabel terikat dengan menggunakan seluruh variabel bebas adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 231, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 27,608+ 0,501X 1 + 0,567X 2 Hasil uji Regresi Linear berganda menunjukan bahwa ini:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 485, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Nilai (constant) menunjukan nilai sebesar 27,608artinya jika nilai variabel independent (disiplin dan komunikasi) nol maka nilai varibel dependen (kinerja) sebesar 27,608 dalam hal ini bila variabel independen naik atau bepengaruh dalam satu satuan, maka variabel bebas akan naik atau terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 485, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Nilai koefisien regresi variabel disiplin (X 1 ) terhadap variabel kinerja (Y) sebesar b 1 = 0,501artinya jika disiplin (X 1 ) mengalami kenaikan satu satuan, maka akan mengalami peningkatan kinerja sebesar 0,501.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 487, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Nilai koefisien regresi variabel komunikasi (X 2 ) terhadap kinerja (Y) sebesar b 2 = 0,567artinya jika komunikasi (X 2 ) mengalami kenaikan satu satuan, maka akan mengalami peningkatan kinerja sebesar 0,567.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 107, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Koefisien Determinasi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 315, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji koefisien determinasi (R 2 ) dapat dilihatdi Tabel 3.11 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 645, "width": 397, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Hasil uji F Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,897 a 0,804 0,791 2,123", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 687, "width": 202, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 485, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari tabel diatas, dapat di simpulkan berdasarkan nilai determinasi R = 0,897 memperlihatkan adanya pengaruh yang kuat antara disiplin dan komunikasi terhadap kinerja. Sedangkan koefisien determinasi R2 (R Square ) 0,897 (89,7%) artinya disiplin (X 1 ) dan komunikasi (X 2 ) secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja (Y) dan setelah di sesuaikan nilainya 100 – 89,7% = 10,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini seperti variabel lingkungan kerja, budaya organisasi, kompetensi, motivasi dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 20, "width": 303, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 146, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 2, November 2021, Hal 54 − 60 ISSN 2685-869X (media online) DOI 10.47065/ekuitas.v3i2.1055", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 819, "width": 150, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta | Jurnal EKUITAS, Page 59", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 37, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Uji F", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 484, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari uji F (simultan) variabel disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 128, "width": 388, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 12. Hasil uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 572,867 2 286,434 63,538 0,000 b Residual 139,750 31 4,508 Total 712,618 33", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 194, "width": 202, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer SPSS Versi 20 Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 484, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji serentak/simultan (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama. Berdasarkan rekapitulasi hasil uji regresi linier berganda, didapat bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah 63,538 > F tabel = 3,28 dan tingkat kemaknaan secara serentak sig F adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas penelitian (disiplin dan komunikasi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja). Hasil uji serentak/simultan (uji F) ini juga membuktikan bahwa hipotesis ketiga penelitian ini yang berbunyi disiplin dan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Muratara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 73, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 311, "width": 162, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 471, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji normaltas nilai signifikansi untuk variabel Disiplin (X 1 ) sebesar 0,735 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistrinusi normal. Berdasarka uji linieritas didapatkan nilai Linearity 0,000 <0,05 dan nilai Deviation from Linearity sebesar 0,920 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel disiplin (X 1 ) terhadap kinerja (Y). Selanjutnya hasil perhitungan regresi linier sederhana, diperoleh nilai b = 0,641 sedangkan nilai constant (a) = 48,213 dari hasil output SPSS nilai tersebut dimasukan kedalam persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y = a+bX 1 . Kinerja = 48,213 + 0,641 Disiplin a = 48,213 adalah bilangan konstanta yang berarti apabila apabila variabel bebas yaitu disiplin X 1 sama dengan nol, maka besarnya variabel kinerja Y adalah 48,213. Dengan kata lain jika variabel bebas (disiplin) nilainya dianggap nol berarti besarnya variabel terpengaruh (kinerja) adalah 48,213. bX1= 0,641 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas disiplin (X 1 ), yang berarti setaip peningkatan (penambahan) variabel disiplin (X 1 ) akan meningkatkan variabel terikat kinerja (Y) sebesar 0,641. Jika variabel disiplin (X 1 ) ada kecenderungan meningkat maka kinerja pegawai akan meningkat. Kemudian hasil dari koefisien korelasi variabel disiplin (X) dan kinerja (Y) memiliki nilai koefisien sebesar 0,799 berada pada interval koefisien 0,000-1,000 yang berarti pengaruh antara variabel disiplin (X 1 ) dan variabel kinerja (Y) menunjukan pengaruh yang kuat dan nilai korelasi positif artinya korelasi atau hubungan pengaruh disiplin (X 1 ) terhadap Kinerja (Y) searah. Sedangkan uji t dijelaskan bahwa variabel disiplin (X 1 ) terhadap kinerja menunjukan nilai t hitung = 7,517 Lebih besar dari nilai t tabel 2,036 dengan tingkat signifikan = 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 178, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 471, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji normalitas nilai variabel Komunikasi (X 2 ) sebesar 0,776 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistrinusi normal. Hasil uji Linieritas didapatkan nilai Linearity 0,000 <0,05 dan nilai Deviation from Linearity sebesar 0,110 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel komunikasi (X 2 ) terhadap kinerja (Y). Selanjutnya hasil regresi linier sederhana, diperoleh nilai b = 1,012 sedangkan nilai constant (a) = 24,355 dari hasil output SPSS nilai tersebut dimasukan kedalam persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y = a+bX 2. Kinerja = 24,355 + 1,012 Komunikasi a = 24,355 adalah bilangan konstanta yang berarti apabila apabila variabel bebas yaitu komunkasi X 2 sama dengan nol, maka besarnya variabel kinerja Y adalah 24,355. Dengan kata lain jika variabel bebas (komunikasi) nilainya dianggap nol berarti besarnya variabel terpengaruh (kinerja) adalah 24,355. bX1= 1,012 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas komunikasi (X 2 ), yang berarti setaip peningkatan (penambahan) variabel komunikasi (X 2 ) akan meningkatkan variabel terikat kinerja (Y) sebesar 1,012. Jika variabel komunikasi (X 2 ) ada kecenderungan meningkat maka kinerja pegawai akan meningkat. Kemudian hasil dari uji koefisin korelasi variabel komunikasi (X 2 ) dan kinerja (Y) memiliki nilai koefisien sebesar 0,808 berada pada interval koefisien 0,000-1,000 yang berarti pengaruh antara variabel komunikasi (X 2 ) dan variabel kinerja (Y) menunjukan pengaruh yang sangat kuat dan nilai korelasi positif artinya korelasi atau hubungan pengaruh komunikasi (X 2 ) terhadap Kinerja (Y) searah. Hasil uji t variabel komunikasi (X 2 ) terhadap kinerja menunjukan nilai t hitung = 7,756 Lebih besar dari nilai t tabel 2,036 dengan tingkat signifikan = 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 230, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengaruh Disiplin dan Komunikasi Terhadap Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 471, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil rekapitulasi hasi regresi linear berganda di atas adapun persamaan regresi untuk mengestimasi variabel terikat dengan menggunakan seluruh variabel bebas adalah sebagai berikut : Y = 27,608+ 0,501X 1 + 0,567X 2.. Hasil uji Regresi Linear berganda menunjukan bahwa ini:Nilai (constant) menunjukan nilai sebesar 27,608artinya jika nilai variabel independent (disiplin dan komunikasi ) nol maka nilai varibel dependen (kinerja) sebesar 27,608 dalam hal ini bila variabel independen naik atau bepengaruh dalam satu satuan, maka variabel bebas akan naik atau", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 20, "width": 303, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Keuangan, Investasi dan Syariah (EKUITAS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 146, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 2, November 2021, Hal 54 − 60 ISSN 2685-869X (media online) DOI 10.47065/ekuitas.v3i2.1055", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 819, "width": 150, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulpa Rabeta | Jurnal EKUITAS, Page 60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 472, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terpenuhi.Nilai koefisien regresi variabel disiplin (X 1 ) terhadap variabel kinerja (Y) sebesar b 1 = 0,501artinya jika disiplin (X 1 ) mengalami kenaikan satu satuan, maka akan mengalami peningkatan kinerja sebesar 0,501.Nilai koefisien regresi variabel komunikasi (X 2 ) terhadap kinerja (Y) sebesar b 2 = 0,567artinya jika komunikasi (X 2 ) mengalami kenaikan satu satuan, maka akan mengalami peningkatan kinerja sebesar 0,567. Selanjutnya hasil uji koefisien determinasi dapat di simpulkan berdasarkan nilai determinasi R = 0,897 memperlihatkan adanya pengaruh yang kuat antara disiplin dan komunikasi terhadap kinerja. Sedangkan koefisien determinasi R2 (R Square ) 0,897 (89,7%) artinya disiplin (X 1 ) dan komunikasi (X 2 ) secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja (Y) dan setelah di sesuaikan nilainya 100 – 89,7% = 10,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini seperti variabel lingkungan kerja, budaya organisasi, kompetensi, motivasi dan sebagainya. Kemudian uji serentak/simultan (uji F) didapat bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah 63,538 > F tabel = 3,28 dan tingkat kemaknaan secara serentak sig F adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas penelitian (disiplin dan komunikasi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 244, "width": 104, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 484, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di uraikan di atas maka dapat disimpulkan terdapatnya pengaruh positif dan signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Adanya pengaruh positif dan signifikan antara komunikasi terhadap kinerja pegawai, hal ini menunjukan Ha diterima dan secara parsial variabel komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Adanya pengaruh positif dan signifikan antara disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai, hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel disiplin dan komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 364, "width": 157, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 398, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 94, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 484, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hartono. (2019). Metodologi Penelitian di Lengkapi Analisis Regresi dan Path Analysis Dengan IBM SPSS Statistik Version 25 . Bandung: Zanafa Publising.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 313, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan, M. (2020). Manajemen Sumber Dasya Manusia . Jakarta: PT. Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 484, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jannah, M., Barlian, N. A., & Sulistyan, R. B. (2020). Work Discipline and Communication Agaist Job Performance, Vol 3 . Kasmir. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia (Terori dan Praktik) . Depok: PT. Rajagrafindo Persada. Mangkunegara, (Anwar Prabu. (2020). Manajemen Sumber Daya Manusia . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2019). Metode Penelitihan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta, . Sujarweni. (2015). Metodologi Penelitian - Bisnis & Ekonomi . Yogyakarta: Pustakabaruperss. Suranto. (2020). Komunikasi Organisasi . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syofian, S. (2017). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 . Jakarta : Bumi Aksara", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 483, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja . Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Siregar, S. (2017). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 581, "width": 419, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" } ]
bdee5f6a-2812-5164-1644-20658f65ea27
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/download/842/725
[ { "left": 172, "top": 130, "width": 297, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ASPEK HUKUM KEHUTANAN TERHADAP DAERAH OTONOM BARU (DOB) DI INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 284, "top": 167, "width": 73, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki ", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 214, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 171, "top": 242, "width": 290, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek kehutanan merupakan salah satu prinsip dasar dalam pemekaran daerah yang menjadi kunci utama dalam memulai roda pembangunan daerah. Dengan meletakkan pondasi di bidang lingkungan kehutanan sebagai dasar dalam menjalankan sistem pemerintahan daerah maka akan mendorong untuk bisa mengurangi aspek kerusakan hutan yang ada di daerah. Rusaknya kondisi hutan yang ada tidak terlepas dari adanya sistem pembangunan dan perizinan yang belum mengedepankan aspek kehutanan sebagai aspek yang perlu diutamakan. Efektivitas hukum masalah lingkungan hidup manusia, tidak bisa dilepaskan dari keadaan aparat administrasi dan aparat penegak hukum sebagai prasarana efektivitas pelaksanaan hukum dalam kenyataan hidup lingkungannya.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 449, "width": 263, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Aspek Kehutanan, Lingkungan Hidup", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 476, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 490, "width": 341, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permasalahan lingkungan itu memang sangat kompleks dan sering dikatakan berkaitan dengan apa yang disebut sebagai systemic environmental damage, yakni hal-hal yang mengancam keamanan biosphere, yang merupakan totalitas lingkungan penyangga kehidupan ummat manusia bagian dari alam semesta. 1 Sumber ancaman terhadap biospher tersebut adalah manusia itu sendiri, yang terjadi dari akibat dari dualisme kehidupan manusia, secara pisik atau intelektual. 2 Jika kita mengacu dari pendapat tersebut tentunya kita akan dihadapkan", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 620, "width": 340, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Dosen Ilmu Hukum pada Universitas Megou Pak Lampung, Kandidat Doktor Ilmu Hukum Universitas Gajah Mada Yogyakarta.", "type": "Footnote" }, { "left": 150, "top": 645, "width": 340, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Marsudi Triadmodjo, 2005, Anatomi Hukum Lingkungan Internasional, Sinopsis, Program Pascasarjana, IImu Hukum UGM, Yogyakarta, hlm. 6.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 666, "width": 21, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebuah fenomena bahwa manusia sebagai penyebab terjadinya kerusakan terhadap lingkungan baik itu di laut, darat dan udara.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 167, "width": 340, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kita semua setuju bahwa manusia itu adalah makhluk yang paling sempurna karena diberi akal dan pikiran. Untuk itu seyogyanya manusia, sebagai komponen yang harus melindungi berbagai komponen ekosistem karena dengan upaya ini manusia menjaga keberadaan dan keberlangsungannya. 3 Kita bangsa Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) hal tersebut merupakan karunia Allah Azza Wajalla yang harus disyukuri atas nikmat yang telah diberikan pada kita semua. Jika kita hitung nikmat yang telah di berikan Allah Azza Wajalla pada kita semua yang berupa SDA yang melimpah, tentunya kita tidak akan mampu menghitung jumlahnya.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 305, "width": 340, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terbentuknya kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang Barat yang merupakan hasil pemekaran yang berasal dari Kabupaten Tulang Bawang (induk) sejak tahun 2008 bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat (public service). Kaidah pemekaran sebagai bagian dari pembentukan daerah otonom baru berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah, dalam penjelasan disebutkan bahwa “Berdasarkan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pembentukan daerah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Pembentukan daerah dapat berupa pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih, atau penggabungan bagian daerah yang bersandingan, atau penggabungan beberapa daerah. 4", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 519, "width": 52, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Ibid., hlm.7.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 533, "width": 340, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Sejak otonomi daerah digulirkan pembentukan daerah otonom baru terjadi begitu pesat dan cenderung tidak terkendali. Hal yang kental dirasakan adalah justru bermainnya kepentingan pribadi, kelompok, etnis, agama, budaya yang dipicu rasa kecemburuan sosial, rasa iri, ambisi untuk menjadi penguasa di daerah dan sebagainya. Diketahui selama kurun waktu tahun 1999 hingga 2004 telah terbentuk", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "71 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembentukan daerah otonom baru kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang Barat terbentuk berdasarkan pada undang-undang nomor 49 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji dan undang-undang nomor 50 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat di Provinsi Lampung, diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan dan percepatan pembangunan, dan bukan sebaliknya, yakni memunculkan permasalahan-permasalahan dan konflik yang menghambat pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 241, "width": 340, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal mendasar yang perlu sama-sama harus kita dorong terhadap daerah otonom baru adalah, selain proses terbentuknya telah mendasarkan semua nilai-nilai yang terkandung dalam setiap aturan, maka hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana Daerah Otonom Baru seperti Kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang Barat mampu mewujudkan pelaksanaan hukum di bidang kehutanan. Dengan demikian maka tidak berlebihan jika ke depan, filosofi kesejahteraan terbentuknya kabupaten tersebut akan dapat diwujudkan.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 351, "width": 340, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek kehutanan harus menjadi dasar terhadap Daerah Otonom Baru, karena saat ini aspek kehutanan adalah faktor utama yang harus diperhatikan menggigat kondisi kehutanan Negara saat ini dalam taraf mengkhawatirkan. Dari data yang pernah dirilis oleh Dinas Kehutanan Indonesia pada tahun 1950, bahwa dulunya sekitar 84% luas daratan Indonesia (162.290.000 hektar) pada masa itu, tertutup hutan primer dan sekunder, termasuk seluruh tipe perkebunan. Peta vegetasi 1950 juga menyebutkan luas hutan tiap pulau secara berturut-turut, Kalimantan memiliki areal hutan seluas 51.400.000 hektar, Irian Jaya seluas 40.700.000 hektar, Sumatera seluas 37.370.000 hektar, Sulawesi seluas 17.050.000 hektar, Maluku seluas 7.300.000 hektar,", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 517, "width": 340, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "148 daerah otonomi baru yang terdiri dari 7 (tujuh) provinsi, 114 (seratus empat belas) kabupaten dan 27 kota. Pada kurun waktu 2007 dan 2009 daerah otonomi baru telah bertambah lagi dengan 57 kabupaten/kota, sehingga saat ini terdapat 205 daerah otonomi baru yang terdiri dari 7 provinsi, 164 kabupaten dan 34 kota. Pada tahun 2012 sudah bertambah lagi 5 DOB. Lima DOB tersebut adalah Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Pesisir Barat (Lampung), Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat), serta Kabupaten Arfak dan Kabupaten Manokwari Selatan (Papua Barat). Dengan disetujuinya lima DOB, maka jumlah daerah otonom ada 529 daerah. Jumlah itu terdiri dari 34 provinsi, 402 kabupaten dan 93 kota.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jawa seluas 5.070.000 hektar, terakhir Bali dan Nusa Tenggara Barat/Timur seluas 3.400.000 hektar. 5", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 167, "width": 340, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang ada menunjukkan seluruh wilayah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten di Indonesia rata-rata memiliki kondisi hutan yang sudah rusak, akan tetapi Provinsi Lampung adalah yang terparah tingkat kerusakannya. Tahun 1994, sebagaimana dinyatakan oleh Direktur Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan Republik Indonesia, pembukaan Diskusi Panel Penanganan Perambah Hutan di Provinsi Lampung, ada empat provinsi di Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung) dan tiga provinsi di Kalimantan (Kalimantan", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 291, "width": 340, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur) mengalami kerusakan hutan yang parah. Kerusakan hutan yang terparah di Indonesia dialami Provinsi Lampung. Kerusakan hutan di Lampung dinyatakan dalam persentase kerusakan tertinggi yaitu, hutan lindung berkisar 83,57% dari 336.100 hektar, hutan produksi berkisar 77,50% dari 325.149 hektar, dan hutan suaka alam berkisar 41,39% dari 422.500 hektar. 6 Senada dengan itu, data Bappeda Provinsi Lampung pada 2007, menyebutkan kerusakan kawasan hutan lindung mencapai lebih dari 80%, dari luas hutan yang mencapai 1.004.735 hektar atau sekitar 34% dari luas Provinsi Lampung. 7", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 429, "width": 340, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MS Joko Umar Said menyatakan, kerusakan hutan di Provinsi Lampung antara lain disebabkan ulah manusia dan aktivitas pembangunan serta pemanfaatan lahan hutan menjadi perkebunan, hampir 60 persen hutan di Lampung rusak akibat pembalakan liar,", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 498, "width": 341, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Bayu Dwi Mardana, Potret Buram Hutan Indonesia, dalam http://fwi.or.id/publikasi/potret-buram-hutan-indonesia.htm, diakses tanggal 30 Oktober 2011.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 533, "width": 340, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Alam Seta Zain (1997), Hukum Lingkungan Konservasi Hutan, cetakan I, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 37-38.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 556, "width": 340, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 …, Menhut Harus Atasi Kerusakan Hutan Lampung, dalam http.//www.berita2.com/lingkungan/masalah/-lingkungan/1103-menhut-harus-atasi- kerusakan-hutan lampung.html, diakses pada tanggal 03 Nopember 2011.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perambahan, pengalihan fungsi hutan menjadi areal perkebunan, kebakaran dan lain-lain. Kerusakan akibat adanya kebakaran di Provinsi Lampung hanya sedikit, berdasarkan data hot spot sebanyak 80 persen kebakaran terjadi di luar hutan, sedang 20 persen berada dalam kawasan hutan. Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya mengakibatkan kerugian secara ekologis dengan hilangnya vegetasi dan habitat satwa, tetapi juga secara ekonomis. 8", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 227, "width": 340, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerusakan hutan di Lampung terjadi sejak tahun 1980 hingga saat ini belum dapat dituntaskan oleh pemerintah sehingga deforestasi (penurunan luas) hutan di daerah itu akan semakin meluas. Seiring dengan adanya kerusakan tersebut maka berakibat Luas areal hutan Lampung, setiap tahun menyusut pada tahun 1991 luas hutan di daerah itu mencapai 1,237 juta hektar lebih (37,48 persen). Pada tahun 1999, luas areal hutan di Lampung 1,144 juta ha (34,67 persen) dan tahun 2000 luas areal hutan 1,004 juta ha lebih (30,43 persen). Sejalan dengan data di atas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pecinta lingkungan, seperti Wahana Lingkungan Hidup, Watala dan Kelompok Penyelamatan Hutan menyatakan, sekitar 70 persen dari 1004.000 ha hutan di Lampung mengalami kerusakan. Adapun yang menjadi penyebab kerusakan hutan salah satunya adanya perambahan liar disejumlah register hutan lindung. 9", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 420, "width": 340, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kasus kerusakan hutan karena perambahan hampir diseluruh kabupaten di Lampung. Berdasarkan catatan WALHI tahun 2009, kerusakan hutan di Kabupaten Lampung Barat terjadi di berbagai", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 480, "width": 340, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 MS Joko Umar Said adalah Wakil Gubernur Lampung, hal tersbut disampaikan pada tanggal 15 Maret 2010 di Bandar Lampung. Diakses pada tanggal 13 Mei 2010 dalam http://www.antaranews.com/berita/1268663233/kerusakan- hutan-lampung-terparah-di-sumatra", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 526, "width": 340, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Diakses pada tanggal 23 Mei 2010 dalamhttp://www.pkslampung.org/index.php/more-about-joomla/34-demo-", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 551, "width": 340, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "category/99-70-persen-hutan-lampung-rusakMenurut catatan WALHI perambahan itu dilakukan oleh 9 perusahaan besar yang tidak mendapat izin pengelolaan, yaitu PT. Budi Lampung Sejahtera, Silva Inhutani Lampung, Inhutani V, Drama Hutan Lestasi, Cahaya Budi Lestari, Budi Artha Prakarsa, Budi Sekar Adji, Alindo Amrio Agro dan Sorini Tbk. Total lahan hutan yang dikelola oleh perusahan besar ini mencapai 212. 819.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lokasi, yaitu di Register 9B Gunung Seminung, Register 22 B Kecamatan Bengkunat, Register 22 Pematang Neba Kecamatan Ngambur, Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS), hutan cadangan Bukit Sepulang, hutan lindung di wilayah Serdang Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit, kawasan HPT di Pekon atau Desa Mulang Maya Kecamatan Bengkunat dan di Register 45 Kecamatan Sekincau. Kemudian perambahan di Lampung Utara terjadi di Register, 34 Tangkit Tebak. Perambahan di Kabupaten Lampung Tengah terjadi di Register 39 Kota Agung Utara Kecamatan Terbanggi Besar, kecamatan Selaga Lingga, Kecamatan Pubian.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 278, "width": 340, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perambahan di Kabupaten Lampung Selatan terjadi di Register 1 Way Pisang seluas 405 ha dan 200 ha telah bersertifikat ilegal, Register 40 Gedung Wani di tempat tersebut hutan menjadi pemukiman dan kebun coklat. Perambahan di Kabupaten Tanggamus terjadi di Register 30 Gunung Tanggamus seluas 500 ha, Register 31 Pematang Arahan 1.204 ha dari 1.505 ha lahannya kritis akibat penebangan dan perambahan liar. Perambahan di Kabupaten Pesawaran di Register 20 Pematang Kubuato kecamatan Padang Cermin yang merupakan wilayah pertambangan emas liar, Register 18 di Negeri Katon dan 1.890 ha hampir habis dijadikan lahan perkebunan kopi dan 50 diantaranya telah bersertifikat. Perambahan di Kabupeten Lampung Timur terjadi di Register 38 Gunung Balak, dan alih fungsi hutan di Register 42 di Blambangan Umpu Register 44 Muara Dua dan Register 46 di Kabupaten Way Kanan. 10 Pertanyaan yang muncul adalah bagaimanakah pelaksanaan hukum di bidang kehutanan dan relevansinya terhadap Daerah Otonom Baru di Indonesia studi pada Kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 556, "width": 341, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Diakses pada tanggal 18 Mei 2010 dalam http://www.pkslampung.org/index.php/more-about-joomla/34-demo-category/99-70- persen-hutan-lampung-rusak", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "75 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 140, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prinsip Hukum Kehutanan", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 144, "width": 340, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prinsip hukum kehutanan adalah dalam rangka mendudukan fungsi hutan kedalam dasar kehidupan manusia. Hal ini berangkat dari sebuah pemikiran bahwa hutan yang dulu, hutan yang masih ada sekarang atau hutan yang telah beralih fungsi sebagai lahan perkebunan senantiasa dijadikan obyek yang memilukan didalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Akibatnya yang terjadi tidak sedikit korban jiwa yang timbul dalam rangka membela haknya masing-masing yang dimiliki. 11 Setidaknya dengan mendudukan fungsi hutan kedalam hak yang paling hakiki, serta mendorong untuk bisa dilaksanakan maka akan bermanfaat bagi semua manusia baik untuk generasi sekarang atau yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 296, "width": 340, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berangkat dari sebuah fenomena bahwa hutan atau hutan yang telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan yang selama ini dijadikan obyek, telah berakibat pada munculnya berbagai sengketa, sengketa antara masayarakat dengan instansi, sengketa antar warga, konflik antar kelompok dan sekaligus sebagai salah satu penyebab timbulnya bencana yang selama ini marak terjadi di seluruh wilayah di Negeri ini. Hingga pada kenyataanya kejadian tersebut tidak sedikit telah banyak menelan korban jiwa yang begitu besar. Di lain hal juga harus berujung di peradilan baik menyangkut kasus perdata atau pidana.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 434, "width": 340, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kaitannya dengan hal tersebut maka Kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang Barat sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) maka seharusnya menempatkan aspek kehutanan sebagai prinsip dasar untuk memulai roda pembangunan. Dengan meletakkan pondasi di bidang lingkungan kehutanan sebagai dasar dalam menjalankan sistem pemerintahan daerah maka akan mendorong untuk bisa mengurangi aspek kerusakan hutan yang ada di Negara ini. Rusaknya kondisi hutan yang ada di Negara ini tentu juga tidak terlepas dari adanya", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 560, "width": 340, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 Lihat kasus Mesuiji Lampung yang terjadi sejak 10 tahun yang lalu hingga sekarang persengketaan baik antar perusahaan antar kelompok senantisa muncul. Tak sedikit korban jiwa yang berjatuhan dari dulu hingga sekarang. Begitu juga kasus pidana yang muncul juga telah banyak berujung pada pemenjaraan. Akan tetapi hal ini juga tidak menimbulkan efek yang jera.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sistem pembangunan, sistem perizinan yang belum mengedepankan aspek kehutanan sebagai aspek yang harus diutamakan.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 167, "width": 340, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Merujuk pendapat Mochtar Kusumaatmadja, bahwa melalui pemerintah masyarakat akan melakukan kontrol sosial yang diperlukan bagi perlindungan kepentingannya dalam suatu lingkungan hidup yang nyaman. 12 Mochtar melanjutkan, bahwa efektivitas hukum masalah lingkungan hidup manusia, tidak bisa dilepaskan dari keadaan aparat administrasi dan aparat penegak hukum sebagai prasarana efektivitas pelaksanaan hukum dalam kenyataan hidup sehari-hari. 13", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 278, "width": 341, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pandangan tersebut di atas, Mochtar Kusumaatmadja ingin melihat bahwa hukum itu dapat berfungsi sebagai kontrol sosial masyarakat, untuk melindungi kepentingan dalam menjalankan proses pembangunan lingkungan. Dalam pembangunan lingkungan tersebut tidak boleh terjadi konflik kepentingan antara para penyelenggara administrasi pembangunan di satu pihak dan aparat penegak hukum di lain pihak. Pelaksana (aparat) hukum, haras bekerja sama secara sinergi menegakkan efektivitas hukum tersebut, sehingga fungsi dan tujuan hukum 14 dalam pembangunan lingkungan, mutlak dibutuhkan. Pokok pikiran fungsi hukum 15 dalam pembangunan dijelaskan lebih lanjut Mochtar dalam teorinya, hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Asumsi dari teori Mochtar ini didasarkan kepada dua hal. Pertama, bahwa adanya keteraturan atau ketertiban", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 475, "width": 340, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Mochtar Kusumaatmadja, 1975, Pengaturan Hukum Masalah Lingkungan Hidup Manusia, Beberapa Pikiran dan Saran , Bina Cipta, Bandung, hlm. 12.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 510, "width": 73, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Ibid., hal. 13-14.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 521, "width": 340, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14 Roscoe Pound, 1989, Pengantar Filsafat Hukum, Bhatara, Jakarta, hlm. 42.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 544, "width": 340, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Lihat C. F. G. Sunaryati Hartono, Hukum Indonesia Ekonomi Pembangunan Indoneisa, Bina Cipta, Jakarta, hal. 10. Lihat juga, Soediman Kartohadiprodjo, 1993,Pengantar Tata Hukum Indonesia, Pembangunan, Jakarta, hlm. 245.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam usaha pembangunan atau pembaruan merupakan suatu yang diinginkan atau bahkan dipandang mutlak perlu. Kedua, bahwa hukum dalam arti kaedah atau peraturan hukum memang bisa berfungsi sebagai alat pengatur atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah kegiatan manusia kearah yang dikehendaki oleh pembangunan atau pembaharuan. 16", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 213, "width": 340, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembangunan yang pada hakikatnya merupakan perubahan yang direncanakan, yang tentu pula akan membawa perubahan dalam pandangan-pandangan hukum dari masyarakat, juga merupakan perwujudan dari kesadaran hukum masyarakat, yang merupakan sumber satu-satunya dari hukum dan kekuatan mengikat dari hukum itu sendiri. Satjipto Rahardjo, mengatakan kesadaran hukum mencakup, kesadaran berpemerintahan, kesadaran akan kewajiban untuk taat pada undang-undang peraturan Negara, kesadaran untuk melakukan partisipasi dalam aktivitas kenegaraan, kesadaran untuk menempatkan kepentingan golongan, daerah di kepentingan negara. 17", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 365, "width": 340, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengkaji hukum kehutanan, maka tidak lepas berbicara mengenai asas-asas hukum. Menurut Paton sebagaimana dikutip dari Satjipto Rahardjo, asas hukum merupakan “jantungnya” peraturan hukum, karena asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. Kecuali disebut landasan, asas hukum ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum, atau merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Asas hukum ini tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan akan tetap saja ada dan akan melahirkan perturan- peraturan selanjutnya. Lebih jauh, Paton menyebutnya suatu sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh dan berkembang dan asas hukum juga menunjukkan, bahwa hukum bukan sekedar kumpulan dari peraturan-peraturan belaka. Hal itu disebabkan karena asas hukum mengandung nilai-nilai etis dan tuntutan-tuntutan etis.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 572, "width": 340, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, Pola dan Mekanisme Pembaharuan di Indonesia, hlm. 13.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 595, "width": 304, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 Satjipto Rahardjo, 1977, Pemanfaatan Ilmu-Ilmu Sosial Bagi", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 608, "width": 228, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengembangan llmu Hukum, Alumni, Bandung, hlm. 17.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maksud asas manfaat dan lestari: setiap pelaksanaan penyelenggaraan kehutanan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian unsur lingkungan, sosial dan budaya, serta ekonomi;", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 181, "width": 340, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keadilan dan manfaat: agar penyelenggaraan kehutanan harus memberikan peluang dan kesempatan yang sama kepada semua warga negara sesuai dengan kemampuannya, sehingga dapat meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pemberian wewenang pengelolaan atau izin pemanfaatan hutan harus dicegah terjadinya praktek monopoli, monopsoni, oligopoli, dan oligopsoni.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 278, "width": 340, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebersamaan maksudnya adalah dalam penyelenggaraan kehutanan menerapkan pola usaha bersama sehingga terjalin saling keterkaitan dan saling ketergantungan secara sinergis antara masyarakat setempat dengan BUMN atau BUMD, dan BUMS Indonesia, dalam rangka pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi; keterbukaan: agar setiap kegiatan penyelenggaraan kehutanan mengikutsertakan masyarakat dan memperhatikan aspirasi masyarakat; dan keterpaduan: agar setiap penyelenggaraan kehutanan dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional, sektor lain, dan masyarakat setempat. 18", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 416, "width": 340, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ditinjau dari sifatnya ada dua macam kaedah hukum, yaitu kaedah hukum yang imperatif dan fakultatif. Kaedah hukum imperatif bersifat apriori harus ditaati atau memaksa. Sebaliknya, kaedah hukum fakultatf tidak secara apriori mengikat. Kaedah hukum fakultatif sifatnya melengkapi, subsidair atau dispositif. 19 Maka jika diteliti, hukum kehutanan termasuk hukum yang memaksa (dwingendrecht) atau imperatif, artinya ketentuan yang ada dalam hukum kehutanan harus dilaksanakan, tidak boleh disimpangi. Bagi setiap pelanggar", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 556, "width": 340, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 Pasal 2 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan penjelasannya.", "type": "Footnote" }, { "left": 186, "top": 579, "width": 203, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 Sudikno Mertokusumo (1999), Op. Cit., hlm. 32.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "akan diberi sanksi berupa ancaman pidana, ganti rugi dan sanksi administratif. 20", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 158, "width": 340, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demikian juga dengan tujuan hukum kehutanan yaitu agar penyelenggaraan kehutanan dilaksanakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan. Berkeadilan dimaksudkan agar penyelenggaraan kehutanan dimanfaatkan untuk semua warga negara tanpa terkecuali, berkelanjutan dimaksudkan agar penyelenggaraan kehutanan dilaksanakan untuk kesejahteraan, baik generasi sekarang maupun yang akan datang. Tujuan tersebut ditempuh dengan Pasal 3 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 296, "width": 340, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 323, "width": 340, "height": 191, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, untuk melaksanakan aturan-aturan umum dalam undang-undang, diperlukan adanya peraturan-peraturan pelaksanaan sebagai penjabaran dan tindaklanjut dari undang-undang tersebut. Peraturan dimaksud berupa peraturan pemerintah dan peraturan lainnya. Lebih jelasnya seperti apa yang tercantum dalam Pasal 39 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Paraturan Perundang-Undangan dinyatakan, Peraturan pemerintah ditetapkan untuk melaksanakan undang undang; setiap undang undang wajib mencantumkan batas waktu penetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya sebagai pelaksanaan Undang Undang tersebut. Peraturan-parturan lainnya di tingkat pusat seperti peraturan presiden, peraturan menteri, dan pearturan kepala lembaga pemerintahan non- departemen.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 517, "width": 340, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan pemerintah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh presiden untuk melaksanakan undang-undang berdasarkan ketentuan Pasal 5 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang menentukan sebagai berikut: “Presiden menetapkan", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 595, "width": 341, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 Abdul Khakim (2005), Pengantar Hukum Kehutanan Indonesia dalam Era Otonomi Daerah, cetakan I, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 34.", "type": "Footnote" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 341, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya”. Peraturan pemerintah berisi peraturan -peraturan untuk menjalankan undang-undang, atau dengan perkataan lain peraturan pemerintah merupakan peraturan-peraturan yang membuat ketentuan- ketentuan dalam suatu undang-undang bisa berjalan/diberlakukan. Suatu peraturan pemerintah baru dapat dibentuk apabila sudah ada undang-undangnya, tetapi walaupun demikian suatu peraturan pemerintah dapat dibentuk meskipun dalam undang-undangnya tidak ditentukan secara tegas supaya diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerntah.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 278, "width": 340, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketentuan Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, mengandung 2 (dua) hal, yaitu: Pertama, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, dan kedua, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kata ‘rakyat’ dalam rumusan pasal tersebut adalah suatu pengertian umum yang meliputi baik rakyat yang hidup pada masa kini maupun rakyat yang hidup di masa yang akan datang, dengan kata lain generasi sekarang dan generasi mendatang. Penggunaan bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat diselenggarakan melalui upaya pembangunan. Upaya pembangunan ini tidaklah berhenti dalam waktu satu atau dua tahun, melainkan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Maka untuk menunjang proses pembangunan yang berkelanjutan itu diperlukan pula tersedianya bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. 21", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 498, "width": 340, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila merujuk pada aturan hukum di bidang kehutanan maka berbagai aturan hukum kehutanan telah banyak diterbitkan. Akan tetapi dari sekian banyak aturan hukum di bidang kehutanan tidak semua mampu di implementasikan dengan baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 567, "width": 341, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 Ninik Suparni (1994), Pelestarian, Pengelolaan, dan Penegakan Hukum Lingkungan, cetakan ke 2, Jakarta: Sinar Grafika, hlm 42-43.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "81 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesadaran, partisipasi masyarakat dan kemauan instansi yang berwenang dirasa masih sangat rendah. Hingga berakibat pada lemahnya proses pelaksanaan hukum di bidang kehutanan untuk bisa diterapkan dengan baik. Sebagai DOB yang baru akan memulai dalam melaksanakan roda pembangunan dalam mewujudkan kesejahteraan maka pondasi di bidang lingkungan harus diperhatikan sedemikian rupa.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 227, "width": 341, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lebih lanjut mengenai pengelolaan hutan, sebagaimana diatur dalam Bab V Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Pengelolaan hutan tersebut meliputi kegiatan: tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan perlindungan hutan dan konservasi alam. 22 Adapun pihak-pihak yang berkewajiban melindungi hutan:", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 323, "width": 327, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan lindung, usaha pemanfaatan hutan produksi, dan pihak-pihak yang menerima wewenang pengelolaan hutan (masyarakat hukum adat, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, dan lembaga sosial dan keagamaan) wajib melindungi hutan dalam areal kerjanya;", "type": "List item" }, { "left": 164, "top": 392, "width": 326, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pemerintah melaksanakan perlindungan hutan pada hutan Negara;", "type": "List item" }, { "left": 164, "top": 420, "width": 326, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pemegang hak melakukan perlindungan hutan pada hutan hak; 23", "type": "List item" }, { "left": 164, "top": 448, "width": 326, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pengelolaan Hutan di Kabupaten Tulang Bawang, Mesuji dan Tulang Bawang Barat.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 489, "width": 340, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagian dari pengelolaan hutan yang paling tepat untuk menyikapi kondisi hutan dan lahan di Kabupaten Tulang Bawang saat ini rehabilitasi hutan dan lahan. Seperti yang sudah disampaikan dimuka bahwa sesuai data tahun 2008, Kebupaten Tulang Bawang adalah pemilik lahan kritis terluas di Propinsi Lampung. Lahan kritis tersebut kebanyakan merupakan areal rawa-rawa yang berada di", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 595, "width": 284, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Pasal 21 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 606, "width": 171, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 Abdul Khakim (2005), Op. Cit., hlm. 66.", "type": "Footnote" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 204, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sekitar DAS Tulang Bawang. Undang-undang juga sudah sangat tegas menyatakan bahwa setiap orang yang memiliki, mengelola, dan atau memanfaatkan hutan yang kritis atau tidak produktif, wajib melaksanakan rehabilitasi hutan untuk tujuan perlindungan dan konservasi. 24 Upaya meningkatkan daya dukung serta produktifvitas hutan dan lahan dimaksudkan agar hutan dan lahan mampu berperan sebagai sistem penyangga kehidupan, termasuk konservasi tanah dan air dalam rangka pencegahan erosi. 25 Rehabilitasi hutan dan lahan diprioritaskan pada lahan kritis, terutama di bagian hulu DAS, agar fungsi tata air serta pencegahan terhadap banjir dan kekeringan dapat dipertahankan secara maksimal.Pelaksanaannya diutamakan dengan pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat. Mengenai rehabilitasi hutan bakau dan hutan rawa perlu mendapat perhatian yang sama sebagaimana pada hutan lainnya. 26", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 347, "width": 340, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutan payau atau hutan bakau merupakan suatu ekosistem yang unik dengan bermacam-macam fungsi. Formasi hutan khas tropika ini terdapat di pantai rendah yang tenang dan di pantai-pantai yang berlumpur atau sedikit berpasir yang mendapat pengaruh pasang surut air laut.Komposisi hutan bakau terdiri dari asosiasi Sonneratia sp. di pantai, yang kemudian diikuti oleh asosiasi Rhizophora sp. dan asosiasi Bruguira sp., sementara itu Nypa (buyuk) yang merupakan batas hutan bakau dan hutan rawa ada di belakangnya. 27 Hutan jenis ini di wilayah Kabupaten Tulang Bawang terdapat di Kecamatan Dente Teladas dan di muara sungai Tulang Bawang, sebagian", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 521, "width": 341, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 Pasal 43 Ayat (1)Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan .", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 544, "width": 64, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 Pasal 40, Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 556, "width": 156, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 Penjelasan Pasal 41 Ayat (1), Op Cit.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 567, "width": 340, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 Arifin Arief (1994), Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan, cetakan I, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 90.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "83 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kecamatan Rawa Jitu Timur di muara sungai Mesuji serta di sepanjang pantai timur Tulang Bawang.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 158, "width": 340, "height": 232, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbagai upaya nyata yang sudah dilakukan oleh pemerintah bersama elemen masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, salah satunya seperti apa yang dilakukan oleh Universitas Lampung (UNILA) bekerjasama dengan masyarakat Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai dan Pemerintah Daerah menggagas sebuah ide tentang pendirian suatu pusat kegiatan pengelolaan hutan mangrove yang disebut Lampung Mangrove Center (LMC). Keunikan dalam pengelolaan terpadu LMC ini yang berawal dari kehendak masyarakat untuk menyerahkan hutan mangrove di desanya menjadi hutan pendidikan kepada Universitas Lampung. Selain itu, dipilihnya Desa Margasari sebagai lokasi LMC karena dinamika perubahan tutupan mangrove yang cukup panjang di daerah ini, mulai sejak keberadaan hutan mangrove alami setebal 700 meter ke arah laut pada era tahun 1970-an, hilangnya tutupan mangrove karena usaha pertambakan dan abrasi sekitar tahun 1987-1994, dan meluasnya lagi areal hutan mangrove yang sudah mencapai +300 hektar pada tahun 2009 hasil upaya rehabilitasi mangrove yang dimulai sejak tahun 1995.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 392, "width": 340, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek legalitas meliputi kegiatan penataan batas kawasan serta regulasi pengelolaan hutan mangrove. Beberapa kegiatan telah selesai dilakukan seperti membuat kesepakatan tripartite antara UNILA- Pemdakab-Masyarakat, melakukan pengukuran dan pemetaan lahan, diterbitkannya sertifikat kelola areal hutan pendidikan sebagai pilot project pengelolaan terpadu di wilayah pesisir dan penyusunan Perdes Pengelolaan Mangrove.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 489, "width": 340, "height": 121, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LMC berusaha mengembangkan berbagai macam program untuk menunjang pengelolaan terpadu wilayah pesisir antara lain kelestarian ekosistem mangrove, pemberdayaan masyarakat pesisir, pembangunan infrastruktur penunjang dan pengembangan pusat penelitian mangrove. Program kelestarian ekosistem mangrove meliputi pembuatan kebun bibit, penanamaan dan pemeliharaan tanaman rehabilitasi. Saat ini hutan mangrove di lahan LMC sedang mengalami pertumbuhan sekunder hasil dari usaha rehabilitasi yang telah dilakukan oleh para pihak terkait sejak tahun 1995. Terjaganya", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 190, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pertumbuhan hutan mangrove tersebut tidak lepas dari dukungan dan rasa tanggung jawab yang besar dari masyarakat Desa Margasari untuk tetap mempertahankan keberadaan sumberdaya alam tersebut untuk masa depan mereka nanti. Sadar akan dukungan masyarakat yang sangat besar ini, LMC berusaha untuk memfasilitasi pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan mengenai ekosistem mangrove, fasilitasi pendidikan lingkungan hidup (PLH), pembuatan trek wisata mangrove, pemanfaatan dan pengolahan bahan-bahan baku dari mangrove yang dapat menghasilkan nilai ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pengembangan UMKM. Saat ini Desa Margasari telah memiliki kelompok fasilitator PLH yang anggotanya merupakan guru-guru SD dan SMP, karang taruna dan para tokoh masyarakat yang telah siap memfasilitasi masyarakat umum berwisata ke hutan mangrove.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 333, "width": 340, "height": 163, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk kegiatan pengembangan pusat penelitian, LMC tetap melakukan penelitian rutin melalui dosen dan mahasiswa Unila serta membuka hubungan kerjasama dengan beberapa universitas di Jepang (Kyoei University, Saga University dan Yokohama National University). Selain itu, LMC juga aktif bekerjasama dengan para pengusaha tambak (baik yang tergabung dalam Shrimp Club Lampung ataupun tidak) dalam usaha untuk mendampingi niat baik mereka untuk merestorasi keberadaan green belt hutan mangrove di sekeliling tambak mereka. Kesadaran para pengusaha ini disebabkan karena penurunan hasil tambak mereka yang ditengarai disebabkan oleh kerusakan ekosistem mangrove akibat pembukaan tambak yang tidak mengindahkan kaidah lingkungan. 28", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 498, "width": 340, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melihat betapa penting dan bermanfaatnya penanaman mangrove bagi industri budidaya udang, manajemen PT CPB berkomitmen untuk selalu melestarikan mangrove yang diwujudkan", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 556, "width": 340, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Arief Darmawan (2010), Lampung Mangrove Center: Pengelolaan Kolaboratif Hutan Mangrove Berbasis Pemerintah Masyarakat dan Perguruan Tinggi, dalam http://www.kabarindonesia.com/, diakses pada tanggal 2 Marert 2012.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "85 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan adanya program konservasi mangrove atau mangrove", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 144, "width": 340, "height": 149, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "conservation program (MCP). Program ini merupakan program rehabilitasi mangrove yang habis dirambah pada 1999-2000. Sebelumnya, yakni pada kurun waktu 1995-1998, PT CPB telah melakukan rehabilitasi mangrove di pesisir timur Lampung dengan luas area mencapai 2.819 ha, sepanjang 50 km dengan ketebalan 500- 1.500 meter. Program konservasi mangrove ini telah dimulai sejak tahun 2004. Hingga 2006 telah dilakukan penanaman kembali sebanyak 140.000 bibit bakau, dan jumlah tersebut akan terus bertambah. Bibit bakau disemai di bedeng persemaian yang berada di dalam kawasan pond site PT CPB, sehingga setiap saat dapat dipantau pertumbuhannya. 29", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 296, "width": 340, "height": 163, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu, PT. CPB juga menggulirkan program silvofisheries yang merupakan sebuah program budi daya di kawasan pertambakan tradisional yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan berupa penanaman mengrove tanpa meninggalkan aspek ekonomi dan bisnisnya. Program silvofisheries merupakan program penghijauan sekaligus budi daya yang melibatkan masayarakat secara langsung. Inisiatif ini timbul karena petambak tradisional di sana tidak menggunakan seluruh tambaknya untuk budi daya. Misalnya seperti apa yang telah diterapkan pada tambak milik A. Rahman yang luasnya sekitar lima hektar, akan tetapi yang dipakai untuk budi daya hanya di pinggirannya saja, bagian tengahnya dibiarkan kosong, pada lahan kosong inilah yang ditanami mangrove. 30", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 461, "width": 340, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PT Central Proteina Prima Tbk yang merupakan induk PT. AWS, juga menggandeng masyarakat untuk melakukan penggalakan penghijauan kembali mangrove di kawasan pesisir Kabupaten Tulang Bawang. Reboisasi sabuk hijau (green belt) mangrove seluas 8.000 hektar dilakukan secara bertahap, saat ini sekitar 3.000 bibit mangrove yang sudah ditanam. Bibit mangrove disediakan perusahaan,", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 560, "width": 341, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 Indra Gumay Yudha, Kondisi Mangrove di Wilayah Pesisir Lampung, dalam http://www.scribd.com/doc/13344953/Kondisi-Wilayah-Pesisir-Dan-Laut- Provinsi-Lampung-Oleh-Indra-Gumay-Yudha.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 595, "width": 341, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30 Yusnadi, Heru dan Tan (2009), Corporate Social Responsibility PT Central Pertiwi Bahari, Media Prima, edisi 001/2009, hlm. 5.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 340, "height": 66, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sementara masyarakat yang menanamnya. Kesadaran akan pentingnya mangrove sudah dirintis sejak 1995/1996. Hingga 1998, pertumbuhannya sangat baik, namun pada masa reformasi, mangrove mulai dihabisi, dan dijarah warga. Mulai 2005 program penanaman digalakkan kembali. 31", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 209, "width": 340, "height": 93, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari beberapa kewenangan pengurusan hutan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten seperti rehabilitasi hutan, perlindungan hutan, penyuluhan kehutanan dan pelatihan masyarakat dirasakan pemerintah kabupaten sebagai beban, karena kendala financial dan SDM. Meski demikian, koordinasi lintas sektor dan wilayah mutlak diperlukan dalam pelaksanaannya, agar pembangunan berwawasan lingkungan dapat diwujudkan. 32", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 305, "width": 340, "height": 163, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pembahasan yang dilakukan maka dapat diketahui, bahwa pelaksanaan hukum di bidang kehutanan yang berada di lingkup Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat dan Mesuji belum optimal. Hal ini disebabkan pada tataran implementasi di lapangan tidak mendapatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat. Di lain hal, pemerintah dan elemen yang berwenang belum mampu mendudukan keberadaan fungsi hutan atau hutan yang telah beralih fungsi menjadi lahan dalam hal yang paling hakiki dan paling utama dalam kehidupan manusia.Undang-undang yang mengatur tentang kehutanan telah dibuat sejak 147 tahun yang lalu dan yang sekarang masih berlaku adalah Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan juga telah dibuat lengkap dengan peraturan pelaksanaannya.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 471, "width": 340, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Daerah Otonom Baru Kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang Barat harus berpegang teguh pada undang-undang di bidang", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 510, "width": 341, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31 Yulvianus Harjono dan Marcus Suprihadi (2010), Gandeng Warga, PT CPP Tanam Mangrove, dalam http://www.kompas .com/gandeng-warga-ptcpp- tanam-mangrove, diakses tanggal 12 Pebruari 2012.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 544, "width": 341, "height": 46, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32 Sulistya Ekawati, Kewenangan Pusat dan Daerah dalam Pengurusan Hutan di era Desentralisasi, dalam http://kelembagaandas.wordpress.com/kelembagaan-pengelolaan-hutan/sulistya- ekawati-2/, diakses pada tanggal 06 Maret 2012.", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "87 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 108, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kehutanan dalam melaksanakan roda pembangunan pemerintahan. Dengan demikian maka akan diperoleh suatu pondasi yang kokoh untuk kelestarian hutan, yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk generasi yang sekarang dan yang akan datang. Begitu juga sebaliknya apabila hal tersebut diabaikan, maka tujuan pembentukan Daerah Otonom Baru di Indonesia hanya akan berakhir sia-sia. Karena bagaimana bisa mewujudkan kesejahteraan terhadap masyarakat, jika SDA terutamanya hutan tidak mampu dilindungi dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 255, "width": 43, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 268, "width": 340, "height": 122, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan hukum di bidang kehutanan yang berada di lingkup Kabupaten Tulang Bawang sebagai induk dari Daerah Otonom Baru Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Mesuji belum bisa berjalan sebagaimana amanat dari undang-undang di bidang kehutanan tersebut. Hal ini disebabkan pada tataran implementasi di lapangan tidak mendapatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat. Disamping itu pemerintah dan elemen yang terkait masih belum mendudukan keberadaan fungsi hutan dalam kehidupan manusia yang paling hakiki.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 392, "width": 340, "height": 163, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Daerah Otonom Baru khususnya Kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang Barat harus berpegang teguh pada undang- undang di bidang kehutanan dalam melaksanakan roda pembangunan pemerintahan. Dengan demikian maka akan diperoleh suatu pondasi yang kokoh untuk kelestarian hutan, yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk generasi yang sekarang dan yang akan datang. Begitu juga sebaliknya apabila hal tersebut diabaikan, maka tujuan pembentukan Daerah Otonom Baru di Indonesia hanya akan berakhir sia-sia, yang pada akhirnya semakin sulit terhadap setiap Daerah Otonom Baru untuk mampu mewujudkan kesejahteraan terhadap masyarakat apabila hutan yang ada saja tidak dapat dilindungi dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 140, "width": 78, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 167, "width": 340, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arief, Arifin, (1994), Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan, cetakan I, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 209, "width": 341, "height": 107, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arief, Darmawan, (2010), Lampung Mangrove Center: Pengelolaan Kolaboratif Hutan Mangrove Berbasis Pemerintah Masyarakat dan Perguruan Tinggi, dalam http://www.kabarindonesia.com/, diakses pada tanggal 2 Marert 2012. Ekawati, Sulistya, Kewenangan Pusat dan Daerah dalam Pengurusan Hutan di era Desentralisasi,", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 305, "width": 340, "height": 53, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam http://kelembagaandas.wordpress.com/kelembagaan- pengelolaan-hutan/sulistya-ekawati-2/, diakses pada tanggal 06 Maret 2012.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 374, "width": 340, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Heru, Yusnadi, dan Tan (2009), Corporate Social Responsibility PT Central Pertiwi Bahari, Media Prima, edisi 001/2009", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 416, "width": 340, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harjono, Yulvianus, dan Marcus Suprihadi (2010), Gandeng Warga, PT CPP Tanam Mangrove, dalam http://www.kompas", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 443, "width": 304, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ".com/gandeng-warga-ptcpp-tanam-mangrove, diakses tanggal", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 457, "width": 85, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Pebruari 2012.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 485, "width": 340, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hartono, C. F. G. Sunaryati, Hukum Indonesia Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 498, "width": 220, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembangunan Indoneisa, Bina Cipta, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 526, "width": 316, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://www.antaranews.com/berita/1268663233/kerusakan-hutan- lampung-terparah-di- sumatra Diakses pada tanggal 18 Mei 2010", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "89 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 332, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://www.pkslampung.org/index.php/more-about-joomla/34-demo- category/99-70-persen- hutan-lampung-rusak", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 172, "width": 340, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indrati S, Maria farida, (2011), Ilmu Perundang-Undangan, cetakan ke 5, Yogyakarta: Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 213, "width": 340, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khakim, Abdul, (2005), Pengantar Hukum Kehutanan Indonesia dalam Era Otonomi Daerah, cetakan I, Bandung: Citra Aditya Bakti.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 268, "width": 340, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusumaatmadja, Mochtar, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 282, "width": 304, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hukum Nasional, Pola dan Mekanisme Pembaharuan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 323, "width": 340, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusumaatmadja, Mochtar, 1975, Pengaturan Hukum Masalah Lingkungan Hidup Manusia, Beberapa Pikiran dan Saran , Bina Cipta, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 379, "width": 340, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mardana , Bayu Dwi, Potret Buram Hutan Indonesia, dalam http://fwi.or.id/publikasi/potret- buram-hutan-indonesia.htm, diakses tanggal 30 Oktober 2011.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 434, "width": 341, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mertokusumo, RM Sudikno, 2002, Mengenal Hukum Suatu Pengantar,Liberty, Edisi keempat, Jogjakarta.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 475, "width": 340, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mertokusumo, RM Sudikno, (1999), Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, cetakan ke 2, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 517, "width": 340, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mas’oed, Mohtar, (1997), Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan, cetakan I, Yogyakarta:UII Press.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 558, "width": 323, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pound, Roscoe, 1989, Pengantar Filsafat Hukum, Bhatara, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 586, "width": 340, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahardjo, Satjipto,2004, Ilmu Hukum;Pencarian, Pembebasan dan Pencerahan, Muhammadiyah UniversityPress.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 72, "width": 304, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN....", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 590, "width": 11, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 606, "width": 197, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 153, "width": 340, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahardjo, Satjipto, 1977, Pemanfaatan Ilmu-Ilmu Sosial Bagi Pengembangan llmu Hukum, Alumni, Bandung.", "type": "Title" }, { "left": 150, "top": 195, "width": 340, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahardjo, Satjipto, (2000), Ilmu Hukum, cetakan ke 5, Bandung; Citra Aditya Bakti.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 236, "width": 340, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 250, "width": 55, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehutanan.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 278, "width": 340, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 291, "width": 106, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemerintahan Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 319, "width": 340, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 333, "width": 243, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 360, "width": 340, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 402, "width": 340, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Republik Indonesia, Undang-undang nomor 49 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji di Provinsi Lampung", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 443, "width": 340, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Republik Indonesia Undang-undang nomor 50 tahun 2008 tentang", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 457, "width": 340, "height": 80, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat di Provinsi Lampung Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 72, "width": 320, "height": 14, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agus Marzuki: ASPEK HUKUM KEHUTANAN........", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 632, "width": 250, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "91 Jurnal TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 130, "width": 340, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sudjito, Tinjauan Yuridis Konstitusional Konsistensi Nilai-nilai", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 144, "width": 304, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pancasila dalam UUD 1945 dan Implementasinya, PSPS-", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 158, "width": 94, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PRES, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 185, "width": 340, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suparni, Ninik, (1994), Pelestarian, Pengelolaan, dan Penegakan Hukum Lingkungan, cetakan ke 2, Jakarta: Sinar Grafika.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 227, "width": 340, "height": 80, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Triadmodjo, Marsudi, 2005, Anatomi Hukum Lingkungan Internasional, Sinopsis, Program Pascasarjana, IImu Hukum UGM, Yogyakarta. Yudha, Indra Gumay, Kondisi Mangrove di Wilayah Pesisir Lampung, dalam", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 310, "width": 276, "height": 38, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://www.scribd.com/doc/13344953/Kondisi-Wilayah- Pesisir-Dan-Laut-Provinsi-Lampung-Oleh-Indra-Gumay- Yudha.", "type": "Text" } ]
7721ac6c-5aff-fda0-a69c-a0f05c75130a
https://jurnal.fp.umi.ac.id/index.php/agrotek/article/download/153/133
[ { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 77, "width": 382, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa L.)", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 91, "width": 362, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DENGAN INTERVAL PEMBERIAN AIR DAN PUPUK MAJEMUK DI TILOTE, KABUPATEN GORONTALO", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 446, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Growth and Yield of Lettuce with Addition of Water Supply Interval and Fertilizers in Tilote, Gorontalo Regency", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 158, "width": 396, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nikmah Musa* 1 , Wawan Pembengo 1 , Nurdin 1 , Nursiah Oktrizqia Adri Akis 2", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 172, "width": 203, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Jurusan Agroteknologi, Faperta UNG, Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 183, "width": 343, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Program Studi Agroteknologi, Faperta UNG, Gorontalo e-mail: * 1 [email protected], 1 [email protected], 1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 220, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 470, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lettuce (Lactuca sativa L.) is a vegetable that has high economic value and beneficial for health but in its cultivation, there are still obstacles, especially related to the plant water needs and dosage of fertilizer. This study aims to examine the growth and yield of lettuce and the interaction between water and fertilizer application time intervals in Tilote Village, Gorontalo District. This research was carried out in an acclimatization room using a randomized block design with two factors, namely the water supply interval factor (interval 2 days-A1, interval 3 days-A2) and the second factor fertilizer dosage (50 kg ha-P1, 100 kg/ha-P2). Growth parameter data (plant height, number of leaves, leaf length and leaf width) as well as plant yield (wet weight, leaf weight and percentage of leaf weight to base weight) were analyzed by ANOVA and further tested with the DMRT test at 50% level. The results showed that the water supply interval and the dosage of fertilizer has significantly affect to growth and yield of lettuce. There were an interaction between the water supply interval and the dose of fertilizer that affects the growth and yields of lettuce with the best combination were interval of 2 days and fertilizer dosage of 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 265, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords; Growth, yield; water need; fertilizer; dosage; lettuce", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 390, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 230, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selada ( Lactuca sativa L.) adalah sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman ini umumnya diambil daunnya dan dimanfaatkan terutama untuk lalapan, pelengkap sajian masakan dan hiasan hidangan. Selada juga digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit antara lain: rabun ayam ( xerophthalmia ), mencegah sembelit, memperlancar pencernaan, pengobatan susah tidur, mencegah hipertensi, mencegah diabetes dan menurunkan kolesterol darah (Cahyono, 2014). Selada mengandung gizi dan vitamin antara lain: Kalsium, Fosfor, Besi, Vitamin A, B dan C (Marada et al. , 2014). Selada sudah dibudidayakan oleh petani di wilayah Gorontalo sejak dua tahun terakhir dengan berkembangnya restoran dan catering.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 638, "width": 230, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Air merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam meningkatkan hasil tanaman selada. Desmarina et al. , (2009) menyatakan bahwa air merupakan faktor essensial yang menjadi faktor pembatas bagi tanaman. Kekurangan atau kelebihan air akan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 390, "width": 230, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyebabkan tanaman mengalami titik kritis, dimana tanaman akan mengalami penurunan proses fisiologi dan fotosintesis yang akhirnya mempengaruhi produksi dan kualitas tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 445, "width": 230, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kekeringan membatasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tingkat tinggi (Maryani dan Tatik, 2012). Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai unsur hara dari dalam tanah ke dalam tanaman, transportasi fotosintat dari sumber ( source ) ke limbung ( sink ), menjaga turgiditas sel diantaranya pembesaran sel dan membukanya stomata, penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 583, "width": 230, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Doorenbos dan Kassam (1979) menyatakan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan hasil suatu tanaman, perlu penyiraman berdasarkan kebutuhan air pada tanaman. Oleh karena itu, penting untuk diketahui batasan taraf pemberian air dan frekuensi pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Laporan Gustam et al., (2014) bahwa waktu pemberian air 2 hari sekali memberikan hasil", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 230, "height": 467, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dari segi waktu, tenaga dan air. Wahyuningsih et al., (2015) melaporkan bahwa hasil tertinggi didapatkan pada perlakuan interval pemberian air 2 hari sekali dan pemberian dosis nitrogen 0 kg/ha. Bilqisti (2014) melaporkan bahwa efisiensi pemakaian air tertinggi terdapat pada kombinasi pemberian air 100% dari kebutuhan air tanaman Caisim dengan interval pemberian air berselang satu hari sebesar 68,92%. Interval waktu pemberian air 0 - 50 hari diberi sesuai kapasitas lapang, kemudian diberi air 1 minggu sekali sampai panen berpengaruh nyata terhadap hasil cabai (Latief et al., 2019). Faktor kedua yang mengakibatkan rendahnya produksi suatu tanaman adalah ketersediaan unsur hara yang rendah di dalam tanah. Haryadi et al., (2015) menyatakan bahwa pemberian pupuk anorganik ke dalam tanah dapat menambah ketersediaan hara yang cepat bagi tanaman. Salah satu jenis pupuk majemuk yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu adalah pupuk Phonska. Phonska merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara N, P, dan K (Novizan, 2002) dan satu kali pemberian pupuk ini dapat mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien dibanding pupuk tunggal (Hardjowigeno, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang diberi perlakuan interval waktu pemberian air dan pupuk majemuk di Desa Tilote Kabupaten Gorontalo.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 563, "width": 131, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 576, "width": 230, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tilote, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2020. Alat-alat yang digunakan terdiri dari: polybag, tali rafia, potongan bambu sebagai patok untuk penanda sampel, gunting, pisau, sekop, cangkul, kape ganggang, gembor, sprayer, meteran, timbangan, paranet untuk atap, plastik, alat tulis menulis, kamera", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 79, "width": 230, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan program SAS. Bahan yang digunakan berupa: benih selada, zat pengatur tumbuh (ZPT) merk Marshal, tanah, pupuk phonska dan air.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 135, "width": 230, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan Rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor, yaitu: faktor interval pemberian air dan dosis pupuk Phonska. Faktor interval waktu pemberian air terdiri dari: A1 (2 hari sekali penyiraman air sampai panen) dan A2 (3 hari sekali penyiraman air sampai panen). Sementara faktor dosis pupuk Phonska terdiri dari: P1 (dosis 50 kg/ha) dan P2 (dosis 100 kg/ha). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 300, "width": 230, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebelum membuat ruang aklimatisasi, disediakan terlebih dahulu alat dan bahan meliputi: paku 5 cm dan 3 cm, palu, bambu, kayu, meteran, paranet 65% dan plastik transparan. Kemudian, bambu dan kayu diukur dan dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Pembuatan meja rak berfungsi untuk menghindari masuknya air selain perlakuan ke dalam polybag. Ukuran meja yang dibuat berukuran panjang 6 m cm x lebar 4 m dengan tinggi ± 75 cm dan tiang penahan untuk atap setinggi ± 150 cm. Atap untuk ruang aklimatisasi diberi dua lapis, pertama dengan plastik transparan agar dapat menghindari masuknya air hujan dan kedua paranet 65% untuk menghindari cahaya matahari langsung.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 535, "width": 230, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Benih selada varietas LE 873 sebelum disemai terlebih dahulu dicampur dengan larutan ZPT sebanyak satu sendok dan ditambah air secukupnya. Persemaian pada bedengan ukuran 2 m x 1 m dengan cara benih ditaburkan di atasnya. Selanjutnya, benih ditutupi tanah halus dan tipis, disiram air secukupnya dan diberi naungan daun kelapa agar benih tetap lembab. Benih yang telah disemai dipelihara dengan baik. Penyiraman dilakukan secara merata dan jumlah air sebanyak 500 ml disesuaikan dengan keadaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 229, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tanah tidak terlalu tergenang dan tidak terlalu kering.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 230, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebelum dimasukkan dalam polybag, tanah diolah terlebih dahulu dengan cara media diayak dan dijemur di tempat teduh. Selanjutnya, tanah tersebut dimasukkan ke dalam polybag berukuran 30 cm x 30 cm sebanyak 3 kg. Penanaman dilakukan 2 minggu setelah persemaian atau jumlah daun bibit sudah 3-4 helai. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam sedalam 2 cm dan setiap polybag ditanam 1 tanaman. Polybag diletakkan di atas rak kayu. Pemupukan Phonska dilakukan saat 7 hari setelah tanam dengan cara pupuk sesuai dosis perlakuan dilarutkan dalam air sebanyak 50 ml.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 230, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyiraman dilakukan pada pagi hari menggunakan gelas ukur sebanyak 500 ml (kapasitas lapang) berdasarkan perlakuan penyiraman 2 hari sekali dan 3 hari sekali. Penyiangan dilakukan terhadap gulma atau tumbuhan liar agar tidak menjadi pesaing dengan tanaman. Tanaman selada dipanen ketika berumur 35 hari setelah tanam dengan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 79, "width": 230, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cara mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun yang rusak dibuang.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 107, "width": 230, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter penelitian meliputi: tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), panjang daun (cm), lebar daun (cm), berat basah per tanaman (g), dan persentase berat daun terhadap berat basah (%). Semua data dianalisis dengan sidik ragam. Apabila ada perlakukan yang berpengaruh nyata (F hitung > F Tabel), maka dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 243, "width": 190, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik dan Kimia Tanah", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 271, "width": 230, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tanah di lokasi penelitian (Tabel 1) bertekstur liat berdebu dengan kadar air sebesar 3,43%, tanah bereaksi netral dengan kandungan N rendah, P-tersedia sangat tinggi, K-tersedia sedang, C-organik sedang dan kapasitas tukar kation (KTK) termasuk tinggi. Berdasarkan kriteria PPT (1995), maka status kesuburan tanah di lokasi penelitian tergolong sedang, sehingga pemupukan dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 222, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Sifat fisik dan kimia tanah di lokasi penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 450, "width": 408, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Parameter Nilai* Kriteria (Balittanah, 2009) 1 Sifat Fisik: a. Tekstur Tanah Lempung Berdebu - Pasir (%) 32 - Debu (%) 50 - Liat (%) 18 b. Kadar Air (%) 3,43 2 Sifat Kimia: a. pH Tanah (H 2 O) 7,38 Netral b. C-Organik (%) 2,73 Sedang c. N-Total (%) 0,14 Rendah d. C/N Rasio 19,5 Tinggi e. P tersedia (ppm) 194 Sangat Tinggi f. K tersedia (ppm) 39 Sedang h. KTK (me/100 g) 26,79 Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 309, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "* Hasil analisis tanah di Laboratorium Tanah BPTP Sulawesi Selatan (2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 226, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen Pertumbuhan Tanaman Selada", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 471, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinggi Tanaman . Secara umum, interval pemberian air berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman selada mulai umur 25 HST dan 30 HST (Tabel 2). Pada umur 30 HST, interval pemberian air selang 2 hari menghasilkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 230, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tinggi tanaman dengan rata-rata pertambahan sebesar 24,44% dan berbeda nyata dengan pemberian air selang 3 hari. Ketersediaan air yang cukup pada media tanam akan menjamin kelangsungan pertumbuhan tanaman (Sakya et al., 2015). Pemberian pupuk lebih cepat meningkatkan tinggi tanaman dibanding interval pemberian air karena sudah mulai berpengaruh nyata dari umur 20 sampai 30 HST. Bahri (2006) menyatakan bahwa sumber pupuk berpengaruh terhadap tinggi tanaman", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 79, "width": 230, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "selada. Pada dosis pupuk sebanyak 100 kg/ha menghasilkan tinggi tanaman dengan rata-rata pertambahan sebesar 26,33% dan berbeda nyata dengan dosis sebanyak 50 kg/ha. Interaksi antara interval pemberian air dengan pupuk majemuk phonska terhadap tinggi tanaman mulai terjadi pada umur 15 sampai 30 HST yang menyebabkan perbedaan tinggi tanaman (Tabel 2) dengan kombinasi terbaik interval pemberian air selang 2 hari dan dosis pupuk sebanyak 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 242, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Rataan komponen pertumbuhan tanaman selada", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 256, "width": 530, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perlakuan Komponen Pertumbuhan Tanaman Selada 5 HST 10 HST 15 HST 20 HST 25 HST 30 HST PD LD TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD Interval Pemberian Air (A) A1 (2 hari) 9,61 3,07 11,93 3,73 15,38 4,89 17,86 6,17 21,27a 7,56 28,48a 12,14a 21,42a 13,50a A2 (3 hari) 9,01 2,98 11,14 3,65 14,55 4,83 17,17 6,05 20,28 b 7,44 26,71 b 11,69 b 19,92 b 11,83 b Pupuk Phonska (P) P1 (50 kg/ha) 9,65 2,96 11,69 3,52 b 14,54 4,63 b 17,09 b 5,69 b 19,64 b 7,08 b 26,29 b 11,27 b 20,42 12,33 P2 (100 kg/ha) 9,04 3,09 11,37 3,85 a 15,38 5,10 a 17,93a 6,52 a 21,92a 7,92 a 28,89a 12,56a 20,92 13,00 Kombinasi Perlakuan A1P1 10,25 3,05 12,37 3,58 15,00a b 4,63 b 17,57a b 5,67c 20,17 b 7,13 ab 26,77 b 11,58 b 20,67 b 12,83a b A1P2 8,96 3,08 11,48 3,87 15,75a 5,17 a 18,15a 6,67a 22,37a 8,00 a 30,18a 12,71a 22,17a 14,17a A2P1 9,04 2,88 11,02 3,46 14,08 b 4,62 b 16,63 b 5,71c 19,11 b 7,04 b 25,81 b 10,96c 20,17 b 11,83 b A2P2 9,13 3,08 11,25 3,83 15,02a b 5,04 ab 17,71a b 6,38b 21,46a 7,84 ab 27,60 b 12,42a 19,67 b 11,83 b KK (%) 12,45 7,31 10,49 6,16 4,52 4,95 2,99 2,34 2,93 6,01 3,15 1,58 3,63 8,60", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 470, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT taraf 5%. TT = tinggi tanaman (cm); JD = jumlah daun (helai), PD = panjang daun (cm), LD = lebar daun (cm)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 208, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Rataan komponen hasil tanaman selada", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 471, "height": 195, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perlakuan Komponen Hasil Tanaman Selada BB BD PBD vs BB Interval Pemberian Air (A) A1 (2 hari) 79,44a 55,23a 64,21b A2 (3 hari) 68,10b 46,27b 67,69a Pupuk Phonska (P) P1 (50 kg/ha) 62,87b 41,32b 65,37 tn P2 (100 kg/ha) 84,67a 56,79a 66,52 Kombinasi Perlakuan A1P1 58,96b 36,87b 61,42b A1P2 99,92a 67,46a 66,99a A2P1 66,79b 46,42b 69,32a A2P2 69,42b 46,13b 66,06a KK (%) 9,06 13,84 3,41 Keterangan : Rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT taraf 5%; BB = berat basah (g), BD = berat daun (g), PBD vs BB = = Persentase Berat Daun terhadap Berat Basah (%)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 303, "width": 230, "height": 412, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah Daun . Secara umum, interval pemberian air berpengaruh nyata terhadap jumlah daun hanya pada umur 30 HST (Tabel 2). Tampaknya pada umur 30 HST, interval pemberian air selang 2 hari menghasilkan jumlah daun tanaman selada terbanyak dengan rata-rata pertambahan sebesar 32,38% dan berbeda nyata dengan pemberian air selang 3 hari. Sementara dengan pemberian pupuk sudah mulai berpengaruh nyata sejak berumur 10 sampai 30 HST dan hanya pada umur 5 HST yang belum berpengaruh nyata. Pemberian dosis pupuk sebanyak 100 kg/ha menghasilkan jumlah daun tanaman selada terbanyak dengan rata-rata pertambahan sebesar 32,99% dan berbeda nyata dengan dosis pupuk 50 kg/ha. Status kesuburan tanah di lokasi penelitian tergolong sedang (Tabel 1), sehingga penambahan pupuk secara nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tanaman sayuran membutuhkan nitrogen, fosfor dan kalium dalam jumlah yang relatif banyak, karena bila ketiga unsur hara ini tidak tersedia, maka perkembangan tanaman akan terhambat (Firmansyah et al., 2017). Interaksi antara interval pemberian air dengan dosis pupuk terhadap jumlah daun tanaman selada mulai terjadi pada umur 15 sampai 30 HST yang menyebabkan perbedaan jumlah daun tanaman selada (Tabel 2) dengan kombinasi", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 303, "width": 230, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terbaik yaitu interval pemberian air selang 2 hari dan dosis pupuk 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 331, "width": 230, "height": 384, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Panjang Daun dan Lebar Daun . Secara umum, interval pemberian air berpengaruh nyata terhadap panjang daun dan lebar daun tanaman selada (Tabel 2). Tampaknya, interval pemberian air selang 2 hari menghasilkan panjang daun lebih panjang sebesar 107,53% dan lebar daun lebih lebar sebesar 114,12% yang berbeda nyata dengan pemberian air selang 3 hari. Haryadi (1986) menyatakan bahwa pemberian air dalam kondisi optimal memungkinkan hormon tertentu bekerja secara aktif dalam dinding sel untuk merentang dan keberadaan hormon perentang sel memacu sel untuk memanjang dan dinding sel bertambah tebal, akibat menumpuknya selulosa yang terbuat dari gula, sehingga pemanjangan dan pembelahan sel akan mempercepat pertumbuhan batang, daun dan sistim perakaran. Sementara dengan pemberian dosis pupuk Phonska tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun dan lebar daun tanaman selada karena pemberian dosis pupuk 100 kg/ha hanya menghasilkan panjang daun sebesar 97,61% dan lebar daun sebesar 94,85% saja dibanding dosis pupuk sebanyak 50 kg/ha. Interaksi antara interval pemberian air dengan dosis pupuk telah terjadi terhadap panjang daun dan lebar daun tanaman", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 230, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "selada yang menyebabkan perbedaan perlakuan kedua parameter ini (Tabel 2) dengan kombinasi terbaik interval pemberian air selang 2 hari dan dosis pupuk sebanyak 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 182, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen Hasil Tanaman Selada", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 230, "height": 370, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berat Basah . Secara umum, interval pemberian air dan dosis pupuk berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman selada (Tabel 3). Tampaknya, interval pemberian air selang 2 hari menghasilkan berat basah tanaman selada tertinggi sebesar 116,65% dan berbeda nyata dengan pemberian air selang 3 hari. Mechram (2006) menyatakan bahwa kebutuhan air tanaman harus tercukupi supaya energi yang dihasilkan fotosintesis meningkat yang akan meningkatkan produksi tanaman. Sementara pemberian dosis pupuk sebanyak 100 kg/ha menghasilkan berat basah tanaman selada tertinggi sebesar 134,67% dan berbeda nyata dengan dosis pupuk sebanyak 50 kg/ha. Khairunisa (2015) melaporkan bahwa pemberian pupuk anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan basah tanaman sawi hijau. Interaksi antara interval pemberian air dengan dosis pupuk telah terjadi terhadap berat basah tanaman selada yang menyebabkan perbedaan berat basah tanaman selada (Tabel 3) dengan kombinasi terbaik interval pemberian air selang 2 hari dan dosis pupuk sebanyak 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 230, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berat Daun . Secara umum, interval pemberian air dan dosis pupuk berpengaruh nyata terhadap berat daun tanaman selada (Tabel 3). Tampaknya, interval pemberian air selang 2 hari menghasilkan berat daun tanaman selada tertinggi sebesar 119,36% dan berbeda nyata dengan pemberian air selang 3 hari. Sementara pemberian pupuk sebanyak 100 kg/ha menghasilkan berat daun tanaman selada tertinggi sebesar 137,44% dan berbeda nyata dengan dosis pupuk 50 kg/ha. Bahri (2006) menyatakan bahwa sumber pupuk berpengaruh terhadap hasil tanaman selada.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 79, "width": 230, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interaksi antara interval pemberian air dengan dosis pupuk telah terjadi terhadap berat daun tanaman selada yang menyebabkan perbedaan berat daun tanaman selada (Tabel 3) dengan kombinasi terbaik interval pemberian air selang 2 hari dan dosis pupuk 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 162, "width": 230, "height": 494, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persentase Berat Daun terhadap Berat Basah . Secara umum, interval pemberian air dan dosis pupuk berpengaruh nyata terhadap persentase berat daun terhadap berat basah tanaman selada (Tabel 3). Tampaknya, interval pemberian air selang 2 hari menghasilkan persentase berat daun terhadap berat basah tanaman selada tertinggi sebesar 105,42% dan berbeda nyata dengan pemberian air selang 3 hari. Dengan interval pemberian air 2 harian, akar akan mampu menyerap air secara maksimal karena air tanah yang dapat diserap oleh akar tanaman berada di antara keadaan air kapasitas lapang dan titik layu permanent yang merupakan ketersediaan air yang optimum (Mechram, 2006). Sementara pemberian dosis pupuk 100 kg/ha menghasilkan persentase berat daun terhadap berat basah tanaman selada tertinggi 101,76% tetapi tidak berbeda nyata dengan dosis pupuk sebanyak 50 kg/ha. Dosis pupuk ini masih memungkinkan ditingkatkan karena laporan Bahri (2006), hasil tertinggi untuk tanaman selada didapat pada pemberian pupuk NPK dengan dosis 400 kg/ha. Sementara Rahma (2018) melaporkan bahwa pemberian dosis NPK sebanyak 3g/tanaman menunjukkan produksi terbaik tanaman selada. Interaksi antara interval pemberian air dengan dosis pupuk telah terjadi terhadap persentase berat daun terhadap berat basah tanaman selada yang menyebabkan perbedaan persentase berat daun terhadap berat basah tanaman selada (Tabel 3) dengan kombinasi terbaik interval pemberian air selang 3 hari dan dosis pupuk 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 673, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 687, "width": 230, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interval pemberian air dan dosis pupuk secara nyata mempengaruhi pertumbuhan dan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 230, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hasil tanaman selada. Interval pemberian air terbaik adalah selang 2 hari, sementara dosis pupuk terbaik adalah 100 kg/ha. Terdapat interaksi antara interval pemberian air dan dosis pupuk yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman selada dengan kombinasi terbaik adalah interval pemberian air selang 2 hari dan dosis pupuk 100 kg/ha.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 145, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 230, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ucapan terima kasih disampaikan kepada Fakultas Pertanian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 230, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Negeri Gorontalo yang telah membiayai penelitian ini melalui Hibah Kolaboratif", "type": "Table" }, { "left": 281, "top": 257, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 271, "width": 230, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "567/UN47.B6/PT/2020 Tahun Anggaran 2020.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 230, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Anton yang telah meminjamkan lahannya di Desa Tilote untuk pelaksanaan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 352, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 230, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahri, L., 2006. Pengaruh sumber pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sumatera Barat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 230, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilqisti, H. R Purnomo, dan H. Agustina. 2014. Efisiensi pemakaian air berdasarkan interval pemberian air menggunakan irigasi tetes terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman caisin ( Brassica chinensis L.). Skripsi, Fakultas Pertanian, Univ Sriwijaya, Indralaya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 230, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cahyono, B., 2014. Teknik dan strategi budidaya selada hijau. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 230, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Doorenbos, J., Kassam, A. H. 1979. Yield response to water. FAO Irrigation and Drainage Paper No.33. FAO, Rome. Desmarina, R., Adiwirman., Winarso, D., Widodo, 2009, Respon tanaman tomat terhadap frekuensi dan taraf pemberian air terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB, Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 79, "width": 231, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gustam, N. 2014. Pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat ( Ipomaea reptans poir) berdasarkan interval waktu pemberian air, Skripsi Fakultas", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 135, "width": 138, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertanian, UNG, Gorontalo.", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 148, "width": 230, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Firmansyah, I., M. Syakir., L. Lukman, 2017,", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 162, "width": 201, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh kombinasi dosis pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ( Solanum Melongena L.). Jurnal Hortikultura, Vol.27, No.1,", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 217, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "69-78.", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 231, "width": 45, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Haryadi,", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 231, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1986. Pengantar agronomi. Departemen Agronomi", "type": "Table" }, { "left": 500, "top": 245, "width": 43, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas", "type": "List item" }, { "left": 342, "top": 259, "width": 109, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertanian IPB, Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 273, "width": 230, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu tanah. Media Sarana Perkasa. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 300, "width": 231, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Haryadi, D., Yetti H., Yoseva., S. 2015. Pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica Alboglabra L.). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau , Vol.2, No.2, 1-10.", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 397, "width": 230, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khairunisa, 2015. Pengaruh pemberian pupuk organik, anorganik dan kombinasinya terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau (Brassica juncea L.Var. Kumala). Skripsi, Univ. Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 480, "width": 231, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mechram, S., 2006, Aplikasi teknik irigasi tetes dan komposisi media tanam pada selada pada selada ( Lactuca sativa ),", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 521, "width": 202, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 7 No.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 535, "width": 46, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1, 27-36.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 549, "width": 230, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maryani., Tatik, A. 2012. Pengaruh Volume Pemberian Air terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama. Mendolo Darat, No.1, Vol.2, 65. Marada, R., Gubali, H., Musa., N. 2014, Respon tanaman selada ( Lactuca sativa L.) berdasarkan naungan dan varietas, Skripsi, Fakultas Pertanian. Univ. Negeri Gorontalo.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 673, "width": 230, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Latief, N., Musa, N., Pembengo, W., 2017, Pengaruh frekuensi pemberian air dan dosis phonska terhadap pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 466, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Musa et al. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.) dengan Interval Pemberian Air dan Pupuk Majemuk di Tilote, Kabupaten Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 732, "width": 160, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 1 Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 732, "width": 8, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 79, "width": 201, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan hasil tanaman cabai rawit ( Capsinum frutescens L.). Jurnal Agroteknotropika Vol.8, No.3, 330-336.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 230, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PPT. 1995. Petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah. Laporan Teknis No.14. Versi 1,0. 1. REP II Project, CSAR, Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 230, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahma, M. C., 2018, Pengaruh takaran pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada ( Lactuca sativa L.), KLOROFIL Vol.XIII, No.1, 1-6.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 230, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sakya, A. T, Sulistyaningsih, E, Indradewa, D dan Purwanto, B. H. 2014. Tanggapan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 79, "width": 230, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "distribusi asimilat dan luas daun spesifik tanaman tomat terhadap aplikasi ZnSO 4 pada dua interval penyiraman, Jurnal Hortikultura Vol.25, No.4, 311-317 Wahyuningsih., I., Suryanto., A. Koesriharti. 2015. Pengaturan interval pemberian air dan dosis nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan ( Brassica oleeaceae L. var. alboglabra)", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 204, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "varietas nova. Jurnal Produksi", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 217, "width": 199, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tanaman , Vol.3, No.4, 338 – 344.", "type": "List item" } ]
3d4458f3-28b3-f6e4-c5aa-8da3b2e331f4
https://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/download/54/47
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page header" }, { "left": 234, "top": 38, "width": 293, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Jun 2016, 4(1), 26-30 p- ISSN 2354-6565 / e- ISSN 2502-3438", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 67, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harlianti, dkk.", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 76, "width": 436, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH KEPUASAN TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR ( WILLINGNESS TO PAY ) JASA PELAYANAN KONSELING OLEH APOTEKER", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 104, "width": 70, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DI APOTEK", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 128, "width": 325, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Mariska Sri Harlianti, 2 Tri Murti Andayani, 3 Diah Ayu Puspandari", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 140, "width": 328, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinis Universitas Muhammadiyah Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 152, "width": 230, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 163, "width": 244, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Corresponding email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 201, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 455, "height": 226, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konseling merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh apoteker di apotek. Konseling bertujuan memberi edukasi tentang pemahaman pasien terhadap terapi yang dijalaninya, meningkatkan kepatuhan, memotivasi pasien untuk ikut ambil bagian dalam kesehatannya serta meningkatkan cost effectiveness . Kebutuhan masyarakat terhadap konseling meningkat seiring dengan perkembangan penyakit dan permasalahan di bidang kesehatan, khususnya bidang kefarmasian. Hal ini merupakan tantangan bagi apoteker untuk memberikan pelayanan konseling yang berkualitas, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada masyarakat. Kepuasan dan kemauan membayar ( Willingness to Pay / WTP) dapat menggambarkan kualitas konseling berdasarkan preferensi masyarakat. Hubungan antara WTP dan kepuasan berlangsung sepanjang waktu sehingga memberikan dampak positif terutama dari aspek bisnis. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional melalui survei. Data diperoleh dari kuisioner yang diberikan kepada 82 pasien yang berkunjung ke apotek di wilayah Sukoharjo dan telah mendapatkan pelayanan konseling oleh apoteker. Kepuasan diukur berdasarkan 4 dimensi, yaitu : tangible , reliability , responsiveness dan assurance . WTP jasa konseling apoteker di apotek diukur menggunakan metode payment card . Pengaruh kepuasan terhadap WTP jasa pelayanan konseling oleh apoteker di apotek dianalisis menggunakan pearson correlation ( p-value < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan tidak berpengaruh terhadap WTP jasa pelayanan konseling oleh apoteker di apotek ( p-value = 0,943).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 374, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : kepuasan, konseling apoteker, kemauan membayar, willingness to pay", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 222, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep pharmaceutical care dalam pelayanan kefaramsian yang komprehensif oleh apoteker di apotek sudah dirumuskan sejak tahun 2004, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 221, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 222, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan hukum, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan peraturan baru nomor 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Pelayanan farmasi klinik di apotek meliputi : pengkajian resep, dispensing, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah ( home pharmacy care ), Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) (Depkes, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 738, "width": 221, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengukur pelaksanaan standar pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 492, "width": 224, "height": 263, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "farmasi di apotek. Di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, komponen pemberian informasi obat kepada pasien yang disertai dengan jadwal konseling oleh apoteker baru dilakukan oleh 34% apotek (Hartini et al ., 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Herman and Susyanty (2012) menunjukkan bahwa konseling, informasi dan edukasi banyak dilakukan oleh asisten apoteker. Informasi yang disampaikan terbatas pada indikasi , cara penggunaan dan kontraindikasi obat. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat mengenai informasi obat dan konseling meningkat seiring dengan perkembangan penyakit dan permasalahan di bidang kesehatan khususnya bidang kefarmasian (Abdullah et al ., 2010). Sikap positif masyarakat terhadap pemberian informasi obat dan konseling merupakan tantangan bagi apoteker untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelaksanaan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 185, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartika J. Ilm. Far, Jun 2016, 4(1), 26-30", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page header" }, { "left": 460, "top": 796, "width": 67, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harlianti, dkk.", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 221, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu upaya untuk meningkatkan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian adalah menentukan besarnya tarif jasa pelayanan konseling di apotek melalui kajian willingness to pay (WTP). WTP menunjukkan besaran mata uang yang bersedia dibayarkan oleh seseorang terhadap barang atau jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. WTP tidak hanya menggambarkan harga tetapi menunjukkan nilai suatu barang atau jasa berdasarkan preferensi seseorang (Grigorov et al ., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 222, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan menggambarkan perasaan yang muncul, baik senang atau kecewa, setelah membandingkan antara performa produk ( outcome ) dengan harapan ( expectancy ) (Kotler and Keller, 2009). Kepuasan konsumen di bidang jasa, termasuk pelayanan konseling oleh apoteker di apotek, dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi atau aspek, yaitu : 1) dimensi tangible (sarana fisik, perlengkapan, pegawai), 2) dimensi reliability (keandalan pelayanan), 3) dimensi responsiveness (ketanggapan pelayanan), 4) dimensi assurance (keyakinan atau jaminan) dan 5) dimensi empathy (perhatian untuk memahami kebutuhan konsumen) (Handayani et al ., 2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 222, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara WTP dan kepuasan berlangsung sepanjang waktu. Jika konsumen merasa puas terhadap produk atau merk tertentu maka akan meningkatkan WTP (Gall-Ely, 2009). Konsumen yang merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan, mempunyai persepsi baik sehingga dapat mempengaruhi orang lain dan memberikan dampak positif terutama dari aspek bisnis. Pendapatan meningkat karena semakin banyak konsumen yang menggunakan jasa pelayanannya (Handayani et al ., 2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 221, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen Penelitian. Kepuasan konsumen terhadap pelayanan konseling oleh apoteker di apotek diukur menggunakan kuisioner yang telah digunakan oleh peneliti lain, yaitu Mushunje (2012) dan Bertawati (2013) dengan beberapa modifikasi. Sedangkan nilai WTP diukur menggunakan payment card .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 221, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menentukan apotek tempat penelitian. Kriteria apotek yang dapat dijadikan tempat penelitian adalah : a) Apotek telah memberikan pelayanan konseling secara aktif kepada pasien; b) Pelayanan konseling dilakukan oleh apoteker di apotek tersebut; c) Apotek bersedia dijadikan tempat penelitian. Apotek yang memenuhi", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 74, "width": 221, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kriteria terdiri dari 5 apotek melalui proses wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 100, "width": 222, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menentukan sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a) Pasien yang mendapatkan pelayanan konseling oleh apoteker di apotek; b) Berusia > 17 tahun; c) Bersedia ikut serta dalam penelitian. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini berjumlah 82 orang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 188, "width": 221, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas dan reliabilitas kuisioner. Uji validitas dan reliabilitas kuisioner diperoleh dari 30 pasien yang memenuhi criteria inklusi. Berdasarkan uji validitas product momen Pearson correlation , 12 item pernyataan tidak dapat dikalkulasi oleh sistem komputer sehingga dinyatakan tidak valid. Berdasarkan uji reliabilitas alpha cronbah’s , item pernyataan tersebut dinyatakan reliabel dengan nilai cronbah’s alpha > 0,6.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 315, "width": 221, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan data. Proses pengambilan data dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan kuisioner kepada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pasien mengisi kuisioner secara mandiri dengan pendampingan peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 378, "width": 221, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data. Kepuasan dan harapan pasien terhadap pelayanan konseling oleh apoteker di apotek ditentukan berdasarkan nilai rata-rata skor kepuasan pasien di tiap dimensi, dengan kategori sebagai berikut : skor 0 = sangat tidak puas; skor 1 = tidak puas; skor 2 = puas; skor 3 = sangat puas.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 467, "width": 221, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh kepuasan pasien terhadap nilai WTP jasa pelayanan konseling oleh apoteker di apotek dianalisis menggunakan bivariate correlation analysis ( pearson correlation coefficient ) dengan p-value < 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 543, "width": 144, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 555, "width": 222, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan dan harapan pasien diukur untuk mengetahui kualitas pelayanan konseling oleh apoteker di apotek dari 4 dimensi, yaitu : tangible , reliability , responsiveness , dan assurance . Jika performansi kinerja pelayanan (p) lebih besar daripada harapan (h),, menunjukkan bahwa kualitas pelayanan baik. Sebaliknya, jika kepuasan lebih kecil daripada harapan, perlu peningkatan kualitas pelayanan agar dapat memenuhi harapan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 682, "width": 221, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1, skor tertinggi kepuasan dan harapan pasien terhadap pelayanan konseling oleh apoteker di apotek adalah dimensi tangible , sedangkan skor terendah adalah dimensi assurance (jaminan) dan responsiveness (ketanggapan). Menurut Kotler and Keller (2009), kualitas merupakan keseluruhan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 38, "width": 185, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartika J. Ilm. Far, Jun 2016, 4(1), 26-30", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 67, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harlianti, dkk.", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 221, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karakteristik produk (barang atau jasa) yang dapat memberikan kepuasan. Dengan demikian dimensi tangible pada pelayanan konseling oleh", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 74, "width": 221, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "apoteker di apotek memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dimensi lainnya karena memiliki skor rata-rata kepuasan tertinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 454, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kepuasan dan Harapan Pasien Terhadap Pelayanan Konseling Apoteker di Apotek Berdasarkan Dimensi Tangible , Reliability , Responsiveness Dan Assurance Dimensi Kepuasan Harapan ϰ ± SD ϰ ± SD (per Dimensi) ϰ ± SD ϰ ± SD (per Dimensi) Tangible (sarana fisik, perlengkapan, pegawai) Ruang konseling nyaman 1,96 ± 0,25 1,96 ± 0,25 1,95 ± 0,27 1,95 ± 0,27 Reliability (keandalan pelayanan) Apoteker menggunakan bahasa yang mudah dipahami 1,99 ± 0,19 1,89 ± 0,30 2 ± 0,27 1,92 ± 0,33 Apoteker menggunakan alat peraga 1,79 ± 0,41 1,83 ± 0,38 Responsiveness (ketanggapan pelayanan)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 222, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apoteker melayani konseling melalui telepon atau sms", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 273, "width": 215, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,93 ± 0,40 1,93 ± 0,40 1,51 ± 0,50 1,51 ± 0,50", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 447, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assurance (keyakinan atau jaminan atas layanan) Apoteker menggunakan internet sebagai sumber informasi 1,80 ± 0,40 1,83 ± 0,37 1,85 ± 0,36 1,87 ± 0,33 Apoteker menggunakan buku-buku standar sebagai sumber informasi 1,85 ± 0,36 1,83 ± 0,38 Apoteker menggunakan brosur atau leaflet sebagai sumber informasi 1,78 ± 0,42 1,84 ± 0,37 Apoteker berdiskusi dengan sejawat 1,90 ± 0,30 1,96 ± 0,19 Keterangan :", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 389, "width": 204, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor rata-rata 0 – 1,50 = tidak puas / tidak penting Skor rata-rata 1,51 – 3 = puas / penting", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 455, "height": 210, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Gap Antara Kepuasan dan Harapan Pasien Terhadap Pelayanan Konseling Apoteker di Apotek Berdasarkan Dimensi Tangible , Reliability , Responsiveness , Dan Assurance Dimensi Gap (Kepuasan – Harapan) per Item per Dimensi Tangible (sarana fisik, perlengkapan, pegawai) Ruang konseling nyaman 0,01 0,01 Reliability (keandalan pelayanan) Apoteker menggunakan bahasa yang mudah dipahami (-) 0,01 (-) 0,03 Apoteker menggunakan alat peraga (-) 0,04 Responsiveness (ketanggapan pelayanan) Apoteker melayani konseling melalui telepon atau sms 0,42 0,42 Assurance (keyakinan atau jaminan atas layanan) Apoteker menggunakan internet sebagai sumber informasi 0,05 (-) 0,04 Apoteker menggunakan buku-buku standar sebagai sumber informasi 0,02 Apoteker menggunakan brosur atau leaflet sebagai sumber informasi (-) 0,06 Apoteker berdiskusi dengan sejawat 0,06 Keterangan :", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 174, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gap negatif (-) : kualitas pelayanan rendah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 221, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi assurance perlu mendapat perhatian karena memiliki skor yang paling rendah untuk menghindari semakin menurunnya tingkat kepuasan yang menunjukkan semakin menurunnya kualitas pelayanan konseling oleh apoteker. Apoteker belum memaksimalkan penggunaan media dalam proses konseling untuk memberikan jaminan informasi yang diberikan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 662, "width": 221, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepada pasien. Beberapa media yang bisa digunakan sebagai sumber informasi adalah internet, buku-buku standar dan leafleat . Apoteker juga perlu meningkatkan komunikasi dengan sejawat untuk memperkaya informasi. Selain itu, menurut Supardi et al . (2011) apoteker harus melakukan pelatihan dan seminar terkait keilmuan dan ketrampilan dasar dalam proses", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 185, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartika J. Ilm. Far, Jun 2016, 4(1), 26-30", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page header" }, { "left": 460, "top": 796, "width": 67, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harlianti, dkk.", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 221, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "konseling untuk meningkatkan kompetensinya. Kompetensi apoteker dalam proses konseling yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan kualitas layanan sehingga kepercayaan pasien terhadap apoteker dan apotek meningkat (Reddy and Vaidya, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 221, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor rata-rata kepuasan pasien dalam dimensi assurance ini sedikit lebih rendah dibandingkan harapan pasien, dengan gap - 0,04 (tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pasien menginginkan kualitas pelayanan konseling, khususnya dimensi assurance yang lebih baik dibandingkan yang sudah ada, terutama dalam aspek apoteker berdiskusi dengan sejawat. Di masa mendatang, tidak ada lagi perbedaan pendapat mengenai suatu pengobatan antara teman sejawat apoteker sehingga masyarakat lebih meyakini bahwa informasi yang disampaikan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 221, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh apoteker dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam perspektif yang lain, ketika apoteker menggunakan media sebagai sumber informasi, justru memunculkan image negatif, misalnya kompetensinya diragukan oleh pasien. Untuk menjembatani hal tersebut, apoteker hendaknya meluangkan waktu yang cukup untuk membuka diri dan mencari informasi terbaru agar pengetahuan di bidang kefarmasian meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 222, "height": 212, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor rata-rata kepuasan pasien pada dimensi reliability juga sedikit lebih rendah dibandingkan harapannya, dengan gap – 0,03 (tabel 2). Aspek bahasa yang mudah dipahami serta penggunaan alat peraga selama konseling perlu mendapat perhatian agar di masa mendatang dapat memenuhi harapan pasien. Hal tersebut sejalan dengan keterangan sebelumnya bahwa apoteker kurang memaksimalkan penggunaan media dalam proses konseling. Penggunaan alat peraga berupa gambar atau poster dapat membantu apoteker dalam memberikan penjelasan kepada pasien. Kendala bahasa juga dapat diatasi dengan penjelasan menggunakan alat peraga. Oleh karena itu, apoteker perlu melengkapi ruang konseling dengan beberapa alat peraga agar informasi yang diberikan lebih mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 221, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor rata-rata kepuasan pasien dalam dimensi tangible dan responsiveness telah melampaui harapan pasien. Pada dimensi tangible , peneliti hanya dapat menilai kepuasan pasien dari aspek kenyamanan ruang konseling yang sedikit melampaui harapan pasien. Aspek pelayanan konseling oleh apoteker melalui telepon atau sms, dalam dimensi responsiveness , memiliki skor rata-rata harapan lebih rendah dibandingkan kepuasan. Pasien lebih memilih menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 74, "width": 221, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komunikasi langsung dibandingkan tidak langsung untuk mengantisipasi pemahaman yang keliru.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 112, "width": 221, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini kepuasan tidak berpengaruh terhadap nilai WTP ( p-value = 0,943). Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Gall-Ely (2009) bahwa jika konsumen merasa puas terhadap produk atau merk tertentu maka akan meningkatkan WTP. Dalam pelayanan konseling oleh apoteker di apotek, dimungkinkan ada faktor lain yang lebih kuat pengaruhnya terhadap nilai WTP sehingga mengabaikan kepuasan yang dirasakan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 252, "width": 77, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 270, "width": 221, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan pasien tidak berpengaruh terhadap nilai WTP jasa pelayanan konseling oleh apoteker di apotek.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 321, "width": 41, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 339, "width": 221, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perlu dilakukan penelitian lain untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap nilai WTP jasa pelayanan konseling oleh apoteker di apotek.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 390, "width": 222, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Apoteker perlu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan konseling kepada masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 441, "width": 135, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 459, "width": 221, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dirjen DIKTI atas beasiswa pendidikan yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 510, "width": 104, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 529, "width": 221, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, N.A., Andrajati, R., Supardi, S., 2010. Pengetahuan, Sikap dan Kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 554, "width": 207, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengunjung Apotek terhadap Informasi Obat di Kota Depok. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan . 13, 344 – 352.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 598, "width": 222, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bertawati, 2013. Profil Pelayanan Kefarmasian dan Kepuasan Konsumen Apotek di Kecamatan Adiwerna Kota Tegal. Callyptra , Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2. Depkes, R.I., 2014. Peraturan Menteri", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 680, "width": 207, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 692, "width": 208, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek , Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 736, "width": 221, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gall-Ely, M.L., 2009. Definition, Measurement and Determinants of The Consumer‟s", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 38, "width": 185, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartika J. Ilm. Far, Jun 2016, 4(1), 26-30", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 67, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harlianti, dkk.", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 72, "width": 207, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Willingness to Pay : A Critical Synthesis and Directions for Further Research. Recherche et Applications en Marketing . 24, 91–113.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 221, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grigorov, E.E., Naseva, E.K., Lebanova, H.V., Getov, I.N., 2012. Testing Willingness to Pay for Blood Pressure Measurement in", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 156, "width": 208, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community Pharmacy. African Journal of Pharmacy and Pharmacology . 6, 1005 – 1010. doi:10.5897/AJPP12.047", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 200, "width": 221, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handayani, R.S., Raharni, Gitawati, R., 2009.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 213, "width": 208, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi Konsumen Apotek terhadap Pelayanan Apotek di Tiga Kota di Indonesia. Makara Kesehatan . 13, 22 – 26.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 221, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartini, Y.S., Sulasmono, Sukmajati, M., Kurniawan, A., 2010. Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek di Sleman dan Yogyakarta,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 308, "width": 202, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.ikatanapotekerindonesia.net/news /pharma-update/pelaksanaan-standar- pelayanan-kefarmasian-di-apotek-di-sleman- dan-yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 221, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, M.J., Susyanty, A.L., 2012. An Analysis of Pharmacy Services by Pharmacist", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 208, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in Community Pharmacy. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan . 15, 271 – 281.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 106, "width": 221, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P., Keller, K.L., 2009. Creating Customer‟s Value, Satisfaction and Loyalty, in: A Framework for Marketing Management .", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 144, "width": 91, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prentice Hall, p. 62.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 162, "width": 221, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mushunje, I.T., 2012. Willingness to Pay for Pharmacist-Provided Services Directed", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 188, "width": 207, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Towards Reducing Risks of Medication- Related Problems, Thesis , Nelson Mandela Metropolitan University, Port Elizabeth South Africa.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 244, "width": 221, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supardi, S., Handayani, R.S., Raharni, Herman, M.I., Susyanty, A.L., 2011. Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan Kebutuhan Pelatihan bagi Apotekernya.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 295, "width": 207, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buletin Penelitian Sistem Kesehatan . 39, 138 – 144.", "type": "List item" } ]
1d382e3b-f88b-f6d3-78e1-e96ff5806fc2
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jkp/article/download/15788/15299
[ { "left": 77, "top": 38, "width": 309, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 , Mei 2017", "type": "Page header" }, { "left": 118, "top": 74, "width": 366, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PENYULUHAN TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA", "type": "Title" }, { "left": 237, "top": 122, "width": 127, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NEGERI BINSUS 9 MANADO", "type": "Section header" }, { "left": 248, "top": 169, "width": 104, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wustha Bachruddin Flora Kalalo", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 197, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rina Kundre", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 224, "width": 271, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 279, "width": 455, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Free sex is sexual intercourse carried by men and women without marriage. Free sex cause various negative effects for teenager’s, such as: psychological, physiological, social, physical and transmission of sexually transmitted diseases. Naturally the sex drive in adolescents are the result of the changes because of. Uncontrollable desire to make teenagers fall into prostitution, illicit free seks, premarital sex, and various other negative consequences, including abortion. The purpose This is for of the research is to analyze the effect of counseling on the dangers of free sex to teens knowledge about sex freely at SMA Binsus 9 Manado. The method of research is experiment semu design with One group pretest posttest approach where the selected intervention group then performed a pre (before) and post (before). The sample -taking technique in the research is sampling Saturated / Total Sampling with 37 samples. The collecting of data is done using a questionnaire. The processing of data uses the software computer with Wilcoxon Sign Rank Testwith the level of confidence interval of 95% and obtained 0,000 p value (α=0,05). This conclusion shows that there Extension Effect On Sex Free Dangers Of Teens About Sex Free Knowledge In SMA NegeriBinsus 9.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 134, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Dangers Of Sex", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 461, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan wanita tanpa adanya ikatan pernikahan. Perilaku seks bebas dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya: dampak psikologis, fisiologis, sosial, dan fisik serta menyebabkan penyakit menular seksual pada remaja. Secara alami dorongan seks bebas pada remaja sangat besar diakibatkan oleh perubahan yang terjadi.Hasrat yang tidak terkendali menjadikan remaja terjerumus dalam prostitusi, hubungan seks bebas, hubungan seks pranikah, dan berbagai akibat negatif lainnya termasuk aborsi. Tujuan Penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadap pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri Binsus 9 Manado. Desain Penelitian ini menggunakan desain Experimen Semu (Quasi Experimen) dengan pendekatan One group Pretest Posttest dimana dipilih kelompok intervensi kemudian dilakukan pre (sebelum) dan post (sebelum). Teknik pengambilanSampel menggunakan sampling Jenuh / Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang. Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan diperoleh p value 0,000 < 0,05. Kesimpulan yaitu terdapat Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas Di SMA Negeri Binsus 9.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 731, "width": 160, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Bahaya seks bebas", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 309, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 , Mei 2017", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 94, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 209, "height": 356, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pergaulan bebas di kalangan remaja sangat mengkhawatirkan. Remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani mengambil risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan matang. Rasa ingin tahu tersebut dihadapkan pada ketersediaan sarana disekitarnya yang dapat memenuhi keingintahuannya Pergaulan remaja modern, remaja berusaha mendapatkan keinginannya untuk merasakan seluruh tawaran dunia seperti, pergaulan bebas maupun masalah seks dan mereka bisa mendapatkannya dengan mudah. Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik menarik yang selalu dibicarakan. Hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan pada sebagian besar orang khususnya remaja dan dewasa muda. Departemen kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30% dari total 2 juta kasus dimana sebagian besar dilakukan oleh dukun. (Depkes RI, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 208, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan wanita tanpa adanya ikatan pernikahan.Fenomena pergaulan bebas, khusunya yang berkaitan dengan istilah premarrietal intercourse (hubungan seks pranikah) pada lazimnya merupakan sesuatu yang sudah sangat lazim, terjadi di tengah-tengah konstruksi masyarakat Indonesia. Perilaku seks bebas cenderung disukai oleh anak muda, terutama kalangan remaja yang secara bio- psikologis sedang tumbuh menuju proses pematangan (Desmita, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 640, "width": 174, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak dari seks bebas (free sex)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 208, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khususnya pada remaja dapat dibagi menjadi bahaya fisik, yang dapat terjadi adalah terkena penyakit kelamin (penyakit menular seksual/PMS) dan HIV/AIDS serta bahaya kehamilan dini yang tak dikehendak. PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seorang kepada orang lain melalui hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 208, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seksual dengan berganti-ganti pasangan, baik melalui vagina, oral, maupun anal. Bila tidak diobat dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutuhan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian. Penyakit kelamin yang dapat terjadi adalah kincing nanah (gonorrboe ), rajasinga (sifilis), herpes genitalis, limfogranuloma- venereum, kandidiasi, trikomonas vaginalis, kutil kelamin, dan sebagainya (Depkes RI, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 254, "width": 208, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari dunia kesehatan, seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan, diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya ke cenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak- anak yang tidak diinginkan. Keadaan ini juga bisa di jadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki.Seks bebas juga dapat meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, resiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat (Rauf, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 475, "width": 208, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun . Kata remaja dalam arti “adolescence” berasal dari bahasa latin “adolescere” yang memiliki arti tumbuh kearah kematangan (Rauf, 2008). Definisi yang dirumuskan Word Health Organisation (WHO) , remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan saat individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologi dan pola indefikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang relative lebih mandiri (Fatimah, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 309, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 , Mei 2017", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 208, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian diberbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 % remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks, di Jakarta dari tahun ke tahun data remaja melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat dari sekitar 5 % pada tahun 1980-an, menjadi 20 % pada tahun 2000. Angka tersebut dikumpulkan dari berbagai penelitian dibeberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjarmasin. (Rauf, 2008).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 208, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku seks bebas remaja di Sulut menghawatirkan. Data diperoleh dari salah satu organisasi peniliti masalah remaja menyebutkan, empat tahun terakhir remaja yang mengalami hamil di luar nikah meningkat terus, ini sebagai akibat dari perilaku seks bebas di kalangan remaja. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulut", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 208, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Drs.Temazaro Zega M.Kes. Data ini menyebutkan, 2009 lalu remaja yang melaporkan hamil di luar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) hanya sebanyak 55 orang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 208, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setahun kemudian melonjak 254 orang atau naik 361 persen. Pada 2011 naik lagi jadi 454 orang atau 78 persen. Pada tahun lalu, angka kasus memprihatinkan ini mencapai 521 orang atau naik 14,75 persen. “Walaupun hanya naik sedikit presentasinya, tapi jumlahnya cukup besar. Ini tanda awas bagi orang tua yang memiliki anak gadis,” kata salah satu peneliti di organisasi yang intens meneliti remaja itu. Aborsi menjadi fenomena biasa di kalangan remaja karena terjebak dalam kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) sebagai akibat dari seks bebas.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 640, "width": 156, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psikolog Erlis Lianawati", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 63, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpendapat,", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 655, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maraknya pornografi,", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 208, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bebasnya pergaulan di kalangan remaja, dan lemahnya kontrol sosial menjadi pemicu gaya hidup menikah muda yang hamil di luar nikah hingga aborsi (Binesia.com, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 208, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mengambil lokasi sekolah SMA Negeri Binsus 9 Manado di", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 208, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alamat Jln.Jusuf Hasiru Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang dengan jumlah siswa sebanyak 1507 siswa. Salah satu guru BK mengatakan bahwa sebelumnya siswa Kelas X SMA Negeri Binsus 9 Manado belum pernah dilakukan penyuluhan tentang bahaya seks bebas Dari wawancara 10 siswa Kelas X SMA Negeri Binsus 9 Manado mengatakan bahwa tahun sebelumnya pernah terjadi siswa yang hamil tidak diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 237, "width": 131, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 250, "width": 208, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan desain penelitian", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 264, "width": 208, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Experimen Semu (Quasi Experimen) dengan rancangan penelitian pre and post test without control (Control diri sendiri) . Pada desain penelitian ini, peneliti hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding Efektivitas perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dengan Pada penelitian ini akan dilakukan pre test dengan memberikan kuisioner kepada responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas, kemudian dilakukan post test yaitu memberikan kuesioner dengan pertanyaan seperti pre test (Dharma, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 481, "width": 214, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA Negeri Binsus 9 Manado yang berjumlah 37 siswa. Teknik sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik total sampling yaitu seluruh objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil dari yaitu 37 orang Pemelihan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan ekslusi yang ditentukan peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 309, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 , Mei 2017", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 208, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 208, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 143, "width": 207, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Siswa kelas X di SMA Negeri Binsus 9 Manado.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Siswa yang bersedia", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 171, "width": 194, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi responden.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 208, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria eksklusi merupakan kriteria di mana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti hanya ada hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 207, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Siswa yang sedang sakit/izin atau tidak hadir.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 208, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, untuk mengukur", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 378, "width": 33, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 208, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan siswa di sekolah. Instrumen penelitian ini diambil dari judul penelitian (Nuzulia Rahayu), Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Dalam Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Seks Pranikah di SMAN 1 Lubuk Kabupaten Siak Sri Indrapura Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara. Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan dengan bobot jawaban benar 1 dan jawaban salah 0. Selanjutnya data (jumlah skor) yang diperoleh dikategorikan menjadi : pendidikan baik jika skor ≥9 dan pendidikan baik jika skor ≤8.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 208, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan melalui tahap sebagai berikut: Editing, Coding, Processing, dan Cleaning. Analisa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 208, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "univariat dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui distribusi variabel yaitu tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan dan tingkat pengetahuan responden setelah dilakukan penyuluhan. Analisa bivariat Dalam penelitian ini akan di cari pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 208, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bebas terhadap pengetahuan remaja tentang seks bebas dengan menggunakan uji wilcoxon dilakukan untuk melihat pengaruh terhadap pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, dengan P value= 0.000, oleh karena P value= 0.000 < α (0.05) maka", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 185, "width": 208, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ho ditolak dan Ha diterima, ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan penyuluhan terhadap pengetahuan remaja di SMA Negeri Binsus 9 Manado. Etika dalam penelitian ini adalah: Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) , Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality) , Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan ( respect for justice an inclusiveness ), dan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 351, "width": 208, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 406, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL dan PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 420, "width": 202, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan Umur responden di SMA Negeri Binsus 9 Manado", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 472, "width": 199, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umur Responden n % 14 tahun 6 16,2 15 tahun 28 75,7 16 tahun 3 8,1 Total 37 100.0 Sumber : Data Primer, 2017 Tabel 2. Distribusi", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 592, "width": 208, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin responden di SMA Negeri Binsus 9 Manado Jenis Kelamin Responden n % Laki-laki 10 27,0 Perempuan 27 73,0 Total 37 100.0 Sumber : Data Primer, 2017", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 309, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 , Mei 2017", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 190, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan Bahaya Seks Bebas di SMA Negeri Binsus 9 Manado", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 201, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frekuensi tingkat pengetahuan n % Pengetahuan baik 9 24,3 Pengetahuan tidak baik 28 75,7 Total 37 100.0 Sumber : Data Primer, 2017", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 205, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan sesudah penyuluhanBahaya Seks Bebas di SMA Negeri Binsus 9 Manado", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 308, "width": 201, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frekuensi tingkat pengetahuan n % Pengetahuan baik 30 81,1 Pengetahuan tidak baik 7 18,9 Total 37 100.0 Sumber : Data Primer, 2017", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 208, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Frekuensi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Di SMA Negeri Binsus 9 Manado.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 495, "width": 195, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel n Mean S tandar deviasi (S d) P- valu e Sebelum di berikan penyuluhan 37 6,81 2.706 0,00 Sesudah di berikan penyuluhan 37 12,05 3,240", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 106, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer, 2017", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 211, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan distribusi responden yang mengisi kuesioner menurut umur responden, didapatkan paling banyak dengan umur 15 tahun yaitu 28 orang (75,7%) , umur 14 tahun 6 orang (16,2%) dan yang paling sedikit dengan umur 16 tahun yaitu 3 orang (8,1%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ihda Silva (2011), bahwa pengaruh umur terhadap tingkat pengetahuan bervariasi. Umumnya pada usia muda mereka lebih mudah", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 208, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk menerima suatu informasi sebagai penambah pengetahuan. Remaja adalah seorang anak yang berusia 14-21 tahun dalam keadaan ini mereka sangat rawan terhadap keadaan apapun, mereka selalu ingin mencoba semua hal baru tanpa memikirkannya dimasa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 171, "width": 208, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini dikarenakan responden belum banyak memperoleh informasi mengenai bahaya seks bebas pada remaja.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 213, "width": 208, "height": 245, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini seluruh responden berusia antara 14-15 tahun yang merupakan usia relatif bagi siswi kelas X hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2010) dalam Rosmawati (2013) bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, semakin matang pula seseorang dalam berpikir sehingga akan meningkatkan pengetahuannya akan suatu objek, dengan meningkatnya pengetahuan maka akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Oleh karena itu responden membutuhkan infornasi mengenai bahaya seks bebas pada remaja agar mengetahui dan memahami mengenai bahaya seks bebas sehingga muncul persepsi positif tentang seks bebas.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 461, "width": 208, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan distribusi responden menurut jenis kelamin, didapatkan paling banyak dengan jenis kelamin perempuan yaitu 27 orang (73,0%) dan laki laki yaitu 10 orang (27,0%). Catarine (2011) bahwa pola pikir dan perhitungan pria terhadap hubungan seks, cenderung tidak didasarkan pada penilaian baik buruknya pribadi dan perilaku pasangannya secara keseluruhan, atau jaminan kesetiaan hidup bersama dalam perspektif masa depan, melaikan diukur semata-mata karena selera tertarik dari segi fisik yang indah. Sementara dipihak wanita masa kini seolah memberikan reaksi yang positif dengan sengaja bersikap, berperilaku yang secara nyata. Diketahui karakteristik pria merupakan gejala badaniah yang didorong oleh gemuru seks, sementara wanita cenderung memberikan peluang, maka meskipun pria sebagai sumber inisiatif penekan dalam", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 309, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 , Mei 2017", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 208, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan serentetan pendekatan seks melalui pegangan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 208, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tangan, ciuman, memeluk, dan mencumbu, bukan berarti satu-satunya pihak yang bertanggung jawab, tetapi pihak wanita juga menentukan tingkat intimitas batas kepantasan hubungan seks mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 208, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan tentang bahaya seks bebas dengan frekuensi tingkat pengetahuan baik yaitu 2 orang (5,4%) dan tingkat pengetahuan tidak baik yaitu 35 orang (94,6%). Menurut Wijayanti (2007) informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang mengenai seluk beluk seks itu sendiri menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu indikator meningkatnya perilaku seks bebas dikalangan remaja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 213, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi responden sesudah dilakukan penyuluhan tentang bahaya seks bebas dengan frekuensi tingkat pengetahuan baik yaitu 34 orang (91,9%) dan tingkat pengetahuan tidak baik 3 orang (8,1%). Pernyataan Machfoedz (2008) yang menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatan adalah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 208, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan pendidikan kesehatan yang", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 208, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga seseorang tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 211, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadap pengetahuan remaja tentang seks bebas, hal tersebut dapat dilihat melalui uji WilcoxonSign Rank test pada hasil sebelum dilakukan penyuluhan bahaya seks bebas dan sesudah dilakukan penyuluhan bahaya seks bebas pada 37 responden dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan α = 0,05. Sehingga diperoleh p-value = 0,000 ( p-value < 0,05) ) maka Ho ditolak dan Ha diterima, ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan penyuluhan terhadap", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 208, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan remaja di SMA Negeri Binsus 9 Manado. Data Depkes RI (2011),", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 116, "width": 208, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 143, "width": 208, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Penelitian yang dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 2003-2012, menemukan 5-10% wanita dan 18-38% pria mudah berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka 3-5 kali (Naedi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 309, "width": 208, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Mubarak (2012), faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu informasi. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 475, "width": 66, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 489, "width": 211, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa: Tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri Binsus 9 Manado sebelum dilakukan penyuluhan tentang bahaya seks bebas tidak baik, Tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri Binsus 9 Manado sesudah dilakukan penyuluhan tentang bahaya seks bebas baik, Terdapat pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks bebas yang signifikan terhadap pengetahauan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri Binsus 9 Manado.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 309, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1 , Mei 2017", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 111, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 208, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Binesia.Com 2013. Diakses Tanggal 24 Maret 2013.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 208, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Catarine, (2011). Remaja Indonesia Penganut Seks bebas http://farumbebas.com/printthrea d.php?tid.=6070. Diakses", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 181, "width": 119, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggal 28 Maret 2014.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 185, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depkes RI, 2012. Bahaya Seks Bebas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 203, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desmita, (2012). Pengertian Seks Bebas.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 208, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta Timur : CV. Trans Info Medika.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 208, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatimah,E.2006. Psikologi Perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 318, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Perkembangan Peserta Didik) :", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 332, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka Setia Bandung", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 355, "width": 208, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubarak, W.I. 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan .Jakarta: Salemba Medika.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 208, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Machfocdz, I, S, E. 2008. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 435, "width": 167, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan .Yogyakarta: Fitramaya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 207, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naedi, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Seks Bebas Pada", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 486, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja Kelas XI Di SMA Negeri 1", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 500, "width": 140, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cileungsi Kabupaten Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 208, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 208, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rauf, A. 2008. Dampak Pergaulan Bebas Remaja. html diakses tanggal 15 Februari 2010.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 208, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijayanti, T. 2007. Hubungan Antara", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 640, "width": 179, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja di SMAN 2 Ngulik Sleman. http://digilib.unimus.ac.id . Diakses 20 Oktober 2014.", "type": "Table" } ]
7578d93e-f08c-b204-72bb-6708649c7826
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/medek/article/download/3274/2764
[ { "left": 19, "top": 436, "width": 584, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 645, "page_height": 892, "text": "Det er mi nasi Per t umbuhan Ekonomi Di Negar a Asean- 6 205 – 220 Apri l i a & Di ni Hari yant i", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 513, "width": 594, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 645, "page_height": 892, "text": "Dampak Kebebasan Ekonomi Ter hadap Per t umbuhan Ekonomi 221 – 240 Agust i na Suparyat i", "type": "Text" }, { "left": 20, "top": 590, "width": 586, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 645, "page_height": 892, "text": "Pengar uh Kebi j akan Makr oekonomi ka Dan Kual i t as Kel embagaan 241 – 260 Ter hadap Forei gn Di rect I nvesment Di Asean 6 Puspa", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 630, "width": 154, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 645, "page_height": 892, "text": "Febri na & Sumi yart i", "type": "Text" }, { "left": 21, "top": 683, "width": 586, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 645, "page_height": 892, "text": "Det er mi nasi I ndeks Har ga Saham Gabungan Di Bur sa Ef ek I ndonesi a 261 – 276 Ezra Si hombi ng & Budi Sant osa", "type": "Text" }, { "left": 27, "top": 92, "width": 249, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 645, "page_height": 892, "text": "Vol ume. 22, No. 3, Desember 2014", "type": "Text" }, { "left": 471, "top": 93, "width": 126, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 645, "page_height": 892, "text": "I SSN : 0853- 3970", "type": "Text" } ]
8e10beba-0686-d95c-d5e7-3befd11d1d68
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janis/article/download/42602/22284
[ { "left": 403, "top": 40, "width": 125, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Administrasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 54, "width": 230, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 11, Nomor 2, September 2022, pp. 107-116 P-ISSN: 2252-3294 E-ISSN: 2548-4923", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 773, "width": 417, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2022, The authors. Available at https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janis Received: 12-11-2021; Revised: 13-09-2022; Accepted: 20-09-2022; Published: 01-10-2022; Available online: 01-10-2022 DOI: https://doi.org/10.14710/jab.v11i2.42602", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 796, "width": 22, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 107", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 114, "width": 426, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Media Sosial Marketing Tiktok Terhadap Minat Beli Online Di Shopee", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 156, "width": 180, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Frida Eka Setianingsih 1 , Fauzan Aziz 2", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 169, "width": 424, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Prodi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia,", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 192, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 442, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: This study aims to determine how social media marketing has an impact on Tiktok users' interest in online purchasing at Shopee. The approach involves descriptive and causal quantitative research with SMART PLS 3.0 analysis. Users of the TikTok and Shopee apps made up the study's population. method Sampling is a non-probability sampling with as many as 400 responses from purposive sampling kinds. The outcomes show that TikTok social media marketing has a good and significant impact on shopee users' interest in online purchasing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 442, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstraksi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh social media marketing terhadap minat pengguna Tiktok melakukan pembelian online di Shopee. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis deskriptif dan kausal dengan analisis SMART PLS 3.0. Pengguna aplikasi TikTok dan Shopee merupakan populasi penelitian. Metode Pengambilan sampel adalah non-probability sampling dengan sebanyak 400 tanggapan dari jenis purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media marketing TikTok berpengaruh baik dan signifikan terhadap minat beli online pengguna shopee", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 266, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Buying Interest; Minat Beli; Sosial Media Marketing", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 206, "height": 326, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melesatnya kemajuan teknologi baik di bidang komunikasi ataupun internet kini telah membawa perubahan dan inovasi terbaru dalam dunia bisnis dimana kita lebih dimudahkan dalam menjangkau dunia luar salah satu yang memudahkan kebutuhan manusia adalah terciptanya social media beserta market place dimana dalam pengoperasian cukup dengan menggunakan mobile kita sudah dapat menentukan apa yang kita mau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh social media marketing terhadap minat pengguna Tiktok melakukan pembelian online di Shopee. Tiktok sendiri adalah suatu platform yang dalam penggunaannya sebagai media penyalur hobi ataupun kreativitas dengan cara mengunggah video hasil buatan mereka ke beranda Tiktok yang sering juga disebut FYP atau for your page. Sebelumnya pada tahun 2018 Tiktok sempat bermasalah karena adanya konten negatif yang berada di platform tersebut (Pertiwi, 2020), hingga akhirnya pemerintah Indonesia melakukan pemblokiran terhadap aplikasi tersebut. Setelah melakukan pembersihan content akhirnya Tiktok dibuka", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 414, "width": 206, "height": 289, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kembali bisa diakses untuk semua kalangan ini karena TikTok ingin memberi individu tempat untuk mengekspresikan ide dan bakat mereka. Pasar dan klien ditargetkan menggunakan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, temuan penelitian TikTok dipraktikkan untuk membuat fitur aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Kemudian, klien yang ditargetkan diekspos ke aplikasi untuk mensalurkan bakatnya melalui kreativitas. Menurut (Kompas, 28 Februari 2019), Sejak rilis awal, aplikasi jejaring sosial berbasis video pendek TikTok telah diunduh 1,5 miliar kali di platform Android dan iOS. Ini juga memiliki basis pengguna yang besar, terutama terdiri dari remaja (Rakhmayanti, 2020). Sementara itu, sepanjang 2019, TikTok telah diunduh 614 juta kali. Dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu, angka itu naik 6%. TikTok saat ini adalah aplikasi non- game ketiga yang paling banyak diunduh di WhatsApp dan Instagram menurut statistik unduhan ini.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 711, "width": 206, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minat konsumen dalam membeli barang atau jasa mungkin timbul dari suatu kebutuhan, keinginan maupun motivasi. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 315, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "108 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 11, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yaitu sosial, budaya, ekonomi, dan keluarga. Dengan melakukan pembelanjaan online ini dapat memudahkan urusan dikarenakan cukup mengoperasikan melalui mobile apa yang kita inginkan bisa kita dapatkan tanpa harus mengeluarkan effort yang lebih. Contohnya kita dapat melakukan pembelanjaan online sambil bersantai dan tidak terpaut akan waktu yang artinya bebas dilakukan dimanapun dan kapanpun. Dalam keputusan minat beli masyarakat Indonesia memiliki budaya yang konsumtif dan mudah dipengaruhi. Masyarakat kita juga sangat senang akan hal- hal yang berbau viral dan disebarkan melalui media sosial. Dengan adanya sifat latah yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia dan ini juga sangat berpengaruh terhadap minat pelanggan untuk membeli (Alhamid, 2020). Oleh karena itu penggunaan dan peran media sosial terutama Tiktok sangatlah tepat karena dapat mempengaruhi pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 206, "height": 403, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Suparyanto dan Rosad, proses pengorganisasian dan pengelolaan inisiatif yang meliputi konseptualisasi, penetapan harga, promosi, dan penyebaran barang, jasa, dan konsep untuk membangun dan memelihara interaksi yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan dikenal sebagai manajemen pemasaran perusahaan (Rosad, 2015). Beberapa contoh aspek pasar adalah spesifikasi produk, segmentasi pasar, analisis dan prakiraan permintaan, analisis pesaing, penentuan harga jual, promosi, negosiasi, dan distribusi. Promosi adalah pengenalan yang dilakukan dalam rangka menumbuhkan usaha komersial, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan pemasar adalah promosi. Promosi penjualan merupakan komponen penting dalam kegiatan pemasaran produk sebagai salah satu komponen bauran promosi. The American Marketing Association (AMA), yang dikutip dalam bukunya Sustina, mendefinisikan promosi penjualan sebagai: “Sales promotion is marketing pressure used in both the media and non-media for a predetermined, limited amount of time in order to encourage trial, spur consumer demand, or elevate product quality”. Definisi di atas menunjukkan bahwa promosi adalah upaya pemasaran media dan non-media untuk mendorong eksperimentasi konsumen,", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 88, "width": 206, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memacu permintaan konsumen, atau meningkatkan kualitas produk. Rambat Lupiyoadi mengklaim bahwa salah satu elemen bauran pemasaran yang sangat penting untuk digunakan bisnis dalam pemasaran produk dan layanan mereka adalah promosi. Kegiatan promosi berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi pelanggan agar menggunakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya serta sebagai sarana komunikasi antara pelaku usaha dan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 246, "width": 206, "height": 517, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bauran pemasaran terdiri dari sejumlah elemen yang dapat dikelola dan diterapkan oleh bisnis untuk memengaruhi perilaku konsumen di pasar sasarannya. Apa pun yang tersedia untuk umum untuk dilihat, disentuh, dibeli, atau dikonsumsi adalah produk. Variasi, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, ukuran, layanan, garansi, dan pengembalian uang adalah semua komponen yang mungkin dari suatu produk. Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk membeli suatu barang atau mengganti komponen suatu produk. Harga sudah termasuk harga sebelumnya, diskon, tunjangan, jadwal pembayaran, persyaratan kredit, dan harga eceran. Banyak tindakan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk membuat barang yang diproduksi/dijual terjangkau dan dapat dijangkau oleh pasar sasaran sedang berlangsung. Saluran, cakupan, bermacam-macam, lokasi, lokasi, inventaris, dan transportasi adalah contoh tempat. Untuk berinteraksi dengan dan menyajikan barang ke pasar sasaran, perusahaan dapat terlibat dalam sejumlah kegiatan promosi. Promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung hanyalah beberapa contoh faktor promosi. 4 elemen bauran pemasaran (marketing mix), bagaimanapun, telah berkembang selama sejarahnya. Bauran pemasaran dikembangkan menjadi manajemen layanan terpadu oleh pakar pemasaran Lovelock dan Wright (2002) dengan memanfaatkan teknik 8P, khususnya: Product elements, location, time, cyberspace, promotion, education, cost and other user expenditures, method, output, and quality, people, and tangible evidence. Semua komponen kinerja layanan yang memberi nilai tambah bagi klien dianggap sebagai aspek", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 49, "width": 190, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Media Sosial Marketing … | 109", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 441, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produk. Keputusan manajemen tentang kapan, di mana, dan bagaimana memberikan layanan yang efektif kepada klien bergantung pada tiga faktor: tempat, dunia maya, dan waktu. Promosi, pendidikan, dan desain insentif adalah semua bentuk komunikasi yang bertujuan untuk membentuk persepsi klien yang ideal tentang bisnis untuk layanan tertentu yang ditawarkannya. Harga dan pengeluaran pengguna lainnya mewakili biaya keuangan, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan pelanggan saat membeli dan menggunakan barang dan jasa yang dijual atau ditawarkan oleh bisnis. Proses adalah cara kerja atau serangkaian langkah yang diperlukan untuk menawarkan barang dan jasa berkualitas tinggi kepada klien. Semua komponen produk yang menambah nilai bagi klien adalah bagian dari kinerja layanan. Ketika memutuskan kapan, di mana, dan bagaimana menawarkan layanan yang baik kepada klien, manajemen mempertimbangkan tempat, dunia maya, dan waktu. Promosi, pendidikan, dan desain insentif adalah semua tindakan komunikasi yang membantu menciptakan persepsi pelanggan yang dituju tentang bisnis untuk layanan tertentu yang ditawarkan bisnis. Pelanggan mengorbankan waktu, uang, dan tenaga untuk membeli dan menggunakan barang dan jasa yang dijual atau diberikan oleh bisnis. Ini disebut sebagai harga dan pengeluaran pengguna lainnya. Untuk menawarkan barang dan jasa berkualitas tinggi kepada klien, teknik operasi atau urutan langkah harus diikuti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 206, "height": 212, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh social media marketing tiktok terhadap minat beli belanja di Shopee. Penelitian ini didasarkan pada masalah penelitian yang telah diuraikan. Temuan penelitian ini diharapkan dapat membawa pengetahuan ke bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan dampak media sosial pada keputusan konsumen. Selain itu, peneliti masa depan yang bekerja di bidang yang sama diharapkan akan menggunakan penelitian ini sebagai sumber informasi. Studi ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya oleh bisnis untuk meningkatkan strategi media sosial tiktok mereka untuk menarik pelanggan dan mempengaruhi perilaku pembelian mereka.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 88, "width": 95, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 108, "width": 59, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Teori", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 126, "width": 209, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-commerce, Menurut Dave Chaffey, E- commerce All electronic communications between an e- commerce organization and external stakeholders through financial and information media. See buyer e-commerce and seller e-commerce (Chaffey, 2019) Pernyataan tersebut mendefinisikan bahwa e-commerce adalah segala sesuatu perdagangan dan transaksi yang dimediasi oleh elektronik dengan adanya e-commerce ini lebih memudahkan para pelaku bisnis terutama UMKM untuk melakukan perdagangan berbasis elektronik dikarenakan banyaknya peminat dan berbagai kemudahan di bidang bisnis ini.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 322, "width": 109, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosial Media Marketing", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 341, "width": 206, "height": 416, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Dave Chaffey, In order to promote active connection with businesses and their brands, social media marketing tracks and facilitates customer interaction and engagement across the network. On company websites, social networks, and other third- party websites, interactions may take place.” (Chaffey, 2019) Menurut definisi, pemasaran media sosial adalah aspek penting dari pemasaran. Pemasaran viral mencakup pemasaran media sosial yang digunakan, khususnya: A marketing message is spread from one person to another via various media, including websites, email, and word-of- mouth. A marketing message is spread from one person to another via various media, including websites, email, and word-of- mouth. Menurut Chris Chaffey Because social media inherently entails \"social media amplification,\" or the sharing of content, social media marketing and viral marketing are closely related.” (Chaffey, 2019) Pernyataan tersebut menyatakan bahwa strategi unik yang memanfaatkan efek jaringan internet dapat secara efisien menjangkau banyak orang dengan cepat dan diberikan kepada banyak individu dengan cara yang sama. Media sosial atau yang disebut jaringan sosial adalah salah satu alat komunikasi terbaru yang memudahkan penggunanya untuk melakukan interaksi jauh secara online serta sebagai media penyalur hobi maupun kreativitas. Penggunaan sosial", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 315, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "110 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 11, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "media banyak digunakan oleh berbagai kalangan tidak heran penggunaan media sosial tanpa disadari telah banyak melakukan perubahan baik di dunia bisnis sekalipun. Munculnya media sosial merubah paradigma masyarakat dalam berkomunikasi, awalnya komunikasi biasa kita lakukan dengan satu arah tetapi semanja adanya media sosial kita dapat berkomunikasi dua arah dan tidak berbatas waktu maupun jarak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 206, "height": 212, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Haurer, 2020) pendiri social media club dan inovasi Terdapat 4 dimensi, yaitu: Konteks: Bagaimana latar membentuk narasi. Bagaimana berkomunikasi dengan audiens untuk mendapatkan perhatian, pengetahuan, bisnis, dll. Komunikasi: ketika berbicara tentang komunikasi, kita mendengarkan, membalas, dan memberikan tanggapan kita sendiri. Proses penyampaian informasi berlangsung, dan materi yang disampaikan dapat memberikan pemahaman dan umpan balik atau feedback dalam kontak antara pengelola media sosial dan pengguna. Kolaborasi: meningkatkan produktivitas. Koneksi: umpan balik didorong di media sosial relasi yang sudah terjalin sebelumnya disambung agar lebih nyaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 30, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tiktok", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 206, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tiktok adalah platform media sosial yang memiliki alat untuk memproduksi konten video. Pengguna Tiktok dapat dengan mudah membuat film pendek yang penuh gaya dan menarik perhatian berkat efek khas aplikasi yang unik dan menarik, termasuk efek video dan penggunaan filter. Aplikasi Tiktok adalah salah satu yang paling banyak digunakan dikarenakan content-content yang dibuat di platform ini banyak sekali yang trend dan cara penggunaannya yang mudah cukup hanya merekam diri atau objek apapun. Mulai dari content challenge, personal, review. Pengguna Tiktok pun tidak dibatasi yang artinya semua kalangan boleh menggunakannya baik pria maupun wanita, muda maupun tua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 121, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik Media Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 206, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu media internet yang mudah digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi dan kreativitas adalah media sosial. Berikut ciri-ciri media sosial. (Nasrullah, 2016): Jaringan: Media sosial dibangun dari struktur sosial yang", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 88, "width": 206, "height": 568, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkembang di internet atau melalui jaringan. Namun, seperti yang digarisbawahi Castells (2002), organisasi atau struktur sosial yang dibuat di internet didasarkan pada jaringan informasi yang terutama mengandalkan teknologi informasi dan mikroelektronika untuk berfungsi. Informasi: menjadi lebih penting karena kemampuan pengguna media sosial untuk menggambarkan identitas mereka, mereplikasi konten, dan terlibat dalam interaksi. Informasi adalah komoditas yang berharga karena dihasilkan, diperdagangkan, dan dikonsumsi. Arsip: berperan sebagai karakter yang menggambarkan bagaimana informasi disimpan dan dapat diakses dari waktu dan tempat mana pun menggunakan perangkat apa pun. Setiap informasi yang diposting tidak akan tiba-tiba hilang pada tengah malam. Ciri utama media sosial adalah terciptanya jaringan antar pengguna, selain memperluas jumlah teman, tetapi jaringan ini harus dibentuk oleh interaksi pengguna. seperti membuat komentar tentang satu sama lain atau menunjukkan persetujuan. Media sosial memiliki karakter, khususnya sebagai media bagi masyarakat (society) di dunia maya. Simulasi sosial Ini dapat dibandingkan dengan sebuah negara karena pengguna media sosial terikat oleh hukum dan moral yang sama. Konten buatan pengguna: Media sosial sepenuhnya milik pengguna dan bergantung pada kontribusi mereka. Media sosial memberikan kesempatan kepada pengguna untuk berpartisipasi, yang membedakannya dari media tradisional di mana audiens hanya diperbolehkan menjadi target penyampaian pesan. Platform media sosial, misalnya, menyediakan alat baru yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan, membubuhi keterangan, menyesuaikan, dan menggunakan kembali aset media. Berbagi: Sifat lain yang menyebabkan materi dikembangkan dan diedarkan serta diproduksi dan dikonsumsi oleh orang.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 664, "width": 94, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi Media Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 683, "width": 206, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini adalah tujuan media sosial seperti yang didefinisikan oleh para ahli Jan H. Kietzman, Kritopher Hermkens, dan Ian P. Mc Carthy (2011): Percakapan, Identitas, Berbagi, Kehadiran, Hubungan, Reputasi, dan Grup. Percakapan: Memberikan lebih banyak", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 49, "width": 190, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Media Sosial Marketing … | 111", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi tentang preferensi pengguna untuk berinteraksi dengan pengguna media sosial lainnya. Identifikasi: Penyebutan identitas kami di profil pengguna jejaring sosial yang menyertakan nama, foto, jenis kelamin, dan informasi kami lainnya. Berbagi adalah tindakan bertukar pikiran, yang diungkapkan melalui teks, foto, atau video, antar pengguna. Kehadiran pengguna menunjukkan apakah pengguna dapat mengakses satu sama lain. Hubungan: Menunjukkan apakah pengguna dapat terhubung dengan atau terkait satu sama lain. Pengguna media sosial dapat membentuk komunitas atau kelompok kecil dengan orang- orang yang memiliki minat dan latar belakang yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 50, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minat Beli", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 206, "height": 289, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Keller, 2015) Consumers develop preferences for specific brands throughout the evaluation phase and may also decide to purchase their preferred brands. Consumers can choose up to five sub- decisions when carrying out their purchase intentions: brand (brand A), distributor (dealer 2), quantity (computer), time (weekend), and payment method (credit card)”. Menurut pernyataan tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli antara lain merek, penjual, jumlah, waktu, dan cara pembayaran. Dimensi dan indikator minat beli sebagaimana dilansir Durianto dalam Riadi (2018): Transactional interest, atau kecenderungan membeli barang. Minat merekomendasikan produk kepada orang lain dikenal sebagai perilaku referensial. Minat preferensial adalah perilaku seseorang yang, jika produk favoritnya berubah, hanya akan bertindak berbeda. Minat eksplorasi adalah aktivitas seseorang yang selalu mencari tahu detail tentang subjek yang diminati", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 206, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan Media Sosial Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 206, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat signifikansinya dalam memengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian, media sosial adalah salah satu faktor terpenting bagi bisnis. Menurut temuan penelitian, jumlah pembelian online berkorelasi dengan pertumbuhan pengguna media sosial dan pencarian perangkat seluler. Media sosial, seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia maya, memungkinkan", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 88, "width": 206, "height": 213, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penggunanya untuk terlibat, berbagi, dan menghasilkan konten dengan mudah. Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube adalah beberapa contoh platform media sosial yang digunakan untuk pemasaran bisnis. Menurut Kotler Dan Keller, Minat Beli adalah “Consumers can choose up to five sub- decisions when carrying out their purchase intentions: brand (brand A), distributor (dealer 2), quantity (computer), time (weekend), and payment method (credit card)” (Keller, 2015). Dari penjelasan yang diberikan di atas, dapat disimpulkan bahwa media sosial dan minat beli konsumen terkait di mana konsumen tertarik untuk dengan mudah memperoleh produk tertentu yang diinginkan melalui media sosial, yang dibantu oleh media Tiktok.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 309, "width": 205, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka penelitian untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 490, "width": 206, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis berikut dapat dikembangkan dari teori dan kerangka sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 521, "width": 206, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H0: Tidak terdapat pengaruh media social marketing Tiktok terhadap minat beli.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 553, "width": 205, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ha: Terdapat pengaruh media Social marketing Tiktok terhadap minat beli.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 585, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 604, "width": 73, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 623, "width": 206, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian deskriptif dan juga kausalitas serta pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Sekaran and Bougie menjelaskan penelitian kausalitas ialah The goal of a causality study is to determine whether one variable has an impact on another. Researchers are interested in determining the causes of Describe one or more variables that contribute to the issue (Bougie, 2017). Penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah yang hasilnya disajikan sebagai data numerik", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 448, "width": 159, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 387, "top": 463, "width": 50, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 315, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "112 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 11, Nomor 2, September 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dapat diolah dan diperiksa menggunakan rumus matematika atau statistik (Bougie, 2017). Populasi mengacu pada seluruh kelompok individu, peristiwa, atau objek yang menarik (Bougie, 2017). Pengguna platform media sosial Tiktok dan Shopee merupakan demografi penelitian. Teknik Non-probability sampling digunakan dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 206, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Non-probability sampling mengacu pada komponen populasi yang tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai subjek sample (Bougie, 2017). Jumlah populasi yang ditetapkan sebanyak 5.567.000 pengguna. Jumlah sample pada penelitian ini adalah sebanyak 400 responden yang ditentukan menggunakan rumus Slovin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 197, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Model Pengukuran (Outer Model)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 206, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 menunjukkan koefisien jalur untuk model persamaan, koefisien determinasi model, dan model pengukuran untuk uji efektivitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 92, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Convergent Validity", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 206, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut merupakan hasil uji validitas konvergen yang meliputi loading factor dan nilai AVE pada masing-masing variabel penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 205, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 1 menunjukkan jika kedua variabel memiliki nilai AVE yang besar dibanding dengan nilai kritis yaitu 0,5. Dapat", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 88, "width": 208, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disimpulkan bahwa semua variable memenuhi syarat convergence validity.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 119, "width": 98, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Discriminant Validity", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 133, "width": 206, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui apakah indikator- indikator dalam konstruk memiliki load factor terbesar pada konstruk yang dihasilkan jika dibandingkan dengan konstruk load factor lainnya, dilakukan uji validitas diskriminatif. Tabel 2 menampilkan hasil diskriminasi validitas.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 228, "width": 164, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Discriminat Validity", "type": "Section header" }, { "left": 327, "top": 251, "width": 192, "height": 234, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buying Interest (Y) Sosial Media Marketing(X) BI1 0,855 0,801 BI2 0,882 0,818 BI3 0,921 0,866 BI4 0,893 0,831 BI5 0,925 0,853 BI6 0,910 0,843 BI7 0,834 0,787 BI8 0,849 0,796 SMM1 0,836 0,884 SMM2 0,835 0,878 SMM3 0,819 0,906 SMM4 0,828 0,911 SMM5 0,847 0,897 SMM6 0,768 0,840 SMM7 0,847 0,880 Sumber: Data yang telah diolah (2021)", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 505, "width": 206, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 2, hasil cross-loading menunjukkan efektivitas yang baik karena korelasi antara konstruk dan indikator lebih besar daripada korelasi antara indikator dan konstruk lainnya. Misalnya, load factor BI1 (indikasi pertanyaan untuk minat beli) 0,855 lebih tinggi daripada load factor dengan konstruksi lain, seperti pemasaran media sosial (0,801).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 625, "width": 206, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table tersebut juga menunjukkan bahwa indikator-indikator social media marketing", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 663, "width": 171, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Convergent Validitas", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 683, "width": 430, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cronbach’s Alpha rho_A Composite Reliability Average Varian Extracted (AVE) Keterangan Media Sosial Marketing (X) 0,954 0,955 0,962 0,784 Valid Minat Beli (Y) 0,960 0,961 0,966 0,781 Valid", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 496, "width": 149, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Hasil PLS Algoritm", "type": "Caption" }, { "left": 337, "top": 49, "width": 190, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Media Sosial Marketing … | 113", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "juga mempunyai load factor yang tinggi dibandingkan load factor construct lain. Oleh karena itu, construct laten indicator pada blok lebih baik dibanding dengan indicator yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 201, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 206, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji reliabilitas konstruk yang dilakukan selain uji validitas struktur dievaluasi dengan menggunakan composite reliability dan cronbach alpha dari blok indeks yang menguji konstruk. Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian SMARTPLS untuk keandalan cronbach alpha dan material komposit.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 485, "width": 166, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 206, "height": 188, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Construct Composite Reliability Cronbach Alpha Minat Beli 0,960 0,966 Sosial Media Marketing 0,954 0,962 Jika konstruk memiliki peringkat keandalan majemuk 0,7 dan alfa Cronbach di atas rata-rata 0,6, itu dikatakan reliabel. Dimungkinkan untuk menyimpulkan dari output SMARTPLS bahwa semua konstruksi memiliki nilai keandalan komposit di atas 0,7 dan nilai alfa Cronbach di atas 0,6, menunjukkan nilai keandalan tinggi keseluruhan konstruk.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 191, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Model Struktural (Inner Model)", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 88, "width": 184, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model struktur penilaian model", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 101, "width": 205, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMARTPLS Koefisien jalur variabel", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 113, "width": 206, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "independen dan variabel R2 saling bergantung, dan nilai statistik T untuk setiap jalur digunakan untuk menentukan apakah", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 366, "width": 206, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "variabel R2 signifikan. Pada Gambar 3, model struktural ditampilkan.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 397, "width": 206, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Nilai t statistik antara variabel independen dan variabel dependen pada tabel koefisien jalur pada output SMARTPLS menunjukkan relevansi model prediksi dalam pengujian model struktur.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 467, "width": 206, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terlihat dari tabel 4, social media marketing (studi pada pengguna tiktok) berpengaruh signifikan pada minat beli dikarenakan p value (0.000) < 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 524, "width": 68, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 543, "width": 206, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Social Media Marketing (studi pada pengguna Tiktok) terhadap minat beli berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat disipulkan bahwa social media marketing tiktok memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli karena memiliki p-value (0,000) < 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa social media marketing yaitu Tiktok berhasil menjadi aplikasi yang dapat digunakan sebagai media marketing, suatu perusahaan.Dengan indikator variabel skor paling tinggi dimiliki oleh item nomor 1 yang menyatakan “Video yang disajikan oleh tiktok sangat menarik perhatian terutama pada racun tiktok” dengan perolehan skor sebesar 1812 dan persentase sebesar 90,6%, terendah adalah item nomor 7 yang menyatakan", "type": "List item" }, { "left": 243, "top": 331, "width": 140, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. PLS Bootstraping", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 315, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "114 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 11, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 206, "height": 241, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Keamanan yang diberikan oleh tiktok membuat saya merasa aman atas privasi yang saya buat” dengan total skor sebesar 1757 dan persentase sebesar 87%. Variabel minat beli skor paling tinggi dimiliki oleh item nomor 8 yang menyatakan “Setelah melihat racun tiktok saya mencari tahu dulu informasi dari produk tersebut” dengan perolehan skor sebesar 1826 dan persentase sebesar 91,3%, sedangkan item dengan skor terendah adalah item nomor 4 yang menyatakan “Setelah melihat content shopee haul saya selalu berminat untuk memprefensikan produk serta meracuni orang lain untuk melakukan checkout di shopee.” dengan total skor sebesar 1768 dan persentase sebesar 88,4%. social media marketing (studi pada pengguna tiktok) berpengaruh signifikan terhadap minat beli karena memiliki p-value (0,000) < 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 206, "height": 150, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko & James (2016) yang menyebutkan bahwa social media marketing berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa di wilayah Indonesia, khususnya bagi kaum muda seperti mahasiswa, pengguna aplikasi Tiktok dan Shopee sangat terpengaruh dengan content yang dibuat oleh para content creator yang bersifat viral, seperti content tentang shopee haul 11.11 dan 12.12", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 44, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implikasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 206, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 206, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan content untuk meriview produk dalam bentuk video dapat berpengaruh terhadap minat konsumen dalam membeli sebuah produk. Untuk video yang menarik dapat menarik perhatian konsumen ribuan hingga jutaan views. Terdapat perbedaan antara promosi secara langsung dan promosi secara review produk berupa content video.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 205, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Informasi pada produk juga memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap minat", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 88, "width": 206, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "beli konsumen. Konsumen yang memiliki informasi produk yang baik pasti tidak akan salah dalam memilih produknya sehingga diharapkan untuk para content creator dalam membuat review produk sebaiknya memberikan informasi yang banyak dan seluas luasnya agar dapat mempengaruhi minat beli konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 195, "width": 206, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada bagian privasi dan keamanan masih banyak konsumen merasa khawatir akan hal ini diharapkan para pelaku bisnis di e- commerce dan app social media untuk bisa meningkatkan lagi keamanan dan privasi terkait konsumen agar konsumen merasa nyaman saat berbelanja maupun menggunakan applikasi.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 303, "width": 206, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walaupun banyak content yang menarik tetapi tidak semua konsumen langsung ingin", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 402, "width": 206, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melakukan checkout barang di e commerce ini mungkin dikarenakan tidak adanya minat belanja pada diri konsumen atau tidak merasa menarik untuk melakukan pembelanjaan. Diharapkan untuk content creator lebih keatif dalam membuat video dan juga untuk pihak e commerce atau pelaku bisnis bisa memberikan discount untuk lebih menarik minat konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 523, "width": 206, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini digunakan untuk sebagai masukan bagi para pelaku bisnis baik dalam pihak e commerce dan applikasi sosial media serta para content creator untuk membenahi", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 573, "width": 206, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kekurangan dengan memperhatikan lagi metode metode yang dapat menarik perhatian konsumen dalam membeli produk.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 631, "width": 121, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 650, "width": 55, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 668, "width": 206, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan sample 400 responden yang merupakan pengguna aplikasi Tiktok dan juga Shopee hasil penelitian menunjukkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 725, "width": 206, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social media marketing Tiktok berdasarkan hasil pengolahan data dari 400 responden. Tiktok dimata responden secara", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 332, "width": 146, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Tabel Path Coefficient", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 353, "width": 421, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Original Sample Estimate Mean of subsamples Standard deviation T-Statistic P Values SMM🡪MB 0,933 0,933 0,010 89.039 0,000", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 49, "width": 190, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Media Sosial Marketing … | 115", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 339, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keseluruhan berada dikategori sangat baik. Dengan indikator variabel presentase paling tinggi dimiliki oleh item nomor 1 yang menyatakan “Video yang disajikan oleh Tiktok sangat menarik perhatian terutama pada racun tiktok” dengan perolehan persentase sebesar 90,6%, terendah adalah item nomor 7 yang menyatakan “Keamanan yang diberikan oleh Tiktok membuat saya merasa aman atas privasi yang saya buat.” dengan persentase sebesar 87%.Minat Beli belanja online, data comes from 400 respondents, minat beli di mata respondents, secara keseluruhan berada di kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen telah mempunyai minat dan tertarik melakukan pembelanjaan di apps shopee dan juga pengguna apps Shopee masih loyal karena belum akan beralih ke toko online lain.social media marketing (studi pada pengguna tiktok) berpengaruh signifikan terhadap minat beli hal ini menunjukkan bahwa konsumen telah mempunyai minat dan tertarik melakukan pembelanjaan di apps shopee dan juga pengguna apps Shopee masih loyal karena belum akan beralih ke toko online lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 206, "height": 327, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk ditingkatkan pada Shopee, yaitu: Shopee lebih memperhatikan lagi content yang sedang viral di media sosial sebagai bahan promosi.Shopee harus lebih memperhatikan juga tingkat keamanan privasi pada media sosial untuk menjaga data keamanan perusahaan. Dengan cara melakukan kerjasama antar perusahaan untuk menciptakan alat keamanan. Minat beli pada konsumen shopee lebih diperhatikan lagi meskipun sudah cukup baik agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan melakukan promosi seperti gratis ongkir. Bersumber pada riset yang dicoba, terdapat sebagian yang bisa dipertimbangkan buat riset berikutnya, ialah: Peneliti hanya meneliti tentang variabel social media marketing dan minat beli. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk:Meneliti perusahaan sejenis seperti Tokopedia dan Lazada atau e- commerce lainnya sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai perbandingan melakukan penelitian variabel lainnya yang berdasarkan hasil penelitian memiliki pengaruh cukup", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 88, "width": 206, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "besar terhadap minat beli menggunakan variabel lain selain social media marketing dan minat beli yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen sehingga hasil penelitian dapat menambah wawasan di bidang pemasaran. Seperti: Variabel Kualitas Produk, Harga, Brand Image,dan Promosi. Melakukan penelitian dengan menggunakan indikator dari sumber yang berbeda dan terbaru.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 208, "width": 89, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 228, "width": 205, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alhamid, B. (2020, November 10). Kompas.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 240, "width": 106, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 240, "width": 206, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompas: ://www.kompasiana.com/balqisalhamid/ 5eb3fb0ad541df6064835c3/shopee-haul- ala-tiktok-racun Bougie, U. S. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan Keahlian Ed 6,Salemba", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 329, "width": 37, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Empat.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 339, "width": 206, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Castells, M. 2002. “The Internet and the network society”. Dalam B. Wellman & C. Haythornwaite (Eds). The Internet in everyday life. Malden, MA: Blackwell Publishing, Ltd.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 405, "width": 206, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chaffey, D. (2019). Digital Marketing Strategy,Implementation,And Practice.", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 431, "width": 40, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pearson.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 443, "width": 205, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Giri Maulana Arief, H. M. (2015). Pengarus Sosial Media Marketing Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe. journal e14 proceeding of management, 2581-2587.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 507, "width": 206, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handoko,James. (2016). Pengaruh Media Sosial Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen Sketch.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 545, "width": 206, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haurer, R. (2020). social club and innovation. Pengaruh Iklan Media Televisi Dan Media Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Pada Shopee, 2308.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 595, "width": 205, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jan H.Kietzman, K. H. (2011). Fungsi Media Sosial.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 621, "width": 206, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keller, K. D. (2015). Marketing Management. Boston: Pearson.", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 646, "width": 206, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasrullah, R. (2016). Media Sosial: Perspektif", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 659, "width": 185, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi, Budaya , dan", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 671, "width": 206, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Pertiwi, W. (2020, february 25). Kompas. Retrieved from Kompas: tekno.kompas.com/read/2020/02/25/111 80077/di-balik-fenomena-ramainya- tiktok-di-indonesia", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 315, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "116 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 11, Nomor 2, September 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 443, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rakhmayanti, I. (2020, february 11). sindonews. Retrieved from sindonews: tekno.sindonews.com/beritaamp/152369 2/207/pengguna-tiktok-di-indonesia- didominasi-generasi-z-dan-y Rosad, S. D. (2015). Management Pemasaran. Yogyakarta: In Media.", "type": "Table" } ]
e8ee1e97-0f5e-801b-3cb0-f5f79c2628fd
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/20678/2887
[ { "left": 47, "top": 24, "width": 346, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 551, "top": 23, "width": 22, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-60", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 229, "width": 254, "height": 264, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak —Kebutuhan Zea mays setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut akan sulit dipenuhi mengingat semakin berkurangnya lahan pertanian akibat konversi lahan pertanian menjadi area perumahan. Saat ini, hal tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan lahan salin. Salah satu masalah dalam penggunaan lahan salin adalah adanya kandungan salinitas yang tinggi yang berdampak buruk bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Sehingga, perlu dilakukan uji ketahanan Z. mays varietas lokal Indonesia terhadap cekaman salinitas secara in vitro. Pada penelitian ini, menggunakan varietas Manding. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon dan tingkat ketahanan kalus Z. mays varietas Manding terhadap cekaman salinitas (NaCl). Kalus diinduksi pada medium MS0 + 2,4-D 3 ppm selama 28 hari. Setelah itu, kalus diberi perlakuan dengan menambahkan NaCl (0, 2500, 5000, 7500 ppm) pada medium MS0 + 2,4-D 3 ppm dan diinkubasi selama 28 hari. Selanjutnya, dilakukan pengamatan morfologi kalus, perhitungan persentase kalus hidup serta pertambahan berat kalus yang mampu bertahan. Hasil yang diperoleh yakni terjadi perubahan morfologi terhadap warna kalus, semakin tinggi konsentrasi NaCl menunjukkan terjadinya browning. Persentase kalus hidup menunjukkan bahwa kalus varietas Manding mampu bertahan di setiap tingkat konsentrasi. Dan pada pertambahan berat kalus menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat kalus seiring dengan meningkatnya konsentrasi NaCl pada medium.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 505, "width": 192, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci — In vitro, Kalus, Salinitas, Zea mays.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 535, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 551, "width": 255, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ENULISAN jagung (Zea mays) termasuk dalam jenis tanaman semusim, tergolong dalam famili graminaceae dan berbiji tunggal (monokotil) [1]. Yang merupakan salah satu bahan pangan pokok potensial dan komoditas penting dalam agribisnis [2]. Hasil panen tanaman jagung penting dalam upaya peningkatan ekonomi agrikultur dunia [3]. Rujukan [4], menjelaskan bahwa dalam 20 tahun kedepan, penggunaan Z. mays diperkirakan terus meningkat dan bahkan setelah tahun 2020 lebih dari 60% dari total kebutuhan nasional. Adanya konversi lahan pertanian menjadi area perumahan menyebabkan kebutuhan tersebut akan sulit untuk dipenuhi. Hal tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan lahan salin.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 710, "width": 254, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lahan salin di dunia meliputi “salt marshes” di zona temperate, dan daerah pasang surut (mangrove swamps) di", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 230, "width": 254, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "daerah subtropik dan tropik. Diperkirakan antara 400-900 juta ha lahan di dunia mempunyai problema salinitas. Di Indonesia sendiri mempunyai lahan salin sepanjang 99.093 km [5], sehingga memiliki potensi besar untuk menambah luasan area pertanian. Namun, keterbatasan dalam memanfaatkan lahan salin adalah kandungan salinitas yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 304, "width": 255, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salinitas merupakan salah satu faktor pembatas utama yang mampu menyebabkan menurunnya pertumbuhan dan produktivitas suatu jenis tanaman [6]. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pengaruh cekaman salinitas terhadap tiga varietas tanaman Z. mays yakni Arjuna, Bisma, dan Sukmaraga menunjukkan pengaruh terhadap menurunnya tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering, panjang akar, dan kandungan klorofil [7]. Hal ini terjadi karena cekaman salinitas dapat menyebabkan berbagai efek pada fisiologi tanaman seperti laju respirasi meningkat, toksisitas ion, perubahan pertumbuhan tanaman, distribusi mineral, mengganggu permeabilitas membran, dan penurunan tingkat fotosintetik [8].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 465, "width": 255, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan uji ketahanan jagung lokal Indonesia terhadap salinitas secara in vitro. Varietas jagung yang digunakan pada penelitian ini adalah Manding. Yang merupakan salah satu varietas unggul lokal yang menjadi tanaman favorit bagi masyarakat Sumenep [9]. Penelitian ini dilakukan melalui seleksi in vitro. Rujukan [10], menjelaskan bahwa Seleksi in vitro merupakan salah satu cara untuk melakukan seleksi varietas atau galur jagung yang tahan salinitas dengan media selektif yang sesuai. Karena melalui seleksi in vitro akan mampu memperoleh varietas yang mempunyai sifat unggul toleran terhadap kondisi salinitas tanpa adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi [11]. Dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tingkat ketahanan kalus Z. mays varietas Manding terhadap cekaman salinitas (NaCl).", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 669, "width": 119, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. URAIAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 690, "width": 134, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Waktu dan Lokasi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 705, "width": 244, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 468, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Respon Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Verietas Manding terhadap Cekaman Salinitas (NaCl) secara In Vitro", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 140, "width": 472, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nur Fadlilatus Sholihah, dan Triono Bagus Saputro Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 179, "width": 234, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 550, "width": 23, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 346, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 551, "top": 23, "width": 22, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-61", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 157, "width": 196, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Struktur benih Z. mays dan bagiannya [12]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 407, "width": 254, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Morfologi kalus Manding pada konsentrasi salinitas yang berbeda A) 0 ppm, B) 2500 ppm, C) 5000 ppm, D) 7500 ppm", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 641, "width": 254, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Grafik pengaruh interaksi antara kalus Z. mays varietas Manding dengan variasi konsentrasi NaCl terhadap pertambahan berat kalus.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 687, "width": 254, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Biologi ITS pada bulan November 2014 sampai dengan Juli 2015.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 717, "width": 176, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Sterilisasi Tempat Kerja dan Peralatan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 732, "width": 244, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sterilisasi tempat inokulasi berupa LAF, dilakukan dengan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 257, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyalakan UV lamp pada LAF selama 2 jam. Kemudian dinyalakan blower LAF selama 30–60 menit dan disemprot bagian meja kerja LAF dengan alkohol 70%. Setelah itu dibersihkan menggunakan tissue steril. Sedangkan, untuk peralatan seperti glassware (botol kultur, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur dan cawan Petri), dissecting kit (pinset, spatula, guntin dan skapel), karet, tissue dan plastik disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 1210C tekanan 1,5 atm selama 15 menit.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 170, "width": 94, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Sterilisasi Eksplan", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 185, "width": 254, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Eksplan yang digunakan adalah benih Zea mays varietas Manding. Untuk sterilisasi eksplan, benih dicuci pada air mengalir selama 15 menit. Direndam pada larutan sabun dan diaduk selama 30 menit. Selanjutnya, eksplan direndam dalam larutan antifungal 2gr/L selama 30 menit, larutan NaOCl 5,25% selama 5 menit, alkohol 70% selama 10 menit. Dan dibilas aquades steril sebanyak 3 kali.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 278, "width": 75, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Induksi Kalus", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 292, "width": 257, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses induksi kalus menggunakan medium MS0 yang ditambahkan ZPT (zat pengatur tumbuh) yakni 2,4-D dengan konsentrasi 3 ppm. Pertama, eksplan benih yang telah disterilisasi permukaannya, dibelah menjadi dua, sehingga pada setiap bagiannya terdapat bagian embrionya. Kemudian, diambil eksplan yang sudah dibelah dan diinokulasi ke dalam botol kultur yang telah berisi medium. Setelah eksplan diinokulasi, dilakukan proses inkubasi dalam ruang kultur pada kondisi gelap selama 28 hari dengan suhu 250C ± 20C [3] dan setiap dua minggu sekali dilakukan subkultur ke medium baru.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 422, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Seleksi In Vitro", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 437, "width": 254, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalus yang terbentuk disubkultur ke medium seleksi yakni MS0 + 2,4-D 3 ppm + NaCl (0, 2500, 5000, 7500 ppm) dan diinkubasi selama 28 hari dalam ruang kultur dengan kondisi terang.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 492, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Pengamatan Parameter", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 507, "width": 116, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Persentase Kalus Hidup", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 519, "width": 239, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengamatan presentase kalus hidup, dengan rumus [13] : 2) Morfologi Kalus", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 543, "width": 254, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter yang diamati dalam morfolgi kalus terdiri dari warna dan tekstur kalus. Warna kalus pada umumnya adalah warna putih, kuning, ungu, hijau, hingga cokelat kehitaman [14]. Sedangkan, untuk tekstur kalus dapat dibedakan atas kalus yang bertekstur kompak (non friable), remah (friable), dan kalus intermediet (perpaduan kalus kompak dan kalus remah) [15].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 629, "width": 124, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Pertambahan Berat Kalus", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 641, "width": 254, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertambahan berat kalus diukur dengan cara menimbang berat segar kalus sebelum seleksi (Initial growth) dan sesudah seleksi kalus (Final growth) untuk mendapatkan data", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 346, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 551, "top": 23, "width": 22, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-62", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 52, "width": 28, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.", "type": "Section header" }, { "left": 205, "top": 62, "width": 204, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Morfologi kalus Manding sebelum dan sesudah dicekam NaCl", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 314, "width": 251, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Pengaruh variasi konsentrasi cekaman NaCl terhadap pertambahan berat kalus Manding Source of variation Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 0,221 3 0,074 3,956 0,053 Within Groups 0,149 8 0,019 Total 0,370 11 Tabel 3. Pengaruh variasi konsentrasi cekaman NaCl terhadap persentase kalus hidup Varietas Konsentrasi NaCl (ppm) 0 2500 5000 7500 Manding 100% 100% 100% 100%", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 502, "width": 102, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pertambahan berat kalus.", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 521, "width": 184, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G. Rancangan Penelitian dan Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 535, "width": 254, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilakukan pengulangan 3 kali. Pengamatan dilakukan selama 28 hari untuk induksi kalus dan 28 hari untuk seleksi in vitro. Data hasil pengamatan parameter pertambahan berat kalus dianalisis dengan analisis statistik yaitu uji Anova (Analysis of Variance) satu faktor pada taraf kepercayaan 95%. Jika hasil uji Anova menunjukkan “p value” ≤ 0,05, maka akan dilanjutkan ke uji Duncan pada taraf 5%, dengan menggunakan program SPSS Statistical Software. Data hasil pengamatan morfologi kalus dan persentase kalus hidup akan dianalisis secara deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 332, "width": 145, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 354, "width": 254, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Pengaruh Beberapa Konsentrasi Cekaman NaCl terhadap Morfologi Kalus", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 380, "width": 255, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalus yang diperoleh pada tahap induksi kalus, selanjutnya disubkultur pada medium seleksi yang mengandung NaCl dengan konsentrasi 0, 2500, 5000, dan 7500 ppm. Tahap ini dilakukan selama 28 hari atau 4 minggu, yang mana perubahan morfologi kalus diamati setiap 7 hari sekali. Kondisi morfologi kalus ditunjukkan pada gambar 2. Tahap induksi kalus pada penelitian ini, menggunakan ZPT 2,4-D 3 ppm. Karena penambahan 2,4-D dalam media kultur akan merangsang pembelahan dan pembesaran sel pada eksplan sehingga dapat memacu pembentukan dan pertumbuhan kalus [15]. Pada penelitian [16] juga telah berhasil menginduksi kalus jagung menggunakan ZPT 2,4-D 4 ppm.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 529, "width": 255, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa adanya perubahan warna dan tekstur kalus yang telah dicekam pada medium yang ditambahkan NaCl (tabel 1), terutama pada konsentrasi NaCl 7500 ppm. Kalus pada medium tanpa NaCl memiliki warna putih hingga kuning muda, dengan tekstur remah dan kompak. Sedangkan, morfologi kalus pada medium yang ditambahkan NaCl memiliki warna kalus kuning-kecokelatan hingga cokelat muda, dengan tekstur remah, intermediet dan kompak. Pada konsentrasi NaCl tertinggi, kalus mengalami perubahan warna menjadi kecokelatan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 665, "width": 255, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perbedaan morfologi tersebut, merupakan suatu bentuk respon terhadap adanya cekaman NaCl, hal yang sama terjadi pada penelitian [17], dimana kalus yang dicekam NaCl memiliki warna cokelat dan tekstur kompak. Karena ketika terpapar cekaman NaCl dalam jangka waktu tertentu, fungsi fisiologis sel akan cenderung mengalami penurunan secara", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 85, "width": 393, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsentrasi Ulangan Parameter Warna kalus Tekstur kalus Awal Akhir Awal Akhir 0 ppm 1 Putih Putih Remah Remah 2 Putih Putih Remah Remah 3 Putih-kekuningan Kuning muda Remah Kompak 2500 ppm 1 Kuning muda Kuning Kompak Kompak 2 Putih-kekuningan Kuning-kecokelatan Remah remah 3 Kuning Kuning Remah Kompak 5000 ppm 1 Putih Kuning muda Remah Remah 2 Putih-kekuningan Kuning-kecokelatan Intermediet Remah 3 Putih-kekuningan Cokelat muda Remah Remah 7500 ppm 1 Putih Cokelat muda Remah Intermediet 2 Kuning Kuning-kecokelatan Remah Intermediet 3 Kuning Kuning-kecokelatan Remah Remah", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 346, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 551, "top": 23, "width": 22, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-63", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 254, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berkala dan selanjutnya sel-sel tersebut akan mengalami kematian (nekrosis) jika tidak mampu beradaptasi terhadap kondisi cekaman NaCl [18].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 90, "width": 254, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalus dari hasil cekaman NaCl ini terdapat yang bertekstur remah lengket. Menurut [19], hal ini disebabkan adanya akumulasi ion Na+ dan Cl- yang berlebihan di dalam sel dan", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 346, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 551, "top": 23, "width": 22, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-64", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 255, "height": 133, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ketidakmampuan sel dalam mengatur konsentrasi ion di dalam sitoplasma sehingga terjadi plasmolisis sel yaitu keluarnya air dari sel menuju media tanam. Selain itu, cekaman salinitas dapat berpengaruh pada penurunan kandungan klorofil karena meningkatnya aktivitas enzim klorofilase yang disebabkan oleh berkurangnya penyerapan ion Mg dan Fe yang terlibat dalam pembentukan kloroplas [20]. Ion Mg2+ juga berperan sebagai enzim kofaktor dan berperan penting dalam proses eksport hasil fotosintesis, serta dapat mencegah degradasi klorofil dengan meningkatkan aktivitas oksigenase dari enzim RuBP carboxylase [21].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 189, "width": 257, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perubahan warna kalus menjadi cokelat juga dapat terjadi akibat adanya senyawa fenol dimana fenol bersifat racun/toksik bagi sel. pencokelatan jaringan terjadi karena aktivitas enzim oksidase yang mengandung tembaga seperti polifenol oksidase dan tirosinase. Adanya cekaman salinitas akan mengganggu jalur metabolit sekunder suatu tanaman dan meningkatkan senyawa fenol yang berperan penting dalam mekanisme adaptasi terhadap cekaman salinitas [22]. Menurut [23] fenol yang teroksidasi akan membentuk quinon, yang merupakan senyawa yang menyebabkan warna cokelat pada kultur kalus. Intensitas warna cokelat berkorelasi positif dengan hiperaktivitas enzim oksidatif. Peningkatan enzim tersebut terkait dengan reaksi pertahanan jaringan dari stres oksidatif.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 368, "width": 254, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Pengaruh Konsentrasi Cekaman NaCl terhadap", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 380, "width": 100, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persentase Kalus Hidup", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 395, "width": 254, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil persentase kalus hidup yang telah dicekam selama 28 hari pada beberapa variasi konsentrasi NaCl ditunjukkan pada tabel 3. Pada penelitian ini, seluruh eksplan kalus mampu merespon setiap perlakuan. Hal ini ditunjukkan melalui persentase kalus hidup sebesar 100% pada setiap perlakuan. Kalus mampu bertahan pada medium dengan konsentrasi 0, 2500, 5000, dan 7500 ppm hingga 28 hari perlakuan melalui mekanisme pertahanan dan toleransi dengan respon yang berbeda pada masing-masing kalus. Meskipun demikian, cekaman salinitas masih memungkinkan dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan kematian jaringan kalus ketika dipapar lebih dari satu bulan", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 543, "width": 255, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Respon yang berbeda tersebut, seperti pengurangan pertumbuhan kalus, pengurangan masa kalus dan perubahan terhadap morfologi kalus, sehingga kalus dapat tetap dapat bertahan pada medium yang ditambahkan NaCl. Rujukan [24], menyatakan bahwa adanya cekaman salinitas dengan konsentrasi tertentu dapat menyebabkan penyerapan hara dan pengambilan air terhalang, sehingga menyebabkan pertumbuhan lambat. Mekanisme adaptasi yang dilakukan oleh tanaman saat tercekam NaCl adalah dengan mengakumulasi ion-ion organik atau larutan dengan berat molekul yang rendah, senyawa yang mudah terlarut, umumnya tidak bersifat toksik pada konsentrasi yang tinggi. Senyawa-senyawa tersebut antara lain, betain, asam amino bebas, karbohidrat terlarut dan prolin [20]. Senyawa-senyawa tersebut, akan memberikan perlindungan pada tanaman dari dampak cekaman melalui mekanisme yang berbeda. Yakni, keseimbangan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 255, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "osmotik seluler, detoksifikasi reactive oxygen species, menjaga integritas membran dan menstabilkan enzim atau protein [21].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 90, "width": 257, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tanaman yang tercekam salinitas menunjukkan adanya akumulasi dari prolin. Dimana prolin merupakan molekul signaling/regulatory, yang dapat mengaktifkan respon pada proses adaptasi cekaman salinitas, juga sebagai osmoregulator [30]. Karbohidrat terlarut juga akan terakumulasi ketika adanya penurunan tingkat asimilasi CO2 pada kondisi tercekam. Yang mana, memiliki peran untuk menyeimbangkan regulasi osmotik, juga bertindak sebagai sinyal metabolik pada kondisi tercekam NaCl [31]. Selain itu, sel akan memproduksi antioksidan dan beberapa enzim seperti, super oxide dismutase (SOD), APX (ascorbate peroxidase) dan catalase yang bertindak untuk memulihkan kondisi kalus akibat dampak cekaman osmotik [32].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 251, "width": 254, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa mekanisme toleransi di atas, dapat membantu tanaman untuk bertahan hidup pada kondisi tercekam NaCl. Seperti yang telah dilaporkan oleh [19], bahwa kriteria kalus yang tahan cekaman NaCl adalah kalus yang mampu hidup pada media salin, kalus berwarna putih hingga kuning kecokelatan, memiliki struktur remah, dan mampu tumbuh melakukan pembesaran dan pembelahan sel sehingga mempengaruhi volume kalus dan persentase proliferasi kalus.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 356, "width": 255, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Pengaruh Konsentrasi Cekaman NaCl terhadap Pertambahan Berat Kalus", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 382, "width": 254, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertambahan berat kalus dihitung dari selisih antara berat kalus sebelum dicekam dengan berat kalus setelah dicekam selama 28 hari. Dilakukan analisis pengaruh variasi konsentrasi cekaman NaCl terhadap perubahan berta kalus mansing menggunakan uji ANOVA dengan nilai perbedaan signifikannya < 0,05. Berdasarkan hasil uji ANOVA, variasi konsentrasi NaCl tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan berat kalus manding, yaitu ditunjukkan dengan nilai significantly different sebesar 0,053 seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 506, "width": 255, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil uji yang tidak berpengaruh secara signifikan tersebut, disebabkan karena meningkatnya konsentrasi NaCl tidak diikuti dengan penurunan pertambahkan berat kalus secara signifikan, tidak berbeda nyata pada tiap variasi konsentrasi NaCl. Hal ini diduga, karena tingkat toleransi terhadap cekaman NaCl bergantung pada genotip pada masing-masing kalus. Sehingga, kalus yang berbeda pada media dengan konsentrasi yang sama, akan memiliki respon yang berbeda [24]. Meskipun demikian, tetap adanya penurunan pertambahan berat kalus yang telah dicekam NaCl dibandingkan dengan kalus tanpa NaCl, seperti pada gambar 3. Pada penelitian [16] yang telah dilakukan sebelumnya, juga menunjukkan bahwa cekaman salinitas mampu menurunkan berat kalus jagung varietas Manding hingga 83% dibanding dengan kontrol, karena adanya cekaman salinitas menyebabkan pertumbuhan kalus yang tidak optimal.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 704, "width": 254, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalus yang tidak diberikan cekaman NaCl memiliki pertambahan berat kalus yang lebih besar dibandingan dengan kalus yang diberikan cekaman. Hal ini dapat terjadi karena", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 346, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 551, "top": 23, "width": 22, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-65", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 257, "height": 207, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kalus mengalami cekaman salinitas seperti, terjadi ketidakseimbangan penyerapan air dan hara, penghambatan metabolisme akibat gangguan ketidakseimbangan ion dan efek osmotik, sehingga kalus membutuhkan energi lebih untuk melakukan metabolisme dan berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhannya [25]. Penurunan pertumbuhan kalus merupakan fenomena umum terjadi ketika tanaman dicekam salinitas, akan menghabiskan lebih banyak energi metabolismenya daripada pada kondisi tanpa cekaman salinitas untuk bertahan pada kondisi cekaman [26], sehingga energi yang dihasilkan labih banyak digunakan untuk mengatur penyesuaian osmotik dan berdampak pada penurunan massa sel [27]. Selain itu, cekaman NaCl dapat mengakibatkan hilangnya turgor sel akibat berkurangnya potensial air di dalam sel. Berlebihnya kandungan Na+ dan Cl- dalam ekstraseluler menghambat asimilasi Nitrogen yakni penyerapan nitrat (NO3) dimana sangat penting untuk pertumbuhan tanaman [28].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 263, "width": 255, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cekaman salinitas juga dapat menurunkan tingkat K+ dan Ca2+, dimana ion Na+ mengalami peningkatan. Telah dilaporkan sebelumnya, bahwa ion K+ dan Ca2+ berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan osmotik, juga dalam pembukaan dan penutupan stomata [29]. Menurut [24], tingginya kandungan ion Na+ dalam sel menghambat pengambilan K+ yang menyebabkan peningkatan rasio ion Na+/ K+, sehingga keseimbangan ion pada sel akan terganggu dan selanjntnya akan berdampak pada terganggunya hingga kerusakan struktur dan fungsi integritas membran.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 405, "width": 148, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. KESIMPULAN/RINGKASAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 420, "width": 254, "height": 133, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kalus Zea mays varietas Manding tahan pada konsentrasi NaCl yang tinggi. Hal ini ditunjukkan pada persentase kalus hidup sebesar 100% pada semua tingkat konsentrasi NaCl, dimana semua kalus mampu bertahan pada semua tingkat konsentrasi salinitas. Meskipun, pada konsentrasi NaCl tertinggi terjadi perubahan morfologi warna kalus menjadi cokelat dan penurunan berat kalus seiring dengan meningkatnya konsentrasi NaCl. Hal tersebut merupakan bentuk respon kalus terhadap adanya cekaman salinitas (NaCl).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 574, "width": 116, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 590, "width": 254, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis N.F.S. mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2012-2016. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang memberikan dana pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 682, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 696, "width": 254, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] R. Neni Iriany, M. Yasin H. G., dan Andi Takdir M. “Asal, sejarah, evolusi dan taksonomi tanaman jagung”. Maros : Balai Penelitian Tanaman Serelia (2008).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 51, "width": 254, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] M. Askari Kuruseng dan Muhammad Farid. “Analisis heritabilitas tanaman jagung tahan salinitas dan kekeringan hasil induksi mutasi dengan sinar gamma”. Jurnal Agrisistem. Vol. 5 : No. 1, (2009) Halaman 30-39.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 89, "width": 254, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Rajurkar Ashish Balkrishna and Shende S. S. “In vitro screening and molecular genetic markers associated with salt tolerance in maize”. African Journal of Biotechnology. Vol. 12(27), (2013) Pp. 4251-4255.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 117, "width": 254, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Departemen Pertanian. “Prospek dan arah pengembangan agribisnis jagung”. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian (2005).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 146, "width": 254, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Didy Sopandie. “Adaptasi tanaman terhadap cekaman hara mineral”. Bogor : IPB (1998).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 165, "width": 254, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] T. J. Flowers. “Improving crop salt tolerance”. J. Exp. Bot. Vol. 396 (55) (2004) 307-319.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 184, "width": 254, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Rujito Agus Suwignyo, Renih Hayati dan Mardiyanto. “Pengaruh perlakuan salinitas awal rendah terhadap pertumbuhan dan toleransi salinitas tanaman jagung”. Sumatera Selatan : Universitas Sriwijaya (2009).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 223, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] M. Ashraf and M. R. Foolad. “Improving plant abiotic-stress resistance by exogenous application of osmoprotectants glycine betaine and proline”. Environ. Exp. Bot. 59: (2007) 206–216.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 252, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Z. Arifin, Istiqomah N., dan Fatmawati. Pengembangan jagung varietas lokal Sumenep. Prosiding Pekan Serealia Nasional. Jawa Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur (2010).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 278, "width": 254, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Kaswan Badami dan Achmad Amzeri. “Identifikasi varian somaklonal toleran kekeringan pada populasi jagung hasil seleksi in vitro dengan PEG”. Agrovigo. vol. 4 no.1 (2011).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 308, "width": 256, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] H. G. Rosas, Garcia S. S., Reyes G. R., Ontiveros J. L. R., and Villasenor A. C. R. “Preliminary results on in vitro selection for tolerance to chloride excess in avacado. Revista Chapingo Serie Horticulture. Vol. 9(1): (2003) 39-43.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 345, "width": 254, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] N. A. Subekti, Syafruddin., Efendi, R. dan Sunarti, S. “Morfologi tanaman dan fase pertumbuhan jagung”. Teknik Produksi dan Pengembangan. Maros: Balai Penelitian Tanaman Serealia (2008).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 375, "width": 254, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] Nwe N. Htwe, Mazlah Mahmood, Ho Chal Ling, Faridah Qamarus Z., Abdullah M Z. “Responses of some selected Malaysian rice genotypes to callus induction under in vitro salt tress”. African Journal of Biotechnology. Vol. 10 (3), (2011) pp. 350-362.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 411, "width": 254, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] U. Santoso & F. Nursandi. “Kultur jaringan tanaman”. Malang: Pusbitan UMM (2003).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 430, "width": 254, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Lili Sugiyarto dan Paramita C. K. “Induksi kalus daun binahong (Anredera codifolia L.) dalam upaya pengembangan tanaman obat tradisional”. J. Sains Dasar. 3 (1) : (2014) 56 – 60.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 459, "width": 254, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[16] Fathin F. dan Triono B. S. “Seleksi In Vitro Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas Talango dan Manding terhadap Cekaman Salinitas”. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol. 4 (1) (2015).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 489, "width": 254, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[17] A. El-Sayed El-Meleigy, Mahdia F. Gabr, Fouad H. Mohamed And Mona A. Ismail. “Responses to NaCl salinity of tomato cultivated and breeding lines differing in salt tolerance in callus cultures”. International Journal of Agriculture & Biology. Vol. 6, No. 1 ( 2004) 1560–8530.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 525, "width": 254, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[18] O. Turkmen, Sensoy S, Erdal I, Kabay T. “Effect of calcium on the emergence and seedling of tomatoes grown in salty growing Media conditions”.J. Agric. Sci. 12: (2002) 53-57.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 553, "width": 254, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[19] Khoirul Bariyyah. “Pengaruh NaCl terhadap kalus tebu varietas Bululawang”. Jur. Agroekotek. volume 7 (1) : (2015) 1 – 5.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 574, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[20] W. Al-Shorafa, A. Mahadeen and K. Al-Absi. “Evaluation for salt stress tolerance in two strawberry cultivars”. American Journal of Agricultural and Biological Sciences.Volume 9 (3): (2014) 334-341.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 602, "width": 254, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[21] Elham Ramezani, Mehdi Ghajar Sepanlou and Hasan Ali Naghdi Badi. “The effect of salinity on the growth, morphology and physiology of Echium amoenum Fisch. & Mey.”. African Journal of Biotechnology. Vol. 10(44), (2011) pp. 8765-8773.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 639, "width": 254, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[22] S. Hutami.“Ulasan masalah pencokelatan pada kultur jaringan”.Jurnal Agrobigen. Vol 4. No.2 (2008) 83-88.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 659, "width": 254, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[23] Fittriya Nur Laila dan Evika Sandi Savitri. “Produksi metabolit sekunder steviosida pada kultur kalus stevia (Stevia rebaudiana Bert. M.) dengan penambahan ZPT 2,4-D dan PEG (Polyethylene Glykol) 6000 pada media MS (Murashige & Skoog)”. El-Hayah. Vol. 4, No.2 (2014) 57-65.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 707, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[24] Summart J., Thanonkeo P., Panichajakul S., Prathepha P. and McManus M. T. “Effect of salt stress on growth, inorganic ion and proline accumulation in Thai aromatic rice, Khao Dawk Mali 105, callus", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 346, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 551, "top": 23, "width": 22, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-66", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 51, "width": 234, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "culture”. African Journal of Biotechnology. Vol. 9 (2) (2010) pp. 145- 152.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 71, "width": 254, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[25] I. W. A. Ubudiyah “Respon kalus beberapa varietas padi (Oryza sativa L.) pada kondisi cekaman salinitas (NaCl) secara in vitro”. Tugas Akhir. Surabaya: Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 100, "width": 171, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2013).", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 108, "width": 254, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[26] R. Yunita, N. Khumaida, D. Sopandie and I. Mariska. “Growth and regeneration of rice (Oryza sativa L.) callus in salt medium”.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 128, "width": 167, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bioscience Research. Volume 11(1): (2014) 04-09.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 136, "width": 254, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[27] S. Babu. “Effect of salt stress in he selection of salt tolerant hybrids in rice under in vitro and in vivo condition”. Asian Journal of Plant Sciences. 6(1): (2007) 137-142.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 165, "width": 254, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[28] R. Yuniati. “Penapisan galur kedelai Glycine max (L.) Merrill toleran terhadap NaCl untuk penanaman di lahan marginal”. Jurnal Makara Sains 8 (1): (2004) 21-24.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 193, "width": 256, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[29] Hirschi D. “The calcium conundrum, both versatile nutrient and specific signal”. Plant Physiol. Vol. 136: (2004) 2438-2442.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 212, "width": 254, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[30] M. Ashraf and Orooj A. “Salt stress effects on growth, ion accumulation and seed oil concentration in an arid zone traditional medicinal plant ajwain (Trachyspermum ammi [L.] Sprague)”. J. Arid Environ. Vol. 64: (2006) 209-220.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 252, "width": 254, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[31] Chaves M. M., Maroco J. P., Pereira J. S. “Understanding plant response to drought: from genes to the whole plant”. Funct. Plant Biol. Vol. 30: (2003) 239-264.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 278, "width": 254, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[32] Quesada V., Ponce M. R., Micol J. L. “Genetic analysis of salt-tolerant mutant in Arabidopsis thaliana”. Genetic. Vol. 154 : (2003) 421-436.", "type": "List item" } ]
dfb616ab-5deb-6ced-a3ed-c7692e54fe96
https://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK/article/download/10294/7160
[ { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 209, "top": 75, "width": 185, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published every April, August and December", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 94, "width": 336, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 119, "width": 332, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2541-061X (Online). ISSN:2338-1507(Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 166, "width": 439, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Profitabilitas dan Reputasi Kap Terhadap Audit Delay pada Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 221, "width": 326, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laurencius Simatupang 1 , Wirmie Eka Putra 2 , Netty Herawaty 3", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 237, "width": 427, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi S1-Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 263, "width": 460, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. This research aims to determine empirically the comparison and influence of company size, audit opinion, profitability and reputation of public accountant firm’s to audit delay. The population in this research are conventional banking and sharia banking in the year of 2014-2016. The sampling technique used is purposive sampling with the number of samples are 45 companies. The analysis technique used in this research is panel data regression analysis and independent sample t-test. The results of this research conclude that: company size, audit opinion, profitability and reputation of public accountant firm’s simultaneously effect to the audit delay on conventional banking and sharia banking. Company size and reputation of a public accounting firm’s partially effecting to audit delay on conventional banking and sharia banking. Audit opinion and Profitability hasn’t partially effect on audit delay in conventional banking and sharia banking. The variables audit delay, company size, and profitability have significantly different rates between conventional banking and sharia banking, while the variables of audit opinion and reputation of public accounting firm’s haven’t significant differences.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 390, "width": 442, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Audit Delay; Audit Opinion; Company Size; Profitability; Reputation of Public Accounting Firm.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 423, "width": 460, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris perbandingan dan pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas dan reputasi KAP terhadap audit delay. Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan konvensional dan perbankan syariah tahun 2014-2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 45 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dan independent sample t-test. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: Ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas dan reputasi KAP secara simultan berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Ukuran perusahaan dan Reputasi KAP berpengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Opini audit dan Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Variabel audit delay, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki rata-rata yang berbeda secara signifikan antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah, sedangkan variabel opini audit dan reputasi KAP tidak memiliki perbedaan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 560, "width": 366, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Audit delay; Ukuran perusahaan; Opini audit; Profitabilitas; Reputasi KAP.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 593, "width": 460, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding author. [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 How to cite this article. Simatupang, L., Putra , W. E., dan Herawaty, N. (2018). Perbandingan Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Profitabilitas dan Reputasi Kap Terhadap Audit Delay pada Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia , 6 (1), 45–62. Retrieved from http://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK/article/view/10294 History of article. Received: January 2018, Revision: Maret 2018, Published: April 2018 Online ISSN: 2541-061X. Print ISSN: 2338-1507. DOI : 10.17509/jrak.v6i1.10294 Copyright©2018. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Program Studi Akuntansi FPEB UPI", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 432, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LAURENCIUS SIMATUPANG, WIRMIE EKA PUTRA dan NETTY HERAWATY / Perbandingan Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Profitabilitas dan Reputasi Kap Terhadap Audit Delay pada Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 222, "height": 343, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan perusahaan go public yang begitu pesat membuat makin tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan merupakan suatu sumber yang berperan penting dalam pengambilan keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan, perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaoui, 2011). Laporan keuangan harus dapat memenuhi empat karakteristik kualitatif pokok agar informasi dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yaitu dapat dipahami ( understandability ), dapat diperbandingkan ( comparability ), andal ( reliable ) dan relevan ( relevance ) (Murti and Widhiyani, 2016). Terkait relevansinya maka informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan sangat berguna apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 222, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu laporan yang terlambat akan mengurangi atau menghilangkan relevansi-", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 222, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nya, sebaliknya laporan yang telah mengabaikan informasi penting demi mengejar ketepatan waktu, jelas tidak memenuhi karakteristik kualitatif relevan (Kartikahadi et al., 2012). Jika informasi tidak ada pada waktu dibutuhkan untuk membuat keputusan, maka informasi tersebut tidak lagi relevan, dan tidak mempunyai manfaat untuk pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 211, "width": 221, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyampaian laporan keuangan berkala secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ketepatan penyampaian laporan keuangan diatur dalam Peraturan Nomor: 29/POJK.04/2016 tentang Laporan tahunan Emiten atau Perusahaan publik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 321, "width": 222, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regulasi ini dimaksudkan agar perusahaan memberikan informasi dengan akurat kepada investor mengenai kondisi perusahaan publik serta dalam rangka mengikuti perkembangan pasar modal global, tetapi kenyataannya masih ada keterlambatan penyampaian laporan keuangan tiap tahun yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 630, "width": 221, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: www.idx.co.id , diolah Penulis (2017)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 644, "width": 400, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Perusahaan yang Terlambat menyampaikan Laporan Keuangan di BEI", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 222, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada gambar 1, diketahui ada 52 emiten yang hingga 1 April 2013 belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2012, hingga 1 April 2014 ada 57 emiten yang terlambat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 681, "width": 222, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2013, hingga 1 April 2015 ada 52 emiten yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2014, dan hingga 1 April 2016 ada 63 emiten yang masih belum", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 504, "width": 177, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52 57 52 63 0 20 40 60 80 2012 2013 2014 2015 Audit Delay", "type": "Picture" }, { "left": 398, "top": 562, "width": 47, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Audit Delay", "type": "Caption" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyampaikan laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh akuntan publik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 222, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tepat waktu atau terlambatnya penyampaian laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh jangka waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit (Murti dan Widhiyani, 2016). Keterlambatan publikasi laporan keuangan dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan perusahaan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Hal inilah yang menyebabkan penelitian mengenai audit delay sebagai objek penelitian sangat penting untuk dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 222, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang kemungkinan dapat mempengaruhi audit delay pada suatu perusahaan, diantaranya adalah ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas, dan reputasi KAP. Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya lingkup atau luas perusahaan dalam menjalankan operasinya. Perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murti dan Widhiyani (2016), dan Septariani (2016) menguatkan teori ini, dimana ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay . Penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Saemargani dan Mustikawati (2015) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 222, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor Opini audit merupakan faktor yang juga dapat mempengaruhi audit delay . Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Putra (2016), serta Amani dan Waluyo (2016) menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap audit delay . Hal ini berarti perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian ( unqualified opinion ) mempunyai waktu audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar dengan pengecualian ( qualified opinion ). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Verawati dan Wirakusuma (2016) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat profitabilitas diperkirakan mempengaruhi audit delay . Penelitian yang dilakukan oleh Murti dan Widhiyani (2016) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay . Hal ini sejalan dengan penelitian Amani dan Waluyo (2016) bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Septariani (2016) yang mendapatkan hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 351, "width": 222, "height": 397, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang mungkin mempengaruhi audit delay yaitu reputasi KAP. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Verawati dan Wirakusuma (2016) yang menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan Sari (2012) yang juga menyatakan bahwa ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa auditor yang mempunyai reputasi yang baik (KAP Big Four ) akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien, sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. KAP Big Four memperoleh insentif lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP Non Big Four . Waktu audit lebih cepat juga merupakan cara KAP Big Four mempertahankan reputasinya. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Widhiasari dan Budiartha (2016) menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay . Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka perumusan masalah penelitian ini yaitu, apakah ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas dan reputasi KAP berpengaruh terhadap audit", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 221, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "delay antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 222, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas dan reputasi KAP terhadap audit delay pada perbankan konvensional dan perbankan syariah tahun 2014-2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 123, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 222, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Agensi ( Agency Theory ) Informasi keuangan akan bermanfaat apabila disampaikan secara tepat waktu. Hal ini berkaitan dengan teori keagenan ( agency theory ). Teori keagenan adalah teori yang berusaha menjelaskan hubungan antara prinsipal dengan agen dalam suatu perusahaan dimana terdapat pemisahan kepemilikan dengan manajemen atau pengelolaan terhadap sumber-sumber yang ada diperusahaan (Jensen and Meckling, 1976 dalam Azhari et al., 2014). Peranan auditor dalam teori agensi pada penelitian ini adalah sebagai pihak penengah antara principal dan agen yang memiliki kepentingan yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 450, "width": 219, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Audit Delay Audit delay atau yang dikenal juga sebagai audit report lag merupakan lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan (Utami, 2006 dalam Saemargani and Mustikawati, 2015). Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan informasi dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pihak yang mengawasi pasar modal masih memberlakukan peraturan Bapepam-LK dalam hal penyampaian laporan tahunan emiten atau perusahaan publik. Otoritas", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 726, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jasa Keuangan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 71, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengeluarkan", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 739, "width": 118, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Nomor:", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 753, "width": 218, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29/POJK.04/2016 tentang Laporan tahunan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 219, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Emiten atau Perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada OJK serta mengumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tanggal laporan keuangan tahunan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar. Laporan keuangan tahunan yang diumumkan setidaknya meliputi laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, dan opini dari Akuntan Publik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 250, "width": 103, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 264, "width": 219, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total penjualan, total nilai buku aset, nilai bersih kekayaan, jumlah tenaga kerja, dan lain sebagainya (Febrianty, 2011). Semakin besar nilai item-item tersebut, semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ukuran perusahaan dapat menujukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 481, "width": 61, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Opini Audit", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 495, "width": 222, "height": 273, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Mulyadi (2011), Opini auditor adalah pendapat yang dikeluarkan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. Arens, dkk., (2008) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit, sehingga opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Menurut Tuanakotta (2014) ada lima jenis opini audit berdasarkan ISA dalam SA 700 dan SA 705, yaitu: (1) Pendapat wajar tanpa pengecualian ( Unqualified Opinion ). (2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku ( Unqualified Opinion Explanatory Language ). (3) Pendapat wajar dengan", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengecualian ( Qualified Opinion ). (4)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 222, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion ). (5)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 56, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pernyataan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 222, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak memberikan pendapat ( Disclaimer Opinion ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 67, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profitabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 150, "width": 65, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profitabilitas", "type": "Table" }, { "left": 182, "top": 150, "width": 111, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 222, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu: profitmargin, return on asset (ROA), return on equity (ROE) (Prihadi, 2012 dalam Lestari, 2015). Penelitian ini hanya menggunakan satu rasio saja untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, yaitu return on assets (ROA). ROA adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan didalam operasional bisnisnya dengan memanfaatkan sumber daya asetnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 395, "width": 73, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reputasi KAP", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 222, "height": 204, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi para akuntan publik untuk memberikan jasanya (Saemargani dan Mustikawati, 2015). Menurut Arens dkk., (2008:33) Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu, KAP the big four dan KAP non the big four . KAP Big Four adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup (Widhiasari dan Budiartha, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 222, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang bekerjasama dengan KAP the big four, yaitu (Widhiasari dan Budiartha, 2016): (1) KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 676, "width": 27, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAP", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 222, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan/PT Prima Wahana Caraka. (2) KAP Klynveld", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 718, "width": 25, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peat", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 718, "width": 222, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP Siddharta Widjaja & Rekan. (3) KAP Ernst & Young (E & Y),", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bekerjasama dengan KAP Purwantono, Suherman, dan Surja (PSS). (4) KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta & Mustofa, Osman Bing Satrio & Rekan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 164, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGEMBANGAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 181, "width": 221, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 : p ≠ 0 : Ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas dan reputasi KAP berpengaruh secara simultan terhadap audit delay pada perbankan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 236, "width": 221, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 2 : p ≠ 0 : Ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas dan reputasi KAP berpengaruh secara simultan terhadap audit delay pada perbankan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 291, "width": 222, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 3 : p ≠ 0 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 333, "width": 221, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 4 : p ≠ 0 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan syariah. H 5 : p ≠ 0 : Opini audit berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 388, "width": 221, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 6 : p ≠ 0 : Opini audit berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 415, "width": 222, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 7 : p ≠ 0 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 457, "width": 222, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 8 : p ≠ 0 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan syariah. H 9 : p ≠ 0 : Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 526, "width": 221, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 10 : p ≠ 0 : Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay pada perbankan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 570, "width": 167, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 589, "width": 83, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 602, "width": 222, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif deskriptif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Sugiyono, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 691, "width": 123, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis dan Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 705, "width": 222, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, internet seperti website www.idx.co.id, Bank Indonesia dan", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 111, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ICMD ( Indonesian", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 75, "width": 39, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Capital", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 75, "width": 38, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Market", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 222, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Directory ), serta lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian. Data sekunder penelitian ini merupakan laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI dan bank umum syariah tahun 2014-2016, yang didokumentasikan dalam situs resmi BEI di www.idx.co.id dan website resmi perbankan tersebut, serta dari sumber lain yang relevan seperti ICMD (Indonesia Capital Market Directory).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 221, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data, Populasi dan Sampel Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 222, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 53 perusahaan perbankan, terdiri dari 42 perbankan konvensional yang listing di Bursa Efek Indonesia dan 11 bank umum syariah. Teknik penarikan sampel penelitian adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 45 perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 404, "width": 156, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi Operasional Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 221, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini terdiri atas empat variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas dan reputasi KAP; dan satu variabel dependen yaitu audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 222, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size (Murti and Widhiyani, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 600, "width": 148, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Size = Log natural (Total aset)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 221, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Opini Auditor dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan. Pendapat auditor dalam penelitian ini dibedakan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 221, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjadi dua kelompok dummy yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 144, "width": 221, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan return on assets (ROA) sebagai proksi dari profitabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 200, "width": 123, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ROA= Laba bersih total aktiva x 100%", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 242, "width": 222, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reputasi KAP diukur dengan menggunakan variable dummy yang bernilai 1 apabila audit laporan keuangan dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four yaitu Price Water House Cooper–PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, dan Ernst & Young –E&Y , dan bernilai 0 apabila audit laporan keuangan tidak dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four . Variabel dependen (Y) audit delay diukur dari waktu antara tanggal penutupan tahun buku pada laporan keuangan hingga tanggal diselesaikannya laporan auditor independen (Utami, 2006 dalam Saemargani and Mustikawati, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 467, "width": 195, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Audit delay = Tanggal diterbitkan laporan audit – Tanggal penutupan tahun buku", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 527, "width": 221, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara ringkas definisi operasional variabel dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 204, "top": 75, "width": 191, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Definisi Operasional Variabel", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 95, "width": 398, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Pengukuran Audit Delay Ukuran Perusahaan Opini Audit Profitabilitas Reputasi KAP AUDDEL = tanggal laporan audit – tanggal penutupan tahun buku SIZE = Log natural (Total Aset)", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 163, "width": 138, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 = Opini unqualified 0 = Opini selain unqualified", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 193, "width": 90, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 223, "width": 115, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 = KAP Big Four 0 = KAP Non Big Four", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 176, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Diolah oleh Penulis (2017)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 287, "width": 113, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Analisis Data Statistik Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 222, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistik deskriptif digunakan untuk dapat mengetahui nilai rata-rata (mean) , standar deviasi, varians, maksimum, minimum, sum , range , kurtosis dan skewness (Ghozali, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 221, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Regresi Data Panel Data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data time series dan cross section . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan empat variabel independen, serta memiliki dua jenis perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 222, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Widarjono (2007), dalam mengestimasi model regresi data panel, terdapat 3 pendekatan yang biasa digunakan yaitu Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Serta terdapat tiga pengujian yang dapat digunakan, yaitu : Chow Test (Uji Chow), Hausman Test (Uji Hausman), dan Lagrange Multiplier Test (Uji LM).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 287, "width": 102, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 301, "width": 222, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian yang dilakukan meliputi; Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), Uji t, Koefisien Determinasi (R 2 ), Analisis Koefisien Korelasi, dan Independent sample t-test .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 396, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 416, "width": 221, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN PERBANKAN KONVENSIONAL", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 443, "width": 221, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016 yang menjadi sampel penelitian berjumlah 35 perusahaan. Pengujian model ini menggunakan alat analisis data panel dengan bantuan program software Eviews 9 .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 546, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistik Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 560, "width": 194, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel yang diteliti yaitu Audit Delay,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 574, "width": 39, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 574, "width": 61, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan,", "type": "Text" }, { "left": 443, "top": 574, "width": 30, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Opini", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 574, "width": 222, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Audit, Profitabilitas, dan Reputasi KAP. Secara ringkas statistik deskriptif disajikan dalam tabel 2 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 100, "width": 262, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Statistik Deskriptif Perbankan Konvensional", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 442, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AUDDEL SIZE OPINIAUD PROFITABILITAS REPKAP Mean 59.52381 31.32913 0.847619 0.618624 0.685714 Median 59.00000 30.95852 1.000000 0.962303 1.000000 Maximum 119.0000 34.57675 1.000000 3.048781 1.000000 Minimum 7.000000 28.26885 0.000000 -11.72767 0.000000 Std. Dev. 22.83894 1.633716 0.361113 2.152909 0.466457 Observations 105 105 105 105 105 Sumber: Data Sekunder diolah Penulis dengan Eviews (2017)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 222, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui jumlah observasi yang diteliti sebanyak 105, dari 35 sampel perusahaan perbankan konvensional dan rentang waktu 3 tahun. Variabel Audit Delay (AUDDEL) menunjukkan nilai maksimum 119, nilai minimum 7, nilai rata-rata 59,52381 dan standar deviasi 22,83894.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 222, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai maksimum 34,57675, nilai minimum 28,26885, nilai rata-rata 31,32913 dan standar deviasi 1,633716.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 222, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Opini Audit (OPINIAUD) merupakan variabel dummy dengan nilai 1 untuk opini unqualified dan nilai 0 untuk opini selain unqualified . Perusahaan perbankan konvensional yang menerima", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 246, "width": 222, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "opini unqualified sebanyak 89 dan 16 lainnya menerima opini selain unqualified , nilai rata- rata 0,847619 dan standar deviasi 0,361113.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 293, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Profitabilitas", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 307, "width": 222, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(PROFITABILITAS) menunjukkan nilai maksimum 3,04%, nilai minimum -11,72%, nilai rata-rata 0,618624 dan standar deviasi 2,152909.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 368, "width": 222, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Reputasi KAP (REPKAP) merupakan variabel dummy dengan nilai 1 untuk KAP big four dan nilai 0 untuk KAP non big four . Perusahaan perbankan konvensional yang memakai jasa KAP big four sebanyak 72 dan 33 lainnya masih menggunakan jasa KAP non big four , nilai rata-rata 0,685714 dan standar deviasi 0,466457.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 537, "width": 386, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Data Panel Model Fixed Effect Perbankan Konvensional", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 166, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dependent Variable: AUDDEL Method: Panel Least Squares Date: 11/01/17 Time: 22:04 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 35 Total panel (balanced) observations: 105", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 456, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 958.5017 269.0545 3.562482 0.0007 SIZE -29.28496 8.627112 -3.394527 0.0012 OPINIAUD -1.415520 3.945090 -0.358806 0.7209 PROFITABILITAS -0.946375 0.880061 -1.075351 0.2861 REPKAP 29.57461 8.993199 3.288552 0.0016 R-squared 0.873026 Mean dependent var 59.52381", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 75, "width": 455, "height": 64, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adjusted R-squared 0.799919 S.D. dependent var 22.83894 S.E. of regression 10.21595 Akaike info criterion 7.764329 Sum squared resid 6888.129 Schwarz criterion 8.750085 Log likelihood -368.6273 Hannan-Quinn criter. 8.163777 F-statistic 11.94184 Durbin-Watson stat 3.283545 Prob(F-statistic) 0.000000", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 296, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data Sekunder diolah Penulis dengan Eviews (2017)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 194, "width": 212, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan Hasil Penelitian Perbankan Konvensional", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 222, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 3, dapat dibentuk persamaan regresi untuk perbankan konvensional sebagai berikut: 𝑨𝑼𝑫𝑫𝑬𝑳(𝒌) = 𝟗𝟓𝟖. 𝟓𝟎𝟏𝟕 − 𝟐𝟗. 𝟐𝟖𝟒𝟗𝟔𝐒𝐈𝐙𝐄 − 𝟏. 𝟒𝟏𝟓𝟓𝟐𝟎𝐎𝐏𝐈𝐍𝐈𝐀𝐔𝐃 − 𝟎. 𝟗𝟒𝟔𝟑𝟕𝟓𝐏𝐑𝐎𝐅𝐈𝐓𝐀𝐁𝐈𝐋𝐈𝐓𝐀𝐒 + 𝟐𝟗. 𝟓𝟕𝟒𝟔𝟏𝐑𝐄𝐏𝐊𝐀𝐏", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 222, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji F menunjukkan Nilai F hitung atau Prob ( F-statistic ) = 0,00 lebih kecil dari nilai F tabel pada taraf signifikansi α:0,05, artinya bahwa H 1 diterima, yaitu ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas, dan reputasi KAP secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay pada perbankan konvensional .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 222, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji t yang didapat dalam penelitian ini yaitu Variabel ukuran perusahaan dan reputasi KAP secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay pada perbankan konvensional. Variabel opini audit dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perbankan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 222, "height": 204, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R-square . Berdasarkan hasil dalam penelitian ini didapatkan besarnya koefisien determinasi ( Adjusted R-squared ) yaitu sebesar 0.799919. Besarnya pengaruh yaitu 0.799919 x 100% = 79,99%. Hasil uji ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X 1 ), opini audit (X 2 ), profitabilitas (X 3 ), dan reputasi KAP (X 4 ) mempengaruhi lamanya audit delay perusahaan sebesar 79,99% dan termasuk kedalam kriteria koefisien determinasi yang memiliki keeratan sangat kuat, serta sisanya 20,01% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 730, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Ukuran", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 222, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan terhadap Audit Delay di Perbankan Konvensional", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 193, "width": 222, "height": 205, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Koefisien variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai negatif sebesar 29.28496, artinya jika ukuran perusahaan mengalami peningkatan satu satuan, maka nilai audit delay akan mengalami penurunan sebesar 29.28496 dengan asumsi variabel independen lain nilainnya tetap. Hal ini berarti, semakin besarnya ukuran suatu perusahaan maka audit delay akan semakin pendek.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 401, "width": 222, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya dari Murti dan Widhiyani (2016), dan Puspitasari dan Latrini (2014), yang menyatakan ukuran suatu perusahaan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Sebaliknya dalam penelitian Muhammad Azhari et al. (2014) juga membuktikan pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay , namun secara positif dan signifikan. Hasil penelitian ini tidak mendukung dari hasil penelitian Widhiasari dan Budiartha (2016), dan Saemargani dan Mustikawati (2015) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 628, "width": 222, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay di Perbankan Konvensional Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014- 2016. Berdasarkan hasil tersebut perusahaan yang menerima opini audit unqualified ataupun opini audit selain unqualified tidak", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberikan perbedaan yang signifikan pada penyelesaian audit yang dilakukan oleh KAP.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 222, "height": 329, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Putra dan Putra (2016), serta Amani dan Waluyo (2016) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap audit delay . Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Verawati dan Wirakusuma (2016), serta Saermargani dan Mustikawati (2015) yang menyatakan bahwa opini audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay . Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa lamanya proses audit belum menjamin akan dikeluarkannya opini unqualified . Faktor penyebab tidak berpengaruhnya opini audit secara parsial terhadap audit delay dalam penelitian ini yaitu minimnya populasi perusahaan perbankan konvensional dan minimnya penerimaan opini audit selain unqualified , hal ini berarti semakin baiknya penyajian laporan keuangan yang telah memenuhi standar akuntansi pada perbankan konvensional sehingga data yang diperoleh tidak mendukung variabel opini audit untuk berpengaruh terhadap audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 221, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay di Perbankan Konvensional Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014- 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 222, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septariani (2016), dan Muhammad Azhari et al. (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay . Hal ini disebabkan bahwa tidak semua perusahaan dengan profitabilitas yang rendah akan mengalami audit delay yang lebih panjang, karena kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan klien akan bekerja secara profesional dan menyelesaikan laporan audit sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Murti dan Widhiyani (2016), Putra dan Putra (2016), Amani dan Waluyo (2016), serta", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saemargani dan Mustikawati (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 122, "width": 222, "height": 163, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay di Perbankan Konvensional Hasil penelitian ini membuktikan bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014- 2016. Koefisien variabel reputasi KAP bernilai positif 29.57461, artinya semakin baik reputasi KAP maka akan memperpanjang audit delay pada suatu perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 288, "width": 222, "height": 287, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septariani (2016) yang menemukan pengaruh reputasi KAP terhadap audit delay secara signifikan. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Verawati dan Wirakusuma (2016), serta Puspitasari dan Latrini (2014) yang menyatakan bahwa waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi KAP Big Four untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Widhiasari dan Budiartha (2016), Saemargani dan Mustikawati (2015), dan Muhammad Azhari et al . (2014) yang menyatakan bahwa reputasi KAP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap lamanya proses audit pada suatu perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 592, "width": 221, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN PERBANKAN SYARIAH", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 625, "width": 222, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan perbankan umum syariah yang ada di Indonesia periode 2014-2016 yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. Pengujian model ini menggunakan alat analisis data panel dengan bantuan program software Eviews 9 .", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 101, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistik Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel yang diteliti yaitu Audit Delay, Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Profitabilitas, dan Reputasi KAP. Secara ringkas statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4 berikut ini:", "type": "Table" }, { "left": 183, "top": 161, "width": 230, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Statistik Deskriptif Perbankan Syariah", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 442, "height": 102, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AUDDEL SIZE OPINIAUD PROFITABILITAS REPKAP Mean 49.40000 29.89393 0.833333 -0.617715 0.566667 Median 48.00000 29.58135 1.000000 0.412151 1.000000 Maximum 90.00000 31.99834 1.000000 2.284054 1.000000 Minimum 6.000000 27.92721 0.000000 -16.88571 0.000000 Std. Dev. 25.47426 1.314625 0.379049 3.911735 0.504007 Observations 30 30 30 30 30 Sumber: Data Sekunder diolah Penulis dengan Eviews (2017)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 222, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui jumlah observasi yang diteliti sebanyak 30, dari 10 sampel perusahaan perbankan syariah dan rentang waktu 3 tahun. Variabel Audit Delay (AUDDEL) menunjukkan nilai maksimum 90, nilai minimum 6, nilai rata- rata 49.40000 dan standar deviasi 25.47426.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 222, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai maksimum 31,99834, nilai minimum 27,92721, nilai rata-rata 29,89393 dan standar deviasi 1,314625.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 222, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Opini Audit (OPINIAUD) merupakan variabel dummy dengan nilai 1 untuk opini unqualified dan nilai 0 untuk opini selain unqualified . Perusahaan perbankan syariah yang menerima opini", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 312, "width": 222, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "unqualified sebanyak 25 dan 5 lainnya menerima opini selain unqualified , nilai rata- rata 0,833333 dan standar deviasi 0,379049.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 360, "width": 194, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Profitabilitas", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 373, "width": 222, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(PROFITABILITAS) menunjukkan nilai maksimum 2,28% dan memiliki nilai minimum -16,89%, nilai rata-rata -0,617715 dan standar deviasi 3,911735.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 435, "width": 222, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Reputasi KAP (REPKAP) merupakan variabel dummy dengan nilai 1 untuk KAP big four dan nilai 0 untuk KAP non big four . Perusahaan perbankan syariah yang memakai jasa KAP big four sebanyak 17 dan 13 lainnya masih menggunakan jasa KAP non big four , nilai rata-rata 0,566667 dan standar deviasi 0,504007.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 565, "width": 372, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Analisis Data Panel Model Random Effect Perbankan Syariah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 213, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dependent Variable: AUDDEL Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/01/17 Time: 21:59 Sample: 2014 2016 Periods included: 3 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 30 Swamy and Arora estimator of component variances", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 687, "width": 429, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 377.1702 159.2609 2.368253 0.0259 SIZE -11.43010 5.321575 -2.147879 0.0416 OPINIAUD -10.28655 7.073712 -1.454194 0.1583 PROFITABILITAS 0.245490 0.596170 0.411779 0.6840 REPKAP 39.96012 6.834923 5.846463 0.0000", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 456, "height": 128, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R-squared 0.565309 Mean dependent var 10.20078 Adjusted R-squared 0.495758 S.D. dependent var 12.24714 S.E. of regression 8.696693 Sum squared resid 1890.812 F-statistic 8.128025 Durbin-Watson stat 2.060779 Prob(F-statistic) 0.000242 Unweighted Statistics R-squared 0.010371 Mean dependent var 49.40000 Sum squared resid 18624.03 Durbin-Watson stat 0.209221 Sumber: Data Sekunder diolah Penulis dengan Eviews (2017).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 212, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan Hasil Penelitian Perbankan Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 222, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 5, dapat dibentuk persamaan regresi untuk perbankan konvensional sebagai berikut: 𝑨𝑼𝑫𝑫𝑬𝑳(𝒔) = 𝟑𝟕𝟕. 𝟏𝟕𝟎𝟐 − 𝟏𝟏. 𝟒𝟑𝟎𝟏𝟎𝐒𝐈𝐙𝐄 − 𝟏𝟎. 𝟐𝟖𝟔𝟓𝟓𝐎𝐏𝐈𝐍𝐈𝐀𝐔𝐃 + 𝟎. 𝟐𝟒𝟓𝟒𝟗𝟎𝐏𝐑𝐎𝐅𝐈𝐓𝐀𝐁𝐈𝐋𝐈𝐓𝐀𝐒 + 𝟑𝟗. 𝟗𝟔𝟎𝟏𝟐𝐑𝐄𝐏𝐊𝐀𝐏", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 222, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji F menunjukkan Nilai F hitung atau Prob ( F-statistic ) = 0,000242 lebih kecil dari nilai F tabel pada taraf signifikansi α:0,05, artinya bahwa H 2 diterima, yaitu ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas, dan reputasi KAP secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay pada perbankan syariah .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 222, "height": 107, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji t yang didapat dalam penelitian ini yaitu Variabel ukuran perusahaan dan reputasi KAP secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay pada perbankan syariah. Variabel opini audit dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perbankan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 222, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R-square . Berdasarkan hasil dalam penelitian ini didapatkan besarnya koefisien determinasi ( Adjusted R-squared ) yaitu sebesar 0.495758. Besarnya pengaruh yaitu 0.495758 x 100% = 49,58%. Hasil uji ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X 1 ), opini audit (X 2 ), profitabilitas (X 3 ), dan reputasi KAP (X 4 ) mempengaruhi lamanya audit delay perusahaan sebesar 49,58% dan termasuk kedalam kriteria koefisien determinasi yang memiliki keeratan kuat, serta sisanya 50,42%", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 238, "width": 221, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 272, "width": 222, "height": 163, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay di Perbankan Syariah Berdasarkan hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan umum syariah yang ada di Indonesia tahun 2014- 2016. Koefisien variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai negatif sebesar 11.43010, artinya semakin besarnya ukuran suatu perusahaan maka audit delay akan semakin pendek.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 437, "width": 222, "height": 218, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya dari Murti dan Widhiyani (2016), dan Puspitasari dan Latrini (2014), yang menyatakan ukuran suatu perusahaan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Sebaliknya dalam penelitian Muhammad Azhari et al. (2014) juga membuktikan pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay, namun secara positif dan signifikan. Hasil penelitian ini tidak mendukung dari hasil penelitian Widhiasari dan Budiartha (2016), dan Saemargani dan Mustikawati (2015) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 664, "width": 222, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay di Perbankan Syariah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan umum syariah yang ada di Indonesia tahun 2014-2016. Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 121, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditunjukkan dengan hasil pengujian hipotesis, dimana nilai p-value bernilai 0,1583 lebih besar bila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α:0,05. Berdasarkan nilai p-value tersebut perusahaan yang menerima opini audit unqualified ataupun opini audit selain unqualified tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada penyelesaian audit yang dilakukan oleh KAP.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 222, "height": 190, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay di Perbankan Syariah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan umum syariah yang ada di Indonesia tahun 2014-2016. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian hipotesis, dimana nilai p-value bernilai 0,6840 lebih besar bila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α:0,05. Tinggi atau rendahnya profitabilitas suatu perusahaan tidak akan memberikan perbedaan pada lamanya audit delay.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 222, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay di Perbankan Syariah Hasil penelitian ini membuktikan bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 218, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "secara parsial terhadap audit delay pada perusahaan perbankan umum syariah yang ada di Indonesia tahun 2014-2016. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian hipotesis, dimana nilai p-value bernilai 0,0000 lebih kecil bila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α:0,05. Koefisien variabel reputasi KAP bernilai positif 39.96012, artinya jika reputasi KAP mengalami peningkatan satu satuan, maka nilai audit delay akan mengalami kenaikan sebesar 39.96012 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Hal ini berarti, semakin baik reputasi KAP maka akan memperpanjang audit delay suatu perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 309, "width": 181, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INDEPENDENT SAMPLE T-TEST", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 323, "width": 222, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent sample t-test atau uji beda t-test dalam penelitian ini untuk membandingkan rata-rata sampel masing- masing variabel independen antara perusahaan perbankan konvensional dengan perbankan syariah mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan. Alat uji yang digunakan pada uji beda t-test dalam penelitian ini adalah SPSS 20, berikut ini hasil dari uji beda t-test:", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 75, "width": 204, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Independent Sample’s Test", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 293, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data Sekunder diolah Penulis dengan SPSS (2017)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 222, "height": 149, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel. 6 dapat disimpulkan bahwa, rata-rata ukuran perusahaan untuk tahun 2014-2016 berbeda secara signifikan antara perusahaan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Variabel opini audit untuk tahun 2014-2016 memiliki nilai rata- rata yang sama secara signifikan antara perusahaan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Variabel profitabilitas untuk tahun 2014-2016 memiliki nilai rata- rata yang berbeda secara signifikan antara", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 222, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Variabel reputasi KAP untuk tahun 2014-2016 memiliki nilai rata- rata yang sama secara signifikan antara perusahaan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Variabel audit delay untuk tahun 2014-2016 memiliki nilai rata-rata yang berbeda secara signifikan antara perusahaan perbankan konvensional dan perbankan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 520, "width": 283, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Ringkasan Perbandingan Pengaruh X terhadap Y", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 543, "width": 441, "height": 77, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Variabel α Konvensional Syariah Hasil Prob. Hasil Hipotesis Hasil Prob. Hasil Hipotesis 1 Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan 0,05 0,000000 Berpengaruh H 1 : Diterima 0,000242 Berpengaruh H 2 : Diterima", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 622, "width": 311, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Audit delay 0,05 0,0012 Berpengaruh H 3 : Diterima", "type": "Table" }, { "left": 415, "top": 629, "width": 30, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,0416", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 622, "width": 435, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berpengaruh H 4 : Diterima 3 Pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 647, "width": 434, "height": 101, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Opini audit terhadap Audit delay 0,05 0,7209 Tidak berpengaruh H 5 : Ditolak 0,1583 Tidak berpengaruh H 6 : Ditolak 4 Pengaruh Profitabilitas terhadap audit delay 0,05 0,2861 Tidak berpengaruh H 7 : Ditolak 0,6840 Tidak berpengaruh H 8 : Ditolak 5 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit delay 0,05 0,0016 Berpengaruh H 9 : Diterima", "type": "Table" }, { "left": 415, "top": 725, "width": 109, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,0000 Berpengaruh", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 738, "width": 452, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 10 : Diterima Sumber: Data diolah Penulis (2017)", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 92, "width": 120, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent Samples Test", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 102, "width": 50, "height": 5, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Levene's Test", "type": "Picture" }, { "left": 188, "top": 111, "width": 49, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "for Equality of Variances", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 119, "width": 94, "height": 5, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "t-test for Equality of Means", "type": "Table" }, { "left": 196, "top": 129, "width": 125, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F Sig. t df Sig.", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 129, "width": 448, "height": 203, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Ukuran Perusahaan Equal variances assumed 3.293 .072 4.417 133 .000 1.43520 .32495 .79246 2.07795 Equal variances not assumed 4.981 57.137 .000 1.43520 .28814 .85823 2.01217 Opini Audit Equal variances assumed .140 .709 .189 133 .850 .01429 .07558 -.13521 .16379 Equal variances not assumed .184 45.144 .855 .01429 .07766 -.14212 .17069 Profitabilitas Equal variances assumed 3.270 .073 2.264 133 .025 1.23634 .54619 .15600 2.31668 Equal variances not assumed 1.661 34.165 .106 1.23634 .74445 -.27629 2.74896 Reputasi KAP Equal variances assumed 3.445 .066 1.211 133 .228 .11905 .09831 -.07541 .31351 Equal variances not assumed 1.160 44.193 .252 .11905 .10266 -.08783 .32593 Audit Delay Equal variances assumed .506 .478 2.086 133 .039 10.12381 4.85230 .52615 19.72147 Equal variances not assumed 1.963 43.214 .056 10.12381 5.15743 -.27564 20.52326", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 67, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 222, "height": 398, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa Ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas, dan reputasi KAP secara simultan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional maupun perbankan umum syariah tahun 2014-2016. Ukuran perusahaan dan Reputasi KAP berpengaruh secara parsialdan signifikan terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional maupun perbankan umum syariah tahun 2014-2016. Opini audit dan Profitabilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional maupun perbankan umum syariah tahun 2014-2016. Besarnya pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas, dan reputasi KAP terhadap audit delay pada perusahaan perbankan konvensional adalah sebesar 79,99% dan termasuk kedalam kriteria koefisien determinasi yang memiliki keeratan sangat kuat, sedangkan besarnya pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, profitabilitas, dan reputasi KAP terhadap audit delay pada perusahaan perbankan syariah adalah sebesar 49,58% dan termasuk kedalam kriteria koefisien determinasi yang memiliki keeratan kuat.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 522, "width": 129, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel independen", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 522, "width": 39, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 222, "height": 122, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan dan profitabilitas serta variabel dependen audit delay memiliki rata-rata yang berbeda secara signifikan antara perusahaan perbankan konvensional dengan perbankan syariah, sedangkan variabel independen lainnya yaitu opini audit dan reputasi KAP memiliki rata-rata yang sama secara signifikan antara perusahaan perbankan konvensional dengan perbankan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 667, "width": 34, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 221, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran dalam penelitian ini yaitu Pertama, bagi perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan perbankan konvensional maupun syariah serta agar dapat meningkatkan kualitas laporan keuangannya, termasuk faktor-faktor yang telah diteliti dalam", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 88, "width": 222, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mempengaruhi audit delay di penelitian ini agar audit delay perusahaan dapat di persingkat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 130, "width": 221, "height": 66, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah periode penelitian yang lebih panjang, menggunakan objek perusahaan lain, dan menambah faktor lain yang dapat mempengaruhi audit delay .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 223, "width": 113, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 237, "width": 222, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amani, Fauziyah Althaf dan Waluyo, Indarto. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay . Jurnal Nominal Universitas Negeri Yogyakarta. Vol 5. No 1.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 325, "width": 221, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arens, A.A. dan M.S. Beasly, 2008. Auditing dan Jasa Assurance : Pendekatan Terintegrasi, Edisi Kedua belas, Erlangga, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 387, "width": 221, "height": 66, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azhari, Muhammad, Wahidahwati dan Riharjo, Ikhsan Budi. 2014. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay . Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 3. No. 10.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 462, "width": 222, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belkaoui, Ahmed Riahi. 2011. Accounting Theory Edisi 5 . Jakarta : Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 509, "width": 222, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febrianty. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS). Vol. 1. No. 3", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 598, "width": 221, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 612, "width": 186, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multivariete dengan Program IBM", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 626, "width": 221, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SPSS 23. Badan Penerbit Universitas diponegoro, Semarang. Indonesian Stock Exchange. http://www.idx.co.id/ (diakses 04", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 687, "width": 59, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "April 2017)", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 707, "width": 221, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iskandar, Meylisa Januar dan Trisnawati,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 720, "width": 187, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estralita. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit report lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 785, "width": 252, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45| Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 75, "width": 186, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12. No. 3. Hlm.175- 186.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 222, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kartikahadi, Hans. Dkk. 2012. Akuntansi Keuangan berdasrkan SAK berbasis IFRS buku 1. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 221, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lestari, Puji. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 197, "width": 186, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompleksitas Operasi Terhadap Audit Delay . Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 221, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyadi. 2011. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 221, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Murti, Ni Made Dwi Ari dan Widhiyani, Ni Luh Sari. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas pada Audit Delay dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Pemoderasi. E-", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 347, "width": 187, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Akuntansi Universitas", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 361, "width": 183, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Udayana. Vol. 16. No. 1. Hlm. 275-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 221, "height": 119, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "305. ISSN: 2302-8556. Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Peraturan Nomor: 29/POJK.04/2016. Tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Otoritas Jasa Keuangan. https://www.sahamok.com/pasar- modal/otoritas-jasa-keuangan-ojk/", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 497, "width": 117, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(diakses 04 April 2017)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 221, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puspitasari, Elen dan Sari, Anggraeni Nurmala. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 572, "width": 187, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Audit Delay ). Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. 9 No. 1 Hlm. 1-96.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puspitasari, Ketut Dian dan Latrini, Made", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 620, "width": 187, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yeni. 2014. Pengaruh Ukuran", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 633, "width": 187, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan, Anak Perusahaan,", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 647, "width": 187, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leverage dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 8. No 2.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putra, Putu Gede Ovan Subawa dan Putra, I", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 708, "width": 187, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Made Pande Dwiana. 2016. Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Auditor, Profitabilitas, dan Debt to Equity", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 75, "width": 187, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ratio terhadap Audit Delay . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 14. No. 3 Hlm. 2278-2306. ISSN:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 116, "width": 58, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2302-8559.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 136, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saemargani, Fitria Ingga dan Rr. Indah", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 150, "width": 186, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mustikawati, M.Si., Ak. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini Auditor Terhadap Audit Delay. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 219, "width": 187, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nominal Universitas Negeri Yogyakarta. Vol. 4. No. 2. Hlm. 1-15.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 252, "width": 222, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Septariani, Desy. 2016. Pengaruh Return on Assets, Debt to Equity Ratio dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages di BEI Periode 2013-2014). Journal of Applied Business and Economics . Vol.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 349, "width": 183, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 No. 4. Hlm. 594-605. p-ISSN: 2256- 4849. e-ISSN: 2528-6153.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 382, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. 2010. MetodePenelitianBisnis.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 396, "width": 120, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung: CV. Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 416, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tuanakotta, Theodorus M. 2014. Audit", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 430, "width": 186, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbasis ISA (International Standards on Auditing) . Edisi 1. Salemba Empat, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 477, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Verawati, Ni Made Adhika dan Wirakusuma,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 491, "width": 186, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Made Gede. 2016. Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 505, "width": 187, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit, dan Komite Audit pada Audit Delay . E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 17. No.2. Hlm. 1083-1111. ISSN: 2302-8556.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 580, "width": 221, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 627, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widhiasari, Ni Made Shinta dan Budiartha, I", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 641, "width": 186, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketut. 2016. Pengaruh Umur", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 655, "width": 187, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, dan Pergantian Auditor Terhadap Audit Report Lag . E-Jurnal Akuntansi Universitas", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 710, "width": 183, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Udayana. Vol. 15. No. 1. Hlm.200- 227. ISSN: 2302-8556.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 276, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 6 (1), 2018, 45-62", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 783, "width": 254, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.6 | No.1 | 2018", "type": "Page footer" } ]
a654df05-6407-e484-080e-f05cb7d0a9c0
http://jurnal.minartis.com/index.php/jebs/article/download/1577/1362
[ { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 141", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 117, "width": 438, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Praktek Kerja Industri (Prakerin), Informasi Dunia Kerja Dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 160, "width": 156, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yesi Puspita Sari 1 , Eka Mariyanti 2 *", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 171, "width": 214, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas 1,2 E-mail : [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 78, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "* Corresponding Author", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 228, "width": 244, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted: 14 -03-2024, Reviewed: 15 -03-2024, Accepted 1 8 -03-2024", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 470, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study aims to analyze the effect of Industrial Work Practice (PRAKERIN), information on the world of work, and motivation to enter the world of work on the work readiness of XII grade students at the Vocational High School for Agricultural Development (SMK PP) Negeri Padang. By using a sample of 105 students, the sampling technique was carried out using Raosoft Sample Size Calculator Software. The results of data analysis show that the variable that has the most influence on the work readiness of vocational students is Industrial Work Practice (PRAKERIN), with a beta value of 0.477. This study highlights the importance of practical experience in shaping vocational students' work readiness, and emphasizes the need for increased information and motivation related to the world of work. The implication of this finding is the need to improve and develop the PRAKERIN program at SMK PP Negeri Padang, as well as the important role of information and motivation in preparing students to enter the world of work. This research contributes to the understanding of the factors that influence vocational students' work readiness, so that it can be the basis for developing more effective educational strategies and policies in the future.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 470, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Industrial Work Practices (PRAKERIN), Information on the World of Work and Motivation for Entering the World of Work", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 436, "width": 470, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), informasi dunia kerja, dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang. Dengan menggunakan sampel sebanyak 105 siswa, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Raosoft Sample Size Calculator Software. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa SMK adalah Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), dengan nilai beta sebesar 0,477. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengalaman praktis dalam membentuk kesiapan kerja siswa SMK, serta menekankan perlunya peningkatan informasi dan motivasi terkait dunia kerja. Implikasi dari temuan ini adalah perlunya peningkatan dan pengembangan program PRAKERIN di SMK PP Negeri Padang, serta peran penting informasi dan motivasi dalam mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi kesiapan kerja siswa SMK, sehingga dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan kebijakan pendidikan yang lebih efektif di masa mendatang. Kata Kunci : Praktek Kerja Informasi (PRAKERIN), informasi dunia kerja, motivasi memasuki dunia kerja", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 322, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under Creative Commons Attribution License 4.0 CC-BY International license", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 470, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan wadah bagi siswa yang ingin mewujudkan potensi dirinya dan fokus pada bidang atau keahlian tertentu yang ingin ditekuninya, karena SMK adalah lembaga profesi yang dirancang agar para siswa dapat langsung memasuki dunia kerja dengan keterampilan yang dimilikinya, kemandirian serta kompetensi (Riyanti & Rustiana, 2017). Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang ikut serta dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang. Dalam rangka menyiapkan siswa yang siap kerja tentu ada hal yang harus dilakukan agar para siswa siap sedia dalam berbagai hal apapun seperti mental, keahlian, kepercayaan diri dan", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 142", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 470, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kompetensi. Hal ini tidak lepas dari upaya yang telah dilakukan sekolah yakni menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha (DU) / Dunia Industri (DI), pelatihan keterampilan di bidang pertanian, studi vokasi, Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau PRAKERIN, memberikan sosialisasi dari berbagai dunia industri dan workshop tentang pertanian serta alat praktik yang telah disediakan sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 470, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan informasi yang penulis terima dari kepala sekolah yaitu bapak Edwin dan guru BK masalah bagi yang belum bekerja adalah tidak mencari kerja karena sedang kursus, sedang mencari pekerjaan, sudah mencoba berulang kali tapi belum berhasil, tidak ada skill, kurang berminat, tidak sesuai dengan potensi dan kemampuan, mengikuti pelatihan untuk magang ke luar negeri, kurang percaya diri, kurang informasi tentang dunia kerja bahkan tidak mengetahui adanya lowongan kerja, masih ingin melanjutkan kuliah terlebih dahulu, belum paham cara melamar pekerjaan yang baik dan baik, daya serap bidang pertanian terbatas, susahnya menjadi wirausaha, lowongan kerja terbatas, keterbatasan informasi serta pemahaman dan rendahnya penerapan soft kill di tingkat SMK dimana sangat diperlukan industri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 470, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesiapan kerja merujuk pada keserasian antara kematangan fisik, mental, serta pengalaman yang telah dilalui seseorang sehingga mempunyai kompetensi agar dapat melakukan suatu kegiatan tertentu (Zain et al., 2020). Siswa yang siap kerja harus memiliki kompetensi serta keterampilan agar mampu bersaing dengan para pencari kerja lainnya. Terutama tamatan SMK terkadang merasa kemampuan dan keahlian yang dimiliki belum maksimal. Berdasarkan informasi dari alumni hal yang sangat memotivasi untuk bekerja adalah faktor ekonomi agar mampu memenuhi kebutuhan hidup dan membantu keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 470, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SMK PP Negeri Padang melaksanakan kegiatan Prakerin untuk mempersiapkan lulusannya memasuki dunia kerja. Menurut Rosara et al., (2018) Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keterampilan professional yang memadukan antara pendidikan sekolah yang sistematis dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh dengan bekerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat professional tertentu. Siswa ditempatkan pada bidang tertentu dan terkadang ketidaksesuaian dengan keahlian yang dimiliki siswa. Lama pelaksanaan prakerin berdasarkan kurikulum K13 dan KTSP adalah 3 (tiga) bulan, sedangkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka selama 6 (bulan) atau 1 semester.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 470, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Bukit, (2014) melalui prakerin siswa mempunyai keahlian serta pengalaman kerja sehingga memudahkan siswa dalam mencari pekerjaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Paramita, (2023) yang menunjukkan bahwa praktek kerja industri mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesiapan kerja siswa. Selain prakerin informasi dunia kerja juga menjadi faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja. Informasi dunia kerja berisikan kenyataan mengenai pekerjaan, karir dan bertujuan membantu siswa dalam mendapatkan gambaran, pengertian serta paham tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja (Khoiroh & Prajanti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 470, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Susilo, (2020) menunjukkan bahwa informasi tentang dunia kerja berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja siswa di SMK Bhakti Persada Kendal. Pengaruh yang positif ini dapat dilihat dari persepsi siswa tentang informasi memasuki dunia kerja harus akurat dan tepat, jelas dalam isi dan cara menguraikannya, relevan, disajikan secara menarik, bebas dari faktor subjektif serta informasi harus berguna dan bermanfaat. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Komang, (2014) terdapat adanya perbedaan informasi yang diperoleh siswa dalam meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 602, "width": 470, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu, motivasi memasuki dunia kerja juga mempengaruhi kesiapan siswa dalam bekerja. Hal ini didukung oleh penelitian Bagea, (2020) bahwa motivasi memasuki dunia kerja mempengaruhi kesiapan kerja yang menemukan bahwa semakin baik motivasi di lingkungan SMK Telkom Kendari, maka kesiapan kerja juga akan semakin baik. Menurut Rosara et al., (2018) motivasi adalah suatu keadaan fisiologis dan psikologis tiap individu yang dapat menjadi pendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 470, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka dapat diartikan bahwa motivasi memasuki dunia kerja merupakan suatu dorongan yang datang dari individu itu sendiri maupun luar individu untuk mengetahui dan memahami dunia kerja sehingga pekerjaan di masa depan akan lebih mudah. Banyak permasalahan yang sering muncul seperti faktor ekonomi yang mengharuskan", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 143", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 470, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lulusan smk bekerja untuk membantu keluarga dan adik-adiknya yang masih bersekolah, adanya keinginan sebelum memilih SMK untuk langsung bekerja, selain itu juga karena kebutuhannya meningkat seiring berjalannya waktu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 470, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut pada penelitian ini dengan judul “Pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), Informasi Dunia Kerja dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang.”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KERANGKA FIKIR", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 463, "width": 98, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar Kerangka Fikir", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 64, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grand Theory", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 470, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teori yang menerangkan tentang sikap kesiapan kerja pada individu merupakan Teori Koneksionisme Thorndike. Thorndike memplokamirkan teorinya dalam belajar bahwasanya tiap makhlup itu dalam tingkah lakunya ialah ikatan antara stimulus serta reaksi, stimulus merupakan sesuatu pergantian dari area eksternal yang jadi ciri buat mengaktifkan organisme sehingga membuat beraksi ataupun berbuat, sebaliknya reaksi merupakan bebas bertingkah laku yang mencuat sebab terdapatnya stimulus (Wahyuningsih & Yulianto, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 595, "width": 470, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seluruh tingkah laku siswa adalah perihal yang didasari oleh stimulus serta menciptakan reaksi. Kesiapan kerja siswa ialah reaksi yang diakibatkan oleh berbagai stimulus yang berasal dari dalam diri siswa ataupun lingkungannya yang pengaruhi siswa tersebut. Dalam riset ini kesiapan kerja bisa distimulus oleh status sosial ekonomi orang tua serta pula praktek kerja industri, informasi dunia kerja dan motivasi memasuki dunia kerja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 325, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Kesiapaan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 471, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Praktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan model pelaksanaan diklat yang diselenggarakan oleh smk dengan institusi/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), yang dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program yang selaras dengan menggunakan berbagai alternatif pelaksanaan, seperti day release , block release dan sebagainya (Putri & Suhartini, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 144", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 470, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan, menurut Nasrullah et al., (2020) praktek kerja industri merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di dunia industri yang berhubungan dengan kompetensi siswa sesuai bidang masing-masing. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa praktek kerja industri adalah sebuah program yang dilaksanakan di luar sekolah (dunia industri) yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing siswa. Manfaat penerapan praktek kerja industri dapat dirasakan berbagai pihak yaitu: bagi siswa, bagi sekolah, dan bagi Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 470, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan Paramita, (2023) yang menyatakan bahwa praktek kerja industri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII keahlian kelistrikan di SMK Adi Karya Ranah Pesisir, hasil penelitian serupa juga dilakukan oleh Nasrullah et al., (2020) bahwa praktek kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Negeri 1 Enrekang. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian menurut Khoiroh & Prajanti, (2019) praktek kerja industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan pemasaran SMK Swadaya Tremanggung tahun pelajaran 2017/2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 470, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Nasrullah et al., (2020) indikator praktek kerja industri adalah kesesuaian penempatan dengan bidang studi peserta didik, kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin, monitoring oleh pembimbing serta penjemputan dan laporan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 256, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Informasi Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 470, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Pradini, Ajeng. (2017) Informasi tentang dunia kerja merupakan seluruh informasi mengenai jenis- jenis pekerjaan yang terdapat di masyarakat, tahap dan jenis jabatan, sistem klasifikasi jabatan dan prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan ril masyarakat akan jenis.corak pekerjaan tertentu. Sedangkan menurut Khoiroh & Prajanti, (2019) informasi dunia kerja ialah informasi yang terdiri dari fakta-fakta mengenai sebuah pekerjaan, jabatan atau karir yang dimaksudkan untuk membantu seseorang mendapatkan metode pemikiran, uraian dan pengetahuan tentang dunia kerja. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi dunia kerja adalah segala informasi tentang pekerjaan baik jabatan ataupun karir, tahapan, prospek masa depan agar dapat membantu individu dalam memahami dan mengerti tentang dunia kerja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 470, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Komang, (2014) yang menyatakan bahwa informasi dunia kerja tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII. Sedangkan menurut Khoiroh dan Prajanti, (2019) yang menunjukkan hasil adanya pengaruh positif dan signifikan informasi dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII jurusan pemasaran SMK Swadaya Temanggung tahun pelajaran 2017/2018 dengan hasil 5,9%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 470, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi dunia kerja dapat bersumber dari berbagai pihak seperti menurut Oktaviani, Sindi (2023) informasi dapat bersumber dari : ligkungan sekitar, almamater (kampus) dan sekolah, dinas tenaga kerja dan transmigrasi, media massa, internet, bursa kerja, perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 470, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Pradini, Ajeng. (2017) indikator yang dapat digunakan untuk mengukur informasi dunia kerja yaitu: bahan informasi akurat dan tepat, bahan informasi jelas dalam isi dan cara menguraikan, bahan informasi relevan, bahan informasi yang disajikan secara menarik, bahan informasi yang disajikan oleh perorangan harus bebas dari faktor subjektif dan bahan informasi hendaknya bermanfaat bagi kalangan siswa di jenjang pendidikan menengah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 302, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 470, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motivasi didefenisikan sebagai suatu kondisi fisiologis dan psikologis dari seseorang yang mendorongnya agar melakukan sebuah kegiatan yang sesuai dengan pencapaian suatu tujuan. Menurut Putri & Suhartini, (2021) Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mau berperilaku tekun dan baik serta melakukan pekerjaan dengan jobdesk yang diberikan perusahaan. Sedangkan Motivasi memasuki dunia kerja didefenisikan sebagai daya penggerak yang menjadikan seseorang mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan yang dimiliki dalam bentuk", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 145", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 470, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keahlian, tenaga dan waktu untuk bekerja dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditetapkan (Bagea, 2020). Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi memasuki dunia kerja adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri sendiri agar mau melaksanakan suatu aktivitas atau bekerja secara tekun dan sukarela sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 470, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Putri & Suhartini, (2021) proses motivasi terdiri atas 3 (tiga) langkah sebagai berikut : 1. Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari adanya tenaga-tenaga pendorong seperti adanya desakan, motif, kebutuhan dan kegiatan yang menimbulkan adanya suatu ketegangan. 2. Berlangsungnya beberapa aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang akan menghilangkan ketegangan tersebut. 3. Adanya keinginan dalam pencapaian tujuan dan berkurang atau hilangnya ketegangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 470, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Bagea, (2020) yang menyatakan bahwa motivasi memasuki dunia kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII program keahlian teknik komputer dan jaringan SMK Telkom Kendari, penelitian serupa juga dilakukan oleh Putri & Suhartini, (2021) motivasi memasuki dunia kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 5 Kuningan. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian menurut Lutfiani & Djazari, (2019) menunjukkan hasil bahwa motivasi memasuki dunia kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII akuntansi SMK N 1 Pengasih tahun ajaran 2018/2019.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 468, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Rosara et al., (2018) indikator motivasi memasuki dunia kerja adalah : motif (motive), desakan (drive), keinginan (wish), dan kebutuhan (need).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 470, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), Informasi Dunia Kerja dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 470, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Rosara et al., (2018) kerja merupakan kegiatan melaksanakan sesuatu. Sedangkan, kesiapan kerja adalah suatu kondisi dimana individu siap atau memiliki keahlian dalam melakukan pekerjaan sehingga hasil yang dicapai dapat memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pendapat Bagea, (2020) menyatakan bahwa kesiapan kerja diartikan sebagai keterampilan yang cukup baik secara fisik maupun non-fisik. Kesiapan fisik yang dimaksudkan adalah kesehatan dan tenaga yang cukup untuk bekerja tetapi juga kesiapan mental, minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan aktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 470, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah suatu keadaan dimana seseorang harus mempunyai keahlian agar bisa melakukan suatu pekerjaan, tidak hanya keahlian tetapi keterampilan dari dalam diri yaitu kondisi kesehatan dan mental juga harus baik.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 520, "width": 421, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan kerja menurut Bagea, (2020) terbagai 2 yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 541, "width": 452, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Faktor intern merupakan faktor yang akan mempengaruhi kesiapan kerja para siswa berasal dari dalam diri sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 564, "width": 452, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Faktor Ekstern merupakan faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja berasal dari luar diri sendiri yaitu lingkungan keluarga (rumah).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 470, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Yusadinata et al., (2021), Kusnaeni & Martono, (2016), Lutfiani & Djazari, (2019), dan Susilo, (2020) menunjukkan hasil bahwa praktek kerja industri (prakerin), informasi dunia kerja dan motivasi memasuki dunia kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 470, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indikator kesiapan kerja menurut Rosara et al., (2018) adalah memiliki motivasi, memiliki kesungguhan atau keseriusan, memiliki keterampilan yang cukup, dan memiliki kedisiplinan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 139, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 146", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 471, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data yaitu studi kepustakaan, observasi dan kuesioner (angket). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK PP Negeri Padang yang terdiri dari 5 jurusan. Jumlah populasi sebanyak 143 siswa. Pada penelitian ini menggunakan Teknik Probability Sampling kemudian pengambilan sampel dengan Disproportionate Stratified Random Sampling yang dihitung menggunakan Teknik Software Raosoft Sample Size Calculator sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 105 siswa. Kuesioner yang telah disebarkan diolah menggunakan Aplikasi SPSS versi 23.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 88, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 168, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji t, F dan Koefisien Determinasi (R 2 )", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 250, "width": 56, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1 Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 470, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa variabel Praktek Kerja Industri (X1) dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa, namun hasil ini berbeda dengan variabel Informasi Dunia Kerja (X2) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian dan Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang. .", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 436, "width": 59, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 Uji F", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 470, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil uji simultan (Uji F) dapat dilihat pada tabel 2 diatas dimana Nilai F hitung 36,230 > F tabel 2,69 dan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, maka H 0 ditolak dan H a diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel praktek kerja industri (prakerin), informasi dunia kerja dan motivasi memasuki dunia kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 616, "width": 151, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3 Koefisien Determinasi (R 2 )", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 271, "width": 44, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coefficients a", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 300, "width": 22, "height": 4, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model", "type": "Picture" }, { "left": 256, "top": 291, "width": 92, "height": 4, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Unstandardized Coefficients", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 282, "width": 44, "height": 4, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Standardized", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 291, "width": 352, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.684 3.939 2.712 .008 Prakerin .477 .087 .479 5.476 .000 Informasi Dunia Kerja .093 .056 .153 1.650 .102 Motivasi Memasuki Dunia Kerja .210 .070 .239 3.012 .003", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 357, "width": 127, "height": 4, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 448, "width": 300, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1688.092 3 562.697 36.230 .000 b Residual 1568.670 101 15.531 Total 3256.762 104 a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 528, "width": 281, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Predictors: (Constant), Motivasi Memasuki Dunia Kerja, Prakerin, Informasi Dunia Kerja Model Summary Model", "type": "Picture" }, { "left": 226, "top": 662, "width": 7, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 662, "width": 31, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R Square", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 662, "width": 60, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adjusted R Square", "type": "Table" }, { "left": 390, "top": 652, "width": 51, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Std. Error of the", "type": "Picture" }, { "left": 167, "top": 662, "width": 282, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Estimate 1 .720 a .518 .504 3.941", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 684, "width": 276, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Predictors: (Constant), Motivasi Memasuki Dunia Kerja, Prakerin, Informasi Dunia Kerja", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 147", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 473, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis koefisien determinasi (R 2 ) pada tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi terletak pada tabel R 2 ( R- square ), namun karena variabel indenpendent – nya lebih dari 1 (satu) variabel maka lebih baik menggunakan angka pada adjusted R-Square sebesar 0,504. Hal ini berarti besarnya pengaruh praktek kerja industri (X1), informasi dunia kerja (X2), dan motivasi memasuki dunia kerja (X3) terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang adalah sebesar 50,4% sisanya 49,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti keaktifan berorganisasi dengan objek penelitian siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi Liyasari & Suryani, (2022), Penguasaan Soft Kill dengan objek penelitian siswa kelas XII jurusan pmasaran tahun pelajaran 2017/2018 SMK Swadaya Temanggung Khoiroh & Prajanti, (2019), dan kemandirian belajar dengan objek penelitian peserta didik SMK Negeri di Kota Makassar (Hamris et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 70, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 470, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) dapat ditarik kesimpulan bahwa Praktek Kerja Industri (X1) dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa, Sedangkan variabel Informasi Dunia Kerja (X2) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian dan Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang. Kemudian dilakukan uji simultan (uji F) didapatkan hasil bahwa Praktek Kerja Industri (Prakerin), Informasi Dunia Kerja dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang. Hal ini berarti kesiapan kerja siswa kelas XII pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Padang akan meningkat, apabila sekolah memperhatikan secara bersamaan praktek kerja industri (prakerin), informasi dunia kerja dan motivasi memasuki dunia kerja. Secara keseluruhan variabel yang diteliti ditemukan bahwavariabel yang paling berpengaruh adalah praktek kerja industri dibuktikan dengan nilai Unstandardized Coefficients pada kolom β sebesar 0,477 dan nilai signifikan paling mendekati 0,05 yaitu 0,000.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 37, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 470, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diharapkan pihak sekolah dapat mempertahankan serta meningkatkan praktek kerja industri (prakerin) yang disediakan seperti melakukan survey pelaksanaan praktek kerja indusstri (prakerin). Untuk dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa pihak sekolah dapat memberikan dorongan dan pemantauan perkembangan kemampuan siswa selama praktek kerja industri. Selain itu, sekolah juga harus tetap dan terus mempertahankan serta meningkatkan motivasi siswa dalam memasuki dunia kerja nantinya. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kesiapan kerja siswa dapat dikategorikan tinggi perlu dilakukan perhatian lebih terhadap faktor yang akan mempengaruhi kesiapan kerja serta menanamkan sikap siap kerja pada tiap siswa.", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 567, "width": 94, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 471, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagea, A. (2020). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Dan Motivasi Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas Xii Program Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan Smk Telkom Kendari. Selami Ips , 12 (2), 221. https://doi.org/10.36709/selami.v12i2.10853", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 420, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bukit, M. (2014). Strategi Dan Inovasi Pendidika Kejuruan Dari Kompetensi Ke Kompetensi. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 471, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hamris, H., Syahrul, & Jaya, H. (2018). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Kemandirian Belajar dan Informasi Dunai Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik SMK Negeri Di Kota Makassar . 1 . http://eprints.unm.ac.id/18690/1/artikel.pdf", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 470, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khoiroh, M., & Prajanti, S. D. W. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja, Praktik Kerja Industri, Penguasaan Soft Skill, Dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Smk. Economic Education Analysis Journal , 7 (3),", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 148", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 116, "width": 213, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1010–1024. https://doi.org/10.15294/eeaj.v7i3.28336", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 470, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komang. (2014). Efektivitas Teori Karier holland Melalui Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 149, "width": 447, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK. Journal Of Economic Education, 2(1). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIBK/article/view/3642", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusnaeni, Y., & Martono, S. (2016). Pengaruh Persepsi Tentang Praktik Kerja Lapangan, Informasi Dunia Kerja Dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Smk. Economic Education Analysis Journal , 5 (1), 16–29. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Liyasari, N., & Suryani, N. (2022). Pengaruh Praktik Kerja Lapangan, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, dan Keaktifan Berorganisasi terhadap Kesiapan Kerja. Business and Accounting Education Journal , 3 (1), 20–26. https://journal.unnes.ac.id/sju/baej/article/view/59276/22274", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 271, "width": 470, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lutfiani, L., & Djazari, M. (2019). Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas Xii World of Work Toward Work Readiness of Student of Class Xii . XVII (1). https://doi.org/10.21831/jpai.v17i1.26332", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasrullah, M., Ismail, S., Jamaluddin, & Hajrah. (2020). Pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Enrekang. Journal of Publick Administration , 1–10. http://ojs.unsamakassar.ac.id/jpa/article/view/62/56", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nugroho, M. R. A., Murtini, W., & Subarno, A. (2020). Pengaruh Praktik Kerja Industri Dan Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Di Smk Negeri 3 Surakarta. Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi Perkantoran , 4 (1), 1–10. https://jurnal.uns.ac.id/JIKAP/article/view/38298/27199", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 470, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oktaviani, Sindi. (2023). Pengaruh Informasi Pekerjaan, Praktik Kerja Industri, Dan Penguasaan Soft Kill Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Paramarta 2 Seputih Banyak Tahun Ajaran 2022/2023. Skripsi. Lampung : Universitas Lampung. http://digilib.unila.ac.id/70734/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 470, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paramita, D. (2023). Pengaruh Praktik Kerja Industri dan Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Keahlian Kelistrikan . 04 (02), 213–221. http://jpte.ppj.unp.ac.id/index.php/JPTE/article/view/290/174", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 470, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pradini, Ajeng. (2017). Pengaruh PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) Dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Dengan Motivasi Memasuki Dunia Kerja ebagai Variabel Mediasi (Studi Pada Siswa Kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Semarang). Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/30592/1/7101413295.pdf", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putri, R. A., & Suhartini, C. (2021). Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas Xii Smk Negeri 5 Kuningan. Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Ekonomi , 18 (02),179–187. https://doi.org/10.25134/equi.v18i2.4395", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Riyanti, F., & Rustiana, A. (2017). Pengaruh Praktek Kerja Lapangan, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, dan Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja. Economic Education Analysis Journal , 7 (3), 1083–1099. https://doi.org/10.15294/eeaj.v9i2.32079", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 467, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rosara, D. B., Harini, & Nugroho, J. . (2018). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Angkatan 2017/2018. BISE: Jurnal Pendidikan Bisnis Dan Ekonomi , 4 (1), 1–14. https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptn/article/view/11984/8539", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 470, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Susilo, S. M. (2020). Pengaruh Praktik Kerja Industri , Informasi Dunia Kerja Dan Motivasi Me- masuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa . 1 (3), 290–296. https://doi.org/10.15294/baej.v1i3.46701", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2807-8438", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 46, "width": 202, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol. 4 No. 1 Januari - April Hal. 141-149 DOI : https://doi.org/10.47233/jebs.v4i1.1577", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 459, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomika Dan Bisnis (JEBS) Vol.04 No. 01 Januari - April 2024 149", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 470, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wahyuningsih, I., & Yulianto, A. (2020). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Praktik Kerja Industri Melalui Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja. Economic Education Analysis Journal , 9 (2), 532–551. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/39430", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 471, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusadinata, A. S., Machmud, A., & Santoso, B. (2021). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin), Informasi Dunia Kerja dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan , 3 (6), 4108–4117. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.131 8", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 470, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zain, N., Marsofiyanti, & Ramadhanty, J. (2020). Pengaruh Efikasi Diri dan Bimbingan Karir Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas X dan XI SMK Negeri di Jakarta. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Perkantoran, Dan Akuntansi - JPEPA , 1 (1), 34–43. http://pub.unj.ac.id/index.php/jpepa/article/view/14", "type": "Text" } ]
0aaa7cc7-5ee9-31c7-ab8f-b6fec45ae3d8
https://jurnal.ubl.ac.id/index.php/ja/article/download/2331/2434
[ { "left": 303, "top": 48, "width": 208, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66 DOI http://dx.doi.org/10.36448/ja.v13i1.2331 pISSN2087-2739 eISSN2716-3423", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 798, "width": 10, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 429, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characteristics Study of Raft Houses in the Musi River of Palembang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 305, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anta Sastika 1 *, Raden Ahmad Nur Ali 2 , Cito Pringga Yudha 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 421, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indo Global Mandiri Jl. Jend. Sudirman No.Km.4 No. 62, 20 Ilir D. IV, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30129 *Penulis Korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 428, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : Palembang is one of the cities in Indonesia which has a large river, namely the Musi River. The Musi River divides the city of Palembang into two parts, namely across the Ulu and across the Ilir. The life of the people of Palembang has been very close to the river where many life activities take place in the river. Along the river there are many traditional settlements, one of which is a raft house we called is rumah rakit. The beginning of the appearance of the raft house is inseparable from the political history in the Palembang, where at that time foreigners who came to the Palembang were not allowed to have a place to live on the mainland, so many immigrants built houses on the river. But now the existence of raft houses is starting to be abandoned along with changes in the government system where everyone can own and build a house on the mainland. The characteristics of buildings above the river certainly have significant differences when compared to buildings built on land, so it is necessary to conduct an in-depth study of raft houses. This study aims to determine the characteristics of the raft house in terms of architecture, structure, building materials and utility systems. To find the characteristics of the raft house, this research was conducted through a descriptive-analytic qualitative research method approach, namely analyzing each component of the raft building. The results obtained in the study indicate that the design of the raft house is an adaptive result to the geographical conditions of the Musi river and is different from existing buildings on the mainland.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 202, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : rafting house; Musi river; Palembang City", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 404, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian Karakteristik Rumah Rakit Di Sungai Musi Palembang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 427, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Palembang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sungai besar yaitu sungai Musi. Sungai Musi yang membelah kota Palembang menjadi dua bagian yaitu bagian ulu dan bagian ilir. Kehidupan masyarakat Kota Palembang sejak dahulu sangat erat dengan sungai dimana aktifitas kehidupan banyak berlangsung di sungai. Disepanjang sungai banyak terdapat permukiman-permukiman tradisional, salah satunya adalah rumah rakit. Awal mula muncul rumah rakit tidak terlepas dari sejarah politik yang ada di Kota Palembang dimana saat itu bagi orang asing yang datang ke Kota Palembang tidak boleh memiliki tempat tinggal di daratan sehingga banyak pendatang yang membangun rumah diatas sungai. Namun saat ini keberadaan rumah rakit mulai ditinggalkan seiring dengan perubahan sistem pemerintahan dimana semua orang dapat memiliki dan membangunan rumah di daratan. Karakteristik bangunan diatas sungai tentu memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan bangunan yang dibangun di daratan sehingga perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap bangunan rumah rakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik yang ada pada bangunan rumah rakit yang ditinjau dari sisi arsitektur, struktur, material bangunan dan sistem utilitasnya. Untuk menemukan karakteristik rumah rakit maka, dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan metode penelitian kualitatif deskriptif analitik yaitu menganalisa setiap komponen bangunan rumah rakit yang ada. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa desain rumah rakit merupakan hasil adaptif terhadap kondisi geografis sungai Musi dan kondisi sosial masyarakat penghuninya yang berbeda dengan bangunan di daratan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 255, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: karakteristik; rumah rakit; sungai musi; Palembang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel diterima", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 683, "width": 73, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": 30 Desember 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 62, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel diperiksa", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 693, "width": 66, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": 24 Oktober 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 158, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel disetujui : 27 Desember 2022 Artikel dipublikasikan : 12 Januari 2023", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 114, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan fisik kota Palembang mulai sejak pemerintahan Hindia- Belanda pada awal abad ke-20. Berdasarkan Undang-undang desentralisasi yang dikeluarkan oleh pemerintahan Hindia-Belanda, Palembang ditetapkan menjadi Gemeente dan dipimpin oleh seorang burgemeester, yang dalam struktur pemerintahan sekarang setara dengan walikota. Letak pusat pemerintahan Gemeente Palembang di sebelah Barat Benteng Kuto Besak. Di kawasan tersebut juga didirikan bangunan-bangunan umum seperti gedung peradilan, kantor pos dan telepon, rumah gadai, sekolah, gereja, hotel dan tempat-tempat hiburan seperti bioskop serta gedung pertemuan. Pada waktu itu dibangun pula sebuah pasar yang terletak di sebelah Timur Benteng. Dahulunya tempat transaksi jual beli dilakukan di atas perahu di Sungai Musi dan anak-anak Sungai Musi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 428, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola perkembangan permukiman yang terjadi memanjang mengikuti aliran Sungai Musi, yaitu di sisi kanan dan kiri sungai. Pengaruh Sungai Musi bagi masyarakat Palembang dinyatakan dalam pemberian nama kampung-kampung mereka yang selalu berorientasi ke sungai. Menurut Salura (2014), Kampung Arab, Kampung Cina, dan Kampung Kapitan merupakan kawasan permukiman penduduk yang dapat ditemukan di tepi aliran Sungai Musi. Terbentuknya kampung-kampung yang terklasifikasi berdasarkan etnis merupakan produk yang dihasilkan dari kebijakan yang diberlakukan sejak masa pra-kolonial, yaitu pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 428, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun telah melewati beberapa pergantian sistem pemerintahan, kampung-kampung ini tetap bertahan dan masih menerapkan perilaku masyarakat tepi sungai. Hal ini tentu saja didukung oleh keberadaan Sungai Musi yang hingga saat ini masih memberikan manfaat bagi masyarakat Kota Palembang, khususnya masyarakat yang bermukim di tepi aliran sungai. Selain berfungsi sebagai sumber kehidupan, Sungai Musi juga berfungsi sebagai sarana transportasi yang membangkitkan kekuatan politik, sosial, dan ekonomi sebagai kekuatan utama. Kebijakan menjadi faktor penting dalam menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan kawasan permukiman, khususnya yang ada di tepi sungai. Tidak hanya terbatas pada fungsi ekologi sungai, tetapi aspek politik, ekonomi, dan budaya turut berpengaruh dalam merumuskan kebijakan karena secara tidak langsung berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat yang bermukim di sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 428, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebab adanya premukiman di tepian sungai pada awalnya disebabkan oleh kepentingan atau kebutuhan transportasi dan kebutuhan terhadap air. Perkembangan sejarah awal pertumbuhan dan pola permukiman di tepi perairan/sungai membawa perubahan-perubahan, karena sungai atau tepi perairan adalah batas suatu daerah atau kawasan yang pertama kali menerima pengaruh dari luar sehingga memiliki sifat yang sangat terbuka dan rawan terhadap perubahan. Pengaruh dari luar dibawa oleh kaum pendatang membentuk suatu komunitas tersendiri dan menyebarkan budayanya di daerah- daerah tepi kawasan.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 357, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak jaman dahulu permukiman-permukiman di wilayah Sumatera khususnya Sumatera Selatan secara turun temurun membangun permukiman di tepian sungai atau sumber air. Di Kota Palembang terdapat beberapa sungai baik sungai yang besar maupun anak sungai salah satunya adalah sungai Musi. Oleh karena itu Kota Palembang sering disebut sebagai Venesia from East (Santun 2010). Sebagai ruang terbuka dari badan air, sungai juga berfungsi sebagai mata pencaharian penduduk setempat dan sarana transportasi utama. Hal ini dianggap sangat penting ketika sungai berada di pusat kota dan merupakan bagian dari perkembangan kota itu sendiri. Permukiman tersebut berada di bantaran sungai yang disebabkan oleh manfaat atau kebutuhan transportasi dan kebutuhan akan air. Sungai dan tepian air pada awalnya merupakan wilayah atau batas wilayah yang terkena dampak eksternal, sehingga memiliki karakter yang sangat terbuka dan bervariasi (Sastika A dan Yasir A, 2017). Sungai Musi yang membelah Kota Palembang menjadi 2 (dua) bagian yaitu wilayah Ulu dan wilayah Ilir. Di sepanjang tepian sungai Musi digunakan masyarakat untuk tempat bermukim dengan membangun rumah tinggal model rumah panggung limas maupun rumah panggung pada umumnya. Selain rumah panggung, terdapat juga rumah rakit yang terdapat di sepanjang tepian sungai Musi. Rumah rakit termasuk bangunan rumah tinggal tradisional yang dimiliki oleh Kota Palembang dan menjadi salah satu ciri khas permukiman air. Sejarah munculnya rumah rakit adalah diawali dengan kaum pendatang yang berasal dari Tionghoa ke Kota Palembang. Sebagaimana peraturan yang dibuat pada jaman Kesultanan Palembang dimana kaum pendatang tidak diijinkan untuk bermukim di daratan kecuali bermukim di atas sungai/air.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 428, "height": 313, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu kaum pendatang membangun rumah diatas air dengan model rumah rakit (Hanafiah, 1990). Rumah rakit-rumah rakit tersebut dibangun berjajar pada sisi seberang ulu dang menghadap ke keraton kesultanan Palembang. Rumah rakit merupakan bangunan tempat tinggal yang merupakan bentuk adaptif terhadap lingkungannya. Rumah rakit memiliki bentuk persegi panjang dengan luas berkisar antara 30 sampai 60-meter persegi dengan bentuk atap pelana serta menggunakan penutup atap dari daun nipah yang relatif ringan. Secara umum rumah rakit dapat diakses melalui jalur darat dan melalui sungai oleh karena itu setiap rumah rakit memiliki 2 buah pintu dimana satu pintu menghadap ke darat dan satu pintu menghadap kearah sungai sedangkan sisi kiri dan kanan adalah bukaan berupa jendela. Ruang utama antara kedua buah pintu digunakan sebagai ruang tamu sedangkan ruang lainnya dijadikan sebagai kamar tidur. Perletakan dapur tidak selalu dibagian dalam rumah namun ada beberapa rumah yang dapurnya berada dibagian luar kearah sisi daratan yang menyatu dengan area kamar mandi dan WC. Penggunaan material bangunan, orientasi bangunan disesuaikan dengan karakteristik dari sungai Musi itu sendiri sehingga usia dari bangunan rumah rakit dapat bertahan selama 20-30 tahun. Rumah rakit tidak saja berfungsi sebagai tempat tinggal namun juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan perdagangan dan kegiatan usaha lainnya (Anggraeny, 2010). Dalam perkembangannya bahwa rumah rakit bukan hanya ditempati oleh pendatang dari Tionghoa namun juga", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai tempat tinggal penjajah Belanda pada jaman kolonial. Menurut Sevenhoven, 1971 Di kedua tepi sungai, terdapat sebuah rumah diatas air yang disebut rakit. Rumah rakit terbuat dari balok anyaman bambu yang diikat ke tepi sungai atau tiang yang ditanam di tanah, dengan menggunakan rotan yang jauh lebih kuat daripada tali rami. Rumah rakit terpengaruh oleh pasang surut air dan terhubung ke daratan oleh jembatan terapung sebagai akses mencapai rumah rakit selain pencapaian dengan menggunakan perahu.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 354, "width": 274, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Rumah Rakit di Palembang Tahun 1920 Sumber: Collectie Tropenmuseum/rmolsumsel.id, 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 428, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paska kemerdekaan keberadaan rumah rakit mulai berkurang seiring dengan berubahnya system pemerintahan yang tidak lagi mensyarakatkan bangsa pendatang untuk tinggal di sungai sehingga kaum pendatang mulai berpindah ke daratan untuk bermukim. Selain longgarnya peraturan bermukim bagi warga asing, eksistensi rumah rakit juga menurun dikarenakan material rumah rakit yang berkualitas mulai sulit didapatkan seperti kayu unglen, bambu wulung serta terbatasnya pergerakan aktifitas. Saat ini rumah rakit yang fungsinya sebagai tempat tinggal masih banyak ditemukan di muara sungai Ogan Palembang dimana yang menenmpatinya bukan lagi warga keturunan asing tapi masyarakat lokal yang datang dari pedalaman. Gambar 2 berikut adalah lokasi lokasi penelitian yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 709, "width": 56, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2.", "type": "Caption" }, { "left": 147, "top": 723, "width": 304, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Sebaran Rumah Rakit Di Muara Sungai Ogan Sumber: Pribadi 2021", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 222, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah rakit yang dibangun diatas air memiliki karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan rumah-rumah yang ada di daratan. Pemilihan material yang tahan terhadap air merupakan faktor utama pembangunan rumah rakit sehingga dengan material yang baik akan menentukan umur dari bangungan. Teknik konstruksi rumah rakit dilakukan dengan mempertimbangkan pergerakan atau aliran sungai sehingga posisi rumah tetap stabil dan tidak mengalami pergeseran dan perubahan susunan konstruksi. Untuk menjaga stabilitas bangunan, dimensi rumah rakit tidak terlalu besar sehingga hanya terdapat ruang-ruang tertentu yang terdapat di dalamnya dan rumah jenis ini dapat dikategorikan sebagai rumah sederhana (Suparno 2006). Sebagai tempat tinggal, rumah rakit memiliki system utilitas yang juga berbeda dengan utilitas pada rumah daratan mengingat lokasi rumah rakit terletak diatas air sehingga semua jenis air buangan langsung dibuang ke sungai. Beberapa hal yang dikemukan diatas merupakan kondisi yang ada pada rumah rakit khususnya rumah rakit yang ada di sungai Musi Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik rumah rakit di sungai Musi Palembang terutama dari sisi material, konstruksi bangunan, tata ruang dan system utilitasnya. Mengkaji karakteristik rumah rakit ini sebagai upaya dari menjaga eksistensi keberadaan rumah rakit yang saat ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat Kota Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 578, "width": 230, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 . Rumah Rakit di 3-4 Ulu Palembang Sumber: Pribadi 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 63, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif melalui observasi terhadap salah satu rumah rakit yang ada di sungai Musi Palembang. Observasi dilakukan terhadap komponen-komponen bangunan dari sisi arsitektur, struktur, material dan sistem utilitasnya. Data hasil observasi akan dianalisis dengan pendekatan beberapa teori yang relevan, yaitu material dan konstruksi, tata ruang. Bagian ini menjelaskan metode yang digunakan dalam menjawab tujuan penelitian. Metode yang digunakan dapat berupa metode kualitatif dan metode gabungan atau disesuaikan dengan perkembangan metode penelitian terbaru.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 175, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Metode Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pengumpulan data dimulai dari observasi di salah satu rumah rakit yang ada di muara Sungai Ogan kelurahan 3-4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang. Pemilihan lokasi ini mengingat di kelurahan ini masih banyak terdapat rumah rakit yang digunakan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal. Kondisi setiap rumah rakit berbeda-beda namun secara umum memiliki kondisi dan dimensi yang sama. Setelah observasi maka dilakukan pengukuran terhadap obyek penelitian yang kemudian digambar ulang sehingga didapatkan gambar rumah rakit yang utuh termasuk mengidentifikasi berbagai jenis material yang digunakan. Selanjutnya melakukan studi pustaka tentang rekam jejak dan perkembangan rumah rakit hingga saat ini dan juga melakukan wawancara kepada pemilik rumah rakit terkait dengan sejarah rumah rakitnya, aktifitas penghuni dan melihat karakteristik rumah rakit yang terkait dengan arsitektur, struktur dan konstruksi serta sistem utilitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 140, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 428, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini maka motode yang digunakan adalah analisis induktif dan deduktif dimana pada tahap induktif dilakukan pengelompokan data menjadi informasi yang berulang kemudian data-data yang sudah tersusun akan di telaah kembali untuk melihat kesesuaian data dengan tema termasuk mempertimbangkan penambahahan data baru. Proses penelitian dimulai secara induktif kemudian proses Analisa secara deduktif (Creswell, 2017). Data yang sudah dianalisa kemudian dilakukan pembahasan secara kualititatif deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 164, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 428, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah rakit merupakan salah satu rumah tradisional yang ada di Kota Palembang yang memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah tradisional lainnya karena terletak diatas sungai/air. Secara umum bentuk dan dimensi rumah rakit yang masih ada saat ini adalah relatif sama yang membedakannya adalah usia dan pemiliknya. Namun jika dilihat secara visual banyak hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam tentang rumah rakit yang saat ini jumlahnya semakin sedikit. Oleh karena itu obyek penelitian ini adalah salah satu rumah yang ada di muara Sungai Ogan Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 428, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan penelitian ini dibagi dalam empat kelompok yaitu arsitektur, struktur, material dan sistem utilitasnya. keempat kelompok ini dianggap dapat menggambarkan karakteristik rumah rakit secara umum yang ada di Kota Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 160, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Arsitektur Rumah Rakit", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 428, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah rakit dibangun sesuai dengan tingkat kemampuan ekonomi pemiliknya namun, secara umum rumah rakit termasuk kategori rumah sederhana dimana rumah sederhana akan digunakan bagi keluarga kecil (Suparno, 2006). Rumah-rumah rakit yang ada di Sungai Musi Palembang terbentuk atas adanya situasi politik pada saat itu sehingga bentuk dan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ukurannya menyesuaikan dengan tingkat perekonomian pemiliknya. Keberadaan rumah rakit di Sungai Musi ini menambah khasanah arsitektur tradisional yang ada di Sumatera Selatan yang memiliki konsep kearifan lokal dimana bentuk arsitekturnya menyesuaikan dengan lingkungan dimana rumah rakit itu dibangun. Rumah rakit merupakan salah satu bentuk atau model permukiman yang adaptif terhadap kondisi alam meskipun keberadaan rumah rakit di sungai Musi tidak menjadi faktor pembentuk namun lebih kepada kebijakan yang dibuat pemerintahan pada masa itu. Namun demikian terlepas dari unsur kebijakan, rumah rakit dapat menjadi model permukiman- permukiman di tepian air yang dapat berfungsi sebagai upaya dalam menghadapi banjir.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 428, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organisasi ruang rumah rakit terdiri dari kamar tidur, ruang makan, ruang tamu/keluarga sedangkan hubungan antara ruang adalah dapur langsung berhubungan dengan ruang makan dan kamar tidur berhubungan langsung dengan ruang makan dan juga berhubungan dengan ruang tamu/keluarga. Hubungan ruang yang sederhana ini tercipta karena aktifitas penghuni rumah rakit dalam kegiatannya sehari-hari. Tata ruang rumah rakit dipengaruhi oleh hubungan ruang akibat aktifitas penghuni dalam kehidupannya sehari-hari dan juga mempertimbangkan kesimbangan di dalam menempatkan fungsi ruang sehingga tidak terdapat sisi ruang yang lebih berat dibandingkan dengan sisi ruang yang lain. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi agar rumah rakit tetap seimbang dan tidak miring.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 428, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelemahan dari rumah rakit ini adalah rawannya muncul goyangan air akibat dari ombak kapal atau speedboat yang melintas disekitar rumah rakit namun jika dilihat dari Teknik konstruksi yang menggunakan sistem ikat dan pasak maka gaya yang bekerja pada bangunan akibat adanya goncangan air menjadi gaya elastis. Sedikitnya pembagian ruang pada rumah rakit menyebabkan beban yang diterima oleh rangkaian bamboo dibagian bawah akan tetap stabil menopang bangunan agar tetap mengapung. Pola hubungan ruang pada rumah rakit dapat dilihat pada gambar berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 703, "width": 146, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 . Hubungan Ruang Sumber: Pribadi 2021", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 221, "top": 390, "width": 156, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 . Denah Rumah Rakit Sumber: Pribadi, 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 428, "height": 119, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembagian fungsi ruang pada rumah rakit disesuaikan dengan kebutuhan penghuni dan luas bangunannya. Secara umum pembagian fungsi ruangnya adalah ruang berkumpul keluarga atau ruang tamu yang sekaligus juga difungsikan sebagai tempat usaha dengan luas ruangan rata-rata 28 meter persegi, kamar tidur 1 (satu) buah yang dugunakan oleh orang tua atau ibu dan anak bayi dengan luas 9 meter persegi. Satu buah ruang makan yang bersebelahan dengan kamar tidur serta area belakang terdiri dari dapur dan 1 buah kamar mandi yang terpisah dari bangunan utama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 428, "height": 118, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola ruang pada rumah rakit tidak memiliki hirarki tertentu namun disesuaikan dengan selera pemiliknya serta mempertimbangkan beban hidup dalam bangunan sehingga bangunan tidak akan miring pada salah satu sisinya. Bentuk rumah rakit dibuat memanjang dan sisi memanjang menghadap atau berorientasi ke seberang hilir atau menghadap ke keraton Kesultanan Palembang saat itu. Orientasi ini merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Sultan saat itu dimana rumah tinggal bagi kaum pendatang dikelompokkan pada sisi Ulu dari Sungai Musi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar perahu tidak terbawa aliran sungai maka disetiap sudut luar bangunan ditambahkan tiang kayu dengan kualitas baik dan tahan air sebagai tempat untuk menambatkan bangunan rumah rakit. Lantai rumah rakit terbuat dari material kayu/papan dengan ketebalan papan 2-3 sentimeter sedangkan untuk dinding juga menggunakan dinding papan walaupun pada jaman dahulu", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdapat juga beberapa rumah rakit yang dindingnya terbuat dari bambu yang dicacah memanjang atau yang biasa disebut dengan pelepuh bambu. Bentuk bangunan rumah rakit yang sederhana memberikan pengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam bangunan yang nyaman karena letaknya di wilayah ruang yang terbuka yaitu di atas sungai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 428, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Material bangunan rumah rakit didatangkan dari pedalaman Sumatera Selatan yang dibawa oleh pedagang. Untuk menjaga stabilitas posisi bangunan maka sisi terpendek dari rumah rakit sejajar dengan aliran sungai Musi. Sedangkan sisi belakang dari rumah rakit menghadap sisi darat yang dilengkapi dengan jembatan atau jerambah kayu sebagai akses pencapaian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 428, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dari sisi sosiologi maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang bermukim di rumah rakit memiliki hubungan yang kuat dengan masyarakat yang bermukim di darat hal ini dapat dilihat dari pola perletakan rumah rakit terhadap permukiman yang ada di darat. Yang membedakannya hanya letak dari bangunannya saja yang diatas air atau sungai. Tidak terdapat ornament- ornament khas pada rumah rakit seperti yang terdapat pada bangunan rumah tradisional di bagian darat. Hal ini menunjukkan bahwa rumah rakit merupakan rumah yang berfungsi sebagai hunian dan tempat berusaha secara ekonomi dan juga tidak menunjukkan status sosial bagi sesama penghuni rumah rakit. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan rumah limas yang ada di darat dimana terdapat ragam ornament, status sosial dan adanya hirarki pembagian ruang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 428, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola permukiman rumah rakit tidak berkelompok namun tersebar di sepanjang aliran sungai namun biasanya akan mendekati pusat-pusat perdagangan seperti pasar maupun mendekati permukiman yang ada di darat. Secara klimatologi sistem tata udara didalam rumah rakit sangat sejuk dikarenakan rumah rakit berada diatas badan sungai yang merupakan ruang terbuka sehingga aliran angina akan lebih leluasa masuk kedalam bangunan melalui sambungan-sambungan papan dinding dan juga melalui lubang ventilasi diatas pintu maupun jendela. Sistem sirkulasi udara pada rumah rakit menggunakan sistem penghawaan alami sehingga tidak perlu ditambahkan sistem penghawaan buatan. Adapun hubungan rumah rakit dengan lingkungan sekitarnya dapat dilihat pada gambar 6 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 726, "width": 260, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Hubungan Rumah Rakit Dengan Daratan", "type": "Caption" }, { "left": 241, "top": 739, "width": 116, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Pribadi 2021", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 147, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Struktur Rumah Rakit", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah rakit dibangun diatas sebuah rakit bambu dan pada empat sisinya dipasang tiang kayu yang berfungsi untuk menjaga rumah agar tidak bergeser karena aliran air. Struktur bawah dari rumah rakit terdiri dari rangkaian bambu dengan kualitas yang baik dengan jumlah batang bambu antara 100 sampai 150 batang, kemudian rangkaian bambu ini ditumpuk menjadi 4-6 tumpukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingginya tumpukan bambu akan mempengaruhi daya dukung terhadap berat dari badan bangunan diatasnya. Semakin tinggi tumpukan bambu maka akan semakin stabil struktur bawah untuk menopang beban yang ada diatasnya. Pemilihan bambu sangat tepat karena untuk jenis bamboo tertentu yang direndam di dalam air maka akan menambah kekuatan bambu itu sendiri. Setelah bambu tersusun kemudian diikat dengan balok kayu yang dipasang melintang dan diujung balok dibuat lubang untuk memasang pasak kayu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan pemasangan pasak ini adalah untuk menjaga susunan bambu agar tidak terlepas dari ikatannya. Teknik pemasangan struktur bambu hanya dengan cara diikat dan diberi pasak. Fungsi dari bambu adalah sebagai pelampung dan untuk tempat meletakkan badan bangunan. Bambu dapat mengapung dikarenakan masa jenis bambu lebih kecil dari berat jenis air (Umari ZF, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 431, "height": 118, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah konstruksi kayu dan bambu terpasang dengan baik maka selanjutnya adalah pemasangan rangka dinding dan rangka atap. Rangka dinding menggunakan material kayu yang berukuran 6/12 dengan sambungan- sambungan menggunakan pasak kayu dengan ketinggian rata-rata rangka dinding ini adalah 3 meter. Rangka atap juga menggunakan kayu dengan sistem konstruksi menggunakan kuda-kuda dan reng yang kemudian ditutup dengan penutup atap daun nipah yang banyak terdapat di muara sungai Musi. Penggunaan material atap nipah ini selain ringan juga mudah didapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 431, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk material penutup dinding terdapat 2 jenis yaitu penutup dinding kayu/papan dan jugadapat menggunakan penutup dinding yang berbahan bambu yang dicacah. Tata cara pembangunan rumah rakit masih menggunakan cara-cara tradisonal sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membangun rumah rakit tidak dapat diukur namun tergantung dari ketersediaan material dan kondisi sungai Musi. Semua sistem pemasangan rangka dengan menggunakan pasak kayu baik pada sambungan ataupun sebagai perekat. Penggunaan pasak pada konstruksi rumah dengan material kayu adalah untuk merespon gaya-gaya lateral yang muncul akibat faktor alam (Mangunwijaya 1981). Pemilihan material bambu sebagai pelampung sangat sesuai dengan karakternya dimana bambo yang terendam air akan menambah kekuatan dan umur dari bambu itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 118, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun sistem konstruksi rumah rakit dapat dilihat pada gambar berikut ini. Tidak ditemukan adanya rumah rakit yang menggunaka struktur bambu pada rangka bangunan maupun rangka atap. Bambu hanya digunaka sebagai media pelampung bagi rumah rakit. Demikian juga material lain seperti beton dan baja tidak diaplikasikan pada bangunan rumah rakit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik struktur maupun konstruksi rumah rakit hanya menggunakan material bambu dan kayu sedangkan untuk penutup atapnya menggunakan material seng maupun daun nipah. Berat jenis bambu tidak", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melalui proses perhitungan secara ilmiah namun hanya melalui pendekatan empiris terhadap pengalaman nenek moyang yang menyatakan bahwa bambu dapat terapung diatas air.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 440, "width": 250, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 . Konstruksi Bagian Bawah Rumah Rakit Sumber: Penulis 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 147, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Material Rumah Rakit", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 431, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat material yang terdapat pada rumah rakit sebagian besar adalah material-material sederhana yang mudah diperoleh di sekitar Kota Palembang. Pemilihan bahan bangunan dapat dikenali dari sifat bahan, tampilan fisik, dan daya tahannya. Sifat material ditentukan oleh sifat fisik, mekanik, kimia, dan khusus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 428, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekuatan bahan bangunan dipengaruhi oleh perubahan ukuran dan daya tahan bahan akibat pemakaian, masa pakai, kondisi lingkungan, kondisi penggunaan, dan pemeliharaan. (Panennungi T dan Pertiwi N, 2018). Tabel 2 berikut menunjukkan uraian pemakaian material bangunan di rumah rakit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 428, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan material pada bangunan rumah rakit menyesuaikan dengan karakter lokasi yaitu diatas air dimana faktor kelembaban sangat tinggi dan juga karakter air yang naik turun serta munculnya gelombang air sehingga material yang digunakan adalah yang bersifat ringan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 86, "width": 398, "height": 217, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 . Material Bangunan Rumah Rakit Komponen Material Karakteristik Alasan Pemilihan Kelemahan Kelebihan ATAP DINDING LANTAI", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 129, "width": 190, "height": 267, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RAKIT Seng Nipah Papan Kayu (Unglen) Balok Kayu, Papan Kayu Bambu Ringan Kuat, Tahan Air, Isolasi", "type": "Picture" }, { "left": 225, "top": 218, "width": 34, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panas", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 293, "width": 61, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahan Air, Kokoh dan Tidak Licin", "type": "Picture" }, { "left": 225, "top": 129, "width": 115, "height": 267, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ringan Mudah Didapat Mudah Didapat Mudah", "type": "Picture" }, { "left": 294, "top": 129, "width": 123, "height": 297, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Didapat Dapat Mengapu ng Panas Kelembab an Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 293, "width": 56, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menghasil kan", "type": "Picture" }, { "left": 363, "top": 323, "width": 46, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Getaran Pada", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 352, "width": 47, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lantai Tidak Semua Kualitas", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 129, "width": 129, "height": 327, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bambu Bagus Tahan Lama Kayu Unglen akan Awet Jika Kelembab annya Terjaga Ringan Mudah Disusun", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 457, "width": 117, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 486, "width": 417, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum jenis material yang digunakan untuk membangun rumah rakit adalah kayu dengan jenis kayu jati atau unglen sedangkan untuk jenis bambu tidak merujuk ke jenis bambu tertentu seperti halnya dengan jenis-jenis bambu yang ada di pulau Jawa. Sedangkan untuk material penutup atap menggunakan penutup atap dari daun nipah maupun penutup atap seng.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 561, "width": 417, "height": 163, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akan tetapi pemilihan material bangunan rumah rakit telah mempertimbangkan respon terhadap faktor alam sehingga usia bangunan rumah rakit dapat bertahan sampai dengan umur 30 tahun. Dilihat dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa selain bentuk rumah rakit yang sederhana bahwa alasan kemudahan mendapatkan material merupakan faktor lain yang menjadi alasan saat itu. Serta material-material yang digunakan memiliki kelebihan masing-masing terlebih terletak pada daerah basah. Material atap menggunakan jenis atap seng yang memiliki karakteristik ringan namun kelemahannya adalah panas karena seng merupakan penghantar panas yang baik oleh karena itu sering ditemui penutup atap rumah rakit adalah daun nipah.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 725, "width": 416, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Material dinding menggunakan papan kayu dari jenis kayu unglen yang memiliki karakteristik kuat, tahan air dan isolasi panas yang baik. Adapun", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 86, "width": 417, "height": 118, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelemahan kayu adalah menyerap air sehingga diperlukan proses pengawetan terlebih dahulu. Material lantai menggunakan papan kayu yang memiliki karakteristik ringan dan tidak licin serta relatif ringan meskipun kelemahannya adalah dapat menghasilkan getaran pada saat orang berjalan. Sedangkan pemilihan bambu sebagai dasar dari rumah rakit karena bambu dapat mengapung diatas air, mudah didapat namun kelemahannya adalah tidak semua bambu dapat digunakan sebagai konstruksi bagian bawah rumah rakit.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 219, "width": 65, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Utilitas", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 234, "width": 417, "height": 148, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu pertimbangan masyarakat yang tinggal di rumah rakit adalah agar mereka mudah untuk mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari khusunya untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Konsumsi air bersih terutama untuk mandi dan cuci bersumber dari sungai Musi tapi, kebutuhan air bersih untuk memasak biasanya bersumber dari air hujan ataupun air dari darat. Air hujan ditampung dalam bak penampungan yang terletak di teras bagian belakang rumah rakit sedangkan air bersih yang berasal dari darat (PDAM) tidak terhubung langsung dengan rumah rakit akan tetapi mengambil dari sarana air bersih milik umum atau dari rumah-rumah warga di darat yang biasanya masih memiliki hubungan kerabat.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 383, "width": 417, "height": 119, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun yang menjadi permasalahan utilitas pada bangunan rumah rakit adalah pada sistem pembuangan limbah rumah tangga termasuk sistem pembuangan air kotor. Perletakan area pembuangan air kotor yang berasal dari dapur dan kamar mandi letaknya terpisah dari induk bangunan atau diletakkan pada bagian luar. Untuk pembuangan kotoran maka lantai pada area kamar mandi dibuat lubang kecil sebagai tempat pembuangan langsung ke sungai atau dipasang closet pada area lantai yang dilubangi sebagai tempat pembuangan.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 503, "width": 417, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem utilitas ini merupakan salah satu kelemahan bagi rumah rakit mengingat semua jenis buangan yang berasal dari aktifitas penghuni rumah rakit akan dibuang ke sungai Musi. Penghuni beranggapan bahwa semua buangan yang dibuang akan hanyut tanpa menghilangkan bekas serta tidak terlihat lagi.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 577, "width": 417, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diperlukan edukasi bagi penghuni rumah rakit tentang bagaimana cara membuang sampah, air kotor dan kotoran yang baik dan tidak mencemari air sungai seperti penyediaan kotak sampah maupun penyediaan jenis septictank yang cocok untuk diletakkan diatas air atau membuat septictank komunal yang terhubung dengan sistem yang ada di sisi darat.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 652, "width": 417, "height": 103, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem pembuangan air kotor dan kotoran ini tentu saja akan mencemari air sungai Musi. Ruang kloset atau kamar mandi terletak pada sisi atau bagian hilir dari bangunan sehingga semua jenis bangunan akan mudah hanyut terbawa arus sungai. Selain sistem pembuangan dari closet, pembuangan sampah juga menjadi permasalahan dimana sampah dibuang ke sungai secara langsung. Hal ini akan menyebabkan terjadi penuruan kualitas air. Aktifitas masyarakat mandi dan mencuci berlangsung di ruang terbuka baik pada sisi", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 86, "width": 417, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "depan maupun sisi belakang dari rumah rakit. Hanya aktifitas tertentu yang dilakukan di dalam bilik kamar mandi seperti buang air kecil dan air besar.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 354, "width": 214, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Sistem Pembuangan Dari Closet", "type": "Caption" }, { "left": 240, "top": 368, "width": 107, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Penulis 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 96, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 428, "height": 163, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah rakit sebagai karya arsitektur tradisional tentu tidak terlepas dari latar belakang sejarah munculnya baik yang terkait dengan subyek individu, sosial, budaya maupun politis. Faktor penyembab munculnya rumah rakit lebih didominasi oleh faktor politis dimana kesultanan Palembang tidak mengijinkan bagi pendatang atau bangsa asing untuk bermukim di daratan. Namun saat ini keberadaan rumah rakit di Sungai Musi lebih dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi dan juga kebiasaan masyarakat yang hidup berdampingan dengan sungai sebagai tempat untuk beraktifitas. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diatas maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat menggambarkan karakteristik rumah rakit yang ada di Palembang yang ditinjau dari sisi arsitektur, struktur dan material serta sistem utilitasnya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 590, "width": 419, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-Pola ruang pada rumah rakit di Sungai Musi Palembang tersusun atas beberapa ruang saja seperti ruang keluarga, ruang tidur dapur dan kamar mandi. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan ruang bagi penghuni.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 634, "width": 419, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Struktur dan konstruksi rumah rakit ini didominasi material kayu dan bambu. Pemakaian material-material tersebut dikarenakan mudah diperoleh, tahan terhadap pengaruh air, ringan dan awet.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 679, "width": 419, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Tata cara konstruksi menggunakan teknik pasak kayu maupun bambu. Teknik ini sangat aman terhadap respon gaya yang dipengaruhi oleh gelombang air.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 724, "width": 419, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Sistem utilitas belum memenuhi standart pembuangan khususnya air buangan yang berasal dari kloset. Perlu di rencanakan ulang sistem utilitas", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 86, "width": 410, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada rumah rakit. Pada bagian kesimpulan dituliskan temuan penelitian secara ringkas dalam bentuk narasi tanpa tambahan interpretasi baru lagi. Pada rekomendasi untuk penelitian/ diskursus selanjutnya. bagian ini juga dapat dituliskan kebaruan temuan/diskursus, kelebihan dan kekurangan dari temuan/diskursus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 156, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 428, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terimakasih tak terhingga diucapkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian ini hingga dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Ucapan terimakasih diberikan kepada:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 237, "width": 425, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Yayasan Indo Global Mandiri yang telah memberikan bantuan pembiayaan penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 266, "width": 425, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indo Global Mandiri yang telah memberikan arahan dan bimbingan.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 296, "width": 425, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Masyarakat RT 09 (masyarakat penghuni rumah rakit) di Muara Sungai Ogan Palembang", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 326, "width": 425, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mahasiswa Arsitektur Universitas Indo Global Mandiri yang telah membantu melakukan pengumpulan data dan pengukuran.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 116, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 428, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alimansyur, Mohammad (1995). Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Selatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Palembang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 428, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggareny, Jenny (2010). Profil Sosial dan Problematika Penghuni Rumah Rakit Palembang. Universitas Sriwijaya: Palembang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 428, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Breen A. dan Rigby, D. 1994. Waterfront: Cities reclaim their edge. McGraw-Hill Profesional Publishing", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 428, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiharjo, Eko.1993. “Kota Berwawasan Lingkungan”. Penerbit Alumni. Bandung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 428, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell J.W. (2017). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 428, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santun, D.I.M (2010). Venesia dari Timur: Memaknai Produksi dan Reproduksi Simbolik Kota Palembang dari Kolonial sampai Pascakolonial. Yogyakarta: Ombak", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 428, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sastika. A dan Yasir. A (2017). Karakteristik Permukiman Di Tepi Sungai (Studi Kasus Permukiman di Tepi Sungai Musi Palembang). Koridor Volume 8, No. 2 Hal. 83-88: Universitas Sumatera Utara", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswanto, Ari (2009). Kearifan Lokal Arsitektur Tradisional Sumatera Selatan Bagi Pembangunan Lingkungan Binaan. Jurnal Local Wisdom Vol I Nomor 1 Hal 37-45. Unmer: Malang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanafiah. D (1990). Palembang Zaman Bari: Citra Palembang Tempo Doeloe. Palembang: Humas Pemkot Dati II Palembang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 428, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salura, Purnama, dkk. 2014. Identifikasi Fisik Arsitektur Kawasan Etnis Tepi Sungai Musi Kota Palembang Berdasarkan Aspek Peraturan. Universitas Katolik Parahayangan, Palembang", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 43, "width": 208, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ARSITEKTUR Vol. 13, No. 1, Januari 2023, 51-66", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suparno (2006). Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta: Andi Sevenhoven J.L (1971). Lukisan Tentang Ibukota Palembang. Djakarta: Bhratara Umari Z.F (2017). Menganalisa Pondasi Rumah Rakit Dari Bambu Ke Pipa PVC Di Sekitar Sungai Musi Palembang. Palembang. Jurnal unitas Hal. 60-68: Unitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 428, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangunwijaya Y.B (1981). Pasal-Pasal Pengantar Fisika Bangunan. Gramedia:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 175, "width": 64, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 428, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panennungi T dan Pertiwi N (2018). Ilmu Bahan Bangunan. Makasar: Universitas Negeri Makasar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 407, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijanarka (2019). Arsitektur Amfibi. Sarnu Untung: Grobogan Jawa Tengah", "type": "Text" } ]
59a97484-93c4-2093-c170-48515522534e
https://jurnalku.org/index.php/educoretax/article/download/717/539
[ { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 104", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 86, "width": 424, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE EFFECT OF POPULATION SIZE AND NUMBER OF MOTOR VEHICLES ON LOCAL TAX REVENUE WITH GRDP AS A MODERATING VARIABLE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 193, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rama Bhaskara Praja 1) , Suparna Wijaya 2) *", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 265, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) [email protected], Kementerian Keuangan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 367, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) [email protected], Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta *corresponding author", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 37, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 456, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Local taxes play a crucial role in advancing a region. Besides financing local government expenditures, local taxes also enable regional governments to create greater fiscal autonomy, providing flexibility in fund allocation. However, the contribution of local taxes to regional revenue remains relatively small, at only 38%. Therefore, it is essential to identify factors influencing local tax revenues across all provinces in Indonesia to optimize local tax revenue. This research employs linear regression with generalized least square (GLS). The results indicate that the population size, the number of motorized vehicles, Gross Regional Domestic Product (GRDP), interaction between population size and GRDP, and interaction between the number of motor vehicles and GRDP, have a significant effect on local tax revenues simultaneously. However, partially, the population size does not affect local tax revenues. On the other hand, the number of motor vehicles and GRDP positively influence local tax revenues. Furthermore, the moderation regression analysis reveals that GRDP strengthens the influence of the population size on local tax revenues. Conversely, the interaction between GRDP and the number of motor vehicles shows that GRDP weakens the positive effect of the number of motor vehicles on local tax revenues Keywords: Local tax revenue, Population size, Number of motor vehicles, GRDP", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 99, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 457, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The local tax plays a crucial role in advancing the respective region. Local taxes are the primary source of income for local governments to finance regional development (BPPKAD, 2014). The collected taxes become the backbone of progress and prosperity in a region. Through local taxes, local governments can gather funds to support infrastructure development, healthcare, education, and various other social programs aimed at improving the quality of life for the local population. Without local taxes, local governments would struggle to provide the facilities and services needed by the community, which could hinder growth and quality of life in that area.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 457, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Local taxes are a manifestation of fiscal decentralization policies implemented by the central government (Tommy, 2021). They also enable local governments to achieve greater fiscal autonomy, providing flexibility in fund allocation. With greater fiscal autonomy, local governments can make more precise decisions regarding budget allocation and management, aligning them with the priorities and needs of the local population. This fiscal autonomy allows local governments to respond quickly to changing circumstances and local needs without fully relying on funds from the central government.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 457, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, local taxes can help reduce regional disparities and promote regional economic growth. Local governments can allocate revenue from local taxes to support the development of underdeveloped areas within the region, thereby creating equality among different areas within the region. The revenue from local taxes can also be invested in strategic and leading economic sectors. By supporting these sectors, it can accelerate economic growth in the region, create job opportunities, and enhance the purchasing power of the population..", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 695, "width": 311, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Provincial Government Revenues throughout Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 709, "width": 402, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TYPE OF INCOME REALIZATION (Billion) CONTRIBUTION (%) 2021 2021 1. Locally-Generated Revenue 166,453 46.47", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 105", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 86, "width": 403, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Local Tax 138,853 38.76 b. Local Retribution 1,360 0.38 c. Regional Wealth Managemen 3,897 1.09 d. Other LGR 22,343 6.24 2. Transfer Income 189,279 52.84 a. Central Goverment Transfers 189,224 52.82 b. Interregional Transfers 55 0.02 3. Other Legal Income 2,487 0.69 TOTAL 358,219 100.00", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 221, "width": 102, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: (BPS, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 456, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although local taxes are crucial, unfortunately, their contribution to regional revenue is relatively small, accounting for only 38%. Meanwhile, income derived from central government transfers reaches 53%. This means that the majority of provincial government revenue comes from the central government. This indicates that the exploration of local tax potential at the provincial level is still not optimal. Therefore, local taxes are an attractive subject for further research in order to maximize their potential and make a more significant contribution to regional income. This study will discuss the factors influencing local taxes, namely population size, the number of motor vehicles, and Gross Regional Domestic Product (GRDP).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 359, "width": 457, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The population size is one of the significant factors in a region's economy. Areas with a larger population tend to be more developed, resulting in higher local tax revenues. Research conducted by Yusuf (2022) in Malang Raya, consisting of three cities/districts, namely Malang City, Malang District, and Batu City, showed that the population size has a positive impact on local tax revenue. However, different results were shown by other studies, such as the one conducted by Gunawan et al. (2020), which stated that the population size has a negative effect on tax revenue. Another study by Sari & Ilyas (2016) indicated that the population size has no influence on local tax revenue. These three results highlight the inconsistency in research findings regarding the impact of population size on tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 457, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another factor that can affect local tax revenue is Gross Regional Domestic Product (GRDP). Research conducted by Lumy et al. (2018) showed that GRDP has a positive impact on local tax revenue in North Sulawesi. The same results were also found by Yusuf (2022) and Sari & Ilyas (2016). However, different results were reported by Helti (2010) in Karanganyar District and Gunawan et al. (2020) in the former Surakarta Residency, stating that GRDP does not affect local tax revenue. In other words, there is still inconsistency in research findings regarding the impact of GRDP on tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 457, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The inconsistency in the results of these two factors is the reason for the researchers to conduct further investigations into the influence of these factors on local tax revenue. This study will encompass all provinces in Indonesia that have not previously been studied concerning the factors influencing their local tax revenue. Additionally, the study will examine the impact of the number of motor vehicles on local tax revenue. Moreover, GRDP will not only serve as an independent variable but also as a moderating variable. Previous research has not combined the impact of these three variables, along with GRDP as a moderating variable, on tax revenue, making it an intriguing area for further study.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 690, "width": 456, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the background outlined above, the objectives of this research are to analyze how and to what extent the population size, the number of motor vehicles, and Gross Regional Domestic Product (GRDP) influence local tax revenue across all provinces in Indonesia during the period of 2018-2020. This study also aims to examine how GRDP moderates the impact of the population size and the number of motor vehicles on local tax revenue. The hope is that this", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 106", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 456, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "research can serve as a foundation for setting priorities in policy decisions related to increasing local tax revenue for provincial governments in Indonesia. Additionally, it aims to complement existing studies on local taxes and inspire further research in this area.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 131, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 53, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Local Tax", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 457, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Riswati (2022), regional income can essentially be divided into two categories: income that originates from outside the local government and income that stems from within the region, which can be explored and managed by the local government itself. Local taxes fall into the second category, which can be harnessed by each local government (Riswati, 2022). Based on Law No. 28 of 2009, local taxes are defined as mandatory contributions to the region owed by individuals or entities, enforced by law without direct compensation, and used for the benefit of the region to maximize the welfare of the people. Mardiasmo (2011) also explains that a region is a legal community unit with defined boundaries, empowered to regulate and manage regional governance and the interests of the local community based on their own initiatives within the framework of the Unitary State of the Republic of Indonesia (Setiawan, 2015). In essence, local taxes are a type of tax imposed by local governments (regencies/cities or provinces) on residents or businesses located within their jurisdiction.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 457, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the authority of collection, local taxes can be divided into two categories: provincial taxes and regency/city taxes. Provincial local taxes consist of five types: cigarette tax, motor vehicle tax (PKB), motor vehicle fuel tax, motor vehicle transfer of ownership tax (BBNKB), and surface water tax (Mahendra et al., 2022). Local taxes are regulated based on regional regulations that conform to applicable national laws and regulations. Each local government has the authority to determine the types and rates of local taxes according to the needs and potential resources in their respective regions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 115, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Consumption Theory", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 457, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Consumption theory is a popular theory and serves as the foundation for various studies in the field of economics (Benefita, 2017). Consumption theory plays a crucial role in economics because consumption is one of the key components of aggregate spending in an economy. A good understanding of consumption theory is essential when making economic policies and decisions in the face of economic changes. In Keynesian consumption theory, also known as the absolute income hypothesis, it is stated that an individual's consumption level is determined absolutely by their income level (Mankiw, 2006). Other factors that may affect income are considered to have an insignificant impact. There are three key points within consumption theory:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 582, "width": 438, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Consumption levels increase as income levels increase. However, the increase in consumption is not as significant as the increase in income.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 610, "width": 438, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• The average propensity to consume decreases as income increases when the increase in income is greater than the increase in consumption. The difference between the increase in income and the increase in consumption will impact savings.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 653, "width": 438, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Income is the primary factor in consumption, with other factors having a negligible impact.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 682, "width": 457, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The revenue of local taxes is highly dependent on the consumption levels of the community in that area, as local taxes are typically imposed on the consumption of goods and services within that region, both directly and indirectly. A direct relationship can be illustrated with motor vehicle tax (PKB) and vehicle ownership transfer tax (BBNKB), where tax revenue depends on the consumption of motor vehicles in that area. Increased consumption of motor vehicles can lead to higher PKB and BBNKB revenue. An indirect relationship can be explained", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 107", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 456, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "through advertising taxes, where promotions are considered successful if consumer purchases of promoted products increase.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 98, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Previous Research", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 457, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There have been several previous studies that have examined the influence of the number of motor vehicles, Gross Regional Domestic Product (GRDP), and population size on local tax revenue. Specifically, regarding the impact of the number of motor vehicles on overall local tax revenue, there is limited research available. Here are summaries of the referenced studies. The first study is conducted by Juri et al. (2019) with research titled \"Factors Affecting Regional Tax Revenue in East Kalimantan Province.\" This study examined the impact of inflation, GRDP, the number of motor vehicles, and population size on local tax revenue in East Kalimantan Province from 2007 to 2018. The results concluded that population size and GRDP did not significantly affect local tax revenue. However, the number of motor vehicles and inflation had a positive impact on local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 456, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second study is conducted by Fridayani (2022) with research titled \"The Influence of Increasing Motor Vehicle Numbers and Tax Compliance on Tax Revenue.\" This study investigated the influence of the number of motor vehicles and tax compliance on local tax revenue in Central Java Province from 2018 to 2020. The findings of this research indicated that the number of vehicles and tax compliance had a positive impact on local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 457, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The third study is conducted by Yusuf (2022) with research titled \"The Influence of Population, Gross Regional Domestic Product, and Inflation on Local Tax Revenue in Malang Raya.\" This study explored the impact of population size, GRDP, and inflation on local tax revenue in the Malang Raya area, including Malang City, Malang District, and Batu City, from 2010 to 2019. The results of this study suggested that population size and GRDP had a positive effect on local tax revenue, while inflation did not significantly affect it.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 456, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fourth study is conducted by Gunawan et al. (2020) with research titled \"Analysis of Factors Affecting Local Taxes in Former Surakarta Residency Districts.\" This study investigated the impact of GRDP, population size, inflation, and the number of industries on local tax revenue in six regencies and one city within the former Surakarta Residency from 2014 to 2018. The findings of this research concluded that GRDP did not significantly affect local tax revenue, while inflation and population size had a negative impact on it.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 456, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fifth study is conducted by Sari & Ilyas (2016) with research titled \"Analysis of Factors Affecting Local Tax Revenue in Bengkulu Province.\" This study examined the impact of per capita income, population size, and inflation on local tax revenue in Bengkulu Province from 2009 to 2013. The research results showed that per capita income and inflation had a positive influence on local tax revenue, while population size did not significantly affect it.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 456, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sixth study is conducted by Helti (2010) with research titled \"Analysis of Factors Affecting Local Taxes and Efficiency and Effectiveness in Collection (Case Study in Karanganyar Regency).\" This study investigated the impact of inflation, population size, and GRDP on local tax revenue in Karanganyar Regency from 2002 to 2008. The findings of this research revealed that population size had a positive impact on local tax revenue, while inflation and GRDP did not significantly affect it.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 456, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The seventh study is conducted by Lumy et al. (2018) with research titled \"Analysis of Factors Affecting Local Tax Revenue in North Sulawesi Province Government.\" This study explored the impact of population size, GRDP, and inflation on local tax revenue in North Sulawesi Province from 2005 to 2016. The results of this research indicated that population size, GRDP, and inflation had an impact on local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 108", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 127, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis Formulation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 281, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of Population Size on Local Tax Revenue", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 457, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The taxation theory introduced by Musgrave & Musgrave (1989) states that the magnitude of tax revenue is heavily influenced by the population size. The larger the population, the more economic activities are conducted, leading to a greater potential for local tax revenue. According to Susanto (2014), an increasing population has a positive impact on the tax revenue received by local governments, especially when there is an addition of productive individuals in the economy. This is supported by Yusuf (2022), who states that an increasing population will have a positive effect on local tax revenue if the population in that area remains productive. Additionally, a growing population can attract investments, thereby enhancing the potential for local tax revenue (Yusuf, 2022). The theory of secular stagnation introduced by Hansen suggests that an increase in the population can boost aggregate demand, particularly in terms of aggregation (Lumy et al., 2018). The population size can also influence the level of advertising and promotion in the area. The more businesses advertise, the greater the revenue generated from advertising taxes. From various studies and theories mentioned above, it can be concluded that a larger population in an area corresponds to higher local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 320, "width": 300, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1: population size has a positive effect on local tax revenues", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 333, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The influence of Number of Motor Vehicles on Local Tax Revenue", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 456, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An increasing number of motor vehicles will lead to an increase in local tax revenue related to motor vehicles, such as motor vehicle tax, vehicle ownership transfer tax (BBNKB), and motor vehicle fuel tax, ultimately boosting local tax revenue. This is supported by research conducted by Fridayani (2022), which states that a growing number of motor vehicles will result in higher motor vehicle taxes, consequently increasing local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 457, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another study by Juri et al. (2019) indicates that the number of motor vehicles has a positive impact on local tax revenue. An increase in the number of motor vehicles will raise the payments for motor vehicle tax and BBNKB, which can influence the magnitude of local tax revenue (Juri et al., 2019). However, it's important to note that the influence of the number of motor vehicles on local tax revenue also depends on other factors such as local government policies related to local taxes and the level of tax compliance among the population.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 353, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2: Number of motor vehicles has a positive effect on local tax revenues", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 235, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of GRDP on Local Tax Revenue", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 457, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The higher the Gross Regional Domestic Product (GRDP) in an area, the larger the potential source of local tax revenue in that area will be (Simanjuntak, 2001). A higher GRDP in a region signifies a more advanced economy, leading to increased income for its residents (Yusuf, 2022). In other words, a larger GRDP reflects increased consumer spending and the community's ability to pay taxes. According to Simanjuntak (2001), GRDP tends to increase alongside economic activities, subsequently improving the well-being of the population, which, in turn, enhances their ability to pay taxes. Of course, the rise in income must be accompanied by the availability of goods and services to avoid causing inflation, which can affect people's consumption capacity and tax payments (Simanjuntak, 2001). Therefore, a high GRDP contributes to increased local tax revenue, indicating a robust economic growth and higher income levels among the population.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 259, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3: GRDP has a positive effect on local tax revenues", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 457, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Moderating Effect of GRDP on the Influence of Population Size on Local Tax Revenue Local tax revenue is highly dependent on the level of consumption within a given region. In line with the consumption theory explained by Keynes, an increase in the population can boost consumer spending if the population is prosperous, as indicated by the Gross Regional Domestic Product (GRDP). If the population increases but the purchasing power of the", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 109", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 457, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "community is low, consumption will not rise, and consequently, local tax revenue will not increase either. Therefore, GRDP can determine whether the population in a region can influence local tax revenue. Additionally, GRDP can also indicate the productivity of the population. As described by Yusuf (2022), population growth can have a positive impact on local tax revenue if the population in the region is consistently productive, as reflected in GRDP. This aligns with the opinion of Susanto (2014), who states that a productive population can influence local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 456, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H4: The moderating variable of GRDP strengthens the positive influence of the population size on local tax revenue", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 456, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Moderating Effect of GRDP on the Influence of the Number of Motor Vehicles on Local Tax Revenue", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 457, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The tendency towards increasing the use of private cars is one form of irrational consumption to meet one's existential needs (Fridayani, 2022). Furthermore, owning a private motorbike has become somewhat of an obligation for everyone in Indonesia. Therefore, the number of motor vehicles tends to increase every year in line with the growing population. However, this largely depends on the income of the population in that area. If the GRDP in that area is sufficiently high, indicating prosperity among the population, the number of motor vehicles is likely to increase, ultimately boosting local tax revenue. This is because the number of motor vehicles directly influences local tax revenue (Fridayani, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 456, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H5: The moderating variable GRDP strengthens the positive influence of the number of motor vehicles on local tax revenue", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 125, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conceptual Framework", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 389, "width": 456, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the explanations discussed in the theoretical framework and the review of previous studies, a conceptual framework can be depicted as follows:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 549, "width": 165, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Conceptual Framework", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 64, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 456, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research, the author employs a quantitative approach. The quantitative approach is an objective approach that analyzes numeric data and utilizes statistical testing methods. The scope of this research encompasses all 34 province in Indonesia from 2018 to 2020. There is data from 34 province observed over 3 years. Therefore, the total number of observations for each variable is a total of 102 observations.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 659, "width": 348, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Variables Used Type Variable Unit Dependent Local Tax Revenue Rupiah Independent Population Size Thousand of People Number of Motorized Vehicles Unit Moderating GRDP Billion Rupiah", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 110", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 457, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data used is secondary data sourced from the Central Bureau of Statistics (BPS) reports. The type of data used is panel data from 34 provinces during the period 2018 - 2020. The analytical method used consists of descriptive analysis with tables and graphs, as well as inferential analysis with panel data regression. The dependent variable tested is the local tax revenue variable, while the independent variables tested are the population size and the number of motor vehicles. The moderation variable used is GRDP. The multiple regression equation in this research takes the following form:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 457, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PD it = β 0 + β 1 * POP it + β 2 * MTR it + β 3 * GRDP it + β 4 * POP it * GRDP it + β 5 * MTR it * GRDP it + ε it Keterangan : PD it = Local Tax Revenue POP it = Population Size MTR it = Number of Motorized Vehicles GRDP it = GRDP", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 456, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this regression analysis were conducted to analyze the influence of the variables of population, the number of motor vehicles, and GRDP on local tax revenue across all provinces in Indonesia. Data processing was carried out using Microsoft Excel 2021 and the statistical software STATA/MP 17 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 154, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 457, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Before hypothesis testing, there are several steps that need to be taken, including standardizing units, conducting descriptive statistical analysis, selecting the appropriate model, and performing classic assumption tests. The first step to be taken is standardizing the units of each variable. The four variables under study have different units. Tax revenue is measured in Rupiah, population is in thousands of people, the number of motor vehicles is in units, and GRDP is measured in billions of Rupiah. Therefore, it is necessary to standardize the units by using the natural logarithm for all four variables.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 458, "width": 430, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Descriptive Statistics Variable Mean St. Dev Min Max Local Tax Revenue 28,173 1,207 26,313 31,327 Population Size 15,289 1,015 13,433 17,718 Number of Motorized Vehicles 14,402 1,246 11,869 16,906 GRDP 33,052 1,140 31,227 35,573", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 558, "width": 457, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As seen in Table 3, none of the four variables under study have a standard deviation higher than the mean. Additionally, the range, which is the distance from the lowest value (min) to the mean (mean) and from the mean (mean) to the highest value (max), still appears reasonable. Both of these factors indicate that there are no noticeable outliers in the data range of the four variables being examined. This means that the data is sufficiently good and can proceed to the next step, which is model selection.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 641, "width": 440, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Chow Test, LM Test, and Hausman Test Result Test Prob Model Comparation Choosen Model Chow Test 0,000 PLS vs FE FE LM Test 0,000 PLS vs RE RE Hausman Test 0,002 FE vs RE FE", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 712, "width": 456, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chow test, Lagrange Multiplier (LM) test, and Hausman test were conducted to choose the best panel model among pooled least square, fixed effect, and random effect. The Chow test was used to determine the best model choice between pooled least square and fixed effect. The Chow test result yielded a probability value of 0.000, which is below the 5% alpha level, so H1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 480, "top": 788, "width": 50, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 111", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 456, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is accepted, meaning that the fixed effect model is better than pooled least square. The LM test was used to determine the best model choice between pooled least square and random effect. The LM test result showed a probability value of 0.000, which is below the 5% alpha level, so H1 is accepted, meaning that the random effect model is better than pooled least square. The Hausman test was used to determine the best model choice between fixed effect and random effect. The Hausman test result showed a probability value of 0.002, which is below the 5% alpha level, so H1 is accepted, meaning that the fixed effect model is better than random effect. From these three tests, it is concluded that the best model choice is the fixed effect model.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 196, "width": 425, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Classic Assumption Test Results Gauss-Markov Test Prob Normality Test Skewness and Kurtosis Test 0,0700 Heteroskedastisity Test Modified Wald test 0,0094 Multikolinearity Test Variance Inflation Factors Test 8,64 Autocorrelation Test Wooldridge Test 0, 8835", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 456, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The classic assumption test or Gauss-Markov consists of a set of assumptions that must be met for the results of the linear regression model to have BLUE (Best Linear Unbiased Estimators) parameter estimates. These assumptions are the basis for many statistical methods in linear regression analysis and have several important implications for the interpretation and reliability of results. There are four tests performed, namely the normality test, heteroskedasticity test, multicollinearity test, and autocorrelation test.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 457, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The normality test in regression aims to check whether the residuals from the regression model have a distribution that is close to or approximates a normal distribution. This test is important because many statistical methods used in regression analysis assume that the residuals have a normal distribution. In a regression model, data can be said to pass the normality test or have a normal distribution when the chi-square probability value is above 5%. If the normality test is not met or fails, the resulting regression coefficients can be biased, and the errors will be larger. Based on the test results using the \"sktest\" syntax, a probability value of 0.0700 was obtained, which is above 5%, meaning that H0 is accepted, indicating that the data is normally distributed.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 489, "width": 457, "height": 151, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heteroskedasticity test in the regression model aims to examine whether the variance of residuals in the regression model changes systematically across the range of independent variables. In other words, heteroskedasticity occurs if there is a pattern of changing residual variances that are not constant. Heteroskedasticity is a violation of the classical assumption or Gauss-Markov assumption in regression models. The assumption of homoskedasticity is required, which states that the variance of residuals must be constant at all levels of independent variables. The presence of heteroskedasticity will result in inaccurate p-values, inaccurate confidence intervals, and inefficient estimators, where the regression coefficient parameters can be underestimated and overestimated. Heteroskedasticity testing in the model with the \"hettest\" syntax yielded a chi-square probability value of 0.0094, which is below 5%, meaning that H0 is rejected, indicating that the data exhibits heteroskedasticity.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 456, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The multicollinearity test in regression aims to check whether there is high correlation between two or more independent variables in the regression model. Multicollinearity occurs when independent variables are strongly related, causing problems in regression analysis. If data exhibits multicollinearity, it can lead to problems such as unstable regression coefficients and very large standard errors of regression coefficients. Both of these issues can lead to less valid interpretations of the results. In the multicollinearity test using the \"vif\" syntax, the VIF values were below 10, indicating that the data did not exhibit multicollinearity. However, the two interaction variables had values above 10, which could raise doubts in the test results. Nevertheless, multicollinearity testing on these interaction variables can be disregarded. This is", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 112", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 456, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "explained by Nugroho (2015) as quoted in Hidayati (2019), stating that with the presence of moderating variables in research, there will be correlations between one independent variable and another independent variable in the research model. In this case, multicollinearity is expected to occur, so multicollinearity testing can be ignored (Hidayati, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 457, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Autocorrelation test, also known as serial dependence test, is used to check whether there is dependence or a specific pattern in the residuals of the regression model on consecutive time observations. In this context, \"serial\" refers to the dependence of residuals on previous time periods. Serial dependence or autocorrelation occurs when there is a linear relationship between residuals in one period and residuals in the previous period. Autocorrelation can be a serious issue in the analysis of time series data because it can lead to several problems, including the invalidity of hypothesis tests, inaccurate p-values, and inefficient coefficient estimations. In the autocorrelation test with the \"xtserial\" syntax applied to the model, the F probability value was 0.8835, which is above 5%, indicating that the data does not exhibit autocorrelation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 457, "height": 110, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the four classic assumption tests, it can be concluded that the model only exhibits heteroskedasticity. Generalized Least Squares (GLS) is a regression method used when the assumption of homoskedasticity is not met, and there is heteroskedasticity in the data. In GLS, optimized weights are used to give different influences to observations with different variances. This method takes into account covariances and correlations between residuals to improve coefficient estimates. In Stata, GLS is used by applying the \"xtgls\" syntax. By performing hypothesis tests using \"xtgls\" on the model, it can be concluded that the data in the model meets the BLUE criteria and can proceed to the next step.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 375, "width": 423, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Results of Panel Data Regression Analysis Variable Coefficient Std. Error Two-tailed Prob One-tailed Prob Cons 2,8178 1,0494 0,007 0,003 POP 0,0533 0,0583 0,361 0,180 MTR 0,4281 0,0510 0,000 0,000 GRDP 0,5588 0,0497 0,000 0,000 POP*GRDP 0,0035 0,0015 0,021 0,010 MTR*GRDP -0,0039 0,0013 0,004 0,002 Prob (F-statistic) 0,0000", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 456, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The regression results contain several important statistical tests to evaluate the quality and significance of the regression model. Three main statistical tests commonly used are the F- test, the coefficient of determination test (R-squared), and the partial test (t-test). Specifically, in generalized least squares, the coefficient of determination test is not applicable.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 457, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The F-test is used to examine whether independent variables together contribute significantly to the dependent variable in the regression model. With a probability value of 0.0000 below the 5% alpha level, H1 is accepted, meaning that the independent variables, namely the population size, the number of motor vehicles, GRDP, the interaction between population size and GRDP, and the interaction between the number of motor vehicles and GRDP, collectively have a significant influence on the dependent variable, which is local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 457, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The coefficient of determination test is a concept from OLS that is useful for providing information about how well the model can explain the independent variables. When estimating model parameters using GLS, the total sum of squares cannot be divided in the same way, making the R-squared statistic less useful as a diagnostic tool for GLS regression. Therefore, in this study, the coefficient of determination test (R-squared) is not used.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 113", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 457, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Partial Test, also known as the t-test, is used to test whether each independent variable individually contributes significantly to the dependent variable in the regression model. The output from the testing through the Stata application shows significance in two-tailed or bidirectional (Rahayu, 2021). However, the hypothesis used in this study is one-tailed or unidirectional, which is whether the independent variables have a positive effect on the dependent variable. Therefore, the p-value generated by the Stata application needs to be divided by two to produce a one-tailed significance level.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 457, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first hypothesis test is conducted to examine the influence of the population size on local tax revenue. From the first hypothesis test, it is found that the population size variable has a coefficient of 0.0533 with a probability of 0.180. The probability value indicates a figure above alpha 5%, so the hypothesis test results show that the population size does not have a significant impact on local tax revenue. This result is in line with the findings of Sari & Ilyas (2016) but contradicts Yusuf (2022) and Gunawan et al. (2020). This means that an increase in the population may not necessarily have a positive or negative effect on local tax revenue. This is because the productivity of the population in each province varies widely, so an increase in the population may not affect local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 457, "height": 151, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second hypothesis test is conducted to examine the influence of the number of motor vehicles on local tax revenue. From the second hypothesis test, it is found that the number of motor vehicles variable has a coefficient of 0.4281 with a probability of 0.000. The probability value is below alpha 5%, indicating that the number of motor vehicles has a positive and significant effect on local tax revenue. This means that the higher the number of motor vehicles in an area, the higher the local tax revenue obtained by that area. This result is consistent with Helti (2010) and Juri et al. (2019), which state that the number of motor vehicles has a positive impact on local tax revenue. This is because an increase in the number of motor vehicles directly affects the revenue from the vehicle tax, vehicle transfer fees, and motor vehicle fuel tax, thus increasing local tax revenue. Based on its coefficient, a 1% increase in the number of motor vehicles will increase local tax revenue by 0.43%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 457, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The third hypothesis test is conducted to examine the influence of GRDP on local tax revenue. From the third hypothesis test, it is found that the GRDP variable has a coefficient of 0.5588 with a probability of 0.000. The probability value is below alpha 5%, indicating that GRDP has a positive and significant effect on local tax revenue. This means that the higher the GRDP in an area, the higher the local tax revenue obtained by that area. This result is consistent with the findings of Lumy et al. (2018), Yusuf (2022), and Sari & Ilyas (2016) but contradicts Gunawan et al. (2020) and Helti (2010). This result indicates that GRDP will increase with the growth of economic activity, thereby increasing local tax revenue. Based on its coefficient, a 1% increase in GRDP will increase local tax revenue by 0.56%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 457, "height": 165, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fourth hypothesis, which is the moderation of GRDP on the influence of the population size on local tax revenue, yields results where the interaction variable POP*GRDP has a coefficient of 0.0035 with a probability of 0.010. The probability level is below alpha 5%, and the coefficient is positive, indicating that GRDP strengthens the influence of the population size on local tax revenue. This means that the population size, which previously did not have a significant effect on regional tax revenue, becomes positive when GRDP in that region increases. This suggests an influence of the population's productivity, as indicated by GRDP, on local tax revenue. If the productive population increases, it will have a positive impact on local tax revenue. On the other hand, if the non-productive population increases, it will not affect local tax revenue. GRDP, as a significant interaction variable and independent variable, indicates that in this relationship, GRDP plays the role of quasi moderation (pseudo-moderator). This means that GRDP becomes an independent variable while moderating the relationship", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 114", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 456, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "between the population size and local tax revenue by interacting with the independent variable (population size).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 457, "height": 193, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fifth hypothesis, which is the moderation of GRDP on the influence of the number of motor vehicles on local tax revenue, yields results where the interaction variable MTR*GRDP has a coefficient of -0.0039 with a probability of 0.002. The probability level is below alpha 5%, and the coefficient is negative. This indicates that GRDP weakens the positive influence of the number of motor vehicles on local tax revenue. This suggests that when GRDP and the number of motor vehicles in an area are already very high, the people in that advanced area prefer to use public transportation rather than buying private vehicles. This is also due to the fact that in advanced areas, there are already many public transportation options such as MRT, KRL, and Jaklingko in DKI Jakarta. People avoid buying private vehicles and prefer public transportation to avoid traffic congestion. GRDP, as a significant interaction variable and independent variable, indicates that in this relationship, GRDP plays the role of quasi moderation (pseudo-moderator). This means that GRDP becomes an independent variable while moderating the relationship between the number of motor vehicles and local tax revenue by interacting with the independent variable (the number of motor vehicles).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 320, "width": 84, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 457, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The population size does not significantly affect local tax revenue. The productivity of the population in each province in Indonesia varies widely, so an increase in the population may not necessarily have the same effect on local tax revenue in every province. The number of motor vehicles has a positive impact on local tax revenue. The more motor vehicles there are, the larger the tax base from motor vehicle tax, vehicle transfer fees, and motor vehicle fuel tax, thus increasing local tax revenue. GRDP (Gross Regional Domestic Product) has a positive effect on local tax revenue. GRDP increases with economic activity, thereby increasing local tax revenue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 457, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GRDP strengthens the influence of the population size on local tax revenue. The population size, which initially had no significant effect on local tax revenue, becomes positively influential after being moderated by GRDP. This indicates the influence of population productivity, as indicated by GRDP, on local tax revenue. In this relationship, GRDP acts as a pseudo-moderator. GRDP weakens the positive influence of the number of motor vehicles on local tax revenue. People in areas with high GRDP and a high number of motor vehicles prefer to use public transportation rather than buying private vehicles. This is because advanced areas already have adequate public transportation options and face traffic congestion. In this relationship, GRDP acts as a pseudo-moderator.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 55, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suggestion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 457, "height": 96, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to maximize the potential of local tax revenue, provincial governments across Indonesia need to focus their policies on improving population productivity and the number of motor vehicles. Regions with low GRDP should concentrate on boosting economic activities and the productivity of their population so that an increase in the population will have a positive impact on local tax revenue. For future research, it is hoped that researchers can introduce additional variables, whether as independent, moderating, or intervening factors, to make the study more comprehensive.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 84, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 707, "width": 456, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benefita, D. F. (2017). Analisis Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Konsumsi Mahasiswa Pada E-Commerce (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang) [Skripsi]. Universitas Brawijaya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 29, "width": 108, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUCORETAX Volume 4 No.1, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 788, "width": 51, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 115", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 457, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BPPKAD. (2014). Pendapatan Asli Daerah Sebagai Cerminan Ekonomi Daerah . Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Grogoban.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 456, "height": 82, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BPS. (2023). Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi 2021-2022 . Fridayani, D. (2022). Pengaruh Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor dan Kepatuhan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak [Tugas Akhir]. Universitas Kristen Satya Wacana. Gunawan, S. A., Harimurti, F., & Sunarti. (2020). Analisi Faktor-Faktor Yang Pengaruhi Pajak Daerah Kabupaten Eks-Karesidenan Surakarta. Jurnal Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi , 16 (2), 130–141.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 456, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helti, K. A. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pajak Daerah Serta Tingkat Efisiensi Dan Efektivitas Dalam Pemungutan (Studi Kasus Di Kabupaten Karanganyar) [Skripsi]. Universitas Sebelas Maret.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 457, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayati, N. (2019). PENGARUH MODERASIAN CHARTER VALUE DAN CORPORATE GOVERNANCE PADA HUBUNGAN KOMPENSASI DAN PENGAMBILAN RISIKO EKSEKUTIF (STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2016) [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Juri, M., Rudzali, A., & Verawati. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. EKSIS , 15 (1). Lumy, D. G., Kindangen, P., & Engka, D. S. M. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah , 19 (2).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 456, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahendra, C. I., Masnila, N., & Dwitayanti, Y. (2022). Pengaruh & Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Accounting and Finance , 6 (2). Mankiw, N. G. (2006). Pengantar Teori Ekonomi Makro (Edisi Ketiga). Salemba Empat. Mardiasmo. (2011). Perpajakan (Revisi 2011). Andi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 456, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musgrave, R. A., & Musgrave, P. B. (1989). Public Finance in Theory and Practice (5th Edition). McGraw-Hill.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 456, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahayu, F. D. (2021). Pengaruh Agresivitas Transfer Pricing, Penggunaan Negara Lindung Pajak, dan Kepemilikan Institusional terhadap Penghindaran Pajak dengan Pemeriksaan Pajak sebagai Pemoderasi [Skripsi]. PKN STAN. Riswati. (2022). ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PAD DI KABUPATEN BANDUNG. JEKP , 9 (1).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 457, "height": 110, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, D. P., & Ilyas, F. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah Di Provinsi Bengkulu. Jurnal Akuntansi , 6 (1). Setiawan, Y. G. (2015). ANALISIS PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA UPTD SURABAYA TIMUR [Tugas Akhir]. Universitas Hayam Wuruk. Simanjuntak, T. (2001). Analisis Potensi Pendapatan Asli Daerah. Bunga Rampai . UPP AMP YKPN. Tommy. (2021). Apa Itu Desentralisasi Fiskal? Pajakku.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 638, "width": 457, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, A. (2022). Pengaruh Jumlah Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto Dan Inflasi Terhadap Pendapatan Pajak Daerah Di Malang Raya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB , 10 (1).", "type": "List item" } ]
c00fcb89-cde4-3ce5-a191-948c2dd6fc8f
https://ejournal.uncen.ac.id/index.php/ACR/article/download/3086/2353
[ { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 457, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 250, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ciana Magdalena Morin 1 , Fuad Muhammad 2 , Maryono 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 385, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 146, "width": 357, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 158, "width": 430, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 91, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INFORMASI ARTIKEL", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 210, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 450, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima Disetujui Terbit Online : 10 Juni 2023 : 28 Juni 2023 : 30 Juni 2023 Sentani Lake in Papua Province is a significant ecosystem with multiple functions as ecological, economic, tourism, and transportation purposes. Unfortunately, the lake has been subject to pollution and damage due to human activities which degrade the riparian and water catchment areas, declining the endemic fauna.", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 266, "width": 311, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Settlements, transportation, agriculture, mining, and floating net cage cultivation (KJA) for fishery purposes also contribute to the decrease in water quality. In this study, in-site and ex-site water analysis was performed to assess the water quality and pollution status of Sentani Lake. The pollution index (IP) was used as the parameter of water quality status and pollution level. Some parameters were assessed: temperature (30.4 o C – 33.3 o C), total suspended solids (TSS) (70 – 89 mg/l), clarity (1 m - 5.2 m), pH (8.36 - 8.48), dissolved oxygen (DO) (5.74 mg/l – 6.43 mg/l), biochemical oxygen demand (BOD) (0.21 mg/l - 2.11 mg/l), chemical oxygen demand (COD) (20.0 mg/l - 30.0 mg/l), phosphate (0.36 mg/l – 1.54 mg/l), and nitrogen (0.47 mg/l – 0.98 mg/l). During the day, the temperature ranged from 31.0 oC – 32.0 oC, TSS (72 – 93 mg/l), clarity (1.2 m - 4.5 m), pH (8.28 – 8.40), DO (6.21 mg/l – 6.82 mg/l), BOD (1.01 mg/l – 2.62 mg/l), COD (20.0 mg/l – 35.0 mg/l), phosphate (0.21 mg/l – 1.22 mg/l), and nitrogen (0.48 mg/l – 0.87 mg/l). Overall, the water quality was moderately polluted, with IP values ranging from 6.373 to", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 376, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8.605 in the morning and from 5.553 to 7.946 in the afternoon. Key Words :", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 98, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Water Quality KJA cultivatation Sentani Lake Pollution Control Strategi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 81, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 211, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Danau Sentani sacara administrasi berada pada wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura dengan luas 9.630 ha dan kapasitas tampungan air sekitar 2.716 juta meter kubik, mendapatkan suplai dari 14 sungai besar dan kecil seperti Sungai Belo, Sungai Flafouw, dan Sungai Kampung Harapan. Sedangkan outlet adalah Sungai Jaifuri yang terletak di sebelah Timur danau yang mengalir menuju Sungai Tami di Kabupaten Keerom. Posisi geografis berada diantara 2 0 30' - 2 0 43' LS dan 140 0 24' - 140 0 41' BT pada ketinggian 75 m diatas permukaan laut. Danau Sentani merupakan salah satu ekosistem terbesar yang memiliki peran penting dan fungsi beragam seperti fungsi ekologi, ekonomi, pariwisata dan transportasi serta fungsi lain bagi masyarakat lokal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 676, "width": 211, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekosistem Danau Sentani saat ini telah mengalami beberapa permasalahan lingkungan, diantaranya adalah rusaknya daerah sempadan dan daerah tangkapan air di sekitar Danau dan Pegunungan Cycloops, berkurangnya fauna endemik karena invasi spesies asing perikanan, penurunan kualitas air danau karena buangan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 457, "width": 211, "height": 305, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "limbah domestik dari pemukiman penduduk, alat transportasi, pertanian, pertambangan dan kegiatan perikanan budidaya keramba jaring apung (P3E Papua, 2016), sehingga ditetapkan sebagai salah satu danau prioritas penyelamatan danau nasional dalam Peraturan Presiden RI Nomor 60 Tahun 2021. Kampung Asei Kecil berada di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Di kampung ini terdapat pemukiman masyarakat dan restoran yang berada di pinggiran danau, usaha perikanan budidaya serta berada dekat dengan lokasi pembangunan jalan alternatif dan pembangunan kompleks fasilitas tempat ibadah. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat menghasilkan limbah dan erosi yang masuk ke Danau Sentani sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kualitas perairan danau. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Indrayani, dkk, 2015) menyebutkan bahwa berdasarkan parameter Nitrogen, Phospor dan Karbon Organik dengan menggunakan metode storet status mutu air Danau Sentani masuk dalam kategori tercemar sedang. Selain itu penelitian lain oleh (Prasetia dan Walukow, 2021) mengenai analisis tingkat", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 25, "width": 454, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A C R O P O R A P-ISSN: 2622-5476", "type": "Page header" }, { "left": 70, "top": 35, "width": 510, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua E-ISSN: 2685-1865 Vol. 6, No. 1, Hal. 76 - 84 DOI: 10.31957//acr.v6i1.3086 Juni 2023", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 54, "width": 166, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.uncen.ac.id/index.php/ACR", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 211, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pencemaran air di area Gelanggang Expo diketahui bahwa status mutu air tercemar sedang. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat kualitas air melalui parameter fisika dan kimia serta status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran khususnya di Kampung Asei Kecil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 156, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 80, "width": 211, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan November dan Desember 2022. Lokasi penelitian berada di kawasan perairan Danau Sentani Kabupaten Jayapura khususnya Kampung Asei Kecil Distrik Sentani Timur. Penentuan titik lokasi stasiun pengamatan antara lain muara sungai ke danau ( inlet ), ditengah danau, lokasi pemanfaatan perairan, tempat keluarnya air dari danau ( outlet ). Lokasi penelitian beserta titik-titik stasiun pengambilan sampel ditunjukkan pada Gambar 1 dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 572, "width": 222, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Peta Pengambilan Sampel Danau Sentani", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 211, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian parameter suhu, kecerahan, TSS dan pH dilakukan secara in-situ sedangkan parameter BOD, COD, DO, Phospat dan Total Nitrogen dianalisis secara ex-situ di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Papua.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 656, "width": 211, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengambilan sampel air di lakukan sebanyak dua kali yaitu pagi hari dan siang hari.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 686, "width": 68, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 211, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif berdasarkan analisis kualitas air dan status mutu air. Untuk mengetahui status pencemaran air menggunakan metode indeks pencemaran (IP)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 598, "width": 211, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Hasil perhitungan nilai indeks pencemaran tersebut kemudian akan dibandingkan dengan baku mutu Kelas I (satu) untuk Perairan Danau dan Sejenisnya yang tercantum dalam Lampiran VI pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021. Perumusan indeks pencemaran yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 714, "width": 94, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐼𝑃 𝑗 = √( 𝐶 𝑖 𝐿 𝑖𝑗 ) 𝑀 2 + ( 𝐶 𝑖 𝐿 𝑖𝑗 ) 𝑅 2", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 208, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: IPj : Indeks pencemaran bagi peruntukan j C i : Konsentrasi hasil uji parameter L ij : Konsentrasi parameter sesuai baku mutu peruntukan air j ( C i /L ij ) M : Nilai C i / L ij maksimum ( C i /L ij ) R : Nilai C i / L ij rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 196, "width": 190, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi terhadap nilai IP adalah sebagai berikut : 0≤Pij≤1,0 → Memenuhi baku mutu (kondisi baik) 1,0<PIj≤5,0 → Tercemar ringan 5,0< PIj≤10 → Tercemar sedang", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 80, "width": 141, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PIj >10 → Tercemar berat", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 111, "width": 132, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 344, "top": 130, "width": 107, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan hasil", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 130, "width": 211, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengukuran dilapangan dan analisis laboratorium dengan standar Baku Mutu Kelas I (satu) untuk Perairan Danau dan Sejenisnya yang tercantum dalam Lampiran VI pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 dan status pencemaran air di Kampung Asei Kecil. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kualitas air merupakan data primer hasil pengamatan, dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.", "type": "List item" }, { "left": 146, "top": 288, "width": 306, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Analisis Kualitas Air Danau Kampung Asei Kecil Pagi Hari", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 306, "width": 215, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DATA HASIL ANALISIS KUALITAS AIR PADA PAGI HARI", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 405, "height": 257, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NO P A R A M E T E R SAT BAKU MUTU HASIL UJI M3 M2 M1 B1 B2 B3 08.58 09.04 09.03 09.10 09.16 09.29 A. Pemeriksaan fisika / lapangan 1 Temperatur 0 C Dev 3 30,9 31,8 31,9 33,1 30,9 32,1 2 Bahan padat tersuspensi (TSS) mg/l 25 81,0 70 85 88 81 89 3 Kecerahan m 10 2,50 4 4 4 4,3 4,5 B. Pemeriksaan Kimia Anorganik Bukan Logam 4 pH - 6,0 - 9,0 8,48 8,47 8,43 8,36 8,39 8,46 5 Biochemical Oxygen Demand (BOD) mg/l 2 1,26 0,92 1,35 0,77 0,21 1,19 6 Chemical Oxygen Demand (COD) mg/l 10 25,0 20 20 25 20 25 7 Dissolved Oxygen (DO) mg/l 6 5,75 5,74 6,3 5,77 5,64 6,4 8 Phospat sebagai (PO 4 -P) mg/l 0,01 1,54 0,54 0,36 0,98 0,41 0,73 9 Total Nitrogen mg/l 0,65 0,50 0,58 0,55 0,5 0,47 0,54 Sumber: Data penelitian, 2022", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 593, "width": 311, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Analisis Kualitas Air Danau Kampung Asei Kecil Siang Hari", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 611, "width": 221, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DATA HASIL ANALISIS KUALITAS AIR PADA SIANG HARI", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 626, "width": 402, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NO P A R A M E T E R SAT BAKU MUTU HASIL UJI M3 M2 M1 B1 B2 B3 14.24 14.17 13.57 14.10 14.03 13.48 A. Pemeriksaan fisika/lapangan 1 Temperatur 0 C Deviasi 3 31,00 32,0 32,0 31,7 31,7 31,3 2 Bahan padat tersuspensi (TSS) mg/l 25 88,0 81,0 92,0 79,0 89,0 92,0 3 Kecerahan m 10 4,50 4,50 4,20 4,30 4,50 4,50", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 80, "width": 221, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DATA HASIL ANALISIS KUALITAS AIR PADA SIANG HARI", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 95, "width": 402, "height": 188, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NO P A R A M E T E R SAT BAKU MUTU HASIL UJI M3 M2 M1 B1 B2 B3 14.24 14.17 13.57 14.10 14.03 13.48 B. Pemeriksaan Kimia Anorganik Bukan Logam 4 pH - 6,0 - 9,0 8,39 8,4 8,54 8,3 8,26 8,37 5 Biochemical Oxygen Demand (BOD) mg/l 2 1,30 1,46 1,20 2,31 1,01 1,70 6 Chemical Oxygen Demand (COD) mg/l 10 25,0 25,0 25,0 30,0 25,0 20,0 7 Dissolved Oxygen (DO) mg/l 6 6,21 6,49 6,37 6,82 6,82 6,56 8 Phospat sebagai (PO 4 -P) mg/l 0,01 1,00 0,21 0,36 0,47 0,45 0,35 9 Total Nitrogen mg/l 0,65 0,53 0,48 0,51 0,48 0,59 0,50", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 132, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data penelitian, 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 220, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penilaian dari masing-masing parameter dapat dilihat pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 10 dan dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 222, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Suhu Suhu perairan di stasiun pengamatan berkisar antara 30,9 o C – 33,1 o C. Suhu hasil pengukuran di wilayah penelitian semuanya masih memenuhi kriteria baku mutu air kelas I. Nilai suhu tertinggi pada pengukuran pagi hari ditemukan di stasiun B1. Hal ini diduga karena pada waktu pengukuran cuaca sangat cerah. Hal ini sesuai dengan pendapat (Oktaria dkk. 2021) dan (Elfidasari dkk . 2015), yang menyatakan bahwa suhu perairan atau badan air dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah intensintas matahari. Hasil pengukuran suhu perairan Danau di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 205, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter suhu", "type": "Caption" }, { "left": 307, "top": 313, "width": 222, "height": 328, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. TSS TSS di Kampung Asei Kecil berkisar antara 70 – 92 mg/l dengan fluktuasi nilai yang tidak terlalu besar dan menonjol. Nilai TSS pada semua stasiun pengamatan menunjukkan nilai diatas baku mutu. Tingginya konsentrasi TSS diduga berasal dari erosi dan sedimentasi dari DAS Sentani, aktivitas pembangunan jalan alternatif dan pembangunan kompleks fasilitas tempat ibadah di wilayah Asei Kecil. Erosi dan sedimentasi DAS Sentani disebabkan oleh sifat tanah di DAS Sentani yang peka erosi, curah hujan yang tinggi, kondisi geografis kelerengan lebih dari 5%, penurunan luas hutan (9,5%) dan peningkatan kawasan permukiman (10,7%) (Walukow, 2010) dan (Sartimbul dkk . 2015). (Oktaria dkk. 2021) dan (Djoharam dkk. 2018) menyatakan bahwa TSS adalah bahan atau materi yang menyebabkan kekeruhan pada air terdiri dari lumpur, pasir-pasir halus, serta jasad-jasad renik yang terutama disebabkan oleh erosi atau kikisan tanah yang terbawa oleh badan air. Menurut (Muthifah dkk. 2018) kenaikan nilai TSS dapat bersumber dari limbah domestik, metabolisme ikan dan sisa pakan yang akan terakumulasi di perairan. Hasil pengukuran TSS di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini :", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 546, "width": 139, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 30 31 32 33 34 M1 M2 M3 B1 B2 B3 Su h u ( o C) Stasiun SUHU Pagi Siang BM", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 205, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter TSS", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 270, "width": 217, "height": 270, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kecerahan Kecerahan di Kampung Asei Kecil berkisar antara 1 m - 5,2 m. Nilai kecerahan terendah ditemukan pada pengukuran pagi hari di stasiun M3 sebesar 2,5 m. Hal ini diduga terjadi karena di lokasi tersebut selain terdapat KJA, terdapat juga KJT, perumahan masyarakat dan adanya tumbuhan air yang subur. Kandungan TSS dari aktifitas domestik dan limbah budidaya perikanan dapat mengakibatkan peningkatan kekeruhan air sehingga menurunkan tingkat kecerahan. Menurut (Efendi, 2003) faktor-faktor seperti kondisi cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan air, padatan tersuspensi dan ketelitian pada saat melakukan pengukuran di lokasi pengamatan dapat mempengaruhi tingkat kecerahan suatu perairan. Nilai kecerahan di wilayah penelitian berada dibawah baku mutu atau tidak memenuhi kriteria baku mutu. Data hasil pengukuran kecerahan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 205, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter kecerahan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 80, "width": 220, "height": 164, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. pH Nilai pH air di Kampung Asei Kecil berkisar antara 8,28 - 8,48. Nilai pH di wilayah penelitian masih memenuhi baku mutu. Dari data tersebut diduga bahwa aktivitas antropogenik seperti kegiatan domestik dan perikanan budidaya tidak banyak berpengaruh pada nilai pH perairan. Nilai pH di Danau Sentani lebih banyak dipengaruhi oleh proses alami (DLH Kab. Jayapura, 2021). Menurut (Maniagasi dkk. 2013) nilai pH dipengaruhi oleh tingginya kapur yang masuk kedalam perairan. Hasil pengukuran pH di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 465, "width": 205, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter pH", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 499, "width": 222, "height": 223, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. DO Oksigen terlarut di Kampung Asei Kecil berkisar antara 5,74 mg/l – 6,82 mg/l. Hasil pengamatan DO pada pagi hari di stasiun M2, M3, B1 dan B2 menunjukkan nilai dibawah baku mutu dengan nilai antara 5,64 mg/l sampai 5,77 mg/l. Hal ini diduga karena pada pagi hari oksigen di dalam air digunakan untuk metabolisme oleh tanaman dan mikroorganisme . (Paputungan dkk. 2022) mengatakan bahwa penurunan oksigen disebabkan karena oksigen dipakai oleh biota untuk respirasi, sedangkan pada siang hari oksigen diproduksi oleh ganggang melalui proses fotosintesa. (Maniagasi dkk. 2013) mengatakan bahwa pada waktu pagi atau fajar, konsentrasi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang atau sore hari. Hasil pengukuran DO di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini :", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 90, "width": 384, "height": 596, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 50 100 M1 M2 M3 B1 B2 B3 ( mg /l ) Stasiun TSS Pagi Siang BM 0 10 20 M1M2M3 B1 B2 B3 ( met er ) Stasiun KECERAHAN Pagi Siang BM 7.8 8 8.2 8.4 8.6 8.8 9 9.2 M1 M2 M3 B1 B2 B3 Stasiun pH Pagi Siang BM (6-9)", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 205, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter DO", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 35, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. BOD", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 220, "height": 215, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BOD di Kampung Asei Kecil berkisar antara 0,21 mg/l sampai 2,31 mg/l. BOD tertinggi ditemukan di stasiun B1 sebesar 2,31 mg/l pada pengamatan siang hari telah berada diatas baku mutu sehingga tidak memenuhi baku mutu. BOD di stasiun ini diduga dipengaruhi adanya limbah aktivitas domestik, limbah usaha jasa restoran dan limbah KJA. Semakin besar nilai BOD maka semakin besar pula pencemaran air yang disebabkan oleh bahan organik (Djoharam dkk. 2018). Nilai BOD menunjukkan kebutuhan oksigen untuk proses oksidasi bahan organik sehingga secara tidak langsung nilai BOD dapat menunjukkan keberadaan bahan organik di dalam air (Saputro dkk. 2020). Hasil pengukuran BOD di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 205, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter BOD", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 80, "width": 35, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. COD", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 91, "width": 206, "height": 200, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COD di Kampung Asei Kecil berkisar antara 20,0 mg/l - 30,0 mg/l. Nilai tertinggi pada pengamatan siang hari terdapat di stasiun B1 sebesar 30,0 mg/l. Berdasarkan data tersebut diduga perairan di stasiun pengamatan sudah terindikasi mengalami pencemaran oleh bahan organik baik alami maupun yang berasal dari aktivitas antropogenik. Kegiatan domestik, perikanan dan kegiatan lainnya dapat menjadi penyebab tingginya nilai COD. (Elvince dan Kembarawati, 2021) menyatakan bahwa nilai COD meningkat seiring dengan meningkatnya kandungan bahan organik dalam perairan. Nilai COD pada wilayah pengamatan tidak memenuhi Baku Mutu. Hasil pengukuran COD di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 475, "width": 220, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter COD", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 508, "width": 220, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Phospat Kadar phospat pada pagi hari berkisar antara 0,36 mg/l sampai 1,54 mg/l. Nilai Phospat tertinggi ditemukan di stasiun M3. Tingginya nilai phospat diduga disebabkan oleh limbah dari aktivitas KJA, aktivitas Karamba Jaring Tancap (KJT), aktivitas domestik dan tanaman air yang berlimpah keberadaannya. Menurut (Paputungan dkk. 2022), bahwa kadar phospat yang tinggi diperairan danau dipengaruhi oleh aktivitas domestik dan aktivitas budidaya ikan yang bersumber dari sisa pakan ikan dan sisa feses ikan. Kandungan phospat di perairan dapat memicu pertumbuhan tanaman air (Mardiah dkk . 2021). Nilai Phospat pada 6 stasiun pengamatan tidak memenuhi baku mutu. Grafik nilai phospat di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 9. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter Phospatdi bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 90, "width": 390, "height": 600, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 2 4 6 8 M1 M2 M3 B1 B2 B3 ( mg /l ) Stasiun DO Pagi Siang BM 0 1 2 3 M1 M2 M3 B1 B2 B3 ( mg /l ) Stasiun BOD Pagi Siang BM 0 10 20 30 40 M1 M2 M3 B1 B2 B3 ( mg /l ) Stasiun COD Pagi Siang BM", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 184, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter Phospat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 220, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Total Nitrogen Total Nitrogen pada pagi hari berkisar antara 0,47 mg/l – 0,59 mg/l. Nilai Total Nitrogen di semua stasiun masih memenuhi baku mutu. Hal ini diduga karena limbah yang dihasilkan oleh aktivitas biologis dan antropogenik tidak banyak mengandung nitrogen. Menurut (Prastianti, dkk., 2022) tinggi rendahnya nitrogen di perairan dipengaruhi oleh aktivitas biologis biota perairan dan tekanan antropogenik yang masuk dan membawa polutan organik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 219, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grafik nilai Total Nitrogen di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 222, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Kualitas air Kampung Asei Kecil berdasarkan parameter Nitrogen", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 220, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Status Mutu Perairan Danau Kampung Asei Kecil Hasil perhitungan indeks pencemaran air di wilayah penelitian dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 80, "width": 209, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Indeks pencemaran Wilayah penelitian pagi dan siang No Stasiun IP Katagori Pagi Siang 1 M1 6,373 6,384 Tercemar sedang 2 M2 6,987 5,553 Tercemar sedang 3 M3 8,605 7,946 Tercemar sedang 4 B1 7,922 6,797 Tercemar sedang 5 B2 6,555 6,72 Tercemar sedang 6 B3 7,469 6,33 Tercemar sedang", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 500, "width": 205, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Indeks Pencemaran di Kampung Asei Kecil", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 533, "width": 220, "height": 153, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Gambar 11 terlihat bahwa berdasarkan 9 parameter yang dihitung di 6 stasiun pengamatan didapatkan nilai Indeks Pencemaran yang bervariasi mulai dari 5,598 sampai 8,640 sehingga semua stasiun termasuk dalam kriteria tercemar sedang. Dengan demikian dapat diduga bahwa perairan danau di Kampung Asei Kecil sudah mengalami pencemaran baik yang disebabkan oleh aktivitas domestik, kegiatan perikanan budidaya, pemanfaatan batuan, pembangunan jalan alternatif yang melewati wilayah Asei Kecil dan pembangunan kompleks fasilitas tempat ibadah.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 707, "width": 70, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 726, "width": 220, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas air di Kampung Asei Kecil berdasarkan hasil penelitian untuk parameter seperti suhu, TSS, Kecerahan, COD dan Phospat telah melampaui", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 90, "width": 428, "height": 507, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 0.5 1 1.5 2 M1 M2 M3 B1 B2 B3 ( mg /l ) Stasiun Phospat Pagi Siang BM 0 0.2 0.4 0.6 0.8 M1 M2 M3 B1 B2 B3 ( mg /l ) Stasiun Nitrogen Pagi Siang BM 0 2 4 6 8 10 M1 M2 M3 B1 B2 B3 In d ek s P en cema ran Axis Title", "type": "Picture" }, { "left": 361, "top": 330, "width": 127, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INDEKS PENCEMARAN", "type": "Section header" }, { "left": 374, "top": 467, "width": 125, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data IP Pagi Data IP Siang", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 220, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baku Mutu Perairan Danau dan Sejenisnya untuk kriteria kelas 1 sedangkan parameter pH, BOD dan Total Nitrogen masih dibawah Baku Mutu. Status mutu air di Kampung Asei Kecil masuk dalam status tercemar sedang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 162, "width": 96, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 220, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Djoharam, V., Riani, E. dan Yani, M. (2018) ‘Anali sis Kualitas Air Dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Pesanggrahan Di Wilayah Provinsi Dki Jakarta’, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) , 8(1), pp. 127 – 133. doi: 10.29244/jpsl.8.1.127-133.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 219, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DLH Kab. Jayapura (2021) Laporan Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Pencegahan Pencemaran Lingkungan Hidup di Laksanakan Terhadap Media Tanah, Air, Udara dan laut Tahun 2021 .", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 220, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effendy, H. (2003) Telaah Kualitas Air Bagi Sumberdaya dan Lingkungan Perairan . Yogyakarta: Kanisius", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 220, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elfidasari, D. Oriko, N., Effendi, Y., dan Puspitasari,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 398, "width": 185, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R. L . (2015) ‘Kualitas Air Situ Lebak Wangi Bogor Berdasarkan Analisa Fisika, Kimia dan Biologi’, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi , 3(2). doi: 10.36722/sst.v3i2.193.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 220, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elvince, R. dan Kembarawati, K. (2021) ‘Analisis Kualitas Air Danau Hanjalutung, Kelurahan Petuk Katimpun, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah’, Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah , 9(1), pp. 029 – 041. doi: 10.26418/jtllb.v9i1.46139.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 220, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indrayani, E. Nitimulyo, K. H., Suwarno, H. dan Rustadi . (2015) ‘Analisis Kandungan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 567, "width": 184, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nitrogen, Fosfor, dan Karbon Organik di Danau Sentani- Papua’, Jurnal Manusia dan Lingkungan , 22(2), pp. 217 – 225.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 220, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maniagasi, R., Tumembouw, S. S. dan Mudeng, Y. (2013) ‘Analisis kualitas fisika kimia air di areal budidaya ikan Danau Tondano", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 645, "width": 185, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Provinsi Sulawesi Utara’, e-Journal Budidaya Perairan 1(2). doi: 10.35800/bdp.1.2.2013.1913.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 220, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mardiah, A. A., Sofarini, D. dan Dharmaji, D. (2021) ‘Status Trofik Dan Tingkat Pencemaran Perairan Rawa “ Danau Bangkau ” Ditinjau", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 723, "width": 186, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Kandungan Nitrat ( No 3- ) Fosfat ( Po 4- ), Kecerahan Dan Variasi Tumbuhan Air 4(3), pp. 129 – 141.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 80, "width": 220, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muthifah, L., Nurhayati, N. dan Utomo, K. P. (2018) ‘Analisis Kualitas Air Danau Kandung Suli Kecamatan Jongkong Kabupaten Kapuas Hulu’, Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah , 6(1), pp. 1 – 10. doi: 10.26418/jtllb.v6i1.25315.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 158, "width": 220, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oktaria, E., Suharto, E. dan Deselina, D. (2021) ‘Studi Kualitas Air Danau Tes Di Taman Wisata Alam (Twa) Danau Tes Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu’, Journal of Global Forest and Environmental Science , 1(1), pp. 60 – 68. Available at: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jhu tanlingkungan/article/view/16662.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 260, "width": 219, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P3E Papua (2016) Rencana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berbasis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Ekosistem Danau Sentani.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 315, "width": 220, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paputungan, F., Pangemanan, N. P. dan Tumbol, R. A. (2022) ‘Kajian kualitas air untuk menunjang perikanan budidaya Danau Moaat, Provinsi Sulawesi Utara’, Budidaya Perairan , 10, pp. 134 – 143. Available at: https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/autism-spectrum-disorders.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 405, "width": 220, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasetia, A. dan Walukow, A. F. (2021) ‘Analisis mutu air Danau Area Gelanggang Expo dengan metode indeks pencemaran di kota Jayapura’, Dinamika Lingkungan Indonesia , 8(1), p.42-47. doi: 10.31258/dli.8.1.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 471, "width": 220, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prastianti, F, M., Bactiar, E., Lewaru, M, W,. dan Agung, M, U, K. (2022) 'Studi Metagenomik Sampel Perairan yang Diperkaya Dari Wilayah Hilir Sungai Citarum dan Potensinya Sebagai Agen Dioremidiasi',JPB Kelautan dan Perikanan, 17(1), p.77-87. doi:http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v1 7i1.794.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 573, "width": 220, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Presiden RI (2021) ‘Peraturan Presiden Nomor 60", "type": "Section header" }, { "left": 342, "top": 585, "width": 184, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional dengan kriteria telah mengalami tekanan dan degradasi, pengurangan volume tampungan danau, pengurangan luas danau, penurunan kualitas air, dan penurunan keanekaragaman ha’.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 675, "width": 220, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saputro, A. A., Sunaryo, S. dan Fahdiran, R. (2020) ‘Kualitas Air Danau Sunter Berdasarkan Parameter Fisika Dan Kimia Menggunakan Metode Indeks Pencemaran’, IX(7), pp.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 722, "width": 43, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "125 – 140.", "type": "List item" }, { "left": 509, "top": 722, "width": 18, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi:", "type": "List item" }, { "left": 342, "top": 734, "width": 134, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.21009/03.snf2020.01.fa.21.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 753, "width": 220, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sartimbul, A. Mujiadi . Hartanto. Rahardjo, S, S, P.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 165, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kualitas Air di Perairan Danau Sentani....", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 36, "width": 60, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morin et al., 2023", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 10, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 80, "width": 184, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Suryono, A. (2015) ‘Analisis Kapasitas Tampungan Danau Sentani Untuk Mengetahui Fungsi Detensi dan Retensi", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 115, "width": 185, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tampungan’, pp. 208– 206. Available at: http://lipi.go.id/.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 146, "width": 220, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walukow, A. F. (201 0) ‘Kajian Parameter Kimia Posfat di Perairan Danau Sentani Berwawasan Lingkungan’, Forum Geografi , 24(2), p. 183. doi:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 193, "width": 130, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.23917/forgeo.v24i2.5025.", "type": "Text" } ]
b8e616d7-55e2-9a55-4cef-768da6c23757
https://jie.pnp.ac.id/index.php/jie/article/download/31/27
[ { "left": 442, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 209, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 11, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 84, "width": 391, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MODIFIED SWEEP ALGORITHM FOR ROUTE SELECTION IN PUBLIC BUS ROUTING PROBLEM USING FUZZY DATA", "type": "Section header" }, { "left": 290, "top": 132, "width": 30, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh :", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 153, "width": 111, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunadi Widi Nurcahyo", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 150, "width": 90, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) , Alexyusandria 2)", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 178, "width": 129, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 UPI_YPTK Padang 2 Institut Teknologi Padang [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 243, "width": 56, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 439, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper investigates public bus route selection where demand is uncertain and evaluates the role of fuzzy logic in the MSA. The uncertain demand data are presented in linguistic form and transformed into fuzzy numbers. The crisp values obtained by the fuzzy logic are used to replace the exact demand in selecting best routes. The patterns of fuzzy data are presented to show capability of fuzzy data in representing exact data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 50, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 96, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 198, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The previous study on Modified Sweep Algorithm (MSA) proposes a solution to public bus routing problem in selecting best route based on demand. In this study, demand is known and the selection process is performed using exact data. In this paper, we investigate the route selection where demand is uncertain and evaluate the role of fuzzy logic in the MSA.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 554, "width": 132, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 201, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Public Bus Routes The modified sweep algorithm is applied to public bus routes of a transportation company located in Semarang, Indonesia. Routes currently maintained by the company consist of 17 nodes and are connected by two-directed links as shown in Figure 1 (bold line). It is shown in Table 1 that there are two of four existing routes use the same links. The overlapped-links may cause a longer length of routes to be maintained by the company compared to non-overlapped-", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 376, "width": 198, "height": 375, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "links. There is a centre point which connects all routes in the network. It is the policy of the company to take a node to be a central point in which buses from all directions pass through this node. This policy is important for passengers who need to change bus which leads to a different direction. These passengers do not have to follow the bus to the bus station to take another bus because this will take time. All bus stations in Semarang and in most cities in Indonesia are located near the city border. Therefore, by occurrence of the central point, passengers can shorten the trip to reach their destination. To implement the modified sweep algorithm, we add more nodes in the network as seen as thin lines in Figure 1. Each link carries a weight representing average number of demand which is concerned in route selection process. Most of both current and alternative links are two-directed. Several links are one-directed, i.e. links connecting nodes 4, 19, 21, to 7 and links connecting nodes 9 to 13, and 23 to 14.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 13, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 313, "top": 780, "width": 209, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 121, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1: Original Links", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 105, "width": 171, "height": 341, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Route Link Length (Km) I 8-7-6-0-5-4-3-1-3- 4-5-0-6-7-8 41 II 2-3-4-5-0-9-23-24- 25-10-11-10-25- 24-23-9-0-5-4-3-2 39 III 8-7-6-0-12-13-14- 15-26-16-26-15- 14-13-12-0-6-7-8 40 IV 6-0-12-13-14-15- 26-16-17-16-26- 15-14-13-12-0-6 36 Total 156 Figure 1: Current and Alternative Links", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 194, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Modified Sweep Algorithm (MSA)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 199, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modification is made to the second stage of the original sweep algorithm, i.e. Route Generation. In the first stage, clustering process is performed using the same procedure as used in the original sweep algorithm. A node is joined with its nearest neighbour based on its polar coordinate angle and the capacity of each vehicle. The objective of clustering in the modified sweep algorithm is to provide a procedure which enables user to easily group the available nodes and determine which cluster a node or link should be attached to. Node[0] is assumed to be the centre polar coordinate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 199, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since node[0] of the real data is located in coordinate x=324 and y=124 , we reformulate the calculation of polar", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 84, "width": 198, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "coordinate angles. If the location of node[0] is denoted by x 0, y 0 then the location of node[i] is defined as x i -x 0 , y i - y 0 . The polar coordinate angle is defined using sinus function to suit the functions provided by Pascal programming language that is used in the experiment:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 181, "width": 149, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sin  i =(y i -y 0 )/radian where radian is defined by:", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 208, "width": 126, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "radian=  ((x i -x 0 ) 2 +(y i -y 0 ) 2 )", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 237, "width": 198, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After clustering process is completed, we have to analyze the list of links in each cluster. As mentioned previously, clustering process enables us to group the links and perform the route selection. The result may not satisfy the user because of reasons such as: the links attached in a cluster generate a very short route, or there are too many clusters. In the case of unsatisfactory clusters, we can make changes by replacing or deleting links in a cluster, and combining two clusters. When all clusters are set, we have to determine the start and end node in each cluster. In this case, start and end node are the nodes where the bus stations are located.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 486, "width": 198, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the second stage, a thorough modification is made by replacing travelling salesman (TSP) route selection method with a weighted-directed search (WIDI). Unlike TSP which selects routes by combining nodes based on short distance, WIDI selects routes by combining links based on demand as explained in Section 5. Comparisons between SA and MSA are presented in Section 7.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 651, "width": 199, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In selecting a link to be attached to the generated route, there are several constraints that are considered. Assuming that l[i,j] is a link connecting node i to node j and L is a set of links from start node node[1] to end node node[n] , link l[i,j]  L if: a. weight[i,j] >= weight[i,j+1]", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 295, "width": 42, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Current links", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 304, "width": 54, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alternative links", "type": "Picture" }, { "left": 720, "top": 188, "width": 10, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4 ) (5 )", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 13, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 313, "top": 780, "width": 209, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 121, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1: Original Links", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 105, "width": 171, "height": 341, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Route Link Length (Km) I 8-7-6-0-5-4-3-1-3- 4-5-0-6-7-8 41 II 2-3-4-5-0-9-23-24- 25-10-11-10-25- 24-23-9-0-5-4-3-2 39 III 8-7-6-0-12-13-14- 15-26-16-26-15- 14-13-12-0-6-7-8 40 IV 6-0-12-13-14-15- 26-16-17-16-26- 15-14-13-12-0-6 36 Total 156 Figure 1: Current and Alternative Links", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 194, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Modified Sweep Algorithm (MSA)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 199, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modification is made to the second stage of the original sweep algorithm, i.e. Route Generation. In the first stage, clustering process is performed using the same procedure as used in the original sweep algorithm. A node is joined with its nearest neighbour based on its polar coordinate angle and the capacity of each vehicle. The objective of clustering in the modified sweep algorithm is to provide a procedure which enables user to easily group the available nodes and determine which cluster a node or link should be attached to. Node[0] is assumed to be the centre polar coordinate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 199, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since node[0] of the real data is located in coordinate x=324 and y=124 , we reformulate the calculation of polar", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 84, "width": 199, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "coordinate angles. If the location of node[0] is denoted by x 0, y 0 then the location of node[i] is defined as x i -x 0 , y i - y 0 . The polar coordinate angle is defined using sinus function to suit the functions provided by Pascal programming language that is used in the experiment:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 181, "width": 149, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sin  i =(y i -y 0 )/radian where radian is defined by:", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 208, "width": 127, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "radian=  ((x i -x 0 ) 2 +(y i -y 0 ) 2 )", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 237, "width": 198, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After clustering process is completed, we have to analyze the list of links in each cluster. As mentioned previously, clustering process enables us to group the links and perform the route selection. The result may not satisfy the user because of reasons such as: the links attached in a cluster generate a very short route, or there are too many clusters. In the case of unsatisfactory clusters, we can make changes by replacing or deleting links in a cluster, and combining two clusters. When all clusters are set, we have to determine the start and end node in each cluster. In this case, start and end node are the nodes where the bus stations are located.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 486, "width": 198, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the second stage, a thorough modification is made by replacing travelling salesman (TSP) route selection method with a weighted-directed search (WIDI). Unlike TSP which selects routes by combining nodes based on short distance, WIDI selects routes by combining links based on demand as explained in Section 5. Comparisons between SA and MSA are presented in Section 7.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 651, "width": 199, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In selecting a link to be attached to the generated route, there are several constraints that are considered. Assuming that l[i,j] is a link connecting node i to node j and L is a set of links from start node node[1] to end node node[n] , link l[i,j]  L if: a. weight[i,j] >= weight[i,j+1]", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 295, "width": 42, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Current links", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 304, "width": 54, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alternative links", "type": "Picture" }, { "left": 720, "top": 188, "width": 10, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4 ) (5 )", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 13, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 313, "top": 780, "width": 209, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 121, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1: Original Links", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 105, "width": 171, "height": 341, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Route Link Length (Km) I 8-7-6-0-5-4-3-1-3- 4-5-0-6-7-8 41 II 2-3-4-5-0-9-23-24- 25-10-11-10-25- 24-23-9-0-5-4-3-2 39 III 8-7-6-0-12-13-14- 15-26-16-26-15- 14-13-12-0-6-7-8 40 IV 6-0-12-13-14-15- 26-16-17-16-26- 15-14-13-12-0-6 36 Total 156 Figure 1: Current and Alternative Links", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 194, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Modified Sweep Algorithm (MSA)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 199, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modification is made to the second stage of the original sweep algorithm, i.e. Route Generation. In the first stage, clustering process is performed using the same procedure as used in the original sweep algorithm. A node is joined with its nearest neighbour based on its polar coordinate angle and the capacity of each vehicle. The objective of clustering in the modified sweep algorithm is to provide a procedure which enables user to easily group the available nodes and determine which cluster a node or link should be attached to. Node[0] is assumed to be the centre polar coordinate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 199, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since node[0] of the real data is located in coordinate x=324 and y=124 , we reformulate the calculation of polar", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 84, "width": 199, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "coordinate angles. If the location of node[0] is denoted by x 0, y 0 then the location of node[i] is defined as x i -x 0 , y i - y 0 . The polar coordinate angle is defined using sinus function to suit the functions provided by Pascal programming language that is used in the experiment:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 181, "width": 149, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sin  i =(y i -y 0 )/radian where radian is defined by:", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 208, "width": 127, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "radian=  ((x i -x 0 ) 2 +(y i -y 0 ) 2 )", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 237, "width": 198, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After clustering process is completed, we have to analyze the list of links in each cluster. As mentioned previously, clustering process enables us to group the links and perform the route selection. The result may not satisfy the user because of reasons such as: the links attached in a cluster generate a very short route, or there are too many clusters. In the case of unsatisfactory clusters, we can make changes by replacing or deleting links in a cluster, and combining two clusters. When all clusters are set, we have to determine the start and end node in each cluster. In this case, start and end node are the nodes where the bus stations are located.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 486, "width": 198, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the second stage, a thorough modification is made by replacing travelling salesman (TSP) route selection method with a weighted-directed search (WIDI). Unlike TSP which selects routes by combining nodes based on short distance, WIDI selects routes by combining links based on demand as explained in Section 5. Comparisons between SA and MSA are presented in Section 7.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 651, "width": 199, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In selecting a link to be attached to the generated route, there are several constraints that are considered. Assuming that l[i,j] is a link connecting node i to node j and L is a set of links from start node node[1] to end node node[n] , link l[i,j]  L if: a. weight[i,j] >= weight[i,j+1]", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 295, "width": 42, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Current links", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 304, "width": 54, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alternative links", "type": "Picture" }, { "left": 720, "top": 188, "width": 10, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4 ) (5 )", "type": "Table" }, { "left": 442, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 209, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 11, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 198, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where: 0  i  MaxNode 0  j  MaxNode b. node[i] and node[j] are predecessors of node[n]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 85, "width": 148, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. i  node[n] and j  node[n-1]", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 112, "width": 197, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2 shows the result of the MSA for both forward and backward sweeps.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 692, "width": 250, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2 Results of Modified Sweep Algorithm in Graph", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 312, "width": 181, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a). Route I-A (Forward and Backward Sweep)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 312, "width": 186, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(b). Routes I-B, I-C, I-D (Forward Sweep) and I- C (Backward Sweep)", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 492, "width": 187, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(c). Routes II-A, II-C (Forward Sweep) and II-C,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 492, "width": 386, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II-D (Backward Sweep) (d). Routes II-B, II-D (Forward Sweep) and II- A, II-B (Backward Sweep) (e). Route I-B (Backward Sweep)", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 665, "width": 126, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(f). Route I-D (Backward Sweep)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 13, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 313, "top": 780, "width": 209, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 122, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Fuzzy Demand Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 198, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The MSA previously presented covers route selection when demand is certain. In this section, we present a solution to public bus routing problem when demand is uncertain. This problem occurs when the transport company is requested to serve more locations and new routes are required. In developing new routes where demand data are uncertain, the company estimates the number of demand by identifying public service places such as schools, hospitals, markets, offices, etc. In this paper, we propose a solution to route selection for public transport that is capable to use uncertain data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 114, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1. Fuzzified Demand", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 199, "height": 222, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuzzy logic is believed to be capable for capturing data ambiguity. The data can be represented as linguistic forms which indicate the levels of uncertainty of certain data. We assign a set of linguistic data representing demand at node D i i.e. Very Low (VL), Low (L), Medium (M), High (H), and Very High (VH). Each data is represented by triangular fuzzy number D i =(d 1 ,dn 2 ,d 3 ) as seen Figure 3. The decision maker of the company can estimate that demand at the node will not less than d 1 or greater than d 3 based on his experience and intuition. Figure 4 shows the fuzzy sets of linguistic data for demand.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 700, "width": 150, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3 Triangular Fuzzy Number D Representing Demand", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 257, "width": 165, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4 Demand Membership Functions", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 282, "width": 201, "height": 195, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is found that the demand membership functions have a disadvantage. Normally, a membership function represents a range number of demand. For example, membership function Medium may represent a range of demand from 10 to 20. Let us assume that we have to select one of two links A or B having number of demand 13 and 17 respectively. By using the exact data, we can easily select link B. In contrast, we cannot differentiate link A and B by using the membership function because both links have the same membership.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 489, "width": 198, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to solve this problem, we initiate an addition input, i.e. Preference that enables us to easily determine a degree of membership function. Preference represents the strength of user’s preference in estimating demand data as a membership function. Preference is also presented as a triangular membership function including three degree of preferences i.e.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 627, "width": 198, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Small, Fair, and Large. Therefore, the problem of selecting link A or B previously mentioned can be avoided. We can put a lower preference into the membership function of link A and, consequently, link B that has a higher preference is selected. Figure 5 shows the membership functions of Preference.", "type": "Text" }, { "left": 442, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 209, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 11, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 233, "width": 158, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5 Preference Membership Functions", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 149, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2.Rules and Defuzzification", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 198, "height": 195, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rules associate the fuzzy input to the output which is initialized before inferring the rules. We initiate five membership functions as the output consisting of Negative Large (NL), Negative Small (NS), Zero (ZE), Positive Small (PS), and Positive Large (PL) as seen in Figure 6. The output represents five membership functions of link which replaces the exact demand data used in the route selection process. We use centroid method for defuzzifying the input into a crisp value. The centroid method is formulated as:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 508, "width": 127, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F -1 ( Ã ):=  x  Ã (x) . x dx", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 530, "width": 59, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " x  Ã (x) dx", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 709, "width": 150, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6 Link Membership Functions", "type": "Caption" }, { "left": 326, "top": 84, "width": 201, "height": 250, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fuzzy inference engine employs a particular kind of fuzzy logic. It stimulates fuzzy knowledge base and fuzzy input to generate fuzzy decisions (Singh and Bailey, 1997). Arabshashi et al. (1997) defined the inference engine as the system decision maker and determines how the machine interprets the fuzzy linguistics. In a fuzzy inference, fuzzy logic principles are used to combine the fuzzy IF-THEN rules in the fuzzy rule base into a mapping from fuzzy sets in U = U 1 x ..... x U n to fuzzy sets in V (Wang, 1994). Inference process is a decision making logic which determines fuzzy outputs corresponding to fuzzified inputs, with respect to fuzzy inference rules (Cai and Kwan, 1998).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 338, "width": 199, "height": 251, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A rule is fired when its consequent actions are executed. The inference engine will determine rule fireability, select rules for firing and execute the consequent actions. An inference procedure is required to determine the degree to which a rule is fired. The degree, to which rule fires, determines the contribution of its output fuzzy set (Parsons et al., 1995). In graphical representation, the firing of each fuzzy rule will contribute an area to the defuzzification procedure (Pang et al., 1995). Figure 7 shows the fuzzy associative matrix consisting of inference rules used to associate the fuzzified input with the defuzzified output.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 728, "width": 139, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7 Fuzzy Associative Matrix", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 13, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 313, "top": 780, "width": 209, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 199, "height": 361, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8 illustrates the fuzzy procedure involving Demand and Preference as the input and Link as the output. Notice that each graph has a range number from 0 to 20. The range number does not represent the number of demand but it only represents the location of input data given by the user. Data which is represented as graph are given by locating the vertical line provided in the graph. We can move the vertical line left or right and put it in the appropriate location as shown in the input bar as a pair of numbers consisting the location of demand and preference data. In Figure 8, the pair of input data [12.02 7] shows the location of demand data in the membership function is at 12.02 and the location of preference is 7. Note that Demand=12 does not exactly represent the number of demand. The crisp value of this demand is 9.46 as shown is the membership function of Link. This result is used by the MSA in the route selection process. Figure 9 shows the surface of these membership functions.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 629, "width": 88, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8 Fuzzy Result", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 124, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Experimental Result", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 198, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This experiment aims to find possibility of using fuzzy data when demand is unknown. As previously mentioned, the identification of fuzzy demand depends", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 84, "width": 198, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "on the user’s experience and intuition. Therefore, there are several possibilities of fuzzy sets identified by the user. In this section, we present the results based on two different sets of fuzzy data for both current and alternative links as shown in Table 2 and Table 3. Figure 10 and Figure 11 present the patterns of fuzzy demand compared to the exact demand. It is shown that the fuzzy data have similar patterns to the exact data.", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 406, "width": 88, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9 Data Surface", "type": "Section header" }, { "left": 332, "top": 441, "width": 189, "height": 306, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 10 Demand Patterns on Current Links Figure 11 Demand Patterns on Alternative Links Current Links 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1-3 2-3 3-4 4-5 5-0 0-6 6-7 7-8 0-9 9-2 3 23 -24 24 -25 25 -10 10 -11 0-1 2 12 -13 13 -14 14 -15 15 -16 16 -17 Link De m an d Weight Fuzzy-1 Fuzzy-2 Alternative Links 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1-1 8 2-1 8 3-1 5 4-1 2 5-1 2 4-1 9 20 -6 20 -19 6-2 1 21 -7 6-9 22 -25 23 -14 15 -24 27 -25 27 -26 26 -15 16 -26 Link D em an d", "type": "Picture" }, { "left": 529, "top": 644, "width": 10, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Weight Fuzzy-1 Fuzzy-2", "type": "Table" }, { "left": 442, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 209, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 11, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 75, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 201, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuzzy data sets have similar pattern to the exact demand data and, therefore, they may be used to replace the exact data in the MSA to perform route selection. The fuzzy demand data identification is fully dependent on the user’s experience and intuition. However,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 84, "width": 198, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "it is fairly certain that fuzzy logic is not necessarily used in the route selection when demand is the only concern. The fact that fuzzy demand data can be used in the MSA will be concerned in future study to put more variables in the route selection process.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 120, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2: Current Links", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 237, "width": 380, "height": 516, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Origin Destination Weight Location 1 Fuzzy 1 Location 2 Fuzzy 2 1 3 39.2 [10 9] 8.91 [8 17] 7.98 3 1 6.8 [5 5] 1.6 [0 10] 1.66 2 3 30.4 [10 8] 8 [7 10] 7.22 3 2 12.4 [5 8] 4.65 [5 7] 4.07 3 4 36.8 [10 6] 6.3 [8 8] 7.46 4 3 14.4 [5 9] 5.01 [5 8] 4.65 4 5 15 [5 10] 5.14 [5 9] 5.01 5 4 10.4 [5 6] 3.15 [5 6] 3.15 5 0 58.8 [15 8] 12.9 [12 10] 12.2 0 5 46.3 [10 16] 10.1 [11 10] 11.3 0 6 93.2 [20 20] 18.4 [20 20] 18.4 6 0 39.5 [10 9] 8.91 [8 17] 7.98 6 7 26.3 [6 14] 6.29 [6 18] 6.29 7 6 21.5 [6 8] 5.92 [6 8] 5.92 7 8 14.8 [5 10] 5.14 [5 9] 5.01 8 7 40 [10 10] 10.1 [8 18] 7.98 0 9 20.8 [6 7] 5.57 [6 7] 5.57 9 0 41 [10 12] 10.1 [8 19] 7.98 9 23 46.7 [10 16] 10.1 [11 10] 11.3 23 9 45 [10 15] 10.1 [11 9] 10.1 23 24 11.6 [5 6] 3.15 [5 7] 4.07 24 23 28.2 [6 16] 6.29 [6 20] 6.29 24 25 15.1 [5 10] 5.14 [5 9] 5.01 25 24 40.1 [10 10] 10.1 [8 18] 7.98 25 10 15 [5 10] 5.14 [5 9] 5.01 10 25 40.1 [10 10] 10.1 [8 18] 7.98 10 11 20.4 [6 7] 5.57 [6 7] 5.57 11 10 49.8 [11 15] 11.3 [11 13] 11.4 0 12 67.5 [15 17] 15 [15 8] 12.9 12 0 56.9 [15 7] 12.1 [12 9] 10.9 12 13 26.2 [6 14] 6.29 [6 18] 6.29 13 12 26.2 [6 14] 6.29 [6 18] 6.29 13 14 27.6 [6 15] 6.29 [6 19] 6.29 14 13 32.8 [10 6] 6.3 [7 10] 7.22 14 15 48 [11 15] 11.3 [11 13] 11.4 15 14 67.5 [15 17] 15 [15 8] 12.9 15 16 33.5 [10 6] 6.3 [7 10] 7.22 16 15 69.8 [15 19] 15 [15 10] 15", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 84, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2085-6989", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 13, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 313, "top": 780, "width": 209, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Elektron Vol 4 No. 2, Edisi Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 86, "width": 372, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 17 40.8 [10 11] 10.1 [8 19] 7.98 17 16 13.8 [5 9] 5.01 [5 8] 4.65", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 136, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3: Alternative Links", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 154, "width": 380, "height": 477, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Origin Destination Weight Location 1 Fuzzy 1 Location 2 Fuzzy 2 1 18 11 [5 6] 3.15 [5 7] 4.07 18 1 5 [5 4] 1.6 [0 5] 1.6 2 18 10 [5 6] 3.15 [5 6] 3.15 18 2 14 [5 9] 5.01 [5 8] 4.65 3 15 2 [0 2] 1.6 [0 0] 1.6 15 3 5 [5 4] 1.6 [0 5] 1.6 4 12 9 [5 6] 3.15 [5 5] 1.6 12 4 31 [10 6] 6.3 [7 10] 7.22 5 12 27 [6 15] 6.29 [6 19] 10.9 12 5 18 [6 7] 5.57 [6 6] 5.08 4 19 12 [5 9] 5.01 [5 7] 4.07 0 20 31 [10 6] 6.3 [7 10] 7.22 20 6 8 [5 6] 3.15 [5 5] 1.6 19 20 5 [5 4] 1.6 [0 5] 1.6 20 19 0 [0 0] 1.6 [0 0] 1.6 19 21 6 [5 4] 1.6 [0 5] 1.6 6 21 5 [5 4] 1.6 [0 5] 1.6 21 6 3 [0 3] 1.6 [0 0] 1.6 21 7 11 [5 6] 3.15 [5 7] 4.07 7 22 13 [5 10] 5.14 [5 8] 4.65 6 9 41 [10 12] 10.1 [8 19] 7.98 22 23 18 [6 7] 5.57 [6 6] 5.08 22 25 21 [6 8] 5.92 [6 7] 5.92 9 13 17.2 [6 7] 5.57 [6 6] 5.08 23 14 33 [10 6] 6.3 [7 10] 7.22 24 15 21 [6 8] 5.92 [6 7] 5.92 15 24 34 [10 6] 6.3 [7 10] 7.22 25 27 25 [6 14] 6.29 [6 15] 6.29 27 25 27 [6 15] 6.29 [6 19] 10.9 26 27 5 [5 4] 1.6 [0 5] 1.6 27 26 8 [5 6] 3.15 [5 5] 1.6 15 26 10 [5 6] 3.15 [5 6] 3.15 26 15 7 [5 5] 1.6 [0 5] 1.6 26 16 14.4 [5 9] 5.01 [5 8] 4.65 16 26 7.36 [5 5] 1.6 [5 5] 1.6", "type": "Table" } ]
72bb00a2-5054-dc73-9cc3-5df5a9ed3de1
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/download/2504/1668
[ { "left": 449, "top": 39, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "BAHASTRA", "type": "Page header" }, { "left": 167, "top": 52, "width": 358, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 79, "width": 295, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988 Vol. 3, No. 2, Maret 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 941, "width": 250, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 454, "top": 943, "width": 15, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "285", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 120, "width": 408, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "HUBUNGAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN DISKUSI BELAJAR DENGAN", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 139, "width": 291, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 158, "width": 235, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PKN KELAS X SMA SWASTA KAMPUS FKIP", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 177, "width": 189, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN", "type": "Section header" }, { "left": 287, "top": 215, "width": 90, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Restua Hutahaean", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 234, "width": 262, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 288, "width": 313, "height": 285, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Abstrak . Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan korelasi metode pemberian tugas dan diskusi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas X SMA Swasta Kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen . Penelitian ini menggunakan metode eksperimen korelasional dengan jumlah populasi sebanyak 114 orang. Sampel penelitian sebanyak 23 orang. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh koefisien korelasi antara X1 terhadap Y adalah 0,61, koefisien korelasi antara X2 terhadap Y adalah 0,57. Koefisien korelasi antara X1 terhadap X2 adalah 0,54, koefisen korelasi antara X1 dan X2 terhadap Y adalah 0,67. Hubungan metode pemberian tugas dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas X SMA Swasta Kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen dikategorikan Tinggi yakni 0,61. Hubungan diskusi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA swasta Kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen pada mata pelajaran PKn dikategorikan sedang yakni 0,57. Sementara hubungan antara metode pemberian tugas dan diskusi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen mata pelajaran PKn adalah tinggi, yakni 0,67.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 581, "width": 299, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kata Kunci : Metode Pemberian Tugas, Diskusi Belajar, Prestasi Belajar", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 616, "width": 313, "height": 285, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Abstract . This study aims to describe the correlation of the method of giving assignments and learning discussion with student learning achievement in Civics Class X subjects Private High School FKIP Campus HKBP University Nommensen . This study uses a correlational experimental method with a population of 114 people. The research sample of 23 people. Based on the results of the study, obtained a correlation coefficient between X1 to Y is 0.61, the correlation coefficient between X2 to Y is 0.57. The correlation coefficient between X1 to X2 is 0.54, the correlation coefficient between X1 and X2 to Y is 0.67. The relationship between the method of assignment and student achievement in Civics Class X subjects in the Private High School FKIP Campus of HKBP University Nommensen is categorized as High, 0.61. The relationship of learning discussion with student achievement in class X private high school FKIP University HKBP Nommensen campus on Civics subjects is categorized as moderate namely 0.57. While the relationship between the method of assigning tasks and learning discussion on student achievement in class X SMA FKIP Campus HKNP Nommensen University Civics subjects is high, that is 0.67.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 87, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Restua Hutahaean", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 53, "width": 387, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hubungan Metode Pemberian Tugas dan Diskusi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas X SMA Swasta Kampus FKIP", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 91, "width": 151, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Universitas HKBP Nommensen", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 941, "width": 250, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 506, "top": 943, "width": 18, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "286", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 110, "width": 372, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Keywords: Assignment Method, Learning Discussion, Learning Achievement PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 192, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "unsur yang relevan dalam pembangunan suatu Bangsa dan Negara. Apapun bentuk dan system pemerintahannya, selalu mengedepankan pendidikan sebagai garda terdepan untuk mencapai tujuan Negara tersebut. Indonesia sebagai Negara berkembang, menetapkan pendidikan menjadi unsur yang paling hakiki, karenanya regulasi yang sistematispun dijadikan sebagai landasan yang mengatur pendidikan itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 192, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hal inilah yang menajdikan pembelajaran di setiap unsur pendidikan (SD, SMP, SMA, PT) menjadi pondasi dalam pendidikan. Dengan tujuan untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap cara pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah tentu dapat diukur secara komprehensif yang hasilnya nyata, yaitu dengan menilai prestasi belajar setiap siswa. Secara umum, prestasi belajar dapat dipandang sebagai hasil usaha belajar dalam waktu tertentu yang diperoleh siswa. Prestasi belajar dapat diukur melalui instrument tang dirancang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 192, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pendidikan kewarganegaraan tergolong kompleks. Sebab pendidikan kewarganegaraan mengakomodasi nilai- nilai budaya bangsa termasuk budi pekerti. Dengan demikian, mata pelajaran PKn menjadi salah satu mata pelajaran yang inovatif untuk membuka jalan ke arah mempersiapkan warga Negara yang cerdas, kritis, rasional, dan kreatif. Pada mata pelajaran PKn, peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 866, "width": 191, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "diberikan kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan, memiliki", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 903, "width": 191, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "keterampilan kewarganegaraan,", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 145, "width": 191, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "mengahayati dan mengembangkan serta menerapkan karakter kewarganegaraan. Dengan demikian metode pemberian tugas dan diskusi belajar pada mata pelajaran PKn sangatlah tepat", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 239, "width": 192, "height": 295, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SMA swasta kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen metode pemberian tugas dan diskusi belajar dikatakan telah membudaya. Pemberian tugas dan diskusi belajar menjadi salah satu metode pembelajaran yang baik dan menarik pada mata pelajaran PKn. Namun, metode yang dialakukan acapkali tidak berelevansi terhadap prestasi belajar siswa. Pada sekolah SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen minat belajar siswa untuk mata pelajaran PKn tergolong tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang tinggi dengan ditandai rata-rata nilai PKn telah mencapai KKM yang ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 543, "width": 191, "height": 333, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dalam berdiskusi, guru bersifat pasif dan santai. Guru hanya bersifat mengatur dan mengarahkan dan tidak perlu berkoar-koar seperti layaknya seorang narasumber. Walaupun guru-guru SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen telah sering menggunakan pemberian tugas dan diskusi dalam pembelajaran, namun sesungguhnya guru tidak pernah menyadari bahwa sejauh mana hubungan metode pemberian tugas dan metode diskusi dengan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengkaji “Hubungan metode pemberian tugas dan metode diskusi terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen pada mata pelajaran PKn.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 885, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 87, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Restua Hutahaean", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 53, "width": 387, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hubungan Metode Pemberian Tugas dan Diskusi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas X SMA Swasta Kampus FKIP", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 91, "width": 151, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Universitas HKBP Nommensen", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 941, "width": 250, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 506, "top": 943, "width": 18, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "287", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 110, "width": 177, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Dengan tujuan untuk mendeskripsikan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 177, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "hubungan setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini dilaksanakan di SMA kampus FKIP", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 101, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Universitas HKBP", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 177, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nommensen, dengan jumlah popuasi sebanyak 200 orang. Dapat dilihat pada tabel populasi berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 319, "width": 177, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Instrument yang dipakai untuk menjaring data pada penelitian ini adalah angket. Angket terlebih dahulu diuji kualitas dengan uji validitas instrument, uji reliabelitas instrument. Setelah angket dinyatakan valid dan reliable maka angket dapat digunakan untuk menjaring data.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 471, "width": 177, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Teknik analisis data digunakan korelasi product moment sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 161, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": ". ∑ ( ∑ )( ∑ ) . ∑ ( ∑ ) { . ∑ ( ∑ )} (Ari, 1982:175) Keterangan : = Hubungan antara variable X dan Y", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 645, "width": 173, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "X = Pemberian tugas Y = Diskusi Belajar XY = Hasil kali dua variable antara X dan Y", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 142, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "N = Jumlah sampel penelitian", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 759, "width": 108, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 106, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1. Uji Normalitas Data", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 797, "width": 192, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh harga Lo = 0,0966 sedangkan harga L tabel = 0,1847 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian diperoleh Lo < L tabel sehingga data berdistribusi normal", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 892, "width": 105, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2. Pengujian Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 110, "width": 192, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil analisis data uji regresi linier sederhana untuk Hubungan Pemberian Tugas dengan Prestasi Belajar siswa SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen pada Mata Pelajaran PKn, diperoleh Y = 40,02+0,56X 1 , sementara untuk Hubungan Diskusi Belajar dengan Prestasi Belajar siswa kelas X SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen pada Mata Pelajaran", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 300, "width": 148, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PKn diperoleh, Y =50,84+0,45X 2", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 319, "width": 89, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Korelasi antara", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 319, "width": 192, "height": 180, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hubungan Pemberian Tugas dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Kelas X SMA Kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen yang diuji dengan formula korelasi product moment diperoleh hasil r xy =0,61. Kemudian diuji dengan uji t, diperoleh hasil t hitung = 3,53 dikonsultasikan dengan t tabel = 2,08. Dengan demikian t h > t t (3,53>2,08) maka Ho ditolak dan Ha diterima.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 508, "width": 192, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Korelasi antara diskusi belajar dengan belajar diperoleh nilai r xy = 0,57. Kemudian diuji dengan uji t diperoleh hasil t h = 3,18 dan t t = 2,08. Dengan demikian t h > t t (3,18>2,08)", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 603, "width": 192, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Korelasi antara pemberian tugas dan diskusi belajar terhadap prestasi belajar diperoleh data r xy = 0,54. Diuji dengan uji t, diperoleh data t h =2,94 dan t t = 2,08. Dengan demikian t h > t t", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 698, "width": 55, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(2,94>2,08)", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 717, "width": 81, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 736, "width": 177, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan analisis data, diperoleh beberapa temuan penelitian yakni:", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 793, "width": 178, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian tugas dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen pada mata pelajaran PKn. Hal ini berarti jika pemberian tugas tinggi maka prestasi belajar", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 87, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Restua Hutahaean", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 53, "width": 387, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hubungan Metode Pemberian Tugas dan Diskusi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas X SMA Swasta Kampus FKIP", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 91, "width": 151, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Universitas HKBP Nommensen", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 941, "width": 250, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 506, "top": 943, "width": 18, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "288", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 110, "width": 178, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "siswa akan tinggi. Sedangkan besarnya hubungan antara kedua variabel tersebut adalah 0,61. Artinya hubungan tersebut signifikan dan tinggi 2. Terdapat hubungan yang signifikan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 178, "height": 313, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "antara diskusi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen. Hal ini berarti jika diskusi belajar tingg maka prestasi belajar tinggi. Besarnya hubungan kedua variabel tersebut adalah 0,57. Artinya, hubungan tersebut sedang 3. Ada hubungan yang signifikan antara pemberian tugas, dan diskusi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen. Hal ini berarti jika pemberian tugas dan diskusi belajar tinggi, maka prestasi belajar tinggi. Hubungan antara variabel tersebut adalah 0,67.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 546, "width": 163, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Artinya, hubungan variabel", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 565, "width": 164, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "pemberian tugas, dan diskusi belajar adalah tinggi.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 603, "width": 61, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 178, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1. Hubungan pemberian tugas dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen pada mata pelajaran PKn dikategorikan tinggi (0,61)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 717, "width": 180, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2. Hubungan diskusi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kampus FKIP Universitas HKBP Nommensen pada mata pelajaran PKn dikategorikan sedang (0,57)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 812, "width": 178, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "3. Hubungan pemberian tugas dan diskusi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kampus FKIP Universitas HKBP", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 888, "width": 164, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nommensen dikategorikan tinggi", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 907, "width": 29, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(0,67)", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 110, "width": 41, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 129, "width": 178, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1. Guru harus mampu merancang metode pembelajaran yang inovatif", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 167, "width": 178, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2. Guru harus memperhatikan pemberian tugas dalam", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 205, "width": 161, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "meningkatkan prestasi belajar siswa", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 224, "width": 107, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 243, "width": 177, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan . Bumi Aksara. Jakarta:Rineka", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 300, "width": 29, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Cipta.", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 319, "width": 178, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta:Rineka Cipta Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru", "type": "Table" }, { "left": 379, "top": 395, "width": 136, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Profesional . Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010.", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 433, "width": 177, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nana Sujana. 2001 . Perencanaan", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 452, "width": 137, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pengajaran . Jakarta: Rineka", "type": "Table" }, { "left": 379, "top": 471, "width": 27, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Cipta", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 489, "width": 178, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Roestyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar dalam CBSA . Jakarta;Bina Akasara Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran . Jakarta: Kencana", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 603, "width": 177, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika Edisi 5. Bandung:Tartsito Surakmad, Winarno. 2000. Pengantar Interaksi Cara Belajar dan Teknik-teknik Cara Belajar .", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 698, "width": 192, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Bandung: Tarsito Usman, Moh. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" } ]
aafebfbb-dec0-a9be-102e-ed57ff1086a2
https://jurnal.syntaximperatif.co.id/index.php/syntax-imperatif/article/download/34/66
[ { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 88, "width": 210, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan p-ISSN: 2721-2491 e-ISSN: 2721-2246 Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 283, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitri Dwi Jayanti, Utami Puji Lestari", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 382, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Universitas Selamat Sri Kendal, Indonesia E-mail: [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 253, "width": 414, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu indikator manajemen perusahaan sukses dalam mengelola bisnisnya dapat dilihat dari harga saham perusahaan tersebut.Harga saham yang meningkat, menandakan perusahaan memiliki kinerja yang baik. Jika permintaan saham tinggi, maka harga saham akan cenderung tinggi. Investor maupun calon investor mengharapkan harga saham dengan pola yang cenderung naik dari waktu ke waktu, akan tetapi pola harga saham cenderung tidak stabil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan meneliti dampak Return on Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) pada Harga Saham di perusahaan LQ45 yang telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2016-2018. Teknik purposive sampling digunakan untuk memperoleh ukuran sampel sebanyak 25 perusahaan atau 75 data dalam tiga tahun.Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan variabel Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) berdampak pada Harga Saham, rasio Net Profit Margin (NPM) tidak berdampak pada harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 426, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Return of Asset (ROA); Earning Per Share (EPS); Net Profit Marin (NPM); Harga Saham;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 428, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu indikator manajemen perusahaan sukses dalam mengelola bisnisnya dapat dilihat dari harga saham perusahaan tersebut.Harga saham yang meningkat, menandakan perusahaan memiliki kinerja yang baik. Jika permintaan saham tinggi, maka harga saham akan cenderung tinggi. Investor maupun calon investor mengharapkan harga saham dengan pola yang cenderung naik dari waktu ke waktu, akan tetapi pola harga saham cenderung tidak stabil. Tidak stabilnya harga saham menjadi resiko tersendiri bagi investor. Salah satu yang mempengaruhi harga saham adalah kinerja keuangan perusahaan.Investor harus jeli dalam melihat kinerja keuangan perusahaan sebelum mengambil keputusan berinvestasi dipasar modal.Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat melalui rasio keuangan, salah satunya adalah rasio profitabilitas. Penulis menggunakan rasio profitabilitas dengan menggunakan rasio Return on Asset (ROA).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 429, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasio ini diaplikasikan prihal menilai kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau laba atas aset yang dimiliki oleh perusahaan. Earning Per Share (EPS), rasio ini memvisualisasikan seberapa besar kemampuan per-saham menghasilkan laba. Diantaranya penyebab meningkatnya nilai saham perusahaan di pasar modal ialah kinerja keuangan yang baik.Hal ini dikarenakan kinerja keuangan yang baik dapat meberikan kepercayaan kepada investor untuk menanamkan saham mereka di perusahaan.Rasio berikutnya adalah Net Profit Margin (NPM), apabila perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 176, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitri Dwi Jayanti, Utami Puji Lestari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 240, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memiliki profit margin yang tinggi artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan menghasilkan laba yang cukup maksimal.Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mempunyai tujuan menguji dan menganalisis dampak rasio profitabilitas pada harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 431, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Data sekunder adalah jenis data yang digunakan.Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 dalam bursa efek indonesia (BEI) di tahun 2016-2018 merupakan populasi dalam penelitian ini.Jumlah pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling , yaitu dengan menentukan beberapa kriteria tertentu dalam penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan adalah perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016-2018, perusahaan LQ- 45 yang mempublish laporan keuangan secara berturut-turut selama periode pengamatan 2016-2018, Perusahaan LQ-45 mempubish laporan keuangan dengan nilai mata uang rupiah, laporan keuangan perusahaan LQ-45 mempunyai data lengkap mengenai variabel yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 123, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Hasil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 107, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji normalitas dipakai guna menilai apakah sebaran data pada variabel berdistribusi normal atau tidak. Data penelitian yang baik adalah data yang bersifat normal, tabel 1 dibawah ini menunjukkan hasil uji normalitas yang dapat dilihat dari nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov Z.", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 485, "width": 41, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 501, "width": 109, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 516, "width": 172, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 528, "width": 438, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unstandardized Residual N 75 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .80431243 Most Extreme Differences Absolute .071 Positive .071 Negative -.069 Kolmogorov-Smirnov Z .612 Asymp. Sig. (2-tailed) .849", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 648, "width": 123, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Test distribution is Normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 162, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data diolah tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 428, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari uji normalitas tersebut adalah data terdistribusi secara normal.Apabila nilai signifikasnsi > 5% maka data berdistribusi secara normal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai sebesar 0,849 lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 284, "top": 795, "width": 237, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Uji Multikolinearitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 428, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji ini dipakai untuk memberikan informasi terkait adanya korelasi atau hubungan yang kuat antara variabel independennya atau variabel bebas dalam sebuah model regresi berganda.Nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) digunakan untuk menganalisa ada tidaknya multikolinearitas.Model regresi yang baik adalah tidak adanya korelasi antar variable independennya, Tabel 2 berikut ini merupakan hasil dari uji multikolinearitas bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 199, "width": 345, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) X1 .903 1.107 X2 .901 1.110 X3 .997 1.003 a. Dependent Variable:", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 159, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ln_Y Sumber: Data diolah tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 429, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari tabel 2 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari variabel ROA (X1) adalah 0.903, variabel EPS (X2) adalah 0.901, dan variabel NPM (X3) adalah 0.997. Nilai tolerance lebih besar dari 0.10. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel ROA (X1) adalah 1.107, variabel EPS (X2) adalah 1.110, dan variabel NPM (X3) adalah 1.003. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) tersebut kurang dari 10, yang menandakan bahwa data model dalam penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Uji Autokorelasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 428, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Durbin Watson digunakan dalam mendeteksi autokorelasi.Model penelitian yang baik adalah model yang tidak memiliki autokorelasi.Autokorelasi adalah antara residual dengan pengamatan satu dengan pengamatan lain . Untuk menguji autokorelasi, peneliti menggunakan uji Uji Durbin Watson , adapun hasil dari Uji Durbin Watson dapat dilihat dan dicermati pada table 3. Hasil Uji Autokorelasi berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 576, "width": 47, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 592, "width": 426, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .682 a .465 .442 .8211291 1.796", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 660, "width": 152, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Ln_Y", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah, tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 176, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitri Dwi Jayanti, Utami Puji Lestari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 240, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai DW sebesar 1.796 tersaji dalam tabel 3 diatas, sedangkan nilai sebesar 1.7092 adalah nilai du pada tabel yang telah dilihat dan diamati oleh peneliti, nilai dl sebesar 1.5432 dan nilai 4-du adalah 2.2908, tidak ada autokorelasi positif atau negatif yang berarti tidak terdapat autokorelasi jika nilai du<d<4-du.Pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dibuktikan dengan mengaplikasikan du<d<4-du. Dan diperoleh nilai sebesar 1.7092<1.796<2.2908 artinya autokorelasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 149, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Uji Heteroskedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model regresi adalah yang tidak terdapat heteroskedastisitas. Ghozali (2013) menyatakan bahwa tujuan dari uji heterskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari resi dual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas pada penelitian inidigunakan Uji Glejser.Tabel 4 berikut ini menunjukkan hasil uji Glejser:", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 342, "width": 133, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Glejser", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 357, "width": 426, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .484 .127 3.810 .000 X1 .008 .006 .161 1.308 .195 X2 2.336E-5 .000 .034 .276 .784 X3 .003 .005 .062 .531 .597", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 468, "width": 130, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Abs_res", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 162, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data diolah tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 428, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini model model regresi tidak terdapat heterokedastisitas. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian Uji Glejseryang terlihat bahwa nilai X1 sebesar 0.195, X2 sebesar 0.784, dan X3 sebesar 0.597 yang semua variabel independen mempunyai tingkat koefisien signifikansi >0.05 heterokedastisitas tidak terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Uji Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 428, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur besar kecilnya prosentase pengaruh variabel ROA, EPS dan NPM terhadap harga saham. Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi dapat ditinjau pada tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 284, "top": 795, "width": 237, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 277, "top": 88, "width": 47, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5.", "type": "Table" }, { "left": 217, "top": 104, "width": 165, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Koefisien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 120, "width": 424, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .682 a .465 .442 .82111", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 168, "width": 152, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Predictors: (Constant), X1, X2, X3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Adjusted R Square pada tabel diatas sebesar 0.442.yang artinya variabel ROA (X1), EPS (X2), dan NPM (X3) dapat menjelaskan variabel harga saham sebesar 44,2%. Sedangkan nilai sebesar 55,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 133, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 354, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis dijelaskan dalam out put SPSS sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 324, "width": 409, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Uji Parsial t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.027 .210 38.268 .000 X1 .023 .011 .197 2.153 .035 X2 .001 .000 .593 6.481 .000 X3 -.003 .008 -.029 -.333 .740", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 162, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 428, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 Hasil uji Pastial t Hasil pengujian hipotesis pada tabel 6 dengan menggunakan uji t-Test yang dilakukan untuk menilai dampak dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.Apabila nilai sig t < tingkat signifikansi (0.05) maka hipotesis diterima, sedangkan apabila nilai sig t > tingkat signifikansi (0.05) maka hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil uji parsial tersebut, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 581, "width": 414, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Variabel Return on Asset (ROA) memiliki taraf signifikansi sebesar 0.000 yang artinya < 0.05 sehingga variabel Return on Asset (ROA) bedampak besar pada harga saham.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 628, "width": 414, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki taraf signifikansi sebesar 0.035 yang artinya < 0.05 sehingga variabel Earning Per Share (EPS) berdampak pada harga saham.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 676, "width": 415, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Varibel Net Profit Margin (NPM) memiliki taraf signifikansi sebesar 0.740 yang artinya > 0.005 sehingga variabel Net Profit Margin (NPM) tidak berdampak signifikan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitri Dwi Jayanti, Utami Puji Lestari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 240, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persamaan regresi berganda yang dihasilkan oleh Tabel 6. Hasil Uji Parsial t adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 283, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga Saham = 8.027 + 0.023X1 + 0.001X2 -0.003X3 + e Artinya:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 152, "width": 414, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. 8.027 adalah konstanta yang memiliki arti jika X1, X2, dan X3 adalah nilainya 0, maka harga saham nmemiliki nilai 8.027", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 183, "width": 415, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. 0.023X1 adalah nilai koefisien regresi variabel X1 dengan asumsi jika variabel X2 dan X3 memiliki nilai tetap, dan X1 mengalami kenaikan 1% sehingga harga saham kian mengalami kenaikan sebesar 0.023.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 231, "width": 414, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. 0.001X2 adalah nilai koefisien regresi variabel X2 dengan asumsi jika variabel X1 dan X3 memiliki nilai tetap, dan X2 mengalami kenaikan 1% maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 0.001", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 279, "width": 415, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. -0.003X3 adalah nilai koefisien regresi X3 dengan asumsi jika variabel X2 dan X3 memiliki nilai tetap, dan X3 mengalami kenaikan 1%, sehingga harga saham kian mengalami penurunan sebesar 0.003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 429, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis kesatu dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA) berdampakpada Harga Saham. Hipotesis pertama ini diterima. Return on Asset (ROA) mempunyai dampak pada harga saham. Hal ini konsisten pada analisa yang dilakukan oleh (Mukhlis, Arifin, & Avriyanti, 2019). Nilai Return on Asset (ROA) yang tinggi menunjukkan kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Return on Asset (ROA) berupa rasio untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aset yang dimiliki oleh perusahaan, dengan laba yang besar perusahaan mempunyai daya tarik tersendiri oleh investor karena memiliki tingkat pengembalian yang akan semakin besar. Banyaknya investor yang menginginkan saham perusahaan, akan berpengaruh pada kenaikannilai jual saham.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 429, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham. Hipotesis kedua ini hasilnya juga diterima. Earning Per Share (EPS) mempunyai dampak pada nilai jual saham, rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan per-saham menghasilkan laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh(Nurmalasari, 2012) yang menyatakansemakin tinggi kekampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada para pemegang sahamnya yang diproyeksikan dengan nilai Earning Per Share (EPS) maka semakin besar pula keberhasilan usaha yang dilakukan perusahaan. Saat laba naik dan jumlah lembar biasa turun, maka Earning Per Share (EPS) naik. Earning Per Share (EPS)adalah keuntungan/laba setelah dikurangi dengan pajak pendapatan, membagi jumlah keuntungan yang tersedia supaya pemegang saham terbiasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 429, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham merupakan hipotesis ketiga dalam penelitian ini. Hipotesis ketiga dinyatakan ditola. Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap harga saham(Rinati, 2012). Kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 284, "top": 795, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari setiap rupiah penjualan yang dihasilkan tidak mempengaruhi harga saham(Sambelay, Van Rate, & Baramuli, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 65, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 429, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham, sedangkan rasio Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 176, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitri Dwi Jayanti, Utami Puji Lestari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 240, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 88, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mukhlis, M., Arifin, J., & Avriyanti, S. (2019). PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN LQ-45 TAHUN PERIODE 2016-2018). JAPB , 2 (1), 147–159.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 429, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurmalasari, I. (2012). Analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham emiten LQ45 yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2005-2008 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rinati, I. (2012). Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ45 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 429, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sambelay, J. J., Van Rate, P., & Baramuli, D. N. (2017). Analisis Pengaruh Profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di LQ45 Periode 2012-2016. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi , 5 (2).", "type": "Text" } ]
4363c8a9-cac7-45cf-5b86-d1b64122c271
https://journal.uir.ac.id/index.php/JPM/article/download/14496/5802
[ { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 75, "width": 371, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MULTIMEDIA LEARNING IN VOCATIONAL SCHOOL", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 123, "width": 264, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miftahir Rizqa 1 , Radhiatul Husni* 2 ), Ulva Rahmi 3", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 140, "width": 411, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia 2,3 Universitas Islam Negeri Sjech M Djamil Djambek, Bukit Tinggi, Sumatera Barat,", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 172, "width": 50, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 245, "top": 203, "width": 122, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Section header" }, { "left": 146, "top": 230, "width": 346, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received : 07-08-2023; Accepted : 02-09-2023; Published : 31-10-2023", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 258, "width": 378, "height": 189, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. This research aims to develop a learning medium in the form of interactive multimedia at vocational high schools in Indonesia. The development model used is the IDI (Instructional Development Institute) model. The population of this study was all students of SMK N 1 Hiliran Gumanti. The sample used was purposive sampling technique. The research instruments to collect data were validation sheets, questionnaires, and tests. (1) Validity test using a validation sheet to test the media being developed (2) questionnaires being used to test the practicality of the media distributed to students using a Likert scale (3) tests being used to see the effectiveness of the media being developed. The research results showed that 1) The development of interactive multimedia-based learning media was assessed as valid based on content by 5 experts at 91.80%; 2) Based on the responses of 28 students, interactive multimedia learning was proven to be more practical by 85.25%; 3) Effective use of learning multimedia improves student learning outcomes as shown by an increase in student scores from 42.1% to 84.21%. In short, the development of interactive learning multimedia has been proven to be valid, practical, and effective.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 447, "width": 327, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: instructional media, interactive multimedia, learning outcome", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 489, "width": 117, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 431, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vocational education is education that prepares students, especially to work in specific fields. SMK is one of the educational institutions that are at the secondary education level. The orientation of SMK is to prepare human resources who can work and are ready to enter the world of business and industry through their areas of expertise during the educational process that has been carried out. Based on the Republic of Indonesia Government Regulation number 19 of 2005, article 26 paragraph 3, it is stated that the competency standards for graduation in vocational secondary education units increase intelligence, knowledge, personality, noble character, and skills to live independently and take further education by their vocational. [1] Graduate competency standards can be achieved one way through the learning process.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 431, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The learning process in PP. No. 19 of 2005 concerning National Education Standards article 19 concerning Process Standards explained: the learning process in education units is carried out in an interactive, inspiring, fun, challenging manner, motivating students to participate actively and providing sufficient space for initiative,", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 431, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "creativity, and independence according to their talents, interest and the physical and psychological development of students [2]. Learning that tends to be applicable or practical will require additional information. In practical learning to visualize teaching materials, sometimes obstacles are caused by limited teachers, equipment, tools, materials, costs, and so on, where the process of conveying information is not only conveyed verbally (lectures). Sudjana and Rivai said that learning media can enhance student's learning process in teaching, which in turn is expected to enhance the learning outcomes they achieve and have skills.[3]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 431, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skills Currently, almost all fields of activity carried out by modern humans have used computer services, one of which is in the field of education[4]. In the world of computer education, as a result of modern technology, it opens up incredible possibilities to become an educational tool[5][6]. Especially in learning, computers can be used as a tool to convey information or ideas contained in learning to students and also as a medium that allows students to learn independently to understand a concept. This can happen because computers can combine text, sound, color, images, motion, and video, and create intelligence capable of presenting interactive processes[7]. Based on the research results, it is also revealed that technology has great potential to improve the quality of learning [8].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 431, "height": 172, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Dictionary of Computers and Information Technology by Jack Febrian, multimedia is a combination of various media (file formats) in the form of text, images (vector or bitmap), graphics, sound, animation, video, interaction, and others, which have been packaged into digital files (computerized) to convey messages to the public.[9] Interactive, also called interaction, is an activity or activity between two objects (hardware/software and user) that provides a reciprocal effect. The advantage of interactive multimedia is that it inherently forces users to interact with the material [10][11][12]. These interactions vary from the simplest to the most complex. In simple interactions, for example, the user must press the keyboard or click with the mouse to move between pages (displays) or enter answers to an exercise, and the computer responds by providing the correct answer through feedback.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 431, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the subjects taught at Vocational High Schools (SMK), especially in the Computer Network Engineering (TKJ) skill package, is diagnosing PC and Peripheral operating problems. This subject is one of the Productive subjects. In learning to diagnose PC and Peripheral operating problems, students must be active and master the previous material they studied because the material presented in learning to diagnose PC and Peripheral operating problems is interconnected and complementary between one material and another.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 431, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At SMKN 1 Hiliran Gumanti in the TKJ major, there is a subject for diagnosing PC and Peripheral operating problems. Based on observations and interviews with subject teachers, in learning to Diagnose PC and Peripheral Operation Problems so far, the teacher explains the material using the lecture method. This makes students feel confused in doing the exercises (in solving PC and peripheral operating problems). The learning", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 431, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "process only relies on the level of students' ability to memorize so students do not understand in depth the substance of the material; students are less able to connect between the material being studied and real life and are less able to utilize the knowledge obtained to support their lives. Various problems in the field have found that student learning outcomes in Diagnosing PC and Peripheral Operation Problems are still relatively low moreover, learning input from the student's perspective is already low, and students are passive in learning [13][14], moreover, learning input from the student's perspective is already low, and students are passive in learning", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 431, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multimedia can be interpreted as a communication and information medium by combining text, images, graphics, video, audio, and animation used to convey a certain message through computer media and other electronic equipment (VCD, projector, and video) in an integrated manner [15]. According to Vaughan, multimedia combines text, art, sound images, animation, and video delivered by computer or digitally simulated and can be delivered and or controlled interactively [16]. Furthermore, according to Hofsetter; and Suyanto (2005), multimedia uses computers to create and combine text, graphics, audio, and moving images (video and animation) by combining links and tools that allow users to navigate, interact, create, and communicate. The use of media that can be used actively is called interactive multimedia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 431, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the definition by Hofstetter (2001), \"interactive multimedia is the use of computers to combine text, graphics, audio, moving images (video and animation) into a single unit with the right links and tools that enable multimedia users to navigate, interact, create, and communicate.\". What is said to be interactive multimedia is multimedia that can handle user interaction with applications. In many applications, the user can choose what to do next, ask questions, and get answers that affect the computer to do the previous functions consisting of text, images, graphics, photos, audio, video, and animation in an integrated manner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 432, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interactive multimedia learning media designed using the AdobeFlash CS5 application. This media contains text explaining the material, images, sound, video, and animated images to enhance the appearance and evaluation questions. So that students easily understand concepts and can attract students' attention and interest in learning. This interactive multimedia learning media can be used on a PC or laptop. Using this product can be done without installing the AdobeFlash CS5 program first because the main file is presented in the extension (.exe). The use of interactive multimedia learning media provides students with the opportunity to develop their creativity to deepen the subject matter in diagnosing problems with PC operation and the peripherals provided. When students experience problems in understanding the material, they can explore the available text and video information so that students can learn more easily and effectively.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 431, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The use of interactive multimedia learning media is intended to assist teachers in conveying material and also assist students in understanding the material being taught. Besides that, loading subject matter can be modified to be more interesting and easy to understand, making the learning atmosphere fun. Using interactive multimedia learning", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 431, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "media can combine many media in the learning process, so the learning process will develop well to assist teachers in creating interactive presentation patterns. Thus, interactive media is needed in learning [17] , t o create interactive learning [18] . Interactive learning media is the right solution to use because it can describe abstract material with animation and simulation, the time used is relatively short compared to describing it verbally, and the learning process can be done repeatedly.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 442, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on this, it is necessary to develop a learning media in the form of interactive multimedia for subjects diagnosing PC and Peripheral operating problems. This aims to improve the quality of learning processes and products in Vocational Schools, especially in improving the learning paradigm in a more innovative and collaborative direction. So with this interactive multimedia learning media, it is hoped that students will find it easier to understand the contents of the material diagnosing PC and Peripheral operating problems. So the authors aim to develop interactive multimedia in learning to diagnose PC and Peripheral operating problems in Vocational High Schools.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 306, "width": 145, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 431, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This type of research is development research. The development model used is the IDI (Instructional Development Institute) development model. In the IDI model, development uses the principles of a systems approach, which includes three stages, namely define (needs analysis), develop, and evaluate. The research subjects were TKJ students and teachers at SMK N 1 Hiliran Gumanti. The research population was all class X students at SMK N 1 Hiliran Gumanti, while the research sample used purposive sampling, namely 39 classes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 431, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research instruments developed to collect data in this research are validation sheets, questionnaires, and tests where (1) validation sheets are used to determine the validity of interactive multimedia learning media by experts. Analysis of the validity of the media developed was carried out using a Likert scale based on the validation sheet. (2) A questionnaire to test the practicality of the media for students was described using a Likert scale. (3) The effectiveness sheet to see the effectiveness of the media developed was seen from student learning outcomes before and after using the media using the learning result test sheet.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 442, "height": 171, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The data analysis technique used in this research is the descriptive data analysis technique, describing the validity, practicality, and effectiveness of using interactive multimedia. (1) Validity analysis, data from interactive multimedia validation in the form of media content and design validation, media validity is analyzed using descriptive statistics. (2) Practicality analysis, assessment results via questionnaires on interactive multimedia from teachers and students. This assessment will obtain responses from teachers and students regarding the practicality of interactive multimedia. The questionnaire consists of questions to determine the practicality of interactive multimedia. Alternative answers consist of strongly agree, agree, disagree, and disagree. The practicality of interactive multimedia learning media is determined by concluding the responses given by teachers and students to the questions in the questionnaire. (3) Effectiveness analysis. The", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 442, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "effectiveness of interactive multimedia learning media is measured by analyzing student learning outcomes through tests obtained during research. Student learning outcomes are calculated based on the individual completeness obtained by students. Before the test is given, a trial is conducted to determine the validity, reliability, difficulty index, and differentiability of the questions to be tested.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 184, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 61, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Results", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 431, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research produced a product in the form of interactive multimedia learning media on the subject of diagnosing PC operating problems and peripherals subject matter to repairing peripherals for class X Vocational High School TKJ (Computer Network Engineering) Department. The process of making interactive multimedia learning media is under the media development process and tests the validity, practicality, and effectiveness", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 113, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Validity Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 431, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data collection on the validity of interactive multimedia as a learning medium uses a questionnaire. In this case, the researcher gave a questionnaire to five media experts and material experts. The first validator validates the content or material in the media. Validation aspects include the syllabus, lesson plan (RPP), and teaching materials that use important aspects of accuracy in developing syllabi, lesson plans, and materials for conformity with the curriculum used. Meanwhile, the second validator validates the developed media display design. This includes the appearance of the media and the language used.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 431, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The assessment of each aspect of the indicator provided by the validator is calculated, summed up, and a percentage of the assessment according to the aspects that have been made. Media validation is a validation of the media that has been designed, while content or material validation is the validation of the summary of the material in the media. The following is a table of validation results from the media validator.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 549, "width": 291, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Validation Result Data Number Assessment Aspects Rating percentage Category 1 Contents 96,25 Very valid 2 Interest 95 Very valid 3 Media 89,33 Valid 4 Languages 86,66 Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 431, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The validation results seen from the media and language aspects obtained an average design validation of 88% with a very valid category.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 431, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From Table 1, it can be taken that the overall average validation of interactive multimedia learning media is 91.81% so it can be concluded that interactive multimedia", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 268, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "learning media is included in the \"very valid\" category.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 431, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The developed interactive multimedia learning media has fulfilled the content or material aspects with an average percentage value of 95.62%. At the same time, the design aspect of interactive multimedia learning media has an average percentage value of 87.99%. If the two aspects are added to the validity scores obtained from each validator, the average percentage validation value is 91.80%. The value obtained is in the category of a very valid validity level.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 431, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regarding the content of interactive multimedia learning media, the validator stated that the interactive multimedia learning media developed as one of the learning media by the curriculum and student interests. The content validation value of the developed media obtained an average percentage value of 95.63% with a very valid category. Content validation is a requirement relating to the process of determining the correct concepts by the applicable curriculum. The high validation results for content validation indicate that the developed interactive multimedia learning media is by the current curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 431, "height": 267, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the description of the results of the validation of media aspects and content or material aspects, interactive multimedia learning media developed as multimedia learning media in the subject of diagnosing PC and peripheral operating problems are declared valid. Even though the validation results show valid criteria, this interactive multimedia learning media is imperfect. Therefore, the validator provides several suggestions for improvement. Based on the recommendation from the validator, the interactive multimedia learning media was revised to be suitable for use and tested for learning. This is the opinion of Akker, the material components in the product being developed must be based on content validity (knowledge), and all components must be connected consistently with each other (construct validity); if the product being developed meets these requirements, then it is considered valid.[19] Operate citations of other works should be made to avoid plagiarism. When referring to a reference item, please use the reference number as in or for multiple references. Should be employed for any reference citation at the beginning of a sentence. For any reference with more than 3 or more authors, only the first author will be written, followed by et al. (e.g. in). Examples of reference items of different categories are shown in the References section. Each item in the references section should be typed using a 10-point font size.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 425, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Practicality Test data based on the responses of practitioners/teachers and students", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 431, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Practicality is related to the ease of use of the developed interactive multimedia. Practicality data was obtained through a questionnaire which was filled in by two teachers, namely Mr Rahmat Hidayat, S. Kom, M. Kom, and Mrs Tri Rahmayanti, S. Pd. From the questionnaire contents; it could be seen the practicality of the media. Based on ease of use, time effectiveness, media interpretation, and its equivalent, an overall average of 89.37% is obtained with the media category \"Very Practical\". The results can be seen in the following table,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 716, "width": 418, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Data from the practicality of interactive multimedia learning media according", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 71, "width": 362, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "to the teacher's response Number Assessment Aspects Rating percentage Category 1 Ease of Use 100 Very Practical 2 Time effectiveness 87,5 Very Practical 3 Media interpretation 80 Practical 4 Equivalence 90 Very Practical", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 431, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media practicality also requires input in the form of responses from students. This data is obtained after learning through a questionnaire given to students. Based on the acquisition of the average recapitulation seen from the aspect of ease of use of the media, appearance, attractiveness of the media and time efficiency is 85.25% with the category \"Very Practical\". The results can be seen in the following table,", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 254, "width": 396, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Data on practicality results of interactive multimedia learning media according to student responses Number Assessment Aspects Rating percentage Category 1 Ease of Use of Media 86,63 Very Practical 2 Media appearance and appeal 81,32 Practical 3 Time efficiency 87,79 Very Practical 4 Average 85,25 Very Practical", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 431, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the aspect of time used in its implementation, this interactive multimedia learning media is categorized as very practical. This means that this media can help teachers to allocate time to deliver learning material to the demands of the curriculum. The developed interactive multimedia learning media has a good interpretation value so that teachers who use interactive multimedia learning media can easily understand it. In addition, this interactive multimedia learning media also has very good equivalence so that it can be used as a guide for teachers in making and designing good learning media under the demands of the curriculum. According to Trianto, \"One of the advantages of learning media is the perception of the same concept.[20]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 432, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of teacher practicality obtained can be seen in Table 4.4 above. The first practitioner assessed that the developed interactive multimedia was in the Very Practical category with an average percentage of 86 .70%. In comparison, the second practitioner gave a Very Practical assessment with an average percentage of 92.10%. The two practitioners mentioned above can be summed up, and the score for the practicality of the media is 89.37% with very practical criteria", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 195, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interactive Multimedia Effectiveness", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 431, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D The test that is used is first to test the validity, reliability, and different power index of the sola to be tested. Based on SPSS calculations, 25 valid and 5 invalid questions were obtained from the 30 questions tested. At the same time, the reliability of the questions obtained a Cronbach's Alpha score of 0.739 with a high-reliability interpretation. For more details on the reliability test results, see Appendix 15. Meanwhile, from", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 431, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "calculating the difficulty index of the test items carried out on 30 test items, 4 questions were obtained in the easy classification, 2 difficult questions, and 24 questions in the medium classification.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 431, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effectiveness test results were obtained through tests on students before and after learning using interactive multimedia learning media. The pretest and posttest results can be seen in the table below:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 167, "width": 392, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. The results of the pretest and posttest trials Test KKM Rating percentage Category Pre-test 16 69,89 42,10% Post-test 32 81,36 84,21%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 442, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the data obtained, 16 students have completed (42.10%), and as many as 22 students have not completed (57.89%) Data on learning outcomes were taken after learning was carried out using interactive multimedia learning media. From the data obtained, 32 students completed (84.21%), and as many as 6 students have not completed (15.78%). These results have concluded that interactive multimedia learning media are the effective criteria for use in material for repairing peripherals.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 78, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 431, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effectiveness of interactive multimedia learning media is seen from its ability to activate students in learning and make it easier to understand learning material. Learning outcomes are abilities students possess after they go through the learning experience process. The learning experience is in the form of effective learning activities and can achieve the goals of good learning outcomes. The purpose of the assessment of learning outcomes is to measure the level of success of the teaching and learning process that has been implemented", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 431, "height": 172, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The description above shows that the use of the developed interactive multimedia learning media makes it easier for students to understand the material so that student learning outcomes can be improved. As Rasyid and Mansyur state, evaluation determines how far the learning process has been achieved[21]. Learning outcomes are obtained from the tests given as objective tests. Objective tests consist of 25 questions. According to Trianto, \"The learning outcomes test is a test item used to determine student learning outcomes after participating in learning activities\".[20] After student learning outcomes are obtained, the test results are compared with the KKM set by the school to obtain an overview of the achievement of individual student completeness. This is the opinion of Trianto: The minimum completeness criterion is the learning mastery criterion determined by the educational unit (each school)\"[20].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 442, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effectiveness of learning media will affect the learning outcome because some students feel happy with new experiences [22]–[24]. Students who learn with learning media or educational products will be interested because they have found something new [25], [26]. The new Educational product challenges students to hard work to understand the", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 442, "height": 109, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mathematics problem [27], [28]. The best learning media that has developed with the best procedure increase some variable that affects the learning results [29]–[31]. Paying attention to the learning media to increase or improve learning results is the best way for teachers and every school element [32]. Therefore, every element of schools should think about what the learning media will bring to manage classrooms every day [33], [34]. Learning media is an accountability of the school element to improve the learning process and learning result [35], [36]. This media will be a way to improve the student's skills in learning mathematics.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 105, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 232, "width": 439, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results showed that interactive multimedia learning media products for diagnosing PC and peripheral operating problems had been developed in interactive multimedia according to the development procedure. In general, the quality of this interactive multimedia product is included in the practical and effective criteria for use. Based on the evaluation results of media experts and content or material, this interactive multimedia learning media is feasible and tested to be used as an alternative interactive multimedia learning media for subjects diagnosing PC and peripheral operating problems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 84, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] P. R. Indonesia, Peraturan pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang standar nasional pendidikan . Cipta Jaya, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] P. R. INDONESIA, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,” 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] N. Sudjana and A. Rivai, “Media Pengajaran (cetakan ke-11),” Bandung: Sinar Baru Algesindo , 2013.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] O. Lawanto, “Pembelajaran berbasis web sebagai metoda komplemen kegiatan pendidikan dan pelatihan,” Unitas , vol. 9, no. 1, pp. 44–58, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 443, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] S. Anshori, “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran,” Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya , vol. 9924, pp. 88–100, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 442, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] D. R. Gunawan, T. Oktavia, and B. R. Indra, “Perancangan Sistem Informasi Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) Berbasis Online (Tudi Kasus : SMA N 1 Kota Bumi),” Jurnal Mikrotik , vol. 8, no. 1, p. 45, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] A. Azhar, “Media pembelajaran, Jakarta: PT,” Raja Grafindo Persada , pp. 15–85, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 439, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Y.-K. Liao, “Effects of computer-assisted instruction on cognitive outcomes: A meta- analysis,” Journal of Research on Computing in Education , vol. 24, no. 3, pp. 367– 380, 1992.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] J. Febrian, Kamus Komputer dan Teknologi Informasi . Bandung: Penerbit Informatika, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 23", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 442, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] P. Manurung, “Multimedia Interaktif Sebagai Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid 19,” Al-Fikru: Jurnal Ilmiah , vol. 14, no. 1, pp. 1–12, 2021, doi: 10.51672/alfikru.v14i1.33.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 442, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] H. Haryono, T. Jalmo, and R. R. Marpaung, “Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Penguasaan Materi Dan Aktivitas Belajar Siswa,” Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah , vol. 4, no. 1, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 442, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] J. Juharna, S. Krisnadewi, and A. F. Firdaus, “Perancangan Aplikasi Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Ilmu Tajwid Pada Pondok Pesantren Al- Mansyuriyah,” Jurnal Sisfotek … , vol. 6, no. 2, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 442, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] M. Darmawan, “Pembelajaran Problem Solving Pada Kompetensi Perawatan Dan Perbaikan Pc Di Kelas X Tkj Smk Negeri 3 Yogyakarta,” Eksis , vol. 106, p. 12, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 442, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] I. M. W. Adnya, N. Santiyadnya, and I. W. Sutaya, “Penerapan Model Pembelajaran Contexstual Teaching and Learning ( Ctl ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mendiagnosis Permasalahan Pengoperasian Pada Pc Dan Periferal Siswa Kelas Xi Tkj Smk Pgri Amlampura,” Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Undiksha , vol. 8, no. 3, pp. 85–96, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 372, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] J. S. Darma and A. Shenia, Buku Pintar Multimedia . Mediakita, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 442, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] I. Binanto, Multimedia digital-dasar teori dan pengembangannya . Penerbit Andi, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 442, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] A. Qosim and H. R. Susila, “Pengembangan Multimedia Interaktif Merakit Personal Computer (PC),” Lentera Pedagogi , vol. 1, no. 2, pp. 98–108, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 442, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] F. Iransyah and P. T. Elektronika, “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer dengan menggunakan media pembelajaran cisco it essentials virtual desktop,” 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 442, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] J. Van den Akker, “Principles and methods of development research,” Design approaches and tools in education and training , pp. 1–14, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 442, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , vol. 1, no. 2. Jakarta: Prenada Media Grup, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 442, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] H. Rasyid, “Mansur, 2008,” Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima , 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 442, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] D. Maclinton and D. Andrian, “Pengembangan Media Pembelajaran Prisma Berbasis Macromedia Flash Dengan Desain Pembelajaran Assure,” Inovasi Matematika (Inomatika) , vol. 4, no. 1, pp. 83–97, 2022, doi: 10.35438/inomatika.v4i1.323.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 442, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[23] S. Liu and P. Hallinger, “Principal Instructional Leadership, Teacher Self-Efficacy, and Teacher Professional Learning in China: Testing a Mediated-Effects Model,” Educational Administration Quarterly , vol. 54, no. 4, pp. 501–528, 2018, doi: 10.1177/0013161X18769048.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 442, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] S. De Freitas and M. Griffiths, “The convergence of gaming practices with other media forms: What potential for learning? A review of the literature,” Learn Media Technol , vol. 33, no. 1, pp. 11–20, 2008, doi: 10.1080/17439880701868796.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 442, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] Z. Amir, Risnawati, E. Nurdin, M. Azmi, and D. Andrian, “The Increasing of Math Adversity Quotient in Mathematics Cooperative Learning Through Metacognitive,”", "type": "List item" }, { "left": 480, "top": 752, "width": 50, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 24", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 404, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematics Research and Education Journal, Vol. 7, No.2, October 2023, 14 – 24 ISSN: 2620-4129 E-ISSN: 2621-3885", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 71, "width": 410, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International journal of instruction , vol. 14, no. 4, pp. 841–856, 2021, doi: https://doi.org/10.29333/iji.2021.14448a.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 442, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[26] Risnawati, D. Andrian, M. P. Azmi, Z. Amir, and E. Nurdin, “Development of a definition maps-based plane geometry module to improve the student teachers’ mathematical reasoning ability,” International Journal of Instruction , vol. 12, no. 3, pp. 541–560, 2019, doi: 10.29333/iji.2019.12333a.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 442, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[27] F. Bektaş, A. Ç. Kılınç, and S. Gümüş, “The effects of distributed leadership on teacher professional learning: mediating roles of teacher trust in principal and teacher motivation,” Educ Stud , vol. 00, no. 00, pp. 1–23, 2020, doi: 10.1080/03055698.2020.1793301.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 442, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[28] C. N. Thomas, D. Van Garderen, A. Scheuermann, and E. J. Lee, “Applying a Universal Design for Learning Framework to Mediate the Language Demands of Mathematics,” Reading and Writing Quarterly , vol. 31, no. 3, pp. 207–234, 2015, doi: 10.1080/10573569.2015.1030988.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 442, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[29] A. U. Rehman, T. M. Bhuttah, and X. You, “Linking burnout to psychological well- being: The mediating role of social support and learning motivation,” Psychol Res Behav Manag , vol. 13, pp. 545–554, 2020, doi: 10.2147/PRBM.S250961.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 442, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[30] C. Greenhow and C. Lewin, “Social media and education: reconceptualizing the boundaries of formal and informal learning,” Learn Media Technol , vol. 41, no. 1, pp. 6–30, 2016, doi: 10.1080/17439884.2015.1064954.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 442, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[31] S. Widodo and Wahyudin, “Selection of Learning Media Mathematics for Junior School Students,” Turkish Online Journal of Educational Technology - TOJET , vol. 17, no. 1, pp. 154–160, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 442, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[32] S. Hadi, D. Andrian, and B. Kartowagiran, “Evaluation model for evaluating vocational skills programs on local content curriculum in Indonesia: Impact of educational system in Indonesia,” Eurasian Journal of Educational Research , vol. 2019, no. 82, pp. 45–62, 2019, doi: 10.14689/ejer.2019.82.3.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 442, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[33] M. Checa-Romero, “Developing skills in digital contexts: Video games and films as learning tools at primary school,” Games Cult , vol. 11, no. 5, pp. 463–488, Jul. 2016, doi: 10.1177/1555412015569248.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 442, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[34] W. Gusfitri, A. Abdurrahman, D. Andrian, N. Nofriyandi, and S. Rezeki, “Development of Mathematics Learning Tools Based on Ethnomathematics on Rectangular and Triangles in Junior High School,” Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram , vol. 10, no. 3, p. 609, Jul. 2022, doi: 10.33394/j-ps.v10i3.5310.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 442, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[35] A. Pangemanan, “Application of Contextual Teaching and Learning Approach on Statistics Material Against Student Results,” International Education Studies , vol. 13, no. 4, pp. 1–7, Feb. 2020, doi: 10.5539/ies.v13n4p1.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 675, "width": 445, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[36] A. Tarvainen and H. Valpola, “Mean teachers are better role models: Weight- averaged consistency targets improve semi-supervised deep learning results,” Adv Neural Inf Process Syst , vol. 4, no. 1, pp. 1–16, 2017.", "type": "List item" } ]
86cf0025-cbca-b307-7bc9-b9ec4f0d0374
https://buletingeologi.com/index.php/buletin-geologi/article/download/90/42
[ { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "496", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 95, "width": 467, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REKONSTRUKSI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT BERDASARKAN KUMPULAN FORAMINIFERA DI PERAIRAN UTARA PAPUA, SAMUDRA PASIFIK", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 135, "width": 444, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADRIANUS DAMANIK 1 , KHOIRIL ANWAR MARYUNANI 1 , SEPTRIONO HARI NUGROHO 2 , PURNA SULASTYA PUTRA 2", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 170, "width": 433, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, Email: [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 116, "top": 193, "width": 406, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jl. Sangkuriang Bandung", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 205, "width": 27, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40135", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 228, "width": 469, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari – Foraminifera merupakan salah satu proksi terbaik yang digunakan untuk mengetahui kondisi paleoekologi seperti penentuan suhu permukaan laut. Suhu permukaan laut menjadi parameter ekologi yang penting untuk membedakan karakteristik oseanografi pada suatu perairan/cekungan. Penelitian ini melakukan rekonstruksi suhu permukaan laut (SPL) di Perairan Utara Papua berdasarkan kumpulan foraminifera planktonik. Pada penelitian ini digunakan sedimen inti dengan kode OS-07 yang diambil pada Ekspedisi Nusa Manggala 2018. Wilayah ini dipilih karena merupakan pintu masuk arlindo (arus lintas Indonesia) sebagai bagian dari sirkulasi global sehingga Perairan Utara Papua dianggap akan merekam kejadian iklim global. Metoda yang digunakan adalah Modern Analogue Technique (MAT) dan pengelompokan foraminifera di Pasifik mengikuti Parker (1960) dalam Boltovskoy dan Wright (1976). Hasil analisis suhu menggunakan kedua metoda tersebut menunjukkan pola perubahan yang sama. Pada interval kedalaman 246-88 cm dominasi foraminifera zona tropik rendah sedangkan pada kelompok foraminifera subtropik, transitional, dan subantartik mengalami peningkatan yang diinterpretasikan kondisi suhu yang relatif lebih rendah. Foraminifera pada interval kedalaman 88-0 cm mengalami peningkatan dan terdapat dominasi kelompok foraminifera tropik yang diinterpretasikan adanya kondisi suhu yang relatif lebih tinggi. Hal ini juga selaras dengan hasil rekonstruksi SPL berdasarkan MAT dari data kumpulan foraminifera yang menunjukkan adanya dua pola SPL yaitu pada kedalaman 246-88 cm dan 84-0 cm. Peralihan kedua pola, interval kedalaman 86 cm, diinterpretasikan sebagai batas perubahan dari Pleistosen ke Holosen. Perbedaan suhu pada rata-rata untuk bulan Februari pada Pleistosen adalah 1,33 o C lebih dingin dibandingkan pada Holosen dan perbedaan suhu pada bulan Agustus adalah 0,82 o C lebih dingin pada Pleistosen dibandingkan pada Holosen.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 446, "width": 227, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Foraminifera, SPL, MAT, Samudra Pasifik", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 469, "width": 469, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract - Foraminifera is one of the best proxies used to determine the condition of paleoecology such as to determine sea surface temperature. Sea surface temperature is one of the important ecology parameters to distinguish the oceanography characteristic in a waters/basin. In this study, reconstruction of sea surface temperature (SST) in the North Papua Waters was conducted based on planktonic foraminifera abundance. For this study, we analyzed gravity core with code OS-07 taken during the Nusa Manggala Expedition 2018. This area was chosen because it is one of the ITF entrances, as branch of the global circulation. Therefore, the North Papua Waters are considered recording global climate events. Modern Analogue Technique (MAT) and foraminiferal grouping following the work of Parker (1960) in Boltovskoy and Wright (1976) were applied to this study. The results of temperature analysis using the two methods show the same trend changes. At intervals of 246-88 cm trophic zone foraminifera is not dominant while the subtropic, transitional, and subantartic foraminifera groups are increasing which interpreted to be relatively lower temperature conditions. Foraminifera at 88-0 cm depth intervals, trophic foraminifera group is increasing and dominant, interpreted by relatively higher temperature conditions. These results are in line with the SST results based on MAT from the foraminifera data collection that shows that there were two SST trends, depths of 246-86 cm and 86-0 cm. The transition of two trend, at a depth of 86 cm, is interpreted as the boundary of Pleistocene to Holocene. The average temperature difference in February is 1.33 o C cooler on Pleistocene compare to Holocene and in August is 0.82 o C cooler on Pleistocene compare to Holocene.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 665, "width": 212, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: Foraminifera, SST, MAT, Pacific Ocean", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 700, "width": 111, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 713, "width": 228, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedimen laut dapat merekonstruksi parameter- parameter paleoekologi seperti suhu permukaan laut, komposisi kimia air, informasi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 713, "width": 227, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biomassa atau pola vegetasi, variasi daerah geomagnetik, permukaan laut, presipitasi, dan aktivitas matahari, dengan memanfaatkan", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 39, "width": 47, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF", "type": "Section header" }, { "left": 426, "top": 49, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GEOLOGY", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 61, "width": 135, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)", "type": "Text" }, { "left": 408, "top": 69, "width": 99, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institut Teknologi Bandung (ITB)", "type": "Picture" }, { "left": 475, "top": 24, "width": 56, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2580 - 0752", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "497", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 68, "width": 228, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "proksi-proksi yang terkandung di dalamnya (Meissner, 2007; Bradley, 2015). Foraminifera yang terkandung dalam sedimen laut merupakan salah satu proksi terbaik yang digunakan untuk mengetahui kondisi paleoekologi karena sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan (Pringgoprawiro dan Kapid, 2000; Saraswat, 2015). Saraswat (2015) menyatakan bahwa variasi kelimpahan dan kumpulan adalah respons adaptif foraminifera terhadap perubahan lingkungan dengan habitat foraminifera.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 247, "width": 228, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan kelimpahan yang relatif tinggi dan preservasi yang baik, foraminifera planktonik merupakan proksi yang ideal untuk menginterpretasikan sedimen laut terutama pada periode Kuarter (Sijinkumar dan Nath, 2012). Salah satu parameter paleoekologi yang dapat direkonstruksi menggunakan foraminifera planktonik adalah suhu permukaan laut (Meissner, 2007; Maryunani, 2009; Gustiantini et al., 2015; Gustiantini, 2018; Ardi et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 413, "width": 228, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, suhu permukaan laut (SPL) akan direkonstruksi melalui kumpulan foraminifera planktonik yang terdapat pada sedimen laut untuk mengetahui perubahan temporal dari SPL di lokasi penelitian. Penelitian terdekat lainnya yang merekonstruksi paleoekologi dari foraminifera pada sedimen laut adalah Maryunani (2009), Gustiantini et al., (2015), dan Gustiantini (2018). Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data oseanografi dan geologi keadaan terluar Indonesia yang juga merupakan bagian dari tujuan Ekspedisi Nusa Manggala 2018.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 620, "width": 176, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. OSEANOGRAFI REGIONAL", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 634, "width": 227, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan utara Papua di Samudra Pasifik berada pada posisi yang strategis karena merupakan salah satu pintu masuk arlindo (arus lintas Indonesia) yang merupakan bagian dari sirkulasi oseanografi global (Hasanudin, 1998; Ilahude dan Nontji, 1999). Selain berperan sebagai pintu masuk arlindo ke Indonesia, perairan utara Papua juga dipengaruhi oleh ENSO ( El Niño Southern Oscillation)", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 68, "width": 227, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Gordon, 2005; Sprintall et al., 2014). Oleh karena itu, wilayah perairan utara Papua dianggap dapat merekam kejadian iklim global.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 137, "width": 231, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan laporan Tim Oseanografi Ekspedisi Nusa Manggala 2018 (Surinati, 2018), dinamika oseanografi di Perairan Utara Papua dipengaruhi oleh sirkulasi massa air dalam skala regional di Samudera Pasifik. Suhu permukaan laut di area ini bervariasi pada rentang 29.42–30.23 o C. Untuk melengkapi kondisi oseanografi di daerah penelitian, Gambar 1 merupakan peta SPL pada bulan Februari 2019 dan Agustus 2019. SPL bulan Agustus dipilih untuk mewakili suhu selama monsun tenggara ( Austral winter/Boreal summer ), sedangkan SPL Februari mewakili suhu selama muson barat laut ( Austral summer/Boreal winter ; Maryunani, 2009; Ardi, 2018) ( Gambar 1 ). SPL bulan Februari 2019 lebih rendah (28-30 o C) jika dibandingkan SPL bulan Agustus 2019 (>30 o C). Variasi spasial salinitas permukaan laut tidak berbeda secara signifikan, yaitu berada pada rentang 33.85– 34.28 PSU ( Practical Salinity Unit ).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 440, "width": 215, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. DATA DAN METODE PENELITIAN 3.1 Data", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 468, "width": 228, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan data berupa sedimen inti dengan kode OS-07 (01˚17’41” LU dan 132˚36’51” BT) sepanjang 246 cm yang diambil dari kedalaman 4327 m di Perairan Utara Papua, Samudra Pasifik ( Gambar 2 ). Kedalaman pengambilan sampel masih terletak diatas zona CCD pada lokasi penelitian (4.500-5000 m; Gambar 2 ; Berger, 1974 dalam Lisitzin, 1984). Sampel diambil pada Ekspedisi Nusa Manggala 2018 dengan penginti gravitasi dari Kapal Riset Baruna Jaya VIII. Data penanggalan radiokarbon (Damanik, dkk., submitted ) menunjukkan sampel berumur ~19 ribu tahun dengan batas Plesitosen-Holosen (11.500", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 661, "width": 228, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BP) pada kedalaman 90 cm.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 703, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 716, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.1 Preparasi", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 730, "width": 230, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedimen inti sepanjang 246 cm dipotong setiap satu cm sehingga menghasilkan 246 subsampel.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "498", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 68, "width": 228, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis foraminifera dilakukan dengan interval 4 cm pada kedalaman 0-128 cm dan 8 cm pada kedalaman 128-246 cm berdasarkan perbedaan kecepatan pengendapan (Damanik, 2019). Sampel yang dipreparasi untuk pengamatan foraminifera dicuplik dari subsample dengan berat masing-masing sekitar 10 gram. Pencucian sampel dilakukan dengan metoda swirling karena sampel masih belum terkonsolidasi. Tahap berikutnya sampel disaring menggunakan saringan berukuran 170  dan 149  . Sampel yang telah disaring kemudian dikeringkan dengan oven dengan suhu 60 o C.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 276, "width": 153, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.2 Determinasi Kuantitatif", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 289, "width": 230, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determinasi dilakukan berdasarkan pada literatur-literatur yang menjelaskan deskripsi dan pengelompokan taksa foraminifera: Barker, 1960; Blow, 1970; Bolli dkk., 1985.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 68, "width": 227, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determinasi kuantitatif dilakukan dengan metoda pengamatan 300 individu foraminifera. Menurut Dennison dan Hay (1967), jumlah tersebut dapat merepresentasikan kurang lebih 95% dari seluruh kemunculan fosil di dalam suatu sampel. Jika melebihi kelimpahan tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan pembagian ( splitting ) sampel hingga pada satu bagian diperkirakan terdapat 300 individu foraminifera. Pada bagian tersebut masing- masing spesies yang teridentifikasi dihitung jumlahnya. Pengamatan pada bagian-bagian lain untuk mencari spesies yang belum hadir juga dilakukan dan kemudian dihitung satu individu.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 270, "width": 91, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.3 Normalisasi", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 283, "width": 227, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Normalisasi hasil determinasi kuantitatif dilakukan dua tahap yaitu terhadap jumlah pembagian dan berat sampel sesuai persamaan (1) dan (2) (Ardi et al., 2019):", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 531, "width": 392, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Peta SPL bulan Februari 2019 (kiri) dan bulan Agustus 2019 (kanan) (https://iridl.ldeo.columbia.edu/). Titik kuning merupakan daerah penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 731, "width": 451, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Posisi kedalaman pengendapan karbonat di dunia. Garis dengan satuan kilometer (Berger, 1974 dalam Lisitzin, 1984). Kotak merah merupakan lokasi penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "499", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 80, "width": 226, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah spesies dalam sampel = 2 n x A (1)", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 109, "width": 44, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 123, "width": 227, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A=jumlah spesies pada satu bagian yang dianalisis n=jumlah split", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 177, "width": 148, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 (𝑡𝑒𝑟𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖) = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 190, "width": 221, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (2)", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 220, "width": 184, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 234, "width": 228, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis perubahan suhu dilakukan dengan menganalisis perubahan kelompok-kelompok foraminifera yang hidup di Samudra Pasifik dari Tropik-Subantartik menurut Parker (1960) dalam Boltovskoy dan Wright (1976). Analisis kumpulan foraminifera dilakukan dengan membagi kelompok foraminifera planktonik menjadi lima zona dari tropik sampai ke selatan Samudra Pasifik. Pembagian kelompok foraminifera dikontrol oleh perubahan suhu permukaan air laut ( Tabel 1 ). Berdasarkan analisis ini akan menghasilkan perubahan spl secara kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 427, "width": 228, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis MAT ( Modern Analogue Technique ) dilakukan berdasarkan kumpulan foraminifera pada database yang diambil dari berbagai lokasi di seluruh dunia (Brown dkk., 1999 dan Locarnini dkk., 2006 dalam Maryunani, 2009). Hasil determinasi foraminifera planktonik pada daerah penelitian dibandingkan dengan bantuan perangkat lunak terbuka ANALOG (Schweitzer, 1998). Dengan mencocokkan data kumpulan foraminifera di lokasi penelitian dengan database yang ada, maka dapat diasumsikan memiliki SPL yang sama dengan SPL sampel. Database yang digunakan telah dimodifikasi oleh Maryunani (2009) untuk menyesuaikan dengan lokasi pengambilan sampel yang berada di daerah lintang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 662, "width": 228, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum melakukan perbandingan dengan perangkat lunak ANALOG, perlu ditentukan penentuan jarak dan jumlah lokasi yang memiliki kesamaan dengan lokasi penelitian. Dalam studi ini, angka 0 akan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 82, "width": 228, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merepresentasikan jarak kesamaan yang tinggi, sedangkan angka 1 merepresentasikan adanya perbedaan kumpulan foraminifera pada daerah penelitian dengan database . Sepuluh lokasi dari database yang memiliki kumpulan foraminifera paling sama dipilih dan nilai jarak kesamaan dan nilai SPL-nya dirata-ratakan sebagai hasil dari analisis MAT.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 206, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 220, "width": 228, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil determinasi foraminifera, terlihat pola yang berfluktuatif pada kelimpahan foraminifera. Rata-rata kelimpahan foraminifera 392/10 gram sedimen dengan nilai terendah 22/10 gram pada kedalaman 48 cm, dan tertinggi pada kedalaman 80 cm yaitu 2158/10 gram sedimen. Kelimpahan yang signifikan meningkat pada kedalaman 72–84 cm (rata-rata 1436/10 gram), sedangkan kelimpahan foraminifera yang sedikit (<50/10 gram) terdapat pada kedalaman 160–168 cm, 44–48 cm, 8 cm, dan 0 cm. Secara umum kelimpahan foraminifera cenderung lebih tinggi pada bagian yang lebih muda (kedalaman 120 cm ke atas) ( Gambar 3 ).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 440, "width": 228, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelimpahan foraminifera bentonik sangat sedikit bila dibandingkan dengan kelimpahan foraminifera planktonik. Rata-rata kelimpahan foraminifera planktonik 372/10 gram, sedangkan foraminifera bentonik 20/10 gram, nilai maksimum kelimpahan foraminifera planktonik 2094/10 gram, dan bentonik hanya 64/10 gram, sedangkan nilai minimum kelimpahan foraminifera planktonik 15/10 gram, sedangkan foraminifera bentonik 2/10 gram ( Gambar 3 ).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 606, "width": 228, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis kelompok foraminifera, secara umum sampel sedimen didominasi foraminifera planktonik zona tropik dengan suhu yang paling tinggi, yaitu Pulleniatina obliqueloculata dengan rata-rata 110 individu/10 gram sedimen dan Globorotalia menardii dengan rata-rata 40 individu/10 gram ( Gambar 3 ).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "500", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 68, "width": 432, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 . Pembagian kelompok foraminifera planktonik di Samudra Pasifik (Parker, 1960)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 82, "width": 477, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam Boltovskoy dan Wright (1976). Kelompok spesies Tersebar secara luas Tropik Subtropik Transitional Subantartik Suhu 9-27,6 o C 24-28 o C 16-28 o C 9-24 o C 9,2-11,5 o C Spesies Globigerinella aequilateralis, Globigerinoides ruber, Hastigerina pelagica, Orbulina universa. Globigerina conglomerate, Globigerina hexagona, Globorotalia menardii, Pulleniatina obliqueloculata. Globigerinoides conglobatus, Globigerinoides sacculiferus, Globigerinoides eggeri. Globigerina bulloides, Globigerina inflata, Globorotalia punctulata, Globorotalia truncatulinoides. Globorotalia scitula.", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 270, "width": 228, "height": 204, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini merupakan hal yang wajar mengingat daerah penelitian merupakan daerah West Pacific Warm Pool dengan suhu yang tinggi (>29 o C) (Rosenthal et al., 2017). Hasil pengamatan suhu pada Ekspedisi Nusa Manggala 2018 juga menunjukkan suhu permukaan laut di daerah penelitian yang tinggi, dengan rata-rata berkisar diantara 29,42-30,23 o C (Surinati, 2018). Peningkatan kelompok foraminifera tropik terutama pada interval kedalaman 84-72 cm (319-546 individu/10 gram untuk P.obliqueloculata dan 100-239 individu/10 gram untuk G.menardii ) dan interval kedalaman 32 cm (820 individu/10 gram untuk P.obliqueloculata )", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 491, "width": 228, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok foraminfera lainnya seperti kelompok subtropik, transitional, dan subantartik sangat sedikit kelimpahannya jika dibandingkan dengan kelompok foraminifera tropis. Kelompok foraminifera subtropik (Globigerinoides conglobatus dan Globigerinoides saculliferus) memiliki rata- rata 3 individu/ 10 gram dan 2 individu/10 gram . Kelompok foraminifera transitional ( Globigerina bulloides dan Globorotalia truncatulinoides ) memiliki rata-rata 6 individu/ 10 gram dan 1 individu/ 10 gram. Kelompok subantartik ( Globorotalia scitula ) memiliki rata-rata 2 individu/10 gram. Pada interval kedalaman 240 cm terdapat penurunan kelompok foraminifera tropik (45%) dan peningkatan kelompok foraminifera transitional (55%). Pada interval kedalaman 208 cm terdapat penurunan kelompok", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 270, "width": 228, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "foraminifera tropik (15%) dan peningkatan kelompok foraminifera transitional (65%) dan subantartik (20%). Pada interval kedalaman 176 cm terdapat penurunan kelompok foraminifera tropik (18%) dan peningkatan kelompok foraminifera subtropik (5%), transitional (61%), dan subantartik (15%). Pada interval kedalaman 100-88 cm terdapat penurunan kelompok foraminifera tropik (9- 55%) dan peningkatan kelompok foraminifera transitional (36-90%). Pada interval kedalaman 60 cm terdapat penurunan kelompok foraminifera tropik (36%) dan peningkatan kelompok foraminifera transitional (63%).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 477, "width": 228, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum terlihat dua pola dari hasil analisis kelompok foraminifera. Pada interval kedalaman 246-88 cm dominasi foraminifera zona tropik rendah sedangkan pada kelompok foraminifera subtropik, transitional, dan subantartik mengalami peningkatan yang diinterpretasikan kondisi suhu yang relatif lebih rendah. Foraminifera pada interval kedalaman 88-0 cm terjadi peningkatan dan dominasi kelompok foraminifera tropik yang diinterpretasikan kondisi suhu yang relatif lebih tinggi. Berdasarkan hasil analisis MAT, untuk setiap titik pengamatan foraminifera dipilih sepuluh data SPL dari database dengan jarak kesamaan yang terdekat dengan data distribusi foraminifera daerah penelitian pada titik pengamatan foraminifera tersebut. Dari kesepuluh data kemudian dirata-ratakan sebagai data SPL yang diambil pada daerah penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 521, "width": 201, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 595, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Caption" }, { "left": 516, "top": 521, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 595, "text": "501", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 532, "width": 142, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Caption" }, { "left": 70, "top": 439, "width": 705, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 595, "text": "Gambar 3 . Hasil analisis foraminifera (kelimpahan total foraminifera, kelimpahan foraminifera (dan pengelompokannya) berdasarkan Parker (1960) dalam Boltovskoy dan Wright (1976), hasil analisis kelompok foraminifera, dan hasil analisis suhu dengan MAT. Garis putus-putus merah", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 467, "width": 584, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 595, "text": "merupakan interpretasi batas Pleistosen-Holosen. YD= Younger Dryas , OD= Oldest Dryas , LGM= Last Glacial Maximum .", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "502", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 68, "width": 227, "height": 245, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat data SPL dengan data jarak kesamaan antara data foraminifera penelitian dan database ( Gambar 3 ) yang cukup berbeda (nilai jarak >0,5-0,6) yaitu pada interval kedalaman 8, 48, 60, 64, 88, 92, 108, 116, 124, 136, 152, dan 160 serta pada interval kedalaman 0, 168, dan 240 cm (dengan jarak >0,6) yang berarti sangat berbeda jauh Jika melihat pola data pada kedalaman dengan jarak >0,5–0,6, masih memiliki nilai SPL yang tidak terlalu berbeda dengan nilai SPL pada interval kedalaman sebelum dan sesudahnya yang berarti kemungkinan data SPL-nya masih dapat diterima, sedangkan untuk kedalaman 0, 168 dan 240 cm memiliki nilai SPL pada interval kedalaman sebelum dan sesudahnya sehingga tingkat kepercayaannya sangat rendah.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 330, "width": 228, "height": 273, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis MAT ( Gambar 3 ) juga selaras dengan hasil analisis kelompok foraminifera. Pada interval kedalaman 246-88 cm memiliki rata-rata suhu yang lebih rendah dan pada interval kedalaman 88-0 cm memiliki rata-rata yang lebih tinggi. Berdasarkan analisis MAT, pada interval kedalaman 88–246 cm memiliki SPL yang lebih dingin dengan rata-rata suhu 26,91 o C pada Februari dan 27,56 o C pada Agustus sedangkan pada interval kedalaman 88-0 cm memiliki SPL dengan rata-rata-rata suhu 28,24 o C pada Februari dan 28,38 o C pada Agustus ( Gambar 3 ). Perbedaan suhu pada rata-rata untuk bulan Februari pada kedalaman 246-88 cm adalah 1,33 o C lebih dingin dibandingkan pada kedalaman 88-0 cm dan perbedaan suhu pada suhu bulan Agustus adalah 0,82 o C lebih dingin pada kedalaman 246-88 cm dibandingkan pada kedalaman 88-0 cm.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 620, "width": 228, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan SPL dengan pola yang meningkat terlihat pada interval kedalaman 84-68 cm yang diduga sebagai transisi dari kedua pola tersebut. Perubahan pola SPL dari rendah ke tinggi tersebut diinterpretasikan merefleksikan perubahan dari Kala Pleistosen/ glasial ke Holosen/ interglasial ( Gambar 3 ). Batas Pleistosen-Holosen berdasarkan perubahan SPL terdapat pada kedalaman 88-84 cm yang cukup dekat dengan data batas Pleistosen-", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 68, "width": 228, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Holosen berdasarkan data penanggalan radiokarbon (11.500 BP; Damanik, submitted ) yang terdapat pada kedalaman 90 cm.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 123, "width": 228, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kala Pleistosen yang diakhiri dengan kejadian iklim Younger Dryas yang pada umumnya menunjukkan perubahan ekologi dan kehidupan yang cukup signifikan (Watson dan Wright, 1980) ditunjukkan pada interval kedalaman 92-88 cm yaitu memperlihatkan kelimpahan foraminifera yang sangat rendah, sedangkan pada kedalaman 88-84 mulai terjadi peningkatan SPL dan kelimpahan foraminifera yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 275, "width": 228, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, pada beberapa bagian juga terdapat peningkatan kelompok foraminifera zona transitional-subantartik yang hidup pada suhu yang lebih rendah, seperti pada kedalaman 208 cm dan 176 cm pada Kala Pleistosen Akhir. Peristiwa penurunan suhu ini kemudian diduga sebagai peristiwa Last Glacial Maximum dan Oldest Dryas , yaitu peristiwa iklim yang ditandai dengan penurunan suhu pada Kala Pleistosen Akhir. Pada Kala Holosen juga terdapat penurunan suhu yang signifikan seperti pada kedalaman 104–88 cm dan 60 cm. Peristiwa penurunan suhu ini kemudian diduga sebagai peristiwa Younger Dryas dan 8,2K, yaitu peristiwa penurunan suhu/zaman es terakhir sebelum Kala Holosen dan peristiwa penurunan suhu pada Kala Holosen.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 523, "width": 228, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada interval kedalaman 240 memiliki penurunan kelompok foraminifera tropik dan peningkatan foraminifera transitional yang mengindikasikan penurunan/kondisi yang lebih dingi. Tetapi hasil analisis MAT menunjukkan jarak kesamaan yang rendah dengan database sehingga menjadi sulit untuk diinterpretasikan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 647, "width": 99, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 661, "width": 227, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis kelompok foraminifera dan MAT secara umum memperlihatkan dua pola yang sangat berbeda. Foraminifera pada interval kedalaman 88-0 cm didominasi kelompok foraminifera tropik yang menunjukkan kondisi suhu yang relatif lebih tinggi, sedangkan pada interval kedalaman", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "503", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 68, "width": 227, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "246-88 cm dominasi foraminifera zona tropik mulai menurun dan terdapat peningkatan pada kelompok foraminifera subtropik, transitional, dan subantartik yang menunjukkan kondisi suhu yang relatif lebih rendah. Hasil analisis MAT pada kedalaman 246-88 cm memiliki rata-rata suhu yang lebih rendah, sedangkan pada kedalaman 88-0 cm memiliki rata-rata yang lebih tinggi. Hasil rekonstruksi SPL berdasarkan MAT dari data kumpulan foraminifera menunjukkan adanya perubahan pola SPL pada interval kedalaman 88 cm yang diduga merupakan perubahan dari Pleistosen ke Holosen. Perbedaan suhu pada rata-rata untuk bulan Februari pada Pleistosen adalah 1,33 o C lebih dingin dibandingkan pada Holosen dan perbedaan suhu pada bulan Agustus adalah 0,82 o C lebih dingin pada Pleistosen dibandingkan pada Holosen", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 344, "width": 160, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 358, "width": 227, "height": 249, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang melaksanakan Ekspedisi Nusa Manggala 2018. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atas fasilitas yang diberikan untuk melakukan analisis laboratorium. REFERENSI Ardi, R.D.W., 2018. Rekonstruksi paleoklimatologi dan paleo-oseanografi sejak Pleistosen Akhir berdasarkan kumpulan foraminifera di lepas pantai barat daya Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Tesis Magister, Insitut Teknologi Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 610, "width": 227, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardi, R.D.W., Maryunani, K.A., Yulianto, E.,", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 624, "width": 227, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, P.S., Nugroho, S.H., 2019. Biostratigrafi dan analisis perubahan kedalaman termoklin di Lepas Pantai Barat Daya Sumba sejak Pleistosen akhir berdasarkan kumpulan foaminifera planktonik. Bull. Geol. 3. https://doi.org/10.5614/bull.geol.2019.3. 2.3 Barker, R.W., 1960. Taxonomic Notes on the", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 68, "width": 206, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Species Figures by H.B. Brady in his report on the foraminifera dredged by H.M.S. Challenger during years 1873- 1876. Soc. Econ. Paleontol. Mineral. Spec. Publ. 9, 24–238.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 137, "width": 227, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blow, W.H., 1970. Validity of biostratigraphic correlations based on the Globigerinacea. Micropaleontology 16, 257–268.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 178, "width": 228, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blow, W.H., 1969. Late Middle Eocene to Recent Planktonic Foraminiferal Biostratigraphy. Geneva. Bolli, H.M., Saunders, J.B., Perch-Nielsen, K.,", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 233, "width": 141, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1985. Plankton Stratigraphy.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 247, "width": 227, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boltovskoy, E., Wright, R., 1976. Recent Foraminifera.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 275, "width": 228, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bradley, R.S., 2015. Paleoclimatology: Reconstructing Climates of the", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 302, "width": 203, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quaternary, Third Edit. ed. Elsevier,", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 316, "width": 227, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oxford. Damanik, A., 2019. Analisis Multiproksi Kondisi Paleoklimat dan Paleoseanografi pada Pleistosen Akhir-Holosen di Perairan Utara Papua, Samudra Pasifik. Tesis Magister, Insitut Teknologi Bandung.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 413, "width": 230, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Damanik, A., Maryunani, K.A., Nugroho, S.H.,", "type": "List item" }, { "left": 332, "top": 427, "width": 203, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, P.S., submitted. Climate variability since last glacial maximum based on distribution of foraminifera in North Papua Waters, Pacific Ocean.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 482, "width": 227, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dennison, J.M., Hay, W.W., 1967. Estimating the needed sampling area for subaquatic ecologic studies. J. Paleontol. 41, 706– 708.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 537, "width": 228, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gordon, A.L., 2005. Oceanography of the Indonesian Seas and their throughflow. Oceanography 18, 14–27. https://doi.org/10.5670/oceanog.2005.18 Gustiantini, L., 2018. Paleoclimate Reconstructions by Multiproxy", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 620, "width": 203, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Approaches in the Halmahera Sea Since the Late Pleistocene-Holocene. Disertasi Doktoral, Institut Teknologi Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 661, "width": 227, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustiantini, L., Maryunani, K.A., Zuraida, R.,", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 675, "width": 203, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kissel, C., Bassinot, F., Zaim, Y., 2015.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 689, "width": 204, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi Foraminifera di Laut Halmahera dari Glasial Akhir sampai Resen. J. Geol. Kelaut. 13, 25–36.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 730, "width": 227, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanudin, M., 1998. Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Oseana XXIII, 1–9.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 768, "width": 201, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 4, NO. 1, 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 768, "width": 17, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "504", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 779, "width": 142, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.4", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 68, "width": 227, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Holbourn, A., Henderson, A.S., MacLeod, N., 2013. Atlas of Benthic Foraminifera Atlas of Benthic Foraminifera, First edit. ed. Wiley-Blackwell.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 123, "width": 227, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilahude, A.G., Nontji, A., 1999. Oseanografi", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 137, "width": 204, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia dan Perubahan Iklim Global (El Nino dan La Nina). Puslitbang", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 164, "width": 116, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oseanologi, LIPI 1–13.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 178, "width": 227, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IRI/LDEO, 2019, Monthly Sea Surface Temperature,", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 206, "width": 198, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 220, "width": 192, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Global/Ocean_Temp/Monthly_Temp.ht ml? (Diakses pada 21 Juni 2020)", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 247, "width": 227, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maryunani, K.A., 2009. Microfossil approached based on Cendrawasih Bay data, to interpreting and reconstructing", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 289, "width": 227, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Equatorial Western Pacific paleoclimate since Last Glacial (Late Pleistocene). Disertasi Doktoral, Institut Teknologi Bandung. Meissner, K.J., 2007. Proxies in Late Cenozoic", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 358, "width": 203, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paleoceanography, Developments in Marine", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 371, "width": 47, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geology.", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 385, "width": 227, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/S1572- 5480(07)01025-1 Nugroho, S.H., Damanik, A., 2018. On Board Report - Dinamika Iklim Masa Lalu (Paleoklimatologi) - Ekspedisi Nusa Manggala 2018. Pringgoprawiro, H., Kapid, R., 2000. Foraminifera : Pengenalan Mikrofoasil", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 496, "width": 203, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Aplikasi Biostratigrafi. Penerbit ITB,", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 509, "width": 49, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 523, "width": 227, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosenthal, Y., Holbourn, A., Kullhanek, D.,", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 537, "width": 203, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scientists, E. 363, 2017. Expedition 363", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 551, "width": 227, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preliminary Report Western Pacific Warm Pool Neogene and Quaternary records of Western Pacific Warm Pool paleoceanography. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.14379 /iodp.pr.363.2017 Saraswat, R., 2015. Non-destructive foraminiferal paleoclimatic proxies: A brief insight. Proc. Indian Natl. Sci. Acad.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 675, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81,", "type": "List item" }, { "left": 246, "top": 675, "width": 48, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "381–395.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 689, "width": 200, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.16943/ptinsa/2015/v81i", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 703, "width": 42, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2/48094", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 716, "width": 230, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sijinkumar, A. V, Nath, B.N., 2012. Planktic foraminifera: A potential proxy for paleoclimatic / paleoceanographic studies.", "type": "List item" }, { "left": 332, "top": 68, "width": 118, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gck Sci. Lett. 1, 22–30.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 82, "width": 227, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sprintall, J., Gordon, A.L., Koch-Larrouy, A., Lee, T., Potemra, J.T., Pujiana, K., Wijffels, S.E., 2014. The Indonesian seas and their role in the coupled ocean- climate system. Nat. Geosci. 7, 487–492. https://doi.org/10.1038/ngeo2188", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 164, "width": 227, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surinati, D., 2018. Dinamika Oseanografi di perairan sekitar pulau-pulau kecil terluar. Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 206, "width": 227, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Watson, R.A., Wright, H.E., 1980. The end of the Pleistocene : a general critique of chronostratigraphic classification. Boreas 9, 153–163.", "type": "List item" } ]
31baea54-b9a5-e624-5c31-893a98517238
https://jurnal.stkippgribl.ac.id/index.php/lentera/article/download/775/623
[ { "left": 158, "top": 38, "width": 355, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "243", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 187, "width": 400, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2021/2022", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 247, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah 1 , Joko Sutrisno AB 2 * 1,2 STKIP PGRI Bandar Lampung", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 287, "width": 325, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected], 2* [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 319, "width": 364, "height": 263, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: This research and development aims to (1) produce and develop products in the form of interactive learning media on flat-sided building materials for class VIII students of SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung (2) Knowing the quality of products in terms of validity as learning media and the effectiveness of using learning media products interactive material on flat-sided space construction for class VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung. The procedure of this research is development research using the ADDIE development model with 5 stages carried out namely analysis, design, development, implementation, and evaluation. student response questionnaires and student evaluation tests. Interactive media validation is carried out by 6 expert lecturers who are competent in their fields. Then this interactive media was tested on class VIII students of SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung, and then the students responded through the response questionnaires given. The results of the validation of material experts on aspects of learning and content obtained a score of 69% with valid criteria. Media expert validation on aspects includes the display of specifications that get a value of 92% with very valid criteria. The validation of linguists on aspects of sentence structure determination and understanding of messages and information obtained a value of 100% with very valid criteria. After using the developed interactive media, students' learning mastery can be categorized as very good with the achievement of classical mastery of 95%, thus interactive media for class VIII is suitable for use as teaching materials.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 584, "width": 298, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: interactive learning media, flat-sided building materials", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 629, "width": 400, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan saat ini banyak terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Semakin canggih pengguanaan IPTEK dalam pembelajaran, maka semakin baik pula kualitas pendidikan disuatu negara. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan sistem pendidikan dan pembelajaran baik secara fisik seperti fasilitas pendidikan, dan sarana nin fisik seperti pengembangan kualitas tenaga kependidikan. Perkembangan pendidikan di dunia, yaitu tidak hanya belajar dengan menggunakan metode konvensional saja namun mencoba berbagai", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 38, "width": 346, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "244", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metode belajar dan didukung oleh media pembelajaran yang menambah efektifitas pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 400, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu ilmu dasar yang mendasari perkembangan teknologi modern adalah penguasaan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Namun pada kenyataannya sampai saat ini, matematika masih dianggap pelajaran yang sulit dan sukar dipahami oleh sebagian besar peserta didik. Siswa belum memahami peran penting dari matematika sehingga matematika dianggap sebagai pelajaran yang penuh dengan lambang-lambang, rumus-rumus, dan teoritis yang rumit dan membosankan. Akibatnya matematika tidak lagi menjadi disiplin ilmu yang objektif-sistematis, tapi justru menjadi bagian yang sangat subjektif dan kehilangan sifat netralnya yang membuat motivasi siswa dalam belajar matematika sangat rendah dan secara otomatis sikap siswa terhadap pelajaran matematika menjadi negatif. Untuk itulah perlu diciptakan sebuah kondisi belajar yang menyenangkan bagi siswa, dengan kondisi yang menyenangkan tersebut siswa lebih termotivasi dalam belajar serta dapat memperbaiki mainset nya terhadap pelajaran matematika dan pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 400, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran matematika yang ada di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung mengatakan bahwa fasilitas digital terdapat pada SMP Al-Azhar. Akan tetapi dalam proses pembelajaran berlangsung di kelas VIII, guru belum memaksimalkan penggunaan media pembelajaran interakrtif bahkan penggunaan powerpoint interaktif juga cukup jarang. Siswa hanya terpaku pada buku pegangan siswa dan media e-learning dalam penyampaiannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 469, "width": 400, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada materi bangun ruang sisi datar terlihat juga bahwa kemampuan siswa masih belum maksimal dan dianggap sebagai materi yang sulit bagi siswa. Guru juga masih menggunakan metode penugasan dan tanya jawab. Hasil nilai ulangan materi bangun ruang sisi datar masih ada siswa yang kurang dari nilai rata-rata ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75, sehingga guru harus melakukan remedial. Kemudian bahan ajar yang selama ini digunakan adalah buku teks dengan menggunakan media papan tulis. Penggunaaan media papan tulis untuk pembelajaran materi bangun ruang sisi datar dirasakan kurang optimal, karena memakan banyak waktu, guru harus menggambar terlebih dahulu dipapan tulis untuk penyampaian materi, selain itu, apabila siswa belum mengerti tentang konsep yang diajarkan guru, maka gurupun harus menggambar ulang kembali untuk mengulangi penjelasannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 659, "width": 400, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar di kelas VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung siswa belum sepenuhnya interaktif. Kondisi siswa yang tidak terlalu siap dalam menerima pelajaran dikelas sering kali membuat mereka tidak mengerti dengan materi yang di sampaikan guru di dalam kelas. Oleh karena itu, diperlukan sebuah media pembelajaran interaktif dengan kebutuhan siswa yang dapat dengan mudah", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 38, "width": 346, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "245", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diakses dimanapun dan dapat mendukung proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kegiatan mengajar dikelas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 400, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi yang ada memerlukan media pembelajaran yang dapat menjadikan pembelajaran interaktif. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan Pengembangan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika. Media pembelajaran yang interaktif memiliki potensi besar untuk merangsang siswa supaya dapat merespons positif materi pembelajaran yang disampaikan. Salah satu media pembelajaran itu adalah komputer. Seperti yang dinyatakan oleh Sutarno dan Desi dalam Husein, dkk (2015: 222), bahwa multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 401, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi telah berkembang dengan sangat pesat termasuk teknologi smartphone . Smartphone memiliki sistem operasi dan salah satunya yang diminati saat ini adalah android . Android merupakan sistem operasi yang berbasis open source . Sistem operasi android dengan berbagai macam pengembangan aplikasinya mampu menghasilkan media pembelajaran yang representatif. Dengan teknologi bebasis android pembelajaran tidak akan monoton dengan teks saja, tetapi bisa membuat unsur-unsur audio atau visual bahkan animasi untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dan dapat memberikan hasil yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 400, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk siswa kelas VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2021/2022”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 469, "width": 91, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 485, "width": 164, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Pembelajaran Interaktif", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 400, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media interaktif adalah alat perantara atau penghubung berkaitan dengan komputer yang bersifat saling melakukan aksi antar-hubungan dan saling aktif. Tejo dalam Arliza, dkk (2019: 77) media interaktif merupakan sistem media penyampaian yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 400, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media interaktif dalam Yasa, dkk (2017: 202) adalah suatu media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Khotimah dan Santosa (2016: 238) menambahkan bahwa media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar, melihat video, dan suara. Tetapi siswa juga dapat memberikan respon yang aktif.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 38, "width": 346, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "246", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Dewi, dkk (2018: 30) media pembelajaran interaktif merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana pengirim dan penerima pesan saling melakukan interaksi satu sama lain. Arrosyida dan Suprapto (2021: 3) adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pembelajar dengan metode pembelajaran yang dapat memberikan respon balik terhadap pengguna dari apa yang telah diinputkan kepada media tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 400, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Gayestik dalam Priyambodo, dkk (2012: 100) media pembelajaran interaktif adalah sistem komunikasi efektif berbasis komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, menyajikan, dan mengakses kembali informasi berupa teks, grafik, suara, video atau animasi. Satriansyah (2016: 18) Media pembelajaran interkatif adalah sebuah metoda pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media pembelajaran interaktif merupakan media penyampaian pesan antara tenaga pendidik kepada peserta didik yang memungkinkan komunikasi antara manusia dan teknologi melalui sistem dan infrastruktur berupa program aplikasi serta pemanfaatan media elektronik sebagai bagian dari metode edukasinya. Disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Media interaktif yang dimaksud adalah berbentuk multimedia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 400, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Vistha, dkk (2010: 39) Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Jenis multimedia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 453, "width": 382, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioprasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan berurutan, contohnya: TV dan film.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 501, "width": 382, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengorntrol yang dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 564, "width": 396, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keunggulan yang dimiliki oleh multimedia pembelajaran interaktif sebagai media pembelajaran menurut Newby dalam Nopriyanti dan Sudira (2015: 224), antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 612, "width": 356, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. memberikan pembelajaran dengan penyimpanan informasi yang baik;", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 628, "width": 382, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. desain pembelajaran yang ditunjukan bagi siswa dengan karakteristik belajar yang berbeda;", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 659, "width": 320, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. langsung ditujukan bagi domain pembelajaran efektif tertentu;", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 675, "width": 227, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. menghadirkan pembelajaran yang realistis;", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 691, "width": 230, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. dapat meningkatkan motivasi peserta didik;", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 707, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. menuntut siswa agar lebih interaktif;", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 723, "width": 250, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. kegiatan pembelajaran lebih bersifat individual;", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 739, "width": 253, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. memiliki konsistensi materi yang diberikan; dan", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 38, "width": 346, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "247", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 88, "width": 396, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. siswa mempunyai pengendalian terhadap kecepatan belajar setiap individu. Menurut Yudhi Munadi dalam Husein, dkk (2015: 222) ada beberapa kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran diantaranya:", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 136, "width": 382, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Interaktif, artinya program multimedia ini diprogram atau dirancang untuk dipakai oleh siswa secara individual (belajar mandiri)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 167, "width": 382, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memberikan iklim afeksi secara individual, artinya yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti diinginkan.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 215, "width": 170, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Meningkatkan motivasi belajar", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 231, "width": 211, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Memberikan umpan balik (respon), dan", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 247, "width": 382, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Karena multimedia interaktif diprogram untuk pembelajaran mandiri, maka kontrol pemanfaatan sepenuhnya berada pada penggunanya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 400, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Yudhi Munadi dalam Husein, dkk (2015: 222) ada beberapa kekurangan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran di antaranya: 1) Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional, dan 2) Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama. Beberapa manfaat multimedia interaktif menurut Sudjana dan Rivai dalam Husna, dkk (2017: 38) yaitu: 1) pembelajaran akan lebih menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa; 2) pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga mudah dipahami siswa dan memungkinkan bagi siswa untuk mengauasai tujuan pembelajaran lebih baik; 3) pembelajaran jadi lebih bervariasi tidak semata-mata hanya komunikasi verbal saja; dan 4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar (student centered) .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 469, "width": 400, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media interaktif merupakan alat perantara atau penghubung berbasis teknologi informasi dan komunikasi menyangkut software dan hardware, dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pembelajar dan dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 580, "width": 59, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 401, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R & D). Menurut Sukmadinata dalam Saputra (2018:118) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan produk, sedangkan Sugiyono (2010) menyatakan metode penelitian R&D adalah suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Jadi penelitian pengembangan merupakan metode untuk menghasilkan produk tertentu atau menyempurnakan produk yang telah ada serta menguji keefektifannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 400, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa media pembelajaran matematika interaktif pada materi bangun ruang sisi datar untuk siswa SMP kelas VIII. Model pengembangan media pembelajaran yang digunakan", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 38, "width": 346, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "248", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam penelitian ini adalah ADDIE. Model ADDIE mulai ada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Dick and Carry. Model ADDIE digunakan untuk menjadi pedoman dalam pengembangan perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif. Model ini mengunakan 5 tahap yaitu: (1) analysis; (2) design; (3) development; (4) implementation ; dan (5) evaluation .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 400, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan produk dalam penelitian ini berbentuk aplikasi media pembelajaran. Media yang dikembangankan akan dinilaikan kepada ahli media, ahli materi, dan siswa sebagai pengguna media pembelajaran. Sehingga diharapkan media pembelajaran ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk siswa SMP kelas VIII pada materi dimensi tiga.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 279, "width": 400, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Al-Azhar 3 yang terletak di Jl. Mawar No. 43, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung. Dengan data awal menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan yang disediakan dari sekolah ialah buku cetak. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah media pembelajaran interaktif yang dikemas dalam bentuk aplikasi android interaktif yang digunakan untuk membantu pengguna yakni peserta didik kelas VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung dalam mempelajari materi bangun ruang sisi datar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 400, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dan pengembangan produk dilakukan dengan sebuah perencanaan tahap awal yaitu observasi ke kelas VIII di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Diketahui bahwa di kelas VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung bahan ajar yang digunakan kurang bervariasi, sehingga peserta didik kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dan hasil belajar matematika peserta didik belum optimal. Produk yang dikembangkan divalidasi oleh 3 ahli yaitu: ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa yang merupakan ahli pada bidangnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 400, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai individu peserta didik dikatakan tuntas jika peserta didik memperoleh nilai dengan kategori minimal “75” yang merupakan nilai batas minimum ketuntasan belajar matematika di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Berikut persentase ketuntasan belajar pada post-tes peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Natar.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 596, "width": 327, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Soal Uji Coba NO Nilai Frekuensi Keterangan 1. < 70 2 Tidak Tuntas 2. ≥ 70 25 Tuntas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 400, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil post-tes pada tabel di atas, maka persentase ketuntasan belajar peserta didik setelah menggunakan media interaktif ialah sebesar 92 % , dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif matematika pada materi bangun ruang sisi", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 38, "width": 346, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "249", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "datar kelas VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung layak digunakan dalam pembelajaran matematika.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arrosyida Dan Suprapto. (2021). Media Pembelajaran Interaktif Jaringan Komputer Menggunakan Macromedia Flash 8 Di Smk Negeri 1 Saptosari.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 183, "width": 25, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1-8.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 400, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arliza, dkk. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android Materi Budaya Nasional Dan Interaksi Global Pendidikan Geografi. Jurnal Petik, 1(5), 77-84.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 372, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Pt Raja Grafindo Perasada.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batubara, H. (2015). Peran Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. Jurnal Madrasah Ibtidaiyah. 1(1), 1-12.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 304, "width": 400, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husein, dkk. (2015). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Suhu Dan Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi. 3(1), 221-225.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 351, "width": 401, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna, dkk. (2017). Peran Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. Jurnal Transformasi Pendidikan Abad 21. 7(1), 34- 41. Istiqlal, M. (2021). Pengembangan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 43-54.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 401, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamuri, dkk. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Stad Berbasis Multi Media Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Termodinamika. Jurnal Penelitian Pendidikan Ipa (Jppipa), 1(1), 123- 134.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 400, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jennah, R. (2009). Media Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 493, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khotimah, A Dan Santosa. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Antena Di Smk Negeri 5 Surabaya.Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 1(5), 237-243.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 400, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kustandi Dan Darmawan. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 574, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nopriyanti Dan Sudira. (2015). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Kompetensi Dasar Pemasangan Sistem Penerangan Dan Wiring Kelistrikan Di Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2(5), 222-235.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 400, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurrita. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. 1(3), 171-187.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 404, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priyambodo, dkk. (2012). Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Kependidikan. 2(42), 99-109.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 400, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satriansyah. (2016). Penggunaan Media Interaktif Pada Pembelajaran Konsep Usaha Dan Energi Di Mtss Ulumul Quran Banda Aceh. Jurnal Kependidikan. 1(1), 18-84.", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 38, "width": 346, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duta Cendikia Amatullah, Joko Sutrisno AB Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Bangun Ruang … Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 15, No. 1, (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "250", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seamardi Dan Harimurti. (2016). Penerapan Inovasi Flipbook Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengenalan Php Kelas Xi Rpl Di Smk Negeri 2. Jurnal It-Edu. 2(1), 42-48.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 135, "width": 400, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarigan, D. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Pembelajaran Ekonomi. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Dalam Pendidikan, 2(2), 187-200.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 400, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vistha, dkk. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Geometri Ruang Berbasis Multimedia Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk Siswa Smp Kelas Viii. Jurnal Pendidikan Matematika. 1(2), 38-45.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 400, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yasa, dkk. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Adobe Flash Pada Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Materi Elektro Listrik Untuk Kelas Xi Mipa Dan Ips Di Sma Negeri 3 Singar 12. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan. 2(14), 199-210", "type": "List item" } ]
bdf6b913-d7b5-5e74-2c90-4bc60c41c8a8
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/jati/article/download/4365/2985
[ { "left": 72, "top": 49, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 50, "width": 114, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1, Februari 2022", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 789, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 82, "width": 448, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASI KLASIFIKASI SENTIMEN PADA ULASAN SMARTPHONE DI SITUS JUAL BELI ONLINE BERBASIS WEB MENGGUNAKAN NAIVE BAYES DENGAN TF-IDF", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 136, "width": 281, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risky Kararisma, Sri Lestanti, M Taofik Chulkamdi Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam Balitar Blitar, Jalan Majapahit Blitar, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 194, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 454, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan konsumen dapat dilihat melalui kolom ulasan produk dan semua orang bebas untuk melihatnya namun masalah yang terjadi adalah keterbatasan sumberdaya manusia membuat pemilik usaha dan calon pembeli produk smartphone tidak bisa membaca semua ulasan tersebut dalam waktu singkat. Untuk itu diperlukan sebuah metode yang dapat menilai ulasan-ulasan tersebut secara otomatis. Solusi untuk mengatasi keterbatasan dalam melakukan penilaian data ulasan adalah dengan menggunakan machine learning karena menghasilkan analisa dengan basis statistik dengan algoritma yang cukup handal dengan akurasi tinggi yang dapat digunakan untuk melakukan klasifikasi analisa sentiment pada ulasan produk smartphone yang disebut Naive Bayes. Aplikasi klasifikasi berbasis web menggunakan Naïve Bayes bisa dibuat melalui 5 tahap SDLC yang ditulis ke dalam kode sumber menggunakan bahasa pemrograman web pada Framework Laravel. Sebelum melakukan klasifikasi, masing-masing kata pada data ulasan terlebihdahulu diberi bobot menggunakan TF-IDF dan seluruh kata berhasil diberi bobot lalu disimpan dalam database. Hasil pengujian accuracy aplikasi mencapai hasil yang sangat baik yaitu 93% dan hasil precision dan recall yang mencapai angka diatas 85% menunjukkan bahwa algoritma Naive Bayes sudah berfungsi dengan baik pada aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Classification, Sentiment Analysis, Naive Bayes,Accuracy, Precision, Recall, lack Box Testing, TF-IDF.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 413, "width": 101, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 219, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persaingan dalam bisnis digital sangat ketat karena pembeli bebas memilih dan membandingkan produk yang satu dengan yang lainnya baik dari sisi kualitas maupun harga. Dalam informasi setiap produk terdapat ulasan pembeli yang dapat membantu untuk memutuskan ingin membeli produk tersebut atau tidak. Baik atau buruknya ulasan konsumen menjadi salah satu faktor terpenting laku atau tidaknya suatu produk [1].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 220, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan konsumen dapat dilihat melalui kolom ulasan suatu produk dan semua orang bebas untuk melihatnya. Untuk toko online yang memiliki banyak pelanggan dan omzet yang besar pastinya memiliki banyak ulasan pada setiap produk yang mereka jual. Keterbatasan sumberdaya manusia membuat pemilik usaha tidak bisa membaca semua ulasan tersebut dalam waktu singkat, maka diperlukan sebuah metode yang dapat menilai ulasan- ulasan tersebut secara otomatis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 219, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi untuk mengatasi keterbatasan dalam melakukan penilaian data ulasan adalah dengan menggunakan machine learning karena menghasilkan analisa dengan basis statistik, cepat dan memiliki kemampuan untuk mempelajari data dengan baik [4]. Ulasan merupakan pendapat konsumen yang ditujukan untuk memberi kesan atau penilaian pada produk, maka klasifikasi ulasan tersebut bisa dengan melakukan analisa sentiment. Model yang cukup handal dengan akurasi tinggi yang dapat digunakan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 412, "width": 219, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk melakukan klasifikasi analisa sentiment pada ulasan produk adalah model Naive Bayes [7].", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 435, "width": 220, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini hanya membatasi klasifikasi ulasan berbasis web untuk produk xiaomi yang dijual di official store Tokopedia saja. Ada 5 batasan masalah yang dipakai sebagai parameter pengerjaan penelitian sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 493, "width": 212, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Aplikasi klasifikasi yang dibangun ditujukan untuk klasifikasi ulasan produk smartphone Xiaomi Redmi Note 8 yang dijual di akun", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 527, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xiaomi Official", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 527, "width": 198, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Store pada laman tokopedia.com dengan tautan “https : / /www.tokopedia.com/xiaomi/xiaomi-official- redmi-note-8-6-128- gb-garansi-resmi-mi- smartphone-space-black”.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 585, "width": 212, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Klasifikasi ulasan dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu ulasan positif untuk hasil perhitungan ≥ 0,7, negatif untuk hasil perhitungan ≤ 0,4 dan netral jika hasilnya diluar positif dan negatif.", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 642, "width": 212, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman web html dan php.", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 665, "width": 212, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Data latih ( data training ) dan data uji ( data testing ) yang digunakan merupakan ulasan konsumen berbahasa Indonesia dengan jumlah 100 data.", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 711, "width": 212, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Basis data yang digunakan dalam aplikasi ini untuk menyimpan ulasan dan hasil klasifikasi adalah MySQL", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 190, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 50, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1, Februari 2022", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 789, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 126, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 98, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Kajian penelitian", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 219, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Mubarok dkk., 2017) berfokus pada analisis sentimen data twitter berbasis aspek untuk menemukan aspek yang sedang dibahas dalam suatu opini dan polaritas sentimennya. Ada tiga proses yang terlibat dalam sistem yaitu data preprocessing, pembobotan dengan metode Bag of Words, klasifikasi aspek dan sentimennya menggunakan Naive Bayes. Analisa sentimen berbasis aspek dengan Naive Bayes berkinerja baik dengan F1- Measure terbaik sebesar 78,12% karena ini menggunakan data opnini pada twitter sehingga perlu banyak persiapan dan komputasi pada tahap preprocessing dan pembobotan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 75, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Naive Bayes", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 288, "width": 219, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naive Bayes adalah salah satu teknik klasifikasi dalam machine learning yang berbasis probabilistik sederhana berdasar pada aturan Bayes (teorema Bayes) dengan asumsi ketergantungan yang kuat (naif). Dengan kata lain model yang dikembangkan dalam Naive Bayes adalah “model fitur independen”. Sebuah fitur pada data tidak berkaitan dengan ada atau tidaknya fitur lain dalam data yang sama, prediksi Bayes didasarkan pada teorema Bayes dengan rumus berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 219, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketrangan: P(H) = Probabilitas Awal. P(H|E) = Probabilitas Akhir. Dalam aturan tersebut sebuah probabilitas awal/priori H atau P(H) adalah probabilitas dari suatu hipotesis sebelum bukti diamati. Sebuah probabilitas akhir H atau P(H|E) adalah probabilitas dari suatu hipotesis setelah bukti diamati. Agar bisa menerapkan model Naive Bayes, perlu dilakukan pembobotan terhadap dataset terlebih dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 57, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. TF-IDF", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 219, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Term Frequency atau disingkat TF merupakan frekuensi dari kemunculan sebuah term atau kata dalam suatu dokumen. Semakin besar jumlah kemunculan suatu term (TF tinggi) dalam dokumen, semakin besar pula bobotnya dan memberikan nilai kesesuaian yang semakin besar. TF dihitung menggunakan perbandingan antara frekuensi sebuah term dengan nilai maksimum dari keseluruhan atau kumpulan frekuensi term yang ada pada suatu dokumen. IDF (Inverse Document Frequency) merupakan sebuah perhitungan dari bagaimana term didistribusikan secara luas pada dokumen. IDF menunjukkan hubungan ketersediaan sebuah term dalam seluruh dokumen. Semakin sedikit jumlah dokumen yang mengandung term yang dimaksud, maka nilai IDF semakin besar. Nilai TF dihitungan dengan rumus", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 105, "width": 165, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan nilai IDF dihitungan dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 154, "width": 156, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Accuracy, Precision dan Recall", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 165, "width": 219, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melakukan pengujian pada metode Naïve Bayes yang telah diterapkan, cara yang paling umum digunakan adalah memakai perhitungan accuracy, precision dan recall. Accuracy didefinisikan sebagai tingkat kedekatan antara nilai prediksi yang dihasilkan aplikasi dengan nilai aktual yang ada pada data sebenarnya.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 268, "width": 115, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : TP = Jumlah true positive TN = Jumlah true negative FP = Jumlah false positive FN = Jumlah False negative", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 326, "width": 219, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Precision adalah tingkat ketepatan antara informasi yang diminta oleh pengguna dengan jawaban yang diberikan oleh sistem.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 383, "width": 219, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : TP = Jumlah true positive FP = Jumlah false positive Recall adalah tingkat keberhasilan sistem dalam menemukan kembali sebuah informasi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 463, "width": 115, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : TP = Jumlah true positive FN = Jumlah False negative", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 497, "width": 219, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F1 measure merupakan perbandingan rata-rata precision dan recall yang dibobotkan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 555, "width": 110, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5. Framework Laravel", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 566, "width": 219, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laravel merupakan salah satu framework PHP terbaik saat ini yang dikembangkan oleh Taylor Otwell yang hadir sebagai platform web development bersifat open source . Laravel memiliki sintaks yang dirancang guna memudahkan dan mempercepat proses pengembangan web dengan gaya yang ekspresif dan elegan. Meskipun Laravel bukan satu- satunya framework PHP yang banyak digunakan, akan tetapi bisa menjadi opsi yang dapat dipertimbangkan [10].", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 693, "width": 133, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 704, "width": 91, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Jenis Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 716, "width": 219, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Pengembangan atau Research and Development ( R&D ) adalah metode untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 50, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1, Februari 2022", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 789, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 219, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut tidak selalu berbentuk fisik yang dapat disentuh secara langsung, tetapi bisa juga dalam bentuk perangkat lunak ( software ) [8]. Penelitian R&D yang digunakan pada ini bertujuan mendesain dan mengembangkan aplikasi klasifikasi ulasan konsumen berbasis web.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 131, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Prosedur Pengembangan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 220, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlu melakukan penyesuaian metode Research and Development ( R&D ) karena yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah software aplikasi berbasis web. Metode pengembangan perangkat lunak dalam umumnya menggunakan Software Development Life Cycle ( SDLC ). SDLC merupakan siklus hidup pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun suatu sistem yang terdiri dari tahap perencanaan, analisia sistem, desain, implementasi , pengetesan dan pengintegrasian, serta tahap perawatan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, prosedur pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini dibuat dalam 5 tahap seperti pada gambar dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 573, "width": 146, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Prosedur Pengembangan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 68, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Jenis Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 220, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data teks seputar ulasan konsumen terhadap produk smartphone Xiaomi Redmi Note 8. Data awal yang diambil memiliki format CSV yang bisa dibuka menggunakan aplikasi MS Excel . Data tersebut kemudian dimasukkan masukkan ke dalam database MySQL yang terkoneksi dengan aplikasi yang dibuat. Output yang dihasilkan berupa data ulasan yang telah berhasil diklasifikasi menjadi 3 kelas yaitu ulasan positif, netral dan negatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 154, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Instrumen Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 219, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yang terdiri dari", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 81, "width": 219, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accuracy, Precission, Recall dan F1 Measure. Untuk menghitung accuracy, precission dan recall dibutuhkan data yang ada pada instrumen pengumpulan data.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 127, "width": 219, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulasan yang telah selesai diklasifikasi akan dilakukan validasi dengan mengelompokkan status dari hasil klasifikasi. Terdapat 4 status yang dapat melekat pada hasil klasifikasi yaitu true positive ( TP ), true negative ( TN ), false positive ( FP ) dan false negative ( FN ). Validasi dilakukan oleh peneliti menggunakan menu validasi yang tersedia di aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 231, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5. Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 242, "width": 219, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yang terdiri dari Accuracy, Precission, Recall dan F1 Measure. Untuk menghitung accuracy, precission dan recall dibutuhkan data yang ada pada instrumen pengumpulan data yaitu tabel perbandingan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 311, "width": 219, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulasan yang telah selesai diklasifikasi akan dilakukan validasi dengan mengelompokkan status dari hasil klasifikasi. Terdapat 4 status yang dapat melekat pada hasil klasifikasi yaitu true positive ( TP ), true negative ( TN ), false positive ( FP ) dan false negative ( FN ). Validasi dilakukan oleh peneliti menggunakan menu validasi yang tersedia di aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 415, "width": 149, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6. Perancangan Sistem Aplikasi", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 743, "width": 212, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Flow Chart Diagram Aplikasi Klasifikasi Ulasan Berbasis Web", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 190, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 50, "width": 114, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1, Februari 2022", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 789, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 219, "height": 274, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alur berjalannya aplikasi klasifikasi yang terlihat pada gambar 2 dimulai dengan memasukkan dataset yang berisi ulasan untuk disimpan ke dalam database MySQL. Aplikasi akan melakukan tahap preprocessing dan dilanjutkan dengan pembobotan kata menggunakan metode TF-IDF. Metode TF-IDF akan mengubah data ulasan yang tadinya berupa data teks menjadi data numerik sehingga bisa dilakukan perhitungan pada data tersebut. Setelah itu pengguna dapat melakukan data training dan data testing lalu ulasan tersebut akan diklasifikasikan dengan metode Naive Bayes dan diberi label. Metode Naive Bayes akan menghasilkan nilai yang berkisar antara 0 hingga 1. Hasil perhitungan metode Naive Bayes yang bernilai ≥ 0,7 akan diberi label positif, ≤ 0,4 akan diberi label negatif dan jika tidak diantara keduanya akan diberi label netral. Alur aplikasi kemudian dilanjutkan dengan melakukan validasi hasil ulasan untuk menghitung peformanya. Pengguna bisa masuk menu validasi dan menekan tombol validasi untuk memulai tahap ini. Sistem akan secara otomatis melakukan validasi metode klasifikasi dengan menghitung accuration, precision dan recall.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 219, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram Skenario dapat menunjukkan alur berjalannya proses diagram use case dari sisi aktor dan sistem. Skenario dibuat berdasarkan case pada use case diagram, jika terdapat generalisasi maka skenario yang dibuat adalah use case yang lebih khusus. Terdapat 2 tipe diagram skenario yaitu skenario normal dan skenario alternatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 219, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skenario normal adalah skenario bila aplikasi berjalan tanpa terjadi bug atau error, sedangkan skenario alternatif adalah skenario bila aplikasi tidak berjalan normal atau mengalami error.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 495, "width": 152, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 83, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1. Paparan Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 219, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian ini memaparkan tentang data-data yang digunakan atau nilai yang dihasilkan oleh aplikasi klasifikasi berbasis web menggunakan Naive Bayes. Data yang dibahas meliputi data training , pembobotan dan data testing . Terdapat 3 kelas komentar yang diklasifikasi yaitu komentar positif, komentar netral dan komentar negatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 75, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Data training", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 219, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data komentar yang telah dikumpulkan dan dibagi menjadi 3 label yaitu positif, netral dan negatif. Jumlah komentar postif yang dipakai sebagai data training sebanyak 30 komentar. Komentar positif tidak mengandung kata atau kalimat yang buruk atau mengandung makna negatif di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 219, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah komentar netral yang dipakai sebagai data training sebanyak 30 komentar. Komentar netral tidak mengandung kata atau kalimat yang mengarah ke positif maupun negatif dan hanya dianggap sebagai kalimat yang punya tujuan memuji maupun mencela. Kalimat netral biasanya tidak mengarah ke suatu pujian maupun kritik tertentu terhadap produk.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 81, "width": 219, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah komentar negatif yang dipakai sebagai data training sebanyak 30 komentar. Komentar negatif tidak mengandung kata atau kalimat yang baik atau mengandung makna positif di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 139, "width": 105, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pembobotan TF/IDF", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 150, "width": 220, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang sudah diberi label kemudian dilakukan tahap data traininig . Untuk menghitung bobot masing-masing kata digunakan algoritma TF / IDF , namun masing-masing kata dalam kalimat tersebut perlu dilakukan preprocessing . Preprocessing yang terdiri dari tokenization , case folding , stopwords removal , emoticon tokenizer dan steeming kemudian diterapkan pada kata dihasilkan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 254, "width": 219, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembobotan TF/IDF untuk label komentar positif menghasilkan 1177 kata dengan masing-masing bobot katanya, berikut ini adalah sebagian contoh hasilnya.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 299, "width": 219, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah dokumen = 30. IDF = Log jumlah dokumen. = Log (jumlah dokumen/ df) = Log (30 / 1) = 1.477121 Berikutnya normalisasi yaitu: IDF+1 = 1.477121 + 1 = 2.477121 Maka diperoleh bobot kata (term) yaitu 2.477121 untuk kata yang lain dapat dilihat pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 437, "width": 216, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Contoh pembobotan TF/IDF kategori Positif", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 449, "width": 213, "height": 315, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KATA df D/df IDF IDF +1 alhamdulillah 1 30 1.477121 2.477121 aman 6 5 0.69897 1.69897 amanah 1 30 1.477121 2.477121 aneh 1 30 1.477121 2.477121 bagus 8 3.75 0.574031 1.574031 baik 12 2.5 0.39794 1.39794 banyak 2 15 1.176091 2.176091 besar 1 30 1.477121 2.477121 cepat 12 2.5 0.39794 1.39794 cukup 3 10 1 2 digunakan 1 30 1.477121 2.477121 hati 1 30 1.477121 2.477121 keren 1 30 1.477121 2.477121 Tabel 2. Contoh pembobotan TF/IDF kategori netral Kata df D/df IDF IDF+1 mutlak 1 30 1.477121 2.477121 benar 1 30 1.477121 2.477121 terserap 0 0 0 1 menonjolkan 1 30 1.477121 2.477121 aktivis 0 0 0 1 sebenarnya 1 30 1.477121 2.477121 aktualitas 0 0 0 1 remaja 1 30 1.477121 2.477121", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 50, "width": 114, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1, Februari 2022", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 789, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 81, "width": 211, "height": 300, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhi 1 30 1.477121 2.477121 terpengaruh 0 0 0 1 udara 1 30 1.477121 2.477121 waspada 1 30 1.477121 2.477121 sepanjangwaktu 1 30 1.477121 2.477121 Tabel 3. Contoh pembobotan TF/IDF kategori negative Kata df D/df IDF IDF+1 abnormal 1 30 1.477121 2.477121 absurd 0 0 0 1 acak 1 30 1.477121 2.477121 aneh 0 0 0 1 beban 0 0 0 1 bejat 0 0 0 1 bekas 1 30 1.477121 2.477121 berantakan 1 30 1.477121 2.477121 berat 0 0 0 1 boros 3 10 1 2 bosan 0 0 0 1 curang 1 30 1.477121 2.477121 curiga 0 0 0 1 derita 1 30 1.477121 2.477121 diam 1 30 1.477121 2.477121", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 72, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Data testing", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 220, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data testing dilakukan untuk mengetahui peforma dari klasifikasi yang telah dibuat dengan membandingkan antara hasil klasifikasi oleh trainer dan aplikasi. Data yang digunakan untuk tahap data testing diambil dari setengah jumlah komentar masing-masing kategori. Jumlah komentar positif yang dijadikan sebagai data testing sebanyak 20 komentar, netral sebanyak 15 komentar dan negatif sebanyak 15 komentar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 78, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 120, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Halaman Data Testing", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 220, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data testing dilakukan dengan masuk ke menu “ import excel ”. Pengguna harus menyiapkan terlebih dahulu file dengan ekstensi “. xlsx ” yang berisi kalimat- kalimat komentar yang akan dilakukan tes. Setelah memiliki file tersebut, klik browse, pilih file yang berisi komentar, lalu tekan submit.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 691, "width": 158, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Halaman impor data testing", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 118, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pengujian Naïve Bayes", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 219, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan sistem klasifikasi komentar dengan algoritma Naive Bayes diukur menggunakan accuracy , precision dan recall . Agar bisa mengukur accuracy , precision dan recall dibutuhkan hasil data", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 81, "width": 219, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "testing yang meliputi jumlah benar netral, benar positf, benar negatif serta salah netral, salah positif dan salah negatif yang sudah dikumpulkan pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 139, "width": 141, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 4 Pengujian kategori positif", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 151, "width": 213, "height": 164, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Komentar Label Hasil Testing 1 barang bagus alhamdulillah fast respon dan dikirim cepat Positif Positif 2 Thanks Barang Telah Sampai Dengan Tujuan, Hp asli Terdaftar Kemenperin Packing juga Aman . Barang Sampai 4 Hari Kurir JNE REG. Positif Positif 3 Pengiriman cepat, packing baik, barang sesuai pesanan. Seller terpercaya Positif Positif 4 Barang sesuai dengan pesanan , pengiriman cepat dan respon penjualnya juga baik , mantab Positif Positif", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 332, "width": 138, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Pengujian kategori netral", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 344, "width": 210, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Komentar Label Hasil Testing 1 ok… terima kasih Netral Netral 2 varian neptune blue ada kemungkinan restock lagi nggak min? Netral Netral 3 gan, yg warna putih ada gak ? Netral Netral 4 Kabarin ya kalo space blacknya udah ready lagi min. thx Netral Netral 5 Kapan ada stok? Netral Netral", "type": "Table" }, { "left": 345, "top": 474, "width": 143, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Pengujian kategori negatif", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 486, "width": 208, "height": 270, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Komentar Label Hasil Testing 1 udh berkali kali order disini pakingnya hanya bubble saja tanpa dus tambahan, alhasil dus hapenya pada penyok , tolong dong sekelas official dikasih dus, masa order barang 2jtan cuma dpt plastik doang Negatif Negatif 2 Pengiriman sih cepat tapi belum sampai sebulan banyak bgt kendala Ya flashlight menyala sendiri , Bluetooth sama tiba-tiba mati total hapenya! Negatif Negatif 3 saya tau box penyok itu kesalahan kurir, tapi kalau si penjual memberikan packing yg aman menggunakan kardus gak mungkin penyok seperti ini Negatif Negatif 4 Saller tidak responsif !!! sangat kecewa Negatif Negatif", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 50, "width": 114, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1, Februari 2022", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 789, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 81, "width": 205, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 6 Pengujian kategori kebenaran LABEL Netral Positif Negatif HASIL TESTIN G Netral Benar Netral (BNet) 15 Salah Positif (SPos) 1 Salah Negatif (SNeg) 0 Positif Salah Netral (SNet) 0 Benar Positif (BPos) 13 Salah Negatif (SNeg) 1 Negatif Salah Netral (SNet) 0 Salah Positif (SPos) 1 Benar Negatif (BNeg) 14", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 219, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accuracy merupakan rasio prediksi Benar (netral, positif dan negatif) dari keseluruhan data. Akurasi dapat menjawab pertanyaan “Berapa persen ulasan yang diprediksi benar netral, positif dan negatif” dan bernilai antara 0 hingga 1 dalam angka desimal atau 0 hingga 100% dalam bentuk persentase. Berikut merupakan perhitungan nilai accuracy untuk semua kelas.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 338, "width": 191, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(BNet+BPos+BNeg/45) = 15+13+14/45 = 0,9333 atau 93,3%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 219, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut merupakan perhitungan nilai precision untuk masing-masing kelas netral, positif dan negatif pada data testing.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 396, "width": 191, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Precision untuk kategori netral (BNet/(BNet+SNet)) : 15/(15+0+0) = 1,00", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 419, "width": 201, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Precision untuk kategori positif (BPos/(BPos+SPos)) : 13/(13+1+1) = 0,8667", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 442, "width": 202, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Precision untuk kategori negatif (BNeg/(BNeg+SNeg)) : 14/(14+1+0) =0,9333", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 219, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Precision merupakan perhitungan benar netral, positif dan negatif dibandingkan dengan keseluruhan hasil yang diprediksi netral, positif dan negatif. Precision menjawab pertanyaan “Berapa persen ulasan yang benar netral, positif dan negatif dari keseluruhan ulasan yang diprediksi netral positif dan negatif?”. Precision bernilai antara 0 hingga 1 dalam angka desimal atau 0 hingga 100% dalam bentuk persentase, semakin dekat ke 1 atau 100% maka semakin baik precision tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 591, "width": 213, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut merupakan perhitungan nilai recall untuk masing-masing kelas netral, positif dan negatif pada data testing.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 626, "width": 202, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Recall untuk kategori netral (BNet/(BNet+SPos(net)+SNeg(net))) : 15/(15+1+0) = 0,937", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 660, "width": 202, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Recall untuk kategori positif (BPos/(BPos+SNet(pos)+SNeg(pos))) : 13/(13+0+1) = 0,928", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 695, "width": 202, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Recall untuk kategori negatif (BNeg/(BNeg+SNet(neg)+SPos(neg))) : 14/(14+0+1) = 0,933", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 729, "width": 219, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recall merupakan rasio prediksi benar netral, positif dan negatif dibandingkan dengan keseluruhan data yang benar netral, positif dan negatif. Recall", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 79, "width": 219, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjawab pertanyaan “Berapa persen ulasan yang diprediksi netral, positif dan negatif dibandingkan keseluruhan ulasan yang sebenarnya netral, positif dan negatif”. Recall bernilai antara 0 hingga 1 dalam angka desimal atau 0 hingga 100% dalam bentuk persentase, semakin dekat ke 1 atau 100% maka semakin baik recall tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 173, "width": 154, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengujian Kepuasan Pengguna", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 184, "width": 220, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian kepuasan pengguna dilakukan oleh 10 orang yang brasal dari kalangan masyarakat umum diminta memberikan nilai pada pertanyaan- pertanyaan yang telah disusun. Jawaban masing- masing penguji kemudian dikumpulkan dan rekapitulasi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 265, "width": 152, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 277, "width": 75, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5.1. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 288, "width": 220, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi klasifikasi berbasis web menggunakan Naïve Bayes dapat memberikan kemudahan untuk melakukan analisa sentimen secara otomatis dan memudah kan dalam analisa kepuasan pelanggan, Hasil pengujian kekuatan aplikasi dilakukan menggunakan pengujian accuracy , precision dan recall . Ketiga pengujian tersebut dapat mengukur tingkat keberhasilan aplikasi dari sisi algoritma yang dipakai. Accuracy aplikasi mencapai hasil yang sangat baik dengan mencapai angka 93%. Hasil pengukuran precision untuk kelas netral menempati angka tertinggi yaitu 100%, kelas positif 86,6% dan kelas negatif mencapai 93,3%. Sementara itu untuk hasil recall kelas netral mencapai 93,7%, kelas positif 92,8 dan kelas negatif sebesar 93,3%. Hasil precision dan recall yang mencapai angka diatas 85% menunjukkan bahwa algoritma Naïve Bayes sudah berfungsi dengan baik pada aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 507, "width": 49, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5.2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 518, "width": 219, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan sebagai data training hendaknya bisa langsung dimasukkan dan diperbarui langsung oleh pengguna dengan penambahan menu import data training, Pengguna hendaknya bisa melihat detil tahap preprocessing, Aplikasi bisa dikembangkan agar dapat diakses secara online menggunakan jaringan internet.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 610, "width": 93, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 622, "width": 219, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Budi, S., 2017. Text mining untuk analisis sentimen review film menggunakan algoritma K-Means. Techno. Com , 16 (1), pp.1-8.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 656, "width": 219, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Fanissa, S., Fauzi, M.A. and Adinugroho, S., 2018. Analisis Sentimen Pariwisata di Kota Malang Menggunakan Metode Naive Bayes dan Seleksi Fitur Query Expansion Ranking. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN , 2548 , p.964X.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 725, "width": 219, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Mubarok, M.S., Adiwijaya and Aldhi, M.D., 2017, August. Aspect-based sentiment analysis to review products using Naïve Bayes. In AIP", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 190, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika)", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 50, "width": 114, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1, Februari 2022", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 789, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 81, "width": 198, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conference Proceedings (Vol. 1867, No. 1, p. 020060). AIP Publishing LLC.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 219, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Putra, J.W.G., 2019. Pengenalan Konsep Pembelajaran Mesin dan Deep Learning. Tokyo. Jepang .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 219, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Salam, N.S.N., Supianto, A.A. and Perdanakusuma, A.R., 2019. Analisis Sentimen", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 161, "width": 198, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Opini Mahasiswa Terhadap Saran Kuesioner", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 173, "width": 198, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Kinerja Dosen dengan Menggunakan TF-IDF dan K-Nearest Neighbor. Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 196, "width": 198, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN , 2548 , p.964X.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 219, "width": 219, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Santoso, J.C., 2020. PENGARUH ULASAN ONLINE TERHADAP MINAT PEMESANAN HOTEL PADA PENGGUNA TRAVELOKA. Jurnal Hospitality dan", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 265, "width": 93, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Jasa , 8 (1).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 219, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Saritas, M.M. and Yasar, A., 2019. Performance analysis of ANN and Naive Bayes classification", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 81, "width": 198, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "algorithm for data classification. International Journal of Intelligent Systems and Applications in Engineering , 7 (2), pp.88-91.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 116, "width": 219, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Sugiyanto, S., Maswarni, M., Nofiar, N., Yusuf, S. and Fitria, J.R., 2020. Tata Kelola Kandang Dan Pakan Serta Implikasinya Pada Penggemukan Sapi Studi Pada Desa Sindanglaya Kecamatan Tanjung Siang Kabupaten Subang. Abdi Laksana: Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 184, "width": 157, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengabdian Kepada Masyarakat , 1 (2).", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 196, "width": 219, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Windiarti, N.R., 2018. Klasifikasi opini netizen berbahasa", "type": "List item" }, { "left": 389, "top": 208, "width": 137, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia berbasis twitter", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 219, "width": 198, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan metode improved K-Nearest neighbor (Doctoral dissertation, Universitas", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 242, "width": 158, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 254, "width": 219, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Yudhanto, Y. and Prasetyo, H.A., 2018. Panduan Mudah Belajar Framework Laravel . Elex Media Komputindo.", "type": "List item" } ]
d69df6fb-e3d8-0b4c-7202-725a32825c94
https://ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/article/download/2008/932
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 156, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 38, "width": 17, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "225", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 52, "width": 272, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 6 No. 3, September 2022 (225-231) e-ISSN: 2685-5607", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 308, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 6 No. 3, September 2022 http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/index", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 79, "width": 399, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-FILING USAGE EFFECTIVENESS IN REPORTING SPT REGISTERED AS EMPLOYEE INDIVIDUAL TAXPAYERS", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 112, "width": 216, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ines Saraswati Machfiroh 1 , Marliza Noor Hayatie 2", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 123, "width": 249, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1&2 Politeknik Negeri Tanah Laut, Indonesia Email: [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 159, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 471, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study uses the effectiveness ratio used to calculate the E-filing usage level for individual taxpayers registered in the Pelaihari area. The use of this effectivity ratio is by dividing the number of individual taxpayers of employees reporting E-filing by the number of individual employee taxpayer data multiplied by 100%. This study aims to determine the effectiveness of E-filing usage in reporting the SPT of individual taxpayers of employees registered in KP2KP Pelaihari and the understanding level of individual taxpayers registered in KP2KP Pelaihari on E-filing usage. Based on the calculation using the effectiveness ratio, the level of effectiveness on E-filing usage on the individual taxpayers of employees who are registered in KP2KP Pelaihari can be said as quite effective according to the results of the data obtained, but it's just that taxpayer understanding level is lacking on E-filing usage because they do not understand how to fill in the SPT using the E-filing system.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 153, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Efectiveness; e-filing; SPT", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 320, "width": 463, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-FILING DALAM PELAPORAN SPT YANG TERDAFTAR SEBAGAI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI KARYAWAN", "type": "Section header" }, { "left": 282, "top": 355, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 471, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan rasio efektivitas yang digunakan untuk menghitung tingkat penggunaan E-filing wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar di daerah Pelaihari. Penggunaan rasio efektivitas ini yaitu dimana jumlah wajib pajak orang pribadi karyawan lapor E-filing dibagi banyaknya data wajib pajak orang pribadi karyawan dikali dengan 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan E-filing dalam pelaporan SPT wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari serta tingkat pemahaman wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari terhadap penggunaan E-filing . Berdasarkan perhitungan menggunakan rasio efektivitas, tingkat efektivitas penggunaan E-filing pada wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari sudah bisa dikatakan cukup efektif sesuai dengan hasil data yang diperoleh, namun hanya saja tingkat pemahaman wajib pajak yang kurang terhadap penggunaan E-filing karena belum memahami cara pengisian SPT menggunakan sistem E-filing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 159, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : efektivitas; e-Filing; SPT", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "226", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 52, "width": 85, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2685-5607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 428, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektivitas Penggunaan E-Filing dalam Pelaporan SPT yang Terdaftar Sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan (Ines Saraswati Machfiroh dan Marliza Noor Hayatie)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, menjelaskan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan pera-turan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak dibagi menjadi dua yaitu wajib pajak orang pribadi yaitu wajib pajak tidak memiliki suami sebagai kepala keluarga atau belum menikah dan wajib pajak ba-dan yaitu pembayar pajak termaksud badan usaha bahkan dalam operator dibidang usaha baik yang mem-iliki bahkan tidak memiliki usaha. Kewajiban utama wajib pajak yang seharusnya dilakukan yaitu mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, membayar, melaporkan atau memenuhi kewajibannya membayar pajak guna kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan yang diberikan untuk wajib pajak harus memperhatikan keamanan data dan mematuhi peraturan perundang-undangan perpajakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 471, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tingkat kepatuhan dalam membayarkan pajak masih belum sepenuhnya dilakukan oleh wajib pajak, banyak wajib pajak tidak patuh dalam memenuhi kewajibannya dalam membayarkan pajak. Masyarakat yang teraftar sebagai wajib pajak harus melakukan pelaporan pajak, yaitu dengan Surat Pemberitahuan (SPT). Namun, banyak masyarakat yang tidak menerapkan penggunaan website E-filing untuk mempermu-dah wajib pajak melaporkan SPT. Oleh karena itu, DJP, KPP, dan KP2KP melakukan sosialisasi kepada wajib pajak dengan memberikan peraturan atau tata cara dalam melaporkan SPT menggunakan E-filing secara online. Dengan adanya pengisian SPT secara online melalui website DJP, wajib pajak tidak lagi mengisi SPT secara manual atau meminta surat setoran pajak ke Kantor Pajak dan mengisi formulir satu-persatu sesuai dengan data wajib pajak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 471, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah mengisi formulir, wajib pajak kemudian pergi ke Bank untuk mengantri dalam membayar pa-jak, setelah membayar pajak dari Bank wajib pajak kembali ke kantor pajak untuk melaporkan pajak sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Ada banyak sekali proses yang dilakukan wajib pajak jika dalam pelaporan SPT secara manual dengan mengeluarkan biaya bensin dan waktu karena harus mengurus be-berapa data dan mendatangi beberapa kantor yang berkaitan dengan prosedur dalam pembayaran atau penyampaian SPT. Pemungutan pajak atau penyampaian SPT bukanlah suatu hal yang mudah, selain peg-awai harus aktif, masyarakat juga harus memiliki kesadaran akan membayar pajak. Tetapi masyarakat sela-lu menghindari dalam membayar pajak, padahal semua itu demi kesejahteraan masyarakat dan negaranya itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 471, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka dari itu ketidaktahuan masyarakat akan membayar pajak masih sangat kurang dengan ren-dahnya ilmu pengetahuan masyarakat dan pemahaman teknologi terhadap peraturan perpajakan. Efektivi-tas adalah suatu tujuan yang harus dicapai dan bisa dikatakan efektif bila suatu kegiatan tercapai dalam mendapatkan tujuan dari akhir kebijakan (Spending Wisely). Semakin tinggi output dalam pencapaian tujuan, maka semakin efektif proses kerja suatu organisasi. Penyampaian dan pelaporan SPT dengan E-filing bisa memudahkan wajib pajak secara cepat atau realtime. Dalam penggunaan ini wajib pajak akan lebih efektif dalam melakukan semua pekerjaannya secara cepat dan tepat. Semua fasilitas yang diberikan untuk wajib pajak akan memiliki manfaat dan berdampak positif bagi masyarakat sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 102, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 471, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengertian Efektivitas Secara umum yaitu pencapaian tujuan yang tepat dengan tujuan dari serangkaian alternatif atau cara untuk memilih beberapa pilihan lainnya. Efektivitas sebagai pengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan- tujuan yang ditentukan (Melli Punjiani, 2020). Tujuan dari efektivitas yaitu mengukur rasio keberhasilan, semakin tinggi rasio akan semakin efektif, standar minimal rasio keberhasilan yaitu 100% atau realisasi sama dengan target yang ditentukan. Rasio dibawah standar minimal keberhasilan dikatakan tidak efektif. Tingkat efektivitas dapat digolongkan kedalam beberapa kategori yaitu sebagai berikut (Garry A.G. Dotulong, 2014): (1) Hasil perbandingan tingkat pencapaian diatas 100% sangat efektif. (2) Hasil perbandingan tingkat pencapaian 75%-100% efektif. (3) Hasil perbandingan tingkat pencapaian 51%-75% cukup efektif. (4) Hasil perbandingan tingkat pencapaian 26%-50% kurang efektif. (5) Hasil perbandingan tingkat pencapaian dibawah 25% tidak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 471, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wajib Pajak menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi membayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 mengenaiKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, disebutkan: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termaksud pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 665, "width": 471, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasal 1 angka 11 Undang-Undang KUP mendefinisikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sebagaisurat yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan penghitungan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, atau harta dan kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Perpajakan n.d.). Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan mengatur bahwa batas waktu penyampaian SPT adalah: (1) SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak. (2) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 156, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "227", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 52, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2685-5607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 264, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 6 No. 3, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 78, "width": 470, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Orang Pribadi (WPOP), paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak. (3) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 471, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP-88/PJ/2004 tanggal 14 Mei 2004 KEP-05/PJ/2005 tanggal 12 Januari 2005 mengenai Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan melalui Elektonik ( E-filing ) pada Perusahaan Jasa Aplikasi (ASP), “ E-filing adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Tahunan berbentuk formulir elektronik dalam media computer, penyampaian dilakukan secara elektronik berbentuk data digital kemudian ditransfer atau disampaikan ke DJP melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang ditunjuk pihak DJP melalui proses secara online dan realtime .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 139, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 471, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis menggunakan Jenis data dalam penelitiannya yaitu menggunakan objek data kuantitatif yang dapat menggambarkan suatu data objek yang diteliti dan diperoleh berupa data kuantitatif berupa angka yang meliputi jumlah penggunaan Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan terdaftar diKP2KP Pelaihari terhadap penggunaan E-filing . Sedangkan pada data kualitatif yaitu hasil dari wawancara terhadap Kepala bagian dari KP2KP Pelaihari dengan beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan dalam melaporkan SPT. Penulis menggunakan sumber data pada Data Primer berupa data yang terdapat di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pelaihari berupa data jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan yang terdaftar pada sistem E-filing di daerah Pelaihari. Sedangkan Data sekunder didapat melalui media perantara seperti data pendukung yang berisikan dokumen-dokumen tentang Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pelaihari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 470, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka, dokumentasi, dan observasi. Adapun teknik analisis digunakan dalam menganalisis data penelitiannya yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 139, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknis Analisis Data Kuantitatif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 471, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis menggunakan analisis rasio efektivitas untuk memudahkan dalam mengetahui penggunaan terhadap sistem E-filing bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Pujo Gunarso, 2016):", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 376, "width": 315, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑃𝑂𝑃 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝐸 − 𝐹𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 383, "width": 218, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑊𝑃𝑂𝑃 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑥 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 414, "width": 138, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknis Analisis Data Kualitatif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 473, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengumpulan data berupa informasi dalam rangka mencapai tujuan penelitian, sehingga memudahkan penulis menganalisis data. Reduksi data dengan mengumpulkan data berhubungan dengan data Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari dalam melaporkan SPT menggunakan sistem E-filing. Penyajian data berbentuk uraian singkat dan tabel, penyajian data yang dilakukan berbentuk tabel dalam perhitungan guna mengetahui efektivitasnya penggunaan E-filing bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari. Pada tahap penarikan kesimpulan, penulis merangkum dan menyimpulkan hasil keseluruhan penelitian dari perhitungan yang telah dilakukan. Sehingga dapat memberikan pemahaman secara jelas dari hasil akhir penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 134, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 470, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut merupakan data jumlah wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pelaihari dan jumlah wajib pajak orang pribadi karyawan lapor SPT menggunakan sistem E-filing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 450, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan Terdaftar di KP2KP Pelaihari Tahun 2014-2019", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 576, "width": 453, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Jenis WP Daftar SD Sekarang Daftar SD 2019 Daftar SD 2018 Daftar SD 2017 Daftar SD 2016 Daftar SD 2015 Daftar SD 2014 1 Badan 1.230 1.041 939 778 524 437 384 2 Bendahara 232 170 162 156 150 142 135 3 OP Karyawan 8.531 7.720 7.174 6.248 5.744 5.399 4.980 4 OP Non Karyawan 4.224 2.436 1.969 1.599 1.185 894 727", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 147, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : KPP Pratama Banjarbaru", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 471, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah wajib pajak yang mendaftar sebagai wajib pajak orang pribadi karyawan dari tahun 2014-2019 selalu mengalami kenaikan. Di tahun sekarang ini yaitu tahun 2020 jumlah wajib pajak yang terdaftar sebagai wajib pajak orang pribadi karyawan sebesar 8.531, dengan peningkatan seperti ini pihak KP2KP Pelaihari selalu membantu dan melakukan sosialisasi terhadap pihak wajib pajak orang pribadi karyawan agar selalu memahami dan mentaati", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "228", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 52, "width": 85, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2685-5607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 428, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektivitas Penggunaan E-Filing dalam Pelaporan SPT yang Terdaftar Sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan (Ines Saraswati Machfiroh dan Marliza Noor Hayatie)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 78, "width": 470, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peraturan perpajakan. Oleh karena itu, dilakukannya sosialisasi dapat membantu wajib pajak sadar akan membayar pajak demi kesejahteraan masyarakat itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 113, "width": 464, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan Lapor SPT menggunakan E-filing No Jenis WP Jml h WP Lpo r 201 9 Jmlh Pelap oran 2019 Jml h WP Lpo r 201 8 Jmlh Pelap oran 2018 Jml h WP Lpo r 201 7 Jmlh Pelap oran 2017 Jml h WP Lpo r 201 6 Jmlh Pelap oran 2016 Jml h WP Lpo r 201 5 Jmlh Pelap oran 2015 Jml h WP Lpo r 201 4 Jmlh Pelap oran 2014 1 OP Karyaw an 4.47 2 4.638 4.06 5 4.258 3.92 5 4.093 3.87 3 4.033 859 869 288 295 2 OP Non Karyawa n 7 7 6 9 4 5 4 4 - - - -", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : KPP Pratama Banjarbaru", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 471, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dibawah ini merupakan cara perhitungan guna melihat efektivitas penggunaan E-filing dalam penyampaian atau pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 332, "width": 290, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = Jumlah WPOP Karyawan Lapor secara E − Filing", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 339, "width": 204, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah Data WPOP Karyawan x 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 358, "width": 53, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun 2014:", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 368, "width": 327, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = Jumlah WPOP Karyawan Lapor secara E − Filing Jumlah Data WPOP Karyawan x 100% Rasio Efektivitas = 288 4.980 x 100% = 5,78 atau 6%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 53, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun 2015:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 427, "width": 327, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = Jumlah WPOP Karyawan Lapor secara E − Filing Jumlah Data WPOP Karyawan x 100% Rasio Efektivitas = 859 5.399 x 100% = 15,91 atau 16%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 53, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun 2016:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 486, "width": 327, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = Jumlah WPOP Karyawan Lapor secara E − Filing Jumlah Data WPOP Karyawan x 100% Rasio Efektivitas = 3.873 5.744 x 100% = 67,43 atau 67%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 53, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun 2017:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 545, "width": 327, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = Jumlah WPOP Karyawan Lapor secara E − Filing Jumlah Data WPOP Karyawan x 100% Rasio Efektivitas = 3.925 6.248 x 100% = 62,82 atau 63%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 595, "width": 53, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun 2018:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 604, "width": 327, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = Jumlah WPOP Karyawan Lapor secara E − Filing Jumlah Data WPOP Karyawan x 100%", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 629, "width": 226, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = 4.065 7.174 x 100% = 56,66 atau 57%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 53, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun 2019:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 663, "width": 327, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasio Efektivitas = Jumlah WPOP Karyawan Lapor secara E − Filing Jumlah Data WPOP Karyawan x 100% Rasio Efektivitas = 4.472 7.720 x 100% = 57,93 atau 58%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 156, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "229", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 52, "width": 85, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2685-5607", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 264, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 6 No. 3, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 79, "width": 470, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3 Rasio Tingkat Penggunaan E-filing Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan terdaftar pada KP2KP Pelaihari Tahun 2014-2019", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 122, "width": 408, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun Jumlah WPOP Karyawan Menggunakan E-filing Persentase 2014 4.980 288 6 % 2015 5.399 859 16 % 2016 5.744 3.873 67 % 2017 6.248 3.925 63 % 2018 7.174 4.065 57 % 2019 7.720 4.472 58 % Sumber : Hasil Olah Data", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 470, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan dari perhitungan data diatas berikut klasifikasi pengukuran untuk menentukan kriteria efektivitas wajib pajak orang pribadi karyawan dalam pelaporan SPT Tahunan:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 278, "width": 282, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4 Klasifikasi Pengukuran Persentase Kriteria 1% - 25% Tidak Efektif 26% - 50% Kurang Efektif 51% - 75% Cukup Efektif 76% - 100% Efektif >100% Sangat Efektif", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 376, "width": 136, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : (Ika Rochmania, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 471, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data diatas dari hasil perhitungan menggunakan rasio efektivitas dapat diketahui tingkat efektif dari banyaknya wajib pajak orang pribadi karyawan lapor SPT menggunakan sistem E-filing . Berikut hasil perhitungan rasio efektivitas dari data yang telah dihitung:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 470, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5 Perhitungan Efektivitas Penggunaan E-filing Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan yang terdaftar di KP2KP Pelaihari Tahun 2014-2019", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 478, "width": 344, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun Menggunakan E-filing Persentase Tingkat Efektif 2014 288 6 % Tidak Efektif 2015 859 16 % Tidak Efektif 2016 3.873 67 % Cukup Efektif 2017 3.925 63 % Cukup Efektif 2018 4.065 57 % Cukup Efektif 2019 4.472 58 % Cukup Efektif", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 582, "width": 108, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Hasil Olah Data", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 605, "width": 470, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melihat dari data sebelumnya yang menujukkan jumlah wajib pajak orang pribadi karyawan terdaftar setiap tahun selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan, karena setiap tahun perusahaan maupun pemerintahan Indonesia selalu memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang masih pengangguran, dapat dilihat pada tabel 1 memperlihatkan jumlah wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar setiap tahunnya selalu meningkat. Di tahun 2020 jumlah wajib pajak tedaftar sebagai wajib pajak orang pribadi karyawan mencapai sebesar 8.531 wajib pajak. Meskipun sebagian besar dari masyarakat Indonesia memiliki usaha masing-masing dan penghasilan sendiri, wajib pajak taat akan membayar pajak dan lapor SPT Tahunan dengan tepat waktu, karena adanya sistem E-filing yang memudahkan wajib pajak dalam pelaporan SPT Tahunan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 471, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data tabel 2, jumlah wajib pajak terdaftar tahun 2019 mencapai 7.720 wajib pajak dibandingkan pada tahun sebelumnya, sedangkan tahun 2014 jumlah wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar masih sebesar 4.980, karena pada tahun itu masyarakat masih banyak yang belum memenuhi syarat untuk menjadi wajib", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "230", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 52, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2685-5607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 428, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektivitas Penggunaan E-Filing dalam Pelaporan SPT yang Terdaftar Sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan (Ines Saraswati Machfiroh dan Marliza Noor Hayatie)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 78, "width": 471, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pajak dan belum taat untuk pembayaran pajak. Setelah dilakukannya perubahan undang-undang mengenai perpajakan yang mengharuskan wajib pajak taat dalam membayarkan pajak dan mendaftarkan diri sebagai wajib pajak karena telah memiliki penghasilan sesuai dengan kriteria pendapatan wajib pajak tersebut. Rasio tingkat penggunaan E-filing pada tahun 2014-2015 dikatakan tidak efektif karena sistem E-filing baru saja diluncurkan. Jadi, banyak wajib pajak tidak mengetahui sistem E-filing dan sebagian besar wajib pajak masih melaporkan SPT secara manual. Tahun 2016-2019 penggunaan E-filing sudah bisa dikatakan cukup efektif karena dari pihak DJP maupun KPP dan KP2KP selalu melakukan sosialisasi kepada wajib pajak orang pribadi karyawan terdaftar pada KP2KP Pelaihari mengenai adanya sistem terbaru yaitu E-filing . Dengan dibuatkannya sistem E-filing ini, wajib pajak orang pribadi karyawan terdaftar pada KP2KP Pelaihari tidak perlu jauh-jauh melapor SPT Tahunan ke kantor pajak terdekat, cukup dengan membuka website dari rumah atau tempat dimana saat ini Anda berada yaitu dengan membuka link website yang telah disediakan oleh pihak DJP sudah dapat melaporkan SPT Tahunan dengan tepat waktu dalam jangka waktu yang diberikan. Banyak sekali manfaat dan keuntungan dari E-filing ini bagi wajib maupun pihak DJP selaku otoritas pengelola administrasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 471, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-filing ini sudah cukup efektif untuk wajib pajak orang pribadi karyawan agar mengerti mengenai cara pengisian dan pelaporan SPT Tahunan, karena sebelumnya dilakukan dengan manual dan mengisi formulir yang begitu banyak dan kemungkinan bisa terjadinya kerusakan apabila terkena air dan sebagainya.Oleh karena itu, pihak DJP mengeluarkan sistem ini guna mempermudah pekerjaan wajib pajak orang pribadi karyawan dan taat akan pelaporan SPT Tahunan terutama bagi karyawan biasanya memiliki slip gaji dari perusahaan dari tempat mereka bekerja. Setelah melakukan wawancara dengan wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari terkait pengguaan E-filing dalam pelaporan SPT Tahunan, berikut tanggapan dari Muhammad Rizki Saputra selaku wajib pajak yang terdaftar sebagai karyawan yang ada diKP2KP yang menjabat sebagai Pelaksana dikantor KP2KP Pelaihari. Beliau menanggapi bahwa adanya E-filing jauh lebih efektif dari pada lapor SPT Tahunan secara manual, yang biasanya harus mengisi formulir berlembar-lembar, dengan E-filing lebih mudah cukup dengan menggunakan gawai bisa lapor SPT Tahunan dimanapun dan kapanpun mau. Lapor SPT? E-filing aja! Hal ini dikemukakan oleh Aris selaku wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar diKP2KP Pelaihari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 471, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun tanggapan dari Kepala KP2KP Pelaihari mengenai E-filing yang begitu dianjurkan bagi wajib pajak. Beliau mengatakan bahwa banyak sekali manfaat dan keuntungan yang didapat wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan, diantaranya mengurangi kontak langsung wajib pajak kepada petugas pajak yang lebih efesien waktu dan biaya. Dalam melaporkan SPT menggunakan E-filing bisa dilakukan kapan dan dimana saja selama ada jaringan internet dalam keadaan stabil. Pelaporan SPT Tahunan menggunakan E-filing tidak dipungut biaya sama sekali dan dilakukan secara gratis. Beliau menghimbau wajib pajak agar dalam lapor SPT Tahunan menggunakan E-filing , karena E-filing sangat mempermudah wajib pajak dan dilakukan secara cepat dan realtime dan bisa dikatakan cukup efektif dalam penggunaannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 68, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 471, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun kesimpulan yang dapat penulis jelaskan dalam penelitian ini mengenai efektivitas penggunaan E-filing dalam pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi Karyawan terdaftar di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Pelaihari, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan E-filing dalam melaporkan SPT Tahunan yang terdaftar sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan saat ini sudah bisa dikatakan cukup efektif sesuai dengan hasil perhitungan menggunakan rasio efektivitas. Sebagian besar wajib pajak orang pribadi karyawan telah memahami tata cara pengisian SPT melalui E-filing . Sebagian wajib pajak masih melaporkan SPT secara manual, maka dari itu penggunaan E-filing dalam pelaporan SPT bisa dikatakan cukup efektif. (2) Tingkat pemahaman wajib pajak orang pribadi karyawan yang terdaftar di KP2KP Pelaihari pada penggunaan E-filing melalui pelaporan SPT Tahunan masih banyak yang belum mengerti mengenai tata cara pengisiannya. Akibat ketidakpahaman mengenai E-filing ini pihak KP2KP Pelaihari melakukan sosialisasi seperti memberikan contoh tata cara pengisian SPT menggunakan E-filing untuk wajib pajak guna mengerti mengenai prosedur pengisiannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 471, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk dapat meningkatkan penelitian dibidang ini, terdapat beberapa saran pengembangan penelitian sebagai berikut: (1) Untuk Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pelaihari agar lebih memperhatikan wajib pajak yang masih belum memahami mengenai cara pengisian SPT menggunakan sistem E- filing , terutama bagi wajib pajak yang sudah berusia karena kurang pahamnya teknologi di zaman sekarang ini. (2) Untuk penelitian tugas akhir selanjutnya, dalam pengerjaan tugas akhir jika menggunakan masalah penelitian yang sama, sebaiknya metode yang digunakan bisa ditingkatkan lagi dan mencari tahu mengenai akibat permasalahan dalam penelitian selanjutnya. (3) Untuk penelitian tugas akhir ini, sebaiknya dijadikan evaluasi atas efektivitasnya penggunaan E-filing dalam pelaporan SPT Tahunan guna melihat tingkat pemahaman wajib pajak terhadap penggunaan E-filing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 156, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "231", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 52, "width": 85, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2685-5607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 264, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 6 No. 3, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 96, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 470, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Garry A.G. Dotulong, d. (2014). Analisis Potensi Penerimaan dan Efektivitas Pajak Restoran Di Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 14 , 98.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 470, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ika Rochmania, d. (2018). Implementasi E-filing dan Sosialisasi Perpajakan Studi Kualitatif pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Rungkut. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 7 , 9.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 470, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melli Punjiani, d. (2020). Analisis Efektivitas Penggunaan E-system Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Timur. 2.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 470, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pujo Gunarso. (2016). Efektivitas Manajemen E-system dalam Pelayanan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pelaporan SPT (e-FILLING). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 4 , 28.", "type": "Text" } ]
598d2acb-e345-878f-a9f0-5fdc7018d881
https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/download/71/70
[ { "left": 85, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 780, "width": 234, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 74, "width": 391, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REHABILITASI PARU TERHADAP PERUBAHAN SESAK NAFAS DAN", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 90, "width": 412, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FATIGUE PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK)", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 113, "width": 259, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ida Nur Imamah 1 , Muchlis A.U Sofro 2 , Andrew Johan 3", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 124, "width": 335, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Universitas Diponegoro", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 137, "width": 424, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Divisi Penyakit Infeksi Tropik, KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 162, "width": 269, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan kondisi irreversibel yang berkaitan dengan sesak nafas saat beraktivitas dan penurunan kapasitas fungsional paru. Gejala yang paling sering terjadi pada pasien PPOK adalah sesak nafas dan fatigue . Rehabilitasi paru merupakan salah satu terapi non farmakologis yang dilakukan pada pasien PPOK. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah rehabilitasi paru dapat mengubah sesak nafas dan fatigue pada pasien PPOK. Desain penelitian adalah pre eksperimental dengan one group pretest dan posttest .Responden ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi dan diperoleh sampel sebanyak 17 responden. Rehabilitasi paru dilakukan 2x dalam satu minggu selama 3 minggu. Hasil penelitian berdasarkan uji paired t-test untuk sesak nafas diperoleh nilai p< 0,001 dan nilai p= 0,034 untuk fatigue . Kesimpulan hasil penelitian adalah rehabilitasi paru dapat menurunkan sesak nafas dan menurunkan fatigue pada pasien PPOK.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 408, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), rehabilitasi paru, sesak nafas , fatigue", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is condition of the irreversible pertaining to dyspnea when exertion and decrease in capacity pulmonary functional. The symptoms most often occurs in COPD is dyspnea and fatigue. Pulmonary rehabilitation is the one of therapy non pharmacological done in COPD patients. The purpose of this research to know whether the rehabilitation can be change dyspnea and fatigue in COPD patients. A design study is pre experimental with one group pretest and posttest. Respondents depends on the criteria for inclusion and exclusion, obtained sample from 17 respondents. Pulmonary rehabilitation done twice in one week for 3 weeks. Result of the study based on the paired t-test p value < 0,001 to dyspnea and p= 0,034 to fatigue. The conclusion is rehabilitation can be lowered dyspnea and fatigue in COPD patients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 402, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), Pulmonary Rehabilitation, Dyspnea, Fatigue", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 201, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit kronik yang terjadi karena obstruksi serta hambatan aliran udara kronik yang dapat disebabkan karena adanya bronchitis kronik, emfisema atau karena keduanya. Manifestasi klinis yang paling sering muncul pada pasien PPOK adalah batuk, produksi sputum yang berlebihan, sesak nafas dan aktifitas yang terbatas. Menurut data pada Direktorat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 202, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), terdapat enam kelompok penyakit tidak menular paling banyak di seluruh rumah sakit di", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 582, "width": 201, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, yaitu kanker, Diabetes Melitus (DM), jantung, hipertensi, PPOK dan asma. Tahun 2009 kasus rawat inap PPOK sebanyak 0,93% dari keseluruhan kasus penyakit di rawat inap, tahun 2010 meningkat menjadi 0,95%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi PPOK sebanyak 3,7% dengan jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki 1,2,3 .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 708, "width": 202, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gejala paling dominan pada pasien dengan PPOK adalah sesak nafas yang sering dimulai saat aktivitas.Sesak nafas diketahui dari peningkatan nilai Respiratory Rate (RR) dan penurunan Pulsed Oxygen", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 780, "width": 345, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 202, "height": 277, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "saturation (SpO2). Peningkatan frekuensi pernafasan atau Respiratory Rate (RR) merupakan suatu bentuk upaya kompensasi volume saluran nafas yang kecil. Penurunan SpO2 merupakan gejala awal hipoksemia dan hiperkapnia yang disebabkan adanya gangguan ventilasi dan perfusi serta ditambah hipoventilasi alveolar. Fatigue pada pasien PPOK disebabkan karena disuse atrophy serta gangguan nutrisi serta adanya cytokine yang beredar pada pasien PPOK. Theander (2007) menyatakan bahwa fatigue akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kebutuhan sehari-hari, sebab fatigue tidak hanya gangguan fisik dan fisiologis, namun juga gangguan psikologis, konsentrasi pasien melemah dan depresi. Selain itu fatigue juga mengakibatkan berkurangnya partisipasi pasien PPPOK dalam aktivitas social serta pekerjaan.Kelemahan otot akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan otot", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 84, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(muscle fatigue)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 201, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana didalamnya termasuk juga dengan otor pernafasan 4,5 . Intervensi pada pasien PPOK terdiri dari dua terapi yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologis pada pasien PPOK adalah rehabilitasi paru. Tujuan utama rehabilitasi paru adalah untuk meningkatkan toleransi terhadap latihan, sebab latihan pada pasien PPOK dapat memaksimalkan peningkatan kapasitas kerja.Pasien PPOK akan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 202, "height": 278, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengurangi aktivitas sehari-hari sehingga menyebabkan penurunan fungsi otot skeletal, selain itu juga mengakibatkan penurunan kekuatas otot, penyimpangan energy dan aktivitas enzim metabolik. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang bertemu dengan pasien selama 24 jam sangat berperan dalam rehabilitasi paru, selain sebagai educator, juga sebagai pemberi aktivitas dan latihan. Edukasi yang diberikan adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai perjalanan penyakit dan pengobatan PPOK serta aktivitas yang maksimal.peran perawat dalam latihan sering tidak dilaksanakan dikarenakan program rehabilitasi yang lebih sering dilakukan oleh fisioterapis. Fakta yang terjadi di lapangan, fisioterapis tidak setiap hari, padahal sebaiknya pasien rutin melakukan rehabilitasi sebagai bentuk pencegahan semakin memburuknya kondisi pasien PPOK 6,7 .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 201, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE Penelitian ini bersifat pre- eksperimental dengan rancangan one group pretest and posttest . Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus. Penelitian ini menggunakan populasi pasien PPOK di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Sampel penelitian ditentukan yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan eklusi sebanyak 17 responden.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 211, "width": 202, "height": 189, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran sesak nafas dilakukan dengan menggunakan Borg Scale , yang terdiri dari skala sesak nafas mulai dari 0 sampai dengan 10. Interpretasi skala Borg dimulai dari tidak sesak nafas sampai sesak nafas sangat-sangat berat sekali. Skala Borg juga dapat untuk mengetahui secara awal adanya fatigue yang dialami pasien PPOK. Hasil uji validitas dan realibilitas pada Borg scale menunjukkan nilai Cronbach alph a 0,77 – 0,91. Skala Borg juga aplikatif digunakan di klinik, karena Borg Scale mudah dipahami oleh perawat maupun tenaga kesehatan lain dan dapat dilakukan dalam waktu singkat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 401, "width": 202, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran fatigue pada pasien PPOK menggunakan Manchester COPD Fatigue Scale (MCFS) yang terdiri dari 27 pertanyaan yang berhubungan dengan fatigue secara fisik, psikologis dan sosial. Penilaian MCFS terdapat 5 kategori respon pada setiap item pertanyaan, dengan penilaian 0 sampai dengan 2. Nilai 0 untuk tidak pernah, 0,5 kategori jarang, kadang- kadang bernilai 1, sering bernilai 1,5 dan selalu bernilai 2. Total nilai dari 27 pertanyaan tersebut adalah 0 sampai dengan 54, dengan kategori semakin tinggi skor maka lebih fatigue.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 592, "width": 37, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 603, "width": 201, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Distribusi berdasarkan Usia dan", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 616, "width": 205, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lama Menderita PPOK No Variabel Mean SD Min – Max 1. Usia (Tahun) 64,24 7,370 49 – 80 2. Lama menderita PPOK 11,76 9,833 1 – 40", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 706, "width": 201, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia rata-rata subjek penelitian 64,24 tahun, lama menderita PPOK rata-rata :11,76 tahun. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Novianti (2015) dan Ikalius (2007) memiliki rata-rata usia pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 780, "width": 234, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 201, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok kontrol 59,9 tahun dan kelompok perlakuan 61,9 tahun. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Novianti (2015) yang menyatakan bahwa usia merupakan faktor resiko PPOK. Rata-rata responden telah menderita PPOK selama 11,76 tahun dengan standar deviasi 9,833 8,9 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 201, "height": 167, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Distribusi jenis kelamin, pekerjaan, merokok No Variabel n % 1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 16 1 94,1 5,9 2. Riwayat Merokok Tidak Merokok 14 3 82,4 17,6 3. Pekerjaan Tidak Bekerja Petani/Pedagang PNS/TNI/Polri Lain-lain 9 1 1 8 52,9 5,9 5,9 35,3", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 202, "height": 354, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah responden paling banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 16 responden (94,1%). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang menyatakan bahwa PPOK paling banyak diderita pada laki-laki dibandingkan perempuan. Berdasarkan penelitian secara keseluruhan14 responden (82,4%) memiliki riwayat merokok dan 3 responden (17,6%) tidak memiliki riwayat merokok. Guyton (2008) perokok memiliki prevalensi yang lebih tinggi terhadap terjadinya kelainan fungsi paru.Asap yang dihasilkan oleh rokok akan mengganggu fungsi endotel dan menyebabkan aliran udara menjadi terhambat. Kondisi ini akan terjadi secara progresif dan irreversible. Hasil penelitian untuk karakteristik responden berdasarkan pekerjaan mayoritas responden tidak bekerja sebanyak 9 responden (52,9%). Jenis pekerjaan pasien secara tidak langsung menggambarkan aktivitas fisik yang dilakukan pasien sehari-hari. Fatigue dapat ditimbulkan karena adanya aktivitas saat melakukan pekerjaan. Kondisi fatigue pada pasien kronik seperti PPOK akan menyebabkan terjadinya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 201, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penurunan konsentrasi, malaise, gangguan tidur,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 201, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gangguan emosional dan penurunan kemampuan 3,10,11 .", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 72, "width": 201, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Nilai rerata Sesak Nafas Pretest Posttest Difference Mean 4,76 2,47 -2,29 Standar Deviasi 1,44 1,38 0,06", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 147, "width": 202, "height": 315, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian diketahui bahwa rata- rata sesak nafas pada responden sebelum dilakukan rehabilitasi paru 4,76. Penurunan sesak nafas terjadi setelah dilakukan rehabilitasi paru 2x seminggu selama 3 minggu dengan nilai rata-rata Borg 2,47. Berdasarkan BORG Scale diketahui bahwa rata-rata difference sebelum dan sesudah rehabilitasi paru adalah -2,29. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Ikalius (2007) yang menunjukkan terjadinya peningkatan kapasitas fungsional paru pada responden PPOK yang dilakukan rehabilitasi paru.Peningkatan kapasitas fungsional paru terjadi pada kelompok perlakuan yang diberikan rehabilitasi paru yang terdiri dari fisioterapi dada dan latihan sepeda statis 3x dalam seminggu selama 8 minggu. Hasil yang diperoleh pada kelompok perlakuan meningkat 55 (26,6) m dengan median 47 m dengan nilai p< 0,05 yang diukur dengan uji jalan 6 menit. Basuki (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa latihan nafas diafragma berpengaruh terhadap penurunan sesak nafas pasien PPOK 8,12 .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 469, "width": 202, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Nilai rerata Fatigue Pretest Posttest Difference Mean 21,65 20,82 -0,83 Standar Deviasi 3,26 3,59 0,33 Rata-rata nilai fatigue sebelum dilakukan rehabilitasi paru adalah 21,65 dan sesudah dilakukan rehabilitasi paru menjadi 20,82. Nilai rata-rata difference sebelum dan sesudah dilakukan rehabilitasi paru -0,83, yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan nilai fatigue setelah dilakukan rehabilitasi paru.Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zakerimoghadam (2011) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat fatigue setelah dilakukan latihan pernafasan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa latihan pernafasan efektif untuk mengurangi kelelahan pada pasien PPOK, dengan nilai p < 0,001 13 .", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 780, "width": 345, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 201, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis paired t-test No Kelompok p 1. Sesak Nafas Pretest Posttest 0,000 2. Fatigue Pretest posttest 0,034 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil paired t-test nilai p< 0,001, yang artinya terdapat perbedaan sesak nafas sesudah diberi rehabilitasi paru. Hasil tersebut sama dengan penelitian Hafiizh (2013) yang melakukan pursed lip breathing pada pasien PPOK, hasilnya setelah diberi perlakuan nilai p= 0,007 untuk indikator respiratory rate (RR) dan p= 0,004 untuk", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saturation Pulsed Oxygen (SpO2).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 201, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemberian pursed lip breathing (PLB) berpengaruh terhadap penurunan RR dan peningkatan SpO2 pada pasien PPOK 14 . Berdasarkan tabel 5 untuk mengetahui fatigue diketahui nilai p=0,034 artinya terdapat perubahan fatigue sebelum dan sesudah rehabilitasi paru. Hasil tersebut sama dengan penelitian Zakerimoghadam (2011) yang memberikan breathing exercise pada kelompok perlakuan, dengan rata-rata intensitas fatigue pada kelompok perlakuan menurun menjadi 40,916±14,4 dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 201, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok kontrol menjadi 52,20±8,539 dengan nilai p= 0,001. Kesimpulan penelitian yang dilakukan Zakerimoghadam adalah breathing exercise efektif untuk menurunkan fatigue pada pasien PPOK 13 . Program rehabilitasi paru yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 201, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan bertujuan untuk memperbaiki dan mengontrol dari gejala penyakit PPOK yang muncul. Hubungan antara dyspnea , aktivitas fisik atau latihan dan fatigue, exercise yang menggabungkan dengan respirasi exercise mengurangi kecepatan pernafasan dan meningkatkan alembic aeration .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 201, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan konsentrasi myoglobin setelah dilakukan latihan akan membantu difusi oksigen dari membrane sel ke mitokondria. Latihan yang dilakukan seperti rehabilitasi paru akan meningkatkan kapasitas otot rangka untuk melakukan metabolism aerob sehingga energi yang terbentuk lebih besar 7,15 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 201, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasien dengan PPOK selain akan mengalami penurunan respirasi juga akan mengalami penurunan organ tubuh secara fisiologis, pasien akan mengalami penurunan kualitas hidup, kehilangan nafsu", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 72, "width": 202, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "makan, fatigue dan gangguan tidur. Terapi non farmakologis rehabilitasi paru", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 97, "width": 201, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan salah satu terapi yang bertujuan untuk mengurangi dan mengontrol sesak nafas.Namun, rehabilitasi paru juga dapat memperbaiki ventilasi, mensinkronkan dan melatih kerja otot abdomen serta thorak untuk menghasilkan tekanan inspirasi sehingga dapat melakukan ventilasi maksimal. Peningkatan ventilasi akan meningkatkan perfusi sehingga kadar CO2 arteri darah akan berkurang dan dapat memperbaiki kinerja alveoli, yang pada akhirnya pertukaran gas dapat efektif. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana rehabilitasi paru berpengaruh terhadap penurunan dyspnea dan fatigue. 15,16", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 301, "width": 77, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 312, "width": 201, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rehabilitasi paru yang dilakukan 2x dalam satu minggu selama 3 minggu dapat menurunkan sesak nafas dan fatigue pada pasien PPOK. Hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan program SPSS didapatkan nilai p < 0,001 untuk sesak nafas dan untuk fatigue nilai p= 0,034 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna nilai sesak nafas dan fatigue sebelum dan sesudah rehabilitasi paru.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 464, "width": 201, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan yang dapat dikemukakan bahwa rehabilitasi paru yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional paru dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengurangi kekambuhan sesak nafas dan mengurangi fatigue.Rehabilitasi dapat dilakukan di rumah sakit saat pasien menjalani rawat inap atau dilakukan di rumah sebagai intervensi lanjutan untuk klien PPOK yang menjalani rawat jalan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 617, "width": 104, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 628, "width": 201, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PDPI. (2014). PPOK Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 654, "width": 153, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia . Jakarta :, 2014.p.1-18.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 666, "width": 201, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2012). Buletin Jendela Data dan Pusat Informasi Penyakit Tidak Menular . ISSN 2088 – 270X; Semester II, 2012. Jakarta : Kemenkes RI.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 730, "width": 201, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. (2013). Badan Penelitian dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 14, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 780, "width": 234, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 72, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Kesehatan Kementerian", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 84, "width": 65, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan RI .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 202, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Barnes, PJ. (2011). Asthma and COPD Basic Mechanism and Clinical management Second Edition . Oxford,", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 135, "width": 177, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amsterdam, Boston : Elsevier. p 710-", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 148, "width": 25, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "715.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 201, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Theander, K; Jakobsson, Per. (2008).", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 173, "width": 180, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Severity of Fatigue is Related to Functional Limitation and Health in Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease. International Journal of Nursing Practice, 2008; 14 :", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 236, "width": 42, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "455-462.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 201, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Abidin, Affyarsyah; Yunus, Faisal;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 261, "width": 180, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiyono, Wiwien Heru; Ratnawati,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 202, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anita. Manfaat Rehabilitasi Paru dalam Meningkatkan atau Mempertahankan Kapasitas Fungsional dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di RSUP Persahabatan. Jakarta : RSUP Persahabatan. 7. Hui KP, Hewitt AB. (2003). A Simple", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 202, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pulmonary Rehabilitation Program Improve Health Outcomes and Reduce Hospital Utilization in Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease . Chest 2003; 124 : 94-7. 8. Ikalius; Yunus, Faisal; Suradi; Rachma, Noer. (2007) Perubahan Kualitas Hidup dan Kapasitas Fungsional Penderita Penyakit Paru . Majalah Kedokteran Indonesia, Volume : 57 Nomor : 12, Desember 2007.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 201, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Novianti, Zakiah ; Suradi; Doewes, Muchsin. (2015). Peran Upper Limb dan Lower Limb Exercise Terhadap Kapasitas Latihan dan Fat-Free Mass Penderita Penyakit Paru Obstruksi", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 72, "width": 180, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kronik Stabil. Jurnal Respir Indo Vol 35, No 3 Juli.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 97, "width": 201, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Guyton, AC; Hall, JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 122, "width": 201, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Flowerenty, D.D. (2015). Pengaruh Therapeutic Exercise Walking Terhadap Kualitas Tidur Klien dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di Poli Spesialis Paru B Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember . Skripsi Program studi Ilmu Keperawatan, Jurnal Keperawatan Universitas Jember. 12. Basuki, Duwi; Hariyanto, Agus; Metasari, Dia. (2008). Pengaruh Latihan Nafas Diafragma (Diaphragma Breathing) Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien PPOK Di Ruang Dhoho BRSD Prof. Soekandar Mojosari Mojokerto. Stikes Bina Sehat", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 325, "width": 29, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PPNI.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 337, "width": 201, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Zakerimoghadam. (2006). The Effect of Breathing Exercises on The Fatigue Levels of Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease . Nursing Journal 38 (2); 149 – 152.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 401, "width": 202, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Hafiizh, M.E. 2013. Pengaruh Pursed- Lip Breathing Terhadap Penurunan Respiratory Rate (RR) dan Peningkatan Pulse Oxygen saturation (Sp)2) Pada Penderita PPOK. Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 15. Wouters, EFM. Pulmonary Rehabilitation in Educational Aims. Eur", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 513, "width": 201, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Respir, J 2004, 1 : 33 – 42. 16. Baltzan, MA. (2011). Fatigue in COPD", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 540, "width": 180, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Prevalences and Effect On Outcomes in Pulmonary Rehabilitation . Chronic Respiratory Disease, 8 (2) 119 – 128.", "type": "Text" } ]
511c728d-a71c-c27a-79ba-2dd02469ec67
https://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/seling/article/download/2149/1219
[ { "left": 330, "top": 36, "width": 159, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "SELING", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 92, "width": 280, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Jurnal Program Studi PGRA ISSN (Print): 2540-8801; ISSN (Online):2528-083X Volume 10 Nomor 1 Januari 2024 P. 89-94", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 720, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 179, "width": 441, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "PERSEPSI GURU TERHADAP PENATAAN RUANG KELAS (INDOOR) UNTUK PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 423, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Anike Septiyohana Karokaro 1) Amanah Sholeha 2) Fitri Rahayani 3) Masyunita Siregar 4) 1,2,3,4 Universitas Negeri Jambi Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 321, "width": 399, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Abstrak Ruang kelas bagi anak usia dini adalah sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran dan sebagai hal yang akan membantu mengembangkan anak. TK Swasta Stella Maris Jambi adalah salah satu sekolah untuk pendidikan anak usia dini. Penelitian yang dilakukan ini berupaya untuk mengetahui pandangan guru akan penataan ruang kelas untuk proses belajar. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner kepada guru-guru. Hasil dari penelitian ini adalah ruang kelas untuk proses belajar dinyatakan baik dalam kegunaannya, dekorasi atau hiasan yang ada dalam kelas dapat mempengaruhi anak dalam proses belajarnya, mulai dari hiasan angka/huruf, hewan-hewan dan bunga, juga hasil karya akan kreativitas anak. Dalam menciptakan kelas yang aman dan nyaman, guru-guru memiliki caranya masing-masing yang akan diterapkannya kepada anak-anak. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini adalah pengelolaan ruang kelas pada TK Swasta Stella Maris Jambi dikatakan baik.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 512, "width": 257, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Kata Kunci : Ruang kelas, Pengelolaan, Anak usia dini", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 104, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "LATAR BELAKANG", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 574, "width": 442, "height": 130, "page_number": 1, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pendidikan Anak Usia Dini adalah tahap penting dalam perkembangan anak. Anak- anak mengalami pertumbuhan fisik dan kognitif yang pesat, itulah sebabnya pada masa ini anak disebut usia emas (golden age). Masa dimana anak akan memperoleh banyak pengetahuan dan perkembangan untuk bekalnya di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penataan ruang kelas dalam konteks PAUD menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak lebih optimal. Ruang kelas dalam PAUD bukan hanya tempat anak untuk belajar, tetapi juga menjadi tempat kedua bagi mereka untuk menghabiskan sebagian waktu mereka ketika di luar rumah. Konsep belajar anak usia dini adalah bermain sambil belajar. Pada pembelajaran AUD harus digabungkan antara Pendidikan dan Hiburan (edutainment). Lingkungan belajar anak adalah dunia bermain", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 134, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Anike Septiyohana Karokaro", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 364, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "90 | Volume 10, Nomor 1, Januari 2024 || SELING: Jurnal Program Studi PGRA", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 442, "height": 451, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "mereka, penataan lingkungan belajar merupakan penataan lingkungan fisik (tampak nyata), baik di dalam maupun luar ruangan. Penataan yang dimaksud adalah seperti: bentuk, ukuran ruang, pola, hiasan dinding, dan bahan, ukuran, warna, jumlah peralatan, serta berbagai alat main yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Dengan adanya lingkungan serta fasilitas yang mendukung tersebut, semata-mata tidak hanya untuk tujuan akademik, tetapi juga akan mendorong anak untuk tertarik dan senang dalam kegiatan tersebut. Hubungan antara pengelolaan lingkungan belajar dengan hasil belajar bisa dilihat dari: (1) hubungan pengelolaan tempat belajar dengan hasil belajar, dimana hasil belajar yang dicapai setiap peserta belajar bisa dipengaruhi dari faktor atau keadaan dari lingkungan sekolah itu sendiri. Suprayekti dalam Nokwanti, (2013) mengatakan bahwa lingkungan belajar peserta didik di sekolah bisa memengaruhi akan hasil atau pencapain belajar, oleh karena itu pengelolaan tempat belajar yang sesuai dan tepat dengan keperluan peserta belajar akan memberikan dorongan dan kelancaran proses belajar peserta didik, hingga akan berdampak kepada hasil belajar peserta belajar itu sendiri, (2) hubungan antara bimbingan peserta belajar dengan hasil belajar. Menurutnya, pencapaian hasil belajar setiap peserta didik bisa dipengaruhi dari faktor dari lingkungan sekolah itu sendiri, peserta didik merupakan faktor penting dilingkungan sekolah yang perlu diperhatikan dan dibimbing dengan tepat untuk memastikan kelancaran proses belajar mengajar berjalan dengan semestinya. (3) hubungan antara pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan hasil belajar, artinya tidk terlepas dari tiga tahapan pokok yang diperhatikan supaya tercapai tujuan pembelajaran; yaitu tahap pemula, pengajaran, dan penilaian evaluasi. Karena dalam kegiatan pembelajaran banyak terdapat hal- hal pokok yang menentukan berjalannya proses belajar mengajar itu sendiri. Memahami pengelolaan lingkungan belajar sangat penting, dan untuk menjadi bermakna, yang pertama perlu rumus untuk digabungkan adalah konsep lingkungan belajar. Dari kata “lingkungan” dan “belajar,” dapat dirumuskan dalam hal lingkungan belajar, yang merupakan tempat atau suasana yang mempengaruhi proses perubahan perilaku manusia. Maka, kondisi lingkungan belajar yang nyaman, aman serta kondusif bagi anak sangat penting diciptakan. Saroni (2013: 106) pihak sekolah harus menyediakan lingkungan edukasi yang kondusif. Lingkungan belajar yang tersedia memungkinkan anak untuk mendapatkan bekal aplikatif atas kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, lingkungan tersebut lebih banyak mengarah terkait tujuan kegiatan pada kondisi terbaik. Lingkungan dalam ruangan (indoor) sangat penting bagi anak anak. Lingkungan dan ruangan indoor harus akrab dan menghibur, mengurangi transisi dari suasana di rumah hingga pengaturan awal tahun sekolah. Hal ini melibatkan melengkapi lingkungan fisik dengan perabotan yang lembut, ruangan kecil dan ruang yang sepi. Pengaturan ruangan terbaik memudahkan transisi dengan melayani semua anak, (Beckley, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 122, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan angket atau mengisi kuesioner melalui google form. Instrumen yang digunakan berupa pertanyaan yang terkait dengan data partisipasi dan keterlibatan lembaga terkait dengan pemahaman apakah Penataan Ruang Kelas sudah baik sesuai standar atau belum. Penyebaran Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 36, "width": 264, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Persepsi Guru Terhadap Penataan Ruang Kelas ( Indoor )", "type": "Page header" }, { "left": 146, "top": 693, "width": 369, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Volume 10, Nomor 1, Januari 2024 || SELING: Jurnal Program Studi PGRA | 91", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 145, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 442, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Pada pembahasan ini, peneliti analisis terhadap hasil angket yang diberikan kepada 4 guru TK di TK Swasta Stella Maris Jambi untuk mengetahui persepsi mereka mengenai Penataan Ruang Kelas (indoor) untuk Pembelajaran Anak Usia Dini. Berikut adalah pertanyaan yang digunakan dalam angket Kuesioner, yang dibagi menjadi 3 kelompok Topik: Tata Ruang Kelas, Kenyamanan Ruang dan Dekorasi, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Pengandaian nama : Bu Vera pengajar Playgroup sebagai guru 1, Bu Dores pengajar Paud sebagai guru 2, Bu Risa Sitompul pengajar PRESCHOOL sebagai guru 3, dan Bu Tia pengajar TK B sebagai guru 4. Pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 201, "width": 191, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Tabel 1. Pertanyaan dan Hasil Angket", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 214, "width": 423, "height": 439, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Guru Ruang kelas sudah ditata sesuai dengan kebutuhan anak? Ruang kelas menghadap ke cahaya / memiliki pencahayaan yang cukup? Arsitektur Ruangan / dinding ruang kelas sudah ditata dengan baik? Terdapat kamar mandi / toilet di dalam kelas? 1 3 (Baik) 4 (Sangat Baik) 3 (Baik) Tidak 2 4 (Sangat Baik) 3 (Baik) 3 (Baik) Tidak 3 4 (Sangat Baik) 3 (Baik) 3 (Baik) Tidak 4 3 (Baik) 4 (Sangat Baik) 3 (Baik) Tidak Tabel 2. Pertanyaan dan Hasil Angket Guru Anak sudah merasa nyaman berada di ruang kelas Terdapat mading untuk menempel karya anak di dalam kelas Terdapat jadwal piket kepada setiap anak Terdapat dekorasi dan kreativitas menarik di kelas 1 Ya Ya Ya Ya 2 Ya Ya Ya Ya 3 Ya Ya Tidak Ya 4 Ya Ya Tidak Ya Tabel 3. Pertanyaan dan Hasil Angket Guru Bagaimana cara Anda sebagai guru dalam menata ruangan kelas supaya mendorong pertumubuhan dan perkembangan anak? Apa peran Anda sebagai guru dalam menciptakan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem pembelajaran? Budaya seperti apa yang mendukung lingkungan kelas yang menyenangkan? 1 Menata ruangan kelas dengan menarik sehingga anak akan merasa senang melihat kelasnya. Contohnya tidak hanya menghias dengan huruf/angka, bunga, hewan yang lucu tetapi juga menghias kelas dengan hasil karya seni anak yang akan membuat mereka mengingat cara/langkah pengerjaannya. 1. Sebagai fasilitator, yaitu tempat bertanya hal yang mereka belum pahami.", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 534, "width": 248, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "2. Sebagai teman, yaitu tempat anak berbagi cerita, tawa maupun sedih dan juga teman bermain. Budaya kelas yang aktif, kreatif, dan bekerja sama.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 134, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Anike Septiyohana Karokaro", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 364, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "92 | Volume 10, Nomor 1, Januari 2024 || SELING: Jurnal Program Studi PGRA", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 71, "width": 426, "height": 273, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "2 Ditata sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan cara mengatur tempat duduk didasarkan pada tujuan Pengajaran Menyampaikan aturan dgn tegas, bangun komunikasi yang baik dengan siswa Mengajar dengan suasana yang menyenangkan, berdoa bersama-sama, bergotong-royong dengan membersihkan kelas 3 Menata dengan serapi dan tidak menggangu ruang gerak anak Peran saya sebagai guru adalah membersihkan juga serta menata kelas sebersih dan senyaman mungkin Kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada ekosistem pembelajaran seperti guru mengajar dengan suasana yang menyenangkan, berdoa bersama-sama dan belajar dengan suasana gembira 4 Adanya penataan dinding untuk memajang hasil karya anak. Hal ini dilakukan sebagai wujud apresiasi terhadap usaha anak. Penataan loker, meja atau benda-benda yang memiliki ukuran setinggi anak-anak. Menciptakan ruangan kelas yang bersih, tampak menarik bagi anak-anak dengan cara memasang dekorasi yang sesuai tema kelas dan atau pembelajaran. Budaya sapa dan diskusi. Pagi hari saat anak datang ke kelas, sudah kewajiban guru dan teman² untuk menyapa anak tersebut. Hal ini bertujuan untuk membangun ikatan yang lebih dekat bagi anak.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 344, "width": 442, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "1. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam menjalankan proses pembelajaran. Memiliki pengaturan dan penataan ruang kelas bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anak sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai secara efektif dan efisien. Ruang kelas tidak hanya berfungsi sebagai tempat terjadinya proses belajar, namun juga dapat menjadi salah satu pendukung proses anak-anak. Kebutuhan lingkungan untuk anak-anak jelas berbeda dengan orang dewasa, anak-anak lebih memerlukan lingkungan yang kreatif, misalnya dengan menggunaan warna yang akan menimbulkan rasa “nyaman” bagi anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 442, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dari hasil kuesioner yang telah dilakukan dapat dilihat di TK Swasta Stella Maris Jambi rata-rata para guru berpendapat bahwa penataan ruang kelas sebagai tempatnya mengajar sudah baik bahkan cukup baik dalam peletakannya. Namun saja dalam setiap kelas tidak ada kamar mandi atau toilet yang berada di dalam kelas. Hal ini mungkin dikarenakan dapat menganggu kegiatan proses belajar mengajar yang dimana akan menyebabkan tempat yang kotor ataupun bau dikarenakan anak-anak juga masih kecil serta dapat mengganggu konsentrasi anakanak saat proses belajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 442, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "2. Penataan ruang atau sering disebut desain interior memiliki peranan penting dalam proses belajar, maka dari itu perlu membuat rancangan interior kelas yang akan menunjang kebutuhan anak dan pengem aspek-aspek dari penataan ruang. Agar membuat suasana yang menyenangkan, warna adalah hal yang penting karena dengan komposisi warna tertentu dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan dapat mendukung serta meningkatkan kualitas proses belajar anak. Seara rinci, karakter fisik ruang kelas dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu suasana lingkungan dengan faktor pencahayaan, akustik dan penghawaan, kedua berkaitan dengan tata ruang, dan yang ketiga berkaitan dengan perlengkapan teknologi. Secara tidak langsung atau langsung kenyaman akan karakter fisik itu akan dirasakan dan disadari", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 36, "width": 264, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Persepsi Guru Terhadap Penataan Ruang Kelas ( Indoor )", "type": "Page header" }, { "left": 146, "top": 693, "width": 369, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Volume 10, Nomor 1, Januari 2024 || SELING: Jurnal Program Studi PGRA | 93", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 440, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "oleh anak-anak sejalan dengan frekuensi penggunaan ruang dan bisa menjadi daya tarik anak- anak untuk datang ke sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 442, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "3. Perencanaan pendidikan anak usia dini dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai pengguna utama dengan fasilitas yang edukatif dan rekreatif yang akan disesuaikan dengan usianya, diharapakan dapat mendukung. Perencanaan ini tentunya akan mengutamakan kenyamanan, keamanan dan kesehatan, maka dari itu banyak aspek yang harus dipertimbangkan supaya dapat membimbing, mendidik serta mendukung perkembangan anak dapat tercapai. Pentingnya seorang guru pada anak usia dini merancang lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem agar anak-anak dapat menikmati proses belajar sehingga materi pembelajaran dapat terserap dengan baik. Anak yang senang dengan kelasnya yang nyaman tidak akan cepat merasa jenuh atau bosan sehingga proses belajar dapat berjalan dengan maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 442, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Di TK Swasta Stella Maris Jambi sudah menerapkan ruang kelas belajar yang nyaman dan tertata, kegiatan pembelajaran juga berjalan dengan baik dengan cara dan metode yang dilakukan berbeda-beda tergantung guru pengajar. Guru-guru juga sangat berperan dan aktif dalam kegiatan belajar untuk mendukung pengembangan anak-anak. Dari segi cara penataan ruang kelas yang diciptakan oleh guru, guru sudah mengusahakan yang terbaik untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 61, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 442, "height": 245, "page_number": 5, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Dari hasil isian Kuesioner, para guru menyampaikan persepsi mereka tentang Tata Ruang Kelas di TK Stella Maris. Penataan Ruang Kelas di TK tersebut sudah tertata dengan baik dengan arsitektur ruangan atau bangunan yang sesuai dengan standar TK yang ada. Hasil angket juga menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah merasa nyaman dan senang ketika berada di ruang kelas. Lingkungan kelas yang nyaman dan penuh variasi mendukung semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Di ruangan kelas terdapat mading untuk menempel karya peserta didik, sehingga setiap karya dan hasil belajar bisa dipajang dan dilihat Langkah ini bertujuan untuk membantu siswa belajar mandiri, contohnya: mengambil dan mengembalikan alat tulis sendiri. dapat digunakan sebagai media belajar. Anakanak juga bisa menambahkan dekorasi kelas dari hasil sebuah kerajinan tangan yang mereka buat. guru maupun anak dan teman. Budaya diskusi bertujuan untuk membangun cara berfikir kritis dan positif. Memberikan kesempatan anak untuk mengutarakan pendapat akan mengapa mereka melakukan suatu tindakan. Kemudian guru memfasilitasi anak untuk berpikir apakah tindakan tersebut sesuai aturan dan norma yang berlaku. oleh seluruh peserta didik dan menjadi alat untuk mengapresiasi setiap karya mereka. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya kreativitas peserta didik. Kenyamanan dan tata ruang kelas di TK Stella Maris sudah dinilai cukup baik. Guru-guru juga memiliki caranya masing-masing dalam membuat suasana kelas yang aman dan nyaman agar peserta didik dapat menjalankan proses belajar dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 134, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Anike Septiyohana Karokaro", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 364, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "94 | Volume 10, Nomor 1, Januari 2024 || SELING: Jurnal Program Studi PGRA", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 105, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 98, "width": 402, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Baiti, N. 2020. Konsep Pengelolaan Desain Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Primearly . Vol 3 (01) : 27-34", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 137, "width": 403, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Israwati. 2017. Pengelolaan Ruang Kelas Pendidikan Anak Usia Dini pada Kelompok B di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Serambi Ilmu. Vol. 29 (2) : 119-124", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 176, "width": 403, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Ningrum, Y. 2021. Identifikasi Penataan Ruang Kelas yang Digunakan di Taman Kanak- kanak Gugus III Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 2 (10) : 83-95", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 228, "width": 403, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Novitasari,dkk. 2022. Perancangan Kelas Desain Interior dalam Membentuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 3 (02) : 52-61", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 280, "width": 402, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Sari, S. 2004. Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-kanak. Jurnal Dimensi Interior. Vol. 2 (01) : 22-36", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 318, "width": 403, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Tambunan, V. R., & Herawati, J. (2023). Pengaruh Penataan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar Anak Usia 5-6 Tahun di Tk Beringin Permai Kecamatan Sipoholon. Jurnal Pendidikan Agama dan Teologi, 1(2), 209-216.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 370, "width": 403, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 581, "page_height": 779, "text": "Triandriani, M., Noviani,S., Ema,T. 2014. Penataan Ruang Kelas yang Sesuai dengan Aktivitas Belajar Kasus : Paud Kuncup Matahari dan PG / RA Mutiara Bhima Sakti Sidoarjo. Jurnal RUAS. Vol. 12 (01) : 66-75", "type": "List item" } ]
2e5f8220-938e-cc81-9164-cd5148870e37
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/article/download/1018/909
[ { "left": 77, "top": 39, "width": 309, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 7, No. 1, April 2021", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 64, "width": 82, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 570-576", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 450, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 570", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 107, "width": 419, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POLA KOMUNIKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DALAM MENCEGAH PENYEBARAN NARKOBA DI KOTA MEDAN", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 153, "width": 366, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achiruddin Hasibuan, Mailin Program Studi Ilmu Komunikasi UIN Sumatera Utara, Jl. William Iskandar Ps.V Medan Estate, Kota Medan No. HP: 081265988688", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 208, "width": 331, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-mail: [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 236, "width": 438, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah diterima tanggal 29 Oktober 2020 direvisi tanggal 24 Maret 2021 disetujui tanggal 1 April 2021", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 276, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 288, "width": 451, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pola komunikasi Islam penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa,) untuk menjelaskan peran penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa, untuk menjelaskan faktor-faktor penghambat dan yang mendukung dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa, dan untuk menjelaskan upaya penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, atau melukiskan secara sistematis terkait bahaya dan pencegahan Narkoba di kota Medan. Teknik pengumpulan akan dilakukan dengan triangulasi (gabungan). Informan penelitian ditentukan melalui metode purposive sumpling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi ang dilakukan BNN dalam pencegahan penyebaran Narkoba di Kota Medan adalah dilakukan dengan cara berkerjasama dengan berbagai pihak, melakukan sosialisasi baik langsung maupun melalui media massa. BNN juga menggunakan bentuk komunikasi penyuluhan dalam kegiatan sosialisasi dan desiminasi yang mengajak kerjasama seluruh dan berbagai elemen dari lapisan masyarakat, sehingga upaya mewujudkan Indonesia bebas Narkoba dapat terlaksana. Kata-kata kunci: BNN; komunikasi; narkoba; pola; tindakan preventif", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 529, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 541, "width": 449, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The objectives of this study were to find out how Islamic extension agents' communication patterns in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among Langsa City adolescents, to determine the role of instructors in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among the youth of Langsa City, to determine the factors- inhibiting and supporting factors in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among youth in Langsa City, and to determine the efforts of instructors in the prevention and eradication of the dangers of drug abuse among youth in Langsa City. His research is a field research, using descriptive qualitative research methods. Descriptive method is carried out with the aim to describe, describe, or describe systematically related to the danger and prevention of drugs in the city of Medan. The collection technique will be carried out by triangulation (combined). The research informants were determined through the purposive sumpling method. Data collection techniques through interviews, observation, and documentation. The results showed that the pattern of communication carried out by the National Narcotics Agency in preventing the spread of narcotics in Medan was carried out by collaborating with various parties, disseminating both directly and through mass media. BNN also uses a form of extension communication in dissemination and dissemination activities that invites all and various elements of society to work together so that efforts to realize a drug-free Indonesia can be carried out.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 756, "width": 301, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: BNN; communication; drugs; pattern; preventive action", "type": "Footnote" }, { "left": 76, "top": 40, "width": 324, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Program Studi Ilmu Komunikasi P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 309, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 7, No. 1, April 2021", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 64, "width": 82, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 570-576", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 450, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 571", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 211, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Narkotika Nasional (BNN) merupakan sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 211, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Komunikasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) salah satunya adalah dengan melakukan penyuluhan tentang Narkotika. Penyuluh Narkotika dapat disebut juga sebagai komunikator yang akan menyampaikan berbagai informasi seputaran tentang Narkotika sehingga akan mempengaruhi komunikan sebagai orang yang disuluh, hal ini dilakukan demi terlaksananya visi dan misi dari Badan Narkotika Nasional", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 483, "width": 211, "height": 249, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maraknya peredaran Narkotika dalam skala jaringan Internasional menjadi perhatian yang cukup serius bagi Indonesia, bahkan untuk di wilayah Sumatera Utara (Sumut), khususnya Kota Medan sudah sangat rawan. Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Arman Depari mengatakan, selain jadi tujuan pegiriman narkoba dari Malaysia, Medan juga jadi gudang pengiriman narkoba ke sejumlah wilayah Indonesia. “Sumut merupakan pengguna narkoba terbesar nomor dua di Indonesia. Kota Medan salah satu gudang terbanyak narkobanya untuk dikirim ke wilayah di Indonesia,” kata Arman.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 211, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemulihan korban penyalahgunaan narkoba tidak mudah. Pemulihannya", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 105, "width": 212, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "panjang dan mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, spiritual, pendidikan, kejuruan, dan hukum. Biaya perawatannya mahal, jumlah bahannya sangat terbatas. Hanya 10% pecandu narkoba yang mendapatkan akses ke pusat terapi dan rehabilitasi, sebagian besar pecandu berada di masyarakat. Oleh karena itu, perlu untuk mengembangkan upaya pemulihan narkoba berbasis masyarakat yang dapat menjangkau dan melayani pecandu narkoba dan keluarga mereka di masyarakat. Di pusat terapi dan rehabilitasi ini, pengguna narkoba akan dirawat, dan disembuhkan. Berdasarkan hal ini lah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Pola Komunikasi Badan Narkotika Nasional dalam", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 390, "width": 211, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mencegah Penyebaran Narkoba di Kota", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 406, "width": 42, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 422, "width": 212, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pola komunikasi Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam mensosialisasikan bahaya Narkoba, pencegahan serta penyalahgunaan Narkoba di Kota Medan?", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 533, "width": 211, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bukan penelitian pertama, beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya. diantaranya “Pola Rehabilitasi Islami Bagi Pecandu Narkoba Di Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau: Perspektif Konseling Islam”, oleh Zulamri. Kesesuaian pola rehabilitasi dan teknik yang diberikan pada pasien harus memiliki kesesuaian dengan kondisi pasien yang diantaranya adalah faktor kultur tempat individu berkembang, namun dalam konteks penerapannya di Indonesia yang mayoritas penduduknya Islam. Pada dasarnya proses dan teknik rehabilitasi Islam ada tiga tahap yaitu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 309, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 7, No. 1, April 2021", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 64, "width": 82, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 570-576", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 450, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 572", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 211, "height": 201, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahap pembersihan diri, pengembangan diri, dan penyempurnaan diri, ketrampilan dan keahlian tidak akan datang dan bertambah dengan sendirinya tanpa adanya suatu latihan-latihan. Dalam proses pola rehabilitasi kebanyakan residen tidak bisa diharapkan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Sehingga diperlukan suatu upaya bantuan guna membantu residen dalam proses pemulihannya, yaitu salah satunya dengan menanamkan nilai- nilai Islami di dalam diri pecandu narkoba (Zulamri, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 211, "height": 473, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sufistic Therapy With Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Method For Healing The Behavior Of Drugs Addict”, oleh Cintami Farmawati. Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terapi sufistik dengan metode Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dapat menyembuhkan perilaku pecandu yang mencari narkoba. Subjek penelitian adalah 4 (empat) orang pecandu narkoba. Ketergantungan secara fisik terhadap narkoba dapat diatasi dengan memberikan obat-obatan dengan golongan sejenis sebagai pengganti zat yang biasa dikonsumsi untuk meminimalisir gejala putus zat, namun hal yang tersulit adalah mengubah perilaku pecandu yang mencari narkoba dan mengkonsumsi kembali. Penelitian ini menggunakan rancangan multiple baseline design dengan desain AB follow-up dimana A merupakan baseline , B merupakan terapi sufistik dengan metode SEFT yang meliputi tahapan the set-up , the tune in , dan the tapping , serta follow-up . Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini berupa penjelasan grafik penelitian, sedangkan analisis kualitatif berupa hasil dari observasi dan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 91, "width": 211, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wawancara selama penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima dimana terapi sufistik dengan metode SEFT dapat", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 154, "width": 211, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyembuhkan perilaku (Farmawati,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 170, "width": 34, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 183, "width": 212, "height": 347, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pola Komunikasi Islam Penyuluh dalam Pencegahan dan Pemberantasan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Kota Langsa”, oleh Muhammad Mukhlis. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana pola komunikasi Islam penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Kota Langsa, peran penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Kota Langsa, faktor-faktor penghambat dan yang mendukung dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa, dan upaya penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa. Tujuan dari penelitian ini adalah 1)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 535, "width": 212, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi Islam penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa, 2) untuk mengetahui peran penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa,", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 662, "width": 212, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan yang mendukung dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa, dan 4) untuk mengetahui upaya penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 309, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 7, No. 1, April 2021", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 64, "width": 82, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 570-576", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 450, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 573", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 211, "height": 677, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja Kota Langsa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perspektif penelitian kualitatif dengan metode grounded theor y. Metode ini digunakan karena yang menjadi tekanan dalam penelitian ini adalah interaksi sosial antar individu atau kelompok. Sumber data diperoleh secara langsung melalui pihak- pihak yang terkait yaitu penyuluh melalui wawancara, observasi serta analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi Islam yang dilakukan penyuluh dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba ialah dengan pola komunikasi 1) interpersonal communication (komunikasi antarpribadi) 2) komunikasi kelompok melalui desiminasi, upacara disekolah, 3) serta komunikasi massa melalui radio SCK, GIPSI dan surat kabar. Sedangkan teknik yang digunakan ialah teknik informatif dan persuasif. Selain itu penyuluh memiliki peran manifes dan peran laten dalam pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Kota Langsa. Dalam melaksanakan tugasnya penyuluh memiliki hambatan yaitu berbenturan waktu, kekurangan penyuluh, respon remaja yang kurang terhadap penyuluhan, penyalahguna remaja yang tidak konseling sesuai dengan yang diharapkan serta hambatan ekologis. Sedangkan hal yang mendukung ialah dukungan dari masyarakat dan pihak sekolah serta didukung oleh alat-alat yang memudahkan penyuluh menyampaikan pesan kepada remaja. Dalam mengatasi hambatan penyuluh melakukan kerjasama dengan pihak desa dan sekolah, bekerja ekstra untuk menutupi kekurangan penyuluh, serta mendatangi korban penyalahgunaan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 91, "width": 211, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang tidak terus menerus melakukan konseling (Mukhlis, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 136, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 150, "width": 212, "height": 265, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, atau melukiskan secara sistematis, faktual serta akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang tengah diselidiki. Teknik pengumpulan akan dilakukan dengan triangulasi (gabungan). Informan penelitian ditentukan melalui metode purposive sumpling. Tehnik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data secara umum digunakan untuk menjawab rumusan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 434, "width": 211, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan Pola Komunikasi BNN Dalam Memberantas Penyalahgunaan Narkoba", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 489, "width": 212, "height": 281, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah memberikan wewenang sepenuhnya kepada BNN sebagai lembaga Non-Kementerian dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang merata baik secara materil dan spiritual berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan hal ini juga tertuang dalam Undang- Undang Nomor 35 tahun 2009. Sumber daya manusia yang berkulaitas harus senantiasa dijaga serta ditingkatkan secara kontiniu, begitu juga dengan tingkat kesehatannya, dan untuk menjaga kesehatan dari sumber daya manusia dibutuhkan salah satu upaya dalam meningkatkan pengobatan serta pelayanan kesehatan yakni dengan memanfaat jenis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 309, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 7, No. 1, April 2021", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 64, "width": 82, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 570-576", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 450, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 574", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 211, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Narkoba tertentu yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, dan juga melakukan pencegahan serta pemberantasan bahaya dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dan Prekursor Narkoba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 211, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BNN dalam menanggulangi kejahatan Narkoba BNN memiliki dua cara yakni; (1) preventif (mencegah sebelum terjadinya kejahatan), dan (2) tindakan represif (usaha sesudah terjadinya kejahatan). BNN telah mengakomodir dan membagi tugas pada bidang yang telah dikategorikan dalam bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat serta pemberantasan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 211, "height": 408, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkaitan dengan pola komunikasi Islam yang dilakukan BNN dalam pencegahan, pemberantasan serta bahaya dari Narkoba di Kota Medan adalah dilakukan dengan cara berkerjasama dengan berbagai pihak, melakukan sosialisasi seiring dengan memutar film yang terkait dengan Narkoba, pembagian buku mengenai penyalahgunaan Narkoba ke sekolah-sekolah, menempelkan poster di tempat tongkrongan anak remaja, serta menggunakan media massa. BNN lebih memfokuskan kegiatan preventif dengan menggunakan bentuk komunikasi penyuluhan dalam kegiatan sosialisasi dan desiminasi yang mengajak kerjasama seluruh dan berbagai elemen dari lapisan masyarakat, sehingga upaya mewujudkan Indonesia bebas Narkoba dapat terlaksana. Tujuan pelaksanaan sosialisai adalah agar masyarakat mengetahui, memahami, menyadari akan bahayanya dari penyalahgunaan Narkoba. Melalui hal tersebut di atas diharapkan adanya perubahan sikap, pendapat, perilaku dan juga perubahan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 741, "width": 211, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media yang digunakan oleh BNN adalah media massa, dan media digital.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 91, "width": 211, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui media massa BNN memproduksi iklan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, melakukan talkshow melalui Radio. Sedangkan melalui media digital BNN melakukan himbauan tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba melalui media sosial. Pemanfaatan penggunaan media masa dan media digital yang dilakukan oleh BNN merupakan hal yang sangat tepat dikarenakan mampu menjangkau khalayak dalam lingkup yang lebih luas walaupun feedback yang dihasilkan tertunda. Penggunaan media massa sebagai media penyebaran informasi dikarenakan media massa secara umum memiliki fungsi sebagai menyiarkan informasi, mendidik, menghibur serta mempengaruhi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 376, "width": 212, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BNN juga lebih menekankan pada kegiatan desiminasi yang membutuhkan kerjasama dengan para kepala desa, dan dalam kegiatan ini peserta yang hadir harus lebih banyak peserta remaja dikarenakan remaja merupakan orang yang rentan dalam penggunaan penyalahgunaan Narkoba karena lebih banyak remaja yang terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba yang disebabkan remaja memiliki sifat energik dan dinamis serta selalu ingin menciba hal yang baru, mental yang belum cukup matang.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 583, "width": 212, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyuluhan melalui sosialisasi akan dilakukan secara langsung ( face to face ) secara maksimal dengan cara mengikutsertakan seluruh elemen masyarakat dalam kegiatan ini sehingga BNN dapat menjadi fasilitator.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 692, "width": 65, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 706, "width": 211, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pencegahan bahaya narkoba yang dilakukan Badan Narkotika Nasional", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 309, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 7, No. 1, April 2021", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 64, "width": 82, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 570-576", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 450, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 575", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 211, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan melalui dua cara yakni; (1) preventif (mencegah sebelum terjadinya kejahatan), dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait bahaya narkoba, dan (2) tindakan represif (usaha sesudah terjadinya kejahatan), bekerja sama dengan pihak lain dalam melakukan rehabilitasi terhadap pencandu narkoba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 211, "height": 328, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acep Saifullah. (2013). “Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif: Sebuah Studi Perbandingan.” dalam Jurnal Universitas Ibnu Khaldun (UIK) Bogor Volume 11 Nomor 1. Ardianto, Elvinaro. dkk. 2011. Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial Perspektif Dominan Kaji Ulang dan Teori Kritis. Cet. I.Jakarta: Rajawali. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2004). Komunikasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta. Bahri Djamarah, Syaiful. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Buku Advokad Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 560, "width": 175, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petugas Lapas Dan Rutan, Hlm1, diambil dari situs resmi BNN.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 211, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cangara, H. Hafied. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Revisi.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 615, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 211, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chaplin J.P.. (2006). Kamus Lengkap Psikologi, Edisi. I. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ma’arif, Bambang S. 2010. Komunikasi Dakwah Paradigma untuk Aksi.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 698, "width": 176, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cet. I. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 211, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cintami Farmawati. (2019). Sufistic Therapy With Spiritual Emotional", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 753, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Freedom Technique (Seft) Method", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 91, "width": 212, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For Healing The Behavior Of Drugs Addict. Jurnal THEOLOGIA, Vol. 30 No. 1 (2019), 107-126. Devito, A, J. (1995). The Interpersonal Communication Book, Seventh edition. New York: Harper Collins", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 187, "width": 212, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cllege Publishers. Direktorat Diseminasi Informasi. (2012). Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja. Jakarta. Dorland, W.A.N. (2006). Kamus Kedokteran Dorland (29th ed.).", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 312, "width": 211, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terj.Hartanto, dkk., Jakarta: EGC. Fitri Yanti. (2013). Pola Komunikasi Islam Terhadap Tradisi Heterodoks", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 353, "width": 212, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Studi Kasus Tradisi Ruwatan. Jurnal Analisis, Vol. XIII, No. 1, Juni 2013. Herliani, Lia. (2015). Analisis Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook sebagai Media Promosi Anggota BUSAM (Bubuhan Samarinda), eJournal Ilmu Komunikasi, vol. 3, No. 4. Hidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hubeis, Musa dkk. 2012. Komunikasi Profesional. Bogor : IPB Press.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 546, "width": 211, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jehani, L., & Antoro. (2008). Mencegah", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 560, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terjerumus Narkoba. Jakarta:", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 574, "width": 58, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visimedia.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 588, "width": 211, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kholil, Syukur. (2006). Metodologi Penelitian Komunikasi, Cet. I. Bandung: Cita Pustaka Media.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 629, "width": 211, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknis Praktis Riset Komunikasi, Cet. 5 Edisi. I. Jakarta: Kencana.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 670, "width": 212, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liliweri, Alo. (2015). Komunikasi Antarpersonal. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 712, "width": 211, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, Lexy J. (2006). Metodelogi Penelitian Kualitatif, Cet. XXII. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 309, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol. 7, No. 1, April 2021", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 64, "width": 82, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 570-576", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 450, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 576", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 211, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad, Mukhlis. (2013). Pola", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 105, "width": 176, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi Islam Penyuluh dalam Pencegahan dan Pemberantasan", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 132, "width": 175, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahaya Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Kota Langsa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 211, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tesis Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara Medan. Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cet. XIV. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 211, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, dkk. (2018). Rehabilitation", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 256, "width": 175, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patterns to Teens Victims Through", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 270, "width": 175, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Religious, Social Economics, And", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 284, "width": 175, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education Perspective Approach.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 298, "width": 176, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 115.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 211, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakhmat, Jalaluddin. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 381, "width": 211, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruben, Brent D. dkk. (2013). Komunikasi dan Prilaku Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 211, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulamri. (2017). Pola Rehabilitasi Islami Bagi Pecandu Narkoba Di Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau: Perspektif Konseling Islam. Jurnal Risalah, Juni Vol. 28, No. 1.", "type": "Text" } ]
15485dc6-ff77-82d5-e831-9090301a7f0a
https://jurnal.pbsi.uniba-bpn.ac.id/index.php/BASATAKA/article/download/103/68
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 152, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda Dwi Astri 1 , Fitria Khairunnisa 2", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 95, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Basataka ( J B T ) Universitas Balikpapan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 784, "width": 99, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 784, "width": 10, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 74, "width": 418, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR TEKS NARASI SISWA KELAS VII SMP BHAKTI BANGSA TAHUN AJARAN 2020/2021", "type": "Section header" }, { "left": 207, "top": 162, "width": 183, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda Dwi Astri 1 , Fitria Khairunnisa 2", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 174, "width": 263, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Prima Indonesia 1 , Universitas Prima Indonesia 2", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 187, "width": 333, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pos-el: [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 227, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 428, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen yang diberikan suatu treatment dan memiliki tujuan agar mengetahui bagaimana pengaruh dari model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur teks narasi siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa pada Tahun Ajaran 2020/2021. Siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa merupakan populasi penelitian ini. Penelitian ini memakai teknik random sampling pada sampel untuk mendapatkan data. Kelas VII-A akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas VII-B akan dijadikan kelas kontrol dalam penelitian ini. Dari data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh nilai hasil rata-rata yaitu kelas kontrol 50,9 dan kelas eksperimen nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 73,3. Berdasarkan dari data hasil penghitungan diperoleh t hitung = 10,03 dan t tabel = 2,04. Jadi, kriteria pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu t hitung > t tabel . Jadi, pada penelitian ini Hipotesis nilai (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Dari hasil penghitungan terbuktikan bahwa ditemukan perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dengan demikian menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada saat proses pembelajaran mengidentifikasi unsur teks narasi siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa Tahun Ajaran 2020/2021 sangat berpengaruh positif dan bisa memberi semangat serta motivasi ketika belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 406, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Cooperative Integrated Reading and Composition, Identifikasi, Teks Narasi.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 515, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 428, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study is a quantitative study conducted with a treatment administered and aims to learn how the influence of the model Cooperative Integrate Reading and Composition (CIRC) over the ability to identify elements in the text of class VII junior class bhakti nation year 2020/2021. Class VII Junior Bhakti Nation is the population of this research. This research USES a random sampling technique on samples to obtain data. The VII-A class will become an experimental class and the VII-B class will become a control class in this study. Based on data from the study of the control class and experiment classes the results received an average yield value of the control class 50.9 and the average value experiment class acquired was 73.3. Based on count results obtained from thitung 10.3 and ttable = 2.04. Thus, the criteria for hypothetical testing on this study is thitung > ttable. Thus, on this study a value hypothesis (h0) was rejected and an alternative hypothesis (ha) was accepted. The results of the calculations show a significant difference between a control class with an experimental class, thus using the program Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) during the learning process identifies elements in the text of class VII Junior Bhakti Nation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 422, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Cooperative Integrated Reading and Composition, Identification, Narration Text.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 152, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda Dwi Astri 1 , Fitria Khairunnisa 2", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 95, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Basataka ( J B T ) Universitas Balikpapan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 784, "width": 99, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 784, "width": 10, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 107, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 201, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal yang paling pertama dalam kehidupan zaman modern ini yaitu pendidikan. Model pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 201, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diartikan sebagai suatu perancangan dalam belajar yang disusun secara teratur yang memiliki tujuan tertentu. Sekarang berbagai model pembelajaran sudah banyak diciptakan dan dikembangkan untuk memudahkan dalam melakukan proses pembelajaran. Dari pendapat di atas model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perancangan dalam belajar disusun teratur untuk tujuan tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 267, "width": 166, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, judul yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 201, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digunakan yaitu Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Teks Narasi Siswa Kelas VII SMP Bhakti Bangsa Tahun Ajaran 2020/2021. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 517) mengidentifikasi ialah menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda, dsb) dan identifikasi merupakan tanda kenal diri; bukti diri; penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dsb.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 202, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karangan narasi (berasal dari narration", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 202, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berarti cerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu (Finoza dalam Dalman, 2015: 105). Unsur-unsur teks narasi seperti tema, latar, alur, selanjutnya tokoh lalu penokohan, sudut pandang dan amanat. Jadi dapat disimpulkan mengidentifkasi teks narasi adalah mencari identitas dari sebuah cerita.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 201, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat diartikan sebagai cara belajar khususnya di bidang bahasa yaitu membaca serta menemukan suatu ide dan dapat bertukar pikiran melalui teman sekelompok. Model CIRC merupakan model pembelajaran khusus mata pelajaran", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 201, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahasa dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana (Shoimin, 2016: 51). Pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau dikerahkan oleh guru (Jenisa dan Lubis, 2016: 78). Cara ini digunakan kepada siswa, agar dapat berdiskusi, berkomunikasi serta berpikir dengan teman ataupun bertukar pikiran. Dengan menggunakan cara seperti ini kita atau guru dapat terfokus dengan keaktifan siswa serta juga dapat menumbuhkan motivasi belajar pada setiap masing-masing siswa. Maka, model ini layak untuk diterapkan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 yaitu", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 336, "width": 202, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurikulum Nasional Sesudah dilakukannya", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 363, "width": 201, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wawancara kepada guru kelas VII di SMP Bhakti Bangsa Sei Semayang pada tanggal 20 Januari 2021 mengenai model pembelajaran yang kurang berpengaruh pada siswa. Hasil wawancara peneliti dengan guru yaitu terdapat kesulitan yang dihadapi saat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 446, "width": 201, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegiatan pembelajaran terlaksana. Salah satu kesulitan dihadapi yaitu siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa Sei Semayang mengalami kesulitan dalam menguasai teks bacaan pada saat diminta guru atau pendidik untuk membacanya didepan teman-teman, tidak percaya diri atau siswa merasa tidak bisa melakukannya karena melihat teman yang lebih bagus dari dirinya, malu, serta siswa kurang paham dengan teks bacaan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 612, "width": 201, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan ini model yang cocok untuk diterapkan saat pembelajaran yaitu model pembelajaran Cooperative", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 653, "width": 201, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Integrated Reading and Composition (CIRC) yaitu bisa mengajarkan masing- masing siswa agar bisa menguasai teks serta dapat menceritakan kembali dari teks yang dibaca, dilihat ataupun didengar siswa. Siswa juga dapat melatih kemampuan membaca pada dirinya serta dapat melatih pemahaman mengenai apa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 152, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda Dwi Astri 1 , Fitria Khairunnisa 2", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 95, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Basataka ( J B T ) Universitas Balikpapan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 784, "width": 99, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 784, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 201, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dibaca dan didengar, karena didalam kegiatan belajar yang paling utama diperhatikan yaitu bagaimana kemampuan membaca siswa atau peserta didik. Membaca merupakan aktifitas atau proses penangkapan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 201, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan pemahaman sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan (Rusnayanti, Harijaty dan Konisi, 2020: 239). Jika kedaan seperti ini tidak teratasi, lalu bagaimana tujuan dari pembelajaran akan terlaksana sesuai keinginan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 201, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran seperti ini dapat memberi pengaruh baik kepada siswa yakni ketika praktik dalam melakukan tes membaca baik didepan kelas ataupun dibangku siswa dapat dilakukan dengan lebih baik dari sebelumnya serta dapat lebih percaya diri ketika menyampaikan pendapat dari dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 202, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini, selain bisa menambah pengalaman untuk seorang pendidik, peneliti juga dapat belajar bagaimana menjadi pendidik yang baik. Dengan hasil yang diperoleh peneliti dapat memberikan pengetahuan ataupun informasi yang didapat kepada pembaca.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 148, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 201, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 515, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kuantitatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 202, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sugiyono (2019:243), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jadi peneliti memakai penelitian kuantitatif untuk diterapkan dengan memakai metode eksperimen, sebab pada penelitian akan adanya treatment agar bisa melihat pencapaian dalam belajar. Sudjana (2005:6) berpendapat bahwa adapun sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel. Dilihat dari populasi, sampel cara acak ( random sampling) dipakai peneliti untuk mendapatkan data. Pada pelaksanaannya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 201, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang pertama dilakukan yaitu menentukan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 202, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelas kontrol dan kelas eksperimen. Maka dilakukan pengambilan atau pemilihan kelas secara acak ( simple random sampling) dan hasilnya yakni kelas VII-A dijadikan kelas eksperimen dengan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) serta kelas kontrol yakni kelas VII-B tidak menggunakan model apapun. Dalam pelaksanaannya data yang akan diambil yaitu nilai post-test kelas eksperimen serta kelas kontrol", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 239, "width": 202, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik analisis memiliki arti yakni cara yang dilakukan saat mengelola sebuah data pada penelitian agar dapat mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2019:243) “teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah di rumuskan dalam proposal”. Berdasarkan pendapat tersebut, teknik analisis yang diterapkan saat pengelolahan data yaitu teknik", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 405, "width": 201, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "inferensial dengan menggunakan rumus uji kesamaan dua rata-rata atau uji t.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 432, "width": 201, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada baiknya untuk melakukan serta memenuhi uji persyaratan lebih dahulu yaitu menghitung uji normalitas dan uji homogenitas dari kedua kelompok sampel dengan tes kemampuan pertama sebagai uji persyaratan uji-t. Akan tetapi ada baiknya sebelum menghitung uji normalitas dan uji homogenitas kedua kelompok sampel dengan tes awal, pertama yang", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 570, "width": 201, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan yaitu menganalisis secara deskriptif yaitu, menghitung simpangan baku dua rata- rata.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 640, "width": 172, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 667, "width": 165, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian eksperimen ini", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 681, "width": 201, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan dua kelas untuk diteliti, kelas eksperimen merupakan kelas VII- A serta kelas kontrol merupakan kelas VII-B. Berikut ini hasil dari penelitian yang dilakukan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 152, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda Dwi Astri 1 , Fitria Khairunnisa 2", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 95, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Basataka ( J B T ) Universitas Balikpapan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 784, "width": 99, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 784, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 73, "width": 131, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Hasil Pencapaian dari", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 85, "width": 196, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengidentifikasi Unsur Teks Narasi Siswa di", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 96, "width": 198, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelas Kontrol (X 2 ) No. Nilai Fre kue nsi Presentasi Kemampuan Siswa Kategori 1 85-", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 139, "width": 189, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100 Sangat Baik 2 70-84 2 6,66% Baik 3 55-69 9 30% Cukup 4 40-54 19 63.33% Kurang 5 0-39 Sangat Kurang Total 30 100%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 201, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari keterangan di atas bisa ditarik kesimpulan pada bagian kurang, lebih banyak dari pada bagian yang lainnya. Berikut ini pengelompokan kemampuan siswa dalam diagram lingkaran berdasarkan dari tabel diatas:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 367, "width": 199, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram 1 Hasil Mengidentifikasi Unsur Teks", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 379, "width": 105, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narasi di Kelas Kontrol", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 201, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar di atas, ditemukan data sebanyak 100%. Digolongkan jadi sangat baik, lalu baik, kemudian cukup, kurang setelah itu sangat kurang. Namun jika diperhatikan pada gambar diatas nilai sangat baik dan nilai sangat kurang tidak tercantum pada diagram di atas, disebabkan nilai itu tidak dipunyai siswa. Pada kategori nilai baik, pada hasil diagram berjumlah 6,66%,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 201, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sementara itu nilai cukup sebanyak 30% dan nilai yang kurang sebanyak 63,33%.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 697, "width": 133, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Hasil Pencapaian Dari", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 708, "width": 196, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengidentifikasi Unsur Teks Narasi Siswa di Kelas Eksperimen (X 1 )", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 731, "width": 198, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Nilai Fre kue nsi Presentasi Kemampuan Siswa Kategori", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 73, "width": 189, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 85- 100 6 20% Sangat Baik 2 70-84 16 53,33% Baik 3 55-69 8 6,66% Cukup 4 40-54 Kurang 5 0-39 Sangat Kurang Jumlah 30 100%", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 205, "width": 201, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari keterangan di atas bisa ditarik kesimpulan pada bagian baik, lebih banyak dari pada kategori yang lainnya. Berikut ini pengelompokan kemampuan siswa dalam diagram lingkaran berdasarkan dari tabel diatas:", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 301, "width": 199, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram 2 Hasil Mengidentifikasi Unsur Teks Narasi di Kelas Eksperimen", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 457, "width": 201, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar di atas. ditemukan data sebanyak 100%. Digolongkan jadi sangat baik, lalu baik, setelah itu cukup, kurangdan kemudian sangat kurang. Namun, jika diperhatikan pada gambar di atas nilai sangat kurang dan kurang tidak tercantum, hal ini karena siswa tidak memiliki nilai tersebut. Pada nilai baik sebanyak 53,33%, sementara itu nilai yang sangat baik sebanyak 20% dan nilai cukup sebanyak 26,66%.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 622, "width": 173, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Uji Normalitas Data dengan Uji", "type": "Section header" }, { "left": 314, "top": 634, "width": 194, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liliefors No. Data Kelas L 0 L tabel Kesimp ulan", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 673, "width": 38, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 post-", "type": "Picture" }, { "left": 342, "top": 673, "width": 167, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "test Kontrol 0,1308 0,161 Normal", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 701, "width": 38, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 post-", "type": "Footnote" }, { "left": 343, "top": 701, "width": 54, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tes Eksperim en", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 357, "width": 388, "height": 351, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0, 2236 0,161 Normal sangat baik baik cukup kurang 30% 63,33% 6,6 sangat baik baik cukup kurang sangat kurang 53,33% 20% 26,66%", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 152, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda Dwi Astri 1 , Fitria Khairunnisa 2", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 95, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Basataka ( J B T ) Universitas Balikpapan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 784, "width": 99, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 784, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 201, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan dari kriteria pengujian secara taraf signifikan (α = 0,01) yakni mendapatkan sampel", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 101, "width": 61, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 202, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "populasi berdistribusi normal, jika menolak kriteria untuk pengujian apabila syarat tidak dipenuhi. Kesimpulan dari tabel L hitung < L tabel bermakna menerima kriteria.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 197, "width": 191, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 Uji Homogenitas Data Varians F hitung F tabel Kesimpulan post-test", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 223, "width": 69, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontrol 9,66", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 237, "width": 187, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,07 1858 Homogen post-test", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 201, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksperimen 10,39 Berdasarkan dari tabel diatas data post-test untuk kedua sampel diperoleh F hitung < F tabel maka diterima H 0 bahwa sampel memiliki varians yang homogen. Apabila sebaliknya, maka varians tidak homogen.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 392, "width": 189, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 Uji Hipotesis Data Nilai rata- rata t hitung t tabel Kesimpulan post-test Kontrol 50,9", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 445, "width": 191, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10,03 2,04 Ada pengaruh yang signifikan post-test", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 474, "width": 74, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksperimen 73,3", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 202, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen maka ditemukan nilai hasil rata-rata yaitu kelas kontrol 50,9 serta kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 73,3. Berdasarkan dari data hasil penghitungan maka ditemukan t hitung = 10,03, t tabel = 2,04. Maka, kriteria pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu t hitung > t tabel . Hipotesis nilai (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 202, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan Setelah dilakukannya proses", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 202, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian sesuai dengan prosedur yang ditentukan yakni uji normalitas, kemudian homogenitas serta pengujian", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 202, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hipotesis, bisa kelihatan perolehan dari tes yakni ada pengaruh model CIRC terhadap kemampuan siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa tahun ajaran 2020/2021 pada saat mengidentifikasi unsur teks narasi. Terbukti dari penjumlahan, terlihat perkembangan kemampuan mengidentifikasi unsur teks narasi yang di didik tidak memakai model CIRC mendapatkan rata-rata 50,9, sedangkan yang dididik memakai cara pembelajaran CIRC berkategori baik, dengan rata-rata nila 73,3.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 253, "width": 201, "height": 356, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini membuktikan adanya selisih nilai antar kelas yang signifikan. Berdasarkan dari data, bisa diketahui kelas kontrol saat mengidentifikasi unsur teks narasi kemampuannya rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hasil di kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol tersebut disebabkan saat memakai model CIRC siswa sangat aktif serta bersemangat. Hal ini akan menumbuhkan minat, kemauan serta merasa bisa belajar yakni dalam mengidentifikasi unsur teks narasi, karena adanya penghargaan atau reward yang diberikan atas hasil kerjanya dan siswa yang merasa kemampuan pada dirinya kurang dalam mengidentifikasi teks narasi, maka akan berusaha belajar dengan baik untuk mendapatkan penghargaan itu. Sedangkan di kelas kontrol tanpa model CIRC cenderung lebih diam dan menerima penjelasan tanpa ada dorongan atau kemauan untuk mengasah dan mencoba mengembangakan", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 612, "width": 201, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemampuan mengidentifikasi unsur teks narasi tanpa adanya balasan dari siswa ketika pembelajaran berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 653, "width": 201, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesudah penghitungan analisis hipotesis dan analisis statistik uji “t” terlihat, dapat kelihatan adanya selisih jauh atau cukup signifikan antara kemampuan mengidentifikasi unsur teks narasi dengan menerapkan dan tanpa menerapkan model CIRC siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa Tahun Ajaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 152, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanda Dwi Astri 1 , Fitria Khairunnisa 2", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 95, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Basataka ( J B T ) Universitas Balikpapan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 784, "width": 99, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 784, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 202, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020/2021, dengan nilai yaitu t hitung > t tabel , 10,03>2,04. Berdasarkan data yang telah didapatkan, ditemukan adanya peningkatan kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 201, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengidentifikasi teks narasi dengan adanya model CIRC. Dengan demikian menerapkan model model CIRC sewaktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh positif dan bisa memberi semangat serta motivasi ketika belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 78, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 201, "height": 259, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa Tahun Ajaran 2020/2021 dalam mengidentifikasi unsur teks narasi tanpa memakai model CIRC memperoleh nilai rata-rata 50,9 dengan tingkat pencapaian kurang. Penguasaan siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa Tahun Ajaran 2020/2021 dalam mengidentifikasi unsur teks narasi sesudah memakai model CIRC memperoleh nilai rata-rata 73,3 dengan tingkat pencapaian baik. Model CIRC yang diterapkan pada siswa kelas VII SMP Bhakti Bangsa Tahun Ajaran 2020/2021 sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur teks narasi, dibandingkan tanpa menggunaan model CIRC.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 202, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dibuktikan hasil dari perbandingan nilai rata-rata dengan menggunakan ataupun tanpa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 201, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan model CIRC yaitu: kelas eksperimen memperoleh rata-rata 73,3, sementara itu kelas kontrol memperoleh rata-rata 50,9. Pada uji “t” penelitian ini memperoleh t hitung = 10,03, t tabel = 2,04. Maka, hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 127, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. 2008.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 695, "width": 166, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Gramedia", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 722, "width": 78, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pustaka Utama.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalman, H. 2015. Keterampilan", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 750, "width": 157, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 202, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shoimin, Aris. 2016. 68 Model Pembelajaran Inofatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 129, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenisa, Kintan, dan Asri Lubis. 2016.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 142, "width": 202, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X TGB SMK Negeri 1 Lubuk Pakam . Jurnal Education Buuilding, 2(1). Rusnayanti, Erniy Harijaty dan La Yani Konisi. 2020. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Teks Narasi (Cerita Fantasi) Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari . Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), 5(3). Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika .", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 405, "width": 87, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung: Tarsito.", "type": "Table" } ]
8b0ace68-51bf-adc0-3741-bfc6ff9eafc4
https://journal.binus.ac.id/index.php/comtech/article/download/2551/1958
[ { "left": 73, "top": 787, "width": 451, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Sketsa Digital dalam … (Riva Tomasowa) 1087", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 89, "width": 421, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN SKETSA DIGITAL DALAM PROSES REKA-STRUKTUR BENTUK-BENTUK SURFACE", "type": "Section header" }, { "left": 256, "top": 146, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riva Tomasowa", "type": "Section header" }, { "left": 163, "top": 171, "width": 272, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Architecture Department, Faculty of Engineering, Binus University Jalan K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 232, "width": 74, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 456, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Free form surface has a multiple complexity curve intrinsically, so that special approach is needed to form the structure. Geodesic shell is well-known as the shortest path between two points on a curved surface. This method is used to generate the structure of form, which can be easily determined by its basic shape or the complex form. This paper explains how Geodesic theory can assist to generate structures in the early stage of digital sketching. A workshop that has initially started becomes a topic to this discussion. The digital sketching process to apply the theory is the aim of this paper.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 339, "width": 224, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Free form, surface, geodesic, digital sketch.", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 377, "width": 66, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 461, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Free form surface memiliki tingkat kesulitan bentuk kurva yang kompleks, sehingga perlu pendekatan khusus untuk mereka strukturnya. Geodesic dikenal sebagai garis kurva terpendek dari dua titik yang berseberangan pada suatu permukaan. Metoda Geodesic ini digunakan dalam mereka bentuk, baik yang mudah dikenali dari bentuk dasarnya atau yang kompleks. Tulisan ini membahas bagaimana teori Geodesic tersebut dapat membantu mereka bentuk bagi perancangan pada tahap awal sketsa digital. Sebuah loka karya yang telah mendahului tulisan ini, menjadi bahan dalam pembahasan dalam proses perancangan reka-struktur. Penerapanya pada proses sketsa digital menjadi kajian utama pembahasan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 223, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: free form, surface, geodesic, sketsa digital", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 787, "width": 450, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1088 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 1087-1091", "type": "Page footer" }, { "left": 247, "top": 101, "width": 104, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 461, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan logika geodesic , pendekatan perekaan struktur dapat dilakukan pada bentuk permukaan bebas ( free form surface ). Geodesic yang dikenal sebagai garis kurva terpendek dari dua titik yang berseberangan pada suatu permukaan lengkung, dapat digunakan dalam mereka-bentuk, baik yang mudah dikenali dari bentuk dasarnya atau yang kompleks menjadi rasional (Girling, 1957) dan shell adalah sebuah bentuk struktur 3D yang tips dan kaku yang terlingkupi oleh volume yang terikat oleh permukaan lengkung (Schodek & Bechthold, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 460, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap proses perancangan awal, perancang memetakan kunci-kunci usulan pemecahan masalah, dengan cepat dan spontan melalui sketsa (Szalapaj, 2005), begitu juga pengembangan bentuk dan logika strukturnya, terintegrasi dalam upaya visualisasi ini. Dalam prosesnya, arsitek atau perancang sukar sekali mereka struktur dari bentuk yang divisualisasikannya. Hal ini dikarenakan oleh latar belakang pengetahuan struktur atau karena kompleksitas bentuk yang terjadi. Pada bentuk bebas ( free form ) yang berkembang saat ini, bentuk-bentuk kurva dan permukaan lengkung ( surface ) menjadi tren dan memiliki daya tarik tersendiri. Selain telah didukung oleh kecanggihan konstruksi struktur, eksplorasi bentuk oleh aplikasi digital sangat dimudahkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 458, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulisan ini berupaya untuk: (1) memberikan gambaran tentang logika pemodelan yang mudah dengan menggunakan alat bantu digital dalam merasionalkan bentuk kedalam kerangka struktur; dan (2) memberikan contoh dari ekstensifikasi penelitian Geometry of Structural Frame (Lachauer & Kotnik, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 419, "width": 61, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 459, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui sebuah lokakarya terpadu, peserta yang adalah perancang diberikan penugasan untuk merancang sebuah bentukan, surface . Kemudian, sketsa surface tersebut diberikan pemetaan struktur pembentuknya. Dalam skema ini dimensi struktur dan kebenarannya masih diabaikan dan hanya berupa sketsa yang bertujuan sebagai perekaan bentuk dan ruang yang terjadi. Sebagai tahap awal penugasan, perekaan-bentuk menggunakan objek-objek bentuk-bentuk dasar cangkang ( shell ), untuk memberikan gambaran. Sketsa digital ini diharapkan memberikan pemahaman dan logika struktur sebagai dasar perekaan-bentuk yang lebih kompleks. Sketsa lanjutan adalah sketsa digital bentuk surface . Pada bentuk-bentuk inilah akan dikaji reka-strukturnya, membentuk reticulated structures . Sketsa digital pada lokakarya menggunakan aplikasi Rhino 3D sebagai alat bantu perancangan dan pemrograman Grasshoper sebagai pengolah parameter.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 612, "width": 171, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 459, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai bentuk surface dapat diciptakan oleh logika matematika yang terdapat pada aplikasi CAAD. Pada kajian kali ini, kategori surface yang diaplikasikan dibatasi pada ruled surface dan saddle surface (Hemmerling & Tiggemann, 2011). Bentuk-bentuk surface ini dapat diterapkan sebagai pelat lantai, penutup atap, panel dinding atau kombinasi ketiganya sinambung. Setuju dengan pendapat Lachauer & Kotnik (2010), Software CAAD 3D saat ini sudah mampu membentuk hubungan geometri seperti ini, sehingga hal ini tidak terbatas oleh teknik komputasi atau paket software .", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 787, "width": 451, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Sketsa Digital dalam … (Riva Tomasowa) 1089", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 461, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam perekaan struktur tahap awal ini memang ada baiknya apabila keterbatasan kemampuan struktur sudah diperhitungkan (Lachauer & Kotnik, 2010) agar tidak terjadi penurunan stabilitas dan kegunaan dari model di proses kedepan. Akan tetapi, meneruskan penelitian yang dilakukannya, optimasi bentuk struktur dapat dilakukan dalam fase perancangan lanjutanya, sehingga tidak mematikan kreatifitas awal dari visualisasi sketsa digital ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 457, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksplorasi free form surface , yang merupakan ekspresi bentuk bentang besar, identik dengan pelimpahan beban dua-arah, untuk menjaga kekakuannya. Berangkat dari sini, perekaan bentuk free form surface akan menggunakan logika dari Geodesi , yang membentuk kekakuan dengan konstruksi saling silangnya. Kemudian grid-grid struktur ditentukan disepanjang keliling dari surface . Dari titik- titik yang terpetakan itulah, ditarik garis-garis lurus, yang merupakan garis terdekat. Pola-pola grid ini bisa bermacam-macam dari segi bentang dan iramanya, di mana kreatifitas bisa terlibat di sini. Irama ini akan berekspresi memperkuat kesan dari bentuk surface . Hal ini memberikan nilai tersendiri yang memperkuat interpretasi bentuk. Contoh pengejawantahan free form surface menjadi reticulated structures dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam kumpulan karya, Seminar \" analog-digital \" - Digital Manufacturing in Design and Architecture (Agkathidis, 2010), bentukan seperti diatas dinamai cross segmentation .", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 561, "width": 307, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Pengejawantahan free form surface menjadi reticulated structures", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 460, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peta grid tadi kemudian diproyeksikan ke obyek surface . Proyeksi tersebut memberikan lintasan reka-struktur dengan garis-garis Geodesic . Dalam memperkuat ekspresi kestrukturannya, garsi-garis Geodesic tersebut membutuhkan ketebalan struktur, dengan catatan dalam lokakarya ini, kebenaran dimensi struktur diabaikan, dan hanya mengandalkan proporsi visualisasi. Namun, dalam usaha pemodelan ketinggian struktur, Schodek (Schodek & Bechthold, 2008) memberikan beberapa ilustrasi perhitungan tentang berbagai macam struktur. Kajian tersebut dapat melandasi logika penebalan struktur yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 459, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam usaha reka-struktur kali ini dilakukan pendekatan dengan dua cara dalam komputasi untuk mendefinisikan ketebalan struktur (Gambar 2): (1) melalui surface offset ; (2) salin-geser surface . Kedua pendekatan ini adalah usaha rasionalisasi dari bentuk kurva kompleks yang ada pada free form surface .", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 787, "width": 450, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1090 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 1087-1091", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 238, "width": 322, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 a. Surface offset ke arah dalam; b. Surface yang disalin ke arah bawah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 138, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus 1: Surface Offset", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 459, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kasus pertama, usaha pemberian ketebalan struktur dilakukan dengan surface offset : penebalan secara paralel terhadap permukaan dengan jarak yang konstan dari permukaan awal (Hemmerling & Tiggemann, 2011). Ketebalan struktur yang direka bersifat seragam di semua titik, sehingga ketebalan ini mempengaruhi ruang efektif dibawah naungan surface -nya. Dampak dari ketebalan strukturnya ini memperkecil luasan denah dan tinggi langit-langit. Tetapi dengan irama yang berulang dan ketinggian yang konstan, ekspresi surface dari luar tercermin bentukannya hingga ke ruang dalam. Sehingga bentuk yang disketsa harus memperhatikan kebutuhan ruang di bawahnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 169, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus 2: Salin-Geser Surface", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 459, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses pembentukan ketebalan struktur ini, ruang yang terbentuk di bawah naungannya tidak terlalu signifikan berkurang, karena bentuk kaki struktur yang ramping. Semakin tegak kurva geodesinya, semakin tajam pula kaki-kaki yang terbentuk. Proses kalkulasinya pun terhitung lebih ringan karena arah kurva mudah diatur, dengan definisi gerak: salin dan geser ke bawah. Sehingga, pembentukan ketebalan struktur, sangat minimal sekali proses surface menjadi terbalik atau terlipat ( flip ). Akan tetapi, bentuk ini terjadi pergeseran titik tumpu, tertanam terbawah, sehingga perlu ada rektifikasi bentuk bagian kaki dalam proses sketsa selanjutnya. Kelemahannya juga terjadi pada segmen-segmen kurva bagian kaki, yang melengkung ke arah dalam. Hal tersebut menyebabkan singgungan surface luar dan surface salinannya, sehingga tidak ketebalan struktur tidak rasional. Hasil proses reka-struktur salin-geser garis geodesi dapat dilihat pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 718, "width": 267, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 Hasil dari proses reka-struktur salin-geser garis geodesi", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 787, "width": 451, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Sketsa Digital dalam … (Riva Tomasowa) 1091", "type": "Page footer" }, { "left": 267, "top": 88, "width": 65, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 459, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses reka ini terdapat beberapa masalah yang cukup menarik, di antaranya adalah: secara visual bentuk terlihat baik tetapi dalam kerangka operasi matematika yang dikomputasikan tidak benar; yang lain adalah secara komputasi bentuk yang terjadi adalah benar, namun secara visual, bentuk tidak logis. Schodeck menggambarkan bahwa free form shapes dalam komputasi dapat dibentuk dengan kurva multi-kompleksitas yang sukar untuk dikarakteristikan karena arah kurva yang kompleks (Schodek & Bechthold, 2008). Ia menambahkan juga, bahwa bukan berarti hal ini harus dihindari, hanya saja secara logis struktur tersebut kurang efisien.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 460, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun demikian reka-struktur dengan pendekatan ini, rasionalisasi surface menjadi lebih mudah diaplikasikan. Kelogisan struktur secara visual dapat direka hingga tidak terjadi lipatan-lipatan pada gerenasi ketebalan struktur, disinilah usaha pencaharian bentuk yang memungkinkan. Selain itu, dalam proses dan pengembangannya, jalur kreatifitas akan mendukung dalam mengekspresikan struktur menjadi elemen arsitektur yang menarik. Langkah pengembangan berikutnya, dapat menelaah tentang kajian tipe struktur dan pembebanannya, sehingga terintegrasi dari tahap sketsa awal.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 331, "width": 123, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 458, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agkathidis, A. (2010). Digital Manufacturing in Design and Architecture. Singapore: Page One Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 398, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Girling, P. R. (1957, April). Geodesic Shells. Vancouver: University of British Columbia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 411, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hemmerling, M., & Tiggemann, A. (2011). Digital Design Manual. Berlin: DOM Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 453, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lachauer, L., & Kotnik, T. (2010). Geometry of structural form. Advances in Architectural Geometry (pp. 193-240). Vienna: Springer-Verlag.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 422, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schodek, D. L., & Bechthold, M. (2008). Structures (6th ed.). Englewood Cliffs: Prentice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 448, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Szalapaj, P. (2005). Contemmporary Architecture; and the Digital Design Process. London: Elsevier.", "type": "Text" } ]
60afbcec-6cf3-b2b2-9069-776ca7c09db2
https://ejurnal.undana.ac.id/index/index.php/JIKOM/article/download/8114/4441
[ { "left": 189, "top": 38, "width": 373, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No.1, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 77, "width": 511, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Komunikasi Ormas Lindu Aji Melalui Media Sosial Dalam Membangun", "type": "Section header" }, { "left": 262, "top": 93, "width": 76, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public Trust", "type": "Title" }, { "left": 159, "top": 121, "width": 279, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citra Safira¹ * , Rr B. Natalia Pujiastuti², Sri Syamsiyah Lestari S 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Semarang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 162, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 186, "width": 526, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini melihat bagaimana organisasi masyarakat (ormas) menggunakan media sosial untuk membangun kepercayaan publik pada mereka. Hal ini dibutuhkan mengingat tujuan berdirinya suatu ormas adalah untuk mendukung kepentingan masyarakat, sehingga perlunya dukungan satu sama lain agar tujuan bersama dapat dicapai. Metode yang dipilih adalah studi kasus single case , di mana peneliti ingin melihat proses pengelolaan komunikasi oleh ormas kepada publik. Teori yang digunakan adalah Teori Computer-Mediated Communication karena dapat menjadi landasan dalam penelitian karena berhubungan dengan komunikasi organisasi melalui media komputer (teknologi digital). Hasil yang diperoleh adalah terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan oleh ormas Lindu Aji dalam membangun kepercayaan publik, yakni melalui tahapan perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi guna mengukur keberhasilan yang telah dicapai. Ditemukan bahwa Lindu Aji lebih banyak menggunakan komunikasi secara langsung kepada masyarakat dibandingkan melalui media sosial untuk membangun public trust . Saran untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti dapat menggunakan metode multi case , di mana peneliti dapat membandingkan keefektifan manajemen komunikasi organisasi masyarakat dalam berinteraksi dengan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 324, "width": 280, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Komunikasi Organisasi, Ormas Lindu Aji, Public Trust", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 359, "width": 459, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication Management of the Lindu Aji Ormas through Social Media in Building Public Trust", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 407, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 431, "width": 526, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study examines how community organizations use social media to build public trust. It is needed so the goals of community organizations as the organizations that support the interests of the community can achieve. The research uses a qualitative approach with a single case study analysis, where the researchers want to see the process of managing communication by community organizations to the public. The theory used is the theory of Computer-Mediated Communication as the basis for the research in looking at the contact between community organizations and the community through computer media (digital technology). The results of the study show that Lindu Aji Organization’s stages build public trust, namely the planning, the implementation, and the evaluation stages to measure the success that has been achieved. It was found that Lindu Aji used direct communication with the community than through social media to build public trust. We suggest for further research that researchers use the multi-case case study method to compare the effectiveness of communication management of community organizations in interacting with the community.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 557, "width": 293, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Organization communication, Ormas Lindu Aji, Public Trust", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 742, "width": 476, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Korespondensi : Citra Safira. Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Semarang, E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 61, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 82, "width": 247, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut UU No. 17 Tahun 2013 Pasal 1, Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk secara sukarela oleh kelompok berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Umumnya, Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) atau Non- Government Organization (NGO) atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) berbadan hukum Yayasan, PT, CV ataupun Perkumpulan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 372, "width": 247, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah LSM juga dikaitkan dengan istilah lain, seperti organisasi nirlaba, gerakan sosial, dan organisasi masyarakat sipil (Raja-Yusof, Norman, Abdul-Rahman, Nazri, & Mohd-Yusoff, 2016). Ormas yang tidak berbadan hukum, berbentuk paguyuban, perhimpunan, komunitas dsb. Baik berbadan hukum atau tidak, semuanya adalah bentukan organisasi masyarakat sipil yang didirikan secara sukarela untuk memberikan pelayanan masyarakat secara non komersial dan bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 620, "width": 247, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ormas biasanya termasuk dalam salah satu dari keempat kategori berikut, antara lain pengembangan konsep proyek, persiapan proyek, pelaksanaan proyek, dan umpan balik atau pemantauan (Raja-Yusof et al., 2016). Berbeda dengan organisasi bisnis, ormas memiliki karakteristik yang mendasar tentang cara memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 247, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melaksanakan berbagai aktivitasnya. Sumber pendanaan dari ormas bisa diperoleh dari event kegiatan, hibah, iuran internal ataupun donasi baik secara individu ataupun institusi. Oleh karena itu, ormas harus mampu meningkatkan kepercayaan dan legitimasi dari masyarakat terkait dengan keberadaan ormas melalui program kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 206, "width": 247, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya, ormas memainkan peran penting dalam bagaimana lingkungan masyarakat merespon permasalahan besar atau krisis (Li et al., 2021; Yang, 2020). Namun, ada beberapa pemberitaan ormas yang negatif yang bisa menimbulkan persepsi buruk ormas di benak masyarakat dan menurunkan kepercayaan masyarakat pada ormas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 372, "width": 248, "height": 404, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil survey Edelman Trust Barometer Indonesia (Kurniawan, 2017) memperlihatkan adanya “krisis kepercayaan” terhadap LSM. Tingkat kepercayaan terhadap menurun pada tahun 2016 menjadi 57% dari periode sebelumnya sebesar 64%. Meskipun pada tahun 2017 mengalami peningkatan, tetapi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap ormas masih lebih rendah dengan tiga institusi public lainnya: bisnis, media dan pemerintahan. Menko Polhukam juga pernah menyampaikan bahwa organisasi kemasyarakatan di Indonesia yang berjumlah 344.039 ormas dan ada diantaranya yang terindikasi bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini merupakan ancaman terhadap eksistensi bangsa melalui konflik yang ditimbulkan. Pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST (Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 247, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karena dinilai tidak lagi memadai sebagai sarana untuk mencegah meluasnya ideologi ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD RI 1945 baik dari aspek substantif terkait dengan norma, larangan dan sanksi serta prosedur hukum yang ada. Lebih lanjut Menko Polhukam Wiranto menjelaskan bahwa Perppu ini menjadi hukum untuk menindak ormas dengan mencabut ijin ormas yang melanggar hukum (Kominfo, 2017). Hal ini tentu menjadi tantangan yang cukup besar untuk mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan pemerintah karena berdampak terhadap keberlangsungan ormas.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 356, "width": 247, "height": 404, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring dengan perkembangan teknologi, penguasaan media sosial menjadi mutlak bisa dilakukan dengan banyak cara. Meskipun banyak orang mungkin menganggap media sosial sebagai hal yang sepele dan biasa namun memiliki kelebihan yang dimiliki dari media sosial mampu mengemas pesan dengan cara yang lebih menarik sehingga hal ini memudahkan untuk diterima masyarakat (Amelia, 2018). Penyebaran media baru secara signifikan meningkatkan kemampuan ormas untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Akibatnya, interaksi ormas menjadi lebih efektif, meluas, dan beragam, serta telah menjadi penting untuk kinerja organisasi (Lovejoy & Saxton, 2012; Raja-Yusof et al., 2016). Ormas menggunakan media sosial untuk terlibat dalam dialog dan mengembangkan hubungannya dengan publik, sehingga para peneliti menaruh banyak perhatian pada potensi penggunaan media sosial sebagai media teknologi informasi dan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 247, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komunikasi secara umum (Men, Tsai, Chen, & Ji, 2018; Wang & Yang, 2020). Media sosial memberikan peluang yang sangat baik untuk menciptakan hubungan organisasi dengan publik yang memungkinkan masukan dari publik (Rodriguez, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 211, "width": 247, "height": 260, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu keterbukaan informasi untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat ini menjadi penting dilakukan sebagai upaya untuk mengakses ataupun menggalang sumber pembiayaan dari masyarakat ataupun pemerintah. Untuk melaksanakan hal ini, perlu strategi untuk bisa mengemas pesan menjadi lebih menarik, dimana hal ini perlu untuk diteliti lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan pesan terkait dengan Manajemen Komunikasi Ormas Lindu Aji melalui Sosial Media dalam membangun public trust Kota Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 480, "width": 243, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penelitian mengenai strategi komunikasi yang menjadi acuan dalam penelitian ini, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Susi Artuti Erda Dewi (2020), dengan penelitiannya yang berjudul “Strategi Komunikasi Organisasi Life for Ummah", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 605, "width": 242, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekanbaru melalui Media Sosial dalam Upaya", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 623, "width": 243, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mensosialisasikan Program Kemanusiaan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh Life for Ummah sebagai komunitas di Pekanbaru yang fokus di bidang sosial, kemanusiaan, dan ummat dalam upaya mensosialisasikan program-program kemanusiaan. Metode penelitian yang diambil", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 61, "width": 242, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dokumentasi, dan pencarian di internet. Hasil penelitian yang didapat, bahwa komunikasi organisasi yang dilakukan oleh Life for Ummah adalah sharing knowledge melalui media sosial yang meliputi aksi sosial kemanusiaan dan keagamaan, pendampingan program kerja kemasyarakatan, pembinaan, dan pendidikan masyarakat (Dewi, 2020). Strategi komunikasi yang mereka gunakan yaitu dengan menyebarluaskan kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan yang mereka jalankan melalui media sosial yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 351, "width": 242, "height": 342, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian selanjutnya dari Eric Gordon (2019) dengan penelitiannya yang berjudul “ Civic Organizations and Digital Technologies in an Age of Distrust ”. Fokus penelitian pada bagaimana organisasi sipil menggunakan teknologi baru untuk beradaptasi dengan konteks baru, yaitu ketidakpercayaan publik terhadap organisasi tersebut. Gordon melakukan review terhadap lima artikel yang memiliki kesamaan isu, yakni berfokus pada bagaimana individu menegosiasikan kebutuhan program organisasi dengan penerapan praktis alat dan pendekatan baru, baik itu penggunaan media sosial di organisasi nirlaba lokal, atau desain dan implementasi repositori data terbuka di pemerintahan. Masing-masing contoh dalam masalah ini diimplementasikan dengan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 703, "width": 242, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebutuhan untuk menciptakan atau mempertahankan kepercayaan publik bahwa organisasi ini melayani dengan sebaik-baiknya. Hasil yang didapatkan, dari berita hingga", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 242, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organisasi pemerintah dan masyarakat sipil, penggunaan teknologi baru dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembaruan-pembaruan yang bersifat kompleks dan seringkali kontra-intuitif. Teknologi digital dapat membantu organisasi sipil dalam pekerjaan mereka yang telah terprogram, namun jika ini tidak diterapkan dengan serius, maka akan mengikis nilai-nilai kelembagaan yang menjadi landasan di organisasi tersebut (Gordon, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 268, "width": 246, "height": 487, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakhir, penelitian dari Yuan Wang dan Yiyi Yang (2020) dengan judul “ Dialogic Communication on Social Media: How Organizations Use Twitter to Build Dialogic Relationships with Their Public ”. Penelitian ini melihat bagaimana organisasi nirlaba dan non nirlaba menggunakan platform media sosial, Twitter, untuk membangun hubungan dialogis dengan publiknya. Dengan menganalisis 6678 postingan di Twitter, penelitian ini menemukan bahwa baik organisasi nirlaba maupun non nirlaba, paling banyak menggunakan prinsip kegunaan informasi. Organisasi nirlaba fokus pada prinsip kegunaan informasi, di mana mereka harus mengunggah informasi-informasi yang berkaitan dengan kepentingan bersama kepada publik dan dialog pada pengunjung (website), sedangkan organisasi non nirlaba memberikan kesempatan kepada publik dalam menyampaikan pendapat, menanggapi pertanyaan, kekhawatiran, dan masalah. Ini menandakan bahwa Twitter dapat digunakan sebagai media untuk membangun hubungan publik dengan organisasi (Wang & Yang, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 765, "width": 206, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan ketiga penelitian di atas,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST (Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 242, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat disimpulkan bahwa pada penelitian pertama, fokus peneliti ada pada strategi komunikasi organisasi melalui media sosial. Penelitian kedua, letak fokus terdapat pada review artikel yang mengangkat isu pemanfaatan teknologi digital organisasi publik di tengah ketidakpercayaan publik terhadap instansi tersebut. Penelitian ketiga, menyimpulkan bahwa baik organisasi nirlaba maupun non nirlaba menggunakan Twitter sebagai penghubung antara publik dengan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 315, "width": 242, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek penelitian kali ini adalah Ormas Lindu Aji. Novelty dari penelitian ini adalah media sosial yang tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi ormas dengan masyarakat, namun media sosial juga dijadikan alat untuk membangun kepercayaan publik, di mana ada sebagian orang yang menganggap Lindu Aji memiliki citra yang kurang bagus terkait dengan kekerasan namun kemudian organisasi ini mendapat penghargaan dalam Ormas Award. Melalui media sosial, mereka menyampaikan bahwa adanya anggapan tentang citra yang kurang bagus tersebut tidaklah benar dan selanjutnya mereka ingin membangun public trust agar image yang ditampilkan menjadi baik.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 637, "width": 247, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi Organisasi dalam Organisasi Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 679, "width": 242, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia sebagai makhluk sosial, cenderung hidup berkelompok, mengatur, dan mengorganisasi kegiatannya untuk mencapai tujuannya. Karena manusia pada hakikatnya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 242, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanpa bantuan orang lain. Itulah mengapa manusia hidup dalam berorganisasi. Organisasi adalah kesatuan ( entity ) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dan dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Silviani, 2020). Sebuah organisasi, baik berbentuk kecil maupun sedang hingga besar, pada dasarnya akan membutuhkan komunikasi aktif untuk menumbuhkan partisipasi publik dalam pengembangan operasional perusahaan (Ishak, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 356, "width": 243, "height": 404, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi adalah instrumen yang digunakan manusia dalam rangka melangsungkan interaksi sosial, baik secara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun individu dengan massa. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi (divisi/bagian) dari suatu organisasi tertentu (Evi Zahara, 2018). Agar tujuan bersama dapat dicapai, diperlukan adanya suatu komunikasi organisasi yang efektif dan efisien. Untuk mengoptimalkan peran tersebut komunikasi dalam organisasi juga perlu memperhatikan bagaimana cara, media, dalam berkomunikasi, seperti berkomunikasi antar atasan, atasan dengan bawahan, maupun sebaliknya, serta sesama bawahan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menyampaikan informasi maupun pesan (Nainggolan et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 61, "width": 242, "height": 322, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi organisasi ini juga perlu diterapkan tak terkecuali pada ormas. Organisasi Masyarakat (ormas) merupakan organisasi yang didirikan oleh individu atau kelompok secara sukarela yang bertujuan untuk membantu, mendukung, dan menopang aktivitas atau kepentingan publik tanpa adanya maksud mengambil keuntungan (Herdiansah, 2016). Ormas adalah organisasi legal di mata hukum Indonesia. Ini merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan yang menekankan pada pengabdian secara swadaya. Kemunculan ormas pun tidak lepas dari kepentingan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 393, "width": 242, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi ormas pun juga diatur dalam Undang-Undang No.17 tahun 2012 pasal 6, sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 455, "width": 242, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Penyalur kegiatan sesuai dengan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 221, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepentingan anggota dan/atau tujuan organisasi", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 517, "width": 242, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan organisasi", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 558, "width": 164, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penyalur aspirasi masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 579, "width": 152, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pemberdayaan masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 599, "width": 162, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pemenuhan pelayanan sosial", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 620, "width": 242, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 682, "width": 242, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 752, "width": 221, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 243, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti di atas dan mencapai tujuan bersama (mendukung dan menopang kepentingan masyarakat), maka diperlukan adanya komunikasi organisasi yang efektif dan efisien. Ormas Lindu Aji berdiri atas kesadaran sosial dari Ikhwan Ubaidillah dan kawan-kawan yang dimulai dari aksi sosial dirinya dan kawan-kawan saat terjadi bencana banjir bandang di Semarang lebih dari 30 tahun lalu. Saat itu, Ikhwan dan kawan-kawan sepakat membantu korban banjir dengan menggunakan dana pribadi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 289, "width": 243, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, kelompok itu terus berkembang dan semakin banyak kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan. Awal nilai Lindu Aji adalah olahraga dan bela diri dan sosial. Nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam Ormas Lindu Aji adalah hak berkumpul dan berserikat, mengeluarkan pendapat, memeluk agama, dan menjalankan ibadah. Berdasarkan surat keputusan SK-97/DPP-LA/II/2022,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 475, "width": 242, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepengurusan Lindu Aji Cabang Semarang dipimpin oleh Kadar Lusman, S.E; sekretaris, M. Prabowo Luh Santoso, dan bendahara; Andi Setiawan AMd.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 570, "width": 69, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 591, "width": 243, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat adanya revolusi digital di Indonesia adalah tingginya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi melalui penetrasi gawai atau smartphone. Melalui perangkat tersebut, masyarakat dapat dengan mudah mengakses situs-situs web dan media sosial yang memuat berbagai informasi bahkan disinformasi.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 756, "width": 206, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kietzmann dkk (Eriyanto,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 50, "width": 228, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 242, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021), media sosial memiliki fungsi-fungsi tertentu, setidaknya terdapat tujuh fungsi, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 149, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fungsi Identitas", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 221, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial digunakan untuk memperkenalkan diri, menunjukkan siapa penggunanya mulai dari umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan, dll. Bentuknya beragam, mulai dari demografis sampai status sosial tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 294, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Fungsi Kehadiran", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 156, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial digunakan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 222, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk menunjukkan pengguna sedang berada di tempat tertentu. Mereka bisa menggunakan fitur “ check-in ” yang terdapat di berbagai platform media sosial. Tujuannya bisa hanya untuk sekadar menunjukkan prestise, atau untuk menginformasikan pengguna lain agar memudahkan mereka untuk berinteraksi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 480, "width": 146, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Fungsi Berbagi ( sharing )", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 221, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial memberikan fasilitas bagi para penggunanya untuk saling berbagi, seperti informasi, foto, video, musik, dan lain sebagainya. Kemudian, media sosial menghubungkannya kepada pihak atau pengguna lain yang membutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 625, "width": 147, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Fungsi Hubungan (relasi)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 646, "width": 221, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum menjadi media sharing, media sosial terlebih dahulu menghubungkan satu orang ke orang lain, baik yang sebelumnya dikenal maupun yang sama sekali asing. Prinsip kerja dari media sosial ini adalah memulai dari teman dekat (teman),", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 87, "width": 221, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian teman ini menghubungkan ke teman-temannya yang lain, dan seterusnya. Selain hubungan pertemanan, media sosial juga dapat menghubungkan yang berkaitan dengan profesi, kesamaan kesukaan, dll.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 190, "width": 116, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Fungsi Percakapan", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 211, "width": 221, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai salah satu media komunikasi, tentunya media sosial juga memiliki fungsi percakapan, di mana para penggunanya dapat bertukar informasi dan opini, saling berkomunikasi membahas hal apapun.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 315, "width": 103, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Fungsi Reputasi", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 335, "width": 221, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial juga digunakan untuk membangun kualitas atau citra seseorang atau kelompok, organisasi, maupun perusahaan. Berbeda dengan fungsi identitas, fungsi reputasi memiliki kompleksitas lebih. Pengguna atau pemegang media sosial ini harus memiliki strategi untuk membangun citra atau reputasi yang ingin diketahui oleh masyarakat luas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 522, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Fungsi Komunitas", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 542, "width": 221, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial memungkinkan pengguna tidak hanya terhubung oleh orang lain, tetapi juga dapat membentuk komunitas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 605, "width": 242, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tujuh fungsi yang dikemukakan oleh Kientzmann dkk di atas, terdapat fungsi reputasi di mana fungsi ini berkaitan dengan bagaimana ormas sebagai organisasi yang dibangun atas dasar kemanusiaan dapat membangun reputasi yang baik sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 61, "width": 242, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public Trust (Kepercayaan Masyarakat) sebagai Tujuan dalam Organisasi Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 103, "width": 242, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepercayaan merupakan penilaian hubungan seseorang dengan orang lain atau pihak lain yang akan melakukan transaksi tertentu menurut harapan orang kepercayaannya dalam suatu lingkungan yang penuh ketidakpastian (Hidayati, 2014). Artinya, seorang mitra tidak akan merugikan dan bertentangan dengan mitranya (Park & Blenkinsopp, 2011; Sirajuddin & Atrianingsi, 2020). Selanjutnya kepercayaan publik akan timbul karena adanya keyakinan bahwa pihak yang terlibat dalam pertukaran (transaksi) akan memberikan kualitas yang konsisten, jujur, dan bertanggung jawab.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 372, "width": 242, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepercayaan publik kepada Ormas Lindu Aji dapat diukur dari bagaimana Ormas Lindu Aji sebagai penyedia jasa dapat memenuhi harapan-harapan masyarakat dan dapat diandalkan dalam memenuhi janjinya dalam pelayanan. Kepercayaan publik dapat dilihat dari tiga dimensi, yakni dimensi kognisi, dimensi afeksi, dan dimensi perilaku (Dwiyanto, 2011; Putra, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 558, "width": 243, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi kognisi dimaknai dengan bagaimana masyarakat senantiasa meletakkan kepercayaannya pada organisasi ini. Intensitas interaksi yang tinggi antara masyarakat dengan Ormas Lindu Aji dapat membantu terbentuknya cognitive knowledge yang positif. Intensitas interasi yang tinggi itu dapat terjadi jika Ormas Lindu Aji dapat terbuka kepada masyarakat, mudah diakses informasinya, dan masyarakat dapat dengan mudah untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan ormas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 243, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi afeksi dimaknai dengan adanya hubungan emosional masyarakat dengan Ormas Lindu Aji. Kondisi dapat dilihat ketika masyarakat dan anggota ormas melakukan kegiatan interaktif dan partisipatif antar keduanya. Sehingga memunculkan emotional attachment dengan ormas dan segala kegiatan- kegiatan yang dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 227, "width": 243, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi perilaku dimaknai dengan penilaian masyarakat tentang perilaku ormas dan para anggotanya. Tiga hal penilaian masyarakat terkait dengan perilaku ormas, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 310, "width": 224, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kepedulian ormas dalam memenuhi kebutuhan masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 351, "width": 224, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kemampuan ormas dalam mengelola kepentingan masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 393, "width": 224, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Komitmen ormas dalam memenuhi janji terhadap masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 243, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Computer-Mediated Communication", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 463, "width": 40, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(CMC)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 483, "width": 248, "height": 280, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media baru yang memanfaatkan internet bukan hanya untuk sekadar mencari informasi tetapi juga sebagai media komunikasi baru, maka muncul Computer-Mediated Communication (CMC) dalam dunia komunikasi. Teori CMC atau Teori Media Komunikasi Komputer merupakan landasan dalam riset komunikasi di media global yang memanfaatkan media internet. Keutamaan CMC ini pada dasarnya mengacu pada komunikasi manusia yang dicapai melalui bantuan teknologi komputer. John December (Gora, 2019) mendefinisikan CMC sebagai proses komunikasi manusia melalui komputer, melibatkan orang- orang, berada dalam konteks tertentu, terlibat", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 50, "width": 228, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 247, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam proses membentuk media untuk berbagai keperluan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 128, "width": 247, "height": 301, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi di sini dimediasi oleh perangkat-perangkat seperti komputer, email, video conferencing , situs web, media sosial, dan lain-lain. Teori CMC dapat mencakup hampir semua komputer yang digunakan termasuk aplikasi yang bermacam-macam, seperti program analisis statisti, penginderaan sistem jauh, dan program pemodelan keuangan, yang semua cocok dalam konsep komunikasi manusia (Harliantara, 2021). Artinya, teknologi saat ini telah mendukung teknologi digital elektronik serta komunikasi. Perubahan ini turut merevolusi konsep dasar cara berpikir manusia, seperti struktur informasi, struktur masyarakat, warisan budaya, dan sifat kerja.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 439, "width": 247, "height": 239, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi komputer juga dimanfaatkan oleh organisasi masyarakat, salah satunya Lindu Aji untuk menyebarkan beberapa informasi terkait kegiatan ormas dan sebagai media untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Media sosial dipilih sebagai media berkomunikasi karena dianggap sering diakses oleh masyarakat, sehingga informasi akan lebih cepat dan mudah diterima oleh masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan misi Lindu Aji yang ingin membangun kepercayaan publik, dan media sosial menjadi medium antara ormas dengan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 699, "width": 137, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 720, "width": 247, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitiatif dengan alasan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pengelolaan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 247, "height": 632, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "media sosial untuk mendapatkan kepercayaan publik. Penelitian kualitatif akan didasarkan pada interpretasi pada kasus dan konteksnya, yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah- masalah sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci (Anggito & Setiawan, 2018). Penelitian ini akan mengungkap secara mendalam pengelolaan media sosial diharapkan akan mendapatkan model manajemen komunikasi organisasi masyarakat. Karena itu penelitian tidak berupaya mendapatkan data angka-angka, melainkan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang sebuah fenomena. Metode yang dipilih adalah studi kasus Creswell dengan kasus tunggal. Dengan metode ini, peneliti dapat mengidentifikasi hubungan sosial, proses, dan kategori secara bersamaan dapat dikenali, khas, dan unik (Prihatsanti, Suryanto, & Hendriani, 2018). Bagi Creswell, studi kasus merupakan penelitian di mana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam satu waktu dan kegiatan (program, event, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulan informasi secara detail dan mendalam dengan menggunakan prosedur pengumpulan data selama periode yang telah ditentukan (Wahyuningsih, 2013). Penelitian ini memilih studi kasus dengan kasus pengelolaan komunikasi pada organisasi masyarakat yang memenangkan ormas award. Bagaimana organisasi tersebut bisa menjadi juara bisa menjadi kasus yang menarik untuk diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 729, "width": 247, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber data yang digunakan adalah wawancara informan sebagai data primer, yakni 5", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 61, "width": 247, "height": 343, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "informan yang terdiri atas wakil ketua DPC Lindu Aji Semarang; wakil ketua bagian teknologi, informasi, dan media; wakil sekretaris program; wakil bendahara pembiayaan. Adapun data sekunder yang digunakan yakni berupa buku-buku serta penelitian terdahulu. Teknik pengolahan data dilakukan dengan mengikuti alur dari Miles dan Huberman, yakni reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan. Tahap reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan semua data terutama data utama berupa wawancara dan data- data yang lain dan kemudian direduksi dengan mengambil data-data yang relevan. Data tersebut kemudian diolah dan selanjutnya data didisplay. Langkah berikutnya adalah dengan mengambil kesimpulan dengan melihat display data yang sudah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 425, "width": 232, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 456, "width": 247, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang telah disebutkan di latar belakang (halaman 1), ada beberapa pemberitaan negatif mengenai ormas memberikan persepsi buruk kepada masyarakat dan berpengaruh pada kepercayaan mereka terhadap ormas. Hal tersebut juga dirasakan oleh Lindu Aji selaku ormas yang terkena dampak dari pemberitaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 601, "width": 247, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urip Santoso, atau akrab dipanggil John Santos mengatakan bahwa memang banyak orang yang berpikir bahwa Lindu Aji ini adalah sekumpulan para preman, sekumpulan orang yang menakutkan, namun sebenarnya Lindu Aji ini dibentuk untuk mewadahi atlet-atlet yang memiliki skill bertarung supaya mereka tidak bertarung di jalan, tidak berkelahi di jalan, maka Lindu Aji menjadi wadah untuk olahraga bela diri.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 59, "width": 215, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“… Lindu Aji yang selama ini dikenal oleh banyak masyarakat, dikenal oleh orang banyak bahwa Lindu Aji ini sekumpulan nih, sekumpulan para preman nih, sekumpulan orang yang menakutkan. Jadi, kadang-kadang orang-orang berpikirnya seperti itu. Padahal Pak Ikhwan Ubaidilah sebagai Ketua Umum DPP Lindu Aji ini membentuk Lindu Aji dulu mau mewadahi atlet-atlet yang memiliki skill bertarung supaya mereka tidak bekelahi di jalan. Maka dari itu, Lindu Aji diwadahi menjadi salah satu olahraga bela diri … Jadi banyak banyak atlet-atlet yang difasilitasi oleh ormas Lindu Aji …” – John Santos", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 251, "width": 247, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua yang dilakukan di atas merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dipakai oleh Lindu Aji agar tidak disalahpersepsikan oleh masyarakat. Agar masyarakat mengetahui tujuan awal pendirian ormas ini adalah untuk membantu masyarakat bukan memusuhi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 375, "width": 243, "height": 198, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat anggota Lindu Aji, yang terdiri atas wakil ketua DPC, wakil ketua bidang media, sekretaris, dan bendahara, terdapat dua macam manajemen komunikasi yang menjadi fokus peneliti, yakni secara offline dan juga online . Berikut adalah data yang didapatkan oleh peneliti berdasarkan wawancara, observasi, dan juga dokumentasi-dokumentasi, yang kaitannya dengan manajemen komunikasi ormas Lindu Aji", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 582, "width": 240, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam membangun public trust.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST (Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 86, "width": 427, "height": 358, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Ormas Lindu Aji secara Offline dan Online dalam Membangun Kepercayaan Publik Tahapan Offline Online Perencanaan - Intens melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait seperti ketua kelurahan, kecamatan untuk mengetahui situasi dan kondisi masyarakat di lingkungan tersebut - Beberapa kegiatan tidak dilakukan dengan perencanaan (spontanitas) tergantung situasi dan kondisi - Tidak ada perencanaan khusus mengenai waktu / jadwal untuk mengunggah konten-konten yang terkait dengan keorganisasian. Semua hanya berdasar pada ada atau tidaknya kegiatan yang dilakukan oleh Lindu Aji pada saat itu. - Menciptakan slogan “Lindu Aji Berbenah” sebagai bentuk perencanaan agar masyarakat memiliki persepsi baik terhadap Lindu Aji dan menumbuhkan kepercayaan publik. Pelaksanaan - Lindu Aji terjun langsung ke tempat yang membutuhkan bantuan berdasarkan daya yang telah diberikan dari pemerintah maupun masyarakat secara langsung - Pelaksanaan kegiatan sosial bersifat fleksibel, tidak terpaku pada perancanaan (spontanitas) - Pengunggahan konten di media sosial dilakukan oleh social media specialist . - Tidak", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 396, "width": 418, "height": 251, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan buzzer untuk meramaikan konten (justru masyarakat sendiri yang ingin ikut terlibat). - Pengunggahan konten berdasarkan ada atau tidaknya kegiatan yang dilakukan Lindu Aji pada saat itu. Evaluasi - Evaluasi dilaksanakan melalui musyawarah - Hasil dari kegiatan-kegiatan sosial yang dirasakan pihak Lindu Aji adalah respon masyarakat yang mulai terbuka dan berani untuk menghubungi langsung Lindu Aji untuk membutuhkan pertolongan. Hal tersebut dianggap sebagai sebuah kemajuan yang cukup signifikan. - Belum ada evaluasi spesifik tentang", "type": "Table" }, { "left": 399, "top": 548, "width": 122, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keefektifan penggunaan media sosial dengan kepercayaan publik.", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 586, "width": 139, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Evaluasi masih bersifat general dengan anggota- anggota lain dan juga pimpinan.", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 61, "width": 88, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 82, "width": 133, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membangun Public Trust", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 108, "width": 247, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Ormas Lindu Aji dalam upaya membangun public trust adalah mereka lebih mengutamakan komunikasi secara offline dibandingkan online . Peneliti akan memaparkan hasil temuan sesuai yang akan dibagi menjadi tiga kategori, yakni berdasarkan dimensi kognisi, afeksi, dan perilaku.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 285, "width": 42, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kognisi", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 306, "width": 247, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kognisi dalam konteks ini dilihat dari cara bagaimana masyarakat dapat menumbuhkan cognitive knowledge yang positif terhadap Ormas Lindu Aji. Pada dimensi ini, Ormas Lindu Aji membangun kepercayaan publik dengan melakukan beberapa cara, yakni dengan mer ebranding Ormas Lindu Aji dengan tagline nya “Lindu Aji Berbenah”. Tagline ini dideklarasikan tahun 2021 dan dimaksudkan untuk mengubah image karena ada sebagian masyarakat yang memberi image premanisme.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 534, "width": 247, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena itu ingin diubah menjadi yang lebih baik. Ini salah satu upaya Lindu Aji secara kognitif untuk membangun kepercayaan pada publik bahwa Lindu Aji bukanlah ormas yang premanisme.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 211, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“DPC Lindu Aji, Lindu Aji Berbenah kita taglinenya kan Lindu Aji Berbenah kan sekarang jadi merubah image dari premanisme menjadi yang lebih baik lagi gitu.” – Dian Ariyani.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 698, "width": 211, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jadi Lindu Aji yang selama ini dianggap kumpulannya para petarung, para preman, ex napi jadi masyarakat kadang mikirnya “duh Lindu Aji nih itu yang di TV itu yang di MMA nih” jadi yang selama ini dilihat oleh masyarakat “Lindu Aji tuh, Lindu Aji tu yang", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 61, "width": 211, "height": 187, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "petarung tuh di TVONE yang olahraga beladiri, wah kebetulan banyak nih anggota Lindu Aji yang ex napi nih, ex preman yang dibina oleh Lindu Aji menjadi lebih baik lagi” akhirnya orang-orang kan berfikir “wah Lindu Aji nih berarti medeni ya menakutkan ya” dengan beberapa pandangan-pandangan negatif masyarakat yang dilontarkan pada kami justru itu menjadi motivasi buat kami bahwa Lindu Aji ini bisa bermanfaat menjadi Pembina ex narapidana, Pembina ex pengguna narkoba agar terlepas dari narkoba, dan kita juga bisa berbuat baik dalam penuntasan kemiskinan, jadi masyarakat mengenal kami” – John Santos.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 263, "width": 248, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan Tagline “Lindu Aji Berbenah” ini tidak hanya sekedar untuk rebranding ormas, tetapi ada kepentingan lain, salah satunya aspek kognitif yang ingin diinformasikan kepada masyarakat bahwa Lindu Aji adalah organisasi masyarakat yang dapat diandalkan oleh masyarakat. Mereka akan membantu masyarakat jika dibutuhkan terutama di bidang-bidang sosial.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 438, "width": 211, "height": 113, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kepentingannya adalah ketika masyarakat sekarang membutuhkan bantuan di bidang sosial terutama dalam penuntasan kemiskinan dan anak-anak yatim kami ikut berperan langsung kepada masyarakat kepada anak- anaknya ex PSK, gelandangan-gelandangan yang tinggal di emperan toko, yang itu kita lagi gencar-gencarnya nih kita galangkan untuk mengasuh mereka” – John Santos.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 566, "width": 248, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan pada sub bab ini adalah cognitive knowledge didapatkan oleh masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan Ormas Lindu Aji secara langsung ( offline ) dan publikasi yang dilakukan saat acara berlangsung dan pasca acara melalui online (Facebook dan Instagram). Keberadaan teknologi informasi saat ini telah mengakomodasi organisasi untuk menyebarkan informasi menjadi lebih luas dan", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 50, "width": 228, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 247, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat pun mudah dalam mengakses informasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 149, "width": 36, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afeksi", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 170, "width": 247, "height": 280, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi afeksi, dilihat bagaimana masyarakat memiliki emotional attachment terhadap ormas Lindu Aji. Emotional attachment ini didapatkan karena adanya kegiatan interaktif dan partisipatif antara Ormas Lindu Aji dengan masyarakat. Semakin banyak kegiatan interaktif dan partisipatifnya, maka akan semakin tinggi emotional attachement nya (Putra, 2017). Peneliti menemukan bahwa interaksi yang aktif antara Ormas Lindu Aji dengan masyarakat telah membangun sebuah hubungan timbal balik. Berbagai kegiatan dilakukan Ormas Lindu Aji yang juga melibatkan warga sekitar, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan penyaluran hobi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 460, "width": 247, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, Ormas Lindu Aji juga memanfaatkan media sosial sebagai media publikasi kegiatan yang telah dilaksanakan, sehingga masyarakat mengetahui kegiatan-kegiatan seperti apa saja yang dilakukan oleh Ormas Lindu Aji. Sejalan dengan Teori CMC bahwa teknologi saat ini telah merevolusi konsep dasar cara berpikir manusia, yaitu struktur informasi dan sifat kerja.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 625, "width": 247, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, tidak ditemukan komentar-komentar negatif dari masyarakat terkait dengan postingan dari Lindu Aji. Mereka justru mendukung dan tidak sedikit yang ingin bergabung dengan Lindu Aji.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 211, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jadi dari salah satunya pertama dari kegiatan sosial yang kami telah lakukan, interaksi secara langsung dengan masyarakat, kedua penyaluran hobi bakat dan minat dari anak-", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 87, "width": 211, "height": 161, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anak yang memang dia bisa bela diri untuk diolah menjadi atlet. Kemudian yang ketiga adalah kegiatan pembinaan untuk temen-temen yang ex narapidana, ex napi ini kan susah untuk mendapatkan pekerjaaan. Kita bantu mencarikan pekerjaan yang sesuai dengan kapasitas mereka, artinya kalau misal mereka bisa berjualan kita fasilitasi mereka untuk berjualan makanan, berjualan bakso, ice cream, dan sebagainya, jadi untuk pengentasan kemiskinan, karena biasanya temen-temen ex napi ini kan susah diantaranya seperti itu” – John Santos .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 402, "width": 247, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumentasi Peneliti Gambar 1,2,3,4 . Contoh Postingan dan Tanggapan Masyarakat tentang Kegiatan Ormas Lindu Aji Semarang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 456, "width": 248, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emotional attachment juga dapat dilihat dari seberapa besar minat seseorang atau kelompok untuk ikut serta aktif dalam kegiatan organisasi. Menurut Dian Ariyani, selaku wakil sekretaris program, beberapa dari warga ingin mendaftar untuk menjadi bagian dari Lindu Aji. Hal ini dikarenakan kegiatan sosial mereka yang dilakukan cukup intens, sehingga menimbulkan empati orang untuk turut berbuat kebaikan.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 640, "width": 211, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Bahkan ya mbak banyak di media sosial itu di facebook ada beberapa postingan yang tag kita gitu, “boleh mendaftar Lindu Aji itu syaratnya apa saja” itu banyak sekali yang seperti itu, itu banyak sekali yang mau jadi anggota Lindu Aji” – Dian Ariyani.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 188, "width": 128, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumentasi Peneliti", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 202, "width": 242, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Contoh Postingan Salah Satu Warga yang Ingin", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 213, "width": 131, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mendaftarkan Diri ke Lindu Aji", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 237, "width": 247, "height": 176, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keinginan beberapa orang untuk menjadi bagian dari Ormas Lindu Aji, peneliti interpretasikan sebagai bentuk emotional attachment masyarakat terhadap Ormas Lindu Aji. Melalui kegiatan offline yang didukung pula dengan publikasi secara online , membuat masyarakat tertarik untuk mengikuti kegiatan Ormas Lindu Aji dan ingin menjadi bagian dari Lindu Aji.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 211, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“… tadi Mas Jos juga menyatakan ada jiwa korsa anggota yang loyal, ibarat mangkat yo mangkat, jiwa korsa itukan berarti dia punya loyalitas kan integritasnya kan berarti tinggi sudah tidak diragukan lagi, kenapa dia bisa punya? Nah karena meraka mendapat dari manfaat-manfaat itu” – Dian Ariyani .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 211, "height": 151, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Karena mereka merasa bangga, menjadi bagian dari Lindu Aji tu mereka merasa bangga, yang dibanggakan oleh temen-temen itu bahwa Lindu Aji ini bermanfaat bukan hanya untuk para anggotanya sendiri namun buat orang banyak untuk masyarakat banyak akhirnya jiwa-jiwa korsa kemanusiaan mereka akan tumbuh dengan sendirinya disaat kita share kegiatan kebencanaan, kegiatan sosial kemanusiaan, pengentasan anak yatim, mereka secara otomatis akan bergerak sendiri …” – John Santos .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 689, "width": 247, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan yang dapat diambil pada sub bab ini adalah masyarakat mulai merasakan emotional attachment karena adanya interaksi dan partisipasi dari Lindu Aji dalam berkomunikasi dengan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 247, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat. Masyarakat merasakan dampak positif atas kehadiran Ormas Lindu Aji, sehingga mereka dengan kesadaran pribadi dan kolektif meminta bantuan langsung kepada Lindu Aji, bahkan ingin ikut bergabung menjadi anggota Lindu Aji karena mereka telah merasakan manfaatnya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 220, "width": 47, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 246, "width": 247, "height": 445, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dimensi ini, masyarakat memberikan penilaiannya mengenai perilaku para anggota Ormas Lindu Aji. Hal ini mencakup bagaimana kepedulian Ormas Lindu Aji dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, kemampuan Ormas Lindu Aji dalam mengelola kepentingan masyarakat, dan komitmen Ormas Lindu Aji dalam memenuhi janji. Kepedulian kepada masyarakat dengan cara memenuhi kebutuhan mereka, ditunjukkan dari kegiatan-kegiatan sosial yang rutin dilakukan. Kegiatan tersebut tidak hanya berdasarkan atas rencana yang telah didiskusikan sebelumnya, tetapi juga dari masyarakat sendiri yang langsung datang ke kantor sekretariat untuk meminta pertolongan. Artinya, masyarakat telah memiliki cognitive knowledge yang positif terhadap Ormas Lindu Aji dan telah memiliki emotional attachment dengan ormas ini. Jadi, ketika ada hal- hal yang berkaitan dengan permasalahan sosial, maka perilaku yang terbentuk adalah masyarakat tidak segan untuk datang langsung ke kantor sekretariat Lindu Aji.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 711, "width": 211, "height": 62, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Apalagi setelah pandemi covid ini ya Mas Taufik ya kita naik terus, banyak masyarakat yang datang ke kami “Bang itu bang kasian anak yatim” “loh kenapa anak yatim?” “Bapak ibunya meninggal covid, dia ikut pamannya”", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 50, "width": 228, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 84, "width": 211, "height": 240, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“pamannya kerja apa?” “pamannya hanya jualan” “jualan apa?” “jualan di pasar jualan sayur” yam au ngga mau kita bantu, kita bantu untuk sekolah dan kebetulan saya legal di beberapa link di beberapa perusahaan jadi anak-anak yatim ini sudah mau lulus SMA , SLTA, SMK, SMEA sederajat mereka kita arahkan duku bekerja ke perusahaan setelah itu uang dari perusahaan tersebut kita arahkan untuk buat kuliah, kita dorong mereka secara akademik, ya kemarin Bu Naned dan Bu siapa Ratna Sumarno menawarkan ada beasiswa, wah itu sesuatu hal yang luar biasa dari Tuhan yang tidak kami sangka-sangka, karena sekarang banyak anak-anak yang kebingungan kerja di perusahaan dalam biaya sekolah, buat hidup mereka, buat kuliah mereka kan susah ya meskipun ada si ini yang masih” – John Santos.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 340, "width": 247, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian kemampuan organisasi dalam mengelola kepentingan masyarakat, Ormas Lindu Aji berusaha untuk mengakomodasi hal-hal yang dirasa penting dan dibutuhkan oleh masyarakat ketika terjadi bencana. Lindu Aji bekerja sama dengan pemerintah dalam membantu korban bencana agar semua dapat tertangani dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 211, "height": 101, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“… terus untuk kebencanaan kita bekerjasama dengan apa namanya pemerintah dalam hal ini kepala kecamatan kelurahan selalu mengkomunikasikan kepada kami, kebetulan ketua DPC Lindu Aji Kota Semarang itu Mas Pilus, Mas Pilus itu sekaligus ketua DPRD Kota Semarang jadi akses kami di Pemerintah itu kenceng…” – John Santos.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 211, "height": 164, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Bahkan saat banjir Mangkang kita membuat dapur umum diantaranya adalah makanan- makan siap saji, masyarakat kan bingung ditengah hiruk pikuk menyelamatkan harta benda mereka membersihkan rumah mereka, untuk makan kan mereka susah jadi kita berusaha menyediakan dapur umum, itupun kita berkoordinasi dengan kecamatan kelurahan agar tidak tumpang tindih karena banyak kan dinas sosial yang datang dan membantu “oh ternyata daerah mana yang butuh bantuan” kita bantu disitu.” – John Santos.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 247, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakhir adalah komitmen organisasi dalam memenuhi janji kepada masyarakat. Sesuai dengan visi misi Ormas Lindu Aji yaitu senantiasa membantu masyarakat, maka Lindu Aji pun selalu berusaha untuk membantu masyarakat sesuai dengan visi misi mereka. Berbagai kegiatan sosial dilakukan oleh Ormas Lindu Aji sebagai wujud pemenuhan visi misi", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 250, "width": 212, "height": 518, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“… Pak Ikhwan Ubaidilah sebagai Ketua Umum DPP Lindu Aji ini membentuk Lindu Aji dulu, mau mewadahi atlet-atlet yang memiliki skill bertarung supaya mereka tidak bertarung di jalan, supaya mereka tidak berkelahi di jalan, maka dari Lindu Aji diwadahi menjadi salah satu olahraga bela diri, diantaranya adalah olahraga bela diri tarung bebas dan itu disalurkan masuk ke One Pride MMA di TVONE maupun di olahraga- olahraga kelas MMA yang ada di kelas Asia maupun di Internasional, jadi banyak atlet-atlet yang difasilitasi oleh ormas Lindu Aji yang awalnya anak ini badung, nakal, dia berkelahi di jalanan kita salurkan supaya, e apa namanya…bakatnya dia seorang pendekar, seorang ahli bela diri tu tersalurkan di ring of octagon bukan menakut-nakuti masyarakat, bukan menakut-nakuti orang bukan menjadi preman, bukan. Nah setelah itu lambat laun sudah bisa berjalan maka ormas Lindu Aji ini dimasukkan kedalam, didaftarkan ke dalam Kemenkumham untuk menjadi ormas, karena menjadi ormas itu kami ada pesan dari Pak Ikhwan Ubaidilah yang salah satunya mengambil dari Hadist, “Khairun naas anfauhum linnas”, “dadio wong kang migunani marang sepodo-podo urip lan ngelingake marang kebecikan”, jadi artinya Lindu Aji ini bukan hanya olahraga bela diri tetapi juga banyak kegiatan-kegiatan sosial. Kegiatan-kegiatan sosialnya diantaranya adalah pengentasan kemiskinan dan juga apa namanya pengasuhan anak yatim maupun duafa… Dimana lokasinya? Lokasinya banyak, lokasinya ada diseluruh pojok-pojok Kota Semarang, jadi apa namanya itu anak- anak yatim itu kita ambil dari anak-anaknya ex para PSK lokalisasi Sunan Kuning, maupun ex lokalisasi di Gambilangu, jadi waktu lokalisasi Sunan Kuning ini sudah dibebaskan oleh", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 61, "width": 211, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Kota Semarang, Dinas Sosial anak-anak PSK itu ada yang ditinggal begitu saja oleh para orang tuanya mereka kalau dideportasi ke…deportasi ya Bu ya bahasa kerennya, ke tempat asalnya dipulangkan mereka bingung, mereka ngapain, mereka sudah nyaman di Semarang, sedangkan mereka masih dibawah umur, akhirnya mereka kita rampung, kita sewakan rumah kos dan kita biayai hidup mereka sampai dengan pendidikannya, diantaranya itu …” – John Santos.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 225, "width": 247, "height": 156, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan dari sub bab ini adalah untuk membangun public trust dari sisi dimensi perilaku, Ormas Lindu Aji sesuai dengan visi misi mereka yaitu senantiasa membantu masyarakat, terus melakukan kegiatan-kegiatan sosial dan juga berkolaborasi dengan pemerintah agar bantuan- bantuan yang diberikan dapat dirasakan manfaatnya secara merata.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 403, "width": 67, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 423, "width": 247, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dilakukan bahwa Ormas Lindu Aji dalam membangun komunikasi dengan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 486, "width": 247, "height": 259, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat untuk membangun public trust lebih banyak menggunakan manajemen komunikasi secara offline dibandingkan dengan online . Lindu Aji lebih menggunakan pendekatan “turun langsung” ke lapangan karena dirasa lebih efektif dibandingkan melalui online . Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang mulai berdatangan ke kantor DPC Lindu Aji Semarang untuk meminta bantuan secara langsung. Artinya, masyarakat telah percaya dengan Lindu Aji bahwa mereka bukanlah ormas yang memiliki image negatif seperti yang selama ini tertanam di benak masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 248, "height": 363, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan dari komunikasi secara online , Lindu Aji menggunakan Instagram dan Facebook sebagai media publikasi mengenai kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan oleh Ormas Lindu Aji. Perubahan branding Lindu Aji pun dilakukan melalui media sosial, namun pengelolaan media online mereka masih sederhana, sehingga engagement yang didapat pun masih kurang. Saran dari segi praktis dari peneliti untuk Ormas Lindu Aji adalah untuk lebih menata media sosial yang mereka punya untuk menambah engagement dengan masyarakat. Hal ini dinilai penting karena di era digital seperti sekarang ini, pemanfaatan media sosial sebagai komunikasi dengan warga sangatlah penting. Sehingga informasi mengenai ormas, khususnya Ormas Lindu Aji dapat diterima baik oleh masyarakat dan meningkatkan kepercayaan publik yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 446, "width": 113, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 479, "width": 247, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif . Sukabumi: CV Jejak. Dwiyanto, A. (2011). Mengembalikan", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 541, "width": 223, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 603, "width": 248, "height": 114, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eriyanto. (2021). Analisis Jaringan Media Sosial Dasar-Dasar dan Aplikasi Metode Jaringan Sosial untuk Membedah Percakapan di Media Sosial . Jakarta: Prenada Media Group. Gora, R. (2019). Riset Kualitatif Public Relations . Surabaya: Jakad Media Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 727, "width": 248, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harliantara. (2021). ONAIR to ONLINE Pengantar Penyiaran Radio . Jakarta:", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 38, "width": 470, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANAJEMEN KOMUNIKASI ORMAS LINDU AJI MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM MEMBANGUN PUBLIC TRUST", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 50, "width": 228, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Citra Safira, Rr B. Natalia Pujiastuti, Sri Syamsiyah Lestari S)", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 87, "width": 128, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Broadcastmagz Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 108, "width": 247, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviani, I. (2020). Komunikasi Organisasi .", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 128, "width": 176, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surabaya: Scopindo Media Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 149, "width": 247, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviani, I. (2020). Komunikasi Organisasi .", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 170, "width": 176, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surabaya: Scopindo Media Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 190, "width": 247, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningsih, S. (2013). Metode Penelitian Studi Kasus Konsep, teori Pendekatan Psikologi Komunikasi, dan Contoh Penelitiannya .", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 252, "width": 105, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madura: UTM Press.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 273, "width": 247, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amelia, R. (2018). Media Kampanye Sosial Lembaga Swadaya Masyarakat (Save the Children) sebagai Sarana Kekerasan terhadap Anak (Framing Visual dan Kriminologi Konstitutif). Jurnal Kriminologi Indonesia ,", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 377, "width": 223, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91–107. Retrieved from http://www.jurnalkesos.ui.ac.id/index.php/jki", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 418, "width": 220, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/article/view/9090%0Ahttp://www.jurnalkeso s.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/9090/675 45910", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 480, "width": 247, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, S. A. E. (2020). Strategi Komunikasi Organisasi Life For Ummah Pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 522, "width": 223, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui Media Sosial Dalam Upaya.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 542, "width": 223, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communiverse: Jurnal Ilmu Komunikasi ,", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 563, "width": 223, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 (1), 14–20.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 584, "width": 214, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.36341/cmv.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 605, "width": 247, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "v6i1.1470 Evi Zahara. (2018). Peranan Komunikasi", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 646, "width": 223, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organisasi Pimpinan Organisasi. Peranan Komunikasi Organisasi Bagi Pimpinan Organisasi , 1829 – 7463 (April), 8.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 708, "width": 247, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gordon, E. (2019). Civic organizations and digital technologies in an age of distrust. Media and Communication , 7 (3 Civic Organizations in", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 87, "width": 223, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "an Age of Distrust), 54–56.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 108, "width": 247, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.17645/mac.v7i3.2385 Herdiansah, A. G. (2016). Peran Organisasi Masyarakat (Ormas) Dan Lembaga Swadaya", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 170, "width": 223, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat (Lsm) Dalam Menopang", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 188, "width": 224, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan Di Indonesia. Sosioglobal : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi ,", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 232, "width": 217, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (1),49.https://doi.org/10.24198/jsg.v1i1.111 85", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 273, "width": 247, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayati, T. (2014). Kualitas Pelayanan Publik", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 294, "width": 224, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap Kepuasan Serta Kepercayaan Masyarakat Pada Kepolisian Sektor", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 335, "width": 223, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Polsek ) Bengalon. Ekonomika Bisnis , 5 (1), 45–62.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 377, "width": 247, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ishak, A. (2012). Peran Public Relations dalam Komunikasi Organisasi. Jurnal ASPIKOM ,", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 418, "width": 219, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (4),373.https://doi.org/10.24329/aspikom.v1 i4.38", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 460, "width": 247, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kominfo. (2017). Pemerintah Keluarkan Perppu No. 2/2017 tentang Perubahan atas Undang-", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 501, "width": 41, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 501, "width": 223, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ormas. Retrieved from https://kominfo.go.id/index.php/content/detai l/10094/pemerintah-keluarkan-perppu-no- 22017-tentang-perubahan-atas-undang- undang-ormas/0/artikel_gpr", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 605, "width": 247, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan, F. (2017). Ada Tren Global Krisis Kepercayaan Terhadap LSM. Retrieved from https://tirto.id/ada-tren-global-krisis- kepercayaan-terhadap-lsm-ckJr", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 687, "width": 247, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Li, Y., Shin, J., Sun, J., Kim, H. M., Qu, Y., & Yang, A. (2021). Organizational", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 729, "width": 223, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sensemaking in tough times: The ecology of", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 747, "width": 113, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NGOs’ COVID-19", "type": "Table" }, { "left": 469, "top": 749, "width": 93, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "issue discourse", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 38, "width": 471, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 2, Januari 2023, hlm 26-43", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 61, "width": 223, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "communities on social media. Computers in", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 82, "width": 223, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Human Behavior , 122 (April), 106838. https://doi.org/10.1016/j.chb.2021.106838", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 123, "width": 247, "height": 74, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lovejoy, K., & Saxton, G. D. (2012). Information, Community, and Action: How Nonprofit Organizations Use Social Media. Journal of Computer-Mediated Communication , 17 (3),", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 206, "width": 220, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "337–353. https://doi.org/10.1111/j.1083-", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 227, "width": 96, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6101.2012.01576.x", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 248, "width": 247, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Men, L. R., Tsai, W. H. S., Chen, Z. F., & Ji, Y.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 268, "width": 223, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G. (2018). Social presence and digital dialogic communication: engagement lessons from top social CEOs. Journal of Public", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 330, "width": 223, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relations Research , 30 (3), 83–99. https://doi.org/10.1080/1062726X.2018.1498", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 372, "width": 21, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "341", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 393, "width": 247, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nainggolan, N. T., Mawati, A. T., Gandasari, D.,", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 413, "width": 223, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardiana, D. P. Y., Purba, B., Kato, I., … Simarmata, M. M. (2021). Komunikasi Organisasi: Teori, Inovasi, dan Etika . Medan: Yayasan Kita Menulis.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 496, "width": 247, "height": 43, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Park, H., & Blenkinsopp, J. (2011). The Roles of Transparency and Trust in The Relationship between Corruption and Citizen Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 544, "width": 223, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Review of Administrative Sciences , 77 (2), 254–274. https://doi.org/10.1177/0020852311399230", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 591, "width": 247, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prihatsanti, U., Suryanto, S., & Hendriani, W.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 612, "width": 223, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Menggunakan Studi Kasus sebagai", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 633, "width": 223, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Ilmiah dalam Psikologi. Buletin", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 653, "width": 223, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psikologi , 26 (2), 126. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.388 95", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 715, "width": 247, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, M. A. R. (2017). Peningkatan Kepercayaan Publik Melalui Pemerintahan Partisipatif.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 757, "width": 222, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Administrasi Negara , 12 (2), 1–9.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 247, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raja-Yusof, R. J., Norman, A. A., Abdul-Rahman, S. S., Nazri, N., & Mohd-Yusoff, Z. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 103, "width": 223, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cyber-volunteering: Social media", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 123, "width": 223, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "affordances in fulfilling NGO social missions. Computers in Human Behavior , 57 , 388–397.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 186, "width": 248, "height": 135, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/j.chb.2015.12.029 Rodriguez, N. S. (2016). Communicating global inequalities: How LGBTI asylum-specific NGOs use social media as public relations. Public Relations Review , 42 (2), 322–332. https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2015.12.002 Sirajuddin, S. M., & Atrianingsi, A. . (2020).", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 326, "width": 223, "height": 58, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepercayaan Publik (Public Trust) Terhadap E-Government : Studi Kasus Penggunaan E- Mobile BPJS Kesehatan Di Kota Makassar. Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) , 9 (1), 80–", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 389, "width": 220, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88. https://doi.org/10.31314/pjia.9.1.80- 88.2020", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 421, "width": 247, "height": 94, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wang, Y., & Yang, Y. (2020). Dialogic communication on social media: How organizations use Twitter to build dialogic relationships with their publics. Computers in Human Behavior , 104 (October 2019),", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 524, "width": 247, "height": 69, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106183. https://doi.org/10.1016/j.chb.2019.106183 Yang, A. (2020). The Issue Niche Theory of Nongovernmental and", "type": "Table" }, { "left": 512, "top": 582, "width": 50, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nonprofit", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 595, "width": 223, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizations’ Interorganizational Network Ecology. Communication Theory , 30 (1), 41– 63. https://doi.org/10.1093/ct/qtz014", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 645, "width": 247, "height": 90, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zhou, A., & Xu, S. (2022). Computer mediation vs. dialogic communication: How media affordances affect organization-public relationship building. Public Relations Review , 48 (2), 102176. https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2022.102176", "type": "Table" } ]
60c9cc13-4b61-41c9-a292-21bf741a5a9d
https://afssaae.ub.ac.id/index.php/afssaae/article/download/27/38
[ { "left": 210, "top": 42, "width": 333, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 2019, 2(2), 57-62 ISSN 2622-5921", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 787, "width": 134, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Corresponding author E-mail address : [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 808, "width": 259, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received on 22 July 2019, revised on 4 November 2019, accepted on 7 November 2019", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 134, "width": 475, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of temperature reduction on the performance and stability of UASB reactors treating synthetic sewage", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 183, "width": 161, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masood Abdusalam Ghanem Ali", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 204, "width": 340, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Department of Geology and Environment, Faculty of Sciences, Baniwaleed University, Libya", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 229, "width": 330, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KEYWORDS ABSTRACT Methane (CH 4 ) Chemical Oxygen Demand (COD)", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 299, "width": 107, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Suspended Solid (TSS) Organic loading Rate (OLR) Hydraulic Retention Time (HRT) Specific Methane", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 398, "width": 76, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Production (SMP)", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 259, "width": 336, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The objective of this investigation is to determine the effect of temperature reduction on the performance and stability of laboratory-scale up-flow anaerobic sludge blanket (UASB) treating synthetic sewage. The work was carried out using four 4- litre continuously fed UASB reactors. The operation started at a constant hydraulic retention time of ~24 hours (up flow velocity ~0.02 m/hour) and an influent COD concentration of ~2250 mg/L, with an organic loading rate of ~2.25 g COD/L/day. During the experiment, the operating temperature was reduced in a single step from 35 to 30 ⁰ C, then stepped down to 25 ⁰ C. COD removal efficiency fell slightly from ~96 % in all reactors to ~93%. Effluent TSS concentrations remained below 20 mg l -1 and TSS removal efficiency ranged between 93-98%. Gas production showed a slight disturbance following the initial drop in temperature to 30 ⁰ C, but stabilised at around 0.74 L CH 4 /L, 0.30 L CH 4 /g COD added and 0.31 L CH 4 /g COD removed . The subsequent drop to 25 ⁰ C produced a stronger disturbance, but both volumetric and specific methane production recovered to the previous values by about day 412. The average biogas methane content in all reactors was unchanged or marginally higher at 78-79%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 233, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temperature has a considerable influence on the growth and survival of microorganisms. Below 30 ⁰ C, the methanogenic activity in an (up-flow anaerobic sludge blanket) UASB may be affected and the digestion rate will decrease by about 11% for each ⁰ C temperature decrease (van Haandel and Lettinga 1994; Gómez 2011). Although anaerobic treatment is possible in all three temperature ranges (psychrophilic, mesophilic and thermophilic), low temperature usually leads to a decline in the maximum growth rate and methanogenic activity (Bodik et al., 2000) . However, long-term acclimation to lower temperatures is possible.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 653, "width": 233, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Seghezzo et al. (1998), the UASB process has been successfully applied for low strength wastewaters such as domestic sewage at 20 ⁰ C or above, with chemical oxygen demand (COD) removal efficiencies in the range of 57% to 82% at hydraulic retention time (HRT) from 5 to 15 hours (Seghezzo et al., 1998). Lettinga et al. (1983) reported that when raw domestic sewage was treated in a 120-L reactor at temperatures in the range of 8- 20 °C, 65-85% COD reduction was achieved", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 476, "width": 234, "height": 302, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Lettinga et al., 1983). COD removal with 97% efficiency was achieved at 20 ⁰ C and 90% COD reduction was still observed when the temperature dropped to 10 ⁰ C. At lower temperatures (5–20 ⁰ C), however, the performance of one-stage UASB reactors can be severely limited by the slow hydrolysis of entrapped solids that accumulate in the sludge bed when high loading rates are applied . Singh and Viraraghavan et al. (1996) used a UASB system to treat municipal wastewater in low- temperature conditions and reported 70% COD removal at 11 ⁰ C and 30-50% at 6 ⁰ C. Lew et al. (2003) reported a gradual decrease in COD removal efficiency with decreasing temperature, from 82% at 28 °C to 72% at 20 ⁰ C, 68% at 14 ⁰ C and 38% at 10 ⁰ C. Halalsheh (2002) treated a relatively high strength municipal sewage (COD = 1531 mg/L) from Jordan in a pilot UASB reactor operated at temperature (18-25 ⁰ C). Total COD removal efficiencies were 62% and 51% in summer and winter, respectively at HRT of 24 hours. Singh and Viraraghavan (1998) used two UASB reactors, with total volume of 8 L, for the treatment of municipal wastewater at 20 ⁰ C. Start-up was at a HRT of 48", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 95, "width": 147, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ORIGINAL RESEARCH", "type": "Section header" }, { "left": 461, "top": 95, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Open Access", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 44, "width": 71, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AFSSAAE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 483, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali et.al. Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 2019, 2(2), 57-62 ISSN 2622-5921", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 233, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hours, and was reduced to 10 hours by the 280 th day of operation. The total COD of the municipal wastewater varied in the range of 350 to 500 mg/L with soluble COD of 150-300 mg l -1 . The reactors achieved a treatment efficiency in terms of COD removal of the order of 60-75% (Singh and Viraraghavan, 1998).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 233, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Takahashi et al. (2011) investigated treatment of raw sewage using a 1.15-m 3 pilot-scale UASB reactor operated at a HRT of 8 hours at wastewater temperatures ranging from 10.6 to 27.7 ⁰ C for more than 1100 days. The stable removal efficiencies for total COD and SS were 63± 13% and 66 ± 20 %, respectively. After two years of operation, the average concentration of the retained sludge was 24.5 g SS/L. The solid retention time was evaluated as 293 ± 114 days, which was sufficient for mineralisation of solid organic matter, as indicted by a growth yield of 0.132 g VSS/g COD. In summer, the water temperature increased above 20 °C leading to enhanced biodegradation. The above results indicate considerable potential for UASB operating on low-strength municipal-type wastewater at", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 83, "width": 233, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ambient temperatures of 30 ⁰ C or below, but also leave some questions unanswered.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 112, "width": 234, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The objective of this investigation is to determine the effect of temperature reduction on the performance and stability of laboratory-scale UASB in treating synthetic sewage.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 175, "width": 90, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Methods", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 187, "width": 233, "height": 188, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An experimental investigation was carried out using four 4-litre continuously fed UASB reactors (Figure 1). The synthetic sewage feed was used and prepared daily from frozen pre-prepared concentrate by dilution with tap water to obtain the desired organic loading rate (OLR). The composition of the synthetic wastewater used is given in Table 1. The operation started at a constant HRT of ~24 hours (up flow velocity ~0.02 m/hour) and an influent COD concentration of ~2,250 mg/L, with an OLR of ~2.25 g COD/L/day. During the experiment, the operating temperature was reduced in a single step from 35 to 30 ⁰ C, then stepped down to 25 ⁰ C as indicated in Table 2. Temperature reduction was achieved by adjusting the thermostat on the thermo-circulator.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 611, "width": 288, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1 . Schematic of the revised layout (based on Idrus, 2013)", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 383, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 . Composition of synthetic wastewater concentrates (Based on Whalley, 2008)", "type": "Caption" }, { "left": 68, "top": 654, "width": 448, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Component Unit Quantity Yeast (block bakers form) g 23 Urea g 2.14 Full cream milk (UHT sterilised) ml 144 Sugar (granulated white) g 11.5 Dried blood g 5.75 Ammonium phosphate (NH 4 ) 2HPO 4 g 3.4 Tap water Make up volume to 1 L", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 483, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali et.al. Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 2019, 2(2), 57-62 ISSN 2622-5921", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 340, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 . Reactor operating conditions for initial temperature reduction study", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 461, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reactor Days No. Target temp (⁰ C) Target Inf COD (mg/L) Target OLR (mg/L) Target Hours (HRT) R1-4 65 30 2250 2.25 24 8 Varied a 2250 2.25 24 74 25 2250 2.25 24 a Temperature reduced by 1 ⁰ C every 2 days Inf = influent", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 112, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 164, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Characteristics of synthetic sewage", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 233, "width": 233, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The average characteristics of the synthetic wastewater are shown in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 446, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3 . Average characteristics of synthetic sewage substrate Parameter Unit Value No. SD COD mg/L 456 60 18 TSS mg/L 211 36 14 TAN mg N/L 8 11 0.34", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 484, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. = number of samples analysed, SD = standard deviation, COD = Chemical Oxygen Demand, TSS = Total Suspended Solid, TAN = Total Ammonia Nitrogen", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 369, "width": 102, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reactor performance", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 233, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The main performance parameters are summarised in Table 4 and Figure 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 108, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Treatment performance", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 432, "width": 233, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effluent COD concentrations showed little or no change on reduction to 30 ⁰ C, but rose sharply from", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 382, "width": 233, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "around 100 mg/L to 150 mg/L as the temperature was further reduced. COD removal efficiency fell slightly from ~96% in all reactors to ~93%. Effluent TSS concentrations remained below 20 mg/L and TSS removal efficiency ranged between 93-98%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 319, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 . UASB performance on temperature reduction to 30 and 25 ⁰ C Reactor Average OLR g COD/L/ day COD removal % VMP a L/L/day CH 4 content Fractio n %", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 483, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMP added b", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 494, "width": 38, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L CH 4 /g COD added", "type": "Formula" }, { "left": 436, "top": 484, "width": 42, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMP removed c L CH 4 /g COD removed", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 494, "width": 439, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Actual/ Th CH 4 d Nominal OLR 2.3", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 518, "width": 94, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(T = 30 ⁰ C, last 30 days)", "type": "Table" }, { "left": 66, "top": 554, "width": 459, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 2.37 0.96 0.732 0.79 0.309 0.323 0.92 2 2.36 0.96 0.721 0.79 0.293 0.305 0.87 3 2.34 0.96 0.728 0.79 0.298 0.311 0.89 4 2.37 0.96 0.729 0.8 0.295 0.309 0.88 Average 2.36 0.96 0.727 0.79 0.299 0.312 0.89 Nominal OLR 2.3 (T = 25 ⁰ C, last 50 days) 1 2.12 0.93 0.669 0.79 0.317 0.341 0.97 2 2.13 0.93 0.658 0.78 0.289 0.311 0.89 3 2.12 0.93 0.656 0.77 0.289 0.311 0.89 4 2.13 0.93 0.654 0.78 0.286 0.307 0.88 Average 2.12 0.93 0.659 0.78 0.295 0.317 0.91", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 303, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a Volumetric methane production b Specific methane potential (SMP) per g COD added c Specific methane potential (SMP) per g COD removed d ratio of actual SMP per g COD removed to the theoretical value of 0.35 L/g COD", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 483, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali et.al. Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 2019, 2(2), 57-62 ISSN 2622-5921", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 485, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2 . Volumetric methane production, biogas methane content, specific biogas and methane production, COD removal, TSS removal and actual/theoretical methane for R1-4.The vertical dotted lines indicate a change in temperature.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 624, "width": 84, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biogas production", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 637, "width": 233, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gas production showed a slight disturbance following the initial drop in temperature to 30 ⁰ C, but stabilised at around 0.74 L CH 4 /L, 0.30 L CH 4 / g COD added and 0.31 L CH 4 /g COD removed . The subsequent drop to 25 ⁰ C produced a stronger disturbance, but VMP and SMP recovered to the previous values by about day 412. The average biogas methane content in all reactors was unchanged or marginally higher at 78-79%.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 637, "width": 95, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Overall performance", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 649, "width": 233, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5 and Figure 3 show the results at 30 and 25 ⁰ C together with the values for 35 ⁰ C. A slight fall in VMP can be seen, as well as the increase in biogas methane content. The performance was better than expected as it showed relatively little change despite the large change in operating temperature.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 483, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali et.al. Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 2019, 2(2), 57-62 ISSN 2622-5921", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 278, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5 . Average performance parameters at 25, 30 and 35 ⁰ C", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 99, "width": 256, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temp ⁰ C Average OLR g COD/L/day COD removal % VMP a L/L/day CH 4 %", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 99, "width": 50, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMP added b L CH 4 /g", "type": "Table" }, { "left": 367, "top": 121, "width": 38, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COD added", "type": "Picture" }, { "left": 424, "top": 100, "width": 42, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMP removed c L CH 4 /g COD removed", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 111, "width": 465, "height": 294, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Actual/ Th CH 4 d 35 2.28 0.96 0.74 0.76 0.313 0.327 0.93 30 2.36 0.96 0.73 0.79 0.299 0.312 0.89 25 2.12 0.93 0.66 0.78 0.295 0.317 0.91 (a) Average values (b) All data Figure 3 . Kinetics of key parameters with temperature change from 25 to 35 ⁰ C", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 431, "width": 141, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Specific experimental findings", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 441, "width": 233, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Step changes in operating temperature to 30 ⁰ C led to some short-term disturbance in performance, seen in fluctuating gas production parameters, which stabilised after a period of ~30 days at values slightly below those at the original operating temperature of 35 ⁰ C but stabilised at around 0.74 L CH 4 /L, 0.30 L CH 4 /g COD added and 0.31 L CH 4 /g COD removed. A similar disturbance and further reduction in specific and volumetric gas production was seen on reducing the temperature to 25 ⁰ C but VMP and SMP recovered to the previous values after ~20 days.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 233, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A marked change in effluent COD concentration from ~100 to ~200 mg/L occurred when the temperature was reduced from 30 to 25 ⁰ C. This recovered to ~150 mg/L after ~20 days, but showed no further decline in the experimental period.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 660, "width": 233, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Despite the relatively short acclimatisation and operating period, performance in terms of both treatment and energy conversion remained good, indicating that the system had the potential to operate effectively at lower temperatures without extended acclimatisation.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 431, "width": 60, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 443, "width": 233, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This experiment showed that the reactors experienced some disturbance after a reduction in temperature, which could be seen in fluctuating gas production parameters for a period of ~30 days, after which stabilisation appeared to occur. There was a marked change in COD removal and effluent COD concentration when the temperature was reduced from 30 to 25 ⁰C . Performance in terms of both treatment and energy conversion remained high.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 570, "width": 83, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conflict of interest", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 582, "width": 233, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The authors declare that there is no conflict of interest in this publication.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 617, "width": 47, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 629, "width": 233, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azbar, N., Dokgöz, F.T., Keskin, T., Eltem, R., Korkmaz, K.S., Gezgin, Y., Akbal, Z., Öncel, S., Dalay, M.C., Gönen, Ç. and Tutuk, F. (2009) ‘Comparative evaluation of bio-hydrogen production from cheese whey wastewater under thermophilic and mesophilic anaerobic conditions’, International Journal of Green Energy , 6(2), pp. 192-200", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 721, "width": 233, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bodik, I., Herdova, B. and Kratochvil, K. (2000) ‘The application of anaerobic filter for municipal wastewater treatment’, Chemical Papers-Slovak", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 755, "width": 166, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Academy of Sciences , 54(3), pp. 159-164", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 483, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali et.al. Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 2019, 2(2), 57-62 ISSN 2622-5921", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 233, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gómez, R.R. (2011) ‘Upflow Anaerobic Sludge Blanket Reactor: Modelling’, Licentiate Thesis , Chemical Engineering, School of Chemical Science and Engineering, Department of Chemical Engineering and Technology, Royal Institute of Technology, Stockholm, Sweden", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 155, "width": 233, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halalsheh, M.M. (2002) ‘Anaerobic pre-treatment of strong sewage: a proper solution for Jordan’, Thesis, Wageningen University, the Netherland Idrus, S. (2013) ‘Washing of wheat straw to improve its combustion properties with energy recovery by anaerobic digestion of the washwater’, PhD Thesis , Faculty of Engineering and the Environment University of Southampton, Southampton, the United Kingdom Lettinga, G., Roersma, R. and Grin, P. (1983) ‘Anaerobic treatment of raw domestic sewage at ambient temperatures using a granular bed UASB reactor’ Biotechnology and Bioengineering , 25(7), pp. 1701-1723", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 233, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lew, B., Belavski, M., Admon, S., Tarre, S. and Green, M. (2003) ‘Temperature effect on UASB reactor operation for domestic wastewater treatment in temperate climate regions’, Water Science and Technology , 48(3), pp. 25-30 Seghezzo, L., Zeeman, G., Van Lier, J.B., Hamelers, H.V.M. and Lettinga, G . (1998) ‘A review: the", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 86, "width": 204, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anaerobic treatment of sewage in UASB and EGSB reactors’, Bioresource Technology , 65(3), pp. 175-190", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 120, "width": 233, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singh, K.S. and Viraraghavan T. (1996) ‘Low strength wastewater treatment by a UASB reactor’, Bioresource Technology , 55(3), pp.187-194.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 155, "width": 233, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singh, K.S. and Viraraghavan T. (1998) ‘Start-up and operation of UASB reactors at 20°C for municipal wastewater treatment’, Journal of Fermentation and Bioengineering , 85(6), pp. 609-614", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 201, "width": 234, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Takahashi, M., Ohya, A., Kawakami, S., Yoneyama, Y., Onodera, T., Syutsubo, K., Yamakzaki, S., Araki, N., Ohashi, A, Harada, H. and Yamaguchi, T. (2011) ‘Evaluation of treatment characteristics and sludge properties in a UASB reactor treating municipal sewage at ambient temperature’, International Journal of Environmental Research , 5(4), pp. 821-826 Van Haandel, A.C. and G. Lettinga (1994) Anaerobic sewage treatment: a practical guide for regions with a hot climate , Chichester: John Wiley & Sons. Whalley, C.P. (2008) ‘Performance of variable climate waste stabilisation ponds during the critical spring warm-up period’, PhD Thesis , University of Southampton, Southampton, the United Kingdom", "type": "List item" } ]
7b70b9a5-9ccf-3664-e092-0620a0801dfc
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/pkm/article/download/5567/3679
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 183, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PKM: Pengabdian kepada Masyarakat", "type": "Page header" }, { "left": 346, "top": 38, "width": 167, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 161, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2614-574X, e-ISSN 2615-4749", "type": "Page header" }, { "left": 460, "top": 49, "width": 53, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hal. 395-403", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "395", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 88, "width": 364, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PELATIHAN DESAIN PETA KONSEP MENGGUNAKAN APLIKASI CMAPTOOLS", "type": "Section header" }, { "left": 242, "top": 134, "width": 115, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayan Eryk Setiawan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 373, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 187, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 371, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peta konsep merupakan bagian penting dalam membuat modul pembelajaran. Akan tetapi guru-guru di MAN Lumajang masih kesulitan dalam membuat peta konsep, dikarenakan tidak memahami cara membuat peta konsep dan tidak mengetahui aplikasi yang dapat digunakan untuk desain peta konsep. Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan memberikan pelatihan desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools. Aplikasi CmapTools merupakan salah satu aplikasi yang digunakan untuk mendesain peta konsep. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kemudahan dalam mendesain peta konsep. Pelatihan ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu praktik, presentasi, dan evaluasi. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa pada saat praktik guru-guru antusias dan mampu mendesain peta konsep. Saat presentasi, guru-guru telah menunjukkan pemahaman terhadap peta konsep. Dan dari evaluasi diperoleh respon guru sangat tinggi terhadap pelatihan ini, yaitu sebesar 92,6%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 363, "width": 193, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Peta Konsep, CmapTools, Pelatihan", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 389, "width": 47, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 371, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Concept maps are an important part of making learning modules. However, teachers at MAN Lumajang still have difficulty in making concept maps because they do not understand how to make concept maps and do not know the applications that can be used to design concept maps. These difficulties can be overcome by providing concept map design training using the CmapTools application. CmapTools application is an application that is used to design concept maps. This training aims to provide understanding and ease in designing concept maps. The training is divided into three stages, namely practice, presentation and evaluation. The results of the training show that during practice the teachers were enthusiastic and able to design concept maps. During the presentation, the teachers showed an understanding of the concept map. And from the evaluation the teacher response was very high towards this training, which was 92.6%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 554, "width": 197, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Concept Maps, CmapTools, Training", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 331, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correspondence author: Yayan Eryk Setiawan, [email protected], Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 609, "width": 170, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a CC-BY-NC", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 112, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen mengamanatkan kepada setiap guru dan dosen untuk memiliki dan mengembangkan kompetensi profesional, kompetensi pedagodik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional seorang guru atau dosen ditunjukkan dengan penguasaan terhadap materi dan pembelajarannya. Salah satu wujud dari penguasaan terhadap materi adalah mampu membuat modul pembelajaran yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 267, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan Desain Peta Konsep Menggunakan Aplikasi Cmaptools", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "396 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baik. Modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang disusun secara mandiri oleh guru atau secara berkelompok dengan tujuan untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Bagian inti dari modul pembelajaran antara lain: kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, peta konsep, materi pembelajaran, latihan, dan umpan balik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akan tetapi hasil survey yang dilakukan oleh pengabdi di MAN Lumajang tentang kesulitan guru-guru dalam menyusun modul pembelajaran menunjukkan bahwa kesulitan guru-guru di MAN Lumajang adalah membuat peta konsep. Kesulitan guru dalam membuat peta konsep yaitu tidak memahami cara membuat peta konsep dan tidak mengetahui aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat peta konsep. Akibat dari kesulitan ini, guru membuat peta konsep menggunakan Microsoft Word dan ada guru yang hanya mengambil peta konsep dari internet secara copy paste. Ini artinya, permasalahan guru-guru di MAN Lumajang adalah tidak mengetahui cara membuat peta konsep dan tidak mengetahui aplikasi yang digunakan untuk mendesain peta konsep dengan mudah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah-masalah guru ini harus di atasi. Hal ini dikarenakan peta konsep tersebut memiliki peran penting dalam memetakan materi apa saja yang harus dimuat dalam modul pembelajaran. Apabila terdapat materi yang tidak termuat dalam modul pembelajaran, maka akan berdampak pada kurangnya pengetahuan siswa. pada akhirnya akan menurunkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab siswa melakukan kesalahan adalah tidak pernah mendapatkan materi dari soal yang ditanyakan (Setiawan, 2020b, 2020e, 2020a, 2020c). Selain itu, peta konsep ini dapat digunakan sebagai pemandu dalam pembelajaran (Setiawan, 2019b, 2019a; Setiawan & Syaifuddin, 2020a), sehingga memudahkan guru dalam membelajarkan suatu materi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Setiawan, 2020d; Setiawan, Purwanto, Parta, & Sisworo, 2020; Setiawan & Syaifuddin, 2020b). Oleh karena itu masalah guru tidak mengetahui cara mendesain peta konsep penting untuk diatasi, agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan lancar dan dapat meningkatkan prestasi siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 428, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu solusi yang diambil oleh pengabdi untuk mengatasi masalah kesulitan guru dalam mendesain peta konsep adalah dengan memberikan pelatihan desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools. Aplikasi CmapTools merupakan salah satu aplikasi yang dikembangkan untuk memberikan kemudahan dalam mendesain peta konsep (Setiawan, 2019a, 2019b). Lebih lanjut Novak dan Canas dalam (Setiawan, 2019b) mengatakan bahwa aplikasi CmapTools lebih dari sekedar memfasilitasi pembangunan peta konsep yang mudah digunakan, CmapTools juga memanfaatkan internet untuk memungkinkan pengguna berkolaborasi secara lokal maupun jarak jauh dalam pembuatan peta konsep. Kemudahan dalam penggunaan aplikasi CmapTools dalam mendesain peta konsep adalah melalui operasi drag-and-drop. Oleh sebab itu, kemudahan dalam menggunakan aplikasi Cmaptools ini yang memungkinkan guru dapat mendesain peta konsep dengan mudah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum solusi yang ditawarkan di implementasikan di MAN Lumajang. Pengabdi melakukan penawaran kepada guru-guru untuk diadakan pelatihan tentang desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools. Hasil penawaran menunjukkan bahwa 40 guru menghendaki untuk diadakan pelatihan desain peta konsep dengan menggunakan aplikasi CmapTools. Selain itu wakil kepala bagian kurikulum", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 88, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayan Eryk Setiawan", "type": "Page header" }, { "left": 101, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403| 397", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengatakan bahwa guru-guru belum pernah mendapatkan pelatihan desain peta konsep, sehingga pelatihan ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan profesional guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 428, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan tersebut, maka diperoleh bahwa masalah yang dihadapi oleh mitra adalah kesulitan dalam mendesain peta konsep. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah melalui pelatihan desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools. Aplikasi CmapTools sangat mudah untuk digunakan dalam mendesain peta konsep. Oleh karena itu, tujuan utama dari pengabdian yang berupa pelatihan ini adalah membekali guru-guru tentang cara mendesain peta konsep yang benar dengan menggunakan aplikasi CmapTools. Hasil dari pelatihan ini adalah guru-guru dapat mendesain peta konsep dengan benar dan mudah. Dengan demikian diharapkan modul pembelajaran yang disusun oleh guru menjadi lebih lengkap, sehingga memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran dan membantuk siswa untuk mempelajari materi yang lengkap.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 176, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 428, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di MAN Lumajang yang terletak di Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada periode September 2019 sampai Maret 2020. Kegiatan pengabdian ini diawali dengan melakukan analisis situasi dari mitra, yaitu MAN Lumajang. Setelah melakukan analisis situasi, pengabdi mengajukan proposal pengabdian kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Malang. Setelah proposal pengabdian disetujui, maka dilanjutkan dengan menyusun jadwal pengabdian dan pembuatan modul pengabdian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah modul pengabdian selesai dibuat, pengabdi melanjutkan dengan mengonfirmasi mitra untuk menentukan waktu pelatihan dan menanyakan jumlah peserta pelatihan yang akan diikutkan. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 40 guru dan tanggal pelatihan adalah 14 Desember 2019. Peserta pelatihan yang terdiri dari 40 guru tersebut sebagian kecil adalah guru senior dan sebagian besar adalah guru-guru baru. Guru-guru ini memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan kompetensinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 428, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode kegiatan pengabdian yang dipilih adalah pelatihan. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah membekali guru-guru kemampuan untuk dapat mendesain peta konsep dengan menggunakan aplikasi CmapTools. Kegiatan pelatihan ini terdiri dari tiga tahap, yaitu praktik, presentasi, dan evaluasi (lihat Gambar 1).", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 694, "width": 121, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tahapan Pelatihan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 428, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap pertama adalah praktik mendesain peta konsep yang langsung dibimbing oleh pengabdi. Guru-guru secara langsung membuat peta konsep dan pengabdi mempresentasikan langkah-langkah desain peta konsep di depan kelas yang diikuti", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 634, "width": 179, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik Presentasi Evaluasi", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 267, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan Desain Peta Konsep Menggunakan Aplikasi Cmaptools", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "398 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara langsung oleh guru-guru untuk mendesain peta konsep. Desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools ini menggunakan buku panduan penggunaan CmapTools untuk desain peta konsep yang ditulis oleh pengabdi (Setiawan, 2019a). Dalam tahap pertama ini, juga secara langsung dilakukan diskusi dan Tanya jawab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap kedua adalah presentasi. Setelah guru-guru selesai mendesain peta konsep dengan menggunakan aplikasi CmapTools, maka perwakilan dari beberapa guru diminta untuk mempresentasikan hasil desain peta konsep tersebut. Sedangkan guru yang lain memperhatikan dan menilai peta konsep yang dipresentasikan. Tujuan dari tahap presentasi ini adalah untuk memahami kelebihan dan kekurangan dari peta konsep yang telah dibuat oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 428, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ketiga adalah evaluasi. Setelah kegiatan pelatihan selesai, peserta diminta untuk mengisi angket evaluasi keberhasilan pengabdian ini. Angket ini secara umum terdiri dari: (1) isi materi, (2) pemaparan materi, (3) diskusi/tanya jawab, dan (4) praktik kerja individu. Masing-masing pernyataan dalam angket tersebut menggunakan pilihan: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), normal (N), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Masing-masing pilihan diberi skor 1, 2, 3, 4, 5. Terdapat 17 item pernyataan yang harus diisi oleh guru, sehingga diperoleh skor minimum adalah 17 dan skor maksimum adalah 85. Dari skor maksimum dan minimum ini akan ditentukan kategori keberhasilan pelatihan ini dengan menggunakan interval sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Penentuan interval tersebut menggunakan persentase, yaitu: sangat rendah (0-20%), rendah (20%-40%), sedang (40%-60%), tinggi (60%-80%), dan sangat tinggi (80%-100%). Dari persentase ini diperoleh kategori keberhasilan pelatihan yang dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 416, "width": 285, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kategori Keberhasilan Pelatihan Skor Kategori Keberhasilan Pelatihan Sangat rendah Sangat tidak berhasil Rendah Tidak berhasil Sedang Kurang berhasil Tinggi Berhasil Sangat Tinggi Sangat berhasil", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 428, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kategori yang diperoleh akan dinterpretasikan secara kualitatif untuk menjelaskan makna dari kategori yang diperoleh. Jika hasil angket menunjukkan kategori tinggi atau sangat tinggi, maka pelatihan ini berhasil dalam membekali guru- guru dalam mendesain peta konsep. Akan tetapi jika hasil angket berada pada kategori sedang, rendah, atau sangat rendah, maka pelatihan kurang berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 187, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum kegiatan pelatihan ini dimulai, kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Kepala MAN Lumajang (lihat Gambar 2). Tujuan pembukaan yang dilakukan oleh kepala MAN Lumajang ini adalah memberikan motivasi dan dukungan kepada guru-guru agar sungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan dan memiliki pikiran terbuka dalam menerima informasi-informasi perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dengan adanya dukungan dan sambutan kepala MAN Lumajang ini, guru-guru menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan, karena guru-guru termotivasi. Oleh", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 88, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayan Eryk Setiawan", "type": "Page header" }, { "left": 101, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403| 399", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebab itu, dalam setiap pelatihan hendaknya memberikan kesempatan kepada pimpinan untuk memberikan sambutan, karena ini berdampak positif dalam pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 286, "width": 255, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pembukaan Pelatihan Oleh Kepala MAN Lumajang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 428, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah sambutan dari kepala MAN Lumajang selesai, kegiatan berikutnya langsung pelatihan. Hasil dari pelatihan ini akan dipaparkan sesuai dengan tahapan- tahapan pelatihan, yaitu praktik, presentasi, dan evaluasi. Tahap pertama adalah praktik. Tahap praktik ini berlangsung sekitar 4 jam. Dalam tahapan ini, setiap guru bekerja secara mandiri untuk mendesain peta konsep. Dengan bimbingan pengabdi, para guru langsung menginstall aplikasi CmapTools pada laptop masing-masing. Setelah semua guru berhasil menginstal aplikasi CmapTools , berikutnya adalah mendesain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools yang secara langsung dipandu dan dibimbing oleh pengabdi (lihat Gambar 3).", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 611, "width": 250, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pembimbingan Desain Peta Konsep oleh Pengabdi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada sesi praktik ini tampak guru-guru semangat untuk mendesain peta konsep dari salah satu materi yang mereka belajarkan di sekolah. Pada sesi praktik ini juga secara langsung diberikan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang guru-guru hadapi saat mendesain peta konsep. Kebanyakan kesulitan mendesain peta konsep dengan menggunakan aplikasi CmapTools ini antara lain: (1) guru kesulitan saat menginstal aplikasi, karena membutuhkan tahapan-tahapan menginstal, (2) guru kesulitan mengatur kerapian dari peta konsep yang dibuat, karena baru menggunakan aplikasi (3) guru-guru masih ada yang tidak menggunakan kata penghubung antara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 267, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan Desain Peta Konsep Menggunakan Aplikasi Cmaptools", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "400 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "konsep, dan (4) guru juga kesulitan membuat presentasi dari peta konsep. Dalam sesi praktik ini juga ditemukan bahwa guru-guru yang berhasil mendesain peta konsep dengan bagus adalah guru-guru yang betul-betul memperhatikan pengabdi saat memandu pembuatan peta konsep di depan dan guru-guru yang aktif bertanya dan meminta pengabdi untuk membimbing pembuatan peta konsep.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap kedua adalah presentasi. Pengabdi meminta perwakilan dari guru untuk mempresentasikan hasil peta konsep yang berhasil didesain di depan guru-guru lainnya. Ada tiga guru yang secara sukarela mencoba mempresentasikan hasil peta konsep mereka. Guru pertama yang mempresentasikan hasil desain peta konsep adalah guru Fisika (lihat Gambar 4).", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 358, "width": 239, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Presentasi Hasil Desain Peta Konsep Oleh Guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 428, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah presentasi selesai dilaksanakan, guru diminta untuk menyebutkan apa keunggulan dari desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools ini. Guru menyebutkan bahwa kelebihaanya adalah: (1) mudah membuat peta konsep, (2) peta konsep dapat dipresentasikan secara runtut, (3) aplikasi baru ini sangat cocok di terapkan di MAN Lumajang. Akhirnya secara keseluruhan guru-guru senang dengan adanya pelatihan ini yang dapat mengatasi masalah desain peta konsep. Contoh peta konsep yang berhasil di desain oleh Guru dapat dilihat dalam Gambar 5. Dalam kegiatan presentasi ini, guru-guru yang lain memberikan masukan terhadap peta konsep yang dibuat, yaitu: (1) hendaknya peta konsep diberi contoh agar lebih paham, (2) hendaknya diberi definisi dari konsep, dan (3) menjelaskan keterhubungan antar konsep.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 730, "width": 203, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Contoh Peta Konsep Guru Matematika", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 88, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayan Eryk Setiawan", "type": "Page header" }, { "left": 101, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403| 401", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah kegiatan praktik dan presentasi selesai, maka kegiatan ini diakhiri dengan pemberian angket evaluasi terhadap kegiatan pelatihan ini. Tujuan dari evaluasi kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pelatihan ini. Terdapat 27 guru yang berpartisipasi mengisi angket. Dengan menggunakan kategori keberhasilan pelatihan dalam Tabel 1, maka diperoleh persentase banyaknya guru dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 181, "width": 200, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Persentase Banyaknya Guru Kategori Jumlah guru Persentase Sangat rendah 0 0% Rendah 0 0% Sedang 0 0% Tinggi 2 7,4% Sangat Tinggi 25 92,6%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 428, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 2 diperoleh bahwa sebanyak 25 guru memberikan respon yang sangat tinggi terhadap pelatihan ini. Dari respon yang sangat tinggi ini dapat dikatakan bahwa pelatihan memiliki tingkat keberhasilan 92,6%. Keberhasilan pelatihan ini ditunjukkan dengan guru telah menguasai cara mendesain peta konsep dengan menggunakan aplikasi CmapTools. Keberhasilan pelatihan ini terbagi menjadi 4 pokok kegiatan secara umum, yaitu: materi, pemaparan materi, diskusi/tanya jawab, serta praktik kerja individu. Masing-masing keberhasilan dari 4 pokok kegiatan pelatihan ini dapat dilihat dalam Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 392, "width": 359, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Keberhasilan Pelatihan Desain Peta Konsep Menggunakan Aplikasi CmapTools", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 404, "width": 371, "height": 160, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pokok kegiatan Keberhasilan Materi Materi terorganisasi dengan baik dan mudah dimengerti. Materi relevan dan sesuai yang diharapkan. Materi sesuai dengan perkembangan teknologi. Materi menarik untuk dipelajari. Materi sudah mencukupi untuk mampu mendesain peta konsep. Pemaparan materi Pengabdi sangat memahami materi. Alokasi waktu sudah mencukupi. Pengabdi mempresentasikan materi dengan baik dan mudah dimengerti. Diskusi dan Tanya jawab Diskusi dan Tanya jawab menambah pemahaman tentang materi. Pengabdi memberikan jawaban dengan baik. Praktik kerja individu Panduan Praktik menggunakan aplikasi telah disediakan dengan baik. Pengabdi telah memfasilitasi dengan baik. Alokasi waktu praktik telah mencukupi.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan terdapat 2 guru dalam kategori Tinggi. Dua guru tersebut menyatakan bahwa waktu yang diberikan kurang cukup untuk mendesain peta konsep dan terlalu cepat dalam penyampaian materi. Tetapi meskipun terdapat dua guru dengan kategori tinggi, pelatihan ini dapat dikatakan berhasil. Salah satu peserta yang juga merupakan wakil kurikulum menyatakan bahwa keberhasilan pelatihan ini adalah 95% guru-guru sudah mampu mendesain peta konsep dengan mudah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 82, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 428, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengabdian diperoleh bahwa kegiatan pelatihan desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools ini telah berhasil membekali guru-guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 267, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan Desain Peta Konsep Menggunakan Aplikasi Cmaptools", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "402 | Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tentang cara-cara mendesain peta konsep dengan menggunakan aplikasi CmapTools. Tingkat keberhasilan pelatihan ini didukung oleh respon guru dalam kategori sangat tinggi sebesar 92,6%. Faktor-faktor pendukung keberhasilan pelatihan ini antara lain: (1) adanya motivasi dan dukungan dari kepala MAN Lumajang terhadap kegiatan pelatihan ini, (2) adanya kesungguhan dari pemateri atau pengabdi untuk memberikan pelatihan secara maksimal, (3) adanya keterbukaan, semangat dan respon positif dari guru-guru untuk menerima dan mempelajari aplikasi CmapTools, (4) adanya penguasaan materi oleh pemateri atau pengabdi dengan baik, dan (5) pemilihan waktu pelaksanaan kegiatan yang tepat, yaitu sebelum pembelajaran awal semester atau awal tahun dimulai, dan (6) setiap guru memiliki laptop serta daya listrik dan perlengkapan kabel terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran untuk pengabdian berikutnya adalah dengan memberikan pelatihan- pelatihan desain peta konsep menggunakan aplikasi CmapTools ke guru-guru di jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama untuk mengetahui relevansi dari aplikasi ini di berbagai jenjang pendidikan. Saran untuk pemateri atau pengabdi dalam melakukan pengabdian yang berupa pelatihan ke guru-guru adalah secara langsung melakukan kegiatan praktik, karena guru-guru lebih senang jika dalam pelatihan langsung praktik dan ada hasil yang diperoleh daripada hanya berbasis pada teori saja. Penyampaian teori dapat dilakukkan bersamaan dengan praktik. Selain itu, kegiatan secara langsung akan meminimkan waktu yang dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 132, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E. (2019a). Panduan Penggunaan CmapTools untuk Desain Peta Konsep . Lumajang: CV. Al-Mukmin Yes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 428, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E. (2019b). Peta Konsep dalam Pembelajaran Matematika . Lumajang: CV. Al-Mukmin Yes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 429, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E. (2020a). Analisis Kemampuan Siswa dalam Pembuktian Kesebangunan Dua Segitiga. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam , 8 (1), 23–38. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24256/jpmipa. v8i1.80", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E. (2020b). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menggeneralisasi Pola", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 587, "width": 393, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Linier. Jurnal Nasional Pendidikan Matematika , 4 (2), 180–194. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33603/jnpm.v4i2.3386", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 429, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E. (2020c). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menilai Kebenaran Suatu Pernyataan. Jurnal Didaktik Matematika , 7 (1), 13–31. https://doi.org/10.24815/ jdm.v7i1.14495", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E. (2020d). Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Rekrutmen Guru Menggunakan Logika Fuzzy Tahani. Barekeng: Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan , 14 (2), 259–272. https://doi.org/10.30598/barekengvol14iss2pp259-272", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 88, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayan Eryk Setiawan", "type": "Page header" }, { "left": 101, "top": 797, "width": 415, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PKM : Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 03 No. 04, Oktober-Desember 2020, 395-403| 403", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E. (2020e). The Thinking Process of Students Using Trial and Error Strategies in Generalizing Linear Patterns. Numerical: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika , 4 (1), 1–12.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 129, "width": 216, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25217/numerical.v4i1.839", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 429, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E., Purwanto, Parta, I. N., & Sisworo. (2020). Generalization Strategy of Linear Patterns From Field-Dependent Cognitive Style. Journal on Mathematics", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 184, "width": 341, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education , 11 (1), 77–94. http://doi.org/10.22342/jme.11.1.9134.77-94", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E., & Syaifuddin. (2020a). Pelatihan Desain Peta Konsep dan Pembelajarannya: Pengabdian Kepada Masyarakat . Lumajang: CV. Al- Mukmin Yes.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 429, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Y. E., & Syaifuddin. (2020b). Peningkatan Kompetensi Profesionalitas Guru Melalui Pelatihan Desain Pembelajaran Peta Konsep. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 26 (3), 148–153. http://dx.doi.org/10.24114/jpkm.v26i3.16377", "type": "Table" } ]
3464677a-9867-efa4-38b0-4491b5f3a652
https://sjm-fk.ejournal.unsri.ac.id/index.php/UnsriMedJ/article/download/123/115
[ { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 99, "width": 335, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identification of Soil Transmitted Helminths Eggs on Flies", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 116, "width": 190, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in KM 5 Market, Palembang City", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 150, "width": 440, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husna Syafira Muthmainnah 1 , Gita Dwi Prasasty 2* , Dalilah 2 , Dwi Handayani 2 , Susilawati 2", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 180, "width": 314, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, Sriwijaya University 2 Parasitology Department, Faculty of Medicine, Sriwijaya University E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 241, "width": 45, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 484, "height": 171, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The prevalence of Soil Transmitted Helminths (STH) infection in the world is still high, especially in areas with poor sanitation. This condition is often found in markets which becomes a favorite place for flies. Flies are insects that have the ability to fly far and habits of life that move around so they can become human health problems as mechanical vectors of STH infection. Therefore, this study aimed to find out the type and number of flies, and the contamination of STH eggs in flies in Pasar KM 5 Palembang City. This research was an observational descriptive study with a cross sectional design. The samples of this study were caught with accidental sampling using insect nets and fly traps. The samples processing and observation were made at the Biooptic and Chemistry Medic Laboratory, Faculty of Medicine Sriwijaya University. The number of flies obtained 419 flies and consisted of 136 Musca domestica (32.4%), 183 Chrysomya megacephala (43.7%), and 100 Lucilia sp . (23,9%). From 42 total samples studied, 14 samples positively contaminated with STH eggs (33.4%), that consisting of 3 samples of Musca domestica (7.2%), 6 samples of Chrysomya Megacephala (14.3%), and 5 samples of Lucilia sp. (11,9%). The number of STH eggs obtained 17 eggs, consisted of 16 eggs of Ascaris lumbricoides (94.1%) that was 3 eggs in Musca domestica (17.7%), 7 eggs in Chrysomya megacephala (41.1%), and 6 eggs in Lucilia sp . (35.3%), and 1 egg of Trichuris trichiura in Chrysomya megacephala (5.9%). The conclusion was that there was contamination of STH eggs on flies in KM 5 Market Palembang City.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 455, "width": 243, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Eggs, Flies, Market, Soil Transmitted Helminths", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 494, "width": 86, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 508, "width": 232, "height": 235, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Flies are health nuisance insects, as mechanical vectors in the spread of disease in humans. Flies belong to the order Diptera with more than 116,000 species worldwide. The various types of fly families include Muscidae (house flies, horn flies), Calliphorida (green flies), and Sarcophagidae (flesh flies). 1 Flies like dirty places like traditional markets. There are conditions that strongly support the development of flies are warm temperatures, high humidity, and an abundance of food sources such as organic waste and animal waste. 2 Flies have the ability to fly far up to 10 km. The living habits of flies that move from dirt and dirty places can carry pathogens on their bodies in the form of", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 493, "width": 229, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bacteria, fungi, viruses, and parasitic worms. 2 The behavior of these flies become a spreading factor of helminthiasis caused by STH infection.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 537, "width": 230, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STH or Soil Transmitted Helminths are intestinal nematodes which are the main cause of intestinal parasitic infections in humans and transmitted through contaminated soil. 3 There are several species of STH that most important to humans, namely Ascaris lumbricoides (roundworms), Necator americanus and Ancylostoma duodenale", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 640, "width": 229, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(hookworms), Trichuris trichiura (whipworms), Strongyloides stercoralis , and Trichostrongylus sp . 4", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 684, "width": 229, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STH infections are often found in tropical and subtropical climates, especially in areas with inadequate sanitation and poor hygiene. According to 2020 data by WHO 5 there are", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 36, "width": 422, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Journal of Medicine , Volume 4 No.3 2021, Hal 150-157, DOI: 10.32539/SJM.v4i3.123", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 229, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "more than 1.5 billion people or 24% of the world's human population infected with STH.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 229, "height": 220, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on study by Ruru 6 , the analysis of environmental sanitation implementation in KM 5 Traditional Market Palembang City was still poor and under requirements. These conditions and the abundance of food sources in traditional markets are ideal for breeding flies as mechanical vectors of STH infection. 7 Therefore, necessary to know more about the contamination of STH eggs on flies in KM 5 Traditional Market, Palembang City. This information useful to increase insight and awareness of sanitation of the public, especially those living around the market to avoid STH infection caused by flies as mechanical vectors.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 64, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Method", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 229, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study was a descriptive observational study with a cross sectional design. This study was carried out from August to November 2021 and at the Biooptics Laboratory and Medical Chemistry Laboratory, Faculty of Medicine, Sriwijaya University.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 232, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The sample of this study was all flies caught in all places that found many flies to live. The collection of fly samples was carried out at KM 5 Market Palembang City, using insect nets and fly traps from 08.00-10.00 WIB. all samples were taken and killed in 2 ways, placing the samples in the freezer and using chloroform.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 114, "width": 229, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Flies were identified using a magnifying glass and Pictorial Identification Key Book to Common Feedlot Flies. Then they grouped according to their species, every 10 or not reaching of 10 of same species flies became one sample. The samples placed in reaction tube with 3ml of NaOH 0.1%N for one hour. The flies was set aside and the fluid was sentrifuged at 3000rpm in three minutes. The sediment was placed in object glass and gived one drip of eosin. The observation of STH egg contamination using a microscope with 10x or 40x magnification, and the Bench Aids Book for the diagnosis of intestinal parasites.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 334, "width": 62, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Results", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 348, "width": 229, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Table 1, the samples were carried out from four different locations : Temporary Shelters (TPS), fish vendor areas, meat vendor areas (beef, buffalo, chicken), and vegetable vendor areas. 419 flies were caught and the most samples were found in the fish vendor area as many as 153 flies and the least in the vegetable vendor area as many as 40 flies. The type and number of flies obtained consisted of 3 species, that is 136 M. domestica (32.4%), 183 C. megacephala (43.7%), and 100 Lucilia sp. (23.9%).", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 580, "width": 254, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Identification of the type and number of flies found.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 607, "width": 397, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Flies Species Temporary Shelter (*) Fish Area Meat Area Vegetable Area Total % Musca domestica 50 (5) 31 (3) 35 (4) 20 (2) 136 (14) 32.4 Fannia sp. 0 0 0 0 0 0 Chrysomya megacephala 28 (3) 75 (7) 70 (7) 10 (1) 183 (18) 43.7 Lucilia sp. 13 (2) 47 (5) 30 (3) 10 (1) 100 (10) 23.9 Sarcophaga sp. 0 (0) 0 0 0 0 0 Total 91 153 135 40 419 (42) 100", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 745, "width": 92, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* grouping of samples", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 36, "width": 422, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Journal of Medicine , Volume 4 No.3 2021, Hal 150-157, DOI: 10.32539/SJM.v4i3.123", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 90, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Musca domestica", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 114, "width": 208, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The morphological characteristics", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 229, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "observation of M. domestica (house fly) has length of about 6-9 mm and light to dark gray, has 4 longitudinal stripes clear colored of the thorax, pale brown abdomen, wings with sharply curved 4 veins close with 3 veins, and a pair protruding big eyes (Fig. 1).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 331, "width": 165, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1 . M.domestica fly (a) Top view. (b) Front view. (c) Side view.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 368, "width": 128, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chrysomya megacephala", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 383, "width": 208, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The morphological characteristics", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 229, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "observation of C. megacephala has length about 8-14 mm, metallic bluish-green body, and a pair of big red eyes (Fig.2)", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 197, "width": 177, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. C. megacephala fly (a) Top view. (b) Front view (c) Side view.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 234, "width": 230, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lucilia sp. The results of the morphological characteristics observation of Lucilia sp. has a smaller size compared to the C. megacephala fly in the same family Calliphoridae which is ±10 mm, metallic green body, and a pair of large red eyes (Fig. 3).", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 456, "width": 137, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 3. Lucilia sp. (a) Top view. (b) Front view. (c) Side view", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 493, "width": 229, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identification of STH Egg Table 2 shows us that C. megacephala has the most STH eggs (7 eggs of A. lumbricoides )", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 493, "width": 230, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and has not find of Hookworm , S. stercoralis , and Trichostrongylus sp eggs.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 549, "width": 373, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Frequency distribution of the number of fly samples contaminated with STH eggs", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 708, "width": 356, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desxcription : Al : A. lumbricoides Ss : Strogylus stercoralis;", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 568, "width": 408, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tt : Trichuris trichiura; Ts : Trichostrongylus Sp. Hw : Hookworm Fly Species STH Egg Contamination Total % Positive Negative n Type of STH Eggs % n % Al Tt Hw Ss Ts Musca domestica 3 3 0 0 0 0 7.2 11 26.2 14 33.4 Fannia sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Chrysomya megacephala 6 7 1 0 0 0 14.3 12 28.5 18 42.8 Lucillia sp. 5 6 0 0 0 0 11.9 5 11.9 10 23.8", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 682, "width": 62, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarcophaga sp.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 682, "width": 382, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 14 16 1 0 0 0 33.4 28 66.6 42 100", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 36, "width": 422, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Journal of Medicine , Volume 4 No.3 2021, Hal 150-157, DOI: 10.32539/SJM.v4i3.123", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 229, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on table 2 above, total number of STH eggs in 14 samples of flies was 17 eggs, consisting of 16 eggs of A. lumbricoides (94.1%)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 99, "width": 229, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and 1 egg of T. trichiura (5.9%). The location with the most STH eggs found was in the meat sales area as many as 7 eggs (41.2%) (Table 3).", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 158, "width": 405, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Frequency distribution of the number and types of STH eggs in contaminated fly samples", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 421, "width": 176, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Description: TPS = Temporary Shelter", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 421, "width": 272, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CM = Chrysomya Megacephala MD = Musca domestica LC = Lucilia sp.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 230, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ascaris lumbricoides infertile corticated eggs The A. lumbricoides eggs in Figure 4 were infertile eggs, had an oval shape, longer than the fertile eggs, containing granules like, lined with thin walls with an outer layer that still had a layer of albumin (corticated).", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 641, "width": 225, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 4. Ascaris lumbricoides infertile corticated eggs observed under microscope with 40x magnification.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 678, "width": 229, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ascaris lumbricoides infertile decorticated eggs", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 230, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The A. lumbricoides eggs in Figure 5 were infertile eggs, had an oval shape, longer than the fertile eggs, containing granules like, lined", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 458, "width": 229, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "with thin walls with an outer layer that did not have a layer of albumin (decorticated).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 582, "width": 214, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 5. Ascaris lumbricoides infertile decorticated eggs observed under microscope with 40x.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 619, "width": 225, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ascaris lumbricoides fertile decorticated eggs", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 634, "width": 230, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The A. lumbricoides eggs in Figure 6 were fertile egg , had a oval shape, lined with outer thick walls but did not have a layer of albumin (decorticated).", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 175, "width": 380, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Location Fly Sample STH Egg Contamination Total % A. lumbri coides T. trichiura hook worm S. stercoralis Trichostro ngylus sp. TPS MD 1 1 0 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 228, "width": 379, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 35.3 MD 2 1 0 0 0 0 CM 1 2 0 0 0 0 CM 2 2 0 0 0 0 Fish CM 1 1 0 0 0 0 3 17.6 LC 1 1 0 0 0 0 LC 2 1 0 0 0 0 Meat MD 1 1 0 0 0 0 7 41.2 CM 1 0", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 317, "width": 387, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 0 0 0 CM 2 1 0 0 0 0 LC 1 1 0 0 0 0 LC 2 2 0 0 0 0 LC 3 1 0 0 0 0 Vegetable CM 1 1 0 0 0 0 1 5.9 Total 16 1 0 0 0 17 % 94.1 5.9 0 0 0 100", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 36, "width": 422, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Journal of Medicine , Volume 4 No.3 2021, Hal 150-157, DOI: 10.32539/SJM.v4i3.123", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "154", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 197, "width": 218, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 6. Ascaris lumbricoides fertile decorated eggs observed under microscope with 40 x magnification", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 236, "width": 229, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trichuris trichiura eggs The T. trichiura eggs in Figure 7 have a distinctive shape, which is like a crock or barrel, yellow tengguli in color, and has clear mucoid plug.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 419, "width": 202, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 7. Trichuris trichiura eggs observed under microscope with 40x magnification", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 76, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 230, "height": 294, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The most flies were caught in fish and meat sales because this area has a pungent odor and a humid environment that is favored by flies. The most common flies found were C. Megacephala this flies like fish and meat sales area which provide a food source with low carb and high protein that good for development the eggs. 14 Types and numbers of flies found in this study almost have similarities with study in 2018 by Putri 4 , which is obtained 232 flies consisting of of 127 M. domestica ., 26 Fannia sp ., 56 C. megacephala , 21 Lucilla sp ., and 2 Sarcophaga sp . In this study there are similarities on species of flies found are M. domestica, C. megacephala, and Lucilla sp . This result also have similarities with study in 2017 by Ryani, et al 14 , which is obtained 338 flies, consisting of 250 C. Megacephala (74%) and 88 M. domestica (26%). In this study, there are", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 99, "width": 229, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "similarities on the most caught flies are C. megacephala . However, the number and type flies found on this study has differences with another study such as with study in 2019 by Wulandari, et al 8 , only obtained 2 species consisting of C. megacephala and M. domestica as many as 380 flies. The differences of this study obtained probably due to differences supportive conditions for flies development like temperature, humidity, and the food sources available such as item sale and organic waste in each market. 2", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 290, "width": 230, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this study, the meat sales area (beef, buffalo, chicken) were the most common STH eggs were found in flies, as many as 7 eggs (41.2%). This is because flies like smelly organic ingredients and rotten. Based on direct observation, many merchants sold their foods with only put a tarp on the ground. This allows flies to land on the ground and dirt around the market. This condition can be one of STH contamination factors on the body of flies.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 436, "width": 229, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The role of flies as a mechanical vector of disease in humans and animals, as well as a nuisance insect wich is disturbances in peace and cleanliness. Various pathogens that can be transmitted through flies are bacteria, viruses, protozoa, and eggs worm. 9 In this study the most common fly found is C. megacephala , followed by M. domestica and Lucilia sp . Green flies are known that has more lower potential as a mechanical vector of pathogenic agents compared to M. domestica flies. 10", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 597, "width": 229, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. megacephala known to be able transmit myiasis to the eyes, bones, and other organs through open wounds. These flies are also potential as mechanical vectors of pathogenic bacteria E. coli which can cause infection and foodborne diseases . 9,10 According to several studies, C. megacephala has close relationship between the number of flies and the presence of A. lumbricoides eggs, with the influence of sanitation environment. 11 Larvae flies C. megacephala also known has play a role in", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 36, "width": 422, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Journal of Medicine , Volume 4 No.3 2021, Hal 150-157, DOI: 10.32539/SJM.v4i3.123", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "155", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 230, "height": 660, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "forensic entomology as a reference in knowing postmortem interval minimum. 12 Meanwhile, M. domestica is known to have potential as mechanical vectors of various pathogens such as Escherichia, Campylobacter, Chlamydia, Salmonella, and Shigella. This fly also associated with diarrhea, dysentery, typhoid fever, tuberculosis and parasitic worms. 13,14 Some worm eggs that can be carried by M. domestica are A. lumbricoides, Hookworm, T. trichiura, S. stercoralis, and E. Vermicularis. 15 Flies can transmit worms to human by carrying infective worm eggs and later contaminate the infested food, through dirt, vomit or transfer agent diseases that are on the surface of the body such as on legs, wings, mouth and other limbs. 2.6 Infertile STH eggs are known to not infect humans if ingested, whereas fertile eggs need suitable soil to grow to be infective eggs and later infect humans. The eggs of A. lumbricoids will become infective after 18 days or a few weeks, while the eggs of T. trichiura will become infective form within 3-6 weeks in a suitable environment, such as moist soil, shady and suitable temperature. 10,18,27 Food that contaminated with infective STH eggs if accidentally ingested by humans could enter the intestinal digestive tract. Eggs can hatch into larvae and become adult worms then transmit helminthiasis. 7 One worm is known to cause loss of carbohydrates, protein, and blood from the human body so that it can cause diseases such as anemia, malnutrition, stunting, decreased nutritional status and growth and development, and can reduce cognitive abilities in children. 8,16 Based on the results, the most number of STH found are in C. megacephala flies as many as 8 eggs (47%). This species is closely related to feces, a source of good protein and substrate for egg development, as well as the body size of fly is bigger than other species and has a lot of hair that allows more contamination. 17", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 99, "width": 230, "height": 557, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The most eggs found were 16 eggs of A. lumbricoides . A. lumbricoides eggs are mostly found in environmental conditions with poor sanitation and other conditions factors for egg development such as clay soil, areas with high humidity, and temperatures between 25 o -30 o C. 10,18 The number of A. lumbricoides eggs found was because these eggs compared to other types of STH eggs were more resistant to immersion in various hard chemicals like 0.1% NaOH that used in this study. This egg is also more resistant to extreme temperatures, which can be survive in cold temperatures <8 o C and will die at temperatures >40 o C. 18,19 The results of this study are in line with study by Laili, et al 15 obtained from 150 green flies found 13.33% contaminated with A. lumbricoides eggs and 13.33% contaminated Hookworm eggs. This result is also in line with study by Edmond 20 , obtained from 2583 M. domestica and 766 C. megacephala found 4 eggs worm A. Lumbricoides . From these studies, there are similarities in the types of STH eggs obtained, A. lumbricoides eggs. In this study, only 1 egg of T. trichiura was found. These eggs are often found in conditions environment with poor sanitation and can survive on temperature optimal 30 o C in loamy, moist and shady soil. 10,25 it was may related to the method that used to killed flies in this study, by using a freezer. This method can damage eggs because the Trichuris sp. eggs are not resistant to cold temperatures and can be damaged at temperature < 8 o C. 19 These results are in line with study by Ryani, et al 14 that obtained from 338 flies found 6.25% flies C. Megacephala are positive carrying T trichiura and Hookworm eggs.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 656, "width": 229, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "However, this study has differences with another study such as with study in 2017 by Saputri, et al 8 , obtained from 60 flies found 18.2% were contaminated with Hookworm eggs. The differences of this study probably due to the absence of contact between the STH eggs and the fly's body and the flies living", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 36, "width": 422, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Journal of Medicine , Volume 4 No.3 2021, Hal 150-157, DOI: 10.32539/SJM.v4i3.123", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "156", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 229, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "habits that fly away and move around so the STH egg is already detached from the fly's body or attached to other surfaces before it can be identified in the laboratory.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 173, "width": 78, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 229, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results and discussion of the study can be concluded that there was contamination of STH eggs in traditional market.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 260, "width": 58, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 275, "width": 229, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Singgih H. Sigit, FX Koesharto, Upik Kesumawati Hadi, Dwi Jayanti Gunandini, Susi Soviana, Indrosancoyo Adi Wirawan, Musphyanto Chalidaputra, Mohammad Rivai, Swastiko Priyambodo, Sulaeman Yusuf SU. Flies. In: Hadi SHS and UK, editor.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 363, "width": 208, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Settlements Pests, Introduction, Biology, and Control. IPB FKH Settlement Pest Control Study Unit;", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 407, "width": 78, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2006. p. 52–69.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 422, "width": 229, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Andiarsa D. Flies: A Program Neglected Vector? Balaba J Study and Development on Disease Control from Animal Source Banjarnegara. 2018;201–14.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 480, "width": 47, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. CDC.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 480, "width": 229, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parasites - Soil-Transmitted Helminths [Internet]. 2020 [cited 2021 Jun 4]. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/sth/ 4. Supali, T., Margono, SS, & Abidin SAN.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 554, "width": 208, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intestinal Nematodes. In: I. Sutanto, IS Ismid, S. Pudji K & SS, editors. Textbook of Medical Parasitology. Fourth. Textbook of Medical Parasitology, Fourth Edition, FKUI Publishing Center, Jakarta; 2008. p. 6–24.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 230, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. World Health Organization (WHO). Soil- Transmitted Helminth infections [Internet]. 2020 [cited 2021 Jun 1]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/soil-transmitted-helminth- infections", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 229, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Ruru D. Analysis of Environmental Sanitation Implementation in the KM", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 99, "width": 208, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Market. 5 Palembang. Essay. Sriwijaya University; 2020.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 129, "width": 229, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Healthy Market Efforts to Prevent Disease Transmission. 2011.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 173, "width": 229, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Caecilia AP Wulandari, Esther S. Majawati AS. Identification of Eggs of Intestinal Worms and Intestinal Protozoa Cysts Attached to the Bodies of the Flies at Street Food Stalls in Tanjung Duren Timur, West Jakarta. 2019;XXXV(1):21–6.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 260, "width": 229, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Ismaini. Flies As Vectors Cause Bartonellosis Disease. Health Anal Contract [Internet]. 2018;53(9):1689–99. Available from: https://e- journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view File/8032/8154", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 348, "width": 229, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Safitri V, Hastutiek P, Arimbi A. Identification of Bacteria on the Fly Exoskeleton in Some Markets in Surabaya. J Parasite Science. 2017;1(1):1.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 407, "width": 229, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Hilman Fachriansyah. Relationship of Chrysomya megacephala as Ascaris lumbricoides Egg Mechanical Vector with Physical Environment of Kebalen Market, Malang City. 2019;", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 480, "width": 229, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Sim LX, Zuha RM. Chrysomya megacephala", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 495, "width": 209, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Fabricius, 1794) (Diptera: Calliphoridae) development by landmark-based geometricmorphometrics of cephalopharyngeal skeleton: a preliminary assessment for forensic entomology application. Egypt J Forensic Science. 2019;9(1).", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 597, "width": 229, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Service M. Medical entomology for students, fifth edition. Fifth. Medical Entomology for Students, Fifth Edition. The Edinburgh Building, Cambridge CB2 8RU, UK: Published in the United States of America by Cambridge University Press, New York; 2012. 139–173 p.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 700, "width": 229, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Tan S, Machrumnizar M. ROLE OF Musca domestica AS A MECHANICAL VECTOR OF INFECTIVE EGGS Ascaris lumbricoides. Studyer And Scientific Work. 2018;2(1):8.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 36, "width": 422, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Journal of Medicine , Volume 4 No.3 2021, Hal 150-157, DOI: 10.32539/SJM.v4i3.123", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 19, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 229, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Poedji Hastutiek LEF. Potential of Musca domestica Linn. As a Vector of Several Diseases. J Medical Doctor Brawijaya. 2007;XXIII(3):125–236.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 158, "width": 229, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Anggraeni Sih Prabandari, Valentina Dili Ariwarti, Raka Pradistya MMSS. Prevalence of Soil Transmitted", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 202, "width": 208, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Helminthiasis in Elementary School", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 217, "width": 208, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Students in Semarang City. Heal Res. 2020;3(1):1–10.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 229, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Adenus AA, Adewoga TOS. Human intestinal parasites in non-biting", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 275, "width": 208, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "synanthropic flies in Ogun State, Nigeria.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 290, "width": 208, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Travel Med Infect Dis [Internet]. 2013;11(3):181–9. Available", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 304, "width": 30, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "from:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 319, "width": 229, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://dx.doi.org/10.1016/j.tmaid.2012.1 1.003 18. Suwondo, Febrita E, Pratiwi L.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 363, "width": 208, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identification of Nematode Egg Types Found in Vegetables. J Biog.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 392, "width": 86, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2015;12(1):14–8.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 407, "width": 229, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19. Putri U, Hanina H, Fitri AD. Contamination of Soil Transmitted Helminths on Cabbage and Lettuce at Traditional Markets in Jambi City. Electron J Sci Environ Heal Dis [Internet]. 2020;1(1):01–34. Available from: https://online-journal.unja.ac.id/e- sehad/issue/view/1006", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 229, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20. Rizka E Da. Comparison of the number of eggs of Ascaris lumbricoides worm on the outside of the body of the Musca domestica fly with the Chrysomya megacephala fly in Pasar Gadang, Malang City. University of Muhammadiyah Malang; 2017.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 612, "width": 229, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21. Islamic FA. Prevalence of Soil Transmited Helminth (STH) Eggs on the Outer Body of Green Flies (Chrysomya Megacephala) at TPS Pasar Merjosari Malang. Vol. 3. University of Muhammadiyah Malang;", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 685, "width": 30, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2016.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 700, "width": 229, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22. Sari AM. Intestinal parasites (worms and protozoa) in Chrysomyia megacephala flies in several markets in Semarang. 2004.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 744, "width": 229, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. Hidayat DR. Differences in Number of Eggs", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 99, "width": 209, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of Trichuris Trichiura on the Outer Body of Musca Domestica Flies with Chrysomya Megacephala Flies in Gadang Market, Malang City. University of Muhammadiyah Malang; 2017.", "type": "Table" } ]
0ba584f6-0ff6-f817-77a2-be46782d83a3
https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS/article/download/14592/6046
[ { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 796, "width": 10, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 70, "width": 365, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Teknik Positive Self Talk Terhadap Keterampilan Sosial Siswa Korban Bullying", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 130, "width": 265, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anissa Noviani 1 , Bunyamin Maftuh 2 , Dina Siti Logayah 3", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 156, "width": 331, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia; E-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 207, "width": 40, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 230, "width": 451, "height": 139, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Every individual has social skills, but the facts on the ground are that there are still many students who commit acts of bullying or deviant behavior. This research aims to test positive self-talk techniques for social skills in students who are victims of bullying. This research uses a quantitative approach with a experimental method. The results of the research show 1) the results of measuring social skills before giving treatment using the positive self talk technique obtained the lowest results in the medium category, meaning that there were still some students whose level of social skills ability was not good because this measurement was still in the recognition process; 2) the results of measuring social skills after giving treatment using the positive self-talk technique obtained the greatest results which were dominated by the very high category, meaning that in this measurement the students' social skills abilities experienced a very good improvement; and 3) the analysis results show that the Sig. (2-tailed) obtained 0.000 < 0.05, meaning Ho is rejected and Ha is accepted. This means that there is a significant difference between the social skills of students who are victims of bullying before and after implementing treatment with positive self-talk techniques.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 208, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: bullying, social skills, positive self-talk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 85, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 451, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan sosial di Indonesia kini marak terjadi di tengah masyarakat, salah satunya adalah bullying . Bullying adalah ketika seseorang atau sekelompok orang dengan sengaja menyakiti orang lain, sehingga membuat orang lain merasa takut, terintimidasi, dan tidak berdaya untuk menghentikan tindakan tersebut. Perilaku bullying ini seringkali terjadi di sekolah, padahal sekolah merupakan rumah kedua siswa karena sejatinya sekolah adalah wadah atau tempat untuk menimba ilmu dan di dalamnya memiliki tujuan untuk menumbuhkan sikap dan perilaku teladan bagi siswa di dalam sekolah dan di luar sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 452, "height": 256, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus pada tindakan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah ini terbukti melalui adanya data di lapangan dari beberapa sumber. Data yang bersumber pada Global Education Digest 2011 UNESCO mengatakan bahwa sebagian besar sekolah yang ada di dunia ini pernah mengalami kasus tindak kekerasan dan bullying yang mempunyai pengaruh besar bagi siswanya. Kasus tersebut sebanyak 246 juta yang menimpa anak-anak dan remaja di setiap tahunnya. Persentase anak-anak dan remaja yang mengalami intimidasi di sekolah dapat diperkirakan antara 10% hingga 65%, hal ini tergantung pada setiap negara. Dari 100.000 remaja di 18 negara, dua pertiga dari mereka yang telah ditinjau mengatakan bahwa mereka pernah mengalami perundungan (Manto et al., 2020). Selanjutnya, pada tanggal 13 Februari 2023 data yang diambil dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) menjabarkan bahwa kasus bullying ini mengalami peningkatan sebanyak 1.138 mulai dari kekerasan fisik hingga psikis. Selain itu, data yang tercatat oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) terhitung ada 16 perundungan yang terjadi di sekolah pada periode Januari sampai Juli tahun 2023 dengan jumlah presentase SD dan SMP sebesar 25%, SMA dan SMK sebesar 18,75%, serta MTs dan Pondok Pesantren sebesar 6,25% (Yulianti, 2023). Hal ini sangat disayangkan bahwa pada kenyataannya sekolah bukan lagi tempat nyaman bagi siswa karena di dalamnya banyak penyimpangan yang terjadi. Berdasarkan observasi dan tanya jawab yang sudah berhasil dilakukan peneliti dengan guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 10 Cimahi, ternyata tindakan bullying masih sering terjadi antar siswa di lingkungan sekolah. Beberapa bentuk bullying yang ditunjukkan antara lain mengejek penampilan fisik, memperebutkan seorang perempuan atau laki-laki, dan mencaci teman melalui media sosial. Selain itu, faktor ekonomi keluarga juga menjadi bahan hinaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 796, "width": 10, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 452, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antar siswa. Hal tersebut terjadi karena timbulnya perasaan iri dan dengki antar siswa sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan bullying . Perilaku tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi korbannya baik dari segi kesehatan mental, fisik, hingga sosial. Selain itu, kehilangan harta benda, gangguan kesehatan mental, bahkan kematian merupakan akibat yang paling berbahaya bagi seseorang yang tidak mampu mengatasi permasalahan perilaku menyimpang seperti bullying (Maftuh, 2008). Seorang siswa korban bullying cenderung akan mengalami perubahan pada keterampilan sosial yang ia miliki sehingga sulit untuk bersosialisasi dengan baik kepada orang lain. Keterampilan dalam berinteraksi, keterampilan berkomunikasi, keterampilan bekerja sama, dan keterampilan menyelesaikan suatu masalah termasuk ke dalam beberapa aspek yang perlu dimiliki siswa pada keterampilan sosialnya (Sudarmiani et al., 2022). Pada kenyataannya aspek dalam keterampilan sosial ini tidak sepenuhnya dimiliki oleh siswa yang mengalami tindakan bullying . Rasa percaya diri dan kemampuan sosial yang dimiliki oleh siswa akan hilang seketika setelah terjadinya tindakan buruk tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 452, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan temuan di tahun 2005 yang telah dilaksanakan oleh Fox & Boulton di mana siswa korban bullying di sekolah cenderung menunjukkan perubahan ke arah yang negatif seperti keterampilan sosial yang buruk (Wati, 2012). Siswa korban bullying menjadi cenderung tertutup dan tidak peduli akan keadaan sekitar karena ketakutan dan trauma yang ia alami. Ketakutan tersebut membuat korban bullying memiliki pemikiran yang negatif pada dirinya. Pemikiran-pemikiran negatif datang dari diri sendiri yang mengakibatkan stres atau tidak percaya diri, seperti “ Benar yang dikatakan teman saya, bahwa wajah saya jelek dan kulit saya kusam ”. Perkataan yang diucapkan pada diri sendiri tersebut merupakan bentuk dari self talk . Seseorang yang sering berbicara atau menjalin komunikasi dengan dirinya sendiri mengenai hal-hal yang sedang dialami, maka hal tersebut akan membantu dirinya dalam mengambil sebuah tindakan atau keputusan yang terbaik. Begitupun dengan siswa korban bullying , jika dapat menjalin komunikasi dengan dirinya maka akan terhindar dari perilaku yang buruk. Menerapkan self talk sebagai upaya dari mengatasi dampak bullying , tentunya melalui mengadopsi pemikiran positif daripada pemikiran negatif, remaja dapat mengendalikan diri dan menanggung situasi tidak menyenangkan untuk mencapai keadaan psikologis yang lebih sehat (Fatimah, 2019). Melalui teknik positive self talk juga dapat mendorong dan melatih keterampilan sosial siswa korban bullying dengan membiasakan diri memikirkan hal-hal positif yang membangun pada dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 450, "width": 451, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alasan peneliti melakukan penelitian ini karena dalam Pendidikan IPS di tengah era globalisasi ini siswa perlu memiliki keterampilan sosial yang tinggi. Hal tersebut dikatakan demikian karena adanya Pendidikan IPS bermaksud akan membimbing serta melatih siswa agar menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang mampu hidup demokratis, mampu berintegrasi ke dalam masyarakat, dan berinteraksi secara positif dengan orang lain (Ginanjar, 2016). Sehingga siswa didorong untuk menjalin interaksi yang luas dengan terlibat secara bersungguh-sungguh dalam berkehidupan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, untuk merealisasikan hal tersebut teknik positive self-talk sangat diperlukan dalam membantu siswa korban bullying untuk meningkatkan berbagai keterampilan yang dimiliki siswa, seperti keterampilan bekerja sama, keterampilan komunikasi, dan keterampilan berinteraksi dengan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 452, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel purposive , di mana sampel penelitiannya diambil tidak secara acak ( non-random sampling ) yang memiliki karakteristik sesuai dengan apa yang peneliti butuhkan (Lenaini, 2021). Alasan peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel purposive karena ingin mendapatkan informasi yang sesuai melalui responden yang termasuk ke dalam karakteristik pada sampel penelitian. Sehingga sampel pada penelitian ini terdiri dari 18 responden yang merupakan siswa korban bullying di SMP Negeri 10 Cimahi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan, di mana tiga pertemuan pertama dilakukan pengukuran keterampilan sosial ( pretest ) tanpa memberikan treatment dan tiga pertemuan terakhir diberikannya treatment dengan teknik positive self-talk serta pengukuran keterampilan sosial ( posttest ). Adapun pengukuran ini dilakukan menggunakan angket keterampilan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 741, "width": 105, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 754, "width": 415, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan 1) hasil pengukuran keterampilan sosial sebelum pemberian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 796, "width": 10, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 452, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "treatment dengan teknik positive self talk memperoleh hasil terendah dengan kategori Sedang, artinya masih terdapat beberapa siswa yang tingkat kemampuan keterampilan sosialnya kurang baik karena pada pengukuran ini masih proses pengenalan; 2) hasil pengukuran keterampilan sosial sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self talk memperoleh hasil terbesar yang didominasi oleh kategori Sangat Tinggi, artinya pada pengukuran ini kemampuan keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan yang sangat baik; dan 3) hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Sig. (2- tailed) diperoleh 0,000 < 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 25, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 452, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Rekapitulasi Data Hasil Keterampilan Sosial Siswa Sebelum Pemberian Treatment Pada pengukuran sebelum treatment ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk melihat kestabilan kondisi siswa dalam keterampilan sosialnya melalui angket keterampilan sosial yang telah dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 223, "width": 392, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tabel 1. Hasil Keterampilan Sosial Siswa Sebelum Treatment No. Skor Keterampilan Sosial Jumlah Skor Terendah Skor Tertinggi Rata-rata 1 Pengukuran Pertama 1610 76 104 89,44 2 Pengukuran Kedua 1624 80 106 90,22 3 Pengukuran Ketiga 1636 77 106 90,88 Pengolahan Hasil Skor Keterampilan Sosial 2024", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 305, "width": 437, "height": 128, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 1 di atas, hasil pengukuran keterampilan sosial siswa sebelum pemberian treatment dengan teknik positive self talk didapatkan hasil skor terendah untuk pengukuran pertama adalah 76 dengan skor tertingginya sebesar 104, sedangkan skor rata-rata sebesar 89,44. Kemudian skor terendah dari pengukuran kedua mengalami peningkatan menjadi sebesar 80 dengan skor tertingginya sebesar 106, sedangkan skor rata-rata untuk pengukuran kedua mengalami peningkatan menjadi 90,22. Sementara itu, ketika pengukuran ketiga dilakukan ternyata hasil skor terendahnya sebesar 77dengan skor tertingginya sebesar 106, sedangkan rata- rata mengalami peningkatan lagi menjadi 90,88. Walaupun demikian, skor tertinggi dari ketiga pengukuran tersebut memiliki hasil yang tidak jauh berbeda sehingga siswa dapat disebutkan memiliki kestabilan yang cukup baik dalam menjawab angket keterampilan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 446, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Rekapitulasi Data Hasil Keterampilan Sosial Siswa Sesudah Pemberian Treatment Pengukuran ini bertujuan untuk melihat perbedaan keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum dan sesudah pemberian treatment melalui pendekatan self talk positif.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 482, "width": 355, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Keterampilan Sosial Siswa Sebelum Treatment No. Skor Keterampilan Sosial Jumlah Skor Terendah Skor Tertinggi Rata-rata 1 Pengukuran Pertama 1707 80 109 94,83 2 Pengukuran Kedua 1717 82 111 95,38 3 Pengukuran Ketiga 1748 82 113 97,11", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 553, "width": 200, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan Hasil Skor Keterampilan Sosial 2024", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 575, "width": 438, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4.5 di atas bahwa hasil pengukuran keterampilan sosial siswa sesudah pemberian treatment didapatkan hasil skor terendahnya sebesar 80 dengan skor tertingginya sebesar 109, sedangkan skor rata-rata untuk pengukuran pertama adalah 94,83. Selanjutnya hasil skor skor terendah dari pengukuran kedua sebesar 82 dan skor tertingginya sebesar 111, sedangkan rata-rata untuk pengukuran kedua mengalami peningkatan sebesar 0,55 dengan skor 95,38. Hal ini dapat terjadi karena pada pertemuan tersebut siswa sudah mulai menerapkan treatment dari pendekatan self talk positif. Sementara itu, hasil skor terendah pengukuran ketiga sebesar 82 dengan skor tertingginya sebesar 113, sedangkan skor rata-rata untuk pengukuran ketiga mengalami peningkatan yang cukup besar dari sebelumnya sebesar 1,73 menjadi 97,11.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 689, "width": 451, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Uji Hipotesis (t) Peneliti akan melakukan uji hipotesis melalui rumus uji paired sample t-test . Pengujian dilaksanakan berhubung data yang diperoleh terbukti bersifat normal dan bersifat homogen. Dalam uji hipotesis ini peneliti menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics versi 26.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Page header" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 796, "width": 10, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 71, "width": 222, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Uji Paired Sample T-Test Keterampilan Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 254, "top": 87, "width": 87, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paired Samples Test", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 103, "width": 421, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paired Differences T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest – Posttest -5.593 5.520 .751 -7.099 -4.086 -7.445 53 .000", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 224, "width": 438, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 3 Uji Paired Sample T-Test di atas, kolom yang tertulis Sig. (2- tailed ) terdapat nilai signifikan 0,000, berarti 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) < 0,05, maka dapat ditafsirkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga terdapat perbedaan yang relevan antara hasil keterampilan sosial sebelum pemberian treatment ( pretest ) dan sesudah pemberian treatment ( posttest ) dengan teknik positive self talk pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik positive self talk dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa korban bullying pada ɑ = 5%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 452, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian Keterampilan Sosial Data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian memperoleh hasil angket ( pretest dan posttest ) yang telah dibagikan untuk siswa. Pemberian angket ini dilakukan sebanyak enam kali yaitu tiga kali pretest dan tiga kali posttest . Tujuan pemberian angket ini untuk mengukur keterampilan sosial siswa baik itu sebelum dan setelah menggunakan pendekatan self talk positif serta untuk melihat kestabilan siswa dalam menjawab angket tersebut. Merujuk pada pengkategorisasian keterampilan sosial, peneliti akan menjabarkan total dari pengkategorisasian pada hasil skor keterampilan sosial sebelum pemberian treatment dalam bentuk tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 426, "width": 325, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Kategorisasi Keterampilan Sosial Sebelum Pemberian Treatment Skor Frekuensi Persentase Kategori X > 92 19 35,18% Sangat Tinggi 79,75 < X ≤ 92 31 57,40% Tinggi 65,25 < X ≤ 79,75 4 7,42% Sedang 50,75 < X ≤ 65,25 0 0% Rendah X ≤ 50,75 0 0% Sangat Rendah Total 54 100%", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 520, "width": 254, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan Hasil Kategorisasi Skor Keterampilan Sosial 2024", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 544, "width": 438, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4 di atas, pengkategorisasian ini diperoleh dari total hasil angket keterampilan sosial pertama hingga ketiga sebelum pemberian treatment melalui pendekatan self talk positif. Dari kategori tersebut dapat diketahui bahwa tingkat skor keterampilan sosial siswa korban bullying memiliki presentase 7,42% berada di kategori “Sedang”, artinya masih terdapat siswa yang mempunyai keterampilan sosial pada taraf sedang, karena pada pengukuran ini siswa hanya baru dalam masa pengenalan dan pendekatan mengenai kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Sehingga belum diberikannya treatment dengan teknik positive self talk. Kemudian, memiliki presentase 57,40% berada di kategori “Tinggi” dan 35,18% berada di kategori “Sangat Tinggi”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada hasil pengukuran keterampilan sosial sebelum pemberian treatment mencakup kategori sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Berkenaan dengan kategori paling rendah pada pengukuran ini ada pada taraf “Sedang” di mana hal yang menyebabkan siswa tersebut semula memiliki keterampilan sosial dengan kategori sedang dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 708, "width": 438, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil kategori diatas, peneliti akan menggambarkan grafik total dari pengkategorisasian pada hasil skor keterampilan sosial sebelum pemberian treatment dalam bentuk tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 796, "width": 10, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 71, "width": 288, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Grafik Kategorisasi Keterampilan Sosial Sebelum Treatment", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 289, "width": 437, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari grafik kategorisasi di atas, diketahui bahwa data yang sudah diolah dari hasil angket menunjukkan siswa yang paling banyak berada pada kategori tinggi dengan total frekuensi 31 dari ketiga pengukuran keterampilan sosial sebelum diberikannya treatment . Situasi ini dapat terjadi dengan beberapa siswa yang memiliki keterampilan sosial awal yang memang sudah cukup baik, walaupun pada tingkat ini masih ada sebagian siswa yang berada pada tingkat rata-rata.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 352, "width": 437, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya peneliti akan menjabarkan hasil kategorisasi pada skor keterampilan sosial sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self talk dalam bentuk tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 391, "width": 304, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Kategorisasi Keterampilan Sosial Sebelum Pemberian Treatment Skor Frekuensi Persentase Kategori X > 92 34 63% Sangat Tinggi 79,75 < X ≤ 92 20 37% Tinggi 65,25 < X ≤ 79,75 0 0% Sedang 50,75 < X ≤ 65,25 0 0% Rendah X ≤ 50,75 0 0% Sangat Rendah Total 54 100%", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 484, "width": 254, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan Hasil Kategorisasi Skor Keterampilan Sosial 2024", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 508, "width": 438, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 5 di atas, pengkategorisasian ini diperoleh dari hasil angket keterampilan sosial pertama hingga ketiga sesudah pemberian treatment melalui pendekatan self talk positif. Melalui kategori tersebut dapat diketahui bahwa tingkat skor keterampilan sosial siswa korban bullying memiliki presentase 37% berada di kategori “Tinggi” dan 63% berada di kategori “Sangat Tinggi”. Dilihat dari hasil kategorisasi tersebut, menunjukkan bahwa adanya perbedaan dan peningkatan kemampuan pada keterampilan sosial siswa korban bullying . Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan sosial siswa pada sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self talk mengalami peningkatan dan dominan siswa berada pada kategori sangat tinggi, yang berarti hampir seluruh siswa sudah bisa mengembangkan keterampilan sosialnya dengan sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 796, "width": 10, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 71, "width": 287, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Grafik Kategorisasi Keterampilan Sosial Sesudah Treatment", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 293, "width": 438, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari grafik kategorisasi di atas, diketahui bahwa data yang sudah diolah dari hasil angket menunjukkan siswa terbanyak ada pada kategori sangat tinggi dengan total frekuensi 34 dari ketiga pengukuran keterampilan sosial sesudah diberikannya treatment dengan teknik positive self talk . Hal ini dapat terjadi karena pertemuan keempat, kelima, dan keenam seluruh siswa sudah diberikan treatment dengan pendekatan self talk positif. Oleh karena itu, pada pengukuran ini terjadi peningkatan yang sangat tinggi daripada pengukuran sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa setelah diberikannya treatment dengan teknik positive self talk , tingkat keterampilan sosial siswa sudah sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 394, "width": 437, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut peneliti akan memberikan perbedaan dari hasil kategorisasi keterampilan sosial sebelum dan sesudah pemberian treatment : Gambar 3. Perbedaan Kategorisasi Keterampilan Sosial", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 650, "width": 438, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari grafik perbedaan kategorisasi di atas, diketahui bahwa dari seluruh hasil pengukuran keterampilan sosial sebelum dan sesudah diberikannya treatment dengan teknik positive self talk mengalami peningkatan dan perubahan yang signifikan. Dapat dilihat dari grafik pada kategori sangat tinggi, di mana kategori tersebut selalu mengalami peningkatan yang sangat besar dari sebelum dan sesudah diberikannya treatment dengan knik positive self talk. Hal ini dapat membuktikan bahwa siswa banyak yang mengalami perubahan pada tingkat keterampilan sosialnya, artinya dengan menerapkan teknik positive self talk terhadap siswa korban bullying dapat dikatakan efektif untuk meningkatkan keterampilan sosialnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 15, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 64, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 85, "width": 449, "height": 242, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kemampuan Keterampilan Sosial Siswa Korban Bullying Sebelum Diberikan Teknik Positive Self-Talk Keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan yang wajib ada pada masing-masing individu karena dengan keterampilan tersebut memudahkan kita untuk bisa berinteraksi sosial dan menjalin pembicaraan dengan orang lain. Pernyataan ini sama dengan pendapat yang dikatakan oleh Combs & Slaby dalam Pujiati (2015) bahwa “ social skill is the ability to interact with other in a given social context in specific ways that are socially acceptable or valued and at the same time personality beneficial, mutually beneficial, or beneficial primarily to other ”, berarti bahwa keterampilan sosial ini merupakan sebuah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan berbagai cara yang dapat diterima bagi lingkungan sekitar dan bisa saling bermanfaat antar makhluk sosial dengan yang lainnya. Begitupun pada siswa di sekolah, tentunya keterampilan sosial menjadi hal penting yang perlu dimiliki oleh seluruh siswa. Selain berguna untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, keterampilan sosial di kalangan siswa dapat berguna pada saat pembelajaran di kelas di mana siswa diharuskan untuk bisa bekerja sama, berani untuk mengungkapkan pendapatnya, rasa peduli yang tinggi terhadap teman sebaya, dan senantiasa dapat menghargai perbedaan yang ada. Sehingga menurut Jarolimek (1977: 208) dalam Machmud (2013), jika setiap siswa memiliki keterampilan sosial yang baik, maka ia akan menjadi pribadi yang positif dan memiliki keharmonisan dalam kehidupan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 325, "width": 431, "height": 205, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menganalisis kemampuan awal keterampilan sosial siswa korban bullying melalui data hasil pretest di mana hasil data ini menunjukkan kemampuan pada keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum diberikannya treatment dengan pendekatan self talk positif. Merujuk pada pengkategorisasian skor keterampilan sosial sebelum pemberian treatment dengan teknik positive self talk pada siswa korban bullying kelas VIII di SMP Negeri 10 Cimahi menunjukkan bahwa tingkat skor keterampilan sosial siswa korban bullying memiliki presentase 7,42% berada di kategori “Sedang”, 57,40% berada di kategori “Tinggi” dan 35,18% berada di kategori “Sangat Tinggi”. Setelah peneliti menganalisis secara keseluruhan dari data penelitian, dapat dikatakan bahwa masih terdapat beberapa siswa korban bullying yang kemampuan keterampilan sosial sebelum diberikan treatment dengan teknik positive self talk belum mampu mengembangkan keterampilan sosial yang ada pada dirinya. Beberapa siswa juga masih cenderung tertutup dan memiliki trauma atas tindakan bullying yang pernah menimpanya. Sehingga hal tersebut berdampak kepada tingkat keterampilan sosialnya. Pada dasarnya seorang anak perlu memiliki kecerdasan emosional yang baik, karena dengan kecerdasan tersebut maka seorang anak akan lebih mudah mengenal diri mereka sendiri dan orang lain (Ruhimat et al., 2020).", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 527, "width": 430, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari seluruh pemaparan yang telah diuraikan, bahwa sikap yang ditunjukkan oleh beberapa siswa sebelum diberikannya treatment dengan teknik positive self talk tersebut merupakan salah satu ciri bahwa mereka mempunyai tingkat keterampilan sosial pada kategori kurang baik hingga sedang. Ciri-ciri tersebut di antaranya yaitu kurang cakap dalam berkomunikasi dan berinteraksi, kurang percaya diri, dan pengelolaan emosi yang rendah.Kemudian, aspek lingkungan dan keluarga berpengaruh terhadap keterampilan sosial seorang anak karena sikap, perilaku, dan kebiasaan seorang anak tumbuh sesuai dengan didikan yang selama ini dilakukan orang tua. Sehingga keterampilan sosial anakpun ikut dipengaruhi oleh proses komunikasi dengan orang tua sejak lahir (Fiddah, 2017). Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah pada kemampuan keterampilan sosial siswa korban bullying , peneliti perlu menerapkan teknik positive self talk guna meningkatkan motivasi siswa agar dapat mendapatkan peningkatan pada skor keterampilan sosialnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 451, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kemampuan Keterampilan Sosial Siswa Korban Bullying Sesudah Menerapkan Teknik Positive Self-Talk Setelah melakukan pengukuran awal mengenai keterampilan sosial, peneliti memberikan treatment dengan teknik positive self talk yang berkaitan mengenai perilaku sosial sehingga dapat mengubah cara berpikir siswa korban bullying menjadi lebih positif. Sehingga untuk melihat adanya peningkatan pada keterampilan sosial siswa korban bullying , peneliti menerapkan teknik positive self talk . Berdasarkan hasil temuan pada penelitian mengenai kemampuan keterampilan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 15, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 71, "width": 431, "height": 660, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sosial siswa korban bullying sesudah menerapkan teknik positive self talk , menunjukkan terdapat peningkatan pada hasil keterampilan sosial siswa korban bullying dari sebelum dan sesudah diberikannya treatment . Hal ini dibuktikan pada total hasil kategori skor keterampilan sosial siswa korban bullying yang memiliki presentase sebesar 37% termasuk ke dalam kategori “Tinggi” dan presentase 63% berada di kategori “Sangat Tinggi”. Setelah peneliti menjabarkan seluruh hasil dari pengukuran pertama hingga pengukuran ketiga pada skor keterampilan sosial siswa korban bullying sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self talk , maka terlihat bahwa kemampuan pada keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan akibat adanya pemberian treatment menggunakan teknik positive self talk di mana kategorisasi keterampilan sosial sesudah pemberian treatment hanya ada dua kategori saja yaitu kategori tinggi dan sangat tinggi yang banyak di dominasi oleh para siswa korban bullying . Peneliti juga menemukan peningkatan pada kemampuan keterampilan sosial siswa korban bullying kelas VIII SMP Negeri 10 Cimahi melalui perubahan sikap siswa selama kegiatan penelitian berlangsung pada pertemuan keempat hingga keenam. Hal ini sesuai dengan fakta di mana pada ketiga pertemuan tersebut, siswa yang memiliki masalah pada dirinya akibat penerimaan tindakan bullying , mereka sudah berani untuk menyesuaikan diri dengan mencoba percaya diri dengan pada lingkungan sekitarnya, mampu mengekspresikan apa yang sedang dirasakan, berani menyampaikan pendapat ketika sedang berdiskusi, berbaur dengan teman di sekolah, dan berusaha untuk mengelola emosinya dengan baik. Seiring dengan berjalannya waktu peneliti pun berhasil menjalin kedekatan dengan para responden melalui penyampaian materi keterampilan sosial dan teknik positive self talk yang dikemas secara sederhana melalui tayangan video dan game yang menyenangkan. Sehingga siswa mudah memahami makna dari setiap pertemuannya dan semangat menjadi individu yang lebih baik dengan selalu menerapkan pemikiran positif di setiap kegiatannya melalui teknik positive self talk . Temuan tersebut memperkuat pernyataan (Erviana, 2020), bahwa jika seseorang menggunakan teknik positive self talk secara terus menerus dengan mengatakan kalimat dukungan, maka akan sangat membantu dirinya dalam menghadapi ujian hidup. Peneliti juga memperoleh data melalui wawancara dengan para siswa korban bullying setelah melaksanakan kegiatan penelitian teknik positive self talk , ditemukan sikap yang memperlihatkan bahwa mereka sudah bisa menjalin interaksi yang baik dengan teman-teman di sekolah. Walaupun terdapat beberapa teman yang tidak disukai, tetapi mereka mencoba untuk berdamai dengan hal itu dengan melakukan pengelolaan emosi yang lebih baik dari sebelum diberikannya treatment dengan teknik positive self talk . Para siswa korban bullying juga mengatakan bahwa setelah melakukan positive self talk adanya peningkatan pada taraf percaya dirinya, baik itu ketika maju ke depan kelas untuk mengungkapkan pendapat maupun ketika menghadapi situasi dan orang baru. Sehingga mereka termotivasi untuk menggali kemampuan atau keterampilan lain yang ada pada dirinya. Hal ini juga berkaitan dengan pernyataan oleh Ellis (1993) mengenai Teori Self Talk , ia menganggap bahwa seseorang mampu untuk menciptakan sesuatu yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Seorang invidu tidak selamanya harus selalu menerima apa yang terjadi pada dirinya, tetapi ia berhak untuk mengubah hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya untuk mengubahnya menjadi keadaan yang membuatnya nyaman (Antari, 2022). Kesimpulannya berdasarkan pada temuan penelitian di lapangan mengenai kemampuan keterampilan sosial siswa korban bullying dengan menggunakan teknik positive self talk menunjukkan peningkatan pada setiap pertemuannya. Hal tersebut dilihat dari setelah menerapkan teknik positive self talk siswa menjadi lebih aktif untuk berdiskusi selama pertemuan berlangsung dan pengelolaan emosi yang jauh lebih baik. Selain itu, pada pertemuan terakhir siswa juga sangat melihatkan bahwa mereka antusias mengikuti seluruh rangkaian pertemuan. Di mana pada saat peneliti membentuk mereka ke dalam beberapa kelompok, siswa aktif dalam berdiskusi dan berlomba-lomba untuk menyampaikan pendapatnya terkait dari game Tebak Kata yang diberikan oleh peneliti. Oleh karena itu, dengan menerapkan treatment melalui teknik positive self talk terhadap siswa dapat meningkatkan kembali kemampuan pada keterampilan sosialnya dengan selalu berbuat positif serta berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 728, "width": 449, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Perbedaan Keterampilan Sosial Siswa Korban Bullying Sebelum Dan Sesudah Pemberian Treatment Dengan Teknik Positive Self-Talk", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 15, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 71, "width": 431, "height": 217, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengukuran keterampilan sosial yang dilakukan selama enam pertemuan, menunjukkan adanya peningkatan dari perolehan skor keterampilan sosial. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keterampilan sosial sesudah diberikannya treatment dengan teknik positive self talk memperoleh skor yang lebih besar jika dibandingkan dengan perolehan skor pada keterampilan sosial sebelum diberikannya treatment . Skor dengan kategori Sangat Tinggi pada pengukuran keterampilan sosial sebelum pemberian treatment diperoleh sebanyak 35,18%, sedangkan pada pengukuran keterampilan sosial sesudah pemberian treatment diperoleh sebanyak 63%. Perolehan skor keterampilan sosial dengan kategori Tinggi pada pengukuran keterampilan sosial sebelum pemberian treatment diperoleh sebanyak 57,40%, sedangkan pada pengukuran keterampilan sosial sesudah pemberian treatment diperoleh sebanyak 37%. Adapun perolehan skor keterampilan sosial dengan kategori Sedang pada pengukuran keterampilan sosial sebelum pemberian treatment diperoleh sebanyak 7,42%, sedangkan pada pengukuran keterampilan sosial sesudah pemberian treatment diperoleh sebanyak 0%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skor keterampilan sosial siswa korban bullying sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self talk (posttest) lebih unggul dan terdapat peningkatan dibandingkan dengan skor keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum pemberian treatment dengan teknik positive self talk .", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 286, "width": 431, "height": 306, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada hasil uji statistik menggunakan IBM SPSS Statistic versi 26 menunjukkan bahwa dari hasil pretest dan posttest pada keterampilan sosial siswa korban bullying didapat nilai sig. (2- tailed ) sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa terlihat perbedaan signifikan antara keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum dan sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self talk . Hasil data penelitian menunjukkan bahwa pertemuan pada kegiatan penelitian yang dilakukan menggunakan teknik positive self talk memberikan pengaruh dalam peningkatan aspek keterampilan sosial siswa korban bullying . Sehingga dengan menerapkan teknik positive self talk memberikan dampak positif dan efektif diterapkan dalam keterampilan sosial. Hal ini dapat terjadi karena manfaat dari pelaksanaan teknik positive self talk ini berpengaruh dan terdapat kaitannya dengan aspek keterampilan sosial. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Caldarella dan Merrel dalam Amala et al., (2021) yang menjelaskan bahwa aspek-aspek keterampilan sosial, diantaranya (1) Hubungan dengan teman sebaya ( Peer relationship skills ), artinya kita perlu menjalin hubungan baik dengan teman sebaya, (2) Manajemen diri ( Self management skills ), di mana setiap individunya perlu bisa mengontrol dirinya mulai dari pengendalian diri, kemandirian sosial, kompetensi sosial, dan bertanggung jawab, (3) Kemampuan akademis ( Academic skills ), yaitu kemampuan individu yang dapat memberikan pengaruh positif dengan bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah, menghormati aturan sekolah, memahami materi, mendengarkan dan melaksanakan petunjuk dari guru, bertanya atau meminta bantuan secara tepat, (4) Kepatuhan ( Complience skills ), yaitu kemampuan individu untuk bisa berdiskusi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok, (5) Perilaku assertif ( Assertion skills ), yaitu perilaku yang dipenuhi oleh kemampuan seseorang denganmahir dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki sikap pemberani, peduli, dan memiliki keingintahuan yang besar.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 589, "width": 431, "height": 167, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, perbedaan yang terdapat pada skor hasil keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum dan sesudah diterapkannya treatment dengan teknik positive self talk memiliki keterkaitan dengan suatu teori. Hal ini relevansi dengan teori dari Albert Bandura, yang menjelaskan bahwa Teori Belajar Sosial di mana perilaku manusia dibentuk oleh interaksi antara perkembangan kognitif dan lingkungan, serta respon stimulus (Wahyuni & Fitriani, 2022). Sehingga lingkungan banyak memberikan pengaruh yang sangat besar bagi siswa korban bullying , terbukti dari hasil penelitian yang terjadi di lapangan. Kemudian, dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang didorong untuk bisa berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama, memiliki sikap yang lebih berani, dan melakukan pemikiran yang positif pada lingkungan sekitarnya melalui teknik positive self talk , maka secara tidak langsung siswa tersebut akan mengalami perkembangan yang baik pada tingkat keterampilan sosialnya. Sehingga hal tersebut juga membuktikan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tetap memerlukan bantuan dari orang sekitar.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 15, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 62, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 85, "width": 449, "height": 331, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kemampuan keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum pemberian treatment dengan teknik positive self talk diperoleh skor keterampilan sosial dengan kategorisasi yang menunjukkan bahwa masih terdapat kategori “Sedang”, kategori “Tinggi” dan kategori “Sangat Tinggi”. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa masih terdapat beberapa siswa korban bullying yang belum mampu mengembangkan keterampilan sosial yang ada pada dirinya. Beberapa siswa juga masih cenderung tertutup dan memiliki trauma atas tindakan bullying yang pernah menimpanya. Kemampuan keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum pemberian treatment dengan teknik positive self talk diperoleh skor keterampilan sosial dengan kategorisasi yang menunjukkan bahwa terdapat siswa dalam kategori sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa masih terdapat beberapa siswa korban bullying yang belum mampu mengembangkan keterampilan sosial yang ada pada dirinya. Beberapa siswa juga masih cenderung tertutup dan memiliki trauma atas tindakan bullying yang pernah menimpanya. 2. Kemampuan keterampilan sosial siswa korban bullying sesudah menerapkan teknik positive self talk , menunjukkan terdapat peningkatan pada hasil keterampilan sosial siswa korban bullying dibandingkan pada sebelum diberikannya treatment . Hal ini dibuktikan pada pada total hasil kategori skor keterampilan sosial siswa korban bullying sesudah pemberian treatment memiliki jumlah presentase yang lebih besar dibandingkan dengan pengukuran sebelum diberikannya treatment pada kategori tinggi. Kemudian, dalam kategori sangat tinggi siswa banyak mendominasi sehingga mengalami peningkatan jumlah frekuensi pada kategori tersebut. Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan keterampilan sosial siswa korban bullying sesudah pemberian treatment pendekatan self talk positif mengalami peningkatan, hal ini sesuai pada fakta di mana pada ketiga pertemuan tersebut, siswa yang memiliki masalah pada dirinya sudah berani untuk menyesuaikan diri dengan mencoba percaya diri dengan pada lingkungan sekitarnya, mampu mengekspresikan apa yang sedang dirasakan, berani menyampaikan pendapat ketika sedang berdiskusi, berbaur dengan teman di sekolah, dan berusaha untuk mengelola emosinya dengan baik.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 413, "width": 449, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Penerapan teknik positive self talk terhadap keterampilan sosial terbukti efektif karena memberikan pengaruh pada peningkatan aspek keterampilan sosial siswa korban bullying kelas VIII SMP Negeri 10 Cimahi. Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan sosial siswa korban bullying sebelum dan sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self talk .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 132, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 452, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terima kasih kepada beberapa pihak yang sudah membantu dan ikut serta dalam penelitian ini seperti pihak SMP Negeri 10 Cimahi baik kepala sekolah, guru, staff, para siswa, serta beberapa pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan. Tanpa adanya bantuan dan arahan dari berbagai pihak, penelitian ini tidak akan berjalan lancar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 576, "width": 101, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 451, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amala, D. N., Setiawan, F., & Faradita, M. N. (2021). Analisis Pembelajaran Online Terhadap Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Pada Masa Pandemic Covid-19. JURNAL IKA : IKATAN ALUMNI PGSD UNARS , 9 (1), 258–269. https://doi.org/10.1093/benz/9780199773787.article.b00115185", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 452, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antari, G. A. P. N. (2022). Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Individu Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Menggunakan Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy Teknik Self- Talk di SMP Negeri 1 Kuta Utara . https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/526774- 1674438706.pdf Erviana, L. (2020). Pengaruh Positive Self Talk Dengan Konseling Individu Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Kelas VIII DI SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020 . 2020 , 1–9. Fatimah, M. (2019). Efektivitas Teknik Self Talk Untuk Menurunkan Stres Remaja .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 741, "width": 451, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fiddah, R. (2017). Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis OrangTua dengan Keterampilan Sosial Anak pada Usia 5-6 Tahun. Journal of Chemical Information and Modeling , 53 (9), 21–25.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 33, "width": 451, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2355-0236 e-ISSN 2684-6985 Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), Juni 2024 (16)1:94-104 Available online at http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-IPS", "type": "Page header" }, { "left": 278, "top": 796, "width": 39, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 796, "width": 15, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 451, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "repository.untag-sby.ac.id Ginanjar, A. (2016). Penguatan Peran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik. Jurnal Harmony , 1 (1), 118–126.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 452, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lenaini, I. (2021). Teknik Pengambilan Sampel Purposive Dan Snowball Sampling. Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah , 6 (1), 33–39. p-ISSN 2549-7332 %7C e-ISSN", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 452, "height": 192, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2614-1167%0D Machmud, H. (2013). Pengaruh Pola Asuh dalam Membentuk Keterampilan Sosial Anak. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Komunikasi Dan Bimbingan Islam , 6 (1), 134–137. https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-munzir/article/view/239 Maftuh, B. (2008). Pendidikan Resolusi Konflik: Membangun Generasi Muda yang Mampu Menyelesaikan Konflik Secara Damai . Bandung: CV Yasindo Multi Aspek. Manto, O. A. D., Nito, P. J. B., & Wulandari, D. (2020). Kejadian Bullying pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Banjarmasin Timur. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan , 11 (2), 2549–4058. https://doi.org/10.33859/dksm.v11i2.629 Pujiati, D. (2015). Peningkatan Keterampilan Sosial Melalui Metode Bermain Peran. Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar , 66 (1997), 37–39. https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dinamika/article/view/919 Ruhimat, M., Logayah, D. S., & Darsono. (2020). The Influence of Emotional Intelligence on Student Attitudes in Environmental Management . 418 (Acec 2019), 179–181. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200320.035", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 451, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudarmiani, Wibawa, R. P., Habsari, N. T., Hasanah, K., Rahmawati, S., & Nugraha, N. (2022). Memperkuat Kepekaan dan Keterampilan Sosial Untuk Indonesia Tangguh . CV . AE MEDIA GRAFIKA.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 452, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyuni, N., & Fitriani, W. (2022). Relevansi Teori Belajar Sosial Albert Bandura dan Metode Pendidikan Keluarga dalam Islam. Qalam: Jurnal Ilmu Kependidikan , 11 (2), 60–66. https://doi.org/10.33506/jq.v11i2.2060 Wati, P. (2012). Hubungan Keterampilan Sosial Dengan Korban-Korban Bullying di Sekolah Dasar Naskah . Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yulianti, C. (2023). FSGI: Ada 16 Kasus Bullying di Sekolah pada Januari-Juli 2023 . DetikEdu. https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6858404/fsgi-ada-16-kasus-bullying-di-sekolah-pada- januari-juli-2023", "type": "List item" }, { "left": 173, "top": 20, "width": 350, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis 1, Penulis 2, ...dst; Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), v. 00, n. 0, pp. xx – xx, 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 278, "top": 793, "width": 39, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 794, "width": 15, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105", "type": "Page footer" } ]
eb34f48a-bf79-3e09-6078-114243df70b1
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip/article/download/1450/1339
[ { "left": 184, "top": 31, "width": 244, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, No. 3 (Juni 2017) 143 - 147", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 738, "width": 17, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 162, "width": 388, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted : 11 April 2017 Revised : 23 May 2017 Accepted : 31 May 2017", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 183, "width": 463, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP NILAI SUN PROTECTING FACTOR (SPF) PADA EKSTRAK KUNYIT PUTIH SEBAGAI BAHAN PEMBUAT TABIR SURYA MENGGUNAKAN PELARUT ETIL ASETAT DAN METANOL", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 240, "width": 358, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nufus Kanani 1* , Agus Rochmat 1 , Reza Pahlevi 1 , Fitri Yayu Rohani 1", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 254, "width": 301, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Teknik Kimia, Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jendral Sudirman Km 03, Cilegon-banten, 42435", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 282, "width": 168, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "* Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 321, "width": 39, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 501, "height": 127, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kunir Putih ( Curcuma mangga) merupakan salah satu tumbuhan yang melimpah dan belum banyak dimanfaatkan di daerah Pandeglang Banten. Kunir Putih mempunyai potensi sebagai antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan Tabir Surya.enelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai Sun Protection Factor (SPF) yang terkandung kunir putih. Penelitian diawali dengan pemilihan rimpang kunir putih kemudian memotong dan melakukan proses blanching dengan media asam sitrat 0,05%. Setelah itu, dilakukan ekstraksi digesti pada temperatur (30;50;70 o C) menggunakan pelarut etanol 96% dan etil asetat. Selanjutnya menguapkan ekstrak menggunakan water bath pada temperatur 40-45 o C dan dilanjutkan dengan pengovenan menggunakan oven jenis Yamato DX 402 pada 37 o C selama 8 jam. Ekstrak kental yang diperoleh dilakukan pengujian aktivitas SPF ( Sun Protecting Factor ) dengan menggunakan metode in vitro. Hasil menunjukkan nilai SPF pada variasi temperatur 30, 50, 70 dengan pelarut etanol 96% yaitu 3.295, 2.362, 1.593 dan nilai SPF dengan pelarut etil asetat menunjukkan 4.107, 2.548, 1.138. hasil terbaik didapatkan pada temperatur 30 0 C dengan menggunakan pelarut etil asetat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 280, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Antioksidan, Kunir putih, Sun Protection Factor (SPF)", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 521, "width": 40, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 501, "height": 104, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "White turmeric (Curcuma Mangga) is a rhizome that plantyful and It has not optimally appliedin Pandeglang Banten.White turmeric is a potential antioxidantthat can be used asskin sunscreen. The aim of the research was to observe the potential of curcuma manga to be a sunscreen. This study was initially prepared by slicing the rhizome into the small size, after that blanching by adding 0.05% of citric acid and then followed by exctracting process indifferent temperature30;50;70 o C and varied in solven (ethanol 96% and ethyl acetat). The next one was vaporized the solventusing water bath at 40-45 o C anddried at 37 o C for 8 hourswith Yamato DX 402 oven . The extract was then analyzed by in vitro analysis. The result showed that SPF value at varied temperature 30, 50,70 o C in ethanol 96% was 3.295, 2.362, 1.593 and SPF value in ethyl acetat was 4.107, 2.548, 1.138.The best SPF result was obtainedfrom temperature of 30 0 C of athyl acetat solvent.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 289, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Antioxidant, White turmeric, Sun Protection Factor (SPF)", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 98, "width": 172, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL INTEGRASI PROSES", "type": "Section header" }, { "left": 173, "top": 126, "width": 253, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Website: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 31, "width": 241, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Bulan Tahun) xx - xx", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 738, "width": 17, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 58, "width": 95, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 243, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Matahari merupakan sumber cahaya alami yang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 243, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peranan sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan. Sinar matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang menjadi sumber semua jenis sinar. Dipermukaan bumi sinar matahari terdiri dari beberapa spektrum yaitu sinar infra merah (>760 nm), sinar tampak (400-760 nm), sinar ultra violet (UV) A (315-400 nm), sinar UVB (290-315 nm), dan sinar UVC (100-290 nm) yang sangat berbahaya, memiliki energi yang sangat tinggi dan bersifat karsinogenik ( Kaur dan Saraf, 2009) . Tabir surya alami pada umumnya merupakan senyawa fenolik atau polifenolik yang berperan untuk mencegah efek yang merugikan akibat radiasi UV pada kulit ( Svobodova, dkk, 2003) .", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 58, "width": 244, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kunir putih yang digunakan pada penelitian ini merupakan salah satu tanaman dari Pandeglang-Banten, dimana tanaman ini secara tradisional digunakan sebagai antimikroba, antioksidan, antianalgesik dan antifungal. Aktivitas ini dikarenakan adanya senyawa yang terkandung didalam kunir putih yaitu kurkumin (curcumenol) . Penelitian terkait pengolahan kunir putih telah dilakukan oleh Mulyani dkk (2010), bahwa ekstrak kunir putih mengandung kurkumin sehingga mampu menghambat oksidasi. Kurkumin dapat mengabsorpsi sinar UV yang memiliki panjang gelombang antara 200- 400 nm, sehingga curcumin mampu digunakan sebagai tabir surya yang mampu memberi perlindungan terhadap UV A dan UV B.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 423, "width": 201, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(a) (b)", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 443, "width": 274, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. (a) Rimpang Kunir Putih, (b) Tumbuhan Kunir Putih", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 243, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut hasil penelitian Yulianti, 2015, Kunir Putih ( Curcuma Mangga, Val.) mengandung antioksidan yang mampu mengadsorpsi sinar UVB. Kurkumin dalam kunir putih memiliki gugus kromofor dan C-H alifatik yang dapat mengadsorpsi sinar UV yang memiliki panjang gelombang antara 290-320 nm sehingga mampu digunakan sebagai pelindung dari sinar UVB. Pada Spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa pada senyawa kurkumin terdapat gugus kromofor dan C-H alifatik yang dapat mengabsorbsi sinar UV yang memiliki panjang gelombang antara 200-400 nm.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 597, "width": 243, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Besarnya efektivitas tabir surya didasarkan pada penentuan nilai Sun Protecting Factor (SPF) yang menggambarkan kemampuan tabir surya dalam melindungi kulit terhadap sinar UV terutama UVB, menurut Shaath, 1990, SPF hanya menunjukkan daya perlindungan terhadap UVB dan tidak terhadap UVA. Sebab, berbeda dengan UVB yang bekerja pada permukaan kulit dan menyebabkan kulit terbakar, UVA meresap masuk ke dalam kulit dan merusak DNA. Ini membuat kekuatan UVA tidak bisa diukur dengan mudah karena efeknya tidak segera terlihat. Besarnya", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 468, "width": 243, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "nilai SPF berkisar antara 0 sampai 100, dan kemampuan tabir surya yang dianggap baik berada di atas 15. Tingkat kemampuan tabir surya dapat dibedakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 515, "width": 145, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Minimal, bila SPF antara 2 – 4", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 527, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Sedang, bila SPF antara 4 – 6", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 538, "width": 136, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Ekstra, bila SPF antara 6 - 8", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 550, "width": 157, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Maksimal, bila SPF antara 8 – 15", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 562, "width": 133, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e. Ultra, bila SPF lebih dari 15", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 574, "width": 244, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari penelitian yang ada belum dilakukan pengukuran besarnya nilai SPF yang terkandung pada kunir putih untuk melindungi kulit terhadap sinar UV. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai Sun Protection Factor (SPF) yang terkandung kunir putih sebagai bahan dasar untuk melindungi kulit dari sinar UV menggunakan pelarut etil asetat dan methanol.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 667, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 314, "top": 679, "width": 98, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1 Proses Blanching", "type": "Section header" }, { "left": 314, "top": 691, "width": 243, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rimpang kunir putih disortasi dan dipilih cabang yang baik dan tidak busuk, kemudian dilakukan pengupasan serta pencucian. Kunir putih tanpa kulit", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 31, "width": 241, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Bulan Tahun) xx - xx", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 738, "width": 17, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 58, "width": 243, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dipotong secara melintang dengan ketebalan 2-3 mm, setelah itu dimasukkan kedalam larutan asam sitrat 0,05% sebanyak 750 ml dan dipanaskan sampai 100 0 C selama 5 menit kemudian ditiriskan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 117, "width": 161, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2 Ekstraksi Rimpang Kunir Putih", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 243, "height": 230, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam tahap ini, kunir putih dihaluskan dengan blender selama 3 menit dengan penambahan 250 mL pelarut yang telah ditentukan yaitu ethil asetat dan ethanol hingga dihasilkan slurry kunir putih. Slurry kunir putih dimasukkan kedalam bejana, kemudian ditambahkan 350 mL pelarut sehingga total pelarut yang digunakan adalah 600 mL. Setelah itu dilakukan ekstraksi digesti dengan temperatur yang ditentukan yaitu 30, 50 dan 70  C selama 2 jam. Kemudian dilakukan penyaringan untuk menghasilkan filtrat dan dilakukan dekantasi untuk meminimalisir residu pada filtrat. Setelah itu, filtrat dimasukkan kedalam water bath dengan air sebagai medium pemanas pada temperatur 40-45  C selama 4 jam. Kemudian dilakukan penguapan menggunakan oven Yamato DX 402 dengan temperatur 37  C selama 8 jam untuk menghilangkan pelarut yang masih terjebak dalam ekstrak. Setelah itu dilakukan analisa untuk menguji besarnya nilai SPF yang terkandung pada rimpang kunir putih.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 72, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.3 Analisa SPF", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 384, "width": 243, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Sayre (1979), Pengukuran dan pengujian aktivitas senyawa-senyawa tabir surya dapat dilakukan dengan banyak cara yakni pengujian secara in vivo dan in vitro. Pengujian secara in vivo dilakukan secara langsung pada sel biologis. Teknik ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan salah satunya adalah dengan pengamatan eritema akibat terkena paparan sinar UV dan dibandingkan dengan suatu kontrol (Handa, dkk, 2008), sedangkan in vitro merupakan pengujian aktivitas serapan sinar UV menggunakan Spektrofotometer UV-Vis kemudian dari panjang gelombang yang diperoleh digunakan untuk menentuan efektivitas tabir surya dengan cara menghitung nilai SPF dengan menggunakan persamaan (1) dan (2):", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 246, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝐴𝑈𝐶 = 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝜆𝑛 +𝑆𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝜆𝑛+1 2 𝜆 𝑛+1 − 𝜆 𝑛 320 290 ...(1) log 𝑆𝑃𝐹 = 𝐴𝑈𝐶 𝜆𝑚𝑎𝑥 −𝜆𝑚𝑖𝑛 𝑥2 .................................................(2)", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 618, "width": 103, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ket: λ = Panjang gelombang", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 642, "width": 79, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AUC = Absorbansi", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 243, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas serapan sinar UV secara in vitro dimana panjang gelombang diukur dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Hitachi U-3900H pada rentang panjang gelombang sinar UV (λ) antara 200-400 nm,", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 58, "width": 243, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kemudian menentukan besarnya nilai SPF dengan menggunakan persamaan (1) dan (2),", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 99, "width": 142, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 314, "top": 111, "width": 244, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini merupakan hasil perhitungan besarnya nilai panjang gelombang dan absorbansi serta besartnya nilai SPF yang terkandung pada kunir putih dengan menggunakanpelarut etil asetat dan methanol pada temperatur 30 0 C, 50 0 C dan 70 0 C (Tabel 1 dan Tabel 2). Hasil nilai SPF yang dihasilkan ekstrak kunir putih dapat dilihat pada Gambar 2 dari gambar tersebut dapat dilihat nilai SPF tertinggi terdapat pada ektrak kunir putih dengan pelarut etil asetat pada temperatur ekstraksi 30 o C sebesar 4.107. Kunir putih yang memiliki nilai SPF sebesar 4.107 tersebut dapat digunakan sebagai bahan tabir surya yang mampu memberikan perlindungan dari sinar UV B karena rentang nilai SPF nya masih masuk kedalam rentang nilai SPF minimum yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 287, "width": 243, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekstrak kunir putih dengan pelarut etil asetat memiliki kriteria nilai SPF yang sedang yaitu antara 4-6. Nilai SPF ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh jumlah senyawa antioksidan yang ada dalam kunir putih. Senyawa antioksidan memiliki senyawa kromofor dan C-H alifatik yang mampu menyerap sinar UV.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 357, "width": 244, "height": 281, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelarut etil asetat adalah pelarut dengan hasil antioksidan terbaik yang dihasilkan karena banyaknya kandungan senyawa semipolar yang ada pada kunir putih. Seperti kita ketahui komposisi terbanyak antioksidan yang diperoleh adalah turunan dari senyawa alkaloid yang bersifat semipolar, sedangkan xanthone dan kurkumin bersifat nonpolar dan polar. Selain penggunaan pelarut, faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi operasi ekstraksi yang digunakan, diantaranya adalah temperatur operasi ekstraksi. Temperatur 30 o C diketahui sebagai temperatur maksimum yang dapat menghasilkan kandungan antioksidan yang lebih banyak. Senyawa antioksidan adalah senyawa yang dapat rusak apabila dipanaskan pada temperatur tinggi. Pada temperatur ekstraksi 50 dan 70  C mengasilkan nilai SPF yang lebih rendah, kerena aktivitas antioksidan pada ekstrak mengalami penurunan, sehingga kemampuan menyerap sinar pada pengukuran spektrofotometer UV-Vis akan menghasilkan nilai SPF yang rendah. Hal tersebut menyatakan semakin besar aktivitas penangkal radikal bebas ekstrak maka nilai SPF nya juga semakin tinggi. Sehingga ekstrak kunir putih dapat berperan sebagai antioksidan sekaligus tabir surya.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 639, "width": 244, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil nilai SPF yang dihasilkan ekstrak kunir putih dapat dilihat pada Gambar 2. Dari grafik tersebut dapat dilihat nilai SPF tertinggi terdapat pada ektrak kunir putih dengan pelarut etil asetat pada temperaturekstraksi 30 o C sebesar 4.107. hal ini menunjukkan bahwa kunir putih memiliki potensi sebagai tabir surya dimana nilai SPF yang diperoleh berada dalam rentang nilai SPF yang harus dimiliki", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 31, "width": 241, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Bulan Tahun) xx - xx", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 738, "width": 17, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 58, "width": 241, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahan untuk dijadikan bahan tabir surya yaitu antara 2- 15.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 105, "width": 496, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Besarnya nilai absorbansi Kunir Putih dengan menggunakan pelarut Etil Asetat dan Metanol pada berbagai temperatur", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 476, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "λ (nm) Absorbansi Ethil Asetat Etanol 30 °C 50 °C 70 °C 30 °C 50 °C 70 °C Absorb ansi Total luasan absorb ansi (AUC) Absorb ansi Total luasan absorb ansi (AUC) Absorb ansi Total luasan absorb ansi (AUC) Absorb ansi Total luasan absorb ansi (AUC) Absorb ansi Total luasan absorb ansi (AUC) Absorb ansi Total luasan absorbansi (AUC) 290 5,326", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 251, "width": 459, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9203 5,441 6358 5,516 0,842 4,742 7768 3,755 5600 2,104 3035 295 5,214 5,177 6,208 4,156 3,370 1,870 300 4,715 5,073 5,510 3,522 2,918 1,579 305 3,661 4,418 5,049 2,980 2,466 1,333 310 3,252 3,735 5,372 2,452 2,030 1,124 315 2,691 3,188 5,038 1,983 1,703 0,976 320 1,645 2,898 5,179 1,635 1,515 0,890", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 400, "width": 464, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Besarnya nilai SPF Kunir Putih dengan menggunakan pelarut Etil Asetat dan Metanol pada berbagai", "type": "Caption" }, { "left": 197, "top": 411, "width": 220, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "temperatur Temperatur SPF Pelarut Etil asetat Pelarut Metanol 30 °C 4,107 3,295 50 °C 2,654 2,362 70 °C 1,138 1,593", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 718, "width": 455, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Hubungan Temperatur terhadap Nilai SPF ( Sun Protecting Factor ) pada Pengaruh Jenis Pelarut", "type": "Caption" }, { "left": 123, "top": 523, "width": 323, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 1 2 3 4 5 30 50 70 3.295 2.362 1.593 4.107 2.548 1.138 SPF Temperatur (  C) Ethanol 96% Ethil Asetat", "type": "Picture" }, { "left": 185, "top": 31, "width": 241, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Bulan Tahun) xx - xx", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 738, "width": 17, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 243, "height": 201, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain penggunaan pelarut, faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi operasi ekstraksi yang digunakan, diantaranya adalah temperatur operasi ekstraksi. Temperatur 30 o C diketahui sebagai temperatur maksimum yang dapat menghasilkan kandungan antioksidan yang lebih banyak. Senyawa antioksidan adalah senyawa yang dapat rusak apabila dipanaskan pada temperatur tinggi. Pada temperatur ekstraksi 50 dan 70  C mengasilkan nilai SPF yang lebih rendah, kerena aktivitas antioksidan pada ekstrak mengalami penurunan, sehingga kemampuan menyerap sinar pada pengukuran spektrofotometer UV-Vis akan menghasilkan nilai SPF yang rendah. Hal tersebut menyatakan semakin besar aktivitas penangkal radikal bebas ekstrak maka nilai SPF nya juga semakin tinggi. Sehingga ekstrak kunir putih dapat berperan sebagai antioksidan sekaligus tabir surya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 85, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 296, "width": 243, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai SPF ( Sun Protecting Filter ) yang terbesar adalah ekstrak kunir putih dengan menggunakan pelarut etil asetat, dimana besarnya nilai SPF yang diperoleh yaitu 4.107 diikuti dengan ekstrak kunir putih menggunakan pelarut methanol yaitu 3.295. pada temperatur 30 0 C. Nilai SPF tersebut mengindikasikan bahwa kunir putih berpotensi dijadikan bahan pembuatan tabir surya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 401, "width": 108, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 413, "width": 243, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Handa, S.S.; Khanuja, S.P.S.; Longo, G.; Rakes,", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 425, "width": 222, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D.D.,Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants, Trieste: International Centre for Sciences and High Technology, 2008, 21-25.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 243, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kaur, C. D.; Saraf, S.,In Vitro Sun Protection Faktor Determination of Herbal Oils Used in Cosmetic, Pharmacognosy Research, 2009,22-23.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 243, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Miryanti, A.Y.I.P.; Sapei, L.; Budiono, K.; Indra, S.,", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 507, "width": 222, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekstraksi antioksidan dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 243, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mulyani, P.; Wahidatullail, N., Penentuan Nilai SPF (Sun Protecting Factor) Ekstrak N-Heksan Etanol (1:1) Dari Rice Bran (Oryza Sativa)Secara In Vitro", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 577, "width": 83, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan Metode", "type": "Table" }, { "left": 175, "top": 577, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Spektrofotometri UV-VIS,", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 589, "width": 121, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Tadulako, 2014.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 243, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pujimulyani, D.; Raharjo, S.; Marsono, Y.; Santoso, U.,The Antioxidant Activity and Phenolic Content of Fresh and Blanched White Saffron (Curcuma mangga Val.), Journal of Agritech, 2010, 30 (2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 648, "width": 243, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Shaath, N.A.;The Chemistry Of Sunscreens, Marcel", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 659, "width": 170, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dekker Inc, New York, 1990, hal. 55-56.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 671, "width": 243, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Svobodova, A.; Psotova, J.; Walterova, D., Natural", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 683, "width": 222, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Phenolics in the Prevention of UV-Induced Skin Damage, Biomed, Pap, 2003, hal 137-147.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 243, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yulianti, E.; Adeltrudis A.; Alifa P.,Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Ekstrak Etanol 70% Temu", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 70, "width": 222, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mangga (Curcuma Mangga) dan Krim Ekstrak Etanol 70% Temu Mangga(Curcuma Mangga)", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 94, "width": 221, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara In Vitro Menggunakan Metode Spektrofotometri, FKUB, Malang, 2015", "type": "Table" } ]
a4c749f9-cfd3-ccf7-6ca8-95be6630d421
https://journal.sgu.ac.id/ijembm/index.php/ijembm/article/download/180/74
[ { "left": 71, "top": 799, "width": 268, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://journal.sgu.ac.id/ijembm 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 799, "width": 18, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 142, "width": 365, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Section header" }, { "left": 261, "top": 192, "width": 77, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imelda Suardi", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 219, "width": 197, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Swiss German University, Tangerang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 78, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Information", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 298, "width": 116, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 18 June 2021 Accepted: 16 September 2021 Published: 30 September 2021 DOI: 10.33555/embm.v8i2.180", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 94, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 101, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imelda Suardi Jakarta, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 61, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2338-8854 eISSN 2620-9918", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 282, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 303, "width": 312, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In developing countries, the implementation of e-government is at greater risk of failure when the corruption is still high. This paper examines the effect of e-government on the level of corruption in 47 developing countries in Asia using E-Government Development Index which is divided into components of online service, human capital, telecommunication infrastructure and e- participation. This paper also places the role of governance in government to moderate the relationship between e-government and perceptions of corruption. The result shows that implementation of e-government and governance has increased the perception of corruption with telecommunications infrastructure has the most significant effect.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 430, "width": 315, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Corruption Perception Index, EGD, E-Government, Governance, Transparency", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 454, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "138 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 79, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.1. Background", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 212, "height": 342, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of Information Communication and Technology (ICT) in the public sector, accompanied by the e-business revolution, is said to expand the depth and level of transparency at a reduced cost and to potentially generate new opportunities for participation and accountability (Bertot, 2010). In addition to the increase in equitable and sustainable access to public information to government, ICT also increases accountability and trust in government (Pina, 2007), minimizing administrative errors and the amount of corruption. Good governance is encouraged through the initiative of government agencies and departments to use ICTs, reinforce established relationships and create new partnerships in society, known as eGovernment initiatives (Ndou, 2004). The emergence of e-government programs helps to address governance problems by enhancing the efficiency and effectiveness of public services as well as democratic legitimacy from the government (Cordella, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 212, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-government initiation appears to provide fast and easy access to public information, thereby increasing public transparency and government performance (Geiller, 2019). With the use of ICTs, the governance mechanism can be improved by offering open dialogue tools and constructive public debate (Choi, 2016). The benefits of e- government are increasingly being felt in many countries. Progress has been made by most countries in the delivery of online services and in the implementation of e- government initiatives and ICT applications, enabling them to enhance public sector performance and streamline governance processes to promote sustainable growth, as stated by United Nations in 2012. In addition, to make public information more available, e-government can reduce corruption by preventing price- fixing, reducing bribery opportunities and providing opportunities for whistleblowers", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "to expose corruption (Bertot, 2010). As reported by Satyanarayana (n.d.), more effective services for people & industries are the advantages of e-government for the government, better government image, reduced costs, better targeting of benefits and corruption control.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 212, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transparency has recently become more important because the ICTs used in supporting e-government initiatives have become increasingly viable for disseminating information. With the growth of the internet, e-government has made great progress which is now a very important instrument for governments in their interactions with people and industries (Susha, 2015). According to (Krause, 2014), the evolution of e-government must improve the quality of the government's web, facilitate government relations with stakeholders and increase transparency. Transparency promotes clarity by enabling members of the media, regulatory bodies and other stakeholders to identify, process and reuse meaningful information from government data.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 474, "width": 212, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effect of internet use on corruption has been examined by many empirical studies. The findings indicate that, by using a different method, a high level of internet usage is correlated with a low level of corruption (Starke, 2016). In particular, a number of studies on the role of e- government in curbing corruption have been conducted. Research of (Srivastava, 2016) shows that the level of e-government development in a country has negative relationship with the level of corruption in three forms which are political, legal, and media institution. Report of (Krishnan, 2013) indicates that the maturity of e- government, through the mediating influence of corruption, affects economic growth and environmental degradation. Meanwhile (Nam, 2018) demonstrates that the maturity of e-government leads to eradicating corruption, and the anti- corruption impact of e-government is", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 452, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150 139", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "controlled by the national culture which are the power of authority, individualism, masculinity, and uncertainty avoidance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 65, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.2. Problem", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 212, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "While developing countries expect positive effects of e-government comparable to those developed countries (Choi, 2016), e- government initiatives in developing countries have greater impact. The publication found that in developing countries, between 60% and 85% of e- government implementations showed total or partial failure (Mates, 2013). In the growth of developing countries, the challenges, leadership, plan and management of the implementation of e- government play an important role. Until now, e-government projects have appeared to be an extension of the current model of management governance. As a result, the influence of e-government initiatives, while recognized as an advantage, is still limited. (Osman, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 436, "width": 212, "height": 342, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Academics and policy-makers have reported the impact of ICT on corruption experienced by a country. Research of (LIO, 2011) shows that the influence of ICT adoption on corruption reduction is statistically significant but not overly important. According to the 2018 Corruption Perception Index, more than two-thirds of countries have rating below 50 with an overall average score of 43. This reveals that continuing inability of most countries to significantly control corruption leads to the worldwide political crisis. Despite exceptions and some progress in some countries, most countries fail to make serious inroads into corruption (International, 2018). This reveals the continuing failure of most countries to significantly control corruption. Current literature still underlines the great potential, impacts and outcomes of ICT primarily based on the private sectors (Ndou, 2004). As it continues to be left behind in the process of technology adoption and business re-creation, the public sector has", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "been sidelined. Lack of research focuses on e-government mechanism, so it is important to establish an assessment system for electronic government implementation in developing countries specifically (Yildiz, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 185, "width": 212, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In developing countries, the capacity of e- government is still very large, although not highly exploited. Various human, organizational and technical variables, related problems in these nations, require oriented and effective approaches to research. Several e-government programs, however, have advanced. The advantages of ICT can be successfully used and used by governments in developing countries, but e- government progress involves some needs and barriers. E-government adaptive challenges go further than technology because it involves organizational structure, expertise, leadership and transformation of public-private partnerships (Allen, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 419, "width": 70, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.3. Objective", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 436, "width": 212, "height": 342, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The objective of this paper is to examine the impact of e-government implementation and its influence on the level of corruption in developing countries, especially in Asia. This study also examines the effect of governance on e-government relations and the level of corruption. The reasons to select Asian countries are not only the most populous region but also the region with the largest landfall. Based on e-government surveys issued by the UN (United Nation, 2018), e-government advancement trends vary widely across nations in the region. The success of Asia in e-government enhancement from 2016 to 2018 is an ongoing challenge to the role of America as the second-best performing continent. In fighting for corruption, the Asia Pacific Region is stagnant. Given the prevalence of weak political institutions and the absence of law enforcement systems that lead to higher levels of corruption, the lack of progress is not a surprise. Nevertheless, this region is very complex in its approach to anti-corruption. In different countries,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 454, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "140 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "massive public mobilization against corruption and voter participation resulted in new governments and anti-corruption reforms. Moreover, with little improvement in combating corruption, Central Asia is the second-lowest scoring region in the index. Lack of political will, poor institutions and scarce political rights create an atmosphere in which, with little opposition, major forms of corruption flourish. The battle against corruption in the Middle East remains grim. It is not surprising that corruption remains high in a region where civil liberties remain under authoritarian state control and the social contract between the government and its people have been severed for decades (United Nation, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.4. Scope and Limitations", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 212, "height": 425, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper uses the control variable of developing countries in Asia. A United Nations e-government survey found there is a positive relation between level of income and e-government ranking. In general, most middle-income countries have higher scores in e-government development index. This pattern is consistent with the previous finding results. For all e-government indices, high-income countries advance faster and perform well with low score gaps. For developing countries with low and middle income, the increase in the score of infrastructure expansion and the quality of online services over the past four years is quite encouraging leading to a comprehen- sive improvement in e-government deve- lopment (United Nation, 2018). This paper uses the e-government development index issued by the UN and divides it into online service, human capital, telecommunication infrastructure and e-participation catego- ries. EGDI itself consists of online service components, human capital and telecom- munication infrastructure (United Nation, 2018). Therefore, this paper examines the total EGDI and its components separately to see the effect of each component of e- government and avoid bias. This paper empirically examines the relationship of e- government implementation which is", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "divided into several components with the perception of corruption because it is likely to produce different effects. In addition, this research places the role of governance, in this case, government effectiveness as a moderating variable to strengthen the influence of e-government and the perception of corruption. The results of this paper will contribute to countries in Asia that have implemented e-government, specifically regarding their effects on the perception of corruption. So far, there have not been many studies on related topics that focus on the application of e-government in developing Asian countries that need attention.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 323, "width": 133, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Theory and Hypothesis", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 342, "width": 92, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. E-government", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 359, "width": 212, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-government is the transformation of government to provide efficient, convenient and transparent services to the citizens and businesses through ICT (Satyanarayana, n.d.) or the use of ICT to radically transform how government delivers services to citizens (Ryan, n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 470, "width": 212, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As indicated by (United Nation, 2018) the E-Government Development Index (EGDI) is a weighted average score of the three most relevant components of e-government, in particular the scope and quality of online services as indicated by the Online Service Index, the development of Telecommunica- tions infrastructure which is assessed by the Telecommunications Infrastructure Index and inherent human capital demonstrated by the Human Capital Index.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 635, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. E-participation", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 652, "width": 212, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-participation, involves the extension and transformation of participation in societal democratic and consultative processes mediated by ICT primarily the Internet (Saebo, 2008). E-participation aims at achieving many goals such as using available technologies to support active citizenship, enabling broader participation for reaching a wider audience, and enabling", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 452, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150 141", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 212, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "more informed citizens’ contributions through providing accessible and under- standable information to target audience (Sobaci, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 212, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As stated by the United Nation in 2013, E- participation is defined as the way to involve citizens through ICT in strategy, decision making, design and delivery of services to make citizens participatory, inclusive and deliberative. For each of the above criteria, the overview assessed the accessibility of e-participation tools on the national government portal. It was reported in the 2018 Survey that more governments are encouraging people and industries to cooperate by contributing thoughts and giving feedback.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Online Service", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 212, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online service is an indicator that measures the evolution of e-government services in terms of availability, quality, connectivity and diversity of channels and the use by the public of these services (UAE Vision, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 212, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Online Services Index is a measure that quantifies the use of ICTs at the national level to provide public services. This depends on a comprehensive survey that evaluates the technological features of national websites and e-government procedures that are generally applied by certain sectors in providing services. Member countries have national portals and back-end systems that automate key task management, increase public service availability, promote transparency and accountability. Different government sectors continue to embrace and use technologies to digitalize information collection, storage, review and sharing (United Nation, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 712, "width": 194, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Telecommunications Infrastructure", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 729, "width": 212, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Telecommunications Infrastructure is a composite indicator that measures the countries’ Telecommunication infrastruc- ture readiness to adopt the opportunities", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "offered by ICT as to enhance their competitiveness (UAE Vision, 2021). The Index for Telecommunication Infrastruc- ture used average combination of five indicators which are estimated internet users, number of fixed telephone lines, number of cellular subscribers, number of wireless broadband subscriptions and number of fixed broadband subscriptions.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 226, "width": 98, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5 Human Capital", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 243, "width": 212, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Human Capital is the knowledge, skills, and health that people accumulate over their lives, a central driver of sustainable growth and poverty reduction. More human capital is associated with higher earnings for people, higher income for countries, and stronger cohesion in societies (World Bank, 2020). The Human Capital Index (HCI) is an international metric that benchmarks the key components of human capital across economies. It was launched in 2018 as part of the Human Capital Project, a global effort to accelerate progress toward a world where all children can achieve their full potential. The Index consists of four components which are namely adult literacy level, primary, secondary and tertiary enrolment ratios, expected years of schooling and average years of schooling.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 519, "width": 145, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.6. Government Governance", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 536, "width": 212, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Government governance consists of customs and institutions authorized by a country. This incorporates the mechanism by which government is elected, supervised and replaced, government's ability to devise and execute sound policies efficient- ly and appreciation of individuals towards institutions that regulate their economic and social interactions. World Governance Index from the World Bank reports indicators of state and regional governance into several dimensions of governance namely voice and accountability, political stability and no violence, government effectiveness, quality of regulations, rule of law and corruption control (World Bank, 2019).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 454, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 137, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.7. Corruption Perception", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 105, "width": 212, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corruption defined as the abuse of entrusted power for private gain. Corruption erodes trust, weakens democracy, hampers economic development and further exacerbates inequality, poverty, social division and the environmental crisis. Exposing corruption and holding the corrupt to account can only happen if we understand the way corruption works and the systems that enable it (Transparency International, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 212, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Corruption Perception Index, released in 1995, is Transparency International's", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 214, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "flagship research product and has become a leading worldwide indicator of public sector corruption. In 2018, the CPI used 13 evaluation surveys of experts and executives on several corrupt behaviors in the public sector. Some sources look at the tools available in a country to deter corruption, such as government's capacity to enforce integrity, effective prosecution of corrupt officials, unnecessary bureaucratic burdens, laws on financial disclosure, conflicts of interest prevention, access to information and legal security for reporter, journalist and investigator (International, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 470, "width": 149, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Theoretical framework", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 506, "width": 212, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-government implementation has the advantage of bridging the flow of information from both the government and citizens who operate e-government platforms or applications. On the other hand, how a country views corruption will also affect. The higher implementation of e- government shows the higher trust and transparency so that the perception of citizens in the fight against corruption in their country will increase.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 212, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis 1: E-government has a positive effect on perceptions of corruption.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 212, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online participation and online public services make it easier and faster for people to access and interact with government. With easy and fast communication facilities, the flow of information will be", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 506, "width": 212, "height": 273, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "smoother, so that the perception of citizens in anticipating corruption can increase. Telecommunications infrastructure is a basic requirement in implementing e- government. Large and comprehensive telecommunications infrastructure invest- ment shows the government's commitment to implement e-government. If telecom- munications infrastructure is weak, then the possibility of e-government in that country will not be strong. A strong telecom- munications infrastructure will show the government's efforts are moving towards an era of openness so that citizens' perceptions of the government in anticipating corruption can increase. The quality of human resources is very influential to the success of e-government. The better the quality of Human Resources such as education, employment and skills will", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 336, "width": 350, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-government E-participation Online services Telecommunication infrastructure Human capital Government governance Corruption perception", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 452, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150 143", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "facilitate the use of electronic government.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 212, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quality human resources will be better in assessing the perception of corruption in the country.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis 2: E-participation, online services, telecommunications infrastruc- ture, human capital have positive effect on perceptions of corruption.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 212, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The role of governance is believed to have a lot of impact on the governance of a country. Governance in public sector can be applied in many ways including e- government. The success of e-government projects can be influenced by the applica- tion of good governance. Meanwhile, the implementation of effective and efficient public governance in a country is expected to reduce the amount of corruption and improve the perception of its citizens. Therefore governance is expected to strengthen e-government relations and corruption perceptions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis 3: Government governance reinforces the positive influence between e- government implementation and percep- tions of corruption.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 212, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis 4: Government governance reinforces the positive influence between the implementation of e-participation, online services, telecommunications infra- structure, human capital and the perception of corruption.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 618, "width": 164, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Population and Sample Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 212, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The population for this research is 47 Asian countries implementing e-government during the 2016-2018 period. This research was conducted by making a regression analysis with STATA software to test and see the effect of e-government implementa- tion on the perception of corruption. Index data is obtained from secondary data, namely through very reliable and globally valid sources of information and with very reliable survey methods.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 87, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 105, "width": 212, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper uses the e-government index issued by the UN as an independent variable. E-Government Development Index is the weighted average score of the three most significant components of e- government namely the scope and quality of online services as indicated by the Online Services Index, the status of telecommuni- cations infrastructure development assessed through the Telecommunications Infras- tructure Index and inherent human capital assessed through the Human Capital Index. Each of these indices is a composite measure which can be independently derived and evaluated. The value of each component index is then normalized to be in the range between 0 to 1. The total EGDI is derived by taking the average of the three- indexes. E-Government Development", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 367, "width": 212, "height": 411, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Index is measured from the average three- dimensional score of e-government namely the Online Service Index, the Telecommu- nications Infrastructure Index and the Human Capital Index. The value of each component index is then normalized so that it is in the range of 0 to 1. The next independent variable is the E-Participation Index which is measured based on e-infor- mation or online data accessibility, e- consultation or online public discussion and e-decision making when citizens are engaged in the decision making process. The online service index is an independent variable measured from the technical features of national websites, e-government policies and strategies for providing services. The results are tabulated on a scale of 0 to 1 as index values, with 1 correspond- ing to the highest-ranked and 0 to the lowest. The Telecommunication Infrastruc- ture Index is also an independent variable determined by the combined average of estimated internet users, the number of fixed telephone lines, cellular subscribers, wireless broadband subscriptions and fixed broadband subscriptions. Moreover, the Human Capital Index is an independent variable measured by components the level of adult literacy, enrollment ratios of", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 454, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "primary, secondary and tertiary level, expected school years and average school years (United Nation, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 212, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper uses a corruption perception index issued by Transparency International as a dependent variable with an index score on a scale from 0 very corrupt to 100 very clean. Bribery, diversion of public funds, use of public office for personal benefit, nepotism in public services and country arrest are the indicators used in this CPI (International, 2018). Worldwide Gover- nance Indicator which is issued by the World Bank, is used as a moderating variable. This index reports indicators of state and regional governance in several dimensions of governance. To measure", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 246, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "governance related to e-governance, this paper focuses on the dimension of government effectiveness which measures perceptions about the quality of public services, the quality of civil services and the degree of independence from political interference, the quality of policy develop- ment and implementation and the legitima- cy of government engagement to the policy (World Bank, 2019). The government effectiveness index rating varies from -2.5 for the least effective to 2.5 for the most effective. This paper also uses lower middle income as a control variable for developing countries which are categorized as having a lower middle income. The measurement used is 1 if it is lower-middle or developing countries and 0 if it is not.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 154, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Below are the research models:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 425, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CPI = ∝ + 𝛽1 𝑒𝑔𝑜𝑣 + 𝛽2 𝑙𝑜𝑤𝑖𝑛𝑐 + ∈ (1)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 424, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CPI = ∝ + 𝛽1 𝑒𝑝𝑎𝑟𝑡 + 𝛽2 𝑜𝑙𝑠 + 𝛽3 𝑡𝑖 + 𝛽4 ℎ𝑐 + + 𝛽5 𝑙𝑜𝑤𝑖𝑛𝑐 + ∈ (2)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 423, "width": 424, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CPI = ∝ + 𝛽1 𝑒𝑔𝑜𝑣 + 𝛽2 𝑔𝑜𝑒𝑓𝑓 + 𝛽3 𝑒𝑔𝑜𝑣 ∗ 𝑔𝑜𝑒𝑓𝑓 + 𝛽4 𝑙𝑜𝑤𝑖𝑛𝑐 + ∈ (3)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 423, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CPI = ∝ + 𝛽1 𝑒𝑝𝑎𝑟𝑡 + 𝛽2 𝑜𝑙𝑠 + 𝛽3 𝑡𝑖 + 𝛽4 ℎ𝑐 + 𝛽5 𝑔𝑜𝑒𝑓𝑓 + 𝛽6 𝑒𝑝𝑎𝑟𝑡 ∗ 𝑔𝑜𝑒𝑓𝑓 + 𝛽7 𝑜𝑙𝑠 ∗ 𝑔𝑜𝑒𝑓𝑓 + 𝛽8 ∗ 𝑡𝑖 ∗ 𝑔𝑜𝑒𝑓𝑓 + 𝛽9 ℎ𝑐 ∗ 𝑔𝑜𝑒𝑓𝑓 + 𝛽10 𝑙𝑜𝑤𝑖𝑛𝑐 + ∈ (4)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 489, "width": 198, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notes: CPI = corruption perception index Egov = e-government development index Epart = e-participation index Ols = online service index Ti = telecommunication infrastructure index Hc = human capital index Goeff = government effectiveness index Lowinc = low income country", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 47, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Result", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 212, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 shows comparison of the average variable index from 2016 to 2018. The e- government development index is set by the United Nation every 2 years, therefore, 2017 data is the same as 2018 data. Overall, the implementation of EGDI in Asia shows an improvement from 2016 to 2017, the", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 635, "width": 212, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "same goes for index components such as online service, human capital, telecommu- nication infrastructure and e-participation. The corruption perception index also increased from 2016 to 2018. However, the effectiveness of governments in Asia on average still has a minus score and has decreased slightly in 2018.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 452, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150 145", "type": "Page footer" }, { "left": 224, "top": 112, "width": 165, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 . Average Index Comparison", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 212, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of hypothesis 1 regression testing with Random Effect shows that the implementation of e-government in a country has a significant positive effect on", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 224, "width": 212, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the perception of corruption in that country, as stated in Table 2. The higher the e- government development index, the higher the corruption perception index.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 316, "width": 132, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Result Hypothesis 1", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 212, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The regression results for testing hypothesis 2 find that only telecommunication infrastructures have a significant positive influence on perceptions of corruption as showed in Table 3. This means that with more frequent internet users, the number of fixed telephone lines, cellular subscribers,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 590, "width": 212, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wireless broadband subscriptions and broadband subscriptions shows the higher use of technology and information access in the community for government services, thus increasing perceptions of corruption. While e-participation, online service and human capital have no significant effect.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 138, "width": 124, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Period EGOV EPART OLS", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 138, "width": 282, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HC TI CPI GOEFF 2016 0,5132 0,5182 0,5120 0,6545 0,3730 38,1915 -0,0870 2017 0,5779 0,6126 0,6216 0,6735 0,4385 38,6809 -0,0990 2018 0,5779 0,6126 0,6216 0,6735 0,4385 38,7660 -0,0986", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 454, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 233, "top": 88, "width": 132, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Result Hypothesis 2", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 379, "width": 212, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The findings of hypothesis 3 regression indicate that e-government implementation and government effectiveness have positive effect on the perception of corruption. The regression results in Table 4 also show that the effectiveness of the government strengthens the positive influence between the adoption of e-government and the perception of corruption with greater", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 379, "width": 212, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RSQUARE after moderation. This proves the role of governance is very strong. The public perception of corruption would increase with a more effective public service, civil service, degree of independence from political interference, development, execution of policies and legitimacy of government's commitment to policy.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 521, "width": 132, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Result Hypothesis 3", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 452, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150 147", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 204, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5 shows the regression results of the last hypothesis that telecommunications infrastructure and government effectiveness have a positive effect on perceptions of corruption. This means that the perception of corruption among people would be increased by more internet users, number of fixed telephone lines, cellular subscribers, wireless broadband subscriptions and broadband subscriptions. Moreover, the higher the quality of public services, civil service, degree of independence from political interference, policy formulation and implementation, and legitimacy of the government's commitment to policy would", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 204, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "also improve the public perception of corruption. Meanwhile, the application of e- participation, online service and human capital did not significantly influence the perception of corruption. Taking into account governance or government effectiveness as a moderating variable, the infrastructure component still contribute significant positive influence on corruption perceptions. The last RSQUARE is bigger than before. This means that the role of government effectiveness strengthens the influence of e-participation, online services, telecommunications infrastructure and human capital on corruption perceptions.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 312, "width": 132, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Result Hypothesis 4", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 74, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 650, "width": 212, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The conclusion of this research is the implementation of e-government and governance has increased the perception of corruption in countries in Asia. Of the several e-government components, only telecommunications infrastructure has a significant effect on perceptions of corruption. It is proven that telecommuni- cation infrastructure in Asian developing", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 631, "width": 212, "height": 149, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "countries has been well established and advanced. The commitment of the government to invest more in telecom- munication has given benefits to the people including their perception of corruption which should be maintained. The results of this study also provide useful information to governments in Asia to further enhance the application of e-government through online services, human capital and e-participation. It gives recommendation for Asian govern-", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 371, "width": 451, "height": 231, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rho .93411671 (fraction of variance due to u_i) sigma_e 1.5364824 sigma_u 5.7854948 _cons 36.44855 4.686838 7.78 0.000 27.26252 45.63459 Lowermiddleincome 2.483792 2.131965 1.17 0.244 -1.694782 6.662366 tel_eff 1.63728 4.402378 0.37 0.710 -6.991223 10.26578 human_eff 4.155536 6.108515 0.68 0.496 -7.816932 16.12801 online_eff 4.961402 3.683508 1.35 0.178 -2.258141 12.18095 epart_eff 7.72e-06 .0000184 0.42 0.675 -.0000284 .0000438 GovernmentEffectiveness 7.506464 3.858011 1.95 0.052 -.0551 15.06803 TelecommunicationInfrastr~e 8.253936 4.092491 2.02 0.044 .2328002 16.27507 HumanCapitalIndex -5.271345 6.897737 -0.76 0.445 -18.79066 8.247971 OnlineServiceIndex 4.182468 4.765325 0.88 0.380 -5.157397 13.52233 EParticipationIndex -2.718569 4.493439 -0.61 0.545 -11.52555 6.088409 CPI Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(10) = 250.67 overall = 0.8722 max = 3 between = 0.8791 avg = 3.0 within = 0.1250 min = 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 301, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R-sq: Obs per group:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 334, "width": 378, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Group variable: CountryName Number of groups = 47 Random-effects GLS regression Number of obs = 141", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 454, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ments to make greater efforts that make information available online including public consultations, involve citizens directly involved online in decision-making process, increase literacy and education levels of their citizens and enhance the technical features of national websites (United Nation, 2018). The result of this paper also recommends the Asian government to increase its governance practices. More implementation of e- government components and governance will have a significant impact on the perception of citizen corruption to governments in Asian countries. Besides these recommendations, this paper also has theoretical implication in elaborating information system theories especially related to e-government.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 212, "height": 356, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper has limitations in that it is done in a fairly short period of years, where e- government indexes are published every 2 years. Therefore, the author suggests further research be made at a longer period. This study also only uses indicators of government effectiveness in measuring governance. Future studies can explore the use of other relevant governance indicators. Finally, future research can also add other control variables related to the implementa- tion of e-government or government characteristics. Similar research can be developed into two things. First, focus on or explore the country level or comparison of several countries. Application of the country level, the survey indicators used in measuring the index of government development index can be applied. Second, expanding the population not only to Asian countries but to other continents to get a more comprehensive picture of the implementation of e-government as outlined by the United Nations. Lastly, using a questionnaire in exploring the use of e-government can also be examined.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 59, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 114, "width": 212, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allen, A. (2001). E-Governance and government online in Canada: partnerships, people and prospects. Government Information Quarterly ,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 169, "width": 90, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18(2), pp. 93-104.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 195, "width": 212, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bertot, J. C. (2010). Using ICTs to create a culture of transparency. Government Information Quarterly , 27(3), pp. 264- 271.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 262, "width": 212, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Choi, H. (2016). Rethinking the assessment of e-government implementation in developing countries from the perspective of the design–reality gap.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 317, "width": 191, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telecommunications Policy , 40(7), pp. 644-660. https://doi.org/10.1016 /j.telpol.2016.03.002", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 371, "width": 211, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cordella, A. & Paletti, A . (2017). Value creation, ICT, and co-production in public sector. Proceedings of the 18th Annual International Conference on Digital Government Research (pp.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 440, "width": 190, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "185-194). New York : ACM https://doi.org/10.1145/3085228.3085 305", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 493, "width": 212, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geiller, L. (2019). Using government websites to enhance democratic E- governance: A conceptual model for evaluation. Government Information Quarterly , 36(2), pp. 208-225", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 574, "width": 212, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krause, R. (2014). The administrative organization of sustainability within local government. Journal of Public Administration Research and Theory . 26(1), pp. 113-127.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 655, "width": 50, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krishnan.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 655, "width": 191, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013). Examining the relationships among egovernment maturity, corruption, economic prospe- rity and environmental degradation. Information and Management , pp. 638- 649.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 452, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150 149", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lio, M. (2011). Can the internet reduce corruption? A cross-country study based on dynamic panel data models. Government Information Quarterly , 28(1), pp. 47-53. https://doi.org/10 .1016/j.giq.2010.01.005", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 212, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mates, P., Lechner, T., Rieger, P. & Pěkná, J. (2013). Towards e-government project assessment: European", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 224, "width": 190, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "approach. Zbornik Radova Ekonom- skog Fakulteta u Rijeci, 31(1), pp. 103- 125. Retrieved from https://hrcak.srce .hr/104202", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 212, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nam, T. (2018). Examining the anti- corruption effect of e-government.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 320, "width": 191, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Government Information Quarterly,", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 334, "width": 191, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35(2), pp. 273-282 https://doi.org /10.1016/j.giq.2018.01.005", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 212, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndou, V. (2004). E – government for develop- ing countries: Opportunities and challenges. The Electronic Journal on", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 411, "width": 190, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information Systems in Developing Countries , 18(1), pp. 1-24.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 212, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Osman, I. H. (2014). COBRA framework to evaluate e-government services: A citizen-centric perspective. Govern- ment Information Quarterly , 31(2) pp. 243–256. https://doi.org/10.1016/j.giq .2013.10.009", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 212, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pina, V., Torres, L., & Royo, S. (2007). Are ICTs improving transparency and accountability in the EU regional and local governments? an empirical study.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 599, "width": 188, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public Administration , 85(2), pp. 449– 472. https://doi.org/10.1111/j.1467- 9299.2007.00654.x", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 212, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ryan, O. (n.d.). Reach integrating services to citizens - ppt download .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 682, "width": 183, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SlidePlayer. Retrieved September 20,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 696, "width": 183, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021, from https://slideplayer.com", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 710, "width": 90, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/slide/17562837/.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 211, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saebo, O. (2008). The shape of eparticipation:", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 102, "width": 190, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characterizing an emerging research area. Government Information Quarterly, 25(3), pp. 400-", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 143, "width": 27, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "428.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 171, "width": 212, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satyanarayana, J. (n.d.). E-Government Principles .", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 185, "width": 183, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved from https://www.slideshare.net/frimentat eon/powerpoint-e-government.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 240, "width": 212, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sobaci, Z, (2010). What the Turkish parliamentary web site offers to citizens in terms of e-participation: A content analysis. The Information Polity , 15(3), 227-241.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 321, "width": 212, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Srivastava, S. (2016). You can't bribe computer: Dealing with the societal challenge of corruption through ICT.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 363, "width": 172, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MIS Quarterly , 40(2), pp. 511-526.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 388, "width": 212, "height": 81, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Starke, C. (2016). Free to expose corruption: The impact of media freedom, internet access and governmental online service delivery on corruption. International Journal of Communication , 10, pp. 4702-4722.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 483, "width": 212, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susha, I., Zuiderwijk, A., Janssen, M., & Grönlund, Å. (2015). Benchmarks for evaluating the progress of open data adoption: usage, limitations, and lessons learned. Social Science Computer Review , 33(5), pp. 613– 630. https://doi.org/10.1177/0894439 314560852", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 606, "width": 211, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transparency International (2021). What is corruption? Retrieved from https://www.transparency.org/en/what -is-corruption", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 674, "width": 212, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UAE Vision. (2021). Online service index . Retrieved from https://www.vision20 21.ae/en/national-agenda-2021/list", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 715, "width": 134, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/card/online-services-index", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 199, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT, GOVERNANCE AND CORRUPTION", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 36, "width": 23, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 84, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN ASIAN COUNTRIES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 454, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2021:8(2), pp.137-150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UAE Vision. (2021). Telecommunication infrastructure index . Retrieved from https://www.vision2021.ae /en/national-agenda-2021/list/card /telecommunication-infrastructure- index-(tii)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 212, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "United Nations. (2018). United Nations e- government survey 2018: Gearing e- government to support transformation towards sustainable and Resilient Societies . New York: United Nation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 212, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Bank. (2019). Worldwide gover- nance indicators . Retrieved from https://info.worldbank.org/governance", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 305, "width": 28, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/wgi/", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 331, "width": 212, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Bank. (2020). The human capital index 2020 update : Human capital in the time of COVID-19. Washington,", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 372, "width": 88, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DC: World Bank.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 212, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yildiz, M. (2007). E-government research: Reviewing the literature, limitations, and ways forward. Government", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 440, "width": 187, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information Quarterly , 24(3), pp. 646-", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 453, "width": 191, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "665. https://doi.org/10.1016/j.giq .2007.01.002", "type": "Text" } ]
7bda9cf8-436c-0b1e-81dc-c74a0560b830
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/tiftk/article/download/1846/1395
[ { "left": 73, "top": 60, "width": 289, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 73, "width": 182, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "DI PAUD ALAM “SAYANG IBU”", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 87, "width": 92, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "BANJARMASIN", "type": "Section header" }, { "left": 172, "top": 101, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Oleh: Yahya Mof", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 129, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 156, "width": 284, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pembangunan generasi pembelajaran yang berkarakter, berakhlak mulia, cerdas, kreatif, inovatif, produktif, mandiri, bertanggung jawab, santun dan rendah hati membutuhkan suatu program pembelajaran yang komprehensif, integral dan berkelanjutan. Pelaksanaan pendidikan karakter di PAUD Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin yaitu dengan cara mengintegrasikan nilai- nilai pembentuk karakter yang menjadi prioritas kedalam metode pembelajaran, antara lain metode bermain, bercerita, karya wisata dan bercakap-cakap. Mengem- bangkan kreatifitas anak dengan cara kemandirian dan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup, menyesuaikan diri dengan lingkunganya dan menjadikan karakter yang baik melalui sentra, antara lain sentra bahan alam, sentra bermain peran, sentra balok dan sentra persiapan. Selain melalui kegiatan terprogram, nilai-nilai pendidikan karakter di Paud Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin juga dilakukan melalui kegiatan pembiasaan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 432, "width": 253, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Kata Kunci: Pendidikan, Karakter, Anak Usia Dini", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 460, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 473, "width": 298, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Manusia di samping sebagai khalifah Allah di bumi, mereka juga termasuk makhluk pedagogik yaitu makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.Dialah yang memiliki potensi dapat dididik", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah Allah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan.Ia dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk yang mulia. Pikiran, perasaan dan kemampuanya berbuat merupakan komponen dari fitrah itu. Itulah fitrah Allah yang melengkapi penciptaan manusia.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 170, "width": 298, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Meskipun demikian, kalau potensi itu tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan pengembangan itu senantiasa dilakukan dalam usaha kegiatan pendidikan.Dengan pendidikan dan pengajaran, potensi itu dapat dikembangkan manusia. Meskipun dilahirkan seperti kertas putih, bersih belum berisi apa-apa dan meskipun ia lahir dengan pembawaan yang dapat berkembang sendiri, namun perkembangan itu tidak akan dapat maju kalau tidak melalui proses tertentu, yaitu proses pendidikan. 1", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 321, "width": 298, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Anak adalah anugrah paling berharga dari Allah. Sebagai titipan atau amanah, orang tua berkewajiban menjaga, mendidik, dan mengarahkan mereka agar dapat berkembang secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 377, "width": 298, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Namun, tidak banyak orang tua yang memahami karekteristik tumbuh kembang anak mereka. Dengan kata lain,tidak banyak orang tua yang memahami jika sejak dalam kandungan anak-anak sudah mulai berkembang baik secara fisik maupun psikologis. Bahkan, sebagian besar orang tua kurang peduli dengan usia dini. Mereka membiarkan anak- anak tumbuh tanpa stimulus atau prilaku-prilaku khusus, yang sejatinya akan berguna bagi tumbuh kembang anak.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 297, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1 Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 3", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Akibatnya, usia dini berlalu begitu saja, tanpa proses stimulasi dan penggalian makna. 2", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 87, "width": 298, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk melatakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Dengan demikian upaya pengembangan seluruh potensi anak harus dimulai pada usia dini agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Hal itu sesuai dengan hak anak, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa “setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. 3", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 308, "width": 298, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Sejalan dengan aspek perkembangan anak, menurut Peraturan Pemerintahan RI Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, bahwa program kegiatan belajar anak usia dini meliputi aspek-aspek sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 363, "width": 298, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Moral, agama, disiplin, kemampuan berbahasa, daya fikir, daya cipta, emosi, kemampuan bermasyarakat, sosial, keterampilan, jasmani.Kesepuluh aspek perkembangan di atas dalam impelentasinya dikelompokan menjadi dua, yaitu kelompok pengembangan dasar dan kelompok pengembangan kebiasaan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 446, "width": 298, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini, yaitu menyiapkan anak untuk berkembang secara komperhensif", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 494, "width": 297, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2 Barsiahannor, Belajar dari Lukman Al-Hakim, (Yogyakarta, Kota Kembang, 2009), h. 1 3 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009) h.18", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "dan menyeluruh, sudah barang tentu orientasi pendidikan pada anak usia dini tidak hanya terbatas pada aspek pengembangan kecerdasan semata, tetapi juga mencakup aspek-aspek perkembangan yang lebih luas, salah satunya yaitu pendidikan karakter.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 128, "width": 298, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Esensi dari pendidikan adalah pengalihan ( transmisi ) kebudayaan berupa nilai-nilai dari orang dewasa kepada orang yang belum dewasa ( anak-anak ).Masalah pendidikan yang mendasar adalah bagaimana memanusiakan manusia ( humanis ) melalui pendidikan.Pendidikan bukan saja memberdayakan pikiran dan pencapaian prestasi belajar, melainkan terkait erat dengan nurani dan moral spiritual serta pembentukan karakter.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 239, "width": 298, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Usia dini utamanya di Taman Kanak-kanak merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi dan kepribadian yang dimiliki oleh anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalaui pendidikan karakter dalam pembelajaran. Kegiatan ini tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 363, "width": 298, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini dapat dituangkan dalam program harian, yaitu tentang kepribadian anak, kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab sehingga anak siap mengikuti pada jenjang pendidikan selanjutnya dan masa dewasanya.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 432, "width": 298, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan bagi anak usia dini yang berada pada jalur formal yang tentunya harus mampu mempertahankan citra dan kwalitas pembelajaran sehingga masyarakat tetap mengakui mutu dan proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Salah satunya yaitu menyiapkan anak didik yang berkarakter.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Mengingat dengan etika akan membentuk watak bangsa yang berkarakter dan memiliki jati diri. Pada masa Presiden Soekarno ketika itu, dalam setiap kesempatan senantiasa mengingatkan tentang arti pentingnya nation and character building (Pembangunan bangsa dan karakter), karena dengan memiliki karakter, suatu bangsa akan dihargai dan diperhitungkan oleh bangsa maupun di dunia ini. 4", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 156, "width": 298, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Berdasarkan penjajakan awal, PAUD Alam “Sayang Ibu” merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki keunikan di Banjarmasin. Karena, pelaksanaan pembelajaranya dilaksanakan di alam bebas, sehingga tercipta suasana lingkungan sekolah yang nyaman, aman, dan tertib. Lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dengan warga satuan pendidikan lainya terbiasa dan dibiasakan membangun dan mengembangkan kegiatan keseharian yang mencerminkan perwujudan nilai/karakter yang sudah diterapkan disekolah tersebut. Selain itu, PAUD Alam ini juga memiliki tempat yang strategis, yaitu berdekatan dengan Masjid Sabilal Muhtadin yang merupakan Masjid terbesar di kota Banjarmasin.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 335, "width": 298, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pendidikan anak pada tahap awal yang dilakukan secara baik dan benar, jauh lebih baik dan mudah daripada melakukan pendidikan ulang, dan pada masa anak-anak inilah merupakan masa penanaman dan penerapan benih- benih pendidikan yang perlu dilakukan dengan penuh perhatian dan keseriusan agar nantinya tidak timbul penyesalan. Mengingat pentingnya pendidikan karakter untuk ditanamkan sejak dini, maka penulis merasa tertraik untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter pada jenjang PAUD ini, karena pada tingkatan inilah awal terbentuknya karakter seorang anak akan terbangun. Oleh karena itu, penulis akan mengadakan penelitian yang lebih", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 295, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4 Rahmaniyah Istighfarator , Pendidikan Etika (Malang:UIN- Maliki press, 2010), op,cit. h . 4", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "mendalam dan akan dituangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul: “PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 87, "width": 99, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "USIA DINI DI", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 87, "width": 298, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "PAUD ALAM SAYANG IBU BANJARMASIN”", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 129, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "B. Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 142, "width": 298, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pendidikan karakter di PAUD Alam Sayang Ibu Banjarmasin yang meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 197, "width": 147, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Perencanaan pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 211, "width": 193, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 225, "width": 63, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Evaluasi.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 253, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "C. Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 266, "width": 298, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter di PAUD Alam Sayang Ibu Banjarmasin yang meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 321, "width": 145, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Perencanaan pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 335, "width": 142, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Pelaksanaan Pembelajran", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 349, "width": 61, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Evaluasi", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 377, "width": 99, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "D. Landasan Teori", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 390, "width": 298, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Metode pembelajaran dapat diartikan sebagi suatu cara yang sistematis untuk melakukan kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang tujuanya mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 446, "width": 298, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 473, "width": 284, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Didasarkan pada pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itu ia mampu berkembang secara aktif dengan lingkunganya.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 59, "width": 284, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik masyarakat madani, yaitu manusia yang bebas berekspresi dari kekuatan.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 101, "width": 284, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Metode pembelajaran didasarkan pada prinsip learning kompetensi. Dimana siswa akan memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan, dan penerapanya sesuai dengan kriteria atau tujuan pembelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 170, "width": 298, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Terkait pendidikan anak usia dini, ada beberapa metode yang dapat diterapkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Metode-metode ini sudah disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik anak usia dini. Adapun metode tersebut antara lain sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 239, "width": 284, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan suatu metode", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 266, "width": 298, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "pembelajaran yang dilakukan dengan penuturan lisan oleh guru dalam menyampaikan materi terhadap peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 294, "width": 284, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab ialah metode yang", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 321, "width": 298, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "dimaksudkan untuk menanyakan sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang telah diberikan, serta mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa.pada pembelajaran anak usia dini, Tanya jawab disesuaikan dengan usia atau perkembangan mereka. Artinya, Tanya jawab dilakukan secara jelas dan sederhana, yang sekiranya siswa dapat mengerti pertanyaan yang diberikan sehingga bisa menjawabnya meskipun masih sangat terbatas.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 432, "width": 114, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Metode Pembiasaan", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 446, "width": 298, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pembiasaan artinya melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Artinya, apa yang dilakukan anak dalam pembelajaran diulang terus-menerus sampai ia dapat betul- betul memahaminya dan dapat tertanam di dalam hatinya. Untuk anak usia dini, metode ini sangat baik digunakan", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "karena anak masih suka menerima dan ia belum banyak terpengaruh oleh dunia luar.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 87, "width": 117, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4. Metode Keteladanan", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 101, "width": 298, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dalam konteks pendidikan anak usia dini, metode keteladanan harus dapat ditunjukan dan dilakukan oleh setiap guru/pendidik. Sebab, salah satu karakteristik dan keunikan anak usia dini ialah suka meniru. Apa yang dilihatnya, ia akan melakukanya. Oleh karena itu, ketika seorang pendidik menunjukkan sikap-sikap yang baik dalam keseharianya, khususnya dalam proses pembelajaran, baik perbuatan maupun ucapan, secara otomatis akan diamati dan diikuti oleh peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 225, "width": 98, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "5. Metode Bermain", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 239, "width": 298, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau mainan tertentu sebagai wahana pembelajaran siswa. Bermain adalah salah satu kesukaan mayoritas anak usia dini. Secara normal tidak ada seorang anak pun yang tidak suka bermain.Semua anak suka bermain, meskipun sifatnya sangat sederhana. Oleh karenanya, metode bermain ini sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini. Metode bermain yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya disukai oleh anak-anak usia dini, tetapi juga sangat bermanfaat bagi perkembangan anak.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 390, "width": 101, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "6. Metode Bercerita", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 404, "width": 298, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Metode bercerita ialah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian kepada peserta didik.Kejadian atau peristiwa tersebut disampaikan kepada peserta didik melalui tutur kata, ungkapan, dan mimik wajah yang unik.Dengan demikian, metode cerita merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan-pesan materi kepada peserta didik melalui kisah-kisah masa lalu yang mengandung nilai- nilaikebaikan dalam kehidupan. Dalam pendidikan anak usia dini, cerita sangat diperlukan dan banyak membantu peserta", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "didik dalam memahami materi. Hal ini disebabkan sebagian besar anak-anak menyukai cerita, kisah, atau dongeng. Cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 101, "width": 107, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "7. Metode Bernyanyi", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 114, "width": 298, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair- syair tersebut disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Menurut pendapat ahli, bernyanyi membuat suasana belajar mmenjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimulsi secara optimal. Sebab, pada prinsipnya tugas lembaga pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan seluruh aspek dalam diri peserta didik, meliputi fisik-motorik, sosial, emosional, intelektual, bahasa dan seni, serta moral dan agama.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 252, "width": 120, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "8. Metode Wisata Alam", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 266, "width": 298, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Metode wisata alam disebut juga dengan metode karya wisata, yaitu suatu metode pembelajaran yang mengajak peserta didik ke suatu tempat tertentu untuk mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 335, "width": 155, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "9. Metode Pemecahan Masalah", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 349, "width": 298, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Metode pemecahan suatu masalah (problem solving) ialah memperlakukan pembelaran terhadap anak dengan memberikan suatu persoalan tertentu, kemudian anak diperintahkan memecahkan atau mencari solusinya. Untuk anak usia dini, masalah yang diberikan masih bersifat sederhana, seperti melengkapi puzzle yang kurangatau menyusun balok-balok sesuai dengan warna yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 459, "width": 107, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "10. Metode Simulasi", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 473, "width": 298, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Metode simulasi merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan menirukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu.Peniruan tersebut hanyalah bersifat pura- pura, namun dapat memerjelas materi pelajaran yang", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "bersangkutan.Sebagian pendapat menyebut metode ini dengan istilah bermain peran . 5", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 87, "width": 298, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Adapun langkah-langkah model pembelajaran meliputi: kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 128, "width": 86, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Kegiatan awal", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 142, "width": 298, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Kegiatan awal adalah untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi agar peserta didik siap mengikuti kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 183, "width": 80, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Kegiatan Inti", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 197, "width": 298, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Kegiatan inti merupakan proses untuk untuk mencapai standar perkembangan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan parsitifatif, dan dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 266, "width": 88, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Kegiatan akhir", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 298, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Kegiatan akhir adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran berupa: menyimpulkan, sebagai umpan balik, dan sebagai tindak lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 321, "width": 298, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Model sentra merupakan pradigma baru dibidang pendidikan dan pengajaran. Dalam pembelajaran dengan model sentra, kurikulum tidak diberikan secara klasikal, melainkan individual, disesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing anak. Maka jumlah dalam murid dalam satu kelompok dibatasi maksimal 12 anak. Selama proses pembelajaran, guru dilarang melakukan “3M” tidak boleh melarang, menyuruh, marah/menghukum. 6", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 432, "width": 298, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Intinya bermain adalah", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 493, "width": 297, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "5 Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran Paud , (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 34 6 http:// igibekasi.wordpress.com/2013/01/22/pendidikan- karakter-dengan-metode-sentra/", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "belajar, dan belajar adalah bermain. Anak belajar melalui bermain, bermain yang menyenangkan. Melalui sentra proses pembelajaran dilakukan dengan menempatkan siswa pada posisi proporsional. Anak dirangsnag secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar, perlu ditekankan bahwa bermain yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan eksplorasi dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya (happy learning) . Sehingga, anak dapat menemukan pengetahuan dari benda-benda yang dimainkanya. 7", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 197, "width": 300, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Macam-macam model pembalajaran berdasarkan sentra:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 225, "width": 284, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Sentra bahan alam dan sains. Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-bijian dan lain-lain. Alat yang digunakan skop, corong, ember, dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 280, "width": 284, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Sentra seni. Bahan-bahan yang diperlukan di area ini adalah kertas, cat, air, crayon, spidol, gunting, tanah liat, kapur, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan/gambar. Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dan mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil Karya) melalui metode proyek.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 377, "width": 284, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Sentra bermain peran, terdiri dari sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai model, sentra bermain peran mikro misalnya, menggunakan boneka maket, meja kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda untuk bermain peran tergantung dari minat anak.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 295, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "7 Martini Saleh, Wismiarti, Sentra Balok , (Jakarta: Pustaka Al- Fath, 2010), h. 11", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 59, "width": 284, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4. Sentra persiapan, bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap- cakap, berhitung dan persiapan menulis. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan, serta berhitung permulaan yang mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, kordinasi mata,dan tangan, balajar keterampilan siosial (berbagi, bernegoisasi, dan memecahkan masalah).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 197, "width": 284, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "5. Sentra agama, bahan-bahan yang digunakan adalah maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar- gambar, buku-buku cerita keagamaan dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan adalah menanamkan nilai- nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 278, "width": 284, "height": 110, "page_number": 12, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "6. Sentra musik memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamanya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman, pengetahuan anak tentang irama, berirama (ketukan) dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan alat musik yang mendukung, misalnya piano, rebana, dan lain-lain. 8", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 390, "width": 284, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "7. Sentra balok, sentra balok bertujuan untuk mengembangkan daya pikir, daya cipta dan kreatifitas anak, mengenal konsep ruang, bentuk dan ukuran, mengembangkan kemampuan matematika dan logika koordinasi mata dan tangan, sosialisasi, kerjasama, disiplin dan tanggung jawab dengan menggunakan balok. 9", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 517, "width": 258, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "8 http:// wahyuti4tklarasati.blogspot.com 9 http:// paudpn.wordpress.com / 2009/04/15/konsep-pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 60, "width": 183, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "E. Jenis dan Pendekatan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 73, "width": 298, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Jenis penelitian ini adalah Penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yakni “pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan secara induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati,dengan menggunakan logika ilmiah. 10", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 170, "width": 138, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "F. Data dan Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 183, "width": 43, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Data", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 197, "width": 298, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Data tentang pendidikan karakter di PAUDAlam Sayang Ibu Banjarmasin yaitu: Pendidikan karakter di PAUDAlam Sayang Ibu Banjarmasin yang meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 239, "width": 146, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Perencanaan pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 252, "width": 261, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 266, "width": 117, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1) Materi pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 280, "width": 255, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2) Metode dan Model yang digunakan dalam penerapan pendidikan karakter di PAUDAlam Sayang Ibu Banjarmasin.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 321, "width": 59, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Evaluasi", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 335, "width": 77, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Sumber data", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 349, "width": 270, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Responden, yaitu guru yang berjumlah 7 orang di PAUD Alam Sayang IbuBanjarmasin.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 377, "width": 270, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Informan, yaitu orang-orang yang membantu dalam memberikan informasi dengan data yang digali, meliputi komite sekolah, TU, dan semua pihak yang dapat memberikan informasi tentang penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 432, "width": 270, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Dokumenter, yaitu berupa catatan-catatan yang terdapat disekolah yang berhubungan dengan data yang digali, terutama data penunjang.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 487, "width": 156, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "G. Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 297, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "10 Saifuddin, Metode Penelitian , (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.5", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 59, "width": 65, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Observasi", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 73, "width": 298, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Metode observasi untuk menggali data yang terkait dengan kegiatan Pendidikan karakter yang sedang berjalan maupun hasil-hasilnya. Observasi dilakukan untuk", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 114, "width": 298, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "mencermati kegiatan sekolah atau bukti fisik berkaitan dengan program pendidikan karakter misalnya KBM (kegiatan belajar mengajar).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 156, "width": 77, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Wawancara", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 170, "width": 301, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab (lisan), dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. 11 Dengan teknik ini penulis mengadakan tanya jawab secara lisan dengan para responden dan informan guna menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 266, "width": 81, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Dokumentasi", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 298, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data secara tidak langsung ditujukan pada subjek peneliti tetapi melalui dokumen. Penulis menggali data-data melalui dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah-masalah diteliti terutama dalam hal data penunjang.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 363, "width": 210, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 377, "width": 136, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Teknik Pengolahan Data", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 390, "width": 53, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Editing", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 404, "width": 298, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pada tahap ini penulis melakukan pengontrolan dan pengencek kembali data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah jawaban yang diperlukan sudah terkumpul lengkap, jelas, atau belum.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 459, "width": 93, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Klasifikasi data", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 297, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "11 Kartini Kartono, Pengantar metodologi research sosial , (Bandung: Alumni, 1980), h. 12", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Klasifikasi data yaitu mengelompokkan hasil data yang diperoleh sesuai dengan jenis data yang diperoleh agar data tersebut tidak tercampur aduk dengan yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 101, "width": 96, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Interpretasi data", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 114, "width": 298, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Interpretasi data yaitupenjabaran data dalam bentuk penggambaran kata-kata tanpa mengubah maksud data tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 156, "width": 82, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Analisis Data", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 170, "width": 298, "height": 121, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Setelah data diolah, selanjutnya secara deskriptif kualitatif murni dalam bentuk uraian-uraian, sehingga dapat menggambarkan permasalahan yang diteliti secara memadai dan utuh. Setelah itu dilakukan analisis data secara kualitatif dengan merangkai dan membahas data, baik menurut teori maupun pendapat penulis sendiri. Sesudah itu ditarik kesimpulan secara induktif, yaitu pengambilan kesimpulan beranjak dari hal-hal khusus untuk selanjutnya disimpulkan secara umum.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 308, "width": 96, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "I. Penyajian Data", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 321, "width": 149, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Perencanaan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 335, "width": 298, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dari data hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, kegiatan yang dilakukan guru-guru dalam menyiapkan perencanaan dan persiapan mengajar yaitu dengan membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) satu minggu dirancang dan dibuat sebelum kegiatan belajar berlangsung. Adapun komponen dan isi RKH yang dibuat adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 432, "width": 280, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Komponen dan isi RKH yang dibuat AS adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 459, "width": 262, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1) Identitas Mata Pelajaran yang meliputi: tema: Lingkunganku, hari/tanggal: Senin, 7 Mei 2013, kelompok A dan nama sentra: Bahan Alam", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 501, "width": 262, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2) Materi: Anak dapat membiasakan diri mengucap “Basmallah” sebelum memulai kegiatan, dan", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 59, "width": 244, "height": 260, "page_number": 16, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "mengucap “Hamdallah” ketika menyelesaikan kegiatan disekolah maupun di rumah, anak menjawab pertanyaan tentang informasi/kejadian secara sederhana, membuat berbagai macam coretan, mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian, umbi-umbian, batang- batangan), balon ditiup lalu dilepaskan, benda- benda dimasukkan kedalam air (terapung dan tenggelam), benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi), percobaan dengan magnet, mengamati dengan kaca pembesar, mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa, bau, dan suara, menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan dan tanaman menurut ciri-ciri tertentu, mengenal kasar-halus, berat-ringan, panjang- pendek, jauh-dekat, banyak sedikit, sama-tidak sama, membuat berbagai bentuk dengan menggunakan play dought/tanah liat.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 321, "width": 210, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3) Kosa kata: daun, sayur, buah, binatang.", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 335, "width": 262, "height": 94, "page_number": 16, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4) Integrasi nilai-nilai pendidikan karakter: cinta Tuhan dan Segenap ciptaanya, mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah berupa alam dan makhluk yang ada didalamnya, menghindari merusak tanaman, merawat kebun, memberi makan ikan dan menjaga kebersihan lingkungan. 12", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 432, "width": 280, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Komponen dan isi RKH yang dibuat SS adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 459, "width": 255, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1) Identitas Mata Pelajaran yang meliputi: tema: Lingkunganku, (rumahku surgaku karunia Allah)", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 298, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "12 Wawancara dengan Agus Safrian, guru sentra Bahan alam, Banjarmasin, 7 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 125, "top": 59, "width": 241, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "hari/tanggal: Selasa, 14 Mei 2013, kelompok B dan nama sentra: Persiapan.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 87, "width": 255, "height": 121, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2) Materi: Anak dapat membiasakan diri berprilaku sopan, menirukan kalimat sedrhana “aku sayang ayah dan ibu”, menceritakan pengalaman anak di rumahnya secara sederhana, memasangkan bunga dengan potnya, meja dengan kursi, buku dengan pensil, menunjuk lambang bilangan 1-10, meniru membuat garis tegak, miring, datar, di buku kotak, anak mau bersabar menunggu giliran.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 211, "width": 233, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3) Kosa kata: rumah, ayah, ibu, kakak dan adik.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 225, "width": 255, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4) Integrasi nilai-nilai pendidikan karakter: cinta kedua orang tua, hormat dan santun, berbicara lembut dan sopan kepada orang yang lebih tua, mendo’akan ibu bapak, bersyukur, mensyukuri nikmat Allah Swt. berupa keluarga yang selalu menyayangi kita, dengan mengucapkan", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 306, "width": 91, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "”Alhamdulillah”. 13", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 321, "width": 280, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Komponen dan isi RKH yang dibuat SR adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 349, "width": 255, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1) Identitas Mata Pelajaran yang meliputi: tema: Lingkunganku (sekolahku), hari/tanggal: 15 Mei 2013, kelompok A dan nama sentra: Balok.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 390, "width": 255, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2) Materi: Anak mau memohon dan memberi maaf,", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 404, "width": 241, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "anak menjawab pertanyaan tentang informasi/kejadian secara sederhana, meniru kembali 4-5 perintah secara berurutan dengan benar, membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama (contoh: tas-kelas, buku-aku), menyebutkan nama-nama benda yang suara", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 298, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "13 Wawancara dengan Siti Sakdiah, guru Sentra Persiapan, Banjarmasin, 14 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 125, "top": 59, "width": 241, "height": 149, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "huruf awalnya sama (contoh: pensil-pulpen- papan tulis), mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: balok segitiga digabung dengan balok lingkaran (orang-orangan memakai topi), atau segitiga digabung dengan persegi panjang (rumah-rumahan),dan lain-lain, menyusun balok dari besar-kecil atau sebaliknya, membilang/ menyebut urutan bilanagan balok yang anak sukai dari 1-10, mewarnai bentuk gambar sederhana dan menggambar, anak mau memberi dan menerima.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 211, "width": 192, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3) Kosa kata: buku, pensil, meja, kursi.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 225, "width": 255, "height": 66, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4) Integrasi nilai-nilai pendidikan karakter: selalu membiasakan sikap dermawan, suka menolong dan gotong royong, percaya diri kreatif dan pekerja keras, mensyukuri nikmat Allah Swt. berupa kesehatan. 14", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 294, "width": 280, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "d. Komponen dan isi RKH yang dibuat RT adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 321, "width": 255, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1) Identitas Mata Pelajaran yang meliputi: tema:", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 335, "width": 241, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Lingkunganku (kebersihan, kesehatan dan keamanan), hari/tanggal: 27 Mei 2013, kelompok", "type": "Table" }, { "left": 125, "top": 363, "width": 172, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "B dan nama sentra: Bermain peran.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 377, "width": 255, "height": 121, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2) Materi: Anak terbiasa berprilaku santun dengan mengucapkan permisi dan tidak berteriak di kelas, memahami dan melaksanakan aturan main di sentra, menjawab pertanyaan “siapa di sini anak sehat?”, menyebutkan simbol dari kata “Satpam (s), Dokter (d), Tentara (t) dan lain-lain, mengenal ukuran: robekan kertas besar, robekan kertas sedang, robekan kertas kecil, meniru tulisan di papan tulis: (kertas dan spidol) L=ap,", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 298, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "14 Wawancara dengan Sholawati Rahmi, guru Sentra Baolok, Banjarmasin, 15 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 59, "width": 255, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "O=bat, S=apu, dan lain-lain, anak dapat bermain eksploratif dan ekspresif di sentra (kegiatan inti). 3) Kosa kata: satpam, dokter, tentara, dan polisi.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 101, "width": 255, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4) Integrasi nilai-nilai pendidikan karakter: cinta", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 114, "width": 241, "height": 80, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Tuhan dan Segenap ciptaanya, mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah berupa alam dan makhluk yang ada di dalamnya dengan mengucap kalimat thoyyibah “Alhamdulillah”, sayang teman, membaca hadis kebersihan lingkungan dan", "type": "Table" }, { "left": 246, "top": 183, "width": 44, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "menjaga", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 183, "width": 241, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "kebersihan lingkungan. 15", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 211, "width": 298, "height": 66, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dari penyajian data di atas hampir semua guru di PAUD Alam Sayang Ibu membuat perencanaan dan persiapan mengajar yaitu dengan membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) satu minggu dirancang dan dibuat sebelum kegiatan belajar berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 280, "width": 191, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 294, "width": 298, "height": 121, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pelaksanaan pendidikan karakter di PAUD Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin ini dilaksanakan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter melalui kegitan terprogram dan kegiatan pembiasaan. Adapun untuk kegiatan terprogram, dilaksanakan melalui kegiatan sentra dengan menggunakan tema yangsudah dipilih. Adapun sentra yang digunakan di PAUD Alam “Sayang Ibu” antara lain: Sentra persiapan, sentra balok, sentra bermain peran, sentra bahan alam dan sentra Agama.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 418, "width": 270, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Kegiatan AS dalam menanamkan dan menggali pemahaman anak untuk tiap-tiap nilai karakter melalui sentra bahan alam sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 459, "width": 298, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pijakan lingkungan (menyiapkan tempat dan alat bermain anak di sentra bahan alam), membuat coretan- coretan dari pewarna (asturo atau pewarna makanan): 1", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 298, "height": 21, "page_number": 19, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "15 Wawancara dengan Rian Tiarni, guru Sentra Bermain Peran, Banjarmasin, 27 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 398, "page_number": 20, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "tempat 2-3 anak. Bahan-bahan: kertas, pewarna makanan dan baki. Mencoba bau-bauan (bau parfume dan minyak kayu putih), mencoba rasa sirup (rasa jeruk, strawberry, dan mangga): 1 tempat permainan untuk 2-3 orang anak, bahan- bahan: kertas sampel yang diolesi minyak kayu putih dan parfume, botol minuman dan berbagai sirup (rasa jeruk, strawberry, dan mangga). Menunjukan hewan (berkaki empat) yang bisa dimakan dan buah yang bisa langsung dimakan: 1 tempat permainan untuk 2-3 orang anak, bahan- bahan: keranjang, hewan mainan dan buah-buahan mainan. Membedakan daun yang panjang dan daun yang pendek dan buah yang panjang dan buah yang pendek: 1 tempat permainan untuk 2-3 orang anak, bahan-bahan: keranjang, baki daun-daunan, sayur dan buah. Kegiatan pembuka di luar: antri mencuci tangan di toilet, antri minum dengan tertib, menuju kesentra dengan tertib. Pijakan sebelum main: anak duduk melingkar, saling menyapa dan mengucap salam, berdo’a dan membaca surah-surah pendek dan hafalan do’a-do’a harian, membahas tema (bercerita dengan media atau tanpa media), membangun aturan, memilih teman.Pijakan selama main: berkeliling untuk memberi pijakan selama main pada anak, membantu anak kalau ada anak yang kesulitan dengan kegiatanya, memberi pijakan dengan bertanya, mengamati dan mendokumentasikan perkembanagan anak. Pijakan setelah main: setelah main guru mengajak anak untuk membereskan mainan bersama, memasukan serta mengelompokkan benda sesuai jenisnya, membentuk lingkaran bersama, merasakan perasaan anak setelah main, recalling, reward dan do’a. 16", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 459, "width": 270, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Kegiatan SS dalam menanamkan dan menggali pemahaman anak untuk tiap-tiap nilai karakter melalui sentra bahan persiapan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 517, "width": 298, "height": 21, "page_number": 20, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "16 Wawancara dengan Agus Safrian, guru Sentra Bahan Alam, Banjarmasin, 7 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 315, "page_number": 21, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pijkan lingkungan (menyiapkan tempat dan alat bermain anak di sentra persiapan), membaca tiap-tiap gambar ibu, ayah, dan rumah, (3 orang anak x 3 permainan). Gambar dan kata, memilih mainan yang akan dimainkan (lego, dan melipat) (3 orang anak x 3 permaianan), memasangkan bunga-pot, meja kursi, buku pensil, (3 orang anak x 3 permainan), menunjukan angka 5 dan 6 dipiring angka, (3 orang anak x 3 permainan), mencari angka 7 dan 8 di kartu angka yang di acak, (3 orang anak x 3 permainan), meniru membuat garis lurus, miring dan tegak di buku kotak. Pijakan sebelum main: anak duduk melingkar, saling menyapa dan mengucap salam, berdo’a dan membaca surah- surah pendek dan hafalan do’a-do’a harian, membahas tema (bercerita dengan media atau tanpa media), membangun aturan, memilih teman. Pijakan selama main: berkeliling untuk memberi pijakan selama main pada anak, membantu anak kalau ada anak yang kesulitan dengan kegiatanya, memberi pijakan dengan bertanya, mengamati dan mendokumentasikan perkembanagan anak. Pijakan setelah main: setelah main guru mengajak anak untuk membereskan mainan bersama, memasukan serta mengelompokkan benda sesuai jenisnya, membentuk lingkaran bersama, merasakan perasaan anak setelah main, recalling, reward dan do’a. 17", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 377, "width": 270, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Kegiatan SR dalam menanamkan dan menggali pemahaman anak untuk tiap-tiap nilai karakter melalui sentra balok sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 418, "width": 298, "height": 80, "page_number": 21, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pijakan lingkungan (menyiapkan tempat dan alat bermain anak di sentra balok): mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika balok dimasukkan ke dalam air (terapung, melayang, tenggelam) dimainkan semua anak (3 orang anak x 3 permainan) menyusun balok dari besar-kecil atau sebaliknya, balok tabung gemuk tinggi dan balok", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 516, "width": 297, "height": 22, "page_number": 21, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "17 Wawancara dengan Siti Sakdiah, guru Sentra Persiapan, Banjarmasin, 14 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 301, "height": 246, "page_number": 22, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "tabung kecil, (3 orang anak x 3 permaianan) membilang /menyebut urutan bilangan balok yang disukai anak dari 1- 10, mewarnai bentuk gambar sederhana (semua anak). Kegiatan pembuka di luar: antri mencuci tangan di toilet, antri memberi makan ikan dengan tertib, menuju ke sentra dengan tertib. Pijakan sebelum main: anak duduk melingkar, menyapa dan mengucap salam pada anak, berdo’a dan membaca surah-surah pendek dan hafalan do’a-do’a harian, memilih teman, membahs tema (bercerita dengan media atau tanpa media). Pijakan selama main: berkeliling untuk memberi pijakan selama main pada anak, membantu anak kalau ada anak yang kesulitan dengan kegiatanya, memberi pijakan dengan bertanya, mengamati dan mendokumen- tasikan perkembanagan anak. Pijakan setelah main: setelah main guru mengajak anak untuk membereskan mainan bersama, memasukan serta mengelompokkan benda sesuai jenisnya, membentuk lingkaran bersama, merasakan perasaan anak setelah main, recalling, reward dan do’a. 18", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 308, "width": 270, "height": 38, "page_number": 22, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "d. Kegiatan RT dalam menanamkan dan menggali pemahaman anak untuk tiap-tiap nilai karakter melalui sentra bermain peran sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 349, "width": 298, "height": 135, "page_number": 22, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Kegiatan belajar: pijakan lingkungan (menyiapkan tempat dan alat bermain anak di sentra bermain peran), kantor bank (2 anak jadi pegawai bank, 2 anak jadi nasabah bank) kursi, meja, telpon, kertas, spidol dan uang-uangan kertas. Tempat praktek dokter (1 anak jadi dokter, 2 anak jadi pasien yaitu menjadi ayah dan ibu serta satu boneka yang dijadikan bayi), kursi, meja, telpon dan alat-alat kedokteran, ranjang dan kasur. Meja kerja (1 anak sebagai karyawan kantor), pos polisi dan satpam (1 anak jadi satpam dan 1 anak jadi penjaga parkir), meja kerja pos polisi, spidol,", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 504, "width": 297, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "18 Wawancara dengan Sholawati Rahmi, guru Sentra Baolok, Banjarmasin, 15 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 218, "page_number": 23, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "kertas, telpon, peluit, dan pistol-pistolan. Kegiatan pembuka di luar: antri mencuci tangan di toilet, antri memberi makan ikan dengan tertib, menuju ke sentra dengan tertib. Pijakan sebelum main: anak duduk melingkar, menyapa dan mengucap salam pada anak, berdo’a dan membaca surah- surah pendek dan hafalan do’a-do’a harian, memilih teman, membahs tema (bercerita dengan media atau tanpa media). Pijakan selama main: berkeliling untuk memberi pijakan selama main pada anak, membantu anak kalau ada anak yang kesulitan dengan kegiatanya, memberi pijakan dengan bertanya, mengamati dan mendokumentasikan perkem- bangan anak. Pijakan setelah main: setelah main guru mengajak anak untuk membereskan mainan bersama, memasukan serta mengelompokkan benda sesuai jenisnya, membentuk lingkaran bersama, merasakan perasaan anak setelah main, recalling, reward dan do’a. 19", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 298, "height": 39, "page_number": 23, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Selain dengan kegiatan terprogram diatas, pendidikan karakter di PAUD Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin ini juga dilakukan melalui", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 308, "width": 178, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "kegiatan pembiasaan dengan", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 321, "width": 298, "height": 39, "page_number": 23, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "mengintegrasikan nilai-nilai dalam pendidikan karakter kedalam tiap-tiap kegiatan, yang diantaranya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 363, "width": 270, "height": 66, "page_number": 23, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Religius: berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, membaca Surah-surah pendek, belajar praktek keagamaan, bersedekah (memesukkan uang dalam celengan rumah yatim). Jum’at Taqwa (kunjungan ke Masjid),", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 432, "width": 270, "height": 38, "page_number": 23, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Kejujuran: memberikan uang sekolah kepada guru dengan utuh, menyampaikan pesan dengan baik dan benar.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 504, "width": 297, "height": 22, "page_number": 23, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "19 Wawancara dengan Rian Tiarni, guru Sentra Bermain Peran, Banjarmasin, 27 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 96, "top": 59, "width": 270, "height": 53, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Toleransi: berbicara santun, menggunakan alat permainan secara bergantian, saling membantu, mau berbagi, mau mendengarkan orang lain berbicara, sabar menunggu giliran dan mau mengalah.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 114, "width": 270, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "d. Disiplin: datang kesekolah tepat waktu, meletakkan sepatu dengan rapi.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 142, "width": 270, "height": 39, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "e. Mandiri: meletakkan tas ke tempat yang sudah disediakan, melepas dan memasang sepatu sendiri, makan bekal sendiri, mengambil alat sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 183, "width": 261, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "f. Rasa ingin tau: berani bertanya dan bereksperimen", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 197, "width": 270, "height": 39, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "g. Semangat Kebangsaan: memasang simbol-simbol kenegaraan, menyanyikan lagu-lagu kebangsan, memajang foto pahlawan.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 239, "width": 270, "height": 52, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "h. Cinta Tanah Air: berbahsa Indonesia, setiap hari kamis berbahsa Banjar dan memakai baju sasirangan, mengenal makanan-makanan khas Banjar melalui kegiatan makan bersama.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 294, "width": 270, "height": 38, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "i. Bersahabat/Berkomunikasi: berbicara dengan teman dan guru, memberi salam, bersikap ramah, dan sayang teman.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 335, "width": 270, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "j. Cinta damai: mau menolong dan membantu, bertanggung jawab.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 363, "width": 270, "height": 38, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "k. Gemar membaca: mengunjungi perpustakaan sekolah, memasang gambar yang ada tulisanya, menyediakan bermacam-macam buku cerita.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 404, "width": 270, "height": 39, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "l. Peduli lingkungan: merawat dan menyiram tanaman, memberi makan ikan, membuang sampah pada tempatnya.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 446, "width": 270, "height": 66, "page_number": 24, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "m. Peduli sosial: memberikan sebagian bekal kepada teman yang tidak membawa, infaq setiap hari Jum’at, mengikuti program gemar sedekah (celengan rumah yatim), membantu masyrakat yang kena musibah.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 59, "width": 270, "height": 25, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "n. Tanggung jawab: melaksanakan tugas sampai selesai dan mengembalikan alat setelah digunakan.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 87, "width": 298, "height": 80, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Selain melalui kegiatan di atas, pengintegrasian nilai- nilai pendidikan karakter di PAUD Alam Sayang Ibu juga di lakukan melalui kegiatan puncak-puncak tema yang tujuanya melibatkan orang tua melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah. Melalui kegiatan puncak tema anak dapat menggali pengetahuan dengan praktek langsung.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 170, "width": 108, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Bahan dan Metode", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 183, "width": 298, "height": 53, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, bahan mengajar dan metode yang di pakai oleh guru-guru di PAUD Alam Sayang Ibu adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 239, "width": 270, "height": 52, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Bahan mengajar yang di gunakan AS mengacu pada buku sentra sebagai rujukan yang digunakan, lalu dirancanga RKH (rencana kegiatan harian) dan diterapkan pada saat pengajran sentra berlangsung.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 294, "width": 255, "height": 38, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Adapun metode yang digunakan oleh AS pada saat menghantarkan anak pada sentra yaitu menggunakan metode ceramah dengan", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 335, "width": 255, "height": 108, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "menyampaikan tema syukur dan nikmat dari Allah Swt. dan mengaitkan kepada kehidupan anak, lalu digunakan metode bertanya, contohnya “ayo siapaa yang sudah bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah?”, lalu AS membacakan buku yang terkait dengan tema dengan menggunakan metode bercerita, lalu menanyakan kembali kepada anak apa isi cerita yang baru dibacakan. 20", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 446, "width": 270, "height": 52, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Bahan mengajar yang di pakai oleh SS mengacu pada buku sentra sebagai rujukan yang digunakan, lalu dirancanga RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan diterapkan pada saat pengajran sentra", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 516, "width": 297, "height": 22, "page_number": 25, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "20 Wawancara dengan Agus Safrian, guru Sentra Bahan Alam, Banjarmasin, 7 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 59, "width": 255, "height": 39, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "berlangsung. Adapun metode yang digunakan oleh SS pada saat menghantarkan anak pada sentra yaitu menggunakan metode", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 87, "width": 44, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "ceramah", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 87, "width": 255, "height": 25, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "dengan menyampaikan tema syukur dan nikmat dari Allah", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 114, "width": 255, "height": 94, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Swt. dan mengaitkan kepada kehidupan anak, lalu digunakan metode bertanya, contohnya “ayo siapa yang sayang dengan ayah dan ibu?”, lalu SS membacakan buku yang terkait dengan tema dengan menggunakan metode bercerita, lalu menanyakan kembali kepada anak apa isi cerita yang baru dibacakan. 21", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 211, "width": 270, "height": 204, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Bahan mengajar yang di pakai oleh SR mengacu pada buku sentra sebagai rujukan yang digunakan, lalu dirancanga RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan diterapkan pada saat pengajran sentra berlangsung. Adapun metode yang digunakan oleh SR pada saat menghantarkan anak pada sentra balok yaitu menggunakan metode ceramah dengan menyampaikan tema syukur dan nikmat dari Allah Swt. dan mengaitkan kepada kehidupan anak, lalu digunakan metode bertanya, contohnya “ayo siapa yang sayang dengan ayah dan ibu?”, lalu SR membacakan buku yang terkait dengan tema dengan menggunakan metode bercerita, lalu menanyakan kembali kepada anak apa isi cerita yang baru dibacakan. 22", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 418, "width": 270, "height": 52, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "d. Bahan mengajar yang di pakai oleh RT mengacu pada buku sentra sebagai rujukan yang digunakan, lalu dirancanga RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan diterapkan pada saat pengajran sentra", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 493, "width": 297, "height": 22, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "21 Wawancara dengan Siti Sakdiah, guru Sentra Persiapan, Banjarmasin, 14 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 516, "width": 297, "height": 22, "page_number": 26, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "22 Wawancara dengan Sholawati Rahmi, guru Sentra Balok, Banjarmasin, 15 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 59, "width": 255, "height": 39, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "berlangsung. Adapun metode yang digunakan oleh RT pada saat menghantarkan anak pada sentra yaitu menggunakan metode", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 87, "width": 44, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "ceramah", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 87, "width": 255, "height": 25, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "dengan menyampaikan tema syukur dan nikmat dari Allah", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 114, "width": 255, "height": 94, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Swt. dan mengaitkan kepada kehidupan anak, lalu digunakan metode bertanya, contohnya “siapa yang ingin jadi anak sehat? ayo apa saja yang dilakukan anak sehat?”, lalu RT membacakan buku yang terkait dengan tema dengan menggunakan metode bercerita, lalu menanyakan kembali kepada anak apa isi cerita yang baru dibacakan. 23", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 211, "width": 109, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4. Penggunaan Media", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 225, "width": 298, "height": 52, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dari data hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, media yang telah disiapkan untuk digunakan guru-guru dalam setiap sentra adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 280, "width": 270, "height": 204, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Media yang telah disiapkan untuk digunakan AS dalam sentra bahan alam adalah pewarna makanan, kertas, baki, sirup (rasa jeruk, strawberry, mangga), parfume, minyak kayu putih, keranjang, hewan mainan, buah-buahan mainan, daun-daunan, baskom, tanah liat, mangkok dan sendok. Kelompok pertama anak-anak membuat coretan memakai pewarna makanan, kelompok kedua mencoba bau- bauan parfume dan minyak kayu putih, kelompok ketiga mencoba mengenal rasa dengan minum sirup rasa jeruk, strawberry dan mangga, kelompok keempat menunjukan hewan mainan yang berkaki empat dan buah-buahan mainan yang bisa dimakan, kelompok kelima membedakan dau-daunan dan sayuran yang panjang dan pendek. Anak–anak", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 516, "width": 297, "height": 22, "page_number": 27, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "23 Wawancara dengan Rian Tiarni, guru Sentra Bermain Peran, Banjarmasin, 27 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 59, "width": 255, "height": 25, "page_number": 28, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "dengan antusias melakukan kegiatan belajar sambil bermain. 24", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 87, "width": 270, "height": 383, "page_number": 28, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Media yang telah disiapkan untuk digunakan SS dalam sentra persiapan adalah contoh gambar ayah, ibu, dan rumah, lego, kertas lipat, bunga, pot, meja, kursi, buku, pensil, piring angka, dan buku tulis kotak. Pada kelompok pertama membaca gambar yang ada contoh gambar ibu, ayah, dan rumah. Kelompok kedua memilih mainan antara lego dan melipat kertas. Kelompok ketiga memasangkan kursi-meja, pot-bunga, dan buku-pensil. Kelompok keempat menunjukkan angka 5 dan 6 di piring angka. Kelompok lima mencari angka 7 dan 8 di kartu angka yang diacak. Kelompok keenam meniru dan membuat garis lurus, tegak dan miring di buku kotak. Ketika kegiatan berlangsung anak-anak terlihat senang, dan ada pula yang berebut mainan ketika melakukan kegiatan di sentra persiapan yang telah dibimbing oleh SS. 25 c. Media yang telah disiapkan untuk digunakan SR dalam sentra balok adalah berbagai macam bentuk balok dari yang kecil sampai yang besar, kertas yang sudah ada pola gambar yang siap diwarnai. Di sentra balok ini anak-anak mendapat giliran masing- masing dari kegiatan menenggelamkan balok ke air, yang hasilnya apakah balok akan terapung, melayang atau tenggelam, selanjutnya menyusun balok dari besar-kecil dan sebaliknya dari kecil- besar, lalu menyebut untuk bilangan balok yang anak sukai dari 1-10 dan mewarnai bentuk gambar", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 493, "width": 297, "height": 22, "page_number": 28, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "24 Wawancara dengan Agus Safrian, guru Sentra Bahan Alam, Banjarmasin, 7 Mei 2013", "type": "Footnote" }, { "left": 68, "top": 516, "width": 297, "height": 22, "page_number": 28, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "25 Wawancara dengan Siti Sakdiah, guru Sentra Persiapan, Banjarmasin, 14 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 59, "width": 270, "height": 204, "page_number": 29, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "sederhana. Dengan senang hati anak-anak melakukan kegiatan sentra balok ini, secara bergantian anak-anak terlihat senang ketika melakukan kegiatan yang telah diarahkan SR. 26 d. Media yang telah disiapkan untuk digunakan RT dalam sentra bermain peran jadi pegawai dan nasabah bank adalah kursi, meja dan uang-uangan kertas, spidol dan kertas. Yang menjadi dokter dan pasien medianya menggunakan kursi, meja, ranjang, kasur, boneka, dan alat-alat dokter. Dan kelompok anak yang berperan sebagai polisi dan satpam di pos medianya menggunakan meja, kursi, spidol, peluit dan pistol-pistolan. Dengan semangat anak melakukan peranya masing-masing di bawah bimbingan RT. 27", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 266, "width": 298, "height": 94, "page_number": 29, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dari penyajian data di atas, hampir semua guru di PAUD Alam Sayang Ibu dalam proses pembelajaran menggunakan media sangat, guna memperlancar proses komunikasi pembelajaran. Melalui media, pembelajaran jadi lebih terarah sesuai tujuan yang diinginkan. Selain itu, dengan media pembelajaran kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 363, "width": 106, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "5. Evaluasi Penilaian", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 377, "width": 298, "height": 66, "page_number": 29, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dari data hasil observasi dan wawancara yang penulis peroleh dari cara evaluasi atau penilaian terhadap perkembangan anak yang dilakukan oleh guru-guru di PAUD Alam Sayang Ibu Banjarmasin adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 481, "width": 297, "height": 21, "page_number": 29, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "26 Wawancara dengan Sholawati Rahmi, guru Sentra Baolok, Banjarmasin, 15 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 504, "width": 297, "height": 22, "page_number": 29, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "27 Wawancara dengan Rian Tiarni, guru Sentra Bermain Peran, Banjarmasin, 27 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 59, "width": 270, "height": 149, "page_number": 30, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "a. Untuk mengevaluasi tahap perkembangan anak, AS melakukan pencatatan kegiatan belajar anak yang dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, motorik halus, berbahasa, dan sosial. Selain mencatat kemajuan belajar anak, AS juga mengguankan ceklis perkembangan anak, karena itu semua hasil karya anak dijadikansebagai bahan evaluasi penilaian. Dari hasil penilaian AS hampir semua anak-anak dengan antusias melakukan permaianan dengan baik. 28", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 211, "width": 134, "height": 11, "page_number": 30, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "b. Untuk mengevaluasi", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 211, "width": 255, "height": 149, "page_number": 30, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "perkembangan anak, SSmelakukan pencatatan kegiatan belajar anak yang dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, motorik halus, berbahasa, dan sosial. Selain mencatat kemajuan belajar anak, SS juga mengguankan ceklis perkembangan anak, karena itu semua hasil karya anak dijadikansebagai bahan evaluasi penilaian. Dari hasil penilaianSS hampir semua anak-anak dengan antusias melakukan permaianan dengan baik.anak-anak cukup", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 361, "width": 200, "height": 13, "page_number": 30, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "memahami apa yang diarahkan oleh SS. 29", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 377, "width": 270, "height": 93, "page_number": 30, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "c. Untuk mengevaluasi perkembangan anak, SR melakukan pencatatan kegiatan belajar anak yang dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, motorik halus, berbahasa, dan sosial. Selain mencatat kemajuan belajar anak, SR juga mengguankan ceklis perkembangan anak, karena itu", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 493, "width": 297, "height": 22, "page_number": 30, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "28 Wawancara dengan Agus Safrian, guru Sentra Bahan Alam, Banjarmasin, 7 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 516, "width": 297, "height": 22, "page_number": 30, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "29 Wawancara dengan Siti Sakdiah, guru Sentra Persiapan, Banjarmasin, 14 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 59, "width": 255, "height": 53, "page_number": 31, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "semua hasil karya anak dijadikansebagai bahan evaluasi penilaian. Dari hasil penilaian SR hampir semua anak-anak dengan antusias melakukan permaianan dengan baik. 30", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 114, "width": 270, "height": 149, "page_number": 31, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "d. Untuk mengevaluasi perkembangan anak, RT melakukan pencatatan kegiatan belajar anak yang dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, motorik halus, berbahasa, dan sosial. Selain mencatat kemajuan belajar anak, RT juga mengguankan ceklis perkembangan anak, karena itu semua hasil karya anak dijadikansebagai bahan evaluasi penilaian. Dari hasil penilaian RT hampir semua anak-anak dengan antusias melakukan permaianan dengan baik. 31", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 266, "width": 301, "height": 163, "page_number": 31, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Evaluasi atau penilaian terhadap perkembangan anak oleh guru-guru di PAUD Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin, dilakukan dengan cara melakukan pencatatan kegiatan belajar yang dilakukan setiap pertemuan dengan mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, motorik halus, berbahasa dan sosial. Selain mencatat kemajuan belajar anak, guru-guru di PAUD Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin juga mengguankan ceklis perkembangan anak, karena itu semua hasil karya anak dijadikan sebagai bahan evaluasi penilaian. Dari hasil penilaian yang dilakukan, hampir semua anak-anak dengan antusias melakukan permaianan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 446, "width": 85, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "J. Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 459, "width": 78, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Perencanaan", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 493, "width": 297, "height": 22, "page_number": 31, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "30 Wawancara dengan Sholawati Rahmi, guru Sentra Baolok, Banjarmasin, 15 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 516, "width": 297, "height": 22, "page_number": 31, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "31 Wawancara dengan Rian Tiarni, guru Sentra Bermain Peran, Banjarmasin, 27 Mei 2013", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 163, "page_number": 32, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Sesuai dengan penyajian data di atas, persiapan guru di PAUD Alam Berbasis Karakter “Sayang Ibu” sudah disiapkan dengan membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang komponen-komponennya terdiri dari identitas mata pelajaran (tema, hari/tanggal, kelompok dan nama sentra), materi, kosa kata, integrasi nilai-nilai karakter dan kegiatan belajar. RKH yang dirancang para guru-guru sebelum proses pengajaran berlangsung segala sesuatunya sudah dipersiapkan secara matang. materi dan metode yang dianggap cocok untuk mengembangkan dan merangsang keaktifan, berbahasa, sosial dan keagamaan yang sesuai tahap perkembangan dan karakteristik anak usia dini.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 225, "width": 298, "height": 52, "page_number": 32, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Nilai-nilai pendidikan karakter diterapkan menyatu dengan kegiatan inti proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara:memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan tema dan judul kegiatan.Menentukan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 266, "width": 46, "height": 11, "page_number": 32, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "indikator", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 298, "height": 39, "page_number": 32, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "perkembangan nilai-nilai karakter sesuai dengan tahap perkembangan, dan menentukan jenis dan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 321, "width": 178, "height": 11, "page_number": 32, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 335, "width": 298, "height": 122, "page_number": 32, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, sebagaimana Visi PAUD Alam Berbasis Karakter “Sayang Ibu” Banjarmasin adalah mengoptimalkan kecerdasan kognitif, afektif dan psikomotor, sosial dan spritual bernuansa alam. PAUD Alam Berbasis Karakter “Sayang Ibu” Banjarmasin ini merupakan salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama pembelajaran murid. Di sini, anak belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 459, "width": 298, "height": 53, "page_number": 32, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Dalam konsep pendidikanya PAUD Alam Berbasis Karakter “Sayang Ibu” Banjarmasin ini memfungsikan alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media dan bahan mengajar, serta alam sebagai objek pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 108, "page_number": 33, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Alam sebagai ruang belajar, dengan menggunakan alam sebagai ruang belajar, murid menjadi lebih peduli terhadap lingkungan, yang mana para murid lebih banyak belajar di alam terbuka. Selain itu, metode belajar mengajar juga lebih banyak menggunakan metode action learning , yaitu anak belajar melalui pengalaman langsung, yang mana dalam pembelajaran anak lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 170, "width": 301, "height": 135, "page_number": 33, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Alam sebagai media dan bahan ajar, dengan menggunakan alam sebagai media dan bahan ajar,membuat daya kreatifitas, imajinasi, kemampuan motorik, emosi, sosial kognitif dan bahasa anak menjadi berkembang, melatih anak beradaptasi, mengembangkan hati nurani melalui pengalaman berinteraksinya dalam suasana belajar yang dapat meningkatkan kerjasama kelompok dan kemampuan memimpin, memberikan pengalaman langsung kepada anak dalam suasana yang rileks tetapi tetap terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 308, "width": 298, "height": 66, "page_number": 33, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Alam sebagai objek pembelajran, dengan menggunakan alam sebagai objek pembelajaran, akan mengasah daya kritis dan kepekaan anak yang membawa mereka pada kesadaran akan ke-MahaKuasaan Allah Swt. melalui pengamatan dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 377, "width": 298, "height": 66, "page_number": 33, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pemanfaatan alam sekitar sebagai media yang dekat dan sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik anak didik mampu memberikan pengalaman baru yang bisa mengubah prilaku (pengetahuan, nilai-nilai atau suatu kecakapan/keterampilan) melalui berbagai aktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 446, "width": 298, "height": 80, "page_number": 33, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Alam sebagai wadah yang menawarkan beragam pengetahuan untuk dipelajari, berbagai peristiwa serta beragam makhluk hidup yang ada di alam bisa menjadi objek nyata dari apa yang dipelajari dan membuat anak bisa melihat dan merasakan langsung segala fenomena yang terjadi di alam.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 301, "height": 25, "page_number": 34, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Sebagaimana data yang telah dipaparkan diatas, pelaksanaan pendidikan karakter di PAUD Alam “Sayang", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 87, "width": 298, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Ibu” Banjarmasin juga dilakukan dengan cara", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 101, "width": 298, "height": 80, "page_number": 34, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "mengintegrasikan nilai-nilai karakter melalui meteri yang dikemas dalam satu tema (1 tema berlangsung 2-3 minggu) agar seluruh materi dapat diberikan secara penuh, pembelajaran pun menjadi efektif dan efesien dimana proses dapat terukur secara waktu, materi pun dipilih yang dekat dengan anak dan diberikan secra kongkrit.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 183, "width": 298, "height": 149, "page_number": 34, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Sebagaimana data yang telah dipaparkan di atas, metode yang lebih sering digunakan yaitu metode action learning , yang membuat anak bisa merasakan langsung pengalaman nyata. Dewan guru di PAUD Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin ini dengan kreatif menciptakan cara yang dapat dianggap bisa dipahami dan ditangkap dengan mudah oleh anak usia dini, seperti cara berbahasa yang membuat anak merasa nyaman ketika guru menyampaikan, meskipun untuk metode seperti ceramah, tanya jawab dan bercerita sebenarnya sudah sering digunakan guru-guru pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 335, "width": 58, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Evaluasi", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 349, "width": 298, "height": 177, "page_number": 34, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Sebagaimana penyajian data di atas, sebelum melakukan tahap evaluasi atau penilaian, tahap pertama yang terlebih dahulu dilakukan guru adalah melakukan pencatatan kegiatan anak yang dilakukan setiap kali pertemuan, yaitu dengan mencatat perkembangan kemampuan anak selama kegiatan belajar berlangsung, setelah melakukan pencatatan beberapa kali pertemuan dalam satu tema sentra, hasil dari pencatatan akan dikumpulkan dan semua hasil yang telah terkumpul akan dijadikan untuk bahan evaluasi penilaian. Setelah hasil evaluasi penilaian masih ada anak yang perkembangan kemampuanya kurang dari anak yang lain, maka akan dilakukan remedial kepada anak tersebut, remedial bertujuan agar hasil penilaian terhadap anak", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 25, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "tersebut bisa seperti anak-anak yang lain dan bisa terus melakukan kegiatan ketahap selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 101, "width": 66, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "K. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 114, "width": 298, "height": 177, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Perencanaan pembelajaran anak usia dini mengenai pendidikan karakter di PAUD Alam “Sayang Ibu” Banjarmasin ini mengacu kepada kurikulum Nasional 2004 dengan pendekatan “Pembelajaran Holistik Berbasis Karakter” yaitu pembelajaran terpadu yang menyentuh semua aspek kebutuhan anak, dengan menampilkan tema- tema yang menarik dan kontekstual. Perencanaan dibuat oleh guru berdasarkan program tahunan, program semester, rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH) yang di dalamnya sudah terencana mengenai tujuan, bahan ajar mengenai pendidikan karakter yang akan disampaikan kepada anak didik, waktu, setrategi, metode dan bagaimana mengevaluasinya", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 294, "width": 298, "height": 107, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Pelaksanaan Pendidikan karakter di PAUD Alam berbasis karakter “Sayang Ibu” Banjarmasin dilaksanakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan terprogram dan kegiatan pembiasaan. Adapun kegiatan terprogram dilaksanakan melalui kegiatan sentra dengan menggunakan tema, adapun model sentra yang digunakan di PAUD Alam berbasis karakter “Sayang Ibu” Banjarmasin ada empat sentra, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 404, "width": 111, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "1. Sentra Bahan Alam", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 418, "width": 122, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2. Sentra Bermain Peran", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 432, "width": 79, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "3. Sentra Balok", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 446, "width": 97, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "4. Sentra Persiapan", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 459, "width": 298, "height": 67, "page_number": 35, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Evaluasi atau penilaian, dilakukan melalui pencatatan kegiatan anak yang dilakukan setiap kali pertemuan, yaitu dengan mencatat perkembangan kemampuan anak selama kegiatan belajar berlangsung, setelah melakukan pencatatan beberapa kali pertemuan dalam satu tema sentra, hasil dari", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 59, "width": 298, "height": 108, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "pencatatan akan dikumpulkan dan semua hasil yang telah terkumpul akan dijadikan untuk bahan evaluasi penilaian. Setelah hasil evaluasi penilaian masih ada anak yang perkembangan kemampuanya kurang dari anak yang lain, maka akan dilakukan remedial kepada anak tersebut, remedial bertujuan agar hasil penilaian terhadap anak tersebut bisa seperti anak-anak yang lain dan bisa terus melakukan kegiatan ketahap selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 184, "width": 113, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 211, "width": 298, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Barsiahannor, Belajar dari Lukman Al-Hakim, Yogyakarta,", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 225, "width": 298, "height": 25, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Kota Kembang, 2009 Fadillah, Muhammad, Desain Pembelajaran Paud ,", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 252, "width": 164, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 266, "width": 294, "height": 94, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "http:// igibekasi.wordpress.com/2013/01/22/pendidikan- karakter-dengan-metode-sentra/ http:// paudpn.wordpress.com / 2009/04/15/konsep-pembela- jaran http:// wahyuti4tklarasati.blogspot.com Istighfarator , Rahmaniyah, Pendidikan Etika, Malang: UIN- Maliki Press, 2010", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 363, "width": 298, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Rresearch Sosial ,", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 377, "width": 119, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Bandung: Alumni, 1980", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 390, "width": 298, "height": 25, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 418, "width": 298, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Saifuddin, Metode Penelitian , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 432, "width": 27, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "2005", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 446, "width": 297, "height": 24, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 473, "width": 295, "height": 25, "page_number": 36, "page_width": 420, "page_height": 595, "text": "Wismiarti, Martini Saleh, Sentra Balok , Jakarta: Pustaka Al- Fath, 2010", "type": "Text" } ]
01fb3c31-0b80-ef03-3b96-0ba8a8396c0b
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/article/download/5945/4275
[ { "left": 62, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 51, "width": 251, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 38, "width": 203, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 3 September 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1031", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 87, "width": 464, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of the Discovery Learning Model on the Learning Outcomes of Human Blood Circulation Material for Class V Elementary School Students", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 131, "width": 320, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faradini Age Putri 1 , Bahauddin Azmy 2 , Wahyu Susiloningsih 3", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 146, "width": 471, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Pedagogi dan Psikologi, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 185, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 485, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was motivated by the low student learning outcomes in the subject of human blood circulation, as based on the results of the daily assessment of class V students at UPT SDN 163 Gresik which showed that there were still many students who did not reach the KKM target. The purpose of this study was to determine the effect of Discovery Learning model on the learning outcomes of human blood circulation material for fifth grade elementary school students. Discovery Learning model was picked because can make learning active by making students find out and explore their own knowledge. The approach used is quantitative experiment. The type of this research is Quasi Experimental using the Nonequivalent Posttest Only Control Design. Population is students of class V UPT SDN 163 Gresik. Using a purposive sampling technique, a sample of VA and VB grade students was obtained. The technique to collect information is learning achievement test as 15 questions and the material of human blood circulation. To analyze data using SPSS 25, the posttest mean value of experimental class is superior of the control class. Based on the acquisition of the t-test on the independent sample T test, value of Sig.(2-tailed) was 0.000<0.05, meaning that H0 is rejected while H1 is accepted, so it can be concluded that there is impact of use Discovery Learning model on learning result about human blood circulation of class V students at UPT SDN 163 Gresik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 343, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Learning Result , Discovery Learning Model, Human Blood Circulation.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 385, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 487, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada materi peredaran darah manusia, sebagaimana berdasarkan hasil penilaian harian siswa kelas V UPT SDN 163 Gresik yang menunjukkan masih terdapat banyak siswa tidak mencapai target KKM. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Discovery Learning terhadap hasil belajar materi peredaran darah manusia siswa kelas V SD. Model Discovery Learning dipilih karena mampu membuat pembelajaran menjadi aktif dengan membuat siswa mencari tahu dan menggali pengetahuannya sendiri. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen. Adapun Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental memakai bentuk Nonequivalent Posttest Only Control Design . Populasinya merupakan siswa kelas V UPT SDN 163 Gresik. Melalui teknik purposive sampling didapat sampel siswa kelas VA dan VB. Metode yang dipakai untuk menghimpun data yaitu tes hasil belajar sebanyak 15 soal mengenai materi peredaran darah manusia. Untuk menganalisis data dibantu SPSS 25, diketahui nilai rata-rata posttest dari kelas eksperimen unggul dibanding kelas kontrol. Berlandaskan perolehan uji-t pada independent sample T test , didapat nilai Sig. (2-tailed) 0,000<0,05, artinya H 0 ditolak sedangkan H 1 diterima, sehingga didapat simpulan bahwa ada pengaruh model Discovery Learning terhadap hasil belajar materi peredaran darah manusia siswa kelas V SD di UPT SDN 163 Gresik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 335, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Discovery Learning , Peredaran Darah Manusia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 599, "width": 237, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science is one of the lessons that students receive from elementary school to high school. As statedSihaloho et al., (2022)which is written in Minister of Education and Culture Regulation Number 58 of 2014. Science is a field that discusses the universe. Through opinionHezbollah & Selvi (2018: 1-3)Basically, it is known that science is insight into the universe in the form of truth, design, foundations and valid rules, so when studying science you have to go through the act of exploring in a structured way, the impact of which will be to understand and also experience the process of", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 585, "width": 237, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "discovery. So learning science is not just about understanding concepts and facts, but also the process of obtaining them. According toYeni et al., (2020)Science trains people to have more critical and factual thinking, and helps shape students' overall personalities, according to PunNugraha et al., (2020: 82) Science can be used as a means of learning about oneself, the environment and its application to our daily lives. From this statement it can be concluded that science is important to learn so it must be implemented well so that the learning objectives can be achieved.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 51, "width": 251, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 38, "width": 203, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 3 September 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1032", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 237, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through the learning outcomes obtained by students, teachers can see the achievement of learning objectives. n Wahyuningsih (2020: 65) interprets learning outcomes as a person's achievements that can be seen before or after participating in learning activities which include cognitive, affective and psychomotor aspects and are expressed through numbers or something that can describe the ability and quality of the learning process. In line with what was quoted bySupriyadi (2018: 14) In Bloom's opinion, learning outcomes have three scopes, namely cognitive, affective and psychomotor.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 266, "width": 237, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It cannot be denied that current conditions are inversely proportional to what was desired. The majority of students have low learning outcomes, as can be seen from the daily assessment data for class V students at UPT SDN 163 Gresik, of which only 42% passed the Minimum Completeness Criteria (KKM), while 58% were declared not to have achieved the KKM target. The KKM that has been determined is 75. This is due to a lack of understanding regarding human blood circulation. As in the study that has been carried outSihaloho et al., (2022)who found that the findings related to understanding the blood circulation material for class V at SD Negeri 101816 Pancur Batu were classified as poor, as the test results had an average of 60.83 with low criteria. Apart from that, it can also be seen based on data from the 2018 PISA study at the OECD quoted bySutrisna (2021), Indonesia is at number 70/78 participants. Indonesia's average is 396 while PISA is 500 so Indonesia's scientific literacy is low.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 237, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This problem arises from several causes, including because the teacher's learning only takes the form of lectures. In accordanceHasanah et al., (2018) which states that teachers teaching science tend to use the lecture method. The students' task is only to listen to what the teacher explains, therefore, students are less involved. This makes students' interest in learning low and ultimately influences the students' learning outcomes to be low. As per the study carried outVariani & Agung (2020) Based on the results of his observations at SD Gugus II, Buleleng District, it was found that the causes of low science learning outcomes were a lack of teacher preparation and creativity to make learning fun,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 237, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "as well as implementation that did not involve student activity because students tended not to be directly involved in solving problems.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 128, "width": 237, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The success of a learning process is certainly also influenced by the role of the teacher. Teachers are expected to be able to make learning more inclusive of students' active involvement and also interesting. As statedFanny et al., (2022) that teachers must be creative in making learning activities capable of enabling students to learn independently and not be boring. This can be done through the use of appropriate learning methods and media. AsBahari et al., (2018)which states that the teacher as a facilitator has an important position to create an encouraging learning atmosphere and includes the active role of students so that it has a good impact on student learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 335, "width": 237, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the problems as previously stated, a harmonious solution is needed. Applying a learning model can be an option in overcoming existing problems. Learning models play a crucial role in the quality of the teaching and learning process. As explainedOctavia (2020: 13)regarding the learning model, namely an orderly structure to create learning activities that are good, smooth, enjoyable, easy to understand, and have a clear sequence, so that the targets or objectives of a predetermined learning can be achieved as well as possible. As statedPonidi et al., (2021: 10) The learning model is used as a reference for carrying out learning. Of the many learning models, in this research the Discovery Learning model was tried to be applied as an effort to overcome existing problems.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 570, "width": 237, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of the Discovery Learning Model is able to make students think in real time and find information for themselves related to the material they are studying. As shown byHosnan (2014: 282) which revealed that the Discovery Learning model fosters an active learning system through the activity of obtaining and carrying out independent searches, so that students will obtain more memorable results, and students will practice making deep assumptions and try to solve problems independently. As perJuliana (2018: 22) In this Discovery Learning model, the teacher does not provide the material in its entirety, but requires students to take an active role in organizing and exploring their own", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 51, "width": 251, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 38, "width": 203, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 3 September 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1033", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 237, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "knowledge. In its application, the Discovery Learning model has 6 syntax, as explained byPanggabean et al., (2021: 36-37)The 6 syntaxes are providing stimulation, identifying problems, collecting data, processing data, proving, drawing conclusions.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 237, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Discovery Learning Model was chosen to be applied because it suited the nature of science lessons which require students to learn by exploring existing concepts. Aligned withFitriana et al., (2022)which states that the science learning process should not only remember or memorize, students need to understand concepts and make solutions to real problems.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 294, "width": 237, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the discussion that has been presented, the author is encouraged to carry out research related to the influence of applying the Discovery Learning model. The hope is that it can make students understand more quickly so that ultimately it can improve the learning outcomes that students get. Thus, research with the title \"The Influence of the Discovery Learning Model on Learning Outcomes on Human Blood Circulation Material for Class V Elementary School Students\" was carried out.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 473, "width": 237, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The approach used in the research is quantitative. Using experimental methods. The type of research is Quasi Experimental because the subjects of the sample members are taken from pre-existing classes, so the researcher cannot randomize students within classes. This Quasi Experiment uses a Nonequivalent Posttest Only Control Design. Here there is a group where treatment (X) is applied and another group is not. So, here is the design of this research:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 694, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Picture1. Research design", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 129, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information: R1 : Class s Experiment R2", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 735, "width": 75, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Control Class", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 749, "width": 213, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X : The act of using a model Discovery", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 763, "width": 44, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 220, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O1 : Earnings Posttest Experimental Class O2", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 100, "width": 156, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Earnings Posttest Control Class", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 128, "width": 237, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The population used is directed at all class V students of UPT SDN 163 Gresik in 2022/2023. Sample selection was carried out using purposive sampling technique. This technique selects samples for separate reasons determined by the researcher. The review to determine the sample carried out was intended to compare, so that classes were selected based on almost equal cognitive levels. So the research sample was obtained consisting of 24 class VA students in the control class and 23 class V students in the experimental class.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 294, "width": 237, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research instrument used in this research is a test sheet on student learning outcomes in the form of a posttest, which is used to weigh learning outcomes on the cognitive aspects of class V students regarding human blood circulation in science learning Theme 4 Subtheme 1 learning 1. The test sheet used is in the form of objective questions. and subjective, which contains 10 questions in the form of multiple choices and 5 questions in the form of essays. To collect data, the collection technique used is by testing.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 459, "width": 237, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Decision making is carried out by analyzing existing data by testing hypotheses using the t- test. Before that, prerequisite tests which include normality tests and homogeneity tests are mandatory. Students' posttest scores will be analyzed using SPSS version 25.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 542, "width": 160, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 556, "width": 237, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the data obtained at UPT SDN 163 Gresik were then analyzed to determine the results and discussion of the research. The data used is data obtained through test scores, namely the posttest from the two classes studied. The posttest questions used were 15 questions. The following is a recapitulation data table of the posttest scores obtained by students from the two classes studied:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 680, "width": 226, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table1. Recapitulation of Student Learning Results", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 625, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R1 X O 1", "type": "Picture" }, { "left": 128, "top": 661, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R2 O 2", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 51, "width": 251, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 38, "width": 203, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 3 September 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1034", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 237, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the posttest scores, it is known that the lowest score for the experimental class of 23 students was 69, while the highest score was 96, for an average score of 86.57. For the control class of 24 students, it is known that the lowest posttest score was 60, while the highest score was 90 and an average of 75.67 was obtained. From the information on the posttest results, which are based on average results, it can be seen that the posttest from the experimental class obtained superior results.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 237, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the students' achievements in the posttest that has been carried out, it is then used to carry out the next test, namely the prerequisite test, which includes a normality test and a homogeneity test. Carrying out normality testing is intended to show whether data distribution is normal or not. This normality test uses the Shapiro Wilk test in SPSS version 25. The decision making criteria are based on significant values, namely the data is normally distributed when Sig. > 0.05. To see the results, see table 2 below.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 418, "width": 162, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table2. Normality Test Results", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 550, "width": 237, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It can be seen that the results of the Shapiro- Wilk column normality test obtained a significant value for the control class of 0.445 > 0.05. Likewise, the experimental class has Sig. 0.175 > 0.05. Because both have Sig. > 0.05, then it can be said that the data is normally distributed. After carrying out the normality test, the next homogeneity test can be carried out.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 660, "width": 237, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The homogeneity value is obtained from the Homogeneity of Variance test. The homogeneity test is intended to be able to see whether the posttest results of the two classes under study are homogeneous or not. In its implementation, it uses the SPSS version 25 application. As a guideline for making decisions on this test, it is seen from the significance value, if the two variants are homogeneous it will show a Sig", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 237, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "value > 0.05. Table 3 below shows the results of the homogeneity test for the two classes.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 128, "width": 178, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table3. Homogeneity Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 224, "width": 237, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the Levence test in table 3, it was found that the results of the homogeneity test had significant posttest data for both classes at Based on Mean 0.233 > 0.05, thus leading to the conclusion that the data from the two samples studied were homogeneous and then hypothesis testing could be carried out.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 321, "width": 237, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Once it is known that the data meets the requirements, namely normally distributed and homogeneous, thus the calculation can be continued using hypothesis testing or t-test which is also carried out using SPSS version 25. The statistical method used in this research is parametric statistics, namely the Independent Sample T Test. This test is a test of the differences between two methods for two unpaired indices or averages. What is meant here is the difference in posttest scores from the control and experimental classes in terms of the average. With this test, you can determine whether the hypothesis is true or false. The criterion for making a decision is if the Sig. (2- tailed) > 0.05 indicates rejection of H1 and acceptance of H0, and vice versa.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 556, "width": 166, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table4. Hypothesis Test Results", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 711, "width": 237, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It can be seen from the results of the Independent Sample T Test in table 4 that it gets a Sig value. (2-tailed) 0.000 < 0.05, indicating that H0 is rejected and H1 is accepted, which leads to the conclusion that the independent", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 51, "width": 251, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 38, "width": 203, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 3 September 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1035", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 237, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variable (Discovery Learning) has an influence on the dependent variable (learning outcomes).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 114, "width": 237, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The learning outcomes achieved by the experimental class were clearly superior to the control class, as evidenced by their posttest results. Learning outcomes are scores obtained by students which reflect the student's success in achieving learning objectives. As perNuridayanti (2022: 29)Learning outcomes are students' achievements after undergoing a series of learning activities, the results are usually realized in the form of grades that represent the level of learning success. The application of the Discovery Learning model has a great influence on the class atmosphere which becomes more active so that it becomes a factor that also has an effect on the superior learning outcomes of the experimental class. Same opinionHosnan (2014: 282)provides an explanation, namely that the Discovery Learning model fosters an active learning system through activities of obtaining and carrying out independent searches, so that in the end you will get results that will be better remembered.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 418, "width": 237, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "By applying the Discovery Learning model to teaching and learning activities, it certainly helps learning activities to run well. As perFadriati (2017)There are advantages to implementing the Discovery Learning model, including being able to encourage improvements in students' cognitive skills and mechanisms, making students actively involved in learning, gaining deeper knowledge, and increasing the quality of students' problem solving. In line with opinionsHosnan (2014: 287-288)who also explained the benefits of the Discovery Learning model, including growing cognitive abilities and solving problems, also because students participate more in their learning activities, the application of the Discovery Learning model makes learning more meaningful. Furthermore, students will remember the material they study better, learn more to solve existing problems, and strengthen students' identity because they gain confidence in working with other people.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 237, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this research, as described above, are in line with research findings fromVariani & Agung (2020)with the title \"Discovery Learning Learning Model Assisted by Mind Mapping Media on Science Learning", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 237, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Outcomes for Class V Students\". From the results of the t-test, it was found that the results of t were above ttable, namely 2.3 > 2.02. So we came to the conclusion that the application of the Discovery Learning model combined with mind mapping media was proven to have an influence on the acquisition of science learning.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 183, "width": 237, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then, the findingsOlii & Rizki Pautina (2020)with the title \"The Influence of the Discovery Learning Method on Science Learning Outcomes on the Cycle of Living Creatures\". Based on the t-test carried out, it was found that tcount exceeded ttable, thus leading to the conclusion that Discovery Learning applied to science lessons had an influence on student learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 307, "width": 237, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description above, it can be stated that there is an influence of the Discovery Learning model on the learning outcomes of human blood circulation material for class V students at UPT SDN 163 Gresik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 390, "width": 81, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 404, "width": 237, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the research results obtained and to provide responses to the existing problem formulation, based on the findings of the hypothesis test carried out through the t-test, namely by testing the Independent Sample T- Test which was applied to the posttest scores of the experimental and control classes, we came to the conclusion that there is an influence Discovery Learning model on the learning outcomes of human blood circulation material for class V UPT SDN 163 Gresik students.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 570, "width": 79, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUGGESTION", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 583, "width": 237, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From this research, the suggestions given by the author are:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 611, "width": 237, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. It is hoped that the Discovery Learning model can be an option that teachers can choose to apply in teaching.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 652, "width": 237, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Students are expected to coordinate better to connect more optimally.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 680, "width": 237, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Other researchers can add more references to obtain more optimal findings.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 721, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THANK-YOU NOTE", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 735, "width": 237, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praise be to the presence of Allah SWT because through His grace, the author was able to complete the article entitled \"The Influence of", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 51, "width": 251, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 38, "width": 203, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 3 September 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1036", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 237, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the Discovery Learning Model on the Learning Outcomes of Human Blood Circulation Material for Class V Elementary School Students\".", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 128, "width": 237, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through cooperation provided by various parties, this article was finally completed. Thus, the author would like to thank:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 237, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. My parents and family always provide their prayers and support", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 237, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mr Drs. Bahauddin Azmy, M.Pd. and Mrs. Wahyu Susiloningsih, S.Pd., M.Pd., as Supervisor who has provided direction to complete this article.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 237, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The PGRI Adi Buana University Surabaya campus is where I studied.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 280, "width": 237, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Friends of PGSD students at PGRI Adi Buana University Surabaya who are always ready to exchange ideas.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 237, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author realizes that there are limitations in writing this article, but the author hopes that this article can be useful for readers. Therefore, it is hoped that readers can provide constructive criticism and suggestions.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 404, "width": 98, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIBLIOGRAPHY", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 426, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahari, N. K. I., Darsana, I. W., & Putra, S.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 437, "width": 213, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). “Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media Lingkungan Alam Sekitar terhadap Hasil Belajar IPA”. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar , 2 (2), 103– 111.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 237, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadriati. (2017). “A Model Of Discovery Learning Based - Text Book Of Character and Islamic Education: an Accuracy Analysis Of Student Book In Elementary School”. Ta’dib , 20 (2), 188–202.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 237, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fanny, A. M., Susiloningsih, W., & Irianto, A. (2022). “Studi Literatur: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Mengembangkan Karakter Gotong Royong Dalam Pembelajaran IPS”. Wahana:", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 663, "width": 210, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tridarma Perguruan Tinggi , 74 (02), 304– 313.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 698, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, A., Azmy, B., & Yustitia, V. (2022).", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 710, "width": 209, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pengaruh Problem Based Learning", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 726, "width": 213, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sdn Sumur Welut III Surabaya”. Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan Dan Humaniora , 1 (2), 15–18.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 237, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, N., Suryana, Y., & Nugraha, A. (2018). “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Pemahaman Siswa Tentang Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda”.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 142, "width": 213, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pedadidaktka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 5 (1), 127–139.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 177, "width": 237, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hisbullah, & Selvi, N. (2018). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar . Makassar: Penerbit Aksara Timur.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 227, "width": 237, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013 . Bogor: Ghalia Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 290, "width": 237, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugraha, M. F., Hendrawan, B., Pratiwi, A. S., Permana, R., Saleh, Y. T., Nurfitri, M., Nurkamilah, M., Trilesatri, A., & Husen, W. R. (2020). Pengantar Pendidikan Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar . Tasikmalaya: Edu Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 381, "width": 237, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuridayanti. (2022). Mengembangkan Motivasi dan Hasil Belajar dengan Pendekatan Problem Posing . Pekalongan: Penerbit NEM.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 444, "width": 236, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Octavia, S. A. (2020). Model-Model Pembelajaran . Yogyakarta: Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 480, "width": 237, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olii, S. S., & Rizki Pautina, A. (2020). “Pengaruh Metode Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Ipa Materi Siklus Makhluk Hidup”.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 521, "width": 212, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educator (Directory of Elementary Education Journal) , 1 (1), 73–89.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 557, "width": 237, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panggabean, S., Lisnasari, S. F., Arifin, S., Basuki, L., Fuadi, A., Firmansyah, H., Badi’ah, A., Ridha, Z., Anwar, A., Nggaba, M. E., Ghaybiyyah, F., Annisa, R., Zakaria, & Purbasari, I. (2021). Sistem Student Center Learning Dan Teacher Center Learning . Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 675, "width": 237, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ponidi, Dewi, N. A. K., Trisnawati, Puspita, D., Nagara, E. S., Kristin, M., Puastuti, D., Andewi, W., Anggraeni, L., & Utami, B. H. S. (2021). Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif . Indramayu: Penerbit Adab.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 752, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sihaloho, S. B., Herlina, R., & Tambunan, P.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 766, "width": 213, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2022). “Analisis Kesulitan Belajar Siswa", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 38, "width": 135, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 51, "width": 251, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/index", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 38, "width": 203, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8. No. 3 September 2023 p-ISSN: 2548-5555, e-ISSN: 2656-6745", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 123, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Mandala", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1037", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 87, "width": 213, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Materi Peredaran Darahku Sehat Sub Tema 1 Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas V Upt Spf Sd Negeri 101816 Pancur Batu Tahun Ajaran 2021 / 2022”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Saintek, Sosial Dan Hukum (PSSH) , 1 , 1–12.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 177, "width": 237, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriyadi. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 205, "width": 213, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa Terhadap Hasil Belajar . Pekalongan: Penerbit Nasya Expanding Management.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 241, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutrisna, N. (2021). “Analisis Kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 254, "width": 213, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi Sains Peserta Didik SMA di Kota Sungai Penuh”. Jurnal Inovasi Penelitian ,", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 282, "width": 95, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (12), 2683–2694.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 304, "width": 237, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variani, & Agung. (2020). “Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Media Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran , 3 (2), 290–302.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 237, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningsih, E. S. (2020). Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa . Yogyakarta: Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 444, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yeni, H. O., Anggraini, C., & Meilina, F. (2020).", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 455, "width": 213, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Dengan Menggunakan Media Visual Pada Siswa Kelas IV SDN 002 Tebing Kabupaten Karimun Tahun Ajaran 2017/2018”. Jurnal Pendidikan Minda , 1 (2), 10–18.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliana, N. (2018). “Penggunaan Model", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 562, "width": 213, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Discovery Learning Dalam Peningkatan Hasil Belajaran Siswa Di", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 590, "width": 213, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Pembelajaran , 2 (1), 21–28.", "type": "Text" } ]
5d90e701-3b1c-c9aa-071d-d58c391c59c8
https://jurnal.um-palembang.ac.id/altifani/article/download/6185/3613
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 308, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Altifani Journal: International Journal of Community Engagement, 3(2): 26-31", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 36, "width": 78, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN : 2774-6607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.32502/altifani.v3i2.6185", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 45, "width": 79, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN : 2775-4308", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 793, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 72, "width": 410, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan Ampas Tahu sebagai Pakan Cacing Sutra ( Tubifex sp)", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 100, "width": 350, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Use of Tofu Waste as Food for Silver Worms ( Tubifex sp)", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 142, "width": 433, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khusnul Khotimah 1 , Helmizuryani 2 , Meika Puspita Sari 3 , Elva Dwi Harmilia 4 , Suyatno 4 , Rosmiah 5", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 176, "width": 434, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 194, "width": 236, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corresponding author: email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 212, "width": 221, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received June 2023, Accepted July 2023", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 64, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 455, "height": 168, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cacing sutra ( Tubifex sp) merupakan salah satu pakan alami yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan sangat dibutuhkan oleh ikan terutama pada fase benih untuk menunjang pertumbuhan ikan. Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai budidaya pakan alami sangat diperlukan agar dapat menunjang keberhasilan budidaya ikan. Budidaya cacing sutera membutuhkan media dengan kandungan organik yang tinggi. Media yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya cacing sutera salah satunya limbah ampas tahu. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menambah keterampilan masyarakat dalam budidaya cacing sutra dengan memanfaatkan limbah ampas tahu sebagai media budidaya, agar dapat menyediakan pakan alami bagi ikan budidaya yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan Bumdes desa Serdang Menang, Kec. SP Padang, OKI. Metode yang dilakukan dengan melaksanakan penyuluhan dan pendampingan dalam pembuatan tempat budidaya cacing sutra dan cara membudidayakan cacing sutra. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang produksi budidaya cacing sutra dengan sistem pemanfaatkan limbah organik telah dipahami oleh masyarakat dengan baik. Diharapkan masyarakat di Desa Serdang Menang, Kec. SP Padang, Kab.OKI dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan budidaya ikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 232, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : limbah ampas tahu; pakan alami", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 57, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 454, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Silkworms (Tubifex sp) are a natural feed with high nutritional content and are needed by fish, especially in the fry phase to support fish growth. Therefore, knowledge of natural food cultivation is needed to support the success of fish farming. Silkworm cultivation requires media with high organic content. Tofu pulp waste is one of the media that can be utilized for silkworm cultivation. The purpose of this activity is to increase community skills in silkworm cultivation by utilizing tofu pulp waste as a cultivation medium to provide natural feed for cultured fish carried out by the Bumdes fish farming group of Serdang Menang village, SP. Padang OKI. Padang OKI. The method is carried out by conducting counseling and mentoring in making silkworm cultivation sites and how to cultivate silkworms. Community Service activities regarding the production of silkworm cultivation with a system of utilizing organic waste have been well understood by the community. It is hoped that the community in Serdang Menang Village, SP. Padang Kab.OKI can apply it in fish farming activities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 250, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : silkworm; tofu pulp waste; natural feed", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 455, "height": 79, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN Kegiatan budidaya saat ini bukan hanya sekadar mempelajari dan mengembangkan teknik memelihara ikan, akan tetapi mencari alternatif pakan alami yang dapat mengurangi biaya produksi. Jenis pakan yang bisa diberikan pada ikan adalah yang paling baik dan tidak mencemari perairan serta dapat merangsang larva untuk makan karena pergerakannya adalah berupa pakan alami. Ketersediaan pakan alami merupakan faktor penting dalam budidaya ikan, terutama pada usaha pembenihan dan usaha budidaya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 736, "width": 454, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu pakan alami yang saat ini sedang dikembangbiakan adalah cacing sutra. Usaha pembudidayaan cacing sutra sudah banyak dilirik karena potensi kandungan nilai", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 308, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Altifani Journal: International Journal of Community Engagement, 3(2): 26-31", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 36, "width": 78, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN : 2774-6607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.32502/altifani.v3i2.6185", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 45, "width": 79, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN : 2775-4308", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 793, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gizinya yang tinggi dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan. Dengan komposisi nutrisi Tubifex sp yang cukup baik, yaitu protein (57%), lemak (13,3%), serat kasar (2,04%), kadar abu (3,6%) dan air (87,7%) menjadikan cacing sutra sebagai pakan konsumsi alami yang menguntungkan serta potensial dalam meningkatkan massa tubuh ikan. Budidaya cacing sutera membutuhkan media dengan kandungan organik yang tinggi. Media yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya cacing sutera di antaranya limbah budidaya ikan, limbah peternakan, dan limbah ampas tahu. Ampas tahu dapat dijadikan sebagai sumber nitrogen pada media fermentasi dan dapat dijadikan sebagai sumber protein pakan, karena mengandung protein kasar cukup tinggi (Nuraini et al ., 2009). Ampas tahu mengandung protein kasar 18,67%, serat kasar 24,43%, lemak kasar 9,43%, abu 3,42% dan BETN 41,97% (Hermana et al ., 2005).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 457, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses perkembangbiakan cacing sutra tergolong cepat. Dalam waktu yang relative singkat cacing ini tumbuh menjadi dewasa dan segera berkembang biak. Kondisi perairan yang mendukung untuk pertumbuhan cacing sutra baik di perairan umum maupun di wadah budidaya, dapat meningkatkan produksi dan umur panen cacing sutra. Dalam waktu sebulan cacing ini telah dapat dipanen dan dapat untuk kebutuhan pakan ikan hias maupun untuk pakan untuk benih ikan. Kelemahan dari cacing sutra yang diperoleh dari selokan dan parit-parit adalah sering membawa penyakit dan parasit yang mematikan terhadap larva ikan. Penyakit dan parasit yang dibawa pada umumnya berasal dari parit dan selokan yang lingkungannya sangat kotor sekali dan di lingkungan seperti itulah cacing sutra nyaman hidup dan berkembangbiak. Sedangkan jika cacing sutra dibudidayakan sendiri dalam wadah pemeliharaan terkontrol, maka bersih dari parasit dan penyakit karena subtract dan pakan yang dikonsumsinya dapat diatur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 455, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan kegiatan budidaya cacing sutra dilakukan untuk menemukan formula media dan pakan yang optimal untuk menunjang keberhasilan budidaya terus di upayakan. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan akan cacing sutra dipasok dari luar Desa Serdang Menang. Masyarakat di Desa Serdang Menang Kec. SP. Padang Kab. OKI mulai tertarik dalam mengembangkan cacing sutra ( Tubifex sp) dengan memanfaatkan limbah organik yang terdapat di sekitar Desa Serdang Menang untuk dikelola menjadi pakan bagi budidaya cacing sutra.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 454, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta perbaikan pakan bagi ikan lele yang banyak dibudidayakan di desa tersebut. Limbah yang digunakan dalam kegiatan ini adalah menggunakan limbah ampas tahu yang difermentasi dengan media pemeliharaan air sebagai pengkayaan pada media kultur cacing sutra ( Tubifex sp) diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan ketersediaan cacing sutera.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 50, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 499, "width": 393, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 510, "width": 458, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Penyuluhan kepada kelompok tani dan masyarakat (paparan dan tanya jawab) tentang pembuatan pakan cacing sutra dengan memanfaatkan limbah ampas tahu.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 532, "width": 305, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Praktek materi kegiatan yang disampaikan yang meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 555, "width": 462, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fermentasi bahan pakan . Ampas tahu yang telah disiapkan dimasukkan kedalam wadah pembutan pakan. Setelah itu peras ampas tahu dengan menggunakan serbet sesudahnya kembali dimasukkan ke dalam wadah. Larutkan gula merah dengan air dan kemudian tuangkan larutan gula merah ke dalam wadah yang telah diisi dengan ampas tahu tadi. Sesudah itu tuangkan EM4 sebanyak 2 tutup botol dan aduk sampai rata. Bahan pakan yang telah dicampur dimasukan kedalam kantong plastik lalu dikat dengan menggunakan karet tadi dan jangan sampai ada udara. Setelah 1 minggu bahan pakan sudah terfermentasi dan dapat diberikan untuk pakan cacing sutra.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 308, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Altifani Journal: International Journal of Community Engagement, 3(2): 26-31", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 36, "width": 78, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN : 2774-6607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.32502/altifani.v3i2.6185", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 45, "width": 79, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN : 2775-4308", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 793, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 169, "top": 220, "width": 271, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Proses Pembuatan Fermentasi Ampas Tahu", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 454, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Budidaya Cacing Sutra . Rangkai tempat budidaya, lalu siapkan bak yang telah diisi air terlebih dahulu. Media atau substrat budidaya yaitu berupa campuran lumpur dan pasir, kemudian dimasukan dalam wadah kultur. Media dialiri dengan air menggunakan pompa dan pipa yang telah dipasang pada lubang inlate, sehingga air mengalir menuju outlet dan jatuh ketandon (air bersirkulasi) air yang masuk mengaliri substrat diendapkan selama 1 hari. Tebar cacing sutra sebanyak 100 gram, kemudian dialiri dengan air diatas permukaan substrat. Selama masa pemeliharaan cacing, air usahakan tetap mengalir kecil diatas permukaan substrat. Pakan fermentasi ampas tahu diberikan 1 minggu sekali. Setelah 10-15 hari biasanya bibit cacing sutra mulai tumbuh halus dan menyebar merata diseluruh permukan substrat budidaya. Setelah cacing sutra tumbuh cukup banyak, maka dilakukan pemanenan.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 548, "width": 215, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Wadah Budidaya Cacing Sutra", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 139, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 595, "width": 455, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Desa Serdang Menang dengan melakukan kegiatan penyuluhan tata cara budidaya cacing sutra ( Tubifex sp) (Gambar 3). Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan masyarakat dan pembudidaya ikan mengenai pengelolaan pakan alami yang memiliki kandungan nutrisi tinggi bagi pertumbuhan ikan, serta menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang merupakan tugas wajib bagi perguruan tinggi yang termasuk dalam tri darma perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 674, "width": 455, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi yang disampaikan adalah penjelasan mengenai cacing sutra serta kandungan nutrisi yang dimiliki oleh cacing sutra. Kemudian penyampaian mengenai tata cara persiapan media dan pakan yang dapat digunakan selama proses pembudidayaan cacing sutra. Setelah pemaparan materi selesai, dilakukan praktek langsung mengenai tata cara pembuatan media dan pakan untuk membudidayaan cacing sutra. Sumber pakan yang di gunakan dalam budidaya cacing sutra adalah dengan memanfaatkan limbah organik berupa ampas tahu. Setelah pemaparan selesai, dilakukan sesi tanya jawab kepada masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 308, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Altifani Journal: International Journal of Community Engagement, 3(2): 26-31", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 36, "width": 78, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN : 2774-6607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.32502/altifani.v3i2.6185", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 45, "width": 79, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN : 2775-4308", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 793, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan yang dihadapi adalah sulitnya mendapatkan cacing sutra untuk pakan ikan sehingga perlu adanya keterampilan bagi masyarakat untuk dapat membudidayakan cacing sutra secara mandiri. Dengan tersedianya cacing sutra sebagai pakan ikan hasil budidaya, maka dapat mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap pakan pelet. Oleh sebab itu, dengan adanya penyuluhan ini diharapkan petani dapat memanfaatkan ilmu yang diberikan untuk kemudian di praktikan sebagai alternatif pakan untuk mengurangi tingkat konsumsi pakan pelet. Sehingga pada tahap pembenihan, nutrisi benih ikan dapat tercukupi dan ikan tumbuh dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 394, "width": 273, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Penyampaian materi dan partisipasi peserta", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 188, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian Pakan Pada Cacing Sutra", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 455, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan budidaya cacing sutra salah satunya dengan melakukan pengontrolan pada pemeliharan dengan pemberian pakan yang teratur. Pakan cacing sutra terbuat dari fermentasi ampas tahu (Gambar 4). Penggunaan ampas tahu sebagai pakan cacing sutra selain dapat mengurangi limbah sisa produksi tahu juga karena kandungan gizi yang banyak. Ampas tahu merupakan limbah padat yang dihasilkan dari sisa proses pembuatan tahu. Limbah tahu biasanya digunakan untuk pakan ternak ataupun diolah kembali menjadi tempe gembus. Ampas tahu memiliki kandungan nilai gizi yang masih tinggi karena pada proses pembuatan tahu tidak semua bagian protein bisa terurai, terlebih apabila proses penggilingan dilakukan secara sederhana atau tradisional (Suhartini dan Hidayat, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 455, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Frekuensi pemberian pakan dilakukan dalam waktu 2-4 hari sekali. Pemeliharaan cacing sutra membutuhkan bahan ataupun komponen yang harus diberikan baik pada pemberian pakan maupun media pemeliharaannya. Cacing sutra mengandung nutrisi yang baik jika selalu tersedia bahan-bahan organik yang telah difermentasi terlebih dahulu dan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut adalah makanan cacing sutra yang diberikan diantaranya :", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 620, "width": 451, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bahan organik yang difermentasikan adalah bahan organik yang sudah memiliki tekstur yang lembek dan mudah hancur. Jenis bahan organik dapat berupa pupuk kompos atau kotoran ayam, kotoran sapi dan arang sekam. Tujuan dilakukan fermentasi adalah untuk meningkatkan kandungan nutrisi pada bahan organik yang sangat dibutuhkan oleh cacing sutra.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 676, "width": 451, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Ampas tahu merupakan makanan cacing sutra karena selain memiliki tekstur yang lembek, juga memiliki kandungan protein serta jamur yang sangat baik untuk nutrisi cacing sutra. Ampas tahu dapat difermentasi terlebih dahulu. selama 7 (tujuh) hari. Selain itu, dapat ditambahkan tepung ikan yang mudah diperoleh di pasaran dan harganya lebih murah serta lebih praktis.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 732, "width": 451, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Makanan fermentasi ini dapat diberikan hingga budidaya cacing sutra sudah memasuki usia 10 hingga 12 hari setelah pemindahan berlangsung.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 308, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Altifani Journal: International Journal of Community Engagement, 3(2): 26-31", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 36, "width": 78, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN : 2774-6607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.32502/altifani.v3i2.6185", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 45, "width": 79, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN : 2775-4308", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 793, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 72, "width": 451, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Agar cacing sutra melimpah ketika dipanen, dapat ditambahkan kotoran ayam yang sudah difermentasi terlebih dahulu dan makanan tambahan seperti sawi yang juga sudah di hancurkan dan difermentasi terlebih dahulu.", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 340, "width": 256, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Cacing sutra yang diberikan ampas tahu", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 32, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panen", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 455, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya, konsep dari memanen cacing sutra adalah mengurangi koloni pada cacing sutra yaitu jika bagian atas pada cacing sutra diambil atau dipangkas maka bagian bawah dari bagian koloni cacing akan berkembang biak lagi. Cacing sutra pada umumnya sudah dapat dipanen ketika sudah memasuki usia sekitar 70 hingga 75 hari setelah pemindahan pada media budidaya. Untuk berikutnya dapat dipanen setiap 15 hari. Panen cacing sutera dapat dilakukan pada pagi/sore hari dengan cara menaikkan ketinggian air sampai 50-60 cm agar cacing naik sehingga mudah dipanen. Cacing dan lumpur yang sudah bercampur kemudian dimasukkan dalam baskom untuk dicuci di dalam saringan. Cacing yang terangkat bercampur dengan lumpur, dimasukkan ke dalam ember/bak yang berisi air dengan ketinggian lebih kurang 1(satu) cm di atas media lumpur. Ember ditutup agar bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama 1 – 2 jam. Cacing akan bergerombol dibagian atas dan kemudian dapat diambil dengan saringan untuk dipisahkan dari media/lumpur. Setelah dipanen cacing dimasukkan dalam bak pemberokan kurang lebih selama 10-12 jam.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 455, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa hasil penelitian produksi cacing sutra, Nuraini et al . (2016), dimana mendapatkan jumlah biomassa terbaik pada perlakuan padat tebar 55 gram dan pemberian pakan ampas tahu 55 gram, yaitu 1976,64 g/wadah, sedangkan Syafni et al . (2019), mendapatkan produksi panen cacing sutra dengan panen setiap 28 hari dan lama pemeliharaan 56 hari adalah 891 g/wadah. Sedangkan Angraini et al . (2019) mendapatkan hasil panen selama 56 hari pemeliharaan 1815 g/wadah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 124, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 624, "width": 409, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 636, "width": 458, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kegiatan budidaya cacing sutra mudah untuk dilakukan dan dapat menguntungkan bagi pembudidaya ikan apabila dapat dilakukan secara aktif.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 658, "width": 458, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Dapat dijadikan salah satu solusi untuk ketersediaan pakan alami alternatif bagi ikan, sehingga para petani atau pembudidaya ikan tidak bergantung sepenuhnya terhadap pakan komersil.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 703, "width": 109, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 454, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amri, K.K. Dan T. Sihombing . 2008. Peluang Usaha Budidaya Cacing Sutera. Agromedia Pustaka. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 308, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Altifani Journal: International Journal of Community Engagement, 3(2): 26-31", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 36, "width": 78, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN : 2774-6607", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.32502/altifani.v3i2.6185", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 45, "width": 79, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN : 2775-4308", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 793, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anggraini, B., Nuraini dan Sukendi. 2019. Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi dan Biomassa Cacing Sutra (Tubifek sp). [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. (tidak diterbitkan). Djarijah, A.S, (1995). Pakan Alami. Yogyakarta: Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 117, "width": 455, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuraini., S. Nasution, dan A. Tanjung. 2016. Teknologi Pembenihan dan Budidaya Cacing Sutra (Tubifek sp) sebagai Pakan Larva Ikan Siban (C. Apogon). Laporan Penelitian LPPM. UNRI.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suharyadi. 2012. Studi Penumbuhan dan Produksi Cacing Sutra (Tubifex sp.) dengan Pupuk yang Berbeda dalam Sistem Resirkulasi. Thesis. Universitas Terbuka.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 455, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafni, R., Nuraini, dan N. Aryani. 2019. Pengaruh Frekwensi Waktu Sampling Berbeda terhadap Pertambahan Populasi dan Biomassa Cacing Sutra (Tubifek sp). [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. (tidak diterbitkan).", "type": "List item" } ]
3b2dd7a4-7a7e-6c14-b7eb-fc7ea1f21d62
https://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus/article/download/221/179
[ { "left": 181, "top": 48, "width": 332, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADMINISTRAUS - JURNAL ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN", "type": "Section header" }, { "left": 385, "top": 60, "width": 128, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2 – Mei 2024 E-ISSN 2580-9695", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 94, "width": 116, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since September 2017", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 150, "width": 400, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soft Power Diplomacy Korea Selatan Terhadap Indonesia Melalui Gastrodiplomasi Tahun 2019-2022", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 206, "width": 392, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madeline Kineta Nobelis 1, Christian H. J. de Fretes 2, Putri Hergianasari 3* 1,2,3* Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Corresponding Author: Putri Hergianasari [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 279, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 297, "width": 399, "height": 167, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soft power diplomacy is a method of diplomacy that is carried out with a subtle approach to build the image of a nation. The culinary wealth of a country can be an effective attraction in improving diplomatic relations with a country. In food traditions there are the personality values of a nation that are passed down from generation to generation. Gastrodiplomacy is a form of public diplomacy that is effective in strengthening relations between countries and promoting a country's culture to the international world. The culinary culture of South Korea and Indonesia is becoming increasingly popular throughout the world, especially with the efforts through gastrodiplomacy carried out by both countries. The culinary culture of South Korea and Indonesia is becoming increasingly popular throughout the world, especially with the efforts through gastrodiplomacy carried out by both countries. Through gastrodiplomacy carried out by South Korea and Indonesia, the two countries are trying to promote their culture and cuisine to the international world with the aim of strengthening diplomatic relations and increasing the country's positive image in the eyes of the world. South Korea has successfully implemented a gastrodiplomacy strategy as part of the country's efforts to implement Soft Power Diplomacy. The South Korean government actively promotes and supports the promotion of traditional Korean food abroad through its traditional food which is rich in taste and varied.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 479, "width": 267, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Soft Power Diplomacy, Gastrodiplomacy, Culture, Culinary", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 515, "width": 47, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 399, "height": 167, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soft power diplomacy adalah sebuah cara diplomasi yang halus untuk membangun citra suatu bangsa. Kekayaan kuliner dari suatu negara bisa menjadi daya tarik yang jitu dalam meningkatkan suatu hubungan diplomasi dengan suatu negara. Dalam tradisi makanan terdapat nilai-nilai kepribadian suatu bangsa yang diwariskan secara turun-temurun. Gastrodiplomasi merupakan suatu bentuk diplomasi publik yang efektif dalam memperkuat hubungan antar negara dan mempromosikan budaya suatu negara kepada dunia internasional. Kebudayaan kuliner Korea Selatan dan Indonesia menjadi semakin populer di seluruh dunia, terutama dengan adanya upaya melalui gastrodiplomasi yang dilakukan oleh kedua negara. Kebudayaan kuliner Korea Selatan dan Indonesia menjadi semakin populer di seluruh dunia, terutama dengan adanya upaya melalui gastrodiplomasi yang dilakukan oleh kedua negara. Melalui gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Indonesia, kedua negara berupaya untuk mempromosikan budaya serta masakan mereka ke dunia internasional dengan tujuan memperkuat hubungan diplomatik juga meningkatkan citra positif negara di mata dunia. Korea Selatan telah berhasil menerapkan strategi gastrodiplomasi sebagai bagian dari upaya penerapan Soft Power Diplomacy negara. Pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 38, "width": 369, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 8, No 2 – Mei 2024 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 146, "width": 399, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korea Selatan secara aktif mempromosikan dan mendukung promosi makanan tradisional Korea di luar negeri melalui makanan tradisionalnya yang kaya akan rasa dan variatif.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 183, "width": 304, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Soft Power Diplomacy, Gastrodiplomasi, Kebudayaan, Kuliner", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 123, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 400, "height": 336, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring berjalannya waktu, dengan kompleksnya isu-isu hubungan internasional dan kepentingan dari masing-masing negara, muncullah salah satu gagasan dalam upaya untuk menjalankan kepentingan negara, yaitu dengan cara gastrodiplomasi. Gastrodiplomasi merupakan bagian dari diplomasi publik dan diplomasi budaya. Diplomasi publik adalah usaha yang dilakukan oleh aktor negara untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat diluar negara, organisasi non-pemerintah, dan individu di luar negara untuk memberi pengaruh pada persepsi dan opini mereka mengenai negara tersebut (Basnur, 2018). Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti program pertukaran budaya, konser musik, pameran seni, program pendidikan, ataupun melalui media sosial. Diplomasi budaya merupakan bagian dari diplomasi publik yang memberi penekanan pada penggunaan aspek-aspek budaya, seperti seni, musik, sastra, film, dan warisan budaya lainnya. Usaha ini digunakan untuk mempromosikan pengertian dan kerjasama antara negara-negara. Diplomasi budaya melibatkan pertukaran kebudayaan, pameran budaya, pertunjukan seni, festival, dan berbagai kegiatan lain yang bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya suatu negara kepada masyarakat internasional. Diplomasi budaya bertujuan untuk memperkuat hubungan antara negara-negara dengan memperdalam pemahaman dan menghargai budaya satu sama lain (Aryani, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 400, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soft power diplomacy adalah sebuah cara diplomasi yang halus untuk membangun citra suatu bangsa (Ajeng Dwi Jayanti, 2019). Kekayaan kuliner dari suatu negara bisa menjadi daya tarik yang jitu dalam meningkatkan suatu hubungan diplomasi dengan suatu negara. Dalam tradisi makanan terdapat nilai-nilai kepribadian suatu bangsa yang diwariskan secara turun-temurun. Adanya pengalaman kuliner tersebut menawarkan kepada publik asing bagaimana dapat berinteraksi secara informal kepada budaya yang berbeda dengan cara yang lebih akrab", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 392, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nobelis; Anwar; de Fretes; Hergianasari – Soft Power Diplomacy Korea Selat …", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 123, "width": 400, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melalui cita rasa dari suatu makanan. Makanan menjadi media komunikasi non-verbal yang sangat kuat untuk mengubah persepsi publik internasional serta mempromosikan sebuah negara dikancah global (Pujayanti, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 187, "width": 400, "height": 255, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gastrodiplomasi merupakan suatu bentuk diplomasi publik yang efektif dalam memperkuat hubungan antar negara dan mempromosikan budaya suatu negara kepada dunia internasional (Pujayanti, 2017). Korea Selatan merupakan salah satu negara yang terkenal akan makanan khasnya seperti kimchi , bimbimbap , bulgogi , samgyeopsal , makgeolli , serta soju . Makanan dan minuman khas Korea Selatan ini menjadi populer di dunia dan sering kali dianggap sebagai salah satu makanan dan minuman yang terbaik di dunia. Di sisi lain, (Roza, 2023) Indonesia yang terkenal antara lain, nasi goreng, sate, rendang, gado-gado, tempe, dan kopi. Kebudayaan kuliner Korea Selatan dan Indonesia menjadi semakin populer di seluruh dunia, terutama dengan adanya upaya melalui gastrodiplomasi yang dilakukan oleh kedua negara. Melalui gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Indonesia, kedua negara berupaya untuk mempromosikan budaya serta masakan mereka ke dunia internasional dengan tujuan memperkuat hubungan diplomatik juga meningkatkan citra positif negara di mata dunia. (Ghafiqi, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 446, "width": 400, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain, Indonesia juga turut mengambil langkah untuk mempromosikan kuliner khasnya di Korea Selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia dengan pihak swasta telah mengadakan berbagai macam acara serta festival kuliner seperti “Festival Indonesia” di Seoul, yang memamerkan makanan khas Indonesia seperti nasi goreng, rendang, sate, soto, serta makanan khas lainnya (Baskoro, 2022). Adanya acara-acara tersebut tidak hanya memperkenalkan budaya kuliner Indonesia kepada masyarakat Korea Selatan, tetapi juga dapat menggali potensi kerjasama pada bidang lain diantara kedua negara dengan makanan sebagai medianya. (Seoul, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 401, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penjelasan latar belakang yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka penulis memfokuskan permasalahan penelitian pada “Bagaimana soft power diplomacy Korea Selatan terhadap Indonesia melalui gastrodiplomacy tahun 2019- 2022?” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Korea Selatan bisa menjalankan strateginya dalam soft diplomacy serta diplomasi publiknya dengan Indonesia melalui gastrodiplomasi. Penulis merasa hal ini perlu diteliti karena banyaknya", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 38, "width": 369, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 8, No 2 – Mei 2024 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 401, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat menggandrungi Korean Waves , terutama makanan hal makanan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 400, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat praktis dari penelitian ini adalah, penulis berharap dengan adanya penelitian para pembaca mendapatkan informasi serta wawasan mengenai kerjasama Indonesia dan Korea Selatan dalam bidang budaya yakni makanan. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah, penulis berharap dengan adanya penelitian ini pembaca bisa mendapatkan wawasan baru dalam keberhasilan hubungan Indonesia dan Korea Selatan melalui strategi soft power diplomacy dalam bidang sosial dan budaya. Serta dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber referensi bagi penelitian lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 400, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun pembatasan penelitian adalah: Bagaimana Korea Selatan bisa berhasil dalam menjalin hubungan bilateral dengan Indonesia, melalui penggunaan strategi soft power melalui gastrodiplomasi pada tahun 2019-2022. Alasan kenapa penulis memilih periode tersebut karena pada masa itu terjadi peningkatan aktifitas yang cukup signifkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 154, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 400, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan kunci utamanya (Sugiyono, 2013). Penelitian ini berangkat dari data yang telah ada, yang kemudian dianalisis menggunakan teori yang relevan dengan objek yang diteliti. Selain itu, menurut (Moleong, 2002), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode alamiah. Tujuan dari metode penelitian kualitatif adalah untuk menggali detail objek penelitian dengan dalam, sehingga kemudian dapat diperoleh pemahaman yang mendalam pula atas objek yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 400, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian eksplanatif adalah metode penelitian yang memaparkan fenomena yang terjadi dan kemudian dapat diolah sehingga terdapat penjelasan tentang mengapa fenomena tersebut terjadi dan menghasilkan penjelasan mengenai hubungan sebab-akibat variabel-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 392, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nobelis; Anwar; de Fretes; Hergianasari – Soft Power Diplomacy Korea Selat …", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 123, "width": 401, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variabel yang terdapat dalam penelitian tersebut. Unit Amatan adalah sesuatu yang akan dijadikan bahan guna pengamatan. Menurut Abell, satuan analisis adalah hakekat dari populasi yang tentangnya hasil penelitian akan berlaku (Ihalauw, 2003). Unit amatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah soft power diplomacy Korea Selatan terhadap Indonesia. Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian (Hamidi, 2004). Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini berfokus pada gastrodiplomasi Korea Selatan terhadap Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 400, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan peneliti dalam menghimpun data yang dibutuhkan guna melengkapi penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan studi literatur, dimana penulis mendapatkan informasi atau data dari tulisan-tulisan yang telah ada yang dianggap relevan dengan topik pembahasan dalam penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang merupakan data yang diperoleh dari sumber yang telah tersedia sebelumnya. Data ini biasa didapatkan dari buku, jurnal, maupun dari situs-situs internet yang kredibel.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 458, "width": 254, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 400, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring dengan makin banyaknya isu-isu dalam hubungan Internasional, kehadiran diplomasi dituntut untuk berperan lebih aktif dalam rangka pencapaian kepentingan nasional sebuah negara. Hadirnya sebuah bentuk diplomasi, yakni Gastrodiplomasi memberikan dampak baru bagi perkembangan diplomasi antar negara. Gastrodiplomasi merupakan diplomasi budaya yang menggunakan makanan sebagai sarana untuk memberi peningkatan pada brand awareness sebuah negara (Pujayanti, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 618, "width": 400, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korea Selatan merupakan sebuah negara yang menjalankan gastrodiplomasi dalam tajuk \"Korean Cuisine to The World\" sebagai sebuah alat untuk lebih mengenalkan serta membuat promosi pada budaya kuliner dari negara ini. Upaya diplomasi yang dilakukan oleh Korea Selatan disalurkan melalui serial drama, serta video musik artis- artis Korea (Nadia Mahza Prameswari, 2022; Nadia Mahza Prameswari,", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 38, "width": 369, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 8, No 2 – Mei 2024 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 400, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022) . Dengan adanya penyebaran ini, dunia lebih mengenal persebaran kebudayaan Korea Selatan sebagai \"Korean Wave\". Meningkatnya ketertarikan wisatawan asing yang datang mengunjungi Korea Selatan untuk mencicipi makanan khas Korea Selatan, membuat pemerintah Korea Selatan berkeinginaan untuk memperkenalkan makanan khas Korea Selatan kepada masyarakat di dunia. Pemerintah Korea Selatan telah melakukan diplomasi publik melalui budaya makanan dengan pemaksimalan gastrodiplomasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 400, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia dengan keberagaman budaya dalam negaranya membuat negara ini dikenal dengan banyaknya aneka makanan yang menggugah selera makan. Keanekaragaman makanan ini datang dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Makanan dianggap sebagai sebuah perwakilan budaya dari sebuah daerah. Tentunya terdapat cerita ataupun sejarah yang melatarbelakangi terciptanya sebuah makanan. Rendang, nasi goreng serta makanan lainnya yang telah mendunia, membuat nama negara Indonesia semakin terkenal melalui diplomasi budayanya (Romanti, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 423, "width": 400, "height": 206, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korea Selatan dan Indonesia merupakan dua negara yang memiliki kekayaan dan keunikan sendiri dalam dunia kuliner. Kedua negara dapat bekerja sama dalam bidang gastrodiplomasi untuk memperkenalkan kuliner dan mempromosikan kebudayaan masing-masing negara kepada dunia internasional. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa dalam melakukan gastrodiplomasi, kedua negara harus memperhatikan adanya perbedaan selera kuliner dan standar keamanan pangan, serta mempertahankan keberagaman kuliner dan kebiasaan makanan lokal yang beragam serta unik (Burhani, 2021). Dengan demikian, kerjasama bidang gastrodiplomasi antara Korea Selatan dan Indonesia dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua negara dalam memperkuat hubungan masing-masing negara dan mempromosikan kebudayaan kedua negara di mata internasional.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 633, "width": 400, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program gastrodiplomasi antara Indonesia dan Korea Selatan dari tahun 2019 hingga 2022 merupakan inisiatif bersama untuk mempromosikan pertukaran kuliner, meningkatkan sektor pariwisata, juga meningkatkan sektor perekonomian (Wahyuni, 2022). Program tersebut diluncurkan pada tahun 2019 dan masih berlanjut hingga 2022,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 392, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nobelis; Anwar; de Fretes; Hergianasari – Soft Power Diplomacy Korea Selat …", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 123, "width": 400, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan adanya agenda yang direncanakan dan dilakukan oleh kedua negara. Tujuan dari program ini adalah untuk menampilkan budaya kuliner Indonesia dan Korea Selatan yang unik dan beragam, mempromosikan pariwisata dengan menonjolkan atraksi kuliner dari kedua negara, serta memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 400, "height": 157, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu contoh gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Korea Selatan adalah dengan mengadakan K-Food Festival di Indonesia. Acara ini menampilkan makanan khas Korea Selatan yang dipromosikan oleh produsen makanan terkemuka Korea Selatan. Program ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan makanan khas Korea Selatan kepada masyarakat Indonesia dan meningkatkan kesadaran terhadap budaya Korea Selatan. Selain dari mengadakan acara K-Food Festival , pemerintah Korea Selatan juga mendukung pembukaan restoran-restoran Korea Selatan di Indonesia guna mempromosikan makanan serta budaya mereka di negara lain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 400, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya program gastrodiplomasi ini menggabungkan diplomasi antara makanan dengan budaya kuliner. Baik Korea Selatan dan Indonesia, keduanya memiliki aspek penting yaitu aspek kebudayaan yang ada pada negara masing-masing dalam identitas nasional (Yusuf, 2020). Maka dari itu sangat memungkinkan bagi kedua negara untuk menjalin hubungan dalam konteks gastrodiplomasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 463, "width": 400, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek-aspek yang mendukung terjadinya gastrodiplomasi antara Korea Selatan dengan Indonesia adalah kuliner dijadikan sebagai sebuah jembatan diplomatik antar negara. Melalui jalan pertukaran budaya kuliner antar negara ini mendorong kedua negara untuk saling memperkenalkan keunikan serta cerita-cerita yang terkandung dalam makanan masing-masing. Hal ini merupakan sebuah kesempatan yang besar karena dapat mempererat hubungan kedua negara ini. Selain itu, adanya promosi kuliner membuat kedua negara dapat meningkatkan perekonomian negara. Sektor pariwisata pun mendapatkan efek positif dari adanya kerjasama ini. Promosi wisata dapat dikembangkan untuk membuat negara Korea Selatan dan Indonesia semakin dikenal oleh publik luas melalui makanan khas negara masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 400, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gastrodiplomasi memungkinan bagi kedua negara untuk melakukan pertukaran budaya yang lebih intens lagi. Restoran, festival makanan, bahkan acara kuliner dapat dijadikan sebagai sebuah media pengenalan kuliner masing-masing negara. Melalui pengenalan ini, kedua", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 38, "width": 369, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 8, No 2 – Mei 2024 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 400, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negara dapat lebih memahami rasa serta cerita dibalik proses pembuatan sebuah makanan. (Agus Trihartono, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 401, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Serial drama Korea memainkan peran penting dalam penyebaran kebudayaan kuliner Korea Selatan. Produser serial drama memasukkan restoran yang memiliki makanan khas Korea Selatan sebagai set ruangan dalam serialnya. Dengan adanya restoran makanan Korea Selatan dalam serial drama Korea menciptakan minat yang besar untuk penontonnya terhadap makanan dari negara ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 401, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui penyebaran gambaran positif tentang makanan Korea Selatan di drama-drama mereka, industri hiburan Korea telah berhasil mempromosikan masakan Korea secara global. Secara keseluruhan, penyebaran makanan Korea Selatan melalui Korean drama adalah contoh yang baik dari bagaimana sebuah budaya populer dapat digunakan sebagai alat diplomasi budaya untuk membangun hubungan antar negara dan memperluas pengaruh kebudayaan suatu negara secara global.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 400, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gastrodiplomasi adalah salah satu bentuk dari Soft Power Diplomacy yang memanfaatkan budaya kuliner untuk memperkuat hubungan antarbangsa (Pujiyanti, 2017). Korea Selatan telah berhasil menerapkan strategi gastrodiplomasi sebagai bagian dari upaya penerapan Soft Power Diplomacy negara. Pemerintah Korea Selatan secara aktif mempromosikan dan mendukung promosi makanan tradisional Korea di luar negeri melalui makanan tradisionalnya yang kaya akan rasa dan variasi, seperti kimchi , bulgogi , bibimbap , dan berbagai hidangan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 520, "width": 400, "height": 157, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan memanfaatkan kepopuleran makanan Korea sebagai alat untuk berkomunikasi dengan dunia, Korea Selatan dapat memperluas pengaruh dan daya tariknya di tingkat global. Dengan memperkuat hubungan antarbangsa melalui kesamaan budaya makanan, Korea Selatan dapat menciptakan ikatan emosional dengan negara lain dan mempromosikan pemahaman lintas budaya. Dengan demikian, gastrodiplomasi merupakan salah satu instrumen dari Soft Power Diplomacy yang membantu Korea Selatan untuk memperkuat pengaruhnya di tingkat internasional dengan memanfaatkan kekayaan budaya kuliner tradisionalnya (Nadia Mahza Prameswari, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 99, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 392, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nobelis; Anwar; de Fretes; Hergianasari – Soft Power Diplomacy Korea Selat …", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 123, "width": 400, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring berjalannya waktu, dengan kompleksnya isu-isu hubungan internasional dan kepentingan dari masing-masing negara, muncullah salah satu gagasan dalam upaya untuk menjalankan kepentingan negara, yaitu dengan cara gastrodiplomasi. Gastrodiplomasi merupakan suatu bentuk diplomasi publik yang efektif dalam memperkuat hubungan antar negara dan mempromosikan budaya suatu negara kepada dunia internasional. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti program pertukaran budaya, konser musik, pameran seni, program pendidikan, ataupun melalui media sosial. Diplomasi budaya merupakan bagian dari diplomasi publik yang memberi penekanan pada penggunaan aspek-aspek budaya, seperti seni, musik, sastra, film, dan warisan budaya lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 317, "width": 400, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soft-power merupakan sebuah cara kerjasama dengan penggunaan metode yang halus. Soft-power tidak selalu memiliki bentuk yang nyata. Soft-power memiliki peranan serta kemampuan tersendiri dalam mempengaruhi perilaku dari individu yang lain . Soft power bersumber dari tiga sumber utama, antara lain kebudayaan, nilai politik, serta kebijakan luar negeri.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 414, "width": 401, "height": 142, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korea Selatan telah berhasil menerapkan strategi gastrodiplomasi sebagai bagian dari upaya penerapan Soft Power Diplomacy negara. Pemerintah Korea Selatan secara aktif mempromosikan dan mendukung promosi makanan tradisional Korea di luar negeri melalui makanan tradisionalnya yang kaya akan rasa dan variasi, seperti kimchi , bulgogi , bibimbap , dan berbagai hidangan lainnya. Dengan memanfaatkan kepopuleran makanan Korea sebagai alat untuk berkomunikasi dengan dunia, Korea Selatan dapat memperluas pengaruh dan daya tariknya di tingkat global.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 574, "width": 108, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 589, "width": 400, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agus Trihartono, P. B. (2020). Pembawa Pesan Terdepan: Diaspora Dalam Gastrodiplomasi Indonesia . Jurnal Entitas Sosiologi .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 400, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajeng Dwi Jayanti, S. S. (2019). Diplomasi Publik Korea Selatan Di Indonesia Melalui Sektor Pendidikan Korea International Cooperation Agency (KOICA). Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, XXVIII , 6.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 687, "width": 400, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aryani, J. I. (2020). Upaya Gastrodiplomasi Indonesia di Korea Utara.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 703, "width": 209, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hubungan Internasional , 235-256.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 38, "width": 369, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 8, No 2 – Mei 2024 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 400, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baskoro, R. M. (2022). Kisah Selera Dari Negeri Rempah: Memahami Gastrodiplomasi dari Perspektif Indonesia . Indonesian Perspektif , 227-249.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 397, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basnur, A. B. (2018). In Diplomasi Publik: Catatan, Inspirasi, dan Harapan. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 228, "width": 400, "height": 77, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Burhani, A. N. (2021). Gastrodiplomasi, Strategi Promosi Budaya Kuliner Indonesia ke Luar Negeri. Badan Riset dan Injeksi Nasional , 1. Ghafiqi, A. F. (2023). Gastrodiplomasi : Strategi Indonesia Dalam Membangun Nation Branding di Kancah Internasional . Journal of International Relations, Volume 9, Nomor 2 , 140-152.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 400, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamidi. (2004). Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang : UMM Press. .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 400, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ihalauw, J. J. (2003). Bangunan Teori. Fakultas Ekonomi UKSW , 174. Moleong, L. J. (2002). Metode Penelitian Kuantitatif . In Metode Penelitian Kuantitatif (p. 9).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 401, "height": 77, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadia Mahza Prameswari, H. S. (2022). Gastrodiplomasi Korea Selatan dalam Upaya Nation Branding di Indonesia Sebagai Negara Muslim Terbesar. Journal of Internasional Relations , 20-22. Pujayanti, A. (2017). Gastrodiplomasi – Upaya Memperkuat Diplomasi Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 471, "width": 400, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pujiyanti, A. (2017). GASTRODIPLOMASI – UPAYA MEMPERKUAT DIPLOMASI INDONESIA. Politica , 4.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 504, "width": 400, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romanti. (2023). Rendang, Agen Budaya Indonesia di Dunia Internasional. Inspektorat Jenderal Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia , 1.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 552, "width": 400, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roza, Y. M. (2023). Identitas Budaya Dan Sosial Pada Makanan Khas Daerah : Tinjauan Terhadap Perilaku Konsumsi Masyarakat Muslim Pada Bulan Ramadhan di Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen, 4 , 5.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 617, "width": 401, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seoul, K. (2023). Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia . Retrieved March 21, 2024, from https://kemlu.go.id/portal/id/read/4825/berita/bazaar-umkm- indonesia-mempersembahkan-kelezatan-kuliner-dan-mendorong-", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 682, "width": 154, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diplomasi-ekonomi-di-seoul", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 392, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nobelis; Anwar; de Fretes; Hergianasari – Soft Power Diplomacy Korea Selat …", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 727, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 123, "width": 400, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RND. In Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RND (p. 8). Jakarta : Penerbit Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 400, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni, P. I. (2022). Gastrodiplomasi Korea Selatan Melalui Global Hansik : Kimchi Diplomacy di Indonesia Tahun 2019-2021 (PANDEMI). Repository UNAS , 15.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 400, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, M. A. (2020). Identitas Nasional: Pengertian, Faktor, Jenis dan Unsur-unsurnya. In M. A. Yusuf, Identitas Nasional: Pengertian, Faktor, Jenis dan Unsur-unsurnya (p. 21). Jakarta: Gramedia Indonesia.", "type": "List item" } ]
d1564678-ef07-70be-97b5-c23ec33f1a8e
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/download/36173/26088
[ { "left": 160, "top": 38, "width": 277, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4th National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2019) SHEs: Conference Series 2 (1) (2019) 050 – 056", "type": "Page header" }, { "left": 169, "top": 759, "width": 339, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Influence o f Parent’s Education Background on Learning Achievement of Class IV Students Elementary School 1 Mengkowo Academic Year 2019/2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 193, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cita Suci Afira, Aliffah, Kuni Aminati", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 135, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Sebelas Maret [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 386, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History accepted 24/09/2019 approved 01/10/2019 published 01/12/2019", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 428, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is motivated by the differences in grades of grade IV grade students at Mengkowo. The purpose of this study was to study the educational background of the fourth grade students' learning achievement at Mengkowo Elementary School. This research is a quantitative descriptive research. With conclusions obtained through data analysis and chi- square test. The research sample was all grade IV students at Mengkowo Elementary School which were obtained by 31 students, using saturated sampling techniques. Data collection techniques through questionnaires and documentation. Questionnaire to collect all data on parents' educational level, while collection to collect all student achievement data. The results of the study were among the background studies of parents with the fourth grade students' learning achievements in the Mengkowo State Elementary School. The higher the level of parental education, the higher the learning achievement (in this case the students of Elementary School Mengkowo).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 327, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Parental education background, Learning Achievement", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 428, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan variasi nilai siswa kelas IV SD Mengkowo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV di SDN Mengkowo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Dengan kesimpulan diperoleh melalui analisis data dan uji chi-square. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Mengkowo yang berjumlah 31 siswa, digunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data melalui angket dan dokumentasi. Angket untuk mengumpulkan semua data tingkat pendidikan orang tua, sedangkan dokumentasi untuk mengumpulkan semua data prestasi belajar siswa. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh antara latar belakang pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Mengkowo. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi juga prestasi belajar anaknya (dalam hal ini siswa SDN Mengkowo).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 302, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Latar Belakang Pendidikan Orang Tua, Prestasi Belajar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 335, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Education Studies (SHEs): Conference Series https://jurnal.uns.ac.id/shes", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 596, "width": 86, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2620-9284 e-ISSN 2620-9292", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 722, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 277, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4th National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2019) SHEs: Conference Series 2 (1) (2019) 050 – 056", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 744, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 428, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revolusi industri 4.0 merupakan era yang lahirnya teknologi digital yang berdampak sangat masif terhadap setiap dimensi kehidupan manusia. Proses otomatisasi pada semua aktivitas manusia melahirkan banyak perubahan dan perkembangan yang begitu pesat sehingga merubah berbagai aspek kehidupan secara fundamental. Revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki ruang lingkup, dimensi, dan kompleksitas yang sangat luas. Teknologi yang mengintegrasikan aspek fisik, digital dan biologis telah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap bidang ilmu, ekonomi, industri, kesehatan, dan bahkan pendidikan. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada era ini telah memberikan konsekuensi terhadap besarnya tantangan yang berbeda dari sebelumnya. Banyak hal yang akhirnya berubah di era revolusi industri 4.0, pesatnya perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta sistem informasi dan komunikasi seperti akses internet yang cepat menjadi salah satu tanda datangnya era revolusi industri 4.0. Pada era ini dunia seakan-akan berada dalam genggaman tangan karena setiap kejadian di ujung dunia sana, akan dengan cepat diketahui di ujung dunia yang lain dalam waktu yang hampir bersamaan. Karakteristik era revolusi industri 4.0 ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu pengetahuan, sehingga sinergi diantara keduanya menjadi semakin cepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 431, "height": 364, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menyikapi tantangan era revolusi industri 4.0, maka bidang pendidikan tidak bisa mengabaikan begitu saja perubahan ini. Pendidikan harus mampu beradaptasi terhadap segala perubahan. Pendidikan harus harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif sehingga pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas dan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Melihat kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini, nampaknya tujuan yang diharapkan belum sepenuhnya terwujud. Jika merujuk beberapa hasil studi maka kualitas pendidikan di Indonesia masih belum maksimal. Dalam sebuah laporan mengenai Human Development Report 2016 yang dikeluarkan oleh Badan Program Pembangunan di bawah PBB (United Nations Development Programme/UNDP), terungkap fakta bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2017 hanya sebesar 70,81 sehingga berada di tingkat 113 dari total sebanyak 188 negara di dunia, turun dari peringkat 110 pada tahun 2014. Selain itu, sebuah studi Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: “The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education” yang dilakukan oleh UNESCO mengungkapkan bahwa Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia pada tahun 2011 menurun dari peringkat 65 ke peringkat 69 dari 127 negara, (Majid, 2014). Dari kedua data hasil studi tersebut diperoleh gambaran jelas mengenai masih rendahnya kulitas pendidikan di Indonesia. Akibatnya, daya saing bangsa Indonesia sangat rendah. Hal ini terlihat hasil survey, dari 57 negara di dunia Indonesia hanya menduduki urutan ke-37 (The World Economic Forum Swedia Report, 2000). Predikat Indonesia pun hanya sebagai follower dan bukan sebagai leader teknologi dari 53 negara peserta di dunia. Dari fakta yang dipaparkan di atas, maka diperlukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Semua stakeholder pendidikan harus berkontribusi untuk kemajuan pendidikan Indonesia sesuai dengan peran, tugas, fungsi dan kapasitasnya. Guru sebagai unsur yang bersentuhan langsung dengan siswa harus mampu menjadi agen perubahan yang dapat menyiapkan siswanya menjadi generasi penerus eksistensi bangsa, sehingga pendidikan mampu melahirkan generasi yang siap menghadapi berbagai tantangan yang muncul di masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 428, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merupakan cita-cita setiap bangsa untuk menjadikan seluruh rakyatnya dapat hidup bahagia dan sejahtera, hidup sejajar serta dihormati oleh bangsa-bangsa lain. Demikian pula bangsa Indonesia bercita-cita untuk tumbuh dan berkembang untuk kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya, hidup berdampingan dengan bangsa lain,", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 277, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4th National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2019) SHEs: Conference Series 2 (1) (2019) 050 – 056", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 744, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 428, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi serta dihormati bangsa-bangsa lain di dunia global. Cita-cita ini dapat dan harus diraih dengan kemampuan sendiri, dan hanya dapat diwujudkan melalui pendidikan bagi seluruh anak bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 428, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru sebagai garda terdepan di bidang pendidikan, harus terus melakukan pengembangan diri secara berkelanjutan agar menjadi guru yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Guru harus mengubah perspektif tentang pendidikan agar dapat beradaptasi dengan teknologi baru dan siap menghadapi tantangan global. Perubahan yang dilakukan tentu tidak cukup hanya sekadar metode mengajar, tetapi jauh yang lebih penting adalah guru harus mengubah perspektif terhadap konsep pendidikannya tentang bagaimana menyiapkan anak didiknya menghadapi persaingan era revolusi industri 4.0. Dalam era revolusi industri 4.0, pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan peserta didiknya menghadapi tiga hal berikut: 1) pendidikan harus menyiapkan anak agar mampu bekerja untuk pekerjaannya saat ini belum ada; 2) pendidikan harus menyiapkan anak untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang masalahnya saat ini belum muncul, dan 3) pendidikan harus menyiapkan anak untuk dapat menggunakan teknologi yang pada saat ini teknologinya belum ditemukan. Sungguh sebuah tugas yang tidak mudah bagi dunia pendidikan, khususnya para guru. Untuk bisa menghadapi tantangan tersebut, syarat utama yang harus dimiliki yaitu bagaimana menyiapkan guru yang memiliki kualitas dalam kualifikasi dan kompetensinya (Baihaqi, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 363, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 220, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendidikan di Era revolusi industri 4.0", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 429, "height": 225, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan sangat berat bagi guru Indonesia. Mengutip pendapat Jack Ma dalam kegiatan World Economic Forum 2018, jika guru tidak mengubah metode mengajar, maka 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan yang sangat besar. Pendidikan adalah wilayah yang dipandang paling bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depannya, bagaimanapun bentuknya. Di masa yang akan datang, persaingan menjadikan hidup menjadi tidak mudah akibat dari tantangan global. Namun, di balik maraknya perdebatan mengenai abad ke-21 yang seringkali disebut dengan era revolusi industri 4.0, guru perlu menyiapkan pendidikan dan pembelajaran yang tidak hanya penuh dengan muatan pengetahuan. Pendidikan yang dilaksanakan jangan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan sebagaimana saat ini terjadi karena hal itu akan melahirkan anak didik yang tidak mampu bersaing dengan mesin. Transfer pengetahuan yang dominan dalam pendidikan dan pembelajaran harus diubah agar kelak generasi muda Indonesia mampu bersaing serta mampu bersikap bijak dalam menggunakan mesin untuk kemaslahatan. Dalam pembelajaran, guru harus menanamkan nilai-nilai karakter kepada anak didiknya, termasuk dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi secara bijak serta sebagai sumber inspirasi bagi anak didiknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 428, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan dasar merupakan peletak pondasi dasar bagi anak-anak dalam mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan labih jauh lagi untuk menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Keberhasilan seseorang dalam menghadapi tantangan hidup, sangat tergantung pada pendidikan yang ditempuh sejak pendidikan dasar. Keberhasilan menempuh pendidikan dasar akan berdampak besar terhadap keberhasilan pendidikan berikutnya. Jika seorang anak mengalami kesulitan pada saat menempuh pendidikan menengah atau tinggi, maka bisa jadi anak tersebut tidak benar-benar memiliki pondasi yang kuat saat menempuh pendidikan dasar. Menjadi tugas sangat berat yang harus diemban seorang guru SD untuk mengantar anak didiknya meraih", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 277, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4th National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2019) SHEs: Conference Series 2 (1) (2019) 050 – 056", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 744, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 428, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tujuan-tujuan yang diharapkan. Karena itulah, guru SD diharuskan untuk terus mengembangkan dirinya agar memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 283, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Keterampilan Guru SD di Era Revolusi Industri 4.0", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 431, "height": 364, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan pada setiap dimensi kehidupan. Salah satu perubahan tersebut adalah aktivitas sehari-hari dan produktivitas manusia yang semakin berkurang karena perannya mulai tergantikan oleh mesin. Dampaknya, peran manusia mulai tereduksi dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai contoh, kemunculan onlineshop (toko online) yang menggunakan sistem perdagangan digital dewasa ini telah menggerus eksistensi pedagang tradisional. Saat ini, orang lebih memilih melakukan transaksi jual beli secara online yang memberikan kemudahan karena dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Beberapa kegiatan industri yang mengandalkan tenaga manusia juga telah tergantikan oleh tenaga robotik. Dalam lima tahun yang akan datang, diprediksi akan menghilangkan lebih dari 35% jenis pekerjaan manusia, dan dalam sepuluh tahun kemudian akan menghilangkan hampir 75% jenis pekerjaan, karena perannya digantikan oleh teknologi digitalisasi program. Demikian halnya pada dunia pendidikan, mungkin saja pada saatnya peran guru sebagai transformator dan fasilitator pengetahuan kepada anak didiknya akan terreduksi, karena konten pengetahuan dan simulasi peraga pembelajaran akan tersedia dalam bentuk digitalisasi program. Menyikapi tantangan era revolusi industri 4.0, maka guru tidak bisa mengabaikan perubahan ini. Sebaik apapun sistem dan kurikulum yang disusun dan ditetapkan, tidak akan ada manfaaatnya ketika guru tidak mampu dan mau berubah mengikuti tuntutan perkembangan yang ada. Maka dibutuhkan kesiapan guru dalam mengikuti arus perubahan yang terjadi begitu cepat dari waktu ke waktu. Guru dituntut untuk cepat beradaptasi dengan perkembangan dunia. Guru dituntut untuk terus mengembangkan diri agar memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan yang terjadi di era revolusi industri 4.0. Menurut Frydenberg & Andone (Nahdi, 2019) untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, setiap orang harus memiliki beberapa keterampilan di antaranya berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, serta terampil dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Dengan demikian, dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 setidak guru harus memiliki keterampilan berpikir kreatif, berpikir kritis, dan literasi digital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 93, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Berpikir Kreatif", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 527, "width": 408, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kreatif berarti memiliki daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan, suatu kemampuan untuk melahirkan hal yang baru, baik berupa ide atau gagasan maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan sebelumnya. Ada pun berpikir kreatif adalah sebuah proses berpikir yang melibatkan unsur-unsur keaslian, kelancaran, keluwesan, dan elaborasi. Berpikir kreatif dapat mengembangkan daya pikir yang meliputi wawasan dengan komponen-komponen yang luas (Susanto, 2013:110). Orang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dapat mengembangkan suatu gagasan baru yang berkualitas (Sani, 2014:15).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 641, "width": 408, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan paling penting dari pendidikan saat ini adalah melatih individu yang positif, kreatif dan efisien, yang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang berbeda, serta mampu berpikir fleksibel terbuka, bebas dan ilmiah (Bulut, 2019). Perkembangan teknologi telah menuntut semua orang untuk mampu menyesuaikan diri, termasuk seorang guru yang tugas melaksanakan pembelajaran bagi para anak didiknya. Guru sulit bersaing dengan mesin yang mampu melakukan pencarian informasi dan pengetahuan secara cepat dan efektif. Atas dasar itulah pada era revolusi industri 4.0, guru dituntut untuk mampu berpikir", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 277, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4th National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2019) SHEs: Conference Series 2 (1) (2019) 050 – 056", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 744, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 97, "width": 407, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kreatif dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Kreativitas seorang guru mutlak dibutuhkan untuk dapat mengubah situasi pembelajaran menjadi menarik dan efektif sesuai dengan perkembangan jaman. Jika di era revolusi industri 4.0 teknologi digital mempengaruhi aktivitas kehidupan, maka guru harus mampu menciptakan gagasan baru untuk merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknologi digital. Jika sebelumnya kegiatan pembelajaran masih bersifat tradisional, maka guru harus mengubah cara mengajar menjadi pembelajaran multi-stimulan agar lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa . Kreativitas guru dalam memanfaatkan teknologi informasi mutlak dibutuhkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan lebih termotivasi jika pembelajaran yang dilaksanakan memanfaatkan teknologi. Karenanya, dibutuhkan guru yang mampu menempatkan posisinya dengan tepat dan mampu mengoptimalkan perannya sebagai guru masa depan yang indentik dengan guru kreatif. Dengan guru kreatif inilah maka akan terlahir pula siswa yang inovatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 86, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Berpikir Kritis", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 300, "width": 411, "height": 250, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berpikir kritis adalah cara berpikir logis dan reflektif yang dipusatkan pada keputusan mengenai sesuatu yang harus diraih atau sesuatu yang harus dilaksanakan (Gane, 1980). Berpikir kritis adalah jenis pemikiran yang didasarkan pada individu yang mempertanyakan proses berpikir dirinya dan orang lain dalam memahami dunianya sendiri (Coskun dan Altinkurt, 2016). Sesorang yang mampu berpikir kritis akan mampu menganalisis atau mengevaluasi informasi yang diterima maupun masalah yang dihadapi, serta memiliki keinginan atau motivasi untuk menemukan jawaban dan pemahaman atas informasi atau masalah tersebut. Dengan berpikir kritis, maka kita dapat menelaah proses berpikir orang lain untuk mengetahui logika berpikir yang digunakan. Seseorang yang mampu berpikir kritis cenderung akan mencari kebenaran dan berpikir divergen sehingga terbuka dan toleran terhadap gagasan-gagasan baru. Di samping itu dengan berpikir kritis dapat menjadikan kita mampu menganalisis masalah dengan baik, mampu berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir secara mandiri (Nahdi, 2015: 14). Melalui kemampuan berpikir kritis, seseorang akan mampu menemukan analogi dan hubungan antara bagian- bagian informasi yang terpisah, mampu menentukan keseuaian dan keabsahan informasi yang digunakan untuk menyusun dan menyelesaikan masalah, serta mampu menemukan dan mengevaluasi solusi atau alternatif dalam mengatasi masalah yang dihadapi (Potts, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 553, "width": 408, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berpikir kritis merupakan kemampuan prasyarat yang harus dimiliki guru dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Semakin terbukanya informasi yang tersedia di internet menjadikan guru harus mampu kritis dalam menentukan keabsahan dan kebenarannya. Hal ini penting dimiliki guru agar kesalahan informasi yang diperoleh tidak sampai dikonsumsi oleh siswanya. Akan berbahaya jika guru menyampaikan informasi yang salah kepada siswanya. Selama ini siswa masih menganggap guru sebagai sumber informasi yang valid dan benar sehingga sesuatu yang salah akan dianggap benar jika itu keluar dari ucapan gurunya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 90, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Literasi Digital", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 667, "width": 408, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memasuki era revolusi industri 4.0, guru dan siswa hidup dalam dunia digital yang serba terbuka. Guru dan siswa harus memperoleh keterampilan literasi digital yang memungkinkan mereka memilih dan menggunakan perangkat digital yang sesuai untuk tujuan mereka (Durriyah & Juhdi, 2018). Dalam kaitan ini, peran dan eksistensi guru menjadi amat penting agar melek pada literasi digital. Literasi digital (digital literacy) merupakan keterampilan menggunakan teknologi dan", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 277, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4th National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2019) SHEs: Conference Series 2 (1) (2019) 050 – 056", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 744, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 97, "width": 407, "height": 251, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi dari perangkat digital dalam berbagai konteks akademik, karir dan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efisien (Gilster, 1997). Melalui kemampuan literasi digital, seseorang akan mampu membuat dan berbagi dalam ragam dan bentuk yang berbeda; mampu bekerjasama, dan melakukan komunikasi lebih efektif, serta dapat memahami menggunakan teknologi digital yang baik dalam mendukung proses tersebut (Hague dan Payton, 2010:2). Dengan kemampuan literasi digital, orang akan mampu memahami informasi secara efektif dan efisien, mampu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi, serta membangun jaringan komunikasi dan menggunakan berbagai aplikasi digital. Karakteristik literasi digital tidak hanya mengacu pada keterampilan dalam mengoperasikan dan menggunakan berbagai perangkat teknologi informasi dan komunikasi, tetapi juga untuk proses membaca dan memahami sajian isi perangkat teknologi serta proses menciptakan dan menulis menjadi sebuah pengetahuan baru (Kurnianingsih, 2017). Guru dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan berbagai program digital. Digitalisasi yang dapat dilakukan adalah digitalisasi proses pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan berbagai program aplikasi. Digitalisasi dalam kegiatan pembelajaran ini membutuhkan keterampilan yang terlatih, dan hingga saat cenderung masih menjadi permasalahan bagi sebagian guru.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 350, "width": 408, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di samping itu, seluruh anak didik yang ada di sekolah, termasuk siswa SD, merupakan digital native yang lahir dan tumbuh di era digital. Oleh karena itu, para guru harus mampu secara efektif membimbing dan mendampingi generasi muda yang mereka didik. Dengan literasi digital yang baik, anak akan mudah diarahkan untuk selektif dalam menerima informasi. Pelatihan literasi digital diperlukan agar siswa memiliki sikap kritis dalam menyikapi setiap informasi yang diterima. Siswa perlu diberikan pemahaman berkenaan dengan aturan dalam menggunakan sosial media pada kehidupannya (Silvana dan Cecep, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 464, "width": 61, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 428, "height": 200, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Era Revolusi industri 4.0 merupakan hasil inovasi dan kreatifitas manusia serta menjadi bagian dari perkembangan dinamika kehidupan manusia. Sektor pendidikan harus mampu mengimbanginya melalui strategi yang sistematis sesuai dengan dimensi dan orientasi revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 merupakan otomatisasi segala aktifitas yang bersifat akademis dan non akademis. Otomatisasi dengan pemanfaatan teknologi digital menjadikan segala aktivitas semakin disederhanakan namun dapat mereduksi dan bahkan menghilangkan peran manusia. Di samping itu, semakin terbukanya teknologi informasi menjadikan akses ke sumber informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Karenanya, untuk menghadapi era tersebut guru perlu memiliki keterampilan berpikir kreatif, berpikir kritis dan literasi digital dalam menghadapi segala tantangan dan perubahan. Keterampilan berpikir kreatif akan menjadikan guru lebih produktif dalam menghasilkan ide dan gagasan baru, keterampilan berpikir kritis akan menjadikan guru lebih selektif dalam menerima informasi yang diperoleh dari media daring, dan literasi digital akan menjadikan guru terampil menggunakan teknologi dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam tugasnya sebagai pendidik.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 38, "width": 277, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4th National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2019) SHEs: Conference Series 2 (1) (2019) 050 – 056", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 744, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 247, "top": 97, "width": 104, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 429, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baihaqi. (2019 ). Ini Lima Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru di Era Revolusi Industri 4.0. Kemenag Kalteng . Diakses dari https://kalteng.kemenag.go.id/palangkaraya/berita/501146/Ini-Lima-Kompetensi- yang-Harus-Dimiliki-Guru-di-Era-Revolusi-Industri-40.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 428, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bulut, B. (2019). The Impact of Peer Instruction on Academic Achievements and Creative Thinking Skills of College Students. International Journal of Educational Methodology . Volume 5 (3), 503 – 512.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 429, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coskun, M. V., & Altinkurt, Y. (2016). The Relationship between Values and Critical Thinking Dispositions of Pre-Service Teachers. Educational Process:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 178, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal , 5(4), 298-312.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 428, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Durriyah, TL. & Zuhdi, M. (2018). Digital Literacy With EFL Student Teachers:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 429, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Exploring Indonesian Student Teachers’ Initial Perception About Integrating Digital Technologies Into a Teaching Unit. International Journal of Education & Literacy Studies . 6 (3). 53-60. BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 429, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gane, R. M., Brings, L. J., & Wager, W. W. (1992). Principles of instructional Design 4th ed. Orlando: Holt Rinehart, and Winston. Gilster, P. (1997). Digital Literacy . New York: Wiley Hague, C dan Payton, S. (2010). “ Digital Literacy Across the Curriculum: a Futurelab Handbook. United Kingdom ” dalam https://www.nfer.ac.uk/publications/FUTL06/FUTL06.pdf, Retrieved 17 September 2019.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 431, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemdikbud. (n.d.). Jumlah Data Satuan Pendidikan (Sekolah) Per Provinsi . Retrieved 17 September 2019, from http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php Kurnianingsih, dkk. (2017). Upaya Peningkatan Kemampuan Literasi Digital bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah dan Guru di Wilayah Jakarta Pusat Melalui Pelatihan Literasi Informasi. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3 (1). 61-76", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 429, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Majid, M.S.A. (2014). Analisis Tingkat Pendidikan Dan Kemiskinan Di Aceh. Jurnal Pencerahan . Vol 8 (1). Hal 15- 37. Nahdi, D.S. (2019). Keterampilan Matematika di Abad 21. Jurnal Cakrawala Pendas . Vol 5 No 2. 133-140.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nahdi, D. S. (2015). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran Matematis Siswa Melalui Model Brain Based Learning. Jurnal Cakrawala Pendas . (I) hal. 13-22.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 428, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potts, B. (2004). Strategies for Teaching Critical Thinking. Journal of Practical Assesment, Research and Evaluation . 4 (3). 1-3. Sani. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013 . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 429, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Silvana dan Cecep. (2018). Pendidikan Literasi Digital di Kalangan Usia Muda di Kota Bandung . Jurnal Pedagogia. Vol 16 (2). 146-156 Susanto.(2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar . Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.", "type": "Text" } ]
66eab62a-b4a2-7d99-501d-280298f69502
https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar/article/download/61340/40826
[ { "left": 128, "top": 57, "width": 428, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol. 12 No. 1, hal. 84 –90 pISSN: 2302-3937 eISSN: 2745-4223", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 80, "width": 247, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "url. https://jurnal.uns.ac.id/jurnal-semar/article/view/61340 DOI. https://doi.org/10.20961/semar.v12i1.62340", "type": "Table" }, { "left": 223, "top": 769, "width": 183, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Universitas Sebelas Maret", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 769, "width": 10, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 55, "top": 139, "width": 493, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengenalan dan Pembuatan Ornamen Sebagai Bentuk Pembelajaran Sejarah dan Kebudayaan", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 194, "width": 351, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siti Indah Lestari* 1 , Ivo Ramadhani 1 , Joko Bintarto 2 , Afifah Salma 1", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 215, "width": 484, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Potensi Utama, Tanjung Mulia Medan, Indonesia 2 Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Potensi Utama, Tanjung Mulia Medan, Indonesia * corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 275, "width": 447, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted: 19 Mei 2022, Revised: 1 September 2022, Accepted: 22 Desember 2022, Published: 17 Maret 2023", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 300, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 325, "width": 514, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ornamen atau sering disebut desain dekoratif adalah seni yang digunakan dengan tujuan memperindah. Penerapan ornamen pada bidang interior banyak diterapkan pada lantai, plafon, dinding, bukaan dan elemen interior lainnya, selain tujuan memperindah, penggunaan ornamen pada elemen interior menyimpan fungsi dan makna didalamnya yang tidak banyak diketahui oleh banyak kalangan masyarakat. Menurut sejarawan arsitektur Sir John Summerson, dekorasi dan ornamen telah menjadi saksi dalam peradaban sejak awal sejarah dari \"Arsitektur Mesir Kuno\" hingga penurunan eksistensi ornamen pada abad ke-20. Tujuan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini mengenalkan ornamen dan pembuatan ornamen secara digitalisasi kepada kaum muda khususnya anak SMK agar dapat memahami sejarah budaya melalui ornamen dan meningkatkan kompetensi dalam bidang digitalisasi sesuai dengan tuntutan zaman. Target sasarannya adalah SMK Tarbiyah Islamiyah Medan, kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahapan yakni pemaparan materi mengenai ornamen dekoratif dari zaman mesir kuno hingga saat ini, pengenalan tool software dan pendampingan pembuatan ornamen secara digitalisasi. Hasil dari kegiatan yaitu siswa mengetahui sejarah seni budaya dari desain ornamen dan mampu membuat desain dengan teknik eksplorasi bentuk ornamen dari ide pemikiran secara digitalisasi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi software desain.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 502, "width": 266, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : ornamen; sejarah kebudayaan; pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 528, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 553, "width": 514, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ornament or often called decorative design is an art that is used with the aim of beautifying. The use of ornaments in the interior is widely applied to floors, ceilings, walls, openings, and other interior elements; in addition to beautifying purposes, the use of ornaments in interior elements stores functions and meanings in them that many people do not widely know. According to architectural historian Sir John Summerson, decorations and ornaments have been witnessed in civilization since the dawn of history, from \"Ancient Egyptian Architecture\" to the decline of ornamentation in the 20th century. The purpose of implementing this community service is to introduce ornaments and digitalized ornament-making to young people, especially vocational school children so that they can understand cultural history through ornaments and increase competence in digitization following the demands of the times. The target is SMK Tarbiyah Islamiyah Medan; this activity is carried out in several stages, namely the presentation of material on decorative ornaments from ancient Egypt to the present, the introduction of software tools, and assistance in making ornaments digitally. The activity results are that students know the history of art and culture from ornament design and can make designs with techniques for exploring ornament forms from digitalized ideas by utilizing the sophistication of design software technology.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 718, "width": 214, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". Keywords : ornament; cultural history; learning", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 59, "width": 403, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat), 12 (1), 84-90, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 223, "top": 769, "width": 183, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Universitas Sebelas Maret", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 769, "width": 10, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 42, "top": 94, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 117, "width": 513, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Ornare” merupakan bahasa latin dari ornamen yang berarti menghias, sering disebut desain dekoratif atau desain ragam hias. Ornamen dibentuk dari hasil kerajinan tangan berupa pakaian, perabotan juga termasuk arsitektur dan interior. Selain sebagai penghias, penyempurnaan ornamen tentu saja mencakup perspektif keindahan, misalnya untuk mengenalkan keindahan suatu hal sehingga menjadi unggul dan menarik, selain itu dalam ornamen, nilai-nilai yang tertuang didalamnya memiliki pengertian secara simbolis atau tujuan tertentu yang perlu dilakukan dengan pandangan hidup (logika kehidupan) orang atau komunitas yang membuatnya, sehingga objek yang digarapnya memiliki makna dan arti yang dalam, disertai kepercayaan tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 208, "width": 513, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada perkembangan selanjutnya, penggunaan ornamen juga memiliki tujuan tertentu dan di kemudian hari (saat ini) banyak aksentuasi yang cocok untuk pengayaan, dengan demikian dekorasi tersebut benar-benar komponen dari item pengerjaan yang dibuat dan ditambahkan untuk tujuan seolah-olah sebagai hiasan. Dengan demikian jelaslah bahwa tugas dan pekerjaan menghias adalah untuk memperindah suatu benda-benda. Tidak diragukan lagi dalam lingkup yang membandingkan bagaimana dan dimana dekorasi harus digunakan. Ternyata maknanya tidak seperti itu, karena dalam ornamen menyangkut persoalan lain yang lebih kompleks dan lebih luas. Karena itu perlu digambarkan ornamen pada semua tema, atau topik yang dikenakan pada benda-benda kerajinan, bangunan, dan pada permukaan apapun terlepas dari signifikansinya untuk struktur dan kegunaannya. Jika menilik kebelakang budaya mesir kuno adalah kebudayaan pertama yang tercatat menambah dekorasi untuk bangunan mereka, Ornamennya mengambil bentuk dunia alam dalam suasananya, menghiasi kepala pilar dan dinding dengan gambar papirus dan pohon palem.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 348, "width": 513, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan peninggalan-peninggalan yang ada, tampak bahwa ornamen-ornamen ada dalam kehidupan manusia purba, tepatnya pada zaman Neolitikum, kira-kira 4000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, ornamen sangat sering dijumpai pada sisa-sisa zaman klasik atau yang juga dikenal dengan zaman Hindu-Budha, maupun pada pertengahan zaman Islam. Ornamen paling berpengalaman yang ditemukan adalah berumur kurang lebih 150 Masehi. Sekitar tahun 1275 Masehi, tepatnya di tengah masa penjajahan, banyak ditemukan ornamen pada sisa-sisa bangunan. Pada peninggalan ornamen yang sering ditemukan, menunjukkan bahwa ornamen telah melekat pada kehidupan masyarakat. Entah itu sebagai hiasan, atau memiliki daya tarik tersendiri.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 437, "width": 513, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ornamen yang biasa ditemukan pada peninggalan di Indonesia, tidak hanya seperti lukisan, namun juga yang diukir dan dicetak. Bentuk kerajinan dekoratif dari waktu ke waktu telah berubah, di samping tingkat kemajuan mentalitas manusia terhadap seni dan budaya. Dalam hal ini, pegangan determinasi sosial dipengaruhi oleh aturan dan standar yang berlaku di masyarakat. Ornamen-ornamen yang diminati akhirnya dilindungi dari zaman ke zaman dan dijadikan hiasan, dalam tata cara atau dilakukan sesuai dengan aturan, standar, dan rancangan yang telah ditetapkan dalam proses dan berakhir pada pemahaman bersama dan telah dilakukan dari zaman ke zaman.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 525, "width": 513, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ragam hias atau ornamen merupakan warisan budaya yang dapat menjadi jembatan bagi kita untuk mengenal kehidupan di masa yang lampau dan mengetahui nilai-nilai luhur dari konsepsi kehidupan masa lalu dengan penggambaran di ornamen-ornamen yang diterapkan pada arsitektur, candi, relief dan lainnya. Untuk itu kita perlu melestarikan ornamen tersebut disesuaikan dengan era revolusi industri 4.0 dengan menggunakan media teknologi tepat guna untuk memodifikasi ornamen pada bentuk yang lain seperti merancang dan mengimplementasikan ornamen menggunakan media digitalisasi melalui tools-tools software sehingga ornamen dapat dieksplorasi dengan sedemikian rupa serta dapat disesuaikan dengan kemajuan teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 627, "width": 97, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Pelaksanaan", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 646, "width": 393, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini melalui beberapa tahapan yakni:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 659, "width": 401, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Sosialisasi pengenalan dan pembuatan ornamen untuk siswa SMK Tarbiyah Islamiyah", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 673, "width": 495, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kordinasi dengan sekolah sehubungan dengan pelaksanaan pengenalan dan pembuatan ornamen untuk siswa SMK Tarbiyah Islamiyah", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 702, "width": 121, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Mempersiapkan latihan", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 717, "width": 100, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pembuatan modul", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 731, "width": 112, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pelaksanaan kegiatan", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 746, "width": 314, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Monitoring dan Evaluasi Pelatihan dengan adanya tes kemampuan", "type": "List item" }, { "left": 42, "top": 59, "width": 403, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat), 12 (1), 84-90, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 223, "top": 769, "width": 183, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Universitas Sebelas Maret", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 769, "width": 10, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 82, "width": 499, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam jangka waktu 1 bulan, berikut ini tahapan pelaksanaan pelatihan:", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 94, "width": 494, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Administratif seperti melihat langsung objek yang akan dituju yakni SMK Tarbiyah Islamiyah untuk membuat kesepakatan bersama melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 124, "width": 495, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Persiapan pemaparan materi adalah menjelaskan materi mengenai ornamen dari zaman prasejarah hingga saat ini", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 153, "width": 433, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Persiapan pelatihan pembuatan ornamen menggunakan software dengan melakukan eksplorasi", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 167, "width": 364, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Memperlihatkan kepada siswa ornamen yang dibuat melalui proses digitalisasi", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 182, "width": 495, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Melakukan pendampingan pembuatan ornamen menggunakan software dengan memanfaatkan tool-tool yang disediakan", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 211, "width": 494, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Melakukan evaluasi dengan memberikan tes pembuatan ornamen untuk melakukan ekplorasi secara mandiri", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 250, "width": 513, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan poin-poin tersebut berikut uraian dalam kegiatan pengabdian ini yaitu metode yang digunakan untuk mencapai sasaran yakni pertama melakukan kuliah/ceramah mengenai topik yang akan disampaikan dengan tujuan memberikan pengetahuan dan memperkaya ide/wawasan pada peserta kegiatan. Setelah peserta mendapatkan informasi mengenai topik yang dituju kemudian pemateri melakukan peragaan terkait materi dengan meragakan teknologi yang akan diterapkan untuk melakukan eksplorasi ornamen/ragam hias dan peserta kegiatan mengikuti alur kerja pemateri sebagai bentuk pelatihan untuk mengetahui keterampilan dari para peserta dan kemudian mengevaluasi hasilnya untuk mengukur ketercapaian dari topik yang dituju.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 352, "width": 108, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 364, "width": 513, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosialisasi dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 19 Februari 2022 bertempat di SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah peserta dibatasi hanya 15 orang mengingat mematuhi protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19. Kegiatan ini dihadiri siswa kelas XII dengan jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dengan ketua kegiatan pengabdian yakni Ibu Siti Indah Lestari, S.Kom, M.Sn beserta anggota tim.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 428, "width": 513, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengukuran hasil sebelum dan sesudah pelatihan Pengenalan dan Pembuatan Ornamen Sebagai Bentuk Pembelajaran Sejarah dan Kebudayaan tersaji pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 464, "width": 174, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Reaksi Peserta Sebelum Pelatihan", "type": "Caption" }, { "left": 117, "top": 489, "width": 361, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Level Evaluasi Deskripsi 1. Reaksi Tingkat kepuasan peserta pelatihan 2. Pembelajaran Tingkat pembelajaran peserta pelatihan 3. Prilaku Implementasi hasil pelatihan 4. Hasil Keberhasilan pelatihan dari sudut pandang pemahaman peserta terhadap sejarah dan kebudayaan dari ornamen dan pembuatan ornamen secara digital melalui aplikasi Corel", "type": "Table" }, { "left": 263, "top": 591, "width": 22, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Draw", "type": "Table" }, { "left": 42, "top": 59, "width": 403, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat), 12 (1), 84-90, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 223, "top": 769, "width": 183, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Universitas Sebelas Maret", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 769, "width": 10, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 187, "top": 95, "width": 58, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 5 10 15 20 Sejarah Ornamen Budaya", "type": "Picture" }, { "left": 252, "top": 197, "width": 56, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Software Corel Draw", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 141, "width": 79, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejarah Ornamen Budaya 15% Software Corel Draw 20%", "type": "Picture" }, { "left": 224, "top": 249, "width": 149, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Hasil pelaksanaan pretest", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 273, "width": 513, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah siswa/i yang mengetahui dan mengenal beberapa ornamen dan asal daerahnya yaitu sebanyak 15% dari 15 peserta pelatihan dan 20% yang mengetahui cara penggunaan aplikasi software desain Corel Draw seperti tersaji pada Gambar 1. Berdasarkan gambar diagram diatas bahwa dapat disimpulkan siswa/i SMK Tarbiyah Islamiyah kelas XII-TKJ sebagian besar tidak mengenal bentuk ragam hias dari daerah-daerah yang khususnya ada di Sumatera Utara dan belum mahir dalam menggunakan aplikasi Corel Draw untuk menciptakan suatu karya digital bentuk ornamen.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 362, "width": 448, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peserta yang akan mengikuti kegiatan ini wajib mengisi form presensi seperti pada Gambar 2 berikut", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 615, "width": 143, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Form Presensi Kegiatan", "type": "Caption" }, { "left": 43, "top": 639, "width": 480, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan berikutnya pada gambar 3, siswa sebagai audience mendengarkan penjelasan dari pemateri mengenai “ornamen” dengan tujuan menanamkan pengetahuan tentang materi yang paparkan.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 59, "width": 403, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat), 12 (1), 84-90, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 223, "top": 769, "width": 183, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Universitas Sebelas Maret", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 769, "width": 10, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 259, "width": 189, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Pemaparan materi tentang ornamen", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 283, "width": 513, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 4, pemateri memberikan arahan dan pendampingan pembuatan ornamen pada aplikasi yang sudah disediakan di komputer lab, para siswa terlihat antusias mengikuti pelatihan dan berusaha untuk bisa membuat ornamen secara digitalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 502, "width": 238, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Melakukan pendampingan pembuatan ornamen", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 525, "width": 512, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan selanjutnya pemateri melakukan evaluasi terhadap siswa yang mengikuti pelatihan pembuatan ornamen, pada gambar 5 menunjukkan bahwasanya siswa berhasil melakukan eksplorasi pembuatan ornamen secara mandiri setelah mendapatkan pengarahan dan petunjuk dari pemateri", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 737, "width": 265, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Hasil eksplorasi siswa dalam membuat motif ornamen", "type": "Caption" }, { "left": 42, "top": 59, "width": 403, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat), 12 (1), 84-90, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 223, "top": 769, "width": 183, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Universitas Sebelas Maret", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 769, "width": 10, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 213, "top": 248, "width": 207, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Foto bersama setelah kegiatan pelatihan", "type": "Caption" }, { "left": 43, "top": 285, "width": 187, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Reaksi Peserta Setelah Pelatihan", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 313, "width": 116, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 10 20 30 40 50 60 70 80 Sejarah Ornamen Budaya Software", "type": "Picture" }, { "left": 258, "top": 448, "width": 48, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corel Draw", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 367, "width": 77, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejarah Ornamen Budaya 50% Software Corel Draw 80%", "type": "Picture" }, { "left": 191, "top": 491, "width": 215, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Hasil evaluasi setelah pelaksaan pelatihan", "type": "Caption" }, { "left": 43, "top": 515, "width": 513, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan dilakukan selama 2 bulan yaitu dengan jumlah pertemuan sebanyak 2 kali dalam 1 minggu, hasil dari pelatihan siswa/i SMK Tarbiyah Islamiyah kelas XI-TKJ mengenal sejarah budaya ornamen Sumatera Utara dengan peningkatan menjadi 50% dan skil kompetensi penggunaan software desain Corel Draw 80% dari 15 jumlah peserta pelatihan seperti tersaji pada Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 579, "width": 60, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 604, "width": 515, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data yang telah dipaparkan, disimpulkan bahwa: Pentingnya generasi Z untuk mengetahui pembelajaran sejarah dan kebudayaan terutama unsur-unsur ornamen yang terdapat dibangunan bersejarah, dan diketahui bahwa generasi Z memiliki karakter yang lebih cenderung senang dengan budaya instan. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan tercapai dengan baik, para siswa menjadi lebih mengenal asal usul sejarah ornamen dari budaya dan memahami teknik pembuatan ornamen menggunakan teknologi digital software desain. Pelatihan cara membuat ornamen dan pengaplikasian warna yang tepat untuk desain agar menghasilakan keindahan atau estetika yang memiliki unsur keharmonisan dalam suatu desain.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 706, "width": 107, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 718, "width": 514, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alhamdulillah penulis ucapkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan dari semua pihak yang berkaitan, dari Universitas Potensi Utama dan SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak yang telah memberikan fasilitas kepada kami pelaksana pengabdian kepada masyarakat .", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 59, "width": 403, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat), 12 (1), 84-90, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 223, "top": 769, "width": 183, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Universitas Sebelas Maret", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 769, "width": 10, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 42, "top": 94, "width": 72, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 107, "width": 513, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arthawani, G., 2021. Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember. Digital Repository Universitas Jember, September 2019, 2019–2022.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 145, "width": 512, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aulia, R., 2021. Kajian Efektifitas Ornamen Gigi Balang Sebagai Identitas Infrastruktur Kota Jakarta. Desain", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 158, "width": 499, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi Visual, Manajemen Desain Dan Periklanan (Demandia), 6(1), 45.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 202, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.25124/demandia.v6i1.2737", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 183, "width": 513, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Detha, A. I. R., 2019. Prosiding Seminar Nasional Ke-7. Jurnal Kajian Veteriner, September.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 496, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejurnal.undana.ac.id/JKV/article/view/1581%0Ahttp://ejurnal.undana.ac.id/JKV/article/download/1581/12", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 221, "width": 513, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ginting, E. Y., Rudiyanto, G., & Hutama, K., 2021. Bentuk, Ornamen Dan Makna Pada Cincin Tapak Gajah Tradisional Karo. Jurnal Seni Dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain, 3(2), 145–160. https://doi.org/10.25105/jsrr.v3i2.9431", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 259, "width": 513, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasanah, U., & Erdansyah, F., 2020. Prinsip Seni Rupa Dalam Menggambar Ornamen Melayu. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(2), 444. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21899", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 284, "width": 513, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kamal, M. N. (2020). Kerajinan Perak Tinjauan Pada Proses Dan Makna Simbolis Ornamen Di Home Industry Di Koto Gadang. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(2), 409. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21229", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 309, "width": 513, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuliah, M., Bali, O., Seni, F., & Dan, R., 2020. RPS , SAP , KONTRAK PERKULIAHAN DAN. Maulana, I., Akmal, A., & Yulika, F., 2018. Estetika Ornamen Rumoh Aceh Lubuk Sukon Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 7(2), 205. https://doi.org/10.24114/gr.v7i2.11067", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 347, "width": 513, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rukiah, Y., Saptodewo, F., & Alam, B. P., 2021. Makna Ornamen Pada Arsitektur Rumah Kebaya Tradisional Betawi. Deskomvis, 2(1), 33–42.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 373, "width": 513, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rupa, J. S., 2018. Nagari Koto Laweh Kabupaten Tanah Datarsumatera Barat. 07(September). S.T.H., A. E., Laksono, S. H., & Widjajanti, W. W., 2020. Arsitektur Neo Vernakular sebagai Salah Satu Aspek", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 499, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penunjang Pelestarian Kebudayaan Lamaholot. Tekstur (Jurnal Arsitektur), 1(2), 133–138.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 220, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.31284/j.tekstur.2020.v1i2.1152", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 423, "width": 513, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simbolon, E. Y., Zulkifli, & Sugito., 2021. Penerapan Ornamen Pada Desain Tote Bag Berdasarkan Prinsip Desain. Seni Rupa, 10, 185–193.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 448, "width": 513, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siregar, P. S., Sihite, O., & Erdansyah, F., 2019. Analisis Karya Lukis Pada Botol Kaca Bekas Dengan Menerapkan Ornamen Sumatera Utara Oleh Siswa Kelas Xi Smas Al-Washliyah Pasar Senen Medan T.a 2018/2019 Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip Desain. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 10. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.12652", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 486, "width": 513, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siregar, S. A., Sugito, S., & Atmojo, W. T., 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Kemampuan Mendisain Ornamen Dengan Hasil Belajar Membatik Motif Ornamen Batak Angkola Mandailing Siswa Kelas X Smk Karya Bunda Medan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(2), 363. https://doi.org/10.24114/gr.v8i2.15267", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 524, "width": 511, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suriadi, A., 2018. Jurnal sejarah dan pembelajaran sejarah. Kalpataru, 4(1), 17–28. https://jurnal.univpgri-", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 231, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/view/2494", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 550, "width": 513, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waisnawa. I Made Jayadi, 2013, Ornamen Bali Dalam Desain Interior Hotel Ari Putri, Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, vol. 11, nomor 2. https://doi.org/10.21831/imaji.v11i2", "type": "Text" } ]
c91f5d29-98a4-c356-fc5a-4204ffd4847d
https://www.jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jap/article/download/147/113
[ { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 356, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 68", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 95, "width": 413, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERENCANAAN DAN PEREKRUTAN SUMBER DAYA MANUSIA ABAD 21", "type": "Section header" }, { "left": 261, "top": 127, "width": 77, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadi Samanto", "type": "Section header" }, { "left": 205, "top": 140, "width": 185, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AAS Surakarta Email:[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 180, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 485, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the 21st century, competition for professional workforce is very strict because companies want a workforce that can work efficiently. So the company is very concerned about manpower planning for the foreseeable future. Recruitment of personnel can be done from within the organization or from outside the organization. Resource planning is the process of anticipating and making labor movement tools in and out of the organization, as well as guidelines for the organization's leadership and a series of changes to the recruitment plan. Changes in manpower planning are very influential not only in recruitment of labor but also in methods of selection, training, compensation and motivation. Organizational planning for the future is primarily concerned with manpower planning. First, human resources are closely linked to the process chain of planning, mapping the shape of an organization in which humans as models and ensuring familiarity and flexibility. Second, managers must follow a systematic model when undertaking a work plan. The situation is much related to labor demand forecasting, labor supply forecasting, and recruitment within the organization., Third, recruitment within the organization can come from within the organization and from outside the organization.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 160, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : planning, recruitment", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 229, "height": 217, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan sumber daya manusia adalah proses antisipasi dan pembuatan alat pergerakan orang-orang masuk dan keluar sebuah organisasi. Perencanaan sumber daya manusia merupakan pedoman bagi pimpinan organisasi dan serangkaian perekrutan perubahan rencana. Memperoleh tenaga kerja, kerja baru penting bagi manajer-manajer sejak organisasi industri dan jasa mendapatkan kesulitan yang tinggi untuk menerapkan kualifitas dari pembukaan pekarjaan. Pentingnya perencanaan sumber daya manusia dapat diketahui dari beberapa faktor yang ada di Amerika serikat :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 229, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Antara tahun 2000 dan 2010, terjadi peningkatan tenaga kerja dari 146 juta menjadi 168 juta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 722, "width": 229, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Diperkirakan tahun 2010 rata-rata umur angkatan kerja meningkat dari 34,7 tahun menjadi 41 tahun. sedangkan kelompok", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 437, "width": 215, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pekerja-pekerja umurnya dari 45 tahun menjadi 54 tahun meningkat sebesar 52 persen, kelompok 35 dan 44 manajemen lebih dari 10%.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 500, "width": 229, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kecepatan pertumbuhan segmen angkatan kerja di Asian Amerika (naik 37 persen) dan Hispanic (naik 36 persen), pengaruh kenaikan imigrasi.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 564, "width": 229, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Angkatan kerja perempuan sebesar 48 persen (dari 58 persen adalah sarjana) pada 2010.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 611, "width": 229, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Dalam waktu dekat, sepertiga angkatan kerja bekerja paruh waktu, pekerja temporer dan bekerja sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 659, "width": 229, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Prosentase pekerjaan dengan majikan meeka sepuluh tahun yang lalu awal 1990- an, maka dari 54 ke 57,6 persen.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 707, "width": 229, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Lima harapan untuk pengalaman lebih erat dari rata-rata pertumbuhan dari ahli teknik, pekerja jasa, profesional, tenaga penjualan, dan eksekutif dan tenaga manajemen.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 69", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 215, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "haarapan ini memutar pendidikan dan keahlian tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 127, "width": 229, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Lebih dari 10 tahun yang akan 1,3 juta pekerjaan terbuka untuk ahli teknik. Selain itu pertumbuhan industri jasa akan lebih cepat.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 190, "width": 229, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. 2,5 juta buta teknologi masuk menjadi tenaga kerja setiap tahun.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 229, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagaimana manajer mengantisipasi banyak pertumbuhan?. Bagaimana mereka menjadi orang yang tepat pada waktu yang tepat untuk bekarja sama baik dalam organisasi mereka?. komposisi perubahan dramatis dari angkatan tenaga kerja meminta manajer menjadi lebih terlibat dalam perencanaan sumber daya manusia. Perubahan ini berpengaruh tidak hanya perekrutan pekerja tetapi juga metode seleksi, pelatihan, kompensasi dan motivasi, meskipun perencanaan merupakan persoalan pokok manajemen, dasar kenaikan dan perencanaan sumber daya manusia menjadi hal yang khusus ketika organisasi mau bergabung. Pindah tempat, perumusan ukuran atau penutupan fasilitas operasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 508, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TUJUAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 523, "width": 229, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan Penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana kita membuat perencanan dan perekrutan sumber daya manusia untuk abad 21, dimana pada abad 21 ini, sumber daya manusia merupakan investasi yang pokok setiap organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 121, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA Sumber Daya Manusia", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 232, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan organisasi untuk masa depan mereka, manajer sumber daya manusia pasti berhubungan dengan strategi perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 95, "width": 229, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sumber daya manusia dan strategi perencanaan dihubungkan dengan 3 hal pokok berikut ini :", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 143, "width": 215, "height": 360, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mata Rantai Proses Perencanaan. Menuju strategi perencanaan, serangkaian tujuan organisasi yang besar dan merencanakan pengembangan perencanaan secara terpadu untuk mencapai tujuannya. Perencanaan sumber daya manusia berhubungan dengan strategi perencanan berada di depan terakhir dan dibelakang terakhir dari suatu proses. Di depan terakhir, perencanaan sumber daya manusia menjadikan serangkaian masukan dari proses formulasi strategi. Pada belakang dan terakhir, strategi perencanaan dan sumber daya manusia dihubungkan dengan waktu pengisian. Pertama kali strategi adalah sekumpulan eksekutif harus membuat keputusan sumber yang pokok dalam alokasi, termasuk struktur proses dan sumber daya manusia. Menuju sumber daya manusia merupakan fasilitator proses perencanaan yang penting dan", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 508, "width": 201, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipandang percaya dan menyambung kreasi organisasi untuk masa yang datang. Mata rantai positif ini terjadi ketika manajer sumber daya manusia menjadi penagur manajeman organisasi atau kelompok perencana strategi.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 603, "width": 201, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama-tama interaksi ini dan keberadaan struktur, manajer sumber daya manusia dikenal sebagai pengemban strategi perencanaan selain tap manajer.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 692, "width": 215, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pemetaan bentuk sebuah organisasi dimana manusia sebagai model.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 724, "width": 201, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mata rantai antara strategi dan sumber daya manusia sekarang terfokus dalam pengembangan inti kompetensi.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 70", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 95, "width": 126, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membedakan buruh-buruh :", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 109, "width": 131, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Pengetahuan inti pekerja.", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 124, "width": 194, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok buruh ini mempunyai keahlian khusus perusahaan langsung berhubungan dengan strategi perusahaan (seperti ahli Riset dan pengembangan pada perubahan", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 203, "width": 194, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "formasi atau ahli komputer pada perusahaan pengembangan software).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 235, "width": 194, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Macam buruh ini mengikat", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 251, "width": 194, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan bekerja untuk terlibat mengembangkan", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 267, "width": 193, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "otonomi dan kemerdekaan bertindak. Beberapa perusahaan cenderung untuk", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 314, "width": 194, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membentuk komitmen jangka waktu lama untuk buruh-buruh ini investasi dilanjutkan pelatihan menukar dan pengembangan barangkali memberikannya tempat dalam", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 394, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 409, "width": 207, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Buruh-buruh mendasarkan pekerjaan", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 424, "width": 194, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tradisional. Kelompok buruh ini mempunyai dengan nilai yang sedikit tetapi unik (seperti tenaga penjualan pada departemen store atau pengemudi truk untuk pelayanan jasa). Kemungkinan mereka dapat meninggalkan selain perusahaan, biasanya manajer mengurangi investasi dalam pelatihan dan pengembangan dan cenderung terfokus pada pembayaran untuk penampilan jangka pendek.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 614, "width": 208, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Pekerja kontrak. Kelompok buruh mempunyai nilai strategi yang kurang dan pada umumnya tersedia untuk semua perusahaan (misal: juru tulis, pekerja perawatan, staf akunting dan sumber daya manusia). Individu pada pekerjaan ini disewa dari agen luar atas dasar kontrak dan dalam ruang lingkup tugas menukar dibatasi. Hubungan perburuhan cenderung tradisional terfokus pada aturan dan", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 95, "width": 193, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prosedur dengan sangat kecil dalam pengembangan.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 124, "width": 208, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Gabungan/sekutu. Kelompok individu ini mempunyai keahlian yang unik tetepi tidak langsung berhubungan dengan inti strategi (pengacara, konsultan atau ahli riset laboratorium). Meskipun perusahaan tidak dapat mengadili secara internal perburuhan, kebebasan mereka bersinggungan arah dari strategi, individu ini mempunyai keahlian yang khusus dan tidak selalu tersedia pada semua perusahaan. Sebagai akibat, perusahaan- perusahaan cenderung pada aliansi jangka panjang dan bersekutu dengan mereka dan hubungan berjalan terfokus dengan saling menguntungkan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 342, "width": 215, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menjamin Keakraban dan Fleksibilitas Pada langkah ketiga sumber daya manusia dan strategi perencanaan dihubungkan untuk meluruskan kebijakan, rencana kerja, dan praktek sumber daya manusia dengan keperluan strategi sebuah organisasi. Kebijakan sumber daya manusia dan praktek membutuhkan 2 macam pencapaian kecakapan :", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 501, "width": 208, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Kecakapan eksternal (meluruskan eksternal) berfokus pada hubungan antara tujuan perusahaan dari inisiatif sumber daya manusia. Sebagai contoh, jika perusahaan berjalan pada pencapaian biaya rendah. strategi kebijakan sumber daya manusia dan prakteknya membutuhkan kekuatan kembali ide ini dengan efisien dan perilaku yang dapat dipercaya. Di lain pihak, jika organisasi berkompetensi menuju inovasi, pengembangan produk baru dan seperti kebijakan sumber daya manusia lebih diluruskan dengan kreasi fleksibilitas dan kreatifitas.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 704, "width": 208, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Kecakapan internal (meluruskan internal) berarti sumber daya manusia satu dengan lain menetapkan konfigurasi yang saling menguntungkan. Sebagai contoh, design pekerjaan, staffing, pelatihan kinerja", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 71", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 95, "width": 194, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompensasi dan terfokus pada perilaku yang sama. Kesalahan sering terjadi pada pelatihan program, sebagai contoh difokuskan kerja tim dan bagian, sedangkan penilaian dan kompensasi memperkuat ide individu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 229, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Manajer mengikuti proses yang sistematis atau model ketika mengambil perencanaan sumber daya manusia .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 215, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada tiga proses kunci yaitu Peramalan permintaan untuk bawah, peramalan permintaan penawaran bawah, dan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 159, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Peramalan permintaan buruh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 201, "height": 265, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebuah kunci komponen perencanaan sumber daya manusia adalah penawaran jumlah dan macam orang yang membutuhkan bertemunya tujuan organisasi. Beberapa faktor organisasi, termasuk strategi persaingan, tehnologi, struktur, dan produktiviotas dapat mempengaruhi permintaan tenaga kerja. Peramalan merupakan lebih cenderung ke sesi dari pada pengetahuan, menyediakan pendekatan non eksak dibandingkan hasil yang pasti. Perubahan lingkungan pada operasi organisasi mengimbang, problem ini. Sebagai contoh perkiraan perubahan produk dari jasa pada permintaannya adalah dasar peramalan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 201, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antisipasi perubahan pada nasional dan regional ekonomi. Perubahan internal organisasi merubah teknologi, organisasi atau", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 201, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi harus mempertimbangkan faktor lingkungan pada kebutuhan peramalan staf.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 201, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peramalan staf membutuhkan hubungan dengan sumber daya kenangan organisasi. Ada tidak pendekatan peramalan sumber daya manusia yaitu", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 95, "width": 201, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuantitatif dan kualitatif. ketika konsentrasi pada kebutuhan sumber daya manusia, peramalan diutamakan pada kuantitas, dan besar organisasi,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 158, "width": 135, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingginya pelatihan khusus.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 174, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan Kuantitatif.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 190, "width": 201, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan kuantitatif untuk peramalan menggunakan statistik atau matematika, keduanya digunakan dengan teori dan perencanaan profesional. Sebagai contoh analysis trend, membutuhkan peramalan karyawan pada dasar induk organisasi dan salah satunya digunakan untuk memperkirakan permintaan sumber daya manusia.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 349, "width": 107, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan Kualitatif", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 365, "width": 202, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk dari pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif untuk peramalan kurang menggunakan statistik, perencanaan sumber baya manusia akan ahli pada penyediaan peramalan untuk mengantisipasi", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 444, "width": 215, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebutuhan staf. Peramalan manajeman adalah pandangan pengawas, manajer departemen, ahli-ahli. b. Peramalan Penawaran buruh-buruh", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 539, "width": 201, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, sebuah organisasi meramalkan kebutuhan yang akan datang untuk berubah, kemudian menentukan kecukupan jumlah dan macam buruh untuk antisipasi perubahan. Seperti dengan permintaan, proses melibatkan tingkat kelancaran dan membuat proyeksi masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 682, "width": 164, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penawaran Tenaga Kerja Internal", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 698, "width": 172, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebuah penawaran analisis", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 713, "width": 202, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "internal, mungkin mulai dengan penyediaan tabel staf. Tabel staf adalah grafik dari semua pekerjaan organisasi, jumlah buruh selama menduduki", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 72", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 201, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pekerjaan (dan mungkin trunan dari kebutuhan karyawan masa yang akan datang dari peramalan permintaan). Teknik lain yang disebutkan Markov analysis menunjukkan persentase (jumlah senyatanya) dan buruh tiap-tiap pekerjaan dari satu tahun ketahun yang akan datang, seperti siapa saja yang dipromosikan, yang diturunkan, dipindahkan atau keluar organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 201, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penawaran sumber daya manusia membutuhkan manajer yang baik dari perputaran buruh dan ketidak-hadiran, kita memasukkan formulasi untuk perhitungan perputaran tenaga kerja dan tingkat ketidakhatian. Perhitungan ini dibuat dengan mudah dan di gunakan oleh manajer organisasi kecil dan besar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penawaran Tenaga Kerja Eksternal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 201, "height": 360, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika sebuah organisasi terdapat kunjungan penawaran tenaga kerja internal untuk promosi, atau ketika masalah pada tingkat staf, manajer harus mempertimbangkan penawaran tenaga kerja eksternal. Banyak faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja, meliputi perubahan demograsi kependudukan, nasional dan regional ekonomi, tingkat pendidikan angkatan kerja, permintaan untuk keahlian khusus buruh, mobilitas penduduk, dan kebijakan pemerintah, tingkat penganguran nasional dan regional sering dipertimbangkan sebuah barometer umum dari penawaran tenaga kerja. Keseimbangan Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja Selanjutnya perencanaan sumber daya manusia, menuju oreganisasi yang terjadi keseimbangan untuk permintaan", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 95, "width": 105, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan penawaran.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 95, "width": 201, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertimbangan permintaan di dasarkan keuntungan pada peramalan kegiatan perusahaan.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 143, "width": 201, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertimbangan penawaran melibatkan ketentuan dimana dan bagaimana calon- calon dengan kualifikasi yang dibutuhkan digunakan untuk mengisi lowongan. Karena kesulitan penentuan lokasi/tempat untuk sejumlah pekerjaan membutuhkan peningkatan pelatihan, aspek perencanaan telah menerima banyak penukaran, sebagian besar usaha perencanaan dibutuhkan untuk perekrutan anggota untuk pekerjaan manajeman dan pekerjaan teknik yang membutuhkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 381, "width": 172, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perekrutan dalam Organisasi.", "type": "Section header" }, { "left": 340, "top": 396, "width": 201, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perekrutan adalah proses menentukan tempat pelamar dan memberikan untuk menetapkan atau membuka pekerjaan. Selama dalam promosi, usaha dibuat untuk pelamar secara penuh tentang kualifikasi untuk menjalankan pekerjaan dan kesempatan karier. Organisasi yang dapat ditawarkan pada buruhnya. Teristimewa lowongan yang akan diisi oleh seseorang dari dalam organisasi atau dari luar, oleh karena itu tergantung tersedianya personil, kebijakan sumber daya manusia, dan keperluan pekerjaan pada staf.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 619, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sumber Kandidat dari Dalam", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 634, "width": 187, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perekrutan mungkin bisa mengingatkan kita tentang agen-agen tenaga kerja dan iklan khusus, tetapi karyawan yang telah ada saat ini seringkali merupakan sumber tenaga kerja yang terbaik.", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 730, "width": 187, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengisi posisi yang lowong dengan calon dari dalam memiliki banyak keuntungan.", "type": "Text" }, { "left": 496, "top": 761, "width": 45, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama,", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 73", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 187, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebenarnya tidak ada penggantian untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan seorang calon. Karenanya sering kali lebih aman untuk", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 158, "width": 187, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempromosikan karyawan dari", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 174, "width": 187, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam, karena Anda mungkin tidak bisa memiliki pandangan yang lebih akurat tentang ketrampilan seseorang dari luar. Calon dari dalam juga mungkin lebih berkomitmen pada perusahaan. Semangat juang akan muncul, hingga cakupan dimana karyawan melihat promosi sebagai penghargaan untuk kesetiaan dan kompetensi. Kandidat dari dalam juga membutuhkan lebih sedikit orientasi dan pelatihan dari pada kandidat dari luar.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 381, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meski demikian,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 396, "width": 187, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempekerjakan dari dalam juga memiliki kekurangannya. Karyawan yang melamar untuk pekerjaan dan tidak mendapatkannya kemungkinan menjadi tidak puas, maka sangatlah penting untuk memberi tahu pelamar yang tidak berhasil tentang mengapa mereka ditolak dan tindakan perbaikan seperti apa yang diambil agar lebih berhasil dimasa depan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 555, "width": 187, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak pengusaha meminta kepada manajer untuk memberitahukan lowongan pekerjaan dan mewawancarai semua calon dari dalam. Namun seringkali para", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 187, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manajer telah lebih dahulu", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 650, "width": 187, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengetahui siapa yang tepat dengan pekerjaan itu. Meminta manajer mewawancarai banyak calon dari dalam bisa menjadi pemborosan waktu bagi semua orang. Banyak kelompok yang tidak puas saat bos baru mereka ditunjuk dari dalam bagian mereka sendiri tetapi termasuk", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 95, "width": 186, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai pendatang baru; mungkin sulit bagi orang dari dalam untuk menghilangkan reputasi \"salah satu dari anggota kita\".", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 158, "width": 201, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menentukan Kandidat Internal. Untuk menjadi efektif, promosi", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 190, "width": 187, "height": 455, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari dalam membutuhkan penggunaan publikasi pekerjaan, catatan personil, dan data bank ketrampilan. Publikasi pekerjaan berarti mempublikasikan pekerjaan yang lowong kepada karyawan (seringkali dengan cara tertulis menempatkannya pada papan buletin atau internet) dan menyebutkan antribut pekerjaan itu, seperti kualifikasi, penyeli, jadwal kerja, dan tingkat gaji. Beberapa kontrak serikat kerja membutuhkan publikasi pekerjaan untuk memastikan para anggota serikat mendapatkan pilihan pertama akan posisi baru dan lebih baik. Namun demikian publikasi pekerjaan bisa merupakan sebuah praktek yang bagus bahkan dalam perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, bila ia memfasilitasi perpindahan dan promosi calon dari dalam yang memenuhi syarat. (Namun, seringkali perusahaan tidak mempublikasikan pekerjaan penyeliaan; manajemen lebih suka untuk memilih calon penyeliaan berdasarkan hal-hal seperti rekomendasi penyelia, dan hasil penilaian dan pengujian).", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 650, "width": 187, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Catatan personil juga penting. Sebuah pemeriksaan catatan personil (termasuk formulir aplikasi) bisa mengungkapkan keryawan yang bekerja dengan level pendidikan dan ketrampilan yang sesuai. Hal ini juga mengungkapkan orang yang memiliki potensi untuk pelatihan lebih lanjut", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 74", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 187, "height": 312, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atau yang telah memiliki latar belakang yang tepat untuk pekerjaan yang lowong itu. Sistem pencatatan terkomputerisasi (seperti yang dibahas di atas) bisa membantu memastikan Anda mempertimbangkan calon dari dalam yang memenuhi syarat untuk lowongan itu. Beberapa perusahaan juga mengembangkan :bank data ketrampilan\" yang berisi daftar karyawan yang ada sekarang dengan ketrampilan yang khusus. sebagai contoh, bila Anda membutuhkan seorang insinyur angkasa luar (aerospace) dalam unit A, dan bank data memperlihatkan seseorang dengan ketrampilan tersebut dalam unit B, orang itu bisa didekati untuk dipindahkan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 201, "height": 360, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Mempekerjakan Karyawan Kedua kalinya Belakangan ini, banyak manajer yang mengangap tidak bijaksana untuk mempekerjakan kembali mantan karyawan, seperti mereka yang telah sengaja pindah untuk pekerjaan yang lebih baik. Berhenti seringkali dipandang sebagai sebuah bentuk penghianatan. Para manajer sering berasumsi bahwa mereka yang telah keluar mungkin akan memperlihatkan ketidaksetiaan atau perilaku yang baru dipekerjakan kembali. Memperkerjakan kembali mantan karyawan memiliki pro dan kontranya sendiri. Sisi baiknya, mantan karyawan adalah kuantitas yang telah dikenal, dan telah mengenal budaya, gaya, dan cara perusahaan melakukan banyak hal. Di sisi lain, karyawan yang telah keluar mungkin kembali dengan", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 95, "width": 187, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perilaku yang kurang-positif. Dan memperkerjakan mantan karyawan yang telah keluar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik kembali ke posisi yang lebih baik bisa memberi inspirasi kepada keryawan yang ada sekarang bahwa cara terbaik untuk maju adalah dengan meninggalkan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 238, "width": 187, "height": 201, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagaimanapun, ada beberapa cara untuk mengurangi kesempatan reaksi yang merugikan. Sebagai contoh, saat karyawan yang dipekerjakan telah kembali ke pekerjaan yang lalu, berikan mereka penghargaan sesuai perhitungan pelayanan yang telah mereka kumpulkan sebelum meeka pergi. Hal ini mungkin memberikan dampak positif seperti terisinya waktu libur, dan kerenanya berdampak terhadap semangat juang. Sebagai tambahan,", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 444, "width": 187, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanyakan (sebelum kembali memperkerjakan mereka) apa yang mereka lakukan selama diberhentikan dan bagaimana perasaan mereka kembali bekerja di perusahaan. \"Anda tidak ingin saeseorang yang kembali merada pernah diperlakukan tidak baik,\" kata seorang manajer.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 571, "width": 135, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Perencanaan Pengantian", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 587, "width": 187, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memprediksikan tersediannya calon eksekutif dari dalam sangat penting dalam perencanaan pengantian \"proses dalam memastikan tenaga penganti yang cocok untuk pekerjaan senior atau pekerjaan kunci pada saat ini dan dimasa depan.\" Perencanaan pengantian sering membutuhkan serangkaian langkah yang rumit.", "type": "Table" }, { "left": 383, "top": 746, "width": 64, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan", "type": "Text" }, { "left": 485, "top": 746, "width": 56, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengantian", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 761, "width": 171, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biasanya meliputi aktifitas seperti :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 75", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 187, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Memproyeksikan kebutuhan manajer dan profesional untuk level, fungsi, dan ketrampilan yang dibutuhkan perusahaan.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 158, "width": 186, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Mengaudit bakat eksekutif yang", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 174, "width": 187, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada sekarang untuk memproyeksikan kemungkinan tenaga potensial di masa depan yang bersumber dari dalam. 3) Merencanakan jalur karir seseorang berdasarkan pada perkiraan obyektif kebutuhan masa depan dan perkiraan potensi.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 301, "width": 187, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Konseling karir dalam konteks kebutuhan perusahaan di masa depan, juga kebutuhan perorangan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 349, "width": 187, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Promosi yang dipercepat sesuai dengan perkembangan yang", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 381, "width": 173, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditargetkan terhadap kebutuhan masa depan bisnis itu.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 412, "width": 186, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Pelatihan dan perkembangan yang terkait dengan prestasi untuk menyiapkan peran seseorang di masa depan dan juga tanggung jawabnya sekarang.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 492, "width": 187, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Perekrutan strategi yang terencana untuk mengisi kebutuhan jangka- pendek dan menyiapkan orang untuk memenuhi kebutuhan masa", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 555, "width": 35, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "depan.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 571, "width": 187, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Mengisi posisi itu melalui perekrutan, promosi dari dalam, dan seterusnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 201, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Calon Karyawan Yang Bersumber dari Luar.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 650, "width": 187, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan tidak selalu bisa mendapatkan semua karyawan yang mereka butuhkan dari staf yang ada sekarang, dan terkadang mereka juga tidak ingin. sebagai contoh, saat dewan direksi Delra Airlines memutuskan perlu menyuntikkan sebuah persepsi baru, mereka", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 95, "width": 187, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memilih, Leo Mulling, yang bukan staf perusahaan itu untuk menjadi CEO yang baru. Berikut ini kita akan melihat", "type": "Text" }, { "left": 415, "top": 143, "width": 126, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumber-sumber yang", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 158, "width": 187, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan perusahaan untuk menemukan calon karyawan dari luar.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 190, "width": 65, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Periklanan.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 206, "width": 187, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua orang telah mengenal iklan pekerjaan, dan kebanyakan telah merespons satu atau lebih iklan tersebut. Agar berhasil dalam menggunakan iklan lowongan, pengusaha harus menekankan dua masalah : media periklanan dan bentuk iklannya.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 333, "width": 201, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Agen-agen Pekerjaan Ada tiga jenis agen pekerjaan :", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 365, "width": 187, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) agen publik yang dikelola oleh pemerintah federal, negara bagian, atau lokal, (2) agen yang terkait dengan organisasi nonprofit, dan (3) agen milik swasta.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 444, "width": 152, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Agen Publik dan Nonprofit.", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 460, "width": 187, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap negara bagian memiliki agen pelayanan pekerjaan yang dijalankan oleh publik dan negara bagian. Departemen Tenaga Kerja A.S mendukung agen ini, sebagian melalui bantuan, dan sebagian melalui bantuan lain seperti bank data tenaga kerja yang terkomputerisasi di seluruh negara. The National Job Bank para konselornya yang berada dalam satu negara bagian mampu memberuhau para pelamar tentang pekerjaan yang tersedia bukan hanya diwilayah itu saja, tapi diwilayah lain juga.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 698, "width": 187, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agen-agen ini adalah sumber penting bagi para pekerja kerah-biru dan kerah-putih, bahkan beberapa pengusaha telah memiliki berbagai pengalaman dengan mereka. Contoh,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 76", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 187, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelamar untuk asuransi diminta untuk mendaftar dan menyiapkan diri untuk wawancara. Sebagian orang ini tidak tertarik untuk kembali kerja, sehingga pengusaha bisa mendapatkan pelamar yang jumlahnya hanya sedikit atau tidak ada sama sekali. Adil atau tidak, pengusaha barangkali memandang sebagian dari agen lokal ini agak malas dalam berusaha untuk mengisi lowongan pekerjaan pengusaha.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 201, "height": 280, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Agen Swasta Agen pekerjaan swasta adalah sumber penting personil kerikal, kerah-putih dan manajerial. Mereka mengenakan upah/fee (yang ditetapkan oleh hukum negara bagian dan kantor-kantor mereka) untuk setiap pelamar yang mereka tempatkan. Kondisi pasar umumnya menentukan apakah calon atau pengusaha yang membayar hal itu. Biasanya yang membayar adalah pengusaha. Pengusaha bisa berasumsi bahwa hal ini adalah cara terbaik untuk menarik pelamar yang memenuhi syarat dan pekerjaan yang mungkin tidak akan bersedia bila harus membayar biaya tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 571, "width": 193, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengapa beralih kepada agen?", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 587, "width": 57, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alasannya:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 603, "width": 193, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perusahaan Anda tidak memiliki divisi SDM sendiri tidak mampu untuk melakukan perekrutan dan penyaringan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 666, "width": 193, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perusahaan Anda di masa lalu mengalami kesulitan untuk", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 698, "width": 175, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menarik pelamar yang memenuhi syarat.", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 95, "width": 448, "height": 662, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Anda harus mengisi sebuah lowongan tertentu dengan cepat. 4. Dirasakan ada kebutuhan untuk menarik sejumlah pelamar minoritas atau wanita.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 143, "width": 193, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Anda ingin merekrut orang-orang yang saat ini telah bekerja, yang mungkin merasa lebih nyaman berhadapan dengan agen daripada dengan perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 222, "width": 194, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Anda ingin memotong waktu yang Anda berikan untuk wawancara. Meski demikian agensi bukan obat yang mujarab. Sebagai contoh, penyaringan nyang dilakukan agensi pekerjaan bisa membiarkan pelamar yang buruk melewati tahap awal proses seleksi. Pelamar yang tidak memenuhi syarat jadi bisa langsung bertemu dengan penyelia yang bertanggung jawab untuk mempekerjakan, yang bisa tanpa pertimbangan matang", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 428, "width": 187, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperkerjakan mereka. Kesalahan demikian keluar berakibat tingkat kepindahan dan absen akan tinggi, masalah semangat juang, dan kualitas serta produktivitas yang rendah. Pengujian dan penyaringan yang tidak tepat oleh agen pekerjaan bisa menghalangi pelamar yang potensial untuk berusaha masuk sebagai pelamar.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 587, "width": 187, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk membantu menghindari permasalahan demikian, para ahli menyarankan sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 634, "width": 193, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Berikan gambaran pekerjaan yang akurat dan lengkap kepada agen. makin baik memahami pekerjaan yang ingin Anda isi, akan makin besar kemungkinan menghasilkan sebuah perkumpulan pelamar yang wajar.", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 746, "width": 193, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Ujian, aplikasi kosong, dan wawancara harus merupakan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 142, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Dan Perekrutan Sumber Daya Manusia Abad 21", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 64, "width": 104, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 1412-6029X", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 780, "width": 355, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, VOL 15, NO. 02, JANUARI 2015 - 77", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 95, "width": 175, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagian dari proses seleksi dari agen. Paling tidak, Anda harus mengetahui perangkat apa yang digunakan oleh agen itu dan pertimbangan relevansinya dengan proses seleksi. Suatu prosedur pembuatan keputusan yang subyektif harus sangat", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 222, "width": 66, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperhatikan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 238, "width": 193, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Secara periodik meninjau data calon keryawan yang diterima atau ditolak oleh perusahaan Anda, dan oleh agen itu. Periksalah efektifitas dan keadilan proses penyaringan oleh agen.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 333, "width": 193, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bila layak, kembangkanlah", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 349, "width": 175, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hubungan jangka-panjang dengan satu atau dua agen. Mungkin juga wajar untuk menunjuk satu orang yang bertugas sebagai penghubung antara pengusaha dan agen.", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 428, "width": 193, "height": 233, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Seleksilah agen tersebut. Bicaralah dengan para manajer atau dengan orang SDM lainnya untuk mengetahui agen mana yang paling efektif mengisi berbagai posisi yang Anda perlukan. Tinjaulah melalui Internet dan beberapa iklan khusus terbitan koran Mingguan yang telah lalu untuk menentukan agen yang menangani posisi yang Anda inginkan. Kemudian tanyakan kepada mereka : Apa latar belakang staf agen itu? Apakah level pendidikan dan pengalaman", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 650, "width": 175, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mereka? Apakah mereka memiliki kualifikasi untuk memahami beragam pekerjaan yang Anda inginkan? Bagaimana reputasi mereka dalam", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 730, "width": 175, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komunitasnya dan dengan Better", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 746, "width": 175, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Business Bureau (Biro Bisnis", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 761, "width": 66, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih Baik)?", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 95, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 111, "width": 229, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian-uraian yang ada di atas, Pada abad 21, persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sangat ketat karena perusahaan menginginkan tenaga kerja yang dapat bekerja secara efisien. Maka perusahaan sangat memperhatikan perencanaan tenaga kerja untuk masa yang akan datang. Perekrutan tenaga dapat dilakukan dari jumlah dalam organisasi atau dari luar organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 280, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 297, "width": 229, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Dale Timple, The art and science of business management performance, Kend", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 325, "width": 229, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publishing. Inc, 1999. Gary Dessier, Human Resourcess Management, Printice Hall. Inc, 1997.", "type": "Table" } ]
9ce4803f-11b1-079a-9517-8a04a84bf334
http://journal-nusantara.com/index.php/EKOMA/article/download/3229/2658
[ { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1123", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 91, "width": 441, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi SAK EMKM Sebagai Dasar Penyusunan Laporan Keuangan UMKM: Studi Kasus Pada UMKM Star Laundry", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 142, "width": 406, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syahra Nabila Sajid 1 , Avininda Dewi Nindiasari 2 12 Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Humaniora, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 196, "width": 122, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article History: Received: 08 Maret 2024 Revised: 15 Maret 2024", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 196, "width": 440, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Accepted: 17 Maret 2024 Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pencatatan laporan keuangan UMKM sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK EMKM) pada UMKM Star Laundry di Yogyakarta. UMKM merupakan salah satu jenis usaha mikro kecil dan menengah yang berperan penting dalam peningkatan dan pertumbuhan perekonomian, karena UMKM dapat bertahan dalam situasi apapun untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 334, "width": 258, "height": 278, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menganalisis data yang dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan mengoorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dan melakukan analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM Star Laundry belum menerapkan sistem akuntansi yang sesuai dengan SAK EMKM, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman terkait akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Pencatatan yang dilakukan oleh UMKM Star Laundry masih sangat sederhana dan hanya berupa nota transaksi. Meskipun demikian, UMKM Star Laundry telah berusaha untuk mencatat laporan keuangannya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik sehingga pemilik dapat mengetahui jumlah pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 136, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: SAK EMKM, Laporan Keuangan, UMKM Star Laundry", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 473, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN Usaha untuk meningkatkan kekuatan dan taraf hidup masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan mereka dikenal sebagai kegiatan ekonomi. Tempat kerja yang dapat menampung seluruh tenaga kerja diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Indonesia belum memanfaatkan semua sumber daya alamnya yang melimpah. Oleh karena itu, ada potensi untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Usaha produktif milik swasta atau perorangan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 dianggap sebagai usaha mikro. Ketika krisis ekonomi semakin sering terjadi, baik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1124", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 470, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "karena krisis mata uang maupun global, sektor UMKM menjadi solusi untuk menjaga keberlangsungan perekonomian, khususnya bagi masyarakat awam. UMKM adalah salah satu jenis usaha kecil yang sangat berperan penting dalam peningkatan dan pertumbuhan perekonomian karena mereka dapat bertahan dalam situasi apapun untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Dimungkinkan untuk mengatakan bahwa usaha kecil dan menengah (UMKM) adalah inti perekonomian negara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 470, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekitar 56% PDB dihasilkan oleh UMKM, dan mereka dapat menyerap hingga 97% tenaga kerja. Untuk mendorong kelangsungan hidup, perlu diingat betapa pentingnya UMKM dalam perekonomian nasional. Saat ini, UMKM memiliki kemampuan untuk memberikan kontribusi hingga sembilan puluh sembilan persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Rizky A (2019), usaha kecil dan menengah adalah satu-satunya sektor yang dapat bertahan di tengah tekanan ekonomi global saat ini. Agar produk UMKM berkualitas tinggi dan laku di pasar dengan harga yang wajar, UMKM harus memperbaiki dan meningkatkan produksinya. Selain itu, setiap perusahaan harus memiliki laporan keuangan yang tepat dan benar sesuai standar akuntansi yang tujuannya adalah untuk mengetahui berapa pendapatan yang dihasilkan dan berapa biaya yang dikeluarkan setiap bulan dan tahun. Namun, banyak perusahaan, terutama UMKM, masih menggunakan pelaporan keuangan sederhana dan tidak menggunakan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Kinerja perusahaan dapat diukur melalui penerapan sistem akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 470, "height": 292, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Press Release Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 16 Juni 2016, sebagian besar UMKM di Indonesia menghadapi kesulitan mendapatkan pembiayaan dari perbankan dan sumber pendanaan lainnya karena mereka tidak memiliki laporan keuangan yang memadai dan tidak memenuhi standar industri keuangan. Namun, UMKM berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan menyerap 97 % tenaga kerja produktif. Rendahnya UMKM yang dapat secara mandiri melakukan pelaporan keuangan yang baik menjadi permasalahan yang di alami UMKM saat ini. Permasalahan ini disebabkan oleh fakta bahwa UMKM tidak mampu memberikan informasi akuntansi yang relevan dengan usahanya karena mereka memiliki latar belakang pendidikan yang tidak memahami akuntansi, tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang akuntansi, dan tidak memiliki cukup uang untuk menyewa atau membeli akuntan. Laporan keuangan perusahaan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan UMKM harus disusun berdasarkan standar keuangan yang benar-benar berlaku, yang berarti mereka harus menyusun laporan keuangan secara fleksibel, konsisten, dan dapat dibandingkan. Dengan demikian, dibutuhkan adanya standar yang ditetapkan untuk membantu UMKM kecil dan menengah menyusun laporan keuangan mereka. SAK EMKM diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan di kalangan UMKM Indonesia dan membantu mereka mendapatkan akses ke pembiayaan dari sektor perbankan. Selain itu, SAK EMKM diharapkan dapat membantu menyusun dan mengembangkan akuntansi atau manual untuk UMKM yang bergerak di berbagai industri. Diharapkan SAK EMKM akan membantu bisnis dalam transisi dari pelaporan keuangan berbasis kas ke berbasis akrual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 470, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penejelasan diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian untuk melihat implementasi SAK EMKM sebagai dasar penyusunan Laporan Keuangan UMKM di UMKM Star Laundry. UMKM Star Laundry terletak di Jatimulyo Baru, Kelurahan Kricak, Kecamatan TegalRejo, Yogyakarta. Bisnis menengah ini didirikan oleh Bapak Agus Sutanto dan beroperasi sejak Januari 2022. Ini adalah bisnis baru yang menawarkan jasa cuci pakaian, dll. Setiap hari, UMKM Star Laundry melakukan banyak transaksi finansial. Untuk mengetahui", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1125", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 470, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keuangannya, UMKM Star Laundry hanya mencatat nota transaksi untuk kegiatan operasi usahanya, seperti mencatat transaksi harian dan membeli bahan cuci. Dengan demikian, adanya penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan sejauh mana proses pencatatan keuangan, penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM dan kendala yang dihadapi oleh UMKM Star Laundry,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 131, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 470, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti. Metode kualitatif yang sifatnya mengumpulkan, menguraikan, menggambarkan, membandingkan suatu data dan keadaan serta menerangkan suatu keadaan sedemikian rupa. Peneliti akan mengolah data yang didapatkan dari pihak responden menjadi laporan keuangan, kemudian diharapkan UMKM Star Laundry dapat menyusun laporan keuangan selanjutnya sesuai dengan SAK EMKM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2023 sampai selesai. Penelitian ini dilaksanaka di UMKM Star Laundry yang terletak di Jatimulyo Baru Kelurahan Kricak Kecamatan TegalRejo, DIY dengan subjek penelitian adalah pemilik UMKM Star Laundry dan karyawan di Laundry tersebut. Sumber data yang digunakan yaitu menggunakan data primer dan sekunder melalui wawancara, dokumentasi, catatan transaksi keuangan UMKM Star Laundry.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 366, "width": 399, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 379, "width": 474, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Wawancara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada sumber informasi seperti pemilik UMKM Star Laundry yang mengurus bagian pembukuan dan pengelolaan uang di UMKM Star Laundry", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 432, "width": 474, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Dokumentasi Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan suatu dokumen tertulis atau berupa foto untuk melengkapi data sebagai bukti kebenaran suatu informasi yang diperoleh peneliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumen berupa catatan pemasukan dan pengeluaran dari pemilik UMKM Star Laundry dan nota dari kegiatan usaha yang dilakukan UMKM Star Laundry.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 167, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 470, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Star Laundry SAK EMKM merupakan standar pencatatan laporan keuangan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik. Laporan keuangan EMKM dapat dikatakan sesuai dengan SAK EMKM salah satunya adalah dengan memenuhi 5 (lima) unsur yang ada, yaitu terdapat posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh pemilik UMKM Star Laundry sejak tahun 2021 hingga tahun 2023 belum sesuai dengan SAK EMKM.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 655, "width": 453, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Gambaran Umum UMKM Star laundry merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa. UMKM Star Laundry ini berdiri tahun 2021. Dengan banyaknya Laundry-Laundry yang berdiri sekarang ini, akan tetapi Star Laundry ini tetap berjalan sampai saat ini. Star Laundry ini memiliki jasa cuci tas dan boneka sehingga menjadikan Star Laundry ini banyak diminati oleh konsumen dan juga terletak di wilayah yang strategis. Star Laundry buka", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1126", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 91, "width": 428, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, dan setiap harinya Star Laundry menerima orderan dengan jumlah banyak. Star Laundry ini memiliki 2 orang yang tergabung dalam kegiatan usahanya, adapun diantaranya 1 pemilik Laundry, dan 1 orang karyawan. Karyawan Star laundry itu sendiri menangani pekerjaan dalam bidang bagian mencuci, menyetrika, mempacking dan menjaga laundry. Untuk gaji karyawan sebesar Rp.500.000,- per minggu.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 187, "width": 452, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pembahasan Berdasarkan pengamatan awal dan hasil wawancara, UMKM Star Laundry belum menerapkan akuntansi bahkan pencatatan selama usahanya berdiri hanya berupa nota transaksi. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman terkait akuntansi dan penyusunan laporan keuangan serta adanya kesibukan lain selain mengurus UMKM Star Laundry. sehingga pemilik mengetahui berapa keuntungan yang didapatkannya melihat dari saldo rekening serta uang tunai yang tersisa. Pencatatan ini bertujuan untuk penyusunan laporan keuangan UMKM Star Laundry agar memudahkan pemilik UMKM dalam pengambilan keputusan dan masalah di perbankkan. Pencatatan ini juga mencakup pemasukan kas, penerimaan jasa laundry, pembelian perlengkapan, pembayaran gaji, dan pembayaran listrik. Peneliti merekomendasikan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 380, "width": 435, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Kebijakan Akuntansi pada UMKM Star Laundry Berdasarkan SAK EMKM 1. Pengakuan SAK EMKM harus menyusun laporan keuangan dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual pos-pos diakui sebagai asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuh definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 463, "width": 416, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pengukuran SAK EMKM menjelaskan tentang dasar pengukuran yang umum digunakan dalam mengukur asset adalah beban historis dan nilai wajar. Asset di definisikan sebagai jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh asset pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari asset non kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya liabilitas. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu asset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 615, "width": 419, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Penyajian Pada tahap ini dituntut untuk dapat melaporkan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, serta catatan atas laporan keuangan (CALK) dalam suatu periode. Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan asset, kewajiban, penghasilan dan beban.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1127", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 105, "width": 400, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Rekomendasi Penyusunan Laporan Keuangan SAK EMKM Pada UMKM Star Laundry:", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 133, "width": 417, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Laporan Posisi Keuangan Menurut SAK EMKM (2016), laporan posisi keuangan adalah salah satu laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini memberikan gambaran tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik entitas serta memberikan informasi yang relevan mengenai sumber daya yang dimiliki dan kewajiban yang dimiliki oleh entitas. Berikut rekomendasi laporan posisi keuangan sesuia dengan SAK EMKM: Tabel 1. Star Laundry Laporan Posisi Keuangan Per 31 Okt-Des 2022", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 277, "width": 31, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ASET", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 292, "width": 453, "height": 444, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aset Lancar Kas Rp71.138.830 Piutang Rp - Perlengkapan Rp1.198.000 Total Aset Lancar Rp72.336.830 Aset Tetap Mesin Cuci Rp10.000.000 Akumulasi Penyusutan Mesin Cuci (Rp321.498) Rp9.678.502 Mesin Pengering Rp8.000.000 Akumulasi Penyusutan Mesin Pengering (Rp249.999) Rp7.750.001 Setrika Uap Rp2.000.000 Akumlasi Penyusutan Setrika Uap (Rp62.499) Rp1.937.501 Timbangan Rp150.000 Akumulasi Penyusutan Timbangan (Rp4.686) Rp145.314 Bangunan Usaha Rp20.000.000 Akumulasi Penyusutan Bangunan Usaha (Rp1.249.998) Rp18.750.002 JUMLAH ASET TETAP Rp110.598.150 LIABILTAS Utang Usaha Rp- Utang Bank Rp-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1128", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 92, "width": 453, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JUMLAH LIABILITAS Rp- EKUITAS Modal Rp75.804.290 Saldo Laba Rp34.793.860 JUMLAH EKUITAS Rp110.598.150 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS Rp110.598.150", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 240, "width": 452, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Laporan Laba Rugi Menurut SAK EMKM (2016), laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang pendapatan, beban, serta laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu entitas dalam periode akuntansi tertentu. Laporan ini membantu entitas dalam mengevaluasi kinerja keuangannya selama periode yang ditentukan. Berikut rekomendasi laporan Laba Rugi sesuia dengan SAK EMKM:", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 322, "width": 333, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Star Laundry Laporan Laba Rugi Per 31 Okt-Des 2022", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 338, "width": 420, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAPATAN Pendapatan Jasa Rp43.973.540 JUMLAH PENDAPATAN Rp43.973.540 BEBAN Beban Listrik Rp800.000 Beban Gaji Rp6.500.000 Beban Penyusutan Mesin Cuci Rp312.498 Beban Penyusutan Mesin Pengering Rp249.999 Beban Penyusutan Setrika Uap Rp62.499 Beban Penyusutan Timbangan Rp4.686 Beban Penyusutan Bangunan Rumah Rp1.249.998 JUMLAH BEBAN Rp9.179.680 LABA Rp34.793.860", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 581, "width": 452, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut SAK EMKM (2016), catatan atas laporan keuangan adalah informasi tambahan yang disajikan bersama dengan laporan keuangan utama untuk memberikan penjelasan, rincian, atau pengungkapan yang lebih lengkap tentang pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi yang mendukung pemahaman dan interpretasi yang tepat terhadap laporan keuangan, serta membantu pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan yang informasional. Berikut rekomendasi Catatan Atas Laporan Keuangan sesuia dengan SAK EMKM:", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 705, "width": 399, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Star Laundry Catatan Atas Laporan Keuangan Per 31 Okt-Des 2022 a. Umum", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1129", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 91, "width": 406, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UMKM Star Laundry berdiri sejak tahun 2022 oleh pemilik laundry yang bernama Agus Susanto. Usaha Star Laundry ini beralamat di Jatimulyo, Kricak, Tegalrejo, DIY.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 133, "width": 420, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Kas Kas yang dimiliki UMKM Star Laundry sampai dengan 31 Oktober 2022 adalah Rp71.138.830", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 174, "width": 404, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Piutang Dalam usahanya, Star Laundry tidak menyediakan piutang untuk pelanggannya.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 202, "width": 420, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Saldo Laba Saldo laba merupakan akumulasi selisih penghasilan dan beban. Total laba per 31 Oktober 2022 adalah sebesar Rp34.793.860", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 243, "width": 329, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e. Pendapatan Pendapatan UMKM Star Laundry adalah sebesar Rp43.937.540", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 271, "width": 389, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f. Beban Beban dalam menjalankan UMKM Star Laundry adalah sebesar Rp9.179.680", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 312, "width": 428, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Kendala-Kendala yang dihadapi UMKM Star Laundry Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Kendala dalam penyusunan laporan keuangan UMKM Star Laundry yaitu banyaknya pelanggan yang tidak membawa nota saat pengambilan sehingga pemilik hanya mengingat jumlah transaksi pada hari tersebut yang mengakibatkan banyaknya transaksi yang tidak terekap dengan baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 81, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 470, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada UMKM Star Laundry, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 450, "width": 452, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. UMKM Star Laundry tidak melakukan pencatatan ke dalam buku kas dari setiap transaksi yang telah dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 478, "width": 452, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Penyajian yang dilakukan oleh UMKM Star Laundry hanya penyajian uang masuk dan uang keluar. Tanpa memperhitungkan akumulasi penyusutan terhadap asset tetap yang dimilikinya. Sedangkan menurut SAK-EMKM harus menyajikan tiga laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan. Dari hasil laporan posisi keuangan dapat dilihat selama tahun 2022 total aset lancar yang diperoleh UMKM Star Laundry sebesar Rp72.336.830 dan total aset tetap sebesar Rp110.598.150 serta total ekuitas sebesar Rp110.598.150. Berdasarkan total tersebut maka dapat disimpulkan jumlah seluruh nilai total aset serta liabilitas sebesar Rp110.598.150", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 602, "width": 452, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. UMKM Star Laundry tidak melakukan pengungkapan yang diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. Sedangkan menurut SAK EMKM catatan atas laporan keuangan termasuk salah satu komponen dari laporan keuangan yang harus disajikan oleh UMKM.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 122, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 465, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdahtul, A. H. (2022). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan SAK EMKM (Studi Kasus UMKM Modes Ellis). Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (Stiesia) Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 464, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amilia, R., Askandar, N. S., & Junaidi, J. (2019). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Dalam Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Pasuruan. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1130", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 91, "width": 161, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ilmiah Riset Akuntansi, Vol.8(8).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 464, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agnisa, N. Q. (2020) Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro kecil Menengah (EMKM) Pada usaha Mikro Kecil Menengah (study kasus UMKM Penguin laundry and dry Cleaning).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 342, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 465, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Firmansyah. A.M. (2019). Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Dan Menengah (Studi Kasus Pada Toko Meubel Zulfa Galery). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 465, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fitri. A, Erni U, Krisdiyawati. (2021). Penyusunan Laporan keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) Pada UMKM Iki Laundry. Skripsi Program Studi Akuntansi. Politeknik Harapan Bersama.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 464, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hetika & Nurul, M. (2017). Penerapan Akuntansi Dan Kesesuaiannya Dengan SAK EMKM Pada UMKM Kota Tegal. Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis. 5 (2) Ikatan Akuntan Indonesia (1999), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik ( SAK ETAP). Jakarta : Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 309, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://iaiglobal.or.id/v03/files/draft_ed_sak_emkm_kompilasi.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 465, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ikatan Akuntansi Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia Judianto R., Ismuwan I., Rahman A, N. (2018) Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan UMKM berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) Pada UMKM Davin Decor Surakarta. JAB (Jurnal Akuntansi&Bisnis), Vol. 4 (2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 465, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kania, E dan A. Irawan. (2021). Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Berbantuan Microsoft Excel Pada UMKM Uncal.Co. Indonesian Accounting Literacy Journal 1(2): 338-352.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 465, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karina Riska K, (2020). Persepsi Pengelola Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Tentang Penyajian Laaporan Keuangan Berbasis SAK EMKM (Studi Empiris Pada UMKM Di Kecamatan Medan Tembung).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 393, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 464, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kim, N. J., Elias., Rafik Z. (2008). Financial Statements, Attestation Level and Lending Decision by Small Banks. Los Angeles: California State University Koesomowidjojo, Suci (2017). Panduan Praktis Menyusun Analisis Beban Kerja. Jakarta: Raih Asa Sukses", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 465, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Luciana, L dan A. Gunawan. (2021). Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM dan Pengukuran Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Jual Beli Barang Bekas (Studi Kasus Pada PD. XYZ). Indonesian Accounting Literacy Journal 1(2): 294-303 Munawir. (2000). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 464, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mutiah, R. A. (2019). Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan pada UMKM Berbasis SAK EMKM. 3(3), 223–229.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 464, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ofasari, D., N. Ayuningrum. (2021). Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 464, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putra, Christian Kumara (2019) Kesiapan UMKM Mitra Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.3, Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1131", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 465, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Implementasi SAK EMKM 2018. S1 thesis, UAJY. Putri, A. Wardayani. (2023). Penerapan penyusunan laporan keuangan pada Usaha Mikro Kecil Menengah berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Dan Menengah (SAK-EMKM) pada Toko Buk Siti. Fair Value : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Volume 5, Number 8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 465, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rachmanti, D. A. A., Hariyadi, M., & Andrianto, A. (2019). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Umkm Batik Jumput Dahlia Berdasarkan SAK- EMKM.BALANCE: Economic, Business, Management and Accounting Journal, Vol.16(1) Rawun, Y., & Tumilaar, O. N. (2019). Penerapan Standar Akuntansi Keuangan EMKM Dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada UMKM (Suatu Studi UMKM Pesisir Di Kecamatan Malalayang Manado). Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, 12(1), 57– 66. Sarwono, J. (2014). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Yogyakarta 55283: Ruko Jambusari No 7A", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 465, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Silva Noviva A, Tri M, Suwarno. (2021). Penyusunan Laporan Keuangan Pada UMKM Berdasarkan SAK EMKM (Studi kasus pabrik Tempe Kasmono). Jurnal Aplikasi Bisnis Kesatuan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 464, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sinaga, D. I. S. (2021). Analisis Penerapan SAK ETAP Pada Badan Usaha Milik Desa Yang Ada Di Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Skripsi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 465, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siyato, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing. Sujarweni, V. Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan;Teori, Aplikasi, dan Hasil", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 213, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 465, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yola, T. D. (2022). Penyusunan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) (Studi Kasus Pada Depot Air Minum Cairo). Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 464, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yuliaryani, P. R., Herawati, N. T., & Dewi, G. A. K. R. S. (2019). Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK EMKM Dan Dampaknya Pada UD. Pak Gex Aluminium Di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, Vol.10 (1).", "type": "List item" } ]
813544ec-ee90-f041-060a-5ffa6197d860
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sabda/article/download/30905/25620
[ { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 75, "width": 422, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 116, "width": 85, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cindy Nur Arifah", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 128, "width": 437, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 154, "width": 133, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 193, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 454, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The preservation of culture that has been carried out since ancient times as a legacy from the ancestors gave its own meaning to the Indonesian people. In each region has a variety of types of culture and of course the meaning contained therein is also different, culture is the result of human creation which results in the emergence of a human mindset motivation. This research uses interview and observation techniques. This research was conducted in Ujung-Ujung Village, Pabelan District, Semarang Regency. This research is a qualitative research. Observation of burying inappropriate clothes was carried out directly at the research site and interviewed several residents and influential figures in Ujung-Ujung Village. The results of this study include the first, burying clothes that are not suitable for use mostly affects the environment because the buried fabric will affect nutrients in the soil. Secondly, people's motivation to bury clothes is not suitable for use because it preserves the myths inherited by ancestors and then developed in Ujung-Ujung Village and environmental preservation by reducing cloth and household waste.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 378, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: cultural preservation, myths, environmental influences, citizen motivation", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 412, "width": 36, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 454, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelestarian kebudayaan yang sudah dilaksanakan sejak jaman dahulu sebagai warisan dari nenek moyang memberi arti tersendiri oleh bangsa Indonesia. Di setiap daerah mempunyai beragam jenis kebudayaan dan tentunya makna yang terkandung di dalamnya juga berbeda-beda, kebudayaan merupakan hasil ciptaan dari manusia yang mengakibatkan munculnya suatu motivasi pola pikir manusia. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan observasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Ujung-Ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengamatan mengubur baju tidak layak pakai dilakukan langsung di tempat penelitian dan mewawancarai beberapa warga dan tokoh berpengaruh di Desa Ujung-Ujung. Hasil penelitian ini meliputi pertama, mengubur baju tidak layak pakai ini sebagian besar berpengaruh terhadap lingkungan karena kain yang dikubur akan mempengaruhi unsur hara di dalam tanah. Kedua, motivasi warga mengubur baju tidak layak pakai karena melestarikan mitos yang di warisi nenek moyang kemudian berkembang di Desa Ujung-Ujung dan pelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah kain dan sampah rumah tangga .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 630, "width": 366, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: pelestarian kebudayaan, mitos, pengaruh lingkungan, motivasi warga", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 82, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebudayaan merupakan karya manusia dari tradisi yang di buat atau diciptakan oleh masyarakat yang berlangsung dalam kehidupan. Kebudayaan sangat berpengaruh pada pola pemikiran di masa modern", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etika suatu kebudayaan jika tidak berkembang lagi di dalam kehidupan maka bisa di sebut sebagai peradaban. Peduli terhadap lingkungan merupakan sikap yang harus di terapkan di masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan supaya tidak rusak dan tetap terjaga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh kebudayaan terhadap kelestarian lingkungan tergantung kebudayaan itu dikembangkan, apakah berdampak positif atau negatif dalam kelestarian lingkungan. Motivasi munculnya tradisi dan kebudayaan karena adanya mitos yang berkembang di masyarakat. Masyarakat Jawa dikenal masih melestarikan warisan nenek moyang beupa adat-istiadat, karena adat-istiadat dan mitos dijadikan landasan dan pedoman masyarakat Jawa..", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 55, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi. Wawancara adalah cara mengumpulkan informasi dengan teknik tanya jawab terhadap narasumber secara lisan antara dua orang atau lebih dan dilakukan secara langsung. Pada penelitian ini, mewawancarai beberapa warga dengan memberi pertanyaan seputar mitos mengubur baju tidak layak pakai dan beberapa pertanyaan mengenai kebudayaan yang berkembang di masyarakat, apa saja manfaat atau larangan yang beruhubungan dengan mengubur baju tidak layak pakai dalam mitos di desa Ujung-Ujung. Obervasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi di lapangan. Biasanya peneliti secara langsung dapat mengamati proses kegiatan yang akan di teliti kemudian di tulis di buku atau berupa foto lalu kemudian di simpulkan seperti mengamati lokasi yang dijadikan warga mengubur baju, bagaimana warga mengubur baju dll.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 124, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 492, "width": 234, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Motivasi Mengubur Baju Tidak Layak Pakai", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 454, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warisan nenek moyang merupakan peninggalan yang bersejarah sepanjang masa, peninggalan tersebut berupa peninggalan benda-benda bersejarah atau peninggalan tradisi seperti kepercayaan, mtos, atau suatu kebiasaan. Dengan adanya kebudayaan ini malah menjadikan bangsa Indonesia semakin erat. Sikap toleransi yang dimiliki bangsa Indonesia sangat tinggi seperti bertoleransi antar agama,suku bangsa, dan ras. Bangsa Indonesia juga masih percaya dan masih sangat kental dengan budaya warisan nenek moyang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 454, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di pulau Jawa mitos biasanya menjadi hal yang sangat penting dan dijadikan panduan atau kepercayaan tentang suatu hal di kehidupan mereka, karena mitos-mitos tersebut memilki arti yang dipercaya dan dikembangkan kebenaranya oleh masyarakat. Mitos sangat erat kaitannya dengan hal yang gaib atau tak kasat mata, tetapi mitos ini sudah ada sejak jaman dahulu. Kebanyakan mitos berupa pantangan atau larangan tentang melakukan suatu hal, maka dari itu setiap melakukan tindakan harus berhati-hati agar tidak melanggar mitos yang berkembang di masyarakat, mereka percaya apa yang di warisi nenek moyang adalah suatu hal yang memiliki tujuan baik.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebudayaan dan agama saling berdampingan, masyarakat tetap mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan YME, tetapi mereka juga mempunyai kepercayaan terhadap kebudayaan atau tradisi dari peninggalan warisan nenek moyang. Masyarakat juga tidak sembarangan dalam melakukan suatu hal, karena harus melihat dari agama dan tradisi apakah baik dilakukan atau justru tidak boleh dilakukan. Karena makna yang terkandung mempunyai tujuan dan maksud yang baik bagi kita yang melestarikan kebudayaan dan tetap menjaga dan tetap menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan YME.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 454, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi yang ditimbulkan dari mengubur baju tidak layak pakai di desa Ujung-Ujung adalah sebagai bentuk tradisi kebudayaan masyarakat Desa Ujung-Ujung yang dilestarikan sampai sekarang. Adat-istiadat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa,Di desa Ujung-Ujung ini banyak sekali mitos yang berkembang, seperti mitos anak yang di luar rumah saat Magrib akan di culik wewe gombel, jika sesorang bangun terlalu siang rezekinya akan di patok ayam, makan di tengah-tengah pintu akan membuat orang tersebut susah jodoh dsb. Mengubur baju tidak layak pakai ini lah yang menjadi salah satu mitos yang berpengaruh terhadap lingkungan masyarakat desa Ujung-Ujung. Maka dari itu warga melestarikan mitos mengubur baju tidak layak pakai sebagai pelestarian kebudayaan di lingkungan masyarkat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak semua baju yang tidak layak pakai dikubur, ada juga yang di sumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. Di setiap rumah pasti ada tempat khusus untuk menyimpan baju yang nanti nya akan di setor ke Balai Desa yang nantinya warga atau karang taruna akan memilih baju-baju yang masih layak untuk di pakai entah itu baju pria/wanita dari anak-anak sampai dewasa, bahkan ada juga yang menyumbangkan berupa pakaian muslim, sarung, mukena. Ada juga pakaian yang dijual tetapi dengan harga murah, setelah uang terkumpul akan dimasukkan ke kas Karang Taruna sebagai modal untuk acara-acara yang biasanya di adakan Karang Taruna seperti acara 17an, acara kartinia, acara ulang tahun Karang Taruna, pasar Ramadhan dll.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 454, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengubur baju tidak layak pakai di Desa Ujung-Ujung ini sudah ada dari jaman dahulu, di setiap rumah pasti ada lubang galian khusus untuk mengubur baju tidak layak pakai, entah itu di samping rumah atau di belakang rumah, dulu hanya beberapa saja yang melaksanakan tradisi ini lama kelamaan terus meningkat warga yang melaksanakan tradisi ini. Saya sangat senang warga mau dan ikut berpartisipasi dalam melestarikan tradisi yang bersifat mitos di desa Ujung-Ujung ini(S/03/03/2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 454, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warga mengubur baju tidak layak pakai ini karena mereka melestarikan budaya dari dulu, kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dua sisi mata uang, satu sama lain tidak dapat dipisahkan, hal ini yang dipengaruhi oleh adanya mitos yang berkembang di masyarakat. Dari segi mitos mengubur baju tidak layak pakai lebih baik dari pada dibakar, karena menurut orang Jawa mengubur baju yang sudah tidak layak pakai akan membuat si pemilik baju mempunyai aura positif atau tidak mudah marah,apalagi jika si pemilik baju sedang hamil akan membuat badan si ibu tidak mudah lelah. Karena jika baju dibakar akan menimbulkan gatal-gatal atau kulit merasa terbakar. Hal inilah yang membuat", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "warga desa Ujung-Ujung meyakini untuk tetap melestarikan kebudayaan sampai sekarang. Biasanya nenek yang akan mngumpulkan baju yang tidak terpakai atau yang sudah tidak layak untuk dipakai ke dalam karung, setelah itu akan di kubur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 333, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetapi tidak hanya mitos yang membuat warga desa Ujung-Ujung melestarikan mengubur baju tidak layak pakai, dari segi lingkungan mengubur baju tidak layak pakai juga memberi manfaat yang positif, Karena dulu seringkali warga selalu membuang sampah dan kebanyakan sampah berisi baju yang sudah tidak layak pakai, saat ditanya mengapa sering membuang sampah disungai alasanya tempat pembuangan sampah jauh jadi harus kepasar dan jika di bakar menurut mitos yang berkembang di desa Ujung-Ujung tidak boleh. Hal itu lah yang membuat kita bergerak melestarikan tradisi ini, mitos yang berpengaruh terhadap lingkungan ini sangat memotivasi desa lain supaya bisa ikut menjaga kelestarian lingkungan. Apalagi yang ikut berpartisipasi dalam melaksanakan tradisi ini satu desa akan menggugah kaum muda yang nantinya meneruskan tradisi dan jangan sampai tradisi ini di lupakan di era milenial atau biasa disebut era modern. Jaman boleh modern tetapi tradisi dan kebudayaan tidak boleh di lupakan Saya disini sebagai warga baru karena ikut suami saya, saya berasal dari kota dan tidak percaya mitos. Setelah saya 3 tahun di sini saya baru percaya kalau mitos benar-benar ada, seperti mengubur baju tidak layak pakai ini. Saya awalnya menghiraukan ketika suami saya membuat galian untuk mengubur baju tidak layak pakai, saya pikir ya semacam hal yang biasa ternyata di balik mengubur baju tidak layak pakai ada makna dan mitos tersendiri. Dulu memang yang melakukan kegiatan ini hanya beberapa orang saja. Karena saya tinggal dengan mertua saya makannya dirumah kami selalu mengubur baju yang sudah tidak dipakai, dan saya di beri tahu oleh mertua saya tentang mitos itu, ya seperti akan menimbulkan efek positif, membuat suasana rumah nyaman (Z/03/03/2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 454, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dulu di desa Ujung-Ujung hanya beberapa yang melestarikan mengubur baju tidak layak pakai. Sebagian besar adalah warga yang sudah lanjut usia yang memegang teguh mitos warisan dari nenek moyang. Setelah melihat dampak yang ditimbulkan dari membuang sampah ke sungai, pak RT menghimbau warga untuk ikut melestarikan tardisi atau kebudayaan mengubur baju tidak layak pakai. setelah itu, Pak RT membuat usulan untuk membuatkan tempat untuk membuang sampah seperti Bank Sampah untuk meminimalisir warga membuang sampah ke sungai dengan alasan tempat pembuangan sampah yang jauh dari desa", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 606, "width": 259, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Dampak dari Mengubur Baju Tidak Layak Pakai", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 455, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara Indonesia memiliki beragam jenis kebudayaan, apalagi Indonesia adalah negara agraris yang tentunya sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar mata pencaharian petani adalah di daerah pedesaan. Gaya hidup sehat seperti slogan ” Back to nature ” sudah menjadi hidup baru masyarakat dunia. Banyak masyarakat yang menyadari tentang efek negatif dari penggunaan bahan – bahan kimia, terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Sebagai negara yang dianugerahi oleh keanekaragaman hayati yang banyak, sumber mata air, tanah, sinar matahari serta budaya masyarakat yang menghormati alam.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesuburan tanah sangat di pengaruhi oleh faktor lingkungan di sekitarnya. Seperti penggunaan pupuk organik, kandungan yang terdapat dalam pupuk organik akan meningkatkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah sehingga tanaman akan subur. Tetapi penggunaan pupuk organik harus seimbang dan tidak boleh berlebihan, karena jenis tanaman berbeda-beda dan jumlah unsur hara yang di butuhkan juga berbeda-beda.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 454, "height": 219, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di desa Ujung-Ujung ini masyarakat memanfaatkan baju tidak layak pakai untuk dijadikan pupuk organik, karena pada awal mulanya warga resah tentang solusi agar menciptakan lingkungan yang bersih dan indah sedangkan sampah organik, plastik, dan sampah yang berupa kain masih menjadi masalah di desa Ujung-Ujung. Pak Rt dan warga setempat mengadakan rapat untuk mencari solusi dari permasalahan ini. Setelah melakukan rapat, Pak RT dan warga setuju dengan usulan salah satu warga yaitu dengan melestarikan kebudayaan jaman dulu, menurut mitos yang berkembang yaitu mengubur baju tidak layak pakai akan memberikan efek positif bagi orang yang mengubur baju tidak layak pakai, dengan begitu cara ini bisa dimanfaatkan oleh warga untuk mengubur pakaian tidak layak pakai untuk mengurangi sampah berupa kain-kain, sedangkan sampah organic juga ikut di kubur dengan pakaian yang sudah tidak layak pakai, dan untuk sampah anorganik akan dibuat hiasan di sekitar lingkungan desa Ujung-Ujung seperti di buat vas bunga, hiasan di papan pengumuman, menjadikan tutup botol menjadi tempat sampah, dll.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 454, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warga mulai melaksanakan kegiatan tersebut setiap hari minggu, dengan menyetorkan sampah yang sudah di pisahkan sampah organik dan non organik di bank sampah desa Ujung-Ujung, karang taruna juga ikut serta dalam kegiatan tersebut. Pakaian yang sudah tidak layak pakai akan dikubur masing-masing warga di belakang rumah atau di samping rumah, ada juga yang di setorkan ke bank sampah untuk pembuatan pupuk. Menurut warga mengubur baju tidak layak pakai akan menambah kesuburan tanah, karena air akan meresap ke dalam serat-serat kain yang terkubur didalam tanah sehingga tanah menjadi lembab dan membuat tanaman disekitarnya menjadi subur. Hal ini juga menjadi motivasi warga untuk tidak membuang baju tidak layak pakai di sungai, cara ini menjadikan sungai di desa Ujung-Ujung menjadi bersih dan jernih", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan begitu lingkungan desa Ujung-Ujung akan menjadi bersih dan permasalahan sampah akan teratasi. Desa Ujung-Ujung juga menerapkan tips untuk menjaga kebersihan lingkungan, sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 625, "width": 433, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pertama dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada warga masyarakat bagaimana menjaga kebersihan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 663, "width": 433, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melibatkan masyarakat dan orang yang berpengaruh agar memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 701, "width": 298, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Karang Taruna harus ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 720, "width": 229, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 739, "width": 399, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Sosialisakan kepada masyarakat : untuk membiasakan memilah sampah rumah tangga", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 74, "width": 433, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi sampah organik, non organik, sampah B3, serta memilah sampah untuk disetorkan ke bank sampah.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 112, "width": 277, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. membuat jadwal gotong royong membersihkan lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melestarikan kebudayaan nenek moyang ini sangat berpengaruh terhadap desa Ujung-Ujung, seiring berjalannya waktu semakin hari semakin bersih lingkungan desa Ujung-Ujung ini, saya selaku ketua RT sangat berterimakasih kepada masyarakat yang memberikan usulan dan membantu proses kegiatan ini supaya berjalan dengan lancar, inilah yang saya harapkan warga desa akan terus menerus melestarikan kebudayaan jaman dulu yang berdampak baik di lingkungan masyarakat (S/03/03/2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 454, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetapi ada juga dampak negatifnya, ketika musim penghujan baju yang dikubur seringkali keluar dari dalam tanah karena tidak dikubur lebih dalam, seperti tahun kemarin terjadi hujan sangat deras sekali banyak warga yang mengeluh tentang hal ini, baju yang ikut arus hujan karena saking derasnya, ada juga yang sampai mengumpulkan kembali baju yang berserakan di belakang rumah. (J/03/03/2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 454, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemarin Pak Kades memantau perkembangan desa ini, Pak Kades juga bilang akan di adakan lomba kebersihan desa, dan desa Ujung-Ujung yang menjadi contoh untuk lomba kebersihan desa, tetapi itu diadakan hanya 3 desa yang bersebelahan dengan desa Ujung-Ujung. Dan warga sekarang sudah belajar memanfaatkan untuk pupuk organik, jika berhasil warga juga akan menjual pupuk organik ke desa-desa sebelah, tetapi ini masih dalam tahap percobaan (M/03/03/2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 454, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak yang ditimbulkan seperti ketika hujan deras baju akan berserakan di halaman rumah karena terbawa arus menjadi tugas rumah warga desa Ujung-Ujung, ada juga sebagian warga kesulitan karena lahan di belakang rumah atau di belakang rumah sangat sempit sehingga sangat sulit untuk membuat galian tanah baru, ketika galian tanah yang pertama di perdalam akan membahayakan anak- anak yang sering bermain dilingkungan rumah, ditambah lagi ketika hujan akan membuat genangan di dalam galian sehigga anak-anak akan main ke dalam galian tanah tersebut tanpa mengetahui seberapa dalam galian tanah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 454, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak ini menimbulkan kesan mengotori lingkungan rumah karena baju yang keluar dari tanah ketika hujan deras, warga mengusulkan jika mengubur baju harus dimasukkan kedalam karung dulu supaya tidak berserakan ketika hujan deras. Dan hasilnya malah karung tersebut hancur terlebih dahulu di dalam tanah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah itu Pak RT mengusulkan untuk membuat tanah galian yang dalam di belakang bank sampah desa Ujung-Ujung, karena posisi bank sampah jauh dari kawasan anak-anak maka aman dan tidak akan ada anak-anak yang bermain di kawasan tersebut, hal ini dilakukan supaya warga tidak membuang sampah ke sungai lagi, karena pengalaman 1 tahun kemarin di sungai banyak sekali sampah baju bekas yang hanyut dan tersangkut di batu-batu dan di ranting-ranting tanaman pinggir sungai, sehingga perairan ke arah sawah tidak lancar dan harus menelusuri sungai terebut untuk membersihkan sampah-sampah yang menyumbat perairan kea rah persawahan.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena sangat sering para petani membersihkan sungai tersebut akhirnya salah satu petani lapor ke Pak RT tentang masalah tersebut, dan hasilnya sekarang setelah diadakannya kegiatan ini sungai sudah bersih, para petani tidak selalu membersihkan sampah yang ada di sungai, karena kesadaran warga desa Ujung-Ujung sudah mulai diterapkan dengan tips menjaga kebersihan lingkungan. Jika lingkungan bersih warga sendiri juga akan merasakan kenyamanannya ditambah lagi desa Ujung-Ujung menjadi contoh desa yang melestarikan kebudayaan jaman dahulu yang berpengaruh terhadap kebersihan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 65, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 454, "height": 333, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis terhadap pengaruh dan motivasi warga mengubur baju tidak layak pakai, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pertama, motivasi warga mengubur baju tidak layak pakai adalah sebagai bentuk pelestarian kebudayaan warisan nenek moyang, karena Desa Ujung-Ujung masih sangat lekat dengan kebudayaan contohnya mitos. Warga Desa Ujung-Ujung mempercayai mitos sebagai pedoman untuk berperilaku, mengubur baju tidak layak pakai ini menurut mitos yang berkembang memberikan efek dan aura yang positif bagi pemilik baju yang dikubur apalagi jika wanita yang sedang hamil akan membuat badan si wanita tidak cepat lelah. Tetapi, jika baju yang sudah tidak layak pakai di bakar akan membuat kulit gatal-gatal dan terbakar. Motivasi kedua warga mengubur baju tidak layak pakai adalah untuk mengurangi sampah kain yang biasanya di buang di sungai. Maka dari itu melalui mitos ini warga juga memanfaatkan untuk pelestarian lingkungan. Kedua, dampak yang ditimbulkan mengubur baju tidak layak pakai sebagian besar berpengaruh terhadap lingkungan, karena di setiap rumah warga selalu ada galian untuk mengubur baju. Maka dari itu akan berdampak terhadap lingkungan, tetapi malah membuat tanaman subur karena air akan meresap kedalam serat-serat kain baju yang di kubur dan membuat lembab di daerah lubang galian tersebut. Selain itu, warga juga memanfaatkan sampah lainnya seperti non organik sebagai kerajinan tangan untuk menghias desa, sedangkan baju yang masih layak pakai akan di sumbangkan atau dijual dengan harga murah untuk pemasukan kas karang taruna. Warga juga membuat 6 tips untuk menjaga kebersihan lingkungan Desa Ujung-Ujung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 75, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 454, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardiansyah, Yuli dan Desi Natalia Rahmantari.2013.Penyuluhan dan Praktik PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dalam Mewujudkan Masyarakat Desa Peduli Sehat.Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 2 (1):45-50. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/7847/6859.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 454, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astrea, Kiki.2017. Mitos Masyarakat Jawa Dalam Novel Centhini: 40 Malam Mengintip Sang Pengantin (Kajian Antropologi", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 675, "width": 424, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sastra).Edu Kata, 4 (1):41-46. http://e- jurnal.unisda.ac.id/index.php/kata/article/view/1003.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 454, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwikurniarini, Dina.2010. Ekologi Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat Karesidenan Banyumas", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 713, "width": 426, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masa Kolonial.Mozaik, 5 (1):31-40.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 726, "width": 416, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1354685&val=471&title=EKOLO GI%20LINGKUNGAN%20DAN%20KESEHATAN%20MASYARAKAT%20KARESIDEN AN%20BANYUMAS%20MASA%20KOLONIAL.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 38, "width": 197, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabda Volume 15, Nomor 1, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 35, "width": 184, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1410-7910 E-ISSN 2549-1628", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 782, "width": 449, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh dan Motivasi Warga Mengubur Baju Tidak Layak Pakai sebagai Kepercayaan Pelestarian Budaya di Lingkungan Desa Ujung-Ujung", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriyani.2012.Islam dan Kebudayaan.Jurnal Al-Ulum, 12 (1):129-140.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 87, "width": 321, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://media.neliti.com/media/publications/184353-none-5fd53235.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan, Andi Surya Zannah.2015.Pemanfaatan Bahan Organik dalam Perbaikan Beberapa Sifat Tanah Pasir Pantai Selatan Kulon Progo. Planta Tropika Journal of Agro Science, 3 (1):31-40. https://journal.umy.ac.id/index.php/pt/article/download/2523/2497.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iskandar, Andi Arifuddin.2018. Pentingnya Memelihara Kebersihan dan Keamanan Lingkungan Secara Partisipatif Demi Meningkatkan Gotong Royong dan Kualitas Hidyp Warga.Jurnal Ilmiah Pena, 1 (1):79-84. https://ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip/article/download/137/118.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iswidayati, Sri.2017. Fungsi Mitos Dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pendukungnya.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 188, "width": 96, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmonia Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 215, "top": 188, "width": 97, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan dan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 188, "width": 426, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemikiran Seni, 8 (2):180-184. https://journal.unnes.ac.id/nju//index.php/harmonia/article/download/790/721.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kristiyanto, Eko Noer.2017. Kedudukan Kearifan Lokal dan Peranan Masyarakat dalam Penataan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 226, "width": 426, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruang di Daerah.Jurnal Rechts Vinding, 6 (2):159-177.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 239, "width": 288, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.rechtsvinding.bphn.go.id/artikel/artikel%20eko.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nahak, Hildigardis M. I.2019. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi.Jurnal Sosiologi Nusantara, 5 (1):156-176. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn/article/view/7669.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prayitno, Heru, Gagoek Hardiman dan Tukiman Taruna.2014.Perilaku Warga Masyarakat dan Persepsi Masyarakat Pada Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Terhadap Perubahan Lingkungan Perumahan Wijaya KusumaII Demak.Jurnal Ilmu Lingkungan, 12 (1):12-20 https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/7158/5826.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qudsi, Farizal Alam Zulham.2017.Hadis dan Mitos Jawa.Jurnal Studi Hadis, 3 (1):111-122. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/riwayah/article/download/3440/2416.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahayu, Mella Ismelina Farma.2003.Aspek Hukum Peran Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.Jurnal Penelitian dan Pegabdian(Sains & Teknologi), 1 (1):1-11. http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/400235.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roidah, Ida Syamsu.2013.Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal Universitas", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 403, "width": 61, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulungagung", "type": "Table" }, { "left": 266, "top": 403, "width": 176, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BONOROWO, 1 (1):30-42.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 403, "width": 424, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jurnal- unita.org/index.php/bonorowo/article/download/5/5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saptutyningsih, Endah dan Dyah Titis Kusuma Wardani.2019.Pemanfaatan Bahan Alami Untuk Pengembangan Produk Ecoprint di Dukuh IV Cerme, Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.Warta LPM, 22 (1):18-26. http://journals.ums.ac.id/index.php/warta/article/view/6761", "type": "Text" } ]
38828cb1-83a9-91fe-71f5-31c2b1bf556c
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/6726/4106
[ { "left": 85, "top": 757, "width": 422, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite: Firdaus. et al (2022) Analisis Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7 (4). E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 88, "width": 308, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 428, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA ABRASI PANTAI DI KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 212, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 326, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Fajar, Makassar, Indonesia Email: [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 268, "width": 410, "height": 328, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abrasi menjadi permasalahan bagi ekosistem maupun pemukiman di wilayah pesisir. Dampak dari abrasi adalah terjadinya kemunduran garis pantai yang dapat mengancam bangunan maupun ekosistem yang berada di belakang wilayah garis pantai. Mitigasi bencana abrasi di wilayah pesisir saat ini belum dilakukan secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ancaman, tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas bencana abrasi pantai, mengetahui tingkat risiko bencana abrasi pantai dan pengurangan risiko bencana abrasi pantai di Kecamatan Galesong Utara. Metode Analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif komparatif untuk menyimpulkan tingkat risiko bencana abrasi pantai. Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran parameter, survei lapangan dan analisis data sekunder. Analisis data menggunakan perangkat sistem informasi geografis (SIG) dan tabel analisis bersumber dari aturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012 yang di modifikasi oleh penulis berdasarkan kondisi lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) tingkat ancaman bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara memiliki kategori tinggi (2) tingkat kerentanan bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara masuk dalam kategori sedang, (3) indeks kapasitas seluruh wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara termasuk dalam kapasitas dengan kategori rendah, (4) risiko bencana abrasi pantai di seluruh wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara masuk kedalam kategori tinggi, dan (5) pengurangan risiko bencana abrasi pantai perlu perbaikan stabilitas pantai melalui pembangunan fisik pemecah gelombang dan menanam vegetasi pantai yang sesuai dengan karakteristik pantainya, sedangkan upaya pencegahan berupa penegakan aturan terkait sempadan pantai dan perlindungan ekosistem pesisir pantai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 372, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : mitigasi, risiko bencana, abrasi, wilayah pesisir, galesong utara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 47, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 654, "width": 406, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abrasion is a problem for ecosystems and settlements in coastal areas. The impact of abrasion is the decline of the coastline which can threaten the buildings and ecosystems behind the coastline. Abrasion disaster mitigation in coastal areas currently has not been carried out comprehensively.This study aims to determine the level of threat, the level of vulnerability and the level of capacity for coastal abrasion disasters, determine the level of risk of coastal abrasion disasters and reduce the risk of coastal abrasion disasters in North Galesong District. The", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 196, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3966", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 795, "width": 203, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 88, "width": 406, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "analytical method used is a comparative descriptive analysis method to conclude the level of coastal abrasion disaster risk. Data were collected through parameter measurements, field surveys and secondary data analysis. Data analysis using geographic information system (GIS) and analysis tables sourced from the rules of the Head of the National Disaster Management Agency Number 2 of 2012 which was modified by the author based on the conditions of the research location. The results showed that, (1) the threat level of coastal abrasion in the coastal area of North Galesong District has a high category (2) the vulnerability level of coastal abrasion disasters in the coastal area of North Galesong District is in the medium category, (3) the capacity index of the entire coastal area of North Galesong District. North Galesong is included in the low category of capacity, (4) the risk of coastal abrasion in all coastal areas of North Galesong sub-district is in the high category, and (5) coastal abrasion disaster risk reduction requires improving coastal stability through the physical construction of breakwaters and planting coastal vegetation. in accordance with the characteristics of the coast, while prevention efforts are in the form of enforcing rules related to coastal boundaries and protecting coastal ecosystems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 365, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: mitigation, disaster risk, abrasion, coastal area, north galesong", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 68, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 431, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanasan global merupakan suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Salah satu dampak yang dapat terjadi karena adanya perubahan suhu di muka bumi adalah terjadinya kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut akan berdampak terjadinya abrasi di wilayah pesisir (Maulana et al., 2016) . Pesisir pantai merupakan kawasan yang sangat dinamis dengan berbagai ekosistem hidup yang saling terkait satu sama lain. Kedinamisan kawawan pantai yang terjadi secara terus menerus salah satu wujudnya yaitu perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai yang terjadi berupa pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai (sedimentasi) (Badwi et al., 2019) . Ancaman bencana yang sering terjadi di wilayah pesisir, selain ancaman yang bersifat tiba-tiba seperti gempabumi, tsunami, gelombang pasang dan lainnya, juga terdapat ancaman secara perlahan namun pasti yaitu abrasi pantai. Banyak tempat-tempat wisata pesisir dan kota pantai yang terancam oleh bencana abrasi (Wisyanto, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 431, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abrasi merupakan suatu peristiwa mundurnya garis pantai pada wilayah pesisir pantai yang rentan terhadap aktivitas yang terjadi di daratan maupun di laut. Aktivitas seperti penebangan hutan mangrove, penambangan pasir, serta fenomena tingginya gelombang, dan pasang surut air laut menimbulkan dampak terjadinya abrasi atau erosi pantai (Abda, 2019) . Pengikisan yang terjadi pada daratan wilayah pantai menyebabkan angkutan sedimen berpindah dari tempat asalnya dan menyusuri arah gelombang datang, sehingga mempengaruhi perubahan pada garis pantai (Hakim, 2012) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 431, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya mitigasi perlu dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban, serta dampak dari potensi bencana, sehingga didapatkan langkah dan kesiapsiagaan sebelum", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 39, "width": 403, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3967", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 431, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadinya bencana (Mubekti, 2011) . Mitigasi bencana merupakan upaya sistematik untuk analisis risiko bencana baik secara struktural maupun non structural (Ruswandi et al., 2008) . Mitigasi struktural merupakan langkah fisik untuk mengurangi risiko abrasi. Beberapa mitigasi struktural yang dapat dilakukan antara lain membangun pemecah ombak, peredam abrasi, penahan sedimentasi (groin), pemukiman panggung, dan membuat zona evakuasi bencana (Wahyuningsih et al., 2016) . Kegiatan mitigasi dilaksanakan sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Pada skala lingkungan, kegiatan mitigasi bencana dapat dimulai dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap ancaman di wilayahnya masing- masing (Firdaus et al., 2022) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecamatan Galesong Utara merupakan salah satu Kecamatan yang terletak pada wilayah pesisir. Terletak di pesisir pantai barat Kabupaten Takalar yang memiliki 7 Desa dan 1 Kelurahan, 4 desa diantaranya merupakan desa pesisir karena berhadapan langsung dengan selat Makassar. Memiliki luas 15,11 Km² atau sebesar 2,67% dari luas total Kabupaten Takalar. Memiliki panjang garis pantai ± 10,18 Km dengan total jumlah penduduk sebesar 40.211 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,24 persen per Tahun (BPS, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 429, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Kecamatan Galesong Utara abrasi menjadi masalah utama yang terjadi di sepanjang pantai dengan ombak yang kuat yang mengancam ekosistem tanaman di pantai Galesong Utara. Hal ini semakin diperparah dengan hilangnya pemecah ombak atau bangunan pelindung pantai yang terus mengalami erosi atau pengikisan sehingga mengancam ekosistem permukiman di sekitarnya (Hidayat, 2021) . Melihat tingginya potensi ancaman abrasi pantai, serta pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara, maka diperlukan upaya penanggulangan abrasi pantai berdasarkan karakteristik bencananya. Karakteristik bencana dapat diketahui melalui kajian dan penilaian risiko bencana suatu wilayah dengan mempertimbangkan aspek ancaman bencana, aspek kerentanan wilayah maupun masyarakat dan aspek kapasitas dalam penanganan bencana (BNPB, 2012) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ancaman, tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas bencana abrasi pantai, mengetahui tingkat risiko bencana abrasi pantai dan pengurangan risiko bencana abrasi pantai di Kecamatan Galesong Utara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Rancangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 642, "width": 411, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei, hasil penelitian dipaparkan menggunakan analisis deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran parameter oseanografi, digitasi peta citra, survei lapangan, dan wawancara semi-terstruktur dengan stakeholder terkait. Data dianalisis menggunakan tabel analisis risiko berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No. 1 dan 2 tahun 2012 yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan kondisi lokasi penelitian. Pengolahan data menggunakan Microsoft excell 2017 sedangkan olah data spasial menggunakan software ArcGIS 10.3 . Hasil analisis data di klasifikasi ke dalam tiga", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 196, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3968", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 795, "width": 203, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 410, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelas yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi yang menggambarkan perbedaaan tingkat ancaman bencana, tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas serta tingkat risiko bencana abrasi pantai di lokasi penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Lokasi Obyek Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 143, "width": 410, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi obyek penelitian ini dilakukan di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar yang berada pada garis khatulistiwa antara 5 0 19’30” Lintang Selatan dan 119 0 21’30” Bujur Timur. Secara Administrasi Kecamatan Galesong terdiri dari 12 desa/kelurahan dengan luas wilayah daratan adalah 25,93 km2 atau sekitar 4.5 % dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Takalar. Batas wilayah administratif adalah di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Galesong dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 520, "width": 240, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Peta Administrasi Kecamatan Galesong Utara", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 141, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Jenis dan Sumber Data", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 577, "width": 73, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Jenis data", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 593, "width": 392, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mendukung proses analisis, beberapa jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 625, "width": 392, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data primer dilakukan dengan pengambilan titik koordinat bumi di Kecamatan Galesong Utara serta dilakukan observasi dan dokumentasi terhadap kondisi pantai di Kecamatan Galesong Utara serta dilakukan wawancara dengan stakeholder terkait. Data ini diperlukan dalam analisis risiko bencana abrasi pantai.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 704, "width": 392, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Data-data sekunder diperoleh dari berbagai instansi dan studi literatur, terdiri dari: data citra, data tinggi gelombang, data kecepatan arus, jenis tanah, topografi, geologi, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah penduduk", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 39, "width": 403, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3969", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 88, "width": 374, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "usia lanjut, jumlah penyandang cacat, jumlah penduduk miskin, jumlah nelayan, kepadatan bangunan permukiman, luas vegetasi mangrove.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 120, "width": 90, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Sumber data", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 136, "width": 353, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber data yang akan digunakan dalam penelitan ini yaitu antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 152, "width": 392, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data primer yang diperoleh yaitu dengan melakukan identifikasi di lapangan, dan dokumentasi berupa foto-foto kondisi pantai, kondisi lingkungan permukiman dan kepadatan bangunan, kondisi sebaran vegetasi dan kerusakan akibat abrasi dengan pendekatan survey lapangan di lokasi studi.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 215, "width": 392, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Data sekunder yang diperoleh dari kepustakaan, data citra dan wawancara dengan pejabat pemerintah daerah, Dinas-dinas yang terkait dan relevan, wawancara juga di lakukan dengan masyarakat yang mendiami lokasi sepanjang pesisir pantai di Kecamatan Galesong Utara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 126, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Teknik Analisis Data", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 294, "width": 148, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Analisis indeks ancaman", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 310, "width": 392, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghitung tingkat ancaman bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara, maka masing-masing parameter dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Perka BNPB No.2/2012):", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 427, "width": 202, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H Tot = Total nilai ancaman H 1 = Parameter tinggi gelombang H 2 = Parameter kecepatan arus H 3 = Parameter kerapatan Mangrove", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 483, "width": 13, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 4", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 483, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Parameter bentuk garis pantai", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 497, "width": 196, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H5 = Parameter karakteristik pantai Si = Nilai kelas parameter i Bi = Bobot indikator i", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 552, "width": 164, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Analisis Indeks Kerentanan", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 568, "width": 392, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghitung tingkat kerentanan masing-masing wilayah kajian, maka parameter-parameter indeks kerentanan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Perka BNPB No.2/2012) :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 689, "width": 200, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: V 1 = Parameter kepadatan penduduk V 2 = Parameter kelompok rentan V 3 = Parameter KK miskin V 4 = Parameter KK nelayan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 196, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3970", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 795, "width": 203, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 88, "width": 202, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V 5 = Parameter kepadatan bangunan", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 102, "width": 174, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V 6 = Parameter luas mangrove Bi", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 116, "width": 161, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Bobot Indikator i Si = Nilai Kelas Parameter i", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 157, "width": 149, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Analisis indeks kapasitas", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 173, "width": 392, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghitung tingkat kapasitas masing-masing lokasi kajian dalam menghadapi ancaman bencana abrasi pantai, menggunakan persamaan sebagai berikut (Perka BNPB No. 2 Tahun 2012).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 290, "width": 65, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 303, "width": 256, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ctot = Total nilai kapasitas C1 = Parameter perda penanggulangan bencana C2 = Parameter dokumen kajian risiko bencana C3 = Parameter sistim peringatan dini bencana C4 = Parameter kegiatan mitigasi bencana", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 354, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C5 = Parameter pendidikan dan pelatihan bencana Bi = Bobot Indikator i Si = Nilai Kelas Parameter i Tabel 1 Klasifikasi tingkat kapasitas bencana No. Rentang Nilai V total Kelas 1 1,0 - 1,66 Rendah 2 1,67 - 2,34 Sedang 3 2,35 - 3,0 Tinggi Sumber: Perka BNPB No.2 Tahun 2012", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 536, "width": 140, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Analisis risiko bencana", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 552, "width": 392, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indeks risiko bencana abrasi pantai di wilayah pesisir menggunakan komponen ancaman bencana, komponen kerentanan dan komponen kapasitas wilayah pesisir. Masing-masing komponen memberi pengaruh besar terhadap tingginya risiko bencana yang terjadi pada suatu wilayah. Analisis risiko bencana menggunakan persamaan analisis risiko yang dikeluarkan oleh BNPB No. 2 Tahun 2012. Analisis risiko bencana menggunakan hasil analisis indeks ancaman, indeks kerentanan, dan indeks kapasitas yang dihitung menggunakan persamaan berikut (BNPB, 2012) :", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 39, "width": 403, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3971", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 88, "width": 381, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasifikasi tingkat risiko bencana dilakukan dengan membagi nilai risiko berdasarkan rentang dan interval kelas. Untuk menghitung interval kelas menggunakan persamaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 163, "width": 65, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 179, "width": 151, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I = Interval Rmax = Nilai risiko tertinggi Rmin = Nilai risiko terrendah", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 227, "width": 112, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N = Banyaknya kelas", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 258, "width": 392, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehingga pengklasifikasian tingkat risiko bencana dan abrasi pantai dapat menggunakan interval kelas berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 117, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 165, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Penilaian Tingkat Ancaman", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 412, "width": 410, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat ancaman bencana abrasi pantai pada masing masing lokasi penelitian diperoleh melalui klasifikasi nilai total ancaman bencana. Nilai total ancaman bencana yang diperoleh dari hasil analisis dapat disimpulkan dan digeneralisasi sebagai nilai ancaman bencana abrasi pantai yang dimiliki oleh masing-masing desa/kelurahan. Klasifikasi nilai total ancaman bencana abrasi pantai diwilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara disajikan pada tabel sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 521, "width": 174, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Tingkat ancaman bencana abrasi", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 548, "width": 388, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Desa/Kelurahan Nilai Ancaman (H Total) Kategori 1 Aeng Batu-Batu 2,7 Tinggi 2 Sampulungan 2,7 Tinggi 3 Tamalate 2,7 Tinggi 4 Tamasaju 2,7 Tinggi 5 Bontosunggu 2,7 Tinggi Sumber: Analisis Data, Tahun 2022", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 670, "width": 410, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil klasifikasi parameter tingkat ancaman bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara diperoleh hasil bahwa, tingkat ancaman bencana yang memiliki kategori tinggi terdapat di seluruh desa/kelurahan di Kecamatan Galesong Utara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 196, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3972", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 795, "width": 203, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 162, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penilaian Tingkat Ancaman", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 104, "width": 410, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai kerentanan dianalisis dan diklasifikasi kedalam tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Klasifikasi dilakukan untuk mendapatkan perbedaan kerentanan masing-masing desa/kelurahan dalam menghadapi ancaman bencana abrasi pantai. Hasil analisis dan klasifikasi nilai kerentanan wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara disajikan pada tabel sebagai sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 197, "width": 397, "height": 131, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Tingkat kerentanan wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara No. Desa/Kelurahan Nilai Kerentanan (V Total) Kategori 1 Bontosunggu 2,45 Sedang 2 Tamasaju 2,35 Sedang 3 Tamalate 2,35 Sedang 4 Aeng Batu-Batu 2,35 Sedang 5 Sampulungan 2,35 Sedang Sumber: Analisis Data, Tahun 2022", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 346, "width": 410, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasifikasi tingkat kerentanan wilayah pesisir terhadap ancaman bencana abrasi pantai, menggambarkan wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara memiliki tingkat kerentanan yang sama. Penilaian tingkat kerentanan di ukur dengan kategori rendah antara 0,5-1,5, nilai kategori sedang 1,6-2,5 dan nilai kategori tinggi >2,5. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan tingkat kerentanan desa/kelurahan di Kecamatan Galesong Utara masuk dalam kategori sedang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 166, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Penilaian Tingkat Kapasitas", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 458, "width": 410, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk melihat perbedaan tingkat wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara dalam ancaman bencana abrasi pantai, maka nilai total kapasitas masing-masing desa di klasifikasi kedalam tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hasil analisis dan kategorisasi tingkat kapasitas wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara disajikan pada tabel sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 551, "width": 41, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 565, "width": 319, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat kapasitas wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 578, "width": 403, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Desa/Kelurahan Nilai Kapasitas (C Total) Kategori 1 Bontosunggu 1,3 Rendah 2 Tamasaju 1,3 Rendah 3 Tamalate 1,3 Rendah 4 Aeng Batu-Batu 1,3 Rendah 5 Sampulungan 1,3 Rendah Sumber: Analisis Data, Tahun 2022", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 698, "width": 410, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan klasifikasi parameter indeks kapasitas, seluruh desa/kelurahan wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara termasuk kedalam kapasitas dengan kategori rendah.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 39, "width": 403, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3973", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 166, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Penilaian Tingkat Kapasitas", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 104, "width": 410, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis risiko bencana dilakukan dengan mengoverlay nilai ancaman, kerentanan dan kapasitas wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara untuk mendapatkan total nilai risiko. Adapun hasil analisis risiko bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara disajikan pada tabel sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 181, "width": 41, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 195, "width": 407, "height": 131, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis risiko bencana abrasi pantai wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara No. Desa/Kelurahan Ancaman (H) Kerentanan (V) Kapasitas (C) Risiko (R) 1 Bontosunggu 2,7 2,45 1,3 5.09 2 Tamasaju 2,7 2,45 1,3 4.88 3 Tamalate 2,7 2,45 1,3 4.88 4 Aeng Batu-Batu 2,7 2,45 1,3 4.88 5 Sampulungan 2,7 2,45 1,3 4.88 Sumber: Analisis Data, Tahun 2022", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 344, "width": 410, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai risiko masing-masing lokasi kajian diklasifikasi berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah dan dibagi kedalam tiga kelas yaitu kategori risiko tinggi (>2,47), kategori risiko sedang (1,64-2,47) dan kategori risiko rendah (0,81-1,64). Hasil klasifikasi risiko bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara disajikan pada tabel sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 440, "width": 41, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 454, "width": 408, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat risiko bencana wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara No. Desa/Kelurahan Nilai Risiko Kategori 1 Bontosunggu 5.09 Tinggi 2 Tamasaju 4.88 Tinggi 3 Tamalate 4.88 Tinggi 4 Aeng Batu-Batu 4.88 Tinggi 5 Sampulungan 4.88 Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 560, "width": 175, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Analisis Data, Tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 590, "width": 410, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis risiko bencana, didapatkan hasil bahwa risiko bencana abrasi pantai kategori tinggi terdapat di seluruh desa/kelurahan di Kecamatan Galesong Utara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 196, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3974", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 795, "width": 203, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 406, "width": 55, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 419, "width": 301, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peta Risiko Bencana Abrasi di Kecamatan Galesong Utara", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 278, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Rekomendasi Pengurangan Risiko Bencana Tinggi", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 465, "width": 220, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kegiatan Meredam Ancaman Bencana", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 481, "width": 392, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan mitigasi dapat dilakukan pada wilayah yang belum tersentuh upaya mitigasi namun telah mengalami dampak bencana. Desa Aeng Batu-Batu, Desa Sampulungan dan Desa Tamasaju termasuk wilayah yang telah terdampak abrasi paling parah, perlu membangun mitigasi struktural untuk mempertahankan stabilitas pantai berupa bangunan penahan sedimentasi sejajar pantai (groin), peredam abrasi ( bank revetment ) dan bangunan pemecah gelombang untuk mengurangi laju abrasi pantai yang terjadi.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 592, "width": 251, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengurangan Kerentanan Kelompok Rentan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 608, "width": 392, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pengurangan kerentanan dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terkhusus kelompok rentan dan kelompok nelayan miskin melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi akan adanya potensi ancaman bencana, faktor pendorong terjadinya, dan risiko yang mungkin terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 671, "width": 204, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Peningkatan Kapasitas Masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 687, "width": 392, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan membangun budaya siaga bencana bagi masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 39, "width": 403, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3975", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 88, "width": 392, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wilayah pesisir melalui peningkatan pengetahuan terkait upaya penyelamatan diri dan upaya pengurangan risiko bencana..", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 120, "width": 313, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Membangun sistim peringatan dini menghadapi bencana", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 136, "width": 392, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistim peringatan dini merupakan aspek penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Dengan adanya peringatan dini, kejadian bencana abrasi dapat lebih awal diketahui masyarakat sehingga jatuhnya korban jiwa dan kerugian materil dapat diminimalisir. Mekanisme peringatan dini dapat disepakati oleh masyarakat bersama pemerintah melalui keputusan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Takalar dan Kecamatan Galesong Utara yang diprioritaskan pada wilayah pesisir yang memiliki tingkat ancaman bencana tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 62, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 428, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat ancaman bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara memiliki kategori tinggi, sedangkan untuk tingkat kerentanan bencana abrasi pantai di wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara masuk dalam kategori sedang, dan untuk hasil perhitungan indeks kapasitas bencana wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara termasuk dalam kapasitas dengan kategori rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis risiko bencana abrasi pantai di seluruh wilayah pesisir Kecamatan Galesong Utara masuk kedalam kategori tinggi, sehingga untuk rekomendasi pengurangan risiko bencana abrasi pantai kategori tinggi berupa perbaikan stabilitas pantai melalui pembangunan fisik pemecah gelombang dan menanam vegetasi pantai yang sesuai dengan karakteristik pantainya, sedangkan upaya pencegahan berupa peningkatan kualitas lingkungan pesisir dan penegakan aturan terkait sempadan pantai dan perlindungan ekosistem pesisir pantai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 196, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 24, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3976", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 795, "width": 203, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 88, "width": 84, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abda, M. K. (2019). Mitigasi Bencana Terhadap Abrasi Pantai Di Kuala Leugekecamatan Aceh Timur . 4. Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 429, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badwi, N., Baharuddin, I. I., & Abbas, I. (2019). Dampak strategi pengendalian bencana abrasi di pantai Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan . 3. Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BNPB. (2012). Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana . Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 429, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BPS. (2020). Kecamatan Galesong Utara Dalam Angka Tahun 2020 . Badan Pusat Statistik (BPS).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Rumata, N. A., & Hakim, Didiet Haryadi. (2022). Sosialisasi Penataan Ruang Untuk Pengurangan Risiko Bencana Di Desa Tamasaju Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Jurnal Balireso: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat , 7 (1), 7. https://doi.org/prefix10.33096 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakim, B. A. (2012). Efektifitas Penanggulangan Abrasi Menggunakan Bangunan Pantai di Pesisir kota Semarang . 7. Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 429, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat, M. I. (2021). Arahan Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Di Kawasan Permukiman Pesisir Desa Sampulungan, Kabupaten Takalar [Skripsi].", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 433, "width": 196, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Hasanuddin. Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maulana, E., Wulan, T. R., Wahyuningsih, D. S., & Mahendra, W. W. Y. (2016).", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 475, "width": 392, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi Pengurangan Risiko Abrasi Di Pesisir Kabupaten Rembang, Jawa Tengah . 10. Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 429, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mubekti, M. (2011). Mitigasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan Teknik Pemodelan Sistem Informasi Geografis; Studi Kasus: Kecamatan Sumedang Utara Dan Sumedang Selatan. Jurnal Teknologi Lingkungan , 9 (2). https://doi.org/10.29122/jtl.v9i2.452 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruswandi, R., Saefuddin, A., Mangkuprawira, S., Riani, E., & Kardono, P. (2008).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 599, "width": 392, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi Potensi Bencana Alam dan Upaya Mitigasi yang Paling Sesuai Diterapkan di Pesisir Indramayu dan Ciamis. Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan , 18 (2), 1. https://doi.org/10.14203/risetgeotam2008.v18.12", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 640, "width": 75, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 428, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyuningsih, D. S., Maulana, E., Wulan, T. R., Ambarwulan, W., Putra, M. D., Ibrahim, F., Setyaningsih, Z., & Putra, A. S. (2016). Efektivitas Upaya Mitigasi Abrasi Berbasis Ekosistem Di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta . 6. Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 39, "width": 403, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengurangan Risiko Bencana Abrasi Pantai di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 206, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 4, April 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 795, "width": 27, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3977", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wisyanto. (2019). Analisis Bahaya Abrasi Di Wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 102, "width": 392, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami , 3 (1), 21–31. https://doi.org/10.29122/alami.v3i1.3490 Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 145, "width": 96, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright holder:", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 159, "width": 231, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, Muhammad Chaerul, Sri Gusty (2022)", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 186, "width": 121, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First publication right:", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 200, "width": 196, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 226, "width": 154, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
3d964669-1fae-053c-7864-8467875bdf6d
https://stiemuttaqien.ac.id/ojs/index.php/OJS/article/download/139/106
[ { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 59, "width": 280, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No. 2 September 2020 P - ISSN : 2503-4413 E - ISSN : 2654-5837, Hal 52 - 61", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 128, "width": 458, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE , DAN KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA GURU SMP DI KABUPATEN PURWAKARTA", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 166, "width": 32, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh :", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 178, "width": 33, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Patoni", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 191, "width": 444, "height": 365, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Manajemen – STIE Dr. Khez Muttaqien Purwakarta Email: [email protected] Article Info Abstract Article History : Received 23 July - 2020 Accepted 20 August - 2020 Available Online 07 Sept - 2020 The Patoni. 2020. This research is subject to the influence of Exchange Member leaders, and information technology expertise to the performance of SMP teachers in Purwakarta regency. The purpose of this research is to know the influence of member exchange leaders, and the expertise of information technology to the performance of SMP teachers in Purwakarta district with the research method used is descriptive analytical. Research Data obtained from questionnaires directly disseminated to 95 junior high school teachers in Purwakarta district which spread over 51 SMPN through Google form. Data processing is conducted using SPSS version 24.0 program which includes validity test, reliability test, correlation test, multiple linear regression test, and classical assumption test. The results showed that partial member exchange leaders significantly affect the performance of SMP teachers in Purwakarta District by 54.40%, and the expertise of information technology significantly affect the performance of SMP teachers in Purwakarta District by 49.30%. Simultaneously shows the significant influence of member exchange leaders and information technology expertise to the performance of junior high school teachers in Purwakarta district of 64.21% and the remaining 35.79% are influenced by other factors that are not researched by researchers. Keyword : Member Exchange Leader, Information Technology,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 559, "width": 99, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teacher Performance", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 597, "width": 208, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan aktivitas seluruh manusia yang diyakini dapat menerangi dan memfasilitasi seluruh kebutuhan manusia dalam berbagai sektor kehidupan. Suryadi, (2002: 1), ” Pendidikan dipandang sebagai katalisator utama dalam pengembangan sumber daya manusia, dengan anggapan bahwa semakin terdidik seseorang, semakin tinggi pula kesadarannya terhadap kesehatan, partisipasi politik dan keluarga berencana”. UNESCO mendeskripsikan pendidikan dengan empat pilar, yaitu 1) Learning to know 2) Learning to do, 3) Learning to be dan 4) Learning to live together .", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 585, "width": 208, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinamika pembangunan pendidikan di Kabupaten Purwakarta secara tersurat tertuang dalam Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 69 tahun 2015 tentang pendidikan karakter. Salah satu point penting dalam Peraturan Bupati tersebut adalah konsepsi 7 poe atikan pendidikan Purwakarta Istimewa yaitu senin ajeg nusantara, selasa mapag buana, rabu maneh di sunda, kamis nyanding wawangi, jumat nyucikeun diri, sabtu dan minggu betah diimah.", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 724, "width": 208, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru sebagai sumber daya utama dalam bidang pendidikan di Kabupaten Purwakarta berdasarkan data SIMPEG Kabupaten Purwakarta per 31 Desember 2017, diketahui", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 208, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jumlah guru sebesar 4073 orang, jumlah aparatur sipil negara se kabupaten berjumlah 8101 orang artinya bahwa 50, 28% SDM adalah guru. Jumlah yang besar belum tentu berkontribusi besar terhadap pencapaian tujuan. Kualitas kerja atau kinerja merupakan hal esensial dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Asf & Mustofa (2013:155-156), menjelaskan bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan pendidikan. Kinerja guru adalah keseluruhan produk guru sesuai dengan rencana yang sudah disusun sebelumnya. Keberhasilan seorang guru harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, apabila guru telah memenuhi kriteria tersebut berarti seorang guru dapat dikatakan berhasil dan memiliki kualitas yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 312, "width": 208, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja guru di Kabupaten Purwakarta berdasarkan pra survey melalui kuesioner google form pada umumnya baik namun harus ditingkatkan karena tuntutan perkembangan jaman terus berubah. Berdasarkan data pra survey diperoleh informasi bahwa kinerja guru masih harus ditingkatkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 214, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pra survey tersebut memberikan informasi bahwa 64,3% responden mengatakan kinerja guru cukup baik, 28,6% mengatakan kinerja guru harus ditingkatkan, dan hanya 7,1% mengatakan kinerja guru sangat baik. Kinerja guru masih harus ditingkatkan berakibat pada beberapa persoalan yang sering muncul terkait dengan kinerja guru antara lain pengisian PUPNS, input data dapodik, pengisian SKP dan PKG, pengisan eRapot , SIM PKB, terlambatnya kenaikan pangkat/golongan, pembuatan bahan ajar dalam bentuk PPT, menyusun analisis hasil ujian, menginput rata-rata harian siswa sebagai bahan dasar eRapot dan persoalan lainnya yang berhubungan dengan keterlaksanaan tugas pokok dan fungsi guru. Variatif masalah di setiap satuan pendidikan akan berhubungan dengan kepemimpinan sekolahnya, persepsi diri terhadap tugas keguruan indvidu, kemampuan teknologi informasi dari guru yang bersangkutan, sarana sekolah, letak geografis sekolah, jumlah guru dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASf & Mustofa (2013:160) menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja guru dapat berasal dari dalam individu itu sendiri seperti motivasi, keahlian, dan juga pendidikan. Ada juga faktor dari luar individu seperti iklim kerja, tingkat gaji, dan lain sebagainya. Djoko Purwanto,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 148, "width": 211, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2006 dalam Martiningsih (2015)", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 160, "width": 212, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan sebuah perusahaan di pengaruhi oleh seorang pemimpin, kepemimpinan yang efektif memberi dampak kemajuan pada perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 224, "width": 212, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pra survey melalui google form diperoleh informasi bahwa kinerja guru di Kabupaten Purwakarta, dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah praktik kepemimpinan kepala sekolah. Berdasarkan data dapat diperoleh informasi bahwa 39,3% mengatakan kinerja guru dipengaruhi oleh praktik kepemimpinan kepala sekolah, 28,65 % dipengaruhi oleh kesejahtraan, dan 17,9% dipengaruhi oleh kondosivitas sekolah. Informasi ini memberi makna bahwa pemimpin memiliki peran strategis dalam konteks kinerja pegawainya, oleh sebab itu seorang pemimpin harus memiliki kompetensi dan pengetahuan manajerial dan strategi yang baik, berperilaku yang baik, mampu mempengaruhi dan mengarahkan orang lain, mampu mengambil keputusan dan mampu melakukan pendekatan personal serta mampu", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 464, "width": 212, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menerapkan kepemimpinanya sesuai dengan karakteristik lingkungan organisasi masing-masing dan situasi global yang sedang sedang berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 527, "width": 212, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satu model kepemimpinan yang dipandang berkontribusi terhadap kinerja pegawai/karyawan adalah leader member exchange. Leader member exchange adalah teori pertukaran pemimpin-anggota menggambarkan bagaimana para pemimpin mengembangkan hubungan pertukaran yang berbeda sepanjang waktu dengan bawahan. Hasil penelitian Wang (2016); Arsintadiani dan Harsono (2012) menyatakan bahwa leader member exchange berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Pemimpin menyampaikan harapan peran untuk pengikut mereka dan memberikan imbalan berwujud dan tidak berwujud untuk pengikut yang memenuhi harapan tersebut. Demikian juga, pengikut memegang harapan peran pemimpin mereka, sehubungan dengan bagaimana mereka diperlakukan dan penghargaan mereka untuk menerima untuk memenuhi harapan pemimpin.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 212, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praktik kepemimpinan leader member exhange menggambarkan pengikut tidak pasif “penerima peran”; mereka mungkin baik menolak, memeluk, atau menegosiasikan peran yang ditentukan oleh pemimpin mereka. Ada proses timbal balik antara pemimpin dan pengikut, dimana masing-masing pihak membawa ke hubungan berbagai jenis sumber daya untuk pertukaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 212, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor lainnya yang diduga berpengaruh terhadai kinerja guru adalah keahlian TIK guru masing-masing. Teknologi informasi dan komunikasi yang terus mengalami kemajuan akan mempengaruhi pola komunikasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 211, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat nantinya (Sudarwan, 2010). Menurut Tandeur, et.al., (2006) : “Information and Communication Technology (ICT) plays an important role in society when we take into account the social, cultural and economic role of computers and the Internet.” Oleh karena itu, mengintegerasikan TI dalam aspek pendidikan merupakan hal yang sangat penting saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 350, "width": 183, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian Ana Rasyidah dkk", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 161, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2015) menunjukkan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 363, "width": 34, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tingkat", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 214, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengetahuan TIK guru matematika SMA/MA Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat berada pada kategori rendah. Tingkat keahlian TIK guru berada pada kategori sedang dan tingkat implementasi TIK guru berada pada tingkat “rendah”. Realitas tersebut memberi informasi bahwa keahlian IT guru dalam melaksanakan tugas keguruannya masih harus ditingkatkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 212, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Purwakarta yang sangat konsen dengan pendidikan dan berfokus pada peningkatan keahlian teknologi informasi guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja gurunya ternyata belum menggembirakan. Berdasarkan pra survey didapat informasi bahwa keahlian teknologi informasi guru di SMP di Kabupaten Purwakarta dari responden yang memberikan tanggapan, keahlian teknologi informasi guru perlu ditingkatkan karena belum baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 211, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data pra survey diperoleh informasi bahwa 60,7%", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 214, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "responden menyebutkan keahlian teknologi informasi guru baru yang mampu/ahli, 32,1% mengatakan bahwa baru lima puluh persen guru yang ahli dalam teknologi informasi. Tuntutan pada pembelajaran abad-21, guru harus mampu menggunakan teknologi informasi sebagai media dan sumber belajar yang salah satunya dengan menggunakan akses internet. Internet merupakan sumber informasi yang tak terbatas (Slamet, 2009). Selain mampu menggunakan TI sebagai", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sumber belajar, guru juga dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran kreatif dan inovatif yang terintegrasi. Profil pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting bagi guru. Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, terdapat empat kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, dua diantaranya adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kedua kompetensi tersebut sangat erat kaitannya dengan pemanfaatkan TI dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 249, "width": 212, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keahlian IT guru yang belum baik tentu akan berpengaruh pada pencapaian target pekerjaan guru baik dalam persiapan, pelaksanaan maupun dalam evaluasi. Berdasarkan data prasurvey melalui google form diperoleh informasi bahwa masih terdapat kendala dalam proses peningkatan kinerja guru yang salah satunya adalah keahlian IT.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 433, "width": 212, "height": 263, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bedasarkan gambar tersebut diperoleh informasi bahwa 46,4% responden mengatakan bahwa kemampuan IT guru belum baik sehingga perencanaan pembelajaran tidak optimal, 39,3% mengatakan bahwa kemampuan IT guru belum baik sehingga berpengaruh pada praktik pembelajaran. Hasil studi pendahuluan melalui observasi dan wawancara, peneliti menemukan bahwa di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta masih terdapat kelemahan dalam pemanfaatan teknologi informasi. Peneliti melihat bahwa sebagian guru terutama guru mata pelajaran yang sudah senior (lama mengabdi dan berusia 50 tahun lebih) belum terampil dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang pelaksanaan tugas- tugasnya padahal kemampuan teknologi informasi dalam praktik pembelajaran dan pelaporan hasil belajar peserta didik bisa lebih menarik dan efektif.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 699, "width": 230, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. KERANGKA PEMIKIRAN DAN", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 712, "width": 161, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGEMBANGAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 725, "width": 211, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leader Member Exchange Leader member exchange merupakan suatu model praktik kepemimpinan yang sangat memperhatikan kualitas hubungan", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 212, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "timbal balik antara pemimpin dan karyawan dalam sebuah organisasi. Menurut Asgari, dkk (2008) teori pertukaran pemimpin anggota didasarkan pada asumsi bahwa para pemimpin membangun hubungan pertukaran sosial dengan karyawan mereka dan sifat hubungan pertukaran ini adalah bagaimana pemimpin memperlakukan setiap karyawan. Suhermin (2012) mengemukakan bahwa leader member exchange berfokus pada kualitas pertukaran hubungan antara karyawan dan manajer, didasarkan pada tingkat dukungan emosional dan pertukaran sumber daya yang dihargai. Leader member exchange tidak hanya sebatas hubungan kerja saja, tetapi teori ini juga menunjang baik pemimpin maupun karyawan untuk saling memberi feedback satu sama lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 214, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liden dan Graen (1980) dalam Muhaimin 2011, menjelaskan bahwa leader member exchange merupakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara atasan dengan bawahan, dimana atasan meberikan tipe hubungan yang berbeda terhadap bawahan-bawahannya secara individual.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 212, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leader member exchange merupakan hubungan timbal balik yang melibatkan komunikasi antara pemimpin dan karyawan melalui keakraban antar satu dan lainnya, berkontribusi untuk sesama saling setia dan mempunyai rasa hormat antar individu. Hubungan baik antara pemimpin dan karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 489, "width": 212, "height": 251, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figur menjadi titik sentral bagi terlaksananya roda organisasi. Figur yang menggerakan semua sub-sistem organisasi tersebut, oleh karena itu figure harus memiliki hubungan yang harmonis dengan seluruh karyawannya. Leader member exchange dapat menjadi solusi terbentuknya hubungan harmonis antara pemimpin dengan anggotanya. Miner (1988) mengemukakan bahwa interaksi atasan bawahan yang berkualitas tinggi akan memberikan dampak seperti meningkatnya kepuasan kerja, produktivitas, dan kinerja pegawai. Interaksi atau hubungan yang dijalin oleh tiap karyawan dan pemimpin tentunya berbeda–beda antara satu dengan yang lainnya. Truckenbrodt (2000, p.234) mengatakan bahwa dalam sebuah organisasi dilihat dari hubungan dan interaksi antara pemimpin dan karyawan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 742, "width": 211, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. In – group : Dalam hubungan ini, karyawan dan pemimpin memiliki hubungan yang baik, hubungan antar keduanya didasarkan", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 59, "width": 197, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "oleh perasaan senasib, rasa percaya, dan afeksi terhadap satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 82, "width": 212, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Out – group : Dalam hubungan ini, posisi pemimpin terhadap karyawan lebih ke arah profesional . Hal ini disebabkan karena begitu minim waktu yang disediakan untuk mendekatkan diri, sehingga karyawan lebih memiliki sedikit waktu untuk pemimpin, dan hubungan antar keduanya hanya dalam koridor interaksi otoritas yang normal. K onsepsi leader member exchange maka dapat dimulai dengan memahami dimensi- dimesinya. Liden dan Maslyn (1998, p.50) membagi leader member exchange menjadi empat dimensi, antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 249, "width": 211, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Affect ( Afeksi ) Affect mengacu pada keakraban antara satu individu dengan individu lainnya. Liden dan Maslyn (1998, p. 46) menambahkan bahwa aspek afeksi dapat menjadi unsur paling dominan maupun tidaknya dapat bergantung kepada jenis hubungan yang ada di tempat kerja.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 350, "width": 134, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Contribution (Kontribusi)", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 363, "width": 197, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liden dan Maslyn (1998, p.50) menyatakan bahwa dimensi kontribusi adalah persepsi tentang kegiatan yang berorientasi pada tugas di tingkat tertentu antara pemimpin dan karyawan untuk mencapai tujuan bersama.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 439, "width": 101, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Loyalty (Loyalitas)", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 451, "width": 197, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Loyalty adalah kesetiaan dan dukungan yang diberikan pada individu lain, baik itu karyawan maupun pemimpin. Liden dan Maslyn (1998, p.50) menyatakan bahwa loyalitas adalah bagaimana pemimpin maupun karyawan saling mendukung aksi dan karakter satu sama lainnya dalam segala situasi.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 553, "width": 212, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Professional Respect (Respek/ Hormat) Professional respect mengacu pada rasa hormat atau kagum pada pekerjaan yang dilakukan orang lain. yang disebabkan karena reputasi yang dimiliki oleh pemimpinnya. Liden dan Maslyn (1998, p.50) bahwa reputasi dapat terbentuk melalui data sejarah mengenai seorang pribadi seperti pengalaman pribadi, komentar yang didapat melalui", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 679, "width": 197, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perseorangan maupun dari luar organisasi dan penghargaan yang diberikan terhadapnya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 730, "width": 176, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keahlian Teknologi Informasi Guru", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 742, "width": 214, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi informasi pada era globalisasi menjadi bagian dari kebutuhan kehidupan setiap orang. UNESCO bekerjasama dengan", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 211, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CISCO, Intel, dan Microsoft, serta para ahli pendidikan melakukan konsultasi intensif untuk mengidentifikasi kompetensi TIK guru yang dimilikinya agar dapat menguasai materi dan kelas secara efektif dan efisien. Dari hasil kerjasama menghasilkan tiga buku kerangka kerja UNESCO mengenai kompetensi TIK bagi guru profesional yang diterbitkan pada tahun 2008, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 211, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kerangka Kebijakan yang menjelaskan mengenai alasan, struktur dan pendekatan kegiatan ICT-CFT (ICT Competency Framework for Teachers project) ,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 211, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kerangka kompetensi pengembangan modul yang dapat menjelaskan bagaimana tiga tahap pembangunan pendidikan dapat dipetakan terhadap enam aspek pekerjaan seorang guru untuk menciptakan kerangka 18 modul kompetensi guru, dan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 211, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pedoman pelaksanaan yang disediakan secara spesifik dan rinci untuk setiap modul dalam pembangunan pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 212, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan teknologi informasi pada dunia pendidikan didasarkan tiga pendekatan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 212, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Technology Literacy , yaitu dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 197, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkatkan sejauhmana teknologi digunakan oleh siswa, masyarakat, dan tenaga kerja dengan memasukkan keterampilan teknologi ke dalam kurikulum sekolah yang mampu meningkatkan keterampilan belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 211, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Knowledge Deepening yaitu meningkatkan kemampuan siswa, masyarakat, dan tenaga kerja dalam menggunakan pengetahuan untuk menambah nilai masyarakat dan produktivitas ekonomi dengan menerapkan permasalahan kompleks di dunia nyata.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 540, "width": 211, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Knowledge Creation yaitu meningkatkan kemampuan siswa, masyarakat, dan tenaga kerja untuk berinovasi menghasilkan pengetahuan baru dan memperoleh manfaat dari pengetahuan baru. Teknologi informasi dijadikan sarana kreativitas manusia dalam mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya terlebih dengan teknologi informasi proses pemenuhan kebutuhan manusia dalam berbagai bidang akurasi dan kecepatanya terukur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 212, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keahlian teknologi informasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas-tugas guru antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 211, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Teknologi informasi sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 742, "width": 194, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Teknologi informasi sebagai bahan ajar", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 755, "width": 211, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Teknologi informasi sebagai infrastruktur pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 211, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Teknologi informasi sebagai manajemen pembelajaran,", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 212, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Teknologi informasi sebagai sistem pendukung pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 110, "width": 68, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 123, "width": 212, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja bagi suatu organisasi merupakan unsur penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Dessler (1997: 513) menyatakan bahwa kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja actual dengan standar kerja yang ditetapkan. Marwansyah (2016:229) menyatakan bahwa kinerja atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 325, "width": 212, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja guru pada prinsipnya merupakan spesifikasi pekerjaan yang harus dilaksanakan semua yang berprofesi guru. Tabrani Rusyan dkk, (2000:17), mengemukakan bahwa kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian . Soedijarto (1993) bahwa kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 502, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Merencanakan program belajar mengajar;", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 515, "width": 211, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar;", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 540, "width": 214, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar;", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 553, "width": 211, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Membina hubungan dengan peserta didik. UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menunjukan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok:", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 679, "width": 211, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 704, "width": 211, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran;", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 717, "width": 214, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) membimbing dan melatih peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 211, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja seseorang pada umumnya bukan variabel yang berdiri sendiri tetapi mendapat pengaruh dari berbagai faktor. Simanjuntak (2011:11) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu kompensasi individu yang bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan manejemen. Menurut Surya (2004: 10) bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah yang mendasar dan terkait erat dengan kinerja professional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 211, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arif Ramdhani (2011:27) yang menjelaskan delapan dimensi pengukuran kinerja berdasarkan teori Dessler:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 73, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pemahaman", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 124, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kualitas/kuantitas kerja,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 78, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Perencanaan,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 312, "width": 99, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Inisiatif/komitmen", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Penyelesaian.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 130, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Kerja tim dan kerjasama,.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 211, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Kemampuan berhubungan dengan orang lain,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 211, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Komunikasi (lisan dan tulisan) Untuk mengukur kinerja karyawan secara individual dikemukakan Robbins,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 413, "width": 214, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2002:260) ada enam kriteria, yaitu 1) Kualitas 2) Kuantitas, 3) Ketepatan waktu, , 4) Efektivitas, 5) Kemandirian, 6) komitmen kerja. , yang merupakan tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab terhadap organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 171, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Hipotesis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 211, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan terdahulu, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 565, "width": 211, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. L eader member exchange dan keahlian teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja guru di Kabupaten Purwakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 211, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Leader member exchange berpengaruh terhadap kinerja guru di Kabupaten Purwakarta", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 211, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Keahlian teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja guru di Kabupaten Purwakarta.", "type": "List item" }, { "left": 53, "top": 692, "width": 141, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 704, "width": 212, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis dalam menghasilkan suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif, diharapkan dapat diperoleh deskripsi bagaimana pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "l eader member exchange, dan keahlian teknologi informasi terhadap kinerja guru SMP di Kabupaten Purwakarta. Sugiono (2008) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Penelitian kuantitatif dilaksanakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel independen yaitu leader member exchange, dan keahlian teknologi informasi terhadap variabel dependent yaitu kinerja guru SMP di Kabupaten Purwakarta. Teknik pengumpulan data melalui observasi, Studi kepustakaan, kuesioner. Populasinya berjumlah 1430 yang tersebar pada 51 satuan pendidikan jenjang SMP di Kabupaten Purwakarta dan sampelnya 95 orang guru.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 287, "width": 230, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL PENELITIAN DAN", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 300, "width": 81, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 325, "width": 210, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Leader Member Exchange Terhadap Kinerja Guru SMP di Kabupaten Puwakarta", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 363, "width": 214, "height": 402, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel leader member exchange berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja guru SMP di kabupaten Purwakarta sebesar 54,4%. Realitas ini menunjukkan pembuktian terhadap apa yang dikemukakan oleh Liden dan Graen (1980) dalam Muhaimin 2011, dimana leader member exchange merupakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara atasan dengan bawahan, dimana atasan meberikan tipe hubungan yang berbeda terhadap bawahan-bawahannya secara individual. Miner (1988) mengemukakan bahwa interaksi atasan bawahan yang berkualitas tinggi akan memberikan dampak seperti meningkatnya kepuasan kerja, produktivitas, dan kinerja pegawai. Kualitas hubungan kepala sekolah sebagai leader dengan guru sebagai bawahannya akan berpengaruh terhadap kinerja masing-masing individu yaitu kepala sekolah dan gurunya. Penguatan lainnya dikemukakan oleh Rousseau (1989) yang mengatakan bahwa Leader member exchange berhubungan dengan employee engagement , dimana leader member exchange merupakan aspek penting dalam kehidupan organisasi yang mempengaruhi hasil perilaku serta sebagai proses keterlibatan. Asgari, dkk (2008) bahwa para pemimpin ( leader ) membangun hubungan pertukaran sosial dengan karyawan mereka dan sifat hubungan pertukaran ini adalah bagaimana pemimpin memperlakukan setiap karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 212, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan guru terhadap kemampuan kerja kepala sekolahnya sebagai leader berada pada level yang sangat bagus. Penilaian ini tentu saja bukan mudah tetapi setidaknya sebagai bentuk responsif karyawan atau guru terhadap kepala sekolah yang dalam praktik kepemimpinannya mengutakan kualitas hubungan. Apa yang dikemukakan Saks (2006) dan Suhermin (2012) dimana leader member exchange berfokus pada kualitas pertukaran hubungan antara karyawan dan manajer, didasarkan pada tingkat dukungan emosional dan pertukaran sumber daya yang dihargai akan menunjang baik pemimpin maupun karyawan untuk saling memberi feedback satu sama lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 212, "height": 251, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temuan lain dari penelitian ini adalah apa yang tertera pada tabel 4.6 dimana 63,20% responden memberi tanggapan sangat setuju terhadap indikator kepala sekolah memiliki hubungan yang harmonis dengan seluruh warga sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Fakta ini memberikan membuktikan bahwa leader member exchange merupakan hubungan timbal balik yang melibatkan komunikasi antara pemimpin dan karyawan melalui keakraban antar satu dan lainnya, berkontribusi untuk sesama, saling setia dan mempunyai rasa hormat antar individu. Keterlibatan komunikasi yang akrab antara kepala sekolah sebagai leader dengan seluruh warga sekolah didasarkan pada apa yang dikemukakan oleh Liden dan Maslyn (1998, p.50) yaitu aspek afeksi ( Affect ), kontribusi ( Contribution), loyalitas, dan professional respect (respek / hormat)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 540, "width": 211, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Keahlian Teknologi Komunikasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Kabupaten Puwakarta", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 214, "height": 187, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan olah data SPPS 24.0 diperoleh nilai korelasi atau hubungan (R) yaitu sebesar 0,541 dan dijelaskan berdasarkan presentasenya pengaruh variable X3 terhadap variabel Y atau yang disebut dengan koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengudratan nilai R. dari output diatas diperoleh nilai R2 atau KD ( koefisien determinasi) sebesar 0,493 yang mengandung arti bahwa pengaruh variable X3 atau keahlian teknologi informasi terhadap variable Y kinerja guru SMP di kabupaten Purwakarta adalah sebesar 49,3 %, sedangkan 50,7 % dipengaruhi konstruk di lain diluar konstruk penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini memberi penguatan bahwa memang teknologi informasi pada era globalisasi menjadi bagian kebutuhan kehidupan setiap orang. Teknologi informasi dibutuhkan oleh semua orang tanpa membedakan status sosial, ekonomi, politik, jabatan jenis kelamin dan lainnya. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) telah membuat suatu kerangka kompetensi Tecnology Information (TI) dalam proses belajar mengajar. Unesco memandang bahwa dengan adanya teknologi informasi, proses pembelajaran akan semakin mudah dan cepat berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 236, "width": 211, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanggapan responden pada keseluruhan indikator tentang indikator saya mampu mengoperasikan komputer program word, power point, excel dan akses internet dan tentang indikator saya mampu memperkaya bahan ajar dengan memanfaatkan program power point dan akses internet, dimana lebih dari 90% menyatakan sangat setuju dan setuju memberikan informasi bahwa teknologi informasi di lingkungan guru SMP kabupaten Purwakarta telah menjadi sarana dan daya dukung pembelajaran, baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 413, "width": 211, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temuan ini sesuai dengan tiga pendekatan dalam teknologi informasi jika dihubungan dengan pendidikan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 451, "width": 212, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Technology Literacy , yaitu dengan meningkatkan sejauhmana teknologi digunakan oleh siswa, masyarakat, dan tenaga kerja dengan memasukkan keterampilan teknologi ke dalam kurikulum sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 527, "width": 212, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Knowledge Deepening yaitu meningkatkan kemampuan siswa, masyarakat, dan tenaga kerja dalam menggunakan pengetahuan untuk menambah nilai masyarakat dan produktivitas ekonomi dengan menerapkan permasalahan kompleks di dunia nyata.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 603, "width": 211, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Knowledge Creation yaitu meningkatkan kemampuan siswa, masyarakat, dan tenaga kerja untuk berinovasi menghasilkan pengetahuan baru dan memperoleh manfaat dari pengetahuan baru.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 679, "width": 211, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implikasi Hasil Penelitian Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 692, "width": 86, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen SDM", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 704, "width": 212, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel coefficients, didapat nilai constant 3.579 sedangkan nilai X1 ( leader member exchange ) 0, 543X2 () 0.516 dan X2 (Keahlian Teknologi Informasi) 0,463. sehingga didapat persamaan regresinya sebagai", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 212, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berikut : Y = 3.579+0.543X1++0.463 X2. artinya :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 212, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Konstanta sebesar 3.579 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai Leader Member", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 197, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Exchange, dan Keahlian Teknologi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 197, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Informasi maka nilai Kinerja Guru adalah sebesar 3.579.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 148, "width": 212, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Koefisien regresi berganda X1 sebesar 0.543 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai 1 Leader Member Exchange , maka nilai Kinerja Guru bertambah sebesar 0.543", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 211, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Koefisien regresi Berganda X2 sebesar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 198, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.516 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai 1 , maka nilai Kinerja", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 137, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru bertambah sebesar 0.516", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 211, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Koefisien regresi Berganda X3 sebesar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 28, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.463", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 274, "width": 152, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyatakan bahwa setiap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 197, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penambahan nilai 1 Keahlian Teknologi Informasi, maka nilai Kinerja Guru bertambah sebesar 0.463", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 214, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum dapat diartikan semakin bertambah nilai leader member exchange, dan keahlian teknologi informasi maka semakin tinggi pengaruhnya terhap nilai kinerja guru. Makna kinerja seperti dikemukakan Dessler (1997: 513), Wirawan (2017:790),", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 212, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marwansyah (2016:229) dan Anwar Prabu Mangkunegara (2014:67) pada intinya adalah hasil pencapaian kerja, kualitas dan kuantitas kerja seseorang atau hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab dalam praktiknya tentu ditentukan oleh berbagai faktor.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 211, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu implikasi manajerial sumber daya manusia adalah bagaimana setiap organisasi memahami karakteristik SDM nya sehingga menbuka ruang peningkatan kinerja. Dalam konteks ini Dinas Pendidikan sebagai top manajerial terdekat dari kepala sekolah harus memiliki kemampuan professional dalam proses recruitment kepala sekolahnya karena kepala sekolah menjadi varibel yang signifikan untuk mempengaruhi kinerja guru. Selain proses perencanaan SDM atau rekruitmen tentu pembinaan dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 211, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan kompetensi dari para kepala sekolah harus terus ditingkatkan untuk mencapai kualitas dan kuantitas kinerja yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 704, "width": 214, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demikian halnya dengan kepala sekolah sebagai top manajerial di sekolah harus memiliki komptensi, visi dan misi terhadap organisasi yang dipimpinnya, karena kepala sekolah menjadi variabel yang signifikan untuk mempengaruhi kinerja guru. Kepala sekolah", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "harus memiliki hubungan kerja yang harmonis, demokratis dan menjadi tauladan bagi seluruh warga sekolah sehingga guru termotivasi untuk menunjukan kinerja terbaiknya. Mulyasa (2007: 227) mengemukakan bahwa sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal, yaitu “Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas, (4) penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6) perhatian dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8) MGMP dan KKG,(9) kelompok diskusi terbimbing serta,(10) layanan perpustakaan”.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 212, "height": 275, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan fungsi pendidikan disekolah tentu saja tidak bergantung seluruhnya kepada kepala sekolah. Kemampuan guru menginterpretasi peran dan fungsinya serta kemampuan teknologi informasi sebagai konsekuensi era globalisasi menjadi variabel yang signifikan terhadap peningkatan kinerja guru. Oleh sebab itu guru harus menginvestasikan waktu untuk terus meningkatkan persepsi peran dan kompetensinya dalam segala bidang sehingga membuka peluang peningkatan kinerjanya. Pada akhirnya setiap sub system sumber daya manusia dalam suatu organisasi menjadi penentu tercapainya tujuan organisasi, setiap sub system memiliki peran dan tanggung jawab tersendiri, dan kewajiban leader lah atau kepala sekolah mengkombinasi setiap potensi individu yang ada dalam organisasi tersebut. Pengakuan dan pengahargaan terhadap potensi anggota organisasi menjadi sangat penting karena peningkatan kinerja terbaiknya.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 540, "width": 95, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 553, "width": 214, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Secara simultan l eader member exchange, dan keahlian teknologi informasi berpengaruh positif sebasar 64,21% terhadap kinerja guru SMP di Kabupaten Purwakarta. Sehingga sisanya sebesar 35,79% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 641, "width": 211, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Secara parsial Leader member exchange berpengaruh positif sebesar 54,40% terhadap kinerja guru SMP di Kabupaten Purwakarta.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 692, "width": 214, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Secara parsial keahlian teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP di Kabupaten Purwakarta sebesar 49, 30%.", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 53, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 158, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A.A. Prabu Mangkunegara", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 72, "width": 35, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2014).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 183, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Sumberdaya Manusia .", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 97, "width": 211, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Ana Rasyidah1)* Jefri Marzal2) M.Damris", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 123, "width": 186, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Edu-Sains Volume 4 No. 2, Juli 2015 37", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 135, "width": 184, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investigasi Pengetahuan, Keterampilan Dan Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 211, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(TIK) Guru Matematika SMA/MA Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Arif Ramdhani (2011) Penilaian Kinerja .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 211, "width": 183, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung. PT Sarana Panca Karya Nusa", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 211, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsintadiani, D., & Harsono, M. (2002).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 212, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh tingkat LMX terhadap penilaian kerja dan kepuasan kerja dengan kesamaan jender dan locus of control sebagai variabel moderator , 7, 113–122 Asf Jasmani & Syaiful Mustofa. (2013). Terobosan Baru dalam Kinerja Peningkatan Kerja Pengawas Sekolah dan Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 210, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asgari Ali, Abu Daud Silong, Aminah Ahmad dan Bahaman Abu Samah. 2008. “ The relationship between leader-member exchange, organizational inflexibility, perceived organizational support,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 212, "height": 187, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "interactional justice and organizational citizenship behaviour ”. African Journal of Business Management , Vol.2, No 8 Churchill. (2001). Sales Force Management (7 th ed.). New Jersey: Prentice Hall Saleh, D. S., & Imbari, S. (2019). KAJIAN PRODUCTION EMPHASIS, PENGEMBANGAN KARIR PROTEAN, DAN KOMPENSASI SOSIAL PADA KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI. Eqien: Jurnal Ekonomi dan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 603, "width": 85, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisnis , 6 (2), 17-27.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 211, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Danim dan Darwis (2003) Metode Penelitian Kebidanan . Jakarta PT Pustaka Pelajar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 214, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dian Kartika, Suharnomo Dipenogoro (2016) Journal of Management Volume 5, nomor 2 tahun 2016", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 211, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmadi Hamid (2013) Metode Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 692, "width": 186, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan dan Sosial . Bandung", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 704, "width": 212, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alfabeta Deliarnov Garry Dessler (2017 ) Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta Salemba Empat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 742, "width": 211, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gibson. James, (1987) Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur, Proses Jakarta. PT Gramedia Pustaka", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Graen, G. B., & Uhl-Bien, M. (1995). The relationship-based approach to leadership: Development of LMX theory of leadership over 25 years: Applying a multi-level, multi-domain perspective. Leadership Quarterly , 6(2), 219–247 Hasibuan, Malayu S.P., (1997), Manajemen Sumber Daya Manusia , PT Toko Gunung Agung, Jakarta Hani Handoko, (1994) Manajemen Personalia dan Sumber Daya", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 198, "width": 212, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia . Yogyakarta. Haji Masagung Hanif Taqiuddin 1 , Irsan Tricahyadinata 2 , Alexander Sampeliling 2018, FORUM EKONOMI ISSN Print: 1411-1713", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 249, "width": 116, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN Online: 2528-150X", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 212, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hui Wang (2005) Leader-Member Exchange As A Mediator Of The Relationship Between Transformational Leadership And Followers’ Performance And", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 312, "width": 211, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organizational Citizenship Behavior Peking University Kadir, Abdul dan Triwahyuni, Terra. 2003. Pengendalian Teknologi Informasi .", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 376, "width": 225, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogjakarta: Andi Kameswara Bayu S.A. (2015) Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 426, "width": 79, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naskah Publikasi", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 439, "width": 212, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liden, R. C., & Maslyn, J. M. (1998). Multidimensionality of leader-member exchange: An empirical asessment through scale development, Journal Of Management , 24 (1), 43–72 Mangkupawira (2001) Sumbr Daya Manusia dan Produktivitas Kerja CV Mandar Maju Marwansyah (2016) Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta Moeheriono. 2012. “Pengukuran Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 576, "width": 212, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbasis Kompetensi”. Jakarta: Raja Grafindo Persada Muhaimin Kunartinah (2011) Peran Karakteristik Kepribadian Leader Member Exchange dan Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan PT", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 654, "width": 183, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matahari Silverindo Jaya (MSJ)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 666, "width": 212, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semarang. Jurnal Program Studi Manajemen Universitas Stikubank Mike A.K. Lovihan (2014) JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 9, NO.2, OKTOBER 2014: 99 – 108", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 742, "width": 212, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miner, J.B. 1988. Organizational Behavior: Performance and Productivity. New York: Random House, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 211, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyasa, E., (2007) Standar Kompetensi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 214, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru Dan Sertifikasi , Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006 Mukhammad Hilmi Muzakki , Heru Susilo Saiful Rahman Yuniarto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No.2 Oktober 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.i d", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 211, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Murtiningsih (2015) Pengaruh Gaya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 75, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemimpinan", "type": "Table" }, { "left": 195, "top": 199, "width": 87, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transformasional", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 211, "width": 183, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Kinerja Perawat Rumah Sakit", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 224, "width": 184, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam Siti Aisyah Madiun . DAYA", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 236, "width": 183, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAING Jurnal Ekonomi Manajemen", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 211, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber Daya Vol. 17, No. 2, Desember 2015 Mutia Sari, Hasan Basri dan Mirna Lindriani Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 312, "width": 210, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nazir (2014) Metode Penelitian . Bogor PT Ghalia Indonesia Patrick Hutama (2017), Pengaruh Leader Member Exchange terhadap Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 211, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karyawan di Hotel X Surabaya Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra. Jurnal volume 5 No.2 Rani Angraeni, Ria Nelly Sari & Susilatri", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 426, "width": 212, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi, Vol. 6, No. 2, April 2018 : 143 – 157 Ridwan dan Sunarto (2013), Pengantar Statistika Jakarta Bumi Aksara Rousseau, D. M. (1989). “ Psychological and Implied Contracts in Organizations ”. Employee Responsibilities and Rights Journal , Vol.8", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 211, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saks, Alan M. 2006. “Antecedents and consequences of employee", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 550, "width": 183, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "engagement”. Journal of Managerial", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 565, "width": 119, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Psychology , Vol. 21, No.7", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 212, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simanjuntak, Payaman J. (2011) Manajemen", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 591, "width": 183, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& Evaluasi Kinerja . Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2012). Metode Penelitian,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 72, "width": 212, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta Sugiyono (2014) Metode Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 135, "width": 212, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuantitatif-Kualitatif dan R&D . Bandung Alfabeta Sumantri, E. (2003) Pendidikan Politik . Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Jakarta Surya, Mohamad (2004) Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran .", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 211, "width": 215, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung Pustaka Bani Quraisy Sanjaya Suryadi, A. (2002) Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan , Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 249, "width": 212, "height": 251, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Balai Pustaka Tabrani Rusyan dkk. (2000) Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru , Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta Tasya Via Tanaro¹, Teguh Widodo, e- Proceeding of Management : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3228 Thoha, M. 2007. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Truckenbrodt, Y. B. (2000). The relationship between leader-member exchange and commitment and organizational citizenship behavior , Acquistion Review Quarterly , 233-244 Umar, Husein. (2008) Desain Penelitian Akuntansi Keprilakuan . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Wirawan ( 2017) Kepemimpinan Teori, Psikologi,", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 490, "width": 43, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perilaku", "type": "Text" }, { "left": 485, "top": 490, "width": 56, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organisasi,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 502, "width": 211, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi dan Penelitian , Jakarta PT Raja Grafindo Persada Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi , Edisi Kelima, Alih Bahasa: Budi Suprianto. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta", "type": "Text" } ]
4827ff00-42e3-e131-c994-32db4f35f8df
http://ejournal.polraf.ac.id/index.php/JIRA/article/download/100/146
[ { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -40", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 102, "width": 436, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH", "type": "Section header" }, { "left": 277, "top": 164, "width": 87, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siska Yulia Defitri", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 191, "width": 190, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Mahaputra Muhammad Yamin [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 230, "width": 443, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract - Application of information systems at government agencies in particular, is quite an important role in producing high quality financial statements. The government is trying to realize the excellent service to the community by building information technology in the field of finance or accounting in relation to financial Management, namely Financial Management Information System (SIPKD). The purpose of this study was to determine the influence of Implementation Effectiveness of Financial Management Information System (SIPKD) on the Quality of Financial Statements. This research was conducted at the regional work units (SKPD) within the City of Solok the number SKPD 41 units. The sample used in this study as many as 44 people SIPKD operator. Quantitative analysis techniques and simple regression analysis is used as a data analysis technique. The analysis showed the effectiveness of the implementation SIPKD significant effect on the quality of financial reporting in the City in Solok.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 395, "width": 371, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Quality Financial, Information Systems, Government Reporting", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 430, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 445, "width": 446, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejalan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berdampak pada terjadinya pelimpahan kewenangan yang semakin luas dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan fungsi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah serta memberikan kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah dalam mobilisasi sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran. Salah satu bentuk tanggung jawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan diwujudkan dengan menyediakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIKPD). Dengan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, hal tersebut membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola dan mendayagunakan informasi secara cepat dan akurat untuk lebih mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, dan serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan degan prinsip tata pemerintah yang baik ( good governance ).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 678, "width": 443, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Kota Solok adalah salah satu instansi pemerintahan yang telah menerapkan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) sejak tahun 2010. Sebelumnya pemerintah Kota Solok menggunakan Sistem manual yaitu Microsoft Excel.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -41", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 442, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk keseragaman pengelolaan keuangan daerah maka Microsoft Excel digantikan dengan SIPKD. Sistem ini diterapkan oleh 41 SKPD di Pemerintah Kota Solok.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 131, "width": 446, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indriasari (2008), Harifan (2009) dan Yosefrinaldi (2013), menemukan bukti yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan informasi dengan kualitas laporan keuangan pemerintah dan hubungannya positif. Penelitian Fikri (2011) menyatakan bahwa SIKD dan pengawasan keuangan daerah berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan. Delanno (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah dan hubungannya positif. Pengaruh antara pemanfaatan teknologi informasi dengan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah semakin besar pemanfaatan teknologi informasi maka nilai informasi dari pelaporan keuangan yang dihasilkan pemerintah akan semakin baik pula.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 276, "width": 443, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) bisa saja mengalami hambatan akibat ketidak sesuaian penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIKPD) oleh aparat pemerintah seperti diantaranya sumber daya manusia yang kurang ,kapasitas memori dalam server yang kurang cukup, salah penginputan data, salah input kode transaksi, adanya gangguan yang disebabkan terjadinya sistem yang eror, mesin yang bermasalah, serta disebabkan masalah teknis lainnya.Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut untuk mengetahui Pengaruh Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIKPD) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 407, "width": 443, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya (Kurniawan, 2005:109) dalam (Rihadini, 2012). Ramezan (2009) yang menyebutkan efektivitas suatu hal mengenai hasil, sebab dan akibat serta merupakan sinonim untuk sukses karena menjadi sarana yang efektif untuk mencapai hasil dan perencanaan awal. Tingkat efektivitas penerapan SIPKD ini diukur menggunakan 5 indikator (Bodnar, 2000) dalam (Ayu, 2014) diantaranya yaitu : Keamanan Data, Kecepatan dan ketepatan waktu, Ketelitian, Variasi Laporan atau Output, Relevasi Sistem.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 524, "width": 443, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) merupakan aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektivitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditable. Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 640, "width": 443, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peraturan perundang-undangan. ( www.djkd.kemendagri.go.id ).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 669, "width": 443, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran ( budgetaryreports ), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -42", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 442, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 131, "width": 443, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 160, "width": 65, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Relevan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 175, "width": 442, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 243, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Memiliki manfaat umpan balik ( feedbackvalue )", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 276, "width": 183, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Manfaat prediktif ( predictivevalue ) c. Tepat waktu", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 305, "width": 59, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Lengkap", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 320, "width": 44, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Andal", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 334, "width": 442, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 407, "width": 100, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Penyajian Jujur", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 422, "width": 173, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dapat Diverifikasi ( verifiability )", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 436, "width": 71, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Netralitas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 451, "width": 114, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Dapat dibandingkan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 465, "width": 443, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 524, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Dapat dipahami", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 538, "width": 442, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikanmemiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 611, "width": 140, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 625, "width": 444, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kausatif yang merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih (Indriantoro, 2014:26). Adapun populasi pada penelitian ini yaitu seluruh operator SIPKD di seluruh SKPD di pemerintahan Se-Kota Solok yang bejumlah 41 SKPD. Dengan jumlah operator SIPKD 44 orang.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling yaitu Seluruh Operator SIPKD dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Jenis data yang penulis gunakan adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dengan skala likert poin 5. Indikator variabel yang penulis gunakan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -43", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 443, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diadopsi dari penelitian terdahulu dengan indikator Keamanan data, kecepatan dan ketepatan waktu, ketelitian, variasi laporan, dan relevansi sistem untuk variabel efektifitas penerapan SIPKD, sedangakan untuk variabel kualitas laporan keuangan maka peneliti menggunakan indikator relevan, andal dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Teknik analisis penulis menggunakan uji validitas dan realibilitas untuk mengetahui kualitas data dilanjutkan dengan uji asumsi klasik dan uji regresi linear sederhana.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 189, "width": 163, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 203, "width": 111, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Uji Kualitas Data", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 218, "width": 87, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Validitas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 232, "width": 443, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melihat validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Colleration . Jika r hitung > r tabel, maka data dikatakan valid. Atau sebaliknya, Jika r hitung < r tabel maka data tidak valid.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 276, "width": 443, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel X didapatkan bahwa nilai CorrectedItem- TotalColleration untuk butir pertanyaan 15 dan 17 tidak signifikan karena r hitung < r tabel. Dimana (N=35) r tabel adalah 0,325. Maka dari itu butir pertanyaan 15 dan 17 dikatakan Tidak Valid, dan butir pertanyaan ini harus dibuang. Sedangkan butir pertanyaan yang lain didapatkan nilai Corrected Item-Total Correlation ter kecil adalah 0,329. Maka r hitung > r tabel yaitu 0,329 > 0,325 dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan bisa dikatakan Valid.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 363, "width": 314, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kualitas Laporan Keuangan (Y)", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 379, "width": 101, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Item-TotalStatistics", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 399, "width": 333, "height": 249, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ScaleMeanifIt emDeleted ScaleVarianc eifItemDelete d CorrectedIte m- TotalCorrelati on Cronbach'sAl phaifItemDele ted Y.1 29.11 11.104 .534 .916 Y.3 29.14 10.950 .687 .906 Y.4 29.06 11.114 .589 .912 Y.5 29.23 10.829 .696 .905 Y.6 29.34 11.055 .650 .908 Y.7 29.34 10.820 .635 .909 Y.8 29.20 10.871 .768 .902 Y.9 29.29 10.857 .755 .902 Y.10 29.17 10.617 .833 .898 Y.11 29.23 10.652 .757 .902 Sumber : Output Regresi,2022", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 667, "width": 443, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel Y didapatkan bahwa nilai Corrected Item-Total Colleration untuk butir pertanyaan 2 tidak signifikan karena r hitung < r tabel. Dimana (N=35) r tabel adalah 0,325. Maka dari itu butir pertanyaan 2 dikatakan Tidak Valid dan butir pertanyaan ini harus dibuang. Sedangkan butir pertanyaan yang lain didapatkan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -44", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai CorrectedItem-TotalCorrelation terkecil adalah 0,534. Maka r hitung > r tabel yaitu 0,534 > 0,325 dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan bisa dikatakan Valid.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 131, "width": 103, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji Reliabilitas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 145, "width": 443, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik CronbachAlpha ( α ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jikamemberikan nilai CronbanchAlpha > 0,60 dimana butir tes mempunyai reliabilitasbaik jika reliabilitas instrumen lebih besar dari r tabel.", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 218, "width": 158, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 234, "width": 207, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ReliabilityStatistics Variabel Cronbach'sAlpha N of Items X .896 19 Y .915 10", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 311, "width": 142, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer diolah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 340, "width": 443, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden yang diteliti berjumlah 35 (N=35) Nilai Cronbach Alpha untuk variabel X adalah 0,896 dengan jumlah pertanyaan 19 butir. Suatu construk atau variabel dikatakan reliabel jikamemberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,60 dan tingkat keterandalan instrumen Antara 0,801 s.d 1,00 adalah Tinggi, maka kuesioner terbukti Reliabel. Nilai Cronbach Alpha untuk variabel Y adalah 0,915 dengan jumlah pertanyaan 10 butir. Suatu construct atau variabel dikatakan reliabel jikamemberikan nilai CronbanchAlpha > 0,60 dan tingkat keterandalan instrumen antara 0,801 s.d 1,00 adalah Tinggi, maka kuesioner terbukti Reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 456, "width": 117, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2 Uji Asumsi Klasik", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 471, "width": 89, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Normalitas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 485, "width": 443, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan One SampleKolmogorov-Smirnov Test , dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka distribusi datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan yang dihasilkan < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Hasil perhitungan nilai Kolmogorov-Smirnov Test untuk model yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 587, "width": 443, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel di bawah terlihat bahwa hasil uji normalitas menyatakan nilai Kolmogorov- Smirnov Efektivitas Penerapan SIPKD sebesar 1,151dan Kualitas Laporan Keuangan1,302 besar dari 0,05. Dengan nilai Asymp.Sig.(2-tailed) Efektivitas Penerapan SIPKD signifikan 0,141 dan Kualitas Laporan Keuangan 0,068 besar dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai signifikan dari uji normalitas> 0,05.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -45", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 102, "width": 127, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.3 Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 117, "width": 397, "height": 233, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One-SampleKolmogorov-Smirnov Test Efektivitas Penerapan SIPKD Kualitas Laporan Keuangan N 35 35 Normal Parameters a Mean 67.20 35.74 Std. Deviation 6.588 3.791 MostExtremeDifference s Absolute .195 .220 Positive .195 .220 Negative -.116 -.133 Kolmogorov-Smirnov Z 1.151 1.302 Asymp. Sig. (2-tailed) .141 .068 a. Test distributionis Normal. Sumber : Output SPSS , 2022", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 354, "width": 139, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji Heterokedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 369, "width": 443, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varian atau jenis dalam residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Adapun cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat pada Scatterplot berikut :", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 427, "width": 187, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3.1 Uji Heteroskedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 653, "width": 119, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Output SPSS", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 682, "width": 443, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, tidak berkumpul disatu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi , dalam artian bahwa jenis atau varian variabel", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -46", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dependen yaitu Kualitas Laporan Keuangan memiliki jenis atau varian yang sama dengan variabel independen Efektivitas Penerapan SIPKD. Sehingga penelitian ini dapat untuk diteliti lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 145, "width": 125, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Uji Multikolinearitas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 160, "width": 443, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji multikolinealitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai VarianceInflantionFactor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka dikatakan terdapat gejala multikolineritas, dan jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinealitas. Hasil perhitungan nilai VIF untuk pengujian multikolinearitas antara sesama variabel bebas dapat dilihat pada Tabel berikut :", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 261, "width": 186, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.4. Hasil Uji Multikolinearitas", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 282, "width": 275, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 342, "width": 375, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CollinearityStatistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 9.748 5.007 1.947 .060 Efektivitas Penerapan SIPKD .387 .074 .672 5.215 .000 1.000 1.000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 458, "width": 145, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Output SPSS , 2022", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 487, "width": 443, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam tabel model regresi di atas menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu Efektivitas Penerapan SIPKD tidak terjadinya korelasi diantara variabel bebas. Hal ini dibuktikan nilai VIF untuk variabel bebas Efektivitas Penerapan SIPKD sebesar 1,000 kecil dari 10.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 545, "width": 88, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3 Uji Hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 560, "width": 171, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Regresi Linear Sederhana", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 575, "width": 443, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif. Dengan menggunakan bantuan komputer Program SPSS, data diolah untuk dapat menunjukkan adanya pengaruh atau tidak antara variabel independen Efektivitas Penerapan SIPKD dengan variabel dependen Kualitas Laporan Keuangan didapatkan hasil analisis regresi sederhana pada tabel 4.8 Dengan penjelasan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -47", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 102, "width": 239, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.5. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 116, "width": 423, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 9.748 5.007 1.947 .060 Efektivitas Penerapan SIPKD .387 .074 .672 5.215 .000 1.000 1.000", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 280, "width": 147, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Output SPSS,2022", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 443, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel uji regresi sederhana di atas, maka diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 321, "width": 173, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = α + β X + e Y = 9,784 + 0,387 X + e Dimana : Y = Kualitas Laporan Keuangan α = Kostansta", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 396, "width": 177, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X = Efektivitas Penerapan SIPKD", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 409, "width": 198, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "β = Koefisien masing-masing variable", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 425, "width": 61, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e = Error", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 440, "width": 443, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari persamaan regresi linier sederhana diatas maka dapat dianalisis bahwa variabel independen yaitu Efektivitas Penerapan SIPKD bernilai 0 (nol) maka Kualitas Laporan Keuangan akan bernilai positif yaitu 9,784 satuan. Sementara nilai koefisien regresi variabel Efektivitas Penerapan SIPKD bernilai positif, yaitu 0,387 ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Efektivitas sebesar 1 (satu) satuan maka Kualitas Laporan keuangan juga akan meningkat sebesar 0,387 satuan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 527, "width": 73, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji t ( t-test)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 542, "width": 443, "height": 141, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji secara parsial bertujuan untuk mengetahui bahwa variabel independen Efekrivitas Penerapan SIPKD secara parsial mempunyai pengaruh atau tidaknya yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu Kualitas Laporan Keuangan. Uji t dapat dilihat pada tabel 5 dimana dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel.Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel dan nilai sig< α 0,05. Nilai t tabel pada α = 0,05 adalah 2,035. Untuk variabel independen yaitu Efektivitas Penerapan SIPKD (X) nilai t hitung adalah 5,215 dan nilai sig adalah 0,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa t hitung > t tabel, yaitu 5,215 > 2,035 dan nilai signifikan 0,00 < 0,05. Hal ini dapat dibuat bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu semakin rendah atau tinggi tingkat efektivitas penerapan SIPKD maka berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan. `", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 687, "width": 157, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Uji Koefisien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 702, "width": 443, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar presentase variasi dalam variabel diperlukan yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Nilai R", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -48", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 442, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terletak antara nilai 0 dan 1. Jika R² semakin mendekati satu, maka semakin besar variasi dalam variabel independen.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 131, "width": 218, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.6. Hasil Uji Koefisien Determinasi", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 145, "width": 284, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .672 a .452 .435 2.849", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 218, "width": 271, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), Efektivitas Penerapan SIPKD", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 236, "width": 251, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. DependentVariable: Kualitas Laporan Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 267, "width": 443, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel di atas diketahui bahwa R Square sebesar 0,452 atau sebesar 45,2%. Hal ini berarti 45,2% dari variabel dependen yaitu Kualitas Laporan Keuangan dipengaruhi oleh variabel independen yaitu Efektivitas Penerapan SIPKD. Sedangkan sisanya sebesar 54,8 % dipengaruhi oleh variabel-variabel faktor –faktor yang lainnya seperti Pemanfaatan Informasi, Pengawasan Keuangan, Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern. 4. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 354, "width": 443, "height": 228, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas penerapan SIPKD berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa kualitas laporan keuangan akan meningkat jika penerapan SIPKD berjalan dengan efektif. Hal ini dibuktikan dengan uji parsial dengan hasil, yaitu 5,215 > 2,035 dan nilai signifikan 0,00 < 0,05. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Sementara itu kualitas laporan keuangan Efektivitas penerapan SIPKD mempunyai pengaruh sebesar 45,2% terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan pengolahan data statistik sehingga dapat dikatakan bahwa efektivitas penerapan SIPKD mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. pemanfaatan teknologi informasi dengan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah semakin besar pemanfaatan teknologi informasi maka nilai informasi dari pelaporan keuangan yang dihasilkan pemerintah akan semakin baik pula. Bagaimanapun laporan keungan daerah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan. Maka untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah harus berupaya untuk meningkatkanmefektifitas pengelolaan keuangan daerah dengan menerapkan Sistem Informasi Pengelolaan Keungan Daerah", "type": "List item" }, { "left": 268, "top": 601, "width": 105, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 616, "width": 419, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung, Kurniawan 2005. Transformasi Pelayanan Publik . Yogyakarta: Pembaharuan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 630, "width": 443, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bodnar, H. George dan William S. Hopwood (Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, penerjemah). 2000. Sistem Informasi Akuntansi . Buku I Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 674, "width": 434, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chabib, Soleh, dan Rohcmansjah Heru. 2010. Pengelolaan Keuangan dan A set Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 689, "width": 116, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung : Fokusmedia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 443, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Delanno, Galuh Fajar. 2013. Pengaruh Kapasitas SDM, Pemanfaatan TI dan Pengawas Keuangan Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal WRA. 1(1).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 275, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 8, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 783, "width": 71, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2022 -49", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 443, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, Ayu Ratna dan Ni Putu Sri Harta Mimba. 2013. Pengaruh Efektivitas Penerapan SIPKD terhadap Laporan Keuangan Di Kota Denpasar. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 145, "width": 442, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Femi. 2012 Pengaruh Penerapan SIKPD terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 175, "width": 443, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fikri, Miftahul. 2011. Pengaruh Sistem Informasi Keuangan Daerah dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kota Padang. Skripsi . Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 218, "width": 446, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2014. Metodelogi Penelitian Bisnis Yogyakarta : BPFE", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 443, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhidayat, Sobur. 2012. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi K euangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Pemerintah Daerah ( Pada Willayah IV Priangan Jawa Barat ). Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 290, "width": 443, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramezan, Majid. 2009. Measuring The Effectiveness of Human Resource Information System In National Iranian Oil Company (AnEmpiricalAssesment). Iranian Journal of Management Studies, 2(2): h: 129-145.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 334, "width": 443, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ratifah, Ita. 2012. Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 378, "width": 443, "height": 83, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rihadini, Mustika. 2012 Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (PnpmMpSpp). Skripsi Sarjana Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin. Trisanthi, Nyoman Rahayu. 2011. Penilaian Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar. Skripsi Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 465, "width": 443, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winidyaningrum. 2010. Pengaruh SDM dan Pemanfaatan TI Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemda Dengan Variabel Intervening Pengendalian Intern Akuntansi. Jurnal SNA . STIE ST. Surakarta: Pignatelli.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 509, "width": 443, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yosefrinaldi. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Se-Sumatera Barat). Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.", "type": "List item" } ]
26d8bf56-ee75-e5d4-1e43-c65f8469e122
http://caraka.web.id/index.php/caraka/article/download/48/35
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 355, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 794, "width": 12, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 178, "top": 72, "width": 269, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu-Lagu Taylor Swift", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 101, "width": 165, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.25008/caraka.v1i2.48", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 126, "width": 103, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DEDDY MUHARMAN", "type": "Section header" }, { "left": 268, "top": 140, "width": 89, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NINDITA KARTIKA MEGA MERCIA", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 170, "width": 268, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Jakarta - Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 199, "width": 53, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 454, "height": 203, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The role of play victim is very common in everyday life. In almost all aspects of life there will be people who play this role. play victim is where someone manipulates a situation and positions himself in that state. Taylor swift, one of the world's celebrities has been accused of playing the victim to her former lovers. This is shown through the lyrics of the song which was composed not long after he had a broken heart and seemed to be aimed at all of his former lovers. The songs include shake it off, you belong with me, blank space, love story and I knew you were trouble. The purpose of this research is to find out whether Taylor Swift plays the victim through his lyrics and how fans react after knowing what her idol has done. This study uses a qualitative method. Data obtained by conducting in-depth interviews with Taylor Swift fans and secondary data with observations through magazine articles, websites and news. The conclusions obtained from this research show that implicitly, Taylor Swift plays the victim and feels as a victim as a result of the treatment of her former lover and also the victim of ridicule and criticism from haters. But he doesn't really care about what other people say because he thinks he is unable to regulate other people's opinions or words. Key words: Play Victim, Symbolic Interaction, Communication, Taylor Swift’s song", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 428, "width": 47, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 455, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taylor Swift, dituding melakukan playing victim dan berperan sebagai korban dari mantan kekasihnya. Hal ini terlihat dari lirik lagu yang dibuatnya setelah ia patah hati dan seakan ditujukan untuk mantan kekasihnya. Lagu tersebut antara lain Shake It Off, You Belong with Me, Blank Space, Love Story, dan I Knew You Were Trouble . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Taylor Swift melakukan Play Victim melalui lagunya; mengetahui apakah penggemar Taylor Swift menyadari sang idola melakukan Play Victim dan apakah mereka tetap menjadi penggemar Taylor Swift setelah tahu apa yang dilakukan olehnya? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan fans Taylor Swift dan data sekunder dari artikel majalah, website dan berita. Hasil penelitian menunjukkan, secara implisit Taylor Swift melakukan playing victim dan menjadi korban dari mantan kekasihnya. Dia juga merasa dirinya adalah korban dari ejekan dan cacian para haters -nya. Meski begitu, Taylor tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Menurutnya, tidak ada yang bisa mengatur opini atau perkataan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 325, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Play Victim, Interaksi Simbolik, Komunikasi, Lagu Taylor Swift", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 631, "width": 143, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Muharman’s email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 642, "width": 360, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para penulis menyatakan tidak mempunyai konflik kepentingan dalam penelitian dan penerbitan publikasi ini. Copyright © 2020 (Dedi Muharman, Nindita Kartika, Mega Mercia).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 662, "width": 317, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA 4.0) Available at http://caraka.web.id", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 682, "width": 298, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted: 19 November 2020, Revised: 10 December 2020, Accepted: 26 December 2020", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 72, "width": 79, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 455, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran sebagai play victim sangat popular dan sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dalam dunia pergaulan saja, sikap play victim pun ditemukan terjadi di dunia politik hingga dunia hiburan. Swahn dan Svahn menjelaskan play victim merupakan suatu penyakit, cacat, kehilangan, atau berbagai macam kesalahan orang. Victim atau korban adalah kondisi seseorang menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi dan tidak bertanggung jawab karena menyebabkan tersebut. Pelaku play victim menunjukan sikap ini agar mereka mendapatkan belas kasihan dan simpati sehingga mereka bisa melimpahkan tanggung jawab atas situasi yang terjadi kepada orang lain (Swahn, & Svahn, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 454, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kasus play victim yang terjadi di dunia politik ditulis oleh Pendekar Sakaw dalam artikelnya Taktik Play Victim Mantan Presiden dan di muat dalam Kompasiana. Pendekar Sakaw menyebutkan mantan Presiden RI dari partai Mercy sangat memahami bagaimana mental rakyat Indonesia sehingga dia mengandalkan taktik play victim dalam segala aktivitas politiknya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 279, "width": 454, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beliau memposisikan dirinya sebagai korban yang lemah dan menarasikan bagaimana sedihnya diberhentikan dari posisi menteri dan dihujat oleh banyak orang untuk mendapatkan belas kasihan dan simpati dari orang banyak (Sakaw, 2017). Kasus play victim lainnya yang ramai diberitakan di media massa adalah kasus yang menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok. Beliau menjadi tersangka dengan tuduhan penistaan agama.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 454, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel berjudul Operasi Playing Victim Pasca-Ahok Tersangka yang ditulis oleh Iswandi Syahputra pada harian Republika menyebutkan ada tiga fenomena terkait playing victim yang dimainkan oleh Ahok. Pertama, peperangan tagar dari kelompok pro dan kontra Ahok yang dimenangkan oleh kelompok pro Ahok, sehingga menjadi viral dan pesan yang disampaikan dapat menimbulkan kenikmatan semu atau realitas palsu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 454, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fenomena kedua adalah membangun citra Ahok sebagai korban, sehingga dapat meraih simpati yang luas. Fenomena ketiga adalah menghadapkan Ahok dengan Habib Rizieq, sehingga diperkirakan dapat memecah konsentrasi umat muslim, dan mendapatkan simpati tambahan dari penganut muslim yang kontra dengan Habib Rizieq (Operasi Playing Victim Pasca-Ahok Tersangka, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus play victim yang ramai dibicarakan di dunia hiburan salah satunya melibatkan penyanyi Taylor Swift. Dikutip dari website IMDB.com, pemilik nama asli Taylor Alison Swift merupakan penyanyi dan pencipta lagu asal negara Amerika. Ia menjadi artis termuda dalam sejarah yang memenangkan Grammy Award untuk nominasi Album of The Year (Taylor Swift Biography n.d).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain terkenal karena lagu-lagunya, Taylor juga terkenal karena kebiasaannya yang sering berganti-ganti pasangan. Joe Jonas, Taylor Lautner, John Mayer, Jake Gyllenhaal, Conor Kennedy, Harry Styles, dan Calvin Harris adalah sederet artis yang pernah menjalin hubungan dengan Taylor. Hampir sebagian besar lirik lagu yang ditulis oleh Taylor Swift terinspirasi dari kisah cintanya dengan mantan kekasihnya (Apriliani, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 455, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lagu-lagu Taylor yang easy listening dengan lirik yang menggambarkan perasaan jatuh cinta, galau, patah hati mampu membawa pendengarnya larut terbawa perasaan. Salah satu lagu yang diciptakan Taylor menceritan korban patah hati yang merasakan kesedihan teramat dalam akibat ditinggalkan pasangannya. Banyak orang menduga, lirik lagu ini menggambarkan kisah cinta Taylor dengan salah satu pasangannya yang kandas. Tetapi, ada juga yang menganggap Taylor Swift melakukan play victim untuk mendapatkan perhatian dan keuntungan dari lagu-lagu yang diciptakannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 72, "width": 89, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KERANGKA TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya, komunikasi merupakan kegiatan utama yang dilakukan seluruh individu. West & Turner menyebut komunikasi merupakan proses sosial individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan meninterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Komunikasi memiliki dua jenis dalam bentuk penyampaiannya, yakni verbal, meliputi lisan dan tulisan, non-verbal meliputi mimik wajah dan bahasa tubuh (West & Turner, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 454, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap interaksi antarindividu melibatkan suatu pertukaran simbol, ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya maka kita secara langsung akan mencari tahu mengenai makna apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, Teori Interaksi Simbolik menjadi teori utama yang digunakan sebagai alat analisis untuk melihat bagaimana Taylor Swift mencoba menunjukkan konsep diri sebagai seorang wanita yang sering menjadi korban, khususnya dalam hubungan asmara dan hubungannya dengan para haters dan penggemar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interaksi simbolik, mempusatkan pada interaksi antarindividu, dan bagaimana hal ini digunakan untuk memahami apa yang orang lain katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu. Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Menurut Ralph LaRossa dan Donald C.Reitzes, ada tiga asumsi yang mendasari Teori Interaksi Simbolik yaitu; pentingnya makna bagi perilaku manusia, pentingnya konsep mengenai diri, dan hubungan antara individu dengan masyarakat (West & Turner, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 454, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari ketiga asumsi tersebut, teori Interaksi Simbolik berpegang, individu membentuk makna melalui proses komunikasi. Karena tujuan interaksi dari teori ini adalah untuk menciptakan makna yang sama, makna juga dimodifikasi melalui proses interpretasi. Hal ini penting karena tanpa makna yang sama berkomunikasi akan menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin. Oleh karena itu, penting adanya komunikasi yang jelas antar sesama individu agar terciptanya makna yang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 454, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asumsi selanjutnya dalam Interaksi Simbolik yaitu berfokus pada pentingnya Konsep Diri (Self Concept), atau seperangkat perspektif yang relatif stabil yang dipercaya orang mengenai dirinya sendiri. Seseorang mengembangkan konsep diri melalui interaksinya dengan orang lain, dan konsep diri memberikan motif yang penting untuk perilaku seseorang. Asumsi yang terakhir berkaitan dengan hubungan antara kebebasan individu dan batasan sosial. Dalam hal ini diterangkan, orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses sosial dan budaya, sehingga perilaku seseorang atau kelompok orang dibatasi oleh norma-norma yang ada. Begitupun mengenai struktur sosial, hal ini dihasilkan melalui interaksi sosial (West & Turner, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 454, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain ketiga asumsi tersebut, George H. Mead dalam bukunya Mind, Self, and Society, menggambarkan bagaimana pikiran individu dan diri individu berkembang melalui proses sosial, hal ini terkait dan mendukung dimana dalam interaksi simbolik terdapat tiga konsep utama:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 455, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mind /Pemikiran. Menurut Mead, Pikiran merupakan kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dan manusia harus mengembangkan pikirannya melalui interaksi dengan orang lain. Proses ini memiliki dua jenis simbol yaitu Bahasa yang merupakan simbol verbal dan nonverbal yang diatur dalam pola-pola untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan yang dimiliki bersama. Bahasa tergantung pada apa yang disebut simbol signifikan, atau simbol-simbol yang maknanya secara umum disepakati oleh banyak orang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 454, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait erat dengan konsep ini adalah apa yang didefinisikan oleh istilah pemikiran itu sendiri yang dinyatakan sebagai percakapan di dalam diri sendiri. Dalam hal ini dijelaskan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa tanpa rangsangan sosial dan interaksi dengan orang lain, orang tidak akan mampu mempunyai ataupun mempertahankan pemikirannya. Dan selanjutnya, salah satu aktivitas penting yang diselesaikan orang melalui pemikiran yaitu pengambilan peran, atau kemampuan secara simbolik untuk menempatkan dirinya sendiri dalam diri khayalan dari orang lain. Kondisi ini mensyaratkan bahwa seseorang menghentikan perspektifnya sendiri dan sebaliknya membayangkan dari perspektif orang lain. Hal ini menjelaskan perasaan kita mengenai diri dan juga memungkinkan kita untuk mengembangkan kapasitas untuk berempati dengan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 454, "height": 250, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Self /Diri. Diri merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri kita sendiri dari perspektif orang lain atau dengan kata lain membayangkan bagaimana kita dilihat oleh orang lain. Dalam hal ini, Mead menjelaskan mengenai konsep cermin diri, yaitu kemampuan kita untuk melihat diri kita sebagaimana diri kita dilihat oleh orang lain. Menurut Cooley dalam buku Wet&Turner, ada tiga prinsip pengembangan yang dihubungkan dengan cermin diri yaitu; kita membayangkan bagaimana kita terlihat dimata orang, kita membayangkan penilaian mereka mengenai penampilan kita dan kita kita merasa tersakiti atau bangga berdasarkan perasaan pribadi ini. Sehingga kita akan belajar mengenai diri kita sendiri dari cara orang lain memperlakukan kita, memandang kita, dan memberi label pada kita. Pemberian sebuah label terhadap diri kita untuk menghasilkan pemenuhan diri dalam hal ini disebut efek Pygmalion, yaitu hidup diatas atau dibawah harapan orang lain mengenai kita. Mengenai konsep mengenai diri, Mead menjelaskan melalui Bahasa, orang mempunyai kemampuan untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri. Sebagai subjek atau “saya” (I), kita bertindak sedangkan sebagai objek atau “Me”, kita mengamati diri kita sendiri bertindak. I bersifat spontan, impulsive dan kreatif, sedangkan Me bersifat reflektif dan lebih peka secara social. Mead melihat diri sebagai sebuah proses yang mengintegrasikan antara I dan Me.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 454, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Society /Masyarakat. Masih dalam buku West&Turner, Mead mendefinisikan Masyarakat sebagai jejaring hubungan sosial yang diciptakan dan direspons oleh manusia. Individu-individu terlibat dalam masyarakat melalui perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela. Sehingga, masyarakat menggambarkan keterhubungan beberapa perangkat perilaku yang terus disesuaikan oleh individu-individu. Masyarakat terdiri atas individu- individu, dan terbagi atas dua bagian penting masyarakat yang mempengaruhi pikiran dan diri. Dua bagian tersebut yaitu orang lain secara khusus atau individu-individu dalam masyarakat yang penting bagi kita, orang-orang ini biasanya adalah anggota keluarga, teman, kolega, dll. Kita melihat orang lain secara khusus tersebut untuk mendapatkan rasa penerimaan social dan rasa mengenai diri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 454, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya yaitu orang lain secara umum, dimana merujuk pada cara pandang dari sebuah kelompok sosial atau budaya sebagai suatu keseluruhan. Hal tersebut diberikan oleh masyarakat kepada kita dan sikap dari orang lain secara umum adalah sikap dari keseluruhan komunitas. Orang lain secara umum memberikan kita perasaan mengenai bagaimana orang lain bereaksi kepada kita dan harapan social secara umum. Perasaan ini berpengaruh dalam mengembangkan kesadaran sosial. Dimana orang lain secara umum dapat membantu dalam menengahi konflik yang dimunculkan oleh kelompok-kelompok orang lain secara khusus yang berkonflik (West & Turner, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 702, "width": 454, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penjelasan mengenai teori interkasi simbolik di atas, peneliti memilih teori tersebut untuk penelitian ini dikarenakan peneliti melihat bahwa Taylor Swift mempunyai keinginan atau harapan pribadi yang ia inginkan melalui lagu-lagu yang ia ciptakan. Taylor Swift memanfaatkan momen dirinya putus cinta untuk mendapatkan inspirasi dalam menulis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lagu sehingga dirinya meraih keuntungan dan kesuksesan dari lagu-lagunya yang disukai oleh para penggemarnya.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 101, "width": 72, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 450, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Definisi metode kualitatif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan atau melukiskan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada dilapangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 454, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian kualitatif adalah rangkaian proses kegiatan atau penyaringan data atau informasi yang masuk di akal tentang suatu masalah pada aspek atau bidang tertentu dalam suatu objek. Rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang pengumpulan datanya berupa pendapat, pertanyaan, konsep dan informasi yang berupa deskripsi dalam mengungkapkan permasalahan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 454, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data primer yang didapat dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui wawancara kepada penggemar Taylor Swift untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai tanggapan mereka terhadap Play Victim yang dilakukan oleh Tayloy Swift.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk data sekunder diperoleh dari majalah, atau artikel berita. Pada intinya, data sekunder terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu otobiografi, surat pribadi, buku atau buku harian, memorial, kliping, dokumen, data di server dan flash , data yang tersimpan di website, dll. Data sekunder ini akan berguna sebagai pendukung data primer yang dapat berfungsi sebagai pelengkap data yang tidak terjawab pada pengumpulan data primer.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 454, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat beberapa orang yang akan menjadi informan dalam penelitian ini yakni para penggemar artis Taylor Swift yang dipilih secara random sampling. Karakteristik dari informan tersebut yaitu: laki-laki atau perempuan; penggemar Taylor Swift, dan memahami lagu-lagu dan cerita hidup Taylor Swift.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 455, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan informan menggunakan snowball sampling : peneliti menemukan satu informan melalui informan yang lain, dengan bertanya kepada seseorang yang memiliki pengetahuan tentang area atau topik tertentu dan bersedia untuk mengambil bagian dalam penelitian ini. Pada gilirannya, ia mencalonkan individu lain sebagai informan. Peneliti menggunakan sampling bola salju kaarena informasi tidak mudah diakses (Daymon & Holloway, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 454, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN Menurut Kate Martindale, play victim adalah peran yang dimainkan oleh seseorang sebagai korban untuk mendapatkan perhatian atau memanipulasi suatu keadaan (Martindale, 2016). Seseorang yang memainkan peran sebagai korban akan membuat orang di sekitarnya berusaha untuk membantu masuk dalam permainan mereka. Setiap bantuan yang diberikan kepada pelaku akan selalu dirasa kurang, sehingga mereka yang berusaha membantu merasa jenuh bahkan menjauh.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 454, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadaan itu akan membuat pelaku kembali mengatakan “tidak ada seorang pun yang mengerti keadaanku dan dapat membantuku”. Mereka akan lebih mendramatisir keadaan. Tidak jarang mereka berakting menyakiti diri sendiri bahkan mengancam akan mengakhiri hidupnya. Dengan begini, mereka akan membuat banyak orang merasa bersalah dan mereka akan mendaptkan semakin banyak perhatian (Myler, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 457, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu selebrita yang kehidupannya sempat ramai dibicarakan adalah Taylor Swift. Selain karena prestasinya, Swift dikenal sering berganti pasangan dan berseteru dengan beberapa selebrita lain seperti Katy Perry, Kim Kardashian hingga Kanye West (Soraya, 2016). Lirik lagu yang diciptakan oleh Taylor Swift menceritakan perasaan yang ia rasakan saat menjalin hubungan dengan para mantan kekasihnya. Dibalut dengan irama yang catchy , lagu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ciptaan Taylor Swift meledak di pasaran dan membuat namanya semakin dikenal oleh publik. Tidak hanya satu dua kali, hampir setiap kisah cintanya kandas Taylor Swift selalu membuat lagu yang menceritakan kehidupan percintaannya. Pola berulang yang dilakukan Taylor Swift memunculkan anggapan bahwa hubungan asmara yang selama ini ia jalin hanyalah sebagai bahan untuk lagu-lagunya saja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 454, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Drama percintaan Taylor Swift yang berulang kali gagal berhasil menyita perhatian publik. Bahkan beberapa kali Taylor Swift mengganggap dirinya adalah pihak yang tersakiti. Keadaan ini, dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu yang diyakini ditujukan untuk mantan kekasihnya. Beberapa lagu yang diciptakan Taylor untuk mantan kekasihnya yaitu Last Kiss yang ditujukan untuk Joe Jonas, I Know You Were Trouble untuk Harry Styles dan Dear John untuk John Mayer (Soraya, 2016). Keadaan inilah yang membuat sebagian orang berfikir Taylor Swift memelintir kebenaran dan melakukan play victim .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 454, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kisah cinta Taylor Swift yang menarik adalah hubungannya dengan personil Jonas Brother, Joe Jonas. Mereka dinilai pasangan yang romantis, sangat serasi tetapi akhirnya hubungan mereka kandas juga. Perpisahan Taylor Swift dan Joe Jonas ramai diperbincangkan setelah Taylor Swift menjadi bintang tamu dalam acara Ellen Show. Taylor bercerita Joe Jonas memutuskan hubungan mereka melalui sambungan telepon berdurasi 27 detik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 454, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Joe Jonas melalui situs Jonas Brother mengklarifikasi cerita tersebut dan mengatakan bahwa Taylor yang memutuskan sambungan telepon tersebut. Tak lama setelahnya, Taylor Swift meluncurkan single Better Than Revenge . Kejadian ini membuat sebagian publik menilai Taylor Swift telah melakukan play victim terhadap mantan kekasihnya saat itu yaitu Joe Jonas (Romadhon, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 454, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dikutip dari artikel Billboard.com, Taylor Swift’s 40 Biggest Billboard Hot 100 Hits , lima lagu terpopuler milik Taylor Swift adalah Shake It Off, You Belong with Me, Blank Space, Love Story, dan I Knew You Were Trouble (Staff, 2017). Lagu-lagu tersebut hampir semuanya menceritakan perasaan Taylor Swift terhadap mantan kekasihnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 454, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lagu I Knew You Were Trouble yang diciptakan Taylor Swift terinsipirasi dari mantan kekasihnya Harry Styles. Lagu ini menceritakan bagaimana Harry yang masih berusia 19 tahun saat itu menjadi terkenal dan dikelilingi banyak wanita tidak siap untuk menjalin hubungan yang serius dengan Taylor sementara Tayor saat itu berharap banyak kepada Harry (Reporter, 2013). Potongan lirik lagu ini “trouble… trouble… trouble…” menjelaskan bagaimana Harry membawa begitu banyak masalah dalam kehidupan Taylor (Woodward, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 455, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat membuat lagu Love Story , Taylor mengaku mendapatkan inspirasi dari kisah cinta Romeo & Juliet. Ia mengaku menyukai cerita keduanya tetapi tidak dengan akhir kisah cinta mereka yang menyedihkan. Taylor merubah bagian akhir kisah Romeo & Juliet menjadi bahagia dan menuliskannya dalam lirik lagu Love Story (Nelson, 2017). Saat diwawancarai oleh Time Magazine, Taylor pun menceritakan bahwa lagu ini ditulisnya untuk seseorang yang hampir ia kencani tetapi tidak jadi karena orang tua Taylor tidak menyukai pria tersebut (Maldonado, 2018). Lagu You Belong with Me dalam album Fearless merupakan ungkapan ketidakadilan yang dirasakan Taylor. Potongan lirik But she wears shorts skirts, I wear T-shirt menunjukan perbedaan bagai langit dan bumi antara taylor dan lawannya (Connell, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 455, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak seperti yang banyak dibicarakan oleh publik, lagu Blank Space bukan ditulis Taylor untuk Harry Styles. Lagu ini bercerita mengenai seorang wanita yang terobesesi dengan kisah cintanya dengan mengencani banyak pria dan memanfaatkan para kekasihnya tersebut (Staff, 2017). Shake It Off merupakan salah satu single terlaris Taylor Swift yang terjual lebih dari 8 juta copy (Here are the 20 best-selling music stars online, 2016). Selain itu, salah satu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lagu dari album 1989 ini juga menjadi on of the catchies song of the year dan menjuarai tangga lagu pop di berbagai chart lagu (Images, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 455, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah Psikologis Dalam Play Victim. Seseorang yang melakukan Play Victim biasanya memiliki masalah emosional. Menurut Kate Martindale, Play Victim bisa menjadi masalah yang lebih dalam lagi seperti gangguan kepribadian (Personality Disorder). Pada akhirnya, semakin banyak perhatian yang kita habiskan dengan orang yang melakukan Play Victim , maka semakin banyak pula tenaga emosional yang terkuras. Hal tersebut tentunya akan melelahkan karena tidak ada hal yang membosankan seperti halnya melihat sebuah drama yang itu-itu saja (Martindale, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 455, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengatasi orang dengan perilaku play victim memang membutuhkan kesabaran lebih. Selain memberikan perhatian dan empati kita juga perlu melakukan beberapa hal lain seperti tidak menjuluki mereka sebagai “korban”, membuat batasan dengan mereka sehingga pelaku play victim tidak dengan mudah membawa kita terjerumus ke dalam permainannya, memberikan bantuan dengan mengajak mereka berdiskusi atau berfikir sehingga mereka terlibat langsung di dalamnya dan berikan juga selalu mereka motivasi dan validasi sehingga kepercayaan diri mereka meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 457, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pemahaman di atas, orang yang melakukan Play Victim memiliki masalah kepribadian bahwa ia senang untuk diperhatikan dan memnfaatkan seseorang atau kondisi tertentu untuk keuntungannya semata. Dalam hal ini, Tayor Swift yang melakukan Play Victim untuk mendapatkan keuntungan dan kesuksesan di hati para penggemarnya. Tidak dipungkiri wajah cantik dan tentunya lagu-lagunya yang menarik menjadi daya tarik Taylor Swift, tetapi apakah penggemarnya menyadari bahwa ada maksud yang dimainkan oleh Taylor Swift untuk mendapatkan hati penggemarnya? Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat membantu peneliti menjelaskan tentang fenomena penelitian sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 454, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menyebarkan Gosip. Di elemen ini, peneliti mencoba melihat apakah para narasumber dapat mengidentifikasi elemen-elemen yang menunjukkan perilaku Taylor Swift yang memposisikan targetnya sebagai seorang “tersangka”, dan kemudian menjelek-jelekkan reputasi dari targetnya tersebut, termasuk berita-berita bohong. Dari jawaban para narasumber, hampir semua sepakat, haters adalah salah satu “musuh” dan tersangka untuk Taylor Swift, yang membuat dirinya merasa sakit hati dan tertekan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 454, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain haters , para mantan teman dekat pria Taylor Swift juga menjadi tersangka yang dapat membuat Taylor Swift menyebarkan gossip-gosip tentang mereka. Akan tetapi para narasumber merasa Taylor Swift tidak menjelek-jelekkan mereka terlalu berlebihan, hanya sekedar ungkapan perasaan yang masih dalam kategori wajar. Dan juga tidak menyebarkan berita-berita bohong yang mendiskreditkan para tersangka. Sehingga dari elemen ini dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan Taylor Swift tidak berlebihan dan masih dalam taraf normal dari seorang wanita yang mencoba menyuarakan isi hatinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 454, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sikap menyebarkan gosip tidak terlihat dari lirik-lirik lagu Taylor Swift juga memperlihatkan bahwa Taylor Swift mencoba menunjukkan refleksi wanita yang independen dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 454, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memposisikan Diri sebagai Korban . Di elemen kedua ini, hampir semua narasumber juga setuju bahwa Taylor Swift memang menunjukkan bahwa ia adalah korban dari para tersangka dan musuh-musuhnya. Namun, terkait dengan elemen sebelumnya, para narasumber setuju, Taylor Swift hanya mencoba menyampaikan isi hatinya tanpa terlihat berlebihan dan juga tidak memiliki kecenderungan untuk mengganggu kredibilitas ataupun nama baik dari para mantan teman-teman dekatnya.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 746, "width": 426, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini terkait dengan asumsi pertama dari teori interaksi simbolik di mana dijelaskan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa makna berperan penting dan dibentuk oleh pengirim pesan dengan harapan bahwa penerima pesan dapat menangkap makna yang sama. Makna yang disampaikan Taylor Swift melalui lirik-lirik lagunya menegaskan bahwa Taylor Swift adalah korban dari hubungan- hubungan asmaranya dan bagaimana para hatersnya juga memberi tekanan dapat ditangkap dengan baik oleh para penggemarnya dan mereka memberikan perasaan simpati terhadap apa yang dialami Taylor Swift.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 454, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para penggemar juga menunjukkan simpati kepada Taylor Swift yang tetap berusaha menjaga sikapnya dengan tidak menunjukkan perilaku yang berlebihan dan negatif dalam menyampaikan perasaannya. Hal ini mungkin juga terkait dengan asumsi selanjutnya dari teori interaksi simbolik dimana konsep diri yang menjadi motivasi Taylor Swift muncul dalam lirik-lirik lagunya memang menjadi makna selanjutnya yang dicoba disampaikan oleh Taylor Swift untuk menunjukkan ia adalah seorang wanita yang positif, tegar dan tidak terpancing untuk membalas perlakukan negatif yang ia terima selama ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait dengan asumsi terakhir, proses sosial dapat mempengaruhi hubungan individu dengan masyarakat bisa dibuktikan melalui pernyataan para narasumber, mendukung apa yang disampaikan Taylor Swift melalui lirik-lirik lagunya memang terkait dengan apa yang dirasakan oleh para penggemarnya, yang dalam kehidupan sehari-hari juga merasakan hal- hal yang dirasakan oleh Taylor Swift, sehingga kesamaan tersebut dapat menunjang keberhasilan Taylor Swift dalam membangun hubungan dengan para penggemarnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 455, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengintimidasi. Elemen selanjutnya yang ditanyakan adalah apakah para narasumber melihat ada kecenderungan Taylor Swift melakukan intimidasi terhadap lawan-lawannya. Sama seperti elemen sebelumnya, para narasumber yakin Taylor Swift tidak memiliki niat jahat untuk mengintimidasi ataupun mencelakakan para lawan-lawannya. Taylor Swift memang berusaha membuat orang percaya ia adalah korban, dan menjadi pihak yang tertekan dalam hubungan-hubungan yang terjadi dengan dirinya, akan tetapi ia tidak pernah mengancam atau membuat lawan-lawannya merasa tertekan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 454, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taylor Swift hanya memberikan sindiran-sindiran melalui lirik-lirik lagunya dan mencoba memberikan peringatan kepada para wanita lain untuk tidak merasakan perasaan yang ia rasakan, atau peringatan kepada para wanita lain untuk lebih berhati-hati dalam memilih pasangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 454, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meminta Bantuan untuk Menghukum Tersangka. Berdasarkan jawaban para narasumber, elemen ini juga tidak terlihat jelas muncul dari lirik-lirik lagu Taylor Swift. Taylor Swift memang memiliki banyak teman dan penggemar. Akan tetapi apa yang ia harapkan dari para teman dan penggemarnya adalah dukungan yang bersifat positif untuk saling menguatkan. Para narasumber merasa persatuan dan keutuhan pertemanan yang diharapkan Taylor Swift jauh lebih penting dibandingkan perasaan untuk membalaskan sakit hati kepada para tersangka yang dirasakan sudah pernah menyakiti perasaan Taylor Swift.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 454, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memantau Secara Diam-diam . Elemen terakhir ini juga menegaskan kembali jawaban dari para narasumber yang merasa Taylor Swift tidak punya niat jahat terhadap orang-orang yang telah menekan dan memperlakukannya dengan tidak adil. Melalui lirik-lirik lagunya Taylor Swift hanya memberikan isyarat ia tahu tentang perkembangan hubungan para mantan teman-teman dekatnya, tapi hanya sebatas tahu tentang informasi yang bersifat umum saja, karena Taylor Swift merasa tidak punya kepentingan lagi terhadap para mantannya tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 454, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taylor Swift juga melalui lirik-lirik lagunya merasa tidak ada gunanya untuk mengetahui perbuatan atau tingkah laku para mantannya karena ia memiliki prediksi sendiri bahwa para mantannya tersebut punya kemungkinan besar untuk mengulangi kesalahan yang mereka", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sudah lakukan sebelumnya terhadap Taylor Swift. Untuk itu, terkait dengan elemen sebelumnya, Taylor Swift berkali-kali melalui lirik-lirik lagunya menyerukan persatuan para wanita untuk dapat mengatasi perlakuan yang tidak menyenangkan yang kemungkinan mereka dapatkan dari pasangan-pasangan prianya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di tiga elemen terakhir ini, tidak terlihat ada upaya menunjukkan perilaku playing victim oleh Taylor Swift melalui lirik lagunya. Hal ini akhirnya menunjukkan bahwa para penggemar Taylor Swift merasa bahwa Taylor Swift tidak secara kuat dan jelas melakukan perilaku playing victim . Terlepas dari apa yang terlihat, Taylor Swift memposisikan dirinya sebagai seorang korban, akan tetapi penempatan posisi korban tersebut masih dalam tahap yang wajar, karena dianggap sebagai ungkapan perasaan seorang wanita normal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 219, "width": 454, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, melalui lirik-lirik lagunya Taylor Swift tidak menunjukkan perilaku negatif yang bertujuan untuk membalas apa yang ia terima. Taylor Swift malah terkesan tidak peduli dan mengajak para wanita lain untuk tetap tegar dan menjadi wanita independen yang tidak tergantung terhadap pria serta dapat mengendalikan perasaannya.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 292, "width": 67, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 454, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil wawancara ke enam narasumber, dengan karateristik yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yang menarik dari penelitian ini. Melalui lirik-lirik lagunya, Taylor Swift terlihat menyampaikan pesan bahwa ia adalah korban dan mengarah kepada perilaku playing victim , terutama dari hubungan-hubungan asmara yang sudah selesai dengan para mantan teman-teman dekat prianya, atau juga menjadi korban yang tertekan karena ejekan dan kritikan para haters -nya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 454, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ejekan dan kritikan yang disampaikan seperti Taylor Swift adalah contoh wanita yang tidak menghargai sebuah hubungan dan hanya memanfaatkan hubungan-hubungan tersebut untuk kesenangan dan kepentingan pribadi Taylor Swift. Akan tetapi Taylor Swift menyampaikan ia tidak terlalu peduli dengan perkataan orang atau lawannya. Karena ia merasa ia tidak dapat sepenuhnya mengatur pendapat dan perkataan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 454, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taylor Swift juga mencoba menyampaikan melalui lirik-lirik lagunya ia sudah mulai bosan dengan hal-hal yang melelahkan terkait dengan hubungan asmara. Taylor Swift lebih terbuka dengan perasaan dan tujuan dari hubungan yang ia harapkan. Sehingga ia bisa lepas dari kerumitan hubungan dan tidak menjadi korban dari hubungan-hubungan yang selanjutnya. Hal ini disampaikan dengan alasan Taylor Swift masih percaya bahwa hubungan asmara tetap bisa berhasil dan tidak skeptis walaupun dalam perjalannya ia memang banyak menemui hambatan dan cobaan terhadap hubungan-hubungannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 454, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para penggemar Taylor Swift setuju apa yang disampaikan oleh Taylor Swift melalui lirik- lirik lagunya menunjukkan Taylor Swift adalah seorang korban. Akan tetapi menurut para narasumber, apa yang disampaikan Taylor Swift masih dalam batas kewajaran ungkapan perasaan seorang wanita. Taylor Swift hanya sebatas menyuarakan perasaannya yang terluka dan sama sekali tidak menunjukkan niat dan perbuatan jahat untuk membalas hal-hal negatif yang ia sudah terima sebelumnya. Hal ini dianggap sebagai sesuatu hal yang cukup berarti terkait dengan teori interaksi simbolik, tanggapan penggemar sebagai bagian dari masyarakat masih dapat melihat dan mempertahankan Taylor Swift sebagai idola mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 454, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesamaan perasaan yang dapat muncul dari apa yang dirasakan para penggemarnya dan Taylor Swift memperkuat hubungan antara Taylor Swift dan para penggemarnya dan tetap membuat para penggemarnya loyal terhadap Taylor Swift. Hal ini juga dapat menunjukkan Taylor Swift sudah dianggap menyuarakan perasaan para penggemarnya, sehingga sekali lagi memperkuat hubungan antara Taylor Swift dan penggemarnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 87, "width": 51, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apriliani, D. (2016). Ini Nih Katalog Mantan-Mantan Taylor Swift. Gimana Ya Rasanya", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 115, "width": 426, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Macarin Mereka Satu-Satu? Retrieved July 20, 2018, from https://www.hipwee.com/hiburan/ini-nih-katalog-mantan-mantan-taylor-swift gimana- ya-rasanya-macarin-mereka-satu-satu/", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 159, "width": 454, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reporter, B. D. M. (2013, February 19). Taylor Swift’s I Knew You Were Trouble “100 percent” about Harry Styles. Retrieved from https://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-2280812/Taylor-Swifts-I-Knew-You- Were-Trouble-100-percent-Harry-Styles.html", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 454, "height": 133, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Connell, A. (2017). The Definitive Timeline of Taylor Swift's 12-Year Professional Victim Ac t . Diakses dari http://www.revelist.com/celebrity/taylor-swift-victim/9198 Daymon, C., & Holloway, I. (2011). Qualitative Research Methods in Public Relations And Marketing Communications . Routledge. de Vries, M. F. K. (2014). Are You A Victim of The Victim Syndrome? In Mindful Leadership Coaching (pp. 68-86). Palgrave Macmillan UK. healthpsychologyconsultancy. (2012, October 26). The Victim Personality. Retrieved from https://healthpsychologyconsultancy.wordpress.com/2012/10/26/the-victim- personality/", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 454, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Here Are The 20 Best-Selling Music Stars Online. (2016). Diakses dari http://www.businessinsider.sg/best-selling-music-artists-digital-era-2016- 11/?r=US&IR=T", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 454, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Images, P. A. H. (2020, February 28). Taylor Swift. Retrieved from https://www.biography.com/musician/taylor-swift", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 454, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maldonado, J. (2018, September 12). Taylor Swift’s ‘Love Story’ Turns 10, And We’re Feeling V Nostalgic. Retrieved from https://www.j-14.com/posts/taylor-swift-love- story-166148/", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 454, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Martindale, K. (2016). What Does “Playing Victim” Mean? [Forum Post]. Diakses dari https://www.quora.com/What-does-%E2%80%9Cplaying-victim%E2%80%9D-mean Nelson, M. (2017). Drama Chameleon: Won’t the Real Taylor Swift Please Stand Up? Diakses dari https://www.stereogum.com/1960236/drama-chameleon-wont-the- real- taylor-swift-please-stand-up/franchises/sounding-board/", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 454, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operasi Playing Victim Pasca-Ahok Tersangka. Republika Online. (2017). Republika Online.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 554, "width": 426, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved 29 July 2017, from", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 569, "width": 403, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/11/17/ogrhtr385-operasi- playing- victim-pasca-ahok-tersangka", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 454, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raypole, C. (2019, December 12). How to Identify and Deal with a Victim Mentality. Retrieved from https://www.healthline.com/health/victim-mentality#responding-to- it", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 454, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Romadhon, H. (2016). Taylor Swift, Sweetheart atau Serigala Berbulu Domba? Diakses dari https://www.kapanlagi.com/showbiz/hollywood/taylor-swift-sweetheart-atau- serigala- berbulu-domba-7c5f53.html", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 454, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sakaw, P. (2017). Taktik Play Victim Mantan Presiden. KOMPASIANA. Retrieved 19 July 2017, from http://www.kompasiana.com/abahsakaw/taktik-play-victim-mantan- presiden_581a09bc5b7b61ec2a1e3fe0", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 454, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soraya. (2016). Taylor Swift: Dulu Sweetheart, Kini Penuh Sensasi & Kontroversi. Diakses dari https://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/internasional/taylor-swift-dulu-", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 292, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARAKA : Indonesian Journal of Communications, vol. 1(2), 2020, 80-90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 283, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Play Victim dalam Lirik Lagu -Lagu Taylor Swift (DEDDY MUHARMAN)", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 12, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90", "type": "Page header" }, { "left": 100, "top": 72, "width": 252, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sweetheart-kini-penuh-sensasi--kontroversi.html", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Staff, B. (2017). Taylor Swift's 40 Biggest Billboard Hits. Diakses dari http://www.billboard.com/photos/7423130/taylor-swift-songs-best-hits-list", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 28, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Staff,", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 116, "width": 427, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T. R. (2017). What Is Taylor Swift Doing? Diakses dari https://www.theringer.com/music/2017/8/23/16193036/taylor-swift-reputation- analysis", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 454, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Swahn, A. L., & Svahn, S. (2008). Creativity: A Science-based Outlook on Life and Work . AuthorHouse.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 39, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vollert,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 454, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R. (n.d.). Taylor Swift Lyrics. Diakses dari https://www.azlyrics.com/lyrics/taylorswift/shakeitoff.html West, R. L., Turner, L. H., & Zhao, G. (2018). Introducing Communication Theory: Analysis and Application (Vol. 2). New York, NY: McGraw-Hill.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 454, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Woodward, E. (2017). How Taylor Swift Played the Victim for A Decade and Made Her Entire Career. Diakses dari https://www.buzzfeed.com/elliewoodward/how-taylor-swift- played-the-victim-and-made-her-entire-caree?utm_term=.qhoygPJ3b#.lkdWldzrk", "type": "List item" } ]
d7085625-4149-fe2c-bb77-b244b840d226
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/download/2698/2607
[ { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 74, "width": 443, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Daya Terima dan Nilai Gizi Snack Bar Modifikasi Sayur dan Buah Untuk Remaja Putri", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 113, "width": 362, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dwi Yulia Estika Sari 1 , Dudung Angkasa 2 , Prita Dhyani Swamilaksita 3", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 139, "width": 390, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1,2,3 Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa unggul [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 181, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 204, "width": 431, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "High fat and low dietary fiber food among teenagers might be responsible for future adverse health effect. Snack bar which contained fruit and vegetable can be a favorable food for teenagers since it can increase fruit and vegetable consumption, ready-to-eat and relatively affordable.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 259, "width": 432, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "This study examine the acceptability characteristic of a snack bar which was modified with soybean flour, fruits and vegetables complementation. This experimental study provided 3 (thee) formulas namely F1 (40:60), F2 (50:50), F3(60:40) based on ratio of soybean flour to Salacca zalacca. All formulas were laboratory analyzed for p roximate, crude fiber, and iron content. Acceptability level were assessed by 25 semi- trained panelists. Total 25 Panelists were used to assess the acceptability of formulas using a Visual Analogue Scale. Oneway Anova was used for assessing the effect of soybean flour and Salacca zalacca complementation to panelist acceptability.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 369, "width": 431, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Result showed that the soyflour and Salacca zalacca modification significantly affect the taste, aroma and texture of the snack bar (p <0.05) but no effect on the color (p> 0.05). The most favorite formula was F2 (50% soybean flour: 50% fruits). Energy, protein, fat, crude fiber and Fe content tend to increase from F1 to F3. Complementation of soyflour and fruits in balance ratio may produced the optimal acceptability and increased the nutrient content of snack bar.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 466, "width": 384, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Keywords : snack bar , fruit and vegetable, soyflour, teenagers, Salacca zalacca", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 229, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Perubahan pola konsumsi makanan akibat globalisasi membuat remaja cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat, tinggi kalori, dan tinggi lemak, dibandingkan mengonsumsi buah dan sayur (Suarti et al., 2010). Penelitian pada 5 negara di Asia Tenggara menunjukkan sebesar 76,3% remaja kurang mengkonsumsi buah dan sayur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 229, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Di Indonesia, prevalensi nasional kurang makan buah dan sayur sekitar 93,6% sedangkan dari data(SKMI, 2014) sumber vitamin dan mineral pada kelompok sayur dan hasil olahannya, sayuran daun merupakan jenis yang dikonsumsi terbanyak yaitu 45,7 gram perorang perhari dan dikonsumsi oleh 75,4% penduduk.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 858, "width": 229, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Secara umum remaja Indonesia lebih sulit mengkonsumsi buah dan sayur sehingga pemilihan makanan yang tepat merupakan salah satu komponen penting dalam", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 527, "width": 229, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menentukan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif pengembangan produk yang berasal dari bahan pangan lokal yang tinggi serat dan mineral (Fe), yaitu dengan memanfaatkan buah, sayuran dan kacang-kacangan yang tinggi akan serat dan Fe dan diformulasikan dalam bentuk snack bar . Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan snack bar adalah tepung kedelai yang bisa mencukupi kebutuhan zat besi walaupun non-heme (Ferawati, 2009), mudah dikonsumsi, harganya murah dan nilai gizi proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan kacang-kacangan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 837, "width": 229, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tepung kedelai merupakan bahan dasar dalam pembuatan snack bar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, tepung kedelai mengandung zat besi sebesar 8,4 gram dalam 100 gram bahan makanan, Di antara", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 229, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "kacang-kacangan, kadar protein kedelai juga memang paling tinggi yaitu 40,4 gram dalam 100 gram bahan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 230, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Snack bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan berbahan dasar sereal atau kacang-kacangan. Selain makanan pokok, ketersediaan zat-zat gizi juga bias berasal dari selingan/camilan ( snack ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Konteks penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 229, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Ruang lingkup penelitian ini adalah Daya terima/hedonik (Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur) dan karakteristik nilai gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat, kadar air, kadar abu, serat, zat besi) pada pengembangan fruit and vegetable snack bar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 112, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil Kajian Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 229, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Daya terima/hedonik adalah cara pengujian dengan mengandalkan atau menggunakan panca indera manusia yang digunakan sebagai alat pengukur daya penerimaan terhadap suatu produk makanan. Nilai zat gizi dari suatu makanan adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh (Almatsier 2009).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 229, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerimaan sebuah snack bar", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 229, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "yang dimodifikasi dengan penambahan tepung kedelai, buah dan sayur", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 146, "width": 115, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Metodologi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 166, "width": 230, "height": 363, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Penelitian ini menggunakan disain Eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu faktor komplementasi tepung kedelai dengan buah salak yang terdiri dari 3 perlakuan. Uji kimia yang dilakukan yaitu kadar proksimat, serat kasar, dan zat besi. Uji dilaksanakan di Laboratorium Universitas Lampung. Uji daya terima menggunakan Visual Analog Scale dengan 25 panelis agak terlatih. Panelis merupakan lulusan D3 Gizi yang dipilih berdasarkan kriteria seperti tidak buta warna, tidak dalam keadaan sakit, tidak memiliki alergi makanan tertentu, pernah melakukan uji daya terima sebelumnya. Uji statistik yang digunakan adalah Oneway Annova (α = 0.05) dan uji lanjut Bonferroni .", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 539, "width": 447, "height": 377, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 6 unit percobaan s nack bar dengan komplementasi buah dan sayuran kemudian diuji daya terima dan nilai gizinya. Adapun formula dalam perlakuan snack bar tepung kedelai dengan komplementasi buah dan sayuran dapat dilihat pada Tabel. 1 Tabel 1. Rasio Tepung Kedelai dengan Buah Salak Kering pada Snack Bar Modifikasi No Bahan Perlakuan F1 F2 F3 1 Tepung kedelai (g) 40 50 60 2 Buah Salak (g) 60 50 40 3 Buah Cermai (g) 15 15 15 4 Buah Nangka (g) 15 15 15 5 Daun kelor (g) 15 15 15 6 Kacang tanah (g) 10 10 10 7 Margarine (g) 15 15 15 8 Tp. Maizena (g) 10 10 10 9 Selai Kacang (g) 5 5 5 10 Gula pasir (g) 10 10 10 11 Perisa vanila (g) 5 5 5", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 920, "width": 177, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sumber : Modifikasi Pradipta (2011)", "type": "Page footer" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 229, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil uji hedonik didapatkan bahwa perlakuan yang paling disukai adalah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 229, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "perlakuan F2 dan perlakuan yang paling tidak disukai adalah perlakuan F1.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 177, "width": 200, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tabel 2.Tabel Analisis Uji Sifat Hedonik", "type": "Caption" }, { "left": 120, "top": 195, "width": 355, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Parameter 1 Produk Nilai rerata ± SD F Sig Rasa F1 4.76 ± 1.97 19.116 0.000* F2 8.01± 0.82 F3 6.07± 2.44 Warna F1 5.22 ± 2.24 0.404 0.669 F2 5.69 ± 1.91 F3 5.66 ± 1.99 Aroma F1 6.02 ± 1.72 3.741 0.028* F2 7.17 ± 1.32 F3 6.15 ± 1.78 Tekstur F1 5.14 ± 1.62 21.367 0.000* F2 6.84 ± 1.60 F3 7.77 ± 1.01 Ket : (*) Signifikan pada p<0.05; 1 Uji hedonic dengan visual log scale", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 229, "height": 467, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tabel 2 menyajikan hasil uji beda sifat hedonik ketiga formula dari segi rasa, warna, aroma, tekstrur. Rasa snack bar dengan daya terima paling disukai terhadap parameter rasa yaitu perlakuan F2 (50% tepung kedelai : 50% buah salak) yang mempunyai nilai rata-rata 8.01(± 0.82) dalam range penilaian sangat suka, sedangkan snack bar dengan daya terima yang paling tidak disukai terhadap parameter rasa adalah perlakuan F1 (40% tepung kedelai : 60% buah salak) yang mempunyai nilai rata- rata 4.76 (±1.97) dalam range penilaian agak suka. Rasa yang dihasilkan pada semua perlakuan snack bar yang konsentrasi tepung kedelai dan penambahan buah salak yang berbeda memiliki pengaruh perubahan rasa, dari perlakuan F1, F2, F3 memiliki rasa yang berbeda sehingga panelis bisa membedakan dari setiap perlakuan formula snack bar . Rasa makanan padat yang dihasilkan adalah manis dan gurih. Gula memberikan konstribusi pada kemanisan dan keempukan pada produk (Ladamay, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 881, "width": 229, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil uji statistik anova hasil analisa data menggunakan Anova didapatkan F hitung 19.116 dengan signifikansi sebesar", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 393, "width": 229, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "0.000 (α= 0.05) maka berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penambahan buah salak terhadap daya terima rasa produk snack bar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 509, "width": 230, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kemudian dilakukan uji lanjut bonferroni menunjukkan bahwa uji taraf perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan yaitu pada produk snack bar F1 (40:60) dengan F2 (50:50), produk snack bar F2 (50:50) dengan F3(60:40) dan F1(40:60) dengan F3(60:40). Rasa terbentuk dari perpaduan komposisi bahan yang digunakan dalam suatu produk makanan. Rasa suatu bahan pangan merupakan hasil kerjasama beberapa indera penglihatan, pembauan, pendengaran dan perabaan. Penerimaan panelis terhadap rasa perlakuan F2 lebih disukai.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 809, "width": 230, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan warna, Snack bar dengan daya terima paling disukai terhadap parameter warna yaitu perlakuan F2 (50% tepung kedelai : 50% buah salak) yang mempunyai nilai rata- rata 5.69 (±1.91) dalam range kategori penilaian agak suka dan snack bar dengan", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 229, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "daya terima yang paling tidak disukai terhadap parameter warna adalah perlakuan F1 (40% tepung kedelai : 60% buah salak) yang mempunyai nilai rata-rata paling rendah yaitu 5.22 (± 2.24) dalam range penilaian agak suka, namun dari ketiga produk penilaian dari panelis tidak berbeda jauh, formula F1, F2, F3 memiliki tingkatan nilai yang hampir sama, karena dalam penilaian memiliki range nilai agak suka.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 229, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Warna yang dihasilkan pada snack bar perlakuan F1, F2, F3 memiliki warna yang coklat kehitaman. Warna dapat disebabkan karena adanya proses karamelisasi dan pengaruh dari pengeringan buah terlebih dahulu (Martunis, 2012). Persamaan warna terjadi karena proses pemanggangan. Secara alamiah warna dirusak oleh adanya pemanasan. Secara kimia, perubahan oksidasi selama penyimpanan. Hasilnya pangan olahan kehilangan warna dan dapat menurunkan nilai sensorik (Febrianti et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 229, "height": 238, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil uji statistik anova terhadap warna fruit and vegetable snack bar didapatkan bahwa probabilitas F hitung snack bar adalah 0,404 (p>0,05) yang berarti bahwa penambahan buah salak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap warna fruit and vegetable snack bar . Warna snack bar dipengaruhi oleh penambahan sayur daun kelor dan buah-buahan yang dikeringkan. Semakin banyak buah salak atau bahan tambahan lainnya yang mengikuti maka snack bar akan berwarna lebih gelap (Indrianty et", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 52, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "al ., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 818, "width": 229, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kemudian dilakukan uji lanjut bonferroni menunjukkan bahwa uji taraf perlakuan warna pada tabel 4.6 didapatkan tidak ada perbedaan nilai rerata parameter warna yang signifikan (p>0.05) pada semua produk fruit and vegetable snack bar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 230, "height": 343, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Aroma snack bar dengan daya terima paling disukai terhadap parameter aroma yaitu perlakuan F2 (50% tepung kedelai : 50% buah salak) yang mempunyai nilai rata-rata 7.17(± 1.32) dalam range penilaian suka, sedangkan snack bar dengan daya terima yang paling tidak disukai terhadap parameter aroma adalah perlakuan F1 (40% tepung kedelai : 60% buahsalak) yang mempunyai nilai rata-rata 6.02 (± 1.72) dalam range penilaian agak suka. Industri pangan menganggap uji aroma sangat penting karena dapat dengan cepat memberikan hasil mengenai kesukaan konsumen terhadap produk. Agar menghasilkan aroma, zat harus bersifat menguap, sedikit larut dalam air atau sedikit larut dalam minyak (Rufaizah, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 425, "width": 230, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan analisa data menggunakan anova didapatkan F hitung 3.741 dan nilai (p< 0.028). Disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penambahan buah salak terhadap daya terima aroma produk snack bar . Hasil uji lanjut bonferroni menunjukkan bahwa uji perlakuan memiliki perbedaan nilai rerata parameter aroma yang signifikan (p < 0.05) pada produk snack bar F1 dengan F2 dikarenakan tepung kedelai dan buah salak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aroma snack bar .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 674, "width": 229, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Setiap bentuk makanan mempunyai tekstur yang berbeda dan tergantung pada keadaan fisik, penilaian tekstur dapat berupa kekerasan, elastisitas ataupun kerenyahan (Karim, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 787, "width": 230, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Snack bar dengan daya terima yang paling disukai adalah perlakuan F3 (60% tepung kedelai : 40% buah salak) yang mempunyai nilai rata-rata 7.71 (± 1.01) dengan kategori penilaian suka dan snack bar dengan daya terima yang paling tidak disukai terhadap parameter tekstur yaitu perlakuan F1 (40%", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 229, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "tepung kedelai : 60% buah salak) yang mempunyai nilai rata-rata 5.14 (± 1.62) dalam range penilaian agak suka. tekstur bersifat kompleks dan terkait dengan struktur bahan, yang terdiri dari tiga elemen yaitu mekanik (kekerasan dan kekenyalan), geometrik (berpasir dan beremah) dan mouthfeel (berminyak dan berair) (Rufaizah, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 229, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan analisa data menggunakan analisa anova didapatkan F hitung sebesar 21.367 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai rerata tekstur hasil uji hedonik snack bar antara penambahan buah salak terhadap daya terima tekstur produk snack bar . Hal ini disebabkan, karena semakin banyak konsentrasi tepung kedelai maka semakin tinggi kesukaan panelis terhadap parameter tekstur(Indriyanti,2013).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 230, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kemudian dilakukan uji lanjut bonferroni menunjukkan bahwa taraf perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan atau berbeda nyata antar perlakuan. Parameter tekstur yang signifikan (p< 0.05) pada produk snack bar F1 dengan F2 dan F3 dengan F1. Tekstur snack bar yang dihasilkan pada beberapa perlakuan penambahan buah salak memberi tingkat penilaian suka dan agak suka oleh panelis.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 280, "width": 229, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil Analisis Proksimat, serat kasar dan zat besi (fe).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 322, "width": 230, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Uji analisis proksimat dilakukan pada perlakuan snack bar F1, F2, F3 . Snack bar terpilih dalam semua perlakuan yaitu formula F2 karena dari uji sifat hedonik panelis paling banyak menyukai produk F2 sehingga peneliti memilih produk F2", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 446, "width": 442, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "walaupun semua perlakuan sudah memenuhi syarat nilai gizi untuk snack . Tabel 3. Uji Proksimat, Serat Kasar dan Fe per Sajian 20 gram Snack Bar Modifikasi", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 508, "width": 288, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Parameter Perlakuan F1 F2 F3 Energi (Kal) 210.7 193.7 208.3 Protein(%) 9.2 9.5 10.6 Lemak(%) 6.7 6.9 7.7 Karbohidrat(%) 28.4 23.4 25.5 Serat(%) Fe(mg/gr) 10.2 75.9 9.8 94.9 8.8 103.6 Kadar Air(%) 43.7 48.2 45.2 Kadar Abu(%) 2.4 2.3 2.5", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 229, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tabel 3 menyajikan hasil analisis zat gizi snack fruit and vegetable bar . Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa energi pada perlakuan F2 adalah 193.7 Kalori. Energi pada perlakuan F2 (50% tepung kedelai : 50% buah salak) memiliki energi yang lebih rendah dibandingan dengan formulasi yang lain, tetapi untuk syarat snack semua perlakuan sudah memenuhui syarat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 835, "width": 229, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil analisis kadar energi terhadap produk snack bar , banyaknya tepung kedelai dan buah salak", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 648, "width": 229, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "mempengaruhi kandungan kalori pada snack bar, karena kandungan kalori pada tepung", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 710, "width": 229, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "kedelai sebesar 347 kal/gr dalam 100 gram tepung kedelai dan 87 kal/gr dalam 100 gram buah salak pondoh (Avianty et al. , 2013). Semakin banyak jumlah tepung kedelai, kalori pada snack bar semakin meningkat. Selain dari tepung kedelai dan buah salak kalori juga diperoleh dari penggunaan bahan makanan lainnya seperti tepung maizena, margarine, kacang tanah dan gula pasir. Kalori merupakan satuan standar yang digunakan untuk nilai energi yang dikandung suatu bahan makanan.", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "6", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 229, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kalori merupakan suatu satuan yang setara dengan panas. Setiap bahan makanan mempunyai nilai kalori masing-masing yang satu sama lain tidak sama (Ladamay, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 229, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Apabila dibandingkan dengan penelitian Pradipta (2011) kadar energi snack bar tepung tempe, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung tempe dan buah salak mempengaruhi kandungan kalori pada snack bar memiliki nilai kalori lebih tinggi dibandingkan pada penelitian pembuatan fruit and vegetable snack bar karena semakin banyak jumlah tepung tempe kalori pada snack bar semakin meningkat, selain dari tepung tempe dan salak kalori diperoleh juga dari penggunaan telur, margarin dan gula pasir.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 229, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jika dibandingkan dengan produk komersial yang ada di pasaran, kandungan kalorinya yaitu 140kkal/30 gr, s nack bar pada perlakuan F2 memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi yaitu 193,7kkal/20 gr. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan baku pada penelitian ini menggunakan tepung kedelai dan panambahan bahan pangan lokal lainnya yang memiliki nilai gizi kalori cukup tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 229, "height": 321, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kadar protein yang didapat dalam analisis proksimat yaitu kadar protein pada fruit and vegetable snack bar , didapatkan hasil protein tertinggi ada pada sampel F3 dengan formula perbandingan tepung kedelai dan buah salak (60:40) sebesar 10.6% dan yang terendah adalah pada perbandingan (40:60) yaitu sebesar 9.2%. Sedangkan kandungan protein snack bar pada formulasi F2 (50:50) yaitu sebesar 9.5%. Dalam penelitan ini peneliti memilih perlakuan F2 sesuai dengan uji hedonik yang banyak disukai oleh panelis. Protein yang terkandung dalam ketiga formulasi snack bar lebih rendah dibandingkan protein yang terkandung dalam tepung kedelai dalam 100 gram mengandung", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 230, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "35.9 gr dalam 100 gr protein, hal ini disebabkan karena terjadinya kerusakan protein akibat reaksi maillard yang terjadi selama proses pembuatan tepung kedelai dan snack bar . Reaksi pencoklatan non enzimatis dapat terjadi pada proses pemasakan, proses pengolahan dengan panas, evaporasi dan pengeringan. Reaksi maillard menyebabkan pembebasan gugus amin protein yang berarti jumlah amin yang tertukar pada analisis proksimat juga berkurang (Sundari et al ., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 322, "width": 230, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Amalia, 2011) mengatakan peningkatan kadar protein pada snack bar tepung tempe dan buah nangka kering terjadi peningkatan persentase penambahan tepung tempe karena diketahui dari hasil analisa bahwa kandungan protein pada tempe yaitu 19%, hal ini sesuai dengan refrensi yang diperoleh bahwa tepung tempe memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kandungan protein snack bar, sehingga dengan semakin banyaknya penambahan tepung tempe maka kadar protein dalam snack bar akan semakin naik.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 612, "width": 230, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pengolahan bahan pangan sangat mempengaruhi kerusakan yang terjadi pada protein. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pengolahan semakin tinggi kerusakan protein yang terjadi pada bahan pangan tersebut (Sundari et al. , 2015).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 736, "width": 229, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jika dibandingkan dengan produk komersial yang ada di pasaran, kandungan proteinnya yaitu 4 gr/30 gr, s nack bar pada perlakuan F2 memiliki kandungan protein yang lebih tinggi yaitu 9,5 gr/20 gr. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan baku pada penelitian ini menggunakan tepung kedelai yang memiliki nilai gizi protein cukup tinggi dibandingkan dengan jenis kacang- kacangan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "7", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 232, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Protein merupakan unsur zat yang penting, sehingga pada hampir seluruh produk pangan jumlahnya selalu disyaratkan. Dalam sisitem metabolisme protein berfungsi sebagai unsur pembangun tubuh (Pradipta, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 177, "width": 229, "height": 342, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil analisis kadar lemak snack bar dengan tiga perbandingan formulasi tepung kedelai dengan buah salak kering menunjukkan bahwa kadar lemak terendah pada formulasi F2 yaitu 6.9% dan kadar lemak dari formulasi F1 snack bar tidak berbeda jauh dengan F2 yaitu 6.7% dan kemudian meningkat pada F3 yaitu 7.7%. Sehingga semakin tinggi proporsi tepung kedelai maka semakin tinggi pula kadar lemak pada snack bar . Berdasarkan refrensi tersebut tepung kedelai mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kadar lemak dari snack bar karena kandungan lemak pada tepung kedelai dalam 100 gram sebesar 20.6 gram dan buah salak sebesar 0.4 gram dalam 100 gram (Sitoresmi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 539, "width": 229, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kadar lemak pada perlakuan F2 yang terpilih pada penelitian ini mempunyai nilai yang jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya dengan bahan dasar tepung sorghom yaitu 3,77% sampai 14,63%, karena dalam penggunaan bahan yang berbeda yaitu menggunakan telur dan margarin yang dikenal sebagai sumber asam lemak esensial dan digunakan sebagai sumber utama lemak dalam formulasi produk snack bar pada penelitian (Rufaizah, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 229, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Apabila dibandingkan dengan produk komersial, kandungan lemaknya adalah 6gr/30 gr sedangkan kandungan lemak yang ada pada snack bar perlakuan F2 ini adalah 6.9gr/20 gr. Dari hasil kandungan lemak, terlihat bahwa snack bar berbahan dasar tepung kedelai dan buah salak (pengikut bahan pangan lainnya) memiliki kandungan lemak yang hampir sama.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 230, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hal ini dikarenakan banyaknya penambahan bahan pangan lainnya yang mengikuti dan adanya margarin, kacang tanah, selai kacang yang merupakan sumber lemak utama dalam pembuatan snack bar . Dalam 100 gr kacang tanah mengandung 42,7% lemak.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 207, "width": 229, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Lemak atau lipid yang berada di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi (Almatsier, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 342, "width": 230, "height": 528, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil analisis proksimat, kadar karbohidrat snack bar dengan 3 formulasi perbandingan tepung kedelai dan buah salak pondoh kering yang didapat adalah kadar karbohidrat terendah pada formulasi F2 yaitu dengan formulasi penggunaan tepung kedelai dan buah salak dengan perbandingan yang sama yaitu tepung kedelai 50%: buah salak 50% kadar karbohidratnya sebesar 23.4% kemudian meningkat pada formula F3 tepung kedelai 60%: buah salak 40% sebesar 25.5% dan kadar karbohidrat paling tinggi ada pada formulasi F1 yaitu formulasi dengan penggunaan tepung kedelai yang paling sedikit 40% : buah salak 60%, kandungan karbohidratnya sebesar 28.4%. Kandungan karbohidrat tepung kedelai memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat buah salak pondoh, kandungan karbohidrat pada tepung kedelai yaitu 29.9% per 100 gr tepung kedelai dan pada buah salak yaitu 20.1gr per 100 gr buah salak. Berdasarkan refrensi tersebut diketahui apabila penggunaan tepung kedelainya semakin banyak maka kandungan karbohidratnya semakin meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 880, "width": 230, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Amalia, 2011), karena", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 921, "width": 229, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menggunakan bahan baku dan penambahan", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "8", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 229, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "yang berbeda menggunakan tepung tempe dan buah nangka kering.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 229, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan refrensi tersebut diketahui bahwa apabila penggunaan tepung tempenya semakin banyak maka kandungan karbohidratnya akan semakin turun. Dan dari hasil analisa (Amalia, 2011), bahwa karbohidrat terendah pada perlakuan F3 yaitu formula dengan penggunaan tepung tempe paling banyak dan kadar karbohidrat paling tinggi pada perlakuan F1 yaitu formula dengan penggunaan tepung tempe paling sedikit kandungan karohidratnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 229, "height": 281, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Apabila dibandingkan dengan produk komersil, kandungan karbohidratnya adalah 16 gram/30 gr sedangkan kandungan karbohidrat yang ada pada snack bar perlakuan F2 adalah 23.4%/20 gr. Dari hasil kandungan karbohidrat, terlihat bahwa snack bar berbahan dasar tepung kedelai dan buah salak ini memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk komersil yang ada di pasaran. Hal ini disebabkan karna banyaknya penambahan bahan pangan lain sehingga mengakibatkan kadar karbohidrat pada fruit and vegetable snack bar nilai kadar karbohidratnya lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 229, "height": 301, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil analisa serat pangan kasar paling tinggi terdapat pada snack bar dengan formula F1 (tepung kedelai 40% : buah salak 60%) sebesar 10.2% dan serat pangan terendah terdapat pada snack bar dengan formula F3 (tepung kedelai 60% : buah salak 40%) sebesar 8.8%. sedangkan snack bar dengan dengan formula F2 (tepung kedelai 50% : buah salak 50%) memiliki serat pangan sebesar 9.8%. Hal ini dikarenakan dengan adanya penambahan buah salak yang paling banyak, penambahan buah cermai, nangka dan sayur daun kelor pada setiap perlakuan untuk mendukung meningkatnya kadar serat pada pangan snack bar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 230, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Penelitian (Amalia, 2011), mengenai pembuatan snack bar berbahan dasar tepung tempe dan buah nangka kering, kadar serat yang dihasilkan relative tinggi karena tepung tempe mengandung serat. Hal ini dikarenakan bahan dasar pembuatan snack bar itu sendiri menggunakan tepung tempe yang memiliki kadar nilai serat pangan pada tempe lebih besar dibandingkan dengan kandungan serat pada buah nangka, dengan kandungan serat pada tepung tempe sebesar 4.8% dan pada buah nangka 1.6%.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 322, "width": 230, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Serat pangan adalah senyawa berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak terdapat pada dinding sel tanaman. Serat pangan tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap dalam saluran pencernaan manusia, namun memiliki fungsi yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit dan komponen penting dalam terapi gizi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 487, "width": 230, "height": 301, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pada penelitian ini rata-rata nilai kadar Fe pada produk snack bar meningkat, dari perlakuan F1 dengan komposisi formulasi tepung kedelai dan buah salak 40:60 yaitu sebesar 75.9 mg/g bahan sedangkan perlakuan formulasi F2 dengan komposisi tepung kedelai dan buah salak 50:50 yaitu sebesar 94.9mg/g bahan dan pada perlakuan F3 dengan komposisi formulasi tepung kedelai dan buah salak 60:40 yaitu sebesar 103.6 mg/g bahan, hal ini dikarenakan kandungan zat besi pada tepung kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan buah salak. Kandungan zat besi pada tepung kedelai yaitu sebesar 8.4% dan buah salak 3.9% (Rufaizah, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 798, "width": 230, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nilai kadar Fe yang didapatkan paling tinggi adalah sebesar 103.6%. Hal ini cukup memenuhi syarat kebutuhan Fe perhari berdasarkan (AKG, 2013) untuk remaja putri maksimal sebesar 20-30 mcg per hari dan yang hampir mendekati kebutuhan Fe remaja yaitu pada semua perlakuan formulasi.", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 37, "width": 8, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "9", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 229, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Rufaizah, 2011), yaitu kandungan Kadar Fe dari 5 formulasi ada empat formula tergolong rendah, tetapi kadar Fe produk komersil hampir sama dengan kadar Fe snack bar sorghum.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 229, "height": 362, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nilai kadar air dari snack bar sangat dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Hasil pengamatan kadar air pada makanan padat snack bar dengan berbagai perlakuan berkisar antara 43.7%-48.2%. Kadar air makanan dalam uji lab ini seharusnya menurun karena dari setiap perlakuan dalam teori semakin banyak menggunakan buah salak maka kandungan kadar air akan semakin meningkat dalam suatu produk makanan, tetapi dalam penelitian ini kadar air yang paling tinggi terdapat pada perlakuan formula F2 dengan penggunaan bahan pangan tepung kedelai 50% dan buah salak 50%, yang seharusnya paling tinggi nilai kadar airnya yaitu pada perlakuan F1 dikarenakan mengunakan buah salak yang paling tinggi, kandungan buah salak segar yaitu 77.9% (Pradipta, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 230, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hal ini dikarenakan pada saat pengolahan selesai suhu tidak terkendalikan sehingga mengakibatkan kadar air makanan padat juga tidak terkontrol atau kenaikannya tidak konsisten. Pada penelitian ini memiliki kadar air yang tinggi dibandingkan penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya yaitu snack bar berbahan dasar tepung sorghum memiliki kadar air 11,29% sampai 15,85% (Rufaizah, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 777, "width": 229, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Menurut (Septiani, 2016) kadar air bahan pangan yang aman untuk penyimpanan adalah kurang dari 14% sehingga snack bar dengan kadar air rendah cukup mencegah pertumbuhan bakteri dan kapang. Proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh suhu dan lama pengeringan. Dalam penelitian ini peneliti tidak bisa membandingkan nilai kadar", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 229, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "air dengan standar SNI, karena produk yang sejenis snack bar belum ada terdaftar di SNI dan uji kadar air adalah salah satu keterbatasan peneliti yang tidak bisa membandingkan dengan SNI dan tidak bisa mengetahui secara pasti untuk penyimpanan produk dalam jangka waktu yang lama.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 218, "width": 230, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil uji proksimat menunjukkan bahwa kadar abu terhadap formula fruit and vegetable snack bar menghasilkan nilai rata-rata mulai 2 . 3% (formula F2), 2.4% (formula F1) dan 2 .5 % (formula F3). Kadar abu pada snack bar dengan semua perlakuan tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu snack bar dengan bahan dasar tepung sorghum yang mempunyai kadar abu berkisar 1,47% sampai 2,17% (Rufaizah, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 446, "width": 230, "height": 239, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hasil uji analisis kadar abu menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai yang tidak berbeda jauh pada kadar abu formula F1, F2 dan F3. Berdasarkan hasil analisis kadar abu tepung kedelai per 100 gr hanya mengandung 4 gr abu, dan buah salak 0.8 gr per 100 gr, nilai kadar abu tertinggi terdapat pada formulasi F3, dikarenakan pemakaian bahan baku yaitu tepung kedelai lebih banyak dibandingkan formulasi F1 dan F2, tetapi nilai kadar abu pada formulasi F1 dan F2 tidak berbeda jauh tingkatan nilainya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 694, "width": 230, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pada penelitian (septiani, 2016) pada pembuatan snack bar berbahan dasar Tepung Mocaf dan Tepung Beras Pecah Kulit kadar abu yang dihasilkan relative rendah karena pada snack bar dalam penelitian ini menggunakan konsentrasi tepung mocaf, Kadar abu pada tepung mocaf yaitu sebesar 0,4%.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 860, "width": 230, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kadar abu total yang terkandung di dalam produk pangan sangat dibatasi jumlahnya, kandungan abu total bersifat kritis. (Kusumastuty, Ningsih, & Julia, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 37, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "10", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 229, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kandungan abu total yang tinggi dalam bahan dan produk pangan merupakan indikator yang sangat kuat bahwa produk tersebut potensi bahayanya sangat tinggi untuk dikonsumsi. Tingginya kandungan abu berarti tinggi pula kandungan unsur-unsur mineral dalam bahan atau produk pangan (Sitoresmi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 121, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kesimpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 229, "height": 466, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Formula snack bar dengan daya terima yang paling disukai ada perlakuan F2 dengan rasio tepung kedelai dan buah salah masing- masing 50%. Formula ini menunjukkan nilai gizi kadar air 48,2%, kadar abu 2,3%, kadar lemak 6,9%, kadar protein 9,5%, karbohidrat 23,4%, energi 193,7 kalori, serat pangan 9.8% serta Fe sebesar 94.9mg/g yang cocok memenuhi kebutuhan remaja putri. Untuk menambah diversifikasi pangan sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut snack bar dengan bahan fungsional lainnya atau menggunakan penambahan bahan pangan lokal untuk variasi rasa dan nilai gizi bisa menggunakan sayuran yang berwarna cerah seperti wortel, agar pada saat diolah warna produk snack bar tidak terlalu gelap. Dalam rangka pengembangan unit usaha perlu dilakukan studi umur simpan. Snack bar ini dapat dikonsumsi oleh olahragawan tetapi dengan menambah sumber protein yang dapat ditambahkan adalah tepung kedelai yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 756, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 229, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 824, "width": 229, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Amalia, R. (2011). Kajian Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Snack Bars dengan Bahan Dasar Tepung Tempe dan Buah Nangka Kering Sebagai Alternatif Pangan CFGF (Casein Free Gluten Free). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 229, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Angka Kecukupan Gizi (AKG) . (2013) .", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 87, "width": 193, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tabel Angka Kecukupan Gizi Bagi Orang Indonesia. Tersedia dalam http://gizi.depkes.go.id", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 142, "width": 229, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Avianty, Selma. Ayustaningwarno, Fitriyono. (2013). Kandungan zat gizi dan tingkat kesukaan snack bar ubi jalar kedelai hitam sebagai alternatif makanan selingan penderita diabetes millitus tipe 2. Journal of nutrition college, Volume", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 225, "width": 229, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2, Nomor 4. Febrianto, Arie Mulyadi. Wijna, Susinggih. Atsari. Ika,", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 266, "width": 194, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Widelia. (2014). Karakteristik Organoleptik produk mie kering ubi jalar kunig (Ipomea batatas) (Kajian Penambahan Telur dan CMC). Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15. No.1", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 363, "width": 229, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Ferawati. (2009). Formulasi dan Pembuatan Banana Bars Berbahan Dasar Tepung Kedelai, Terigu, Singkong dan Pisang Sebagai Alternatif Pangan Darurat. Jurnal Teknologi Pangan Vol. 2. No.1 P.67-78.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 460, "width": 230, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Indrianti, Novita. Kumalasari,Rima. Ekafitri, Riyanti. Andy, Doddy Darmanja. (2013). Pengaruh Penggunaan Pati Ganyong, Tapioka Dan Mocaf Sebagai Bahan Substitusi Terhadap Sifat Fisik Mie Jagung Instan. Jurnal Agritech Vol. 33, No.4", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 570, "width": 229, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Karim, M. (2013). Analisis Tingkat Kesukaan", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 584, "width": 194, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Konsumen Terhadap Otak-otak Dengan Bahan Baku Ikan Berbeda. Jurnal Balik Dewa , 4 (1) :25-31", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 635, "width": 229, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kusumastuty, I., Ningsih, L. F., & Julia, A. R.", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 649, "width": 194, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(2015). Formulasi Food Bar Tepung Bekatul dan Tepung Jagung Sebagai Pangan Darurat. Indonesian Journal Of Human Nutrition , 68-75.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 714, "width": 229, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Ladamay, N. A. (2014). Pemanfaatan Bahan Lokal Dalam Pembuatan Foodbars (Kajian Rasio Tapioka : Tepung Kacang Hijau dan Proporsi CMC). Jurnal Pangan dan Agroindustri , 67-", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 783, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "78.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 807, "width": 229, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Martunis. (2012). Pengaruh Suhu dan Lama", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 821, "width": 195, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pengeringan Terhadap Kuantitas dan Kualitas Pati Kentang Varietas Granola. Jurnal Tekhnologi Pangan dan Industri, 4 (3) : 26-30.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 890, "width": 229, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pradipta, I. (2011). Karakteristik Fisikokimia dan Sensories Snack Bars Tempe dengan Penambahan Salak Pondoh", "type": "Text" }, { "left": 530, "top": 37, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 73, "width": 194, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kering. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 111, "width": 229, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Ramadayanti, S. (2012). Perilaku Pemilihan Makanan dan Diet Bebas Gluten Bebas", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 138, "width": 194, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kasein Pada Anak Autis. Journal Of", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 152, "width": 160, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nutrition Collage . 13 (2): 35-43.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 229, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Rufaizah, U. (2011). Pemanfaatan Tepung", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 190, "width": 194, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sorghum (Sorghom bicolor L. Moench) pada pembuatan snack bar tinggi serat pangan dan sumber zat besi untuk remaja", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 231, "width": 194, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "puteri (Paradisiaca). Jurnal Agritech, Vol. 35", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 269, "width": 229, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Septiani, V. E. (2016). Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung Mocaf dan Tepung Beras Pecah Kulit.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 310, "width": 87, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nutrition Jurnal .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 229, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sitoresmi, M. A. (2012). pengaruh lama pemanggangan dan ukuran tebal tempe terhadap komposisi proksimat tempe kedelai. Jurnal Publikasi Fakultas Ilmu", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 389, "width": 194, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 152, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Suarti,Budi. Ardyanto,Evan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 427, "width": 194, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "AS. MD, Masyhura. (2015). Penambahan Tepung Daun Kelor Dan Lama Pemanggangan Terhadap Biscuit Dari", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 482, "width": 194, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Mocaf (Modified Cassava Flour).", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 496, "width": 154, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Agrium Volume 19 No.3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 229, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sundari, Dian. Almasyhuri Dan Astuti Lamid. (2015). Pengaruh Proses Pemasakan Terhadap Komposisi Zat Gizi Bahan", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 565, "width": 194, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pangan Sumber Protein. Media Litbangkes, Vol. 25 No.4. Jakarta Pusat.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 229, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Survey Konsumsi Makanan Individu Indonesia . (2014). Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembang", "type": "Text" } ]
475ce277-2c07-002c-2d86-f3bef99dae2d
https://jurnal.uns.ac.id/jas/article/download/68981/40473
[ { "left": 113, "top": 783, "width": 298, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Prodi Sosiologi Fisip Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 795, "width": 205, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Correspondence email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 30, "width": 244, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "343 Isa Anshori 1 , Fatikha Aulia Alinta Nadiyya 2", "type": "Page header" }, { "left": 396, "top": 75, "width": 113, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Analisa Sosiologi April 2023, 12 (2): 343- 362", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 237, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERAN RUANG DIGITAL SEBAGAI TRANSFORMASI GERAKAN AKSI SOSIAL MAHASISWA MELALUI PLATFORM SOSIAL MEDIA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 152, "width": 228, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isa Anshori1, Fatikha Aulia Alinta Nadiyya 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 372, "height": 287, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia is a country where social movements are rife, especially since the reform era in 1998 until now, supported by the rapid growth of new social media, such as the internet. Through social media, it encourages human freedom to express opinions regarding various matters, as well as being a driving force for the growth and development of social movements. Social movements arise because the situation in society is experiencing injustice, and there is an arbitrary attitude that is accepted by society. This type of research is qualitative research, analyzed with a sociological perspective, using a review of the theory of relative deprivation. The purpose of this study is to analyze the transformation of social movements. The results of the study prove that social movement transformation occurs due to social conditions that are not harmonious. Social media is used as a tool in social movements carried out by students. Previously, social movements were carried out in certain public spaces, now they are shifting to a digital basis. The results of the study show that social media has an important role in the process of developing student social movements in Indonesia. Social movements carried out through social media can mobilize larger masses, arousing netizens' angry attitudes. Social media can provoke a growing issue to heat up, as well as build a public opinion. Besides that, social media also plays a role as a process of finding solutions together and forming an identity.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 500, "width": 339, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Digital Space, Transformation, Social Action Movement.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 528, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 372, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia merupakan salah satu negara yang marak terjadinya gerakan sosial, terlebih sejak era reformasi tahun 1998 hingga sekarang, didukung pesatnya media sosial baru, seperti internet. Melalui media sosial mendorong kebebasan manusia untuk menyampaikan opini terkait berbagai hal, sekaligus menjadi suatu pendorong tumbuh dan berkembangnya gerakan sosial. Gerakan sosial muncul karena situasi yang ada di masyarakat mengalami ketidakadilan, dan adanya sikap sewenang-wenang yang diterima masyarakat. Jenis riset ini adalah penelitian kualitatif, dianalisis dengan perspektif sosiologi, menggunakan tinjauan teori deprivasi relatif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis terjadinya transformasi gerakan sosial. Hasil penelitian membuktikan bahwa terjadinya transformasi gerakan sosial karena kondisi sosial yang tidak harmonis. Media sosial dijadikan sebagai sebuah sarana dalam gerakan sosial yang dilakukan mahasiswa. Semula gerakan sosial dilakukan di ruang publik tertentu, sekarang beralih berbasis digital. Hasil penelitian menunjukkan, media sosial mempunyai peran penting dalam proses perkembangan gerakan sosial", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "344 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa yang ada di Indonesia. Gerakan sosial yang dilakukan melalui media sosial bisa memobilisasi massa lebih besar, membangkitkan sikap marah warganet. Media sosial dapat memancing memanasnya suatu isu yang berkembang, sekaligus membangun sebuah opini publik. Disamping itu, media sosial juga berperan sebagai proses pencarian solusi bersama dan pembentukan sebuah identitas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 325, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Ruang Digital, Transformasi, Gerakan Aksi Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 245, "width": 372, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan sosial menurut Anthony Giddens merupakan sekumpulan individu, tergabung untuk menyelesaikan suatu masalah, dan sekaligus melakukan proses penghambatan perkembangan perubahan sosial. Gerakan sosial berhubungan dengan adanya konflik dan organisasi yang memiliki orientasi dan pandangan tidak sesuai (Putri, 2012: 34; Arum, 2017). Adanya suatu gerakan sosial terkadang hadir setelah terjadi keresahan sosial berlangsung. Kemudian terjadinya proses penurunan kegiatan. Terkadang gerakan sosial sempat membentuk sebuah organisasi atau bahkan menghilang tanpa adanya pemberitahuan (Kamaruddin, 2012:21). Negara Indonesia mengalami perkembangan gerakan sosial dari waktu ke waktu. Bermula dari turunnya Presiden Soeharto yang kekuasaanya sampai lebih 30 tahun, setelah itu terjadi reformasi politik, disertai gerakan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 372, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan sosial akan terus mengalami perkembangan, dari masa-ke masa. Beberapa tahun terakhir ini mulai banyak gerakan sosial yang memanfaatkan ruang digital, akibat arus globalisasi yang diikuti modernisasi. Era digital dikenal dengan sebuah era yang mana kebutuhan untuk seluruh akses apapun sangat mudah untuk dijangkau oleh manusia, dengan waktu yang sangat cepat dan serba instan. Dapat dikerjakan kapan saja dan dimana saja, yaitu dengan kemudahan mengakses internet. Kemajuan teknologi dan informasi, dikenal dengan zaman era digital, memberikan sebuah dampak yang sangat signifikan terhadap sebuah perkembangan gerakan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 725, "width": 371, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadirnya internet menjadi sebuah bentuk media baru, memberikan banyak pengaruh positif untuk kehidupan manusia. Menurut Jeff Jarvis", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "345 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 372, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adanya internet mampu membuat seseorang berbicara dengan dunia, mengatur diri sendiri, menemukan dan menyebarkan sebuah informasi. Melalui internet, seperti blog, semua informasi dapat diakses setiap orang yang ada di seluruh dunia. Bloq ini dapat menjadi sebuah alat dalam gerakan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 190, "width": 371, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara Indonesia menjadi negara yang mayoritas warganya menggunakan internet. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet atau yang biasa dikenal dengan APJII melakukan survei pada tahun 2022. Hasil survei menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mengalami trend kenaikan. Semula hanya 175 juta pengguna, tahun 2022 menjadi 220 juta pengguna. Kenaikan cukup signifikan ini bisa dipicu karena efek adanya wabah pandemi covid-19. Kondisi wabah ini justru mendorong pemanfaatkan internet semakin tinggi dibandingakan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 372, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenaikan jumlah pengguna internet tersebut menunjukkan, bahwa pengguna media sosial di Indonesia sangat besar. Faktanya ruang digital kerap kali menawarkan opini-opini publik dengan berbagai kemudahan akses yang dilakukan dan biaya sangat murah. Bermodal menggunakan handphone, laptop dan tablet yang sebelumnya sudah diisi dengan pulsa internet. Kemudahan akses yang ditawarkan dan biaya yang sangat murah, menjadikan semua orang menggunakan media sosial untuk berbagai kepentingan, termasuk politik. Ruang digital digunaan untuk mengumpulkan dan membangun pendapat masyarakat secara luas. Terjadi transformasi gerakan sosial pada ruang digital, semula hanya berada di ruang fisik saja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 371, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munculnya media sosial mempunyai pengaruh besar, sekaligus menjadi sebuah media baru yang memiliki banyak fungsi sangat besar. Media social bisa menjalankan kekuatan untuk melakukan pengkritikan dan pengawasan melalui banyak aktivitas dan berlangsung di dan dari berbagai macam dunia, serta dengan waktu yang sangat singkat (Astuti, 2013:208).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 371, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya sebuah gerakan sosial akan terus terjadi dan berkembang secara kontinyu. Mahasiswa sering dihubungkan sebagai agent", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "346 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 372, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of change, sekaligus sebagai penggerak dalam suatu perubahan bangsa. Eksistensi mahasiswa tidak pernah lepas dari adanya aksi-aksi sosial. Karena itu pemberian pendidikan sangat dibutuhkan. Dalam tatanan kehidupan, pendidikan menjadi sesuatu yang harus ditanamkan semenjak usia dini, sebab sebuah pendidikan sangat memiliki pengaruh besar demi pertumbuhan dan perkembangan seluruh orang (Anshori dan Illiyyin, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 211, "width": 371, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Anshori dan Anugran (2021), media mempunyai suatu peranan yang sangat penting saat ini, sebab banyaknya kegiatan dilakukan secara daring (online). Bermula dari proses pembelajaran, perkuliahan, bahkan hingga dunia kerja, kebanyakan penggunanya melakukan melalui media massa, sehingga perkembangannya menjadi sangat pesat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 347, "width": 372, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nurbani (2021), bahwa aktivis mahasiswa pada masa wabah Covid-19 mengalami perubahan pola. Aktivisme berubah, dari berkumpulnya massa secara konvensional pada setiap kegiatan, menjadi daring dengan menggunakan pemanfaatan berbagai platform media, antara lain google meet, Zoom, YouTube, Instagram, WhatsApp dan Facebook.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 483, "width": 372, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Jati (2016), menunjukkan bahwa aktivisme mahasiswa berlangsung di tengah pandemi covid-19 dengan menggunakan teknologi sebagai media alternatif. Memasyarakatkan gerakan politik dinilai mampu menciptakan dan membangkitkan kohesivitas kelas menengah. Fenomena ini berpotensi melahirkan people power dari kelas menengah Indonesia, karena gerakannya hanya berdasarkan obrolan di media sosial. Adanya rasa kecintaan dan afiliasi terhadap isu-isu yang terbentuk di media sosial menjadi pendorong kelas menengah untuk berdemonstrasi. Kedua perasaan itu berujung pada pembentukan rasa kolegialitas kemudian membangun gerakan komunal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 702, "width": 372, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Arum (2017), bahwa kegiatan gerakan sosial mahasiswa UGM lebih menekankan pada kegiatan diskusi fisik dan mebangun jaringan dengan mahasiswa di luar UGM. Adanya", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "347 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan teknologi membuat strategi dan cara gerakan sosial menjadi berubah dari ranah fisik menjadi ranah digital, dengan memanfaatkan media sosial. Melalui media sosial, menambah ruang baru untuk tempat manusia berinteraksi dan berkomunikasi secara luas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 371, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan Ramma Wisnu, menyatakan kaum muda yang terhimpun di dalam komunitas berhasil dalam menciptakan sosial untuk menyebarkan isu dan informasi mengenai aktivitas mereka. Isu tersebut berhasil menarik pengguna media sosial lainnya, dalam bentuk dukungan dan bergabungnya kaum muda ke dalam komunitas. Sebagai contoh, publikasi kegiatan dan rekrutmen menggunakan media sosial tidak hanya dilakukan oleh GMM, tetapi juga oleh beberapa komunitas kaum muda lain di Yogyakarta yang mengusung isu berbeda dengan GMM.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 347, "width": 372, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan sosial baru digerakkan oleh kaum muda dengan menggunakan media sosial sebagai kekuatan baru, mengingat kaum muda menjadi segmen terbesar pengguna media sosial. Kaum muda juga umumnya lebih peka terhadap berbagai isu yang ada di masyarakat. Dengan media sosial, kaum muda dapat dengan mudah menyebarkan isu dan informasi, bahkan mencari dukungan publik untuk gerakan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 483, "width": 372, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan sosial tidak hanya berdasarkan dan ditentukan melalui pengaruh masyarakat, tetapi karena adanya perkembangan suatu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, serta perkembangan teknologi. Dalam sebuah masyarakat atau suatu kumpulan warga yang disebut bangsa, jika ingin berkuasa, maka harus memiliki keunggulan dan bekal kemampuan kekuatan yang unggul, yakni Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Konteks ini harus dipahami, ketika kondisi seluruh bangsa sedang konflik, cepat tidaknya konflik mereda sangat ditentuan oleh kekuatan teknologi yang dimiliki. Teknologi bisa mendorong mempercepat terjadinya konflik, juga bisa mempercepat terjadinya integrasi, tergantung bagaimana masyarakat atau negara itu menggunakan (Refalda & Anshori, 2021). Adanya teknologi dapat menyebabkan terjadinya suatu gerakan perubahan.", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "348 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 372, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial juga mempengaruhi terjadinya perubahan sosial, termasuk dalam bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kualitas hidup dan pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu. Inovasi dan improvisasi terus berlangsung dalam pendidikan, tujuannya untuk menanamkan karakter peserta didik lebih baik (Anshori, 2017), sehingga kelak menjadi generasi actor gerakan sosial terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 232, "width": 372, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya transformasi gerakan sosial yang dulunya hanya berfokus pada ruang fisik kemudian pada sepuluh tahun terakhir ini berubah, di media sosial, menjadikan kami tertarik untuk mengkaji secara mendalam, terkait Peran Ruang Digital Sebagai Transformasi Gerakan Aksi Sosial Melalui Media Massa dan dikaitkan dengan menggunakan perspektif teori Deprivasi Relatif. Tujuan ditulisnya artikel ini untuk (1) Melihat fenomena Peran Ruang Digital Sebagai Transformasi Gerakan Aksi Sosial, (2) untuk menganalisis fenomena terjadinya perubahan pola komunikasi gerakan mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 134, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 451, "width": 371, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang memiliki suatu prosedur atau metode penelitian dan dilakukan guna memperoleh suatu hasil berupa data deskriptif bermacam, seperti suatu kalimat dan kata-kata yang bersifat tertulis, maupun berupa lisan yang dihasilkan dari individu-individu atau yang didapat dari hasil suatu pengamatan tingkah laku seseorang (Suwenda, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 371, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian kualitatif digunakan guna menganalisis bagaimana sebuah transformasi gerakan sosial yang semula berawal melalui kegiatan fisik kini berubah menjadi gerakan digital. Media sosial kini menjadi sebuah sarana gerakan sosial mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 372, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek penelitian ditentukan secara purposive, yakni beberapa mahasiswa di Indonesia dengan latar belakang prodi dan fakultas berbeda, tujuannya supaya menemukan berbagai perspektif yang berbeda dan unik.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "349 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 372, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilaksanakan dengan seorang mahasiswi Ratna Imatuziah berasal dari UINSA, Muhammad Wahlul Ilmi mahasiswa UINSA, Akbar Adil Putera mahasiswa ITB, Tito Adi Surya mahasiswa UNESA, Fitri Nur Hayati Maulidina UMS, Puteri Nana Nadella mahasiswi UINSA, dan terakhir seorang mahasiswi UIN Sayyid Tulungagung. Dilanjutkan dengan obsevasi berbagai gerakan social yang berlangsung di kampus dan berbagai dokumen sebagai pendukung. Fokus kajiannya terkait proses transformasi sebuah gerakan sosial yang dulunya diselenggarakan secara fisik kini berubah menjadi gerakan digital. Kemudian untuk mengetahui bagaimana hadirnya media sosial berperan menjadi sebuah wadah dan ruang, sehingga terjadi gerakan sosial pada mahasiswa yang ada di berbagai Universitas. Data yang diperoleh dianalisis secara deskiptif dan dicek kebenarannya melalui triangulasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 396, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 30, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 372, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Era modern menjadikan ruang publik sebagai wadah untuk beropini. Masyarakat dengan mudah mengungkapkan apa saja aspirasi yang dimilikinya, memanfaatkan media, termasuk koran dan sosial media. Mahasiswa biasanya melakukan komunikasi dan berinteraksi melalui grup chatting, seperti bbm, WhatsApp, Facebook, Messenger, Line dan Direct Message Instagram, sekedar komunikasi, bahkan berdiskusi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 372, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosial media menjadi ruang publik digunakan mahasiswa sebagai aktivitas penggerak sosial karena berbagai sebab. Dunia modern menuntut manusia untuk bekerja dengan cepat dan waktu sangat singkat. Masyarakat modern mempunyai berbagai kesibukan, merasa nyaman dan senang melakukan diskusi melalui media sosial. Tidak perlu melakukan tatap muka, sudah cukup saling berdiskusi dan sekaligus berkomunikasi melalui media social.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 372, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan berbasis media sosial pada akhirnya melibatkan fokus pada komunikasi antar-kolektif dengan publik. Platform media sosial, sebagai", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "350 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 372, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sarana komunikasi, menawarkan serangkaian pesan terpisah yang terorganisir dan cukup singkat, seperti tweet, status, foto, atau video yang dapat dengan mudah dibagikan oleh aksi kolektif di Twitter, Instagram, Facebook, dan lain- lain. YouTube (Saxton, Niyirora, Guo, & Waters, 2015). Selain itu, media sosial telah melahirkan inovasi baru dalam komunikasi dan interaksi publik. Terobosan ini adalah salah satu instrumen mereka yang paling inovatif, yaitu tagar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 228, "width": 372, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa menyuarakan opini tentang sebuah kebijakan yang dirasanya bertentangan dengan kondisi masa kini. Menghubungkan masyarakat melalui jejaring sosial. Setiap orang dapat melakukan gerakan sosial dengan sebuah isu-isu sedang hangat diperbincangkan dan dapat masuk dibahas melalui media online. Kemudian individu mengkritisi, memberikan masukan, dan mengumpulkan masyarakat yang dapat bergabung dengan gerakan sosial tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 381, "width": 372, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajin berikut mengungkap peran ruang digital sebagai transformasi gerakan aksi sosial yang terjadi dikalangan mahasiswa, dan kuatnya pengaruh sosial media sebagai fasilitas untuk mewadahi perkembangan gerakan sosial. Terdapat beberapa bentuk transformasi dari gerakan aksi sosial yang memanfaatkan adanya peran ruang digital selama ini antara lain sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 320, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terjadinya Perubahan Pola Komunikasi Gerakan Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 372, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan sosial telah menjalani transformasi pada era 2000-an bahwa sebelumnya kegiatan diskusi yang dilakukan pada sebatas ruang fisik saja melalui kebebasan yang dimiliki dibatasi, maka melakukan suatu gerakan telah terjadi pada masyarakat luas cenderung masih tertutup dan sulit berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 653, "width": 372, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakta bahwa kemudian teknologi mulai memasuki dan terjadinya perkembangan yang begitu cepat. Ketika dulu internet sebatas akan digunakan untuk bertukar kabar dan hanya bertukar informasi, namun kini telah mengalami perkembangan menjadi gerakan sosial dan kemudian mencari massa dalam melakukan pergerakan sosial yang kini telah berkembang di masyarakat sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "351 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 372, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulanya gerakan yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk diskusi yang dilakukan pada ruang fisik mengadakan aksi demo. Kemudian tahun 1966-1998 sebelum mengadakan aksi demo lebih awal dimulai dengan diskusi mengenai isu yang sedang berkembang sebelum dilakukan aksi demonstrasi turun menuju jalanan. Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil wawancara dengan Akbar Adil Putera:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 372, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Adanya perkembangan teknologi media digital membuat para masyarakat khususnya mahasiswa untuk bisa melakukan perubahan melalui gerakan-gerakan. Contoh seperti halnya gerakan untuk bantuan korban bencana alam yg dilakukan oleh organisasi internal kampus. hal ini melibatkan para mahasiswa dan juga masyarakat luas bisa memberikan impact melalui sumbangan untuk korban bencana. Mengapa masyarakat lain pun bisa memberi impact? karna gerakan seperti ini biasanya dilakukan oleh para penggerak organisasi dengan menyebarkan informasi tersebut melalui media sosial, dengan begitu hal tersebut bisa dijangkau luas oleh siapapun yang melihatnya”(Wawancara, 3-11-2022).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 372, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak perlu lagi mengadakan pembicaraan yang bertujuan menjatuhkan pemerintah atau menentang kebijakan seperti dulu yang sering dilakukan oleh anak muda pada tahun 1998. Sebaliknya, ketika pembicaraan itu tidak perlu lagi diadakan sebelum mengambil tindakan secara fisik. Keberadaan internet dan media sosial telah mengubah setiap elemen kehidupan dan menerjemahkan berbagai proses, keluhan, dan kekecewaan yang ada di otak mahasiswa menjadi sikap apatis terhadap politik, gerakan sosial, dan seruan revolusi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 372, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengguna internet dapat menghadirkan website atau forum yang dapat menciptakan komunitas online melalui media sosial. Adanya forum online,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 372, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti halnya forum diskusi, juga dapat menampung pemikiran, pendapat, dan segala informasi dari setiap anggota agar dapat berinteraksi dan berbagi gagasan (Setyani, 2013: 3-6). Hal ini sesuai dengan gagasan ruang publik, yang mengacu pada ruang diskusi di mana orang berkumpul untuk membicarakan apa saja yang mereka inginkan. dan sampai keputusan tertentu dibuat. Bagi anak-anak, media sosial telah berkembang menjadi forum publik. Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil wawancara dengan Ratna Imatuziah:", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "352 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 72, "width": 372, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Adanya media sosial dapat menjadi perubahan pola komunikasi, karena akan semakin lebih mudah dan efisien dalam melakukan gerakan sosial di era digitalisasi ini. Pola komunikasi antar mahasiswa sangat terjalin erat dengan hanya melalui media sosial, misalnya whatsapp, instagram, line, dan twitter. Mahasiswa pun bisa berdiskusi di media sosial dengan membahas isu-isu masalah sosial yang harus ditindak lanjuti” (Wawancara, 5-11-2022).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 208, "width": 357, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Baru Sebagai Sebuah Fasilitas Perkembangan Gerakan Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 372, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidup di zaman modern saat ini membuat masyarakat modern memiliki kesempatan menciptakan perbedaan yang besar dari sebelumnya. Tetapi sekarang dengan adanya teknologi dapat membuat setiap orang lebih terhubung dari sebelumnya. Namun saat ini melalui perkembangan teknologi internet memungkinkan untuk siapapun membuat kampanye dan menggalang banyak orang diseluruh dunia dan membuat respon masyarakat dan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 372, "height": 238, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui cara mengadopsi fitur yang dimiliki internet dapat melahirkan gerakan sosial baru atau biasa disebut dengan “one click activism” (Nugroho, 2013). Hal nyatanya dapat kita lihat melaui adanya Change.org yang menjadi wadah petisi besar yang ada di dunia. Fungsi Change. org adalah memfasilitasi dan membuat siapapun dan berada dimana saja untuk membuat adanya suatu perubahan dan perkembangan. Pengguna dari Change.org 70 juta pengguna lebih dan tersebar berada di berbagai negara, dan yang mengenakan change.org guna menstransformasi komunitas mereka secara lokal, nasional hingga global. Seperti warga negara yang menuntut pejabat korup dan bertanggung jawab, dan ribuan kampanye yang dimulai oleh seluruh orang yang peduli dan memang menyukai peduli terhadap isu sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 372, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya Change.org ingin mempercepat adanya pergeseran dan membuat pengguna dengan mudah guna menguraikan suatu perbedaan karena bermaksud untuk memberikan sebuah inspirasi kepada orang apa yang mungkin bisa dirinya dapat ketika mereka bersuara. Karena Change.org hadir untuk menciptakan sebuah perubahan untuk kehidupan", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "353 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehari-hari masyarakat. Change. org sebagai sebuah sarana untuk memulai pergerakan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 372, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui Change.org, setiap orang yang ingin membuat sebuah perubahan dapat mengumpulkan komentar dan tanda tangan melalui jejaring sosial digital. Ketika semua dukungan telah dikumpulkan dan sebuah petisi dikirim ke alamat email pihak yang menjadi subjek klaim petisi, menggunakan Change.org sangat menarik dan sederhana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 236, "width": 372, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas sangat jelas terlihat apabila perkembangan internet dan media baru akan terus meningkat dan menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Hadirnya internet dan media baru memberi sebuah peluang yang sangat besar, khususnya seperti adanya keragaman, kebebasan dan dapat menjadi sarana untuk berdiskusi tanpa batas wilayah dan budaya untuk meningkatkan jaringan pada sebuah gerakan sosial yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 241, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Gerakan Sosial di Media Online", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 425, "width": 372, "height": 260, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat ini dengan terjadinya kemerosotan media cetak sehingga mengakibatkan kemajuan pada media dan menjadi sarana untuk kemajuan gerakan sosial diruang digital yang mana mahasiswa bisa dengan mudah memberikan opini dan menyuarakan apa yang menjadi argumennya melalui adanya media sosial. Hal demikian disebabkan adanya media sosial yang menawarkan bagi penggunanya untuk bercerita bagaimana yang dialami dalam kehidupannya, dan setiap orang dengan mudah memiliki akses penggunaan media sosial memiliki hak yang sama antar setiap masyarakat dapat memberikan opini untuk menyuarakan dan memberikan sebuah aspirasi untuk gerakan sosial tertentu. Bahwa hal demikian dengan media sosial yang dapat membentuk sebuah gerakan sosial yang ada disekitar masyarakat. Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil wawancara dengan Tito Adi Surya:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 372, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Terkadang ada suatu hal yang membuat mahasiswa geram dengan adanya suatu isu atau pemberitaan yang banyak tersebar di media. Sehingga menyebabkan meluapnya kekesalan melalui media sosial karena dianggap mampu mewakili kegelisahan akan masalah yang ada” (Wawancara, 6-11- 2022).", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "354 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 372, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian seperti postingan yang berasal dari mahasiswa tidak jarang menghadirkan berbagai respon yang beragam seperti like, komentar yang pro dan kontra serta share. Berawal dari postingan tersebut mengakibatkan munculnya suatu gerakan sosial yang ada di Universitas. Terkadang para mahasiswa mengadakan diskusi di media sosial yang berkaitan dengan masalah yang tengah hangat menjadi perbincangan dari berbagai masyarakat, yang biasanya memunculkan pro dan kontra.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 228, "width": 372, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebebasan pers ini sebagai bentuk jaminan yang dimiliki publik sebagai bagian dari hak untuk mendapatkan sebuah informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan, dan menyatakan pendapat-pendapatnya. Melalui kondisi demikian media dapat memunculkan ruang publik yang netral yang tidak mendapatkan keberpihakan dengan melakukan persebaran informasi yang valid dan dapat dinikmati segala kalangan. Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil wawancara dengan Muhammad Wahlul Ilmi:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 372, "height": 82, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kami sebagai mahasiswa berusaha untuk dapat menciptakan diskusi- diskusi di media sosial atau bahkan hanya sekedar mengungkapkan argumen-argumen melalui media sosial. Sebab kami merasa jika media sosial menjadi sebuah media yang mampu dikenakan untuk mengungkapkan argumen dan postingan dari kumpulan banyak orang” (Wawancara, 7-11- 2022).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 471, "width": 372, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan sosial yang mengalami transformasi pada ruang digital ini memberikan sebuah penekanan pada munculnya sebuah isu dan pemberitaan, sebab media dapat menutupi, menonjolkan bahkan hingga dapat menggiring opini publik seperti yang diinginkannya. Media sosial ketika memberitakan sebuah isu dapat menyajikan melalui beragam cara, kaitannya karena adanya gerakan sosial yang dipelopori oleh mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil wawancara dengan Fitri Nur Hayati Maulidina:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 372, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Biasanya mahasiswa menyampaikan isu yang sedang ramai diperbincangkan melalui berbagai bentuk. Mahasiswa juga banyak yang melaksanakan gerakan menggunakan media sosial dengan beragam cara, dapat melalui poster, postingan, meme sarkas, gambar dan biasanya ada yang menggunakan tulisan text berisikan kritikan” (Wawancara, 8-11- 2022).", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "355 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 341, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran Media Sosial dalam Gerakan Sosial Dikalangan Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 103, "width": 372, "height": 198, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan media sosial saat ini bukan sekedar menjadi media komunikasi saja, tetapi kini mampu membuat media perlawanan pada suatu gerakan sosial mahasiswa. Mahasiswa juga mempunyai berbagai strategi guna menggerakkan massa melalui media sosial. Banyak pihak yang lebih memilih menggunakan media sosial sebab dengan sangat sadar dipilih oleh para mahasiswa bertujuan untuk melakukan pergerakan massa dan sebagai perlawanan melalui media sosial dianggap lebih efisien untuk menyebarkan suatu informasi dan dianggap lebih cepat, luas dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal (Galuh I Gusti Agung A.K, 2016:83). Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil wawancara dari Putri Nana Nadella", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 372, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Hadirnya media sosial membuat gerakan sosial memiliki ruang baru yang kemudian mampu membentuk terjadinya sebuah kolaborasi dan kontribusi seseorang tanpa kehadirannya pada ruang fisik seperti sebelumnya” (Wawancara, 9-11-2022).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 382, "width": 372, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan mahasiswa ketika menggunakan sebuah media sosial karena media sosial ini dapat melakukan memobilisasi dukungan apabila dilakukan dengan tepat. Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil wawancara dari Camelia Rasedhah Widyadhana", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 470, "width": 372, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kehadiran media sosial sangat berperan penting sehingga dapat dijadikan wadah diskusi publik bagi mahasiswa dalam melakukan gerakan sosial untuk memberikan solusi terbaik kedepannya, karena lebih efisien dan bisa dilakukan dimana saja” (Wawancara, 10-11- 2022).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 558, "width": 68, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 586, "width": 372, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robert & Kloss (1979) menjelaskan jika Anthony Giddens mendefinisikan gerakan sosial menjadi sekumpulan individu yang tergabung untuk menemukan sebuah solusi untuk melakukan hambatan terhadap perubahan sosial. Konsep gerakan sosial sendiri awalnya digunakan pada awal abad ke-19, ketika ia mempertahankan arti yang sangat spesifik, yaitu: gerakan yang dilakukan oleh kelas pekerja baru, yang berperilaku sebagai jaringan interaksi nonformal antara individu dan kelompok atau organisasi yang terlibat dalam aksi kolektif berdasarkan identitas bersama. Gerakan tersebut mengarah pada pembentukan opini publik melalui partisipasinya", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "356 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 114, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam debat tentang isu-isu politik dan sosial, dan selanjutnya memperkenalkan beberapa gagasan gerakan tersebut ke dalam persepsi populer arus utama (Kusumasari & Kusumaningrum, 2019). Gerakan sosial biasanya terdapat pada konflik dan ketegangan dengan organisasi yang orientasi dan pandangannya kerap tidak sesuai dan umumnya muncul tidak lama setelah situasi yang diciptakan oleh keresahan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 207, "width": 372, "height": 321, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengguna media sosial yang semakin tinggi jumlahnya sudah memberikan banyak pengaruh dari berbagai pola relasi dan aktivitas masyarakat, salah satunya mengenai kolektivitas atau gerakan sosial yang telah muncul karena adanya era digitalisasi informasi dan komunikasi. Berbagai fenomena yang telah terjadi di Indonesia sudah banyak memperlihatkan bagaimana gerakan sosial hingga saat ini masih berkembang dengan sangat pesat, hal ini dikarenakan karena proses dan penyebaran transformasi oleh internet sudah sangat pesat. Perkembangan gerakan sosial di ranah digital banyak terjadi di platform media social seperti Twitter, Facebook atau Instagram. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lim (2018), adanya evolusi media social sudah mempengaruhi adanya perkembangan gerakan sosial dengan menyediakan platform yang mudah untuk diakses yang mana sanga pengguna bias dengan sangat mudah untuk melakukan promosi mengenai kegiatan yang sedang dilaksanakannya, membagikan sebuah informasi dan menyebarkan informasi, mengorganisir protes dan menyebarkan rumor.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 546, "width": 372, "height": 197, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat ini banyaknya berbagai perlawanan sosial karena sebagai upaya melakukan pertentangan dan sekaligus mendorong perkembangan kebijakan publik dan perubahan politik untuk masyarakat pada umumnya, baik di tingkat lokal dan nasional, maupun global. Di negara demokratis, aksi kolektif dan aktivisme politik oposisi adalah ciri khas masyarakat manapun dan menimbulkan tantangan terhadap ketidaksetaraan dan pengucilan serta ketidakadilan yang berakar pada penindasan rakyat. Mereka melibatkan aksi politik dan kolektif, melawan penindasan, dan memiliki jaringan sendiri (Millward & Takhar, 2019). Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, peran media sosial yang semakin", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "357 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sentral dalam gerakan sosial kontemporer sebagai bentuk protes (Poell, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 372, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan yang dilakukan melalui media digital telah banyak berhasil menarik perhatian masyarakat sehingga dengan adanya perhatian ini dapat berujung dengan adanya keberhasilan gerakan ini dalam mengumpulkan dan mengamplifikasi “perhatian” dengan isu-isu sosial yang saat ini tengah ramai diperbincangkan berbagai kalangan. Pada konteks demikian dapat menjadikan sebuah populer dan mempunyai khalayak yang besar harus dilanjutkan melalui pengelolaan khalayak sebagai sebuah sumber daya yang sangat penting adanya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 372, "height": 280, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori deprivasi relatif sebagai suatu keadaan psikologis individu yang sedang merasakan adanya ketidakpuasan subjektif atau kesenjangan dan kekurangan ketika keadaan dirinya dan kelompok yang dimilikinya kemudian terdapat perbandingan dengan kelompok lain. Adanya deprivasi dapat menumbuhkan persepsi ketidakadilan sebab deprivasi ini membuat seseorang memiliki rasa tidak puas. Konsep teori yang dikemukakan oleh Stouffer ini memberikan sebuah penekanan melalui suatu pengalaman yang dimiliki kelompok atau seorang dalam keadaan merasa kekurangan dan tidak lengkap (deprivasi) dan “kurang beruntung”. Kemudian dikembangkan oleh Davis dan dijelaskan menjadi suatu anggapan mengenai hadirnya suatu perbedaan ditengah-tengah harapan dan keinginan yang dimiliki seseorang. Melalui sebuah dukungan sosial menjadi bentuk dukungan yang diberikan untuk individu guna meyakinkan diri individu apabila diri mereka dihargai, dihormati dan dicintai (Setyanto, Hartini, & Alfian, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 372, "height": 155, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena sikap tidak puas yang dimiliki oleh mahasiswa ini yang mengakibatkan berkembanganya gerakan aksi sosial melalui ruang digital. Hal ini karena ruang fisik dinilai perkembangannya hanya sebatas dan tidak bisa lebih luas dan leluasa untuk melakukan diskusi. Kemudian adanya kemudahan akses yang ditawarkan serta biaya yang sangat murah dengan dua hal yang kemudian dapat menghadirkan sebuah keterkaitan ruang digital tujuannya guna membentuk opini publik sekaligus dapat membuat terjadinya sebuah transformasi sebuah gerakan sosial yang berada pada", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "358 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 94, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ruang digital, yang semula berada di ruang fisik saja. Hadirnya internet menjadi sebuah bentuk media baru yang memberikan banyak pengaruh positif untuk kehidupan manusia. Ruang publik yang menggunakan sosial media ini digunakan mahasiswa sebagai penggerak sosial dengan berbagai alasan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 372, "height": 260, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui adanya dunia modern yang menuntut manusia untuk bekerja dengan instan dengan tenggang waktu yang cukup singkat. Sehingga yang kemudian mengakibatkan masyarakat modern dan berbagai kesibukannya lebih nyaman dan suka melakukan diskusi melalui via media sosial sebab mereka menganggap sudah tidak perlu untuk melakukan tatap muka namun dapat saling berkomunikasi dan berdiskusi. Perkembangan era teknologi sekarang banyak menciptakan ruang digital yang tentu memiliki fungsi lebih fleksibel untuk menjangkau sesuatu yang jauh. Hal ini juga memberikan manfaat kepada mereka, bahwasannya yg sebelumnya gaptek teknologi sekarang jadi lebih mengerti dalam menggunakan teknologi digital yang canggih. dan hal ini memudahkan seluruh kalangan karna hanya bisa dilakukan pembelajaran darimana saja, dimanapun dan kapanpun melalui ruang digital.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 463, "width": 372, "height": 280, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori deprivasi relatif bahwa mengenai sebuah dukungan sosial menjadi bentuk dukungan yang diberikan untuk individu guna meyakinkan diri individu apabila diri mereka dihargai, dihormati dan dicintai disini terlihat ketika peran media sosial dalam gerakan aksi mahasiswa bahwa dengan adanya perkembangan teknologi media digital membuat para masyarakat khususnya mahasiswa untuk bisa melakukan perubahan melalui gerakan-gerakan. Contoh seperti halnya gerakan untuk bantuan korban bencana alam yang dilakukan oleh organisasi internal kampus. hal ini melibatkan para mahasiswa dan juga masyarakat luas bisa memberikan impact melalui sumbangan untuk korban bencana. Media sosial juga sebagai gerakan sosial yang mempunyai peran untuk melakukan analisis menggerakkan publik secara online sekaligus dapat meredam adanya isu yang berkembang di media sosial. Peran lainnya untuk melakukan koordinasi dan komunikasi untuk perkembangan gerakan sosial yang telah", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "359 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada. Kemudian juga mempunyai peran guna mengkomunikasikan adanya visi, misi dan program terencana pada aktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 128, "width": 81, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 372, "height": 197, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial mempunyai peran sangat penting dalam proses perkembangan gerakan sosial di kalangan mahasiswa Indonesia. Terjadinya sebuah transformasi gerakan sosial di masyarakat. Media sosial dijadikan sebagai sebuah sarana dalam gerakan yang dilakukan mahasiswa. Semula gerakan sosial dilakukan melalui ruang publik, sekarang beralih berbasis digital. Peran media sosial sangat besar. Gerakan sosial yang dilakukan pada ruang digital bisa memobilisasi massa di media sosial, berperan memberikan isu untuk membentuk sifat amarah netizen. Media sosial juga digunakan untuk memancing memanasnya suatu isu, sekaligus membangun sebuah opini publik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 382, "width": 113, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 372, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afrella, R. Y., & Anshori, I. Strategi Islam dalam Menghadapi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. International Journal on Integrated Education (IJIE), 4(1), 154-163. 154-163,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 471, "width": 371, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alifiarry, M. A., & Kusumasari, B. (2021). The Application of Social Movement as a Form of Digital Advocacy: Case of# Tolak RUU Permusikan. Journal of Government and Civil Society, 5(1), 1-30.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 533, "width": 371, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anshori, I. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter di Madrasah. HALAQAH: Islamic Educational Jurnal, 1(2), 11-22", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 371, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anshori, I. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Di Mts Al-Asyhar Bungah Gresik. Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(02), 181-199.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 637, "width": 371, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anshori, I., & Lestari, E. W. (2020). Penanaman karakter keagamaan peserta didik melalui pembelajaran sentra di RA Rahmatillah Sidoarjo. Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 9(2), 193-212.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 371, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardiansyah, R. (2013). Pengaruh Deprivasi Relatif Terhadap Perilaku Agresi Pada Anak Jalanan di Lembaga Pemberdayaan Anak Negeri", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "360 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(LPAN) Griya Baca Kota Malang, (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 371, "height": 115, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arianto, B. (2022). Melacak Gerakan Masyarakat Sipil Melalui Tagar# ReformasiDikorupsi di Twitter. Jurnal Ilmu Komunikasi, 19(1), 51-68. ASY’ARI, M. R. A. (2022). GERAKAN MAHASISWA DALAM RUANG DIGITAL (Studi Analisis Transformasi Gerakan Sosial Mahasiswa FISIP Universitas Siliwangi dalam Platform Media Sosial Instagram) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 371, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu, S. (2019). MEDIA DAN GERAKAN SOSIAL (Analisis Wacana Gerakan# 2019GantiPresiden Dalam Media Sosial Twitter) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 371, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewantara, R. W., & Widhyharto, D. S. (2015). Aktivisme dan kesukarelawanan dalam media sosial komunitas kaum muda Yogyakarta. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 19(1), 40-52.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 371, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farisi, H. A. (2020). Pengaruh Deprivasi Relatif Pada Efikasi Diri Akademik Dengan Dukungan Sosial Pada Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Sebagai Variabel Moderator Pada Mahasiswa Generasi Pertama (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 371, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faturochman, M. A. (2015). Deprivasi Relatif: Rasa Keadilan Dan Kondisi Psikologis Buruh Pabrik. Jurnal Psikologi, 25(2), 1-15.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 371, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febrianto, M. D. (2022). Gerakan SoSial BerBaSiS Media SoSial dalaM", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 509, "width": 348, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PerSPektif Moral SoSial. Jurnal Teologi (Journal of Theology), 11(01), 33-52.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 347, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitrah, A. N. (2020). Media Sebagai Sarana Dakwah Di Masa Pandemi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 371, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Galuh, I Gusti Agung Ayu Kade. 2016. Media Sosial Sebagai Strategi Gerakan Bali Tolak Reklamasi. Jurnal Ilmu Komunikasi. 13(1). 73- 92. Hafsari, D. R. (2014). Peran Media Baru dalam Perkembangan Gerakan", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 654, "width": 65, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosial. ISKI.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 372, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, A. N. (2017). Transformasi Gerakan Sosial Di Ruang Digital. E- Societas, 6(6).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 371, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartika, A. (2021). Gerakan Sosial Digital “Warga Bantu Warga” Sebagai Respon Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi. Brawijaya Journal of Social Science, 1(1), 14-30.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 31, "width": 202, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "361 Jurnal Analisa Sosiologi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 371, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaun, A., & Uldam, J. (2018). Digital activism: After the hype. New Media", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 95, "width": 144, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Society, 20(6), 2099-2106.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 372, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khatami, M. I., & Pahlevi, M. E. T. (2022). Covid-19 Dan Kebebasan Berekspresi Di Internet: Melihat Represi Digital Dalam Pemberitaan Tepo. CO. Source: Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 1-13.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 371, "height": 135, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kmarudin, S.A. 2012. Pemberontakan Petani UNRA 1943 (Studi Kasus Mengenai Gerakan Sosial di Sulawesi Selatan Pada Masa Mulyawati, H., Sihabudin, A., & Nurjuman, H. (2018). New Media Dalam Gerakan Sosial (Studi Kasus pada Pemanfaatan Instagram dan Website dalam gerakan sosial memberi dengan membeli oleh Komunitas Regional Ketimbang Ngemis Jakarta (KNJ)) (Doctoral dissertation, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 371, "height": 31, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mutsvairo, B. (2016). Digital activism in the social media era. Switzerland: Springer Nature.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 372, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratama, A. P., & Swarizona, S. (2022). Demonstrasi Mahasiswa Indonesia Dalam Merespons Isu-Isu Sosial Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 107-119.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 371, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahma, A. N. D. (2021). Pemanfaatan Media Sosial Facebook Dalam Gerakan Sosial (Studi Pada Relawan Yang Bergabung Dalam Komunitas Laskar Karo Erdilo Di Fanpage Facebook Laskar Karo Erdilo). Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique, 4(1), 28-37.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 371, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saepudin, S., Sumara, A. R., & Asriani, D. (2018). Ruang Publik Virtual Dan Sikap Politik Organisasi Mahasiswa. Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 51-61.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 371, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sidik, A. M., & Rizky, Z. M. (2021). Media Dan Digitalisasi Gerakan Sosial: Aktivisme K-POPPERS Di Twitter Dalam Merespons Kampanye Trump Tahun 2020 Dan Black Lives Matter. Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 13(2).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 716, "width": 274, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukmana, O. (2016). Konsep Dan Teori Gerakan Sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 371, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwendra, I. W. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 146, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "362 Mariyawat, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 75, "width": 347, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan, (I.B.A.L Manuba, Ed.). Bali: Nicakra.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 372, "height": 53, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, N., & Wibowo, A. P. (2021). Civic engagement: Digital activism of university students in Malang amidst covid-19 pandemic. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 18(2), 286-295.", "type": "Text" } ]
8361095e-ef21-609f-6acf-eecdb497b55f
https://jurnal.uns.ac.id/jdc/article/download/68123/37996
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 426, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 758, "width": 339, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 102, "width": 428, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyusunan Flipbook Digital Pengaruh Pupuk AB-Mix Terhadap Tanaman Krisan ( Chrysanthemum sp) Sistem Hidroponik Sebagai Media Pembelajaran Biologi Kelas XII Materi Pertumbuhan dan Perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 154, "width": 177, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intan Pratiwi, Zuchrotus Salamah", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 179, "width": 154, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Ahmad Dahlan [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 229, "width": 68, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 241, "width": 93, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "received 15/09/2022", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 241, "width": 240, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "revised 30/11/2022 accepted 15/12/2022", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 278, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 289, "width": 429, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Digital Media as tools in buildings the knowledge and activity of student. Flipbook Digital is a technology-based learning media containing text, images, videos, animations and has been used in learning, but Flipbook Digital from research results has not been widely used in learning. Therefore, a Digital Flipbook from the results of research on the effect of AB-Mix fertilizer concentration on chrysanthemum plants. Research on the effect of concentration of AB-Mix fertilizer on chrysanthemum was obtained through internship and research MBKM activities. The purpose of the study was to determine the effect of AB-Mix fertilizer on the growth of chrysanthemum plants and to determine the quality of Flipbook Digital from research results as a learning medium. Digital Flipbook using the 4D method. Biological research data analysis technique using Anova Test and 5% BNT. The results showed that AB-Mix fertilizer had an effect on the growth of chrysanthemum plants. The quality assessment of Flipbook Digital in the graphic aspect is 68.2% in the good category and the digital aspect of the product and the suitability of the means of use 87.5%. Aspect of content, presentation and language, 91.7% category is very good. Flipbook Digital is very good as a digital learning medium.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 450, "width": 285, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: AB-Mix Nutrition, Chrysanthemum, Flipbook Digital", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 473, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 485, "width": 429, "height": 196, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media Digital sebagai sarana belajar siswa membangun pengetahuan dan keaktifan. Flipbook Digital merupakan media pembelajaran berbasis teknologi berisi teks, gambar, video, animasi dan telah digunakan dalam pembelajaran, namun Flipbook Digital bersumber dari hasil riset belum banyak digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dilakukan penyusunan Flipbook Digital dari hasil riset pengaruh pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan. Riset pengaruh pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan diperoleh melalui kegiatan MBKM magang dan riset. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pupuk AB-Mix terhadap pertumbuhan tanaman krisan dan mengetahui kualitas Flipbook Digital dari hasil riset sebagai media pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari tahapan riset biologi pengaruh pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan dan Flipbook Digital disusun menggunakan metode 4D. Instrumen penelitian berupa lembar penilaian kualitas Flipbook Digital . Teknik analisis data riset biologi menggunakan Uji Anova dan BNT 5 %. Teknik analisis data kualitas media Flibook Digital menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian diperoleh pupuk AB-Mix berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman krisan. Penilaian kualitas Flipbook Digital aspek kegrafikan 68,2% kategori baik dan aspek kedigitalan produk dan kesesuaian sarana penggunaan 87,5% kategori sangat baik. Aspek isi, penyajian dan bahasa 91,7% kategori sangat baik. Flipbook Digital sangat baik untuk media pembelajaran digital. Kata kunci: Flipbook Digital, Pupuk AB-Mix, Tanaman Krisan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "522", "type": "Page footer" }, { "left": 255, "top": 88, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menjadi tantangan guru sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan acuan kurikulum 2013 yang menuntut siswa aktif dan terampil menggunakan teknologi pembelajaran. Pembelajaran aktif memungkinkan siswa dapat mengakses dan menemukan informasi dan pengetahuan untuk dibahas di dalam kelas maupun diluar kelas. Membangun pembelajaran aktif dibutuhkan suatu media pembelajaran yang menarik, praktis, mudah diakses dan memadukan gambar, teks, video dan animasi yang menarik sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk membantu guru menyalurkan pesan yang dapat merangsang perasaan, pikiran, minat dan kemauan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran efektif (Sukiman 2012). Penyediaan media berbasis teknologi, menarik, praktis, mudah diakses, dan dapat digunakan kapan saja dan dimana saja menjadikan siswa mampu belajar efektif dan efesien serta dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa (Yuliana 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 240, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media pembelajaran berbasis teknologi telah banyak digunakan guru seperti powert point dan video pembelajaran. Namun, beberapa guru belum banyak menggunakan dan menyusun media pembelajaran berbasis teknologi yang dapat diakses dengan mudah, praktis dapat digunakan kapan saja dan dimana saja serta media yang memadukan teks, gambar, video dan animasi. Media pembelajaran yang bersumber dari hasil penelitian belum banyak digunakan dalam pembelajaran. Materi pelajaran yang membutuhkan media pembelajaran yang bersumber dari hasil penelitian adalah biologi pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan. Materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan disusun dari Kompetensi Dasar 3.1 berisi “Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup” dan Kompetensi Inti 4.1 berisi “Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan memerlukan media pembelajaran bersumber dari lingkungan dengan mengangkat fenomena atau proses biologi yang terjadi di alam seperti hasil eksperimen pertumbuhan tanaman krisan dengan pemberian pupuk AB-Mix. Hasil eksperimen tersebut dikemas menjadi laporan hasil penelitian tentang proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman beserta pengaruh faktor eskternal pertumbuhan yang diperoleh dari pupuk AB- Mix dan disusun dalam bentuk media pembelajaran Flipbook Digital .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 429, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMAN 5 Yogyakarta pada tanggal 1 November 2021 diperoleh bahwa penggunaan media pembelajaran oleh guru kurang bervariasi yaitu hanya berupa powert point dan video pembelajaran menyebabkan siswa cenderung kurang aktif, komunikasi bersifat satu arah dan siswa kurang menyimak penjelasan dari guru saat pembelajaran materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Perlu adanya variasi media pembelajaran untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan keaktifan siswa. Pembelajaran materi pertumbuhan dan perkembangan, siswa hanya diajarkan contoh penelitian faktor eksternal pertumbuhan yang terdapat pada buku cetak, sehingga contoh penelitian faktor eksternal pertumbuhan kurang bervariasi dan menyebabkan siswa kurang tertarik. Oleh karena itu, perlu adanya contoh lain mengenai pengaruh faktor eksternal pertumbuhan dari hasil penelitian dikemas menjadi media pembelajaran yang digunakan pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 429, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan media pembelajaran berbasis riset masih sedikit digunakan dalam pembelajaran materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, sehingga dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk AB-Mix terhadap pertumbuhan tanaman krisan. Hasil penelitian pengaruh pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan diharapkan dapat menambah referensi sumber belajar dan penyusunan Flipbook Digital dari hasil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "523", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian pengaruh pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan diharapkan bisa menjadi media pembelajaran yang dapat membantu siswa SMA kelas XII dalam memahami materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian yang beracuan pada beberapa permasalahan yaitu pengaruh pemberian pupuk AB-Mix tehadap pertumbuhan tanaman krisan, konsentrasi optimal pupuk AB-Mix yang dapat digunakan agar menghasilkan pertumbuhan tanaman krisan yang baik dan kualitas media pembelajaran Flipbook Digital dari hasil penelitian Pengaruh Pemberian Konsentrasi AB-Mix Terhadap Tanaman Krisan untuk digunakan dalam pembelajaran biologi SMA Kelas XII pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 229, "width": 50, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 429, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Pertama, penelitian eksperimen tanaman krisan dengan konsentrasi pupuk AB-Mix 2,5 ml/liter, 5 ml/liter, 7,5 ml/liter, dan 10 ml/liter. Penelitian dilakukan selama 4 minggu di Greenhouse PT.Multiflora Javanica Bogor. Varibel yang diukur adalah tinggi tanaman, diameter batang, panjang, lebar dan jumlah daun, panjang akar. Rangcangan acak lengkap (RAL), data di analisis Uji Anova dan uji lanjut BNT 5 % menggunakan SPSS versi 2.0.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap kedua, hasil penelitian eksperimen dilakukan analisis sumber belajar untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Suatu laporan riset atau hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber belajar dengan mengkaji potensinya terlebih dahulu sebagai sumber belajar. Syarat yang harus dipenuhi agar suatu hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber belajar yaitu memiliki kejelasan potensi, ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat, memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, memiliki kejelasan materi dan peruntukannya, memiliki kejelasan informasi yang diungkap, memiliki kejelasan pedoman eksplorasi, memiliki kejelasan perolehan yang akan dicapai (Suhardi, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 429, "height": 201, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap ketiga, penyusunan media Flipbook Digital dari data hasil penelitian menggunakan model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan Sivasailam, Dorothy S.Semmel dan Melvyn I.Semmel dalam Sugiyono (2015) yaitu Define, Design, Develop, Desseminate. Langkah pengembangan dibatasi pada tahap Develop (pengembangan) bagian penilaian produk oleh ahli media dan materi, produk tidak sampai pada tahapan diujikan ke sekolah karena adanya keterbatasan waktu penelitian. Tahapan Disseminate (penyebaran) tidak dilakukan karena tujuan penelitian ini adalah menyusun media pembelajaran yang memiliki kualitas baik. Instrumen penelitian berupa lembar penilaian dalam bentuk angket yang diberikan kepada ahli media dan ahli materi yang ahli dalam bidang keilmuan biologi dan bidang pengembangan media. Angket dalam bentuk skala likert 4 kategori penilaian yaitu Sangat Baik (skor 4), Baik (Skor 3), Kurang (skor 2), Sangat Kurang (skor 1). Teknik analisis data penilaian kualitas media menggunakan kategori kualitas produk menurut Sugiyono (2016) yaitu: skor penilaian 4 sangat baik, 3 baik, 2 kurang dan 1 sangat kurang. Penilaian setiap komponen penilaian dilakukan perhitungan pesentase berdasarkan pada perhitungan persentase menurut Riduwan (2012), yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 637, "width": 253, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = (Jumlah skor yang diperoleh) (Skor maksimal) 𝑋 100 %", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 428, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai persentase dari setiap komponen diubah menjadi nilai kualitatif dengan mengacu pada kriteria dari skala persentase penilaian kualitas produk menurut Sugiyono (2016) yang terdapat pada tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "524", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 110, "width": 276, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Skala Persentase Penilaian Kualitas Produk Interval Kriteria 76 % - 100 % Sangat Baik 51 % - 75 % Baik 26 % - 50 % Kurang 0 % - 25 % Sangat Kurang", "type": "Table" }, { "left": 227, "top": 228, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap pertama, penelitian eksperimen tanaman krisan menggunakan pupuk AB- Mix dengan berbagai konsentrasi. Data pengukuran pertumbuhan tanaman krisan dilakukan analisis varian (ANAVA), kemudian diperoleh hasil adanya perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, panjang daun, lebar daun, jumlah daun dari berbagai perlakuan konsentrasi pupuk AB-Mix, sehingga dilanjutkan dengan uji BNT 5 %. Panjang akar tanaman krisan menunjukan hasil tidak terdapat perbedaan dari berbagai perlakukan konsentrasi AB-Mix, sehingga tidak dilanjutkan uji BNT 5 %. Hasil penelitian dari parameter pertumbuhan tanaman krisan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 352, "width": 270, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil rata-rata pengukuran tanaman krisan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 447, "height": 214, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan konsentrasi pupuk AB-Mix Hasil rata-rata pengukuran tanaman krisan hidroponik selama 4 minggu (cm) Tinggi tanaman * Diameter batang* Panjang daun* Lebar daun* Jumlah daun* Panjang Akar K0 38,66 𝑎 1,38 𝑎 18,04 𝑎 11,92 𝑎 61,6 𝑎 1,32 P1 40,86 𝑎𝑏 1,45 𝑎 19,06 𝑎𝑏 12,02 𝑎𝑏 67,74 𝑎𝑏 2,76 P2 48,66 𝑏𝑐 1,64 𝑎𝑏 20,78 𝑏 12,08 𝑎𝑏 73,86 𝑎𝑏 4,32 P3 49,44 𝑐 1,64 𝑏𝑐 20,96 𝑏 13,54 𝑏 74,8 𝑏𝑐 4,96 P4 51,26 𝑐 1,84 𝑐 20,98 𝑏 13,96 𝑏 77,26 𝑏𝑐 5,14 Keterangan: K0 = Kontrol (Hanya air, tanpa pupuk AB-Mix)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 187, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P1 = 2,5 ml Pupuk AB-Mix : 1 liter Air", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 175, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P2 = 5 ml Pupuk AB-Mix : 1 liter Air", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 428, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P3 = 7,5 ml Pupuk AB-Mix : 1 liter Air P4 = 10 ml Pupuk AB-Mix: 1 liter Air Tanda bintang ( * ) = Beda nyata Huruf abc = tanda BNT 5% (perlakuan yang diikuti huruf pada BNT sama berarti tidak ada beda nyata)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 428, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji BNT menunjukan adanya perbedaan pada masing-masing perlakuan konsentrasi pupuk AB-Mix yaitu pada tinggi tanaman, diameter batang, panjang daun, lebar daun dan jumlah daun, sedangkan panjang akar diperoleh tidak ada perbedaan pada masing-masing perlakuan konsentrasi pupuk AB-Mix. Semakin tinggi konsentrasi pupuk AB-Mix yang diberikan menunjukan hasil pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, panjang daun, lebar daun, jumlah daun dan panjang akar krisan semakin tinggi,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "525", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebaliknya semakin rendah konsentrasi AB-Mix yang diberikan maka pertumbuhan tanaman semain rendah. Hasil ini didukung oleh pernyataan bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk AB-Mix, maka semakin tinggi unsur hara yang terkandung didalamnya dan akan semakin optimal pertumbuhan suatu tanaman (Akasiska, Samekto, and Siswadi 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 432, "height": 266, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan P4 merupakan perlakuan konsentrasi AB-Mix paling tinggi yang memberikan pertumbuhan paling optimal karena kebutuhan nutrisi yang diperoleh dari pupuk AB-Mix terpenuhi, sehingga sel tubuh tanaman dapat tumbuh dengan baik. Nutrisi AB-Mix mengandung unsur hara yang sangat diperlukan tanaman terutaman unsur hara N, P, S, Fe, Mg, K, Zinc, Ca, Zn (Subandi, Salam, and Frasetya 2015). Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan vegetative seperti batang tanaman khususnya pada pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun (Agus and Listiatie 2014). Menurut Satria et al. (2015) bila unsur nitrogen suatu tanaman terpenuhi maka pembentukan klorofil, sintesis protein dan pembentukan sel-sel baru dapat dicapai dengan optimal sehingga mampu menambah ukuran diameter batang tanaman tersebut. Unsur hara yang paling berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan batang adalah unsur Kalium. Menurut Utomo (2015) Kalium berperan dalam peningkatan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga dapat meningkatkan pembentukan ketebalan dinding sel dan kekuatan batang tanaman. Unsur yang berperan dalam pertumbuhan panjang daun adalah Magnesium (Mg). Magnesium memiliki fungsi utama dalam hal fotosintesis yaitu membantu fiksasi karbon pada proses fotosintesis dan berperan dalam pratisi karbohidrat dari source ke sink dengan mengatur pemuatan floen sukrosa (Verbruggen and Hermans 2013). Proses fotosintesis berlangsung di organ daun, apabila fotosintesis berjalan dengan baik dan optimal maka tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan yang cukup sehingga proses pertumbuhan menjadi optimal termasuk dalam hal pertumbuhan panjang daun tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 428, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan lebar daun unsur Nitrogen (N), Fe, Zinc dan Ca. Nitrogen berfungsi dalam pertumbuhan organ vegetative seperti organ daun khususnya berpengaruh terhadap perluasan daun (Purwanto, Sunaryo, and Widata 2018). Fe berfungsi dalam pembentukan klorofil yang sangat penting digunakan untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis suatu tanaman berlangsung dengan baik, maka pertumbuhan tanaman seperti perluasan daun tanaman akan berlangsung dengan optimal (Adelia, Koesriharti, and Sunaryo 2013). Unsur Zn termasuk unsur hara mikro yang diperlukan tanaman sebagai katalis dan terlibat perkembangan kloroplas. Apabila proses fotosintesis berlangsung dengan optimal karena unsur hara terpenuhi maka proses pertumbuhan tanaman termasuk pertumbuhan lebar daun akan berlangsung cepat. Menurut Supriadi (2017) Unsur Kalsium (Ca) dapat merangsang pertumbuhan akar dan daun berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 164, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan jumlah daun disebabkan adanya unsur N, Zn. Menurut Haryadi et al. (2015) Nitrogen membantu dalam proses pembelahan dan pembesaran sel yang menyebabkan daun muda lebih cepat mencapai bentuk sempurna. Unsur Zn sebagai salah satu unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan jumlah daun. Menurut Supriadi (2017) Zn merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pembentukan klorofil dan produksi gula. Klorofil merupakan faktor utama fotosintesis. Proses Fotosintesis merupakan proses pembentukan energi atau makanan oleh tumbuhan. Bila proses fotosintesis dapat berlangsung dengan baik, maka pemenuhan kebutuhan energi atau makanan bagi tumbuhan akan terpenuhi, sehingga proses pertumbuhan tanaman akan berlangsung dengan baik termasuk dalam hal pertumbuhan jumlah daun. Pertambahan panjang akar tanaman krisan disebabkan kebutuhan nutrisi dan unsur hara pada tanaman tersebut terpenuhi. Unsur hara pada pupuk AB-Mix yang berpengaruh pada pertumbuhan panjang akar adalah unsur N dan P. Nitrogen berperan pada pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "526", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "vegetative secara keseluruhan, terutama pertumbuhan akar, batang dan daun. Unsur P bagi tanaman berfungsi merangsang pertumbuhan akar (Hadisuwito 2012). Unsur Kalsium (Ca) juga ikut mendukung dalam pertumbuhan panjang akar. Menurut Mukhlis (2017) unsur Kalsium (Ca) memiliki peran penting untuk pertumbuhan sel, termasuk komponen yang menguatkan dan mengatur daya tembus akar,memiliki peran penting pada titik tumbuh akar. Apabila unsur Kalsium (Ca) suatu tanaman terpenuhi maka pembentukan dan pertumbuhan akar akan berlangsung dengan optimal, sehingga penyerapan unsur hara tanaman juga akan berlangsung secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 428, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan kedua, dilakukan analisis sumber belajar. Hasil penelitian eksperimen terhadap tanaman krisan menggunakan pupuk AB-Mix dapat dijadikan sebagai sumber belajar harus melalui tahapan analisis potensi untuk mengetahui potensi sumber belajar dari hasil penelitian tersebut. Analisis hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 253, "width": 415, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Analisis Potensi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Biologi", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 267, "width": 398, "height": 340, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Syarat sebagai sumber belajar biologi Penjelasan 1. Kejelasan potensi, ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat a. Hasil penelitian memuat objek tentang materi pertumbuhan tanaman mencakup pertumbuhan morfologi tanaman dari hasil penelitian yang memberi gambaran pertumbuhan tanaman krisan yang diberi perlakuan pupuk AB-Mix. b. Permasalahan yang diangkat dari yaitu pengaruh pemberian AB-Mix terhadap pertumbuhan tanaman krisan. 2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Hasil penelitian sesuai dengan tujuan pembelajaran, antara lain: a. Peserta didik mampu mendefinisikan pertumbuhan tanaman b. Peserta didik mampu menjelaskan faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan c. Peserta didik mampu melakukan percobaan pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan tanaman d. Peserta didik mampu menyimpulkan hubungan faktor eksternal terhadap pertumbuhan berdasarkan hasil percobaan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "527", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 88, "width": 398, "height": 437, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kesesuaian dengan sasaran materi dan peruntukannya Sasaran pengamatan (objek) dan sasaran peruntukan (subjek) : a. Sasaran pengamatan pada penelitian adalah pengaruh pupuk AB-Mix terhadap pertumbuhan tanaman krisan dapat dijadikan contoh pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan b. Sasaran peruntukan pada penelitian adalah siswa SMA Kelas XII yang membutuhkan variasi sumber belajar yang dapat memberikan contoh proses pertumbuhan dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang berasal dari hasil penelitian 4. Kejelasan sasaran informasi yang diungkap Informasi yang menampilkan contoh pengaruh pupuk AB-Mix terhadap pertumbuhan tanaman krisan yang dapat menambah pengetahuan peserta didik terhadap contoh lain dari pengaruh faktor luar pertumbuhan yang belum terdapat dalam buku biologi SMA Kelas XII 5. Kejelasan pedoman eksplorasi Prosedur kerja dalam pelaksanaan penelitian meliputi variabel penelitian, alat bahan, cara kerja, analisis data dan menyimpulkan hasil penelitian 6. Kejelasan perolehan yang akan dicapai Kejelasan perolehan yang dicapai dari hasil penelitian sebagai sumber belajar antara lain: a. Perolehan ranah kognitif b. Perolehan ranah afektif c. Perolehan ranah psikomotorik", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 151, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek dan permasalahan dari hasil penelitian memiliki potensi kejelasan dan kesesuaian terhadap capaian pembelajaran materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, sehingga dapat diangkat menjadi sumber belajar biologi. Menurut Munajah & Susilo (2015) sumber belajar dari objek dan fenomena yang diangkat potensinya dengan menentukan ketersediaan permasalahan dan objek yang diungkat berdasarkan kesesuaiannya terhadap capaian dalam kurikulum. Hasil penelitian pertumbuhan tanaman krisan yang diberi pengaruh pupuk AB-Mix termasuk kedalam materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada KD 3.1 yang diperuntukan untuk siswa kelas XI SMA sehingga memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Menurut Kemendikbud (2018) pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum 2013 yang dipelajari oleh peserta didik kelas XII SMA.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 428, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan ketiga, hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan disusun menjadi media pembelajaran dalam bentuk Flipbook Digital . Produk Flipbook Digital dibuat menggunakan aplikasi Canva dan Heyzine Flipbook . Penyusunan produk menggunaan model pengembangan 4D dibatasi hanya sampai tahapan Develop (Pengembangan) yaitu bagian penilaian produk oleh ahli media dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "528", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "materi, sehingga produk yang dihasilkan tidak sampai pada tahapan diujikan ke sekolah karena adanya keterbatasan waktu penelitian. Tahapan Disseminate (penyebaran) tidak dilakukan karena tujuan penelitian ini adalah menyusun media pembelajaran yang memiliki kualitas baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 50, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Define", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 151, "width": 86, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Analisis Awal", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 164, "width": 393, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahapan analisi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran biologi melalui observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran biologi kelas XII SMAN 5 Yogyakarta yaitu Ibu Dra. Dwi Essy Sumaryati yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2020. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa permasalahan yang ditemukan disekolah dalam memahami materi pertumbuhan dan perkembangan adalah sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pertumbuhan dan perkembangan adalah buku cetak, LKPD, powert point dan media pembelajaran. Penggunaan media pembejaran yang kurang bervariasi yaitu hanya berupa powert point dan video pembelajaran menyebabkan siswa cenderung kurang aktif, komunikasi bersifat satu arah dan siswa kurang menyimak penjelasan dari guru saat pembelajaran materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 330, "width": 392, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlu adanya variasi media pembelajaran agar dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar salah satunya menggunakan media pembelajaran yang menarik, praktis, mudah diakses dan memadukan teks, gambar, video, dan animasi yang bisa diperoleh dari media pembelajaran Flipbook Digital . Penggunaan media pembelajaran berbasis riset yang masih sedikit digunakan dalam pembelajaran materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, sehingga dilakukan penyusunan media pembelajaran Flipbook Digital yang bersumber dari hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk AB-Mix terhadap pertumbuhan tanaman krisan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 445, "width": 393, "height": 164, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut mendorong peneliti untuk menyusun Flipbook Digital sebagai media pembelajaran berbasis buku digital yang bersumber dari hasil penelitian. Flipbook Digital merupakan media pembelajaran berbasis buku digital yang memiliki keunggulan dan karakteristik berisi video dan animasi yang tidak dapat ditemukan dalam buku (Amiyanti et al., 2018). Dengan adanya penyusunan Flipbook Digital yang bersumber dari hasil penelitian tentang pengaruh pupuk AB-Mix terhadap pertumbuhan tanaman diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkan konsep pemahaman siswa terhadap segala proses biologi seperti proses pertumbuhan dan perkembangan pada suatu tanaman. Penyusunan Flipbook Digital dari hasil penelitian pengaruh pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan diharapkan bisa menjadi media pembelajaran yang dapat membantu siswa SMA kelas XII dalam memahami materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 624, "width": 94, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Analisi Konsep", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 637, "width": 356, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahapan analisis konsep mengacu pada Kompetensi Dasar (KD)", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 650, "width": 389, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan Kompetensi Dasar 4.1 Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berdasarkan KI dan KD tersebut, kemudian membentuk peta konsep yang dipelajari pada materi pertumbuhan dan perkembangan. Adapun konsep sebagai materi yang dipelajari terdiri dari pengertian pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, proses pertumbuhan dan perkembangan, faktor internal dan eksternal pertumbuhan dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "529", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 87, "width": 389, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan, contoh pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang bersumber dari hasil penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 126, "width": 185, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Perumusan Tujuan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 138, "width": 392, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan pembelajaran pada penelitian ini atas dasar analisis yang diperoleh paa tahap sebelumnya, sehingga tujuan pembelajaran pada penelitian ini yaitu penyusunan media pembelajaran Flipbook Digital diharapkan dapat menumbuhkan konsep pemahaman siswa terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 215, "width": 112, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Analisis Pengguna", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 228, "width": 393, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan isi materi pada Flipbook Digital yaitu tentang materi pelajaran pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang diperuntukan untuk siswa SMA kelas XII, maka produk media Flipbook Digital akan digunakan oleh guru biologi pengampu kelas XII dan siswa SMA kelas XII. Produk media Flipbook Digital ini akan digunakan sebagai media pembelajaran tambahan bagi siswa dalam pembelajaran biologi materi pertumbuhan dan perkembangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 52, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Design", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 330, "width": 102, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pemilihan Media", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 343, "width": 393, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti memilih media pembelajaran Flipbook Digital yang digunakan dalam pembelajaran biologi materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Media pembelajaran Flipbook Digital dibuat dengan menggunakan platform desain grafis berupa Canva dan Heyzine Flipbook. Flipbook Digital dengan tampilan yang memuat tulisan, tabel dan gambar dari pertumbuhan tanaman krisan yang diberikan berbagai perlakuan variasi pupuk AB Mix.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 432, "width": 411, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pembuatan Design Flipbook Digital Pembuatan desain Flipbook Digital mencakup susunan pengemasan produk media yang berisi materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan untuk siswa kelas XII SMA. Pada tahapan ini, peneliti menyesuaikan pemilihan dan pembuatan desain dengan isi materi dan tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 686, "width": 262, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1.Desain Halaman Cover Flipbook Digital", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "530", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 58, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Develop", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 100, "width": 411, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini, tahapan pengembangan ( develop ) dibatasi hanya sampai tahapan penilaian produk oleh ahli, sehingga produk yang dihasilkan tidak sampai pada tahapan diujikan ke sekolah karena adanya keterbatasan waktu penelitian. a. Penilaian ahli media", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 151, "width": 392, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penilaian oleh ahli media untuk memperoleh penilaian kualitas dan saran perbaikan dari media yang dikembangkan. Penilaian ahli media dilakukan oleh Bapak Much. Fuad Saifuddin, M.Pd. dosen pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan pada tanggal 16 Maret 2022. Angket penilaian terdiri dari 2 aspek yaitu aspek kegrafikan dan aspek kedigitalan produk dan kesesuaian sarana penggunaan. Data hasil penilaian ahli media terhadap Flipbook Digital yang dikembangkan dapat dilihat pada gambar berikut:", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 476, "width": 194, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Hasil penilaian ahli media", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 502, "width": 392, "height": 150, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek kedigital produk Flipbook Digital diperoleh persentase penilaian 68,2% kategori baik. Hasil ini menunjukan bahwa kedigitalan produk dari segi penggunaan dapat diakses secara online melalui perangkat elektronik seperti smartphone atau laptop sehingga memudahkan pengguna. Literasi digital terhadap pengguna sumber belajar dapat melatih menggunakan data dari berbagai sumber dan dapat mengakses informasi melalui perangkat teknologi (Nasrullah et al. 2017). Aspek kegrafikan meliputi tata letak cover, gambar, penggunaan huruf memperoleh peniliaan sangat baik dengan persentasi 87,5 %. Hasil ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nisfu Syabana & Susilowibowo (2022) terhadap media Flipbook memiliki kategori sangat baik dari segi kegrafikan meliputi penggunaan huruf, tata letak gambar dan cover harmonis, tifografi sederhana dan mudah dibaca.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 668, "width": 120, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Penilaian ahli materi", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 680, "width": 392, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian terhadap materi yang dimuat dalam media yang dikembangkan bertujuan untuk menganalisis dan menilai isi materi pada media yang dikembangkan berdasarkan KI dan KD yang digunakan pada materi tersebut. Dalam hal ini, media yang dikembangkan berupa Flipbook Digital yang memuat materi tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Penilaian materi dilakukan oleh Ibu Dr. Trianik Widyaningrum, M.Si. dosen Pendidikan Biologi", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 258, "width": 287, "height": 205, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87,50% 68,20% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% KEGRAFIKAN KEDIGITALAN Kegrafikan", "type": "Picture" }, { "left": 309, "top": 454, "width": 42, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedigitalan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "531", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 87, "width": 393, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Ahmad Dahlan pada tanggal 19 Maret 2022. Angket penilaian terdiri 3 aspek yaitu aspek isi, aspek penyajian dan aspek bahasa. Data hasil penilaian ahli materi terhadap Flipbook Digital yang dikembangkan dapat dilihat pada gambar berikut:", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 364, "width": 195, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Hasil penilaian ahli materi", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 389, "width": 393, "height": 202, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penilaian ahli materi pada aspek isi, penyajian dan bahasa memperoleh hasil sangat baik dengan persentase 91,70%, sehingga dapat dikatakan bahwa materi yang terdapat pada Flipbook Digital memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan ketentuan materi berdasarkan kurikulum 2013 pada KI KD 3.1 mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Penyajian konsep materi pada Flipbook Digital memiliki keruntutan penyajian konsep dan kesesuaian penyajian konsep, sehingga memperoleh penilaian sangat baik dengan persentase 91,70 %.Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wicaksono & Kuswanti (2022) yang menyatakan bahwa isi dan penyajian Flipbook ditentukan berdasarkan kurikulum, materi disajikan secara sistematis sesuai kompetensi dasar. Penyajian materi yang runtut pada Flipbook Digital diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Saswulan et al.(2020) menyatakan bahwa penyajian materi yang terstuktur, petunjuk pemakaian yang jelas serta adanya ilustrasi yang membantu siswa membangun pengetahuan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 594, "width": 393, "height": 150, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek kebahasan Flipbook Digital memperoleh penilaian sangat baik dengan persentase penilaian 91,70% menunjukan bahwa bahasa yang digunakan pada Flipbook Digital untuk menyampaikan materi selaras dengan perkembangan peserta didik, ketepatan penggunaan simbol, kalimat tidak bermakna ganda, mudah dipahami. Kebahasaan yang dimuat pada Flipbook Digital selaras dengan kategori yang ditetapkan oleh BSNP (2014) bahwa penggunaan bahasa di sumber belajar harus edukatif, selaras dengan tingkat berpikir peserta didik, sesuai aturan dan penggunaan istilah yang benar. Berkaitan dengan hal ini, menurut Anggoro (2015) menyatakan bahwa kebahasan dalam suatu media dan bahan ajar yang dikembangkan harus menggunakan kata atau simbol yang benar dan selaras dengan jenjang perkembangan kognitif siswa.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 159, "width": 27, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91,70%", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 156, "width": 287, "height": 174, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91,70% 91,70% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% ISI PENYAJIAN BAHASA", "type": "Picture" }, { "left": 253, "top": 341, "width": 99, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isi Penyajian Bahasa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "532", "type": "Page footer" }, { "left": 269, "top": 101, "width": 61, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 429, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan pemberian pupuk AB-Mix berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman krisan, Konsentrasi pupuk AB-Mix paling optimal terhadap pertumbuhan tanaman krisan adalah perlakuan P4 dengan konsentrasi 10 ml/liter dan Media pembelajaran Flipbook Digital dari hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk AB-Mix terhadap tanaman krisan memiliki kualitas sangat baik sebagai media pembelajaran digital untuk pembelajaran biologi SMA Kelas XII pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Saran dari penelitian ini adalah pupuk AB-Mix dapat diaplikasikan pada tanaman krisan 10 ml/liter dan Flipbook Digital dapat diujikan sebagai media pembelajaran biologi untuk materi pertumbuhan dan perkembangan karena memliki kualitas sangat baik dari penilaian media maupun materi.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 267, "width": 104, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 428, "height": 153, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adelia, Prita Fatma, Koesriharti, and Sunaryo. 2013. “Pengaruh Penambahan Unsur Hara Mikro (Fe Dan Cu) Dalam Media Paitan Cair Dan Kotoran Sapi Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bayam Merah (Amarantus Tricolor L.) Dengan Sistem Hidrponik Rakit Apung.” Produksi Tanaman 1(3):48 –58. Agus, Kurniawan, and Budi Utami Listiatie. 2014. “Pengaruh Dosis Kompos Berbahan Dasar Campuran Feses Dan Cangkang Telur Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor L.) Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas XII.” Jupemasi-PBIO 1(1):66 –75. Akasiska, Romana, Riyo Samekto, and Siswadi . 2014. “Pengaruh Konsentrasi Nutrisi Dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Pakcoy (Brassica Parachinensis) Sistem Hidroponik Vertikultur.” Jurnal Inovasi Pertanian 13(2):46 –61.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 428, "height": 101, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amiyanti, Resti, Kurnia Ningsih, and Yokhebed Yokhebed. 2018. “Pengaruh Model Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas x SMAN 3 Materi Bakteri.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 1(1):0 –9. doi: http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v7i8.27062. Anggoro, Bambang Sri. 2015. “Pengembangan Modul Matematika Dengan Strategi Problem Solvin Guntuk Mengukur Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa.” Al- Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika 6(2):121 –30. doi: 10.24042/ajpm.v6i2.25.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 432, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BSNP. 2014. Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah . Jakarta: Kemendikbud. Hadisuwito, Sukamto. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair . Jakarta: Agromedia pustaka. Haryadi, Dede, Husna Yetti, and Sri Yoseva. 2015. “Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica Alboglabra L.).” Jom Faperta 2(2):1 –10.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemendikbud. 2018. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 . Jakarta: Kemendikbud. Mukhlis. 2017. “Unsur Hara Makro Dan Mikro Yang Dibutuhkan Tanaman.” Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara . Retrieved (https://dtphp.luwuutarakab.go.id/berita/3/unsur-hara-makro-dan-mikro-yang- dibutuhkan-oleh-tanaman.html).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 426, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munajah, and Muhammad Joko Susilo. 2015. “Potensi Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X Materi Keanekaragaman Tumbuhan Tingkat Tinggi Di Kebun Binatang Gembira Loka.” Jupemasi-PBIO 1(2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 57, "width": 424, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 E-ISSN: 2581-1835", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "533", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 431, "height": 87, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasrullah, Rullie, Wahyu Aditya, Tri Indira Satya, Meyda Noorthertya Nento, Nur Hanifah, Miftahussururi, and Qori Syahriana Akbari. 2017. Materi Pendukung Literasi Digital . Jawa Timur: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nisfu Syabana, Yusi, and Joni Susilowibowo. 2022. “Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Flipbook Pada Mata Peajaran Komputer Akuntansi Transaksi Perusahaan Dagang Guna Mendukung Proses Pembelajaran Peserta Didik XII AKL 1 Di SMKN 1 Jombang.” Jurnal Riset Pendidikan Ekonomi 7(1):17 –27. doi:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 177, "width": 124, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.21067/jrpe.v7i1.5803.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 426, "height": 63, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwanto, Eko, Yacobus Sunaryo, and Sri Widata. 2018. “Pengaruh Kombinasi Pupuk AB Mix Dan Pupuk Organik Cair (POC) Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Dan Ha sil Sawi (Brassica Juncea L.) Hidroponik.” Jurnal Lmiah Agroteknologi 2(1):1 – 14.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 417, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian . Bandung: Alfabeta. Saswulan, Feni, Khairil Hadi, and Fetro Dola Syamsu. 2020. “Pengembangan Buku Digital Interaktif (Budin) Pada Materi Struktur Dan Fungsi Sel Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Kelas Xi Sma Negeri 2 Meulaboh.” Jurnal Ilmiah Pendidikan 7(11):77 –84.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 411, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satria, N., Wardati, and M. A. Khoiri. 2015. “The Giving Effect of Empty Fruit Bunch Compost And.” Jom Faperta 2(1):1 –14.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subandi, Nella Purnama Salam, and Budy Frasetya. 2015. “Pengaruh Berbagai Niilai EC (Electrical Conductivity) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bayam (Amaranthus SP.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Hydroponics System).” Jurnal Agroekoteknologi 9(2):48 –56. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Dan Pengembangan Research and Development . Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D . Bandung: PT Alfabet. Suhardi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Biologi . Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 405, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran . Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 399, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supriadi, Handi. 2017. “Manfaat Dan Kekurangan Unsur Hara Tanaman.” Balithi .", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 497, "width": 390, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved (http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info- teknologi/449-manfaat-dan-gejala-kekurangan-unsur-hara-pada-tanaman-kopi).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 428, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utomo. 2015. Ilmu Tanah (Dasar-Dasar Dan Pengelolaannya) . Jakarta: Prenadamedia. Verbruggen, Nathalie, and Christian Hermans. 2013. “Physiological and Molecular Responses to Magnesium Nutritional Imbalance in Plants.” Plant and Soil 368(1 –", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 432, "height": 102, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2):87 –99. doi: 10.1007/s11104-013-1589-0. Wicaksono, Yuli us Aldi, and Nur Kuswanti. 2022. “Pengembangan Flipbook Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Untuk Melatih Keterampilan Literasi Digital Siswa Kelas Xi Sma.” BioEdu 11(2):502 –14. Yuliana, Ekawati. 2013. Desain Media Pembelajaran Dalam Bentuk Buku Saku Yang Berbasis Mobile Application Menggunakan Player Air for Android Pada Adobe Flash Profesional CS 5.5 Untuk Materi Fisika SMA. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.", "type": "Text" } ]
53fb7438-142e-4317-6a8d-198ff730629d
https://jqwh.org/index.php/JQWH/article/download/81/100
[ { "left": 72, "top": 37, "width": 241, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal for Quality in Women's Health Vol. 4 No. 1 Maret 2021 | pp. 131 – 137 p-ISSN: 2615-6660 | e-ISSN: 2615-6644 DOI: 10.30994/jqwh.v4i1.81", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 798, "width": 317, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: http://jqwh.org | Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 455, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Sectio Caesarea Pada Era Pandemi di Rumah Sakit Restu Kasih Jakarta Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 198, "width": 243, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aisyiah*, Nita Sukamti, Clara Ega Ayu Rutiani", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 344, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia Corresponding author: Aisyiah ( [email protected] ) Received: January 17 2021; Accepted: February 23 2021; Published: March 1 2021", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 61, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 455, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas, pengalaman, pendidikan, dan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu bersalin sectio caesarea pada era pandemi COVID 19 di Rumah Sakit Restu Kasih Jakarta. Jenis penelitian ini deskriptif dengan metode penelitian cross sectional . Sampel pada penelitian ini berjumlah 69 ibu bersalin sectio caesarea di Rumah Sakit Restu Kasih dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling . Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner pengetahuan yang telah diuji validitas dan reabilitas dengan nilai koefisien cronbach’s alpha 0,93, dan menggunakan instrumen tingkat kecemasan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang sudah baku. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square Test .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 454, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden merupakan primipara (52,2%), tingkat pendidikan tinggi (53,6%), tidak pernah memiliki pengalaman bersalin secara SC (52,2%), pengetahuan kurang (40,6%) dan memiliki tingkat kecemasan sedang sebesar 56,5%. Analisis bivariat menunjukan adanya hubungan antara paritas (p-value 0,012< 0,05), pengalaman sectio caesarea (p-value 0,012<0,05), pendidikan (p-value 0,037<0,05), dan pengetahuan (p-value 0,025<0,05) dengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin. Adanya hubungan antara paritas, pengalaman, pendidikan dan pengetahuan terhadap tingkat kecemasan pada ibu bersalin sectio caesarea pada masa pandemic COVID 19", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 454, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: COVID 19, Paritas, Pengalaman, Pendidikan, Pengetahuan, Sectio caesarea, Tingkat Kecemasan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 454, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open-acces article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 96, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 454, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama kehamilan, sebagian besar wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional, termasuk mengkhawatirkan masalah kehamilan bagi ibu dan bayi. Agar fisiologi ibu hamil berfungsi normal, ibu hamil membutuhkan dukungan psikologis dan kenyamanan, dukungan dari suami, orang tua, anak, teman dan orang disekitarnya, serta dukungan dari tenaga kesehatan (Yuni et al., 2008). Setiap ibu hamil berharap proses persalinan berjalan lancar untuk menjamin kesehatan ibu dan bayinya.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 169, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan …..", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 202, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal for Quality in Women's Health", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 798, "width": 18, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persentase angka hidup ibu yang mengalami komplikasi persalinan meningkat dari 35% di SDKI tahun 2012 menjadi 41% di SDKI tahun 2017 (BKKBN, 2018). Persalinan Sectio Caesarea (SC) adalah persalinan buatan, janin dilahirkan melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus rahim (histerektomi), dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin lebih dari 500gram (Sastrawinata, 2004). Tindakan SC dilakukan untuk mengurangi komplikasi kehamilan dan persalinan serta menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Sectio Caesarea dilakukan dengan indikasi dari ibu atau janin serta dapat dilakukan dalam keadaan gawat darurat atau secara terencana (Wiknjosastro, 2007). Di Indonesia, kejadian seksio sesarea meningkat pada tahun 2000. Jumlah wanita yang menjalani seksio sesarea adalah 47,22%, 45,19% pada 2001, 47,13% pada 2002, 46,87% pada 2003, dan 53,2%, 51,59% pada 2005, 53,68%. % tahun 2006, tidak ada data penting tahun 2007, 22.8% tahun 2009 (Sumelung et al., 2014). Di Indonesia kasus operasi pembedahan sesar ringan, menduduki peringkat tertinggi dengan jumlah kasus 480.622 (Kemenkes RI. 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baik persalinan normal maupun persalinan SC akan memiliki efek psikologis pada ibu dan keluarganya. Jika ibu harus melahirkan bayi melalui operasi, perasaan khawatir dan cemas akan meningkat. Kecemasan yang dialami ibu dan anggota keluarganya biasanya terkait dengan berbagai operasi luar negeri yang harus diikuti, dan menimbulkan ancaman terhadap keamanan psikologis akibat berbagai prosedur pembedahan dan anestesi (Carpenito, 2013). Kecemasan adalah sesuatu yang mengganggu hampir semua orang di beberapa titik dalam hidup mereka. Kecemasan merupakan respons normal terhadap stres dalam kehidupan seseorang. Kecemasan dapat terjadi sendiri atau bersamaan dengan gejala lain dari berbagai gangguan mood (Ramaiah, 2003). Kecemasan tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari- hari (Saseno & Kriswoyo, 2013). Jika setiap orang mengalami tekanan dan perasaan yang mendalam yang dapat menyebabkan penyakit mental dan akan berkembang dalam waktu lama, mereka akan merasakan kecemasan (Puspita & Sari, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 454, "height": 178, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa faktor penentu kecemasan ibu antara lain kecemasan akibat nyeri lahir, kondisi fisik ibu, riwayat asuhan kehamilan, pemahaman proses persalinan, dukungan sosial, dan latar belakang psikososial perempuan lainnya. Tingkat pendidikan ibu, status perkawinan ibu, kehamilan tidak diinginkan, status sosial ekonomi ibu (Bobak et al., 2005). Data yang diperoleh dari Kemenkes RI (2020) saat ini muncul penyakit baru yang bermula dari virus, yaitu virus corona, yaitu sekelompok besar virus yang dapat menimbulkan gejala ringan hingga parah. Penyakit Coronavirus (COVID-19) merupakan jenis virus baru yang belum pernah ditemukan pada manusia sebelumnya. Manifestasi klinis COVID-19 biasanya muncul dalam 2 hingga 14 hari setelah terpapar. Tanda dan gejala umum infeksi virus corona antara lain gejala pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Kondisi pandemic seperti sekarang ini, bisa menyebabkan peningkatan kecemasan pada ibu yang akan melahirkan khususnya dengan metode SC.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 454, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi pendahuluan di RS Restu Kasih yang berada di wilayah Kecamatan Kramat Jati Kota Jakarta Timur, diketahui bahwa ibu bersalin sc sebanyak 9 orang mengalami cemas dimasa pandemi COVID-19 dikarenakan masih harus keluar rumah dan memeriksakan kehamilan yang membuat ibu merasa takut membawa kuman yang dapat berdampak pada dirinya dan anaknya. Serta terdapatnya perbedaan persiapan operasi saat masa pandemi, ibu yang akan melahirkan secara sc di RS Restu Kasih dimasa pandemi harus melakukan swab PCR sebelumnya dan hasil akan berlaku selama 14 hari, jika ibu yang akan bersalin sc belum melakukan swab PCR maka diharuskan untuk melakukan Test Rapid Swab Antigen. Perbedaan lainnya dimasa pandemi adalah seluruh petugas di RS Restu Kasih menggunakan APD level 3 ( Hazmat, goggles, faceshield , dan masker N95), serta tidak diberlakukannya jam besuk. Hal ini akan menambah kecemasan pada ibu yang bersalin sc, mencemaskan tentang terkenanya penularan dari COVID-19. Berdasarkan data diatas dan pengamatan sampai saat ini, maka", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 169, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan …..", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 202, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal for Quality in Women's Health", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 798, "width": 18, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peneliti ingin melakukan penelitian mengenai analisis faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu bersalin Sectio Caesarea pada masa pandemic COVID 19 di RS Restu Kasih Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 56, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 141, "width": 455, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif dengan metode penelitian Cross Sectional . Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling dengan jumlah 69 sampel. Penelitian menggunakan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), pengalaman bersalin sebelumnya, pendidikan, paritas dan instrumen pengetahuan yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian dilakukan analisis deskriptif untuk univariat dan chi square test untuk analisis bivariat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 96, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL Analisis Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 266, "width": 424, "height": 298, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Distribusi Tingkat Kecemasan, Pengetahuan, Pengalaman, dan Pendidikan dan Paritas pada Ibu Bersalin Sectio Caesarea di RS Restu Kasih Jakarta Tahun 2021 Variabel F % Paritas Primipara 36 52,2 Multipara 33 47,8 Total 69 100 Pendidikan Rendah (SD-SMP) 32 46,4 Tinggi (SMA-PT) 37 53,6 Total 69 100 Pengalaman SC Tidak Pernah 36 52,2 Pernah 33 47,8 Kurang 28 40,6 Pengetahuan Kurang 28 40,6 Cukup 25 36,2 Baik 16 23,1 Total 69 100 Tingkat Kecemasan Tidak ada Kecemasan 18 26,1 Kecemasan Ringan 12 17,4 Kecemasan Sedang 39 56,5 Total 69 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 452, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 1, sebagian besar responden merupakan primipara (52,2%), tingkat pendidikan tinggi (53,6%), tidak pernah memiliki pengamana bersalin secara SC (52,2%), pengetahuan kurang (40,6%) dan memiliki tingkat kecemasan sedang sebesar 56,5%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 89, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Bivariat", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 634, "width": 428, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hubungan antara Paritas, Pendidikan, Pengalaman SC dan Pengetahuan dengan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 648, "width": 406, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Sectio Caesarea pada masa Pandemic COVID 19 di RS Restu Kasih Variabel Tingkat Kecemasan P- value Tidak Ada Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Total f % f % f % f % Paritas Pimipara 4 11,1 7 19,4 25 69,4 36 100 0,012", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 169, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan …..", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 202, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal for Quality in Women's Health", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 798, "width": 18, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 73, "width": 405, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multipara 14 42,4 5 15,2 14 42,3 33 100 Pendidikan Rendah 4 12,5 8 25,0 20 62,5 32 100 0,037 Tinggi 14 37,8 4 10,8 19 51,4 37 100 Pengalaman SC Tidak Pernah 4 11,1 7 19,4 25 69,4 36 100 0,012 Pernah 14 42,4 5 15,2 14 42,4 33 100 Pengetahuan Kurang 3 10,7 6 21,4 19 67,9 28 100 0,025 Cukup 6 24 4 16 15 60 25 100 Baik 9 56,3 2 12,5 5 31,3 16 100 Total 18 26,1 12 17,4 39 56,5 69 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 455, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 2, didapatkan bahwa responden yang merupakan primipara mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 25 orang (69,4%) dan responden yang merupakan multipara yang mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 14 orang (42,5%). Analisis menggunakan uji chi-square didapatkan nilai signifikasi p-value : 0,012 yang berarti terdapat hubungan paritas terhadap tingkat kecemasan pada ibu bersalin sectio caesarea di Rumah Sakit Restu Kasih Jakarta. Pada tabel 2 juga dapat dijelaskan bahwa responden yang pendidikan rendah yang mengalami tingkat kecemasan sedang sebesar 20 orang (62,5%) dan responden pendidikan tinggi yang mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 19 orang (51,4%). Analisis menggunakan uji chi-square didapatkan nilai signifikasi p-value : 0,037 yang berarti terdapat hubungan pendidikan terhadap tingkat kecemasan pada ibu bersalin sectio caesarea .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 381, "width": 455, "height": 179, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dijelaskan juga bahwa responden yang tidak pernah memiliki pengalaman sectio caesarea yang mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 25 orang (69,4%) dan responden yang pernah memiliki pengalaman seksio sesarea yang mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 14 orang (42,4%). Analisis menggunakan uji chi-square didapatkan nilai chi- signifikasi p-value : 0,012 yang berarti terdapat hubungan pengalaman terhadap tingkat kecemasan pada ibu bersalin sectio caesarea di Rumah Sakit Restu Kasih Jakarta. Tabel 2 juga menejlaskan bahwa responden dengan pengetahuan yang kurang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 19 orang (67,9%), memiliki tingkat pengetahuan cukup yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 15 orang (60%), dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 9 orang (53,3%). Analisis menggunakan uji chi-square didapatkan nilai signifikasi p-value : 0,025. Karena nilai signifikan p- value 0,025 yang berarti terdapat hubungan pengetahuan terhadap tingkat kecemasan pada ibu bersalin sectio caesarea di Rumah Sakit Restu Kasih Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 88, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN Kecemasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 602, "width": 454, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecemasan tidak memiliki stimulus yang jelas yang dapat diidentifikasi (Videbeck, 2012). Gangguan kecemasan merupakan gangguan sadar (efektif) yang ditandai dengan rasa takut terus menerus yang belum terganggu dalam penilaian kemampuan tes realitas (realita RTA) masih baik, dan kepribadian masih utuh (belum mengalami gangguan kepribadian), Perilaku tersebut masih dapat diganggu, namun masih dalam kisaran normal (Hawari, 2006). Kecemasan merupakan manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur dan terjadi ketika mengalami stres (depresi) dan konflik batin (Derajat, 2001).Tingkat kecemasan pada ibu yang bersalin dengan sectio caesarea dikarenakan ibu mengkhawatirkan prosedur pembedahan yang akan dilakukan, kondisi pemulihan pasca pembedahan, berdaptasi terjadap cara belajar merawat bayinya yang baru lahir dan diperberat dengan kondisi pandemic yang dapat menularkan dan meningkat resiko ibu berslain dan bayinya yang baru lahir terhadap penularan virus COVID 19.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 169, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan …..", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 202, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal for Quality in Women's Health", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 798, "width": 18, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 280, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara Paritas dengan Tingkat Kecemasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara paritas terhadap tingkat kecemasan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zamriati (2013) dimana terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dan tingkat kecemasan ibu, dimana ibu multipara memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu primipara. Menurut Astria (2009), pada ibu multipara akan lebih siap dalam menghadapi persalinannya karena telah memiliki pengalaman dalam menjalanninya. Menurut Laili (2007), jika dilihat dari pengalaman melahirkan ada dua golongan ibu yang diliputi rasa takut dan cemas dalam menghadapi persalinan. Golongan pertama adalah ibu yang sudah pernah melahirkan namun mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan dan golongan ke dua adalah ibu yang baru pertama kali melahirkan, tetapi mendengar banyak cerita dan pengalaman yang menakutkan dari orang sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 302, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara Pendidikan dengan Tingkat Kecemasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 454, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan. Hasil pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015), mengenai terdapatnya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan ibu, dimana responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD- SMP), akan lebih banyak mengalami kecemasan dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (SMA-PT). Ibu dengan pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan ibu berpendidikan rendah. Menurut Astria (2009), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan, sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah dari seseorang akan menyebabkan kurangnya informasi mengenai kesehatan sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Lutfa (2008) berpendapat bahwa pendidikan setiap orang memiliki arti tersendiri. Pendidikan sering kali dapat digunakan untuk mengubah cara berpikir, perilaku dan pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan yang memadai akan memudahkan untuk mengidentifikasi sumber stres iinternal dan eksternal. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman tentang rangsangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 325, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara Pengalaman SC dengan Tingkat Kecemasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 455, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengalaman persalinan sebelumnya telah mempengaruhi tingkat kecemasan ibu menghadapi proses persalinan. Bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan akan merasa sangat cemas, karena ibu akan memiliki kesan tersendiri terhadap proses persalinan. Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015), yang menyatakan tidak adanya hubungan yang bermakna mengenai hubungan antara pengalaman sectio caesarea sebelumnya dengan tingkat kecemasan ibu. Adanya pengalaman sectio caesarea sebelumnya dapat meningkatkan kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan dengan seksio sesarea. Ibu dengan pengalaman sectio caesarea sebelumnya akan memiliki kecemasan yang lebih rendah dibandingkan ibu yang mengalami sectio caesarea untuk yang pertama kalinya. Karena ibu yang memiliki pengalaman operasi sectio caesarea sebelumnya akan lebih paham mengenai prosedur yang harus dijalani sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada ibu yang pernah memiliki pengalaman operasi sectio caesarea sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 310, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 454, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini menggunakan uji chi-square didapatkan nilai signifikasi p-value : 0,025< 0.05, maka Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan pengetahuan terhadap tingkat kecemasan pada ibu bersalin sectio caesarea di Rumah Sakit Restu Kasih Jakarta. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angesti (2020), terdapat hubungan", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 169, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan …..", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 202, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal for Quality in Women's Health", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 798, "width": 18, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antara pengetahuan dan tingkat kecemasan. Hal ini dikarenakan belum adannya obat atau vaksin untuk virus COVID-19 yang membuat ibu semakin cemas karena takut terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Hawari (2016) menyatakan, bahwa kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam. Ibu dengan tingkat pengetahuan yang rendah akan lebih tinggi dalam mengalami tingkat kecemasan, hal ini disebabkan karena ada kurangnya pengetahuan mengenai COVID-19 dan pencegahan serta tata laksananya sehingga ibu menjadi was-was, tidak tenang dan selalu mempunyai firasat buruk takut tertular COVID-19. Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik akan lebih paham mengenai proses penularan COVID-19 sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 84, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 452, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan dari penelitain ini adalah terdapat hubungan antara paritas, pendidikan, pengalaman SC sebelumnya dan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu bersalin dengan sectio caesarea pada masa pandemic COVID 19 di RS Restu Kasih Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 113, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 455, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Angesti, E.P.W. (2020). Hubungan Tingkat Kecemasan dan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Kesiapan Menghadap Masa Bersalin di Masa Pandemi COVID-19 Di Puskesmas Benowo dan Tenggilis . Doctoral Dissertation. Universitas Airlangga. Astria, Y. (2009). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan Kecemasan dalam Menghadapi persalnan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati . Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan UIN Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 454, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BKKBN, B. P. S. (2018). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017, Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta. Bobak, I.M., Lowdermilk, D. L., Jensen, M.D., & Perry, S. E. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas . Jakarta: EGC. Carpenito, L. J. (2013). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada praktek Klinik (Terjemahan) Edisi 6 . Jakarta: EGC. Derajat, Z. (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung. Dewi, Y. C., & Pramono, B. A. (2015). Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Sebelum Bedah Sesar di RS Pendidikan dan RS non Pendidikan . Doctoral dissertation, Faculty of Medicine.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 352, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hawari, D. (2006). Manajemen stres, cemas dan depresi . Jakarta: FKUI.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 528, "width": 454, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lutfa, U., & Maliya, A. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pasien dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit DR. Moewardi Surakarta . Puspita, E., & Sari, K. D. R. (2014). Asuhan Kebidanan pada Persalinan , Cetakan 1. Jakarta: Trans Info Medika.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 455, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramaiah, S. (2003). Kecemasan, Bagaimana mengatasi penyebabnya. Yayasan Obor Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 455, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saseno, S., & Kriswoyo, P.G. (2013). Pengaruh Tindakan Restrain Fisik Dengan Manset Terhadap Penurunan Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia di Ruang Rawat Intensif Bima Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Mersi, 4(2), 1 – 6.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 455, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumelung, V., Kundre, R., & Karundeng, M. (2014 ). Faktor – Faktor Yang Berperan Meningkatnya Angka Kejadian Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahunan . Jurnal Keperawatan, 2(1). Videbeck, S. L. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, I. K. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 749, "width": 444, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuni, K., & Wahyuningsih Heni, S. (2008). Perawatan Ibu Hamil . Yogyakarta: Fitramaya.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 36, "width": 169, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan …..", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 202, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal for Quality in Women's Health", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 798, "width": 18, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zamriati, W, O., Hutagaol, E.,& Wowiling, F. (2013). Arifah, S., & Kartini, F. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Mandi Besar Pasca Nifas di BKIA’A isyiyah Karangkajen Yogyakarta Tahun 2010 . STIKES’Aisyiyah Yogyakarta", "type": "Text" } ]
ccccaff0-0136-8558-7d0b-6514fd6e3984
https://journal.stitaf.ac.id/index.php/cendekia/article/download/416/528
[ { "left": 85, "top": 37, "width": 412, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal CENDEKIA : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Volume 15, No. 01, 2023, Hal. 42-54", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 429, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2086-0641 (Print) e- ISSN: 2685-046X (Online) DOI: https://doi.org/10.37850/cendekia. https://journal.stitaf.ac.id/index.php/cendekia.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 798, "width": 11, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 114, "width": 405, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERASI INFORMASI MODEL THE BIG SIX DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI MADRASAH TSANAWIYAH", "type": "Section header" }, { "left": 173, "top": 142, "width": 253, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Giati Anisah 1 , Siti Nur Afifah 2 1,2 Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro, Indonesia Pos-el : [email protected] 1 ) [email protected] 2)", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 199, "width": 381, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 20 February 2023; Received in revised form 04 March 2023; Accepted 16 Mei 2023", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 222, "width": 40, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 433, "height": 207, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di era kelimpahan informasi diwujudkan dalam berbagai bentuk dan dapat diakses dengan mudah serta cepat. Kemampuan untuk memilih, mengevaluasi, dan menggunakan informasi menjadi hal penting untuk dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan literasi informasi model the big six dalam meningkatkan mutu pembelajaran di madrasah tsanawiyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan literasi informasi model the big six dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Literasi informasi model the big six meliputi enam langkah, yaitu perumusan masalah, penyusunan strategi, penentuan lokasi dan akses, penggunaan, penyeleksian, penggabungan informasi, dan evaluasi. Indikator yang muncul pada siswa adalah kemahiran dalam menemukan informasi esensial, mengevaluasi informasi, hingga menggunakan informasi untuk memecahkan masalah. Dengan menguasai literasi informasi, kemampuan kritis, kreatif, inovatif serta kesiapan siswa untuk bersaing di era globalisasi pun berkembang. Selain itu, siswa juga akan terbiasa untuk mengambil keputusan, menjadi manusia pembelajar mandiri dan mudah dalam memperoleh informasi baru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 398, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Literasi informasi; pembelajaran; model the big six ; mutu pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 487, "width": 42, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 428, "height": 180, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the era of abundance information is manifested in various forms and can be accessed easily and quickly. The ability to select, evaluate, and use information is important to have. This study aims to describe the implementation of the big six models of information literacy in improving the quality of learning in Madrasah Tsanawiyah. This study uses a qualitative approach to the type of phenomenological research. Data collection was done by observation and interviews. Based on the results of the study, it was found that the implementation of learning using the big six model of information literacy can improve the quality of learning. The information literacy model of The big six includes six steps, namely problem formulation, strategy formulation, location and access determination, use, selection, information integration, and evaluation. Indicators that appear in students are proficiency in finding essential information, evaluating information, and using the information to solve problems. By mastering information literacy, critical, creative, innovative spirit and students' readiness to compete in the era of globalization is also developing. In addition, students will also be accustomed to making decisions, becoming independent human learners and easy to obtain new information.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 371, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : information literartion; learning; the big six model; learning quality.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 36, "width": 184, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah , Literasi Informasi Model … 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 91, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan literasi telah digaungkan oleh seluruh pelaku pendidikan, baik pengelola maupun pelaksana. Akan tetapi, dalam praktiknya dibutuhkan satu model yang mudah, praktis, dan efektif agar cita-cita mulia pendidikan Indonesia, yaitu membentuk siswa yang memiliki komptensi literasi tinggi, telaksana. Sejumlah 6 literasi menjadi fokus pendidikan Indonesia, yaitu literasi numerasi, literasi baca tulis, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya. Fokus penelitian ini dititikberatkan pada literasi informasi. Literasi informasi merupakan kombinasi antara literasi membaca dan literasi digital. Literasi informasi diperlukan untuk membekali siswa dalam menghadapi gempuran badai informasi di era keberlimpahan. Model literasi informasi the big six merupakan salah satu pilihan untuk mengajarkan kompetensi literasi informasi pada siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi tidak bisa dipisahkan dari interaksi kehidupan antar manusia. Dalam situasi yang terus berubah, orang butuh mencari informasi untuk mengatasi situasi tersebut (de Bruin, K., de Haan, Y., Vliegenthart, R., Kruikemeier, S., & Boukes, 2021). Akan tetapi, informasi-informasi tersebut terkadang terlalu banyak dan memiliki konsekuensi negatif jika tidak dipilih dengan baik. Ketekunan dalam mencari dan memahami informasi membuat individu memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Pemrosesan informasi menjadi penting untuk dikuasai oleh masing-masing individu. Proses ini juga sangat berhubungan dengan persepsi individu terhadap lingkungan. Selain itu, pemorsesan informasi juga berkaitan dengan persepsi, perhatian, memori, dan kognisi (Wickens, C. D., & Carswell, 2021). Selain itu, semakin tinggi frekuensi seseorang memproses informasi maka semakin mudah pula orang tersebut mengelola dan menyikapi informasi. Banyaknya informasi yang tersedia mendorong setiap orang cermat ketika memilih informasi untuk dipercaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 428, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh The Worls’s Most Literate Nations (WMLN) tahun 2016 menunjukkan bahwa kemampuan literasi membaca dan menulis masyarakat Indonesia berada pada urutan ke-60 di antara 61 negara. Artinya, Indonesia menempati urutan nomor dua dari bawah. Hasil penelitian itu memperihatinkan. Kemampuan literasi di Indonesia lebih rendah dari negara- negara tetangga yang berusia lebih muda, seperti Malaysia, Vietnam, dan Brunei Darusalam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menumbuhkan literasi informasi siswa menjadi semakin penting bagi guru di abad ke-21. Namun, kompetensi guru dalam mengembangkan literasi informasi masih jauh dari memuaskan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Karakteristik guru dan konteks sekolah memiliki hubungan yang signifikan terhadap kompetensi literasi informasi. Selain itu jenis sekolah, sumber daya pengajar (guru), dan keleluasaan akses informasi juga menjadi factor yang signifikan dalam mempengaruhi literasi informasi (Wu, D., Zhou, C., Li, Y., & Chen, 2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 397, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44 Jurnal Cendekia : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Volume 15, No. 01, 2023, Hal. 42-54", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 771, "width": 427, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2023 by the authors. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 305, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan literasi sekolah merupakan suatu upaya meningkatkan kemampuan mengakses, memahami, serta menggunakan sesuatu hal dengan cerdas melalui aktivitas menyimak, membaca, melihat, menulis dan berbicara (Sutrianto et al., 2016). Literasi adalah kemampuan seseorang untuk mengolah serta memahami informasi ketika melakukan aktivitas menyerap dan memproduksi informasi. Literasi berasal dari bahasa latin littera yang dipakai masyarakat Inggris untuk menyatakan maksud aksara dan tulisan. Literasi informasi adalah kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan mengomunikasikan informasi dalam berbagai cara terutama dalam situasi yang membutuhkan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau pemerolehan pengetahuan baru. Seseorang dikatakan benar-benar memiliki kemampuan literasi infomrasi jika secara bersamaan ia mampu mengembangkan enam kemampuan, yaitu a) kesadaran mengenai keterlibatan di dunia digital, b) kemampuan menemukan makna dari informasi yang ia temukan, c) kemampuan mengartikulasikan jenis informasi yang ditemukan, d) menggunakan informasi secara etis, e) memahami perannya dalam berkomunikasi di dunia digital, dan f) kemampuan mengevaluasi informasi untuk kredibilitas dan otoritas. Semua itu harus dimiliki oleh siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup yang mereka butuhkan dalam rangka mempersiapkan kehidupan di mereka di masa depan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 433, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya ada banyak model literasi informasi. Model the big six ini merupakan model pemecahan masalah informasi melalui pendekatan perpustakaan dan peningkatan berbagai keterampilan literasi informasi. Model ini telah diterima secara luas dan banyak diterapkan di sekolah-sekolah. Terdapat enam tahap dalam model literasi informasi the big six dalam rangka pemecahan masalah. Keenam tahap tersebut yaitu perumusan masalah, penyusunan strategi, penentuan lokasi dan akses, penggunaan, penyeleksian, penggabungan informasi, dan evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 428, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madrasah tsanawiyah sebagai satuan pendidikan bernafaskan agama Islam memiliki lebih banyak mata pelajaran agama dibandingkan sekolah umum. Di sekolah, mata pelajaran pendidikan agama disatukan dalam payung Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Akan tetapi di madrasah dipecah menjadi empat, yaitu Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Hal tersebut membuat porsi pembelajaran agama lebih kental di madrasah. Pengetahuan mengenai agama pun diharapkan lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah umum. Kesalahan dalam memahami informasi mengenai agama akan menjadi masalah serius. Baik bagi diri siswa secara individu, kelompok, maupun kehidupan bermasyarakat karena berkenaan dengan praktik ritual keagamaan dan interaksi antar manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 428, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil studi pendahuluan di satu MTs di Kabupaten Tuban, yaitu MTs Musthofawiyah Tuban, literasi informasi dilaksanakan dengan menggunakan model the big six . Hal ini unik dikarenakan kebanyakan madrasah lain mengajarkan literasi dengan cara yang random, tidak berdasarkan teori. Pengimplementasioan", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 36, "width": 184, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah , Literasi Informasi Model … 45", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "model literasi the big six ini diharapkan mampu menstimulus kemampuan literasi informasi siswa dengan lebih terarah dan cepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh (Winoto, 2022). Penelitian (Winoto, 2022) fokus pada peranan literasi informasi para siswa dalam menunjang proses pembelajaran di era Covid-19. Data penelitian tersebut berasal dari siswa SMP. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teori literasi informasi the big six . Sedangkan, perbedaanya terletak pada situasi pembelajaran yang diteliti. Penelitian tersebut meneliti pembelajaran daring saat covid-19, sedangkan penelitian ini meneliti pembelajaran luring.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian relevan lainnya telah ditulis oleh (Mubasiroh, 2023) yang meneliti mengenai kemampuan literasi dengan model The Seven Pillars of Information Literacy dalam pembalajaran Daring. Hasil penelitian ini menunjukan kemampuan literasi informasi mahasiswa perlu ditingkatkan pada aspek mengidentifikasi, merencakana, mengumpulkan informasi, mengevaluasi, mengelola dan menyajikan informasi. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada model literasi informasi yang digunakan serta tingkat pendidikan sumber data. Sedangkan, persamaannya terletak pada fokus penelitian yaitu literasi informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 428, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, penelitian yang relevan juga dilakukan oleh (Rahmala et al., 2018) yang meneliti tentang kemampuan literasi informasi pemustaka berdasarkan information literacy standars for student learning. Hasil penelitian menunjukan kemampuan literasi siswa memenuhi tiga kategori yang dijabarkan menjadi enam belas indikator dengan kecenderungan nilai rata-rata baik. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kemampuan literasi informasi siswa. Sedangkan, persamaannya terletak pada fokus penelitian yaitu literasi informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 428, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian-penelitian relevan yang telah dilakukan mencoba melakukan pengukuran literasi informasi pada subjek, baik siswa maupun mahasiswa. Model- model yang digunakan berposisi sebagai indikator penilaian, baik model the big six , The Seven Pillars of Information Literacy, maupun information literacy standars for student learning . Sedangkan penelitian ini mengunakan model literasi informasi the big six dalam pembelajaran yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi pada siswa dalam pembelajaran tatap muka pasca pandemi Covid- 19. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengungkap detail tahapan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan literasi informasi siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 428, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyaknya bertebaran informasi mengenai topik keagamaan di dunia digital mengharuskan guru mengajarkan kemampuan literasi informasi kepada siswa. Kemampuan ini penting agar siswa tidak mudah mempercayai serta menggunakan informasi yang berkaitan dengan agama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi literasi informasi model the big six dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 397, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46 Jurnal Cendekia : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Volume 15, No. 01, 2023, Hal. 42-54", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 771, "width": 427, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2023 by the authors. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 124, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 430, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di salah satu MTs di Kabupaten Tuban, yaitu MTs Musthofawiyah Tuban. Data diperoleh dari tiga teknik, yaitu wawancara, observasi, serta dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada siswa kelas VIII dan guru untuk mendapatkan informasi mengenai implementasi literasi informasi siswa dan dampak positifnya pada peningkatan kualitas pembelajaran. Indikator yang dipenuhi dalam wawancara adalah detail implementasi literasi informasi the big six yang tidak terekam dalam observasi dan detail peningkatan kemampuan literasi informasi siswa. Observasi dilakukan terhadap fenomena-fenomena selama proses pembelajaran berlangsung serta pada kemampuan siswa dalam berliterasi informasi. Ketika melakukan observasi peneliti menggunakan serta daftar ceklis guna pengecekan kelengkapan informasi yang dibutuhkan peneliti. Selain itu, hal- hal yang tidak terdapat pada daftar ceklis dicatat sebagai catatan lapangan. Indikator yang dipenuhi dalam observasi adalah tahapan 1-6, yaitu merumuskan masalah, strategi pencarian informasi, alokasi dan akses informasi, pemanfaatan informasi, sintesis, evaluasi dari pengimplementasian model literasi informasi the big six di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 428, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan ( verifikasi ) (Miles, Matthew B., Huberman, A. Michael. dan Saldaña, 2014). Reduksi data merpakan tahap analisis yang mendalam, menggolongan, menghapus data yang tidak dibutuhkan sehingga peneliti lebih mudah dalam memberi kesimpulan serta verifikasi data. Langkah-langkah reduksi data pada penelitian ini meliputi merangkum data, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan data. Adapun data yang peneliti reduksi yakni data yang tidak memberikan informasi signifikan terkait implementasi literasi informasi the big six dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di MTs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 428, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyajian data dilakukan dalam bentuk penjelasan singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan semacamnya. Dalam hal ini penyajian data dilakukan dengan memaparkan data secara singkat, menyusun bagan, dan menghubungkan antar kategori. Penyajian data ini bertujuan untuk memudahkan peneliti memahami makna, kategori, hubungan, persamaan dan perbedaan dari masing-masing pola.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penarikan kesimpulan hendaknya dilakukan secara hierarki, yakni diawali dengan memberikan kesimpulan sementara. Namun, jika terdapat penambahan data, maka hendaknya dilakukan konfirmasi ulang dengan menelaah kembali data- data yang tersedia. Selanjutnya menarik kesimpulan akhir, yakni dengan cara mengkomparasikan pernyataan responden dengan masalah penelitian secara konseptual.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 36, "width": 184, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah , Literasi Informasi Model … 47", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 145, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 429, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru menggunakan dua tahap dalam mengimplementasikan pembelajaran literasi informasi model the big six. Tahap tersebut adalah tahap persiapan dan tahap implementasi. Pada tahap persiapan, guru melaksanakan workshop demi mendalami konsep literasi dan teknik pengimplementasianya dalam pembelajaran. Hal ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Guru bermutu adalah guru yang memiliki syarat-syarat kepribadian dan kemampuan teknis keguruan (Ilyas, 2022) (Dudung, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 428, "height": 144, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi yang akan dijadikan sumber materi ajar harus dipersiapkan dengan baik oleh guru. Pemilihan materi ajar dapat didasarkan pada beberapa kriteria, di antaranya adanya kesesuaian dengan kurikulum yang sedang digunakan, keterbacaan materi ajar, lingkungan belajar siswa, keaktualan isi materu, dan tampilan materi (Musaddat, 2013). Informasi mengenai materi dan isu keagamaan perlu dipilih dengan selektif untuk memastikan informasi tersebut berkualitas dan tidak menimbulkan salah tafsir. Setiap siswa memerlukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan materi mata pelajaran. Informasi sebagai materi ajar juga perlu disesuaikan dengan capaian kompetensi yang ingin dicapai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 428, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi pembelajaran literasi informasi mode the big six mengikuti langkah-langkah demi langkah yang diungkapkan oleh (Wolf et al., 2003) seperti pada Tabel 1 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 274, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Tahapan Model Literasi Informasi the big six", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 425, "width": 388, "height": 324, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterampilan Langkah-langkah Merumuskan masalah • Perumuskan masalah • Mengidentifikasi informasi yang ditemukan Strategi pencarian informasi • Menentukan sumber yang valid • Memilih sumber terbaik alokasi dan akses informasi • Mengalokasikan sumber secara intelektual dan fisik • Mengakses informasi di dalam sumber tersebut Pemanfaatan informasi • Memanfaatkan informasi dari membaca, mendengar, meraba, dan sebagainya • Mengekstraksi informasi dari berbagai sumber Sintesis • Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber • Mempresentasikan informasi dengan kalimat sendiri Evaluasi • Mengevaluasi proses literasi informasi dari segi efektivitas • Mengevaluasi hasil pemaknaan informasi (efisiensi)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 397, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48 Jurnal Cendekia : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Volume 15, No. 01, 2023, Hal. 42-54", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 771, "width": 427, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2023 by the authors. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 192, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat mengimplementasikan model literasi informasi, guru mengawalinya dengan meminta siswa melakukan pembiasaan membaca 15 menit. Pembiasaan merupakan proses berulang untuk membentuk sikap dan perilaku yang relatif tetap secara konsisten (Anggraeni, C., Elan, E., & Mulyadi, 2021) (Mulyasa, 2014). Inti proses pembiasaan sebenarnya adalah pengulangan. Artinya, sesuatu ingin dibiasakan tersebut dilakukan secara berulang sehingga akhirnya menjadi kebiasaan yang tersistem. Pembiasaan ini memiliki beberapa tujuan, yaitu a) menumbuhkan kegemaran membaca di luar jam pelajaran, b) mengasah kemampuan memahami teks bacaan, c) meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca mandiri, dan d) keterampilan dalam mengakses berbagai sumber teks bacaan. Setelah melakukan pembiasaan membaca, barulah guru melakukan pembelajaran menggunakan model literasi informasi the big six.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 144, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model literasi informasi the big six adalah suatu model yang menitikberatkan pada pemecahan masalah informasi melalui pendekatan perpustakaan dan pengembangan berbagai keterampilan literasi. Pemecahan masalah informasi dilakukan dengan cara mengombinasikan keterampilan mengakses dan menggunakan informasi. Kedua keterampilan tersebut kemudian digunakan untuk menyelesaikan permasalahan informasi. Dengan kata lain, ketika siswa menemui sebuah permasalahan yang membutuhkan informasi untuk menyelesaikannya, maka ia bertemu dengan information-based problem atau disebut permasalahan informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 224, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada model literasi informasi the big six, step pertama yang dilakukan adalah perumusan masalah. Perumusan masalah mengharuskan siswa mengidentifikasi permasalahan informasi yang disajikan kepada mereka. Mereka juga harus mengidentifikasi tipe informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Mereka perlu memiliki hipotesis yang jelas, pertanyaan yang spesifik, dan pemahaman yang jelas tentang sesuatu yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan. Masalah-masalah yang diangkat oleh guru adalah masalah yang kontroversial, yaitu mengandung pro kontra pada siswa. Masalah juga harus menarik perhatian siswa karena berkait dengan pengalaman mereka di dunia nyata. Materi yang disajikan guru dalam penelitian ini adalah materi makanan halal dan haram. Guru memberikan beberapa permasalahan: makan olahan daging ayam yang tertabrak mobil; makan makanan di restoran yang dibayar setelah proses makan selesai; makan daging ayam sisa persembahan kepada selain Allah; memakan makanan teman tanpa izin; memakan bangkai ikan laut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 428, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat merumuskan masalah, siswa melakukan brainstrorming untuk memahami tugas secara keseluruhan. Kegiatan dilakukan dalam kelompok. Siswa berdiskusi untuk memastikan isi, bentuk, dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Hal ini digunakan untuk menggali, mempertajam, dan", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 36, "width": 184, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah , Literasi Informasi Model … 49", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 224, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembangkan gagasan siswa. Brainstorming dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan 5W1H (what, when, who, why, where, dan how ) (Nurohman, 2014). Step kedua adalah strategi pencarian informasi. Step ini adalah yang dibutuhkan siswa ketika ingin mengidentifikasi sebuah sumber informasi yang mungkin digunakan. Kemudian, siswa mengevaluasi sumber-sumber tersebut untuk memutuskan mana yang terbaik. Pada step ini siswa diajak ke perputakaan untuk mendapatkan berbagai macam informasi mengenai permasalahan yang diberikan guru. Sumber-sumber yang diakses oleh siswa yaitu buku, koran, majalah, kamus, dan buku lainnya sebagai penunjang dalam mencari informasi. Untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa, selain sumber dari perpustakaan guru juga mengajarkan siswa untuk mencari informasi di internet. Siswa mengakses informasi melalui internet untuk memenuhi kebutuhan informasi tambahan yang tidak tersedia di perpustakaan. Siswa melakukan pencarian informasi mengenai materi makanan halal dan haram.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 428, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Step selanjutnya adalah alokasi, akses, serta penggunaan informasi. Kedua step tersebut merupakan kemampuan bibliografi tradisional. Siswa tak hanya menemukan informasi yang bersumber dari buku, website tetapi juga menemukan informasi lain dari daftar isi, indeks, dan alat spesifik lainnya. Kemudian, mereka menghubungkan setiap sumber dan mengekstrak informasi spesifik dengan memberikan catatan, highlight, dan rangkuman. Hal-hal tersebut dapat ditemukan di perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 428, "height": 289, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Step sintesis mengharuskan siswa membuat keputusan atau memformulasikan jawaban. Sintesis adalah step dimana siswa ahli dalam menjawab pertanyaan spesifik yang dibuat ketika mereka menghubungkan berbagai informasi ketika proses penyelesaian masalah. Ketika itu siswa menghubungkan semua informasi dari bacaan sehingga memunculkan ide-ide baru guna menyelesaikan masalah (Windari, C. O., & Yanti, 2021). Step terakhir adalah evaluasi. Pada step ini guru meminta siswa untuk mengevaluasi kesimpulan akhir yang mereka buat serta seberapa baik performansi penyelesaian masalah yang telah mereka lakukan. Keterampilan mengevaluasi terwujud dalam kegiatan memberi pendapat atas informasi yang telah diperoleh. Dalam hal ini, siswa melibatkan keterampilan berpikir kritis untuk membedakan fakta dan opini (Yanti, F., Sukarmin, S., & Suparmi, 2016) (Basri, H., & As, ari, 2018). Dalam hal kemampuan mengevaluasi informasi, siswa memiliki kategori yang baik dalam menilai, memilah dan menyeleksi setiap informasi yang diperoleh. Hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi peneliti pada proses diskusi. Guru berperan sebagai pembimbing siswa dalam mengevaluasi informasi dengan memberikan tugas membaca kritis. Guru juga meminta siswa untuk melakukan tanya jawab dengan siswa antar kelompok kemudian membandingkan hasil perolehan informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 428, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai pengelola pembelajaran, guru berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif. Guru perlu melakukan perencanaan aktivitas pembelajaran untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 397, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50 Jurnal Cendekia : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Volume 15, No. 01, 2023, Hal. 42-54", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 771, "width": 427, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2023 by the authors. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 429, "height": 289, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menuntun siswa mengikuti rangkaian pembelajaran (Anisah, 2020). Dengan mengelola, guru mampu menjaga kondisi kelas agar tetap kondusif. Guru menerapkan pendekatan student centered learning melalui metode berkelompok. Student centered learning memandang siswa sebagai ilmuwan muda pemula yang belajar dari coba-coba berulang kali. Praktik belajar mengajar harus lebih fokus pada memberikan lebih banyak kesempatan belajar kepada siswa untuk memungkinkan mereka mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam pembelajaran mata pelajaran (Chen, C. H., & Tsai, 2021). Guru diharapkan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengejar kepentingannya sendiri secara mandiri (Komatsu, H., Rappleye, J., 2021). Melalui proses ini, pada akhirnya siswa diharapkan belajar bagaimana berpikir secara mandiri dan kritis, termotivasi melalui penemuan dan kegembiraan aktivitas coba- coba yang sedang berlangsung. Berbeda dengan Student centered learning , teacher centered learning konon menganggap bahwa siswa hanyalah pewaris pengetahuan dan budaya yang dikembangkan oleh generasi sebelumnya (atau terkadang Tuhan). Akibatnya, guru diharapkan untuk mengirimkan pengetahuan ini secara akurat dan efisien, terutama melalui instruksi langsung. Siswa menghormati otoritas dan motivasi harus datang melalui disiplin diri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 429, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal terpenting pada literasi informasi adalah penggunaan informasi dan pemanfaatan informasi untuk berbagai kebutuhan. Salah satunya adalah pemanfaatan informasi untuk mengembangkan pengetahuan dalam proses belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 428, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterampilan siswa dalam menggunakan informasi dapat dilihat ketika siswa berdiskusi dan memadukan informasi terbaru dan informasi lama (sudah ia miliki). Setelah itu, siswa aktif dalam mengemukakan pendapat mengenai paduan informasi baru yang ia dapatkan. Hal tersebut sesuai dengan tiga standar penguasaan literasi informasi, yaitu a) mengakses informasi secara efisien dan efektif, b) mengevaluasi informasi secara kritis dan keseluruhan, dan c) menggunakan informasi secara akurat dan kreatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 428, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Serangkaian kegiatan pengimplementasian pembelajaran literasi informasi model The big six telah memenuhi enam hal yang membentuk konsep literasi informasi (Hilse, 2017). Keenam konsep tersebut yaitu authority is construct and contextual, information creation as a process, information has value, research as inquiry, scholarship is a conversation, dan searching is strategic .", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 36, "width": 184, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah , Literasi Informasi Model … 51", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 428, "height": 144, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Information Literacy Framework Ketika seseorang menggunakan informasi atau memilih satu sumber di antara banyak sumber yang ada, seseorang tersebut harus yakin akan keahlian penulis sesuai dengan topik tersebut. Apa yang membuat penulis dapat dipercaya menulis topik tersebut? Apa yang membuat informasi tersebut lebih authentic dibanding informasi lain? Tanpa pendidikan atau pengalaman seorang penulis kan kesulitan menyajikan informasi dengan gamblang. Misalnya, seorang ahli bahasa akan menulis dengan baik untuk topik bahasa, namun tidak untuk topik fisika. Begitu juga sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 428, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memahami bagaimana dan mengapa penulis menulis informasi dalam satu bentuk tertentu merupakan salah satu hal yang perlu dikritisi. Hal ini dibutuhkan untuk mengecek kredibilitas sumber. Seseorang perlu mempertimbangkan apakah bentuk informasi tersebut relevan dengan isi informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 428, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai sebuah informasi tergantung pada bagaimana informasi tersebut diproduksi dan bagaimana ia didiseminasikan. Informasi yang digunakan di dunia pendidikan selain untuk kebutuhan pendidikan juga memiliki nilai sosial sehingga ia memiliki kemampuan untuk menginformasikan, mendidik, sekaligus mempersuasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 428, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi yang diterima juga perlu diteliti. Penelitian dilakukan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara apa yang telah dipahami mengenai suatu topik dengan informasi baru yang diterima. Dalam prosesnya akan t erjadi ‘pengisian kesenjangan’ dan diharuskan terjadi kesinambungan antara informasi yang sudah dimiliki dan yang baru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 428, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi baru, teori baru, eksperimen baru, interpretasi baru selalu memiliki sisi untuk diperdebatkan. Seseorang dengan kemampuan literasi informasi mampu memperdebatkan kebenaran suatu informasi dalam pikirannya demi meyakini atau tidak menyakini kebenaran suatu informasi. Untuk mendapatkan jawaban atas perdebatan yang ia buat, acap kali seseorang perlu pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi-referensi baru mengenai suatu topik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 397, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52 Jurnal Cendekia : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Volume 15, No. 01, 2023, Hal. 42-54", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 771, "width": 427, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2023 by the authors. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi informasi memainkan peran penting dalam memungkinkan peserta didik untuk mempersiapkan masa depan dan untuk memenuhi tujuan pribadi, akademik serta dunia kerja siswa. Siswa akan lebih aktif dalam pengembangan literasi informasi jika mereka memberikan tanggapan pada masalah-masalah menantang yang diberikan guru. Dengan demikian mereka menciptakan peluang- peluang penyimpulan suatu masalah. (Hicks, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 429, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan model literasi informasi the big six mampu meningkatkan output pembelajaran. Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan siswa memiliki penguasaan literasi informasi yang baik. Indikator yang muncul pada siswa adalah kemahiran dalam menemukan informasi esensial, mengevaluasi informasi, hingga menggunakan informasi untuk memecahkan masalah. Dengan menguasai literasi informasi, sikap kritis, kreatif, inovatif serta kesiapan siswa untuk bersaing di era global pun berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi informasi membuat seseorang terbiasa untuk mengambil keputusan atas suatu permasalahan. Mereka juga mampu menjadi pembelajar mandiri. Selain itu, penemuan pengetahuan-pengetahuan baru akan mudah dilakukan. Selain digunakan dalam pembelajaran agama, kemampuan literasi informasi juga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari siswa. Baik dalam belajar di madrasah maupun berinteraksi dengan masyarakat dalam kehidupan nyata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 144, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 428, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan literasi informasi model the big six dalam pembelajaran agama mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah tsanawiyah. Literasi informasi model the big six terdiri dari enam keterampilan, yaitu perumusan masalah, penyusunan strategi penemuan informasi, penentuan alokasi dan akses informasi, penggunaan, penyeleksian, penggabungan informasi, dan evaluasi. Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan siswa telah mahir dalam menemukan informasi, mengevaluasi, serta menggunakan informasi untuk menyelesaikan permasalahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 428, "height": 47, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian ini dapat dikembangkan penelitian mengenai literasi dengan berbagai model lain. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kajian mengenai literasi dan meningkatkan kualitas literasi di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 105, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 428, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraeni, C., Elan, E., & Mulyadi, S. (2021). Metode Pembiasaan untuk Menanamkan Karakter Disiplin dan Tanggungjawab Di Ra Daarul Falaah Tasikmalaya. Jurnal Paud Agapedia, 5 (1), 100 – 109. https://doi.org/https://doi.org/10.17509/jpa.v5i1.39692", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 428, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah, G. (2020). Analisis Probematika Persiapan dan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Teori Kenneth D. Moore. JEC (Journal of Education and Counseling), 2 (2), 1 – 9. https://doi.org/https://doi.org/10.32665/jec.v2i2.454", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 36, "width": 184, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah , Literasi Informasi Model … 53", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basri, H., & As, ari, A. R. (2018). Improving the critical thinking ability of students to solve mathematical task. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 7 (1), 13 – 23. https://doi.org/http://doi.org/10.25273/jipm.v7i1.3013", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 428, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, C. H., & Tsai, C. C. (2021). In-servic e teachers’ conceptions of mobile technology-integrated instruction: Tendency towards student-centered learning. Computers & Education , 170,104224. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.compedu.2021.104224", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "de Bruin, K., de Haan, Y., Vliegenthart, R., Kruikemeier, S., & Boukes, M. (2021). News avoidance during the COVID-19 crisis: Understanding information overload.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 429, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Digital Journalism , 9 (9), 1289 – 1302. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/21670811.2021.1957967 Dudung, A. (2018). Kompetensi profesional guru. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan) , 5 (1), 9 – 19. https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JKKP.051.02", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 428, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hicks, A. (2022). Negotiating change: Transition as a central concept for information literac. Journal of Information Science , 48 (2), 210 – 222. https://doi.org/https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/016555152 0949159", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 349, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hilse, D. et al. (2017). Information Literacy Concepts . Joyner Library.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 429, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilyas, I. (2022). Strategi Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Inovasi, Evaluasi Dan Pengembangan Pembelajaran (JIEPP) , 2 (1), 34 – 40. https://doi.org/https://doi.org/10.54371/jiepp.v2i1.158", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komatsu, H., Rappleye, J., & S. (2021). Student-centered learning and sustainability: Solution or problem? Comparative Education Revie , 65 (1), 000 – 000. https://doi.org/https://doi.org/10.1086/711829", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miles, Matthew B., Huberman, A. Michael. dan Saldaña, J. (2014). Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebook (3rd ed.). SAGE.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 428, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubasiroh, S. L. (2023). Analisis Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa dengan Model The Seven Pillars of Information Literacy dalam Pembelajaran Daring.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 547, "width": 404, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan) , 14 (1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21927/literasi.2023.14(1).%25p", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 376, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyasa. (2014). Manajemen Pendidikan Karakter (4th ed.). Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 408, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musaddat, S. (2013). Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Tinggi . Arga Puji Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 428, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurohman, A. (2014). Signifikansi literasi informasi (information literacy) dalam dunia pendidikan di era global. Jurnal Kependidikan, 2 (1), 1 – 25. https://doi.org/https://doi.org/10.24090/jk.v2i1.537", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmala, I. D., Suwignyo, H., & Kurniawan, T. (2018). Kemampuan Literasi Informasi Pemustaka Berdasarkan Information Literacy Standars For Student Learning. BIBLIOTIKA : Jurnal Kajian Perpustakaan Dan Informasi , 2 (1), 6 – 12. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17977/um008v2i12018p006", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 428, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutrianto, Rahmawan, N., Hadi, S., & Fitriono, H. (2016). Panduan Gerakan Literasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 397, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54 Jurnal Cendekia : Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam Volume 15, No. 01, 2023, Hal. 42-54", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 771, "width": 427, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2023 by the authors. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 85, "width": 404, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah di Sekolah Menengah Atas. In Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 428, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wickens, C. D., & Carswell, C. M. (2021). Information processing. In Handbook of Human Factors and Ergonomics, (pp. 114 – 158).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 429, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Windari, C. O., & Yanti, F. A. (2021). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Sains Dan Matematika , 9 (1), 61 – 70.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 210, "width": 296, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.23971/eds.v9i1.2716", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 428, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winoto, Y. (2022). Peranan Literasi Informasi Para Siswa Dalam Menunjang Proses Pembelajaran Di Era Pandemik Covid-19. Dharmakarya , 11 (2), 159 – 164. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v11i2.32435", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 428, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wolf, S., Brush, T., & Saye, J. (2003). The big six information skills as a metacognitive scaffold: A case study. School Library Media Research , 6 (June).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 428, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wu, D., Zhou, C., Li, Y., & Chen, M. (2022). Factors associated with teachers’ competence to develop students’ information literacy: A multilevel approach.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 428, "height": 91, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Computers & Education , 176. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.compedu.2021.104360 Yanti, F., Sukarmin, S., & Suparmi, S. (. (2016). Pengembangan modul pembelajaran fisika SMA/MA berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Inkuiri , 4 (3), 96 – 103. https://doi.org/https://doi.org/10.17509/jpa.v5i1.39692", "type": "Table" } ]
5f48c414-fde0-26e4-3389-ee53974a2758
https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/matematika/article/download/268/148
[ { "left": 71, "top": 36, "width": 405, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "133 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 6, Nomor 2, November 2020 -", "type": "Page header" }, { "left": 234, "top": 53, "width": 140, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasniati, Ernawati Jais, Herlawan", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 451, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tomia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 453, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasniati 1 , Ernawati Jais 2 , Herlawan 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Jalan Dayanu Ikhsanuddin No. 124 Baubau, Sulawesi Tenggara 93721, Indonesia e-mail: 1 [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 109, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Print ISSN : 2442-9864 Online ISSN : 2686-3766", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 157, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : peningkatan kemampuan pemecahan masalah, pendidikan matematika realistik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 151, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Keywords : increasing the ability to solve realistic mathematics education problems", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 158, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Nomor Tlp. Penulis: +6285211328492", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 95, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "PENERBIT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 153, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Jalan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, Kode Pos 93721 Baubau, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 558, "width": 159, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 177, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 244, "top": 188, "width": 297, "height": 222, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pendidikan matematika realistik lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pendidikan matematika realistik. Desain penelitian yang digunakan adalah desaqin dua kelompok dengan pretest dan posttest. Populasi penelitin adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tomia. Sampel penelitian adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol menggunakan teknik cluster random sampling . Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu esay test. Analisis statistik yang digunakan adalah N Gain score untuk tes kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian yang diperoleh terdapat perbedaan nilai rata rata kemampuan pemecahan masalah matematika. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata rata 78,34 dan kelas kontrol sebesar 54,22. Maka kriteria keektifan didasarkan pada gain score diperoleh presentase kelas eksperimen sebesar 78% termaksud dalam kategori tinggi maka H 0 ditolak H 1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 420, "width": 50, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 244, "top": 432, "width": 297, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "The problem statement in this research was whether the improvement solving ability through realistic mathematics approach better than conventional learning. This research aimend to analyze the improvement of problem solving ability through realistic mathematics approach. The research design used was two groups design with pretest andd posttest. Population of this research was all of grade VII student of SMP Negeri 1 Tomia. Sample of the research was class VII A as experiment class and class VII B as control class by using cluster random sampling. Data collection in this research conducted with using instrument namely test. Statistical analysis used was N-Gain score for problem solving ability test. Research outcome showed that there was a difference in mean value in mathematic problem solving ability. At experimental class abtained mean value 78.34 and control class was 54.22. Therefore effectiveness criteria based on gain score the percentange of experiment class was 78% included that students problem solving ability taught using realistic mathematics approach were higher than students problem solving ability taught using conventionallearning.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 470, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Cara mengutip : Hasniati, Jais, E., & Herlawan. 2020. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tomia. Jurnal Akademik Pendidikan Matematika , volume 6, nomor 2, hal. 133-139.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 104, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 229, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi kelangsungan peradaban manusia di muka bumi ini.Kesadaran tentang hal inilah menyebabkan bangsa Indonesia menempatkan pendidikan sebagai suatu yang utama. Hal ini dapat terlihat didalam sumber hukum bangsa indonesia, yaitu UUD 1995. Pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat mengamanatkan bahwa salah satu tujuan nasional", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 659, "width": 229, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 682, "width": 229, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut diperkuat dengan adanya UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada BAB 1 Ketentuan Umum pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 32, "width": 243, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "JURNAL AKADEMIK PENDIDIKAN MATEMATIKA", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 46, "width": 159, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Volume 6, Nomor 2, Halaman 133-139", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 57, "width": 247, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/matematika", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 37, "width": 323, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "- Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 6, Nomor 2, November 2020 -", "type": "Page header" }, { "left": 524, "top": 36, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "134", "type": "Page header" }, { "left": 234, "top": 53, "width": 140, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasniati, Ernawati Jais, Herlawan", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 105, "width": 229, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia.Mutu pendidikan matematika harus terus ditingkatkan sebagai upaya pembentukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi, yakni manusia yang mampu berpikir kritis, logis, sistematis, kreatif, inovatif, dan berinisiatif dalam menanggapi masalah yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 229, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu menghadapi banyak permasalahan.Permasalahan- permasalahan itu tentu saja tidak semuanya merupakan permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan yang sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu. Ini berarti bahwa matematika sangat diperlukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untukmembantu memecahkan permasalahan, Hal ini sesuai dengan pernyataan (Pratama, 2015) yang mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: 1) Sarana berpikir yang jelas dan logis, 2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 421, "width": 229, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pelajaran matematika masih sering dianggap sebagai pelajaran yang sangat sulit dipahami bagi siswa. Meskipun matematika mendapatkan waktu yang lebih banyak dibandingkan pelajaran lain dalam penyampaiannya, namun siswa kurang memberi perhatian pada pelajaran ini karena siswa menganggap matematika itu pelajaran yang menakutkan serta mempunyai soal-soal yang sulit dipecahkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 229, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Trends In Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 siswa SMP kelas VIII mendapat peringkat dari 49 negara di dunia. Hasil studi Program Ford International Student Assesment (PISA) juga menunjukan bahwa siswa Indonesia mendapat peringkat 64 dari 65 Negara di dunia.Hasil ini berturut-turut terjadi selama 10 tahun belakangan. Tidak jauh beda dengan hasil TIMSS 2015 yang baru dipublikasikan Desember 2016 lalu menunjukkan prestasi Indonesia bidang Matematika mendapat peringkat 46 dari 51 negara dengan skor 397. Siswa-siswi Indonesia menguasai soal yang bersifat rutin, komputasi sederhana dan mengukur pengetahuan akan fakta yang berkonteks keseharian. Oleh karena itu, perlu penguatan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan ke hal-hal lain (Rachma, n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 229, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga terjadi di SMP Negeri 1 Tomia.Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi, hal ini dikarenakan konsep dasar matematika siswa sewaktu di SD masih rendah", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "sehingga pada saat pembelajaran guru harus mengulang sedikit konsep dasarnya. Pada akhirnya guru jarang memberikan soal kontekstual dalam proses pembelajaran karena waktu yang digunakan hanya cukup untuk memberikan soal-soal sederhana yang berhubungan dengan pemahaman konsep dasar matematika.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 152, "width": 229, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan dasar matematika yang perlu dimiliki oleh siswa. Lemahnya penguasaan konsep dan prinsip oleh siswa, dapat mengakibatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah akan lemah pula. Padahal, kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika karena kemampuan pemecahan yang diperoleh dalam suatu pengajaran matematika pada umumnya dapat ditransfer untuk digunakan dalam memecahkan masalah lain dalam kehidupan sehari- hari. Dari situasi tersebut, pembelajaran matematika yang diterapkan kurang bermakna sehingga peserta didik menjadi bosan dan tidak menyenangi matematika.Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mudah dipahami, bermakna, dapat diterima oleh peserta didik dan berhubungan erat dengan lingkungan sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 374, "width": 229, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran matematika realistik adalah tidak harus konkret ada di dunia nyata, tidak harus sesuatu yang ada di dekitar kita akan tetapi cukuplah permasalahan yang dapat di bayangkan dan di pikirkan. Dalam pengalaman siswa sering dijumpai bahwa soal-soal kontekstual yang umumnya di batasi pada aplikasi dijumpai pada bagian akhir dari kegiatan belajar mengajar di kelas, bahkan seringkali hanya dipandang sebagai pengayaan dari materi yang telah dipelajari. Dalam kegiatan PMR soal kontekstual ditempatkan diawal pembelajaran serta berperan sebagai pemicu terjadinya penemuan kembali oleh murid.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 527, "width": 229, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran matematika sangat berkaitan erat dengan kemampuan pemecahan masalah.Hal ini sejalan dengan teori Pendidikan Realistik di atas, dengan demikian pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMR dapat dikaitkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.Untuk mengetahui seberapa besar kaitan atau pengaruh PMR terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, diperlukan penelitian lebih lanjut. Untuk itulah penulis memilih judul skripsi yaitu “Peningkatan Kemampuann Pemecahan Masalah Melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR)kelas VII SMP Negeri 1 Tomia”.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 709, "width": 142, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 731, "width": 74, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 749, "width": 229, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan metode quasi- eksperimen. Quasi eksperimen merupakan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 405, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "135 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 6, Nomor 2, November 2020 -", "type": "Page header" }, { "left": 234, "top": 53, "width": 140, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasniati, Ernawati Jais, Herlawan", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "sebuah penelitian semu dalam penelitian ini karena melibatkan penggunaan kelompok subjek utuh dalam ekperimen secara alami sudah terbentuk.Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 105, "width": 229, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pendidikan matematika realistik (PMR) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tomia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 169, "width": 91, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 229, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri satu variabel terikat dan satu variabel bebas.variabel bebas disimbolkan dengan X dan Variabel terikat disimbolkan dengan Y. Variabel X menyatakan perlakuan pendidikan matematika realistik. Sedangkan Variabel Y menyatakan peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tomia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 139, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 305, "width": 229, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 di kelas VII SMP Negeri 1Tomia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 346, "width": 149, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Populasi dan Sampel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 39, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Populasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 229, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti oleh peneliti sama seperti pendapat Arikunto yakni Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Panjaitan, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Tomia pada tahun pelajaran 2019/2020", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 79, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Sampel Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 475, "width": 229, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Setelah dilakukan sampling terhadap tiga kelas yang ada diperoleh sampel adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 197, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 581, "width": 92, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Instrumen Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 229, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis instrumen esay tes. Instrumen tes tersebut terdiri atas 10 butir soal dalam bentuk pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran pendidikan matematika relistik .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 687, "width": 115, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 229, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah diperoleh dengan cara memberikan tes evaluasi dalam bentuk prestest dan postest . Pretest (test awal) yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum dimulai kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "belajar mengajar.Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelas eksperimen. Sedangkan posttest (Tes akhir) yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah dalam proses belajar setelah pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran PMR. Soal yang digunakan pada pretest dan posttest adalah soal yang berbeda. Dalam proses pelaksaannya, Pretest dilaksanakan sebelum pembelajaran sedangkan Postest dilaksanakan sesudah pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 228, "width": 53, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 246, "width": 229, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar ketepatan penelitian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul- betul menilai apa yang harus dinilai. Validitas tes berfungsi untuk melihat butir soal yang memiliki validitas tinggi atau validitas rendah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 316, "width": 229, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya validitas instrumen penelitian dinyatakan dengan koefisien korelasi product moment pearson yang diperoleh melalui perhitungan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 363, "width": 229, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut (RAHAYU, 2019) sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 404, "width": 224, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Tolak Ukur Derajat Validitas Instrumen Koefisisen Korelasi Korelasi Interpretasi validitas 0, 90≤ r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi sangat baik 0,70≤ r xy < 0,90 Tinggi Baik 0,40≤ r xy < 0,70 Sedang cukup baik 0,20≤ r xy < 0,40 Rendah Buruk r xy < 0,20 Sangat Rendah sangat buruk Hasil dari penghitungan validitas butir soal, dengan dasar", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 521, "width": 227, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "pengambilan keputusan menggunakan korelasi product moment person dengan program SPPS Statistic 22 . Jika Nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka berkorelasi, Nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka tidak berkorelasi. Dan jika nilai signifikansi tepat diangka 0,05 maka membandingkan Nilai Pearson correlation dengan r tabel. Jika Nilai Pearson correlation > r tabel itu berarti berkorelasi, dan jika Nilai Pearson correlation < r tabel itu berarti tidak berhubungan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 650, "width": 229, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen Pre-Test dan Post-Test menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 2:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 37, "width": 323, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "- Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 6, Nomor 2, November 2020 -", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 36, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "136", "type": "Page header" }, { "left": 234, "top": 53, "width": 140, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasniati, Ernawati Jais, Herlawan", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 228, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Analisis Validitas Instrumen Pre-Test No Sig(2- Tailed) Pearson_ corelation r table Interprestasi 1 0,000 0,722 0,444 Valid/ baik 2 0,000 0,728 0,444 Valid/ baik 3 0,005 0,607 0,444 Valid/cukup baik 4 0,000 0,725 0,444 Valid/baik 5 0,000 0,725 0,444 Valid/baik 6 0,000 0,778 0,444 Valid/ baik 7 0,002 0,640 0,444 Valid/cukup baik 8 0,001 0,688 0,444 Valid/cukup baik 9 0,001 0,706 0,444 Valid/baik 10 0,000 0,835 0,444 Valid/ baik Berdasarkan hasil analisis diperoleh tingkat validitas butir instrumen PreTest dengan menggunakan SPSS diperoleh Pearson Correlation tiap butir soal berdasarkan tabel yang berarti bahwa tingkat korelasinya sedang/cukup ini berarti 10 nomor soal uji coba Pre-Test valid untuk digunakan.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 232, "height": 228, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Validitas Instrumen Posttest No Sig(2- Tailed) Pearson_ corelation r table Interprestasi 1 0,000 0,918 0,444 Valid/sangat baik 2 0,000 0,854 0,444 valid/ baik 3 -0,356 -0,218 0,444 Tidak Valid/ buruk 4 0,000 0,819 0,444 Valid/ baik 5 0,000 0,854 0,444 Valid/ baik 6 0,000 -0,833 0,444 Valid/ baik 7 0,000 0,918 0,444 Valid/sangat baik 8 0,000 0,868 0,444 Valid/ baik 9 0,027 0,493 0,444 Valid /cukup baik 10 0,004 0,616 0,444 Valid/cukup baik Berdasarkan hasil analisis diperoleh tingkat validitas butir instrumen Pos-Test dengan menggunakan SPSS diperoleh Pearson Correlation tiap butir soal berdasarkan tabel yang berarti bahwa tingkat korelasinya sedang/cukup ini berarti 9 nomor soal uji coba valid untuk digunakan.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 65, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 229, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Reliabilitas adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya dan bertujuan untuk melihat apakah soal tersebut dapat diberikan skor yang sama untuk setiap kali digunakan. Untuk mengetahui reliabilitas tes uraian dapat dicari dengan menggunakan rumus Alpha (Panjaitan, 2018) sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 648, "width": 91, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "𝑟 = 𝑛 𝑛 − 1 1 − ∑𝑢𝑖 𝑢𝑖 2 2", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 54, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 686, "width": 168, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "r = koefisien reliabilitas instrument", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 152, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "n = banyaknya butir pertanyaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 176, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "N = banyak responden ∑ ui = jumlah varians skor tiap-tiap item", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 70, "width": 179, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dan rumus varians yang digunakan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 94, "width": 229, "height": 188, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "u 2 = ∑𝑥 2 − (∑𝑥) ² 𝑁 𝑁 ui 2 =varians total Tabel 4. Kriteria untuk menguji reliabilitas Kriteria Keterangan 0,00 r xy <0,20 sangat rendah 0,20 r xy <0,40 Rendah 0,40 r xy <0,60 Sedang 0,60 r xy <0,80 Tinggi 0,80 r xy <0,100 sangat tinggi Berdasarkan hasil analisis reliabilitas instrumen Pre-Test dan Post-Test menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel :", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 288, "width": 204, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Cronbach's Alpha N of Items Pretest 0,893 10 Posttest 0,761 9", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 366, "width": 229, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal tersebut, dari 10 soal uraian ( essay ) untuk Pre-Test yang diberikan, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,893.Dengan demikian instrumen untuk Pre-Test memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Untuk Post- Test yang diberikan, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,761 untuk Post-Test . Dengan demikian instrumen untuk Post-Test memiliki reliabilitas yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 466, "width": 97, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 483, "width": 229, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan matematis (karena berhubungan dengan angka) yaitu hasil tes kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Data yang telah terkumpul baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen akan dianalisis dengan deskriptif interpretatif.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 577, "width": 229, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pendidikan matematika realistik, maka diakukan uji hipotesis menggunakan uji-t. Persyaratan pengujian hipotesis adalah data terlebih dahulu dilakukan pengujian populasi dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 665, "width": 64, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji Normalitas", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 683, "width": 229, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji normalitas adalah pengujian data untuk melihat apakah data residual terdistribusi norml atau tidak (Apriyono & Taman, 2013). Data berdistibusi normal akan memperkecil kemungkinan terjadinya biasa. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kenormalan distribusi dalam menggunakan shapiro-wilk. Test melalui program IBM SPSS statistic 22 . Apabila Asymp. Sig. suatu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 405, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "137 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 6, Nomor 2, November 2020 - Hasniati, Ernawati Jais, Herlawan", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "variabel lebih besar dari level o significant 5% (> 0.05) maka variable tersebut terdistribusi normal, sebaliknya jika Asymp. Sig. suatu variabel lebih kecil dari level o significant 5% (< 0,05) maka variable tersebut tidak terdistribusi dengan normal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 231, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen dan kontrol No. Kelompok Sig. Kesimpulan 1. Kelas Eksperimen 0,531 Normal 2. Kelas control 0,697 Normal Berdasarkan hasil analisis uji normalitas N-Gain diketahui bahwa untuk uji normalitas data N-Gain kelas eksperimen dan Kontrol diperoleh nilai Asymp. Sig.(2-Tailed) pada kolom Shapiro-Wilklebih besar dari nilai taraf sig > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data skor N-Gain kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 73, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji Homogenitas", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 229, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Setelah diketahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas.Uji homogenitas digunakan untuk mengetahuitingkat kesamaan varians antara dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menerima atau menolak hipotesis peneltimenggunakan uji homogenitas Levene’s dengan taraf signifikansi ( 𝛼 ) = 5%. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 229, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Hasil Analisis Uji Homogenitas Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,598 1 38 0,214 Berdasarkan hasil analisis dengan diperoleh nilai Levene Statistic adalah sebesar 1,598 dengan nilai signifikansi sebesar 0,214. Nilai signifikansi data tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa skor N- Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memilliki varians yang homogen.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 56, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 229, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Setelah dilakukan uji prasyarat terhadap kedua sampel tersebut, dapat diketahui bahwa sampel tersebut berasal dri uji normalitas dan uji homogenitas, maka selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 660, "width": 229, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji hipotesis yang digunakan yaitu menggunakan gain score. Pengujian hipotesis berdasarkan gain score yaitu menggunakan selisih post-test dan pre-test . Gainscore didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 144, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "(g 1 ) = 𝑥2 −𝑥1 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑥1 Keterangan: X 1 = pre-test X 2 = post-test X maks = nilai maksimal", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 70, "width": 227, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Nilai kategori Tafsiran efektivitas N-gain Presentase Tafsiran N-gain > 70 Tinggi 30 < N-gain < 70 Sedang N-gain < 30 Rendah (Kaniawati, 2017)", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 160, "width": 229, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui apakah ada peningkatan model Pembelajaran Matematika Realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah. Karena varians homogen, maka rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 230, "width": 229, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "t hitung = 𝑥 1 + 𝑥 2 1 𝑛 1 𝑆 + 1 𝑛 2 Dengan: S= 𝑛 1 – 1 𝑆 1 2 + 𝑛 2 – 1 𝑆 2 2 𝑛 1 + 𝑛 2 − 2 (Abdillah, 2012) Keterangan : 𝑥 1 : nilai rata-rata kelompok eksperimen 𝑥 1 : nilai rata-rata kelompok kontrol 𝑛 1 : jumlah sampel kelas ekperimen 𝑛 2 : jumlah sampel kelas kontrol 𝑆 : standard deviasi gabungan 𝑆 1 2 : varians kelompok eksperimen 𝑆 2 2 : varians kelompok kontrol", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 395, "width": 229, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Ketika t tabel < t hitung, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, maka terdapat pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah dengan model pembelajaran matematika realistik", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 460, "width": 156, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 499, "width": 72, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Penelitan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 516, "width": 229, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dalam rangka pengumpulan data peneliti menggunakan metode esay tes.Metode esay tes digunakan untuk mengetahui seberapa jauh mereka memahami materi pecahan.Tes ini sebelumnya sudah diuji tingkat validitas dan reliabiitasnya.Kemudian tes tersebut diberikan kepada sampel penelitian yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VII B sebagai kelas kontrol.Dimana pada kelasVII A diajarkan dengan menngunakan pendekatan matematika realistik, sedangkan pada kelas VII B diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 663, "width": 81, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Analisis Deskriptif", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 681, "width": 229, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran dilaksanakan selama empat kali pertemuan dan dilaksanakan berdasarkan langkah- langkah pembelajaran pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti sendiri. Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran pada kelas tersebut berlangsung sesuai dengan Rencana", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 763, "width": 229, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "PelaksanaanPembelajaran (RPP) yang telah dibuat", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 37, "width": 323, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "- Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 6, Nomor 2, November 2020 -", "type": "Page header" }, { "left": 234, "top": 36, "width": 304, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "138 Hasniati, Ernawati Jais, Herlawan", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "oleh peneliti.Data yang dianalisis pada penelitian ini berupa data N-Gain kemampuan pemecahan masalah matematika dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.Data N-gain merupakan data yang dipakai untuk menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah sehingga terlihat perbedaan peningkatan pada kedua kelas.Data N- gain diperoleh dari data pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 16, diperoleh data seperti pada tabel.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 205, "width": 222, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Mean 26,80 23,45 Median 24,00 22,00 Nilai Minimum 16 16 Nilai Maximum 40 40 Modus 18 16 Standar Deviasi 9,549 6,605", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 331, "width": 229, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dari data diatas, terlihat bahwa hasil pretest nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 26,80 nilai tersebut tdk jauh berbeda dengan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 23,45 ,artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dikelas eksperimen dengan kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 229, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kemudian setelah dilakukan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, diperoleh data posttest sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 478, "width": 227, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Hasil Analisis Deskriptif Posstest Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Mean 84,70 65,25 Median 65,25 65,00 Nilai Minimum 80 55 Nilai Maximum 90 75 Modus 85 16 Standar Deviasi 3,881 5,776", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 229, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dari data diatas menunjukan bahwa kelas eksperimen memperoleh peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 84,70 nilai ini lebih besar dari rata-rata kelas kontrol yaitu 65,25, sehingga dapat diduga pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 704, "width": 86, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Analisis Inferensial", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 721, "width": 54, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 739, "width": 229, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t (uji beda rat-rata) dengan bantuan program SPSS 22 dengan taraf signifikan ( 𝛼 )", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "= 5%. Berdasarkan perhitungan dengan uji hipotesis tampak pada tabel di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 99, "width": 222, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 11. Hasil Analisis Uji Hipotesis t-test for Equality of Means T Df Sig. (2-tailed) Equal variances assumed 9,914 38 ,000 Equal variances not assumed 9,914 34,620 ,000", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 201, "width": 229, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis (uji normalitas dan uji homegenitas), bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t sampel independen ( independent sample T Test ) dengan aqual variances assumed . Kriteria penerimaan hipotesis dilihat dari nilai signifikansi, jika Sig (2- tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Apabila Sig (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H 1 ditolak. Diketahui bahwa nilai signifikansinya adalah 0,000. Karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima berdasarkan kriteria penerimaan hipotesis. Hal ini berarti kemampuan pemecahan masalah dengan model pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik (PMR) efektif dibandingkan dengaan model pembelajaran konvesional.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 406, "width": 59, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 424, "width": 231, "height": 293, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada data diatas, terlihat bahwa hasil pretest nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 26,80 nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 23,45 ,artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dikelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kemudian setelah dilakukan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, diperoleh data posttest yang menunjukan bahwa kelas eksperimen memperoleh peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 84,70 nilai ini lebih besar dari rata-rata kelas kontrol yaitu 65,25, sehingga dapat diduga pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Dari hasil analisis diperoleh N-gain (%) kelas eksperimen sebesar 78,3447 atau 78% dan N- gain (%) kelas kontrol sebesar 54,2228 atau 54%. Menurut (Panjaitan, 2018) skor N-gain persen ternormalisasi kelas eksperimen tergolong Tinggi sedangkan N-gain persen ternormalisasi kelas kontrol tergolong sedang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 717, "width": 229, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pada analisis nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai N-gain ternormalisasi, selanjutnya dengan menggunakan SPSS dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Dari analisis uji normalitas data diperoleh nilai signifikan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 405, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "139 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 6, Nomor 2, November 2020 - Hasniati, Ernawati Jais, Herlawan", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "sebesar 0,531 pada kelas eksperimen dan 0,697 pada kelas kontrol lebih tinggi dari nilai 0,05, maka dapat disimpulkan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol data terdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh nilai sig sebesar 0,214 lebih tinggi dari nilai 0,05. Dari hasil yang diperoleh menunjukan data yang homogen, artinya data hasil penelitian berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 229, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peringkat N-gain ternormalisasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji beda (Uji-t). Dari hasil perhitungan tingkat sig (2- tailed) (0,000) < (0,05), maka berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 229, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Setiawan, (SETIAWAN et al., 2014)menjelaskan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan PMR, belajar matematika bukan sekedar memindahkan konsep, ide dan konsep matematika dari guru kepada siswa, melainkan siswa sendiri yang menemukan kembali, ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Hal ini terlihat bahwa matematika sebagai kegiatan manusia yang bermula dari pemecahan masalah. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran pendidikan matematika realistik lebih baik dibandingkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 410, "width": 173, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "melalui pembelajaran langsung", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 421, "width": 117, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "(Wirdaningsih et al., 2017)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 168, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 57, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 229, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR) lebih baik daripada pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 556, "width": 29, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 574, "width": 229, "height": 199, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang ditunjukan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antara lain: 1) Bagi guru, model pembelajaran PMR dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk memberikan pengalaman dan suasana pembelajaran yang beragam bagi peserta didik. 2) Bagi guru dan peneliti selanjutnya, pembelajaran realistik memberikan konstribusi yang baik bagi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. 3) Bagi siswa, saling membantu dan berperan aktif dalam proses pembelajaran yaitu jangan malu bertanya apabila tidak dimegerti dan memberikan reaksi apabila guru bertanya. Supaya pembelajaran terlaksana sesuai dengan langkah-langkah dan tahapan model pembelajaran yang diterapkan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 132, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 92, "width": 229, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Abdillah, R. F. (2012). Analisis kinerja keuangan pada unit simpan pinjam KPRI Dhaya Harta Jombang periode 2005-2011. Analisis Kinerja Keuangan Pada Unit Simpan Pinjam KPRI Dhaya Harta Jombang Periode 2005-2011/Rizky Fitrianto Abdillah .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 148, "width": 229, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Apriyono, A., & Taman, A. (2013). Analisis overreaction pada saham perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia (BEI) periode 2005-2009. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen , 2 (2), 76– 96.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 204, "width": 229, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kaniawati, I. (2017). Pengaruh simulasi komputer terhadap peningkatan penguasaan konsep impuls- momentum siswa SMA. Jurnal Pembelajaran Sains ,", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 235, "width": 229, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "1 (1), 24–26. Panjaitan, L. M. (2018). PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI BILANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR KHALIFAH TP 2018/2019 . Pratama, R. (2015). Penerapan Strategi Think-Talk-Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-2 Smp Swasta Eria Medan TA 2014/2015 . UNIMED.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 350, "width": 229, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rachma, A. A. (n.d.). Pengaruh Model Pembelajaran Penalaran Berbasis Kasus (Case Based Reasoning) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa . Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 395, "width": 229, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "RAHAYU, I. I. N. R. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII DI MTsN 1 KONAWE SELATAN . IAN KENDARI.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 440, "width": 229, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "SETIAWAN, I. M. D., Candiasa, I. M., Kom, M. I., & Marhaeni, A. A. I. N. (2014). Pengaruh pendekatan pendidikan matematika realistik (PMR) dan asesmen projek terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dengan mengendalikan kemampuan numerik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan Singaraja. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Indonesia , 4 (1).", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 528, "width": 229, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Wirdaningsih, S., Arnawa, I. M., & Anhar, A. (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan contextual teaching and learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas xi. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) , 1 (2), 275–289.", "type": "List item" } ]
be0e30e7-e5dd-43f3-bc6d-74a15646fc6d
https://journal.uds.ac.id/jkds/article/download/145/127
[ { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 511, "width": 441, "height": 202, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nutrition is the organic substance needed by the body. Nutrition is one of the important factors influencing the growth and development of humans. But right now, undernutrition in Indonesia is being a central problem. Undernutrition is a condition where someone’s nutritional state is lower than standard which is <-3SD weight/age. One of the factors that caused undernutrition in a toddler is the mother’s attitude. The purpose of this study was to analyze the correlation between mother’s attitude and nutritional status in toddlers in Kemuning Lor Village, Arjasa District, Jember Regency. The type of this research was descriptive-analytic using a cross-sectional approach. The sample of this research is 156 respondents taken using a purposive sampling technique. Data analyzed with Chi-Square Test. The result of this research showed that most of the mother’s attitude was (53,6%) sufficiently and most of the nutritional status in a toddler was (80,8%) normal. The data analytical by Chi-Square Test (CI = 95%) and result showed p-value 0,003 (p-value > α = 0,05). In conclusion, there was a correlation mother’s attitude and nutritional status in toddlers in Kemuning Lor Village, Arjasa District, Jember Regency. A good mother’s attitude can impact the mother’s effort in increasing the intake of nutrition so that it can improve the nutritional status of the toddler.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 735, "width": 242, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : nutritional status, toddler, mother’s attitude", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 237, "width": 439, "height": 201, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gizi merupakan substansi organik yang dibutuhkan oleh tubuh dan menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang manusia. Namun saat ini gizi buruk pada balita di Indonesia masih menjadi isu sentral. Gizi buruk adalah keadaan seseorang mengalami status gizi kurang dari -3SD atau dibawah ketetapan dari WHO. Faktor yang menyebabkan gizi buruk salah satunya berasal dari faktor sikap ibu. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis hubungan antara sikap ibu dan status gizi pada balita di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Desain penelitian menggunakan despkriptif analitik dengan pendekatan cross sectional . Jumlah Sampel dalam penelitian ini berjumlah 156 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan cara Purposive Sampling . Analisis data menggunakan uji chi square . Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa sikap ibu terbanyak yaitu cukup sebanyak 53.6% dan status gizi balita sebagian besar yaitu normal sebanyak 80.8%. Analisis data menggunakan uji chi Square (CI = 95%) menunjukkan hasil p value 0,003 (p value > α = 0,05). Kesimpulannya, terdapat hubungan antara sikap ibu dengan status gizi pada balita di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Sikap ibu yang baik dapat mempengaruhi peningkatan usaha ibu dalam meningkatkan asupan nutrisi pada anak sehingga dapat meningkatkan status gizi pada balita.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 452, "width": 179, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: status gizi, balita, sikap ibu", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 75, "width": 414, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN NUTRISI BALITA SEBAGAI DETERMINAN STATUS NUTRISI BALITA DI ARJASA JEMBER", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 114, "width": 407, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Mother's Attitude In Fulfilling Toddler Nutrition As A Determinant Of Toddler's Nutritional Status In Arjasa Jember)", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 163, "width": 432, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eka Afdi Septiyono 1 , Lantin Sulistyorni 2 , Farida Nur Qomariyah 3 , Intan Dwi Arini 4 1,2,3,4 Fakultas Keperawatan Universitas Jember, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 191, "width": 113, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 214, "width": 56, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 492, "width": 59, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 72, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 211, "height": 288, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber daya manusia (SDM) yang baik adalah sebuah tantangan bagi pembangunan bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi baik dan tidaknya kualitas SDM yaitu terpenuhinya gizi yang baik (Putri, Sulastri, & Lestari, 2015). Gizi merupakan substansi organik yang dibutuhkan oleh tubuh dan menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang manusia. Pemenuhan gizi yang baik pada hakekatnya harus dimulai sedini mungkin dikarenakan perkembangan yang paling baik diawali dari masa kanak- kanak. Namun saat ini tidak terpenuhinya gizi masih menjadi problematika dan masih menjadi isu sentral (Pahlevi, 2012). Besarnya problem gizi pada anak di usia balita masih menjadi kendala utama bagi kesehatan masyarakat karena hampir 50% kematian disebabkan karena masalah gizi (UNICEF, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 213, "height": 384, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut data UNICEF (2018) angka gizi buruk masih mengkhawatirkan. Angka kejadian stunting menurun namun gizi kurang pada balita masih banyak dialami anak-anak di seluruh dunia sehingga tetap menjadi beban masalah yang harus dihadapi (Asrar, Hadi, & Boediman, 2009). Pada tahun 2018, 21,9% anak mengalami stunting di seluruh dunia. Prevalensi ini menurun dari 32,5% menjadi 21,9%. Walaupun prevalensi stunting cenderung menurun, namun terdapat 49 juta balita mengalami gizi kurang dan hampir 17 juta balita mengalami gizi buruk pada tahun 2018. Prevalensi tertinggi mengalami gizi buruk yaitu di benua Afrika dan bagian Benua Asia Selatan. Menurut WHO banyak balita di negara-negara di Benua Asia Tenggara mengalami kekurangan gizi dan stunting. Kejadian stunting dan gizi buruk pada balita pada tahun 2017 di Benua Asia Tenggara didapatkan data bahwa 16-44% balita mengalami stunting, gizi buruk yaitu 9-26% dan gizi kurang yaitu sebanyak 6- 13% (World Health Organization, 2010). Hasil data RISKESDAS prevalensi gizi kurang dan buruk pada tahun 2018 yaitu", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 211, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencapai angka 17,7%. Presentase ini menurun dari tahun 2013 yaitu sebesar 19,6% (Riskesdas 2018, 2018). Data Departemen Kesehatan (2017) jumlah anak yang berusia balita yang bergizi buruk yaitu 4716 anak. Sedangkan jumlah anak yang berusia balita yang bergizi buruk di Kabupaten Jember pada tahun 2018 adalah sebanyak 263 balita (Kemenkes RI, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 213, "width": 211, "height": 328, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gizi buruk sangat dipengaruhi oleh rendahnya asupan gizi yang didapatkan oleh anak (Hestuningtyas, T. R., & Noer, 2014). Asupan gizi yang diperoleh anak dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan pola asuh keluarga serta lingkungan (Rakhmawati, N. Z., & Panunggal, 2014). Sikap adalah cara atau kecenderungan berpikir dan berpresepsi mengenai sesuatu seperti kejadian dan objek (Anwar, 2009). Sikap dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Sikap ibu dalam memberi asupan gizi anak adalah hal yang dapat menentukan cara berperilaku dalam pemberian asupan makanan dan nutrisi keluarga terutama pada anak (Suciati, Kristiawati, & Ilya, 2015). Sikap positif ibu dapat mempengaruhi peningkatan usaha ibu dalam meningkatkan asupan nutrisi pada anak, begitu pula sebaliknya jika sikap ibu negatif maka usaha ibu untuk menyajikan makanan yang bergizi menjadi berkurang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 544, "width": 211, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data sekunder di Puskesmas Arjasa tahun 2018 yang didapatkan dari hasil penimbangan setiap bulan di posyandu menggunakan KMS didapatkan bahwa desa Kemuning Lor merupakan desa terbanyak balita yang mengalami grafik berat badan yang kurang baik yaitu T1, T2, dan T3. Sebanyak 39 balita berada di grafik T1 atau mengalami kenaikan BB namun grafik berpindah pita dibawahnya, 59 balita berada di grafik T2 atau tidak mengalami peningkatan berat badan, dan 100 berada di grafik T3 atau BB turun sehingga grafik KMS turun. Kecenderungan grafik T menunjukkan adanya permasalahan dalam pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga dapat menujukkan status gizi yang buruk pada balita. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi gizi kurang maupun buruk yaitu salah satunya adalah pada cara penyajian dan pemberian makanan pada anak. Salah satu faktor kurang tepatnya praktik pemberian nutrisi pada balita yaitu sikap ibu terhadap memberikan makanan yang bergizi baik dari cara pemilihan bahan serta pengolahan makanan. Melihat fenomena tersebut, peneliti perlu melakukan penelitian hubungan antara sikap ibu dengan status gizi balita di Desa Kemuningsari Kecamatan Arjasa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 213, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Jember. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi atau hubungan sikap ibu dengan status gizi balita di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik sikap ibu dalam pemberian asupan nutrisi dan mengetahui karakteristik status gizi balita di Desa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 161, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemuning Lor Kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 406, "width": 34, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjasa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Jember", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 43, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 211, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain penelitian adalah dengan cara deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional . Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki balita yang berusia 1 sapai 5 tahun di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember sebanyak 609 balita. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 156 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu berdasar kriteria yang diinginkan oleh peneliti. Variabel bebas yaitu sikap ibu sedangkan variabel terikat yaitu status gizi balita. Data untuk mengetahui gizi balita dilakukan dengan menimbang berat badan balita dan diukur menggunakan Z-Score sedangkan untuk mengetahui sikap ibu yaitu menggunakan kuesioner. Data yang didapatkan selanjutnya diolah menggunakan SPSS 20. Pengolahan data menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 210, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "independen dan variabel dependen yaitu sikap ibu dan status gizi balita di Desa Kemuning Lor, Arjasa, Jember.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 130, "width": 34, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 144, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 157, "width": 164, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Karakteristik Responden", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 182, "width": 208, "height": 569, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Responden Jumlah presentase (%) Pengasuh Dominan Anak Ibu 147 94.2 Keluarga 2 1.3 Pengasuh 2 1.3 Lain-lain 5 3.2 Total 156 100 Jenis Kelamin Perempuan 156 100 Total 156 100 Usia Pengasuh 20-25 tahun 60 38.5 26-30 tahun 42 26.9 31-35 tahun 36 23.1 36-40 tahun 9 5.8 41-45 tahun 3 1.9 >45 tahun 6 3.8 Total 156 100 Pendidikan Pengasuh Tidak sekolah 13 8.3 SD 68 43.6 SMP 42 26.9 SMA 30 19.2 PT 3 1.9 Total 156 100 Pekerjaan Pengasuh PNS 2 1.3 Pegawai swasta 6 3.8 Wiraswasta 12 7.7 Petani 12 7.7 IRT 121 77.6 Lain-lain 3 1.9 Total 156 100 Suku Keluarga Madura 121 77.6 Jawa 35 22.4 Total 156 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 358, "width": 211, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tabel 1. menunjukkan bahwaa pengasuh dominan anak adalah ibu sebanyak 147 (94.2%). Usia pengasuh paling banyak yaitu berusia antara 20-25 tahun (38.5%). Pendidikan pengasuh tertinggi adalah SD sebanyak 68 (43.6%). Suku terbanyak yaitu suku Madura sebanyak 121 (77.6%). Kesejahteraan keluarga terbanyak yaitu sejahtera II sebanyak 73 (46.8%). Jenis kelamin anak terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 80 (51.3%). Usia anak terbanyak yaitu berusai 5 tahun sebanyak 91 (58.3%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 210, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Sikap ibu di Desa Kemuning Lor, Arjasa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 210, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Gambaran Sikap ibu di Desa Kemuning Lor, Arjasa", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 608, "width": 199, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Sikap ibu Jumlah presentase (%) Cukup 82 52.6 Baik 74 47.4 Total 156 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 211, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. menunjukkan bahwa sikap ibu terbanyak yaitu cukup sebanyak 83 responden (53.6%). Hasil karakteristik sikap ibu terbilang cukup seimbang antara cukup dan baik dikarenakan hasil sikap ibu", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 210, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang memiliki sikap baik yaitu sebanyak 74 responden (47.4%).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 116, "width": 210, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Status Gizi pada Balita di Desa Kemuning Lor, Arjasa", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 144, "width": 211, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Gambaran Status Gizi pada Balita di Desa Kemuning Lor Kecamatan, Arjasa", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 172, "width": 208, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Status Gizi Jumlah presentase (%) Abnormal 30 19.2 Normal 126 80.8 Total 156 100", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 243, "width": 211, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. menunjukkan bahwa status gizi pada balita di Desa Kemuning Lor, Arjasa sebagian besar yaitu normal sebanyak 126 balita (80.8%).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 313, "width": 210, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Sikap ibu dengan Status Gizi pada Balita di Desa Kemuning Lor, Arjasa", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 354, "width": 210, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hubungan Sikap ibu dengan Status Gizi pada Balita di Desa Kemuning", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 382, "width": 236, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lor, Arjasa Sikap ibu Status Gizi Balita Total P Value Abnormal Normal N N N Cukup 23 59 82 0.003 Baik 7 67 74 Total 30 126 156", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 474, "width": 211, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. menunjukkan Hasil analisis data bivariat menunjukkan bahwa nilai ρ value kurang dari nilai α (0,05) sehingga terdapat korelasi atau hubungan antara sikap ibu dengan status gizi pada balita ( ρ value 0.003; CI 95%).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 571, "width": 210, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diskusi: Gambaran Sikap ibu di Desa Kemuning Lor, Arjasa, Jember", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 612, "width": 211, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari penelitian ini bahwa sebagian besar sikap ibu adalah cukup. Sikap merupakan sebuah penyataan evaluatif mengenai suatu objek yang dapat mencerminkan perasaan seseorang mengenai hal atau peristiwa. Sikap adalah suatu kesediaan atau kesiapan dalam bertindak namun bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap ibu mengenai kesehatan yaitu merupakan salah faktor dalam peningkatan pemberian", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 88, "width": 115, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesejahteraan Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 103, "width": 187, "height": 252, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pra-sejahtera 3 1.9 Sejahtera I 33 21.2 Sejahtera II 73 46.8 Sejahtera III 38 24.4 Sejahtera III plus 9 5.8 Total 156 100 Jenis Kelamin Anak Laki-laki 80 51.3 perempuan 76 48.7 Total 156 100 Usia Anak 1 tahun 7 4.5 2 tahun 8 5.1 3 tahun 17 10.9 4 tahun 33 21.2 5 tahun 91 58.3 Total 156 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nutrisi dan gizi didalam keluarga. Semakin baik sikap ibu terhadap kesehatan akan terlihat pada implementasi dalam penyediaan makanan yang bernutrisi dan bergizi kepada balita (Pratama, R., & Rizky, 2013). Sehingga sikap ibu yang tergolong cukup tersebut dapat mempengaruhi kurangnya perilaku ibu didalam memberikan atau menyajikan makanan yang bergizi bagi balita.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 211, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia ibu terbanyak pada penelitian ini yaitu berkisar antara 20 sampai 25 tahun. Usia tersebut merupakan usia individu dalam kategori dewasa awal. Menurut (Suciati et al ., 2015) sikap negatif yang dimiliki oleh ibu dengan usia dewasa awal disebabkan karena kurangnya pengalaman ibu dalam pemberian nutrisi kepada balita. sehingga semakin matangnya usia makan akan berpengaruh bagaimana cara ibu untuk mengasuh anak, mengolah makanan yang baik dan memberikan nutrisi yang bergizi dan seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 392, "width": 192, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat pendidikan pengasuh", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 210, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terbanyak yaitu sekolah dasar atau SD.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 211, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu faktor penyebab yang mempengaruhi sikap ibu adalah tingkat pendidikan (Azwar, 2013). Ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi dapat menentukan ibu dalam menyusun menu makanan bergizi dan mengolah makanan dengan baik sehingga dapat meningkatkan status gizi (Nainggolan & Zuraida, 2010). Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka ibu akan memiliki pengetahuan sehingga dapat mempengaruhi sikap ibu menjadi lebih positif, sebaliknya jika tingkat pendidikan rendah maka akan menghasilkan pengetahuan yang kurang memadai sehingga mempengaruhi sikap ibu menjadi negatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 211, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suku terbanyak responden pada penelitian ini adalah suku Madura. Budaya mempengaruhi individu dalam menyajikan dan mengolah makanan. Selain itu budaya dapat menentukan menu dan makanan apa yang boleh maupun tidak boleh untuk dikonsumsi (Khairunnisa, 2013). Kebudayaan memiliki andil dalam pembentukan sikap dan pribadi seseorang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 210, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karena dapat memberikan corak pengalaman untuk seseorang dalam kehidupan bermasyarakat (Azwar, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 116, "width": 211, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kesejahteraan terbanyak responden pada penelitian ini adalah berada pada kategori sejahtera II. Status ekonomi atau tingkat pendapatan yang didapatkan oleh keluarga dapat berdampak pada sikap ibu menyajikan makanan pada keluarga terutama balita (Rakhmawati, N. Z., & Panunggal, 2014). Penghasilan keluarga perbulan dibawah 500.000 dapat mempengaruhi sikap ibu dalam penyajian makanan sehingga ibu tidak dapat membeli jenis makanan yang bervariasi setiap harinya untuk disajikan kepada keluarga (Suciati et al ., 2015). Faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap ibu dalam memberi nutrisi untuk balita yaitu dari faktor interaksi sosial, lingkungan, dan pengaruh anak seperti makanan serta camilan yang diinginkan oleh anak (Suciati et al ., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 406, "width": 210, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Status Gizi Balita di Desa Kemuning Lor, Arjasa, Jember", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 434, "width": 210, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari penelitian ini bahwa sebagian besar status balita mengenai gizi adalah normal. Pemenuhan gizi balita sehingga statusnya menjadi normal disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia ibu, tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 530, "width": 211, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia ibu terbanyak pada penelitian ini yaitu berkisar antara 20 sampai 25 tahun yang mana kategori usia tersebut merupakan usia produktif atau usia dewasa awal. Usia produktif pada ibu akan lebih mudah untuk menerima informasi dan berfikir. Kemudahan ibu dalam menerima informasi akan membuat ibu lebih menyadari pentingnya menjaga asupan gizi kepada anaknya (Sofiyana, D., & Noer, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 696, "width": 210, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat pendidikan pengasuh terbanyak yaitu sekolah dasar atau SD. Penyediaan bahan dan menu makanan dalam peningkatan nutrisi balita tercerminkan dari tingkat pengetahuan ibu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 287, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Istiono mengatakan bahwa tinggi atau tidaknya pendidikan ibu tidak berpengaruh pada keadaan atau status gizi anak (Istiono et al ., 2009). Ibu yang hanya memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar tidak memastikan mampu memilih dan menyediakan asupan nutrisi yang baik dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti apabila ibu lebih rajin mendengarkan dan mencari informasi terkait gizi serta sering mengikuti penyuluhan mengenai gizi. Hal ini menjadi tidak mustahil bagi ibu yang merupakan lulusan SD dapat menjaga nutrisi anaknya. Namun perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu akan mempengaruhi ibu dalam mencerna informasi lebih mudah (Nainggolan & Zuraida, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 211, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kesejahteraan terbanyak responden pada penelitian ini adalah berada pada kategori sejahtera II. Status ekonomi adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dan cara penyajian makanan bagi keluarga terutama anaknya. Namun penelitian yang dilaksanakan oleh Gunawan, Fadlyana, & Rusmil (2016) didapatkan tidak terdapat korelasi antara status ekonomi dengan baik maupun buruknya gizi anak. Keluarga yang memiliki pendapatan rendah dapat meningkatkan ibu dalam mencari bahan makanan yang murah namun bergizi tinggi bagi anaknya .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 211, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan yang dilakukan ibu pada penelitian ini sebagian besar ibu mengurus anaknya secara penuh atau menjadi ibu rumah tangga (IRT). IRT biasanya mempunyai cara pengasuhan mengenai perkembangan anak lebih baik daripada ibu karier karena ibu akan dekat dengan balita dan fokus akan tumbuh kembang anak (Illahi & Muniroh, 2018). IRT mempunyai waktu yang lebih luang untuk mendapatkan, membaca, menerima informasi mengenai gizi, serta mempraktikkan informasi yang didapatkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 211, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk menunjang gizi anak (Sofiyana, D., & Noer, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 102, "width": 210, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, meski tingkat status gizi sebagian besar pada kategori normal, namun balita dengan gizi kurang masih tergolong banyak. Hal ini masih menjadi masalah yang aktual dan harus segera ditangani dalam rangka peningkatan gizi pada balita.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 213, "width": 210, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Sikap ibu dengan Status Gizi Pada Balita di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 254, "width": 211, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara sikap ibu dengan status gizi pada balita di Desa Kemuning Lor, Arjasa, Jember. Hal ini menunjukkan bahwa baiknya sikap ibu akan mempengaruhi peningkatan usaha ibu pada meningkatkan asupan nutrisi anak sehingga status gizi balita menjadi normal. Begitu pula sebaliknya jika sikap ibu cukup maka usaha ibu untuk memenuhi gizi balita menjadi berkurang sehingga status gizi anak menjadi kurang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 420, "width": 211, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini selaras dengan apa yang dilaksanakan Suciati et al . (2015) yaitu terdapat korelasi antara sikap seorang ibu dengan status gizi anak yang kurang di usia toddler . Dari penelitian ini sebagian besar menunjukkan sikap ibu sudah positif dan sebagian memiliki sikap yang negatif. Sikap negatif ibu disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan ibu mengenai pemberian gizi dan nutrisi pada balita. Sikap ibu tentang memberikan makanan pada balita adalah hal yang membuat ibu berperilaku dalam pemberian nutrisi yang penuh akan gizi dan tepat pada toddler .", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 627, "width": 211, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan oleh Giri, Made kurnia widiastuti, Nunuk suryani (2013) yaitu memiliki korelasi positif secara signifikan mengenai sikap ibu untuk memberi ASI dan status gizi balita (6-24 bulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan ibu yang memiliki sikap yang tinggi cenderung mempunyai balita dengan gizi yang baik", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "daripada ibu dengan sikap yang lebih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 66, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 211, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap ibu dalam pemenuhan status gizi merupakan tingkah laku dalam memenuhi asupan nutrisi pada anak. Sikap yang diambil akan mempengaruhi secara umum status nutrisi pada anak. Sikap ibu yang baik akan mempengaruhi peningkatan usaha ibu pada meningkatkan asupan nutrisi anak sehingga status gizi balita menjadi normal. Begitu pula sebaliknya jika sikap ibu cukup maka usaha ibu untuk memenuhi gizi balita menjadi berkurang sehingga status gizi anak menjadi kurang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 82, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 210, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar, H. (2009). Penilaian Sikap llmiah Dalam Pembelajaran Sains. Pelangi Ilmu , 2 (5), 103–113.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 211, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asrar, M., Hadi, H., & Boediman, D. (2009). Pola Asuh, Pola Makan, Asupan Zat Gizi Dan Hubungannya", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 406, "width": 187, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan Status Gizi Anak Balita Masyarakat Suku Nuaulu Di Kecamatan Amahai Kabupaten", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 447, "width": 187, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maluku Tengah Provinsi Maluku. Jurnal Gizi Klinik Indonesia , 6 (2), 84.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 211, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azwar, S. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya , p. 5. Giri, Made kurnia widiastuti, Nunuk suryani, P. M. K. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Asi Serta Pemberian Asi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 211, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksklusif Dengan Status Gizi Balita Usia 6–24 Bulan (Di Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng). Jurnal Megister Kedokteran Keluarga , 1 (1), 24–37. Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2016). Hubungan Status Gizi dan Perkembangan Anak Usia 1 - 2 Tahun. Sari Pediatri , 13 (2), 142.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 210, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hestuningtyas, T. R., & Noer, E. R. (2014). Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu Dalam Pemberian Makan Anak,", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 75, "width": 186, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia 1-2 Tahun Di Kecamatan Semarang Timu r . 3 (1), 17–25.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 116, "width": 210, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Illahi, R. K., & Muniroh, L. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 130, "width": 187, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Sosio Budaya Gizi Etnik Madura Dan Kejadian Stunting Balita Usia 24–59 Bulan Di Bangkalan. Media Gizi Indonesia , 11 (2), 135.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 185, "width": 210, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istiono, W., Suryadi, H., Haris, M.,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 199, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irnizarifka, Tahitoe, A. D.,", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 210, "width": 186, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasdianda, M. A., … Sidabutar, T. .", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 226, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R. (2009). Analisis Faktor-Faktor", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 240, "width": 210, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat , 25 (3), 150–155. Khairunnisa. (2013). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 309, "width": 187, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Tengah. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura ,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 365, "width": 29, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (1).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 210, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nainggolan, J., & Zuraida, R. (2010). Hubungan Antar Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 475, "width": 36, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62–73.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 489, "width": 211, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pahlevi, A. E. (2012). Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat , 7 (2), 122–126.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 544, "width": 210, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratama, R., & Rizky, A. R. Y. A. (2013).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 558, "width": 186, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Tingkat Pendidikan,", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 572, "width": 186, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu dan Perilaku Ibu Terhadap Status Gizi Balita di Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Swara Bhumi , 2 (1), 251– 259.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 654, "width": 210, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, R. F., Sulastri, D., & Lestari, Y. (2015). Artikel Penelitian Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal Kesehatan Andalas , 4 (1), 254– 261.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 194, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 47, "width": 373, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan dr. Soebandi", "type": "Section header" }, { "left": 459, "top": 7, "width": 110, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2302-7932 e-ISSN : 2527-7529", "type": "Page header" }, { "left": 5, "top": 11, "width": 334, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal.stikesdrsoebandi.ac.id Septiyono, Eka Afdi et al .............................................................hal. 79 – 86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakhmawati, N. Z., & Panunggal, B.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 88, "width": 186, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2014). Hubungan Pengetahuan dan", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 102, "width": 186, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap ibu dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Anak Usia 12-", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 130, "width": 186, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 bulan. Journal of Nutrition", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 144, "width": 109, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "College , 3 (1), 43–50.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 211, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 185, "width": 186, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementrian Kesehatan Republik", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 211, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia . Riskesdas 2018. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 240, "width": 184, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Republik Indonesia , 1–", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 254, "width": 27, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 211, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofiyana, D., & Noer, E. R. (2013). Perbedaan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Sebelum dan Setelah", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 309, "width": 187, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konseling Gizi pada Balita Gizi Buruk. Journal of Nutrition College ,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 337, "width": 77, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 (1), 134–144.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 210, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suciati, N., Kristiawati, & Ilya, K. (2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 213, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Perilaku Ibu Dengan Status Gizi Kurang Anak Usia Toddler. Biomass Chem Eng , 49 (23– 6), 22–23. UNICEF. (2018). UNICEF Data:Monitoring the situation of Children and women. Malnutrition , 1. World", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 461, "width": 187, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Organization. (2010). Interpretation Guide Nutrition Landscape Information System (NLIS). In WHO .", "type": "Table" } ]
dc801c80-cec9-c9a5-b89c-f4623f057677
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/cepalo/article/download/1785/1488
[ { "left": 531, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 134, "width": 474, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GANTI RUGI TANAH SISA PADA PEMBANGUNAN JALAN TOL BAKAUHENI- TERBANGGI BESAR: AKIBAT HUKUM DAN KONFLIK PERTANAHAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 178, "width": 460, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(COMPENSATION FOR REMAINING LAND IN THE CONSTRUCTION OF THE BAKAUHENI- TERBANGGI BESAR TOLL ROAD; DUE TO LAWS AND LAND CONFLICTS)", "type": "Section header" }, { "left": 250, "top": 219, "width": 99, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 231, "width": 199, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Magister Ilmu Hukum Universitas Lampung [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 269, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 485, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan jalan tol trans sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar paket II saat ini menimbulkan ketidak jelasan penghitungan ganti rugi terhadap tanah-tanah sisa, hingga terjadi pengalih fungsian lahan dari tanah sisa yang terkena dampak pembangunan tersebut. Tanah sisa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sisa dari tanah yang sudah diganti rugi oleh instansi yang membutuhkan tanah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat namun masih meninggalkan permasalahan yang hingga sampai saat ini belum terselesaikan. Permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan dasar dan proses penyelesaian ganti rugi terhadap tanah sisa yang kehilangan fungsi sosial dan nilai ekonominya pada pembangunan JTTS Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat terhadap tanah sisa yang kehilangan fungsi sosial dan nilai ekonominya pada pembangunan JTTS Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 485, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Serdang Kecamatan tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Bertujuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah hukum normatif (penelitian hukum kepustakaan). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tanah sisa dapat diklasifikasikan berdasarkan peruntukannya yaitu, pertanian/perkebunan, pemukiman dan tempat usaha yang dikategorikan menjadi 2 (dua) berdasarkan jenis kerugian yang dialami oleh pihak yang berhak yaitu: kerugian ekonomi dan kerugian sosial. Diamana kerugian ekonomi dapat dimintakan ganti kerugian berupa uang sedangkan kerugian sosial dapat diberikan akses jalan menuju tanah sisa sehingga tanah sisa yang kehilanganfungsi sosialnya akan hidup dan nilai ekonomi tanah sisa tersebut tidak akan menurun sehingga tidak akan mengalami kerugian ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 280, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Tanah Sisa, Jalan Tol Trans Sumatera, dan Sosial", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 560, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 485, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of the Trans Sumatera toll road for the Bakauheni-Terbanggi Besar Section II package currently causes uncertainty in the calculation of compensation for residual lands, so that there is a change in the function of the land from the remaining land affected by the development. The remaining land referred to in this study is the rest of the land that has been compensated by agencies that need land, in this case the Ministry of Public Works and Public Housing but still leaves problems that have not been resolved.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 485, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The problem in this study relates to the basis and process of settlement of compensation for the residual land that has lost its social function and economic value in the construction of the JTTS Bakauheni- Terbanggi Besar Section, efforts that must be undertaken by the community for the remaining land that loses social function and economic value in the JTTS development Large Bakauheni-Terbanggi Section. This research is a normative and empirical juridical research. This research was conducted in Serdang Village, tanjung Bintang District, South Lampung Regency. Aiming. This study uses a normative legal problem approach (library research). The results of this study indicate that the remaining land can be classified based on its designation, namely, agriculture / plantation, settlement and place of business which are categorized into 2 (two) based on the type of loss experienced by the rightful parties namely: economic losses and social losses. Where economic losses can be requested for compensation in the form of money", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 29, "width": 349, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2019: hlm. 41-54. Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia. E-ISSN: 2598-3105 P-ISSN: 2723-2581 http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/cepalo", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 342, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganti Rugi Tanah Sisa Pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni- Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan ...", "type": "Page header" }, { "left": 475, "top": 37, "width": 64, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 484, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "while social losses can be given access roads to the remaining land so that the residual land that loses its social function will live and the economic value of the residual land will not decrease so that it will not suffer economic losses.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 297, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Land Remaining, Trans Sumatra Toll Road, and Social", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara Mengutip (How to Cite): Andriawan Kusuma, “Ganti Rugi Tanah Sisa pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan Konflik Pertanahan ”, Jurnal Cepalo , 3 (1), (2019): 41-54.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 221, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.25041/cepalo.v3no1.1785", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 83, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 485, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan infrastruktur jalan tol Trans Sumatera (selanjutnya disebut dengan JTTS) sangat penting perannya dalam menunjang perekonomian daerah. Ketersediaan infrastruktur mampu memberikan dampak berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional. Pengadaan tanah saat ini menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur. Kegiatan pengadaan tanah merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting ketika Negara membutuhkan tanah untuk pembangunan fasilitas umum. Pengadaan tanah merupakan perbuatan Pemerintah untuk memperoleh tanah untuk berbagai kegiatan pembangunan, khususnya bagi kepentingan umum. Pada prinsipnya pengadaan tanah dilakukan dengan cara musyawarah antara pihak yang memerlukan tanah dan pemegang hak atas tanah yang diperlukan untuk kegiatan pembangunan. 1 Sementara ganti kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah. Adapun aspek-aspek ganti kerugian yang layak pada prinsipnya harus memenuhi tiga aspek, yaitu aspek ekonomi, aspek sosiologis, dan aspek filosofis. 2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 485, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada proses pengadaan tanah bagi kepentingan umum dalam penelitian ini adalah pengadaan tanah pembangunan JTTS bakauheni-terbanggi besar paket II instansi yang membutuhkan tanah yaitu Kemen PUPR melalui Pejabat Pembuat Komitmen (selanjutnya disebut PPK lahan) di bantu oleh Panitia Pengadaan Tanah (selanjutnya disebut P2T) yang di pimpin langsung oleh Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (selanjutnya disebut Kantah BPN) Wilayah yaitu Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lampung Selatan dan Badan Pertanahan Nasional Provinsi Lampung yang dibagi berdasarkan wilayah kerja serta PT. Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (selanjutnya disebut dengan BUJT) JTTS dan PT. Waskita Karya yang melaksanakan pembangunan JTTS Paket II ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (selanjutnya disebut dengan kontraktor pelaksana).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 478, "width": 485, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan Adanya aktivitas pengadaan tanah untuk pembangunan JTTS khususnya pada panitia pengadaan tanah Bakauheni-Terbanggi Besar paket II saat ini meninggalkan permasalahan yang timbul, yaitu ketidak jelasan penyelesaian ganti rugi terhadap tanah-tanah sisa, hingga terjadi pengalih fungsian lahan dari tanah-tanah sisa yang terkena dampak pembangunan tersebut. Tanah sisa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sisa tanah-tanah yang telah diganti rugi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (selanjutnya disebut Kemen PUPR) namun masih meninggalkan permasalahan yang hingga sampai saat ini belum terselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 485, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi tanah sisa dalam penelitian ini yang terletak di Desa Serdang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung berada dipinggir trase Right of Way (selanjutnya disebut ROW) atau istilah teknisnya Daerah Milik Jalan (selanjutnya disebut DMJ) sehingga ada sekitar 26 bidang tanah sisa tersebut kehilangan fungsi sosialnya 2 bidang tidak dapat ditanami dan 3 bidang bentuk tanahnya tidak beraturan kesemuanya kesemuanya tidak lagi terdapat akses jalan menuju tanah sisa tersebut dikarenakan akses jalan yang lama diputus oleh ROW dan bahkan yang lebih merugikan lagi tanah-tanah sisa tersebut akan menegalami penurunan bahkan kehilangan nilai ekonominya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 655, "width": 485, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas maka pembahasan difokuskan pada dasar dan proses penyelesaian ganti rugi terhadap tanah sisa yang kehilangan fungsi sosial dan nilai ekonominya pada pembangunan JTTS Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat terhadap tanah sisa yang kehilangan fungsi sosial dan nilai ekonominya pada pembangunan JTTS Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 485, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan mempelajari, melihat dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 751, "width": 443, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Maria S. W. Sumardjono, Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Jakarta :Kompas, (2008), hlm. 280.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 762, "width": 403, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Bernhad Limbong, Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan. Margaretha , Jakarta: Pustaka, (2011), hlm. 369.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 174, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Cepalo Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 37, "width": 65, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2598-3105 P-ISSN: 2723-2581", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 485, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menelaah mengenai beberapa hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi, pandangan, doktrin-doktrin hukum, peraturan hukum dan sistem hukum yang berkenaan dengan permasalahan penelitian ini. Pendekatan yuridis empiris dilakukan untuk mempelajari hukum dalam kenyataan atau berdasarkan fakta yang didapat secara objektif di lapangan, baik berupa pendapat, sikap dan perilaku aparat penegak hukum yang didasarkan pada identifikasi hukum dan efektifitas hukum. 3 Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah hukum normatif (penelitian hukum kepustakaan).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 488, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan,menggambarkan,dan menganalisa data yang ada tentang penyelesaian dan pemberian ganti rugi terhadap tanah sisa sebagai akibat pembangunan JTTS ruas bakauheni terbanggi besar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 485, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Pelaksanaan pemberian ganti rugi bagi pihak yang berhak, seringkali aspek keadilan dikesampingkan dan yang diutamakan adalah kepastian dan kemanfaatan bagi pembangunan semata. Sebagai contoh dalam pelaksanaan pembangunan JTTS terdapat pihak yang berhak yang terkena pembangunan jalan tol dimana ganti rugi yang diberikan hanya sebatas tanah yang dipergunakan untuk pembangunan jalan tol, sedangkan sisa tanahnya dikesampingkan yang mengakibatkan kerugian sosial bahkan kerugian ekonomi bagi pihak yang berhak yang terkena pembangunan jalan tol.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 485, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengadaan tanah harus dilakukan melalui suatu proses yang menjamin tidak adanya pemaksaan kehendak satu pihak terhadap pihak lain. Di samping itu, mengingat bahwa masyarakat harus merelakan tanahnya untuk suatu kegiatan pembangunan, maka harus dijamin kesejahteraan sosial ekonominya tidak akan menjadi lebih buruk dari keadaan semula, paling tidak harus setara dengan keadaan sebelum tanahnya digunakan oleh instansi yang membutuhkan tanah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 81, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 365, "width": 289, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Dasar Penyelesaian Proses Ganti Rugi Terhadap Tanah.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 485, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dahulu “tanah sisa” tidak diambil oleh P2T, tidak pernah di perhitungkan nilai kerugiannya, padahal kerugian dari “tanah sisa” bisa cukup besar, karena tidak bisa dimanfaatkan lagi secara optimal. 4 Pasal ini memberikan semangat baru untuk melindungi pemilik tanah dari kerugian dan menunjukkan keseriusan pemerintah mewujudkan asas keadilan,kemanusian, dan kesejahteraan. 5 Dalam ketentuan Pasal 1 angka 2 UU/2/2012 diatur mengenai Definisi Pengadaan Tanah yaitu: 6", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 438, "width": 484, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kegiatan menyediakan tanah dengan cara member ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 484, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadilan yang dimaksud sebagaimana yang dijelaskan dalam penjelasan umum Pasal 2 huruf b UU/2/2012 yaitu: 7", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 484, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Memberikan jaminan penggantian yang layak kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah sehingga mendapatkan kesempatan untuk dapat melangsungkan kehidupan yang lebih baik.”", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 515, "width": 339, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator keadilan dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum adalah: 8", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 484, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dapat memulihkan kondisi sosial ekonomi Pihak yang berhak mendapat ganti rugi minimal setara dengan keadaan sebelum pencabutan atau pembebasan hak mereka;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 484, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pihak yang membutuhkan tanah juga dapat memperoleh tanah sesuai rencana dan peruntukannya serta memperoleh perlindungan hukum; dan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 484, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Keadilan yang dirumuskan oleh hukum dalam bentuk hak dan kewajiban harus mencerminkan keadilan yang diterima dan dirasakan oleh para pihak.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 485, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mencapai hal-hal seperti di atas tersebut, maka pengadaan tanah harus dilakukan sesuai dengan asas-asas berikut 9 : a. Asas kesepakatan, yakni bahwa seluruh kegiatan pengadaan tanah dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak yang memerlukan tanah dengan pemegang hak atas tanah. Kegiatan fisik pembangunan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 669, "width": 322, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum , Jakarta: Rineka Cipta, (1986), hlm. 5", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 679, "width": 484, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 M. Iskandar Syah, Pembebasan tanah untuk pembangunan kepentingan umum: upaya hukum masyarakat yang terkena pembebasan dan pencabutan hak , Jakarta: Jala Permata Aksara, (2015), hlm.47.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 700, "width": 484, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Zahra Ats Tsaurah, Julius Sembiring, Rofiq Laksamana, Penyelesaian Atas “Tanah Sisa” Pada Pengadaan Tanah di Provinsi Lampung, Yogyakarta: Jurnal Tunas Agraria, (2018).", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 720, "width": 141, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 UU/2/2012, Op.Cit., Pasal 1 ayat (2) .", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 731, "width": 126, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Ibid., Penjelasan Pasal 2 huruf b.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 741, "width": 484, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Hery Zarkasih, Pelaksanaan Prinsip Keadilan dalam Pemberian Ganti Rugi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum , Mataram : Jurnal IUS, (2015).", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 762, "width": 161, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Maria S.W. Sumardjono , Op.Cit., hlm. 280.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 342, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganti Rugi Tanah Sisa Pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni- Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan ...", "type": "Page header" }, { "left": 475, "top": 37, "width": 64, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 73, "width": 469, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baru dapat dilaksanakan bila telah terjadi kesepakatan antara para pihak dan ganti kerugian telah diserahkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 484, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Asas kemanfaatan, pengadaan tanah diharapkan mendatangkan dampak positif bagi pihak yang memerlukan tanah, masyarakat yang terkena dampak dari masyarakat luas. Manfaat dari hasil kegiatan pembangunan itu harus dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai keseluruhan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 485, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Asas keadilan, kepada masyarakat yang terkena dampak diberikan ganti kerugian yang dapat memulihkan kondisi sosial ekonominya, minimal setara dengan keadaan semula dengan memperhitungkan kerugian terhadap faktor fisik maupun nonfisik.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 482, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Asas kepastian, pengadaan tanah dilakukan menurut tata cara yang diatur oleh peraturan perundang- undangan, sehingga para pihak mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 485, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Asas keterbukaan, dalam proses pengadaan tanah, masyarakat yang terkena dampak berhak memperoleh informasi tentang proyek dan dampaknya, kebijakan ganti kerugian, jadwal pembangunan, rencana pemukiman kembali dan lokasi pengganti (bila ada) dan hak masyarakat untuk menyampaikan keberatannya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 485, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Asas keikutsertaan/Partisipasi, peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam setiap tahap pengadaan tanah (perencanaan, pelaksanaan,evaluasi) diperlukan agar menimbulkan rasa ikut memiliki dan dapat meminimalkan penolakan masyarakat terhadap kegiatan yang bersangkutan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 288, "width": 484, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Asas kesetaraan, asas ini dimaksudkan untuk menempatkan posisi pihak yang memerlukan tanah dan pihak yang terkena dampak secara sejajar dalam proses pengadaan tanah.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 484, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Minimalisasi dampak dan kelangsungan kesejahteraan sosial ekonomi. Dampak negatif pengadaan tanah sedapat mungkin diminimalkan, disertai dengan upaya untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat yang terkena dampak sehingga kegiatan sosial ekonominya tidak mengalami kemunduran.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 484, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaturan mengenai tanah sisa diatur di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (selanjutnya disebut dengan UU/2/2012) diatur dalam Pasal 35 yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 485, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dalam hal bidang tanah tertentu yang terkena Pengadaan Tanah terdapat sisa yang tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, Pihak yang berhak dapat meminta penggantian secara untuh atas bidang tanahnya.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 485, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang dimaksud dengan ”tidak lagi dapat difungsikan” adalah bidang tanah yang tidak lagi dapat digunakan sesuai peruntukan dan penggunaan semula, misalnya rumah hunian yang terbagi sebagian lagi tidak dapat dipergunakan lagi sebagai rumah hunian. Sehubungan dengan hal tersebut, pihak yang menguasai/memiliki tanah dapat meminta ganti kerugian atas seluruh tanahnya. 10", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 478, "width": 485, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian tanah sisa diatur didalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah (selanjutnya disebut dengan Perka BPN 5/2012) diatur dalam Pasal 11 yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 514, "width": 485, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dalam hal terdapat sisa dari bidang tanah tertentu sudah terdaftar yang terkena pengadaan tanah dan tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, bidang tanah tersebut diukur dan dipetakan secara utuh dan diberikan ganti kerugian atas dasar permintaan Pihak yang Berhak. Ayat (2) Atas dasar permintaan Pihak yang Berhak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan verifikasi oleh Pelaksana Pengadaan Tanah. Ayat (3) Dalam hal hasil verifikasi menunjukan bahwa sisa tanah tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Instansi yang memerlukan tanah memberikan Ganti Kerugian”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 485, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Pasal 11 Perka BPN 5/2012 diatas mengatur mengenai tanah sisa“ yang dapat dimintakan ganti rugi hanya tanah yang terdaftar/bersertifikat”. Pengaturan mengenai telah secara tegas diatur didalam pasal 35 UU/2/2012 dan Pasal 11 Perka BPN 5/2012 kemudian dimuat kembali dalam Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (selanjutnya disebut dengan Perpres 71 / 2012), diatur dalam pasal 67 yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 485, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dalam hal terdapat sisa dari bidang tanah tertentu yang terkena Pengadaan Tanah terdapat sisa yang tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, pihak yang Berhak dapat meminta penggantian secara utuh atas bidang tanahnya. Dimana sisa tanah yang tidak lagi dapat difungsikan tersebut merupakan bidang tanah yang tidak lagi dapat digunakan sesuai dengan peruntukan dan penggunaan semula.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 762, "width": 465, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Penjelasan pasal 35, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 174, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Cepalo Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 37, "width": 65, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2598-3105 P-ISSN: 2723-2581", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 485, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Perka BPN 5/2012 Pasal 11 sebagaimana telah disebutkan didalam paragraf sebelumnya diatas mengatur terkait tanah sisa “ yang dapat dimintakan ganti rugi hanya tanah yang terdaftar”. Kemudian bagaimana untuk tanah-tanah sisa yang belum terdaftar atau belum bersertifikat Hak Milik apakah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional tidak dapat melaksanakan pendataan bidang tanah tersebut untuk diukur dan dipetakan secara utuh dan diberikan ganti kerugian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 485, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertanyaan diatas tersebut mengenai tanah sisa yang belum terdaftar/bersertifikat apakah dapat diberikan ganti rugi atau tidak, jawabannya tetap dapat diberikan ganti rugi. Hal tersebut telah diatur didalam Pasal 13 Perka BPN 5/2012 yang telah diatur sebagaimana isinya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 172, "width": 485, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dalam hal terdapat sisa dari bidang tanah tertentu belum terdaftar yang terkena pengadaan tanah dan tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya, bidang tanah tersebut diukur dan dipetakan secara utuh dan diberikan ganti kerugian atas dasar permintaan Pihak yang Berhak”. 11 Ayat 2 : “Atas dasar permintaan Pihak yang Berhak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan verifikasi oleh Pelaksana Pengadaan Tanah”. 12 Ayat 3 :“Dalam hal hasil verifikasi menunjukan bahwa sisa tanah tidak lagi dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Instansi yang memerlukan tanah memberikan Ganti Kerugian”. 13", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 485, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi baik tanah sisa yang sudah terdaftar/bersertifikat ataupun belum terdaftar tetap dapat dimintakan ganti kerugian oleh pihak kepada instansi yang memerlukan tanah. Setelah Kementerian ATR/BPN selaku P2T melaksanakan proses verifikasi terhadap tanah sisa tersebut apakah masih dapat difungsikan lagi atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 463, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Proses Ganti Rugi Terhadap Tanah Sisa yang Kehilangan Fungsi Sosial dan Nilai Ekonominya", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 485, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana telah disebutkan didalam paragraf sebelumnya diatas pengaturan mengenai tanah sisa telah diatur secara tegas didalam Pasal 11 dan 13 Perka BPN 5/2012 tidak menjelaskan batas waktu pengajuan permohonan tanah sisa, sehingga untuk mekanisme waktu ganti rugi tanah sisa digambarkan melalui bagan 1,2 dan 3 dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 402, "width": 41, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagan 1", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 592, "width": 251, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, Januari 2019", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 485, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat Satgas A akan melakukan pengukuran di bidang trase, pemilik bidang tanah sisa dapat meminta tanah sisa miliknya juga diukur, P2T akan menindaklanjuti dengan memverifikasi tanah sisa jika layak diganti rugi. P2T memerintahkan Satgas A melakukan pengukuran dan pemetaan bidang tersebut secara utuh. Hasil pengukuran dan pemetaan tersebut merupakan data fisik bidang tanah. Data fisik tersebut diumumkan selama 14 (empat belas) hari. Selama pengumuman berlangsung, pihak yang berhak masih dapat mengajukan keberatan atas data fisik,apabila terdapat keberatan mengenai data fisik maka Satgas A akan melakukan perbaikan data terlebih dahulu. Apabila tidak terdapat keberatan mengenai data fisik maka data", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 741, "width": 447, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Peraturan Kepala BPN-RI Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Pasal 13 ayat 1.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 751, "width": 88, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Ibid., Pasal 13 ayat 2.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 762, "width": 88, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Ibid., Pasal 13 ayat 3.", "type": "Footnote" }, { "left": 88, "top": 430, "width": 428, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P2T Pegumuman Trase&Tanah sisa Perbaikan data jika masih ada keberatan Daftar Nominatif diserahkan Kpd Tim Penilai (Appraisal) Ganti rugi trase + tanah sisa P2T melakukan verifikasi tanah", "type": "Table" }, { "left": 241, "top": 514, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sisa", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 425, "width": 361, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak dapat di ganti rugi Dapat di ganti rugi Satgas A Melaksanakan Pengukuran Pemilik bidang tanah sisa mengajukan", "type": "Picture" }, { "left": 121, "top": 564, "width": 44, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberatan", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 492, "width": 19, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P2T", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 342, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganti Rugi Tanah Sisa Pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni- Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan ...", "type": "Page header" }, { "left": 475, "top": 37, "width": 64, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 484, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fisik akan diberikan kepada Tim Penilai. Tim penilai akan melakukan penilaian bidang trase dan tanah sisa, maka ganti kerugian dilakukan terhadap bidang trase dan tanah sisa bersamaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 174, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Cepalo Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 37, "width": 65, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2598-3105 P-ISSN: 2723-2581", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 86, "width": 41, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagan 2", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 263, "width": 251, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, Januari 2019", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 485, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat pengumuman data fisik bidang tanah berlangsung diberikan waktu 14 (empat belas) hari kerja (lihat pasal 29 UU/2/2012), pemilik bidang tanah sisa mengajukan keberatan. P2T akan menindaklanjuti dengan memverifikasi tanah sisa jika layak diganti rugi, P2T akan mengukur bidang tanah sisa dan memperbaiki data fisik yang diumumkan. Apabila data fisik telah diumumkan dan tidak ada keberatan maka data fisik tersebut diberikan kepada Tim Penilai. Tim penilai akan melakukan penilaian bidang trase dan tanah sisa, maka ganti kerugian dilakukan terhadap bidang trase dan tanah sisa bersamaan.", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 365, "width": 41, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagan 3", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 567, "width": 251, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, Januari 2019", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 485, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukan ganti kerugian bidang trase utama, pemilik tanah sisa mengajukan keberatan mengenai tanah sisa. P2T akan menindaklanjuti dengan memverifikasi tanah sisa jika layak diganti rugi, P2T menugaskan kembali Satgas A untuk melakukan pengukuran dan pemetaan tanah sisa. Hasil data fisik (daftar nominatif) tanah sisa tersebut kemudian diberikan kepada Tim Penilai, tim penilai akan melakukan penilaian tanah sisa. Ganti kerugian tanah sisa dapat dilaksanakan berdasarkan penilaian tersebut. Bidang tanah sisa dapat diproses ganti kerugiannya melalui P2T selama izin penetapan lokasi (selanjutnya disebut IPL) masih berlaku. Hal ini disebabkan P2T masih ada selama IPL masih berlaku. Sebagaimana Bagan 1,2 dan 3 diatas, lalu bagaimana jika IPL sudah tidak berlaku apakah tanah sisa masih dapat diproses oleh P2T jawabannya tetap masih dapat (lihat pasal 44 PP/71/2012) dengan syarat tanah sisa luasannya tidak lebih dari 5 hektar, apabila terdapat tanah sisa dengan luas total tidak lebih dari 5 hektar maka instansi yang memerlukan tanah dapat langsung memberikan ganti rugi kepada pihak yang berhak (lihat pasal 121 Perpres 148/2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 744, "width": 485, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Objek tanah sisa dalam penelitian ini yang terletak di Desa Serdang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung sebagaimana IPL Nomor : G/187/B.05/HK/2018 tertanggal", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 107, "width": 381, "height": 387, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegumuman Trase Ganti rugi bidang trase utama Satgas A melakukan pemetaan&pengukuran", "type": "Picture" }, { "left": 424, "top": 497, "width": 42, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanah sisa", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 413, "width": 384, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Nominatif tanah sisa diserahkan Kpd Tim Penilai (Appraisal) Ganti rugi tanah sisa Pemilik bidang tanah sisa mengajukan permohonan P2T melakukan verifikasi tanah sisa", "type": "Picture" }, { "left": 227, "top": 392, "width": 260, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat di ganti rugi Tidak dapat di ganti rugi P2T", "type": "Picture" }, { "left": 290, "top": 157, "width": 217, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbaikan data Trase&Tanah Sisa Daftar Nominatif diserahkan Kpd Tim Penilai (Appraisal) Ganti rugi trase + tanah sisa", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 109, "width": 82, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P2T melakukan verifikasi tanah sisa", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 88, "width": 374, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat di ganti rugi Tidak dapat di ganti rugi Satgas A Melaksanakan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 50, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran", "type": "Table" }, { "left": 208, "top": 106, "width": 53, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegumuman", "type": "Picture" }, { "left": 222, "top": 118, "width": 25, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trase", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 178, "width": 87, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilik bidang tanah sisa mengajukan", "type": "Picture" }, { "left": 126, "top": 202, "width": 44, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberatan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 342, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganti Rugi Tanah Sisa Pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni- Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan ...", "type": "Page header" }, { "left": 475, "top": 37, "width": 64, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 485, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 febuari 2018, sehubungan proses pengadaan lahan yang dilakukan oleh P2T bersama PPK lahan telah selesai 100 % diganti rugi sehingga lebih tepat menggunakan mekanisme proses pada bagan 3 datas, namun permasalahan tanah sisa sampai saat penelitian ini berakhir belum juga ada penyelesaian dari stakeholder terkait. Berikut daftar bidang tanah sisa di Desa Serdang yang telah dibebaskan berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 149, "width": 455, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rekapitulasi bidang tanah sisa NO. Desa Jenis Penggunaan Tanah Jumlah Bidang yang terkena Jumlah Bidang “Tanah Sisa” 1. Serdang Pemukiman 17 10 Tempat Usaha Kandang Ayam 2 2 Pertanian 238 26 JUMLAH 257 38", "type": "Table" }, { "left": 174, "top": 254, "width": 251, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, Januari 2019", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 485, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data dari tabel 1 diatas ganti rugi pada tahap 1 terdapat 203 bidang dan Tahap 2 terdapat 54 bidang sehingga total bidang yang dibebaskan berjumlah 257 bidang yang terdiri dari 17 rumah tinggal beserta pekarangan, 2 tempat usaha kandang ayam biler dan ayam ras petelur dan 238 bidang lahan perkebunan yaitu kebun karet, kebun kelapa, kebun jeruk, dan tanaman pohon keras seperti jati dan akasia serta lahan pertanian yaitu : sawah yang musim hujan ditanami padi ketika musim kemarau ditanami timun, semangka, timun suri dan perladangan yang ditanami cabai, jagung dan singkong yang semuanya telah selesai 100% diberikan ganti kerugian. Berikut daftar tanah sisa berdasarkan kreteria jenis penggunaannya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 393, "width": 228, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Rekapitulasi Kriteria Tanah Sisa Jenis", "type": "Section header" }, { "left": 16, "top": 406, "width": 511, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan Tanah Pertanian NONonnNo. Desa JML Bidang Tanah Sisa Tidak Dapat Ditanami Tidak Ada Akses Bentuk Tidak Baik 1. Serdang 26 2 26 3", "type": "Table" }, { "left": 174, "top": 458, "width": 251, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, Januari 2019", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 483, "width": 485, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 di atas, jumlah bidang tanah sisa dengan jenis penggunaan tanah pertanian sebanyak 238 bidang. Kriteria tanah sisa yang tidak dapat digunakan kembali paling banyak yaitu tidak ada akses menuju tanah sisa sejumlah 26 bidang. Sebagian besar tanah sisa masih dapat ditanami tetapi sulit untuk diambil hasil produksi atau panennya. Dari 38 bidang tanah sisa, hanya 2 (dua) bidang tanah yang tidak dapat ditanami an Bpk. Kasmiran tanah yang semula sawah sekarang tergenang air sedalam ± 1m dan an. Bpk. Didik Suwandi yang semula sawah sekarang letaknya tepat didepan out let box culvert ukuran 2x2 m² yang ketika hujan lebat sudah pasti tanaman yang ditanam diatas tanah sisa tersebut akan hanyut terbawa aliran air. Untuk 26 bidang yang masih dapat ditanami dengan jenis tanaman karet, singkong dan jagung. Akan tetapi, tanah sisa yang masih dapat ditanami tersebut tidak dapat diambil hasil produksinya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya akses dan ongkos produksi lebih tinggi dari pada hasil penjualan produksi. Bidang tanah sisa pertanian yang tidak dapat diambil hasil panen juga biasanya berkaitan dengan tidak adanya akses menuju tanah sisa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 484, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum adanya jalan tol bidang tanah tersebut memiliki akses jalan, tetapi setelah adanya jalan tol bidang tanah tersebut tidak memiliki akses jalan.Tidak adanya akses jalan yang menghambat pemilik bidang tanah sisa untuk menjual hasil produksi pertaniannya. Bidang tanah sisa yang tertutup akses ini juga sebagian besar memiliki luas yang masih besar sehingga jalan keluar untuk penyelesaian tanah sisa tersebut perlu diberikan akses jalan kembali.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 698, "width": 488, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk 3 bidang tanah sisa yang memiliki bentuk tanah yang tidak baik tersebut berbentuk segitiga dan tidak beraturan yaitu an Bpk.Isjudi, Ibu Jupi Hartini dan Bpk. Didik Suwandi khusus untuk tanah sisa milik bapak Didik Suwandi selain tanah sisa tidak beraturan tanah sisa juga tidak dapat ditanami sebagaimana telah dijalaskan pada paragraf sebelumnya diatas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 174, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Cepalo Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 37, "width": 65, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2598-3105 P-ISSN: 2723-2581", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 485, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk tanah sisa yang tidak baik ini/tidak beraturan menyebabkan luas tanah menjadi kecil sehingga pemilik bidang tanah sisa tidak bersedia bercocok tanam kembali ditanah sisa tersebut. Hal ini dikarenakan ongkos produksi lebih tinggi dari pada hasil penjualan produksi. Maka dari itu, solusi yang semestinya dilakukan tanah sisa tersebut perlu diberikan ganti kerugian. Sedangkan untuk tanah sisa yang tidak memiliki akses dengan ukuran yang masih cukup luas diberikan akses jalan sehingga tanaman yang berada diatas tanah-tanah sisa tersebut dapat diambil hasil produksinya sehingga potensi kerugian ekonomi dan sosialnya dapat terhindari. Berdasarkan penggunaannya selain jenis kreteria tanah sisa pertanian ada juga kreteria tanah sisa yaitu kreteria jenis tanah sisa tanah pemukiman dan jenis tanah sisa tempat usaha yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 200, "width": 472, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Rekapitulasi Kriteria Tanah Sisa Jenis Penggunaan Tanah Pemukiman dan Tanah Tempat", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 213, "width": 358, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha NONonnNo. Desa Kreteria Jenis Tanah JML Bidang Tanah Sisa Tidak Ada Akses 1. Serdang Tanah Pemukiman 10 10 Tanah Tempat Usaha 2 2", "type": "Table" }, { "left": 174, "top": 303, "width": 251, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, Januari 2019", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 329, "width": 485, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 diatas, yang kesemuanya tanah sisa tidak memiliki akses yaitu 2 (dua) tempat usaha kandang ayam dan 10 (sepuluh) pemukiman, dimana kedua jenis penggunaan lahan diatas masih dimungkinkan untuk didirikan bangunan tempat tinggal dan meneruskan usaha dikarenakan diatas tanah sisa masih terdapat bangunan dan terdapat tanah yang masih cukup. Maka dari itu, solusi yang semestinya dilakukan tanah sisa tersebut tidak perlu diberikan ganti kerugian namun untuk menghidari potensi kerugian sosial dan ekonominya tanah-tanah sisa tersebut harus diberikan akses jalan sehingga nilai tanah tetap terjaga dan bangunan sisa tetap dapat difungsikan untuk tempat usaha dan bangunan tempat tinggal. Dan harus mementingkan keadilan yang proporsional dimana pemberian akses jalan tersebut harus dipertimbangkan secara matang kebutuhan pembiayaannya jangan sampai menjadi beban intansi yang memerlukan tanah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 485, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan terkait tanah sisa pembebasan lahan pengadaan tanah JTTS ruas bakauheni-terbanggi besar harus segera diambil langkah-langkah penyelesaian apabila hal ini dibiarkan berlaru-larut maka warga yang semula hanya mengalami kerugian sosial akan juga mengalami kerugian ekonomi seperti halnya tanah-tanah sisa yang masih cukup luas ukurannya untuk didirikan bangunan tempat tinggal namun terhalang oleh row jalan tol dan/atau persimpangan sebidang/overpass maka tanah-tanah sisa tersebut berpotensi mengalami penurunan nilai tanahnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 531, "width": 485, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Upaya Apakah yang Harus Dilakukan oleh Masyarakat Terhadap Tanah Sisa yang Kehilangan Fungsi Sosial dan Nilai Ekonominya Pada Pembangunan JTTS Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 81, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Permohonan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 485, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pasal 35 UU 2 / 2012, Pasal 67 Perpres 71 / 2012 dan pasal 11 dan pasal 13 Perka BPN 5 Tahun 2012 sebagai hukum positif yang mengatur mengenai tanah sisa. Pihak yang berhak harus aktif dalam penyelesaian tanah sisa dikarenakan apabila tidak ada permintaan dari pihak yang berhak, pelaksana pengadaan tanah dalam hal ini P2T tidak bisa bertindak hal ini dikarenakan sesuai amanah dari peraturan perundang-undangan yang berlaku P2T dapat bergerak apabila ada permintaan dari pihak yang berhak atas kepemilikan tanah-tanah sisa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 657, "width": 485, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila kita berpegang pada dasar hukum yang ada dengan Badan Pertanahan Nasional yang hanya bertindak ketika ada permohonan dari Pihak yang berhak atas kepemilikan tanah-tanah sisa saja, menurut hemat penulis hal tersebut kurang efektif dikarenakan walaupun saat ini sudah masuk era digitalisasi yang informasi mudah diperoleh namun masih ada masyarakat yang tidak dapat mengakses informasi dengan mudah, apalagi mayoritas yang dilewati pembangunan JTTS adalah daerah tertinggal yang jauh dari akses keramaian/pusat pemerintahan baik kecamatan maupun kabupaten kota. Maka dari itu perlunya sosialisasi ke masyarakat terkait mekanisme dan proses penyelesaian tanah-tanah sisa dari pegadaan tanah pembangunan JTTS. Agar masyarakat dapat faham dan mengetahui bagaimana perannya dalam penyelesaian tanah-tanah sisa yang dimiliki oleh pihak yang berhak. Sosialisasi tersebut dapat disampaikan bersamaan dengan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 342, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganti Rugi Tanah Sisa Pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni- Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan ...", "type": "Page header" }, { "left": 475, "top": 37, "width": 64, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 484, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "musyawarah konsultasi publik yang masuk didalam tahapan proses ganti rugi bidang tanah yang digunakan sebagai trase utama pembangunan JTTS. Hal tersebut untuk menghemat waktu dan tidak membebani anggaran.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 485, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlunya hal sosialisasi dapat dirasakan pada saat penulis melakukan wawancara dengan pokmas desa serdang (bpk. Suryadi) terkait nasib tanah sisa yang ada saat ini mengapa belum ada peyelesaian ganti rugi, timpal beliau dimana pada saat musyawarah pernah disinggung terkait nasib tanah sisa dan akses jalan yang terpotong trase lalu jawaban dari pihak BPN nanti ada ruang tersendiri asalkan ada permintaan dari pemilik tanah dikarenakan ini proyek percepatan sehingga yang difokuskan masih pada ganti rugi terhadap bidang yang terkena trase utama saja. 14", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 485, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seharusnya Pihak P2T dalam hal ini harus dapat menjelaskan secara rinci terkait akibat yang ditimbulkan dari pengadaan tanah termasuk mengenai tanah sisa terkait prosedur, kriteria dan lain hal yang berkaitan dengan tanah sisa, bukan malah memberikan jawaban yang sulit diterima oleh masyarakat, dari penjelasan yang diberikan P2T yang ditangkap oleh masyarakat ialah bahwa nanti akan ada ganti rugi tersendiri mengenai tanah sisa dan kapan waktunya yang membuat masyarakat hingga sampai saat ini masih kebingungan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 488, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permohonan secara tertulis mengenai tanah sisa untuk dapat diukur dan dipetakan serta diberikan ganti rugi sebagaimana bunyi pasal pasal 35 UU 2 / 2012, Pasal 67 Perpres 71 / 2012 dan pasal 11 dan pasal 13 Perka BPN 5 Tahun 2012. Kemudian setelah permohonan/permintaan ditunjukan kepada Badan Pertanahan Nasional setempat akan menindaklanjuti sesuai prosedur peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang telah di gamabarkan pada bagan 1,2 dan 3 diatas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 485, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari proses yang telah dijelaskan diatas penulis masih menemukan permasalahan yang belum terpecahkan yaitu bagaimana nasib pihak yang berhak atas tanah-tanah sisa yang nantinya tidak lolos verifikasi oleh pelaksana pengadaan tanah. Apakah tidak ada proses penyelesaiannya apabila seperti itu maka bentuk upaya keadilan yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat belum dapat terwujud.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 485, "height": 187, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut hemat penulis penyelesaian tanah-tanah sisa JTTS seperti telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya diatas harus diselesaikan secara komperhensif diamana pencarian solusi terhadap tanah sisa JTTS harus jangan ada yang dirugikan baik itu masyarakat selaku pihak yang berhak ataupun Pihak Pemerintah, solusi penyelesaian berdasarkan jenis kerugian yang dialami oleh pihak yang berhak menurut hemat penulis sebagai solusi yang baik untuk menyelesaikan permasalahan tanah sisa JTTS. Apabila berpotensi mengalami kerugian ekonomi seperti tanah yang tidak dapat ditanami dengan bentuk yang tidak beraturan sepertihalnya dalam penelitian ini tanah sisa milik Ibu Jupi Haritini, Bpk. Isjudi dan Bpk. Didik Suwandi maka P2T hasil verifikasinya dapat memintakan ganti kerugian kepada instansi yang memerlukan tanah sedangkan berpotensi mengalami kerugian social dengan luas bidang tanah yang masih cukup luas dan masih dapat ditanami P2T hasil verifikasinya dapat merekomendasikan kepada stakeholder terkait dalam pembangunan JTTS baik itu intansi yang memerlukan tanah Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) dan Kontraktor Pelaksana untuk memberikan akses jalan menuju tanah-tanah sisa tersebut sehingga tanah-tanah sisa tersebut akses jalannya hidup dan secara otomatis nilai ekonominya tidak akan jatuh sehingga pihak yang berhak yang mengalami kerugian sosial tidak akan juga mengalami kerugian ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 485, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak yang berhak atas tanah-tanah sisa yang diwakili oleh kepala desa di desa serdang kecamatan tanjung bintang mulai dari km 68.00-69.700 mengajukan permohonan kepada BUJT PT. Hutama Karya untuk dibuatkan akses jalan menuju sisa tanah pembebasan yang berada di pinggir trase utama . Sebagaimana isi surat tersebut menjelaskan kondisi dilapangan perlunya akses jalan menuju tanah sisa. Surat tersebut dilampirkan berita acara dan ditanda tangani oleh masyarakat sekitar yang memerlukan akses jalan serta digambarkan akses jalan yang dimohonkan beserta surat hibah dari pemilik tanah apabila lahan yang akan dibangun akses jalan tidak mencukupi standar jalan akses yang akan dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 164, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Gugatan Kepengadilan Negeri", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 485, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua melalui gugatan ke pengadilan negeri setempat, yaitu melakukan gugatan secara perdata biasa atau dapat dilakukan secara bersama-sama atau lebih dikenal dengan gugatan perwakilan kelompok yaitu sebagaimana diatur didalam Peraturan Mahkamah Agung no 1 Tahun 2002 tentang Acara gugatan perwakilan kelompok pada Pasal 1 huruf a yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 762, "width": 318, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Hasil wawancara dengan Bapak Suryadi Poksas Desa Serdang untuk ganti rugi JTTS.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 174, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Cepalo Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 37, "width": 65, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2598-3105 P-ISSN: 2723-2581", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 485, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“suatu tata cara pengjuan gugatan, dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan untuk diri atau diri-diri sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok orang yang jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompok dimaksud. Juga diatur pada Pasal 2 huruf b Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar hukum yang digunakan yang bersifat substansial,serta terdapat kesamaan jenis tuntutan diantara wakil kelompok dengan anggota kelompoknya.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 488, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gugatan secara kelompok lebih tepat dan efisien dilakukan oleh pihak yang berhak diakarenakan pihak yang berhak atas tanah-tanah sisa memiliki kesamaan fakta dan peristiwa dengan kepentingan tujuan yang sama yaitu penyelesaian terhadap ganti rugi tanah-tanah sisa pembebasan lahan guna pembangunan JTTS. Untuk memudahkan dalam membedakan antara gugatan perdata biasa dengan gugatan kelompok dapat dilihat pada tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 226, "width": 343, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 Perbedaaan Gugatan Perdata Biasa dengan Gugatan Perwakilan", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 239, "width": 479, "height": 379, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Unsur Pembeda Gugatan Acara Perdata Biasa Gugatan Perwakilan 1. Pengajuan gugatan Diajukan oleh satu orangatau lebih kepada satu orang/lebih yang mempunyai perselisihan dengannya karena hubungan internal antar mereka. Diajukan oleh kelompok yang diwakili oleh perwakilan kelompok dimana memiliki kesamaanfakta atau kesamaan dasar hukum karena sama-samamenderita kerugian yangnyata. 2. Alasan diajukannya gugatan Karena timbulnya suatu perselisihan yang timbul atashubungan hukum antara mereka yang tidak bisa lagi diselesaikan melalui jalur damai. Karena timbulnya suatu kerugian yang nyata antara anggota kelompok dan wakil kelompok atas tindakan atau perbuatan tergugat. 3. Surat Kuasa Memakai surat kuasa khusus apabila nantinya penggugat diwakili oleh kuasa hukum. Untuk kepentingan hukum anggota kelompok ,wakil kelompok tidak dipersyaratkan memperoleh surat kuasa khusus dari anggota kelompok. 4. Tujuan diajukannya gugatan Menuntut tergugat untuk memenuhi kewajibannyakepada penggugat baik berupa permintaan ganti rugimaupun pemenuhan suatu pretasi tertentu. Pada dasarnya hanya meminta suatu gantikerugian atas kerugian yang telah diderita oleh pihak penggugat. 5. Identitas Penggugat Hanya dicantumkan identitas penggugat dan kuasa hukumnya. Mencantumkan identitas lengkap dari para wakil kelompok sebagai penggugat atau kuasa hukumnya.Juga mencantumkan mengenai definisi kelompok dan keterangan anggota kelompok. 6. Isi tuduhan/Posi ta Berisikan Rechts feiten dan Rechtsgronden.  Berisikan aspek kesamaan fakta wakil kelas dengan anggota.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 607, "width": 73, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Fakta hukum", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 622, "width": 198, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sifat perbuatan melawan hukum kerugian yang timbul", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 342, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganti Rugi Tanah Sisa Pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni- Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan ...", "type": "Page header" }, { "left": 475, "top": 37, "width": 64, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 259, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Isi tuntutan/Petit um  Materi pokok yang diharapkan diputus hakim.", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 97, "width": 149, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pernyataan sah dan berharganya sita jaminan.", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 123, "width": 108, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Permohonan provisi.", "type": "List item" }, { "left": 163, "top": 140, "width": 152, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soal permohonan Putusan Serta Merta(UVB).  Permohonan Dwangsom/uang pemaksa.", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 188, "width": 133, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pihak yang dibebani biaya perkara.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 71, "width": 154, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Ganti rugi harus jelas dan rinci.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 84, "width": 204, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Usulan tentang mekanisme pendistribusian ganti rugi kepada anggota kelompok.", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 111, "width": 473, "height": 155, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Usulan pembentukan tim panel yang membantu pendistribusian ganti kerugian.Pihak yang dibebani biaya perkara. 8. Proses pemeriksaan Tidak memerlukan adanya pemeriksaan mengenai kriteria gugatan. Harus mendapatkan pengesahan terlebih dahulu apakah gugatannya memenuhi kriteria class action", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 485, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun solusi kedua ini untuk melakukan gugatan ke pengadilan negeri stempat menurut hemat penulis adalah solusi paling akhir ditempuh apabila proses permohonan secara tertulis tidak mendapat respon yang baik dari stakeholder pembanguanan jalan tol tran sumatera maka tidak ada cara lain yaitu dengan melakukan gugatan secara perdata ke Pengadilan Negeri setempat untuk memperoleh kepastian secara hukum. Hal ini dikarenakan cara ini selain memakan waktu yang lama sudah pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 371, "width": 78, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 485, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian mengenai proses penyelsaian tanah sisa pembebasan lahan guna pembangunan JTTS penulis menarik suatu kesimpulan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 485, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Proses penyelesaian tanah-tanah sisa pembebasan lahan guna pembangunan JTTS dalam penyesaian dibagi menjadi dua berdasarkan jenis kerugian yang dialami oleh pihak yang berhak yaitu kerugian ekonomi dan kerugian sosial.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 484, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada proses penggantian ganti rugi tanah-tanah sisa tujuannya ialah menghindari kerugian sosial dan ekonomi, maka dari itu P2T harus dapat memetakan berdasarkan kreteria jenis tanah sisa apakah masih dapat ditanami atau tidak, apabila tidak dapat ditanami/dipergunakan seperti semula dapat dimintakan ganti rugi oleh intansi yang memerlukan tanah dalam hal ini KemenPUPR melalui cq PPK lahan, harus terlebih dahulu melalui verifikasi dari P2T dalam hal ini BPN yang terlebih dahulu dilakukan pendataan, pengukuran dan pemetaan yang kemudian dibuatkan Daftar Nominatif lalu divalidasi oleh Kantah BPN.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 484, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Untuk tanah-tanah sisa yang memiliki luasan masih cukup luas dan masih dapat ditanami dan dipergunakan seperti keadaan sebelumnya untuk menghindari kerugian sosial dikarenakan kehilangan akses jalan menuju tanah sisa stake horder pembangunan JTTS baik itu intansi yang memerlukan tanah Kemen PUPR, BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) dan Kontraktor Pelaksana untuk memberikan akses jalan menuju tanah-tanah sisa tersebut sehingga tanah-tanah sisa tersebut akses jalannya hidup dan secara otomatis nilai ekonominya tidak akan jatuh sehingga pihak yang berhak yang mengalami kerugian sosial tidak akan juga mengalami kerugian ekonomi.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 623, "width": 484, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Upaya yang dapat dilakukan oleh Pihak yang berhak terhadap tanah-tanah sisa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu permohonan dari pihak yang berhak atas tanah sisa tersebut dan melalui gugatan perdata biasa atau gugatan perdata biasa atau gugatan perwakilan/kelompok ke Pengadilan Negeri setempat. Kedua upaya tersebut berlaku untuk tanah sisa yang masih dapat ditanami maupun tanah sisa yang tidak dapat ditanami atau dipergunakan seperti pada awalnya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 174, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Cepalo Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 37, "width": 65, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2598-3105 P-ISSN: 2723-2581", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 247, "top": 74, "width": 104, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 46, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Buku", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 485, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iskandar Syah, M. (2015). Pembebasan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum; Upaya Hukum Masyarakat yang Terkena Pembebasan dan Pencabutan Hak . Jakarta: Jala Permata Aksara. Limbong, Bernhad. (2011). Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan. Jakarta: Margaretha Pustaka. Soekanto, Soerjono. (1986). Pengantar Penelitian Hukum . Jakarta: Rineka Cipta. Sumardjono Maria, S. W. (2008). Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya . Jakarta: Kompas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 52, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Jurnal", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 485, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hery Zarkasih, “Pelaksanaan Prinsip Keadilan dalam Pemberian Ganti Rugi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum”, Jurnal IUS Mataram , (2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 485, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zahra Ats Tsaurah, Julius Sembiring, Rofiq Laksamana, “Penyelesaian Atas “Tanah Sisa” Pada Pengadaan Tanah Di Provinsi Lampung”, Tunas Agraria , (2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 176, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Peraturan Perundang-Undangan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 485, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelengaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 485, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 Tentang Perubahan Ke Empat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelengaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 470, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Kepala BPN-RI Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 37, "width": 342, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganti Rugi Tanah Sisa Pada Pembangunan Jalan Tol Bakauheni- Terbanggi Besar; Akibat Hukum dan ...", "type": "Page header" }, { "left": 475, "top": 37, "width": 64, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriawan Kusuma", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 10, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" } ]
338cee45-12b1-2f35-c0f9-4247177d1933
https://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains/article/download/493/1037
[ { "left": 113, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1078", "type": "Page footer" }, { "left": 365, "top": 786, "width": 128, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 112, "width": 228, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SOSAINS", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 141, "width": 222, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SOSIAL DAN SAINS", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 163, "width": 132, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOLUME 2 NOMOR 10 2022 P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 197, "width": 344, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GAMBARAN INTENSIFIKASI UPAYA KESEHATAN PADA KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TBC DI PUSKESMAS SIWALANKERTO", "type": "Title" }, { "left": 207, "top": 255, "width": 178, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adam Firdaus Nazi’at, Ima Nadatien", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 270, "width": 214, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Email : [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 326, "width": 50, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci :", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 336, "width": 68, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya Kesehatan,", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 346, "width": 39, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 357, "width": 62, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan, Penanggulangan", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 377, "width": 64, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TBC, Puskesmas", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 306, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 318, "width": 370, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar Belakang: Penemuan kasus TBC positif di Surabaya tahun 2020 sebanyak 4.151 kasus dan kasus TBC positif di Puskesmas Siwalankerto tahun 2021 sebanyak 12 kasus. Intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC terdiri atas promosi kesehatan, pengendalian faktor resiko, penemuan dan pengobatan, pemberian kekebalan, pemberian obat pencegahan.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 378, "width": 370, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yakni menggambarkan intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 403, "width": 370, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode : Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Unit analisis adalah intensifikasi upaya kesehatan dalam penanggulangan. Partisipan dalam penelitian ini adalah petugas kesehatan TBC", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 439, "width": 370, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puskesmas Siwalankerto dan Kepala Puskesmas Siwalankerto. Triangulasi yang akan dipakai adalah teknik triangulasi data, menggunakan sumber data yang berbeda, jika hasil wawancara kedua narasumber berbeda, prioritas hasil wawancara menyesuaikan kompetensi dan rasionalitas peneliti. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggambarkan intensifikasi upaya kesehatan dalam penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 511, "width": 370, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil : Hasil dari penelitian ini antara lain semua indikator dari promosi kesehatan, pengendalian faktor resiko, penemuan dan pengobatan, pemberian kekebalan dilakukan secara intensif. Untuk pemberian obat pencegahan kepada kontak dengan pasien dilakukan secara intensif dan pemberian obat pencegahan kepada orang dengan penurunan sistem imun tidak dilakukan secara intensif.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 572, "width": 370, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan: Simpulan penelitian ini yakni intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto berjalan baik pada promosi kesehatan, pengendalian faktor resiko, penemuan dan pengobatan, pemberian kekebalan. Intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto terkendala pada pemberian obat pencegahan kepada orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun. Saran bagi Puskesmas Siwalankerto adalah Melakukan pemberian obat pencegahan kepada orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun dengan intensif.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 680, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 692, "width": 370, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background: The discovery of positive TB cases in Surabaya in 2020 was 4,151 cases and positive TB cases at the Siwalankerto Health Center in 2021 were 12 cases. Intensification of health efforts in the context of overcoming TB consists of health promotion, control of risk factors, discovery and treatment, provision of immunity, administration of preventive drugs", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 57, "width": 196, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1079", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 128, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 167, "width": 41, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 116, "width": 436, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Efforts, Health Policy, TB Countermeasures, Puskesmas Objective: The purpose of this study is to illustrate the intensification of health efforts on TB mitigation policies at the Siwalankerto Health Center Method: This study uses descriptive qualitative with a phenomenological approach. The unit of analysis is the intensification of health efforts in countermeasures. Participants in this study were TB health workers at the Siwalankerto Health Center and the Head of the Siwalankerto Health Center. The triangulation that will be used is a data triangulation technique, using different data sources, if the interview results of the two speakers are different, the priority of the interview results adjusts the competence and rationality of the researcher. Data analysis uses descriptive analysis by describing the intensification of health efforts in overcoming TB at the Siwalankerto Health Center.", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 237, "width": 370, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: The results of this study include all indicators of health promotion, risk factor control, discovery and treatment, immunity administration is carried out intensively. For the administration of preventive drugs to contact with patients is carried out intensively and the administration of preventive drugs to people with a decrease in the immune system is not carried out intensively.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 297, "width": 370, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion: The conclusion of this study is that the intensification of health efforts on tb mitigation policies at the Siwalankerto Health Center is going well in health promotion, risk factor control, discovery and treatment, immunity provision. Intensification of health efforts on tb mitigation policies at the Siwalankerto Health Center is constrained by the provision of preventive drugs to people who experience a decrease in immune system function. Advice for the Siwalankerto Health Center is to give preventive drugs to people who experience an intensive decline in immune system function", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 404, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 401, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tuberkulosis yang selanjutnya disebut TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis , yang dapat menyerang paru dan organ lainnya (Kemenkes RI, 2021). Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Kemenkes RI, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 514, "width": 400, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia termasuk dalam daftar 48 negara dengan beban tinggi untuk TBC, artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam menghadapi penyakit TBC (Kemenkes RI, 2018). Capaian indikator kinerja program TBC yaitu penemuan dan pengobatan kasus TBC serta keberhasilan pengobatan kasus TBC. Pada tahun 2020, angka penemuan dan pengobatan semua kasus TBC di Jawa Timur menempati urutan kedelapan di Indonesia sebanyak 42.922 kasus dengan Treatment Coverage (TC) sebesar 44,7%. Target Treatment Coverage yang ditetapkan adalah minimal 80% (Kemenkes RI, 2020).", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 54, "width": 230, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Intensifikasi Upaya Kesehatan Pada Kebijakan Penanggulangan Tbc Di Puskesmas Siwalankerto", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 57, "width": 27, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 785, "width": 160, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adam Firdaus Nazi’at, Ima Nadatien", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1080", "type": "Page footer" }, { "left": 285, "top": 249, "width": 58, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 263, "width": 377, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Treatment Coverage Tuberkolosis di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 –", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 277, "width": 271, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020 (Sumber: Profil Kesehatan Jawa Timur 2020)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 401, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 menguraikan ditahun 2020 wilayah Jawa Timur mengalami penurunan Treatment Coverage (TC) jika dibandingkan dengan tahun 2019. Wilayah Jawa Timur belum pernah mencapai angka minimum target Treatment Coverage (TC). Case Detection Rate (CDR), yaitu banyaknya jumlah yang dinyatakan sebagai penderita yang telah ditemukan dibandingkan dengan jumlah penderita yang masih diperkirakan pada wilayah tertentu. Penemuan kasus TBC positif di Surabaya sebanyak 4.151 kasus dari 10.078 perkiraan insiden TBC (41,19%) yang berarti mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2019 dimana penemuan kasus TBC positif (CDR) sebesar 73,04% (Dinas Kesehatan Surabaya, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 428, "width": 401, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Kemenkes, 2019). Upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan salah satunya pada kasus TBC. Capaian persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di Puskesmas Siwalankerto tahun 2021 mencapai 100% (DINAS, 2017) . TBC termasuk dalam 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas Siwalankerto dengan total 382 pasien terkonfirmasi TBC. Hal ini dipengaruhi oleh faktor sosial seperti rendahnya pendapatan per kapita, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk dan gaya hidup yang tidak sehat. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti belum optimalnya program penanggulangan TBC yang ada karena kurangnya komitmen dalam penangulangan TBC seperti kebijakan, pelayanan, pendanaan dan sarana dan prasarana pendukung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 401, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkaca dari tingginya kasus Tuberkulosis yang ada, sehingga sangat diperlukan komitmen pemerintah dalam hal ini berupa kebijakan-kebijakan sebagai upaya penanggulangan serta meminimalisir penyakit Tuberkulosis (Adrian, Purnomo, & Agustiyara, 2020). Salah satu upaya pemerintah dalam eliminasi TBC diwujudkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 merupakan sebuah upaya untuk menciptakan masyarakat yang sehat, menurunkan angka kesakitan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 57, "width": 196, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1081", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 128, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "angka kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah terjadinya resistensi obat dan mengurangi segala dampak negatif yang terjadi akibat Tuberkulosis. Pencapaian target Eliminasi TBC dilaksanakan melalui penerapan strategi nasional Eliminasi TBC, salah satunya adalah Intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC. Intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC terdiri atas promosi kesehatan, pengendalian faktor resiko, penemuan dan pengobatan, pemberian kekebalan, pemberian obat pencegahan (Martinus, Hadisaputro, & Munasik, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 400, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto. Manfaat dari penelitian ini yakni sebagian tambahan literasi dan pengetahuan tentang intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto .", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 308, "width": 53, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 322, "width": 400, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode deskripsi kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi dan menggambarkan situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam (Sugiyono, 2019) . Fenomenologi adalah pendekatan yang menggambarkan secara deskriptif apa yang seseorang terima, rasakan, dan diketahui dalam kesadaran langsungnya serta pengalaman pada suatu kejadian (Manafie, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 401, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pada penelitian ini menggunakan data primer. Data primer yakni data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara. Wawancara dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam dengan narasumber secara rinci. Peneliti akan mewawancarai narasumber dengan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti untuk memperoleh informasi upaya kesehatan dalam Penanggulangan TBC.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 710, "width": 369, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Kerangka Operasional Penelitian Gambaran Intensifikasi Upaya Kesehatan Pada Kebijakan Penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 54, "width": 230, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Intensifikasi Upaya Kesehatan Pada Kebijakan Penanggulangan Tbc Di Puskesmas Siwalankerto", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 57, "width": 27, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 785, "width": 160, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adam Firdaus Nazi’at, Ima Nadatien", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1082", "type": "Page footer" }, { "left": 235, "top": 116, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 117, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Promosi Kesehatan", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 146, "width": 386, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penanggulangan TBC Puskesmas Siwalankerto melakukan upaya promosi kesehatan secara intensif sesuai dengan Perpres No. 67 Tahun 2021. Promosi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Perpres No. 67 Tahun 2021 Kemenkes RI (2021) diselenggarakan melalui :", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 201, "width": 386, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penyebarluasan informasi yang benar mengenai TBC ke masyarakat secara masif melalui saluran komunikasi public.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 229, "width": 387, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penyelenggaraan upaya perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan pengobatan TBC.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 256, "width": 386, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pelibatan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan influencer media sosial untuk menyebarkan materi komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai TBC.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 284, "width": 387, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai layanan TBC yang sesuai standar.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 312, "width": 357, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendra Kusuma &", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 326, "width": 386, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Kusuma & Anggraeni, 2021) yang menyatakan edukasi terus menerus melalui berbagai kegiatan dan media berpengaruh terhadap pencegahan dan pengendalian TBC.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 367, "width": 160, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pengendalian Faktor Resiko", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 381, "width": 386, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penanggulangan TBC Puskesmas Siwalankerto melakukan upaya pengendalian faktor resiko secara intensif sesuai dengan Perpres No. 67 Tahun 2021. Pengendalian faktor resiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b Perpres Nomor 67 Tahun 2021 (Kemenkes RI, 2021) dilakukan melalui:", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 436, "width": 230, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Peningkatan derajat kesehatan perseorangan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 450, "width": 219, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Intervensi perubahan perilaku masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 464, "width": 368, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Peningkatan kualitas rumah tinggal pasien, perumahan, dan permukiman", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 477, "width": 386, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di fasilitas pelayanan kesehatan dan ruang publik", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 505, "width": 387, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adrian et al., 2020) yang menyatakan pengendalian faktor resiko bertujuan untuk dapat meminimalisir penularan penyakit TB. Pengendalian faktor resiko diwujudkan dengan kegiatan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 560, "width": 157, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Penemuan dan Pengobatan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 574, "width": 386, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penanggulangan TBC Puskesmas Siwalankerto melakukan upaya pengendalian faktor resiko secara intensif sesuai dengan Perpres No. 67 Tahun 2021. Kemenkes RI (2021) menyatakan penemuan dan pengobatan dilakukan melalui:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 629, "width": 386, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penemuan kasus TB secara pasif intensif berbasis Fasilitas Pelayanan Kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 657, "width": 339, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penemuan kasus TBC secara aktif berbasis institusi dan komunitas", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 670, "width": 387, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengobatan sesuai dengan standar dengan konsep pengobatan yang berpihak pada pasien.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 698, "width": 386, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penyediaan sarana diagnostik yang sensitif dan spesifik untuk penyakit TBC oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 57, "width": 196, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1083", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 128, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 387, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Chomaerah, 2020) yang menyatakan Penemuan kasus yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas dilakukan secara pasif dan aktif. Penanganan kasus TB di Puskesmas dimulai dari penegakan diagnosis melalui pemeriksaan dahak pasien terduga TB. Pemeriksaan dahak selanjutnya diuji dengan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM). (Pratama, Gurning, & Suharto, 2019) menyatakan Pelaksanaan program penanggulangan TB khususnya penemuan kasus dan pemeriksaan dahak tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung keberhasilan program tersebut. Sarana yang dimaksud merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan suatu kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 131, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Pemberian Kekebalan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 296, "width": 386, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Kemenkes RI, 2021) menyatakan pemberian kekebalan dilakukan melalui imunisasi yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Puskesmas Siwalankerto melaksanakan imunisasi secara intensif, kegiatan posyandu setiap satu minggu sekali. Peran petugas kesehatan TBC adalah sebagai penyuluh di Posyandu, pelayanan imunisasi yang dilaksanakan secara perseorangan adalah pelayanan pada fasilitas kesehatan setempat dalam hal ini di Puskesmas Siwalankerto. Hal ini sesuai dengan PMK No 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dilakukan secara massal dan perseorangan sebagai upaya pencegahan dari infeksi penyakit salah satunya TBC (Kemenkes RI, 2019) .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 164, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Pemberian Obat Pencegahan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 447, "width": 386, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penanggulangan TBC Puskesmas Siwalankerto melakukan upaya pemberian obat pencegahan secara intensif hanya pada kontak dengan pasien. Hal tersebut tidak sesuai dengan Perpres No. 67 Tahun 2021. Kemenkes RI (2021) menyatakan pemberian obat pencegahan dilakukan kepada:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 503, "width": 125, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kontak dengan pasien", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 517, "width": 386, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemberian kepada orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun Berdasarkan ketentuan di atas, Puskesmas Siwalankerto kurang memenuhi standar dalam upaya pemberian obat pencegahan. Puskesmas Siwalankerto tidak memberikan obat pencegahan TBC kepada orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun akan diobati sesuai dengan kondisi masing-masing penyakitnya. Bakteri TBC juga bisa bersifat laten. Pada TBC laten, bakteri tidak menyebabkan sakit, tetapi bisa menjadi aktif di kemudian hari dan memunculkan gejala apabila tidak diberi pengobatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Aprilidyawati, 2020) tujuan pemberian obat pencegahan TBC atau Terapi Pencegahan TBC (TPT) adalah untuk mengurangi beban TBC pada anak dan siapa saja yang mengalami defisiensi imun karena kelompok resiko tinggi tersebut terinfeksi TBC.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 141, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Keterbatasan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 710, "width": 386, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan penelitian yang dihadapi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu proses pengambilan data kurang maksimal dikarenakan pihak", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 54, "width": 230, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Intensifikasi Upaya Kesehatan Pada Kebijakan Penanggulangan Tbc Di Puskesmas Siwalankerto", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 57, "width": 27, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 785, "width": 160, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adam Firdaus Nazi’at, Ima Nadatien", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1084", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 116, "width": 386, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "puskesmas sedang melaksanakan sistem peralihan dari pelayanan Covid-19 dan sesudah Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 144, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 400, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni Intensifikasi promosi kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto berjalan baik. Intensifikasi pengendalian faktor resiko pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto berjalan baik. Intensifikasi penemuan dan pengobatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto berjalan baik. Intensifikasi pemberian kekebalan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto berjalan baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 401, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensifikasi pemberian obat pencegahan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto tidak berjalan baik, dikarenakan pemberian obat pencegahan kepada orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun tidak dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 309, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 400, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adrian, Maisarah Mitra, Purnomo, Eko Priyo, & Agustiyara, Agustiyara. (2020). Implementasi Kebijakan Pemerintah Permenkes NO 67 Tahun 2016 Dalam Penanggulangan Tuberkulosis di Kota Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI , 9 (2), 83 – 88. Aprilidyawati, Rizka. (2020). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Pada Anak Di Kota Surabaya. Universitas Airlangga.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 423, "width": 401, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chomaerah, Siti . (2020). Program Pencegahan Dan Penanggulangan Tuberkulosis Di Puskesmas. HIGEIA (Journal Of Public Health Research And Development) , 4 (3), 398 – 410.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 401, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Kesehatan Surabaya . (2014). Profil Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2020. In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents (Vol. 7). Surabaya. DINAS, S. P. M . (2017). Laporan Tahunan .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 399, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes, R. I . (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 Kemenkes RI. Health Statistics .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 401, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes RI. (2018). INFODATIN Tahun 2018. In Tuberkulosis (Vol. 1). Kemenkes RI . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2019. , (2019).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 550, "width": 400, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes RI . (2020). Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2020. Kemenkes RI. (2021). Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021. Kementerian Kesehatan Republik Indonesiandonesia , 67 (069394), 107.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 588, "width": 400, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusuma, Arif Hendra, & Anggraeni, Atika Dhiah . (2021). Pemberdayaan Kader Kesehatan Masyarakat Dalam Pengendalian Tuberkulosis. Jurnal EMPATI (Edukasi Masyarakat, Pengabdian Dan Bakti) , 2 (1), 65 – 70. Manafie, Yeremenia Djefrie. (2010). Teori Fenomenologi Sosial Modern. Jakarta: Salemba Humanika .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 651, "width": 400, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Martinus, Ishak, Hadisaputro, Suharyo, & Munasik, Munasik . (2020). Hubungan Frekuensi Penyelaman, Lama Menyelam, Pilek, Dan Merokok, Terhadap Kejadian Barotrauma Telinga Tengah Penyelam Tradisional .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 400, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratama, Muchti Yuda, Gurning, Fitriani Pramita, & Suharto, Suharto. (2019). Implementasi Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan. Jurnal Kesmas Asclepius , 1 (2), 196 – 205. Sugiyono, P . (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (D. Sutopo. S. Pd, MT, Ir. Bandung: Alfabeta .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 57, "width": 196, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 27, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1085", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 128, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 188, "width": 346, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" } ]
2dd1446d-d7c1-f741-ddd3-38adfe8e19f8
http://journal.wima.ac.id/index.php/KOMUNIKATIF/article/download/1678/1537
[ { "left": 136, "top": 72, "width": 329, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "K D M U NIKA T IF Jurn a lllmiah Kom u ni k asi I Volume 2 I Nomor 01 Juni 2013", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 174, "width": 376, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Pemaknaan Pesan Pornografi dalam Lirik Lagu Dangdut Koplo Jawa Timur", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 202, "width": 343, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "oleh: Camelia Ayu Rahmawati 1 , Makdalena Fransilial, dan Yustiana Candrawati 1", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 228, "width": 46, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 258, "width": 442, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Musik , media komunikasi antar manusia yang mampu menyampaikan pesan dan mudah diterima masyarakat. Dangdut koplo, metamorfosis musik dangdut asli Indonesia tahun 90an ditambah unsur kendang kempul Banyuwangi Jawa Timur serta irama tradisional Jaranan dan Game/an. . Sagita, grup musik dangdut koplo populer asal Nganjuk Jawa Timu r. Lag u - lag u fenomena / nya membuat Sagita memiliki banyak penggemar. Meski begitu beberapa Jirik lagu Sagita d ic ekal pada pertengahan tahun 2011 oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur (KPID ) karena lirikn y a d i nilai porno , sa l ah satunya Watu Cilik . Watu Cilik merupakan lagu berbahasa Jawa yang liriknya cukup vulgar namun banyak penggemar. Hal ini nampak dari jumlah viewers Yo u tube hingga tangga l 18 Maret 2013 mencapa i 287.355 . Tanpa disadari tema lagu populer di masyarakat ban yak didominas i unsur seksual i tas, cinta , romantika , gender. Dari beberapa survei yang d i lakukan , mulai tahun 1940 hingga se k arang 7 0% -90 % l agu-lagu popu/er yang beredar d i masyarakat mengandung unsur seksualitas ( Christenson&Roberts , 1998 ) . Begitu pula dengan lagu Watu Cilik yang dicekal KPID Jatim . Dengan kata lain pesan seksual i tas da l a m Wat u C ili k masih tersampaikan kepada masyarakat tanpa mengetahui makna sebenamya.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 433, "width": 440, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Penelitian ini melihat bagaimanakah pesan seksualitas dalam lirik lagu Watu Cilik dipersepsi oleh masyarakat Jawa Timur dengan metode recept i on analysis. Teknik pengumpula n data menggunakan wawancara mendalam terhadap informan.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 487, "width": 132, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Keyword: komunikasi , seksualitas", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 536, "width": 141, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "LATAR BELAKANG MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 549, "width": 215, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Topik pornografi di Indonesia telah menjadi perbincangan yang menarik sejak produksi dan penyebarannya yang semakin pesat setelah tahun 1998. Ketidakjelasan batasan pornografi, tidak adanya regulasi, dan lemahnya penegakan hukum yang bertujuan membatasi industri dan penyebaran pornografi , menjadi alasan terjadinya penyebaran pornografi (lrianto, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 656, "width": 216, "height": 76, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Salah satu isu yang paling kontroversial adalah goyangan \" ngebor\" yang dipopulerkan oleh seorang penyanyi dangdut lnul Daratista. Pada ta hun 2002 , beberapa ke lo mpok yang menganggap goyangan terse but mengandung pornografi sempat menceka l lnul untuk manggung di beberapa kota.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 535, "width": 216, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Namun t a k sedik i t juga yang mendukung lnul, termasuk didalamnya beberapa aktivis hak-hak perempuan y ang menganggap goyangan tersebut merupakan bentuk ekspres i seni semata.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 589, "width": 216, "height": 143, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Pornografi dalam media sudah dimulai sejak 1945 ketika lahir \"revolusi seksual \" dengan berbagai sarana komun ikasi seperti disket, kaset, lag u , musik , fotografi , mode , dan film (Chang , 2009). Penyebaran pornog r afi mel alui musik dan lagu ada l ah kemud i an menjadi sa lah satu yang paling menarik karena kebanyakan orang t i dak menyadari secara l angsung muatan pornografi yang ada didalamnya. Se l ama ini muatan pornografi dalam mus ik dan lagu hanya dianggap sebagai media hiburan semata tanpa mempertimbangkan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 753, "width": 294, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "1 Mahas i swa F a ku lt as ll m u Komunikasi , Un iv ersi t as Katol i k W i d y a Man d a l a S u raba y a", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 781, "width": 9, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 360, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Camel!a Ayu Rahmawat1, Makdalena FranSI!Ia, Yustiana Candrawati l K 0 M u N I K AT I F Pemaknaan Pesan Pornografi dalam Lmk Lagu Dangdut Kopfo Jawa Timur", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 76, "width": 162, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Volume 2 I Nomor 01 I Juni 2013 Jurnalllm•ah Komun•kas•", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 215, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "dampak dan efeknya pada masyarakat , terutama anak - anak , remaja , dan p e rempuan.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 137, "width": 217, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Musik merupakan salah satu media komunikasi antarmanusia. Pada umumnya , musik adalah media hiburan namun musik j u ga berfungsi sebagai media komunikasi sosi a l. Musik yang memang memiliki bahasa universal , berhasil mengantarkan dangdut sebagai media komunikasi massa, sepertidakwah , menyampaikan pesan, dan protes (Luaylik, 20 1 2 ).", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 244, "width": 216, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Dangdut adalah salah satu musik yang pa li ng popu l er di I ndonesia. Pada tahun 2006 , sebuah survey informal menun j ukkan bahwa 29 dari 43 program musik mingguan di televisi sec ara khusus bermuatan dangdut , sedangkan penelitian lain menunjukan bahwa dangdut di televisi dilihat kurang lebih 10 jam per hari (W eintraub, 201 0). Kata dangdut sebenarnya berarti buny i kendang yang berulang - ulang (dang - dut). Dangdut adalah musik me l ayu asl i Deli yang kemudian terpengaruh gaya barat dan ind i a. \" Dangdut is the sound of the drum , the rhythm played over an d over again. So liv ely that becomes the name of th e music ( genre) . Th is is melayu music originally from Deli , And then influenc ed , By the West and India. \" (Rhoma lrama , pres. Comm. , 14 Juli 2005).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 486, "width": 217, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Sebaga i sa l ah satu popu l er asli Indones ia , dangdut mengalami perkembangan dari masa ke masa . Tidak diperhitungkan sebagai bagian dari bentuk kebudayaan populer di awal tahun 1970 - an , dangdut mulai dikomersi l kan pada tahun 1980 - an. Padatahun 1990, D angdutdianggapseba - gai musik populer di Indon e sia . Era ini merupakan era baru musik dangdut karena menambahkan unsur tradisional, yakni gamelan. Tahun 2000-an menjadi awal mulai munculnya aliran - aliran dangdut da ri masing-mas ing d aerah di I ndonesia . D i awal era tahun ini, para musisi dan gdut di daerah pes i sir pantai uta ra Jawa Timur mengembangkan musik dangdut dengan variasi musik kendang kempul dan gamelan serta seni jaranan. V ar ia s i musik ini kem udian menghasilkan aliran musik dangdut koplo (Weintraub, 2010 ). Pada era musik dangdut koplo mulai tumbuh group musik dangdut yang lebih terkenal dengan sebutan O.M atau Orkes Melayu. Salah", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 779, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 110, "width": 218, "height": 641, "page_number": 2, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "satu grup musik dang dut k op lo asal Nganju k yang paling popu l er di Jawa Ti mur adalah Sagita. Lagu-lagun ya y ang fenomena l membuat Sagita memiliki banyak penggemar setia. Sa l ah satu lagunya yang pa lin g f eno m enal adalah l wak P eyek . Hal ini t e rbukt i dari kebe r hasilan l wak Peyek menjadi peri ng ka t kedua da l a m daftar 10 lagu terfavorit tahun 2012 ve r si Goog le (www . tribunnews.com) . Lagu lwak Pe y e k m il i k Sag ita ju ga sempat menjadi salah satu lagu h its ibukota ketika Trio Macan menyanyikan lagu t ersebut dengan gubahan lirik. Lagu Sagi ta yang lain y ang juga menjad i hits y ang popule r adalah Watu Cilik. Hal ini terbukt i dar i j um l ah viewers d i You T ube y ang mencapai 287.355 per Maret 2013. Pada pertenga han ta hun 2011, KPID (Ko mis i Peny i aran Indo nesia Daerah ) Jawa T imur mencekal dua lagu milikSagi t ayakni lwak Peyekdan Watu Cilik dengan t iga lagu la in, dianta r an ya Hamil Duluan , Kebelet , dan Lubang Buaya . Ketua KPID Jatim Fadjar Arifianto mengataka n, pencekalan dilakukan karena syair dan lirik lagu - lagu terse but memuat pornografi . H a l in i bertentangan dengan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Pen yi aran ( enterta i nmen t.ko mpas .c om ) . Tanpa d i sadar i tema lagu - l agu populer di masyarakatinibanyakdidominasiunsurseksualitas , cinta, romantika , dan gender. Dari beberapa survey yang dilakukan, mula i tahun 1940 hingga seka rang 70 % - 90% lagu - lagu popular yang beredar d i masyarakat m engandung unsur seksualitas (Ch r istenson dan Roberts, 1998). Hal ini cukup memprihatinkan, meng ing at masyarakat t idak menyadari muatan se ksual itas dalam musik dan lagu tersebut , malahan diangga p sebagai hiburan y ang lazim terdapat dalam sebua h l agu da ng dut. Sarwono dan S iamsi da r ( Poes pi tar in i , 1990)menyatakan, seksualitasdalamarti luasmeru- pakan segala hal yang terjadi ak ib at dari adanya perbedaan jenis kelamin , seperti ti ngkah l ak u, p erbedaa n atribut , perbedaan peran atau pekerjaan dan hubungan pr i a dan wani ta . Secara r ingkas seksual it as adala h dorongan hidup ma nus ia y ang s ifat n y a naluria h , baik dalam arti organ - organ tubuh dan cir i. Sedang kan da l am arti sempit, seksualitas berart i k elamin yang terdiri dari alat kelamin , a n ggo ta tubuh dan ciri - c i ri badan i ah yang membedakan pria dan wanita,", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 34, "width": 337, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Camelia Ayu Rahmawat•. Makdafena F ransilia, Yust1ana Candrawat1 1 K 0 M u N I KAT I F", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 64, "width": 226, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Pemaknaan Pesan Pomografi dafam Lirik Lagu Oangdut Koplo Jawa T1mur", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 64, "width": 255, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "._ Volume 2 I Nomor 01 I J u ni 2013", "type": "Text" }, { "left": 427, "top": 80, "width": 59, "height": 5, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Jurna! l l m.ah Komu•tik.as •", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 108, "width": 215, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "kelenjar dan harmon kelamin , hubungan seksual serta pemakaian alat kontrasepsi. Lagu Watu Cilik milik Sagita khusunya dianggap sebagai yang paling vulgar karena liriknya yang secara jelas menggambarkan organ kelamin milik laki-laki dan perempuan dalam bahasa Jawa Timuran. Berikut merupakan Jirik lagu Watu Cilik Sagita :", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 229, "width": 123, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Watu cilik arane krikil (Batu kecil disebut kerikil)", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 255, "width": 103, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Serok cilik arane sothel", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 269, "width": 139, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "(Serok kecil disebut spatula) Menthol ning dodo jenenge kotil", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 296, "width": 145, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "(Benjolan di dada disebut kutil)", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 322, "width": 155, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Wong lanang senengane ngandang", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 336, "width": 121, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "(Le/aki sukanya di rumah)", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 350, "width": 204, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Yen wis ngandang lungguh mekangkang (Kalau sudah di rumah berdiri mekangkang)", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 377, "width": 169, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Lha kae ketok ngglondang sak pedang", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 390, "width": 157, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "(ltu dia kelihatan sebesar pedang)", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 417, "width": 193, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Wong wedok senengane ndodhok (Perempuan sukanya jongkok) Nek wis ndodhok lungguhe mekokok (Kalau sudah jongkok duduk dengan kaki terbuka)", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 484, "width": 196, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Lha kae ketok metutu sak bathok (/tu dia kelihatan menonjo/ seperti bathok)", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 525, "width": 175, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "lni lagu dengan musik, irama yang asyik lni lagu dengan musik , irama yang asyik", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 565, "width": 120, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Udan udan ono pelangi (Hujan-hujan ada pe/angi)", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 592, "width": 153, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Umbah umbah sabune wangi (Cuci baju sabunnya wangi) Tiwas munggah anake tangi (Terlanjur naik, anaknya bangun)", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 659, "width": 176, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "lni lagu dengan musik, irama yang asyik, lni lagu dengan musik , Sagita live musik", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 700, "width": 216, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Pencekalan ini ternyata tidak dibarengi dengan pencekalan menyanyikan lagu tersebut dalam acara off air , seperti diungkapkan Ketua Bidang Kelembagaan KPID Provinsi Jawa Timur,", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 108, "width": 215, "height": 210, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Surya Aka. Dirinya mengatakan, penceka l an lagu- lagu Sagita hanya sebatas di radio dan televisi lembaganya, dan tidak berwenang melarang bila lagu itu dinyanyikan saat Sagita konser ataupun di tempat-tempat orang hajatan. Hal ini sejalan dengan peryantaan Ade Armando dalam tulisan yang diterbitkan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan yang mendefisikan pornografi sebagai materi yang disajikan media tertentu yang dapat dan atau ditujukan untuk membangkitkan hasrat seksual khayalak atau mengeksploitasi seks. Media tersebut yaitu media cetak dan elektronik, secara audio dan visual. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jika sesuatu tidak ditampilkan di media, maka hal tersebut tidak termasuk dalam kategori pornografi (Sulistyowati , 2008).", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 323, "width": 217, "height": 425, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Karenanya lagu Watu Cilik masih sering dinyanyikan masyarakat jawa timur dengan versi aslinya. Dengan kata lain pesan seksualitas dalam lagu Watu Cilik masih tersampaikan kepada masyarakat tanpa mengetahui makna sebenarnya. Dalam unsur teks atau Jirik lagu , bahasa memang menjadi unsur yang paling utama dalam penyampaian pesan. Dalam ilmu komunikasi dinyatakan bahwa proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu ' menerjemahkan' pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jenas karena hanya bahasalah yang mampu \" menerjemkahkan\" pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu bentuk ide, informasi atau opini , baik mengenai hal yang begitu konkrit maupun abstrak (Effendy, 1994 ). Mengingat lagu - lagu milik Sagita , grup musik asa l Jawa nmur ini, masih banyak beredar dan dinikmati oleh sebagian besa r khalayak, maka pembahasan mengenai pemaknaan lirik lagu-nya pun menjadi cukup penting dan menarik untukditeliti. Sehingga lebih lanjut penelitian ini ingin mengetahui penerimaan dan pemaknaan masyarakat di Jawa nmur khususnya terhadap lagu dangdut koplo ber - judul \"Watu Cilil< ' milik Sagita. Metode Reception", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 776, "width": 13, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 213, "top": 29, "width": 338, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Camelia Ayu Rahmawati, Makdalena FransJ!Ja , Yusti a na Candrawac i l K 0 M u N I KAT I F", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 58, "width": 288, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Pe maknaan Pesan Pornografi dalam Lirik L a gu Dangdut Koplo Jawa T1m ur Volume 2/ Nomor 01 I Juni 20 13 Jurna1 11m • Jh Kom u n,ka s•", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 216, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Ana/ysisdigunakan untuk mendapatkan kedaJaman informasi mengenai pemaknaan pesan oJeh para informan seJanjutnya menje J askan Jatar beJakang atas terbentuknya pemaknaan.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 156, "width": 126, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Gam bar 1: Pemetaan Masalah", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 177, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "· Kontroversia l Jsu Pornografi", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 237, "width": 186, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Penyebaran Pornografi meJaJui musik (Jirik Jagu)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 291, "width": 198, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Musik dangdut sebagai alat penyebara['l pornografi . di masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 349, "width": 200, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Mayoritas tema dalam musik dangdut mengandung unsur seksua l itas, cmta, romantika dan gender", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 404, "width": 197, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Muatan unsur pornografi dalam lagu ' Watu Cilik milik Sagita · · ·", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 457, "width": 202, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Bentuk penerimaan dan pemaknaan lirik lagu Watu Cilik dalam ma arakat. . . . .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 480, "width": 71, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Sumber: Peneliti", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 506, "width": 216, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Berdasarkan pemetaan masalah diatas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pener i maan masyarakat terh a d a p pemaknaan lirik lagu dangdut koplo Jawa T imur berjudul Watu Cilik? Sehingga, dapat dikataan bahwa peneliti bertujuan untuk meng e tahui penerimaan masyarakatterhadap pemaknaan Jirik lagu dangdut koplo Jawa Timur berjudul Watu Cilik.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 627, "width": 156, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "KERANGKA TEORI Musik Sebagai Media Komunikasi", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 654, "width": 216, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Komunikasi merupakan proses pe- nyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain (Effendy , 2003). Komunikasi dapat dilakukan melalui banyak cara, salah satunya adalah melalui musik. Musik merupakan salah satu media komunikasi antarmanusia. (Luay li k, 2012). Selain berfungsi sebagai media", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 770, "width": 10, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 296, "top": 102, "width": 215, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "hiburan, lebih luas lagi musikjuga berfungsi sebagai media komunikas i sosia l.", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 129, "width": 217, "height": 224, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Dalam unsur teks atau Jirik yang terdapat pada sebuah lagu , bahasa memang menjadi unsur yang paling utama. Di dalam ilmu komunikasi dinyatakan bahwa proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada o r ang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa , kial , isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu 'menerjemahkan ' pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena bahasa yang mampu \" menerjemkahkan\" pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu bentuk ide , informasi atau opini, baik mengenai hal yang begitu konkrit maupun abst r ak (Effendi, 1994 ).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 358, "width": 180, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Musik digunakan sebaga i media", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 371, "width": 217, "height": 318, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "penyampaian pesan, baik secara langsung maupun tersirat. Berbagai a l iran musik, mulai dari musik rock , pop , klasik, jazz , hingga dangdut maupun keroncong selalu mengandung pesan dari setiap lagu yang akan disampaikan kepada komunikan atau orang lain baik dalam bentuk langsung maupun tersirat. Pesan yang disampaikan pun beragam mulai pesan percintaan , persahabatan , kehidupan sehar i -hari hingga yang \" ekstrem \" memuat pesan kritik sosia l kehidupan Indonesia hingga kondisi politik dan ekonom i. Seperti contohnya l wan Fals yang dalam lagu - lagunya 'memotret' suasana sosia l kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970 - an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya , dan kehid up an itu sendiri. Kritikatas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok margina l (misalnya Siang Seberang lstana, Lonteku ) , atau bencana besaryang melanda Indonesia (www.sangbaco.com). Ada pula Rhoma lrama , penyanyi dangdut yang sering mendapat julukan \" raja dangdut\" in i berhasi l membuat Jirik-Jirik menggelitik dan penuh pesan seperti dalam lagu Judi, Begadang, Sumbangan , h i ngga Mirasantika .", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 707, "width": 215, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Musik D a ngdut d a lam Kehidu pa n M as y a r a k a t Musik dangdut merupakan genre musik yang sangat digemari di I ndonesia pada saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 35, "width": 327, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "CamellaAyu R a hmawatt. Makdalen a F ranstlta, Yusttana Candrawatt l KO M u N I KAT IF", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 65, "width": 287, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "P emak n aan Pesan P omografi d a lam Urtk Lagu Dangdut Koplo Jawa Timur Volume 2 I Nomor 01 I J u ni 2013 Jur n al lh n 1ah Komun1kas•", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 109, "width": 217, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Musik dangdut dar i dahulu hingga saat ini masih identi k denga n masyarakat kalangan bawah. B i asan y a g e n r e musik ini san ga t populer di daerah - daerah atau pedesaan , namun k i ni dangdut j uga pop u l e r di p erkotaan b esar . K eberadaan dangdut s ebagai musik ' rakyat' juga tak dapat dilepaskan dar i realitas Status Ekonomi Polit i k dan Sosial pendengarnya sebaga i kaum margina l (menengah k e bawah). Kata dangdut sendiri berasal dari bunyi kendang y ang berulang-ulang ( dang-du t) dan me r upakan musik melayu asli Deli yang terpengaruh gaya barat dan india.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 271, "width": 218, "height": 452, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "\" Dangdu t i s the s ound o f the drum , the rh yt hm pla y ed o ver and ov er again . So li v e ly t hat be com e s the n ame of the music ( gen r e ) . This i s melayu mus ic o r ig i nally from Del i , A nd t h e n i nfluen ce d , B y the West and In- dia . \" ( Rhoma lrama , pres. Comm. , 14 Ju li 2005) . Musik dangdut seakan berada begitu de kat dengan masyarakat Indones i a , termasuk Jawa Timur. Alunan lagu dengan iringan bun y i kendang kerap terdengar di berbagai tempat seperti warung, terminal , stasi u n, pangkalan o j ek , pasar h i ngga tempat rekreasi dan hotel penginapan. Dalam berbagai k esempatan pun, alunan mus i k dangdut juga terdengar sepert i pada acara pern i kahan , orkes keliling , konser, hingga pentas seni SMA. Sa l ah sat u genre dari mus ik dangdut adalah dangdut koplo . Dangdut koplo merupakan mutasi dari Musik Dangdut setelah Era Dangdut Campursar i yang bertambah kental i rama tradisionalnya dan dengan ditambah dengan masuknya Unsur Sen i Musik Kendang Kempul daerah Ban y uwang i Jawa Timur dan irama tradisional lainya seperti Jaranan dan Gamelan . Dangdut koplo merupakan genre yang diciptakan dan berasal dari Jawa Timur , oleh sebab i tu tak heran dangdut koplo sangat populer dan juga digemari oleh sebagian besa r masyarakat Jawa Timur. Dangdut koplo sering dibawakan oleh orkes-orkes terkenal hingga pinggiran . Dangdut koplo lebih rancak dan juga meriah diband i ngkan dengan musik dangdut biasa . Kini dangdut koplo tidak hanya populer di Ja w a Tim u r saja namun juga telah berkembang ke se l uruh Indonesia , seperti Watu Cilik , lwak Peyek , Hamil duluan dan banyak lagu dangdut koplo lainnya .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 741, "width": 215, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Unsur Pornografi dan Seksualitas dalam Musik", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 776, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 110, "width": 71, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Dangdut Koplo", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 123, "width": 217, "height": 600, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Dalam kamus bahasa, seks berarti jenis ke l amin. Segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin disebut dengan seksualitas. Menuru t Masters,dkk . ( 1992), seksualitas me- nyangkut berbagai d i mensi yang sangat luas, di antaran y a adalah d i mensi biologis , psikologis , sosia l dan kultural. Menurut Sarwono dan Siamsidar (Poespitarini , 1990 ) memberikan pengertian seksualitas dalam dua arti yaitu : 1) Seksualitas dalam arti sempit yaitu kelamin yang terdiri dari ala t ke l am i n , anggota tubuh dan cir i -ciri badaniah yang m ~ mbedakan pria dan wanita, kelenjar dan harmon kelamin , hubungan seksual serta pemakaian alat kontrasepsi. 2) Seksualitas dalam arti luas merupakan segala hal yang terjadi akibatdar i adanya perbedaanjenis kelamin , seperti tingkah laku , perbedaan atribut , perbedaan peran atau pekerjaan dan hubungan pr i a dan wanita. Kejaksanaan Agung Rl pada tahun 1970 membentuk sebuah t i m yang diberi nama T im Penelaah Masalah Porno Kejaksaan Agung , yang terdir i atas unsur - unsur agama , pendidikan dan ilmuwan . Tim ini bertugas untuk mencari batasan tentang pornografi . Definisi yang dihasilkan t i m in i mengena i pornografi adalah perbuatan , gambar, tulisan, lagu , suara , bunyi , benda atau segala sesuatu y ang dapat merangsang birahi manusia , menyinggung rasa susila masyarakat umum, dan dapat merangsang birahi manusia, menyinggung rasa susila masyarakat umum , dan dapat me n gakibatkan tindakan maksiat serta menganggu kepentingan umum (Lesmana , 1995). Me n urutAdeArmando , suatu hal dikatakan mengandung pornografi hanya jika ditampilkan di media, jika pornografi tersebut tidak ditampilkan di media maka hal i tu tidak dapat dikatakan me n gandung pornografi . Mediatersebutyaitu media c etak dan e lektron i k , secar a audio dan visual. Lebih lanju t d i jelaskan bahwa jika sesuatu tidak ditampilkan di media , maka hal te r sebut tidak termasuk dalam k ategori pornografi. (Sulistyowati , 2008).Jadidalamhal i ni j elasnampakbahwasebuah lagu dapat dikatakan mengandung pornografi atau tidak hanya jika ditampilkan dalam sebuah media.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 727, "width": 214, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Dalam perkembangannya, Indonesia membentuk Komisi Penyiaran Indonesia sebagai", "type": "Text" }, { "left": 11, "top": 377, "width": 5, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": ".:", "type": "Page header" }, { "left": 215, "top": 29, "width": 339, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Camelw Ayu Rahmawa/1, Makda/ena Frans11!a, Yusl1ana CandrawatJ I K 0 M u N I KAT I F", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 59, "width": 287, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Pemaknaan Pesan Pornografi dalam Lirik Lagu Dangdut Koplo Jawa Timur Vo l ume 2/ Nomor 01/ Juni 2013 Jurnal llm1ah Komun1kas•", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 103, "width": 216, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Lembaga Nega r a independen yang mengawasi penyiaran tele v isi dan juga radio y ang ada di I ndonesia. Komisi Penyiaran Indonesia terdapat di 33 provinsi yang ada di Indonesia, termasuk Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur ( KPID Jatim) yang melakukan pengawasan terhadap materi siaran dari televis i dan radio lokal yang terdapat di Jawa Timur. Salah satu lagu dangdut koplo yang dicekal oleh KPID adalah Watu Cilik Sagita. Lagu ini dilarang ditampilkan di radio dan televisi karena lirik dari lagu ini mengandung unsur pornografi.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 264, "width": 216, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Peraturan Komisi penyiaran Indonesia mengena i standar progam siaran mengenai pelarangan dan pembatasan seksualitas dalam sebagai berikut : Bagian ketiga Muatan seks dalam lagu dan video klip ( 1) Progam siaran dilarang berisi lagu dan / atau", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 103, "width": 443, "height": 399, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "khalayak sesungguhnya hendak menempatkan khalayak tidak semata pasif na mu n dilihat sebagai agen kultural (cu ltural agent). Makna yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka atau po~ysemic dan bahkan bisa ditanggap i secara oposis if oleh khalayak ( Fiske , 1997) . Menurut pandangan teori active audience John Fiske & de Certau , tidak ada cara yang paten dalam pendeskripsian sesuatu, semua tergantung kepada apa yang dilihat dan siapa yang mendeskripsikannya. Peran aktif khalayak ini dapat dilihat dalam teori \" Reception Analysis\" Stuart hall y ang mengemukakan tiga kode interpretatif hipotetis atau posisi ketika khalayak menyand i balik (decoding) , yakni : 1) Dominant Position , yai tu pembaca dominan, ke t ika in form an memaknai seksua l itas layaknya digambarkan dalam lirik lagu Watu Cilik Sagita . Dengan kata lain audiens mengambil makna dari lirik lagu Watu video klip yang menampilkan judul dan / atau lirik Cilik Sagita dan meng - decode -n ya sesuai dengan bermuatan seks , cabul , dan / atau mengesankan makna yang dimaksud (prefe rr ed r ead ing) yang a ktivitas seks. (2) Progam siaran yang menampilkan musik dilarang bermuatan adegan dan / atau lirik ya ng dapat dipandang menjadikan perempuan sebagai objek seks. (3) Progam sia r an dil a rang menggunakan anak-anak dan remaja sebagai model video k lip dengan berpakaian tidak sopan , bergaya dengan menonjolkan bagia n tubuhtertentu , dan/atau melakukan gerakan yang lazim diasosiasikan sebagai daya tarik seksual.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 216, "height": 198, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Reception Analysis Reception analysis merupakan gabungan antara social scie nce dan humanis yang mem- berikan penekanan penggunaan media sebagai refleksi dari sejumlah ko nteks sociocultural dan pemak n aan pada produk budaya dan pengalaman. Reception analysis merupakan riset khalayak yang meneliti penerimaan, pengunaan, dampak med iat erhadapkhalayak . (Jensen , 1991 ).Reception analysis berasumsi bahwa takkan ada efek adanya pemaknaan , maka dibutuhkan peran aktif individu . Menurut Fiske , individu pengguna media dalam reception analysis dilihat sebagai active producer meaning bukan sekedar sebagai c onsumer ' s media meaning.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 216, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Pemanfaatan teori re ce ption analysis sebagai pendukung dalam kaji a n terhadap", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 771, "width": 13, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 385, "width": 216, "height": 264, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "ditawarkan teks media. Audiens sudah punya pemahaman yang sama , i ni berarti pandangan komunikator dan komunikan sama, langsung menerima. 2) Negotiated Position , pembaca negosiasi , ketika informan menerima sebagian teks lirik lagu Watu Ci lik Sagita dan bernegosiasi atas hal-hal yang mereka tolak berdasarkan sudut pandang mereka. Dengan kata lain mayo r itas audiens memahami hampir semua apa yang telah didefinisikan dan ditandakan dalam l irik lagu Watu Cilik Sagita. Audiens bisa menolak bagian yang dikemukakan, di pihak lain akan men e rima bagian yang lain. 3) Oppositional Positio n , pembaca oposisi , ketika info rman meno l ak secara ekstrem ma kna yang dipreferensikan melalui lirik lagu Watu Cilik Sagita karena pandangan yang berbeda. Oengan kata lain, audiensmembaca kodeatau pesan yang lebih disukai dan membent ukny a kembali dengan kode alternatif (Jensen and Jankowski , 2003).", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 668, "width": 103, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 297, "top": 682, "width": 75, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 695, "width": 216, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Jenis penelitian in i menggunakan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dipilih karena mampu mengungkap dan memahami bahkan m embe rikan rinci an yang kompleks dibalik suatu", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 36, "width": 359, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Camelia Ayu Rahmawat1. Makdalena F rans1fla, Yust1ana Candrawat i l K 0 M u N I KAT I F Pema k naan P esan Pornografi dalam Lirik Lagu Dangdut Koplo Jawa T1mur Volume 2/ Nomor 01/ Juni 2013 JurnJ! l l m1ah Komun i ka!il", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 110, "width": 384, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode makna sebenarnya (www.tempo.co) . kuantitatif. Sifat penelitian deskriptif kualitatif ialah terbuka , luwes dan sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Pendekatan ini mencoba untuk membuka dan menguraikan pemahaman individu secara nyata , apa yang telah mereka alami dan rasakan.lnforman dalam penelitian ini dipilih secara purposive (seng aja) , dengan mempertimbangkan variasi berdasarkan latar belakang konteks sosial dan budaya (Pawito, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 271, "width": 78, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Objek Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 284, "width": 217, "height": 466, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Objekdalam penelitian ini liriklagu WatuCilik v ersi Sag ita. Sagita adalah salah satu grup musik dangdut koplo asal Nganjuk yang paling populer di Ja wa Timur . Lagu- lagunya yang fenomenal dan bergenre koplo membuatSagita memiliki ban yak penggemar setia. Meski begitu beberapa lirik lagu dangdut koplo Sagita dicekal pada pertengahan tahun 2011 oleh KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah ) Jawa Timur karena liriknya dinilai porno, salah satunya lagu Watu Cilik . Watu cilik merupakan lagu berbahasa Jawa y ang dinilai cukup vulg ar dalam lirik, tetapi masih banyak penggemarnya. Hal ini nampak dari jumlah viewers Youtube hingga tanggal 18 Maret 2013, video Watu Ci/ik Sagita sudah dilihat seban yak 287.355 kali. Berkaitan dengan isu pornografi yang marakdi Indonesia , tanpadisadaritemalagupopular di masyarakt banyak didominasi unsur seksualitas , cinta, romantika, gender. Dari beberapa survey yang dilakukan , mulai tahun 1940 hingga sekarang 70%-90% lagu-lagu popular yang beredar di masyarakat mengandung unsur seksualitas (Christenson & Roberts. 1998). Begitu pula dengan lagu l irik lagu Watu Cilik yang dicekal KPID Jatim. KPID Jatim pun me larang lagu tersebut diputar di radio maupun televisi karena dinilai berbau seksualitas yang menggambarkan org an kelamin laki-laki dan perempuan. Namun tidak dibarengi dengan pencekalan menyanyikan lagu te rsebut dalam acara off air, seperti diungkapkan Ketua Bidang Kelembagaan KPI Provinsi Jatim, Surya Aka. Sehingga l agu Watu Cilik masih se r ing direquest pad a radio-radio. Dengan kata la in pesan seksualitas dalam lirik lagu Watu Cilikmasih tersam - paikan kepada masyarakat tanpa mengetahui", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 778, "width": 13, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 136, "width": 71, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Data Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 149, "width": 215, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Data Pr imer didapat dari teks yang men j ad i fokus obyek penelitian ini yakni lirik la gu Watu cilik versi O.M Sag ita yang berasal dari daerah Ngan j uk. Karena liriknya dianggap mengandung unsur seksualitas sehingga menga r ah pada porno grafi. Data Sekunde r be r asa l dari buku , makalah penelitian , sk ri psi dan sumber arsip internet. Sumber - sumbertersebutdigunakan untuk mencari", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 257, "width": 215, "height": 157, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "info rmas i mengena i dangdut koplo , lirik l agu Watu Cilik, informasi mengenai O . M Sagita, Reception analysis, in-depth in_terview dalam bentuk tulisan. Sumber lainnya yakni video mengenai lagu Watu Ci lik Sag ita. Selain itu , data penelitian di peroleh dengan cara wawancara secara m en dalam (in - depth interview) terhadap penggemar O.M . Sagi ta, dengan memperhatikan latar belakang informan yang beragam. Kemudian hasi l wawancara mendalam dikroscekkan dengan informasi dari pihak KPID berkaitan deng an obyek penelitian untuk membantu member ik an batasan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 432, "width": 215, "height": 210, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "T ekni k Pengumpulan Data Dalam penelitian i ni , teknik y ang digunakan adalah melalui wawanc ara mendalam (in - depth interview) kepada informan yang dipilih secara purposive (sengaja). W awanca ra mendalam meru- pakan suatu wawanc ara ter stru ktur y ang bertujuan untuk mendapatkan pe rseps i, interpretas i, dan pemahaman khalayak terhadap objek media yang dikonsums i. A l asan peneliti menggunakan in - depth interview karena memili k i beberapa kelebihan yakni peneliti bisa menggali in formasi lebih dalam lagi , peneliti terkadang mendapatkan \"unexpected information\" yang sangat berharga , peneliti dapat melaku k an wawanca ra menda l am yang lebih spesifik ketika situas i dan kondisinya berubah (Ida, 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 647, "width": 215, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Dimulai dari tahap pe r siapan in - depth interview mulai dari pem il ihan informan , kemudian mencari informan yang hendak diwawancarai , kemudian membuat guideline pertanyaan untuk memudah untuk memberikan batasan , m embuat appointment dengan in f o r m an , mempersiapkan peralatan pendukung (handycam) untuk merekam gerakan non verbal selamawawanca r aberlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 11, "top": 747, "width": 5, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": ":", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 54, "width": 207, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Camelia Ayu Rahmawat1, Ma kda lena Frans11ia, Yusltana Candrawati l", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 34, "width": 359, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "K 0 M u N I KAT I F Pemaknaan Pesan Pornografi dal am Lirik Lagu Dangdut Koplo Jawa Timur Volume 2/ Nomor 01 I Juni 2013 Jurnalllm 1ah Komun•kas•", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 104, "width": 216, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Proses pelaksanaan in-depth interview diawali dengan memberikan pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga tidak membuat informan hanya menjawab dengan \"ya\" atau \" tidak\" namun dapat menguraikan secara terperinci. Hal ini agar pertanyaan mengalir alami berdasarkan informasi yang diperoleh . Peneliti juga harus menginterpretasikan pemahaman lebih mendalam dari informan pada keseluruhan wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 225, "width": 216, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Jawaban dari informan direkam menggunakan handycam sehingga baik ucapan secara verbal maupun perilaku nonverbal dapat didokumentasi- kan. Pada inti nya , in-depth interview tidak hanya melibatkan pertanyaan yang diajukan saja tetapi perekaman untuk pemaknaan dan pemahaman yang lebih mendalam dari jawaban-jawaban terse but( disadurdari Guion , http :/ /ed is. ifas . ufl.edu ).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 346, "width": 62, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Analisis Data", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 360, "width": 217, "height": 386, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah Reception Analysis , metode ini mendasarkan pada cara subjek atau kesadaran dalam memahami objek dan peristiwa dengan pengalaman seorang individu. Metode ini memiliki cara pandang khusus tentang audiens, dimana analisis resepsi memandang pemirsa sebagai \"p roducer of meaning \", bukan hanya sebagai konsumen dari isi media. Analisis resepsi dapat melihat sekaligus menggali bagaimana khalayak memaknai sesuatu secara berbeda di media, faktor-faktor psikologis dan sosial mempengaruhi perbedaan tersebut sehingga konsekuensi sosial akan muncul (Jensen, 1999) . Awalnya peneliti melakukan preferred reading terhadap lirik lagu Watu Cilik Sagita yang akan diteliti. Kemudian melakukan analisis dan interpretasi data dari wawancara mendalam (in- depth interview), pada penelitian resepsi tidak ada pembedaan yang absolut antara analisis dan int erpretasi khalayak mengenai pengalaman media mereka. Dalam hal ini , data-data yang telah terkumpul dari proses in-depth interview berbentuk narasi kualitatif kemudian ditulis ulang secara keseluruhan dalam bentuk transkrip. Hasil transkrip kemudian dikategorisasi berdasarkan tema-tema yang muncul pada pemaknaan yang dilakukan subjek penelitian. Tema-tema yang muncul kemudian dianalisis dengan mempertimbangkan", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 773, "width": 13, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 104, "width": 217, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "proses pemaknaan, cara pemaknaan, karakteristik individu sekaligus konteks sosia l dan kultura l yang melingkupi proses pemaknaan. Akhirnya , tema - tema yang muncul dibandingkan dengan preferred reading untuk selanjutnya dikelompokkan ke dalam tiga kategorisasi pemaknaan encoding / decoding menurut Stuart Hall, yaitu Dominant position, Negotiated position , Opositional position.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 225, "width": 186, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 297, "top": 239, "width": 216, "height": 210, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Adapun kelemahan dan ketebatasan dalam penelitian ini merupakan faktor internal yakni keterbatasan waktu sehingga peneliti kurang dapat mengeksplor informan dengan pertanyaan dan peran serta. Selain itu peneliti juga agak kesulitan untuk menemui informan karena harus menyamakan waktu. Selain wawancara dengan pihak KPID untuk mengkroscekkan jawaban , masih ada informan yang harus diteliti secara mendalam mengingat kriteria yang diharapkan harus mewakili pertimbangan latar belakang tiap i nforman yang cukup beragam. Selain itu kurangnya literatur mengenai metode r ece ption analysis yang menyajikan informasi secara beragam sehingga banyak halangan yang harus dilalui dalam proses penentuan dan pengerjaannya.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 468, "width": 71, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 297, "top": 481, "width": 67, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Data lnforman lnforman 1", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 508, "width": 203, "height": 224, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Julung Susilo , yang merupakan laki- la ki berusia 40 tahun kelahiran Nganjuk , 21 November 1972 , menerima lirik Watu Ci/ik sebagai lagu yang mengandung unsur seksualitas. Hal tersebut disebabkan karena Julung memiliki pandangan bahwa walaupun terse I ubu ng ata u tid ak langsung nam u n tetapsaja hal tersebutdikatakan mengandung seksualitas. Julung, yang senang bergaul dan memiliki banyak ternan , mendengarkan lagu Watu Cilik secara sekilas, karena sehari-hari sibuk bekerja sebagai kuli bangunan di proyek perumahan Pakuwon City, Surabaya Timur berpenghasilan Rp 400.000,00 per minggu. Ia baru mendengarkan berulang kali dalam suatu waktu ketika libur bekerja atau mudik ke daerah asalnya yaitu Nganjuk.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 736, "width": 180, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Bapak satu a nak yang berpendidikan", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 54, "width": 207, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "C8mefi8Ayu R8hm8W8/J. M8kd8fen8 Fr8nsifi8, Yu s l/8118 C8ndr8wati l", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 32, "width": 120, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "K 0 M u N I KAT IF", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 61, "width": 286, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Pe makna8n Pes8n Pomogr8fi dalam Link Lag u 08ngdut Koplo Jawa Timur Volume 2 I Nomor 01 I Juno 2013 JtJrna llrmah Komw1 t kast", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 105, "width": 202, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "terakhir SD ini telah bekerja di Surabaya setelah tamat dari SD. Ia menyukai gaya bahasa pada lirik Watu Cilikyang menggunakan bahasa Jawa Timur-an dan sepert i berpantun. Yang paling menarik perhatian Julung adalah musik dan syair yang enak didengar dan juga mudah diingat lirik.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 198, "width": 202, "height": 171, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Sehari-hari, kegiatan Julung dimulai dari bangun pagi , bekerja di proyek pembangunan hingga sore, setelah se l esai bekerja, ia beristirahat sambil mendengarkan lagu-lagu di radio mil ikny a ataupun menonton TV. Di kos Julung yang terletak di perkampungan tidak jauh dari proyek Julung mempunyai satu buah televisi dan radio yang dibawanya dari Nganju k. Di kala libur bekerja , Julung menyempatkan untuk pulang ke Nganjuk mengunjung i ist ri dan anaknya yang masih kecil. Wawancara dengan Julung dilakukan di proyek bangunan dimana ia bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 373, "width": 52, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "lnforman 2", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 387, "width": 202, "height": 184, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Mariati adalah wanita Jawa berusia 32 tahun , kelahiran Tuban , 12 Mei 1980 . Dengan pendid ik an terakhir SMP , lbu rumah t angga ini memaknai lirik lagu Watu Cilik bahwa lagu tersebut tidak mengandung unsur seksualitas , karen a menurutnya sesuatu hal dapat dikatakan mengandung seksualitas jika langsung ditamp i lkan alat kelamin secara nyata. M ariat i s udah berkeluarga namun belum memiliki anak. Sejak menikah pada 2005 , Mariati tinggal berdua dengan suaminya bekerja sebagai supir pr i badi di daerah Sambisari, sebuah perkampungan kecil yang terletak di Surabaya Barat.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 575, "width": 202, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Sehari - hari , aktivitas Mariati dimulai pada pagi hari dengan bangun dan membersihkan rumah serta mengurus semua keperluan suam inya sebelum berang kat kerja. Setelah suaminya berangkat ker j a , Mariati mulai membersihkan dan melakukan aktivitas rumah tangga seperti menyapu dan mengepel kamar kos mereka , memasak , mencuci piring dan baju serta beberapa akti vi tas l ainn y a . Namun di sela-sela mengerjakan kewajibannya, ia sering memutar lagu-lagu Sagita yang merupakan orkes melayu kesukaannya , salah satunya adalah l agu Watu Cilik. Ia mengoleksi segala", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 772, "width": 13, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 105, "width": 201, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "sesuatu yang berhubungan dengan Sagita seperti poster, dvd , cd hingga kaos yang bertuliskan", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 131, "width": 141, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Sagita . Waw ancara dengan", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 145, "width": 201, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "M ariati dilakukan di dalam kamar kosnya. lnforman 3", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 172, "width": 201, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Evelina Larisa adalah pere m puan kelahiran Surabaya , 5 apri l 1994 yang kini berusia 18 tahun. Dalam kesehariannya ia berprofesi sebagai penyanyi dangdut baik d i stasiun televisi loka l maupun di acara off - air. Ia mampu membuktikan bahwa m ema k ai Jilbab bukan sebuah halangan bagi nya untuk bisa men j adi penyanyi dangdut p ro f essional.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 280, "width": 202, "height": 102, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Walaupun ber j il b a b, namun ia tetap meng i- kut i trendberpakaian terkini. Ji l bab yang ia paka i pun mengikuti mode dan jug a lebih ter l ihat seperti hiasan kepa l a. Dengan penghasilan Rp 2.000.000,00 per bulan dgunakan E ve I untuk menambah uang jajan dan juga berbe la nja pakaian serta segala sesuatu yang ia butuhkan untuk tampil sebagai penyanyi dangdut.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 387, "width": 203, "height": 358, "page_number": 9, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Penamp i lan E v el terlihat unik ket ika mayoritas pen yany i dangdut berpaka i an seksi dan t erbuka, namun E v e l mampu me mbuk tikan bahwa dengan berpakain t ertutup dan juga memakaiji lbab ma m pu diterima o l eh masyarakat dan juga penggemarnya. Ketertarikan Eve l pada lagu Watu Cilik sangat besar, karena l i rik y ang mudah diingat dan syairnya yang menarik. E vel j uga se o ra ng muslim yang cukup religius. Sela in rajin beribadah dan menga ji , E v el juga berlangganan majalah islami , yakni Darul Hikmah dan AI Fa l ah. Se l ain itu , Evel juga hobi berkebun dan mendengar kan musik. Sehar i -hari , ia senang mendengarkan musik dangdut me l alui rad io Suara Giri FM. Set iap hari , setelah bangun tidur dan juga shalatSubuh , E ve l ja l an - j alan d i se ki tarru ma h nya untuk berolah ra ga. Pada siang hari Eve l m u lai berangkat beke rj a baik untuk on - a ir maupun off-air hingga larut malam. Jika li bur, Evel sering menghab i ska n w aktun y a untuk merawa t diri di salon ataupun berbelanja ke pusat perbelanjaa n atau m a ll. Waw ancara dengan E vel dilakukan di kediam ann y a yang ter l etak di Jl W isma Lidah Kulon blok XG 30a Surabaya. lnforman 4 Wahyu Budi w antoro merupakan pria", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 30, "width": 359, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "Cameha Ayu Rahmawat1, Makdalena Frans!11a, Yustiana Candrawati l K 0 M u N I KAT I F Pemaknaan Pesan Pornografi dalam Lirik La gu Dangdut Koplo Jawa Timllr Volume 2/ Nomor 01 I Juni 20 13", "type": "Text" }, { "left": 423, "top": 77, "width": 60, "height": 5, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "Ju r n a lll mtah Komuntkas•", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 104, "width": 203, "height": 129, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "Jawa muslim berusia 19 tahun. Wahyu adalah mahasiswa Fakultas llmu Komunikasi Universitas Widya Mandala Surabaya. Wahyu lahir di Trenggalek, 11 Mei 1993 dari keluarga ya ng menengah ke atas , namun sejak kuliah tinggal di Surabaya. Wahyu memiliki ayah yang berprofes i sebaga i Wiraswasta yang cukup sukses di daerah asalnya. Ia juga memiliki seorang adik yang kini menempuh pendidikan diSMP .", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 238, "width": 204, "height": 224, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "Penampilan Wahyu sesuai dengan usianya y ang juga merupakan seorang mahasiswa. Wahyu sangat senang mendengarkan musik dangdut koplo setiap harinya. Wahyu juga hobi bepergian , dan menonton acara pariwisata di televisi. seni musik , kebudayaan Jawa , dan majalah berbahasa Jawa , Panjebar Semangat, juga sen i beladiri silatjuga menarikminatWahyu. Setiap hari , setelah bangun tidur dan juga shalat Subuh, Wahyu pergi kuliah hingga siang atau sore hari , selepas kuliah ia pulang untuk beristirahat dan juga belajar. Jika li bur , Wahyu sering menghabiskan waktunya untuk kumpul dan bermain bersama teman-teman kuliah ataupun bersantai di rumah. Wawancara dengan Wahyu dilakukan di Universitas W idya Mandala Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 480, "width": 215, "height": 171, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "Musik Sebagai Media Komunikasi Musik merupakan salah satu media komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan dari komunikan ke komunikator. Bahasa merupakan unsur yang paling utama dalam teks atau l irik yang terdapatpadasebuah lagu. Bahasa yang merupakan la mbang atau simbol yang mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan y ang disebut sebagai pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam lagu Watu Cilik milik O.M Sagita, bahasa Jawa Timur- an y ang digunakan berperan penting dalam proses penyampaian makna. Hal ini terlihat dari penuturan para informan berikut.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 656, "width": 202, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "\" Yak kan pak a i bah a sa Jawa juga , jadi enak . Gam- pang dimengerti sama orang-orang , jadi orang juga gampang in gatnya , apalagi pas didengarkan utang- ulang \" (Wawancara dengan Julung , 10 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 723, "width": 200, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "\" Kata-kata nya itu tho enak didengerin . Apa- lagi pakai bahasa Jawa kan , kalau orang Jawa", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 772, "width": 13, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 104, "width": 201, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "yang denger ya pasti cepet ngerti artinya lagu itu \" ( Wawancara denga n Mariati, 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 144, "width": 202, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "\"Yang bikin as ik it u sebenernya kalau menu- rut aku s ih bahasa nya ya , bahasa Jawa Timu- ran. Jad i seru aja g itu , bikin gampang nging et- nya soalnya kita - kita y ang orang Jawa pasti ngert i kan \" (Wawancara dengan E ve! , 13 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 225, "width": 201, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "\"K alau baha s a nya sih saya setuju pakai bah asa Jawa , maksudnya ju stru itu kan yang enak. Menu- rut saya ju stru orang-orang itu gampang mengert i kar ena bahasanya sam a logatnya itu, Jawa Timuran sekali \"(W awancaradengan Wahyu , 17 Maret2013).", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 305, "width": 216, "height": 171, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "Dari pernyataan-pernyataan informan di atas dapat diketahu i bahwa penggunaan bahasa Jawa Timuran da l am lagu W atu Cilik milik O.M Sagita membuat lagu tersebut memiliki makna tersendiri bagi pendengarnya. Bahasa dan dia l ek Jawa Timur-an dianggap sebagai salah satu faktor ya ng paling berperan dalam proses pemaknaan pesan bahkan peng i ngatan. Penggunaan bahasa Jawa Timur - an dalam lagu ini membuat masyarakat pendengarnya yang mayoritas adalah orang Jawa Timur memiliki kedekatan emosional dengan lagu sehingga lagu ini menjadi mudah dimengrti bahkan d iin gat.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 480, "width": 217, "height": 89, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "Pesan ini seperti yang disampaikan Effend y (1994) dapat berupa ide , inf ormasi atau opini , baik mengenai hal yang begitu konkrit maup un abstrak. Dalam penelitian in i, pesan dalam l ag u Watu Cilik milik O.M Sagita juga berupa beberapa ide yang konkrit dan abstra k, seperti dalam kutipan berikut \"W atu cilik itu sebetu lny a kat a- katanya seperti pantun\"", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 575, "width": 176, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "(W awancara denga n Julung , 10 Maret 20 13).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 602, "width": 203, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "\" Ka/au watu ci lik i tu gak ada yang diomong i n , Cuma denger innya it u sene ng aja , lagunya kan lucu, ena k d i denger, p/esetannya as i k \" ( Wawancara dengan Mariati, 12 Maret 2 013).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 669, "width": 201, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "\" Watu Cilik ini l ag uny a lucu sebenernya . lrama enak didenger, mengalun l ah \" ( Wawancara dengan E ve! , 13 Maret 2013 ) .", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 723, "width": 202, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 618, "page_height": 846, "text": "\" Lagunya itu lucu, aranseme n nya itu enak didengarkan terus pembawaanya itu ya enjoy aja\"", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 36, "width": 358, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Camel1e Ayu Rahmawau. Makdalena FransJ11a, Yust1ana Candrawat i l K 0 M u N I KAT I F Pema k naan Pesan Pomografi dalam Lirik Lagu Dangdut Koplo Jawa Ttmur Volume 2 I Nomor 01 I Juni 2013 JurnJ. llmLah Komu111kas1", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 110, "width": 176, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "(Wawancara dengan Wahyu , 17 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 136, "width": 216, "height": 116, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Dar i keempat informan dapat diketahui bahwa ide konkrit yang tersampaikan dan diterima oleh para informan dalam lagu ini adalah kelucuan l agu ini karena pembawaannya yang santai dan menggunakan pantun serta plesetan. Namun ide abstrak y ang tersirat dalam lagu tidak banyak disadari oleh para informan. Meski menggunakan pantun dan plesetan , lagu ini sebenarnya mengandung muatan seksualitas di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 270, "width": 216, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Lagu Dangdut Koplo Sagita dan Masyarakat Jawa Timur", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 297, "width": 216, "height": 224, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Lagu dangdut koplo belakangan ini sang at digemari di Indonesia oleh masyarakat, bahkan sepertinya berada lebih dekat dengan mas y arakat dilingkup Jawa Timur yang mengenal dengan ba i k sa l ah satu O .M ( Orkes Melayu) asal Pace , Nganjuk yang t erkenal y akni Sagita dengan lirik lagu yang diceka l oleh pihak KPID yakni Watu Cilik . Keberadaan musik dangdut terutama yang bergenre koplo sebagai mus i k 'r akyat' juga tak dapat dilepaskan dari re a lita s sta- tus ekonomi dan sosial pendengarnya sebagai kaum marginal (mene ngah ke ba w ah ). Hal i ni terbukt i dari hasil wawancara menda la m ter- hadap beberapa informan. Julung yang bekerja sebagai kuli mengaku mendengarkan lagu ini selepas pulang kerja. Mariat i yang tidak beker - ja bahkan mendengarkan lagu ini setiap hari .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 527, "width": 202, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "\" Kalo ngga sibuk ya.. kadang-kadang nyetel di rumah. Buat melepas I e lah sepu/ang kerja soa l nya kan musikny a enak \" (Wawancara dengan Julung, 10 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 594, "width": 202, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "\"Setiap hari. D engerinnya ya pas l ag i santai' ' (Wawancara dengan Mariati, 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 633, "width": 215, "height": 117, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Musik dangdut koplo m em ang te rkenal dengan musiknya kalangan bawah, namun kini tak menutup kemungkinan dinikmati kalangan menengah, meski mas i h agak susah masuk dikalangan te rpandang. Sepert i Evel , salah satu informan y ang bekerja sebagai penyanyi dengan penghasilan golongan menengah juga sering mend engarkan lagu dangdut koplo dalam seminggu . Bahkan menariknya W ahyu ,", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 777, "width": 12, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 109, "width": 215, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "mahas i swa Faku ltas llmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya juga memiliki kegemaran mendengarkan musik dangd ut kop l o sambil berkumpu l bersama ternan.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 163, "width": 201, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "\" Ya kira-kira 3 sampai 4 kali seminggu \" (Waw a ncara d e ng an E ve/, 13 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 204, "width": 201, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "\" Saya sering mend e nga rka n lagu koplo di rumah , say a sama tem an - teman, ketika saya kumpu/ deng a n tem an-teman pada saat ngopi itu saya jug a ser in g mendengarkan lagu-lagu dan- gdut koplo karena enak didengerin\" (Wawancara dengan Wahyu , 17 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 297, "width": 215, "height": 264, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "Kata dang dut berasal da ri bunyi k endang yang berulang-u lang ( da ng -du t) as li De l i y ang t erpengar uh gaya barat dan india. Musik dangdut kop l o sendiri me r upa kan m u tas i dari mus ik dangdut setelah era dangdut campursari yang bertambah kenta l i rama trad i sionalnya , ditambah dengan un s ur seni musik kendang k empul daerah Banyuwa ngi J a w a Timur dan i r ama tradisional lainya seperti j a r anan dan gamelan. Ha l ini menjad i alasan mengapa masyarakat menggemari lagu dangdut koplo, sebab musik dangdut koplo lebih semarak dan juga meriah dibandingkan dengan musik dangdu t biasa. \" Kalo dangdut umum ya biasa, kalo koplo karena memang dangdut biasa y ang sudah ada itu dikoplokan b iar en ak . S e betunya musiknya itu bagus , campuran antara musik dangdut de ngan musik jaranan. Jadi itu memberi warna tersendiri bagimasyarakatlndonesia.Jadiyosuka\"(Waw an cara dengan Julung , 10 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 580, "width": 202, "height": 116, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "\" Perbedaanya kalo d a ngdut biasa d id enger ya biasa , kalao dangdut koplo kan enjoy kalau didenger, b is a angguk -a ngguk g i ni. Musiknya ada k e ndangnya, ditambahi /ah, dibandingkan musik dangdut biasa. Musiknya juga enak. Seneng a j a musiknya, dengernya itu asik ka/au bu at joge dan. Ka/au saya pribadi lebih suka dangdut kop/o soalnya ada kendangnya, b adan capek ja d i gak terasa capek \" ( Wawancara dengan Mariati, 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 714, "width": 200, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 621, "page_height": 849, "text": "\"K alau dangdut aja itu kan sebenarnya biasa , tap i bera gamada yangdangdutslowada yangd angd utnya ranca k dia terla lu rancak. Beda sama dangdut koplo,", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 30, "width": 349, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Came/laAyu Rahmawat1, Makdalena Frans11ia, Yust1ana Candrawat1 1 K 0 M u N I KAT IF Pemaknaan Pesan Pornografi dalam Lirik Lagu Dangdut Koplo Jawa Timur Volume 2/ Nomor 01/ Juni 2013 J urna l llmL.ah Komun1kas1", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 103, "width": 202, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "juga ok. Beda dengan yang lainnya \" (Wawancara dengan Wahyu, 17 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 103, "width": 203, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "punya sensasi tersendiri Ia h .. Suka karena keasyikan iramanya kayaknya. Kalau dangdut koplo dia itu kayak ada tung .. tung .. tung nah itu kan bikin enak didenger rasanya bikin gimana gitu\"", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 157, "width": 167, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "(Wawancara dengan Eve/ , 13 Maret 2013).", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 142, "width": 427, "height": 131, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Meski Sagita memiliki banyak penggemar, beberapa lagu dangdut koplo Orkes Melayu ini dicekal pada pertengahan tahun 2011 oleh \"Dangdutbiasaenak , tapidangdutkoplojauhlebihasik. KPID Jatim. Salah satunya ialah l agu berjudul Dangdut yang biasa itu sekarang kelihatan kuno buat Watu Cilik. Pencekalan ini dinilai sudah sesuai saya, tapidangdutkoplokanadairamatambahannya dengan tugas KPID yang dipaparkan oleh Fajar kayak gendang dan /ainnya. Saya menggemari Afrianto selaku Pimpinan KPID Jawa Timur. dangdut koplo karena memang asik aja, enak aja \" Satu diantara peran penting yang dapat dirasakan didengerin. Menurut saya aransemen lagu koplo itu manfaatnya oleh masyarakat ialah melakukan unik\" (W awancara dengan Wahyu , 17 Maret 2013). pengawasan terhadap isi siaran dari media TV dan", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 291, "width": 216, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Alunan lagu dengan iringan bunyi kendang kerap terdengar di berbagai tempat seperti warung, terminal, stasiun, pangkalan ojek , pasar. Dangdut koplo juga sering dibawakan dalam kesempatan tertentu misalnya acara hajatan yang mengundang orkes terkenal hingga pinggiran yang berada di Jawa Timur .", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 385, "width": 216, "height": 157, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Salah satu orkes terkenal yang kami angkat ialah O.M Sagita . Sagita merupakan grup musik dangdut koplo asal Nganjuk yang paling populer di Jawa Timur. Lagu-lagunya yang fenomenal dan bergenre koplo membuat Sagita memiliki banyak penggemar setia dengan beragam latar belakang baik itu Julung tamatan SD , Mariati tamatan SMP, hingga Evel dan Wahyu tamatan SMA. \"Sagita itu kan daerah saya sendiri , dari Pace di Nganjuk sana . Terus terkenal juga , suka nya karena aransemen Sagita ini beda sama yang lain. Gitu kira - kira .. \" (Wawancara dengan Julung , 10 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 561, "width": 202, "height": 62, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "\"Saya sih seneng sama Sagita, soalnya apa ya ka lo ngomongnya gak berpikir panjang langsung cesp/eng, Ngomongnyagakterlalugimana , gakneko- neko dan apa adanya \" (Wawancara dengan Mariati , 12 Maret 2013}.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 641, "width": 202, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "\" O . M Sagita keren Ia ya .. salah satu orkes melayu terfavorit saya karena bisa bikin saya seneng lagu dangdut kop/o, cara aransemen dan artisnya juga ok \" (Wawancara dengan Eve/ , 13 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 709, "width": 201, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "\"Karena cuma Sagita ini ka/o ngop/o dan aransemennya unik , membawakannya juga enjoy, saya sangat menikmati. Asik aja, artisnya", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 771, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "1 9", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 278, "width": 203, "height": 142, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Radio yang bersiaran di wilayah Jawa Timur. Dalam fungsi melakukan · pengawasan isi siaran, kami menemukan beberapa /agu dangdut terutama yang bergenre koplo yang liriknya mengandung unsur pornografi. Beberapa / agu temuan kita dan juga informasi dari masyarakat, diantaranya seperti lwak Peyek versi pertama, Watu Cilik, kebelet, hamil du/uan yang terkenal itu menjadi prioritas kami untuk tidak ditayangkan di media penyiaran , baik berbentuk video klip di TV- TV lokal ataupun siaran lagu-lagu di radio \" (Wawancara dengan Fajar, 20 Maret 2013) .", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 439, "width": 217, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "Watu Cilik merupakan lagu berbahasa Jawa yang liriknya dinilai cukup vulgar. Menariknya dari penemuan peneliti , banyak penggemar Sagita yang sangat menyukai lagu Watu Cilik. \"La gunya lucu , seperti guyonan. Bukan yang terlalu serius lah sebenarnya. Berhubung setiap hari ada entah di hape atau CD akhirnya kan tahu terus suka \" (Wawancara dengan Julung , 10 Maret 2013) .", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 560, "width": 203, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "\"Kalo lagu ini sih mewakili kalangan bawah , kalau kalangan at as sih engga mungkin .. ka/o buat kalangan bawah kan buat iseng-iseng, dibuat enjoy aja, enak koplo , jadi seneng. Ka/au ka/angan atas kan buat apa dengerin /agu kayak gituan, gak ada artinya\" (Wawancara dengan Mariati , 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 654, "width": 202, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "\" Watu Cilik ini lagunya /ucu sebenernya. /rama enak didenger, mengalun /ahcuman yagituagak kasarkata - katanya , nyindir gitu\" (Waw ancara dengan Eve/, 13 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 721, "width": 201, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 617, "page_height": 845, "text": "\" Pertama saya suka /agu Watu Cilik punyanya Sagita itu karena lagunya itu /ucu , aransemen nya itu", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 57, "width": 209, "height": 6, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Camel1a Ayu Rahm8W8tl. M8kd81en8 F ranslli8, Yust/8118 C8ndrawat1 1", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 34, "width": 129, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "K 0 M u N I KAT I F", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 64, "width": 287, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Pemaknaan Pesan Pomografi d a l a m Unk L ag u Dangdut Koplo Jawa T 1mur V o l u me 21 Nomo r 0 1 1 Jun i 20 13 Ju r nall l m mh Komuni ka s i", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 108, "width": 202, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "enak didengarkan terus pembawaanya itu ya enjoy aja\" (Wawancara dengan Wahyu, 17 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 147, "width": 216, "height": 77, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Dari kutipan para info r man diatas, terlihat bahwa mayoritas menyukai lagu Watu Cilik Sagita karena memang lagu tersebut terdengar lucu. Penilaian informan terhadap lagu tersebut yakni sebagai bahan candaan serta sindiran dari sebuah fenomena kehidupan di sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 241, "width": 216, "height": 211, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Unsur Seksualitas dan Pornografi Dal a m Lagu Watu Cilik O.M Sag ita Pada saat in i, musik dangdut merupakan salah satu genre musik yang berkembang pesat dan digemari di Indonesia, tak terkecuali di Jawa Timur. Musik dangdut koplo yang merupakan genre musik asli Jawa Timur ini sering dibawakan oleh Orkes Melayu (O.M) seperti O.M Sagita, O.M Sera , O.M Palapa dan banyak lainnya. Namun tanpa disadari masyarakat bahwa banyak lagu dangdut koplo yang dalam liriknya mengandung unsur seksualitasdan pornografi hingga mengalami pencekalan oleh pihak Komisi Penyiaran J awa Timur (KPID Jatim). Lagu-lagu yang dicekal antara lain Watu Cilik , Hamil duluan , lwak Peyek, Kebelet, Lubang Buaya dan beberapa lagu lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 457, "width": 216, "height": 210, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Pornografi selalu berbicara mengenai seksualitas dan media , lagu Watu Cilik versi Sagita yang merupakan salah satu lagu dangdut koplo dapatdikatakan mengandung pornografi hanyajika ditampilkan di media, dan jika lagu terse but tersebut tidak ditampilkan di media maka hal itu tidak dapat dikatakan mengandung pornografi. Media yang menampilkan lagu yang mengandung pornografi tersebut yaitu media cetak dan elektronik , secara audio dan visual. Pada kenyataannya lagu Watu Cilik tersebut ditampilkan di berbagai media hingga dicekal oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena dianggap mengandung unsur pornografi. \"Da/am fungsi me/akukan pengawasan isi siaran , kami menemukan beberapa lagu dang- dut terutama yang bergenre koplo yang liriknya", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 673, "width": 201, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "adalah mengandung unsur pornografi . Beberapa lagu temuan kita dan juga informasi dari masyara- kat , diantaranya seperti lwak Peyek versi pertama, watu ci/ik , ada kebelet,hamil duluan yang terkenal itu menjadi prioritas kami untuk tidak ditayang-", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 108, "width": 202, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "di TV- TV /oka/ ataupun siaran lagu-lagu di radio\" (Wawancara dengan Fajar Afrianto , 20 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 147, "width": 216, "height": 198, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Namun banyak masya r akat ya n g be l um mengetahui perihal pencekalan lagu Watu Cilik yang dilakukan oleh KPI. Banyak hal yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui kasus pencekalan Watu Cilik oleh KPI tersebut , salah satunya seperti ketika berbagai program televisi dan radio tidak lagi menyiarkan lagu Watu Cilik setelah pencekalan KPI masyarakat tidak sadar dan menganggap hal terse but wajar karena selain melalui media massa seperti televisi d a n radio, masyarakat mendengarkan lagu tersebut juga melalui beberapa media lainnya seperti MP3, HP, CD dan juga Internet. Lebih lanjut, ketiga informan menyetujui keputusan KPI untuk mencekal lagu Watu Cilik yang dinyanyikan oleh O.M Sagita.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 350, "width": 201, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "\" Sebetuln y a pantas-pantas aja, dampaknya kan memang kurang bagus buat masyarakat, maksudnya yang ada kala joroknya , yang ngga ada kan ngga papa. Misalnya kayak ngamen 1, ngamen 2 kan ngga adajorok-joroknya \" (Wawancara dengan Julung, 10 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 444, "width": 201, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "\"Ya menu rut aku wajar-wajar aja gitu soalnya memang kan kita bisa fiat lagu ini dikonsumsi secara luas jadi ga ada batasan tentang anak dibawah usia kah y ang dengerin /agu ini kayak gitu.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 498, "width": 202, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Jadini d i konsum si secara bebas dan itu hal yang bagus sih memang cocok kalau kpid mencekal lagu ini \" ( Wawancara dengan Eve/ , 13 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 538, "width": 204, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "' 'Tanggapannya ya bisa saja dicekal namun tapi mayoritas orang sudah bisa menerima /agu tersebut", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 565, "width": 202, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "j adidianggapbiasa saja \" (Wawancaradengan Wahyu , 17 Maret 2013 ).", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 605, "width": 214, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Namun ada pula lnforman yang tidak setuju dengan pencekalan KPI terhadap lagu Watu Cilik tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 645, "width": 202, "height": 62, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "\" Gak pantes dicekal s i h , ini cuma lagu kan , kayak di syairnya kan ada ' ini lagu tentang ... ' ya engga lah , buat iseng-iseng /agu kan istilahnya , ka/au dicekal ya jangan lah, soalnya kan apa ya lagunya iseng-isengan itu \" (Wawancara dengan Mariati, 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 725, "width": 425, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "Seksualitas dan pornografi memi l iki kan di media penyiaran , baik berbentuk video klip kesamaan yaitu sama - sama be r b i cara mengenai", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 776, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 619, "page_height": 848, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 189, "top": 28, "width": 359, "height": 46, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "Camelia Ayu Rahmawat1 , Makdalena Fra ns1lia, Yusliana Candrawati j K 0 M u N I KAT I F Pemaknaan Pesan Pomografi dalam Lirik Lagu D a ngdut Koplo Jawa Timur l . V o lume 2/ Nomor 0 1/ Juni 20 13", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 103, "width": 216, "height": 197, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "segala sesuatu yang berhubungan dengan seks , termasuk juga alat ke lamin wanita dan pria serta kata-kata yang berhubungan dengan segala kegiatan seks. Pornografi menurut tim Kejaksaan Agung Rl adalah perbuatan, gambar , tulisan, lagu, suara, bunyi, benda atau segala sesuatu yang dapat merangsang birahi manusia, menyinggung rasa susila masyarakat umum. dan dapat merangsang birahi manusia, menyinggung rasa sus ila masyarakatu mum , dan dapatmengakibatkan tindakan maksiat serta menganggu kepentingan umum (Lesmana, 1995). Terkadang masyarakat masih tidak mengetahui batasan-batasan sesuatu hal dikatakan mengandung pornografi ataupun tidak mengandung pornog ra fi.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 305, "width": 204, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "\"Pornografi itu kan ya maksudnya kata-kata yangjorok yang ngga pantas diucapkan di muka umum. Seperti kata-kata dalam /agu sag ita itu kan ban yak yangjorok- jorok\" (Wawancara dengan Julung , 10 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 372, "width": 202, "height": 63, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "\"Ka/o porno itu setau saya ya itu kelihatan barang perempuan sama lak i , kelihatan barangnya . ltu porno . Kala kaya lirik lagu itu gak porno kan gak dilihatkan barangnya\" (Wawanca r a dengan Mar i ati , 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 453, "width": 203, "height": 49, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "\"Sesuatu yang seharusnya i tu privat tapi tidak seharusnya itu dijabarkan secara publik apalagi ditaruh di syair Jagu seperti ini\" (Wawancara dengan Eve/, 13 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 521, "width": 202, "height": 89, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "\" Pornograf i itu ya menurut aku sesuatu yang orang publik itu tidak bisa menerima , sesuatu yang lebih ke organ intim. Jadi , orang itu merasa aneh aja , ga perlu ditonton-tonton ke publik aja gitu. Seperti yang ada d i bai t sagita itu . Tentang seks atau k e vulgaran anak jam an sekarang itu \" ( Wawancara dengan Wahyu , 17 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 628, "width": 217, "height": 116, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "Lagu Watu Cilik menurut KPI mengandung pornografi dikarenakan memuat unsur seksualitas seperti penyebutan alat kelamin wanita maupun pria yang dalam penyebutannya tersirat atau tidak l angsung. Lirik lagu Watu Ci/ikmelanggar peraturan Komisi penyiaran Indones i a mengenai standar progam siaran mengenai pelarangan dan pembatasan seksualitas seperti pada pasal 20 Ayat 1 y ang m e nyatak a n bahw a l a gu Watu Cilik", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 771, "width": 14, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "2 1", "type": "Page footer" }, { "left": 418, "top": 74, "width": 61, "height": 5, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "Jufnal l lm •ah K om un1kas 1", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 103, "width": 216, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "ini menampilkan lirik yang bermuatan cabul, dan/ atau mengesankan aktivitas seks. Juga pada ayat 2 bahwa lagu Watu Cilik bermuatan lir ik yang dapat dipandang menjadikan perempuan sebagai objek seks. Hal ini se l aras dengan hasil depth interview yang dilakukan pada beberapa informan yang setuju bahwa lagu Watu Cilik ini mengandung pornografi dalam liriknya.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 211, "width": 204, "height": 102, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "\"Watu cilik itu sebetulnya kata-katanya adan seperti pantun , tapi kadang-kadang kata-katanya itu agak sedikit jorok. Agak sedikit jorok itu ngga boleh, masa/ahnya itu kan diputar umum. Ada anak-anak yang denger jad i kurang baik untuk pendidikan. Seperti watu cilik arane krikil, nemplek n ing dodo arane pentil . ltu 1/an sebenarnya kurang bagus iah\" (Wawancara dengan Julung , 10 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 332, "width": 203, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "\"Kan lagunya g i ni watu cilik arane krikil, serok cilik", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 345, "width": 203, "height": 143, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "arane suti/ , mental ing dada jenenge kutil . ltu kan sebenernya kalau bahasa jawa itu kan artinya ada sesuatu yang menonjo/ di dada itu jenenge kutil nah kutilnya itu disamarkan. Ada lagi syair yang dia bilang wong l anang senengane ngelengkang , yen wis ngelengkap ngadek mengkangkang , maksudnya kan orang /aki sukanya ngelengkang terus ada yang be r diri , i tu kan sesuatu yang sangat porno kan, itu harusnya sesuatu yang sangat privat tapi ini dijabarkan d i /agu dimana lagu ini didengerin semua publikgitu \"( Wawancara dengan Eve! , 13 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 507, "width": 203, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "\" Jujur saja ya ada unsur joroknya itu past i ada . Cuma d i plesetin sama sagitanya sendiri supaya t idak vulgar lah , contohnya ad a lah pentil ing dada itu kan sama sagita dip/esetkan menjadi kutil sebenernya kan ga itu , kuti l i tu pentil. Ada /agi yang porno, itu yang mengkr i tik laki-/ak i. Dalam lagu itu disebutkan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 588, "width": 202, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "/ ont o ng sak p edang it u sebenarnya kan kelaminnya J aki-laki tapi dip/esetkan sama sagita seperti i t u \" ( Wawancara d e ngan Wahyu , 17 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 640, "width": 215, "height": 104, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 842, "text": "Namun , pernyataan ketiga informan yang setuju mengatakan bahwa lirik dar i lagu Watu Cilik tersebut mengandung pornografi berbeda dengan pernyataan informan lainnya yang mengatakan bahwa l irik Watu Cilik tidak mengandung pornografi karena kata -ka ta yang ada di dalam lagu tersebut hanyalah perumpamaan dan tidak secara nyata meng a tak a n a l a t kelami n ataupun kat a -kata yang", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 33, "width": 358, "height": 36, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Camelia Ayu Rahmawat1. Makdalena Fransilla , Yusttana Candrawatt l K 0 M u N I KAT I F Pemaknaan Pesan Pomografi da/am Lirik Lagu Dangdut Kop/o Jawa Timur", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 161, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Volume 2/ Nomor 01 I Juni 2013 Jurna Um1ah K om um kas•", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 107, "width": 147, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "berhubungan dengan seksualitas.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 121, "width": 202, "height": 88, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "\" Gak porno ya , karena kalau dibilang porno kan lagunya di plesetkan. lstilahnya kala mau dibilang langsung kan ngomongin barang gituan , barangnya laki. Misalnya misalnya kan wong wedhok lungguh mekokok, kalao buat laki-laki untuk guyonan , kita sebagaiperempuankan yamalu\"(Wawancara dengan Mariati , 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 227, "width": 217, "height": 171, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Adanya perbedaan pemaknaan keempat informan yang merupakan penggemar O.M Sagita dan juga pendengar dan penyuka lagu Watu Cilik. Ketiga informan memaknai lirik lagu Watu Cilik tersebut mengandung unsur seksualitas dan pornografi karena dalam lirik tersebut disebutkan alat kelamin wanita maupun pria dalam bahasa jawa yang disamarkan. Sedangkan satu informan lainnya tidak setuju dan memaknai bahwa lagu tersebut tidak mengandung unsur seksualitas dan pornografi karena tidak langsung menunjukan alat kelamin dan hanya menyebutkan dalam bentuk tersamar atau tidak langsung.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 415, "width": 214, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Penerimaan Masyarakat terhadap Lagu Watu Cilik", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 443, "width": 216, "height": 210, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Mayoritas pesan yang diterima oleh informan dari lagu Watu Cilik milik Sagita adalah adanya muatan seksualitas dalam lagu in i. Namun meskipun semua informan menyatakan adanya muatan seksualitas , tidak semua menganggap muatan tersebut sebagai pornogr a fi. Tiga i nforman yakni Julung , Evel dan Wahyu mengatakan bahwa mua tan seksualitas dalam lagu Watu Cilik merupakan suatu bentuk pornografi, berbeda dengan Mariati yang menyatakan bahwa meski terdapat muatan seksualitas didalamnya, lagu tersebut bukan termasuk dalam bentuk pornografi. Hal ini dapat terjadi karena pemahaman dan definisi pornografi seorang informan berbeda dengan informan lain. Tiga informan yakni Julung, Evel dan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 658, "width": 216, "height": 89, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Wahyu menilai bahwa kata-kata bermuatan seksualitas yang diucapkan dalam lagu Watu Cilik juga termasuk dalam suatu bentuk pornografi , tidakhanya terbatas pad a visualisasi saja. Kata-kata tersebut dianggap tidak pantas untuk diucapkan terutama melalui media massa yang memiliki cakupan khalayak luas. Namun hal ini bertolak", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 775, "width": 13, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 301, "top": 107, "width": 216, "height": 264, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "belakang dengan pendapat Mariati. Mariati mengganggap bahwa muatan seksualitas dalam bentuk kata - kata, dalam hal ini syair lagu bukan merupakan pornografi. Bagi informan kedua, pornografi bermakna leb i h kepada penggambaran yang memper l ihatkan hal- hal seksualitas tersebut secara visual. Teori reception analysis menempatkan khalayak tidak semata pasif namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent) yang memil i ki kuasa tersendiri dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan med i a. Oleh sebab itu , perbedaan pemaknaan terhadap lirik lagu Watu Cilik oleh para informan ini juga disebabkan perbedaan latar belakang para informan. Meskipun semua informan mengetahui adanya unsur seksualitas dalam lagu Watu Ci li k, mereka menyataka n tetap menyukai lagu Watu Cilik. Ha l ini dikarenakan kegemaran para informan terhadap irama musik yang mengi ri ngi lagu i n i.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 376, "width": 202, "height": 75, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "\" Enak aja didengar. Sebetulnya biarin lagu ini tetep ada aja , tapi kan harus ada kontrol dari pemerintah tentang kata-katanya. Kala kata-katanya yang ngga bener, sed ikit berbau mesum itu kan sebetulnya ada sanksi hukumnya , dicekal atau gimana gitu\" (Wawancara dengan Julung, 10 Maret 2013 ) .", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 470, "width": 203, "height": 76, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "\" Seneng aja , musiknya enak , saya juga sene ng . Lagunya juga gak porno. Apa ya .. dikatan porno juga gak porno. lstilahnya kan lagunya kan tidak secara lan gsung , kat au secara lang sung porno, cuma plesetan aja\" (Wawancara dengan Mariati, 12 Maret 2013).", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 564, "width": 202, "height": 62, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "\"Gimana ya , aku kan suka bukan karena liriknya , tapi karena memang irama nya itu enak , lucu kadang kalau dengerin ngakak-ngakak sendiri ketawa- ketiwi sendiri. Jadi walaupun dicekal ya aku tetap aja denger in karena memang iramanya yang enak", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 632, "width": 199, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "/ucu\" (Wawanc ara dengan Eve/ , 13 Maret 2013).", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 659, "width": 203, "height": 74, "page_number": 15, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "\" Jujur saja tetap suka , saya ga mandang itu jorok atau ga, cuma saya memandang itu dari keunikannya. Sarna aransemen pembawaannya itu unik dari orkes -orkes melayu lain . Cara mengkop/o nya itu cuma Sagita yang unik \" (Wawancara dengan Wahyu, 17 Maret 2013) .", "type": "Text" }, { "left": 10, "top": 746, "width": 6, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": ".:", "type": "Page footer" }, { "left": 212, "top": 29, "width": 339, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Camel!a Ayu Rahmawatt, Makdalena Franstlta, Yustiana Candrawatt l K 0 M u N I KAT I F", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 59, "width": 288, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Pemaknaan Pesan Pornografi dalam Urik Lagu Dangdut Koplo Jawa Timttr Volume 2 I Nomor 01/ Juni 2013 Jurnal llm1ah Komumktm", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 216, "height": 156, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "lrama musik jaranan yang menggunakan aransemen musik tradisional Jawa Timur dianggap para informan sebagai hal yang menarik dari lagu Watu Cilik, sehingga meskipun lagu tersebut bermuatan seksualitas, para informan tetap menyukai lagu tersebut. Pernyataan informan juga menunjukkan bahwa irama musik yang ritmis menjadi hal yang paling disukai para informan untuk didengar. Selain itu semua informan juga cenderung mengesampingkan muatan seksualitas dalam lagu Watu Cilik karena iramanya yang lucu dan menghibur.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 264, "width": 217, "height": 157, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "E vel memaknai lirik l agu Watu Cilik milik O.M Sag ita sebagai pornografi. Hal ini disebabkan beberapa hal an tara lain tingkat pendidikan terakhir Evel yang cukup tinggi yakni SMA. Tingkat pendidikan ini membuatnya cukup melek informasi mengenai seksualitas dan pornografi. Selain itu, pada pendidikan tingkat SMA umumnya para murid sudah diperkenalkan tentang pengertian seksualitas , pornografi, dan penggunaan serta dampaknya dalam masyarakat. Bentuk pendidikan ini biasanya berupa penyuluhan atau pembinaan di lua r mata pelajaran intrakurikuler.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 426, "width": 216, "height": 170, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Pendapatan E v e I sebesarRp2.000 .000,00 per bulan yang tergolong cukup besar bagi seorang perempuan berumur 18 tahun yang masih tingga l bersama orang tua juga mempengaruhi tingkat konsumsisertagaya hid up E ve I. Dengan pendapatan yang besar tersebut E vel memiliki berbagai macam gadget seperti laptop dan smartphone, melalui gadget-gadget ini E vel tersambung dengan media - media online yang tentunya memberikan informasi yang luas mengenai apa itu seksualitas dan pornografi yang kemudian turut mempe ngaruh i pembentukan makna terhadap lagu Watu Cilik milik O.M Sagita.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 601, "width": 216, "height": 116, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Konsumsi beberapa majalah islami yakni Darul Hikmah dan AI Falah juga mempengaruhi pemaknaan dimana dapat disimpulkan bahwa E ve I adalah seorang yang dekat dengan nilai-nilai keagamaan , dalam hal ini Islam . P andangan- pandangan mengenai seksualitas dan pornografi dalam nilai-nilai Islam juga turut mempengaruhi pemaknaan Evel terhadap la gu Watu Cilik yang be rmuatan pornografi.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 722, "width": 215, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Kemudian meski memaknai lirik lagu Watu Cilik sebagai pornografi, Evel tetap menyukai", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 771, "width": 13, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 296, "top": 103, "width": 216, "height": 103, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "lagu Watu Cilik milik O.M Sagita karena iramanya yang asik serta li rikn ya y ang meski porno namun l ucu dan menghibur. Bagi E vel lirik yang porno bukanlah sesuatu yang terlalu penting, ia tet ap menyukai lagu terse but lebih karena ia memandang ekspresi sen i yang terwujud dalam irama musik dangdut koplo yang unik dan berbeda dengan dangdut biasa pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 210, "width": 216, "height": 197, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Kemudian Wahyu juga me ma knai lagu Watu Cilik milik O.M Sagita sebagai suatu bentuk pornografi. Hal ini terutama dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Wahyu yang saa t ini sedang menempuh pendidikan tinggi di Fakultas llmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Sebaga i\" salah satu mahasiswa Fakultas llmu Komunikasi. Wahyu tentu meng ert i betul mengenai dampak media massa dalam masyarakat apalagi jika media - media tersebut sampai bermuatan pornografi. Pembelajaran tentangseksualitasdanpornografidalammediayang dijabarkan dalam sa tu mata kuliah juga menambah informasi dan wawasan Wahyu ketika memaknai lirik lagu Watu Cilik milik O.M Sagita.", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 412, "width": 216, "height": 292, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Sebagai mahasiswa dengan uang saku yang cukup tinggi, Wahyu memiliki banyak akses ke media-media massa baik cetak maupun online y ang menyediakan info rmas i - informasi mengenai seksualitas dan pornogra fi di media. Ha l ini juga turut mempengaruhi pemaknaan Wahyu terhad ap li rik lagu Watu Cilik milik O.M Sagita. Selanjutnya profil Wahyu yang memiliki seorang adikjuga turut mempengaruhi pembentukan makna in i. Wahyu dalam wawancaranya juga mempertimbangkan jika lagu ini didengaroleh adiknya y ang masih SMP. Meskipun Wahyu memaknai lagu tersebut sebagai bentuk pornografi, Wahyu tetap menyukai lagu tersebut. Wahyu mengatakan bahwa ia memandangnya dari segi keunikan aransemen lagu Watu Cilik yang menarik. Hal ini terlihat dari banyaknya lagu-lagu Sagita yang terdapat dalam handphone -n ya. Wahyu juga menyukai lagu Watu Ciliksebagai bentuk kecintaannya terhadap budaya lokal Jawa khususnya Jawa Timur. Ha l ini juga tampak dari profil Wahyu yang suka menonton pertunjukan seni musik dan kebudayaan daerah.", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 707, "width": 215, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 613, "page_height": 843, "text": "Kemudian Julung meski tidak memiliki pendidikan yang terla lu tinggi, Ju l ung memiliki pendapat bahwa lirik lagu Watu Ci/ik milik O.M", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 35, "width": 327, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "CameliaAyu Rahma w att. Makdalena Fratlsilia, Yusttana Candrawati l KD M u N I KAT IF", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 64, "width": 287, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Pemaknaan Pesan Pomografi dalam Lirik Lagu Dangdut Koplo Jawa Timur Volume 2 / Nomor 01 / Juni 2013 Jurnalllm t ah Komumkast", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 108, "width": 215, "height": 62, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Sagita merupakan suatu bentuk pornografi. Hal ini disebabkan karena Julung adalah seorang pria bekeluarga yang sudah memiliki seorang anak sehingga ia juga memikirkan dampak jika sampai lagu tersebut didengar oleh anaknya. Julung juga", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 108, "width": 443, "height": 466, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "ditayangkan oleh media mengenai lagu Watu Cilik O.M Sagita. yang bermuatan pornografi. Khalayak yang termasuk dalam kategori opposional reading menganggap lagu Watu Cilik milik O.M Sagita layak dikonsumsi masyarakat dengan seorang yang aktif dalam kegiatan kegerejaan , alasan untuk kepentingan hiburan semata. sehingga dekat dengan nilai-nilai keagamaan, dalam hal in i agama Kristen. Pandangan nilai- nilai agama Kristen terhadap seksualitas dan pornografi juga turut mempengaruhi pembentukan makna Julung terhadap Jirik lagu Watu Cilik. Selanjutnya meskipun Julung memaknai lagu Watu Ci/ik sebagai pornografi, ia tetap menyukai lagu Watu Ci/ik karena ia menyukai iramanya yang khas dan unik serta asik dan bentuk lagu nya yang menggunakan pantun. Ia tidak terlalu memikirkan lirik lagu yang porno , yang menjadi pertimbangannya hanya jika sampai lagu tersebut di dengar oleh anak-anak. Karena anak-anak belum bisa mengelola pesan yang ditangkap dengan baik , terutama pesan-pesan seksualitas. Selanjutnya Mariati mengganggap bahwa lagu Watu Cilik bukanlah pornografi. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan Mariati yang tidak terlalu tinggi yakni SO. Tingkat pendidi kan yang rendah berakibat pada ketidak tersediaan informasi ya ng memadai mengenai seksualitas, dan pornografi dalam media , karena itu ia cenderung mengesampingkan seksualitas dalam lagu sebagai bentuk pornografi yang dapa t berdampak buruk bagi masyarakat. Kemudian meskipun ia sudah menikah ia belum memiliki anak sepert i Julung, sehingga ia tidak terlalu mempertim- bangkan dampak pesan seksualitas dalam lagu ata u pornografi bagi anak-anak.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 578, "width": 216, "height": 170, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Keempat informan tersebut dapat dikategorikan dalam tiga kategorisasi pemaknaan encod ing /decoding Stuart Hall. Julung, Evel, dan Wahyu disebut sebagai dominant reading, dimana kha layak memaknai sebagaimana pemberitaan media bahwa lirik lagu Watu Cilik Sagita bermuatan seksualitas dan merupakan bentuk pornografi. Khalayak yang termasuk dal am dominant reading menganggaphaltersebutdigunakanolehO.MSagita sebagai media untuk meningkatkan popularitas. Kemudian informan kedua dapat dikategorikan sebagai opositional reading , dimana khalayak memaknai berlawanan atas apa yang", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 775, "width": 13, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "2 4", "type": "Page footer" }, { "left": 302, "top": 202, "width": 122, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 229, "width": 216, "height": 197, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Penelitian ini melihat bagaimanan pemaknaan oleh para informan yang merupakan pendengar lagu Watu Cilik O.M Sagita. Menurut Fiske , individu pengguna media da l am reception analysis dilihat seb~gai active producer meaning bukansekedarsebagaiconsumer ' smediameaning. Dalam penelitian ini, keempat informan dapat dikategorikan dalam kategorisasi encode/decode Stuart Hall. lnforman Julung, Evel dan Wahyu termasuk dalam Dominant Position, yang berarti informan mengambil makna dari l i rik lagu Watu Cilik dan meng-decode - nya sesuai dengan makna yang dimaksud (preferred reading) yang ditawarkan teks media. Julung, Evel dan Wahyu memaknai pesan dalam lagu ini sebagai pornografi.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 430, "width": 215, "height": 144, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Sedangkan satu informan ya ng lain yakni Mariati termas uk Oppositional Position. yang berarti in forman menolak secara e k strem makna yang dipreferensikan melalui lirik lagu Watu Cilik Sagita karena pandangan yang berbeda. Mariati memaknai pesan dalam Jirik lagu Watu Cilik Sagita bukan sebagai suatu bentu bentuk pornografi namun hanya be n tuk hiburan se mata. Dengan kata lain , audiens membaca kode atau pesan yang lebih disukai dan membentuknya kembali dengan kode alternatif.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 578, "width": 216, "height": 90, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Perbedaan pemaknaan lirik lagu Watu Cilik Sagita oleh para informan disebabkan oleh faktor- faktor Ia tar belakang setiap i n forman yang berbeda- beda. Faktor -fakt or ini antara lain latar belakang pendidikan, dan ekonomi yang kemudian ber- pengaruh pada gaya hidup dan tingkat konsumsi. Saran", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 672, "width": 216, "height": 76, "page_number": 17, "page_width": 618, "page_height": 847, "text": "Peneliti sangat berharap ada pene l itian re cept ion analysis selanjutnya mengenai penerimaan lirik lagu dangdut kop l o. Jika memungkinkan , lanjutkan peneli tian ini dengan lebih banyak l agi informan yang lebih kredibel yang belum dap a t dijangkau dalam penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 29, "width": 359, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Camelia Ayu Rahmawatt. Makdalena Franstlta , Yusttana Candra w att l K 0 M u N I KAT I F Pemaknaan Pesan Pornogr a fi d a lam Lirik Lagu Dangdut Koplo J awa Timu r Volume 2/ No mor 01 / J u n i 2013", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 75, "width": 59, "height": 5, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "J urn <~ l ll m1ah Kom um k. as1", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 103, "width": 216, "height": 62, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "supaya menjadi lebih menarik. Untuk penelitian selanjutnya , diharapkan peneliti dapat mencari banyak literatur mengenai lagu dangdut koplo. Karena sejauh ini, masih sedikit re ferensi lagu dangdut koplo maupun penelitian yang sejenis.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 103, "width": 215, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Selain itu, mengakrabkan diri dengan lagu dangdut koplo terlebih dulu bisa membawa nilai lebih saat melakukan penelitian semacam ini ka r ena bisa merasakan feel dangdut koplo.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 211, "width": 117, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 226, "width": 66, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Sumber buku:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 240, "width": 406, "height": 36, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Chang, William. 2009. Bioetika , Sebuah Pengantar. Yo g yakarta: Penerbit Kanisius. Effendy , Onong. 1994. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Effendy , Onong Uchjana. 2003. 1/mu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 281, "width": 440, "height": 75, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Fiske, John. 1997. Television Culture. London: Ratledge. l rianto Sulistyowati. 2006. Perempuan dan Hukum: Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Obor Indones ia . Ida, Rachmah . 2011. Metode P enelitian Kajian Media & Budaya . Surabaya: Airlangga University Press. Jensen, Klaus Bruhn. 1999. \" A Handbook of Qualitative Methodologies for Mass Communication Research\". London: Routledge.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 340, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Lesmana, Tjipta. 1995. Pornografi dalam media massa. Jakarta: Puspa Swara. Weintraub , Andrew. 2010. Dangdut Stories. New York: Oxford University Pr ess.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 72, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Sumber Jurnal:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 415, "width": 439, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Luaylik , Fathin. , Khusyairi , Jhonny . 2012. Perkembangan Musik Dangdut Indonesia 1960an-1990an, 1' 26-39.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 79, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Sumber Internet:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 439, "height": 116, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Hudijono , Anwar. 2011. \"Hamil Duluan \" dan Tiga Lagu Lainnya Dicekal di Jatim. Diakses pada 25 Januari , 2013 , dari http://entertainment.kompas . com/read / 2011/1 0/14/1431 0722/Hamil. Duluan . dan.Tiga.Lagu.Lainnya.Dicekal.di.Jatim Santoso , Agung Budi. 2012. Separuh Aku Pimpin Daftar Lagu Terfavorit 2012 , lni Sembilan Pesaingnya. Diakses pada 25 Januari , 2013, dari http://www.tribunnews.com/2012 / 12 /25/separ uh-aku- pi mpin-daftar -lag u - terfa vor it- 2012 -in i-sem bilan-pesaing nya Wibowo, S Kukuh. 2012. lwak Peyek Masih Dicekallni Kata Orkes Sagita. Diakses pada 25 Januari, 2013, dari http://www.tempo.co/read/news/2012/07 / 08/112415489/lwak-Peyek-Masih - Dicekal- lni-Kata-Orkes-Sagita", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 366, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "Wawancara : (2013 , Maret). F ajar Arifianto , Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur.", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 771, "width": 14, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 615, "page_height": 844, "text": "25", "type": "Page footer" } ]
b195cd4a-f1be-931f-652b-0f43ce5ee26e
https://jurnal.batan.go.id/index.php/urania/article/download/2423/2220
[ { "left": 60, "top": 53, "width": 146, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145 - 205", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 58, "width": 61, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "194", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 96, "width": 321, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 121, "width": 352, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5", "type": "Title" }, { "left": 188, "top": 162, "width": 190, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suroso (1) dan Sukmanto Dibyo (1)", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 186, "width": 380, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pusat Teknologi Rekayasa dan Keselamatan Nuklir (PTRKN)- BATAN", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 207, "width": 335, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kawasan Puspiptek Gedung 80, Serpong, Tangerang 15314", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 227, "width": 158, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 248, "width": 278, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Naskah diterima : 27-8-2010, disetujui : 24-9-2010)", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 270, "width": 55, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 290, "width": 419, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 304, "width": 449, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MENGGUNAKAN RELAP 5 . Investigasi terhadap karakteristik termohidrolika elemen bakar merupakan langkah penting berkaitan dengan aspek desain teras reaktor. Makalah ini menganalisis termohidrolika sub-kanal elemen bakar AP-1000 menggunakan paket RELAP5. Pendekatan model sub-kanal lazim dipakai dalam analisis termohidrolika elemen bakar. Paket program RELAP5 dapat menganalisis karakteristik termohidrolika teras dan sistem reaktor yang dalam analisis sub-kanal ini menggunakan nodalisasi yang terdiri dari model pipa, time dependent junction , time dependent volume dan struktur kalor. Untuk itu, data desain yang terkait dengan parameter termohidrolika dan data geometri sub-kanal dipakai sebagai acuan. Investigasi kondisi steady dilakukan untuk menganalisis data termohidrolika sub-kanal elemen bakar dan simulasi transient untuk mengetahui awal pembangkitan fraksi void dengan cara pengurangan laju aliran pendingin. Hasil analisis meliputi distribusi temperatur aksial kelongsong, temperatur pendingin, heat flux dan fraksi void. Pada kondisi steady , model ini diverifikasi dengan data parameter desain termohidrolika AP-1000 yang mana secara umum telah menunjukkan kesesuaian. Hasil simulasi yang dilakukan dengan pengurangan laju alir menunjukkan bahwa fraksi void terbentuk setelah laju alir turun menjadi 0,1230 kg/s. Hal ini penting untuk dikaji karena berkaitan dengan kondisi kritis teras reaktor.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 520, "width": 329, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : pemodelan sub-kanal, elemen bakar AP-1000, dan RELAP5.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 560, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 580, "width": 448, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SUB-CHANNEL THERMAL-HYDRAULIC MODELING OF AP-1000 FUEL ELEMENT USING", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 594, "width": 448, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELAP 5 . Investigation of fuel element thermal-hydraulic characteristic is important step related to aspect of reactor core design. This paper analysis the AP-1000 fuel element sub-channel thermal- hydraulic using RELAP5 code. The sub-channel model approach is usual in the fuel element thermal-hydraulic analysis. The RELAP5 code is capable to analyze the core and reactor system thermal-hydraulic, that used the nodalization, consists of pipe model, time dependent junction, time dependent volume and heat structure. Therefore, data of design include thermal-hydraulic parameter and sub-channel geometry is applied as a references. The analysis is carried out in case of steady-state and transient simulation for the cost down flow of coolant. The steady state investigation is used to analyze the sub-channel thermal-hydraulic of fuel and transient simulation to know beginning of void fraction respectively appear by decreasing of coolant flow rate. The analysis result including of distribution temperature of axial cladding, cooling temperature, heat flux and void", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 64, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 44, "width": 228, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan Termohidrolika Sub-Karnal Elemen Bakar AP-1000 menggunakan RELAP5 (Suroso, Sukmanto Dibyo)", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "195", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 89, "width": 448, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fractions. The model of steady-state was verified with the parameter of AP-1000 thermal-hydraulic design in which shows a good agreement. Simulation results carried out by reducing the flow rate shows that the voids fraction formed after the flow rate fell to 0.1230 kg/s. It is important for assessment in the future because it is relate to the critical condition of the reactor core.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 150, "width": 335, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Sub-channel modeling, fuel element of AP-1000,and RELAP5.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 191, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 210, "width": 207, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) jenis Pressurized Water Reactor", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 239, "width": 207, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(PWR) di dunia paling banyak digunakan dibandingkan jenis-jenis lain, baik yang telah beroperasi, dalam pembangunan maupun masih dalam perencanaan. Pembangkitan kalor pada PLTN terjadi di teras reaktor oleh reaksi fisi nuklir, kemudian kalor dipindahkan ke pendingin yang kemudian digunakan untuk membangkitkan uap di pembangkit uap. Uap yang terbentuk digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik [1] .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 384, "width": 213, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teras reaktor merupakan komponen penting dari suatu instalasi reaktor karena awal pembangkitan energi terjadi di teras dan salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengevaluasi desain teras PWR adalah perhitungan dengan menggunakan paket program komputer RELAP5. Paket program ini dapat digunakan untuk melakukan analisis termohidrolika teras reaktor PWR dan sangat penting sebagai perangkat lunak untuk mengetahui karakteristik termohidrolika teras dan sistem reaktor [2] .", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 573, "width": 106, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persamaan paket", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 573, "width": 208, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "program membutuhkan pemodelan yang memerlukan menekankan verifikasi dengan data acuan sehingga keberlakuan model yang dibuat dapat dikonfirmasikan. Oleh karena itu dalam analisis ini dititik-beratkan pada investigasi desain termohidrolika elemen bakar AP-1000 antara model dan data acuan untuk parameter laju aliran pendingin, temperatur pendingin dan temperatur kelongsong. Pada pemodelan sub-kanal elemen bakar AP-1000 ini, dilengkapi dengan model volume , junction, heat structure dan time dependent", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 191, "width": 208, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "junction yang menggunakan nodalisasi untai terbuka dan dilengkapi dengan kondisi batas sebagai time-dependent volume ( tmdpvol ) [3] . Sub-kanal ( sub-assembly ) merupakan model pendekatan yang dapat merepresentasikan kondisi termohidrolika desain teras reaktor [4] .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 275, "width": 207, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan model sub-kanal, lazim dipakai sebagai pemahaman dasar dalam analisis termohidrolika elemen bakar. Hasil model termohidrolika sub-kanal ini adalah berupa pemodelan dan hasil verifikasi data sub-kanal desain termohidrolika elemen bakar AP-1000 yang sekaligus untuk keberlakuan model yang dibuat dengan menggunakan program RELAP 5.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 407, "width": 207, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diharapkan dari hasil analisis ini dapat digunakan untuk melakukan review terhadap desain termohidrolika elemen bakar teras AP-1000 disamping itu tentu saja dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk menguasai teknologi reaktor dan mampu berperan", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 504, "width": 150, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagai Technical Support", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 519, "width": 208, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organization (TSO) dalam mendukung beroperasinya PLTN di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 573, "width": 33, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 593, "width": 116, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. MODEL SUBKANAL", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 613, "width": 213, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis sub-kanal adalah suatu metode yang dapat dipakai dalam menyelesaikan persoalan untuk aliran di dalam banyak kanal yang terhubung secara kontinyu di sepanjang kanal di mana perangkat elemen bakar dibagi dalam beberapa volume pada PLTN jenis PWR, aliran pendingin di dalam teras reaktor merupakan aliran satu fase, oleh karena itu dipergunakan pendekatan volume sub-kanal", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 53, "width": 146, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145 - 205", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 58, "width": 61, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "196", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 98, "width": 212, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendingin sebagaimana diilustrasikan pada", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 112, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 252, "width": 210, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pendekatan volume sub-kanal terdapat beberapa penyederhanaan, antara lain karakteristika sub-kanal seperti kecepatan dan densitas ke arah aksial diwakili oleh satu harga rerata. Selain persamaan kekekalan massa, energi dan momentum, maka persamaan konstitutif juga digunakan dalam penyelesaian model sub- kanal pada RELAP5. Persamaan umum yang penting dalam hal ini adalah [5] ,", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 398, "width": 207, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persamaan distribusi aksial fluks neutron sepanjang elemen bakar :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 432, "width": 75, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "  e c H z Cos z    ", "type": "Picture" }, { "left": 89, "top": 460, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1)", "type": "Formula" }, { "left": 60, "top": 480, "width": 207, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kalor volumetrik sebanding dengan fluks neutron,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 101, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "    e c H z z q z q  cos '' ' '' ' ", "type": "Picture" }, { "left": 60, "top": 542, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2)", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 558, "width": 208, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di mana q ’’’ dan q c ’’’ adalah kalor volumetrik di titik z di tengah elemen bakar, H e adalah tinggi ekstrapolasi.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 610, "width": 208, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari neraca kalor unsur dz pada titik z dan tidak terjadi perubahan fasa, maka kenaikan kalor pada pendingin sama dengan kalor pembangkitan unsur dz kondisi steady , sehingga :", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 690, "width": 85, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dz A q dt mc c f p '' ' .", "type": "Picture" }, { "left": 102, "top": 694, "width": 7, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 714, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3)", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 734, "width": 41, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di mana,", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 98, "width": 207, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "m : laju alir pendingin c p : kalor jenis pendingin dt f : kenaikan temperatur pendingin antara z dan z+ dz A c : luas penampang temperatur elemen bahan bakar. Apabila persamaan- persamaan tersebut diselesaikan maka diperoleh,", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 212, "width": 108, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". '' ' 1 2 m c H A q t t p e c c f f    (4)", "type": "Picture" }, { "left": 301, "top": 258, "width": 206, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di mana, t f2 : tempertaur pendingin keluar teras t f1 : temperatur pendingin masuk teras", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 314, "width": 60, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. RELAP5", "type": "Section header" }, { "left": 301, "top": 334, "width": 208, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paket program RELAP5 merupakan program komputer yang telah digunakan secara luas di seluruh dunia untuk melakukan analisis kondisi steady maupun transien pada suatu sistem termal dan hidrodinamika pendingin air ringan pada reaktor nuklir maupun non-nuklir.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 438, "width": 207, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paket program ini dikembangkan dari model node dan junction multi-dimensional termohidrolika untuk menghitung watak keseluruhan termohidrolika sistem pendingin. Generasi fasa uap dalam perhitungan adalah hasil kondisi pada penguapan maupun kondensasi.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 522, "width": 207, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model yang digunakan merupakan sistem hidrodinamika non-", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 550, "width": 208, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "equilibrium dan non-homogeneous dua-fluida termasuk perpindahan gas-gas tak terkondensasi, perpindahan kalor konvektif, konduksi kalor satu dimensi pada struktur sistem, kinetika reaktor, sistem kontrol dan logika trip. Paket program juga mengandung model komponen sistem yang ada pada pada reaktor pendingin air ringan ( Light Water Reactor , LWR) seperti pompa, katup, separator dan sebagainya. Komponen hidrodinamika", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 696, "width": 28, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 710, "width": 207, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memodelkan single volumes , time-dependent", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 724, "width": 207, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "volumes , pipa, anulus, separator,", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 738, "width": 207, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "percabangan, akumulator dan pompa. Setiap", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 233, "width": 126, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Model sub-kanal", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 64, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 44, "width": 228, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan Termohidrolika Sub-Karnal Elemen Bakar AP-1000 menggunakan RELAP5 (Suroso, Sukmanto Dibyo)", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "197", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 89, "width": 210, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "model saling terhubung dengan model junction baik berupa time-dependent juction , single/multiple junction atau katup. Struktur kalor terdapat pada komponen pembangkit kalor maupun pada bagian yang terjadi perpindahan kalor yang dihubungkan dengan komponen hidrodinamika. Struktur kalor juga dapat mewakili struktur yang melingkupi suatu kanal aliran dan pada reaktor dapat digunakan untuk memodelkan dinding bejana reaktor, rod bahan bakar, dan U-tubes dari pembangkit uap. Data kinetika reaktor digunakan untuk mewakili perilaku daya", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 89, "width": 207, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "reaktor berdasarkan pendekatan kinetika titik [6] .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 122, "width": 210, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komponen hidrodinamika memiliki korelasi persamaan satu dimensi untuk fluida tunggal maupun aliran dua fasa air dan uap di mana persamaan dasarnya terdiri dari persamaan kekekalan massa, momentum dan energi. Model kesetimbangan dua fasa, diselesaikan secara numerik dalam persamaan implisit. Gambar 2. menunjukkan kecepatan pada batas ( boundary ) yang didefinisikan dengan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 263, "width": 207, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "momentum control volumes di antara batas volume kontrol massa dan energi.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 497, "width": 355, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Skematika nodalisasi volume kontrol massa, energi dan momentum", "type": "Caption" }, { "left": 90, "top": 537, "width": 69, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TATA KERJA", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 557, "width": 214, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai ilustrasi sistematika, maka langkah kegiatan untuk evaluasi desain termal bundel elemen bakar AP-1000 menggunakan program RELAP5 dapat diberikan seperti Gambar 3. Terlihat pada gambar terdapat 4", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 557, "width": 215, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "langkah pekerjaan yaitu penyiapan data geometri dan parameter operasi, pembuatan model sub-kanal, penyusunan file input , running.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 53, "width": 146, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145 - 205", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 58, "width": 61, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "198", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 318, "width": 167, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUNDEL ELEMEN BAKAR AP-1000", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 338, "width": 208, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bundel elemen bakar (EB) AP-1000 terdiri dari 264 fuel rods dalam rangkaian 17x17 square array . Bagian tengah EB memiliki guide thimble yang menjaga integritas kelengkapan instrumentasi untuk monitoring temperatur air dan fluks neutron di dalam teras. Guide thimbles dihubungkan dengan nosel atas dan bawah EB dan didukung dengan struktur penyangga untuk fuel grids . Setiap fuel rod terdapat per ( spring )", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 338, "width": 207, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk menahan pellet berada pada tempatnya sementara itu juga diberi ruang di dalam rod untuk ekspansi volume karena deformasi karena panas, radiasi neutron, dan dampak produk fisi gas. Bundel EB pada AP-1000, mempunyai panjang aktif 4,267 m dan grid pencampur aliran ( flow mixing grids ). Gambar 1 menunjukkan bundel elemen bakar dan rod AP-1000 dan Tabel 1 adalah data desain spesifikasinya [7] .", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 738, "width": 200, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Rod dan bundel elemen bakar [7] .", "type": "Caption" }, { "left": 140, "top": 290, "width": 223, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Sistematika alur tata kerja pemodelan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 87, "width": 67, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyiapan data geometri,", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 143, "width": 50, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyiapan data", "type": "Picture" }, { "left": 89, "top": 115, "width": 368, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "parameter operasi Data Input Untuk Analisis Pembuatan model sub- kanal Penyusunan file input Running kondisi steady Simulasi pengurangan laju alir Verifikasi", "type": "Table" }, { "left": 419, "top": 208, "width": 33, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(data acuan)", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 64, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 44, "width": 228, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan Termohidrolika Sub-Karnal Elemen Bakar AP-1000 menggunakan RELAP5 (Suroso, Sukmanto Dibyo)", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 89, "width": 333, "height": 316, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Data desain AP-1000 [4]. No. Parameter Data desain 1. Panjang aktif bahan bakar (m) 4,2672 2. Diameter rod (m) 0,0095 3. Diameter ekivalen sub-kanal (m) 0,011179 4. Rod pitch ( m) 0,01260 5. Plenum atas (m) 0,164465 6. Flow area sub-kanal (m 2 ) 0,0000878 7. Stand-off assembly (m) 0,143129 8. Kecepatan efektif pendingin (m/s) 4,85 9. Temperatur inlet pendingin (K) 552,44 10. Temperatur outlet pendingin (K) 629,64 11. Temperatur outlet pendingin dari teras (K) 633,84 12. Laju aliran massa pendingin (kg/s) 0,27961 13. Pressure drop (Pa) 271429 14. Heat flux rata-rata (W/m 2 ) 628710", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 437, "width": 214, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada analisis termohidrolika sub-kanal elemen bakar, maka dalam pendekatan model pembangkitan kalor dari rod bahan bakar dipakai model struktur kalor dan penyerapan kalor oleh model volume pendingin. Model pendingin sub-kanal dialirkan secara up-flow", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 214, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan model time-dependent-junction (tmdpjun). Gambar 5 menunjukkan pemodelan sub-kanal yang diaplikasikan pada RELAP5. Model ini terdiri dari 1 heat-structure , 1 volume sub-kanal aksial, dan 2 time dependent volume yang merepresentasikan kondisi plenum.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 53, "width": 146, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145 - 205", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 58, "width": 61, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 552, "width": 306, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 0 1 2 3 4 P a nja ng ka na l a ktif (m ) H e a t fl u x ( W /m 2 ) 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 F a k to r D a y a Heat flux", "type": "Picture" }, { "left": 287, "top": 618, "width": 42, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F aktor daya", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 438, "width": 132, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 458, "width": 207, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. menunjukkan distribusi heat flux dan faktor daya aksial sebagai fungsi panjang kanal elemen bakar. Panjang kanal aktif bahan bakar AP-1000 MWe adalah 4,267 m. Aliran pendingin di teras reaktor berlangsung", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 458, "width": 207, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari bawah ke atas. Angka 0,0 m pada panjang kanal bahan bakar menunjukkan posisi terbawah dan posisi tertinggi di ujung kanal 4,267 m.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 728, "width": 418, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Distribusi faktor daya aksial dan heat flux fungsi panjang kanal bahan bakar AP 1000 MWe.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 94, "width": 234, "height": 327, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Nodalisasi sub-kanal pada RELAP 5 heat-structure p-220 P-200 sub-kanal Tmdpvol 250 p-160 tmdpjun - 175 8888 Nod e-8 Nod e2-6 Nod e-1 Nod e-4 Nod 4e-3 Nod e-5 Tmdpvol 150 j-155 j - 245 1 8 2 4 6", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 64, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 44, "width": 228, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan Termohidrolika Sub-Karnal Elemen Bakar AP-1000 menggunakan RELAP5 (Suroso, Sukmanto Dibyo)", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 162, "top": 302, "width": 293, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 0 1 2 3 4 P a nja ng ka na l a ktif (m ) T e m p e ra tu r (K ) 0.00 0.40 0.80 1.20 1.60 F a k to r D a y a Temperatur kelongs ong Temperatur pendingin", "type": "Picture" }, { "left": 280, "top": 401, "width": 39, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F aktor daya", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 89, "width": 207, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Distribusi faktor daya aksial sepanjang kanal bahan bakar tampak mengikuti fungsi Cosinus A, hal ini sesuai dengan distribusi aksial fluks neutron, demikian pula sesuai dengan pembangkitan panas yang terjadi pada bahan bakar arah aksial. Pola faktor daya ini diperoleh dari kondisi desain dengan nilai tertinggi dari faktor daya ditentukan yaitu sebesar 1,2. Heat flux yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan kecenderungan mengikuti pola distribusi faktor daya sepanjang kanal bahan bakar arah aksial, hal ini juga menunjukkan bahwa telah sesuai", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 89, "width": 208, "height": 120, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antara faktor daya dan pembangkitan panas pada bahan bakar sepanjang kanal bahan bakar. Nilai tertinggi heat flux terjadi pada faktor daya tertinggi yaitu 1636000 W/m 2 , sedangkan nilai heat flux tertinggi dari data desain AP-1000 kondisi desain adalah 1630000 W/m 2 . Jadi perbedaan nilai heat flux tertinggi adalah sekitar 0,06 %, perbedaan ini relatif kecil.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 221, "width": 207, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7 menunjukkan distribusi temperatur kelongsong, temperatur pendingin dan faktor daya sebagai fungsi panjang kanal untuk AP-1000.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 462, "width": 378, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Kurva temperatur kelongsong, pendingin dan faktor daya sebagai fungsi panjang kanal", "type": "Caption" }, { "left": 90, "top": 525, "width": 208, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Distribusi temperatur kelongsong dan temperatur pendingin dari RELAP5 menunjukkan distribusi temperatur", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 567, "width": 207, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelongsong sepanjang kanal bahan bakar telah mengikuti pola faktor daya, dengan demikian, sudah sesuai dengan pola pembangkitan panasnya. Berbeda halnya dengan distribusi temperatur pendingin sepanjang kanal bahan bakar. Temperatur pendingin", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 651, "width": 207, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semakin naik dengan bertambahnnya panjang kanal bahan bakar mengikuti arah aliran pendingin. Hal ini karena adanya akumulasi panas dari tiap node bahan bakar pada pendingin. Temperatur pendingin masuk kanal bahan bakar kondisi desain untuk AP-1000 adalah", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 525, "width": 207, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "553,4 K. Nilai temperatur ini digunakan sebgai input program . Temperatur keluar di ujung kanal bahan bakar diperoleh sebesar 596,48 K. Kondisi desain temperatur keluar PWR 1000 adalah 597,81 K. Perbedaan antara hasil perhitungan dan kondisi desain untuk temperatur keluar pendingin lebih rendah 0,22 %. Nilai perbedaan ini tidak cukup signifikan, sehingga dapat dikatakan hasil ini menunjukkan kesesuaian dengan kondisi desain.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 685, "width": 210, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perhitungan termohidraulika sub- kanal elemen bakar AP-1000 menggunakan paket RELAP 5 yang dapat diperoleh diantaranya adalah nilai turun tekanan ( pressure drop ). Hasil perhitungan diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 53, "width": 146, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145 - 205", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 58, "width": 61, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 98, "width": 207, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nilai turun tekanan yaitu sebesar 263000 Pa, sedangkan kondisi desain adalah 271429 Pa, jadi terdapat perbedaan sebesar 3,10 %. Angka penurunan tekanan aliran yang lebih tinggi ini dapat disebabkan karena distribusi temperatur pendingin pada pemodelan lebih", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 98, "width": 208, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rendah daripada data desain, namun perbedaan dianggap tidak cukup signifikan. Data selengkapnya hasil perhitungan kondisi steady yang dibandingankan dengan kondisi desain diberikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 202, "width": 407, "height": 227, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Komparasi hasil pemodelan sub-kanal kondisi steady No. Parameter Data desain Hasil pemodelan Perbedaan 1 Temperatur inlet pendingin (K) 553,44 553,44 0,00 % 2 Temperatur outlet pendingin (K) 597,81 596,48 0,17 % 3 Temperatur terendah kelongsong (K) - 846,57 4 Temperatur tertinggi kelongsong (K) - 1021,16 5 Laju aliran pendingin (kg/s) 0,30 0,30 0,00 % 7 Pressure drop (Pa) 271429 263000 3,10 % 8 Heat flux tertinggi (W/m 2 ) 1,635E+6 1,636E+6 0,06 % Simulasi pengurangan", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 420, "width": 208, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "laju alir pendingin pada sub-kanal elemen bakar AP- 1000 disajikan pada Gambar 8 dan 9, di mana ditunjukkan kurva laju alir dan dampak pembangkitan fraksi void ditiap node aksial secara simultan sebagai fungsi waktu (detik). Laju alir nominal pada sub-kanal adalah 0,3000 kg/s. Nilai ini ketika digunakan sebagai input untuk perhitungan distribusi temperatur kelongsong, pendingin dan heat flux pada keluaran hasil simulasi oleh RELAP 5 juga menunjukkan nilai yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 594, "width": 207, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simulasi dilakukan dengan pengurang- an laju alir dari angka nominalnya. Data penurunan laju alir didasarkan pada data", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 420, "width": 208, "height": 191, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "asumsi coast down flow pada simulasi program PCTRAN [6.]. Hasilnya menunjukkan bahwa fraksi void pada node -8 terbentuk setelah laju alir turun menjadi 0,1230 kg/s. Hal ini penting untuk dikaji karena berkaitan dengan kondisi kritis teras reaktor, tabulasi data tersebut di disajikan pada Tabel 3 dengan mengambil node -1, node -2, node -4 node -6 dan node -8. Node -1 adalah posisi di mana pendingin masuk. Tampak bahwa setiap node memiliki kurva pembangkitan void yang berbeda, pada node-1 terjadi pembangkitan void setelah laju alir pada 0,0155 kg/s.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 64, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 44, "width": 228, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan Termohidrolika Sub-Karnal Elemen Bakar AP-1000 menggunakan RELAP5 (Suroso, Sukmanto Dibyo)", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 89, "width": 302, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Fraksi void sebagai fungsi pengurangan laju alir pendingin", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 110, "width": 390, "height": 356, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laju alir kg/s) Node 200-1 Node 200-2 Node 200-4 Node 200-6 Node 200-8 0.2990 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.2200 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.1600 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.1200 0.0000 0.0000 0.0000 0.0613 0.1128 0.0880 0.0000 0.0000 0.0149 0.2476 0.4096 0.0700 0.0000 0.0000 0.1450 0.4365 0.6124 0.0540 0.0000 0.0000 0.2758 0.5421 0.7432 0.0430 0.0000 0.0089 0.4276 0.6780 0.8344 0.0350 0.0000 0.0701 0.5076 0.7704 0.8927 0.0280 0.0000 0.1319 0.6053 0.8351 0.9345 0.0246 0.0000 0.2077 0.6994 0.8924 0.9663 0.0220 0.0000 0.2826 0.7686 0.9372 0.9877 0.0199 0.0000 0.3480 0.8241 0.9590 0.9929 0.0170 0.0000 0.4103 0.8624 0.9757 0.9951 0.0150 0.0121 0.4665 0.9006 0.9851 0.9977 0.0140 0.0491 0.5117 0.9274 0.9826 0.9998 0.0050 0.1221 0.5979 0.9609 0.9863 0.9999", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 492, "width": 207, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun simulasi ini tidak diverifikasi terhadap data desain mengingat tidak cukup data untuk membandingkannya, namun hasil investigasi secara umum, kondisi ini cukup memuaskan di mana awal pembangkitan void", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 492, "width": 208, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadi pada bagian posisi pendingin keluar sub-kanal, pada posisi ini panas terakumulasi yang mengakibatkan pembangkitan void lebih awal.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 53, "width": 146, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145 - 205", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 58, "width": 61, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 298, "width": 266, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Penurunan aliran massa pendingin fungsi waktu", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 578, "width": 291, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Fraksi void pada tiap node aksial sebagai fungsi waktu", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 618, "width": 55, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 638, "width": 210, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perhitungan termohidraulika sub- kanal elemen bakar AP-1000 MWe menggunakan paket program RELAP5 yang meliputi distribusi temperatur kelongsong, pendingin dan heat flux sepanjang kanal aktif, berhasil dilakukan untuk validasi model sub- kanal pada RELAP5 dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap data", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 618, "width": 208, "height": 79, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "desain yang diacu. Hasil simulasi yang dilakukan dengan pengurangan laju alir menunjukkan bahwa fraksi void terbentuk setelah laju alir turun menjadi 0,1230 kg/s. Hal ini penting untuk dikaji karena berkaitan dengan kondisi kritis teras reaktor.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 46, "width": 64, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 0852-4777", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 44, "width": 228, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan Termohidrolika Sub-Karnal Elemen Bakar AP-1000 menggunakan RELAP5 (Suroso, Sukmanto Dibyo)", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 789, "width": 16, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 89, "width": 95, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 108, "width": 211, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. SUROSO, DIBYO S., (2010), Analisis Efisiensi Siklus Rankine Pada Untai Termodinamika PWR 1000 MWe , Prosiding Seminar Pengembangan Energi", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 164, "width": 163, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuklir 2010, PPEN BATAN, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 179, "width": 211, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. ANONIM, (1995), RELAP5 Code Development Team, RELAP5/MOD3. Code Manual User Guide and Input", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 221, "width": 193, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Requirements, NUREG/CR-5535-V2. Idaho National Engineering Laboratory,", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 248, "width": 76, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Washington DC.", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 263, "width": 210, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. KUNDO, MISAYA, (2008), Practical Work of Relap5 Analysis, IAEA, NSRA.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 89, "width": 210, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. RALPH,A.NELSON et al., (1996),", "type": "Table" }, { "left": 345, "top": 102, "width": 193, "height": 65, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Phenomogical Thermal-hydraulic model of Hot Rod bundel experiencing and optimization methodology for closure development, Reflood completion report, DOE, USA.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 173, "width": 210, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. KAZIMI, M.S and TODREAS, N.E., (1991), Nuclear System I, Hemisphere Publishing Corporation, New York.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 215, "width": 183, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. http//www.ukap1000application.com.", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 228, "width": 32, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2010)", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 242, "width": 210, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. SUKMANTO D. et al, (2009),", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 257, "width": 193, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan model Bagian uji QUEEN- II menggunakan RELAP5, Laporan akhir Block-Grant, PTRKN-BATAN.", "type": "Text" } ]
863b515c-4f65-e14e-514b-3c7e6b3bf48a
https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/josae/article/download/1403/1123
[ { "left": 545, "top": 731, "width": 15, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 123, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal of Science and Engineering", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 113, "width": 138, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PERENCANAAN", "type": "Table" }, { "left": 199, "top": 113, "width": 126, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBANGKIT", "type": "Section header" }, { "left": 342, "top": 113, "width": 73, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LISTRIK", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 133, "width": 372, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TENAGA MIKRO HIDRO DESA BINAGARA KECAMATAN WASILE KABUPATEN", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 174, "width": 190, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HALMAHERA TIMUR", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 207, "width": 218, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah a* , Edward Rizky Ahadian b", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 219, "width": 195, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a,b, Universitas Khairun, Ternate, Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 505, "top": 113, "width": 67, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article history", "type": "Section header" }, { "left": 469, "top": 124, "width": 106, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received 3 September 2019 Received in revised form 25 September 2019 Accepted", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 180, "width": 493, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2019 *Corresponding author [email protected] Graphical abstract", "type": "Table" }, { "left": 215, "top": 254, "width": 36, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 264, "width": 356, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "One of the natural potentials that has not been well utilized for PLTMH is the river. In East Halmahera Regency, where this Regency is one area that has many large and small rivers. This is a good potential for electrical energy for development in rural areas, such as in Binagara Village, Wasile District, East Halmahera Regency. This study uses the frequency distribution method and is tested using a probability test to calculate rainfall. The buoy method for calculating river discharge. The rational method, the Kirpich method, and the Mononobe method for calculating flood discharge. Flow Characteristic method to calculate the mainstay discharge and Terzaghi method to calculate the carrying capacity of the soil. From the results of the study it can be concluded the river discharge available at the PLTMH village Binagara Qsungai = 0.66 m3 / sec with reliable discharge Q reliability = 0.64 m3 / sec and effective fall height (Head) H = 8 meters with the amount of power generated Pnet = 16.23 kW. The civil construction that was designed was Weir / Dam with Be = 9.14 m, H = 1.00 m and Height of the flood water surface at Hick (He) = 5.00 m, for intake hole dimensions are b = 2 m and a = 1.20 m. Sediment channel design with mud volume of 698.36 m3 for 7 days drainage period, channel dimensions L = 34 m and B = 4 m. The rapid pipe diameter design (Penstock) is d = 0.8 m with a speed of 4.59 m3 / sec. For the design of the palm foundation, the ultimate bearing capacity is soil (qu) = 10.81 kg / m2 and the safety factor (qa) is 3.60 kg / m2. The number of homes with electricity was 129 houses.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 454, "width": 234, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords— PLTMH, Height of Fall (Head), Rising Power (Watts", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 475, "width": 34, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 485, "width": 357, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu potensi alam yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk PLTMH yaitu sungai. Di Kabupaten Halmahera Timur, dimana Kabupaten ini adalah merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sungai besar maupun kecil. Hal ini merupakan potensi energi listrik yang bagus untuk pembangunan di daerah pedesahan, seperti di Desa Binagara Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian ini menggunakan metode distribusi frekuensi dan di uji menggunakan uji probabilitas untuk menghitung curah hujan. Metode pelampung untuk menghitung debit sungai. Metode rasional, metode Kirpich, dan metode Mononobe untuk menghitung debit banjir. Metode Flow Characteristic untuk menghitung debit andalan dan metode Terzaghi untuk menghitung kapasitas daya dukung tanah. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan debit sungai yang tersedia pada PLTMH desa Binagara Q sungai = 0,66 m 3 /det dengan debit andalan Q andalan = 0,64 m 3 /det dan tinggi jatuh efektif ( Head ) H = 8 meter dengan besar daya yang dibangkitkan P net = 16,23 kW. Konstruksi sipil yang didesain adalah Bendung/Dam dengan Be = 9,14 m, H = 1,00 m dan Tinggi Muka air banjir di udik (He) = 5,00 m, untuk dimensi lubang intake adalah b = 2 m dan a = 1,20 m. Desain saluran pengendap dengan volume lumpur sebesar 698.36 m 3 periode pengurasan 7 hari, dimensi saluran L = 34 m dan B = 4 m. Desain diameter pipa pesat ( Penstock ) adalah d = 0,8 m dengan kecepatan 4,59 m 3 /det. Untuk desain pondasi telapak kapasitas dukung ultimit tanah (qu) = 10,81 kg/m 2 dan faktor keamanan (qa) 3,60 kg/m 2 . Jumlah rumah yang teraliri listrik sebanyak 129 rumah.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 675, "width": 247, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci — PLTMH, Tinggi Jatuh ( Head ), Daya Bangkit ( Watt )", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 698, "width": 230, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "© 2019 Penerbit Fakultas Teknik Unkhair. All rights reserved", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 286, "width": 45, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sustainable water resourses management system", "type": "Table" }, { "left": 66, "top": 280, "width": 112, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang diperolehdidapat dipengukuran Langsung di lapangan. Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara Daerah Aliran Sungai (DAS) Binagara Perhitungan Debit limpasan Metode Rasional Debit Sungai yang Tersedia 0,66m 3 /dt sedangkan debit andalan yang sebesar 0,64 m 3 /dt Daya Listrik yang akan dibangkitkan sebesar 16,23 kw Jumlah Rumah yang akan diairi listrik sebanyak 129 rumah Dimensi pipa pesat 0, 8 m dengan kecepatan aliran sebesar 4,59 m?dt", "type": "Picture" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 70, "width": 124, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1.0 INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 93, "width": 505, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan memiliki jumlah pulau yang banyak di dunia, sehingga kebutuhan akan energi listrik sangatlah besar, baik untuk konsumsi rumah tangga atau perorangan maupun untuk kegiatan usaha. Keterbatasan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menopang atau menyediakan kebutuhan listrik di Indonesia adalah menunjukkan bahwa PLN belum mampu memenuhi keseluruhan kebutuhan listrik secara nasional, maupun regional di Maluku Utara. Dikatakan PLN belum mampu memenuhi keseluruhan kebutuhan listrik dikarenakan aliran listrik yang dibatasi oleh PLN pada sebagian wilayah yang berada di daerah Kabupaten Halmahera Timur menyebabkan aktifitas masyarakat dalam kegiatan usaha atau keseharian mereka menjadi terganggu. Melihat kondisi yang terjadi, maka perlu dicari solusi sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan akan listrik tersebut. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu merencanakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah sangat penting dalam membantu pemerintah daerah untuk menanggulangi krisis energi yang sedang terjadi saat ini. Dimana, hal tersebut akan dapat meningkatkan rasio ketersediaan pasokan kelistrikan pada daerah–daerah terpencil di provinsi Maluku Utara. Konstruksi desain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berskala kecil dengan kapasitas kurang dari 500 Kilo Watt (KW) yang menggunakan tenaga air sebagai penggeraknya.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 289, "width": 505, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu potensi alam yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk PLTMH yaitu sungai. Di Kabupaten Halmahera Timur, dimana Kabupaten ini adalah merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sungai besar maupun kecil. Hal ini merupakan potensi energi listrik yang bagus untuk pembangunan di daerah pedesaan, seperti di Desa Binagara Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sangat tergantung dengan debit air yang mengalir di sungai. Kuantitas air yang mengalir menentukan kapasitas dari PLTMH. Debit air pada suatu sungai dipengaruhui oleh beberapa faktor seperti curah hujan dan luas area resapan disekitar sungai. Melalui analisis hidrologi diperoleh debit andalan. Debit andalan digunakan untuk menghitung potensi suatu lokasi.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 399, "width": 505, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Debit andalan adalah debit yang tersedia sepanjang tahun dengan besarnya resiko kegagalan tertentu. Untuk PLTA umumnya dipakai peluang 97,30% karena dalam 1 tahun biasanya turbin dan generator akan mengalami turun mesin ( overhaul ) selama 10 hari. Dengan demikian, dalam 1 tahun PLTA beroperasi efektif selama 355 hari. Buku debit Sebuah skema mikro hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh biasa disebut “ head ” untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. pedoman", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 497, "width": 505, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat banyak metode pengukuran debit air. Sistem konversi energi air skala besar pengukuran debit dapat berlangsung bertahun-tahun. Sedangkan untuk sistem konversi energi air skala kecil waktu pengukuran dapat lebih pendek, misalnya untuk beberapa musim yang berbeda saja (WIBAWA, U. 2006). Prinsip pelaksanaan pengukuran debit adalah mengukur luas penampang basah, kecepatan aliran dan tinggi muka air tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 557, "width": 159, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.0 METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 578, "width": 163, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Waktu Dan Lokasi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 591, "width": 505, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lokasi dan waktu penelitian dilaksanakan di Desa Binagara, Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, secara geografis dengan letak astronomi berada di garis ekuador dan iklim tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Mayoritas masyarakat Kecamatan Wasile Selatan dalam melakukan aktivitas ialah bercocok tanam, dengan waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan sejak pengambilan data sampai analisis hasil perhitungan yaitu pada pertengahan bulan Februari2018sampaidenganbulanJuli2018 B. Teknik Pengumpulan Data", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 664, "width": 505, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat dua pengambilan data yang dikumpulkan agar pelaksanaan dan keputusan yang diterapkan menjadi efisien. Data yang diperoleh berupa:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 689, "width": 72, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Data primer", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 703, "width": 505, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian dan subjek penelitian. Data primer yang dikumpulkan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 146, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data tinggi jatuh air (head efektif)", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 83, "width": 491, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk tinggi jatuh air digunakan pengukuran waterpass dari rumah turbin sampai dengan bangunan bendung.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 108, "width": 76, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data debit sungai", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 121, "width": 211, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 133, "width": 255, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Pengukuran dilakukan pada aliran sungai yang lurus.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 145, "width": 491, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Jarak pengaliran pelampung harus lebih besar dari lebar sungai. Dimana jarak antara tiap titik penampang adalah 15 meter sedangkan lebar sungai 7,80 meter. Dalam satu titik penampang terdapat 3 titik pengukuran yaitu pada bagian sisi kanan sungai, tengah dan sisi kiri sungai.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 182, "width": 194, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Mengukur lebar dan kedalaman sungai.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 194, "width": 254, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Melepaskan pelampung dari titik penampang A ke B.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 206, "width": 431, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e. Mencatat waktu yang diperlukan pelampung untuk mencapai titik B menggunakan stopwatch.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 219, "width": 294, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f. Pengukuran dibuat 3 kali pada titik penampang yang berbeda.", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 243, "width": 284, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Teknik Analisa Data Desain dasar komponen sipil Tahapan desain bendung dan bangunan pengalih ( intake ) yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 281, "width": 170, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Penentuan elevasi mercu bendung", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 293, "width": 175, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Penentuan panjang mercu bendung", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 305, "width": 208, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Penentuan lebar lubang dan pilar pembilas", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 317, "width": 214, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Perhitungan panjang mercu bendung efektif", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 330, "width": 354, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Panjang mercu bendung efektif dihitung dengan menggunakan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 343, "width": 339, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B e = B b – 2(n × K p + K a ) H e (1)", "type": "Formula" }, { "left": 55, "top": 355, "width": 57, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 367, "width": 354, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B e = Panjang mercu bendung efektif, m B b = Panjang mercu bendung bruto, m K p = Koefisien kontraksi pilar = 0,01 K a = Koefisien kontraksi pangkal bendung = 0,10 H e = Tinggi energi, m 5. Perhitungan tinggi muka air banjir di udik bendung Elevasi muka air banjir di udik bendung dapat dihitung dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 454, "width": 339, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Q d = C × B e × H e3/2 (2)", "type": "Formula" }, { "left": 55, "top": 466, "width": 447, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun perhitungan dilakukan menggunakan cara trial dan error dengan rumus berikut. H e = (Q d / C × B e ) 2/3 (3)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 492, "width": 57, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 504, "width": 378, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Q d = Debit sungai rencana, m 3 /det C = Koefisien debit pelimpah B e = Panjang mercu bendung efektif, m H e = Tinggi energi, m 6. Bentuk intake dan dimensi lubang intake Intake di desain dengan bentuk biasa tipe saringan dengan luang pengaliran terbuka. Dimensi lubang intake dihitung dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 596, "width": 447, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Qi = 𝜇 𝑏 𝑎 2 𝑔 𝑧 (4) Keterangan: Qi = Debit intake , m 3 /det 𝜇 = Koefisien debit = 0,85", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 647, "width": 123, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b = Lebar bukaan, m", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 659, "width": 128, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a = Tinggi bukaan, m", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 671, "width": 206, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g = Percepatan gravitasi = 9,81 m 2 /det", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 684, "width": 256, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan = 0,2 m", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 696, "width": 250, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Pemeriksaan diameter sedimen yang masuk ke intake", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 708, "width": 443, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rumus yang digunakan untuk memperkirakan diameter partikel yang akan masuk ke intake , yaitu : V = 0,396 [(Q s – 1) d] 0.5", "type": "Text" }, { "left": 487, "top": 721, "width": 15, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(5)", "type": "Formula" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 334, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan: V = Kecepatan aliran, m/det Qs = Berat jenis partikel = 2,65 d = Diameter partikel, m Kecepatan aliran yang mendekat ke intake dihitung dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 134, "width": 447, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Q = A × V (6) Atau dapat di tulis V menjadi: V = Q / A (7) Keterangan:", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 183, "width": 152, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Q = Debit intake, m 3 /det A = Luas penampang basah, m 2 V = kecepatan aliran, m/det", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 231, "width": 186, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desain saluran pengendap (kantong lumpur)", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 244, "width": 221, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimensi saluran dihitung dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 256, "width": 355, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "L.B = Q n w (8)", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 276, "width": 123, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desain pipa pesat ( penstock )", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 289, "width": 359, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diameter pipa dapat dihitung berdasarkan ESHA (2005) dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 300, "width": 447, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D = 2,69 × ( n 2 × Q 2 × L H ) 0,1875 (9) Keterangan: D = Diameter pipa penstock , m n = Koefisien Manning (0,012 untuk weldeed steel ) Q = Debit rencana dalam m 3 /det H = Head efektif, m kecepatan aliran pipa dapat dihitung dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 395, "width": 360, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V = Q 1 4 π D 2 (10)", "type": "Formula" }, { "left": 55, "top": 431, "width": 177, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan: V = Kecepatan aliran pipa, m/det Q = Debit banjir, m 3 /det D = Diameter pipa penstock, m", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 481, "width": 344, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tp = P × D σ × η + ε (11)", "type": "Formula" }, { "left": 55, "top": 501, "width": 215, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan : tp = Tebal plat (mm) H = Tinggi jatuh air, m P = tekanan air dalam pipa pesat (kg/cm", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 539, "width": 281, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 ) = 0,1 × H dyn H dyn", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 553, "width": 65, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 1,2 × H (m)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 565, "width": 295, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "σ = Tengan ijin plat (kg/cm 2 ), untuk SS41 = 1100 kg/cm 2 η = Efisien Sambung, 0.8 ε = Korosi plat yang diijinkan (1-3 mm)", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 617, "width": 100, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desain pondasi telapak", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 630, "width": 505, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis daya dukung bertujuan mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi struktur yang terletak diatasnya.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 656, "width": 227, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "qu = c × N c × (1 + 0.3 × B / L) + Df × 𝛾 × Nq +", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 669, "width": 181, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0.5 × B × N 𝛾 × (1 - 0.2 × B / L) (33)", "type": "Formula" }, { "left": 55, "top": 681, "width": 60, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 693, "width": 190, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c = Kohesi tanah, kg/cm N c = Faktor daya dukung Terzaghi B = Lebar fondasi (m)", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 730, "width": 12, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "L", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 730, "width": 113, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= Panjang fondasi (m)", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 10, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D f", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 190, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= Kedalaman telapak fondasi, m 𝛾 = Berat volume tanah N q = Faktor daya dukung Terzaghi N 𝛾 = Faktor daya dukung Terzaghi", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 134, "width": 69, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Alat – Alat", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 147, "width": 235, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 159, "width": 326, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Patok berfungsi alat untuk menentukan letak titik yang akan diukur.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 171, "width": 266, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Meteran berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 184, "width": 484, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Waterpass ialah alat yang dipakai untuk mengukut perbedaan ketinggian dari s atu titik acuan ke acuan berikutnya.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 208, "width": 344, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Rambu ukur berfungsi sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 221, "width": 258, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Stopwatch dan pelampung untuk mengukur kecepatan.", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 233, "width": 102, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Analisa Hidrologi", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 247, "width": 505, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi. Fenomena hidrologi seperti besarnya debit sungai, curah hujan dan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 284, "width": 95, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran Debit Air", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 297, "width": 505, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini debit air di ukur secara langsung di lokasi. Prinsip dasar dari pelaksanaan pengukuran debit adalah mengukur luas penampang basah, kecepatan aliran dan kedalaman sungai pada titik-titik yang sudah ditentukan dengan jarak penampang 15 meter.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 345, "width": 398, "height": 214, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Data pengukuran Titik Jarak (m) V A V kanan (det) V tengah (det) V kiri (det) A kanan (m) A tengah (m) A kiri (m) A 15 7,00 7,00 1300 0,8 0,32 0,004 B 15 8,00 7,00 1000 0,8 0,32 0,004 C 15 13,00 1,00 1300 0,8 0,32 0,004 Tabel 2. Perhitungan debit sungai Titik V A Q Total V kanan V Tengah V Kiri A kanan A Tengah A Kiri Q kanan Q Tengah Q Kiri A 0,75 0,83 0,36 0,8 0,32 0,004 0,60 0,27 0,0014 0,87 B 0,65 0,54 0,63 0,8 0,32 0,004 0,52 0,17 0,0025 0,70 C 0,36 0,37 0,23 0,8 0,32 0,004 0,29 0,12 0,0009 0,40 0,66", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 559, "width": 264, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil perhitungan diperoleh debit sungai (Q) = 0,66 m", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 559, "width": 25, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 /det", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 584, "width": 95, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distribusi probabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 596, "width": 505, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisa frekuensi data hujan atau data debit digunakan untuk memperoleh nilai hujan rencana atau debit rencana, dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi yang biasa digunakan untuk menetapkan besaran hujan atau debit dengan kala ulang 2, 5, 10 dan 20 tahun, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 645, "width": 109, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode distribusi Gumbel", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 695, "width": 193, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Hujan rancangan metode Gumbel", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 720, "width": 171, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "T Y t K R-rencana", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 220, "top": 72, "width": 176, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 0,3665 -0,1355 200,06 5 1,4999 1,0579 252,81 10 2,2504 1,8482 287,73 20 2,9702 2,6061 321,23", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 135, "width": 109, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode distribusi Normal", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 160, "width": 192, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Hujan rancangan metode Normal T P K T R-rencana 2 0,5000 0,0000 206,05 5 0,8000 0,8400 243,18 10 0,9000 1,2800 262,62 20 0,9500 1,6400 278,53", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 283, "width": 132, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Distribusi Log Normal", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 308, "width": 213, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Hujan rancangan metode Log Normal T P K T R-rencana 2 0,5000 0,0000 2,30 201,06 5 0,8000 0,8400 2,39 245,43 10 0,9000 1,2800 2,44 272,46 20 0,9500 1,6400 2,47 296,77", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 418, "width": 167, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode distribusi Log Pearson Type III", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 443, "width": 251, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Hujan rancangan metode Log Pearson Type III T Kt R-rencana 2 0,0000 2,30 201,06 5 0,8417 2,39 245,53 10 1,2820 2,44 272,59 20 1,5947 2,47 293,59 25 1,7510 2,48 304,69", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 557, "width": 109, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji distribusi probabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 570, "width": 505, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai mana telah diuraikan sebelumnya, bahwa terdapat dua metode pengujian distribusi probabilitas yaitu Uji Chi-Kuadrat dan Uji Smirnov-Kolmogorof. Dalam pengujian distribusi probabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 706, "width": 73, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Chi-Kuadrat", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 718, "width": 224, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7. Perhitungan X 2 untuk distribusi Normal", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 157, "top": 72, "width": 291, "height": 510, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kelas Interval Ef Of Of -Ef (Of - Ef)^2/Ef 1 > 252,81 2 2 0 0 2 214,27 – 252,81 2 4 2 2 3 187,07 – 214,27 2 0 -2 2 4 160,86 – 187,07 2 2 0 0 5 < 160,86 2 2 0 0 10 10 X 2 4 Tabel 8. Perhitungan X 2 untuk distribusi Log Normal Kelas Interval Ef Of Of -Ef (Of - Ef)^2/Ef 1 > 243,18 2 2 0 0 2 217,10 – 243,18 2 4 2 2 3 195,00 – 217,10 2 0 -2 2 4 168,93 – 195,00 2 1 -1 0.5 5 < 168,93 2 3 1 0.5 10 10 X 2 5 Tabel 9. Perhitungan X 2 untuk distribusi Log Pearson Type III Kelas Interval Ef Of Of -Ef (Of - Ef)^2/Ef 1 > 232,68 2 4 2 2 2 201,54 - 232,68 2 2 0 0 3 181,54 - 201,54 2 1 -1 0.5 4 164,85 - 181,54 2 1 -1 0.5 5 < 164,85 2 2 0 0 10 10 X 2 3 Tabel 10. Perhitungan X 2 untuk distribusi Gumbel Kelas Interval Ef Of Of -Ef (Of - Ef)^2/Ef 1 > 245,54 2 2 0 0 2 207,84 – 245,54 2 3 1 0.5 3 184,11 – 207,84 2 1 -1 0.5 4 164,62 – 184,11 2 2 0 0 5 < 164,62 2 2 0 0 10 10 X 2 1", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 596, "width": 289, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 11. Rekapitulasi nilai X 2 dan X Cr2 Distribusi Probabilitas X 2 Terhitung X Cr2 Keterangan Normal 4 5,9910 Di terima Log Normal 5 5,9910 Di terima Log Pearson Type III 3 5,9910 Di terima Gumbel 1 5,9910 Di terima", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 696, "width": 505, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Tabel 4.11 semua distribusi probabilitas memiliki nilai X 2 < X 2cr maka dapat disimpulkan bahwa semua distribusi tersebut dapat diterima, namun yang paling baik untuk menganalisis seri data hujan adalah", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 505, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distribusi Probabilitas Gumbel, dikarenakan mempunyai simpangan maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpangan kritis.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 95, "width": 107, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Smirnov-Kolmogorof", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 108, "width": 505, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof sering juga uji kecocokan non parametrik ( non parametric test ), karena pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu (Soewarno, 1995).", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 145, "width": 236, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 12. Uji Smirnov-Kolmogorof distribusi Gumbel", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 170, "width": 334, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X M P(X) = M/(N+1) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) D 1 2 3 4 = nilai 1- 3 5 6 7 = nilai 1- 6 8 261,50 1 0,09 0,91 1,25 0,11 0,89 0,02 173,50 2 0,18 0,82 -0,74 0,22 0,78 0,04 242,17 3 0,27 0,73 0,82 0,33 0,67 0,06 240,42 4 0,36 0,64 0,78 0,44 0,56 0,08 202,42 5 0,45 0,55 -0,08 0,56 0,44 0,10 221,17 6 0,55 0,45 0,34 0,67 0,33 0,12 155,58 7 0,64 0,36 -1,14 0,78 0,22 0,14 134,00 8 0,73 0,27 -1,63 0,89 0,11 0,16 166,00 9 0,82 0,18 -0,91 1,00 0,00 0,18 263,76 10 0,91 0,09 1,31 1,11 -0,11 0,20 D Maks 0,20", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 373, "width": 505, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari perhitungan nilai D pada Tabel 4.12 menunjukkan nilai D maks = 0,20 data pada peringkat m = 10. Dengan menggunakan data pada (Lampiran K, hal 78) untuk derajat kepercayaan 5 % maka diperoleh ∆𝐷 = 0,41 untuk N = 10. Karena nilai D maks lebih kecil dari nilai ∆𝐷 (0,20 < 0,41) maka persamaan distribusi yang dipilih dapat diterima.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 424, "width": 189, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisa debit banjir rencana metode rasional", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 436, "width": 505, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau saluran namun dengan daerah pengaliran terbatas. Dalam Departemen PU, SK SNI M-18-1989-F (1989) dan SNI 2415:2016 Tata Cara Perhitungan Debit Banjir, dijelaskan bahwa Metode Rasional dapat digunakan untuk ukuran daerah pengaliran < 5000 Ha.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 485, "width": 149, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Luas daerah aliran sungai (A)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 485, "width": 232, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 4183 Ha 2. Panjang sungai (L) = 17200 m 3. Kemiringan sungai = 0,24", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 522, "width": 114, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t c = 0,0195 L 0,77 . S -0,385", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 534, "width": 43, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 133,94", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 546, "width": 78, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I t = XT 24 ( 24 tc ) 2/3 = 4,25", "type": "Formula" }, { "left": 69, "top": 579, "width": 168, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Q 20 = 0,00278 × C × I × A = 0,00278 × 0,40 × 4,25 × 4183 = 19,79 (m 3 /det)", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 617, "width": 212, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 13. Rekapitulasi debit banjir rencana (T)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 642, "width": 343, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "T X T t c I t Q m 3 /det 2 200,06 133,94 2,65 12,32 5 252,81 133,94 3,35 15,57 10 287,73 133,94 3,81 17,72 20 321,23 133,94 4,25 19,79 Debit Andalan", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 209, "top": 306, "width": 29, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Tahun", "type": "Picture" }, { "left": 133, "top": 235, "width": 296, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Tahun 10 Tahun 20 Tahun Debit Banjir 12.32 15.57 17.72 19.79 Peluang 97.30% 11.99 15.15 17.24 19.24 Peluang 75.30% 9.28 11.73 13.35 14.91 Peluang 50.70% 6.25 7.89 8.98 10.03 Peluang 26.0% 3.21 4.05 4.61 5.15 12.32 15.57 17.72 19.79 11.99 15.15 17.24 19.24 9.28 11.73 13.35 14.91 6.25 7.89 8.98 10.03 3.21 4.05 4.61 5.15 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 Debit Andalan", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 505, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Besarnya debit andalan untuk keperluan PLTA adalah 85 – 90% namun pada umumnya dipakai peluang 97,30% dikarenakan dalam 1 tahun biasanya turbin dan generator akan mengalami turun mesin ( overhaul ) selama 10 hari.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 108, "width": 342, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 14. Rekapitulasi debit andalan Peluang Debit Sungai m 3 /det Tahun Q m 3 /det Debit Banjir m 3 /det 26,00% 50,70% 75,30% 97,30% 97,30 % 0,64 2 12,32 3,21 6,25 9,28 11,99 75,30 % 0,49 5 15,57 4,05 7,89 11,73 15,15 50,70 % 0,33 10 17,72 4,61 8,98 13,35 17,24 26,0 % 0,17 20 19,79 5,15 10,03 14,91 19,24", "type": "Table" }, { "left": 224, "top": 405, "width": 194, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Grafik presentase debit andalan", "type": "Caption" }, { "left": 55, "top": 428, "width": 236, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Desain Bendung/Bangunan Pengalih ( Intake)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 443, "width": 234, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tipe yang digunakan adalah tipe dam beton graviti.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 456, "width": 158, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Perhitungan penentuan elevasi", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 468, "width": 213, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Elevasi awal : +52 Kehilangan Tekanan Akibat Kemiringan Saluran : 0,98 + 52,98 ≈ +53 b. Penentuan panjang mercu bendung", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 531, "width": 455, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Panjang bendung ditentukan 1,2 kali lebar sungai rata-rata. Panjang bendung = 1,2 × 7,80 = 9,36 c. Penentuan lebar lubang dan pembilas", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 559, "width": 491, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk sungai yang lebarnya kurang dari 100 m, lebar bangunan pembilas diambil kali dari lebar bentang bendung. Lebar bangunan pembilas = × 7,80 = 0,78 m. Lebar satu lubang maksimum 2,50 m untuk kemudahan operasi pintu dan jumlah lubang tidak lebih dari tiga buah. Pintu pembilas ditetapkan satu buah dengan lebar 1,25 m. Lebar pilar pembilas 1,00 m", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 618, "width": 184, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Perhitungan panjang bendung efektif", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 631, "width": 178, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B e = B b – 2(n × K p + K a ) H e = 9,36 – 2 (1 × 0,01 +0,10) H e = 9,14 H e", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 669, "width": 249, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e. Perhitungan tinggi muka air banjir di udik bendung H e = (Q d / C × B e ) 2/3 H e = (2,31 / 3,97 × 9,14) 2/3 = 0,7 m ~ 1,00 m", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 261, "top": 213, "width": 156, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Desain mercu bendung", "type": "Caption" }, { "left": 69, "top": 225, "width": 478, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f. Bentuk intake Intake didesain dengan bentuk biasa tipe saringan dengan luang pengaliran terbuka. Lantai intake tanpa kemiringan dengan elevasi lantai sama tinggi dengan elevasi pelat undersluice . g. Dimensi lubang intake", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 278, "width": 250, "height": 77, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Qi = 𝜇 𝑏 𝑎 2 𝑔 𝑧 2,31 = 0,85 × b × 1,20 √ 2 × 9,81 × 0,2 2,31 = 2,0205 b b = 1,00 m h. Pemeriksaan diameter sedimen yang masuk ke intake V = 0,396 [(Q s – 1) d] 0,5", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 356, "width": 94, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A = 2 × 1,20 = 2,4 m 2", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 380, "width": 47, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V = Q / A", "type": "Picture" }, { "left": 83, "top": 392, "width": 151, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 2,31 / 2,4 = 0,96 m 3 /det Diameter partikel: V = 0,396 [(Q s – 1) d] 0,5 0,96 = 0,396 [(2,65 – 1) d] 0,5", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 454, "width": 136, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0,96 = 0,396 x 1,30 x d 0,5 d = 4 mm", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 490, "width": 341, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G. Desain Saluran Pengendap (Kantong Lumpur) Hasil perencanaan bak pengendap (kantong lumpur) adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 515, "width": 294, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kadar lumpur diandaikan = 0,06% Periode pengurasan = 7 hari Volume lumpur = 0,06% × 24 × 3600 × 7 × 2,31 = 698,36 m 3", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 565, "width": 103, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimensi Saluran L.B = Qn / w = 2,31 / 0,004 = 577,34 m 2", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 614, "width": 89, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "L = 34 meter", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 626, "width": 9, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 626, "width": 47, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 4 meter", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 638, "width": 81, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "L/B = 8,5 > 8", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 650, "width": 159, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H. Desain Pipa Pesat ( Penstock)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 669, "width": 45, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diameter", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 687, "width": 151, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D = 2,69 × ( n 2 × Q 2 × L H ) 0,1875", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 707, "width": 133, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 2,69 × ( 0.012 2 × 2,31 2 × 6 8 ) 0,1875", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 728, "width": 36, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 0,8 M", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 111, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V = Q 1 4 π D 2 = 4,59 m 3 /det tp = P × D σ × η + ε", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 128, "width": 79, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 0,96 × 0,8 1100 × 0,8 + 3 = 3 mm", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 263, "width": 173, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Desain pipa pesat ( penstock )", "type": "Caption" }, { "left": 55, "top": 288, "width": 133, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. Desain Pondasi Telapak", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 307, "width": 505, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pondasi ini biasa digunakan untuk bangunan bertingkat yang tidak terlalu tinggi dengan kondisi tanah keras berada pada kedalaman antara 1-2 meter atau bisa juga digunakan untuk bangunan di atas tanah lunak/lembek dengan beban maksimum yang diijinkan sesuai dengan kapasitas dukung ultimit tanah.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 349, "width": 55, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data Tanah", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 362, "width": 101, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kedalaman tanah (Df)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 362, "width": 361, "height": 173, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 0,80 m Berat volume tanah ( 𝛾 ) = 1,6652 Sudut gesek dalam ( 𝜑 ) = 13,72 ° Kohesi (C) = 0,0430 kg/cm Tahanan konus rata-rata Qu = 0,2110 kg/cm Dimensi Pondasi Lebar pondasi arah x (Bx) = 1,00 m Lebar pondasi arah y (By) = 1,00 m Tebal pondasi (h) = 0,40 m Lebar kolom arah x (bx) = 0,40 m Lebar kolom arah y (by) = 0,30 m Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) a s = 40 Beban rencana", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 536, "width": 178, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gaya aksial akibat beban terfaktor (Pu)", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 536, "width": 344, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 337,2 kg Momen arah x akibat beban terfaktor (M ux ) = -133,64 kg/m Momen arah y akibat beban terfaktor (M uy ) = 133,64 kg/m", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 572, "width": 124, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kapasitas daya dukung tanah", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 585, "width": 381, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi qu = c × Nc × (1 + 0,3 × B / L) + Df × g × Nq + 0,5 × B × N 𝛾 × (1 – 0,2 × B / L)", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 611, "width": 104, "height": 126, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimana: c = 0,0430 Df = 0,80 𝛾 = 1,6652 B = By = 1,00 L = By = 1,00 𝜑 = 13,72 𝜑′ = 0,2395 a = 1,7264 K pg = 19,06", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 205, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor kapasitas dkung tanah menurut Terzaghi", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 85, "width": 266, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "N c = 1/ tan 𝜑′ * [ a 2 / (2 * cos 2 (45 + 𝜑′ /2) - 1]", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 97, "width": 275, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 11,907 N q = a 2 / [ (2 * cos 2 (45 + f/2)] = N c * tan 𝜑′ + 1", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 123, "width": 365, "height": 64, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 5,5275 N 𝛾 = 1/2 * tan 𝜑′ * [ K pg / cos 2 f - 1] = 2,3433 Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi q u = c × N c × (1+0,3 × B/L) + D f × g × N q + 0,5 × B × N g × (1-0,2 × B/L)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 186, "width": 138, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= 10,81 kg/m 2 q a = q u / 3 = 3,60 kg/m 2", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 235, "width": 165, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J. Output Daya Yang Dihasilkan", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 248, "width": 505, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil survei yang dilakukan pada masyarakat sekitar tentang penggunaan listrik yang digunakan oleh masyarakat setempat, maka dengan ini dapat direncanakan pemakaian listrik untuk perunit rumah dapat dilihat pada Tabel 4.14 .", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 285, "width": 326, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4.19 Rencana Pemakaian Listrik Jam Alat-alat Listrik Yang Digunakan Daya (Watt) 20-23 Lampu teras Lampu kandang ternak Lampu kamar mandi Lampu sumur Lampu ruang utama", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 384, "width": 63, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lampu dapur", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 323, "width": 261, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lampu kamar tidur orang tua Lampu kamar tidur anak TV Total 5 5 10 5 10 10 10 5 65 125", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 470, "width": 505, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini tinggi jatuh efektif adalah 8 meter. Persamaan untuk mencari daya listrik yang dibangkitkan karena perbedaan tinggi dan besarnya debit adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 496, "width": 294, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pnet = g × Hgross × Q × Eo = 9,8 × 8 × 0,64 × 0,3245 = 16,23 kW Eo = E ks × Eps × Etur × Egen × Esk × Ejaringan × Etrafo = 0,54 × 0,95 × 0,74 × 0,91 × 0,97 × 0,98 × 0,98 = 0,3245", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 585, "width": 357, "height": 87, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4.15 Rekapitulasi potensi daya bangkit No. Debit H Eo Pnet Daya Bangkit (Rumah) (m 3 /det) (m) kW Watt 1 Debit Sungai 0,64 8 0,3245 16,23 16226,12 129", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 685, "width": 505, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil rekapitulasi direncanakan dalam satu Kepala Keluarga mendapat suplai listrik sebesar 125 watt. Sehingga jumlah rumah yang teraliri listrik sebanyak 129 rumah.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 71, "width": 97, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5.1.. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 96, "width": 505, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil pembahasan dan analisa perhitungan pada perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Desa Binagara Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengukuran di sungai desa Binagara diperoleh Q = 0,66 m 3 /det dan tinggi jatuh efektif ( Head ) dengan pengukuran langsung adalah 8 meter.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 145, "width": 505, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Dari perhitungan debit dan pengukuran tinggi jatuh efektif ( Head ) pada penelitian ini, maka ouput daya yang dihasilkan Debit sungai = 16,23 Kw.", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 170, "width": 220, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Komponen sipil yang direncakan terdiri dari :", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 182, "width": 491, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Bendung dan Bangunan Pengalih (intake)Diperoleh panjang bendung 9,36 m dengan pintupembilasditetapkan 1 buah lebar 1,5 m. Untuk tinggi muka air banjir di udik sebesar 1 m. Dimensi lubang intake b = 2 m, a = 1,20 m. Direncanakan diameter partikel sedimen sebesar 4 mm dengan kecepatan 0,96 m3/det.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 238, "width": 491, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Saluran pengendap Diperoleh volume lumpur sebesar 698,36 m3 dengan dimensi saluran L = 34 m, B = 4 m", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 266, "width": 491, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Desain pipa pesat (Penstock), dari hasil perhitungan didapat diameter pipa pesat (Penstock) = 0,8 meter dengan kecepatan aliran 4,59 m3/det.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 294, "width": 491, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Desain Pondasi, Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Terzaghi (1943) qu = 10,81 kg/m2 dengan qa = 3,6 kg/m2.", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 330, "width": 70, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 357, "width": 487, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Afif Taufiiqul Hakim, Suwanto Marsudi, Lily Montarcih Limantara. Studi Perencanaan Pembangkit Tenaga Mini Hidro (PLTM) Madong Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Teknik Pengairan, Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 393, "width": 487, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Departemen ESDM . Panduan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro [3] Eman Mawardi, Moch. Memed. 2010. Desain Hidraulik Bendung Tetap Untuk Irigasi Teknis. Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 431, "width": 487, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Ikrar Hanggara, Harvi Irvani. 2017. Potensi PLTMH (Pembangkit Listrk Tenaga Mikro Hidro) Di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur. Teknik Sipil, Faultas Teknik. Universitas Tribbuqana Tunggadewi Malang.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 468, "width": 487, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Kamiana, I Made. 2012. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Yogyakarta: Graha Ilmu [6] Khairul Saleh, Syahrizal, Ivan Indrawan. Kajian Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pada Sungai Aek Pohon Kecamatan Panyabungan Timur Kabupaten Mandailing Natal . Departemen Teknik Sipil USU.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 517, "width": 386, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Limantara, Lily Montarcih. 2010. Hidrologi Teknik Dasar. Malang: Citra Malang.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 530, "width": 487, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Namakule, Irfani. 2015. Analisis Debit Banjir Dengan Menggunakan Metode Nakayasu Pada DAS Di Pulau Ternate Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Khairun Ternate.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 567, "width": 487, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Nan Ady Wibowo , Very Dermawan, Donny Harisuseno. Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wamena di Kabupaten Jaya Wijaya Provinsi Papua . Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 604, "width": 487, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Rahmat Ramadhany Aprilianto, Achmad Fungkas. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro hidro (PLTMH) Karangtalun Kabupaten Temanggung. Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 641, "width": 458, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] SNI 2415 : 2016. 2016. Tata Cara Perhitungan Debit Banjir . Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 654, "width": 486, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] Sri Sukamta, Adhi Kusmantoro, 2013. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Jantur Tabalas Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Sipil Elektro Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2013.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 679, "width": 487, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] Sulaeman, Ramu Adi Jaya. 2014. Perencanaan Pembangunan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Di Kanali Pasaman Barat. Teknik Mesin, Fakultas Teknik. Institut Teknologi Padang.", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 36, "width": 9, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 409, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal of Science and Engineering 2088-2076 (2019) 10-23", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 71, "width": 487, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] Titis Haryani, Wasis Wardoyo, Abdullah Hidayat SA. 2015. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Di Saluran Irigasi Mataram. Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Upuluh Nopember (ITS).", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 108, "width": 487, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Very Dwiyanto, 2016. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Studi Kasus: Sungai Air Anak (Hulu Sungai Way Besai). Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Bandar Lampung.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 133, "width": 486, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Very Dwiyanto, 2016. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Studi Kasus: Sungai Air Anak (Hulu Sungai Way Besai). Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Bandar Lampung.", "type": "List item" } ]
573b1eaa-24ac-e49e-4678-599ee2076d9f
http://jmas.unbari.ac.id/index.php/jmas/article/download/383/283
[ { "left": 36, "top": 44, "width": 112, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J-MAS", "type": "Section header" }, { "left": 157, "top": 39, "width": 334, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen dan Sains, 7(1), April 2022, 157-164 Program Magister Manajemen Universitas Batanghari ISSN 2541-6243 (Online), ISSN 2541-688X (Print), DOI 10.33087/jmas.v7i1.383", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 91, "width": 448, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Section header" }, { "left": 163, "top": 158, "width": 272, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim, Kusuma Chandra Kirana, Henny Welsa", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 172, "width": 418, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa *Correspondence email: [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 206, "width": 527, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kepuasan kerja; pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja; pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan; pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan; pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja; pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gowa yang melibatkan karyawan PT Anugrah Harapan Nusantara. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis inferensial dan analisis mediasi. Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS 3.2.8, sedangkan analisis mediasi menggunakan Bootsraping . Hasil analisis uji hipotesis yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja; kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja; pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan; kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pada hasil analisis mediasi menggunakan bootstraping menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja; kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 356, "width": 296, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Pelatihan; Kompensasi; Kepuasan Kerja; Kinerja Karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 379, "width": 526, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. The purpose of this study was to analyze the effect of training to job satisfaction; the effect of compensation to job satisfaction; the effect of training to employee performance; the effect of compensation to employee performance; the effect of training to employee performance through job satisfaction; the effect of compensation to employee performance through job satisfaction. This research was located in Gowa Regency involving employees of PT Anugrah Harapan Nusantara. The sampling technique used Saturated Sampling method. Data analysis used in this research were descriptive analysis, inferensial analysis, and mediation analysis. The analysis tool in this research was the Partial Least Square (PLS) analysis with SmartPLS 3.2.8 software, and the mediation analysis used the Bootstrapping. The results of the analysis on hypothesis testing in this study indicate that training has a positive and significant effect to job satisfaction; compensation has a positive and significant effect to job satisfaction; training has a positive and significant effect to employee performance; compensation has a positive and significant effect to employee performance. The results of the bootstraping test on mediation analysis show that training has a positive but not significant effect to employee performance through job satisfaction; compensation has a positive and significant effect to employee performance through job satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 528, "width": 319, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Training; Compensation; Job Satisfaction; Employee Performance.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 553, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 565, "width": 526, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran ataupun tujuan dalam suatu organisasi. Proses manajemen itu sendiri penting dalam organisasi yang dimana merupakan suatu cara untuk mencapai sumber daya manusia yang baik, bahkan dapat dikatakan bahwa pengelolaan organisasi pada dasarnya adalah proses pengelolaan manusia. Itulah sebabnya maka setiap manajer harus mampu bekerja secara efektif dengan manusia dan harus mampu memecahkan bermacam-macam persoalan sehubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia tersebut (Hakim, 2014). Mengelola sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu tanggung jawab dan fungsi manajemen perusahaan, baik tidaknya kinerja manajemen dan perusahan tergantung berhasil tidaknya manajemen mengelola sumber daya manusianya. Manajemen sumber daya manusia yang baik ditujukan kepada peningkatan kontribusi yang dapat diberikan oleh para pekerja terhadap tercapainya tujuan organisasi (Hakim, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 679, "width": 526, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Sinambela, 2019) kinerja karyawan dipandang sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Tentunya tidak mudah mencapai kinerja karyawan yang optimal dan berkesinambungan. Diperlukan kajian- kajian mengenai berbagai faktor yang dapat memengaruhi setiap elemen dari kinerja karyawan tersebut. Seperti faktor pelatihan, faktor kompensasi yang diterima karyawan dan juga faktor kepusasan kerja karyawan terhadap perusahaan. Yang pertama pada faktor pelatihan, pelatihan merupakan suatu langkah perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawannya guna menjadikan sumber daya manusianya menjadi lebih baik dan berdaya saing tinggi. Menurut Hakim (2014), pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim et al., Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "158", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 526, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aktivitas ekonomi. Selain pada faktor pelatihan, faktor kompensasi juga menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Pada faktor kompensasi yang diterima karyawan, apakah sudah memenuhi kebutuhan karyawan. (Sinambela, 2019) menyatakan bahwa kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan organisasi atau perusahaan guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 137, "width": 526, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan dan kompensasi merupakan faktor-faktor penting yang dapat dikaji secara ilmiah mengenai dampaknya terhadap kinerja karyawan. Namun disisi lain, faktor kepuasan kerja juga menjamin tinggi rendahnya hasil kerja yang dihasilkan karyawan tersebut. Menurut (Priansa, 2018) menyatakan bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong terwujudnya tujuan organisasi secara efektif. Sementara tingkat kepuasan kerja yang rendah merupakan ancaman yang akan membawa kehancuran atau kemunduran bagi organisasi, secara cepat ataupun perlahan. Penelitian Santika et al., (2019) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai, kepuasan kerja pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dan kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja. Dengan hasil penelitian sebelumnya dan dengan fenomena covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu hingga saat ini melanda negara Indonesia dan terkhusus wilayah yang ada di kota Makassar, menyebabkan banyak tenaga kerja yang yang kehilangan pekerjaannya ataupun mendapatkan upah yang kurang dikarenakan pengurangan waktu jam kerja itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelatihan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada PT Anugrah Harapan Nusantara/", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 314, "width": 73, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Landasan Teori Pelatihan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 340, "width": 526, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinambela (2019) menyebutkan dalam pandangan manajemen modern sekarang ini, manusia tidak lagi hanya diposisikan sekedar sebagai sumber daya utama dalam organisasi, tetapi sudah lebih dari itu, yakni bahwa manusia itu sudah menjadi aset organisasi di masa depan atau yang lebih populer dikenal dengan konsep human capital. Apabila organisasi memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, berkualitas, berkomitmen, dan berintegritas yang baik dipastikan organisasi tersebut dapat berkembang dengan pesat. Priansa (2018) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan pembelajaran yang disediakan dalam rangka meningkatkan kinerja terkait dengan pekerjaan saat ini. Terdapat dua implikasi dalam pengertian tersebut. Pertama, kinerja saat ini perlu ditingkatkan, ada kesenjangan antara pengetahuan dan kemampuan pegawai saat ini, dengan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan saat ini. Kedua, pembelajaran bukan untuk memenuhi kebutuhan masa depan, namun untuk dimanfaatkan dengan segera.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 466, "width": 57, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompensasi", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 479, "width": 526, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan organisasi atau perusahaan guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Keberhasilan dalam menentukan kompensasi yang layak akan menentukan bagaimana kualitas sumber daya manusia dalam bekerja, yang secara langsung akan berkaitan dengan efektivitas tujuan karyawan dan efisien anggaran organisasi, serta menentukan bagaimana keberlangsungan hidup organisasi dalam lingkungan persaingan yang semakin kompetitif (Sinambela, 2019). Pendapat yang sejalan oleh Priyono Marnis (2016) menyatakan bahwa kompensasi merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Besarnya kompensasi (balas jasa) telah ditentukan dan diketahui sebelumnya, sehingga karyawan secara pasti mengetahui besarnya penerimaan kompensasi yang akan diterimanya. Sebagai contoh untuk kompensasi formal, setiap bulan karyawan menerima gaji dalam bentuk uang dan bonus lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 631, "width": 75, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 643, "width": 526, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Priyono Marnis (2016) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja juga dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional karyawan di mana terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja dengan oleh perusahaan dengan tingkat balas jasa yang diinginkan karyawan. Baik berbentuk finansial maupun non finansial. (Priansa, 2018) menyatakan bahwa kepuasan kerja ialah sikap seseorang terhadap pelayanan mereka, sikap itu berasal dari persepsi mereka tentang pekerjaannya. Menurut (Sinambela, 2019) mendefinisikan bahwa kepuasan kerja sebagai tingkat afeksi positif seorang pekerja terhadap pekerjaan dan situasi pekerjaan, kepuasan kerja melulu berkaitan dengan sikap pekerja atau pekerjaanya. Sikap tersebut berlangsung dalam aspek kognitif dan aspek perilaku. Aspek kognitif kepuasan kerja adalah kepercayaan pekerja tentang pekerjaan dan situasi pekerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim et al., Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 85, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 526, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja menyangkut kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam waktu atau periode tertentu. Kinerja pegawai merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dalam kurun waktu tertentu (Rivai, 2015). Mangkunegara (2016) kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Jadi kinerja karyawan merupakan suatu pencapaian yang diukur melalui kualitas pekerjaan serta kuantitas pekerjaan seorang karyawan. Sinambela (2019) mengemukakan bahwa kinerja karyawan didefinisikan sebagai kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja karyawan sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 213, "width": 41, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 226, "width": 526, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini menggunakan seluruh 43 karyawan PT Anugrah Harapan Nusantara. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dengan menggunakan teknik kuesioner. Teknik penskalaan yang digunakan adalah skala Likert, dengan skor 1 sampai dengan 5. Metode analisis data yang digunakan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 276, "width": 526, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk digeneralisasikan (Wiyono, 2020). Analisis yang disampaikan terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 314, "width": 512, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Deskripsi Komulatif. Mendiskripsikan dan melakukan analisis secara garis besar sesuai dengan kategori yang dibuat.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 340, "width": 512, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Deskripsi Individual. Mendiskripsikan dan melakukan analisis berdasarkan hasil kuesioner secara detil sesuai dengan kategori yang dibuat.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 526, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Inferensial. Guna melakukan analisis inferensial dari penelitian ini, alat analisis yang digunakan adalah Patial Least Square (PLS), yaitu SEM yang berbasis variance (Wiyono, 2020). Tahapan pengujian PLS dilakukan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 403, "width": 513, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Indikator. Uji indikator atau disebut juga Outer model atau measurement model adalah menguji hubungan antara indikator terhadap variabel konstruknya. Uji indikator ini diperoleh output validitas dan reliabilitas model yang diukur dengan kriteria:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 441, "width": 499, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Convergent Validity, diukur dari korelasi antara skor indikator dengan konstruknya. Indikator individu dianggap valid jika memiliki nilai korelasi di atas 0,60. Apabila ada indikator yang tidak memenuhi syarat ini maka harus dibuang.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 479, "width": 499, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Discriminant Validity, diukur dari cross loading antara indikator dengan konstruknya. Indikator dinyatakan valid jika hubungan indikator dengan konstruknya lebih tinggi dibandingkan dengan hubungannya dengan konstruk yang lain.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 517, "width": 490, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Composite Reliability, Konstruk dinyatakan reliabel apabila composite reliability memiliki nilai diatas 0,70.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 529, "width": 513, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji Hipotesis. Inner Model atau structural model sebenarnya merupakan uji hipotesis, menggambarkan hubungan dan pengaruh antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory (Wiyono, 2020). Inner model merupakan pengujian terhadap model structural dilakukan dengan melihat nilai R-square sebagai uji goodness of fit model . Selain itu juga dilakukan uji signifikansi pengaruh antar konstruk dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi t-statistiknya.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 605, "width": 76, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Mediasi", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 618, "width": 526, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hair et al., (2017) penerapan mediasi adalah untuk menjelaskan mengapa terdapat hubungan antara konstruk eksogen dengan endogen. Oleh karena itu menurut Hair et al., (2017) uji atas efek variabel mediator dilakukan setelah bootstraping untuk terlebih dahulu melihat signifikansi pengaruh. Dari hasil kalkulasi bootstraping dihasilkan specific indirect effects yang dapat digunakan untuk melihat apakah variabel mediasi (intervening) berfungsi sebagai variabel yang mampu meningkatkan pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen (Wiyono, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 707, "width": 30, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim et al., Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 282, "top": 74, "width": 35, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1", "type": "Section header" }, { "left": 237, "top": 85, "width": 125, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Outer Loading Iterasi Pertama", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 260, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 285, "width": 526, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas indikator pada masing-masing variabel dalam penelitian ini memiliki nilai loading factor 0,60 dan dikatakan valid. Selain itu ada satu indikator yang memiliki nilai loading factor 0,60 yaitu pada variabel pelatihan terdapat satu indikator yaitu P4 menunjukkan 0,510, sehingga indikator variabel tersebut perlu di eliminasi atau dihapus dari model. Setelah indicator P4 dieliminasi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai loading factor untuk indikator P1, P2, P5, K2, KK1, KK4, KKR1, KKR2 dan KKR5 setelah indikator P4 di eliminasi dan dilakukan perhitungan kembali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua indikator telah memenuhi kriteria validitas konvergen dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 386, "width": 35, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2", "type": "Section header" }, { "left": 240, "top": 397, "width": 118, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Outer Loading Iterasi Kedua", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 562, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 585, "width": 125, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Cross Loading Iterasi Pertama", "type": "Caption" }, { "left": 36, "top": 777, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim et al., Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 49, "width": 209, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intervening pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 526, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas indikator pada masing-masing variabel dalam penelitian ini memiliki nilai cross loading yang terbesar dibandingkan pada variabel lainnya. Selain itu ada dua indikator yang memiliki nilai cross loading lebih kecil dari variabel lainnya yaitu pada variabel kepuasan kerja terdapat satu indikator yaitu KK3 menunjukkan 0,723 dan pada variabel kinerja karyawan terdapat satu indikator yaitu KKR4 menunjukkan 0,619, sehingga indikator variabel tersebut perlu di eliminasi atau dihapus dari model karena menyebabkan lag.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 150, "width": 35, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4", "type": "Section header" }, { "left": 240, "top": 161, "width": 118, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cross Loading Iterasi Kedua", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 308, "width": 87, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 332, "width": 526, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai cross loading untuk indikator P1, P3, P5, K1, K4, KK1, KK2 dan KK4 setelah indikator KK3 dan KKR4 di eliminasi dan dilakukan perhitungan kembali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun variabelnya masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 396, "width": 486, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) Variabel Kriteria AVE Kesimpulan Pelatihan 0.50 0,678 Valid Kompensasi 0,694 Valid Kepuasan Kerja 0,796 Valid Kinerja Karyawan 0,700 Valid Sumber: Data olahan", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 502, "width": 525, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai AVE pelatihan, kompensasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan 0,5. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap variabel telah memiliki discriminant validity yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 540, "width": 486, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Uji Composite Reliability Variabel Kriteria Composite Reliability Kesimpulan Pelatihan 0.70 0,894 Reliabel Kompensasi 0,900 Reliabel Kepuasan Kerja 0,921 Reliabel Kinerja Karyawan 0,903 Reliabel Sumber: Data olahan", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 646, "width": 526, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai composite reliability semua variabel penelitian 0,7. Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi composite realibility sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 697, "width": 486, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7 Hasil Uji Cronbach’s Alpha Variabel Kriteria Cronbach’s Alpha Kesimpulan Pelatihan 0.70 0,842 Reliabel Kompensasi 0,850 Reliabel Kepuasan Kerja 0,872 Reliabel Kinerja Karyawan 0,856 Reliabel Sumber: Data olahan", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim et al., Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 72, "width": 527, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha semua variabel penelitian 0,7. Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi cronbach’s alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 318, "width": 87, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 329, "width": 127, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Model Struktural (Inner Model)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 43, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R-square", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 378, "width": 526, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R-square adalah uji model kesesuaian yang digunakan untuk menilai model struktural (Wiyono, 2020). Analisis data menunjukkan bahwa pengaruh pelatihan dan kompensasi terhadap kepuasan kerja adalah 0,647 (64,7%); dan pengaruh pelatihan, kompensasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan adalah 0,794 (79,4%) sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak di bahas pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 441, "width": 70, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Jalur", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 454, "width": 526, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien jalur dilakukan untuk melihat hubungan variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Penilaian hubungan variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen dilakukan dengan melihat nilai t-statistik atau p-value. Dasar pengambilan keputusan untuk analisis koefisien jalur adalah jika nilai t-statistik lebih dari 1,96 maka variabel laten eksogen dinyatakan memiliki hubungan terhadap variabel laten endogen. Sedangkan untuk nilai p- value 0,05 untuk tingkat signifikansi 5 persen.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 716, "width": 87, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 727, "width": 92, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Model Koefisien Jalur", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim et al., Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 282, "top": 74, "width": 35, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8", "type": "Section header" }, { "left": 267, "top": 85, "width": 63, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Jalur", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 157, "width": 87, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 181, "width": 525, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 dan Tabel 8 yakni hasil pengolahan data dengan menggunakan smartPLS 3.2.8 maka dapat diuraikan pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen dengan penjelasan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 206, "width": 526, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengaruh pelatihan terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil uji koefisien jalur maka diperoleh nilai t-statistik 2,796 1,96 dan memiliki nilai p-value 0,005 0,05 yang di tandai dengan nilai original sample (koefisien parameter) sebesar 0,345, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima yang berarti pelatihan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1) pada PT Anugrah Harapan Nusantara. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sinaga Sugiyarti (2018).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 270, "width": 526, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil uji koefisien jalur maka diperoleh nilai t-statistik 4,301 1,96 dan memiliki nilai p-value 0,000 0,05 yang di tandai dengan nilai original sample (koefisien parameter) sebesar 0,587, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima yang berarti kompensasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1) pada PT Anugrah Harapan Nusantara. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Santika et al., (2019).", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 333, "width": 526, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil uji koefisien jalur maka diperoleh nilai t-statistik 1,982 1,96 dan memiliki nilai p-value 0,048 0,05 yang di tandai dengan nilai original sample (koefisien parameter) sebesar 0,310, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga diterima yang berarti pelatihan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2) pada PT Anugrah Harapan Nusantara. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Anugrah (2020).", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 396, "width": 526, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil uji koefisien jalur maka diperoleh nilai t- statistik 3,811 1,96 dan memiliki nilai p-value 0,000 0,05 yang di tandai dengan nilai original sample (koefisien parameter) sebesar 0,406, sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 atau hipotesis keempat diterima yang berarti kompensasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2) pada PT Anugrah Harapan Nusantara. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Jayaningrum et al., (2020)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 472, "width": 35, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 483, "width": 96, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Specific Indirect Effects", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 528, "width": 87, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 552, "width": 526, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9 yakni hasil pengolahan data dengan menggunakan smartPLS 3.2.8 maka dapat diuraikan pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen melalui variabel mediasi dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel mediasi (intervening). Berdasarkan hasil specific indirect effects maka diperoleh nilai t-statistik 1,766 1,96 dan memiliki nilai p-value 0,078 0,05 yang di tandai dengan nilai original sample (koefisien parameter) sebesar 0,111, sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 atau hipotesis kelima ditolak yang berarti pelatihan (X1) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2) melalui kepuasan kerja (Y1) sebagai variabel mediasi (intervening) pada PT Anugrah Harapan Nusantara. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Santika et al., (2019).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 653, "width": 526, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel mediasi (intervening). Berdasarkan hasil specific indirect effects maka diperoleh nilai t-statistik 2,189 1,96 dan memiliki nilai p-value 0,029 0,05 yang di tandai dengan nilai original sample (koefisien parameter) sebesar 0,189, sehingga dapat disimpulkan bahwa H6 atau hipotesis keenam diterima yang berarti kompensasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2) melalui kepuasan kerja (Y1) sebagai variabel mediasi (intervening) pada PT Anugrah Harapan Nusantara. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ginanti et al., (2018).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 742, "width": 45, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 755, "width": 526, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT Anugrah Harapan Nusantara; kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT Anugrah Harapan Nusantara; pelatihan berpengaruh positif dan signifikan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emil Salim et al., Analisis Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 49, "width": 209, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intervening pada PT. Anugrah Harapan Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 526, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap kinerja karyawan pada PT Anugrah Harapan Nusantara; kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Anugrah Harapan Nusantara; pelatihan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja pada PT Anugrah Harapan Nusantara; kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja pada PT Anugrah Harapan Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 137, "width": 75, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 150, "width": 526, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anugrah, A. 2020. Pengaruh Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening pada PT. Garuda Indonesia Kantor Cabang Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Manajemen , 7 (2), 152–164.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 188, "width": 527, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ginanti, M. G., Muis, M., Pono, M. 2018. Analisis Pengaruh Kompetensi Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada Tim Tanggap Darurat Fire and Emergency Services di Wilayah Kerja Tambang PT. Vale IND Tbk. Hasanuddin Journal of Applied Business and Entrepreneurship , 1 (4), 65–72.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 238, "width": 526, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hair, J. F., Sarstedt, M., Ringle, C. M. 2017. Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). In Handbook of Market Research (Issue September). https://doi.org/10.1007/978-3-319-05542-8 Hakim, A. 2014. Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi (Pendekatan Konvensional dan Nilai-Nilai Islami) (Issue 9). EF Press Digimedia, Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 289, "width": 526, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayaningrum, S. K., Kirana, K. C., Wiyono, G. 2020. Analisis Kompetensi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Berbasis Lingkungan Kerja Non Fisik. Jurnal Bingkai Ekonomi , 5 (2), 16–26. Mangkunegara, A. A. A. P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. In Remaja Rosdakarya . PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Priansa, D. J. 2018. Perencanaan Pengembangan SDM . Alfabeta. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 352, "width": 527, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priyono, I., Marnis, M. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. In Zifatama Publisher (Issue 1). Zifatama, Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 378, "width": 526, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rivai, V. 2015. Manajemen Sumber Daya manusia untuk perusahaan . PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Santika, L. G., Walujadib, D., Amin, A. B. 2019. Pelatihan dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Untuk Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen , 10 (1), 77. https://doi.org/10.32832/jm- uika.v10i1.1883", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 428, "width": 526, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinaga, E., Sugiyarti, G. 2018. Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui Pelatihan, Kompensasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Untag Semarang , 7 (3), 84–98. Sinambela, L. P. 2019. Manajemen Kinerja: Pengelolaan, Pengukuran dan Implikasi Kinerja . Rajagrafindo Persada. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 479, "width": 526, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinambela, L. P. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia (Vol. 9, Issue 2). Bumi Aksara, Jakarta. https://doi.org/10.35673/ajmpi.v9i2.429", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 504, "width": 526, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiyono, G. 2020. Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS 25 SmartPLS 3.2.8. In Yogyakarta: UPP STIM YKPN . UPP STIM YKPN, Yogyakarta.", "type": "Text" } ]
b0fea2af-11c0-7a27-cb51-067ff228443d
https://journal.kurasinstitute.com/index.php/bocp/article/download/286/236
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 200, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy", "type": "Section header" }, { "left": 237, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 250", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 560, "width": 79, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 575, "width": 485, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan dapat diartikan sebagai laksana sebuah eksperimen yang tidak pernah selesai hingga kapanpun yang akan selalu berubah sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Hal ini dapat terjadi karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, peradaban manusia yang terus berkembang serta sejalan dengan hakikat seorang manusia yang tentu mempunyai potensi kreatif dan inovatif untuk berbagai macam bidang pada hidupnya (Hasbullah, 2012). Proses sebuah pendidikan dapat terjadi karena adanya kegiatan dan usaha belajar dalam kondisi serta situasi tertentu baik dilingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat. Setiap peserta didik mempunyai keterampilan yang berbeda-beda dalam belajar, seperti keterampilan membaca, mendengar, menulis, konsentrasi dalam belajar, keterampilan mengahapal pelajaran, dan juga keterampilan dalam memanajemen waktu. Hal ini dikarenakan setiap manusia terlahir unik, setiap siswa terlahir berbeda-beda, setiap peserta didik juga memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing (Ali, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 751, "width": 485, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masa remaja memiliki tugas perkembangan yang harus dicapai agar remaja dapat berkembang dengan optimal. Tugas perkembangan masa ramaja difokuskan pada upaya sikap dan meninggalkan", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 77, "width": 318, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya Meningkatkan Manajemen Waktu Melalui Bimbingan Klasikal Model Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Sekolah Menengah Atas", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 179, "width": 201, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayu Prasetya*, Hardi Prasetiawan Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 237, "width": 29, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: 2022-06-30", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 259, "width": 22, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 266, "width": 29, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022-07-05", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 281, "width": 26, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 288, "width": 43, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022-07-17 Copyright holder:", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 310, "width": 99, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© Prasetya, B., & Prasetiawan, H. (2022)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 325, "width": 50, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article is under:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 361, "width": 31, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite:", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 368, "width": 148, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. (2022). Upaya Meningkatkan Manajemen Waktu Melalui Bimbingan Klasikal Model Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Bulletin of Counseling and Psychotherapy , 4(1). https://doi.org/10.51214/bocp.v4i2.286", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 412, "width": 36, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published by: Kuras Institute", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 434, "width": 122, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal website: https://journal.kurasinstitute.com/index.php/bocp", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 456, "width": 18, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 464, "width": 26, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2656-1050", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 238, "width": 317, "height": 276, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT: This research is a Guidance and Counseling Action Research (PTBK). Action research is essentially a series of \"actions\" carried out in a series of problem solving. This study examines the problem of student time management which is still low. Next, action is given in the form of implementing a classical model Project Based Learning (PjBL) guidance service. this research was conducted at the high school Srijaya Negara Palembang. The research subjects were students of class XI MIPA 1 who collected 33 students who experienced problems related to time management and teacher performance which had to be developed in the classical guidance service of the Project Based Learning (PjBL) model. The results of the research carried out were obtaining a significant increase in value, with an average pre-cycle result of 47%, cycle I: 68%, cycle II: 87%. From the results of the study it can be said that the classical model of Project Based Learning (PjBL) guidance services in an effort to improve the time management of students in class XI MIPA 1 Srijaya Negara Palembang High School experienced an increase in students' time management.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 531, "width": 255, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEYWORDS: Classical Guidance, Project Based Learning", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 38, "width": 275, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. – Upaya Meningkatkan Manajemen …", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 251", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 485, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk kemampuan bersikap dan berilaku secara dewasa. Menurut (Santrock, 2007) tugas perkembangan tersebut antara lain berkaitan dengan perkembangan etika, nilai, kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual. Pada masa remaja seringkali terjadi masalah kesulitan manajemen waktu karena tidak mempunyai pemahaman mengenai manajemen waktu. Ketidak mampuan dan ketidak pahaman dalam memanajemen waktu dapat menimbulkan dampak buruk bagi siswa yaitu banyak kesempatan yang terbuang sia-sia. Pada masa remaja seringkali terjadi masalah kesulitan manajemen waktu karena tidak mempunyai pemahaman mengenai manajemen waktu. Pemahaman siswa tentang manajemen waktu akan membentuk pribadi yang disiplin. Siswa harus terlatih dalam mengatur dan mengalokasikan waktu setiap hari (Harlina, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 220, "width": 485, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen waktu merupakan pengorganisasian terhadap waktu yang dimilikinya. Manajemen waktu adalah proses harian yang digunakan untuk membagi waktu, membuat jadwal, daftar hal-hal yang harus dilakukan, pendelegasian tugas, dan sistem lain yang membantu untuk menggunakan waktu secara efektif (Rusyadi, 2013). Bagi seorang siswa, mengatur waktu antara belajar dan bermain serta melakukan aktivitas sosial lainnya wajib dilakukan. Namun demikian, banyak dari mereka yang masih terkendala dalam membagi aktifitas akademik dan aktifitas bermain. Manajemen waktu merupakan salah satu jenis permasalahan yang muncul pada siswa, sejalan dengan penelitian relevan sebelumnya (Nurhidayati, 2016) mengungkapkan bahwa sering kali siswa terlalu terlena melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat dan senang menunda-nunda suatu pekerjaan, seperti waktu istirahat yang kurang, malas-malasan dan tidur larut malam dengan dilatarbelakangi hasil data yaitu analisis DCM (Daftar Cek Masalah) yang dilakukan pada siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta menunjukkan persentase paling tinggi pada permasalahan kebiasaan belajar siswa dibandingkan dengan beberapa permasalahan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 410, "width": 485, "height": 217, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis tersebut menunjukkan salah satu permasalahan dalam kebiasaan belajar adalah siswa tidak memiliki pemahaman tentang manajemen waktu sehingga siswa hanya belajar di malam hari, waktunya tidak teratur, dan belajar saat ada ulangan. Akibat yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut yaitu siswa mengalami kesulitan mengingat materi yang telah dipelajari. Kondisi tersebut juga menyebabkan siswa tidak mampu menyelesaikan tugas sekolah secara maksimal. Dengan demikian siswa dapat dikatakan telah menyia-nyiakan waktunya dan kurang mampu mengatur dan mengelola waktunya dengan baik dan maksimal. Penelitian ini yang nantinya peserta didik akan di berikan layanan klasikal dengan model Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan manajemen waktunya. Sejalan dengan penelitian relevan yang berjudul “Upaya Meningkatkan Manajemen Waktu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Di Mal Uin-Su Medan” (Sari, 2018) bahwa Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemam puan manajemen waktu siswa dari kodisi awal sebelum diberi tindakan yaitu rata-rata skor 68,7 menjadi 73,7 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 82,9. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan signifikan kemampuan manajemen waktu siswa kelas XI IPA di MAL UIN SU Medan antar siklus pra tindakan dengan siklus I maupun siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 630, "width": 485, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru BK bertanggung jawab untuk membimbing siswa sehingga dapat memiliki kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh (Sinaga, 2022). Dengan demikian siswa diharapkan mampu membuat keputusan yang terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri. Peran guru BK dalam bimbingan konseling sangatlah penting baik dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai tenaga pembina sekaligus membantu dalam menangani berbagai masalah yang dialami siswa. Dengan adanya guru BK dalam lembaga sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu masalah termasuk masalah siswa yang kurang memanajemen waktunya. Guru BK dalam hal menyampaikan berkaitan dengan manajemen waktu saat ini masih kurang tepat sasaran dalam pemilihan layanan dan teknik layanan yang bisa memberikan dampak terhadap meningkatnya kemampuan siswa dalam memanajemen waktu", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 38, "width": 275, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. – Upaya Meningkatkan Manajemen …", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 252", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 485, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bimbingan klasikal (Winkel, 2016) adalah bimbingan yang diberikan kepada sejumlah siswa yang bergabung dalam suatu satuan kegiatan pengajaran. Bimbingan klasikal (classroom guidance) merupakan kegiatan layanan yang diberikan kepada sejumlah siswa dalam satuan kelas atau suatu rombongan belajar dan dilaksanakan secara regular dalam bentuk tatap muka antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik/konseli. Bimbingan klasikal (Surapranata, 2016) diberikan kepada semua peserta didik/konseli dan bersifat pengembangan, pencegahan, dan pemeliharaan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 485, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bimbingan klasikal merupakan salah satu strategi layanan yang diberikan bagi siswa, dikarenakan dalam bimbingan klasikal siswa dapat diskusi antar anggota individu lainnya, saling berinteraksi dan saling tukar pikiran mengenai bagaimana cara mengatur dan mengelola waktunya dengan baik terutama waktu belajarnya (Hanim, 2018). Bimbingan klasikal juga dapat diterapkan melalui berbagai model pembelajaran kooperatif salah satunya adalah model Project based Learning (PjBL). Sejalan dengan penelitian (Martini, 2018) yang berjudul Peningkatan keterampilan Eksplorasi Karir Melalui Bimbingan Klasikal Teknik Project Based Learning pada Siswa X BPD 3 di SMK Negeri 1 Kebumen mendapatkan hasil postest dengan perolehan skor keterampilan belajar siswa rata-rata 61 dengan persentase 61% dan dikategorikan keterampilan belajar baik. Adapun peningkatan skor keterampian belajar siswa rata- rata dari pre-test ke post-test yaitu sebesar 24,67 poin, dengan peningkatan prosentase sebesar 25%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 485, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka dapat di simpulkan bahwa siswa kelas X BDP 3 setelah mendapatkan layanan pada tindakan 1 pada siklus 1 dan tindakan 2 pada siklus 2 menunjukan kategori baik. Model ini memberikan kesempatan kepada pendidik untuk merancang proses pembelajaran yang dibangun dari permasalahan nyata (kontekstual) sehingga memberikan tantangan bagi peserta didik untuk dipecahkan dan memberikan pengalaman belajar berdasarkan konsep yang dibangun serta dari produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek. Permasalahan kontekstual yang diangkat tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui peserta didik di sekitar lingkungan rumahnya. Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam menerapkan manajemen waktu yang baik. Oleh karena itu berdasarkan kondisi dan kecenderungan di atas peneliti ingin mengetahui lebih dalam dan tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana Upaya Meningkatkan Manajemen Waktu Melalui Bimbingan Klasikal Model Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Kelas XI MIPA 1 di SMA Srijaya Negara Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 527, "width": 46, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 485, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset - tindakan” yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Penelitian ini mengkaji masalah manajemen waktu peserta didik yang masih rendah. Selanjutnya diberikan tindakan berupa penerapan layanan bimbingan klasikal model Project based learning (PjBL). Sebenarnya ada beberapa yang mengembangkan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang akan dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2021). Keeempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam tiap siklus atau perputaran. Adapun model dalam penelitian tindakan ini dapat dilihat pada gambar 1. Analisis Kebutuhan Peserta didik (AKPD) mengenai permasalahan yang terjadi saat ini bahwa ditemukan dari 36 peserta didik kelas XI MIPA 1 terdapat 33 yang masih belum mampu memanajemen waktunya. Analisis kebutuhan peserta didik disjikan lebih lengkap pada lampiran Penelitian ini akan menggunakan angket variabel manajemen waktu", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 38, "width": 275, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. – Upaya Meningkatkan Manajemen …", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 253", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 293, "width": 485, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diukur dengan angket manajemen waktu. Angket ini dipergunakan dalam penelitian untuk mengukur manajemen waktu peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMA Srijya Negara Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 485, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti menggunakan instrumen kemampuan manajemen waktu yang sudah diuji validitas dan reliabilitas dalam penelitian relevan (Anisa Puji Harlina, 2014) yang berjudul “Mengembangkan Kemampuan Manajemen Waktu Melalui Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik Kontrak Perilaku Pada Siswa Kelas VII B SMP N 21 Semarang Tahun Ajaran 20 13/2014” dengan hasil validitas menggunakan taraf signifikansi sebesar 5 %. Analisis butir dilaksanakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal dalam instrumen dengan cara yaitu skor-skor yang ada dalam butir soal dikorelasikan dengan skor total, kemudian dibandingkan pada taraf signifikansi 5 %. Berdasarkan pada hasil try out kuesioner kemampuan manajemen pada siswa kelas VIII H SMP N 21 Semarang, maka diperoleh hasil yaitu dari 125 item yang diujicobakan didapatkan 102 item valid dan 23 item tidak valid. Selanjutnya tingkat reliabilitasnya diperoleh hasil uji reliabilitas yang menunjukkan bahwa kuesioner kemampuan manajemen waktu memenuhi reliabilitas alat ukur, karena taraf signifikasi yang digunakan adalah 5% dan jumlah sampelnya adalah 28 (N), maka diperoleh rtabel = 0,176. Dalam perhitungan kuesioner reliabilitas instrumen kuesioner kemampuan manajemen waktu diperoleh r11 = 0,783. Maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel karena r11 = 0,783 > rtabel = 0,176. Terdapat 56 item soal pernyataan yang nantinya akan diberikan kepada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 490, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pelaksanaanya, pembuatan skala didasarkan pada empat indikator yang ada pada manajemen waktu yaitu mampu menentukan tujuan, mampu menyusun prioritas, mampu membuat jadwal, mampu meminimalisir gangguan, mampu mendelegasikan tugas. Pada penelitian ini penulis mengguankan analisis data deskriptif kualitatif, penilaian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menjelaskan tentang manajemen waktu peserta didik yang diperoleh dari hasil pengamatan selama proses pemberian layanan berdasarkan hasil persentase skor terhadap peningkatan manajemen waktu peserta didik yang menggunakan angket. Sedangkan, teknik analisis persentase dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini dilihat dari seberapa persentase tingkat keberhasilan yang ingin dicapai dilihat dari peningkatan manajemen waktu peserta didik dalam mengerjakan tugas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 127, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 718, "width": 485, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian layanan bimbingan klasikal model Project Based Learning (PjBL) ini menggunakan 2 siklus untuk meningkatkan manajemen waktu peserta didik di kelas XI MIPA 1 SMA Srijaya Negara Palembang, dan pada setiap siklusnya, peserta memiliki peningkatan. hasil pengolahan data", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 270, "width": 184, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Model Penelitian Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 38, "width": 275, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. – Upaya Meningkatkan Manajemen …", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 254", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 485, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan observasi kondisi awal (pra tindakan) setelah pemberian layanan bimbingan klasikal, mendapat hasil dalam kategori rendah atau dalam presentasenya secara klasikal yaitu diangka 47% yang artinya beberapa peserta didik masih bisa dikatakan rendah dalam memanajemen waktunya. Terdapat adanya peningkatan manajemen waktu peserta didik dengan adanya tindakan siklus 1 melalui layanan model Project Based Learning (PjBL) . Hal ini menunjukan keberhasilan layanan klasikal dengan kriteria manajemen waktu peserta didik tergolong sedang.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 77, "width": 315, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Tingkat Manajemen Waktu Peserta Didik pada Pra Siklus", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 92, "width": 443, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Persentase Tingkat Manajemen Waktu Banyak Peserta didik Persentase Jumlah Peserta didik Rata-rata Skor Manajemen waktu 81% - 100% Sangat Tinggi 0 0% 47% 63% - 81% Tinggi 0 0% 44% - 62% Sedang 6 18% 25% - 43% Rendah 18 55% 15% - 33% Sangat rendah 9 27 % Jumlah 33 100%", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 234, "width": 408, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Tingkat Manajemen Waktu Peserta Didik Setelah diberikan Tindakan Siklus I", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 249, "width": 440, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Persentase Tingkat Manajemen Waktu Banyak Peserta didik Persentase Jumlah Peserta didik Rata-rata Skor Manajemen waktu 81% - 100% Sangat Tinggi 0 0% 68% 63% - 81% Tinggi 5 17% 44% - 62% Sedang 24 72% 25% - 43% Rendah 4 13% 15% - 33% Sangat rendah 0 0 % Jumlah 33 100%", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 511, "width": 457, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Perbandingan Data Persentase Pra Siklus dan Siklus I Manajemen Waktu Peserta Didik", "type": "Caption" }, { "left": 137, "top": 526, "width": 373, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori Pra Siklus Siklus I f % F % ST (Sangat Tinggi 0 0% 0 0% T (Tinggi) 0 0% 5 17 % S (Sedang) 6 18% 24 72% R (Rendah) 18 55% 4 13% SR (Sangat Rendah) 9 27% 0 0% Total 33 100% 33 100%", "type": "Table" }, { "left": 147, "top": 637, "width": 305, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Tingkat Manajemen Waktu Peserta Didik pada Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 652, "width": 433, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Persentase Tingkat Manajemen Waktu Banyak Peserta didik Persentase Jumlah Peserta didik Rata-rata Skor Manajemen waktu 81% - 100% Sangat Tinggi 0 0% 87% 63% - 81% Tinggi 30 90% 44% - 62% Sedang 3 10% 25% - 43% Rendah 0 0% 15% - 33% Sangat rendah 0 0 % Jumlah 33 100%", "type": "Table" }, { "left": 264, "top": 38, "width": 275, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. – Upaya Meningkatkan Manajemen …", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 255", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 343, "width": 485, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap pra siklus persentase manajemen waktu peserta didik secara klasikal 47 % Sedangkan peserta didik yang sangat rendah 9 peserta didik (27%) dan ada 18 peserta didik (55%) memiliki manajemen waktu yang rendah dapat dilihat pada tabel 1. Hal ini menunjukkan dari kriteria manajemen waktu peserta didik tergolong rendah. Selanjutnya menunjukan adanya peningkatan manajemen waktu peserta didik dengan adanya tindakan siklus I melalui layanan model Project Based Learning (PjBL) . Hal ini menunjukan keberhasilan layanan klasikal dengan kriteria manajemen waktu peserta didik tergolong sedang ditunjukkan pada tabel 2. Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa masih ada 4 peserta didik yang memiliki manajemen waktu dalam kategori rendah, dan 24 peserta didik dalam kategori sedang. Oleh karena itu peneliti akan melakukan tahap selanjutnya yaitu siklus II, dikarenakan hasil siklus I belum mencapai titik minimal dari keberhasilan yaitu kategori tinggi. Menunjukan adanya peningkatan manajemen waktu peserta didik dengan adanya tindakan siklus II melalui layanan model Project Based Learning (PjBL) . Hal ini menunjukan keberhasilan layanan klasikal dengan kriteria manajemen waktu peserta didik tergolong tinggi dapat dilihat pada tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 485, "height": 144, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa setelah dilakukannya bimbingan klasikal dengan model project based learning (PjBL) pada siklus ke II, para peserta didik sudah mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dibuktikan dari ke 3 peserta didik, semua memiliki manajemen waktu dalam kategori yang sedang. Dan 30 peserta didik ( 90%) masuk kategori tinggi. Berdasarkan tabel 6 dan digambarkan dengan diagram grafik pada gambar 1. Pada setiap siklusnya peserta didik mengalami peningkatan manajemen waktunya, dimana pada tahap kondisi awal atau pra penelitian peserta didik dalam kategori rendah masih terdapat terdapat 18 peserta didik, kemudian setelah diberikan tindakan disiklus I kategori sedang telah mengalami peningkatan dengan pencapaian terdapat 24 peserta didik. Pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu terdapat 30 peserta didik dalam kategori tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 485, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini menguatkan hasil penelitian terdahulu bahwa bimbingan klasikal juga dapat diterapkan melalui berbagai model pembelajaran kooperatif salah satunya adalah model Project based Learning (PjBL) Sejalan dengan penelitian (Martini, 2020) yang berjudul Peningkatan keterampilan Eksplorasi Karir Melalui Bimbingan Klasikal Teknik Project Based Learning pada Siswa X BPD 3 di SMK Negeri 1 Kebumen mendapatkan hasil pos-test dengan perolehan skor keterampilan belajar siswa rata-rata 61 dengan persentase 61% dan dikategorikan keterampilan belajar baik. Adapun peningkatan skor keterampian belajar siswa rata- rata dari pre-test ke post-test yaitu sebesar 24,67 poin, dengan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 92, "width": 447, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Perbandingan Data Persentase Siklus I dan Siklus II Manajemen Waktu Peserta Didik", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 107, "width": 477, "height": 223, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori Siklus I Siklus II F % F % ST (Sangat Tinggi) 0 0% 0 0% T (Tinggi) 5 17 % 30 90 % S (Sedang) 24 72% 3 10 % R (Rendah) 4 13% 0 0 % SR (Sangat Rendah) 0 0% 0 0% Total 33 100 % 33 100 % Tabel 6. Perbandingan Persentase Manajemen Waktu Peserta Didik antara Pra Siklus, Hasil Siklus 1 dan Siklus II Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II F % F % F % ST (Sangat Tinggi) 0 0% 0 0% 0 0% T (Tinggi) 0 0% 5 17 % 30 90 % S (Sedang) 6 18% 24 72% 3 10 % R (Rendah) 18 55% 4 13% 0 0 % SR (Sangat Rendah) 9 27% 0 0% 0 0%", "type": "Table" }, { "left": 264, "top": 38, "width": 275, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. – Upaya Meningkatkan Manajemen …", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 256", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 485, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan prosentase sebesar 25%. Maka dapat di simpulkan bahwa siswa kelas X BDP 3 setelah mendapatkan layanan pada tindakan 1 pada siklus 1 dan tindakan 2 pada siklus 2 menunjukan kategori baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 485, "height": 261, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti melakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan proses pemberian layanan klasikal dengan model Project Based Learning (PjBL) mulai dari keberhasilan, hambatan yang dihadapi beserta cara untuk menanggulanginya. Tahap ini sangat berguna untuk menentukan perencanaan pada siklus berikutnya Secara keseluruhan kegiatan layanan klasikal dengan model Project Based Learning (PjBL) pada siklus I berjalan dengan baik dan lancer serta sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan yang telah disusun peneliti. Keadaan manajemen waktu peserta didik pada siklus I ini tidak lepas dari adanya faktor dalam layanan klasikal dengan model Project Based Learning (PjBL) . Pada siklus II menunjukan adanya peningkatan manajemen waktu peserta didik dengan adanya tindakan siklus I melalui layanan model Project Based Learning (PjBL) . Hal ini menunjukan keberhasilan layanan klasikal dengan kriteria manajemen waktu peserta didik tergolong tinggi. Proses pemberian layanan bimbingan klasikal model Project Based Learning (PjBL) dalam upaya meningkatkan manajemen waktu peserta didik kelas XI MIPA SMA Srijaya Negara Palembang berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu adanya peningkatan manajemen waktu mencapai indikator keberhasilan yang dituju yaitu dimana terdapat manajemen waktu peserta didik dalam empat aspek yakni (1) menetapkan tujuan dan prioritas (2) Perencanaan dan penjadwalan, (3) Kemampuan mengendalikan waktu, (4) Prefrensi untuk terorganisasi . Hal itu dibuktikan dengan grafik yang signifikan dari awal hingga proses akhir siklus II yang dilaksanakan sesuai dengan tahapan rencana dan tindakan yang telah disusun.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 66, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 673, "width": 485, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat manajemen waktu peserta didik dalam proses bimbingan klasikal menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dapat meningkat. Kesimpulan tersebut dapat dibuktikan dengan membandingkan data akhir siklus. Dari data hasil angket manajemen waktu pada akhir siklus diperoleh kenaikan nilai yang signifikan, artinya layanan bimbingan klasikal menggunakan model Project Based Learning (PjBL) memiliki peningkatan dengan hasil rata-rata pra siklus 47%, siklus I : 68 %, siklus II : 87%. Proses pemberian layanan bimbingan klasikal model Project Based Learning (PjBL) dalam upaya meningkatkan manajemen waktu peserta didik kelas XI MIPA 1 SMA Srijaya Negara", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 295, "width": 468, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Diagram Perbandingan Manajemen Waktu Peserta Didik antara Pra Siklus, Hasil Siklus", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 85, "width": 372, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 dan Siklus II 0 5 10 15 20 25 30 ST (Sangat Tinggi) T (Tinggi) S (Sedang) R (Rendah) SR (Sangat Rendah) Perbandingan Hasil Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus II Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2", "type": "Picture" }, { "left": 264, "top": 38, "width": 275, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, B., & Prasetiawan, H. – Upaya Meningkatkan Manajemen …", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 272, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Counseling and Psychotherapy / Vol 4, No 1 (2022) / 257", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 485, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palembang terdapat adanya peningkatan manajemen waktu dengan mencapai indikator keberhasilan yang dituju yaitu dimana terdapat peningkatan manajemen waktu peserta didik dalam empat aspek yakni (1) menetapkan tujuan dan prioritas (2) Perencanaan dan penjadwalan, (3) Kemampuan mengendalikan waktu, (4) Prefrensi untuk terorganisasi. Hal itu dibuktikan dengan grafik yang signifikan dari awal hingga proses akhir siklus 2 yang dilaksanakan sesuai dengan tahapan rencana dan tindakan yang telah disusun.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 91, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 190, "width": 485, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. (2021). Penelitian tindakan kelas: Edisi revisi . Bumi Aksara. Google Scholar Ali (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik . Jakarta: PT Bumi Aksara. Google Scholar Hasbullah, H. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi revisi. Rajawali Pers . Google Scholar Harlina, A. P., Suharso, S., & Hartati, M. T. S. (2014). Mengembangkan kemampuan manajemen waktu melalui layanan penguasaan konten dengan teknik kontrak perilaku. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application , 3 (1). https://doi.org/10.15294/ijgc.v3i1.3741", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 293, "width": 484, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanim, W., Mamesah, M., & Anzelyna, R. R. 2018. Pengaruh Bimbingan Klasikal dengan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa. Insight: Jurnal Bimbingan Konseling . 2018 7(1), 56 – 71. https://doi.org/10.21009/insight.071.05 Luthfiana, V. (2010). Kontribusi manajemen waktu terhadap produktivitas kerja wartawan. Universitas Gunadharma . Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 366, "width": 484, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Martini, E., Saputra, W. N. E., & Malik, A. (2018). Peningkatan Ketrampilan Eksplorasi Karir Melalui Bimbingan Klasikal Teknik Project Based Learning Pada Siswa Kelas X BDP 3 Di SMK Negeri 1 Kebumen. Prosiding pendidikan profesi guru universitas ahmad dahlan yogyakarta. Hal , 556- 575. Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 484, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mastur, T. (2014). Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang Bimbingan Karier. YOGYAKARTA: PARAMITAP PUBLISHING . Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 485, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhidayati, D. D. (2016). Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan teknik problem solving pada siswa. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan Dan Konseling , 5 (1), 24. Google Scholar Rusyadi, S. H. (2013). Hubungan antara manajemen waktu dengan prestasi belajar pada mahasiswa (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Google Scholar Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak (terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga . Google Scholar Supranata, S. (2004). Analisis, validitas, reliabilitas dan interpretasi hasil tes implementasi kurikulum 2004. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung . Google Scholar Sari, V. Y. (2018). Upaya Meningkatkan Manajemen Waktu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa di Mal UIN-SU Medan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara). Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 615, "width": 485, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinaga, M. H. P., Qurrata, K., & Andini, V. (2022). Pola Pelaksanaan Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas. Bulletin of Counseling and Psychotherapy , 4 (1), 110-116. https://doi.org/10.51214/bocp.v4i2.166", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 408, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winkel, W. S. (2021). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan . Google Scholar", "type": "Text" } ]
8bf9f6ac-7ea5-9de5-47da-06c2007e0355
https://e-journal.unair.ac.id/JUXTA/article/download/20425/11912
[ { "left": 157, "top": 50, "width": 290, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga 2020 August, XI (02)", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 117, "width": 457, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Epidemiology of Intra-Cerebral Hemorrhage in Young Adult Patients", "type": "Title" }, { "left": 168, "top": 144, "width": 265, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melisa 1 , Asra Al Fauzi 2* , Anggraini Dwi Sensusiati 3", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 180, "width": 261, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 193, "width": 505, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Department of Neurosurgery, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 205, "width": 490, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Department of Radiology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 228, "width": 70, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 259, "width": 335, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction: This study aimed to define the CT scan imaging of young adult intracerebral hemorrhage (ICH) patients in Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 290, "width": 334, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methods: This was an observational descriptive study. The data were collected retrospectively with medical records of 18 to 45 years old ICH patients who were treated in Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya between 2014 and 2017. The collected data were then presented into tables.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 342, "width": 335, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: 207 patients were identified in this study. The locations of the ICH were basal ganglia (45.89%), lobar (41.55%), thalamus (10.63%), brainstem (8.7%), cerebellum (4.83%), and others (3.86%). The volume of ICH varied from less than 30 cc (66.67%), 30 to 59 cc (27.54%), and more than 60 cc (5.8%).", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 394, "width": 334, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion: The CT scan imaging of young adults ICH mainly had hematoma volume less than 30 cc and was mostly located in basal ganglia area then followed by lobar area.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 435, "width": 287, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2020 JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga. Available at https://e-journal.unair.ac.id/juxta", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 228, "width": 91, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Section header" }, { "left": 424, "top": 259, "width": 66, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 280, "width": 89, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 2 July 2020", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 301, "width": 128, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received in revised form 9 July 2020", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 332, "width": 94, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted 21 July 2020", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 373, "width": 49, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 424, "top": 386, "width": 81, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Young adults ICH, CT scan imaging, ICH location, Hematoma volume.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 489, "width": 174, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Correspondence: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 510, "width": 350, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga p-ISSN: 1907-3623; e-ISSN: 2684-9453 DOI: 10.20473/juxta.V11I22020.65-68 Open access under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 567, "width": 51, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(CC-BY-SA)", "type": "Text" }, { "left": 462, "top": 51, "width": 82, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ORIGINAL ARTICLE ORIGINAL ARTICLE", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 492, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga 2020 August, XI (02) Page 66", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 49, "width": 55, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 70, "width": 235, "height": 244, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intracerebral hemorrhage (ICH) stroke is a disorder of the neurological system that is characterized by bleeding in the brain parenchyma that is not caused by trauma. 1 Incidence rate of stroke in East Java based on the data collected by Indonesian Ministry of Health is 9.1%, in particular the incidence rate of stroke in Surabaya is 16.4%. 2 The incidences of ICH in younger group patient (<45 years old) are lower than in older one. However, ICH in young adults bears a bigger economy and social consequences. 3 In the course of ICH, there are 3 phases: early hematoma phase, hematoma expansion phase, and perihematomal edema phase. Prognosis of ICH patients depends on the hematoma expansion phase and the perihematomal edema phase. Hematoma expansion more than 30 cc will increase the morbidity and mortality of ICH. Increased hematoma volume will increase the intracranial pressure that eventually causes disturbance on the brain parenchyma around it. Increased intracranial pressure will also cause arteries and vascular rupture that will worsen the condition. 4, 5", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 319, "width": 235, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ICH is an emergency situation that needs quick and appropriate treatment to prevent the high morbidity and mortality of the disease. There is a risk of severe neurological complication that could worse n the patient’s prognosis. Therefore, early diagnosis of ICH especially in young adults is really important. 6", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 393, "width": 235, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most of ICH symptoms are not specific enough to make the diagnosis, thus neuroimaging test is important. Neuroimaging tests such as CT scan and MRI can also be used to search for the cause of ICH. However, CT scan is superior in emergency situations by how quick the test is and its availability. 6", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 468, "width": 235, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the location, ICH is divided into deep ICH and lobar ICH. Deep ICH is a condition when the bleedings happen in basal ganglia, brain stem, and also cerebellum, while bleedings that happen in cortical and subcortical area of brain lobes are called lobar ICH. 7", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 530, "width": 235, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The bleeding process in ICH will keep expanding until 6 hours in ICH without coagulopathy and until 24 hours in ICH with coagulopathy. This expanding situation will cause the formation of edema that in turn will cause secondary neuronal injury.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 592, "width": 235, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the previous explanation, determining the volume of hematoma is important by how large the impact is on the prognosis of ICH. 4, 5, 7 The study of young adults ICH is still rare in Indonesia and less is known about this case. Therefore, adequate knowledge about the clinical characteristic and CT scan imaging of ICH is needed to diagnose the case properly. 6 This study aimed to define the CT scan imaging especially the location of ICH and also the hematoma volume of ICH patients between 18 and 45 years old who were treated in Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya from 2014 to 2017.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 49, "width": 40, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methods", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 62, "width": 235, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study was a descriptive observational study. It was conducted at Neurology and Neurosurgery Department of Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya from September 2017 to September 2018. The ethical clearance was given by Health Research Ethics Committee of Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya. The population of this study was all 18 to 45 years old ICH patients in Neurology and Neurosurgery Department of Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya who were admitted from January 1 st 2014 to December 31 st 2017. In total, there were 207 patients that were included in this study.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 199, "width": 235, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The inclusion criteria for this study was all 18 to 45 years old ICH patients who were admitted to Neurology and Neurosurgery Department of Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya between 2014 and 2017. The exclusion criteria for this study were all ICH cases that were started by ischemic stroke and if their CT-scan result could not be found in the patient’s medical record.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 285, "width": 235, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data for this study was obtained from the CT scan result recorded in the patient's medical record, in which the data about the location and ICH volume could be found. Then, the data were presented in tables.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 356, "width": 35, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 377, "width": 235, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The total samples in this study were 207 young adult ICH patients that fulfilled the inclusion and exclusion criteria of the study. For the location of ICH, it was classified into 6 groups which were lobar, basal ganglia, thalamus, brainstem, cerebellum, and others. For hematoma volume, it was divided into 3 groups which were less than 30 cc, 30 to 59 cc and more than 60 cc.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 474, "width": 235, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Distribution of hematoma volume in young adults ICH.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 495, "width": 235, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hematoma volume (cc) All (n=207) Percentage (%) < 30 138 66.67 30 – 59 57 27.54 ≥ 60 12 5.80 Source: Research data, processed Table 2. Distribution of hemorrhagic location in young adults ICH. Location N Percentage (%) Basal ganglia 95 45.89 Lobar 86 41.55 Parietal 54 62.79 Temporal 47 54.65 Frontal 23 26.74 Occipital 9 10.47 Thalamus 22 10.63 Brainstem 18 8.70 Cerebellum 10 4.83 Other 8 3.86 Source: Research data, processed", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 741, "width": 235, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Hemorrhage location distribution of young adult ICH patients based on age.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 492, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga 2020 August, XI (02) Page 67", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 52, "width": 207, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Age (years) Location N Percentage (%) 18 – 25 Lobar 12 85.71 Basal ganglia 2 14.29 Cerebellum 1 7.14 Others 1 7.14 Brainstem 0 0 Thalamus 0 0 26 – 35 Lobar 14 48.28 Basal ganglia 10 34.48 Brainstem 3 10.34 Others 3 10.34 Cerebellum 1 3.45 Thalamus 1 3.45 36 – 45 Basal ganglia 83 50.61 Lobar 60 36.59 Thalamus 21 12.80 Brainstem 15 9.15 Cerebellum 8 4.88 Others 4 2.44 Source: Research data, processed", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 303, "width": 235, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The smallest hematoma volume was 0.24 cc that happened in basal ganglia area, while the largest hematoma volume was 138 cc that happened in parietooccipital lobe. From this study, we found that most of the patients had hematoma volume less than 30 cc. Although ICH in young adults was dominated with hematoma volume less than 30 cc, there were 12 patients (5.8%) with hematoma volume ≥ 60 cc. We also found that most patients had ICH located in basal ganglia, followed by lobar area (Table 2).", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 427, "width": 235, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hemorrhage located in lobar area could be further divided into each lobe, with parietal lobe as the area lobar ICH most often occurred. In this study, although less frequent, there were ICH that was located in periventricular area (2.9%), pedunculus cerebri (0.48%), and also in body corpus callosum (0.48%).", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 502, "width": 235, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We also found that if it was further divided into 3 age groups, there were different dominant locations of the ICH (Table 3). In younger group of age (younger than 36 years old), the location of ICH mostly occurred in lobar area. The trend was different in older group of age (36 to 45 years old), where most of the young adults ICH occurred in basal ganglia area. We also found that in 18 to 25 years old group, there was no ICH that occurred in the brainstem or thalamus area.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 634, "width": 50, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 657, "width": 235, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, there were two aspects of the CT scan imaging studied, which were hematoma volume and the location of ICH.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 706, "width": 84, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hematoma Volume", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 732, "width": 235, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From all 207 young adults ICH patients, it could be seen that most patients had ICH with hematoma volume less than 30 cc. There were also only a small number of", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 49, "width": 236, "height": 257, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "young adult patients with hematoma volume more than 60 cc. There were several other studies with similar findings that in young adult ICH patients, most had hematoma volume less than 30 cc. 3, 8 Lesser hematoma volume in younger patients than in older patients suggested that aging process was an important factor which caused larger hematoma volume in older patients. Aging process lead to changes in brain plasticity which resulted in weaker brain tissue. Therefore, the barrier that restricted the spreading of hematoma was lost in older patients, making lesser hematoma volume in younger ICH patients. 9 The importance of knowing hematoma volume in ICH patients was to predict the patient’s prognosis. A study by Panchal, et al . found that hematoma volume could be used as an easy instrument to assess the mortality of an ICH case within 30 days. Patients with hematoma volume more than 30 cc had higher mortality rate rather than patients with smaller hematoma volume. 10 Although, in another study, it was found that there was no significant effect caused by hematoma volume with the young ICH patient’s prognosis. 3, 11", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 323, "width": 107, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Location of Hemorrhage", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 348, "width": 236, "height": 343, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, the location where ICH most often occurred was in basal ganglia area, then followed by lobar area, especially parietal lobe area. Although, if further inspected based on the age group, there was a different location trend between younger group (less than 36 years old) and older group (36 to 45 years old). In older group, basal ganglia was still the most often occurring location of ICH, but in younger group, instead of basal ganglia, lobar ICH dominated this group of age. Studies regarding young adults ICH in China and also in Taiwan found the same pattern regarding this matter. 7, 10 Ruiz-Sandoval, et al . in their study found that there were more patients with ICH located in lobar area rather than in basal ganglia area. 12 ICH that occurred in basal ganglia area usually correlated to hypertension. Therefore, increase of ICH occurring in basal ganglia in young adult patients should be a matter of concern. Increasing pressure in Circle of Willis, which was located around basal ganglia area, caused by hypertension was correlated with ICH that occurred in basal ganglia area. 13 Therefore, blood pressure controls in ICH cases that occurred in basal ganglia area became an important procedure. ICH patients whose blood pressure was controlled with INTERACT (Intensive Blood Pressure Reduction in Acute Cerebral Hemorrhage Trial) technique showed faster improvement in neurology function. With INTERACT technique, the expanding of hematoma volume and also the formation of peripheral edema could be inhibited. 14", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 695, "width": 235, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were several conditions that could cause lobar ICH, such as CAA (Cerebral amyloid angiopathy) that usually happened in older ICH patients, intracranial vascular malformations, brain tumors, cerebral venous thrombosis, hemorrhagic transformation, and other vasculopathies and systemic disease. 15 In a study by Van", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 492, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga 2020 August, XI (02) Page 68", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 49, "width": 235, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beijnum, et al ., it found that among all ICH patients with AVM, around 73% had lobar ICH, 16% had ICH in infratentorial area, and 11% had deep ICH. 16 According to the findings in previous studies, ICH in 36 to 45 years old patients which occurred more frequently in basal ganglia found in this study could be related with hypertension. Meanwhile, lobar ICH which occurred more frequently in the less than 36 years old group of patients could suggest ICH in tis group were more related with vascular malformation and other diseases.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 174, "width": 235, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study had several limitations. The source of the data in this study used the medical record in Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya that was still a paper-based medical record. Therefore, some data could not be read clearly and there were also incomplete data. This condition could bring bias in the results of the study due to the exclusion of some data that did not meet the requirements. There was also a possibility of error in the data recorded in the medical record, and there was no means to cross check the reliability of the collected data.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 298, "width": 235, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite its limitation, this study obtained a large number of young adult ICH patients from quite a long period of time (4 years). Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya where the study was conducted was also the biggest and one of the referral hospitals in East Indonesia. Thus, this study provides important information about the CT scan imaging trend of young adult ICH patients in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 405, "width": 51, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 426, "width": 235, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The CT scan imaging of young adults ICH mainly had hematoma volume less than 30 cc. Whereas for the location of ICH, most young adults ICH occurred in basal ganglia area. Although, in younger group of age, most of ICH was lobar ICH. The increased incidence of ICH occurred in basal ganglia in young adult patients which was related to hypertension indicated how important blood pressure control was in this case. Further analytic study regarding hypertension and its connection with the incidence of young adults ICH must be done in the future.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 560, "width": 110, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONFLICT OF INTEREST", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 581, "width": 235, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author stated there is no conflict of interest in this study.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 612, "width": 64, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 633, "width": 235, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sacco RL, Kasner SE, Broderick JP, et al. An Updated Definition of Stroke for the 21st Century: A Statement for Healthcare Professionals from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke . 2013; 44: 2064-89.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 49, "width": 235, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Indonesia DKR. Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Timur Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 80, "width": 235, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Koivunen R-J, Haapaniemi E, Satopää J, Niemelä M, Tatlisumak T and Putaala J. Medical Acute Complications of Intracerebral Hemorrhage in Young Adults. Stroke Research and Treatment . 2015; 2015: 357696.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 122, "width": 235, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Magistris F, Bazak S and Martin J. Intracerebral", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 132, "width": 235, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hemorrhage: Pathophysiology, Diagnosis and", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 142, "width": 235, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management. McMaster University Medical Journal . 2013; 10: 15-22.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 163, "width": 235, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Caplan LR. Caplan's Stroke: A Clinical Approach . 5th ed. New York: Cambridge University Press, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 184, "width": 235, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Hemphill JC, Greenberg SM, Anderson CS, et al.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 194, "width": 235, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guidelines for the Management of Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. Stroke . 2015; 46: 2032-60. 7. Aguilar MI and Brott TG. Update in Intracerebral Hemorrhage. Neurohospitalist . 2011; 1: 148-59.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 236, "width": 235, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Zhou HX, Hao N and Xu XL. Related Factors of Early Mortality in Young Adults with Cerebral Hemorrhage. Open Med (Wars) . 2018; 13: 214-20.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 267, "width": 235, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Ruiz-Sandoval JL, Romero-Vargas S, Chiquete E, et al. Hypertensive Intracerebral Hemorrhage in Young People: Previously Unnoticed Age-Related Clinical Differences.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 298, "width": 109, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stroke . 2006; 37: 2946-50.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 308, "width": 235, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Panchal HN, Shah MS and Shah DS. Intracerebral Hemorrhage Score and Volume as an Independent Predictor of Mortality in Primary Intracerebral Hemorrhage Patients. The Indian Journal of Surgery . 2015; 77: 302-4.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 350, "width": 235, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Lai SL, Chen ST, Lee TH, Ro LS and Hsu SP. Spontaneous Intracerebral Hemorrhage in Young Adults. European Journal of Neurology . 2005; 12: 310-6.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 381, "width": 236, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Ruíz-Sandoval JL, Cantú C and Barinagarrementeria F. Intracerebral Hemorrhage in Young People. Stroke . 1999; 30: 537-41.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 412, "width": 236, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Sutherland GR and Auer RN. Primary Intracerebral Hemorrhage. Journal of Clinical Neuroscience : Official Journal of the Neurosurgical Society of Australasia . 2006; 13: 511-7.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 453, "width": 235, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Gong FT, Yu LP, Gong YH, Zhang YX, Wang ZG and Yan CZ. Blood Pressure Control in Ultra-Early Basal Ganglia Intracerebral Hemorrhage. European Review for Medical and Pharmacological Sciences . 2015; 19: 412-5.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 494, "width": 235, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Domingues R, Rossi C and Cordonnier C. Classification of Intracerebral Haemorrhages. European Neurological Review . 2015; 9: 129-35.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 524, "width": 235, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. van Beijnum J, Lovelock CE, Cordonnier C, Rothwell PM, Klijn CJ and Al-Shahi Salman R. Outcome after Spontaneous and Arteriovenous Malformation-Related Intracerebral Haemorrhage: Population-Based Studies. Brain : A Journal of Neurology . 2009; 132: 537-43.", "type": "Text" } ]
34425414-dfe5-e106-ab6b-834fd58a42c7
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/samrat-agrotek/article/download/34060/32156
[ { "left": 75, "top": 66, "width": 449, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dolot VOLUME 2 NOMOR 1 MARET 2021 Pages :1-3", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 775, "width": 215, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek", "type": "Page footer" }, { "left": 296, "top": 786, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 539, "width": 69, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemangkasan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 539, "width": 212, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanaman dan pengurangan cabang dapat meningkatkan penetrasi sinar matahari ke dalam tajuk. Efektivitas serapan sinar matahari di dalam tajuk lebih ditentukan oleh susunan daun dibanding indeks luas daun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 212, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Filotaksis susunan daun, sebaran dan sudut daun pada suatu tajuk tanaman dapat menentukan serapan dan sebaran sinar matahari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 214, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Stewart et al . (2003) menyatakan bahwa sinar matahari yang diterima oleh setiap helai daun tidak sama, tergantung pada sebaran daun dalam tajuk.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 523, "width": 212, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi daun terhadap permukaan tanah akan mempengaruhi jumlah sinar matahari yang diterima. Semakin dekat dengan permukaan tanah, maka sinar matahari yang diterima semakin sedikit karena diserap oleh daun bagian atas.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 606, "width": 212, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi daun yang kurang memperoleh sinar matahari, dapat menjadi bersifat parasit jika sinar matahari yang diterima tidak mampu menghasilkan karbohidrat lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk pemeliharaan daun tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 689, "width": 212, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun tanaman Jagung ( Zea mays L.) berfungsi sebagai tempat fotosintesis yang menghasilkan", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 717, "width": 212, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fotosintat dalam pembentukan bagian tanaman. Dalam proses pembentukan setiap daun,", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 135, "width": 156, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFLUENCE OF PRUNING", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 156, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE LEAVES TO THE PRODUCTION OF CORN PLANTS ( Zea mays L.)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 156, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pemangkasan Daun Terhadap Produksi Tanaman Jagung ( Zea mays L.)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 136, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelvin Dolot * 1) , Selvie Tumbelaka 2)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 288, "width": 155, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado, 95115, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 155, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado, 95115, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 371, "width": 114, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding author: Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 133, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 150, "width": 273, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corn plants ( Zea mays L.) is a plant cereals important in the world. Maize ranks third after rice and wheat, while in Indonesian, corn ranks second after rice. Corn contains nutrients which are very high, especially carbohydrates contained in the seeds of corn exceeds the carbohydrates that exist in rice. Demand for corn increases from year to year, while the increase in production is not as fast as the surge needs. Corn production in Indonesian is not stable, many factors that influence it, among others, the varieties used, pests and diseases, and the cultivation technique is not adequate. The energy of sunlight absorbed the leaves of the plant is proportional to the leaf area that receives sunlight", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 282, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: pruning; corn.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 300, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 317, "width": 277, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jagung ( Zea mays L.) merupakan tumbuhan serealia penting di dunia. Jagung menempati urutan ketiga setelah padi dan gandum, sedangkan di Indonesia jagung menempati urutan kedua setelah padi. Jagung mengandung zat gizi yang sangat tinggi, terutama karbohidrat yang terkandung di dalam biji jagung melebihi karbohidrat yang ada dalam padi. Permintaan jagung dari tahun ke tahun meningkat, sedangkan kenaikan produksi tidak secepat lonjakan kebutuhan. Produksi jagung di Indonesia tidak stabil, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain, varietas yang digunakan, hama dan penyakit, dan teknik budidaya yang belum memadai. Teknik pemangkasan efektif untuk meningkatkan produksi. Energi sinar matahari yag diserap daun tanaman proporsional terhadap luas daun yang menerima sinar matahari.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 478, "width": 147, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : pemangkasan; jagung.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 50, "width": 287, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AGROEKOTEKNOLOGI TERAPAN Applied Agroecotechnology Journal", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 93, "width": 223, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agroteknologi Universitas Sam Ratulangi", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 449, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dolot VOLUME 2 NOMOR 1 MARET 2021 Pages :1-3", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 775, "width": 215, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek", "type": "Page footer" }, { "left": 296, "top": 786, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 212, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tergantung pada jarak antara daun dengan tongkol.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 213, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun yang lebih dekat dengan tongkol memiliki peran yang besar dalam pengisian tongkol tanaman Jagung. Pemangkasan daun bertujuan untuk mengatur keseimbangan tanaman, sehingga memberikan pertumbuhan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 198, "width": 212, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui pemangkasan diharapkan sumbangan terhadap pengurangan bagian tanaman seperti jumlah daun dan bagian tanaman lainnya, sehingga dengan demikian pertumbuhan vegetatif tanaman dapat diseimbangkan dengan pertumbuhan generatif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 185, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Surtinah (2005)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 212, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melaporkan bahwa pemangkasan seluruh daun di sekitar tongkol setelah terjadi pembuahan dapat meningkatkan berat kering biji per tongkol, dan meningkatkan kecepatan penimbunan bahan kering ke biji.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 212, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemangkasan dapat diartikan sebagai membuang atau memotong bagian tertentu dari suatu tanaman. Salah satu tujuan pemangkasan adalah untuk meningkatkan produktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 212, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman umumnya memiliki tipe kanopi yang relatif horizontal, karena akan menyebabkan saling menaungi ( mutual shading ) antar individu tanaman, sehingga daun-daun bagian bawah menerima cahaya dengan jumlah yang sangat rendah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 213, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaturan jarak tanam akan berpengaruh pada produksi tanaman biji, produksi biji per hektar akan meningkat dengan bertambahnya jumlah tanaman sampai saat dimana sejumlah tanaman akan mengurangi jumlah biji per tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 213, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem budidaya lainnya yang perlu diperhatikan adalah waktu pemangkasan yang tepat. Umur tanaman harus diperhatikan dalam melakukan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 667, "width": 212, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemangkasan karena umur yang terlalu muda atau tua maka kandungan gizi tidak optimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 212, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Adnyana et al. (1995) menyatakan bahwa tanah yang baik untuk tanaman Jagung ( Zea mays L.) adalah tanah", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 88, "width": 212, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang berstruktur gembur dan subur karena pertumbuhannya memerlukan keadaan aerasi dan drainase baik.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 129, "width": 213, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jagung ( Zea mays L.) dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapat pengelolaan yang baik. Sampai saat ini, tanaman Jagung ( Zea mays L.) telah tersebar di seluruh Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 198, "width": 216, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu langkah alternatif dilakukan pemerintah dalam meningkatkan produksi Jagung ( Zea mays L.) adalah pengembangan jagung varietas hibrida yang ditanam di lahan seluas 450.000 ha dan jagung komposit seluas 50.000 ha.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 281, "width": 212, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui program ini diharapkan produksi dapat meningkat sebesar 30% dikarenakan mengingat bahwa Jagung varietas hibrida dapat memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada varietas lokal (Bimas, 1998).", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 364, "width": 213, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala dalam budidaya Jagung ( Zea mays L.) yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung, antara lain adalah serangan hama dan penyakit.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 419, "width": 212, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hama yang paling sering menyerang tanaman Jagung adalah ulat penggerek batang jagung, kutu daun, ulat daun, ulat penggerek tongkol, ulat grayak, lalat bibit, ulat tanah.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 488, "width": 212, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan Bulai, Karat, penyakit gosong, penyakit busuk tongkol adalah penyakit yang sering muncul di tanaman jagung dan dapat menurunkan produksi Jagung ( Zea mays L.) .", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 557, "width": 212, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya pengendalian oleh petani adalah dengan menggunakan pestisida atau bahan kimia yang tidak ramah lingkungan. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang mengintegrasi komponen pengendalian yang terbukti dapat meningkatkan produksi Jagung.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 653, "width": 213, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistim PHT melibatkan semua komponen yang berpeluang untuk menekan atau mencegah hama untuk mencapai ambang batas populasi merusak secara ekonomi ( economic injury level/economic threshold ) (Wilson, 1990).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 66, "width": 449, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dolot VOLUME 2 NOMOR 1 MARET 2021 Pages :1-3", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 775, "width": 215, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek", "type": "Page footer" }, { "left": 296, "top": 786, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 167, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 212, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2020 dikebun percobaan UNSRAT di Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken. Alat dan bahan: Pisau, tas plastik, kamera, parang, tanaman jagung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 212, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemangkasan daun merupakan salah satu cara untuk mengatur keseimbangan tanaman sehingga dapat memberikan pertumbuhan yang baik, sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman dapat diseimbangkan dengan pertumbuhan generatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 212, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun di atas tongkol yang tidak dipangkas adalah daun yang ukurannya masih mempunyai luas permukaan daun yang cukup untuk media terjadinya aktivitas fotosintesis dan masih cukup untuk menyokong pengisian biji.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 370, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 213, "height": 148, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heidari (2012) menyatakan bahwa pengaruh pemangkasasan pada pertumbuhan dan produksi tanaman Jagung sangat ditentukan oleh teknik pemangkasan dan pemilihan tata letak daun. Permukaan daun atas lebih efisien dalam menyerap cahaya dikarenakan daun masih muda dan memiliki ukuran yang pendek serta sempit, sehingga tidak tersedia media yang cukup untuk aktivitas fotosintesis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 212, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin ke bawah jumlah cahaya yang diterima semakin menurun, padahal posisi daun tengah atau yang berada di dekat tongkol merupakan daun yang paling efektif .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 213, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siahkouhian et al. (2013) mengatakan bahwa daun tengah memiliki peran paling penting dari daun lainnya karena permukaannya lebih besar dan berpartisipasi aktif dalam fotosintesis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 212, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemangkasan daun di atas tongkol memiliki efek lebih besar dibandingkan daun bawah dikarenakan dua daun atas menurunkan hasil biji karena berkurangnya", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 88, "width": 213, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "daun yang melakukan fotosintesis dibandingkan dengan pemangkasan daun bawah.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 129, "width": 212, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemangkasan tidak mengurangi produksi Jagung apabila dilakukan pemangkasan daun pada umur 50 hari setelah tanam dikarenakan berat pipilan Jagung akan meningkat apabila dilakukan pemangkasan pada umur 75 hari setelah tanam.", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 232, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 249, "width": 212, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramli Lubis, 2012. Pengaruh Pemangkasan", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 263, "width": 185, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun. Program Studi Agroteknologi, Universitas Methodist Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 294, "width": 213, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surtinah, 2011. Pemangkasan Tasel Dan Daun Di Bawah Tongkol Terhadap Produksi Biji Jagung ( Zea mays L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Riau.", "type": "Table" } ]
de882f85-795a-8c15-e438-18cd7282534f
https://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/JPM/article/download/1211/1104
[ { "left": 496, "top": 67, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "257", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 131, "width": 423, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 185, "width": 108, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 200, "width": 211, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman Yogyakarta e-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 51, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 428, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to enhance the activity and creativity of multiple intelligence- based early childhood learning and evaluation to determine the application of multiple intelligence-based early childhood in TK Tunas Harapan, Tambakrejo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. This research is a qualitative descriptive study; data collection techniques performed using the method of observation, interviews, anecdotal notes, and documentation. The results showed that the development of multiple intelligence-based early childhood learning in early childhood in TK Tunas Harapan done by integrating it into the learning material prepared curriculum. In addition, the development of multiple intelligence learning is done by playing a role, singing, storytelling, field trips involving children directly in the activities, discussions, and streets. Learning that involves the entire intelligence of the students will have a positive impact for the future of the child.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 350, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Multiple Intelligences, Early Childhood Learning Process", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 429, "height": 203, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan kreatifitas pembelajaran PAUD berbasis multiple intelligence dan untuk mengetahui penerapan evaluasi PAUD berbasis multiple intelligence di TK Tunas Harapan, Tambakrejo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif; teknik pengumpulan datanya dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara, catatan anekdot, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pembelajaran PAUD berbasis multiple intelligence pada anak usia dini di TK Tunas Harapan dilakukan dengan cara mengintegrasikannya ke dalam materi pembelajaran yang disusun pada kurikulum. Selain itu, pengembangan pembelajaran multiple intelligence dilakukan dengan bermain peran, bernyanyi, bercerita, karya wisata melibatkan anak secara langsung dalam kegiatan, berdiskusi, dan jalan-jalan. Pembelajaran yang melibatkan seluruh kecerdasan anak didik akan berdampak positif bagi masa depan anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 375, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Kecerdasan Majemuk, Anak Usia Dini, Proses Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "258", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 79, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Pelaksanaan proses pendidikan sangat penting pada setiap jenjang usia, khususnya pada saat anak berada pada usia emas. Pada fase tersebut, seorang anak sedang mengalami perkembangan yang pesat. Kesadaran akan pentingnya pendidikan bukan hanya dirasakan oleh pemerintah, tetapi juga di kalangan swasta. Terutama jika melihat bahwa akses untuk memperoleh pendidikan yang disediakan oleh pemerintah masih dirasakan sangat kurang dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 429, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan yang penulis maksud di sini bermakana luas, tidak hanya sekolah formal. Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu proses pembelajaran merupakan pendidikan pra-sekolah yang diselenggarakan bagi anak usia 4 - 6 tahun. Pendidikan TK bukan merupakan pra-syarat untuk memasuki jenjang sekolah dasar, sehingga bukan merupakan kewajiban bagi anak untuk memasuki TK (Ardy, 2014: 28).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 429, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelenggaraan TK dimaksudkan untuk mempersiapkan anak memasuki dunia belajar. Hal ini bertujuan agar anak menjadi relatif lebih siap untuk belajar di Sekolah Dasar (SD) daripada anak yang langsung masuk ke SD tanpa melalui TK. Taman Kanak-kanak bukanlah sekolah, sistem pembelajaran yang diterapkan pada TK tidak bisa disamakan dengan SD. Salah satu prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran di TK antara lain adalah bahwa “belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 429, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bermain adalah dunia anak, karena bermain merupakan aktifitas yang sangat menyenangkan bagi mereka. Dengan bermain, anak dapat belajar mencapai perkembangan. Baik perkembangan fisik, emosi, intelektualitas maupun jiwa sosialnya (Noorlaila, 2010: 37). Sehingga, belum waktunya bagi anak usia TK untuk belajar sebagaimana yang dilaksanakan di sekolah. Dengan demikian, tidak seharusnya anak TK dipaksakan untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung sebagaimana tuntutan beberapa orang tua. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung akan diperoleh pada saat anak duduk di bangku sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 429, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip yang lain misalnya bahwa anak TK sedang belajar bersosialisasi. Anak TK pada umumnya masih sangat lekat dengan orang tua maupun keluarganya. Dengan demikian, perlu ada masa belajar untuk “memisahkan” diri dari orang tua dan mulai berkenalan dengan orang lain. Kemampuan berinteraksi dengan anak lain dari kalangan dan keluarga lain perlu dikembangkan untuk memberikan bekal dalam bersosialisasi dengan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 429, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak usia dini bisa tumbuh dan berkembang secara optimal jika mendapat stimulasi atau rangsangan pendidikan yang tepat. Pada masa yang sering disebut masa keemasan ( golden age ), otak berkembang sangat pesat sampai 80%. Masa ini tidak akan terulang lagi (Kemendikbud RI, 2014: 2). Oleh karena itu, pemberian", "type": "Text" }, { "left": 495, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "259", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rangsangan pendidikan pada usia dini yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap anak mencapai perkembangan yang optimal. Sehingga, mereka mempunyai landasan yang kuat untuk menempuh pendidikan selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 429, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran guru (prasekolah) adalah memperkenalkan sesuatu kepada anak dan menjadi jembatan. Hal ini mengingat bahwa usia prasekolah tahap berpikirnya adalah tahap konkrit, dimana segala sesuatu itu harus ada contohnya. Misalnya, memberi contoh kerapian, cara menyusun buku, membereskan mainan, dan lain sebagainya. Selain itu, guru juga perlu memahami usia perkembangan anak sebagai pedoman untuk membuat kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 429, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana kita lihat bahwa rentang usia Taman Kanak-Kanak (4 – 6 th) disebut sebagai masa usia dini atau Taman Kanak-Kanak, yang merupakan masa keemasan ( the golden age ) bagi seseorang yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi. Karena, pada masa inilah seluruh informasi dapat diserap dengan mudah dan cepat oleh anak melalui seluruh panca inderanya. Sebagai analogi, anak ibarat spons (karet busa) yang mampu menyerap air tanpa peduli apakah air itu bersih atau kotor. Oleh karena itu, masa ini sering disebut dengan masa kritis untuk memperkenalkan dan menanamkan semua hal positif dan berguna bagi perkembangan anak di masa selanjutnya. Generasi emas adalah generasi yang optimal, tanggap, serta mendapatkan stimulasi sesuai perkembangan dan kemampuannya, baik perkembangan fisik maupun psikis. Tidak akan efektif jika memberikan stimulasi tidak sesuai usia . Idealnya , tentu saja, kemampuan anak harus sesuai dengan umurnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 429, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun kenyataan, berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan terhadap kondisi anak kelompok B pada saat proses pembelajaran di TK Tunas Harapan, Tambakrejo, Ngaglik, Sleman, nampak bahwa anak kurang aktif dan kurang kreatif. Dengan kata lain, sebagian besar keaktifan dan kreatifitas anak kelompok B dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih dikategorikan rendah. Hal ini dikarenakan guru dalam mengajar masih mempunyai pola pikir tradisional dengan menjelaskan anak belajar melalui mendengarkan dan mengerjakan tugas yang didominasi majalah lembar kerja anak. Anak menulis angka/ kata tanpa membangun konteks belajar terlebih dahulu. Guru hanya menekankan proses pembelajaran pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Sedangkan aspek lainnya, seperti emosi sosial dan seni hampir terabaikan. Yang penting, anak bisa membaca dan menulis. Pembelajarannya sama seperti di kelas 1 SD. Selain itu, peserta didik juga diberi tugas tambahan berupa Pekerjaan Rumah (PR). Kondisi semacam ini, sama saja membentuk generasi drilling, bukan generasi emas lagi. Dengan demikian, sistem pendidikan nasional yang mengukur tingkat kecerdasan anak didik semata-mata melalui penekanan pada kemampuan logika dan bahasa, perlu direvisi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 429, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Gardner, pada hakekatnya, setiap anak ialah anak yang cerdas. Pandangan ini menentang anggapan bahwa kecerdasan hanya dilihat dari faktor IQ. Gardner melihat kecerdasan dari berbagai dimensi (Anita, 2014: 9-10). Setiap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 16, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "260", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecerdasan yang dimiliki akan dapat mengantarkan anak mencapai kesuksesan. Pendidik/guru perlu memfasilitasi setiap kecerdasan yang dimiliki anak dalam pembelajaran dan kegiatan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 429, "height": 305, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam rangka membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani anak pada aspek keaktifan dan kreatifitas anak kelompok B, dapat disusun dan dikembangkan dengan menerapkan pembelajaran 9 intelegensi, yaitu: kecerdasan verbal/ linguistik, logika/ matematika, spasial, musikal, kinestetik, inter personal, intra personal, natural, dan kecerdasan eksistensial secara terprogram sesuai potensi masing-masing anak melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan kegiatan bermain. Penerapan pembelajaran 9 intelegensi sangat efektif digunakan sebagai cara dan sarana belajar bagi anak dalam aspek keaktifan dan kreatifitas anak kelompok B. Kelebihan-kelebihan yang ada dalam pembelajaran 9 intelegensi diupayakan untuk dimanfaatkan. Lebh-lebih dalam kurikulum 2013 telah memuat dimensi multiple intelligences dalam proses pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dalam tiga hal pertama, pada pengembangan kompetensi yang terdiri dari empat kompetensi inti (KI) yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam rumpun kecerdasan majemuk masuk pada dimensi kecerdasan eksistensial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan linguistik, kecerdasan logical-mathematical, kecerdasan musikal, kecerdasan visual/spatial, bodily-kinesthetic, dan kecerdasan naturalis/Lingkungan. Kedua adalah pada pendekatan yang digunakan berupa pendekatan saintifik, meliputi; mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Ketiga yaitu pada sistem penilaian yang dilakukan berupa penilaian autentik. (Machali, 2014: 21)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 108, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 429, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Tekhnik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Analisis data yang dilakukan bersifat induktif. Hasil yang didapat dari jenis penelitian kualitatif ini lebih menekankan kepada makna daripada generalisasi data yang didapatkan (Sugiyono, 2009: 1). Sementara itu, ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan secara langsung. Pengamatan berperanserta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan. Jadi, pengamatan berperanserta pada dasarnya berarti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara secermat mungkin sampai pada hal yang sekecil-kecilnya sekalipun (Moleong, 2009: 163-164).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 429, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek penelitian ini adalah anak-anak peserta didik di TK Tunas Harapan Tambakrejo, Ngaglik, Sleman. Subjek diambil satu kelas kelompok B. Jumlah subjek ditetapkan 18 anak, terdiri dari 9 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Setting penelitian adalah TK Tunas Harapan yang berada di Tambakrejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. TK ini memiliki 2 kelas dengan guru sebanyak 4 orang. Adapun objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran anak usia dini berbasis multiple", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 67, "width": 13, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "261", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "intelligence yang mencakup penerapan desain pembelajaran dan evaluasi PAUD berbasis multiple intelligence.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 188, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Observasi dan dokumentasi digunakan untuk mengungkap secara deskriptif pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran AUDIN berbasis multiple intelligence . Dokumentasi dilakukan dengan mencatat hal-hal yang berkaitan dalam rencana penelitian. Dalam rencana penelitian ini, observasi, wawancara, dan dokumentasi dilakukan sebelum dan sesudahnya. Peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang berupa tulisan atau catatan-catatan diagram dan lainnya yang ada kaitannya dengan data yang dibutuhkan, misalnya data siswa, program harian, program mingguan, catatan perkembangan anak, pengambilan gambar penting terkait kegiatan pembelajaran multiple intelligence , kumpulan alat peraga, buku, majalah, dan data observasi yang didapatkan oleh peneliti di TK Tunas Harapan, Tambakrejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 429, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah semua data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka dilakukan analisis dengan menggunakan analisis data menurut Miles dan Hubermen, yang mana analisis data kualitatif ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru (Sahid, 2011). Selanjutnya, penulis membuat catatan lapangan dalam bentuk teks naratif agar memudahkan pemahaman informasi atau data yang dimaksud. Kesimpulan data dilakukan secara sementara, kemudian diverifikasikan dengan cara mencari data yang lebih mendalam dengan mempelajari kembali data yang telah terkumpul.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 195, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 270, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Pembelajaran Multiple Intelligences", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 116, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kecerdasan Bahasa", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 526, "width": 414, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan Linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata, kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Orang-orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau berinteraksi dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan. Kecerdasan ini memiliki empat keterampilan yaitu: menyimak, membaca, menulis dan berbicara.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 614, "width": 415, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut kemendiknas (2010: 11), tujuan mengembangkan kecerdasan linguistik yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 644, "width": 398, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Anak agar mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan baik", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 658, "width": 327, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Memiliki kemampuan bahasa untuk meyakinkan orang lain", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 673, "width": 243, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Mampu mengingat dan menhafal informasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 688, "width": 407, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Mampu memberikan penjelasan dan mampu untuk membahas bahasa itu.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 702, "width": 247, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Mampu untuk membahas bahasa itu sendiri", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "262", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 415, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain Strategi Pembelajaran Kecerdasan Linguistik dapat dikembangkan dalam rangka meningkatkan kecerdasan bahasa antara lain dengan cara pendidik melibatkan peserta didik dalam pembelajaran seperti: kegiatan permainan mendengar-membaca-melihat, meniru tulisan, menebalkan dan meniru kata, Mengerjakan puzzle kata / puzzle gambar, Membaca kosa kata, menyanyi, permainan teka-teki” mencocokkan benda dengan kartu gambar, permainan kartu suku kata, kegiatan mendengar cerita pendek, Mendengarkan dan menceriterakan kembali cerita yang sudah didengar, menirukan suara, permainan teka-teki, bernyanyi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 234, "width": 415, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TK Tunas Harapan Tambakrejo Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta dalam rangka meningkatkan kecerdasan bahasa antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 292, "width": 170, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menebalkan dan meniru kata", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 307, "width": 400, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru menyiapkan alat peraga buku bergambar yang memiliki kata, kata bergaris putus-putus, kartu huruf abjad, pensil, guru mengucapkan kata dengan menunjukkan gambar, anak menirukan, anak memperhatikan, guru memberi kesempatan kepada anak untuk menebalkan, dan meniru kata dengan menggunakan pensil.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 380, "width": 299, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut contoh Kegiatan “Menebalkan dan meniru Kata”", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 556, "width": 414, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mendengarkan dan menceriterakan kembali cerita yang sudah didengar Guru menyiapkan alat peraga buku cerita bergambar dan sebaiknya gambar yang besar dengan sedikit tulisan, buku dipegang oleh guru ditangan kiri dan posisi buku gambar dan tulisan dapat dilihat dengan jelas oleh anak, guru memperlihatkan gambar pada sampul sambil menyebutkan judul cerita, guru membacakan cerita setiap halaman dengan suara dan ucapan yang jelas, anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali isi cerita secara bergantian, bagi anak yang sudah mampu diberi pujian dan yang belum mampu diberikan motivasi/dorongan.", "type": "List item" }, { "left": 496, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "263", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 307, "width": 415, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mengerjakan puzzle kata / puzzle gambar Guru menyiapkan alat peraga puzzle kata, puzzle gambar, guru menjelaskan tugas menyusun puzzle yang harus dikerjakan anak, anak melaksanakan tugas, guru memberikan bimbingan dan motivasi apabila diperlukan dengan penilaian hasilkarya, observasi dan penugasan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 380, "width": 414, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Membaca kosa kata Dapat ditunjukkan dengan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Karena itu, anak didik di TK dapat melakukan: menirukan kembali ucapan/ suara dan mengulangi bacaan yang dicontohkan oleh guru.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 401, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru menyediakan buku cerita dimana cerita itu disediakan untuk anak yang sudah selesai melakukan kegiatan bermain di tiga kelompok main, menyediakan majalah-majalah anak, dengan adanya buku-buku anak dibiasakan untuk mencintai membaca dan belajar membaca.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "264", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 142, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kecerdasan Matematika", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 415, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan Logika-Metematika adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah (kemendiknas, 2010: 12).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 204, "width": 414, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menstimulasi (merangsang dan meningkatkan) kecerdasan logika matematika adalah: “Puzzle, Bermain Maze, Menunjukkan kejanggalan gambar, Bermain Peran, Mengenal konsep bilangan, mengurutkan kartu angka 1-10, Pengenalan huruf vokal dan konsonan menggunakan kartu huruf, Menghitung Jumlah Gambar, menjepit angka 1-20, Konsep bilangan dengan benda-benda dan konsep angka 1-10, Meronce Merjan”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 307, "width": 415, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TK Tunas Harapan Tambakrejo Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta dalam rangka meningkatkan kecerdasan Logika-Metematika:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 351, "width": 414, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Puzzle Guru mempersiapkan atau menyediakan Puzzle angka, guru menjelaskan tugas-tugas anak yang akan dikerjakan, letakkan semua puzzle angka, anak diminta untuk membongkar puzzle dan menyusun kembali puzzle dan mengurutkan sesuai urutan angka.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 424, "width": 415, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Menghitung Jumlah Gambar Guru menyediakan alat peraga gambar-gambar, kartu gambar, kartu angka, lambang bilangan 1-20, bentuk-bentuk geometri, kertas, lambang bilangan dan angka, tugas anak adaah menghitung gambar dan memasangkan angkanya yang sesuai jumlah gambar dilanjutkan menghitung gambar dan menuliskan angkanya", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 512, "width": 124, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Menjepit Angka 1-20", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 526, "width": 401, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru menyiapkan kartu-kartu gambar dan kartu angka 1-20, jumlah bunga-bunga plastik, kartu gambar baju, guru mencontohkan cara menjepit jumlah kartu gambar dengan kartu angka yang sesuai jumlahnya, anak disuruh menghitung 5 kartu gambar dan mengambil kartu angka 5 kemudian dijepit, dst., sampai semua anak melakukan kegiatan menghitung dan menjepit antar kartu gambar dan kaartu angka yang sesuai jumlahnya.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 614, "width": 414, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Konsep bilangan dengan benda-benda dan konsep angka 1-10 Guru menyediakan alat peraga bunga-bunga plastik dan kartu angka. 1- 10, Guru menjelaskan tugas-tugas yang akan dikerjakan, letakkan bunga- bunga plastik dan kartu angka diatas meja. Biarkan anak-anak mencoba untuk mencocokkan kartu angka dengan bunga-bunga plastik.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 688, "width": 103, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Meronce Merjan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 702, "width": 400, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru menyediakan alat peraga merjan, benang bangunan untuk meronce, Guru menjelaskan tugas-tugas yang akan dikerjakan, letakkan", "type": "Text" }, { "left": 495, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "265", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 102, "width": 400, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merjan dan benang diatas meja. Biarkan anak-anak mencoba untuk meronce membuat kalung, gelang dsb.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 150, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Kecerdasan Intrapersonal", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 160, "width": 414, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan diri untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri (kemendiknas, 2010: 13). Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah: berpikir, mediasi, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai diri.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 234, "width": 414, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal antara lain: bercakap-cakap, pemberian tugas memotivasi diri, bercakap-cakap mengenal dan mengungkapkan perasaan, mengenal berbagai ekspresi dari perasaan, keyakinan diri, mengagumi diri sendiri, mengendalikan emosi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 307, "width": 415, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TK Tunas Harapan Tambakrejo Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta dalam rangka meningkatkan kecerdasan Intrapersonal antara lain sbb:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 351, "width": 102, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Bercakap-cakap", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 400, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengenal cita-citaku (anak diberi serial gambar tentang berbagai profesi seperti dokter, guru, pilot, polisi, petani, penyanyi, pedagang, dll kemudian anak ditanya “Besok kalau besar pengen jadi apa?), Mengenal dan mengungkapkan perasaan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 424, "width": 414, "height": 202, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pemberian Tugas Memotivasi Diri Anak diminta untuk melakukan suatu kegiatan dengan sejumlah rintangan, misalnya rintangan yang pertama berjalan naik tangga, rintangan kedua langsung turun dengan merosot di perosotan, setelah turun langsung berjalan melewati terowongan atau lorong, setelah melewati terowongan berjalan melewati dua kali rintangan lagi dengan melompat tali karet yang di ikatkan di bagian perut anak sebelah kanan dan sebelah kiri, Setiap kali anak berhasil melampaui rintangan, dia diperbolehkan mengambil bendera kecil yang ada di atas meja yang sudah disediakan guru. Semakin besar motivasi anak untuk mengatasi rintangan dan berhasil mengatasinya, semakin banyak bendera yang dapat dikumpulkan. Apabila ada anak-anak lain, mereka diminta melakukannya secara bergantian, sementara yang lain menunggu giliran dapat diminta bersorak-sorak untuk memberikan dukungan. melalui kegiatan ini anak dapat dilatih untuk memotivasi diri.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 629, "width": 414, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Bercakap-cakap mengenal dan mengungkapkan perasaan Anak diberi serial gambar tentang berbagai ekspresi wajah senang, sedih, takut, dan marah. Setelah anak mengenal masing-masing gambar, kemudian diberi pertanyaan “Apa yang kamu rasakan apabila mainanmu dirusak oleh orang lain?” apabila anak menjawab “Saya marah”, maka anak diminta untuk merespon sambil menunjukkan gambar yang sesuai.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 16, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "266", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 102, "width": 400, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian juga seterusnya. Banyaknya variasi perasaan yang diungkap disesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 428, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. ini mengacu pada “keterampilan manusia”, dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Adapun kecerdasan yang mencakup kegiatan ini adalah: berinteraksi dan berbagi dengan teman, menyayangi orang-orang yang dikenalnya. Berbicara dengan ramah, menjalin kerjasama atau bermain bersama, memimpin anggota kelompok (kemendiknas, 2010: 14).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 263, "width": 415, "height": 129, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak TK Tunas Harapan diantaranya adalah: dengan cara mengembangkan kecerdasan interpersonal yang tinggi. Anak-anak didorong untuk memiliki keberanian dan kemauan untuk menjalin kontak dan membina hubungan baik dengan orang. Kegiatan yang dikembangkan antara lain: bekerja sama (memindahkan kardus besar), kerja kelompok, melatih mendengarkan pembicaraan orang lain, dibiasakan memberi dan membalas salam, berani bertanya dan menjawab pertanyaan, pasar-pasaran (anak berpura-pura menjadi penjual dan pembeli).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 121, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Kecerdasan Musikal", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 409, "width": 415, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan musikal yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer), mengekspresikan (menyanyi), kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titi nada pada melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu (kemendiknas, 2010: 15).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 483, "width": 414, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan musikal pada anak TK Tunas Harapan antara lain : dengan cara mengajak anak-anak Bernyanyi lagu- lagu yang menyenangkan, yang berisi syair-syair yang mendidik, mendengarkan musik, melodi, instrumentalia gerak lagu, tebak suara, melanjutkan lagu yang sudah dimulai guru, menyanyikan lagu anak yang berisi syair-syair yang mendidik, mengenalkan alat musik sederhana, bermain tepuk tangan, tepuk lagu, bermain Drumband Tebak alat musik seperti: seruling, saron.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 119, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Kecerdasan Natural", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 600, "width": 414, "height": 85, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan naturalis yaitu kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasikan berbagai aneka tumbuhan dan binatang di lingkungan sekitar, makhluk hidup atau benda mati. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya seperti gunung, laut atau benda yang ada di alam, di langit pada pagi, siang atau malam hari. Mengenal kehidupan didaerah perkotaan dan pedesaan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 688, "width": 417, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan natural pada anak di TK Tunas Harapan adalah anak diajarkan untuk mencintai alam sekitar seperti menanam biji-bijian, karya wisata kekebun binatang, mengamati alam dan", "type": "Text" }, { "left": 495, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "267", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "makluk hidup, buat gambar metamorfosa kupu-kupu, dan buat papan aneka daun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 124, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Kecerdasan Spiritual", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 146, "width": 414, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau hakikat kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban menjalankan perintahNya dan menjauhi semua laranganNya (kemendiknas, 2010: 16).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 204, "width": 415, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak TK Tunas Harapan antara lain melalui keteladanan dalam bentuk nyata yang diajarkan melalui sikap perbuatan perilaku baik lisan, tulisan maupun perbuatan, melalui cerita/dongeng untuk menggambarkan perilaku baik atau buruk, anak diajak mengamati benda-benda ciptaan Allah seperti dengan mengamati binatang, tumbuh-tumbahan, pemandangan alam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 95, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Penilaian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 429, "height": 100, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem penilaian diperlukan oleh sekolah yang menerapkan pembelajaran Multiple Intelligensi berbeda dengan sistem penilaian yang digunakan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan pembelajaran Multiple Intelligensi dengan pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan secara spesifik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 428, "height": 188, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penilaian yang digunakan dalam pembelajaran multiple intelligensi adalah portopolio. Portofolio adalah kumpulan dokumen yang menggambarkan prestasi seseorang (Tim Sertifikasi Guru, 2008: 8). Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya peserta didik berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Semua tugas yang dikerjakan peserta didik dikumpulkan, dan diakhir satu unit program pembelajaran diberikan penilaian (Riana Risna Putri, wawancara, 8 Januari 2016). Portofolio dapat juga diartikan kumpulan hasil karya siswa atau kumpulan catatan guru tentang kegiatan anak, sebagai hasil pelaksanaan tugas yang dikerjakan, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi dasar yang ditentukan dalam kurikulum. atau Kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan atau catatan guru tentang berbagai aspek perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu, misal 1 semester atau 1 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 429, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun dalam prakteknya, secara garis besar penerapan pembelajaran anak usia dini berbasis multiple intelligensi di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman memuat tiga tahapan antara lain: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran (Riana Risna Putri, wawancara, 9 Januari 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 158, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perencanaan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 688, "width": 415, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru atau pendidik diwajibkan untuk membuat perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajarannya disusun berbasis multiple intelligensi . Perencanaan ini", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 16, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "268", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimaksudkan untuk mengarahkan pembelajaran supaya dapat berjalan sebagaimana mestinya guna mencapai tujuan yang diinginkan (Fadlillah, 2014: 133). Berkaitan dengan tugas guru sebagai perencana, maka perencanaan pembelajaran wajib disusun oleh guru secara mandiri dan diketahui oleh kepala sekolah, agar tujuan perencanaan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 175, "width": 414, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tulisan dapat tercapai. Perencanaan pengajaran mengandung komponen- komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain (Masitoh, 2008: 44). Komponen-komponen tersebut berbasis multiple inteligensi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 156, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 277, "width": 414, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis peneliti dalam kegiatan di TK Tunas Harapan selama penelitian, didapatkan data bahwa aktivitas dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis Multiple Intelligensi di TK Tunas Harapan, Tambakrejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta secara garis besar terangkum ke dalam tiga tahapan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 351, "width": 157, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pendahuluan (Apersepsi)", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 365, "width": 393, "height": 188, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pendahuluan diawali dengan aktifitas Ice Breaking/ Slps Zone yaitu guru mengajak peserta didik melakukan ice Breaking (pemecah kebekuan) Hal ini dilakukan guru untuk mempersiapkan peserta didik untuk menerima materi kegiatan inti. Adapun kegiatan pendahuluan ini ditujukan untuk; membantu membangun minat anak agar anak siap bermain di kegiatan inti, dengan mengenalkan materi pembelajaran, mengenalkan kegiatan bermain yang sudah disiapkan, mengenalkan aturan bermain, mengenalkan pembiasaan-pembiasaan. Aktifitas yang dilakukan misalnya dengan sub tema tubuhku antara lain; dengan bernyanyi, bermain tepuk, doa sebelum belajar, membacakan buku cerita, mengenalkan aturan bermain, berdiskusi bagian-bagian tubuh –fungsi tubuh -cara merawat tubuh, diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terima kasih terhadap Tuhan atas tubuhnya.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 556, "width": 393, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang pada intinya pendahuluan adalah merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti pembelajaran. Pembukaan berupa kegiatan reguler rutinitas yang dilakukan melalui kegiatan percakapan awal sebagai transisi sebelum kegiatan inti dimulai", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 644, "width": 415, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Kegiatan Inti Kegiatan inti ini menggunakan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligensi di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman Yogyakarta, telah termuat dalam aktifitas Scene Setting pada tahap pendahuluan yang mengantarkan anak menuju kegiatan inti pembelajaran. Disamping itu, muatan kegiatan eksplorasi adalah mengontekstualkan materi pelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 495, "top": 67, "width": 16, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "269", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 102, "width": 392, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini guru mulai menerapkan berbagai strategi atau model pembelajaran berbasis multiple intelligences yang dikembangkan di TK Tunas Harapan mengacu pada prinsip active learning dan cooperative .", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 146, "width": 393, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran di TK Tunas Harapan adalah diskusi, sosiodrama, pemberian tugas dan action research .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 175, "width": 118, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Kegiatan Penutup", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 190, "width": 393, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan penutup pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat penenangan. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan penutup di antaranya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 234, "width": 392, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Membuat kesimpulan sederhana dari kegiatan yang telah dilakukan, termasuk di dalamnya adalah pesan moral yang ingin disampaikan;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 263, "width": 317, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Nasihat-nasihat yang mendukung pembiasaan yang baik;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 277, "width": 385, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Refleksi dan umpan balik terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 292, "width": 392, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Membuat kegiatan penenangan seperti bernyanyi, bersyair, dan bercerita yang sifatnya menggembirakan; dan,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 321, "width": 394, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 428, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun data implementasi pendekatan multiple intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman Yogyakarta, berdasarkan hasil analisis peneliti selama melaksanakan penelitian, adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 174, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Belajar dengan cara Linguistik", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 395, "width": 414, "height": 114, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara belajar di bidang ini adalah dengan cara pendidik melibatkan peserta didik dalam pembelajaran. Seperti: kegiatan permainan mendengar- membaca-melihat, meniru tulisan, menebalkan dan meniru kata, , Mengerjakan puzzle kata / puzzle gambar, Membaca kosa kata, menyanyi, permainan teka- teki” mencocokkan benda dengan kartu gambar, permainan kartu suku kata, kegiatan mendengar cerita pendek, mendengarkan dan menceriterakan kembali cerita yang sudah didengar, menirukan suara, permainan teka-teki, bernyanyi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 429, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Belajar dengan cara Logika/Matematika Kegiatan pembelajaran pengembangan logis matematis di TK Tunas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 541, "width": 414, "height": 85, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harapan yang digunakan untuk menstimulasi (merangsang dan meningkatkan) kecerdasan logika matematika adalah: “Puzzle, Bermain Maze, Menunjukkan kejanggalan gambar, Bermain Peran, Mengenal konsep bilangan, mengurutkan kartu angka 1-10, Pengenalan huruf vokal dan konsonan menggunakan kartu huruf, Menghitung Jumlah Gambar, Konsep bilangan dengan benda-benda dan konsep angka 1-10, Meronce Merjan”", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 242, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Belajar dengan cara Spasial (Visual-Spasial)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 644, "width": 415, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pembelajaran dalam Visual-Spasial antara lain: anak diberi tugas coret-coretan bebas, menggambar dan melukis, bermain balok, mazes (mencari jejak) bermain puzzle (merangkai kepingan bagian), mewarna, kolase, menggambar objek yang didahului dengan mengamati objek, mengurutkan gambar dari kecil ke besar, bermain plastisin, bermain geometri dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "270", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyusun bentuk geometri menjadi bentuk, latihan mengamati benda nyata misalnya buah mangga,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 172, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Belajar dengan cara (Musikal)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 146, "width": 414, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara mengembangkan kecerdasan musikal pada anak usia dini adalah dengan: gerak lagu, tebak suara, melanjutkan lagu yang sudah dimulai guru, menyanyikan lagu anak yang berisi syair-syair yang mendidik, mengenalkan alat musik sederhana, bermain tepuk tangan, tepuk lagu, bermain Drumband Tebak alat musik seperti : seruling, saron,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 429, "height": 100, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Belajar dengan cara Gerakan Badan (Bodily/ Kinesthetic) Cara mengembangkan kecerdasan Bodily/ Kinesthetic dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan yang didasarkan pada kemampuan menyinkronkan berbagaai gerakan baik motorik kasar maupun motorik halus. Seperti: lompat katak (Anak dapat melompat dalam posisi jongkok seperti katak), menangkap bola memantul, memantulkan bola besar sambil berjalan/bergerak, menari, Senam anak, kolase. bermain bola", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 201, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Belajar dengan cara (Interpersonal)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 336, "width": 415, "height": 100, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal yang tinggi. Anak-anak didorong untuk memiliki keberanian dan kemauan untuk menjalin kontak dan membina hubungan baik dengan orang. Kegiatan yang dikembangkan antara lain: bekerja sama (memindahkan kardus besar), kerja kelompok , melatih mendengarkan pembicaraan orang lain, dibiasakan memberi dan membalas salam, berani bertanya dan menjawab pertanyaan, pasar-pasaran (anak berpura-pura menjadi penjual dan pembeli)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 207, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Belajar dengan cara (Intra Personal)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 453, "width": 415, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara mengembangkan kecerdasan Intra Personal yang tinggi. Anak-anak didorong untuk:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 483, "width": 414, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Bercakap-cakap mengenal cita-citaku Anak diberi serial gambar tentang berbagai profesi seperti dokter, guru, pilot, polisi, petani, penyanyi, pedagang, dll kemudian anak ditanya “Besok kalau besar pengen jadi apa?” Mengenal dan mengungkapkan perasaan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 556, "width": 195, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Pemberian Tugas Memotivasi Diri", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 400, "height": 159, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak diminta untuk melakukan suatu kegiatan dengan sejumlah rintangan, misalnya rintangan yang pertama berjalan naik tangga, rintangan kedua langsung turun dengan merosot di perosotan, setelah turun langsung berjalan melewati terowongan atau lorong, setelah melewati terowongan berjalan melewati dua kali rintangan lagi dengan melompat tali karet yang di ikatkan di bagian perut anak sebelah kanan dan sebelah kiri, Setiap kali anak berhasil melampaui rintangan, dia diperbolehkan mengambil bendera kecil yang ada di atas meja yang sudah disediakan guru. Semakin besar motivasi anak untuk mengatasi rintangan dan berhasil mengatasinya, semakin banyak bendera yang dapat dikumpulkan. Apabila ada anak-anak lain, mereka diminta melakukannya secara bergantian, sementara yang lain menunggu", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 67, "width": 13, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "271", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 102, "width": 400, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "giliran dapat diminta bersorak-sorak untuk memberikan dukungan. melalui kegiatan ini anak dapat dilatih untuk memotivasi diri.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 131, "width": 415, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Bercakap-cakap mengenal dan mengungkapkan perasaan Anak diberi serial gambar tentang berbagai ekspresi wajah senang, sedih, takut, dan marah. Setelah anak mengenal masing-masing gambar, kemudian diberi pertanyaan “Apa yang kamu rasakan apabila mainanmu dirusak oleh orang lain?” apabila anak menjawab “Saya marah”, maka anak diminta untuk merespon sambil menunjukkan gambar yang sesuai. Demikian juga seterusnya. Banyaknya variasi perasaan yang diungkap disesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan anak.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 170, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Belajar dengan cara (Natural)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 263, "width": 415, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan Naturalis pada anak usia dini dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 292, "width": 415, "height": 100, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlibat di alam terbuka seperti jalan-jalan sambil belajar mengamati tanaman yang dijumpainya, mengamati pemandangan gunung secara langsung, mengamati alam dan makluk hidup, menanam biji-bijian atau penanaman pohon (proses pertumbuhan tanaman, biji-bijian, batang-batangan), menanam bunga, mengamati pertumbuhannya, memelihara, buat gambar metamorfosa kupu-kupu, dan buat papan aneka daun.bercakap-cakap observasi perilaku binatang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 195, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9) Belajar dengan cara (Eksistensian)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 409, "width": 415, "height": 129, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan eksistensial belum terlalu nampak pada anak usia dini, tetapi pendidik melakukan pendekatan terhadap perkembangan kecerdasan eksistensian dengan cara menanamkan sifat bijaksana dan dermawan kepada anak sejak usia dini. Melalui keteladanan dalam bentuk nyata yang diajarkan melalui sikap perbuatan perilaku baik lisan, tulisan maupun perbuatan, melalui cerita/dongeng untuk menggambarkan perilaku baik atau buruk, anak diajak mengamati beberapa gambar yang menunjukkan sikap perilaku baik dan buruk, anak diajak mengamati benda-benda ciptaan Allah seperti dengan mengamati binatang, tumbuh-tumbahan, pemandangan alam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 112, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Pendukung", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 570, "width": 94, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Lokasi Sekolah", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 585, "width": 407, "height": 71, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Letak sekolah TK Tunas Harapan sangat strategis. Mengingat letak sekolah ini sangat jauh dari keramaian. Disekelilingnya terdapat persawahan sehingga lingkungan sekolah sangat kondusif ketika mengadakan kegiatan belajar mengajar. Dan target pembelajaranya dapat tercapai dengan seoptimal mungkin.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 658, "width": 164, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kompetensi Pendidik/ Guru", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 673, "width": 408, "height": 56, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidik adalah faktor pendukung dalam pencapaian target sebuah pembelajaran. Pendidik sebagai fasilitator, mediator, inspirator, kordinator, dan modelling harus menjadi jembatan keberhasilan peserta didik. Di TK Tunas Harapan pendidik-pendidiknya adalah para sarjana pendidikan S.1 yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 14, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "272", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 102, "width": 407, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "profesional dan berkompeten di dalam pendidikan anak. Hal ini terbukti,seluruh pendidik yang ada sangat memahami betul mengenai program pembelajaran multiple intelligensi ini sehingga sangat memahami betul tahap-tahap perkembangan anak. Selain itu, seluruh pendidik yang ada memiliki kesamaan visi dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini dan mampu menghadirkan suasana pembelajaran yang kondusif.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 190, "width": 422, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Peserta didik atau Siswa Masing-masing siswa sudah memiliki potensi kecerdasan yang beragam dan rasa ingin tahu anak yang tinggi ketika mereka mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 248, "width": 267, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kompetensi Kepala Sekolah / Pimpinan Sekolah", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 263, "width": 408, "height": 70, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala Sekolah adalah salah satu pendukung terbesar dalam pelaksanaan program pembelajaran multiple intelligensi , karena kepala sekolah juga menjadi penyemangat bagi para pendidik. Karena dirasa sangat bermanfaat dan sangat mengoptimalkan kecerdasan dan perkembangan anak pada jenjang PAUD.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 336, "width": 103, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Meteri Pelajaran", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 351, "width": 407, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi pelajaran lebih terintegrasi yaitu suatu program pembelajaran yang dapat menyajikan suatu aktifitas belajar anak secara terpadu. Kegiatan belajar anak disajikan secara integrative dalam suatu aktifitas yang dilakukan oleh anak. Materi pelajarannya diintegrasikan dengan multiple intelligences .", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 409, "width": 102, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Orang tua Siswa", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 424, "width": 408, "height": 71, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran orang tua dalam pembelajaran ini sangat dibutuhkan demi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Mengingat waktu kegiatan anak dalam sehari lebih banyak di habiskan di lingkungan rumahnya. Hal ini dilakukan dengan program konsultasi dan parenting sehingga orang tua bisa mengetahui informasi perkembangan anaknya masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 497, "width": 129, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Sarana dan Prasarana", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 512, "width": 407, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media merupakan salah satu alat yang mendukung terwujutnya proses pembelajaran di kelas dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Media sangat terkait dengan kegiatan yang akan dikelola guru dan kegiatan yang ditetapkan tergantung pada pengelolaan model pendekatan yang digunakan di satuan PAUD. Media yang digunakan yang menarik minat belajar anak.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 600, "width": 408, "height": 70, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun sarana dan prasarana yang ada di TK Tunad Harapan antara lain kelas yang kondusif dilengkapi dengan alat permainan edukatif, komputer, wifi, serta adanya perpustakaan yang sangat mendukung proses belajar mengajar terutama dalam mengembangkan multiple intelligences siswa.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 673, "width": 78, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Iklim Sosial", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 688, "width": 408, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seluruh warga sekolah (guru, siswa, pimpinan sekolah dan karyawan) saling membangun hubungan yang harmonis sehingga pelaksanaan pembelajaran berbasis multiple intelligences dapat berlangsung dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 496, "top": 67, "width": 14, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "273", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 113, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Penghambat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 426, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun faktor yang menghambat pelaksanaan program pembelajaran multiple intelligences antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 49, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Siswa", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 175, "width": 415, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak didik merupakan individu yang berbeda satu dengan yang lain, baik itu tingkat kecerdasan, gaya belajar bahkan latar belakang sosial ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 47, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Guru", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 219, "width": 415, "height": 56, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan pendidik sebagai insipirator bagi anak sebagai pusat pembelajaran masih belum matang dalam mempersiapkan perangkat- perangkat pembelajaran dan juga kurang menguasai materi pelajaran yang akan diberikan kepada anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 101, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Orang tua siswa", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 292, "width": 415, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurang kerjasama dari orang tua selama anak berada dirumah, sehingga anak lupa akan materi yang telah diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 50, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 429, "height": 114, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini yang pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. PAUD adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak (kompetensi) (Kemendikbud, 2012: 6).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 429, "height": 144, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah memberikan stimulasi atau rangsamgan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, posisi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap (Puskur, Depdiknas 2007)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 429, "height": 100, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengingat pentingnya tujuan pendidikan anak usia dini ini, maka dalam proses pembelajarannya juga harus dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian siswa serta meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam mempelajari setiap bidang pengembangan. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan metode yang efektif sangat diperlukan guna mendukung pencapaian tersebut, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbasis multiple intelligence.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "274", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan mengembangkan pembelajaran multiple intelligence tentu saja mengintegrasikan dengan kurikulum PAUD dan menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 428, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini merupakan beberapa contoh pendekatan multiple intelligence bagi peserta didik pendidikan anak usia dini:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 175, "width": 425, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Peserta didik yang mempunyai intelegensi linguistik, mampu mengungkapkan pikiran-pikiran dalam berbicara membaca dan menulis sehingga anak mampu menghafal syair nyanyian, surat-surat pendek, dan doa sehari-hari.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 219, "width": 425, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Peserta didik yang mempunyai intelegensi logika/ matematika, mampu berpikir dengan konsep yang jelas tanpa kata dan gambar berdasarkan pada penalaran dengan bukti yang benar.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 263, "width": 425, "height": 56, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Peserta didik yang mempunyai intelegensi visual-spasial, mampu pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka) yang disampaikan melalui pemutaran televisi atau film-film.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 321, "width": 425, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Peserta didik yang mempunyai intelegensi musikal, mampu belajar secara rileks dengan iringan lagu-lagu saat pelajaran ataupun menghafal materi dengan lagu-lagu.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 365, "width": 425, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Peserta didik yang mempunyai intelegensi bodily / kinestetik, peserta didik dapat mendemonstrasikan atau memperagakan peran dokter dan perawat di sebuah rumah sakit dan lain sebagainya.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 409, "width": 425, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Peserta didik yang mempunyai intelegensi inter personal, peserta didik senang untuk bekerjasama mendiskusikan dan menyelesaikan masalah disetiap topik mata pelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 453, "width": 425, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Peserta didik yang mempunyai intelegensi intra personal, peserta didik senang menyendiri dalam menyelesaikan tugasnya", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 483, "width": 425, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Peserta didik yang mempunyai intelegensi natural, peserta didik diajak mengobservasi makluk hidup dan meneliti lingkungan alam.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 512, "width": 425, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Peserta didik yang mempunyai intelegensi eksistensial, mereka mampu menemukan hakekat bahwa semua yang ada di dunia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data tentang pembelajaran di TK Tunas Harapan, Tambakrejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakararta dapat dianalisis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 600, "width": 162, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perencanaan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 428, "height": 86, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum perencanaan pembelajaran multiple intelligence pada dasarnya harus diarahkan pada konsep multiple intelligence system . Kegiatan diawali dengan pelaksanaan Multiple Intelligence Research (MIR) sebelum kegiatan pembelajaran dimulai untuk mengetahui latar belakang kecenderungan kecerdasan peserta didik (hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara peneliti selama penelitian).", "type": "Text" }, { "left": 496, "top": 67, "width": 14, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "275", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 398, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 358, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 84, "width": 125, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 102, "width": 160, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 429, "height": 86, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap pelaksanaan pembelajaran prinsip yang digunakan di TK Tunas Harapan, mengacu pada pembelajaran active learning , pendidik mengaktualkan materi pembelajaran. Di samping itu, metode yang dipilih menyesuaikan style learning peserta didik. Meskipun pelaksanaan pembelajaran telah diarahkan sesuai konsep multiple intelligence , namun konsep ini semuanya tidak bisa dipakai secara bersamaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 428, "height": 56, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pembelajaran multiple intelligence di TK Tunas Harapan juga menggunakan integrated learning , yaitu setiap materi pembelajaran tersusun dari kesembilan kecerdasan (hasil wawancara, dokumentasi, dan wawancara peneliti selama penelitian ).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 263, "width": 141, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Evaluasi Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 429, "height": 100, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran yang berbasis multiple intelligence di TK Tunas Harapan evaluasinya dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya pembelajaran dan setelah pembelajaran selesai. Menurut principle TK Tunas Harapan, evaluasi dilakukan setiap hari dan hasil pembelajaran, penilaian tersebut tidak menggunakan angka (Riana Rusna Putri, wawancara, 26 April 2016). Sistem penilaian yang digunakan di TK Tunas Harapan lebih berorientasi pada proses belajar daripada hasil semata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 428, "height": 56, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran multiple intelligence adalah penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan dan pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 57, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 429, "height": 56, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran anak usia dini berbasis multiple intelligence di TK Tunas Harapan, Tambakrejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta sangat penting dikembangkan. Berdasarkan penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 100, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, Penerapan pembelajaran berbasis multiple intelligence dilakukan dengan cara mengintegrasikan dalam materi pembelajaran yang disusun dalam kurikulum dengan pedekatan multiple intelligence yang bervariasi melalui gambar- gambar, kartu angka, kartu huruf, cerita bergambar yang menarik, dan metode pembelajarannya dilakukan dengan kegiatan bermain, metode sosiodrama pada kecerdasan inter personal, bercakap-cakap, demonstrasi, pemberian tugas, tanya jawab, diskusi, keteladanan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 429, "height": 56, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua , Sistem penilaian dilakukan untuk anak usia dini tidak menggunakan angka, tetapi berbentuk narasi atau uraian kalimat, Sedangkan tehnik pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan beberapa cara, antara lain: berdampingan, main bersama, dan main bekerja sama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 15, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "276", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 754, "width": 286, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2, November 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 59, "width": 84, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wuryani Tri Astuti", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 71, "width": 358, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligences di TK Tunas Harapan Tambakrejo Ngaglik Sleman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 109, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anita, Yus. 2014. Model Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 429, "height": 42, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardy, Wiyani Novan dan Barnawi. 2014. Format PAUD . Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Fadlillah, Muhammad. 2014. Desain Pembelajaran PAUD . Yogyakarta: Ar-ruzz Media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 429, "height": 56, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemendikbud RI. 2014. Buku Panduan Pendidik Kurikulum 2013 PAUD Anak Usia 4-5 Tahun . Jakata: Kemendikbud. Kemendikbud. 2012. Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta: Dirjen PAUD Non Formal dan Informal.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 429, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemendiknas. 2010. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak TK . Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 370, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masitoh. 2008. Strategi Pembelajaran TK . Jakarta: Universitas Terbuka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 428, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Machali, Imam. 2014. Dimensi Kecerdasan Majemuk dalam Kurikulum 2013 . Insania, Volume. 19, No. 1, Januari - Juni 2014. Halaman (21-45).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 429, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 429, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noorlaila, Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 428, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sahid, Rahmat. Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Miles Dan Huberman (Diakses dari http://sangit26.blogspot.co.id/2011/07/analisis-data-", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 424, "width": 168, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian-kualitatif.html, 2011)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 429, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif Edisi revisi . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 420, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim Sertifikasi Guru. 2008. Penilaian Portofolio. Yogyakarta: Tim Sertifikasi Guru", "type": "Text" } ]
a6529217-10d1-443a-3248-cdbdbf0f8a09
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Jurisprudentie/article/download/2604/2449
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 171, "top": 173, "width": 344, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH ASPEK KULTUR HUKUM TERHADAP PERKEMBANGAN TINDAK PIDANA GRATIFIKASI DI INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 235, "width": 386, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( PERSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM PIDANA )", "type": "Section header" }, { "left": 424, "top": 255, "width": 90, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 271, "width": 151, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dosen STIH Monokwari", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 287, "width": 397, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected] Abstract", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 400, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "See definition of meaningful gratification neutral provision, then the implementation of cultural value system of plant cultivation and reciprocation in the form of gift-giving when it is done the work environment of government, civil service, and organizers of the State, can be interpreted as a form of modus operandi of the practice of gratuities. Gratuity is a form of criminalization of cultural values reciprocation that basically prohibited is a gift related to their occupation, position or influence. Setting the Crime of Bribery in the formulation of the United Nations Convention against Corruption and the exclusion of the elements of the acceptance of gifts as a form of crime.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 270, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: social system, reciprocation, gifts, gratuities", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 491, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 401, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat definisi gratifikasi yang bermakna pemberian yang bersifat netral, maka Implementasi sistem nilai budaya menanam budi dan balas budi dalam bentuk pemberian hadiah jika dilakukan dilingkungan kerja pemerintahan, pengawai negeri, dan penyelenggara Negara, dapat ditafsirkan sebagai bentuk modus operandi dari praktek gratifikasi. Gratifikasi merupakan bentuk kriminalisasi terhadap nilai budaya balas budi yang pada dasarnya yang dilarang adalah hadiah yang berhubungan dengan pekerjaan, jabatan atau pengaruhnya. Pengaturan Tindak Pidana Penyuapan dalam rumusan United Nations Convention Against Corruption dan tidak dimasukkannya unsur-unsur penerimaan hadiah sebagai bentuk tindak pidana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 651, "width": 292, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: sistem sosial, balas budi, hadiah, gratifikasi .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LATAR BELAKANG", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 140, "width": 401, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "istem hukum di Indonesia menganut konsep negara hukum bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 dan negara Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum ( recht staat ), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka ( machtsstaat ). 1 Negara hukum menurut pandangan Oemar Senoadji 2 bahwa Negara hukum Indonesia memiliki ciri-ciri khas Indonesia. Karena Pancasila harus diangkat sebagai dasar pokok dan sumber hukum, maka Negara Hukum Indonesia dapat pula dinamakan Negara Hukum Pancasila. Salah satu ciri pokok dalam Negara Hukum Pancasila ialah adanya jaminan terhadap freedom of religion atau kebebasan beragama. Tetapi, kebebasan beragama di Negara Hukum Pancasila selalu dalam konotasi yang positif, artinya tiada tempat bagi ateisme atau propaganda anti agama di bumi Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 314, "width": 400, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sangat berbeda dengan misalnya di Amerika Serikat yang memahami konsep freedom of religion baik dalam arti positif maupun dalam arti negatif, seperti yang dirumuskan oleh Sir Alfred Denning sebagaimana yang dikutip Senoadji 3 sebagai berikut : “Freedom of religion means that we are free to worship or not to worship, to affirm the existence of God or deny it, to believein Christin religion or any other religion or in none, as wewenang choose”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 407, "width": 400, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandangan Oemar Senoadji 4 tentang hubungan antara agama dan negara di Indonesia, menurutnya tidak menunjukkan suatu pemisahan yang rigid (kaku) dan mutlak, maka pada pandangan penulis rumusan ini dapat menimbulkan kesan seolah-olah mungkin ada pemisahan antara negara dan agama di Negara Hukum Pancasila secara tidak rigid dan nisbi. Penulis memahami bahwa dalam Negara Hukum Pancasila tidak boleh terjadi pemisahan antara agama dan negara baik secara mutlak maupun secara nisbi. Karena hal itu akan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 537, "width": 400, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan sistem hukum pidana, banyak pendapat yang mengacu kepada teori Friedman yang menyebutkan adanya tiga unsur dari sistem hukum yaitu substance (materi/substansi), stucture (struktur), dan culture (budaya). Akan tetapi ada juga yang mengembangkannya menjadi lebih dari tiga, misalnya GBHN-GBHN Indonesia menjelang masa akhir orde baru dalam politik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 633, "width": 399, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Muhammad Taher Azhary, Negara Hukum , Suatu study tentang Suatu prinsip- prinsipnya Diklat dari Segi Hukum Islam, Implementasi pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini , (Jakarta: Bulan Bintang), h. 95.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 676, "width": 60, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Ibid, h. 95.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 694, "width": 60, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Ibid, h. 95.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 57, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Ibid, h. 95.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 138, "width": 46, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunan hukumnya misalnya menyebutkan empat unsur yaitu isi, aparat, budaya dan sarana-prasarana. 5", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 400, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winardi 6 menyebutkan sistem sebagai sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sebuah sistem yang mempunyai hubungan-hubungan atau relasi dalam lingkungannya, sedangkan sistem tertutup adalah sistem yang tidak mempunyai relasi dalam lingkungannya. Sebuah sistem terbuka memiliki struktur eksternal, sedangkan sistem tertutup tidak memilikinya, dia bersifat hipotetik, sebuah idealisasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 400, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawrence W. Friedman menyebutkan bahwa sebuah sistem hukum memiliki unsur-unsur : 7", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 283, "width": 381, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Struktur hukum, yaitu kerangka skeletalnya; bentuk permanennya, badan kepranataan sistem, tulang-tulang keras dan kaku yang menjaga proses untuk tetap mengalir dalam batas-batasnya.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 330, "width": 381, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Substansi hukum , yang terbentuk dari: (a) aturan-aturan substantif, dan (b) aturan-aturan tentang bagaimana pranata-pranata hukum harus berprilaku.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 362, "width": 381, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kultur hukum, sebagai unsur dari sikap dan nilai sosial; sebagai bagian dari kultur hukum, yang mencakup kebiasaan-kebiasaan, opini-opini, cara- cara bertindak dan berfikir, yang membelokkan kekuatan-kekuatan sosial mendekat dan menjauhi undang-undang dengan cara-cara tertentu. Kultur hukum mencakup : (a) sikap-sikap terhadap apakah sesuatu itu salah atau benar, dan (b) sikap-sikap tentang apakah bermanfaat untuk berperkara di pengadilan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 400, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika mengacu kepada teori Friedman yang menyebutkan tiga unsur dari sistem hukum, maka unsur-unsur dalam sistem hukum pidana, adalah substance yang merupakan materi atau substansi hukum pidana baik materil maupun formil, structure yang merupakan sistem peradilan pidana, dan culture yang mencakup akseptasi, kesadaran hukum dan perasaan hukum masyarakat terhadap kebijakan hukum pidana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 400, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antara unsur yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Substansi hukum akan menentukan arah penegakan hukum yang akan dilakukan oleh sistem peradilan pidana, sedangkan output dari sistem peradilan pidana mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 639, "width": 400, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Moh. Mahfud, MD, Membangun Politik Hukum, menegakkan konstitusi, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006) h. 21-22.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 400, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Winardi, Pengantar tentang teori sistem dan analisis sistem, (Bandung: Mandar Maju 1989), h. 10.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 400, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Lawrence M. Friedman, The legal system, A Sosial Science Perspective. (New York: Russel Sage Foundation, 1975), h. 171-172.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat kepercayaan dan akseptasi masyarakat. Demikian juga, tingkat kepercayaan masyarakat akan mempengaruhi politik hukum dalam menentukan aspek perubahan substansi hukum pidana itu sendiri. Demikianlah, sehingga tiap unsur mempunyai peranan yang penting dan mempengaruhi unsur yang lain sebagai suatu kesatuan yang utuh dalam rangka mewujudkan tujuan dari hukum pidana sebagai suatu sistem hukum pidana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 219, "width": 401, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu modus operandi Korupsi yang berkembang dalam sistem hukum pidana di Indonesia adalah Gratifikasi. 8 Pembahasan mengenai tindak pidana Gratifikasi tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan tentang Tindak Pidana Korupsi secara umum. Mengingat bahwa Gratifikasi merupakan salah satu bentuk modus operandi dari tindak pidana korupsi itu sendiri. Pada unsur substansi hukum, khususnya sibstansi hukum materil tindak pidana korupsi, maka menurut hemat penulis pada dasarmya tidak terdapat kelemahan yang berdampak sebagai kendala dalam proses penyidikan terhadap tindak pidana Korupsi. Akan tetapi pada substansi hukum formil terutama yang terkait dengan kelembagaan struktur hukum penyidik, menimbulkan berbagai kendala pada tahap implementasinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 400, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah “Gratifikasi” populer dikenal dalam ranah hukum pidana Indonesia pada tahun 2001 setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Meskipun secara normatif sesungguhnya aturan yang melarang penerimaan dalam bentuk apapun telah diatur secara terperinci dalam khususnya Pasal 7 dan Pasal 8 Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1992 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1974 tentang Beberapa Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Rangka Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kesederhanaan Hidup. 9", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 537, "width": 400, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak pidana Gratifikasi mulai dikenal dan sekaligus ketentuannya mulai diterapkan setelah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, yang kemudian dibentuk KPK dengan salah satu direktorat khusus yang menangani penegakan pasal gratifikasi yaitu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 621, "width": 400, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Arti gratifikasi dapat diperoleh dari Penjelasan Pasal 12B Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, yaitu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat ( discount ), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Komisi Pemberantasan Korupsi , Pedoman Pengendalian Gratifikasi , (Jakarta: KPK, 2015), h. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 55, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Ibid , h. 5.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Pasal 26 juncto Pasal 13 UU KPK dibentuk Subbidang Gratifikasi yang berada pada Deputi Pencegahan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 401, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rumusan substansi tindak pidana korupsi dalam United Nations Convention Against Corruption sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dipahami bahwa pengaturan materi hukum korupsi tidak dirumuskan secara spesifik tentang gratifikasi. Mencermati rumusan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gratifikasi yang dirumuskan dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Indonesia merupakan penafsiran dari penjabaran tentang substansi Penyuapan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 400, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Penyuapan dalam rumusan United Nations Convention Against Corruption selalu diikuti dengan unsur-unsur kunci yaitu : a. act or refrain from acting in the execution of his official duties (bertindak atau berhenti bertindak dalam pelaksanaan tugas resmi nya); b. Trading in influence (Mempengaruh jabatan); c. misappropriation of influence (Penyalahgunaan pengaruh); d. Abuse of functions (Penyalahgunaan fungsi jabatan); e. Trading in influence (Mempengaruh jabatan); dan f. Illicit enrichment (Memperkaya diri secara illegal).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 400, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mencermati substansi United Nations Convention Against Corruption tersebut, maka sesungguhnya tidak ditemukan tindak pidana gratifikasi dalam ketentuan tersebut, tetapi hanya membahas mengenai suap-menyuap. Perluasan makna suap-menyuap dalam UU Korupsi Indonesia, melahirkan tindak pidana gratifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 400, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definisi gratifikasi sebenarnya bermakna pemberian yang bersifat netral. Suatu pemberian menjadi gratifikasi yang dianggap suap jika terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas penerima. 10 Pemberian hadiah kepada seseorang karena prestasi yang dilakukan atau karena telah menanam budi baik terhadap si pemberi hadiah, merupakan bentuk dari nilai budaya balas budi. Oleh karena itu, tindak pidana gratifikasi, dapat ditafsirkan sebagai bentuk kriminalisasi terhadap nilai budaya balas budi yang telah menjadi bagian dari nilai-nilai budaya bangsa yang telah hidup berabad-abad lamanya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 134, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 632, "width": 400, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian dalam tulisan ini adalah penelitian normatif, yang mengkaji pengaruh aspek kultur hukum khususnya sistem nilai budaya balas budi terhadap perkembangan tindak pidana gratifikasi di indonesia ditinjau dari perspektif penegakan hukum pidana.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 55, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Ibid , h. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan berupa data sekunder yang terdiri dari bahan-bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan, bahan hukum tersier berupa buku-buku referensi, pendapat ahli maupun hasil penelitian terdahulu, dan bahan hukum tersier berupa kamus-kamus bahasa, kamus ilmiah hukum dan black law dictionary .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 400, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode analisis dalam penulisan ini dimulai dengan mengabstraksi bahan- bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, sehingga diketahui tentang kriminalisasi sistem nilai budaya balas budi menjadi TIndak Pidana Gratifikasi, menganalisis pengaruh kultur hukum terhadap sistem hukum pidana di Indonesia, melakukan sistematisasi, dan terakhir mengambil kesimpulan dengan menggunakan metode penalaran silogisme deduktif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 235, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 330, "width": 401, "height": 265, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan pendekatan sistem dalam upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana, dan memperhatikan makna “sistem” sebagai suatu proses dari peradilan pidana, maka sangat tepat definisi yang dikemukakan oleh Mardjono Reksodiputro 11 bahwa salah satu usaha masyarakat untuk dapat mengendalikan terjadinya kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi. Lawrence M. Friedman 12 mengatakan bahwa sistem hukum tidak saja merupakan serangkaian larangan atau perintah, tetapi juga sebagai aturan yang bisa menunjang, meningkatkan, mengatur, dan menyunguhkan cara mencapai tujuan. Friedman juga percaya bahwa hukum tidak saja mengacu pada peraturan tertulis atau kontrol sosial resmi dari pemerintah, tetapi juga menyangkut peraturan tidak tertulis yang hidup ditengah masyarakat (living law), menyangkut struktur, lembaga dan proses sehingga berbicara tentang hukum, kita tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang sistem hukum secara keseluruhan” bahwa sistem haruslah ditelaah sebagai suatu kesatuan yang meliputi tindakan re-evaluasi, reposisi, dan pembaharuan (reformasi) terhadap struktur ( structure ), substansi ( substance ) hukum, dan budaya hukum ( legal culture ). Keterpaduan (“ integrated ”) dari sistem hukum tersebut selayaknya dilakukan secara simultan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 107, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "integral, dan paralel. 13", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 652, "width": 55, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Ibid , h. 3.", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 399, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Lihat Lawrence M. Friedman, American Law: An Introduction . (New York: W.E. Norton & Company,1984), h. 5.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 400, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Lihat Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum sebuah pengantar , (Yogyakarta: Liberty, 1996), h. 4.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 401, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Systemic approach ini dapat dijadikan bahan untuk memecahkan persoalan hukum ( legal issue ) atau penyelesaian hukum ( legal solution ) maupun pendapat hukum ( legal opinion ). 14 Sistem sebagai suatu jenis satuan, yang mempunyai tatanan tertentu. Tatanan dalam hal ini menunjukan kepada suatu struktur yang tersusun dari bagian-bagian. Sistem juga sebagai suatu rencana, metode atau prosedur untuk mengerjakan sesuatu. Serta sistem dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan yang kompleks, yang terintegrasi, yang dicirikan oleh elemen-elemen yang saling berinteraksi, yang diarahkan kepada pencapaian tujuan tertentu, dimana sistem yang satu dan yang lainnya dalam mencapai suatu tujuan, saling mempengaruhi satu sama lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 86, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sistem sosial.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 299, "width": 400, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kultur adalah pola perilaku yang integratif dalam diri setiap orang baik yang muncul pada fikiran, perkataan, perbuatan dan artifak orang, yang kesemuanya tergantung pada program sosialisasi budaya dan kemampuan tiap orang untuk belajar, menginternalisasikan memperoleh insentif dan disinsentif dalam menyebarkan pengetahuan tersebut pada sesamanya atau generasi berikutnya. 15", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 401, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Talcott Parson 16 mendefinisikan sistem sosial sebagai berikut: sistem sosial terdiri dari sejumlah aktor-aktor individual yang saling berinteraksi dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik, aktor- aktor yang mempunyai motivasi dalam arti mempunyai kecendrungan untuk mengoptimalkan kepuasan yang hubungannya dengan situasi mereka didefinisikan dan dimediasi dalam term system simbol bersama yang terstruktur", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 532, "width": 63, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Ibid , h. 4-8.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 550, "width": 399, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 A. Kadarmanta, membangun kultur Kepolisian, (Jakarta: PT. Forum Media Utama, 2007) h. 88", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 580, "width": 399, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Talcott Parsons adalah sosiolog modern yang lahir di Colorado Springs, Amerika Serikat. Ia belajar di Amherst College (1920-1924), London School of Economics (1924), Universitas Heidelberg (1925-1926). Mulai tahun 1927ia menjadi dosen di Harvard University, mula-mula di fakultas ekonomi,kemudian pada tahun 1931 di fakultas sosial, di mana ia menjadi ketuanya pada tahun 1944. Parsons telah menghasilkan karya karangan dan buku,seperti : The Structure of Social Action (1983), The Social System (1951), Economy and Society (1956), dan lain sebagainya. Sejak permulaan karirnya sebagai sosiolog, Parsons dikesankan oleh keadaan teratur yang kita sebut “masyarakat”. Perpaduan masyarakat disebabkan oleh : adanya nilai- nilai budaya yang dibagi bersama, yang melembagakan menjadi norma-normasosial, dan dibatinkan oleh individu-individu menjadi motivasi-motivasi. Sarip Hasan, “ Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons ,” <https://saripuddin.wordpress.com/fungsionalisme-struktural-talcott- parsons/>, diakses tanggal 17 Januari 2015", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 121, "width": 400, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara kultural. 17 Menurut parson ada empat fungsi penting yang mutlak dibutuhkan bagi semua sistem sosial, meliputi : adaptasi (A), pencapaian tujuan atau goal attainment (G), integrasi (I), dan Latensi (L). 18", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 400, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parsons sebelumnya memiliki konsep eksistensial yaitu satu-satunya realitas dalam kehidupan sosial adalah perilaku sosial individu, yang member motivasi dan memberi arti tertentu kepada kelakuannya, telah ditinggalkan. Sekarang situasi sosial si pelaku, yaitu variabel-variabel tak tergantung, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, penghasilan, agama, nilai-nilai, dan sebagainya menjadi objek analisis, di mana “peranan sosial” ( social role ) menjadi satuannya paling kecil. 19", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 400, "height": 169, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep relasional, yaitu sistem sosial, mengganti konsep eksistensial, yaitu perilaku sosial. Sekarang si pelaku ditinjau dari segi struktur-struktur sosial yang merumuskan bagi siapa dia, dan mengenakan kepadanya hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat atau kelompok dari padanya. Parsons sebelumnya memakai konsep “struktur sosial” hanya demi kepentingan analisis abstrak. Sekarang konsep itu mewakili realitas sosial sendiri. Struktur-struktur sosial menentukan peranan dan pola-pola perilaku yang tetap. Ketunggalan individu melenyap di balik peranan-peranan yang telah dilembagakan oleh masyarakat. Pelembagaan itu diadakan demi suatu kesatupaduan ( integrasi ) dan orde masyarakat. Peranan-peranan resmi itu dipakai sebagai mekanisme yang mengintegrasikan orang ke dalam kesatuan sosial. 20", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 400, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem berasal dari bahasa Yunani ” systema ” yang dapat diartikan sebagai keseluruhan yang terdiri dari macam-amacam bagian. Prof. Subekti, SH mengartikaan sistem sebagai suatu susunan atau tataan yang teratur, suatu keseluruh yang tediri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 538, "width": 35, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 556, "width": 400, "height": 119, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Ibid. Empat fungsi tersebut wajib dimiliki oleh semua sistem agar tetap bertahan ( survive ), penjelasannya sebagai berikut : a. Adaptation : fungsi yang amat penting disini sistem harus dapat beradaptasi dengan cara menanggulangi situasi eksternal yang gawat, dan system harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan juga dapat menyesuaikan lingkungan untuk kebutuhannnya; b. Goal attainment ; pencapainan tujuan sangat penting, dimana sistem harus bisa mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya; c. Integrastion : artinya sebuah sistem harus mampu mengatur dan menjaga antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya, selain itu mengatur dan mengelola ketiga fungsi (AGL); d. Latency : laten berarti system harus mampu berfungsi sebagai pemelihara pola, sebuah sistem harus memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan kultural. Ibid .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 682, "width": 400, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 K.J. Veeger, Realitas Sosial-refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi , (Jakarta: Gramedia, 1985) h. 201", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 711, "width": 62, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Ibid , h. 201", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu penulisan untuk mencapai suatu tujuan.” 21", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 400, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata “Sistem” menurut Bruggink 22 berkenaan dengan “suatu keseluruhan yang saling berkaitan.” Dan jika hukum didefinisikan sebagai suatu “sistem konseptual aturan hukum dan putusan hukum” maka sistem hukum adalah suatu produk kesadaran hukum, yang berarti bahwa sistem hukum juga mengandung aspek-aspek irrasional. 23", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 232, "width": 400, "height": 125, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sudikno Mertokusumo 24 bahwa ilmu hukum tidak melihat hukum sebagai suatu chaos atau “ mass of rules ”, tetapi melihatnya. sebagai suatu “ stuctured whole ” atau sistem. Lebih lanjut dikatakan bahwa “hukum merupakan sistem, artinya bahwa hukum itu merupakan tatanan, merupakan suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain. Artinya bahwa bahwa sistem hukum adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai interaksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 360, "width": 400, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kees Schuyt dalam bukunya “ recht en samenleving ” seperti yang dikutip oleh Arief Sidharta 25 mengemukakan teori yang menguraikan tentang hal-hal apa saja yang masuk dalam suatu sistem hukum dengan bertolak dari kenyataan kemasyarakatan sebagai landasan analisis, yaitu bahwa sebuah sistem hukum terdiri atas tiga unsur yang memiliki kemandirian tertentu (memiliki batas-batas yang relative jelas) yang saling berkaitan, dan masing-masing dapat dijabarkan lebih lanjut. Unsur-unsur yang mewujudkan sistem hukum itu adalah : 26", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 473, "width": 382, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Unsur idiil, yaitu unsur yang terbentuk dari sistem makna dari hukum, yang terdiri atas aturan-aturan, kaidah-kaidah, dan asas-asas. Unsur inilah yang oleh para yuris disebut “sistem hukum” bagi para psikolog masih ada unsur lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 537, "width": 382, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Unsur operasional, yaitu Unsur yang terdiri dari keseluruhan organisasi- organisasi dan lembaga-lembaga, yang didirikan dalam suatu sistem hukum. Yang termasuk dalam unsur ini adalah pengembang jabatan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 399, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Tiar Ramon, Macam-macam sistem hukum di Dunia, < https://tiarramon.wordpress. com/2009/05/10/macam-macam-sistem-hukum-di-dunia/>, diakses tanggal 1 Januari 2017", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 358, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Arief Sidharta B., Refleksi tentang hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), h. 3.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 658, "width": 55, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Ibid , h. 3.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 675, "width": 207, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Soedikno Mertokusumo, 1999, Op. Cit. , h. 115.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 694, "width": 177, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Arief Sidharta B., 1999, Op. Cit. h. 140.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 62, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Ibid , h. 140.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 124, "width": 365, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( ambtsdrager ), yang berfungsi dalam kerangka suatu organisasi atau lembaga.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 156, "width": 382, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Unsur actual, yaitu keseluruhan putusan-putusan dan perbuatan-perbuatan konkret yang berkaitan dengan sistem makna dari hukum, baik dari para pengembang jabatan maupun dari para warga masyarakat, yang di dalamnya terdapat sistem hukum itu.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 219, "width": 400, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum merupakan suatu sistem norma-norma. Sebagai sistem, hukum memiliki sifat umum dari suatu sistem, paling tidak ada tiga ciri : menyeluruh ( wholes ), memiliki beberapa elemen ( elements ), semua elemen saling terkait ( relation ) dan kemudian membentuk ( structure ). Oleh sebab itu, sistem hukum memiliki cara kerja sendiri untuk mengukur validitas sesuatu dalam suatu sistem hukum tersebut. 27", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 314, "width": 400, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem hukum tersusun atas sejumlah subsistem sebagai komponennya yang saling terkait dan berinteraksi. Mochtar Kusumaatmadja 28 memandang komponen sistem hukum itu terdiri atas : 1). Asas-asas dan kaidah-kaidah; 2). Kelembagaan hukum; 3). Proses-proses perwujudan kaidah-kaidah dalam kenyataan. Mengenai sistem hukum ( legal system ). Friedman menyatakan bahwa sistem hukum terdiri dari tiga elemen, yaitu elemen struktur hukum ( legal structure ), substansi hukum ( legal substance ), dan budaya hukum ( legal culture ). 29 Struktur hukum adalah pola yang memperlihatkan tentang bagaimana hukum itu dijalankan menurut ketentuan-ketentuan formalnya, yaitu memperlihatkan bagaimana proses hukum itu berjalan oleh aparat penegak hukum; Substansi hukum adalah peraturan-peraturan yang dipakai oleh para pelaku hukum pada waktu melakukan perbuatan-perbuatan dan hubungan- hubungan hukum; sedangkan kultur hukum adalah tuntutan atau permintaan yang menghendaki penyelesaian masalah-masalah hukum melalui institusi hukum. 30", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 537, "width": 400, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem hukum nasional Indonesia adalah sistem hukum yang berlaku di seluruh Indonesia yang meliputi semua unsur hukum (seperti isi, struktur, budaya, sarana, peraturan perundang-undangan, dan semua sub unsurnya) yang antara yang satu dengan yang lain saling bergantung dan yang bersumber dari", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 621, "width": 400, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Mudzakir, Posisi Hukum Korban Kejahatan dalam Sistem Peradilan Pidana , Disertasi Universitas Indonesia, 2001, h. 27.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 652, "width": 399, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 Arief Sidharta B., Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum, Sebuah Penelitian tentang fundasi kefilsafatan dan sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagi Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia , (Bandung: Mandar Maju, 2000), h. 75.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 694, "width": 345, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum , (Bandung: PT.Citra Aditya Bhakti, 2000), h. 154.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 711, "width": 65, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 ibid , h. 154.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 401, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945. Mengacu pada teori Friedman tentang sistem hukum, maka sistem hukum dibagi menjadi tiga unsur yakni Substance (materi/substansi), structure ( struktur), dan culture (budaya). 31", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 400, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem hukum merupakan sistem yang abstrak dan terbuka artinya bahwa sistem hukum itu terdiri dari unsur-unsur yang tidak konkrit, tidak menunjukkan Kesatuan yang dapat di lihat, dan unsur-unsur itu mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungannya, serta unsur-unsur lain yang tidak termasuk dalam sistem mempunyai pengaruh terhdap unsur-unsur dalam sistem. 32 Scolten 33 menyatakan bahwa hukum itu merupakan sistem terbuka yang sifatnya tidak lengkap dan tidak mungkin lengkap. Oleh karena sistem hukum pidana adalah sistem terbuka, maka selalu membutuhkan masukan untuk penyempurnaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 299, "width": 400, "height": 169, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem hukum terbuka bukan berarti bahwa terdapat kebebasan untuk melakukan perubahan-perubahan atau pembentukan hukum baru dalam sistem itu, akan tetapi dikatakan terbuka karena sistem hukum itu tidak lengkap dan rumusan-rumusan dalam ketentuan hukum pada umumnya bersifat norma kabur, terutama mengenai istilah-istilah yang dapat memberikan penafsiran yang sangat luas. Sehingga keterbukaan dari sistem hukum ini dimaksudkan adalah istilah- istilah yang mengandung penafsiran yang sangat luas. Meskipun demikian, Sudikno Mertokusumo 34 menyatakan bahwa “meskipun sistem hukum itu dikatakan terbuka, akan tetapi di dalam sistem hukum itu ada bagian-bagian yang sifatnya tertutup, yang berarti bahwa pembentuk UU tidak member kebebasan untuk pembentukan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 400, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai macam sistem hukum yang tumbuh dalam lembaga hukum yang mengatur kehidupan manusia seperti Common Law System , Civil Law System ,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 505, "width": 400, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosialis Legal System , Chenese Law System dan Moslem Law System , dalam perkembangan hukum di Indonesia, telah terjadi sinergi dari berbagai sistem hukum tersebut sehingga menimbulkan persoalan dalam menentukan sistem hukum yang berlaku Indonesia. Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dengan groundnorm Pancasila, 35 mewarisi Civil Law System atau sistem Eropa Kontinental dari sistem hukum", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 400, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 Harian Kedaulatan Rakyat, Hukum Nasional Menganut Prismatik Pancasila , 11 September 2006, h. 21.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 399, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 Sudikno Mertokusumo, mengenal Hukum sebuah pengantar , (Yogyakarta: Liberty, 1999), , h. 117.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 676, "width": 62, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 Ibid, h. 117.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 693, "width": 65, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 Ibid, h. 117.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 347, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 H. Mohammad Daul Ali, Hukum Islam , Jakarta: PT. Raya Carafindo, 1994), h. 39.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 403, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belanda yang pernah menjajah Indonesia. Akan tetapi dalam praktek hukum dalam system peradilan misalnya, hakim seringkali mengacu pada putusan hakin yang terdahulu ( yurisprudensi ) yang merupakan metode system peradilan dalam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 272, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Common Law System atau sistem peradilan anglo saxon .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 74, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Gratifikasi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 401, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arti gratifikasi dapat diperoleh dari Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001, yaitu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat ( discount ), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. 36", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 314, "width": 400, "height": 170, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definisi di atas menunjukkan bahwa gratifikasi sebenarnya bermakna pemberian yang bersifat netral. Suatu pemberian menjadi gratifikasi yang dianggap suap jika terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas penerima. 37 Ketentuan tentang gratifikasi yang dianggap suap seperti diatur pada Pasal 12B dan 12C UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tersebut berbeda dengan suap. Hal ini perlu ditegaskan mengingat selama ini masih terdapat kerancuan berpikir seolah-olah delik gratifikasi merupakan bentuk lain dari suap atau menyamakan delik gratifikasi dengan suap. Berikut sejumlah argumentasi hukum yang menegaskan bahwa delik gratifikasi bukanlah suap.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 400, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gratifikasi merupakan jenis tindak pidana baru. Hal ini ditegaskan pada sambutan pemerintah atas persetujuan RUU tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Rapat Paripurna Terbuka DPR-RI tanggal 23 Oktober 2001: 38", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 550, "width": 364, "height": 77, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dalam rancangan undang-undang ini diatur ketentuan mengenai gratifikasi sebagai tindak pidana baru. Gratifikasi tersebut dianggap suap apabila berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya sebagai pegawai negeri atau penyelenggara Negara. Namun gratifikasi tersebut tidak dianggap suap apabila penerima gratifikasi", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 651, "width": 203, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36 Komisi Pemberantasan Korupsi , Op. Cit. , h. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 670, "width": 55, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37 Ibid , h. 9.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38 Ibid , h. 9-10. Sambutan Pemerintah atas Persetujuan Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perubahan atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Rapat Paripurna Terbuka DPR-RI tanggal 23 Oktober 2001", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 124, "width": 364, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melapokan pada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu yang ditentukan dan apabila tidak melaporkan dianggap suap. Dalam sistem pelaporan ini, untuk menentukan ada atau tidaknya tindak pidana suap tersebut, penerima gratifikasi yang nilainya Rp10.000.000,00 atau lebih, pembuktian bahwa pemberian bukan suap dilakukan oleh penerima Gratifikasi, tetapi yang nilainya kurang dari Rp10.000.000,00 pembuktian bahwa gratifikasi sebagai suap dilakukan oleh penuntut umum.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 400, "height": 106, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Eddy Omar Syarif, Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan bahwa perbedaan gratifikasi dan suap terletak pada ada atau tidak meeting of mind pada saat penerimaan. Pada tindak pidana suap, terdapat meeting of mind antara pemberi dan penerima suap, sedangkan pada tindak pidana gratifikasi tidak terdapat meeting of mind antara pemberi dan penerima. Meeting of mind merupakan nama lain dari konsensus atau hal yang bersifat transaksional. 39", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 362, "width": 401, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Drs. Adami Chazawi, SH., Dosen Fakultas Hukum Pidana Universitas Brawijayam, memberikan penajaman perbedaan delik gratifikasi dengan suap, bahwa pada ketentuan tentang gratifikasi belum ada niat jahat (mens rea) pihak penerima pada saat uang atau barang diterima. Niat jahat dinilai ada ketika gratifikasi tersebut tidak dilaporkan dalam jangka waktu 30 hari kerja, sehingga setelah melewati waktu tersebut dianggap suap sampai dibuktikan sebaliknya. Sedangkan pada ketentuan tentang suap, pihak penerima telah mempunyai niat jahat pada saat uang atau barang diterima. 40", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 400, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djoko Sarwoko, SH, MH, Mantan Ketua Muda Pidana Khusus dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia, menjelaskan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 518, "width": 364, "height": 140, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Suap dan Gratifikasi berbeda. Dalam kasus tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK, ketika tersangka melaporkan setelah ditangkap KPK sedangkan perbuatan yang mengindikasikan meeting of mind sudah terjadi sebelumnya, maka itu tidak bisa disebut gratifikasi. Pelaporan gratifikasi dalam jangka waktu 30 hari tersebut harus ditekankan pada kesadaran dan kejujuran dengan itikad baik. Dalam suap penerimaan sesuatu dikaitkan dengan untuk berbuat atau tidak berbuat yang terkait dengan jabatannya. Sedangkan gratifikasi dapat disamakan dengan konsep self assessment seperti kasus perpajakan yang berbasis pada kejujuran seseorang.” 41", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 688, "width": 55, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39 Ibid , h. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 700, "width": 60, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40 Ibid, h. 9. 41 Ibid , h. 10 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 138, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gratifikasi merupakan pemberian dalam arti luas. Pengaturan dan penyebutan gratifikasi secara spesifik dikenal sejak disahkannya UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor). Undang-undang memberikan kewajiban bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk melaporkan pada KPK setiap penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan tugas atau kewajiban penerima. Jika gratifikasi yang dianggap pemberian suap tersebut tidak dilaporkan pada KPK, maka terdapat resiko pelanggaran hukum baik pada ranah administratif ataupun pidana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 400, "height": 185, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mencermati pengertian Gratifikasi sebagaimana diuraikan di atas, maka menurut hemat penulis bahwa gratifikasi pada dasarnya adalah merupakan pemberian dari seseorang kepada orang lain (pengawai negeri, pejabat penyelenggara negara) sebagai balas budi atas perbuatan yang dilakukan atau tidak dilakukan yang menguntungkan si pemberi hadiah. Pengertian ini, pada dasarnya merupakan pengertian suap menyuap, yang membedakan adalah meeting of mind yaitu pada suap ada kesepakatan atau niat dan permintaan dari penerima suap, dan biasanya dilakukan sebelum perbuatan dilakukan. Sedangkan dalam gratifikasi, biasanya inisiatif hadiah datang dari si pemberi hadiah sebagai balas budi dan tanda terima kasih atas bantuan yang diterimanya. Akan tetapi, yang dilarang dalam perkara gratifikasi adalah perbuatan menerima hadiah, bukan memberikan hadiah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 457, "width": 144, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Nilai Budaya Balas Budi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 400, "height": 106, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian Nilai ( value ) adalah kemampuan yang dipercayai ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat dan kualitas yang melekat pada suatu obyek. Dengan demikian, maka nilai itu adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain kemudian untuk selanjutnya diambil keputusan. 42", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 400, "height": 46, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Max Scheler 43 menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya dan luhurnya. Menurutnya nilai-nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 669, "width": 399, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42 Yoga Permana Wijaya, Hakekat Nilai Dan Moral Serta Sosialisasinya Dalam Kehidupan Manusia , <https://yogapermanawijaya.wordpress. com/2014/05/18/hakekat-nilai-dan-moral-serta- sosialisasinya-dalam-kehidupan-manusia/>, diakses tanggal 18 Desember 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 35, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43 Ibid ,", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 167, "top": 124, "width": 346, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indera yang memunculkan rasa senang, menderita atau tidak enak;", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 156, "width": 346, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni: jasmani, kesehatan serta kesejahteraan umum;", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 187, "width": 346, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran, keindahan dan pengetahuan murni;", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 219, "width": 346, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Nilai kerohanian yaitu nilai yang berkaitan dengan tingkatan modalitas dari yang suci.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 400, "height": 186, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. 44 Budaya terbentuk dari banyak unsure yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. 45", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 441, "width": 400, "height": 154, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.\"Citra yang memaksa\" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti \"individualisme kasar\" di Amerika, \"keselarasan individu dengan alam\" d Jepang dan \"kepatuhan kolektif\" di Cina. 46 Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 628, "width": 399, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44 Cecunguk.blogspot, Nilai Moral Sebagai Sumber Budaya Dan Kebudayaan, <http://cecunguk-hidupdalamkedamaian.blogspot.co.id/ 2011/06/nilai-moral-sebagai-sumber- budaya-dan.html>, diakses tanggal 18 Desember 2016. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 693, "width": 31, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45 Ibid ,", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 712, "width": 30, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46 Ibid ,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. 47", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 400, "height": 122, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai moral individual adalah nilai moral yang menyangkut hubungan manusia dengan kehidupan diri pribadi sendiri atau cara manusia memperlakukan diri pribadi. Nilai moral tersebut mendasari dan menjadi panduan hidup manusia yang merupakan arah dan aturan yang perlu dilakukan dalam kehidupan pribadinya. Adapun nilai moral individual, meliputi: 48 1. Kepatuhan; 2. pemberani; 3. rela berkorban; 4. Jujur; 5. adil dan bijaksana; 6. meng- hormati dan menghargai; 7. bekerja keras; 8. menepati janji; 9. tahu Balas Budi; 10. baik budi pekerti; 11. rendah hati, dan 12. hati-hati dalam bertindak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 299, "width": 400, "height": 106, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai budaya merupakan konsep dasar yang bersifat umum yang sangat penting dan bernilai bagi kehidupan masyarakat. Selain itu nilai budaya menjadi acuan tingkah laku sebagian besar anggota masyarakat sebagai hasil belajar sejak masa kanak-kanak sampai dewasa. Berbagai suku bangsa memiliki dan mengamalkan nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, setia kawan, harga diri, dan sebagainya yang tercermin dalam berbagai kebudayaan sebagai hasil proses pembelajaran. 49", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 410, "width": 208, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Prinsip balas budi ( ongaeshi ) Jepang", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 426, "width": 343, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang Jepang mengenal istilah on atau ongaeshi yang berarti balas budi. Orang Jepang merasa berhutang budi atas segala kebaikan yang diterimanya. Maka dari itu, ia akan menolak sebisa mungkin kebaikan yang kita tawarkan. Jikapun “terpaksa” menerima tawaran tersebut,", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 489, "width": 343, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka akan ia ingat terus sampai ia bisa membalas kebaikan yang diterimanya. 50", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 521, "width": 343, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang Jepang tetap memerhatikan kultur, sekalipun menjadi negara maju. Kultur tersebut tidak kemudian ikut tergerus dan memudar. Setiap kebaikan apapun yang diterimanya, harus segera dibalas. Juga saat kita menerima kebaikan apapun dari orang lain, sebenarnya harga", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 610, "width": 30, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47 Ibid ,", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 628, "width": 399, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48 Dwi Sulistyarini, Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Sebagai Sarana Pendidikan Budi Pekerti , <http://ki-demang.com/kbj5/index.php/makalah-komisi-b/1147-13-nilai-moral-dalam- cerita-rakyat-sebagai-sarana-pendidikan-budi-pekerti/>, diakses tanggal 18 Desember 2016.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 400, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49 Benedict, Ruth, Pedang Samurai dan Bunga Seruni : Pola- Pola Kebudayaan Jepang . (Jakarta: Sinar Harapan, 1982), h. 105.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 400, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50 Rizaldwiprayogo, Prinsip Balas Budi Orang Jepang , <https://rizaldp.wordpress.com/ 2012/10/31/prinsip-balas-budi-orang-jepang/>, diakses tanggal 18 Desember 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 124, "width": 343, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diri kita jatuh dan “tertawan” sampai kemudian kita bisa membalas kebaikan tersebut. 51", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 156, "width": 343, "height": 122, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajaran untuk membalas budi merupakan perwujudan konsep giri dan ninjou yang menjadi ciri khas budaya Jepang. Kata giri, memiliki beberapa arti, antara lain „jalan yang benar untuk melakukan sesuatu hal atau perkara, budi pekerti‟. Konsep ini berawal dari ajaran konghuchu yang merupakan dasar ajaran Shinto. Konsep giri ini dipakai dalam hubungan antar individu, dan merupakan tradisi yang sudah lama menyatu pada diri masyarakat Jepang, terutama pada masyarakat petani pedesaan. 52", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 283, "width": 343, "height": 265, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada waktu menanam padi, jika seserang mendapatkan bantuan dari orang lain, maka dia mempunyai „kewajiban‟ untuk membalasnya. Konsep giri merupakan akar terbentuknya perasaan „berhutang budi‟. Sedangkan ninjou berarti kebaikan hati, kasih saying, tenggang rasa sebagai kodrat manusia. Ninjou menggambarkan pemahaman, pengertian terhadap kehidupan manusia di alam semesta ini. Para ahli berpendapat bahwa giri dan ninjou adalah satu kesatuan, namun ada ahli yang berpendapat bahwa giri dan ninjou merupakan hubungan timbal balik, atau saling berlawanan. Penempatan giri dan ninjou yang saling berlawanan ini dimaknai sebagai hubungan timbal balik antara pribadi dan umum dalam struktur masyarakat Jepang. Konsep giri ditempatkan lebih tinggi daripada ninjou. Konsep giri dan ninjou inilah yang melahirkan kewajiban moral yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang. Agar hubungan berjalan harmonis, jika seseorang mendapat kebaikan dari orang lain, maka dia mempunyai kewajiban moral untuk membalasnya. Sikap membalas budi terdapat pada data : 53", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 553, "width": 274, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Kai inu nite o kamareta , kebajikan dibalas kejahatan", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 568, "width": 325, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Inuwa mikka kaeba sannen on o wasurenu, orang yang tahu balas budi.", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 600, "width": 325, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Nekowa sannen on omikkade wasureru, orang yang tidak tahu membalas budi.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 652, "width": 37, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51 Ibid .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 400, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52 Sriwahyu Istana Trahutami, Nilai Sosial Budaya Jepang Dalam Peribahasa Jepang Yang Menggunakan Konsep Binatang, Jurnal Izumi Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Volume 5, No 1, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 711, "width": 33, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53 Ibid .", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 124, "width": 344, "height": 471, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep hutang yang dikenal di Jepang yaitu on memiliki persamaan dengan konsep hutang di Bali yaitu Tri Rna . On merupakan beban atau hutang yang wajib dibayarkan kembali oleh seseorang. On juga merupakan konsep yang menunjuk kepada hutang psikologis dan sosial yang dikenakan kepada seseorang atas kebaikan- kebaikan yang diterimanya dari orang lain. 54 sedangkan Tri Rna memiliki arti yaitu tiga jenis hutang atau tiga jenis kewajiban yang harus dibayar manusia. Hutang dalam konsep Tri Rna dibedakan menjadi tiga yaitu Dewa Rna, Pitra Rna, dan Rsi Rna. Dewa Rna merupakan hutang manusia kepada Tuhan karena Tuhan telah memberikan Roh sehingga manusia bisa hidup. Hutang ini nyata tetapi tidak bisa dilihat. Pitra Rna merupakan hutang kepada leluhur, orang tua, ayah atau ibu yang telah mendidik, merawat, dan membesarkan manusia dari sejak dalam kandungan sampai lahir dan menjadi dewasa. Hutang yang terakhir yaitu Rsi Rna merupakan hutang kepada para maharesi yang selalu memberikan ilmunya, sehingga manusia menjadi mengerti mana yang merupakan perbuatan baik, dan mana yang merupakan perbuatan yang buruk sehingga bisa hidup berdasarkan ajaran agama 55 . Hutang dalam konsep masyarakat Jepang dan Bali sama-sama wajib dibayar sesuai dengan jenis hutang yang dimiliki. Dalam masyarakat Jepang, konsep hutang yaitu on dibayar dengan cara melakukan sesuatu atau membalas budi baik seseorang dengan jalan kesetiaan, kepatuhan, dan ketaatan terhadap kewajiban yang harus dibayarkan akibat dikenakannya on tersebut. Dalam masyarakat Bali, terdapat konsep hutang yang dibawa sejak manusia lahir yaitu Tri Rna dibayarkan dengan cara melakukan upacara keagamaan. Dalam dongeng Bali terdapat hutang yang dimiliki kepada Tuhan yang disebut dengan Dewa Rna. Pembayaran kewajiban tersebut dilakukan dengan melaksanakan upacara Dewa Yadnya dan Bhuta yadnya. Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya dilakukan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 399, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54 Setiadi, Elly M et al, Pengantar Sosiologi . (Jakarta: Prenada Media Group 2011). hal, 127-128 .", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 651, "width": 400, "height": 36, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55 Suhardana. Tri Rna, Tiga Jenis Hutang yang Harus Dibayar Manusia. Paramita, Surabaya, hal : 1-2. Lihat juga Ida Bagus Gede Candra Prayoga, Perbandingan Nilai Budaya Dalam Dongeng Jepang Dan Dongeng Bali, Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 690, "width": 400, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya, Universitas Udayana, <http://download.portalgaruda.org/article.php?article=", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 702, "width": 393, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "348984&val=937&title=PERBANDINGAN%20NILAI%20BUDAYA%20DALAM%20DONGE NG%20JEPANG%20DAN%20DONGENG%20BALI>, diakses tanggal 18 Desember 2016", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 124, "width": 343, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rasa hormat dan untuk membayar kewajiban kepada Tuhan sebagai umat manusia. 56", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 156, "width": 138, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Prinsip menanam budi", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 172, "width": 346, "height": 153, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menanam budi disebut juga membuat budi atau menabur budi. Orang yang menanam budi disebut penanam budi. Menanam budi yang dilakukan oleh si penanam budi bertujuan untuk berbuat baik. Si penanam budi memberikan sesuatu yang dimiliki yang dipandangnya layak disertai dengan niat ikhlas untuk memberikan sesuatu kepada seseorang yang dinilai patut atau layak. Adapun jenis-jenis budi yang biasa diberikan mencakup benda, tenaga, sopan-santun, tutur-bahasa dan tegur-sapa, kunjung-mengunjungi, pinjam-meminjam, tanda mata, menjemput makan, suruh seraya, mintak pialang, mintak bagi, dan mintak.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 330, "width": 346, "height": 218, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kedua belas situasi interaksi tersebut seseorang memiliki peluang untuk menanamkan budinya kepada orang lain. Kedua belas situasi tersebut dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu (a) pemberian yang diberikan oleh si penanam budi dan (b) pemberian yang diminta oleh orang yang ingin menerima budi. Pada kategori pertama, kegiatan menanam budi (memberi) secara aktif datang dari si penerima budi. Kategori ini meliputi memberi benda, tenaga (diberi atau diminta), sopan-santun, tutur-bahasa dan tegur-sapa, kunjung-mengunjungi, pinjam-meminjam, tanda mata, dan menjemput makan. Pada kategori kedua, kegiatan menanam budi (memberi) diminta dengan sengaja oleh si penerima budi. Jenis yang termasuk dalam kategori ini antara lain suruh seraya, mintak pialang, mintak bagi, dan mintak. Agar kedua belas situasi di atas jelas, maka berikut ini diuraikan satu persatu secara singkat.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 553, "width": 346, "height": 90, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memberi benda. Benda yang biasa diberikan sebagai alat penanam budi adalah makanan, buah-buahan, hasil bumi, hasil laut, hasil perburuan, dan oleh-oleh. Pemberian harus memperhatikan kualitas, kelangkaan, perasaan kebersamaan, dan tanda ingat. Faktor kualitas perlu diperhatikan, agar bentuk, rasa, dan rupa benda yang diberikan dalam keadaan baik. Pepatah Melayu mengatakan. 57 Nilai budaya", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 670, "width": 25, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56 Ibid", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 687, "width": 400, "height": 36, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57 Moh. Daud Kadir, Saling menghormati dansaling member bagi orang melayu Riau , <http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2009/12/saling-menghormati-dan-saling-memberi. html>, diakses tanggal 18 Desember 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 167, "top": 124, "width": 346, "height": 90, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti prinsip menanam budi dan prinsip membalas budi merupakan bagian dari nilai-nilai kearifan local budaya di Indonesia. Hampir semua struktur budaya lokal mengandung nilai tersebut. Keagungan nilai budaya ini mewarnai kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Nilai budaya ini pulalah yang melahirkan sistem nilai tenggang rasa dan gotong-royong.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 219, "width": 346, "height": 138, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi sistem nilai budaya menanam budi dan balas budi ini, jika dilakukan dilingkungan kerja pemerintahan, pengawai negeri, dan penyelenggara Negara, dapat ditafsirkan sebagai bentuk modus operandi dari praktek gratifikasi. Istiah seperti “ucapan terima kasih” dengan memberikan sesuatu barang kepada orang lain sebagai bentuk balas budi atas bantuan dan kejasama yang dinilai memberikan manfaat bagi orang tersebut, adalah bentuk ungkapan nilai balas budi. Akan tetapi dalam rumusan unsur-unsur gratifikasi, hal tersebut memenuhi unsur sebagai tindak pidana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 362, "width": 274, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pengaruh budaya balas budi terhadap gratifikasi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 400, "height": 170, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai budaya seperti prinsip menanam budi dan prinsip membalas budi yang merupakan bagian dari nilai-nilai kearifan local budaya di Indonesia melahirkan sistem nilai tenggang rasa dan gotong-royong. Sistem nilai budaya ini mearnai struktur sosial masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemberian hadiah yang dikriminalisasi menjadi tindak pidana gratifikasi yang merupakan salah satu modus operandi dari tindak pidana korupsi, merupakan salah satu wujud dari nilai budaya balas budi. Akan tetapi, dalam perspektif hukum pidana pemberian hadiah tersebut dipandang sebagai tindak pidana yang memenuhi unsur Pasal 12B dan 12C Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 553, "width": 400, "height": 138, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat definisi gratifikasi yang bermakna pemberian yang bersifat netral, sehingga dibedakan dengan suatu pemberian yang terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas penerima atau suap, 58 maka jelas dapat dipahami bahwa kriminalisasi terhadap gratifikasi merupakan bentuk kriminalisasi terhadap nilai budaya balas budi. Pada dasarnya prinsip balas budi yang dilarang dalam tindak pidana gratifikasi, sesungguhnya adalah balas budi dalam bentuk hadiah kepada pegawai negeri atau pejabat penyelenggara negara, terutama jika balas budi dalam bentuk hadiah tersebut berhubungan dengan pekerjaan, jabatan atau pengaruhnya. Alasan kriminalisasi terhadap perbuatan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 711, "width": 201, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58 Komisi Pemberantasan Korupsi , Op. Cit , h. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "balas budi dalam bentuk hadiah kepada pegawai negeri atau pejabat penyelenggara negara, adalah antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 156, "width": 357, "height": 42, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pegawai negeri tersebut memiliki tanggungjawab kewajiban untuk melayani masyarakat, dan telah diberikan gaji oleh negara sesuai dengan tanggungjawabnya tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 203, "width": 357, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pelayanan prima harus dilandaskan pada keikhlasan dan ketulusan untuk berbuat atau tidak berbuat (tampa pamrih atau imbalan).", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 235, "width": 357, "height": 90, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Setiap warga negara/Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan dari negara melalui aparaturnya (pegawai negeri atau pejabat penyelenggara negara), dan karena itu Setiap warga negara/Masyarakat telah menunaikan kewajibannya membayar pajak yang salah satu fungsinya adalah untuk gaji aparatur pemerintah tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 330, "width": 357, "height": 59, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Menerima hadiah bagi pegawai negeri atau pejabat penyelenggara negara merupakan perbuatan curang atau tidak fair, karena telah mendapatkan gaji dan tunjangan dari negara sesuai dengan tanggungjawab jabatannya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 401, "height": 170, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaturan Tindak Pidana Penyuapan dalam rumusan United Nations Convention Against Corruption dan tidak dimasukkannya unsur-unsur penerimaan hadiah sebagai bentuk tindak pidana, menurut hemat penulis adalah sudah tepat oleh karena memberikan hadiah sebagai wujud dari nilai budaya balas budi tidak dapat dipandang sebagai kejahatan sepanjang tidak terdapat mens rea yang berhubungan dengan jabatan, kewajiban hukum dan pengaruh untuk melakukan kecurangan.Oleh karena itu, menurut penulis bahwa seharusnya unsur- unsur gratifikasi diadopsi atau dilebur masuk dalam unsur-unsur tindak pidana suap. Dengan demikian, aspek nilai budaya balas budi tidak dikriminalisasi dalam bentuk gratifikasi, tetapi upaya pemberantasan korupsi tetap dilakukan melalui pemberantasan suap-menyuap.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 60, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 83, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kesimpulan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 400, "height": 106, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai kesimpulan dalam tulisan ini adalah bahwa Melihat definisi gratifikasi yang bermakna pemberian yang bersifat netral, maka Implementasi sistem nilai budaya menanam budi dan balas budi dalam bentuk pemberian hadiah jika dilakukan dilingkungan kerja pemerintahan, pengawai negeri, dan penyelenggara Negara, dapat ditafsirkan sebagai bentuk modus operandi dari praktek gratifikasi. Gratifikasi merupakan bentuk kriminalisasi terhadap nilai budaya balas budi yang pada dasarnya yang dilarang adalah hadiah yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 124, "width": 400, "height": 106, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berhubungan dengan pekerjaan, jabatan atau pengaruhnya. Pengaturan Tindak Pidana Penyuapan dalam rumusan United Nations Convention Against Corruption dan tidak dimasukkannya unsur-unsur penerimaan hadiah sebagai bentuk tindak pidana, adalah karena memberikan hadiah sebagai wujud dari nilai budaya balas budi tidak dapat dipandang sebagai kejahatan sepanjang tidak terdapat mens rea yang berhubungan dengan jabatan, kewajiban hukum dan pengaruh untuk melakukan kecurangan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 49, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Saran", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 400, "height": 106, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahwa perlu dilakukan beberapa perubahan UU dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi antara sistem nilai social budaya khususnya budaya balas budi dengan sistem hukum khususnya kriminalisasi gratifikasi. seharusnya unsur-unsur gratifikasi diadopsi atau dilebur masuk dalam unsur-unsur tindak pidana suap. Dengan demikian, aspek nilai budaya balas budi tidak dikriminalisasi dalam bentuk gratifikasi, tetapi upaya pemberantasan korupsi tetap dilakukan melalui pemberantasan suap-menyuap", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 124, "width": 113, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 154, "width": 400, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Kadarmanta, membangun kultur Kepolisian , Jakarta: PT. Forum Media Utama, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 184, "width": 381, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arief Sidharta B., Refleksi tentang hukum , Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 400, "height": 47, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_____________., Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum, Sebuah Penelitian tentang fundasi kefilsafatan dan sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagi Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia , Bandung: Mandar Maju, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 401, "height": 131, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benedict, Ruth, Pedang Samurai dan Bunga Seruni : Pola- Pola Kebudayaan Jepang , Jakarta: Sinar Harapan, 1982. Cecunguk.blogspot, Nilai Moral Sebagai Sumber Budaya Dan Kebudayaan, <http://cecunguk-hidupdalamkedamaian.blogspot.co.id/ 2011/06/ nilai-moral-sebagai-sumber-budaya-dan.html>, diakses tanggal 18 Desember 2016. Dwi Sulistyarini, Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Sebagai Sarana Pendidikan Budi Pekerti , <http://ki-demang.com/kbj5/index.php/makalah-komisi- b/1147-13-nilai-moral-dalam-cerita-rakyat-sebagai-sarana- pendidikan-budi-pekerti/>, diakses tanggal 18 Desember 2016.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 400, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harian Kedaulatan Rakyat, Hukum Nasional Menganut Prismatik Pancasila , 11", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 406, "width": 84, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2006.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 366, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H. Mohammad Daul Ali, Hukum Islam , Jakarta: PT. Raya Carafindo, 1994.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 442, "width": 400, "height": 83, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ida Bagus Gede Candra Prayoga, Perbandingan Nilai Budaya Dalam Dongeng Jepang Dan Dongeng Bali, Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana , <http://download.portalgaruda.org/article.php?article= 348984& val =937&title=PERBANDINGAN%20NILAI%20BUDAYA%20DALA M%20DONGENG%20JEPANG%20DAN%20DONGENG%20BALI >, diakses tanggal 18 Desember 2016", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 401, "height": 36, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K.J. Veeger, Realitas Sosial-refleksi filsafat sosial atas hubungan individu- masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi , Jakarta: Gramedia, 1985.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 400, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komisi Pemberantasan Korupsi, Pedoman Pengendalian Gratifikasi , Jakarta: KPK, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 400, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawrence M. Friedman, American Law: An Introduction , New York: W.E. Norton & Company,1984.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 400, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawrence M. Friedman, The legal system, A Sosial Science Perspective . New York: Russel Sage Foundation, 1975.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 400, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Daud Kadir, Saling menghormati dansaling member bagi orang melayu", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 677, "width": 343, "height": 35, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riau, <http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2009/12/saling- menghormati-dan-saling-memberi.html>, diakses tanggal 18 Desember 2016.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 242, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Aspek Kultur Hukum Terhadap Perkembangan", "type": "Page header" }, { "left": 444, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Mulyono", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 164, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak Pidana Gratifikasi di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 730, "width": 232, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 3 Nomor 2 Desember 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 730, "width": 15, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 123, "width": 400, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Mahfud, MD, Membangun Politik Hukum, menegakkan konstitusi , Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006..", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 400, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudzakir, Posisi Hukum Korban Kejahatan dalam Sistem Peradilan Pidana , Disertasi Universitas Indonesia, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 400, "height": 77, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Taher Azhary, Negara Hukum, Suatu study tentang Suatu prinsip- prinsipnya Diklat dari Segi Hukum Islam, Implementasi pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini , Jakarta: Bulan Bintang. Sarip Hasan, Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons , <https://saripuddin.wordpress.com/fungsionalisme-struktural-talcott- parsons/>, diakses tanggal 17 Januari 2015", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 389, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiadi, Elly M et al, Pengantar Sosiologi , Jakarta: Prenada Media Group 2011.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 400, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhardana. Tri Rna, Tiga Jenis Hutang yang Harus Dibayar Manusia , Surabaya, Paramita.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 354, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum , Bandung: PT.Citra Aditya Bhakti, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 333, "width": 401, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum sebuah pengantar , Yogyakarta: Liberty, 1996.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 363, "width": 400, "height": 65, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "___________________, mengenal Hukum sebuah pengantar , Yogyakarta: Liberty, 1999. Tiar Ramon, Macam-macam sistem hukum di Dunia, <https://tiarramon.wordpress. com/2009/05/10/macam-macam-sistem- hukum-di-dunia/>, diakses tanggal 1 Januari 2017", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 435, "width": 400, "height": 119, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winardi, Pengantar tentang teori sistem dan analisis sistem , Bandung: Mandar Maju 1989. Yoga Permana Wijaya, Hakekat Nilai Dan Moral Serta Sosialisasinya Dalam Kehidupan Manusia, <https://yogapermanawijaya.wordpress. com/2014/05/18/hakekat-nilai-dan-moral-serta-sosialisasinya-dalam- kehidupan-manusia/>, diakses tanggal 18 Desember 2016. Rizaldwiprayogo, Prinsip Balas Budi Orang Jepang , <https://rizaldp.wordpress.com/ 2012/10/31/prinsip-balas-budi-orang- jepang/>, diakses tanggal 18 Desember 2016.", "type": "Table" } ]
0d57cc4c-2f37-f0b0-a69e-704536f9f368
https://www.jurnal-ppni.org/ojs/index.php/jppni/article/download/13/9
[ { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 97, "width": 439, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LIFE EXPERIENCE USIA SUBUR YANG AKTIF SECARA SEKSUAL DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI YOGYAKARTA", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 146, "width": 243, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizky Junitasari, Elsi Dwi Hapsari, Wiwin Lismidiati", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 159, "width": 357, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 201, "width": 54, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 485, "height": 236, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran life experience usia subur khususnya remaja yang aktif secara seksual dalam penggunaan kontrasepsi di Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode snowball sampling . Sebanyak lima informan berpartisipasi dalam penelitian ini. Wawancara dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai Juni 2014. Analisis data yang digunakan mengikuti langkah-langkah dari Colaizzi. Hasil: Seluruh informan berjenis kelamin laki-laki, dengan kisaran usia 17–20 tahun sebanyak tiga orang dan usia >20 tahun sebanyak dua orang. Empat informan pernah menerima informasi berkaitan dengan kesehatan reproduksi, dan paling banyak mereka dapatkan dari petugas kesehatan. Diskusi: Wawancara yang dilakukan menghasilkan enam tema utama: 1) Frekuensi dan kejadian hubungan seksual, 2) Pasangan seksual saat melakukan hubungan seksual, 3) Faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam melakukan hubungan seksual, 4) Efek yang dirasakan setelah melakukan hubungan seksual, 5) Efek materi kesehatan reproduksi terhadap keinginan melakukan hubungan seksual, 6) Kondom sebagai alat kontrasepsi utama yang digunakan saat melakukan hubungan seksual. Simpulan: Gambaran dari usia subur khususnya remaja yang melakukan hubungan seksual aktif ternyata mereka telah menggunakan kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual, dengan kondom sebagai alat kontrasepsi utama yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 467, "width": 307, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: life experience , remaja, seksual aktif, kontrasepsi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 60, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 509, "width": 487, "height": 180, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objective: This study aimed to describe life experience of adolescents in reproductive age that were sexually active in using contraception in Yogyakarta. Methods: It was a qualitative research with phenomenological approach. Informants were selected using snowball sampling. Five informants participated in the study. The interview was conducted in May 2014 to June 2014. Data were analyzed with using steps suggested by Colaizzi. Results: All participants were male adolescent; three of them were between 17-20 years old and two of them more than 20 years old. Most informants had received information related to reproductive health, mostly received from health workers. Discussion: Six major themes were found: 1) Frequency and incidence of sexual intercourse, 2) sexual partner during sexual intercourse, 3) Internal and external factors in fl uencing sexual intercourse, 4) Effects felt after having sexual intercourse, 5) Effects of reproductive health education on the desire of sexual intercourse, 6) Condoms as primary contraception used during sexual intercourse. Conclusion: Sexually active, adolescents have used contraceptives when they have sexual intercourse with condoms as the primary contraceptive.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 705, "width": 352, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: life experience, adolescents, sexually active, contraceptives.", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 114, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LATAR BELAKANG", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 112, "width": 239, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia subur ketika dalam kisaran 15–49 tahun baik telah menikah maupun belum menikah (Badan Pusat Statistik, 2008). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa remaja masih termasuk dalam kisaran usia subur. Menurut World Health Organization (1965), remaja didefi nisikan bila anak telah mencapai umur 10-20 tahun (Ediastuti, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 239, "height": 332, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan yang terjadi selama masa remaja menjadikan mereka masuk dalam kelompok rentan. Salah satu masalah adalah seksualitas pranikah yang dapat menimbulkan resiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan karena kegagalan alat kontrasepsi dan metode pencegahan kehamilan lainnya. Dalam hal alat kontrasepsi remaja, di Indonesia telah dikenal beberapa alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan. Hanya kondom dan pil Keluarga Berencana (KB) yang memiliki persentase terbanyak (Badan Pusat Statistik, 2008). Namun, keinginan remaja terhadap hal ini akan tetap menjadi keinginan saja, karena program KB di Indonesia diperuntukkan hanya untuk pasangan suami istri (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2010). Cara yang paling efektif dalam mencegah kehamilan di kalangan remaja jelas dengan tidak melakukan hubungan seksual sama sekali atau sering disebut sebagai metode abstinensia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 51, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 239, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan fenomenologi, di wilayah Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan pada bulan Mei- Juni 2014.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 239, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode snowball sampling dengan bantuan dari gatekeepers yang memiliki kekuatan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 216, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk membantu menuju akses ke lokasi dan informan penelitian. Sebanyak lima informan berpartisipasi dengan kriteria informan sebagai berikut: a) Kriteria inklusi: wanita ataupun pria yang telah memiliki Kartu Tanda Pengenal (KTP) dan belum menikah, informan berumur minimal 18 tahun dan maksimal 30 tahun, yang memiliki pengalaman seksual aktif saat remaja (10– 24 tahun), bersedia untuk diwawancarai berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan telah menandatangani informed consent. b) Kriteria eksklusi: informan yang tidak berada di lingkungan penelitian saat penelitian dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 315, "width": 239, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam. Analisis data yang digunakan mengikuti langkah-langkah dari Colaizzi. Izin penelitian diperoleh dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran UGM nomor KE/FK/730/EC.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 416, "width": 120, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 431, "width": 239, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini keseluruhan informan merupakan laki-laki, dengan kisaran usia 17-20 tahun sebanyak tiga orang dan usia >20 tahun sebanyak dua orang. Semua informan memiliki pengalaman melakukan hubungan seksual aktif saat remaja. Hanya satu orang yang belum pernah mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 561, "width": 239, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 1: Frekuensi dan Kejadian Hubungan Seksual", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 590, "width": 204, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Waktu kejadian hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 605, "width": 239, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Usia kurang dari 20 tahun telah melakukan hubungan seksual pertama kali.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 634, "width": 239, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari lima informan tiga di antaranya menyatakan melakukan hubungan seksual pertama kali adalah sejak mereka berada di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 706, "width": 205, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pertamanya kan.. eeem.. awal-awal kelas satu ya.. kelas satu SMP ya.” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 97, "width": 202, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kelas 2 SMP-an lah Mbak.. tapi cuma sekali-sekali aja..” (X3)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 239, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Widiastuti (2005) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa usia remaja pertama kali melakukan hubungan seksual pranikah adalah di bawah umur 20 tahun (Widiastuti, 2005). Hal ini merupakan pengaruh dari perkembangan kematangan kemampuan bereproduksi para remaja (Dariyo, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 239, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Frekuensi melakukan hubungan seksual. Dari lima informan tiga menyatakan pertama kali melakukan hubungan seksual beberapa kali hingga saat ini. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 329, "width": 209, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya mungkin.. kalau dulu.. waktu SMP.. setiap.. kalau setiap ketemu.. setiap dua minggu ketemu begitu..” (X1)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 239, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja biasanya melakukan hubungan seksual pada saat yang tepat, ini diartikan pada saat adanya acara yang memungkinkan mereka pergi berdua dan memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual (Ott, dkk, 2002). Hal ini terjadi karena remaja kurang menyadari self ef fi cacy mereka, sehingga kontrol diri mereka sangat kurang untuk menolak melakukan hubungan seksual (Fava dan Bay-Cheng, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 239, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Hubungan seksual yang pernah dilakukan.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 239, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Tidak mengetahui jumlah hubungan seksual yang pernah dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 239, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiga informan menyatakan melakukan hubungan seksual berulang kali sehingga mereka tidak dapat menyebutkan jumlah hubungan yang pernah mereka lakukan, berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 240, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Enggak sering sih mbak.. tapi kalau disuruh hitung juga lupa sih.. hehee..” (X3) Mayoritas remaja melakukan hubungan seksual dengan pasangannya lebih dari satu kali dan perilaku seksual yang", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disukai remaja adalah petting (Tjiptaningrum, 2009). Keinginan remaja untuk melakukan hubungan seksual berulang kali tidak terlepas dari faktor motivasi mereka dalam melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 170, "width": 239, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Terakhir kali melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 199, "width": 239, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini didapati dua orang informan melakukan hubungan seksual dalam beberapa bulan sebelum wawancara dilakukan. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 257, "width": 213, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Ya kalau melakukan hubungan ya dua bulan yang lalu.. hehehee.. (tertawa)” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 300, "width": 239, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin dewasa umur seseorang maka kejadian melakukan hubungan seksualnya akan semakin sering (Akser, dkk, 2011). Hubungan seksual yang dilakukan para remaja ini tergantung pada beberapa faktor, di antaranya adalah faktor kesempatan, salah satunya adalah rumah yang menjadi tempat melakukan hubungan seksual dalam keadaan sepi (Widiastuti, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 445, "width": 239, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Rumah sebagai tempat melakukan hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 474, "width": 239, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Melakukan hubungan seksual pertama kali di rumah.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 503, "width": 239, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua informan dalam penelitian ini menyatakan pernah melakukannya di rumah, ada juga yang pernah melakukan hubungan seksual di losmen yang berada di dekat tempat wisata. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 576, "width": 240, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Di (menyebutkan salah satu tempat wisata) Mbak.... di losmen yang ada di sana..” (X4) Penelitian Widiastuti (2005) menyatakan hal yang sama bahwa responden penelitiannya menilai sikap dari masyarakat biasa-biasa saja terhadap hubungan seksual yang dilakukan. Hal yang terjadi pada informan penelitian menunjukkan kurangnya pengawasan dari orang yang lebih dewasa khususnya orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kondisi rumah yang sepi saat melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 239, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mayoritas informan yang mengatakan melakukan hubungan seksual di rumah mereka atau di rumah pasangannya yang saat itu dalam keadaan sepi. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 199, "width": 208, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...dan kita pacarannya kan sudah di tempat yang enggak sewajarnya orang pacaran. Misalkan di rumah sepi atau di rumahnya dia, kalau enggak di rumah temen yang sepi... kita main.... Nah kita main pertama kali di rumahku, karena waktu itu di rumahku sepi....” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 239, "height": 216, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang sama disampaikan Widiastuti (2005) pada penelitiannya yang menyatakan bahwa responden melakukan hubungan seks pranikah di rumah sendiri ataupun pacar ketika kondisi saat itu memungkinkan mereka untuk melakukan hubungan seksual yaitu kondisi rumahnya yang sepi atau orang tua tidak berada di rumah. Kondisi rumah yang sepi menjadi faktor kesempatan mereka dalam melakukan hubungan seksual. Selain itu rendahnya self ef fi cacy , kontrol diri dan kesengajaan untuk terlibat dalam hubungan seksual inilah yang dapat memperbesar resiko mereka melakukan hubungan seksual (Fava & Bay-Cheng, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 239, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Orang tua tidak mengetahui kejadian hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 239, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini satu informan dari lima informan menyatakan bahwa kemungkinan orang tuanya mengetahui, tetapi tidak bertanya kepada informan. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 634, "width": 204, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya kalau itu mungkin enggak tahu.. tapi dulu itu pernah cewekku nginep satu hari, satu minggu di rumah.. tapi ya diem aja ..”(X3)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 239, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan orang tua dan remaja sangat memengaruhi perilaku seksual pranikah remaja. Semakin baik hubungan orang tua dengan remaja maka semakin", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rendah perilaku seksual pranikah remaja (Soetjiningsih, 2008). Hal ini terjadi karena kurangnya peran orang tua dalam pendidikan dan pengawasan pada remaja sehingga mereka tidak mampu mendapatkan informasi reproduksi yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 199, "width": 239, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 2: Pasangan Seksual Saat Melakukan Hubungan Seksual", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 228, "width": 239, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pacaran sebagai pemicu dari hubungan seksual pertama kali.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 257, "width": 239, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Hubungan seksual dilakukan berawal dari pacaran.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 286, "width": 239, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini keseluruhan informan menyatakan melakukan hubungan seksual pertama kali adalah dengan pacar. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 344, "width": 205, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sama temen... temen deket.. pacar lah gitu Mbak ”(X3)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 373, "width": 239, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik dari hubungan pacaran sangat berpengaruh terhadap bergantinya abstinance menjadi hubungan seksual aktif (Ott, dkk, 2006). Hal ini berkaitan dengan tugas perkembangan remaja yang disampaikan Erik Erikson dalam teorinya. Remaja memulai hubungan dengan pasangan merupakan kejadian yang penting dalam perkembangannya (Klossner dan Hatfi eld, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 518, "width": 239, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Proses ke arah melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 547, "width": 239, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini semua informan mengungkapkan bahwa terjadinya hubungan seksual yang mereka lakukan tidak serta- merta terjadi. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 605, "width": 214, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Semacam pacaran itu.. ya deket.. keseringan main.. tahu-tahu ya apalah.. pertamanya cium-ciuman.. terus.. sudah itu ya ada kesempatan yang itu” (X1) Hal yang sama disampaikan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 692, "width": 239, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryoputro (2010) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa separuh respondennya mengaku melakukan hubungan seksual dengan pasangannya setelah sebelumnya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjalin hubungan akrab selama lebih dari 1 tahun. Proses yang remaja lakukan mulai dari perilaku seksual yang ringan (berpegangan tangan) hingga hubungan seksual ( intercourse ). Semua itu tidak lepas dari motivasi dalam diri mereka. Dalam hal ini motivasi untuk mengetahui tentang seksual adalah yang paling berpengaruh (Fava dan Bay-Cheng, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 228, "width": 239, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pasangan seksual selain dengan pacar. a) Pernah melakuan hubungan seksual dengan selain pacar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 239, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satu informan menyatakan pernah datang ke tempat lokalisasi saat melakukan hubungan seksual. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 329, "width": 242, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Justru malah sering itu…. Enggak kenal sih.. ada yang kenal lewat sosial media.. ada yang datang langsung ke lokalisasi.” (X2) Pada penelitian Widiastuti (2005), remaja pria lebih menginginkan hubungan seksual dilakukan dengan berganti-ganti pasangan bahkan dengan pekerja seks. b) Tidak pernah melakukan hubungan seksual selain dengan pacar.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 474, "width": 38, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Empat", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 474, "width": 50, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "informan", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 474, "width": 41, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lainnya", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 239, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah melakukan hubungan seksual selain dengan pacar mereka karena tidak ingin menanggung resiko penyakit menular seksual. berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 561, "width": 206, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“sama temen.. temen deket.. pacar lah gitu Mbak..” (X3)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 239, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja yang berada pada rentang umur 14-16 tahun mulai tertarik dengan lawan jenis, dan menjadikan pacaran sebagai salah satu bentuk ekspresi akibat adanya perbedaan naluriah seksual dua jenis kelamin (Widiastuti, 2005). Dalam tugas perkembangan remaja adanya energi seksual yang tinggi berpengaruh terhadap hubungan pertemanan dan persiapan pernikahan seperti yang disampaikan Sigmun Freud (Hockenbery, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 3: Faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh dalam Melakukan Hubungan Seksual", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 141, "width": 239, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Keinginan melakukan hubungan seksual karena pengaruh dalam diri (internal).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 170, "width": 239, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Tidak adanya rasa takut melakukan hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 199, "width": 239, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini ada dua informan menyatakan tidak takut saat melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 242, "width": 246, "height": 274, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Iya.. awal-awal memang enggak ada rasa takut.. tapi waktu itu pernah dibohongin sama pacarku.. dia minta alat test kehamilan.. waktu itu aku dibohongi kalau garis ini negatif, kalau garis ini positif.. aku dibohongin, cuma karena dia ingin tahu saja seberapa besar rasa tanggung jawabku.” (X2) Melakukan hubungan seks akan membuat jiwa tidak tentram, sebanyak 40 persen respondennya menjawab sangat setuju dan 41,25 persen menjawab setuju (Purba, 2005). Tidak adanya rasa takut yang diungkapkan informan bisa terjadi karena adanya faktor personal drive yang memengaruhi keinginan untuk mencapai kepuasan dari hubungan seksual tersebut. Selain itu, power motive yang berpengaruh terhadap proses diri remaja.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 518, "width": 239, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Keinginan untuk mencoba melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 547, "width": 239, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal dalam diri yang mendorong informan melakukan hubungan seksual salah satunya adalah keinginan untuk mencoba. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 605, "width": 242, "height": 143, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Yang dari teman-teman.. kemudian timbul rasa penasaran..” (X1) Alasan pertama kali remaja melakukan hubungan seksual adalah karena ingin tahu dan ingin mencoba bagaimana rasa melakukan hubungan seksual (Widiastuti, 2005). Hal ini berkaitan dengan tugas perkembangan remaja yang disampaikan Erik Erikson yang mengatakan bahwa remaja berkembang menjadi lebih mandiri,", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terkadang keluar dari peraturan hanya untuk membuktikan bahwa mereka mampu (Klossner dan Hatfi eld, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 141, "width": 238, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Menuruti nafsu untuk melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 239, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua dari lima orang informan mengatakan bahwa mereka melakukan hubungan seksual semata karena adanya dorongan untuk memuaskan apa yang mereka inginkan. Berikut adalah kutipannya:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 245, "height": 216, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya dari pengaruh lingkungan itu tadi.. terus ada kesempatan waktu main gitu.. terus juga pengen menuruti nafsu, nurutin maunya sendiri” (X1) Saat remaja melakukan hubungan seksual mereka tidak dapat membedakan hubungan tersebut terjadi karena nafsu atau cinta (Bralock & Koniak, 2009). Dalam tugas perkembangannya remaja memiliki penilaian penting terhadap suatu hubungannya kepada orang lain (Klossner dan Hatfi eld, 2006). Apabila hal tersebut ditambahkan dengan motivasi personal drive maka keinginan melakukan hubungan seksual menjadi semakin besar (Narendra, dkk, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 239, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Ingin tahu bagaimana rasa melakukan hubungan seksual", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 239, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiga dari lima informan menyatakan mereka ingin tahu dan penasaran dengan apa yang diceritakan oleh teman-teman sepergaulan mereka. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 561, "width": 210, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya pengen tahu Mbak.. penasaran seperti apa rasanya.. sudah gitu doang sih.. tapi ketagihan.. hehee ..” (X5)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 619, "width": 239, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang sama disampaikan Wong (2012) yang menyatakan bahwa alasan remaja melakukan hubungan seksual yang paling besar persentasenya adalah keingintahuan dan keinginan melakukan hubungan seksual dan nafsu. Hal ini tidak terlepas dari motivasi pembelajaran, remaja berkeinginan untuk mengetahui lebih tentang seks (Narendra, dkk, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Keinginan melakukan hubungan seksual timbul saat sedang berdua.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 126, "width": 239, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan seksual dilakukan karena adanya kesempatan yang ada pada saat informan dengan pasangannya sedang berduaan. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 184, "width": 243, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya maksudnya.. bagaimana ya.. saya berduaan kan timbul rasa bagaimana seperti yang diceritakan teman-teman itu.. terus waktu di rumah kan itu waktu tidak ada orang gitu.. kadang- kadang juga di rumahku....” (X2) Remaja wanita yang telah aktif melakukan hubungan seksual mengatakan bahwa kejadian hubungan seksual biasanya terjadi saat mereka sedang berduaan (Bralock & Koniak, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 344, "width": 239, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f) Ketagihan untuk melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 373, "width": 239, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melakukan hubungan seksual tak jarang informan merasakan ketagihan melakukan hubungan seksual ini. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 431, "width": 240, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“(diam beberapa saat) Ya sampai itu mungkin enggak berapa lama kadang membuat ketagihan..” (X1) Ketagihan terjadi setelah informan melakukan hubungan seksual pertama kali, dan adanya keinginan untuk melakukannya kembali. Hal ini menunjukkan tidak adanya kontrol diri yang baik di dalam diri informan, seharusnya hubungan seksual dapat dihindari dengan melakukan pengendalian diri yang kuat, kepercayaan diri yang tinggi (Suryoputro, dkk, 2006). Selain kontrol diri yang lemah, adanya keinginan untuk memenuhi kepuasan personal juga dapat mendorong keinginan melakukan hubungan seksual yang berulang kali (Narendra, dkk, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 677, "width": 239, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Keinginan melakukan hubungan seksual karena media massa (eksternal).", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 239, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Keinginan melakukan hubungan seksual akibat menonton fi lm porno.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari lima informan dua di antaranya mengungkapkan bahwa mereka pernah mengakses media massa berupa cerita dewasa di internet dan fi lm porno yang mendorong mereka berkeinginan melakukan hubungan seksual. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 199, "width": 208, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Penasaran itu timbul karena ya... emmm...seperti rasa ingin tahu saja... lho ternyata begini, ternyata begini... dan yang membuat itu semua tidak lepas dari lihat fi lm- fi lm porno... begitu.” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 239, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebesar 75 persen remaja pernah mengakses situs porno, 37,5 persen mengakses situs kesehatan reproduksi (Ambarwati, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa situs porno lebih diminati oleh remaja dibandingkan dengan situs kesehatan reproduksi. Hal ini terjadi akibat kemudahan remaja mengakses media massa terutama internet yang memuat situs porno dan fi lm-fi lm porno mengakibatkan dorongan yang cukup kuat untuk remaja melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 239, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Mengimajinasikan cerita dewasa dari internet sebagai pemicu keinginan berhubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 503, "width": 239, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satu orang informan mengungkapkan keingintahuannya muncul karena imajinasi yang ditimbulkan setelah melihat gambar- gambar atau cerita-cerita dewasa dari media massa yang diaksesnya. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 249, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sebenarnya sih cuma dari.. apa.. imajinasi.. cuma dari apa itu. Hmmm.. jadi ya pertamanya ya melihat gambar-gambar itu terus kan ada juga yang seperti dibuat jadi sebuah cerita.. jadi kebanyakan yang muncul itu imajinasi yang dari cerita itu.. cerita dewasa..” (X1) Rangsangan dari luar seperti pornografi yang dapat diakses bebas dengan remaja sekarang membuat mereka memiliki", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah, kalaupun tidak melakukan hubungan seksual mereka akan memiliki khayalan tentang hubungan seksual atau melakukan hubungan seksual dengan cara memuaskan diri sendiri (Anjarwati, 2009). 3) Keinginan melakukan hubungan seksual karena pengaruh teman (eksternal).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 213, "width": 239, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Keinginan untuk tidak kalah dengan teman yang pernah melakukan hubungan seksual. Dua orang menyatakan hubungan seksual dilakukan berkaitan dengan keinginannya untuk dipandang sama dan sejajar dengan teman-temannya yang lain. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 329, "width": 216, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jadi sederajat sama teman-teman.. teman-teman kan sudah pada pernah melakukan nih.. terus jadi lebih percaya diri.. ya waktu itu sih.. hehee..” (X5)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 402, "width": 239, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja sangat ingin diterima oleh kelompoknya agar dipandang sepadan dengan teman sebayanya, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Maka jika remaja terjerumus dalam hubungan seksual untuk dapat diterima oleh teman- temannya itu semua karena pengaruh dari lingkungannya (Widiastuti, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 518, "width": 239, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Bangga sudah pernah melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 547, "width": 239, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini beberapa informan menyatakan merasa bangga sudah pernah melakukan hubungan seksual. Rasa bangga ini dipicu oleh kesamaan mereka dengan teman-teman mereka sepergaulan yang juga pernah melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 648, "width": 214, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya kan teman-teman semua sudah pernah melakukan seperti itu.. masak aku belum pernah sendiri.. kan ya aku jadinya pengen merasakan bagaimana rasanya to Mbak.. hehee.. kan kalau aku juga sudah pernah melakukan kan kalau ditanya ‘wes tau", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 240, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "durung we?’ aku kan bisa jawabnya ‘Sudah dong’.. Hehee....” (X3) Self-esteem dari remaja berpengaruh tidak langsung terhadap hubungan seksual pranikah yaitu melalui tekanan teman sebayanya (Soetjiningsih, 2008). Hubungan seksual yang dilakukan remaja tidak jarang merupakan pengaruh dari lingkungan pergaulan, baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Widiastuti, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 239, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Rasa penasaran yang timbul akibat cerita dari teman-teman mengenai hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 239, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mayoritas informan menyatakan bahwa teman dapat memengaruhi mereka untuk melakukan hubungan seksual dengan cara menceritakan pengalaman hubungan seksual. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 358, "width": 203, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Yang pertama kali sih karena dengar dari cerita-cerita teman gitu sih.. terus kan jadi penasaran kan..” (X5)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 239, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keinginan melakukan hubungan seksual biasanya dipengaruhi oleh proses mentoring (saran) dari orang yang lebih dewasa atau teman mereka yang pernah melakukan hubungan seksual (Ott, dkk, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 239, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Ketertarikan terhadap cerita teman yang pernah melakukan hubungan seksual.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 239, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa pengaruh cerita- cerita dari teman-teman mereka cukup berperan terhadap keinginan mereka untuk melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 251, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya kalau yang dari teman-teman itu kan cerita-cerita biasanya yang sudah pernah melakukan.. jadi pertama-pertama kan belum pernah jadi penasaran dari teman-teman, akibat pengaruh teman-teman seperti itu lo..” (X1) Widiastuti (2005) bahwa keingintahuan remaja tentang seks dapat disalurkan mulai dari berbicang dengan teman sebayanya", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hingga melakukan hubungan seksual pada diri sendiri, pacar, teman, hingga orang lain termasuk pekerja seks yang mereka kunjungi di tempat lokalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 170, "width": 239, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 4: Efek yang Dirasakan Setelah Melakukan Hubungan Seksual", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 199, "width": 239, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Efek positif setelah melakukan hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 228, "width": 239, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Kepuasan setelah melakukan hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 257, "width": 239, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua orang informan menyatakan kepuasan dalam melakukan hubungan seksual. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 300, "width": 213, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya lebih kekepuasan batin sih mbak.. jadi kan ya berawal dari pacar itu.. waktu kami pacaran.. keinginan melakukan hal itu timbul saat kami berdua itu sedang pacaran.. jadi ya gimana ya mbak, seneng begitu Mbak” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 402, "width": 239, "height": 172, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiastuti (2005) mengungkapkan bahwa alasan remaja melakukan hubungan seks pranikah adalah karena adanya kepuasan fi sik yang diperoleh setelah melakukan hubungan seksual sebagai suatu kebutuhan. Faktor motivasi personal drive sangat berpengaruh dalam hal ini, mereka ingin merasakan kepuasan personal setelah melakukan hubungan seksual dan juga faktor relational motive yang dihubungkan dengan berbagi kesenangan dengan pasangan. b) Memilih untuk tidak pernah melakukan.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 576, "width": 239, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiga informan menyatakan bahwa mereka memilih tidak melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 619, "width": 245, "height": 129, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kalau aku sih enggak sih Mbak.. mending buat cari uang aja.. terus masih takut resikonya juga, yang hamil itu lo Mbak.. dari pada buang waktu kan mending dibuat bikin surat lamaran kerja.... Hee.” (X4) Remaja merasakan ketakutan saat mereka melakukan hubungan seksual. Ketakutan tersebut lebih kepada penularan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PMS dan terjadinya kehamilan (Bralock dan Koniak, 2009). Hal inilah yang menjadikan informan penelitian berpikiran untuk tidak ingin melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 155, "width": 238, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Sekarang mengurangi melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 239, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini informan juga mengungkapkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 239, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keinginannya untuk mengurangi hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 242, "width": 215, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Yaaa kalau sekarang lebih banyak menjauh.. jadi malah sekarang mengurangi yang itu.” (X1)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 239, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiastuti (2005) mengatakan bahwa remaja bisa saja mengurangi frekuensi hubungan seksual yang mereka lakukan karena pengaruh informasi kesehatan yang mereka dapatkan. Keinginan remaja untuk melakukan hubungan seksual dapat dikurangi dengan memaparkan tentang materi kesehatan reproduksi yang benar dan lengkap.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 239, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Efek negatif setelah melakukan hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 239, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Rasa menyesal setelah melakukan hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 239, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keseluruhan informan menyatakan pernah mendapatkan perasaan kecewa dan menyesal setelah melakukan hubungan seksual. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 532, "width": 215, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pada umumnya setelah melakukan itu seperti.. eemm.. menyesal.. menyesal dalam arti kalau dengan cewek ya cewek yang baik-baik.. rasanya menyesal.... Lho kok ngapain tadi.” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 619, "width": 239, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan seksual pada saat remaja dapat menimbulkan efek beruntun, seperti rasa bersalah atau berdosa, menyesal, rendah diri, kehamilan tidak diinginkan, rentan penyakit menular seksual (PMS), human papilloma virus (HIV) dan aborsi (Soetjiningsih, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 721, "width": 239, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Rasa lelah setelah melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua informan menyatakan bahwa efek negatif setelah melakukan hubungan seksual adalah rasa lelah. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 141, "width": 210, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya capek, Mbak.. hehee.. terus kepikiran aja dosanya tu seberapa.. hee..” (X4)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 184, "width": 239, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan melakukan hubungan seksual sangat dipengaruhi oleh jumlah androgen receptor yang sangat erat hubungannya dengan ekspresi perilaku seksual. Ketika jumlah reseptor berubah maka akan menghambat perilaku seksual dan hal tersebut terjadi selama kelelahan setelah hubungan seksual (Fernandez dan Rodriguez, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 315, "width": 227, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Memilih untuk tetap pernah melakukan.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 329, "width": 239, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua informan menyatakan bahwa mereka memilih tetap melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 373, "width": 216, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya kalau dari aku sih tetap pernah melakukan Mbak. Hehee.... jadi seperti kalau aku tetap perjaka, tapi ternyata aku dapet istri yang udah pernah melakukan kan ya seperti eman-eman gitu lah mbak bahasa Jawanya...dan juga kebanggaan tersendiri juga to Mbak.... Hehee..”", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 489, "width": 23, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X3)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 503, "width": 239, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiastuti (2005) mengatakan bahwa walaupun remaja telah mengetahui akibat dari hubungan seks pranikah baik itu penyakit dan cara penularan penyakit tersebut, tetapi responden tetap melakukan hubungan seksual pranikah. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan mereka untuk melakukan hubungan seksual sangat kuat.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 619, "width": 239, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Efek dari hubungan seksual yang pernah dilakukan terhadap pasangan a) Tidak adanya ketakutan pasangan saat melakukan hubungan seksual Pada penelitian ini informan mengungkapkan bahwa pasangan seksual mereka tidak pernah takut dalam melakukan hubungan seksual, bahkan mereka saling menginginkan hubungan seksual ini terjadi.", "type": "Table" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 102, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 112, "width": 208, "height": 85, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya paling apa ya Mbak.. sempet bilang takut hamil.. tapi ya gimana ya Mbak waktu itu aku memang pengen melakukan. Jadi aku bilang ‘sekali saja.... Bener? Bener’.. Terus ya tetep mau tu....” (X3)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 239, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja yang melakukan hubungan seksual menjadikannya tolak ukur keseriusan dalam hubungan mereka dengan pasangannya (Uray, 2005). Mereka mengaku melakukan hubungan seksual sebagai keseriusan menuju jenjang pernikahan (1,6 persen sangat setuju dan 2,6 persen setuju). b) Pasangan tidak pernah sampai hamil.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 239, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini keseluruhan informan mengungkapkan setiap melakukan hubungan seksual tidak pernah sampai pasangannya hamil. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 373, "width": 212, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Enggak sih Mbak...dulu itu pernah sempat ceweknya telat hampir 2 minggu, haidnya enggak seperti waktu biasanya.” (X3)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 431, "width": 239, "height": 172, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada hubungan yang signifi kan antara penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian hamil (Correia, dkk, 2009). Tidak terjadinya kehamilan saat melakukan hubungan seksual berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi, tetapi hal ini malah meningkatkan kejadian hubungan seksual remaja. Di satu sisi tidak terjadinya kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi merupakan suatu keuntungan, tetapi pada kenyataannya di sisi sebaliknya hal ini malah banyak memicu remaja untuk tetap melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 239, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Ketidakacuhan terhadap telatnya datang bulan pasangan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 634, "width": 239, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengalaman hubungan seksual yang tidak mengakibatkan kehamilan pada pasangan cenderung membuat informan dan pasangannya melakukan hubungan seksual yang berulang kali. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 706, "width": 208, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya kalau aku sih santai saja Mbak. Lha orang waktu itu kan aku udah kerja.... Ya kalaupun jadi beneran", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 97, "width": 208, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hamil, aku siap tanggung jawab.... Kan aku sudah lulus sekolah dan sudah kerja juga. Jadi santai-santai saja.... Hehee.... Terus aku bilang ya tunggu saja. Tapi ternyata emang cuma telat.” (X3)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 184, "width": 239, "height": 158, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seharusnya selama menstruasi hubungan seksual berkurang, keinginan untuk melakukan hubungan seksual dan hubungan seksual tidak terjadi ketika pasangan (wanita) sedang dalam masa haid (Fortenberry, 2011). Terlambatnya datang bulan pasangannya menjadi suatu peringatan bagi mereka akan akibat yang mungkin terjadi dari hubungan seksual yang mereka lakukan, bukan malah bersikap tidak acuh.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 358, "width": 239, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 5: Efek Materi Kesehatan Reproduksi terhadap Keinginan Melakukan Hubungan Seksual", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 402, "width": 239, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sekarang jadi berpikir kalau ingin melakukan hubungan seksual Pada penelitian ini beberapa informan menyatakan bahwa setelah mendapatkan materi kesehatan reproduksi, saat melakukan hubungan seksual mereka jadi berpikir efek yang dapat ditimbulkan dari melakukan hal itu. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 518, "width": 209, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya itu sih, sekarang kalau mau melakukan begitu jadi ber fi kir- fi kir begitu.” (X1)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 561, "width": 239, "height": 187, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan dan informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja akan membantu mereka dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab dengan hal-hal yang berkaitan dengan seksualitasnya (Widiastuti, 2005). Pada tugas perkembangannya, remaja berada pada fase identity vs role confusion seperti yang disampaikan oleh Erik Erikson dalam teori tugas perkembangannya. Pada fase ini pengetahuan juga dapat memengaruhi kehidupan remaja (Klossner & Hatfi eld, 2006). Sedangkan pada penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan tentang kesehatan reproduksi berpengaruh terhadap hubungan seksual yang remaja lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 141, "width": 239, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Seminar kesehatan reproduksi diberikan agar remaja takut akan akibatnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 239, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa informan penelitian menyatakan bahwa pemberian seminar kesehatan reproduksi kepada remaja akan membuat mereka takut terhadap akibat dari melakukan hubungan seksual sehingga tidak akan melakukannya. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 257, "width": 223, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Iya. Mungkin seperti yang dilakukan di sekolah itu sudah lumayan baiklah. Cuma apa ya....kalau penyakit seks menular itu digambarkan seperti bagaimana. Kalau keseringan melakukan itu ada dampaknya...terus penyakit menular bisa melalui dari ciuman bibir itu.” (X1)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 239, "height": 100, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiastuti (2005) mengatakan bahwa pada umumnya respondennya mendapatkan informasi kesehatan reproduksi dari sekolah, teman, media elektronik, dan media cetak, serta petugas kesehatan, tetapi tidak rutin mereka dapatkan, hanya sepintas dan tidak begitu mendalam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 239, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Ketakutan akan hamil dan penyakit menular seksual saat melakukan hubungan seksual. Materi kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 239, "height": 100, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "reproduksi menjadikan remaja tahu akibat yang ditimbulkan dari hubungan seksual. Ini pula yang dirasakan oleh para informan penelitian, mereka merasa takut terserang penyakit menular seksual dan menghamili pasangan seksualnya. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 619, "width": 215, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya kan waktu itu belum dewasa, takutnya ceweknya hamil atau bagaimana. Atau sama yang udah pernah kayak gitu kan katanya kan ada penyakit-penyakit menular itu....", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 239, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ya itu, takutnya.” (X1) Responden dalam penelitian Widiastuti (2005)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 721, "width": 239, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sudah mengetahui penyakit dan dampak yang ditimbulkan dari", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seks pranikah walaupun tidak seluruhnya. Ketakutan akan terjadinya kehamilan pada saat melakukan hubungan seksual diantisipasi remaja dengan penggunaan kondom (Ott, dkk, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 170, "width": 239, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pengetahuan berkaitan kesehatan reproduksi hanya sebatas hamil dan penyakit seksual menular sebagai akibat melakukan hubungan seksual. Pada penelitian ini informan mengungkapkan bahwa mereka hanya mengetahui tentang kehamilan dan penyakit seksual sebagai akibat dari melakukan hubungan seksulal. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 300, "width": 244, "height": 202, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya tahu sih Mbak.. seperti kalau gonta-ganti cewek bisa kena penyakit seperti HIV, AIDS, sipilis. Terus kalau ceweknya hamil kan juga resiko.” (X4) Dampak dari melakukan hubungan seksual adalah terjadinya kehamilan dan dapat tertular PMS. Selain itu perlunya ditekankan pentingnya melakukan abstinance pada saat remaja, kemudian pemberian materi aborsi dan efeknya, kontrasepsi dan reproduksi dasar kepada remaja dapat diberikan pula penjelasannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko remaja melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 503, "width": 239, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Rasa penasaran yang muncul akibat ketidaksesuaian antara materi kesehatan reproduksi yang diterima dengan cerita dari teman-teman.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 561, "width": 239, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, tak jarang remaja berpikiran bahwa materi kesehatan reproduksi yang diberikan malah menambah rasa penasaran mereka terhadap hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 634, "width": 212, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya penasaran aja sih Mbak.. kan guru menerangkan materi nih.. itu kan cuma teori. Kan enggak ada prakteknya. Nah ya sudah dipraktekkan sendiri. Hahaa.... Terus Juga kok beda dengan apa yang diceritakan sama teman-teman..” (X5) Faktor pengetahuan dapat", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebabkan remaja berani melakukan hubungan seksual. Secara umum remaja telah mengetahui penyakit dan dampak dari hubungan seksual pranikah, tetapi responden tetap melakukan hubungan seksual pranikah (Widiastuti, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 239, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 6: Kondom Sebagai Alat Kontrasepsi Utama yang Digunakan Saat Melakukan Hubungan Seksual", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 239, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kondom sebagai alat kontrasepsi yang digunakan saat melakukan hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 239, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Pemakaian kondom saat melakukan hubungan seksual. Mayoritas informan mengaku", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 329, "width": 239, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan kondom saat mereka melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 243, "height": 216, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“kalau kondom aku pernah pakai.. cuman berapa.. enggak ada 5 kali mbak..” (X2) Remaja berusia 15-24 tahun menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual tercatat sebanyak 68 persen (Rotermann, 2012). Penggunaan kondom pada remaja yang telah aktif melakukan hubungan seksual sangatlah banyak. Kemudahan akses kondom oleh para remaja sangat berpengaruh terhadap tingginya angka pemakaian kondom pada remaja. b) Pemasangan kondom saat melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 239, "height": 129, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara pemasangan kondom saat melakukan hubungan seksual sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan tingkat keberhasilan dari kontrasepsi kondom tersebut. Pada penelitian ini para informan yang memakai kondom saat melakukan hubungan seksual mengaku mengetahui cara pemasangannya dari bungkus kondom yang telah dibelinya. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 721, "width": 205, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kan di bungkusnya juga udah ada cara-caranya..” (X1)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 97, "width": 239, "height": 129, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan kondom juga perlu diperhatikan apakah pengguna mempunyai alergi terhadap lateks atau tidak, sehingga penggunaan kondom ini dapat efektif (Sullivan, 2010). Hal tersebut mengkhawatirkan, karena remaja sebatas tahu penggunaannya saja, apalagi hanya mengetahuinya dari bungkus kondom yang dibelinya tanpa pengetahuan yang cukup.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 228, "width": 239, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Akses kondom untuk melakukan hubungan seksual a) Mendapatkan kondom dari apotek dan mini market .", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 286, "width": 239, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keseluruhan informan yang pernah menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual menyatakan mereka mendapatkan kondom dari apotek atau mini market yang menjual kondom tanpa syarat tertentu. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 373, "width": 204, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Beli di apotek, (sambil menyebutkan salah satu mini market), itu banyak.” (X1)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 416, "width": 239, "height": 187, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Beli Mbak. Di apotek.” (X3) Faktor yang berkontribusi dalam penyebaran dan akses kontrasepsi meliputi lokasi dan kelembagaannya. Remaja di kota dapat dengan mudah mendapatkan kontrasepsi di apotek (Fitzpatrick dan Walton, 2011). Kondom dapat dibeli secara grosir (jumlah banyak) di toko sebanyak 96 persen dan 60 persen dapat dibeli di apotek (Rizkalla, dkk, 2010). Hal ini pulalah yang terjadi pada informan penelitian, mereka bebas mengakses kondom untuk melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 605, "width": 200, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Mendapatkan kondom dari teman.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 619, "width": 239, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa informan penelitian ini menyatakan mendapatkan kondom dari teman mereka. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 663, "width": 209, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Itu dapet dari X3.. Hehee.. Kan pertamanya aku minta...terus waktu ngelakuin lagi aku menyuruh dia lagi buat beliin. Masih malu sih Mbak kalau beli sendiri. Masak di apotek belinya kondom.... Hehee....” (X5)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 239, "height": 144, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja yang melakukan hubungan seksual mendapatkan kondom dari teman atau saudara mereka yang lebih tua dan memiliki pengalaman hubungan seksual sebelumnya, bahkan tak jarang mereka memberi saran-saran bagaimana melakukan hubungan seksual (Bralock dan Koniak, 2009). Tidak dipungkiri bahwa pengaruh teman terhadap hubungan seksual remaja sangat besar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 239, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penggunaan kondom saat melakukan hubungan seksual untuk menghindari kehamilan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 239, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Memakai kondom untuk mencegah akibat-akibat dari hubungan seksual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 239, "height": 71, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemakaian kondom dalam melakukan hubungan seksual dilakukan para informan sebagai pencegah akibat-akibat yang dapat timbul saat melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 387, "width": 206, "height": 57, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Takut sih enggak, tapi ya katanya itu bisa buat mencegah.... Tapi kurang tahu...bisa mencegah yang penyakit itu” (X1)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 239, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom untuk menghindari akibat dari hubungan seksual salah satunya adalah kehamilan (Tjiptaningrum, 2009). Sebagian besar remaja (75,8 persen) memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi sebagai metode untuk menunda kehamilan (Nugraheni, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 239, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Ketakutan akan resiko kondom bocor saat melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 590, "width": 63, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemakaian", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 239, "height": 100, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kondom sebagai pengaman kadang dirasakan tidak maksimal oleh para informan. Terlihat dengan pendapat mereka yang mengungkapkan bahwa masih adanya rasa takut jika kondom bisa bocor saat melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 692, "width": 211, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pertama sih...agak takut saja sih Mbak. Kan belum tahu apa-apa awalnya. Terus kan katanya temenku kan yang pakai pengaman saja masih", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 97, "width": 140, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bisa hamil. Hehee....” (X3)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 112, "width": 239, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebocoran atau terlepasnya kondom saat melakukan hubungan seksual dipengaruhi oleh salahnya cara atau tahapan dalam pemasangannya (Carter, dkk, 2012).", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 170, "width": 239, "height": 172, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Melakukan hubungan seksual tidak menggunakan kondom sebagai pengaman. a) Tidak menggunakan kondom karena menggunakan metode kalender dan coitus interuptus. Pengalam tidak menggunkan kondom sebagai pengaman saat melakukan hubungan seksual diungkapkan oleh salah satu informan karena telah menggunakan metode kalender dan coitus interuptus . Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 344, "width": 246, "height": 259, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Yaaa tahunya dikasih tahu dari teman sih. Misal kalau melakukan itu waktu mau libur atau habis libur itu lo.... Itu enggak apa-apa kalau enggak pakai, katanya begitu…. Kan katanya kalau sprema cowok dan cewek kalau enggak bertemu kan enggak jadi. Nah bisa dikeluarkan di luar begitu.” (X1) Faktor yang memengaruhi hal ini, seperti kurangnya informasi tentang kontrasepsi, kurangnya layanan dan hal- hal yang berhubungan dengan agama dan budaya yang menyebabkan remaja terhambat dalam mengakses pelayanan kontrasepsi (Suryoputro, dkk, 2006). Hal ini sangat disayangkan karena seharusnya remaja belum pantas untuk melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 605, "width": 239, "height": 143, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Tidak memakai kondom agar bisa merasakan hubungan seksual yang dilakukan. Informan lain mengungkapkan alasan tidak menggunakan kondom sebagai pengaman adalah agar ingin merasakan hubungan seksual, jika menggunakan kondom mereka merasa ada sesuatu hal yang mengurangi rasa dari hubungan seksual tersebut. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 97, "width": 209, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Yaa biar tau rasanya gimana Mbak.. hehee.. … ya beda Mbak waktu melakukannya.. ya begini deh Mbak.. coba Mbaknya pegang sesuatu pakai sarung tangan dengan enggak pakai sarung tangan.. beda kan Mbak..”", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 184, "width": 23, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X5)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 239, "height": 143, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian dengan remaja wanita yang menjadi responden mengatakan pasangannya tidak menyukai dan merasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual, mereka mengatakan tidak dapat merasakan hubungan (Balock & Koniak, 2009). Keinginan remaja untuk merasakan hubungan seksual sangat tinggi sehingga mereka memilih untuk tidak menggunakan kondom saat melakukannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 239, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Tidak menggunakan kondom karena malu membeli kondom.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 239, "height": 100, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondom yang seharusnya diakses oleh orang dewasa inilah yang membuat beberapa informan mengaku takut dan malu jika membeli kondom, sehingga mereka memutuskan untuk tidak menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual. Berikut kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 474, "width": 211, "height": 71, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kalau waktu itu alasannya karena enggak ada waktu itu.. pertama enggak ada, yang kedua ketika kita mau beli kita juga malu kan masih kecil.. begitu..” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 239, "height": 143, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wong (2012) menyatakan bahwa faktor yang menjadikan remaja tidak menggunakan kontrasepsi adalah keterlambatan akses, malu, dan kepercayaan terhadap pasangan. Kondom memang belum layak diakses oleh para remaja, apalagi digunakan untuk melakukan hubungan seksual. Wajar saja jika mereka malu untuk membeli kondom, karena memang seharusnya mereka belum pantas untuk melakukan hal tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 239, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Cara untuk menghindari hubungan seksual pada remaja.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 721, "width": 239, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Pembatasan akses kondom dengan menggunakan kartu tanda pengenal", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 97, "width": 35, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(KTP).", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 112, "width": 55, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mayoritas", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 112, "width": 239, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "informan penelitian berpendapat bahwa pembelian kondom di apotek maupun mini market perlu adanya syarat tertentu, sehingga dapat meminimalkan remaja dapat mengakses kondom tersebut. Berikut adalah kutipannya.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 199, "width": 220, "height": 187, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kalau waktu itu ya aku seneng.. karena aku bisa dapet begitu kan. Tapi sekarang kalau melihat enggak setuju sih. Paling enggak dikasih batasanlah. Kalau cowok jarang 17 tahun lah. 17 tahun juga mereka masih labil. Dalam arti sudah jelas mereka menggunakannya juga sama pacarnya. Paling enggak usia- usia di atas 20 tahun lah...dan kalau sekarang sih...aku sangat tidak setuju dengan pembagian kondom gratis.. Apa motivasinya?” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 387, "width": 239, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondom banyak dipakai oleh remaja karena penggunaannya yang mudah, dapat dibeli dengan harga murah atau malah gratis (Carter, dkk, 2012). Perlunya sistem kontrol yang baik dalam menyikapi hal ini, baik itu untuk remaja sendiri atau pada oknum- oknum yang memperjualbelikan kondom secara bebas.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 503, "width": 239, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Remaja jangan sampai melakukan hubungan seksual Informan pada penelitian ini mengimbau para remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual seperti yang pernah mereka lakukan. Berikut kutipannya.", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 590, "width": 213, "height": 71, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya kalau menurutku sih.... Ya kalau bisa janganlah melakukan.... Kan belum wajar, belum layak. Ya sebenarnya muna fi k sih kalau aku bilang kayak gitu.” (X2)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 663, "width": 239, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali ( sexual abstinence ) seharusnya tetap dilakukan hingga remaja siap untuk melakukan aktivitas seksual (Ott, dkk, 2006). Remaja yang menjadi calon penerus bangsa seharusnya tidak melakukan hubungan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 13, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 155, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 141, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seksual sebelum menikah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 66, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 141, "width": 239, "height": 216, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran pengalaman hidup dari usia subur khususnya remaja terdapat dalam lima tema yang ada, yaitu frekuensi dan kejadian hubungan seksual, pasangan seksual saat melakukan hubungan seksual, faktor internal yang berpengaruh dalam melakukan hubungan seksual, efek yang dirasakan setelah melakukan hubungan seksual, dan efek materi kesehatan reproduksi terhadap keinginan melakukan hubungan seksual. Gambaran penggunaan kontrasepsi pada penelitian ini terdapat dalam satu tema, yaitu kondom sebagai alat kontrasepsi utama yang digunakan saat melakukan hubungan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 109, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 247, "height": 144, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akser, A. Y., Gold, M. A., Bost, J. E., Adimora, A. A., Orr, D. P. & Fortenberry, J. D. (2011). “Variation in Sexual Behaviors in a Cohort of Adolescent Females: The Role of Personal, Perceived Peer, and Perceived Family Attitudes”. Journal of Adolescent Health , Vol. 48, hlm.: 87–93. Ambarwati, K. (2005). “Internet dan Perilaku Seksual Remaja”. The Indonesian Journal of Public Health , Volume 2, No.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 532, "width": 10, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 239, "height": 71, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anjarwati. (2009). “Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan Perilaku Seksual Remaja pada Siswa SMA Negeri di Kabupaten Gunungkidul.” [Tesis]. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 619, "width": 239, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik (BPS). (2008).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 634, "width": 224, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007 . BPS, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 239, "height": 56, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BKKBN Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi. (2010). Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja , BKKBN, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 721, "width": 239, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bralock, A. & Koniak-Griffi n, D. (2009). “What Do Sexually Active Adolescent", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 97, "width": 221, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Female Say About Relationship Issue?”. Journal of Pediatric Nursing , Vol. 24, hlm.: 131-140.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 141, "width": 239, "height": 85, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carter, M. W., Bergdall, A. R., Henry-Moss, D., Hatfi eld-Timajchy, K. & Hock-Long, L. (2012). “A Qualitative Study of Contraceptive Understanding Among Young Adults”. Contraception , Volume 86, hlm.: 543-550.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 228, "width": 239, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correia, D. S., Pontes, A. C. P., Cavalcante,", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 242, "width": 221, "height": 71, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J.C., Egito, E. S. T., & Maia E. M. C. (2009). “Adolescents: Contraception Knowledge and Use, a Brazilian Study”. The Scienti fi c World Journal , Volume 9, hlm.: 37-45.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 315, "width": 239, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dariyo, S. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja . Ghalia Indonesia, Bogor Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 358, "width": 263, "height": 57, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ediastuti, E. & Manikam, I. H. (2010). Determinan Remaja Melakukan Hubungan Seks Pranikah . Pustaka Pelajar, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 416, "width": 239, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fava, N. M. & Bay-Cheng, L. Y. (2012).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 431, "width": 239, "height": 158, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Young Women’s Adolescent Experience of Oral Sex: Relation of Age of Initiation to Sexual Motivation, Sexual Coecion and Psyschological Functioning, Journal of Adolescent, Vol. 35, hlm.: 1191-1201. Fernandez-Guazi, A. dan Rodriguez- Manzo, G. (2003). “Pharmacological and Physiological Aspects of Sexual Exhaustion in Male Rats”. Scandinavia Journal of Psychology , Volume 44, Issue 3, hlm.: 257-263.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 590, "width": 241, "height": 71, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitzpatrick, E. & Walton-Moss, B. (2011). Barriers to Emergency Contraception for Adolescents, The Journal for Nurse Practisioners , Volume 7, Issue 4, hlm.: 282-286.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 663, "width": 239, "height": 85, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fortenberry, J. D. & Hensel, D. J. (2011). “The Assosiation of Sexual Interest and Sexual Behaviors Among Adolescent Women: A Daily Diary Perspective”. Hormones and Behavi or, Volume 59, hlm.: 739–744.", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 769, "width": 19, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 56, "width": 240, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Experience Usia Subur yang Aktif Secara Seksual", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 241, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hockenbery, M. J. (2005). Essentials of Pediatric Nursing . Elsevier Mosby: USA. Klossner, N. J. dan Hatfi eld, N., 2006,", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 141, "width": 230, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introductory Maternity and Pediatric Nursing . Lippincott Williams & Wilkins:", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 170, "width": 69, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Philadelphia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 240, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Narendra, M. B., Sularyo, T. S., Soetjiningsih, Suyitno, H., Ranuh, I. N. G., dan Wiradisuria, S. (2008). Buku Ajar Jilid", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 228, "width": 221, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1: Tumbuh Kembang Anak dan Remaja . Sagung Seto: Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 265, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugraheni. (2011). Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan: Perilaku Remaja Hubungannya Dengan Pendewasaan Usia Perkawinan . Pusat Studi Kesehatan, Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 244, "height": 201, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ott, M. A., Pfeiffer, E. J., & Fortenberry, J. D. (2006). “Perceptions of Sexual Abstinence among High-Risk Early and Middle Adolescent”. Journal of Adolescent Health , Vol. 39, hlm.:192-198. Ott, M. A., Ghani, N., McKenzie, F., Rosenberger, J. G. & Bell, D. L. (2012). “Adolescent Boys’ Experience of First Sex”. National Institutes of Health , Cult Health Sex , Vol. 14(7), hlm.: 781-793. Purba, D. P. N. (2005). “Persepsi Remaja Terhadap Hubungan Seksual Bebas di SLTP-K Immanuel Pontianak”. Skripsi. Fakultas Kedokteran UGM: Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 244, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizkalla, C., Bauman, L. J., & Avner, J. R. (2010). “Structural Impediments to Condom Access in aHigh HIV/STI-Risk Area”. Journal of Evironmental and Public Health , Volume 2010, Article ID 630762.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 634, "width": 239, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soetjiningsih, C. H. (2008). “Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Pranikah", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 97, "width": 221, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada Remaja”. Disertasi. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 126, "width": 239, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sullivan, L. (2010). “Teen Contraception:", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 141, "width": 221, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darned if You Do and Darned if You Don’t”. The Journal for Nurse Practitoners–JNP , Volume 6, American College of Nurse Practitioners.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 199, "width": 239, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryoputro, A., Ford, N. J., dab Shaluhiyah,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 213, "width": 221, "height": 100, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z. (2006). “Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi”. Makara Kesehatan , Volume 10, No. 1, hlm.: 29- 40.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 315, "width": 239, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjiptaningrum, K. (2009). “Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Perilaku Hubungan Seksual Pranikah pada Siswa SMA di Jakarta”. Tesis. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 402, "width": 239, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uray. (2005). “Persepsi Remaja tentang Seksual Pranikah, Kehamilan, dan Cara Penularan HIV/AIDS di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Yogyakarta”. Skripsi. Fakultas Kedokteran UGM: Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 489, "width": 239, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiastuti. (2005). “Faktor-faktor yang", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 503, "width": 239, "height": 158, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja (Kajian Kualitatif pada Remaja di Kotamadya Denpasar Bali Tahun 2005)”. Skripsi. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Wong, L. P. (2012). “An Exploration of Knowledge, Attitudes, and Behaviours of Young Multiethnic Muslim-Majority Society in Malaysia in Relation to Reproductive and Premarital Sexual Practices ”. BMC Public Health , 12:865", "type": "Table" } ]
e460f59c-d2c7-ad80-c8df-696983317dc9
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/bernas/article/download/3417/1998
[ { "left": 98, "top": 57, "width": 221, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 69, "width": 129, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3 No 4, 2022 , pp. 809-813 DOI: 10.31949/jb.v3i4.3417", "type": "Text" }, { "left": 444, "top": 59, "width": 81, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2721-9135 p-ISSN:2716-442X", "type": "Table" }, { "left": 297, "top": 770, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "809", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 106, "width": 413, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGENALAN GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH KEPADA SISWA SMK MOJOSONGO, BOYOLALI", "type": "Section header" }, { "left": 105, "top": 144, "width": 403, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vidya Nahdhiyatul Fikriyah * , Nirma Lila Anggani , Umar El Izzudin Kiat, Umrotun Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : * [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 196, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 207, "width": 432, "height": 119, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The plantation and agricultural sectors deserve certain attention in Indonesia. Especially in relation to supporting one of the sustainable development goals, namely to end hunger (zero hunger). One type of Vocational High School (SMK) in Indonesia is an agriculture-based vocational school. On the other hand, geography and especially remote sensing are known to be applicable for plantation and agricultural studies. For this reason, in order to provide an overview to students about the science of geography and remote sensing and its application to aspects of plantations and agriculture, this community service activity was carried out. The target participants this time were Mojosongo Vocational High School students in Boyolali Regency. Activities are carried out through the delivery of materials and discussions. It is known that the participants gave a positive impression of the activities carried out. It is hoped that with this service activity, students can get to know the geography approach and know the use of remote sensing for plantation and agricultural studies.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 326, "width": 283, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: geography; agriculture; plantation; vocational high school", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 350, "width": 40, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 361, "width": 432, "height": 120, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sektor perkebunan dan pertanian patut menjadi perhatian di Indonesia. Terutama kaitannya dalam mendukung salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yakni untuk mengakhiri kelaparan ( zero hunger). Salah satu jenis Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia adalah SMK yang berbasis pertanian. Di sisi lain, ilmu geografi dan khususnya penginderaan jauh diketahui dapat diaplikasikan untuk kajian perkebunan dan pertanian. Untuk itu, dalam rangka memberikan gambaran kepada siswa tentang ilmu geografi dan penginderaan jauh serta aplikasinya untuk aspek perkebunan dan pertanian, maka kegiatan pengabdian ini dilaksanakan. Sasaran peserta kali ini adalah siswa- siswi SMK Mojosongo di Kabupaten Boyolali. Kegiatan dilaksanakan melalui penyampaian materi dan diskusi. Diketahui peserta memberikan kesan positif terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Diharapkan dengan kegiatan pengabdian ini, siswa dapat mengenal pendekatan ilmu geografi dan mengetahui penggunaan penginderaan jauh untuk kajian perkebunan dan pertanian. Kata Kunci: geografi; pertanian; perkebunan; SMK", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 492, "width": 386, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted: 2022-09-23 Revised: 2022-09-30 Accepted: 2022-10-04", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 69, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 443, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan wilayah memiliki kaitan dengan ketersediaan sumber daya, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan sumber daya pertanian dan perkebunan. Penyadapan data tutupan lahan kedua sektor ini penting dilakukan sebagai bentuk usaha untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Utamanya di Boyolali, Jawa Tengah yang merupakan salah satu lumbung padi nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Boyolali (2021) kontribusi besar kedua terhadap ekonomi berasal dari sektor pertanian, kehutanan, serta perikanan yakni sebesar 22,49%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 443, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi mengenai potensi sumber daya ini juga tercakup dalam ilmu geografi, termasuk di dalamnya adalah materi penginderaan jauh. Perkembangan keilmuan tersebut dapat dilihat dari semakin luas dan meningkatnya aplikasi geografi dan penginderaan jauh di kehidupan sehari- hari, misalnya untuk aspek manajemen sumber daya alam termasuk pertanian dan perkebunan (Danardono et al., 2022; Hadibasyir et al., 2021). Seperti halnya aplikasi pendekatan geografi dan penginderaan jauh untuk pemetaan lahan pertanian (Fikriyah, 2019; Hernawati et al., 2017; Koto, 2017) dan estimasi produksi hasil perkebunan (Taufik et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 443, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di sisi lain, terdapat sekolah menengah tingkat lanjut atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbasis pertanian di Indonesia. Namun demikian, materi pemetaan yang disampaikan di SMK masih terbatas pada pemetaan dengan pendekatan terestris. Teknik pemetaan ini baik untuk", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 69, "width": 316, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fikriyah, Anggani, Kiat, Umrotun, Pengenalan Geografi dan Penginderaan Jauh", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 57, "width": 19, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "810", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 443, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemetaan level detail, namun memerlukan waktu dan sumber daya manusia yang banyak (Koto, 2017). Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang disampaikan tersebut maka perlu adanya pengenalan kepada siswa SMK tentang materi pemetaan berbasis penginderaan jauh. Sasaran peserta pengabdian kali ini adalah siswa SMK berbasis Pertanian di SMK Negeri 1 Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Kegiatan ini bertujuan untuk semakin membekali mereka dengan pengetahuan aplikasi penginderaan jauh untuk perkebunan dan pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 40, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 443, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sasaran pengabdian yang dilakukan kali ini adalah siswa-siswi SMKN 1 Mojosongo, di Boyolali (Gambar 1), yakni sejumlah 26 orang. Siswa SMK dipilih karena pertimbangan kesesuaian materi pengabdian ini dengan kurikulum yang disampaikan di sekolah. Siswa tersebut merupakan siswa dengan bidang keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP).", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 618, "width": 184, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Lokasi kegiatan pengabdian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 443, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan dilaksanakan dalam empat alur yakni dimulai dari persiapan, pemberian materi penyuluhan, hingga pembuatan laporan. Alur pertama adalah persiapan meliputi penentuan lokasi, penyusunan proposal kegiatan, perizinan untuk mendapatkan konfirmasi waktu dan jumlah peserta. Tahapan awal ini juga penting dilakukan untuk identifikasi kebutuhan mitra dan menampung masukan untuk materi yang disampaikan. Prosedur selanjutnya adalah penyusunan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra. Setelah persiapan terkait administrasi selesai, maka kegiatan pengabdian dapat dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Tahapan terakhir adalah pembuatan laporan pengabdian serta evaluasi kegiatan berdasarkan kesan dan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 71, "width": 176, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 76, "width": 195, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[Vol. 3, No. 4, Oktober, 2022, pp. 809-813]", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 59, "width": 19, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "811", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 442, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pesan yang diberikan oleh peserta dan guru pendamping. Gambar 2 menunjukkan alur kegiatan pengabdian secara ringkas.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 369, "width": 191, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Alur pelaksanaan pengabdian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 443, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara kolaboratif melalui pembagian sesi. Sesi I berisi tentang pemaparan ilmu geografi secara umum. Sesi II merupakan paparan tentang penginderaan jauh dan aplikasinya untuk pertanian dan perkebunan, dilanjutkan dengan sesi III yang berisi materi tentang pendekatan geografi untuk pertanian di perkotaan. Terakhir, sesi IV merupakan penyampaian materi perencanaan wilayah. Kegiatan juga diselingi dengan diskusi dengan peserta pengabdian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 116, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 443, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pengabdian dengan sasaran siswa SMK ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang pemanfaatan ilmu geografi dan penginderaan jauh untuk kajian perkebunan dan pertanian. Pengabdian dilaksanakan pada 9 September 2022 dengan materi yang dibagi ke dalam beberapa sesi mulai dari pengenalan geografi hingga aspek perencanaan wilayah berbasis pertanian. Tim pengabdi memberikan materi tersebut sesuai kebutuhan yang disampaikan mitra atau guru sekolah. Materi disampaikan pada saat jadwal mata pelajaran terkait pemetaan lahan berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 442, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesi diawali dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang pemetaan dan penginderaan jauh. Hal ini diperlukan untuk menilai sejauh mana pemahaman siswa tentang pemetaan serta membantu pemateri untuk mengaitkan materi dengan pengalaman siswa. Diketahui berdasarkan diskusi tersebut bahwa siswa telah mendapatkan materi pemetaan menggunakan teknik terestris, namun belum mengenal konsep dan aplikasi pemetaan lahan menggunakan teknik penginderaan jauh. Sesi dilanjutkan dengan penyampaian materi sesuai dengan kepakaran tiap anggota tim (Gambar 3).", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 69, "width": 316, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fikriyah, Anggani, Kiat, Umrotun, Pengenalan Geografi dan Penginderaan Jauh", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 57, "width": 19, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "812", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 243, "width": 231, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Penyampaian materi oleh tim pengabdi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 442, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan observasi saat kegiatan pengabdian berlangsung, siswa SMK sebagai peserta terlihat mengikuti kegiatan dengan baik (Gambar 4). Respon positif didapatkan melalui hasil pengisian presensi menggunakan google form . Beberapa kesan dan pesan disampaikan untuk tim pengabdi yakni:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 330, "width": 421, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Cukup mudah dimengerti oleh para peserta didik, dan sangat bermanfaat untuk calon-calon petani milenal.”", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 358, "width": 364, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Penyampaian dalam pembelajaran santai dan menenangkan mudah dimengerti.” “Pembelajaran dikemas menarik dan mudah dipahami.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 443, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun demikian, terdapat pula respon kurang baik dari peserta yang menuliskan kesan bahwa materi disampaikan kurang ringkas dan waktu penyampaian materi yang terlalu singkat. Kesan tersebut menjadi bahan evaluasi untuk tim pengabdi di kegiatan selanjutnya. Sebagai tindak lanjutnya, kegiatan pengabdian diharapkan dapat dilanjutkan dengan pelatihan pemetaan menggunakan perangkat lunak.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 717, "width": 245, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Antusiasme siswa dalam menyimak materi", "type": "Caption" }, { "left": 91, "top": 71, "width": 414, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat [Vol. 3, No. 4, Oktober, 2022, pp. 809-813]", "type": "Table" }, { "left": 514, "top": 59, "width": 19, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "813", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 443, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi program pengabdian dilaksanakan sesuai rencana dan kebutuhan mitra. Utamanya kegiatan ini berupaya untuk memberikan wawasan pada siswa tentang teknik pemetaan lahan menggunakan pendekatan geografi dan penginderaan jauh. Hal ini diharapkan akan menunjang peran siswa ketika bekerja dan terjun di masyarakat nantinya dalam optimalisasi perkebunan dan pertanian di daerahnya, seperti halnya kegiatan pengabdian serupa yang telah dilakukan (Lestari et al., 2022; Yeti et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 61, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 443, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, aplikasi geografi serta penginderaan jauh juga semakin luas dan bervariasi, termasuk pada kajian perkebunan dan pertanian. Namun demikian, materi tentang penginderaan jauh belum dikenal di kalangan siswa SMK berbasis pertanian. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan. Melalui kegiatan ini, siswa mendapatkan pemahaman tidak hanya dari konsep tetapi juga aspek perkembangan implementasi geografi dan penginderaan jauh di kehidupan sehari- hari era kini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 78, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 442, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BPS Boyolali. (2021). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Boyolali 2020. Boyolalikab.Bps.Go.Id , 1 , 1–11.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 442, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Danardono, D., Hadibasyir, H. Z., Fikriyah, V. N., Sunariya, M. I. T., & Latief, M. A. (2022).", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 362, "width": 418, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan Ketrampilan Pemetaan pada Pendidikan Kejuruan (SMK) Jurusan Kehutanan. Gervasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 6 (1), 265–279.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 443, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fikriyah, V. N. (2019). Mapping land cover based on time series synthetic aperture radar (SAR) data in Klaten , Indonesia. Jurnal Geografi Lingkungan Tropik , 3 (2), 12–21. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i2.67", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 442, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadibasyir, H. Z., Danardono, D., Sunariya, M. I. T., Fikriyah, V. N., & Latif, M. A. (2021). Pelatihan Pengolahan Citra Satelit Untuk Pemetaan Kondisi Vegetasi Bagi Siswa SMK Teknik Inventarisasi Dan Pemetaan Hutan. MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 4 (4), 600–606. https://journal.stkip-andi-matappa.ac.id/index.php/matappa/article/view/1433", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 443, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hernawati, R., Budi Harto, A., & Kania Sari, D. (2017). Pemetaan Pola Tanam dan Kalender Tanam Padi Sawah menggunakan Teknik Pengindraan Jauh. REKA GEOMATIKA , 2017 (2), 91–101. https://doi.org/10.26760/RG.V2017I2.1768", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 443, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koto, A. G. (2017). Pemetaan Wilayah Lahan Kering Menggunakan Data Penginderaan Jauh.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 543, "width": 287, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akademika , 6 (2). https://doi.org/10.31314/AKADEMIKA.V6I2.48", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 443, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lestari, A. G., Sopiyan, P., Ginanjar, Y., & Kusumadewi, R. N. (2022). Optimalisasi Sistem Pertanian Terpadu Sebagai Penunjang Pendapatan Masyarakat Desa Cibodas Kecamatan Majalengka.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 585, "width": 418, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 3 (3), 375–380. https://doi.org/10.31949/JB.V3I3.2777", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 443, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taufik, V. V., Sukmono, A., & Firdaus, H. S. (2020). Estimasi Produktivitas Kelapa Sawit Menggunakan Metode Ndvi (Normalized Difference Vegetation Index) Dan Arvi (Atmospherically Resistant Vegetation Index) Dengan Citra Sentinel-2a (Studi Kasus : Beberapa Wilayah Di Provinsi Riau). Jurnal Geodesi UNDIP , 10 (1), 153–162. https://doi.org/10.2/JQUERY.MIN.JS", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 443, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yeti, Y., Dasipah, E., Ayu Andayani, S., Siti Permana, N., & Gantini, T. (2022). Pendampingan Implementasi Pertanian Cerdas Iklim Di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 3 (3), 478–482. https://doi.org/10.31949/JB.V3I3.2776", "type": "List item" } ]
b216fbc6-12db-b670-d630-1964c13a7d71
https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/JSON/article/download/3407/2313
[ { "left": 135, "top": 25, "width": 191, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 26, "width": 401, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal: 36 − 42 Volume 3, Nomor 1, September 2021 e-ISSN 2685-998X DOI 10.30865/json.v3i1.3407", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 818, "width": 230, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S Lase , Copyright © 2021, Jurnal JSON , Page 36", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 89, "width": 448, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Metode Line Column Interpolation Untuk Pembesaran Skala Citra Hasil Cropping Selection Area", "type": "Section header" }, { "left": 262, "top": 134, "width": 102, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S. Lase", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 151, "width": 440, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Prodi Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 172, "width": 254, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: 14/08/2021 ; Accepted: 16/09/2021 ; Published: 30/09/2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak – Pengolahan citra adalah setiap bentuk pengolahan sinyal dimana input adalah gambar, seperti foto atau video bingkai, sedangkan output dari pengolahan gambar dapat berupa gambar atau sejumlah karakteristik atau parameter yang berkaitan dengan gambar. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu. Umumnya citra digital membentuk persegi panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem pencitraan ada pula yang berbentuk segi enam) yang memiliki lebar dan tinggi tertentu. Pada saat pengiriman citra sering kali mengalami kerusakan-kerusakan pada citra yang mengakibatkan penurunan mutu atau penurunan kualitas citra. Seringkali informasi yang disajikan dengan citra berbeda dengan citra aslinya. Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan Line-Column Interpolation Method (LCI) sebagai metode baru. Metode ini diuji untuk memperbesar ukuran gambar medis. Ukuran gambar yang lebih besar menghasilkan objek yang lebih besar dengan mempertahankan nilai struktur lokal mereka. Dengan demikian, hasil pembesaran membuat pengamatan yang lebih baik terhadap objek dalam gambar Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk dapat memperoleh hasil pembesaran skala citra yang lebih baik dari sebelumnya serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan metode LineColoumn Interpolation dalam pembesaran skala citra.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 182, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Peningkatan Kualitas; Line-Column", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 456, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract– Image processing is any form of signal processing where the input is an image, such as a photo or video frame, while the output of image processing can be an image or a number of characteristics or parameters associated with the image. A digital image is a sequence of real or complex numbers represented by certain bits. Generally, digital images form rectangles or squares (in some imaging systems there are also hexagons) that have a certain width and height. At the time of sending the image, it often experiences damage to the image which results in a decrease in quality or a decrease in image quality. Often the information presented with the image is different from the original image. In this study, the authors propose the Line-Column Interpolation Method (LCI) as a new method. This method was tested to enlarge the size of medical images. Larger image sizes produce larger objects while preserving their local structure values. Thus, the results of the enlargement make better observations of objects in the image. The benefits that the author wants to achieve in this study are to be able to obtain better image scale enlargement results than before and to find out the advantages and disadvantages of using the LineColoumn Interpolation method in image scale enlargement.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 177, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Quality Improvement; Line-Column", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 486, "width": 117, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 456, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan citra Pemrosesan sinyal adalah segala bentuk pemrosesan sinyal, di mana input berupa Gambar, seperti bingkai foto atau video, dan keluaran dari pemrosesan gambar dapat berupa gambar atau banyak fitur atau parameter yang terkait dengan gambar. Istilah \"pemrosesan gambar digital\" biasanya diartikan sebagai pemrosesan gambar dua dimensi oleh komputer. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu. Umumnya citra digital membentuk persegi panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem pencitraan ada pula yang berbentuk segi enam) yang memiliki lebar dan tinggi tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya titik atau piksel sehingga ukuran citra selalu bernilai bulat. Setiap titik memiliki kordinat sesuai posisinya dalam citra. Kordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat positif yang dapat dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan. Setiap titik juga memiliki nilai berupa angka digital yang mempresentasikan informasi yang diwakili oleh titik tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 456, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citra atau gambar merupakan komponen multimedia dengan bentuk informasi visual. Pada saat pengiriman citra sering kali mengalami kerusakan-kerusakan pada citra yang mengakibatkan penurunan mutu atau penurunan kualitas citra. Umumnya informasi yang ditampilkan pada gambar berbeda dengan gambar aslinya. Dalam kasus ini, gambar cacat atau bising, kontras warna terlalu tinggi, ketajaman dan keburaman berkurang, dan lebih banyak kerusakan akan terjadi saat menerima data gambar. Untuk memahami gambar dengan mudah, gambar yang rusak perlu diproses menjadi gambar lain dengan kualitas yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 456, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu diperlukan metode yang mampu mengkoreksi kesalahan-kesalahan pada saat gambar diterima mampu meningkatkan kualitas citra, yaitu dengan menggunakan Metode Line Column. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jufriadif Na’am, Julius Santony,Yundri, Suminjan, Gunadi Widi Nurcahyo. Dalam penelitiannya yang berjudul Enlarge Medical Image using Line-Column Interpolation (LCI) Method menyimpulkan bahwa pembesaran resolusi citra mengunakan metode ini dapat diterapkan dan digunakan untuk pembesaran citra.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 759, "width": 456, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berjalannya proses ini diperlukan dukungan hardware yang memadai karena pada proses yang dilakukan pengolahan tiap piksel dari gambar asli menggunakan metode interpolasi linear. Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan Line-Column Interpolation Method (LCI) sebagai metode baru. Metode ini diuji untuk memperbesar", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 25, "width": 191, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 26, "width": 401, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal: 36 − 42 Volume 3, Nomor 1, September 2021 e-ISSN 2685-998X DOI 10.30865/json.v3i1.3407", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 818, "width": 230, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S Lase , Copyright © 2021, Jurnal JSON , Page 37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 456, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ukuran gambar. Ukuran gambar yang lebih besar menghasilkan objek yang lebih besar dengan mempertahankan nilai struktur lokal mereka. Penulisan juga beralasan bahwa dilakukan skala pembesaran citra pada hasil croppingan memperoleh citra yang memiliki ukuran yang lebih besar dan memperoleh detail objek pada citra. Dengan demikian, hasil pembesaran membuat pengamatan yang lebih baik terhadap objek dalam gambar.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 152, "width": 194, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 40, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Citra", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 456, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar adalah representasi (gambaran) dari suatu objek, kesamaan atau tiruan dari objek tersebut. Keluaran citra sebagai sistem perekaman data dapat berupa optik berupa foto, atau bentuk analog berupa sinyal video, seperti citra pada monitor TV, maupun dalam bentuk digital yang dapat disimpan pada media penyimpanan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Line-Column", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 456, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Metode Line-Column Interpolasi (LCI) digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar dengan meningkatkan ukuran piksel gambar, ukuran objek yang terkandung di dalamnya juga lebih besar, sehingga lebih mudah untuk diamati. Dalam penelitian ini gambar diproses menggunakan Metode Line-Column Interpolasi (LCI). Ukuran gambar yang lebih besar menghasilkan objek yang lebih besar dengan mempertahankan nilai struktur lokal mereka. Dengan demikian, hasil pembesaran ini membuat pengamatan yang lebih baik terhadap objek dalam gambar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 453, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembesaran gambar dilakukan dengan menambahkan piksel baru. Ukuran gambar diperbesar menjadi n- kali, dengan persamaan adalah: f (z) = n.c ......................................................................................................................................... (1)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 108, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f (z) = Pemesaran gambar n = Ukuran citra c = Citra input", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 456, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk setiap proses pembesaran penambahan piksel sebanyak citra sebelumnya diterapkan. Sehingga ukuran gambar menjadi 2 kali lipat dari ukuran sebelumnya. Jika kc merupakan jumlah kolom gambar awal dan bc merupakan jumlah baris kemudian jumlah kolom pembesaran gambar menjadi kx dan baris pembesaran menjadi bx. Sehingga persamaan banyak baris dan kolom cita perbesaran adalah sebagai berikut: Kx = kc + kc -1 ................................................................................................................................. (2) bx = bc + bc - 1 ................................................... ............................................................................. (3)", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 485, "width": 184, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 456, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa merupakan tahapan dimana dilakukannya analisa terhadap citra Proses dalam sistem atau proses yang dirancang. dalam keadaan ini pembahasan mengenai proses pembesaran citra diperlukan metode yang mampu mengkoreksi kesalahan-kesalahan pada saat gambar diterima mampu meningkatkan kualitas citra, yaitu dengan menggunakan Metode Line Column. Dengan melakukan analisa terhadap penggunaan metode ini maka akan dihasilkan cara-cara atau langkah dalam perbaikan kualitas citra.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 456, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citra atau gambar merupakan komponen multimedia dengan bentuk informasi visual. Pada saat pengiriman citra sering kali mengalami kerusakan-kerusakan pada citra yang mengakibatkan penurunan mutu atau penurunan kualitas citra. Umumnya informasi yang ditampilkan pada gambar berbeda dengan gambar aslinya. Dalam kasus ini, gambar cacat atau bising, kontras warna terlalu tinggi, ketajaman dan keburaman berkurang, dan lebih banyak kerusakan akan terjadi saat menerima data gambar. Untuk memahami gambar dengan mudah, gambar yang rusak perlu diproses menjadi gambar lain dengan kualitas yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 456, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu diperlukan metode yang mampu mengkoreksi kesalahan-kesalahan pada saat gambar diterima mampu meningkatkan kualitas citra, yaitu dengan menggunakan Metode Line Column. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jufriadif Na’am, Julius Santony,Yundri, Suminjan, Gunadi Widi Nurcahyo Dalam penelitiannya yang berjudul Enlarge Medical Image using Line-Column Interpolation (LCI) Method menyimpulkan bahwa pembesaran resolusi citra mengunakan metode ini dapat diterapkan dan digunakan untuk pembesaran citra. Berjalannya proses ini diperlukan dukungan hardware yang memadai karena pada proses yang dilakukan pengolahan tiap piksel dari gambar asli menggunakan metode interpolasi linear.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 456, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Line-Column Interpolation Method (LCI) sebagai metode baru. Metode ini diuji untuk memperbesar ukuran gambar medis. Ukuran gambar yang lebih besar menghasilkan objek yang lebih besar dengan mempertahankan nilai struktur lokal mereka. Dengan demikian, hasil pembesaran membuat pengamatan yang lebih baik terhadap objek dalam gambar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 765, "width": 170, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Penerapan Algoritma Line-Column", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 25, "width": 191, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 26, "width": 401, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal: 36 − 42 Volume 3, Nomor 1, September 2021 e-ISSN 2685-998X DOI 10.30865/json.v3i1.3407", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 818, "width": 230, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S Lase , Copyright © 2021, Jurnal JSON , Page 38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 457, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Line-Column Interpolation Method (LCI) sebagai metode baru. Metode ini diuji untuk memperbesar ukuran gambar. Ukuran gambar yang lebih besar menghasilkan objek yang lebih besar dengan mempertahankan nilai struktur lokal mereka. Dengan demikian, hasil pembesaran membuat pengamatan yang lebih baik terhadap objek dalam gambar. Dari pemaparan masalah yang sudah diuraikan di atas maka pada penelitian kali ini penulis membuat suatu aplikasi yang dapat membantu para pengguna untuk memperbaiki kualitas resolusi citra meggunakan aplikasi berbasis desktop yaitu dengan menggunakan aplikasi Visual Basic 2008 dengan bantuan basis data MySql.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 456, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini adalah citra asli yang akan dilakukan proses pembesaran dengan menerapkan metode Linear Line Column hasil cropping selection area . Untuk melakukan pembesaran terlebih dahulu dilakuan seleksi area piksel untuk di crop yang akan dianalisa dalam kasus ini yaitu citra analisa berukuran 5x5 pisel seperti gambar 1 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 424, "width": 176, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Citra Sample dan Citra Analisa", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 457, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan menggunakan Matlab R2013 maka diperoleh nilai piksel dari citra Analisa berukuran 5x5 piksel seperti gambar 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 726, "width": 154, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Nilai Piksel Citra Analisa", "type": "Caption" }, { "left": 121, "top": 743, "width": 377, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya nilai R, G dan B dari citra analisa dikonversi menjadi Citra RGB sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 25, "width": 191, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 26, "width": 401, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal: 36 − 42 Volume 3, Nomor 1, September 2021 e-ISSN 2685-998X DOI 10.30865/json.v3i1.3407", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 818, "width": 230, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S Lase , Copyright © 2021, Jurnal JSON , Page 39", "type": "Page footer" }, { "left": 225, "top": 338, "width": 177, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Nilai RGB Piksel Citra Analisa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 456, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalkan akan dilakukan pembesaran citra dengan skala 2 kali pada citra sampel berukuran 5x piksel. Maka dengan menggunakan persamaan Interpolation Linear Column diperoleh ukuran citra Analisa menjadi: f (z) = n.c f (z)= 2.5 f (z) =10", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 456, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari perhitungan di atas diperoleh citra yang baru hasil pembesaran yaitu dengan ukuran 10x10 piksel. Jika k c merupakan jumlah kolom gambar awal dan b c merupakan jumlah baris kemudian jumlah kolom pembesaran gambar menjadi k x dan baris pembesaran menjadi b x Selanjutnya untuk menentukan persamaan banyak baris dan kolom cita perbesaran adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 459, "width": 343, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "k x = k c + k c - 1 k x = 5 + 5 – 1 k x = 9 b x = b c + b c - 1 b x = 5+ 5- 1 bx= 9 Sehingga diperoleh jumlah baris dan kolom yang baru yaitu k x . b x = 9 x 9 Piksel.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 545, "width": 253, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Jumlah baris dan kolom citra Analisa yang baru 92 107 111 106 109 57 77 97 110 113 73 75 81 93 98 89 77 71 83 88 89 77 71 83 88", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 370, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai piksel kosong antara garis ditentukan menggunakan rumus Line Interpolation berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 684, "width": 135, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (k,b) = 𝒁(𝒌−𝟏,𝒃)+𝒁 (𝒌+𝟏,𝒃) 𝟐 Z (0,1) = 92+107 2 = 199 2 = 99,5 = 10", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 717, "width": 113, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (0,3) = 107+111 2 = 218 2 = 109", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 734, "width": 150, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (0,5) = 111+106 2 = 217 2 = 108,5 = 109", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 751, "width": 58, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (0,7) = 106+109", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 751, "width": 109, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 = 215 2 = 107,5 = 108", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 780, "width": 96, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (k,b) = 𝒁(𝒌−𝟏,𝒃)+𝒁 (𝒌+𝟏,𝒃)", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 791, "width": 4, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝟐", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 25, "width": 191, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 26, "width": 401, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal: 36 − 42 Volume 3, Nomor 1, September 2021 e-ISSN 2685-998X DOI 10.30865/json.v3i1.3407", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 818, "width": 230, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S Lase , Copyright © 2021, Jurnal JSON , Page 40", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 86, "width": 100, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (2,1) = 57+77 2 = 134 2 = 67 Z (2,3) = 77+97 2 = 174 2 = 87", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 119, "width": 146, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (2,5) = 97+110 2 = 207 2 = 103,5 = 104", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 136, "width": 58, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (2,7) = 110+113", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 136, "width": 109, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 = 223 2 = 111,5 = 112", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 165, "width": 96, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (k,b) = 𝒁(𝒌−𝟏,𝒃)+𝒁 (𝒌+𝟏,𝒃)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 176, "width": 100, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝟐 Z (4,1) = 73+75 2 = 148 2 = 74 Z (4,3) = 75+81 2 = 156 2 = 78 Z (4,5) = 81+93 2 = 174 2 = 87", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 233, "width": 130, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (4,7) = 93+98 2 = 191 2 = 95,5 = 96", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 262, "width": 96, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (k,b) = 𝒁(𝒌−𝟏,𝒃)+𝒁 (𝒌+𝟏,𝒃)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 273, "width": 100, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝟐 Z (6,1) = 89+77 2 = 166 2 = 83 Z (6,3) = 77+71 2 = 148 2 = 74", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 312, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (6,5) = 71+83 2 = 154 2 = 77", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 329, "width": 131, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (6,7) = 83+88 2 = 171 2 = 85,5 = 86", "type": "Formula" }, { "left": 121, "top": 358, "width": 100, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (k,b) = 𝒁(𝒌−𝟏,𝒃)+𝒁 (𝒌+𝟏,𝒃) 𝟐 Z (8,1) = 89+77 2 = 166 2 = 83", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 392, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (8,3) = 77+71 2 = 148 2 = 74", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 409, "width": 100, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (8,5) = 71+83 2 = 164 2 = 77", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 425, "width": 131, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (8,7) = 83+88 2 = 171 2 = 85,5 = 86", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 454, "width": 131, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,0) = 92+57 2 = 149 2 = 74,5 = 75", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 471, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,0) = 57+73 2 = 130 2 = 65", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 487, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,0) = 73+89 2 = 162 2 = 81", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 504, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (7,0) = 89+89 2 = 178 2 = 89", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 533, "width": 103, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,2) = 107+77 2 = 184 2 = 92", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 549, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,4) = 77+75 2 = 152 2 = 76", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 566, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,6) = 75+77 2 = 152 2 = 76", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 583, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (7,8) = 77+77 2 = 152 2 = 77", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 612, "width": 109, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,4) = 111+97 2 = 208 2 = 104", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 628, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,4) = 97+81 2 = 178 2 = 89", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 645, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,4) = 81+71 2 = 152 2 = 76", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 662, "width": 100, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (7,4) = 71+71 2 = 142 2 = 71", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 690, "width": 113, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,6) = 106+110 2 = 216 2 = 108", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 707, "width": 146, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,6) = 110+93 2 = 203 2 = 101,5 = 102", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 724, "width": 100, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,6) = 93+83 2 = 176 2 = 88 Z (7,6) = 83+83 2 = 166 2 = 83", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 769, "width": 113, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,8) = 109+113 2 = 222 2 = 111", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 25, "width": 191, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 26, "width": 401, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal: 36 − 42 Volume 3, Nomor 1, September 2021 e-ISSN 2685-998X DOI 10.30865/json.v3i1.3407", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 818, "width": 230, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S Lase , Copyright © 2021, Jurnal JSON , Page 41", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 86, "width": 146, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,8) = 113+98 2 = 211 2 = 105,5 = 106", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 102, "width": 100, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,8) = 98+88 2 = 186 2 = 93 Z (7,8) = 88+88 2 = 176 2 = 88", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 148, "width": 135, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,1) = 100+67 2 = 167 2 = 83,5 = 84", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 164, "width": 131, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,1) = 67+74 2 = 141 2 = 70,5 = 71 Z (5,1) = 74+83 2 = 157 2 = 78,5 = 79 Z (7,1) = 83+83 2 = 166 2 = 83", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 226, "width": 103, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,3) = 109+87 2 = 196 2 = 98", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 243, "width": 131, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,3) = 87+78 2 = 165 2 = 82,5 = 83", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 260, "width": 100, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,3) = 78+74 2 = 152 2 = 78 Z (7,3) = 74+74 2 = 148 2 = 74", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 305, "width": 150, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (1,5) = 109+104 2 = 213 2 = 106,5 = 107", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 322, "width": 135, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (3,5) = 104+87 2 = 191 2 = 95,5 = 96", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 339, "width": 100, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,5) = 87+77 2 = 164 2 = 82", "type": "Picture" }, { "left": 121, "top": 356, "width": 100, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z (5,7) = 77+77 2 = 154 2 = 77", "type": "Picture" }, { "left": 191, "top": 381, "width": 245, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Citra Sampel 92 107 111 106 109 57 77 97 110 113 73 75 81 93 98 89 77 71 83 88 89 77 71 83 88 Tabel 3. Citra Interpolasi 92 100 107 109 111 109 106 108 109", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 538, "width": 243, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75 84 92 98 104 107 108 110 111", "type": "Picture" }, { "left": 191, "top": 549, "width": 245, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57 67 77 87 97 104 110 112 113", "type": "Picture" }, { "left": 191, "top": 561, "width": 245, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65 71 76 83 89 96 102 104 106 73 74 75 78 81 87 93 96 98 81 79 76 78 76 82 88 91 93 89 83 77 74 71 77 83 86 88 89 83 77 74 71 77 83 86 88 89 83 77 74 71 77 83 86 88", "type": "Picture" }, { "left": 261, "top": 649, "width": 105, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 433, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil studi literatur, analisa, perancangan, implementasi dan pengujian sistem ini, maka kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut Berdasarkan analisa yang sudah dilakukan proses peningkatan kualitas citra hasil cropping dengan menggunkan metode Line-Column Interpolation terbukti dapat membesarkan skala dan dapat meningkatkan kualitas citra. Penerapan Metode Line-Column Interpolation ini sangat mudah dan cukup efektif untuk digunakan dalam pembesaran skala serta perbaikan citra hasil cropping tersebut. Aplikasi pembesaran skala citra hasil cropping image dengan mengunakan pemograman visual studio ini mendapatkan hasil yang cukup bagus dengan interface yang simpel dan mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 25, "width": 191, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 26, "width": 401, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal: 36 − 42 Volume 3, Nomor 1, September 2021 e-ISSN 2685-998X DOI 10.30865/json.v3i1.3407", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 818, "width": 230, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James Supriadi S Lase , Copyright © 2021, Jurnal JSON , Page 42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 91, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 337, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Aniati Murni, Pengantar Pengolahan Citra. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 455, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] R. Candra and N. Santi, “Teknik Perbaikan Kualitas Citra Satelit Cuaca dengan Sataid,” J. Teknol. Inf. Din., vol. 16, no. 2, pp. 101–109, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 455, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] W. Sipayung, “Perancangan Citra Watermaking Pada Citra Digital Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform ( DCT ),” Pelita Inform. Budi Darma, vol. 7, no. 3, pp. 104–107, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 455, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] M. Dasopang, “Metode Perancangan Pengarangkat Lunak Mereduksi Noise Citra Digital Menggunakan Contraharmonic,” J. Ris. Komput., vol. 2, no. 6,pp. 56–61, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 328, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] R. Munir, Pengolahan Citra Digital Dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 257, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Darma Putra, Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Andi, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 455, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Y. Yuhandri, “Perbandingan Metode Cropping Pada Sebuah Citra Untuk Pengambilan Motif Tertentu Pada Kain Songket Sumatera Barat,” Komtekinfo, vol. 6, no. 1, pp. 95–105, 2019, doi: 10.35134/komtekinfo.v6i1.273.", "type": "List item" } ]