id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
bf526a41-1d3d-112b-3f60-b8fe35b0a00c
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jkp/article/download/8034/7595
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 292, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 75, "width": 359, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA TENAGA PENGAJAR DI SMA N 1 AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN", "type": "Section header" }, { "left": 247, "top": 130, "width": 104, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risky Brian Sinubu Rolly Rondonuwu", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 158, "width": 82, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Franly Onibala", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 185, "width": 267, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 454, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : One of the factors that influence the increase in blood pressure is a workload that a person who exceeds the normal time limit. A type of work performed beyond the limit working time trigger fatigue that affects aspects of mental load , physical, and working time. The results of the Riskesdas ( 2013 ) for hypertension according to its characteristics is found that employment status may also affect the occurrence of hypertension with a prevalence of 24.72 % . Objectives : The purpose of this study to determine the relationship of the workload with the incidence of hypertension in SMA N 1 Amurang South Minahasa District. Study Methods : used is observational analytic cross sectional. The sampling technique was conducted by accidental sampling with a sample of 33 people. Results : using chi -square test p value = 0.023 < α = 0:05. Conclusion : The results showed an association with hypertension workload on teachers in SMA N 1 Amurang South Minahasa District. Suggestions can be added as the information in the field of medical-surgical nursing as a reference for future studies that heavy workloads lead to hypertension .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 232, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Workload , Hypertension , Lecturer", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 475, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak : Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah adalah beban kerja yang dilakukan seseorang yang melebihi batas waktu normal. Suatu jenis pekerjaan yang dilakukan melebihi batas waktu kerja memicu terjadinya kelelahan kerja sehingga mempengaruhi aspek beban mental, fisik, dan waktu kerja. Hasil penelitian dari Riskesdas (2013) terhadap hipertensi menurut karakteristiknya didapat bahwa status pekerjaan juga dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan prevalensi sebesar 24,72%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kejadian hipertensi di SMA N 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Desain Penelitian yang digunakan bersifat observasional analitik yaitu cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling dengan jumlah sampel 33 orang. Hasil penelitian menggunakan uji statistik chi square didapatkan nilai p = 0.023 < α = 0.05. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan beban kerja dengan kejadian hipertensi pada tenaga pengajar di SMA N 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Saran dapat ditambahkan sebagai informasi dibidang keperawatan medikal bedah untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya bahwa beban kerja yang berat memicu terjadinya hipertensi. Kata Kunci : Beban Kerja, Hipertensi, Tenaga Pengajar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 292, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 215, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyakit hipertensi adalah penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko yaitu: umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus. Oleh karena itu penyakit hipertensi timbul karena adanya interaksi dari berbagai faktor yang telah disebutkan, faktor mana yang lebih berpengaruh atau berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti (Anggara, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 215, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipertensi salah satunya disebabkan oleh faktor gaya hidup modern, orang zaman sekarang sibuk mengutamakan pekerjaan untuk mencapai kesuksesan. Kesibukan dan kerja keras serta tujuan- tujuan yang berat mengakibatkan timbulnya rasa stres dan timbulnya tekanan yang tinggi. Perasaan tertekan membuat tekanan darah menjadi naik. Selain itu, orang yang sibuk juga tidak sempat untuk berolahraga. Akibatnya lemak dalam tubuh semakin banyak dan tertimbun yang dapat menghambat aliran darah. Pembuluh yang terhimpit oleh tumpukan lemak menjadikan tekanan darah menjadi tinggi. Inilah salah satu penyebab terjadinya hipertensi (Susilo, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 215, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyakit hipertensi merupakan masalah yang sedang dialami oleh seluruh dunia. Berdasarkan data WHO (2008), sebesar 40% penduduk usia dewasa menderita hipertensi. Prevalensi di Amerika sebesar 35%, dikawasan Eropa sebesar 41%, dan Australia sebesar 31,8%. Prevalensi hipertensi pada kawasan Asia Tenggara adalah sebesar 37%, Thailand sebesar 34,2%, Brunei Darusalam 34,4%, Singapura 34,6% dan Malaysia 38% (Estiningsih, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 215, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak negara saat ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan perubahan gaya hidup. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi, dimana hipertensi adalah salah satu penyebab kematian nomor satu secara global (Susilo, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 215, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari Riskesdas (2013) Prevalensi hipertensi di Indonesia yang di dapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,09%), diikuti Kalimantan Selatan (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%). Untuk prevalensi provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke 7 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia yaitu sebesar 27,1%. Dan melalui hasil penelitian dari Riskesdas (2013) terhadap hipertensi menurut karakteristiknya didapat bahwa status pekerjaan juga dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan prevalensi sebesar 24,72%.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 295, "width": 217, "height": 343, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang melebihi normal. Hipertensi sering mengakibatkan keadaan yang berbahaya karena keberadaannya sering kali tidak disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang berarti; sampai suatu waktu terjadi komplikasi jantung, otak, ginjal, mata, pembuluh darah, atau organ-organ vital lainnya. Namun demikian penyakit hipertensi sangat di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan pekerjaan yang menguras aktivitas masyarakat sehingga mengurangi pola aktivitas yang baik untuk di lakukan. Pola aktivitas yang sehat dan makanan yang sehat merupakan pilihan tepat untuk menjaga diri terbebas dari hipertensi. Semuanya dilakukan secara terus menerus , tidak boleh temporer. Sekali kita lengah menjaga diri dengan tidak mengikuti pola aktivitas yang sehat, dipastikan kita akan mudah terkena hipertensi dan penyakit lainnya (Malara, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 641, "width": 215, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meylen Suoth, Hendro Bidjuni dan Reginus Malara pada bulan Desember (2013) sampai Januari (2014), dalam jurnal penelitian hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di puskesmas Kolongan kecamatan Kalawat kabupaten Minahasa Utara. Kesimpulan adanya hubungan yang bermakna antara", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 292, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 214, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gaya hidup dalam bentuk kemampuan mengatur stress dengan kejadian hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 116, "width": 201, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh S.Parikh (2011) dalam jurnal The Study of Epidemiolgy & Determinents of Hypertension in Urban Health Training Centre (UHTC) menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki hubungan terhadap hipertensi. Dan responden yang memiliki pekerjaan berat beresiko terjadi hipertensi. Sementara dalam penelitian ini responden ( 3,4 % ) pekerja sedang mengalami hipertensi yang secara signifikan lebih rendah ( nilai z = 8.27, p = 0,001 ) dibandingkan prevalensi 31,1", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 295, "width": 201, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% di antara pekerja berat/menetap. Beberapa temuan yang sama yang diteliti di daerah perkotaan Chandigarh, ada 86.8 % hipertensive berada di kelompok yang sering melakukan aktivitas fisik & risiko terjadi hipertensi sebesar 35% pada kelompok yang memiliki aktivitas kurang.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 420, "width": 201, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stres berhubungan dengan pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi karena tuntutan kerja yang terlalu banyak (bekerja terlalu keras dan sering kerja lembur) dan jenis pekerjaan yang harus memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya atau pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi manusia. Beban kerja meliputi pembatasan jam kerja dan jam kerja yang diharuskan adalah 6-7 jam setiap harinya. Sisanya digunakan untuk keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain. Dalam satu minggu seseorang bekerja dengan baik selama 40-50 jam, lebih dari itu terlihat kecenderungan yang negatif seperti kelelehan kerja, penyakit dan kecelakaan kerja (Agustin, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 710, "width": 201, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data awal yang diambil di Sekolah SMA N 1 Amurang pada tanggal 28 Oktober 2014 melalui wawancara dengan Bagian Kurikulum bahwa", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 75, "width": 200, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jumlah tenaga pengajar yang ada di SMA N 1 Amurang berjumlah 54 orang dengan waktu kerja selama 7-8 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu dan data yang didapat setelah wawancara dengan beberapa tenaga pengajar yang adaberdasarkan tiga aspek beban kerja (beban waktu, beban fisik dan beban mental) terdapat 50% dari 18 tenaga pengajar yang ditanya menderita tekanan darah tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 240, "width": 201, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang dari data yang ada bahwa suatu penyakit hipertensi mempunyai keterkaitan dengan status pekerjaan melalui beban kerja yang dilakukan. Maka peniliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan beban kerja dengan kejadian hipertensi pada tenaga pengajar di SMA N 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 379, "width": 167, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 406, "width": 204, "height": 356, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Penelitian dilakukukan di SMA Negeri 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, pada tanggal 5-17 Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah Tenaga Pengajar di SMA Negeri 1 Amurang, yang berjumlah 54 tenaga pengajar. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling . Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah siswa. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 33 responden memiliki tekanan darah diatas batas normal 120/80 mmHg, responden yang memiliki waktu kerja ≥ 6 jam/hari dan responden yang memberikan persetujuan dalam lembar perstujuan dan bersedia mengikuti proses penelitian. Penelitian ini menggunakan insrumen berupa lembar kuesioner beban kerja dan lembar observasi. Pengukuran beban kerja para tenaga pengajar diukur dengan menggunakan kuesioner dengan skala", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 292, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 204, "height": 563, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ordinal. Kuesioner akan diberikan pada responden yang bersedia menjadi responden. Kuesioner ini sudah pernah dipakai oleh Dewi 2013 dalam penelitian tugas akhirnya dengan judul “Pengukuran Beban Kerja Mental Dalam Upaya Meningkatkan Performansi Kerja Teller di Bank “X” Cimahi dengan Metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT)” . Dengan cara mengukur mengetahui tingkat beban kerja responden berdasarkan beban waktu, beban mental dan beban psikologi melalui pernyataan yang diberikan, responden memilih angka 1 untuk beban kerja yang ringan, 2 untuk beban kerja sedang, 3 beban kerja tinggi sesuai persepsinya sendiri dengan kriteria penilaian yang diberikan skor 1-3 berada pada beban ringan, sedang-berat ≥ 4. Skor yang didapat yaitu dari jumlah besar angka yang dipilih/dilingkar dibagi dengan jumlah hari mengajar lalu dijumlahkan keseluruhan berdasarakan 3 aspek beban kerja. Instrument ini menggunakan lembar obeservasi dengan alat sphygmomanometer dan stetoskope untuk mengukur jumlah tekanan darah responden. Dengan kriteria penilaian, skor 1 berada pada tekanan darah normal : 110-120/80-90 mmHg, skor 2 pada tekanan darah tidak normal : prehipertensi 120-139/80-90 mmHg, hipertensi stage I 140-159/90-99 mmHg, dan hipertensi stageII >160/100 mmHg. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu, setelah mendapatkan surat rekomendasi pengambilan data awal ke tempat penelitian, selanjutnya peneliti", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 641, "width": 204, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengidentifikasi fakta yang ada di SMA N 1 Amurang melalui studi kasus di lapangan untuk mendapatkan data tentang masalah yang terjadi di tempat penelitian. Setelah mendapatkan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 710, "width": 204, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fenomena awal yang menjadi masalah di tempat penelitian kemudian peneliti mengidentifikasi masalah sebagai dasar penelitian, kemudian setelah", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 75, "width": 204, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "didapatkan masalah sebagai dasar penelitian, peneliti menetukan judul penelitian dan lingkup penelitian berdasarkan data-data yang di peroleh dari studi kasus di lapangan. Selanjutnya peneliti menyusun", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 157, "width": 204, "height": 467, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "proposal penelitian, menentukan populasi penelitian, dan subjek penelitian (sampel) memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Setelah usulan proposal penelitian mendapat persetujuan untuk dilanjutkan menjadi sebuah penelitian, maka peneliti berhak untuk melanjutkan penelitian. Setelah surat izin untuk melakukan penelitian di tetapkan, selanjutnya peneliti dapat melakukan pengambilan data-data yang diperlukan untuk proses penelitian di tempat penelitian. Setelah data-data diperoleh, selanjutnya peneliti harus melakukan analisa data. Setelah proses analisa data selesai akan diperoleh hasil penelitian dari penelitian yang dilakukan. Setelah diperoleh hasil penelitian maka peneliti harus menyusun kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. Setelah melewati tahap akhir ini, maka penelitian dapat dinyatakan selesai. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diolah secara manual dengan mengelompokkan hasil dari lembar observasi dan lembar kuesioner yang dibagikan dan selanjutnya dilakukan analisis menggunakan program pengolah statistik. Setelah itu diolah menggunakan sistem komputerisasi, tahapan-tahapan tersebut yaitu editing, coding dan entering.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 641, "width": 204, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa data dalam penelitian ini yaitu analisa univariat yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau mendapatkan gambaran setiap variabel yang akan diukur dan disajikan. Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga atau berkorelasi. Dilakukan uji chi-square dengan derajat kemaknaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 292, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 204, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95% (α 0,05). Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah-masalah etika penelitian yang meliputi : Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity), menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality), keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and inclusiveness),", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 213, "width": 203, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 282, "width": 58, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. HASIL", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 309, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Analisis Univariat", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 323, "width": 179, "height": 267, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Umur Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur n % 30-40 41-50 51-60 ≥ 60 1 7 20 5 3.0 21.2 60.6 12.5 Total 33 100 b. Jenis Kelamin Tabel 2 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Laki-laki Perempuan 11 22 33.3 66.7 Total 33 100", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 608, "width": 89, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Waktu Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 622, "width": 160, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 : Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Kerja Waktu Kerja n % 6 jam/hari 7 jam/hari 8 jam/hari 10 jam/hari 4 10 16 3 12.1 30.3 48.5 9.1 Total 33 100", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 75, "width": 87, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Beban Kerja", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 88, "width": 178, "height": 340, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 : Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja Beban Kerja n % Ringan Berat 4 29 12.1 87.9 Total 33 100 e. Tekanan Darah Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Tekanan Darah n % Normal Hipertensi 7 26 21.2 78.8 Total 33 100 2. Analisis Bivariat Tabel 6. Hubungan Beban Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Tenaga Pengajar Di SMA N 1 Amurang", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 620, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 633, "width": 197, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan di SMA N 1 Amurang menunjukan hasil distribusi responden berdasarkan umur didapat responden terbanyak pada golongan umur 51-60 tahun yaitu 20 responden (60.6%).", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 488, "width": 279, "height": 266, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan jenis kelamin didapat responden terbanyak pada jenis Beban Kerja Tekanan Darah Total OR (95% CI) P Val ue Normal hipertensi n % N % n %", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 531, "width": 277, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ringan Berat 3 4 75 13.8 1 25 25 86.2 4 29 100 100 18.75 (1.54- 227.7 ) 0.0 23 Total 7 21.2 26 78.8 33 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 292, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 75, "width": 196, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelamin perempuan yaitu 22 responden (66.7%).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 102, "width": 197, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan waktu kerja didapatkan responden terbanyak", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 144, "width": 196, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memiliki waktu kerja 8 jam/hari yaitu 16 responden (48.5%).", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 171, "width": 101, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 171, "width": 197, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "distribusi responden berdasarkan beban kerja didapat responden terbanyak memiliki beban kerja berat yaitu 29 responden (87.9%).", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 240, "width": 101, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 240, "width": 197, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "distribusi responden berdasarkan tekanan darah didapatkan ada 26 responden yang memiliki hipertensi yaitu (78.8%).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 295, "width": 197, "height": 274, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Amurang menunjukan 33 orang tenaga pengajar terdiri dari 11 orang laki-laki dan 22 orang perempuan dengan pembagian waktu kerja 8 jam/hari. Terdapat 29 dari 33 responden memiliki beban kerja berat dan terdapat 26 dari 33 responden memiliki tekanan darah yang tidak normal. Penelitian dilakukan pada 33 responden di SMA N 1 Amurang Kab.Minahasa Selatan. Berdasarkan hasil penelitian dari 33 responden didapati dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square (x 2 ) diperoleh nilai ρ = 0,023 < α = 0,05. Dari data tersebut menunjukkan dimana terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kejadian hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 586, "width": 67, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 217, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Amurang pada tanggal 5-17 Desember 2014 maka dapat disimpulkan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 214, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Terdapat beban kerja berat pada tenaga pengajar di SMA N 1 Amurang dengan responden terbanyak pada beban kerja berat yaitu 29 (87.9%) responden.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 214, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Teridentifikasi kejadian hipertensi pada tenaga pengajar di SMA N 1 Amurang sebanyak 26 (78.8%) responden.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 75, "width": 214, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Terdapat adanya hubungan beban kerja dengan kejadian hipertensi pada tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Amurang ( p= 0.023, < α.= 0.05).", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 144, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 167, "width": 215, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anggara, & Prayitno,N (2013). Faktor- faktor yang berhubungan dengan tekanan darah dipuskesmas telaga murni cikarang barat tahun 2012 .Jurnal Ilmiah Kesehatan,", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 250, "width": 151, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5(1); Januari 2013. Diakses tanggal 29 september 2014", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 292, "width": 215, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustin. E (2012). Faktor perilaku dan hubungannya", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 306, "width": 151, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan kejadian hypertensi. Public Health Journal, http//publichealth-", "type": "Table" }, { "left": 376, "top": 361, "width": 151, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "journal.helpingpeopleideas.co m. diakses tanggal 23 Oktober 2014.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 417, "width": 215, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aribowo,T & Murtiningsih,A (2012). Rahasia sehat setiap hari , Jakarta : Dunia Sehat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 473, "width": 215, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalimartha,S., Purnama,T.B., Sutarina,N., Mahendra,B., & Darmawan,R (2008). Care your self hipertensi , Jakarta : Penebar Plus+", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 556, "width": 151, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi I.A (2013). Hubungan antara persepsi beban kerja dengan komitmen organisasi karyawan divisi pelaksana produksi PT.Solo Kawistara Garmindo. Skripsi, diakses tanggal 8 November 2014.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 667, "width": 215, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E.Manampiring (2008). Hubungan status gizi dengan tekanan darah pada penduduk usia 45 tahun keatas di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado. Diakses tanggal 6", "type": "List item" }, { "left": 376, "top": 750, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "November 2014.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 292, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 215, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estiningsih (2008). Hubungan indeks massa tubuh dan faktor lain dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia 18-44 tahun di Kelurahan Suka Maju Depok. Skripsi, diakses tanggal 6 November 2014.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 215, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faisal,E.,Djarwoto,B.,Murtiningsih,B (2012). The risk factors of hypertension incidence in the worker woman with double role in bantul regency in 2011. Berita kedokteran masyarakat,vol28,no.2,Juni 2012. Diakses tanggal 06 Oktober 2014", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 215, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lewa,F.A., Pramantara, Dewa., Rahayujati, B. (2010). Risk factor of isolated systolic hypertension in the elderly . Berita kedokteran masyarakat vol.26,no.4, Desember 2010. Diakses tanggal 06 Oktober 2014", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 215, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luknis.S., Sutanto.P.H., (2014). Statistik Kesehaaaacatan, Jakarta : Rajawali Pers", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 214, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mubin,MF.,Samiasih,A.,Hermawanti,T (2010). Karakteristik dan pengetahuan pasien dengan motivasi melakukan control tekanan darah diwilayah kerja puskesmas sragi I pekalongan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 574, "width": 191, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http//jurnal.unimus.ac.id,vol26,no.1,Th 2010. Diakses tanggal 09 oktober 2014", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 215, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nisa, I (2012). Ajaibnya terapi herbal tumpas penyakit darah tinggi, Jakarta : Dunia Sehat", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 672, "width": 194, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Notoadmodjo (2010). Metodologi penelitian kesehatan , Jakarta : PT.Rineka Cipta Nur Syahrini.E, Susanto.H, Udiyono.A, (2012). Faktor-faktor resiko hipertensi primer di Puskesmas", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 75, "width": 193, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat vol 1 no 2. Diakses tanggal 6 November 2014.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 130, "width": 215, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potter.P & Perry.A, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Ed.4 Vol.1. Buku Kedokteran EGC.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 186, "width": 215, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahayu.H (2012). Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat RW 01 Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. Skripsi. Diakses tanggal 6 November 2014.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 270, "width": 194, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saryono (2010). Penurununan kadar kolesterol total pada pasien hipertensi yang mendapat terapi bekam di klinik AN-NAHL Purwerkerto. The soedirman journal of nursing vol 5 no2 Juli 2010. Diakses tanggal 6 November 2014.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 381, "width": 215, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiadi (2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan , (ed.2).", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 408, "width": 123, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta : Graha ilmu", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 436, "width": 215, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "South,M., Bidjuni,H., & Malara,R., (2014). Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi dipuskesmas kolongan kecamatan kalawat kabupaten minahasa utara , ejournal keperawatan(e-Kp) vol.2,no.1 februari 2014. diakses tanggal 29 September 2014", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 292, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 784, "width": 7, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 214, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S.Parikh, J. Choksi, D. V. Bala, (2011). The Study of Epidemiology & Determinents", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 102, "width": 193, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of Hypertension in Urban Health", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 116, "width": 194, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Training Centre (UHTC). Gujarat Medical Journal/February-2011 vol.66,no.1. Diakses tanggal 6", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 157, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "November 2014.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 215, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susilo,Y& Wulandary,A (2011). Cara jitu mengatasi hipertensi, Yogyakarta : C.V Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 214, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Triyanto, E., S.Kep., Ns., M.Kep, (2014).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 255, "width": 54, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelayanan", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 255, "width": 194, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu, Yogyakarta : Graha Ilmu", "type": "Text" } ]
2dca7cde-d5b7-21fb-5df6-326f89b956ee
https://capital.stiesemarang.ac.id/index.php/capital/article/download/36/18
[ { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 154, "width": 431, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 168, "width": 433, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INDIHOME DI PT TELKOM SEMARANG", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 350, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuliana Misna Rahayu 1 , Rokhmad Budiyono 2 , Meida Rachmawati 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 200, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 85, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riwayat Artikel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 279, "width": 96, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received : 15-10-2020 Revised : 20-10-2010 Accepted :1-11-2020", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 370, "width": 116, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Customer Value, Kepuasan Pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 442, "height": 444, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstraksi . Penelitian ini di latar belakangi oleh fenomena terjadinya jumlah komplain yang meningkat. Jumlah komplain yang meningkat akan menyebabkan pelanggan tidak puas. Maka masalah penelitian yang dikembangkan adalah bagaimana meningkatkan kepuasan konsumen. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan IndiHome yang berdomisili di kota Semarang. Adapun sampel dalam penelitian ini sebesar 99 responden. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan metode sensus dengan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 16.0. dengan metode analisis regresi linear, uji asumsi klasik, dan uji hipotesa. Dari hasil analisis menggunakan regresi dapat diketahui bahwa variabel kualitas produk ( , kualitas pelayanan ( ), dan costumer value ( ) secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen karena t-hitung 1,922 lebih besardari t-tabel 0,1663dan signifikansi 0,58. Kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen karena t-hitung 0,062 lebih kecil dari t-tabel 0,1663 dan signifikansi 0951. Customer value berpengaruh terhadap kepuasan konsumen karena nilai t-hitung 3,581 lebih kecil dari t-tabel 0,1663 dan signifikansi 0,001. Studi ini mengidentifikasi bahwa manajemen PT Telkom Semarang harus memberi perhatian terhadap beberapa faktor seperti kualitas produk, kualitas pelayanan dan customer value terhadap pelanggannya agar dapat meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan IndiHome. Keyword: Product Quality, Service", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 126, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Quality, Customer Value, Customer Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 683, "width": 41, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 92, "width": 302, "height": 673, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". This research is motivated by the phenomenon of the increasing number of complaints. The increasing number of complaints will cause customers to be dissatisfied. Then the research problem developed is how to increase customer satisfaction. The population in this study is IndiHome 2723 - 1054", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 454, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seiring dengan kemajuan zaman yang pesat kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi, sehingga mendorong konsumen untuk meningkatkan intensitas penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi informasi dan komunikasi yang pada awalnya sangat terbatas dalam menunjang kebutuhan sehari-hari, saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau telah menjadi kebutuhan hidup.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 454, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemenuhan kebutuhan informasi yang pada awalnya terbatas dapat diperoleh dari media informasi cetak baik majalah atau Koran seiring perkembangannya dapat diperoleh melalui media informasi elektronik baik radio maupun televisi. Perkembangan teknologi komunikasi yang pada awalnya melalui media surat menyurat, berkembang melalui media telepon koin atau juga telepon rumah. Sejalan dengan perkembangan informasi dan komunikasi, saat ini pemenuhan kebutuhan tersebut dapat diperoleh melalui media yang lebih modern yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi internet. Internet merupakan salah satu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menawarkan sisi kecanggihan, kepraktisan, dan kemudahan. Keberadaan teknologi tersebut mampu meningkatkan gairah ekonomi masyarakat melalui produk-produk turunannya yang muncul", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 81, "width": 302, "height": 289, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "customers who live in the city of Semarang. The sample in this study was 99 respondents. The method applied in this study uses the census method with the research instrument using a questionnaire. Data were analyzed using SPSS version 16.0. with linear regression analysis methods, test classic assumptions, and test hypotheses. From the results of the analysis using regression it can be seen that the product quality variables (X_ (1)), service quality (X_ (2)), and customer value (X_ (3)) together have a significant effect on customer satisfaction. Product quality has an effect on customer satisfaction because the t-count of 1,922 is greater than the t-table of 0.1663 and a significance of 0.58. Service quality has no effect on customer satisfaction because the t- count is 0.062 smaller than the t-table of 0.1663 and the significance of 0951. Customer value has an effect on customer satisfaction because the t-value of 3.581 is smaller than the t-table of 0.1663 and the significance of 0.001. This study identifies that the management of PT Telkom Semarang must pay attention to several factors such as product quality, service quality and customer value to its customers in order to increase the level of IndiHome customer satisfaction.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seperti internet mobile, maupun akses-akses kemudahan dalam transaksi perbankan menggunakan internet.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 454, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan peluang bisnis yang potensial PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi yang memanfaatkan peluang tersebut. Pemenuhan akan kebutuhan teknologi komunikasi yang lengkap seperti telepon rumah, akses internet dan layanan televise interaktif dengan teknologi IPTV dijawab dengan dikembangkannya berbagai produk berbasis pemenuhan kebutuhan yang lengkap dengan adanya seperti telepon rumah, akses internet dan layanan televise interaktif dengan teknologi IPTV, salah satunya produknya adalah IndiHome.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 300, "width": 455, "height": 447, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IndiHome merupakan salah satu produk layanan dari Telkom Group berupa paket layanan yang terpadu dalam satu paket triple play meliputi layanan komunikasi, data dan entertainment seperti telepon rumah, internet ( Internet on Fiber atau High Speed Internet ) dan layanan televise interaktif dengan teknologi IPTV (UseeTV). IndiHome mempunyai kelebihan dimana ketiga fasilitasnya seperti telepon rumah, akses internet dan layanan televisi interaktif dengan teknologi IPTV digunakan secara bersamaan. Kelebihan masing- masing fasilitasnya pun beragam, untuk telepon rumah yang akan diberikan fasilitas telepon selama 1000 menit ke lokal interlokal atau SLJJ (sambungan luar jarak jauh) cakupan di seluruh Indonesia, kualitas suara jernih. Serta akses internet cepat dan sangat stabil karena sudah menggunakan jaringan fiber dimana kecepatan internet up to 100Mbps , internet unlimited tanpa batasan kuota dan modem internet bisa digunakan untuk jaringan hotspot wifi, sehingga anggota keluarga konsumen bisa ikut terhubung di jaringan tersebut. Entah itu dari PC, laptop, ataupun smartphone hp. Dan fasilitas layanan televisi interaktif dengan teknologi IPTV (UseeTV) menggunakan teknologi adaptive streaming yang mana kualitas gambar video dengan resolusi HD, layanan UseeTV on Demand , dimana pelanggan dapat memutar acara yang telah tayang 7 hari yang lalu, UseeTV juga dapat dinikmati oleh berbagai perangkat lainnya (dapat dibagi menjadi beberapa televisi), Pause dan rewind dimana pelanggan dapat menghentikan dan melanjutkan kembali acara yang sedang berjalan, baik acara tersebut live , karaoke on Demand fitur yang memungkinkan pelanggan untuk memutar lagu yang berisi teks lirik lagu tersebut dan berkaraoke ria, video recorder dimana pelanggan dapat menyimpan berbagai program pilihan dari semua channel yang ada. Disamping kelebihan IndiHome ada pula beberapa kelemahan dan kekurangan IndiHome", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "serta adanya pesaing yang banyak dalam usaha yang sama dengan fasilitas dan penggunaan yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 457, "height": 220, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan telekomunikasi di Indonesia bertujuan memberikan pelayanan yang memadai kepada masyarakat dan pemakai jasa telekomunikasi yang berskala global. Persaingan dunia industri yang semakin ketat secara langsung maupun tidak langsung mendorong setiap perusahaan industri, tidak terkecuali industri informasi dan telekomunikasi khususnya PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) untuk terus menerus selalu meningkatkan kualitas performasinya agar tetap exist dan unggul disbanding para kompetitornya. Oleh karena itu, perusahaan selalu melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik lagi untuk setiap aspeknya. Salah satu cara untuk mengetahui performasi perusahaan saat ini adalah melalui informasi dari pelanggan mengenai kepuasan terhadap layanan yang telah diberikan oleh PT Telkom khususnya Datel Semarang di Jalan Pahlawan Nomor 10.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 455, "height": 323, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan yang ingin berkembang dan ingin mendapatkan keunggulan bersaing harus dapat menyediakan produk atau jasa yang berkualitas. Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang bebas memilih tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran. Hal ini berarti, dengan kualitas produk yang baik maka konsumen akan merasa puas dan akan sangat mendukung terlaksananya pemasaran word of mouth positif terhadap suatu produk. Kepuasan pelanggan juga merupakan hasil dari persepsi pembeli mengenai kualitas layanan. Apabila kualitas layanan memberikan suatu yang sesuai dengan persepsi konsumen maka akan semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen. Suatu layanan dari suatu perusahaan dapat dikatakan berkualitas apabila layanan tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga pelanggan merasa puas. Customer value atau nilai pelanggan adalah persepsi pelanggan tentang keseimbangan antara manfaat yang diterima dengan pengorbanan yang diberikan untuk mendapatkan manfaat tersebut. Hal ini akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan karena konsumen tersebut merekomendasikan pada orang lain, dan menyampaikan hal-hal yang positif ( positive word of mouth ) mengenai perusahaan dan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 357, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PROPOSISI/ HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 123, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kepuasan Konsumen", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 455, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supranto dalam jurnal Susanti (2012), kepuasan konsumen merupakan label yang digunakan oleh konsumen untuk meringkas suatu himpunan aksi atau tindakan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa. Sedangkan menurut jurnal Bachtiar (2011), kepuasan konsumen merupakan perasaan positif konsumen yang berhubungan dengan produk / jasa selama menggunakan atau setelah menggunakan jasa atau produk. Menurut Kotler (2014) kepuasan ( satisfaction ) adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Tjiptono (2006) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melebihi harapan pelanggan .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 335, "width": 92, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kualitas Produk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 457, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Kotler dan Amstrong (2014) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Menurut Kotler dan Keller (2016) kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan. Sedangkan menurut Mowen (2012) kualitas produk merupakan proses evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu produk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 113, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kualitas Pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 454, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fandy Tjiptono (2014) definisi kualitas pelayanan berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan konsumen. Menurut Kotler , kualitas pelayanan adalah sebuah kinerja yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain. Kinerja ini dapat berupa tindakan yang tidak berwujud serta tidak berwujud serta tidak berakibat pada kepemilikan barang apapun dan terhadap siapapun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 98, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Nilai Pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 665, "width": 455, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa nilai pelanggan merupakan kombinasi kualitas, pelayanan, harga dari suatu penawaran produk. Dan menurut Best dalam (Sumarwan, dkk; 2010) nilai pelanggan merupakan benefit yang diperoleh pelanggan dikurangi biaya pembelian. Berdasarkan konsep ini, nilai pelanggan bersumber dari benefit ekonomi, benefit pelanggan, dan benefit emosional. Benefit ekonomi bersumber dari", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keunggulan harga dan biaya selain harga pembelian seperti biaya akuisisi, penggunaan kepemilikan, pemeliharaan, dan perbaikan serta biaya pembuangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 66, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 143, "width": 263, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 164, "width": 324, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1 Kualitas Produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 191, "width": 339, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H2 Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 219, "width": 323, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H3 Nilai Pelanggan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 271, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN/DEMENSI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 267, "width": 125, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Rancangan Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 296, "width": 432, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanatory, yaitu penelitian untuk menguji pengaruh antar variabel", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 345, "width": 122, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Populasi dan Sampel", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 374, "width": 432, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dalam penelitian ini konsumen IndiHome di Semarang mencapai sekitar 94.000 pelanggan (menurut data witel Semarang tahun 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah 99 reponden sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 465, "width": 120, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Identifikasi variabel", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 493, "width": 431, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Variabel Independen (X) dalam penelitian ini meliputi : Kualitas Produk ),", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 249, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas Pelayanan ) dan Customer Value )", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 541, "width": 387, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Variabel Dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Kepuasan Pelanggan (Y)", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 561, "width": 121, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Instrumen Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 590, "width": 331, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Kualitas Produk meliputi Keistimewaan, Kesesuaian dan Estetika", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 619, "width": 375, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Kualitas Pelayanan meliputi Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 647, "width": 385, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Customer Value meliputi Nilai Kinerja Produk, Nilai Pelayanan, Nilai Harga", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 676, "width": 431, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Kepuasan Pelanggan meliputi Konfirmasi Harapan, Pembelian Ulang dan Ketidakpuasan konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 725, "width": 147, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Prosedur & Analisa Data.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 81, "width": 432, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosedur pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dituangkan dalam skala Linkert yaitu 1 s/d 5. Analisis data menggunakan uji instrument yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 161, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 200, "width": 450, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan model regresi linear serta pembahasan yang telah dilakukan tentang Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Customer Value terhadap Kepuasan Konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang, maka didapatkan hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 283, "width": 454, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 324, "width": 432, "height": 386, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas produk adalah kemampuasn suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang bebas memilih tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran. Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan. Dari hasil penelitian di atas, menunjukan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen terhadap 99 responden yang merupakan konsumen IndiHome PT Telkom Semarang. Nilai signifikansi sebesar 0,58 lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen diterima. Kualitas merupakan salah satu bagian penting dan sangat perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi perusahaan untuk tetap bertahan dan menjadi pilihan konsumen. Kualitas produk yang ditawarkan merupakan salah satunya. Kualitas produk yang ditawarkan merupakan dasar untuk menciptakan kepuasan konsumen. Kualitas produk yang ditawarkan akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Konsumen akan puas jika harapannya terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 101, "width": 450, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 143, "width": 435, "height": 282, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan dalam perusahaan. Kualitas layanan sering diartikan sebagai perbandingan antara layanan yang diharapkan dengan layanan yang diterima secara nyata. Dari hasil penelitian di atas, menunjukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen terhadap 99 responden yang merupakan konsumen IndiHome PT Telkom Semarang. Nilai signifikansi sebesar 0,951 lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen diterima. Kualitas berhubungan erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Karena dalam jangka panjang dari ikatan hubungan tersebut perusahaan dapat memahami harapan konsumen lebih baik dan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan memaksimumkan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 433, "width": 449, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pengaruh Customer Value terhadap Kepuasan Konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 430, "height": 137, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai pelanggan merupakan penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dan apa yang diberikan. Konsep nilai pelanggan memberikan gambaran tentang pelanggan suatu perusahaan, mempertimbangkan apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka memperoleh manfaat daru suatu produk. Dari hasil penelitian di atas, menunjukan bahwa customer value berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen terhadap 99 responden yang merupakan konsumen IndiHome PT Telkom Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 619, "width": 427, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara customer value terhadap kepuasan konsumen diterima. Nilai pelanggan atau customer value , dapat disimpulkan bahwa nilai pelanggan merupakan perbandingan antara manfaat yang dirasakan oleh pelanggan dengan apa yang mereka korbankan untuk mendapatkan atau mengonsumsi suatu produk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 180, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KETERBATASAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 454, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian yang mana hanya ada satu obyek saja yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan obyek penelitian yang lebih luas, atau dapat pula menggunakan studi komparatif antara 1 obyek dengan obyek yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 67, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 454, "height": 220, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan tentang pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan dan customer value terhadap kepuasan konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang, disimpulkan bahwa: Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang, Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang, Customer value berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang. Konsep pelayanan jasa yang ditawarkan PT Telkom Semarang dengan menyediakan berbagai fasilitas, pelayanan, kemudahan, keamanan, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi para konsumen IndiHome, sehingga hal tersebut membuat konsumen IndiHome di PT Telkom Semarang menjadi puas atas layanan PT Telkom Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 113, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 528, "width": 455, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanti.2012. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Waroeng Spesial Sambal cabang Tembalang, Semarang) .Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 455, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahtiar.2011. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa dalam Memilih Politeknik Sawunggalih Aji Purworejo . Dinamika Sosial Ekonomi Vol 7 No.1", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 408, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler. 2014. Principle of Marketing , 15 th Edition New Jersey: Pearson Pretice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 344, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tjiptono. 2006. Manajemen Pelayanan Jasa . Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 455, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotlerdan Amstrong. 2014. Principle of Marketing , 12 th Edition. Jilid 1 Terjemahan Bob Sabran Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 454, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotlerdan Kevin Lane Keller. 2016. Marketing Manajemen , 15 th Edition, Pearson Education. Inc.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 263, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal CAPITAL Volume. 3 No 2 , Desember 2020", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 35, "width": 17, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 263, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mowen. 2002. Perilaku Konsumen . Jakarta. Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 450, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler. 2016. Marketing Manajement, 15 th Edition Edition New Jersey: Pearson Pretice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 454, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tjiptono, Fandy. 2014, Pemasaran Jasa-Prinsip, Penerapan dan Penelitian , Yogyakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 198, "width": 416, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotlerdan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran . Jilid 1.Edisike 13. Jakarta. Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 455, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumarwan, dkk. 2010. Pemasaran Strategik (Prespektif Value-Based Marketing &Pebgukurab Kinerja). IPB Press. Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 455, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto, S.2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT RinekaCipta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 303, "width": 454, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariete SPSS 25 Edisi 9 . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 454, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Augusty Ferdinand. 2011, Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertai Ilmu Manajemen, Edisi 3, AGF Books, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 395, "width": 454, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 410, "width": 252, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 456, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ferry Rostya Adi Albertus.2012. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi pada Waroeng Spesial Sambal cabang Lampersari Semarang).Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 456, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iqbal Al Mubarak Luqman.2015. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Terhadap Keputusan Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Wardah Cosmetics di Wardah Beauty House Yogyakarta).Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 455, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khusaini Ahmad.2016. Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen di Spa Club Arena Yogyakarta).Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 456, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tiur Safitri Wulan.2017. Pengaruh Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari . Skripsi. Kendari. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.", "type": "List item" } ]
a32a26ac-f199-91a9-8472-80a27a67ca16
https://journal.unsika.ac.id/index.php/politikomindonesiana/article/download/8921/4277
[ { "left": 235, "top": 23, "width": 175, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Politikom Indonesiana:", "type": "Section header" }, { "left": 235, "top": 40, "width": 291, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 69, "width": 271, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8, No. 2, Desember 2023 https://journal.unsika.ac.id/index.php/politikomindonesiana", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 274, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://journal.unsika.ac.id/index.php/politikomindonesiana", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 780, "width": 17, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 455, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Digital Media Relations Revlon Indonesia dalam Mengembalikan Citra Positif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 69, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 310, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Paramadina, Jakarta Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 41, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlon Indonesia, perusahan kosmetik raksasa asal Amerika (AS) diisukan akan bangkrut melalui portal media online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui digital media relations Revlon Indonesia setelah diisukan akan bangkrut. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori Restoration Image Theory. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Digital Media Relations Indonesia memanfaatkan media baru dalam mengembalikan citra positif melalui kanal Instagram resminya dengan mengucapkan terima kasih kepada pengguna setia produk Revlon Indonesia yang telah mendukung selama ini, memberikan informasi akan tetap beroperasi serta terus meluncurkan produk inovasi terbaru.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 404, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Revlon Indonesia, Restoration Image Theory, Digital Media Relations", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 42, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 454, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlon Indonesia, a giant cosmetic company from America (US), was rumored to be going bankrupt through an online media portal. This study aims to determine Revlon Indonesia's digital media relations after it was rumoured that it would go bankrupt. The descriptive qualitative approach with the Restoration Image Theory is used for this study. The result shows that Digital Media Relations Indonesia takes advantage of new media to restore a positive image through its official Instagram channel by thanking loyal users of Revlon Indonesia products who have supported them so far, providing information that they will continue to operate and continue to launch the latest innovative products.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 401, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Revlon Indonesia, Restoration Image Theory, Digital Media Relations", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 95, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 454, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlon Indonesia mengalami krisis karena diisukan akan bangkrut melalui media online setelah Revlon Amerika mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan Bab 11 ke Pengadilan Kepailitan Amerika Serikat pada Rabu, 15 Juni 2022. Berbagai macam judul berita online Indonesia seperti dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 81, "width": 353, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Judul pemberitaan Revlon Bangkrut pada berita online di Indonesia", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlon sendiri merupakan perusahaan kosmetik asal Amerika Serikat yang sudah beroperasi selama 90 tahun. Revlon Amerika mengajukan pemohonan tersebut agar Revlon diberi kesempatan negosiasi hutang yang mereka miliki kepada pemberi hutang. Permohonan ini disebabkan Revlon Amerika kesulitan membayar hutang karena penjualan menurun selama pandemi Covid-19. Seperti dalam beberapa tahun terakhir, Revlon Amerika banyak kehilangan pembeli karena para pembeli beralih ke brand lainnya, misalnya Fenty Beauty dan Kylie Cosmetic.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 454, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlon telah menjadi merek Internasional pada pertengahan 1950-an sejak didirikan sejak 1932 oleh Joseph Revson dan Charles Lachman. Revlon Amerika berhasil menjual produknya lebih dari 150 negara, salah salah satunya Indonesia. Revlon masuk ke pasar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia sejak 1 Januari 1993 karena PT. Eres Revco (ER) salah satu anak perusahaan PT. Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) diberikan hak mendistribusi dan menjual Revlon di Indonesia atas perjanjian distribusi antara PT. Eres Revco (ER) dengan Cendico B.V. Kemudian sejak 1 Oktober 2016, Cendico mengalihkan perjanjian kepada Revlon B.V (Revlon).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 454, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia, Revlon menjadi sangat popular karena kualitasnya sudah tidak diragukan. Berbagai variasi produk kosmetik Revlon seperti lipstik, bedak, alas bedak, maskara, alis hingga produk perwarna kuku tersedia di Indonesia. Sejak diberitakan akan bangkrut melalui media online, tentu berdampak terhadap reputasi dan citra Revlon Indonesia dimata stakeholder hingga masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa produk Revlon akan ditarik dan tidak dipasarkan sehingga konsumen setia Revlon di Indonesia berharap agar Revlon tidak bangkrut karena mereka sudah cocok dengan produk Revlon. Seperti pada respon netizen terhadap pemberitaan Revlon bangkrut pada berita online.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 430, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Respon pengguna twitter terhadap pemberitaan Revlon Bangkrut pada berita online", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di saat ini, komunikasi krisis memainkan peranannya. Menurut Werner 1990 dalam Millar & Heath (2004), komunikasi merupakan langkah terpenting yang dilakukan saat krisis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mulai meningkat. Selain itu, Coombs pada Kyhn (2008), mengatakan krisis komunikasi adalah “darah kehidupan” dalam manajemen krisis. Menyampaikan pernyataan secara cepat agar rumor yang beredar tidak menambah masalah bagi perusahaan (Millar & Heath, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 454, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi krisis tersebut menuntut seorang public relations harus menangani dengan tepat situasi krisis yang sedang terjadi. Di era digitalisasi ini, mayoritas public relations beralih dari penggunaan media tradisional menuju media baru, khususnya media sosial. Revlon Indonesia memanfaatkan media sosial sebagai media baru untuk komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 455, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan jumlah dua ratus ribu pengikut, akun Instagram @revlonid digunakan sebagai pusat publikasi informasi perusahaan. Penelitian ini hendak mengetahui bagaimana Digital Media Relations Revlon Indonesia melalui media Instagram dalam mengembalikan citra positif setelah diisukan akan bangkrut periode Juni 2022. Penelitian tentang bagaimana Public Relations dalam mengembalikan citra positif karena sebuah krisis sudah cukup banyak ditemui dengan objek penelitian yang bermacam-macam. Peneliti akan menguraikan penelitian sebelumnya tentang bagaimana Public Relations dalam mengembalikan citra positif atau memulihkan citra positif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 411, "width": 454, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dara Julana (2021) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa strategi yang dilakukan oleh humas Radio Baiturrahman adalah melakukan re-schedule pada program Dakwatul Islam sehingga pesan yang disampaikan menjadi maksimal dan tidak lagi terpenggal-penggal yang diakibatkan karena jadwal adzan yang sering berganti setiap harinya. Dara Julana (2021) menggunakan teori situational of the publics (STP) yang digunakan dalam mengklasifikasi publik secara lebih detail berdasarkan perilaku komunikasi individu dan pengaruh komunikasi yang diterima oleh individu tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 454, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian serupa juga dilakukan oleh Firly Rachmah Istighfarin (2020), yang meneliti strategi Public Relations dalam pemulihan citra Apartemen Cinere Bellevue Suites Pasca Kebakaran Tahun 2017 menyimpulkan bahwa ada hubungan antara teori Adaptive Strategy (Strategi Bertahan) dan Teori Pemulihan Citra yaitu bahwa perkembangan krisis yang dialami oleh perusahaan dapat disebabkan atas kesalahan dan kelalaian perusahaan itu sendiri", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "133", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti kompromi, melobi dan bernegosiasi dengan para korban agar mengembalikan citra positif kembali.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 454, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian lainnya dilakukan oleh Sari (2020), dalam penelitiannya menggunakan The Seven C Communication Theory meneliti strategi Public Relations dari PT. Prudential Life Assurance dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membangun citra perusahaan. Sari menyimpulkan Prudential Life Assurance’s Public Relations mencari dan mengumpulkan data tentang kebutuhan pelanggan untuk membangun citra.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 454, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian sebelumnya terkait Public Relations dalam mengembalikan citra positif seperti diatas, belum ada penelitian tentang Digital Relations dalam mengembalikan citra positif. Penelitian ini akan berfokus bagaimana digital media relations Revlon Indonesia setelah diisukan akan bangkrut melalui media sosial Instagram periode Juni 2022 dengan Restoration Image Theory milik Wiliam Benoit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 129, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 454, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan hasil penelitian dengan menggunakan narasi. Analisis akan dilakukan secara deskriptif dengan menjelaskan bagaimana Digital Media Relations Revlon Indonesia dalam mengembalikan citra positif melalui akun Instagram resmi Revlon Indonesia, respon netizen melalui twitter serta berita online selama periode Juni 2022 berdasarkan kategori lima strategi dari Restoration Theory, yakni :", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 515, "width": 52, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Denial", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 537, "width": 84, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Simple Denial", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 559, "width": 106, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Shifting the blame", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 581, "width": 137, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Evasion of Responsibility", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 603, "width": 73, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Provocation", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 625, "width": 75, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Defeasibility", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 647, "width": 57, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Accident", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "134", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 81, "width": 88, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Good Intention", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 103, "width": 151, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Reducing the Offensiveness", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 125, "width": 71, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Bolstering", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 147, "width": 95, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Minimalization", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 169, "width": 93, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Differentiation", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 191, "width": 116, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Attack the accusers", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 213, "width": 85, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mortification", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 235, "width": 103, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Corrective action", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 228, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek Penelitian dan Objek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 454, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah akun Instagram resmi Revlon Indonesia dimana dimanfaatkan oleh PR Revlon Indonesia untuk publikasi serta klarifikasi isu yang ada. Sedangkan objek dari penelitian ini Digital Media Revlon Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 117, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 454, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Moleong, 2018) teknik analisis data kualitatif adalah teknik dengan cara mengelola data, mengorganisasikan data, mencari dan menemukan data, menemukan data yang penting untuk dipelajari agar dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik ini digunakan untuk mengklasifikasi data yang sudah didapat dalam hasil penelitian lalu dipelajari dan dicari pola yang sesuai dengan teori yang digunakan. Langkah untuk menganalisis data pada studi kasus (Bungin, 2007) adalah:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 506, "width": 185, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mengorganisir informasi atau data", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 528, "width": 298, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Membaca seluruh informasi yang didapat dan diberi kode", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 549, "width": 380, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Membuat uraian secara terperinci atau detail mengenai kasus dan konteks", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 572, "width": 345, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Menetapkan pola dan mencari hubungan antara pola-pola tersebut", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 594, "width": 440, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi dari kasus tersebut untuk diterapkan pada kasus lain", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 638, "width": 143, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Menyajikan secara naratif", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "135", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 108, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 108, "width": 454, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak 15 Juni 2022, Revlon mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan Bab 11 ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Selatan New York karena beban utang, gangguan logistik dan biaya melonjak. Kebijakan bangkrut Bab 11 yang diajukan Revlon ini merupakan permohonan restrukturisasi hutang, yang mana berarti Revlon sedang melakukan penataan kembali hutangnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 454, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebutan Revlon bangkrut adalah ketidakmampuan untuk membayar hutang sehingga mereka mengajukan deklarasi bangkrut tipe Bab 11 ke pengadilan untuk diberikan kesempatan negosiasi hutang yang mereka miliki ke pemberi hutan. Negosiasi disini artinya hutang tetap dibayarkan namun akan ada penyesuaian agar lebih ringan dan pihak pemberi hutang tidak lagi meminta agar Revlon segera membayar hutangnya misalnya tenor dan jumlah cicilan diubah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 454, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produk yang diproduksi akan tetap ada dalam pasar karena bangkrut Bab 11 bukan model bangkrut yang menjual semua asset perusahaan untuk membayar hutang. Sehingga, konsumen produk Revlon sehari-hari tidak perlu takut karena mereka akan tetap ada. Banyak yang bingung soal konsep bangkrut tidak salah karena di Indonesia sendiri konsep bangkrut itu kebanyakan merujuk pada kondisi gulung tikar dan bukan restrukturisasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 459, "width": 454, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang dikatakan oleh CEO Revlon, Debra Perelman, dilansir dari The Guardian, bahwa pengajuan permohonan perlindungan kebangkrutan akan memungkinkan Revlon menawarkan produk ikonik kepada konsumen selama beberapa dekade dan dapat membantu pertumbuhan Revlon kedepannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 454, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiga hari setelah berita menyatakan Revlon bangkrut, Digital Media Relations Revlon Indonesia dalam mengembalikan citra positif dengan memberikan klarifikasi melalui akun resmi Instagram Revlon Indonesia dan menjawab komentar di Instagram. Penelitian ini akan meneliti bagaimana Digital Media Relations Revlon Indonesia dalam mengembalikan citra positif melalui Instagram resminya periode Juni 2022.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 88, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 108, "width": 454, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Restoration Theory, peneliti menemukan bahwa dua strategi respon krisis yang dilakukan Revlon Indonesia dalam mengembalikan citra positif periode Juni 2022 melalui media sosial Instagram Revlon Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 182, "width": 186, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Strategi Reducing the offensiveness", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 204, "width": 426, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Reducing the offensiveness dengan dimensi minimalization paling sering ditemukan pada unggahan akun Instagram Revlon Indonesia periode Juni 2022 yang banyak ditemukan dimana Revlon Indonesia hanya menganggap krisis isu akan bangkrut hanyalah sandungan kecil belaka. Berikut contoh unggahan yang termasuk dimensi minimalization yang merupakan bagian dari strategi reducing the offensiveness.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 323, "width": 404, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 . Contoh Unggahan Kategori Reducing the Offensiveness- Minimalization", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 610, "width": 426, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila di lihat dalam unggahan tersebut, Revlon Indonesia menginformasikan bahwa akan mengeluarkan produk terbaru. Hal tersebut menandakan tampak dimana Revlon Indonesia dalam keadaan baik-baik saja. Padahal unggahan tersebut merupakan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 81, "width": 426, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "unggahan pertama setelah Revlon Amerika mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan Bab 11 ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Selatan New York pada Rabu, 15 Juni 2022.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 147, "width": 138, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Strategi Correction action", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 169, "width": 426, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi ini terlihat melalui unggahan akun resmi Instagram Revlon Indonesia setelah tiga hari diisukan akan bangkrut serta respon Revlon Indonesia terhadap komentar para pengguna produk Revlon Indonesia di kolom komentar unggahan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 266, "width": 276, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 . Contoh Unggahan Kategori Correction Action", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 552, "width": 426, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlihat dalam unggahan tersebut bahwa Revlon Indonesia mengucapkan terima kasih atas cinta dan kesetiaan konsumen Revlon Indonesia dan menyatakan bahwa karena dukungan konsumen semua, Revlon Indonesia akan tetap beroperasi seperti biasa. Selain itu pihak Revlon Indonesia menjelaskan bahwa tetap akan menyediakan produk favorit berkualitas dan terus meluncurkan produk inovasi terbaru.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "138", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 81, "width": 426, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada unggahan tersebut pihak Revlon Indonesia juga membalas komentar para pengguna produk Revlon Indonesia bahwa Revlon Indonesia tetap beroperasi pada kolom komentar sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 156, "width": 421, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 . Komentar para pengguna produk Revlon Indonesia pada Unggahan Klarifikasi atas Isu Beredar serta Respon Digital Media Relations Revlon Indonesia terhadap", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 190, "width": 359, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komentar Tersebut Komentar Pengguna Produk Revlon Indonesia Respon Pihak Revlon Indonesia terhadap Komentar Pengguna Produk Revlon Indonesia @k4vita plis jangan kemana manaaa 🥲 pake loose powder apapun baliknya tetep ke Revlon", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 332, "width": 47, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cintaaakkk", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 271, "width": 184, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ revlonid @k4vita kami akan tetap ada untuk kamu ❤", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 353, "width": 176, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ermamegane Pertama kenal makeup dari Mama yang pakai REVLON, sempat sedih dengar berita yang beredar. Tapi aku yakin REVLON Indonesia semakin kuat dan berjaya. Victory Back!", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 454, "width": 99, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "❤ Semangat selalu team REVLON Indonesia 🔥❤", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 353, "width": 185, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ revlonid @ermamegane Thank you so much kak ❤ Nantikan kejutan dari kami ya!", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 490, "width": 177, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ nisamalikhatun Semoga Revlon makin jaya dan produk ya makin bnyk lagi. di tunggu untuk new produk ya udh gak sabar dgn produk2 baru ya", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 570, "width": 177, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlon yg sllu istimewa dan gak pernah mengecewakan.pantas aja usia ya bisa smpe 90thn, gak heran sih cz kualitas Revlon sllu di ❤", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 490, "width": 184, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ revlonid @nisamalikhatun Yay! Thank you kak. Ditunggu yaa kak untuk produk terbarunya, jangan lupa set reminder! ❤", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "139", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 82, "width": 182, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@jrb jjbjy Aku baru nyoba revlon loose powder sama hair colornya dan ternyata beneran sebagus itu!!! Sampe", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 142, "width": 182, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rekomendasiin ketemen-temen dan mereka juga ikutan cinta loose powdernya! 🥺 next pasti beli lagi", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 205, "width": 58, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "produknya!!", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 205, "width": 182, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semangat team revlon!! 🥲❤", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 82, "width": 157, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ revlonid @ 00_x_sh Thank you dear ❤ Akan ada warna baru loh dari hair color kita!", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 140, "width": 67, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditunggu ya 😉", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 247, "width": 176, "height": 154, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ alya.alendra Sempet sedih denger berita nya,, Alhamdulillah Revlon baik\" saja.Pertama kali kenal make up ya pake nya Revlon walaupun orang\" bilang Revlon begini Revlon begitu tpi buat aq semua produk revlon cocok di kulit aq.apalagi Candid foundation. ....................... JUARA banget", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 408, "width": 59, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "♥♥♥♥♥♥♥♥♥", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 247, "width": 185, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ revlonid @alya.alendra glad you like our products 🥲 Thank you so much untuk supportnya. Tetap temani kita ya kak ❤", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 430, "width": 181, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ sarafina_cccc @revlonid iyaaa min", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 450, "width": 182, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "😢 touch n glow foreverrrr! Garis keras.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 472, "width": 182, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Monagisss bgt tau berita masa mau tutup 😭 aku pake bedak apaa 😢 cuma cocok nya ini", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 430, "width": 185, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@revlonid @ sarafina_cccc no we are not kak! Revlon Indonesia akan tetap dan selalu ada untuk kamu ❤", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "140", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 81, "width": 426, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditambah lagi salah satu pekerja Revlon Indonesia memberikan penyataan atas isu yang beredar, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 134, "width": 425, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Respon Salah Satu Pekerja Revlon Indonesia melalui Twitter atas Isu Revlon akan Bangkrut", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 379, "width": 426, "height": 146, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari respon salah satu karyawan Revlon Indonesia melalui twitter tersebut tampaknya Ia ingin mencoba klarifikasi dengan membalas tweet yang sedang membicarakan bahwa yang Revlon Indonesia akan bangkrut dan juga karyawan Revlon Indonesia tersebut menegaskan bahwa konfirmasi yang Ia lakukan bukan trik marketing melainkan menginformasikan bahwa manajemen Revlon Indonesia dengan Revlon global berbeda, Revlon Indonesia berada dibawah Tempo Scan Management. Sehingga Revlon Indoesia dalam keadaan baik-baik saja.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 532, "width": 426, "height": 125, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Digital Media Relations Revlon Indonesia dalam mengembalikan citra positif perusahaan melalui kampanye promosi diantaranya Revlon Indonesia berkolaborasi dengan @fridaynoraebang untuk bagi-bagi hadiah dengan total hadiah Rp 7.500.000 untuk 5 orang pemenang dengan buat video Dance Cover sekreatif mungkin dalam durasi maksimal 1 menit dengan menggunakan produk Revlon yaitu Colorsilk Urban Style Hair Color dan tunjukkan produknya sambil joget lalu upload video di Tiktok", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "141", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 81, "width": 426, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan follow dan tag @revlonid@fridaynoraebang dan juga hashtag #bebastentukanpilihan dan #RevlonIsMe dari tanggal 20 Juni hingga 4 Juli 2022.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 125, "width": 426, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemenang akan diumumkan pada tanggal 4 Juli 2022 di Instagram @revloind dan @fridaynoraebang . Berikut unggahan pada akun Instagramnya pada tanggal 20 Juni 2022.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 191, "width": 276, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Contoh Unggahan Kategori Correction Action", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 143, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 455, "height": 102, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krisis dapat terjadi tanpa prediksi apapun oleh Perusahaan. Krisis memiliki dampak terhadap citra dan reputasi perusahaan jika tidak diatasi dengan langkah yang cepat dan efektif. Dengan perkembangan teknologi sehingga berita- berita dengan cepat beredar berita tersebut benar atau tidak menjadi salah satu yang harus awareness bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Kasus komunikasi krisis yang terjadi pada Revlon Indonesia menjadi salah satu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "contoh bahwa isu yang bereda melalui berita online hingga media sosial dapat menyebabkan krisis bagi sebuah perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 125, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menjelaskan bahwa untuk Digital Media Relations Revlon Indonesia memanfaatkan kemajuan teknologi berupa media baru yaitu media sosial, melalui akun resmi Instagram Revlon Indonesia dalam mengembalikan citra dengan cepat dan efektif memberikan klarifikasi dengan mengucapkan terima kasih, mengatakan akan tetap beroperasi dengan terus menyediakan produk berkualitas dan inovasi terbaru melalui salah satu konten Instagramnya serta membalas komentar para konsumen setianya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 454, "height": 191, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Serta, Digital Media Relations Revlon Indonesia juga berinteraksi langsung dengan publik khususnya pengguna setia produk Revlon Indonesia dengan membalas komentar pada unggahanya. Merujuk pada konsep Restoration Theory, Digital Media Relations Revlon Indonesia dalam mengembalikan citra positif melalui unggahan akun Instagramnya pada periode Juni 2022 menggunakan strategi reducing the offensiveness dengan dimensi minimalization dan strategi correction action. Keterbatasan penelitian yaitu peneliti hanya menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan narasi yang diperoleh dari beberapa berita online, respon netizen di media sosial dan akun Instagram resmi Revlon Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 39, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 454, "height": 147, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran berdasarkan penelitian, keputusan Revlon Indonesia menggunakan media sosial Instagram sebagai pemulih krisis sudah cukup baik namun dalam penyampaian informasinya sebaiknya Revlon Indonesia dapat memberi penjelasan yang lebih detail atas pemberitaan yang timbul akan bangkrutnya Revlon Indonesia. Penggunaan Instagram sebagai media untuk klarifikasi dapat digunakan lebih maksimal lagi untuk mengembalikan citra positif dari brand Revlon tersebut mengingat banyaknya konsumen yang terlihat dari komentar yang tertera di Instagram saat berita bahwa Revlon akan bangkrut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 108, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akudigital. (n.d.). Media Relation : Pengertian, Definisi, Fungsi & Manfaatnya. Retrieved from akudigital.com: https://www.akudigital.com/bisnis-tips/pengertian-media-relation/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 454, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amani, N. K. (2022, Juni 17). Revlon Bangkrut: Intip Penyebab dan Sejarah 90 Tahun Beroperasi. Retrieved from merdeka: https://www.merdeka.com/uang/revlon- bangkrut-intip- penyebab-dan-sejarah-90-tahun-beroperasi.html", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 422, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Argenti, P. A. (2009). Corporate Communication, Fifth Edition. New York: McGraw Hill.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 454, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benoit, W. L. (1995). Accounts, Excuses, and Apologies: A Theory of Image Restoration Strategies. Albany: State University of New York Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 454, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bungin, H. B. (2007). Penelitian kualitatif : Komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainnya . Jakarta: Kencana.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 454, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coombs, W. T. (2006). “Crisis Management : A Communicative Approach.” Public Relations Theory II. Carl H. Botan & Vincent Hazelton (eds.). Mahwah: Lawrence Erlbraum Associates.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 454, "height": 30, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Pyle Millar, R. L. (2004). Responding to crisis: a rhetorical approach to crisis communication. Mahwah. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 454, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dara Julana, H. M. (2021). Strategi Humas Dalam Mengembalikan Citra PositifRadio Baiturrahman Di Kalangan Pendengar. Islamic Communications And Media Studies, VOL 1 NO 2 , 117-132.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 438, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Siti Amalia Luthfie, M. C. (2020). Image Restoration Indira Kalistha melalui Instagram.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 450, "width": 454, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firly Rachmah Istighfarin, M. Y. (2020). Peran Public Relation Dalam Mengembalikan Citra Perusahaan : Studi Kasus Apartemen Cinere Bellevue Suites Pasca Kebakaran Tahun 2017. Intelektiva : Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, VOL.01 NO. 12, 238-245.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 454, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firmansyah, M. (2022, Juni 17). Penyebab Kerajaan Kosmetik Revlon Ajukan Permohonan Bangkrut. Retrieved from asumsi: https://asumsi.co/post/12194/penyebab-kerajaan- kosmetik-revlon-ajukan-permohonan-bangkrut", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 554, "width": 454, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriyantono, R. (2014). Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal. Jakarta : Kencana PrenadaMedia Group.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 591, "width": 454, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kyhn, H. S. (2008). Situational Crisis Communication Theory: Its Use in A Complex Crisis with Scandinavian Airlines’ Grounding of Dash 8-Q400 Airlines. Retrieved from Master Thesis. Aarhus School of Business:", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 635, "width": 357, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dl.icdst.org/pdfs/files/0e8d769c306ae51d9075fa87693ede99.pdf", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 294, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosiding Hubungan Masyarakat, Volume 6, No. 2, 338-334.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 23, "width": 311, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPI: Jurnal Politikom Indonesiana. Vol. 8, No. 2, Desember 2023", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 62, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulu Lutpiyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023, JPI: Jurnal Politikom Indonesiana (Kajian Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi) , ISSN: 2528-2069 (online)", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 703, "width": 19, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 454, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlonid. (2022a, Juni 18). Terima kasih untuk cinta dan kesetiaan teman-teman pada Revlon Indonesia. Instagram. https://www.instagram.com/p/Ce7rRrrvg8y/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 454, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revlonid. (2022b, Juni 25). Revlon Indonesia on Instagram: \"Annyeong, Chingu! Instagram. https://www.instagram.com/p/CfBMth9vtZ7/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 454, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romeltea. (2022, Agustus 25). Digital Media Relations, Hubungan Media Era Digital. Retrieved from romeltea.com: https://romeltea.com/digital-media-relations-hubungan-media- era-digital/", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 454, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumanti, M. A. (2002). Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Grafindo. Moleong, L. J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 454, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, R. P. (2020). Strategi Public Relations dalam Upaya Membangun Citra PT. Prudential Life Assurance. Jurnal Pustaka Komunikasi, Volume 3, No. 2, 159-166.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 454, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Startup, T. (2022, Juni 21). Revlon Terancam Bangkrut! Retrieved from Teman Startup: https://temanstartup.com/revlon-terancam-bangkrut/", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 454, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@ssunflowchild. (2022). Revlon Bangkrut. Twitter. https://twitter.com/ssunflowchild/status/1538425385670832128?s=20&t=2F9Py_hAg %20mEf8T0Fu7tXkA", "type": "Table" } ]
4f0ad81f-f300-7cfe-c503-32205837fdd6
https://jurnal.iaih.ac.id/index.php/inovatif/article/download/48/36
[ { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 88, "width": 370, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOLABORASI KONTEKSTUAL DENGAN PBL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 138, "width": 110, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 400, "height": 265, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of the study were: 1) To clarify the application of a contextual approach to the problem based on the subjects of Mathematics Unit of time, the unit of length and unit weight class IV-A State Elementary School Tunggangri Kalidawir Tulungagung. 2) To describe the improvement of student achievement through the implementation of a contextual approach to the problem based on the subjects of math class IV-A State Elementary School Tunggangri Kalidawir Tulungagung. Research results show that the application of problem-based contextual approach can improve learning achievement in Mathematics. This is evidenced by an increase in student achievement from the first cycle to the second cycle is the average value of learning outcomes at the end of the first cycle test was 68.79 (68.97%) were located on the criteria quite well, whereas at the end of the test cycle II was 81.93 (86.21%) and is at a good criteria. This shows an increase of 13.14. From these data it appears that the application of problem- based approach to improve the performance of contextual learning materials Mathematics units of time, length and weight class IV-A in the State Government Elementary School Tunggangri Kalidawir Tulungagung Academic Year 2013/2014.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 482, "width": 361, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: learning achievement, problem-based approach to contextual", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 510, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 530, "width": 386, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks, karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Karena itu, guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi tertentu. Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa peserta pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu, aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri mengandung", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 729, "width": 130, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 STAI Hasanuddin Pare Kediri", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 386, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variasi, seperti belajar keterampilan motorik, belajar konsep, belajar sikap, dan seterusnya. Perbedaan tersebut menuntut pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung. Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh guru. Dalam hal ini, guru harus menentukan secara tepat jenis belajar manakah yang paling berperan dalam proses pembelajaran tertentu, dengan mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai. 2", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 233, "width": 386, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelenggaraan pembelajaran adalah salah satu tugas utama seorang guru, dimana pembelajaran dapat diartikan aktualisasi kurikulum yang menuntut aktivitas, kreatifitas, dan kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan, secara efektif dan menyenangkan. 3 Untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru adalah dengan menerapkan pendekatan kontekstual berbasis masalah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 411, "width": 386, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran kontekstual adalah merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. 4 Pembelajaran kontekstual tersebut berkolaborasi dengan pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. 5", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 618, "width": 386, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui penggunaan pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 399, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 I E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) , hal. 190-191", "type": "Footnote" }, { "left": 149, "top": 693, "width": 65, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Ibid., hal. 189 4 Ibid., hal. 218", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 718, "width": 399, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), hal. 58-59", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 386, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kontekstual berbasis masalah. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV-A yang berjumlah 29 siswa pada mata pelajaran Matematika materi satuan waktu, panjang dan berat yang terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu pada hari Jum’at tanggal 8 Nopember 2013, begitu pula dengan siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 14 Nopember 2013.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 212, "width": 386, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pembelajaran dari siklus dalam penelitian ini terbagi pada tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan awal dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa baik fisik dan mental untuk menghadapi kegiatan inti. Siswa perlu dipersiapkan untuk belajar karena siswa yang siap untuk belajar akan belajar lebih giat daripada siswa yang tidak siap. Kegagalan untuk keberhasilan belajar sangatlah tergantung kepada kesiapan belajar peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar. 6", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 357, "width": 386, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara operasional tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah yaitu orientasi pada situasi masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah. 7", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 460, "width": 230, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap 1 : Orientasi siswa pada situasi masalah.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 481, "width": 386, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini peneliti menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan motivasi siswa berupa masalah awal yang akan digunakan membangkitkan keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah utama.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 564, "width": 227, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 585, "width": 386, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini peneliti membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen antara kelompok yang pandai dan yang kurang pandai. Kelas dibagi menjadi 7 kelompok, karena siswa ada 29, jadi masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa, kecuali kelompok satu beranggotakan 5", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 400, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Herman Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar Matematika , (Malang: IKIP Malang, 1990), hal. 8", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 718, "width": 400, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Supinah dan Titik Sutanti, Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika Di SD , (Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2010), hal. 34-35", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 386, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orang. Kemudian guru menyampaikan atau mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari atau diselesaikan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 129, "width": 329, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 150, "width": 386, "height": 321, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini masing-masing kelompok diminta memecahkan masalah yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman siswa. dalam memecahkan masalah masing-masing kelompok menggunakan sarana dan alat (jam dinding, timbangan berat badan dan meteran). Kemudian peneliti memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok berupa tugas eksperimen. Siswa diahadapkan dengan masalah yang ada di lembar kerja dan menggali informasi tentang sarana dan alat yang dipakai. Ketika siswa asik berdiskusi peneliti berkeliling untuk mengamati kegiatan masing-masing siswa. Peneliti juga membimbing siswa untuk segera menyelesaikan tugas kelompok dan memfasilitasi siswa membuat laporan yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, baik secara individual maupun kelompok. Jika ada yang mengalami kesulitan membuat laporan, peneliti memberikan bantuan penjelasan yang bertujuan untuk membantu siswa menjawab soal pada lembar kerja permasalahan siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti, terlihat masing-masing kelompok dapat menyelesaikan lembar kerja yang diberikan, namun masih ada beberapa kelompok yang masih bingung dalam mengerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 481, "width": 272, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 502, "width": 386, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini, masing-masing kelompok menyajikan atau menyampaikan secara lisan hasil temuan kelompok di depan kelas, kemudian guru dan kelompok yang lain memberikan komentar atas temuan kelompok yang menyajikan. Selanjutnya guru dapat memberikan penguatan terhadap materi yang telah didiskusikan, sehingga siswa mempunyai pemahaman yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 605, "width": 386, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini, guru (peneliti) dan siswa mengadakan refleksi atau evaluasi terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima atau proses- proses yang mereka tempuh atau gunakan. Tahap ini peneliti bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dilakukan. Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi energi panas dan energi bunyi. Disamping itu peneliti memberikan kesempatan siswa untuk bertanya materi yang belum", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 388, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jelas. Peneliti menampung semua pertanyaan siswa, kemudian peneliti membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban secara menyeluruh.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 150, "width": 386, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan akhir yaitu pemberian soal tes formatif secara individu pada setiap akhir siklus. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar dan ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya pendekatan kontekstual berbasis masalah.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 233, "width": 386, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan kontekstual berbasis masalah menuntun siswa untuk menemukan jawaban sendiri atau berkelompok. Pendekatan kontekstual siswa akan lebih percaya diri dalam mengungkapkan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka alami dalam kehidupan nyata, dan membuat mereka siap menghadapi masalah-masalah yang biasa muncul dalam kehidupan sehari-hari. Serta lebih menyenangkan karena siswa tidak jenuh dengan pembelajaran yang monoton di dalam kelas.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 378, "width": 386, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II tahap-tahap tersebut telah dilaksanakan dan telah memberikan perbaikan yang positif dalam diri siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika di kelas, misalnya siswa yang semula pasif dalam belajar menjadi lebih aktif dan siswa dalam menyelesaikan soal tes tidak ada lagi yang bekerja sama dengan teman karena siswa sudah yakin dengan kemampuannya sendiri untuk mengerjakan tes tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 523, "width": 385, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan dari pembelajaran berbasis masalah diantaranya dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran. 8 Perubahan positif pada keaktifan siswa berdampak pula pada prestasi belajar dan ketuntasan belajar. Peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa disajikan dalam tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 606, "width": 373, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian No Kriteria Tes Awal Siklus I Siklus II 1 Rata-rata kelas 24,14 68,79 81,93", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 718, "width": 398, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2007), hal. 218", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 88, "width": 366, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Peserta didik tuntas belajar 0 68,97% 86,21% 3 Peserta didik belum tuntas belajar 100% 31,03% 13,79% 4 Hasil observasi aktivitas peneliti - 84,74% 88,13% 5 Hasil observasi aktivitas siswa - 73,86% 86,84%", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 173, "width": 378, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, penerapan pendekatan kontekstual berbasis masalah bisa meningkatkan pretasi belajar siswa kelas IV-A di MIN Tunggangri Kalidawir Tulungagung. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari tes awal ke siklus I kemudian ke siklus II, seperti pada gambar berikut:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 289, "width": 222, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar Grafik Peningkatan Hasil Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 443, "width": 379, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum diberi tindakan diperoleh nilai rata-rata tes awal siswa kelas IV-A MIN Tunggangri Kalidawir Tulungagung dengan taraf keberhasilan hasil pre test siswa yang mencapai nilai <70 sebanyak 29 siswa (100%) dan ≥70 tidak ada dengan nilai rata-rata kelas adalah 24,14.Pada tes akhir siklus I nilai rata-rata kelas 68,79 siswa yang mendapat nilai ≥70 sebanyak 20 siswa (68,97%) dan <70 sebanyak 9 siswa (31,03%). Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 81,93 siswa yang mendapat nilai ≥70 sebanyak 25 siswa (86,21%) dan <70 sebanyak 4 siswa (13,79%). Dengan demikian pada rata–rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 13,14 begitu pula pada ketuntasan belajar Matematika terjadi peningkatan sebesar 17,24% dari siklus I ke siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 671, "width": 378, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan ketuntasan klasikal (presentase ketuntasan kelas) pada siklus II sebesar 86,21%. Berarti pada siklus II ini sudah memenuhi kriteria", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 88, "width": 378, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketuntasan kelas yang sudah ditentukan yaitu ≥75. Dengan demikian penelitian ini bisa diakhiri, karena apa yang diharapkan telah terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 129, "width": 378, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil nilai tes akhir II siswa terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa, ini terbukti dengan meningkatnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran Matematika melalui penggunaan pendekatan kontekstual berbasis masalah mampu membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 233, "width": 378, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi satuan waktu, panjang dan berat pada siswa kelas IV-A di MIN Tunggangri Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. Dengan demikian, hipotesis yang telah diajukan terbukti kebenarannya sehingga penelitian diakhiri.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 61, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 390, "width": 385, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan yang diperoleh dari paparan data, temuan penelitian dan pembahasan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 431, "width": 386, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penerapan pendekatan kontekstual berbasis masalah pada materi satuan waktu, panjang dan berat kelas IV-A MIN Tunggangri Kalidawir Tulungagung terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terbagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1) tahap awal, 2) tahap inti, dan 3) tahap akhir. Tahap awal meliputi : 1) membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa, 2) menyampaikan tujuan pembelajaran, 3) apresepsi, 4) memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pelajaran. Tahap inti meliputi: 1) membagi siswa kelas IV-A menjadi 7 kelompok secara heterogen, 2) menyampaikan atau mengajukan permasalahan, 3) mempersiapkan sarana dan alat dan berdiskusi dengan kelompoknya, 4) membimbing siswa menyelesaikan tugas kelompok, 5) mempresentasikan hasil kerja kelompok, 6) memberikan penguatan, Tahap akhir, yaitu: Tahap akhir, yaitu: 1) Menyimpulkan hasil pembelajaran dan yang paling terakhir, 2) Pemberian soal tes evaluasi tes akhir secara individu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 386, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pembelajaran melalui pendekatan kontekstual berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV-A MIN Tunggangri Kalidawir Tulungagung dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari proses belajar mengajar dan nilai tes akhir pada proses belajar mengajar siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 68,79 siswa yang mendapat nilai ≥70 sebanyak 20 siswa (68,97%) dan <70 sebanyak 9 siswa (31,03%). Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 81,93 siswa yang mendapat nilai ≥70 sebanyak 25 siswa (86,21%) dan <70 sebanyak 4 siswa (13,79%). Dengan demikian pada rata–rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 13,14 begitu pula pada ketuntasan belajar Matematika terjadi peningkatan sebesar 17,24% dari siklus I ke siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 400, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuaddilah Ali Sofyan: Kolaborasi Kontekstual Dengan PBL Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika _______________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 758, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 213, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovatif : Volume 2 No. 1 Pebruari Tahun 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 81, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 121, "width": 401, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belqjar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 162, "width": 401, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim, M. dan M. Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 400, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jhonson, Elaine B. 2007. CTL (Cntextual Teahing And Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna) , terj. Ibnu Setyawan. Bandung : Kaifa.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 397, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 331, "width": 400, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 401, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 398, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta : Kencana Prenada Media.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 479, "width": 400, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 521, "width": 400, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supinah dan Titik Sutanti. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika Di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.", "type": "List item" } ]
074fcd54-93a2-0c5c-3115-9dc9badbdc04
https://jurnal-id.com/index.php/jupin/article/download/255/172
[ { "left": 85, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 452, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 109, "width": 425, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Konten Strategi Komunikasi Pemasaran Produk Parfum Bermerek Lokal HMNS Melalui Media Sosial Instagram", "type": "Section header" }, { "left": 238, "top": 152, "width": 147, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahma Dwi Mutia 1 , Dwi Ulina 2", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 177, "width": 422, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Program Magister Komunikasi, Fakultas Falsafah dan Keberadaban, Universitas Paramadina, Mampang, Jakarta Selatan, Indonesia Email: 1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 229, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 456, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan zaman yang modern saat ini dimanfaatkan oleh banyak orang untuk memenuhi kebutuhan serta memaksimalkan penampilan agar lebih menarik. Beberapa tahun terakhir ini produk pafum lokal mulai menjamur dan populer di tengah masyarakat. Salah satunya yaitu parfum lokal yaitu HMNS berhasil menjual 10.000 pcs parfum setiap bulannya. Penelitian ini membahas mengenai strategi komunikasi dalam pemasaran brand HMNS di media sosial dengan mengkomunikasikan misi dan nilai-nilai produk yang mereka luncurkan. Dalam penelitian ini, penulis akan melihat lebih jauh bagaimana proses komunikasi pemasaran yang mereka terapkan di media sosial instagram dengan memakai model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ). Dari hasil penelitian tersebut nantinya, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana komunikasi dalam konteks pemasaran dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen. Serta menghasilkan hasil penelitian berupa HMNS membangun strategi komunikasi pemasaran di era digital melalui media sosial Instagram dengan membuat konten dengan pendekatan storytelling dan word-of-mouth dari para konsumen mereka. Dalam konten tersebut, HMNS menyampaikan cerita-cerita tentang perjalanan perusahaan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 364, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Strategi komunikasi, Pomunikasi pemasaran, Metode AIDA, Parfum HNMS", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 437, "width": 37, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Many people are currently using modern developments to meet their needs and maximize their appearance to make them more attractive. In recent years, local perfume products have begun to mushroom and become popular among the public. One of them is local perfume, namely HMNS, which manages to sell 10,000 pieces of perfume every month. This research discusses communication strategies in marketing the HMNS brand on social media by communicating the mission and values of the products they launch. In this research, the author will look further at the marketing communication process they apply on Instagram social media using the AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) model. It is hoped that the results of this research will provide a better understanding of how communication in a marketing context can influence consumer perceptions and behavior. As well as producing research results in the form of HMNS building a marketing communication strategy in the digital era through Instagram social media by creating content with a storytelling and word-of-mouth approach from their consumers. In this content, HMNS conveys stories about their company's journey.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 384, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Communication strategy, marketing communication, AIDA method, HNMS perfume", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 109, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 456, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gaya hidup masyarakat saat ini telah berubah seiring dengan perkembangan ekonomi dan globalisasi. Penampilan menjadi suatu perhatian utama bagi seluruh kalangan baik tata rias, pakaian maupun tata rambut. Setiap orang selalu ingin menampilan sisi yang sempurna dalam penampilan. Sebagai pelengkap penampilan banyak orang yang menggunakan penunjang penampilan seperti perawatan tubuh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 456, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan zaman yang modern saat ini dimanfaatkan oleh banyak orang untuk memenuhi kebutuhan serta memaksimalkan penampilan agar lebih menarik. Pasar parfum merupakan industri yang terus berkembang dengan pesat di seluruh dunia. Parfum menjadi bagian penting dalam industri kecantikan dan personal care dan banyak konsumen yang membeli parfum untuk meningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 451, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 456, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kepercayaan diri dan memperkuat identitas pribadi mereka. Masyarakat sekarang lebih sadar akan penampilan dan citra diri. Parfum menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan kepribadian dan meningkatkan kepercayaan diri. Masyarakat Indonesia semakin terbuka terhadap berbagai macam aroma dan mencari parfum yang sesuai dengan preferensi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 456, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di era saat ini, para pengusaha mulai merambah ke bisnis makeup, perawatan wajah hingga parfum. Sebelum perfum lokal populer, parfum diidentikkan dengan aroma yang kuat dan harga yang terbilang mahal. Menggunakan parfum atau wewangian sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Sejak tahun 2019, kemunculan parfum lokal sudah mulai dilirik para Fragrance lovers . Biasanya parfum dirilis oleh high end fashion dan beauty brand, juga selebritas internasional. Tidak heran jika parfum dianggap sebagai luxury item karena harga satu botol saja bisa mencapai Rp.3.000.000 atau lebih. Dikutip dari Kompas.com, Effendy Lim selaku Vice President Multi Wangi Alami mengungkapkan bahwa 48% masyarakat Indonesia senang memakai parfum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 255, "width": 456, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari penelitian Borgave & Chaudari (2010) menyebutkan bahwa besarnya minat masyarakat terhadap merek lokal menyebabkan salah satu sektor industri di Indonesia meningkat, yaitu industri parfum. Saat ini penggunaan parfum menjadi kebutuhan gaya hidup sebagian besar measyarakat Indonesia. Parfum banyak diminati dan digunakan dari bermacam kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Parfum digunakan seseorang untuk memberikan kesan positif dan meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Oleh karena itu, katika ingin membeli parfum, hal pertama yang dipertimbang dalam memilih parfum adalah aroma parfum, selanjutnya merek, harga dan kemasan parfum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 356, "width": 456, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parfum memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis di Indonesia saat ini. Industri parfum di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Permintaan akan parfum meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan dan gaya hidup masyarakat. Hal ini menciptakan peluang bisnis yang menarik bagi perusahaan parfum dan pengusaha lokal. Selain sebagai pelengkap penampilan, parfum juga menjadi bagian dari identitas seseorang. Seiring dengan berkembangnya industri parfum, semakin banyak merek-merek baru bermunculan dengan berbagai macam tawaran produk dan kampanye branding yang berbeda. Di antara merek-merek tersebut, brand parfum lokal HMNS memperoleh perhatian yang cukup signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 457, "width": 456, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa tahun terakhir ini produk pafum lokal mulai menjamur dan populer di tengah masyarakat. Berbagai brand parfum buatan anak negeri memiliki kualitas yang tidak kalah jika dibandingkan pada brand ternama luar negeri, seperti Gucci, YSL, Dior dan lainnya. Hal ini terbukti dari penjualan produk parfum lokal yang fantastis di berbagai online shop. Bahkan salah satunya mendapatkan penghargaan dari Tokopedia Beauty Awards 2021 yaitu brand HMNS.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 456, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengutip dari Kontan.co.id, HMNS merupakan brand parfum lokal yang menjadi salah satu brand parfum terlaris di Shopee dan Tokopedia. Bahkan berdasarkan data Compass: E-Commerce Market Insight Dashboard per-periode 1-15 agustus 2021, HMNS berada diposisi kelima setelah YSL, Dior, Bvlgari dan Chanel. Saat ini parfum bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuahan penting dalam menunjang penampilan dan meningkatkan rasa percaya diti. Bahkan, beberapa orang rela merogoh kocek jutaan rupiah hanya untuk membeli sebuah parfum dengan harga selangit. HMNS berhasil menyaingi brand-brand ternama dunia seperti YSL, Dior, Bvlgari, dan Chanel, serta berhasil menjual 10.000 pcs parfum setiap bulannya. Varian Orgasm merupakan varian parfum dari HMNS yang menjadi best seller dan beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai Best Indonesian Fragrance dari Female Daily Award pada tahun 2020. Aroma vanilla berpadu dnegan notes apple dan rose menghasilkan wangi mewah sehingga tidak heran orgasm menuai banyak pujian di media sosial dan review yang bagus di E- commerce .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 672, "width": 456, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HMNS terus berinovasi hingga menggandeng aktor Indonesia kenamaan Christian Sugiono untuk melahirkan sebuah parfum yang diberi nama The Perfection . Dalam pembuatannya, tim HMNS dan Christian melakukan 145 kali percobaan hingga mendapatkan hasil yang sempurna untuk dijadikan sebuah parfum. The Perfection memiliki aroma jeruk purut, biji pala, cengkeh dan elemi yang menghasilkan aroma yang maskulin dan berhasil terjual 2000 botol dalam waktu singkat pada saat pertama kali peluncuran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 452, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 457, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain parfum, HMNS juga menciptakan sebuah varian pengharum ruangan ( reed diffucer ) serta hair & body mist . Ide ini berangkat dari pandemi Covid-19 yang membuat berbagai macam aktivitas yang mana pada masa itu semua aktifitas dilakukan didalam rumah. Sehingga Tim HMNS memikirkan untuk menciptakan sebuah wewangian dimana orang-orang dapat menggunakannya meskipun hanya beraktifitas di dalam rumah. Untuk mengatasi tantangan tersebut, HMNS menggunakan Teknik storytelling dalam memasarkan produknya. Teknik tersebut dilakukan dengan mendeskripsikan aroma parfum dan mengangkat cerita-cerita orang yang telah menggunakan parfum HMNS dan menyampaikan tentang pengembangan produk yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 457, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentunya dalam proses storytelling , peran pelanggan yang telah menggunakan perfum HMNS dinilai sangat penting. Testimoni dari konsumen dapat melancarkan metode word-of-mouth atau mulut ke mulut sehingga produk lebih terpercaya. Langkah selanjutnya adalah membangun hubungan dengan komunitas. Dalam menyampaikan pesan marketing di media sosial, HMNS sangat berhati-hati dalam penggunaan kata. Mereka memastikan untuk menyampaikan cerita di setiap produk dan informasi yang edukatif dengan cara yang yang mudah dipahami oleh semua kalangan dengan tidak menggunakan bahasa “langit” dan juga tidak menggunakan bahasa gimmick atau terlalu menjual. Sebaliknya, HMNS memberikan ruang pada konsumen untuk membagikan pemikiran mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 456, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam strategi komunikasi dalam pemasaran brand parfum lokal di media sosial, HMNS sangat berhati-hati dalam penggunaan kata. Mereka memastikan untuk menyampaikan cerita setiap produk dan informasi edukatif dengan cara yang mudah dipahami. Salah satu contohnya adalah dengan meminta para konsumen yang pernah menggunakan produk HMNS untuk menggambarkan definisi aroma berdasarkan pikiran mereka sendiri. Dengan demikian, HMNS menjalin interaksi dua arah yang membuat mereka merasa aspirasinya tersampaikan di publik. Walaupun sukses menjalani bisnis parfum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 457, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, penulis akan melihat lebih jauh bagaimana proses komunikasi pemasaran yang mereka terapkan di media sosial instagram dengan memakai model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ). Dari hasil penelitian tersebut nantinya, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana komunikasi dalam konteks pemasaran dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen. Diharapkan pula bahwa hasil penelitian ini dapat menjadikan panduan bagi brand- brand parfum lokal lainnya dalam mengoptimalkan strategi komunikasi di media sosial dalam menghapadi tantangan yang ada di pasar yang semakin kompetitif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 141, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 457, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan mengklarifikasi melalui fenomena yang tersedia dengan memperoleh data penelitian melalui observasi lapangan pada objek yang diteliti. Cresswell (2016) menyebutkan metode deskripsi kualitatif termasuk paradigma interpretivism sebagai suatu gambaran yang kompleks. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretivisme yang berusaha menafsirkan subjektivitas strategi komunikasi pemasaran parfum bermerek lokal HMNS di Media Sosial .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 457, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif, dipilih untuk menghasilkan produser analisis deskriptif dalam penyampaian gambaran umum terhadap fenomena yang ada, secara konkret dan sistematik untuk memudahkan dalam penyampaian kesimpulan dan penyajian data. Teknik analisis data dilakukan melalui pendalaman fenomena dan teori yang terhubung dengan sumber data utama yakni sumber rujukan lain berupa analisis sumber media sosial, website , media massa maupun konten yang relevan dengan topik penelitian. Analisis deskriptif pada penelitian ini juga dipakai untuk dapat menampilkan penilaian data yang terstruktur berupa kalimat tertulis, penjelasan lisan dan perilaku yang diamati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 162, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 456, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi pemasaran brand HMNS di sosial media sangat erat kaitannya dengan model AIDA untuk membangun brand awareness. Model AIDA adalah salah satu model hierarki respons yang cukup popular bagi pemasaran sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Dalam membanguan komunikasi yang efektif di media sosial, aspek terpenting adalah memahami proses", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 451, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 456, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadinya respons dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan usaha promosi yang dapat memengaruhi respon konsumen tersebut. HMNS menggambarkan nilai-nilai kesederhanaan, kesetaraan dan keberagaman yang menjadi identitas merek. HMNS mampu menarik perhatian konsumen dan menciptakan keingintahuan yang tinggi terhadap produk mereka. HMNS membawa konsumen menjadi bagian dari cerita perjalanan besar HMNS menjadi brand perfum lokal yang sukses. Hal ini membuat produk HMNS memiliki daya tarik yang kuat dan meningkatkan keterlibatan atau engagement di media sosial. Dengan mengkomunikasikan misi dan nilai-nilai produk yang mereka luncurkan yang mana mereka berbagi cerita bagaimana HMNS berkomitmen untuk menyediakan parfum berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, sehingga semua dapat menikmati aroma mewah tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 230, "width": 456, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses perencanaan strategi yang dilakukan HMNS mengikuti beberapa tahapan yakni pertama; menentukan dan memahami target marketing perlukan, Kedua; melakukan kurasi produk dan menceritakan proses perjalanan dalam membuat parfum tersebut, ketiga membuat offline event dan membuka offline store di beberapa daerah di Indonesia, keempat; membangun komunitas yang setia menggunakan parfum HMNS dengan menceritakan kembali proses kurasi produk dengan menyampaikan pesan berisi tentang bagaimana pengembangan produk HMNS yang sangat serius.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 306, "width": 456, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis komunikasi yang dilakukan HMNS di Media Sosial Instagram adalah bersifat storytelling yang dilakukan dengan bercerita bagaimana perjalanan HMNS membuat suatu produk parfum, dan mengajak pelanggan setianya untuk menceritakan kembali pengalaman mereka menggunakan produk dari HMNS tersebut. Selain itu, HMNS juga membangun komunitas yang setia untuk bercerita tentang pengalaman mereka di media sosial. Inilah yang membangun kepercayaan calon pelanggan dan meyakinkan mereka utuk membeli produk HMNS atas dasar pengalaman dari kerabat terdekat yang mereview produk HMNS dengan jujur.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 457, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendapat Kotler dan Keller bahwasanya model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ) adalah model yang sangat umum dipakai supaya mendukung keseluruhan strategi periklanan juga dapat digunakan dalam iklan. Taktik ini cukup menarik perhatian, menciptakan minat pada produk, menciptakan keinginan terhadap produk dan memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan dengan membeli produk (Tindakan). Melalui Model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ) menjelaskan konsep pertukaran, sikap, serta Tindakan saat hubungannya pada suatu kerangka perlakuan. Pendapat Kotler dan Keller memaparkan model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ) adalah pesan yang menarik perhatian orang, menawan, relevan dan memotivasi mereka untuk bertindak. Model tersebut mengungkapkan mutu oleh pesan yang benar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 508, "width": 456, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori AIDA yang menyebutkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembelian. Prosesnya diawali dengan tahap menaruh perhatian ( Attention ) terhadap barang atau jasa. Kemudian, jika berkesan, dia akan melangkah ke tahap menaruh perhatian ( Attention ) terhadap barang atau jasa. Kemudian, jika berkesan, dia akan melangkah ke tahap ketertarikan ( Interest ) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berminat ( Desire ), karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan minat begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar, konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 456, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa faktor yang menjadi indikator pencapaian tujuan brand awareness menggunakan media sosial adalah jumlah like, followers, hashtag, dan viewer yang diikuti dengan meningkatnya pembelian. Dimana akun Instagram @hmns.id ini sudah memiliki like, followers, viewers hingga engagement yang banyak yaitu mencapai jumlah followers sebanyak 370 ribu dengan like tertinggi 26,4 ribu serta viewers terbanyak dalam bentuk IG Reels mencapai 2 juta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 456, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada analisis konten ini, penulis akan memaparkan tujuan dari setiap konten @hmns.id di Instagram dalam membangun brand awareness tersebut. selain itu, model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ) bisa memaparkan sejauh mana model ini efektif dipakai dalam dunia marketing sebagai tahapan yang harus diingatkan dalam proses penjualan sebuah produk. Menurut Kotler dan Armstrong dalam Panjalu, 2022 menjelaskan model AIDA Perhatian ( Attention, Interest, Desire, Action ) sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 452, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 457, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Perhatian ( Attention ): agar bisnis berhasil perusahaan perlu mengkaji konsumen untuk dapat belajar tentang keberadaan produk dan layanan perusahaan. Pada tahap proses ini, seseorang mulai memilih, menyadari, dan menganalisis informasi yang diterimanya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 457, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Ketertarikan ( Interest ): seseorang yang tertarik pada sesuatu kemungkinan besar tertarik, ingin menyelidikinya lebih lanjut, dan ingin mendengarkan atau menontonnya secara lebih rinci. Hal ini terjadi karena perhatian pelanggan tertarik pada pesan yang ditampilkan oleh suatu minat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 457, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Keinginan ( Desire ): dorongan ini memicu kognisi, yang terkait dengan motif dan emosional dan intelektual adalah dua kategori alasan orang membeli sesuatu. Disini insentif intelektual mendorong pelnaggan untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari barang yang telah mereka beli, sedangkan dorongan emosional dipicu oleh pengalaman pembeli yang sebenarnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 457, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Tindakan ( Action ): keinginan kuat pelanggan secara langsung mempengaruhi tindakan yang diambil dan keputusan yang dibuat oleh mereka yang membeli barang yang diberikan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 456, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam model AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ) penulis akan turunkan beberapa penjelasan mengenai mempat turunan model tersebut yang berhubungan dengan konten di Instagram @hmns.id. berikut penjelasannya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 123, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Perhatian (Attention)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 456, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam tahapan ini, dalam membangun brand awareness, akun instagram @hmns.id hingga penelitian ini dilakukan telah mencapai jumlah followers sebanyak 370 ribu. Mayoritas konten dalam akun @hmns.id diisi oleh promosi produk, infografis dan juga storytelling bagaimana proses pembuatan parfum yang dibuat oleh team HMNS. Banyak yang menarik perhatian dari konten yang telah dibuat, contohnya bermula dari twitter anonim yang menjelaskan bahwa akun tersebut membeli parfum HMNS dan ketika di pakai serasa seperti pegawai yang bekerja di SCBD. Saat itu tweet-an tersebut trending dan menjadi sorotan. Dari peristiwa tersebut HMNS membangun brand awareness dengan menggunakan storytelling di Instagram @hmns.id dimulai dengan postingan “HMNS made for humans” yang mana seorang founder dan juga 2 teman baiknya menyukai parfum. Ide tersebut mencul di sebuah mall besar di Jakarta , dari mereka yang kesal sulitnya mencari parfum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Dari peristiwa itu melahirkan obsesi untuk menciptakan parfum terbaik. 1 tahun berlalu perjalanan mereka meracik parfum bersama dengan 3 orang perfumer expert untuk belajar dan meracik ratusan formula perfum", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 756, "width": 171, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Akun Instagram @hmns.id", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 451, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 133, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Ketertarikan (Interest)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 456, "height": 164, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interest atau ketertarikan adalah tahapan terpenting dalam membuat konten di media sosial. Konten yang dibuat harus menarik perhatian dan tentunya bisa menjadi solusi bagi para followers. Ketika HMNS meluncurkan produk baru, mereka menyampaikan cerita yang kuat tentang latar belakang , inspirasi, dan proses pengembangan produk tersebut. mereka menggambarkan bagaimana ide produk tersebut muncul, apa motivasi di balik pembuatannya dan bagaimana produk tersebut diuji dan dikembangkan utuk mencapai kualitas terbaik. Selain itu, HMNS menggunakan strategi Brand Stories untuk mengkomunikasikan misi dan nilai-nilai merek mereka kepada konsumen. Mereka berbagi cerita tentang bagaimana HMNS berkomitmen untuk menyediakan parfum berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau, sehingga semua orang bisa menikmati aroma mewah tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Strategi HMNS inilah yang mampu menarik perhatian konsumen dan menciptakan keingintahuan yang tinggi terhadap produk mereka. Konsumen tidak hanya melihat produk sebagai sekedar barang, tetapi sebagai bagian dari cerita yang lebih besar sehingga produk HMNS memiliki daya tarik yang kuat dan meningkatkan keterlibatan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 607, "width": 157, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Ketertarikan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 111, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3. Keinginan (Desire)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 650, "width": 457, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desire termasuk tahap mekanisme pembelian pada model AIDA. Pada tahap ini konsumen ingin mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut. Hal ini perlu membangun ikatan emosional yang lebih kuat dengan pelanggan. Untuk mengubah minat konsumen menjadi rasa ingin tahu, menjadi kebutuhan, sangat penting untuk menekankan keunggulan yang melampaui merek dan produk dalam situasi ini (Yupitrani dan Putri, 2023). Salah satu keunggulan dari @hmns.id untuk mendorong rasa keinginan membeli produknya adalah dengan membangun brand awareness kepada konsumen tentang keberadaan produk mereka. dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, cerita-cerita yang menggugah emosi akan lebih mudah diingat dan dikenang oleh konsumen, sehingga merek HMNS menjadi lebih menonjol dibenak konsumen. HMNS memanfaatkan strategi Unique Story Poposition", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 452, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 456, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dnegan sangat efektif untuk menyampaikan nilai dan produk mere mereka kepada para pelanggan melalui serita yang penuh daya tarik. Dalam hal ini, HMNS menggunakan storytelling untk menghadirkan cerita-cerita yang unik dan menggugah emosi, sehingga para pelanggan merasa terhubung secara personal dengan merek tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 447, "width": 227, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Keinginan Konsumen untuk Membeli 1", "type": "Caption" }, { "left": 200, "top": 728, "width": 227, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Keinginan Konsumen untuk Membeli 2", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 451, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 109, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4. Tindakan (Action)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 456, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan model AIDA yang terakhir adalah aksi, jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar, konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan. Pada akun instagram @hmns.id memiliki akses interaksi dengan konsumen yang cukup terbuka. Seperti kolom komentar, tanya jawab di Instagram Story , dan juga Direct Message . Saat ini, HMNS membuka banyak platform pembelian, yaitu bisa melalui Tokopedia, Shopee, Lazada, TikTok Shop, Website dan Offline Store yang tersedia di 5 kota besar di Indonesia, diantaranya Grand Indonesia Jakarta, Mall Paskal 23 Bandung, Beachwalk Bali, Mall Ratu Indah, Makasar dan Pakuwon Mall Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 461, "width": 186, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Tindakan Konsumen Membeli", "type": "Caption" }, { "left": 192, "top": 665, "width": 189, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Tindakan Konsumen Membeli", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 690, "width": 95, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 456, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HMNS membangun strategi komunikasi pemasaran di era digital melalui media sosial Instagram dengan membuat konten dengan pendekatan storytelling dan word-of-mouth dari para konsumen mereka. Dalam konten tersebut, HMNS menyampaikan cerita-cerita tentang perjalanan perusahaan mereka. Mereka berbagi tentang tantangan dan perjuangan dalam memulai bisnis, serta bagaimana semangat dan determinasi mereka untuk tumbuh dan berkembang dalam industrik parfum yang sangat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 452, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 456, "height": 139, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kompetitif. Cerita ini mencerminkan dedikasi dan keahlian para ahli di balik HMNS dalam menciptakan parfum-parfum yang berkualitas dan eksklusif. Melalui storytelling yang kuat, HMNS berhasil menciptakan ikatan emosional dengan konsumen mereka. HMNS membawa konsumen kedalam proses pembuatan parfum terbaru mereka. HMNS juga membuat strategi sebelum meluncurkan produk terbaru, mereka secara acak mengirimkan kepada loyal customer mereka untuk mencicipi lebih dulu produk yang akan diluncurkan nanti dan mengirimkan feedback kepada HMNS. Hal ini berhasil manarik customer dan membuat ikatan yang erat dengan HMNS dan membangun kesetiaan pelanggan dengan sangat kuat. HMNS berhasil membentuk citra merek yang unik dan membedakan diri dari kompetitor di pasar. Cerita-cerita mereka di media sosial Instagram menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan pengalaman yang berkesan bagi pelanggan, sehingga HMNS tetap menjadi salah satu mereka parfum lokal terbaik di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 102, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 457, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BeautyJournal.id, HMNS 101: Mengenal Lebih Dekat Varian Eau de Parfum Sesuai Karakter Masing- Masing, diakses dari https://journal.sociolla.com/beauty/varian-parfum-hmns 12 Oktober 2023 Borgave, S. & Chaudari, J.S., 2010, Adolescents’ Preferences and Attitudes towards Perfumes in India.Journal of Policy and Organizational Management ISSN: 0976–7738 & E-ISSN: 0976–7746, Vol. 1, Issue 2, 2010, PP-01-08.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 456, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, John W. 2016. Research Design : Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 355, "width": 279, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Edisi Keempat (Cetakan Kesatu). Yogyakarta : Pustaka Pelajar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 456, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Digital Insigt, 2020. Diakses dari: s://datareportal.com/reports/digital-2020-global-digital-overview Dr.Redi Panuju , M.Si.2019.Komunikasi Pemasaran”Pemasaran Sebagai Gejala Komunikasi ,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 399, "width": 333, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi sebagai Strategi Pemasaran”. (Jakarta : Prenadamedia Group )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 459, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Enterpeneur, 2012. Unique Selling Proposition (USP) - Entrepreneur Small Business Encyclopedia Fadhilah Ummar, HMNS gaet hati Gen Z lewat pendekatan Humanis, diakses https://www.marketeers.com/hmns-gaet-hati-gen-z-lewat-pendekatan-humanis/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 454, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://lifestyle.kompas.com/read/2013/10/31/1005538/Terbukti.Indonesia.adalah.Bangsa.yang.Harum https://peluangusaha.kontan.co.id/news/mengulik-perjalanan-hmns-parfum-karya-anak-bangsa-yang- go-international", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 456, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompas.com Mengulik Perjalanan HMNS Parfum Buatan Lulusan ITB yang Go Internasional https://umkm.kompas.com/read/2022/03/24/100024183/mengulik-perjalanan-hmns-parfum- buatan-lulusan-itb-yang-go-international?page=all", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 456, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler, Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga Kotler, Philip & Keller. (2009). Marketing Management 14th. New Jersey: Prentice Hall KumparanWOMAN,Tokopedia Beauty Awards 2022: Penghargaan Untuk Dukung Brand Lokal, diakses dari https://kumparan.com/kumparanwoman/tokopedia-beauty-awards-2022- penghargaan-untuk-dukung-brand-lokal-1zMMSogzSHG/4 19 Oktober 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengungkapkan Strategi Rahasia HMNS diakses pada tanggal 03 Januari 2024 pukul 19:35 https://bithourproduction.com/blog/mengungkap-strategi-rahasia-hmns/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 454, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengungkapkan Strategi Rahasia HMNS https://bithourproduction.com/blog/mengungkap-strategi- rahasia-hmns/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 456, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merangkul cerita visual sebagai cara untuk menigkatkan keterlibatan konsumen [Walter, E. & Gioglio, J. (2014). The Power of Visual Storytelling: How to Use Visuals, Videos, and Social Media to Market Your Brand . Inside Market Data].", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 456, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nia Karnia, Penerapan AIDA Terhadap Komunikasi Pemasaran Kerajian Tangan, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Juni 2022, vol.08, no.09, hal.347-353.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 351, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pace, R. W., Peterson, B. D., & Burnett, M. D. (1979). Techniques for ef ective", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 137, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 451, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.255 Vol. 4, No. 1, Februari 2024, Hal. 49-58 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 788, "width": 11, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 456, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panjalu, G. D. (2022). PENGARUH WORD OF MOUTH, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Konsumen Warung Makan Ikan Goreng Lik Tuti di Banyumas). S1 thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 146, "width": 456, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yupitriani, A. H. (2023). Analisis Konten Strategi Komunikasi Pemasaran Pada Aplikasi Tiktok (Studi Kasus Akun Tiktok @DompetKeluarga). Jurnal Komunikasi Universal , 70-92.", "type": "Text" } ]
3d3b3b1f-5e22-1c0c-d621-2adefaf9c109
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/VOLT/article/download/24820/12779
[ { "left": 77, "top": 129, "width": 67, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696", "type": "Table" }, { "left": 286, "top": 83, "width": 44, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOLT", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 106, "width": 227, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 123, "width": 240, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/VOLT Vol 9, No. 1, April 2024, 1 – 8", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 445, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Design and development of child monitoring track bag using arduino", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 201, "width": 451, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arifiyanto Hadinegoro 1* , Faris Fathahillah Herman 1 , Subektiningsih 1 , Nazaruddin Ahmad 2", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 227, "width": 254, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Department of Informatics, Faculty of Computer Science, Universitas Amikom Yogyakarta, Sleman 55283, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 255, "width": 328, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Department of Information Technology, Faculty of Science and Technology,", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 266, "width": 282, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh 23111, Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 200, "top": 278, "width": 213, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "*Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 316, "width": 408, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received: 03 April 2024. Revised: 13 April 2024. Accepted: 21 April 2024. Available online: 22 April 2024 : 10.30870/volt.v9i1.24280", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 352, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 368, "width": 460, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research aims to design and develop a smart bag system for monitoring children using GPS modules, SIM800L modules, and Arduino as hardware components. The main benefit of this system is its capacity to be immediately and instantly monitored through the website, enabling parents to oversee their children effectively. The study employed an experimental method that utilized a literature approach to build the hardware features and websites of a GPS tracker-based track bag monitoring container. After conducting 10 functioning tests, the gadget performed effectively. Tests are conducted both indoors and outdoors, and the findings can accurately determine the position and display the coordinates. The tool demonstrates good accuracy at a range of 8 meters during indoor testing, while outside testing reveals its maximum accuracy at a distance of 21 meters. The utilization of trackers is effectively accomplished through bags, however, this approach may not be appropriate for those with specific requirements and the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 546, "width": 280, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "© 2024 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FKIP UNTIRTA", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 561, "width": 301, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Arduino, GPS tracker, monitoring track bag, SIM800L", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 591, "width": 83, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 228, "height": 102, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The parental role in monitoring children's activities are crucial, particularly in light of the ongoing prevalence of child abduction instances in different regions of Indonesia (Fafirani & Lukitasari, 2022). According to the Indonesia Child Protection Commission (KPAI), there has been a steady rise", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 591, "width": 228, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "in the number of child abduction and trafficking cases in recent years. The highest number of instances was recorded in 2022, with 35 cases. Although there was a decrease in 2023 to 6 cases, this figure is still concerning. However, the National Police data from the e-MP Robinopsal Bareskrim POLRI indicates a discrepancy. The data, released on Thursday, February 2, 2023,", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 36, "width": 306, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hadinegoro, et.al. /VOLT: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 9 (1) (2024) 1 – 8", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 9, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 228, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "states that there were 28 cases in January 2022. In this particular situation, it is crucial to exert genuine endeavors in order to enhance the efficacy of child monitoring.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 228, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The purpose of this research is to develop a new and efficient child monitoring system by utilizing existing technologies such as GPS (Ambagapuri, Putra, Thahira, & Fadlilah, 2018; Segara & Subari, 2017), GPRS, and GSM systems (Sembiring & Muliono, 2019; Kirana, Yudhanata, & Apriana, 2019), along with microcontrollers. The aim is to offer practical and measurable solutions for enhancing real- time supervision of children (Sembiring & Muliono, 2019). Not only hardware, but software implementation can also enhance tracking accuracy (Anggrainy & Mingparwoto, 2015; Ranjith, Sherays, Kumar, & Khartik, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 228, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Designing a feasible tracking device for children's daily use, such as purses or bracelets, has issues in hardware application (Kirana, Yudhanata, & Apriana, 2019; Sembiring & Muliono, 2019). Furthermore, keeping track of location information necessitates the use of an online web server in addition to monitoring devices on the Android platform (Juansyah, 2015; Putri, Tentua, & Sari, 2018). This solution has the ability to address child abduction situations and also promote public awareness of child protection, as well as foster the advancement of technology that benefits the well-being and safety of children.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 562, "width": 48, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 228, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The study employed an experimental approach to assess the product output, which involved the development of a prototype device for children's bags. The subsequent section provides a comprehensive description of the research methodology.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 72, "width": 228, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study aims to address the functional requirements of the track bag, which include the ability to read input data from the website, process each input, and deliver the output data based on the user's design specifications on the website. Meanwhile, the examination of non- functional requirements encompasses multiple elements, which encompass hardware. The hardware utilized in this study refers to tangible components that must meet specific criteria to effectively generate and execute animations. The hardware components included in this study are presented in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 265, "width": 196, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1. Required hardware No Hardware Total 1 Lenovo Ideapad 320-14ISK Laptop 1 2 Arduino Uno 1 3 Holder Battery 18650 Single Battery 1 4 Sim800l module 1 5 GPS Ublox NEO-6M modul 1 6 18650 2000Mah battery 1", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 390, "width": 228, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Furthermore, the development of this device needs the use of software, shown in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 428, "width": 220, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Input and Output Features No Software Description 1 IDE Arduino programming software using Arduino 2 Visual Studio Code Software for website programming 3 Canva Software utilized for designing of products and websites", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 551, "width": 229, "height": 152, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1 shows the configuration of a 9V battery linked to the power port on the Arduino to supply power to the Arduino. The Arduino is connected to an Ublox NEO-6M GPS module in order to ascertain the precise latitude and longitude coordinates. The wiring setup is provided in full. The SIM800L module is interfaced with the Arduino to facilitate the transmission of data from the GPS module to the database via GPRS. The specific wiring", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 36, "width": 306, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hadinegoro, et.al. /VOLT: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 9 (1) (2024) 1 – 8", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 9, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 228, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "instructions are included. A 2000 mAh type 18650 battery is utilized alongside a battery holder to provide supplementary power to the SIM800L module.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 228, "height": 250, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1. Track Bag Tool Design Furthermore, the design outcomes of the webpage layout can be seen in Figure 2. The web page includes a button labeled \"Update\" that allows the user to update the most recent 5 coordinates stored in the database, which were transmitted by the track bag. The Live button enables real-time tracking of route movements on a web page map. This feature additionally refreshes the last coordinate history table automatically at intervals of 1 minute. The Navigation function enables users to be instantly sent to the Google Maps app in order to obtain the path to a specified coordinate point. This website is highly significant as it serves as a platform for facilitating access and distributing content (Saputra & Subektiningsih, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 228, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The website is constructed with the PHP programming language, which is a server-side programming language capable of interfacing with a database for data storage. A syntax is established in the PHP programming language to establish a connection between PHP and the database (Hadinegoro, & Ikramillah, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 244, "width": 115, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 2. Website design", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 275, "width": 130, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 314, "top": 306, "width": 231, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 3 displays the track bag that has been carefully designed and developed. The track bag contains Arduino Uno components, including a SIM800L module connected to the Arduino Uno, a NEO 6M GPS module connected to pins 0 and 1 of the Arduino Uno, a single battery holder for 18650, and a 9-volt 1000mAh battery.", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 598, "width": 85, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 3. Track Bag", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 612, "width": 224, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Signal testing was conducted both indoors and outdoors utilizing the black box methodology (Sianturi, et al., 2021). Indoor testing was conducted at the residence of Mister X on Jl. Belah Ketupat, Depok District, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 36, "width": 306, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hadinegoro, et.al. /VOLT: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 9 (1) (2024) 1 – 8", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 9, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 72, "width": 224, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figures 5 and 6 show the coordinate points displayed on the website and the measurement of the precision of these geographical coordinates using the Google Maps.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 289, "width": 148, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 5. Initial indoor signal test", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 233, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 5 shows the initial indoor signal test, where the device transmits latitude and longitude data to follow the location through the website. The data is transmitted to the Google Maps application via the website functionality. The instrument sent the coordinate position as -7.736633, 110.400020, with an accuracy level of 2 meters from the researcher's location.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 229, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 6. Second test of indoor signal In figure 6, the second test was conducted at the identical location. The researcher once again recorded the latitude and longitude data from the track bag, which was -7.736584, 110.400020. Nevertheless, there was a discrepancy in the precision of the position", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 72, "width": 228, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "coordinate, which diverged by 8 meters from the researcher's intended spot.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 103, "width": 229, "height": 369, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "During the outdoor signal test, Mr. X moved a tracking bag from point A, specifically located at Jl. Sukoharjo No.5 as depicted in Figure 7a, to point B, Jl. Kubus No.15 as shown in Figure 7b. Figure 7a shows the geographical coordinates of the position spots on the website, the precision measurement of these coordinates, and an image of the track bag tool carried by Mister X. The location coordinate point, represented by latitude and longitude data (-7.752563, 110.398490), has an accuracy level of 8m from the actual location of mister x. Figure 7b depicts the act of following or monitoring at the specific time of 16:48. The bags are equipped with tracking devices that transmit location coordinates every minute. These coordinates can be accessed and examined on the website's coordinate table. This demonstrates that the track bag requires 1 minute to communicate data in the form of latitude and longitude (- 7.739388,110.401600), with a permissible error of 2 seconds. The location sent from the track bag had a deviation of 21 meters from the location of the mister x.", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 632, "width": 89, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(a) (b)", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 648, "width": 225, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fig 7. Outdoor signal testing: first (a) and second (b)", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 673, "width": 228, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The accuracy level was compared by conducting three trials of accuracy testing. Upon", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 36, "width": 306, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hadinegoro, et.al. /VOLT: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 9 (1) (2024) 1 – 8", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 9, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 228, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "conducting measurements, it was determined that the location point transmitted by the track bag tool was consistently inaccurate, deviating by an average distance of 3.3 m across all three tests. The track bag has a typical data usage rate of 625 kB/minute when the gadget is powered on. Using a track bag for 80 minutes typically consumes approximately 50 MB of internet data.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 72, "width": 228, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The website trackperson.000webhostapp.com is utilised for input and output testing. Below are the inputs and outputs of the three website features: update, live, and direct. The update feature presents input data, expected results, observations, and conclusions reached. The input and output results are displayed in Table 3", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 211, "width": 239, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Input dan Output Fitur Update, Live, and Direct", "type": "Caption" }, { "left": 81, "top": 226, "width": 460, "height": 398, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Feature Cases and Test Results (Data Sent) Input Expected results Observation Output Update Latitude and longitude were delivered from a track bag Displays the latest 5 data on the coordinate table on the website page of the database Displays the latest 5 data on the coordinate table on the website page of the database Ö accepted Cases and Test Results (Data Not Sent) Latitude and Longitude not delivered from the track bag Displays the latest 5 data on the coordinate table on the website page of the database Displays the latest 5 data on the coordinate table on the website page of the database Ö accepted Live Cases and Test Results (Data Sent) Input Expected results Observation Output Latitude and longitude were delivered from a track bag The website's map view displays coordinate points that dynamically update every minute in real-time, based on the position point of the track bag tool. The website's map view displays coordinate points that dynamically update every minute in real-time, based on the position point of the track bag tool. Ö accepted Cases and Test Results (Data Not Sent) Latitude and Longitude not delivered from the track bag The map view on the website does not display dynamic coordinate points that update in real-time based on the location of the track bag tool every minute. In the map view on the website, there are coordinate points that do not move according to the location point of the track bag tool every minute in real-time. ´ rejected Direct Cases and Test Results (Data Sent) Input Expected results Observation Output Latitude and longitude were delivered from a track bag The position will be transferred to Google Maps in order to obtain navigation instructions to the specified coordinate destination. The position will be transferred to Google Maps in order to obtain navigation instructions to the specified coordinate destination. Ö accepted Cases and Test Results (Data Not Sent) Latitude and Longitude not delivered from the track bag The location is not being transferred to Google Maps in order to obtain navigation to the specified coordinate destination. Provide the final location point to Google Maps in order to obtain navigation instructions to the specified coordinate destination", "type": "Table" }, { "left": 496, "top": 592, "width": 39, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "´ rejected", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 36, "width": 306, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hadinegoro, et.al. /VOLT: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 9 (1) (2024) 1 – 8", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 9, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 228, "height": 214, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The process of determining signal measurement results and accuracy involves categorizing them into three distinct accuracy levels. Precision is deemed inadequate if the coordinate point diverges by more than 10 meters, satisfactory if it diverges between 5-10 meters, and excellent if it diverges by less than 5 meters. The objective is to enhance the clarity of classifying the precision of each test. Table 4 displays the outcomes of signal testing, with the output generated in compliance with the specified requirements. The results of track bag tests carried out indoors and outdoors can be seen in Table 5.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 72, "width": 206, "height": 207, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 4. Signal testing output Input Expected results Observation Output Cases and Test Results (Data Sent) Latitude and longitude were delivered from a track bag Data is displayed on the website page Data can be displayed on the website page Ö accepted Cases and Test Results (Data Not Sent) Latitude and Longitud e not delivered from the track bag Displays the message \"Make sure the track bag is on\" Doesn't display messages ´ rejected", "type": "Table" }, { "left": 219, "top": 310, "width": 174, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 5. The results of track bag tests", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 440, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indoor Testing Location Coordinat Distance Accuration category 1 Jl. Belah Ketupat, Kec. Depok, Kab. Sleman, DIY -7.736633, 110.400020 2 Meter Excellent 2 Jl. Belah Ketupat, Kec. Depok, Kab. Sleman, DIY -7.736584,110.400020 8 Meter Good Outdoor 1 Toko Merah Jl. Sukoharjo No.5 -7.752563,110.398490 8 Meter Good 2 Wisma Pojok Indah, Jl. Kubus No.15 -7.739388,110.401600 21 Meter Not Good", "type": "Table" }, { "left": 152, "top": 482, "width": 68, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 228, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The child tracking device, consisting of a SIM800L module, NEO6M GPS module, and Arduino Uno microcontroller, was effectively built and tested to ensure proper performance, yielding positive outcomes. Furthermore, the utilization of the website as a tracking mechanism has demonstrated its simplicity and efficacy in capturing data, with automatic updates occurring every one minute. This is demonstrated through the use of both indoor and outdoor testing, which is capable of identifying specific sites and providing their corresponding coordinates. During both indoor", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 467, "width": 228, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "and outdoor testing, it is observed that the detection varies depending on the distance. The tool's accuracy is deemed satisfactory when tested inside at a distance of 8 meters. However, during outside testing, the maximum detection range is limited to 21 meters due to the diminished accuracy beyond this distance. Trackers are effectively utilized via bag media, although this approach may not be appropriate for individuals with special needs and the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 654, "width": 68, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 314, "top": 675, "width": 228, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alfeno, S., & Devi, R. E. (2017). Implementasi Global Positioning System (GPS) dan", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 36, "width": 306, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hadinegoro, et.al. /VOLT: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 9 (1) (2024) 1 – 8", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 9, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 228, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ocation Based Services (LSB) pada Sistem INformasi Kereta Api untuk Wilayah Jabodetabek. Jurnal Sisfotek Global , 7(2), doi: 10.38101/sisfotek.v7i2.146 Ambagapuri, M. R., Putra, F. N., Thahira, M., &", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 149, "width": 192, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fadlilah, U. (2018). Pelacak Orang Hilang Menggunakan Sepatu dengan Sistem GPS dan GSM. Khazanah Informatika: Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika ,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 201, "width": 174, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42-46, doi: 10.23917/khif.v4i1.6228", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 228, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggrainy, F., & Mingparwoto, S. (2015). Penerapan Metode Algoritma Bellman – Ford Dalam Aplikasi Pencarian Lokasi Perseroan Terbatas di PT. Jakarta Industrial Estate Pulogadung (PT.JIEP).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 278, "width": 192, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Teknologi, 7 (1), 28-34, doi: 10.24853/jurtek.7.1.28-34", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 228, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AR, K., Ahmad, N., Hadinegoro, A., & Ikramillah,", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 317, "width": 192, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "S. (2023). Perancangan Sistem Informasi Kuliah Kerja Praktik Berbasis Website.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 343, "width": 192, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Information System Journal, 9 (2 ), 86-95, doi:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 369, "width": 190, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10.24076/infosjournal.2023v6i02.1386", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 381, "width": 228, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fafirani, L. N., & Lukitasari, D. (2022). Pertanggungjawaban Pidana Mucikari dan Pengguna Jasa Dalam Prostitusi Online Anak. Recidive: Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan, 11 (2), 166-176., doi: 10.20961/recidive.v11i2.67450 Juansyah, A. (2015). Pembangunan Aplikasi Child Tracker Berbasis Assisted – Global Positioning System (A-Gps) Dengan Platform Android. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) , 1-8. https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/6", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 562, "width": 162, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73/jbptunikompp-gdl-andijuansy-", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 575, "width": 115, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33648-11-20.unik-a.pdf", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 229, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kirana, I. W., Yudhanata, M. F., & Apriana, E. M. (2019). Inovasi GARMAPS TRACKER (Gelang Identitas Berbasis Mobile Application dangan GPS Tracker) untuk Memonitor Keberadaan dan Aktivitas Jemaah Haji dan Umroh. IENACO (Industrial Engineering National Conference) .", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 72, "width": 189, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handl", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 85, "width": 79, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e/11617/10682", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 98, "width": 228, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putri, D. N., Tentua, M. N., & Sari, M. W. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 111, "width": 229, "height": 283, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rancang Bangun Sistem Pelacakan Anak Berbasis Android. InSeri Prosiding Seminar Nasional Dinamika Informatika, 2 (1). http://prosiding.senadi.upy.ac.id/index. php/senadi/article/view/70 Ranjith, S., Sherays, Kumar, K. P., & Khartik, R. (2017). Automatic Border Alert System for Fishermen using GPS and GSM Techniques. Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science, 7 (1), 84-89, doi: 10.11591/ijeecs.v7.i1.pp84-89 Saputra, P. S., Pratama, P. A., & Tjahyanti, L. P. (2023). Perancangan dan Komparasi Web Server Nginx dengan Web Server Apache Serta Pemanfaatan Reverse Proxy Server pada Nginx. KOMTEKS, 2 (1), 16-21, doi: https://ejournal.unipas.ac.id/index.php /Komteks/article/view/1307 Saputra, R. B., & Subektiningsih, S. (2023).", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 394, "width": 193, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Comparative Analysis of Apache 2 Performance in Docker Containers vs Native Environment. Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika, 9 (4), 1024-1034, doi: 10.26555/jiteki.v9i4.27220", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 472, "width": 228, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Segara, R., & Subari. (2017). Sistem Pemantauan", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 485, "width": 229, "height": 206, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lokasi Anak Menggunakan Metode Geofencing pada Platform Android. Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 3 (1), 72-85, doi: 10.26905/jtmi.v3i1.629 Sembiring, Z., & Muliono, R. (2019). Perancangan Alat Pelacak Lokasi Dalam Mengantisipasi Penculikan Anak. Techno.com, 18 , 13-25, doi: 10.33633/tc.v18i1.2018 Sianturi, R. A., Sianaga, A. M., Pratama, Y., Simatupang, H., Panjaitan, J., & Sihotang, S. (2021). Perancangan Pengujian Fungsional dan Non Fungsional Aplikasi SIAPPARA di Kabupaten Humbang Hasundutan. J-ICON, 9 (2), 133-141, doi:", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 691, "width": 125, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10.35508/jicon.v9i2.4706", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 36, "width": 306, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hadinegoro, et.al. /VOLT: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 9 (1) (2024) 1 – 8", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 706, "width": 9, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 228, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sidik, M. A., Rusli, M. Q., Adzis, Z., Buntat, Z., Arief, Y. Z., Shahroom, H., . . . Jambak, M. I. (2015). Arduino-Uno Based Mobile Data Logger with GPS Feature. Telkomnika (Telecommunication Computing", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 228, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Electronics and Control), 13 (1), 250-259, doi: 10.12928/telkomnika.v13i1.1300 Ulfah, M. (2020). Digital Parenting. Tasikmalaya: Edu Publisher.", "type": "Text" } ]
9cc6e361-a388-2ec3-8731-17654f9ab634
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi/article/download/1551/1306
[ { "left": 191, "top": 46, "width": 212, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 201, "top": 67, "width": 194, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 785, "width": 431, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Systematic Literature Review Of Industry 4.0 Implementation Of Productivity. Yuniar Suprihatin, et.al 316", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 102, "width": 343, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW OF INDUSTRY 4.0 IMPLEMENTATION OF PRODUCTIVITY", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 145, "width": 247, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Yuniar Suprihatin, 2 Yanneri Elfa Kiswara Rahmantya", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 157, "width": 322, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Program Studi Manajemen, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Kuningan", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 186, "width": 440, "height": 211, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ARTICLEINFO ABSTRACT Keywords : Industry 4.0, Produktivity, Systematic Literature Review Industrial Technology 4.0 is designed to provide many conveniences from a transactional persepective, to be able to increase work productivity. This disruptive digital-based technology is crushing old methods and replacing them with new ones. However, the presence of this era of disruption is both an opportunity and a challenge for people's lives. This research aims to provide information about the role of using Industry 4.0. in increasing productivity, as a transformation effort towards improvement and creating opportunities to support business development. This study uses the Systematic Literature Review (SLR) method for journal papers published from 2016-2021. Data collection techniques with the methode of observation, interviews, and documentation. This study's results conclude that the industrial sector's most widely implemented Industri 4.0 innovation y is Artificial Intelligence (AI). This innovation is able to increase productivity, especially in the factors of improving production processes and improving customer service. E- mail : [email protected], [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 368, "width": 220, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Economics Journal. All rights reserved.", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 379, "width": 272, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 97, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 454, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The word Industrial Revolution 4.0 is currently starting to be talked about a lot. The mention of the Industrial Revolution 4.0 or also known as four point zero (FPZ) was initiated by the presence of the internet revolution. Professor Klaus Scwab, is a German economist and the initiator of the World Economic Forum (WEF) who first introduced the concept ofIndustry 4.0 R e volusion. In short, industry players let computers connect and communicate with an intelligent and automated system through machine learning technology and cyber technology to collaborate so that able to analyze and determine industry decisions without human involvement[1]. The period of the Industri Revolution is also called the era of disruption. According to the definition of the World Economic Forum, the industrial revolution 4.0 is the disruption of internet technology to performance , in the production process so that the process of processing goods and services can be more efficient, fast, and bulk[2]. There is a major change caused by innovations that change the system and order of business to a newer level. The nature of this disruption grinds old methods and replaces them with new methods.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 454, "height": 102, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disruption means disorder, in this context the disorder in question is the use of old methods or ordinances. But the disorder is not necessarily destructive, but it can also be a supporter, and provide an advantage for those who understand and carry it out. Disruption not only means changing one or two specific things, but broadly means leading to dramatic innovations that change the course of the game with new infrastructure and actors, signaling the development of time and technology and offering work efficiency and effectiveness. [3]The presence of this era of disruption is not a threat, but an opportunity and challenge for people's lives. With the above basis, this research is carried out with the aim of providing information by reviewing research that has been carried out previously about the impact of the application of industryi 4.0 technology on increasing work productivity.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 454, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In a study conducted by Ignat Kulkov entitled \" The role of artificial intelligence in business transformation: A case of pharmaceutical companies\" with a qualitative interview approach method, data were taken by observing 15 pharmaceutical and biotech companies which applies AI technology to its business[4]. The results obtained in the study explained that the use of AI technology in the prorduction process has a major impact on improving the production process and sales process, while the application of AI technology in the support business process has a major influence on the analysis and reporting process. The conclusion that can be drawn from the research above is that the implementation of industrial technology 4.0 has a major influence on increasing the productivityof work. This research is expected to", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 46, "width": 212, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 201, "top": 67, "width": 194, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 785, "width": 431, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Systematic Literature Review Of Industry 4.0 Implementation Of Productivity. Yuniar Suprihatin, et.al 317", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "add insight, especially for business people in capturing the opportunities that come from the use of industri 4.0 technology.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 65, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 148, "width": 454, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research method used in this article uses a research methodology with a systematic literature review or Systematic Literature Rreview (SLR), which is a review of the previous article in a structured and planned manner. Thepurpose of systematic review is to answer questions in a specific, relevant, and focused manner, synthesize results, lower bias from reviews, and identify gaps in research. [5] The SLR method performs processing to identify, assess and interpret a fact and evidence obtained from previously conducted research . The SLR method in this research process consists of:", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 288, "width": 140, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Stages of SLR Research", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 454, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted with the aim of determining the impact of the application of technological innovations on increasing work productivity. The object of this study was taken becausetoday’s technology applicationy is closely related to the era of disruption and is very significant with the development of innovation in the industrial revolution i 4.0.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 358, "width": 454, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research uses research articles that have been done before and then the results of the research are reviewed . The articles used arefrom various sources, national journals, and international journals that have been published with the keywords industry and productivity.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 176, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selection of Literature Search Results", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 411, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This selection is carried out based on predetermined Quality Assessment criteria, namely: 1. QA 1: Is the journal Paper published in the time span of 201 6-2021?", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 441, "width": 440, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The limitations of this publication year are based on the development of the industrial revolution 4.0 or also known as cyber-physicall systems which began in 2016, marked by the existence of a digital economy, big data, the use of robotic technology, engineering intellectuals, the Internet of Things (IoT), nano-technology, to systems called cloud computing systems whose activities are all technology- based.[2]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 379, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. QA 2: Does the journal paper discuss work productivity and technological innovation?", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 511, "width": 347, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The paper under review can answer the formulation of the problem in this study.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 318, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. QA 3: Does the journal paper discuss the industry 4.0 technology used?", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 534, "width": 440, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on these criteria, 9 journal paper articles were obtained that discussed the implementation of industry 4.0 in work productivity.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 171, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Literature Search Results", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 454, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This stage is to analyze the results of a literature search that has been selected based on predetermined criteria. The analysis is carried out by summarizing the results of a literature search that has a relationship with the influence of the application of industrial technology 4.0 on increasing work productivity. Articles that fit the goals that have been set out are grouped for review . The last step is to conclude the results of the grouping of reviews that have previously been carried out. The results of previous research that have been synthesized are then concluded as answers to research questions that have been asked previously.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 675, "width": 145, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 454, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Search Process Results and Inclusion and Exclusion Criteria The results of the search process and inclusion and exclusion criteria are only taken 9 journal papers that have met the criteria, namely journal papers published in the 2016-2021 time range and have discussions related to \"productivity\" and \"application of industr i 4.0 technology\". The following are the types of journals that have been successfully obtained:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 237, "width": 438, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Problem Identification Research Literature Search Selection of Literature Search Results Analysis of Literature Search Results", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 46, "width": 212, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 201, "top": 67, "width": 194, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 785, "width": 431, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Systematic Literature Review Of Industry 4.0 Implementation Of Productivity. Yuniar Suprihatin, et.al 318", "type": "Page footer" }, { "left": 146, "top": 101, "width": 294, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 Grouping by Journal Type No Journal Type Year Sum 1 Journal of Social and Technology 2020 1 2 Journal of Environmental Sciences 2020 1 2021 1 3 Journal of Tourism 2021 1 2022 1 4 Journal of Education 2018 1 5 HR Journal 2021 2 2022 1", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 128, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Quality Assessment Results", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 242, "width": 320, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The following are the results of the quality assessment written into a table:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 266, "width": 406, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 Quality Assessment Results No Writer Year QA1 QA2 QA3 Result 1 Nanda Tommy Wirawan, Defnizal, Risa Nadia Ernes 2020 Yes Yes Yes Accepted 2 Zhaoyu Zhai, José Fernán Martínez, Victoria Beltran, Néstor Lucas Martínez 2020 Yes Yes Yes Accepted 3 Kumar Raja Vanapalli, Hari Bhakta Sharma, Ved Prakash Ranjan, Biswajit Samal, Jayanta Bhattacharya, Brajesh K. Dubey, Sudha Goel 2021 Yes Yes Yes Accepted 4 Hana Mohelska, Marcela Sokolova 2018 Yes Yes Yes Accepted 5 Almir Pestek and Maida Sarvan 2021 Yes Yes Yes Accepted 6 Shafiq Khaqiqi, Lizar Alfansi 2022 Yes Yes Yes Accepted 7 Charis M. Galanakis, Myrto Rizou, Turkey M.S. Aldawoud, Ilknur Ucak, Neil J. Rowan 2021 Yes Yes Yes Accepted 8 Aarni Tuomi, Iis P. Tussyadiah, and Jason Stienmetz 2020 Yes Yes Yes Accepted 9 Ignat Kulkov 2021 Yes Yes Yes Accepted", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 68, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analytics Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 451, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At this stage, the analysis data and the results will answer the predetermined Research Question (RQ) and will discuss the factors that affect work productivity that often arise from year 2016-2021.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 247, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. RQ1 Result: The Name of Technology Innovation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 454, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Research Question 1 about the name of the 4.0 technology innovation used, a paper category was generated based on the name of the application studied. From the results seen in table 3, it shows that the trend of the industrial business world, especially in the field of tourism, is currently choosing to apply technological innovation 4.0 using AI and VR technology.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 595, "width": 224, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3 Categories of Technology Innovation Names", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 607, "width": 346, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Name of Technology Innovation Research Papers Sum 1 Artificial Intelligence (AI) [1], [3], [4], [6]–[9] 7 2 Virtual Reality ( VR) [3], [7], [10], [11] 4 3 Robot [6], [12] 2", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 234, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Results from RQ2: Data Collection Techniques", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 454, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Research Question 2 about data collection techniques, results were obtained with paper categories based on data collection techniques. From the results seen from table 4, it shows that of the 9 papers, 3 research papers use a case study approach of the research object with 15 respondents to the research object, and 2 papers The study used a field survey approach with 21 respondents to the research object.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 46, "width": 212, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 201, "top": 67, "width": 194, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 785, "width": 431, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Systematic Literature Review Of Industry 4.0 Implementation Of Productivity. Yuniar Suprihatin, et.al 319", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 101, "width": 208, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 Categories of Data Collection Techniques", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 113, "width": 399, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Data Collection Techniques Number of Respondents Research Papers Sum 1 Bibliography Review - [1], [2] 2 2 Literature Review ( Research Statistical Data) 2 [6], [7] 1 3 Case Study (Object of Research) 15 [6], [8], [9] 3 4 Field Survey (Observation, Interview and Documentation) 21 [10], [11] 2", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 303, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. RQ3 Results: Industri 4.0 Technology Factors to Productivity", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 219, "width": 454, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Research Question 3 about the role of the application of industrial technology 4.0 as one of the important factors in increasing productivity, the results of the category of factors driving industrial activity to measure productivity were obtained. From the results seen in table 5, it shows that the factors of the production process and consumer services are the most dominant factors in experiencing an increase in productivity. Furthermore, time efficiency related to machine-to-machine automation factors and analytical capabilities and business intelligence are the second highest factors. Then the factors of data volume, computing power and connectivity as well as purchasing power factors and market expansion are the third highest factors.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 324, "width": 394, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table of 5 Categories of Productivity Factors No Factor Research Papers Sum 1 Machine-to-machine automation [3], [4], [6], [9]–[12] 7 2 Data Volume, Compute Power and Connectivity [4], [6], [9]–[12] 6 3 Analytics and Business Intelligence Capabilities [3], [4], [6], [9]–[12] 7 4 Production Quality [4], [6], [9], [10], [12] 5 5 Production Process [3], [4], [6], [8]–[12] 8 6 Production Costs [2], [13] 2 7 Purchasing Power and Market Expansion [3], [4], [8], [10]–[12] 6 8 Customer Service [3], [4], [6], [7], [9]–[12] 8 9 Human-to-machine communication [3], [4], [10]–[12] 5", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 160, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Summary of Data Analysis Results", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 454, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the results of each Research Question , information has been obtained about the application, data collection techniques and factors for implementing industrytechnology 4.0 on productivity that have emerged and been researched from 2016 to 2021.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 525, "width": 167, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 6 Most RQ Frequency Categories", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 537, "width": 364, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RQ Aspects Most frequency categories 1 Name of Technology Innovation Artificial Intelligence (AI)", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 561, "width": 391, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Data Collection Techniques Field Survey with observation and interview 3 Productivity Factors Production Process and Customer Service", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 83, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 454, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the research that has been carried out, it can be concluded that based on the results of the Systematic Literature Review ( SLR), the most widely applied technological innovation in the industrial sector today is Artificial Intelligence (AI). The field survey approach is the most widely practiced data collection technique by conducting observations and interviews. It was found that the productivity factor that experienced the greatest increase due to the implementation of industri 4.0 innovation was an increase in the production process and an improvement in consumer services. In addition, 7 other factors were found that alsoled to an increase in productivity.", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 701, "width": 57, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 713, "width": 449, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] H. Mohelska and M. Sokolova, “Management approaches for industry 4.0 – The organizational culture perspective,” Technological and Economic Development of Economy , vol. 24, no. 6, pp. 2225– 2240, 2018, doi: 10.3846/tede.2018.6397.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 748, "width": 449, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Mp. PTP Polimedia and J. Srengseng Swah Jagakarsa -Jakarta, “PENDIDIKAN POLITEKNIK DI ERA DISRUPSI TEKNOLOGI DAN REVOLUSI INDUSTRI 4:0,” 2020.", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 46, "width": 212, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 201, "top": 67, "width": 194, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 785, "width": 431, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Systematic Literature Review Of Industry 4.0 Implementation Of Productivity. Yuniar Suprihatin, et.al 320", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 101, "width": 449, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] C. M. Galanakis, M. Rizou, T. M. S. Aldawoud, I. Ucak, and N. J. Rowan, “Innovations and technology disruptions in the food sector within the COVID-19 pandemic and post-lockdown era,” Trends in Food Science and Technology , vol. 110. Elsevier Ltd, pp. 193–200, Apr. 01, 2021. doi: 10.1016/j.tifs.2021.02.002.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 148, "width": 449, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] I. Kulkov, “The role of artificial intelligence in business transformation: A case of pharmaceutical companies,” Technol Soc , vol. 66, Aug. 2021, doi: 10.1016/j.techsoc.2021.101629.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 171, "width": 449, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] R. Tutik Sri Hariyati and D. Keperawatan dan Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan, “MENGENAL SISTEMATIC REVIEW THEORY DAN STUDI KASUS.”", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 194, "width": 449, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] N. T. Wirawan, D. Defnizal, and R. Nadia Ernes, “PEMBUATAN TEKNOLOGI ROBOTIK DALAM DUNIA MILITER SEBAGAI MEDIA PEMANTAU DAN NEGOSIASI BERBASISKAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE,” JURTEKSI (Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi) , vol. 6, no. 2, pp. 155–162, Apr. 2020, doi: 10.33330/jurteksi.v6i2.538.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 241, "width": 449, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] P. Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam and S. Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang, “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Budaya Impact of Information Technology Development and Communication on Culture Daryanto Setiawan,” SIMBOLIKA , vol. 4, no. 1, 2018, [Online]. Available: http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 288, "width": 450, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Z. Zhai, J. F. Martínez, V. Beltran, and N. L. Martínez, “Decision support systems for agriculture 4.0: Survey and challenges,” Computers and Electronics in Agriculture , vol. 170. Elsevier B.V., Mar. 01, 2020. doi: 10.1016/j.compag.2020.105256.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 323, "width": 450, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] K. R. Vanapalli et al. , “Challenges and strategies for effective plastic waste management during and post COVID-19 pandemic,” Science of the Total Environment , vol. 750, Jan. 2021, doi: 10.1016/j.scitotenv.2020.141514.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 358, "width": 450, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] S. Khaqiqi and L. Alfansi, “Penerimaan Teknologi Virtual Reality Uuntuk Virtual Tourism Di Indonesia Dengan Metode Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM),” vol. 5, no. 1, 2022, doi: 10.17509/ji.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 394, "width": 450, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] A. Pestek and M. Sarvan, “Virtual reality and modern tourism,” Journal of Tourism Futures , vol. 7, no. 2, pp. 245–250, 2020, doi: 10.1108/JTF-01-2020-0004.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 417, "width": 450, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] A. Tuomi, I. P. Tussyadiah, and J. Stienmetz, “Applications and Implications of Service Robots in Hospitality,” Cornell Hospitality Quarterly , vol. 62, no. 2, pp. 232–247, May 2021, doi: 10.1177/1938965520923961.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 452, "width": 450, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] M. Pusparani, “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI (SUATU KAJIAN STUDI LITERATUR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA),” vol. 2, no. 4, 2021, doi: 10.31933/jimt.v2i4.", "type": "List item" } ]
d9171bd8-5b95-f033-d9aa-208d76a2b294
https://jurnal.stainmajene.ac.id/index.php/almutsla/article/download/984/531
[ { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "140", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 61, "width": 282, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Al-Mustla: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 93, "width": 296, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Volume 6 Nomor 1, Juni Tahun 2024 https://jurnal.stainmajene.ac.id/index.php/almutsla/about E-ISSN: 2715-5420", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 146, "width": 300, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "BENTUK I’JAZ AL - QUR’AN PADA MASA KINI: KAJIAN AYAT AL- QUR’AN DAN RELEVANSINYA TERHADAP KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 220, "width": 295, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma 1 , Samirah 2 , Achmad Abubakar 3 , Dudung Abdullah 4", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 235, "width": 172, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "1 UIN Alauddin Makassar, Makassar, Indonesia 2 UIN Alauddin Makassar, Makassar, Indonesia 3 UIN Alauddin Makassar, Makassar, Indonesia 4 UIN Alauddin Makassar, Makassar, Indonesia [email protected] [email protected] [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 301, "width": 90, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 322, "width": 49, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Keywords :", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 333, "width": 17, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "I’Jaz", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 344, "width": 30, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Mu’jizat", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 321, "width": 299, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Al- Qur’an Ilmu Pengetahuan Abstrak Penelitian ini membahas tentang tentang I’jaz Al - Qur’an berserta mu’jizat Al - Qur’an yang dapat dilihat pada masa kini dan Relevansinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Secara khusus tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hakikat i’jaz Al - Qur’an , segi-segi kemukjizatan Al- Qur’an, arah baru dalam memahami kemukjizatan Al- Qur’an pada masa kini, serta analisis relevansinya terhadap kemajuan ilmu pengetahuan Penelitian ini menggunakan metode library research. Sumber primer dalam penelitian ini adalah Al- Qur’an dan sumber sekunder yaitu berupa buku Ulum al- Qu’an dan literatur -literatur lain yang sehubungan tema pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakikat dari i’jaz Al - Qur’an adalah ilmu", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 468, "width": 221, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Al- Qur’an yang membahas mengenai kekuatan dari susunan lafal dan kandungan Al- Qur’an, hingga dapat mengalahkan ahli -ahli bahasa Arab dan ahli-ahli lain. Signifikansinya diharapkan mampu semakin memperkokoh keorisinalan AlQur’an,", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "141", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 57, "width": 221, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "memperkokoh keyakinan umat Islam dalam beragama dan membuka hati para non muslim, menyelami luasnya lautan ilmu di dalam Al- Qur’an, menunjukkan bahwa Al - Qur’an tidak hanya cocok untuk masa Nabi saja melainkan relevan sampai kapanpun. Relevansinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Al- Qur’an bukanlah buku ilmu pengetahuan dan teknologi namun mengandung isyarat ilmiah yang dapat dijadikan dasar dalam pegembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 148, "width": 55, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Kata Kunci :", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 159, "width": 17, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "I’Jaz", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 170, "width": 31, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Miracles", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 182, "width": 37, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Al- Qur’an Science Knowledge", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 147, "width": 38, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 159, "width": 224, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "This research discusses the I’jaz of the Qur’an and the miracles of the Qur’an that can be seen today and their relevance to the development of science. Specifically, the aim of this research is to analyze the essence of the I’jaz of the Qur’an, aspects of the miracles of the Qur’an, new directions in understanding the mi racles of the Qur’an today, as well as analysis of its relevance to the progress of scientific research. This uses the library research method. The primary source in this research is the Al- Qur’an and secondary sources, namely the book Ulum al- Qu’an and other literature related to the theme of discussion. The results of the research show that the essence of I’jaz Al - Qur’an is the knowledge of the Al - Qur’an which discusses the strength of the pronunciation structure and content of the Al- Qur’an, so that i t can defeat Arabic language experts and other experts. Its significance is expected to be able to further strengthen the originality of the Al- Qur’an, strengthen Muslims’ belief in religion and open the hearts of non -Muslims, dive into the vast ocean of knowledge in the Al- Qur’an, showing that the Al- Qur’an is not only suitable for the time of the Prophet but relevant forever. Its relevance to science and technology is that the Al- Qur’an is not a book on science and technology but contains", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 384, "width": 303, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "scientific instructions that can be used as a basis for the development of science and technology Article History : Received : 02 Februari 2024 Accepted : 15 Mei 2024", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 98, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 309, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Kata i’jaz merupakan bagian yang tak terlepaskan dari seorang Rasul yang diutus Allah kepada umatnya untuk menyampaikan risalah. I’jaz merupakan kemampuan untuk menundukkan manusia sehingga secara serta-merta menjadikan", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "142", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "seorang manusia mempercayai akan kebenaran dari ajaran atau risalah yang dibawa oleh seorang Rasul. Kemampuan I’jaz ini kemudian menjadi bagian dari seorang Rasul yang dapat disebut juga dengan mu’jizat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 309, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Maka mu l ’izat ata u l ke l mampu l an i’jaz bagi s e l tiap rasu l l be l rbe l da antara satu l de l ngan lainnya se l su l ai de l ngan kondisi masyarakat (u l mat) te l rte l ntu l dimana Rasu l l te l rse l bu l t di u l tu l s. Se l bu l t saja misalnya Mu l sa dibe l rikan mu l ’izat k e l mampu l an u l ntu l k me l ngalahkan para pe l nyihir Fir’a u l n, hal ini dikare l nakan ke l mampu l an yang sangat diagu l ngkan dan disanju l ng pada masa itu l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 309, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "adalah ke l mampu l an dari para pe l nyihir, se l hingga de l ngan be l ntu l k mu l ’jizat yang dib e l rikan ke l pada Nabi Mu l sa adalah ke l mampu l an me l naklu l kkan pe l nyihir-pe l nyihir Fir’a u l n. Be l gitu l ju l ga halnya de l ngan Rasu l lu l llah saw, be l liau l diu l tu l s ke l pada u l mat yang me l miliki ke l mampu l an yang me l nge l sankan baik dalam be l rbahasa dan be l rpikir. Maka ditu l ru l nkanlah Al-Qu l r’an se l bagai mu l ’jizat u l ntu l knya. Al-Qu l r’an m e l njadi pe l ngu l at dan me l dia u l tama Rasu l l u l ntu l k me l ne l gaskan risalahnya dan me l nu l ndu l kkan (u l matnya) orang-orang Arab, se l hingga me l ngaku l i ke l be l naran ajaran yang dibawa Rasu l l dan me l ngimaninya. Al-Qu l r’an me l nu l ndu l kkan me l re l ka baik dalam su", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 309, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l su l nan bahasa, be l rita yang dibawanya, pe l nge l tahu l an yang te l rkandu l ng di dalamnya, se l rta ajaran-ajaran hidu l p lainnya. Mu l atan Al-Qu l r’an te l rse l bu l t me l nyadarkan manu l sia dari ke l le l mahan dirinya, bahwa tak se l orang pu l n mampu l u l ntu l k me l mbu l at karya yang se l tara de l ngan Al-Qu l r’an.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 309, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Al-Qu l r’an adalah s e l de l re l t makna yang be l rmakna bacaan atau l me l mbaca de l ngan sifat-sifat ke l agu l ngan yang me l nye l rtainya. Adapu l n se l cara istilah, dapat dipahami bahwa al-Qu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 309, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l r’an s e l cara u l mu l m dimaknai se l bagai kalamu l llah yang ditu l ru l nkan ke l pada Nabi Mu l hammad me l lalu l i pe l rantaraan Jibril. ( Syafi’i 2023) Al-Qu l r’an diyakini ol e l h u l mat Islam se l bagai kalamu l llah (firman Allah) yang mu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 309, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l tlak be l nar, be l rlaku l se l panjang zaman, me l ngandu l ng ajaran dan pe l tu l nju l k te l ntang be l rbagai hal yang be l rkaitan de l ngan ke l hidu l pan manu l sia di du l nia ini dan di akhirat", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "143", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "nanti. Ajaran dan pe l tu l nju l k Alqu l ran te l rse l bu l t be l rkaitan de l ngan be l rbagai konse l p yang amat dibu l tu l hkan ole l h manu l sia dalam me l ngaru l ngi ke l hidu l pan di du l nia ini dan di akhirat ke l lak. (Daru l ssalam, Bakar, dan Sabry 2021) Namu l n pe l rlu l dike l tahu l i bahwa, Al-Qu l r’an s e l bagai mu l kjizat ju l ga me l ru l pakan kitab pe l tu l nju l k (hu l dan) yang tidak hanya pe l tu l nju l k dalam hal akidah dan ibadah te l tapi ju l ga akan me l mbantu l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 309, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "manu l sia u l ntu l k me l nggu l nakan akal me l re l ka dan me l mbu l ka mata me l re l ka u l ntu l k me l lihat alam dan se l gala isinya, baik langit mau l pu l n lau l tan, flora mau l pu l n fau l na.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 309, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Se l cara khu l su l s tu l ju l an dari pe l ne l litian ini u l ntu l k me l nganalisis hakikat i’jaz Al -Qu l r’an, s e l gi-se l gi ke l mu l kjizatan Al-Qu l r’an, arah baru l dalam me l mahami ke l mu l kjizatan Al-Qu l r’an pada masa kini,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 232, "width": 299, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "se l rta analisis re l le l vansinya te l rhadap ke l maju l an ilmu l pe l nge l tahu l an.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 309, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Pe l ne l litian me l nggu l nakan me l tode l library re l se l arch (stu l di ke l pu l stakaan) me l ru l pakan su l atu l me l tode l de l ngan me l ngu l mpu l lkan data-data dan informasi hasil pe l ne l litian se l be l lu l mnya yang se l je l nis baik be l ru l pa doku l me l n, bu l ku l , majalah, modu l l, dise l rtasi, dan se l bagainya. Ada e l mpat ke l giatan pe l nting dalam pe l ne l litian ke l pu l stakaan, diantaranya; me l ncatat se l mu l a te l mu l an yang pe l ne l liti dapatkan dari se l gala je l nis su l mbe l r atau l pe l ne l mu l an te l rbaru l me l nge l nai pe l rmasalahan pe l ne l litian yang se l dang dikaji, me l nyatu l kan se l gala be l ntu l k hasil te l mu l an dari be l rbagai su l mbe l r yang te l lah dite l mu l kan,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 309, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "se l te l lah itu l dianalisis se l tiap ke l ku l rangan su l mbe l r, ke l le l bihan, re l le l vansi masing-masing te l ntang ju l du l l-ju l du l l se l be l lu l mnya de l ngan me l ne l mu l kan pe l ne l mu l an baru l . Se l te l lah itu l me l ngolaborasikan pe l mikiran te l rhadap masalah pe l ne l litian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 158, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 82, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Pengertian I’Jaz", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 309, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Se l cara e l timologis, kata i’jaz b e l rasal dari kata زجع artinya tidak mampu l /ku l asa. Ke l mu l dian kata ini dapat be l rke l mbang me l njadi kata ke l rja aktif be l rarti me l le l mahkan, de l ngan de l mikian, Al-", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 308, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Qu l r`an se l bagai mu l kjizat be l rmakna bahwa AI-Qu l r`an me l ru l pakan se l su l atu l yang mampu l me l le l mahkan te l ntang me l nciptakan karya yang", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "144", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "se l ru l pa de l ngannya. (Shihab 2000) Dalam kamu l s be l sar bahasa Indone l sia, “kata mu l kjizat” diartikan se l bagai ke l jadian yang lu l ar biasa yang su l kar dijangkau l ole l h akal pikiran manu l sia. Pe l nge l rtian ini pu l nya mu l atan yang be l rbe l da de l ngan pe l nge l rtian i`jaz dalam pe l rspe l ktif islam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 309, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Se l dangkan me l nu l ru l t Manna’ Khalil Al-Qhattan, I`jaz adalah me l nampakkan ke l be l naran nabi SAW dalam pe l ngaku l an orang lain se l bagai rasu l l u l tu l san Allah swt. De", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 309, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l ngan me l nampakan ke l le l mahan orang-orang Arab u l ntu l k me l nandinginya atau l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 306, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "me l nghadapi mu l kjizat yang abadi. Yaitu l Al-Qu l r`an dan ke l le l mahan- ke l le l mahan ge l ne l rasi se l su l dah me l re l ka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 309, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Se l dang pe l nge l rtian mu l kjizat se l cara istilah adalah: “S e l su l atu l yang lu l ar biasa yang te l rjadi pada diri Nabi u l ntu l k me l nu l nju l kkan ke l be l narannya (se l bagai Nabi/ Rasu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 232, "width": 309, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l l) yang se l lamat dari pe l rlawanan/ tidak bisa dikalahkan”. (Ru l bini 2017) Dari de l finisi di atas dapat di pahami antara i’jaz dan mu l kjizat itu l dapat di katakan me l le l mahkan. Hanya saja pe", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 309, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l nge l rtian I’jaz di atas m e l nge l sankan Batasan yang le l bih spe l sifik, yaitu l Al- Qu l r’an. S e l dangkan pe l nge l rtin mu l kjizat itu l dapat, me l ne l gaskan Batasan yang le l bih lu l as, yakni bu l kan hanya be l ru l pa Al-Qu l r’an,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 307, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "te l tapi ju l ga pe l rkara-pe l rkara lain yang tidak mampu l di jangkau l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 309, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "manu l sia se l cara ke l se l lu l ru l han. De l ngan de l mikian dalam konte l ks ini antara pe l nge l rtian I’jaz dan m u l kjizat itu l saling me l le l ngkapi, se l hingga nampak je l las ke l istime l waan dari ke l te l tapan-ke l te l tapan Allah yang khu l su l s di be l rikan kapada Rasu l l-rasu l lnya pilihan-nya se l bagai salah satu l bu l kti ke l be l naran misi ke l rasu l lan yang di bawanya. (U l sman 2009) Macam- Macam Mu’jizat Macam-macam mu l ’jizat S e l cara garis be l sarnya dapat dibagi ke l dalam du l a bagian pokok, yaitu l : (Nazlianto dan Bahri 2016) 1. Mu l ’jizat mat e l rial inde l rawi Mu l kjizat para nabi te l rdahu l lu l se l be l lu l m Nabi Mu l hammad saw. Se l mu l anya me l ru l pakan je l nis ”M u l kjizat mate l rial inde l rawi”. Mu l kjizat yang dimiliki ole l h para nabi te l rse l bu l t, dapat langsu l ng", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "145", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "disaksikan ole l h mata te l lanjang atau l dapat ditangkap ole l h inde l ra mata, tanpa pe l rlu l dianalisa. Namu l n pe l ristiwa te l rse l bu l t hanya ada dan te l rbatas pada kau l m (masyarakat) di mana se l orang nabi te l rse l bu l t diu l tu l s.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 309, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Pada dasarnya, ke l lu l arbiasaan yang dibe l rikan Allah ke l pada para nabi te l rdahu l lu l te l rse l bu l t me l ru l pakan jawaban atas tantangan yang dihadapkan ke l pada me l re l ka ole l h pihak-pihak lawan, misalnya: pe l rahu l Nabi Nu l h as. yang dibu l at atas pe l tu l nju l k Allah se l hingga mampu l be l rtahan dalam situ l asi dalam ombak dan ge l lombang yang se l de l mikian dahsyat, tidak te", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 309, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l rbakarnya Nabi Ibrahim as. De l ngan dile l mparkan dalam kobaran api yang sangat be l sar, tongkat Nabi Mu l sa as. be l ralih wu l ju l d me l njadi u l lar, pe l nye l mbu l han yang dilaku l kan ole l h Nabi Isa as. te l rhadap be l rbagai macam pe l nyakit atas izin Allah dan lain-lain. Se l mu l a mu l kjizat te l rse l bu l t hanya be l rsifat inde l rawi siapapu l n tidak bisa me l nolak, namu l n te l rbatas bagi masyarakat di te l mpat para nabi me l nyampaikan risalahnya, dan be l rakhir de l ngan wafatnya nabi-nabi te l rse l bu l t. (Shihab 2007)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 286, "width": 181, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "2. Mu l ’jizat immat e l rial logis dan ke l kal", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 308, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Adapu l n mu l kjizat yang dibe l rikan ke l pada Nabi Mu l hammad Saw yaitu l mu l ’jizat yang b e l rsifat immate l rial logis dan ke l kal, yaitu l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 309, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "be l ru l pa al-Qu l r’an. Hal ini dimaks u l dkan bahwa Nabi Mu l hammad diu l tu l s ke l pada se l lu l ru l h u l mat manu l sia hingga akhir zaman. Al- Qu l r’an s e l bagai bu l kti ke l be l naran ajarannya, ia haru l s siap u l ntu l k disajikan ke l pada se l mu l a orang, kapanpu l n, tanpa me l nge l nal batas waktu l , situ l asi, dan kondisi apapu l n. (Shihab 2007) Kemu’jizatan Al- Qur’an Al-Qu l r’an di g u l nakan ole l h nabi mu l hamad saw. U l ntu l k me l nantang orang-orang pada masa be l liau l dan ge l ne l rasi se l su l dahnya tidak pe l rcaya akan ke l be l naran Al-Qu l r’an s e l bagai firman Allah (bu l kan ciptaan Mu l hammad) dan tidak pe l rcaya akan risalah nabi saw dan ajaran yang di bawanya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 309, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Se l cara logika, al-Qu l r’an yang dit u l ru l nkan ole l h Allah dalam bahasa Arab, te l ntu l saja, sangat mu l dah dipahami ole l h orang Arab se l ndiri. Namu l n dalam ke l nyataannya, tidak ada se l orangpu l n yang", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "146", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "dapat me l nandingi al-Qu l r’an t e l rse l bu l t, baik dari se l gi gaya bahasanya mau l pu l n sastranya. Jangankan u l ntu l k me l mbu l at se l u l mpama al- Qu l r’an, m e l nandingi u l ntu l k me l mbu l at satu l ayat pu l n me l re l ka te l rnyata tidak mampu l . Padahal ke l tika itu l , me l re l ka me l miliki ke l mampu l an bahasa dan sastra yang sangat baik. Di samping itu l , me l re l ka ju l ga te l lah me l mpu l nyai pe l radaban yang tinggi. Pada dasarnya, dalam kandu l ngan yang ada dalam al-Qu l r’an itu l sangat banyak ke l ajaiban-ke l ajaiban yang tidak bisa dipikirkan ole l h akal manu l sia dan tidak bisa me", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 165, "width": 136, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l mbu l at se l u l mpama de l ngan al-", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 309, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Qu l r’an. Wala u l pu l n banyak orang yang ahli dan me l nge l rti te l rhadap se l lu l k-be l lu l k bahasa al-Qu l r’an t e l ntu l tidak bisa me l nu l liskan satu l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 309, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "ayatpu l n se l misalkan al-Qu l r’an b e l rarti ada apa se l su l atu l dibalik al- Qu l r’an it u l . Mu l ngkin inilah yang dinamakan de l ngan mu l kjizat al- Qu l r’an. (Amin 2018) Aspek-Aspek Kemu’jizatan Al - Qur’an Pada dasarnya, para u l lama be l rbe l da pe l ndapat dalam me l mbicarakan te l ntang aspe l k-aspe l k ke l mu l kjizatan al-Qu l r’an. Dalam hal ini, Qu l raish Shihab me l ngatakan ada tiga aspe l k ke l mu l kjizatan al-Qu l r’an, yait u l : aspe l k bahasa, isyarat ilmiah dan pe l mbe l ritaan gaib.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 327, "width": 170, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "1. Mu l ’jizat dari Asp e l k Ke l bahasaan Pada dasarnya, ada be", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 309, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l be l rapa hal ke l mu l kjizatan al-Qu l r’an yang te l rkandu l ng dari se l gi bahasa ini, antara lain: su l su l nan kata dan kalimat se l rta ke l se l imbangan re l daksi al-Qu l r’an it u l se l ndiri. Jika kita me l nde l ngar ayat-ayat al-Qu l r’an p e l rtama yang te l rasa dite l linga adalah nada dan lantu l nannya me l skipu l n ia bu l kan syair namu l n ia me l miliki irama dan lagu l yang sangat indah Al- Qu l r’an m e l mpu l nyai simponi yang tidak ada taranya dimana se l tiap nadanya bisa me l nge l rakkan manu l sia u l ntu l k me l nangis dan be l rsu l ka cita. Hal ini dise l babkan ole l h hu l ru l f dan baris yang dipilih be l rvariasi me l lahirkan ke l se l rasian bu l nyi dan ke l mu l dian ku l mpu l lan kata – kata itu l me l lahirkan ke l se l rasian irama dalam rangkaian kalimat ayat-ayat me l njadikannya indah se l bagaimana fitrah manu l sia yang me l mpu l nyai e l ste l tika. (Al-Qattan 2001)", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "147", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung Abdullah", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Di sisi lain, al-Qu l r’an mngand u l ng isinya yang singkat dan padat. Ke l tika se l se l orang ingin me l nyampaikan pe l san yang banyak maka ia haru l s me l milih kata atau l kalimat, paling se l dikit haru l s ada kata agar bisa me l rangku l m pe l san-pe l san yang he l ndak disampaikan. Tidak de l mikian halnya de l ngan al-Qu l r’an, kata yang singkat dapat me l nampu l ng se l kian banyak pe l san dan makna.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 309, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Di samping itu l , al-Qu l r’an s u l nggu l h me l ngadu l ng makna yang se l mpu l rna dari be l rbagai dime l nsi yang dapat me l mu l askan para pe l mikir dan orang ke l banyakan. al-Qu l r’an bisa dipami ol e l h se l mu l a orang. Bisa saja se l orang awam me l rasa pu l as dalam me l mahami ayat- ayat al-Qu l r’an yang s e l su l ai de l ngan kadar ke l mampu l annya, te l tapi ayat yang sama dapat dipahami de l ngan lu l as ole l h filosof dalam pe l nge l rtian tidak te l rjangkau l ole l h orang ke l banyakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 232, "width": 309, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Bahkan, le l bih jau l h al-Qu l r’an m e l miliki ke l indahan dan ke l te l patan maknanya. Tidak mu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 309, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l dah se l be l narnya u l ntu l k me l nje l laskan dimana le l tak ke l indahan dan ke l te l tapan bahasa al-Qu l r’an. Apalagi bagi kita yang tidak me l miliki kapasitas bahasa arab yang me l madai.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 309, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdu l rrahman Nau l fal dalam bu l ku l nya, “ al-ijaz al- ‘adad al - Qu l r’an al -Karim ” s e l bagaimana yang diku l tip ole l h Qu l raish Shihab me l ngatakan bahwa ada be l be l rapa ke l se l imbangan yang te l rdapat dalam re l daksi al-Qu l r’an, antara lain: (a) K e l s3imbangan antara ju l mlah bilangan kata de l ngan antonimnya. Misalnya, kata al- hayah /ke l hidu l pan dan almau l t /ke l matian masing-masing se l banyak 145 dan lain se l bagainya; (b) Ke l se l imbangan antara ju l mlah bilangan kata de l ngan sinonim atau l makna yang dikandu l ngnya. Misalnya. alharts /me l mbajak de l ngan az - zira’ah /be l rtani masing-masing se l baganyak 14 kali dan se l bagainya; (c) Ke l se l imbangan antara ju l mlah bilangan kata de l ngan ju l mlah kata yang me l nu l nju l kan ke l pada akibatnya. Misalinya, kata al- infaq /me l nafkahkan de l ngan kata arrizha /ke l re l laan masing-masing 73 kali dan se l bagainya; (d) Ke l se l imbangan antara ju", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 315, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l mlah bilangan kata de l ngan kata pe l nye l babnya. Misalnya, kata al-israf /pe l mborosan de l ngan kata as- su l r’ah /ke l te l rge l sa-ge l saan masing-masnig 23 kali dan se l bagainya. Hal ini me l nu l nju l kkan se l bu l ah bu l kti ke l ahlian Allah dalam", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "148", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung Abdullah", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 307, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "me l nyampaikan kalamnya. Siapapu l n dalam me l mbicarakan se l su l atu l atau l me l nu l lis se l mu l a pe l san tidak bisa dite", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 309, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l mu l kan ke l le l bihan- ke l le l bihan se l pe l rti yang dise l bu l tkan di atas. Se l mu l a yang disampaikan ole l h Allah swt. pe l nu l h de l ngan pe l rhitu l ngan yang pasti, dan adanya ke l se l imbangan, me l miliki makna namu l n ke l te l rbatasan manu l sia be l lu l m mampu l me l njangkau l apa ibarat dibalik se", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 309, "height": 244, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l mu l a itu l . (Shihab 2007) 2. Mu l ’jizat dari Asp e l k Ilmiah Bu l kti ke l mu l ’jizatan yang lain adalah adanya isyarat -isyarat te l ntang ilmu l kau l niyah (ilmu l alam) yang pada saat itu l be l lu l m ada yang me l nge l tahu l i, dan te l rnyata isyarat-isyarat itu l te l rbu l kti de l ngan pe l ne l mu l an ilmu l mode l rn saat ini, Padahal Rasu l lu l llah hidu l p di te l mpat yang jau l h dari te l mpat ke l maju l an pe l radaban. Kita ke l tahu l i bahwa me l mang Al-Qu l r’an b u l kanlah kitab IPS atau l IPA yang me l mu l at se l tu l mpu l k te l ori atau l ru l mu l s se l cara rinci, tapi isyarat ilmiyah dan dorongan u l ntu l k me l ne l liti le l bih lanju l t lagi banyak dise l bu l tkan dalam Al-Qu l r’an. 3. Mu l ’jizat dari P e l mbe l ritaan Ghaib Se l orang yang be l lu l m pe l rnah datang ke l ru l mah kita te l ntu l nya ia tidak akan me l nge l tahu l i dimana ru l mah kita be l rada, bagaimana be l ntu l knya dan apa saja isi didalamnya, ini adalah hal ghaib bagi orang te l rse l bu l t. Ke l tika su l atu l waktu l ia ke l ru l mah dan me l nge l tahu l inya maka hal te l rse l bu l t bu l kanlah hal ghaib.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 309, "height": 148, "page_number": 9, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Ke l te l rbatasan manu l sia me l njadikan baginya banyak hal yang tidak bisa dike l tahu l i tanpa adanya se l bu l ah pe l nu l nju l kan te l rle l bih dahu l lu l be l ru l pa kisah atau l pe l mbe l ritaan wahyu l dan ke l mu l dian hari dibu l ktikan de l ngan se l bu l ah pe l ne l litian atau l pe l ne l mu l an. Misalnya te l ntang kisah Fir’a u l n. Me l mang, su l dah me l njadi pe l nge l tahu l an u l mu l m bahwa Fir’a u l n te l ngge l lam di lau l t me l rah ke l tika me l nge l jar nabi Mu l sa As, namu l n dalam kitab pe l rjanjian lama tidak dise l bu l tkan me l nyangku l t jaminan ke l se l lamatan badannya, se l hingga tidak satu l pu l n me l nge l tahu l inya, ke l cu l ali se l su l dah datangnya al-Qu l r’an yang t e l rte l ra dalam su l rah Yu l nu l s ayat 90-92 te l rse l bu l t, dan mu l ncu l lnya se l bu l ah", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "149", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 268, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "hasil pe l ne l mu l an yang be l rke l naan de l ngan kisah ini, yaitu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 216, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l se l bagai be l riku l t: “S e l orang pakar se l jarah yang be l rnama Maspe l ro me l nje l laskan bahwa pe l ngu l asa Me l sir yang te l nge l lam itu l be l rnama Mane l ptah, ia me l me l rintah antara 1224 SM sampai de l ngan 1214 SM. Tidak ada satu l pu l n yang me l nge l tahu l i pastinya, di mana pe l ngu l asa te l nge l lam itu l be l rada, namu l n pada tahu l n 1896 se l orang ahli pu l rbakala yang be l rnama Lore l t me l ne l mu l kan je l nazah tokoh te l rse l bu l t di dalam be l ntu l k mu l mi di Wadi al-Mu l lk (le l mbah para raja) be l rada di dae l rah Thaba, Lu l xor dise l be l rang su l ngai Nil, Me l sir. Ke l mu l dian pada tanggal 8 Ju l li 1907, E l lliot Smith me l mbu l ka ke l mbali mu l mi itu l , te l rnyata badannya Fir’a u l n te l rse l bu l t masih dalam ke l adaan u l tu l h sampai se l karang. Ke l mu l dian tahu l n 1975 ahli be l dah Prancis, Mau l rice l Bu l caille l me l ndapat izin u l ntu l k me l laku l kan pe l ne l litian le l bih lanju l t te l ntang Mu l mi te l rse l bu l t dan me l ne l mu l kan bahwa Fir’a u l n me l ninngal di lau l t, ini te l rbu l kti dari be l kas-be l kas garam yang me l me l nu l hi se l ku l ju l r tu l bu l hnya”. (Shihab 2007)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 309, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "4. Mu l ’jizat dari S e l gi Pe l ne l tapan Hu l ku l m Se l panjang pe l rjalanan dan pe l rke l mbangan hidu l p manu l sia dari du l lu l hingga se l karang te l lah me l nge l nal be l rbagai macam doktrin, isme l -isme l , pandangan hidu l p, siste l m dan tasyri’ (p e l ru l ndang- u l ndangan) yang se l mu l anya be l rtu l ju l an u l ntu l k te l rcapainya ke l bahagiaan individu l dinasti dalam ke l hidu l pan masyarakat. Namu l n tidak satu l pu l n dari padanya yang dapat me l nandingi al-Qu l r’an baik k e l indahan bahasanya, ke l lu l asan caku l pannya,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 309, "height": 134, "page_number": 10, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "fle l ksibe l litas pe l ne l tapan hu l ku l mnya se l rta ke l mode l ratan pe l nafsiran isinya se l hingga dapat dise l su l aikan de l ngan pe l rke l mbangan zaman. Se l tiap hal yang dike l nal dan diadopsi se l lain al-Qu l r’an s e l mu l anya me l miliki ke l ku l rangna masing-masing. Hal ini adalah wajar kare l na al-Qu l r’an adalah kalam Allah, t e l ntu l nya Allah sangatlah me l nge l tahu l i apa-apa yang me l njadi ke l bu l tu l han manu l sia ciptaannya. Se l mu l a hu l ku l m yang disampaikan dalam alQu l r’an adalah m u l kjizat kare l na tidak ada satu l pu l n yang sanggu l p me l nandingi me l mbu l at hu l ku l m- hu l ku l m yang adil ke l pada se l mu l a orang, se l bagaimana yang Allah tu l ru l nkan. Tiap hu l ku l m atau l u l ndang-u l ndang yang dibu l at ole l h", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "150", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 308, "height": 509, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung Abdullah manu l sia me l miliki se l gi ke l le l mahan dan me l ngu l ntu l ngkan se l pihak se l rta me l ru l gikan pihak lainnya. Namu", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 312, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l n Allah dalam pe l ne l tapan hu l ku l m tidak me l mpu l nyai ke l pe l ntingan se l dikitpu l n bagi-Nya, se l mu l a itu l se l mata-mata u l ntu l k hambanya. (Shihab 2007) Kemu’jizatan Al - Qur’an Masa Kini Be l rbicara te l ntang ke l mu l ’jizatan Al -Qu l r’an, s e l pe l rti apa yang te l lah dipaparkan pada poin pe l mbahasan se l be l lu l mnya di atas. Be l ntu l k-be l ntu l k i’jaz b e l se l rta aspe l k-aspe l k ke l mu l ’jizatan Al -Qu l r’an tidak hanya be", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 165, "width": 243, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l rhe l nti pada masa Rasu l lu l llah saw. masih hidu l p saja.", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 309, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Ke l mu l ’jizatan t e l rse l bu l t akan te l ru l s ada dan me l njadi bu l kti pe l mbe l naran Al-Qu l r’an, s e l jalan de l ngan fu l ngsinya se l bagai pe l tu l nju l k bagi manu l sia hingga hari kiamat. Mu l ’jizat dari asp e l k ke l bahasaan yang me l njadi i’jaz Al - Qu l r’an yang paling m e l ncolok pada awal-awal ke l islaman u l ntu l k me l nandingi ke l mampu l an sastra bangsa Arab saat itu l , nampaknya bahkan hingga saat ini ju l ga be l lu l m bisa ditandingi ole l h karya sastra bu l atan manu l sia manapu l n se l mu l ka bu l mi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 309, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Se l lain dari aspe l k ke l bahasaan, mu l ’jizat Al -Qu l r’an j u l ga be l ru l pa ayat-ayat yang me", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 309, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l ngandu l ng isyarat-isyarat ilmiah. Ayat Al- Qu l r’an yang m u l ngkin mu l lanya hanya bisa diimani ole l h orang- orang atau l sahabat Nabi pada waktu l itu l , kini be l ru l bah me l njadi su l atu l te l ori ilmiah yang dibe l narkan ole l h ilmu l pe l nge l tahu l an. Be l gitu l pu l la se l kiranya saat ini, tidak me l nu l tu l p ke l mu l ngkinan be l rkat ke l maju l an ilmu l pe l nge l tahu l an dan te l knologi akan me l ngu l ngkap ke l be l naran ayat-ayat Al-Qu l r’an yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 309, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Prose l s pe l nu l ru l nan ayat Al-Qu l r’an t e l lah tu l ntas dan se l le l sai hampir 15 abad lalu l me l njadi pe l nanda bahwa Al-Qu l r’an tidak lagi akan me l ngalami pe l nambahan ayat atau l te l rde l ngar be l rita jika te l lah tu l ru l n ayat baru l . Ayat Al-Qu l r’an yang t e l lah te l rku l mpu l l dalam mu l shaf se l pe l rti yang dapat dilihat se l karang ini adalah ayat-ayat yang dijamin akan te l ru l s be l rlaku l hingga hari kiamat. Jaminan te l rse l bu l t dipe l rku l at ole l h pe l ne l mu l an ilmu l pe l nge l tahu l an saat ini be l ru l pa te l ori- te l ori ilmiah yang te l rnyata su l dah le l bih dahu l lu l dise l bu l tkan dalam Al- Qu l r’an ja u l h se l be l lu l m mu l ncu l l atau l be l rke l mbangnya ilmu l", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "151", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 81, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "pe l nge l tahu l an itu l se l ndiri. Namu l n pe l rlu l digaris bawahi bahwa tidaklah bisa dipaksakan bahwa se l mu l a ayat Al-Qu l r’an it u l me l mbicarakan te l ntang ke l ilmiahan. (Mahrani 2021) Afif Thobara me l ngklarifikasi te l ntang pe l mbu l ktian ke l ilmiahan Al-Qu l r’an ini yang din u l kil dari kitabnya, “ Ru l h Al – din al – Islamiah ” . T e l ori ilmiah Al-Qu l r’an", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 173, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "be l ru l pa: 1. Ke l satu l an Alam Ke l satu l an alam adalah konse", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 309, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l p bahwa se l mu l a aspe l k alam se l me l sta ini saling be l rhu l bu l ngan dan be l ke l rja se l cara harmonis dalam su l atu l siste l m yang komple l ks. Jika dianalisis dari pe", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 192, "width": 72, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l rspe l ktif i'jaz al-", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 309, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Qu l r'an, te l rdapat be l be l rapa ke l satu l an alam yang digambarkan dalam Al-Qu l r'an. Be l be l rapa contohnya me l lipu l ti: a. Tatanan dan ke l te l ratu l ran alam: Al-Qu l r’an m e l nggambarkan bahwa alam se l me l sta ini diciptakan de", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 246, "width": 291, "height": 243, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l ngan tatanan yang konsiste l n dan ke l te l ratu l ran yang me l nu l nju l kkan ke l bijaksanaan pe l ncipta. Ini se l jalan de l ngan pe l mahaman mode l rn te l ntang hu l ku l m-hu l ku l m fisika, kimia, dan biologi yang me l ngatu l r alam se l me l sta dan me l mu l ngkinkan ke l be l rlangsu l ngan ke l hidu l pan. b. Alam se l me l sta yang te l rhu l bu l ng de l ngan Allah: Al-Qu l r’an me l nyatakan bahwa se l gala se l su l atu l dalam alam se l me l sta ini be l rsu l ju l d ke l pada Allah dan be l rada dalam ke l taatan te l rhadap-Nya. Ini me l nce l rminkan pe l mahaman bahwa se l mu l a e l ntitas dalam alam se l me l sta ini saling te l rhu l bu l ng dan be l rada dalam harmoni de l ngan ke l he l ndak Allah. c. Ke l te l rgantu l ngan antara u l nsu l r-u l nsu l r alam: Al-Qu l r’an me l nggambarkan bahwa u l nsu l r-u l nsu l r alam, se l pe l rti angin, air, tanah, dan tu l mbu l han, saling be l rgantu l ng satu l sama lain dalam siklu l s ke l hidu l pan. Misalnya, tanah me l mbe l rikan nu l trisi ke l pada tu l mbu l han, tu l mbu l han me l nghasilkan oksige l n, dan oksige l n me l ndu l ku l ng ke l hidu l pan makhlu l k lain.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 489, "width": 273, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Ini me l nce l rminkan pe l mahaman mode l rn te l ntang e l kosiste l m dan ke l te l rgantu l ngan antara organisme", "type": "Picture" }, { "left": 265, "top": 502, "width": 101, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l dalam alam se l me l sta.", "type": "Picture" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "152", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 306, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984 Risma, Samirah, Achmad Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 291, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "d. Tu l ju l an dan ke l pe l ntingan alam se l me l sta: Al-Qu l ran me l nyatakan bahwa alam se l me l sta ini me l miliki tu l ju l an dan ke l pe l ntingan yang dibe", "type": "Picture" }, { "left": 93, "top": 84, "width": 273, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l rikan ole l h Allah. Misalnya, alam se l me l sta diciptakan u l ntu l k me l ngu l ji manu l sia dan u l ntu l k me l ngu l ngkapkan ke l agu l ngan Allah ke l pada makhlu l k-Nya.", "type": "Picture" }, { "left": 93, "top": 124, "width": 273, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Ini me l nu l nju l kkan pandangan bahwa alam se l me l sta ini", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 138, "width": 197, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "me l miliki makna dan nilai yang me l ndalam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 309, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "2. Pe l rbe l daan sidik jari manu l sia Dalam be l be l rapa ayat, Al-Qu l r'an me l nye l bu l tkan bahwa Allah me l nciptakan manu l sia dalam be l ntu l k yang paling se l mpu l rna. Salah satu l nya adalah dalam Su l rah Al-Qiyamah ayat 4-5: \"Manakah yang le l bih su l lit, me l nciptakanmu l atau l me l nciptakan langit? Dia lah yang me l nciptakan bu l mi dan langit dan me l niu l pkan roh ke l dalam diri manu l sia. Maka yang te l lah Dia se l mpu l rnakan itu l adalah be l ntu l k (tu l bu l h) dan ru l h. Ole l h kare l na itu l , be l rtakwalah ke l pada Allah dan janganlah kamu l se l kalian me l njadikan Allah se l tara de l ngan-Nya.\"", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 309, "height": 216, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Be l be l rapa pe l ne l litian ilmiah mode l rn te l lah me l nu l nju l kkan bahwa sidik jari manu l sia me l miliki karakte l ristik u l nik dan be l rbe l da u l ntu l k se l tiap individu l . Sidik jari dapat digu l nakan se l bagai me l tode l ide l ntifikasi manu l sia kare l na se l tiap orang me l miliki pola sidik jari yang u l nik. Ini te l lah digu l nakan se l cara lu l as dalam fore l nsik dan aplikasi ke l amanan lainnya. Pada Tahu l n 1884 M, di Inggris te l lah digu l nakan cara me l nge l nai se l se l orang de l ngan sidik jari. Ke l mu l dian cara itu l dilaku l kan ole l h se l tiap ne l gara. Hal ini dipahami dari ku l lit jari manu l sia me l mpu l nyai garis yang be l rbe l da-be l da dan tidak akan be l ru l bah. Be l rbe l da de l ngan garis tu l bu l h lainnya, garis-garis jari tiap orang te l ntu l akan be l rbe l da de l ngan orang lain, tidak ada yang se l ru l pa. Pe l rnyataan itu l te l rcantu l m dalam firman Allah QS Al-Qiyamah: 3-4. 3. Pe l ne l ntu l an je l nis ke l lamin Dalam QS An Najm: 45, te l rsirat bahwa se l te l te l ah nu l tfah (air mani) yang me l mancar itu l , Allah ciptakan du l a je l nis ke l lamin yaitu l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 308, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "laki-laki dan pe l re l mpu l an. Te l ori ini dibu l ktikan ole l h pe l ne l litian ilmiah de l ngan adanya 2 macam kandu l ngan spe l rma yaitu l kromosom laki-", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "153", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 309, "height": 108, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "laki yang digambarkan de l ngan hu l ru l f Y, dan Kromosom pe l re l mpu l an dilambangkan de l ngan hu l ru l f X. Se l dangkan ovu l m hanya te l rdiri dari hu l ru l f X jadi, Apabila yang me l mbu l ahi Ovu l m adalah spe l rma yang me l milki kromosom Y, maka anak yang dikandu l ng adalah le l laki be l gitu l ju l ga se l baliknya. (Mandalika e l t al. 2023) Al-Qu l r’an m e l ru l pakan mu l kjizat te l rbe l sar yang dibe l rikan ke l pada nabi Mu l hammad saw. Alqu l ran yang me l ru l pakan wahyu l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 77, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Allah adalah su", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 309, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l mbe l r dan ru l ju l kan u l tama ilmu l pe l nge l tahu l an di se l me l sta Raya. Ajarannya me", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 309, "height": 82, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l mu l at se l mu l a inti ilmu l pe l nge l tahu l an, baik yang me l nyangku l t ilmu l u l mu l m mau l pu l n ilmu l agama. Al-Qu l r’an tidak hanya ditu l ju l kan u l ntu l k masyarakat Arab pada masa Nabi Mu l hammad saja akan te l tapi me l ncaku l p se l lu l ru l h u l mat manu l sia se l te l lahnya, te l rmasu l k masyarakat e l ra mode l rn de l ngan se l gala pe l radabannya yang maju l dan kian canggih.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 309, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Ke l mu l ’jizatan Al -Qu l r’an b u l kan hanya te l rle l tak pada ke l indahan ayat-ayat dan gaya bahasa yang digu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 309, "height": 176, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l nakan. Akan te l tapi ju l ga me l ngandu l ng ke l mu l kjizatan yang be l rsifat ilmiah dan se l jalan de l ngan pe l rke l mbangan ilmu l pe l nge l tahu l an hingga saat ini. Ayat Al- Qu l r’an yang mu l lanya mu l ngkin saja hanya bisa diimani ole l h u l mat Islam tanpa pe l mikiran dan pe l ngkajian se l cara me l ndalam te l ntang ayat Al-Qu l r’an te l rse l bu l t dikare l nakan te l rbatasnya te l knologi dan be l lu l m maju l nya ilmu l pe l nge l tahu l an saat itu l . Namu l n be l rkat ke l maju l an ilmu l pe l nge l tahu l an dan te l knologi saat ini, se l rta ilmu l yang dibe l rikan Allah swt. Ke l pada manu l sia akhirnya me l mbu l ka jalan dan me l njadi alasan dite l mu l kannya banyak te l ori-te l ori ilmiah mode l rn saat ini yang te l rnyata se l jalan dan bahkan su l dah dise l bu l tkan dalam ayat Al-Qu l r’an Jau l h se l be l lu l m te l ori dan ilmu l pe l nge l tahu l an itu l se l ndiri be l rhasil me l ne l mu l kannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 448, "width": 60, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "PENUTUP", "type": "Picture" }, { "left": 93, "top": 462, "width": 64, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Allah SWT te", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 309, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l lah me l nu l ru l nkan ke l pada u l mat manu l sia kitab su l ci Al-Qu l r’an b e l rtu l ju l an se l bagai pe l tu l nju l k dan pe l doman hidu l p bagi manu l sia baik dalam hal ke l akhiratan mau l pu l n ke l du l niawian. Hal ini je l las te l lah me l nu l nju l kkan bahwa Al-Qu l r’an ini m e l miliki mu l kjizat", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "154", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 185, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "yang tak dapat dibu l at dan ditandingi ole", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 57, "width": 100, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l h manu l sia manapu l n.", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 309, "height": 109, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Pada konte l ks ke l kinian, te l rdapat pe l mbu l ktian ke l be l naran AlQu l r’an it u l jika dihu l bu l ngkan de l ngan IPTE l K (ilmu l pe l nge l tahu l an dan te l knologi). Su l nggu l h Al-Qu l r’an m e l ru l pakan su l atu l hal yang me l nakju l bkan, te l rnyata Al-Qu l r’an yang s u l dah hadir pada masa dahu l lu l dimana manu l sia sama se l kali be l lu l m me l nge l nal ke l canggihan IPTE l K, te l tapi te l lah me l ngisyaratkan be l be l rapa te l ori ilmiah. Se l lain dari aspe l k ke l bahasaan, mu l ’jizat Al -Qu l r’an j u l ga be l ru l pa ayat-ayat yang me l ngandu l ng isyarat-isyarat ilmiah. Ayat Al-Qu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 309, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l r’an m e l njadi su l atu l te l ori ilmiah yang dibe l narkan ole l h ilmu l pe l nge l tahu l an, se l pe l rti contoh ilmu l pe l nge l tahu l an te l ntang alam, prose", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 309, "height": 108, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l s pe l nciptaan manu l sia, pe l rbe l daan sidik jari, dan lain se l bagainnya. Be l gitu l pu l la se l kiranya saat ini, tidak me l nu l tu l p ke l mu l ngkinan be l rkat ke l maju l an ilmu l pe l nge l tahu l an dan te l knologi akan me l ngu l ngkap ke l be l naran ayat-ayat Al-Qu l r’an yang lain. K e l mu l dian re l kome l ndasi akade l mik yang dapat me l njadi pote l nsi pe l ne l litian be l riku l tnya adalah fe l nome l na alam dalam pe l rspe l ktif Al-qu l r’an, dan r e l le l vansi ayat Al-Qu l r’an te l rhadap te l mu l an ilmiah mode l rn.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 107, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 309, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Stu l di Ilmu l -Ilmu l Al-Qu l r’an . Jakarta: Le l nre l ta Antar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 309, "height": 109, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Nu l sa. https://opac.pe l rpu l snas.go.id/De l tailOpac.aspx?id=477081. Amin, Mu l hammad. 2018. “M e l nyingkap Sisi Ke l mu l kjizatan Al- Qu l r’an.” Ju l rnal At-Tibyan: Ju l rnal Ilmu l Alqu l ran dan Tafsir 2 (2): 178. https://doi.org/10.32505/tibyan.v2i2.387. Daru l ssalam, Andi Baso, Achmad Abu l Bakar, dan M Sadik Sabry. 2021. “Kons e l p Ilmu l dalam Al-Qu l r’an” 7 (1): 112– 24. https://www.ju", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 435, "width": 281, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "l rnal.faiu l nwir.ac.id/inde l x.php/Ju l rnal_Risalah /article l /vie l w/172.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 309, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Mahrani, Nana. 2021. “I’jaz Al -Qu l r’an dan R e l le l vansinya de l ngan Pe l rke l mbangan Ilmu l Pe l nge l tahu l an dan Te l knologi.” Hikmah 18 (2): 131 – 49. https://doi.org/10.53802/hikmah.v18i2.127. Mandalika, Mandalika, De l di Masri, Mu l hammad Alfiasyah, dan", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 28, "width": 18, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "155", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 126, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "DOI: 10.46870/jstain.v6i1.984", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 535, "width": 90, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Risma, Samirah, Achmad", "type": "Caption" }, { "left": 273, "top": 546, "width": 70, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abubakar, Dudung", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 556, "width": 32, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Abdullah", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 57, "width": 285, "height": 55, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Fazrin Au l lia Pane l . 2023. “Kor e l lasi I ‟ jaz Al-Qu l r ‟ an De l ngan Ilmu l Pe l nge l tahu l an dan Te l knologi Mode l rn. ” ANTHOR: E l du l cation and Le l arning Jou l rnal 2 (5). https://doi.org/10.31004/anthor.v1i5.200.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 112, "width": 309, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Nazlianto, Riza, dan Syamssu l l Bahri. 2016. “Ijaz u l l Qu l r’an: Pe l nge l rtian, Macam-Macam Dan Polimik Dise l kitarnya.” Al-", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 139, "width": 285, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Mu l rsalah 2 (2): 3. https://ju l rnal.staitapaktu l an.ac.id/inde l x.php/Al-", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 166, "width": 127, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Mu l rsalah/article l /vie l w/98.", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 179, "width": 309, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Ru l bini, Ru l bini. 2017. “I’Jaz u l l Qu l r’an.” Al-Manar 6 (1): 79 – 98. https://doi.org/10.36668/jal.v6i1.77.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 206, "width": 309, "height": 136, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Shihab, M Qu l raish. 2000. Se l jarah ’ U l lu l m al-Qu l r’an . Jakarta: Pu l staka Firdau l s. https://opac.pe l rpu l snas.go.id/De l tailOpac.aspx?id=562325. ——— . 2007. Mu l ’jizat Al -Qu l r’an Ditinja u l dari Aspe l k Ke l bahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pe l mbe l ritaan Gaib . 2 e l d. Bandu l ng: Mizan. https://opac.pe l rpu l snas.go.id/De l tailOpac.aspx?id=268109. Syafi’i, Ahmad. 2023. “‘ U l lu l mu l l Qu l r ’ an : Fae l dah Dan U l rge l nsinya Dalam Me l mahami Firman Tu l han. ” Al-Riwayah 15 (Octobe l r 2023): 305 – 15. https://e l - ju l rnal.iainsorong.ac.id/inde l x.php/Al-", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 342, "width": 215, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 419, "page_height": 595, "text": "Riwayah/article l /vie l w/929. U l sman. 2009. U l lu l mu l l Qu l r’an . Mataram: Te l ras.", "type": "Picture" } ]
546c7f72-3968-59e9-a748-a3d5367ce8b6
https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/parbud/article/download/125/74
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 207, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 115, "width": 446, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERAN MEDIA KOMUNIKASI DAN EFEKNYA BAGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI BALI", "type": "Section header" }, { "left": 164, "top": 154, "width": 239, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ida Bagus Putu Supriadi 1 , Ida Ayu Kartika Maharani 2", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 171, "width": 386, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 199, "width": 57, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 460, "height": 370, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menginterpretasikan data tentang peran media komunikasi, dan efeknya bagi pengembangan desa wisata di Bali. Penelitian ini termasuk dalam katagori penelitian kualitatif, yang menggunakan pendekatan fenomenalogi komunikasi. Data dan informasi tentang model alternatif pengembangan pariwisata budaya Bali, diolah berdasarkan perspektif teori dependensi, yang digunakan menganalisis konsep khalayak/audience, konsep sistem sosial, dan konsep sistem media untuk menemukan fakta tentang peran media komunikasi dan efeknya bagi pengembangan desa wisata di Bali. Setelah dilakukan pengumpulan data melalui studi kepustakaan, maka penelitian ini berhasil menemukan fakta tentang dua hal penting. Pertama, peran media komunikasi bagi pengembangan desa wisata di Bali yang teridentifikasi sebagai sumber dan pusat informasi desa wisata. Dalam hal ini khalayak/audience diasumsikan sangat tergantung pada media komunikasi baik media cetak dan digital maupun media sosial. Media-media itu berfungsi sebagai sumber informasi. Adanya ketergantungan khalayak’audience terhadap media sebagai sumber informasi. Pesan yang dibutuhkan khalayak/audience seperti lokasi wisata, infrastruktur phisik seperti jalan, listrik, air, hotel dan restoran, toko cindera mata, bank, wisata kuliner. Selain itu media penting menginformasikan mengenai keberadaan infrastruktur social, iklim/ situasi sosial seperti masyarakat yang terbuka dan ramah terhadap wisatawan, kemudahan perijinan berusaha di bidang pariwisata, penjagaan/pelestarian lingkungan. Kedua, efek media massa bagi pengembangan desa wisata di Bali. Jenis-jenis efek yang dapat diidentifikasi dan diinterpretasikan datanya, antara lain: (a ) Efek kognitif yakni : menciptakan kejelasan pesan atau informasi tentang produk wisata yang ditawarkan melalui media massa; (b) Efek afektif, memberikan informasi kepada wisatawan tentang hal- hal yang bersifat tabu yang jika dilanggar dapat mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, suatu informasi yang memberi efek jera melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai- nilai kultural setempat. (c) Efek behavioral, yakni : adanya kesepakatan untuk bekerja sama untuk melakukan hal-hal yang positif setelah mengalami sesuatu yang positif di tempat- tempat yang telah dikunjungi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 387, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: pengembangan desa wisata; media massa; efek komunikasi massa", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 670, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 690, "width": 457, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to identify and interpret data about the role of communication media, and their effects on the development of tourist villages in Bali. This research is included in the category of qualitative research, which uses a phenomenological approach to communication. Data and information about alternative models of Balinese cultural tourism", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 207, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 457, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "development, processed based on the perspective of dependency theory, are used to analyze the concept of audience, the concept of social systems, and the concept of the media system to find facts about the role of communication media and their effects on the development of tourist villages in Bali. After collecting data through literature study, this research succeeded in finding facts about two important things. First, the role of communication media for the development of tourist villages in Bali which is identified as a source and information center for tourist villages. In this case, the audience is assumed to be highly dependent on communication media, both print and digital media, as well as social media. The media serves as a source of information. There is a dependence of the audience on the media as a source of information. Messages that are needed by the audience such as tourist sites, physical infrastructure such as roads, electricity, water, hotels and restaurants, gift shops, banks, culinary tours. In addition, the media is important to inform about the existence of social infrastructure, climate/social situation such as an open and friendly society towards tourists, ease of business licensing in the tourism sector, environmental protection/preservation. Second, the effect of mass media on the development of tourist villages in Bali. The types of effects that can be identified and interpreted by the data include: (a) Cognitive effects, namely: creating clear messages or information about tourism products offered through mass media; (b) Affective effect, providing information to tourists about things that are taboo which if violated can experience unwanted things, an information that provides a deterrent effect to do things that are contrary to local cultural values. (c) Behavioral effects, namely: an agreement to work together to do positive things after experiencing something positive in places that have been visited.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 413, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : tourism village development ; mass media ; mass communication effect", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 411, "width": 348, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright ©2021. UHN IGB Sugriwa Denpasar. All Right Reserved", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 468, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 228, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewasa ini ada kecendrungan perubahan arah pengembangan pariwisata suatu negara dari mass tourism ke arah quality tourism , hal ini didasarkan selain pada prospektif kemajuan ekonomi, juga bagi kemajuan masyarakat secara berkelanjutan. Perubahan ini pasti mengubah pola perjalanan wisata dan produk wisata yang ditawarkan, dan juga tidak bisa dilepaskan dari motivasi wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata tertentu. Salah satu motivasi orang berwisata adalah ketertarikan terhadap budaya. Hal ini memberikan peluang bagi pengembangan pariwisata budaya (Ardika, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 223, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek wisata di Indonesia banyak yang indah dan unik. Antara satu daerah dengan daerah lain memiliki ciri yang beragam. Pemerintah daerah yang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 424, "width": 223, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "potensi pariwisata budaya, membutuhkan sumber daya manusia untuk mengelolanya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 452, "width": 223, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian pula perlu dipersiapkan infrastruktur fisik dan sosial untuk mendukung kesiapan suatu daerah tujuan wisata menyambut kunjungan wisatawan domestik dan manca negara (Antara, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 521, "width": 223, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paling tidak terdapat sepuluh elemen budaya yang menjadi daya tarik wisatawan . Ini sesuai pernyataan Ritchie dan Zein yang dikutip Ardika (2003). Kesepuluh elemen budaya itu adalah: (1) kerajinan, (2) tradisi, (3) sejarah dari suatu tempat/daerah, (4) arsitektur, (5) makanan lokal/tradisional, (6) seni music, (7) cara hidup suatu masyarakat,(8) agama, (9) bahasa, dan (10) pakaian local/tradisional (Oka Prasiasa, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 673, "width": 223, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bali memiliki hampir seluruh elemen budaya yang menjadi daya tarik wisatawan tersebut, karena itu Pemda Bali secara tepat telah merancang kepariwisataan Bali berlandaskan kepada kebudayaan Bali yang dijiwai agama Hindu. Kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 303, "top": 784, "width": 207, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 171, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemda Bali mensinergikan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 226, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antara kepariwisataan dan kebudayaan telah teruji dan perlu terus dikembangkan ke arah keharmonisan dan berkelanjutan sehingga mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, kelestarian budaya dan lingkungan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pariwisata Budaya. Dengan mengacu pada peraturan daerah itu, apabila dikaitkan dengan upaya pemberdayaan masyarakat yang menjadi destinasi pariwisata, maka langkah yang perlu diambil adalah pengembangan desa wisata (Ardika, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 266, "width": 223, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan wisata alternatif dengan daya tarik wisata yang sesuai dengan karakter desa merupakan langkah tepat dalam mengantisipasi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang mungkin sudah mulai mengalami kejenuhan pada produk- produk wisata yang ada. Pengembangan wisata alternatif juga dapat menjadi peluang bagi usaha untuk memberdayakan potensi- potensi yang ada di desa dengan segala keunikan dan otensitasnya. Selain itu pengembangan wisata alternatif di desa juga diharapkan mampu memberdayakan masyarakat desa melalui kegiatan ekonomi yang tumbuh dan berkembang sebagai akibat pengembangan pariwisata (Heny Urmila Dewi, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 225, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejalan dengan pemikiran tersebut, pengembangan desa wisata (village tourist) merupakan salah satu alternatif yang saat ini dianggap paling strategis untuk memberi jawaban atas berbagai agenda pembangunan yang dicanangkan dalam sektor pariwisata. Pemerintah Daerah Bali telah lebih awal memikirkan kejenuhan atas produk wisata yang ada. Hal ini dapat dilihat dengan dicanangkannya pengembangan tiga desa di Bali sebagai desa wisata pada tahun 1992 dalam International Conference on Cultural Tourism di Yogyakarta, yaitu desa Penglipuran (Kab.Bangli), desa Sebatu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 223, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Kab.Gianyar) dan desa Jatiluwih (Kab.Tabanan). Dalam pengembangannya, Pemda Bali menggandeng Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada untuk melakukan", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 59, "width": 222, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyusunan Tata Ruang dan Rencana Detail Teknis Desa Wisata di Bali. Inilah sebenarnya cikal bakal pengembangan desa wisata di Bali (Oka Prasiasa, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 114, "width": 223, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2015-2018 Pemda Bali melalui Program Bali Mandara Jilid II mencanangkan pembentukan 100 desa wisata yang tersebar pada 9 kabupaten/kota. Seratus desa wisata tersebut penyebarannya masing- masng 22 desa wisata di Kabupaten Buleleng, 6 desa wisata di kabupaten Jemberana, 16 desa wisata di Kabupaten Tabanan, 5 desa wisata di Kabupaten Badung, 15 desa wisata di Kabupaten Gianyar, 10 desa wisata di Kabupaten Klungkung, 11 desa wisata di Kabipaten Bangli, 10 desa wisata di Kabupaten Karangasem, dan 5 desa wisata di Kota Denpasar (Pemda Bali, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 322, "width": 223, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program ini tidak akan berhasil secara maksimal apabila tidak didukung oleh promosi pariwisata yang tepat dan akurat. Salah satu promosi pariwisata dapat dilakukan melalui media komunikasi baik media massa (media cetak, media elektronik, dan media digital) maupun media sosial. Peran media komunikasi sebagai alat promomosi wisata sangat penting . Sebagai mana dinyatakan oleh Slamet Usma Ismanto, Tim Asistensi Pariwisata Khusus Kemenbudpar RI bahwa peran media sangat dibutuhkan dalam pengembangan pariwisata sebuah daerah. Dampak publikasi serta informasi aktual dapat menarik minat wisatawan domestik dan manca negara untuk berkunjung. Publikasi yang baik sangat membantu wisatawan untuk menentukan pilihan destinasi wisata (Chaniago, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 584, "width": 226, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemda Bali dan seluruh stake holder tampaknya telah memanfaatkan media komunikasi baik media massa (media cetak, media elektronik, media online /digital), maupun media sosial. Walaupun demikian, belum banyak diketahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan fungsi media komunikasi bagi pengembangan desa wisata di Bali dan bagaimana efeknya bagi pengembangan desa wisata di Bali masih menyisakan peluang untuk dilakukan pengkajian secara ilmiah. Karena itu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 207, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 226, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian ini menjadi penting dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi dan menginterpretasikan data tentang peran media komunikasi bagi promosi pengembangan desa wisata di Bali, serta mengidentifikasi dan menginterpretasikan data tentang efek media komunikasi bagi promosi pengembangan desa wisata di Bali .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 127, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATUR REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 223, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Dependensi dan Efek Media Komunikasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 223, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori ini dikembangkan oleh Sandra all- Rokeach dan Melvin L.DeFleur (1976) memfokuskan perhatiannya pada kondisi structural suatu masyarakat yang mengatur kecendrungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern (atau masyarakat massa), dimana media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 223, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemikiran terpenting dari teori ini adalah : Pertama, bahwa dalam masyarakat modern, audiens menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang dan orientasi kepada, apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi struktural, meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan, konflik atau tidak stabilnya masyarakat tersebut. Dan kedua, berkaitan dengan apa yang dilakukan media yang pada dasarnya melayani berbagai fungsi informasi. Dengan demikian teori ini ini menjelaskan saling hubungan antara tiga perangkat variabel utama dan menemukan jenis efek tertentu sebagai hasil interaksi antara ketiga variabel tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 223, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan lebih lanjut mengenai teori ini ditujukan pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari, antara lain: (1 )", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 59, "width": 223, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efek kognitif yakni : Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas. Pembentukan sikap, agenda setting. Perluasan sistem keyakinan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 101, "width": 223, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat, dan Penegasan/penjelasan nilai-nilai. (2) Efek afektif, yakni : Menciptakan ketakutan atau kecemasan. Meningkatkan atau menurunkan dukungan moral. (3) Efek behavioral , yakni", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 170, "width": 223, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Mengaktifkan/menggerakkan atau meredakan. Pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya. Menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas. Menyebabkan perilaku", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 225, "width": 223, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dermawan (menyumbangkan uang).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 253, "width": 223, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut Ball-Rokeach dan DeFleur mengemukakan bahwa ketiga komponen, yaitu audiens, sistem media dan sistem sosial saling berhubungan satu dengan lainnya, meskipun sifat hubungan ini berbeda antara masyarakat yang satu dengan lain. Setiap komponen dapat pula memiliki cara yang beragam yang secara langsung berkaitan dengan perbedaan efek yang terjadi. Seperti misalnya sistem sosial akan berbeda-beda (bervarisi sesuai dengan tingkat stabilitasnya. Ada kalanya sistem sosial yang stabil akan mengalami masa- masa krisis. Sistem sosial yang telah mapan dapat mengalami tantangan legitimasi dan ketahanannya secara mendasar. Dalam kondisi semacam ini akan muncul kecendrungan untuk mendefinisikan hal-hal baru, penyesuaian sikap, menegaskan kembali nilai-nilai yang berlaku atau mempromosikan nilai-nilai baru, yang kesemuanya menstimulasikan proses pertukaran informasi.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 570, "width": 223, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Audiens akan memiliki hubungan yang beragam dengan sistem sosial dan perubahan-perubahan yang terjadi. Sejumlah kelompok mungkin mampu bertahan sementara lainnya akan lenyap. Demikian pula dengan keragaman ketergantuangan pada media massa sebagai sumber informasi dan panduan. Pada umumnya kelompok elite dalam masyarakat akan memiliki lebih banyak kendali terhadap media, lebih banyak akses ke dalamnya, dan tidak terlalu bergantung pada media jika dibandingkan dengan masyarakat kebanyakan. Sementara", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 303, "top": 784, "width": 207, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 223, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok elite cendrung untuk lebih memiliki akses kepada sumber informasi lain yang lebih cakap dan kompeten, non- elite terpaksa tergantung pada media massa atau sumber informasi perorangan yang biasanya kurang memadai.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 223, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media komunikasi beragam dalam hal kuantitas, persebaran, reliabilitas, dan otoritas. Untuk kondisi tertentu atau dalam masyarakat tertentu media massa akan lebih berperan dalam memberikan informasi sosial politik dibandingkan dalam kondisi atau masyarakat lainnya. Selanjutnya, terdapat pula keragaman fungsi dari media komunikasi untuk memenuhi berbagai kepentingan, selera, kebutuhan, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 322, "width": 136, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Pengembangan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 322, "width": 222, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya Bali", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 223, "height": 260, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana telah ditegaskan dalam Perda Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali bahwa bentuk kepariwisataan yang ingin dikembangkan adalah kepariwisataan yang berlandaskan pada kebudayaan Bali, dijiwai oleh agama Hindu dan falsafah tri hita karana. Dalam upaya Pemda Bali mengembangkan kepariwisataan, pariwisata budaya Bali diharapkan mampu mewujudkan hubungan timbal balik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan serta membuat keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan. Salah satu tujuannya adalah agar potensi yang dimiliki dapat digunakan di samping mengembangkan pariwisata itu sendiri, juga berguna bagi perkembangan destinasi pariwisata dan masyarakat lokal.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 223, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemikiran ini maka jenis pariwisata yang dipandang cocok dikembangkan adalah pengembangan desa wisata. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan dua tujuan sekaligus, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah penataan dan pengembangan desa wisata, yang memberikan model pembangunan", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 59, "width": 223, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pariwisata yang mengembangkan budaya setempat, dan mendukung pembangunan pariwisata yang berkesinambungan. Tujuan khusus adalah untuk meningkatkan tambahan pendapatan, menyediakan lapangan kerja, merevitalisasi lingkungan,", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 128, "width": 226, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan diverifikasi terhadap sumber-sumber pendapatan desa, meningkatkan penghargaan masyarakat desa terhadap alam, serta meningkatkan ketrampilan sumber daya manusia yang ada di desa setempat. Untuk merealisasikan kedua tujuan tersebut, maka perlu adanya program pemberdayaan masyarakat. Kajian tentang pengembangan desa wisata, tidak dapat dilepaskan dari konsep-konsep: pengembangan pariwisata; pemberdayaan masyarakat; pariwisata berbasis masyarakat; dan desa wisata.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 322, "width": 235, "height": 356, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan secara etimologi berasal dari kata “kembang” yang dalam KBBI berarti : (1) mekar, terbuka atau membentang; (2) menjadi besar; (3) menjadi bertambah sempurna; (4) menjadi banyak. Pengembangan mengisyaratkan suatu proses evolusi dengan konotasi positif atau sekurang-kurangnya “tidak jalan di tempat”. Kata pengembangan dapat juga berarti proses dan tingkat perkembangan sesuatu. Sammeng (2000:27) mengutip pendapat Pearce, yang menggunakan kata pengembangan dikaitkan dengan lima konteks, yaitu: (1) pertumbuhan ekonomi, (2) modernisasi, (3) pemerataan keadilan, (4) transformasi sosial ekonomi, (5) pengorganisasi kembali tata ruang. Sebagai mana dinyatakan oleh Pearce, bahwa pengembangan merupakan konsep yang dinamis sehingga interpretasi atas maknanya dapat berubah sesuai perjalanan waktu. Kata pariwisata dimaknai sebagai sebuah proses pengembangan pariwisata ( tourism developer ) dan kawasan tempat dilakukan pengembangan pariwisata", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 681, "width": 44, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( tourism", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 681, "width": 222, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "area ). Dengan demikian pengembangan pariwisata dapat dimaknai sebagai realisasi", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 708, "width": 222, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunan (developmentaism) sektor pariwisata (Tim Penyusun KBBI, 1990).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 207, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 232, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu Mill dan Marisson (1985) (dalam Oka Prasiasa, 2017) berpendapat, ketika melaksanakan pengembangan pariwisata, mereka yang berada di daerah tujuan wisata akan memandang perlu untuk membuat panduan-panduan pengembangan keseluruhan untuk memastikan bahwa pengembangan mencakup kebijakan-kebijakan, tujuan- tujuan ekonomis, sosial budaya, dan lingkungan kawasan tersebut. Bahkan ada upaya untuk mendorong adanya panduan- panduan yang lebih spesifik yang menjelaskan karakteristik-karakteristik dasar mengenai cakupan, kualitas, dan jenis pengembangan yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengenai", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 235, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "identifikasi pendekatannya dapat dikemukakan pendapat Page (1995) (dalam Oka Prasiasa, 2017) sebagai berikut: (1) Booster Approach , (2) The Economic Industry Approach ; (3) The Physical Approach ; (4) The Community Approah ; (5) Sustainable Approach . Untuk kasus pengembangan pariwisata di Bali tampaknya pendekatan community approach dan sustainable approach yang lebih ditekankan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 222, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dalam", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 226, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengembangan desa wisata, mulai tahap perencanaan, tahap", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 229, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan/implementasi, dan tahap evaluasi. Keterlibatan masyarakat di desa wisata tidak bisa dilepaskan dari dari pendekatan community approach dan sustainable approach , sebab kedua pendekatan ini merupakan inti dari pariwisata berbasis masyarakat. Ini berbeda dengan konsep pengembangan pariwisata yang bersifat konvensional, yaitu dengan sistem top-down yang menggunakan pendekatan teknokratik-sentralistik. Menurut Nasikun (1999:26), pariwisata berbasis masyarakat memiliki karakteristik: (1) berskala kecil sehingga lebih mudah diorganisasikan, bersahabat dengan lingkungan, secara ekologis aman, dan tidak banyak menimbulkan dampak negatif; (2) lebih", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 59, "width": 238, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpeluang untuk dikembangkan dan diterima oleh masyarakat setempat/lokal; (3) lebih memberikan peluang bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi, yakni dari proses peencanaan, pelaksanaan, pengawasan, maupun penerimaan manfaat, dan keuntungan; (4) selain menekankan partisipasi masyarakat, pembangunan berwawasan kerakyatan juga sangat mementingkan keberlanjutan kultural ( cultural sustainability ), di samping secara keseluruhan berupaya untuk membangkitkan “rasa hormat” dan “penghargaan” wisatawan terhadap kebudayaan setempat/lokal.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 280, "width": 223, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep desa wisata muncul dalam proses pembangunan pariwisata di Indonesia, terutama setelah Bali mengembangkan pariwisata tertutup di", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 336, "width": 236, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kawasan Nusa Dua. Ini diduga menimbulkan ekses negatif bagi masyarakat Bali. Untuk mengatasi kelemahan kelemahan konsep pariwisaa tertutup itu, maka dirancang konsep model alternatif, yaitu desa wisata.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 418, "width": 229, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa wisata didefinisikan sebagai suatu wilayah pedesaan dengan suasana yang mencerminkan keaslian “pedesan Bali”, baik dari struktur tata ruang, arsitektur bangunan, maupun pola kehidupan sosial budaya masyarakatnya, serta mampu menyediakan komponen-komponen kebutuhan pokok wisatawan, seperti akomodasi, makanan dan minuman, cendera mata serta atraksi-atraksi wisata (Pitana, 1999;108).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 570, "width": 56, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 590, "width": 226, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menginterpretasikan data tentang peran media komunikasi, dan efeknya bagi pengembangan desa wisata di Bali. Penelitian ini termasuk dalam katagori penelitian kualitatif, yang menggunakan pendekatan fenomenalogi komunikasi. Data dan informasi tentang model alternatif pengembangan pariwisata budaya Bali, diolah berdasarkan perspektif teori dependensi, yang digunakan menganalisis kepentingan wisatawan untuk mengakses", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 303, "top": 784, "width": 207, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 223, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumber informasi melalui media komunikasi dalam bentuk media massa dan media sosal. Termasuk informasi tentang keamanan dan kenyamanan serta fasilitas infrastruktur fisik yang tersedia di lokasi wisata.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 142, "width": 176, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 226, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Desa Wisata di Bali ini dipandang dari sudut structural , dalam proses pengembangannya telah terjadi suatu efek sebagai akibat dilakukannya promosi pariwisata melalui media komunikasi (media massa dan media sosial). Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Bali memutuskan menggunakan jasa promosi dalam pemasaran produk wisata yang sedang dirintis yaitu desa wisata. Hal ini dilakukan berdasarkan kebutuhan riil akan media komunikasi. Pemda Bali berasumsi bahwa sistem informasi memiliki peran penting dalam proses pengembangan desa wisata di Bali.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 375, "width": 129, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 223, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berhasil mengidentifikasi dan menginterpretasikan data tentang peran media komunikasi bagi pengembangan desa wisata di Bali dan efek media massa bagi pengembangan desa wisata di Bali.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 464, "width": 225, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, terdapat beberapa peran media komunikasi (media massa dan media sosial) bagi pengembangan desa wisata di Bali, yang dapat diidentifikasi. Pertama, sebagai sumber informasi promosi desa wisata. Dalam promosi pemasaran desa wisata. khalayak/ audience diasumsikan sangat tergantung pada informasi tentang jumlah dan jenis objek wisata yang dikoordinasikan oleh Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten/Kota seluruh Bali. Informasi ini penting untuk mengetahui tentang produk-produk wisata apa saja yang ditawarkan oleh desa wisata di Bali melalui media cetak, media online, dan media digital bahkan melalui media sosial. Adapun jenis dan tingkat ketergantungan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 699, "width": 89, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "khalayak/ audience", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 699, "width": 226, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipersepsikan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi struktural, seperti kesiapan atau keramahan masyarakat penerima wisatawan yang datang ke desanya,", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 59, "width": 222, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbagai fasilitas wisata yang tersedia, termasuk keberadaan wisata hijau, sesuai dengan konsep budaya dan lingkungan yang telah dikemas melalui promosi.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 120, "width": 223, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa khalayak/ audience sebagai penerima informasi tentang produk-produk wisata yang ditawarkan sangat bergantung pada informasi yang disampaikan oleh pusat informasi pariwisata masing-masing", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 190, "width": 226, "height": 356, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "daerah kabupaten/kota seluruh Bali melalui media cetak, media online , dan media digital, bahkan media sosial, yang digunakan untuk menyalurkan pesan/informasi. Demikian pula ketergantungan khalayak terhadap situasi sosial setempat juga menentukan pilihan destinasi wisatanya. Hanya saja sifat ketergantungan khalayak dengan situasi sosial yang sedang berkembang kadang- kadang tidak sama antara desa wisata yang satu dan desa wisata yang lainnya. Yang jelas pasti ada variasi ketergatungan khalayak baik terhadap penggunaan media massa maupun terhadap situasi social yang berkembang pada desa-desa wisata yang berbeda. Hal ini menentukan tingkat intensitas pelaksanaan fungsi media masa bagi pengembangan desa wisata di Bali. Demikian juga ada variasi jumlah dan jenis media yang digunakan sebagai media promosi desa wisata ditentukan oleh situasi social yang sedang berkembang. Demikian juga terdapat variasi tingkat stabilitas masyarakat yang dikunjungi dapat menentukan pilihan destinasi wisata.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 555, "width": 223, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkaitan dengan apa yang telah dilakukan media komunikasi sebagai alat promosi pariwisata, telah berfungsi secara baik sebagai pusat informasi pariwisata. Di dalamnya terjadi saling hubungan antara tiga perangkat variabel utama, yakni khalayak/ audience , sistem sosial, dan sistem media dan menemukan jenis efek tertentu sebagai hasil interaksi antara ketiga variabel tersebut. Media komunikasi (massa dan social), yang digunakan sebagai alat promosi pariwisata ada berbagai bentuk, misalnya media cetak dan online serta digital (dalam bentuk news letters , koran/surat kabar,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 207, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 223, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "leaflet, televisi, radio, instagram, twitter, whatsapp dan lain-lain), yang biasanya difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Bali dan segenap stakeholdernya. Dapat beragam dalam hal jumlahnya,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 223, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cara mengalokasikannya/penebarannya,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 222, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keakuratan informasinya, dan sesuai kewenangan struktur sosial", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 226, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menanganinya. Di Bali media komunikasi yang digunakan oleh Pusat Informasi Pariwisata Bali terbukti sangat berperan dalam memberikan informasi kepariwisataan. Terdapat keragaman fungsi media komunikasi dalam Pusat Informasi Pariwisata Bali, yaitu agen promosi, agen edukasi, dan agen penghubung aspirasi pengguna jasa pariwisata untuk memenuhi berbagai kepentingan, selera, kebutuhan dalam pengembangan desa wisata di Bali.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 223, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, efek media komunikasi bagi pengembangan dewa wisata di Bali. Jenis-jenis efek yang dapat diidentifikasi dan diinterpretasikan datanya, antara lain: (a ) Efek kognitif yakni : menciptakan kejelasan pesan atau informasi tentang produk wisata yang ditawarkan melalui media massa atau menghilangkan", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 424, "width": 80, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pesan/informasi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 223, "height": 329, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang meragukan. Pembentukan sikap siap melayani setiap wisatawan yang datang, penawaran paket wisata yang menarik, seperti tawaran mengenal tradisi masyarakat setempat termasuk sistem keyakinan mereka, juga nilai-nilai yang melandasinya. (b) Efek afektif, memberikan informasi kepada wisatawan tentang hal-hal yang bersifat tabu yang jika dilanggar dapat mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, suatu informasi yang memberi efek jera melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kultural setempat. Informasi yang memberikan dukungan moral kepada wisatawan untuk bersedia datang kembali jika tempat yang dikunjungi memberikan kesan yang positif. (c) Efek behavioral , yakni : adanya kesepakatan untuk bekerja sama untuk melakukan hal-hal yang positif setelah mengalami sesuatu yang positif di tempat- tempat yang telah dikunjungi. Ikut aktif memberikan informasi yang jujur tentang kebaikan dan ketidakbaikan yang dijumpai di", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 59, "width": 223, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tempat-tempat yang telah dikunjungi. Wisatawan diajak bekerja sama untuk memberikan tegur sapa", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 223, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagi penyelenggaraan atraksi wisata demi perubahan dan perbaikan ke depannya.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 148, "width": 85, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 340, "top": 168, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 182, "width": 222, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 209, "width": 203, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Teori Dependensi dapat digunakan menganalisis hubungan antara variable khalayak/ audience , sistem sosial, dan sistem media untuk menemukenali efek-efek komunikasi massa.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 292, "width": 200, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengembangan desa wisata yang dipilih oleh Pemda Bali adalah model alternatif pengembangan pariwisata budaya yang melibatkan peran serta masyarakat di desa wisata sehingga di dalamnya terdapat upaya pelaksanaan konsep pemberdayaan masyarakat,", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 403, "width": 182, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelestarian lingkungan sosial dan lingkungan fisik.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 430, "width": 209, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Untuk memastikan keberhasilan program pengembangan desa wisata di Bali, maka peran promosi pariwisata ke seluruh manca negara menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Untuk itu dibutuhkan komunikasi dan penggunaan media yang diharapkan memberikan efek positif bagi pengembangan desa wisata di Bali.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 582, "width": 34, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 610, "width": 205, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penggunaan teori-teori komunikasi massa, utamanya teori dependensi dalam menganalisis efek-efek komunikasi massa dapat mengasah sikap kritis pembaca, karena itu disarankan agar setiap konsep dibahas dengan menggunakan teori yang relevan.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 720, "width": 205, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengembangan desa wisata di Bali, merupakan isu yang penting dalam", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 70, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2527-9734", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 38, "width": 363, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 303, "top": 784, "width": 207, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 59, "width": 187, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengembangan pariwisata budaya Bali, karena itu pembahasan singkat ini diharapkan dapat memberikan informasi yang penting bagi praktisi dan pengusaha di bidang pariwisata budaya serta Pemerintah Daerah Bali", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 142, "width": 205, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Naskah jurnal yang berjudul peran media massa dan efeknya bagi pengembangan desa wisata .di Bali ini dapat berkontribusi sebagai input/masukan dalam diskusi/seminar yang bertema upaya pengembangan desa wisata di Bali. Dengan demikian pembahasan mengenai topik ini diharapkan dapat memperkaya wawasan para pembaca", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 294, "width": 72, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 223, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardika, I.W. 2004. Pariwisata Bali :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 209, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membangun Pariwisata Budaya dan Mengendalikan Budaya- Pariwisata. Dalam: I Nyoman Darma Putra, editor. Bali Menuju Jagahita", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aneka perspektif . Denpasar: Pusta Bali", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 24, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Post", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 410, "width": 222, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arka, I.W. 1999. Pemberdayaan Desa Adat Dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Bali : Kasus Desa Wisata Terpadu Penglipuran", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 222, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bangli (tesis) Denpasar : Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Bagus, I G N. 1999. Refleksi Kearifan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 194, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakyat Dalam Berperikehidupan DalamPariwiata Bali (Makalah pada Seminar Internasional Pariwisata Berkelanjutan Menurut Perspektif Orang Bali (Sustainable Tourisim : The Balinese Perspektive).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diselenggarakan oleh Pusat Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebudayaan dan Kepariwisataan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Udayana, Denpasar , 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 63, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 645, "width": 222, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DeFluer, Melvin L. dan Sandra J. Ball- Rokeach 1989. Theories of Mass Communication (ffth edition) . New York: Logman Effendy, Onong Uchjana.2000. Ilmu, Teori, dan Fifsafat Komunikasi . Bandung: PT Citra Aditya bhakti.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 742, "width": 222, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuswarno, E.2009. Fenomenalogi", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 59, "width": 223, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metodologi Penelitian Komunikasi Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitian.Bandung : Widya Padjadjaran Nasikun. 1999. Model Pariwisata Pedesaan Permodelan Pariwisata Pedesaan untuk Pembangunan Pedesaan yang Berkelanjutan Dalam: Myra", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 170, "width": 223, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.Gunawan, Editor, Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Prencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Bandung: Institut Teknologi Bandung Oka Prasiasa, Dewa Putu dan Dewa Ayu Diyah Sri Widari. 2017. Desa Wisata Potensi dan Strategi Pengembangan .", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 266, "width": 136, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denpasar : Pustaka Larasan", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 280, "width": 223, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pitana. I.G. 2006. Pelangi Pariwisata Bali . Denpasar: PT Bali Post Pujileksono, Sugeng.2016. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif .Malang : Intrans Publishing", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 349, "width": 223, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi . Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Text" } ]
ff28bc7d-3f7d-8d8f-ba7d-fcabf5ae2f1c
https://journal.upgris.ac.id/index.php/bioma/article/download/7176/3946
[ { "left": 230, "top": 59, "width": 264, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi Website: http://journal.upgris.ac.id/index.php/bioma/index BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021, 30-43 DOI: https://doi.org/10.26877/bioma.v10i1.7176", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 760, "width": 276, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 138, "width": 387, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STRATEGI BELAJAR OVERLEARNING MENGGUNAKAN MEDIA EDMODO DAPAT MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK", "type": "Section header" }, { "left": 189, "top": 192, "width": 248, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reski Rahayu Ramadan*, Safei, Eka Damayanti, Jamilah", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 205, "width": 382, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 229, "width": 339, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan *Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 267, "width": 371, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah diterima: 10 November 2020; Direvisi: 18 Januari 2021; Disetujui: 20 Februari 2021", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 293, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 307, "width": 393, "height": 246, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan motivasi belajar biologi peserta didik yang diajar dengan penerapan strategi belajar overlearning yang menggunakan media edmodo dengan tanpa menggunakan media edmodo di kelas XI MIA SMA Negeri 9 Sinjai. Penelitian kuantitatif eksperimen semu ( quasi eksperimental design ), ini menggunakan the static comparasion group design. Sampel berjumlah 29 peserta didik kelas XI MIA 3 di kelas eksperimen dan sebanyak 29 peserta didik kelas XI MIA 4 di kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket motivasi belajar. Data dianalisis menggunakan independent sampel t test . Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan motivasi belajar biologi yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning menggunakan media edmodo dengan peserta didik yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo . Rata-rata motivasi belajar yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo lebih tinggi daripada peserta didik yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo sehingga motivasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi belajar overlearning melalui media edmodo .", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 569, "width": 330, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: media edmodo; motivasi belajar; strategi belajar overlearning", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 597, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 611, "width": 400, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Overlearning strategies using edmodo media can increase the motivation of students in learning biology", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 638, "width": 400, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to examine the differences in biology learning motivation of students who were taught by applying the overlearning learning strategy using Edmodo media and students who were taught without using Edmodo media in class XI MIA SMA Negeri 9 Sinjai. This quasi-experimental quasi-experimental research used the comparison group design. The sample consisted of 29 students of class XI MIA 3 in the experimental class and 29 students of class XI MIA 4 in the control class. The instrument of the research was a learning motivation questionnaire. Data were analyzed using an independent sample t-test. The results", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "showed there is a difference in the motivation of the students who were taught by applying the overlearning learning strategy using Edmodo media and the students who were taught without using Edmodo media. Learning motivation taught by applying overlearning learning strategies using Edmodo media higher than without using Edmodo media. It concluded that the students learning motivation can be improved by implementing overlearning learning strategies with Edmodo media.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 184, "width": 399, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : edmodo media; learning motivation; overlearning learning strategy __________________________________________________________________", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 225, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 401, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan saat ini memiliki peranan utama untuk memenuhi kelangsungan hidup suatu bangsa atau negara. Individu dalam negara dituntut untuk menimba ilmu agar menjadi orang yang bermanfaat baik untuk individu dan juga masyarakat di sekitarnya. Proses pencarian ilmu dalam pendidikan formal khususnya dalam pembelajaran melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan peserta didik. Khairinal et al. , (2020) mengungkapkan dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran bergantung pada proses belajar mengajar yang dirancang oleh guru. Menurut Hidayati (2019), keberhasilan proses pembelajaran ditentukan juga oleh perbedaan pendapat, pemikiran, dan daya serap peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Jadi, peran guru dan kemampuan peserta didik menentukan keberhasilan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 401, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan peserta didik bukan hanya kemampuan berpendapat, berfikir, dan daya serap yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, motivasi juga menjadi suatu hal yang sangat penting. Mudanta et al. (2020) menyatakan bahwa masih kurangnya motivasi belajar pada peserta didik menyebabkan pencapaian hasil belajarnya juga masih rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa motivasi belajar mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 618, "width": 400, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi secara luas merupakan hal yang sangat penting dalam pencapaian seseorang (Lamb dan Arisandy, 2020). Motivasi adalah kekuatan atau energi yang berasal dari dalam diri maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk melaksankan suatu kegiatan (Suprihatin, 2015). Motivasi belajar mengacu pada sejauh mana peserta didik terlibat dalam suatu proses pembelajaran sehingga mampu mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Tentama dan Arridha, 2020). Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Kostina (2020) yang mengatakan bahwa motivasi ialah fenomena yang kompleks dan beragam karena motivasi terkait dengan karakteristik individu hingga situasi dalam proses belajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 400, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, kegiatan belajar yang menarik, adanya penghargaan, tidak ada cacat tubuh dan alat indera, pengertian orang tua, guru yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, teman bergaul yang baik dan kehidupan masyarakat yang baik (Jahara et al. , 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 400, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan atau strategi guru dalam menciptakan suasana belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar sehingga berdampak positif bagi keberhasilan pendidikan (Soderstrom dan Bjork, 2015). Untuk itu, strategi belajar sangat diperlukan demi tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran. Strategi belajar itu sendiri adalah gambaran terkait upaya yang akan dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi peningkatan kualitas atau mutu belajar harus didesain dan dirancang secara khusus, sistematis yang diawali dengan evaluasi kekurangan, kelemahan, kemampuan dan ancaman yang terjadi pada masa lalu kemudian menyusun langkah-langkah perbaikan secara bertahap (Telehala dan Juni, 2020). Untuk meningkatkan motivasi dari suatu materi atau situasi belajar maka dibutuhkan beberapa strategi belajar (Achadah, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 544, "width": 400, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu strategi belajar yang dimaksud yaitu strategi belajar overlearning. Strategi ini menuntut peserta didik belajar dengan caranya sendiri, sehingga memperoleh informasi yang mudah untuk diingat dalam waktu lama (Soderstrom and Bjork, 2015). Overlearning terjadi jika peserta didik belajar di luar kebiasaannya (Novindra, 2019). Walaupun peserta didik telah mengetahui materi dan terus mengulanginya, maka peserta didik tersebut telah melakukan strategi overlearning (Yunandar, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 400, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi yang diterapkan dalam proses pembelajaran harus didukung oleh media yang tepat. Seorang guru harus memilih dan menggunakan media yang cocok serta menarik untuk peserta didik. Seiring dengan perkembangan teknologi", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan melihat kondisi peserta didik yang sekarang ini tidak asing lagi dengan penggunaan elektronik, maka salah satu media pembelajaran yang bisa gunakan adalah media pembelajaran elektronik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 150, "width": 400, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan media elektronik mengalami peningkatan saat ini dan dalam dunia pendidikan perkembangan media tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar (Santhy et al., , 2018). Namun, tidak semua perkembangan media elektronik tersebut cocok digunakan dalam dunia pendidikan (Wirawan & Sulistiyo, 2020). Jadi seorang pendidik harus bisa memilih media pembelajaran yang cocok untuk digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 274, "width": 401, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu dari perkembangan media yang dapat digunakan adalah edmodo. Edmodo adalah platform media sosial yang digambarkan seperti facebook untuk sekolah dan memiliki banyak fungsi (Santhy et. al. , 2018). Berbeda dengan facebook, edmodo memiliki banyak fitur seperti alat perencanaan pelajaran, tugas, ujian, aplikasi kuisioner dan akun guru (Judith dan Okeke, 2020). Kelebihan aplikasi ini adalah dapat diakses melalui smartphone dan peserta didik bisa belajar dengan mandiri melalui pemberian bahan ajar dan soal latihan (Lisa et al. , 2019). Dalam akun edmodo pendidik dapat mengupload file, video, dan foto tentang pembelajaran (Hanifah et al. , 2019). Kelebihan lain dari aplikasi ini adalah pembelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja (Rulviana, 2018). Penggunaan E-Learning dengan edmodo dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar (Evin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 523, "width": 401, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak penelitian terdahulu yang telah meneliti terkait dengan media pembelajaran e-learning, salah satunya adalah penelitian terkait penerapan strategi belajar overlearning dengan media quipper school yang dapat meningkatkan hasil belajar dan retensi peserta didik (Hasryana, 2019). Namun, pada penelitian pada artikel ini menggunakan edmodo sebagai media dalam pembelajaran. Hasil studi pendahuluan pada SMA Negeri 9 Sinjai (melalui wawancara terhadap guru biologi) didapatkan bahwa media pembelajaran yang biasanya digunakan dalam proses pembelajaran yaitu slide presentasi menggunakan aplikasi powerpoint . Jika menggunakan media slide presentasi, peserta didik menjadi semangat dan antusias. Namun, pada sekolat tersebut, penyediaan LCD masih terbatas sehingga terbatas dalam penggunaan slide presentasi dan diganti menggunakan metode", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 401, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ceramah yang membuat peserta didik bosan dalam kelas. Kebosanan peserta didik ditandai dengan sering keluar masuk kelas, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak berpartisipasi dalam diskusi, tidak memperhatikan materi yang sedang disampaikan guru. Kondisi yang terjadi pada studi pendahuluan itulah yang menjadi dasar dalam penulisan artikel untuk membuktikan perbedaan motivasi belajar biologi peserta didik yang diajar dengan penerapan strategi belajar overlearning yang menggunakan media edmodo dengan tanpa menggunakan media edmodo di kelas XI MIA SMA Negeri 9 Sinjai.", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 275, "width": 154, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERIAL DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 91, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 400, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI MIA 3 dan XI MIA 4. Sampling menggunakan teknik random sampling. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 9 Sinjai, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai pada Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 399, "width": 82, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 419, "width": 400, "height": 260, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen penelitian terdiri atas angket motivasi belajar, pengamatan ( observasi ) dan dokumentasi. Angket motivasi belajar terdiri atas 30 pernyataan dengan pilihan jawaban menggunakan Skala Likert , yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penulis menggunakan indikator motivasi belajar yang dijadikan acuan dalam menyusun item instrumen yang berasal dari Abdurrahman Ginting (Miftakhul Qoriah, 2015) yaitu rasa senang terhadap pelajaran, rasa ingin tahu, perhatian terhadap tugas, ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas, memahami apa yang dipelajari, mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, kesesuaian dengan pelajaran lain, perasaan terdorong dalam pelajaran, keyakinan akan keberhasilan, keyakinan dapat memahami pelajaran, keyakinan akan kemampuan diri, kepuasan terhadap hasil belajar, keinginan berprestasi, kesenangan dalam belajar, dan kesenangan setiap mengikuti pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 102, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 400, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur penelitian terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Tahap persiapan meliputi observasi, menetukan populasi,", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyiapkan perangkat pembelajaran, membuat instrument penelitian, bimbingan instrumen ke validator dan mengurus surat perizinan penelitian. Tahap akhir penelitian meliputi analisis hasil penelitian, pembahasan dan merumuskan kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 153, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis dan Interpretasi Data", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 192, "width": 401, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dianalisis menggunakan independent sampel t test dengan bantuan komputerisasi. Selain itu peneliti juga menggunakan analisis deskriptif memperbandingkan rerata antara kelompok kontrol dan dengan kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan penerapan strategi belajar overlearning melalui media edmodo.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 316, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 400, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum menggunakan analisis independent sample t test , terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 75, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 399, "width": 401, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada uji normalitas, diketahui bahwa data di kelas dengan strategi belajar overlearning menggunakan media edmodo terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dengan metode Kolmogrov-Smirnov diperoleh nilai signifikan sebesar 0,200* lebih besar dari 0,05 (sig.> 0,05) maupun dengan metode Shapiro-Wilk diperoleh nilai signifikan sebesar 0,300 lebih besar dari 0,05 (sig.> 0,05) ( Tabel 1 ). Data hasil uji dapat dikatakan berdistribusi normal. Begitu pula data pada kelas yang diajar dengan penerapan strategi belajar overlearning tanpa media edmodo terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan diperoleh untuk metode Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05 (sig<0,05) ( Tabel 1 ). Dalam hal ini, data tersebut tetap dikatakan terdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 225, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 . Uji normalitas pada kelas eksperimen", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 648, "width": 385, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Eksperimen Statistik Df Sig. Statistik Df Sig. 0,127 29 0,200* 0,958 29 0,300* Kontrol 0,192 29 0,200 0,970 29 0,561", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 85, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 400, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok uji. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka varians setiap sampel sama (homogen), begitupun sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka varians setiap sampel tidak sama atau tidak homogen. Dari tabel test of homogeneity of variances dapat diketahui signifikan sebesar 0,458. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai sig > α= 0,458>0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa varians setiap sampel sama (homogen).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 128, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 . Uji homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 316, "width": 351, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistik df1 df2 Sig. Mean .559 1 56 .458 Median .548 1 56 .462 Median df .548 1 52.405 .462 Trimmed .592 1 56 .445", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 51, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji T test", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 454, "width": 400, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa uji t pada kedua sampel dengan program SPSS versi 25 for Windows diperoleh hasil t hitung dengan nilai sebesar 2,244 yang lebih besar dari t tabel yaitu 2,051 (t hitung > t tabel ) dengan nilai sig sebesar 0,029 (p<0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya terdapat perbedaan motivasi belajar biologi yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo dan peserta didik yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 135, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 . Hasil uji hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 659, "width": 292, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levene’s Test for Equality of Variances Sig. T F .029 2,244 .559", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 401, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 menunjukkan hasil analisis deskriptif diketahui hasil rata-rata motivasi belajar yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo yaitu 83 lebih tinggi daripada peserta didik yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo yaitu 76,4.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 139, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 . Analisis deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 233, "width": 384, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N Max Min Mean SD Varians Kontrol 29 93 59 76,4 6,4 41,3 Eksperimen 29 95 73 83 6,1 37,4", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 312, "width": 401, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Biologi SMAN 9 Sinjai sebelum penerapan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo dapat diketahui berdasarkan analisis deskriptif. Hasil analisis data kelas yang diajar dengan penerapan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo kelas XI MIA 4 SMAN 9 Sinjai. menunjukkan bahwa nilai maksimum pada kelas kontrol yaitu 93 dengan nilai minimum 59, untuk nilai rata- rata 76,4 untuk nilai standar deviasi yaitu 6,4 dan nilai varians yaitu 41,3.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 457, "width": 400, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Biologi SMA Negeri 9 Sinjai setelah penerapan strategi belajar overlearning melalui media edmodo dapat diketahui berdasarkan analisis deskriptif. Adapun hasil analisis deskriptif penelitian yaitu hasil analisis data kelas yang diajar menerapkan strategi belajar overlearning melalui penggunaan media edmodo kelas XI MIA 3 SMA Negeri 9 Sinjai menunjukkan bahwa nilai maksimun pada kelas eksperimen yaitu 95 untuk nilai minimum 73, nilai rata-rata 83, standar deviasi 6,1 dan varians 37,4.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 623, "width": 400, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis deskriptif peserta didik yang diajar dengan penerapan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo menunjukkan bahwa hasil belajar yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan karena masih kurang motivasinya dalam belajar. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru bidang studi yang menyatakan bahwa motivasi belajar peserta didik di kelas XI MIA masih kurang.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hal ini ditandai dengan beberapa peserta didik yang tidak mengerjakan tugas, tidak aktif dalam berdiskusi, dan tidak fokus dalam belajar. Dengan kondisi tersebut terlihat jelas masih rendahnya motivasi sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 401, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan hasil analisis deskriptif peserta didik yang diajar dengan penerapan strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo terlihat bahwa hasil belajarnya yang lebih baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan media edmodo dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Royani et al. (2018) mengemukakan bahwa media edmodo berpengaruh terhadap motivasi belajar karena pembelajarannya menyenangkan dan peserta didik lebih aktif. Hal serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah et al. (2018) yang mengungkapkan bahwa media edmodo dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Oleh karena itu, edmodo dapat menjadi salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 399, "width": 400, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan melihat kedua kondisi tersebut, terlihat jelas bahwa motivasi sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar. Pentingnya motivasi dijelaskan oleh Emda (2018) karena dapat memberikan arah kepada peserta didiknya untuk belajar. Selain itu, motivasi juga dapat menumbuhkan semangat untuk belajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 400, "height": 219, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo dapat meningkatkan motivasi belajar biologi peserta didik, diperkuat dengan hasil wawancara dengan tiga sampel yang mengatakan bahwa dengan adanya strategi belajar overlearning menggunakan media edmodo dapat mendorong peserta didik untuk aktif dan semangat untuk belajar. Namun hambatan dalam penggunaan media edmodo yakni karena jaringan internet dan kuota yang kurang mendukung. Hal ini sejalan pada penelitian yang dilakukan oleh Sabrina et al. (2017) yang mengemukakan bahwa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar yaitu kemampuan, kondisi lingkungan, keadaan fisik dan upaya guru dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 400, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 401, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar overlearning melalui media edmodo. Motivasi belajar dapat dilihat dari adanya perhatian terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh peserta didik (Sudjana, 2017) Hasil penelitian ini sejalan dengan sejumlah penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diantaranya penelitian Hikmawan dan Sarino (2018) membuktikan adanya pengaruh motivasi belajar yang signifikan jika menggunakan media edmodo . Hastomo (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan media edmodo dapat menyebabkan peserta didik dapat belajar secara mandiri dan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 401, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat hasil analisis data menggunakan independent sampel t test . Hasil penelitian menunjukkan nilai sig sebesar 0,029 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan motivasi belajar biologi yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning menggunakan media edmodo dengan peserta didik yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui hasil rata-rata motivasi belajar yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo yaitu 83 lebih tinggi daripada peserta didik yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo yaitu 76,4.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 401, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi belajar overlearning dengan media edmodo memberikan dampak positif kepada peserta didik, berupa terciptanya semangat dan terjalin kerja sama antar peserta didik dalam belajar karena lebih leluasa bertukar pikiran bukan hanya di sekolah tempat mereka belajar tapi bisa di rumah maupun di lingkungan sekitar dengan difasilitasi akses internet. Guru sebagai fasilitator dapat memberikan tugas tambahan ataupun cakupan materi kepada peserta didik melalui media edmodo yang tidak dapat mereka pahami karena waktu di sekolah yang singkat. Peneliti bertindak sebagai guru memberikan beberapa tugas tambahan dari biasanya, hal ini dikarenakan bisa tercipta suatu strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 689, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 401, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggambarkan terdapat perbedaan motivasi belajar biologi peserta didik yang diajar dengan strategi belajar overlearning yang menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "media edmodo dengan tanpa menggunakan media edmodo. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui hasil rata-rata motivasi belajar yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning dengan menggunakan media edmodo lebih tinggi daripada peserta didik yang diajar dengan menerapkan strategi belajar overlearning tanpa menggunakan media edmodo . Hasil penelitian tersebut menggambarkan motivasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi belajar overlearning melalui media edmodo.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 254, "width": 113, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 286, "width": 400, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achadah, A. (2019). Strategi Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di SMP Nahdhotul Ulama Sunan Giri Kepanjen Malang. Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, 10 (2), 363-374. https://doi.org/10.30739/darussalam.v10i2.379", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 367, "width": 400, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulia, L N., Susilo, S., & Subali, B. (2019). Upaya peningkatan kemandirian belajar siswa dengan model problem-based learning berbantuan media edmodo. Jurnal Inovasi Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 389, "top": 395, "width": 124, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IPA, 5 (1), 69–78.", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 409, "width": 192, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org10.21831/jipi.v5i1.18707", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 435, "width": 400, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emda, A. (2018). Kedudukan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lantanida Journal, 5 (2), 172-182. https://jurnal.ar-", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 462, "width": 271, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/view/2838/2064", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 400, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enwere, J. O., & Okeke, B. (2020). Effect of using edmodo on students ’ retention in financial accountingin secondary schools. Nnadiebube Journal of Education, 5 (3). https://acjol.org/index.php/njea/article/ view/510/545", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 401, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanifah, H., Supriadi, N., & Widyastuti, R. (2019). Pengaruh model pembelajaran e-learning berbantuan media pembelajaran edmodo terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. NUMERICAL. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,", "type": "List item" }, { "left": 431, "top": 583, "width": 79, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3(1), 31-42.", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 597, "width": 216, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25217/numerical.v3i1.453", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 401, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasryana, S. (2019). Pengaruh penerapan strategi belajar overlearning melalui media quipper school terhadap hasil belajar dan retensi Biologi peserta didik pada konsep Kingdom Animalia. (Master thesis, Universitas Negeri Makassar). Retrieved from http://eprints.unm.ac.id/12545/", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 690, "width": 401, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hastomo, T. (2016). The effectiveness of edmodo to teach writing viewed from students ’ motivation. Prosiding ICTTEFKIP UNS , 1 (1), https://media.neliti.com/media/publications/171783-EN-the-effectiveness-of- edmodo-to-teach-wri.pdf", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayati, A. (2019). Pengaruh media pembelajaran video terhadap motivasi belajar siswa pada tema 1 subtema 1 kelas V SD Negeri 105292 Bandar Klippa TA 2019/2020 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan). Retrieved from http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/36822", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 401, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hikmawan, T., & Sarino, A. (2018). Pemanfaatan media pembelajaran berbasis edmodo terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal PendidikanManajemen Perkantoran, 1 (2), 78-85. https://doi.org/10.17509/ jpm.v3i1.9459", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 222, "width": 400, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jahara, J., Setiadi, A. E., & Kurniawan, A. D. (2019). Analisis peran guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPA di MTS Negeri 1 Pontianak. Pena Kreatif: Jurnal Pendidikan, 8 (1), 18-31. https://dx.doi.org/10.29406/jpk.v8i1.1777", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 400, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johar, R., & Hanum, L. (2016). Strategi belajar mengajar. Yogyakarta. Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 329, "width": 400, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairinal, K., Kohar, F., & Fitmilina, D. (2020). Pengaruh motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan teman sebaya terhadap hasil belajar ekonomi siswa Kelas XI IPS SMAN Titian Teras. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial , 1 (2): 379–87. https://doi.org/10.38035/jmpis.v1i2.276", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 396, "width": 397, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kostina, M. (2020). Motivation to learn english: The power of the future L2 self- images. University of Jyväskylä. https://jyx.jyu.fi/handle/123456789/69039", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 436, "width": 400, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lamb, M., & Arisandy, F. E. (2020). The impact of online use of english on motivation to learn. Computer Assisted Language Learning 33 (1-2), 85-108. https://doi.org/10.1080/09588221.2018.1545670", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 490, "width": 401, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudanta, K. A., Astawan, I. G., & Jayanta, I. N. L. (2020). Instrumen penilaian motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa Kelas V Sekolah Dasar. Mimbar Ilmu 25 (2): 101-109. https://dx.doi.org/10.23887/mi.v25i2.26611", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 400, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nofindra, R. (2019). Ingatan, lupa dan transfer dalam belajar dan pembelajaran. Jurnal Pendidikan Rokania, 4 (1), 21-34. https://e-", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 571, "width": 268, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jurnal.stkiprokania.ac.id/index.php/jpr/article/view/188", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 400, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, S. R., Wahyuni, S., & Suharso, P. (2018). Penggunaan media pembelajaran edmodo untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas X Pemasaran di SMK Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial, 11 (2), 108-114. https://doi.org/10.19184/jpe.v11i2.6455", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 677, "width": 400, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qori'ah, M. (2015). Pengaruh motivasi dan gaya belajar siswa terhadao kreativitas dalam menyelesaikan masalah matematika pada Siswa Kelas VII MTsN 2 Tulungagung (Skripsi, IAIN Tulungagung). Retrieved from http://repo.iain- tulungagung.ac.id/1767/", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosyidah, Kartini, T., & Kantun, S. (2019). Penggunaan media edmodo untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 13 (2), 78–84. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/view/10878", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 141, "width": 400, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani, I., Falahudin, I., & Testiana, G. (2018). Pengaruh media edmodo sebagai basis e-learning terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Bioilmi: Jurnal Pendidikan , 4 (1), 30–34. https://doi.org/10.19109/ bioilmi.v4i1.1734", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 400, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rulviana, V. (2018). Implementasi media edmodo dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2). https://doi.org/10.24176/re.v8i2.2361", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 401, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabrina, R., Fauzi, F., & Yamin, M. Y. M. (2017). Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di Kelas V SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 (4). http://www.jim.unsyiah.ac.id/ pgsd/article/view/7736", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 343, "width": 401, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyono, E. Y. (2017). Pengaruh penggunaan media jejaring sosial edmodo terhadap hasil belajar mahasiswa pada topik pembuatan kurva-s menggunakan Microsoft Excel. Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora, 5 (1), 42. http://ojs.pnb.ac.id/index.php/SOSHUM/article/view/226", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 401, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soderstrom, N. C., & Bjork, R. A. (2015). Learning versus performance: An integrative review. Perspectives on Psychological Science, 10 (2): 176–99. https://doi.org/10.1177/1745691615569000.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 464, "width": 401, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjana, N. (2017). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 400, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suprihatin, S. (2015). Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 517, "width": 178, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Ekonomi", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 517, "width": 175, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UM Metro, 3 (1), 73–82.", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 531, "width": 191, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dx.doi.org/10.24127/ja.v3i1.144", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 400, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telehala, N., & Purba, J. (2020). Strategi belajar siswa Kelas VI untuk menghadapi ujian akhir sekolah (UAS) pada SDN 3 Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Didaxei: Jurnal Pendidikan, 1 (1). https://e- journal.iaknambon.ac.id/index.php/DX/article/view/173", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 624, "width": 401, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentama, F., & Arridha, G. (2020). Motivation to learn and employability of vocational high school students. Journal of Education and Learning, 14 (2), 301-306. http://dx.doi.org/10.11591/edulearn.v14i2.14170", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 677, "width": 400, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirawan, R. P., & Sulistiyo, E. (2020). Pengembangan perangkat media pembelajaran interaktif berbasis adobe animate pada mata pelajaran dasar listrik dan elektronika. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 9 (3). https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-teknik-", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 321, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadan et al. , Strategi belajar overlearning media edmodo...", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 747, "width": 276, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43 | BIOMA: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(1), April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 88, "width": 130, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "elektro/article/view/35635", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunandar, Y., Jufri, M., & Bahri, A. (2018). Perbandingan motivasi dan retensi siswa kelas X melalui penerapan strategi belajar overlearning dan retrieval practice di SMA Negeri 3 Makassar. Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya. http://eprints.unm.ac.id/10786/", "type": "List item" } ]
291ad147-6610-6402-4ca1-bae2e055dc93
https://jos.unsoed.ac.id/index.php/jame/article/download/3508/2033
[ { "left": 85, "top": 776, "width": 157, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Correspondence to : [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 428, "top": 777, "width": 79, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: Nov, 13, 2020 Revised: Dec, 2, 2020 Accepted: Dec, 17, 2020", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 27, "width": 175, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI", "type": "Page header" }, { "left": 321, "top": 35, "width": 184, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.21, No. 4, pp. 37 - 41 Published online in http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jame ISSN: 1410-9336 / E-ISSN: 2620-8482", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 85, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 205, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nagekeo Regency is one of the nine regencies in Flores Island, East Nusa Tenggara province that has quite a good potential for agriculture where the yield of these commodities increases the income per capita but most of the land has not been used optimally. Those commodities are cocoa, cloves, coffee, candlenut, and others.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 205, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mauponggo Subdistrict, especially in Woewolo Village, has fertile land that suits clove plantation, but the whole process from plantation to harvesting process is done in traditional ways. The cloves production for the year 2019 is declining due to reduced capital, traditional labor, and very small land area, besides, there are also other types of plants that are planted together on a field, causing cloves production to decrease.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 205, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three hamlets are the main communities of cloves farmers: Puunage, Natasule, and Lendo. Based on the survey, almost each", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 496, "width": 205, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cloves field is owned by the farmers themselves, however, they plant the cloves with other plants closely together, therefore the way they plant may be one of the factors causing lower cloves harvesting.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 553, "width": 205, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The productivity of cloves in Mauponggo District, Woewolo Village in 2019-2020 is nine tons or 9000 kilograms and valued at Rp 50,000 per kilo. Therefore to plant cloves is very promising for the farmers in Woewolo. The cloves plantation in Woewolo Village, Mauponggo District is an effort to obtain added value for economic life.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 645, "width": 205, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of Listiani's research, capital is an important element for a business, because without capital the operational activities of a plantation business cannot be carried out, that is, there are often farmers who lack the capital to buy seeds, and lack of capital causes farmers not to use fertilizers and pesticides as it should be (Listiani et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 439, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Factors Affecting Cloves Production In Woewolo Village, Nagekeo District, East Nusa Tenggara Province, Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 290, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helena Wea Bay 1 , Maria Helena Carolinda Dua Mea 2 1,2 Department of Management, Faculty of Economics, Flores University, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 438, "height": 252, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract To plant cloves is very promising for the farmers in Woewolo. The cloves plantation in Woewolo Village, Mauponggo District is an effort to obtain added value for economic life. the purpose of this study was to determine whether capital, labor, and land area affect the production income of clove farmers in Woewolo Village, Nagekeo Regency. This research is a type of quantitative research. The population determined in this study were all clove farmers in Woewolo Village with 75 samples. Primary data collection was carried out by distributing questionnaires to respondents. Based on the Multiple Linear Regression Test the Variables Capital (X1), Labor (X2), and Land Area (X3) have a positive regression coefficient direction on Clove Production in Woewolo Village, Mauponggo District. The statistical test results prove that capital affects clove production as indicated by the acquisition of t-test results, namely the t-count value of 2.452 with a significance of 0.017 at the 5% significance level where 0.017 <0.05. The results of statistical tests prove that labor affects clove production as indicated by the acquisition of t-test results, namely the t-count value of 2.489 with a significance of 0.015 at the 5% significance level where 0.015 <0.05. The results of statistical tests prove that land area affects clove production as indicated by the acquisition of t-test results, namely the t-count value of 5.347 with a significance of 0.000 at the 5% significance level where 0.000 <0.05. the percentage of the contribution of the influence of the independent variables including the capital, labor, and land area on the clove production variable is 35.8%. Keywords Cloves Production, Capital, Labor, Land Area, Woewolo, Flores", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 276, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 22, No. 4, 2020, pp. 37 - 41", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 205, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of Akbar's research found that workers who work as clove farmers come from members of the clove farmer household, although some come from outside the clove farmer household members. Those who come from outside the clove farmer's household members earn income by working on other people's land because they do not have clove land. Workers who work as clove farmers do not need special education, with the capital \"being able to know the types of cloves that are ready to be harvested\" they can and can work as clove farmers (Akbar et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 205, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The land area has a positive effect on income. Clove farming income will increase is followed by the addition of land area in clove farming. This means that the area of land needs intensive attention because the addition of land areas can increase farmers' income. Land can be said to be economically feasible if the results obtained exceed the total variable capital and decrease the value of fixed capital (Sukayat & Rumna, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 205, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the phenomenon and facts above, the purpose of this study was to determine whether capital, labor, and land area affect the production income of clove farmers in Woewolo Village, Nagekeo Regency.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 38, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capital", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 205, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Tnius, 2018) Capital is a revolving fund, which was initially issued to finance daily operational activities so that the production process can run. The results of the production are then sold and from the sale, the company will get a profit which is expected to always increase. Part of the profit that has been generated will return as working capital to the company. This working capital turnover will continue to occur as long as the company is still running so that the company is also required to compete in managing its working capital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 206, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Listiani et al., 2019) capital can be divided into.two criteria. Capital to improve farming consisting of depreciation costs of building, cashable wealth (seeds, fertilizers, etc.) wealth consisting of agricultural tools (machine tools for maintenance of the farm) and costs used for maintenance (caring for or replacing agricultural tools. Capital which consists of agricultural machinery and equipment including depreciation, maintenance, or replacement when there are damaged costs, food, and others.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 85, "width": 34, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Labor", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 99, "width": 205, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Dwiyatmo (Akbar et al., 2018), Labor in farming is one of the determining elements. The agricultural labor force generally consists of several farm laborers, either family or outside workers who all play a role in agricultural business activities. The use of labor in agriculture is used to produce maximum agricultural production, labor must carry out an intensive work process in its working time.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 214, "width": 205, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Kumaat et al., 2016), clove farming labor is usually used for maintenance, harvesting or picking, transportation, and drying activities. Clove production results from the garden to the farmer's house using traditional cow-wheeled transportation or motorbike taxi, depending on the road access that must be taken.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 316, "width": 53, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Land Area", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 330, "width": 205, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Mubyarto (Harini et al., 2019), land area is one of the production factors, namely the place where agricultural products are produced which contribute to farming, where the amount of production from farming, one of which is influenced by the size of the land used.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 411, "width": 205, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Listiani et al., 2019), land area is a very important factor in the production of cloves, therefore the land is a very valuable asset for farmers. This means that land area has a positive effect on income. The income of clove farming will increase if it is followed by the addition of land area in clove farming. This means that the area of land needs intensive attention because the addition of land areas can increase farmers' income. Land can be said to be economically feasible if the yield obtained exceeds the total variable capital and decreases the value of fixed capital.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 570, "width": 206, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the explanation of the concepts above, the hypothesizes are as follows: Capital has a positive effect on the production income of clove farmers. Labor has a positive effect on the production income of clove farmers.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 642, "width": 206, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Land area has a positive effect on the production income of clove farmers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 276, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 22, No. 4, 2020, pp. 37 - 41", "type": "Page header" }, { "left": 132, "top": 222, "width": 112, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Research Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 56, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 205, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is a type of quantitative research, where the research data is in the form of quantitative data obtained from the respondents' answers scores. The research location is in Woewolo Village, Mauponggo District, Nagekeo Regency.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 91, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampling Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 206, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The population determined in this study were all clove farmers in Woewolo Village, Mauponggo District, Nagekeo Regency that distributed in three hamlets, namely: Pu'unage Hamlet as many as 100 farmers, Natasule Hamlet as many as 150 farmers, and Lendo as many as 50 farmers. The total population is 300 farmers. To determine the number of samples, the Slovin formula is used with an allowance percentage used is 10% to obtain a total sample of 75 samples.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 120, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Collection Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 205, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Primary data collection was carried out by distributing questionnaires to respondents, and secondary data collection was carried out by informal interviews with clove farmers and observations of clove farming activities.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 115, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Analysis Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 206, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data analysis was performed using SPSS version 27 software. First of all, analysis of validity and reliability was carried out, then performed multiple regression analysis, hypothesis testing, and F test.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 145, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 123, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Respondent Description", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 205, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56% of respondents who were sampled in this study were male and most of them were aged 41-45 years, as much as 29%.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 97, "width": 119, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validity and Reliability", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 111, "width": 205, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on analysis, each variable is declared valid because the r count of each variable is greater than the r table (rcount> 0.27272). Thus the validity requirements of the measuring instrument can be met and can be used for further testing.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 180, "width": 205, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Cronbach's alpha value of each variable is greater than 0.60. So, it can be concluded that the instrument is declared reliable or can be trusted as a variable measuring tool.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 247, "width": 181, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multiple Linear Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 262, "width": 205, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on analyis, the regression line equation is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 296, "width": 187, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 1.288 + 0.205x1 + 0.203x2 + 0.411x3", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 320, "width": 205, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the Multiple Linear Regression Test table and the equation it can be seen that the Variables Capital (X1), Labor (X2), and Land Area (X3) have a positive regression coefficient direction on Clove Production in Woewolo Village, Mauponggo District.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 409, "width": 86, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis Test", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 424, "width": 205, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Each of the variables of capital, labor, and land area has a positive and significant effect on clove production in Woewolo Village. This is indicated by the t-test which has a significance value of X1 0.017, X2 0.015, X3 0.000 which is smaller than 0.005 which is the standard of significance used in this study. It can be explained that capital, labor, and land area have a positive and significant effect on clove production, which is also strengthened by the T count value of each independent variable which is greater than t table (t count> t table), and the t table value is 1.994.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 593, "width": 206, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Capital on Clove production", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 620, "width": 205, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The statistical test results prove that capital affects clove production as indicated by the acquisition of t-test results, namely the t-count value of 2.452 with a significance of 0.017 at the 5% significance level where 0.017 <0.05. A sufficient amount of capital can push the level of production. This means that the more the amount of capital, the production level will also increase.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 183, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Model H1 H2 H3 Capital (x1) Labor (x2) Land Area (x3) Clove Production", "type": "Table" }, { "left": 249, "top": 161, "width": 10, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Y)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 276, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 22, No. 4, 2020, pp. 37 - 41", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 202, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Labor on Clove Production", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 205, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of statistical tests prove that labor affects clove production as indicated by the acquisition of t-test results, namely the t count value of 2.489 with a significance of 0.015 at the 5% significance level where 0.015 <0.05.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 205, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Labor in farming is one of the determining elements. Many laborers in Clove farming are more familiar with the traditional farming technique that is handed for generations, and also they cannot afford to pay additional workers to help them.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 202, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of Land Area on Clove Production", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 205, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of statistical tests prove that land area affects clove production as indicated by the acquisition of t-test results, namely the t-count value of 5.347 with a significance of 0.000 at the 5% significance level where 0.000 <0.05.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 205, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Land area is one of the factors of production, namely the place where agricultural products are produced which contribute to farming, where the amount of production from farming is influenced by the size of the land used.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 205, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Land area is a very important factor in the production of agricultural products as a means of planting crops for farmers in farming, therefore the land is an asset very valuable for the farmers. The size of the land and the intensification of clove plantation will help farmers to increase production. Farmers need to focus on the most profitable commodity instead of others that have a low price.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 89, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F Statistical Test", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 205, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The F statistical test shows whether all the independent variables included in the model have a joint influence on the dependent variable. The F-count value is obtained of 14.779 with a significance level of 0.000 <0.05. This explains that the independent variables, including Capital (X1), Labor (X2), and Land Area (X3) simultaneously or collectively have a positive and significant effect on the dependent variable, namely Clove Production (Y).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 205, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 6 above, the adjusted R2 value is 0.358 (35.8%). This shows that the percentage of the contribution of the influence of the independent variables including the capital, labor, and land area on the clove production variable is 35.8%. While the rest is influenced by other variables that are not included in this research model.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 85, "width": 74, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 99, "width": 205, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farmers' capital influences Clove Production in Woewolo Village, Mauponggo District, Nagekeo District. Clove Plantation Workers influence Clove Production in Woewolo Village, Mauponggo District, Nagekeo Regency. Area of clove plantation land influences Clove Production in Woewolo Village, Mauponggo District, Nagekeo", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 191, "width": 45, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regency.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 213, "width": 72, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 236, "width": 205, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akbar, I., Budiraharjo, K., & Mukson, M.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 247, "width": 181, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Di Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian . https://doi.org/10.14710/agrisocionomic", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 316, "width": 54, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "s.v1i2.1820", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 339, "width": 205, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harini, R., Ariani, R. D., Supriyati, S., & Satriagasa, M. C. (2019). Analisis Luas Lahan Pertanian Terhadap Produksi Padi Di Kalimantan Utara. Jurnal Kawistara .", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 397, "width": 175, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.22146/kawistara.3875", "type": "List item" }, { "left": 332, "top": 408, "width": 8, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 431, "width": 205, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumaat, G. K. N., Katiandagho, T. M., &", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 443, "width": 181, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sondakh,M. L. (2016). Kontribusi Usahatani Cengkeh Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Desa Raanan Baru 2, Kecamatan Motoling Barat. Agri-Sosioekonomi . https://doi.org/10.35791/agrsosek.11.3a", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 512, "width": 58, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".2015.10538", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 535, "width": 205, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Listiani, R., Setiadi, A., & Santoso, S. I.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 546, "width": 181, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2019). Analisis Pendapatan Usahatani pada Petani Padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian .", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 604, "width": 174, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.14710/agrisocionomic", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 616, "width": 54, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "s.v3i1.4018", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 638, "width": 205, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukayat, H., & Rumna, R. (2018). Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Hasil Produktivitas Pengelola Usahatani Padi Sawah Kabupaten Cianjur. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) . https://doi.org/10.34203/jimfe.v3i2.645", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 276, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 22, No. 4, 2020, pp. 37 - 41", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 205, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tnius, N. (2018). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas", "type": "Table" }, { "left": 237, "top": 99, "width": 26, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 99, "width": 182, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi) .", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 145, "width": 170, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.32493/skt.v1i4.1380", "type": "Text" } ]
2fb763d0-d91b-6d5b-d465-748d06587a0e
https://ejournal.upi.edu/index.php/lokabasa/article/download/15963/8920
[ { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 88, "width": 329, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE TIGA LANGKAH: MENGAJAR BAHASA SUNDA DENGAN MATERI KAWIH ASUH BARUDAK", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 129, "width": 95, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dian Hendrayana", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 143, "width": 250, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI Pos-el: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 184, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 456, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hampir di seluruh tingkatan (SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) di Jawa Barat, para guru mata pelajaran Bahasa Sunda kerap mengeluhkan minimnya media pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seperti diketahui, dalam Kurikulum 2013 perkakas yang disebut sebagai media pembelajaran sangat dibutuhkan demi membangun kegiatan belajar-mengajar yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Media pembelajaran boleh jadi bisa berbentuk alat peraga, gambar-gambar, media audio, media audio-visual, pertunjukan, serta media lainnya yang mampu mebantu para guru terhadap kelancaran kegiatan belajar- mengajar. Untuk memenuhi kebutuhan media pembelajaran bahasa Sunda tersebut, dalam !\"#$% $#&'(% $ )#*&+)% !'(,'-% .#-#&% .#$'% / ($'*% ! 0+#% \" !/ -#1#)#(% 2#(3% 0+. /'$% 45#6+&% Asuh B #)'0#*78% 9 0+#% +(+% / )/ ($'*% ! 0+#% #'0+:% 2#(3% / )'\"#% (2#(2+#(% / )/#&#.#% ;'(0#% dengan peruntukan para siswa di tiga tingkatan. Atas rekomendasi Dinas Pendidikan Provinsi <#6#%=#)#$>%0#-#!%.#$'%. $ (3#&%$#&'(%$ )#*&+)>%! 0+#%\" !/ -#1#)#(%45#6+&%?.'&%=#)'0#*7 telah disosialisasikan melalui kegiatan pelatihan terhadap para guru di seluruh Jawa Barat, sehingga media pembelajaran ini hingga saat ini sudah mulai dimanfaatkan sebagai bahan penunjang dalam pembelajaran Bahasa Sunda.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 368, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : media pembelajaran, kawih asuh barudak, metode tiga langkah", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 460, "width": 352, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THREE STEPS METHOD: TEACHING SUNDANESE LANGUAGE WITH KAWIH ASUH BARUDAK MATERIALS", "type": "Section header" }, { "left": 277, "top": 502, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 457, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Almost in all school levels (SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) in West Java, Sundanese language teachers often complain about the lack of teaching-learning media in carrying out teaching and learning activities. As it is known, in the Curriculum 2013 teaching-learning media is needed to build creative,innovative, and fun teaching and learning activities. Teaching- learning media can be designed in the form of teaching media, pictures, audio media, audio- visual media, performances, and other media that can help teachers to smooth teaching and learning activities. To meet the needs of teaching-learning Sundanese language media, in the last four years appeared one teaching-learning media called 'Kawih Asuh Barudak'. The form of this media is audio media in the form of Sundanese language song designed for students devided in three levels. On the recommendation of West Java Provincial Education Office, in the last one and a half years, the teaching-learning media 'Kawih Asuh Barudak' has been socialized through training activities for teachers throughout West Java, so this teaching- learning media has been utilized as a supporting material in Sundanese language learning Sunda.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 386, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : teaching-learning media, 'Kawih Asuh Barudak' , three steps method", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 38, "width": 215, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dian Hendrayana: Metode Tiga Langkah... | 23", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 212, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Bahasa Sunda seperti yang direkomendasikan melalui Kurikulum 2013 adalah penciptaan siswa yang aktif, terampil, dan kreatif dalam penguasaan bahasa Sunda. Adapun posisi guru ditempatkan sebagai ujungtombak dan pemberi stimulan (rangsangan, bahan dasar) yang selanjutnya akan dikem- bangkan dan dilaksanakan oleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pola inilah yang kemudian dianggap sebagai pola ideal dalam membentuk karakter para siswa menuju insan yang berahlak baik, berbudi pekerti tinggi, rajin, kreatif, dan pandai.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 212, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memenuhi pola pembelajaran seperti yang digariskan melalui Kurikulum 2013 ini maka sangat dibutuhkan perangkat pembelajaran sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini tiada lain sebagai upaya perubahan serta pengembangan strategi dan konsep dari pola ceramah seperti yang berlaku dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya kepada pola pengembangan media pembelajaran yang secara efektif dan efisien mampu menunjang kelancaran pembelajaran serta mewujudkan cita-cita mulia demi menjadi- kan siswa sebagai insan yang berkarakter.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 212, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan adanya penunjang pem- belajaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga mampu sedikit-sedikit mengubah metode kegiatan belajar-mengajar, maka pembentukan karakter yang berkualitas baik pada anak didik bukan tidak mungkin bisa terlaksanakan. Adapun harapan selanjutnya adalah mengantarkan perilaku anak didik ke arah yang berbudi pekerti tinggi dan berkarakter yang baik; para anak didik tidak lagi terlibat dengan aksi tawuran, akan berprilaku sopan dan santun, mengasihi terhadap sesama teman, atau menghormati guru dan orang tua. Karenanya, materi pembelajaran yang melibatkan aktivitas dan kreativitas anak didik @ seperti yang dianjurkan Kurikulum 2013 sangatlah dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 212, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surat kabar Pikiran Rakyat edisi 2012 menurunkan laporannya bahwa saat ini anak-anak (di Indonesia) tidak memiliki lagu anak-anak. Karenanya anak-anak lebih banyak mengenal lagu peruntukan orang dewasa daripada lagu-lagu yang sesuai dengan kebutuhan psikologi usia di bawah 12 tahun. Maka akibatnya, seusia anak-anak itu lebih mengenal kondisi dan perilaku pergaulan kaum dewasa, ketimbang dunia mereka yang masih serba terbatas 0#-#!%*:)+0:)%4* . 0 )&#(# an (2#78", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 253, "width": 213, "height": 370, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para ahli psikologi anak mengatakan, pada usia pertumbuhan, anak-anak memiliki kondisi tengah aktif-aktifnya merespon sesuatu yang dirasa baru kemudian disimpannya dalam memori kediriannya. Pada saatnya nanti, materi yang telah dikuasainya itu diaplikasikan- nya dalam kehidupan sehari-hari. Usia anak yang diibaratkan sebagai kertas putih nan bersih pada saatnya nanti akan diberikan berbagai aktivitas yang kelak akan dijadikan sebagai sumber memori yang setiap saat bisa diakses di saat dibutuhkan. Maka kertas putih tadi akan menjadi bernilai positif jika ditulisi serta dihias aktivitas-aktivitas yang positif pula. Memang belum ada penelitian yang dengan tegas mengaitkan antara kurangnya lagu anak dengan kekerasan terhadap anak-anak. Namun, bukankah lagu anak- anak memang penting untuk pertumbuhan anak-anak Indonesia? Tidak adanya lagu anak-anak itu sendiri adalah \"kekerasan\" terhadap anak-anak, karena memaksa mereka merekam lagu-lagu dewasa yang belum cocok mereka dengarkan (Hamzah pada [email protected]).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 626, "width": 213, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hingga dekade 80-an, masayarakat Indonesia termasuk masyarakat Sunda masih memiliki materi lagu dengan peruntukan anak-anak. Bagi masyarakat Sunda, lagu-lagu seperti Kareta Mesin, Rasa Guligah, Baso Tahu, yang digubah oleh seniman Koko Koswara (Mang Koko) cukup populer di dunia anak-anak saat itu. Namun lagu yang diciptakan oleh Mang", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koko dengan peruntukan anak-anak itu tidak lantas berlaku pula untuk para siswa yang notabene berada pada lingkungan pendidikan. Tidak semua lagu anak-anak bisa digunakan dan dimanfaatkan bagi kebutuhan pendidikan yang di dalamnya mengandung tujuan pembangunan karakter. Terlebih lagu-lagu yang pernah populer itu pada saat ini sudah tidak banyak terdengar lagi. Alhasil, anak-anak sekarang (terutama para siswa di lingkungan pendidikan) kesulitan untuk mendapatkan materi lagu peruntukan para siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 212, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, menguraikan tahapan- tahapan penelitian melalui kegiatan workshop. Workshop itu sendiri dilakukan terhadap para guru yang tergabung ke dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Sunda hampir di seluruh Jawa Barat dalam rentang waktu 2013- 2014.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 211, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan workshop dilaksanakan 0 (3#(% / )0#.#)*#(% 49 $:0 % A+3#%", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 212, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "-#(3*#&7 yang terdiri atas, Galindeng Maca, Galindeng Nutur, dan Galindeng Bisa. Galindeng Maca adalah metode yang melibatkan para peserta workshop untuk maca (membaca) teks hingga teks tersebut benar-benar terpahami; Galindeng Nutur adalah keterlibatan para peserta untuk nuturkeun (mengikuti) lagu yang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 212, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dibunyikan melalui CD berdasarkan teks yang telah dipahaminya tadi, serta Galindeng Bisa adalah hal yang merupakan tujuan serta harapan akhir dari workshop agar para peserta bisa melagukan lagu Kawih Asuh Barudak sekaligus memahaminya secara kognitif, afektif, serta mampu menerapkannya dalam tataran psikomotor. Ketiga metode atau tahapan tadi akan dideskripsikan secara bertahap, guna memperoleh gambaran atas hasil dari kegiatan workshop tadi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 101, "width": 212, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media pembelajaran adalah seperangkat alat atau media yang mampu menunjang materi pembelajaran. Dengan perangkat media pembelajaran tersebut, kegiatan belajar mengajar mengantar ke arah suasana kreatif, rekreatif, dan me- nyenangkan. Karenanya, sebagai metode alternatif, keberadaan media pembelajaran kerap dibutuhkan dalam kegiatan belajar- mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 239, "width": 212, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa kurikulum terdahulu merekomendasikan bahwa kegiatan belajar-mengajar melalui metode ceramah merupakan metode yang cukup berhasil dan pas diberlakukan di sekolah. Namun seiring perkembangan teknologi dan perkembangan cara berfikir anak-anak, maka metode yang telah terbiasa diberlakukan dalam kurikulum terdahulu harus disesuaikan dengan perubahan zaman termasuk dengan perkembangan cara pola fikir yang berlaku pada psikologi anak didik.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 419, "width": 183, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian Media Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 433, "width": 212, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Miarso (2004), \"Media pem- belajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar\". Peranan media pembelajaran tentulah sangat penting dalam menciptakan situasi belajar yang kondusif. Sehingga hasil belajarpun akan lebih maksmimal. Menurut Heinich and Molenda (2002) terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran, yaitu: a. Teks. Merupakan elemen dasar dalam menyam- paikan suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi. b. Media audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan dan membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara, dan", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 38, "width": 215, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dian Hendrayana: Metode Tiga Langkah... | 25", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lainnya. c. Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin, dan lainnya. d. Media proyeksi gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD). e. Benda-benda tiruan/ miniatur. Termasuk di dalamnya benda- benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembela- jaran tetap berjalan dengan baik. f. Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 212, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mendengarkan musik memiliki berapa manfaat salah satunya dapat me- ningkatkan fungsi otak kita bila dihubung- kan dengan belajar bahasa Inggris. Melalui metode bernyanyi diharapkan mampu menarik minat anak untuk melakukan kegiatan pembelajaran Bahasa Sunda terutam penguasaan berbahasa, bersastra, serta budayanya dalam tataran dasar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 212, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mindradini (2012:12) mengatakan bahwa metode bernyanyi adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara nyata mampu membuat anak senang dan gembira, yang diarahkan pada suatu kondisi psikis untuk membangun jiwa yang bahagia, senang menikmati keindahan, mengembangkan rasa melalui bernyanyi yaitu ungkapan kata dan nada yang dirangkai hingga menjadi sebuah lagu, serta ritmik yang memperindah suasana belajar.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 598, "width": 184, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9#$ )+% 45#6+&% ?.'&% =#)'0#*7%", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 212, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(KAB) adalah kawih-kawih berbahasa Sunda yang dikemas sedemikian rupa untuk kebutuhan media pembelajaran bahasa Sunda di sekolah dan diberlakukan untuk jenjang SD (MI), SMP (MTs), dan SMA (MA/SMK). Pengemasan di sini termasuk pengemasan dalam sisi bahasa, musik, pembelajaran, serta kemasan dalam pertunjukannya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 212, "height": 273, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B)#. % 4*#6+&% #.'&7% 0+!#*.'0*#(% sebagai konsep materi lagu yang bisa 0+!#(C##$*#(% '($'*% 4\" (3#.'&#(7% 2#(3% melingkupi pembinaan, pendampingan, pelurusan, dari pihak pengajar kepada pihak yang menerima pelajaran dalam upaya pembentukan karakter siswa. Sejauh ini, lagu-lagu yang pernah diberikan kepada para siswa hanya dikemas sebatas pengayaan materi pembelajaran secara musikal. Adapun muatan pendidikan, dan terutama muatan pembentukan karakter, kerap terabaikan. Akibatnya, para siswa hanya memperoleh kekayaan lagu berbahasa Sunda tanpa menyentuh upaya aspek afektif atau aspek psikomotoriknya. Jikapun (pernah) ada lagu- lagu yang memiliki muatan pembentukan karakter, maka lagu tersebut sudah tidak lagi memenuhi standardisasi periode yang berlaku pada saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 364, "width": 183, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5#$#% 4/#)'0#*7% 0#-#!% (:! (*-#$')%", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 377, "width": 212, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45#6+&%?.'&%=#)'0#*7%! )'1'*%\"#0#%#(#*% didik di jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah (baik tingkat SMP !#'\"'(% ;9?D8% 5:(. \"% 4/#)'0#*7% #0#-#&% insan yang masih memiliki daya serap tinggi dan sangat aktif menerima berbagai hal yang masih terbilang baru. Karenanya, potensi yang berhubungan dengan daya serap ini perlu diberi asupan yang baik dan tepat, sesuai dengan kebutuhan kondisi jiwa dan psikologi yang dimilikinya (Erickson, 2015: 23).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 543, "width": 212, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat kondisi kebutuhan usia 4/#)'0#*7% +(+>% !#*#% !#$ )+% 45#6+&% ?.'&%", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 571, "width": 212, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=#)'0#*7 disusun dan dikemas sesuai dengan kebutuhan yang terukur, dengan ! -+&#$%", "type": "Table" }, { "left": 380, "top": 598, "width": 147, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* /'$'&#(% 4* /#&#.##(7>%", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 612, "width": 212, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4!'.+*#-7>% . )$#% 4\" (3 !#.#(% $#!\"+-#(7% yang disesuaikan dengan takaran jiwa dan psikologi anak didik; mudah, ringan, riang, menyenangkan, memberi nasihat, belajar mencintai alam dan sesama.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 681, "width": 213, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi KAB disusun dalam bentuk compact disc (CD) di mana di dalamnya memuat 26 (dua puluh enam) lagu dengan komposisi musik serta komposisi bahasa yang disesuaikan dengan siswa sekolah", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tingkat dasar dan menengah. Ketigapuluh lagu tersebut dimuatkan ke dalam 4 (empat) CD di mana setiap CD dilengkapi pula dengan audio minus one (alunan instrumentalia tanpa lagu). Adapun", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 212, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegunaan materi minus one tersebut dimaksudkan untuk melatih kemampuan para siswa dalam ngawih (menyanyi).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 129, "width": 212, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara keseluruhan, materi KAB akan terlihat pada tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 454, "height": 297, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CD 1 (Album Cita-Cita) No. Materi Keterangan 1. Cita-cita - Lagu diciptakan Ubun R. Kubarsah (2012) - Untuk setiap lagu dilengkapi dengan musik minus one 2. Basa Sunda 3. Jalan Layang 4. Pelesiran 5. Ciayumajakuning 6. Waditra CD 2 (Album Cita-cita) 7. Jabodetabek Dinyanyikan oleh: Rita Tila, Ujang Supriatna, Tedi Sudiarto, dan Dini Andrianti 8 Katumbiri 9 Wisata Budaya 10 Hujan Turun 11. E'7#%F(0'(3%=#\"# 12. Internetan CD 3 (Album Jasa Guru) 13. Jasa Guru - Lagu diciptakan Gun Gunawi - Untuk setiap lagu dilengkapi dengan musik minus one 14. Budak Soleh 15. Wajib Belajar 16. Bon Bin 17. Urang Nabung", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 456, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Priangan 19. Gedong Sate CD 4 (Album Jasa Guru) 20. Paturay Dinyanyikan oleh: Lala Yuliara dan Nana Suryana Fatah 21. Taman Mini 22. Nataan Pupuh", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 121, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. Pahlawan Bangsa", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 91, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24. Lalu Lintas", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 78, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25. Museum", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 600, "width": 65, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26. Harak", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 614, "width": 337, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Buku Kawih Asuh Barudak, produksi Dasentra (Daya Seni Tradisi Sunda)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 212, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Musik yang diberlakukan dalam KAB dibagi menjadi dua macam, yakni musik dengan iringan musik barat (keyboard, biola) untuk siswa tingat SD, serta musik dengan iringan musik tardisional (kecapi,suling, kendang, dan biola) untuk siswa tingkat menengah yakni SMP/MTs. dan SMA/MA/SMAK. Hal ini dimaksudkan, untuk tingkat SD diberikan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 635, "width": 212, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "materi musik yang lebih umum dengan tingkat kesulitan yang paling rendah. Sedangkan untuk tingkat menengah diberikan materi yang memiliki tingkatan lebih khusus dan memiliki tingkat kesulitan yang rumit secara bertahap.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 718, "width": 212, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode pembelajaran dalam penelitian ini merupakan metode yang efektif dan efisien dalam mempraktekkan", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 38, "width": 215, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dian Hendrayana: Metode Tiga Langkah... | 27", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 211, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "materi 45#6+&% ?.'&% =#)'0#*7% . /#3#+% media pembelajaran Bahasa Sunda.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 212, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya, melalui konsep ini para siswa dan para guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Sunda melalui kawih Sunda secara inovatif, kreatif, interaktif, dan rekreatif. Adapun dalam praktekknya, terdiri atas tiga langkah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 212, "height": 397, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah Pertama, metode galindeng maca, yakni para siswa mempelajari materi kebahasaan melalui pembacaan rumpaka (lirik) lagu. Dalam praktek workshop terhadap para guru yang tergabung kedalam MGMP Bahasa Sunda, materi teks rumpaka tersebut dibaca secara perlahan di dalam hati. Materi teks rumpaka tadi pun bisa dibacakan dengan gaya deklamasi serta pembacaan sajak. Dalam langkah ini, sesungguhnya para peserta workshop tengah mempelajari #.\" *% 4* /#&#.##(7% seputar fonologi, morfologi, sintaksis; atau juga materi sastra seputar sastra lama dan sastra baru. Dari kegiatan ini, para peserta workshop diupayakan mengerti dan menguasai aspek kebahasaan serta sastra yang tertera dan tersirat dalam lirik. Jika terdapat kata yang dianggap tidak dimengerti oleh peserta workshop, maka pihak pemberi materi berkewajiban menerangkannya sesuai kaidah kebahasaan dan kesastraan yang berlaku. Penguasaan terhadap aspek kebahasaan dan kesastraan ini dipandang sangat perlu dengan maksud agar dalam menyanyikan lirik tersebut, para peserta !#!\"'% / ) *.\") .+% . \" )$+% 2#(3% 40+!+($#7% oleh lirik lagu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 212, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "; /#3#+% ,:($:&>% -#3'% E'7#% F(0'(3% Bapa (diambil dari album KAB, produksi Dasentra Bandung):", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 110, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "!\"#$%& !&'$(#)#", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 142, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gusti, pangeran abdi mugi asih ka pun biang sakumaha pun biang ka abdi miasih taya lirénna", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 138, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gusti, pangéran abdi muga nyaah ka pun bapa sakumaha pun bapa ka abdi nu nyaah taya reureuhna", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 157, "width": 170, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asih indung asih bapa teras nganteng teu laas ku mangsa duh indung duh bapa welas asih iklas taya pamrih", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 225, "width": 180, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*\"+$,-.*-/$.*\"+$0+1+ tuduh jalan sangkan bener pinter duh indung duh bapa nungtun léngkah sangkan ulah salah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 295, "width": 212, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berangkat dari lirik di atas, dalam prakteknya di dalam kelas nanti, para guru bisa mengajak dan melibatkan anak didik guna berdiskusi seputar materi kebahasaan, mulai dari masalah fonologi, morfologi, sintaksis, sinonim, antonim, hingga tataran kebahasaan yang lebih luas lagi. Atau bahkan mendiskusikan materi kesastraan seperti gaya bahasa, purwakanti, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya upaya membangun karakter dengan mengajak \"#)#% .+.6#% #3#)% . (#($+#.#% ! (0:7#*#(% orang tua.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 474, "width": 215, "height": 273, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, metode Galindeng Nutur . Setelah para peserta workshop mengerti dan menguasai aspek kebahasaan, maka para peserta akan segera mendengarkan dan menyimak lagu berdasarkan lirik yang telah dipelajari sebelumnya (tentu saja dengan memutar CD materi KAB melalui CD player). Biarkanlah para peserta nuturkeun (turut menyanyi) seperti lantunan yang terdengar CD yang diputar. Metode Galindeng Nutur ini dimaksudkan agar para peserta terbiasa dengan turut menyanyikan lagu Sunda sebagai upaya membangun karakter melalui aspek cinta tanah air atau mencintai budayanya sendiri. Untuk kebutuhan metode ini, lagu- lagu dalam KAB sengaja dibuat sede- mikian rupa sehingga para peserta (pada prakteknya: para siswa) akan dengan mudah dan senang dalam menyerap nada-", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nada serta rangkaian melodi yang telah menjadi lagu secara utuh. Karenanya, melalui langkah kedua ini, para peserta akan secara intuitif dan alamiah mengikuti alunan lagu yang didengar dan disimaknya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 212, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lagu *\"+$ %-.*-/$ (+1+ sesung- guhnya merupakan lagu Sunda yang berpangkal dari nada-nada pentatonik, namun memiliki kontur melodi yang mudah dan ringan, serta tidak memiliki motif-motif melodi yang rumit seperti pembubuhan cengkok, senggol, atau atribut melodi lainnya yang biasa berlaku pada lagu-lagu Sunda klasikal yang biasa didengar dari lagu-lagu gamelan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 212, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana yang disampaikan Erickson dan Gardner, daya serap anak- anak terhadap sesuatu yang baru akan lebih cepat meresap dibanding daya serap orang dewasa, maka sangat memungkinkan para anak didik pun akan mampu dengan cepat menyerap lagu kawih asih yang merupakan hal yang baru pula bagi para anak didik. Itu bisa tercapai jika materi yang berlaku pada KAB tadi merupakan materi yang mudah, ringan, inovatif, rekreatif, dan tentu saja menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 460, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga, metode Galindeng Bisa .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 212, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah membaca dan mencermati bunyi lirik lagu serta setelah mendengar, menyimak, serta nuturkeun (mengikuti) alunan melodi lagu secara utuh, maka pada langkah ketiga ini para peserta dengan sendirinya akan bisa dan mampu melantunkan lagu secara alamiah. Secara teknis, langkah ketiga ini, dalam prakteknya, para peserta akan melantunkan lagu atas iringan musik minus one dari lagu yang telah diberikan atau diajarkan oleh para pemateri melalui langkah pertama dan langkah kedua.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 212, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi KAB pernah disosialisasikan kepada para guru bahasa Sunda di Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013-2014. Dari kegiatan tersebut, para guru cukup mengapresiasi materi KAB ini dalam memenuhi kegiatan belajar mengajar", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(KBM). Selain dirasakan cukup mudah, melalui materi KAB ini, cara mengajar bahasa Sunda kepada para siswa menjadi lebih menarik dan menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 143, "width": 212, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahkan untuk beberapa daerah seperti Kota bandung, Kota Depok, Kota Sukabumi, Kota Bogor telah menye- lenggarakan pasanggiri (lomba) materi KAB. Yang menarik, di Kota Depok, di mana para siswanya lebih banyak bukan berdarah orang Sunda, materi KAB ini banyak diminati dan disenangi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 267, "width": 70, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 281, "width": 212, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga langkah dalam Metode Tiga Langkah, dalam prakteknya membutuhkan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 308, "width": 212, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4\" (3#.'&#(7% 0#)+% \" (3#1#)% G3')'D8% 5#) (#(2#>%! $:0 %4$+3#%-#(3 k #&7%+(+%#*#(% menjadi pola pembelajaran yang ideal dengan melibatkan kerja guru serta pemusatan konsentrasi para siswa. Dengan 0 !+*+#(>% 4* 0 *#$#(7% #($#)#% .+.6#% 0#(% guru secara psikologis serta merta akan terbangun. Dan jika sudah terbangun seperti itu, maka sentuhan-sentuhan moral demi pembangunan karakter bangsa akan relatif mudah bisa diwujudkan.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 474, "width": 122, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PUSTAKA RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 494, "width": 213, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erickson, dan Gardner. 2015. Teori Perkembangan Anak . Internet Gunawi, Gun. 2-12. Jasa Guru: Album Kawih Asuh Barudak. Bandung: Dasentra (Daya Seni Tradisi Sunda)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 563, "width": 212, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamzah. [email protected] diunduh tanggal 2 Juni 2017. Heinich, R, Molenda, M. 2002.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 604, "width": 183, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intructional Media and Technology for Learning, 7 th Edition . New Jersey: Prentice Hall, inc.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 646, "width": 213, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kubarsah, Ubun. 2012. Cita-cita: Album Kawih Asuh Barudak. Bandung:", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 673, "width": 212, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasentra (Daya Seni Tradisi Sunda) Mindradini, Listiyorini Etta. 2012. Penggunaan Metode Bernyanyi untuk Meningkatkan Pembiasaan Dalam Pembentukan Nilai - nilai Moral pada Anak Kelompok B di TK", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 38, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dian Hendrayana: Metode Tiga Langkah... | 29", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dharmahusada Surabaya. Skripsi Tidak diterbitkan. Jurusan Pen- didikan Guru Pendidikan Anak Usia Miranti, Ira, dkk. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. II No. 2 Juli", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 157, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2015.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 148, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 101, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terima kasih penulis sampaikan kepada penyunting Jurnal Lokabasa atas dimuatnya tulisan ini.", "type": "Table" } ]
d883e5ff-0158-3d99-3f78-628a9808d62e
https://jceh.org/index.php/JCEH/article/download/576/313
[ { "left": 72, "top": 32, "width": 278, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Community Engagement in Health https://jceh.org/", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 46, "width": 172, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v7i1.576", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 202, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 350, "top": 59, "width": 177, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No 1. March 2024. Page. 46 - 49", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 804, "width": 15, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 87, "width": 447, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Management of Expressed Breast Milk as a Strategy to Optimize of Exclusive Breastfeeding", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 138, "width": 319, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nirmala Kusumaningrum Sunaryo * , Elfi Quyumi Rahmawati Department of Nursing, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pamenang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 164, "width": 246, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 454, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Exclusive breastfeeding had many benefits for mothers and babies. Maternal employment was one of the factors that was closely related to the decline in exclusive breastfeeding coverage. Therefore, there was a need for education for mothers of toddlers to continue providing breast milk even though they were working. This community service program aimed to provide education to mothers of toddlers on how to manage expressed breast milk so that even though the mother was working, her child still received breast milk. The method used was to provide health education about the importance of exclusive breastfeeding and procedures for managing expressed breast milk. The number of Posyandu Balita participants was 123 toddlers and their mothers, but around 61 toddlers and their mothers actively participated in Posyandu. The demographic target for this community service activity is mothers of toddlers who were registered at Posyandu and were willing to take part in educational activities until completion, they were 30 mothers of toddlers. After being given education, an evaluation was carried out by giving questions to participants. Increased knowledge was known when participants were able to answer questions after conducting outreach activities. Before education process 85% of participants said that they did not understand and after education process 100% participants said that they understood.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 394, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Employment mothers, exclusive breastfeeding, expressed breast milk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 136, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received: January 8, 2024 Revised: February 11, 2024 Accepted: March 18, 2024", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 454, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open-acces article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 618, "width": 454, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Breastfeeding is a common method of providing breast milk as a food supply for infants and young children. It is the cheapest and simplest method to meet the baby's nutritional needs. Breast milk will improve sensory and cognitive abilities and protect children from infectious and chronic diseases. Poor infant feeding practices may impact on children's growth and development (Pareek, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 454, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Exclusive breastfeeding (EBF) is a method of giving breast milk merely for infants to provide complete nutrition in the first 6 months of life (Charlick et al., 2019). Exclusive breastfeeding has many benefits for mothers and babies. For babies, EBF can reduce infant mortality due to common infectious diseases, help recovery, and increase children's immunity. Regarding its benefits for mothers, EBF is a safe feeding method that can protect mothers from the risk of ovarian and breast cancer and reduce obesity (Charlick et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 32, "width": 278, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Community Engagement in Health https://jceh.org/", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 46, "width": 172, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v7i1.576", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 202, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 350, "top": 59, "width": 177, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No 1. March 2024. Page. 46 - 49", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 804, "width": 15, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 455, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Although EBF has been proven to have a positive effect, the coverage of EBF is still very low. Globally, the coverage of EBF was 30-50% (Laksono et al., 2021), but was around 35,7% in Indonesia (Laksono et al., 2021), 67% in East Java ( Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur , 2023), and 59,3% in Kediri District ( Profil Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022 , 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 454, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maternal employment is one of the factors that is closely related to the decline in exclusive breastfeeding coverage. Mothers working on a work-from-office (WFO) basis give breast milk to their babies before they are 6 months old as a substitute for breast milk and as a complement to breast milk. WFO working mothers provide breast milk substitutes at the age of 3-4 months because maternity leave has ended. In contrast, WFO working mothers who provide breast milk along with breast milk feel that the breast milk they receive is not enough for the baby's needs. In line with research by Mustika (2017), which concluded that maternal employment factors have a significant impact on exclusive breastfeeding. Working from the office (WFO) is a challenge for breastfeeding mothers because they have to schedule time to express breast milk between working hours. Based on the background above, it is necessary to design counseling/socialization about increasing knowledge and the manner to give EBF.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 313, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 454, "height": 246, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The community service program was carried out at the Posyandu Balita in Pelem Village, Bendo Community Health Center on Saturday, January, 20th 2024. The number of Posyandu Balita participants was 123 toddlers and their mothers, but around 61 toddlers and their mothers actively participated in Posyandu. The demographic target for this community service activity was mothers of toddlers who were registered at Posyandu and were willing to take part in educational activities until completion, they were 30 mothers of toddler. The methods that were given in the community service program were health education, monitoring and evaluation regarding exclusive breastfeeding, management of expressed breast milk, and procedures of the correct breastfeeding positions. Education was carried out 2 x 50 minutes. Education was carried out in two stages, the first stage was by providing material about the importance of exclusive breastfeeding and the next stage was practicing sessions on correct breastfeeding positions, management of expressed breast milk, and discussion with participants. After being given education about the importance of exclusive breastfeeding and the next stage was practicing sessions for correct breastfeeding positions, management of expressed breast milk, and evaluation by giving questions to participants. Increased knowledge was known when participants could answer questions after conducting outreach activities. They could explain about tehe importance of exclusive breastfeeding, correct breastfeeding positions, and proper management of expressed breast milk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 51, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Community service activities regarding education on the importance of exclusive breastfeeding, correct breastfeeding positions, and management of expressed breast milk went well and smoothly. The activities were carried out interactively and the socialization participants were also very enthusiastic to be involved in discussions and question-and- answer sessions. This was proven by the many questions from several participants as well as the participant's participation in responding to the presenter's answers and questions from other participants. The activeness of the presenters in asking questions to participants regarding the extent to which they know and understand the importance of exclusive breastfeeding, breastfeeding in the correct position, and breast milk management through a pre-test given to participants via a pre-socialization questionnaire showed that 85% said they did not understand. Meanwhile, another 15% said they already understood. The outcome of the activity based on the post-test results showed that 100% of mothers understood well the", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 32, "width": 278, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Community Engagement in Health https://jceh.org/", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 46, "width": 172, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v7i1.576", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 202, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 350, "top": 59, "width": 177, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No 1. March 2024. Page. 46 - 49", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 804, "width": 15, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "importance of exclusive breastfeeding, correct breastfeeding positions, and management of expressed breast milk and 0% said they did not understand exclusive breastfeeding, correct breastfeeding positions, and management of expressed breast milk. so that the increase in understanding of mothers of toddlers is 85%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 79, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 454, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Expressed breast milk management is a procedure for managing breast milk that is obtained by pumping either by hand, manual pump, or electric pump. This is done as a strategy to support the sustainability of the exclusive breastfeeding program. Mothers who know about good management of expressed breast milk will not be confused when imagining a situation where they cannot breastfeed or the baby cannot breastfeed, while breast milk production is still good. Management of expressed breast milk allows mothers to be able to store their breast milk as a breastfeeding reserve for their babies even when faced with conditions that make it impossible.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 455, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "After maternity leave, giving breast milk to the babies to be continued. Expressed breast milk can be given gradually. Expressed breast milk is obtained by expressing/squeezing breast milk from the breast and then placing it in a glass bottle or other place to be given to the baby. Expressed breast milk is generally given when the mothers are away from the babies for a long time, for example when the mothers go to work. Breast milk can be expressed when the breasts feel full. To make the exclusive breastfeeding program successful for working mothers, adequate conditions are needed in the workplace so that mothers can express breast milk to provide supplies for the baby when they leave work the next day. Even though mothers don't need a large place, mothers need a closed room with a lockable door to express breast milk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 455, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Family support also significantly influences exclusive breastfeeding (Kristina et al., 2019). Parental/family support is the external factor that has the greatest influence on exclusive breastfeeding because family support has a huge influence on the mother's self-confidence. A strong sense of self-confidence and belief in the adequacy of breast milk can provide a positive attitude in providing exclusive breastfeeding (Astuti, 2013). On the other hand, mothers who lack self-confidence tend to have difficulty facing challenges and difficulties in breastfeeding their babies (Fahriani et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Improper breast milk expression procedures will have consequences for the mother and baby, including breast milk not being able to express optimally, milk production decreasing, and swollen breasts. Many mothers do not express themselves properly due to limited rest hours and many special rooms for expressing breast milk are not provided by the company.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 87, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 454, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Providing education on expressed breast milk management to mothers of toddlers can increase knowledge and skills in breast milk management. Pre-socialization questionnaire showed that 85% said they did not understand. Meanwhile, another 15% said they already understood. The outcome of the activity based on the post-test results showed that 100% of mothers understood well the importance of exclusive breastfeeding, correct breastfeeding positions, and management of expressed breast milk and 0% said they did not understand exclusive breastfeeding, correct breastfeeding positions, and management of expressed breast milk. so that the increase in understanding of mothers of toddlers is 85%. Program it is hoped that this education will receive support from various parties, especially from families, health workers, and agencies where mothers of toddlers work so they can improve success in providing exclusive breastfeeding.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 32, "width": 278, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Community Engagement in Health https://jceh.org/", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 46, "width": 172, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v7i1.576", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 202, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 350, "top": 59, "width": 177, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No 1. March 2024. Page. 46 - 49", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 804, "width": 15, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 77, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 455, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astuti, I. (2013). Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui. Health Quality, 4, 1–76.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 133, "width": 454, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Charlick, S. J., McKellar, L., Gordon, A. L., & Pincombe, J. (2019). The private journey: An interpretative phenomenological analysis of exclusive breastfeeding. Women and Birth, 32(1), e34–e42. https://doi.org/10.1016/j.wombi.2018.03.003.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 175, "width": 454, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fahriani, R., Rohsiswatmo, R., & Hendarto, A. (2016). Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Sari Pediatri, 15(6), 394. https://doi.org/10.14238/sp15.6.2014.394-402.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 454, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kristina, E., Syarif, I., & Lestari, Y. (2019). Determinan pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja di Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 71. https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i1.568.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 454, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laksono, A. D., Wulandari, R. D., Ibad, M., & Kusrini, I. (2021). The effects of mother’s education on achieving exclusive breastfeeding in Indonesia. BMC Public Health, 21(1), 1–7. https://doi.org/10.1186/s12889-020-10018-7.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 454, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mustika, I. (2017). Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui Tinjauan Sistematis Penelitian Tahun 2011 - 2016. Journal of Health Science and Prevention, 1(1), 15–21.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 454, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pareek, S. (2019). Exclusive breastfeeding in India: An ultimate need of infants Shatrughan.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 354, "width": 418, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Nursing Practice Today, 6(1), 34–40.", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 368, "width": 415, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.researchgate.net/profile/Zahra- Chegini/publication/332273895_Organizational_commitment_job_satisfaction_organi zational_justice_and_self efficacy_among_nurses/links/5e04e0164585159aa49c06dd/Organizational- commitment-job-satisfaction-organizatio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 421, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profil Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022. (2022). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2023). WWW.DINKES.JATIMPROV.GO.ID.", "type": "Text" } ]
c6d47987-975f-4242-2aa5-515ba82a9e8c
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/infoteknik/article/download/4352/3862
[ { "left": 260, "top": 37, "width": 79, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INFO TEKNIK", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 58, "width": 216, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 18 No. 2 Desember 2017 (289-300)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 117, "width": 409, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MATERIAL KOMPOSIT", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 141, "width": 356, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SERAT IJUK ( Arenga pinnata) SEBAGAI BAHAN BAKU", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 141, "width": 51, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COVER", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 165, "width": 159, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BODY SEPEDA MOTOR", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 186, "width": 362, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Kusairi Samlawi 1 , Yulian Firmana Arifin 2 , Pandu Yuda Permana 3", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 206, "width": 336, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat,", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 224, "width": 323, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 292, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 428, "height": 246, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this research is to know the influence of composition of mass fraction between filler and matrix to mechanical strength of composite material utilizing fibers fiber (arenga pinnata) as filler with polyester resin matrix, composition of fiber fraction mass and polyester resin is 30%:70%, 40%: 60% and 50%: 50% with fiber angle orientation: 0; 0; 0; 0, using the Hand Lay Up making composite methode. Impact test is done with ASTM D5942-96 standard and Tensile Testing is done with ASTM D638-03 standard. Impact test results show that all composition of mass fraction have value Energy impact above Energy impact Cover Body Motorcycle Brand X used as comparative material, 50%: 50% mass fraction composition yield the highest impact energy value equal to 198,75 Joule / cm2. Tensile Test showed the composition of mass fraction 50%: 50% yield value of tensile strength equal to 27,09 MPa is the value of tensile strength most closely to value of tensile strength of comparative material of 30,24 MPa, Tensile Test also shows all composition of mass fraction have the percentage of length increase above the percentage of comparative material, the composition of 50%: 50% mass fraction yields the highest percentage of 4.02%. This research concludes that fiber composite material (arenga pinnata) with 50%: 50% mass fraction composition is feasible to be used as an alternative material Cover Body Motorcycles.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 411, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Fibers Fiber, Mass Fraction, Composite, Impact Energy, Tensile Strength", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 117, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 650, "width": 415, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pesatnya pertumbuhan industri automotif, akan mendorong pertumbuhan industri aksesoris kendaraan bermotor sebagai penyokong industri tersebut. Keberadaan produksi aksesoris kendaraan bermotor tersebut, di samping untuk memasok ke pabrikan mobil atau original equipment manufacturer (OEM), juga untuk memenuhi kebutuhan konsumen ( after market ), baik di pasar domestik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 269, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "290 INFO TEKNIK, Volume 18 No.2 Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 414, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maupun internasional, berkenaan dengan hal tersebut diperlukan upaya untuk menggunakan serat alam sebagai bahan dasar pembuatan bahan baku panel aksesoris industri automotif menggantikan serat sentesis, misalnya serat ijuk yang keberadaannya sangat melimpah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 209, "width": 414, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aren merupakan tumbuhan penghasil ijuk tumbuh di seluruh daratan Indonesia dengan sangat baik, terutama di ketinggian 400 sampai dengan 1000 meter di atas permukaan laut, namun demikian serat ijuk belum sepenuhnya di manfaatkan, masih sangat banyak ijuk yang dibakar begitu saja. atau dibiarkan tanpa di manfaatkan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 302, "width": 415, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat-serat ijuk yang dihasilkan oleh pohon aren ( Arenga pinnata ) dapat dipanen setelah pohon tersebut berumur 5 tahun dan secara tradisional sering digunakan sebagai bahan pembungkus pangkal kayu-kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk mencegah serangan rayap. Kegunaan tersebut didukung oleh sifat ijuk yang elastis, keras, tahan air, dan sulit dicerna oleh organisme perusak. Namun demikian, penelitian efektivitas bahan alami tersebut dalam melindungi kayu-kayu kontruksi dari serangga perusak kayu seperti rayap belum pernah dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 457, "width": 414, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di samping itu juga dievaluasi kadar air, kerapatan zat, dan gramatur jaringan ijuk dari kedua formasi tersebut Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat ijuk aren berbeda dengan serat kayu, karena serat ijuk tidak memiliki dinding dan lumen set tetapi merupakan suatu zat yng utuh ( solid )", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 549, "width": 414, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik struktural dari ijuk formasi alami berbeda dengan ijuk formasi pasaran sebagai akibat dari proses pemanenan dan pemilahannya sebelum dipasarkan. Ijuk formasi alami memiliki distribusi, bentuk, dan ukuran swerat yang lebih bervariasi dibanding ijuk formasi pasaran, Pada ijuk formasi alami dijumpai serat-serat bentuk segi empat, setengah bulat, dan bulat dengan proposi masing- masing 67 %, 27% dan 7%. Pada ijuk formasi pasaran, serat-serat yang dijumpai hanya memiliki bentuk setengah bulat dan bulat yang persentasi rat-ratanya masing- masing 42 % dan 58 %. Perbedaan tersebut juga dijumpai dalam hal ukuran serat. Ukuran serat pada ijuk formasi alami berkisar dari 0,07 mm (percabangan V) hingga, 3,03 mm (lidi), sedangkan ukuran serat. Ukuran serat pada ijuk formasi pasaran", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 37, "width": 273, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Kusairi … Pembuatan dan Karakterisasi 291", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 414, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dihitung menurut ketebalannya berkisar dari 0,38 mm (percabangan IV) hingga 0,93 mm (serat utama). Namun demikian, adanya proses percabangan menyebabkan serat- serat saling silang menyilang membentuk struktur jaringan ijuk yang dapat berupa lembaran, baik pada formasi alami maupun pada formasi pasaran. Percabangan tersebut membentuk sudut yang berkisar rata-rata 10 o – 30 o .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 230, "width": 414, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan bahan alami yang melimpah dalam kehidupan sehari-hari terutama penggunaan serat sebagai penguat ( filler) komposit. Keuntungan mendasar yang dimiliki penguat alam adalah jumlahnya yang berlimpah, memiliki specific cost yang rendah, dapat diperbarui dan didaur ulang serta tidak mencemari lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 148, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 364, "width": 414, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat alam mempunyai kekuatan berkisar antara 220 MPa (serat buah kelapa) sampai dengan 1500 MPa (serat flax) dan modulus Young antara 6 GPa (serat buah kelapa) sampai dengan 80 GPa (flax), serta massa jenisnya berkisar 1,25 gram/cm3sampai dengan 1,5 gram/cm3. Sedangkan serat gelas tipe E mempunyai kekuatan 2200 MPa dan modulus Young 73 GPa, serta massa jenis 2,55 gram/cm3, sehingga untuk beberapa serat alam seperti flax, hemp, rami dan sisal mempunyai modulus spesifik yang kompetitif dengan serat gelas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 519, "width": 415, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau kombinasi dari dua atau lebih material baik secara mikro atau makro, dimana sifat material yang tersebut berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya. Pendapat lain mengatakan bahwa komposit adalah sebuah kombinasi material yang berfase padat yang terdiri dari dua atau lebih material secara skala makroskopik yang mempunyai kualitaslebih baik dari material pembentuknya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 653, "width": 407, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat ijuk adalah serat alam yang istimewa dibandingkan dengan serat alam lainnya. Serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren memilki banyak keistimewaan diantaranya : (a). Tahan lama, bahwa serat ijuk aren mampu tahan lama dan tidak mudah terurai. (b). Tahan terhadap asam dan garam air laut, Serat ijuk merupakan salah satu serat yang tahan terhadap asam dan garam air laut, salah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 269, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "292 INFO TEKNIK, Volume 18 No.2 Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 116, "width": 407, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "satu bentuk pengolahan dari serat ijuk adalah tali ijuk yang telah digunakan oleh nenek moyang kita untuk mengikat berbagai peralatan nelayan laut. (c). Mencegah penembusan rayap tanah. Serat ijuk aren sering digunakan sebagai bahan pembungkus pangkal kayu-kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk memperlambat pelapukan kayu dan mencegah serangan rayap.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 230, "width": 407, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Hand Lay Up merupakan metode pembuatan komposit dengan cara menuangkan resin dengan tangan ke dalam serat kemudian memberikan takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan tercapai", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 322, "width": 407, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat mekanis adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanis menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan/komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanis yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 457, "width": 406, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian impact bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap suatu material sampai material tersebut patah. Dan merupakan respon terhadap beban kejut atau beban tiba-tiba (beban impact ). Perpatahan impact digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 549, "width": 406, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Perpatahan berserat ( fibrous fracture ) yang melibatkan mekanisme pergeseran bidang-bidang Kristal didalam bahan yang ulet ( ductile ). Ditandai dengan permukaan patahan yang berserat yang berbantuk dimpel yang menyerap cahaya dan berpenampilan buram.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 642, "width": 406, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Perpatahan granular/kristalin, yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan ( cleavage ) pada butir-butir dari bahan yang rapuh ( brittle ). Ditandai dengan permukaan perpatahan yang datar yang mampu memberikan daya pantul cahaya yang tinggi (mengkilat).", "type": "List item" }, { "left": 240, "top": 37, "width": 273, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Kusairi … Pembuatan dan Karakterisasi 293", "type": "Page header" }, { "left": 108, "top": 116, "width": 405, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Perpatahan campuran (berserat dan granular). Merupakan kombinasi dua jenis perpatahan diatas.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 167, "width": 404, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian tarik adalah suatu pengukuran terhadap bahan untuk mengetahui keuletan dan ketangguhan suatu bahan terhadap tegangan tertentu serta pertambahan panjang yang dialami oleh bahan tersebut. Pada uji tarik (Tensile Test) kedua ujung benda uji dijepit, salah satu ujung dihubungkan dengan perangkat penegang.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 281, "width": 404, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regangan diterapkan melalui kepala silang yang digerakkan motor dan alongasi benda uji, dengan pergerakan relatif dari benda uji. Beban yang diperlukan untuk mengasilkan regangan tersebut, ditentukan dari difleksi suatu balok atau proving ring, yang diukur dengan menggunakan metode hidrolik, optik atau elektro mekanik.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 394, "width": 404, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji tarik merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat-sifat suatu bahan. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan ini bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiiliki cengkeraman yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff).", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 508, "width": 404, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik adalah kekuatan tarik, kuat luluh dari material, keuletan dari material, modulus elastic dari material, kelentingan dari suatu material dan ketangguhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 156, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 621, "width": 408, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah Serat Ijuk ( arenga pinnata ), Resin Polyester , Hardener, KIT Paste Wax. Dengan peralatan yang yang digunakan adalah : Cetakan kaca datar yang berukuran 65x30 cm, slotip hitam, Timbangan Digital, Gunting, Mister derajat, Penggaris, Kuas cat, Spidol permanen putih, Gelas plastik, Sekop, Majun, Mesin uji impact, Mesin Uji Tarik dan mikroscope", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 269, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "294 INFO TEKNIK, Volume 18 No.2 Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 108, "top": 116, "width": 406, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Benda uji dibuat berdasarkan mix design dengan tujuan mendapatkan Karakterisasi dan formulasi komposisi paling optimum komposit dengan serat ijuk ( arenga pinnata ) sebagai penguat (filler) yang di manfaat sebagai alternatif bahan Body Sepeda Motor", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 209, "width": 406, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah yang dilakukan dalam mix design ini meliputi proporsi komposisi fraksi massa serat ijuk dan resin polyester adalah 30%;70%, 40%:60% dan 50%:50% dengan orientasi sudut serat : 0;0;0;0, menggunakan metode pembuatan komposit Hand Lay Up. Pengujian impact dilakukan dengan standar ASTM D5942-96 dan Pengujian Tarik dilakukan dengan standar ASTM D638-03 dan dibandingkan dengan hasil uji Material Cover Body Merk X", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 343, "width": 406, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat Ijuk berasal dari Desa barikin Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Propinsi Kalimantan selatan. Ijuk di cuci dan dikeringkan dengan panas matahari sampai kering absolut..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 170, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 105, "top": 436, "width": 408, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari Uji Impak dapat dibuat suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara komposisi fraksi massa dengan Energi impak (Joule/cm 2 ), sebagaimana grafik berikut :", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 719, "width": 168, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Grafik Hasil Uji Impak", "type": "Caption" }, { "left": 240, "top": 37, "width": 273, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Kusairi … Pembuatan dan Karakterisasi 295", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data hasil uji tarik dapat dibuat grafik yang menunjukkan hubungan komposisi fraksi masa dengan kekuatan tarik (δ(MPa)) dan elongasi (Ԑ(%)) sebagaimana berikut :", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 415, "width": 164, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Grafik Hasil Uji Tarik", "type": "Caption" }, { "left": 107, "top": 446, "width": 383, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Uji Impak dan Uji Tarik dapat di Kompilasi sebagaimana grafik berikut :", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 745, "width": 236, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Grafik Hasil Uji Impak dan Uji Tarik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 269, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "296 INFO TEKNIK, Volume 18 No.2 Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 392, "width": 338, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Foto Mikro Patahan Spesimen Komposit Komposisi 30:70", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 700, "width": 335, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Foto Mikro Patahan Spesimen Komposit Komposisi 40:60", "type": "Caption" }, { "left": 240, "top": 37, "width": 273, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Kusairi … Pembuatan dan Karakterisasi 297", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 396, "width": 338, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Foto Mikro Patahan Spesimen Komposit Komposisi 50:50", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 417, "width": 393, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada komposisi fraksi massa antara serat ijuk dan resin 30:70 Menghasilkan Energi Impak sebesar 45,7125 joule/cm 2 , kukatan tarik sebesar 19,15 MPa dan Elongasi sebesar 2,77%, dari pengamatan foto makro menghasilkan jenis patahan granular ( kristalin ). Pada komposisi fraksi massa 30:70 kekuatan serat tidak dominan karena komposisi didominasi oleh resin , yang ditandai dengan bentuk patahan yang rata.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 551, "width": 396, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komposisi fraksi massa serat ijuk dan resin 40:60 menghasilkan Energi Impak sebesar 86,45625 joule/cm 2 , Kekuatan Tarik sebesar 24,45 MPa dan Elongasi 2,97% dan dari pengamatan foto makro menghasilkan jenis patahan campuran. Kekuatan resin masih lebih dominan dibandingkan dengan kekuatan seratnya namun demikian serat masih berkontribusi untuk menahan beban setelah resin tidak bisa lagi menahan beban tersebut, dan komposisi ini mempunyai sifat yang ductile (ulet)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 706, "width": 392, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komposisi fraksi massa serat ijuk dan resin 50:50 menghasilkan nilai energi impact tertinggi sebesar 198,75 Joule/cm 2 . Pengujian Tarik menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 269, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "298 INFO TEKNIK, Volume 18 No.2 Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 116, "width": 393, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "komposisi fraksi massa 50%:50% menghasilkan nilai kekuatan tarik sebesar 27,09 MPa dan mengasilkan nilai elongasi terbaiksebesar 4,02%, nilai kekuatan tarik tersebut merupakan nilai kekuatan tarik yang paling mendekati nilai kekuatan tarik material pembanding sebesar 30,24 MPa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 99, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 250, "width": 402, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Hasil pengujian Impact menunjukkan semua komposisi fraksi massa mempunyai nilai Energi impact diatas nilai Energi impact Cover Body Sepeda Motor Merk X yang digunakan sebagai material pembanding.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 322, "width": 403, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengujian Tarik menunjukkan semua komposisi fraksi massa mempunyai prosentase pertambahan panjang diatas prosentase material pembanding, komposisi fraksi massa 50%:50% menghasilkan nilai energi impact tertinggi sebesar 198,75 Joule/cm 2 merupakan nilai kekuatan tarik yang paling mendekati nilai kekuatan tarik material pembanding sebesar 30,24 MPa, serta menghasilkan nilai elongasi tertinggi sebesar 4,02%.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 457, "width": 402, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Material komposit serat ijuk ( arenga pinnata) dengan komposisi fraksi massa 50%:50% layak untuk dijadikan bahan alternatif Cover Body Sepeda Motor.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 159, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan terima kasih di sampaikan kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Ketua LPPM ULM, Dekan Fakultas Teknik ULM, Pimpinan dan Sejawat di Prodi Teknik Mesin ULM, Pimpinan dan Staf Laboratorium Alfa Betha Gamma Malang Jawa Timur atas dukungan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 37, "width": 273, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Kusairi … Pembuatan dan Karakterisasi 299", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 112, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 134, "width": 403, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, Y.F., Syauqiyah. I., Samlawi, A.K., Ni’mah, L., 2016 : Utilization of Fly Ash, Palm-Pressed Fibers, Oil Palm Shell, and Empty Fruit Bunches of Oil Palm in Lightweight Concrete. 3 rd INTERNATIONAL CONFERENCE ON “EMERGING TRENDS IN ACADEMIC RESEARCH ETAR-2016", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 230, "width": 403, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dian Prasetyo, Yuyun Estriyanto dan Budi Harjanto , 2012. “Pemanfaatan Serat Ijuk Sebagai Bahan Gesek Alternatif Kampas Rem Sepeda Motor “ Skripsi Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 302, "width": 402, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014. Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa sawit 2013-2015. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 351, "width": 402, "height": 96, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ginting, M,K, 2012, “Validasi Metode LC-MS/MS Untuk Pennetuan Senyawa Asam Trans, Trans-MUkonat, Asam Hippurat, Asam 2-Metil Hippurat, Asam 3-Metil Hippurat, Asam 4-Metil Hippurat Dalam Urin Sebagai Biomarker Paparan Benzena, Toluena, Dan Xilena”, Skripsi Prodi Kimia, FMIPA, UI, Depok.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 464, "width": 402, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jamasri, 2008. “ Prospek Pengembangan Komposit Serat Alam Di Indonesia”.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 487, "width": 321, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengukuhan Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 515, "width": 402, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Odian, G., 2004, “Principles Of Polymerization”, 4 th ed., Wiley-Interscience, A John Wiley & Sons, Inc., Publication, New Jersey.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 567, "width": 402, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Samlawi, A.K., and Lailan Ni’mah. (2015) \"Utilization Fibers and Palm Kernel Shells and Tapioca Adhesive as Matrix in the Manufacture of Composite Boards as an Alternative Raw Material in Furniture Industry.\" International Journal of ChemTech Research . Vol. 8, No. 4 (2015) ISSN : 0974-4290", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 650, "width": 121, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coden (USA) : IJCRGG", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 680, "width": 402, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Samlawi, A.K, dan Yasmina, R. (2016) “Pembuatan Bio Metal-Matrix Composites (Mmcs) Sebagai Bahan Gesek Alternatif Rem Tromol Yang Ramah Lingkungan Dengan Memanfaatkan Serat Serabut Kelapa Sawit Dan Limbah Paduan Aluminium (Al)” Laporan Penelitian Fakultas Teknik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 269, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "300 INFO TEKNIK, Volume 18 No.2 Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 114, "width": 168, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Lambung Mangkurat.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 144, "width": 402, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siagian, K.A., 2010, “Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena (PE) Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca”, Skripsi S1 Departemen Kimia, USU, Medan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 216, "width": 402, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinaga, F.R.J., 2009, “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Phthalic Acid Anhydride Dengan Metode Oksidasi Ortho Xylene Dengan Kapasitas 120.000 Ton/Tahun, Tugas Akhir, Prodi TeknikKimiaEkstensi, FT, USU, Medan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 288, "width": 402, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Varia,H.J., 2009, “Study Awal Pengaruh Kadar Asam Lemak Minyak Kedelai Terhadap Karakteristik Coating Primer”, Master Thesis Magister Teknik Korosi dan Proteksi Logam, Teknik Metalurgi dan Material, UI, Depok.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 363, "width": 402, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Franklin Donald Izaak, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang (2013), ”Analisis sifat mekanik dan daya serap air material komposit serat rotan, politeknik negeri bengkalis.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 433, "width": 405, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Alifuddin., 2014, “Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Terhadap Peningkatan Kuat Tarik Pada Campuran Beton Aspal Denganpendekatan Kepadan Mutlak”, Universitas Briwijaya Malang Program Dokter Teknik Sipil.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 505, "width": 405, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astute arif, musrizal muin, syahidah., 2006,” sifat fisik ijuk dan potensinya sebagai perintang fisik serangan rayap tanah", "type": "Text" } ]
d196efc6-07fd-cab9-4de6-d1f7f49d2aef
https://ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/arrehla/article/download/5889/1930
[ { "left": 505, "top": 782, "width": 24, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "| 92", "type": "Page footer" }, { "left": 199, "top": 84, "width": 292, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online), doi: 10.21274 Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism,", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 108, "width": 331, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 122, "width": 296, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faculty of Islamic Economic and Business Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung Jawa Timur 66221 Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 154, "width": 268, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 197, "width": 344, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGUATAN EKONOMI LOKAL PASCA-COVID-19 (Strategi Branding Embrio Destinasi Wisata Religi Baru di Kabupaten Sidoarjo)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 259, "width": 450, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyu Eko Pujianto 1* , Mochammad Burhanuddin Robbani ², Tsabitah Rahmahdiyyah ³ 1,2,3 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 293, "width": 305, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 328, "width": 391, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 364, "width": 398, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Kabupaten Sidoarjo memiliki banyak embrio destinasi wisata religi yang dapat dikembangkan melalui strategi branding, sehingga menguatkan perekonomian lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi branding yang dapat diterapkan pada embrio destinasi wisata religi Makam Mbah Sayyid Wali Punden dan Makam Dewi Sekardadu. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Informan dalam penelitian ini yaitu pemerintah desa, pokdarwis, masyarakat, pengunjung dan pengamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio destinasi wisata religi Makam Mbah Sayyid Wali Punden dan Makam Dewi Sekardadu memiliki brand positioning yang berkaitan dengan unsur atribut, yakni keunikan lokasi Makam yang berada di sekitar vegetasi mangrove dan tambak ikan. Sementara dari sisi brand identity, keduanya memiliki unsur ‘Kisah Merek’ yang dapat digunakan sebagai image positif kedua destinasi religi tersebut. Dengan begitu dapat diupayakan branding dengan mengadopsi model Jason Miletsky yang menyebutkan bahwa kesuksesan sebuah brand sangat dipengaruhi oleh ciri khas (keunikan), image, personality maupun potensi sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 585, "width": 320, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Branding; Makam; Sidoarjo; Strategi; Wisata Religi", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 612, "width": 398, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Sidoarjo Regency has many embryos of religious tourism destinations that can be developed through a branding strategy, thereby strengthening the local economy. This study aims to identify and analyze branding strategies that can be applied to the embryos of religious tourism destinations of the Tomb of Mbah Sayyid Wali Punden and the Tomb of Dewi Sekardadu. The research was conducted with a qualitative approach which was analyzed descriptively. The informants in this study were the village government, the Pokdarwis tourism awareness group, the community, visitors and observers. The results showed that the embryos of religious tourism destinations Mbah Sayyid Wali Punden and Dewi Sekardadu's Tomb have brand positioning related to attribute elements, namely the uniqueness of the location of the tomb which is around mangrove vegetation and", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 782, "width": 309, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 93", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 75, "width": 397, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fish ponds. Meanwhile, in terms of brand identity, both have an element of 'Brand Story' which can be used as a positive image for the two religious destinations. That way, branding can be pursued by adopting the Jason Miletsky model which states that the success of a brand is strongly influenced by the characteristics (uniqueness), image, personality and potential around.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 144, "width": 328, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Branding; Tomb; Sidoarjo; Strategy; Religious Tourism", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 455, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Covid-19 memberikan banyak tekanan bagi seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tekanan tersebut tentu saja berasal dari persoalan kesehatan dan kemanusiaan yang selanjutnya berimbas pada sektor perekonomian. Respon cepat pemerintah untuk memerangi corana virus desease melalui beragam kebijakan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM menurunkan kinerja perekonomian nasional secara signifikan. Perlu disadari bahwa salah satu sektor yang terdampak akan lesunya sistem perekonomian adalah sektor pariwisata. Pandemi Covid-19 berimplikasi nyata pada hilangnya 120 juta lapangan pekerjaan sektor pariwisata dengan capaian kerugian hingga 2,7 triliun dolar pada semua negara yang ada di dunia (Hall, Scott, & Gössling, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 454, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini, Covid-19 memasuki periode ketiga. Masyarakat mulai ‘berdamai’ dan membiasakan diri dengan segala tatanan hidup bersih dan sehat, karena kehidupan manusia tidak berhenti hanya karena keberadaan Covid-19 semata (Modjo, 2020). Oleh karena itu, perlu adanya penguatan ekonomi pasca Covid-19 dengan segera (Gobel, 2020). Sejauh ini aktivitas masyarakat mulai dilakukan secara normal. Kebijakan akan keluar masuk suatu daerah mulai dilonggarkan. Bahkan tidak ada lagi aturan karantina bagi masyarakat yang datang dari luar negeri untuk berkunjung ke Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 454, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi tersebut tentu merupakan momentum dalam upaya menguatkan sistem perekonomian lokal, terutama melalui sektor wisata. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sektor pariwisata dapat memulihkan sekaligus meningkatkan stabilitas ekonomi nasional (Firmansyah & Kresnawati, 2022), sehingga pengembangannya harus memiliki inovasi trigger supaya mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung secara berkelanjutan (Salmon, Ismail, Pujianto, & Nadyah, 2020). Sebagaimana undang-undang kepariwisataan yang menegaskan bahwa pengenalan wisata menjadi salah satu upaya negara untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat karena adanya potensi peluasan lapangan pekerjaan (Harahap, Silalahi, & Tambunan, 2022). Semakin berkembang wisata lokal maka semakin berdampak positif pada luas lapangan kerja, pendapatan masyarakat, penurunan disparitas", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 782, "width": 309, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "harga barang, pemerataan pembangunan hingga berimplikasi pada peningkatan pendapatan nasional (Hermawan, 2016). Hal ini sebagaimana pendapat Cohen (1984) yang menerangkan bahwa sektor wisata dapat menjadi salah satu upaya menguatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sebuah daerah. Kondisi wisata yang menarik secara fisik akan menjadi penarik wisatawan untuk berkunjung yang pada akhirnya berdampak besar pada penguatan ekonomi masyarakat lokal (Cohen, 1984).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 454, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu tren perjalanan yang sedang berlangsung di Indonesia adalah wisata pilgrim atau lebih dikenal dengan istilah wisata religi. Jenis wisata ini berkaitan dengan agama, keyakinan, maupun adat istiadat masyarakat lokal (Suryani & Kumala, 2021). Wisata religi di Indonesia sangat identik dengan mengunjungi tempat warisan sejarah Islam atau ziarah ke makam ulama, kyai maupun tokoh masyarakat yang dianggap penting (Harahap, Silalahi, & Tambunan, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 455, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Sidaorjo merupakan salah satu daerah dengan potensi wisata yang cukup besar. Secara geografis, Sidaorjo merupakan daerah strategis karena berbatasan langsung dengan Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur serta berbatasan dengan Pasuruan yang menjadi jalur menuju kota wisata Malang. Kondisi geografis tersebut ditunjang pula dengan banyaknya kuliner khas Sidaorjo yang telah dikenal seperti lontong kupang, kerupuk ikan, bandeng tanpa duri, serta olahan ikan lainnya. Selain itu, banyaknya tempat-tempat makan yang viral di Sidoarjo dapat menjadi salah satu nilai jual untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi-lokasi wisata yang sedang digencarkan oleh pemerintah setempat, salah satunya embrio destinasi wisata religi yang ada di Kecamatan Sedati dan Kecamatan Buduran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 455, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Sedati dan Buduran memiliki embrio wisata religi yang dapat dikembangkan dan menguatkan perekonomian masyarakat lokal. Makam Mbah Sayyid Wali Punden yang terletak di Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu pesarean yang dianggap keramat oleh masyarakat. Lokasi yang lebih dikenal sebagai makam Mbah Wali ini merupakan salah satu makam yang biasa dikunjungi oleh masyarakat sekitar yang masih mempercayai mitos akan karomah yang diberikan oleh Mbah Wali pada warga. Keberadaan makam Mbah Wali memang belum dikenal luas, tetapi lokasi ini berpotensi untuk menjadi magnet bagi pelancong yang memiliki ketertarikan akan wisata ziarah kubur karena untuk menuju lokasi makam pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan mangrove maupun mencicipi suguhan ikan bandeng bakar tanpa duri khas Sedati (Mawa, 2020). Lain halnya dengan Makam Dewi Sekardadu di Dusun Kepetingan Desa Sawohan Kecamatan Buduran yang sudah dikenal oleh masyarakat luas karena adanya kisah sejarah yang mengangkat nama Dewi Sekardadu. Persoalannya, makam ini hanya dikunjungi pada", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 782, "width": 309, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 95", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hari-hari tertentu seperti hari besar keagamaan maupun kunjungan siswa sekolah yang juga tidak tentu. Letak lokasi yang jauh dari keramaian serta tidak memadainya akses ke makam menjadi salah satu penyebab kurangnya minat pengunjung (Suparno, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 455, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat kondisi Makam Mbah Sayyid Wali Punden maupun Makam Dewi Sekardadu yang cenderung sepi maka diperlukan sebuah usaha yang terintegrasi melalui pembentukan citra positif akan lokasi tersebut. Branding dapat digunakan sebagai strategi yang mampu menciptakan karakter, diferensiasi maupun keunggulan sebuah produk ataupun jasa di bidang pariwisata (Bungin, 2015). Branding merupakan upaya untuk menciptakan sebuah merek (brand) pada barang ataupun jasa, sehingga dikenal luas oleh masyarakat (Anholt, 2007). Branding tidak hanya mampu memberikan informasi akan adanya lokasi wisata, tetapi juga berimplikasi pada peningkatan perekonomian masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (Wahid, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 455, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Branding pada destinasi wisata dapat dilakukan dengan mencipatakan event rutin seperti yang dilakukan di kota Solo dengan adanya pameran Batik setiap pekan untuk menunjang industri rumahan batik (Habib, Usrah, Fatkhullah, Nisa, & Budita, 2021) ataupun yang dilakukan di Desa Wisata Batok Tanjungsari dengan menyelenggarakan Pasar Batok yang mengusung tema tradisional (Andari & Suprayitno, 2020). Penelitian lain menyebutkan bahwa branding dapat dilakukan dengan menonjolkan kekhasan dari sebuah daerah seperti menciptakan Kota Kuliner yang digagas oleh Pemerintah Kota Semarang (Astuti, 2020). Branding pada destinasi wisata religi dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi sebagaimana yang dilakukan di Desa Wisata Religi Gunungpring, Magelang (Habib & Mahyuddin, 2021). Penelitian lain menyebutkan bahwa branding destinasi wisata dapat dilakukan dengan menciptakan sebuah tagline yang dapat diingat seperti ‘The Light of Aceh’ sebagai branding wisata halal di Provinsi Aceh (Maulida, 2018) ataupun ‘ The land of rafflesi a’ sebagai brand wisata di Provinsi Bengkulu (Putri, 2021). Branding juga mencakup image yang dapat dibangun melalui promosi melalui media sosial secara massif (Asnawi, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 634, "width": 455, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang perlu disadari bahwa branding pada sebuah destinasi membutuhkan fokus dan komitmen akan waktu, SDM, sumber daya, kebijakan, budaya, dan pola pikir masyarakat setempat (Balakrishnan, 2009). Lebih lanjut lagi dapat ditegaskan bahwa branding sebuah destinasi wisata lebih dari sekedar menciptakan logo maupun tagline yang dapat diingat olah masyarakat, tetapi juga bagaimana menyentuh nurani pengunjung akan destinasi wisata di sebuah daerah (Chauhan, Kaur, & Medury, 2014). Guna meningkatkan rasa intangible kepada pengunjung tersebut, promosi dan komunikasi yang terintegrasi perlu dilakukan sebagaimana", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 782, "width": 309, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 96", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian yang dilakukan di Cina bahwa promosi terintegrasi yang dilakukan oleh pemerintah, pengelola destinasi wisata maupun PR promotion menjadi faktor yang dapat meningkatkan brand destinasi wisata bagi pengunjung (Jin, 2017). Selain itu, peran masyarakat lokal juga menjadi penentu akan keberhadilan strategi branding bagi pengembangan sektor pariwisata yang nantinya berpengaruh pada sistem perekonomian masyarakat setempat (Vianti, Kagungan, & Yulianti, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 455, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian tersebut dapat tergambar bahwa strategi branding pada embrio destinasi wisata religi memberikan kontribusi pada penguatan ekonomi masyarakat lokal. Oleh karena itulah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi branding yang dapat diterapkan pada embrio destinasi wisata religi Makam Mbah Sayyid Wali Punden dan Makam Dewi Sekardadu, sehingga mampu menguatkan perekonomian masyarakat lokal pada masa post Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 92, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Branding", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 455, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Branding merupakan aktivitas yang menciptakan sebuah brand dengan menciptakan identitas, seperti membuat logo ataupun menciptakan tagline . Branding dapat pula diartikan sebagai sebuah proses mendesain , planning , maupun mengkomuniksikkan nama serta identitas yang bertujuan untuk membangun maupun menjaga reputasi (Anholt, 2007). Branding dapat dimaknai sebagai value yang diberikan kepada pelanggan dalam bentuk kombinasi dari desain, simbol (logo), tanda maupun nama yang membedakannya dari produk lain (Astuti, 2020). Branding tidak hanya dibatasai pada aktivitas promosi, tetapi juga dipandang sebagai sebuah proses krusial, berkesinambungan, serta terintegrasi dengan seluruh kegiatan marketing sehingga mampu menciptakan karakteristik, deferensiasi, citra positif dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Kavaratzis, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 94, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Branding", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 455, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi dapat diartikan sebagai upaya terstruktur dan terencana dalam mencapai sebuah tujuan. Dengan demikian, strategi branding dapat dipahami sebagai upaya untuk menciptakan posisi, identitas maupun karakter sebuah merek ( brand ) di mata konsumen secara tersturktur dan terencana (Gelder, 2005). Strategi branding sendiri dapat dilakukan dengan (1). Strategy brand positioning , dan (2). Strategy brand identity (Kotler, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 455, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut lagi Kotler (2007) menegaskan bahwa strategy branding dapat mencakup unsur (1) Atribut, (2) Manfaat, (3) Value, (4) Budaya/Cerita, (5) Personality, serta (6)", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 782, "width": 309, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 97", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengguna. Unsur tersebut dibentuk supaya sebuah industri memiliki perbedaan atau ciri khas dari industri pesaing. Unsur-unsur tersebut pada akhirnya akan membawa sebuah produk baik itu barang maupun jasa lebih dikenal oleh konsumen. Oleh karena itulah, perusahaan atau pelaku usaha harus mencipatakan branding yang memuat setidaknya dua unsur di atas, supaya strategi yang dilakukan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan (Kotler, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 159, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tourism Destination Branding", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 454, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tourism destination branding adalah proses dalam membangun suatu keunikan atau kekhususan yang dimiliki oleh destinasi pariwisata dan mengkomunikasikannya kepada wisatawan atau investor dengan menggunakan nama, tagline , simbol, desain atau kombinasi dari media untuk menciptakan citra positif (Baker, 2012). Tourism destination branding adalah bagian dari city branding dengan maksud menjadikan sebuah kota atau daerah sebagai destinasi atau kota tujuan wisata dari masyarakat lokal maupun nasional. Konsep ini memungkinkan sebuah wilayah untuk mengelola potensi pariwisata di daerahnya secara mandiri melalui penciptaan identitas maupun karakteristik yang unik bagi daerah tersebut. Hal ini dilakukan untuk menciptakan brand yang kompetitif pada sebuah destinasi wisata ataupun tempat yang hendak dijadikan sebuah destinasi wisata (Kavaratzis, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 72, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wisata Religi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 454, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wisata merupakan aktivitas perjalanan ke suatu lokasi baik itu destinasi wisata maupun sebuah daerah melalui berbagai fasiliatas maupun layanan yang disediakan oleh masyarakat, pemerintah maupun pihak swasta (Ridwan, 2012). Sementara yang dimaksud wisata religi adalah perjalanan wisata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rohani atau spiritual manusia dengan mendatangi tempat-tempat yang dianggap religius ataupun memiliki nilai kesakralan bagi masyarakat (Suryani & Kumala, 2021). Wisata religi dapat pula disebut sebagai wisata minat khusus karena target pengunjungnya adalah individu yang memiliki ketertarikan dengan pengalaman spiritual (Prihantoro, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 134, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 457, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena bertujuan untuk mengetahui fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Pendekatan kualitatif digunakan karena penelitian ini tidak menggunakan data-data numerik maupun analisis statistika (Moleong, 2015). Data-data penelitian bersifat primer maupun sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara yang berkaitan dengan strategi branding destinasi", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 219, "top": 782, "width": 309, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 98", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wisata religi Makam Mbah Sayyid Wali Punden dan Makam Dewi Sekardadu. Informan dalam penelitian ini yaitu Pemerintah Desa, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), masyarakat, pengunjung dan pengamat. Sementara data yang bersifat sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang berkaitan dengan kedua destinasi makam tersebut. Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif melalui narasi maupun ilustrasi gambar yang disajikan secara holistik (Creswell, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 154, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 391, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Branding Makam Mbah Sayyid Wali Punden (Makam Mbah Wali)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 454, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi Makam Mbah Wali pada dasarnya cukup potensial untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pertama karena melalui wisata tambak pemancingan yang sudah dikenal di Kecamatan Sedati. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Sukirno, salah satu pemilik pemancingan tambak, yang menyebutkan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 342, "width": 419, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Banyak orang datang kesini untuk mancing dan mayoritas dari mereka itu muslim. Sering juga ikut ziarah ke wali songo. Tapi mereka belum tahu kalau di sekitar sini ada makam keramat”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 454, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut lagi, diketahui bahwa untuk melakukan ziarah ke Makam Mbah Wali tidak dikenai tarif yang mahal. Tidak ada tiket masuk khusus ke area makam, tetapi disediakan sebuah kotak amal bagi pengunjung yang memang berkenan membayar tanpa ada nominal tertentu. Kotak amal tersebut diletakkan di pintu masuk pemakaman umum karena Makam Mbah Wali berada di tengah-tengah pemakaman masyarakat setempat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 703, "width": 454, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Lokasi Pemakaman di Sekeliling Makam Mbah Wali (Mawa, 2020) Sementara jika ditinjau dari brand identitty , Makam Mbah Wali belum memiliki logo maupun tagline yang dapat menarik minat pengunjung. Walaupun begitu, destinasi ini dapat", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 782, "width": 309, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 99", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 455, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan ‘Kisah Merek’ sebagai brand identity yang menjadi magnet bagi wisatawan. Kisah heroik Mbah Wali yang membabat alas di Banjar Kemuning, Kecamatan. Sedati tanpa bantuan siapapun sehingga desa setempat dapat dihuni oleh penduduk dengan nyaman dan aman dapat digunakan sebagai brand identitiy pada pengembangan embrio wisata Makam Mbah Wali.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 326, "width": 277, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kondisi Makam Mbah Wali (Mawa, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 225, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Branding Makam Dewi Sekardadu", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 389, "width": 454, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peristirahatan terakhir Dewi Sekardadu berbeda dari tempat wisata religi lainnya karena jauh dari keramaian. Makam Dewi Sekardadu sangat sederhana, terlertak di tengah vegetasi mangrove. Sebagian wilayah makam dikelilingi oleh tambak ikan. Vegetasi mangrove dan tambak ikan tersebut pada dasarnya merupakan keunikan dan kekhasan bagi makam Dewi Sekardadu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Letak pesarean Dewi Sekardadu cenderung tertutup, tetapi lokasi ini sudah memiliki tanda yang terletak di atas pintu utama pesarean dengan tulisan \"Pesarean Dewi Sekardadu\". Kondisi pesarean ditutupi oleh kotak kayu, tetapi disediakan sebuah pintu kecil yang bisa dibuka apabila peziarah hendak melakukan tabur bunga di atas makam.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 751, "width": 340, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pintu Masuk Makam Dewi Sekardadu (Suparno, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 782, "width": 315, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 100", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk masuk ke dalam makam juga tidak dikenai tarif tertentu. Pengunjung hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp 500.000,00 hingga Rp 600.000,00 untuk menyewa perahu apabila hendak melewati jalur sungai. Apabila pengunjung memilih jalur darat, tidak ada biaya sewa karena dapat ditempuh dengan sepeda motor pribadi melalui Desa Sawohan. Makam Dewi Sekardadu juga memiliki nilai historis yang dapat dijadikan sebagai ‘Kisah Merek’.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 387, "width": 436, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Perjalanan Jalur Sungai Menuju Makam Dewi Sekardadu (Mawa, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 407, "width": 419, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Kalipin yang menerangkan bahwa “ Makam ini sakjane penting gawe arek sekolah pas sinau sejarah. Soale Dewi Sekardadu iki yogane Prabu Menak Sembuyu Raja Kerajaan Blambangan tekko Banyuwangi pada abad ke 14. Tapi yo iku, Pak.. dalane soro ” (Wisata religi di lokasi ini sebenarnya sangat diperlukan bagi siswa untuk belajar sejarah. Karena Dewi Sekardadu adalah putri dari Prabu Menak Sembuyu Raja Kerajaan Blambangan pada abad ke 14 yang berasal dari Banyuwangi. Ironisnya, akses menuju destinasi makam tidak ditunjang dengan infrastruktur yang memadai).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 44, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 455, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Branding dapat dijadikan pembeda ataupun identitas suatu produk, termasuk pada sektor pariwisata (Balakrishnan, 2009). Pada Makam Mbah Wali dan Makam Dewi Sekardadu sendiri, pembeda tersebut dapat dilihat dari salah satu unsur Strategy brand positioning yakni ciri khas (atribut). Kedua makam tersebut berbeda dari makam sakral yang biasa dikunjungi oleh peziarah pada umumnya, yakni terletak di wilayah vegetasi mangrove dan daerah tambak ikan. Ambil contoh makam Sunan Ampel yang ada di Surabaya, letaknya di pusat keramaian di sekitar Kampung Arab (Suprihardjo, 2016). Makam keramat lain yang ada di Sidaorjo pun cenderung berada di pusat keramaian atau di tengah kota. Seperti makam Mbah Sayyid Sulaiman di Desa Geluran maupun makam Mbah Jaelani di Tulangan yang cenderung berada di dekat pusat keramaian .", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 214, "top": 782, "width": 315, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 101", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 301, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ciri khas tersebut seharusnya dapat menjadi strategi bagi stakeholder untuk mempromosikan makam Mbah Wali maupun Makam Dewi Sekardadu secara integratif, yakni memadukan ekowisata mangrove dan lokasi makam sebagai daya tarik wisatawan. Pemerintah setempat perlu bersinergi dengan penduduk, pemilik perahu ataupun pemilik tambak untuk melakukan promosi pada pengunjung yang sedang singgah ke tambak pemancingan. Sebagaimana dipaparkan pada hasil wawancara, masyarakat lebih banyak mengenal Kecamatan Sedati sebagai lokasi pemancingan. Banyak pengunjung yang datang untuk memancing. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengajak pemancing sekalian singgah ke makam guna berwisata religi. Sama halnya dengan lokasi makam Dewi Sekardadu yang lebih banyak dikunjungi pada hari-hari tertentu dan menjadi jalur bagi pesepeda. Pesepeda yang singgah dapat dijadikan subjek promosi, sehingga embrio destinasi wisata religi ini dapat berkembang menjadi objek wisata religi yang banyak didatangi oleh wisatawan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan di negeri Cina bahwa promosi terintegrasi yang dilakukan oleh pemerintah, pengelola destinasi wisata maupun PR promotion merupakan entitas bagi peningkatan brand destinasi wisata bagi pengunjung (Jin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 455, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil yang telah dipaparkan di atas menjelaskan pula bahwa Makam Mbah Wali dan Makam Dewi Sekardadu telah memiliki unsur ‘Kisah Merek’ sebagai bagian dari strategy brand identity . Kisah tersebut sejatinya dapat digunakan sebagai trigger (Salmon, Ismail, Pujianto, & Nadyah, 2020) yang mampu menarik minat pengunjung ke wilayah makam secara berkala. Adanya nilai historis tersebut perlu dikemas dan dieksplorasi lebih lanjung oleh pemangku kepentingan maupun masyarakat setempat supaya dapat menjadi media promosi yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan yang pada akhirnya berimplikasi pada perekonomian lokal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 454, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana hasil penelitian Hamzah, dkk (2022) bahwa kisah sejarah dapat menjadi strategi pemasaran yang dapat memperkuat sistem ekonomi. Awal mula didirikannya sebuah pesantren dapat dijadikan sebagai intro untuk memasarkan produk yang memiliki nilai jual (Hamzah, Febrianto, Yakin, Nurbayah, & Riyantoro, 2022). Hal serupa juga ditegaskan pada penelitian lain bahwa kisah mistis akan lokasi pantai kerap kali dijadikan media promosi bagi para penjual sovenir di kawasan Pantai Carocok Painan. Semakin menarik kisah yang dituturkan maka semakin banyak sovenir yang laku terjual. Dengan begitu diharapkan semakin banyak pula wisatawan yang mengenal dan datang ke Pantai Carocok Painan (Wahyuni, Isnaini, & Wahyuni, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 738, "width": 455, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara keberadaan logo ataupun tagline yang menjadi brand dari embrio destinasi wisata religi kedua makam tersebut perlu digagas oleh Pemerintah. Memang, logo maupun", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 214, "top": 782, "width": 315, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 102", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tagline bukanlah hal utama untuk menarik minat pengunjung (Chauhan, Kaur, & Medury, 2014). Walaupun demikian, adanya logo maupun tagline tertentu dapat menjadi pengingat bagi pengunjung akan keberadaan sebuah destinasi (Yuristiadhi & Sari, 2017). Logo destinasi wisata makam dapat dibuat dengan desain, tulisan maupun warna yang menarik seperti logo ‘Wonderful Indonesia’.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 344, "width": 309, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Model Branding Jason Miletsky (Miletsky, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 455, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya kekhasan lokasi Makam Mbah Wali dan Makam Dewi Sekardadu yang ditunjang dengan personality yang baik dari penduduk maupun pengelola, logo dan tagline sebagai image positif, serta adanya potensi penunjang seperti kebeardaan ekowisata hutan mangrove maka pengembangan embrio wisata Makam Mbah Wali dan Makam Dewi Sekardadu diharapkan mampu dilaksanakan dengan segera supaya mampu menguatkan sistem perekonomian masyarakat setempat. Sebagaimana model branding Jason Miletsky yang menyebutkan bahwa kesuksesan sebuah brand sangat dipengaruhi oleh ciri khas (keunikan), image, personality maupun potensi sekitar (Miletsky, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 455, "height": 238, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pelaksanaan kegiatan branding tentu ditemukan berbagai kendala dan tantangan. Kendala maupun tantangan yang dimaksud dapat dikarenakan kurangnya komunikasi maupun kerjasama antar stakeholder terkait. Selain itu ketersediaan anggaran untuk merevitalisasi infrastruktur destinasi makam menjadi problem krusial mengingat anggaran negara yang masih difokuskan pada sektor lain yang dianggap lebih penting daripada sektor pariwisata (Hamzah, Febrianto, Yakin, Nurbayah, & Riyantoro, 2022). Guna menyikapi kendala tersebut maka diperlukan intensitas sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, pelaku industri, maupun stakeholder terkait untuk bersama-sama melakukan kegiatan promosi; misalnya dengan memanfaatkan media sosial. Diperlukan pula negosiasi antara pemerintah dengan pelaku industri wisata maupun pihak swasta untuk menjadi sponsorships yang dapat menyediakan anggaran tambahan bagi pengembangan infrastruktur. Dengan begitu, embrio destinasi wisata Makam Mbah Sayyid Wali Punden (Mbah Wali) maupun makam Dewi Sekardadu dapat", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 197, "width": 238, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potensi Image Personality Keunikan Succes Brand", "type": "Picture" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 782, "width": 315, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 103", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikembangkan sebagai tujuan wisata bagi penikmat wisata religi, sehingga mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 84, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 455, "height": 239, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui uraian hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa embrio destinasi wisata religi Makam Mbah Sayyid Wali Punden dan Makam Dewi Sekardadu memiliki brand positioning yang berkaitan dengan unsur atribut, yakni keunikan lokasi makam yang berada di sekitar vegetasi mangrove dan tambak ikan. Sementara dari sisi brand identity, keduanya memiliki unsur ‘Kisah Merek’ yang dapat digunakan sebagai image positif kedua destinasi religi tersebut. Dengan begitu dapat diupayakan branding dengan mengadopsi model Jason Miletsky yang menyebutkan bahwa kesuksesan sebuah brand sangat dipengaruhi oleh ciri khas (keunikan), image, personality maupun potensi sekitar. Dengan adanya berbagai kendala dan tantangan yang akan dihadapi pada pelaksanaan branding maka diperlukan kerjasama secara intensif antara stakeholder terkait dengan masyarakat sekitar maupun pelaku industri wisata, sehingga pengembangan Makam Mbah Sayyid Wali Punden dan Makam Dewi Sekardadu melalui strategi branding dapat dilakukan secara komprehensif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 441, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andari, B., & Suprayitno, H. (2020). The Branding Strategy of Tanjungsari Batok Tourism", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 459, "width": 299, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Village in Blitar City as a Tourist Destination. JARES , 29-47.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 441, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anholt. (2007). Competitive Identity: The New Brand Management for Nations, Cities, and Regions. New York: Palgrave Macmillan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 448, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asnawi, A. (2021). Destination Images: Antecedents of City Marketing, Tourism Event, and Social Media Marketing Concept. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah , 171-186.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 451, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astuti, M. T. (2020). Branding Strategy for Tourism Destination in Semarang City. ICoSMR , 1-20.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 420, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baker, B. (2012). Tourism Destination Branding for Small Citiez. USA: Creative Leap Books.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 648, "width": 433, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balakrishnan, M. S. (2009). Strategic Branding of Destinations: A Framework. European Journal of Marketing , 611-629.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 422, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bungin, B. (2015). Komunikasi Pariwisata (Tourism Communication): Pemasaran dan Brand Destinasi. Jakarta: Prenada Media Grroup.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 441, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chauhan, A., Kaur, A., & Medury, Y. (2014). Destination Branding and Architecture: Review and Critique. Twelfth AIMS International Conference on Management , 201- 213.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 214, "top": 782, "width": 315, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 104", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 430, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cohen. (1984). The Impact of Tourism on The Physical Environment. Annals of Tourism Research , 215-237.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 407, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, J. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Jakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 414, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firmansyah, Y. K., & Kresnawati, M. (2022). Desain Pengembangan Prasarana Guna Menunjang Digital Branding Wisata Pesisir (Studi Kasus: Desa Kalanganyar, Sidoarjo, Jawa Timur). Jurnal Desain , 174-187.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 313, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gelder, S. (2005). Global Brand Strategy. London: Kogan Page.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 211, "width": 430, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gobel, Y. P. (2020). Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 Dengan Mengkombinasikan Model Filantropi Islam Dan Ndeas Model. Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance , 209-223.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 422, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Habib, M. A., & Mahyuddin. (2021). Evaluasi Pengelolaan Teknologi TPS 3R di Desa Wisata Religi Gunungpring Kabupaten Magelang. Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy, I (1), 1-34. doi:10.21274", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 447, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Habib, M. A., Usrah, C. R., Fatkhullah, M., Nisa, K. K., & Budita, A. K. (2021). Eksploitasi Pekerja pada Industri Batik Rumahan. Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, VII (9), 150-157. doi:10.18178", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 454, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hall, C., Scott, D., & Gössling, S. (2020). Pandemics, transformations and tourism: be careful what you wish for. Tourism Geographies , 1-22.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 428, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamzah, M., Febrianto, A., Yakin, A., Nurbayah, S., & Riyantoro, S. (2022). Penguatan Ekonomi Pesantren Melalui Digitalisasi Unit Usaha Pesantren. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam , 1040-1047.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 453, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, W. A., Silalahi, P., & Tambunan, K. (2022). Dampak Keberadaan Parawisata Religi Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat Besilam Kabupaten Langkat. JIKEM (Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan Manajemen) , 91-101.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 450, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hermawan, H. (2016). Dampak pengembangan Desa Wisata Nglanggeran terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata , 105-117.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 433, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jin, J. (2017). Research on Brand Marketing of Tourist Destination in China. Advances in Economics, Business and Management Research , 529-532.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 422, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kavaratzis, A. (2008). City Branding: An Effective Assertion on Identity or a transitory marketing trick? Oxford: Blackwell Publishing Ltd.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 420, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P. (2007). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian (Edisi Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 447, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maulida, D. (2018). Tourism Destination Branding: Analisis Strategi Branding Wisata Halal “The Light Of Aceh”. JIM , 1-16.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 716, "width": 395, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawa, C. (2020, November 28). Map.Net . Dipetik Mei 16, 2022, dari map.net.id: https://mapsus.net/ID/makam-dewi-sekardadu-2646662", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 35, "width": 407, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Volume 2, Issue 2, Tahun 2022, ISSN: 2776-7434 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 782, "width": 315, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/arrehla/index | 105", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 420, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miletsky, J. (2010). Principles of Internet Marketing: New Tools and Methods for Web Developer. New Jersey: Pearsons Inc.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 446, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modjo, M. I. (2020). Memetakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. The Indonesian Journal of Development Planning , 103-116.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 424, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, L. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandug: PT Remaja Rosdakarya offset.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 372, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prihantoro, M. F. (2016). Dampak Pariwisata Religi Kawasan Masjid Sunan", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 203, "width": 412, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kudus,Terhadap Ekonomi,Lingkungan, dan sosial Budaya. Yogyakarta: UGM Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 441, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, A. A. (2021). Strategi Branding Pariwisata Bengkulu Oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu. Jurnal Profesional FIS UNIVED , 30-36.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 417, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ridwan, M. (2012). Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Medan: PT. Softmedia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 287, "width": 432, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salmon, I. P., Ismail, Pujianto, W., & Nadyah, F. (2020). Embrio Destinasi Wisata Religi Baru: Identifikasi Komponen 3A Berbasis Wisata Ziarah Desa Balun, Lamongan. Jurnal Ilmiah Syiar , 33-45.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 445, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suparno. (2020, Agustus 22). Detik . Dipetik Mei 16, 2022, dari Detiknews.com: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5142108/makam-dewi-sekardadu-wisata- religi-di-sidoarjo-yang-sepi-saat-long-weekend", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 433, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suprihardjo, D. I. (2016). Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Ampel sebagai Potensi Pariwisata Religi Di Surabaya. Jurnal Penataan Ruang , 30-38.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 452, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryani, Y., & Kumala, V. (2021). Magnet Wisata Religi Sebagai Perkembangan Ekonomi Masyarakat Di Kurai Taji Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Inovasi Penelitian , 95- 102.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 483, "width": 436, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vianti, O., Kagungan, D., & Yulianti, D. (2021). Strategi Media Branding Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat Sebagai Destinasi Wisata Internasional. AdministrativA , 103-110.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 430, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahid, W. N. (2017). Strategi Pemasaran Pariwisata Melalui City Branding Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang. JOMS , 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 443, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni, Y., Isnaini, & Wahyuni, Y. (2021). Penguatan Ekonomi Pedagang Souvenir pada Masa Pandemi Covid-19 di Kawasan Pantai Carocok Painan. Jurnal Pendidikan Tambusai , 5873-5881.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 444, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuristiadhi, G., & Sari, S. (2017). Strategi Branding Pariwisata Indonesia Untuk Pemasaran Mancanegara. ETTISAL: Journal of Communication , 31-41.", "type": "List item" } ]
50e8b468-a9d2-11d7-3ffa-6ceb5a874a85
http://journal-nusantara.com/index.php/J-CEKI/article/download/5041/3971
[ { "left": 57, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5018", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 92, "width": 460, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jual Beli Lelang di Akun Instagram Hype Auction Perspektif Etika Bisnis Islam", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 143, "width": 80, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Imam Turmudi", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 157, "width": 215, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Institut Agama Islam An-Nawawi Purworejo E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 81, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article History:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 211, "width": 132, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received: 01 Agustus 2024", "type": "Table" }, { "left": 55, "top": 225, "width": 133, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Revised: 20 Agustus 2024 Accepted: 24 Agustus 2024", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 197, "width": 258, "height": 237, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Buying and selling has been done by humans for a long time. Islam prescribes buying and selling as a way to meet life's needs through fair means. As time goes by, the practice of buying and selling is increasingly developing with a shift from tangible places, now it can be done in places that are not tangible. The aim of this research is to describe buying and selling via the Hype Auction Instagram account from the perspective of Islamic business ethics. Research was not conducted on all social media users, so researchers need a sample that can represent the data needed. The samples taken into consideration by researchers were social media users who the author already knew and could meet directly. In this case, the researcher took several samples based on these considerations, and then the data results were analyzed using inductive analysis.", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 432, "width": 258, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analysis of the practice of buying and selling via social media shows that both the concepts of unity, balance, freedom, responsibility and virtue, it can be seen that there are still buying and selling actions that have not fulfilled the conditions, then sellers still hide defects in the goods being sold, forced purchases of goods also occur. by some buyers. The results of this research explain that the practice of buying and selling via social media is not in accordance with Islamic business ethics.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 138, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Buying and Selling Auctions, on Account Hype Auction", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 470, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN Sistem ekonomi dunia yang saat ini bersifat sekuler yaitu terjadi dikotomi antara agama dan kehidupan duniawi, termasuk di dalamnya aktivitas ekonomi telah mulai terkikis. Sistem ekonomi sekuler yang merajalela juga berpengaruh terhadap kaum muslimin. Dengan perubahan tingkat sosial dan kecanggihan teknologi yang mendominasi, serta berlakunya hukum ditambah adat dan hukum positif pada masa dan tempat tertentu menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Hal ini membutuhkan perhatian dan solusi pemecahan, termasuk yang berkaitan dengan mu’amalah. 1 Dalam bermuamalah manusia harus memperhatikan aturan-aturan yang telah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 470, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 M Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis , (Bandung : Cv Pustaka Setia, 2012), hlm. 215.", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 470, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ditetapkan Allah Swt dan Rasul-Nya. Pada dasarnya memang segala bentuk mu’amalah adalah mubah (boleh), kecuali apabila ada dalil yang mengharamkannya. 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 470, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk memenuhi kebutuhanya, manusia diberi kebebasan dalam berhubungan dengan manusia lain, karena kebebasan merupakan unsur dasar manusia dalam mengatur dirinya dalam memenuhi kebutuhan yang ada. Namun kebebasaan manusia ini tidak berlaku mutlak, kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan manusia lain. Oleh karenanya dalam pergaulan hidup, tiap-tiap orang mempunyai kepentingan terhadap orang lain, sehingga diperlukan saling toleransi agar tidak terjadi konflik dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 470, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknologi yang semakin maju pada masa ini yang membuat manusia semakin variatif dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam hal perdagangan, semakin majunya teknologi menjadi sebuah hal yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan melakukan perdagangan melalui instagram. Instragam mulai banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis oleh kalangan anak muda karena kemudahannya untuk melakukan berbagai hal dalam perdagangan. Saat ini model transaksi jual beli lelang online dengan menggunakan instagram sangat berkembang. Salah satunya dilakukan oleh akun instagram yang bernama Hype Auction yang mempunyai follower di atas 48.000 yang memang khusus untuk lelang. 3 Jual beli sendiri adalah pertukaran suatu barang dengan barang yang lain atas dasar sukarela yang kepemilikan hak atas barangnya beralih saat barang di berikan. Dan lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 473, "height": 236, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hype Auction sendiri merupakan akun instagram yang khusus menjadi wadah bagi penjual dan pembeli dengan cara lelang online. Pengguna cukup mengirim pesan kepada Hype Auction untuk melakukan penjualan secara lelang online dan Hype Auction selalu bertanggung jawab atas transaksinya. Dalam pelelangan barang pengguna instagram harus akun yang jelas atau bukan akun abal-abal, dan pengguna bisa melelang barangnya sesuai ketentuan Hype Auction. 5 Selanjutnya untuk melakukan penawaran, penawar tidak saling kenal dan tidak saling tau, kemudian bersaing dengan penawar lain dengan tawaran naik, setelah lelang berakhir maka Hype Auction akan mengirim pesan kepada pemenang untuk menindaklanjuti pembeliannya. Pembelian dilakukan dengan metode pembayaran transfer dan setelah ditransfer dengan jumlah uang seharga barang yang sudah dimenangkan, maka penjual mengirim barang kepada pemenang lelang. Namun dalam praktiknya jual beli lelang secara online ini memiliki permasalahan seperti adanya penawar yang sudah menawar barang lelangan tersebut, tetapi pada akhirnya tidak ada penawar yang mencapai target harga yang ditentukan oleh pelelang, dan barang yang dilelang tersebut tidak jadi diberikan kepada penawar dengan penawaran harga tertinggi. Maka pada akhirnya pihak penawar merasa kecewa karena secara sistem lelang adalah apabila waktu pelelangan sudah berakhir ada pihak penawar tertinggi maka berhak mendapatkan barang tersebut. 6 Seperti contoh kasus Mahrus melelangkan hp iphone X dengan mulai dari Rp 3.200.000,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 641, "width": 336, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih , (Jakarta : Kalam Mulia, 1996), hlm.25.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 659, "width": 391, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 https://www.instagram.com/hypetrue/?hl=id di akses pada tanggal 12/01/2022 pada pukul 10.24", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 465, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 11 Pasal 1 ayat (1), Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK 06/ 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 705, "width": 384, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Wawancara dengan Bapak Rofik sebagai pemilik Hype Auction pada tanggal 10 Januari 2023.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 723, "width": 366, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Wawancara dengan Bapak Mahrus sebagai pelelang barang pada tanggal 10 Januari 2023.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5020", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 470, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kemudian terjadilah tawar menawar dari beberapa penawar dengan harga tertinggi sebesar Rp 5.000.000, tetapi karena mahrus memiliki target penjualan iphone X tersebut sebesar 5.200.000, maka mahrus tidak jadi menyerahkan barang tersebut kepada penawar dengan harga tertinggi. Dalam kasus tersebut barang yang sudah tertawar dengan harga yang tinggi tetapi barang tersebut tidak diberikan kepada penawar tertinggi padahal seharusnya barang sudah ditawar dengan harga yang tinggi maka dialah yang berhak membeli barang tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 131, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 470, "height": 320, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam menjelaskan dan menyampaikan sebuah penelitian yang terarah dan dapat dipahami, maka peneliti menyampaikan beberapa metode sebagai berikut:Suatu karya ilmiah pada umumnya merupakan suatu penelitian secara ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menyajikan kebenaran. Penelitian ini adalah penelitian lapangan ( Field Research ). Jenis data dari penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder, yaitu: Data primer dan data Skunder. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. 7 Yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek informasi yang dicari. 8 Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis dari hasil wawancara. Data Skunder biasanya telah disusun dalam bentuk dokumen-dokumen. 9 Atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder juga didapat dari literatur atau buku yang berkaitan dengan penelitian ini. 10 Data sekunder dari penelitian ini yaitu data yang diperoleh peneliti dari buku-buku, literatur atau tulisan-tulisan lain yang ada relevansinya dengan kajian penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Maka untuk teknik pengumpulan data diperlukan wawancara. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. 11 Interview dilakukan kepada para informan yatu orangorang yang dianggap banyak mengetahui permasalahan yang terjadi, data interview dapat diperoleh dari hasil wawancara kepada responden yang terdiri dari penjual (yang melelangkan barang), pembeli/ penawar barang lelang, serta orang yang mengetahui mengenai permasalahan penelitian ini baik tokoh adat dan lain sebagainya. 12", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 168, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 470, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jual beli lelang dalam kamus KBBI adalah penjualan dihadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-mengatasi) dipimpin oeleh pejabat lelang. 13 Dalam bahasa arab Jual Beli Lelang disebut dengan Jual beli muzayadah secara etimologis berarti bersaing (tanaffus) , yaitu", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 639, "width": 424, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian , cet. 26 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 39.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 650, "width": 300, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 Moh Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 58.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 662, "width": 220, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian.. ,hlm. 39.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 673, "width": 341, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Syaifudin Azwar, Metode Penelitian , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 685, "width": 363, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 224.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 703, "width": 68, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Ibid., hlm. 270", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 726, "width": 417, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Ebla Setiawan, Kamus KBBI Online, (Jakarta: Hak Cipta Badan Pengembangan, 2012-2008), hlm. 24.", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5021", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 471, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bersaing dalam menambah harga barang dagangan yang ditawarkan untuk dijual. 14 Adapun secara terminologis, jual beli muzayyadah adalah jika seorang penjual menawarkan barang dagangannya dalam pasar (di hadapan para calon pembeli), kemudian para calon pembeli saling bersaing dalam menambah harga, kemudian barang dagangan itu diberikan kepada orang yang paling tinggi dalam memberikan harga. 15 Secara teknis jual beli muzayyadah dalam pandangan madzhab Syafi’i adalah penjualan yang dilakukan secara lelang. Umpamanya perkataan seseorang yang hendak membeli, saya mau menambah. Lalu orang lain menambah harga yang ditawarkannya seraya berkata, Saya mau membeli dengan harga sekian, demikian seterusnya hingga tak ada lagi yang sanggup membayar lebih tinggi. 16 Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jual beli muzayyadah adalah jual beli yang dilakukan di muka umum dengan cara si pembeli bersaing untuk menambah harga yang telah ditawarkan oleh penjual sampai tidak ada yang sanggup untuk menambah harga lagi, sehingga barang dagangan tersebut diberikan kepada si pembeli yang telah menambah harga paling tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 470, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lelang merupakan salah satu transaksi jual beli, walaupun dengan cara yang berbeda dan tetap mempunyai kesamaan dalam rukun dan syarat-syaratnya sebagaimana diatur dalam jual beli secara umum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 471, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama- suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’: 29) 17", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 369, "width": 244, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam Hadits Dasar Hukum Jual Beli Muzayadah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 473, "height": 195, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "سبلن سلح ىلب لاقءيش كتيب يف كل لقاف هلاسي ملسو هيلع ا ىلص ىبنلا ىلا ءاج راصنلا نا نم لجر نا كلام نب سنا نع لاق مث هديب ملسو هيلع ا ىلص ا لوسر امهذخءاف امهب هاتءاف لاق مهب ينتءا لاق ءاملا هيف برشن حدقو هضعب طسبنو هضعب امهاطعاف نيمهردبامهذخا انا لجر لاق اثلث وا نيترم مهرد ىلع ديزي نم لاق مهردب امهذخا انا لجر لقاف نيذه يرتشي نم 18 راصنلا امهاطعاف نيمهردلا ذخاو هايا Artinya : “Anas bin Malik bahwa seorang laki-laki dari Ansar datang kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan bertanya kepadanya, maka dia mengatakan sesuatu di rumah Anda, dia berkata: “Ya, kami memakai beberapa pakaian. dan kami sebarkan sebagian dan kami minum sebagian darinya, dan kami minum air yang kami minum.” Dia berkata, “Bawakan kepadaku.” Lalu dia membawanya kepadanya, jadi Rasulullah, semoga Tuhan memberkati dia dan beri dia kedamaian, ambillah di tangannya. Kemudian dia berkata, \"Siapa yang akan membeli?\" Dua ini, dan yang paling sedikit adalah seorang pria, saya mengambilnya untuk satu dirham. Dia berkata, \"Siapa yang akan menambah lebih dari dua dirham? atau tiga kali?” Seorang pria berkata, “Saya mengambilnya.” dua dirham, lalu dia memberikannya kepadanya, dan dia mengambil dua dirham itu, dan dia memberikannya kepada orang-orang Anshar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 470, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika diperhatikan ayat diatas, jelaslah bahwa Allah SWT. melarang hamba-Nya untuk memakan harta sesamanya secara bathil, kecuali dengan jalan yang baik. Dasar hukum diatas, menerangkan hukum pelelangan secara umum, lebih khusus kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli dan melarang tegas orang memakan harta orang lain atau hartanya sendiri dengan jalan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 649, "width": 30, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14 Ibid .,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 666, "width": 169, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Aiyub Ahmad, Fiqih Lelang ., hlm. 25.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 684, "width": 277, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Shafi’i …,hlm. 52.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 701, "width": 434, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2007), hlm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 17, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "104.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 729, "width": 389, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 Imam Ash-Shan’ani, Subulus Salam Juz. III , (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1995), hlm. .23.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 470, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bathil. Memakan harta sendiri dengan jalan bathil adalah membelanjakan hartanya pada jalan maksiat. Memakan harta orang lain dengan cara bathil dengan berbagai caranya, seperti memakannya dengan jalan riba, judi, menipu, menganiaya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 134, "width": 470, "height": 513, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Termasuk juga dalam jalan yang batal ini segala jual beli yang dilarang syara’. Dari Anas bin Mᾱlik ra bahwa ada seorang lelaki Anṣar yang datang menemui Nabi saw dan dia meminta sesuatu kepada Nabi saw. Nabi saw bertanya kepadanya, “Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu?” Lelaki itu menjawab “Ada. sepotong kain, yang satu dikenakan dan yang lain untuk alas duduk, serta cangkir untuk meminum air.” Nabi saw berkata “Kalau begitu, bawalah kedua barang itu kepadaku.” Lelaki itu datang membawanya. Nabi saw bertanya, “Siapa yang mau membeli barang ini?” Salah seorang sahabat beliau menjawab, “Saya mau membelinya dengan harga satu dirham.” Nabi saw bertanya lagi, “Ada yang mau membelinya dengan harga lebih mahal?” Nabi saw menawarkannya hingga dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat beliau berkata, “Aku mau membelinya dengan harga dua dirham.” Maka Nabi saw memberikan dua barang itu kepadanya dan beliau mengambil uang dua dirham itu dan memberikannya kepada lelaki Anṣar tersebut. 19 Jual beli muzayadah (lelang) dalam prakteknya juga sama seperti jual beli pada umumnya, yakni terdapat khiyar di dalamnya. Khiyar tersebut antara lain: 20 Khiyar Ruju’ (menarik diri), jika terjadi penarikan (pengajuan harga) sebelum ada orang yang menambah harga yang telah diajukan maka hukumnya sama dengan jual beli pada umumnya dalam menarik i<ja> b , yakni penjual mempunyai hak menarik i< ja>b nya sebelum terjadi qabu>l dari pembeli. Khiyar Majlis , Peneliti berpendapat bahwa menurut tradisi yang berlaku, orang yang menarik transaksi setelah ada orang yang menambahkan harga tidak terkena konsekuensi apapun selama masih dalam tempat ( majlis ) transaksi. Khiyar ‘Aib . Para ulama’ berpendapat bahwa khiyar ‘aib (cacat) itu berlaku menurut syara’ meskipun pembeli tidak mensyaratkannya karena pada dasarnya jual beli itu mengutamakan adanya keselamatan (tidak ada yang dirugikan). Jual beli muzay>adah (lelang) seperti halnya jual beli pada umumnya yang juga berlaku pada khiyar ‘aib . Jual beli muzayyadah (lelang) dalam pandangan madzhab Sha>fi’i adalah penjualan yang dilakukan dengan cara lelang. Umpamanya perkataan seseorang yang hendak membeli, saya mau menambah. Lalu orang lain menambah harga yang ditawarkannya seraya berkata “Saya mau membeli dengan harga sekian”, demikian seterusnya hingga tak ada lagi yang sanggup membayar lebih tinggi. 21 Jual beli muzayadah merupakan jual beli yang ditinjau dari segi penentuan harga. Oleh karenanya, jual beli tersebut merupakan bagian dari jual beli ( bai’ ). Adapun subyek dan obyek jual beli merupakan istilah lain dari rukun dan syarat jual beli, antara lain sebagai berikut: 22 Penjual dan pembeli ( muta’aqidain / subyek transaksi), Mereka adalah dua pihak yang melakukan akad (transaksi) karena transaksi tidak diakui legalitasnya tanpa keduanya. Kedua belah pihak yang melakukan transaksi harus telah baligh (dewasa), berakal sehat, mengerti (pandai), dan tidak terkena larangan melakukan transaksi. Menurut pengetahuan penelit, tidak satupun pelaku transaksi yang ditemukan belum dewasa atau bahkan orang-orang yang kurang sehat akalnya sekalipun. Oleh karena itu dilihat dari segi syarat-syarat muta’aqidain (Subyek transaksi), dilakukan orang-orang yang telah memenuhi persyaratan muta’aqidain .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 667, "width": 65, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 Ibid., hlm. 26.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 685, "width": 370, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 Abdullah bin Muhammad ath-Thayyar, et al, Ensiklopedi Fiqih Muamalah…, hlm. 26-27.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 703, "width": 277, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Shafi’i …,hlm. 52.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 720, "width": 375, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Wahbah al-Zuhaily al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Juz V (Damaskus: Darul-Fikr, tt.), hlm. 6", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 470, "height": 223, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Barang ( ma‘qud‘alaih/ obyek transaksi) Syarat sahnya jual beli yang berkenaan dengan ma‘qud ‘alaih (obyek transaksi). Yang menjadi obyek transaksi dalam lelang di Hype Auction adalah handpone. Adanya akad ijab dan qabul ) merupakan bentuk pernyataan (serah terima) dari kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Ijab dan qabul harus dinyatakan oleh orang sekurang- kurangnya telah mencapai umur tamyiz, yang menyadari dan mengetahui isi perkataan yang diucapkan, sehingga ucapannya itu benar- benar merupakan pernyataan isi hatinya. Ijab dan qabul harus tertuju pada suatu objek yang merupakan obyek akad. Dalam praktek lelang di Hype Auction yang menjadi penawar tertinggi adalah dinyatakan sebagai pemenang lelang, sedangkan apabila ada penawar tertinggi maka mereka sudah melaksanakan ijab , tetapi ada beberapa pelelang yang penawarannya tertinggi tetapi barangnya tidak diberikan atau dibatalkan oleh pihak Hype Auction. Maka pihak Hype Auction termasuk telah melakukan penipuan terhadap pemenang lelang. Saling meridhai Bahwa dalam transaksi tersebut antara penjual merasa belum bisa melepaskan barang yang di lelang karena belum sesuai dengan harga yang ditargetkan sedangkan untuk pembeli juga merasa dikecewakan penjual karena pembeli tidak mengetahui bahwasanya penjual menargetkan harga barang yang dilelangkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 470, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman atau cara pandang baru, yakni bahwa bisnis tidak terpisah dari etika. Bisnis merupakan aktivitas manusia secara keseluruhan dalam upaya mempertahankan hidup, mencari rasa aman, memenuhi kebutuhan, sosial dan harga diri serta mengupayakan pemenuhan aktualisasi diri, yang pada kesemuanya secara intern terdapat nilai-nilai etika. Selain itu kegiatan bisnis akan bernilai sebagai ibadah jika kegiatan bisnis dilakukan dengan landasan dan pedoman atau peraturan Allah di dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Harapanya dengan bisnis yang dikelola itu membawa manfaat dan kemaslahatan yang positif bagi manusia sebagai bekal hidup di dunia menuju akhirat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 470, "height": 168, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan bisnis tidak selalu untuk mencari profit (nilai materi) tetapi harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non materi, baik bagi si pelaku bisnis sendiri maupun pada lingkungan yang lebih luas, seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainnya. Di samping untuk mencari profit, juga masih ada dua orientasi lainnya, yaitu akhlak dan perbuatan. Akhlak yaitu nilai-nilai mulia yang menjadi suatu kemestian yang muncul dalam kegiatan bisnis, sehingga tercipta hubungan persaudaraan yang Islami, baik antara majikan dengan buruh, maupun antara penjual dengan pembeli (bukan sekadar hubungan fungsional maupun professional semata). Perbuatan yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan kata lain ketika melakukan suatu aktivitas bisnis, maka harus disertai dengan kesadaran hubungannya dengan Allah. Inilah yang dimaksud, bahwa setiap perbuatan muslim adalah ibadah. Amal perbuatannya bersifat materi, sedangkan kesabaran akan hubungannya dengan Allah ketika melakukan bisnis dinamakan ruhnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 470, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN Praktek jual beli lelang di Hype Auction dengan cara tidak memberikan barang kepada pemenang lelang dengan alasan belum memenuhi target adalah belum sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam, karena pemenang lelang seharusnya berhak mendapatkan barang yang dimenangkan dan itu sudah termasuk ijab diantara kedua belah pihak. Karena pihak pemenang lelang merasa dirugikan dan pihak Hype Auction telah melakukan kecurangan terhadap pemenang atau pembeli dan seharusnya kedua belah pihak tinggal melaksanakan proses qabulnya saja. Maka hal tersebut masih bertentangan dengan etika bisnis Islam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 132, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 114, "width": 470, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al Arif, M Nur Rianto. 2012. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis . Bandung: Cv Pustaka Setia. Ash-Shan’ani, 1995. Imam Subulus Salam Juz. III . (Beirut: Darul Kutub Al Ilmiyah. Azwar, Syaifudin. 2001. Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Agama. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media. Dewi, Z. R., Muhajir. (2022). Analisis Laporan Keuangan Bank Negara Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah. al-Afkar, Journal For Islamic Studies, 180-190.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 210, "width": 470, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dina Hady Chaeruddin, Muhajir. 2021. Implementasi Akad Pembiayaan Mudharabah di BMT An-Nawawi Cabang Pituruh Perspektif Hukum Ekonomi Syariah. At-Tasyri'iy Jurnal Prodi Perbankan Syariah. 1-17.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 470, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ebla Setiawan, Kamus KBBI Online, (Jakarta: Hak Cipta Badan Pengembangan. 2012-2008. Fathudin, Muhajir, Hary Listyadi. 2021. Penyelesaian Pembiayaan Murābahah Bermasalah Di BMT Mikat Al-Khidmah Purworejo. Al-Mubin; Islamic Scientific Journal. 10-23. https://www.instagram.com/hypetrue/?hl=id Inayah, A. U. (2021). Faktor Pelayanan, Promosi Dan Reputasi Terhadap Minat Nasabah Menggunakan Produk Tabungan Haji Pada Bri Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang Tahun 2019. Al-Bayan: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam, 1(2), 32-48.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 470, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karim, Helmi. 2002, Fikih Muamalah , Jakarta: PT Grafindo Persada. Khasanah, F., Muhajir, & Fatonah, N. (2022). Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Dengan Kinerja Karyawan Pada Bank BRI Syariah KCP Kebumen. Madinah: Jurnal Studi Islam, 9(2), 240-253.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 470, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Labib, Muhajir. (2021). Implementasi Fatwa DSN MUI NO. 28 TERHADAP TRADING dengan Menggunakan Fitur Swap Free pada Broker FBS. An-Nahdhah , 14 (2), 26-55. M., & Haq, Z., Muhajir. (2022). Analysis of Sharia Economic Law on Video Reupload Practices by Facebook Fanpages User. Indonesian Interdisciplinary Journal of Sharia Economics (IIJSE), 5(1), 255-266.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 470, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mudjib, Abdul. 1996. Kaidah-kaidah Ilmu Fiqih . Jakarta: Kalam Mulia. Muhajir, (2022). Implementasi Hukum Khiyār dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 pada Praktik Jual Beli Online pada Ulin Ol Shop Purworejo. Jurnal Supremasi, 12(1), 125- 135.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 465, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhajir, Dina Hady Chaeruddin. 2021. Implementasi Akad Pembiayaan Mudharabah di BMT An-Nawawi Cabang Pituruh Perspektif Hukum Ekonomi Syariah. At-Tasyri'iy Jurnal Prodi Perbankan Syariah. 1-17.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 465, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhajir, Fathudin, Hary Listyadi. 2021. Penyelesaian Pembiayaan Murābahah Bermasalah Di BMT Mikat Al-Khidmah Purworejo. Al-Mubin; Islamic Scientific Journal. 10-23. Muhajir, Muhammad Agus Galih Wicaksono. 2021. Analisis Hukum Islam Terhadap Pembulatan Tarif Layanan Jasa Transportasi Kopada Taksi di Purworejo. Ulumuddin: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman. 163-176.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 470, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Agus Galih Wicaksono, Muhajir. 2021. Analisis Hukum Islam Terhadap Pembulatan Tarif Layanan Jasa Transportasi Kopada Taksi Di Purworejo. Ulumuddin: Jurnal Ilmu- ilmu Keislaman. 163-176.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 679, "width": 465, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasir, Moh. Metode Penelitian. 1988. Jakarta: Ghalia Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK 06/ 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, 11 Pasal 1 ayat (1).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 721, "width": 470, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sahlan, S., Muhajir, M., & Setiawan, A. (2022). Analisis Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 49, "width": 170, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol.3, No.5, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5271 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5025", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 93, "width": 428, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beli Cincin Beserta Batunya di Toko Emas Sami Purworejo. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(1), 154-159.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 471, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saifudin, S., Sudarmaji, W., & Muhajir, M. (2022). Bagi Hasil Usaha Pembibitan Tanaman Sistim Mertelu Dalam Perspektif Hukum Islam. An-Nawa: Jurnal Studi Islam, 4(2), 172- 182.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 470, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sudarmaji, W., Musolin, M., Muhajir, M., & Basit, A. (2022). Case Study: Review of Islamic Law on the Practice of Buying and Selling Land in Conflict at the Mungkid District Court in Lawsuit of Acts Against the Law. International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR), 6(1), 932-939.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 369, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 460, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryabrata, Sumandi. 2015. Metodologi Penelitian . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet. 26.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 310, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wawancara dengan Bapak Mahrus sebagai pelelang barang. Wawancara dengan Bapak Rofik sebagai pemilik Hype Auction.", "type": "Text" } ]
f1b4925b-9e93-bf93-c9f2-6b9ebfdef716
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/seas/article/download/4881/3486
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 329, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SEAS (Sustainable Environment Agricultural Science)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 207, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.wa rmadewa.ac.id/index.php/seas Volume 06, Number 01, April 2022, Pa ges:16~22", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 94, "width": 191, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.22225/seas.6.1.4881.16- 22", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 786, "width": 309, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Environment Agricultural Science (SEAS)© All Right Reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 786, "width": 36, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pa ge 16", "type": "Page footer" }, { "left": 439, "top": 43, "width": 84, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN 2614-0934", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 130, "width": 437, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabica Coffee Plant Response to Atonic Concentration and Production Pruning", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 172, "width": 412, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Luh Putu Sulis Dewi Damayanti* 1 , I Gusti Bagus Udayana 1 , Yohanes Parlindungan Situmeang 1", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 208, "width": 334, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Agrotechnology Study Program, Fa culty of Agriculture, Wa rmadewa University *E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 256, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 442, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted to find out the impact of Atonic concentration, pruning, and the interaction between Atonic concentration and pruning on the growth and yield of arabica coffee plants. This research was conducted in Catur Village, Bangli Regency, Kintamani District. The research was conducted for 3 months from September to November 2021. The design used in this research is a Completely Randomized Block Design with two factorially arranged factors. The first factor is Atonic concentration with 4 l evels, specifically Ao: 0 ml.L-1, A1: 1 ml.L-1, 2 ml.L-1, the last one is 3 ml.L-1 while the second factor is pruning which contain of 2 levels, without pruning (Po) and with pruning (P1). Observations on the observed variables were carried out every 2 weeks. The variables observed were branch length (cm), number of leaves (strands), number of new shoots (fruit), number of flowers (buds), number of fruit (fruit), and number of the stump (bunch). The results of statistical analysis show that giving Atonic concentrations to coffee plants has a significant to a very significant effect on the variables of leaf number, number of shoots, number of flowers, number of fruits, and no significant effect on branch length and number of buds. Pruning had a very significant effect on all observed variables, but the length of the branches and the number of buds were variable, with no significant effect. The interaction between the treatment of the effect of Atonic concentration and pruning had a significant effect on the number of leaves, a very significant effect on the number of flowers and fruits, and no significant effect on the variables of branch length, number of new shoots, and number of stump.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 182, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Arabica coffee, Atonic, pruning.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 512, "width": 79, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 442, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coffee is one of the main raw materials of the Indonesian horticultural industry and can be one of Indonesia’s major exports and sources of foreign exchange [1]. Indonesia is one of the largest coffee producing countries in the world after Brazil, Vietnam, and Colombia. Indonesian coffee is usually divided into two types: Robusta coffee, which is the most commonly cultivated with the largest proportion (81.96%), and Arabica, which is cultivated in 18.04% of the coffee plantations in Indonesia [15]. Indonesia became the world’s fourth largest coffee producer in 2017, with a total world production of 8,000 tonnes, or 639,000 per tonnes year, or 72,8 tonnes and 27.16% arabica coffee [3].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 443, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of Bali’s arabica producing areas is in the village of Catur in the Kintamani district of Bangli Regency, Bali. The total area of Kintamani is 3662 ha and 2/3 of the area can be planted with Arabica coffee. This area is a suitable place for coffee farming activities because it is following the climatic conditions and soil conditions of the commodity. In the last few years, the development of arabica coffee commodity production in Bangli Regency has decreased from 2018 to 2020, in 2018 as many as 2252 tons, 2019 as many as 2247 tons, and in 2020 as many as 2249 tons [3]. The decline in Arabica coffee production is strongly influenced by the cultivation method of farmers who have not applied cultivation technology optimally, including the pattern of pruning coffee plants and the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 330, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabica Coffee Plant Response to Atonic Concentration and Production Pruning", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 786, "width": 303, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Environment Agricultural Science (SEAS)© All Right Reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 491, "top": 786, "width": 33, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pa ge 17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "provision of growth regulators. Pruning is an important management practice in coffee production to achieve optimal shape and yield within 2-3 years based on good management [11].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 442, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pruning production branches aims to get rid of unwanted branches, diseased branches, and unproductive branches [27]. Pruning is one of the cultivation techniques that must be applied because it helps in the development of branches that produce fruit. Pruning is also done to keep the plants short and make it easier for farmers to harvest [12]. In addition to paying attention to plant cultivation techniques such as pruning, increasing coffee production yields can also be assisted by the provision of growth regulators. Atonic is a synthetic growth regulator in the form of a brown liquid whose active ingredient is a nitroaromatic compound. In addition, Atonic contains small amounts of S, Bo, Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, and Ca [7] increase the absorption of mineral compounds and regulate the concentration of Ca2+ ions in plant cells, accelerating the synthesis of organic compounds and accelerate plant growth and development [13] according to Irawati [18] the effect of pruning coffee plants can increase the percentage of the average yield of normal beans which is high and according to Suwanto [5] pruning coffee plants can make a redistribution of photosynthetic results in the form of photosynthate which is related to the number of fruit bunches which will affect higher production yields.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 442, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The provision of growth regulators aims to accelerate physiological processes in plants that allow the availability of materials to form vegetative organs, to increase the available nutrients [ The content of organic nitro compounds in Atonic serves as a stimulant in physiological and metabolic processes so that nutrients in plants and absorption results can be utilized optimally and in a balanced manner. According to Cholid [25], Atonic application (ortho sodium and para nitrophenol, sodium nitro guaiacholate 5) can improve plant quality and quantity. According to Martauli [2] have shown that an Atonic concentration of 2 ml.L-1 water resulted in good plant growth and yield. Based on this, it is necessary to research to determine the appropriate Atonic concentration for the maintenance of arabica coffee plants with pruning treatment.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 442, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study is to investigate the effects of Atonic concentration, pruning, and the interaction between Atonic concentration and pruning on the growth and yield of arabica coffee plants.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 496, "width": 124, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Material and Methods", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 443, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study was conducted at Catur Village, Kintamani District, Bangli Regency 1250 m above sea level with a horizontal line of -8.239537° and longitude of 115.241395°. The rainfall in the Kintamani area is 2,990 mm/year, the temperature is in the range of 15-25°C with a relative humidity of 80-90%. This research was conducted from September to November 2021. The design used in this research is a Completely Randomized Block Design (RCBD) with two factorially arranged factors. The first factor is Atonic concentration with 4 levels, specifically Ao: 0 ml.L-1 , A1: 1 ml.L-1 , A2: ml.L-1 , the last one is A3: ml.L-1 while the second factor is pruning which contain 2 levels, without pruning (Po) and with pruning (P1). The coffee plants used in this study were 5 years old on average, selected from up to 24 trees, and were uniform in shape. The selected plants were 2.5 x 2.5 meters apart, plant height of 1 – 1.5 meters, average leaf width of 6 cm, and average leaf length of 14-16 cm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 442, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pruning coffee plants is done two or three months after harvesting is done using pruning shears. This pruning is carried out on old, unproductive primary branches, other branches that are attacked by pests and diseases, worm branches, turning branches, wild branches, and dry leaves. Furthermore, Atonic growth regulators are given which are applied first with an interval of once a month until November 2021 by spraying Atonic growth regulators that have been mixed according to the treatment given into a hand sprayer and then sprayed under and above the leaf surface. The variables", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 330, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabica Coffee Plant Response to Atonic Concentration and Production Pruning", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 786, "width": 303, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Environment Agricultural Science (SEAS)© All Right Reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 491, "top": 786, "width": 33, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pa ge 18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "observed were branch length (cm), number of leaves (strands), number of new shoots (fruit), number of flowers (buds), number of fruit (fruit), and number of the stumps (bunch).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 442, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used statistical analysis of variance (ANOVA) by study design, the results of the ANOVA showed significantly (P<0.05) to very significant (P<0.01) interaction effects with treatment, and the Duncan Multi Range Test (DMRT). A single treatment with significant to very significant effects, followed by a 5% level BNT test. Correlation analysis was performed to find the close relationship between the observed variables", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 189, "width": 125, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Results", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 442, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the statistical analysis, the effects of giving Atonic concentrations and pruning and interaction (AxP) on the variables observed during the study can be seen in Table 1. Table 1 and Table 2 show the average observed variables due to the effect of interaction between the concentration of Atonic (A) and pruning (P). Tables 3 and 4 show the correlation between the variables due to the influence of the Atonic concentration and pruning.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 326, "width": 35, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ta ble1.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 337, "width": 437, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Significa nce of the effect of Atonic concentration (A) with pruning a nd its interaction (AxP) on coffee plant", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 348, "width": 402, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yield growth No Va ria ble A P AxP 1 Bra nch length ns ns ns 2 Number of leaves * ** * 3 Number of new shoots ** ** ns 4 Amount of interest ** ** ** 5 Number of fruits ** ** ** 6 Number of bunches ns ns ns", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 418, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notes: *= significa nt effect (P<0.05), **= very significant effect (P<0.01), ns= not significant (P≥0.05)", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 467, "width": 37, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ta ble 2.", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 478, "width": 434, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The a verage number of fruits due to the interaction effect between Atonic concentration (A) a nd pruning (P)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 491, "width": 424, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Treatment Interaction of Atonic concentration with pruning AoPo A1Po A2Po A3Po AoP1 A1P1 A2P1 A3P1 Branch length(cm) 49.33 a 49.00 a 49.33 a 49.83 a 49.83 a 49.17 a 50.00 a 49.50 a Number of leaves (strands) 209.33 c 211.67 bc 236.67 a 238.33 a 233.00 ab 247.33 a 231.67 abc 243.00 a Number of shoots new (fruit) 66.33 c 74.00 c 73.33 c 84.33 b 84.67 b 90.33 b 100.33 a 103.33 a Number of flowers (buds) 23.33 e 11.00 e 37.33 b 14.67 de 15.33 cd 16.00 c 25.33 a 9.67 b Number of fruit (fruit) 83.33 f 117.67 e 150.67 d 112.67 e 157.00 c 202.67 b 285.33 a 116.33 e Number of the bunch (bunch) 6.33 a 6.33 a 6.33 a 6.67 a 6.33 a 6.33 a 6.33 a 6.67 a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 441, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Note: The numbers followed by the same lowercase letter mean that they are not significantly different at the", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 662, "width": 379, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5% level of the BNT test (single effect) a nd the 5% level of Duncan's test (interaction effect).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 442, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the statistical analysis show that giving Atonic concentrations to coffee plants had a significant effect (P<0.05) to very significant (P<0.01) on the number of leaves, number, number of new shoots, number of flowers, and number of fruit and had no significant effect (P≥0.05) on branch length and number of buds. The pruning process had a very significant effect (P<0.01) on all observed variables except the branch length and the number of buds, with no significant effect (P≥0.05). The interaction between the treatment of the effect of Atonic concentration and pruning", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 330, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabica Coffee Plant Response to Atonic Concentration and Production Pruning", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 786, "width": 303, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Environment Agricultural Science (SEAS)© All Right Reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 491, "top": 786, "width": 33, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pa ge 19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "has a significant effect on the number of leaves (P<0.05), a very significant effect (P<0.01) on the number of flowers and fruit, and an insignificant effect (P≥0.05) on the length branches, the number of new shoots, and the number of buds.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 69, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 443, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study show that the maximum number of fruits resulting from the interaction of Atonic concentration treatment (A) with pruning treatment (P) is found in the Atonic concentration treatment of 2 ml.L -1 water with pruning (A2P1), specifically, 285.33 fruit, which increased by 242 % compared to the treatment without Atonic and without pruning (AoPo) corresponding to 83.33 fruits shown in Table 2. The high number of fruit planted with Atonic concentration treatment (A) is supported by a very significant correlation in the variable number of flowers (r = 0, 98**) (Table 3), while the correlation is due to the interaction effect between Atonic concentration and pruning shows a very significant correlation on the branch length variable (r = 0.54**) and a significant correlation on the number of flowers variable (r = 0.50*) which can be seen in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 443, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The highest number of fruits produced from the interaction of treatment with Atonic concentration (A) with pruning treatment (P) was found at week 10 using Atonic concentration treatment of 2 ml.L -1 water with pruning (A2P1), specifically, 285.33 fruit which increased by 242 % compared to the treatment without Atonic and without pruning (AoPo) which was 83.33 pieces (Table 2). The number of fruits treated with 1 ml.L -1 Atonic concentration with pruning (A1P1), ie 202.67 fruits, increased by 143% compared to the treatment without Atonic and without pruning (AoPo), ie 83.33 fruits, treatment with an Atonic concentration of 3 ml.L -1 and pruning (A3P1), ie 116,33, was increased by 40% compared to treatment without Atonic and no pruning (AoPo), especially 83,33.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 405, "width": 430, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ta ble 3. Correla tion value between variables (r) due to the influence of Atonic concentration 1 2 3 4 5 6 1 1 2 0.28ns 1 3 0.33ns 1.00** 1 4 0.44* -0.10ns -0.12ns 1 5 0.27ns -0.09ns -0.13ns 0.98** 1 6 0.40ns 0.76** 0.80** -0.53* -0.61** 1 Ta ble 4.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 438, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The correla tion value between variables (r) due to the interaction effect of Atonic concentration with pruning", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 547, "width": 381, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 2 3 4 5 6 1 1 2 0.30ns 1 3 0.49* 0.68** 1 4 0.08ns -0.04ns -0.35ns 1 5 0.54** 0.12ns 0.32ns 0.50* 1 6 0.29ns 0.41ns 0.44* -0.47* -0.49* 1 r(0.05;22)= 0.432 r(0,01;22)= 0,537", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 55, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 653, "width": 79, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bra nch length", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 664, "width": 94, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Number of leaves", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 675, "width": 95, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Number of shoots", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 687, "width": 98, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Amount of interest", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 698, "width": 86, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Number of fruit", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 710, "width": 117, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Number of the bunches", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 330, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabica Coffee Plant Response to Atonic Concentration and Production Pruning", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 786, "width": 303, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Environment Agricultural Science (SEAS)© All Right Reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 491, "top": 786, "width": 33, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pa ge 20", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 228, "width": 39, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1.", "type": "Caption" }, { "left": 95, "top": 240, "width": 421, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The rela tionship between the number of fruits a nd the interaction of Atonic concentrations with pruning", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 442, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The large number of flowers that appear can affect the fruit that is formed [28]. Atonic concentration treatment showed the best coffee fruit production when given an Atonic concentration of 2 ml.L -1 water (A2) because at that concentration the Atonic active ingredient was in optimum so that it stimulated more auxin. Nutrients absorbed by plants are used for plant survival in the growth process [21]. The Atonic concentration of 2 ml.L -1 significantly increased the fruit yield per plant per tree, the number of fruits per bunch, and the weight of fruit yield per plant [8].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 442, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Increasing the concentration of Atonic from 2 ml.L -1 of water to 3 ml.L -1 of water reduces the number of coffee plant fruit because at that concentration the active ingredients of Atonic are in a state that has passed the saturation point so that it does not respond to growth and can even inhibit plant growth. At a concentration of 1 ml.L -1 Atonic active ingredients are present in small quantities so that they are not optimal in the plant of growth process.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 442, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Application of PGR in large quantities can inhibit plant physiological processes [30]. Administration of auxin that is high above normal will become an inhibitor because the enzyme cannot capture that concentration, thus inhibiting growth and even death for plants [9]. Pruning treatment on coffee plants showed a higher percentage of coffee plants that were not pruned, this was because the less number of vegetative parts of the plant could help the photosynthesis process take place optimally and would produce a large number of fruit [10]. Morphologically, coffee cherries appear on primary, secondary, and tertiary branches, so pruning needs to be done [19].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 442, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pruning is done to increase plant yields by utilizing solar energy for photosynthesis, which plays a role in plant growth and development [20]. Pruning aims to reduce evaporation, shorten trees, promote air and light intrusion [21], and increase crop yields as light intensity increases [22]. Sunlight is the main source of energy in the process of photosynthesis. The energy absorbed by the leaves is 1-5% while the rest is released through transpiration [23].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 443, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Young plants store more food, especially carbohydrates, which will be used as the main ingredient for flower formation [24]. Pruning can optimize the number of branches, according to Cholid [25] and Zamzami [26] the more the number of productive branches produced, the more fruit and seeds produced. In addition, pruning is done to reduce the number of leaves so that the leaves can take advantage of sunlight, CO 2 , water, and space to grow optimally [27]. Coffee leaves will become wider and thinner if the light intensity received is too little, this condition certainly affects the quality of the leaves when the photosynthesis process takes place [31]. The increase in the number of leaves has a close relationship with the amount of coffee fruit production [17]. Plants that receive pruning treatment become more productive because, in the generative phase, almost all of the photosynthesis results will be used in the formation of flowers and fruit [30]. The rate of photosynthesis is influenced by several factors, one of which is the increased need for sinks. The increase in the sink is directly proportional to the rate of photosynthesis, the higher the sink, the higher the rate of photosynthesis.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 78, "width": 149, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 AoPo A1Po A2Po", "type": "Picture" }, { "left": 293, "top": 201, "width": 185, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A3Po AoP1 A1P1 A2P1 A3P1", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 330, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabica Coffee Plant Response to Atonic Concentration and Production Pruning", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 786, "width": 303, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Environment Agricultural Science (SEAS)© All Right Reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 491, "top": 786, "width": 33, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pa ge 21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is because plants need photosynthetic products to meet the needs of vegetative and generative growth of plants according to the source and sink theory [31]. The definition of source in physiology means the source, producer, and exporter of photosynthate. The ability of plants to produce photosynthate (source), distribute photosynthesis to sinks, and convert photosynthesis into plant products [32].", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 161, "width": 71, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 442, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The best treatment of Atonic concentration for the growth and yield of coffee plants was found at a concentration of 2 ml.L-1 of water. The pruning treatment had a very significant effect on all variables except the length of branches were not affected by the treatment. The interaction between Atonic concentration and pruning treatment gave a very significant effect on the variable number of flowers and the number of fruit, a significant effect on the variable number of leaves and an insignificant effect on the variable length of branches, the number of new shoots and the number of buds.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 288, "width": 95, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgements", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 313, "width": 426, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thank you to everyone who has assisted and participated in the implementation of the research.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 51, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 365, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] AEKI, “Coffee Education,” Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi di Indonesia, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 442, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] E. D. Ma rtauli, “Ana lysis of Coffee Production In Indonesia,” JASc (Journal Agribus. Sci., vol. 1, no. 2, pp. 112–120, 2018, doi: 10.30596/jasc.v1i2.1962.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 442, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Biro Humas Kemenperin and T. K. P. Kemkominfo, “Rayakan Hari Kopi, Kemenperin Terus Tingkatkan Ekspor Kopi Nasional.,” Prosiding Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia., 2017.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 421, "width": 5, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 443, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] M. E. P. da C. Ja eggi et a l., “Path Analysis of Vegetative Characteristics in Conilon Coffee Production Consortiated with Green Fertilizers in Tropical Climate,” J. Exp. Agric. Int., vol. 40, no. 2, pp. 1–11, 2019, doi: 10.9734/jeai/2019/v40i230361.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 413, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Suwa nto, Y. Octa vianty, a nd S. Hermawati, Top 15 Ta naman Perkebunan, 1st ed. Jakarta, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] A. Ka rim, “Analysis of a rabica coffee productivity due to shading, pruning, and coffee pulp -husk organic fertilizers treatments,” 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] M. S. Sa hroni, “Penga ruh pemberian ZPT da n komposisi pupuk tunggal (Urea , TSP, KCl) pada pertumbuhan dan produksi tanamangladiol (Gladiolus hybridus L.),” 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 441, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] A. Kiełtyka-dadasiewicz, “The effect of Atonik AL a pplication on growth a nd development of motherwort ( Leonurus cardiaca L .) depending on age of the plant,” no. 2, pp. 30–32, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 442, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Mulyono, Hairunnas, a nd Ka slil, “Akiba t Pola Pemangkasan Terhadap Kualitas da n Rendemen Kopi Arabika (Coffea arabica L.),” J. Ilm. Res. Sains, vol. 2, no. 3, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] B. P. Dufour, “Effect of Coffee Tree Pruning on Berry Production and Coffee Berry Borer Infestation in the Toba Highlands (North Sumatra),” J. Crop Prot., vol. 122, pp. 151–158, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 442, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] R. R. Sitinja k, “The growth response stem cuttings of roses (Rosa sp) to plant growth regulator Atonik a nd Rootone-F,” J. Chem. Pharm. Res., vol. 7, no. 9, pp. 557–562, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 443, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Azwa r, M. A. Pa siga i, a nd L. S. Anjar, “Pengaruh konsentrasi a tonik terhadap per-tumbuhan dan hasil bawang merah (Allium cepa var aggregatum L.) varietas Lembah Palu,” Agrotekbis, vol. 4, no. 6, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 442, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] M. Sya kir a nd E. Surmaini, “Perubahan Iklim Da lam Konteks Sistem Produksi Dan Pengembangan Kopi Di Indonesia / Clima te Change in the Contex of Production System and Coffee Development in Indonesia,” J. Penelit. dan Pengemb. Pertan., vol. 36, no. 2, p. 77, 2017, doi: 10.21082/jp3.v36n2.2017.p77-90.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] D. L. Ra chmawati, “Komposisi Atonik dan Air Kela pa Pada Pertumbuhan Budidaya Tebu (Saccaharum officinarum L.),” Universitas Brawijaya Malang, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Ha ssan A. Y, “Effect of Atonik Growth Regula tor on Yield of Seeds a nd Active Ingredient of two Fenuqreek Cultivars,” Diyala Agric. Sci. J., vol. 9, no. 2, pp. 192–201, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] N. Trisna , U. Husai, a nd Irmasari, Pengaruh Berbagai Jenis Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stump Jati. Wa rta Rimba, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 330, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arabica Coffee Plant Response to Atonic Concentration and Production Pruning", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 786, "width": 303, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Environment Agricultural Science (SEAS)© All Right Reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 491, "top": 786, "width": 33, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pa ge 22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] E. M. Huik, “Pengaruh Rooton F dan Diameter Stek terhadap Pertumbuhan Batang dari Stek Jati,” Institut Peta nian Bogor, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 442, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] H. Ira wa ti a nd N. Setia ri, “Pertumbuhan Tunas Lateral Ta naman Nila m ( Pogostemon Cablin Benth ) Setelah Dilakukan Pemangkasan Pucuk,” vol. 0, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 442, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] B. Pra stowo, E. Ka rmawati, Rubijo, Siswa nto, C. Indrawanto, a nd S. J. Munarso, Budidaya dan Pasca Pa nen Kopi. Bogor, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] A. P. Ginting, A. Ba rus, a nd R. Sipayung, “Pertumbuhan dan Produksi Melon (Cucumis melo L.) terhadap Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah,” View metadata, Cit. similar Pap. core.ac.uk, vol. 5, pp. 786–798, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 442, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Sa prudin, “Pengaruh Umur Tanaman Pada Saat Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Ketimun ( Cucumis sativus L .),” Juristek, vol. 1, no. 2, pp. 51–62, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] J. Purba , A. Ba rus, a nd S. Syukri, “Respon Pertumbuhan Da n Produksi Semangka (Citrullus Vulgaris Schard.) Terhadap Pemberian Pupuk Npk(15:15:15) Dan Pemangkasan Buah,” J. Agroekoteknologi Univ. Suma tera Utara, vol. 3, no. 2, p. 104185, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 442, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] Ta íz a nd Zeiger, “Photosynthesis: Physiological a nd Ecological Considerations,” in Pla nt physiology, Physiologi., Sia nuer Associates Inc, Ed. Massachusetts, USA: Sunderla nd, 2010, pp. 171–192.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 307, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] E. Setia wan, Perkembangbiakan tanaman. Madura: UTM Press, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 442, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] M. Cholid, H. Istia na, B. Penelitia n, a nd T. Tembakau, “Pengaruh Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jarak Pagar ( Jatropha curcas L .),” Pros. lokakarya II Jarak Pagar (Jatropha curcas L.), no. Ja nuary, pp. 72–79, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] H. S. Ginwa l, P. S. Ra wat, and R. L. Sriva stava, “Seed source variation in growth performance and oil yield of Jatropha curcas Linn. in central India. [Erratum: 2006, v. 55, no. 2, p. 92.],” Silvae Genet., vol. 53, no. 4, p. 186—192, 2004, [Online]. Availa ble: http://europepmc.org/abstract/AGR/IND43713287.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 443, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[27] K. Za mzami, M. Na wa wi, a nd N. Aini, “Penga ruh jumlah tanaman per ploliba g da n pemangkasan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.),” J. Produksi Tanaman, vol. 3, no. 2, pp. 113–119, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 442, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[28] Ya hmadi a nd Mudrig, Ra ngkaian Perkembangan danPermasalahan Budidaya dan Pengolahan Kopi di Indonesia. Jawa Timur: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 442, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[29] S. Ma wardi, “Bahan Latihan Penelitian Agronomi Kopi Ara bika Di Aceh Tengah, Kerja Sama PPW – LTA && Pondok Gajah,” 1990.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 441, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[30] H. Suta pradja, “Pengaruh Pemangkasan Pucuk Terhadap Hasil Da n Kua litas Benih Lima Kultivar,” Agrivigor, vol. 1, no. 4, pp. 21–27, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 442, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[31] H. La mbers, “Does va ria tion in photosynthetic ra te expla in va riation in growth ra te a nd yield?,” Netherla nds J. Agric. Sci., vol. 35, no. 4, pp. 505–519, 1987, doi: 10.18174/njas.v35i4.16709.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 442, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[32] Ma stur, “Sinkronisasi Source dan Sink untuk Peningkatan Produktivitas Biji pada Tanaman Jarak Pagar,” Buletin Ta naman Tembakau, Sera t & Minyak Industri, Ma lang, Apr. 2015.", "type": "List item" } ]
b0d6fbd1-da51-9f86-aa63-5aa79801d7af
https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/mukaddimah/article/download/2966/2060
[ { "left": 343, "top": 151, "width": 171, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Kopertais Wilayah III D.I Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 178, "width": 386, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022 – ISSN 2338-6924 (online) – ISSN 2579-4957 (cetak)", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 231, "width": 399, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika Hubungan antara Agama Lokal, Agama Resmi,", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 258, "width": 84, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Negara", "type": "Section header" }, { "left": 195, "top": 292, "width": 234, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arafat Noor Abdillah (1) , Syafira Anisatul Izah (2)", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 308, "width": 262, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (1) (2)", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 323, "width": 291, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected] (1) [email protected] (2)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 367, "width": 45, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 396, "width": 331, "height": 243, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discrimination against local religions frequently imposes stigmas on Indonesian society, resulting in long-term trauma for their adherents. This does not always result from the perpetrators or the religious practices they perform. Religious institutions and associative organizations that can be formalized by using adherents of certain religions have a huge hand in the dynamics of inter-religious relations. This function cannot be separated from religious elites who have religious authority and create their own personal privileged space to determine collective settlement on the production and reproduction of religious values and teachings, potentially creating problems in religious construction. The writer analyzes this problem with a structural-functional paradigm of the way state rules on serving local religions that used to be discriminatory have been modified. This study aims to look at assumptions based on social stigma towards adherents of local religions and find a resolution to these problems. Its goals are to enhance understanding of the practices of beliefs and local cultural ancestral wisdom, form inclusive religious awareness, and construct positive and moderate inter-religious relations in Indonesia. The consequences show that discrimination in opposition to local religions can be reduced by tightening the socialization of government policies via the participation of religious institutions and associative agencies.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 646, "width": 280, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Local religions, religious institutions, government policies.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 42, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 703, "width": 344, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diskriminasi agama lokal acapkali menyisihkan stigma pada masyarakat Indonesia yang mengakibatkan trauma berkepanjangan bagi penganutnya. Hal tersebut bukan serta merta disebabkan oleh pelaku maupun praktik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 344, "height": 271, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keagamaan yang dijalankannya. Lembaga keagamaan dan organisasi asosiatif yang diformalisasi oleh pemeluk agama tertentu memiliki andil besar dalam dinamika hubungan antar umat beragama. Peran tersebut tidak lepas dari para elit agama yang memiliki otoritas keagamaan dan menciptakan ruang privilege sendiri untuk menentukan kesepakatan secara kolektif terhadap produksi dan reproduksi nilai serta ajaran agama bergeser ke elit agama dan berpotensi memunculkan masalah dalam konstruksi agama. Penulis menganalisis problem ini dengan paradigma struktural- fungsional bagaimana kebijakan negara dalam melayani agama-agama lokal yang dahulu bersifat diskriminatif telah mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat asumsi-asumsi yang dilandasi stigma sosial terhadap penganut agama lokal dan menemukan resolusi untuk permasalahan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperkaya pemahamam akan praktik-praktik keyakinan serta kearifan leluhur budaya setempat, membentuk kesadaran beragama yang inklusif, dan membangun hubungan antar umat beragama di Indonesia yang kontruktif serta moderat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diskriminasi yang terjadi terhadap agama lokal dapat direduksi dengan memperketat sosialisasi kebijakan pemerintah melalui turut andilnya peran lembaga keagamaan dan organisasi asosiatif.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 391, "width": 329, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Agama lokal, lembaga keagamaan, kebijakan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 101, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 400, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara Indonesia terdiri dari beraneka ragam karakteristik keberagamaan masyarakat. Kemajemukan masyarakat Indonesia tidak dapat terlepas dari konteks sosial, budaya, dan politik yang melatarbelakangi keragaman keberagamaan. Pancasila sebagai dasar kehidupan bernegara dijadikan rujukan dalam menjaga keutuhan akan Bhineka Tunggal Ika. Berdasarkan struktur dan modalitas negara terdapat empat konsensus dasar diantaranya Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika 1. Adanya empat konsensus (empat pilar) negara juga digunakan untuk mengatur kehidupan beragama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 638, "width": 400, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan atas kehidupan beragama telah diatur dalam pasal 28 E dan pasal 28 I ayat 1 pasca amandemen menegaskan bahwa hak atas kebebasan beragama dan kepercayaan merupakan hak yang tidak dapat dikurangi dalam kondisi apapun. Dalam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 400, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Dewa Agung Gede Agung, “Keragaman Keberagaman (Sebuah Kodrati Kehidupan Berban gsa Dan Bernegara Berdasarkan Pancasila),” Jurnal Sejarah Dan Budaya 11, no. 2 (2017), https://doi.org/10.17977/um020v11i22017p151.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pasal 28 J ayat 2 UUD 1945 juga menegaskan adanya jaminan pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat 2 . Ketentuan hak atas kebebasan beragama tentunya mengalami perubahan dan panjang, terlebih persoalan hukum dan implementasinya di Indonesia karena berasal dari warisan kolonial. Kondisi sosial dan politik demokrasi di Indonesia pun mempengaruhi perubahan kebijakan serta hubungan antara negara, agama, dan agama lokal maupun aliran kepercayaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 276, "width": 400, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samsul Ma’arif dalam karyanya yang berjudul “Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur dalam Politik Agama di Indonesia” menguraikan bagaimana politik identitas yang terjadi dari setiap fase perkembangan rekognisi agama leluhur serta dinamika hubungan antara negara, agama resmi, dan agama leluhur 3 . Dalam proses pelacakannya ditemukan pembedaan warga negara atas nama agama. Pembedaan ini tidak lain merupakan upaya politik negara yang dilakukan melalui mobilisasi, klaim kepentingan, tekanan massa maupun identitas agama mayoritas, kekuatan partai politik, hingga infilterasi negara melalui kebijakan-kebijakan aturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 401, "height": 196, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembedaan warga negara atas nama agama seringkali menimbulkan ambiguitas dalam menyoal kebijakan tentang kebebasan beragama. Menurut Soehadha, salah satu problem definisi pendefinisian agama adalah ketika dihadapkan pada kepentingan politik negara 4 . Artinya, definisi agama akan menjadi sempit dengan batasan-batasan hukum. Selain itu, dari konteks historis-sosiologis eksistensi masyarakat dalam beragama pun tidak dapat terakomodir dengan baik melalui sistem pelayanan negara. Sebagai contoh dari fakta historis keagamaan di Indonesia, yaitu pasang surut rekognisi agama lokal (aliran kepercayaan) pasca kemerdekaan. Walaupun sudah dikeluarkan keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2017 melalui SK Nomor 97/PU- XIV/2016 ternyata masih menyisakan stigma sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 399, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Uli Parulian. Sihombing et al., “Menggugat Bakor Pakem: Kajian Hukum Terhadap Pengawasan Agama Dan Kepercayaan Di Indonesia” ( ILRC, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 712, "width": 400, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Samsul Ma’arif, Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur Dalam Politik Agama Di Indonesia , vol. 53 (Yogyakarta: CRCS Program Studi Agama dan Lintas Budaya, 2018).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Moh. Soehadha, Fakta Dan Tanda Agama Suatu Tinjauan Sosio-Antropologi (Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari sejarah perkembangan agama lokal beserta beberapa kasus perlakuan diskriminatif secara regulatif menimbulkan trauma berkepanjangan. Sederhana penulis menyatakan bahwa titik temu dan sumber diskriminasi terhadap komunitas maupun individu yang menganut agama lokal yaitu konstruksi agama di Indonesia. Untuk melacak bagaimana konstruksi agama di Indonesia yang menimbulkan stereotype terhadap agama lokal, maka diperlukan analisis historis dari berbagai macam rujukan pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 104, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 400, "height": 256, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelusuran kepustakaan yang penulis lakukan menghasilkan beberapa informasi. Pertama, yaitu tulisan Paulinus Yan Olla (2017) dengan judul Agama dan Negara dalam Masyarakat Plural Indonesia. Paulinus lebih menyoroti kedudukan agama dalam masyarakat plural dan relasinya dengan negara serta bagaimana kebijakan politik negara terhadap agama-agama yang disoroti. Jelas, dari isu yang diangkat belum adanya pembahasan mengenai agama lokal atau aliran kepercayaan. Selain itu, penulis menemukan artikel lain yang ditulis oleh Muhammad Dahlan (2017) dengan judul Perlindungan Hukum atas Hak Konstitusional Para Penganut Agama-agama Lokal di Indonesia. Dahlan fokus terhadap permasalahan jaminan kebebasan kepada para pemeluk agama lokal serta menyoroti konsep perlindungan hukum atas hak konstitusional para penganut agama lokal. Berdasarkan dua karya tulis tersebut, cukup bagi penulis untuk menyatakan bahwa pembahasan karya tulis ini belum ada yang mengangkatnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 567, "width": 139, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 400, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini ialah kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Dave Harris 5 bahwa studi literatur menjelaskan suatu alasan dan pilihan yang ditujukan kepada pembaca melalui perbandingan dengan penelitian lain, terutama penelitian yang kuat sebagai pembanding agar mendapatkan pembahasan baru mengenai tema sama yang diangkat. Peneliti mengutip sejumlah literatur yang dikaji dalam penelitian ini dari", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Dave Harris, Literature Review and Research Design , Literature Review and Research Design , 2019, https://doi.org/10.4324/9780429285660.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beberapa jurnal online , berupa jurnal-jurnal terakreditasi Sinta, terindeks Portal Garuda,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 134, "width": 303, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tesis dan sejumlah buku terkait mengenai isu yang akan dibahas.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 154, "width": 400, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi literatur ini mencoba men jawab pertanyaan penelitian: “Apakah yang menyebabkan pasang surut agama lokal di Indonesia?” Bagaimana mereformasi lembaga agama agar sesuai dengan keputusan MK dan tidak ada dikotomi penyalahan penafsiran terhadap keputusan tersebut”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 400, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bibliometrik dengan melihat beberapa penelitian terdahulu kemudian dikelompokkan ke beberapa kelompok sesuai tema dengan menggunakan analisis kutipan yang dinormalisasi dan peningkatan yang hampir linier, sehingga dapat ditemukan kebaharuan dari penemuan-penemuan sebelumnya 6 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 348, "width": 161, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 231, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agama Lokal sebagai Fakta Historis-Empiris", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 400, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem utama dalam kajian agama lokal di Indonesia terletak pada pendefinisian agama. Victoria S. Harrison berpendapat bahwa problem beberapa tokoh dalam mendefinisikan agama adalah upaya untuk memahami esensi dari beragam bentuk agama. Harrison juga memberikan tawaran untuk merangkul semua kesimpulan yang terbatas melalui pendekatan family resemblance (kemiripan keluarga).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 490, "width": 401, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tawaran ini diajukan untuk alasan pragmatis dalam memahami dunia multicultural 7 . Pendapat lain dari Soehadha yang menyatakan terdapat kerumitan dalam menegaskan definisi agama secara intelektual. Ia pun memberikan analisis khusus dari perspektif sosio-antropologis perlunya melihat kehidupan umat beragama secara struktural- fungsional. Menurutnya, agama dalam konteks sosial budaya tidak akan pernah mampu didefinisikan secara utuh tanpa mendeskripsikan fungsi agama dari masing-masing konteksnya 8 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 400, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sederhana penulis untuk menegaskan definisi agama, khususnya agama lokal bukan untuk melakukan justifikasi benar dan salah. Akan tetapi, bertujuan untuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 399, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Ole Ellegaard and Johan A. Wallin, “The Bibliometric Analysis of Schol arly Production: How Great Is the Impact?,” Scientometrics 1, no. 3 (2015), https://doi.org/10.1007/s11192-015-1645-z.", "type": "Footnote" }, { "left": 149, "top": 723, "width": 363, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Victoria S. Harrison, “The Pragmatics of Defining Religion in a Multicultural World,”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 380, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal for Philosophy of Religion 59 (2006), https://doi.org/10.1007/s11153-006-6961-z.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 746, "width": 264, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Soehadha, Fakta Dan Tanda Agama Suatu Tinjauan Sosio-Antropologi .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menginterpretasikan keragaman keberagamaan yang tidak dapat terlepas dari keragaman budaya. Agama lokal merupakan suatu konsep ajaran dan keyakinan yang dipraktikkan oleh penduduk lokal Indonesia sebagai pewaris tradisi leluhur. Keyakinan yang dianut menjadi pedoman bagi komunitas agama lokal disertai dengan ragam simbol dan ritus budaya sebagai manifestasi hubungan mereka kepada Yang Supranatural. Munculnya agama lokal di Indonesia disebabkan oleh dua faktor, yaitu ketidakpuasan terhadap persoalan kehidupan akan berbangsa dan modernisasi yang merajalela, serta kebutuhan akan mempertahankan identitas kepercayaan 9 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 276, "width": 400, "height": 236, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munculnya agama lokal belum ada penelitian yang dapat melacaknya secara pasti. Namun, secara umum banyak peneliti berpendapat bahwa keragaman budaya masyarakat yang menjadi landasan dasar munculnya agama lokal di Indonesia. Agama- agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia sebelum kemerdekaan terbagi menjadi dua, yaitu agama-agama lokal dan agama-agama pendatang. Namun, pasca kemerdekaan, tepatnya pada kurun waktu 1950-1960-an muncul perdebatan terkait kemunculan payung hukum aliran kepercayaan 10 . Perdebatan tentang agama atau kepercayaan tidak akan pernah selesai karena menjadi salah satu unsur dalam kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis. Di sisi lain, agama atau kepercayaan diyakini memiliki fungsi sebagai pedoman untuk memperoleh keselamatan yang termanifestasikan melalui simbol-simbol di dalam struktur sosial, budaya, ekonomi, dan politik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 400, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian tentang agama lokal di Indonesia sudah banyak dilakukan. Berdasarkan pembacaan penulis terdapat tiga tipologi kajian agama lokal. Pertama, kajian agama lokal yang menguraikan tentang hubungan antara agama lokal dengan agama resmi dari perspektif historis-sosiologis. Kajian dengan tipologi ini menganalisis bagaimana sejarah kemunculan agama lokal dan perkembangannya serta respon positif maupun negatif dari berbagai kelompok agama lainnya. Kedua, tipologi kajian dari perspektif politik agama. Kajian agama lokal semacam ini lebih mengarahkan fokus penelitiannya kepada dinamika perpolitikan di Indonesia serta proses rekognisi agama lokal secara", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 400, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Arbi Mulya Sirait et al., “Posisi Dan Reposisi Kepercayaan Lokal Di Indonesia,” Jurnal Kuriositas VIII, no. 1 (2015).", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 723, "width": 363, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Aryono Aryono, “Pergulatan Aliran Kepercayaan Dalam Panggung Politik Indonesia,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1950an- 2010an: Romo Semono Sastrodihardjo Dan Aliran Kapribaden,” Jurnal Sejarah Citra Lekha 3, no. 1 (2018), https://doi.org/10.14710/jscl.v3i1.17855.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "regulatif dalam kebijakan perundang-undangan. Ketiga, kajian agama lokal dari perspektif sosio-antropologis. Beberapa penelitian dengan tipologi yang ketiga berusaha mendeskripsikan bagaimana kehidupan masyarakat penganut agama lokal di beberapa daerah, baik pedalaman – untuk tidak menyebutnya termarginalkan – maupun masyarakat adat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 401, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian agama lokal dari perspektif historis-sosiologis dilakukan oleh Hasse Jubba. Hasse menekankan kecerdasan lokal atau nilai-nilai kearifan lokal sebagai peneguh keragaman bangsa. Di Jawa misalnya, istilah \"ngewongke” merupakan semangat untuk memanusiakan manusia. Begitu juga dengan kearifan lokal masyarakat Bugis yang dikenal dengan istilah “sipakatau” yang artinya sama dengan meninggikan martabat manusia lainnya. Pada level praktisnya, masyarakat Bugis melakukan Tudang Sipulung untuk berkumpul dan musyawarah guna menemukan hasil kesepakatan. Di Papua terdapat “Satu Tungku Tiga Batu” dengan arti masyarakat Papua terdiri dari tiga kekuatan “agama” yang menopang masyarakat Papua 11 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 401, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian lainnya Br. Nelita Situmorang tentang agama lokal yaitu Parmalim di Toba Samosir. Pemeluk agama ini sebelum Indonesia merdeka sudah menjadi keyakinan yang turun temurun, bahkan pasca kemerdekaan agama Parmalim belum terdaftar secara resmi sebagai agama di Indonesia. Nelita menegaskan bahwa Parmalim sudah memiliki syarat-syarat diakui sebagai agama, diantaranya konsep ketuhanan (Mulajadi Na Bolon) , tempat ibadah (Bale Pasogit) , kitab suci (Pustaha Habonoron) , tokoh agama (Raja Uti) , larangan dalam agama (riba, makan darah, babi, dan anjing serta monyet), hari suci/ hari raya (Sabtu), dan agama ini pertama kali berdiri tahun 497 M (1450 tahun Batak) 12 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 579, "width": 400, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang hubungan negara dan agama yang dilakukan oleh Lestari terhadap kepercayaan Pemena di daerah Karo, Sumatera Utara 13 . Masyarakat Karo yang menganut kepercayaan Pemena melakukan pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap suci. Praktik kepercayaan Pemena yang dilakukan oleh suku Karo tidak dapat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 678, "width": 399, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Hasse Jubba, Kontestasi Identitas Agama: Lokalitas Spiritual Di Indonesia (Yogyakarta: The Phinisi Press, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 399, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Nelita Br Situmorang, “EKSISTENSI AGAMA LOKAL PARMALIM Studi Kasus Di Nomonatif Penghayat Nomor Punguan 35 Desa Air Kulim Mandau Bengkalis,” Jurnal JOM FISIP 4, no. 1 (2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Lestari Dara Cinta Utami Ginting, “Hubungan Negara Dan Agama: Kajian Awal Kepercayaan Pemena Di Karo, Sumatera Utara Pada 1966- 1979” (Universitas Sumatera Utara, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 401, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditinggalkan walaupun mereka mempercayai adanya Debata Sitongal Singrajai (Tuhan Yang Maha Kuasa). Penganut kepercayaan Pemena mulai mengalami penurunan jumlah yang tidak banyak sejak munculnya para misionaris Injil Kristen dan Siar Islam. Kemudian, pasca peristiwa G 30S/PKI dan pergantian rezim dari Orde Lama ke Orde Baru, agama menjadi alat legitimasi pemerintah. Sehingga, para penganut kepercayaan Pemena mengalami konversi besar-besaran ke agama Kristen sejak tahun 1965.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 400, "height": 358, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara agama lokal dengan negara seringkali dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia. Seperti penelitian Hanung Sito Rohmawati tentang kerokhanian Sapta Darma 14 . Para penghayat kerokhanian Sapta Darma meyakini ajaran yang dianutnya berasal dari wahyu yang diterima oleh Bapak Hardjosopoero dan bukan wangsit. Penyebaran ajaran Sapta Darma dilakukan dari tahun 1956-1960 yang terdiri dari Wahyu Sujud kepada Allah Hyang Maha Kuasa (dilakukan minimal satu kali setiap hari), Wahyu Simbol Pribadi Manusia (pengendalian nafsu diri), Wewarah Tujuh (kewajiban manusia hidup di dunia), dan Wahyu Sesanti (ajaran kebaikan kepada orang lain). Dalam ajaran Sapta Darma juga terkandung perintah untuk mengikuti Peraturan dan Perundang-undangan Pemerintah. Namun, pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sebelum keluarnya Keputusan MK Nomor 97/PU-XIV/2016 masih cenderung diskriminatif. Permasalahan hak-hak sipil diantaranya pencantuman identitas agama, pencatatan dan perkawianan antar penghayat, pendidikan anak sesuai dengan keyakinan penghayat, hak atas sumpah jabatan sesuai dengan ajaran penghayat, pemakaman sesuai dengan kepercayaan, serta hak untuk membangun tempat ibadah. Permasalahan hak-hak sipil yang kerap dialami oleh para penganut agama lokal juga diuraikan oleh Ahmad Muttaqien dalam penelitiannya tentang ajaran Sunda Wiwitan aliran Madrais 15 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 400, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun agama-agama lokal di berbagai belahan negara Indonesia diantaranya agama Buhun di Jawa Barat, Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur, agama Samin di sekitar Pati, Kaharingan di Kalimantan, kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa, Tolottang di Sulawesi Selatan, Wetu Telu di Lombok, Naurus di Pulau Seram, agama", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 399, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Hanung Sito Rohmawati, “Kerokhanian Sapta Darma Dan Permasalahan Hak -Hak Sipil Penghayat Di Indonesia,” Jurnal Yaqzhan 6, no. 1 (2020).", "type": "Footnote" }, { "left": 149, "top": 723, "width": 364, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Ahmad Muttaqien, “Spiritualitas Agama Lokal (Studi Ajaran Sunda Wiwitan Aliran Madrais", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Cigugur Kuningan Jawa Barat),” Al-Adyan 8, no. 1 (2013),", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 251, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://103.88.229.8/index.php/alAdyan/article/view/528/353.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 257, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marapu di Sumba Timur, kepercayaan Ugami Batak di Sumatera Utara, dan agama lokal lainnya. Penelitian tentang agama lokal kepercayaan Aruh masyarakat Dayak dilakukan oleh Moh. Soehadha 16 . Soehadha menguraikan bagaimana orang Loksado meyakini Aruh sebagai upaya untuk menjaga eksistensi pangan. Hal ini dikonseptualisasikan melalui studi ekoteologi yang menjadi kebaharuan perspektif dalam memandang agama lokal bahwa masyarakat Loksado memberi makna serta penjelasan akan pengalaman hidupnya yang terus berubah, terutama adanya pengaruh dari Yahudi-Kristen (interpretasi para Zending), pengaruh Islam, serta perubahan kosmologi. Transformasi yang memberikan dampak kepada cara pandang orang Loksado terhadap Aruh merupakan cara mereka untuk beradaptasi terhadap perubahan. Walaupun demikian, hubungan antara negara dengan agama kepercayaan orang Loksado justru telah merubah fungsi ritual Aruh menjadi alat propaganda pemerintah demi mewujudkan perkembangan pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 377, "width": 401, "height": 196, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari temuan kajian tentang agama-agama lokal menunjukkan bahwa agama tidak dapat didefinisikan secara singkat hanya pada ranah doktrinal maupun konsep kepercayaan semata. Ataupun agama didefinisikan berdasarkan pada rujukan dari kalangan elit politik. Agama dimanapun keberadaan masyarakat yang memiliki konsep kepercayaan terhadap Yang Supranatural perlu dipahami secara komprehensif. Sehingga, keberadaan mereka tidak dipandang sebelah mata. Karena bagaimana pun keberadaan mereka, secara garis besar agama lokal adalah sebuah bentuk keyakinan berdasar pada pengalaman ( hierophany ) suatu kelompok masyarakat yang termanifestasikan dalam berbagai macam ritus guna menjaga eksistensi nilai-nilai arif nan luhur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 591, "width": 243, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara Agama Lokal dengan Negara", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 400, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian tentang Bakor PAKEM, tercatat laporan Departemen Agama (Depag) pada tahun 1953 ada 360 agama baru dan kebatinan/aliran kepercayaan 17 . Pada tahun 1972 terdapat 217 aliran kebatinan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 712, "width": 399, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Moh. Soehadha, Dalam Rengkuhan Diyang Panambi Aruh Dan Peladang Loksado Dalam Arus Perubahan (Yogyakarta: SUKA-Press, 2018). 17 Sihombing et al., “Menggugat Bakor Pakem: Kajian Hukum Terhadap Pengawasan Agama Dan Kepercayaan Di Indonesia.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang terdiri dari 188 aliran di Jawa Tengah dan 29 aliran di luar Jawa Tengah. Pada tahun 1984, laporan dari Direktorat Bina hayat Kepercayaan (BHK) terdapat 353 organisasi kepercayaan 18 . Nurdjana dalam buku “Hukum dan Aliran Kepercayaan menyimpang di Indonesia” mengutip laporan dari Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa terdapat 980 organisasi yang menghimpun para penghayat dari berbagai paguyuban dan tersebar di 25 provinsi 19 . Sedangkan dalam penelitian Moh.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 401, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyudi tercatat 187 organisasi penghayat kepercayaan yang tersebar di 13 provinsi 20 . Dari beberapa data yang didapatkan oleh penulis, pada dasarnya belum dapat dikatakan terdapat data resmi yang dikeluarkan oleh instansi yang berwewenang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 401, "height": 196, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari sumber penyajian data yang telah disebutkan merupakan salah satu bentuk dari diskriminasi regulatif dalam pelayanan negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penganut agama lokal. Menurut Sudarto, hubungan antara agama lokal, agama resmi, dan negara melalui penerapan setiap kebijakan atas kebebasan beragama di Indonesia bersifat diskriminatif. Dinamika praktik diskriminasi tersebut terdiri dari empat poin. Pertama, diskriminasi regulatif dengan aktor pemerintah. Kedua, agama- agama resmi yang secara kultural berbasiskan dukungan kelompok bersifat kurang sportif. Ketiga, kalangan akademisi yang justru terlibat dalam praktik diskriminasi dengan berbagai macam labeling. Keempat, diskriminasi yang dilakukan oleh media mainstream melalui liputan terhadap komunitas agama lokal di daerah pedalaman 21 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 400, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejarah munculnya kasus diskriminasi terhadap agama lokal berawal dari usaha kolonial Belanda yang berusaha melakukan politik adu domba antara Islam versus adat dan “santri” versus “abangan”. Sedangkan pasca kemerdekaan, kontestasi dalam politik aliran ini bertransformasi ke arah kelompok pendukung aliran “negara Islam” dan “negara sekuler” yang berujung pada peristiwa pro dan kontra atas penghapusan 7 kata pada pasal 29, serta perd ebatan kata antara “agama” dan “kepercayaan” dalam Piagam", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 656, "width": 311, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Ma’arif, Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur Dalam Politik Agama Di Indonesia .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 400, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Adam Setiawan, “Perspektif Hukum Refleksif Terhadap Peran Mahkamah Konstitusi Dalam Menjamin Hak- Hak Konstitusional Penghayat,” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): 81 – 97. 20 Moh. Wahyudi, “Analisis Masuknya Aliran Kepercayaan Di Kolom Agama Dalam Kartu Keluarga Dan Kartu Tanda Penduduk (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/Puu-Xiv/2016 Tentang Yudicial Review Undang-Undang Admi nistrasi Kependudukan” (Universitas Islam Indonesia,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 26, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2018).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 398, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Sudarto, “Rekognisi Agama Lokal Prasyarat Menuju Demokrasi Majemuk,” Jurnal Fuaduna 3, no. 2 (2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 197, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta 22 . Pada tahun 1948, kelompok santri vs abangan berkembang menjadi militer (mendapat dukungan dari Islam santri) vs komunis (belum didapatkan tulisan mengenai tumbuhnya kelompok kebatinan yang berafilisasi dengan PKI) 23 . 24 Pada tahun 1953, Departemen Agama yang sedari awal merupakan infilterasi politik bagi kelompok santri mendirikan lembaga khusus Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) guna mengawasi eksistensi kelompok kebatinan. Dalam pelaksaan tugas PAKEM salah satunya membuat ketentuan yang dimaksud dengan aliran kepercayaan dengan kriteria aliran keagamaan maupun kepercayaan budaya yang bercirikan ajaran mistik, kejawen, pedukunan, peramalan, paranormal, dan metafisika 25 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 401, "height": 176, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pergulatan wacana agama lokal secara yuridis sejak dikeluarkan UU No.1/PNPS 1965 memberikan dampak berupa pengawasan secara ketat serta stigma masyarakat penganut agama resmi terhadap komunitas agama local 26 . Perkembangan selanjutnya pada keputusan melalui TAP MPR 1973 menyatakan bahwa tuntutan kelompok kepercayaan diakui setara dengan agama diterima oleh negara. Hal ini tertuliskan dalam GBHN (Garis-Garis Haluan Besar Negara) tahun 1973 dengan modifikasi dari aliran kebatinan menjadi aliran kepercayaan 27 . 28 Pada tahun 1974-1975 terdapat persoalan mengenai pencatatan perkawinan para penganut agama lokal. Sejak peristiwa tersebut, maka pemenuhan hak-hak kelompok agama lokal menjadi krusial dalam sistem", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 541, "width": 311, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Ma’arif, Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur Dalam Politik Agama Di Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 553, "width": 399, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 M.C Ricklefs, “The First Freedom Experiment: Aliran Politics and Communist Opposition to Islamisation,” in Islamisation and It’s O pponent in Java (Siagapore: NUS Press, 1979).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 399, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Ricklefs berpendapat munculnya kontestasi antara “Islam santri” vs komunis merupakan peristiwa pertentangan politik di Jawa antara NU dengan PKI pada peristiwa pemilu tahun 1957-1958.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 400, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Wahyudi, “Analisis Masuk nya Aliran Kepercayaan Di Kolom Agama Dalam Kartu Keluarga Dan Kartu Tanda Penduduk (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/Puu-Xiv/2016 Tentang Yudicial Review Undang- Undang Administrasi Kependudukan.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 633, "width": 400, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Indah Dwi Utari, Toto Kushartono, and Aliesa Amanita, “Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PPU-XIV/2016 Terkait Pengosongan Kolom Agama Pada Kartu Keluarga Dan Kartu Tanda Penduduk Bagi Penganut Kepercayaan Dalam Kaitannya Dengan Hak Konstitusional Penganut Kepercayaan Memperoleh Hak- Hak Das,” Jurnal Dialektika Hukum 1, no. 1 (2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 397, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Aryono, “Pergu latan Aliran Kepercayaan Dalam Panggung Politik Indonesia, 1950an- 2010an: Romo Semono Sastrodihardjo Dan Aliran Kapribaden.”", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 712, "width": 400, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 Berdasarkan hasil simposium nasional Kepercayaan, Kebatinan, Kejiawaan, Kerohanian di Yogyakarta pada 7-9 November 1970 yang diketuai oleh Wongsonegoro. Kemudian pada Sidang Umum di Parlemen tahun 1973 yang dihadiri oleh Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi Karya Pembangunan, Praksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan Utusan Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 96, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelayanan negara 29 – antara dilayani oleh Kementerian Agama maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, persoalan administrasi kependudukan terkait hak identitas penganut agama lokal untuk dicantumkan dalam kolom agama pada KTP belum terselesaikan hingga munculnya permohonan yang diputuskan melalui Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PU-XIV/2016 30 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 401, "height": 277, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil keputusan dari Mahkamah Konstitusi pada tahun 2017 menunjukkan adanya pengakuan identitas penganut agama lokal secara resmi dengan pencantuman “penghayat” pada kolom agama di KTP. Hal ini berdasarkan be berapa pertimbangan konstitusional; 1) kewenangan MK untuk menguji Undang-Undang, 2) kedudukan hukum para pemohon untuk mengajukan gugatan kepada MK. Kualifikasi para pemohon terdiri dari komunitas Marapu, Penganut Sapto Darmo, Ugamo Batak, dan Parmalim dengan alasan menyusutnya jumlah pemeluk Marapu karena kebutuhan akan kepemilikan identitas agama resmi demi urusan kependudukan, bantuan sosial, maupun layanan publik, mengalami kesulitan dalam urusan perkawinan, mengalami diskriminasi secara administratif maupun sosial, mengalami permasalahan dan eksklusi dari aspek pemenuhan hak-hak dasar maupun kebijakan publik, serta mengalami kesulitan untuk mendapatkan hak pendidikan, 3) pasal a quo yang bertentangan dengan prinsip negara hukum yang melanggar hak warga, 4) hak untuk menganut agama atau kepercayaan merupakan hak konstitusional warga, 5) perlindungan bagi hak-hak warga,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 402, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) agama dan kepercayaan dalam pasal 29 ayat 2 merupakan dua hal yang berbeda, 7) hal-hal yang berkaitan dengan urusan adminsitrasi kependudukan merupakan hak setiap wagra negara, 8) perlunya pembatasan tindakan diskriminasi, 9) penegakkan konstitusionalitas konteks suatu norma dengan menggunakan asas, 10) dalam pasal 61 ayat 2 dan pasal 64 ayat 5 Undang-Undang Administrasi Kependudukan dijelaskan bahwa bagi setiap penghayat kepercayaan tidak perlu mengisi bagian kolom agama di KTP, akan tetapi tetap dilayani oleh negara, 11) terkait UU Adminsitrasi Kependudukan pada kenyataannya tidak ditemukan kepastian dalam penerapannya 31 .", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 712, "width": 311, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Ma’arif, Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur Dalam Politik Agama Di Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 400, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 Galuh Indira Gardanita and Hananto Widodo, “Analisis Yuridis Terhadap Identitas Penghayat Kepercayaan Pada Kolom Agama KTP Elektronik,” NOVUM: Jurnal Hukum 7, no. 1 (2020).", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 746, "width": 102, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 Gardanita and Widodo.", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 401, "height": 196, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggapan dari keputusan MK tentang pencantuman data “agama” yang mencakup “kepercayaan” mendapatkan beragam respon antara yang pro dan kontra. Di antara respon yang kontra, penolakan yang paling tegas berasal dari MUI 32 . Respon MUI seperti ini biasanya memiliki pengaruh kuat kebijakan terhadap penolakan agama lokal maupun aliran kepercayaan. Misalnya kasus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Sumatera Utara dan Al Qiyadah Al Islamiyah mendapatkan sikap dari Pemerintah Daerah, Tim Pakem, serta Majelis Ulama Indonesia melalui fatwa sesat serta larangan pada tahun 2007. Kasus serupa juga terjadi di Kuningan, Jawa Barat pada tahun 2002 dengan keluarnya Surat Keputusan Bersama (SKB) yang memutuskan pelarangan JAI 33 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 401, "height": 196, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut para pegiat HAM, adanya wewenang MUI dalam merumuskan sebuah keputusan dilandasi penafsiran Pasal 1 UU No. 1 PNPS/1965 yang berbunyi “Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok- pokok ajaran agama itu.” Amanat yang terkandung di dalam pasal ini kemudian diberikan kepada MUI selaku pemegang otoritas tafsir, khususnya Islam 34 . Pada tahun 2011, Fatwa MUI No. Kep 01/SKF- MUI/JTM/I/2012 menetapkan bahwa ajaran Syi’ah sesat dan menyesatkan yang mendapatkan dukungan dari Kementerian Agama Jawa timur 35 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 271, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran Lembaga Keagamaan dan Organisasi Asosiatif", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 400, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persoalan dalam dinamika hubungan antar umat beragama sering terjadi ketika para pemeluk agama tertentu membuat suatu formalisasi kelembagaan yang menyebabkan nilai-nilai ajaran diproduksi dan direproduksi. Ahmad Muttaqin", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 400, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 Joko Tri Haryato, Negara Melayani Agama Dan Kepercayaan. Konstruksi “Agama” Dan Pelayanan Negara Terhadap Umat Beragama Dan Berkepercayaan Di Indonesia (Jakarta: LITBANGDIKLAT Press, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 678, "width": 399, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 Sihombing et al., “Menggugat Bakor Pakem: Kajian Hukum Terhadap Pengawasan Agama Dan Kepercayaan Di Indonesia.”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 701, "width": 363, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 Rohidin, “Problematika Beragama Di Indonesia: Potret Persepsi Masyarakat Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 712, "width": 400, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otoritas Fatwa Majelis Ulama Indonesia,” Jurnal Hukum 18, no. 1 (2011), https://doi.org/10.20885/iustum.vol18.iss1.art1.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 399, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 Tim Penyusun, Atas Nama Agama: Pelanggaran Terhadap Minoritas Agama Di Indonesia (USA: Human Rights Watch, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpendapat bahwa adanya elit agama yang memiliki otoritas keagamaan serta menjadi aktor kunci bagi keberlangsungan praktik-praktik keagamaan 36 . Sehingga, ruang privilege bagi penganut untuk menentukan kesepakatan secara kolektif terhadap produksi dan reproduksi nilai serta ajaran agama bergeser ke elit agama dan berpotensi memunculkan masalah dalam konstruksi agama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 400, "height": 216, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam beberapa kasus diskriminasi penganut agama lokal, seperti Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) serta tim BAKOR PAKEM yang dibentuk oleh pemerintah secara politis-adminsitratif dengan tujuan memetakan masyarakat berdasarkan keyakinan yang dianut. Hal ini justru menimbulkan eksklusi sosial yang berupa deprivasi dan stigma sosial terhadap kelompok minoritas. Wacana eksklusi sosial dan deprivasi minoritas dipelopori oleh Rene Lenoir, seorang sosiolog berkebangsaan Perancis. Seiring berkembangnya teori eksklusi yang semakin luas dan bersifst multidimensional perlu diperhatikan konteks analisisnya sesuai dengan latar belakang ekonomi, sosial, politik, dan budaya suatu negara 37 . Eksklusi sosial lebih cenderung menunjukkan suatu kondisi ‘dirugikan’ secara sistematis yang berdampak pada keterhambatan hubungan sosial dan organisasional.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 400, "height": 196, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelusuran penulis terhadap bentuk-bentuk eksklusi sosial terhadap penganut agama lokal ditandai dengan relasi kekuasaan yang bersifat hirarkis dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Walaupun keputusan MK telah memberikan dampak positif dalam reformulasi pelayanan negara terhadap penganut agama lokal, sekiranya dalam pengamatan penulis masih menyisakan problem identitas penganut agama lokal dalam bentuk stigma sosial. Penulis menganalisis problem ini dengan paradigma struktural-fungsional bagaimana kebijakan negara dalam melayani agama- agama lokal yang dahulu bersifat diskriminatif telah mengalami perubahan. Akan tetapi, stigma terhadap identitas sosial para penganut agama lokal memerlukan pengawalan dalam proses perkembangannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 400, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya meredam konflik serta meminimalisir stigma sosial pasca Keputusan MK Nomor 97/PU-XIV/2016 diperlukan andil dari lembaga keagamaan serta organisasi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 400, "height": 33, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36 Ahmad Muttaqin, Eksklusi Sosial Terhadap Penganut Agama Lokal Di Kabupaten Cilacap , vol. Laporan Pe, 2016, http://iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/naskah-eksklusi-agama- lokal.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 399, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37 Rusydi Syahra, “Eksklusi Sosial: Perspektif Baru Untuk Memahami Deprivasi Dan Kemiskinan,” Jurnal Masyarakat & Budaya Edisi Khus (2010).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "asosiatif. Jika ditelusuri berdasarkan tesisnya Ralp Dahrendorf bahwa distribusi wewenang dan kekuasaan yang tidak merata akan menimbulkan konflik secara sistematis. Begitu juga dengan pemindahan wewenang yang kerap memicu konflik disertai dengan perubahan kebijakan 38 . Karena kekuasaan selalu memisahkan antara penguasa dengan yang dikuasai, serta adanya kepentingan penguasa yang selalu dipandang objektif oleh kelompok yang berkuasa. Kemudian terjadilah dikotomi dalam kekuasaan yang secara struktural bersifat mendominasi kelompok lainnya 39 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 255, "width": 400, "height": 136, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resminya pengakuan identitas penganut agama lokal yang tercantumkan dalam kolom agama pada KTP sebagai penghayat pastinya menimbulkan pro dan kontra disertai dengan perubahan sosial. Adanya relasi kuasa antar kelompok yang berkepentingan akan melahirkan kelas baru. Dengan kata lain beberapa orang turut serta dalam sistem kuasa yang ada dalam kelompok, sedangkan yang lain tidak. Jadi terdapat dua sistem kelas sosial yaitu; mereka yang berperan serta dalam struktur kekuasaan melalui penguasaan dan mereka yang tidak berpartisipasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 401, "height": 176, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Dahrendorf sistem relasi kuasa antar kelompok memiliki kualitas otoritas yang berbeda-beda. Ia juga menegaskan kelompok yang berkuasa disebabkan oleh adanya harapan dari para pendukungnya karena sebuah posisi otoritas 40 . Otoritas bersifat dikotomi, dalam arti selalu ada dua kelompok berkepentingan yang arah dan subtansinya saling bertentangan. Dua kelompok ini direpresentasikan antara kelompok pendukung kebijakan MUI yang menolak tegas Keputusan MK Nomor 97/PU- XIV/2016 dan kelompok dalam framing “nasionalis” pendukung kebijakan tersebut. Sehingga, alternatif untuk meredam konflik kepentingan seperti ini dapat dilakukan dengan cara memperketat sosialisasi secara integral dari setiap elemen masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 579, "width": 400, "height": 95, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari alternatif yang ditawarkan dengan turut andilnya peran lembaga keagamaan dan organisasi asosiatif dalam melakukan sosialisasi rekognisi terhadap penganut kepercayaan untuk merubah asumsi-asumsi patologis, penerimaan secara luas untuk memahami praktik-praktik keyakinan dan kearifan leluhur budaya setempat, memperkaya kesadaran beragama yang inklusif bahwa masing-masing agama memiliki", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 712, "width": 347, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda, Terj. (Jakarta: Grafindo Persada, 2002).", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 399, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39 George Ritzer and Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Terj. (Jakarta: Prenada Media, 2004).", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 746, "width": 95, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40 Ritzer and Goodman.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keunikan serta perbedaan, serta membangun relasi antar umat beragama yang konstruktir bukan destruktif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 166, "width": 87, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 400, "height": 197, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika hubungan antar umat beragama dan negara dalam bingkai kearifan budaya lokal kerap mengalami problem kepentingan. Tidak lain disebabkan perisitwa sejarah sejak zaman kolonial yang melakukan politik adu domba antara agama dengan adat. Sedangkan pasca kemerdekaan, kompleksitas problematika dalam hubungan antar umat beragama dilatarbelakangi oleh kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Namun, akar sejarah terjadinya problem dalam hubungan antar umat beragama yang memunculkan konflik kepentingan terletak pada kebijakan negara dalam mengontrol urusan agama. Kepentingan kelompok sering mengalami transformasi yang berawal dari relasi kuasa antara mayoritas dan minoritas disertai perlakuan diskriminasi atas hak-hak sipil minoritas penganut agama lokal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 400, "height": 216, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasang surut rekognisi agama lokal menjadi kajian yang menarik, bahkan pasca Keputusan MK Nomor 97/PU-XIV/2016 yang berupa pencantuman secara resmi identitas penghayat dalam kolom agama pada KTP. Dalam penelusuran kajian agama lokal dan perubahan kebijakan tersebut, penulis menemukan asumsi-asumsi yang dilandasi stigma sosial terhadap penganut agama lokal. Untuk meminimalisir stigma tersebut agar tidak berujung pada konflik di kemudian hari, penulis memberikan alternatif yaitu memperketat sosialisasi kebijakan pemerintah melalui turut andilnya peran lembaga keagamaan dan organisasi asosiatif. Hal ini bertujuan untuk memperkaya pemahamam akan praktik-praktik keyakinan serta kearifan leluhur budaya setempat, membentuk kesadaran beragama yang inklusif, dan membangun hubungan antar umat beragama di Indonesia yang kontruktif serta moderat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 274, "top": 113, "width": 79, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 142, "width": 400, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung, Dewa Agung Gede. “Keragaman Keberagaman (Sebuah Kodrati Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Berdasarkan Pancasila).” Jurnal Sejarah Dan Budaya 11, no. 2 (2017). https://doi.org/10.17977/um020v11i22017p151.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 401, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Muttaqin. Eksklusi Sosial Terhadap Penganut Agama Lokal Di Kabupaten Cilacap . Vol. Laporan Pe, 2016. http://iainpurwokerto.ac.id/wp-", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 227, "width": 284, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "content/uploads/2018/11/naskah-eksklusi-agama-lokal.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 400, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aryono, Aryono. “Pergulatan Aliran Kepercayaan Dalam Panggung Politik Indonesia, 1950an-2010an: Romo Semon o Sastrodihardjo Dan Aliran Kapribaden.” Jurnal Sejarah Citra Lekha 3, no. 1 (2018). https://doi.org/10.14710/jscl.v3i1.17855.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 305, "width": 400, "height": 46, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ellegaard, Ole, and Johan A. Wallin. “The Bibliometric Analysis of Scholarly Production: How Great Is the Impact?” Scientometrics 1, no. 3 (2015). https://doi.org/10.1007/s11192-015-1645-z.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 360, "width": 400, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gardanita, Galuh Indira, and Hananto Widodo. “Analisis Yuridis Terhadap Identitas Penghayat Kepercayaan Pada Kolom Agama KTP Elektronik.” NOVUM: Jurnal Hukum 7, no. 1 (2020).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 415, "width": 400, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ginting, Lestari Dar a Cinta Utami. “Hubungan Negara Dan Agama: Kajian Awal Kepercayaan Pemena Di Karo, Sumatera Utara Pada 1966- 1979.” Universitas Sumatera Utara, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 469, "width": 401, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harris, Dave. Literature Review and Research Design . Literature Review and Research Design , 2019. https://doi.org/10.4324/9780429285660.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 508, "width": 400, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harrison, Victoria S. “The Pragmatics of Defining Religion in a Multicultural World.”", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 524, "width": 376, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal for Philosophy of Religion 59 (2006).", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 539, "width": 214, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1007/s11153-006-6961-z.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 400, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryato, Joko Tri. Negara Melayani Ag ama Dan Kepercayaan. Konstruksi “Agama” Dan Pelayanan Negara Terhadap Umat Beragama Dan Berkepercayaan Di Indonesia . Jakarta: LITBANGDIKLAT Press, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 617, "width": 400, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jubba, Hasse. Kontestasi Identitas Agama: Lokalitas Spiritual Di Indonesia . Yogyakarta: The Phinisi Press, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 656, "width": 401, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ma’arif, Samsul. Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur Dalam Politik Agama Di Indonesia . Vol. 53. Yogyakarta: CRCS Program Studi Agama dan Lintas Budaya, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 400, "height": 46, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muttaqien, Ahmad. “Spiritualitas Agama Lokal (Studi Ajaran Sunda Wiwitan Aliran Madrais Di Cigugur Kuningan Jawa Barat).” Al-Adyan 8, no. 1 (2013). http://103.88.229.8/index.php/alAdyan/article/view/528/353.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 401, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyusun, Tim. Atas Nama Agama: Pelanggaran Terhadap Minoritas Agama Di Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 129, "width": 163, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "USA: Human Rights Watch, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 152, "width": 400, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ricklefs, M.C. “The First Freedom Experiment: Aliran Politics and Communist Opposition to Islamisation.” In Islamisation and It’s Opponent in Java . Siagapore:", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 183, "width": 85, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NUS Press, 1979.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 207, "width": 400, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda, Terj. Jakarta: Grafindo Persada, 2002.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 401, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ritzer, George, and Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern, Terj. Jakarta: Prenada Media, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 400, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohidin. “Problematika Beragama Di Indonesia: Potret Persepsi Masyarakat Terhada p Otoritas Fatwa Majelis Ulama Indonesia.” Jurnal Hukum 18, no. 1 (2011). https://doi.org/10.20885/iustum.vol18.iss1.art1.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 324, "width": 400, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmawati, Hanung Sito. “Kerokhanian Sapta Darma Dan Permasalahan Hak -Hak Sipil Penghayat Di Indonesia.” Jurnal Yaqzhan 6, no. 1 (2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 363, "width": 400, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Adam. “Perspektif Hukum Refleksif Terhadap Peran Mahkamah Konstitusi Dalam Menjamin Hak- Hak Konstitusional Penghayat.” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 1, no. 1 (2018): 81 – 97.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 400, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sihombing, Uli Parulian., Fulthoni A.M, Dadang Trisasongko, Renata Arianingtyas,", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 433, "width": 376, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumadi, Febionesta, and Tommy Awalia Putra. “Menggugat Bakor Pakem:", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 449, "width": 376, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian Hukum Terhadap Pengawasan Agama Dan Kepercayaan Di Indonesia.” ILRC, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 400, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sirait, Arbi Mulya, Fita Nafisa, Rifdah Astri Oktia D, and Rumpoko Setyo Jatmiko.", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 503, "width": 376, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Posisi Dan Reposisi Kepercayaan Lokal Di Indonesia.” Jurnal Kuriositas VIII, no. 1 (2015).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 400, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Situmorang, Nelita Br. “EKSISTENSI AGAMA LOKAL PARMALIM Studi Kasus", "type": "Section header" }, { "left": 137, "top": 558, "width": 376, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Nomonatif Penghayat Nomor Punguan 35 Desa Air Kulim Mandau Bengkalis.” Jurnal JOM FISIP 4, no. 1 (2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 400, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soehadha, Moh. Dalam Rengkuhan Diyang Panambi Aruh Dan Peladang Loksado Dalam Arus Perubahan . Yogyakarta: SUKA-Press, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 401, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "——— . Fakta Dan Tanda Agama Suatu Tinjauan Sosio-Antropologi . Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 400, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudarto. “Rekognisi Agama Lokal Prasyarat Menuju Demokrasi Majemuk.” Jurnal Fuaduna 3, no. 2 (2019).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 400, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahra, Rusydi. “Eksklusi Sosial: Perspektif Baru Untuk Memahami Deprivasi Dan Kemiskinan.” Jurnal Masyarakat & Budaya Edisi Khus (2010).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 147, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukaddimah: Jurnal Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 20, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 369, "top": 798, "width": 144, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 401, "height": 92, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utari, Indah Dwi, Toto Kushartono, and Aliesa Amanita. “Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PPU-XIV/2016 Terkait Pengosongan Kolom Agama Pada Kartu Keluarga Dan Kartu Tanda Penduduk Bagi Penganut Kepercayaan Dalam Kaitannya Dengan Hak Konstitusional Penganut Kepercayaan Memperoleh Hak- Hak Das.” Jurnal Dialektika Hukum 1, no. 1 (2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 400, "height": 60, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyudi, Moh. “Anal isis Masuknya Aliran Kepercayaan Di Kolom Agama Dalam Kartu Keluarga Dan Kartu Tanda Penduduk (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/Puu-Xiv/2016 Tentang Yudicial Review Undang-Undang Administrasi Kependudukan.” Universitas Islam Indonesia, 2018.", "type": "Text" } ]
53d8173d-a9f6-76fb-9333-d2e2517d618c
https://journal.staisar.ac.id/index.php/mediasas/article/download/16/7
[ { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 117, "width": 406, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DINAMIKA PENGATURAN PENCATATAN PERKAWINAN DI", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 133, "width": 371, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INDONESIA PASCA PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2016", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 429, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(DYNAMICS OF MARRIAGE REGISTRATION REGULATIONS IN INDONESIA POST MINISTER OF HOME AFFAIRS", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 195, "width": 200, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REGULATION NO.09 OF 2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 378, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eka Putra Pratama 1 , Shifa Anindita Nanang 2 , Siska Lis Sulistiani 3 1 Universitas Islam Bandung, Indonesia Email: [email protected] Article Info", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 278, "width": 48, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 85, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received: 23-08-2022 Revised: 22-11-2022 Accepted: 14-16-2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 51, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 79, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marriage registration;", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 20, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 423, "height": 326, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sirri marriage. This study aims to determine the changes in the rules relating to marriage registration in Indonesia based on applicable laws such as the Marriage Law No. 1 of 1974 and Islamic law, especially after the Minister of Home Affairs Regulation No. 6 of 2019. This study uses a normative juridical research method using primary and secondary legal data sources and types such as laws and regulations on marriage, compilations of Islamic law, and other relevant articles, then collected using the literature study method and analyzed through descriptive methods. qualitative. The results of this study indicate that marriage registration is still based on Law no. 1 of 1974, as for the Minister of Home Affairs No. 6 of 2016 only to regulate population administration with unregistered status for marriages that are not registered in the KUA or Civil Registry (;). Info Artikel Abstrak Kata Kunci: Pencatatan; Perkawinan; Hukum. Per Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan aturan berkaitan pencatatan perkawinan di Indonesia berdasarkan hukum yang berlaku seperti UU Perkawinan No.1 Tahun 1974 dan hukum Islam khususnya setelah adanya Permendagri No. 6 Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan sumber dan jenis data hukum primer dan sekunder seperti peraturan perundang-undangan tentang perkawinan, kompilasi hukum Islam, dan artikel lainnya yang relevan, kemudian dikumpulkan dengan metode studi literatur dan dianalisis melalui metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencatatan perkawinan tetap didasarkan pada UU No. 1 Tahun 1974, adapun dengan adanya permendagri No.6 Tahun 2016 hanya menertibkan secara administrasi kependudukan dengan status tidak tercatat bagi perkawinan yang tidak tercatata di KUA ataupun Catatan Sipil. (;).", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 627, "width": 117, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022 by Author(s)", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 637, "width": 357, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution- NonCommercial-Share Alike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 101, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 428, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisnis Perkawinan merupakan ikatan yang agung dan sakral atau sering disebut dengan istilah mitsaqan ghalidza , sehingga memiliki konsekuensi hukum yang sangat besar", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 791, "width": 20, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam hukum Islam maupun hukum nasional . Kedudukan perkawinan ini sangat penting sehingga segala sarana hukum yang menuju pada kelanggengan ataupun pencapaian tujuan perkawinan menjadi suatu hal yang penting, khususnya pencatatan perkawinan. Pada dasarnya perkawinan dalam hukum Islam tidak mensyaratkan secara khusus berkaitan tentang pencatatan perkawinan baik dalam Al- Qur’an maupun al-Hadis, akan tetapi dengan adanya problematika berkaitan perkawinan dan perceraian yang terjadi yang diakibatkan dari tidak teraturanya administrasi perkawinan ini menjadikan para ulama , cendikiawan, dan para legislator berpikir tentang aturan tentang penertiban administrasi perkawinan melalu pencatatan perkawinan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 428, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, sebagai negara muslim terbesar di dunia, juga terjadi di negara muslim lainnya seperti Mesir yang mewajibkan pencatatan perkawinan berdasarkan hukum negara yang berlaku. Di Indonesia fenomena nikah tidak tercatat dikenal dengan istilah pernikahan sirri. Pernikahan sirri bagi seorang muslim dilakukan hanya memenuhi unsur rukun syarat secara fiqh saja, tapi tidak mencatatkan secara hukum kepada Kantor Catatan Sipil sebagai lembaga resmi untuk mencatatkan perkawinan bagi masyarakat muslim di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 428, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aturan berkaitan pencatatan perkawinan ini telah diatur sejak tahun 1974 melalui Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan akan tetapi setelah adanya aturan terbaru peraturan mentri dalam negri di tahun 2016 dimana memberikan ruang kepada pernikahan tidak tercatat untuk mendapatkan hak administrasi seperti kartu keluarga yang sebelum aturan itu ada, bahwa hak administrasi hanya didapat bagi masyarakat yang tertib administrasi sejak awal perkawinan yaitu melalui pencatatan perkawinan. oleh karena itu melalui penelitian ini peneliti tertarik untuk membahas berkaitan dinamika aturan pencatatan perkawinan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 139, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 428, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif, dengan menggunakan jenis dan sumber data hukum primer dan sekunder yaitu UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, Permendagri No.6 Tahun 2016, dan jurnal-jurnal terkait. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya data dari berbagai sumber kemudian mengkajinya dengan mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "utama) yaitu buku-buku mengenai permasalahan yang di bahas dan sumber sekunder (tambahan) diambil dari jurnal-jurnal mengenai permasalahan yang dibahas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 181, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian Pencatatan Perkawinan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 428, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan menurut bahasa yaitu proses, cara, atau perbuatan mencatat. Pencatatan biasanya berhubungan dengan suatu proses catat mencatat atau tulis menulis data, baik secara manual dalam draft buku atau dalam bentuk soft file di computer, salah satunya bertujuan untuk pendataan dan memudahkan pencarian pada saat data tersebut dibutuhkan atau data tersebut bisa digunakan sebagai alat bukti tertulis tentang sesuatu perkara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan bisa juga diartikan sebagai suatu administrasi negara dalam rangka menciptakan ketertiban dan kesejahteraan warga negaranya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 428, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan perkawinan merupakan pendataan administrasi perkawinan yang ditangani oleh Petugas Pencatat Perkawinan (PPN) yang bertujuan untuk menciptakan ketertiban hukum. Dalam hukum Islam pencatatan perkawinan di tetapkan berdasarkan ijtihad, hal ini karena pencatatan perkawinan tidak diatur secara tegas dalam Al-Q ur’an dan hadis.(Faishol 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 428, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan perkawinan dalam UU No 22 Tahun 1946 menjelaskan bahwa perkawinan diawasi oleh pegawai pencatat nikah. Pengawasan dilakukan oleh pegawai yang diangkat oleh Menteri Agama atau pegawai lainnya yang ditunjuk olehnya. Bagi pasangan yang melakukan perkawinan tanpa pengawasan pegawai pencatat nikah dikenakan hukuman karena merupakan satu pelanggaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 428, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan ketentuan hukum yang telah berlaku di negara Indonesia, maka pelaksanaan perkawinan harus dilakukan di hadapan pegawai pencatat nikah. Barangsiapa yang melaksanakan akad perkawinan di luar pengawasan pegawai, maka ia dikenakan hukuman berupa denda paling banyak Rp50,00 (Lima Puluh Rupiah). Denda dapat dibebankan kepada pihak suami sebagai hukuman administrasi. Undang-Undang No. 32 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan pasal 90 menjelaskan bahwa hukuman administrasi paling banyak Rp1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah). Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 bersifat deferensial karena perkawinan dianggap sah apabila dilakukan menurut masing-masing hukum agama yang dipeluknya. Kemudian UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menjelaskan bahwa tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku (Zubaidah, 2019: 17).", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Menurut UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pada pasal 2 dikatakan bahwa “ perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu, dan tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Dan mengenai kedudukan anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah. (Bab IX pasal 42) (Indonesia 1974: 2)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 428, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum positif tidak membenarkan nikah siri atau nikah dibawah tangan yakni pernikahan yang tidak tercatat sesuai dengan UU yang berlaku dan hanya mengakui bahwa nikah yang sah adalah yang dicatat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 ayat 1 UU No 1 Tahun 1974 sebagaimana diubah dengan UU No 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan mengatur bahwa tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan tersebut memberikan penegasan bahwa setiap perkawinan yang dilakukan dicatat sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku (Fadli, 2021: 83).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 428, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasal 42 Undang-Undang No. 1 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa, “anak sah adalah anak yang dilahirkan di dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkawinan mempunyai akibat hukum yang erat hubungannya dengan sahnya perbuatan hukum tersebut. Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan disbutkan bahwa, “perk awinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan”, ayat (2) nya menyebutkan bahwa, “tiap -tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku”. Berdasarkan ketentuan dalam pasal tersebut berarti bahwa untuk sahnya suatu perkawinan selain didasarkan atas agama dan kepercayaan juga harus didaftarkan atau dicatatkan kepada pegawai pencatatan perkawinan yang berwenang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 429, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan tersebut dibuat untuk menjadikan peristiwa perkawinan menjadi jelas dan diakui oleh negara, serta sangat penting dalam menentukan kedudukan hukum seseorang. Kedudukan hukum tersebut membawa serta hak dan kewenangan tertentu untuk bertindak dalam hukum. Adapun akibat hukum dari perkawinan yang tidak dicatatkan yakni tidak memiliki kekuatan hukum tetap, sangat berdampak buruk karena merugikan isteri sebagai kaum perempuan pada umumnya, serta anak keturunan yang dilahirkan baik secara hukum maupun sosial kehidupan dimasa yang akan datang. Oleh", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 429, "height": 642, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebab itu setiap insan harus dilindungi sebagaimana ketentuan konstitusional Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar tahun 1945 bahwa ,”setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinnya”. Status hukum anak dari perkawinan tidak tercatat atau tidak dicatatkan secara sah menurut hukum perkawinan nasional mengakibatkan akibat hukum lain bagi si anak. Sulitnya anak memperoleh haknya atas ayahnya dan nasabnya yang hanya megikuti nasab ibunya. Sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 di dalam Pasal 43 ayat (1) yang berbunyi, “anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya”. Ini berarti anak tersebut mempunyai suatu pertalian kekeluargaan dengan akibat- akibtnya, terutama hak mewarisi, jadi hampir sama dengan status kekeluargaan dengan anak sah hanya saja perbedaannya anak luar kawin tersebut tidak ada hubungan dengan ayahnya sebagai yang menurunkannya. Sedangkan dalam hukum perdata anak yang lahir di luar perkawinan menurut istilah dikenal dengan Natuurlijkkind (anak alam), anak luar kawin itu dapat diakui oleh ayah dan ibunya. Menurut Hukum Perkawinan Nasional Indonesia, status anak dibedakan menjadi anak sah dan luar nikah. Anak sah menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974 Pasal 42 ialah, “anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah”, dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 99 menyatakan, “anak sah adalah (a) anak yang lahir dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah, (b) hasil pembuahan suami isteri yang sah di luar rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut”. Bila dinyatakan anak yang lahir akibat dari perkawinan yang sah tidak ada masalah, namun anak yang lahir dalam masa perkawinan yang sah ini akan menimbulkan suatu kecurigaan bila pasal ini dihubungkan dengan pasal yang membolehkan perempuan hamil karena zina, menikah dengan pria yang menghamilinya. Perkawinnna perempuan hamil karena zina dengan laki-laki yang menghamilinya adalah perkawinan yang sah. Seandainya beberapa bulan sesudah perkawinan yang sah itu berlangsung, lahir anak yang dikandungnya tentu akan berarti anak yang lahir anak sah dari suami yang mengawininya bila masa kelahiran telah enam bulan dari waktu pernikahan. Anak luar nikah adalah anak yang dibuahi dan dilahirkan di luar perkawinan yang sah, sebagaimana ketentuan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Pasal 100 Kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya. Kelahiran anak tanpa seorang ayah tentu akan mengakibatkan hukum terhadap anak tersebut baik secara", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 379, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "psikologis dan administratif di masa depanya. Dalam hal administratif memberikan perlindungan hukum secara administratif kepada anak yang lahir di luar perkawinan maka diperlukan bukti legalitas. Bukti legalitas tersebut berupa akta kelahiran sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tersebut maka setiap anak yang lahir harus didaftarkan kependudukannya pada pencatatan sipil. Namun bagi anak yang dilahirkan tanpa perkawinan yang sah tentu hal tersebut tidak dapat dilakuakan karena tidak memenuhi persyaratan pencatatan. Masalah hubungan hukum antara anak yang dilahirkan di luar kawin dengan orang tuanya itu sendiri diatur dalam Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, namun setelah Mahkamah Konstitusi melalui putusan Nomor 46/PUU-VIII/2010 tanggal 17 Februari 2012 memutus bahwa Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan bertentangan dengan UUD 1945 bila tidak dibaca “anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan dara, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya”. Jika anak tersebut terbukti memiliki hubungan perdata dengan hanya yang dibuktikan sah secara hukum dan ilmu pengetahuan akta anak tersebut melalui ibunya dapat mengajukan ke pengadilan untuk meminta penetapan yang diperlukan sebagai kepentingan akta kelahiran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 245, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan Perkawinan Menurut Hukum Islam", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 428, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkawinan merupakan suatu akad yang sangat kuat sebagai salah satu bentuk ibadah untuk mentaati perintah Allah swt. Dan dalam perkawinan itu sendiri, proses pencatatan perkawinan merupakan suatu hal yang amat sangat penting untuk dilakukan guna mendapatkan kekuatabnhukum dan dianggap sah oleh Negara. Hal ini disampaikan dalam UU no.1 Tahun 1974 membahas mengenai Perkawinan dimana dalam Pasal 2 ayat 1 “ perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayannya” dipaparkan pulan dalam Pasal 2 ayat 2 “ tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku.”", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 678, "width": 392, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan perkawinan sendiri ialah, suatu peristiwa administrasi yang dilaksanakan oleh seseorang berdasarkan regulasi yang berlaku kepada lembaga yang berwenang dalam pencatatan perkawinan (Kantor Urusan Agama untuk Muslim dan Kantor", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 101, "width": 392, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Catatan Sipil untuk agama lainnya) yang ditandai dengan diterbitkannya Buku Nikah dan Akta Nikah. (Sulistiani, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 428, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Islam dijelaskan secara jelas terkait pecatatan atau administrasi ini sendiri, tetapi pencatatan itu dianalogikan dalam peristiwa muamalah, yaitu dalam Q.S Al Baqarah:282", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 203, "width": 389, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اَهُّ يَآيٰ َنْيِذَّلا ااْوُ نَمٓا اَذِا ْمُتْ نَ ياَدَت نْيَدِب آلِا لَجَا ىًّمَسُّم ُهْوُ بُ تْكاَف ْبُتْكَيْلَو ْمُكَنْ يَّ ب بِتاَك ِلْدَعْلِبِ", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 428, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah serang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 429, "height": 338, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dikatakan bahwa dalam Islam pun terkait dengan pencatatan perkawinan sangatlah jelas mendatangkan maslahat bagi tegaknya dan kokohnya bahtera rumah tangga seiringan dengan kaidah “ Menghindari kerusakan didahulukan daripada memperoleh kemaslahatan” sementara di Indonesia sendiri, berkaitan dengan regulasi pencatatan perkawinan terkhususnya bagi yang beragama muslim dapat dilihat di KHI (Kompilasi Huku m Islam) Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi “ Ag ar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap perkawinan harus dicatat.” (Becker et al. 2015) Kemudian dalam UU No.1 Tahun 1974 dimuat dalam Pasal 2 ayat 2 “ Bahwasanya tiap -tiap perkawinan dicatatkan menurut Undang- Undang yang berlaku” (Indonesia 1974), Dalam Perma No.20 Tahun 2019 No. 1118, 2019 pada Bab IV (Pelaksaan Pencatatan Nikah) di Bagian Kesatu Umum yang dimuat dalam Pasal 9 ayat 1 “ Pencatatan nikah dilakukan setelah akad nikah dilaksanakan” dan dijelaskan pula dalam KUHPerdata dalam Pasal 100 “ bahwa sebuah perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan cara lain, kecuali dengan akat pernikahan yang dibuat oleh pegawai catatan sipil yang melangsungkan perkawinan tersebut.” (Menteri Agama 2019)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 662, "width": 392, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan dasar hukum yang membahas mengenai pencatatan perkawinan ini dapat kita sadari bahwa betapa pentingnya administrasi ini. Tujuan dari pencatatan perkawinan dapat dikatakan guna memberikan kepastian dan perlindungan secara pasti bagi mereka yang menyelenggarakan perkawinan, sehingga dapat memberikan kekuatan hukum dengan", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 101, "width": 392, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adanya berupa bukti yang otentik dan konkrit bahwa telah berlangsungnya perkawinan sehingga para pihak sendiri dapat memertahankan perkawinan itu di hadapan hukum.(Menteri Agama 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 428, "height": 278, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan perkawinan dilakukan pada institusi yang berwenang akan memudahkan para pihak dalam membuat dokumen dimana hal ini juga merupakan bentuk identitas untuk kedua pasangan tersebut dan kebutuhan formal untuk legalitas dalam membuat suatu dokumen yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Para ulama memaparkan bahwa dengan pernikahan yang dicatat dan dengan adanya bukti merupakan salah satu upaya untuk terhi ndar dari mudharat dan dampak negative. Karena, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui regulasi ini merupakan upaya terjaminnya dan perhatiannya pemerintah teradap rakyat. Adapun secara rinci manfaat dari pencatatan perkawinan ini dapat dilihat dalam Pasal 2 ayat 2 yang dapat dijelaskan untuk a.Tertib administrasi perkawinan, b. Memberikan kepastian dan perlindungan terhadap status hukum suami, istri dan anak, c. Memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak tertentu yang timbul karena perkawinan seperti waris, dan kebutuhan dokumen lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 224, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan Perkawinan Pasca Permendagri", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 428, "height": 257, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dipaparkan dalam UU perkawinan No.1 Tahun 1974 dalam Pasal 2 ayat 2, bahwa “ tia-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku.”. Sang at jelas jika pencatatan perkawinan yang memiliki tujuan untuk memberikan kepastian dan perlindungan secara pasti bertujuan untuk kemaslahatan bersama. Akan tetapi, di dalam regulasi Permendagri dipaparkan bahwa bagi yang tidak tercatat pernikahannya dapat membuat Kartu Keluarga, Akta kelahiran dan dapat membuat Surat Keterangan Tidak Tercatat. Hal ini dapat dilihat melalui Pasal 5 ayat (2), Pasal 3 ayat 1 menyebutkan persyaratan kelahiran dimana salah satu syaratnya sendiri ialah akta nikah atau kutipan akta perkawinan. Dimana dalam Kartu Keluarga yang baru tersebut akan dicantumkan “nikah atau kawin belum tercatat”. Jika berbicara mengenai kawin tidak tercatat maka tentu saja hal ini berkaitan dengan nikah siri. Nikah siri ialah suatu pernikahan yang tidak berada di bawah", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 427, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengawasan PPN, Kepala KUA, atau Penghulu sehingga pernikahannya tidak tercatat dan tidah diakui oleh Negara. Apabila perkawinan tersebut tidak tercatat dan membutuhkan dokumen maka pegawai PPN pada umumnya akan meminta untuk melakksanakan isbat nikah. (Anindita, 2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 428, "height": 257, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada banyak berbagai macam alasan terkait mengapa masyarakat memilih untuk tidak mencatatkan perkawinanya, kurang pahamnya masyarakat mengenai regulasi yang ada, malasanya masyarakat untuk mengurus administrasi,, finansial yang tidak mencukupi. Seperti salah satunya, Pertanyaan yang jelas adalah mengapa para pasanga memilih untuk tidak mendaftarkan perceraian dan pernikahan mereka. Dari hasil studi yang mengeksplorasi subjek ini di Indonesia yang telah dilakukan oleh relawan mengklaim bahwa pendaftaran akan bermanfaat bagi wanita yang diceraikan. Misalnya, laporan tentang proyek pemberdayaan perempuan kepala keluarga yang disponsori oleh AusAID di Cianjur, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa: “Sahnya atau tidaknya perkawinan dan perceraian akan memengaruhi hak waris anak, serta tanggung jawab hukum untuk perawatan keuangan mantan pasangan dan anak-anak dari pernikahan. Perceraian, seperti kematian pencari nafkah, seringkali menjadi titik kritis bagi keluarga hidup di tepi garis kemiskinan. (Bedner, et al., 2010: 184.)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 428, "height": 155, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dijelaskan pula bahwa, jika untuk di daerah pedesaan masyarakat yang kurang mampu memilih untuk tidak mendaftarkan perkawinannya, hal ini dikarenakan tempat tinggal mereka yang jauh dan mereka tidak begitu membutuhkannya untuk mendapatkan suatu pelayanan, mengingat jika membahas terkait kebutuhan alam sudah banyak menyediakan, dan jika memang para warga membutuhkan suatu dokumen untuk meminjam uang dan kebutuhan lainnya maka Kepala Desa akan mempersiapkannya, sehingga peran administratif yang rendah seringkali vital.(Bedner & Huis, 2010: 186.)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 428, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dipaparkan bahwasanya dalam Permendagri No.9 tahun 2016 dimana pasangan yang menikah siri dapat membuat Akta Kelahiran atau Kartu Keluarga dengan syarat melengkapi data formulir Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dengan kebenaran data kelahiran yang dibuat oleh Orang Tua kandung atau wali dan pemohon dan bertanggung jawab secara penuh mengenai kebenaran data kelahiran yang harus diketahui oleh dua saksi dan mengisi data SPTJM Kebenaran Sebagai Pasangan Suami Istri. Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bertujuan untuk percepatan peningkatan cakupan kepemilikan akta kelahiran. Tidak adanya bukti Akta Nikah ataupun kutip an akta perkawinan serta status hubungan yang tidak jelas dalam Kartu Keluarga yang dapat meningsyaratkan sebagai suami istri membuat akta keliahiran anak hanya dapat mencantumkan nama sang Ibu nya saja.(Manurung and Lusia Sulastri 2021: 323.)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 432, "height": 459, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun jika pasangan tersebut sudah menikah secara agama dan mempunyai bukti berupa surat pernyataan atau surat permohonan yang diberikan oleh pihak Kelurahan dan jika sudah memiliki Kartu Keluarga maka akan diberi Surat Keterangan Perkawinan tidak tercatat oleh pihak KUA yang berfungsi sebagai pegangan bagi pihak yang bersangkutan. Kemudian, diberi pengantar dengan lampiran berkas menuju Pengadilan Agama untuk dilakukannya isbat nikah, dan jika putusan sidang sudah keluar, maka PPN yang menerima salinan putusan salinan putusan akan menerbitkan Buku dan Akta Nikah. Bagi warga yang non muslim, dapat melakukan sidang pencatatan perkawinan ke Pengadilan Negeri dan diterbitkannya buku nikah di catatan sipil. Adapun jika isbat nikah ditolak oleh Pengadilan dengan tidak diberi putusan oleh hakim, karena suatu hal seperti, pada saat menikah secara siri ternyata usianya tidak mencapai 19 tahun maka akan dicari asal usul masalahnya sampai akar, jika pihak memungkinkan untuk menikah ke mbali secara sah baik Negara dan agama maka akan dinikahkan. Jikalau sudah mempunyai anak, maka dapat melakukan sidang asal usul anak, jika yang muslim dapat ke Pengadilan Agama dan non muslim ke Pengadilan Negeri. Dapat dikatakan bahwasanya, perkawinan yang tidak tercatat akan menghambat ke semua hal berkaitan dengan file atau dokumen, p un sebagai warga Negara yang baik dan taat aturan akan lebih baik jika melaksanakannya sesuai dengan regulasi yang ada mengingat Indonesia merupakan Negara hukum dimana kebijakan pemerintah pun akan membawa kemaslahatan bagi rakyatnya. (Anindita, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 84, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 428, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan perkawinan di Indonesia merupakan bagian dari hasil ijtihad para ulama, cendikiawan dan legislator untuk kemaslahatan dalam mencapai tujuan perkawinan yang", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 791, "width": 22, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 176, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bersifat kekal dan bahagia berdasarkan ketuhanan yang maha esa, dan meminimalisir masalah perkawinan di kemudian hari yang diakibatkan tidak adanya bukti otentik dari perkawinan yang telah terjadi. Manfaat dari pencatatan perkawinan terjaganya hak-hak keperdataan anggota keluarga yang dihasilkan dari perkawinan tersebut. Adanya permendagri No.09 tahun 2016 merupakan upaya dalam menertibkan administrasi kependudukan masyarakat Indonesia, sehingga dengan adanya pendataan berapa perkawinan yang tidak tercatat, dapat juga diketahui data secara kuantitatif jumlah perkawinan sirri di Indonesia, yang selama ini tidak diketahui secara definitif jumlah perkawinan tidak tercatat..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 110, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 429, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bedner, A., & Huis, S. (2010) . “Plurality of Marriage Law and Marriage Regi stration for Muslims in Indonesia: A Plea for Pragmatism.” Utrecht Law Review 6(2):175. doi: 10.18352/ulr.130.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 429, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Benuf, K., Mahmudah, S., & Priyono, E. (2019) . “Perlindungan Hukum Terhadap Keamanan Data Konsumen Financial Technology Di Indonesia.” Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum 3(2):145 – 60. doi: 10.24246/jrh.2019.v3.i2.p145-160.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 428, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fadli. (2021) . “Mediasas: Media Ilmu Syari ah Jurnal dan Ahwal Al- Syakhsiyyah.” Mediasas: Media Ilmu Syari Jurnal Dan Ahwal Al-Syakhsiyyah 4(01):82 – 91.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 428, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faishol, I. (2020) . “Implemen tasi Pencatatan Perkawinan Di Indonesia (Studi Atas Undang-Undan g Perkawinan No. 1 Tahun 1974).” Ulumul Syar’i : Jurnal Ilmu-Ilmu Hukum Dan Syariah 8(2):1 – 25. doi: 10.52051/ulumulsyari.v8i2.53.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 428, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Republik Indonesia. (1974) . “Undang - Undang Tentang Perkawinan.” Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 Tentang Jalan 2003(1):2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 428, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manurung, A., & Sulastri, S. (2021) . “Polemik Pencatatan Anak Dari Nikah Siri.” Jurnal Hukum Sasana 7(2):321 – 32. doi: 10.31599/sasana.v7i2.858.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menteri Agama. (2019) . “Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 Tentang Pencatatan Pernikahan.” Berita Negara Republik Indonesia (1118):29.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 429, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suteki., & Taufani, G. (2018). Metodologi Penelitian Hukum (Filasafat, Teori Dan Praktik) . Depok: Rajagrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 426, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "World Health Organization. (2020) . “Coronavirus Disease (COVID -19) Situation Report – 106.”", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 36, "width": 345, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MEDIASAS: Media Ilmu Syari’ah dan Ahwal Al -Syakhsiyyah P-ISSN (Print) 2655-1497 │ E-ISSN (Online) 2808-2303 Volume 5, Nomor 2, Desember 2022, (PP: 110-121) https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/mediasas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 778, "width": 388, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama, Anindita & Sulistiani (Dinamika Pengaturan Pencatatan Perkawinan di Indonesia .....)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 791, "width": 21, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 429, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zubaidah, D. (2019). “Pencatatan Perkawinan Sebagai Perlindungan Huk um Dalam Perspektif Maq ā ṣ id Asy- Syarī’Ah.” Al-A ḥ wāl 12(1):15 – 28.", "type": "Text" } ]
344f3981-8268-015f-5ed5-8572f32720cf
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt/article/download/288/248
[ { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 122, "width": 403, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 166, "width": 385, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frita Ferlita Shafri Djohan 1 , Viona Hartika Yusma 2 , Rika Nurmalasari Nasution 2 1 Dosen Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Achmad Yani,", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 190, "width": 366, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Achmad Yani", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 217, "width": 205, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 273, "width": 50, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 238, "width": 443, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "operculectomy, pericoronitis Pericoronitis is an acute or chronic periodontal inflammation around the crown of a partially erupted mandibular third molar.A 24-year-old female patient came with a complaint of pain in the lower right lower back tooth for the past three months, disturbing her eating and making her feel uncomfortable. Extraoral examination revealed no abnormalities in the patient and intraoral examination revealed soft tissue covering the occlusal portion of tooth 48 which had partially erupted. Operculectomy was performed at region 48 using a scalpel and blade to eliminate pericoronitis.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 330, "width": 444, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The prognosis in this case is good. Treatment results showed soft tissue healing within 1 month in accordance with the expected prognosis Email : [email protected] Copyright © 2022 Jurnal Eduhealth.All rights reserved is Licensed under a Creative Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 119, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 454, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pericoronitis is an acute or chronic periodontal inflammation around the occlusal surface of a partially or completely erupted mandibular third molar. The operculum is the soft tissue covering a partially erupted tooth, whereas pericoronitis refers to inflammation of the soft tissue around the third molar, rarely elsewhere. The gap between the crown of the tooth and the overlying operculum is an ideal area for food impaction and bacterial growth. Even in patients without clinical signs or symptoms, the operculum is frequently inflamed and chronically infected. 1.2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 454, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The clinical picture of pericoronitis shows a red area, swelling, suppuration that is very painful when pressed, with pain that can radiate to the ears, throat, and floor of the mouth. The patient is very uncomfortable due to the pain and difficulty in closing the jaw. Extraoral examination revealed swelling of the cheek at the angle of the jaw and lymphadenitis. Patients may develop systemic complications such as fever, leukocytosis, and malaise . Acute pericoronitis is characterized by complaints accompanied by limited mouth opening and more severe symptoms so that the patient feels uncomfortable when opening his mouth. While the acute condition refers to patients who describe low- level pain that lasts a short time without significant signs and symptoms. 2.3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pericoronitis occurs in the soft tissue around partially erupted third molars, it can also occur in orthodontic patients with mesioangular inclination of the third molars. The age range that occurs in this case is around 20 to 29 years, and it rarely occurs before the age of 20 or after the age of 40 years. Based on geographical conditions, urban residents are reported to be more susceptible to this disease. The habit of maintaining oral hygiene affects the occurrence of pericoronitis. Smokers are reported to be more prone to pericoronitis. The position of the mandibular third molars with a vertical angle and impacted teeth with class II position A were reported to have a higher prevalence rate. 4.5", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 454, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operculectomy is a minor surgical procedure to remove the operculum or fold of tissue over a partially erupted tooth, especially the third molar. This procedure creates an area that is easy to clean, preventing plaque buildup and subsequent inflammation. Methods that can be used are scalpel (scalpel and blade), electrocautery, laser, historically with a caustic agent (trichloracetic acid). Indications for operculectomy if there is space available for eruption of the third molar, harmonious alignment of the third molar in the arch with vertical angulation to the long axis of the second molar, presence and proper alignment of the opposing teeth. Another issue is if the third molar is to be used as a support for the fixed prosthesis, and the patient does not wish to undergo third molar extraction. 6–8", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 454, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untreated pericoronitis may be localized in the form of a pericoronal abscess. If it occurs in a partially erupted vital tooth, it can lead to the formation of a cyst. It can also spread to the posterior, oropharyngeal area and medial to the base of the tongue, making it difficult for the patient to swallow. Depending on the severity, there is involvement of the submandibular, cervical, deep cervical, and retropharyngeal lymph nodes. Peritonsillar abscess formation, cellulitis, and Ludwig's angina are rare, but potentially sequelae of acute pericoronitis. Complications of periodontal surgical treatment include postoperative pain, bleeding, limited mouth opening, decreased masticatory function, and intraoral and extraoral swelling. 9.10", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 451, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This case report aims to describe the clinical characteristics and management of pericoronitis cases chronic surgical approach with periodontal operculectomy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 81, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 454, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A 24-year-old female patient came to the Department of Periodontics of the General Achmad Yani University Hospital with complaints that the right lower back gums were disturbing when eating. The gums had been sore and swollen 3 months ago to the point where it bothered the patient while eating. Extraoral examination showed no abnormalities, while intraoral examination showed gums covering teeth 38 and 48 . partially erupted with tooth 48 slightly bucced to mandibular alignment, cheek biting on the right and left buccal areas, and gingival edema with bright red coloration in regions 26, 27, 37, 35, 34, 32, 31, 41, 42 (Figs 1 and 2). The results of routine blood investigations showed that it was within normal limits and the patient's panoramic photo showed 38 impacted class III teeth in horizontal position and 48 partially erupted in a vertical position (Fig. 3).", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 593, "width": 279, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Extraoral photographs. (a) Front view, (b) Side view. Excerpted from: Personal documentation. (a) (b) (a) (b)", "type": "Picture" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 121, "width": 278, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Intraoral photographs. (a) Upper jaw, (b) Lower jaw. Excerpted from: Personal documentation.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 295, "width": 186, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Panoramic photo. Excerpted from: Personal documentation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 454, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the examination that has been carried out, the patient was diagnosed with gingivitis associated with dental plaque only with local contributing factors accompanied by pericoronitis. ronis regio 48. The treatment plan in the initial phase is scaling of the upper and lower jaws, giving instructions for oral hygiene in the form of brushing teeth using the bass method, cleaning the tongue, and giving oral hygiene instructions. use additional aids with dental floss. Control 1 week and 1 month after scaling by re-examining the plaque score and gingival condition, as well as extraction of the remaining roots of teeth 15 and 36. The surgical phase was operculectomy in region 48 with conventional techniques using scalpel and blade, control 1 week and 1 month after operculectomy surgery. . The restorative phase is the manufacture of denture bridges for teeth 15 and 36. The maintenance phase is carried out with regular visits to see the patient's oral hygiene and tissue healing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 459, "width": 454, "height": 263, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management carried out before operculectomy surgery is the preparation of tools and materials, operator preparation and patient preparation. Explain the purpose and goals of treatment and ask the patient for medical treatment approval. Patients were instructed to rinse their mouth with povidone iodine solution for 30 seconds before starting the procedure. The management of the operculectomy was initiated by performing aseptic and antiseptic procedures using povidone iodine and continued with Fisher's block anesthesia (Figure 4) and buccal infiltration in the 48th region using pehacaine, then a probing examination around tooth 48 (Figure 5) was performed. Further bleeding points were made using pocket markers around the buccal, distal and lingual gums surrounding the 48 region (Fig. 6). The scalpel was used with a modified pen grasp technique with finger rests on the teeth adjacent to the operating area. Excision was performed using a scalpel and blade No. 15. Place the blade 1 mm below the bleeding point in a coronal direction and at a 45 degree angle to the gingiva. The excision movements were sequentially started from the lingual, distal, and buccal teeth of 48 (Fig. 7). Ensure that the excised tissue is completely removed as expected. The next treatment was cleaning of plaque and calculus on tooth 48 using a manual scaler. Then irrigation using povidone iodine and control of bleeding by pressing tampons on the operculectomy area. Excision was performed using a scalpel and blade No. 15. Place the blade 1 mm below the bleeding point in a coronal direction and at a 45 degree angle to the gingiva. The excision movements were sequentially started from the lingual, distal, and buccal teeth of 48 (Fig. 7). Ensure that the excised tissue is completely removed as expected. The next treatment was cleaning of plaque and calculus on tooth 48 using a manual scaler. Then irrigation using povidone iodine and control of bleeding by pressing tampons on the operculectomy area. Excision was performed using a scalpel and blade No. 15. Place the blade 1 mm below the bleeding point in a coronal", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 454, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "direction and at a 45 degree angle to the gingiva. The excision movements were sequentially started from the lingual, distal, and buccal teeth of 48 (Fig. 7). Ensure that the excised tissue is completely removed as expected. The next treatment was cleaning of plaque and calculus on tooth 48 using a manual scaler. Then irrigation using povidone iodine and control of bleeding by pressing tampons on the operculectomy area. and buccal tooth 48 (Figure 7). Ensure that the excised tissue is completely removed as expected. The next treatment was cleaning of plaque and calculus on tooth 48 using a manual scaler. Then irrigation using povidone iodine and control of bleeding by pressing tampons on the operculectomy area. and buccal tooth 48 (Figure 7). Ensure that the excised tissue is completely removed as expected. The next treatment was cleaning of plaque and calculus on tooth 48 using a manual scaler. Then irrigation using povidone iodine and control of bleeding by pressing tampons on the operculectomy area.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 384, "width": 309, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Fisher's block anesthesia and regional buccal infiltration 48.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 397, "width": 186, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Excerpted from: Personal documentation. Figure 5. Probing at region 48. Excerpted from: Personal documentation.", "type": "Picture" }, { "left": 160, "top": 683, "width": 278, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. Determination of the bleeding point in the 48 region.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 695, "width": 186, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Excerpted from: Personal documentation.", "type": "Caption" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 285, "width": 327, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. (a) Excision of region 48, (b) After operculectomy of region 48. Excerpted from: Personal documentation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The surgical area is then closed with a periodontal pack at region 48. A periodontal dressing or periodontal pack is placed over the surgical area as in an operculectomy to protect the surgical wound from the intraoral area and promote tissue repair during the first week of healing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 454, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Postoperative pharmacology in the form of amoxicillin 500 mg, mefenamic acid 500 mg, and chlorhexidine gluconate 0.2%. Patients were instructed to follow up 1 week after the operculectomy procedure and to take medication as recommended. In addition, maintaining dental and oral hygiene such as cleaning teeth twice a day in the morning after breakfast and at night before going to bed with the charter method slowly at the surgical area and gargling with chlorhexidine gluconate to help maintain dental and oral hygiene. The operating area should be freed beforehand from chewing food, not playing the surgical site with the tongue or fingers, not sucking the operating area and asked not to rinse too hard.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 454, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the control 1 week after the operation, the patient complained of pain when chewing food which was characterized by a clinical picture of gingival edema around the 48th region and granulation tissue (Fig. 8). Debridement was carried out at the control for 1 week by irrigating the 48 region using povidone iodine. Then the control was returned for 1 month with the results showing that the gingival tissue had healed in the 48th region and was declared healthy (Figure 9).", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 648, "width": 205, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9. Control 1 week post operculectomy. Excerpted from: Personal documentation.", "type": "Caption" }, { "left": 207, "top": 261, "width": 201, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b)", "type": "Picture" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 231, "width": 210, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9. Control 1 month post operculectomy. Excerpted from: Personal documentation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 174, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 454, "height": 376, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PericoronitisIt is an infection of the soft tissue around the crown of a partially erupted tooth that most commonly occurs in the mandibular third molars. Often found in adult patients and young adults, usually the third third molar erupts. Microflora that develops in the gap between the crown and operculum is reported to be the main cause of pericoronitis. Several studies have shown that the microflora associated with pericoronitis is anaerobic bacteria, namely Streptococcus, Staphylococcus, and Fusobacterium sp. Impacted food and plaque trapped in the gap between the crown and the operculum become a place for microflora to colonize, causing inflammation of the operculum. Trauma due to contact between the lower third molars and the fully erupted upper third molars can exacerbate inflammation which can lead to enlargement of the operculum due to inflammatory fluid and cellular exudate so that jaw closure becomes incomplete. Chronic pericoronitis is caused by trauma to the soft tissue covering the occlusal surface of partially or completely erupted mandibular third molars. Can occur as a result of trauma by the cusp of antagonistic third molars that occur repeatedly and in the long term. Symptoms that arise are characterized by dull pain for several days and recur within months. Chronic pericoronitis is caused by trauma to the soft tissue covering the occlusal surface of partially or completely erupted mandibular third molars. Can occur as a result of trauma by the cusp of antagonistic third molars that occur repeatedly and in the long term. Symptoms that arise are characterized by dull pain for several days and recur within months. Chronic pericoronitis is caused by trauma to the soft tissue covering the occlusal surface of partially or completely erupted mandibular third molars. Can occur as a result of trauma by the cusp of antagonistic third molars that occur repeatedly and in the long term. Symptoms that arise are characterized by dull pain for several days and recur within months. 11.12 The etiology of the patient was that there was soft tissue covering part of tooth 48 which partially erupted so that it became a place for food impaction and was exposed to pressure due to antagonistic teeth during chewing which caused inflammation. The inflammatory process in pericoronitis begins with damage to soft tissue caused by bacterial lipopolysaccharide, so that immune cells from the body go to the soft tissue around the infected tooth. Several proinflammatory mediators such as interleukins, TNF-alpha, TGF, and NGF also play a role in the occurrence of pericoronitis. Tumor Necrosis Factor- alpha signals the TNFR-1 and TNFR-2 receptors on nerve ending nociceptors by activating the protein kinase-C enzyme so that the Na+ pump opens which can cause an action potential. These action potentials will cause pain in patients with pericoronitis. Other mediators that also play a role are COX- 2, caspase-1 and IL-17. 13.14", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 454, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Before performing periodontal surgery, it is necessary to evaluate the rpatient's medical history. Patients also underwent routine blood tests which were considered as part of the pre-anesthesia evaluation to determine the feasibility of anesthesia and identify patients at high risk of postoperative complications. Surgery is contraindicated in patients with ASA III-IV status.PPatients with these conditions need to be consulted firstformerlywith physicians treating patients and specialists in oral", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 454, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "medicine.Kedua is evaluationoral hygienewhich can have an effect on postoperative wound healing and affect the stability of the outcome of surgery in the long termparea. Furthermore, evaluation of the patient's bad habits, smoking can affect the healing of postoperative periodontal tissue, consuming alcoholkOhol and drugs can decrease the patient's level of cooperation and the success of treatment. 15– 17", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 454, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operculectomy is a surgical procedure performed on the soft tissue around an impacted or partially erupted tooth. Operculectomy can prevent food impaction and plaque around impacted or partially erupted teeth so as to reduce inflammation. There are several excision methods that can be used in operculectomy, namely excision of the operculum with conventional methods using a scalpel and blade, laser and electrocautery methods, and caustic agents. Excision of tissue with a scalpel and blade results in excessive bleeding and can impair visibility of the operating area, and may increase patient anxiety prior to surgery. The advantages of conventional methods are that they are cheaper and more effective. The laser method is a method with a lower invasive rate compared to conventional methods. This is due to less cellular damage and bleeding, thus providing better visibility and a clear and clean operating area, as well as a shorter procedure time when using a laser (Figure 10). Based on clinical studies, it is reported that the diode laser is a better choice than conventional methods due to its lower postoperative pain degree, faster elimination of pericoronitis symptoms, better soft tissue healing, and the hemostatic properties of the laser that allow better visibility of the operative area. better. 18–20", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 463, "width": 146, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 10. Laser operculectomy. Quoted from: Arif KM et al. 20", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 501, "width": 454, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ElectrocauteryIt has been widely used in several minor surgical procedures such as dermatology, plastic surgery and urology. This method uses electrodes that can generate heat. The heat can cause tissue damage and blood clots. Contraindicated in patients taking pacemakers and having poor wound healing, diabetes or bleeding disorders. The benefits of this tool can cut tissue well, accelerate hemostasis, minimal tissue damage, and the resulting wound is painless when compared to using a scalpel (Figure 11). The use of caustic agents such as chromic acid, phenol liquefactum, trichloroacetic acid or ammonia solution can also be used as chemical cauterization of pain free nerve endings. However, 21.22", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 678, "width": 214, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 11. Operaculectomy with electrocautery. Quoted from: Asok et al and Bharali et al. 18,21", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 454, "height": 238, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Periodontal tissue wound healing includes four phases including the hemostasis phase, the inflammatory phase, the granulation phase, and the maturation phase. Immediately after surgery, immune cells will penetrate the capillary walls, and bring blood to the connective tissue that contains faktor-factor to activate platelets or initiate coagulation. Almost concurrent with coagulation, and peaks 12 to 24 hours afteroperation,inflammation toodevelop.state ithis usuallydestinationto clear bacteria and damaged cells from the wound, and allow the normal development of wound healing.Ifinfected wound, wound healing will be delayed due toinflammationwill interfere with the deposition of extracellular matrix and prevent the normal function of connective tissue cells. In periodontal surgery, postoperative infection usually becomes apparent within the first few days after surgery, kBecause increasing pain severity is an early sign of inflammation,recommendedto mecontrolpatients 1 to 2 days after periodontal surgerythroughphone call.Once the wound is free of bacteria, cells such as keratinocytes, fibroblasts, and endothelial cells will try to heal migrate into and over the wound. Keratinocytes from the surrounding wound edges migrate over the wound surface. Fibroblasts migrate into the wound. Endothelial cells of the surrounding capillaries grow in response to hypoxia in the center of the blood clot, and by VEGF produced by fibroblasts. Granulation tissue is usually dark red in color because it contains many capillaries, and is brittle. Periodontal soft tissue mexperience maturationwithin 6 to 8 weeks, produces a characteristic pink gingiva as the blood vessels are reduced in number and the epithelium attains a normal thickness.JThe number of fibroblasts in the mature connective tissue decreases and the original collagen fiber network increasesone. 23–25", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 105, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 454, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pericoronitis is inflammation of the operculum that often occurs in erupting lower third molars. Operculectomy is an action performed in cases of pericoronitis. The management of operculectomy in cases of pericoronitis needs to be done carefully, namely by paying attention to the anatomical position of the lower third molar and the surrounding tissue. In this case report, operculectomy in the 48th region used a conventional method with a scalpel and blade. Controls at 1 week and 1 month in patients showed healing of the gingival tissue which was pink and had a spongy consistency. The surgical outcome of operculectomy was in line with the expected prognosis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 71, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 454, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Folayan M, Ozeigbe E, Onyejaeka N, Chukwumah N, Oyedele T. Non- third molar related pericoronitis in a sub-urban Nigeria population of children. Niger J Clin Pract. 2014;17(1):18– 22.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 538, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Clinical Periodontology. 13th ed. Carranza FA, editor. Philadelphia: Elsevier; 2019. 275–276 p.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 454, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Marciani RD. Is there pathology associated with asymptomatic third molars? J Oral Maxillofac Surg. 2012;70(9):15–9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Rezvi FB, Balasubramaniam A, Chaudhary M. Prevalence of pericoronitis in impacted mandibular third molar: A Retrospective analysis of 86,000 patient records over nine months. J Contemp Issues Bus Gov. 2020;26(2):286–93.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Katsarou T, Kapsalas A, Souliou C, Stefaniotis T, Kalyvas D. Pericoronitis: A clinical and epidemiological study in greek military recruits. J Clin Exp Dent. 2019;11(2):133–7.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Abate A, Cavagnetto D, Fama A, Matarese M, Bellincioni F, Assandri F. Efficacy of Operculectomy in the Treatment of 145 Cases with Unerupted Second Molars: A Retrospective Case–Control Study. Dent J. 2020;8(3):1–8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Indrasari SD. Management of Pericoronitis of Newly-erupted Permanent Tooth using Electrosurgery–A Case Report. CDK. 2016;43(8):597–600.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 453, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Manson J, Eley B. Outline of Periodontics. 3rd ed. Butterworth-Heinemann; 1999. 180–182 p.", "type": "List item" }, { "left": 267, "top": 58, "width": 252, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 13, No. 01 September 2022 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 728, "width": 422, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management of Chronic Pericoronitis of Lower Third Molars with Periodontal Operculectomy Surgical Approach (Case Report)- Frita Ferlita Shafri Djohan, Viona Hartika Yusma, Rika", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 754, "width": 105, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalasari Nasution", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 774, "width": 11, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 454, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Reddy S. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics. 3rd ed. New Delhi: Jaypee; 2011. 182–184 p.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 146, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Kirmani M, Trivedi H, Bey A, Sharma KV. Post-Operative Complications of Periodontal Surgery. Int J Contemp Med Res. 2016;3(5):1285–6.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Huang X, Zheng H, An J, Chen S, Xiao E, Zhang Y. Micobial Profile During Pericoronitis and Microbiota Shift After Treatment. Front Microbiol. 2020;11:1–9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 197, "width": 454, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Ramalingam B, Ebenezer V, Shanmugapriyan. Pericoronitis- A review. Eur J Mol Clin Med. 2020;7(2):6386–8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Shinoda M, Hayashi Y, Kubo A, Iwata K. Patophysiological mechanisms of persistent orofacial pain. J Oral Sci. 2019;62(2):131–5.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 247, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Prayitno A. The role of COX-2, caspase-1 and IL-17 in pericoronitis-related inflammation due to lower third molar impaction. Dent J. 2019;52(2):105–9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 454, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Kumar A, Srivastava U. Role of routine laboratory investigations in preoperative evaluation. J Anaesthesiol Clin Pharmacol. 2011;27(2):174–9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Harpenau LA, Kao RT, Lundergan WP, Sanz M. Hall’s Critical Decisions in Periodontology and Dental Implantology. 5th ed. California: People’s Medical Publishing House; 2013.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Wolf HF, Rateitschak KH, Hassell TM. Color Atlas of Dental Medicine Periodontology. 3rd ed. New Yprk: Thieme; 2005. 302 p.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 454, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Bharali J, Agarwal S, Singh P, Goldar K. Electrocautery: a boon for operculectomy in a soft tissue impacted third molar. Chronicles Dent Res. 2021;10:25–8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 454, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. Shah MS, Kareem N, Gopal M. Quantification of operculectomy procedures performed using laser versus surgical method-an institutional based study. Int J Pharm Res. 2021;13(1):1596– 600.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 412, "width": 454, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20. Arif KM, Gupta S, Pradeep T, Saimbi, Kumar JR, Poonam A. Management of Distomolar Pocket With Diode Laser: A Case Report. Sch Bull J. 2015;1(8):217–9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 454, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21. Asok A, Bhandary R, Shetty M, Shetty S. Comparative evaluation of pain response in operculectomy procedures using conventional, electrocautery dan laser techniques. Manipal J Dent Sci. 2018;3(1):9–13.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. Schmidt J, Kunderova M, Pilbauerova N, Kapitan M. A Review of Evidence-Based Recommendations for Pericoronitis Management and a Systematic Review of Antibiotic Prescribing for Pericoronitis among Dentists: Inappropriate Pericoronitis Treatment Is a Critical Factor of Antibiotic Overuse in Dentistry. Int J Environ Res Public Health. 2021;18(13):1–24.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 454, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23. Boehm TK, Chui S. Guide to Periodontal Treatment Solutions for General Dentistry. 1st ed. New York: Thieme; 2020. 19–20 p.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 454, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24. Kaner D, Soudan M, Zhao H, Gabman G, Schonhauser A, Friedman A. Early Healing Events after Periodontal Surgery: Observations on Soft Tissue Healing, Microcirculation, and Wound Fluid Cytokine Levels. Int J Mol Sci. 2017;18(2):1–14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25. Roberto P. Post-Surgical Clinical Monitoring of Soft Tissue Wound Healing in Periodontal and Implant Surgery. Int J Med Sci. 2017;14(8):721–8.", "type": "List item" } ]
60b24bdf-8846-3ac8-ca14-505a50e8aade
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/mq/article/download/1721/1050
[ { "left": 56, "top": 133, "width": 360, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "DISKUSI ANTARA AL-SAIRAFI DAN BISYR IBN MATTA DI DALAM KITAB Al - MUQABASAT TENTANG PERSOALAN NAHWU", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 181, "width": 327, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(Sebuah Kajian Analitis mengenai Peran dan Pengaruh Logika dalam Kajian Linguistik Arab [Nahwu])", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 224, "width": 171, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat Dosen Fakultas Syari’ah UNISNU Jepara", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 263, "width": 72, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "ABSTRAKSI", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 291, "width": 291, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Untuk dapat berkomunikasi dengan dunia sekitar dan dunia lain (baik sebangsa setanah-air maupun dengan bangsa lain), manusia diharuskan menggunakan sebuah perantara. Media perantara dapat dikatakan sebagai sebuah keniscayaan. Perantara tersebut tidak lain adalah Bahasa (ing. language ; ar. lughah ). Bahasa, sebagai media komunikasi manusia, di dunia ini beragam, selaras dengan keragaman ruang dan waktu yang melatar-belakangi bahasa tersebut. Beberapa diantaranya adalah bahasa Indonesia (Melayu), bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Jerman, bahasa Persia, bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Arab, bahasa Urdu dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 385, "width": 290, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Bahasa Arab adalah salah sekian diantara bahasa yang ada di dunia ini. Bahasa tersebut memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 428, "width": 212, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Kata kunci: Komunikasi, Bahasa, Arab, Nahwu", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 452, "width": 90, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "A. PENGANTAR", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 465, "width": 363, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Untuk dapat berkomunikasi dengan dunia sekitar dan dunia lain (baik sebangsa setanah-air maupun dengan bangsa lain), manusia diharuskan menggunakan sebuah perantara. Media perantara dapat dikatakan sebagai sebuah keniscayaan. Perantara tersebut tidak lain adalah Bahasa (ing. language ; ar. lughah ). Bahasa, sebagai media komunikasi manusia, di dunia ini beragam, selaras dengan keragaman ruang dan waktu yang melatar-belakangi bahasa tersebut. Beberapa diantaranya adalah bahasa Indonesia (Melayu), bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Jerman, bahasa Persia, bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Arab, bahasa Urdu dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 93, "width": 363, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Bahasa Arab adalah salah sekian diantara bahasa yang ada di dunia ini. Bahasa tersebut memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya, salah- satunya adalah, dikarenakan bahasa Arab adalah salah satu dari bahasa Semitik Kuno 1 yang eksistensinya masih terpelihara hingga kini. Bahasa Arab ini banyak dipergunakan sebagai media komunikasi antar kalangan bangsa Arab, dimana bahasa tersebut telah mendarah-daging secara alamiah semenjak lahir. Keunikan lain dari bahasa (Arab) ini adalah dikarenakan ia merupakan bahasa konstitusi agama 2 (dengan payung Al- Qur‟an dan Sunah Nabi Muhammad saw. yang menggunakan mediasi bahasa Arab) yang menjadi referensi pokok para sarjana Muslim.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 245, "width": 363, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Nilai signifikan bahasa Arab ini begitu terasa dalam agama Islam hingga Allah SWT „memakai‟ bahasa ini sebagai media komunikasi dengan kawulo - kawulo -Nya dalam rangka „menitipkan‟ Maksud-maksud- Nya (ing. God ‟ s intentions ; ar. Maqashid al - Syari ‟ ah ) agar dapat dipahami dan dimengerti untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman kehidupan dunia dan akhirat hingga mempertanggung-jawabkan amal-perbuatan mereka dihadapan-Nya kelak. Dalam konteks ini, maka tidak mengherankan jikalau para sarjana Muslim ber-lomba-lomba ngalap berkah (Al-Qur‟an dan Sunah Nabi Muhammad saw.) dengan sinau bahasa Arab. Dalam konteks persoalan ngaji dan sinau ini, Allah SWT telah menganugerahi manusia „bekal yang cukup‟ berupa panca-indera, akal-pikiran dan hati-nurani. Tentunya, berkah Al-Qur‟an dan Sunah Nabi Muhammad saw. yang ber-bahasa Arab ini dapat dipahami dengan menggunakan mediasi „potensi-potensi‟ yang terpatri dalam diri manusia semenjak lahir.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 453, "width": 363, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Salah-satu dari sekian hasil sinau dan ngaji tersebut adalah disiplin ilmu Nahwu (semantik Arab). Disiplin ilmu Nahwu ini telah terpelihara dalam khazanah Islam klasik hingga sekarang dan bahkan menjadi disiplin", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 517, "width": 362, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "1 Bahasa Arab adalah salah-satu bahasa yang dipergunakan beragama suku bangsa keturunan Nuh ibn Sam. Lihat, Al-Iskandari, Ahmad dan „Anani, Musthafa, Al - Wasith fi al - Adab al -„ Arabi wa Tarikhihi ,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 546, "width": 185, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(Kairo: Wizarat al-Ma‟arif al-„Umumiyyah, 1919), hal. 4", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 559, "width": 362, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "2 Lihat, Nuruddin, Hasan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , (Beirut: Lebanon, 1996), hal. 7", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 306, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat, Lc., MSI – Diskusi Antara Al-Sairafi Dan Bisyr Ibn Matta", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 62, "width": 363, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "ilmu „favorit‟ di kalangan Pesantren. Isu-isu yang sering diperkenalkan disiplin Nahwu ini tidak terlepas dari apa yang disebut dengan Mubtada ‟ dan Khabar [Subjek dan Predikat]; Fi ‟ il dan Fa ‟ il ; Maf ‟ ul ( Bihi ; Fihi ; Li Ajlihi ; Ma ‟ ahu ) [Objek]; Munada ; Kana dan Inna wa Akhwatuha dan isu- isu lain. Secara sekilas, tampak bahwa keseluruhan isu yang termaktub di dalam disiplin ilmu Nahwu tidak berhubungan dengan „Makna‟ atau dalam arti kata lain hanya berhubungan dengan persoalan „Lafadz‟ (kata) belaka. Benarkah...!.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 176, "width": 363, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Persoalan inilah yang ingin ditelusuri dan dianalisis penulis sebagaimana juga terekam dalam khazanah linguistik Arab klasik dimana isu persoalan ini (peran dan pengaruh Logika [Makna] dalam kajian Linguistik Arab [Nahwu]) juga terjadi antara al-Sairafi dan Bisyr ibn Matta di dalam Kitab al - Muqabasat karya Abu Hayyan al-Tawhidi. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dan menelusuri isu tersebut dengan melacak terlebih dahulu: (a). Sejarah dan perkembangan dinamis disiplin Nahwu dan; (b). Melacak pengertian masing-masing istilah (Nahwu dan Logika) serta istilah-istilah lain yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan kedua istilah tersebut. Kedua pembahasan awal ini tidak lain adalah dalam rangka mendapatkan „gambaran utuh‟ dari topik dan tema makalah ini sebagaimana tersaji di dalam diskusi antara al- Sairafi dan Bisyr ibn Matta di dalam Kitab al - Muqabasat -nya Abu Hayyan al-Tauhidi.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 383, "width": 328, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DISIPLIN ILMU NAHWU", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 394, "width": 363, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Sejarah tidak „terjadi‟ begitu saja, tetapi terbentuk melalui tahapan- tahapan atau proses-proses tertentu yang berkembang secara dinamis hingga menjadi „sesuatu‟ sebagaimana dikenal dan dipelajari sekarang dan kemudian. Tidak terkecuali dengan disiplin ilmu Nahwu, sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi umatt Islam. Nahwu sebagai sebuah disiplin keilmuan telah terbukti mampu bertahan dengan berlalunya ruang dan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 494, "width": 363, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Bukti ketahanan disiplin Nahwu tentu sangat membutuhkan „faktor-faktor‟ yang pada hakikatnya melatar-belakangi dan bahkan menumbuh-kembangkan disiplin keilmuan ini. Berhubungan dengan persoalan tersebut, tentu sangat wajar bagi kita untuk bertanya didalam benak dan pikiran, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 65, "width": 340, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(1). Mengapa umat Islam membutuhkan disiplin ilmu Nahwu sebagai pedoman dan rumusan bahasa (Arab);", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 93, "width": 340, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(2). Tidakkah dahulu bangsa Arab mempergunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibu dan bahasa resmi dan pastinya mereka tidak membutuhkan disiplin ilmu Nahwu;", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 135, "width": 340, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(3). Berdasarkan sebab dan alasan Apakah mereka mengkodifikasikan disiplin ilmu Nahwu sebagai sebuah pedoman dan rumusan dalam berbicara dan berkata;", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 177, "width": 340, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(4). Lantas, Siapakah yang memelopori dan memprakarsai terbentuknya disiplin ilmu Nahwu;", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 205, "width": 340, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(5). Dimana disiplin ilmu Nahwu ini terlahir [hingga dikenal dan bahkan dipelajari sampai kini];", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 233, "width": 363, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(6). Mengapa disiplin ilmu ini disebut dengan Nahwu, bukan dengan sebutan-sebutan lainnya. Pada hakikatnya bangsa Arab pra-Islam (pada masa Jahiliyyah) adalah bangsa yang terlerak di daerah Padang Pasir (Jazirah Arab) yang menggunakan mediasi bahasa Arab sebagai media komunikasi keseharian. Bahasa Arab adalah bahasa ibu yang menjadi watak, tabiat dan karakter bawaan semenjak lahir, 3 sehingga wajar bagi mereka untuk tidak membutuhkan suatu pedoman dan rumusan bahasa Arab yang kemudian dikenal dengan istilah disiplin ilmu Nahwu 4 dalam rangka melestarikan warisan budaya Arab yakni bahasa Arab yang menjadi warisan berharga sekaligus kebanggan bangsa Arab. Lantas, „sebab‟ dan „alasan‟ apakah yang melatar-belakangi kemunculan disiplin ilmu Nahwu dan kemudian menumbuh-kembangkannya sebagai suatu disiplin keilmuan yang independen dan mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 425, "width": 363, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Menurut pandangan Hassan Nuruddin, 5 Syauqi Dlaif, 6 dan Muhammad al-Thanthawi, 7 serta „Ali al-Najdi Nashif, 8 disiplin Nahwu baru berkembang dikemudian hari, terutama pada masa imperium", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 487, "width": 362, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "3 Lihat, Al-Thanthawi, Muhammad, Nasy ‟ at al - Nahwi wa Tarikh Asyhar al - Nuhat , (Kairo: Dar al- Ma‟arif, ttp), hal. 20 dan Al-Iskandari, Ahmad dan „Anani, Musthafa, Al - Wasith fi al - Adab al -„ Arabi wa Tarikhihi , (Kairo: Wizarat al-Ma‟arif al-„Umumiyyah, 1919), hal. 5", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 515, "width": 271, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "4 Lihat, Nuruddin, Hasan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 10-11", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 529, "width": 263, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "5 Lihat, Nuruddin, Hasan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 13", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 544, "width": 275, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "6 Lihat, Dlaif, Syauqi, Al - Madaris al - Nahwiyyah , (Kairo: Dar al-Ma‟arif, ttp), hal. 20", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 558, "width": 292, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "7 Lihat, Al-Thanthawi, Muhammad, Nasy ‟ at al - Nahwi wa Tarikh Asyhar al - Nuhat , hal. 20", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 573, "width": 264, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "8 Lihat, Nashif, „Ali al-Najdi, Tarikh al - Nahwi , (Kairo: Dar al-Ma‟arif, ttp), hal. 5", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 306, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat, Lc., MSI – Diskusi Antara Al-Sairafi Dan Bisyr Ibn Matta", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Umayyah dengan Bashrah (Irak) sebagai sentral kodifikasi disiplin keilmuan ini. Pandangan-pandangan ini dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti dan argumentasi-argumentasi yang ada, antara lain: karena pada masa-masa pra-Islam dan Islam daerah dan wilayah kekuasaan Arab (Islam) tidak keluar dari 2 (dua) kota utama yakni Mekah dan Madinah 9 , dimana notabene kedua kota tersebut masih menjadi bagian Arab dan berkomunikasi dengan bahasa Arab. Baru, setelah Islam muncul dan berekspansi „keluar‟ (dalam arti, melebarkan sayap keagamaan di luar Jazirah Arab), dimana bermula dari kebijakan politik keagamaan (relijius- politis) yang dilakukan Khalifah „Umar ibn Khaththab 10 dan kebijakan politik-relijius ini kemudian diteruskan pemimpin-pemimpin setelahnya terutama pemimpin-pemimpin yang menahkodai Imperium Umayyah. 11", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 228, "width": 363, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Secara logis, perluasan dan ekpansi „kekuasaan‟ ini tentunya berakibat, sebagai konsekuensi hal tersebut adalah, terjadinya asimilasi kebudayaan 12 Arab dengan kebudayaan-kebudayaan lain, yang telah menjadi bagian dari Arab (Islam). Kebudayaan-kebudayaan asing (luar) tersebut antara lain adalah kebudayaan Yunani, Persia, Hindia, dan lain- lain.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 312, "width": 363, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dengan terjadinya „asimilasi kebudayaan‟ ini, tentu membutuhkan sebuah sarana komunikasi yang dapat mengantarkan maksud masing- masing dan media komunikasi tersebut adalah bahasa (Arab). 13 Media komunikasi bahasa (Arab) secara mutlak dipergunakan dalam rangka saling memperkenalkan „ identitas diri‟ dan mengenali „ identitas orang lain‟. Dalam konteks ini, tentu dapat dipastikan terjadinya kesalahan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 418, "width": 271, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "9 Lihat, Nuruddin, Hasan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 12-13", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 433, "width": 362, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "10 Pada masa Khalifah „Umar ibn Khaththab, ekspansi keagamaan yang dilakukannya, telah mencapai daerah-daerah dan kawasan-kawasan lain di luar Arab dengan sungai Sind dan Jehun di Timur; Syam (sekrang negeri Suriah dan negeri-negeri lain sekitar) dan Mesir di Barat. Lihat lebih lanjut, Al-Thanthawi,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 474, "width": 217, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad, Nasy ‟ at al - Nahwi wa Tarikh Asyhar al - Nuhat , hal. 14", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 489, "width": 362, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "11 Kekuasaan Imperium Umayyah mencapai hingga daerah-daerah luas di luar Jazirah Arab seperti daerah Siberia di Utara; daerah Sudan di Selatan, dan; daerah Hindia dan China (sekarang Tiongkok) di Barat; serta daerah Andalusia (sekarang termasuk wilayah negeri Spanyol) di Timur. Lihat lebih detil, Al-Thanthawi, Muhammad, Nasy ‟ at al - Nahwi wa Tarikh Asyhar al - Nuhat , hal. 14", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 544, "width": 326, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "12 Lihat, Nuruddin, Hasan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 13 dan Al-Thanthawi,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 558, "width": 217, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad, Nasy ‟ at al - Nahwi wa Tarikh Asyhar al - Nuhat , hal. 15", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 573, "width": 294, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "13 Lihat, Al-Thanthawi, Muhammad, Nasy ‟ at al - Nahwi wa Tarikh Asyhar al - Nuhat , hal. 16", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "dalam berbicara dan berbahasa Arab (ar. al - lahn ), terlebih orang-orang luar (Arab) tidak menggunan bahasa Arab sebagai bahasa resmi mereka. Berdasarkan hal ini, dapat diasumsikan faktor utama dan sebab-akibat yang melatar-belakangi kemunculan disiplin ilmu Nahwu.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 118, "width": 363, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Akan tetapi, “Adakah faktor dan sebab-akibat ini adalah satu- satunya yang melatar-belakangi kemunculan Nahwu.” Dalam konteks ini, menurut Ahmad al-Iskandari dan Musthafa „Anani setidaknya terdapat 3 (tiga) faktor utama yang menyebabkan kemunculan Nahwu sebagai disiplin keilmuan mandiri, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 190, "width": 181, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(a). Faktor Relijius (Keagamaan); (b). Faktor Sosial (Kemasyarakatan); (c). Faktor Politik. 14", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 233, "width": 363, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Senada dengan pandangan Ahmad al-Iskandari dan Musthafa „Anani, Syauqi Dlaif, Hassan Nuruddin memandang bahwa (a).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 261, "width": 363, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Faktor Agama; (b). Faktor Sosial dan; (c). Faktor Politik sebagai faktor- faktor utama yang melatar-belakangi kemunculan disiplin ilmu Nahwu, tetapi disamping itu, tambahnya, terdapat faktor utama lain yang setidaknya turut berperan didalamnya yaitu Faktor Primordial (ar. al - qawmi ; ind. ras dan kesukuan). 15 Faktor lain ini tidak lebih dikarenakan karena bahasa (Arab) adalah salah satu warisan leluhur dan sekaligus menjadi kebanggaan yang harus dilestarikan. Maka, tidak mengherankan jika bangsa Arab keukeuh ingin memelihara bahasa kebanggaan mereka (Arab) daripada penyelewengan dan kesalahan yang tidak dapat ditolerir dimana konsekuensinya adalah mutlak harus dirumuskan sebuah prinsip dan pedoman bahasa yang harus dipergunakan bangsa non-Arab di dalam proses komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 424, "width": 363, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Ketika „faktor-faktor‟ dan sebab-akibat yang melatar- belakangi kelahiran Nahwu, tentu kini muncul pertanyaan lain: “Siapa Pelopor Disiplin Ilmu Nahwu.” Dalam konteks persoalan ini, beredar pandangan yang beragam dengan bukti-bukti dan argumentasi- argumentasi masing-masing, dimana “Pelopor dan Pemrakarsa” Nahwu, bagi mereka, tidak terlepas dari tokoh-tokoh ini, antara lain: (a). imam „Ali", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 531, "width": 362, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "14 Lihat, Al-Iskandari, Ahmad dan „Anani, Musthafa, Al - Wasith fi al - Adab al -„ Arabi wa Tarikhihi , hal. 9", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 559, "width": 326, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "15 Lihat lebih detil dalam, Nuruddin, Hasan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 14;", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 574, "width": 158, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dlaif, Syauqi, Al - Madaris al - Nahwiyyah , hal. 12", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 306, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat, Lc., MSI – Diskusi Antara Al-Sairafi Dan Bisyr Ibn Matta", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "ibn Abi Thalib; (b). Abu al-Aswad al-Du‟ali dan; (c). „Abdullah ibn Hurmuz al-A‟raj.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 93, "width": 363, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Menurut sebagian besar sumber historis dengan berdasrkan bukti-bukti dan argumetasi-argumentasi yang kuat, Abu al-Aswad al- Du‟ali-lah tokoh pertama yang mempelopori dan memprakarsai kelahiran Nahwu dengan bimbingan imam „Ali ibn Abi Thalib. Disiplin ilmu Nahwu ini kemudian berkembang secara dinamis ditangan seorang Khalil ibn Ahmad al-Farahidi yang diteruskan lagi oleh muridnya yang bernama Sibawaih dan kemudian berkembang diseluruh penjuru dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemunculan-kemunculan Madrasah Nahwu yang sangat beragam, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 218, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(a). Madrasah Bashrah;", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 232, "width": 107, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(b). Madrasah Kufah;", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 246, "width": 125, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(c). Madrasah Andalusia;", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 261, "width": 327, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(d). Madrasah Mesir dan Syam (sekarang dikenal dengan negeri", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 272, "width": 119, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Suriah dan sekitarnya). 16", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 317, "width": 180, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "C. PENGERTIAN SEMANTIKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 345, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "ARAB (NAHWU), LOGIKA (MANTHIQ) DAN TERM-TERM LAIN YANG BERHUBUNGAN", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 117, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "DENGAN KEDUANYA", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 356, "width": 363, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dalam salah-satu bagian Syarh Sullam al - Munawwaraq karya Kyai Ahmad Sya‟roni Ahmadi terdapat istilah Tashawwur (ind. deskripsi dan penggambaran) dan Tashdiq (ind. penilaian). 17 Masing-masing istilah Logika (ar. manthiq ) ini setidaknya dapat penulis pergunakan di dalam proses pembacaan topik dan materi makalah, terutama bagian ketiga (C) ini.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 439, "width": 363, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dalam arti kata bahwa sebelum tergesa-gesa dalam penilaian dan penyimpulan hasil penelitian ( tashdiq ), sangat penting untuk mendeskripsikan dan menggambarkan ( tashawwur ) hakikat masing- masing daripada istilah-istilah seperti: (1). Bahasa [Arab] (ar. al - lughah ; ing. language ); (2). Nahwu (ind. tata bahasa Arab ; ing. semantic ); (3). Logika (ar. al - manthiq ; ing. logic ); (4). Akal-[pikiran] (ar. al -„ aql ; ing. brain ); (5). P-[emi]-ikiran (ar. al - fikr ; ing. mind , reson ; thought ).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 558, "width": 196, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "16 Lihat, Dlaif, Syauqi, Al - Madaris al - Nahwiyyah , hal. 9-372", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 573, "width": 281, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "17 Sya‟roni Ahmadi, Ahmad, Syarh Kitab Sullam al - Munawwaraq li al - Akhdlari , hal. 3", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Proses pembacaan berupa tashawwur (in. penggambaran dan deskripsi) tidak lain adalah sebagai „jembatan‟ dalam rangka menghubungkan pokok-pokok persoalan dalam Nahwu (Semantika Arab) dan Logika yang menjadi „intisari‟ topik dan tema tulisan ini.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 120, "width": 244, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(1). Bahasa [Arab] (ar. al - lughah ; ing. language );", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 135, "width": 363, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Pada hakikatnya, p-[em]-ikiran mengenai persoalan Bahasa dimulai ketika manusia mengarahkan Akal-pikirannya ke dalam pembahasan mengenai persoalan Hakikat dan Asal-Usul Bahasa. Dalam arti, persoalan-persoalan yang disodorkan adalah seputar: Mengapa manusia tidak berkomunikasi dan tidak berbahasa dengan Bahasa yang sama dan seragam; dan Bagaimana suatu kalimat [yang mengandung kata- kata dan terekspresikan dalam Bahasa] tersebut muncul dan terlahir. 18", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 232, "width": 363, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Terlepas daripada Apakah persoalan-persoalan ini yang memang sangat penting untuk dianalisa dan dikaji secara mendalam, terdapat persoalan lain yang juga dapat dikatakan sangat penting yaitu pembahasan mengenai Definisi (Pengertian) Bahasa [Arab].", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 288, "width": 363, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dalam persoalan mengenai Definisi (Pengertian) Bahasa ini, penting menyimak pengertian Bahasa (ar. al - lughah ) yang dikemukakan Ibn Jinni, sebagaimana dinukil Jalaluddin al-Suyuthi dan , dimana menurutnya “[B]ahasa ( al - lughah ) adalah suara-suara (fonem) yang diungkapkan masing-masing bangsa penggunanya dalam rangka menunjukan maksud-maksud mereka” ( ashwat yu ‟ abbiru biha kullu qawmin „ an aghradlihim ). 19 Senada dengan Ibn Jinni, Jurji Zidan juga mendefinisikan Bahasa sebagaimana pengertian Bahasa menurut Ibn Jinni secara persis. 20", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 413, "width": 363, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Berdasarkan pengertian ini, lantas timbul lagi pertanyaan terdahulu dalam bagian muka yakni Mengapa Bahasa yang dipergunakan manusia sebagai media komunikasi tidak seragam alias berbeda-beda. Dalam", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 475, "width": 326, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "18 Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai persoalan ini, lihat dalam: Al-Suyuthi, „Abd al-Rahman", "type": "Footnote" }, { "left": 54, "top": 489, "width": 362, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Jalaluddin, Al - Muzhir fi „ Ulum al - Lughah wa Anwa ‟ iha , ed. „Ali Muhammad al-Bajawi, dkk, (Kairo: Maktabah Dar al-Turats, ttp), vol. 1, hal. 8-14 dan; Hammad, Ahmad „Abd al-Rahman, Al -„ Alaqah baina al-Lughah wa al - Fikr : Dirasah li al -„ alaqah al - luzumiyyah baina al - fikr wa al-lughah , (Kairo: Dar al-Ma‟rifah al-Jami‟iyyah,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 532, "width": 42, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "1985), hal. 9", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 544, "width": 364, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "19 Lihat, Al-Suyuthi, „Abd al-Rahman Jalaluddin, Al - Muzhir fi „ Ulum al - Lughah wa Anwa ‟ iha , hal. 9 20 Lihat, Zidan, Jurji, Al - Alfadz al -„ Arabiyyah wa al - Falsafah al - Lughawiyyah , (Beirut: Mathba‟ah al-Qadis Georgeos, 1886), hal. 1", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 306, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat, Lc., MSI – Diskusi Antara Al-Sairafi Dan Bisyr Ibn Matta", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 62, "width": 363, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "persoalan ini, Jurji Zidan memandang bahwa “[P]erbedaan Bahasa (yang berbentuk suara-suara dalma rangka menyampaikan maksud dan tujuan pembicara pengguna bahasa tersebut) tersebut tidak lain adalah dikarenakan perbedaan bangsa dan perbedaan ruang yang memisahkan mereka. Dari sini, tambahnya, lantas muncul perbedaan Bahasa.” 21", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 134, "width": 363, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Sebagaimana telah disinggung didalam pembahasan terdahulu (bagian A dan B), Bahasa Arab merupakan salah-satu diantara sekian ragam bahasa yang ada di dunia ini, terlebih bahasa Arab juga merupakan salah-satu dari beberapa bahasa Semitik Kuno yang masih terpelihara hingga kini dan bahkan menjadi bahasa Agama (bahasa Al-Qur‟an dan Sunah Nabi saw. dimana keduanya menjadi referensi dan rujukan pokok umat Islam di dalam menjawab persoalan-persoalan kehidupan di dunia ini dan dunia nanti).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 245, "width": 363, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Bahasa Arab memiliki cabang-cabang keilmuan yang beragam, antara lain: Sharaf ; Nahwu ; Rasm ; Ma ‟ ani ; Bayan ; Badi ‟; „ Arudl ; Qawafi ; Syi ‟ ir ; Khitabah ; Tarikh al - Adab ; Matn al - Lughah , dan Nahwu (serta", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 284, "width": 269, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Sharaf) adalah beberapa disiplin ilmu yang terpenting. 22", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 301, "width": 363, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(2). Nahwu (ind. tata bahasa atau semantika Arab ; ing. semantic ); Disiplin ilmu Nahwu, sebagaimana disinggung pada bagian terdahulu (C. 1), merupakan disiplin terpenting dalam khazanah keilmuan Arab dan bahkan Islam (dimana dalam persoalan ini, bahasa Arab dipakai dalam rangka menyampaikan Maksud-Maksud Allah SWT yang terekam di dalam Al-Qur‟an dan Sunah Nabi saw.). Signifikansi penting ini-lah yang menjadi faktor penggerak utama kelahiran Nahwu. Nahwu pada masa dahulu tidak dikenal dengan istilah yang dikenal sekarang, tetapi dikenal dengan istilah-istilah lain seperti: Al - I ‟ ran, Al -„ Arabiyyah dan Kalam . 23", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 440, "width": 363, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Pada hakikatnya, secara kebahasaan (istilah etimologis- kebahasaan) disiplin Nahwu memiliki 3 (tiga) pengertian, yaitu: (a). Jalan ( al - thariq ); (b). Maksud dan tujuan ( al - qashd ) dan; (c). Arah ( al - jihat ). 24", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 482, "width": 363, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Sedangkan secara terminologis, pengertian Nahwu yang baku adalah seperti yang dikenal kini yaitu “[K]ata-kata yang memiliki faidah dan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 530, "width": 275, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "21 Lihat, Zidan, Jurji, Al - Alfadz al -„ Arabiyyah wa al - Falsafah al - Lughawiyyah , hal. 1 22 Lihat, Nuruddin, Hassan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 9 23 Lihat, Nuruddin, Hassan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 10", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 573, "width": 263, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "24 Lihat, Nuruddin, Hassan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , hal. 9", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 62, "width": 360, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "kegunaan tertentu dan dapat membungkam lawan bicara” ( al - lafdz al - mufid fa ‟ idatan yahsunu al - sukut „ alaiha ). 25", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 93, "width": 191, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(3). Logika (ar. al - manthiq ; ing. logic );", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 107, "width": 363, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, logika memiliki pengertian antara lain: (a). pengetahuan tentang kaidah-kaidah berpikir dan; (b). jalan pikiran yang masuk-akal. 26 Dalam Key Ideas in Linguistics and the Philosophy of Language , Stephen McLeod memaknai Logika sebagai sebuah kajian mengenai argumentasi. 27", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 177, "width": 208, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(4). Akal-[pikiran] (ar. al -„ aql ; ing. brain );", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 191, "width": 363, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Akal[-pikiran] merupakan salah satu potensi dan daya yang dimiliki manusia selain panca-indera dan hati-nurani. Dengan akal[- pikiran] ini, manusia dapat memakmurkan bumi melalui buah p-[em]- ikiran. Akal[-pikiran] adalah sebuah daya: untuk berpikir; daya untuk berupaya dan berikhtiar serta daya untuk menipu.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 261, "width": 363, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(5). P-[em]-ikiran (ar. al - fikr ; ing. mind , reason ; thought ). P-[em]-ikiran adalah buah dari Akal. Sebuah wadah yang mencakup deskripsi ( al - tashawwur ); takhayul ( al - takhayyul ); ingatan ( al- dzakirah ) dan kecerdasan ( al - dzaka ‟). Motor penggeraknya adalah kecerdasan ( al - dzaka ‟). 28 P-[em]-ikiran sangat berhubungan dengan Bahasa [dan kalam] karena keduanya bagaikan 2 (dua) sisi dalam keping logam yang tidak dapat dipisahkan.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 372, "width": 362, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "D. DISKUSI AL-SARAFI DAN BISYR IBN MATTA DALAM PERSOALAN LOGIKA DAN NAHWU", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 398, "width": 363, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dalam pembahasan-pembahasan terdahulu (B dan C), telah disinggung masing-masing dari sejarah Nahwu dan perkembangan historis disiplin ilmu tersebut serta pengertian istilah-istilah yang berhubungan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 460, "width": 324, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "25 Lihat, Ibn „Aqil, Baha‟uddin „Abdullah, Syarh Ibn „ Aqil „ ala Alfiyah Ibn Malik , (Kairo: Dar al-", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 476, "width": 90, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Turats, 1980), jil. 1, hal. 14", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 489, "width": 326, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "26 Lihat, Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: PUSAT BAHASA", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 504, "width": 202, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2008), hal. 871", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 517, "width": 362, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "27 Lihat, McLeod, Stephen, LOGIC , dalam “ Key Ideas in Linguistics and the Philosophy of Language ,” ed. Siobhan Chapman dan Christopher Routledge (Edinburgh: Edinburgh University Press, 2009), hal. 120", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 559, "width": 361, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "28 Lihat, Hammad, Ahmad „Abd al-Rahman, Al -„ Alaqah baina al-Lughah wa al - Fikr : Dirasah li al - „ alaqah al - luzumiyyah baina al - fikr wa al-lughah , hal. 17", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 306, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat, Lc., MSI – Diskusi Antara Al-Sairafi Dan Bisyr Ibn Matta", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "dengan Nahwu seperti Bahasa (ar. al - lughah ; ing. language ); P-[em]- ikiran (ar. al - fikr ; ing. mind ; reason dan thought ) dan Akal-Pikran [ar. al - „ aql ; ing. brain ]; serta Logika (ar. al - manthiq ; ing. logic ). Pembahasan- pembahasan terdahulu tesebut dipergunakan dalam meneropong topik dan tema tulisan ini yaitu Pengaruh dan Peran Logika di dalam Kajian Linguistik Arab [Nahwu] dengan difokuskan pada isu-isu persoalan yang terekam di dalam diskusi antara al-Sairafi dan Bisyr ibn Matta di dalam Kitab al - Muqabasat .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 176, "width": 363, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Isu-isu persoalan yang terekam dan diangkat dalam diskusi antara al-Sairafi dan Bisyr ibn Matta tersebut antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 204, "width": 270, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(1). Nahwu dan Logika Yunani ( al - manthiq al - Yunani ); (2). Akal-Pikiran;", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 233, "width": 349, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(3). Bahasa [Arab] sebagai Media Komunikasi beserta pembahasan- pembahasan lain seperti isim ; fi ‟ il dan huruf ; huruf [ wawu ; ba ‟; fi ]; na ‟ am dan bala ; al - i ‟ rab [ harakat ; saknat ]; (4). Hakikat Bahasa;", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 286, "width": 223, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(5). Hubungan Nahwu dengan Makna Logis. 29", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 303, "width": 363, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Intisari dan maksud utama diskusi tersebut adalah sebuah klaim yang mengatakan bahwa Nahwu hanya terfokus pada persoalan kata-kata semata ( alfadz ), berbeda dengan Logika yang lebih terfokus pada makna. 30 Klaim tersebut diakhiri dengan sebuah kesimpulan bahwa Logika lebih utama dan penting daripada Nahwu berdasarkan dalih makna lebih penting daripada kata-kata ( alfadz ). Dan persoalan terakhir inilah yang ingin disanggah Abu Sa‟id al-Sairafi dengan mempertanyakan kembali pokok-pokok persoalan.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 414, "width": 363, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dalam tulisan ini, akan dikemukakan 2 (dua) contoh persoalan untuk dapat menilai dan menyimpulkan: Apakah benar disiplin Nahwu sangat terpengaruh Logika [Yunani] dan hanya terfokus pada persoalan kata-kata belaka ( alfadz ), akan dikemukakan 2 (dua) contoh persoalan kebahasaan yaitu: (a). Huruf Wawu dan (b). Hubungan Nahwu dengan Makna Logis dalam contoh-contoh berikut [ةوخلاا لضفأ ديز] dan [ ديز هتوخا لضفأ].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 120, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "1. Persoalan Huruf Wawu", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 545, "width": 360, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "29 Lihat, Al-Tauhidi, Abi Hayyan, Kitab al - Muqabasat , ed. Hasan al-Sandubi (Kairo: Dar Sa‟ad al- Shabah, 1992), hal. 68-83", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 573, "width": 203, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "30 Lihat, Al-Tauhidi, Abi Hayyan, Kitab al - Muqabasat , hal. 74", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Untuk dapat mengetahui Hakikat huruf wawu berikut akan dikemukakan contoh-contoh dalam rangka tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 93, "width": 173, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(a). { akramtu zaidan wa „ umaran };", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 107, "width": 171, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(b). { waLlahi , la qad kana kadza };", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 122, "width": 169, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(c). { kharajtu wa zaidun qaimun };", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 136, "width": 144, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(d). { waqqid ; washil ; wafid };", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 150, "width": 363, "height": 412, "page_number": 12, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(e).{ wa yukallimu al-nassa fi al - mahdi wa kahla }. Dalam contoh pertama (a). { akramtu zaidan wa „ umaran } [saya (telah) memuliakan Zaid dan „Umar] dapat dirasakan adanya penghormatan dan pemuliaan yang telah dilakukan pelaku {saya} pada objek perbuatan {Zaid dan Umar} secara bersamaan. Sikap penghormatan dan pemuliaan {saya} pada {Zaid dan Umar} tersebut dibarengkan dan digabungkan secara bersamaan. Dari sini dapat dilihat karakteristik dan prinsip huruf wawu tersebut adalah memiliki makna dan pengertian penggabungan dan pembarengan; contoh kedua (b) yang mengatakan { waLlahi , la qad kana kadza } [Demi Allah, Dia Telah Melakukan ini-itu]. Huruf Wawu dalam kata { waLlahi } [Demi Allah] adalah berbentuk sumpah. Dalam hal ini jelas, wawu dalam kalimat tersebut memiliki makna dan pengertian sumpah; pada contoh ketiga (c) { kharajtu wa zaidun qaimun } [saya (telah) keluar dan Zaid sedang berdiri]. Kalimat { kharajtu } [saya (telah) keluar] dan { zaidun qaimun } [Zaid sedang berdiri] tersebut diselingi dengan huruf { wawu } [dan]. Tentu, hal tersebut bukan tanpa makna. Makna yang dapat dirasakan dari kehadiran huruf { wawu } yang menyelingi kedua kalimat tersebut dapat dirasakan bermakna memulai kembali ( al - isti ‟ naf ); contoh keempat (d) yang berupa kalimat { waqid ; washil ; wafid } [Wafid; Washil; Wafid] adalah merupakan Nama Orang atau Diri ( asma ‟ al-dzat ), dimana Nama Diri atau Orang yang dimulai dengan huruf wawu tersebut adalah asli. Hal ini dapat dimaknai bahwa huruf wawu yang terdapat pada permulaan masing- masing Nama adalah bersifat asli pada nama-nama; contoh kelima (e). pada kalimat { wa yukallimu al-nassa fi al - mahdi wa kahla } [dan (pelaku gaib) sedang dan akan berbicara pada manusia di dalam (...) kecil dan didalam (...) renta]. Masing-masing kalimat { al - mahdi } [kanak-kanak] dan { kahlan } [renta] diselingi dengan { huruf wawu } [dan]. Tentu, penggunaan huruf wawu yang menyelingi kedua kalimat tersebut memiliki makna dan satu-satunya makna-pengertian yang sesuai adalah keadaan. Dalam arti, Ia", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 306, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat, Lc., MSI – Diskusi Antara Al-Sairafi Dan Bisyr Ibn Matta", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "(pelaku gaib) sedang dan akan senantiasa berbicara pada manusia ketika manusia di dalam [keadaaan] kanak-kanak dan didalam [keadaan renta].", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 93, "width": 363, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Selain memiliki makna-makna dan pengertia-pengertian tersebut diatas, huruf wawu juga memiliki makna dan pegnertian lainnya antara lain: bermakna sususpan dan selipan; juga bermakna rubba yang berarti sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 148, "width": 242, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "2. Persoalan Hubungan Nahwu dengan Makna Logis", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 161, "width": 363, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Persoalan lain yang diangkat didalam diskusi tersebut adalah persoalan hubungan antara Nahwu dengan Makna Logis. Dalam konteks persoalan ini, penulis akan mencantumkan contoh-contoh yang selaras dengan intisari persoalan ini, sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 217, "width": 327, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Kalimat-kalimat {ةوخلاا لضفأ ديز} [Zaid adalah Sahabat Terbaik]", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 231, "width": 363, "height": 178, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "dan {هتوخا لضفأ ديز} [(...) Zaid adalah Sahabat Terbaik(-nya)] Secara lahiriah-luar, kedua kalimat ini tampak sama persis tetapi pada hakikatnya masing-masing kalimat memiliki perbedaan makna dan pengertian yang sangat tajam. Dalam arti, kalimat pertama { لضفأ ديز ةوخلاا} [Zaid adalah Sahabat Terbaik] adalah [susunan kalimatnya] benar dengan dalih bahwa ketika kalimat ini di-logika-kan dengan memakai contoh lain { man al - ikhwah } [Siapa Sahabat Terbaik...!] yang serupa dan ringkas, maka secara otomotis yang muncul dalam benak-pikiran kita adalah Zaid. Dengan demikian, Zaid termasuk di dalam kalimat (pertanyaan yang ditujukan pada pembaca) yang tersusun dari kata-kata secara benar dan sahih, disamping itu juga memilik makna yang sesuai dengan pemakaian kalimat. Berbeda dengan kalimat kedua {هتوخا لضفأ ديز}", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 411, "width": 363, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "[(...) Zaid adalah Sahabat Terbaik(-nya)] yang bisa dikatakan salah dan keliru, baik secara gramatika maupun secara makna. Hal ini tidak lain adalah dikarenakan ketika kalimat ini dirubah dengan bentuk kalimat ringkas yang serupa yaitu { man afdlal ikhwat Zaid } [Siapakah Teman", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 467, "width": 363, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Terbaik Zaid]. Dari sini dapat dirasakan dan ditegaskan bahwa jawaban dari pertanyaan ringkas lain ini adalah jelas. Dalam arti, ketika menjawab secara otomotis jawaban yang disodorkan adalah tidak memasukkan nama Zaid ke dalam Jawaban tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 522, "width": 363, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Bukti-bukti dan argumentasi-argumentasi ini dapat menegaskan bahwa Nahwu adalah Logika ( al - manthiq ) tetapi [logika] bahasa Arab tersendiri [meskipun dapat memungkinkan dimasukkannya atau terpengaruh logika lain selainnya] dan Logika adalah Nahwu tetapi ia", "type": "Text" }, { "left": 396, "top": 594, "width": 21, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 65, "width": 363, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "[Nahwu] terpahami melalui bahasa. Masing-masing Bahasa memiliki watak, tabiat dan karakteristik tersendiri. Disamping itu, keunikan dan keistimewaan Nahwu yang membedakannya dengan tata-bahasa lainnya, menurut al-Sairafi, adalah al - i ‟ rab yang tidak hanya berupa perubahan keadaan akhir kalimat semata tetapi juga termasuk Makna Hakiki-Majaz; Pengawalan dan Pengakhiran; Isim – Fi ‟ il – Huruf ; Tebal – Tipis dan lain- lain.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 176, "width": 73, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "E. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 189, "width": 363, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Setiap permulaan pasti ada kata akhir. Tidak terkecuali dengan tulisan ini yang hendak diakhiri dengan sebuah kata akhir alias penutup. Demikian halnya dengan tidak ada sesuatu yang begitu sempurna selain Kesempurnaan Hakiki itu sendiri. Tidak terkecuali dengan tulisan ini yang masih sangat jauh dari kesempurnaan. Sebelum memberikan kata akhir maka ada baiknya tulisan ini dihiasi dengan sebuah ringkasan dalam rangka mendapatkan tanggapan dan kritikan-kritikan yang sekiranya dapat membangun diri. Ringkasan-ringkasa dan ikhtisar-ikhtisar sederhana yang dihasilkan dari pembahasan-pembahasan terdahulu (A; B; C; D) adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 345, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "1. Disiplin ilmu Nahwu merupakan disiplin ilmu mandiri yang dihasilkan para sarjana Muslim dengan ideologi-ideologi yang berbeda dan faktor- faktor yang melatar-belakangi dan menumbuh-kembangkannya. 2. Kelahiran disiplin ilmu Nahwu adalah di Basrah [Irak] dengan dalih kebutuhan mendesak dan jawaban dari persoalan-persoalan kebahasaan yang harus diatasi dengan segera.", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 345, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "3. Abu al-Aswad al-Dua‟li dapat dikatakan sebagai master architect Nahwu.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 345, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "4. Nahwu dan Logika berhubungan erat satu sama lain. Tetapi, tidak dapat diartikan bahwa Nahwu terpengaruh pola Logika Yunani [khususnya Logika Aristoteles]. Wallahu A ‟ lam [u].", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 306, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad Husni Arafat, Lc., MSI – Diskusi Antara Al-Sairafi Dan Bisyr Ibn Matta", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 21, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 65, "width": 113, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 92, "width": 326, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Al-Iskandari, Ahmad dan „Anani, Musthafa, Al - Wasith fi al - Adab al -„ Arabi wa Tarikhihi , (Kairo:", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 106, "width": 138, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Wizarat al-Ma‟arif al-„Umumiyyah, 1919)", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 119, "width": 362, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Nuruddin, Hasan, Al - Dalil ila Qawa ‟ id al - Lughah al -„ Arabiyyah , (Beirut: Lebanon, 1996), hal. 7 Al-Thanthawi, Muhammad, Nasy ‟ at al - Nahwi wa Tarikh Asyhar al - Nuhat , (Kairo: Dar al-Ma‟arif, ttp)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 154, "width": 249, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Dlaif, Syauqi, Al - Madaris al - Nahwiyyah , (Kairo: Dar al-Ma‟arif, ttp), hal. 20", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 167, "width": 250, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Sya‟roni Ahmadi, Ahmad, Syarh Kitab Sullam al - Munawwaraq li al - Akhdlari", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 181, "width": 326, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Al-Suyuthi, „Abd al-Rahman Jalaluddin, Al - Muzhir fi „ Ulum al - Lughah wa Anwa ‟ iha , ed. „Ali", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 197, "width": 233, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Muhammad al-Bajawi, dkk, (Kairo: Maktabah Dar al-Turats, ttp), vol. 1", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 209, "width": 362, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Hammad, Ahmad „Abd al-Rahman, Al -„ Alaqah baina al-Lughah wa al - Fikr : Dirasah li al -„ alaqah al - luzumiyyah baina al - fikr wa al-lughah , (Kairo: Dar al-Ma‟rifah al-Jami‟iyyah, 1985)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 238, "width": 274, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Al-Suyuthi, „Abd al-Rahman Jalaluddin, Al - Muzhir fi „ Ulum al - Lughah wa Anwa ‟ iha", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 252, "width": 326, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Zidan, Jurji, Al - Alfadz al -„ Arabiyyah wa al - Falsafah al - Lughawiyyah , (Beirut: Mathba‟ah al-Qadis", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 267, "width": 55, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Georgeos, 1886)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 280, "width": 326, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Ibn „Aqil, Baha‟uddin „Abdullah, Syarh Ibn „ Aqil „ ala Alfiyah Ibn Malik , (Kairo: Dar al-Turats,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 296, "width": 44, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "1980), jilid 1", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 310, "width": 326, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: PUSAT BAHASA DEPARTEMEN", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 324, "width": 147, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "PENDIDIKAN NASIONAL, 2008), hal. 871", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 337, "width": 326, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "McLeod, Stephen, LOGIC , dalam “ Key Ideas in Linguistics and the Philosophy of Language ,” ed.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 352, "width": 303, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Siobhan Chapman dan Christopher Routledge (Edinburgh: Edinburgh University Press, 2009)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 366, "width": 326, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Al-Tauhidi, Abi Hayyan, Kitab al - Muqabasat , ed. Hasan al-Sandubi (Kairo: Dar Sa‟ad al-Shabah,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 380, "width": 21, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "1992)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 395, "width": 147, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 468, "page_height": 655, "text": "Al-Tauhidi, Abi Hayyan, Kitab al - Muqabasat", "type": "Text" } ]
a341d05f-d83a-f2e8-a230-546b728a0a79
https://mathline.unwir.ac.id/index.php/Mathline/article/download/499/276
[ { "left": 85, "top": 32, "width": 225, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M A T H L I N E JURNAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 31, "width": 126, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2502-5872 (Print) ISSN 2622-3627 (Elektronik)", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 785, "width": 27, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1333", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 218, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 8 Nomor 4, November 2023, 1333-1344", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 101, "width": 432, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MODELING THE IMPACT ANALYSIS OF THE COVID-19 PANDEMIC ON THE TOURISM SECTOR IN PALOPO CITY WITH A NONPARAMETRIC REGRESSION APPROACH", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 160, "width": 422, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denysia 1 , Saridiva 2 , Anastasya 3 , Eunike Glaria Palute 4 , A. Hajjad Iswar 5 , Rahmat Hidayat 6*", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 188, "width": 427, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3,6 Departement of Mathematics, Universitas Cokroaminoto Palopo, South Sulawesi Province,", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 203, "width": 46, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 214, "width": 423, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Departement of Agrotechnology, Universitas Cokroaminoto Palopo, South Sulawesi Province, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 241, "width": 405, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Departement of Informatics, Universitas Cokroaminoto Palopo, South Sulawesi Province,", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 261, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 288, "width": 203, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Correspondence: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 328, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 443, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implementation of social distancing causes a huge effect on the life sector in Indonesia, one of which is the tourism sector which has experienced the greatest impact due to this policy. One of the treatments that can be done is to find out the factors that are thought to have an influence on the increase in the tourism sector in Palopo city, many methods can be done, one of which is the regression analysis method. This study uses Spline non-parametric regression in modeling the data. The non-parametric regression model was chosen based on results of the identification that the data does not follow a certain distribution pattern. Gross regional domestic product data is used in the model. This can be seen from the resulting value of 76.94%. Gross Regional Domestic Product data is also modeled using multiple linear regression. This modeling is intended as a comparison model. The results show that the use of the non-parametric Spline better model in modeling the data compared to multiple linear regression.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 241, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Non-Parametric, Data, Spline, Regression", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 443, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite: Denysia, D., Saridiva, S., Anastasya, A., Palute, E., G., Iswar, A., H., & Hidayat, R. (2023). Modeling The Impact Analysis of The Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Palopo City With A Nonparametric Regression Approach. Mathline: Mathline: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 8 (4), 1333-1344. http://doi.org/10.31943/mathline.v8i4.499", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 90, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRELIMINARY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 442, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In 2020, the world was shocked by the outbreak of a new pneumonia, Covid-19. Covid-19 was first detected in Wuhan and then spread to various countries including Indonesia (Olivia et al., 2020). Covid-19 case at Indonesia cases began in March 2020 with increasing cases and wider spread so that in March 2021 Covid-19 cases were confirmed to reach 1.3 million people with a total of 40 thousand deaths (Hidayat, 2021). To prevent and", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 31, "width": 467, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1334 Modeling The Impact Analysis of The Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Palopo City With A Nonparametric Regression Approach", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suppress the number of Covid-19 spread, the government took action with the implementation of social distancing (Qian & Jiang, 2022). The implementation of social distancing has a huge effect on the life sector in Indonesia, be it the economic sector, tourism, education and other sectors (Darsana & Sudjana, 2022). The tourism sector is one of the sectors that has experienced the greatest impact due to this policy (Dappa et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 443, "height": 426, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Tourism and Creative Economy Office of Palopo city recorded as many as 680 businesses affected by the Covid-19 pandemic due to closed tourist access (Chaeruddin, 2020). Therefore, to restore the tourist sector after the Covid-19 pandemic in Palopo city, intensive handling from the government is needed. One of the treatments that can be done is knowing the factors that are thought to have an influence on increasing the tourism sector in Palopo city, to find out these factors can be done with mathematical modelling (Lee et al., 2020). Many methods can be done, one of which is the regression analysis method (Hidayat et al., 2017). Three models exist in regression analysis parametric, nonparametric, and semiparametric (Hidayat et al., 2020). After initial screening of the data, it turns out that the data does not follows a specific pattern or distribution so the model development can be carried out, namely the nonparametric regression model (Araveeporn, 2019). Nonparametric methods can be used to explain the relationship between the dependent variable and the independent (Hidayat et al., 2021). Nonparametric regression approaches have undergone many developments which include spline, fourier, local polynomial, kernel and wavelet (Pradana & Mahendra, 2021). One of the models in nonparametric regression that is often used to estimate regression curves is the spline (Gauthier et al., 2020). This happens because there are knot points in the function so that it can providing an overview of characteristics of the data (Al-Sudani, et al., 2019). To identify the modulus parameters in spline regression, the Generalized Cross Validation (GCV) method is used and the best model of nonparametric regression will be selected based on the largest value (Hidayat et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 443, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research related to the tourism sector has been worked on by Dano et al. (2022) with the result showing that before the outbreak from pandemic Covid-19 that causes poverty rate in West Bandung Regency tended to decrease, but after the outbreak of Covid-19 the rate of poverty increase in West Bandung Regency increased. Syamsualam & Hidayat (2022) modeled the number of traffic accidents in the city of Palopo using Spline Truncated Nonparametric Regression with one variable. Results of this research indicate this population density affects amount traffic accidents in the city of Palopo. Looking at the", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 31, "width": 27, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1335", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 32, "width": 418, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denysia, Saridiva, Anastasya, Eunike Glaria Palute, A. Hajjad Iswar, Rahmat Hidayat", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "above, we are interest in modeling the factors that affect the tourism sector in Palopo city with Spline truncated nonparametric regression.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 443, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The connecting model between the dependent variable and the independent variable whose function form is unknown can be determined using the regression method, namely the nonparametric regression method. Nonparametric regression provides a significant degree of flexibility because it assumes the nonparametric regression curve as a smooth function that contains a certain function space. This survey used data obtained from the Central Bureau of Statistics of Palopo City. The variables used are variables that are suspected of influencing GRDP growth rate described in the following table.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 302, "width": 142, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Research variables", "type": "Section header" }, { "left": 151, "top": 322, "width": 305, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Variabel Description Unit 1 Growth Rate of GRDP Percentage 2 Number of Accommodation Percentage 3 Room Occupancy Rate Percentage 4 Labor Force Participation Rate Percentage", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 443, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data analysis in this study uses statistical software to determine the effect between variables for multiple linear regression analysis modeling and truncated Spline. The following are the research stages carried out in this study", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 469, "width": 434, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perform descriptive statistical analysis on dependent variables and independent variables", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 510, "width": 434, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Creating a relationship pattern (scatter plot) between the open unemployment rate, which is defined as the dependent variable, and the independent variables to determine the relationship pattern formed.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 572, "width": 434, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Modeling the independent variables using a spline nonparametric regression model with the selection of three knot points, namely knot points 1, 2, and knot point 3.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 614, "width": 351, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Selecting the optimal knot point based on the minimum GCV value.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 634, "width": 435, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Obtaining the best spline regression model by selecting the optimal knot points, through parameter estimation.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 676, "width": 434, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Conducting significant parameter tests on the nonparametric spline regression model simultaneously and partially.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 717, "width": 435, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Performing identical, independent, and normally distributed (IIDN) residual assumption test of the spline regression model.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 759, "width": 231, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Perform multiple linear regression analysis", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 31, "width": 467, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1336 Modeling The Impact Analysis of The Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Palopo City With A Nonparametric Regression Approach", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 74, "width": 434, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Conducting a comparative study of the truncated spline model and multiple linear regression by looking at the largest value.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 118, "width": 347, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Make an interpretation of the analysis results and draw conclusions.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 156, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 107, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Descriptive Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 442, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The descriptive analysis will discuss the characteristics of the GRDP of South Sulawesi province and influential factors presented in the form of data which includes the average value (mean), variance, minimum value and maximum value obtained from using SPSS software. The results of the analysis with SPSS show the characteristics of GRDP and influential factors presented in the table as follows.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 304, "width": 337, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Characteristics of GRDP and Factors Expected to Affect", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 325, "width": 384, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Variables Mean Varians Minimum Maximum 1 5,28 6,57 1,99 15,45 2 4,17 40,92 0,93 31,40 3 18,42 105,54 1,18 38,49 4 67,29 45,19 57,63 85,11", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 443, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, variable y is the GRDP growth rate of the province of South Sulawesi in 2022, where average GRDP of South Sulawesi Province in 2022 is 5.28. The variance value of GRDP is 6.57 with minimum value of 1.99 and maximum value is 15.45. The minimum value of GRDP is in East Luwu Regency while the maximum value of GRDP is in Bantaeng Regency which is shown in the following figure.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 696, "width": 295, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Growth rate GRDP of South Sulawesi Province", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 442, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The figure above shows that the highest percentage of GRDP growth rate is in Bantaeng Regency, so it can be concluded that Bantaeng Regency is the region with the", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 31, "width": 27, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1337", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 32, "width": 418, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denysia, Saridiva, Anastasya, Eunike Glaria Palute, A. Hajjad Iswar, Rahmat Hidayat", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "highest GRDP growth rate. Meanwhile, East Luwu district is the district with the lowest GRDP. In the variable GRDP growth rate of South Sulawesi province, there are 17 regions below the provincial average, while 7 other regions are above the provincial average.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 442, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the regions that experienced gross regional income above the average was Palopo city. Judging from the GRDP growth rate of Palopo City from 2015-2019, it continued to increase, but in 2020 the GRDP growth rate decreased dramatically and slowly began to increase again in 2021-2020. The following is the GRDP growth rate of Palopo City in 2015-2022.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 392, "width": 274, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Growth rate curve of GRDP in Palopo City", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 442, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Base on the curve above, we can see that GRDP growth rate of Palopo city decreased in 2020 which only reached 0.45 percent. The decline in the GRDP growth rate occurred when the Covid-19 pandemic entered Indonesia at the end of December 2019, causing the economy in Palopo in 2020 to decline. However, after the Covid-19 pandemic began to subside in 2021, the GRDP growth rate began to increase again.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 203, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spline Truncated Regression Modeling", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 442, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In modeling the truncated Spline is done through the selection of optimal knot points (Maharani & Saputro, 2021). Optimal node points produces the best models of the truncated Spline, the knot points to be used are knots 1, 2 and 3 with the selection of knot points by minimum GCV value (Adams & Yahaya, 2020). The following are the results of knot points 1, 2 and 3 base on the minimum GCV value.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 654, "width": 161, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Minimum GCV Value", "type": "Caption" }, { "left": 163, "top": 675, "width": 300, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knots Parameters GCV Minimum 1 7 9,864345 2 10 7,443896 3 13 4,948981", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 31, "width": 467, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1338 Modeling The Impact Analysis of The Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Palopo City With A Nonparametric Regression Approach", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the comparison of GCV values in the table, it can be seen that the minimum GCV is at knot 3, so it can be concluded that the modeling with 3 knot points is the best model for conducting truncated Spline nonparametric regression analysis on the GDP growth rate with 13 parameters including the parameter. The following is the Spline regression model with 3 knots.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 443, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spline truncated regression modeling of 3 knot points produces an value of 76.94%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 372, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of 76.94% can explain the influence on the GRDP growth rate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 440, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Comparison of Multiple Linear Regression Models with Spline Truncated Regression", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 443, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The best regression model selection will be selected based on the largest value (Mariati et al., 2022). The following is a compilation of Spline truncated regression models with multiple Linear regression.", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 359, "width": 223, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Comparison of Regression Models", "type": "Section header" }, { "left": 179, "top": 380, "width": 232, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Models Spline Truncated 76,94% Multiple Linear Regression 10,3%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 442, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the table above, it can be seen that Spline truncated regression modeling has an value that is greater than multiple linear regression, so it concludes that the Spline truncated model is the best model for modeling the GRDP growth rate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 169, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interpretation of the Best Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 442, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The best regression model produced to model the growth rate of GRDP in South Sulawesi Province is done by comparing knot points 1, 2 and 3 by looking at the most optimal knots. From the comparison of knots, it was found that the most optimal knot was to use 3 knots with a GCV value of 4.948981 so that 3 knots were the best model in modeling the GDP growth rate and an value 76.94%. The regression model shows that the variables and are significant to the GRDP growth rate while the variable is not significant to the GRDP growth rate. The influence of these variables can be interpreted as follows.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 442, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The effect of the variable relationship Room Occupancy Rate (ROR) on the growth rate of GRDP (y) in South Sulawesi Province in 2022 with the assumption that other variables are constant.", "type": "List item" }, { "left": 532, "top": 31, "width": 27, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1339", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 32, "width": 418, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denysia, Saridiva, Anastasya, Eunike Glaria Palute, A. Hajjad Iswar, Rahmat Hidayat", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 443, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The model shows that districts/cities with a ROR below 23.36% cause the GRDP growth rate to increase by 0.16% for every 1 unit increase in ROR. Based on ROR data in South Sulawesi Province in 2022, there are 14 districts/cities that fall into this category with values < 23.36 namely Wajo, North Luwu, Sidrap, Selayar Islands, Luwu, Soppeng, Maros, Tana Toraja, Enrekang, East Luwu, Sinjai, Bulukumba, Gowa, and Pangkep.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 443, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Districts/cities with ROR in the interval 23.26% to 24.78% caused the GRDP growth rate to decrease by 14.16% for every 1 unit increase in ROR. Based on ROR data in South Sulawesi Province in 2022, districts/cities that fall into this category with values 23.36 to 24.78 namely Barru and Jeneponto.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 442, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Districts/cities with ROR in the interval 24.78% to 26.31% caused the GDP growth rate to increase by 13.32% for every 1 unit increase in ROR. Based on ROR data in South Sulawesi Province in 2022, there are no districts/cities in this category.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 443, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, districts/cities with a ROR above 26.31% caused the GDP growth rate to decrease by 0.15% for every 1 unit increase in ROR. Based on ROR data in South Sulawesi Province in 2022 there are 8 districts/cities in this category with values namely Bantaeng, North Toraja, Takalar, Palopo, Pinrang, Bone, Pare Pare, and Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 441, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The classification based on the room occupancy rate can be visually represented in the figure below with the assumption that other variables are constant.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 31, "width": 467, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1340 Modeling The Impact Analysis of The Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Palopo City With A Nonparametric Regression Approach", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 280, "width": 343, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Distribution of Districts/Cities by Room Occupancy Rate", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 442, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The figure above shows that the majority of districts/cities in South Sulawesi have an ROR below the average which can be seen based on the regions in South Sulawesi Province which are still in the interval 1. This is in accordance with the analysis results show that the mean value of the ROR level is 18.42.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 443, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The effect of the variabele relationship Labor Force Participation Rate (LFPR) on the growth rate of GRDP (y) in South Sulawesi Province in 2022 assuming other variables are constant.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 443, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The model shows that districts with LFPR below 73.89% cause the GRDP growth rate to increase by 0.13% for every 1 unit increase in LFPR. Based on LFPR data in South Sulawesi Province in 2022, there are 20 districts/cities in this category with values < 73.89 namely Sidrap, Pinrang, Makassar, Wajo, Maros, Soppeng, Barru, Sinjai, Pare Pare, Palopo, Takalar, Bulukumba, Bone, Luwu, North Toraja, Selayar Islands, East Luwu, Enrekang, North Luwu and Gowa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 443, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Districts/cities with LFPR in the interval 73.89% to 75.02% cause the GRDP growth rate to decrease by 1.27% for every 1 unit increase in LFPR. Based on LFPR data", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 31, "width": 27, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1341", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 32, "width": 418, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denysia, Saridiva, Anastasya, Eunike Glaria Palute, A. Hajjad Iswar, Rahmat Hidayat", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in South Sulawesi Province in 2022, Kabupaten Pangkep is a region that falls into this category.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 442, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Districts/cities with LFPR in the interval 75.02% to 76.14% cause GRDP to increase by 33.79% for every 1 unit increase in LFPR. Based on LFPR data in South Sulawesi Province in 2022, districts/cities in this category are Jeneponto and Bantaeng.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 442, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, districts/cities with TPAK LFPR above 10.74% caused GRDP to increase by 8.68% for every 1 unit increase in LFPR. Based on LFPR data in South Sulawesi Province in 2022 Tana Toraja district is an area that falls into this category.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 442, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The classification based on districts/cities with LFPR in South Sulawesi province in 2022 can be visually represented in the figure below with the assumption that other variables are constant.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 503, "width": 290, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Distribution of Districts/Cities Based on LFPR", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 424, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The figure above shows that most of the regions in South Sulawesi have a low LFPR as shown in the figure above. This is in accordance with the results of descriptive analysis which shows that the average value of LFPR is 67.29.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 443, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Due to the Covid-19 outbreak, GRDP growth in Palopo City, which is a location with above-average gross regional income, experienced a significant decline in 2020. However, the GRDP growth rate started to increase again in 2021 after the outbreak ended, indicating a recovery of GRDP due to the covid-19 pandemic. The best nonparametric regression model to model the growth rate of GRDP is Spline truncated regression at 3 knots with a GCV value of 4.948981. There is one variable that is not significant the", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 31, "width": 467, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1342 Modeling The Impact Analysis of The Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Palopo City With A Nonparametric Regression Approach", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 443, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "model, namely the number of accommodation ( ) while the hotel Room Occupancy Rate", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 408, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(ROR) and the Labor Force Participation Rate are significant to the model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 442, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value in Spline regression models shows the goodness of the model, which is 76.94%. The following is a truncated Spline regression model with 3 knot points.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 80, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 443, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adams, S. O., & Yahaya, H. U. (2020). Comparative study of GCV-MCP hybrid smoothing methods for predicting time series observations. American Journal of Theoretical and Applied Statistics , 9 (5), 219-227. https://doi.org/10.11648/j.ajtas.20200905.15", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 442, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Sudani, Z. A., Salih, S. Q., & Yaseen, Z. M. (2019). Development Of Multivariate Adaptive Regression Spline Integrated With Differential Evolution Model For Streamflow", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 338, "width": 422, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simulation. Journal of hydrology , 573 , 1-12. https://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2019.03.004", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 443, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Araveeporn, A. (2019). An Estimating Parameter Of Nonparametric Regression Model Based On Smoothing Techniques. Statistical Journal of the IAOS , 35 (2), 269–276. https://doi.org/10.3233/SJI-1804", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 440, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chaeruddin. (2020). 680 Pelaku Usaha Sektor Wisata di Palopo Terdampak Covid-19. https://daerah.sindonews.com/read/85930/713/680-pelaku-usaha-sektor-wisata-di- palopo-terdampak-covid-19-1593500760.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 443, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dano, D., Royantie, R. C., & Gustiana, I. (2022). Analisis Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata Di Kabupaten Bandung Barat Dalam Perspektif Ekonomi. KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian Dan Pengembangan , 2 (3), 168–177. https://doi.org/10.51878/knowledge.v2i3.1475", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 443, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dappa, S., Lasut, J. J., & Kandowangko, N. (2021). Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata Negeri Di Atas Awan Di Desa Benteng Mamullu Kecamatan Kapala Pitu Kabupaten Toraja Utara. HOLISTIK, Journal of Social and Culture , 14 (2), 1–18. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/34466", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 443, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darsana, I. M., & Sudjana, I. M. (2022). A Literature Study of Indonesian Tourism Human Resources Development in the Era of Society 5.0. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan , 14 (3), 2691–2700. https://doi.org/10.35445/alishlah.v14i3.2014", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 443, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gauthier, J., Wu, Q. V., & Gooley, T. A. (2020). Cubic Splines To Model Relationships Between Continuous Variables And Outcomes: A Guide For Clinicians. Bone Marrow Transplantation , 55 (4), 675–680. https://doi.org/10.1038/s41409-019-0679-x Hidayat, S. (2021). Al-Qur’an Pasca Pandemi, Studi Living Qur’an. SALIHA: Jurnal Pendidikan & Agama Islam , 4 (2), 220-235. https://doi.org/10.54396/saliha.v4i2.189 Hidayat, R., Ma'rufi, & Ilyas, M. (2020). Pemodelan angka kemiskinan dengan regresi linier spline berganda. Prosiding Seminar Nasional VARIANSI Tahun 2020 , 204–213. https://ojs.unm.ac.id/variansistatistika/article/view/19511/0", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 443, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayat, R., Yuliani, & Sam, M. (2017). Model Regresi Nonparametrik dengan Pendekatan Spline Truncated. Prosiding Seminar Nasional , 3 (1), 203–210. https://journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/840/725", "type": "List item" }, { "left": 532, "top": 31, "width": 27, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1343", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 32, "width": 418, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denysia, Saridiva, Anastasya, Eunike Glaria Palute, A. Hajjad Iswar, Rahmat Hidayat", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 443, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayat, R., Budiantara, I. N., Otok, B. W., & Ratnasari, V. (2021). The regression curve estimation by using mixed smoothing spline and kernel (MsS-K) model. Communications in Statistics-Theory and Methods , 50 (17), 3942-3953. https://doi.org/10.1080/03610926.2019.1710201", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 442, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lee, Y. K., Mammen, E., Nielsen, J. P., & Park, B. U. (2020). Nonparametric regression with parametric help. Electronic Journal of Statistics , 14 (2), 3845–3868. https://doi.org/10.1214/20-EJS1760", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 443, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maharani, M., & Saputro, D. R. S. (2021). Generalized Cross Validation (GCV) in Smoothing Spline Nonparametric Regression Models. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science , 1808 (1), 1-6. https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1808/1/012053", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 442, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mariati, N. P. A. M., Sudiarsa, I. W., & Sanjiwani, N. M. S. (2022). Perbandingan Regresi Linier Berganda Dengan Spline Truncated (Studi Kasus : Kemiskinan Di Provinsi Papua). Widyadari , 23 (2), 240–246. https://doi.org/10.5281/zenodo.7189330", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 443, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olivia, S., Gibson, J., & Nasrudin, R. A. (2020). Indonesia in the Time of Covid- 19. Bulletin of Indonesian economic studies , 56 (2), 143-174, https://doi.org/10.1080/00074918.2020.1798581", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 443, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pradana, M. I. W., & Mahendra, G. K. (2021). Analisis dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata di objek wisata goa Pindul Kabupaten Gunungkidul. Journal of Social Politics and Governance (JSPG) , 3 (2), 73-85,", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 350, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.24076/JSPG.2021v3i2.623", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 443, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qian, M., & Jiang, J. (2022). COVID-19 and social distancing. Journal of Public Health (Germany) , 30 (1), 259–261. https://doi.org/10.1007/s10389-020-01321-z Syamsualam, N., & Hidayat, R. (2022). Application Of Truncated Spline Nonparametric Regression In Modeling Traffic Accident Rate In Palopo City. Mathline : Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika , 7 (2), 185–196.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 433, "width": 210, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.31943/mathline.v7i2.275", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 31, "width": 467, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1344 Modeling The Impact Analysis of The Covid-19 Pandemic On The Tourism Sector In Palopo City With A Nonparametric Regression Approach", "type": "Page header" } ]
c7f9b28b-13fb-f2af-d737-cbe43f3325af
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasahijau/article/download/11112/3631
[ { "left": 71, "top": 45, "width": 221, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 45, "width": 105, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 8 | Nomor 1", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 280, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [e]: 2579-4264 | DOI: https://doi.org/10.26760/jrh.V8i1.87-104", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 56, "width": 114, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 87", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 127, "width": 446, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Evaluasi Efektivitas Melalui Studi Literatur pada Beberapa Kota di Cina", "type": "Title" }, { "left": 177, "top": 211, "width": 241, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri 1 , Danindra Atharikusuma 2", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 227, "width": 414, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 259, "width": 291, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 292, "width": 359, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 25 Januari 2024 | Revised 23 Februari 2024 | Accepted 23 Maret 2024", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 333, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 428, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjir perkotaan merupakan permasalahan utama di seluruh dunia. Urbanisasi di Cina meningkatkan intensitas hujan dan efek pulau panas perkotaan, yang mengubah hidrologi regional dan meningkatkan risiko banjir. Pada 2013, Cina meluncurkan program 30 Kota Spons untuk mengurangi genangan air, memanfaatkan air hujan, mengendalikan aliran air, dan meningkatkan lingkungan air perkotaan. Konsep Kota Spons menekankan konservasi, restorasi, dan rehabilitasi ekosistem, menciptakan kota yang tangguh dan mampu mempertahankan hidrologi alami. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas manajemen air hujan perkotaan dengan menggunakan indeks Kota Spons di Cina berdasarkan studi literatur. Hasilnya menunjukan keberhasilan signifikan Kota Spons dalam penanganan air hujan, menghilangkan polutan, dan meredakan efek pulau panas perkotaan. Selain itu, artikel ini memberikan wawasan tentang tantangan, regulasi, serta skema pembiayaan yang digunakan di Cina untuk mengeksplorasi kemungkinan kebijakan masa depan yang dapat diadopsi oleh kota-kota di Indonesia Dengan menerapkan konsep Kota Spons, diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ketahanan air di kota-kota Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 286, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Kota Spons, pengelolaan limpasan air, infrastruktur hijau", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 559, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urban flooding is a major issue worldwide. Urbanization in China has increased the intensity of rainfall and the urban heat island effect, altering regional hydrology and increasing flood risks. In 2013, China launched the Sponge City program to reduce waterlogging, utilize rainwater, control runoff, and improve urban water environments. The Sponge City concept emphasizes the conservation, restoration, and rehabilitation of ecosystems, creating resilient cities capable of maintaining natural hydrology. This research evaluates the effectiveness of urban rainwater management in China using the Sponge City index based on literature studies. The results show the significant success of Sponge Cities in managing rainwater, removing pollutants, and alleviating the urban heat island effect. Additionally, this article provides insights into the challenges, regulations, and financing schemes used in China to explore future policy possibilities that could be adopted by cities in Indonesia. By implementing the Sponge City concept, it is hoped that flood risks can be reduced and water resilience can be improved in Indonesian cities.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 291, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Sponge City, water runoff management, green infrastructure", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 88", "type": "Page footer" }, { "left": 245, "top": 95, "width": 108, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 455, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua negara untuk mencapai modernisasi ekonomi dan sosial melakukan pembangunan perkotaan. Pada tahun 2018, 55% dari populasi dunia dicatat tinggal di daerah perkotaan, proporsi yang diperkirakan akan meningkat menjadi 68% pada tahun 2050. Proyeksi menunjukan pertumbuhan populasi diperkirakan akan sangat terkonsentrasi di perkotaan terutama pada beberapa negara, seperti Cina, India, dan Indonesia [1][2]. Dampak terjadinya urbanisasi mengarah pada peningkatan jumlah dan intensitas hujan oleh efek pulau panas perkotaan, mengubah kondisi hidrologi regional dan mengurangi stabilitas lereng, meningkatkan tingkat keparahan dan frekuensi bencana alam[2]. Cina telah mengalami permasalahan banjir selama 15 tahun terakhir. Salah satu fenomena banjir parah terjadi di Beijing pada 21 juli 2012, menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian ekonomi. Pada tahun 2010, Cina mengalami kerugian total lebih dari 350 miliar yuan. Pada tahun 2011-2014 kerugian finansial yang dicapai 100 miliar yuan dengan 62% kota terdampak, pada tahun 2015 banjir menyebabkan kerugian sebesar 160 miliar yuan dengan hampir 150 kota terdampak dan pada tahun 2016 total kota yang mengalami banjir sekitar 98% yaitu 641/654 kota [3]. Namun, selain banjir, Cina juga mengalami krisis keruangan air. Pada tahun 2020 sumber daya air per kapita yang tersedia pada Cina hanya seperempat dari rata-rata dunia. Lebih dari 60 juta orang mengalami kekurangan air bersih pada tahun 2019 karena pertambangan batu bara [4].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 453, "height": 214, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan perkotaan di Cina mencapai prestasi signifikan, tetapi menyebabkan banyak permasalahan genangan air ketika hujan lebat. Sehingga, pemerintah Cina membutuhkan solusi inovatif untuk mengatasi drainase dan genangan air. Konsep Kota Spons bertujuan mencegah penumpukan air saat hujan ringan dan mengurangi genangan saat hujan lebat. Pendekatan ini memungkinkan pemanfaatan optimal air hujan, mengendalikan aliran air hujan, serta meningkatkan lingkungan air dan konservasi sumber daya air perkotaan. Kota Spons dapat menyerap serta menggunakan air hujan secara langsung melalui peningkatan permeabilitas permukaan jalan, kapasitas penyimpanan air, penyaringan air, dan pemanfaatan air di Kawasan Hijau Rendah dan taman hujan [5], serta memberikan berbagai layanan ekosistem untuk tujuan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Fokus utamanya untuk memulihkan siklus air alami dan fungsi ekologis dengan kombinasi infrastruktur hijau dan abu-abu [6]. Berbagai negara memiliki konsep serupa dalam mengelola limpasan permukaan seperti praktik manajemen terbaik (Best Management Practices) di Swedia dan pengembangan berdampak rendah (Low-impact development) di Amerika Serikat, Sustainable Urban Drainage System (SUDS) di Inggris, Water Sensitive Urban Design (WSUD) di Australia, dan Active, Beautiful, Clean (ABC) water di Singapura [7].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 453, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak literatur di seluruh dunia yang telah menilai dan mengevaluasi efektivitas Kota Spons [7][8]. Selain itu, beberapa penelitian juga telah membahas tantangan dan hambatan implementasi Kota Spons [3][9]. Terdapat banyak penelitian yang telah mengkaji dampak pengelolaan air hujan dengan Konsep Kota Spons [6][10][11][12]. Selanjutnya, ada juga penelitian yang mendiskusikan performa dan kebijakan Kota Spons [7][13]. Meskipun demikian, diskusi terkait penerapan, efektivitas, tantangan, serta regulasi penerapan Kota Spons masih sangat minim di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep dan meninjau perencanaan Kota Spons di Cina. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk menggali efektivitas Kota Spons dengan membandingkan indeks Kota Spons berdasarkan regulasi pemerintah Cina. Selain itu, penelitian ini juga membahas tantangan teknis yang mungkin dihadapi dalam mengadopsi Konsep Kota Spons. Penelitian ini tidak hanya berfokus pada evaluasi efektivitas, tetapi juga memberikan wawasan tambahan mengenai pendanaan Kota", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 89", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 452, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spons. Tujuannya adalah memberikan pandangan yang bagi pemerintah Indonesia dalam menerapkan Konsep Kota Spons.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 150, "width": 101, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 456, "height": 418, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel ini mengeksplorasi makalah dan publikasi yang berkaitan dengan manajemen air dan upaya mitigasi limpasan air dengan menerapkan konsep Kota Spons di Cina. Sumber informasi utama yang digunakan dalam penulisan ini bersumber dari beberapa artikel sebanyak 22 artikel atau penelitian terdahulu selama periode penelitian selama 5 tahun, dimulai dari tahun 2017 sampai 2023 yang berkaitan dengan topik implementasi konsep Kota Spons dalam pengelolaan air perkotaan di Cina. Kemudian, dilakukan proses tinjauan, analisis, dan ringkasan dalam artikel ini sehingga dapat menyajikan informasi yang relevan dan diinginkan oleh pembaca. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi kinerja Kota Spons dalam mengurangi polutan dan mengelola air hujan [14]. Tinjauan ini mengacu pada kinerja Kota Spons dalam mengurangi volume aliran permukaan dan mengelola air hujan serta polutan, dengan membandingkan indikator kinerja Kota Spons. Pembahasan ini juga mencakup manfaat penerapan konsep Kota Spons dalam mengatasi tantangan perkotaan, seperti mencegah banjir perkotaan, peningkatan kualitas ekosistem, sosial dan ekonomi. Fokus utama pada bagian awal artikel adalah membahas penerapan konsep Kota Spons, melibatkan tujuan, indikator, dan kebutuhan yang muncul dalam berbagai konteks perkotaan. Pembahasan ini juga mencakup keuntungan penerapan konsep Kota Spons dalam mengatasi permasalahan perkotaan. Selain itu, bagian ini juga mencakup pembahasan mengenai indikator yang diterapkan dalam Kota Spons untuk meningkatkan ekologi air, keamanan air, serta aspek lingkungan dan sumber daya air perkotaan. Tinjauan studi ini memberikan pemahaman tentang bagaimana konsep Kota Spons dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan perkotaan. Bagian selanjutnya dalam artikel ini adalah membahas penilaian kinerja Kota Spons berdasarkan pedoman yang diterapkan di Cina. Pedoman ini memiliki delapan belas indeks dan terbagi menjadi empat kategori yang digunakan untuk menilai efektivitas konstruksi Kota Spons. Dimana indeks indikator yang dimiliki tidak terbatas dan selalu dilakukan pembaharuan setiap tahunnya agar dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan kota. Pada bagian akhir pembahasan dalam artikel ini adalah menyajikan pembahasan mengenai skema pembiayaan saat ini yang diterapkan di Cina untuk mengatasi masalah tingginya biaya pembangunan dan operasional. Selain itu, akan dibahas terkait tantangan yang dihadapi dalam penerapan konsep Kota Spons. Selanjutnya, artikel ini akan memberikan usulan terkait orientasi kebijakan masa depan yang dapat diterapkan oleh kota-kota di Indoneisa berdasarkan pembelajaran dari pengalaman Cina dalam menghadapi isu-isu terkait manajemen air hujan dan limpasan air.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 617, "width": 170, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 456, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Spons dikembangkan pada tahun 2013 sebagai terobosan untuk mengelola air perkotaan di Cina. Terdapat empat prinsip utama dalam Kota Spons. Pertama, membuat kota mampu menyerap, menyimpan, memurnikan air hujan dengan konsep hidrologi secara alami dan melepaskan air ketika terjadi kekeringan sehingga menjaga sumber daya air tanah menjadi stabil [15]. Prinsip yang kedua adalah pengelolaan air melalui filtrasi alami yang dilakukan oleh vegetasi dengan menyediakan desain yang ramah lingkungan. Ketiga, berikatan dengan penerapan infrastruktur hijau untuk mengolah limpasan air hujan untuk dimurnikan, dipulihkan, dan digunakan kembali untuk menghindari pencemaran tanah, selain itu dapat mengurangi efek \"Pulau Panas Perkotaan' dan keempat yaitu", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 90", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 456, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunan jalan perkotaan dengan perkerasan permeabel. Berikut ini merupakan tabel yang membandingkan konsep Kota Spons berdasarkan studi literatur:", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 123, "width": 187, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Perbandingan konsep Kota Spons", "type": "Caption" }, { "left": 73, "top": 139, "width": 393, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi Publikasi Definisi Kementerian Keuangan, bersama dengan Kementerian Perumahan dan Pembangunan Kota (MOHURD) 2014 Kota ini dibangun menyerupai spons, memiliki", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 172, "width": 271, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"ketangguhan\" yang baik dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan mengatasi bencana alam. Kota ini mampu menyerap, menyimpan, meresap, dan membersihkan air selama hujan. Sistem ini siap digunakan dan memiliki dampak lingkungan yang minim.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 249, "width": 394, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] 2015 Infrastruktur \"abu-abu\" dan \"hijau\" perlu dibangun sebagai infrastruktur yang tahan terhadap air hujan. Dengan cara ini, air dapat dimanfaatkan secara efisien. Kota dapat menghadapi tantangan perubahan iklim, serta menjaga", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 307, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keseimbangan ekosistem perkotaan", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 325, "width": 450, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Keuangan, bersama dengan Kementerian Perumahan dan Pembangunan Kota (MOHURD) 2015 Pembangunan Kota Spons perlu menerapkan tindakan \"infiltrasi, detensi, retensi, penyaringan, pemanfaatan, dan pembuangan\" agar dapat mengurangi dampak dari pembangunan dan aktivitas konstruksi perkotaan. [9] 2017 Sebagai konsep dan model konstruksi perkotaan yang baru, Kota Spons menjadi bagian dari upaya perbaikan menyeluruh terhadap sumber daya air dan lingkungan air perkotaan, dengan pemberian fokus pada penanganan banjir perkotaan serta peningkatan kondisi lingkungan air perkotaan Kementerian Keuangan,", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 506, "width": 133, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersama dengan Kementerian Perumahan dan", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 514, "width": 455, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan Kota (MOHURD) serta Kementerian Sumber Daya Air Republik Rakyat Cina 2021 Kota Spons mengoordinasikan pembangunan fasilitas pengendalian banjir dan drainase, perbaikan lingkungan air perkotaan, restorasi ekosistem perkotaan, dan pengembangan ruang hijau.", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 595, "width": 56, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: [17]", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 456, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Kota Spons dapat diterapkan pada skala makro hingga mikro. Pada skala makro fokus utamanya dengan implementasi desain dengan taman hujan, bio-retensi, bioswale, dan pengolahan lahan basah. Pada skala mikro fokus utamanya implementasi desain pada tingkat lokal dengan atap hijau untuk menangkap air hujan. Manfaat yang didapatkan dengan menerapkan Kota Spons yaitu dapat mengurangi kerugian akibat banjir, meningkatkan kota menjadi lebih layak huni dan meningkatkan investasi pembangunan infrastruktur berbasis keberlanjutan [12]. Intinya, konsep ini mempromosikan ketahanan air, pembangunan berdampak rendah (Low-impact development) dan konservasi beserta rehabilitasi ekosistem. Untuk pengelolaan air hujan konsep Kota Spons mengkombinasikan infrastruktur hijau dengan abu-abu sehingga dapat meningkatkan infiltrasi ke dalam tanah, pengelolaan limpasan air hujan ini dapat menangani berbagai permasalahan kota termasuk kelangkaan air, polusi air dan degradasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 91", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 457, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan. Konsep Kota Spons dikembangkan berdasarkan respon realitas terhadap peningkatan banjir perkotaan, dengan konsep yang lebih mampu menangani pengelolaan air perkotaan. Konsep Kota Spons menekankan pada konservasi, restorasi dan rehabilitasi ekosistem untuk membangun kota yang resilience . Kesuksesan implementasi Kota Spons dapat dimaksimalkan dengan mengkombinasikan infrastruktur hijau dan abu-abu [18].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 179, "width": 127, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Penerapan Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 456, "height": 243, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Spons di Cina memiliki tujuan utama yang padu untuk mengatasi berbagai tantangan lingkungan perkotaan. Salah satunya adalah mengurangi dampak banjir dan limpasan air perkotaan yang semakin meningkat. Melalui penerapan konsep Kota Spons, upaya dilakukan untuk memperlambat laju pertumbuhan kota yang kedap air dengan memanfaatkan infrastruktur hijau dan sistem jaringan drainase. Selain itu, Kota Spons juga bertujuan meningkatkan kualitas air perkotaan dengan mengurangi polusi melalui langkah-langkah non struktural dan struktural, termasuk penerapan Infrastruktur Hijau yang dapat menghilangkan polusi air. Proses urbanisasi yang telah mengubah permukaan ekologis juga menjadi perhatian, dan konsep Kota Spons berusaha mengembalikan fungsi ekologis air perkotaan dengan beradaptasi dengan alam, menggunakan tanah, tanaman, dan mikroorganisme sebagai alat untuk memurnikan air secara biologis. Selain itu, Kota Spons juga berfokus pada pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dengan memanfaatkan air hujan sebagai sumber daya alternatif. Akselerasi populasi perkotaan dan kebutuhan air yang terus meningkat menjadi tantangan, dan dengan pemanenan air hujan dari atap dan permukaan bangunan, Kota Spons berusaha mengurangi permintaan air dan limpasan, serta memberikan kontribusi positif terhadap aspek ekonomi dan sosial. Terakhir, upaya Kota Spons juga mencakup perbaikan iklim mikro di lingkungan perkotaan dengan pendekatan seperti lanskap air perkotaan dan infrastruktur hijau untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan berkelanjutan bagi penduduk perkotaan [19][17].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 456, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam upaya mengatasi kompleksitas persoalan air di perkotaan, strategi Kota Spons yang diusulkan oleh Cina mencerminkan pendekatan yang padu. Konsep resilience menjadi inti dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan, di mana infrastruktur spons berperan sebagai solusi multifungsi [6]. Saat terjadi kelebihan air, infrastruktur ini menyerap dan menyimpannya, mengurangi limpasan perkotaan. Sebaliknya, pada masa kekeringan, air yang disimpan dilepaskan untuk mengisi ulang sumber air tanah dan sungai [20]. Pendekatan sistematis dan komprehensif tercermin dalam berbagai tindakan pengelolaan air, seperti pengerukan sungai, revitalisasi, dan pemanfaatan air hujan. Meskipun upaya ini telah dilakukan, strategi Kota Spons diarahkan untuk mengatasi semua aspek permasalahan air perkotaan. Aspek ramah lingkungan juga ditekankan, dengan penekanan pada konsep hidrologi alami, perlindungan alam, pelestarian ekologi setempat, dan penerapan pendekatan konsep alam sebagai bagian integral dari manajemen air yang berkelanjutan [3]. Dalam demonstrasi Kota Spons Implementasi yang berfokus pada berbagai skala. Terdapat 4 objek tujuan yang ini diselesaikan dalam implementasi Kota Spons berupa mitigasi banjir, perbaikan lingkungan air, pemanfaatan sumber daya air, dan pemulihan ekologi air [10][19].", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 92", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Tinjauan Konsep Perencanaan", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 246, "width": 379, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Badan Pemerintah Pusat Cina yang terlibat dalam implementasi Kota Spons Sumber: [12]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 456, "height": 184, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Kota Spons diusulkan oleh pejabat, Kementerian Perumahan dan Konstruksi Perkotaan- Pedesaan (MOHURD) dan Kementerian Sumber Daya Air (MWR) pada Desember 2013 [21]. Implementasi Kota Spons menjadi tanggung jawab utama pemerintah. Pemerintah pusat berperan sebagai promotor penyelenggaraan Kota Spons dan pemerintah setempat yang menyelenggarakan keseluruhan pembangunan dan pengelolaan. Selanjutnya akan dibentuk komite konstruksi Kota Spons yang terdiri dari fungsionaris kota pada bidang perencanaan kota, konstruksi lanskap, transportasi, dan perlindungan sumber daya dan air. Komite ini bertugas mengatur permasalahan terkait konstruksi dan manajemen dalam implementasi Kota Spons. Konsep, target dan strategi dalam perencanaan kota secara menyeluruh dimasukan ke dalam perencanaan. Pada proses perencanaan, semua tingkat perencanaan diorientasikan oleh teknologi. Skema yang sesuai dengan penerapan tujuan Kota Spons diusulkan pada penerapan infrastruktur, pengelolaan air, ruang hijau dan sistem jalan. Kemitraan Pemerintah-Swasta didorong dalam pembiayaan dan tanggung jawab pada desain pada tahap desain, konstruksi dan operasi [19].", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 606, "width": 312, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Implementasi Cina dari Konstruksi Percontohan Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 271, "top": 619, "width": 56, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: [19]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 456, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah kota dianjurkan menerapkan standar Kota Spons dan menetapkan standar kerja dengan mengikuti pedoman yang dipandu oleh Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan- Perdesaan (MOHURD) dan Kementerian Keuangan dan Kementerian Sumber Daya Air. Pedoman Nasional Kota Spons Berupa: Mematuhi ekologi dan siklus alam, berpegang teguh pada pembinaan dan pembangunan melalui perencanaan, dan Mematuhi bimbingan pemerintah dan partisipasi sosial. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dampak pembangunan perkotaan terhadap lingkungan [18]. Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Perdesaan, Kementerian Keuangan, Kementerian Sumberdaya Air setiap tahunnya menilai kinerja Kota Spons. Kementerian Keuangan akan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 93", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 456, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan dana berdasarkan hasil evaluasi. Indeks Evaluasi Kota Spons terbagi menjadi 4 kelas, kota dengan nilai \"sangat baik\" akan dialokasikan dana penuh dengan bonus sebesar 10%, kota dengan nilai \"baik\" akan diberikan dana penuh, kota dengan nilai \"memenuhi syarat\" akan ditunda sebesar 30% untuk alokasi dana tahun berikutnya, dan kota dengan indeks \"tidak memenuhi syarat diterapkan penarikan semua dana dan ditunda pada tahun selanjutnya. Pembangunan Kota Spons sesuai dengan rencana induk perkotaan oleh pemerintah kota. Departemen perencanaan kota berkolaborasi dengan departemen konstruksi, administrasi departemen air dan pertamanan, selain itu juga menerima pendapat dari departemen terkait dan pakar masyarakat, setelah disetujui semua pihak rencana Kota Spons akan diterbitkan pemerintah kota [18].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 456, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat 6 target yang diterapkan pada Kota Spons yaitu infiltrasi, retensi, penyimpanan, pemurnian, pemanfaatan pada limpasan air hujan. Pembangunan ini ditekankan untuk konservasi, restorasi dan rehabilitasi lingkungan perkotaan degan melestarikan alam untuk mempertahankan hidrologi alami[18]. Implementasi Kota Spons terdiri dari 4 fase, pada fase pertama yaitu dengan menganalisis permasalahan air dan pengelolaan air untuk identifikasi kebutuhan dalam implementasi. Tahap kedua yaitu dengan pengembangan skenario berdasarkan iklim, pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air. Tahap ke 3 yaitu dengan melakukan pemilihan dan pengembangan permodalan untuk simulasi Kota Spons dan pada tahap akhir berupa tahap perencanaan. Dalam perencanaan Kota Spons pemilihan kota harus memenuhi syarat dengan identifikasi masalah dalam pengelolaan air. Selanjutnya setiap kota harus memiliki alasan yang kuat untuk pembangunan infrastruktur spons ditambah kota menentukan potensi dengan tujuan jangka pendek dan panjang pada area yang akan dibangun sehingga pembangunan berorientasi pada target [22].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 426, "width": 159, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Penilaian Kinerja Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 456, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks evaluasi konstruksi Kota Spons di Cina juga terus diperbarui. Pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Perumahan dan Urusan perkotaan dan pedesaan (MOHURD) pada tahun 2015 di mana delapan belas indeks terbagi dalam empat kategori yang mencakup ekologi air, keamanan air, lingkungan air serta sumber daya air. Prosedur ini digunakan untuk secara sistematis menilai efektivitas konstruksi Kota Spons. Namun, manajemen air hujan perkotaan dinilai berdasarkan rasio tangkapan volume limpasan tahunan total, pemanfaatan sumber daya air hujan, dan pengendalian banjir air hujan perkotaan. Perubahan dalam indeks evaluasi menunjukkan bahwa konstruksi Kota Spons di Cina tidak terbatas pada pengembangan rendah dampak, dan lebih menekankan pada peningkatan fungsi perkotaan secara keseluruhan [17]. Penelitian ini membandingkan kinerja Kota Spons dalam manajemen air hujan perkotaan di beberapa kota di Cina.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 94", "type": "Page footer" }, { "left": 182, "top": 273, "width": 236, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pendekatan Sistematis Konsep Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 271, "top": 286, "width": 56, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: [12]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 312, "width": 142, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4 Rasio Tangkapan Volume", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 327, "width": 456, "height": 199, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontrol limpasan dan mitigasi banjir merupakan dua fokus utama konsep Kota Spons. Rasio tangkapan volume merupakan ambang batas minimum yang tertera dalam peta zonasi untuk rasio tangkapan volume curah hujan tahunan yang khusus untuk wilayah proyek Kota Spons. Hal ini didasari karena perbedaan distribusi curah hujan, intensitas dan volume limpasan dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik tata air yang berbeda sehingga diperlukan ambang batas minimum untuk mengevaluasi efektivitas konsep Kota Spons [7]. Rasio tangkapan volume dapat dihitung dengan berbagai jenis skenario untuk mengetahui kemampuan konsep Kota Spons dalam menangkap dan mengelola curah hujan dengan setidaknya curah hujan harian 24 jam selama setidaknya 30 tahun. penafsiran Rasio tangkapan volume memungkinkan perhitungan volume penyimpanan yang efisien, namun tidak mempertimbangkan infiltrasi spesifik daerah tangkapan, evapotranspirasi, durasi periode kering antar- peristiwa, dan distribusi peristiwa hujan sepanjang tahun [23]. Pada Tabel 1 ditunjukkan bahwa studi- studi global saat ini menggunakan beragam model untuk mensimulasikan atau mengukur penurunan aliran air dengan periode pengembalian suatu wilayah, dan juga selektivitas setelah menerapkan Konsep Kota Spons [11].", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 545, "width": 453, "height": 203, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Efektivitas Penurunan Aliran Perkotaan Referensi Area Luas Area (km 2 ) Model Simulasi Periode Pengembalian (tahun) Penurunan Aliran (%) Efektivitas [17] Shenzen 1,986 km² - 10 tahun 70% Implementasi ini mengendalikan aliran air hujan sehingga mencegah banjir selama hujan lebat [24] Qian’an 2.94 km² Model SWMM - - Penerapan ini mampu mengendalikan aliran puncak serta meredakan banjir perkotaan secara bertahap. Serta berdasarkan analisis skenario menunjukkan bahwa tingkat pengurangan aliran permukaan berkurang seiring meningkatnya periode penggunaan.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 95", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 93, "width": 456, "height": 542, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi Area Luas Area (km 2 ) Model Simulasi Periode Pengembalian (tahun) Penurunan Aliran (%) Efektivitas [7] Beijing 16,411 km² Model SWMM 50 tahun 55% Reduksi tingkat aliran air menurun sejalan dengan meningkatnya periode pengembalian dari badai desain. Disarankan untuk menggabungkan infrastruktur hijau dengan infrastruktur abu-abu guna mencapai mitigasi banjir yang optimal saat terjadi hujan ekstrem [7] Guangzhou 7,434 km² Model SWMM 10 tahun 76.10% Simulasi dilakukan untuk peristiwa durasi hujan selama 6 jam tanpa henti. Hasilnya menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam mengurangi aliran awal serta mitigasi aliran puncak. Efisiensi cenderung berkurang seiring dengan meningkatnya periode pengembalian dari kondisi badai. [6] Baicheng 25,683 km² - - 56.4% Sebelum penerapan konsep Kota Spons sebanyak 93% dari sistem saluran air hujan tidak memenuhi standar sehingga menyebabkan genangan pada 14 lokasi seluas 140,9 ha. Setelah penerapan konsep Kota Spons, sistem saluran air hujan memenuhi standar dan mengalami peningkatan sebesar 60%. [21] Pusat olahraga, Guangxi 0.64 km² Model SWMM, AHP - >75% Simulasi dijalankan untuk durasi hujan selama 90 menit, dengan rata- rata hujan sebesar 36 mm. Penerapan fasilitas skala mikro seperti bioretensi dapat mengontrol dan mengelola aliran hujan. [17][18] Wuhan - 50-100 tahun 60%–85% Program ini telah mencapai kesuksesan besar dan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mencegah genangan air secara signifikan.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 656, "width": 200, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5 Pemanfaatan Sumber Daya Air Hujan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 456, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu fokus utama dalam pembangunan Kota Spons adalah peningkatan kualitas air. Diketahui bahwa aliran permukaan perkotaan, termasuk banjir, membawa polusi dari sumber non-titik ke dalam badan air penerima, menyebabkan dampak negatif pada lingkungan. Efektivitas penerapan konsep Kota Spons di Cina dapat dinilai melalui evaluasi Pengembangan Berdampak Rendah (LID) dalam mengurangi aliran air dan menghilangkan polutan selama siklus hidupnya. Sebagai ilustrasi, penggunaan permukaan permeabel mampu mengurangi aliran air hujan lebih dari 55% dan", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 96", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 456, "height": 155, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghilangkan sebagian besar polutan umum dalam aliran air hujan seperti Total Suspended Solids (TSS), total nitrogen (TN), total phosphorous (TP), dan logam berat, mencapai tingkat penghilangan hingga 89.6% [6]. Beton permeabel (PC) tanpa penyumbatan menunjukkan kinerja terbaik dalam mengatasi banjir dan menghilangkan polutan, sementara paver beton interlocking permeabel (PICP) paling tidak rentan terhadap penyumbatan [25]. Fasilitas Green Roof (GR), yang dianggap sebagai fasilitas berbasis infiltrasi yang mendorong penghilangan polutan, juga memiliki dampak yang signifikan [7], serta dapat mengurangi rata-rata aliran permukaan hingga 70% [26]. Sejauh ini sebagian besar proyek di Cina difokuskan pada pengurangan aliran air hujan dan mitigasi polusi air hujan, belum ada analisis yang koheren mengenai penggunaan air hujan, seperti untuk toilet dan irigasi ruang hijau publik. Hingga saat ini baru dilakukan pengumpulan air hujan oleh tangki air atau cistern . Bagaimana penggunaan air setelah terkumpul belum disimulasikan oleh model manajemen air hujan saat ini [27].", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 254, "width": 177, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Fungsi Fasilitas Kota Spons", "type": "Caption" }, { "left": 74, "top": 270, "width": 473, "height": 384, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasilitas Fungsi Tingkat penghilanga n polutan (%) Fitur dan Penerapan Fasilitas Infilt- rasi Penaha- nan Penyi- mpanan Pemurn- ian Peman- enan Permukaan Permeabel ✓ 80-90% Menurunkan aliran air secara signifikan sehingga mengurangi efek aliran air hujan pada jalan perkotaan. Atap Hijau (Green Roof) ✓ ✓ ✓ 70-80% Mengurangi aliran air hujan dari atap, meningkatkan penghijauan perkotaan, dan meredakan efek pulau panas perkotaan dengan mengurangi konsumsi energi bangunan Bioretensi ✓ ✓ ✓ ✓ 50-80% Menggunakan efek perangkapan oleh tanaman dan media tanah untuk menahan sebagian aliran air hujan, sambil menambahkan ruang hijau untuk memperindah kota. Tong Hujan (Rain Barrel) ✓ - Menyimpan limpasan air dari atap dan kemudian menggunakan air tersebut setelah melalui proses penyaringan untuk efisiensi penggunaan sumber daya air. Kolam Penahanan (Detention Pond) ✓ ✓ ✓ 70-95% Sebagai fasilitas penahanan air hujan, kolam ini dapat menahan puncak aliran limpasan air hujan selama periode sementara. Setelah aliran maksimum menurun, air hujan akan secara perlahan dilepaskan.", "type": "Table" }, { "left": 249, "top": 660, "width": 103, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: [9][11][18][28]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 219, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6 Pengendalian Banjir Air Hujan Perkotaan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 703, "width": 456, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah penyelesaian proyek pembangunan konsep Kota Spons, berbagai jenis infrastruktur pengelolaan air hujan terkait dengan LID akan mulai dioperasikan. Secara khusus, fasilitas-fasilitas ini dirancang untuk mengelola aliran air dan mengurangi pencemaran langsung dari sumbernya, umumnya fokus yang dapat ditangani pada hujan dengan intensitas ringan atau sedang, kemampuan untuk menangani badai", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 97", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 459, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "besar masih perlu ditingkatkan [11]. Berdasarkan hasil analsis dibawah pola hujan chi-squared, kemampuan fasilitas LID untuk mengontrol puncak banjir dan volume air lebih lemah. Kemampuan fasilitas LID untuk mengontrol puncak banjir dan volume air secara progresif melemah seiring dengan peningkatan rata-rata puncak gelombang [9].", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 164, "width": 305, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil penerapan Konsep Kota Spons di beberapa kota di Cina", "type": "Caption" }, { "left": 73, "top": 179, "width": 457, "height": 125, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi Area Luas Area Penelitian (km²) Hasil Implementasi Deskripsi [26] Chaohu 7.4 km² Implementasi LID mengurangi risiko banjir hingga sejumlah batas tertentu. Praktik LID dapat menahan sebagian volume aliran, sehingga membantu mengurangi beban pada sistem drainase. Meskipun demikian,", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 288, "width": 449, "height": 264, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "efektivitas pengurangan banjir pada badai dengan intensitas yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama tidak begitu signifikan karena kapasitas LID yang terbatas. [17][29] Shenzen 37.68 km² Sebanyak 35% dari wilayah tersebut menjadi terbebas dari banjir perkotaan setelah penerapan LID Masalah terkait dengan banjir perkotaan tidak dapat diatasi hanya dengan membangun proyek LID. [30] Jinan 39 km² Fasilitas Pengembangan LID membuktikan dapat mengurangi risiko banjir di daerah tangkapan air perkotaan. LID mendistribusikan dan menghambat air, dan peningkatan sistem drainase meningkatkan debit air. [25] Nanjing 54.3 km² Penerapan Praktik LID membuktikan kinerja yang positif dalam mengatasi risiko banjir di wilayah perkotaan, terutama dalam mengurangi area yang memiliki tingkat risiko banjir yang tinggi. Berbagai situasi penerapan LID mengurangi luas area tergenang dalam rentang 2% hingga 17% dan area dengan tingkat risiko bahaya banjir tinggi dalam kisaran 6%", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 523, "width": 440, "height": 119, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hingga 80%. Selain itu, terjadi penurunan maksimum kedalaman tergenang sebesar 0,02 hingga 0,07 meter. [8] Fenghuang 18.5 km² Kota Spons dapat mengurangi masalah genangan air ketika peristiwa hujan ekstrem. Kapasitas infiltrasi dan penyimpanan pad LID bersifat terbatas, dan biasanya volumenya hanya dapat digunakan sekali dalam 24 jam.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 134, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.7 Pembiayaan Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 456, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah baik secara nasional ataupun provinsi berperan sebagai koordinasi dan mengatur implementasi dari pembangunan Kota Spons, sektor non-pemerintah berperan sebagai investor dengan berbagai cara kerja sama. MOHURD merupakan kementerian yang bertanggung jawab dalam merancang dan menerbitkan pedoman standar, Kementerian Keuangan mengelola investasi yang diperkirakan invitasi sekitar 100 hingga 150 juta yuan per km2 dan Komisi Pembangunan dan Reformasi", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 98", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 456, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasional bertanggung jawab untuk evaluasi semua perkembangan Kota Spons. Panduan Konstruksi berupa pendekatan desain, standar teknik, manajemen risiko dan pemeliharaan [22].", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 309, "width": 282, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Sumber Pendanaan untuk Pembangunan Kota Spons", "type": "Caption" }, { "left": 271, "top": 322, "width": 56, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: [13]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 456, "height": 199, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan total investasi sebesar 111 miliar yuan pemerintah pusat menyumbang 18,6%, pemerintah lokal 36,9% dan investasi non-pemerintahan sebesar 43,1% [13]. Pemerintah Pusat menawarkan dana untuk 3 kota percontohan dengan waktu 3 tahun: sebesar 400 juta yuan per tahun untuk setiap kota, 500 juta yuan untuk ibukota provinsi, dan 600 juta yuan untuk kota madya. Pemerintah kota didorong untuk membangun mekanisme kolaboratif dengan sosial-kapital (perusahan swasta dan perusahaan milik negara). Kemitraan publik-swasta (KPS) dan waralaba merupakan cara untuk mendorong modal sosial untuk berpartisipasi dalam investasi, pembangunan dan pengelolaan Kota Spons, selain itu modal sosial memiliki syarat kemitraan dengan bertanggung jawab atas desain, penggalangan dana, konstruksi dan pengoperasian proyek [18]. Investasi pemerintah berasal dari pendapatan fisikal negara, sedangkan dana investasi non-pemerintah berasal dari investasi bisnis, pinjaman bank atau property . Sebagian besar proyek mengadopsi kerjasama publik-swasta, dengan sistem ini investasi mencapai 50,4 miliar dengan metode operasi yang diadopsi yaitu Build-Finance-Operate (DBFO), Build-Operate-Transfer (BOT), Build-Own-Operate (BOO), Transfer-Operate-Transfer (TOT), dan Rehabilitation-Operate-Transfer (ROT) [13].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 247, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.8 Tantangan Terhadap Adopsi Teknis Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 456, "height": 155, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam implementasi konsep ini, Cina mengalami tantangan teknis dalam menerapkan Kota Spons. Terdapat tantangan teknologi terutama pada negara berkembang, kurangnya keahlian dan keterampilan untuk implementasi sistem atap hijau atau bioretensi menjadi tantangan terbesar dalam mengaplikasikan konsep ini secara mandiri. Kesenjangan teknis yang ada pada negara berkembang dikarenakan pada negara berkembang sulit menerapkan teknologi baru. Sedangkan pada negara maju seperti Jerman, Inggris, dan AS telah memiliki industri yang menyediakan berbagai bahan untuk pembangunan infrastruktur hijau. Pada negara berkembang sebagian besar bahan untuk implementasi Kota Spons seperti alat penahan dan pemantauan air limpasan masih belum tersedia secara luas dan berasal dari luar negeri yang belum tentu cocok dengan kondisi lokal. Tidak tersedianya sistem taman hujan, atap hijau, resapan bawah tanah, dan pemantauan limpasan air perkotaan dapat menghambat implementasi secara besar besaran Kota Spons [5].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 776, "width": 86, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 99", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 456, "height": 214, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan Kota Spons sebagian besar bergantung pada pedoman pelaksanaan dari provinsi dan nasional. Pedoman yang digunakan dalam pembangunan ini berdasarkan konsep LID yang berada di AS, sehingga pada praktik pengelolaan terdapat kendala dalam kurangnya pelatihan teknis, kondisi iklim dan tanah yang berbeda dengan yang ada di Cina. Permasalahan ini berkontribusi pada kegagalan Kota Spons karena strategi yang kurang relevan terhadap berbagai kondisi wilayah yang ada. Oleh karenanya, setiap daerah perkotaan harus identifikasi masing-masing mengenai langkah-langkah penerapan konsep Kota Spons berdasarkan kondisi dan lingkungan. Selain itu, tidak semua yang terlibat dalam pembangunan Kota Spons memiliki pengetahuan mengenai tujuan dan penerapan Kota Spons. Minimnya ahli (Perencanaan kota, rancang kota, arsitek, ahli hidrologi, dll.) menyebabkan pendekatan yang tidak tepat pada Kota Spons. Model simulasi yang ada saat ini masih cukup ketinggalan zaman dengan kinerja yang tidak memadai untuk perencanaan teknis. Pemodelan konsep Kota Spons tidak boleh disamaratakan, setiap negara memiliki kondisi geografis, iklim, dan tanah yang berbeda, sehingga penerapan strategi desain pada setiap tempat harus berbeda sesuai dengan kondisi wilayah. Pemodelan komputasi dapat menstimulasi desain, kebijakan dan strategi yang digunakan, pemodelan ini dapat mempertimbangkan berbagai skenario lingkungan [5].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 324, "width": 461, "height": 243, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Kota Spons sangat rumit karena memiliki banyak variabel yang harus dipertimbangkan: hidrologi, tata guna lahan, pembangunan perkotaan dan keanekaragaman hayati. Semua aspek ini perlu diteliti dengan bukti yang nyata. Data yang terbatas sulit untuk implementasi Kota Spons, hal ini karena hasil dari konsep ini tidak bisa hanya diramalkan, melainkan dengan memberikan data secara akurat mengenai hasil dari implementasi ini. Dengan meningkatnya bukti nyata dampak penerapan ini akan meningkatkan partisipasi dari publik dan kemitraan swasta untuk mendukung konsep ini. Selain itu implementasi Kota Spons membutuhkan investasi yang sangat besar. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan proyek Kota Spons sulit dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari proyek ini. Akibatnya sektor swasta sulit untuk mau investasi implementasi dalam proyek Kota Spons karena pendapatannya lebih rendah dibandingkan pembiayaannya. Dengan itu siklus harus diartikulasikan secara jelas mengenai kesejahteraan sosial, laba dan investasi, kemitraan dan pernah organisasi lokal atau regional. Selain itu salah satu tantangan terbesar adopsi Kota Spons yaitu penerimaan masyarakat terhadap konsep ini. Karena pembangunan dengan biaya yang tinggi dan berjangka waktu panjang, subsidi pemerintah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sehingga, sangat penting untuk perencanaan mobilisasi sumber keuangan non-pemerintah untuk merencanakan Kota Spons, selain itu karena konsep ini masih sangat baru sangat sedikit informasi mengenai kemauan masyarakat untuk membayar proyek ini [5].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 456, "height": 83, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemodelan kinerja Kota Spons merupakan suatu proses yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang detail untuk mencapai tingkat akurasi yang tinggi. Serta pada pemodelan Kota Spons membutuhkan evaluasi yang cermat karena kompleksitasnya. Dalam melakukan pemodelan ini, aspek yang harus dipertimbangkan melibatkan interaksi antara infrastruktur air perkotaan, kerentanan air perkotaan, dampak perubahan iklim, dan implementasi teknologi manajemen air perkotaan [7]. Adapun beberapa tantangan yang muncul dalam pemodelan Kota Spons mencakup berbagai bidang, seperti:", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 254, "top": 776, "width": 91, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 100", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 79, "width": 341, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Berbagai Model Integrasi dan Tantangan untuk Penilaian Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 398, "height": 123, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi Area Deskripsi Penerapan Hasil Tantangan [21] Guangxi Penerapan bio- retention, saluran rumput, ruang hijau yang tenggelam, permeabel, tangki penyimpanan dalam program Kota Spons. Keuntungan praktik- praktik ini telah diukur secara lingkungan,", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 203, "width": 85, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekonomi, dan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 125, "width": 145, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "✓ Kelemahan penilaian terhadap manfaat jangka panjang dan kinerja praktik Kota Spons.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 167, "width": 155, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "✓ Kelemahan pada penilaian terhadap pengaruh iklim terhadap pengukuran praktik Kota Spons.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 208, "width": 429, "height": 110, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "✓ Kelemahan pada evaluasi menyeluruh terhadap layanan ekosistem dari praktik Kota Spons. [12] Shenzen Pemilihan lokasi yang tepat untuk pembangunan Kota Spons. Penentuan lokasi penerapan Kota Spons didasarkan pada tingkat aliran air, pencemaran air, dan", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 322, "width": 70, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelepasan panas.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 265, "width": 156, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "✓ Keterbatasan dalam mengumpulkan", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 282, "width": 426, "height": 127, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "data citra satelit secara akurat ✓ Potensi penyimpangan dan kesalahan dari sub-model-model [14] Yinchuan Simulasi proses ekologi air hujan dari berbagai fasilitas kota spons Mensimulasikan limpasan air, lanskap termal, proses penyucian pengukuran Kota Spons ✓ Kendala dalam mensimulasikan dengan data deret waktu yang panjang, seperti data curah hujan", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 378, "width": 439, "height": 267, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "✓ Tingkat kepresisian data masukan, seperti data DEM dan jaringan pipa, harus ditingkatkan [31] Yuelai Model sistem manajemen air hujan terpadu untuk mengevaluasi seluruh fasilitas dalam program Kota Spons Konstruksi sistem jaringan air hujan, desain, dan optimasi fasilitas Kota Spons ✓ Memerlukan jumlah data yang besar untuk kalibrasi, seperti data iklim jangka panjang, koefisien infiltrasi tanah ✓ Kurangnya evaluasi terhadap kelayakan ekonomi, sosial, dan layanan ekologi dari infrastruktur hijau di Kota Spons. [10] Liangshuihe Evaluasi terpadu terhadap infrastruktur hijau untuk mitigasi banjir sebagai dukungan implementasi Kota Spons Mengevaluasi kinerja hidrologi dari praktik infrastruktur hijau pada Kota Spons ✓ Keterbatasan data eksperimental untuk kalibrasi sistem evaluasi terpadu yang menimbulkan ketidakpastian pada model ✓ Tidak dilakukannya evaluasi terhadap manfaat jangka panjang dari praktik Infrastruktur Hijau pada Kota Spons", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 666, "width": 116, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.9 Evaluasi Kota Spons", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 680, "width": 456, "height": 83, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejumlah data mengenai kinerja Kota Spons telah terkumpul dalam beberapa tahun terakhir. Namun, data tersebut memiliki kualitas yang tidak merata karena format yang beragam. Oleh karenanya penelitian Yin membangun basis data yang berasal dari 1066 parameter fasilitas kontrol untuk mengontrol kinerja Kota Spons. Hasil menunjukan tingkat penghilangan polutan rata-rata dari pengolahan limpasan perkotaan menunjukan kinerja yang baik. Dalam implementasi percontohan 30 Kota Spons di Cina telah lulus evaluasi oleh Kementerian pembangunan perumahan dan perkotaan-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 776, "width": 91, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 101", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 456, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pedesaan (MHURD), Menteri Keuangan (MF), dan Kementerian Sumber Daya Air (MW). Percontohan yang diterapkan pada 30 kota ini telah mencapai tujuan dengan meningkatkan lingkungan dan sumber daya air. Evaluasi yang dilakukan di berbagai kota membuat kemajuan positif dalam mengelola sumber daya air dan memberikan manfaat ekonomi lokal [19].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 456, "height": 243, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mempromosikan dan mengimplementasikan Kota Spons secara berkelanjutan dibutuhkan peningkatan kualitas keahlian dengan memasukan bahan ajar mulai dari tingkat sekolah hingga perkuliahan. Misalnya saat ini terdapat tambahan bahan ajar (versi sekolah dasar) misalnya Spons castle Adventure dan Kota Spons Exploration merupakan (versi sekolah menengah). Kementerian Pendidikan merilis buku \"Merancang Komunitas Spons\" untuk menjadi panduan pembelajaran Kota Spons untuk membantu siswa memberikan pemahaman yang komprehensif. Pembangunan proyek Kota Spons merupakan pekerjaan lintas disiplin yang melibatkan berbagai jurusan terutama teknik pengelolaan air, lingkungan, perencanaan kota, lanskap, ekologi dan transportasi. Sehingga dibutuhkan kolaborasi dan diskusi untuk meningkatkan efisiensi implementasi yang akan datang. Pendapat publik terkait efektifitas pembangunan Kota Spons cukup tidak realistis terhadap efek pembangunan Kota Spons, masyarakat beranggapan dengan menyelesaikan pembangunan ini semua permasalahan air akan terselesaikan. Tentunya hal ini dikarenakan publisitas awal proyek Kota Spons melebih-lebihkan efektifitas keberhasilan proyek. Pada beberapa proyek masyarakat telah mengkritik beberapa teknik dan kualitas yang buruk pada pembangunan Kota Spons. Implementasi Kota Spons dapat dipromosikan secara sistematis apabila sudah meningkatkan kesejahteraan warga dengan mengatasi permasalahan air dan lingkungan perkotaan, namun masih sedikit penelitian yang membahas tingkat kesejahteraan masyarakat setelah implementasi Kota Spons [19].", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 441, "width": 96, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 457, "height": 186, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kota Spons merupakan strategi untuk mengatasi masalah genangan air saat hujan lebat dan mengurangi efek pulau panas di perkotaan. Tujuannya adalah mencegah penumpukan air pada hujan ringan dan mengurangi genangan pada hujan lebat, dengan memungkinkan pemanfaatan optimal air hujan, mengendalikan aliran air, serta meningkatkan lingkungan air dan konservasi sumber daya air perkotaan. Konsep ini dapat diimplementasikan secara makro melalui taman hujan, bio retensi, bioswale, dan pengelolaan lahan basah, serta secara mikro melalui atap hijau. Implementasi Kota Spons di berbagai kota di Cina dalam manajemen air hujan, hasil menunjukkan keberhasilan yang sangat signifikan dalam menangani aliran air hujan saat hujan lebat, sehingga dapat mengurangi risiko banjir bandang. Selain itu, hasil perbandingan tingkat efektivitas fasilitas Kota Spons menunjukkan bahwa sebagian besar fasilitas memiliki kemampuan untuk menghilangkan polutan, mengurangi limpasan, dan meredakan efek pulau panas perkotaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 457, "height": 90, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah memainkan peran kunci dalam implementasi konsep ini, dengan pemerintah pusat sebagai promotor penyelenggara dan pemerintah setempat sebagai penyelenggara keseluruhan pembangunan dan pengelolaannya. Kerjasama antara pemerintah dan swasta diperlukan dalam pembiayaan, desain, konstruksi, dan operasi. Meskipun demikian, penerapan Kota Spons dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti keterbatasan teknologi, kurangnya ahli, ketidakrelevanan pedoman pembangunan di beberapa wilayah, model simulasi yang", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 254, "top": 776, "width": 91, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 102", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 457, "height": 122, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketinggalan zaman, dan sulitnya membandingkan biaya pembangunan dengan manfaat yang diperoleh. Ini mengakibatkan kesulitan dalam investasi sektor swasta, karena pendapatan yang rendah dibandingkan dengan biaya pembangunan, dan subsidi pemerintah yang tidak mencukupi untuk kebutuhan pembangunan yang mahal dan berjangka waktu panjang. Dalam menghadapi sejumlah tantangan yang dihadapi oleh penerapan Konsep Kota Spons, kerjasama antara pemerintah dan swasta menjadi semakin penting. Dengan sinergi ini, diharapkan upaya bersama dalam pembiayaan, desain, konstruksi, dan operasi dapat mengatasi kendala-kendala tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 239, "width": 113, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 456, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] A. Busari, E. Rochaida, Z. Hasid, and A. Erwin Kurniawan, “Population and Economic Growth Nexus: Evidence from Indonesia,” Econ. Altern. , vol. 28, no. 4, pp. 697–710, 2022, doi: 10.37075/EA.2022.4.08.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 445, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Y. Zhao, J. Xia, Z. Xu, L. Zou, Y. Qiao, and P. Li, “Impact of urban expansion on rain island effect in jinan city, north china,” Remote Sens. , vol. 13, no. 15, pp. 1–16, 2021, doi: 10.3390/rs13152989.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 339, "width": 454, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Y. Jiang, C. Zevenbergen, and Y. Ma, “Urban pluvial flooding and stormwater management: A contemporary review of China’s challenges and ‘sponge cities’ strategy,” Environ. Sci. Policy , vol. 80, no. September 2017, pp. 132–143, 2018, doi: 10.1016/j.envsci.2017.11.016.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 435, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] J. Yan, R. Li, and R. Ran, “When Collaborative Water Governance Meets Authoritarian Environmentalism: The Dilemma of Safe Water Supply Project in Coal Mining Villages of China’s Shanxi Province,” Sustain. , vol. 14, no. 3, 2022, doi: 10.3390/su14031277.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 454, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Y. Wang, Z. Jiang, and L. Zhang, “Sponge City Policy and Sustainable City Development: The Case of Shenzhen,” Front. Environ. Sci. , vol. 9, no. January, pp. 1–5, 2022, doi: 10.3389/fenvs.2021.772490.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 451, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] S. Wang and E. Palazzo, “Sponge City and social equity: Impact assessment of urban stormwater management in Baicheng City, China,” Urban Clim. , vol. 37, no. April, p. 100829, 2021, doi: 10.1016/j.uclim.2021.100829.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 514, "width": 427, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] F. Chikhi, C. Li, Q. Ji, and X. Zhou, “Review of Sponge City implementation in China: performance and policy,” Water Sci. Technol. , vol. 88, no. 10, pp. 2499–2520, 2023, doi: 10.2166/wst.2023.312.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 449, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] J. Zhou et al. , “Effective evaluation of infiltration and storage measures in sponge city construction: A case study of Fenghuang City,” Water (Switzerland) , vol. 10, no. 7, 2018, doi: 10.3390/w10070937.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 446, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] H. Li, L. Ding, M. Ren, C. Li, and H. Wang, “Sponge city construction in China: A survey of the challenges and opportunities,” Water (Switzerland) , vol. 9, no. 9, pp. 1–17, 2017, doi: 10.3390/w9090594.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 645, "width": 444, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] C. Mei, J. Liu, H. Wang, Z. Yang, X. Ding, and W. Shao, “Integrated assessments of green infrastructure for flood mitigation to support robust decision-making for sponge city construction in an urbanized watershed,” Sci. Total Environ. , vol. 639, pp. 1394–1407, 2018, doi: 10.1016/j.scitotenv.2018.05.199.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 703, "width": 455, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] D. Yin et al. , “Sponge city practice in China: A review of construction, assessment, operational and maintenance,” J. Clean. Prod. , vol. 280, p. 124963, 2021, doi: 10.1016/j.jclepro.2020.124963.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 747, "width": 451, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] T. T. Nguyen, H. H. Ngo, W. Guo, and X. C. Wang, “A new model framework for sponge city", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 453, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Konsep Kota Spons dalam Pengelolaan Air Perkotaan: Tantangan, Inovasi, dan Evaluasi Kinerja melalui Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 776, "width": 91, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 103", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 89, "width": 404, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "implementation: Emerging challenges and future developments,” J. Environ. Manage. , vol.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 106, "width": 350, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "253, no. October 2019, p. 109689, 2020, doi: 10.1016/j.jenvman.2019.109689.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 454, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] C. Xiang, J. Liu, W. Shao, C. Mei, and J. Zhou, “Sponge city construction in China: Policy and implementation experiences,” Water Policy , vol. 21, no. 1, pp. 19–37, 2019, doi: 10.2166/wp.2018.021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 162, "width": 456, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] J. Hou, H. Mao, J. Li, and S. Sun, “Spatial simulation of the ecological processes of stormwater for sponge cities,” J. Environ. Manage. , vol. 232, no. 539, pp. 574–583, 2019, doi: 10.1016/j.jenvman.2018.11.111.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 442, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Y. S. Zhang, “Sponge City Theory and its Application in Landscape,” World Constr. , vol. 6, no. 1, p. 29, 2017, doi: 10.18686/wc.v6i1.84.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 455, "height": 56, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] X. Li, J. Li, X. Fang, Y. Gong, and W. Wang, “Case Studies of the Sponge City Program in China,” World Environ. Water Resour. Congr. 2016 Watershed Manag. Irrig. Drainage, Water Resour. Plan. Manag. - Pap. from Sess. Proc. 2016 World Environ. Water Resour. Congr. , no. October 2017, pp. 295–308, 2016, doi: 10.1061/9780784479858.031.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 293, "width": 433, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] S. Shang, L. Wang, Y. Wang, X. Su, L. Li, and X. Xia, “Exploration of sponge city construction in China from the perspective of typical cases,” Front. Earth Sci. , vol. 11, no. July, 2023, doi: 10.3389/feart.2023.1238203.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 448, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Y. Peng and K. Reily, “Using Nature to Reshape Cities and Live with Water: An Overview of the Chinese Sponge City Programme and Its Implementation in Wuhan,” no. January, pp. 1– 43, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 415, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] D. Yin et al. , “Sponge City Practices in China: From Pilot Exploration to Systemic Demonstration,” Water (Switzerland) , vol. 14, no. 10, 2022, doi: 10.3390/w14101531.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 446, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] R. L. Hermaputi and C. Hua, “Creating Urban Water Resilience: Review of China’s Development Strategies ‘Sponge City’ Concept and Practices,” Indones. J. Plan. Dev. , vol. 2, no. 1, p. 1, 2017, doi: 10.14710/ijpd.2.1.1-10.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 451, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Q. Li, F. Wang, Y. Yu, Z. Huang, M. Li, and Y. Guan, “Comprehensive performance evaluation of LID practices for the sponge city construction: A case study in Guangxi, China,”", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 484, "width": 316, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Environ. Manage. , vol. 231, no. October 2018, pp. 10–20, 2019, doi: 10.1016/j.jenvman.2018.10.024.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 436, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] J. Griffiths, F. K. Shun Chan, M. Shao, F. Zhu, and D. L. Higgitt, “Interpretation and application of Sponge City guidelines in China,” Philos. Trans. R. Soc. A Math. Phys. Eng. Sci. , vol. 378, no. 2168, 2020, doi: 10.1098/rsta.2019.0222.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 446, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] M. Randall, F. Sun, Y. Zhang, and M. B. Jensen, “Evaluating Sponge City volume capture ratio at the catchment scale using SWMM,” J. Environ. Manage. , vol. 246, no. May, pp. 745– 757, 2019, doi: 10.1016/j.jenvman.2019.05.134.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 453, "height": 56, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] M. Wang, X. Wang, C. Yi, and X. Ge, “Cost-Effectiveness Analysis of a Sponge City Construction Based on the Life Cycle Cost Theory—A Case Study of the Yanshan South Road Area of Qian’an City, China,” Water (Switzerland) , vol. 14, no. 17, 2022, doi: 10.3390/w14172647.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 656, "width": 447, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] M. Hu, T. Sayama, X. Zhang, K. Tanaka, K. Takara, and H. Yang, “Evaluation of low impact development approach for mitigating flood inundation at a watershed scale in China,” J. Environ. Manage. , vol. 193, pp. 430–438, 2017, doi: 10.1016/j.jenvman.2017.02.020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 455, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] P. Hua et al. , “Evaluating the effect of urban flooding reduction strategies in response to design rainfall and low impact development,” J. Clean. Prod. , vol. 242, p. 118515, 2020, doi: 10.1016/j.jclepro.2019.118515.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 746, "width": 411, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[27] Q. Liu, W. Cui, Z. Tian, Y. Tang, M. Tillotson, and J. Liu, “Stormwater Management", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 196, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhea Ananda Putri dan Danindra Atharikusuma", "type": "Page header" }, { "left": 254, "top": 776, "width": 91, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Hijau – 104", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 77, "width": 423, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modeling in ‘Sponge City’ Construction: Current State and Future Directions,” Front. Environ. Sci. , vol. 9, no. January, pp. 1–16, 2022, doi: 10.3389/fenvs.2021.816093.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 109, "width": 432, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[28] H. Wang, C. Mei, J. H. Liu, and W. W. Shao, “A new strategy for integrated urban water management in China: Sponge city,” Sci. China Technol. Sci. , vol. 61, no. 3, pp. 317–329, 2018, doi: 10.1007/s11431-017-9170-5.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 152, "width": 447, "height": 40, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[29] J. Song, R. Yang, Z. Chang, W. Li, and J. Wu, “Adaptation as an indicator of measuring low- impact-development effectiveness in urban flooding risk mitigation,” Sci. Total Environ. , vol. 696, p. 133764, 2019, doi: 10.1016/j.scitotenv.2019.133764.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 455, "height": 54, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[30] T. Cheng, B. Huang, Z. Yang, J. Qiu, B. Zhao, and Z. Xu, “On the effects of flood reduction for green and grey sponge city measures and their synergistic relationship—Case study in Jinan sponge city pilot area,” Urban Clim. , vol. 42, no. August 2021, p. 101058, 2022, doi: 10.1016/j.uclim.2021.101058.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 449, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[31] S. Deng, X. Zhang, Z. Shao, W. Yan, H. Chai, and Q. He, “An integrated urban stormwater model system supporting the whole life cycle of sponge city construction programs in China,” J. Water Clim. Chang. , vol. 10, no. 2, pp. 298–312, 2019, doi: 10.2166/wcc.2018.197.", "type": "List item" } ]
0e7a9a5b-a251-e0c5-0d5a-2cbb5038f4ea
https://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/download/10360/7137
[ { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 88, "width": 341, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PROTOTIPE TERMOMETER BERBASIS TERMOELEKTRIK UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 156, "width": 371, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugeng Riyadi*, Eko Suyanto, Ismu Wahyudi Pendidikan Fisika FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung *e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 400, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Prototype Thermometer Based on Thermoelectric for Physics Learning of Temperature and Heat Topics . The purpose of this research development is to elaborate thermometer based on thermoelectric along with the user manual for physics learning of temperature and heat topics. Development stages of thermoelectric thermometer include needs analysis, identification of sources power, identification of product specifications, product development, product testing, and the final production in prototype form. Based on the test results that have been done, it is known that thermoelectric thermometer has specifications; 2.20% precision, stray 0.48, sensitivity of 0.62 ° C / mV, and a measuring range of 25ºC-95ºC. The results of the feasibility test of thermoelectric thermometer and user manual showed that the product is proper to use as an alternative temperature measuring device with a score of 3.8 on the physical eligibility test and a score of 3.3 on the test design experts.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 359, "width": 400, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Prototipe Termometer Berbasis Termoelektrik untuk Pembelajaran Fisika Materi Suhu dan Kalor . Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah mengembangkan termometer berbasis termoelektrik beserta petunjuk penggunaan untuk pembelajaran fisika materi suhu dan kalor. Tahapan pengembangan termometer termoelektrik beserta petunjuk penggunaannya meliputi analisis kebutuhan, identifikasi sumber daya, identifikasi spesifikasi produk, pengembangan produk, uji produk, dan produksi akhir dalam bentuk prototipe. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, diketahui spesifikasi termometer termoeletrik yaitu; ketelitian alat 2,20 %, sesatan 0,48, sensitivitas 0,62 ºC/mV, dan rentang ukur 25ºC-95ºC. Hasil uji kelayakan termometer termoelektrik dan petunjuk penggunaan menyatakan bahwa produk layak untuk digunakan sebagai termometer alternatif dengan skor 3,8 pada uji kelayakan fisik dan skor 3,3 pada uji ahli desain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 227, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: pengembangan, termoelektrik, termometer", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 545, "width": 195, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikembangkan oleh manusia dengan tujuan memahami gejala alam, untuk memprediksi masa depan guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Fatonah (2014: 43) menyatakan fisika sebagai bagian dari IPA mengkaji perilaku, struktur dan interaksi benda secara empirik, oleh sebab itu dalam pembelajaran fisika seharusnya dimulai dengan pengamatan yang melibatkan fenomena dan gejala alam yang berkaitan dengan materi fisika yang akan diajarkan. Akan tetapi, masih ada pembelajaran fisika dilakukan dengan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 531, "width": 195, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cara tekstual, dengan meminta siswa menghafal rumus-rumus yang ada di dalam buku. Hal ini menyebabkan tugas belajar siswa menjadi lebih berat karena menitikberatkan pada konsep dan mengesampingkan fakta. Akibatnya siswa kehilangan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar secara empirik, dan pembelajaran fisika menjadi kurang menarik.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 683, "width": 194, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode praktikum sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman empirik kepada siswa. Metode praktikum menerapkan pembelajaran yang ber-", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 195, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pusat pada peserta didik, dengan peran guru lebih sebagai fasilitator daripada mengajar langsung. Keberhasilan penggunaan metode praktikum dalam pembelajaran dipengaruhi dengan tersedianya peralatan praktikum yang memadai. Menurut Siahaan dan Suyana (2010: 3), Pentingnya metode", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 192, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "praktikum menuntut guru meng-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 194, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "optimalkan fungsinya. Yaitu sebagai;", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 194, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1), fasilitator untuk mengembangkan kemampuan merencanakan, me-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 195, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ngembangkan, menggunakan, dan mengelola, 2) Motivator, untuk me- ngembangkan kemampuan menunjukan fenomena aktual dan konseptual, merangsang dan mengarahkan ke- ingintahuan siswa, dan memelihara keingintahuan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 194, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan praktikum untuk ke- pentingan pembelajaran fisika tersedia dalam bentuk Kotak Instrumentasi Terpadu (KIT). Pada kenyataanya KIT yang lengkap tidak dimiliki oleh setiap sekolah, terutama untuk sekolah- sekolah yang terletak di daerah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 195, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhu dan kalor sebagai salah satu materi pokok yang dipelajari dalam pembelajaran fisika di sekolah dikembangkan berdasarkan percobaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 515, "width": 195, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan dalam menampilkan fenomena pada pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode praktikum sangat tergantung pada alat ukur suhu atau termometer yang digunakan. Saat ini alat ukur suhu yang digunakan adalah termometer alkohol atau raksa, dan termometer tersebut memiliki berbagai kelemahan diantaranya pipa kapiler mudah pecah, raksa bersifat racun, sehingga berbahaya bagi keselamatan peserta didik. Selain itu kelemahan terutama pada pembacaan skala karena masih berbentuk manual dengan pengamatan langsung, sehingga rentan terjadi", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 194, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesalahan acak dalam pembacaan hasil dari pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 115, "width": 194, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sutjahja (2011: 2) bahan termoelektrik adalah bahan unik yang dapat mengkonversi energi panas menjadi energi listrik atau sebaliknya, tanpa menghasilkan gas beracun karbondioksida maupun polutan lainseperti elemen logam berat. Sedangkan menurut Putra (2009: 2) termoelektrik dipengaruhi oleh dua efek, yaitu efek seebeck dan efek peltier.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 267, "width": 194, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramdini (2014: 3) menjelaskan konsep seebeck sebagai efek dari dua buah material logam yang tersambung berada di lingkungan dengan dua temperatur berbeda, maka di material tersebut akan mengalir arus listrik atau gaya gerak listrik. Sedangkan efek peltier adalah kebalikan dari efek seebeck apabila dua buah logam direkatkan kemudian dialirkan listrik maka di antara kedua sisi logam tersebut terjadi gardien suhu.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 433, "width": 194, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki, dalam perkembanganya elemen termoelektrik menurut Sukur (2011: 4) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan kegunaanya.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 488, "width": 195, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan termoelektrik sebagai pendingin yaitu Thermoelectric Cooler dan sebagai pembangkit listrik atau generator, Thermoelectric Generator.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 557, "width": 195, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendingin termoelektrik ( thermoelectric cooler ) atau TEC adalah komponen elektronika yang menggunakan efek Peltier untuk membuat aliran panas ( heat flux ) pada percabangan ( junction ) antara dua jenis material yang berbeda. Komponen ini bekerja sebagai pompa panas aktif dalam bentuk padat yang memindahkan panas dari satu sisi ke sisi permukaan lainnya yang berseberangan, dengan konsumsi energi elektrik tergantung pada arah aliran arus listrik. Sedangkan Thermoelectric generator atau TEG", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 198, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah suatu pembangkit listrik yang didasarkan pada efek sebeeck. Struktur TEG yang terdiri dari suatu susunan elemen tipe-n (material dengan kelebihan elektron) dan tipe-p (material dengan kekurangan elektron). Panas masuk pada satu sisi dan dibuang dari sisi yang lainya, menghasilkan suatu tegangan yang melewati sambungan termoelektrik. Besarnya tegangan yang dihasilkan sebanding dengan gradien temperatur (Levy,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 49, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013: 71).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 195, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanti (2012: 4) menyatakan pengukuran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Dalam melakukan dan menyajikan hasil pegukuran pula harus memperhatikan ketidakpastian peng- ukuran, kesalahan pengukuran dan aturan angka penting agar hasil pengukuran yang diperoleh akurat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 195, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum sistem pengukuran menurut Beckwith (2005: 681) dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) tahap detektor ( transduser), 2) Tahap pengkondisian sinyal ( intermediate) dan 3)Tahap pembacaan (display). Karakteristik instrumen ukur menurut Sujarwata (2011: 15) ditentukan berdasarkan spesifikasi yang dimiliki, seperti ketelitian, rentang ukur, sensitivitas dan sesatan. Ketelitian adalah kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap harga sebenarnya terhadap objek yang diukur. Ketelitian dari sebuah alat ukur ditentukan dengan cara kalibrasi pada kondisi tertentu dan dapat diekspresikan dalam bentuk plus- minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran yang spesifik. Rentang ukur adalah besarnya pengukuran mutlak suatu alat ukur atau nilai batas bawah dan batas", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 194, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atas nilai besaran yang dapat diukur. Sensitivitas merupakan rasio antara perubahan pada output terhadap perubahan input . Pada alat ukur yang linier, sensitivitas adalah tetap. Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang bersangkutan. Sesatan dari sebuah alat ukur menurut Nyeneng (2011: 14) merupakan nilai yang menunjukan besar pergeseran maksimum dari skala yang harus ditunjuk. Semakin kecil nilai sesatan suatu alat ukur makan semakin baik alat ukur tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 295, "width": 195, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TEC 12706 sebagai salah satu produk termoelektrik yang tersedia di pasaran, memiliki kemampuan mengkonversi energi panas menjadi energi listrik atau sebaliknya. Oleh karena itu peneliti mengembangkan termometer digital dengan me- manfaatkan TEC 12706 sebagai termometer alternatif yang dapat digunakan untuk keperluan pem- belajaran.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 460, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 474, "width": 194, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pe- ngembangan yang dilakukan adalah pembuatan termometer berbasis termoelektrik beserta petunjuk penggunaan (user manual) . Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang mengacu pada prosedur pengembangan media", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 612, "width": 194, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "intruksional pembelajaran menurut Suyanto (2009: 322). Penulis memilih prosedur pengembangan menurut Suyanto (2009: 322) karena penulis menilai metode ini praktis dan efektif dalam penerapanya untuk me- ngembangkan produk termometer termoelektrik. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi termometer", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 194, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "alternatif untuk membelajarkan fisika materi suhu dan kalor di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 115, "width": 195, "height": 467, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model pengembangan tersebut meliputi enam prosedur pengembangan produk dan uji produk, yaitu; 1) analisis kebutuhan, 2) identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, 3) identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, 4) pengembangan produk, 5) uji produk, dan 6) produksi. Teknik Analisis data angket pada penelitian ini adalah dengan cara menganalisis angket uji ahli desain, menganalisis angket kelayakan dan keterpenuhan spesifikasi produk yang dikembangkan. Angket uji validasi ahli digunakan untuk menguji kesesuaian isi pada produk, yaitu prototipe termometer berbasis termoelektrik beserta petunjuk penggunaan. Instrumen penilaian uji ahli desain dan kelayakan fisik, memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu “ya” dan “tidak”. Uji spesifikasi produk untuk menguji apakah spesifikasi produk termometer berbasis termoelektrik telah terpenuhi sesuai dengan telah diidentifikasi sebelumnya dilakukan dengan cara menganilisa data hasil pengukuran suhu menggunakan termometer termoelektrik. Uji yang kenakan yaitu untuk mengetahui sensitivitas, sesatan, ketelitian, rentang ukur dari termometer berbasis termoelektrik.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 598, "width": 195, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil utama dari pengembangan ini adalah berupa alat ukur suhu atau termometer digital berbasis termoelektrik yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (user manual) . Adapun secara rinci hasil dari setiap tahapan prosedur pengembangan yang dilakukan adalah sebagai berikut.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 195, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis kebutuhan dilakukan dengan observasidari berbagai sumber,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 195, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baik media internet dan pengamatan secara langsung bahwa pada pengguna- an termometer raksa maupun alkohol dalam pembelajaran fisika ditemukan permasalahan alat ukur suhu yang digunakan memiliki kelemahan- kelemahan, yaitu raksa bersifat racun, pipa kaca yang digunakan mudah pecah sehingga berbahaya serta proses pembacaan hasil pengukuran masih dengan cara pengamatan langsung, sehingga rentan terjadi kesalahan acak. Setelah dilakukan penelitian studi pustaka dan lapangan mengenai kelemahan termometer raksa dan alkohol, kegiatan dilanjutkan dengan mencari solusi untuk masalah tersebut di atas. Pada tahap ini ditemukan bahan termoelektrik tipe TEC 12706.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 350, "width": 195, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam memenuhi analisis kebutuhan yang telah diungkapkan sebelumnya, dilakukan dengan menginventarisir sumber daya yang dimiliki. Pada tahap identifikasi sumber daya ini untuk melihat kemungkinan pengembangan termometer beserta petunjuk penggunaan (user manual) untuk kepentingan pembelajaran materi suhu dan kalor. Berdasarkan hasil observasi terhadap kinerja alat termoelektrik TEC 12706, diperoleh bahwa TEC 12706 memiliki kemampuan sebagai sensor, yaitu menghasilkan arus listrik searah dengan nilai tertentu apabila terjadi gradien diantara kedua sisi TEC 12706. Berdasarkan sifat itulah maka peneliti telah mengembangkan termometer berdasarkan prinsip termoelektrik untuk kepentingan pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 640, "width": 197, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melakukan dua tahap sebelumnya, didasari oleh analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya ditentukan bahwa produk yang akan dikembangkan yaitu termometer berbasis termoelektrik beserta petunjuk penggunaan (user manual) .", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 196, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Identifikasi Spesifikasi Produk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 195, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang dimiliki, teridenfikasi produk yang akan dikembangkan dengan spesifikasi pada tabel 1. Tahap selanjutnya adalah pengembangan produk. Pengembangan produk dilakukan dengan pembuatan termometer berbasis termoelektrik untuk materi suhu dan kalor kalor beserta petunjuk penggunaan (user manual). Pembuatan termometer termoelektrik dengan TEC 12706 didasari pada desain alat yang direncanakan, meliputi; 1) pembuatan probe sensor, 2) bagian intermediate ,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 194, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) pengembangan mikrokontroler dan,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 491, "width": 195, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) bagian display . Termometer termoelektrik yang dihasilkan tampak seperti pada gambar 1. Selanjutnya termometer berbasis termoelektrik yang telah dikembangkan diuji kinerjanya dalam pengukuran suhu air.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 726, "width": 195, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Termometer Termoelektrik", "type": "Caption" }, { "left": 176, "top": 270, "width": 338, "height": 481, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan TEC 12706 Hasil pengukuran selanjutnya digunakan untuk menentukan kalibrasi alat dan spesifikasinya.Kalibrasi terhadap alat ukur suhu yang dikembangkan berdasarkan persamaan yang diperoleh dari hasil pengukuran suhu TEC 12706 dengan data hasil pengukuran dengan termometer kalibrasi. Kalibrasi termometer termoelektrik ditampilkan dalam gambar 2. Pengembangan selanjutnya adalah petunjuk penggunaan alat (user manual) sebagai kelengkapan alat ukur suhu disusun setelah alat ukur suhu termoelektrik selesai dibuat. Bagian- bagian petunjuk penggunaan alat (user manual) meliputi; 1) sampul, 2) pengantar, 3) spesifikasi alat, 4) petunjuk penggunaan, 5) perawatan, dan 6) contoh penggunaan.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 732, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Grafik Kalibrasi", "type": "Caption" }, { "left": 334, "top": 554, "width": 177, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Termometer Termoelektrik y = 0.62x + 25 0 15 30 45 60 75 90 105 -150 0 150 300 450 600 750 S u h u ( °C) Tegangan (mV) Pengukuran suhu menggunakan TEC 12706 dan termometer kalibrasi", "type": "Picture" }, { "left": 127, "top": 104, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Produk", "type": "Picture" }, { "left": 126, "top": 104, "width": 370, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesifikasi 1. Termometer termoelektrik - Dapat memberikan data yang akurat terhadap perubahan suhu - Mampu menampilkan hasil pengukuran secara digital - Mampu menampilkan secara bersamaan empat jenis satuan suhu hasil dari pengukuran 2. Petunjuk Penggunaan (user manual) - Memberikan informasi tentang termometer termoelektrik - Memberikan petunjuk penggunaan alat serta petunjuk untuk praktikum materi suhu dan kalor", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 173, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Kelayakan Fisik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 152, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Ahli Desain", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 195, "height": 246, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap selanjutnya yaitu uji produk, yang merupakan uji kelayakan termometer berbasis termoelektrik disertai petunjuk penggunaan alat (user manual) yang telah dikembangkan. Kelayakan alat termometer berbasis termoelektrik diuji keterpenuhan spesifikasinya melalui serangkaian pengukuran suhu air yang telah dilakukan. Hasil analisis uji spesifikasi produk termometer termoeletrik meliputi sesatan, ketelitian dan rentang kerjatermometer dapat diamati pada tabel 4. Sedangkan pada uji kelayakannya oleh ahli desain dan fisik hasilnya menyatakan bahwa produk layak untuk digunakan sebagai alat ukur suhu alternatif dengan skor 3,8", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 502, "width": 195, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada uji kelayakan fisik dan skor 3,3 pada uji ahli desain dengan perbaikan seperti pada tabel 2 dan tabel 3. Setelah mengalami uji spesifikasi dan uji kualitas produk, maka prototipe I telah mendapat saran-saran perbaikan dari ahli materi dan ahli desain dan telah dihasilkan prototipe II. Produk akhir hasil pengembangan berupa prototipe termometer berbasis termoelektrik beserta petunjuk penggunaanya (user manual).", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 104, "width": 387, "height": 630, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan prinsip sebuah sistem pengukuran menurut Beckwith (2005: 681) menyatakan bahwa untuk sebuah instrumen pengukur besaran minimal memiliki tiga tahap; No. Aspek Penilaian Saran Perbaikan 1. Bentuk Fisik Ukuran produk maupun kotak box agar dibuat dengan ukuran yang kecil 2. Kinerja Komponen Agar menjaga suhu pada sisi dingin pada sensor TEC selalu tetap 3. Keakuratan alat Lakukan pengukuran lebih teliti dengan jumlah pengulangan lebih banyak 4. Ketahanan alat Agar casing produk dilapisi dengan bahan tahan air (cat minyak) 5. Efisiensi alat Produk dapat langsung digunakan untuk mengukur suhu sesaat setelah tombol ON dihidupkan 6. Keamanan bagi peserta didik Agar semua komponen elektronika ditutup dengan casing yang aman bagi siswa 7. Estetika Lapisi casing dengan vernis mengkilap, dan berikan cat berwarna cerah No. Aspek Penilaian Saran Perbaikan 1. Desain Pada cover petunjuk penggunaan (user manual dijilid spiral hendaknya di jilid dengan softcover 2. Tipografi Letak teks dan ilustrasi pada petunjuk penggunan (user manual )tidak berdekatan 3. Ilustrasi Agar ilustrasi pada box dan cover petunjuk penggunaan mengunakan gambar asli", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 177, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Spesifikasi Termometer Termoeletrik Dengan TEC 12706 No. Kategori Nilai 1. Sensitivitas 0,62°C/mV 2. Sesatan 0,48 3. Ketelitian 2,20 % 4. Rentang kerja 25°C - 90°C", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 195, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu bagian sensor kemudian bagian intermediate dan bagian pembacaan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 257, "width": 195, "height": 480, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu maka pada pengembangan termometer termoelektrik ini menghasilkan bagian- bagian utama yaitu sensor, intermediate dan display . Hasil pengembangan bagian sensor terbuat dari lempengan Aluminium berbentuk persegi panjang dengan ukuran 150x40x2 mm 3 , dipilih logam aluminium karena logam ini memiliki kemampuan menghantarkan panas yang baik (nilai kondutivitas termal aluminium 2,1 x 10 -1 J.m -1 .s -1 .K -1 ) dan relatif tahan terhadapap korosi saat bersentuhan dengan zat air. Pe- ngembangan sensor ini merupakan penyesuain dari bentuk yang sebelum- nya terbuat dari bahan termbaga dan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 1 mm serta panjang 150 mm. Bagian selanjutnya adalah intermediate berupa TEC 12706, hasil pengembang- an bagian intermediate berupa rangkai- an antara TEC 12706, heatsink dan kipas 5 volt. Heatsink dan kipas 5 Volt berguna menjaga sisi tetap pada TEC 12706 agar memiliki suhu konstan. Bagian ketiga yaitu display, yang merupakan rangkian antara Arduino Uno R dan LCD 16x2, pada bagian Arduino dilakukan kegiatan editing script dan upload agar Arduino dapat membaca sinyal yang masuk dari bagian intermediate dan menampilkan pada layar LCD.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 195, "height": 314, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada uji produk, spesifikasi diperoleh melalui serangkaian percoba- an, yaitu mengukur suhu air meng- gunakan termometer termoelektrik sebanyak tiga kali pengulangan pengukuran sebagai syarat bahwa data yang diperoleh dapat dianalisa dengan kaidah statistika, pengukuran harus diulangi sebanyak N≥3 kali. Pada pengukuran suhu air dengan meng- gunakan termometer termoelektrik terlihat sifat termometrik dari TEC 12706 yaitu semakin besar gradien suhu antara kedua sisinya maka arus listrik yang dihasilkan semakin besar, hal ini sesuai dengan penelitian Wirawan (2012: 43) mengenai kinerja bahan termoelektrik TEC 12706, yang menyatakan bahwa kinerja bahan termoelektrik sangat dipengaruhi oleh ΔT. Semakin besar nilai ΔT maka semakin besar pula tegangan keluaran yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 405, "width": 194, "height": 342, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya analisa hasil yang diperoleh dalam pengukuran tersebut untuk mengetahui ketelitian, sesatan, sensitivitas dan rentang ukur yang dimiliki termometer termoeletrik yang dikembangkan dan kalibrasi. Hasilnya, ketelitian dari termometer termoelektrik adalah 2,20 %. Dari nilai ketelitian alat yang diperoleh <5% maka bisa dikatakan termometer termoelektrik dapat digunakan sebagai instrument alternatif pengukur salah satu besaran fisika yaitu besaran suhu. Sedangkan sesatan terbesarnya adalah 0,48 dimana setiap digunakan dalam pengukuran termometer termoeletrik dapat melakukan simpangan terbesar dari harga sebenarnya yaitu sebesar 0,48. Sensitivitas alat ukur ini adalah 0,62 ºC/mV yang artinya pada setiap perubahan suhu 1 ºC mengakibatkan perubahan tegangan DC yang dihasil- kan dari sensor TEC 12706 sebesar 0,62 milivolt, nilai tersebut sesuai dengan hasil pengukuran yang", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 195, "height": 438, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan mengenai kinerja bahan TEC 12706 menunjukan bahwa setiap kenaikan suhu per 1ºC rata-rata menghasilkan kenaikan tegangan sebesar 0,62 milivolt. Rentang ukur pada termometer termoelektrik ini adalah antara 25ºC sampai 90ºC. Rentang ukur ini diperoleh dari dari sifat linieritas yang dihasilkan dari pegambilan data pada percobaan. Termometer termoelektrik ini tidak mampu mengukur suhu dibawah 25ºC karena prinsip kerja termometer ini adalah mengandalkan gradien suhu (ΔT) antara kedua sisi TEC 12706. Apabila kedua sisinya memiki suhu ≤ 25ºC maka gradien suhu yang dihasilkan adalah nol atau bernilai negatif dan tidak dapat terbaca oleh mikrokontroler, hal tersebut sesuai dengan datasheet dari TEC 12706 yang hanya mengijinkan sisi panas minimum yang diperbolehkanadalah 25ºC. Pada kegiatan kalibrasi yang dilaksanakan dengan membandingkan hasil pengukuran suhu menggunakan termometer termoelektrik yang dikembangkan dengan hasil pe- ngukuran suhu menggunakan termometer kalibrasi diketahui nilai Faktok kalibrasi (f k ) dari termometer termoelektrik yang dikembangkan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 529, "width": 195, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah 1,02. Nilai faktor kalibrasi alat memenuhi nilai toleransi yang diijinkan, yaitu terletak antara 0,8-1,2. Kelebihan dari produk termometer termoelektrik ini diantara- nya adalah; 1) Penampil hasil pengukuran sudah dalam bentuk digital dan mampu menampilan hasil pengukuran suhu dalam tiga satu sekaligus, yaitu Celsius, Fahrenheit dan Reamur, 2) Merupakan varian baru alat ukur suhu yang di dalamnya menggunakan prinsip termoelektrik, 3) lebih ekonomis dibandingkan dengan termometer digital yang dijual di pasaran.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 195, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelemahan dari produk ini terletak pada jenis bahan yang mampu diukur dengan baik, yaitu hanya mampu mengukur suhu cairan atau fluida yang tidak menyebabkan korosif pada probe aluminium. Rentang ukur dari produk termometer ini relatif sempit dibandingkan", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 184, "width": 195, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan termometer alkohol dan air raksa.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 226, "width": 67, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 240, "width": 194, "height": 273, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan dari pengembangan ini adalah; 1) Dihasilkan sebuah produk berupa termometer berbahan termoelektrik dan disertai petunjuk pengunaan (user manual) yang dapat digunakan untuk mengukur suhu cairan atau fluida dalam percobaan di kelas terutama untuk pembelajaran materi suhu dan kalor, 2) Produk termometer berbahan termoelektrik dan disertai petunjuk pengunaan layak digunakan sebagai alat ukur suhu dalam membelajarkan fisika materi suhu dan kalor dengan skor 3,8 pada uji kelayakan fisik dan skor 3,3 pada uji ahli desain, 3) Termometer berbahan termoelektrik diketahui memiliki spesifikasi ketelitian (2,20 %), sesatan (0,48), sensitivitas (0,62 ºC/mV) dan rentang ukur 25ºC - 90ºC.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 529, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 543, "width": 194, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beckwith. 2005. Error in Measurement . [Online]. Orig Journal of Science, Volume 3, No. 681,", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 584, "width": 195, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available: http://www.regentsprep.org.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 596, "width": 194, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24 st of February 2015] Fatonah, Siti dan Prasetyo. 2014.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 626, "width": 195, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Sains . Yogyakarta: Penerbit Ombak. Levy, George. 2013. Thermoelectric Effect Under Adiabatic Conditions. Entropy Journal. (Online), Volume 14, No. 71. (http://www.mdpi.com/1099-4300/14), diakses 20 April 2015.", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 195, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nyeneng, I Dewa Putu. 2011. Pengelolaan Laboratorium IPA . Bandarlampung: Universitas Lampung. Purwanti, Endang . 2012. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 191, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, Nandy. 2009. Potensi Pembangkit Daya Termoelektrik untuk Kendaraan Hybrid . Jurnal MAKARA", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 179, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TEKNOLOGI . (Online), Volume 13, No. 2, (http://www.journal.ui.ac.id), diakses 20 Mei 2015.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 260, "width": 131, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramdini, Intan D.N. 2014.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 275, "width": 187, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thermoelectric Generator . Indonesian Jurnal of materials science . (Online), Vol. 47, No. 120,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 320, "width": 162, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(http://www.journal.batan.go.id), diakses 20 April 2015.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 194, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siahaan, Parsaoran dan Iyon Suyana. 2010. Hakikat Sains Dan Pembelajaranya (Disampaikan Dalam Pelatihan Guru Mipa Papua Barat Tahun 2010). Bandung: UPI.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 195, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sujarwata. 2011. kalibrasi alat ukur . (Online), (www.batan.go.id/ pusdiklat/elearning/pengukuran_radiasi", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/proteksi/_05.htm). diakses 4 April", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 102, "width": 194, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015. Sukur, Edi. 2011. Melirik Teknologi Termoelektrik sebagai Sumber Energi Alternatif . (Online), (http://www.energi.lipi.go.id/ utama.cgi), diakses 8 Juni 2015. Sutjahja, M. Inge. 2010. Penelitian Bahan Termoelektrik Bagi Aplikasi Konversi Energi dimasa", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 226, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Datang. Jurnal Maerial dan Energi", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 240, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia . (Online). Vol. 01, No. 01,", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 253, "width": 194, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(http://jmei.phys.unpad.ac.id) diakses 17 Mei 2015.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 281, "width": 194, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyanto, Eko. 2009. Pengembang- an Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 350, "width": 194, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009 .", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 378, "width": 195, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandarlampung: Unila. Wirawan, Rio. 2012. Analisa Penggunaan Heat Pipe pada Termoelektrik Generator . Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia.", "type": "Table" } ]
203fedf6-f8a5-2e6f-8c25-27888ed1f0b6
https://ejournal.nusamandiri.ac.id/index.php/jitk/article/download/384/340
[ { "left": 90, "top": 36, "width": 151, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. NN. NO. NN BULAN 20NN E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 37, "width": 146, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 790, "width": 17, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 91, "width": 415, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SISTEM INFORMASI E-LEARNING Di SEKOLAH", "type": "Title" }, { "left": 207, "top": 125, "width": 211, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardinal Fahmi Syaputra Teknik Informatika Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No.1-6, Antapani, Bandung", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 172, "width": 84, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 222, "height": 153, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract—The learning process is generally carried out directly, but now can be done without a process- face in directly between teachers and students, because now online learning has become a trend at schools, now a national exam using the online system. Development of an e-learning information system created using the waterfall method is to analyze the needs of the system, creation of information systems, to testing. after going through the circuit produced an e-learning information system that can facilitate the learning process between teachers and students online Kata Kunci: E-Learning, School, Information System", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 222, "height": 164, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intisari—Proses pembelajaran yang pada umumnya dilakukan secara langsung, namun kini dapat dilakukan tanpa adanya proses tatap muka secara lansung antara guru dan siswa, dikarenakan saat ini pembelajaran online sudah menjadi trend di sekolah- sekolah, saat ini ujian nasional yang menggunakan sistem online. Pengembangan sebuah sistem informasi e-learning dibuat dengan menggunakan metode waterfall yaitu menganalisa kebutuhan dari sistem tersebut, pembuatan sistem informasi, hingga pengujian . setelah melalui rangkaian tersebut dihasilkan sebuah sistem informasi e-learning yang dapat memfasilitasi kebutuhan proses pembelajaran antara guru dan siswa secara online", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 216, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: E-Learning, Sekolah, Sistem Informasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 95, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 222, "height": 188, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model pembelajaran konvensional terpusat pada guru dan terfokus pada pembelajaran di kelas, dimana siswa hanya mendengar dan mencatat serta dibatasi oleh ruang dan waktu di dalam menjalankan proses pembelajaran, sehingga perlu adanya tambahan suatu metode baru di dalam proses pembelajaran. . Dahulu pembelajaran yang hanya dapat dilakukan secara langsung, kini dapat dilakukan tanpa adanya proses tatap muka antara guru dan siswa, dan saat ini pembelajaran online sudah menjadi trend di sekolah sekolah, apa lagi saat ini ujian nasional yang menggunakan sistem online. pembelajaran secara online yang sering disebut juga dengan E-learning. Karena semakin majunya teknologi yang ada saat ini, dan dengan adanya sistem pembelajaran secara online menjadi", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 204, "width": 222, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "solusi untuk siswa yang gemar menggunakan internet tetapi hanya memanfaatkan untuk bermain game, social media, browsing dan lain-lain. Kini dengan adanya sistem pembelajaran online seperti E-learning siswa dapat memenfaatkan internet untuk belajar sekaligus berinternet. E-Learning merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan kemandirian peserta didik, serta komunikasi antara pengajar dengan peserta didik maupun antar peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 357, "width": 123, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 380, "width": 125, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pengertian E-Learning", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 392, "width": 223, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Prihatna (2005:42) “E-learning adalah sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada disekolah kedalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.”", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 451, "width": 222, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-learning memungkinkan proses belajar mengajar yang biasa dilakukan didalam suatu ruangan kelas menjadi kelas virtual yang live. Artinya guru dan siswa tidak berada dalam satu ruangan lagi, tetapi guru mengajar didepan sebuah computer yang ada di suatu tempat. Sedangkan para siswa mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Siswa diminta untuk belajar terlebih dahulu melalui modul-modul yang berisi materi pelajaran via situs. Siswa juga mengerjakan latihan dan tugas rumah secara online.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 591, "width": 223, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Effendi dan Zhuang (2005:6) “Di dunia pendidikan dan pelatihan sekarang, banyak sekali praktik yang disebut e-learning. Sampai saat ini, pemakaian kata e-learning sering digunakan semua kegiatan pendidikan yang menggunakan media computer dan atau internet. Banyak pula pengguna terminology yang memiiliki arti hampir sama dengan e-learning.”", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 685, "width": 222, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Learning umumnya selalu diidentifikaikan dengan penggunaan internet untuk menyampaikan pelatihan. Namun saat ini media penyampaian e- learning sangat beragam.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 732, "width": 222, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyampaian pelajaran lewat internet dilakukan oleh perusahaan-perusahaan e-learning dan universitas online seperti Universitas Global 21 atau University 24/7. Hal ini dikarenakan mereka", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 170, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 386, "top": 37, "width": 150, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 790, "width": 17, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 222, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ingin memperoleh jumlah pelajar yang besar dan berasal dari berbagai wilayah. Oleh karena itu, internet, internet yang memiliki jangkauan luas, menjadi pilihan media yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 222, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena faktor keamaanan data dan biayaa koneksi, perusahaan umumnya menggunakan internet yang menghubungkan komputer- komputer di kantor-kantor cabang. Perusahaan pun menggunakan internet untuk memberikan akses dari rumah bagi karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 222, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah-sekolah yang memiliki laboratorium computer menggunakan local area network (LAN) untuk menghubungkan komputer-komputer sebagai media e-learning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 222, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila ada situas, dimana network komputer tidak tersedia, e-learning dapat diberikan dalam media CD-ROM. Jadi peserta dapat membawa CD-ROM dan memainkannya dikomputer rumah maupun computer dimeja kantor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 222, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengapa e-learning dapat diterima dan diadobsi dengan cepat? Tentu saja, kemajuan pengguna e-learning dimotivasi oleh kelebihan dan keuntungannya. Kita perlu melihat kelebihan yang ditawarkan e-learning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 222, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan pertama e-learning adalah mampu mengurangi biaya pelatihan. Dengan adanya e- learning, sekolah tidak perlu mengeluarkan biya untuk menyewa pelatih dan ruang kelas serta transportasi peserta pelatihan atau pelatih. Sekolah tidak perlu menyediakan makanan, kopi, maupun peralatan kelas, seperti papan tulis, proyektor, dan alat tulis. Penghematan biaya dengan penggunaan e- learning sudah terbukti. Sebagai contoh Daimler Chrysler telah menghemat sebanyak US$250.000 dari biaya pelatihan. Akan tetapi, pengelola pelatihan pun harus berhati-hati. Management e- learning yang tidak tepat akan membuat biaya pelatihan semakin membengkak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 104, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 222, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak ini menggunakan model Waterfall menurut Rosa A.S dan Shalahuddin (2013:29) yang terbagi menjadi empat tahapan yaitu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 223, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk dapat mengetahui kebutuhan dari sistem, penulis melakukan analisa hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan website e-learning. Penulis menentukan pengguna dari aplikasi dan proses-prosesnya yang dapat dilakukan sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 700, "width": 44, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Guru", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 712, "width": 201, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru dapat melakukan Login untuk bisa menggunakan aplikasi. Guru mendapat akses penuh terhadap aplikasi sehingga guru diperbolehkan menambah, mengubah, dan menghapus data yang ada di file master", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 91, "width": 45, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Siswa", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 102, "width": 202, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa dapat melakukan Login untuk bisa mengerjakan soal dan menulis komentar", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 126, "width": 222, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Desain Pada tahap ini penulis menentukan rancangan Website sesuai dengan spesifikasi analisa yang telah penulis dapat. Kemudian penulis mulai membuat rancangan tampilan visual.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 184, "width": 133, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pembuatan Kode Program", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 196, "width": 204, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini penulis memulai penulisan kode program atau Coding untuk menerjemahkan Design dalam bahasa yang dikenali oleh komputer", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 243, "width": 222, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pengujian Pada tahap ini penulis melakukan proses uji coba terhadap sistem yang telah dibangun termasuk sistem navigasi, Login, komentar dan fasilitas lainnya untuk mengetahui bagaimana kinerjanya, sehingga dapat diketahui bagian mana yang masih belum berfungsi dengan baik. Pengujian dilakukan menggunakan Black Box Testing", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 349, "width": 222, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pendukung (Support) atau pemeliharaan (Maintenance) Setelah hasil testing yang telah diuji coba berhasil maka website e-learning yang penulis buat siap untuk dipublikasikan di internet.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 419, "width": 68, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Basis Data", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 431, "width": 204, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hidayatullah dan Kawistara", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 442, "width": 222, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2014:147) ”Basis data dapat didefinisikan sebagai himpunan kelompok data yang saling berhubungan dan diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah”", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 501, "width": 222, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ladjamudin (2006:210) “terdapat dua aturan dalam melakukan transformasi E-R Diagram ke Logical Record Structure (LRS).” Dua aturan tersebut yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 548, "width": 222, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Setiap entity akan diubah ke bentuk sebuah kotak dengan nama entity berada di luar kotak dan atribut berada di dalam kotak.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 583, "width": 222, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sebuah relasi kadang disatukan dalam sebuah kotak bernama entity, kadang dipisah dalam sebuah kotak tersendiri.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 618, "width": 222, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aturan pokok di atas akan sangat dipengaruhi oleh elemen yang menjadi titik perhatian utama pada langkah transformasi yaitu cardinality/ kardinalitas.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 677, "width": 142, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 700, "width": 192, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 712, "width": 123, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kebutuhan Pengguna", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 724, "width": 188, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Guru 1) Melakukan login ke dalam website 2) Menginput data siswa", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 759, "width": 105, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Memanipulasi soal", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 151, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. NN. NO. NN BULAN 20NN E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 37, "width": 146, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 790, "width": 17, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 91, "width": 179, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Dapat melihat dan menghapus hasil quiz", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 114, "width": 179, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Dapat melihat dan menghapus", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 126, "width": 45, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komentar", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 138, "width": 135, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Dapat menambahkan user", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 149, "width": 100, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Melakukan logout", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 161, "width": 45, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Siswa", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 173, "width": 176, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Melihat tampilan website e- learning", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 196, "width": 180, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Membaca Materi yang ingin di baca", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 208, "width": 179, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Mendapatkan soal-soal yang", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 220, "width": 49, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disediakan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 231, "width": 179, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Dapat mengerjakan soal-soal yang disediakan", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 255, "width": 179, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Mendapatkan nilai Quiz setelah mengerjakan soal-soal", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 278, "width": 179, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Dapat menuliskan komentar pada website", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 52, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Desain", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 155, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Rancangan Antar Muka Guru", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 349, "width": 201, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Rancangan antar muka halaman Beranda pengguna Guru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 222, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016) Gambar 1. Rancangan antar muka Beranda pengguna Guru b. Rancangan antar muka halaman input soal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 207, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016) Gambar 2. Rancangan antar muka input soal", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 91, "width": 208, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Rancangan antar muka halaman data siswa", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 282, "width": 193, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Rancangan antar muka data siswa", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 306, "width": 160, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Rancangan Antar Muka Siswa", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 318, "width": 201, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Rancangan antar muka halaman Beranda pengguna siswa", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 511, "width": 203, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016) Gambar 4. Rancangan antar muka beranda pengguna siswa", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 560, "width": 200, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Rancangan antar muka halaman materi pengguna Siswa", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 721, "width": 222, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016) Gambar 5. Rancangan antar muka meteri pengguna siswa", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 170, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 386, "top": 37, "width": 150, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 790, "width": 17, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 91, "width": 200, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Rancangan antar muka halaman latihan soal pengguna Siswa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 139, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016)", "type": "Caption" }, { "left": 97, "top": 259, "width": 197, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Rancangan antar muka latihan soal", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 273, "width": 70, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengguna siswa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 124, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Rancangan Basis Data", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 308, "width": 206, "height": 323, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Diagram Entitas Relasi mengelola siswa 1 id_siswa nama_lengkap pass tlpn Jurusan alamat mengerjakan soal id_soal Mata_pelajaran pertanyaan jawab_a jawab_e jawab_d jawab_c jawab_b jawaban mendapatkan guru nama_guru id_guru pass_guru data_hasil_ujian id_hasil id_siswa nilai tanggal kelas matapelajaran grade menghasilkan jurusan_guru alamat_guru tlp_guru mengelola M 1 1 M M 1 M 1 1 M M 1 M mengelola", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 139, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016)", "type": "Caption" }, { "left": 102, "top": 659, "width": 167, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Diagram Entitas Relasi b. Logical Record Structure:", "type": "Picture" }, { "left": 358, "top": 98, "width": 13, "height": 4, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 98, "width": 169, "height": 148, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*id_siswa nama_lengkap Jurusan alamat tlpn pass soal *id_soal Mata_pelajaran pertanyaan jawab_a jawab_b jawab_c jawab_d jawab_e jawaban Guru *id_guru nama_guru alamat_guru jurusan_guru tlp_guru pass_guru Data_hasil_ujian *id_hasil nama_lengkap Jurusan matapelajaran nilai tanggal grade", "type": "Picture" }, { "left": 319, "top": 270, "width": 139, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016)", "type": "Section header" }, { "left": 362, "top": 282, "width": 164, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Rancangan Struktur Logika Relasional", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 319, "width": 97, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Code Generation", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 330, "width": 222, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem informasi e-learning ini menerapkan code dengan bahasa script PHP dengan didukung dengan beberapa script code HTML, CSS, java script. Hasil yang ditampilkan seperti gambar-gambar dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 389, "width": 204, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Implementasi Rancangan Antar Muka Guru a) Antar muka Beranda Guru Sumber: Hasil rancangan(2016) Gambar 9. Antar muka Beranda Guru", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 589, "width": 156, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Antar Muka Halaman Input Soal", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 743, "width": 206, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016) Gambar 10. Antar Muka Halaman Input Soal", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 151, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. NN. NO. NN BULAN 20NN E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 37, "width": 146, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 790, "width": 17, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 162, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Antar Muka Halaman Data Siswa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 139, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016)", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 264, "width": 193, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Antar Muka Halaman Data Siswa", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 287, "width": 207, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Implementasi Rancangan Antar Muka Siswa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 217, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Antar muka halaman beranda pengguna siswa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 201, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016) Gambar 12. Antar muka halaman beranda", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 517, "width": 70, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengguna siswa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 214, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Antar Muka Halaman Materi pengguna Siswa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 139, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil rancangan(2016)", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 742, "width": 219, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Antar muka Halaman Materi pengguna Siswa", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 91, "width": 192, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Antar Muka Halaman Latihan Soal Siswa Sumber: Hasil rancangan(2016)", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 291, "width": 178, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Antar muka halaman Latihan", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 303, "width": 47, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soal Siswa", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 326, "width": 88, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Pengujian Unit", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 349, "width": 222, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ditampilkan pengujian masukan data, dengan pendekatan blackbox testing.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 385, "width": 148, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Pengujian masukkan data", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 641, "width": 136, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil pengujian(2016)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 664, "width": 73, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Pendukung", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 688, "width": 222, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum web elearning SMK Nuurul Bayan ini dapat di lakukan :", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 723, "width": 222, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Membuat nama Domain Dalam publikasi web E-learning ini penulis menggunakan kategori dengan sub domain .sch.id. domain web e-learning SMK merupakan sub", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 399, "width": 211, "height": 242, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Data masuk Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan 01.00 Penambahan Data Data masuk pada server database, tampil pesan “data tersimpan” Data masuk pada server database Valid 02.00 Perubahan Data Data dapat diedit tampil pesan “data berhasil di ubah” Data di server database berubah Valid 03.00 Penghapusan Data Data terhapus dari server database tampil pesan “data telah di hapus” Data terhapus dari server database Valid 04.00 Penambahan Data tidak lengkap (data default not null ) Data tidak masuk pada server database, tampil pesan “data gagal disimpan” Data masuk pada server database Valid 05.00 Perubahan Data tidak lengkap (data default not null ) Data tidak dapat diedit tampil pesan “data gagal ubah” Data di server database berubah Valid Kasus Uji Data Normal Kasus Uji data salah", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 170, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 386, "top": 37, "width": 150, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 790, "width": 17, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 222, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "domain dari domain utama SMK www.smk.sch.id yaitu www.elearning.smk.sch.id . Pembuatan nama domain untuk kategori .sch.id memerlukan beberapa persyaratan seperti surat kuasa dari kepala sekolah kepada pihak develover, surat permohonan pembuatan domain dan poto copy kartu tanda pengenal penanggung jawab. Yang di serahkan kepada perusahaan penyedia jasa domain dan hosting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 224, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk kebutuhan web e-learning ini penulis menggunakan layanan jasa perusahaan lokal merupakan perusahaan yang memfokuskan pada jasa webhosting, yang mencakup Domain Name, Shared Hosting, Colocation Server, Dedicated Server dan Managed Server.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 222, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menyewa space hosting Hosting adalah suatu space atau tempat di internet yang kita gunakan untuk menyimpan data. Untuk kebutuhan penyimpanan data web E- laerning ini penulis juga menggunalan layanan jasa dari hosting perusahaan penyedia jasa Hosting dengan Kapasitas hosting yang di butuhkan untuk publikas web e-learning ini minimal 500 MB.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 85, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 222, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi dan juga solusi pemecahan yang diusulkan tercapailah tujuan dan penyelesaian masalah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Website e-learning yang dibangun ini memudahkan siswa dalam mendalami mata pelajaran Ujian Nasional. Dengan adanya website e-learning ini siswa bisa belajar dirumah tanpa harus datang ke sekolah untuk mengerjakan latihan latihan soal. Website e- learning ini dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk latihan ujian nasional yang sekarang ini menggunakan sistem online. Website e-learning dapat memberikan kemudahan kepada guru dalam pengelolaan data siswa dan dapat mempermudah pembuatan laporan penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 75, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 222, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effendi dan Hartono Zhuang. 2005. E-learning", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 632, "width": 169, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 222, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayat, Rahmat. 2010. Cara Praktis membangun website gratis. Jakarta: PT. Elex Madia", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 679, "width": 48, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komputer.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 222, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayatullah, Priyanto dan Jauhari Khairul", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 714, "width": 198, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kawistara. 2014. Pemrograman Web. Bandung: Informatika.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 102, "width": 222, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kronke, David M. 2005. Database Procesing Dasar- dasar Desain & Implementation. Jilid 2 – Edisi 9. Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 149, "width": 222, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prihatna, Henky. 2005. Kiat Praktis Menjadi Web Master Profesional. Jakart: PT. Elex Media Komputer.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 196, "width": 222, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 231, "width": 222, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosa A.S, and M. S. (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Obyek). Bandung: Modula.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 290, "width": 77, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIODATA PENULIS", "type": "Section header" }, { "left": 371, "top": 312, "width": 170, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardinal Fahmi Syaputra. Lahir Bengkulu. Telah meraih Sarjana Komputer (S.Kom) di STMIK Nusa Mandiri Jakarta tahun 2013 lalu melanjutkan studi pasca sarjana di STMIK Nusa Mandjri Jakarta program Pasca Sarjana Magister Ilmu Tahun 2015", "type": "Text" } ]
bc92acf9-7df5-d67a-8e09-c50b814d3b90
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/handayani/article/download/2034/7269
[ { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 88, "width": 380, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS", "type": "Section header" }, { "left": 147, "top": 100, "width": 333, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 4 MEDAN T.P 2013/2014", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 126, "width": 143, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MASNIWATY BR GINTING", "type": "Section header" }, { "left": 240, "top": 138, "width": 146, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru TK NASRANI 4 MEDAN Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 176, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 402, "height": 263, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan motorik halus anak sangat diperlukan. Salah satu cara untuk meningkatkan motorik halus anak yaitu dengan metode demonstrasi,dimana dalam meningkatkan kemampuan motorik halus cenderung melibatkan langsung anak didik melalui metode demonstrasi yang diharapkan dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus anak usia dini.Permasalahan pada penelitian ini adalah :1) Adanya ketidaklancaran dalam proses pembelajaran karena tidak sesuai dengan yang diharapkan, 2) Media pembelajaran sudah sering digunakan dan tidak menarik lagi bagi anak, 3) Strategi pembelajaran yang belum tepat dalam meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak usia 5- 6 tahun melalui metode demonstrasi di TK Nasrani 4 Medan. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I setelah melaksanakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran maka diketahui bahwa peningkatan motorik halus anak yaitu: 5 orang anak (33%) yang memiliki motorik halus pada kriteria baik , sementara 10 orang anak (67%) masih pada kriteria cukup baik. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa perlu dilakukan pembelajaran melalui metode demonstrasi yang lebih baik pada siklus II. Pada siklus II setelah dilakukan perbaikan cara penyampaian pembelajaran dalam metode demonstrasi, maka diketahui bahwa peningkatanmotorik halus anak meningkat yaitu anak yang memiliki motorik halus pada kriteria baik sekali ada 6 orang anak (40%), pada kriteria baik ada 7 orang anak (47%) dan 2 orang anak lagi (13%) pada kriteria cukup baik. Nilai rata-rata motorik halus anak yaitu 76,93.Pada siklus ini kemampuan klasikal anak sudah tercapai yaitu sebesar 87%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 224, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Motorik Halus", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 184, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut konsep pendidikan anak usia dini yang sebenarnya, anak seharusnya dikondisikan dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai permainan. Dengan demikian kebutuhan anak akan merasa aman, nyaman, tetapi terpenuhi dengan konsep pendidikan prasaekolah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 183, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertujuan mengarahkan anak agar dapat mengikuti tahapan-tahapan pendidikan sesuai jenjangnya. Selain itu tentu saja untuk mengembangkan berbagai kemampuan, pengetahuan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 20, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 734, "width": 128, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keterampilan guna", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 496, "width": 184, "height": 233, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengoptimalkan semua potensi anak.Demikian pun dalam kaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, pemerintah mulai memperhatikan setiap tumbuh kembang anak. Perkembangan motorik menekankan pada proses untuk memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, keterampilan motorik diperlukan untuk mengendalikan tubuh. Menurut Corbin dalam (Sumantri, 2005:183) mengemukakan bahwa perkembangan motorik adalah", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 734, "width": 183, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perubahan kemampuan gerak dari", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 344, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bayi sampai dewasa, yang melibatkan berbagai aspek perilakudan kemampuan gerak yang saling mempengaruhi dan pada prinsipnya terjadi perubahan baik perubahan fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya.Perkembangan motorik halus pada dasarnya merupakan kegiatan yang mengaktualisasikan seluruh potensi anak berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk.Oleh karena itu perkembangan motorik halus diartikan sebagai bagian dari pendidikan terutama melalui pengalaman-pengalaman gerak terhadap pertumbukan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Perkembangan motorik halus tidak hanya mengembangkan aspek fisik saja, akan tetapi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 184, "height": 313, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memandang seluruh aspek anak usia dini sebagai subjek yang dididik melalui pemberian berbagai macam pengalaman gerak.Menurut Zulkifli (dalam Samsudin, 2008:11) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang mengatakan tingkat pencapaian fisik (motorik halus) anak usia 5-6 tahun diantaranya yaitu menggambar sesuai gagasannya, dapat menggunakan alat tulis dengan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "benar, menempel gambar dengan tepat,mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail dan sebagainya.Motorik halus bertujuan untuk membantu anak dalam menggerakkan anggota tubuh khususnya bagian dari gerak tangan anak, sehingga melahirkan suatu kreativitas yang bermakna.Menurut", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 231, "width": 183, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sujiono (2010:14) menyatakan tujuan dari motorik halus adalah untuk membuat anak bisa berkreasi seperti menggunting, menggambar,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 294, "width": 184, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mewarnai, menganyam atau menjahit. Masalah yang dihadapi di TK Nasrani 4 yakni adanya ketidaklancaran dalam proses pembelajaran karena tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena adanya", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 421, "width": 183, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan motorik halus anak yang berbeda-beda. Perkembangan tersebut nampak sekali terlihat ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, utamanya dalam", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 500, "width": 184, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memegang pensil ataupun alat tulis lain dengan benar dan pada kegiatan sepertimelukis, menggambar,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 548, "width": 183, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menempel gambar serta dalam mewarnai gambar. Kemampuan motorik halus anak yang masih rendah ini juga disebabkan karena media pembelajaran sudah sering digunakan dan tidak menarik lagi bagi anak seperti lembar kerja ataupun majalah yang itu-itu saja.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 675, "width": 184, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para pendidik dalam hal ini hendaknya lebih jeli dalam memperhatikan perkembangan motorik halus anak didiknya, serta mengupayakan solusi yang tepat", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk pemecahan masalah yang dihadapinya. Bila para pengajar menginginkan agar perkembangan motorik halus anak tumbuh sesuai umur dan kemampuan anak, maka para pengajar harus memiliki metode yang tepat dalam mengajar agar apa yang diinginkan bisa tercapai dengan baik, salah satunya dengan menggunakan metode demonstrasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 184, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode demonstrasi sebagai salah satu komponen atau unsur pendidikan anak usia dini yang memegang penting dalam rangka terselenggaranya kegiatan pendidikan yang menarik dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 184, "height": 344, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bermakna bagi anak. Menurut Djamarah (1996 : 10) metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Dalam pemdemonstrasian suatu bahan pelajaran dimana hal tersebut dapat membangkitkan minat anak terhadap pelajaran yang diterimanya sehingga memicu keinginan yang besar terhadap sesuatu. Adapun langkah-langkah sistematis penggunaan metode demonstrasi menurut Istarani (2012:103) adalah sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 691, "width": 165, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 723, "width": 166, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Menunjuk salah seorang peserta didik untuk", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 88, "width": 166, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan 5. Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya 6. Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman peserta didik didemonstrasikan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 246, "width": 184, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Guru membuat kesimpulan. Metode pembelajaran tersebut menjadi penting karena di samping anak lebih terarah belajarnya dari hal-hal yang sifatnya kongkrit juga menumbuhkan budaya belajar anak secara mandiri sebagai dasar untuk pembiasaan dalam kehidupan di kemudian hari dan menciptakan komunikasi anak dengan orang dewasa dan teman sebayanya. Demikian halnya dengan metode pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 184, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang diterapkan di TK Nasrani 4, dimana dalam mengembangkan kemampuan motorik halus cenderung melibatkan langsung anak didik melalui metode demonstrasi yang diharapkan dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus anak usia dini.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 564, "width": 184, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut; Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Nasrani 4 Tahun Pelajaran 2013/2014? Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 739, "width": 183, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalahuntuk mengetahui metode", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "demonstrasi dalam meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Nasrani 4 Medan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 152, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 183, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Tempatdan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Nasrani 4 Jl. Pengayoman No. 9", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 183, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medan dan pelaksanaannya pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 279, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. SubjekPenelitian", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 294, "width": 147, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek dalam penelitian ini", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 184, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah seluruh anak kelompok B.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 184, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan kelompok B dikarenakan peneliti merupakan guru kelas kelompok B TK Nasrani 4. Banyak subjek penelitian yakni 15anak.", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 390, "width": 132, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Alat Pengumpul Data", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 184, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Observasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara langsung motorik halus anak. Tabel 1 : Kisi-Kisi Observasi Motorik Halus Anak NO INDIKATOR 1. Mencetak dengan berbagai media (jari,kuas, pelepah pisang, daun, bulu ayam) dengan lebih rapi", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 591, "width": 178, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melukis dengan berbagai media (kuas, bulu ayam, daun-daunan, pelepah pisang, dll)", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 613, "width": 178, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 634, "width": 137, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Membuat berbagai macam coretan", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 645, "width": 178, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Membuat gambar dengan teknik kolase dengan memakai berbagai media (kertas,ampas kelapa,biji-bijian,kain perca, batu-batuan, dll)", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 678, "width": 142, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Mewarnai bentuk gambar sederhana", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 706, "width": 110, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Desain Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 184, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "model Kemmis dan Mc. Taggart (Dewi,2010:122). Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu: (1)", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 183, "width": 184, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan tindakan ( planning ), (2) Tindakan ( acting ), (3) Pengamatan tindakan ( observing ) dan (4) Refleksi tindakan ( reflect ). E . Teknik Analisis Data", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 183, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dari hasil observasi yang diperoleh dipaparkan menurut masalah yang diteliti yaitu data peningkatan motorik halus anak selama pelaksanaan tindakan. Analisis presentase anak secara individu dengan menggunakan rumus sebagaimana yang disampaikan Sugiono (Tarigan, 2011), yaitu:", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 418, "width": 77, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P = 𝑓 𝑛 𝑥100% (", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 444, "width": 166, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Pi = hasil pengamatan f = jumlah skor yang dicapai anak n = jumlah skor total", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 507, "width": 183, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti menjumlahkan data motorik halus anak selama pelaksanaan tindakan kemudian dibagi dengan jumlah anak tersebut sehingga di peroleh nilai rata-rata.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 587, "width": 146, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus: X = ∑x/∑N (Aqib, 2009:204)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 618, "width": 62, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 634, "width": 153, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X = nilai rata-rata ∑x = jumlah semua nilai anak ∑N = jumlah anak", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 682, "width": 183, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria motorik halus anak secara keseluruhan dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu: baik sekali, baik, cukup baik, kurang baik, kurang sekali.", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 88, "width": 147, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dikatakan mengalami", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 104, "width": 183, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan pada motorik halus anak apabila terdapat 75% telah mencapai keberhasilan ≥ 70%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 147, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 199, "width": 161, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Gambaran Awal Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 215, "width": 148, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut pengamatan yang", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 184, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan oleh penulis yang juga merupakan guru di TK Nasrani 4 pada kelompok B ditemukan ketidaklancaran dalam proses pembelajaran karena tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan motorik halus anak yang berbeda-beda.Kemampuan motorik halus anak yang masih rendah ini juga disebabkan karena media pembelajaran sudah sering digunakan dan tidak menarik lagi bagi anak.", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 453, "width": 187, "height": 289, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui keadaan motorik halus anak sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Rata- Rata Nilai Jumlah Anak Persentase Jumlah Siswa Keterangan 80-100% 0 0 Baik Sekali 60-79% 0 0 Baik 30-59% 10 67% Cukup Baik 10-29% 5 13% Kurang Baik <9% 0 0 Kurang Sekali Setelah mendapatkan gambaran awal mengenai motorik halus anak, peneliti selaku guru melaksanakan tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi dengan Tema Pekerjaan (Subtema Jenis-Jenis Pekerjaan) dan Tema Air, Udara, Api (Subtema Air, Udara,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Api) yang akan meningkatkan motorik halus anak pada usia 5-6 tahun di TK Nasrani 4.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 152, "width": 165, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Hasil dan Pembahasan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 167, "width": 183, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus I Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 215, "width": 183, "height": 312, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, seperti berikut ini : 1. Perencanaan Setelah mengetahui peningkatan motorik halus pada gambaran awal yang menunjukkan bahwa motorik halus anak pada kriteria cukup baik, maka disusun rencana tindakan untuk meningkatkan motorik halusanak dengan menggunakan metode demonstrasi dengan Tema Pekerjaan (Subtema Jenis-Jenis Pekerjaan) dan Tema Air, Udara, Api (Subtema Air, Udara, Api). Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam perencanaan tindakan ini adalah : a) Peneliti menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan Tema Pekerjaan (Subtema Jenis-", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 532, "width": 169, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Pekerjaan) dan Tema Air,", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 548, "width": 169, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Udara, Api (Subtema Air, Udara, Api).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 580, "width": 183, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Peneliti sebagai guru merancang kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 627, "width": 183, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Peneliti menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan yang akan dikerjakan anak.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 691, "width": 183, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Mempersiapkan lembar observasi peningkatan motorik halus anak .", "type": "List item" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 265, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dilakukan denganPelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan memberikan tindakan yang menggunakan metode demonstrasi dimana peneliti bertindak langsung sebagai guru. Kegiatan pemberian tindakan yang dilakukan merupakan tahap pengembangan dan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan.Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun dengan menggunakan metode demonstrasi, yaitu:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 178, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 389, "width": 170, "height": 270, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. Kegiatan Awal  Salam dan doa pembukaan  Bernyanyi  Penyampaian materi pembelajaran dan memperkenalkan bahan dan alat yang digunakan. II. Kegiatan Inti  Salah satu anak melakukan demonstrasi ke depan kelas.  Melakukan tugas/ kegiatan yang diberikan guru III. Istirahat / Makan IV. Kegiatan Akhir", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 660, "width": 148, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Mengemukakan hasil analisis dan juga pengalaman anak.  Mendiskusikan kegiatan yang telah dilaksanakan", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 742, "width": 71, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Bernyanyi", "type": "List item" }, { "left": 366, "top": 85, "width": 137, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Doa dan salam penutup.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 105, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengamatan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 120, "width": 184, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dibantu dengan observer dengan menggunakan lembaran observasi peningkatan motorik halus anak yang telah disiapkan sebelumnya. Dari observasi yang telah dilakukan diperoleh bahwa:", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 247, "width": 162, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Motorik halus anak terlihat masih belum berkembang", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 279, "width": 163, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan baik b) Anak masih terlihat bingung ketika disuruh mendemonstrasikan hasil analisisnya. c) Masih ada beberapa anak yang diarahkan dan dibantu oleh guru. Selanjutnya paparan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 422, "width": 183, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gambaran awal setelah dilakukannya tindakan dan keadaan pada siklus I yang diperoleh dari hasil observasi dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 501, "width": 183, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata- Rata Nilai Jumlah Anak Persentase Jumlah Siswa Keterangan 80-100% 0 0 Baik Sekali 60-79% 5 33% Baik 30-59% 10 67% Cukup Baik 10-29% 0 0 Kurang Baik <9% 0 0 Kurang Sekali Berdasarkan nilai Persentase Kemampuan Klasikal (PKK) diatas dapat disimpulkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 637, "width": 184, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Nasrani 4 secara klasikal belum tercapai, sementara dikatakan terjadi peningkatan motorik halus anak (berhasil), jika terdapat 75% anak di kriteria baik", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 732, "width": 50, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(nilai 70).", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 65, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Refleksi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 104, "width": 184, "height": 169, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Nasrani 4masih tergolong cukup baik tetapi belum memenuhi kriteria kemampuan klasikal. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun menjadi lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 184, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 184, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pada kegiatan awal, anak memiliki respon yang baik terhadap tema yang dijelaskan oleh peneliti (guru).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 184, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Masih ada beberapa anak yang tidak mau saat disuruh untuk melakukan demonstrasi..", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 184, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Hasil belajar dengan Tema Pekerjaan (Subtema Jenis-Jenis Pekerjaan) dan Tema Air, Udara, Api (Subtema Air, Udara, Api)pada siklus I masih belum berhasil, 67% anak masih berada pada kriteria cukup baik dan 33% pada kriteria baik.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 184, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi masih belum", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 612, "width": 48, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kondusif.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 184, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Penerapan langkah-langkah metode demonstrasiyang dilaksanakan guru sudah cukup baik ( 65%) tetapi belum maksimal. 5. Revisi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 184, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari paparan deskripsi penelitian tindakan kelas siklus I,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka di dalam refleksi diupayakan perbaikan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kegiatan belajar anak pada siklus II, beberapa perbaikan pembelajaran dilakukan antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 183, "width": 183, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Guru menggunakan benda nyata sebagai media pembelajaran agar anak lebih tertarik.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 231, "width": 183, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kegiatan yang dirancang lebih dekat dengan keseharian anak.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 184, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dalam pembahasan materi ajar, guru menggunakan aturan seperti pada pertemuan sebelumnya, tetapi pada saat pembelajaran kali ini guru membenahi gaya mengajarnya seperti melakukan pendekatan kepada anak yang kurang perhatian pada saat kegiatan berlangsung.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 405, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Guru juga lebih memotivasi anak,", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 421, "width": 169, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti memberikan kata-kata pujian agar anak lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 485, "width": 183, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Guru lebih memperhatikan waktu yang telah ditentukan agar semua kegiatan dapat berjalan dengan baik.", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 548, "width": 165, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Hasil dan Pembahasan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 564, "width": 184, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus II Sama halnya dengan Siklus I, pada Siklus II peneliti (guru) melakukan tahap-tahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 643, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan, pengamatan, dan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 659, "width": 183, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "refleksi. Tahap-tahap pembelajaran di atas akan dirincikan di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 691, "width": 184, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perencanaan Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 739, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberhasilan yang telah dicapai pada", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus I, maka pelaksanaan pada Siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut : a) Peneliti (guru) membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) denganTema Air, Udara, Api Subtema Air, Udara, Apidan menggunakan media nyata dan kegiatan yang dekat dengan keseharian anak agar anak lebih tertarik dan bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan. b) Mempersiapkan lembar observasi, yang berisikan pencapaian", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 326, "width": 169, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "indikator-indikator motorik halus anak usia 5-6 tahun.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 184, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Memberikan motivasi kepada anak agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran agar anak dapat mendemonstrasikan hasil dari kerja mereka.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 184, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Lebih intensif membimbing anak yang mengalami kesulitan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 469, "width": 183, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Memberikan pengakuan dan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 485, "width": 169, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pujian kepada anak. 2. Pelaksanaan Sebelum kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 183, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi, peneliti mempersiapkan diri agar penelitian berlangsung lebih baik. Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan yang telah disusun pada RKH.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 644, "width": 85, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengamatan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 659, "width": 184, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan dimulai dengan memperhatikan proses pembelajaran dari pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Peneliti", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 183, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan observasi dibantu dengan observer dengan terlebih dahulu", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempersiapkan lembar observasi anak. Dari observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa perihal yang dilakukan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 183, "width": 184, "height": 201, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Anak dapat merespon dengan baik apa yang disampaikan peneliti. Ini terlihat ketika melaksanakan tugas yang diberikan. Hal yang sama juga terlihat ketika anak mengerjakan tugas pada pertemuan kedua Siklus II. b) Anak terlihat semangat ketika disuruh mendemonstrasikan kegiatan di depan kelas. c) Anak dapat menyelesaikan tugas dengan baik, terlihat dari hasil kerja mereka yang memuaskan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 389, "width": 184, "height": 154, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya untuk melihat peningkatan motorik halus anak setelah dilakukan tindakan pada siklus II, maka peneliti mengolah data berdasarkan indikator-indikator yang di dapat dari tabel lembar observasi anak pada Siklus II. Keadaanpeningkatan motorik halus anak tersebut tercantum di dalam bentuk tabel4 dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 552, "width": 185, "height": 193, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata- Rata Nilai Jumlah Anak Persentase Jumlah Siswa Keterangan 80-100% 6 40% Baik Sekali 60-79% 7 47% Baik 30-59% 2 13% Cukup Baik 10-29% 0 0 Kurang Baik <9% 0 0 Kurang Sekali Berdasarkan hasil perhitungan Persentase Kemampuan Klasikal (PKK) di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Nasrani 4 secara klasikal sudah", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tercapai karena 13 orang anak yang berada pada kriteria baik sekali, yaitu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 184, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87% ≥75%. 3. Refleksi Setelah mengamati hasil analisis data dari Siklus II, anak usia", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 184, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5-6 tahun di TK Nasrani 4 dapat dikatakan mengalami peningkatan motorik halus. Hal ini terlihat dari data observasi pada siklus I dengan nilai rata-rata 54,97 dan data pada siklus II dengan nilai rata-rata 76,93. Oleh karena itu peneliti tidak perlu melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada siklus berikutnya. 4. Revisi", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 358, "width": 147, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus II guru telah", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 373, "width": 184, "height": 234, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menerapkan metode demonstrasi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari tingkat motorik halus anak pada kriteria baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 612, "width": 141, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Pembahasan Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 184, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus I dilakukan penelitian dengan metode demonstrasi, dimana kegiatan lebih banyak didominasi oleh guru serta media yang disediakan kurang menarik perhatian anak. Penelitian ini langsung melibatkan anak", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 739, "width": 184, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok BTK Nasrani 4. Metode", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "demonstrasi ini mengarahkan agar motorik halusanak usia 5-6 tahunmeningkat dengan baik dan sesuai dengan usianya. Hasil dari Siklus I diperoleh motorik halus anak masih belum maksimal. Dari 15 anak5 orang anak (33%) berada pada kriteria baik sedangkan 10 orang anak (67%) berada pada kriteria cukup baik, dan belum ada seorang pun yang berada pada kriteria baik sekali.Pada siklus ini kemampuan klasikal belum tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 294, "width": 147, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus IIdilaksanakan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 310, "width": 184, "height": 186, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian dengan menyediakan media nyata dan kegiatan yang dekat dengan keseharian anak agar anak lebih tertarik untukmemperolah motorik halus anak yang maksimal. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, anak yang memiliki motorik halus pada kriteria baik sekali ada6orang anak (40%), pada kriteria baik ada 7 orang anak (47%), dan pada kriteria cukup ada 2 orang anak (13%).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 500, "width": 183, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II didapat bahwa nilai rata-rata motorik halusanak mengalami peningkatansebesar 21,96. Penggunaan metode demonstrasi memperlihatkan bahwa lebih efektif digunakan dalammeningkatkan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 627, "width": 172, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "motorik halus anak usia 5-6 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 659, "width": 140, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 675, "width": 70, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 691, "width": 183, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 88, "width": 175, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.a. Metode demonstrasi pada pembelajaran dapat meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Nasrani 4 Medan.", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 167, "width": 166, "height": 233, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Peningkatan motorik halus anak pada siklus I diperoleh motorik halus anak masih rendah. Dari 15 anak, 5 orang anak (33%) yang memiliki motorik halus pada kriteria baik , sementara 10 orang anak (67%) masih pada kriteria cukup baik. Nilai rata-rata motorik halus anak yaitu 54,97. Pada siklus ini kemampuan klasikal belum tercapai karena kemampuan klasikal anak pada kriteria baik (70) lebih rendah dari", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 405, "width": 80, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75% yaitu 33%.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 421, "width": 166, "height": 186, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pada siklus II terjadi perkembangan yang signifikan, anak yang memiliki motorik halus pada kriteria baik sekaliada 6 orang anak (40%), pada kriteria baik ada 7 orang anak (47%) dan 2 orang anak lagi (13%) pada kriteria cukup baik. Nilai rata-rata motorik halus anak yaitu 76,93.Pada siklus ini kemampuan", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 612, "width": 147, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "klasikal anak sudah tercapai yaitu sebesar 87%.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 659, "width": 48, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 182, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 184, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu: 1. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya meningkatkan", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 88, "width": 166, "height": 201, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "motorik halus anak diharapkan guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode demonstrasi. 2. Untuk guru pendidikan anak usia dini diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sehingga anak tidak merasakan kejenuhan saat pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 294, "width": 165, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu mempersiapkan penelitian dengan matang sehingga hasil penelitian yang didapatkan lebih baik lagi.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 421, "width": 62, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 183, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 469, "width": 184, "height": 281, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SD, SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widia. Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas . Medan. Pasca Sarjana Unimed. Djammarah. 1996 . Psikologi Belajar. Jakarta: CV Rineka Cipta Ginting, Masniwaty. 2014. Peningkatan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Demonstrasi Di Tk Nasrani 4 Medan T.P 2013/2014 . Medan Istarani.2012. 58 Model Pembelajran Inovatif . Medan: Media Persada.", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 790, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemendiknas. 2010. Perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 104, "width": 147, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Pembelajaran di", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 184, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taman Kanak-Kanak . Jakarta Samsudin.2008. Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 151, "width": 144, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motorik di Taman Kanak-", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 167, "width": 104, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kanak. Jakarta: Litera", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 183, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sujiono Yuliani N & Sujiono", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 184, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bambang. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Sumantri. 2005. Model pengembangan keterampilan", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 278, "width": 155, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "motorik anak usia dini. Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 294, "width": 54, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depdiknas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 184, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarigan Irfiani. 2011. Meningkatkan Keterampilan Melipat Dengan Memanfaatkan Kertas Bekas Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran SBK Di Kelas 4 SD Negeri 043935 Kabanjahe.Skripsi.FIP.Unimed", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 184, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.", "type": "Table" } ]
f44b6b5e-7a11-bea8-3393-8ca506f09c1e
https://pasca.jurnalikhac.ac.id/index.php/tijie/article/download/873/376
[ { "left": 85, "top": 43, "width": 313, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education Vol 5, No. 1, March 2024, DOI: https://doi.org/10.31538/tijie.v5i1.873 E-ISSN 2527-8177 pp. 79-99", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 782, "width": 204, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pasca.jurnalikhac.ac.id/index.php/tijie/index", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 413, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 159, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri 1 Alamin Abdullah 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 317, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Institut Agama Islam Negeri Kendari, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 404, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Holy Qur’an and Islamic Sciences University Hadromaut, Yemen; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 222, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 236, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 236, "width": 416, "height": 410, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration, Curriculum Content, Integrated Islamic Elementary School. Despite the extensive documentation of educational curriculum research, there is still a lack of studies examining the constructs of integrated curriculum and its presentation by incorporating religious content into various subjects. To address this gap, this research aims to analyze the constructs of integrated curriculum in terms of curriculum content, presentation, and the supporting factors for implementation in the learning process. Data collection involves document analysis of curriculum guidelines, teacher manuals, student package books, and direct observation of learning implementation. The study's findings, based on document analysis and observation, are further reinforced through interviews with the school principal and teachers. The research reveals that the curriculum constructs at SDIT Insantama Kendari encompass the classification of material comprising elements of Islamic character formation, introduction to Islamic culture ( tsaqafah ), and the introduction of science and skills. These components are presented in the learning activities by integrating religious education into all subjects through team teaching, non-co-education, and a shared perception among teachers who assume the role of religious educators. Abstrak Kata kunci: Integrasi Kurikulum; Muatan Kurikulum, Sekolah Dasar Islam Terpadu. Penelitian tentang kurikulum pendidikan sudah banyak didokumentasikan oleh peneliti. Meskipun demikian, masih sedikit yang mengkaji konstruk kurikulum terpadu dan penyajiannya dengan memadukan agama ke dalam mata pelajaran. Untuk menjembatani hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruk kurikulum terpadu dari segi muatan kurikulum dan penyajiannya serta faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan dalam pembelajaran. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan melakukan studi dokumen terhadap buku pedoman kurikulum, pedoman guru dan buku paket siswa, serta observasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hasil studi dokumen dan observasi diperkuat dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru-guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk kurikulum SDIT Insantama Kendari memuat pengklasifikasian materi yang terdiri dari muatan pembentukan kepribadian Islam, pengenalan tsaqafah Islam dan pengenalan sains dan keterampilan. Muatan ini disajikan dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memadukan pendidikan agama ke dalam semua materi mata pelajaran yang diajarkan dengan team teaching, non co-education dan kesamaan persepsi guru yang memerankan diri sebagai guru agama. Article history: Received: 09-12-2023", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 550, "width": 84, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revised 20-01-2024 Accepted 06-02-2024", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 313, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author: Hasan Basri Institut Agama Islam Negeri Kendari, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 312, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research on the integration of Islamic education curricula has been extensively documented by experts in Indonesia (Fidayani & Ammar, 2023; Sahid, Wasliman, Muchtar, & Insan, 2021). Initially, discussions on integrated curriculum revolved around the integration of learning to enhance the capabilities of learners, encompassing scientific, skills, and social dimensions. Subsequently, the focus extended to the consolidation of interdisciplinarity among fields of study or subjects. (Fantuzzo, Gadsden, & McDermott, 2011) reported that the development and field testing of the EPIC-based integrated curriculum aimed at students, with a focus on comprehensive mathematical, language, and literacy skills, demonstrated a significant improvement in abilities. These findings, along with similar discoveries, have posed unique challenges for educational researchers in identifying spaces to integrate concepts, competencies, and processes (Kneen, Breeze, Davies ‐ Barnes, John, & Thayer, 2020). The intensification of research on curriculum integration gained momentum following the emergence and growth of Integrated Islamic Schools (Sekolah Islam Terpadu or SIT) in the 1990s. These schools have continued to exist and evolve, with various variations, prompting increased scholarly attention to curriculum integration (Sofanudin, 2019). Since its inception, Integrated Islamic Schools have been regarded as an innovation in Islamic education, seen as navigating the crossroads between general education that may neglect religion and traditional Islamic schools ( madrasah and pesantren ) that might be perceived as overlooking science and technology (Niyozov & Memon, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 428, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Several studies have unveiled the advantages of the integrated curriculum implemented by Integrated Islamic Schools, both conceptually and practically (John, 2015) revealed that the integrated curriculum implemented in schools has proven to facilitate teachers in addressing the diverse needs of students with various talents, skills, and abilities. (Fathil, Saam, Sukendi, & Nizar, 2015) and (Muhlisin & Syaifuddin, 2020), reported and expounded that integrating religious education into subjects, particularly in science and technology, can strengthen students' comprehension, beliefs, and practical application of religious teachings. Furthermore, (Sunhaji, 2016) suggests that an effective method to strengthen faith and obedience to Allah is through tafakkur (contemplation) and tadabbur (reflection). The anticipated direct impact of integrating the modern curriculum with religious concepts is to provide knowledge and skills to learners based on a robust religious foundation. This approach aims to equip students to confront the negative effects of globalization effectively (Alam, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 431, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the implementation level, teaching by educators goes beyond simply instructing about religion; it involves the nurturing of religious values. It extends beyond the intellectual aspects to delve into the innermost facets of individuals, aiming to foster spiritual development (Chowdhury, 2018; Haq, Wasliman, Sauri, Fatkhullah, & Khori, 2022; Imaduddin, Putra, Tukiyo, Wahab, & Nurulloh, 2022). Spiritual education is directed towards molding children into a generation with a divine orientation ( Rabbani) (Razak, Zakaria, & Mokhtar, 2021). A generation of this nature can be shaped through", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "holistic education. Holistic Islamic education, as articulated by (Primarni, 2014) underscores the implementation of education based on the philosophy and theories of Islamic education, evident in the vision and mission, objectives, and curriculum of Islamic education. (Hamami & Nuryana, 2022) also asserted that holistic education is believed to eliminate dichotomous issues in education, as revealed in their research conducted in Muhammadiyah schools.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 429, "height": 469, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "However, it is noteworthy that these studies predominantly emphasize curriculum integration from the perspective of its interconnectedness with the school subjects. There is still a scarcity of in-depth and specifically research exploring the construction of integrated curricula in schools which clearly shows the integration of religion into all subjects and educational activities (Arif & Sulistianah, 2019; Lafrarchi, 2020). Such a curriculum construct is very important because it provides both strategic and technical guidance in the implementation of educational activities. (Khaidir & Suud, 2020) in their research at As-Shofa Islamic High School Pekanbaru have touched briefly on this issue, but it is general regarding the foundation in the building of Islamic education which must make the al- Qur’ an and Hadith the foundation of Islamic education as well as a source of education and teaching. Therefore, research on this matter still needs to be done. SDIT Insantama has a unique curriculum construct because it accommodates the government's core curriculum, but is built in a unified whole with a typical school curriculum that leads to achieving the goals of Islamic education holistically. The school has undertaken a mapping of the objectives and content of the integrated curriculum categorized into three interconnected domains: the formation of Islamic personality, the introduction of Islamic culture, and the introduction of science and life skills for students. To facilitate implementation, the school has compiled a guidance book for curriculum integration titled \" Diversity of the SDIT Insantama Curriculum: A-Z Insantama Curriculum Administration .\" This book is supplemented with a teacher's guide and student packages. In these student packages, each theme is presented at the beginning of each section, facilitating teachers in its application. The paradigm of integrating scholarship between science and Islam signifies that the foundations of science are developed within the framework and boundaries of religious teachings. The integration is robust, with religion encouraging the exploration of science, while science and technology facilitate the comprehension of religion and its implementation in daily life. The expected outcome is the cultivation of professional scholars and scholarly professionals (Ali, 2019). Activities of inquiry such as this are expected to yield transcendent knowledge. This paradigm should be distinctly evident in the educational curriculum structure at SDIT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 428, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Therefore, the study of this matter is expected will add new treasures to the study of curriculum integration that may not have been revealed by previous research. This study is also expected to provide both empirical and policy contributions. Empirically, the research findings can offer a concrete depiction of the curriculum construct, content, presentation, and supporting factors that practically facilitate its implementation in schools. Additionally, the research outcomes are anticipated to provide insights for", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "educational policies, particularly for SDIT Insantama and similar institutions, aiming to enhance educational management through an integrative approach. To guide the research and inquiry, the research questions are: 1) What is the construction of the integrated curriculum at SDIT Insantama? and 2) What are the factors supporting the implementation of the integrated curriculum concept?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 53, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 429, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted at SDIT Insantama Kendari using a case study approach. Data were collected through document analysis, observation, and interviews. Documentary analysis focused on examining the content of curriculum guidance books, teacher manuals, and student packages to identify the curriculum's construction and content. Observations were carried out to directly witness the learning activities, particularly when teachers presented lessons. Interviews were conducted to obtain explanations regarding the findings from document analysis and observations, involving the following informants:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 320, "width": 345, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1: Participants Demographic No Nama Gender Position 1 Lina Female Principal/Third Grade Teacher 2 M. Res Male Coordinator of Recitation (Qira’ati) 3 Mamat Male Sixth Grade Teacher 4 Muh. AG Male Fifth Grade Teacher 5 Ahi Male Fourth Grade Teacher 6 Sulha Male Second Grade Teacher 7 Kihn Male First Grade Teacher", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "These informants were chosen to represent teachers in each class. The names provided are initials, not their real names. The author has kept their names and identities confidential to ensure against any unintended use. The data analysis procedure was conducted in the following steps: 1) verifying and sorting the collected data, 2) presenting the data or information obtained from document analysis, observation, and interviews in accordance with the sequence of research questions, 3) delving into the content of the integrated curriculum using the theory of integrated curriculum proposed by Robin Fogarty, hich was later adapted by (Muhaimin, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 166, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 50, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Findings", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 429, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In line with the research questions, this finding explanation comprises two main themes: the construction of the integrated curriculum at SDIT Insantama, covering the curriculum content and presentation, and the supporting factors of curriculum integration in its delivery.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 146, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Curriculum Construction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research findings indicate that the construction of the integrated curriculum at SDIT Insantama can be observed through the aspects of curriculum content and the integrative presentation of subject matter in teaching and school activities. The curriculum content is outlined in the SDIT Insantama Guidance Book, which adopts the curriculum set by the government. It consists of subjects such as Islamic Religious Education (PAI), Indonesian Language, Civic Education (PPKn), Mathematics, Natural Sciences (IPA), Social Sciences (IPS), Arts and Skills (SBK), and Physical Education, Sports, and Health (PJOK).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 428, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum content is then synthesized into the SDIT Insantama curriculum, with curriculum mapping categorized into three quadrants, referred to as:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 428, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Quadrant 1: Subject groups categorized according to the National Education Department curriculum, which are assessed through a national examination, namely Mathematics, Indonesian Language, and Natural Sciences. In relation to these subjects, the entire instructional content is imparted as is, adhering strictly to the prescribed curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 428, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Quadrant 2: Subject groups based on the National Education Department curriculum that are examined using questions provided by the Department, yet allowing for potential school involvement or corrections in the assessment process. These subjects include Social Sciences (IPS) and Civic Education (PKN), Regional Language and English, Islamic Religious Education (PAI), and Environmental Education (PLH). Instruction for these subjects is delivered with consideration for the \"five Ss\" criteria, encompassing internalization (deepening), addition (augmentation), substitution (replacement), correction (rectification), and fixation (consolidation);", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 428, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Quadrant 3: Subject groups with content derived from the National Education Department, but where questions and assessments are delegated to the schools. These subjects include Physical Education, Sports, and Health (PJOK) and Arts and Culture and Skills (SBK). In the case of these subjects, schools have complete autonomy to present them with meaningful and engaging innovations and creations (Adi Fadjar Nugroho, “Keragaaan Kurikulum SDIT Insantama: A -Z Administrasi Kurikulum Insantama”, h. 8).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 428, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In addition to the content of the National Curriculum (Diknas), there exists a locally-developed curriculum at Integrated Islamic Elementary Schools (SDIT), comprising. Arabic Language, English Language, Qur'an Memorization (Tahfiz al- Qur’an), Hadith Memorization (Tahfiz Hadis), memorization of dhikr (remembrance of God) and prayers, Reading and Writing (Calis), Tolaki Language, integrated Quranic learning through Qira’ati method, muraja’ah (review), Islamic Character Building (Bina Syakhshiyah Islam or BSI), and Expressive Programs (gardening, cooking), Insantama Market Day (IMD), Kepompong Ramadhan, Save Our World (SOW), and junior journalism. (Adi Fadjar Nugroho, “Kerag aaan Kurikulum SDIT Insantama: A-Z Administrasi Kurikulum Insantama”, h. 10).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 434, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Specifically for Quranic instruction, the school employs the Qira’ati method. The Qira’ati method is an educational approach for Quranic studies that integrates various skills related to reading, memorization, and comprehension of the Quran. Qira’ati learning (pronounced Qirā’atī ) is an integrated Quranic education developed by KH. Dachlan Salim Zarkasyi in Semarang. (Dachlan Salim Zarkasyi, Pelajaran Membaca al- Qur’an untuk TK al- Qur’an, Semarang, 1990).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The subjects and learning activities in the school undergo mapping in accordance with the educational objectives based on religious teachings. The mapping of content is integrated into three categories of learning materials, namely learning for the formation of Islamic personality, learning for the introduction of the basics of Islamic culture (tsaqafah islamiyah), and learning for the fundamentals of scientific, scientific, and skills knowledge (The Guidebook for SDIT Insantama).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 428, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The integration of this curriculum is recognized by the teachers as a necessity derived from an understanding of the Islamic perspective on knowledge, as expressed in the following:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 321, "width": 407, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Fundamentally, Insantama Integrated Islamic Elementary School understands that there is no dichotomy between knowledge (subjects) and Islam. In teaching any subject matter, the concepts and facts must align with Islamic principles. Additionally, when instructing in any subject, teachers must cultivate awareness among students regarding their connection with the Creator. This integration represents the harmonization of the curriculum involving Islamic character, Islamic culture (tsaqafah Islam), and the knowledge of life . ” (Ahi, Fourth Grade Teacher, Interview, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 428, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The instructional content for the formation of Islamic personality at the school includes: a) Strengthening faith or belief through both textual ( naqli ) and rational ( aqli ) approaches in accordance with the pillars of faith. This encompasses affirming and explaining the identity of a Muslim. b) Cultivating noble behavior and morals in every student activity, both within the school environment and in the family and community surroundings. c) Instilling the practice of daily worship, such as the five daily prayers, remembrance ( zikir ), supplications, and the implementation of individual Islamic jurisprudence ( fiqhi fardiyah ) teachings. Students are accustomed to fulfilling religious obligations, avoiding prohibited actions, striving to follow the prophetic traditions, and choosing permissible actions that are beneficial (The Guidebook for SDIT Insantama).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 428, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The instructional content for Islamic culture in the school is encompassed within the subjects of Islamic Religious Education and Moral Education (PAI/BP), Arabic Language, Prophetic Biography and Islamic history, including the subject of Pancasila and Civic Education (PPKn). In cases where there are time allocation constraints, these lessons can be incorporated into the Islamic Religious Education subject with enriched content provided by the teacher. Specifically for PPKn, its content is adjusted and augmented in accordance with the Islamic education paradigm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 428, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meanwhile, the teaching of science and skills is directed towards imparting fundamental knowledge and skills that are beneficial for students in their daily activities, from childhood to adulthood, both as individuals and as members of society.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The content for science and life skills encompasses four abilities: a) Proficiency in using introductory languages such as English, Indonesian, or regional languages. b) The ability to comprehend basic scientific knowledge and relate it to contextual situations in the surrounding environment. c) Cognitive skills, creativity, and abilities demonstrated by the willingness to inquire, create, and innovate in the face of new and different challenges. d) Physical well-being through physical education, promoting health through sports and enhancing students' proficiency in their preferred sports disciplines. (The Guidebook for SDIT Insantama).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, the school may introduce new subjects or provide experiential learning through contextual teaching activities. Based on the observations conducted, it is noted that additional activities include gardening or farming (cultivating plants in gardens and fields), school market days, either organized within the school premises or by taking students on visits to shopping centers. Additionally, exposure to craftsmanship, carpentry, and sewing, as well as visits to furniture shops and electronic repair services, are part of the supplementary learning experiences provided by the school.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 428, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the class, the presentation is carried out by the teacher when delivering lessons. Integration is achieved by connecting all subjects with religious teachings, incorporating religious guidance into daily life. Based on observations, the author identified the presentation mechanism as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 428, "height": 264, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firstly, before starting and even before entering the classroom, students are accustomed to praying, expressing gratitude to Allah, reciting blessings upon the Prophet Muhammad, and reading the Qur'an or reviewing memorized verses. Additionally, students may sing nasheed s or review lessons that need memorization. Secondly, during the class when presenting lessons, the teacher always greets the students with the polite Arabic expressions \" antum \" or \" antunna \" (respectful terms for addressing 'you'). Similarly, when asking for confirmation if students understand the teacher's explanation, the teacher usually asks, \" fahimtum? \" (have you all understood?), to which, if the students have understood, they respond with \" fahimnā\" (yes, we understand). If not, students may ask questions or remain silent. The use of these terms is simple, but in this way, students become familiar with everyday Arabic, a language inseparable from Islam. Thirdly, religious lessons are always connected to verses from the Qur'an and the Sunnah that relate to the learning theme. Fourthly, every subject related to science is always linked to the greatness of Allah in creation, followed by the recitation of tasbih (s ubhanallah ). For example, when students learn about the body and its various parts and functions, it is connected with explaining that Allah is the creator of everything.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 415, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The observational findings are reinforced by interview quotes from participants, presented as follows: “ The subject matter is connected with verses/hadiths related to the lesson to integrate general knowledge with religious knowledge . ” (Sulha, First Grade Teacher, Interview, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 101, "width": 407, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ The learning about worship (ibadah mahdah), manners (adab), and good phrases (kalimat ṭ ayyibah), besides being present in thematic learning materials from Grade I to Grade III and religious education (PAI) from Grade IV to Grade VI, is also integrated into Qira’ati learning. The lessons acquired in Qira’ati are then practiced in the teaching and le arning environment, both inside and outside the classroom . ” (M. Res, Coordinator of Qira’ati Teaching, Interview, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 194, "width": 407, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ The taught material must internalize the values/principles of Islam found in the Qur'an and Sunnah. This internalization aims to ensure that students understand knowledge based on Islamic teachings. As for unrelated elements, they are still informed but not implemented . ” (Muh. AG, Teacher, Interview, 2018 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 429, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In implementing thematic learning, teachers are guided by textbooks equipped with thematic net images for each learning theme. An example of such a theme illustration is provided in the following image:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 386, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1: “Thematic Network” in the Thematic 2 book for Grade II at SDIT Insantama Source : Texbook Class II SDIT Insantama 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Integrated thematic learning, as illustrated in the example in figure 1 above, demonstrates that learning is wrapped within a large theme (\"Decorating Kites\"), which is then connected to themes within various subjects, namely Islamic Religious Education (PAI), Science (IPA), Mathematics, Indonesian Language, Civic Education (PKn), Physical Education, Sports, and Health (PJOK), and Arts and Culture/Skills (SBP).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 97, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supporting Factors", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 428, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The integrated religious education at SDIT can be facilitated with the support of team teaching, non-co-education, and designating all teachers as religious education teachers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 428, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Team teaching is a collaborative teaching approach involving two or more teachers, either in a full or semi-team teaching manner. Based on my observations of the learning implementation at SDIT Insantama, team teaching is conducted in two ways: either with two male teachers or with one male and one female teacher paired together. In the lower classes where male and female students are combined, a male teacher is paired with a female teacher. In higher classes where students are separated by gender, team teaching is conducted with two male teachers in the boys' class and two female teachers in the girls' class. The two teachers share responsibilities, with one acting as the main teacher presenting the lesson and the other serving as the supporting teacher. This position can be rotated between them as needed.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 428, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The presence of two teachers in the classroom simultaneously is intended to address the problem of differences in students' abilities to grasp the lesson material. The role of the supporting teacher, in this case, is to provide assistance or individual tutorial guidance to students with lower or slower learning abilities. This aligns with what the teachers mentioned, as follows:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 478, "width": 408, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ During the presentation of lessons in the classroom, if the class environment is conducive, the supporting teacher sits while engaging in other tasks, such as checking communication books, reviewing students' work, or homework. However, if the class is less conducive, for example, if students are noisy, the supporting teacher sits at the back directing the students' attention or guiding those who have not understood the lesson ” (Kihn, First Grade Teacher, Interview, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 431, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Another supporting factor is non-co-education, namely educational activities that separate males from females. (Gibb, Fergusson, & Horwood, 2008). In the context of SDIT Kendari, I observe that the male classes are separated from the female classes in the upper grades, specifically from Grade IV to Grade VI. However, in the lower grades, from Grade I to Grade III, the male classes are still combined. This is done due to limited classroom space. Combining the lower-grade classes is still feasible as the students are young and haven't reached puberty, so issues related to sexuality are not as pronounced.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the observation results on class grouping, it is known that the separation has not been fully implemented, but it is done gradually, with separation being applied to higher classes. Meanwhile, in the lower classes, students are still combined. The consideration for this is not only due to limited space but also because lower-grade students have not yet reached the age of puberty. (Lina, Principal/Third", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 309, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grade Class Teacher SDIT Insantama Kendari, Interview, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 429, "height": 169, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The other, is the necessity for teachers to become religious education teachers refers to teachers not only as instructors of religious subjects (PAI), but as educators who impart religious teachings to students. This involves incorporating religious values into the subjects they teach and serving as role models in practicing religion within the school. Teachers instructing various subjects such as Physical Education (PJOK), Arts and Crafts (SBK or SBP), English, local languages, and others are all required to integrate religious education into their teaching materials. The principal also added: “ Every teacher is the al-Qur ’ an teacher (Tahsin and Tahfiz) to their students. Thus, teachers must have fluency in reading the al- Qur’an and have memorized the minimum amount required for students . ” (Lina, Principal/Third Grade Class Teacher SDIT Insantama Kendari, Interview, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 428, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The overall research results regarding curriculum constructs, curriculum content, material presentation and the supporting factors at SDIT Insantama can be visualized in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 320, "width": 402, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2: The Construct of Integrated Curriculum of SDIT Insantama Kendari Curriculum Construct Content Integration Supporting Factors 1. Islamic personality development", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 355, "width": 403, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Introduction to Islamic culture (Tsaqafah Islam) 3. Science, technology and life skills 1. Thematic curriculum construction with a webbed and connected model. 2. Presenting lessons by connecting to the Qur'an and the Sunnah related to the theme; relating science to the greatness of Allah. 1. Team teaching 2. Non-co-education 3. All teachers in the school who are committed to portraying themselves as religious teachers.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 58, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 146, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Curriculum Construction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 428, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the research findings, the construction of the integrated curriculum at SDIT Insantama can be explained through the aspects of curriculum content and the integrative presentation of subject matter in teaching and school activities.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 98, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum content", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 428, "height": 170, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum content refers to the substance contained within the curriculum. It is planned to schedule and sequence the learning content (Chi, 2009). The mapping of content categories as described on findings consists of three inseparable parts, namely: formation of Islamic personality, instilling Islamic culture, and science and life skills. These constitutes are unified instructional framework presented to students within the framework of Islamic teachings. Islamic teachings serve as the binding thread that unites these components, making religious teachings the fundamental basis (F Wulandari, 2021), in two senses: firstly, the subjects and their application are conducted without violating Islamic teachings. Secondly, all the subjects are studied with the motivation to acquire knowledge as a duty from Allah SWT, making it a form of worship. The pursuit of knowledge should also be intended so that through that knowledge, the greatness of", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 332, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allah is revealed, thereby bringing individuals closer to Allah SWT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The three categories of instructional content mentioned above (formation of personality, fundamentals of Islamic culture, and life sciences) serve as a reference for determining subjects and other educational activities in the school as a cohesive unit. Subjects and educational activities are categorized into these three groups, as illustrated in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 196, "width": 276, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3: The curriculum content of SDIT Insantama Kendari", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 212, "width": 409, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Formation of Islamic Personality Introduction to Islamic Culture (Tsaqafah Islam) Science, Technology, and Life Skills 4. Islamic Personality", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 262, "width": 62, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 276, "width": 124, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Fiqh Fardiyah (Individual Islamic Jurisprudence)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 303, "width": 138, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Quran Memorization ( Tahfiz al- Qur’an)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 329, "width": 111, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Hadith Memorization ( Tahfiz al-Hadis)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 250, "width": 245, "height": 143, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Memorization/Practice of Dhikr (Remembrance) and Supplications 1. Islamic Religious Education/Moral Education (PAI/BP)", "type": "Table" }, { "left": 229, "top": 289, "width": 90, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Arabic Language", "type": "List item" }, { "left": 229, "top": 250, "width": 243, "height": 104, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Prophetic Biography and Islamic History 4. Pancasila and Civic Education (PPKn) 1. Indonesian Language 2. English Language", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 278, "width": 72, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Mathematics", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 292, "width": 114, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Natural Sciences (IPA)", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 306, "width": 103, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Social Sciences (IPS)", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 320, "width": 119, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Arts and Culture/Skills (SBK/SBP)", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 347, "width": 135, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Physical Education, Sports, and Health (PJOK)", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 373, "width": 58, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Life Skills", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The grouping of subjects as seen in the table above is not for the purpose of separation but rather to facilitate teachers in evaluating learning achievements in these three domains.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 429, "height": 186, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The integration of religious elements into instructional materials is carried out through the use of thematic learning in accordance with the 2013 curriculum. To support the effectiveness of thematic learning, the school has prepared textbooks. These books serve as guides where the integration of religion with science, the environment, and social studies has been formatted (Zabidi, Abd Rahman, & Halim, 2021). Therefore, experts recommend the creation of thematic books to ensure more significantly successful learning (Suwardi, Akhyar, -, & -, 2023). A good book is one that incorporates subjects in an integrated format with Islamic teachings. In other words, religious lessons are connected to all subjects (Suparjo, Hanif, & Indianto, 2021). This is an advantage held by SDIT Insantama. The school has a curriculum guidebook, authored by Adi Fadjar Nugroho titled Keragaaan Kurikulum SDIT Insantama: A-Z Administrasi Kurikulum Insantama .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 428, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As an implementation of this instructional book, thematic package books have been compiled. These books contain all integrated subject materials and illustrate the interconnected patterns of each learning theme. The thematic networking model depicted above is referred to as a spiderweb, which is essentially a development from the webbed thematic learning model in the model chart as recommended by (Fogarty, R. J., & Pete, 2009). Model webbed was later developed into a thematic learning model recommended in the 2013 Elementary School curriculum. What SDIT Insantama has", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "done is an effort to develop a thematic networking model that bears similarities to the one adapted by Muhaimin (2006), as illustrated in the following chart:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 358, "width": 312, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2: The integration of PAI with the Integrative Thematic Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 428, "height": 233, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Figure 2, it appears that religious education is included as a subject integrated with its competency indicators into thematic learning. This seems to differ from the recommendations in the 2013 curriculum, where religious education is not included in the subjects combined in thematic networks. The subjects mentioned for integration in integrated thematic learning are: Civic Education (PPKn), Indonesian Language, Mathematics, Science (IPA), and Social Studies (IPS), including Physical Education, Sports, and Health (PJOK), and Arts and Culture/Skills (SBK/SBP). Religious education (PAI) is not included, possibly due to its extensive content coverage, necessitating it to stand alone. Therefore, in the appendix of Regulation of the Minister of Education and Culture Number 57 of 2014 concerning the 2013 Curriculum for Elementary Schools (SD/MI), it is mentioned that the syllabus consists of two types, namely the integrated thematic syllabus and the religious education syllabus. (Indonesia, 2020). Similarly, the subject guidelines (PMP) listed in Appendix III of that Ministerial Regulation are separated between the integrated thematic PMP and the religious education (Islamic) PMP.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 428, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In reality, religious education, both in terms of teaching religious doctrines and as a distinct subject (PAI), can actually be integrated into integrated thematic learning. If this is done, it can yield optimal results in shaping the character of students (Assahary, Barlian, Nurdin, & Zulmuqim, 2017). Indeed, at first glance, due to its extensive coverage, it may seem impractical to integrate religious education into thematic learning alongside other subjects. However, the content of religious education can actually be interconnected. Moreover, it is not necessary to teach all religious education content sequentially and individually. Teachers are allowed to select the materials based on", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 302, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "conditions, available time, and the significance of the content.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 123, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Similarly, with the subject of Islamic Religious Education/Moral Education (PAI/BP), especially in lower grades (from Grade I to Grade III). If there is a religious education topic that cannot be accommodated within the thematic network, then thematic learning can be focused solely on the subject of PAI/BP or centered around a particular subject. This can be done by selecting a theme from the existing subject matter and incorporating several relevant themes from the religious education into it. It is important for teachers to connect the subject matter to reality to keep the lessons contextual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As for Grade V and Grade VI, thematic learning may not necessarily be applied in terms of subject matter, but the integration of religion into the subject matter must be carried out. The model used is by connecting each subject matter with the aspects of religious teachings using a connected model (Fogarty, R. J., & Pete, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The model proposed by Fogarty has been modified into a connected model used to link aspects within the subject matter of Islamic Religious Education (PAI). (Muhaimin, 2006). The model can also be used to connect religion with aspects of other subjects, as illustrated in the following diagram:", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 575, "width": 222, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 3: Integration of PAI with Other Subjects", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 428, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The figure above shows that subjects such as Science (IPA), Social Studies (IPS), Mathematics, and so on are taught based on separate subjects, but these subject matters are connected with the aspects and coverage of religious education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 123, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Presentation of material", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 428, "height": 76, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The presentation of material is carried out by the teacher when delivering lessons, both inside and outside the classroom. Teachers always start the classes by praying, gratitude expressing, shalawat , and reading the Qur'an; using polite Arabic expressions; connecting the lesson to verses from the Qur'an and the Sunnah that relate to the learning theme; and relating science lesson to the greatness of Allah.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 374, "width": 278, "height": 192, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Science Content Social Content Aspects of Religious Teachings Mathematics Content Sport Content Other Subjects", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "92 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 430, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this way, students are encouraged to always feel the presence of Allah and His greatness in His creation, from the beginning to the end of each lesson. The manifestation is that they are accustomed to mentioning the name of Allah, diligently performing worship, all of which is considered to have an impact on academic achievements. (Sulfemi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 92, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Slightly different from the implementation of elementary school learning in general, where the presentation of lessons does not follow the steps outlined above. Typically, schools only begin with greetings, prayers, and reading the Qur'an, followed by the core learning activities and then the conclusion. This is true, especially if the subject is Islamic Religious Education, as explained by (Salim, 2023) in his research on PAI learning in one SD di Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 428, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Probably some people consider the integration of religion into science as a tradition in Islamic education (Ta ş k ı n, 2014). However, the presentation of religious teachings, which traditionally took place only in mosques and through religious gatherings and similar activities, is now also incorporated into the school curriculum. (Kurniawan & Mibtadin, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 428, "height": 142, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There have been many studies that prove that connecting lessons with religion has an impact on increasing students' religiosity. According to (Nurdin, 2020) the phenomenon of presenting learning in this way is an effort to build an actual Islamic education paradigm, where Islam is present in all aspects of life, including the learning process in schools. (Fathil et al., 2015) reported that providing lessons, especially science and the environment, which are connected to the existence of Allah as Creator, can increase students' faith. (Purwati, Zubaidah, Corebima, & Mahanal, 2018) and (Fahyuni, Wasis, Bandono, & Arifin, 2020) also proved the same thing in her research on the integration of Islamic religious values in science lessons at school.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This way is considered very suitable considering that at the age of children and teenagers the intellectual ability to know God has begun to develop. It is characterized by the regular emergence of questions about the existence of God. For this reason, teachers must take advantage of this moment to introduce students to God as creator (Susanti & Ikhwanisifa, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 97, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supporting Factors", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 428, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The supporting factors of the integrated religious education are: team teaching, non-co-education, and designating all teachers as religious education teachers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 74, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Team teaching", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 428, "height": 107, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Team teaching is a collaborative teaching approach involving two or more teachers, either in a full or semi-team teaching manner (Trinaningsih, 2023). The implementation at SDIT Insantama is conducted in two ways: either with two male teachers or with one male and one female teacher paired together. The presence of two teachers in the classroom simultaneously is intended to address the problem of differences in students' abilities to grasp the lesson material. Moreover, the presence of two teachers, one male and one female, especially in lower grades, facilitates the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "93 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 163, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "provision of services to students.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 155, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of team teaching serves not only to manage less conducive classroom environments but, more importantly, to address the heterogeneity of students' academic capabilities. In this context, team teaching is regarded as a pedagogical model that is aptly employed to cater to diverse learning needs and has the potential to enhance overall educational outcomes (Hall, 2023). Furthermore, in primary schools where the quality of students' attention may not be as developed as in higher- level schools, the utilization of team teaching becomes even more crucial. This is especially true in schools that enroll students with disabilities, as the presence of team teaching greatly facilitates the provision of services and enhances student engagement in the learning process (Strogilos & King‐Sears, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 428, "height": 61, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The emphasis on the implementation of team teaching is directed towards providing comprehensive services to students. Especially in Islamic schools, female students will naturally feel more comfortable being closer to female teachers, and the same applies to male students with male teachers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 93, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Non co-education", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 428, "height": 75, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Non co-education in the context of SDIT Insantama Kendari is that the male classes are separated from the female classes. In the upper grades, specifically from Grade IV to Grade VI. However, in the lower grades, from Grade I to Grade III, the male classes are still combined. This method is based more on the practice of religious teachings in the field of education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 428, "height": 92, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Separation of male and female classes empirically in the Islamic world is deemed necessary to address potential negative impacts. As found in (Irshad, 2022) studies, it is revealed that female students may feel shy, hesitant, and lack confidence if they are combined in the same class. (Abed, 2022) even states that some women's rights may be less fulfilled if they are not provided with a specific environment in the field of education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 428, "height": 186, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order for the implementation of the enculturation of Islamic values to proceed seamlessly, it is essential to have a separation between classes for male and female students. In the realm of education, this separation is known as non co-education, in contrast to co-education (education together). In the Western world, this concept is referred to as Single Sex Public Education (SSPE), as applied in the United States by approximately 550 schools in 2009 (Thoriquttyas, 2018). Another term developed in Indonesia is the segregation system implemented in the form of separate classes, separated by a partition even within the same classroom, or a separation of learning times, such as having male students in the morning and female students in the afternoon (A Arifai, 2018). In Arabic, the separation between males and females is known as \"infi ṣ ā l\" (separation), the opposite of \"itti ṣ ā l\" (integration), but more accurately with the term \"ikhtil ā t\" (mixing or mingling of males and females).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 428, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Separation in the learning activities should ideally be done perfectly. This is based on Islamic teachings that regulate interactions between males and females. The necessity of separation in these interactions can be seen in the general evidence in the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "94 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 319, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qur'an that prohibits approaching adultery (TQS. al- Isra’/17: 32).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 92, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Actions that are considered approaching adultery include all forms of speech, attitudes, thoughts, and actions that can trigger sexual instincts and can lead to the occurrence of adultery (Asmawati, 2023; Thamrin, Ghasya, & Pranata, 2023). For elementary school-age children, they are not subject to the law in this verse because they have not reached puberty. However, the application of this verse to children in school is part of the process of familiarization.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 428, "height": 92, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There is also a Hadith regarding the arrangement of rows for men separately from rows for women in congregational prayers at the mosque. If women pray in congregation at the mosque, they are instructed to leave after they finish their prayer (salutation), while men are advised to stay momentarily and not to leave immediately after their salutation. A narration attributed to Hindun binti al-Harits reports that Ummu Salamah (the wife of the Prophet Muhammad) said:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 305, "width": 405, "height": 59, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Indeed, the women during the time of the Prophet Muhammad, when they would say the greeting (salam) after the obligatory prayer, they would stand. The Prophet Muhammad and the men remained in their places for as long as Allah willed. So, when the Prophet Muhammad stood up, then the men would stand up .\" (HR. Bukhari).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 428, "height": 60, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasulullah Saw. is reported to have designated a separate day to teach women, which was not attended by men. In a narration, it is mentioned: A woman said to the Prophet Muhammad: \" We have been defeated by men in learning from you. So, please set aside one day for us .\" (HR. Bukhari).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 428, "height": 139, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of separating male and female classes is to comply with Allah's command to guard one's gaze, both from men to women and from women to men (Quran, al-Nur/24:30-31). Additionally, in Islam's perspective, knowledge is a light from Allah, encompassing both scientific knowledge and religious sciences, especially lessons from the Quran and Hadith. In SDIT, each student is targeted to memorize a minimum of 3 juz by the time they graduate. To facilitate the absorption and preservation of knowledge and memorization, a person must be clean and guard against sinful actions. The best way to maintain this is by separating males and females to avoid interactions that violate religious teachings from an early age.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 239, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "All teachers become religious education teachers", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 428, "height": 139, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The meaning of all teachers being religious teachers is that all teachers are responsible for teaching religion through the lessons they provide. They teach the al- Qur’an , Hadith, and the obligations that must be carried out by students. For teachers of religious subjects, this aligns with the definition of a religious education teacher as a professional educator. Because of teacher professional competence directly affects the quality of education (Hartanto, Susanto, Saputra, Abdussyukur, & Kartiko, 2023). In the context of the teacher as a religious teacher is with the primary task of educating, teaching, guiding, mentoring, training, setting an example, assessing, and evaluating students (Agama, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 155, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Although the term \"guru agama\" mentioned in the Minister of Religious Affairs Regulation above refers to teachers of Islamic religious education (PAI), considering the broad scope of duties, these tasks cannot be executed well if solely assigned to teachers of religious education subjects (Adiyono, Fadhilatunnisa, Rahmat, & Munawarroh, 2022; Arista, Mariani, Sartika, Murni, & Harahap, 2023; Hadijaya, Nasution, & Suhairi, 2018). Therefore, in the context of religious education at SDIT Insantama, the duties of educating, teaching, guiding, directing, training, and setting an example are responsibilities for all teachers, and even for all members of the school community. With the concept that all teachers are religious educators, it encourages teachers to continually enhance their knowledge of Islam, both within the school and in the broader community.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 82, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 429, "height": 248, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of integrated religious education at SDIT Kendari begins with the paradigm of integrated Islamic education, where science and skills are taught within the framework of the spirit and implementation of religious teachings. The integrated curriculum construct built on the school curriculum format based on three domains: 1) formation of Islamic personality, 2) mastery of the basics of Islamic tsaqafah , and 3) introduction to science and skills. This construct is very different with the other similar schools. The content integration refers to the integrative thematic curriculum construction with a webbed and connected model, as outlined in Robin Fogarty's theory adapted by Muhaimin. The integration of religious education into the learning is carried out with an Islamic atmosphere, such as: starting the classes with praying, gratitude expressing, shalawat , and reading the al-Qur'an, using polite Arabic expressions; connecting the lesson to verses from the al-Qur'an and the Sunnah that relate to the learning theme; and relating science lesson to the greatness of Allah. The implementation of the integrated religious education curriculum in teaching activities is supported by teaching that is carried out through team teaching, non-co-education, and all teachers in the school who are committed to portraying themselves as religious teachers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 428, "height": 107, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The findings of this research imply that the integration of the religious education curriculum can be well-implemented if supported by teachers who have the ability and commitment. The required abilities include mastery of the material and mastery of the aspects of Islamic teachings to be able to connect each lesson with Islam. This can be achieved if teachers consistently upgrade their knowledge of Islam through. Meanwhile, the required commitment is the intention and dedication of teachers to be educators, so that in any subject they teach, teachers portray themselves as religious teachers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 428, "height": 123, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This investigation predominantly concentrates on elucidating the curricular content and the manner in which religious education is amalgamated with various subjects by educators, alongside the factors bolstering the execution of this amalgamation. The study refrains from delving into a more exhaustive scrutiny of the pedagogical methodologies and techniques employed by instructors during instructional processes, thereby precluding the furnishing of a practical panorama regarding curriculum integration at the designated research site. Consequently, this constraint constitutes an aperture that may be bridged through subsequent scholarly", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "96 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 393, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "inquiries into instructional approaches within the sphere of integrated curricula.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 75, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abed, A. M. M. (2022). Women Rights to Education in Light of University Co-Education.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 159, "width": 392, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Islamic and Religious Studies , 7 (1), 67 – 85. https://doi.org/10.36476/JIRS.7:1.06.2022.04", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 429, "height": 60, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adiyono, A., Fadhilatunnisa, A., Rahmat, N. A., & Munawarroh, N. (2022). Skills of Islamic Religious Education Teachers in Class Management. Al-Hayat: Journal of Islamic Education , 6 (1), 104 – 115. https://doi.org/10.35723/ajie.v6i1.229 Agama, K. Peraturan Meneteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 . , (2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 428, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alam, L. (2017). Becoming Modern Muslim: New Emerging Trends of Islamic Schools in Yogyakarta. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam , 22 (1), 75 – 86.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 285, "width": 197, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.19109/td.v22i1.1331", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali, N. (2019). Integrative Curriculum of Religion and Science At Special Pesantren for University Students. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam , 20 (1), 95 – 122. https://doi.org/10.18860/ua.v20i1.6353", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 428, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arif, M., & Sulistianah, S. (2019). Problems in 2013 Curriculum Implementation for Classroom Teachers in Madrasah Ibtidaiyah. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI ,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 379, "width": 305, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 (1), 110 – 123. https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v6i1.3916", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 428, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arista, H., Mariani, A., Sartika, D., Murni, D., & Harahap, E. K. (2023). Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik (Input, Proses dan Output). Kharisma: Jurnal Administrasi Dan Manajemen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 60, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan , 2 (1), 38 – 52. https://doi.org/10.59373/kharisma.v2i1.13 Asmawati, L. (2023). The Development of Puzzle Games for Early Childhood Based on the Banten Local Culture. Jurnal Ilmiah Peuradeun , 11 (2), 531 – 550. https://doi.org/10.26811/peuradeun.v11i2.895", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 428, "height": 76, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assahary, S. M., Barlian, E., Nurdin, S., & Zulmuqim, Mr. (2017). The Development of Thematic Learning Model to Improve Students’ Character in an Integrated Learning of Religion Education and Environment Towards Students in Adiwiyata School. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding , 4 (6), 1. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v4i6.95", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 428, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chi, Y.-L. (2009). Ontology-based curriculum content sequencing system with semantic rules. Expert Systems with Applications , 36 (4), 7838 – 7847.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 615, "width": 216, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.eswa.2008.11.048", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 428, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chowdhury, M. (2018). Emphasizing morals, values, ethics, and character education in science education and science teaching. MOJES: Malaysian Online Journal of Educational Sciences , 4 (2), 1 – 16.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 428, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F Wulandari, T. H. (2021). Konsep Pendidikan Holistik Dalam Membina Karakter Islami. Murabbi, Jurnal Ilmu Pendidikan , 5 (September 2021), 157 – 180.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 428, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fahyuni, E. F., Wasis, Bandono, A., & Arifin, M. B. U. B. (2020). Integrating islamic values and science for millennial students’ learning on using seamless mobile media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 124, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan IPA Indonesia , 9 (2), 231 – 240. https://doi.org/10.15294/jpii.v9i2.23209 Fantuzzo, J. W., Gadsden, V. L., & McDermott, P. A. (2011). An Integrated Curriculum to Improve Mathematics, Language, and Literacy for Head Start Children. American Educational Research Journal , 48 (3), 763 – 793. https://doi.org/10.3102/0002831210385446 Fathil, Mohd., Saam, Z., Sukendi, S., & Nizar, S. (2015). Islam and Environment: Education Perspective. Al-Ta Lim Journal , 22 (2), 96 – 106.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 211, "width": 188, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.15548/jt.v22i2.128", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fidayani, E. F., & Ammar, F. M. (2023). The Use of Azhari Curriculum in Arabic Language Learning at Islamic Boarding School. Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam ,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 309, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 (1), 25 – 45. https://doi.org/10.31538/nzh.v6i1.2866 Fogarty, R. J., & Pete, B. M. (2009). How to integrate the curricula .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gibb, S. J., Fergusson, D. M., & Horwood, L. J. (2008). Effects of Single-Sex and Coeducational Schooling on the Gender Gap in Educational Achievement.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 321, "width": 392, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Australian Journal of Education , 52 (3), 301 – 317. https://doi.org/10.1177/000494410805200307", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 429, "height": 91, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadijaya, Y., Nasution, I., & Suhairi. (2018). Implementation of the Balanced Score Card to Achieve Strategic Goals in the State Islamic Religious Colleges. Jurnal Pendidikan Islam , 7 (2), 281 – 301. https://doi.org/10.14421/jpi.2018.72.281-301 Hall, F. (2023). Inclusion and exclusion of teaching assistants as members of the teaching team. Enhancing school cohesion. Education 3-13 , 1 – 14. https://doi.org/10.1080/03004279.2023.2276856", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 428, "height": 76, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamami, T., & Nuryana, Z. (2022). A holistic – integrative approach of the Muhammadiyah education system in Indonesia. HTS Teologiese Studies / Theological Studies , 78 (4), 1 – 10. https://doi.org/10.4102/hts.v78i4.7607 Haq, E. A., Wasliman, I., Sauri, R. S., Fatkhullah, F. K., & Khori, A. (2022). Management of Character Education Based on Local Wisdom. Nidhomul Haq : Jurnal Manajemen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 429, "height": 170, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Islam , 7 (1), 73 – 91. https://doi.org/10.31538/ndh.v7i1.1998 Hartanto, T. M. B., Susanto, N., Saputra, N., Abdussyukur, A., & Kartiko, A. (2023). The Influence of Teacher Professional Competence on Education Quality Through Infrastructure as an Intervening Variable. Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education , 3 (2), 245 – 260. https://doi.org/10.31538/tijie.v3i2.269 Imaduddin, I., Putra, H., Tukiyo, T., Wahab, A., & Nurulloh, A. (2022). The Effect of Servant Leadership on the Quality of Education Through the Characteristics of Millennial Teachers. Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 6 (4), 1092 – 1102. https://doi.org/10.33650/al-tanzim.v6i4.4069 Indonesia, M. P. dan K. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah . , (2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 428, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irshad, S. (2022). Analysis Of Difficulties In The Co-Education System Of Pakistan: A Gender Perspective. Asian Journal of Management Entrepreneurship and Social Sciene , 02 (01), 79 – 86.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 302, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Curriculum Integration Constructs in Integrated Islamic Elementary School", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "98 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 45, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "John, Y. J. (2015). A “New” Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools of Trinidad and Tobago: A Paradigm Shift. International Journal of Higher Education , 4 (3), 172 – 187. https://doi.org/10.5430/ijhe.v4n3p172", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 428, "height": 44, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khaidir, E., & Suud, F. M. (2020). Islamic Education in Developing Students ’ Characters At As-Shofa Islamic High School ,. International Journal of Islamic Educational Psychology , 1 (1), 50 – 63.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 60, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kneen, J., Breeze, T., Davies ‐ Barnes, S., John, V., & Thayer, E. (2020). Curriculum integration: The challenges for primary and secondary schools in developing a new curriculum in the expressive arts. The Curriculum Journal , 31 (2), 258 – 275. https://doi.org/10.1002/curj.34", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 428, "height": 44, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniawan, R., & Mibtadin, M. (2022). Educational Institution, Ideological Contestation and Identity Politic Social Movement study of Integrated Islamic Elementary School (SDIT) in Solo Raya Indonesia. International Journal of Multicultural and … ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 44, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80 – 94. Lafrarchi, N. (2020). Assessing Islamic Religious Education Curriculum in Flemish Public Secondary Schools. Religions , 11 (3), 1 – 29.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 337, "width": 185, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.3390/rel11030110", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 428, "height": 28, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhaimin. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islam: Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan (Ed. 1, cet.1). Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 428, "height": 45, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhlisin, M., & Syaifuddin, M. (2020). The Implementation of Integrated Islamic Education Model at MAN Insan Cendekia Pekalongan. Edukasia Islamika , 5 (1), 68. https://doi.org/10.28918/jei.v5i1.2559", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 428, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niyozov, S., & Memon, N. (2011). Islamic Education and Islamization: Evolution of Themes, Continuities and New Directions. Journal of Muslim Minority Affairs ,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 463, "width": 290, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 (1), 5 – 30. https://doi.org/10.1080/13602004.2011.556886", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 428, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurdin, H. (2020). Problems and Crisis of Islamic Education Today and in The Future.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 494, "width": 392, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Asian Education , 1 (1), 21 – 28.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 510, "width": 187, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.46966/ijae.v1i1.17", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 429, "height": 28, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Primarni, A. (2014). Konsep Pendidikan Holistik Dalam Perspektif Islam. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam , 3 (2), 461 – 482.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 60, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwati, N., Zubaidah, S., Corebima, A. D., & Mahanal, S. (2018). Increasing Islamic Junior High School students learning outcomes through integration of science learning and Islamic values. International Journal of Instruction , 11 (4), 841 – 854. https://doi.org/10.12973/iji.2018.11453a", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 44, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Razak, S. A., Zakaria, S. N. ’Aeshah, & Mokhtar, M. M. (2021). Pembangunan Rohani Generasi Muda Rabbani Berasaskan Kerohanian Nabi Muhammad Saw: Satu Analisis Awal. Jurnal Al-Sirat , 2 (19), 130 – 142.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 60, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahid, U., Wasliman, I., Muchtar, H. S., & Insan, H. S. (2021). Management of Student Characteristics Through Extracurricular Activities in The School Environment Based on Islamic Boarding Schools. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 2 (2), 116 – 125. https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v2i2.97", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 129, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan Basri & Alamin Abdullah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 344, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99 | Vol. 5, No. (1) 2024: Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 429, "height": 45, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salim, A. (2023). Islamic Religious Education (PAI) Learning Based on The Independent Curriculum of Elementary School at Yogyakarta. Ta’dib , 26 (1), 199. https://doi.org/10.31958/jt.v26i1.9026", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 429, "height": 28, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sofanudin, A. (2019). Tipologi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Islam Terpadu (SIT). EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan ,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 164, "width": 62, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 (1), 42 – 56.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 429, "height": 60, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strogilos, V., & King ‐ Sears, M. E. (2019). Co ‐ teaching is extra help and fun: Perspectives on co ‐ teaching from middle school students and co ‐ teachers. Journal of Research in Special Educational Needs , 19 (2), 92 – 102. https://doi.org/10.1111/1471- 3802.12427", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 428, "height": 44, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulfemi, W. B. (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan Sekolah, Dan Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan ,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 290, "width": 293, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 (2), 166 – 178. https://doi.org/10.32729/edukasi.v16i2.474", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 428, "height": 44, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunhaji. (2016). Teaching Model of Integrated Learning in the Islamic Religious Education of Rasise the Faith and Devotion of the Students of State’s Senior Secondary Schools in Purwokerto City. European Journal of Social Sciences , 53 (4),", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 353, "width": 44, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "317 – 325.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 428, "height": 92, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suparjo, Hanif, M., & Indianto, S. D. (2021). Developing Islamic Science Based Integrated Teaching Materials for Islamic Education in Islamic High School. Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi , 11 (4), 282 – 289. https://doi.org/10.47750/pegegog.11.04.27 Susanti, R., & Ikhwanisifa, I. (2020). The concept of God: From the lens of students of integrated Islamic elementary schools. HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal , 17 (1), 46. https://doi.org/10.26555/humanitas.v17i1.8916", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 428, "height": 29, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suwardi, Akhyar, M., -, S., & -, A. (2023). Integrative Thematic Textbooks for Elementary School Students and the Impact. Asia Pacific Journal of Educators and Education ,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 494, "width": 268, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38 (1), 1 – 18. https://doi.org/10.21315/apjee2023.38.1.1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 429, "height": 92, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taşkın, Ö. (2014). An exploratory examination of Islamic values in science education: Islamization of science teaching and learning via constructivism. Cultural Studies of Science Education , 9 (4), 855 – 875. https://doi.org/10.1007/s11422-013-9553-0 Thamrin, L., Ghasya, D. A. G., & Pranata, R. (2023). The Practicality of Developing a Multi-Split Model Based on the Hands-on-Mind Approach as a Reconstruction of Basic Literacy and Character Values. Jurnal Ilmiah Peuradeun , 11 (3), 949 – 964.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 604, "width": 235, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.26811/peuradeun.v11i3.905", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 29, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thoriquttyas, T. (2018). Segregasi Gender Dalam Manajemen Peserta Didik Di Lembaga Pendidikan Islam. Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak , 2 (2).", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 651, "width": 258, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.21274/martabat.2018.2.2.287-314", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 45, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zabidi, F. N. M., Abd Rahman, N., & Halim, L. (2021). Integration of Islamic Values for Environmental Conservation: An Analysis of School Textbooks. Religions , 12 (7), 509. https://doi.org/10.3390/rel12070509", "type": "List item" } ]
5679f9a6-c5d2-695a-8172-2b642d944764
https://ejournal.uigm.ac.id/index.php/PGM/article/download/2915/1828
[ { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 790, "width": 6, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 67, "width": 404, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMPLEMENTASI SOSIAL MEDIA MARKETING PADA BALI SAFARI DAN MARINE PARK", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 113, "width": 257, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I Putu Yogi Aryana 1) , I Made Chandra Mandira 2)", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 140, "width": 420, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional Jalan Bedugul No.39 Denpasar Selatan, Bali/ 80225", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 165, "width": 357, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email : [email protected] 1) , [email protected] 2)", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 198, "width": 49, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 482, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi untuk menjadi rumah bagi ekonomi digital karena aktifnya penggunaan mobile phone, internet dan social media yang sangat tinggi sehingga berbagai perusahaan berpindah untuk menggunakan social media sebagi alat pemasaran. Dengan melihat peluang tersebut dan untuk menghadapi persaingan yang terjadi dengan otomatis Bali Safari & Marine Park berusaha untuk menciptakan strategi agar dapat bersaing merebut pasang pasar. Media sosial dengan segala keunggulannya dapat membantu dalam proses pemasaran. Dalam melakukan komunikasi pemasaran, perusahaan harus mengembangkan strategi untuk dapat mencapai semua rencana yang telah ditentukan. Strategi yang baik akan membawa keuntungan bagi terwujudnya tujuan perusahaan. Penelitian ini membahas tentang Implementasi social media marketing pada Bali Safari & Marine Park. penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa media sosial Facebook, Instagram dan TikTok direncanakan akan digunakan sebagai media komunikasi pemasaran digital.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 422, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Pemasaran, Sosial Media, Sosial Media Marketing, Facebook, Instagram, Tiktok", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 93, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 482, "height": 131, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revolusi industri 4.0 merupakan industri generasi keempat dimana adanya perubahan yang besar dimana teknologi menjadi penggerak utama yang mempengaruhi dan mengubah cara hidup, bekerja, berinteraksi dan bertindak dari berbagai sisi kehidupan bagi banyak orang. Perubahaan tersebut mempengaruhi kondisi perekonomian dan bisnis di dunia terutama negara berkembang yang sedang mengikuti perubahan tersebut seperti Indonesia yang sedang bergerak menuju ekonomi digital yang diklaim bisa menjadikan ekonomi lebih baik secara berkesinambungan. Dampak dari industri 4.0 yang cukup besar dimana bisnis ritel harus mengubah cara berbisnis. Disrupsi digital terjadi dengan munculnya e-commerce dan produk digital berbasis internet dengan penggunaan yang meningkat dan lebih unggul dengan sisi kenyamanan, biaya, waktu. Masyarakat mengalami perubahaan pola perilaku dan gaya hidup berbelanja dari offline menjadi online (Higginbottom & Scott, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 482, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi untuk menjadi rumah bagi ekonomi digital karena aktifnya penggunaan mobile phone, internet dan social media yang sangat tinggi. Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa Indonesia yang memiliki total populasi sebesar 277,7 juta. Koneksi dari mobile phone sebesar 370,1 juta, dilanjutkan dengan pengguna internet sebesar 204,7 juta dan pengguna social media yang aktif sebesar 191 juta berbanding dengan 68,9% dari populasi (Hootsuite, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 739, "width": 200, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : We Are Sosial Gambar 1. Pengunaan Digital di Indonesia", "type": "Caption" }, { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 39, "width": 106, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 790, "width": 6, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 484, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengunaan social media yang tinggi terjadi karena social media pada masa kini menjadi media utama yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima informasi serta terdapat fitur-fitur khusus. Social media adalah fenomena marketing yang relatif baru yang berhubungan dengan bagaimana engagement harus dibuat, dilacak dan diukur, social media menjadi media yang terbagi-bagi dengan banyaknya platform dan format yang bervariasi yang membuat perusahaan harus meluangkan usaha untuk melakukan melacak dan koordinasi untuk mengintegrasikan social media. Social media dapat digunakan dengan mudah untuk ikut berpartisipasi, berbagi, membuat isi seperti blog, forum, jejaring sosial, wiki, dunia virtual serta banyaknya produk digital social media lainnya yang terus berkembang (Muksin & Sunarti, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 482, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 memperlihatkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia menggunakan social media yang dalam skala yang tinggi dimana aplikasi yang paling sering digunakan adalah Whatsapp sebesar 88%, dilanjutkan dengan Instagram sebesar 84,8%, Facebook di Indonesia sebesar 81,3% dan pengguna Tiktok sebesar 63,1% dari jumlah populasi pengguna internet. Hal ini sudah dapat terlihat bahwa pengguna media sosial melalui jarigan internet di indonesia cukup besar serta penggunanya juga beragam dimulai dari usia 16 sampai 64 tahun. Dalam hal ini Masyarakat virtual sepertinya sangat menaruh perhatian yang tinggi terhadap media sosial sehingga terlihat dari 64 % masyarakat mampu mengakses internet dengan durasi rata-rata 7 jam 59 menit sampai dengan 8 jam. Berdasarkan data tersebut tak salah bila pemasaran via media sosial sangat di butuhkan perusahaan untuk mendongkrak pemasaram melalui media sosial pada saat ini (Hootsuite, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 444, "width": 107, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : We Are Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 459, "width": 284, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Social Media Yang Paling Digunakan di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 482, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bali Safari & Marine Park berlokasi di Jln. By pass Prof Ida Bagus Mantra, Gianyar, Bali. Bali yang merupakan daerah tujuan wisata utama yang sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan. Bali Safari & Marine Park menawarkan taman hiburan yang luas dan nyaman dengan tema hutan dan alam bebas layaknya di benua afrika. Setiap bagian produk yang ditawarkan Bali Safari & Marine Park memberikan kenyamanan untuk kepada para konsumen yang paling cocok dengan keinginan mereka, berbagai produk mereka tawarkan mulai Safari Journey, Tsavo Lion Restadurant, Bali Theatre, Mara River Safari Lodge. Dengan melihat peluang tersebut dan untuk menghadapi persaingan yang terjadi dengan otomatis Bali Safari & Marine Park berusaha untuk menciptakan strategi agar dapat bersaing merebut pasang pasar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 482, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat ini Bali Safari & Marine Park sudah melakukan kegiatan digital marketing melalui sosial media. Bali Safari & Marine Park memiliki akun-akun hampir di setiap sosial media seperti Instagram, facebook, dan TikTok. Perusahaan menggunakan sosial media tidak hanya untuk mengenalkan produk mereka saja (Muhammad, 2021). Namun Bali Safari & Marine Park juga dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Melihat banyaknya varian bentuk komunikasi pemasaran sosial media yang dilakukan oleh Bali Safari & Marine Park, akan dibahas kegiatan promosi atau bentuk komunikasi pemasaran melalui sosial media Instagram, Facebook, dan Tiktok.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 710, "width": 208, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 737, "width": 482, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian terhadap kondisi – kondisi yang terjadi di lokasi.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 790, "width": 6, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 482, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa informasi yang diperoleh dari responden terkait. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber yang diteliti melalui metode wawancara serta data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang ada seperti dokumen – dokumen serta referensi yang berkaitan dengan penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 159, "width": 482, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) observasi, sebagai suatu aktivitas yang sempit yakni memperhatikan sesuatu dengan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakn seluruh alat indera. Definisi ini dapat dipahami bahwa observasi yang baik harus melibatkan seluruh panca indera guna merekam setiap kejadian yang timbul selama proses pengamatan agar diperoleh informasi yang akurat. Dadang Iskandar.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 482, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) wawancara, digunakan pada riset kualitatif untuk mendapatkan fakta dan pemahaman akan opini, sikap, pengalaman, proses, perilaku, atau prediksi. Sebagai contoh, untuk mendapatkan informasi bagaimana auditor junior dididik dan dibina sehingga mampu meniti karir mencapai posisi partner, wawancara dapat dilakukan dengan menanyakan proses sosialiasi dan edukasi di kantor akuntan publik, pola pengembangan karir, dan juga pengalaman dari seorang partner. Wawancara tersebut dapat dilakukan terhadap beberapa partner secara individu satu per satu maupun sekelompok orang dalam bentuk grup terfokus.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 327, "width": 482, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 403, "width": 144, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 85, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Pemasaran", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 482, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran merupakan faktor penting yang harus dilakukan oleh perusahaan, bisnis atau produsen suatu produk sebagai upaya untuk mempertahankan bisnisnya (TICOALU et al., 2021). Bisnis dengan produk biasa-biasa saja bisa sukses hanya karena strategi pemasaran perusahaan cukup dapat diandalkan, sebaliknya bisnis dengan produk berkualitas tidak akan mengalami penjualan maksimum jika tidak ada upaya pemasaran yang baik terhadap konsumen. Tanpa proses pemasaran, pasar tidak akan tahu tentang produk atau layanan bisnis yang ada (Muhammad, 2021). Ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran, menurut (American Marketing Association, 2008)pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, menyampaikan, mengkomunikasikan, dan mempertukarkan tawaran (offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra dan masyarakat umum.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 91, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Media Sosial", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 482, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social Media adalah teknologi berbasis web dan seluler yang digunakan untuk mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif yang sebagai alternatif, perusahaan bisnis dapat menyebut media sosial sebagai “media yang dihasilkan konsumen”. Ide keseluruhan dari media sosial adalah untuk berintegrasi teknologi dan interaksi sosial untuk menciptakan nilai bagi pengguna (Raheni, 2018). Dengan melakukan itu, sering kali akan membantu memecahkan masalah konsumen (misalnya, dengan dialog komunikasi merek yang diperlukan, berbagi file multimedia, periklanan, dan blogging). Salah satu keunggulan utama media sosial adalah perannya dalam menjalin komunikasi dua arah menggantikan upaya media satu arah tradisional (Andrews et al., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 146, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3 Sosial Media Marketing", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 727, "width": 482, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Kotler & Keller, 2009) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaraan nilai dengan yang lain. Untuk mencapai maksud tersebut", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 790, "width": 11, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 482, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dibutuhkan apa yang disebut dengan bauran pemasaran, dan salah satu elemen penting dari bauran pemasaran tersebut adalah promosi. Dewasa ini telah berkembang pelaksanaan promosi melalui media sosial. Menurut (Kotler & Keller, 2009), promosi media sosial adalah sarana bagi konsumen untuk berbagai informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 132, "width": 333, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Syahbani & Widodo, 2017) promosi media sosial terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 145, "width": 482, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Context (konteks) adalah bagaimana kita membentuk sebuah pesan (informasi) seperti bentuk dari sebuah pesan, penggunaan bahasa maupun isi dari pesan tersebut. Bentuk indikator yang terdapat pada konteks yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 184, "width": 454, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) penyampaian pesan, proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 223, "width": 454, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) desain pesan, desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antar pengirim dan penerima.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 454, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) waktu penyampaian konten, dalam menyampaikan konten kepada konsumen harus diperhatikan durasi waktunya, supaya konsumen tidak merasakan jenuh dan mendapatkan pesan yang jelas.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 313, "width": 454, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(d) konten yang disajikan, sebagai pemilik bisnis harus benar-benar memastikan upaya dalam konten yang disajikan secara efektif dan mengupayakan secara maksimal untuk menciptakan sesuatu berkualitas dan dapat secara efektif menarik konsumen untuk berkunjung dan memutuskan untuk membeli.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 482, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Communication (komunikasi) adalah bagaimana berbagi cerita atau pesan (informasi) sebaik kita mendengar, merespon dan tumbuh dengan berbagai cara yang membuat pengguna merasa nyaman dan pesan tersampaikan dengan baik.Bentuk indikator yang terdapat pada komunikasi yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 416, "width": 454, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) respon admin, secara umum admin sosial media bertugas untuk mengatur dan mengelola akun sosial media milik perusahaan agar mendapatkan citra merek yang baik dari para calon konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 455, "width": 454, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) informasi yang disampaikan, hal yang perlu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti adalah sebagai berikut: buat pesan yang mudah dimengerti, fokus pada informasi penting, gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi pesan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 482, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4 Penerapan Sosial Media Marketing di Bali Safari & Marine Park Dari hasil observasi Platform social media yang digunakan oleh Bali Safari & Marine adalah Facebook, Instagram dan TikTok.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 752, "width": 390, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Social Media Facebook, Instagram dan TikTok Bali Safari & Marine Park", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 790, "width": 11, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 482, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fleksibilitas platform Sosial Media untuk digunakan di berbagai platfrom(dekstop/mobile), dapat digunakan dimana saja dan kapan saja membantu para marketing untuk tetap produktif berpromosi. Dalam beriklan, Sosial Media menyediakan berbagai opsi mulai dari yang tidak dipungut biaya hingga yang berbayar. Tentu saja opsi pemasangan iklan berbayar memiliki kelebihan di banding pemasangan iklan lewat posting status atau posting. Biaya pemasangan iklan yang ditawarkan oleh Facebook, Instagram maupun TikTok cukup beragam dan relatif terjangkau bagi perusahaan, sehingga perusahaan bisa mempromosikan produknya ke market yang spesifik. Platform media sosial yang digunakan seperti Instagram, Facebook, Tiktok. Dalam melakukan pemasaran pada media sosial yang dikelola oleh departemen Sales & Marketing yang terdiri dari tim content & Creative yang bertugas membuat desain artwork dan foto maupun video yang akan di posting pada social media. Selain itu ada tim digital marketing yang melakukan perencanaan konten dan memonitoring kegiatan pada social media marketing. Adapun jenis-jenis konten yang diposting Bali Safari & Marine Park yang diunggah pada platform media sosialnya adalah :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 482, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Konten Promosi : jenis konten ini berfokus pada promo yang diadakan oleh bali safari. Jenis-jenis promonya mulai dari, flash sale, buy 2 get 1 free, diskon, give away dan lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 459, "width": 429, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Konten promosi produk pada social Media Facebook, Instagram dan TikTok Bali Safari & Marine Park", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 482, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Konten Activity in Bali Safari : Konten ini berfokus pada aktivitas atau kegiatan apa saja yang bisa dinikmati Ketika berkunjung ke Bali Safari & Marine Park. Jenis kontennya seperti, konten feeding satwa, konten tentang show yang ada di Bali Safari, konten event yang diadakan oleh Bali Safari dan konten kegiatan lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 741, "width": 448, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Konten activity in Bali Safari pada social Media Facebook, Instagram dan TikTok Bali Safari & Marine Park", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 790, "width": 11, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 482, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Konten Edukasi : Jenis konten ini berfokus tentang edukasi satwa yang ada di Bali Safari & Marine Park. Jenis-jenis kontennya seperti, pengenalan satwa, fun fact satwa, tanya jawab sepuratan satwa dengan wisatawan, pemeriksaan Kesehatan satwa, dan lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 355, "width": 452, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Konten Edukasi Satwa pada social Media Facebook, Instagram dan TikTok Bali Safari & Marine Park", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 482, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Konten Review : Jenis konten ini berfokus terhadap fasilitas yang ditawarkan oleh Bali Safari & Marine Park. Jenis kontennya seperti, review kamar hotel, review makanan dan minuman dan lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 699, "width": 446, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Konten review hotel, restoran dan makanan pada social Media Facebook, Instagram dan TikTok Bali Safari & Marine Park", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 739, "width": 482, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bali Safari dalam melakukan pemasaran media sosial, memiliki aturan waktu untuk setiap postingan seperti :", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 790, "width": 11, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 482, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Pada facebook Bali Safari & Marine memposting konten setiap minggu 3 sampai 5 konten. Konten yang diposting seperti eflayer yang berisikan promo yang diadakan oleh Bali Safari & Marine dan postingan video tentang promo maupun video kegiatan-kegiatan yang bisa di nikmati di Bali Safari & Marine", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 120, "width": 482, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Pada Instagram Bali Safari & Marine memposting konten setiap hari dan bisa beberapa konten yang di posting di hari yang sama. Konten yang diposting seperti eflayer yang berisikan promo yang diadakan oleh Bali Safari & Marine dan postingan poto atau video tentang promo maupun video kegiatan-kegiatan yang bisa di nikmati di Bali Safari & Marine. Pada Instagram Bali Safari & Marine Park juga menggunakan fitur Live yang biasannya digunakan Ketika ada kegiatan promosi maupun kegiatan memperkenalkan tentang Bali Safari & Marine Park. Selain itu, pada Instagram Bali Safari & Marine Park juga melakukan repost story maupun feed jika terdapat wisatawan maupun influencer yang membuat konten tentang Bali Safari & Marine.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 482, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Pada Tiktok, Bali Safari & Marine Park hanya membuat sebuah konten yang berupa video/reels yang di posting 3 sampai 5 konten seminggu. Adapun konten yang dibuat yakni konten tentang kegiatan yang bisa di lakukan di Bali Safari & Marine Park, video tentang tingkah laku satwa, fun fact satwa dan review hotel, wahana dan restoran yang ada di Bali Safari & Marine Park. Selain itu Bali Safari & Marine Park juga memanfaatkan fitur Live di TikTok.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 482, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Adapun jam postingan yang digunakan dalam memposting konten di media social yang digunakan oleh Bali Safari & Marine Park untuk waktu siang hari dari jam 9 pagi sampai jam 1 siang. Dan untuk malam hari dari jam 6 sampai jam 9 malam.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 341, "width": 482, "height": 131, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan berbagai fitur yang ditawarkan bukan berarti penggunaan social media marketing tanpa kendala. Facebook, Instagram dan TikTok memiliki aturan ketat terkait konten yang dapat ditayangkan di lini halaman mereka. Kendala yang dihadapi saat memasang iklan adalah konten yang ditampilkan harus benar benar original, tidak mengandung unsur sara, tata bahasa yang tidak menyinggung pihak tertentu, foto produk harus terupdate dan dapat dipertanggung jawabkan kepemilikannya, serta pembatasan teks dalam foto produk. Kendala lainnya yang dialami yaitu perubahan ketentuan atau algoritma yang dapat berubah dengan cepat dalam hitungan bulan. Sehingga para pemasar harus menyesuaikan pengaturan konten dengan algoritma terbaru, jika tidak konten akan sepi dilihat atau tidak terlihat dihalaman pengguna social media yang jadi target perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 82, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 482, "height": 260, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bedasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan media sosial di indonesia dan global mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Perkembangan media saat ini memberikan berbagai opsi kepada masyarakat untuk menikmati informasi dengan cara yang beragam. Hal ini pula yang mendorong perkembangan sebuah media baru yang dari tahun ke tahun semakin terasa efeknya. Awalnya, kata media sosial bahkan tidak dikenal. Dalam era jejaring sosial sekarang ini terjadi pergeseran dari pemasaran offline ke pemasaran online. Adapun sosial media yang kini tengah ramai disorot konsumen dan pebisnis adalah Facebook, Instagram dan TikTok. Ketiga sosial media tersebut mengeluarkan platform dan fitur- fitur khusus untuk mendukung kegiatan digital marketing perusahaan dapat mengeksplorasi dan memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mempromosikan produk dan jasanya, baik melalui promosi free maupun berbayar. Dengan semakin banyaknya konsumen yang mengenal jasa dan produk mereka melalui social media, jasa dan produk tersebut makin laris dan menjadikan perusahaan kian berkembang. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu media pemasaran yang di ambil oleh Bali Safari & Marine Park. Dalam melakukan pemasaran pada media sosial yang dikelola oleh departemen Sales & Marketing yang terdiri dari tim content & Creative yang bertugas membuat desain artwork dan foto maupun video yang akan di posting pada social media. Selain itu ada tim digital marketing yang melakukan perencanaan konten dan memonitoring kegiatan pada social media marketing. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam social media marketing yakni kendala yang dihadapi saat memasang konten adalah konten yang ditampilkan harus benar benar original, tidak mengandung unsur sara, tata bahasa yang tidak menyinggung pihak tertentu, foto produk harus terupdate dan dapat dipertanggung jawabkan kepemilikannya, serta", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 28, "width": 238, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 7 No. 1 APRIL 2023 DOI : 10.36982/jam.v7i1.2915", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 28, "width": 106, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 790, "width": 11, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 482, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembatasan teks dalam foto produk. Kendala lainnya yang dialami yaitu perubahan ketentuan atau algoritma yang dapat berubah dengan cepat dalam hitungan bulan. Sehingga para pemasar harus menyesuaikan pengaturan konten dengan algoritma terbaru, jika tidak konten akan sepi dilihat atau tidak terlihat dihalaman pengguna social media yang jadi target perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 131, "width": 120, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 158, "width": 482, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan terimakasih diberikan kepada seluruh dosen Universitas Pendidikan Nasional Denpasar. Jurusan Manajemen dan dosen pembimbing, dan juga Terimakasih atas dukungan terhadap kegiatan pengabdian ini khususnya kepada Bali Safari & Marine Park.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 94, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 482, "height": 247, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "American Marketing Association. (2008). The American Marketing Association releases new definition for marketing. Press Release . Andrews, T., Andrews, J. C., & Shimp. (2013). Journal of Integrated Marketing Communications. Integrated Marketing Communications . Higginbottom, K., & Scott, N. (2008). Strategic planning of wildlife tourism in Australia. Journal of Ecotourism , 7 (2–3). https://doi.org/10.1080/14724040802140485 Hootsuite. (2022). Tendencias de redes sociales 2022, We are Social . Hotsuite.Com. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen pemasaran Jilid 1. In Jakarta . Muhammad, S. (2021). Pengaruh Sosial Media Marketing Instagram Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Toko Batik Al-Fath Kota Jambi. Repository UIN Sultan Jambi . Muksin, D. R. M., & Sunarti. (2018). Pengaruh Motivasi terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol.55 . Raheni, C. (2018). Pengaruh Media Sosial Terhadap Minat Beli Konsumen Studi Kasus Mahasiswa. Jurnal Sinar Manajemen , 5 (2). Syahbani, M. F., & Widodo, A. (2017). Food Blogger Instagram: Promotion Through Social Media. Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis , 1 (1). Ticoalu, S., Ruru, J., & Londa, V. (2021). Strategi Pemerintah Desa Dalam Menjaga Kestabilan Ekonomi Masyarakat Desa Di Masa Pandemi (Studi Kasus Di Desa Wolaang Kec …. In Jurnal Administrasi … .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 61, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History", "type": "Section header" }, { "left": 404, "top": 710, "width": 133, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 467, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CC BY-SA 4.0 License Received Revised Accepted Online : 05/09/2022 : 20/09/2022 : 30/09/2022 : 05/04/2023", "type": "Table" } ]
c49f15be-7884-a076-c864-f3a0d69da013
https://www.jurnalptik.id/index.php/JIK/article/download/87/38
[ { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 806, "width": 12, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 71, "width": 450, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 160, "width": 151, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sidratahta Mukhtar *", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 198, "width": 47, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Abstrak:", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 223, "width": 480, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Asia Tenggara sudah menjadi pusat perkembangan kelompok militan dan terorisme dalam satu dekade terakhir. Di berbagai wilayah di Asia Tenggara kerapkali terjadi pergerakan kelompok terorisme, seperti di Mindanao Filipina, Thailand Selatan, Malaysia dan Indonesia. Antara lain, Filipina kini menjadi arena penting bagi kelompok terorisme baik secara domestic, regional dan internasional dalam 20 tahun terakhir. Sejak pada tahun 1994, Jamaah Islamiyah (JI) mendirikan camp latihan Hudaibiyah menjadi tempat training teroris di Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia dan dari Timur Tengah. Banyak instruktur Camp latihan militer kelompok teroris itu berasal dari Indonesia dan Timur Tengah yang memiliki afiliasi dengan Al Qaeda. Karena itu, sejak awal para pemimpin ASEAN sudah menyadari dan mmebangun kerjasama regional dalam menghadapi ancaman terorisme.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 383, "width": 212, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Kata Kunci : Terorisme, Asia Tenggara, ISIS", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 735, "width": 235, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "* Sidratahta Mukhtar, Dosen tetap Ilmu Politik Fisipol UKI, mantan direktur Center For Security and Foreign Affairs (Cesfas) UKI, dan mantan dosen tidak tetap bidang ilmu politik dan pemerintahan PTIK (2004-2015).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 426, "width": 86, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 451, "width": 244, "height": 257, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pada KTT VII ASEAN di Brunei Darussalam dilahirkan Joint Action To Counter- Terrorism ASEAN yang menegaskan bahwa serangan terorisme pada 11 september 2001 merupakan serangan terhadap kemanusiaan, serangan kepada kita semua, dan karenanya adalah tantangan langsung bagi perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran ASEAN serta revitalisasi ASEAN 2020. Sikap ASEAN didasarkan pada Piagam PBB terkait upaya memerangi terorisme. 1 Setahun pasca Deklarasi ASEAN, di Manila pada tahun 2002, pemerintah negara-negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina menyetujui agenda anti terorisme bersama sebagai kerangka legal dan kerjasama dalam pertukaran informasi", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 717, "width": 48, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "1 ibid, hal 39", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 426, "width": 236, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "dan pembentukan prosedur komunikasi untuk operasi bersama anti terorisme Asia Tenggara. Pada waktu yang hampir bersamaan dilahirkan juga Special Ministerial Meeting on Terrorism.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 499, "width": 246, "height": 241, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Berbagai kebijakan dan kerjasama antar negara ASEAN itu menunjukkan betapa pentingnya masalah ancaman fundamentalisme dan ekstrimisme di ASEAN. Pihak militer Thailand pernah mengungkapkan bahwa salah satu faktor pemicu munculnya terorisme di Thailand Selatan adalah karena kuatnya hubungan dan kontak antar masyarakat di Selatan Thailand dengan jaringan dan masyarakat di Timur Tengah. 2 Munculnya ancaman baru terorisme di Asia Tenggara yakni sejak ISIS dideklarasikan sebagai negara Islam yang ditandai dengan pengangkatan diri oleh Abu Bakr Al Baghdadi sebagai Khalifah pada 29 Juni 2014.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 764, "width": 232, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "2 Diskusi Pribadi dengan Perwira Militer Thailand saat studi di Asia Pacific Center For Security Studies (APCSS), Hawaii, September 2008.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 70, "top": 806, "width": 223, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "94 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 241, "height": 289, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pasca deklarasi ISIS di Timur Tengah, dengan cepat ISIS berkembang diberbagai belahan dunia, dan keanggotaan ISIS berasal dari 80 negara. Data awal menmunjukkan puluhan ribu anggota pendukung ( foreign fighters ) di Iraq and Syria. Para anggota pasukan ISIS berasal dari beberapa negara Asia, yang berbasis dan memiliki jaringan kelompok ekstrimis ( extremist groups ) yang sudah mendeklarasikan dukungan dengan ISIS yaitu Indonesia, Malaysia, dan beberapa bagian wilayah Filipina. Berdasarkan data di awal tahun 2015 ini pasukan ISIS dari Indonesia diperkirakan 200 orang, 100 dari Filipina, 40 orang dari Malaysia, 150 orang dari Australia dan beberapa potensi dari negara Singapura. 3 Dalam perkembangannya ISIS mendapat dukungan yang signifikan dari kawasan Asia Tenggara.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 247, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Menariknya, negara-negara di Asia Tenggara terkesan kurang responsif, sehingga ISIS dapat membangun kembali basis kekuatan dan jaringan terorisme yang sebenarnya sudah mulai melemah. Menurut Sidney Jones bahwa dalam menghadapi munculnya ISIS di Indonesia dan Asia Tenggara, pemerintah Indonesia dipandang lebih baik membuat kebijakan atau Perppu anti ISIS yang melarang orang ke Syuriah dan bergabung dengan organisasi militer di luar negeri. Sejumlah negara di ASEAN memiliki kelemahan dalam pengaturan kewarganegaraan, sehingga membuat kelompok teroris dengan mudah pergi ke negara-negara basis ISIS.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 238, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Perkembangan ISIS yang cepat memerlukan pemahaman yang cermat mengenai anatomi, motivasi dan sasaran jaringan regional ISIS di Asia Tenggara. David Homan, Direktur ISIS AS, “.. Disturbingly, as the world’s best-resourced terrorist organization, ISIS seems closer to achieving its anti-Western objectives than any other extremist organization has before.” 4 Eksistensi ISIS di Asia Tenggara memicu instabilitas baru di kawasan,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 763, "width": 100, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "3 Ibid, hal 3 4 David Homan, Op Cit, hal 3", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 238, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "yang sejak dekade 1990 an, sudah menjadi pusat operasi jaringan organisasi terorisme regional yaitu Jamaah Islamiyyah (JI).", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 133, "width": 245, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia menjadi satu negara yang sangat terancam dari eksistensi ISIS. ISIS dan terorisme lainnya memanfaatkan situasi, melalui provokasi yang membuat terorisme mengalami peningkatan secara global. Jika 80 persen serangan terorisme terjadi di Afganistan, Pakistan, Irak, Suriah, dan Nigeria, sedangkan Indonesia juga mengalami banyak aksi-aksi terorisme yang sangat mengancam keselamatan Indonesia dan kawasan. 5 Berdasarkan pada latar belakang masalah tentang ISIS di atas, studi ini akan merumuskan masalah penelitian seperti di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 373, "width": 111, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Perumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 398, "width": 240, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sejak awal negara-negara di ASEAN telah menunjukkan sikap dan komitmen yang serius dan kuat dalam memerangi terorisme. Berbagai keputusan tingkat tinggi (ASEAN Summit) di berbagai negara di kawasan ini sudah dilahirkan dalam sepuluh tahun terakhir. Masalahnya, ancaman terorisme di kawasan seperti tiada akhir. Sejumlah negara seperti di Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, Mindanao, Filipina, dan Indonesia menjadi pusat perkembangan jaringan dan sel-sel terorisme regional.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 583, "width": 242, "height": 161, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Masalah yang kedua adalah mengapa kebijakan, sikap, tindakan dan agenda aksi anti terorisme regional tidak dapat menghentikan dan memerangi fundamentalisme dan terorisme sampai ke akar-akarnya. Pahadal ASEAN memiliki pilar keamanan yang juga didukung negara-negara maju di Asia dan di dunia. Nampaknya perang dan aksi anti terorisme kawasan ASEAN memerlukan pendekatan baru menyesuaikan dengan ancaman teror", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 764, "width": 233, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "5 Greg Barton, Tantangan Daya Tarik ISIS, Laporan Utama, TEMPO, 5 April 2015, hal 44", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 806, "width": 12, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 244, "height": 241, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "yang semakin kompleks, dengan aktor-aktor, jaringan dan pendanaan terorisme yang tumbuh subur dalam bentuk yang baru yaitu ISIS.ISIS memiliki banyak pendukung di ASEAN. Di mana Indonesia merupakan salah satu negara utama di ASEAN yang memiliki jaringan, aktor dan pendukung ISIS. Beberapa permasalahan diajukan dalam studi ini; 1. Bagaimana peran negara-negara di Asia Tenggara dalam menghadapi ekstrimisme dan terorisme di kawasan? 2. Bagaimakakah bentuk peran dan kerjasama antar negara-negara di Asia Tenggara dalam menghadapi ISIS? Serta, 3. Implikasi strategisnya bagi stabilitas kawasan Asia Tenggara ke depan?", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 332, "width": 172, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Teori Terorisme dan keamanan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 358, "width": 243, "height": 353, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sebuah definisi yang dirumuskan PBB, yaitu: (a). Terorisme berarti ”aksi kekerasan yang bermotif politik yang ditujukan kepada target tidak bersenjata ( non combatant ) oleh kelompok sub nasional atau organisasi bawah tanah, yang umumnya ditujukan untuk menarik perhatian ” ( politically motivated violence perpetrated against noncombatant targets by sub national groups or clandestine agents, usually intended to influence an audience ). 6 Paul Wilkinson, ahli politik internasional bahwa revolusi dan kekerasan politik umumnya merupakan penyebab terorisme. Termasuk dalam hal itu, konflik etnis, konflik agama, dan ideologis, kemiskinan, tekanan modernisasi, ketidakadilan politis, kurangnya saluran komunikasi damai, berlakunya tradisi kekerasan di satu wilayah, keberadaan kaum revolusioner, pemerintahan yang lemah, krisis kepercayaan pada rejim yang berkuasa, dan konflik elite yang berkuasa dengan kalangan elite non-berkuasa merupakan aspek- aspek yang mempengaruhi tindakan terorisme. 7", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 718, "width": 217, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Terorisme politik memiliki karakteristik", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 754, "width": 233, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "6 A.M. Hendropriyono, Terorisme, fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Jakarta, Oktober 2009, hal 32 7 Paul Wilkinson, Political Terrorism. London, Macmillar, 1974, hal 202", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 241, "height": 257, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "sebagai berikut: (1). Merupakan intimidasi yang memaksa; (2). Memakai pembunuhan dan penghancuran secara sistematis sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu; (3). Korban bukanlah tujuan, melainkan sebagai sarana untuk menciptakan perang urat saraf, yaitu ”bunuh satu orang untuk menakuti ribuan orang.” (4). Target aksi teror dipilih, bekerja secara rahasia, namun tujuannya adalah publisitas; (5). Pesan aksi cukup jelas, meskipun pelaku tidak selalu menyatakan diri secara personal; (6). Para pelaku kebanyakan dimotivasi oleh idealisme yang cukup keras, misalnya berjuang untuk agama dan kemanusiaan. Wilkinson menyebut, motivasi terorisme disebabkan oleh ketidakadilan di bidang politik. 8", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 341, "width": 248, "height": 321, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Menurut Azymardi Azra bahwa dalam Islam, seperti juga dalam tradisi Romawi kuno, jihad dalam pengertian terakhir, dipandang sebagai bellum justum dan sekaligus bellum pium, artinya perang keadilan dan kesalehan. Konsep Crusade (perang salib) merupakan tradisi yang terbentuk sejak Romawi kuno melalui tokoh besar seperti St. Augustine dan Isodore de Seville. Awal mula paham ini dari gagasan Jamaluddin Al Afghani dan juga dipengaruhi at Tahtawi, seorang pembaharu Islam dari Mesir, yang menyebut dua model, pertama, yaitu Islam dan patriotisme yang melahirkan dua bentuk persaudaraan, yaitu ukhwah Islamiyah dan ukhwah mataniah. 9 Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), Hendropriyono menunjuk lingkungan fundamentalisme sebagai “tanah subur” dalam banyak fundamentalisme (Kristen), fundamentalisme Yahudi dan fundamentalisme Islam. 10", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 677, "width": 171, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Teori Keamanan International.", "type": "Section header" }, { "left": 347, "top": 702, "width": 221, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Charles Maier, guru besar Harvard,", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 727, "width": 232, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "8 Paul Wilkinson, Terrorism and the Liberal State, the Mcmillan Press Ltd,", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 736, "width": 62, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "London, 1997, hal 17", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 746, "width": 234, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "9 Bilveer Singh dan A Munir Mulkhan, Jejaring Radikalisme Islam di Indonesia, Jejak sang Pengantin Bom Bunuh Diri, B Publisher, Yogyakarta. Hal 42-43", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 773, "width": 104, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "10 Bilveer Singh…Op Cit. hal 60", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 70, "top": 806, "width": 223, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "96 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 246, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "mendefinisikan tentang national security didasarkan pada konsep kepentingan nasional. Maier mengatakan, “… a capacity to control those domestic and foreign conditions that the public opinion of a given community believes necessary to enjoy its own self determination or autonomy, prosperity and wellbeing. ” Richard L Kugler (2006) mendefinisikan kebijakan keamanan nasional sebagai “… an organized or an integrated set of action from making public declarations to waging war-inteded to bring about favorable consequences that will help achieve articulated national goals .” 11", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 238, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Joseph S. Nye Jr memperkenalkan konsep soft power dalam menghadapi ancaman keamanan. mengatakan pentingnya penggunaan kekuatan non militer yaitu aspek soft power (kekuatan lunak) dan kekuatan ekonomi. Nye mengatakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 239, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "“… in such a diverse worlds, all three sources of power, military, economic, and soft remain relevant, although in different degrees in different relationships. However, if the current economic and social trends of information revolution continue, soft power will be come more important in the mix. The countries that are likely to be more attractive and gain soft power in the information age are those with multiple channels of communication that help to frame issues.” 12", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 101, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 574, "width": 241, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam studi mengenai ISIS di ASEAN ini adalah metode penelitian deskripsif analitis. Dalam pendekatan ini penulis akan menggunakan berbagai data dan temuan dengan mendeskripsikan kasus- kasus terkait fundamentalisme, terorisme dan militansi Islam. 13 Ahli penelitian kenamaan, Hadari Nawawi mengungkapkan kelebihan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 711, "width": 234, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "11 Riant Nugroho, National Security Policy, Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2013, hal 19-20", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 234, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "12 Joseph S. Nye Jr., Soft Power, The Means to Succes in World Politics, Public Affairs, New York, 2004, hal 31", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 747, "width": 235, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "13 Lisa Harrison, Metode Penelitian Politik (Jakarta: Kencana, 2007) hal 86. Syamsuddin Haris, Format Relasi Presiden-DPR dalam Demokrasi Presidensial di Indonesia Pasca Amandemen Konstitusi (2004-2008), Ringkasan Disertasi (Jakarta: FISIP UI, Desember 2008). Hal 35.", "type": "Footnote" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 246, "height": 449, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "metode deskriptif analitis terletak pada prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan obyek atau subyek penelitian seseorang, lembaga-lembaga, dan lainnya. Ada dua ciri metode deskriptif analitis, yaitu upaya memusatkan perhatian pada masalah aktual dan proses penggambaran pada fakta dan masalah yang diselidiki menggunakan penafsiran yang rasional dan kuat. 14 Sebagai analis dan peneliti terorisme dan fundamentalisme, pendekatan seperti ini cocok digunakan. Menurut Hadari Nawawi bahwa ada dua ciri metode deskriptif analitis, yaitu: (1). Memusatkan perhatian pada masalah yang ada pada saat penelitian itu dilakukan (sifat masalahnya aktual); (2). Menggambarkan fakta tentang masalah yang sedang diselidiki sebagaimana adanya dengan interpretasi yang rasional dan kuat. 15 Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dokumen dan data-data yang diperlukan di sekterariat ASEAN sebagai pusat pembuatan dan administrasi yang mendukumentasikan kebijakan dan agenda ASEAN dalam penanggulangan terorisme dan fundamentalisme di ASEAN.P roses pengumpulan data juga termasuk buku-buku, referensi, teori, dan bahan lainnya yang berhubungan dengan penyelidikan. 16", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 540, "width": 144, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pembahasan dan Temuan", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 566, "width": 243, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Menurut Anthony Richards, terorisme selalu diklasifikasikan berdasarkan ideology atau sistem kepercayaan para pelakunya, seperti terorisme nasionalis atau terorisme separatis. Terorisme sayap kanan ( right wing terrorism ), terorisme agama ( religious terrorism ), dan terorisme isu tunggal ( single issue terrorism ). Richards menjelaskan, semua ideologi itu memiliki pengaruh langsung terhadap jaringan terorisme. Kasus Al Qaeda terorisme dan", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 744, "width": 237, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "14 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2005, hal 63-64 15 Ibid, hal 63-64 16 Hadari Nawawi, Op Cit, hal 133", "type": "Footnote" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 806, "width": 12, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 238, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "kekerasan politik sebagai suatu tugas agama", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 92, "width": 245, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "( religious duty ) dan Irish Republicanism melakukan aksi separatisme yang didasarkan pada pandangan ideologi Republikan. 17", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 149, "width": 243, "height": 305, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Terorisme dapat berkembang pesat akibat revolusi teknologi informasi global. Salah satu taktik terorisme adalah menggunakan media publik sebagai alat propaganda untuk memudahkan penguatan jaringan nasional dan internasional. Terorisme digunakan sebagai media memaksa para pelaku Negara atau elit penguasa untuk dapat memperhatikan lebih jauh apa tujuan dibalik aksi kejahatan yang mereka lakukan. Revolusi informasi yang ditandai dengan perubahan pola komunikasi masyarakat modern yang berbasis teknologi informasi seperti Smartphone, WA, Blanckberry, Instagrams, Facebook dan Twitters. Nampaknya, terorisme global mengikuti trend revolusi ilmu pengetahuan yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi yang sedang berlangsung cepat ( speed ) dalam semua bidang kehidupan ( space ). 18", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 461, "width": 240, "height": 225, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "ISIS pada mulanya didirikan dengan visi regional Timur Tengah, khususnya untuk Irak, Suriah, Yaman, UEA, Jordania, Turki, Lebanon. Dalam perkembangannya, ISIS ditujukan untuk dikembangkan secara global pasca deklarasi pemimpin ISIS yang baru, Abu Bakar Al- Baghdadi dipenghujung tahun 2014. Karena itu, ISIS berubah menjadi Islamic State (IS). 19 Deklarasi mendapat dukungan yang cepat dari berbagai tokoh dan sel-sel terorisme seluruh dunia, termasuk di Asia Tenggara. 20 Selain faktor-faktor di atas, krisis di Irak dan Suriah dalam gelombang “Arab Springs” turut membawa banyak korban jiwa di mana ribuan umat Islam", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 701, "width": 235, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "17 Anthony Richards, From Terrorism to Radicalization to Extremism:", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 709, "width": 221, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Counterterrorism Imperatives or Loss of Focus?International Affairs 91:2,2015, hal. 375", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 727, "width": 234, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "18 Lihat rekomendasi dan rumusan hasil musyawarah kerja nasional dan seminar internasional, APPTI, Yogyakarta, 15-16 april 2016. Hal 2. 19 S. Yunanto, Perkembangan IS dan geopolitik Di Timur Tengah, Seminar Sehari UKI, Jakarta, 7 mei 2015, hal 1 20 Jolene Jerald, Rise of Islamic State Networks in Indonesia, RSIS, No.", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 773, "width": 74, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "011/2016 20 januari 2016", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 241, "height": 193, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "dan komunitas non muslim terusir dan dibunuh dan menjadi korban. Sedangkan pada tingkat Negara-negara ASEAN menghadapi ancaman kelompok radikal di tingkat regional, seperti di Indonesia dalam masalah terorisme separatis di Aceh, konflik antara Kristen dan Muslim di Maluku, dan konflik kekerasan di Filipina Selatan, oleh Abu Sayyaf dan kelompok Moro Islamic Liberation Front, serta konflik di Thailand Selatan. Selain itu juga terdapat konflik laten antara Muslim Rohingya dengan Negara di Myanmar. 21", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 277, "width": 246, "height": 417, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Perkembangan ISIS di Asia Tenggara tidak dapat dipisahkan dari Jamaah Islamiyah (JI).Asal usul perkembangan JI adalah terkait dengan Negara Islam Indonesia (NII) dan Tentara Islam Indonesia (TII) yang dideklarasikan SM. Kartosuwiryo tahun 1947. Studi Van Dijk diketahui bahwa gerakan untuk memproklamirkan berdirinya negara Islam (Darul Islam) pada 7 agustus 1949 oleh SM Kartosoewirjo merupakan cara kekerasan atau bersenjata untuk mewujudkan pembentukan negara Islam Indonesia (NII). 22 Gagasan dan perkembangan awal NII/TII tidak dapat dilepaskan dari peran sentral Kartosuwirjo. Jamaah Islamiyyah (JI) yang dimotori oleh Abdullah Sungkar pada 1 januari 1993. Dalam perkembangannya, JI menjadi organisasi dan jaringan terorisme yang kuat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia sebagai negara utama di kawasan ini. 23 Setelah membangun basis utama JI di Indonesia, Abdullah Sungkar dan Abubakar Baasyir dan generasi mengikutnya meninggalkan Indonesia untuk mengembangkan kekuatan dan jaringan baru di Malaysia, mengingat Malaysia saat itu belum memiliki UU yang ketat tentang anti terorisme.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 702, "width": 235, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "21 SOP Penanganan Keadaan darurat Stasiun KA dari ancaman terorisme, BNPT, 2014. Hal 10. Rohan Gunaratna, Islamic State Branches in Southeast Asia, RSIS Commentary 004/2016", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 729, "width": 234, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "22 Lihat Cornelis Van Dijk, Darul Islam Sebuah Pemberontakan, Pustaka Grafiti, Jakarta, 1987, hal 2", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 747, "width": 235, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "23 Solahudin, NII Sampai JI, Salafy Jihadisme di Indonesia, Komunitas Bambu, Depok, 2011, hal 273-274, Lihat Eric Hiariej, Aksi dan Identitas Kolektif Gerakan Islam Radikal di Indonesia, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 14, Nomor 2, November 2010, hal 136", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 806, "width": 223, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "98 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 243, "height": 529, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Tipologi terorisme regional di ASEAN, para ahli merumuskan bahwa JI yang berbasis di Malaysia, Singapura, Filipina dan Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut: (1). Struktur regional JI mirip dengan struktur organisasi Al Qaeda. (2). Jaringan Al Qaeda yang beroperasi di Asia Tenggara bersifat rahasia dan memiliki target operasi yang banyak di kawasan. (3). Kuatnya sistem dan jaringan Al Qaeda di Asia Tenggara dibuktikan dengan kemampuan mereka memasuki dan beroperasi di Singapura, sebuah negara yang kuat dan sistem keamanan yang tangguh. 24 Menurut ahli terorisme Malaysia, Andrew Tan, terorisme di Asia Tenggara mempunyai karakteristik dilatarbelakangi oleh ekstrimisme agama dan nasionalisme etnik. Ekstrimisme menjadi faktor pemicu utama aksi terorisme. Dengan mengatasnamakan agama, menggunakan istilah “Jihad, dan perang suci”, maka diharapkan akan menarik perhatian publik penganut agama itu. 25 Menurut Tan, sifat terorisme Asia Tenggara disebut dengan “postmodern terrorism” di mana motivasi agama dan etnik hanya sebagai samaran belaka ( amorphous ). 26 Zachary Abuza berpandangan, terorisme internasional memiliki perhatian pada kondisi Asia Tenggara yang mana hampir semua negara ASEAN menghasilkan senjata yang diperdagangkan secara ilegal dengan harga murah, negara-negara Asia Tenggara memiliki posisi pemerintahan yang lemah, dan negara- negara di kawasan ini memiliki hubungan dagang dengan Timur Tengah. 27", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 613, "width": 248, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Respon Negara-Negara di Asia Tenggara Sebagaimana diketahui bahwa ciri dasar dari ancaman terorisme adalah bersifat transnasional. Untuk memahami perkembangan dan anatomi terorisme regional di Asia Tenggara memerlukan pemahanan tentang kondisi lingkungan 24 Zachary Abuza, Op Cit, hal 12 25 Andrew Tan, Postmodern Terrorism in Southeast Asia, ISEAS, Singapore, 2001, hal 1-3", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 754, "width": 233, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "26 Ibid, hal 12 dan 15 27 Zachary Abuza, Terrorism in Southeast Asia and International Linkages,", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 773, "width": 146, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "USINDO Forum, Washington DC, 2002, hal 1-2", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 249, "height": 369, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "internasional. Fenomena terorisme dan perkembangan teorisasi hubungan internasional mengalami adaptasi sesuai dengan perkembangan kebijakan yang dibuat oleh kekuatan great power dan khususnya AS. Aktor-aktor internasional tetap dimainkan oleh kekuatan resmi yakni nation state, meskipun juga banyak aktor non state yang turut memainkan peran. Beberapa diantaranya seperti ASEAN, non government actor , seperti Palang Merah, dan transnational actor (NATO, Uni Eropa, Liga Arab) dan supra governmental organization (PBB), serta multinational cooperation seperti McD, Coca Cola, Sturbuck Coffee, dan sejenisnya). 28 Fenomena ketimpangan dan ketidakadilan global merambah ke lingkup regional dan sub regional. Menurut Hendropriyono, dominasi ekonomi minoritas Cina di Negara-negara Asia Tenggara, hegemoni Kroasia di Negara-negara Balkan, kekuatan hegemonik ras kulit putih di Negara-negara Afrika Selatan dan Amerika Latin, keturunan India di Afrika Timur, Libanon di Afrika Barat, Yahudi di Rusia. 29", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 460, "width": 205, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pengaruh Lingkungan Regional Asia Tenggara", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 502, "width": 244, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dalam persepsi AS, menurut Mohamad Faisol Keling dan Ganewati Wuryandari, 30 Asia Tenggara dianggap memiliki posisi strategis terkait dengan isu terorisme. Ada beberapa hal yang mendasari pertimbangan tersebut. Salah satunya kawasan ini dihuni oleh sekitar 20% dari populasi muslim dunia, khususnya Indonesia dan Malaysia. Keterkaitan ini berangkat dari asumsi AS bahwa kebanyakan dari para terroris atau kelompok militan terkait memiliki hubungan dengan ideologi Islam yang radikal. Bahkan, asumsi ini didasarkan pada anggapan kemungkinan menguatnya kembali gerakan separatis di sejumlah negara", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 744, "width": 234, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "28 Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 2.No. 4. Januari 2005, hal 332 29 Hendropriyono, Terorisme di Indonesia, Satria Studi Pertahanan Vol. 2 No. 1 februari 2006. Hal 2 30 Ibid, hal. 78", "type": "Footnote" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 806, "width": 12, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 235, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Asia Tenggara, seperti Gerakan Aceh Merdeka", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 92, "width": 238, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "(GAM), Abu Sayyaf dan Moro Islamic Liberation Front (Filipina), dan Patani (Thailand Selatan). Munculnya persepsi ini semakin menegaskan bahwa ide Asia Tenggara sebagai “second front” lebih terkait dengan faktor Islam daripada isu separatisme. Seperti dinyatakan oleh sejumlah pengamat bahwa perkembangan terorisme di Asia Tenggara berbasis pada “ethno-religious”.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 229, "width": 244, "height": 497, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Faktor-faktor yang menjadi pendorong perkembangan terorisme regional yang cepat khususnya ISIS adalah antara lain demokratisasi kawasan Arab Spring, Sengketa Perbatasan di laut China Selatan, permasalahan perbatasan wilayah, konflik sektarian di Myanmar, gerakan separatism di Thailand Selatan, gerakan separatism bangsa Moro di Mindanao Filipina Selatan. Demikian pula munculnya China dan India sebagai Negara industry baru, perdagangan bebas ASEAN-China, peningkatan jumlah penduduk kawasan, masalah tenaga kerja migran (migrant workers), dan memperlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun 2015. 31 Konflik-konflik yang masih terjadi di China, Myanmar, Thailand Selatan dan Filipina harus dilihat sebagai aspek-aspek yang mempengaruhi kondisi keamanan dan terorisme di kawasan ASEAN. Munculnya terorisme etnis Uighur, wilayah Xinjiang dilatarbelakangi oleh diskriminasi dan ketidakadilan terhadap masyarakat etnis Uighur. Diskriminasi etnik suku Rohngya oleh mayoritas dan pemerintah Myanmar yang beragama Budha menjadi pemicu eksklasi konflik kekerasan yang menimbulkan solidaritas kelompok fundamentalis di beberapa Negara ASEAN, termasuk Indonesia, di mana sejumlah serangan terorisme di tempat ibadah agama Budha membawa pesan terror dan balas dendam terhadap kekerasan yang dialami di kalangan suku Rohingya. 32", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 746, "width": 232, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "31 Naskah Akademik Penguatan Densus 88 AT Polri, Mabes Polri,2015. Hal", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 754, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "41-43", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 764, "width": 235, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "32 Ibid, hal 44. Bagian ini disertai analisa komparatif dengan dinamika terorisme di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 76, "width": 186, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Transformasi JI Asia Tenggara ke ISIS", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 101, "width": 243, "height": 321, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Menurut Nurani Chandrawati 33 , kelompok teroris di Asia Tenggara ini memiliki sel-sel berupa sembilan kelompok muslim militan atau radikal yang tersebar di Singapura, Malaysia, Filipina dan Indonesia, dan bertujuan membentuk Negara Islam Raya di kawasan Asia Tenggara. Sebagian besar dari pemimpin dan anggota –anggota sel JI diindikasikan merupakan sukarelawan yang pernah dilatih dalam kamp militer yang didirikan Osama Bin Laden. Mereka diterjunkan ke Afghanistan untuk mendukung perjuangan kaum mujahidin melawan invasi Uni Soviet. (Candrawati (2003) dalam Ganewati (2014). Dalam perkembangan selanjutnya, JI bertransformasi menjadi sejumlah organisasi atau “splinters groups” yang baru diantaranya adalah Laskar Hisbah, Tawhid Wal Jihad dan Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT). (Rohan Gunaratna (2012) dalam Ganewati (2014).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 429, "width": 245, "height": 289, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pembentukan struktur JI ini merupakan hasil komunikasi dan pengembangan jaringan internasional dengan Al Qaeda di Timur Tengah. Sejak era demokratisasi berlangsung di Indonesia pada tahun 1998-1999, JI mengalami perpindahan pusat kendali JI ke Indonesia, dengan sejumlah alas an sebagai berikut. (1). Fakta bahwa anggota JI terbanyak ada di Indonesia. (2). Kontrol Negara yang lemah terhadap masyarakat yang sedang mengalami transisi demokrasi yang diwarnai dengan berbagai euphoria reformasi. (3). Administrasi kependudukan yang tidak teratur dan aparat pemerintahan yang mudah disuap untuk mendapatkan kartu tanda penduduk. (4). Disiplin sosial yang rendah dalam kondisi masyarakat yang tidak tertib. (5). Kondisi wilayah dan masyarakatnya rentan dikuasai dan dipengaruhi ajaran NII dan fundamentalisme. 34", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 726, "width": 222, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Perkembangan terorisme global yang", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 763, "width": 200, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "33 Ibid, hal. 79 34 Diolah dari data Hendroproyono (2006) dan Sidratahta (2015).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 806, "width": 226, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "100 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 241, "height": 305, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "dinamis membuat negara-negara di belahan dunia menunjukkan respon yang beragam. Presiden Bush yang mencanangkan perang global terhadap terorisme memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap transformasi hubungan Amerika Serikat dengan negara relasinya di seluruh dunia, termasuk negara- negara Asia Tenggara. 35 ASEAN kemudian menjadi “kekuatan kedua” dalam kampanye global melawan terorisme, karena ancaman serius terorisme di kawasan Asia Tenggara. Di mana kawasan ASEAN terdapat faksi-faksi Islam radikal dan faksi militer militant ( militants armed ), kondisi negara-negara di ASEAN yang masih rentan terhadap ancaman terorisme. Sebagaimana ditemukan Angel Rabasa, bahwa ASEAN memiliki jumlah grup-grup teroris yang tergolong kecil, tetapi sudah bekerjasama dengan Al Qaeda. 36", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 389, "width": 240, "height": 193, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dalam konteks ASEAN, respon terhadap dinamika terorisme diekspresikan dalam berbagai ruang yang berorientasi pada perimbangan narasi agar agenda kontra-terorisme dapat dijalankan secara signifikan. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara khususnya sebagai pusat-pusat dari kekuatan terorisme regional, Malaysia, Thailand, Singapura, Indonesia dan Filipina memiliki repons yang aktif dalam menghadapi ancaman terorisme. Hal itu terlihat dari berbagai keputusan dan kerjasama yang dihasilkan oleh negara-negara anggota ASEAN ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 589, "width": 239, "height": 129, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dalam sebuah laporan terkait Terorisme di Asia Tenggara merilis aspek responsifitas ASEAN menghadapi gejala terorisme. ASEAN sejak tahun 2002 telah berkonsentrasi untuk melakukan pembentukan kerangka kerja hukum regional untuk menyeleraskan undang-undang anti terorisme nasional sebagai dasar untuk melakukan kerjasama antar negara. Sebagai contoh", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 235, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "35 Ali Muhammad, International Context of Indonesia’s Counter Terrorism Policy 2001-2004, Journal of Muhammadyah University, Yogyakarta,", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 754, "width": 16, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "2013.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 764, "width": 234, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "36 Angel M. Rabasa, Muslim World After 911, Rand Corporation, Sacta Monica, 2004, hal 394.", "type": "Footnote" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 248, "height": 241, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "pada Mei 2002, pemerintah Indonesia, Filipina dan Malaysia menandatangani  Agreement on Exchange and Establishment of Communication Procedures, yang di mana Thailand dan Kamboja juga menyetujui perjanjian itu kemudian. Perjanjian tersebut berisikan komitmen penandatangan untuk berbagi daftar penumpang penerbangan, daftar hitam, database sidik jari yang terkomputerisasi, kemudian disertai juga latihan gabungan antar negara dan penguatan pengawasan perbatasan dengan merancang sistem titik masuk dan keluar yang standar. Kemudian pada tahun 2003, Thailand, Kamboja dan Brunei ikut bergabung dalam mekanisme ini. 37", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 325, "width": 244, "height": 458, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dalam lingkup ASEAN, kerjasama telah dituangkan dalam kepsepakatan para menteri luar negeri yang tergabung dalam ASEAN Regional Forum (ARF) pada tanggal 2 Juli 2004. ARF menyepakati kerjasama bidang transportasi barang dan orang untuk menanggulangi ancaman terorisme internasional. Guna merealisasikan itu, ASEAN membentuk Masyarakat Keamanan ASEAN. Sejak itu telah disepakati sejumlah hal penting: (a). Memperkuat mekanisme internasional melawan terorisme. (b). Ratifikasi atau akses pada semua konvensi anti teror termasuk konvensi internasional melawan laju dana terorisme. (c). Mengembangkan kerjasama diantara organisasi penegak hukum dalam melawan terorisme, dan saling bertukar pikir dalam operasionalnya. (d). Mempelajari konvensi terorisme internasional dengan tujuan mengintegrasikan dengan mekanisme internal ASEAN. (e). Tukar menukar informasi intelijen dan memfasilitasi arus informasi teroris dan organisasi internasionalnya. Pergerakan sumber dana dan informasi yang melindungi korban, milik dan sistem keamanan pada semua alat transformasi. (f). Mengembangkan program pembangunan kapasitas regional ASEAN dalam menginvestigasi, mendeteksi, memonitor dan 37 http://citizendaily.net/terorisme-di-asia-tenggara/3/, diakses tanggal 1 januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 806, "width": 18, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 130, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "melaporkan aksi-aksi teror.", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 77, "width": 7, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "38", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 101, "width": 255, "height": 625, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Berbagai kerjasama dan forum di ASEAN yang terkait dengan peran negara- negara ASEAN dalam menghadapi terorisme yaitu: Pertama, Konferensi ASEAN pertama tentang kejahatan transnasional di Manila 18-20 Oktober 1997. Konferensi tersebut menghasilkan deklarasi yaitu ASEAN Declaration on Transnational Crime 1997. Deklarasi ini mengakui perlu adanya regional yang lebih jelas dan efektif untuk memberantas berbagai kejahatan tersebut, khususnya dalam aspek pertukaran informasi dan koordinasi kebijakan. Kedua, Manila Declaration on the Prevention and Control of Transnational Crime, bagian dari Asia Regional Ministerial Meeting on Transnational Crime, 23-25 Maret 1998 oleh United Nations Centre for International Crime Prevention, di Filipina. Ketiga, ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime di Yangon (Myanmar) 23 Juni 1999. Keempat, ASEAN Declaration on Joint Action to Counter Terrorism di Brunei Darussalam 5 November 2001 yang menekankan pentingnya kerjasama dalam hal jaringan di antara lembaga penegak hukum negara-negara ASEAN dan pelatihan dalam operasi intelijen, deteksi bom/ledakan, investigasi pasca ledakan, keamanan bandara dan dokumen perjalanan, persoalan imigrasi dan pengawasan lintas perbatasan. Kelima, ASEAN Convention on Counter-Terrorism (ACCT) dan UN Global Strategy on Counter Terrorism merupakan signifikasi kontra-terorisme ASEAN dalam kerangka kerjasama regional. Menurut Abdul Gani Abdullah bahwa kunci menghadapi ancaman terorisme adalah dengan mengutamakan kerjasama antar bangsa. 39 Keenam, ASEAN Comprehenshive Plan of Action on Counter Terrorism di Myanmar, 30 Juni 2009. Sejumlah capaian kerjasama dalam", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 737, "width": 232, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "38 Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 2 No. 4 Januari 2006, hal 315- 331 39 Abdul Gani Abdullah,(2003), Beberapa Catatan dari Pemberlakuan Perppu", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 764, "width": 219, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "tentang Pemberantasan Terorisme, dalam Sabar Sitanggang (Penyunting), Mengenang Perppu Anti Terorisme, Depkumham RI.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 242, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "rangka terorisme oleh ASEAN lainnya adalah ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) sebagai hasil dari ASEAN Ministerial Meeting (1997) dan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) (2001). 40", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 181, "width": 244, "height": 337, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pencapaian utama ASEAN    dalam kampanye perang melawan terorisme adalah dideklarasikannya  ASEAN Counter Terrorism Convention tahun 2007. ACTC ini adalah konvensi yang mengikat negara-negara anggota ASEAN dalam komitmennya untuk melakukan perang melawan terorisme. Instrumen yang dibentuk dalam ACTC ini adalah penguatan kerjasama regional, misalnya bantuan hukum timbal balik dalam masalah pidana dan adanya kemungkinan dalam proses ekstradisi tersangka terorisme. Menurut A. N. Wibisono, Asia Tenggara dianggap sebagai satu kawasan yang berpotensi menyimpan fenomena radikalisme dan terorisme. Pemerintahan George W. Bush menyatakan, Asia Tenggara adalah “front kedua” dalam “perang melawan teror”. Di Filipina juga terdapat beberapa kelompok yang dianggap radikal, di antaranya adalah  Moro Islamic Liberation Front  (MILF) dan kelompok Abu Sayyaf.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 525, "width": 245, "height": 193, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dalam konteks politik yang seperti inilah Al Qaeda dianggap telah memberikan dukungan ideologis, finansial dan operasional terhadap jaringan kelompok radikal seperti Moro Islamic Liberation Front  (MILF) dan  Abu Sayyaf Group (ASG) di Filipina, Jemaah Salafiyah (JS) di Thailand, Jemaah Islamiyah (JI) dan Laskar Jundullah di Indonesia, Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM) di Malaysia,  Arakan Rohingya Nationalist Organization  (ARNO) dan Rohingya Solidarity Organisation (RSO) di Myanmar dan Bangladesh. 41", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 746, "width": 233, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "40 Awani Irewati,, Hubungan Indonesia-Amerika Serikat dalam Menyikapi Masalah Terorisme Pasca 9/11, Jakarta, LIPI, 2005.", "type": "Page footer" }, { "left": 325, "top": 764, "width": 232, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "41 Zarchary Abuza, Tentacles of Terror, Al Qaeda’s South East Asia Network, Contemporary South East Asia, Vol. 24. No. 3 (Desember 2004). Hal 431", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 806, "width": 226, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "102 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 226, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dampak Deklarasi ISIS Terhadap", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 92, "width": 160, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Terorisme Baru di Asia Tenggara", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 117, "width": 245, "height": 257, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "JI adalah kekuatan inti terorisme di Asia Tenggara yang memiliki basis gerakannya di sejumlah negara di kawasan, yakni Thailand Selatan, Filipina Selatan, Malaysia, Singapura dan terutama Indonesia. ISIS yang dideklarasikan olehAbu Omar al-Baghdadi. Namun Abu Omar dibunuh oleh pasukan AS dan Irak tahun 2010.Kepemimpinan diganti oleh Abu Bakr al-Baghdadi dengan mendeklarasikan berdirinya Negara Islam pada Ahad, 29 Juni 2014. Menyatakan pemimpin mereka, Baghdadi, akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.Sejak awal tahun 2014, ISIS meluluh lantahkan Timur dan Barat Iraq, menghancurkan pusat peninggalan budaya Iraq, pada 24 Juli 2014.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 242, "height": 337, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Menurut Azyumardi Azra, ISIS-ISIL- IS lahir dari instabilitas politik, sosial dan agama di Timur Tengah. Ketika gelombang demokrasi sampai ke Syria, maka berkembang pula berbagai kelompok oposisi; sebagian murni merupakan gerakan ‘pro-demokrasi’, lebih banyak lagi adalah kelompok-kelompok militan-radikal dengan semangat sektarianisme keagamaan bernyala-nyala. 42 Prof. Ehsan Ahrari bahwa konflik Suriah telah membuka jalan bagi transformasi bagi gerakan terorisme baru, ISIS pasca “porxy war” antara dua super power pada masa perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet pada dekade 1980 an, pada saat ini konflik Suriah telah membangkitkan kembali sentimen baru perang dingin itu dalam bentuk yang lain, yakni proxy war antara Amerika Serikat dan Rusia. 43 Menurut Rohan Gunaratna, menyarankan kepada negara-negara ASEAN untuk menggalang kerjasama yang terpadu di lingkungan ASEAN, dengan mencontoh aliansi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 233, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "42 Ibid, hal 8 43 Ehsan M. Ahrari, Obama Versus Putin, The Making of Another Great Power Proxy War, small war journal.com, http://smallwarsjournal.com/ jrnl/art/obama-versus-putin-the-making-of-another-great-power-proxy- war-in-the-quicksand-of-syria diakses tanggal 2 januari 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 242, "height": 209, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "intelijen “Five Eyes” antara Amerika Serikat, Australia, Canada, Selandia Baru, dan Inggris. Kerjasama intelijen 5 negara itu menurut Gunaratna dapat menjadi model bagi ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, Indonesia dan Filipina dalam membangun kerjasama anti teror yang lebih baik. 44 Meningkatnya penyebaran ISIS di kawasan ASEAN harus menjadi kewaspadaan permerintah, aparat keamanan serta seluruh masyarakat Indonesia. Dari seluruh negara Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk beragama muslim paling besar.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 300, "width": 176, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Strategi dan Pendekatan Dalam Menghadapi ISIS", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 342, "width": 254, "height": 385, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Berdasarkan pada data di atas, bahwa ancaman terorisme regional di Asia Tenggara memiliki kesamaan ancaman antara Singapura, Malaysia dan Indonesia. oleh karena itu pemerintah Malaysia dan Indonesia membutuhkan adaptasi terhadap sistem dan pendekatan penanggulangan terorisme kedua negara itu dengan mengupayakan seperti strategi deradikalisasi yang mengutamakan pendekatan lunak ( soft approaches ), dengan memasukkan unsur media, kebudayaan, edukasi, dan agama dengan tujuan untuk menjelaskan kondisi obyektif organisasi ISIS sebagai organisasi teror yang mengamcam kesemalatan manusia. Selain mengedepankan pendekatan keamanan yang humanistik, Malaysia dan Indonesia juga perlu bekerjasama dengan masyarakat sipil dengan lembaga-lembaga keamanan pemerintah. 45 Kelompok-kelompok teroris ini membangun jaringannya di Asia Tenggara dengan menggunakan internet dan semuanya bersama- sama proaktif hadir dalam aksi teror di Suriah dan Irak. Saat ini pelatihan para anggota teroris dilakukan di Timur Tengah dan kembalinya", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 746, "width": 233, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "44 A version of this article appeared in the print edition of The Straits Times on November 26, 2015, with the headline ‘S’pore open to further ties to fight ISIS, diakses tanggal 5 Januari 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 302, "top": 773, "width": 30, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "45 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 806, "width": 18, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 235, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "mereka sangat mengkhawatirkan negara-negara Asia Tenggara.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 117, "width": 247, "height": 625, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pada akhir tahun 2015, ASEAN akan memasuki fase baru dimana selain dimulainya integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalahimplementasi pilar ke- 2, The New ASEAN Charter, sedangkan pilarpertamanya adalahASEAN Political and Security Community; salah satu cakupannya adalah kerjasama penanggulangan ancaman terorisme di kawasan Asia Tenggara.Negara- negara ASEAN pun telah meratifikasi ASEAN Convention on Counter Terrorism . Namun, namun implementasinya belum dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh. Salah satu hambatannya adalah perbedaan persepsi ancaman mengenai terorisme itu sendiri dan kesenjangan penanganan terorisme antar negara anggota ASEAN. Aparat keamanan dan pertahanan harus berhadapan dengan musuh yang tidak memiliki seragam dan tidak memiliki arena atau front line yang jelas. Oleh karena itulah, tidak sedikit yang menyebutkan bahwasanya perang melawan terorisme merupakan perang terhadap persepsi ancaman itu sendiri. Berbeda dengan perang konvensional dimana musuh dan indikator kemenangan dengan mudah diidentifikasi. Salah satunya adalah munculnya kelompok teroris ISIS sebagai dampak dari kekisruhan politik di Suriah dan Irak. ISIS, merupakan salah satu ancaman serius bagi Indonesia karena mengingat Indonesia adalah negara anggota ASEAN yang paling merasakan aksi terorisme skala besar seperti peristiwa Bom Bali I tahun 2002 yang didalangi oleh kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Politik Hukum dan HAM menyatakan terdapat sebanyak 16 kolompok. Islam Radikal di Indonesia yang bergabung dengan kelompok Slamic State Of Iraq And Syria (ISIS). 46", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 773, "width": 231, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "46 Press release Kementerian Hukum dan HAM RI, tanggal 15 Januari 2015.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 245, "height": 321, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Rohan Gunaratna dalam tulisannya, “Islamic State Branches in Southeast Asia, bahwa serangan kekerasan terorisme terbaru terjadi pada 14 januari 2016 dilakukan oleh ISIS Asia Tenggara, pola aksi, afiliasi dan identitas ISIS tidak menekankan pada sasaran serangan ISIS pada tempat perbelanjaan besar (major shopping mall), tetapi serangan ISIS di Sarinah mendekati sasaran pusat kota (dekat istana Negara, dan pusat lembaga-lembaga internasional). Modus operandi ISIS di Jakarta itu menurut Gunaratna memiliki motif yang sama dengan pola aksi di Istanbul dan Paris oleh grup ISIS di Eropa. 47 MIT dan JAT telah melakukan promosi ideology radikal secara diam-diam lebih dari satu dasawarsa terakhir. Pola perekrutannya dengan memperkuat pola interpretasi Islam radikal dengan pendekatan yang lebih longgar ( embracing the Islamic Groups ideology without joining organization formally ).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 405, "width": 243, "height": 209, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Indonesia membutuhkan kerjasama antar negara di ASEAN untuk menghadapi masalah terorisme. Sifat ancaman terorisme tiap negara ASEAN memiliki kesamaan dan perbedaan, tetapi yang pasti bahwa sifat ancaman di Asia Tenggara terkait dengan fundamentalisme agama dan nasionalisme etnik. Kelompok Abu Sayyaf, MNLF dan MILF di Filipina misalnya lebih berkarakter terorisme untuk perjuangan separatisme. Hal yang sama pun dialami oleh Thailand dalam menghadapi Gerakan Mujahidin Islam Pattani (GMIP) yang akhir-akhir ini tidak terdengar lagi aksinya.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 621, "width": 243, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Negara seperti Malaysia dan Singapura mungkin menjadi mimpi buruk bagi ISIS karena memiliki UU Internal Security Act (ISA) sehingga sulit bagi kelompok teroris mana pun bahkan bagi ISIS untuk mengembangkan gerakannya apalagi menjadikannya sebagai ladang pelatihan. Sementara isu terorisme di Myanmar masih relatif baru terutama setelah 47 Rohan Gunaratna, Islamic State Branhes in Southeast Asia, RSIS Commentary 004/2016.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 806, "width": 226, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "104 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 241, "height": 145, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Junta Militer Myanmar tidak lagi terlalu dominan menguasai sektor politik. Kelompok teroris di Kamboja seperti simpatisan Khmer Merah dan Cambodian Freedom Fighters (CFF) pun tidak terlalu banyak menunjukkan gerakan yang berarti dibandingkan NIIS, JI atau pun MILF. Di sisi lain, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam nyaris tidak pernah tersentuh oleh ancaman terorisme. 48", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 229, "width": 243, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Konsekuensi logis dari perbedaan persepsi ancaman terhadap terorisme sudah tentu menghasilkan kesenjangan penegakan hukum dan strategi penanganan terorisme antara negara-negara anggota ASEAN. Hal ini muncul karena isu terorisme belum menjadi persepsi ancaman kolektif dan prioritas bagi negara- negara anggota ASEAN. Sehingga kesenjangan inilah yang kemudian muncul sebagai hambatan dalam meningkatkan kerjasama ASEAN Convention on Counter Terrorism. 49", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 413, "width": 249, "height": 321, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "ASEAN pernah mengadakan kegiatan latihan bersama penanggulangan terorisme pernah dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN bulan November 2013, bertajuk Counter Terrorism Exercise (CTx). Latihan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI di Sentul, Bogor, Jawa Barat, ini sayangnya tidak efektif memberikan efek deterrence bagi kelompok teroris ISIS untuk beroperasi di Indonesia. Terlebih lagi, latihan tersebut tidak melibatkan satuan kontra terorisme yang lain seperti Densus 88 yang lebih banyak terlibat dalam penanganan kelompok teroris. Pemerintahan baru Jokowi-JK perlu meyakinkan negara- negara anggota ASEAN bahwasanya Indonesia tidak dapat bekerja sendiri dalam menangani masalah terorisme. Penanggulangan terorisme membutuhkan kerjasama lintas negara, antara lain pengawasan perbatasan, kerjasama pemblokiran dana yang diduga digunakan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 746, "width": 235, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "48 A. Sudirman, Universitas Padjajaran Bandung, Analisa ISIS dan kerjasama Terorisme ASEAN, http//liputanislam.com/analisa/isis dan kerjasama anti terorisme di asean. Diakses tanggal 3 januari 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 773, "width": 30, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "49 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 242, "height": 129, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "untuk mendanai aksi terorisme, pelatihan kontra terorisme bersama dan sharing intelligence information serta pertukaran best practices and lessons learn terutama dalam upaya pencegahan ideologi radikal (deradikalisasi). Semua itu sesungguhnya sudah tercakup dalam ASEAN Convention on Counter Terrorism , hanya tinggal implementasi dan optimalisasinya saja.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 213, "width": 248, "height": 529, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Indonesia mengusulkan untuk negara- negara ASEAN model deradikalisasi yang dilakukan oleh Indonesia khususnya oleh BNPT juga dapat dijadikan model alternatif penanganan terorisme bagi negara-negara anggota ASEAN lainnya. 50 Berbagai ahli mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan tindakan preventif terhadap proliferasi ideology ISIS yang senantiasa mempropagandakan melalui website-website untuk mendukung gagasan ISIS. Pengamat dan ahli terorisme juga mendorong pemerintah Indonesia mengajukan undang-undang dan regulasi yang lebih kuat ( stronger regulations ) dengan menggunakan model Malaysia’s Prevention of Terrorism Act (POTA), di mana Malaysia efektif mengawasi warga Negara mereka yang bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah, sedangkan Indonesia tidak memiliki kerangka legal ( legal standing ) yang dapat digunakan pemerintah terhadap warga Negara yang bepergian ke Irak dan Suriah sebagai foreign fighters . 51 Pendekatan penegakkan hukum perlu didukung oleh tindakan politik yang lebih kuat dari pemangku kepentingan dalam menghadapi jaringan ISIS baik di Malaysia dan Indonesia. PAS, UMNO dan organisasi-organisasi social politik di Malaysia dan Indonesia perlu mengambil bagian dalam upaya mencegah terjadinya radikalisme dikalangan masyarakat. Mengingat pertumbuhan ISIS dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang sangat pesat di Asia Tenggara khususnya Malaysia dan Indonesia. Ancaman yang nyata adalah", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 754, "width": 235, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "50 Counter Terrorism Exercise (CTx) ASEAN pada November 2013 51 Adri Wanto dan Abdul M. Wadqi, Islamic State: Understanding the Threat in Indonesia and Malaysia, RSIS No 231/2015, 29 october 2015.", "type": "Footnote" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 806, "width": 18, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 240, "height": 193, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "dengan munculnya kelompok baru yang dikenal dengan nama: Katiban Nusantara Lid daulah Islamiyah (The Malay Archipelago Battalion for the Islamic State) yang dipimpin oleh Bahrun Syam dan Jamaah Anshar Daulah Khalifah Nusantara (JAKDN) yang menfokuskan diri pada pengiriman jihadis ( foreign fighters ) ke Irak dan Suriah. 52 Jolene Jerald mendorong para aktor keamanan (security officials) untuk terus menghadapi ancaman asimetrik organsasi terorisme di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai bentuk “urban terorisme”. 53", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 277, "width": 244, "height": 401, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-27 ASEAN di Kuala Lumpur Malaysia. Obama menyebut perang melawan kelompok ISIS akan jadi pembahasan utama pertemuan pemimpin negara.  Malaysia adalah bagian dari koalisi untuk melawan ISIS dan dapat saling membantu melawan pengembangan isu-isu yang sesat. Obama juga mengatakan, sengketa Laut China Selatan juga akan menjadi salah satu topik utama pembahasan dengan negara-negara ASEAN yang hadir. Konflik Laut China Selatan ini melibatkan Taiwan dan negara anggota ASEAN lainnya yaitu Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei. Menurut presiden Obama, Amerika Serikat tidak percaya untuk menerapkan aturan hukum dan norma-norma internasional dalam penyelesaian sengketa maritim. Kebebasan navigasi dan aliran bebas perdagangan telah menjadi dasar bagi pertumbuhan daerah. Oleh karena itu, KTT dijadikan sebagai media strategis dalam mendorong kerjasama menghadapi ISIS sebagai ancaman terorisme internasional dan regional ASEAN. 54", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 685, "width": 238, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Menghadapi ISIS dan kelompok militan Asia Tenggara, para menteri pertahanan ASEAN", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 727, "width": 233, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "52 Jonene Jerald, Rise of Islamic State Network in Indonesia, No. 011/2016, 20 januari 2016. Hal 1", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 746, "width": 239, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "53 Ibid, hal 2 54 http://news.detik.com/internasional/3076865/obama-sebut-perang- lawan-isis-akan-jadi-bahasan-utama-di-ktt-asean, diakses tanggal 3", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 773, "width": 39, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 245, "height": 81, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "menyepakati suatu agenda bersama-sama menghadapi ISIS. Hal itu dilakukan melalui pembagian informasi, peningkatan pemantauan, dan mempromosikan kepedulian di antara masyarakat mengenai ancaman radikalisme.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 165, "width": 245, "height": 305, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "ASEAN sebetulnya masih memiliki cita-cita regional dalam memandang realitas masa depan. Oleh karena itu ASEAN masih harus terus mengembangkan konstruksi sosial dalam masyarakat, pentingnya ASEAN dan kekuatannya di ranah global. Sementara itu, dampak utama propaganda ISIS di Asia Tenggara diyakini menjadi inspirasi bagi gerakan Islam ekstrimis secara langsung. Potensi ini mendatangkan ancaman serta menyinggung masalah keamanan regional. Propaganda ISIS juga harus ditangani dengan hati-hati dan efektif. Sebab, prioritas mereka untuk menghadirkan tenaga dan sumberdaya militan mulai melirik ke daerah non-inti konflik, yakni kawasan ASEAN ini mulai besar. Pengalaman kelompok militan dan ekstrimis di Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand menyimpan potensi besar guna memasok kebutuhan calon yang direkrut.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 477, "width": 243, "height": 305, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Respon ASEAN menanggapi aksi teror dan radikal ini seringkali hanya berupa perangkat retoris belaka. Sejauh ini, negara-negara anggota ASEAN lebih banyak berfokus pada tindakan- tindakan yang tidak mengikat, tidak spesifik, dan tanpa membangun mekanisme monitoring kemajuan melawan tindakan-tindakan teror tersebut. Masyarakat modern ASEAN perlu melepaskan diri dari kecenderungan untuk mengeluarkan statement tanpa ada aksi afirmatif yang serius di tingkat regional. Dengan mendefinisikan ulang ASEAN Way , norma di tingkat regional dalam menghindari radikalisme mampu membangun semangat demokrasi dan ekonomi lebih baik. Fokus pada isu-isu yang lebih dapat menyatukan semangat regional seperti kesamaan menjaga budaya lokal, pertumbuhan menjadi negara yang modern, demokratis serta developmentalis mampu membuat ASEAN", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 806, "width": 226, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "106 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 248, "height": 65, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "memiliki kapasitas dalam menggalang kekuatan internalnya melawan radikalisme secara bersama-sama dalam kerangka kesepakatan- kesepakatan di tingkatASEAN.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 156, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Penguatan Model Penanganan Terorisme Asia Tenggara", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 246, "height": 433, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Ketika negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Indonesia sedang menghadapi kelemahan dukungan dasar untuk menghadapi ekstrimis Islam, maka Vietnam telah mempunyai infrastruktur keamanan yang mantap guna menghadapi ancaman radikalisme, sehingga Vietnam tidak memiliki sejarah serangan terorisme dan sampai saat ini tidak terdapat grup teroris yang mampu beroperasi dengan menargetkan pihak asing atau perusahaan asing. 55 Kesuksesan Vietnam dalam menghadapi ancaman terorisme dipengaruhi oleh kebijakan anti terorisme pemerintah Vietnam yang kuat ( government counter terrorism measures ). Vietnam tidak memberikan kompromis sedikit pun terhadap segala aktivitas terorisme melalui kebijakan kontra tereorisme yang konsisten. Vietnam memiliki kerangka legal melalui UU anti terror pada tahun 2013. Dalam kaitan itu, Vietnam memiliki kerjasama antar negara baik di Asia Tenggara maupun pada tingkat internasional tentang counter-terrorism. Bila pada level global Vitnam mengikuti konvensi PBB tentang terrorisme, maka di Asia Tenggara, Vietnam mengikuti ASEAN Convention on Counter Terrorism yang telah diratifikasi Vietnam tahun 2010. 56", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 241, "height": 97, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Kebijakan pemerintah Loas tentang counter terrorism didasarkan pada kerjasama Loas dengan masyarakat internasional menghadapi terorisme sejak tahun 2002, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas keamanan di wilayah perbatasan Negara. Loas mengadopsi 5 (lima)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 746, "width": 178, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "55 BBC, Country Risk Report Vietnam, 15 February 2015.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 756, "width": 234, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "56 Deputi Perwakilan Permanen republic Sosialis Vietnam dalam Sidang DK PBB dalam symposium on international counter terrorism cooperation New York, September 19, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 245, "height": 657, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "dari 16 (enam belas) prinsip universal counter terrorism dan program East and Southeast Asia Partnership on Criminal Justice Responses to terrorism yang dilahirkan pada tahun 2011. Selain itu Loas juga menjadi anggota tiga Negara dalam “country programme “ bersama Indonesia, Filipina dan Loas. 57 Dalam laporan Uni Eropa bahwa Indonesia merupakan negara yang paling tinggi ancaman terorisme dalam beberapa tahun terakhir. Uni Eropa menilai bahwa elemen penting dalam menghadapi terorisme di Indonesia dan ASEAN adalah mengubah situasi keamanan dan metode baru dalam menghadapi kegiatan ekstrimisme. Salah satu bentuk perubahan kebijakan yang ditawarkan Uni Eropa adalah focus pada penegakkan hokum pada tingkat local atau daerah. Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang memiliki aviliasi politik kekerasan dengan Al Qaeda itu beroperasi pada tingkat lokal. Terdapat kerjasama diantara jihadis yang pernah mendapat latihan militer dan pengalaman perang di Afganistan untuk membentuk pusat pelatihan militer di Filipina. Indonesia dan Filipina dapat melihat perkembangan ancaman terorisme dan ISIS din wilayah Mindanao dan Poso, dan kekuatan terorisme regional memiliki jaringan dan kontak yang intens dengan jaringan terorisme di Timur Tengah. Penguatan terorisme baru, ISIS didasarkan pada tuntutan mereka untuk mendirikan negara berdasarkan agama ( Shariah law ), di mana Indonesia bagi kelompok pendukung ISIS merupakan bentuk Negara berdasarkan pada sekularisme. 58 Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, sebagai Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan perbedaan etnik dan bahasa yang mencapai lebih dari 300 bahasa lokal. Di antara perkembangan nasional seperti itu, kelompok militan fundamentalis terus mendemonstrasikan kekuatan mereka dalam", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 754, "width": 233, "height": 19, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "57 Europian Union, South East Asia Profile Note on Government Counter Terrorism tahun 2015.", "type": "Page footer" }, { "left": 302, "top": 773, "width": 49, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "58 Ibid, hal 10", "type": "Footnote" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 806, "width": 18, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 238, "height": 65, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "beberapa tahun terakhir, dimana para pelaku terorisme dalam banyak kasus, seperti Bom Bali ternyata memiliki hubungan dengan JI dan Al Qaeda. 59", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 149, "width": 241, "height": 289, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Kebijakan pemerintah Indonesia sejak tahun 2000 an hingga kini telah banyak melahirkan berbagai institusi dan kebijakan nasional anti terorisme. UU anti money laundering , UU No.9 tentang Prevention and Eradication of Crimes of Financing of Terrorism. Indonesia merupakan negara yang telah banyak meratifikasi UU counter terrorism dan aktif di berbagai for a internasional seperti Global Counterterrorism Forum, ASEAN Regional Forum (ARF) Inter Sessional Meeting on Counter Terrorism and Transnational Crime (CTTC) dan APEC Counter Terrorism sebagai ketua sampai tahun 2014. 60 Indonesia merupakan salah satu Negara ASEAN yang mendorong kebijakan nasional dan internasional yang lebih kuat dalam kontra terorisme dengan mengedepankan pendekatan soft power dan deradikalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 445, "width": 244, "height": 257, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Malaysia merupakan negara di Asia Tenggara yang memiliki kebijakan kontra terorisme yang efektif. Bentuk kebijakan anti terorisme yang kuat dilakukan dengan membuat UU ISA (Internal Security Act), dengan badan keamanan nasional yang khusus menangani terorisme yaitu Royal Malaysia Police Special Task Force ( operation and counterterrorism ). Kerjasama internasional dilakukan Malaysia dalam bentuk Anti Terrorism Assistant (ATA) di mana Malaysia mengikuti program US Departement of State’s anti terrorism dan Container Security and Megaport Initiatives. Pada tingkat internasional, Malaysia melakukan kerjasama anti terorisme dengan APEC forum, dan Pacific group on money laundering. 61", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 701, "width": 248, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sebagaimana yang dipraktekkan di Indonesia, Malaysia mendorong peran pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 744, "width": 134, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "59 Ibid, hal 11 60 Indonesia Risk Report, EU, tahun 2015.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 764, "width": 233, "height": 19, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "61 Ministry of Foreign Affairs, Counterterrorism and International Crime, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 260, "height": 97, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "dan badan-badan keamanan nasional untuk memperkuat deradikalisasi kelompok ekstrimis ( de-radicalising violent extremist ). Guna melaksanakan pendekatan itu, Malaysia mendorong adanya program kontra terorisme melalui pendekatan community policing. 62", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 181, "width": 245, "height": 321, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sementara itu, Singapura dapat dipandang sebagai salah satu negara maju yang memiliki sistem kontra terorisme yang efektif di kawasan Asia Tenggara. Selain karena negara yang relatif kecil, tetapi melalui peran badan keamanan Singapore, yakni: Internal Security Act Authorises the Ministre for Home Affairs (HMA) yang mampu melakukan investigasi, unit penegak hukum, dan sebagai pusat kontrol serta komando penanggulangan terorisme Singapura. Singapura juga mendorong kerjasama ASEAN dalam proliferasi keamanan ( Proliferation Security Initiative ), dan berbagai dialog keamanan regional yang intens diselenggarakan atas dukungan Singapura. Singapura mendorong peran serta ulama dan agamawan untuk melakukan counter terhadap propaganda ISIS. Singapura mengutamakan pendekatan edukatif kepada generasi muda agar tidak mengikuti ekstrimisme dan ISIS. 63", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 509, "width": 251, "height": 225, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pemerintah Thailand meningkatkan kerjasama internasional dan regional tentang anti terorisme, khususnya kerjasama antara Thailand dan Amerika Serikat, juga melalui APEC, ASEAN dan ARF. Seperti halnya Malaysia, Thailand aktif dalam Asia Pacific Group on money laundering. Dalam menghadapi ancaman ekstrimisme, dan ISIS, Thailand menggunakan elemen masyarakat sipil untuk meningkatkan deradikalisasi pada Thailand Selatan. 64 Kamboja dan Myanmar adalah dua Negara anggota ASEAN yang aktif dalam organisasi dan aktivitas regional ASEAN dan ARF untuk menghadapi terorisme. Salah satu isu di Myanmar adalah", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 744, "width": 206, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "62 US Departement, Malaysia Country Report on Terrorism 2013. 63 State Departement Report, Singapore, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 764, "width": 233, "height": 19, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "64 US State Departement, Thailand Country Report on Counter Terrorism, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 806, "width": 226, "height": 17, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "108 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 240, "height": 177, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "tentang marginalisasi secara ekonomi dan politik bagi warga Rohignya, di mana pemerintah dan masyarakat kurang menerima kehadiran suku Rohignya yang dianggap bukan warga Negara Myanmar asli. Myanmar merupakan negara yang telah meratifikasi dan menerapkan prinsip terorisme dan anti money laundering sebagaimana telah menjadi komitmen dan konvensi regional ASEAN. Isu-isu regional seperti penduduk illegal, dan isu keamanan menjadi pusat perhatian pemerintahan Myanmar. 65", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 69, "height": 18, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 294, "width": 242, "height": 209, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Ancaman terorisme global dan regional yang berlangsung pada era modern dewasa ini telah membuat hampir semua negara di dunia ini memiliki kebijakan anti terorisme baik pada jangka pendek maupun pada jangka panjang. Apalagi PBB telah melahirkan banyak konvensi internasional tentang terorisme secara komprehensif, baik pada tataran prinsip-prinsip, aturan legal, money laundering, kerjasama regional, dan sub regional maupun pola-pola penanggulangan terorisme seperti hard power, soft power dan melalui pendekatan demokratisasi dan hak asasi manusia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 253, "height": 241, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sebagai bagian dari masyarakat internasional, negara-negara di Asia Tenggara telah memainkan peranan yang penting untuk mendorong segala upaya menghadapi ancaman terorisme. Mengingat, peran negara-negara di Asia Tenggara dalam menghadapi ancaman keamanan regional merupakan bagian integral dari cita-cita ASEAN sejak awal berdirinya. Dalam pilar keamanan merupakan salah satu isu terpenting ASEAN, selain masalah regional lainnya seperti sosial budaya dan ekonomi. Upaya negara-negara ASEAN dalam melakukan peningkatan kerjasama dalam menghadapi terorisme merupakan bagian dari dukungan dan komitmen ASEAN dalam mennghadapi perang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 773, "width": 201, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "65 US State Departement, Myanmar dan Cambodia Report, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 239, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "global terhadap terorisme. Aksi ektremisme, terorisme serta militansi Islam menjadi ancaman nyata bagi keberagaman masyarakat ASEAN.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 133, "width": 245, "height": 305, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Respon ASEAN dalam menghadapi ancaman ekstrimisme dan radikalisme yang berujung pada aksi-aksi teror mulai mendapat tanggapan besar dari ASEAN pasca peristiwa 11 September di Amerika Serikat (AS) dan bom Bali 12 Oktober. Beberapa pengamat melihat Asia Tenggara sebagai ‘front kedua’ dalam proyek global melawan terorisme yang diusung oleh Amerika Serikat. Respons terhadap terorisme tersebut mencapai puncaknya pada November 2001 saat para pemimpin ASEAN mendeklarasikan perang terhadap terorisme. Deklarasi tersebut tidak berasal dari konsensus nyata di antara negara-negara anggota. Adanya kepentingan domestik yang berbeda-beda antara Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura   membuat pencapaian kesepakatan regional dan perumusan langkah-langkah nyata tidak berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 445, "width": 239, "height": 209, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dalam menghadapi ancaman terorisme dan ISIS, negara-negara ASEAN memiliki kerjasama dan komitmen yang tinggi untuk bersama-sama mendorong pemberantasan terorisme melalui sharing intelijen, dana dan berbagai potensi yang memungkinkan dapat diberantasnya ancaman terorisme di Asia Tenggara. Kerjasama dan peran negara-negara di kawasan perlu ditingkatkan dalam menghadapi ancaman ISIS disebabkan oleh begitu kuatnya jaringan dan organisasi terorisme di ASEAN yang memiliki afiliasi dan kontak dengan basis terorisme global di Timur Tengah.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 662, "width": 242, "height": 113, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Bila di masa lalu, Jamaah Ismaliyah (JI) adalah salah satu basis utama Al Qaeda di Asia, maka ISIS saat ini juga memiliki kekuatan pendukung dan jaringan organisasi regional yang kuat terutama di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand Selatan. Perkembangan ISIS di sejumlah negara utama", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 806, "width": 18, "height": 17, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 244, "height": 305, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Asia Tenggara itu, menunjukkan besarnya ancaman terorisme yang terjadi pada tingkat regional, dan mengharuskan adanya saling bekerja sama satu sama lainya. Mengingat lembaga-lembaga keamanan regional bukan saja pada ASEAN, tetapi juga dapat bersinergi secara regional Asia Pasifik dan secara global dengan berbagai kekuatan dunia dalam menghadapi ISIS. Baru-baru ini, kasus Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Irak-Suriah diyakini mampu membangkitkan dan menginspirasi makar maupun aksi teror di regional Asia Tenggara. Pihak berwenang di setiap negara Asia Tenggara perlu mulai menyadari potensi tumbuhnya bibit- bibit radikalisme Islam di area masing-masing. Sebab kali ini, ISIS sangat masif, kreatif, serta menarik minat pemuda melakukan propaganda dibandingkan Jemaah Islamiyah (JI) ataupun al- Qaeda pada satu dekade yang lalu.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 389, "width": 242, "height": 385, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sebagaimana negara-negara Asia Tenggara memberikan respons aktif dan bahkan pro aktif menghadapi ancaman terorisme, maka ketika muncul ancaman terorisme baru yaitu ISIS di Asia Tenggara, maka pemerintah dan badan-badan keamanan yang dimiliki masing-masing Negara Asia Tenggara mengambil bagian lebih aktif dan intensif menghadapi tumbuhnya ISIS, dengan membatasi perkembangan dan dukungan di Negara masing-masing dan menghindari upaya keberangkatan warga negara di Asia Tenggara untuk menjadi Foreign Fighter di pusat ISIS di Suriah dan Irak. Namun, yang penting dipahami dalam konteks kontra terorisme ASEAN adalah, masing-masing Negara telah memiliki aturan hukum dan kebijakan nasional yang relative kuat untuk menghadapi ancaman terorisme dan ISIS. Hampir semua Negara ASEAN memiliki fokus pada program deradikalisasi dan pencegahan terorisme dalam bentuk yang soft power approach dengan mengutamakan pendekatan dialogis, pembangunan saling kepercayaan, dan beragam model pencegahan terorisme yang digunakan. Negara yang paling aman dari ancaman", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 241, "height": 241, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "terorisme dan ISIS yaitu Vietnam, memiliki kebijakan nasional yang kuat dan konsisten dalam menghadapi terorisme, beberapa Negara seperti Malaysia dan Singapura menggunakan aturan main ( rule of law ) yang lebih represif melalui sistem keamanan ISA. Berbagai dialog, diskusi, konvensi, dan konferensi di ASEAN telah digunakan untuk mendorong peran serta Negara-negara ASEAN dalam menghadapi terorisme global khususnya ISIS atai Islamic State (IS). Dengan demikian, negara-negara di Asia Tenggara telah merespon dengan aktif dalam menghadapi ISIS sebagai ancaman terorisme regional yang membahayakan masyarakat dan negara di kawasan Asia Tenggara.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 332, "width": 83, "height": 18, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 358, "width": 132, "height": 17, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Buku dan Hasil Penelitian:", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 382, "width": 248, "height": 81, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Abdullah, Abdul Gani,(2003), Beberapa Catatan dari Pemberlakuan Perppu tentang Pemberantasan Terorisme, dalam Sabar Sitanggang (Penyunting), Mengenang Perppu Anti Terorisme, Depkumham RI.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 471, "width": 240, "height": 65, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Buzan, Barry,(1991), People, States and Fear: an Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War. (Boulder: Lynne Rienner Publisher).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 543, "width": 242, "height": 65, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Brynjar, Lia, Skolberg Katja, (2000), Why Terrorism Occurs-A Survey of Theories and Hypothesis on the Causes of Terrorism, Norwegian Defence research Establishment, FFI.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 616, "width": 242, "height": 153, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Banyu Perwita, Anak Agung, (2006), Hakikat Prinsip dan Tujuan Pertahanan- Keamanan Negara , dalam Tim Propatria Institute, Mencari Format Komprehensif Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara , (Jakarta: Propatria) Born, Hans and Philipp Flupi,(2006), Oversight and Guidance: the Relevance of Democratic Oversight of Security Sector Reform (Mongolia: International Civil Society Forum,", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 806, "width": 226, "height": 17, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "110 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 240, "height": 17, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Departement of International Development,", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 92, "width": 145, "height": 17, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "U.K. Security Sector Reform).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 117, "width": 235, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Cohen, Eliot,(2011), World War IV, Lets Call the Conflict What It Is, Wall Street Journal, 20 Nov. 2001. Dalam The Indonesian Quarterly, Vol. 39 No. 2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 243, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Creswell, J.W. (2010) Research Design: Qualitatives, Quantitatives, and Mixed Method Approaches, Saga Publication, New Delhi, cetakan III.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 262, "width": 239, "height": 89, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Djelantik, Sukawarsini,(2010), Terorisme, Tinjauan Psiko-Politis, Peran Media, Kemiskinan, dan Keamanan Nasional, Jakarta, Yayasan Obor Dijk, Cornelis Van,(1987), Darul Islam Sebuah Pemberontakan , Pustaka Grafiti, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 359, "width": 236, "height": 89, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dengel, Holk H.,(2011), Darul Islam-NII dan Kartosuwirjo, SH, Jakarta Freadman, Thomas L.,(2000), The Lexus anf The Olive Tree, Understanding Globalization , rev. edn. New York, Anchor", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 231, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Gerry Stoker, David Marsh,(2010), Teori- Teori dan Metode Dalam Dalam Ilmu Politik, Edisi II, Cetakan 9, (Bandung: Nusamedia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 249, "height": 113, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Hadiwinata, Bob Sugeng, (2000), Transformasi Isu dan Aktor di dalam Studi Hubungan Internasional: Dari Realisme hingga Konstruktivisme , dalam Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi , Yulius P Hermawan (ed),(Yogyakarta: Graha Ilmu)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 242, "height": 97, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Harrison, Lissa, (2008), Metode Penelitian Politik (Jakarta: Kencana, 2007) hal 86. Syamsuddin Haris, Format Relasi Presiden-DPR dalam Demokrasi Presidensial di Indonesia Pasca Amandemen Konstitusi (2004-2008), Ringkasan Disertasi (Jakarta: FISIP UI)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 234, "height": 33, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Hendropriyono, A.M., (2009), Terorisme, fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Jakarta,", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 41, "height": 17, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Oktober", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 101, "width": 242, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Irewati, Awani, ( 2005), Hubungan Indonesia-Amerika Serikat dalam Menyikapi Masalah Terorisme Pasca 9/11 , Jakarta, LIPI.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 157, "width": 236, "height": 130, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Kiram, Ikhwanul,(2014), ISIS, Jihad atau Petualangan, Republika Press Koentjaraningrat,(1989), Metode-Metode Penelitian Masyarakat , Cetakan II, Jakarta Liota P.H, (2002), Boomerang Effect : the Convergence of National and Human Security , dalam Security Dialogue, vol 33, No 4.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 295, "width": 235, "height": 105, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Marsh, David & Gerry Stoker,(2010), Teori- Teori dan Metode Dalam Dalam Ilmu Politik, Edisi II, Cetakan 9, (Bandung: Nusamedia Mardenis,(2011), Pemberantasan Terorisme, Politik Internasional dan Politik Hukum Nasional Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 408, "width": 249, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Muhammad, Ali, (2013), International Context of Indonesia’s Counter Terrorism Policy 2001-2004, Journal of Muhammadyah University, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 480, "width": 241, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Mutimer,David,(1999), Beyond Strategy: Critical Thinking and the New Security Studies , dalam Contemporary Security and Strategy , Craig A Snyder (ed), (London: Macmillan Press Ltd)", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 553, "width": 241, "height": 105, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Nawawi, Hadari,(2005), Metode Penelitian Bidang Sosial , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Nurhadi,Robi,(2012), Counter-terrorism Strategy Indonesia and Malaysia, Universiti Kebangsaan Indonesia, Bangli,Malaysia.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 666, "width": 237, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Nawawi, Hadari (2005), Metode Penelitian Bidang Sosial , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 722, "width": 235, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Nye Jr., Joseph S. (2004), Soft Power, The Means to Succes in World Politics , Public Affairs, New York", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 806, "width": 18, "height": 17, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 76, "width": 241, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "______________, (2003), Report on the New International terrorism, WashingtonDC, Trilateral Commisssion", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 133, "width": 237, "height": 33, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Nugroho, Riant, (2013), National Security Policy , Pustaka Pelajar, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 173, "width": 246, "height": 81, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Prasetyono, Edy, (2006), Konsep-Konsep Keamanan”, dalam Merumuskan Kembali Kebangsaan Indonesia , Indra J Piliang, Edy Prasetyono, Hadi Soesastro (eds), (Jakarta: CSIS, 2006)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 262, "width": 234, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Soeprapto, R, (1997), Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi dan Perilaku, Jakarta: Pt Praja Grafindo Persada", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 318, "width": 253, "height": 65, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Singh, Bilveer dan A Munir Mulkhan,(2012), Jejaring Radikalisme Islam di Indonesia, Jejak sang Pengantin Bom Bunuh Diri , B Publisher, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 391, "width": 238, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Wilkinson, Paul,(2011), Terrorism Versus Democracy , Third Edition, routledge, London dan New York", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 447, "width": 139, "height": 17, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Media Massa, dan Makalah:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 472, "width": 238, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Abuza, Zarchary, Tentacles of Terror, Al Qaeda’s South East Asia Network, Contemporary South East Asia, Vol. 24. No. 3 (Desember 2004).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 528, "width": 240, "height": 65, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Aly, Bachtiar,(2015), Konstelasi Geopolitik Internasional: Peran Polri dan Momok ISIS, Jurnal Ilmu Kepolisian, Edisi 084/September – Desember", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 601, "width": 247, "height": 65, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "_____________,(2016), Menilik RUU Keamanan Nasional, Posisi Polri Dalam Perspektif Internasional, Jurnal Ilmu Kepolisian, Edisi 085/ April-Juni.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 673, "width": 239, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Bakti, Agus Surya, (2014), Pengantar dalam buku ISIS, Jihad atau Petualangan , Penerbit Republika", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 730, "width": 233, "height": 33, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Barton, Greg,(2015), Tantangan Daya Tarik ISIS, Laporan Utama, TEMPO, 5 April.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 233, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Chaidir, Irwan, (2014), Ancaman Terorisme dan ISIS di Indonesia , makalah Seminar Nasional BNPT.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 133, "width": 235, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Chaidir, Irwan.(2014), Ancaman Terorisme dan ISIS di Indonesia , makalah Seminar Nasional BNPT.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 189, "width": 237, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jolene Jerald,(2016), Rise of Islamic State Networks in Indonesia, RSIS, No. 011/2016 20 Januari.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 246, "width": 234, "height": 33, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 2 No. 4 Januari 2006", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 286, "width": 244, "height": 106, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Hamon, David and S. James Ahn, (2014), Premonitions of an ISIS homecoming in Southeast Asia, PacNet #78 Monday, November 10. Hendropriyono, (2006), Terorisme di Indonesia , Satria Studi Pertahanan Vol. 2 No. 1 Februari.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 399, "width": 240, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "AS HIkam, (2014), Peran Masyarakat Dalam Membendung Radikalisme , Deradikalisasi, Kompas, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 456, "width": 236, "height": 33, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Ikhwanul, Kiram,(2014), ISIS, Jihad atau Petualangan, Republika Press. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 496, "width": 238, "height": 97, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Luhulima, C.P.F.,(2003), Pemberantasan Terorisme dan Kejahatan Transnasional dalam Pembangunan Keamanan Asia Tenggara, Paper presentasi seminar Keamanan Regional Indonesia, BPPK Deplu RI, dan dimuat pada ANALISIS CSIS Tahun XXXII/. No 1", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 601, "width": 233, "height": 33, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Mukhtar, Sidratahta,(2015), Memperkuat Negara Menghadapi Ancaman ISIS , artikel Opini.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 633, "width": 74, "height": 17, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Sinar Harapan.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 657, "width": 238, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "________________.,(2015), Masa Depan ASEAN, Sudut Pandang Ilmu Politik, Makalah tidak diterbitkan, Jakarta, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 714, "width": 249, "height": 65, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Muhammad, Ali,(2013), International Context of Indonesia’s Counter Terrorism Policy 2001-2004, Journal of Muhammadyah University, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 806, "width": 226, "height": 17, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "112 Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 238, "height": 65, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Mutimer, David,(1999), Beyond Strategy: Critical Thinking and the New Security Studies , dalam Contemporary Security and Strategy , Craig A Snyder (ed), (London: Macmillan Press Ltd", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 245, "height": 65, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Prasetyono, Edy,(2006), Konsep-Konsep Keamanan”, dalam Merumuskan Kembali Kebangsaan Indonesia , Indra J Piliang, Edy Prasetyono, Hadi Soesastro (eds), (Jakarta: CSIS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 236, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Rabasa, Angel M.,(2004), Muslim World After 911 , Rand Corporation, Sacta Monica", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 262, "width": 251, "height": 65, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Rekomendasi dan rumusan hasil musyawarah kerja nasional dan seminar internasional, (2016), APPTI, Yogyakarta, 15- 16 April.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 334, "width": 234, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "SOP (2014), Penanganan Keadaan darurat Stasiun KA dari ancaman terorisme, BNPT.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 234, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Tan, Andrew (2001), Postmodern Terrorism in Southeast Asia, ISEAS , Singapore", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 415, "width": 235, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Widjajanto, Andi (2006), Human Security , (Jakarta: Makalah)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 238, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "White Paper Keamanan Nasional , (2010), Sekjen Wantannas, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 496, "width": 242, "height": 49, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Wibisono, Ali,(2016), I slamofobia dan Ekstremisme Berkekerasan, Seminar Nasional ASEAN Center UI, Depok, 30 November.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 553, "width": 240, "height": 49, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Yunanto, Sri, (ed), (2005), Perkembangan terorisme di Asia Tenggara, Ridep Institute, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 238, "height": 49, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "_____________,(2015), Perkembangan IS dan geopolitik Di Timur Tengah , Seminar Sehari UKI, Jakarta, 7 mei.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 231, "height": 65, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "h t t p : / / w w w . j p n n . c o m / read/2015/03/21/293578/Pengamat:-Tak- Perlu-Perppu-Menyelesaikan-WNI-yang- Terlibat-ISIS, diakses tanggal 23 maret 2015.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 738, "width": 244, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Pandangan ini diungkapkan oleh Kepala BNPT Komisaris Jenderal Saud Usman", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 76, "width": 212, "height": 17, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Nasution, di Jakarta, tanggal 20 maret 2015.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 101, "width": 231, "height": 65, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "h t t p : / / w w w . j p n n . c o m / read/2015/03/22/293767/Densus-88-Bekuk- Anggota-ISIS,-Tinggalnya-di-Perumahan- Mewah, diakses tanggal 23 Maret 2015.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 173, "width": 231, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "http://citizendaily.net/terorisme-di-asia- tenggara/3/", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 214, "width": 231, "height": 49, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "http://indonesian.irib.ir/editorial/fokus/ item/92514-strategi-indonesia-malaysia- menghadapi-isis-di-asia-tenggara", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 270, "width": 231, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "http://liputanislam.com/analisis/isis-dan- kerjasama-anti-terorisme-di-asean/", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 311, "width": 231, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "http://ansornews.com/read/20151217/ asean-dalam-ancaman-isis.html", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 351, "width": 239, "height": 65, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Diskusi Pribadi dengan Perwira Militer Thailand saat studi di Asia Pacific Center For Security Studies (APCSS), Hawaii, September 2008.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 424, "width": 240, "height": 97, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "https://us-mg61.mail.yahoo.com/neo/b/ssage ?sMid=1&fid=Inbox&sort=date&order=down&s tartMid=0&filterBy=&.rand=867474986&mid Index=1&mid=2_0_0_1_38490807_AFLFCmo AABfyVA%2F44wAAAIVqr9g&fromId=, diakses tanggal 10 januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 528, "width": 231, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "http://liputanislam.com/analisis/isis-dan- kerjasama-anti-terorisme-di-asean/", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 569, "width": 250, "height": 81, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "A. Sudirman, Universitas Padjajaran Bandung, Analisa ISIS dan kerjasama Terorisme ASEAN, http//liputanislam.com/analisa/isis dan kerjasama anti terorisme di asean. Diakses tanggal 3 januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 657, "width": 235, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Counter Terrorism Exercise (CTx) ASEAN pada November 2013", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 698, "width": 235, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Dikutip dari berbagai sumber (koleksi data tahun 2015)", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 738, "width": 231, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "h t t p : / / n e w s . d e t i k . c o m / internasional/3076865/obama-sebut-perang-", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Page header" }, { "left": 436, "top": 54, "width": 119, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "LAPORAN PENELITIAN", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 806, "width": 18, "height": 17, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 323, "top": 808, "width": 183, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Jurnal Ilmu Kepolisian | Edisi 089| Agustus - Oktober 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 231, "height": 33, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "lawan-isis-akan-jadi-bahasan-utama-di-ktt- asean, diakses tanggal 3 Januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 121, "width": 231, "height": 49, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "http:/www.bertasatu.com.asia257707- asean sepakatihadapikelompokteroris,bersama- sama,html. Diakses tanggal 3 januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 177, "width": 241, "height": 81, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "PacNet #78 Monday, November 10, 2014. Premonitions of an ISIS homecoming in Southeast Asia by David Hamon and S. James Ahn. PacNet commentaries and responses represent the views of the respective authors", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 266, "width": 119, "height": 17, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "(Straitstimes.com) 2015.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 290, "width": 240, "height": 65, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters, yang ditandatangani oleh delapan negara ASEAN pada 28 November 2004.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 363, "width": 256, "height": 97, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Ehsan M. Ahrari, Obama Versus Putin, The Making of Another Great Power Proxy War, small war journal.com, http://smallwarsjournal.com/jrnl/ art/obama-versus-putin-the-making-of-another-great- power-proxy-war-in-the-quicksand-of-syria diakses tanggal 2 januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 467, "width": 232, "height": 33, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Ministry of Foreign Affairs, counterterrorism and international crime, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 508, "width": 242, "height": 33, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "US Departement, Malaysia Country Report on Terrorism 2013.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 548, "width": 242, "height": 33, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "State Departement Report, Singapore, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 589, "width": 213, "height": 17, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "US State Departement, Thailand Country", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 76, "width": 164, "height": 17, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "report on counter terrorism, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 101, "width": 239, "height": 33, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "US State Departement, Myanmar dan Cambodia Report, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 141, "width": 119, "height": 17, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "(Straitstimes.com) 2015.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 166, "width": 234, "height": 153, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "http://ansornews.com/read/20151217/ asean-dalam-ancaman-isis.html http://www.straitstimes.com/asia/ se-asia/singapore-open-to-further-ties-to- fight-isis?utm_source=getresponse&utm_ medium=email&utm_c ampaign=rsis_ publications&utm_content=RSIS+Fortnightly+ Summary+%28Issue+118%29, diakses tanggal 3 januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 327, "width": 235, "height": 65, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "A version of this article appeared in the print edition of The Straits Times on November 26, 2015, with the headline ‘S’pore open to further ties to fight ISIS, diakses tanggal 5 Januari 2016.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 401, "width": 231, "height": 120, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "https://us-mg61.mail.yahoo.com/neo/b/ssage ?sMid=1&fid=Inbox&sort=date&order=down&start Mid=0&filterBy=&.rand=867474986&midIndex=1&m id=2_0_0_1_38490807_AFLFCmoAABfyVA%2F44wAAAI Vqr9g&fromId =, diakses tanggal 10 januari 2016. http://liputanislam.com/analisis/isis-dan- kerjasama-anti-terorisme-di-asean/", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 528, "width": 239, "height": 49, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Hasil wawancara dengan Sidney Jones, ahli terorisme internasional di Jakarta tanggal 2 Desember 2015.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 199, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 858, "text": "Peran Negara-Negara Asia Tenggara dalam Menghadapi ISIS", "type": "Text" } ]
71a236bd-ac64-918b-4dbc-a2126e892ca8
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/JEM/article/download/1157/926
[ { "left": 215, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 777, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 75, "width": 378, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TRANSFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 132, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ni Putu Nursiani", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 145, "width": 196, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dosen Tetap Jurusan Manajemen Universitas Nusa Cendana, Indonesia email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 215, "width": 67, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 455, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rapid change in an organization is an external power that caused a transformation. Basicly, main purpose in that transformation is to change the organization structure to be more flexible and competitive in smaller structural level and fewer number of managers and employees. Comprehensively transformation should be applied to overcome members rejection, so that the organization must find the solutions to reduce that barriers. Organization should learn about diverse of organization members culture and value, developing its own organization culture through effective communication. To support the development of organization culture, it must be a change in human resources policy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 408, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : HR Transformation, Organization transformation and business competition", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 106, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 455, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persaingan global yang makin intensif, teknologi yang berkembang pesat, pergeseran demografi, keadaan perekonomian yang fluktuatif, dan perubahan-perubahan dinamis lainnya telah memicu perubahan kondisi lingkungan di sekitar organisasi. Lingkungan bisnis telah mengalami perubahan, lingkungan yang mulanya stabil, dapat diprediksi, berubah menjadi lingkungan yang penuh ketidakpastian, kompleks, dan cepat berubah. Organisasi berdiri dan beroperasi di tengah-tengah lingkungan di sekitarnya, dan organisasi selalu berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Organisasi tidak dapat mengendalikan lingkungan di sekitarnya, sebaliknya organisasi harus selalu adaptif terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Menghadapi perubahan tersebut, perusahaan harus lebih kompetitif dan lebih fleksibel. Organisasi harus meninggalkan kebijakan dan praktek manajemen yang sifatnya hirarki dan fungsional, dan bergeser pada praktek-praktek baru di bidang manajemen yang lebih fleksibel. Fleksibilitas, saat ini menjadi persyaratan penting bagi organisasi, era globalisasi ini terjadi persaingan di berbagai sector terutama bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, perusahaan berjuang memiliki keunggulan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 777, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 455, "height": 157, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kompetitif (competitive advantage) tertentu dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan kompetitif perusahaan dibentuk melalui berbagai cara seperti menciptakan produk dengan desain yang unik, penggunaan teknologi modern, desain organisasi dan utilisasi pengelolaan sumber daya manusia secara efektif. Oleh karena itu pimpinan perusahaan memerlukan sumber daya manusianya (SDM) yang memenuhi kualifikasi persyaratan psikologis dengan berkualitas optimal agar mereka mampu mencapai kinerja tinggi; sehingga mampu mendudukan perusahaan pada posisi lebih kuat dibandingkan dengan kompetensi yang dimiliki pelaku bisnis pesaing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 262, "width": 367, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TRANSFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 304, "width": 250, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Bagan transformasi SDM era global", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 455, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pola kehidupan masyarakat yang sebelumnya berorientasi pada pangsa pasar (market share) menjadi pasar bebas (global market). Perubahan pola dasar tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat, sebagaimana perluasan pasar terutama dengan nilai-nilai sosial dan budaya (Granovetter dalam Dieter-Evers, 1988:78). Begitu pula Van Kessel (1996:97) berpendapat bahwa “pasar global merupakan suatu sikap, cara berpikir, suatu tatanan baru sebagai akibat terjadinya pertukaran secara bebas di bidang ekonomi, politik dan kebudayaan”.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 447, "width": 61, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingkungan Bisnis sekarang", "type": "Picture" }, { "left": 354, "top": 403, "width": 72, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Globalisasi  Teknologi", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 431, "width": 90, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Bisnis berbasis kompetensi", "type": "List item" }, { "left": 354, "top": 458, "width": 97, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Perspektif bisnis", "type": "List item" }, { "left": 224, "top": 448, "width": 231, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagai suatu sistem  Revolusi kualitas  Perubahan dan perubahan Visi, misi, strategi dan nilai - nilai", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 358, "width": 150, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tantangan lingkungan di masa mendatang", "type": "Table" }, { "left": 215, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 777, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada tiga alasan yang menyebabkan MSDM harus menjadi pelopor transformasi organisasional adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 116, "width": 437, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Persaingan yang makin intensif menuntut organisasi untuk dapat menurunkan biaya. Penurunan biaya dapat dilakukan dengan menghilangkan non-value added work. Selama ini Departemen Sumber Daya Manusia lebih banyak melakukan pekerjaanpekerjaan yang sifatnya administratif. Pekerjaan administratif merupakan non-value added work yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan menyita waktu cukup banyak. Akibatnya, kontribusi biaya SDM juga cukup besar atas biaya keseluruhan yang harus ditanggung perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 262, "width": 437, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Persaingan yang makin intensif menuntut organisasi untuk memberikan kualitas pelayanan yang lebih tinggi. Kualitas layanan yang lebih tinggi harus didukung oleh peningkatan kualitas layanan di semua bagian organisasi, termasuk Departemen Sumber Daya Manusia. Departemen Sumber Daya Manusia harus menyediakan layanan dengan cepat dan tepat kepada Departemen lain dalam organisasi. Untuk mendukung kesuksesan transformasi organisasional, proses dan sistem informasi HR harus dirombak total. Sistem HR tradisional cenderung tidak praktis, tidak efisien, kompleks, tidak terintegrasi dengan baik, tidak user- friendly, dan tidak fleksibel. Idealnya, sistem HR harus dirancang sebagai satu sistem yang terintegrasi dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 471, "width": 437, "height": 281, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Praktek manajemen tradisional yang cenderung bersifat birokratis harus dirubah untuk mendukung kesuksesan transformasi organisasional. Manajemen tradisional menekankan pengendalian, konsistensi, dan kepastian. Semua perencanaan yang dibuat menekankan pencapaian tujuan finansial dan resiko adalah hal yang harus dihindari oleh manajemen. Manajer dikader dan dipromosikan dari dalam, jenjang karir karyawan telah dibuat secara jelas dan terstruktur. Pengembangan karir dilakukan melalui training-training yang sifatnya formal. Penghargaan karyawan diberikan dalam bentuk salary, employee benefit, dan job security . Karakteristik manajemen tradisional tersebut di atas tidak dapat mengakomodasi fleksibilitas yang dibutuhkan organisasi. Dalam kondisi lingkungan yang penuh ketidakpastian dan cepat berubah, praktek manajemen yang sifatnya langsung dan informal diperlukan untuk fleksibilitas organisasi menghadapi lingkungan yang cepat berubah, tetapi praktek manajemen yang sifatnya formal dan menekankan disiplin juga diperlukan untuk koordinasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 777, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 419, "height": 365, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya, praktek manajemen yang fleksibel harus menekankan keseimbangan antara fleksibilitas dan koordinasi dalam organisasinya. Oleh karena itu cara yang dipilih organisasi untuk menjadi lebih kompetitif dan lebih fleksibel adalah dengan merombak struktur organisasi, atau dengan kata lain organisasi harus melakukan transformasi organisasional. Akibatnya muncul bentuk-bentuk organisasi baru, antara lain: boundaryless organization, virtual organization, empowered organization, high-performing work teams, dan process reengineered organization. Jadi, sebenarnya bentuk-bentuk organisasi baru adalah produk transformasi organisasional yang dilakukan organisasi. Sayangnya, implementasi transformasi organisasional tidak selalu sukses, ada banyak hambatan dalam proses perubahan tersebut. Hambatan terbesar yang sering ditemukan adalah penolakan anggota organisasi terhadap perubahan tersebut. Tujuan utama artikel ini memaparkan hambatan terbesar dalam implementasi transformasi organisasional, dan berusaha memberikan alternatif solusi memperkecil hambatan tersebut, serta memaparkan implikasinya terhadap praktek-praktek Human Resources (HR), terutama rekerutmen dan seleksi. Ada beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab oleh organisasi sebelum melakukan transformasi organisasional, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 449, "width": 370, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Apa sebenarnya yang dimaksud dengan transformasi organisasional?", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 470, "width": 313, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Apa faktor kunci kesuksesan transformasi organisasional?", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 491, "width": 388, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Apa yang menyebabkan resistensi terhadap transformasi organisasional?", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 512, "width": 415, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Usaha apa yang perlu dilakukan untuk memperkecil resistensi terhadap transformasi organisasional?", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 553, "width": 415, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Apa Implikasi transformasi organisasional terhadap praktek HR, terutama rekrutmen dan seleksi?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 223, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TRANSFORMASI ORGANISASIONAL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 455, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transformasi organisasional adalah perubahan-perubahan organisasional yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan internal dan eksternal, sifatnya radikal, atau evolusioner. Tetapi, dalam konteks transformasi organisasional sebagai wujud respon organisasi terhadap perubahan lingkungan, Ross Perot seperti dikutip oleh Walker (1988) menyatakan: “slow, gradual, evolutionary change is the same as none at all.” Perubahan-perubahan yang sifatnya lambat, bertahap, evolusioner dipandang tidak", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 777, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat mengakomodasi perubahan lingkungan yang cepat. Jadi, perubahan-perubahan organisasional yang evolusioner tidak relevan dengan perubahan lingkungan yang cepat. Perubahan radikal dalam transformasi organisasional memunculkan tantangan berat bagi organisasi saat ini, bagaimana organisasi dapat melakukan transformasi organisasional tanpa menimbulkan masalah, atau dampak yang menyakitkan bagi anggota organisasinya. Perubahan tidak selalu diterima oleh anggota organisasi, lebih- lebih oleh anggota yang terkena dampak perubahan tersebut. Agar perubahan yang dilakukan dapat berhasil, dan tidak menimbulkan dampak yang menyakitkan bagi anggota organisasi, organisasi tidak boleh melakukan perubahan secara terus-menerus, organisasi harus mengetahui kapan saat yang tepat untuk melakukan perubahan. perubahan besar dan perubahan kecil harus dilakukan pada interval waktu yang tepat. Ini disebut dengan dynamic stability (Abrahamson, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 455, "height": 427, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transformasi organisasional yang dilakukan tidak selalu sukses, ada hal penting yang harus dipertimbangkan oleh organisasi, yaitu: kemungkinan terjadinya penolakan terhadap perubahan. Transformasi organisasional yang dilakukan dengan reengineering misalnya mempunyai resiko untuk gagal yang disebabkan oleh resistensi terhadap perubahan oleh status quo (Yeung and Brockbank, 1996). Artinya, jika organisasi dapat memperkecil resiko terjadinya resistensi terhadap transformasi organisasional, maka transformasi organisasional yang dilakukan akan berhasil. Selain itu, untuk mensukseskan transformasi organisasional dibutuhkan dukungan dan keterlibatan manajemen puncak, visi perubahan yang jelas, model perubahan khususnya untuk Human Resources direncanakan secara matang, melibatkan semua pihak pada berbagai tingkatan manajemen dalam merencanakan dan mengimplementasikan transformasi organisasional, karyawan juga harus lebih diberdayakan. Transformasi organisasional yang dilakukan tidak selalu sukses, ada hal penting yang harus dipertimbangkan oleh organisasi, yaitu: kemungkinan terjadinya penolakan terhadap perubahan. Transformasi organisasional yang dilakukan dengan reengineering misalnya mempunyai resiko untuk gagal yang disebabkan oleh resistensi terhadap perubahan oleh status quo (Yeung and Brockbank, 1996). Artinya, jika organisasi dapat memperkecil resiko terjadinya resistensi terhadap transformasi organisasional, maka transformasi organisasional yang dilakukan akan berhasil. Selain itu, untuk mensukseskan transformasi organisasional dibutuhkan dukungan dan keterlibatan manajemen puncak, visi perubahan yang jelas, model perubahan khususnya untuk Human Resources direncanakan secara matang, melibatkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 777, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semua pihak pada berbagai tingkatan manajemen dalam merencanakan dan mengimplementasikan transformasi organisasional, karyawan juga harus lebih diberdayakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 455, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor-faktor penyebab resistensi terhadap transformasi organisasional, resistensi itu sendiri menurut Zaltman and Duncan “any conduct that serves to maintain the status quo in the face of pressure to alter the status quo” (1977: 63). Ada beberapa teori yang menyatakan faktor penyebab penolakan terhadap perubahan (T. Hani Handoko, 1996):", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 220, "width": 437, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi. Bila ini terjadi organisasi kemungkinan akan terus kehilangan efektifitasnya.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 262, "width": 437, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Orang mungkin mengabaikan perubahan. Manajer mungkin menangguhkan keputusan-keputusan dengan harapan bahwa masalah yang terjadi akan hilang dengan sendirinya.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 324, "width": 437, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Orang mungkin menolak perubahan. Karena berbagai alasan manajer dan karyawan mungkin menentang perubahan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 366, "width": 437, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 407, "width": 437, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Orang juga mungkin mengantisipasi perubahan dan merencanakannya, seperti yang banyak dilakukan perusahan-perusahaan progresif.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 455, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keanekaragaman membawa satu implikasi penting bagi organisasi, yaitu: budaya dan nilai-nilai yang diyakini oleh karyawan juga akan berbeda-beda. Tetapi, sayangnya banyak organisasi yang mengabaikan hal tersebut. Organisasi tidak menyadari dan memperhatikan perbedaan tersebut, organisasi selalu berpegang pada asumsi bahwa orang lain akan mempunyai nilai dan budaya yang sama seperti dirinya, organisasi tidak pernah melakukan komunikasi secara terbuka dengan anggota organisasinya. Akibatnya adalah sering terjadi cross-cultural miscommunication (Kirkman and Shapiro, 1997). Kesalahan tersebut berpotensi besar untuk menimbulkan resistensi terhadap transformasi organisasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 455, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengapa budaya organisasi menjadi isu yang sangat penting dalam proses transformasi organisasional? Goffes and Jones (1996) menyatakan: “Without culture, a company lacks values, direction, and purpose”. Namun, sayangnya banyak organisasi yang justru tidak memahami apa yang dimaksud dengan budaya organisasi. Budaya itu sendiri secara semantik diartikan sebagai suatu komunitas. Budaya adalah hasil dari", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 777, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "interaksi individu-individu dalam sebuah komunitas. Reichers dan Schneider seperti dikutip Nelson (1996) menyatakan: “culture refers to subconscious assumptions, shared meanings, and ways of interpreting things that pervade the whole organization”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 455, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain mengetahui potret budaya dan nilai-nilai yang diyakini anggota organisasinya, adalah penting bagi organisasi untuk mengetahui potret budaya organisasinya sendiri saat ini. Mengapa penting? Karena jika organisasi tidak tahu budaya organisasinya sendiri, maka sangat mustahil bagi organisasi untuk membangun budaya organisasi yang dapat mendukung transformasi organisasional. Berdasarkan dimensi sociability dan solidarity, menurut Goffe and Jones (1996) ada empat tipe budaya organisasi yang digambarkan dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 304, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Two Dimension, Four Cultures", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 430, "width": 87, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NETWORKED", "type": "Picture" }, { "left": 353, "top": 430, "width": 82, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COMMUNAL", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 483, "width": 210, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FRAGMENTED MERCENARY", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 455, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yang dimaksud dengan sociability adalah ukuran keramahtamahan, intensitas komunikasi antar anggota komunitas, dengan kata lain sociability mengukur hubunganhubungan emosional antar anggota komunitas. Solidarity adalah ukuran kemampuan komunitas untuk mencapai tujuan bersama secara cepat dan efektif, dengan kata lain solidarity mengukur hubungan-hubungan yang didasarkan atas common tasks, mutual interests, or shared goals. Berdasarkan dua dimensi ini, ada empat tipe budaya, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 724, "width": 437, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Networked, ditandai dengan adanya high sociability dan low solidarity. Perilaku anggota-anggota organisasi dengan tipe budaya seperti ini cenderung seperti", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 358, "width": 9, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 371, "width": 288, "height": 145, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O C I A B I L I T Y low high low high SOLIDARITY", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 777, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 419, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebuah keluarga, mereka sering bersama-sama menghadiri suatu acara, merayakan ulang tahun salah satu anggotanya, menghadiri pesta perkawinan, dll. Karakterisitk networked cultures lain adalah hirarki dalam organisasi tersebut sangat rendah, jarang ditemui, tetapi informalitas dalam organisasi tersebut sangat tinggi. Informalitas tersebut akan menyebabkan tingkat fleksibilitas organisasi lebih tinggi, karena jalurjalur birokrasi akan terpotong oleh informalitas. Informalitas ini menyebabkan hubungan interpersonal sangat tinggi intensitasnya, akibatnya toleransi antar anggota organisasi sangat tinggi. Akhirnya, tingkat toleransi terhadap kinerja yang buruk juga tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 262, "width": 437, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Mercenary, ditandai dengan low sociability dan high solidarity . Karakteristik mercenary cultures adalah semua komunikasi yang dilakukan dalam organisasi berfokus pada masalah bisnis, kemampuan untuk merespon ancaman dan peluang di luar organisasi sangat cepat dan kohesif, ada dinding pembatas antara pekerjaan dan kehidupan sosial, hubungan interpersonal sangat rendah sehingga tidak ada toleransi atas kinerja yang buruk.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 387, "width": 436, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Fragmented, ditandai dengan low sociability dan low solidarity. Karakteristik fragmented cultures adalah kesadaran anggota organisasi bahwa dirinya adalah anggota organisasi tersebut sangat rendah, tingkat keterlibatan anggota organisasi sangat rendah, hubungan interpersonal sangat rendah, sering terjadi perdebatan tentang tujuan yang harus dicapai organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 491, "width": 437, "height": 261, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Communal, ditandai dengan high sociability dan high solidarity. Communal cultures biasanya ditemui pada perusahaan kecil yang baru berkembang pesat. Tetapi, ada juga perusahaan yang mempunyai tipe budaya ini. Karakteristiknya adalah karyawan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi atas status dan identitas organisasinya, kehidupan berorganisasi dilakukan dengan social events, saling berbagi penghargaan dan resiko antar anggota yang tinggi, sangat menghargai keadilan, setiap anggota organisasi mengetahui misi organisasinya dengan jelas, setiap anggota organisasi mengetahui dengan jelas siapa pesaing organisasi. Tidak ada satu pun tipe budaya organisasi yang terbaik, yang terpenting adalah organisasi harus mengetahui potret budaya organisasinya saat ini, dan kemudian mengevaluasinya apakah budaya organisasi tersebut dapat mendukung proses transformasi organisasional. Untuk mengidentifikasi budaya yang ada dalam sebuah organisasi, Goffe and Jones (1996) memberikan panduan berupa", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 777, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 419, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "serangkaian pertanyaan yang dapat membantu organisasi menemukan potret budayanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 451, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMPLIKASI TRANSFORMASI ORGANISASIONAL TERHADAP PRAKTEK- PRAKTEK SUMBER DAYA MANUSIA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 179, "width": 455, "height": 323, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transformasi organisasional pada dasarnya ingin merubah struktur organisasi agar menjadi lebih fleksibel, dengan lebih sedikit karyawan dan lebih sedikit jenjang hirarki. Struktur organisasi yang lebih fleksibel tentunya membutuhkan kebijakan dan praktek sumber daya manusia yang berbeda. Struktur organisasi yang lebih fleksibel akan berusaha meminimumkan level dan kompleksitas struktur organisasi dengan lebih banyak mendelegasikan wewenang, menumbuhkan inisiatif dan keinovatifan anggotanya. Organisasi akan merubah job responsibilities and activities untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang berubah cepat (Walker, 1988). Konsekuensinya adalah perubahan job description, job responsibilities, dan job requirements. Perubahan-perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi praktek rekrutmen dan seleksi organisasi. Implikasinya adalah karyawan mempunyai tanggung jawab atas tugas dan pekerjaan yang lebih banyak, lebih fleksibel, cenderung generalis bukan lagi spesialis. Implikasi tersebut membawa dampak cukup besar bagi rekrutmen dan seleksi karyawan dengan kriteria seperti apa yang cocok dengan situasi perusahaan saat ini. Seperti telah disebutkan sebelumnya, untuk membangun budaya organisasi hendaknya organisasi merekrut orang-orang yang cocok (compatible) dengan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 455, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian pasar global sebagai pranata moral yang dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak, karena moral dijadikan landasan pasar global dan merupakan modal bagi dunia bisnis untuk mempersiapkan diri agar mampu bersaing secara sehat dan fair”; sedangkan Elashmawi dan Harris, (1996:65) berpendapat bahwa “kesuksesan perdagangan pada pasar global tidak hanya mengandalkan kekuatan modal dan teknologi saja, tetapi juga kekuatan kebudayaan bangsa.” Oleh karena itu, SDM era global dipersyaratkan memiliki kualifikasi psikologis antara lain mindset global, persepsi, motivasi berprestasi, sikap mental kewirausahaan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 679, "width": 104, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mindset Global", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 700, "width": 419, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Era global, SDM perusahaan harus memiliki mindset global yaitu memiliki kerangka berpikir global yang mampu mengantisipasi tuntutan global. Secara psikologis, SDM tersebut mampu mengintegrasikan fungsi lima kecerdasan (IQ,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 777, "width": 12, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 419, "height": 261, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EQ, SQ, MQ dan AQ). Artinya SDM perusahaan tersebut tidak hanya cerdas intelektual(IQ) saja, tetapi pula cerdas bertindak bijaksana(EQ), cerdas mematuhi nilai-nilai, norma dan peraturan yang berlaku(SQ), memiliki tanggung jawab moral (MQ) dan cerdas untuk selalu bangkit dan berjuang keras dalam mencapai tujuan organisasi(AQ). Kemampuan mengintegrasikan lima kecerdasan tersebut akan membentuk SDM memiliki kepribadian dewasa mental(maturity personality). Hal ini sesuai dengan pendapat Gordon W. Allport yang berpendapat bahwa karakteristik SDM dewasa mental adalah : Pertama, Hidup dan bekerja untuk kepentingan orang banyak secara tulus (Extention of the self). Kedua, Berperilaku objektif (jujur), mampu mawas diri, evaluasi diri dan pengendalian dirinya baik (Objectivication of the self and Self of humor). Ketiga, Memiliki falsafah dan pedoman hidup yang jelas (Unifying of philosophy of life). Dengan kata lain, SDM yangmemiliki kompetensi sebagai manusia visioner, kerja keras dan mulia.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 346, "width": 110, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Persepsi Bekerja", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 367, "width": 419, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara psikologis, persepsi adalah suatu proses menyeleksi stimulus dan diartikan. Dengan kata lain persepsi merupakan suatu proses pemberian arti atau makna terhadap suatu objek yang ada pada lingkungan perusahaan. Persepsi mencakup penafsiran objek, penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 471, "width": 124, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Motivasi Berprestasi", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 492, "width": 419, "height": 198, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi berprestasi berkoperasi dapat diartikan sebagai dorongan yang ada dalam diri untuk melakukan kegiatan kerja dengan sebaik-baiknya agar mencapai tujuan organisasi perusahaan. Berdasarkan pendapat David McClelland dikemukakan bahwa karakteristik SDM yang memiliki motivasi berprestasi tinggi antara lain :a. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi, b. Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistic serta berjuang untuk merealisasikannya, c. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko yang dihadapinya dengan perhitungan, d. Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, e.memiliki keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 700, "width": 132, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Toleransi Stres Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 721, "width": 419, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari Simpton", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 777, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 419, "height": 198, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan. Bahkan akibat stress dapat menyebabkan terkena penyakit jantung, liver, dan strok. Ada 4 (empat) pendekatan terhadap stres kerja, yaitu : dukungan sosial (social Support), meditasi (meditation), biofeedback, dan program kesehatan pribadi (personal wellness programs). Pendekatan tersebut sesuai dengan pendapat Keith Davis dan John W. Newstrom, (1999:490) yang mengemukakan bahwa “Four approaches that of ten involve employee and management cooperation for stress management are social support, meditation, biofeedback and personal wellness programs”.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 284, "width": 180, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Sikap Mental Kewirausahaan", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 304, "width": 419, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SDM perusahaan sudah seharusnya merupakan orang-orang yang memiliki sikap mental kewirausahaan. Kewirausahaan adalah sikap mental SDM yang pro aktif dengan mengambil prakarsa inovatif, berani mengambil risiko moderat yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip kerja guna mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata dan kesejahteraan hidupnya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 409, "width": 137, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Kepemimpinan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 430, "width": 419, "height": 261, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SDM Perusahaan perlu memiliki kepemimpinan kerja yang efektif “Super Teamwork atau Super Leader”agar mampu mencapai kinerja organisasi perusahaan yang maksimal. Dalam implementasinya, Pimpinan sebagai atasan menentukan fungsi bawahan secara jelas pada setiap individu SDM (Direktur, manajer, Kasubag, Ka.Seksi, Staf Karyawan) dan unit kerja dengan target yang menantang (target mingguan, bulanan, triwulan, semester, tahunan, dan 5 tahunan). Kemudian memerankan setiap unit kerja untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai target kerja tersebut. Pimpinan mengkondisikan agar setiap individu karyawan berpartisipasi aktif di unit kerja dengan tertanam pada diri pekerja memiliki tanggung jawab kerja, rasa memiliki (sense of belongingness) pada perusahaannya, diberi peluang untuk berkreasi, proaktif dan berinovasi; sehingga mereka mampu mencapai kinerja maksimal baik secara individu maupun organisasi perusahaannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 309, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursiani/ JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 1, No.1, 2015 : 63-74", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 777, "width": 12, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 87, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 96, "width": 455, "height": 239, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Era globalisasi, SDM perusahaan yang memiliki mindset global, persepsi luas, motivasi berprestasi, toleransi stress, berjiwa wirausaha, mampu memimpin kerja dan menerapkan budaya organisasi akan mampu mencapai kinerja maksimal dan berkarier di perusahaannya. Lingkungan yang berubah cepat adalah kekuatan eksternal yang memaksa organisasi untuk melakukan transformasi organisasional. Transformasi organisasional yang dilakukan pada dasarnya ingin merubah struktur organisasi agar menjadi lebih fleksibel, dengan lebih sedikit tingkat hirarki, lebih sedikit manajer, dan lebih sedikit karyawan. Transformasi organisasional ini mensyaratkan perubahan yang sifatnya radikal, sehingga dalam pelaksanaannya sering muncul hambatan-hambatan. Hambatan terbesarnya adalah resistensi dari anggota organisasi terhadap perubahan tersebut. Faktor kunci keberhasilan transformasi organisasional adalah memperkecil resistensi anggota organisasi terhadap perubahan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 388, "width": 121, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 455, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abrahamson, E. 2000. “Change without Pain”. Harvard Business Review. July-August. hal", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 430, "width": 34, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75-79.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 450, "width": 454, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goffe, R., dan G. Jones. 1996. “What Holds the Modern Company Together?” Harvard Business Review. November-December. hal. 133-148.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nelson, J.B. 1996. “The Boundaryless Organization: Implications for Job Analysis,", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 513, "width": 332, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Recruitment, and Selection. Human Resource Planning. hal. 39-49.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 455, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McClelland, David. 1961. The Achieving Society. New Jersey : Van Nonstrand Company,", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 555, "width": 23, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inc.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 576, "width": 360, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T. Hani Handoko. 1996. Manajemen. Edisi kedua, BPFE –Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 455, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walker, J.W. 1988. “Managing Human Resources in Flat, Lean and Flexible Organizations: Trends for the 1990’s.” Human Resource Planning. Vol. 11, No. 2. hal. 125-132.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 454, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yeung, A., dan W. Brockbank. 1996. “Reengineering HR Through Information Technology.” Human Resource Planning. hal. 24-37.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 425, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaltman, G., dan R. Duncan. 1977. Strategies for Planned Change. New York: Wiley.", "type": "Text" } ]
deee035d-cb69-17d8-e1c5-98bad6099bc7
https://ejurnal.biges.ac.id/kesehatan/article/download/280/168
[ { "left": 364, "top": 784, "width": 164, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Generasi ; Jurnal Kesehatan | 39", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 33, "width": 176, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BINA GENERASI ; JURNAL KESEHATAN", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 48, "width": 143, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDISI 14 VOLUME (2) 2023 p- ISSN : 1979-150X ; e- ISSN: 2621-2919", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 87, "width": 239, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BINA GENERASI ; JURNAL KESEHATAN", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 105, "width": 262, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDISI 14 VOLUME (2) 2023 p - ISSN : 1979-150X ; e- ISSN: 2621-2919 Website : https://ejurnal.biges.ac.id/index.php/kesehatan/", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 143, "width": 145, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 167, "width": 449, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP KEPUTIHAN PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA KLINIK MANDING KABUPATEN POLEWALI MANDAR", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 215, "width": 235, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadriyani Amin 1 , Ummu Kalsum 2 , Sahrir Ramadhan 3", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 238, "width": 308, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,3 Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Bina Generasi Polewali Mandar", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 250, "width": 302, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Bina Generasi Polewali Mandar", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 270, "width": 137, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 302, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 324, "width": 333, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leucorrhoea (Flour Albus) is excessive discharge from the birth canal or vagina. Normal vaginal discharge occurs in women, which occurs before and after the fertile period. According to WHO (World Health Organization) the number of women in the world in 2013 was 6.7 billion people and those who had experienced vaginal discharge were around 75%, while European women in 2013 were 739,004,470 people and those who had vaginal discharge were 25%. In Indonesia, about 90% of women have the potential to experience vaginal discharge because the country of Indonesia is a tropical climate, so mushrooms are easy to grow and develop which results in many cases of vaginal discharge in Indonesian women. The method used in this study is EkprerimentalQuasywith pre and post test without control research plans. Sampling using the Total Sampling technique and obtained 17 Respondents in accordance with the Inclusion criteria, Data collection was carried out using observation sheets. Observation was carried out before and after being given betel leaf stew water. The collected data is then processed using a T-test. P-value was obtained after giving betel leaf boiled water which is 0,000. The conclusion in this study is the provision of betel leaf boiled water affects the treatment of vaginal discharge in women of childbearing age in the Manding clinic.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 211, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Sari, 2012). Organ intim wanita, seperti vagina sangat sensitif dengan kondisi lingkungan. Karena letaknya tersembunyi dan tertutup, vagina memerlukan suasana kering. Kondisi lembab akan mengundang berkembang biaknya jamur dan patogen, ini adalah salah satu penyebab keputihan (Sari, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 211, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 554, "width": 210, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalami sebanyak dua kali atau lebih (Pribakti, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 589, "width": 211, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu masalah yang timbul pada wanita usia subur adalah keputihan. Keputihan merupakan cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah (Hidayati & Herniyatun, 2010). Keputihan terjadi karena dalam keadaan normal, dimana kondisi vagina tidak dalam keadaan steril melainkan mengandung bakteri dan jamur yang berpotensi menimbulkan terjadinya keputihan dan sampai kapanpun keputihan akan selalu di alami oleh sebagian wanita. Keputihan bukan suatu penyakit tersendiri, tetapi dapat merupakan gejala dari penyakit lain. Keputihan yang berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama dan menimbulkan keluhan perlu dilakukan pemeriksaan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 44, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 81, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water of Betel Leaves Decoction, Leucorrhoea, Fertile Age", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 784, "width": 164, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Generasi ; Jurnal Kesehatan | 40", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 33, "width": 176, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BINA GENERASI ; JURNAL KESEHATAN", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 48, "width": 143, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDISI 14 VOLUME (2) 2023 p- ISSN : 1979-150X ; e- ISSN: 2621-2919", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 210, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya (Hidayati & Herniyatun, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 210, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena yang terjadi di masyarakat, banyak yang mengabaikan keputihan yang abnormal, mereka tidak terlalu peduli, baik yang sudah menikah maupun yang masih remaja. Remaja seringkali ikut terpengaruh mencoba menggunakan cairan pembersih tanpa mengetahui efek dari penggunaan cairan pembersih organ kewanitaan, selain itu juga remaja seringkali terpengaruh iklan cairan pembersih organ kewanitaan dengan berbagai merek. Banyak wanita di Indonesia yang tidak tahu tentang keputihan sehingga mereka menganggap keputihan sebagai hal yang umum dan sepele, di samping itu rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal keputihan tidak bisa dianggap sepele, karena akibat dari keputihan ini sangat fatal bila lambat di tangani tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan, keputihan juga bias merupakan gejala awal kanker mulut rahim yang biasa berujung kematian (Sariyati, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 210, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit menular seksual (PMS) seperti gonorea mempunyai ciri-ciri keputihan yang seperti nanah. Keputihan juga merupakan indikasi dari adanya infeksi di dalam rongga panggul seperti infeksi pada saluran telur yang disertai sakit perut yang hebat. Keputihan abnormal yang tidak tertangani dengan baik dan dialami dalam waktu yang lama akan berdampak pada terjadinya infeksi saluran reproduksi. Infeksi saluran reproduksi ini mengakibatkan infertilitas (Marhaeni, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 211, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasangan Usia Subur merupakan pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah. Pasangan usia subur yang tidak menggunakan KB dan aktif secara seksual sangat rentan terkena keputihan ( flour albus ) dan jika diabaikan dapat menjadi penyakit trichomonas vaginalis. Pasangan usia subur yang terlibat dalam aktivitas seksual beresiko tinggi berada pada risiko lebih besar terkena infeksi tersebut karena ketika melakukan hubungan seksual mereka tidak menggunakan kondom atau alat pengaman lainnya sehingga sangat rentan terkena infeksi (Pinem, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 603, "width": 175, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut WHO (World Health", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 615, "width": 211, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organization) Jumlah wanita didunia pada tahun 2013 sebanyak 6,7 milyar jiwa dan yang pernah mengalami keputihan sekitar 75%, sedangkan wanita Eropa pada tahun 2013 sebanyak 739.004.470 jiwa dan yang mengalami keputihan sebesar 25%. Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi mengalami keputihan karena negara Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah tumbuh dan berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan pada perempuan Indonesia (Sari, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 741, "width": 210, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia kejadian keputihan semakin meningkat. Berdasarkan data statistik di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 210, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahun 2008, Wanita yang berusia 15-24 tahun sekitar 43,3% tidak berprilaku hidup sehat dan wanita yang berusia 15-24 tahun sekitar 83,3% pernah berhubungan seksual yang merupakan salah satu penyebab keputihan. Keputihan yang dialami wanita dalam 3 bulan berturut-turut dan tidak di obati dengan benar akan menyebabkan terjadinya kanker servik (BKKBN, 2009). Untuk kanker leher rahim jumlah penderita di negara maju seperti di Amerika Serikat mencapai sekitar 12.000 pertahun dan untuk penderita kanker leher rahim di Indonesia diperkirakan 90-100 per 100.000 penduduk. Kasus kanker leher rahim 90% ditandai dengan keputihan (Octaviyanti, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 235, "width": 211, "height": 331, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Angka kematian wanita di Indonesia masih dikatakan relatif cukup tinggi. Tingginya angka kematian wanita di Indonesia akibat kanker sistem reproduksi paling banyak disebabkan oleh kanker serviks. Kanker serviks merupakan kasus kanker terbanyak kedua pada wanita di seluruh dunia. Setiap tahun lebih dari 270.000 wanita meninggal karena kanker serviks, dan lebih dari 85% terjadi di negara berkembang ( World Health Organization (WHO) , 2013). Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40.000 kasus baru kanker serviks setiap tahunnya. Berdasarkan data kanker di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan jenis kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu sebanyak 36% penderita (Dewi, 2014). Sedangkan untuk insiden kanker serviks di Sulawesi Barat masih belum dapat diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis patologi yang dilaksanakan. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Sari, 2012).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 569, "width": 211, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian air rebusan daun sirih untuk membasuh vagina dapat mengurangi keputihan. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari betlephenol, kavikol, seskuiterpan, hidroksikavikol, cavibetol, estragol, eugenol, dan karvakol. Beberapa literature menyatakan bahwa daun sirih juga mengandung enzim diastase , gula, dan tannin . Biasanya, daun sirih muda mengandung diastase , gula, dan minyak atsiri lebih banyak dibandingkan daun sirih tua. Sementara inti kandungan tannin nya relative sama. Senyawa Eugenol pada daun sirih, terbukti mematikan jamur Candida Albicans Penyebab keputihan, sementara tannin, merupakan astringen, yang mengurangi sekresi cairan pada liang vagina. Khasiat daun sirih sebagai salah satu obat untuk mengobati keputihan,", "type": "List item" }, { "left": 364, "top": 784, "width": 164, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Generasi ; Jurnal Kesehatan | 41", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 33, "width": 176, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BINA GENERASI ; JURNAL KESEHATAN", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 48, "width": 143, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDISI 14 VOLUME (2) 2023 p- ISSN : 1979-150X ; e- ISSN: 2621-2919", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 210, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teruji secara klinis diberbagai bidang kesehatan(Mustika et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 210, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari beberapa hasil penelitian dan haisl survey awal diatas dapat di simpulkan keputihan harus diatasi jika sudah abnormal dengan penggunaan daun sirih dapat diperhitungkan untuk digunakan dalam mengatasi keputihan pada pasangan wanita usia subur sebagai pengobatan non farmakologis (Hidayat,2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 69, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 211, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tujuan penelitian ini, desain yang akan digunakan adalah quasy experiment , Eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki perlakuan ( treatments ), pengukuran – pengukuran dampak ( outcome measures ), dan unit- unit eksperiment ( experimental units ) namun tidak menggunakan penempatan secaraacak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 123, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 210, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Klinik Manding, Kota Polewali Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar selama 1 Minggu terhitung pada tanggal 20 Juni – 27 Juni 2019.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 210, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 orang di Wilayah Kerja Klinik Manding Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar. Data yang dikumpulkan selanjutnya diperiksa kelengkapannya dan kemudian diolah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 210, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dilakukan melalui pengunaan data sekunder berupa data wanita pasangan usia subur yang mengalami keputihan di Wilayah Kerja Klinik Manding.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 127, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan dan Analisa Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 211, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data wanita pasangan usia subur pada tahun 2019 dimasukkan ke dalam program computer ( software ) yaitu SPSS versi 21.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 211, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan rancangan pre dan post test . Without control . Sampel dilakukan sebelum diberikan air rebusan daun sirih dengan menggunakan alat ukur lembar observasidan sesudah pemberian air rebusan daun sirihkemudian diukur lagi dengan menggunakan lembar observasi . Selisih hasil pengaruh pre dan post pemberian dilakukan uji statistik T- Test . Dengan maksud untuk menguji apakah ada pengaruh pemberian air rebusan daun sirih sebelum dan sesudah dilakukan pemberian dilakukan observasi. Kemudian dilakukan observasi kembali ( Post Test )", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 131, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 206, "height": 178, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria Responden Tabel 1 Kriteria Responden Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Responden Persentase (%) 1 20-28 tahun 2 11,8 2 29-37 tahun 10 58,8 3 38-45 tahun 5 29,4 Jumlah 17 100 Sumber : Data Primer 2019 Karakteristik usia responden sebagian besar berusia 29-37 tahun sebanyak 10 orang (29,4%), umur 38-45 tahun sebanyak 5 orang (29,4%) dan, yang berusia 20-28 tahun sebanyak 2 orang (11,8%).", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 279, "width": 168, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 401, "width": 109, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : data primer 2019", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 412, "width": 210, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik pekerjaan responden sebagian besar bekerja sebagai IRT sebanyak 9 orang (52,9%), pekerjaan sebagai Petani sebanyak 6 orang (35,3%), Swasta sebanyak 1 orang (5,9%), dan Wiraswasta sebanyak 1 orang (5,9%).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 470, "width": 38, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 481, "width": 210, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang dikumpulkan dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji statistic Paired T-Test.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 516, "width": 167, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Nilai Keputihan Sebelum dan Sesudah", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 539, "width": 155, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian Air Rebusan Daun Sirih", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 624, "width": 112, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : data primer 2019", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 636, "width": 211, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai keputihan sebelum pemberian air rebusan daun sirih terdapat rata-rata nilai keputihan sebesar 6,18 menunjukkan nilai tinggi, standar deviasi sebesar 1,380. Minimal nilai keputihan menunjukkan angka 3 yaitu dengan kondisi Tidak gatal dan tidak terjadi terus menerus dan nilai maksimum menunjukkan angka 8 dengan kondisi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 716, "width": 211, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah yang dikeluarkan banyak dan meningkalkan bercak pada pakaian dalam. Nilai keputihan setelah pemberian air rebusan daun terdapat rata-rata nilai keputihan 3,65 menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 317, "width": 210, "height": 304, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%) 1 Petani 6 35,3 2 IRT 9 52,9 3 Swasta 1 5,9 4 Wiraswasta 1 5,9 Jumlah 17 100 Mean Std. Mini mum Maxi mum Sebelum pemberian 6.18 1.380 3 8 Sesudah pemberian 3.65 1.730 1 7", "type": "Table" }, { "left": 364, "top": 784, "width": 164, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Generasi ; Jurnal Kesehatan | 42", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 33, "width": 176, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BINA GENERASI ; JURNAL KESEHATAN", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 48, "width": 143, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDISI 14 VOLUME (2) 2023 p- ISSN : 1979-150X ; e- ISSN: 2621-2919", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 211, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai rendah, standar deviasi sebesar 1,730. Minimal nilai keputihan menunjukkan angka 1 yaitu tidak berbau dan nilai maksimum menunjukkan angka 7 yaitu gatal dan terjadi terus menerus.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 143, "width": 199, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Sirih", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 166, "width": 182, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Keputihan Pada Pasangan Usia", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 178, "width": 179, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subur Di Wilayah Kerja Klinik Manding", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 152, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Penelitian tahun 2019", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 211, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diperoleh hasil uji T-Test pada wanita pasangan usia subur sesudah diberikan air rebusan daun sirih nilai p-value= 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan Ho ditolak, sehingga disimpulkan ada pengaruh pemberian air rebusan daun sirih terhadap keputihan pada pasangan usia subur di klinik manding.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 74, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 211, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukannya pengujian dengan menggunakan instrument lembar observasi menunjukanadanya perbedaan yang signifikanantara sebelum dan sesudah diberikannya air rebusan daun sirih. Hal ini menunjukkan bahwa Air rebusan daun sirih mempengaruhi perubahan keputihan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 210, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan penelitian Bahari (2012) bahwa penyebab timbulnya gejala keputihan salah satunya adalah infeksi jamur candida albican. Jamur candida albican ini tergolong jamur dimorfik, dimana jamur tersebut senang dengan tempat yang lembab dan basah. Infeksi yang disebabkan oleh candida albican disebut kandidasis biasanya, infeksi tersebut terjadi akibat pencernaan setelah defekasi atau air yang sudah tercemar oleh jamur ini dan digunakan untu membasuh organ kewanitaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 210, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Sadewo (2013) menunjukkan bahwa khasiat daun sirih ini digunakan untuk mengurangi keputihan dan menjaga organ kewanitaan, karena salah satu khasiat daun sirih adalah sebagai antiseptic. Dalam daun sirih terkandung senyawa fitokimia yaitu minyak atsiri, alkaloid, saponin, tannin, dan flavonoid dimana kandungan kimia tersebut diduga berpotensi sebagai daya antimikroba (candasari,2012). Kandungan zat atau senyawa kimia bermanfaat inilah, daun sirih memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat herbal (Yanti,2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 733, "width": 210, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan keterangan teori dan bukti- bukti data diatas wanita pasangan usia subur akan mengalami masalah keputihan merupakan salah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 210, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "satu factor dari kebersihan diri sendiri. Seseorang harus memiliki kesadaran terkait gaya hidup yang dijalani dan juga memiliki pengetahuan terkait masalah dan akibatnya yang bisa disebabkan oleh penyakit tersebut. Responden yang memiliki pengetahuan baik terkait masalahnya yang bisa muncul, maka responden tersebut akan berusaha untuk mencegah masalah yang akan muncul jika tidak ditangani dengan baik, salah satunya adalah keputihan pada responden wanita pasangan usia subur.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 213, "width": 131, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 224, "width": 211, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil penurunan keputihan sebelum diberikan air rebusan daun sirih yaitu didapatkan nilai rata rata keputihan sebesar 6,18 yang menunjukkan angka tinggi untuk nilai keputihan..Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil penurunan keputihan setelah diberikan air rebusan daun sirih yaitu didapatkan nilai rata rata keputihan sebesar 3,65 yang menunjukkan angka rendah untuk nilai keputihan setelah diberikan air rebusan daun sirih. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai ρ-value sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan ρ-value < dari alpha 0,05 maka sesuai dasar pengambilan keputusan uji T-Test dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian air rebusan daun sirih terhadap keputihan pada wanita pasangan usia subur di klinik Manding Kabupaten Polewali Mandar.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 419, "width": 211, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disarankan bagi profesi keperawatan dapat memberikan penyampaian kepada pasien agar lebih baik menggunakan obat herbal seperti daun sirih untuk mengurangi keputihan dari pada menggunakan obat kimia dari dokter. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk kampus Stikes Bina Generasi agar mahasiswa kkn dari kampus dapat melakukan penyuluhan dimasyarakat mengenai manfaat daun sirih untuk menurunkan keputihan. Diharapkan masyarakat khususnya wanita pasangan usia subur selalu melakukan pemberian air rebusan daun sirih untuk penurunan keputihan. Penurunan keputihan jika tidak dijaga akan mengalami peningkatan pada keputihan yang bisa menyebabkan kanker serviks.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 592, "width": 210, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi Peneliti SelanjutnyaDiharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian daun sirih untuk penurunan keputihan pada wanita pasangan usia subur meskipun dengan pengobatan non- farmakologis dan juga bisa menggunakan obat herbal selain daun sirih seperti bawang putih dan lidah buaya.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 193, "width": 171, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mean p-value Sebelum Pemberian 6.18 0.000 Sesudah Pemberian 3.65", "type": "Table" }, { "left": 364, "top": 784, "width": 164, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Generasi ; Jurnal Kesehatan | 43", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 33, "width": 176, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BINA GENERASI ; JURNAL KESEHATAN", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 48, "width": 143, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDISI 14 VOLUME (2) 2023 p- ISSN : 1979-150X ; e- ISSN: 2621-2919", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 94, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 210, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, L. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 109, "width": 186, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Timur Tahun 2014. Jurnal PRONERS , 1 (1), 1–10.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 210, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayati, N., & Herniyatun, S. (2010). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010, 6 (3), 111–117. Ilmiawati, H., & Kuntoro, K. (2018). Pengetahuan Personal Hygiene Remaja Putri pada Kasus", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 235, "width": 187, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputihan. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan , 5 (1), 43. https://doi.org/10.20473/jbk.v5i1.2016.43-51", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 211, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelana, K. D. (2017). Metodologi Penelitian keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian) . Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 211, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelana Kusuma, D. (2017). Metodologi penelitian keperawatan . Jakarta: CV. Trans Info Media. Ketut, S. S. M. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan [Edisi Revisi] . (B. Monica, Ed.). Yogyakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Mardalena, M. R. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 210, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marhaeni, G. A. (2017). Keputihan pada Wanita.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 210, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Skala Husada : The Journal Of Health , 13 (1), 30–38. Retrieved from http://ejournal.poltekkes- denpasar.ac.id/index.php/JSH/article/view/67 Mayaningtyas, A. (2011). Hubungan Penggunaan Cairan Pembersih Organ Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 2 Sleman.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 210, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustika, W., Astini, P. S. N., & SC, N. P. Y. (2014). Penggunaan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Keputihan Fisiologis di Kalangan Remaja Putri Mahasiswa Poltekes Denpasar. Jurnal Skala Husada , 11 , 101–106.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 210, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi . Jakarta: TIM.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 210, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, R. P. (2012). Negeri I Seunuddon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 211, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sariyati, S. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Putri tentang Flour Albus di SMP Negeri 2 Trucuk Kabupaten Klaten Factors That Affects Adolescent Girls Attitude about Flour Albus in Trucuk 2 Junior High Schools District Klaten. Journal Ners and Midwifery Indonesia , 2 (3), 117–121. https://doi.org/Issn2354-7642", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 211, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulfitria, F. (2017). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN KEPUTIHAN PATOLOGIS, 3 (02), 82–92.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 132, "width": 210, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, L. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Timur Tahun 2014. Jurnal PRONERS , 1 (1), 1–10.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 212, "width": 211, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayati, N., & Herniyatun, S. (2010). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010, 6 (3), 111–117. Ilmiawati, H., & Kuntoro, K. (2018). Pengetahuan Personal Hygiene Remaja Putri pada Kasus Keputihan. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan , 5 (1), 43. https://doi.org/10.20473/jbk.v5i1.2016.43-51", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 304, "width": 211, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelana, K. D. (2017). Metodologi Penelitian keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian) . Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 339, "width": 132, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katalog Dalam Terbitan (KDT).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 350, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelana Kusuma, D. (2017). Metodologi penelitian keperawatan . Jakarta: CV. Trans Info Media.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 380, "width": 211, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketut, S. S. M. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan [Edisi Revisi] . (B. Monica, Ed.). Yogyakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Mardalena, M. R. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 484, "width": 210, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marhaeni, G. A. (2017). Keputihan pada Wanita.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 493, "width": 210, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Skala Husada : The Journal Of Health , 13 (1), 30–38. Retrieved from http://ejournal.poltekkes- denpasar.ac.id/index.php/JSH/article/view/67 Mayaningtyas, A. (2011). Hubungan Penggunaan Cairan Pembersih Organ Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 2 Sleman.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 587, "width": 211, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustika, W., Astini, P. S. N., & SC, N. P. Y. (2014). Penggunaan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Keputihan Fisiologis di Kalangan Remaja Putri Mahasiswa Poltekes Denpasar. Jurnal Skala Husada , 11 , 101–106. Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi . Jakarta: TIM.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 668, "width": 211, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, R. P. (2012). Negeri I Seunuddon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat . Sariyati, S. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Putri tentang Flour Albus di SMP Negeri 2 Trucuk Kabupaten Klaten Factors That Affects Adolescent Girls Attitude about Flour Albus in Trucuk 2 Junior High Schools District", "type": "List item" }, { "left": 364, "top": 784, "width": 164, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Generasi ; Jurnal Kesehatan | 44", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 33, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BINA GENERASI ; JURNAL KESEHATAN", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 48, "width": 143, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDISI 14 VOLUME (2) 2023 p- ISSN : 1979-150X ; e- ISSN: 2621-2919", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 74, "width": 187, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klaten. Journal Ners and Midwifery Indonesia , 2 (3), 117–121. https://doi.org/Issn2354-7642", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulfitria, F. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Pencegahan Keputihan Patologis, 3 (02), 82–92.", "type": "Table" } ]
0d16a40a-aeda-9d41-c967-228f1431416c
https://journal.umpr.ac.id/index.php/anterior/article/download/5856/3817
[ { "left": 123, "top": 49, "width": 183, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/anterior", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 802, "width": 13, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 89, "width": 426, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN KEBIJAKAN TATA RUANG PASCA BENCANA: STUDI DI DESA TOMPE, DONGGALA, SULAWESI TENGAH", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 145, "width": 464, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "POST DISASTER SPATIAL PLANNING POLICY STUDY: A STUDY IN TOMPE VILLAGE, DONGGALA, CENTRAL SULAWESI", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 197, "width": 90, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulizar Pramudika", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 209, "width": 70, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tawil 1 Muzakir Tawil 2", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 244, "width": 76, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Febrianto 3", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 262, "width": 100, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indra Pratama Putra", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 273, "width": 43, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salmon 4 *", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 311, "width": 111, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "123 Universitas Tadulako, Palu,", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 321, "width": 101, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulawesi Tengah, Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 338, "width": 85, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*4 Universitas Terbuka,", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 348, "width": 100, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tangerang Selatan, Banten,", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 359, "width": 37, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 375, "width": 27, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*email:", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 386, "width": 116, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 197, "width": 34, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 214, "width": 471, "height": 273, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar belakang penelitian ini adalah keberadaan masalah terkait konflik pemanfaatan ruang di kawasan pedesaan seperti di Desa Tompe yang merupakan desa rawan bencana. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana kebijakan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Donggala mampu mengakomodir permasalahan tersebut. Dalam menjawab rumusan permasalahan, penelitian ini berupaya mengeksplorasi fenomena melalui metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanian Kabupaten Donggala, Studi dokumen berupa data-data dari Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanian Kabupaten Donggala, dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Desa Tompe yang merupakan desa rawan bencana membutuhkan penanganan dalam bentuk kebijakan penataan ruang melalui intervensi pemerintah daerah; kedua, penatakelolaan keruangan harus mampu mengakomodir kepentingan kehidupan/penghidupan masyarakat khususnya dari aspek sosial ekonomi dan aspek lain, dan; ketiga, strategi penatakelolaan ruang di Desa Tompe harus dilaksanakan secara sistematis dan humanis dalam mengakomodir kepentingan warga penyintas bencana di Desa Tompe yang telah mampu bertahan. Penelitian ini berimplikasi pada argumen bahwa pola kebijakan yang dilaksanakan khususnya pada konteks kebencanaan, selain mempertimbangkan sisi yang sistematis, juga harus mempertimbangkan sisi humanis mengingat tingkat kerentanan dari masyarakat terdampak bencana tersebut. Kata Kunci: Kebijakan Pasca Bencana Kebijakan Tata Ruang", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 487, "width": 62, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulawesi Tengah", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 508, "width": 92, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Post-Disaster Policy Spatial Planning Policy Central Sulawesi", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 456, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 232, "top": 475, "width": 308, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The background to this research is the existence of problems related to spatial use conflicts in rural areas such as Tompe Village, which is a disaster-prone village. The aim of this research is to describe how the policies implemented by the Donggala Regency Government are able to accommodate these problems. In answering the problem formulation, this research seeks to explore the phenomenon through qualitative methods and descriptive approaches. Data collection was carried out through interviews with the Head of the Donggala Regency Housing, Settlement and Agriculture Service, document studies in the form of data from the Donggala Regency Housing, Settlement and Agriculture Service, and field observations. The research results show that: first, Tompe Village, which is a disaster- prone village, requires treatment in the form of spatial planning policies through local government intervention; second, spatial management must be able to accommodate the interests of people's lives/livelihoods, especially from socio-economic and other aspects, and; third, the spatial management strategy in Tompe Village must be implemented systematically and humanistically in accommodating the interests of disaster survivors in Tompe Village who have been able to survive. This research has implications for the argument that policy patterns implemented, especially in the context of disasters, apart from considering the systematic side, must also consider the humanist side considering the level of vulnerability of the communities affected by the disaster.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 670, "width": 402, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "©2024 The Authors. Published by Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. This is Open Access article under the CC-BY-SA License (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 484, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulizar Pramudika Tawil, Muzakir Tawil, Dedi Febrianto dan Indra Pratama Putra Salmon. Kajian Kebijakan Tata Ruang Pasca Bencana: Studi di Desa Tompe, Donggala, Sulawesi Tengah", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 802, "width": 13, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 226, "height": 661, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi subduksi (zona penujaman lempeng tekntonik) yang notabene jalur gempa bumi aktif karena daerah patahan berdampak pada tingkat kerawanan bencana di Indonesia, yang mana Indonesia sendiri berada pada 3 lempeng aktif yakni Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia (Maulana & Prasetyo, 2019; Puspitasari et al., 2018). Bencana-bencana yang diakibatkan atas adanya kondisi tersebut antara lain tsunami, gempa bumi, tanah longsor, hingga erupsi gunung berapi. Di wilayah Indonesia bagian timur tatanan tektoniknya melibatkan lempeng utama, mikro kontinen, dan busur kepulauan salah satunya yaitu daerah Sulawesi (Supartoyo et al., 2014). Secara regional daerah Sulawesi Tengah memiliki tatanan tektonik yang rumit khususnya wilayah Palu dan sekitarnya dimana wilayah ini dilalui struktur sesar aktif Palu Koro sehingga memiliki kompleksitas yang tinggi sebagai akibat interkasi dinamis dari ketiga lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik (Jamidun et al., 2019; Marjiyono et al., 2013). Berdasarkan data dari pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana (Pusdalops-PB) Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Tengah di tahun 2023 telah mengalami kejadian bencana sebanyak 99 kasus hingga pertengahan Bulan Juni tahun 2023 (Pusdalops-PB Provinsi Sulawesi Tengah, 2023). Kejadian bencana tersebut diantaranya banjir sebanyak 61 kasus, puting beliung sebanyak 19 kasus, tanah longsor sebanyak 9 kasus, abrasi pantai sebanyak 8 kasus, serta kebakaran hutan/lahan sebanyak 2 kasus. Di tahun 2021, kajian seputar indeks resiko bencana di Indonesia menetapkan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi dengan indeks resiko bencana dan resiko multi bahaya dengan sebagian besar berwarna merah yang diklasifikasikan pada kategori tinggi (BNPB, 2022). Dari keseluruhan desa tersebut, salah satu daerah di Sulawesi Tengah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi adalah Desa Tompe, di Kabupaten Donggala yang merupakan desa terdampak bencana. Desa Tompe sendiri merupakan desa yang diambil berdasarkan kearifan lokal setempat, yang mana desa tersebut merupakan kawasan rawan bencana, kawasan berlumpur, pesisir serta berkaitan dengan toponomi yang merupakan hasil persilangan kultur historis dan simbolis, baik secara kultur lokal maupun kultur sosial (Afidah et al., 2022; Segara, 2017). Dengan kata lain bahwa sejatinya Desa Tompe merupakan desa yang rawan akan bencana serta membutuhkan perlakuan tertentu khususnya dari pemerintah setempat melalui kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada penanganan terdampak bencana, dengan tujuan untuk mewaspadai munculnya bencana serta melakukan penanganan ketika terjadi bencana yang tidak diduga. Bagi masyarakat, hal ini tentu saja membawa dampak berupa ancaman kerugian baik materiil maupun imateriil. Sedangkan bagi pemerintah, konsekuensinya berupa tanggung jawab intervensi dalam memperkecil peluang kerugian hingga berperan sebagai provider kebijakan pasca bencana", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 79, "width": 225, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk proses pemulihan korban bencana yang mana hal ini tidak mudah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 102, "width": 226, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan dalam menangani bencana yang diterapkan di Kabupaten Donggala salah satunya melalui upaya pemerintah untuk menyusun kerangka desain tata ruang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi lokal masyarakat di Desa Tompe. Rencana tata ruang dan wilayah dapat dijadikan sebagai pedoman serta kebijakan dalam pembangunan yang dipandang sangat perlu diprioritaskan dan memiliki nilai strategis dalam percepatan pembangunan. Rencana tata ruang wilayah memuat rancangan yang bersifat umum dan masih diperlukan rencana tata ruang yang merinci dan mengoperasionalkan rencana tata ruang wilayah seperti rencana dasar tata ruang kawasan perkotaan dan rencana tata ruang kawasan pedesaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tata Ruang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 288, "width": 226, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan di daerah pada masa reformasi mengalami pergeseran dalam kewenanganya. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 14 ayat 2, terdapat 16 urusan wajib yang mejadi kewenangan pemerintahan daerah. Dari 16 urusan wajib tersebut, pemerintah daerah salah satunya memiliki kewenangan dalam urusan otonomi daerah khususnya yaitu dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang. Pemerintah pusat menyelenggarakan Perencanaan Tata Ruang wilayah Nasional, untuk Provinsi Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi dan kewenangan kabupaten yaitu Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten atau RTRW kabupaten. Peyelenggaraan tata ruang yang meliputi ruang darat, ruang udara, ruang laut, termasuk ruang didalam bumi yang harus dikelola secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 485, "width": 226, "height": 279, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengacu pada UU No 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa setiap daerah kabupaten harus menyusun rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagai arahan pelaksanaan pembangunan, sejalan dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah yang menitiberatkan kepada kewenangan pelaksanaan pembangunan pemerintah kabupaten, Secara normatif kebijakan tata ruang wilayah tercantum dalam Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, dimana dalam penelitian ini, kebijakan trsebut ditindaklanjuti dengan peraturan daerah kabupaten Donggala 1 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala Tahun 2011-2031. Dalam menindaklanjuti kebijakan nasional, faktor eksternal dan faktor internal Daerah membutuhkan integrasi penataan ruang wilayah. khususnya di titik kerusakan akibat bencana alam yang terjadi di beberapa titik di Kabupaten Donggala, sebagaimana yang disebutkan dalam UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana seperti kasus di Desa Tompe Kecamatan Sirenja yang menjadi pusat gempa dan pasca bencana mengakibatkan banyak kerusakan yang sangat parah dari segi tatanan ruangnya. Sebagai kawasan penyangga untuk kabupaten harusnya penataan ruang lebih diperhatikan dalam menyusun", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 250, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anterior Jurnal, Volume 23 Issue I, Januari 2024, Page 81 - 90", "type": "Page header" }, { "left": 397, "top": 29, "width": 144, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 803, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 226, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "strategi rencana tata ruang wilayah Kecamatan Sirenja sebagai arahan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Desa tompe, Kecamatan Sirenja.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 226, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah di kabupaten Donggala memiliki tujuan untuk menatakelola wilayah kecamatan Sirenja, namun pada kenyataanya permasalahan kebijakan tersebut sering terjadi apalagi setelah pasca bencana. Di Kecamatan Sirenja, seringkali ditemui beberapa permasalahan dalam kebijakan rencana tata ruang seperti konflik pemanfaatan ruang di kawasan pedesaan seperti di Desa Tompe, alih fungsi lahan dalam bentuk petak-petak kebun di perumahan penduduk, hingga areal hutan yang secara keruangan cenderung lebih berfungsi “lindung” juga terdapat pemanfaatan lain yang bersifat budidaya seperti perkebunan maupun pertanian rakyat. Di saming itu juga terdapat banyak perumahan penduduk dan bangunan- bangunan usaha di areal persawahan yang tergolong lahan produktif serta di kawasan bibir pantai yang menjadi permasalahan baru mengingat perbukitan dan pesisir merupakan kawasan yang diperuntukkan dengan fungsi tertentu sehingga berdampak terhadap fungsi teknis tata ruang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 226, "height": 244, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diketahui melalui observasi, dimana dalam penelitian ini proses implementasi kebijakan tata ruang wilayah yang dikeluarkan pemerintah kabupaten Donggala terhadap lokasi bencana di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja hal ini sesuai dengan teori dikemukakan oleh Grindle dalam Subarsono (2011) yang terdiri dari isi kebijakan dan lingkungan implementasi kebijakan atau program secara garis besar dipengaruhi oleh isi kebijakan dan konteks implementasi. Keseluruhan implementasi kebijakan dievaluasi dengan cara mengukur iuran program berdasarkan tujuan kebijakan. Luaran program dilihat melalui dampaknya terhadap sasaran dituju baik individu dan kelompok maupun masyarakat. Luaran implementasi kebijakan adalah perubahan dan diterimanya perumahan oleh kelompok sasaran. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka peneliti berkeinginan untuk mengetahui masalah yang terjadi melalui penelitian yang berupaya menganalisis implementasi kebijakan rencana tata ruang wilayah di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 593, "width": 85, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 612, "width": 226, "height": 151, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif (Creswell & Poth, 2016). Metode dan pendekatan ini dipilih atas dasar kontekstualitas antara target data dan sumber informasi yang diyakini sesuai dan memperoleh kedalaman data yang cukup sehingga mendukung analisis dan narasi pembahasan nantinya. Lokasi dan obyek penelitian dilaksanakan di Desa Tompe untuk menggali informasi seputar implementasi kebijakan berdasarkan realita lapangan dan Kantor Kabupaten Donggala untuk memperoleh data pendukung khususnya dari dokumen rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) di Kabupaten Donggala. Pemilihan lokasi didasarkan atas adanya urgensi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 226, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "permasalahan dan kemampuan peneliti dalam berkontribusi melalui upaya akademis. Data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara, data dokumentasi kebijakan, serta melakukan observasi. Analisis data dilakukan secara naratif dan validasi data dilakukan melalui teknik triangulasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 164, "width": 153, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 183, "width": 226, "height": 487, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penataan ruang merupakan salah satu aktivitas penting dalam upaya mitigasi di kawasan yang rentan terhadap bencana. Sebagaimana dinyatakan Greiving dan Angignard (2013) bahwa penataan khususnya dalam tahap perencanaan berperan untuk meminimalisir dampak dari suatu bencana alam. Keberadaan bencana harus menjadi sebuah pelajaran bagi semua komponen agar sadar untuk menanggulangi adanya bencana. Untuk itu maka penataan ruang memiliki urgensi signifikan bagi Desa Tompe di Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala yang merupakan kawasan rentan bencana, yang mana desa tersebut merupakan desa yang rawan terhadap bencana mulai dari banjir luapan air sungai hingga gempa bumi. Bencana yang paling sering terjadi berupa bencana banjir baik itu luapan Sungai pasca terjadi hujan lebat maupun banjir rob. Di awal tahun 2023, tercatat 80 unit rumah di Desa Tompe serta lahan sawah sebanyak 8 hektar yang telah terendam banjir (Salam, 2023). Proses pemulihan kembali dari kawasan-kawasan terdampak bencana dilaksanakan dalam dalam bentuk perencanaan, rencana aksi implementasi, hingga evaluasi dengan mengikuti prosedur tepat sehingga menghindarkan masyarakat di Desa Tompe dari adanya kerugian atau setidaknya mengurangi skala kerugian atas fenomena pasca bencana. Namun di sisi lain juga upaya pemulihan juga sangat dianjurkan untuk dapat melibatkan masyarakat mengingat masyarakat sendiri merupakan ojek sekaligus subyek dalam kebijakan, yang mana partisipasi masyarakat memiliki porsi yang penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan tata ruang itu sendiri. Selain penting untuk menciptakan keberhasilan penerapan kebijakan, partisipasi ini juga penting untuk menciptakan jalinan kepercayaan antara masyarakat dengan pemangku kepentingan sehingga pembangunan berjalan dengan baik dan mendapatkan legitimasi masyarakat (Halachmi & Holzer, 2010; He & Ma, 2021). Berbagai bencana di Desa Tompe yang kemudian berdampak pada kerusakan dan kerugian pada tata ruang publik, menjadikan hal ini sebagai urgensi untuk dilakukan konsep penatakelolaan yang lebih baik dan mampu mengantisipasi kebencanaan di kemudian hari.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 676, "width": 226, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Isu Kebijakan Tata Ruang oleh Pemerintah Daerah", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 705, "width": 226, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeritah Kabupaten Donggala telah mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah untuk penetapan wilayah Sirenja sebagai kawasan rawan bencana. Sejak Pasca Bencana 2018 silam, memberikan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 484, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulizar Pramudika Tawil, Muzakir Tawil, Dedi Febrianto dan Indra Pratama Putra Salmon. Kajian Kebijakan Tata Ruang Pasca Bencana: Studi di Desa Tompe, Donggala, Sulawesi Tengah", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 802, "width": 13, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 226, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dampak yang begitu besar terhadap desa tompe, berubahnya penurunan kondisi permukaan tanah yang mengakibatkan desa tompe sering tergenang air laut pada waktu-waktu tertentu sering terjadi 2 sampai 3 kali dalam sebulan dan kini intensitas rob semakin bertambah, yang namanya banjir rob sampai saat ini telah menggenangi hampir 400 rumah warga terutama di wilayah pesisir yang tersebar di dusun 3 dan sebagian wilayah di dusun 1 dan 2, 8 ha persawahan tergenang, 12 ha perkebunan kelapa dan kakao juga ikut tergenang. Hal ini sangat meresahkan bagi warga akibat naiknya air pasang dengan kurun waktu terjadi tahunan secara perlahan. Dikarenakan besarnya dampak yang akan ditimbulkan akibat kenaikan muka air laut maka diperlukannya langkah strategi dalam penanganannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 226, "height": 267, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilayah yang paling terancam akibat dari bahaya banjir rob adalah wilayah pesisir yang dihuni permukiman padat karena akan meningkatkan tingkat kerentanan terhadap bencana itu sendiri. Desa Tompe menjadi salah satu Desa yang berada di tepian pantai teluk Palu. Bencana Banjir rob yang mulai mengancam tiap bulanya pada lokasi tersebut dinilai dapat merugikan bagi masyarakat setempat. Karena melandanya bencana banjir rob dapat merusak rumah, Hal ini jika tidak ditangani serius oleh pihak-pihak yang terlibat akan menjadi bencana yang sulit ditangani pada kemudian hari akibat dari tingkat kerentanan yang cukup tinggi di wilayah pesisir Kecamatan Sirenja tersebut. bedasar pada hal tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Donggala telah mengeluarkan kebijakan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Donggala dalam Perda Kabupaten Donggala no 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah tentang Pelarangan Mendirikan bangunan pada zona merah bencana tepatnya pada garis sepadan pantai dan jalan. Kebijakan serupa juga di kuatkan oleh Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah No 10 Tahun 2019 tentang Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 226, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilayah Desa Tompe berada di tepi pantai Teluk Palu dengan topografi dataran rendah, persawahan, perkebunan dan perbukitan. Wilayah kampung /permukiman warga sebelum gempa berada di sekitar pantai yang dilewati jalan Trans Nasional Tolitoli-Palu. Wilayah permukiman berada pada ketinggian ±1 mdpl (longitut119.812511 o E dan etitut -0.248344 o E). Saat air laut naik/terjadi rob, rumah warga tergenang. Bahkan pada waktu bencana, tinggi rendaman rob di Desa Tompe mencapai 2,6 meter hingga jarak 36 meter dari garis pantai dan jarak landaan maksimum kedarat mencapai 88 m. Curah hujan rata-rata ±200 mm dengan suhu udara rata-rata 28 o -32 o celcius.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 689, "width": 229, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejak dikeluarkanya kebijakan dari pihak Pemda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah mengenai pelarangan mendirikan bangunan di area zona merah maka Pemerintah Kabupaten Donggala berupaya memberikan berbagai solusi bagi masyarakat penyintas bencana di Desa Tompe melalui berbagai jenis bantuan, baik secara materi maupun materil. Salah satunya segi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 79, "width": 226, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "materil berupa hunian tetap bagi masyarkat agar tetap menjadi hunian yang nyaman dan aman bagi masyarakat, akan tetapi sampai saat ini pembangunan huntap secara fisik belum juga terlaksana dan sebagian besar masih tinggal di huntara dan sebagian besar masi memilih membangun rumah lama mereka walaupun sudah di sampaikan oleh pemerintah bahwa lokasi itu telah dilarang untuk dilakukanya proses mendirikan bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 237, "height": 278, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah Kabupaten Donggala pada 14 Oktober 2020 telah menetapkan lokasi hunian tetap satelit berdasarkan SK Bupati Donggala No.188.45/0560/DPKP2/2020 tentang penetapan lokasi rencana pembangunan hunian tetap bagi masyarakat terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di desa tompe kecamatan Sirenja kabupaten Donggala. Lahan calon huntap Desa Tompe seluas kurang lebih 55.959 m2 dalam lampiran surat keputusan tersebut yang akan dibebaskan oleh pemerintah daerah Kabupaten Donggala dengan menggunakan anggaran tahun 2020 sebesar. Lahan tersebut berada dalam 3 hamparan yang berjarak relatif dekat. Jumlah luasan lahan belum mencukupi untuk kebutuhan unit bangunan hunian tetap di Desa Tompe yang akan dialokasikan pada warga terdampak bencana sesuai dengan SK Bupati penetapan warga terdampak bencana No. 188.45/0559/PPKP2/2020. Pembelian/pembebasan lahan tambahan untuk Huntap Tompe akan dilakukan pada tahun 2021. Luasan lahan yang tersedia akan digunakan untuk hunian tetap warga terdampak bencana, sarana prasarana utilitas umum dan infrastruktur lingkungan dan sosial yang mendukung keberadaan hunian tetap warga yang akan direlokasi.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 605, "width": 217, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Lokasi Lahan Hunian Tetap Tompe", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 620, "width": 183, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber. Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Donggala, 2020-2021", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 660, "width": 226, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lahan calon hunian tetap di Desa Tompe yang telah dibebaskan terdiri dari 10 persil/ bidang, 8 persil/bidang lahan dalam proses pembayaran, 2 persil/bidang lahan dalam proses negosiasi, dan 1 persil/bidang menolak lahanya untuk dibangunkan huntap, lokasi calon huntap ini tersebar dalam 4 hamparan. Kondisi 4 hamparan lahan sekitar 95% luasan,memiliki kontur tanah datar dan landai, sehingga cocok untuk permukiman dan pengembangan kawasan, sisanya berbukit. Lokasi lahan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 250, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anterior Jurnal, Volume 23 Issue I, Januari 2024, Page 81 - 90", "type": "Page header" }, { "left": 397, "top": 29, "width": 144, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 803, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 226, "height": 325, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berada di dekat jalan permukiman. Adapun luas lahan ini dibebaskan menggunakan anggaran tahun 2020 dan 2021 serta 3 hamparan lahan telah dibebaskan sebelumnya. Sebagian besar wilayah Desa Tompe mempunyai kondisi tanah 95% datar dan landai di bagian wilayah utara, barat dan selatan, sedangkan di bagian timur sedikit berbukit dan tanahnya bergelombang (5% dari total luasan lahan). Surat Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Donggala yang diterbitkan tanggal 2 Desember 2020 No. 650/0525/DPUPR/2020 menegaskan mengenai rekomendasi lahan seluas 72.891 m². Pengadaan lahan yang dilakukan oleh tim pengadaan tanah skala kecil berdasarkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala, dijelaskan bahwa Desa Tompe menjadi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Sirenja. Pentingnya memetakan kawasan pembangunan adalah selain untuk mencegah dampak buruk di masa yang akan datang, juga nantinya akan memberikan manfaat positif bagi masyarakat pada konteks benefit sosial, ekonomi, dan lingkungan (Tait et al, 2020). Bagi pemerintah sendiri, adanya keseimbangan penataan lingkungan yang diperoleh melalui kebijakan, maka sekaligus akan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan mensejahterakan masyarakat secara komprehensif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 226, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Tata Kelola Keruangan di Kabupaten Donggala dan Implikasinya di Desa Tompe", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 448, "width": 226, "height": 314, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilayah Desa Tompe dilalui Jalan Trans Sulawesi Tolitoli - Palu. Jarak ke pusat pemerintahan Kabupaten Donggala dari wilayah Pantai Barat, Kecamatan Sirenja ±118 km. Waktu tempuh dengan kendaraan darat sekitar 3 jam 30 menit. Melalui jalan Trans Tolitoli-Palu dilanjutkan dengan jalan Trans Palu-Donggala. Akses jarak ke kantor pemerintahan kecamatan ±1,7 km dengan waktu tempuh ±3 menit menggunakan angkutan darat. Kantor Desa Tompe berjarak ±0.5 km dari lokasi huntap dengan waktu tempuh berkendara sekitar ±2 menit. Akses jalan menuju lokasi huntap dari jalan nasional Tolitoli-Palu masih berupa jalan tanah yang belum diaspal dengan lebar 5.5 meter. Jalan menuju lokasi huntap dapat dilalui menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Jalur Tolitoli-Palu di wilayah Tompe mengalami rob hampir setiap bulan, sehingga jalan menuju arah Tolitoli antara jam 16.00-22.00 WITA dan 05.00-10.00 WITA tidak bisa dilewati. Lokasi rob terjadi antara perbatasan Tompe dengan Lompio. Kendaraan yang akan menuju ke Tolitoli akan menunggu di wilayah Tompe, sementara yang akan menuju ke Palu akan menunggu di wilayah Lompio. Lokasi lahan hunian tetap berada dalam 3 hamparan yang berdekatan yang merupakat jalan milik desa. Terdapat akses jalan desa yang menghubungkan antara lahan yang akan digunakan untuk hunian. Kondisi jalan tanah dengan peningkatan timbunan dan Lebar jalan lorong permukiman sekitar 4", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 226, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meter dengan saluran drainase di kanan-kiri jalan. Dalam perencanaan pembangunan hunian tetap, menggunakan jalan eksisting yang akan dilakukan pelebaran maksimal 5,5m yang menghubungkan antara lokasi huntap di wilayah Desa Tompe.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 135, "width": 226, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk akses pendidikan, akses warga terdampak bencana ke sarana pendidikan cukup mudah. Desa Tompe sebagai kota kecamatan tersedia sarana pendidikan dari jenjang pendidikan usia dini hingga sekolah menengah atas jarak tempuh ke sarana pendidikan dari lokasi huntap cukup dekat.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 211, "width": 210, "height": 168, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Sarana Pendidikan Sekitar Hunian Tetap Lokasi Dari pusat kota ke … Jarak (km) Waktu tempuh (menit) Akses kendaraan Huntap Desa Tompe TK Al- Khairat Tompe 0.5 1 menit Roda 2 dan Roda 4 SDN 1 Sirenja 1.9 3 menit MTS Al- Khairat Tompe 2 3 menit SMAN 1 Sirenja 2 3 menit Sumber. Observasi Lapangan (2023)", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 524, "width": 196, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Peta Akses Sarana Pendidikan Sekitar Huntap Desa Tompe", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 548, "width": 204, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Google Earth dan Dinas PUPR Donggala, 2021", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 589, "width": 226, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk akses kesehatan, Puskesmas Tompe berjarak kurang lebih 1,8 km dari lokasi huntap dengan waktu tempuh kurang lebih 3 menit menggunakan transportasi darat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 484, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulizar Pramudika Tawil, Muzakir Tawil, Dedi Febrianto dan Indra Pratama Putra Salmon. Kajian Kebijakan Tata Ruang Pasca Bencana: Studi di Desa Tompe, Donggala, Sulawesi Tengah", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 802, "width": 13, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 79, "width": 204, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Peta Akses Sarana Kesehatan Sekitar Huntap Desa Tompe Sumber: Google Earth dan Dinas PUPR Donggala,", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 115, "width": 213, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021 Tabel 2. Sarana Kesehatan Hunian Tetap Lokasi Dari pusat kota ke … Jarak (km) Waktu tempuh (menit) Akses kendaraan Huntap Desa Tompe Puskesmas Desa Tompe 1.8 3 menit Roda 2 dan Roda 4 Sumber. Observasi Lapangan (2023)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 226, "height": 360, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di sekitar lokasi Huntap Tompe terdapat dua sumber air yang biasanya dimanfaatkan warga. Sumber air pertama adalah sumur suntik untuk huntara Tompe yang dibangun pasca bencana. Sumur tersebut mampu mengalirkan air rata-rata 2 liter/detik. Pada waktu dibangun, sumur bor tersebut diperuntukkan bagi warga di huntara. Lokasi hunian tetap hanya berjarak ±76 m dari sumur bor tersebut sehingga memungkinkan air dari sumur bor dialirkan ke huntap. Selain sumur bor, terdapat Bendungan Sibado yang berjarak ±2,8 km dengan waktu tempuh ±4 menit dari lokasi huntap, dari sungai tersebut mampu mengaliri air rata-rata 3950 liter/detik. Dengan debit air 3950 liter/detik itu cukup untuk mencukupi kebutuhan air dari 300 lebih rencana rumah hunian tetap yang akan dibangun di Desa Tompe. Sumber air dari bendungan Desa Sibado tersebut, juga dimanfaatkan oleh PDAM untuk mengaliri air bersih ke 3 desa di Kecamatan Sirenja, yakni Desa Sibado, Tanjung Padang, Dan Tompe. Perencanaan sumber air bersih hunian tetap untuk Huntap Desa Tompe akan menggunakan sumur dalam (sumur bor) yang terdiri dari 4 (empat) titik dengan debit setiap titik sebesar 0,8507 liter/detik sehingga ketersediaan air bersih cukup untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak bencana dan warga kawasan sekitarnya. Dalam menatakelola ruang, artinya penting untuk menjadikan keterpaduan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam satu rangkaian kebijakan penataan permukiman mengingat ketiganya adalah aspek dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Goncalves & Ferreira, 2015; Vigar, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 226, "height": 128, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap warga masyarakat Desa Tompe, belum ada layanan persampahan yang disediakan oleh pemerintah Kabupaten Donggala ataupun yang dikelola oleh warga. Kebiasaan warga selama ini, sampah dibakar di lingkungan rumah masing-masing. Ada tumpukan sampah rumah tangga yang dibuang di sekitar jembatan dekat sungai, berjarak 2,3 km dari Huntap Desa Tompe. Setelah sampah menumpuk dan kering, warga membakar sampah tersebut. Hal ini dilakukan karena belum tersedianya fasilitas sarana prasarana pengolahan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 79, "width": 226, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sampah di Desa Tompe. Luasan ±55.959 m². Pemerintah Desa Tompe bertanggungjawab meneliti semua dokumen terkait status legalitas kepemilikan/penguasaan lahan dan memastikan bahwa keabsahan dari status kepemilikan/penguasaan lahan tersebut melalui", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 137, "width": 226, "height": 337, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelusuran sejarah kepemilikan/penguasaan lahan terhadap dokumen yang ada. Lahan tersebut sebelumnya dikuasai oleh 11 (sebelas) pemilik tanah dengan diperkuat bukti legalitas tanah. Bukti legalitas pembelian lahan oleh pemerintah diperkuat dengan bukti surat pelepasan hak atas tanah atau surat penyerahan tanah dari masing-masing pemilik lahan kepada pemerintah daerah. Setelah penyerahan lahan kepada pemerintah, selanjutnya sertipikat kepemilikan lahan diproses Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Donggala untuk diterbitkan sertipikat hak atas tanah untuk warga terdampak bencana. Sedangkan lahan untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial akan diserahkan kepada Desa atau dikelola pemerintah daerah untuk dimanfaatkan sesuai keperuntukannya. Dari jumlah luasan lahan yang ditetapkan di penlok, baru ada 10 persil lahan (3 sertifikat dan 7 SKPT) yang sudah dibebaskan oleh Pemda Donggala menggunakan APBD tahun anggaran 2020 seluas ±54.600 m². Pemilik persil lahan seluas ±1.359 m², telah menyelesaikan proses pemecahan sertipikat yang dilakukan secara mandiri di kantor ATR/BPN Kabupaten Donggala dan pembayaran lahan tersebut akan dilaksanakan bersamaan dengan proses pembayaran lahan tambahan. Proses pembayaran untuk pembebasan lahan tambahan oleh Pemda Kabupaten Donggala dianggarkan di tahun berjalan dan akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2021.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 497, "width": 225, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Strategi Penatakelolaan Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 526, "width": 228, "height": 244, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya penatakelolaan yang dilaksanakan dilaksanakan di Desa Tompe adalah melalui skema kebijakan di bidang tata ruang berbasis mitigasi bencana. Penatakelolaan tersebut mulai dari kebijakan relokasi untuk masyarakat desa, pembiayaan pengadaan tanah untuk masyarakat, rencana aksi pengadaan tanah, sampai perencanaan teknis. Tahap awal dari proses pengadaan tanah untuk huntap Satelit Tompe mengacu kepada keputusan Bupati Donggala Nomor 188.45/0290/DPKP2 Tentang Pembentukan Tim Pengadaan Tanah Skala Kecil Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Keputusan tersebut memperhatikan beberapa regulasi antara lain Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanan Pengadaan Tanah, Keputusan Gubernur Sulawesi Tangah Nomor 591/39/RO.ADMPUM-G.ST/2014 tentang Pendelegasian Kewenangan Gubernur tentang Pembangunan untuk Kepentingan Umum kepada Bupati/Walikota se Provinsi Sulawesi Tengah, dan Surat Edaran Gubernur Sulawesi No.590/39.24/Dis Perkimtam tanggal 28 April 2017 tentang Pendelegasian", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 250, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anterior Jurnal, Volume 23 Issue I, Januari 2024, Page 81 - 90", "type": "Page header" }, { "left": 397, "top": 29, "width": 144, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 803, "width": 12, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 226, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 226, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses pengadaan lahan telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Disampaikan oleh Menteri ATR-BPN pada tanggal 20 April 2019 pada saat peninjauan ke Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar untuk Relokasi Korban Bencana Palu, Sigi, Donggala, bahwa pengadaan tanah untuk Huntap tetap mengacu pada UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 226, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya berkenan dengan skema pembiayaan tanah Kebijakan pembangunan Huntap Satelit Tompe merupakan bagian tak terpisahkan dari kebijakan pembangunan huntap untuk warga yang rumahnya perlu direlokasi akibat bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah 2018. Lahan Huntap Satelit yang posisinya berada di Desa Tompe, telah dan akan dibeli/dibebaskan oleh Pemerintah Kabupaten Donggala yang merupakan lahan dimilik/dikuasai warga.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 226, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alokasi anggaran pembebasan lahan tahun 2020 untuk hunian di Kabupaten Donggala menggunakan belanja barang dan jasa yang masuk dalam item belanja hibah yang akan diserahkan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan Permendagri No. 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Permendagri Nomor 123 tahun 2018 tentang perubahan keempat atas Peraturan Mentri dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Skema pembiyaan lahan di Tompe dilakukan menggunakan APBD dalam dua tahun anggaran, tahun anggaran 2020 sudah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 483, "width": 226, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan pembayaran/pembebasan lahan kepada 10 (Sepuluh) pemilik/penguasa lahan atas 10 (Sepuluh) bidang tanah, satu bidang tanah sesuai dengan SK Penlok masih menunggu proses penerbitan pemecahan sertipikat. Rencananya akan dibayarkan dalam pengadaan lahan di tahap kedua.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 226, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alokasi anggaran pembebasan lahan tambahan tahun 2021 untuk hunian di Kabupaten Donggala menggunakan belanja modal APBD Kabupaten Donggala tahun 2021. Pembelian lahan yang sudah direncanakan selanjutnya untuk mencukupi kebutuhan jumlah hunian, prasarana dan saran utilitas umum serta infrastruktur bagi warga terdampak bencana di Desa Tompe. Lahan tambahan sudah dilakukan kajian penilaian properti dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang tercantum dalam draf kajian properti lahan Desa Tompe.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 704, "width": 206, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Penilaian Untuk Pembebasan", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 716, "width": 89, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lahan Tahun 2020", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 728, "width": 214, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Pemilik Tanah (KJPP) Luas Tanah (m 2 ) Hasil Penilaian Tanah (Rp) 1 Arham 18.990 Rp. 949.500.000,00", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 72, "width": 222, "height": 338, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Pemilik Tanah (KJPP) Luas Tanah (m 2 ) Hasil Penilaian Tanah (Rp) 2 Hasran/Sulastri 2.970 Rp. 148.500.000,00 3 Amirudin 11.850 Rp. 533.250.000,00 4 Asri Laborima 4.259 Rp. 127.770.000,00 5 Mustafa 3.727 Rp. 149.080.000,00 6 Nurdi 1.617 Rp. 64.680.000,00 7 Saiful 1.693 Rp. 50.790.000,00 8 Samsu M 3.338 Rp. 100.140.000,00 9 Sofyan 1.244 Rp. 37.320.000,00 10 Untung Purnama 4.912 Rp. 147.360.000,00 Total 54.600 Rp. 2.308.390.000,00 Sumber. Dinas Perkimtan Kabupaten Donggala (2020) Tabel 4. Hasil Penilaian Untuk Pembebasan Lahan Tambahan Tahun 2021 No Pemilik Tanah (KJPP) Luas Tanah (m 2 ) Hasil Penilaian Tanah (Rp) 1 Sabdar Al-Hasni 2.607 Rp. 130.350.000,00 2 Mirwan 1.359 Rp. 67.950.000,00 3 Arham 622 Rp. 18.660.000,00 4 Karman 621 Rp. 18.630.000,00 5 Alamsyah 1.760 Rp. 52.800.000,00 6 Ilham 2.560 Rp. 115.200.000,00 7 Sulastri 3.539 Rp. 106.170.000,00 8 Asmariyam 9.067 Rp. 317.345.000,00 9 Sangkala G 2.938 Rp. 88.140.000,00 10 Sugiarso/Manuru 4.349 Rp. 217.450.000,00 11 Arianto 2.968 Rp. 89.040.000,00 Total 32.390 Rp. 1.221.735.000,00", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 411, "width": 192, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber. Dinas Perkimtan Kabupaten Donggala (2021)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 446, "width": 226, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rencana pengadaan lahan tambahan untuk lokasi hunian tetap Desa Tompe terdiri dari 11 (sebelas) bidang tanah yang dimiliki oleh 11 (sebelas) pemilik yang berbeda. Rencana lahan tambahan Desa Tompe seluas ±32.390 m2, 8 (delapan) bidang lahan dalam proses pembayaran dan 3 bidang dalam proses negosiasi dalam bentuk:", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 533, "width": 190, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Perencanaan di tahun 2020 melalui peran tim pengadaan tanah skala kecil, dengan sumber dana berupa APBD tahun anggaran 2020 dan berstastus selesai.", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 586, "width": 190, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Persiapan di tahun 2020 dalam bentuk sosialisasi rencana pembangunan, pendataan, serta proses konsultasi rencana pembangunan melalui peran tim pengadaan tanah skala kecil, dengan sumber dana berupa APBD tahun anggaran 2020 dan berstastus selesai.", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 674, "width": 190, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pelaksanaan di tahun 2020-2021 dalam bentuk inventarisasi dan identifikasi penguasaan tanah, penilaian ganti rugi, musyawarah penetapan ganti rugi, pemberian ganti rugi, serta pelepasan hak atas tanah dengan pelaksana antara lain dengan mensinergikan antara tim", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 484, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulizar Pramudika Tawil, Muzakir Tawil, Dedi Febrianto dan Indra Pratama Putra Salmon. Kajian Kebijakan Tata Ruang Pasca Bencana: Studi di Desa Tompe, Donggala, Sulawesi Tengah", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 802, "width": 13, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 79, "width": 175, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengadaan tanah skala kecil, KJPP, Perkimtan Kabupaten Donggala.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 226, "height": 198, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam perencanaan pembangunan Huntap Tompe, dari luasan lahan yang tersedia ±54.600 m² dapat dibangun sejumlah 229 unit hunian tetap (WTB berdasarkan SK Bupati berjumlah 314 WTB). Setiap persil lahan memiliki luas lahan per unit 135 m² dengan bangunan utama seluas 36 m². Selain unit hunian tetap, lahan juga disediakan untuk pembangunan prasarana dan sarana utilitas umum dan infrastruktur. Pada proses penataan lahan untuk hunian secara teknis juga mempertimbangkan pemanfaatan lahan untuk fasilitas umum dan ruang terbuka hijau. Kebutuhan lahan untuk warga terdampak bencana di Desa Tompe sesuai dengan SK WTB Tahap II per 2 November 2020 sejumlah 314 WTB. Jumlah warga terdampak bencana yang sudah difinalisasi sesuai dengan SK Keberhakan Gubernur, dari data final per 10 agustus 2021 telah didapatkan data 301 WTB.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 226, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data final yang akan menghuni hunian tetap akan disampaikan dalam dokumen Rencana Aksi Pemindahan (RAP). Berdasarkan data final per tanggal 10 agustus 2021, lahan yang sudah tersedia hanya cukup untuk 229 unit huntap sehingga ada kekurangan lahan untuk pembangunan 72 unit. Kekurangan 72 unit akan dialokasikan ke lahan tambahan Desa Tompe seluas ±32.390 m2 yang masih dalam proses pembayaran dan negosiasi. Pembelian lahan tambahan direncanakan akan menggunakan APBD TA 2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 434, "width": 226, "height": 128, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain rencana aksi, strategi penatakelolaan juga membuka proses pengaduan dalam rangka meningkatkan akurasi sasaran dari proses kebijakan yang dilaksanakan. Pengaduan/pelaporan pada dasarnya adalah merupakan bentuk aspirasi ataupun ketidakpuasan terhadap implementasi program pengadaan lahan dan relokasi permukiman berbasis komunitas yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Terlepas dari siapa dan dari mana yang menyampaikan pengaduan, dapat dipahami bahwa pada hakekatnya timbulnya pengaduan disebabkan oleh:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 567, "width": 208, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pemahaman substansi informasi yang kurang utuh;", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 597, "width": 208, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Proses kegiatan di lapangan yang kurang sempurna;", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 627, "width": 118, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pendekatan yang keliru;", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 645, "width": 208, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Tumbuhnya kepedulian dan kontrol sosial dari warga masyarakat .;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 226, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaduan berfungsi sebagai mekanisme untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rencana pengadaan lahan, memastikan mekanisme dapat diakses dan handal, sehingga permasalahan dapat diselesaikan secara sistemik, terkoordinasi, dan tepat waktu. Dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mekanisme penanganan pengaduan dapat mengurangi risiko ketika proyek", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 79, "width": 226, "height": 209, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "secara tidak sengaja berdampak kepada warga/penerima manfaat dan berfungsi sebagai umpan balik yang penting dan mekanisme pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan dampak positif rencana aksi pengadaan lahan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik pada Pasal 2 Ayat 1: Pengadu mempunyai hak untuk menyampaikan pengaduan atas pelayanan pelaksana yang tidak sesuai dengan standar pelayanan atau pengabaian kewajiban dan atau pelanggaran larangan oleh penyelenggara. Selain itu, harus dicatat bahwa dalam mekanisme penyelesaian ganti rugi, pemerintah juga harus mempertimbangkan aspek-aspek membangun dengan mengedepankan nilai inklusivitas (Conn & Davis, 2023; Reiter & Lezama, 2013), serta nilai-nilai partisipatif dengan masyarakat guna menjadikan legitimasi kebijakan terbentuk dengan baik (Bobbio, 2018; Traber, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 306, "width": 79, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 324, "width": 231, "height": 337, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagaimana pertanyaan penelitian yang telah diajukan. Adapun hasil penelitian ini bahwa pelaksanaan kebijakan rencana tata ruang wilayah tentang pelarangan mendirikan bangunan di area zona merah Desa Tompe Kecamatan sirenja. telah dijalankan akan tetapi belum maksimal sesuai yang diharapkan, walaupun pemerintah telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kebijakan perencanaan wilayah dan penyebaran peta dan dokumen yang terkait dengan perencanaan ruang wilayah. Namun dalam pelaksanaannya Masih banyak ditemukan beberapa pelanggaran dan kendala, baik pelanggaran mengenai pembangunan masyarakt di lahan zona terlarang hingga batasan- batasan dalam pengelolaan kawasan ruang maupun kendala pendanaan dari pihak Pemda yang mengakibatkan terhambatnya pembangunan huntap dan keberlanjutan implementasi kebijakan. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan masyarakat di Desa Tompe khususnya mayoritas bekerja sebagai nelayan sehingga masih banyak warga yang enggan pindah dari lahan zona merah tersebut dan beberapa Masyarakat yang masih memanfaatkan wilayah atau lahan yang ia miliki semaksimal mungkin tanpa memperdulikan penataan ruang yang baik dengan melihat fungsinya serta akibat yang akan ditimbulkan. Untuk pesisir pantai juga masih dijadikan tempat pembangunan baik itu tempat tinggal ataupun tempat berwirausaha yang sudah jelas bahwa lokasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 667, "width": 226, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah telah melarang masyarakat agar tidak melakukan aktivitas ataupun mendirikan bangunan di area zona merah tersebut karena semata-mata demi keselamatan. Namun masyarakat pun bingung jikalau pindah ke huntara, lahan huntara sudah digusur dan di ambil alih pihak lahan, alternatif terakhir huntap sebagai solusi belum juga ada titik terang karena proses pembangunan saja belum dilakukan. Hal ini disebabkan karena rendahnya pemahaman masyarakat mengenai", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 250, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anterior Jurnal, Volume 23 Issue I, Januari 2024, Page 81 - 90", "type": "Page header" }, { "left": 397, "top": 29, "width": 144, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 1412-1395; e-ISSN: 2355-3529", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 803, "width": 12, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 226, "height": 128, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kesadaran dan keselamatan serta kurangnya informasi tentang pengarahan pengelolaan tata ruang wilayah yang diberikan oleh pihak pemerintah kepada masyarakat juga merupakan salah satu faktor terhambatnya implementasi kebijakan ini. Sehingga strategi yang digunakan oleh dinas Perumahan Rakyat dan tata ruang Kabupaten Donggala melalui penyebaran peta dan data pembagian kawasan wilayah masih belum dipahami dan belum maksimal oleh masyarakat di beberapa Kecamatan secara umum dan di Desa Tompe Kecamatan sirenja secara khusus.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 65, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 235, "width": 226, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afidah, N. N., Kosasih, A., Damayanti, W., Hamidah, S., Nugraha, R. H., Rizkyanfi, M. W., & Fuadin, A. (2022, November). The Kadu Lexicon local wisdom of geographic’s toponymic at Pandeglang Regency, Banten Province. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1089, No. 1, p. 012065). IOP Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 328, "width": 182, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://iopscience.iop.org/article/10.1088/175 5-1315/1089/1/012065", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 226, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2022,", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 374, "width": 186, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Januari). Indeks Resiko Bencana Indonesia Tahun 2021. Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB . https://inarisk.bnpb.go.id/irbi", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 225, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bobbio, L. (2019). Designing effective public participation. Policy and Society , 38 (1), 41-57. https://doi.org/10.1080/14494035.2018.1511 193", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 491, "width": 226, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conn, C., & Davis, S. (2023). Policy implications of collective agency for inclusion: evidence from the Welsh context. Journal of Education Policy , 1-22. https://doi.org/10.1080/02680939.2023.2222 372", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 225, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches . Sage publications.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 620, "width": 225, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gonçalves, J., & Ferreira, J. A. (2015). The planning of strategy: a contribution to the improvement of spatial planning. Land Use Policy , 45 , 86-94. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2015.01. 020", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 690, "width": 226, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Greiving, S., & Angignard, M. (2013). Disaster mitigation by spatial planning. In Mountain Risks: From Prediction to Management and Governance (pp.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 724, "width": 185, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "287-302). Dordrecht: Springer Netherlands. https://link.springer.com/chapter/10.1007/97 8-94-007-6769-0_10", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 226, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halachmi, A., & Holzer, M. (2010). Citizen participation and performance measurement: Operationalizing democracy through better accountability. Public Administration Quarterly , 378-399. https://www.jstor.org/stable/41288353", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 153, "width": 226, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "He, A. J., & Ma, L. (2021). Citizen participation, perceived public service performance, and trust in government: Evidence from health policy reforms in Hong Kong. Public performance & management review , 44 (3), 471-493. https://doi.org/10.1080/15309576.2020.1780 138", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 257, "width": 226, "height": 140, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jamidun, J., Rusydi, M., Kirbani, S. B., Subagio, P., & Suryanto, W. (2019). Analisis dan Model Inversi Gaya Berat 2D untuk Penampakan Sesar Palu Koro Di Sulawesi Tengah Indonesia. Natural Science: Journal of Science and Technology , 8 (1), 77-86. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ejur nalfmipa/article/view/12644 Marjiyono, M. (2016). Konfigurasi Cekungan Kuarter Wilayah Kota Mataram, Nusatenggara Barat Berdasarkan Data Mikrotremor. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 397, "width": 186, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Geologi dan Sumberdaya Mineral , 17 (1), 51-60. https://jgsm.geologi.esdm.go.id/index.php/JGS M/article/view/29", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 444, "width": 226, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maulana, A. D., & Prasetyo, D. A. (2019). Analisa Matematis pada Koreksi Bouguer dan Koreksi Medan Data Gravitasi Satelit Topex dan Penerapan dalam Geohazard Studi Kasus Sesar Palu Koro, Sulawesi Tengah. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 502, "width": 185, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Geosaintek , 5 (3), 91-100. http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v5i3.62 30", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 548, "width": 226, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pusdalops PB Provinsi Sulawesi Tengah. (2023, Juni). Peta Kejadian Bencana di Kabupaten/Kota Tahun 2023: Kejadian Bencana Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah . https://pusdalops-bpbdsulteng.com/", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 642, "width": 226, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puspitasari, A. E., Bima, D. P. S., & Dewi, T. P. (2018). Mitigasi bencana berbasis kearifan lokal di Desa Tieng, Kabupaten Wonosobo. Journal of Geography of Tropical Environments , 2 (2). https://scholarhub.ui.ac.id/jglitrop/vol2/iss2/4/", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 712, "width": 226, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reiter, B., & Lezama, P. (2013). The importance of inclusion policies for the promotion of development in Brazil and Colombia. Journal of Developing Societies , 29 (2), 189-212. https://doi.org/10.1177/0169796X13479707", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 484, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulizar Pramudika Tawil, Muzakir Tawil, Dedi Febrianto dan Indra Pratama Putra Salmon. Kajian Kebijakan Tata Ruang Pasca Bencana: Studi di Desa Tompe, Donggala, Sulawesi Tengah", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 802, "width": 13, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 226, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Traber, D. (2013). Does participation in policymaking enhance satisfaction with the policy outcome? Evidence from Switzerland. Swiss Political", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 114, "width": 30, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Science", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 114, "width": 58, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review , 19 (1),", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 114, "width": 185, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60-83. https://doi.org/10.1111/spsr.12021", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 226, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salam, M. (2023). Desa Tompe Donggala Diterjang Banjir, 80 Rumah Terendam. Tribun Palu . https://palu.tribunnews.com/2023/01/26/desa -tompe-donggala-diterjang-banjir-80-rumah- terendam", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 226, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segara, N. B. (2017). Kajian Nilai Pada Toponimi di Wilayah Kota Cirebon Sebagai Potensi Sumber Belajar Geografi. Jurnal Geografi:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 254, "width": 185, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian , 14 (1), 54-67. https://doi.org/10.15294/jg.v14i1.9777", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 225, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subarsono, A. (2011). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 225, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supartoyo, S., Sulaiman, C., & Junaedi, D. (2014). Kelas Tektonik Sesar Palu Koro, Sulawesi Tengah. Jurnal Lingkungan dan Bencana", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 371, "width": 55, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Geologi , 5 (2),", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 371, "width": 185, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111-128. http://jlbg.geologi.esdm.go.id/index.php/jlbg/a rticle/view/68", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 418, "width": 226, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tait, M., Inch, A., Slade, J., Vigar, G., Gunn, Z., Schoneboom, A., & Clifford, B. (2020). Working in the Public Interest? What must planners do differently? Critical thoughts on the state of planning.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 226, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vigar, G. (2009). Towards an integrated spatial planning?. European Planning Studies , 17 (11),", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 511, "width": 180, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1571-1590. https://doi.org/10.1080/09654310903226499", "type": "Text" } ]
5a512be8-b726-bf59-c708-2608e7c90597
https://e-journal.metrouniv.ac.id/linear/article/download/3208/2149
[ { "left": 348, "top": 50, "width": 179, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN:2722-6913 e-ISSN:2722-760X Volume 2 Nomor 1 Juni 2021, pp.30-36", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 780, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 122, "width": 404, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 195, "width": 314, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STKIP KUMALA LAMPUNG TAHUN 2020", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 225, "width": 96, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyu Nofiansyah", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 238, "width": 193, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STKIP Kumala Lampung Metro, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 274, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 457, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mata kuliah Statistik Pendidikan merupakan salah satu ranah dari matematika. Adanya keterkaitan dengan matematika yang mana obyeknya abstrak sehingga menimbulkan persepsi bahwasanya mata kuliah statistik pendidikan itu sulit. Sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada dosen maka kemandirian belajar penting dalam belajar statistik pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah statistik pendidikan. Penelitian ini dilakukan di STKIP Kumala Lampung dengan jumlah sampel sebanyak 35 mahasiswa PG PAUD semester VI. Metode pengumpulan data dengan penyebaran angket (dalam bentuk google form ) dan tes tertulis. Dalam proses analisis data menggunakan bantuan Aplikasi SPSS versi 24, yaitu baik dari uji instrumen, uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah statistik pendidikan. Besar pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar ialah sebesar 22% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 330, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword : Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Statistik Pendidikan, SPSS", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 480, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 456, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Education Statistics course is one of the areas of mathematics. There is a connection with mathematics, where the object is abstract, giving rise to the perception that statistical education courses are difficult. Learning resources that are not only centered on lecturers, learning independence is important in learning educational statistics. This study aims to see the effect of student learning independence on learning outcomes in the education statistics course. The research was conducted at STKIP Kumala Lampung with a total sample of 35 PG PAUD semester VI students. Methods of data collection by distributing questionnaires (in the form of google) and written tests. In the process of data analysis using the SPSS application version 24, namely both from the instrument test, the prerequisite analysis test and hypothesis testing. Based on the results of the research, the conclusion is that there is a positive and significant influence between student learning independence on learning outcomes in the education statistics course. The influence of independent learning on learning outcomes is 22% and the rest is from other variables.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 364, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: Independent Learning, Educational Statistics Learning Outcomes, SPSS", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 42, "width": 205, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kemandirian Belajar Mahasiswa…", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 780, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 443, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mata kuliah Statistik Pendidikan ialah mata kuliah yang wajib diajarkan dalam perkuliahan di Perguruan Tinggi. Mata kuliah ini memiliki peranan penting bagi mahasiswa untuk memudahkan kedepannya dalam menyelesaikan tugas akhir. Dimana ada satu bagian yang mana didalamnya terdapat analisis data yang itu membutuhkan pemahaman konsep yang baik. Mata kuliah ini ialah termasuk dalam ranah matematika, yang mana sebagian besar mahasiswa kurang menyukainya. Hal ini dapat diperoleh dari pengamatan oleh peneliti dalam proses pembelajaran sebelumnya. Adanya keterkaitan dengan matematika yang mana obyeknya abstrak sehingga menimbulkan persepsi yang sama pula dengan mata kuliah statistik pendidikan ini. Pemikiran-pemikiran inilah yang kadang muncul di mahasiswa, terlebih mereka yang ada di Program Studi PG PAUD. Berharap memilih jurusan ini dengan anggapan akan terhindar dari yang namanya perhitugan-perhitugan namun diperkuliahan masih bertemu juga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 443, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses perkuliahan ditahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan adanya pandemi covid-19. Proses pembelajaran yang seharusnya tatap muka langsung seperti biasanya namun kali ini dipaksakan untuk pembelajaran secara daring. Hal ini telah menambah permasalahan baru apabila dikaitkan dengan mata kuliah ini. Mata kuliah yang memuat analisis, perhitungan dan penerapan bantuan aplikasi dalam proses pembelajarannya, yang mana semula mudah menjadi timbulnya masalah. Dampaknya mata kuliah statistik pendidikan menjadi mata kuliah yang sulit, sehingga dapat berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 443, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2010: 22). Selanjutnya mengenai rendahnya hasil belajar mahasiswa banyak faktor yang mempengaruhinya, dapat muncul dari karakter mahasiswanya atau proses pembelajarannya. Menurut pendapat Slameto (2013: 54) bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri seseorang maupun dari luar diri. Faktor dari dalam diri dapat berupa karakteristik mahasiswa tersebut. Dimana setiap mahasiswa jelas memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, misal dalam semangat untuk belajar. Pembelajaran secara daring yang mana memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menunjang lancarnya kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi semangat belajar mahasiswa. Kemampuan setiap siswa bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan yang menjadi dasar perkembangan teknologi, akan tetapi kemampuan pada setiap siswa ada pada karakter pada setiap seseorang (Chotimah, dkk . 2018:69). Karakter yang dapat dibentuk dalam proses pembelajaran salah satunya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 183, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linear: Journal of Mathematics Education Volume 2 (1), Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 780, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 442, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ialah karakter mandiri mahasiswa. Kemandirian berawal dari kata mandiri, dimana mandiri dapat ditunjukkan dengan adanya percaya akan kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 442, "height": 198, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar (Umar dan La Sulo, 2000:50). Kemandirian dalam hal ini yaitu belajar pada mata kuliah statistik pendidikan yang tidak hanya berpusat pada dosen yang mengajarkan, terlebih adanya keterbatasan dalam penyampaian materi oleh dosen. Proses pembelajaran daring ( google classroom ) yang digunakan oleh dosen menuntut lebih mahasiswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam memperoleh sumber belajar lainnya. Seperti pendapat Ngalimun (2015: 32) bahwa kunci pokok pembelajaran ada pada seorang pendidik tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya pendidik yang aktif sedangkan peserta didik pasif melainkan kedua belah pihak harus sama aktif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 443, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil observasi peneliti, dalam pembelajaran daring, masih terlihat mahasiswa semester VI Prodi PG PAUD yang apabila diberikan pertanyaan lalu hasil umpan baliknya/jawaban yang disampaikan masih ada yang tidak percaya diri. Hal ini ditandai dengan menunggu jawaban dari teman yang lain. Selanjutnya dari pemberian tugas terstruktur, masih ada beberapa mahasiswa yang menyelesaikan permasalahan dengan alur yang sama dengan teman yang lain. Ini menandakan rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan masih belum maksimal. Melihat permasalahan diatas maka peneliti sendiri tertarik untuk mengetahui adakah penganruh kemandirian belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah statistik pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 442, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar dibawah ini menerangkan kerangka pikir penelitian yang dilakukan mengenai kesiapan belajar dan kemampuan bertanya mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 633, "width": 316, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Paradigma variabel independen X , dan variabel dependen Y", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 443, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survei . Penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu kemandirian belajar mahasiswa dan variabel terikatnya yaitu hasil belajar pada mata kuliah statistik pendidikan. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh mahasiswa PG PAUD semester VI.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 581, "width": 296, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemandirian Belajar Mahasiswa (X 1 ) Hasil Belajar", "type": "Picture" }, { "left": 390, "top": 594, "width": 70, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa (Y)", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 42, "width": 205, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kemandirian Belajar Mahasiswa…", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 780, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 443, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling yaitu sebanyak 35 mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 443, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode pengumpulan data dengan angket yang diberikan ke mahasiswa dengan bantuan google form dan tes tertulis. Analisis data yang dilakukan meliputi uji prasyaratan analisis dan uji hipotesis. Adapun uji prasyaratan analisis meliputi uji normalitis dan uji linieritas, kemudian untuk uji hipotesis digunakan uji regresi. Adapun Rumus yang dapat dipakai untuk uji normalitas ialah dengan metode Kolmogorov-Smirnov, terlihat dalam tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 239, "width": 242, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rumus dalam uji Normalitas No 𝐗 𝐢 𝐙 = 𝐗 𝐢 − 𝐗 ̅ 𝐒𝐃 𝐅 𝐓 𝐅 𝐒 |𝐅 𝐓 − 𝐅 𝐒 |", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 62, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 297, "width": 103, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐗 𝐢 : Nilai pada data", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 272, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐙 : Transformasi dari nilai ke notasi pada dist.normal", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 339, "width": 442, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐅 𝐓 : Probabilitas kumulatif normal; kumulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi 𝐙 𝐢 , dihitung dari luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Z 𝐅 𝐒 : Probabilitas kumulatif empiris (1/data ke n)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 402, "width": 443, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Signifikansi uji, nilai |𝐅 𝐓 − 𝐅 𝐒 | terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Kolmogorov- Smirnov.Jika nilai |𝐅 𝐓 − 𝐅 𝐒 | terbesar < nilai tabel Kolmogorov-Smirnov, maka H 0 diterima dan H a ditolak. Jika nilai |𝐅 𝐓 − 𝐅 𝐒 | terbesar ≥ nilai tabel Kolmogorov-Smirnov, maka H 0 ditolak dan H a diterima.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 443, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan yang linier atau tidak antara variabel bebas dan variabel terikat.Rumus yang dapat digunakan adalah uji ini ialah rumus Regresi Linier, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 550, "width": 63, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E TC hitung RJK RJK", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 396, "height": 173, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F = (2) Dimana: ( )( ) ( ) 2 2      − − = X X n Y X XY n b n X b Y a   − =  = 2 Y JK T ( ) ( ) n Y JK a g 2 Re  =", "type": "Picture" }, { "left": 137, "top": 721, "width": 152, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) ( )( )         − =    n Y X XY b", "type": "Picture" }, { "left": 109, "top": 742, "width": 43, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JK a b g / Re", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 183, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linear: Journal of Mathematics Education", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 101, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 (1), Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 780, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 69, "width": 176, "height": 183, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) ( ) a g a b g s JK JK Y JK Re / Re 2 Re − − =  2 Re Re − = n JK RJK s s ( )            − = k E n Y Y JK 2 2 E s TC JK JK JK − = Re 2 − = k JK RJK TC TC k n JK RJK E E −", "type": "Picture" }, { "left": 141, "top": 227, "width": 7, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 251, "width": 409, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kriteria keputusan hubungan antara variabel X dan Y linier jika tabel hitung F F ", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 442, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam taraf signifikan 5% dan db pembilang 2 − = k dan db penyebut k n − = , dengan n adalah banyaknya data sampel penelitian dan k adalah banyaknya kelompok data variabel bebas yang mempunyai nilai yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 443, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian untuk uji hipotesisnya menggunakan regresi linier sederhana, dimana untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah statistik pendidikan. Adapun rumusnya terlihat dibawah ini", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 202, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bX a Y + = ˆ Dengan: n X b Y a   − = ( )( ) ( ) 2 2      − − = X X n Y X XY n b", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 149, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: a = Konstanta b = Koefisien variabel bebas", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 592, "width": 131, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n = Banyaknya responden", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 614, "width": 120, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X = Nilai variabel bebas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 123, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = Nilai variabel terikat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 656, "width": 442, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, peneliti telah menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 24 untuk menganalisis data tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 42, "width": 205, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kemandirian Belajar Mahasiswa…", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 780, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 442, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji uji prasyarat, dalam hal ini perhitungan/olah data menggunakan bantuan SPSS versi 24 data untuk kemandirian belajar mahasiswa diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,105 dan hasil belajar mahasiswa diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,064. Maka terlihat bahwa kedua variabel tersebut menunjukkan nilai signifikasi > 0,05 maka kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Kemudian untuk hasil olah data kemandirian belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah statistic pendidikan diperoleh nilai deviation from Linearity sebesar 0,823. Terlihat nilai deviation from Linearity tersebut > 0,05 maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linier.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 442, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian hipotesis dan analisis data masih sama dilakukan dengan bantuan SPSS versi 24. Terlihat hasil olah data pada tabel dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 302, "width": 347, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Model Summary (Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar)", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 318, "width": 289, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .469 a .220 .197 8.623", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 384, "width": 226, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Predictors: (Constant), Kemandirian Belajar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 442, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 diatas menerangkan besarnya nilai korelasi yang dilambangkan dengan (R), yaitu sebesar 0,469. Kemudian pada kolom R Square menerangkan besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau koefisien determinasinya sebesar 0,220 artinya bahwa pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar ialah sebesar 22%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 527, "width": 312, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. ANOVA (Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar)", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 541, "width": 393, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 693.292 1 693.292 9.324 .004 b Residual 2453.851 33 74.359 Total 3147.143 34 a. Dependent Variable: Hasil Belajar b. Predictors: (Constant), Kemandirian Belajar", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 183, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linear: Journal of Mathematics Education", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 101, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 (1), Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 285, "top": 780, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 81, "width": 327, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Coefficients (Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar)", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 95, "width": 410, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.404 22.419 .286 .777 Kemandirian Belajar .510 .167 .469 3.053 .004", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 212, "width": 180, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Hasil Belajar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 442, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya berdasarkan Tabel 3 dan tabel 4 diatas menerangkan bahwasanya diperoleh nilai konstantanya ialah 6,404 dan nilai kemandirian belajar ialah 0,510, sehingga persamaan regresi linier sederhana 𝑌̂ = 6,404 + 0,510X. Kemudian untuk nilai sig. < 0,05 maka menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kemandirian belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah statistik pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 442, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka diperoleh simpulan dari penelitian ini ialah terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah statistik pendidikan. Besar sumbangan kemandirian belajar terhadap hasil belajar pada mata kuliah statistik pendidikan sebesar 22%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 442, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chotimah, S., Ramadhani, F. A., Bernard, M., dan Akbar, P. 2018. Pengaruh Pendekatan Model-Eliciting Activities terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Matematika Siswa SMP Negeri di Kota Cimahi. Journal on Education, 1 (2), 68-77.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 597, "width": 443, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosdakarya Ngalimun. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umar Tirtarahardja dan S. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi Revisi Cet II.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 433, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Text" } ]
82c0da59-8176-9a6f-043f-c6d06fbad4fa
https://ejournal.unisnu.ac.id/jtn/article/download/2775/1795
[ { "left": 88, "top": 38, "width": 421, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Examples Non Examples Pada Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Kelas Iv", "type": "Page header" }, { "left": 148, "top": 52, "width": 301, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sdn 3 Ngeling : Khoirul Anisah, Via Amelia Firmansyah & Erika Ariyanti", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "418", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 105, "width": 464, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES PADA HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR KELAS IV SDN 3 NGELING", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 175, "width": 293, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khoirul Anisah 1  , Via Amelia Firmansyah 2 & Erika Ardianti 3", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 190, "width": 289, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1  PGSD Universitas Nahdlatul Ulama’, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 203, "width": 274, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 PGSD Universitas Nahdlatul Ulama’, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 215, "width": 283, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 PGSD Universitas Nahdlatul Ulama’, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 244, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 258, "width": 356, "height": 167, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________ Mathematics education is a very important science to learn because it is often used in everyday life as an effort to improve logical thinking skills, and can solve problems. Based on these problems, we need a learning model that attracts students' attention, namely the use of non-Example Example learning models for flat-shaped mathematics subjects. This learning model not only uses pictures to convey an explanation of the material to be taught but knows and memorizes concepts or formulas but also requires understanding and the ability to solve mathematical problems properly and correctly. Based on the results of the data that has been achieved, in the first cycle there is an increase in learning where in the pre-cycle 43.3% the first cycle has an increase of 86.6%. This is said to be complete because learning is said to be complete if classically students who score 7 and above reach 85%, then the Non-Examples model on flat material can improve mathematics IV learning outcomes in elementary schools.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 450, "width": 338, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Model, Hasil Belajar Matematika, Examples Non Examples", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "419", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 100, "width": 213, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika masih di anggap sebagai momok oleh sebagian besar siswa, selain itu Matematika dianggap sebagai ilmu yang kering, teoritis, penuh dengan lambang- lambang, rumus-rumus yang sulit dan sangat membingungkan. Akibatnya, Matematika tidak lagi menjadi disiplin ilmu yang objektif- sistematis, tapi justru menjadi bagian yang sangat subjektif dan kehilangan sifat netralnya. Repotnya lagi, kondisi tersebut diperparah oleh sikap guru pengajar Matematika yang sering berperilaku galak, mudah marah, suka mencela, monoton, dan terlalu cepat mengajar. Anggapan ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar Matematika mereka menjadi rendah. Akibat lebih lanjut lagi mereka menjadi semakin tidak suka terhadap matematika. Sehingga hasil belajar matematika mereka menjadi rendah.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 341, "width": 213, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara pikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk menghadapi kemajuan IPTEK, sehingga", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 404, "width": 212, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika perlu dibekalkan pada setiap siswa sejak taman kanak-kanak (TK) sampai pada sekolah menengah atas (SMA), bahkan sampai perguruan tinggi. Matematika yang ada pada hakekatnya suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif formal dan abstrak. Untuk itu seorang guru perlu memilih pendekatan, metode dan model yang tepat dalam pembelajaran Matemaika. Walaupun kenyataanya siswa di dalam satu kelas memperoleh perlakuan sama dalam pembelajaran, tetapi konsep yang dapat dipahami masing-masing siswa berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 556, "width": 213, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita dan berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Disamping itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pelajaran menjadi kering dan kurang bermakna, akibatnya bagi guru melakukan pembelajaran tidak lebih hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Asal", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 88, "width": 213, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tugasnya sebagai guru dalam melakukan perintah yang terjadwal sesuai dengan waktu yang telah dilaksanakan tanpa peduli apa yang telah diajarkan itu bisa dimengerti atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 138, "width": 213, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu strategi untuk mencapai keberhasilan kompetensi suatu mata pelajaran adalah dengan menjadikan pembelajaran berlangsung secara aktif. Beberapa ciri dari pembelajaran yang aktif adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran terkait dengan dunia nyata, (3) pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi, (4) pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda, (5) pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah (siswa-guru), (6) pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar, (7) pembelajaran berpusat pada anak, (8) penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, (9) guru memantau proses belajar siswa, dan (10) guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 391, "width": 215, "height": 352, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran Examples Non Examples membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambar- gambar/foto/kasus yang bermuatan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut. Metode pembelajaran ini dapat menggeser penerapan strategi klasikal (metode ceramah) menjadi suatu metode baru yang dapat mengupayakan siswa lebih aktif dan kritis dalam berfikir, sehingga siswa tidak diposisikan sebagai penerima materi yang pasif. Penelitian terdahulu ditemukan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya panggal dan puncak proses belajar. Materi bangun datar dalam pembelajaran matematika merupakan materi yang penting, materi bangun datar juga banyak", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "420", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 88, "width": 213, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diaplikasikan pada berbagai bidang, misalnya tekhnik mesin, tekhnik sipil, dan lain-lain. diharapkan siswa dapat menguasai materi tersebut dengan baik. Namun kenyataanya pada kelas IV, pemahaman siswa terhadap materi tersebut masih kurang. Pada materi bangun datar di SD tersebut masih kurang. Pada materi bangun datar para siswa di SD tersebut masih kurang. Pada materi bangun datar para siswa di SD tersebut masih mengalami kesulitan, apalagi pembelajaran yang di lakukan di SD tersebut masih menggunakan pembelajaran konvensional,", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 252, "width": 213, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga peneliti merasa bahwa jika model pembelajaran Examples Non Examples diterapkan, maka akan meningkatkan hasil belajar para siswa di SD tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran Examples Non Examples terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar di sekolah tersebut.", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 366, "width": 213, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian peneliti berminat melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Examples Non Examples Pada Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Kelas IV SDN 3 Ngeling” .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 82, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 457, "width": 213, "height": 288, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja, upaya dalam memecahkan masalah ini dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut dilakukan dengan secara bersiklus dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar dikelas IV SDN 3 Ngeling. Penelitian ini dimulai dengan menganalisis permasalahan yang terjadi dan menentukan tindakan yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan hingga mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan beberapa pihak yang berwenang dan bersangkutan seperti kepala sekolah dan guru untuk menggali serta mengkaji permasalahan tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Teknik pengumpulan untuk analisis kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 88, "width": 213, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara terhadap guru kelas dan siswa kelas IV, untuk analisis datanya menggunakan skala", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 138, "width": 110, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Kategori Skor", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 252, "width": 24, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% =", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 290, "width": 212, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil nilai kelayakan telah diperoleh maka selanjutnya adalah pengukuran predikat dari penelitian dengan menggunakan rating scale , berikut merupakan tabel rating scale yang digunakan untuk pengukuran kelayakan penggunaan model Examples Non Examples.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 379, "width": 189, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Kategori kelayakan rating scale", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 499, "width": 40, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 514, "width": 79, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Hasil Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 527, "width": 210, "height": 212, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasto (2019) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran yang dijadikan tolak ukur untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tujuan pembelajaran, sebagai salah satu patokan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran, hasil belajar merefleksikan hasil dari proses pembelajaran yang menunjukkan sejauh mana siswa, guru, proses pembelajaran dan lembaga pendidikan yang telah mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Hasil belajar juga merupakan laporan mengenai apa yang telah diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar disimpulkan menjadi kompetensi dan ketrampilan yang dimiliki siswa yang diperoleh melalui proses pembelajaran, melalui tiga ranah yaitu koginitif, afektif dan psikomotor.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 161, "width": 206, "height": 320, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Aspek Ketuntasan Skor 1. Baik 3 2. Cukup 2 3. Kurang 1 Jumlah skor total jawaban Jumlah skor total maksimum indikator Skor dalam persen Kategori kelayakan 0-25% Tidak layak >25%-50% Kurang layak >50%-75% Cukup layak >75%-100% Sangat layak", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "421", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 113, "width": 174, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Hakikat Pembelajaran Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 126, "width": 186, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayu (2020:39) menuturkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 207, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Matematika merupakan ilmu yang penting dipelajari karena sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 207, "height": 300, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, serta memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Matematika adalah cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani”. Pembelajaran matematika merupakan proses belajar dengan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bentuk bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang sudah ada. Pembelajaran Matematika merupakan suatu proses belajar mengajar dimana guru menjelaskan dan memberikan pemahaman mengenai materi-materi terkait mata pelajaran matematika, yang didalamnya terkandung upaya guru dalam menciptakan iklim dan kemapuan, potensi, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dan peserta didik sehingga peserta didik dapat menerima materi yang diberikan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 207, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat 4 pemahaman konsep matematika yaitu : 1. Pemahaman Mekanikal", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 518, "width": 186, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan pemahaman dimana siswa hanya dapat mengingat suatu rumus dan menerapkanya untuk menyelesaikan soal, tetapi tidak tahu mengapa rumus tersebut digunakan.", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 587, "width": 113, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pemahaman Induktif", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 600, "width": 186, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat mencobakan suatu rumus dalam kasus sederhana dan tahu bahwa rumus tersebut berlaku dalam kasus serupa.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 655, "width": 203, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pemahaman Rasional Dapat membuktikan kebenaran sesuatu,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 680, "width": 133, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bukan hanya memperkiranya.", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 692, "width": 204, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pemahaman Intuitif Dapat menebak jawaban tanpa", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 718, "width": 186, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melakukan analisis terlebih dahulu. (Novitasari, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 126, "width": 207, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Tinjauan Materi Bangun Datar Bangun datar adalah bangun yang hanya memiliki keliling dan luas. Ada beberapa jenis bangun datar seperti segitiga, persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium, dan lingkaran. Adapun definisinya akan dijelas sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 227, "width": 60, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Segitiga", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 334, "width": 99, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Segitiga", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 359, "width": 38, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi:", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 372, "width": 188, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segitiga adalah bangun geometri yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 422, "width": 54, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat:", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 435, "width": 185, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah sudut pada segitiga besarnya 180 ⁰ ( S, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 461, "width": 37, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus:", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 473, "width": 81, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keliling = a+b+c", "type": "Text" }, { "left": 377, "top": 486, "width": 74, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas = ½ x a x t", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 511, "width": 56, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Persegi", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 634, "width": 107, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Persegi", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 659, "width": 44, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi:", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 671, "width": 185, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut siku-siku.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 735, "width": 48, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "422", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 88, "width": 122, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Mempunyai 4 titik sudut", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 99, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Mempunyai 4 sudut siku-siku 90 ⁰ .", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 113, "width": 182, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 138, "width": 136, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Mempunyai 4 simetri lipat.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 151, "width": 180, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Mempunyai 4 simetri putar (S, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 176, "width": 71, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus: Keliling = 4 x s Luas = s x s", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 227, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Persegi Panjang", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 322, "width": 138, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Persegi Panjang", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 347, "width": 44, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 359, "width": 186, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut siku- siku.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 448, "width": 54, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 461, "width": 181, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 486, "width": 182, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 513, "width": 180, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Mempunyai 4 sudut siku-siku 90 ⁰ .", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 528, "width": 182, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 555, "width": 145, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Mempunyai 2 simetri lipat.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 569, "width": 182, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Mempunyai 2 simetri putar (S,", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 583, "width": 31, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2017).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 609, "width": 81, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus: Keliling = 2 (p+l) Luas = p x l", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 113, "width": 95, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Jajaran Genjang", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 191, "width": 186, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Jajar Genjang Definisi: Jajaran Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing- masing sama besar dengan sudut di hadapannya.", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 343, "width": 186, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat: a) Tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar.", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 381, "width": 182, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 406, "width": 182, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 431, "width": 183, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Mempunyai 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan. e) Sudut yang saling berdekatan besarnya 180 ⁰ .", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 482, "width": 182, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang (S, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 520, "width": 37, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus:", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 533, "width": 83, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keliling = 2 (a+b) Luas = a x t", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 583, "width": 87, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Belah Ketupat", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 701, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Belah Ketupat", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "423", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 113, "width": 44, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 126, "width": 186, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat rusuk yang sama panjang dan dan memiliki dua pasang sudut bukan siku- siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 214, "width": 54, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 227, "width": 136, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Mempunyai 2 simetri lipat.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 239, "width": 144, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Mempunyai 2 simeteri putar.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 252, "width": 127, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Mempunyai 4 titik sudut.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 265, "width": 181, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Sudut yang berhadapan besarnya sama.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 290, "width": 124, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Sisinya tidak tegak lurus.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 303, "width": 181, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya (S, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 341, "width": 71, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus: Keliling = 4 x s", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 366, "width": 88, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas = ½ x d1 x d2", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 391, "width": 93, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Layang-Layang", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 512, "width": 186, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Layang-Layang Definisi: Layang-layang adalah bangun geometri berbentuk segiempat yang terbentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya berhimpitan.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 613, "width": 54, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat:", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 626, "width": 181, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Mempunyai 1 simetri lipat. Tidak mempunyai simetri putar", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 651, "width": 182, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Mempunyai 4 sisi sepasang-sepasang yang sama panjang.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 676, "width": 130, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Mempunyai 4 buah sudut.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 689, "width": 182, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 714, "width": 189, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Mempunyai 2 diagonal berbeda dan tegak lurus ( S, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 115, "width": 40, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus:", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 129, "width": 90, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keliling = a+b+c+d Luas = ½ x d1 x d2", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 167, "width": 71, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Trapesium", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 244, "width": 179, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Trapesium Definisi: Trapesium adalah bangun segiempat dengan sepasang sisi", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 307, "width": 90, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berhadapan sejajar.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 333, "width": 178, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat: Tiap pasang sudut yang sisinya", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 357, "width": 92, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sejajar adalah 180 ⁰ .", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 384, "width": 178, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis-jenis trapesium: a) Trapesium Sembarang yaitu trapesium yang mempunyai sisi- sisi yang berbeda. b) Trapesium Siku-Siku yaitu trapesium yang mempunyai sudut siku-siku. c) Trapesium Sama Kaki yaitu trapesium yangmempunyai sepasang kaki sama panjang (S, 2017). Rumus: Keliling = a+b+c+d", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 561, "width": 119, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas = ½ ( alas a+alas b) t", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 586, "width": 69, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Lingkaran", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 687, "width": 112, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2.8 Lingkaran", "type": "Picture" }, { "left": 321, "top": 712, "width": 44, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi:", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 619, "width": 6, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "r", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "424", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 193, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu yang disebt pusat lingkaran.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 138, "width": 54, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sifat-Sifat:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 151, "width": 189, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Jumlah derajat lingkaran sebesar", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 163, "width": 30, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "360 ⁰ .", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 176, "width": 181, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Lingkaran mempunyai 1 titik pusat.", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 189, "width": 189, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Mempunyai simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tidak terhingga ( S, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 207, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus: Keliling = 2 x 22/7 x r Luas = 22/7 x r x r A. Model Pembelajaran Example Non Example Model Pembelajaran Example Non Example merupakan suatu model", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 207, "height": 403, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran dengan menggunakan contoh- contoh atau gambar yang relevan, sehingga dapat membantu siswa belajar di setiap mata pelajaran. Dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu belajar satu sama lain dengan beranggota 4-6 siswa. Model Pembelajaran Example Non Example yang merupakan salah satu pendekatan Group investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik sesuai dengan kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada keaktifan siswa. Kelebihan Examples non Examples , antara lain: Siswa berimajinasi melalui suatu gambar yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dengan menemukan suatu hal baru ( Ni Komang Sri Widhyastuthi, 2017). Model examples non examples mampu menarik perhatian siswa untuk lebih giat dalam belajar serta mampu memperluas pemahaman siswa untuk berpikir aktif tentang apa yang dipelajari sehingga pembelajaran lebih aktif, dan kondusif. Pemilihan gambar juga perlu diperhatikan karena dengan media gambar inilah bisa menarik perhatian siswa untuk lebih fokus dalam pelajaran. Hal inilah yang menjadi alasan sehingga tanggapan siswa terhadap penerapan model examples non examples memperoleh tanggapan yang", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 207, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "positif. Sehingga dapat diterapkan dalam dunia pendidikan sebagai suatu model yang menarik dan menyenangkan bagi siswa dan tidak membuat pembelajaran membosankan. Jadi, seluruh materi yang diajarkan mampu diterima dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal ( Ni Komang Sri Widhyastuthi, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 205, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 218, "width": 207, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pra Siklus Pelaksanakan Penelitian dengan menerapkan model Example Non Example pada materi bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar Matematika, terlebih dulu peneliti melakukan observasi awal melakukan pra siklus untuk mengidentifikasi", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 306, "width": 207, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "permasalahan-permasalahan yang ada pada saat berlangsungnya proses pembelajaran Matematika kelas 4 di Sekolah Dasar. Observasi", "type": "Table" }, { "left": 385, "top": 344, "width": 60, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilaksanakan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 344, "width": 207, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan memperhatikan guru mengajar, keaktifan siswa dan hasil belajar Matematika siswa. Temuan awal hasil belajar siswa pada rencana pembelajaran dapat dilihat dibawah ini.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 408, "width": 207, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data ketuntasan hasil belajar matematika pra siklus yang pertama adalah aspek kentutasan tuntas dengan jumlah 13 orang, jumlah nilai 95, presentase 43, 3% dan keterangan nilai >70. Sedangkan yang kedua adalah aspek ketuntasan belum tuntas dengan jumlah 17 orang, jumlah nilai 97, presentase 56,7% dan keterangan nilai <70. Untuk jumlah keseluruhan ada 30 orang dengan jumlah nilai keseluruhan 192 dan presentase keseluruhan 100%.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 587, "width": 62, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 601, "width": 210, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Presentase: jumlah siswa/jumlah keseluruhan x 100 %", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 627, "width": 210, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah nilai: nilai rata-rata siswa x jumlah siswa", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 665, "width": 162, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata- Rata Nilai Siswa Rumus rata-rata adalah : x =∑ x N Keterangan : x = Nilai rata-rata N= Jumlah siswa (aspek penilaian)", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "425", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 193, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ x = jumlah nilai rumus rata-rata adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 82, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "x =192/30 = 6,2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 210, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil data siswa yang memperoleh nilai 70 keatas sebanyak 13 orang, dengan persentase 43,3%. Hasil tersebut belum mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal, maka peneliti akan melakukan rencana perbaikan pembelajaran dengan mengunakan model Example Non Example pada materi bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Matematika dikelas kelas 4 di Sekolah Dasar.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 265, "width": 182, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Siklus 1 Perencanaan 1. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 303, "width": 182, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 328, "width": 182, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Membuat skenario pembelajaran yang akan diterapkan.", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 353, "width": 159, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Membuat lembar kerja siswa dan evaluasi.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 391, "width": 60, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 404, "width": 184, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I sebagai berikut : 1. Kegiatan awal: membuka pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengadakan tanya jawab.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 467, "width": 182, "height": 187, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kegiatan inti: memberikan motivasi pada siswa dan menjelaskan materi bangun datar dengan menunjukkan bentuk-bentuk bangun datar pada siswa, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, siswa diminta untuk berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa bersama kelompok masing-masing, guru memantau siswa dan memberikan pengarahan pada siswa, guru memberikan soal evaluasi pada sisw, dan guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 657, "width": 183, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kegiatan akhir: guru melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran, guru memberikan penguatan dan kesimpulan dan salam dan doa penutup yang dipimpin oleh salah satu siswa.", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 88, "width": 186, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan dan aktivitas guru dan siswa yang sedang berlangsung pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan oleh peneliti.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 202, "width": 183, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil observasi aktivitas guru", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 321, "width": 90, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategori penilaian : 10-17 = Kurang 18-20 = Cukup 26-30 = Baik", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 385, "width": 193, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dilihat dari tabel diatas berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh pengamat, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru memperoleh skor 28 yang berarti masuk dalam kategori baik.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 461, "width": 186, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil observasi aktivitas siswa", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 580, "width": 90, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategori penilaian : 5-8 = Kurang 9-12 = Cukup", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 618, "width": 61, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13-15= Baik", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 643, "width": 207, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dilihat dari table diatas berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh pengamat, aktivitas siswa selama proses pembelajaran memperoleh skor 15 yang berarti masuk dalam kategori baik. Data hasil tes siklus I yang pertama adalah aspek ketuntasan tuntas dengan jumlah 26 orang, jumlah nilai 189, presentase 86,7%, dan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 230, "width": 170, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Kategori Penilaian Jumlah Aktivitas Skor 1. Baik (3) 8 24 2. Cukup (2) 2 4 3 Kurang (1) 0 0 Jumlah 10 28", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 489, "width": 174, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Kategori Penilaian Jumlah Aktivitas Skor 1. Baik (3) 5 15 2. Cukup (2) 0 0 3 Kurang (1) 0 0 Jumlah 5 15", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 38, "width": 283, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar : Jurnal Tunas Nusantara P-ISSN: 2656-3223, E-ISSN: 2746-5675 Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "426", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keterangan nilai >70. Sedangkan yang kedua aspek ketuntasan belum tuntas dengan jumlah 4 orang, jumlah nilai 24, presentase 13,3% dan nilai <70. Untuk jumlah keseluruhan ada 30 orang dengan jumlah nilai 213 dan presentase 100%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 98, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus rata-rata: x = ∑ x N Rata-rata nilai siswa : X: Nilai rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 78, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N: Jumlah siswa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 82, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ x: Jumlah nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 94, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai rata-rata siswa: x= 213 = 7,1 30", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 42, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 207, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan siklus 1 ini hasil reflesi analisis data siswa yang memperoleh nilai 7 keatas meningkat jumlahnya menjadi 26 orang dengan presentase 86,6%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 77, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 207, "height": 175, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian yang dipaparkan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model Example Non Example pada materi bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pembelajaran Matematika dikelas kelas 4 di Sekolah Dasar. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru memperoleh skor 28 yang berarti masuk dalam kategori baik. aktivitas siswa selama proses pembelajaran memperoleh skor 15 yang berarti masuk dalam kategori baik.hasil reflesi analisis data siswa yang memperoleh nilai 7 keatas meningkat jumlahnya menjadi 26 orang dengan presentase 86,6%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 91, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERSEMBAHAN", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 629, "width": 195, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Ayah dan ibu yang telah memberikan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 179, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "restu dan mengajarkan tentang kesabaran.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 673, "width": 196, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, sehingga Penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 196, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat sehingga Penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 200, "width": 104, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 226, "width": 208, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayu, F. (2020). Pengaruh Model Example Non Example terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Bangun Datar pada Siswa Kelas IV di sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar. Vol. 5", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 294, "width": 30, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. 1.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 316, "width": 207, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhammad, H. B. (2012). Belajar dengan Pendekatan Pakem. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 365, "width": 207, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ni Komang Sri Widhyastuthi, K. E. (2017). Penerapan Strategi Examples Non Examples dengan Teknik Reward and Punishment untuk Meningkatkan", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 420, "width": 171, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 433, "width": 171, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang.", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 447, "width": 60, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3 No. 2.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 469, "width": 207, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novitasari, D. (2016). Pengaruh Penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 482, "width": 171, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multimedia Interaktif terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 510, "width": 171, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematis Siswa. Jurnal Matematika & Matematika. Vol. 2 No. 2.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 545, "width": 207, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasto, R. A. (2019). Motivasi Belajar sebagai", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 558, "width": 208, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determinan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Managemen Perkantoran, 4 . S, C. W. (2017). Menanamkan Konsep Bentuk Geometri (Bangun Datar). Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks. Vol. 4 No. 6. Sulistyawati, W. T. (2018). Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Pembelajaran Examples Non Examples. Jurnal Pendidikan Madrasah. Vol. 3 No. 1.", "type": "Table" } ]
845e2e97-f8dd-5588-d25f-9be990170c09
https://journal2.um.ac.id/index.php/jgp/article/download/11058/4863
[ { "left": 203, "top": 766, "width": 190, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Graha Pengabdian (E-ISSN : 2715-5714)", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 89, "width": 388, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PELATIHAN PENANAMAN NILAI-NILAI ETIKA BISNIS BAGI PRAKTISI USAHA JASA KONSTRUKSI", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 143, "width": 182, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1* Made Wena, 2 Suparno, 3 Pribadi Universitas Negeri Malang *e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 207, "width": 366, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktisi jasa konstruksi dalam merencanakan dan mengimplementasikan etika bisnis dalam pengendalian dan pelaksanaan proyek konstruksi. Salah satu upaya agar para praktisi usaha jasa konstruksi memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam implementasi etika bisnis perlu dilakukan kegiatan pelatihan penanaman nilai-nilai etika bisnis pada pelaksanan proyek konstruksi. Kegiatan pelatihan ini dikuti oleh 60 peserta yang merupakan praktisi usaha jasa konstruksi di Jawa Timur. Penyampaian materi pelatihan dilakukan secara online dan tatap muka/offline. Penyampaian materi online berupa sajian materi disertai tugas-tugas. Penyampaian materi secara tatap muka berupa: presentasi materi, diskusi dan tugas-tugas lapangan. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan ini telah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam merencanakan dan membuat program implementasi etika bisnis dalam pelaksanaan proyek konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 423, "width": 215, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Etika Bisnis, Bisnis, Jasa Konstruksi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 365, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The purpose of this activity is to increase the knowledge and skills of construction service practitioners in planning and implementing business ethics in controlling and implementing construction projects. One of the efforts so that construction service business practitioners have the skills and knowledge in implementing business ethics needs to be carried out training activities to instill business ethics values in the implementation of construction projects. This training activity was attended by 60 participants who were practitioners of the construction services business in East Java. Submission of training material is done online and face to face / offline. Submission of material online in the form of material presentation accompanied by assignments. Submission of material face to face in the form of: material presentation, discussion and fieldwork. Based on the evaluation results it can be concluded that the training activities have been carried out well. This can be seen an increase in the knowledge and skills of participants in planning and creating business ethics implementation programs in implementing construction projects.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 666, "width": 267, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Business Ethics, Business, Construction Services", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 693, "width": 102, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 428, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dunia bisnis konstruksi berkembang dengan pesat dan meluas menjadi bisnis yang mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembangunan nasional.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 59, "width": 246, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Made Wena, dkk. Pelatihan Penanaman Nilai-Nilai..... 113", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 428, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai fasilitas umum maupun sosial di berbagai daerah seluruh Indonesia tengah dibangun, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan bisnis industri konstruksi di Indonesia yang terus tumbuh, kasus-kasus yang berhubungan dengan pelanggaran terhadap etika bisnis konstruksi juga semakin tumbuh di industri konstruksi Indonesia (Perdana, Jaya, dan Hardiansyah. 2018). Namun ada ironi di tengah maraknya pembangunan terkait dengan dunia konstruksi, yang seharusnya mengutamakan kualitas, keamanan dan kenyamanan, masih ada kerjasama antara birokrasi pemilik dengan kontraktor yang mengakibatkan produk konstruksi tidak sesuai dengan spesifikasi teknis sehingga tidak memenuhi standar dan tidak berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi umum yang terlihat adalah adanya konflik kepentingan dari masing-masing pihak. Disatu sisi, penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan kegiatan konstruksinya berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, disisi lain pemilik modal juga berusaha untuk mendapatkan kualitas dan mutu yang lebih baik dari apa yang telah mereka bayar (Industrial Estate. 2006; Wena & Suparno, 2014). Hasil survei yang dilakukan oleh Construction Management Association of America terhadap pemilik modal, arsitektur, kontraktor, subkontraktor dan pihak – pihak yang terkait didalamnya mengatakan bahwa 61% dari keseluruhan transaksi telah tercemar oleh pelanggaran etika bisnis konstruksi. Hasil penelitian Yarisetouw (2015) menyimpulkan bahwa penyebab praktek pelanggaran etika bisnis dalam proyek konstruksi 43,75% tidak cukup pendidikan dan pelatihan etika profesional pengadaan proyek konstruksi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 428, "height": 254, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, kurangnya penerapan etika dan profesionalisme serta transparansi dalam proses dan biaya tender, lemahnya kualitas dokumen tender dan hal terkait lainnya juga berdampak langsung terhadap pelanggaran etika bisnis konstruksi. Dengan kurangnya perhatian dan penerapan etika dan profesionalisme dalam bisnis konstruksi di Indonesia oleh penyedia jasa konstruksi, pemilik modal, pemerintah sebagai regulator serta seluruh pihak yang terkait didalamnya, maka secara langsung mendorong berkembangnya pelanggaran-pelanggaran terhadap etika dan profesionalisme dalam bisnis konstruksi di Indonesia (Armaeni, 2015). Saat ini di Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang) hampir terdapat kurang lebih 500 usaha jasa konstruksi (konsultan maupun kontraktor), yang memiliki karyawan lebih dari 1000 orang. Berdasarkan beberapa pengamatan di lapangan saat ini masih banyak pekerja konstruksi yang masih belum memahami etika bisnis dan kerja dalam uaha jasa konstruksi. Kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara dalam pekerjaan konstruksi merupakan contoh lemahnya implementasi etika bisnis dan kerja di dunia konstruksi. Permintaan komitment fee dari", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 311, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114 Jurnal Graha Pengabdian, Vol. 1, No.2, November 2019, Hal 112-119", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 428, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pejabat negara kepada para kontraktor/konsultan sering terjadi dalam pekerjaan konstruksi proyek pemerintah. Demikian pula pengurangan mutu proyek oleh pihak kontraktor, demi mendapat keuntungan sebanyak- banyaknya, sudah menjadi kebiasaan di dunia konstruksi. Itu adalah bentuk- bentuk pelanggaran etika bisnis dalam usaha jasa konstruksi. Dalam bisnis dunia konstruksi para pelakunya kurang memperhatikan prinsip dan etika profesional, sering melanggar kode etik, dan tanggung jawab moral sering diabaikan. Prinsip etika bisnis para pelaku bisnis konstruksi adalah sadar akan dimensi etis kegiatan bisnis konstruksi, serta supaya belajar bagaimana mempertimbangkan secara etis dan ekonomis, dan mampu memasukkan pertimbangan etis dalam kebijaksanaan perusahaan konstruksi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu kehadiran relawan yang mampu mengatasi masalah rendahnya etika bisnis dan kerja di dunia konstruksi sangat diharapkan para praktisi lapangan usaha jasa konstruksi. Hal ini tentu dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktisi usaha jasa konstruksi dalam mengimplementasikan etika bisnis dilapangan. Melihat kenyataan yang demikian kehadiran tim relewan sangat diharapkan untuk memberi pengetahuan dan keterampilan tentang mengimplementasikan etika bisnis di lapangan. Dengan menerapkan /mengimplementasikan etika bisnis yang baik, usaha jasa konstruksi akan mendapat keuntungan yang sesuai dengan kaidah- kaidah moral yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 428, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil wawancara dengan para praktisi usaha jasa konstruksi bahwa mereka menginginkan pengetahuan dan keterampilan tentang etika bisnis untuk memecahkan masalah perencanaan dan pengendalian proyek konstruksi. Demikian pula adanya tim pembina yang berpengalaman dalam masalah etika bisnis untuk memecahkan masalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi akan memudahkan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa faktor yang dapat menunjang kegiatan ini antara lain: (1) para praktisi usaha jasa konstruksi belum memahami konsep dan hakekat etika bisnis secara sempurna untuk memecahkan masalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi, (2) para praktisi mempunyai kemauan keras untuk mengetahui implementasikan etika bisnis untuk memecahkan masalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi, dan (3) tersedianya instruktur/fasilitator yang berpengalaman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 431, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu pada analisis situasi di atas, dapat disimpulkan bahwa praktisi usaha jasa konstruksi bidang Teknik Sipil belum memiliki pemahaman dan keterampilan tentang aplikasi Etika Bisnis dalam menyelesaikan permasalahan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi di lapangan. Dengan demikian masalah pokok kegiatan ini dirumuskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 59, "width": 246, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Made Wena, dkk. Pelatihan Penanaman Nilai-Nilai..... 115", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 428, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para praktisi usaha Jasa Konstruksi memerlukan pembinaan pengetahuan dan keterampilan tentang etika bisnis dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi. Mengacu pada permasalahan tersebut maka tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam merencanakan dan mengimplementasikan etika bisnis dalam pengendalian dan pelaksanaan proyek konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 216, "width": 58, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 429, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu upaya agar para praktisi usaha jasa konstruksi memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam implementasi etika bisnis perlu dilakukan melalui kegiatan pelatihan. Tempat pelaksanaan adalah Jurusan Teknik Sipil FT UM dan di Proyek Konstruksi yang sedang berjalan di Kota Malang. Materi yang diberikan meliputi (1) prinsip dasar etika bisnis dalam perencanaan pelaksanaan dan pengedalian proyek konstruksi, (2) aplikasi etika bisnis dalam perencaaan proyek konstruksi, (3) aplikasi etika bisnis pelaksanaan proyek konstruksi, dan (4) aplikasi etika bisnis dalam pengendalian proyek konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 394, "width": 430, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses kegiatan dapat dilakukan sesuai rencana yaitu diawali dengan teori, diskusi, praktik dan kunjungan lapangan. Kegiatan ini diikuti oleh 60 praktisi usaha jasa konstruksi di wilayah Malang Raya. Selama kegiatan berlangsung setiap peserta diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan etika bisnis pelaksanaan proyek konstruksi. Gambaran jumlah jenis perusahaan dan jumlah peserta yang terlibat disajikan pada tabel berikut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 402, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Khalayak Sasaran No Kelas Perusahaan Jumlah Perusahaan Jumlah Peserta 1 Menengah 10 20 2 Kecil 20 40 Jumlah 30 60", "type": "Table" }, { "left": 183, "top": 732, "width": 231, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Foto Peserta pelatihan dan kegiatan", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 311, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116 Jurnal Graha Pengabdian, Vol. 1, No.2, November 2019, Hal 112-119", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 103, "width": 428, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyampaian materi pelatihan dilakukan secara Online dan tatap muka/offline. Penyampaian materi online berupa sajian materi disertai tugas- tugas online. Penyampaian secara tatap muka berupa: presentasi materi, diskusi dan tugas-tugas lapangan. Pendampingan dilakukan khusus untuk bimbingan pembuatan rancangan manajemen risiko untuk proyek konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 184, "width": 429, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guna mengetahui efektivitas pelatihan dilihat dari empat aspek yaitu (l) penguasaan materi oleh peserta, (2) kesesuaian materi dengan kebutuhan peserta, (3) kehadiran peserta selama kegiatan, dan (4) persepsi peserta terhadap kompetensi pemateri/fasilitator terkait dengan sistematika penyajian, penggunaan metode pelatihan dan penampilan. Cara dan alat yang digunakan untuk melakukan penilaian adalah daftar kehadiran, tanya jawab dan dokumentasi kuesioner.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 313, "width": 147, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL & PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 424, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 88% peserta telah memahami materi dengan baik dan mampu membuat rencana implementasi nilai-nilai etika bisnis dalam usaha jasa konstruksi. Disamping itu selama kegiatan peserta secara kelompok juga diwajibkan membuat laporan tertulis tentang rencana program implementasi nilai-nilai etika bisnis dalam usaha jasa konstruksi, tugas ini dapat diselesaikan oleh semua kelompok dengan hasil yang baik. Hal ini berarti pelatihan dapat berjalan dengan baik, ini nampak dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama kegiatan, dan ketekunan peserta selama pelatihan, selain serius peserta juga antusias mengikuti kegiatan pelatihan. Adanya peningkatan pemahaman para praktisi jasa konstruksi terhadap rencana program implementasi nilai nilai etika bisnis dalam usaha jasa konstruksi merupakan salah satu pendorong keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditinjau dari kesesuaian materi dengan kebutuhan peserta, sebanyak 95% peserta menyatakan bahwa materi pelatihan yang disajikan sangat sesuai dengan kebutuhan. Ditinjau dari aspek kualitas materi 75% peserta menyatakan materi yang disajikan tergolong berkualitas. Masalah etika bisnis memang sangat diperlukan oleh para praktisi jasa konstruksi, satu sisi etika bisnis selama ini kurang mendapat perhatian. Hal inilah yang menyebabkan sering terjadi pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan proyek konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil evaluasi disimpulkan bahwa sebanyak 97,9 peserta telah mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan. Hanya seorang peserta yang tidak mampu mengikuti kegiatan pelatihan karena alasan sakit. Tingginya tingkat kehadiran peserta dalam kegiatan pelatihan menunjukan bahwa peserta", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 59, "width": 246, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Made Wena, dkk. Pelatihan Penanaman Nilai-Nilai..... 117", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 428, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sangat menyadari masalah etika bisnis sangat diperlukan dalam pelaksaan bisnis konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 428, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil evaluasi persepsi peserta terhadap kompetensi pemateri/fasilitator terkait dengan sistematika penyajian, penggunaan metode pelatihan dan penampilan sebanyak 91,3% peserta menyatakan sangat kompeten. Adanya persepsi yang baik terhadap kompetensi fasilitator tentu akan meningkatkan komitmen peserta dalam mengikuti pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 428, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai faktor pendukung dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain adalah tersedianya tempat kegiatan yang memadai, dukungan perusahaaan jasa konstruksi dan tersedianya kesempatan dan kemauan para praktisi. Selama kegiatan pelatihan tidak ada hambatan yang berarti, dan semua kegiatan dapat berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 428, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum bila dibandingkan antara sebelum sesudah kegiatan pelatihan dapat digambarkan seperti Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 329, "width": 415, "height": 384, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pelatihan No Sebelum Pelatihan Selama Pelatihan Sesudah Pelatihan 1 Belum memahami konsep/pengertian nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi Diberi materi tentang pengertian dan konsep nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi Telah memahami konsep/pengertian nilai nilai etika bisnis dalam Usaha 2 Belum memahami pembuatan rencana program impelementasi nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi Diberi materi tentang pembuatan rencanan program implementasi nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi Telah memahami langkah-langkah pembuatan rencana program implementasi nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi 3 Belum memahami cara- cata implementasi nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi Diberi materi tentang cara-cara implementasi nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi. Telah memahami cara-cara nilai implemenatsi nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi 4 Belum memahami manfaat implementasi nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi Diberi materi tentang manfaat implementasi nilai nilai etika bisnis dalam Usaha Jasa Konstruksi Telah memahami manfaat implementasi nilai nilai etika bisnis", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 702, "width": 89, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam Usaha Jasa Konstruksi", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 59, "width": 311, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118 Jurnal Graha Pengabdian, Vol. 1, No.2, November 2019, Hal 112-119", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 431, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan ini telah berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan peserta sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan, seperti disajikan dalam Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 184, "width": 70, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 428, "height": 223, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan ini telah berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari empat aspek yaitu (l) adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam merencanakan dan mengimplementasikan etika bisnis pelaksanaan proyek konstruksi, (2) sebagian besar peserta menyatakan bahwa materi yang disajikan sangat sesuai dengan kebutuhan, (3) hampir semua peserta mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan, dan (4) sebagian besar peserta menilai para pemateri/fasilitator memiliki kompetensi yang baik terkait materi yang disajikan. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini disarankan para peserta untuk selalu menerapkan etika bisnis dalam setiap kegiatan usaha jasa konstruksi. Demikian pula peserta yang telah mengikuti pelatihan ini hendaknya mensosialisasikan materi etika bisnis dilingkungan kerja masing- masing. Kegiatan pelatihan ini perlu diperluas jangkauannya baik untuk pesertanya dan wilayah sasarannya.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 459, "width": 118, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 428, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terima kasih diucapkan pada Universitas Negeri Malang yang telah memberikan dana hibah progam pengabdian pada masyarakat melalui LP2M. Kepada para praktisi pengusaha jasa konstruksi yang telah mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir, kami ucapkan terima kasih. Demikian pula terima kasih pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UM yang telah memberi kesempatan pada tim pelaksana untuk melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 621, "width": 118, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 414, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armaeni, N.K. (2015). Kajian Etika Dan Profesionalisme Dalam Bisnis Konstruksi Indonesia. Jurnal PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014.Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 405, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Sertifikasi Asosiasi Ahli Konstruksi Indonesai. (2006). Modul Etika Profesi,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 721, "width": 103, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: DPP ATAKI", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 59, "width": 246, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Made Wena, dkk. Pelatihan Penanaman Nilai-Nilai..... 119", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 405, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industrial Estate. (2006). Etika Bisnis & Etika Kerja. Jakarta: PT Krakatau Industrial Estate Cilegon |", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 406, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perdana M.I , Jaya, A.S.K dan Hardiansyah. (2018). Etika Bisnis Konstruksi di Indonesia. Bandung: Construction Management and Engineering, Bandung Institute of Technology, Indonesia. ps://www.scribd.com/doc /108975182/ Etika-Bisnis-Konstruksi-Di-Indonesia (diakses tgl 28-12-2018)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 413, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Soeharto. (2008). Manajemen Proyek. Jakarta: Penerbit Airlangga Wena, M. & Suparno. (2014). Manajemen Proyek Konstruksi. Malang: Aditya Media Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 422, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yarisetouw, H.T. (2015). Identifikasi Pelanggaran Etika Proyek Konstruksi Dalam Lingkup Proyek Konstruksi Pemerintah Daerah (X). Tinjauan Dari Perspektif:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 307, "width": 341, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Dan Kontraktor. Surabaya: Tesis S2 ITS Surabaya – Tidak", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 324, "width": 59, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan.", "type": "Text" } ]
95ef5f45-cef4-56f6-e721-a5d5afac1c46
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/download/165/139
[ { "left": 71, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 287, "top": 783, "width": 217, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ekonomi Bisnis No. 3 Vol. 13, Desember 2008", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 74, "width": 401, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PARTICIPATION LEVEL OF INHABITANTS IN ECONOMICAL ACTIVITY (A Case Study on Program Penanggulangan Kemiskinan di", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 104, "width": 296, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkotaan in Kelurahan Pancoran Mas, Depok City)", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 129, "width": 227, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ade Andriyani 1 Tety Elida 2 1 Student in PS. Management, Faculty of Economy 2", "type": "Picture" }, { "left": 235, "top": 203, "width": 102, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lecturer Gunadarma University", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 225, "width": 141, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 255, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 281, "width": 385, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is intended to measure participation of inhabitants in supporting Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). The research as well is intended to identify unfullfil indicators as research instrument is questionnaire, which was distributed to 81 respondents. Respondents are them who received revolving fund from P2KP. Further, data was analyzed using statistics methods, namely descriptive statistics. Result shows that all indicators are scored above 60%, with mean value is 72.89%. It can be implied that inhabitants participation level in kelurahan Pancoran Mas can eb categorized as active.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 395, "width": 270, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Key words : P2KP, inhabitants participation, revolving fund.", "type": "Text" } ]
a5c7a1b5-8bec-be15-101c-f3cdba1aa3df
https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jati/article/download/9215/3560
[ { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 114, "width": 435, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-Exchange Riyals sebagai Sistem Informasi Penukaran Uang bagi Jamaah Haji dan", "type": "Section header" }, { "left": 221, "top": 128, "width": 170, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umrah Pasca Pandemi Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 153, "width": 404, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-Exchange Riyals as Money Exchange Information System for Hajj and Umrah Pilgrims After the Covid-19 Pandemic", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 191, "width": 380, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lusi Melian 1 , Rani Puspita Dhaniawaty 2 , Annisa Paramitha Fadillah 3 , Chandra Hidayat 4 Program Studi Sistem Informasi, Universitas Komputer Indonesia, Indonesia 1234 [email protected]* 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 259, "width": 34, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 442, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembatasan pelaksanaan ibadah haji dan umrah akibat pandemi covid-19, serta semakin lamanya masa tunggu ibadah haji telah meningkatkan minat masyarakat dalam melaksanakan ibadah umrah. Ibadah umrah dapat dilaksanakan kapan saja, tidak seperti ibadah haji yang harus menunggu musim haji. Hal ini membuat perusahaan jasa penukaran uang riyal selalu ramai dikunjungi calon jamaah umrah untuk melakukan penukaran uang rupiah ke mata uang riyal sebagai bekal untuk melakukan berbagai transaksi di tanah suci. Pembangunan e-Exchange Riyals sebagai sistem informasi bertujuan membantu konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai berbagai layanan penukaran uang seperti paket penukaran uang, informasi kurs mata uang ter- update , perhitungan penukaran uang, dan transaksi penukaran uang secara online tanpa harus menunggu lama di counter penukaran uang riyal. Selain itu, pembangunan aplikasi e-Exchange Riyals membantu perusahaan dalam meng- update nilai kurs mata uang dan mengetahui ketersediaan pecahan uang riyal. Hal tersebut dapat meningkatkan pelayanan perusahaan kepada konsumen. Perusahaan juga bisa mendapatkan berbagai laporan transaksi dengan cepat dan mudah. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah Waterfall dengan metode pendekatan terstruktur. Perangkat lunak dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Black-box testing digunakan sebagai metode pengujian dan menunjukkan bahwa e-Exchange Riyals secara fungsional berjalan sesuai dengan keluaran yang dikehendaki. Kata kunci: Sistem Informasi; e-Exchange Riyals ; Penukaran Uang.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 436, "width": 33, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 442, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Restrictions on the Hajj and Umrah pilgrimages due to the COVID-19 pandemic, and the longer waiting period for the Hajj pilgrimage, have increased public interest in performing the Umrah pilgrimage. Umrah can be carried out at any time, unlike the pilgrimage which must wait for the pilgrimage season. This makes riyal money exchange service companies always crowded with Umrah pilgrims to exchange rupiah into riyal currency as a provision to carry out various transactions in the holy land. Development of the e-Exchange Riyals as an information system aims to assist consumers in obtaining information about various riyal money exchange services such as money exchange packages, updated currency exchange information, money exchange calculations, and money exchange transactions online without having to wait long at the exchange counter. In addition, the development of the e-Exchange Riyals application helps companies update currency exchange rates and determine the availability of riyal denominations. This can improve the company's service to consumers. Companies can also get various transaction reports quickly and easily. The system development method used in this research is Waterfall with a structured approach method. The software is built using the PHP programming language and MySQL database. Black-box testing is used as a test method and shows that the e-Exchange Riyals is functionally running according to the desired output.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 254, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Information System; e-Exchange Riyals; Money Exchange.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 602, "width": 265, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah diterima 2 Januari 2023; direvisi 2 Maret 2023; dipublikasi 3 Maret 2023. JATI is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 663, "width": 74, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 442, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), per 31 Desember 2021 jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam sebanyak 86,9% atau sebanyak 237,53 juta jiwa [1]. Data demografis tersebut menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Menurut laporan yang disampaikan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) , Indonesia masuk ke dalam 8 negara dengan populasi muslim terbanyak. Populasi muslim dunia sebanyak 1,93 miliar jiwa dan jumlah muslim di Indonesia setara dengan 12,30% dari seluruh jumlah muslim secara global. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak pada tahun 2022. Bahkan jika diproyeksikan ke populasi umat muslim dunia pada tahun 2030, penduduk muslim Indonesia menyumbang sekitar 13,1% dari seluruh umat Islam dunia yang", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 442, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperkirakan mencapai 2,2 milyar [2]. Tabel 1 menunjukkan negara dengan populasi muslim terbanyak secara global.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 137, "width": 236, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. 8 Negara dengan Populasi Muslim Terbanyak [3] No. Negara Jumlah (Jiwa) 1 Indonesia 237.558.000 2 Pakistan 213.265.000 3 India 206.112.893 4 Bangladesh 150.150.000 5 Nigeria 99.910.000 6 Mesir 91.800.000 7 Iran 83.448.991 8 Turki 71.097.833", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu kewajiban umat muslim adalah melaksanakan ibadah haji. Setelah Pakistan, setiap tahun Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengirimkan jemaah haji [4]. Pelaksanaan ibadah haji sempat terhenti saat terjadi pandemi covid-19 di awal tahun 2020. Pada saat itu pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan penangguhan pelaksanaan ibadah haji dan umrah dalam rangka melakukan perlindungan maksimal terhadap keamanan dan kesehatan warga negaranya. Penangguhan berlaku bagi 23 negara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah umat Islam terbanyak terkena imbas yang cukup signifikan akibat penangguhan tersebut. [5,6].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembatasan dan penangguhan kuota haji yang disediakan Kerajaan Arab Saudi selama tahun 2020 – 2021 dan tingginya keinginan umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji, menyebabkan daftar tunggu ( watinglist ) calon jamaah haji semakin panjang dan lama dalam melaksanakan ibadah haji [7]. Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), jamaah haji yang mendaftar dari DKI Jakarta harus menunggu 25 tahun untuk berangkat melaksanakan ibadah haji, bahkan menunggu 32 tahun bagi calon jamaah haji dari Jawa Timur. Adapun daerah dengan masa tunggu yang paling cepat adalah Papua Barat yaitu selama 9 tahun [8,9].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena menunggu keberangkatan haji yang sangat lama, tidak menyurutkan keinginan umat Islam untuk beribadah ke kota Mekah dan Madinah. Beribadah di kota Mekah dan Madinah tidak hanya dapat dilakukan dengan menunaikan ibadah haji. Ibadah umrah merupakan ibadah sunat yang dipilih banyak masyarakat agar dapat segera melaksanakan ibadah di kedua kota suci tersebut. Ibadah umrah menjadi alternatif bagi masayarakat yang belum mendaftar haji maupun sedang menunggu keberangkatan haji, mengingat ibadah umrah tidak memerlukan waktu yang lama dalam keberangkatan. Ibadah umrah menjadi ibadah sunat yang dijadikan alternatif bagi umat Islam dalam menunggu keberangkatan menunaikan ibadah haji [10].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 442, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak kerajaan Arab Saudi membuka kembali pelaksanaan haji dan umrah pada Januari 2022, antusiasme masyarakat dalam melaksanakan ibadah umrah kembali membludak. Kerajaan Arab Saudi melalui juru bicara Kementrian Haji dan Umrah mengumumkan bahwa lebih dari 70 juta izin telah dikeluarkan untuk melakukan ibadah umrah di Masjidil Haram Mekah dan Masjid Nabawi Madinah selama musim terakhir tahun 1443 H atau sampai dengan akhir bulan Juli 2022 [11]. Adapun kuota haji tahun 2022 mengalami penurunan total kuota jamaah internasional dan domestik yang sebelum pandemi berjumlah 2,5 juta jemaah menjadi 1 juta jemaah. Ibadah haji 2022 merupakan keberangkatan haji pertama bagi jamaah internasional setelah ditutup selama 2 tahun terakhir akibat pandemi [12]. Untuk itu, masyarakat lebih memilih untuk melaksanakan ibadah umrah karena tidak harus menunggu musim haji, dapat berangkat kapan saja, dan tidak menunggu lama dalam keberangkatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 442, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antusisme masyarakat yang semakin meningkat dalam melaksanakan ibadah umrah, menjadi peluang usaha dalam melayani jasa perjalanan umrah. Para pelaku usaha perjalanan haji dan umrah berharap dapat memulihkan kondisi bisnis mereka setelah dua tahun tersendat. Para penyedia jasa travel haji dan umrah bersaing meningkatkan kualitas pelayanan terbaik bagi jemaah. Mereka dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan jemaah, baik yang sudah berangkat maupun yang masih calon jemaah, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas layanan yang berdampak pada kepuasan atas pelayanan yang diberikan [13]. Semakin maraknya masyarakat melaksanakan ibadah umrah, menimbulkan persaingan dalam sektor penyedia jasa layanan umrah. Selain meningkatkan strategi promosi, para pelaku bisnis perjalanan haji dan umrah dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, unggul dan terpercaya untuk merebut dan menguasai pasar dalam menarik jemaah umrah [14].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 442, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain penyedia jasa umrah, sektor lain yang juga dituntut untuk dapat bersaing dan memberikan layanan terbaik adalah jasa penukaran uang riyal. Salah satu upaya yang dilakukan travel jasa umrah adalah", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 442, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan layanan dan informasi dalam penukaran mata uang riyal. Untuk meningkatkan layanannya, para penyedia jasa travel umrah pun bekerja sama dengan penyedia jasa penukaran uang riyal agar memudahkan calon jemaah dalam mendapatkan pecahan uang riyal yang dibutuhkan. Jemaah umrah menukarkan uang rupiah dalam riyal untuk kebutuhan makan, belanja, infak dan kebutuhan lainnya. Walaupun penukaran uang riyal dapat dilakukan di Mekah dan Madinah, tapi masyarakat lebih memilih membawa uang riyal langsung dari tanah air agar saat melaksanakan ibadah haji atau umrah tidak lagi sibuk mencari tempat penukaran uang [15].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 444, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyedia jasa penukaran uang riyal memberikan layanan penukaran uang reguler sesuai dengan kebutuhan calon jemaah haji dan umrah, mereka juga menawarkan berbagai paket penukaran pecahan uang riyal. Akan tetapi, penyebaran informasi mengenai nilai tukar mata uang dan ketersediaan paket penukaran mata uang riyal belum tersampaikan dengan baik kepada calon konsumen. Selain itu, meningkatnya calon jemaah umrah menyebabkan antusiasme penukaran mata uang riyal meningkat bahkan di luar musim haji. Hal ini menyebabkan antrian yang tidak terelakkan pada setiap counter penukaran uang riyal. Semakin banyak transaksi penukaran uang riyal, selain meningkatkan keuntungan bagi perusahaan penyedia jasa penukaran uang riyal, juga menyebabkan pembuatan laporan transaksi yang akurat membutuhkan waktu yang cukup lama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 442, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa penelitian mengenai sistem informasi penukaran uang yang penulis jadikan referensi dalam menyusun penelitian ini. Berikut merupakan penelitian referensi studi kasus mengenai sistem informasi penukaran uang :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 443, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penelitian berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Jasa Penukaran Valas” mengenai peran money changer dalam memenuhi kebutuhan valuta asing pada masyarakat. Beberapa dasar pemikiran penelitian ini dilakukan karena valuta asing tidak dapat ditetapkan secara permanen dan masyarakat harus datang langsung di tempat penukaran uang. Bank Indonesia sebagai bank sentral berperan untuk menetapkan kurs secara resmi. Tetapi tidak semua orang melakukan penukaran uang di bank sentral, dengan berbagai alasan masyarakat memilih melakukan penukaran uang di money changer walaupun informasi nilai tukar mata uang asing pada money changer tidak selalu sama dengan yang ditampilkan di bank sentral. Penelitian ini mengembangkan sistem yang berjalan di atas platform berbasis web untuk memudahkan masyarakat mengetahui informasi mengenai nilai tukar mata uang asing pada money changer yang terdaftar. Sistem ini pun memudahkan masyarakat melakukan penukaran mata uang asing secara online [16]. Beberapa persamaan penelitian referensi dengan penelitian yang penulis kembangkan adalah memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan sistem informasi yang dapat memudahkan konsumen melakukan penukaran uang asing secara online tanpa harus datang ke money changer dan mengetahui informasi mengenai kurs mata uang asing. Diantara perbedaannya adalah penelitian referensi menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD) untuk membangun rancangan sistem dengan alat bantu analisis menggunakan Unified Modelling Language (UML) . Perbedaan lainnya adalah penelitian yang penulis kembangkan khusus hanya untuk mata uang riyal, sedangkan penelitian referensi dapat digunakan untuk semua mata uang asing. Selain itu, penelitian referensi berada pada tahap perancangan, sedangkan penelitian ini sudah berada pada tahap implementasi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 442, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penelitian berjudul “Sistem Informasi Transaksi Jual Beli Valuta Asing Pada PT. Dollar Center AMC Yogyakarta” yang menggunakan metode pengembangan SDLC ( System Development Life Cycle ) dan metode pendekatan terstruktur dalam melakukan analisa dan membangun rancangan sistem informasi transaksi jual beli valuta asing [17]. Hal tersebut merupakan salah satu persamaan penelitian referensi dengan penelitian yang penulis susun. Persamaan lainnya adalah mengembangkan sistem informasi yang menyediakan alat bantu perhitungan dan pelaporan secara komputerisasi sehingga dapat mempercepat proses pengolahan data dengan hasil yang lebih akurat, mengurangi kesalahan transaksi, dan mempermudah admin dalam membuat laporan. Diantara perbedaaannya adalah penelitian yang penulis lakukan berbasis website sehingga dapat digunakan oleh perusahaan maupun masyarakat sebagai konsumen, sedangkan penelitian referensi hanya dapat digunakan oleh karyawan PT. Dollar Center AMC dalam melakukan perhitungan dan pelaporan. Karena berjalan di atas platform yang berbeda, kedua penelitian menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda pula. Penelitian referensi menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic (VB), adapun penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 442, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penelitian berjudul “Optimalisasi Implementasi Algoritma Greedy dalam Fungsi Penukaran Mata Uang Rupiah” yang mengimplementasikan algoritma greedy dalam menawarkan penukaran uang rupiah menjadi pecahan dengan mengambil hasil yang paling optimal. Aplikasi dapat digunakan pada bagian yang mengelola penukaran uang [18]. Penelitian referensi ini berfokus pada membangun aplikasi yang menerapkan algoritma greedy untuk masalah penukaran uang, yaitu bagaimana mencari jumlah minimum uang pecahan yang dihasilkan dari uang yang akan ditukarkan. Persamaan penelitian referensi dan penelitian yang penulis susun adalah dalam penggunaan metode pendekatan terstruktur dengan alat bantu diantaranya adalah Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD). Persamaan", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 428, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lainnya adalah pembahasan penukaran uang itu sendiri, dimana pada penelitian referensi masalah ini menjadi fokus utama, sedangkan pada penelitian yang penulis susun masalah penukaran uang belum menggunakan algoritma dan berdasarkan stok ketersediaan uang pecahan riyal yang ada di perusahaan. Masalah penukaran uang merupakan salah satu dari modul lain yang tersedia pada aplikasi e-Exchange Riyals .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 442, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi e-Exchange Riyals sebagai sistem informasi yang dapat memberikan kemudahan bagi calon jemaah dalam mengkonversikan mata uang dan menghitung penukaran mata uang secara real-time sesuai dengan kurs mata uang dan ketersediaan pecahan uang riyal di perusahaan. Aplikasi e-Exchange Riyals berbasis website dapat melakukan transaksi secara online dimana konsumen menentukan pecahan uang riyal yang dibutuhkan dan mengkonversikan jumlah uang rupiah yang akan ditukar. Setelah itu konsumen melakukan transfer ke perusahaan dan mengambil uang riyal ke perusahaan sesuai waktu yang ditentukan sehingga mengurangi antrian. Selain itu, e-Exchange Riyals dapat membantu perusahaan dalam memberikan informasi secara luas mengenai promo yang diberikan oleh travel agent yang bekerja sama dengan perusahaan. Melalui e-Exchange Riyals perusahaan dapat dengan mudah membuat laporan mengenai ketersediaan pecahan uang riyal, transaksi penukaran uang, dan laporan pendapatan perusahaan berdasarkan transaksi penukaran uang pada periode yang telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 309, "width": 94, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 442, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengembangkan sistem informasi dibutuhkan metode untuk membentuk kerangka kerja supaya sesuai dengan rencana pengembang. Metode yang digunakan berhubungan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian. Desain penelitian menggunakan metode analisis deskriptif, dimana dalam penelitian ini dikumpulkan data sebagai gambaran keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada. Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dimana data diperoleh dari observasi dan wawancara yang didukung dengan penggunaan studi pustaka. Data-data yang diperoleh digunakan untuk pengembangan sistem. Pengembangan sistem bisa ditujukan untuk mengganti sistem yang lama atau memperbaiki sistem yang sudah ada [19]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 442, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengembangan sistem memiliki siklus atau daur hidup. Daur hidup tersebut dinamakan daur hidup pengembangan sistem atau SDLC ( System Development Life Cycle ). SDLC ( System Development Life Cycle ) adalah metodologi yang umum digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. Salah satu model SDLC adalah metode Waterfall . Metode Waterfall merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE) [20]. Penelitian ini menggunakan metode Waterfall untuk pengembangan sistem. Metode Waterfall menggunakan pendekatan yang sistematis dan berurutan antara lain requirement, design, implementation, verification, dan maintenance . Disebut waterfall atau air terjun karena harus dilakukan tahap demi tahap, dimana suatu tahap bisa dilakukan jika tahap sebelumnya sudah selesai. Sebagai contoh, tahap design bisa dilakukan jika seluruh requirement atau kebutuhan sistem sudah teridentifikasi. Metode Waterfall cocok digunakan untuk pembuatan model baru dan pengembangan sistem yang sudah ada [19].", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 666, "width": 174, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tahapan Metode Waterfall [22]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 442, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan penggunaan metode Waterfall adalah kualitas sistem yang dihasilkan akan baik karena dilaksanakan secara bertahap. Kelebihan lainnya adalah prosesnya semakin rinci karena setiap tahapannya akan ditinjau kembali saat pengujian sistem. Selain itu, karena setiap tahap harus selesai sebelum tahap berikutnya, maka setiap tahap memiliki dokumen tertentu, sehingga dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, disusun dan diatur dalam suatu kesatuan [21].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 747, "width": 442, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan penggunaan metode Waterfall adalah memerlukan waktu yang lama karena sebuah tahapan tidak dapat dilaksanakan jika tahap sebelumnya belum selesai [20]. Hal ini menyebabkan kesalahan kecil akan", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 442, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan dan berakibat pada masalah di tahapan selanjutnya. Oleh sebab itu, pengguna sistem harus sabar karena pembuatan perangkat lunak baru dapat dimulai ketika tahap design sudah selesai, sementara itu tahap requirement memakan waktu yang lama [21]. Gambar 1 merupakan tahapan dari metode Waterfall .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 65, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Requirement", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 171, "width": 430, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Requirement merupakan tahap awal dimana dilakukan proses pengumpulan data, identifikasi masalah dan analisis kebutuhan sistem sampai dengan pendefinisian sistem [23]. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan melihat langsung sistem penukaran uang riyal yang berjalan sehingga diperoleh kelemahan sistem yang harus diperbaiki disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Komunikasi berupa diskusi, wawancara atau tanya jawab seputar permasalahan pada sistem penukaran uang riyal yang berjalan pada sumber yang terkait. Hasil wawancara selanjutnya menjadi masukan sebagai perbaikan sistem yang berjalan. Di samping itu, peneliti juga mengumpulkan dan mengamati dokumen yang berjalan pada proses penukaran uang riyal. Beberapa dokumen yang diamati adalah dokumen pemesanan penukaran mata uang dan kwitansi. Tahap requirement ditujukan untuk menganalisis perangkat lunak yang dibutuhkan oleh pengguna sebagai solusi dari permasalahan yang teridentifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 42, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Design", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 298, "width": 428, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melakukan analisis kebutuhan sistem, selanjutnya melakukan pembuatan model dari perangkat lunak. Pembuatan model atau perancangan sistem ini ditujukan untuk memahami aliran data, proses-proses fungsional, karakteristik operasi dan berbagai informasi di dalamnya [23]. Perancangan sistem yang diusulkan dengan menggunakan pendekatan terstruktur. Alat bantu perancangan yang digunakan dalam perancangan prosedur adalah Diagram Conteks dan Data Flow Diagram (DFD). Adapun perancangan database menggunakan alat bantu tabel relasi dan Entity Relationship Diagram (ERD).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 77, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Implementation", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 378, "width": 428, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini, sistem yang telah dianalisis dan dirancang dikembangkan ke dalam bahasa pemrograman. Tahap ini terdiri dari dua proses, yaitu pembuatan kode perangkat lunak dan pembuatan antarmuka perangkat lunak sebagai navigasi sistem [23]. e-Exchange Riyals dibangun dalam bentuk aplikasi berbasis web . Untuk pengembangan perangkat lunak digunakan XAMPP untuk web server , bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai perangkat lunak pengembangan dalam pembuatan basis data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 62, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Verification", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 447, "width": 428, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini, sistem dilakukan verifikasi dan pengujian untuk mengetahui apakah sistem telah memenuhi persyaratan sistem dan kebutuhan pengguna telah terpenuhi [20]. Pengujian difokuskan pada tiga aktifitas yaitu logika internal perangkat lunak, semua perintah telah diuji, dan fungsi eksternal terhadap suatu perintah apakah sesuai dengan output yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan aplikasi yang telah dibangun dan memastikan fungsi dan logika aplikasi sesuai dengan keluaran yang dikehendaki [23]. Pengujian menggunakan metode black-box testing . Metode ini dapat menemukan error dari fungsi dan menghindari kegagalan fungsi, serta memastikan bahwa aplikasi telah berjalan sesuai fungsinya [24].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 66, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Maintenance", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 428, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap maintenance adalah akhir dari metode Waterfall . Hal yang harus diperhatikan pada tahap maintenance salah satunya adalah user harus dapat menjalankan sistem dengan benar sesuai petunjuk penggunaan program. Kesalahan pada sistem di waktu yang akan datang harus bisa diperbaiki baik pada sistem maupun jaringan yang terhubung. Ketidaksesuaian yang terjadi pada sistem dapat diperbaiki dengan mengulang tahap daur hidup sistem. Maintenance juga dilakukan dengan automatic update pada anti virus agar komputer tidak terserang virus yang menyebabkan lambatnya penggunaan sistem [23]. Aplikasi e- Exchange Riyals yang telah diuji dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya [20].", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 654, "width": 114, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 75, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Requirement", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 442, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap analisis kebutuhan, dilakukan wawancara dan survei langsung terhadap proses pemesanan penukaran uang riyal. Berdasarkan hasil survei dan analisis terhadap dokumen pemesanan dan kwitansi diperoleh beberapa permasalahan yang perlu untuk diselesaikan dengan membangun aplikasi e-Exchange Riyals . Pada proses pendataan pemesanan yang masih dilakukan secara manual dimana konsumen atau pemesan harus datang ke perusahaan dengan membawa sejumlah uang yang akan ditukar. Hal ini kurang efisien, karena konsumen harus datang langsung sehingga jangkauan layanan perusahaan kurang luas dan kurangnya informasi mengenai kurs saat ini dapat menyebabkan uang rupiah yang dibawa konsumen kurang", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari yang seharusnya ditukar. Selain itu, pendataan pesanan konsumen secara manual dapat menyulitkan perusahaan dalam membuat laporan maupun melihat riwayat pesanan konsumen sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 442, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, pihak perusahaan akan mengkonversikan nilai mata uang sesuai dengan kurs yang berlaku dan mengecek ketersediaan pecahan uang riyal yang dibutuhkan oleh pemesan. Selain itu, perusahaan harus menyesuaikan ketersediaan pecahan uang riyal yang ditawarkan melalui paket dan permintaan pemesan secara reguler. Proses ini membutuhkan waktu lama, mengingat kurs mata uang dunia dapat berubah sewaktu-waktu. Begitu juga dengan menghitung ketersediaan pecahan uang riyal yang dapat terus berubah seiring dengan bertambahnya transaksi penukaran uang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 442, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhir dari seluruh transaksi penukaran uang riyal adalah kebutuhan perusahaan akan laporan pemesanan, laporan transaksi, dan laporan ketersediaan pecahan uang riyal. Pembuatan laporan-laporan tersebut membutuhkan waktu yang lama jika proses pendataan pemesanan masih dicatat dalam bentuk kuitansi. Proses konversi nilai mata uang dengan menyesuaikan ketersediaan uang pecahan riyal secara manual, turut memperlambat pembuatan laporan yang dibutuhkan perusahaan. Selain itu, resiko kesalahan dalam pencatatan transaksi penukaran uang menyebabkan laporan tidak akurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 442, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan permasalahan tersebut, solusi yang diusulkan adalah membangun aplikasi e-Exchange Riyals yang dapat memberikan informasi mengenai paket penukaran uang riyal kepada konsumen secara luas. Selain itu, proses pemesanan penukaran uang riyal baik paket maupun reguler dapat dilakukan secara online dan konsumen mentransfer sejumlah uang yang telah disepakati untuk ditukar. Selanjutnya, konsumen datang ke perusahaan untuk mengambil uang pecahan riyal sesuai dengan jadwal yang disepakati untuk meminimalisir terjadinya antrian. Pendataan pemesanan secara online memudahkan perusahaan dalam memantau dan mengendalikan ketersediaan pecahan uang riyal. Dengan aplikasi e-Exchange Riyals memudahkan perusahaan memperoleh berbagai laporan transaksi yang telah tersimpan di database .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 52, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Design", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 120, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.1. Perancangan Prosedur", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 442, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perancangan aplikasi e-Exchange Riyals konsumen dapat melihat secara online paket apa saja yang ditawarkan maupun menukar di luar paket sesuai dengan kebutuhannya. Konsumen pun dapat langsung melihat kurs mata uang dunia secara real-time sebelum melakukan pemesanan dan perhitungan kebutuhan pecahan mata uang yang diinginkan. Marketing perusahaan akan melakukan validasi apabila konsumen telah melakukan transfer pembayaran, selanjutnya mengirimkan data konsumen dan data pemesanan penukaran uang kepada bagian keuangan. Adapun proses perancangan prosedur pada sistem informasi penukaran uang riyal digambarkan secara terstruktur menggunakan alat bantu Diagram Conteks dan Data Flow Diagram (DFD) ,sehingga menghasilkan informasi berupa aliran data yang dibutuhkan. Gambar 2 menunjukkan Diagram Conteks dari sistem yang diusulkan. Pada sistem yang dirancang melibatkan tiga entitas yaitu pemesan, marketing dan bagian keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 538, "width": 340, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Informasi Pemesanan Penukaran Uang Riyal Pemesan Marketing Bag.Keuangan", "type": "Picture" }, { "left": 217, "top": 755, "width": 178, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Diagram Conteks Sistem Usulan", "type": "Page footer" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 442, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 berikut adalah Data Flow Diagram (DFD) Level 1 yang menggambarkan bagaimana prosedur sistem penukaran mata uang riyal yang diusulkan. Seluruh entitas yang terlibat harus melakukan pendaftaran agar memperoleh hak akses ke aplikasi e-Exchange Riyals . Pada proses 1 digambarkan bagaimana sistem bereaksi terhadap proses pendaftaran, termasuk login yang dilakukan oleh user dan jika user lupa password . Setelah mendapat hak akses ke aplikasi e-Exchange Riyals , pemesan dapat melakukan pemesanan penukaran mata uang riyal. Data pemesanan akan diteruskan ke bagian marketing untuk dilakukan proses selanjutnya. Adapun pengelolaan data master, termasuk diantaranya ketersediaan pecahan uang riyal dan update kurs secara real-time , dilakukan oleh bagian keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 214, "width": 376, "height": 220, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar/Login 1 Pesan 2 Pemesan Marketing Bag.Keuangan D a ta P e m e s a n a n In fo P e m e s a n a n Stock Pecahan Data Stock Data Stock Pemesanan Pengolahan Data Master 3 D a ta P e m e s a n a n Data Pemesanan Info Pemesanan Data Pemesanan Data Login Marketing Info Login Marketing D a ta L o g in B a g .K e u a n g a n In fo L o g in B a g .K e u a n g a n Staff Data Staff Data Staff Data Staff Data Staff Kurs Data Kurs Data Kurs Data Pemesanan D a ta Pe m e s a n a n Data Master Data Master Data Pemesanan Info Pemesanan", "type": "Picture" }, { "left": 181, "top": 439, "width": 250, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Sistem Usulan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 442, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pemesanan akan diteruskan ke bagian marketing untuk dilakukan proses selanjutnya. Pada proses 2 pemesan melakukan pesanan penukaran uang riyal, baik paket maupun regular. Data pemesanan direkam di file pemesanan untuk menyesuaikan ketersediaan stok pecahan uang riyal. Adapun pengelolaan data master, termasuk diantaranya ketersediaan pecahan uang riyal dan update kurs secara real-time , dilakukan oleh bagian keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 120, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.2. Perancangan Database", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 444, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamus data berfungsi untuk menjelaskan aliran data pada DFD. Berdasarkan kamus data tersebut, dilakukan normalisasi untuk menghindari terjadinya berbagai anomaly data dan tidak konsistensinya data. Normalisasi sangat penting untuk menunjang kinerja basis data dan memastikan bahwa data dalam basis data tersebut aman dan terhindar dari kesalahan bila mendapat perintah SQL seperti update, insert , dan delete [26]. Tabel relasi berfungsi untuk mengelompokkan data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dari relasi sehingga database mudah untuk dimodifikasi [27]. Untuk merancang database pada aplikasi e-Exchange Riyals digunakan alat bantu berupa tabel relasi dan Entity Relationship Diagram (ERD) . Menggunakan hubungan antar tabel yang dirancang dalam basis data aplikasi e-Exchange Riyals , gambar 4 adalah relasi antar tabel pada database e-Exchange Riyals . Dalam database e-Exchange Riyals terdapat empat tabel yang saling berelasi. Tabel pemesan dengan kata kunci no_pemesan* dan tabel pecahan dengan kata kunci id_pecahan* menjadi dua kata kunci yang menjadi penghubung pada tabel staff. Dengan kedua kata kunci tersebut, staff baik bagian marketing maupun bagian keuangan, mendapatkan informasi mengenai data pemesan berikut pesanan uang pecahan riyal yang dinginkan. Pemesan memperoleh informasi mengenai berapa uang rupiah yang harus ditransfer ke perusahaan, berdasarkan konversi nilai kurs saat ini yang diperoleh dari tabel kurs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 442, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Entity Relationship Diagram (ERD) adalah bentuk bagan yang menggunakan relasi dan entitas suatu informasi, yang dibuat dengan menggunakan persepsi yang terdiri dari sekumpulan objek dan dibedakan dari objek yang ada serta objek yang lain [27]. Gambar 5 adalah Entity Relationship Diagram (ERD) dari e- Exchange Riyal.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI)", "type": "Page header" }, { "left": 368, "top": 63, "width": 159, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 104, "width": 146, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemesan no_pemesan* no_identitas nama_lengkap tgl_lahir tmp_lahir warga no_tlp no_rek no_hp nama_pemilik alamat pekerjaan jenis_pesan_uang rincian_pesan validasi tanggal_pesan Staff id* username password", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 136, "width": 45, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "staff_bagian nomor_identitas nama_lengkap tanggal_lahir tempat_lahir nomor_telepon nomor_hp email facebook pin_bbm alamat no_pemesan** id_pecahan**", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 256, "width": 25, "height": 5, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pecahan", "type": "Picture" }, { "left": 197, "top": 258, "width": 206, "height": 227, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "id_pecahan* 500 100 50 20 10 5 1 rupiah_per_satu_riyal** Kurs rupiah_per_satu_riyal* Gambar 4. Tabel Relasi e-Exchange Riyals Staff Pemesan memesan memiliki N Kurs N 1 pecahan N mengkonfirmasi 1 1", "type": "Picture" }, { "left": 172, "top": 506, "width": 268, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Entity Relationship Diagram ( ERD) e-Exchange Riyals", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 84, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Implementation", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 443, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi aplikasi e-Exchange Riyals berdasarkan antar muka dari proses bisnis aplikasi. Gambar 6 merupakan halaman utama yang berisi informasi tentang profil perusahaan, paket penukaran mata uang riyal yang ditawarkan, kurs mata uang dunia secara real-time. dan kalkulator perhitungan penukaran mata uang riyal berdasarkan nilai kurs mata uang terkini. Pada halaman utama, baik pemesan maupun marketing dan bagian keuangan, melakukan proses daftar agar dapat masuk ke aplikasi e-Exchange Riyals sesuai dengan hak akses masing-masing entitas.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 756, "width": 188, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Halaman Utama e-Exchange Riyals", "type": "Page footer" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 442, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melakukan pendaftaran, selanjutnya calon pemesan mengisi form pemesanan penukaran mata uang riyal. Pemesanan penukaran uang riyal dapat dipilih berdasarkan paket yang ditawarkan perusahaan atau regular sesuai dengan kebutuhan calon pemesan. Gambar 7 merupakan form pendaftaran calon pemesan.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 398, "width": 119, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Form Pendaftaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 441, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika calon pemesan memesan uang riyal secara reguler, maka calon pemesan mengisi pemesanan mata uang riyal sekaligus mengkonversikannya ke dalam nilai rupiah dan menghitung berapa uang rupiah yang harus ditransfer ke perusahaan pada form pemesanan yang ditunjukkan pada gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 670, "width": 129, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Halaman Kalkulator", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 442, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila calon pemesan telah melakukan pemesanan, maka marketing akan mengecek validasi transaksi dan menyarankan pemesan untuk mentransfer sejumlah uang sesuai dengan hasil perhitungan penukaran uang riyal baik paket maupun regular ke rekening perusahaan. Selanjutnya, setelah proses validasi transaksi maka marketing akan melanjutkan proses penukaran uang riyal ke bagian keuanngan. Gambar 9 merupakan halaman di mana pemesan dapat melakukan pengecekan validasi proses transaksi.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI)", "type": "Page header" }, { "left": 368, "top": 63, "width": 159, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 230, "width": 211, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Halaman Pengecekan Validasi Transaksi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 442, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjunya, pemesan dapat menentukan jadwal pengambilan uang riyal sesuai dengan waktu yang disepakati untuk mengurangi antrian di perusahaan. Bagian marketing dapat memberikan laporan transaksi penukaran mata uang riyal berdasarkan periode yang dibutuhkan. Bagian keuangan dapat membuat laporan ketersediaan uang pecahan riyal yang update .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 69, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Verification", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 442, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap pengujian menggunakan metode black-box testing . Black-box testing merupakan metode pengujian perangkat lunak yang memfokuskan pada fungsionalitas dari perangkat lunak yang akan diuji [28]. Pada aplikasi e-Exchange Riyals dilakukan uji operasional yang dapat ditunjukkan pada tabel 2. Fungsi yang diuji adalah login , pengisian data user , pengisian data paket, pengisian data mata uang riyal, pengisian data kurs, pengisian data pemesanan, pengisian perhitungan kalkulator, laporan dan log out . Jika input yang diberikan pada fungsi menghasilkan output yang diharapkan, maka hasil pengujian diberikan nilai valid . Jika tidak sesuai maka hasil tidak valid dan aplikasi diberikan perbaikan sampai memberikan hasil output yang valid .", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 414, "width": 427, "height": 349, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Pengujian e-Exchange Riyals Item Pengujian Target User Input Output yang diharapkan Hasil Login Marketing Melakukan login Masuk ke halaman marketing Valid Keuangan Melakukan login Masuk ke halaman keuangan Valid Pemesan Melakukan login Masuk ke halaman pemesan Valid Pengisian data marketing dan keuangan Marketing Isi data Marketing baru Pengisian data marketing dan tombol OK berfungsi sesuai harapan. Data marketing masuk ke database Valid Keuangan Isi data keuangan baru Pengisian data keuangan dan tombol OK berfungsi sesuai harapan. Data bagian keuangan tersimpan di database. Valid Daftar Pemesan Pemesan Isi data pemesan Pengisian data berfungsi sesuai harapan. Data pemesan tersimpan di database Valid Pengisian data paket Marketing Isi data paket Data paket dapat ditampilkan Valid Pengisian data pecahan mata uang riyal Keuangan Isi form data pecahan mata uang riyal yang tersedia Data pecahan mata uang riyal tersimpan dalam database dan mengubah tanggal up date Valid Pengisian data kurs Keuangan Isi data kurs Data kurs tersimpan ke database dan akan mengubah kurs dalam pemesanan dan kalkulator Valid Pengisian data pemesanan Pemesan Isi data pemesanan Pengisian pemesanan, tombol pesan dan cancel sesuai harapan Valid Pengisian perhitungan kalkulator Marketing Isi data pemesanan ke kalkulator Perhitungan pemesanan, kurs, dan mata uang riyal sesuai harapan Valid", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 103, "width": 422, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Marketing Laporan Transaksi pemesanan Menampilkan transaksi pemesanan sesuai periode yang diharapkan Valid Keuangan Laporan stok mata uang riyal Menampilkan stok mata uang riyal ter- update Valid Log out Marketing Menekan tombol log out Keluar dari sistem Valid Keuangan Pemesan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 442, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil black-box testing yang memberikan hasil valid , diketahui bahwa aplikasi e-Exchange Riyals yang dibangun telah berjalan sesuai fungsi yang diharapkan dan telah menerapkan fungsionalitas dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 243, "width": 68, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 444, "height": 181, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-Exchange Riyals dibangun sebagai sistem informasi berbasis website untuk calon jamaah haji dan umrah dalam melakukan penukaran uang riyal. Berdasarkan tahap pengujian dengan metode black-box testing , e- Exchange Riyals dapat membantu calon pemesan untuk mendapatkan informasi mengenai paket penukaran uang riyal yang ditawarkan, selain itu calon pemesan dapat mengkonversikan berapa jumlah uang yang akan ditukar sesuai dengan kebutuhan dan nilai kurs mata uang secara real-time . Pemesan dapat melakukan pemesanan penukaran uang riyal secara online melalui aplikasi e-Exchange Riyals . Selanjutnya, pemesan mengambil pecahan uang riyal sesuai dengan waktu yang disepakati, sehingga pemesan datang ke counter penukaran uang riyal tanpa harus mengantri karena pecahan uang riyal sudah disediakan oleh bagian marketing sesuai dengan transaksi penukaran uang riyal yang telah dilakukan sebelumnya secara online . Hal ini dapat mengurangi antrian di counter penukaran uang riyal. e-Exchange Riyals dapat merekam semua proses transaksi penukaran uang riyal, sehingga memudahkan bagian marketing dalam memberikan laporan transaksi penukaran uang riyal. Selain itu, aplikasi e-Exchange Riyals pun dapat membantu bagian keuangan untuk mengetahui ketersediaan uang pecahan riyal, sehingga laporan ketersediaan pecahan uang riyal dapat dibuat dengan mudah dan cepat. Selain itu, secara otomatis aplikasi e-Exchange Riyals dapat meng- update ketersediaan paket dan reguler berdasarkan stok mata uang riyal. Aplikasi e-Exchange Riyals dapat mengatasi masalah yang ada dan menjawab tujuan dari penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 450, "width": 68, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 442, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] D. Bayu, “Sebanyak 86,9% Penduduk Indonesia Beragama Islam,” 16-Februari-2022. Tersedia: https://dataindonesia.id/ragam/detail/sebanyak-869-penduduk-indonesia-beragama-islam. [Diakses: 22-Desember-2022]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 441, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Mastuki, “Menjadi Muslim, Menjadi Indonesia (Kilas Balik Indonesia Menjadi Bangsa Muslim Terbesar),” 11-Juni-2020. Tersedia: https://kemenag.go.id/read/menjadi-muslim-menjadi-indonesia- kilas-balik-indonesia-menjadi-bangsa-muslim-terbesar- xmo8a#:~:text=Mengacu%20data%20demografis%2C%20memang%20benar,berjumlah%20269%2C 6%20juta%20jiwa. [Diakses : 22-Desember-2022]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 442, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] M. A. Rizaty, \"Jumlah Penduduk Muslim Indonesia Terbesar di Dunia pada 2022,\" 3-November-2022. Tersedia: https://dataindonesia.id/ragam/detail/populasi-muslim-indonesia-terbesar-di-dunia-pada- 2022. [Diakses : 22-Desember-2022]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 441, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Meutia, I. Fitri dan Sujadmiko, “Model Kebijakan Penyelenggaraan Haji dan Umrah di Masa Pandemi Covid-19,” Program Studi Magister Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 414, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Lampung, 2021. Available: http://repository.lppm.unila.ac.id/36280/1/df83d3c349eb753435b62855f8e26c1e.pdf", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 442, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] H. M. Saragih dan Taufiqurrachman, “Kepentingan Nasional Arab Saudi dalam Pembatasan Jama’ah Haji pada Masa Covid-19,” Jurnal HIMMAH, Vol. 5, No. 2, pp. 425-433, 2021. Available: http://journal.unas.ac.id/himmah/article/view/1511/HAJI", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 442, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] A. Bramayudha, D. Y. Oktavia, K. N. Bariza dan Z. Iftitah, “Wajah Penyelenggaraan Umrah Provinsi di Jawa Timur Pada Masa Pandemi Covid-19,” MASJIDUNA, Jurnal Ilmiah Stidki Ar-Rahmah, Vol.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 693, "width": 414, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, No.1, pp. 10-15 2022. Available:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 704, "width": 312, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.stidkiarrahmah.ac.id/index.php/MASJIDUNA/article/view/112", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 441, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] K. Amaliyah, F. T. Sakti dan K. Umam, “Komunikasi Organisasi dalam Penanganan Ketidakpastian Pemberangkatan Ibadah Haji Masa Pandemi Covid-19 Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat,” Al-Qalam : Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. 16, No. 4, pp.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 750, "width": 111, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1577-1593, 2022.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 750, "width": 412, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available: https://jurnal.stiq-amuntai.ac.id/index.php/al- qalam/article/viewFile/1172/491", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 442, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] M. A. Aliyansyah. “INFOGRAFIS : Data Terbaru Masa Tunggu Jamaah Haji Indonesia,” 21-Juni-2022. Tersedia : https://www.merdeka.com/peristiwa/masa-tunggu-jemaah-haji-per-provinsi.html. [Diakses: 23-Desember-2022]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 440, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Estimasi Waiting List Jamaah Haji. Tersedia : https://haji.kemenag.go.id/v4/waiting-list. [Diakses: 23- Desember-2022]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 441, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] M. I. Arief dan Gt. M. I. Husin, “Umrah Pra dan Era Pandemi : Perubahan Sosial dan Sikap Keberagaman,” Al-Qalam : Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. 16, No. 4, pp. 1864-", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 169, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1875, 2022. Available:", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 183, "width": 205, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.jurnal.stiq-amuntai.ac.id/index.php/al-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 195, "width": 115, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "qalam/article/view/1244/570", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 441, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Humas BPKH, “Jumlah Jamaah Umrah Berkali-kali Lipat Dibandingkan Jamaah Haji Setiap Tahunnya,” 1-Agustus-2022. Tersedia : https://bpkh.go.id/jumlah-jamaah-umroh-2022-berkali-kali- lipat-dibandingkan-jamaah-haji-setiap-tahunnya/ [Diakses: 23-Desember-2022]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 442, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] R. Harbani , “30 Negara dengan Kuota Haji Terbanyak 2022, Indonesia Peringkat Satu , ” 18-Juni-2022.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 265, "width": 411, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tersedia : https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6133418/30-negara-dengan-kuota-haji-terbanyak- 2022-indonesia-peringkat-satu/1 [Diakses: 24-Desember-2022]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 442, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] M. Herman, Normajatun dan D. Rahmita, “Kualitas Pelayanan Haji dan Umrah Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah,” As-Siyasah Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 3, No. 1, pp.", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 311, "width": 66, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1-8, 2018.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 311, "width": 411, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available: https://ojs.uniska- bjm.ac.id/index.php/Asy/article/view/1722/1362", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 442, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] W. Syafira dan A. Murtani, “Analisis Strategi Promosi, Kualitas Pelayanan dan Kenyamanan Biro Perjalanan Umrah (Studi Kasus Pada PT. Gadika Expressindo Medan),” Jurnal Al-Qasd Islamic Economis Alternative, Vol. 2, No. 1, pp. 40–48, 2020. Available: http://e-journal.potensi- utama.ac.id/ojs/index.php/AL-QASD/article/view/1048", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 442, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Uswah, “Kemenag Balangan Gandeng BSI Sediakan Jasa Tukar Uang Riyal Bagi JCH,” 7-Juni-2022. Tersedia: https://kalsel.kemenag.go.id/berita/562654/Kemenag-Balangan-Gandeng-BSI-Sediakan- Jasa-Tukar-Uang-Riyal-bagi-JCH. [Diakses : 24-Desember-2022]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 441, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] A. S. Perbangsa, A. Reyner, J. C. Nugroho dan Junne, “Pengembangan Sistem Informasi Jasa Penukaran Valas,” Infotech,", "type": "List item" }, { "left": 224, "top": 426, "width": 118, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 1,", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 426, "width": 165, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pp. 6-11 2019. Available:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 268, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jurnal.kampuswiduri.ac.id/index.php/infoteh/article/view/29", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 442, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Y. E. Budaya, “Sistem Informasi Transaksi Jual Beli Valuta Asing Pada PT. Dolar Center AMC Yogyakarta,” Universitas AMIKOM Yogyakarta, 2013. Available: https://eprints.amikom.ac.id/12835/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 442, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] H. Sunandar dan Pristiwanto, “Optimalisasi Implementasi Algoritma Greedy dalam Fungsi Penukaran Mata Uang Rupiah,” Jurnal Teknik Informatika Unika St. Thomas (JTIUST), Vol. 4, No. 2, pp. 193- 201, 2019. Available: http://www.ejournal.ust.ac.id/index.php/JTIUST/article/view/588/642", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 442, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] N. Hidayati, “Penggunaan Metode Waterfall Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan,”Generation Journal, Vol. 3, No. 1, pp. 1-10, 2019. Available: https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/gj/article/view/12642/1080", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 442, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] A. A. Wahid, “Analisis Metode Waterfall untuk Pengembangan Sistem Informasi,” Jurnal Ilmu-Ilmu Informatika dan Manajemen STMIK, Vol. 1, No. 1, pp. 1-5, 2020. Available: https://www.researchgate.net/profile/Aceng- Wahid/publication/346397070_Analisis_Metode_Waterfall_Untuk_Pengembangan_Sistem_Informasi /links/5fbfa91092851c933f5d76b6/Analisis-Metode-Waterfall-Untuk-Pengembangan-Sistem- Informasi.pdf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 442, "height": 46, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] F. Supandi, W. Desta P, Y. Ambar S, dan M. Sudir, “Analisis Resiko pada Pengembangan Perangkat Lunak yang Menggunakan Metode Waterfall dan Prototyping ,” Prosiding Seminar Dinamika Informatika 2018 (SENADI 2018), Vol. 2, No. 1, pp. 83-86, 2018. Available: http://prosiding.senadi.upy.ac.id/index.php/senadi/article/view/86/82", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 442, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] R. S. Pressman, “Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktis),” Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 442, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] O. Irnawati, “Implementasi Metode Waterfall pada Sistem Informasi Stock Opname ,” IJSE – Indonesian Journal on Sofware Engineering, Vol. 4, No. 1, pp. 79-84, 2018. Available: https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ijse/article/view/6301", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 442, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] M. D. Rahmatya, D. E. S. Simangunsong dan M. F. Wicaksono, “e-Kos sebagai Sistem Informasi Pengelolaan Kos pada Mazasi’s House,” Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI), Vol. 12, No. 2, pp. 176-190, 2022. Available : https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jati/article/view/8027/3340", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 441, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] C. Hidayat, “Sistem Informasi Penukaran Mata Uang Riyal di PT. Raharja Visi Madani berbasis Website ,” Universitas Komputer Indonesia, 2015. Available: https://repository.unikom.ac.id/25168/", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 51, "width": 200, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) Volume 13 Nomor 1 Edisi Maret 2023 P-ISSN 2088-2270, E-ISSN 2655-6839 DOI 10.34010/jati.v13i1", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 785, "width": 11, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 442, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] D. Puspitasari, C. Rahmad, dan M. Astiningrum, “Normalisasi Tabel pada Basisdata Relasional,” Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Malang, Vol. 8, pp. A-340 – A-345, 2016. Available: https://prosiding.polinema.ac.id/sentia/index.php/SENTIA2016/article/viewFile/65/60", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 442, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[27] H. H. Solihin, dan A. A. F. Nusa, “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Suku Cadang pada Bengkel Tiga Putra Motor Garut,” Jurnal Infotronik, Vol. 2, No. 2, pp. 107-115, 2017. Available: http://183.91.79.105/index.php/infotronik/article/view/37/37", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 442, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[28] Y. I. Kurniawan, A. L. Nurjaman, dan L. Afuan, “Sistem Presensi Karyawan Menggunakan Quick Response Code di CV. Jenderal Software,” Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI), Vol. 11, No.2, pp. 168-182, 2021. Available: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jati/article/view/4328/2602", "type": "List item" } ]
ed40eb14-093f-73d4-461a-9fc18b30dbba
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/jpp/article/download/5895/2489
[ { "left": 504, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 771, "width": 250, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, Ramdan, Risnawati, Manurung, Potensi Ekstrak Daun… https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5895", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 104, "width": 414, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POTENSI EKSTRAK DAUN SIRIH DAN RIMPANG LENGKUAS SEBAGAI PESTISIDA NABATI PENGENDALI HAWAR DAUN BAKTERI PADA PADI", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 146, "width": 410, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potential Extract of Betel Lead and Galangan Rhizome as a Botanical Pesticide to Control Bacterial Leaf Blight in Rice", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 186, "width": 393, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rini Laraswati 1 , Evan Purnama Ramdan 2* , Risnawati 3 , Adinda Nurul Huda Manurung 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 408, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma. [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 418, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma. [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 413, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma. [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 413, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma. [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 124, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*) Penulis korespondensi", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 393, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 428, "height": 245, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia. Kendala organisme penggangu tanaman menjadi salah satu faktor pembatas, seperti penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv. oryzae . Potensi yang dapat dikembangkan sebagai pengendalian penyakit tanaman adalah pestisida botani, seperti daun sirih dan rimpang lengkuas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara pengaruh jenis ekstrak dan frekuensi aplikasi terhadap komponen patosistem HDB dan komponen pertumbuhan padi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu jenis perlakuan (P) yang terdiri dari aquadest sebagai kontrol (P0), ekstrak daun sirih (P1), dan ekstrak lengkuas (P2), dan faktor kedua adalah frekuensi aplikasi yaitu 1 kali/minggu (F1), 2 kali/minggu (F2), dan 3 kali/minggu (F3). Terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan, setiap petak percobaan terdiri dari 3 tanaman, sehingga jumlah keseluruhan sampel yang diamati pada penelitian sebanyak 81 unit percobaan. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas merupakan perlakuan ekstrak terbaik dalam menekan penyakit hawar daun bakteri dibandingkan dengan ekstrak daun sirih dan kontrol, dengan keparahan penyakit paling rendah yaitu 46,46% dan efikasi 24%, ekstrak lengkuas memiliki pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat bulir, dan panjang akar pada tanaman padi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 245, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : In-vivo , kresek, Xanthomonas oryzae.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 695, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 424, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rice (Oryza sativa L.) is the main food crop in Indonesia. The presence of plant- disturbing organisms is one of the limiting factors, such as bacterial leaf blight (HDB) caused by Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Potentials that can be developed as plant", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 784, "width": 236, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Presisi Vol. 6 No. 1 Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 424, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disease control are botanical pesticides, such as betel leaf and galangal rhizome. This study aims to determine the interaction between the effect of the type of extract and the frequency of application on the components of the HDB pathosystem and the components of rice growth. The study used a Randomized Block Design (RAK) which consisted of 2 factors. The first factor was the type of treatment (P) which consisted of aquadest as a control (P0), betel leaf extract (P1), and galangal extract (P2), and the second factor was the frequency of application, namely 1 time/week (F1), 2 times/week. week (F2), and 3 times/week (F3). There were 9 treatment combinations with 3 replications, each experimental plot consisted of 3 plants, so the total number of samples observed in the study was 81 experimental units. The results showed that galangal extract was the best extract treatment in suppressing bacterial leaf blight compared to betel leaf extract and control, with the lowest disease severity 46.46% and efficacy 24%, galangal extract had a significant effect on plant height, grain weight, and root length in rice plants.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 239, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: In-vivo, kresek, Xanthomonas oryzae.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 206, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padi ( Oryza sativa L.) merupakan sumber bahan pangan utama bagi hampir seluruh masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 371, "width": 50, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 206, "height": 363, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Purnamaningsih, 2006). Pada tahun 2019, terjadi penurunan hasil gabah padi sebesar 4,60 juta ton atau 7,76 % (BPS, 2020). Salah satu penyebab turunnya produksi padi adalah organisme pengganggu tanaman, seperti Xanthomonas oryzae pv. oryzae ( Xoo ) penyebab penyakit hawar daun (HDB) bakteri (Semangun, 2000; Laraswati et al. 2021a) pada padi fase vegetatif maupun generative (Naqvi, 2019). Gejala penyakit HDB dapat dilihat dari bercak yang terdapat di tepi daun dengan warna abu-abu. Bercak kemudian akan meluas mulai dari tepi sampai ke pangkal daun. Perluasan bercak dapat terjadi pada satu atau dua sisi daun, sehingga daun akan mengering (Laraswati et al. 2021a). Adapun kehilangan hasil", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 309, "width": 206, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akibat penyakit ini mencapai 80% (Sudir et al ., 2012) yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah anakan padi akibat infeksi Xoo (Hakim et al ., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 392, "width": 206, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai upaya pengendalian HDB yang telah dilakukan baik secara kimia, biologi, dan pemuliaan tanaman dengan merekayasa padi tahan HDB (Nisha et al.,", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 474, "width": 206, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2012). Pengendalian kimia sintetik yang lazim digunakan memiliki dampak negatif bagi tanaman, petani, konsumen, dan lingkungan sekitar pertanaman Aktar et al . (2009). Potensi pestisida nabati dari bahan tanaman memiliki peluang untuk", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 599, "width": 74, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikembangkan", "type": "Text" }, { "left": 411, "top": 599, "width": 39, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 599, "width": 206, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teknik pengendalian. Selain ramah lingkungan, bahan baku yang murah dan mudah didapat, serta tidak meninggalkan residu pada tanaman (Permatasari et al . 2021).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 702, "width": 206, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian pendahuluan Laraswati et al. (2021b) menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak sirih dan", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 771, "width": 250, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, Ramdan, Risnawati, Manurung, Potensi Ekstrak Daun… https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5895", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lengkuas konsentrasi 25% mampu menekan pertumbuhan Xoo pada skala in vitro sebesar 100%. Kandungan flavanoid pada daun sirih berupa flavonoid, alkaloid, saponin, dan triterpen yang bersifat antibakteri sehingga berpotensi dijadikan bahan pestisida nabati (Nilan et al., 2019;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 206, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangesa dan Aloatun, 2019). Meskipun masing-masing ekstrak telah menunjukkan adanya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 206, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penekanan pertumbuhan Xoo pada skala in vitro , tetapi masih perlu pengujian lanjut dengan menguji ekstrak pada tanaman padi yang terinfeksi Xoo . Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi daun sirih dan rimpang lengkuas terhadap HDB dan pertumbuhan padi pada skala in vivo .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 129, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 206, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juni 2021 di Laboratorium Menengah Agroteknologi dan Rumah Kassa Universitas Gunadarma Kampus F7, Ciracas, Jakarta Timur. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoclave, LAF, timbangan digital, mikropipet dan tip, lampu Bunsen, erlenmeyer, jarum ose, cangkul, sekop, ember, serta hand sprayer . Sementara bahan yang digunakan yaitu benih padi varietas IR64, isolat Xoo yang diperoleh dengan cara mengisolasi dari daun bergejala HDB, daun sirih dan rimpang", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 206, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lengkuas yang diperoleh dari Pasar Pal Depok, tissu steril, media Natrient Agar (NA), alkohol 70%, alumunium foil, dan kapas penutup.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 192, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 212, "width": 206, "height": 342, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu jenis perlakuan (P), terdiri dari akuades steril sebagai kontrol (P0), ekstrak daun sirih (P1), dan ekstrak lengkuas (P2). Faktor kedua yaitu frekuensi aplikasi (F) terdiri dari 1 kali/ minggu (F1), 2 kali/minggu (F2), dan 3 kali/minggu (F3), sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Setiap petak percobaan terdiri dari 3 tanaman, sehingga jumlah keseluruhan sampel yang diamati pada penelitian sebanyak 81 unit percobaan dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 564, "width": 206, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P0F1 = Akuades steril dengan frekuensi aplikasi 1 kali/ minggu", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 606, "width": 206, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P0F2 = Akuades steril dengan frekuensi aplikasi 2 kali/ minggu", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 647, "width": 206, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P0F3 = Akuades steril dengan frekuensi aplikasi 3 kali/ minggu", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 688, "width": 206, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P1F1 = Ekstrak daun sirih dengan frekuensi aplikasi 1 kali/ minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 784, "width": 236, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Presisi Vol. 6 No. 1 Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P1F2 = Ekstrak daun sirih dengan frekuensi aplikasi 2 kali/ minggu P1F3 = Ekstrak daun sirih dengan frekuensi aplikasi 3 kali/ minggu P2F1 = Ekstrak lengkuas dengan frekuensi aplikasi 1 kali/ minggu P2F2 = Ekstrak lengkuas dengan frekuensi aplikasi 2 kali/ minggu P2F3 = Ekstrak lengkuas dengan frekuensi aplikasi 3 kali/ minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 133, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persiapan Tanaman Padi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 206, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media tanam menggunakan tanah yang digunakan berasal dari Lahan Budidaya Kampus F7 Universitas Gunadarma dan pupuk kandang berasal dari kotoran sapi yang dijual secara komersil. Komposisi tanah dengan pupuk kandang yaitu 2:1..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 206, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media tanah kemudian diisi sebanyak ¾ dari ember plastik. Setelah itu dilakukan pemberian air hingga ketinggian 2 – 3 cm dari permukaan tanah dan didiamkan selama satu minggu sebelum tanam. Selanjutnya ember plastik yang telah disiapkan disusun menurut perlakuan masing-masing. B enih padi disiapkan dengan cara merendam pada air selama 48 jam sampai berkecambah. Setelah itu dipindahkan ke wadah persemaian. Kemudian pada 21 hari setelah semai (HSS) benih padi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 206, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipindahkan ke ember yang berisi campuran media tanam.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 150, "width": 206, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Ekstrak Daun Sirih dan Rimpang Lengkuas", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 192, "width": 206, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun sirih dibersihkan terlebih dahulu di bawah air mengalir. Selanjutnya daun dipotong kecil-kecil menggunakan pisau dan dikeringanginkan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 274, "width": 206, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode ekstraksi mengikuti teknik dari Trisnawati et al. (2019) dengan cara menimbang daun sirih sebanyak 30 g, kemudian direbus dalam air dengan perbandingan 1:1 selama 1 jam. Sedangkan rimpang lengkuas dikupas terlebih dahulu, kemudian ditimbang sebanyak 250 g.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 440, "width": 206, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lengkuas kemudian dicacah lengkuas sampai berukuran ± 2 cm, kemudian direbus dalam air dengan perbandingan 1:1 selama 1 jam. Masing- masing ekstrak disaring untuk memisahkan dari daun dan rimpang, kemudian diautoklaf pada suhu 121 0 c. Konsentrasi ekstrak daun sirih dan lengkuas yang digunakan yaitu 10% dengan cara pengenceran. Penentuan konsentrasi menggunakan rumus (Achmad dan Suryana, 2009):", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 684, "width": 204, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 𝑒 𝑒 + 𝑎 × 100%", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 720, "width": 62, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 741, "width": 194, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e = volume esktrak hasil ekstraksi (mL)", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 771, "width": 250, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, Ramdan, Risnawati, Manurung, Potensi Ekstrak Daun… https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5895", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a = volume akuades yang ditambahkan (mL) e + a = volume total antara ekstrak yang sudah ditambah akuades", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 206, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi Ekstrak Daun Sirih dan Rimpang Lengkuas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 206, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masing-masing ekstrak diaplikasikan pada saat tanaman padi berumur 7-25 hari setelah tanam (HST). Volume larutan yang diberikan pada tanaman sebanyak 100 ml per tanaman dengan cara disemprotkan pada sekitar daun padi menggunakan hand sprayer dan dilakukan pada pagi atau sore hari. Frekuensi aplikasi dilakukan sebanyak 1 kali/minggu, 2 kali / minggu, dan 3 kali/ minggu sesuai dengan perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 205, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isolasi dan Inokulasi Xoo pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 79, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman Padi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 206, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inokulum Xoo diisolasi dari daun padi yang memperlihatkan gejala hawar daun bakteri. Daun dicuci menggunakan air yang mengalir, lalu dikeringanginkan. Daun kemudian disterilisai permukaan dengan menggunakan alkohol dan dibilas air steril lalu dikeringanginkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 206, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, potong bagian daun bergela menggunakan gunting stainless dan diletakan pada media NA. Koloni Xoo yang tumbuh kemudian dimurnikan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 206, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inokulasi Xoo dilakukan dengan cara menggunting daun padi sekitar 3–5 cm dari ujung daun untuk pelukaan sebagai jalan masuk infeksi bakteri pada padi berumur 42 HST. Gunting yang dipakai sebelumnya telah diberikan suspensi isolat bakteri bakteri umur 48 jam dengan mencelupkan gunting ke dalam suspensi. Setelah itu tanaman disungkup dengan plastik untuk menjaga kelembaban.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 316, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen patosistem", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 336, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masa inkubasi bakteri", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 357, "width": 206, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masa inkubasi diamati dengan cara melihat gejala yang nampak pada daun padi dari awal inokulasi sampai 14 HSI.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 419, "width": 206, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keparahan penyakit Pengamatan keparahan penyakit dimulai setelah 14 HSI dengan mengukur skor kerusakan daun, kemudian dihitung menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 519, "width": 59, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KP =  (n x v)", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 526, "width": 68, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N x Z x 100%", "type": "Formula" }, { "left": 308, "top": 551, "width": 75, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 571, "width": 128, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KP = keparahan penyakit", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 592, "width": 205, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n = jumlah daun dari tiap skor kerusakan v = skor kerusakan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 633, "width": 140, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N = total daun yang diamati", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 654, "width": 91, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z = skor tertinggi", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 675, "width": 170, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori serangan Xoo yang digunakan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 716, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 = tidak ada serangan", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 737, "width": 123, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 = gejala nampak 1-5%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 784, "width": 236, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Presisi Vol. 6 No. 1 Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 131, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 = gejala nampak 6–12%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 137, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 = gejala nampak 13–25%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 137, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 = gejala nampak 26–50%", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 143, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 = gejala nampak 51–100%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 205, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Area Under Disease Progress Curve /", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 44, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AUDPC", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 206, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AUDPC relatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 75, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 206, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xi = keparahan penyakit pada waktu pengamatan t = waktu sesudah infeksi tampak di lapangan (hari) n = jumlah pengamatan Keefektifan pestisida nabati Kefektifan masing-masing ekstrak dihitung dengan rumus (Elfina et al., 2016):", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 202, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EF = IPk – IPp / IPk x 100%. Keterangan: EF = kefektifan ekstrak IPk = keparahan penyakit pada kontrol IPp = keparahan penyakit pada perlakuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 206, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan kemudian dikategorikan kemampuannya seperti di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 152, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 = tidak efektif 1-20% = sangat kurang efektif 21-40% = kurang efektif 41-60% = cukup efektif", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 110, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61-80% = efektif >80% = sangat efektif", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 150, "width": 136, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen pertumbuhan", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 171, "width": 91, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tinggi tanaman", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 192, "width": 188, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinggi tanaman padi diukur mulai dari pangkal batang diatas permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi setiap 1 minggu sekali dan dinyatakan dalam satuan cm.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 295, "width": 114, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jumlah anakan total", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 316, "width": 188, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan jumlah anakan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan cara menghitung jumlah tanaman yang terdapat dalam satu ember", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 399, "width": 78, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Jumlah bulir", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 419, "width": 188, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan jumlah bulir dilakukan pada saat panen dengan cara merontokkan bulir setiap sampel yang kemudian dihitung setiap sampelnya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 502, "width": 73, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Berat bulir", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 523, "width": 188, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan berat bulir dilakukan pada saat panen dengan cara menimbang berat bulir pada setiap masing-masing sampel menggunakan timbangan digital dengan satuan gram", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 626, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Panjang akar", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 647, "width": 188, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan panjang akar dilakukan pada saat panen dengan cara membersihkan akar dari sisa-sisa tanah yang kemudian diukur dari pangkal hingga ujung akar.", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 771, "width": 250, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, Ramdan, Risnawati, Manurung, Potensi Ekstrak Daun…", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 799, "width": 217, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5895", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 206, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam ( Analysis of variance : ANOVA), apabila dalam analisis keragaman menunjukkan adanya beda nyata antara beberapa perlakuan ekstrak dan frekuensi aplikasi pada tanaman padi terhadap penyakit hawar daun bakteri, maka pengujian dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 5%, serta perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SAS.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 155, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Masa Inkubasi Bakteri", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 206, "height": 322, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pestisida nabati tidak berpengaruh nyata terhadap masa inkubasi bakteri (Tabel 1), baik untuk masing- masing faktor maupun interaksi antara jenis ekstrak dan frekuensi aplikasi. Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan bahwa masa inkubasi bakteri pada masing masing perlakuan terjadi pada 7 HSI dengan gejala bercak pada tepi daun bekas pengguntingan daun oleh gunting yang dicelup suspensi Xoo. Bercak ini akan memanjang ke pangkal di 1 atau 2 sisi daun. Jika serangan parah, daun dapat mengering dan berbunyi kresek jika terkena angin.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 180, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keparahan Penyakit dan AUDPC", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 109, "width": 206, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis ragam, aplikasi ekstrak lengkuas menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap keparahan penyakit dibandingkan dengan ekstrak daun sirih dan kontrol (Tabel 2). Hal ini dapat terlihat dari tingkat keparahan penyakit yang rendah yaitu 46.49% dengan efikasi sebesar 25%.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 274, "width": 206, "height": 467, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal tersebut juga didukung oleh AUDPC dari aplikasi ekstrak lengkuas yang rendah yaitu sebesar 802.06 unit (Tabel 3). Pada akhir pengamatan, perlakuan dengan perkembangan penyakit paling rendah adalah ekstrak lengkuas jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 46.49%, dengan nilai AUDPC sebesar 802.06 unit, efikasi pestisida sebesar 25% dan masuk kategori kurang efektif (Tabel 3). Meskipun demikian ekstrak lengkuas masih berpotensi untuk ditingkatkan kefektivitasnnya dengan memperhatikan persentasi konsentrasi ekstrak, umur lengkuas, kondisi dan asal daerah tumbuh (Marzuki et al ., 2021). Efektivitas ekstrak lengkuas yang masih kurang efektif juga dapat dikaitkan dengan varietas padi yang digunakan, semakin tahan suatu varietas maka semakin kecil keparahan penyakit dan semakin lambat perkembangan penyakitnya. Selain itu, padi varietas IR64", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 784, "width": 236, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Presisi Vol. 6 No. 1 Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tergolong rentan terhadap penyakit hawar daun, strain atau patotipe yang dimiliki", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xanthomonas menyebabkan adanya perbedaan kemampuan penginfeksian terhadap inang (Rahim et al. , 2011; Yuriah et al., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 428, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Jenis Ekstrak dan Frekuensi Aplikasi terhadap Masa Inkubasi Bakteri", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 427, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada α = 5%. (-) tidak terjadi interaksi antar faktor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 416, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Pengaruh Jenis Ekstrak dan Frekuensi Aplikasi terhadap Keparahan Penyakit", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada α = 5%. (-) tidak terjadi interaksi antar faktor. P0 = akuades steril (kontrol); P1 = ekstrak daun sirih, dan P2 = ekstrak lengkuas. F1= frekuensi aplikasi 1 kali/minggu, F2= frekuensi aplikasi 2 kali/minggu, F3= frekuensi aplikasi 3 kali/minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 320, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. AUDPC / Area di Bawah Kurva Perkembangan Penyakit", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 399, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan AUDPC Efikasi Kategori P0 943.15 0 Tidak efektif P1 903.11 11 Sangat kurang efektif P2 802.06 25 Kurang efektif Tinggi Tanaman Padi Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak lengkuas", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 665, "width": 206, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi, yaitu sebesar 94.84 cm, sedangkan pada perlakuan akuades steril (kontrol) dan ekstrak daun sirih tidak", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 217, "width": 382, "height": 278, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis ekstrak Frekuensi aplikasi F1 F2 F3 Rerata P0 7.00a 7.00a 7.33a 7.11a P1 7.67a 7.67a 7.33a 7.56a P2 7.33a 7.33a 8.67a 7.78 a Rerata 7.33a 7.33a 7.78a (-) Jenis ekstrak Frekuensi aplikasi F1 F2 F3 Rerata P0 60.53 58.03 67.93 62.17b P1 58.03 55.57 53.10 55.57b P2 50.60 43.20 45.67 46.49a Rerata 56.39a 52.27a 55.57a (-)", "type": "Table" }, { "left": 504, "top": 781, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 771, "width": 250, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, Ramdan, Risnawati, Manurung, Potensi Ekstrak Daun… https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5895", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi yaitu sebesar 93.67 dan 94.01 (Tabel 4).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 206, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan Suastika dan Kamandalu (2005) bahwa pestisida nabati", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 206, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak hanya berperan sebagai pengendali penyakit, tetapi juga berperan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Punja dan Rahe, 1993).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 399, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Pengaruh Jenis Ekstrak dan Frekuensi Aplikasi terhadap Tinggi Tanaman", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 428, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada α = 5%. (-) tidak terjadi interaksi antar faktor. P0 = akuades steril (kontrol); P1 = ekstrak daun sirih, dan P2 = ekstrak lengkuas. F1= frekuensi aplikasi 1 kali/minggu, F2= frekuensi aplikasi 2 kali/minggu, F3= frekuensi aplikasi 3 kali/minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 394, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Pengaruh Jenis Ekstrak dan Frekuensi Aplikasi terhadap Jumlah Anakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 428, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada α = 5%. (-) tidak terjadi interaksi antar faktor. P0 = akuades steril (kontrol); P1 = ekstrak daun sirih, dan P2 = ekstrak lengkuas. F1= frekuensi aplikasi 1 kali/minggu, F2= frekuensi aplikasi 2 kali/minggu, F3= frekuensi aplikasi 3 kali/minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 164, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah Anakan Tanaman Padi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 206, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anakan pada masing- masing perlakuan tidak berbeda nyata, dimana masing-masing perlakuan berturut-turut 10.087, 10.173, 10.720 (Tabel 5). Pada perlakuan ekstrak lengkuas menunjukkan rata rata jumlah", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 597, "width": 206, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anakan terbanyak jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 10,720. Hal ini didukung dengan pertambahan tinggi tanaman pada perlakuan ekstrak lengkuas. Jumlah anakan total dan jumlah anakan produktif akan berkaitan dengan bobot gabah per rumpun (Rachmawati et al ., (2014).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 235, "width": 376, "height": 297, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis ekstrak Frekuensi aplikasi F1 F2 F3 Rerata P0 93.27 93.60 94.13 93.67a P1 93.17 94.57 94.30 94.01ab P2 94.87 94.70 94.47 94.84b Rerata 93.77 94.29 94.47 (-) Jenis ekstrak Frekuensi aplikasi F1 F2 F3 Rerata P0 10.67 10.10 9.53 10.10a P1 9.84 10.57 10.63 10.36a P2 11.00 11.53 9.43 10.66a Rerata 10.51a 10.73a 9.87a (-)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 784, "width": 236, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Presisi Vol. 6 No. 1 Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 150, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah Bulir Tanaman Padi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 206, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan jumlah bulir antar perlakuan tidak berbeda nyata, jumlah bulir terbanyak yaitu pada", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 206, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perlakuan ekstrak lengkuas sebesar 1.274.56, sedangkan untuk jumlah bulir terendah yaitu pada perlakuan akuades steril sebesar 1.127.33 (Tabel 6).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 381, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Pengaruh Jenis Ekstrak dan Frekuensi Aplikasi terhadap Jumlah Bulir", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 428, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada α = 5%. (-) tidak terjadi interaksi antar faktor. P0 = akuades steril (kontrol); P1 = ekstrak daun sirih, dan P2 = ekstrak lengkuas. F1= frekuensi aplikasi 1 kali/minggu, F2= frekuensi aplikasi 2 kali/minggu, F3= frekuensi aplikasi 3 kali/minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 373, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Pengaruh Jenis Ekstrak dan Frekuensi Aplikasi terhadap Berat Bulir", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 428, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada α = 5%. (-) tidak terjadi interaksi antar faktor. P0 = air steril (kontrol); P1 = ekstrak daun sirih, dan P2 = ekstrak lengkuas. F1= frekuensi aplikasi 1 kali/minggu, F2= frekuensi aplikasi 2 kali/minggu, F3= frekuensi aplikasi 3 kali/minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 385, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Pengaruh Jenis Ekstrak dan Frekuensi Aplikasi terhadap Panjang Akar", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 237, "width": 387, "height": 506, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis ekstrak Frekuensi aplikasi F1 F2 F3 Rerata P0 1,225.33 1,033.67 1,141.00 1,133.33a P1 1,225.67 1,138.00 1,251.67 1,205.11a P2 1,311.67 1,286.67 1,225.33 1,274.56a Rerata 1,254.22a 1,152.78a 1,206.00a (-) Jenis ekstrak Frekuensi aplikasi F1 F2 F3 Rerata P0 6.33 5.63 6.43 6.13a P1 6.97 6.23 7.10 6.77ab P2 7.10 7.73 6.69 7.18b Rerata 6.80a 6.53a 6.74a (-) Jenis ekstrak Frekuensi aplikasi F1 F2 F3 Rerata P0 34.83 30.30 28.87 31.33ab P1 29.10 31.00 31.37 30.49a P2 30.23 32.27 34.49 32.33b Rerata 31.39 31.19a 31.57a (-)", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 771, "width": 250, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, Ramdan, Risnawati, Manurung, Potensi Ekstrak Daun… https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5895", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka pada tiap kolom yang diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada α = 5%. (-) tidak terjadi interaksi antar faktor. P0 = air steril (kontrol); P1 = ekstrak daun sirih, dan P2 = ekstrak lengkuas. F1= frekuensi aplikasi 1 kali/minggu, F2= frekuensi aplikasi 2 kali/minggu, F3= frekuensi aplikasi 3 kali/minggu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 206, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis ragam, jumlah bulir terbanyak yaitu pada perlakuan ekstrak lengkuas sebesar 1,274.56, sedangkan untuk jumlah bulir terendah yaitu pada perlakuan akuades steril) sebesar 1,127.33 (Tabel 6).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 206, "height": 176, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sesuai dengan jumlah anakan perlakuan esktrak lengkuas yang banyak (Tabel 5) sehingga jumlah malai dan bulir bulir gabah yang dihasilan juga lebih banyak (Arrandeau dan Vergara 1992). Selain itu, pestisida nabati yang miliki peran sebagai pupuk juga dapat mempengaruhi panjang malai dan jumlah gabah per malai (Azalika et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 140, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berat Bulir Tanaman Padi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 206, "height": 260, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan ekstrak lengkuas menunjukkan berat bulir (7,18 g) yang berbeda nyata secara statistik dengan perlakuan lainnya (Tabel 7). Hal ini berkaitan erat dengan bobot padi, jumlah anakan, dan tinggi tanaman perlakuan ekstrak lengkuas yang lebih baik. Pertumbuhan padi yang lebih baik pada perlakuan ini disebabkan oleh hasil fotosintat yang optimal (Rohaeni dan Permadi 2012). Jumlah daun yang banyak akan berpengaruh pada hasil fotosintat, sehingga akan terkait dengan tinggi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 146, "width": 206, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanaman, jumlah dan berat gabah (Kartina et al . (2017). Oleh karena itu perlakuan ekstrak lengkuas banyak berpengaruh terhadap komponen pertumbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 249, "width": 154, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panjang Akar Tanaman Padi", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 270, "width": 206, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak lengkuas berbeda nyata terhadap panjang akar dengan rata-rata sebesar 32.33 cm, sedangkan P0 dan P1 memiliki rata-rata panjang akar sebesar 31.33cm dan 30.49 cm (Tabel 8).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 415, "width": 206, "height": 197, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak lengkuas berbeda nyata terhadap panjang akar. Hal ini juga didukung oleh hasil pemberian ekstrak lengkuas yang berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman (Tabel 4). Panjang akar berkaitan dengan tinggi tanaman yang menyerap air dan mineral dari dalam tanah (Harjanti et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 622, "width": 206, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman dengan irigasi yang baik memiliki akar yang lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di tempat kering. Rasio panjang akar juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya kelebihan air pada tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 784, "width": 236, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Presisi Vol. 6 No. 1 Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 158, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 206, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun frekuensi aplikasi ekstrak daun sirih dan lengkuas tidak berpengaruh terhadap komponen patosistem dan komponen pertumbuhan. Ekstrak lengkuas memiliki pengaruh terhadap komponen patosistem dengan keparahan penyakit paling rendah (46,49) dan efikasi 25%. Selain itu, ekstrak lengkuas memiliki pengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, berat bulir dan panjang akar pada tanaman padi dibandingkan ekstrak daun sirih dan kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 3, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 203, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achmad dan Suryana, I.. 2009. Pengujian Aktivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn.) Terhadap Rhizoctonia Sp. Secara In Vitro. Bul. Littro . 20 (1): 92 – 98.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 206, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktar, M. W., Sengupta, D., & Chowdhury, A. 2009. Impact of pesticides use in agriculture: their benefits and hazards . Toksikol . 2 (1): 1–12.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 206, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arrandeau, M.A dan Vergara, B.S.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 178, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1992. Pedoman Budidaya Padi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 578, "width": 178, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gogo . Sukarami: Balai Pengkajian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 206, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tekonologi Pertanian Asfaruddin. 1997. Evaluasi ketenggangan padi gogo terhadap keracunan Aluminium dan efisiensi dalam penggunaan kalium. [Thesis]. Bogor: Pasca Sarjana, Institut", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 81, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertanian Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 206, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azalika, R.P., Sumardi., Sukisno., 2018.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 702, "width": 178, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan dan Hasil Padi Sirantau Pada Pemberian beberapa Macam dan Dosis Pupuk", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 206, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandang.Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 20(1): 26-32. Elfina, Y., Ali, M., Morina., Tampubolon, C. 2016. Uji Beberapa Konsentrasi", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 143, "width": 206, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak Tepung Daun Serai Wangi ( Cybopogon nardus L .) untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa pada Buah cabai Merah Pascapanen. Sagu. Vol. 15 (1): 1-11. Hakim, L., Efendi, Marlina. 2022.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 226, "width": 177, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi potensi hasil galur padi lokal Aceh hasil mutasi radiasi yang terinfeksi bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) penyebab penyakit hawar daun bakteri. Jagro: Jurnal Media Pertanian. 7(1): 44- 49.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 323, "width": 206, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harjanti, R.A., Tohari, Utami, S.N.H.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 336, "width": 178, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014. Pengaruh takaran pupuk nitrogen dan silika terhadap pertumbuhan awal ( Saccharum officinarum L .) pada inceptisol.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 392, "width": 128, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vegetalika . 3 (2): 35 – 44.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 405, "width": 206, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartina, N., Wibowo, B.P., Rumanti, I.R, dan Satoto. 2017. Korelasi hasil gabah dan komponen hasil padi hibrida. Jurnal Pertanian Tanaman Pangan . 1(1):11-19.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 474, "width": 206, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuswara, E., Alik, S. 2003. Dasar Gagasan dan Praktek Tanam Padi Metode SRI ( The System of Rice intensification ) KSP Mengembangkan Pemikiran Untuk Membangun Pengetahuan Petani Jawa Barat. Kumpulan Seminar. Dinas Pertanian Jawa Barat.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 585, "width": 206, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, R., Ramdan, E.P., Kulsum, U.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 599, "width": 206, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021a. Identifikasi penyebab penyakit hawar daun bakteri pada kombinasi pola tanam System of Rice Intensification (SRI) dan jajar legowo. Agropross: National Conference Proceedings of Agriculture. hal.302-311. Laraswati, R., Kulsum, U., Ramdan, E.P.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 709, "width": 177, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021b. Efikasi Ekstrak Sirih,", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 723, "width": 177, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rimpang Lengkuas, dan Kunyit terhadap Penekanan Pertumbuhan", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 771, "width": 250, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laraswati, Ramdan, Risnawati, Manurung, Potensi Ekstrak Daun…", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 799, "width": 217, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5895", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 178, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xanthomonas oryzae. Daun Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan. 8 (1) : 53 – 65.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 206, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangesa, R., Aloatun, F. 2019. Efektivitas dan kandungan fraksi aktif methanol daun sirih hijau ( Piper betle L.) sebagai antibakteri Salmonellatyphi .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 178, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biosfer: Jurnal Tadris Biologi . 10(1): 57-65.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 206, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marzuki, I., Vinolina, N.S., Harahap, R., Arsi, A. Ramdan, E.P., Simarmata,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 177, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M.M.T., Nirwanto, Y., Kernina,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 177, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T.K., Inayah, A.N., Wati, C., Adirianto, B., Ilhami, W.T.. 2021. Budidaya Tanaman Sehat Secara Organik. Medan: Yayasan Kita Menulis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 206, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naqvi, S.A.H. 2019. Hawar daun bakteri pada beras: gambaran umum epidemiologi dan manajemen dengan referensi khusus untuk sub- benua India. Pak. J. Agri. Res . 32 (2): 359–380.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 206, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilan, C.H., Monalisa, L.S., Inayah, A., Handayani, D. 2019. Ekstraksi daun sirih, batang sereh, dan bawang merah untuk produksi pestisida organik. Inovasi Teknik Kimia. 4(1): 21-25.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 206, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nisha, S., Revathi, K., Chandrasekaran,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 177, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R., Kirubakaran, S.A., Narayanan,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 177, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S., Stout, M.J., Nathan, S.S. 2012. Pengaruh Senyawa Tanaman Pada Aktivitas Yang Diinduksi Enzim Terkait Pertahanan Dan Protein Terkait Patogenesis Pada Tanaman Padi Yang Rentan Penyakit Hawar Bakteri . Physiol . 80 (2) : 1–9.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 206, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permatasari, P., Zain, K.M., Rusdiyana,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 177, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E., Firgiyanto, R., Hanum, F.,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 206, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramdan, E.P., Septiana, S., Hasbullah, U.H.A., Arsi, A. 2021. Pertanian Organik. Medan: Yayasan Kita Menulis. Punja, Z.K dan Rahe, J.E. 1993.Schlerotium. In : Methods for Research on Soilborne Phytopathogenic Fungi, L.L.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 88, "width": 177, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Singleton, J.D. Mihail, & C.M. Rush (eds). APS Press, The American", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 116, "width": 177, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Phytopatological Society, St. Paul, Minnesota.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 143, "width": 206, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purnamaningsih, R. 2006. Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas Padi Melalui Kultur In-", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 185, "width": 206, "height": 162, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vitro. Balai Besar Penelitian Dan Pengawasan Bioteknologi Dan Sumber Daya Genetik Pertanian. Bogor. Jurnal AgroBiogen. 2 (2) : 74-80. Rachmawati, R.Y., Kuswanto., Purnamaningsih, S.L. 2014. Uji keseragaman dan analisis sidik lintas antara karakter agronomis dengan hasil pada tujuh genotip padi hibrida Japonica. Jurnal Produksi Tanaman . 2(4):292-300.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 350, "width": 206, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahim, A., Khaeruni, A., Taufik, M. 2011. Reaksi ketahanan beberapa varietas padi komersial terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae isolat Sulawesi Tenggara. Berkala Penelitian Agronomi . 1(2):132–138. Rohaeni, W.R dan Permadi, K. 2012.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 447, "width": 206, "height": 232, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Sidik Lintas Beberapa Karakter Komponen Hasil Terhadap Daya Hasil Padi Sawah Pada Aplikasi Agrisimba. AGROTROP . 2(2): 185-190 Semangun, H. 2000. Penyakit Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia . Yogyakarta: Gadjah Mada University – Press, hal. 11-30. Suastika, I.B.K dan Kamandalu.2005. Penggunaan Biopestisida Persada dan Pestisida Nabati dalam Uji Adaptasi Pengendalian Penyakit Layu Pisang di Provinsi Bali. Jurnal Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian . 8 (3) : 405 – 416.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 681, "width": 206, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudir, B., Nuryanto, Kadit. T.S. 2012.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 695, "width": 177, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Epidemiologi, patotipe, dan strategi pengendalian penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi. IPTEK Tanaman Pangan. 7(2): 79-87.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 784, "width": 236, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Presisi Vol. 6 No. 1 Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trisnawati, D., Pujantoro, L., Nugroho, E., Tondok, E.T. 2019. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih dan Metode Ekstraksinya Dalam Menghambat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 143, "width": 178, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit Antraknosa pada Cabai", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 178, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pascapanen. Jurnal Fitopatologi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 121, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia . 15 (6): 213–227. Yuriah, S., Dwinita, W., Utami, Hanarida, I. 2013. Uji Ketahanan Galur-galur Harapan Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri ( Xanthomonas oryzae pv. oryzae ) Ras III, IV, dan VIII.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 143, "width": 177, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balai Besar Penelitian dan Pengembangan 46 Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 185, "width": 177, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buletin Plasma Nutfah Bogor. 19 (2).", "type": "Text" } ]
c0957ad0-ec87-c01d-393a-3eee4e1a761d
https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP/article/download/552/410
[ { "left": 71, "top": 34, "width": 34, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 34, "width": 97, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e ISSN 2685 7 731", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 454, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdimas Pariwisata", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 370, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 151, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.36276/jap.v5i1.552", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 794, "width": 17, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 338, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove Ecotourism Development to Improve Coastal", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 368, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community’s Welfare in Sedari Village, Karawang Regency,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 65, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "West Java", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Venny Ulya Bunga", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 334, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Environmental Engineering Universitas Singaperbangsa Karawang, Karawang, Indonesia, email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 456, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi artikel ABSTRAK Sejarah artikel Diterima Revisi Dipublikasikan : 8 Desember 2023 : 8 Desember 2023 : 15 Januari 2024 Wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah yang rentan terhadap kemiskinan. Kesejahteraan masyarakat pesisir sangat bergantung pada sumber daya alam setempat. Mangrove, tumbuhan yang tumbuh subur di area pesisir, memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Salah satu implementasinya adalah melalui pengembangan ekowisata mangrove yang dapat meningkatkan nilai ekonomi, sosial serta lingkungan. Artikel ini mengeksplorasi peran dan potensi ekowisata hutan mangrove dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sedari di Kabupaten Karawang. Melalui metode studi literatur dan wawancara terstruktur, analisis menunjukkan bahwa ekowisata mangrove di Desa Sedari dapat meningkatkan pendapatan desa hingga lebih dari Rp.100.000.000/tahun, menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada hasil tangkapan laut dan meningkatkan kualitas sosial serta lingkungan dengan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan ekowisata mangrove.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci:", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 50, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekowisata Desa Sedari", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 78, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesejahteraan Masyarakat Pesisir", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 419, "width": 54, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 46, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 456, "height": 195, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove Ecotourism Sedari Village Welfare Coastal Area Coastal regions in Indonesia grapple with high poverty rates. The prosperity of coastal communities hinges on the utilization of coastal natural resources. Mangroves, flourishing in these areas, play diverse roles in supporting the well-being of coastal communities, as illustrated comprehensively through their ecological and economic functions. A concrete implementation of this is the development of mangrove ecotourism, contributing to the economic and social value of the community. This article aims to explore the role and potential of mangrove forest ecotourism development in enhancing the well-being of Sedari Village’s communities. The methodology involves a literature review and structured interviews with key informants. The analysis shows that mangrove ecotourism in Sedari Village can contribute to: 1) a increasing Sedari Village’s income, potentially exceeding Rp. 100,000,000 annually, 2) Enlarging job opportunities for reducing the communities' reliance on sea catches, and 3) Improving the social and environmental value with active participation in managing the mangrove forest ecotourism area.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 662, "width": 63, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 456, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedari Village, located in the Cibuaya Subdistrict, Karawang Regency, is one of the villages in the northern coastal area of Karawang. The coastal ecosystem has abundant resources, both renewable and non-renewable. According to the Republic of Indonesia Law 27/2007 concerning the Management of Coastal Areas and Small Islands, the potential resources of coastal areas include biological resources (fish, coral reefs, seagrass beds, mangroves, and other marine biota), non-biological resources (sand, seawater, seabed minerals), artificial resources (maritime infrastructure related to marine and fisheries),", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 437, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62 https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 456, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and environmental services (natural beauty, seabed surface where underwater installations related to marine and fisheries, and wave energy are located in coastal areas). Therefore, the communities who live in coastal areas is highly dependent on the conditions of coastal resources. In essence, the dependence of coastal communities on marine resources, climate, and the surrounding environment is a characteristic of coastal communities (Siburian and John, 2016:22). However, the wealth of coastal resources contradicts the actual economic conditions of the coastal region. In 2021, the extreme poverty rate in coastal areas reached 4.19%. This figure is higher than the national extreme poverty rate of 4% (Indraswari, 2023:1). Poverty in coastal areas is closely related to the high dependence of the community, which tends to rely solely on the marine and fisheries sector. Therefore, coastal communities need to be directed to understand the natural resources wealth beyond marine resources. One of them is mangroves.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 456, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove forest is crucial not only because mangroves have direct economic value (such as stems, roots, leaves, and fruit) but the mangrove forest ecosystem also supports the existence of other ecosystems around it, such as coastal fisheries, coral reefs, and seagrass beds (Siburian and John, 2016:24). Table 1 below shows total of economic value of mangrove :", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 260, "width": 226, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Total Economic Value of Mangrove Ecosystem", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 272, "width": 425, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variety of Economic Value Total Economic Value (Rp) Average of Value (Rp/ha/year) Percentage (%) Direct Value 928.000 4.640 1,66 Indirect Value 11.900.000 59.500 21,36 Option Value 42.564.000 212.820 76,40 Existence Value 321.220 1.606 0,58 Total Economic Value 55.713.220 278.566 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 106, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Rosmiyati et al. (2022:4)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 457, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As for the total economic value of the mangrove ecosystem, it consists of direct value , such as the environmental services provided by mangroves as a supplier of wood and nursery ground for fisheries resources; indirect value , including the environmental services of mangroves as coastal erosion control, protection against the intrusion of seawater, and tourism; option value , representing the value of utilizing the biodiversity of the mangrove ecosystem; and existence value , reflecting the utilization value beyond environmental services and mangrove biodiversity. Regarding the coastal community's economy, Rosmiyati et al. (2022:4) state that the presence of mangroves in a region can impact the surrounding community economically and socially. The community can effectively utilize the presence of mangroves to support their economic needs. One of the ways is by serving as tourist destination.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 489, "width": 456, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove forests have tourism value due to the attraction of flora and fauna associated with their ecosystem. This is because mangrove forests provide a habitat for various types categorized into three groups with interconnected activities: aquatic (water), semi-aquatic, and terrestrial (land) biota. This potential for mangrove ecosystems as a tourist attraction, especially ecotourism that offers education and conservation concepts, is emphasized by Anah (2017:140). It states that regional development should be an effort to boost the local and regional economies so that the area can grow and develop independently by utilizing local resources. The development strategy that relies on local resources is known as the concept of local economic development. Therefore, in terms of economic value, the ecotourism potential of mangrove forests can impact the development of the local economy in coastal regions. The development strategy that relies on local resources is known as the concept of local economic development. This development model has the potential to bring about new opportunities to enhance the well-being of a region, including coastal areas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 456, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karawang Regency has a mangrove forest area of 275 hectares (Data from the Karawang Regency Environmental Agency in 2015). The most considerable mangrove potentials in Karawang are found in the Tirtajaya, Cibuaya, Cilebar, and Cilamaya Subdistricts (Hartati and Pin, 2020:1). One of the villages in these four districts already has a mangrove ecotourism area and has become a pilot project for Karawang's mangrove ecotourism is Sedari Village. The mangrove forest area in Sedari Village is approximately 49.20 hectares, with a physical carrying capacity of 32,800 people/day, a fundamental carrying capacity of 25,047 people, and an ecological carrying capacity of 26.65 hectares (Hidaya, Riyantini & Pamungkas, 2020, in Readi et al., 2021:151). With the extent of the mangrove forest in Sedari Village as an ecotourism area, it is essential to assess the potential values generated by the", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 781, "width": 226, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 62, "width": 456, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "development of mangrove ecotourism. These potential include not only about material or economic value but also environmental and social values, the values refers to improve communities welfare of Sedari Village.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 114, "width": 67, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 133, "width": 456, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The method employed in this writing is the qualitative method by using literature review method. It started in April-June 2023. A literature review, broadly understood as a systematic scientific method for collecting and synthesizing information and theories based on previous research, was used. This method is capable of meeting the researcher's needs to examine numerous sources scattered across a topic and present theoretical conclusions related to the topic under discussion (Baumeister and Leary, 1997:311). The data utilized in the literature review research consists of secondary data obtained from literature sources. Several elements are also essential for a study to be considered scientific, including problem formulation, theoretical foundation, data analysis, and conclusion. The obtained data is organized into sub-chapters to address the research problem (Melfianora, 2012:3). The literature revolves the conditions of the mangrove forest in Sedari Village, Karawang or others coastal area in Java, as well as the utilization of mangroves as ecotourism destinations implemented in various coastal areas. The primary data reviewed from this literature is related to the study of the calculation of potential income from mangrove ecotourism areas in various locations and the assessment of the non-economic values of mangrove ecotourism area development.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 456, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to the literature review method, data collection was also carried out through direct interviews with Mr. Bisri Mustopa, the Head of Sedari Village and workers of Sedari’s village office who take roles in tourism. The collected data, both from the literature review and the interview, includes information related to; (1) Social and economic life of the Sedari Village community; (2) Conditions of mangrove forest area management in Sedari Village as an ecotourism area; (3) Support from external parties for the management and development of the mangrove forest ecotourism area in Sedari Village; (4) Impact of the presence of mangrove ecotourism on the economy and other aspects of the life of the Sedari Village community.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 648, "width": 210, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Flow Chart of Literature Review Methods", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 117, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Findings and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 704, "width": 246, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Existing Condition of Sedari Village’s Communities", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 456, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research by Wardhani (2011:62-64), Pasaribu et al. (2019:138), Kholiq (2022:2519-2522), Panjaitan et al. (2022:20-23), and the author's interviews with the Head of Sedari Village provides an", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 437, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64 https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 456, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "overview of life in Sedari Village, Cibuaya Sub-district, Karawang Regency, covering the following aspects:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 81, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Economic Aspect", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 456, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The primary livelihoods of Sedari Village residents are fishermen, pond farmers, and agricultural laborers. Many inhabitants of Sedari Village work solely as pond agricultural laborers, while the owners of the ponds or agricultural land are residents from outside Sedari Village. This poses an economic challenge for the community in Sedari Village as they need a stable income. Therefore, income becomes a crucial factor in the relatively low economic growth of Sedari Village. The COVID-19 pandemic exacerbated the economic situation, leading to many laborers or workers being laid off. Small to medium-sized entrepreneurs, such as vendors who usually sell on the coastal shores, also suffered losses due to the closure of Sedari beach as a tourist destination during COVID-19.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 106, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Environmental Aspect", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 209, "width": 456, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Overall, the mangrove ecosystem area in Karawang Regency experienced a reduction in size over 20 years, decreasing from approximately 2,699.3 hectares in 1972 to only about 233.7 hectares in 2013. One of the villages heavily affected by erosion is Sedari Village. As of 2018, it was recorded that the area of Sedari Village impacted by erosion reached 166,802 hectares. The erosion distance is around 5 km (1972-2002), with accretion reaching 1 km. The acceleration of erosion happened due to the high damage to the mangrove ecosystem in this village. The evidence and significant impact of this high erosion rate include numerous residential areas heavily damaged and no longer habitable and the destruction of fish ponds, a source of livelihood for most Sedari Village residents. This indicates that the environmental services of mangroves in preventing and protecting against coastal erosion are crucial.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 310, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Activities of Mangrove Forest in Sedari Village as Ecotourism Object", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 456, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The conservation area of the mangrove forest in Sedari Village has been initiated since 1986. In 1991, there was mass tree planting for the preservation of the forest and food self-sufficiency for the 2nd President of Indonesia. The land for the conservation area of the mangrove forest in Sedari Village is located in abandoned shrimp farming areas. However, the current conservation area is widely utilized by the surrounding community for silvofishery activities (Sewiko et al., 2022:43-45). The area of Mangrove Forest in Sedari Village can be seen in Table 2 below:", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 437, "width": 238, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Area of Mangrove Conservation in Sedari Village", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 449, "width": 377, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Variaton Area (ha) Percentage (%) 1 Avicenia sp. 7,64 16,44 2 Rhizopora sp. 24,68 53,10 3 Non-vegetation 13,97 30,06 4 Death mangrove 0,19 0,41 Total 46,48 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 456, "height": 215, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The environmental services of the mangrove ecosystem from an economic strengthening perspective, aimed at improving the well-being and quality of life of coastal communities to reduce poverty in the region, involve the development of the mangrove ecosystem as an ecotourism area. Ecotourism is one of the environmentally-conscious tourism activities that prioritizes aspects of natural conservation, empowerment of the local community's social, cultural, and economic aspects, as well as learning and education aspects (Blitar Environmental Agency, 2022:1). Ecotourism is part of creative tourism. Creative tourism focuses on the development of small-scale creative experiences and learning activities, mainly provided by creative entrepreneurs as a complement to other creative productions. Hermantoro (2011) in Readi et al. (2021:152-154) explains that creative tourism is a form of responsible tourism toward the existence of the local community. Creative tourism is understood as tourism aimed at self-development rather than mass-oriented, accommodating the presence of medium and small businesses, providing interaction space for the community, and appreciating the environment. In relation to ecotourism in mangrove forests, therefore, mangrove forest area in Sedari Village has excellent potential for creative tourism. This potential is reflected in the tourism activities visitors can engage in while in the mangrove ecotourism area of Sedari Village, along with the significant environmental benefits or services provided by the mangroves. Some of these creative tourism potentials include (Readi et al., 2021:154-155):", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 781, "width": 226, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 62, "width": 457, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Birdwatching : Mangrove forest in Sedari Village is a habitat for various bird species, allowing tourists to engage in birdwatching activities. Tourists can observe and increase their knowledge of bird diversity through this activity and other wildlife biodiversity.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 456, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natural Sport : The mangrove forest area in Sedari Village has a relaxed atmosphere due to the lush and sturdy mangrove trees, despite being located on the north coast of Karawang with a hot climate. Natural tourism activities such as hiking, boating, canoeing, or kayaking can be utilized in this condition. Therefore, developing infrastructure for the mangrove ecotourism object is needed to support the realization of these tourism activities.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 457, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education Experience: Tourists can also participate in planting mangrove seedlings and mangrove conservation. Besides serving as a learning tool, this activity can also instill awareness and concern among tourists for the sustainability of the mangrove ecosystem. This activity can also support the potential for active tourist participation in managing the mangrove forest, starting from planting mangroves, considering the appropriate water depth for planting mangrove seedlings, regulating environmental conditions for mangrove growth processes, and others.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 456, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learn about Local Art and Culture: Local cultural art attractions held once a year, such as Nadran and Baritan, are expressions of gratitude from the Sedari Village community for the results obtained during the year. This activity can provide a unique experience for tourists when visiting the mangrove forest in Sedari Village and enjoying tourism activities related to the ecological functions of mangroves.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 456, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of ecotourism in the mangrove forest by the residents of Sedari Village began to be intensified in 2019, although there were some early development activities before that. Collaborations carried out by the Sedari Village government with local stakeholders, PERHUTANI (state-owned forestry enterprise), and the Department of Tourism and Culture were just implemented in 2021.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 571, "width": 276, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Number of Tourist of Mangrove Forest Area in 2018-2021 (Source : Central Agency of Statistics Karawang Regency)", "type": "Caption" }, { "left": 209, "top": 708, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Mangrove Forest in Sedari Village", "type": "Caption" }, { "left": 167, "top": 537, "width": 271, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2018 2019 2020 2021 Tourist (person) 12.000 36.870", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 386, "width": 267, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4112 8211 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 To ur is t ( pe rs on ) Number of Domestic Tourist of Mangrove Forest in Sedari Village", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 437, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66 https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 401, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potential of Mangrove Ecotourism Development For Support Life of Sedari Village’s Communities", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 456, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of the mangrove forest as an ecotourism area certainly has a relatively high economic value. Research by Rosmiyati et al. (2022:4) also demonstrates the calculation of one component of the total economic value. The value for tourism destination of the mangrove forest in Rosmiyati et al.'s study in January-April 2021 in Lontar Village, Serang, Banten, reached to Rp. 11,900,000 with an average benefit of Rp 59,500/ha/year. Based on the results of this research, the mangrove tourism site contributes to the economic income of the village. This is the most significant supporting factor for improving the welfare of coastal village communities, such as Sedari Village. Below is a analysis of the contributions and potential outcomes resulting from the development of the mangrove ecotourism in Sedari Village for the improvement of the welfare and quality of life of the community:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 215, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Increasing Village and Communities’ Income", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 457, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Sumaryam et al. (2022:4), one of economic analysis used to calculate ecotourism area's income consists is potential income. Potential income is necessary to determine the potential amount that can be generated from the presence of mangrove forest ecotourism. Potential income also involves calculations over the course of one year to evaluate the implementation of annual activities. In order to calculate potential income, it is assumed that every day is equivalent to a day with maximum visitor attendance. According to an interview with the Head of Sedari Village and the workers, the income of the Sedari Village Mangrove Forest has so far been generated only through the entrance ticket price, which is Rp. 10,000/person for all use . Therefore, the actual and potential income of the Sedari Village mangrove forest in 2021 (data from the Central Agency of Statistics of Karawang Regency, shown in Figure 2) is calculated using the following formula:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 367, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Estimation of Potential Income of the Sedari Village Mangrove Forest in 2021", "type": "Section header" }, { "left": 250, "top": 399, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 =", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 411, "width": 422, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑣𝑖𝑠𝑖𝑡𝑜𝑟𝑠 (𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙)𝑖𝑛 𝑎 𝑑𝑎𝑦 𝑥 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑑𝑎𝑦𝑠 𝑖𝑛 𝑎 𝑦𝑒𝑎𝑟 𝑥 𝑇𝑖𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 (1)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 456, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Explanation; (1) Sedari Village’s mangrove forest tour is open everyday; (2) Other facilities of tourism such as boating, hiking, foodcourt, tour guide , etc. are not included in ticket price; (3) Other assumptions are by the assumptions in Table 3 and Table 4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 456, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In 2021, Indonesian tourism was still affected by the impact of the COVID-19 pandemic, causing a significant decline in the number of tourists compared to before the pandemic. Suppose we want to compare the calculation of actual and potential income from the Sedari Village mangrove forest in the pre-pandemic period (2018-2019) and the pandemic period (2020-2021). In that case, it can be seen in the following Table 3:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 568, "width": 407, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Estimation of Potential Income Per Day of Sedari Village Mangrove Forest Year 2018-2021", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 580, "width": 415, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Year Number of tourist/year Weekday Weekend Number of tourist/year Number of tourist/day PI/day (Rp.) Number of tourist/year Number of tourist/day PI/day (Rp) 2018 12.000 2.164 8 80.000 9.836 37 370.000 2019 36.870 6.649 25 250.000 30.221 114 1.140.000 2020 4.112 742 3 30.000 3.370 13 140.000 2021 8.211 1.481 6 60.000 6.730 25 250.000", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 48, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Explanation:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 686, "width": 92, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " PI : Potential Income", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 456, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Data of number of tourist in a year (column 2) taken from Central Agency of Statistics of Karawang Regency, shown in Figure 2", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 456, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " The daily number of tourists (on weekdays and weekends) obtained from literatures and data estimated of workers of Sedari Village : Weekdays (Monday-Friday): 20 people/day; weekends (Saturday-Sunday): 250 people/day. These data", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 781, "width": 226, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 442, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "then analyzed on average. With an average of 1 month consisting of 22 weekdays and 8 weekends (1 month = 4 weeks), then in 1 year, there are 264 weekdays and 96 weekends. Therefore, total number of tourists in 1 year on weekdays is 5.280 people, and on weekends, it is 24.000 people. The percentage of weekday tourists is 18%, and weekend tourists are 82% of the total tourists in 1 year. This percentage calculates the number of weekday and weekend tourists in a day and a year.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 456, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Estimation of Potential Income Per Month dan Year of Sedari Village Mangrove Forest Year 2018-2021", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 135, "width": 347, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Year Potential Income/month (Rp) Potential Income/year (Rp) 2018 4.720.000 56.640.000 2019 14.620.000 175.440.000 2020 1.780.000 21.360.000 2021 3.320.000 39.840.000", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 48, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Explanation:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 456, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Potential income in month and year has been combined for weekday and weekday’s calculation (22 weekdays and 8 weekends in a month; 12 months in a year)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 456, "height": 164, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After data has been analyzed that shown in Table 3 dan Table for, states that potential income of Sedari Village generated from the development of the mangrove forest ecotourism can exceed Rp. 100,000,000 per year, assuming there is no COVID-19 pandemic. This potential income is not include other ticket for paying facilities of tourism such as hiking, tour guide, canteen, etc. It means, this income is only the minimum potential of income. This income can also be greatly increased further, if the management of the Sedari Village mangrove ecotourism area is improved (development of infrastructure for tourism activities, increasing the number of attractions and activities around the area, and other improvements), attracting more tourists to visit the Sedari Village mangrove forest. The head of Sedari Village mentioned that, until now, the management of the Sedari Village mangrove ecotourism area is still independent of the village internally, with no official support from external parties. Support and assistance from various parties, including the local government, are needed to develop and improve the management of this mangrove forest ecotourism area in Sedari Village. With the increase in village income, the opportunity for the village to improve its residents' welfare and quality of life also increases.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 429, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimizing Dependency of the Community on Livelihoods as Fishermen or Pond Laborers", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 456, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The characteristic of communities residing in coastal areas is their dependence on marine resources, the environment, climate, markets, and human resources for their livelihoods. The coastal communities utilize coastal resources to meet their daily needs and engage in daily activities in the coastal areas (Siburian and John, 2016:19). The establishment of the mangrove forest as an ecotourism area in Sedari Village can empower the human resources in Sedari Village. In this regard, the community and village officials play a role in managing the mangrove forest ecotourism area. This serves as the basis for reducing the dependence of the coastal community in Sedari Village on their jobs as fishermen or pond laborers, where they rely solely on sea catches or work in pond ownership. By minimizing this dependency, the poverty rate in coastal areas is hoped to decrease.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 381, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Improving Social Quality of Life and Environmental Awareness in Communities", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 456, "height": 164, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of ecotourism areas can be carried out through community-based tourism (CBT) strategies, where the primary managers of the ecotourism area are the local community. According to Yudha (2019:1), the basic principle of CBT is to place the community as the main actors by empowering them in various tourism activities. The maximum benefits of tourism are intended for the welfare of the community. Additionally, CBT involves the community in decision-making processes and in obtaining the largest share of income directly from the presence of tourists. Thus, the CBT strategy can increase active community participation, create job opportunities, reduce poverty, and positively impact the preservation of the environment and the village's original culture. CBT is also part of the people's economy, where the community directly carries out management, and the results are enjoyed directly by the community. This concept emphasizes the impact of tourism on the community and environmental resources. Therefore, the application of CBT in developing the Sedari Village mangrove forest ecotourism area can improve the quality of social life in Sedari Village. In addition to the social aspect, the development and management of the mangrove ecosystem as a forest tourism area can also increase", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 437, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68 https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 456, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "community awareness to preserve the existence of the mangrove ecosystem. This is because the community's opportunity to interact with mangroves and the environment increases when they directly participate in the development and management of mangrove ecotourism (Wardhani, 2011:69). The community gains a better understanding of mangrove seed planting and maintenance until they grow into trees and form a forest ecosystem, the environmental and non-environmental factors that support and hinder the existence of mangroves, and other knowledge. Good awareness and understanding of mangrove ecosystem management can also enhance the community's ability to discuss with other parties wanting to convert mangrove land into other activities (mining, ponds, etc.). Thus, the potential for mangrove ecosystem damage will decrease.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 190, "width": 55, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 456, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The potential of mangrove forest as an ecotourism area in enhancing the well-being and quality of life of the coastal community in Sedari Village includes:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 456, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Increased Village and Community Income: This involves potential income through the sale of mangrove forest tourism tickets and activities and facilities within it. The increased village income provides an opportunity for the village to enhance its residents' well-being and quality of life.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 456, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimizing Dependency of Coastal Village Residents: This is achieved by providing employment opportunities to work in mangrove forest ecotourism area. This helps minimize the dependence of coastal residents in Sedari Village on their primary livelihoods as fishermen or pond laborers.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 456, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Improving the Quality of Social Life: This is accomplished through managing and developing the Sedari Village mangrove forest ecotourism, utilizing a community-based tourism strategy that empowers local community resources. In addition to the social aspect, environmental awareness in the village community can also improve.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 54, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 456, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anah, Eva Santi. (2017). Pengembangan Potensi Ekonomi Kawasan Pesisir Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 3(2), 138-152.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 456, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baumeister, Roy F. & Leary, Mark R. (1997). Writing Narrative Liteature Reviews. Review of General Psychology, 1(3), 311-320.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 402, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blitar. Dinas Lingkungan Hidup. (2022). Ekowisata . https://dlh.blitarkab.go.id/ekowisata/", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 468, "width": 456, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartati, A.P & Pin, T.G. (2020, May). The Potential Attractiveness Of Development Mangrove Ecotourism In Karawang Regency. Journal of Physics : Conference Series. INSPINSA 2020, Semarang, Indonesia (pp.1-8)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 456, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indraswari, Debora Laksmi. (2023, Januari). Ironi Kemiskinan Wilayah Pesisir Yang Kaya Potensi Kelautan . Majalah Kompas. https://www.kompas.id/baca/riset/2023/01/25/ironi-kemiskinan- wilayah-pesisir-yang-kaya-potensi-ekonomi-kelautan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 456, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kholiq, A. (2022, Maret). Pemberdayaan Potensi dan Kreativitas Masyarakat Desa Sedari Dalam Membangun Ekonomi di Era New Normal. Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) , Karawang, Jawa Barat (pp. 2516-2527). Universitas Buana Perjuangan Karawang. Melfianora. (2012). Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dengan Studi Literatur. (UPT Balai Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian, Pemerintah Provinsi Riau).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 456, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panjaitan, Pola S.T., Adi, C.P., Soeprijadi, L., Anasril., Wulansari, D. (2022). Teknik Budidaya dan Pasca Panen Ikan Nila Salin Bagi Masyarakat Pembudidaya di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Jurnal KASTARA , 2(2), 20-23.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 456, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasaribu, R., Soeoprijadi, L., Sutono, D. (2019). Kajian Abrasi dan Sedimentasi dengan Teknologi Remote Sensing di Pantai Karawang. Jurnal Airaha, 8(2), 137-147.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 456, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Readi, Alexander Fiandre., Christina, J., Rahmanita, M., Asmaniati, F. (2021). Studi Eksplorasi Potensi Pariwisata Kreatif Kawasan Hutan Mangrove Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 12(2), 151-158.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 456, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosmiyati, Ratu., Wibowo, Aris Supriyo., Saleh, Khaerul. (2022). Potensi Ekonomi Sumberdaya Mangrove Untuk Kesejahteraan Masyarakat Kampung Berangbang (Suatu Kasus Di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang). Jurnal Agribisnis Terpadu , 15(1), 1-10.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 282, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Abdimas Pariwisata, Vol. 5 No. 1 Tahun 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 93, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685 7731", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 781, "width": 226, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.ampta.ac.id/index.php/JAP", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 62, "width": 456, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sewiko, Roni., Sagala, H.A.M.U., Yulandhita., P, Chrisoetanto., Pattirane. (2022). Identifikasi Spesies Mangrove dengan Menggunakan Sistem Pesawat Udara Kecil Tanpa Awak di Kawasan Ekosistem Mangrove Sedari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. NEKTON, 2(2), 42-53.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 457, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siburian, Robert dan John Haba. (2016). Konservasi Mangrove dan Kesejahteraan Masyarakat. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 126, "width": 457, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumaryam, Illahi, R.W., Aida, G.R., Trisbiantoro, D. (2022). Analisis Pendapatan Potensial Ekowisata Pasca COVID-19 Banyu Urip Mangrove Center (BMC) di Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Jurnal Perikanan, 12(4), 681-690.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 169, "width": 456, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyudin, Yudi., Teguh, I., Purnama, H., Randy, A.F. (2017). Analisis Manfaat Biaya Program Orang Tua Asuh Pohon Mangrove Di Wilayah Pesisir Karawang. Jurnal Mina Sains , 3(2), 23-34.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wardhani, Maulinna Kusumo. (2011). Kawasan Konservasi Mangrove : Suatu Potensi Ekowisata. Jurnal KELAUTAN, 4(1), 60-76.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 456, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudha, V. (2019, 2 Oktober). Mengenal Konsep Community Based Tourism . https://www.desabisa.com/mengenal-konsep-community-based-tourism/", "type": "Text" } ]
7d955851-3a50-6000-b889-07b85772a95e
http://siakad.univamedan.ac.id/ojs/index.php/JMPM/article/download/316/250
[ { "left": 522, "top": 766, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "197", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 34, "width": 240, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FARABI Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 102, "width": 424, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika Realistik", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 145, "width": 248, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khoiruddin Matondang 1 , Ade Rahman Matondang 2", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 158, "width": 374, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Al Washliyah, Medan-Indonesia Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Al Washliyah, Medan-Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 184, "width": 140, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 211, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 443, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini melihat penerapan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan segi empat di kelas VII SMP Swasta Dwitunggal Tanjung Morawa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Teknik analisa data pada penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif kualitatif, dengan tujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa meningkat akibat di terapkannya pendekatan Open Ended . Hasil penelitian ini adalah pada siklus I hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata yaitu 64,72, di mana hanya 10 siswa atau 27,78% yang tuntas, sedangkan 26 siswa atau 72,22% tidak tuntas. Pada siklus II nilai rata-rata yaitu 70,41, di mana hanya 16 siswa atau 44,45% yang tuntas, sedangkan 20 siswa atau 55,55% tidak tuntas. Pada sisklus III nilai rata-rata yaitu 82,91, di mana ketuntasan siswa meningkast yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar bertambah menjadi 32 siswa atau 88,89 %, sedangkan 4 siswa atau 11,11% tidak tuntas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 387, "width": 279, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword : Pendekatan Open Ended, Hasil Belajar Matematika", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 437, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 456, "width": 442, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this study is to look at the application of an open ended approach in learning mathematics in the quadrilateral sub-topic in class VII of Dwitunggal Private Junior High School Tanjung Morawa. This type of research is classroom action research. The data analysis technique in this research is using descriptive quantitative qualitative analysis method, with the aim of knowing whether student learning outcomes increase due to the implementation of the Open Ended approach. The results of this study were in the first cycle of student learning outcomes with an average value of 64.72, where only 10 students or 27.78% completed, while 26 students or 72.22% did not complete. In the second cycle, the average score was 70.41, where only 16 students or 44.45% completed, while 20 students or 55.55% did not complete. In cycle III the average value is 82.91, where the student's completeness increases, namely the number of students who complete learning increases to 32 students or 88.89%, while 4 students or 11.11% do not complete.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 608, "width": 305, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword : Open Ended Approach, Mathematics Learning Outcomes", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 89, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pendahuluan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 216, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di pelajari siswa di jenjang pendidikan formal mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan pada perguruan tinggi tidak terlepas dari matematika. Hal ini menunjukkan bahwa matematika memegang peranan yang penting dalam upaya peningkatan sumber", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 620, "width": 215, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "daya manusia. Kemudian Cornelius (yang di kutip", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 634, "width": 73, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdurrahman,", "type": "Text" }, { "left": 489, "top": 634, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2009:253)", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 648, "width": 215, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengemukakan alasan pentingnya belajar matematika :", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 689, "width": 198, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada lima alasan perlunya belajar matematika yaitu : (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari- hari, (3) sarana mengenal pola-pola", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "198", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 197, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas,dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 216, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting. Selain matematika sebagai mata pelajaran yang penting, matematika juga merupakan mata pelajaran yang unik. Namun, masalah klasik dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah masih rendahnya prestasi serta kurangnya motivasidan keinginan terhadap pembelajaran matematika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 216, "height": 480, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Begitu juga yang selama ini di hadapi oleh siswa dan siswi di SMP Swasta Dwitunggal Tanjung Morawa, khususnya di kelas VII, mereka masih menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan, sehingga menurunkan motivasi dan keinginan dalam belajar matematika. Hal tersebut dapat di lihat dari hasil nilai ujian yang di dapat oleh siswa dan siswi kelas VIII SMP Swasta Dwitunggal Tanjung Morawa yang pada saat itu mereka masih duduk di kelas VII. Nilai mereka masih sangat jauh dari nilai KKM yang telah di tetapkan oleh sekolah. Nilai KKM yang harus di capai oleh siswa dan siswi kelas VII SMP Swasta Dwitunggal Tanjung Morawa pada tahun lalu adalah ≥ 70, sehingga apabila mereka mendapatkan nilai KKM < 70 maka mereka belum tuntas belajar dan harus melakukan reamedial . Dari 90 siswa dan siswi kelas VII SMP Swasta Dwitunggal Tanjung Morawa tahun lalu, masih 45 % yang mampu mencapai nilai KKM tersebut, sehingga masih sangat jauh dari apa yang di harapkan. Salah satu contoh yang membuat rendahnya nilai KKM matematika siswa kelas VII SMP Swasta Dwitunggal Tanjung morawa tahun lalu adalah pada materi segi empat. Mereka masih sulit untuk mengingat tentang sifat-sifat ataupun rumus untuk mencari keliling dan luas suatu bangun datar segi empat sehingga pada saat ujian sedang berlangsung, mereka kesulitan dalam menjawab soal sehingga nilai ujian", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 215, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mereka rendah dan masih jauh dari apa yang di harapkan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 115, "width": 218, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadaan tersebut mungkin terjadi karena beberapa faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar diantaranya yaitu penggunaan strategi, metode ataupun pendekatan yang kurang tepat pada materi tersebut di dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas. Pada prinsipnya tidak satupun metode atau pendekatan dalam mengajar yang dapat di pandang sempurna dan cocok untuk semua pokok bahasan yang ada dalam setiap mata pelajaran. Oleh sebab itu sebagai seorang guru kita harus memilih metode ataupun pendekatan dalam mengajar yang lebih tepat.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 322, "width": 216, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari problematika tersebut maka diperlukan perencanaan dan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik matematika juga karakteristik peserta didik dan mengikuti perkembangan jaman. Dibutuhkan pembelajaran yang beralih dari bentuk formal ke keterampilan proses dan penerapan, dari belajar menghafal ke belajarpemahaman dan pemecahan masalah, dari belajar perorangan ke belajar bersama ( cooperative learning ) dan interaktif. Pendekatan open ended salah satu pendekatan yang memberikan keleluasaan berfikir siswa secara aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 543, "width": 224, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan open ended (open ended approach ) merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran matematika. Ngalimun (2013:164) mengatakan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 612, "width": 193, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan open ended dapat melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 681, "width": 193, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berimprovisasi mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 88, "width": 193, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "demikian, model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 109, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 215, "height": 212, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Swasta Dwitunggal Tanjung Morawa yang beralamatkan di Jl.Medan Tanjung Morawa Km 14,5 Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Subjek PTK ini adalah siswa kelas VII-1 yang terdiri dari 36 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pendekatan open ended dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segi empat yaitu persegi panjang dan persegi di kelas VII SMP Swasta Dwitunggal Tanjung Morawa. Materi siklus pertama adalah pengertian persegi panjang dan persegi. Siklus kedua sifat-sifat persegi panjang dan persegi, siklus ketiga keliling dan luas persegi panjang serta persegi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 131, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 206, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pretest disajikan dalam tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 197, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 511, "width": 29, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 502, "width": 205, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan Kategori Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Nilai Rata- Rata Kelas 85 % - 100 % Sangat Baik 0 0%", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 558, "width": 209, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37,91% (Sangat Kurang) 70 % - 84 % Baik 5 13,89% 55 % - 69 % Cukup 2 5,55% 40 % - 54 % Kurang 6 16,67% 0 % - 39 % Sangat Kurang 23 63,89% Jumlah 36 100%", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 629, "width": 191, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.2 Deskripsi Ketuntasan Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 642, "width": 199, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siswa Pada Tes Awal No. Persentase Ketuntasan Tingkat Ketuntasan Banyak Siswa Persentase Jumlah Siswa 1. X < 75 % Tidak Tuntas 31 86,11% 2. X ≥ 75 % Tuntas 5 13,89% Jumlah 36 100%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 129, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Tindakan Tiap Siklus", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 747, "width": 216, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dilakukan deskripsi data, maka didapat perbandingan peningkatan hasil", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 215, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tindakan yang dicapai selama proses penelitian, selengkapnya dapat di lihat pada diagram perbandingan seperti yang disajikan dalam gambar 3.1 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 247, "width": 216, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun perbandingan untuk melihat ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal antara tes kemampuan awal dan tindakan siklus (I, II dan III) serta tes akhir. Selengkapnya dapat ditunjukkan pada gambar 3.2 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 430, "width": 200, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3.2 Diagram Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 455, "width": 216, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil yang di dapat pada tes awal nilai matematika siswa masih tergolong sangat rendah yaitu siswa hanya mendapatkan nilai rata-rata 37,91. Dari 36 siswa hanya 5 siswa atau 13,89% yang mampu mencapai nilai ketuntasan sedangkan 31 siswa atau 86,11% belum mencapai nilai ketuntasan. Hasil ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa dalam sub pokok bahasaan segi empat yaitu persegi panjang dan persegi masih sangat rendah. Dari masalah tersebut maka di lakukan suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada sub pokok bahasan segi empat yaitu persegi panjang dan persegi dengan menggunakan pendekatan open ended . Dalam pelaksanaan kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 657, "width": 216, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian dengan menggunakan pendekatan open ended untuk meningkatkan hasil belajara siswa kelas VII-1 SMP Swasta Dwitunggal Tanjung morawa, setelah di lakukan pemeberian tindakan pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata yaitu 64,72. Di mana terdapat 1 atau 2,78% yang mendapat kategori nilai sangat baik, siswa tersebut memang memiliki kemampuan tinggi", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 215, "height": 275, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di bandingkan dengan teman-teman lainnya. Kemudian dari siklus I juga di dapat 17 siswa atau ,47,22 yang mendapatkan kategori nilai baik, siswa tersebut terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya di dapat 13 siswa atau 36,11%, 4 siswa atau 11,11% dan 1 siswa atau 2,78 yang memiliki nilai dengan kategori cukup, kurang dan sangat kurang. Hal tersebut terjadi karena siswa masih bermain- main dalam belajar, melamun, mengganggu temannya saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk memperbaiki hasil belajar yang di dapat siswa pada siklus I, maka guru harus member motivasi dan perhatian kepada siswa yang memiliki kategori nilai cukup, kurang dan sangat kurang. Kemudian dari hasil data tersebut maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah dan belum memenuhi kriteria nilai ketuntasan belajar, oleh sebab itu maka harus dilakukan lagi siklus II agar hasil belajar siswa sesuai dengan apa yang di harapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 216, "height": 238, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya Setelah pemeberian tindakan pada siklus II maka diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata yaitu 70,41. Di mana ada peningkatan hasil belajar siswa jika di banding dengan siklus I. Dari 36 siswa hanya 4 siswa atau 11,11% yang mendapatkan nilaidengan katagori sangat baik. Mereka mendapatkan nilai dengan katagori sangat baik karena mereka sudah bersungguh-sungguh dalam kegiatan belajar. Kemudian di dapat 19 siswa atau 52,78% yang mendapat nilai baik, hal tersebut di dapat siswa karena siswa mulai aktif dalam belajar. 11 siswa atau 30,56 mendapatkan nilai katagori baik, sedangkan 2 siswa atau 55,55% mendapatkan nilai dengan katagori cukup. Hal tersebut di sebabkan karena siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya sendiri dan selalu bergantung pada orang lain.58,33%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 215, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian pada siklus III terdapat 15 siswa atau 58,33% yang memenuhi nilai ketuntasan, hal tersebut terjadi karena siswa mulai terbiasa dengan pendekatan open ended, siswa termotivasi dengan di berikannya penghargaan dari guru . Terdapat 21 siswa atau 58,33 yang memiliki katagori sangat baik dan dari data tersebut dapat di katakana bahwa terdapat peningkatan dari siklus II, sementara 14 siswa atau 38,89 yang mendapat nilai baik dan 1 siswa atau 2,78 yang mendapat nilai di bawah nilai ketuntasan belajar. Penyebab dari ketidsk tuntasan 1 siswa di karenakan siswa itu", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 215, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak aktif belajar dan hanya bermain-main saja, sehingga nilai yang di dapat pada saat tes akhir tindakan tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 138, "width": 216, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk melihat hasil perkembangan nilai belajar matematika siswa secara menyeluruh, maka peneliti melakukan tes akhir setelah di lakukannya tindakan siklus III yang mencapai nilai ketuntasan. Tes akhir ini merupakan soal- soal yang dulu pernah di berikan pada tes awal sebelum melakukan tindakan siklus I, II dan III. Pada tes akhir ini siswa mendapatkan nilai rata- rata yaitu 84,72. Di mana di dapat 33 siswa atau 91,67% yang mencapai nilai ketuntasan sedangkan 3 siswa atau 8,33% siswa belum mendapatkan nilai ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 341, "width": 133, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Kesimpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 366, "width": 216, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan pada penelitian ini pendekatan open ended dapat dijadikan alternatif pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segi empat yaitu persegi panjang dan persegi di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 480, "width": 97, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 493, "width": 216, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdurrahman,M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 520, "width": 69, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 548, "width": 216, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiningsih, Asri. (2012). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 589, "width": 216, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 649, "width": 215, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imamuddin, M. (2019). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 677, "width": 192, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siswa Berdasarkan Gaya Belajar. Al Khawarizmi: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika , 3 (1), 11. https://doi.org/10.22373/jppm.v3i1.51 38", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ngalimun .2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo. Noer, S.H. (2011). Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dan pembelajaran matematika berbasis masalah open-ended. Jurnal: Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung. 5(1).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 216, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan, U., Budi, P., & Utara, S. (2020). MES : Journal of Mathematics", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 253, "width": 141, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education and Science", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 253, "width": 191, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SISWA TINGKAT SMP kebiasaan guru dalam menyajikan ilmu matematika dalam bentuk produk jadi , siap pakai , mengulanginya", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 308, "width": 93, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terus sehingga", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 322, "width": 191, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjadikannya semacam siklus . Misalkan , pada awalnya . 5 (2), 18–24.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 216, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tim MKPBM UPI.2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer . Bandung:JICA-FMIPA", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 410, "width": 167, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 215, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo, A. (2017). Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik dan saintifik terhadap prestasi belajar, kemampuan penalaran matematis dan minat belajar. Jurnal Riset Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 512, "width": 192, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika , 4 (1), 1. https://doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.100 66", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 45, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widodo,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 567, "width": 192, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. (2021). Implementasi Education 4.0 dan Merdeka Belajar dalam Matematika di Perguruan Tinggi. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika , 4 , 910–916. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph p/prisma/article/view/45178", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 216, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yusuf,Mariska.2009. Pengembangan soal open ended pada pokok bahasan segi tiga dan segi empat di SMP .Jurnal Pendidikan Matematika Volume 3.No. 2", "type": "Text" } ]
a30d3ef4-1a27-4571-93e1-6358f8554103
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jphi/article/download/17913/10060
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "471", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 89, "width": 80, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Article", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 116, "width": 366, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Celah Korupsi Kebutuhan Medis Di Indonesia Pada Masa Covid-19", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 146, "width": 312, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adi Hardiyanto Wicaksono 1* , Pujiyono 2 , Irma Cahyaningtyas 3 1 Program Doktor Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 174, "width": 203, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2,3 Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 188, "width": 200, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 215, "width": 57, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 454, "height": 220, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The issue of potential corruption of medical needs during the Covid-19 pandemic reported by online media shows that there is government distrust in various parties regarding the effectiveness of the distribution and use of medical needs for medical personnel. This study aims to analyze the existence of corruption loopholes during the procurement of medical devices in Indonesia during the Covid-19 pandemic. The method used in this research is normative legal research with a normative juridical approach. The results of the analysis show: there is great potential for corruption in government apparatus due to the Covid-19 momentum which tends to potentially benefit because all aspects of government are focused on the Covid-19 pandemic, plus there are regulations which essentially state that the costs incurred are in the framework of implementing countermeasures policies covid-19, is part of the economic costs to save the economy from the crisis and is not a loss to state finances. The conclusion of this study is that the loophole for corruption in terms of medical needs in Indonesia during the Covid-19 period was opened because of the Government Regulation in Lieu of Law Number 1 of 2020 concerning State Financial Policy and Financial System Stability for Handling the Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pandemic ) and/or in the Context of Facing Threats that Endanger the National Economy and/or Financial System Stability, which stipulates that the use of funds for handling Covid-19 is not a loss to state finances.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 250, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Corruption; Medical Equipment; Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 487, "width": 51, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 501, "width": 454, "height": 234, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isu potensi korupsi kebutuhan medis pada masa pandemi Covid-19 yang diberitakan media online menunjukkan ada ketidakpercayaan pemerintah pada para pihak terkait efektivitas penyaluran dan penggunaan kebutuhan medis bagi para tenaga medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya celah korupsi pada saat diadakannya pengadaan alat medis di Indonesia pada saat pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan yuridis normatif. Hasil analisa menunjukkan: potensi besar korupsi pada aparatur pemerintahan akan adanya momentum covid-19 yang menjadi cenderung berpotensi diuntungkan karena seluruh aspek pemerintahan sedang terfokus pada pandemi covid-19, ditambah lagi adanya peraturan yang pada intinya menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan kebijakan penanggulangan covid-19, merupakan bagian dari biaya ekonomi untuk penyelamatan perekonomian dari krisis dan bukan merupakan kerugian keuangan negara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah celah korupsi dalam hal kebutuhan medis di Indonesia pada masa covid-19 terbuka karena adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan, yang mengatur bahwa penggunaan biaya untuk penanggulangan covid-19 bukan merupakan kerugian keuangan negara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 231, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Korupsi; Kebutuhan Medis; Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "472", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 93, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 221, "height": 613, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasca penangkapan Menteri Sosial, Juliari Batubara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi dana bansos untuk warga terdampak Covid-19 telah mendelegitimasi himbauan Presiden Joko Widodo yang jauh sebelumnya telah mengingatkan kabinetnya untuk tidak main-main dalam penggunaan anggaran bencana, terutama dana pandemi Covid-19. Fakta yang diungkap oleh Majalah Tempo menyatakan bahwa korupsi dana bansos bagi warga terdampak Covid 19 telah menyentak kesadaran publik. Pasalnya, pemerintah mengalokasikan anggaran (khusus) cukup besar untuk mencegah dan menangani pandemi Covid-19 bagi warga terdampak. Dana tersebut berasal dari relokasi anggaran kementerian dan lembaga (K/L) yang prioritas penggunaannya masih bisa ditangguhkan. Kucuran dana bansos sebesar Rp 62 triliun menunjukkan keseriusan pemerintah dalam upaya pencegahan dan penanganan wabah Covid-19. Kekhawatiran banyak pihak terkait potensi korupsi dana bansos bukan tanpa alasan. KPK misalnya, telah menerima 118 keluhan masyarakat terkait penyaluran dana bansos melalui aplikasi JAGA sejak diluncurkan pertama kali oleh KPK pada 5 Juni 2020. Laporan masyarakat yang diterima KPK berasal dari 78 pemerintah daerah, terdiri dari 7 provinsi dan 71 kabupaten/kota (Launa, & Lusianawati, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 221, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tak hanya KPK, Ombudsman RI juga menerima ratusan laporan dari beragam unsur", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 221, "height": 241, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat terkait penyalahgunaan dana bansos, yang dapat diklasifikasi dalam lima titik persoalan yang pertama bahwa penyaluran bantuan yang tidak merata dalam hal waktu dan masyarakat di wilayah sasaran; yang kedua masyarakat yang lebih darurat lapar namun tidak terdaftar,atau sebaliknya; yang ketiga masyarakat yang terdaftar tetapi tidak menerima bantuan; yang keempat tidak dapat menerima bantuan, karena ber-KTP pendatang;dan kelima sekaligus yang terakhir minimnya sosialisasi sarana pengaduan kepada penerima bantuan (Arrsa, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 337, "width": 221, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) juga mengidentifikasi problem potensi penyalahgunaan dana Bansos pada lima titik rawan: (1) pendataan yang dilakukan petugas secara serampangan; (2) penerima bantuan salah sasaran; (3) penggelapan dana bantuan; (4) jumlah bantuan tidak sesuai yang diterima; (5) pungutan liar yang dilakukan oleh oknum pembagi bantuan; (6) double pembiayaan anggaran bantuan (APBN/APBD/APB Desa).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 544, "width": 221, "height": 220, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelumnya, jumlah kasus korupsi dana bencana juga pernah mengemuka di beberapa daerah yang mengalami bencana alam, seperti masyarakat Aceh korban tsunami di Pulau Nias, Donggala, dan Sukabumi; juga korban gempa bumi di Lombok. Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), dalam sepuluh tahun terakhir sedikitnya terdapat 87 kasus korupsi dana bencana yang telah ditangani oleh kepolisian, kejaksaan, atau KPK. Titik rawan korupsi dana bencana mulai dari tahap tanggap", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "473", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 221, "height": 386, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "darurat, rehabilitasi, dan pemulihan/rekonstruksi lokasi bencana. Nilai kerugian negara akibat korupsi dana bencana ini juga cukup besar, mencapai angka ratusan miliar rupiah (Leasa, 2020). Tahun 2005, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga menemukan indikasi korupsi dana bencana tsunami di Aceh dan Nias mencapai angka Rp 150 miliar. Para pelaku terdiri dari kepala daerah, pegawai dinas atau kementerian, pejabat pemerintah di badan penanggulangan bencana daerah, serta pihak swasta. Ada indikasi penyelewengan dana hibah di Provinsi Banten tahun anggaran 2014-2015 sebesar 114,76 milyar. Padahal ancaman hukuman bagi koruptor dana bansos, dana hibah atau dana bencana sangat berat. Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memberi ancaman hukuman mati bagi pelaku korupsi dana bencana.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 222, "height": 282, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait potensi korupsi dana bansos, telah dilakukan beberapa penelitian terdahulu, seperti studi oleh Launa dan Hayu Lusianawati tentang Isu potensi korupsi dana bantuan sosial (bansos) di masa pandemi Covid-19 yang diberitakan media online menunjukkan ada ketidakpercayaan pemerintah pada para pihak terkait efektivitas penyaluran dan penggunaan dana bansos bagi warga terdampak. Kajian ini mencoba menganalisis bagaimana teks berita mengkonstruksi isu potensi korupsi dana bansos yang diwacanakan pemerintah melalui analisis framing berita dari empat portal berita (vivanews.com, okezone.com, detik.com, dan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 221, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tempo.co) sebagai objek kajian. Kajian ini menggunakan paradigma konstruksi sosial berbasis teori framing Murray Edelman dengan jenis penelitian kualitatif serta metode analisis deskriptif-interpretif. Hasil kajian menunjukkan : framing berita vivanews.com cenderung kritis- oposisional, okezone.com cenderung netral- positif, detik.com cenderung kritis-responsif, dan tempo.co cenderung kritis-advokatif (Launa, & Lusianawati, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 296, "width": 227, "height": 344, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya Studi oleh Vavirotus Sholichah, Satria Unggul Wicaksana Prakasa tentang penjatuhan pidana mati terhadap terdakwa tindak pidana korupsi di masa covid-19. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Pidana mati dalam pasal 2 ayat (2) UU Tipikor dapat dikenakan kepada pelaku korupsi bansos Covid-19. Salah satu penyebab kesulitan penanganan perkara korupsi ialah dalam hal pembuktian, untuk itu upaya Ajudikasi dan Non Ajudikasi melalui RALA (Regulasi, Advokasi, Litigasi, Ajudikasi) merupakan strategi yang tepat untuk memperbaiki mekanisme hokum dalam proses pemidanaan pelaku korupsi bansos Covid-19 yang melibatkan institusi terkait dengan pelaksanaan sistem peradilan pidana (Sholichah, & Prakasa 2022).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 647, "width": 221, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya Studi oleh Fradhana Putra Disantara, Septina Andriani Naftali, R. Yuri Andina Putra, Dwi Irmayanti, & Galih Rahmawati, yang meneliti tentang Enigma pemberantasan korupsi di masa krisis sebagaimana pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai persoalan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "474", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 221, "height": 469, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hukum. Kajian ini termasuk dalam penelitian hukum yang menggunakan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Penelitian hukum ini bertujuan untuk menganalisa enigma dan dinamika kejahatan korupsi di masa krisis; sekaligus mengkaji mengenai hubungan antara pemberantasan korupsi di masa pandemi Covid- 19 dengan penyalahgunaan wewenang pejabat publik. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberantasan terhadap tindak pidana korupsi juga dapat menggunakan perspektif Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Di sisi lain, kasus korupsi eks Menteri Sosial dan eks Menteri Kelautan dan Perikanan dapat disangkakan telah merugikan perekonomian negara berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindakan Korupsi. Sehingga, pada konteks tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh kedua eks menteri tersebut, tidak terdapat keraguan untuk menuntut mereka secara maksimal; oleh karena mereka telah melakukan hal-hal yang dapat memberatkan suatu bentuk pidana (Disantara dkk, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 224, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dalam tataran internasional yang juga membahas tentang korupsi di tengah pandemic covid 19 telah dilakukan oleh Alexandra-Codruța Bîzoi dan Cristian-Gabriel Bîzoi dalam penelitian mereka yang berjudul “Primum Non Nocere: How to Fight the “Pandemic” of Healthcare Corruption”, fokus kajian penelitian tersebut yaitu pada upaya memerangi korupsi terhadap pengadaan fasilitas kesehatan di tengah pandemic covid-19 ( Bîzoi, &", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 222, "height": 345, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bîzoi, 2023). Selanjutnya penelitian oleh Vladyslav Teremetskyi, Yevheniia Duliba, & Oleksandr Makarenko yang meneliti tentang tindak pidana Korupsi dan penguatan upaya antikorupsi di bidang kesehatan selama pandemi Covid-19. Penelitian tersebut fokus membahas tentang tindak pidana korupsi selama pandemi, yang melibatkan pengadaan barang dan jasa publik untuk pengobatan penyakit, pemalsuan kontrak publik dan suap, penggelapan dana perawatan kesehatan, opasitas dalam pemerintahan, penyalahgunaan kekuasaan, nepotisme dan pilih kasih dalam manajemen, korupsi kecil-kecilan di tingkat pelayanan, penipuan dan pencurian atau penggelapan obat dan alat kesehatan (Teremetskyi, Duliba, & Marenko, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 440, "width": 221, "height": 221, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perbandingan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas tentang tindak pidana korupsi di tengah pandemic covid-19, bisa dikemukakan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya yang juga membahas tentang penggunaan dana bantuan sosial (Bansos) pada masa covid-19, berupaya menganalisis dimana celah korupsi penggunaan dana kebutuhan medis di masa pandemi Covid- 19.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 688, "width": 120, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 710, "width": 221, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode penelitian normatif dengan menggunakan data sekunder sebagai", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "475", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 221, "height": 386, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "data penelitian. Pendekatan analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur atau studi kepustakaan. Penggunaan Metode deskriptif dengan maksud untuk menjelaskan, menguraikan atau mendeskripsikan korupsi aparatur pemerintahan Indonesia dan perilaku korupsi penyalahgunaan dana bantuan sosial di masa pandemi virus corona yang dibahas lewat setiap data yang ditemukan agar dapat lebih mudah dipahami. Untuk mengetahuinya secara mendalam, Penulis menganalisis gejala atau peristiwa pemerintahan dalam penyaluran bantuan sosial sehingga mampu mengungkap fenomena tersebut menjadi benar dan tegas membedah gejala dan peristiwa pemerintahan. Objek atau fokus pada tulisan ini adalah celah korupsi dalam penyaluran bantuan sosial yang terjadi di Indonesia serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 221, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan informasi dalam penelitian ini dilakukan dokumen sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan (Simangunsong, 2017). Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah melalui data yang diperoleh dari peraturan-peraturan, laporan-laporan, artikel ilmiah dan dokumentasi serta data lain yang relevan dengan perilaku korupsi alat medis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 143, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 692, "width": 221, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Potensi Korupsi Kebutuhan Medis Pada Masa Pandemi Covid-19", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 221, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadirnya pandemi virus corona memberi cukup banyak dampak dan perubahan pada", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 221, "height": 262, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbagai aspek kehidupan di hampir seluruh dunia. Negara Indonesia pun ikut merasakan imbas dari adanya pandemi ini. Ada banyak bidang yang terganggu bahkan memburuk, mulai dari ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat, pendidikan, hingga kesehatan, dan lain sebagainya (Prabowo dkk, 2022) Virus corona ini muncul secara tiba-tiba dan menyebar begitu cepat sehingga hampir semua pihak kebingungan dan sangat tidak siap mengatasi serta menghadapinya, termasuk mempersiapkan anggaran untuk penanggulangan dampak penyebaran Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 359, "width": 221, "height": 406, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia sebagai negara yang masih berkembang dengan penduduk yang sangat banyak sebesar 280.040.734 jiwa per 15/09/2022, yang menghadapi pandemi virus corona ini sebagai sebuah masalah yang sangatlah besar bagi Indonesia, sebab sifat penyebaran covid-19 secara menyeluruh bukan hanya di indonesia tetapi juga diseluruh dunia. Dalam keadaan normal tanpa pandemi saja, negara ini sudah diliputi berbagai macam masalah, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Pada keadaan normal, sebagian masyarakat begitu sulit mencari pekerjaan serta juga membiayai kehidupannya dan keluarga. Masyarakat yang awalnya dapat dikatakan cukup sejahtera saja dapat berubah menjadi sangat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup di masa pandemi virus corona. Apalagi bagi mereka yang sejak awal telah kesulitan membiayai hidup, hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah tentang larangan ke luar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "476", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 221, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rumah dan melakukan aktivitas di luar rumah (Latif, & Pangestu, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 221, "height": 633, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah secara kelembagaan telah berupaya untuk membantu masyarakat terdampak covid-19 melalui bantuan sosial (Bansos) seperti Kartu Prakerja, Diskon Listrik, Subsidi Kuota Belajar, BLT UMKM dan BPUM, BSU atau BLT subsidi gaji, bansos tunai, kartu sembako dan beras bulog (Dewi, 2020). Sayangnya, upaya baik dari pemerintah ini malah dimanfaatkan dan diambil kesempatan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Padahal keadaan negara bahkan dunia sedang sangat sulit dan sangat memprihatinkan. Tentu sangat menyedihkan melihat kasus-kasus korupsi lewat penyalahgunaan dana bantuan sosial yang terjadi belakangan ini. Korupsi ini tidak hanya secara umum atau berdampak tidak langsung, namun dampaknya terasa secara langsung oleh masyarakat-masyarakat tertentu. Masyarakat tengah berada dalam keadaan yang sangat sulit dan bantuan-bantuan tersebut tentunya sangatlah berarti serta dibutuhkan bagi kelangsungan hidup mereka. Sayangnya, ditemukan tidak sedikit pegawai atau pejabat pemerintahan yang mengambil untung dan kesempatan di tengah keadaan ini. Bukan lagi karena berbicara tentang aparatur pemerintah dan rakyat, tetapi hal ini sudah tentang sosial, kemanusiaan serta rasa peduli kepada orang lain yang membutuhkan. Lebih parahnya lagi, kasus korupsi bantuan sosial ini ada yang dilakukan oleh aparatur pemerintah yang menduduki jabatan-jabatan penting (Yunus,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 31, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 110, "width": 221, "height": 654, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lihat saja sederet kasus korupsi bantuan sosial yang terjadi sepanjang masa pandemi virus corona ini yang melibatkan pejabat pemerintahan dan beberapa orang lainnya di sekitar mereka. Para tokoh tersebut memiliki jabatan yang cukup tinggi serta memiliki mandat dan tanggung jawab yang juga sangat besar. Contohnya saja kasus yang dilakukan mantan Menteri Sosial RI, Juliari Batubara (Damhuri, 2021), Seorang menteri social yang seharusnya bertugas menyelenggarakan urusan-urusan sosial, seperti, rehabilitasi sosial, pemberdayaan, perlindungan, dan jaminan sosial serta dalam hal menangani fakir miskin– saja menyalahgunakan uang dan dana bantuan sosial milik masyarakat kurang mampu dan yang membutuhkan untuk kepuasan pribadi. Padahal gaji seorang menteri sesungguhnya sudah sangat cukup membiayai kehidupan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2000 tentang Gaji Pokok Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara Dan Anggota Lembaga Tinggi Negara Serta Uang Kehormatan Anggota Lembaga Tertinggi Negara. Peraturan tersebut mengatur gaji pokok lembaga tinggi negara. Besaran gaji pokok menteri per bulan sama dengan besaran gaji ketua DPR, ketua MA, ketua KPK, dan pejabat yang setara menteri yaitu mendapatkan gaji pokok Rp. 4.200.000,00 (empat juta dua ratus ribu rupiah) per bulan, selain gaji pokok ada tunjangan kinerja yang diterima per bulan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "477", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 221, "height": 303, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Begitu pula kasus korupsi bantuan sosial Mantan Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna (Permadi, 2021), seorang bupati yang dipilih langsung oleh rakyat dengan harapan dapat membawa daerahnya menjadi lebih baik. Saat masih menjadi calon bupati, mengampanyekan berbagai hal baik untuk kemajuan daerah agar bisa dipilih. Nyatanya saat telah dipilih, tiada harapan rakyat yang dipenuhi, malah kantong sendiri yang dipenuhi dengan uang rakyat. Entah apa yang diinginkan orang- orang tersebut dalam kehidupan ini hingga rela mempertaruhkan jabatannya demi mendapatkan keuntungan yang memiliki ancaman hukuman pidana yaitu tindak pidana korupsi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 400, "width": 221, "height": 365, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uang yang dikorupsi tersebut jika digunakan sebagaimana mestinya maka hal tersebut bisa meringankan beban masyarakat Indonesia yang sedang terdampak penyebaran covid-19, juga dapat membangun negara ini dengan baik. Atau juga dapat digunakan bagi warga miskin yang sangat membutuhkan. Setidaknya, rasa iba dan simpati bisa ada dalam hati koruptor-koruptor tersebut sehingga tidak tega mengambil sebanyak itu uang rakyat yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup, terutama di era pandemi yang penuh dengan kesulitan dan menggunakannya memenuhi kepuasan pribadi. Tetapi keserakahan dan penyalahgunaan jabatan telah menutupi pikiran baik mereka sehingga memilih untuk tetap melakukan tindak pidana korupsi yang busuk itu, hal ini menunjukkan bahwa watak koruptif", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 221, "height": 241, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memang merupakan hal yang berkaitan dengan moral manusia khususnya dalam konteks ini adalah para pemangku kebijakan yaitu pemerintah. Sebagaimana pernyataan Satjipto Rahadjo bahwa moral yang baik oleh penegak hukum termasuk di dalamnya pemerintah, akan mempengaruhi kebijakan yang berdampak pada masyarakat (Rahardjo, 2009) dalam konteks penelitian ini moral koruptif tersebut adalah hal yang buruk sehingga oknum pemerintah yang memiliki moral koruptif tersebut sama artinya memiliki moral yang buruk pula.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 337, "width": 221, "height": 427, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentu pelaksanaan ini merupakan suatu hal yang tidak benar dan tidak efektif dalam upaya membantu masyarakat di tengah pandemi. Semua bantuan yang diberikan oleh pemerintah merupakan milik negara dan menjadi hak rakyat, bukan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan dan kewenangan di kursi pemerintahan, sehingga harus dipenuhi apa yang menjadi hak rakyat tersebut. Perbuatan korupsi yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan tersebut merupakan perilaku yang menyalahi kewenangan yang diberikan oleh negara dan masyarakat. Keberadaan perilaku korupsi terkait pada motif para aparatur tersebut. Mereka terdorong untuk berperilaku secara tertentu yang termotivasi kebutuhan prestasi, afiliasi, dan kekuasaan (Alkostar, 2008). Para koruptor tersebut yang memiliki wewenang untuk mengelola uang rakyat, namun menyalahi wewenang yang telah diberikan oleh negara (Abuse of Power) untuk kepentingan tertentu, baik untuk kepentingan diri sendiri, orang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "478", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 103, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lain atau kelompoknya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 221, "height": 324, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Korupsi oleh para aparatur pemerintahan merupakan tindakan yang dilakukan oleh para pegawai atau pejabat pemerintah yang mengutamakan kepentingan dan kepuasan pribadi demi mendapat kekayaan dengan cara mengambil uang atau aset negara milik rakyat dan digunakan untuk memenuhi keinginan pribadinya. Korupsi menjadi salah satu masalah terbesar dalam negara ini (Hardjaloka, 2014). Korupsi telah menjadi momok bagi seluruh masyarakat Indonesia karena membawa kerugian yang sangat besar dan berdampak bagi begitu banyak pihak. Tidak dapat dipungkiri bahwa korupsi telah menjadi penyakit yang cukup sulit diberantas atau dihilangkan dari negara Indonesia (Purnomo, & Soponyono, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 221, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak dari aparatur pemerintahan Indonesia yang masih belum memiliki karakter berbangsa yang benar sehingga perilaku korupsi ini pun terus terjadi. Integritas menjadi nilai terpenting bagi kehidupan pemerintahan, namun bangsa ini juga cukup memiliki krisis terhadap nilai integritas tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 586, "width": 221, "height": 179, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasa nasionalisme dan cinta tanah air dapat dikatakan masih sangat perlu ditingkatkan oleh setiap individu yang ada di negara ini. Jika semangat nasionalisme dan cinta tanah air itu tertanam dalam diri setiap individu yang ada di negara ini, tentu angka korupsi bisa sangat ditekan karena kepentingan negara dan masyarakat lebih diutamakan dari pada kepentingan dan keinginan diri sendiri yang", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 221, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebenarnya tidak diperlukan. Jiwa nasionalisme menjadi upaya sadar mewujudkan aparatur sipil negara yang memiliki kecintaan terhadap negara dalam pengabdiannya (Wilhelmus, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 172, "width": 221, "height": 303, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyebab lain dilakukannya korupsi ini adalah sifat keserakahan, tamak, membohongi hati nurani dan abai dalam menjalankan tanggung jawab (Hiariej, 2020), sehingga timbul keinginan yang tinggi untuk memiliki kekayaan bahkan saat cara memperoleh kekayaan tersebut menyimpang dari norma yang berlaku. Ditambah pula dengan kesempatan yang ada di depan mata, terutama karena kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki membuat mereka akhirnya memilih atau mengambil resiko untuk tetap melakukannya meskipun mengetahui hal tersebut menyalahi aturan, baik negara maupun agama, merugikan banyak orang, serta ada kemungkinan akan terjerat hukum.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 483, "width": 221, "height": 282, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kekuasaan dan kewenangan diberi kepada para aparatur pemerintahan karena mereka dipercaya oleh masyarakat dan negara dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan amanah. Sayangnya, pada kenyataaan yang terjadi, banyak sekali ditemukan bahwa banyak pejabat pemerintahan yang tidak bertanggung jawab melakukan tugasnya dan melakukan korupsi (Nggebu,2021). Uang atau dana yang seharusnya digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat malah diambil oleh para pemangku jabatan untuk mendapat kepuasan materi. Padahal jika dilihat, upah atau gaji yang diberi sudah cukup banyak dan seharusnya sudah bisa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "479", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 221, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memenuhi seluruh kebutuhan diri dan keluarganya. Akan tetapi selalu ada rasa tidak cukup yang timbul dalam diri disertai keegoisan untuk mau mendapat keuntungan sendiri, membuat korupsi tetap mereka lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 194, "width": 222, "height": 571, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap anggaran atau keuangan yang ada pada sebuah negara tentu sudah dianggarkan atau dialokasikan pada setiap bagian pemerintahan atau pelayanan masyarakat di negara ini. Dana-dana tersebut dialokasikan misalnya untuk bidang pendidikan, pembangunan, kesehatan, pariwisata, dan sebagainya. Apabila anggaran tersebut tidak diberikan seutuhnya, atau tidak disalahgunakan untuk kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, tentunya setiap proses itu dapat terhambat, terganggu atau terbengkalai (Sina, 2018). Jika prosesnya terganggu, tentu negara ini akan terus-menerus ada di level yang sama atau dengan kata lain sulit untuk maju dan lebih berkembang lagi (Utiarahman, 2020). Adanya korupsi dapat membuat negara ini tertinggal dari negara lain yang sudah dan semakin maju. Penyebab eksternal lain terjadinya korupsi selain adanya kesempatan ialah hukum di Indonesia yang masih sangat lemah dan tidak adil (Lestari, 2017). Hukum seakan berpihak pada mereka yang memiliki kekuasaan dan tidak memberi keadilan kepada mereka yang lemah. Banyaknya kasus korupsi di negara ini terkadang menyebabkan pandangan masyarakat terhadap korupsi ialah hal yang memang sudah biasa terjadi, sehingga mengurangi keengganan orang", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 221, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk berani melakukan tindak pidana korupsi (Mulyadi, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 132, "width": 221, "height": 633, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oknum pemerintah yang melakukan tindak pidana korupsi di masa covid-19 berdasarkan uraian sebelumnya yaitu terdiri dari lembaga eksekutif karena memiliki wewenang untuk menyalurkan dana kepada masyarakat, sehingga dapat dibayangkan berapa besar uang negara yang masuk di kantong para pejabat pemerintah, dimana seharusnya diamanatkan untuk bekerja melayani rakyat. Di sisi lain, pada negara ini masih ada sangat banyak masyarakat miskin, masih banyak pembangunan yang perlu dibenahi, masih banyak anak yang belum mendapat pendidikan yang lain, dan masih ada begitu banyak hal lain yang lebih memerlukan dana tersebut. Mirisnya, semua uang itu malah digunakan foya-foya untuk kepuasan pribadi. Faktor pendorong oknum pemerintah menyalahgunakan wewenangnya tersebut adalah karena adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan, yang mengatur bahwa penggunaan biaya untuk penanggulangan covid-19 bukan merupakan kerugian keuangan negara, sehingga perbuatan oknum tersebut tidak bisa dijerat dengan menggunakan Pasal 2 dan pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "480", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 221, "height": 179, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang mengatur bahwa Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor menyebutkan setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana dengan pidana penjara minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun dan denda paling sedikit 200 juta rupiah dan paling banyak 1 miliar rupiah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 221, "height": 221, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lebih lanjut, Pasal 3 menyebutkan setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit 50 juta rupiah dan maksimal 1 miliar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 221, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahwa kedua Pasal tersebut mensyaratkan bahwa untuk bisa dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi maka harus menyebabkan kerugian keuangan negara. Jadi oknum pemerintah menyadari bahwa meskipun anggaran covid-19 disalahgunakan tetap tidak bisa dikenakan Pasal Tindak Pidana Korupsi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 68, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 692, "width": 222, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan berbagai penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kasus korupsi penyalahgunaan dana bantuan sosial di era", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 221, "height": 551, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pandemi virus Covid-19 yang terjadi di indonesia. Kasus korupsi bantuan sosial ini dilakukan oleh aparatur pemerintahan yang menduduki jabatan tinggi, seperti menteri dan bupati dengan total kerugian yang sangat tinggi. Celah korupsi dalam hal kebutuhan medis di Indonesia pada masa covid-19 terbuka karena adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan, yang mengatur bahwa penggunaan biaya untuk penanggulangan covid- 19 bukan merupakan kerugian keuangan negara. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir tindakan korupsi terutama pada pengadaan bantuan sosial oleh pemerintah ini dapat dilakukan dengan memberi edukasi sejak dini akan nilai-nilai anti korupsi, menegakkan hukum yang berlaku secara tegas, dan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang mekanisme pengaduan dan pelaporan apabila mengetahui adanya tindakan korupsi dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 668, "width": 93, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA JURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 709, "width": 222, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bîzoi, Alexandra-Codruța., & Bîzoi, Cristian- Gabriel. (2023). Primum Non Nocere: How to Fight the “Pandemic” of Healthcare", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "481", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 89, "width": 195, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corruption. The Ethics of Bribery , Vol.34,(No.2),pp.345–365. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978- 3-031-17707-1_20", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 223, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alkostar, A. (2008). Mengkritisi Fenomena Korupsi di Parlemen. Jurnal Hukum IUS", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 213, "width": 194, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "QUIA IUSTUM , Vol.15, (No.1), pp.1–13. https://doi.org/10.20885/iustum.vol15.iss1.a rt2", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 222, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arrsa, Ria C. (2014). Rekonstruksi Politik Hukum", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 296, "width": 194, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberantasan Korupsi Melalui Strategi Penguatan Penyidik Dan Penuntut Umum", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 337, "width": 194, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independen KPK. RechtsVinding , Vol.3,", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 358, "width": 87, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(No.3),pp.381–396.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 378, "width": 187, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v3i", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 399, "width": 22, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.32", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 223, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disantara, Fradhana Putra., Naftali, Septina", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 440, "width": 194, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andriani., Putra, R. Yuri Andina., Irmayanti, Dwi., & Rahmawati, Galijh. (2022). Enigma Pemberantasan Korupsi Di Masa Pandemi Covid-19. USM Law Review , Vol.5, (No.1), pp.61–79. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26623/julr .v5i1.4135", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 222, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hardjaloka, L. (2014). Studi penerapan e- government di indonesia dan negara lainnya sebagai solusi pemberantasan korupsi di sektor publik. Jurnal Rechts", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 668, "width": 195, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional , Vol.3, (No.3), pp.435–452.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 709, "width": 187, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v3i", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 730, "width": 22, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.35", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 750, "width": 222, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hiariej, Eddy O. S. (2020). Korupsi Di Sektor", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 89, "width": 195, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Swasta Dan Tanggung Jawab Pidana Korporasi. Masalah-Masalah Hukum , Vol.49,(No.4),pp.333–344.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 151, "width": 177, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.14710/mmh.49.4.2020.333-344", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 172, "width": 223, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latif, Inas Sofia., & Pangestu, Ilham Aji. (2022).", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 192, "width": 194, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Problematika Penyalahgunaan Bantuan Sosial Pada Masa Pandemi. JUSTISI , Vol.8,(No.2),pp.95–107. https://doi.org/10.33506/js.v8i2.1612", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 275, "width": 223, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Launa., & Lusianawati, Hayu. (2021). Potensi Korupsi Dana Bansos Di Masa Pandemi Covid-19. Majalah Semi Ilmiah: Komunikasi Massa ,Vol.2,(No.1),pp.1–22.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 358, "width": 187, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/mkm/ article/view/4095", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 399, "width": 222, "height": 117, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leasa, Elias Zadrack. (2020). Eksistensi Ancaman Pidana Mati Dalam Tindak Pidana Korupsi Pada Masa Pandemik Covid-19. Jurnal Belo , Vol.6, (No.1), pp.73– 88.https://doi.org/https://doi.org/10.30598/b elovol6issue1page73-88", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 523, "width": 223, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lestari, Yeni S. (2017). Kartel Politik dan Korupsi Politik di Indonesia. Pandecta : Jurnal Penelitian Ilmu Hukum (Research Law Journal) , Vol.12, (No.1), pp.67–75.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 606, "width": 187, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pa ndecta/article/view/7820", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 647, "width": 223, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyadi, L. (2010). Pembuktian Terbalik Kasus Korupsi. Jurnal Mahkamah Agung ,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 688, "width": 163, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.13,(No.1),pp.1–3.https://badilum.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 709, "width": 190, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mahkamahagung.go.id/upload_file/img/artic le/doc/pembuktian_terbalik_kasus_korupsi. pdf", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "482", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 222, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nggebu, S. (2021). Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya Bagi Pendidikan Anti Korupsi. Didache: Journal of Christian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 223, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education ,Vol.2,(No.1),p.20. https://doi.org/10.46445/djce.v2i1.386 Prabowo, Hadi., Setiawan, Irfan., Haroeno,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 213, "width": 194, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Toeguh Wynarno., Sinaga, Obsatar., &", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 234, "width": 195, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johannes, Ayu Widowati. (2022). Government Management in", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 275, "width": 194, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementation of Health Protocol During Covid Pandemic in Wirosari District, Grobogan Regency, Indonesia. Croatian International Relations Review , Vol.28,", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 358, "width": 178, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Issue90),pp.101–116. https://doi.org/10.2478/CIRR-2022-0024", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 222, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purnomo, M. Aris., & Soponyono, Eko. (2015). Rekonseptualisasi Penyidikan Tindak", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 440, "width": 194, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pidana Korupsi Oleh Polri Dalam Rangka Efektifitas Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Law Reform , Vol.11, (No.2), pp.230–240. https://doi.org/10.14710/lr.v11 i2.15771", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 223, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sina, La. (2018). Dampak dan upaya pemberantasan serta pengawasan korupsi di Indonesia. Jurnal Hukum Pro Justisia , Vol.26,(No.1),pp39–51. https://journal.unpar.ac.id/index.php/projusti tia/article/view/1108", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 221, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sholichah, Vavirotus., & Prakasa, Satria Unggul WIcaksana. (2022). Analisis Keadaan Tertentu Tentang Penerapan Pidana Mati: Studi Kasus Korupsi Bansos Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 750, "width": 198, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Komunikasi Hukum , Vol.8, (No.2),", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 89, "width": 57, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pp.173–198.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 110, "width": 194, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.23887/jkh.v8 i2.48292", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 151, "width": 223, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utiarahman, Andre P. (2020). Upaya Paksa Dalam Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Lex Crimen , Vol.8,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 213, "width": 179, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(No.10),pp.24–33.https://ejournal.unsrat.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 234, "width": 146, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ac.id/index.php/lexcrimen/article/ view/27024", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 275, "width": 223, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teremetskyi, Vladyslav, Duliba, Yevheniia., & Makarenko, Oleksandr. (2020). Corruption and strengthening anti-corruption efforts in healthcare during the pandemic of Covid- 19. Medico Legal Society , Vol.89, (No.1), pp.25–28.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 399, "width": 190, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.1177/00258 17220971925", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 440, "width": 223, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilhelmus, Ola R. (2017). Korupsi: Teori, Faktor Penyebab, Dampak dan Penangannya. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik , Vol.17,(No.9),pp.26–42. https://doi.org/10.34150/jpak.v17i9.44", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 544, "width": 223, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yunus, Nur R. (2020). Kebijakan Covid-19,", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 564, "width": 195, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bebaskan Narapidana dan Pidanakan Pelanggar PSBB. ADALAH: Buletin Hukum dan Keadilan , Vol.4, (No.1), pp.102–120. https://doi.org/10.15408/adalah.v4i1.15262", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 668, "width": 31, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUKU", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 688, "width": 223, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahardjo, S. (2009). Penegakaan Hukum,", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 709, "width": 195, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tinjauan Sosiologis . Yogyakarta: Genta", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 730, "width": 51, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 750, "width": 223, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simangunsong, F. (2017). MetodeIogi Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum Volume 5, Nomor 3, Tahun 2023, halaman 471-483 Universitas Diponegoro", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 783, "width": 17, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "483", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 89, "width": 151, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintahan . Bandung: AIfabeta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 85, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SUMBER ONLINE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 222, "height": 117, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Damhuri, E. (2021). Kasus Bantuan Sosial Covid- 19 oleh Eks Menteri Sosial Juliari Batubara. Retrieved from https://news.republika.co. id/berita/r3wnnx440/kasus-bantuan-sosial- covid19-oleh-eks-menteri-sosial-juliari- batubara", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 222, "height": 117, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, R. (2020). 7 Bantuan Yang Digelontorkan saat Pandemi Covid-19. Retrieved from https://www.kompas.com/tren/read/2021/08 /17/133000065/7-bantuan-yang- digelontorkan-selama-pandemi-covid-19- ?page=all", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 222, "height": 117, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permadi, A. (2021). Bupati Nonaktif Bandung Barat Aa Umbara Divonis 5 Tahun Penjara. Retrieved from https://regional.kompas. com/read/2021/11/04/190103378/bupati- nonaktif-bandung-barat-aa-umbara-divonis- 5-tahun-penjara?page=all", "type": "Text" } ]
b4a5fdd5-bde0-d2c6-d84e-64b3ee9d8f3b
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/bernas/article/download/4984/2787
[ { "left": 92, "top": 57, "width": 221, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 69, "width": 176, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No 2, 2023, pp. 1470-1477 DOI: https://doi.org/10.31949/jb.v4i2.4984", "type": "Text" }, { "left": 441, "top": 58, "width": 80, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2721-9135 p-ISSN 2716-442X", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 25, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1470", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 436, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan Pengelolaan Keuangan Keluarga pada Anggota Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 152, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kery Utami 1 , Ardhiani Fadila 2*", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 231, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 UPN Veteran Jakarta, Jakarta Selatan, Indonesia *e-mail korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 437, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This devotion focuses on improving the family's financial management capabilities through financial management training with the target of members of the Women's Cooperative Jasmine Sejahtera Pelawad Village Ciruas District of Serang Banten Province. In this case, women play an important role in realizing a strong family economy through sound financial management. The importance of proper financial management in this super-consumptive era provides great benefits for households. By managing finances in an orderly and orderly manner it allows a household to maintain the flow of money in and out in the payment traffic of family needs. This devotion program is carried out with structured training methods namely lecture methods, information discussions, followed by training and also family financial management assistance and lastly conducted previews, evaluations and q&A as a reference to assess how much understanding ability participants have regarding the concept of family financial management. The evaluation results show that female cooperatives are able and willing to start to realize a healthy family economy. Member participation in receiving information and enthusiasm in some questions shows that female cooperative members are ready to be a well literate and inclusive society.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 320, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Financial Literacy; Managing Family Finance; Women's Cooperative", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 40, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 437, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengabdian ini berfokus pada peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan keluarga melalui pelatihan pengelolaan keuangan dengan sasaran anggota Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera Desa Pelawad Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Provinsi Banten. Dalam hal ini, wanita memegang peranan penting guna mewujudkan ekonomi keluarga yang kuat melalui pengelolaan keuangan yang sehat. Pentingnya pengelolaan keuangan dengan baik pada era super konsumtif ini memberikan keuntungan yang besar bagi rumah tangga. Dengan mengelola keuangan secara tertib dan teratur memungkinkan sebuah rumah tangga dapat menjaga aliran uang masuk dan keluar dalam lalu lintas pembayaran kebutuhan keluarga. Program pengabdian ini dilaksanakan dengan metode pelatihan terstruktur yakni metode ceramah, diskusi informasi, dilanjutkan dengan pelatihan dan juga pendampingan pengelolaan keuangan keluarga dan terakhir dilakukan preview, evaluasi dan tanya jawab sebagai acuan untuk menilai seberapa besar kemampuan pemahaman peserta terkait konsep pengelolaan keuangan keluarga. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa koperasi wanita mampu dan mau memulai untuk mewujudkan ekonomi keluarga yang sehat. Partisipasi anggota dalam menerima informasi dan antusiasme dalam beberapa pertanyaan menunjukkan bahwa anggota koperasi wanita siap menjadi masyarakat yang well literate dan inklusif. Kata Kunci: Literasi Keuangan; Pengelolaan Keuangan Keluarga; Koperasi Wanita", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 579, "width": 315, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted: 2023-04-04 Published: 2023-04-14", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 80, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 443, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koperasi menjadi salah satu media yang tepat dalam mendukung peningkatan literasi keuangan. Peranan koperasi juga sebagai penyokong ekonomi di Indonesia (Sholihah & Utami, 2020). Koperasi merupakan perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis (Djohan, 2016). Koperasi memiliki nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan, dan solidaritas (Sugiharsono, 2014). Pelaksanaan nilai-nilai koperasi tersebut berpedoman pada tujuh prinsip koperasi yaitu (i) keanggotaan yang bersifat terbuka; (ii) pengelolaan yang bersifat demokratis; (iii) partisipasi anggota dalam ekonomi; (iv) kebebasan dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 207, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bernas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 59, "width": 25, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1471", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 443, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "otonomi; (v) pendidikan, pelatihan dan informasi; (vi) kerjasama antar koperasi serta (vii) kepedulian terahadap masyarakat (Kementrian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, 2015). Nilai, dan prinsip-prinsip koperasi tersebut merupakan potensi koperasi untuk maju dan membantu anggotanya dalam meningkatkan kesejahteraan melalui upaya kolektif yang produktif, efektif dan efisien serta berkelanjutan. Sebagai organisasi sosial-ekonomi, koperasi memiliki karakteristik yang sesuai untuk mengelola berbagai potensi Indonesia secara lebih optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 443, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera yang terletak di Kantor Desa Pelawad Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Provinsi Banten, dibentuk pada tahun 2015 oleh Ibu Hainam sebagai Ketua Koperasi dengan kurang lebih 20 anggota pengurus. Tujuan dibentuknya koperasi ialah membantu masyarakat sekitar agar terhindar dari lintah darat/bank keliling yang ada disekitar lingkungan koperasi. Koperasi wanita ini dibentuk atas dasar arahan Kepala Dinas setempat, menurut beliau koperasi wanita bisa lebih maju dan berkelanjutan. Jenis usaha koperasi ini ialah Koperasi Konsumen, dimana 70% usaha bergerak dibidang jual beli sembako oleh anggota, dan 30% sisanya bergerak dibidang simpan pinjam, simpanan yang diperoleh koperasi berasal dari iuran pokok dan iuran wajib yang selanjutnya dikelola untuk pembelian sembako sedangkan sisanya disalurkan dalam bentuk kredit alat-alat rumah tangga dengan tingkat bunga 10% flat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 442, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atas dasar hal tersebut diatas, pemberdayaan anggota koperasi wanita berpeluang dalam memajukan perekonomian masyarakat salah satunya dimulai dari pengelolaan keuangan keluarga yang baik sehingga terwujudnya ekonomi keluarga yang sehat. Karena pada umumnya wanita memiliki kepekaaan yang tinggi terhadap pemasukan dan pengeluaran keuangan yang berada dibawah pengawasan mereka. Kelebihan lainnya yang dimiliki oleh wanita dalam bidang keuangan adalah lebih bertanggung jawab terhadap tugasnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 443, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudah menjadi fenomena umum yang terjadi dimana sebagian besar ribu rumah tangga mengelola keuangan tanpa perencanaan dan mengalir begitu saja (Hariani et al., 2019). Banyak hal yang perlu diperhitungkan oleh wanita sebagai seorang istri, mulai dari kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan anak, biaya bulanan, tagihan bulanan, hingga pengeluaran tidak terduga. Dalam mengelola keuangan keluarga, wanita sebagai ibu rumah tangga harus mampu mengalokasikan pengeluaran melalui pos-pos pengeluaran berdasarkan pendapatan dari suami maupun diri sendiri (Fadila & Fadlillah, 2021). Para wanita perlu memahami besarnya peran mereka dalam keluarga sehingga pengelolaan keuangan harus benar-benar dilakukan dalam segala hal, termasuk pengelolaan keuangan secara efektif dan efesien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 43, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 442, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pelatihan terstruktur yakni metode ceramah dan diskusi informasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan konsep pengelolaan keuangan keluarga yang penting untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 443, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya dilakukan penerapan secara langsung pelatihan pengelolaan keuangan keluarga agar peserta dapat mengaplikasikan konsep dan melakukan simulasi untuk pendalaman materi. Terakhir dilakukan preview, evaluasi dan tanya jawab sebagai acuan untuk menilai seberapa besar kemampuan pemahaman peserta terkait konsep pengelolaan keuangan keluarga. Secara ringkas, metode pelaksanaan abdimas dirangkum dalam diagram alur dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 473, "top": 57, "width": 49, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami et al.", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 57, "width": 25, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1472", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 133, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 89, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Persiapan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 443, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera yang berlokasi di Desa Pelawad Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Provinsi Banten merupakan koperasi sektor konsumsi dimana para anggota dapat melakukan transaksi jual beli bahan pokok. Koperasi ini beranggotakan 138 orang. Sebagai anggota koperasi tentu para anggota sudah bersahabat dengan transaksi keuangan seperti jual beli, simpan pinjam dan lainnya. Hal ini menjadi alasan kami untuk melakukan Pengabdian Masyarakat pada Anggota Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera dalam upaya meningkatkan literasi pengelolaan keuangan keluarga. Berikut beberapa persiapan yang dilakukan diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 407, "width": 424, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Melakukan kunjungan langsung ke Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera yang bertempat di Desa Pelawad Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Provinsi Banten.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 435, "width": 425, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Pada saat kunjungan dilakukan pendekatan dalam upaya mencari permasalahan yang mungkin bisa diatasi bagi anggota koperasi. Salah satunya dengan memberikan edukasi Pengelolaan Keuangan Keluarga bagi Anggota koperasi yang mayoritas merupakan Ibu Rumah Tangga.", "type": "List item" }, { "left": 155, "top": 649, "width": 335, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kunjungan tim pengabdi ke Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 103, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Pelaksanaan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 442, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengabdian Masyarakat dalam bentuk edukasi pengelolaan keuangan keluarga diikuti oleh sebanyak 17 orang peserta dan di laksanakan secara daring. Beberapa hal yang telah dilakukan diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 737, "width": 424, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Membuat wadah grup Whatsapp untuk berkoordinasi dengan peserta, memberikan materi dan pendampingan selama kegiatan berlangsung", "type": "List item" }, { "left": 274, "top": 93, "width": 62, "height": 166, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian Materi Demonstrasi atau Simulasi Evaluasi dan Tanya Jawab Kesimpulan dan Penutup", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 207, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bernas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 59, "width": 25, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1473", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 89, "width": 134, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Membuat Susunan Acara.", "type": "Section header" }, { "left": 263, "top": 317, "width": 124, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Susunan Acara", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 351, "width": 127, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Membuat Flyer kegiatan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 365, "width": 424, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Menyiapkan ruang virtual Google Meet berikut Syarat dan Ketuan selama kegiatan berlangsung.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 393, "width": 411, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Mendesain materi dan penyampaian yang interaktif agar mudah dipahami oleh anggota.", "type": "List item" }, { "left": 207, "top": 708, "width": 235, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 . Proses Penyampaian materi pengabdian", "type": "Caption" }, { "left": 103, "top": 734, "width": 346, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Membuka sesi tanya jawab bagi peserta terkait materi yang disampaikan.", "type": "List item" }, { "left": 473, "top": 57, "width": 49, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami et al.", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 57, "width": 304, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1474 Gambar 4 . Daftar Pertanyaan", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 275, "width": 120, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Dokumentasi Kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 225, "top": 446, "width": 198, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 . Dokumentasi kehadiran peserta", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 242, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Pengabdian dan Evaluasi Kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 443, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama kegiatan berlangsung peserta abdimas yang merupakan anggota koperasi Wanita berjalan dengan lancar disertai antusiame peserta. Menurut (OJK, 2011), dalam buku literasi keuangan, perencanaan keuangan ibu rumah tangga, strategi utama mencapai keseimbangan hidup mandiri dan sejahtera dimasa mendatang adalah dengan mengalokasikan setiap penghasilanyang diperoleh dengan konsisten dari sejak dini sampai dengan masa datang tiba. Tentunya, peranan perempuan, khususnya para ibu rumah tangga tidak bisa diabaikan keberadaannya dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarganya (Nikmah et al., 2019). Saat ini peran ibu rumah tangga memiliki banyak tantangan, ada banyak yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan, tidak terkecuali dalam mengatur keuangan rumah tangga (Soegoto et al., 2020). Pengelolaan keuangan diperlukan dengan cara membuat alokasi penghasilan berupa pos-pos pengeluaran yang dapat disusun dengan beberapa cara diantaranya dengan sistem amplop, sistem buku kas, sistem kas keluarga dan sistem kas harian (Evelina et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 443, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Yohanna & Maya, 2018), langkah awal yang menjadi perhatian adalah perencanaan keuangan yang bersifat pengeluaran sehari-hari. Perempuan sebagai ibu rumah tangga umumnya memahami dan mengetahui besaran biaya sehari-hari (Fadila & Fadlillah, 2021). Sasaran kegiatan ini tentunya ibu rumah tangga agar memiliki pengetahuan lebih mendalam agar terwujudnya pengelolaan keuangan keluarga yang sejahtera. Keuangan rumah tangga menjadi hal krusial karena menopang kesejahteraan individu didalamnya (Laily et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 207, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bernas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 59, "width": 25, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1475", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 442, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejatinya, setiap orang tentunya berupaua untuk meraih impiannya yaitu keluarga sejahtera dimana semua individu didalamnya dapat menikmati hidup dengan wajar, tercukupi kebutuhan materil dan spiritual serta memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai kemampuan masing-masing (Budiantoro et al., 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 442, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai bentuk evaluasi kegiatan, kami melakukan beberapa survei terkait materi yang disampaikan dengan metode penyebaran kuesioner. Terdapat dua jenis Kuesioner yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 172, "width": 425, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kuesioner Financial Check List (OJK, 2011). Berisi pernyataan yang ditujukan bagi peserta. Diisi dengan menjawab pilihan Ya atau Tidak yang dapay menunjukkan kesiapan peserta dalam kegiatan pereencanaan keuangan. Berikut merupakan hasil analisis Jawaban Peserta. Kriteria penilaian: Jika Jumlah Ya …… sebanyak 8-10 tergolong kategori Bagus, 6- 7 Tingkatkan, 4-5 ktegori Kurang dan <3 Kategori Minim.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 252, "width": 380, "height": 249, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rekapitulasi hasil Kuesioner Financial Checklist RESPONDEN YA TDK PENILAIAN Andri jamilah 6 4 TINGKATKAN Yani 9 1 BAGUS Leni Marlina 0 10 MINIM Alim muta alim 9 1 BAGUS Jihan Muchdini 4 6 KURANG Sri Widyastuti 9 1 BAGUS Yuliawati 4 6 KURANG Jelita murni 7 3 TINGKATKAN Rasyda Arivia Mumpuni 6 4 TINGKATKAN Tri Purwanti 1 9 MINIM Hainam 8 2 BAGUS Nunung usmiyati 5 5 KURANG Ema Rusila 10 0 BAGUS Endang sunarsih 5 5 KURANG Siswanti 1 9 MINIM Arin tri widyaningsih 6 4 TINGKATKAN", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 442, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 menunjukkan penilaian masing-masing responden akan kesiapan rencana keuangan di dukung dengan Tabel 2 yang menunjukkan bahwa 31% anggota sudah memiliki kesiapan rencana keuangan yang bagus, namun tidak sedikit pula masuk kedalam kategori minim.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 573, "width": 268, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 . Analisis Kesiapan Perencanaan Keuangan Anggota", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 587, "width": 320, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KRITERIA FREKUENSI % BAGUS 5 31% TINGKATKAN 4 25% KURANG 3 19% MINIM 4 25%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 439, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui pada butir pertanyaan mana yang menjadi kesiapan atau ketidaksiapan dalam perencanaan keuangan berikut hasil yang dapat ditunjukkan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 432, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Analisis Butir Pertanyaan No INSTRUMEN YA TIDAK", "type": "Table" }, { "left": 473, "top": 57, "width": 49, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami et al.", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 435, "height": 322, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1476 1 Penghasilan saya cukup untuk membayar segala biaya kebutuhan dan keinginandalam kehidupan diri dan keluarga saya setiap bulannya. 68.80% 31.20% 2 Saya selalu menyisihkan minimal 10% dari penghasilan bulanan, untuk persiapanmasa depan. 81.30% 18.70% 3 Saya sudah memiliki Dana Darurat dalam sebuah rekening Bank atau berbentukLogam Mulia, senilai minimal 3 hingga 6 kali biaya hidup bulanan. 31.30% 68.70% 4 Saya telah merencanakan dan berinvestasi Dana Pendidikan anak- anak hinggajenjang perguruan tinggi. 50.00% 50.00% 5 Total cicilan pinjaman saya tidak lebih besar dari 30% penghasilan bulanan saya. 81.30% 18.70% 6 Saya sudah merencanakan dan memiliki Asuransi Jiwa dan Cacat Tetap, senilaiminimal 60 kali biaya hidup bulanan keluarga saya. 25.00% 75.00% 7 Saya sudah memiliki Asuransi Kesehatan bagi diri dan seluruh anggota keluargasaya. 81.30% 18.70% 8 Saya sudah merencanakan dan membangun Dana Pensiun saya, senilai minimal120 kali gaji bulanan saya. 31.30% 68.70% 9 Semua hutangku akan lunas seketika saat saya meninggal dunia. 56.30% 43.70% 10 Saya sudah memiliki warisan (bekal) agar istri/suami dan anak- anak saya tidak sengsara setelah saya meninggal dunia. 56.30% 43.70%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 442, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dilakukan analisis dimana 31% penilaian bagus pada Tabel 3 di dukung oleh tingginya kesiapan rencana keuangan responden dalam bentuk total cicilan yang tidak lebih besar daripada 30% penghasilan bulanan, dan 81,30% sudah memiliki asuransi Kesehatan bagis diri dan seluruh anggota. Sedangkan 75% yang menyatakan tidak pada perencanaan asuransi jiwa dan 68,70% yang belum merencanakan dana pension mendukung penilaian responden dalam kategori kurnag dan minim. Dalam hal ini responden belum banyak menggunakan layanan jasa keuangan lainnya. Diharapakan setelah dilakukannya Pengabdian Masyarakat, meningkatkan keinginan bagi responden untuk mulai melakukan pengelolaan keuangan yang inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 507, "width": 424, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kuesioner Pengelolaan Keuangan (OJK, 2011) sebagai bentuk evaluasi pemahaman materi yang disampaikan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 544, "width": 421, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 . Hasil Kuesioner Pengelolaan Keuangan Pertanyaan Jawaban Benar Persentase (%) Pengelolaan Keuangan adalah: D 100 Pengelolaan Keuangan sebaiknya dilakukan: A 100 Pengelolaan Keuangan Keluarga: C 86.7 Pengelolaan Keuangan bertujuan untuk: B 93.3 Tanpa Pengelolaan Keuangan B 20", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 442, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4, upaya edukasi pengelolaan keuangan membawa hasil dimana responden mulai memahami pentingnya pengelolaan keuangan keluarga. Upaya ini harus tetap dijalankan dan terus dikembangkan agar semakin banyak orang yang menerima manfaat pentingnya pengelolaan keuangan demi terciptanya keluarga sejahtera", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 67, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 442, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan anggota koperasi wanita berpeluang dalam memajukan perekonomian masyarakat salah satunya dimulai dari pengelolaan keuangan keluarga yang baik sehingga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 207, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bernas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 59, "width": 25, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1477", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 443, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terwujudnya ekonomi keluarga yang sehat. Pengabdian ini menunjukkan bahwa terdapat anggota koperasi wanita mampu dan mau memulai untuk mewujudkan ekonomi keluarga yang sehat. Partisipasi anggota dalam menerima informasi dan antusiasme dalam beberapa pertanyaan menunjukkan bahwa anggota koperasi wanita siap menjadi masyarakat yang well literate dan inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 442, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran tahapan berikutnya dalam program pengabdian kepada masyarakat adalah memediasi responden dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga maupun Bisnis bagi responden yang memiliki usaha. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi Anggota Koperasi Wanita Jasmine Sejahtera namun dapat pula dilakukan kegiatan yang sama pada komunitas wanita lainnya, demi terciptanya ketahanan keuangan pribadi, keluarga dan juga sikap keuangan yang inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 93, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 442, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiantoro, H., Sari, I., Zain, E., & Simon, Z. Z. (2019). Pelatihan Pengelolaan Keuangan Bagi Ibu- Ibu Rumah Tangga Dan Kader Pkk Rt 16 Rw 04 Kelurahan Cempaka Putih Timur. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 2(2), 24–27. Djohan, D. (2016). Perkoperasian. 1, 1–44.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 442, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evelina, T. Y., Wijayanti, R. F., Fauzi, A., & Akbarina, F. (2018). Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga Bagi Kelompok Dasawisma “Lely 1” Rt.08 Rw.05 Kelurahan Bandungrejosari Kota Malang. J-Abdimas, 5(1), 56–59.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 443, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fadila, A., & Fadlillah, A. M. (2021). EDUKASI PENGELOLAAN KEUANGAN BAGI IBU RUMAH TANGGA PADA ORANG TUA SISWA. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 169–174.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 443, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hariani, S., Yustikasari, Y., & Akbar, T. (2019). Pelatihan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga Bagi Ibu-Ibu Rumah Tangga Di Cengkareng Barat Wilayah Jakarta Barat. BERDAYA: Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 15–22. Kementrian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia. (2015). Rencana Strategis. 1–6. https://doi.org/351.077 Ind r", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 443, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laily, N., Syariati, D., & Nanda, H. I. (2021). Pelatihan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga. Humanism: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 39–47. Nikmah, N., Safrina, N., Farida, L. E., Akuntansi, J., & Banjarmasin, P. N. (2019). Pelatihan pengelolaan keuangan keluarga bagi kelompok yasinan ibu-ibu komplek rahayu jalan pramuka banjarmasin. 1, 131–137.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 442, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OJK. (n.d.). Seri Literasi Keuangan Indonesia-Pengelolaan Keuangan. OJK. (2011). PERENCANAAN K E U A N G A N IBU RUMAH TANGGA. 96. https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/DetailMateri/17", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 442, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sholihah, D. R., & Utami, K. (2020). Peningkatan Competitive Advantage Dan Intellectual Capital: Implementasi Pada Koperasi Wanita. Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 157– 166.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 443, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soegoto, A. S., Lintong, D. N., Mintalangi, S. S. E., & Soeikromo, D. (2020). Meningkatkan Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Keuangan. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 4(1), 141–148. Sugiharsono. (2014). Koperasi Membina Wirausaha Berkarakter Indonesia. Jurnal Economia, 10(1), 96–104. https://doi.org/10.21831/economia.v10i1.4097 Yohanna, L., & Maya, S. (2018). Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga. Proceeding of Community Development, 1(October), 25. https://doi.org/10.30874/comdev.2017.4", "type": "List item" } ]
c68088d5-4394-65cd-cb62-bdb9ce3fd675
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/download/1331/1386
[ { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 74, "width": 419, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Pengetahuan Makanan Sumber Fe Dan Vitamin C Dengan Kadar Hb Pada Ibu Hamil Post Hiperemesis Gravidarum di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 157, "width": 211, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amaliyah 1 , Sufiati Bintanah 2 , Siti Aminah 3", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 185, "width": 319, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 215, "width": 125, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 255, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 454, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anemia can be caused by several factors, including the lack of intake of Fe and mother's knowledge. Anemia can occur at any age, especially in pregnant women. Pregnant women are prone to anemia compared with women who did not become pregnant because of the needs of pregnant women Fe higher than non-pregnant women (Widiyanto, 2001). For that pregnant women should pay attention to food intake during pregnancy progresses. The purpose of the study is to determine the relationship of Fe and knowledge of food sources of vitamin C with hemoglobin levels in pregnant women with hyperemesis gravidarum post.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 454, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research method sectional survey approach (cross sectional) in the field of clinical nutrition. The population is all pregnant women in the maternity hospital Budi Rahayu who come and check her pregnancy in the maternity hospital Budi Rahayu in June- July 2011 as many as 30 people. Samples were taken by purposive criteria: outpatients at the maternity hospital Budi Rahayu, willing to be a sample and follow up completed research, pregnant women with hyperemesis gravidarum post. Univariate analysis was used to determine the frequency distribution of the sample characteristics and bivariate to know know the relationship between two variables, preceded by a Kolmogorov-Smirnov test to determine normality test data and proceed to the Spearman Rank correlation test.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 454, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The characteristics of pregnant women with hyperemesis gravidarum post, 86.6% aged 20-30, years, 66.7% had high school, 80% were knowledgeable, 56.7% work as private employees, 30.0% Fe knowledge of food sources moderate, 40.0% knowledge of good food sources of vitamin C, 83.3% of pregnant women pengalami anemia. Normality test indicates that the data are not normally distributed, p-value 0.002 (<0.05) so using Spearman rank correlation test. Results of bivariate analysis showed that there was no relationship between fe and knowledge of food sources of vitamin C with hb levels in pregnant women with hyperemesis gravidarum post maternity home rahayu Semarang favor with the value of r = 0.305 and p = 1.000 (<0.05).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 710, "width": 453, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Knowledge, Food sources of Fe and Vit. C, Hb, post pregnant women with hyperemesis gravidarum", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 453, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah gizi di Indonesia terutama defisiensi besi terdapat pada golongan rentan, salah satunya adalah wanita hamil (Dep.Kes,1995). Masalah gizi yang sering dihadapi oleh ibu hamil salah satunya adalah anemia gizi. Anemia yang di temukan di Indonesia adalah anemia kekurangan za t besi. Pada masyarakat, anemia gizi sering dikenal dengan istilah ‘’kurang darah’’ yang banyak diserita oleh ibu hamil adalah 60% (Adjie Seno, 2005 ).Hasil Survay Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa 40,5% anak balita, 57,1 % remaja putri, 39,5% wanita subur, 50,9 % ibu hamil dan 45,1% ibu menyusui menderita anemia (Baliwati dkk, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 454, "height": 363, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anemia adalah penyakit ‘’ kurang darah ‘’yang sebagian besar disebabkan oleh konsumsi makanan yang dimakan kurang mengandung besi (Depkes 2000). Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya asupan Fe dapat menyebabkan anemia, dan pengetahuan yang dimiliki ibu. Anemia dapat terjadi pada semua usia terutama pada ibu hamil. Ibu hamil lebih rentan terkena anemia dibanding dengan ibu yang tidak hamil (Widiyanto, 2001). Untuk itu ibu hamil harus mempehatikan asupan makan selama kehamilan berlangsung. Anemia kekurangan zat besi dan juga anemia kekurangan asam folat sebenarnya tidak terjadi bila makanan sehari – hari cukup mengandung besi dan asam folat. Pola konsumsi masyarakat Indonesia yang semakin besar terdiri dari serelia kacang-kacangan dan sayuran yang memiliki tingkat absorpsi yang rendah karena jenis pangan tersebut tergolong non heme iron. Intervensi melalui makanan cukup sukar karena sumber makanan besi dari nabati penyerapannya kurang dari 5% sedangkan besi heme dari sumber makanan hewani daya serap besinya lebih dari 15% tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat (Muhilal, 2000). Bahan makanan hewani sumber zat besi lebih mudah diserap diantaranya hati, ikan, daging dan telur. Bahan makanan yang mempengaruhi absorpsi zat besi antara lain protein, vitamin C, vitamin B 12 . Sedangkan faktor pengambat absorpsi zat besi yaitu zat-zat dalam bahan makanan yang mengandung fitat, asam oksalat, tanin, kopi, bekatul, dan fosfitin (Wirakusumah, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 642, "width": 454, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil observasi awal di RS Bersalin terdapat 53 ibu hamil yang periksa kehamilannya setiap bulannya dan mempunyai kadar Hb kurang dari normal. Ibu hamil yang diperiksa kadar Hbnya adalah ibu hamil pada trimester II dan III. Diantara ibu hamil yang periksa kehamilannya ada 5 orang yang mengalami anemia. hal tersebut yang mendorong peneliti untuk mengetahui faktor yang menyebabkan anemia diantaranya kurangnya", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 454, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan tentang makanan sumber Fe. Selain itu, rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan yang secara berlangsung berpengaruh pada status gizi ibu hamil, dimana berpebngaruh pula pada perilaku dalam hal menyiapkan makanan yang baik dan tepat sesuai kebutuhan ibu selama kehamilannya (Soekirman, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 131, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 177, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian survei dengan pendekatan Crossectional ( belah lintang) dibidang gizi klinik disajikan secara diskriptif analitik. Waktu penelitian pada bulan Juni-Juli tahun 2011 lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 453, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang perksa di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang pada bulan Juni-Juli tahun 2011 dan sampel diambil secara purposive yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2005), dengan kriteria sebagai berikut: Berstatus pasien rawat jalan di Rumah Bersalin Budi Rahayu, Ibu hamil yang bersedia menjadi sampel penelitian dan mengikuti penelitian hingga selesai. Ibu hamil dengan post hiperemesis gravidarum", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 453, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder, Data primer adalah data yang didapat dari wawancara dan pengamatan langsung dari obyek. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner. Data primer tersebut meliputi data tentang pengetahun gizi. Data sekunder adalah data yang di kutip dari catatan medik meliputi: pemeriksaan fisik ( usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan), data kadar Hb.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 453, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data dilakukan secara univariat dilakukan untuk mendiskripsikan variabel usia, pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan dan kadar Hb dengan nilai tertinggi, terendah dan rata-rata. Data yang sudah dikelompokkan dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. Uji Kenormalan di gunakan untuk menguji apakah data berasala dari populasi yang berdistriusi normal atau tidak normal. Bila data berdistribusi normal di gunakan prosedur uji statistic parametric, dan bila tidak berdistribusi normal menggunakan prosedur uji statistic non para metrik. Analisa Bivariat Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan makanan sumber Fe dan Vit C dengan kadar Hb di Rumah Sakit Bersalin Budi Rahayu.", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 107, "width": 139, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Umum Institusi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 453, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada ibu hamil di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang yang meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan makanan sumber Fe dan vitamin C terhadap kadar Hb pada ibu hamil post hiperemesis gravidarum pasien rawat jalan di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang. Penelitian ini di laksanakan dari bulan juni sampai juli 2011 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 64, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 462, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagian besar responden yaitu berusia 20-30 tahun sebanyak 26 orang (86,3%) dan presentase terendah usia >30 tahun sebanyak 4 orang (13,3%). Distribusi sampel berdasarkan usi dapat dilihat pada tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 374, "width": 50, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 4", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 395, "width": 250, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN USIA", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 416, "width": 359, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia Responden N Presentase (%) 20-25 tahun 26-30 tahun >30 tahun 13 13 4 43,3 43,3 13,3 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 100, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 453, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi tingkat pendidikan sebagian besar SMA sebanyak 20 orang (66,7%) dan distribusi yang paling sedikit yaitu Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang (3,3%) memungkinkan tingkat pengetahuan ibu kurang. Distribusi sampel menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel 5", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 620, "width": 356, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 5 DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN PENDIDIKAN 2011 Pendidikan Sampel N Presentase (%) SMP SMA PT 9 20 1 30,0 66,7 3,3 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 453, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat pengetahuan sampel sebagian besar berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 24 orang (80,0%). Tingkat pengetahuan pada penelitian ini tertera dalam tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 156, "width": 322, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 6 DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN PENGETAHUAN Pengetahuan N Presentase (%) Baik Sedang Kurang 2 24 4 6,7 80,0 13,3 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 94, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 340, "width": 453, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan ibu hamil sebagian besar sebagai karyawan swasta 17 orang (56,7%). Pekerjaan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 7", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 391, "width": 344, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 7 DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN PEKERJAAN Pekerjaan N Presentase (%) Karyawan swasta Ibu rumah tangga 17 13 56,7 43,3 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 178, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan Makanan Sumber Fe", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 462, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Presentase pengetahuan ibu hamil tentang makanan sumber Fe sebagian besar yaitu sedang sebanyak 19 orang (30,0%). Hasil dapat dilihat pada tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 602, "width": 50, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 8", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 623, "width": 317, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN PENGETAHUAN", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 644, "width": 326, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MAKANAN SUMBER Fe Pengetahuan N Presentase (%) Kurang Sedang Baik 7 19 14 23,3 30,0 46,7 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 219, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan Makanan Sumber Vitamin C", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 454, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosentasi tingkat pengetahuan sedang dan kurang masih tinggi yaitu 26,7% dan 33,3%. Hasil dapat dilihat pada tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 156, "width": 50, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 9", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 177, "width": 384, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN PENGETAHUAN MAKANAN", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 197, "width": 326, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUMBER VITAMIN C Pengetahuan N Presentase (%) Kurang Sedang Baik 8 10 12 26,7 33,3 40,0 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 320, "width": 126, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Hemoglobin (Hb)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 462, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil anemia sebanyak 25 orang (83,3%), hal ini terjadi karena saat hamil ibu masih kurang mengkonsumsi makanan sumber zat besi. Distribusi sampel berdasarkan kadar Hb dapat dilihat pada tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 422, "width": 56, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 10", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 443, "width": 288, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN KADAR HB", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 464, "width": 326, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Hemoglobin (Hb) N Presentase (%) Anemia Tidak anemia 25 5 83,3 16,7 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 566, "width": 453, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Pengetahuan Makanan sumber Fe dengan Kadar Hb Ibu Hamil Post Hiperemesis Gravidarum Di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 453, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji kenormalan menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal dengan p-value 0,002 (<0,005), sehingga untuk mengetahu kekuatan hubungan antar variabel menggunakan uji Rank Spearman di ketahui nilai r=0,330 dan nilai p=1,000 < α (0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan pengetahuan makanan sumber Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 98, "width": 252, "height": 153, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kategori pengetahuan sumber fe ibu hamil 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 ,5 ka da r h b ibu h am il 12 11 10 9 8 7", "type": "Picture" }, { "left": 111, "top": 268, "width": 409, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Hubungan Pengetahuan Makanan sumber Fe dengan Kadar Hb Ibu Hamil", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 462, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Pengetahuan Makanan sumber Vitamin C dengan Kadar Hb Ibu Hamil Post", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 330, "width": 355, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hiperemesis Gravidarum Di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 462, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji kenormalan menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal dengan p-value 0,002 (<0,005) sehingga mengetahu kekuatan hubungan antar variabel menggunakan analisis uji statstik korelasi Sperman dengan hasil r=0,305 dan nilai p= 1,000 <α (0,05), sehingga dapat dismpulkan tidak ada hubungan pengetahuan makanan sumber vitamin C dengan kadar hemoglobin ibu hamil di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 480, "width": 252, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kategori pengetahuanvitamin c pada ibu hamil 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 ,5 ka da r h b ib u ha m il 12 11 10 9 8 7", "type": "Picture" }, { "left": 74, "top": 690, "width": 447, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Hubungan Pengetahuan Makanan sumber Vitamin C dengan Kadar Hb Ibu Hamil", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 81, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 462, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan sampel tentang makanan sumber Fe sebagian besar sedang sebanyak 19 orang (30,0%). Pengetahuan sampel tentang makanan sumber vitamin C sebagian besar baik sebanyak 12 orang (33,3%). Sebagian besar sampel mempunyai kadar Hb < 11 gr% sebanyak 25 orang (83,3%). Tidak ada hubungan pengetahuan sumber fe dengan kadar Hb pada ibu hamil post hiperemesis gravidarum dengan nilai r=0,330 dan nilai p= 1,000 <α (0,05). Tidak ada hubungan pengetahuan sumber vitamin C dengan kadar Hb pada ibu hamil post hiperemesis gravidarum dengan nilai r=0,305 dan nilai p= 1,000 <α (0,05).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 41, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 462, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk instansi agar memberikan informasi tentang gejala anemia, memberikan penyuluhan dan informasi-informasi yang dapat mencegah anemia. Sebaiknya ibu hamil meningkatkan dan memperhatikan asupan makanan yang cukup seimbang, sehingga dapat menghindari terjadinya anemia, yaitu makanan sumber zat besi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 110, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 305, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almatsier, Sunita.2002.Prinsip Ilmu Gizi.Jakarta: PT Gramedia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 369, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depkes.1996.Makanan Ibu Hamil.Jakarta: Bina Gizi Masyarakat. Depkes RI", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 453, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depkes.RI.2002. Gizi Seimbang Menuju Sehat Bagi Ibu Hamil dan Menyusui.Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 453, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husaini,Mahdin Anwar.1989.Nutrional Anemia an Assesment of Information Complication For Supporing and Formulating National Policy and Program.Jakarta: Depkes RI Mochtar,R.1998.Sinopsis Obstetri.Edisi 2.Jakarta.EGC", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 273, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moehdji, Sjahmin.2002. Ilmu Gizi 1.Jakarta: papas Sinar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 453, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhilal dkk.2002. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan. Makalah Hasil Seminar Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi.Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 453, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muryanti.2006. Hasil Survei Kesehatan ibu, oleh Fluorisa.Diakses pada tanggal 3 maret 2006.http://www.Bkkbn.com", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 445, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoadmodjo,S.2002.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmodjo, S.2003. Metode penelitian kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta Seno, Adjie.2005. Ayah Bunda, Ibu Anemia, Janin Taruhannya. Jakarta Soekirman.2002. Ilmu Gizi dan aplikasinya. Direktorat Jendral Pendidikan Nasional: Jakarta Suhardjo, Clara M kusharto.1992. Prinsip Ilmu Gizi. Bogor : Kanisous Suhardjo.1998. Universitas Indonesia, UI PRESS pangan dan pertanian. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 36, "width": 11, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 210, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2014, VOLUME 3, NOMOR 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 344, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winarno, F.G.2002. Gizi dan Makanan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 453, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirakusumah, Emma S.1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: PT.Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara", "type": "Text" } ]
62da2e46-5431-0574-cb3a-860c68cb0d71
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/neraca/article/download/8510/5912
[ { "left": 149, "top": 36, "width": 348, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntansi Volume 6 Nomor 1, Juni 2022, Hal: 57-63 D OI: 10.31851/neraca.v6i1.8510 https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/neraca", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 371, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab…………………..(Suharyono dan Naya Jesika Ananda)", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 198, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Co Author: Suharyono e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 790, "width": 61, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 88, "width": 319, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 117, "width": 209, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh: Suharyono 1* , Naya Jesika Ananda 2", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 135, "width": 398, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi D3 Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Politeknik Negeri Bengkalis", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 149, "width": 304, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: 1 [email protected] , 2 [email protected] Diterima: 30 Mei 2022 Revisi: 18 Juni 2022 | Diterbitkan: 30 Juni 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 446, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak– Tujuan dilakukannya riset ini ialah untuk mengetahui sejauh mana implementasi PSAK 101 dalam penyajian laporan keuangan syariah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Penelitian ini dilakukan pada BMT Islam Abdurrab di Pekanbaru. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara dan data sekunder yang berupa laporan keuangan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BMT Islam Abdurrab Pekanbaru sudah menerapkan PSAK 101 pada beberapa laporan, yaitu: laporan posisi keuangan BMT, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain BMT, laporan perubahan ekuitas BMT, serta laporan arus kas BMT. Namun penyusunan laporan yang berkaitan keuangan juga ditemukan beberapa catatan, yaitu: nama-nama laporan dan nama-nama akun yang tidak diperbaharui atau belum disesuaikan dengan nama laporan dan akun setelah terbitnya PSAK 101. Selain itu, BMT belum melaporkan transaksi yang berkaitan sumber dan penggunaan dan kebajikan serta komposisi perubahan ekuitas BMT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 331, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Implementasi; 101; laporan; syariah; BMT; Abdurrab.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 441, "width": 408, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of the Preparation of the Financial Statements of BMT Abdurrab", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 443, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract – The purpose of this research is to find out the extent of the implementation of PSAK 101 in the presentation of Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sharia financial statements. This research was conducted at BMT Islam Abdurrab in Pekanbaru. The data used in this study are primary data in the form of interviews and secondary data in the form of financial reports. Data was collected through interviews, documentation and literature study. The data analysis method used is descriptive analysis method. The results showed that BMT Islam Abdurrab Pekanbaru had implemented PSAK 101 in several reports, namely: BMT's statement of financial position, BMT's statement of profit and loss and other comprehensive income, BMT's statement of changes in equity, and BMT's cash flow statement. However, in the preparation of financial-related reports, several notes were also found, namely: names of reports and names of accounts that were not updated or not adjusted to the names of reports and accounts after the issuance of PSAK 101. In addition, BMT has not reported transactions related to sources and uses. and virtue and composition of changes in BMT equity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 343, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Implementation; 101; statements; sharia; BMT; Abdurrab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 205, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baitu Mal wa Tamwil (BMT) dibentuk dengan impian menjadi lembaga", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 710, "width": 205, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dapat memberikan solusi pembiayaan permodalan atas masalah klasik yang umum dihadapi oleh UKM.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 40, "width": 105, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI 10.31851/neraca.v6i1.8510", "type": "Page header" }, { "left": 211, "top": 38, "width": 312, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntasi,Vol. 6 No.1, Juni 2022: 57-63 | 58", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 371, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab…………………..(Suharyono dan Naya Jesika Ananda)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 788, "width": 60, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Rahmi, 2020). Walau nominal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 208, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembiayaan yang telah disalurkan BMT belum signifikan dibanding lembaga perbankan, namun manfaatnya telah dirasakan oleh sebagian UKM di Pekanbaru. (Sofi’i, 2019). BMT juga memiliki izin dalam menghimpun dana yang berasal dari zakat, infak, maupun sedekah. Juga menyalurkannya kembali kepada pihak-pihak yang memenuhi kriteria. Aktivitas ini merupakan aktivitas yang ditemui pada BMT (Mughni, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 205, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umumnya masyarakat Indonesia juga menyebut BMT dengan sebutan koperasi syariah. BMT yang dioperasikan dengan berpegang pada prinsip syariah terus mendapat kepercayaan dari berbagai pihak (Nabilah, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 205, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BMT yang juga memiliki kewenangan dala mengelola dana umat muslim tentu memilii tanggungjawab yang sejalan dengan aktivitasnya tersebut. Bentuk tanggungjawab pengelolaan dana tersebut dituang dalam bentuk penyajian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 205, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laporan pertanggungjawaban keuangan (Sutarti, 2018). Sebagai indikator utama dalam mengedepankan prinsip akuntabilitas, BMT hendaknya menyajikan yang sesuai dengan standar akuntansi syariah (Zulkifli, 2019). Dalam penyajiannya, laporan keuangan BMT mengacu pada PSAK 101 (Lestari, 2021). Dengan mengacu pada PSAK101, maka diharapkan laporan yang disajikan dapat mudah dipahami oleh pengguna (Andiana, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 205, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, setiap transaksi atas dana yang dikelola BMT, hendaklah melalui proses siklus akuntansi. BMT hendaklah menerapkan sistem akuntansi yang baik dalam setiap aktivitas di dalam", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 88, "width": 205, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siklus akuntansinya. Prosedur tentu dibutuhkan oleh BMT, agar setiap aktivitas yang berkaitan dengan transaksi keuangan BMT dapat dikelola dengan baik dan tepat. (Suharyono, 2022). Pengelolaan dana yang sesuai prosedur dan sistem akuntansi yang baik berpengaruh bagi keberlanjutan dan eksistensi BMT (Suharyono, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 231, "width": 205, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mempertangung jawabkan setiap transaksi keuangan dan kejadian di BMT, perlu dilakukan peningkatan kompetensi SDM dan pembagian atau pemisahan tugas di bagian keuangan (Suryadi, 2018). Pembagian tugas dan kompetensi yang dimiliki SDM serta pengawasan yang terbangun, akan menjadikan pertanggungjawaban BMT lebih mudah (Julianti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 389, "width": 205, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun masalah yang umum atas laporan keuangan BMT, ditemukan beberapa elemen-elemen laporan dan penamaan akun yang belum tepat atau belum mengacu pada standar keuangan terkini (Nazhifah, 2020). Untuk itu, perlu peningkatan kualitas terhadap tenaga ahli yang ada agar memiliki kompetensi dalam menyusun laporan keuangan (Aprilia, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 548, "width": 205, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun secara khusus, masalah- masalah penyajian laporan keuangan BMT juga telah diidentifikasi oleh tim peneliti. Pertama, sistem keuangan dan aplikasi akuntansi BMT masih sederhana serta belum diupdate . Sehingga output laporan keuangan yang dihasil oleh aplikasi tersebut sudah tidak sejalan dengan standar yang berlaku kini.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 691, "width": 205, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, SDM keuangan yang dimiliki BMT masih terbatas baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Tentu dibutuhkan peningkatan kompetensi", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 40, "width": 105, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI 10.31851/neraca.v6i1.8510", "type": "Page header" }, { "left": 211, "top": 38, "width": 312, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntasi,Vol. 6 No.1, Juni 2022: 57-63 | 59", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 371, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab…………………..(Suharyono dan Naya Jesika Ananda)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 788, "width": 60, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 205, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SDM yang handal dalam mengakomodir perubahan-perubahan standar keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 205, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian untuk menilai implementasi penyajian keuangan syariah", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 205, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BMT ini dilakukan pada BMT Islam Abdurrab Pekanbaru Riau, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 176, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang berbasis field", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 205, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "research dengan sebagian besar dihabiskan untuk mengumpulkan data lapangan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Kulitatif merupakan sebuah metode yang ditujukan secara mendalam guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaplikasian sebuah standar akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 205, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengmpulan data tepa dilakukan dengan kombinasi teknik yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 57, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wawancara", "type": "Table" }, { "left": 228, "top": 389, "width": 62, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "narasumber,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 205, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendokumentasian kondisi yang", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 205, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditemukan dilapangan, dan studi pustaka. Wawancata dilakukan secara langsung dengan narasumber Manajer Umum BMT Islam Abdurrab. Dokumentasi dilakukan juga guna keberhasilan dalam mengumpulkan data dan dokumen- dokumen yang berkaitan dengan laporan keuangan. Dokumen yang diperoleh adalah dokumen untuk 3 tahun terakhir. Studi pustaka untuk mempelajari standar baku akuntansi dan sumber tertulis lain yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 205, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang terkumpul lalu diolah dan kemudian dianalisis secara deksriptif. Maksud deksriptif ini adalah tahapan dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan sebelumnya yang secara umum dimulai dengan tahap reduksi, penyajian, menarik simpulan dan verification (Ali, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 88, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 104, "width": 205, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi keuangan ialah salah satu laporan yang harus disusun oleh BMT sesuai dengan standar akuntansi. Laporan ini memuat unsur-unsur aset bersih perusahaan. Dalam menyusun laporan posisi keuangan, BMT Islam Abdurrab telah menggunakan Aplikasi Aulia Soft yang berbasis syariah.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 231, "width": 205, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui telaah tim peneliti atas data yang bersumber dari BMT, didapati bahwa posisi keuangan yang dilaporkan BMT belum mengacu pada standar yang berlaku. Tentu peneliti dapat membuktikan dengan tercantumnya kata aktiva, kata pasiva, kata neraca dan kata kewajiban yang seharusnya diperbarui dengan penamaan yang baru. Selain itu laporan BMT belum mengklasifikasi antara jumlah liabilitas lancar dengan dan liabilitas tidak lancar.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 421, "width": 205, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, ditemukan juga perbedaan elemen isi laporan posisi keuangan. Seharusnya elemen keuangan yang disajikan meliputi aset, liabilitas, DST dan ekuitas, sedangkan yang disajikan BMT berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 40, "width": 105, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI 10.31851/neraca.v6i1.8510", "type": "Page header" }, { "left": 211, "top": 38, "width": 312, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntasi,Vol. 6 No.1, Juni 2022: 57-63 | 60", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 371, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab…………………..(Suharyono dan Naya Jesika Ananda)", "type": "Caption" }, { "left": 149, "top": 788, "width": 60, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 339, "width": 89, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Aktiva", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 654, "width": 88, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pasiva", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 205, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan berikutnya yang tidak ditemukan adalah perubahan ekuitas. Laporan ini setidaknya memberikan informasi tentang kenaikan atau", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 88, "width": 205, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penurunan nilai ekuitas BMT. Laporan ini biasanya menghubungkan antara pos yang dilaporakan di dua laporan yaitu posisi keuangan dengan laba rugi (Naimah, 2014). Artinya laporan ini tidak disusun atau tidak dilaporkan oleh pihak BMT.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 199, "width": 205, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan selanjutnya yang diteliti adalah cash flow . Cash flow yang disusun oleh BMT, seperti terlihat pada Gambar 3, belum disajikan sesuai dengan standar yang berlaku. Artinya laporan yang dibuat belum dapat memberikan gambaran cash flow secara menyeluruh dari aktivitas-aktivitas yang dijalankan BMT. Berdasarkan analisis tim peneliti, laporan yang disusun BMT Islam Abdurrab hanyalah mutasi kas.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 668, "width": 145, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Laporan Arus Kas", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 700, "width": 204, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan tentang sumber dan penyaluran dana zakat adalah satu- satunya laporan yang penyajiannya telah", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 40, "width": 105, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI 10.31851/neraca.v6i1.8510", "type": "Page header" }, { "left": 211, "top": 38, "width": 312, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntasi,Vol. 6 No.1, Juni 2022: 57-63 | 61", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 371, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab…………………..(Suharyono dan Naya Jesika Ananda)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 788, "width": 60, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 204, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sesuai dengan standar keuangan yang tercantum dalam PSAK 101.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 276, "width": 144, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Laporan ZISWAF", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 205, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya peneliti menganalisa laporan sumber dan penggunaan kebajikan. Berdasarkan pengecekan hasil pengumpulan data maupun wawancara ternyata BMT belum membuat laporan terkait penggunaan dana kebajikan, dikarenakan BMT menggabungkan infak dan sedekah ke dalam laporan neraca dengan nama akun titipan ZIS.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 205, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain merupakan laporan yang menggambarkan kinerja atau kegiatan entitas syariah pada periode tertentu. Laporan ini telah disusun oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 204, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BMT Islam Abdurrab. Namun", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 204, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan hasil analisis, penamaan laporan belum sesuai dengan PSAK 101.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 430, "width": 107, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Laba Rugi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 462, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 478, "width": 205, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan atas dokumen-dokumen laporan keuangan dan hasil wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa BMT Islam Abdurrab belum dapat menerapkan dan mengimplementasikan PSAK 101 dalam aktivitas penyajian laporan keuangan. Hal ini didasari oleh temuan penyajian laporan keuangan yang belum lengkap. Laporan perubahan ekuitas dan laporan sumber dan penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 653, "width": 205, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebajikan belum disusun oleh BMT Islam Abdurrab, sedangkan laporan arus kas tidak sesuai dengan ketentuan PSAK 101, dan penyajian akun-akun pada setiap elemen laporan keuangan yang disusun", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 40, "width": 105, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI 10.31851/neraca.v6i1.8510", "type": "Page header" }, { "left": 211, "top": 38, "width": 312, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntasi,Vol. 6 No.1, Juni 2022: 57-63 | 62", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 371, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab…………………..(Suharyono dan Naya Jesika Ananda)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 788, "width": 60, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 205, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh BMT Islam Abdurrab belum sesuai dengan ketentuan PSAK 101.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 116, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 207, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali, Mohammad. (2014). Memahami Riset Perilaku dan Sosial . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 205, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andiana, G., Zaman, B., & Ak, M. (2017, August). Analisis Penerapan Akuntansi Dana Zakat dan Dana Kebajikan Berdasarkan PSAK Syariah Pada BMT Rahmat Syariah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 259, "width": 177, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semen Kediri. In Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (Vol. 2, No. 1, pp. 357-367).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 205, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aprilia, A. S., & Pravitasari, D. (2021). Penerapan PSAK No. 101 Tentang Penyajian Laporan Keuangan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 177, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syariah Pada Kopontren Al-Barkah Wonodadi Blitar. OIKONOMIKA: Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah , 2 (2), 43-54.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 205, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, I. A. (2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan . Jakarta: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 205, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julianti, U., & Mardatillah, M. (2019).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 177, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Impementation of PSAK 101 Presentation of Financial Statements of Financial Statements in Sharia at BMT Ummat Mandiri Balikpapan. Jurnal Ekonomi &", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 205, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Indonesia , 19 (2). Lestari, A. (2021). Analisis Penyajian Laporan Keuangan Syariah Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak) No. 101 Pada BMT Nurul Islam Batam.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 177, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MEASUREMENT: Journal of the Accounting Study Program , 15 (1),", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 205, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18-27. Mughni, J. A. (2019). Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Berdasarkan PSAK Nomor 102 Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT Al-Ittihad Cikurubuk Tasikmalaya. Eco-iqtishodi: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Keuangan Syariah ,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 743, "width": 54, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (1), 1-10.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 88, "width": 205, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabilah, N., & Suprayogi, N. (2016). Analisis Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Syariah (Studi Kasus Pada BMT Muda Dan KJKS BMT Amanah Ummah Di Surabaya). Jurnal Ekonomi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 171, "width": 205, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori dan Terapan , 3 (10), 843-855. Naimah, U. F., & Ridwan, M. (2014). Analisis Implementasi Akuntansi Syariah di BMT “X” Kudus. IQTISHADIA , 7 (1), 59-84.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 240, "width": 205, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nazhifah, N., Wisandani, I., & Marlina,", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 253, "width": 177, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L. (2020). Analisis Implementasi PSAK 101 pada Laporan Keuangan di KSPPS BMT Al-Bina Tasikmalaya. Jurnal Ekonomi Syariah , 5 (1), 42-58.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 322, "width": 205, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putriningtyas, P., & Usnan, U. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 336, "width": 177, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntabilitas BMT: Analisis Berdasarkan Implementasi PSAK 101 Pada Penyajian Laporan Keuangan. Al-Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Keislaman , 7 (1),", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 405, "width": 34, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17-36.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 419, "width": 205, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmi, A. N. (2020). Analysis of sharia accounting implementation in BMT (Baitul Maal wat Tamwil) Alif Yogyakarta. Insight Journal (IJ) ,", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 474, "width": 78, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 (13), 126-137.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 488, "width": 205, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofi'i, I. (2019). Analisis Penerapan Psak", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 502, "width": 176, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102 Atas Pembiayaan Modal Investasi Murabahah Pada Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Nurul Falah Sawangan Depok. Keberlanjutan: Jurnal Manajemen dan Jurnal Akuntansi , 4 (1), 1052- 1063.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 598, "width": 205, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharyono, S. (2021). Penerapan The Law Of Repetition Dalam Pembelajaran Pengantar Akuntansi.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 640, "width": 177, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntansi , 5 (1),", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 667, "width": 34, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57-69.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 681, "width": 205, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharyono, S. (2022). Implementation The Law Of Repetition In Accounting. International Journal", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 722, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of Economics, Business and", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 40, "width": 105, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI 10.31851/neraca.v6i1.8510", "type": "Page header" }, { "left": 211, "top": 38, "width": 312, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Ekonomi Akuntasi,Vol. 6 No.1, Juni 2022: 57-63 | 63", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 371, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Penyajian Laporan Keuangan BMT Abdurrab…………………..(Suharyono dan Naya Jesika Ananda)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 788, "width": 60, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accounting Research (IJEBAR) ,", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 205, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 (02). Suryadi, N., & Putri, Y. R. (2018). Analisis Penerapan Pembiayaan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 143, "width": 177, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qardhul Hasan Berdasarkan Psak Syariah Pada BMT Al Ittihad Rumbai Pekanbaru. Jurnal Tabarru': Islamic Banking and Finance , 1 (1), 37-50.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 205, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutarti, S. (2018). Penerapan Akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 177, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sederhana Pada Kredit Yang Diberikan Pada Bmt Muhammadiyah Cilacap. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 75, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi , 8 (2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 205, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulkifli, Z., Bakhri, B. S., & Rahmawati,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 176, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R. (2019). Analisis Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Syariah BMT Al-Ittihad Pekanbaru. Al-Hikmah: Jurnal Agama dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmu Pengetahuan , 16 (1), 1-22.", "type": "Text" } ]
012995f9-5b39-1254-d938-9410a918a4c2
https://jurnal.aka.ac.id/index.php/warta_akab/article/download/25/30
[ { "left": 71, "top": 787, "width": 512, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "WARTA AKAB VOLUME 45, NO. 2, DESEMBER 2021, PP: 1-5 1", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 107, "width": 421, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Homogenitas dan Penetapan Koefisien Difusi Penjerapan", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 125, "width": 453, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fosfat Pada Probe Sedimen Diffusive Gradien in Thin Film (DGT)", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 144, "width": 266, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menggunakan Binding Gel Ferrihidrit", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 170, "width": 202, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ardina Purnama Tirta 1*) , Imas Solihat 2", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 195, "width": 229, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Program Studi Analisis Kimia, Politeknik AKA Bogor", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 207, "width": 346, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Program Studi Nanoteknologi Pangan, Politeknik AKA Bogor Jl. Pangeran Sogiri No.283, Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16154", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 241, "width": 376, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*) Email: [email protected] (Received : 3 November 2021; Accepted: 16 Desember 2021; Published: 20 Desember 2021)", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 278, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 301, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Telah dilakukan penelitian untuk menguji homogenitas dan penetapan koefisien difusi penjerapan fosfat pada probe sedimen Diffusive Gradien In Thin Film (DGT) menggunakan gel ferrihidrit sebagai binding gel. Uji homogenitas dilakukan dengan melakukan penggelaran tiga perangkat DGT probe sedimen pada larutan standar fosfat 5 mg/L selama 24 jam. Setelah waktu yang ditentukan, binding gel dilepas dan dipotong setiap kedalaman 1 cm, kemudian dielusi menggunakan H 2 SO 4 0,25 M yang selanjutnya diukur konsentrasi fosfat yang terserap menggunakan spektrofotometer UV Visible. Penetapan koefisien difusi dilakukan dengan melakukan penggelaran DGT dalam larutan fosfat dengan konsentrasi PO 4 2- = 5 mg/L dengan waktu kontak 4, 8, 12, 18 dan 24 jam. Nilai koefisien difusi dihitung dengan membuat kurva hubungan antara waktu penggelaran dengan nilai massa fosfat yang terserap. Hasil uji homogenitas gel ferrihidrit yang dapat digunakan dari kedalaman 1 – 15 cm diperoleh rerata massa fosfat yang terjerap binding gel 26,88 ± 3,15 µg dengan nilai % RSD sebesar 11,71 %. Nilai koefisien difusi gel ferrihidrit yang disintesis sebesar 1,63 x 10 -6 cm 2 /s.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 239, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: gel ferrihidrit; uji homogenitas; koefisien difusi", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 462, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research has been carried out to test the homogeneity and determination of the diffusion coefficient of phosphate adsorption on Diffusive Gradient in Thin Film (DGT) on sediment probe using ferrihydrite gel as a binding gel. The homogeneity test was carried out by deploying three sedimentary probe DGT devices in a 5 mg/L phosphate standard solution for 24 hours. After the specified time, binding gel was removed and cut in every 1 cm depth, then eluted by H 2 SO 4 0,25 M which by then the measurement of concentration of absorbed phosphate was done by using a Spectrophotometry UV Vis. The determination of coefficient diffusion was carried out by deploying DGT on phosphate solution of = 5 mg/L with contact time of 4, 8, 12, 18 and 24 hours. Coefficient score was calculated by making a curve of the connection between the deployment time and the mass value of the adsorbed phosphate. The results of homogeneity test of ferrihydrite gel that can be used on a depth of 1-15 cm obtained an average mass of adsorbed phosphate on binding gel is 26,88 ± 3,15 µg with % RSD score of 11,71 %. The coefficient diffusion value of the synthesized ferrihydrite gel is 1,63 x 10 -6 cm 2 /s.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 268, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: ferrihydrite gel; homogeneity test; coefficient diffusion", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 83, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 680, "width": 211, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fosfat merupakan salah satu pencemar di perairan yang dapat menyebabkan proses eutrofikasi, sehingga monitoring fosfat di perairan perlu dilakukan. Penetapan fosfat secara akurat sulit dilakukan karena spesi fosfor dapat berubah ketika sampel disimpan, yang disebabkan interaksi dinamis dari spesi fosfat dalam sistem alam. Oleh karena itu, pengukuran fosfat secara in situ menjadi solusi permasalahan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 669, "width": 211, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Diffusive Gradient in Thin Film (DGT) telah dikembangkan untuk pengukuran secara in situ dari spesies fosfor reaktif dalam perairan alami, sedimen dan tanah (Zhang, et al 2014). Pada mulanya DGT dikembangkan untuk logam berat dan nutrien, penelitian selama dua dekade terakhir menunjukkan bahwa teknik DGT berpotensi menjadi teknik pengambilan sampel standar, karena kesederhanaan dan penerapannya yang luas untuk berbagai spesi anorganik (Davison", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 454, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 WARTA AKAB VOLUME 45, NO. 2, DESEMBER 2021, PP: 1-5", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 211, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Zhang 2012). Teknik DGT telah dikembangkan untuk pengukuran secara in situ pada logam vanadium, arsenat, antimonat dan molybdenum di perairan (Zhang et.al, 2017), metil merkuri pada padi (Liu,J.L et.al, 2012), spesi fosfor aktif pada perairan, sedimen dan tanah (Zhang et.al, 2014). DGT juga dapat digunakan untuk monitoring lingkungan yang dilakukan secara insitu di perairan tawar dan laut dengan menghitung konsentrasi rerata analit selama proses monitoring. Selain itu, DGT dapat digunakan untuk mengukur spesi organik dan anorganik labil dari analit yang akan diukur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 214, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prinsip pengukuran fosfat menggunakan teknik DGT ini yaitu spesi fosfat berdifusi melalui lapisan gel poliakrilamid dan kemudian terikat oleh lapisan ferihidrit yang tertanam pada lapisan gel berikutnya. Massa fosfat yang terikat oleh ferihidrit dalam waktu penyebaran tertentu, diukur secara kolorimeter setelah elusi asam. Pada pengukuran fosfat menggunakan DGT, ferrihidrit umumnya digunakan sebagai adsorben", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 211, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik DGT dapat digunakan untuk mengukur fosfat pada sedimen dengan berbagai kedalaman. Penggelaran DGT dalam sedimen membutuhkan perangkat DGT dalam bentuk probe DGT. Probe DGT ini merupakan sebuah perangkat yang dirakit dari plastik dengan jendela yang terbuka berukuran 1,8 cm x 15 cm, dimensi secara keseluruhan ketika dikemas adalah 24 x 4 x 0,5 cm. Probe DGT dikemas dengan memasukkan potongan binding gel diletakkan terlebih dahulu pada probe DGT dengan binding menghadap ke atas, kemudian diikuti dengan meletakkan diffusif gel dan membran filter. DGT ditutup dengan benar (sampai kencang).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 211, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat sintesis gel ferrihidrit, terdapat kesulitan untuk memperoleh gel dengan sebaran ferrihidrit yang merata, hal ini dapat menyebabkan perbedaan penjerapan fosfat pada beberapa kedalaman probe DGT. Selain itu, ketebalan diffusive gel dan ferrihidrit perlu diperhatikan agar proses difusi fosfat ke dalam probe DGT memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dalam sintesis probe DGT perlu dilakukan uji homogenitas dan penetapan koefisien difusi untuk melihat kualitas dari probe DGT yang dihasilkan.Gel ferrihidrit diharapkan memiliki homogenitas yang merata untuk berbagai kedalaman, nilai koefisien difusi menunjukkan kemampuan binding gel dalam menjerap fosfat, semakin tinggi nilai koefisien difusi jumlah fosfat yang terjerap semakin tinggi pula.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 110, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 211, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan yang digunakan meliputi bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yaitu probe sedimen DGTdan binding gel ferrihidrit. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian yaitu : Akrilamida (Merck), N,N’-methylenebisacrylamide (Sigma),", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 211, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ammonium persulphate (Sigma), N,N,N’N’- Tetramethylethylenediamine (TEMED) 99% (Sigma), Aquademineralisasi, KH 2 PO 4 , NaOH, H 2 SO 4 (p), Ammonium molibdat (Merck), Kalium antimoniltartrat (Merck), Asam askorbat (Merck), Fe(NO 3 ) 3 .9H 2 O (Merck)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 142, "width": 211, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen dan peralatan gelas. Instrumen yang digunakan meliputi spektrofotometer UV-Visible dan oven. Peralatan gelas terdiri dari gelas piala, gelas ukur, labu takar, pipet volumetrik, buret, kaca preparat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 223, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 234, "width": 211, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian dibagi dalam 3 tahap, yaitu : tahap preparasi bahan uji, tahap pengujian dan tahap pengolahan data. Tahap preparasi bahan uji meliputi sintesis gel ferrihidrit dan pemasangan probe sedimen DGT. Tahap pengujian meliputi uji homogenitas dan penentuan koefisien difusi. Tahap pengolahan data dilakukan menggunakan Teknik statistika.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 338, "width": 93, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Preparasi Ferrihidrit", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 347, "width": 211, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Larutan 0,1 M Fe 3+ disiapkan dengan melarutkan 10,1 gram Fe(NO 3 ) 3 .9H 2 O dalam labu ukur 250 mL. Larutan Fe 3+ dititrasi dengan NaOH 1 M hingga terbentuk endapan ferrihidrit yang berwarna cokelat kemerahan , pH dipastikan tidak lebih dari 7. Setelah endapan menggumpal, air yang ada di permukaan dipindahkan dengan menggunakan pipet. Endapan dicuci dengan aquademin sebanyak dua hingga tiga kali. Ferrihidrit dalam bentuk slurry disimpan dalam kondisi gelap pada suhu 4°C.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 476, "width": 100, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan Larutan Gel.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 487, "width": 211, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan larutan gel berdasarkan prosedur Zhang et.al (2014) merupakan larutan 15% acrylamide dan 0,3% DGT Crosslinker . Pada percobaan ini digunakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 520, "width": 211, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N,N’- methylenebisacrylamide dengan konsentrasi 0,05% sebagai cross linker. Pembuatan larutan gel dilakukan sebanyak 5 mL untuk langsung digunakan dalam pembuatan diffusive gel atau binding gel . Pembuatan larutan gel sebanyak 5 mL dilakukan dengan mencampurkan 0,125 mL N,N’- methylenebisacrylamide, 1,9 mL acrylamide 40%, dan 2,35 mL aquademineralisasi (dengan urutan sesuai prosedur Hao Zhang ,2014).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 648, "width": 118, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan Gel Ferrihidrit", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 660, "width": 211, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Binding gel dibuat dengan mencampurkan 2 gram slurry ferrihidrit (kelebihan air diambil menggunakan kertas tissue) ke dalam 10 mL larutan gel. Campuran ditambahkan 70 μL ammonium persulfat dan 20 μL TEMED. Pengadukan dilakukan sampai homogen, kemudian dipipet ke dalam cetakan yang telah dibersihkan dengan HNO 3 , dan dipanaskan dalam oven pada suhu 42 – 45 o C selama satu jam hingga terbentuk gel (tidak terdapat cairan). Gel ferrihidrit direndam", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 454, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "WARTA AKAB VOLUME 45, NO. 2, DESEMBER 2021, PP: 1-5 3", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 212, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam aquademin selama 24 jam untuk hidrasi dengan diganti sebanyak 3-4 kali dalam 24 jam. Setelah hidrasi binding gel direndam dalam aquademin hingga akan digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 131, "width": 130, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasangan Komponen DGT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 142, "width": 211, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada preparasi perangkat DGT ini, lembaran gel ( diffusive gel dan binding gel ) terlebih dahulu dipotong dengan ukuran 16 x 3,2 cm (menggunakan DGT cutter), membran filter direndam dalam aquademin terlebih dahulu. Perangkat DGT dicuci dan dibilas dengan aquademineralisasi. Potongan binding gel diletakkan terlebih dahulu pada moulding DGT dengan binding menghadap ke atas, kemudian diikuti dengan meletakkan diffusive gel dan membran filter. DGT ditutup dengan benar (sampai kencang).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 74, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 212, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji homogenitas dilakukan dengan melakukan penggelaran tiga perangkat DGT probe sedimen pada larutan standar fosfat 5 mg/L selama 24 jam. Setelah waktu yang ditentukan, binding gel dilepas dan dipotong setiap kedalaman 1 cm, kemudian dielusi menggunakan H 2 SO 4 0,25 M yang selanjutnya diukur konsentrasi fosfat yang terserap menggunakan spektrofotometer UV Visible. Homogenitas binding gel dilihat dari konsentrasi fosfat yang terserap pada berbagai kedalaman per 1 cm dengan tiga perangkan binding gel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 118, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan Koefisien Difusi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 212, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan koefisien difusi dilakukan dengan melakukan penggelaran DGT dalam larutan fosfat dengan konsentrasi PO 4 2- = 5 mg/L dengan waktu kontak 4, 8, 12, 18 dan 24 jam. Setelah waktu yang diinginkan, binding gel dielusikan dengan 25 mL H 2 SO 4 0,25 M selama 16 jam. Eluen sebanyak 2 mL kemudian diencerkan sampai 10 mL untuk uji spektrofotometer UV-VIS. Nilai koefisien difusi melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 597, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 620, "width": 214, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : D : Koefisien difusi α : Nilai slope ∆g :Ketebalan binding gel dan membrane sellulose nitrat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 7, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 149, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Luas permukaan binding gel C : Konsentrasi awal fosfat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 712, "width": 131, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 724, "width": 211, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Homogenitas Pada penelitian ini akan dipelajari distribusi sebaran fosfat yang terjerap oleh gel ferrihidrit pada berbagai kedalaman, oleh karena itu sebelum digunakan pada sampel sedimen dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 211, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "uji homogenitas binding gel terhadap larutan standar fosfat. Uji homogenitas dilakukan dengan melakukan penggelaran tiga perangkat DGT probe sedimen pada larutan standar fosfat 5 mg/L selama 24 jam seperti dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 292, "width": 211, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Uji Homogenitas Binding Gel Pada Berbagai Kedalaman.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 211, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah waktu yang ditentukan, binding gel dilepas dan dipotong setiap kedalaman 1 cm, kemudian dielusi menggunakan H 2 SO 4 0,25 M yang selanjutnya diukur konsentrasi fosfat yang terserap menggunakan spektrofotometer UV Visible. Hasil uji homogenitas gel ferrihidrit dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 418, "width": 211, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Uji Homogenitas Binding Gel Pada", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 430, "width": 87, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai Kedalaman", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 456, "width": 202, "height": 287, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedalaman ( cm ) Ce PO 4 (mg/L) Massa PO 4 (µg) 1 3,46 ± 0,65 32,80 ± 6,12 2 2,83 ± 1,06 26,86 ± 10,05 3 3,10 ± 1,61 29,34 ± 15,30 4 2,74 ± 0,72 25,96 ± 6,81 5 2,96 ± 0,31 28,03 ± 2,94 6 3,11 ± 0,54 29,45 ± 5,10 7 3,22 ± 0,40 30,53 ± 3,76 8 3,19 ± 0,20 30,21 ± 1,85 9 2,51 ± 0,63 23,76 ± 5,97 10 2,74 ± 0,54 25,93 ± 5,16 11 2,83 ± 0,21 26,83 ± 1,95 12 2,38 ± 0,52 22,52 ± 2,38 13 2,38 ± 0,23 22,56 ± 2,19 14 2,66 ± 0,71 25,25 ± 6,76 15 2,45 ± 0,56 23,19 ± 5,30 16 1,28 ± 0,83 12,12 ± 7,86", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 746, "width": 211, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji homogenitas seperti terlihat pada Gambar 3, jika digunakan gel ferrihidrit dari kedalaman 1 – 16 cm diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 454, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 WARTA AKAB VOLUME 45, NO. 2, DESEMBER 2021, PP: 1-5", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 211, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rerata massa fosfat yang terjerap binding gel 25,96 ± 4,78 µg dengan nilai % RSD sebesar 18,43 %. Sedangkan jika digunakan gel ferrihidrit dari kedalaman 1 – 15 cm diperoleh rerata massa fosfat yang terjerap binding gel 26,88 ± 3,15 µg dengan nilai % RSD sebesar 11,71 %. Homogenitas suatu data dapat dilihat dari nilai % RSD, semakin kecil nilai % RSD menunjukkan data yang diperoleh semakin homogen. Pada kedalaman 16 cm, massa P yang terjerap menurun drastis, hal ini bisa disebabkan pada kedalaman tersebut permukaan binding gel yang kontak dengan air hanya sebagian saja karena tertutup oleh jendela probe. Oleh karena itu, pada pengujian selanjutnya pengukuran fosfat yang terserap yang akan dipelajari dari kedalaman 1 – 15 cm. Hasil pengukuran uji homogenitas dalam bentuk kurva dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 195, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 . Kurva Hasil Pengukuran Uji Homogenitas", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 211, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Gambar 2. Bisa dilihat fosfat yang terjerap oleh binding gel ferrihdirit memiliki nilai massa yang bervariasi. Variasi fosfat yang terjerap oleh binding gel dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu endapan ferrihidrit yang secara fisik sulit untuk dipisahkan dengan pelarutnya. Selain itu, pencetakan binding gel menggunakan kaca preparat memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, karena dengan ketebalan binding gel sebesar 0,123 cm sangat sulit untuk melakukan homogenisasi ferrihidrit dalam cetakan kaca preparat. Proses penuangan bahan pun harus dilakukan secepat mungkin, karena proses pembentukan gel sangat cepat. Hal ini menyebabkan saat proses sintesis binding gel, terjadi penumpukan ferrihidrit di beberapa titik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 115, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan Koefisien Difusi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 211, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prinsip kerja DGT dalam mengikat fosfat yaitu analit fosfat berdifusi melalui lapisan poliakrilamida, kemudian diikat oleh suatu adsorben. Pada penelitian ini adsorben atau binding gel yang digunakan adalah ferrihidrit. Proses difusi terjadi karena ada gradient konsentrasi fosfat di luar sistem terhadap sistem DGT. Nilai koefisien difusi dari DGT perlu ditetapkan untuk menghitung konsentrasi fosfat yang berdifusi ke sistem DGT. Penetapan koefisien difusi dilakukan dengan melakukan penggelaran perangkat DGT probe sedimen ke dalam larutan standar fosfat 5 mg/L", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 211, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan waktu kontak 4 ; 8 ; 12 ; 18 dan 24 jam seperti dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 234, "width": 156, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Penetapan Koefisien Difusi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 257, "width": 211, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah selesai sesuai waktu kontak yang ditentukan, perangkat DGT dilepas dan binding gel dielusi menggunakan H 2 SO 4 0,25 M sebanyak 25 mL selama 16 jam. Konsentrasi fosfat yang terserap oleh binding gel ditetapkan menggunakan spektrofotometer UV Visible. Hasil pengukuran nilai koefisien difusi dapat dilhat pada Tabel 2 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 349, "width": 178, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Pengukuran Koefisien Difusi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 514, "width": 211, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai koefisien difusi dapat dihitung dengan membuat kurva hubungan antara waktu penggelaran dengan nilai massa fosfat yang terserap. Nilai slope dari kurva (α) digunakan untuk menghitung nilai koefisien difusi melalui perhitungan dengan persamaan (1).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 583, "width": 211, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurva hubungan antara waktu penggelaran dengan nilai rerata massa fosfat yang terserap dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 751, "width": 211, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Kurva Hubungan Antara Waktu Penggelaran dengan Nilai Massa Fosfat Terjerap", "type": "Caption" }, { "left": 313, "top": 386, "width": 29, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waktu", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 398, "width": 29, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(detik)", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 372, "width": 208, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Massa PO 4 Terserap (ng ) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata 14400 103770 94926 120868 106521 28800 178649 208718 175701 187689 43200 219331 208129 237609 221690 64800 281239 292442 284777 286153 86400 333124 347864 315436 332141", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 454, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "WARTA AKAB VOLUME 45, NO. 2, DESEMBER 2021, PP: 1-5 5", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 211, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Gambar 4 diperoleh nilai slope ( α ) sebesar 3,009 ng/s , dengan memasukkan nilai ketebalan binding gel dan membran sellulose nitrat ( ∆g ) sebesar 0,123 cm, luas permukaan binding ( A ) gel sebesar 44,8 cm 2 dan konsentrasi awal 5 mg/L diperoleh nilai koefisien difusi sebesar 1,63 x 10 -6 cm 2 /s. Nilai koefisien difusi (D) ini yang nantinya digunakan untuk menghitung konsentrasi fosfat yang diikat oleh gel ferrihidrit.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 211, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai koefisien difusi dipengaruhi oleh ketebalan gel ferrihidrit, luas permukaan , komposisi bahan (Shiva.et.al, 2015), nilai pH, konsentrasi analit (Price. Et.el, 2013) dan temperatur. Semakin tebal binding gel laju difusi berkurang. Komposisi bahan mempengaruhi sifat fisik dari gel yang terbentuk, semakin besar konsentrasi crosslinker, nilai koefisien difusi semakin kecil. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya konsentrasi crosslinker yang ditambahkan, bentuk polimer menjadi semakin rigid yang menyebabkan kecenderungan interaksi semakin kecil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 68, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 211, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji homogenitas pada gel ferrihidrit dari kedalaman 1 – 16 cm diperoleh rerata massa fosfat yang terjerap binding gel 25,96 ± 4,78 µg dengan nilai % RSD sebesar 18,43 %. Hasil uji homogenitas gel ferrihidrit dari kedalaman 1 – 15 cm diperoleh rerata massa fosfat yang terjerap binding gel 26,88 ± 3,15 µg dengan nilai % RSD sebesar 11,71 %. Nilai koefisien difusi gel ferrihidrit sebesar 1,63 x 10 -6 cm 2 /s.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 94, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 211, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Davison, W., & Zhang, H., (2012), Progress in understanding the use of diffusive gradients in thin films (DGT)—back to basics, J. Environ. Chem, 9, 1–13. DGT Research", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 533, "width": 102, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ltd., (2015), DGT—", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 545, "width": 14, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "for", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 211, "height": 227, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "measurements in waters, soils, and sediments,http://www.dgtresearch.com/dgt research/dgtresearch.pdf (last access date: 03/04/2020). Liu, J. L., Feng, X. B., Qiu, G. L., Anderson, C. W., & Yao, H. (2012). Prediction of methyl mercury uptake by rice plants (Oryza sativa L.) using the diffusive gradient in thin films technique. Environ Sci Technol, 46(20),11013–11020. Price, H. L., Teasdale, P. R., & Jolley, D. F. (2013). An evaluation of ferrihydrite- and Metsorb™-DGT techniques for measuring oxyanion species (As, Se, V, P): Effective capacity, competition and diffusion coefficients. Analytica Chimica Acta, 803, 56–65. doi:10.1016/j.aca.2013.07.001 Shiva, A. H., Teasdale, P. R., Bennett, W. W., & Welsh, D. T. (2015). A systematic", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 211, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "determination of diffusion coefficients of trace elements in open and restricted diffusive layers used by the diffusive gradients in a thin film technique. Analytica Chimica Acta, 888, 146– 154. doi:10.1016/j.aca.2015.07.027 Zhang, C., Ding, S., Xu, D., Tang, Y., Wong, M.W., (2014), Bioavailability assesment of phosphorus and metals in soils and sediments: a review of diffusive gradients in thin films (DGT), Environ Monit", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 200, "width": 175, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assess, 186:7367, https://doi.org/10.1007/s10661-014-3933-", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 223, "width": 211, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zhang, S., Williams, P.N., Zhou, C.Y., Ma, L.Q., & Luo, J., (2017), Extending the functionality of the slurry ferrihydrite- DGT method: Performance evaluation for the measurement of vanadate, arsenate, antimonate, and molybdate in water, Chemosphere, 184", "type": "Text" } ]
2b2d96b2-076e-e1bd-95f3-fec1618fca32
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/87423/7341
[ { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D335", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 191, "width": 252, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak —Tindakan persalinan caesar memiliki risiko yang tinggi pada ibu dan bayi seperti komplikasi hingga kematian. RSUD Ploso memiliki angka persalinan caesar sebesar 30,12% pada tahun 2019 dan meningkat menjadi 38,59% pada tahun 2020. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel apa yang diduga berpengaruh terhadap bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso dengan menggunakan metode analisis regresi logistik biner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ibu yang melahirkan bayi melalui persalinan caesar sebesar 39,74% dari 229 kelahiran yang terjadi di RSUD Ploso tahun 2020. Mayoritas kategori ibu yang melahirkan persalinan caesar adalah 20,09% usia ibu berisiko, 23,14% usia kehamilan tidak berisiko, 32,31% ibu yang memiliki riwayat persalinan caesar, 24,89% ibu mengalami hipertensi, 29,26% ibu dengan bayi berjenis kelamin laki-laki, 17,47% ibu dengan berat bayi lahir rendah, 20,52% ibu dengan posisi kepala bayi normal, 30,13% ibu dengan kondisi ketuban normal, 34,93% ibu dengan kondisi plasenta tidak menutupi jalan lahir, dan 24,89% ibu yang tidak mengalami persalinan lama. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap persalinan caesar di RS Ploso adalah ibu yang memiliki riwayat persalinan caesar, ibu mengalami hipertensi, jumlah persalinan kategori berisiko, kondisi ketuban tidak normal, dan posisi kepala bayi tidak normal.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 451, "width": 246, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci — Persalinan Caesar, Regresi Logistik Biner, RSUD Ploso.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 489, "width": 88, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 505, "width": 252, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ERSALINAN adalah proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Proses persalinan dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan persalinan normal dan persalinan caesar . Secara umum persalinan dengan cara normal merupakan proses keluarnya janin melalui jalan lahir yang membutuhkan tenaga dari ibu untuk mendorong janin keluar dari rahim. Sedangkan, persalinan secara caesar merupakan proses keluarnya janin melalui jalan lain (bukan jalan lahir) yang membutuhkan bantuan peralatan medis. Persalinan caesar biasanya dilakukan dengan cara persalinan pembedahan di daerah perut bagian bawah [1].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 638, "width": 251, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persalinan caesar merupakan proses persalinan yang cenderung dilakukan karena faktor dari kondisi ibu dan bayi yang tidak memungkinkan melakukan persalinan normal. Tetapi saat ini, persalinan caesar cenderung menjadi pilihan alternatif bagi sekelompok orang karena dianggap lebih mudah dan nyaman. Padahal persalinan caesar dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan komplikasi infeksi pada bayi jauh lebih besar dibandingkan dengan persalinan normal [2].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 746, "width": 251, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase persalinan secara caesar meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Di Indonesia gambaran persentase ibu yang melahirkan dengan persalinan caesar sudah", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 413, "width": 251, "height": 243, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melampaui standar maksimal WHO yaitu 5-15% untuk setiap negara. Data riskesdas 2019 menunjukkan kelahiran dengan persalinan caesar di Provinsi Jawa Timur tahun 2018 berjumlah 22,36% dari seluruh persalinan [3]. Kabupaten Jombang adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang juga mengalami peningkatan jumlah persalinan caesar. Menurut data tahun 2014 terdapat sebanyak 3870 persalinan caesar [3] dan pada tahun 2016 meningkat sebanyak 4860 persalinan caesar [4]. RSUD Ploso adalah rumah sakit daerah di Kabupaten Jombang dengan dengan angka kelahiran bayi melalui persalinan caesar pada 2020 sebesar 38,59% dari total seluruh kelahiran yang meningkat dari tahun 2019 sebesar 30,12%, angka ini juga melebihi batas angka persalinan caesar yang ditetapkan oleh WHO. Penelitian ini dilakukan di RSUD Ploso karena jumlah persalinan caesar mengalami peningkatan, sehingga perlu diteliti variabel apa sajakah yang diduga berpengaruh terhadap bayi lahir melalui persalinan caesar . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 655, "width": 254, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik biner, yang bertujuan untuk mengetahui pola hubungan bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso dengan variabel-variabel yang diduga mem-pengaruhinya. Adapun variabel prediktor yang digunakan adalah usia ibu, usia kehamilan, riwayat persalinan caesar, jenis kelamin bayi, berat badan bayi, hipertensi, jumlah persalinan, kondisi ketuban, plasenta menutupi jalan lahir, posisi kepala bayi, panggul sempit, dan persalinan lama yang diduga mempengaruhi bayi lahir melalui persalinan caesar.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 50, "width": 490, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Variabel yang Mempengaruhi Persalinan Caesar di RSUD Ploso dengan Pendekatan Model Regresi Logistik Biner", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 138, "width": 330, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mellary Ihza Qudrotunanda dan Mutiah Salamah Chamid Departemen Statistika Bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 498, "width": 23, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P", "type": "Text" }, { "left": 414, "top": 195, "width": 28, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 204, "width": 213, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Struktur Tabulasi Silang r x c Variabel X Variabel Y Total Baris 1 2 … j … c 1 n 11 n 12 … n 1j … n 1c n 1. 2 n 21 n 22 ... n 2j … n 1c n 2. ⁝", "type": "Formula" }, { "left": 339, "top": 275, "width": 180, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "⁝ ⁝ … ⁝ ⁝ ⁝ ⁝ i n i1 n i2 … n ij … n ic n i. ⁝ ⁝ ⁝ … ⁝ ⁝ ⁝ ⁝", "type": "Formula" }, { "left": 312, "top": 317, "width": 207, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "r n r1 n r2 … n rj … n rc n r. Total Kolom n .1 n .2 … n .j … n .c n .. Keterangan: n ij : frekuensi pengamatan baris ke-i kolom ke-j. n i. : ∑ 𝑛𝑛 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑟𝑟 𝑖𝑖=1 adalah total frekuensi pada baris ke-i.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 373, "width": 176, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n .j : ∑ 𝑛𝑛 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑐𝑐 𝑖𝑖=1 adalah total frekuensi pada baris ke-j. n .. : ∑ ∑ 𝑛𝑛 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑐𝑐 𝑖𝑖=1 𝑟𝑟 𝑖𝑖=1 adalah jumlah seluruh pengamatan. I : 1,2,....,r. dan j : 1,2,....,c.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D336", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 262, "width": 100, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. STUDI LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 278, "width": 66, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabulasi Silang", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 292, "width": 245, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabulasi silang adalah sebuah tabel yang berisi data frekuensi atau jumlah atau beberapa klasifikasi [5]. Struktur tabulasi silang terdapat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 71, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Independensi", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 347, "width": 246, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji independensi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu variabel respon dan variabel prediktor. Syarat untuk variabel yang dapat digunakan dalam uji independensi adalah sebagai berikut [5].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 399, "width": 54, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Homogen", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 413, "width": 253, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Homogen adalah dalam setiap sel tersebut harus merupakan obyek yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 440, "width": 248, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Mutually Exclusive dan Mutually Exhaustive Mutually exclusive adalah antara level satu dengan level yang lain harus saling lepas, sedangkan mutually exhaustive merupakan dekomposisi secara lengkap sampai pada unit terkecil.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 506, "width": 151, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Skala Nominal dan Skala Ordinal", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 521, "width": 252, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skala nominal dan ordinal adalah skala yang bersifat kategorikal atau klasifikasi, skala tersebut dapat berfungsi untuk membedakan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 569, "width": 174, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 : Tidak ada hubungan antara keduanya.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 581, "width": 151, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 : Ada hubungan antara keduanya.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 592, "width": 163, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜒𝜒 2 = � � ( 𝑂𝑂 𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝐸𝐸 𝑖𝑖𝑖𝑖 ) 2 𝐸𝐸 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑐𝑐 𝑖𝑖=1 𝑟𝑟 𝑖𝑖=1 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 627, "width": 226, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keterangan: O ij : Jumlah pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j E ij : Nilai harapan pada baris ke-i dan kolom ke-j", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 659, "width": 142, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐸𝐸 𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑛𝑛 𝑖𝑖 . 𝑥𝑥 𝑛𝑛 . 𝑖𝑖 𝑛𝑛 .. (2)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 690, "width": 246, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan keputusan jika ditetapkan tingkat signifikan α, maka tolak H 0 , jika 𝜒𝜒 2 > 𝜒𝜒 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 125, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Regresi Logistik Biner", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 737, "width": 248, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regresi logistik biner merupakan suatu metode analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel respon (y) yang bersifat biner atau dikotomus dengan variabel prediktor (x) yang bersifat kontinyu atau kategorik [6].", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 194, "width": 209, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑔𝑔 ( 𝑥𝑥 ) = ln � 𝜋𝜋 ( 𝑥𝑥 ) 1−𝜋𝜋 ( 𝑥𝑥 ) � = 𝛽𝛽 0 + 𝛽𝛽 1 𝑥𝑥 1 + … + 𝛽𝛽 𝑝𝑝 𝑥𝑥 𝑝𝑝 (3)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 212, "width": 251, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model tersebut merupakan fungsi linier dari parameter- parameternya. Dalam model regresi linier, diasumsikan bahwa amatan dari variabel respon diekspresikan sebagai 𝑦𝑦 = 𝐸𝐸 ( 𝑌𝑌 | 𝑥𝑥 ) + 𝜀𝜀 dimana 𝐸𝐸 (Y|x) = 𝛽𝛽 0 + 𝛽𝛽 1 𝑥𝑥 1 + … + 𝛽𝛽 𝑝𝑝 𝑥𝑥 𝑝𝑝 (4)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 277, "width": 92, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Estimasi Parameter", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 291, "width": 248, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Estimasi parameter dilakukan dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) . Metode tersebut mengestimasi parameter β dengan cara memaksimumkan fungsi likelihood . Fungsi probabilitas untuk setiap pasangan dinyatakan dengan Persamaan 5 [6]. f ( x i ) = π( x i ) y i (1-( x i )) 1-yi ; y i = 0,1 (5)", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 375, "width": 173, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "π ( 𝑥𝑥𝑖𝑖 ) = 𝑒𝑒 �∑ 𝛽𝛽 𝑗𝑗 𝑥𝑥 𝑗𝑗 𝑝𝑝 𝑗𝑗=0 � 1 + 𝑒𝑒 �∑ 𝛽𝛽 𝑗𝑗 𝑥𝑥 𝑗𝑗 𝑝𝑝 𝑗𝑗=0 � (6)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 412, "width": 216, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pengujian Signifikansi Parameter Secara Serentak", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 426, "width": 250, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa keberartian koefisien β secara serentak terhadap variabel respon [6]. Hipotesis yang digunakan diberikan sebagai berikut. H 0 : β 1 = β 2 = … = β p = 0 H 1 : Paling tidak ada terdapat satu β l ≠ 0 ; l = 1,2,…, p . Statistik uji:", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 499, "width": 194, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐺𝐺 = − 2 ln �𝑛𝑛 1 𝑛𝑛 � 𝑛𝑛 𝑖𝑖 �𝑛𝑛 2 𝑛𝑛 � 𝑛𝑛 0 ∑ 𝜋𝜋� 𝑖𝑖 𝑦𝑦 𝑖𝑖 𝑟𝑟 𝑖𝑖=1 (1 − 𝜋𝜋� 𝑖𝑖 ) ( 1−𝑦𝑦 𝑖𝑖 ) (7)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 533, "width": 246, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana: 𝑛𝑛 1 = ∑ 𝑦𝑦 𝑖𝑖 𝑛𝑛 𝑖𝑖=1 ; 𝑛𝑛 0 = ∑ 𝑦𝑦 𝑖𝑖 𝑛𝑛 𝑖𝑖=1 ; 𝑛𝑛 = 𝑛𝑛 1 + 𝑛𝑛 0 . Statistik uji G adalah merupakan Likelihood Ratio Test . Jika ditetapkan tingkat signifikan α, maka tolak H 0 apabila nilai G > 𝑥𝑥 2 ( 𝑣𝑣 , 𝑎𝑎 ) .", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 596, "width": 211, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Pengujian Signifikansi Parameter Secara Parsial", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 610, "width": 247, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji parsial dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh dari masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respon Pengujian parsial menggunakan uji wald [6]. Hipotesis pengujian parsial adalah sebagai berikut. H 0 : β l = 0 H 1 : β l ≠ 0 l = 1,2,…, p Statistik uji:", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 694, "width": 150, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑊𝑊 = 𝐵𝐵 𝑙𝑙 � 𝑆𝑆𝐸𝐸 ( 𝐵𝐵 𝑙𝑙 � ) (8)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 722, "width": 247, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistik uji W mengikuti distribusi normal. Jika ditetapkan tingkat signifikan α, maka tolak H 0 jika W > Z α /2 .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 749, "width": 252, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Interpretasi Koefisien Parameter Intepretasi terhadap koefisien parameter dilakukan untuk menentukan kecenderungan fungsional antara variabel", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 53, "width": 159, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Penghitungan koefisien parameter Variabel prediktor", "type": "Picture" }, { "left": 86, "top": 74, "width": 162, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X) Varibel respon (y) y=1 y=0 x=1 π (1) = 𝑒𝑒 𝛽𝛽0+𝛽𝛽1 1+𝑒𝑒 𝛽𝛽0+𝛽𝛽1 1 − π (1) = 1 1+𝑒𝑒 𝛽𝛽0+𝛽𝛽1 x=0 π (0) = 𝑒𝑒 𝛽𝛽0 1+𝑒𝑒 𝛽𝛽0 1 − π (0) = 1 1 + 𝑒𝑒 𝛽𝛽 0", "type": "Picture" }, { "left": 66, "top": 171, "width": 205, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Struktur Data Bayi Y X 1 X 2 … X 11 X 12 Bayi ke-1 Y 1 X 1,1 X 2,1 … X 11,1 X 12,1 Bayi ke-2 Y 2 X1,2 X 2,2 … X 11,2 X 12,2", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 90, "width": 413, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "⁝ ⁝ ⁝ ⁝ ⁝ ⁝ ⁝ Bayi ke-229 Y 229 X 1,229 X 2,229 … X 11,229 X 12,229 Gambar 1. Grafik Proses Bayi Lahir. Persalinan normal 60,26% Persalinan caesar 39,74%", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D337", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 385, "width": 249, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prediktor dengan variabel respon. Penghitungan koefisien parameter ditunjukkan oleh Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 409, "width": 249, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Odds ratio yang dilambangkan dengan OR dan dapat dituliskan dalam Persamaan 9.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 433, "width": 170, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑂𝑂𝑂𝑂 = 𝜋𝜋 (1)/[1 − 𝜋𝜋 (1)] 𝜋𝜋 (0)/[1 − 𝜋𝜋 (0)] (9)", "type": "Formula" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 46, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persalinan", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 479, "width": 252, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persalinan pada umumnya merupakan proses yang fisiologis yang terjadi pada akhir kehamilan. Persalinan dibagi menjadi dua yaitu persalinan normal dan persalinan caesar [7].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 530, "width": 89, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Persalinan Normal", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 545, "width": 255, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melahirkan normal merupakan proses melahirkan yang disarankan oleh dunia medis. Melahirkan normal, salah satunya menandakan bahwa kehamilan yang telah dikandung, atau janin serta ibunya mengalami kesehatan yang baik [8].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 608, "width": 250, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Persalinan Caesar Persalinan caesar dilakukan ketika proses persalinan secara normal tidak bisa dilanjutkan dan kondisi ibu serta janin yang tidak memungkinkan untuk dilakukan proses normal.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 672, "width": 252, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Usia Ibu Reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Dikarenakan risiko kematian yang tinggi pada usia berisiko (<20 tahun atau >35 tahun) [9].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 737, "width": 77, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Usia kehamilan", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 752, "width": 249, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia kehamilan berpengaruh dengan kondisi dan usia bayi dalam kandungan yang berkategori usia tidak berisiko 37-42 minggu dan usia yang berisiko <37 minggu serta > 42", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 385, "width": 249, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "minggu. Pada usia berisiko yaitu <37 minggu serta >42 minggu memiliki risiko yang tinggi pada bayi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 412, "width": 248, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Riwayat Persalinan Caesar Ibu yang pengalaman melahirkan persalinan caesar akan cenderung akan melahirkan persalinan caesar kembali karena irisan perut dan rahim secara vertikal membuat ibu hamil rentan mengalami perobekan pada rahim [10].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 478, "width": 248, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Jenis Kelamin Bayi Bayi perempuan cenderung dilahirkan dengan persalinan normal dikarenakan dalam tubuhnya terdapat sistem enzim yang matang. Ibu hamil bayi laki-laki lebih rentan terkena hipertensi saat persalinan memicu pendarahan [11].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 543, "width": 250, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Berat Badan Bayi Lahir Berat bayi lahir rendah mempunyai kecenderungan peningkatan terjadi infeksi, kesukaran mengatur nafas sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Bayi lahir normal adalah bayi berat lahir >2500 – 4000 gram. Jika ukuran bayi > 4000 gram dokter akan menyarankan untuk caesar karena akan berakibat mengganggu pernafasan dan proses mengejan [8].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 645, "width": 250, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Hipertensi Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Hipertensi dijumpai pada wanita hamil yang hingga kini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian baik pada ibu dan bayi [12].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 711, "width": 86, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Jumlah Persalinan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 726, "width": 248, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah kelahiran terdiri dari normal (1-4) kelahiran dan persalinan lebih >4. Pada persalinan > 4 dokter cenderung menyarankan untuk dilakukan operasi caesar karena kelahiran lebih >4 dapat menyebabkan risiko.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 777, "width": 81, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Kondisi Ketuban", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 54, "width": 441, "height": 322, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Variabel Penelitian Variabel Keterangan Kategori Skala Data Y Proses Bayi Lahir 0: Persalinan normal Nominal 1: Persalinan caesar X 1 Usia Ibu 0: Tidak berisiko (20-35 tahun) Nominal 1: Berisiko (<20 tahun atau >35 tahun) X 2 Usia Kehamilan 0: Tidak berisiko (37-42 minggu) Nominal 1: Berisiko (<37 minggu atau >42 minggu) X 3 Riwayat Persalinan Caesar 0: Tidak ada riwayat persalinan caesar Nominal 1: Ada riwayat persalinan caesar X 4 Jenis Kelamin Bayi 0: Perempuan Nominal 1: Laki-laki X 5 Berat Bayi Lahir 0: Rendah (< 2500 gram) Ordinal 1: Normal (2500-4000 gram) 2: Besar (> 4000 gram) X 6 Hipertensi 0: Tidak Nominal 1: Iya X 7 Jumlah Persalinan 0: Tidak berisiko (persalinan ke 1-4) Nominal 1: Berisiko (persalinan ke >4) X 8 Kondisi ketuban 0: Normal (bening, keruh putih) Nominal 1: Tidak normal (hijau, keruh) X 9 Plasenta Menutupi Jalan Lahir 0: Tidak Nominal 1: Iya X 10 Posisi Kepala Bayi 0: Normal (posisi kepala di bawah) Nominal 1: Tidak normal (menghadap perut ibu, melintang, dan sungsang) X 11 Panggul Ibu 0: Normal Nominal 1: Sempit X 12 Persalinan Lama 0: Tidak Nominal 1: Iya", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D338", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 340, "width": 252, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air ketuban memiliki tiga warna yakni jernih, keruh dan hijau. Ketuban berwarna bening dan keruh putih artinya normal, hijau dan keruh artinya kemungkinan besar membahayakan si bayi karena masuk ke dalam paru-paru. Pada kasus ini umunya segera dilakukan persalinan caesar untuk menyelamatkan nyawa bayi [13].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 415, "width": 251, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Plasenta Menutupi Jalan Lahir Plasenta menutupi jalan lahir adalah plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari jalan lahir. Pada kasus ini perlu dilakukan tindakan persalinan caesar dikarenakan dapat terjadi pendarahan hebat [14].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 493, "width": 251, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "j. Posisi Kepala Bayi Posisi kepala bayi umumnya adalah posisi kepala di bawah. Posisi kepala bayi yang tidak normal adalah posterior , melintang, dan sungsang. Posterior yaitu posisi bayi menghadap ke perut ibu. Posisi melintang adalah janin membentuk posisi yang melintang dengan kepala dan kaki terdapat pada sisi kanan dan kiri perut ibu. Terakhir, bayi juga bisa berada dalam posisi sungsang, yaitu kepala bayi terdapat di atas dan kaki di bawah.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 607, "width": 253, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "k. Panggul Ibu Panggul wanita normal apabila ukuran distansia spianrum minimal ± 23-26cm, distansia kritarum minimal ± 28-30cm, konjugata eksterna minimal ± 18-20cm, dan lingkar panggul luar minimal ± 80-90 cm. Panggul sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Pada kondisi panggul sempit ibu hamil harus melahirkan dengan persalinan caesar dikarenakan kepala atau tubuh bayi terlalu besar untuk masuk panggul ibu [15].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 722, "width": 250, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "l. Persalinan Lama Persalinan lama yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. Apabila bayi tidak kunjung", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 340, "width": 246, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lahir akan segera dilakukan tindakan persalinan caesar untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 382, "width": 150, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 398, "width": 113, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 412, "width": 252, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari departemen ruang bersalin RSUD Ploso periode bulan Januari sampai Desember tahun 2020. Populasi pada penelitian ini adalah kejadian bayi lahir RSUD Ploso tahun 2020 (N) sebanyak 1104 kejadian. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Sampling Acak Sederhana . Menurut penelitian Fajrin pada 2016, kejadian bayi lahir melalui persalinan caesar di seluruh Indonesia sebesar 25% oleh karena itu pada penelitian ini digunakan proporsi ( p ) sebesar 25% dan batas kesalahan (B) sebesar 5%, dengan taraf signifikan (α) sebesar 5% pada pengambilan sampel penelitian dengan perhitungan berikut.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 557, "width": 189, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐷𝐷 = � 𝐵𝐵 𝑍𝑍� 2 = � 0,05 1,96 � 2 = 6,51 x 10 −4 dimana: p = 0,25 maka q = (1- p ) = 0,75. sehingga", "type": "Formula" }, { "left": 340, "top": 616, "width": 126, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑛𝑛 = 𝑁𝑁𝑁𝑁 (1 − 𝑁𝑁 ) ( 𝑁𝑁 − 1) 𝐷𝐷 + 𝑁𝑁 (1 − 𝑁𝑁 ) 𝑛𝑛 = 1104 𝑥𝑥 0,75 𝑥𝑥 0,25", "type": "Formula" }, { "left": 340, "top": 651, "width": 164, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1104 − 1) 𝑥𝑥 6,51 𝑥𝑥 10 −4 + 0,75 𝑥𝑥 0,25 𝑛𝑛 = 228,58 ≈ 229", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 677, "width": 81, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 692, "width": 247, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel penelitian yang digunakan dapat disajikan pada Tabel 4 dan struktur data pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 732, "width": 76, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 744, "width": 250, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode tabulasi silang digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik data kejadian bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso. Melalui Tabel 7 akan diketahui", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 54, "width": 449, "height": 281, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Karakteristik Data Ibu Variabel Proses Bayi Lahir Total Persalinan normal Persalinan caesar Usia Ibu Tidak berisiko (20-35 tahun) 106 45 151 46,29% 19,65% 65,94% Berisiko (<20 tahun atau >35 tahun) 32 46 78 13,97% 20,09% 34,06% Usia Kehamilan Tidak berisiko (37-42 minggu) 111 53 164 48,47% 23,14% 71,62% Berisiko (<37 minggu atau >42 minggu) 27 38 65 11,79% 16,59% 28,38% Riwayat Persalinan Caesar Tidak ada riwayat persalinan caesar 129 17 146 56,33% 7,42% 63,76% Ada riwayat persalinan caesar 8 74 82 3,49% 32,31% 35,81% Hipertensi Tidak 107 34 141 46,72% 14,85% 61,57% Iya 31 57 88 13,54% 24,89% 38,43% Jumlah Persalinan Tidak berisiko (persalinan ke 1-4) 128 68 196 55,90% 29,69% 85,59% Berisiko (persalinan ke >4) 10 23 33 4,37% 10,04% 14,41% Panggul Ibu Normal 117 58 175 51,09% 25,33% 76,42% Sempit 21 33 54 9,17% 14,41% 23,58% Total 138 91 229 60,26% 39,74% 100,00%", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D339", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 427, "width": 244, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karakteristik kejadian bayi lahir melalui persalinan caesar berdasarkan setiap variabel prediktor.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 451, "width": 249, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode regresi logistik biner digunakan untuk menganalisis variabel apa saja yang diduga mempengaruhi kejadian bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso, menggunakan metode Melalui analisis ini, akan diketahui estimasi parameter, variabel yang mempengaruhi kejadian bayi lahir melalui persalinan caesar , dan odds ratio dari variabel yang berpengaruh.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 72, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 556, "width": 249, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah analisis tentang variabel yang mempengaruhi bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 592, "width": 248, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Melakukan analisis menggunakan tabulasi silang untuk melihat karakteristik data antara variabel respon yaitu proses bayi lahir dengan variabel prediktornya.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 628, "width": 246, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mengetahui apakah aada hubungan pada variabel yang mempengaruhi bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso menggunakan uji independensi.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 664, "width": 249, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menganalisis variabel yang mempengaruhi bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso, yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 689, "width": 212, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Melakukan estimasi model regresi logistik biner.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 700, "width": 230, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melakukan pengujian signifikansi parameter regresi logistik biner secara serentak", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 723, "width": 163, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Melakukan pengujian secara parsial.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 735, "width": 229, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Melakukan interpretasi koefisien regresi logistik yang diperoleh", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 758, "width": 146, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Membuat kesimpulan dan saran.", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 445, "width": 146, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 460, "width": 239, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Data Kejadian Bayi Lahir Melalui Persalinan Caesar", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 486, "width": 256, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 menunjukkan proses bayi lahir di RSUD Ploso pada tahun 2020 dari 229 ibu, terdapat 39,74% yang lahir melalui persalinan caesar, sedangkan 60,26% yang lahir melalui persalinan normal. Variabel yang diduga berpengaruh terhadap proses bayi lahir caesar di RSUD Ploso Tahun 2020 berdasarkan karakteristik ibu yaitu usia ibu, usia kehamilan, riwayat persalinan caesar , hipertensi, dan panggul ibu dijelaskan dalam Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 583, "width": 253, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 menjelaskan jika ditinjau dari usia ibu, 20,09% usia ibu berisiko (<20 tahun atau >35 tahun) melahirkan melalui proses persalinan caesar . Sedangkan ditinjau dari usia kehamilan, 23,14% usia kehamilan tidak berisiko (37-42 minggu) melahirkan melalui proses persalinan caesar . Ditinjau dari riwayat persalinan caesar , 32,31% ibu dengan riwayat persalinan caesar melahirkan melalui proses persalinan caesar . Sedangkan, ditinjau dari hipertensi ibu, 24,89% ibu dengan hipertensi melahirkan melalui proses persalinan caesar . Ditinjau dari jumlah persalinan, 29,69% ibu yang jumlah persalinannya tidak berisiko (persalinan ke 1-3) melahirkan melalui proses persalinan caesar . Sedangkan ditinjau dari ukuran panggul ibu, 25,33% ibu dengan panggul normal melahirkan melalui proses persalinan caesar . Variabel yang diduga berpengaruh terhadap proses bayi lahir caesar di RSUD Ploso Tahun 2020 berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 54, "width": 468, "height": 369, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Karakteristik Data Bayi Variabel Proses Bayi Lahir Total Persalinan normal Persalinan caesar Jenis Kelamin Bayi Perempuan 87 24 111 37,99% 10,48% 48,47% Laki-laki 51 67 118 22,27% 29,26% 51,53% Berat Bayi Lahir Rendah (< 2500 gram) 35 40 75 15,28% 17,47% 32,75% Normal (2500-4000 gram) 86 13 99 37.55% 5,68% 43,23% Besar (> 4000 gram) 17 38 55 7.42% 16.59% 24,02% Posisi Kepala Bayi Normal (posisi kepala di bawah) 116 47 163 50,66% 20,52% 71,18% Tidak normal (menghadap perut ibu, melintang, dan sungsang) 22 44 66 9,61% 19,21% 28,82% Total 138 91 229 60,26% 39,74% 100,00% Tabel 7. Karakteristik Data Proses Persalinan Caesar Variabel Proses Bayi Lahir Total Persalinan normal Persalinan caesar Kondisi ketuban Normal (bening, keruh putih) 135 69 204 58,95% 30,13% 89,08% Tidak normal (hijau, keruh) 3 22 25 1,31% 9,61% 10,92% Plasenta Menutupi Jalan Lahir Tidak 138 80 218 60,26% 34,93% 95,20% Iya 0 11 11 0,00% 4,80% 4,80% Persalinan Lama Tidak 119 57 176 51,97% 24,89% 76,86% Iya 19 34 53 8,30% 14,85% 23,14% Total 138 91 229 60,26% 39,74% 100,00%", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D340", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 250, "width": 247, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karakteristik bayi yaitu jenis kelamin bayi, berat bayi lahir, dan posisi kepala bayi dijelaskan pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 275, "width": 250, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6 menjelaskan jika ditinjau dari jenis kelamin bayi, 29,26% ibu dengan bayi berjenis kelamin laki-laki melahirkan melalui proses persalinan caesar. Sedangkan ditinjau dari berat bayi lahir, 17,47% ibu dengan berat bayi lahir rendah (< 2500 gram) melahirkan melalui proses persalinan caesar.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 347, "width": 254, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditinjau dari posisi kepala bayi, 20,52% ibu dengan posisi kepala bayi normal melahirkan melalui proses persalinan caesar. Variabel yang diduga berpengaruh terhadap proses bayi lahir caesar di RSUD Ploso Tahun 2020 mengacu Lampiran 2 berdasarkan karaktertistik kondisi saat melahirkan yaitu kondisi ketuban, plasenta menutupi jalan lahir, dan persalinan lama dijelaskan pada Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 432, "width": 252, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7 menjelaskan jika ditinjau dari kondisi ketuban, 30,13% ibu dengan kondisi ketuban normal (bening, keruh putih) melahirkan melalui proses persalinan caesar . Pada variabel plasenta menutupi jalan lahir, 34,93% ibu dengan kondisi plasenta tidak menutupi jalan lahir melahirkan melalui proses persalinan caesar. Sedangkan, ditinjau dari persalinan lama, 24,89% ibu yang tidak mengalami persalinan lama melahirkan melalui proses persalinan caesar .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 71, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Independensi", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 549, "width": 255, "height": 233, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji independensi digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel prediktor yang diduga berpengaruh terhadap proses bayi lahir di RSUD Ploso. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 8. Hipotesis: H 0 : Tidak ada hubungan antara proses bayi lahir caesar dengan variabel yang diduga mempengaruhinya H 1 : Terdapat hubungan antara proses bayi lahir caesar dengan faktor yang diduga mempengaruhinya. Tabel 8 menunjukkan bahwa jika ditetapkan tingkat signifikan 5% maka didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara proses bayi lahir melalui persalinan caesar dengan seluruh variabel prediktor yaitu variabel usia ibu, usia kehamilan, riwayat persalinan caesar, jenis kelamin bayi, berat badan bayi lahir, hipertensi, jumlah persalinan, kondisi ketuban, plasenta menutupi jalan lahir, posisi kepala bayi, panggul ibu, dan persalinan lama. Karena nilai 𝜒𝜒 2 lebih besar dari 𝜒𝜒 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) serta nilai P value yang kurang dari 0,05 juga memperkuat hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 300, "width": 125, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Regresi Logistik Biner", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 315, "width": 92, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Estimasi Parameter", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 329, "width": 252, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum melakukan pegujian signifikansi parameter secara serentak dan parsial, maka yang perlu dilakukan adalah melakukan estimasi parameter untuk membentuk model regresi logistik biner. Hasil model yang mengacu ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan estimasi parameter untuk membentuk model awal regresi logistik biner.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 413, "width": 225, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g(x) = -6,498 + 1,158 X 1 (1) + 0,054 X 2 (1) + 6,125 X 3 (1) +", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 425, "width": 216, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,523 X 4 (1) – 1,294 X 5 (1) + 1,418 X 5 (2) + 2,280 X 6 (1) +", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 436, "width": 225, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,686 X 7 (1) + 5,141 X 8 (1) + 21,320 X 9 (1) + 2,073 X 10 (1) + 1,290 X 11 (1) + 0,658 X 12 (1).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 463, "width": 149, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pengujian Signifikansi Parameter", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 477, "width": 251, "height": 307, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya akan dilakukan pengujian secara serentak dan parsial untuk mengestimasi parameter. Pengujian signifikansi serentak digunakan untuk mengetahui adakah variabel yang berpengaruh terhadap proses bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso tahun 2020. Hipotesis: H 0 : 𝛽𝛽 1 = 𝛽𝛽 2 = 𝛽𝛽 3 = ⋯ = 𝛽𝛽 10 = 𝛽𝛽 11 = 𝛽𝛽 12 = 0 , H 1 : Minimal ada 1 𝛽𝛽 𝑙𝑙 ≠ 0 , dimana l = 1, 2,3,4,5,6,7,8, 9,10,11,12. Tabel 10 menunjukkan jika ditetapkan tingkat signifikan sebesar 5% maka didapatkan minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap proses bayi lahir melalui persalinan caesar dikarenakan nilai G yaitu 245,229 lebih besar dari 𝑥𝑥 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) sebesar 22,462 dan didukung nilai P value yaitu 0,000 kurang dari α sebesar 0,05. Setelah dilakukan pengujian signifikansi secara serentak, dilanjutkan dengan pengujian signifikansi secara parsial, hal ini dilakukan untuk mencari apa saja variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial. Hipotesis untuk pengujian parsial adalah sebagai berikut. Hipotesis: H 0 : 𝛽𝛽 𝑙𝑙 = 0 , H 1 : 𝛽𝛽 𝑙𝑙 ≠ 0 , dimana l = 1, 2,3,4,5,6,7,8, 9.10,11, 12. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 11.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 54, "width": 471, "height": 233, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Estimasi Parameter No Variabel β 1 Usia Ibu (1) 1,158 2 Usia Kehamilan (1) 0,054 3 Riwayat Persalinan Caesar (1) 6,125 4 Jenis Kelamin Bayi (1) 0,523 5 Berat Bayi Lahir (1) -1,294 6 Berat Bayi Lahir (2) 1,418 7 Hipertensi (1) 2,28 8 Jumlah Persalinan (1) 2,686 9 Kondisi ketuban (1) 5,141 10 Plasenta Menutupi Jalan Lahir (1) 21,32 11 Posisi Kepala Bayi (1) 2,073 12 Panggul Ibu (1) 1,29 13 Persalinan Lama (1) 0,658 14 Constant -6,498 Tabel 10. Pengujian Signifikansi Secara Serentak db G 𝑥𝑥 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) P value Model 13 245,229 22,362 0,000 Tabel 8. Uji Independensi Variabel Keterangan df 𝑥𝑥 2 𝑥𝑥 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) P value X 1 Usia Ibu 1 18,279 3,842 0,000 X 2 Usia Kehamilan 1 13,287 3,842 0,000 X 3 Riwayat Persalinan Caesar 1 135,265 3,842 0,000 X 4 Jenis Kelamin Bayi 1 29,524 3,842 0,000 X 5 Berat Bayi Lahir 2 54,822 5,992 0,000 X 6 Hipertensi 1 37,406 3,842 0,000 X 7 Jumlah Persalinan 1 14,451 3,842 0,000 X 8 Kondisi ketuban 1 27,296 3,842 0,000 X9 Plasenta Menutupi Jalan Lahir 1 17,523 3,842 0,000 X10 Posisi Kepala Bayi 1 28,078 3,842 0,000 X11 Panggul Ibu 1 13,480 3,842 0,000 X12 Persalinan Lama 1 17,163 3,842 0,000", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D341", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 292, "width": 252, "height": 198, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11 menunjukkan jika ditetapkan tingkat signifikansi 5% maka didapatkan variabel riwayat persalinan caesar kategori 1 , hipertensi kategori 1, jumlah persalinan kategori 1, kondisi ketuban kategori 1, dan posisi kepala bayi kategori 1 berpengaruh signifikan terhadap proses bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso tahun 2020 . Hal tersebut didapatkan karena variabel tersebut memiliki nilai Wald sebesar lebih besar daripada 𝜒𝜒 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) sebesar 3,842 dan didukung nilai P value kurang dari 0,05. Setelah dilakukan pengujian signifikansi parameter secara parsial didapatkan lima variabel signifikan yang berpengaruh terhadap proses bayi lahir melalui persalinan sehingga kelima variabel tersebut perlu dilakukan pengujian signifikansi parameter secara serentak kembali. Berikut pengujian signifikansi parameter secara serentak pada variabel yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 489, "width": 253, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis: H 0 : 𝛽𝛽 3 = 𝛽𝛽 6 = 𝛽𝛽 7 = 𝛽𝛽 8 = 𝛽𝛽 10 = 0 , H 1 : Minimal ada 1 𝛽𝛽 𝑙𝑙 ≠ 0 , dimana l = 3,6,7,8,10 Tabel 12 menunjukkan jika ditetapkan tingkat signifikan sebesar 5% maka didapatkan minimal ada satu variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap proses bayi lahir melalui persalinan caesar dikarenakan nilai G yaitu 221,623 lebih besar dari 𝑥𝑥 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) sebesar 11,071 dan didukung nilai P value yaitu 0,000 kurang dari α sebesar 0,05. Dengan demikian pengujian dilanjutkan untuk mencari mana variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial. Hipotesis untuk pengujian parsial adalah sebagai berikut. Hipotesis:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 660, "width": 248, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 : 𝛽𝛽 𝑙𝑙 = 0 , H 1 : 𝛽𝛽 𝑙𝑙 ≠ 0 , dimana l = 3,6,7,8,10. Tabel 13 menunjukkan jika ditetapkan tingkat signifikansi 5% maka didapatkan variabel riwayat persalinan caesar dengan kategori memiliki riwayat persalinan caesar, variabel hipertensi dengan kategori mengalami hipertensi, variabel jumlah persalinan dengan kategori berisiko (persalinan ke >4), variabel kondisi ketuban dengan kategori tidak normal (hijau, keruh), dan posisi kepala bayi dengan kategori tidak", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 304, "width": 251, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "normal (menghadap perut ibu, melintang, dan sungsang) berpengaruh signifikan terhadap proses bayi lahir melalui persalinan caesar di RSUD Ploso tahun 2020 . Hal tersebut didapatkan karena variabel usia ibu memiliki nilai Wald lebih besar daripada 𝜒𝜒 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) sebesar 3,842 dan didukung nilai P value kurang dari 0,05. Terbentuk model baru sesuai dengan pengujian signifikansi parameter secara parsial dengan variabel prediktor yang signifikan adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 403, "width": 225, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g(x) = -5,508 + 5,864 X 3 (1) + 3,002 X 6 (1) + 2,719 X 7 (1) +", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 415, "width": 249, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4,734 X 8 (1) + 1,807 X 10 (1). a. Peluang ibu melahirkan melalui persalinan caesar 𝜋𝜋 = 𝑒𝑒 ( −5 , 508 + 5 , 864𝑋𝑋3 ( 1 ) +⋯+ 1 , 807𝑋𝑋10 ( 1 )) 1 + 𝑒𝑒 ( −5 , 508 + 5 , 864𝑋𝑋3 ( 1 ) +⋯+ 1 , 807𝑋𝑋10 ( 1 )) = 0,999 Ibu yang memiliki riwayat persalinan caesar, mengalami hipertensi, jumlah persalinan berisiko (persalinan ke >4), kondisi ketuban tidak normal (hijau, keruh), dan posisi kepala bayinya tidak normal (menghadap perut ibu, melintang, dan sungsang) memiliki peluang melahirkan melalui persalinan caesar sebesar 99,9%.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 538, "width": 216, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Peluang ibu melahirkan melalui persalinan normal", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 552, "width": 249, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜋𝜋 = 1 − 𝑒𝑒 �−5 , 508 +⋯+ 1 , 807𝑋𝑋10 ( 1 ) � 1 + 𝑒𝑒 �−5 , 508 +⋯+ 1 , 807𝑋𝑋10 ( 1 ) � = 0,011 Ibu yang memiliki riwayat persalinan caesar, mengalami hipertensi, jumlah persalinan berisiko (persalinan ke >4), kondisi ketuban tidak normal (hijau, keruh), dan posisi kepala bayinya tidak normal (menghadap perut ibu, melintang, dan sungsang) memiliki peluang melahirkan melalui persalinan normal sebesar 0,1%.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 654, "width": 58, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Odds Ratio", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 668, "width": 253, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai odds ratio digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel prediktor yang signifikan. Hasil nilai odds ratio ditunjukkan pada Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan ibu yang memiliki riwayat persalinan caesar memiliki risiko 352,224 kali melahirkan secara caesar dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan caesar. Ibu yang mengalami hipertensi memiliki risiko 20,118 kali melahirkan secara caesar dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami hipertensi. Ibu dengan jumlah persalinan berisiko (persalinan >4) memiliki risiko 15,161 kali melahirkan secara", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 53, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11.", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 63, "width": 122, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Signifikansi Secara Parsial", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 74, "width": 241, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel B W db 𝑥𝑥 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) P value Usia Ibu (1) 1,158 2,286 1 3,842 0,131 Usia Kehamilan (1) 0,054 0,004 1 3,842 0,950 Riwayat Persalinan Caesar (1) 6,125 25,634 1 3,842 0,000 Jenis Kelamin Bayi (1) 0,523 0,456 1 3,842 0,499 Berat Bayi Lahir (1) -1,294 2,201 1 3,842 0,138 Berat Bayi Lahir (2) 1,418 2,769 1 3,842 0,096 Hipertensi (1) 2,28 6,202 1 3,842 0,013 Jumlah Persalinan (1) 2,686 7,607 1 3,842 0,006 Kondisi ketuban (1) 5,141 11,306 1 3,842 0,001 Plasenta Menutupi Jalan Lahir (1) 21,32 0,000 1 3,842 0,998 Posisi Kepala Bayi (1) 2,073 5,299 1 3,842 0,021 Panggul Ibu (1) 1,29 1,477 1 3,842 0,224 Persalinan Lama (1) 0,658 0,537 1 3,842 0,464 Constant -6,498 19,339 1 3,842 0,000 Tabel 12. Pengujian Signifikansi Variabel yang Signifikan Secara Serentak db G 𝑥𝑥 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) P value Model 5 221,623 11,071 0,000", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 53, "width": 228, "height": 245, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 13. Pengujian Signifikansi Variabel yang Signifikan Secara Parsial Variabel B W db 𝑥𝑥 2 ( 𝛼𝛼 , 𝑑𝑑𝑑𝑑 ) P value Riwayat Persalinan Caesar (1) 5,864 41,811 1 3,842 0,000 Hipertensi (1) 3,002 14,145 1 3,842 0,000 Jumlah Persalinan (1) 2,719 12,788 1 3,842 0,000 Kondisi ketuban (1) 4,734 14,429 1 3,842 0,000 Posisi Kepala Bayi (1) 1,807 6,235 1 3,842 0,013 Constant -5,508 36,357 1 3,842 0,000 Tabel 14. Odds Ratio Variabel Exp (β) Riwayat Persalinan Caesar (1) 352,224 Hipertensi (1) 20,118 Jumlah Persalinan (1) 15,161 Kondisi ketuban (1) 113,716 Posisi Kepala Bayi (1) 6,090", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 352, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 11, No. 6 (2022), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 21, "width": 25, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D342", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 49, "width": 252, "height": 110, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "caesar dibandingkan dengan ibu yang jumlah persalinannya tidak berisiko (persalinan ke 1-4) . Ibu dengan kondisi ketuban tidak normal (hijau, keruh) memiliki risiko 113,716 kali melahirkan secara caesar dibandingkan dengan ibu dengan kondisi ketuban normal (bening, keruh putih) . Ibu yang posisi kepala bayinya tidak normal (menghadap perut ibu, melintang, dan sungsang) memiliki risiko 6,090 kali melahirkan secara caesar dibandingkan dengan posisi kepala bayi normal (posisi kepala di bawah) .", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 176, "width": 79, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 192, "width": 254, "height": 290, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis dan karakteristik yang telah dilakukan maka diperoleh Ibu yang melahirkan bayi melalui proses persalinan caesar sebesar 39,74% dari 229 kelahiran yang terjadi di RSUD Ploso tahun 2020. Mayoritas kategori ibu yang melahirkan persalinan caesar adalah 20.09% usia ibu berisiko (<20 tahun atau >35 tahun), 23.14% usia kehamilan tidak berisiko (37-42 minggu), 32.31% ibu yang memiliki riwayat persalinan caesar , 24.89% ibu yang mengalami hipertensi, 29.26% ibu dengan bayi berjenis kelamin laki- laki, 17.47% ibu dengan berat bayi lahir rendah (< 2500 gram), 20.52% ibu dengan posisi kepala bayi normal, 30.13% ibu dengan kondisi ketuban normal (bening, keruh putih), 34.93% ibu dengan kondisi plasenta tidak menutupi jalan lahir, dan 24.89% ibu yang tidak mengalami persalinan lama yang paling banyak melahirkan melalui proses persalinan caesar . Variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap persalinan caesar di RS Ploso tahun 2020 adalah variabel riwayat persalinan caesar dengan kategori memiliki riwayat persalinan caesar, variabel hipertensi dengan kategori ibu mengalami hipertensi, variabel jumlah persalinan dengan kategori berisiko (persalinan ke >4), variabel kondisi ketuban dengan kategori tidak normal (hijau, keruh), dan posisi kepala bayi dengan kategori tidak normal (menghadap perut ibu, melintang, dan sungsang).", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 481, "width": 251, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran untuk instansi dan ibu hamil dengan upaya mencegah hipertensi dapat dilakukan dengan mengurangi asupan garam dengan diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Ketuban tidak normal (hijau, keruh) dapat dicegah dengan mengkonsumsi air putih atau air kelapa hijau 8-12 gelas perhari, menjaga kebersihan diri, dan menghindari berhubungan seksual dengan pasangan yang", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 50, "width": 256, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak jelas riwayat seksualnya. Posisi kepala bayi yang tidak normal dapat dicegah dengan rutin berjalan kaki, dan melakukan senam hamil. Sedangkan apabila ibu memiliki riwayat persalinan caesar dan jumlah kehamilan berisiko (persalinan ke>4) harus rutin melakukan kontrol kehamilannya pada dokter kandungannya untuk pemantauan kesehatan. Kehamilan akan lebih aman jika jarak dengan persalinan sebelumnya minimal 2 tahun. Memperhatikan langkah-langkah pencegahan dapat mengurangi risiko angka kematian ibu dan bayi.", "type": "Text" }, { "left": 382, "top": 188, "width": 91, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 204, "width": 246, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] C. M. Owen and R. J. Heitmann, “Chapter 1: Anatomy of the Female Reproductive System,” in Current Diagnosis & Treatment: Obstetrics & Gynecologiy , New York: McGraw Hill Medical, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 231, "width": 248, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] N. Viandika and R. M. Septiasari, “Pengaruh continuity of care terhadap angka kejadian Sectio Cessarea,” J. Qual. Women’s Heal. , vol. 3, no. 1, pp. 1–8, Mar. 2020, doi: 10.30994/jqwh.v3i1.41.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 259, "width": 246, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Profil Kesehatan Tahun 2014 . Jombang: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 277, "width": 250, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2016 . Jombang: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 305, "width": 245, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] A. Agresti, An Introduction to Categorical Data Analysis Second Edition . USA: John Wiley & Sons, Inc. ISBN: 978-0-471-22618-5, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 333, "width": 246, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] D. W. Hosmer and S. Lemeshow, Applied Logistic Regression Second Edition . USA: John Wiley & Sons, Inc. ISBN: 0-471-35632-8, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 351, "width": 246, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] A. Kurniarum, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir . Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 369, "width": 246, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] A. A. Hidayat and D. Sjabana, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak . Jakarta: Salemba Medika. ISBN: 979-3027-34-7, 2005. p.261.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 388, "width": 245, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] S. W. Sarwono, Psikologi Remaja Cetakan 19 . Depok: Rajawali Pers. ISBN: 978-979-421-197-7, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 248, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] F. Fajrini, “Analisis hubungan antara pengetahuan, psikologi dan pengalaman bersalin ibu dengan pemilihan proses persalinan normal atau Caesarea pada pasien melahirkan di RSIA Hermina Ciputat,” J. Kedokt. dan Kesehat. , vol. 12, no. 2, pp. 121–128, 2016, doi: https://doi.org/10.24853/jkk.12.2.121-128.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 452, "width": 247, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] A. Sucahyono, Merencanakan Jenis Kelamin Anak . Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 471, "width": 245, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] S. A. Akhmad, Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan & Perawatan Bayi . Yogyakarta: Diglossia Media, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 489, "width": 245, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] M. S. Kosim, “Pemeriksaan kekeruhan air ketuban,” Sari Pediatr. , vol. 11, no. 5, pp. 379–384, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 507, "width": 245, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] D. Martaadisoebrata, S. Sastrawinata, and F. F. Wirakusumah, Obstetri Patologi : Ilmu Kesehatan Reproduksi . Bandung: Read!. ISBN: 979- 448-675-2, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 535, "width": 248, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] S. Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan Cetakan 5 . Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2016.", "type": "List item" } ]
8c49cb26-bb6b-44b7-7bfa-3be12d7d96f2
https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/download/201905/1521
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 209, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 38, "width": 148, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1411-8777 | EISSN 2598-2176", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 50, "width": 168, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 19, Nomor 1, 2019 | Page: 53-68", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 50, "width": 199, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ONLINE: ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 38, "width": 298, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial Anti Riba sebagai Gerakan Fundamentalisme Keagamaan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 297, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 797, "width": 20, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 38, "width": 298, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial Anti Riba sebagai Gerakan Fundamentalisme Keagamaan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 297, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 797, "width": 20, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 349, "top": 325, "width": 51, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ ”", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 148, "width": 372, "height": 514, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ ” “ “ ” “ ” ”", "type": "Picture" }, { "left": 246, "top": 38, "width": 298, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial Anti Riba sebagai Gerakan Fundamentalisme Keagamaan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 297, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 797, "width": 20, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 391, "top": 444, "width": 5, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "”", "type": "Picture" }, { "left": 156, "top": 459, "width": 72, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ ”", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 38, "width": 298, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial Anti Riba sebagai Gerakan Fundamentalisme Keagamaan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 297, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 797, "width": 20, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 103, "width": 5, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "”", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 163, "width": 71, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ ”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 575, "width": 56, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "larangan riba", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 640, "width": 35, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anggota gerakan", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 38, "width": 298, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial Anti Riba sebagai Gerakan Fundamentalisme Keagamaan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 297, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 797, "width": 20, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 38, "width": 298, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial Anti Riba sebagai Gerakan Fundamentalisme Keagamaan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 297, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 797, "width": 20, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 253, "top": 429, "width": 5, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 429, "width": 182, "height": 204, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "” “ ”", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 38, "width": 298, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerakan Sosial Anti Riba sebagai Gerakan Fundamentalisme Keagamaan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 297, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 797, "width": 20, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 85, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rinaldi Isnawan, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 797, "width": 484, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , Vol. 19, No. 1, 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 503, "width": 5, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 533, "width": 5, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“", "type": "Page footer" } ]
12958ca2-d51f-0af7-0c03-f3f7cae2c798
https://journal.uad.ac.id/index.php/AdMathEdust/article/download/16316/8182
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt| Vol.4 No.4| April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 74, "width": 428, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE EFFORT TO IMPROVE STUDENT MATH CONNECTIONS THROUGH OPEN-ENDED APPROACH IN MATHEMATICS LEARNING IN SMP NEGERI 10 SATU ATAP WONOSOBO", "type": "Section header" }, { "left": 262, "top": 126, "width": 122, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agus Purwanto a , Sunaryo b", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 139, "width": 307, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan Jalan Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 162, "width": 212, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a [email protected] , b sunaryo.bener@ yahoo.com", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 187, "width": 57, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 443, "height": 215, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study was conducted because of the low ability to connect mathematics students in learning mathematics. The purpose of this study is to improve student math connections in the class of VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo regency in the academic year of 2015/2016 through an open-ended approach. The subjects were a student of class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo regency in the academic year of 2015/2016 amounting to 12 students consisting of 5 male students and 7 female students. The object of this research is the process of learning mathematics through the open-ended approach. The study was conducted in three cycles. Data collection techniques used were observation, interview, test, field notes, and triangulation. Data collection instruments such as observation, interviews, test description that has been validated. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis. The results showed that the learning of mathematics through an open-ended approach can improve student math connections in a class of VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo regency in the academic of 2015/2016. This is evident from the results of students’ mathematical ability test connection to the percentage indicator of the connection between mathematical topics in the first cycle of 41,67%, the second cycle of 61,11% and 75% the third cycle. Percentage indicators mathematical connections with other disciplines in the first cycle of 36,11%, 52,78% for the second cycle and the third cycle of 63,89%. Then the last percentage indicators mathematical connection with the daily life of 52,78% in the first cycle, the second cycle of 66,67% and 72,22% for the third cycle. Increased connections student mathematics good influence on the result of students’ mathematics learning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 241, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Open-ended, Math Connection, Mathematics", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 87, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 442, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education in modern times has an important role in the development of a nation. The goal of education is humans, and the purpose of education is to improve the quality of human resources themselves so they can compete in the development of science and technology. One effort to improve the quality of human resources is through the learning process at school. Learning is a stage of change in student behavior that is relatively positive as a result of experience and interaction with the environment that involves cognitive processes. Learning requires the closeness of the material to be learned. The learning process is not just memorizing activities. Studying is not ingesting everything, but to remember what has been taught, students must construct knowledge within themselves. A teacher cannot immediately pour something into the minds of his students, but his students themselves will organize what they hear and see into a meaningful unity. By providing opportunities to discuss, ask questions, submit opinions, practice and even teach friends, a good teaching and learning process will occur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 442, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Many approaches are used in mathematics learning. One approach that can be implemented is open-ended. In the open-ended approach, students are given the freedom to investigate various strategies and ways they believe in solving a problem. Suherman, Erman, et al (2003: 124) suggested that the subject matter of learning with an open-ended approach is learning that builds interactive activities between mathematics and students to invite students to answer problems through various strategies.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 443, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Open-ended learning is a learning process in which the goals and desires of individuals/students are built and achieved openly (Hannafin, Hall, Land, & Hill in the 2013 Miftahul Huda book: 278). Open- ended learning begins by giving open problems. Open-ended learning activities bring students to answer questions in many ways so that students can improve their intellectual potential and experience in the process of finding something new. Students are given the freedom to connect the knowledge they have", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 84, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt| Vol.4 No.4| April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "with the material being studied to solve problems. With an open-ended approach, students' thinking processes in connecting material can be observed. It can be concluded the purpose of the open-ended approach is to develop creative activities and the mathematical mindset of students.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 443, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mathematical connection (mathematical connection) is one of the five standard abilities that students must have in learning mathematics that is applied in The National Counselor of Teacher of Mathematics (NCTM) in Sugiman (2008: 1), namely: problem-solving ability, reasoning ability (reasoning), communication skills (communication), the ability to make connections (connections), and the ability of representation (representation). Mathematical connections can be interpreted as the relationship between mathematical concepts, both between mathematics itself and the relevance of mathematics to other fields of study and everyday life. So that it can be concluded that mathematical connections are a component of the basic abilities that students must possess in learning mathematics which is interpreted as the ability to associate mathematical topics, associate mathematics with other sciences, associate with everyday life.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 442, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To improve students' mathematical connections, one of the alternatives chosen was an open- ended approach. The open-ended approach is thought to be used to improve students' mathematical connection skills. According to Suherman, Erman (2003: 124) in the open-ended approach students are given the freedom to investigate various strategies and ways they believe in solving a problem, bringing students to answer problems in many ways so that students can increase their intellectual potential and experience in the process of finding something new. Students are given the freedom to connect the knowledge they have with the material being studied to solve problems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 443, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of interviews with the mathematics teacher of SMP Negeri 10 Satu Atap, Wonosobo Regency, information was found that many found various learning problems, including students, still thought that mathematics was the subject that was considered the most difficult and difficult to understand. Students tend to forget the material that has been taught before. Besides, there were also found several student problems related to solving problems related to the problems of daily life. Students also still have difficulty in connecting objects and mathematical concepts. Students also still have difficulty in determining what formulas will be used to solve questions related to the problems of daily life. Some of the difficulties experienced by students in learning mathematics as mentioned above are problems in learning mathematics, due to a lack of understanding of concepts so that students' mathematical connection skills are low. It can be concluded that the mathematical connection ability of students of class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo District is still not optimal. Grade VIII mathematics teachers stated that learning using an open-ended approach had never been done. Learning mathematics leads more to conventional learning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 443, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description above, the researcher was encouraged to try to do one of the efforts to improve students' mathematical connection skills through teaching mathematics, namely with an open- ended approach in class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo Regency. Based on the background of the problem described above, the problems that exist in the study are defined as follows;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 324, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Students still think that mathematics is a difficult subject to understand.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 346, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Students tend to forget the mathematics material that has been taught before.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 314, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Students still have difficulty in solving questions related to daily life.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 392, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Students still experience difficulties in connecting concepts and mathematical concepts.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 442, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo District has never used an open-ended approach in mathematics learning.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 443, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description above, the formulation of the problem in this study is: Does use the open-ended approach improves students' mathematical connections to mathematics learning in class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo in Academic Year 2015/2016. While Based on the formulation of the problem, the objectives in this study are: to improve students' mathematical connections through an open-ended approach to learning mathematics in class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo in Academic Year 2015/2016.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt| Vol.4 No.4| April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 56, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 98, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Type of Research", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 100, "width": 421, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, the type of research used was Classroom Action Research (CAR). Classroom action research was chosen because of the desire to improve students' mathematical connections through an open-ended approach.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 94, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Research Design", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 152, "width": 421, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study was designed using Classroom Action Research which is divided into several cycles. This research will be carried out during the learning process. According to Arikunto, Suharsimi (2007: 16) in general there are four stages in the cycle of Classroom Action Research, namely planning, implementation, observation, and reflection.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 442, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted in class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap located in Limbangan village, Wadaslintang District, Wonosobo Regency. Class VIII consists of one class. The factors studied are the mathematical connections of students in class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap. The study was conducted at the Odd Semester of the 2015/2016 academic year. Implemented by the schedule of mathematics lessons. The study was conducted from January 7, 2016, to January 15, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 442, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted in 3 cycles. Each cycle consists of 1 meeting for the cycle I and 2 meetings for cycle II and cycle III. In this study, it was observed that the mathematical connections of students using the open-ended approach. Mathematics learning activities are carried out with a predetermined schedule of 5 hours a week. The time allocation for each lesson is 40 minutes. The study was conducted in 5 meetings.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 338, "width": 187, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Research Implementation Schedule", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 356, "width": 309, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stage Meeting Date and time Hour Cycle I 1 Thursday, January 7, 2016 07.15-08.35 Cycle II 1 Friday, January 8, 2016 07.15-08.35 2 Saturday, January 9, 2016 08.35-09.15 Cycle III 1 Thursday, January 14, 2016 07.15-08.35 2 Friday, January 15, 2016 07.15-08.35", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 442, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subjects of this study were the eighth-grade students of One Roof 10 Middle School in Wonosobo Regency 2015/2016 academic year. While the object in this study is a mathematical connection. The number of class VIII students is 12 students consisting of 5 male students and 7 female students. This research is divided into three cycles, in detail, the steps in each cycle are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 61, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Planning", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 529, "width": 223, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Prepare a Learning Implementation Plan (RPP)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 542, "width": 419, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Arrange observation sheets and interview sheets which are first consulted with the supervisor.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 555, "width": 428, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Prepare test questions for students, namely tests that will be given at the end of the cycle. Test questions are prepared by the researcher taking into account the teacher concerned.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 134, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Implementation of actions", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 595, "width": 421, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The design of the learning process that has been compiled at the planning stage, is implemented at the stage of implementation of the action. At this stage, the researcher acts as a teacher in class VIII and conducts learning through an open-ended approach. Broadly speaking the implementation of actions includes:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 651, "width": 220, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Initial activity: The teacher gives apperception", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 664, "width": 88, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Core activities:", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 677, "width": 226, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) The teacher divides students into several groups", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 690, "width": 143, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) The teacher gives a problem", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 703, "width": 173, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Students explore the problem given", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 716, "width": 183, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) The teacher records student responses", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 729, "width": 386, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Students write the answers on the board then explain (discussion of student responses)", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 742, "width": 247, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f) The teacher and students conclude the problem given", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 755, "width": 196, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Final activity: Reflection and Evaluation", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt| Vol.4 No.4| April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 75, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Observation", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 87, "width": 421, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the observation stage, the researcher observes the students' mathematical connection abilities about the connections between mathematical topics, connections with other sciences, connections with everyday life. This observation is based on the observation sheet that the researcher has made.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 67, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Reflection", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 143, "width": 421, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At this stage, the researcher performs data processing, data validation based on the data obtained when at the stage of observation and conducts discussions with partner teachers to consider the good or bad actions taken, and formulate the formulation of planning actions to be taken in the next cycle.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 443, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, data collection techniques carried out were observation, interviews, and tests. While the research instrument is a tool used in data collection. The research instruments used included: observation sheets, interview sheets, and description tests. Data analysis conducted in this study is to examine all available data from various sources, namely observation sheets, interviews. The analysis technique that is carried out is:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 442, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data reduction is done to select data that is suitable for the research objectives so that the data collected is more focused and more manageable,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 442, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Presentation of data is done to organize data which is an activity of systematically compiling information from data reduction starting from planning, implementing actions, observing and reflecting to facilitate reading and understanding data,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 442, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Triangulation of data is interpreted as a technique of collecting data that is related to the various techniques of collecting data and data sources that already exist,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 441, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Withdrawal of conclusions is the giving of meaning to the data obtained from the presentation of data. Drawing conclusions is based on the results of all data obtained.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 276, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The percentage of mathematical connection skills obtained from:", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 379, "width": 67, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑝 = 𝑓 𝑁 × 100%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 58, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 127, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p = percentage number f", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 158, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= number of scores obtained N", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 445, "width": 257, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= ideal score (number of items) Table 2. Criteria for Value P Percentage Criteria 80% ≤ P ≤ 100% Very high 60% ≤ P < 80% High 40% ≤ P < 60% Medium 20% ≤ P < 40% Low 0% ≤ P < 20% Very low", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 560, "width": 76, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Riduwan, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 143, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 442, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research carried out in each cycle includes four components, namely planning, implementing learning, observation, and reflection. The results of class action research in this study are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 629, "width": 324, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Percentage of Mathematical Connection Ability of Cycle I Students", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 644, "width": 293, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indicator Percentage 1 Connections between mathematical topics 41,67% 2 Mathematical connections with other sciences 36,11% 3 Connection with everyday life 52,78% Average 43,52%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 296, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, it is obtained that learning in the first cycle:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 434, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Students in relating mathematical topics the percentage is 41.67% so that the criteria are medium.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt| Vol.4 No.4| April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "177", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 441, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Students in associating mathematics with other sciences is a percentage of 36.11% so that it is low in criteria.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 441, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Students can associate mathematics with daily life with a percentage of 52.78% so that it is low in criteria.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 442, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The average percentage increase in students' mathematical connection ability in cycle I was 43.52% in low criteria and all indicators of mathematical connections still had not reached the target of success, so corrective action was needed in cycle II. From the results of the math connection test in the first and second meetings of the second cycle can be seen in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 181, "width": 338, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Percentage of Mathematical Connection Ability of Students in Cycle II", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 195, "width": 288, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indicator Percentage 1 Connections between mathematical topics 61,11% 2 Mathematical connections with other sciences 52,78% 3 Connection with everyday life 66,67% Average 60,18%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 271, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, it is obtained that learning in cycle II:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 442, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Students associate mathematical topics with a percentage of 61.11% so that they are of high criteria.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 442, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Students in associating mathematics with other sciences are a percentage of 52.78% so that the criteria are moderate.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 442, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Students can associate mathematics with daily life at a percentage of 66.67% so that it is of high criteria.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 442, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The average percentage increase in students' mathematical connection ability in cycle II is 60.18% so that it has reached high criteria and there is one indicator that has not reached the target of success, namely the indicator of mathematical connection with other sciences, then the research is continued to cycle III. From the results of the mathematical connection test in the first and second meetings of cycle III can be seen in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 430, "width": 341, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Percentage of Mathematical Connection Ability of Students in Cycle III", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 444, "width": 288, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indicator Percentage 1 Connections between mathematical topics 75% 2 Mathematical connections with other sciences 63,89% 3 Connection with everyday life 72,22% Average 70,37%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 442, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the implementation of actions and observations in the first and second meetings of the third cycle in the learning process, all indicators of students' mathematical connection abilities have reached high criteria, so learning mathematics using an open-ended approach was stopped in cycle III.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 442, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the research that has been done from the first cycle, cycle II and cycle III concerning learning mathematics through an open-ended approach show an increase in students' mathematical connections. This can be seen from the analysis of the results of the mathematical connection test in the first cycle, second cycle, and the third cycle which has increased. The connection between students' mathematical connections in the first cycle, second cycle, third cycle.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt| Vol.4 No.4| April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 73, "width": 360, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Analysis of the Mathematical Connection Ability of Students in Each Cycle", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 88, "width": 425, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indicator Cycle I Cycle II Cycle III Information 1 Connections between mathematical topics 41,67% 61,11% 75% Increase 2 Mathematical connections with other sciences 36,11% 52,78% 63,89% Increase 3 Connection with everyday life 52,78% 66,67% 72,22% Increase Average 43,52% 60,18% 70,37% Increase", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 331, "width": 291, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Picture I . Student Mathematics Connection Ability Percentage Chart", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 443, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students' responses to mathematics learning using the open-ended approach were very good, as seen from the interviews the following results were obtained:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 442, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Students and teachers give positive responses to the use of an open-ended approach in mathematics learning.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 442, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Learning by using an open-ended approach can improve mathematical connection skills in students' mathematics learning.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 442, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The learning process of mathematics using an open-ended approach goes well and smoothly and provides variations in learning.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 395, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The percentage of research success seen from the overall average test results of mathematical connection skills.", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 493, "width": 182, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. Percentage of Research Success Cycle Percentage Criteria I 43,52% Medium II 60,18% High III 70,37% High", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 579, "width": 254, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For more details, it will be presented in the following graph:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 732, "width": 179, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Picture 2. Percentage of Research Succes", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 205, "width": 109, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% Connection Between Mathematical", "type": "Picture" }, { "left": 160, "top": 274, "width": 213, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Topics Mathematical connection with other sciences Koneksi dengan Kehidupan Sehari-", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 298, "width": 16, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hari", "type": "Table" }, { "left": 481, "top": 240, "width": 32, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cycle I Cycle II Cycle III", "type": "Picture" }, { "left": 150, "top": 600, "width": 305, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0% 20% 40% 60% 80% Cycle I Cycle II Cycle III Percentage of Research Success Percentage of Research Success", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt| Vol.4 No.4| April 2017", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "179", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Overall, it can be concluded that mathematics learning through an open-ended approach can improve the mathematical connection of class VIII SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo District 2015/2016 academic year.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 74, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 442, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of mathematics learning research using an open-ended approach, it can be concluded that it can improve the mathematical connection ability of class VIII C students of SMP Negeri 10 Satu Atap Wonosobo District in the academic year 2015/2016. This can be seen from the following indicators:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 442, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Based on the results of the math connection ability test, the percentage of indicators linking between mathematical topics in the first cycle was 41.67%, the second cycle was 61.11% and the third cycle was 75%. Percentage of indicators associates mathematics with other sciences in the first cycle of 36.11%, cycle II is 52.78% and cycle III is 63.89%. Then the percentage indicator relates to daily life in the first cycle of 52.78%, the second cycle is 66.67% and the third cycle is 72.22%.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 442, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mathematical connections of students using the open-ended approach received a positive response from students based on the results of interviews", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 73, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 442, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. 2012. Penelitian Tindakan Kela s. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-isu Metodis dan Paragdimatis : Yogyakarta. Pustaka Belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 260, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika . Bandung: Alfa Beta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 442, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiman. 2008. “ Kemampuan Matematik dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama ”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131930135/2008_Koneksi_Mat.pdf. Diunduh tanggal: 5 September 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 442, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suherman, E,dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer . Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "List item" } ]
67865bda-26ae-2c71-ff39-8786601cac44
https://journal.um.ac.id/index.php/jph/article/download/4049/772
[ { "left": 228, "top": 44, "width": 302, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pallawa, Conversation Strategies Used by Students of English ... 159", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 756, "width": 14, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 140, "top": 93, "width": 315, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conversation Strategies Used By Students Of The English Department Of Tadulako University", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 173, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baso Andi-Pallawa", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 186, "width": 243, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahasa Inggris-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 222, "width": 397, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: Conversation strategies are investigated based on two reasons. Firstly, many English stu- dents of the English Department of Tadulako University cannot actively participate in English conver- sation because they do know how to keep the conversation running fluently. Secondly, most of these students do not recognize the types of conversation strategies, let alone to use them in a con- versation. The main purpose of this study is to describe and identify conversation strategies employed by the fourth semester students of the English Department of Tadulako University in English conver- sations to maintain the conversation running fluently. The design of this study was qualitative. Twenty-four students taking Conversation Course IV at the English Department of Tadulako University were the subjects of the study. Twelve conversation strategies were discovered: (1) filler, (2) asking for clarification, (3) code switching, (4) interpretive summary, (5) changing topic, (6) circumlocution (7) comprehension check, and (8) self-correcting, plus four other types of conversation strategies that are not listed in communication theories: (9) giving clarification, (10) correcting other, (11) self- referencing, and (12) surprising, and seven non-verbal conversation strategies in maintaining conver- sation taking place well: (1) shake-hands, (2) thumb-up, (3) open palm, (4) smile, (5) eye contact, (6) head nodding, and (7) head shaking. In conclusion, conversation strategies can help the students get some useful feedback from each other on their own performances. They can prepare students to be ready participating in English conversation activities, and they simultaneously help students overcome the conversation problems of insufficient linguistic knowledge of the target language.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 447, "width": 319, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Key Words: conversation, conversation strategies, communicative competence", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 486, "width": 226, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Learning English involves the learners in a complex process in which learners have to learn new forms and rules of that language. They have to learn its rules of acceptability and variability involved in using the forms and rules for interaction with other users of the language. They have to negotiate meanings in which among learners offer and decode the signal, and interlocutors’ perceived comprehension. To be able to carry out these complex processes, the learn- ers of English should have an adequate knowledge of conversational competence, and communicative competence (Hymes, 1971).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 644, "width": 226, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conversational competence refers to what Hymes (1971) states that to transfer messages to other people in a conversation, both speaker and lis- tener should have the adequate knowledge of phonol- ogical competence, grammatical competence, and lexical competence. Hymes continues stating that phonological competence deals with the ability to", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 486, "width": 226, "height": 248, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "recognize and produce the distinctive meaningful sounds of a language, including: consonants, vowels, tone patterns, intonation patterns, rhythm patterns, and stress patterns that carry meaning. Grammatical competence refers to the ability to recognize and produce the distinctive grammatical structures of a language and to use them effectively in communica- tion. Lexical competence is concerned with the ability to recognize and use words in a language in the way that speakers of the language use them. These three competences are arranged in communicative com- petence called ‘linguistic competence’. Linguistic competence refers to the ability to use the rules of the language to produce and understand utterances in that language. In short, linguistic competence is not similar to conversational strategies since linguistic competence helps a speaker and interlocutor conduct a conversation, not by versa-verse, while conversa- tional strategies help the speaker and interlocutor", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 44, "width": 253, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 159-168", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 770, "width": 168, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 1, Nomor 2, Juni 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maintain a conversation to take place fluently to achieve conversation goals.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 100, "width": 226, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In a comprehensive study concerning teaching conversational strategies, Kehe and Kehe (2004) state that conversational strategies are the techniques that help the speaker and interlocutor sustain the conversation going smoothly to obtain conversation goals, while O’Connell and Daigakuen (2006) state that an explicit description of language teaching area needs to be created with reference to a detailed model of communicative competence. A brief view of exist- ing model of communicative competence will incor- porate the conversational matters at the level of con- versation course and conversation strategies.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 258, "width": 226, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Savignon (2007) identifies four components of communicative competence: linguistic competence which deals with the ability to use the rules of the language to create and interpret utterances in that language; sociolinguistic competence which refers to the ability to understand the selection of linguistic forms in a particular context and understand the meanings conveyed by those forms in that context; discourse competence which is concerned with the ability to use appropriate strategies in the construc- tion and interpretation of texts; strategic competence which relates to the ability to use compensatory strate- gies to resolve communicative problems or deficien- cies.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 443, "width": 226, "height": 300, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, the basic theory used in this study is taxonomy of communication strategies developed by Tarone, 1981; Faerah and Kasper, 1983; Bialy- stok, 1990; Poulisse, 1993, Dörnyei, 1995. All of these experts have the same theories that the speaker and interlocutor coordinate their individual actions and beliefs in order to establish the desired final agree- ment on a meaning. When the speaker and inter- locutor face communication problems, like lexical problems, they attempt to find out strategies that can keep the communication taking place to obtain communication goals, like fillers (e.g. er..., umm, eh....), self-correcting (e.g., I mean, ....), comprehen- sion checks (e.g. Are you with me?), appealing for help (e.g., What is the English of ... ) and non-verbal strategies, (e.g. touch, smile, hand-waves). Further, Kehe and Kehe’s (2004) theory of conversation states that conversation strategies are techniques that help the speaker and interlocutor keep a conver- sation going smoothly for obtaining the conversation goals, while Walter (2008) states that conversation strategies are potentially conscious plans for helping students solve their linguistic problems in reaching a", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "particular conversation goal and are patterns of acts that serve students keep a conversation to go smooth- ly.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 113, "width": 226, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In line with the above theories, Crane (2008) states that conversation strategies and communica- tion strategies can be distinguished as follows. “Con- versation strategies” are one part of larger set of “communication strategies”. In other words, “com- munication strategies” are the umbrella and “conver- sation strategies” are under the umbrella. Communi- cation strategies are described as tactics that lan- guage learners (LL) use to overcome communication difficulties due to limited knowledge of the target language (TL)-English. On the other hand, conversa- tion strategies would be specific language patterns that are used to overcome such difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 307, "width": 41, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 328, "width": 226, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study is qualitative in nature, attempting to describe data, represented in the form of words. It produces findings not by means of statistical proce- dures or other tools of quantification. In this study, the data collection was done using observation, inter- views, video-recording, and the students’ utterances in the English conversation activities which are con- structed in the form of field-notes.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 226, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study was designed to describe conversa- tion strategies that can be used to help the second language learners keep conversation taking place smoothly in obtaining the conversation goals. The data of students’ utterances in English conversation activities were symbolized in the form of words. In this study, utterances, body language and gestures were recorded directly by a set of digital camera and a tape-recorder, and the students’ data of utterances obtained in the field were written in the field-notes.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 578, "width": 226, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Twenty-four students taking Conversation Course IV were involved as the subjects of this study. The students had already passed Conversations I, II, and III at the English Department of the School of Education at Tadulako University Palu. The data of students’ utterances, body language and gestures in English conversation were collected and recorded at the fourth semester students of the English Depart- ment of Tadulako University.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 697, "width": 226, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The first instrument of the study was the re- searcher himself because he directly collected, identi- fied, interpreted, and analyzed the data. The second instrument used was a digital camera and cassette", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 44, "width": 300, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pallawa, Conversation Strategies Used by Students of English ... 161", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "recorder to provide objective information, which could be listened to repeatedly. It was also used to record the comments or utterances, body language and gestures of the students in the English conversation activities that were going on unnoticed at the time. A cassette recorder was exerted because it could keep information accurately, and it could be played back at later date to be compared with subsequent record- ings without loss of efficiency. The cassette recorder could be employed to store information that could be listened to and reviewed repeatedly in case of doubt interpretation; it formed a stable and permanent source of information that could be reanalyzed at anytime by the researcher.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 258, "width": 226, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The third instrument was field-notes. The research of this study took field notes since the field notes were the most essential determinant of later bringing off a qualitative analysis. They had the descriptions and contained everything that the re- searcher believed to be worth noting (Patton, 2002). In essence, field notes held the descriptive informa- tion that allowed the researcher to return to an obser- vation later during analysis, and as the complement means of observation, and also played vital roles in collecting natural data from students’ utterances in the conversation activities.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 416, "width": 226, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The fourth instrument was an observation guide. It was used as a check list only. It contained the main types of conversation strategies occurring in the students’ utterances, and the kinds of body lan- guage and gestures the students applied in maintain- ing the conversation taking place smoothly. This ob- servation guide functions as the complement of the research instrument only. In essence, the observation guide dealt with the students’ English utterances , body language, and gestures.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 548, "width": 226, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data analysis technique used in this study was an interactive model developed by Miles and Huber- man (1992). By this model, data analyses of students’ utterances, body language and gestures were done through four phases, such as, data collection, data reduction, data display, and conclusion/verification.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 628, "width": 226, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To analyze the students’ utterances, body lan- guage and gestures, four steps of interactive models developed by Miles and Huberman (1992) as follows. The first step of data analysis was to collect the stu- dents’ utterances, body language and gestures when conversing with each other in English. The second step of data analysis was to conduct data reduction. Data of the students’ utterances collected in the field were read carefully and broadly, and then they were", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 380, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "analyzed. The important and relevant data were taken and codified according to the conversation strategies they illustrated, but the data that were not relevant was discarded. The relevant data referred to the data that could be used to answer the research question of this study, while the irrelevant data were the data that did not indicate conversation strategies and were not included in the taxonomy of communication strate- gies. The related data were categorized according to Bialystok’ (1990) typology of communication strat- egies as mentioned in the previous pages, and other typologies of communication strategies (Tarone, 1981; Faerah and Kasper, 1983; Poulisse, 1993). The third step of data analysis was data display. In the data display, the selected data of students’ utter- ances, body language and gestures in English conver- sation activities were arranged based on the types of conversation strategies that had occurred in the English conversation. The fourth step of data analysis was conclusion drawing/verification. In the verifica- tion process, the result of data reduction of the stu- dents’ conversations wasdescribed, analyzed and dis- played. After that the next actions of data collection were well planned and managed to have new data. These new data were filtered again to fill in the ‘variances’ (discrepancy) in the previous collected data which were unclear, and then, new conclusions of the analyses of the students’ conversations were drawn and verified.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 456, "width": 226, "height": 195, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Credibility strategy can be obtained by the pro- longed involvement of the researcher, and the obser- vational perseverance (Lincoln and Guba, 1985). The purpose of prolonged involvement of the researcher of this study is to put together research findings across a variety of studies within a theoretically logic framework to allow the descriptions of conversation strategies support to answer the research query. The other purpose of the researcher in this prolonged in- volvement is to seek and record students’ utterances and non-verbal communications. During the prolong- ed involvement of the researcher in the site, field notes and deep descriptions were reflected on identi- fying relevant data that could be used to answer the research question.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 654, "width": 226, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To have accurate data of students’ utterances, body language and gestures, the researcher of this study was perseverant and patient to collect and re- cord all utterances, body language and gestures em- ployed by students in the English conversation activi- ties. In essence, the researcher’s observation perse- verance of this study was needed to keep exploring,", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 44, "width": 253, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 159-168", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 770, "width": 168, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 1, Nomor 2, Juni 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seeking deeper, distinguishing wider and concentrat- ing narrower, always going where the study and data involved the researcher (Patton, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 135, "width": 41, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 156, "width": 226, "height": 195, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the data analyses and descriptions, two main types of conversation strategies were dis- covered: Verbal Conversation Strategies and Non Verbal Conversation Strategies. The first types are verbal conversation strategies: (1) filler, (2) asking for clarification, (3) code switching, (4) interpretive summary, (5) changing topic, (6) circumlocution (7) comprehension check, and (8) self-correcting, plus four other types of conversation strategies that are not listed in communication theories: (9) giving clarifi- cation, (10) correcting other, (11) self-referencing, and (12) surprising, while the second types are non verbal conversation strategies: (1) shake-hands, (2) thumb-up, (3) open palm, (4) smile, (5) eye contact, (6) head nodding, and (7) head shaking.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 376, "width": 59, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 397, "width": 226, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In line with the above findings, each of Verbal Conversation Strategies is described respectively as follows.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 437, "width": 226, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) Filler Strategy - Both speaker and interlocutor use fillers when they convey the messages to each other. They do it so to think over what is to be said further in filling the pause. The students use filler strategies because they require time to think what kind of words they want to use in filling pauses. Furthermore, to maintain the relationship and the extension of the conversation, the speaker inserted the filler strategy between the utterances that confirm the participants that conversation is going on, such as:” er..., eh... um...”", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 582, "width": 226, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) Asking for Clarification Strategy-When the interlocutor cannot understand what the speaker just says, she or he may ask the speaker to clarify his or her utterances. Asking for clarification is an illustra- tion “constructed to draw out clarification of the speaker’s preceding utterance(s).” The common phrase used to convey the message is “What do you ...? ” This kind of conversation strategy occurs because the interlocutor is lack of lexical knowledge of the utterance that the speaker presents in the con- versation. In other words, asking for clarification is used because the interlocutor does not understand what the other speaker says.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3) Code Switching Strategy-The student (L2 learner) substitutes his utterances to the L1 term be- cause he does not know the L2 term when articulat- ing his utterances. He exerts his own language to overcome his lexical deficiencies of the target lan- guage. He does it so because he wants to sustain his relationship to his interlocutor in keeping the conver- sation running smoothly.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 179, "width": 226, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) Interpretive Summary Strategy-To reformu- late the speaker’s message is for checking that the interlocutor understands correctly, the interlocutor draws a conclusion in relation to the speaker’s previ- ous expressions. He or she does it so for ensuring himself or herself that what he/she understands is what the speaker means. Typical sentence beginnings are ‘You mean .....?, or If I have understood cor- rectly .... So, are you saying that ....?", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 298, "width": 226, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) Changing Topic Strategy-Each topic unit has a topic initiation as a marker of a new topic, so chang- ing topic always appears between the topic unit and before the new topic initiation. The form of changing topic occurs when a topic initiation ends and another is raised. This kind of changing topic usually takes place in conversation. In other words, although changing topic occurs when there is an introduction of a new topic, and topic initiation, it always arises before the new topic is presented. The changing topic initiation locates the purpose of the topic change. This means that the topic switch process happens between the previous topic and the new one.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 469, "width": 226, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The changing topic initiation locates the purpose of the topic change. This means that the topic switch process happens between the previous topic and the new one. Topic changing strategy is used when the speaker finishes the previous topic and performs the new one, and then the old topic is brought into the conversation again, embedding the new topic in the previous topic, by using a phrase like: “By the way, any way”.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 588, "width": 226, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(6) Circumlocution Strategy-Circumlocution deals with describing the characteristics or elements of the object or action instead of using the appropriate target language item or structure. This kind of con- versation strategy is used when the speaker describes the characteristics or elements of the object or action as opposed to exerting the apt (appropriate) target language (TL) structure. In other words, circumlocu- tion is a strategy used by a speaker who does not know or can’t recall a word but wants to express a concept. In place of using a brief term, the speaker uses a thread of words to express the same meaning,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 44, "width": 302, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pallawa, Conversation Strategies Used by Students of English ... 163", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e.g. “Something we put our food in to make it cold” (refrigerator). Circumlocution strategy is used by the learner to describe the characteristics or elements of the object or an action instead of using the appro- priate TL structure. In other words, a strategy used by a learner who does not know or can’t recall a word but wants to express a concept is called ‘cir- cumlocution.’", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 179, "width": 226, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7) Comprehension Check Strategy - Occasional use of “Right?, Okay?, You know? Are you with me? Do you understand?” helps to check the conversation partner’s understanding and attention. When the speaker wants to know his/her conversation part- ner’s understanding what he/she has just uttered, he/ she may asks a question to the listener (conversation partner) through comprehension check strategy. In comprehension check, the speaker tries to convince that the interlocutor understands the message correctly (e.g. “The lesson starts at 9 o’clock. Do you understand?”", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 337, "width": 226, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Comprehension check deals with the speaker’s query for the listener to know if he/she has understood what the speaker has just said. In other words, the speaker exerts comprehension check to know that the interlocutor understands what the speaker has just uttered, for instance: ”Do you understand?” “Are you with me?” “Do you follow what I’ve just said?", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 443, "width": 226, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(8) Self-Correction Strategy-Self-correction strategy is categorized as a communication strategy which is usually exerted in a conversation and pro- posed by Dörnyei (1995, 1997) by stating that self- correction is employed to increase the connection between the speaker and the interlocutor, and to con- tinue the conversation going smoothly in order that both speaker and interlocutor work together to achieve the conversation goal.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 562, "width": 226, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The speaker or the interlocutor corrects himself/ herself because she or he thinks that she or he exerts inappropriate words and rules in a language in the way that speaker of the language uses them. It is discovered that not only does the speaker use ‘self- correction’ strategy but the interlocutor does as well. Through this strategy , the interlocutor is found to rectify herself/himself before the speaker shows non-misunderstanding, requests for help or sues clari- fication. Self-correction is used by the speaker in correcting himself/herself before the listener signals non-misunderstanding, appeals for assistance or asks for clarification. The common phrases used in this strategy are “ I mean... ” “ What I mean is/was ....”", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 367, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(9) Giving Clarification Strategy-The primary utterances expressed by the speaker cannot be fully understood by the addressee (interlocutor). In this sort of situation the interlocutor requires the speaker to reveal further information what he or she just says. To attain the further explanations, the interlocutor begins to work together with the speaker to overcome the comprehensibility problem encountered by her or him. By giving clarification, the speaker endeavors to present further utterances to an interlocutor in explaining what the interlocutor has not understood yet which deals with the lexical item that is not clear. The token used by the interlocutor in getting the speaker ’s further information is to request the speaker: to define the word(s), to use other word(s), or to give examples. The speaker uses ‘ giving clarification strategy ’ in order that the interlocutor understands what speaker just says, the speaker gives clarification. Van der Heijden’s (2005) illustrates this strategy by questioning: “What can you do if the other person (interlocutor) doesn’t understand you?” He himself directly answers: “To give clarification to him/her.” By this giving clarification strategy, the speaker can define the words (e.g. “Martial arts are traditional fighting styles.”), use other words (e.g., “ Martial arts are ways of fighting”). or can give an example (e.g., “Martial arts, for example karate, judo, and aikido”).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 443, "width": 226, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(10) Correcting Other Strategy-This strategy is used when the speaker notices or hears the interlocu- tor’s error in conversing and he simultaneously says what he thinks is a correct form. For examples: Did you say, <mistake> ? You said <mistake>, but I think it’s <say the correction>. Is it <correction> ? I think you mean <correction>? Don’t you mean <correction>? (Kehe and Kehe, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 548, "width": 226, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(11) Self-Referencing Strategy - This self-refer- ence strategy is used to start an interactional conver- sation with another person whom the speaker knows well or not. As an example one can employ this approach by making a comment about oneself, e.g., “Hi, my name is....” (Kehe and Kehe, 2004). The speaker makes a comment about oneself, e.g., “Hi, my name is Joe Blake” when he/she wants to ap- proach another person to have a conversation.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 667, "width": 226, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(12) Surprising Strategy-This category of strate- gy is also used to show speaker’s attention to the interlocution or visa-versa (to show the interlocutor’s interest to the speaker) and to extend the conversation further. It is exerted when one of the participants feels that something is articulated in a conversation", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 44, "width": 253, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "164 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 159-168", "type": "Section header" }, { "left": 212, "top": 770, "width": 168, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 1, Nomor 2, Juni 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "astonishing other participants. This strategy is applied to show that both the speaker and the interlocutor really work cooperatively to obtain the conversation goal (Heinz, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 126, "width": 226, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In relation to the above descriptions. The follow- ing are the descriptions of non verbal conversation strategies presented respectively below.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 166, "width": 226, "height": 128, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) Shake Hands-Keegan (2004) states that when we interpersonally meet others, our main task is to greet and communicate who we are, particularly our attitudes toward relevant objects in the environ- ment. The speakers are suggested to understand sim- ilarity to their partner from both verbal and nonverbal cues. If similarity is detected, it is thought as support to our own attitudes and often results in increased interpersonal attraction (i.e., making friends, gaining acceptance).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 298, "width": 226, "height": 419, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In line with the above Keegan’s statement, it can be said that people have perceptual shake hands for relationship building, particularly for physical ap- pearance cues. These shake hands help us reduce uncertainty about the other and support us that this person is “like me” or “acceptable to me.” We thus check our communication partner’s nonverbal cues to be sure that this is someone with whom a relation- ship is possible. The shake hands in this specific discussion have a number of functions to end the conversation courteously, and lengthen the relation- ship between the speaker and interlocutor in sustain- ing the conversation to go smoothly for gaining the conversation purposes. According to Kendon (2007), shake hands have several roles in a conversation. The first role is to lengthen solidarity between the speaker and interlocutor when they meet each other. This can be seen when they directly shake hand con- comitantly to greet and welcome friend(s), guest(s) etc. The second role is to show approval towards what his/her partner has just said. It means, the speaker agrees with the interlocutor’s idea, and opin- ions. So, the speaker shakes hand with his/her partner because of two reasons, for instance, for stating agreement, and for stating thanks to the interlocutor. The third role is to close the conversation or meeting because they want to say farewell to someone by shaking hands each other while they are saying “goodbye.” The fourth role is to ask for forgiveness. If someone has a conflict with another person, he/ she requests peace with other person by apologizing followed by shaking hands directly.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 720, "width": 226, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) Thumb Up-Keegan (2004) states that ex- pressions and gestures are not the same around the", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "world. Some gestures, like the “thumbs up,” which is a positive gesture in the United States, may mean something very different in other cultures. In Nigeria, the thumb-up gesture is a rude insult! In Australia it is an obscene (porno) insult, but in Indonesia, it means “you are correct, your are good, admire someone, or the interlocutor agrees with what the speaker just says”.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 179, "width": 226, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thumb-up categorized as a gesture of nonverbal strategy can complement a message by adding sup- port to what is said. Thumb-up signals that comple- ment a message would support the message if used alone, and bolster simultaneously the intended mes- sage. An example will be the thumb up sign that is raising up towards a person who is saying something that the interlocutor agrees with, or the interlocutor admires the speaker’s utterances (Keegan, 2004). Thumb up shows that the interlocutor is responsive and respectful, and that he/she is not challenging the speaker’s ideas, opinions, and feeling. In short, thumb up can be used to maintain friendships, relationships, and solidarity.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 364, "width": 226, "height": 300, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3) Open Palm-Another gesture that is a part of non-verbal strategy is open palm. This strategy is also used to point to students, either asking them to talk or assigning individuals to take part in a task. The way the speaker points to his conversational partner is often considered to give the student more comfort and value (Kendon, 2007). Surprisingly enough, the current study reveals the finding of open palm employed in the English conversation activities. The speaker usually points to the interlocutor using open palm. Pointing to the interlocutor with open palm, not only upgrades him/her, but it shows that the speaker is cordial and friendship. A person with the palm facing up is revealing an open and coopera- tive attitude. Almost every day we interact with other people either face to face, via phone, or an e-mail. Being able to establish good social relationships with other people, which help us create friendships, get jobs, and simply give a good impression to other peo- ple, the speaker and interlocutor may use non-verbal strategy called open palm strategy. This kind of non- verbal conversation strategy can even show solidari- ty, and reflect and foster social intimacy.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 667, "width": 226, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) Smiling-Smiling is a simple but effective strategy to improve any conversation. This helps put the other person at ease; it is a clear signal that we are happy to be conversing with the other person. Smiling also gives us self confidence and helps put us in the right frame of mind. We’d better apply a", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 44, "width": 302, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pallawa, Conversation Strategies Used by Students of English ... 165", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "smile than show glum (gloomy), sullen and miserable to other persons in a conversation.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 100, "width": 226, "height": 274, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "While having conversation, there is no need to bear any kind of pressure. There is no need to think that we have impressed the other person or have to entertain him. The only thing that has to be shown is how interested we are talking to the person as this will make the person feel respect which will make us relaxed during the conversation and there will be proper flow in the conversation. One way can be used to do this statement is to smile much to the other persons who are participating in a conversation (Kehe and Kehe, 2004). When the speaker and inter- locutor face to face have a conversation, they usually smile while they are speaking. Smile is an important medium in the human body, not only for greeting someone but for communication as well. Due to its communicative importance, the smile is sometimes referred to as “mirrors of the temper”. In addition to that many people have been bound around the human smile to show their kindness. Through the smile, peo- ple can communicate respect, kindness, greeting, friendship, solidarity to other people and relationship.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 377, "width": 226, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The speaker and interlocutor are smiling when they presents the messages. They do it so because they are probably happy to have the conversation, or perhaps, they wants to keep the conversation run- ning smoothly. In short, they exert this smile for ex- tending the relationships and taking care the respect each other.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 469, "width": 226, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) Eye Contact-The eyes are important organs in the human body, not only for sight but for commu- nication as well. Due to their communicative impor- tance, the eyes sometimes deal with as “reflects of the spirit”. The eyes speak as much as the tongue do; and when there is a conflict between what a person’s tongue and eyes say, it is always the eyes which are trusted.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 575, "width": 226, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Through the eyes, people can communicate fear, joy, and anger. People in some cultures teach their children to avoid looking directly in adults’ eyes as a sign of respect, others keep telling them ‘look at other people in the eyes” (Elfatihi, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 641, "width": 226, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is a commonsense observation that a speaker looks more frequently at his interlocutor when he listens to him than when he talks to him. In general, when two people get involved in a conversation, they look at each other or to a third person, if there is any. Eye contact, in this regard, plays the role of turn organizer. The speaker usually looks at his inter- locutor in the eyes when he wants to stop or when", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 155, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "he wants him to take the next turn. However, it hap- pens that the speaker turns away his eyes when he wants to talk longer or when he feels that his talk is unclear. In addition, the listener tends to look at the speaker ’s eyes when he speaks fluently, and he avoids his eyes when the latter pauses (Kendon, 2007). When we look at the speaker’s eyes, we usu- ally communicate interest in what he or she says. Avoiding eye contact, on the other hand, might be a sign of boredom or embarrassment. However, this should not be taken as a rule, especially when dealing with people from other cultures.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 232, "width": 226, "height": 194, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eye contact can serve as a facilitator of social interaction, and it shows the relationship between the speaker and the listener and their social status. Kendon’s (2007) finding has proved that when the interlocutors belong to different status, it is often the one who has a lower status who looks at the other. The person with the high status does not look at his inferior interlocutor when he himself talks or listens. Conversely, direct eye contact can also show domi- nance as in the case of adult-child interaction. Eyes contact can also have negative consequences when it is persistent, or when it is directed to a stranger or to a person of the opposite sex. The present situation may cause embarrassment or may even provoke a violent reaction.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 430, "width": 226, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(6) Head Nodding-Keegan (2004) states that head nods gesture can be taken completely different depending upon where you live in nodding the head. In most parts of the world, it is a positive or “yes” gesture. In Bulgaria, and parts of Greece and the Middle East, it means ‘no,’ but in Indonesia, it means, ‘yes’, or the interlocutor agrees with what the speaker just says, or the interlocutor shows a clue that he/ she pays attention to what the speaker is saying”.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 548, "width": 226, "height": 195, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Languages also differ, of course, in the way they express things, and where and how a speaker orga- nizes gestures may differ accordingly. As is stated before, head nods in other countries, like in America, have different meaning from Argentina, Greece, and Middle East. In America, it means “yes” but in other aforementioned countries, it means, ‘no.’ Kendon (2007) states that head nods, like conversation, is part of how individuals ‘give off’ news to one another, and is thus a part of the expressive strategy of partici- pants in a conversation. With head nods, either speak- er or interlocutor can use a way of expression that translates in visible form part of what is meant by the head nods. If the Indonesian speaker or interlocu- tor nods his/her head, it means, he/she gives an ap-", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 44, "width": 253, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "166 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 159-168", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 770, "width": 168, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 1, Nomor 2, Juni 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "proval to what is just said. Another meaning of head nods in Indonesian version is that the speaker or the interlocutor indicates attention to what is being said.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 113, "width": 226, "height": 459, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7) Head Shaking-Nonverbal communication in- volves the possibility of misunderstanding and still humans rely on it a lot. There are, at least, four rea- sons behind this fact. First, words tend to have limita- tions and in some situations people need a stronger medium of communication, such as when explaining shapes or giving directions. The second reason is that nonverbal cues are usually more powerful than words. In situations when a person wants to commu- nicate extreme feelings such as disgust or even an insult, a gesture would be much more expressive. The third reason for selecting nonverbal communica- tion is that verbal language can be manipulated by the speaker to trick the interlocutor; conversely, non- verbal language is difficult to manipulate. Nonverbal communications are, thus, more genuine than words. A popular example is ‘head shaking’ that almost no one fails to detect. A fourth reason is that gesture tends to be more spontaneous than words. Native speakers might fail to find the right word but they rarely fail to use the right gesture (Keegan, 2004). Head shaking in a conversation is used to draw out other speakers’ notice and to gratify them about the messages they are saying. The mixture of gesture and speech, by which a verb or other linguistic ex- pression is given greater specificity to convince inter- locutors. “Head shaking” is used by Veti and Dina in this study in stating their messages to other partici- pants in a conversation when they are presenting their tasks. In a presentation of tasks, at one point students gesture as if head shaking to show disagree- ment what the speaker just says. They do this in as- sociation with the sentence. This head shaking action, however, is executed specifically in relation to the words uttered in a conversation.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 597, "width": 137, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION & SUGGESTION", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 618, "width": 58, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 640, "width": 226, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The main aim of this study is to describe conver- sation strategies that help both speaker and interlocu- tor maintain a conversation taking place smoothly for obtaining conversation goals. In this conclusion, twelve conversation strategies in terms of verbal con- versation strategies and non-verbal conversation strategies, were exerted by twelve pairs of students of the English Department of Tadulako University when they had English conversation activity.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 182, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conversation strategies can benefit students not only in improving their English language subject but more specifically, in helping them with their oral com- munication skills. Based on the findings and discus- sions of the study, the conclusions of conversation strategies can be further stated. Firstly, conversation strategies lead the L2 learner to learning by eliciting unknown language items from other speakers (inter- locutors). Secondly, conversation strategies are parts of language use. The use of a conversation strategy is not an indication of conversation failure; on the contrary, it can be very successful for the students to overcome their conversation problems to achieve the conversation goals. (Kehe and Kehe, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 258, "width": 226, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the case of the conclusions, several implica- tions and suggestion are put forward. The implications cope with the theoretical implication of conversation strategies and the suggestion recommended in this section refer to the learning and teaching conversa- tion strategies, and further related research is also presented.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 350, "width": 226, "height": 261, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conversation strategies are techniques that help the speaker and listener (interlocutor) maintain a con- versation to go smoothly to reach the conversation goals. They are skills that enhance the linguistic and sociolinguistic knowledge in which most texts focus on: grammar, vocabulary, and usage (Kehe and Kehe, 2004). When non-native speakers hold conversations they must generally work together to avoid and overcome conversation breakdowns. The strategies which they use include selecting salient topics, re- questing clarification, checking comprehension, self- correcting, stressing key words, and switching topics, etc. Elli’s research (2004) shows that the skills in- volved in negotiating to avoid and repair breakdowns are important for ESL/EFL learners to have. To involve in the kind of conversation believed to acti- vate the acquisition process, classroom activities must be structured to provide a context whereby learners not only talk to their interlocutors, but negotiate mean- ing with them as well.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 614, "width": 226, "height": 142, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "With respect to the above descriptions of the significances of conversation strategies, the following suggestions are addressed to the lecturers or teachers of English who are interested in teaching English gen- erally, and those who are teaching conversation course particularly as follows. (1) In the learning- teaching process of conversation course, the lecturer or teacher of English is suggested to teach conversa- tion strategies in order that the students are familiar with them. She or he should introduce those types of conversation strategies to them, and must confirm", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 44, "width": 302, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pallawa, Conversation Strategies Used by Students of English ... 167", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 73, "width": 226, "height": 604, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "them that conversation strategies play the main role in sustaining a conversation going easily. In essence, conversation strategies are substantial in promoting the ability to participate in a conversation since those strategies can be used to maintain the conversation moving efficiently to obtain the conversation purpose or goal. (2) Studying English without practicing in conversation is a waste of time. Brown (2006) states that as an element of communication, conversation strategies are considered more representing what the speaker wants to say. Students can express their minds, ideas and thought freely and spontaneously through conversation strategies, To most people, mastering the art of conversation strategies is one of the most important aspects of learning a second or foreign language, and success in a conversation can be known or seen via the ability to participate in a conversation and perform a conversation in the language. All of these strategies can be carried out through training and practicing conversing with each other in English. (3) Conversing with each other per- son, is making use words in an ordinary voice, uttering words, being able to use language; expressing oneself in words or utterances, and making speech. There- fore, the English lecturer or teacher is suggested to encourage students practicing English whenever and wherever the students attend an English class. The purpose to do it so is that the students can get to know that conversing is the ability to make use of words or a language to express oneself in an ordinary voice. In short, conversation strategies can be used to perform the linguistics knowledge in actual com- munication and to show the ability to express ideas, feeling, thoughts, and need orally. (4) Since conversa- tion strategies can help students participate in a conversation, and give many opportunities to the stu- dents to play a part in the English conversation activi- ties, the English lecturer or teacher is suggested to introduce the ways of how to interact with each other in a conversation. For examples, she or he may ad- vise students to describe something if the students do not know how to say it in English in order that the conversation can continue effectively. This strategy is generally known as circumlocution strategy, and many other conversation strategies that can be em- ployed.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 700, "width": 59, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suggestions", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 722, "width": 225, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The findings of this study are derived from a small number of subjects such as the twenty four", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 73, "width": 226, "height": 208, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "students of the English Department in Tadulako University. So, the information of the English conver- sation strategies obtained here is inadequate and there is likely less possibility to draw a strong refer- ence from it. With respect to the limitation of the study, it can be said that this study has not covered yet all theories of conversation strategies that are based on the collaborative theory of communication (Clark and Wilkes-Gibbs 1986; Clark and Schaefer 1987, 1989; Wilkes-Gibbs 1997), Grice’s theory of communication called cooperative principle (1989). Hence, the lecturers or teachers of English are ex- pected to conduct more related studies to confirm and convince the findings of this study, and to obtain better knowledge of conversations and conversation strategies employed by the students of the study.", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 307, "width": 60, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 328, "width": 225, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bialystok, E. 1990. Communication Strategie s . A Psycho- logical Analysis of Second-Language Use . Basil Blackwell, Inc. Cambridge, Massachussetts.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 367, "width": 226, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brown, D. 2006. Conversation Means Talking: A Case Study in Encouraging Participation in a Thai University English Conversation Class . Dhurakij- pundit University - Thailand.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 419, "width": 225, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clark, Her ber t H., & Edward F. Schaefer 1987:", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 432, "width": 198, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Collaborating on Contributions to Conversa- tions.” Language and Cognitive Processes 2: 19-", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 458, "width": 11, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 471, "width": 226, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clark, H. H., & Deanna, W.G. 1986: “Referring as a Collabor- ative Process.” Cognition 22: 1-39.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 497, "width": 226, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Crane, Paul. 2008 . Conversation Strategies: Who, What, When, Why, and How . Nagoya University of For- eign Studies.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 536, "width": 226, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dörnyei, Z. & Thurrell, S. 2001. Teaching conversational skills intensively: course content and rationale. En- glish Language Teaching Journal, 48, 1: 40 – 49. Dörnyei, Zoltán. 1995. On the Teachability of Communica- tion Strategies. TESOL Quarterly 29: 55-85. Elfatihi, M. 2006. The Role of Non-verbal Interaction in Beginners’ EFL Classrooms. Unpublished Disser- tation, Sidi Mohamed Benabdellah University.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 640, "width": 226, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grice, H. P. (1989). Logic and Conversation. In P. Cole & J. Morgan (Eds.), Syntax and semantics : Vol. 3. Speech acts (pp. 41-58). New York: Academic Press Guba, E.G & Lincoln, Y.S. 1981. Effective Evaluation: Improving the Usefulness of Evaluation Result through Responsive and Naturalistic Approaches. London: Jossey.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 44, "width": 253, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "168 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 159-168", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 770, "width": 168, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 1, Nomor 2, Juni 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 226, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hymes, D.H. (1971). On communicative competence . Philadelphia: University of Pennsylvania Press. Extracts available in Brumfit, C.J. & Johnson, K. (Eds.) (1979), The communicative approach to lan- guage teaching, pp. 5-26. Oxford: Oxford Univer- sity Press. ISBN 0-19-437078-X.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 152, "width": 226, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heinz, B. 2003. Backchannel responses as strategic res- ponses in bilingual speakers’ conversation . Journal of Pragmatics 35: 113-1142.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 191, "width": 225, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasper, G. & Rose, K. R., (Eds.). 2001. Pragmatics in language teaching . Cambridge: Cambridge Univer- sity Press.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 230, "width": 226, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasper, G. 2003. Can Pragmatic Competence be taught? www.tesoljeff.com. Retrieved in January, 2009. Kehe, D. and Kehe, P. 2004. Conversation Strategies:", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 269, "width": 198, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pair and Group Activities for Developing Commu- nicative Competence . Pro Lingua Associates. New Revised, Second Edition 2005 - 29 Pair and Group Activities for Developing Communicative Compe- tence.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 334, "width": 226, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kendon, A. 2007. Gestures . Annual Reviews Inc. 43 West Walnut Lane, Philadelphia, Pennsylvania. Keegan. 2004. Nonverbal Communication. Chapman Uni- versity. http: //en.wikipedia.org/wiki/Body Lan- guage. Retrieved in Pebruary, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 399, "width": 226, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mile, M.B. & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis. California: Sage Publications, Inc. Moss, D. 2003. Second Language Acquisition in Adults: From Research to Practice: What is the role of conversation in SLA? http://www.cal.org/caela/ esl_resources/digests/SLA.html. Retrieved March, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 74, "width": 226, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O’Connell, M. & Daigakuen, G. S. 2006. Conversation Strategie s . TESL Journal, Vol. 30,No. 3, 27-28 The Language Teacher, copyright by Japan Association for Language Teaching, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 126, "width": 225, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Patton, M. Q. 2002. Qualitative Research and Evaluation Methods . California: Sage Publications,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 152, "width": 226, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Poulisse, N. 1993: “A Theoretical Account of Lexical Com- munication Strategies.” The Bilingual Lexicon. Ed. Robert Schreuder and Bert Weltens. Amsterdam: John Benjamins. 157-89.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 204, "width": 226, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Savignon, S.J. (2007). Communicative Competence: Theo- ry and Classroom Practice . New York: McGraw- Hill. 2nd edition. http://en.wikipedia.org/wiki/Com- municative_competence” Retrieved in January, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 269, "width": 226, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarone, E. 1981. Some Thoughts on the Notion of Commu- nication Strategy. TESOL Quarterly 15.3: 285-95. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Sksripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian . Edisi kelima – 2010.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 334, "width": 173, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Malang: Universitas Negeri Malang ( UM).", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 347, "width": 225, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Van der Heijden, K. 2005. Partnership in conversation: a study of word search strategies. 2 nd Chichester", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 373, "width": 133, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& New York: John Wiley & Sons.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 386, "width": 226, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walter, J. 2008. Teaching Conversation Structure and Strategy. 2008 Korea TESOL International Conference Saturday, October 25, 2008. www.tesol jeff.com. Retrieved in October, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 438, "width": 226, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilkes-Gibbs, D. 1997: “Studying Language Use as Colla- boration.” Communication Strategies. Psycholin- guistic and Sociolinguistic Perspectives . Ed.", "type": "Text" } ]
bd525aec-09c8-9dd5-f321-ad6f058fac40
https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/mitra/article/download/3577/2011
[ { "left": 293, "top": 44, "width": 227, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, Vol.7 No.1.(2023) P-ISSN:2598-7860/E-ISSN:2598-8182 http://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/mitra/", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 92", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 100, "width": 426, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand Sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 157, "width": 378, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KKM DR Program: Socialization of Health and Production of Hand Sanitizer for Plumbon Gambang Villagers", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 200, "width": 140, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Feti Nur Laily 1 , Imam Rofiki 2", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 214, "width": 178, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 227, "width": 227, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 240, "width": 266, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 253, "width": 126, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Negeri Malang", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 267, "width": 337, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Jl. Gajayana No. 50, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Malang 65144, Indonesia;", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 280, "width": 346, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Jl. Semarang No. 5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Malang 65145, Indonesia [email protected]; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 308, "width": 440, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "correspondence: [email protected] Received: 04/08/2022 Revised: 31/03/2023 Accepted: 11/05/2023 DOI: https://doi.org/10.25170/mitra.v7i1.3577 Citation: Laily, F. N., & Rofiki, I. (2023). Program KKM DR: Sosialisasi kesehatan dan produksi hand sanitizer bagi warga Desa Plumbon Gambang . MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat , 7 (1), 92-103. https://doi.org/10.25170/mitra.v7i1.3577", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 408, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 435, "width": 440, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The program of KKM DR is a community service program during covid -19 pandemic. This activity was carried out in groups for 30 days in their respective domiciles. Due to the covid-19 pandemic, residents must maintain hand hygiene by washing their hands. Excessive use of water will cause waste. Therefore, another alternative is needed to replace clean water to keep hands clean, namely by using a hand sanitizer. The soaring price of hand sanitizers is the reason for conducting hand sanitizer production. The program implementation include health socialization and hand sanitizer production for Plumbon Gambang villagers. The purpose of this KKM DR activity is to provide knowledge and insight to the public about harms of the covid-19, and the importance of maintaining hand hygiene. There were 25 people involved in this program. The method used was Asset Based Community Development (ABCD). This activity produces hand sanitizer products that the community can use to maintain cleanliness. With hand sanitizer production activities, the community is expected to know how to make hand sanitizers properly. The results of this program showed that 92% of Plumbon Gambang villagers were very enthusiastic about participating in health socialization and hand sanitizer production programs.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 625, "width": 313, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: KKM DR; hand sanitizers production; health socialization", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 665, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 693, "width": 435, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KKM DR (Kuliah Kerja Mahasiswa dari Rumah) menjadi program pengabdian kepada masyarakat pada masa pandemi. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok selama tiga puluh hari di daerah masing-masing. Karena adanya pandemi covid-19, penting bagi warga untuk menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan. Akan tetapi, penggunaan air secara berlebihan akan menciptakan limbah. Oleh sebab itu, dibutuhkan alternatif lain pengganti air bersih untuk menjaga tangan tetap bersih, yakni menggunakan hand sanitizer. Namun, harga hand sanitizer yang semakin melonjak", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 93", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 435, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada masa pandemi menjadi alasan diadakannya produksi hand sanitizer. Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan ini berbentuk sosialisasi kesehatan dan produksi hand sanitizer bagi warga Desa Plumbon Gambang. Tujuan program KKM DR ini adalah untuk memberikan pengetahuan serta wawasan kepada masyarakat tentang bahaya covid-19 dan pentingnya menjaga kebersihan tangan. Warga yang terlibat dalam program ini sebanyak 25 orang. Metode yang digunakan adalah Asset Based Community Development (ABCD). Program ini menghasilkan produk hand sanitizer yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan. Dengan adanya kegiatan produksi hand sanitizer, diharapkan masyarakat sadar bahwa pentingnya menjaga kesehatan dan mengetahui tata cara pembuatan hand sanitizer . Hasil program ini menunjukkan bahwa 92% warga Desa Plumbon Gambang sangat antusias dalam mengikuti program sosialisasi kesehatan dan produksi hand sanitizer .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 225, "width": 312, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: KKM DR; produksi hand sanitizer ; sosialisasi kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 268, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 282, "width": 435, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai perwujudan salah satu tri darma perguruan tinggi. Pengabdian kepada masyarakat ialah kegiatan tanpa mengharapkan jasa atau imbalan apa pun guna membantu masyarakat yang membutuhkan (Anna, Irmayani, & Nasihin , 2022 ) . KKM merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 351, "width": 435, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KKM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2020 mengalami perbedaan sistem KKM yang dikenal dengan Kuliah Kerja Mahasiswa dari Rumah (KKM DR). Hal ini disebabkan terjadinya pandemi Corona Virus Disease 2019 (covid-19). Covid-19 ini memengaruhi sistem pernapasan sehingga dapat menyebar melalui sentuhan ( Asadi et al. , 2020; Liu et al. , 2022 ) . Pelaksanaan KKM DR dapat dilakukan baik secara individual maupun kelompok dengan memilih tempat di sekitar domisili mahasiswa. Mahasiswa melaksanakan program kerja yang telah dirancang dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai salah satu upaya meminimalkan penyebaran covid-19 ( Sanidah & Rofiki, 2022 ) . Program KKM DR diadakan untuk menghentikan dan memperlambat penularan covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 489, "width": 435, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARS-CoV-2 (coronavirus baru) merupakan sumber dari kondisi yang dikenal sebagai penyakit covid-19. Menurut Zhou et al. (2020) , virus corona ini memiliki urutan genetik yang sama dengan virus yang berasal dari kelelawar. Mirip dengan virus influenza, virus ini menyebar dengan cepat karena sangat mudah berpindah dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain. Melalui droplet virus, kontak dekat dengan individu yang sakit, atau kontak dengan benda yang telah terkontaminasi covid-19, virus corona dapat menyebar dari satu orang ke orang lain ( Chen & Chi, 2020 ) .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 585, "width": 435, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, pola hidup bersih memengaruhi kualitas kesehatan setiap individu (Rofiki & Famuji, 2020) . Penerapan prosedur kesehatan yang ketat, khususnya menjaga kebersihan tangan, sangat krusial dilakukan oleh setiap individu. Praktik menjaga kebersihan tangan yang baik merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan tubuh dan menjaga kesehatan ( Canti & Hartanti, 2021; Radji, 2009 ) . Seseorang bisa mencuci tangan dengan hand sanitizer atau sabun ( Elisma et al. , 2022; Noval et al. , 2020; Sinanto & Djannah, 2020 ) . Hal tersebut dilakukan agar dapat membersihkan tangan dari bakteri dan virus. Sebagai pengganti sabun, hand sanitizer merupakan pembersih tangan antiseptik ( Liu et al. , 2010 ) . Hand sanitizer dapat menjadi alternatif pengganti cuci tangan yang praktis untuk dibawa ke mana-mana.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 723, "width": 435, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hand sanitizer tersedia dalam dua jenis: gel dan spray . Hand sanitizer gel adalah pembersih tangan yang berbentuk gel dan mengandung alkohol 60% sebagai bahan aktifnya. Alkohol menjadi cairan yang sangat baik dalam membersihkan dan membunuh bakteri pada tangan. Hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan yang mengandung", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 94", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 434, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%, yang berfungsi sebagai pembunuh kuman pada tangan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 101, "width": 435, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antiseptik adalah zat yang menghentikan pertumbuhan mikroba di permukaan tubuh dengan strategi menurunkan/membunuh aktivitas metabolismenya (Manarisip, Yamlean, & Lolo, 2019; Susanty, Hendrawati, & Rusanti, 2020). Cairan antiseptik yang terdapat di hand sanitizer dapat membunuh bakteri dan virus di tangan. Keunggulan hand sanitizer adalah mudah dibawa dan tersedia di pasaran (Triyani et al. , 2021). Selain itu, hand sanitizer efektif membunuh kuman dengan cepat (Munarsih et al. , 2022). Sebagai cara efisien membersihkan tangan yang terkena virus dengan menggunakan hand sanitizer , seseorang seharusnya tidak menggunakan hand sanitizer untuk tangan yang kotor.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 211, "width": 435, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan etanol memiliki kelemahan mengikis kelembapan kulit selain kemampuannya melawan bakteri dan virus. Kulit kering di tangan dapat terjadi akibat terlalu sering menggunakan etanol. Etanol ini bisa didapatkan di toko atau dilakukan pembelian secara daring. Setiap dosis dan komposisi bahan selama proses pembuatan hand sanitizer didasarkan pada standar World Health Organization (2010), yaitu Formulasi I (tuangkan ke dalam wadah 1000 ml yang memuat 96% etanol, 833.3 ml; 3% hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), 41.7 ml; dan 98% gliserol, 14.5 ml) atau Formulasi II (tuangkan ke dalam wadah 1000 ml yang memuat alkohol isopropil dengan kemurnian 99,8%, 751,5 ml; 3% hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), 41.7 ml; dan 98% gliserol, 14.5 ml). Hand sanitizer yang ada di toko juga memiliki kandungan bahan yang sama, yakni etanol. Itulah yang membuat hand sanitizer yang diproduksi dalam kegiatan ini memiliki kualitas yang sama dengan yang ditawarkan di toko.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 377, "width": 434, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Plumbon Gambang merupakan ikon Kabupaten Jombang. Desa ini terletak di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Desa tersebut menjadi sentra industri manik-manik terbesar di Kabupaten Jombang. Wilayah Desa Plumbon Gambang secara administratif memiliki 5 dusun, 5 RW, dan 22 RT. Desa Plumbon Gambang luasnya 173,860 hektare dengan 1.128 kepala keluarga (kk). Mayoritas penduduk di Desa Plumbon Gambang berprofesi sebagai pengusaha manik-manik, karyawan swasta, dan tidak sedikit juga yang berprofesi sebagai petani.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 474, "width": 435, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Plumbon Gambang, diperoleh informasi bahwa sebagian besar masyarakat Desa Plumbon Gambang memiliki toko manik-manik. Setiap toko harus menyediakan fasilitas sanitasi untuk setiap pembeli yang datang. Masalah yang dihadapi adalah limbah cair bekas cuci tangan yang berlebihan. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan hand sanitizer . Namun, seiring dengan meningkatnya kasus covid-19 menyebabkan ketersediaan hand sanitizer di pasaran menjadi langka dan harganya melonjak tinggi (Alawiyah et al. , 2021). Selain itu, minimnya wawasan dan pengetahuan terkait pembuatan hand sanitizer membuat warga Desa Plumbon Gambang kesulitan untuk membuat hand sanitizer secara mandiri. Beberapa warga abai terhadap kesadaran akan pentingnya menjaga protokol kebersihan, khususnya mencuci tangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kesehatan dan produksi hand sanitizer bagi warga desa Plumbon Gambang.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 665, "width": 151, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 679, "width": 442, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KKM DR dilaksanakan di Desa Plumbon Gambang oleh tiga belas mahasiswa dan satu dosen pendamping lapangan dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Anggota KKM DR terdiri atas tujuh laki-laki dan enam perempuan dari program studi Biologi, Tadris Matematika, Kimia, Manajemen, Pendidikan Agama Islam, Perbankan Syariah, dan Psikologi. Waktu pelaksanaan pengabdian dilakukan selama satu bulan. Sasaran pengabdian adalah warga Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang berjumlah 25 orang.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 95", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 439, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data pada program ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari bukti yang akurat dari sumber- sumber informasi dan penyimpanan informasi pelaksanaan kegiatan dalam bentuk foto atau video. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut (Gambar 1).", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 419, "width": 160, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tahapan pelaksanaan", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 445, "width": 439, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observasi dan wawancara awal dilakukan di Desa Plumbon Gambang untuk mengetahui sekaligus memahami fenomena sosial yang ada di Desa Plumbon Gambang. Dari informasi tersebut dapat ditentukan program pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perangkat desa dan masyarakat yang menjadi narasumber dalam wawancara awal adalah NW selaku Kepala Desa Plumbon Gambang, tokoh masyarakat, yaitu Ustad T, dan Ketua PKK, yaitu Ibu A.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 528, "width": 440, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap perizinan, dilakukan koordinasi dengan Kepala Desa Plumbon Gambang terkait tempat dan waktu pelaksanaan sekaligus kerja sama dalam pengumpulan warga (Gambar 2). Dari hasil koordinasi didapatkan kesepakatan mengadakan kegiatan sosialisasi kesehatan dan produksi hand sanitizer pada 21 Januari 2021 di Balai Desa Plumbon Gambang.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 151, "width": 354, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Observasi dan wawancara awal 2 Perizinan 3 Persiapan alat dan bahan 4", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 250, "width": 191, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan materi di PPT 5 Sosialisasi kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 250, "width": 78, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Pembuatan hand sanitizer", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 349, "width": 8, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Picture" }, { "left": 137, "top": 371, "width": 72, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara akhir (respons warga)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 96", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 270, "width": 203, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Koordinasi dengan kepala desa", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 297, "width": 446, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, dilakukan persiapan alat dan bahan. Pada tahap ini, tim pengabdian menyiapkan alat dan bahan, seperti gelas ukur, pipet, dan alat pengaduk (Gambar 3). Bahan- bahan yang dibutuhkan ialah etanol, gliserol, hidrogen peroksida, aquades, dan essential oil.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 637, "width": 129, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Persiapan alat", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 663, "width": 440, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi yang dibuat dalam power point meliputi definisi hand sanitizer , bahan-bahan yang dibutuhkan, sifat dan fungsi setiap bahan serta tata cara produksi hand sanitizer (Gambar 4).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 97", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 390, "width": 203, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Materi sosialisasi", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 427, "width": 440, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada sosialisasi, tim pengabdian menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan dengan menerapkan 3M melalui poster yang dibuat. Tim pengabdian juga menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan tangan sebagai upaya mencegah penularan virus covid-19. hand sanitizer", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 482, "width": 440, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada praktik pembuatan tahap ini, tim pengabdian menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat hand sanitizer. Tim membagikan pamflet terkait alat dan bahan serta tahap pembuatan hand sanitizer agar dapat dibawa pulang setelah kegiatan selesai. Praktik membuat hand sanitizer dilakukan di depan warga Desa Plumbon Gambang secara langsung oleh tim pengabdian. Hasil hand sanitizer yang telah diproduksi dibagikan kepada warga Desa Plumbon Gambang.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 565, "width": 440, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikutnya, tim pengabdian melakukan wawancara terhadap warga yang mengikuti sosialisasi kesehatan dan produksi hand sanitizer . Tim pengabdian mencatat respons yang diberikan warga. Tahapan ini dilakukan sebagai bahan evaluasi kegiatan dan untuk mengetahui antusiasme warga dalam mengikuti sosialisasi kesehatan dan kegiatan produksi hand sanitizer .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 666, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 679, "width": 440, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosialisasi yang dibagikan kepada warga mengenai pentingnya menjaga kesehatan dengan menerapkan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer , dan menjaga jarak (Gambar 5). Di samping itu, sosialisasi juga disampaikan dalam bentuk pamflet (Gambar 6). Hal ini dilakukan agar masyarakat semakin giat dalam menerapkan protokol kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 98", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 302, "width": 252, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 709, "width": 244, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Pamflet penerapan 3M", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 760, "width": 404, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses produksi hand sanitizer dilakukan dengan mengukur bahan-bahan sesuai", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 405, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 99", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 439, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan anjuran World Health Organization (2010). WHO merekomendasikan produksi lokal Formulasi I atau Formulasi II sebagai alternatif ketika produk komersial yang sesuai tidak tersedia atau terlalu mahal (Tabel 1).", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 129, "width": 159, "height": 132, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Bahan Pembuatan hand sanitizer Bahan Jumlah Etanol 96% 833 ml Gliserol 98 % 15 ml Hidrogen Peroksida 3% 42 ml Aquades 110 ml", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 278, "width": 440, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan dalam membuat hand sanitizer berdasarkan anjuran World Health Organization (2010) adalah sebagai berikut (Gambar 7):", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 305, "width": 321, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Siapkan alat-alat dan peralatan untuk membuat hand sanitizer .", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 319, "width": 362, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Siapkan gelas ukur 1000 ml, masukkan etanol sebanyak 833 ml (96%).", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 333, "width": 404, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tambahkan gliserol 15 ml (98%), dan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) sebanyak 42 ml dengan konsentrasi 3%.", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 361, "width": 272, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tambahkan aquades atau air steril sebanyak 110 ml.", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 374, "width": 379, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Aduk semua bahan menggunakan batang pengaduk hingga tercampur rata.", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 388, "width": 241, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Tuang pada botol spray yang sudah disiapkan.", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 402, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Kemudian didiamkan selama 72 jam", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 416, "width": 190, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Hand sanitizer sudah dapat dipakai", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 653, "width": 210, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Praktik produksi hand sanitizer", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 678, "width": 441, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menambahkan aroma, dapat menambahkan essential oil secukupnya hingga aroma etanol tersamarkan. Produk hand sanitizer memiliki kelebihan, di antaranya proses pembuatan hand sanitizer cukup mudah dan cepat, dapat bertahan lama, praktis untuk dibawa ke mana-mana, dapat menghemat biaya, serta alat dan bahan mudah didapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 406, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 100", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 299, "width": 286, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Hasil praktik produksi hand sanitizer", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 325, "width": 440, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produk hasil praktik produksi hand sanitizer jenis spray telah dihasilkan (Gambar 8). Dalam sekali produksi dapat menghasilkan 43 botol hand sanitizer . Selanjutnya, hand sanitizer dibagikan kepada warga yang membutuhkan (Gambar 9). Tujuannya agar warga Desa Plumbon Gambang tetap dapat menjaga kebersihan saat melakukan aktivitas apa pun di luar. Bentuknya yang kecil menjadikannya praktis dan efisien untuk dibawa bepergian. Untuk menggunakan hand sanitizer cukup dengan menyemprotkannya pada telapak tangan sesuai dengan kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 745, "width": 191, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Hand sanitizer untuk peserta", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 406, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 101", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 440, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harapan dengan diadakannya program ini adalah kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan dan penerapan protokol kesehatan semakin meningkat. Selain itu, produksi hand sanitizer sendiri juga lebih hemat biaya karena bahan dan alat yang digunakan cukup mudah ditemukan. Hambatan dalam kegiatan ini berupa minimnya pengetahuan warga terkait bahan-bahan yang digunakan dan terbatasnya toko yang menjual alat-alat tersebut. Bahkan, terdapat bahan yang kehabisan di toko, yakni aquades, sehingga tim pengabdian membelinya melalui online store . Namun, warga tetap bisa menggantinya dengan air sulingan sebagai pengganti aquades. Warga mengaku senang dengan adanya program yang sangat bermanfaat seperti ini karena dapat meningkatkan wawasan mereka tentang bahaya virus covid-19 dan cara mencegah penularannya, serta mengetahui tata cara proses produksi hand sanitizer .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 225, "width": 440, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan 25 orang, didapatkan hasil wawancara yang mengerucut pada 2 tema, yakni sebanyak 92% warga mengaku sangat antusias dengan diadakan kegiatan tersebut karena dapat menambah pengetahuan serta wawasan terkait bahan-bahan yang terkandung dalam hand sanitizer beserta proses pembuatannya (tema 1). Berikut contoh tanggapan dari warga yang sudah hadir:", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 308, "width": 372, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya kegiatan sosialisasi produksi hand sanitizer, kami jadi tahu alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat hand sanitizer. Ini juga dapat menjadi peluang usaha di tengah pandemi sekaligus menghadapi kelangkaan hand sanitizer di pasaran. (SM, 01/01/2021)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 377, "width": 441, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua orang menganggap bahwa membuat hand sanitizer ribet ditambah lagi tidak bisa membeli bahan dengan ukuran yang kecil (tema 2). Hal ini diakibatkan dalam sekali proses produksi hand sanitizer dengan batas minimum pembelian bahan dapat menghasilkan sekitar 43 botol ukuran 10 ml. Untuk penggunaan hand sanitizer dalam jumlah yang besar, harga yang dikeluarkan lebih terjangkau daripada membeli langsung di pasaran. Untuk jumlah yang sangat kecil, pembelian bahan baku tidak tersedia dalam jumlah yang sedikit. Berikut contoh tanggapan warga mengenai hal tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 488, "width": 372, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mungkin kalau untuk penggunaan pribadi, jumlah bahan segitu kebanyakan ya, Mbak. Mungkin nantinya bisa dibuat bareng-bareng. (H, 01/01/2021)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 542, "width": 140, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 555, "width": 440, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan sosialisasi kesehatan dan produksi hand sanitizer sudah terlaksana dengan baik dan disambut positif oleh warga Desa Plumbon Gambang. Mayoritas warga (92% orang) sangat antusias dengan diadakannya kegiatan ini. Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, utamanya di daerah perdesaan yang masih sangat minim pengetahuan. Dengan adanya program ini, warga menjadi sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan terlebih lagi di era pandemi. Untuk mengurangi penyebaran covid-19, tim menyarankan agar masyarakat mengikuti dan menerapkan prosedur kesehatan yang ketat.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 694, "width": 148, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 707, "width": 439, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Plumbon Gambang yang telah mengizinkan pelaksanaan kegiatan KKM DR 2021. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ketua PKK beserta masyarakat Desa Plumbon Gambang yang telah mendukung penuh dan menerima tim dengan sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 406, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 102", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 121, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 87, "width": 440, "height": 164, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alawiyah, A. L., Karmila, A., Hajar , D. S., Pebriani, F., & Putri, N. L. F. H. (2021). Pelatihan pembuatan hand sanitizer alami dari daun sirih dan jeruk nipis di Desa Salamnunggal. Educivilia: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat , 2 (2), 117-126. https://doi.org/10.30997/ejpm.v2i2.3233 Anna, Irmayani, W., & Nasihin, M. (2022). Penerapan aplikasi buku tamu digital pada Kantor Desa Punggur Besar Kubu Raya. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Jotika , 1 (2), 53- 60. https://doi.org/10.56445/jppmj.v1i2.29 Asadi, S., Bouvier, N., Wexler, A. S., & Ristenpart, W. D. (2020). The coronavirus pandemic and aerosols: Does COVID-19transmit via expiratory particles? Aerosol Science and Technology , 54 (6), 635-638. https://doi.org/10.1080/02786826.2020.1749229 Canti, M., & Hartanti, A. T. (2021). The education on the prevention of the spread of the COVID- 19by provisions of handwashing facilities and masks. MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat , 5 (2), 89-98. https://doi.org/10.25170/mitra.v5i2.1858", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 254, "width": 440, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, C. C., & Chi, C. Y. (2020). Biosafety in the preparation and processing of cytology specimens with potential coronavirus (COVID‐19) infection: Perspectives from Taiwan. Cancer Cytopathology , 128 (5), 309-316. https://doi.org/10.1002/cncy.22280", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 292, "width": 441, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elisma, E., Yuliawati, Y., Fitrianingsih, F., & Asra, R. (2022). Praktik pembuatan hand sanitizer sebagai upaya pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh virus. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) , 4 (2), 240-247. http://dx.doi.org/10.36565/jak.v4i2.318", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 330, "width": 440, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liu, P., Xu, M., Lu, L., Ma, A., Cao, L., Su, L., ... & Xu, J. (2022). The changing pattern of common respiratory and enteric viruses among outpatient children in Shanghai, China: Two years of the COVID‐19 pandemic. Journal of Medical Virology , 94 (10), 4696-4703. https://doi.org/10.1002/jmv.27896", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 380, "width": 440, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liu, P., Yuen, Y., Hsiao, H. M., Jaykus, L. A., & Moe, C. (2010). Effectiveness of liquid soap and hand sanitizer against Norwalk virus on contaminated hands. Applied and environmental microbiology , 76 (2), 394-399. https://doi.org/10.1128/AEM.01729-09", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 418, "width": 440, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manarisip, T., Yamlean, P. V., & Lolo, W. A. (2019). Formulasi dan uji efektivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) sebagai antiseptik tangan. Pharmacon , 8 (3), 580-590. https://doi.org/10.35799/pha.8.2019.29335", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 456, "width": 440, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munarsih, E., Handayani, R., Hilma, H., Hasanah, M., & Romsiah, R. (2022). Pelatihan pembuatan hand sanitizer sebagai upaya bersama melawan COVID-19 di Desa Teloko. Jurnal Abdimas Mandiri , 6 (2), 119-124. https://doi.org/10.36982/jam.v6i2.2322", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 494, "width": 440, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noval, N., Nastiti, K., Nugraha, D. F., Rahmadani, R., & Alawiyah, T. (2020). Produk inovasi hand sanitizer dari akar bajakah sebagai upaya pencegahan di masa pandemi covid-19. LOGISTA- Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat , 4 (2), 305-312. https://doi.org/10.25077/logista.4.2.305-312.2020", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 545, "width": 440, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Radji, M. (2009). Buku ajar mikrobiologi: Panduan mahasiswa farmasi & kedokteran . EGC Rofiki, I., & Famuji, S. R. R. (2020). Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan untuk membiasakan PHBS bagi warga Desa Kemantren. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 4 (4), 628–634. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v4i4.3992 Sanidah, & Rofiki, I. (2022). Kegiatan mengaji secara terbatas di LPQ Wardatul Ishlah dengan menerapkan protokal kesehatan sebagai bentuk moderasi beragama pada masa pandemi COVID-19. JRCE (Journal of Research on Community Engagement) , 3 (2), 40-45. https://doi.org/10.18860/jrce.v3i2.15373", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 646, "width": 440, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinanto, R. A., & Djannah, S. N. (2020). Efektivitas cuci tangan menggunakan sabun sebagai upaya pencegahan infeksi: Tinjauan literatur. Jurnal Kesehatan Karya Husada , 8 (2), 96-111. https://doi.org/10.36577/jkkh.v8i2.403", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 684, "width": 440, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanty, Hendrawati, T. Y., & Rusanti, W. (2020). Pengaruh penambahan gel aloe vera terhadap efektifitas antiseptik gel. Jurnal Teknologi Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 (1), 1-8. https://doi.org/10.24853/jurtek.12.1.79-86", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 722, "width": 440, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triyani, M. A., Pengestuti, D., Khotijah, S. L., Susilaningrum, D. F., & Ujilestari, T. (2021). Aktivitas antibakteri hand sanitizer berbahan ekstrak Daun Sirih dan ekstrak Jeruk Nipis. Nectar: Jurnal Pendidikan Biologi , 2 (1), 16-23. https://doi.org/10.31002/nectar.v2i1.1559", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 40, "width": 431, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laily, F. N. & Rofiki, I. Program KKM DR: Sosialisasi Kesehatan dan Produksi Hand sanitizer bagi Warga Desa Plumbon Gambang", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 784, "width": 439, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 Laily, F.N. & Rofiki, I.Published by Institute for Research and Community Service, Atma Jaya Catholic University of Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 111, "top": 794, "width": 406, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This articles is licensed under a Creative Common Attribution-NonCommercial-Share Alike 4.0 International License . 103", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 440, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Health Organization. (2010). Guide to local production: WHO-recommended handrub formulations . World Health Organization.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 99, "width": 443, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliana. (2020). Corona Virus Diseases (COVID-19): Sebuah tinjauan literatur. Wellness and Healthy Magazine , 2(1) , 187–192. https://doi.org/10.30604/well.95212020 Yuwana, S. I. P. (2022). Pemberdayaan dan peningkatan kualitas SDM masyarakat dengan menggunakan Metode Asset Bassed Community Development (ABCD) di Desa Pecalongan Kec. Sukosari Bondowoso. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service), 4 (3), 330–338. https://doi.org/10.36312/sasambo.v4i3.735 Zhou, P., Yang, X. L., Wang, X. G., Hu, B., Zhang, L., Zhang, W., Si, H. R., Zhu,Y., Li, B, Huang,", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 187, "width": 404, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. L., Chen, H. D., Chen, J., Luo, Y., Guo, H., Jiang, R. D., Liu, M.Q., Chen, Y., Shen, X.R, Wang, X., ... & Shi, Z. L. (2020). A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin. Nature , 579 (7798), 270-273. https://doi.org/10.1038/s41586-020- 2012-7", "type": "Text" } ]
b92e1537-fccb-33c6-9d62-3857be9a8fc7
https://ejournal.upi.edu/index.php/manajerial/article/download/1211/851
[ { "left": 50, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 660, "width": 203, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 54 - 65", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 619, "width": 132, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "1 Dosen Universitas Pasundan Bandung", "type": "Footnote" }, { "left": 137, "top": 54, "width": 226, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "SERVICE EXCELLENT DALAM RANGKA MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN", "type": "Section header" }, { "left": 202, "top": 93, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Oleh : Zein Bastiar 1", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 116, "width": 47, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 139, "width": 364, "height": 168, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Pemasaran merupakan hal yang mendasar dan penting untuk dipahami oleh perusahaan yang berkecimpung di dunia bisnis karena berhasil tidaknya perusahaan dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya sangat tergantung pada bagaimana cara perusahaan memasarkan produknya sehigga dapat diterima oleh pelanggan. Dalam persaingan dunia bisnis seperti sekarang perusahaan harus mengutamakan kepuasan pelanggan yang mana merupakan salah satu rahasia keberhasilan bisnis dan dapat survive bersaing dan menguasai pasar. Banyak kegagalan bisnis terjadi karena pelanggan dikecewakan sehingga mereka mencari alternatif ke produk sejenis lainnya. Konsumen makin berani untuk protes dan mengeluh bilamana pelayanan yang didapatkannya buruk. Konsumen mempunyai standar lebih tinggi terhadap pelayanan dan kepuasan yang berarti konsumen makin sulit merasa puas. Pendekatan berdasarkan kepentingan pelanggan sebaiknya dilakukan secara lebih sistematis dan efektif. Petinggi perusahaan harus mengetahui kebutuhan pelanggan dan perusahaan berusaha untuk menghasilkan kinerja sebaik mungkin serta meningkatkan kualitas pelayanan yang baik sehingga dapat memuaskan pelanggan dan produknya dijadikan sebagai tolok ukur keunggulan daya saing perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 318, "width": 242, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kata kunci : service excellent, kepuasan, loyalitas pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 342, "width": 81, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 354, "width": 196, "height": 252, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Dalam persaingan dunia bisnis seperti sekarang di dalam zaman globalisasi pelanggan merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pelanggan harus di jaga agar tetap memakai produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan harus memberikan sesuatu yang lebih bagi pelanggannya melebihi apa yang diharapkan oleh pelanggan itu sendiri. Pelanggan harus dibuat puas atas produk atau penggunaan jasa yang dipakainya agar mereka selalu setia menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan. Menurunnya keuntungan yang diterima oleh perusahaan selain kesalahan manajemen dalam menjalankan perusahaaanya bisa disebabkan oleh kekurangpekaan para petinggi perusahaan dalam melihat keinginan dan kebutuhan para konsumennya terhadap produk yang dihasilkan atau jasa yang ditawarkan juga tidak tahu cara memberikan pelayanan yang", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 341, "width": 196, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "baik kepada pelanggan sehingga keinginan dan kebutuhannya terpenuhi dan ia merasa puas melebihi apa yang dapat diberikan oleh pesaing.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 389, "width": 196, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Servis yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumennya mempunyai peran dan dampak yang sangat penting. Menurut Hermawan Kartajaya (2006:18) servis merupakan jiwa dari suatu perusahaan. Servis adalah sikap untuk bertahan dan memenangkan persaingan di masa depan oleh karena itu servis yang diberikan secara tepat kepada konsumen akan membuat konsumen tersebut menjadi pelanggan yang loyal dan akan merekomendasikan bahkan menjadi pembela produk yang dihasilkan perusahaan. Begitu banyaknya kemiripan produk yang beredar, pemasar harus menciptakan lingkungan layanan terhadap suatu produk, yang unik dan sulit ditiru karena layanan lebih sulit ditiru sama baiknya oleh pesaing. Walaupun begitu banyak perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 660, "width": 304, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Service Excellent Dalam Rangka Membentuk Loyalitas Pelanggan (Zein Bastiar)", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 196, "height": 444, "page_number": 2, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "terpaku pada produk dan menganggap remeh layanan sebagai langkah lanjut dalam rancangan penawaran. Perusahaan terlalu mengkhawatirkan biaya dari layanan yang baik dan hampir tidak memerhatikan dampaknya. Tetapi masih banyak perusahaan yang mengartikan servis secara sederhana, dimana servis hanya dianggap sebatas layanan prajual, pasca jual, atau layanan selama jual. Apabila hal tersebut sudah dilakukan oleh perusahaan mereka menganggap bahwa tugas dalam memberikan servis atau pelayanan terhadap konsumen telah selesai dilakukan. Juga seringkali para petinggi perusahaan melewatkan hal yang paling penting untuk mendapatkan loyalitas pelanggan yaitu value . Bukan karena mereka tidak mencoba menambah value , para manajer pemasaran ini meningkatkan produk, menambah manfaat, dan harga yang rendah. Saat ini mereka lebih sulit untuk menciptakan proporsi nilai yang berbeda dari para kompetitornya. Perusahaan harus mengetahui value apa saja yang menjadikan para pelanggan memilih satu produk atau jasa secara konsisten dari para kompetitornya. Saat ini konsumen lebih kritis, lebih cerdas, lebih sadar akan harga, lebih banyak menuntut dan juga didekati oleh banyak pesaing dengan memberikan penawaran yang sama atau bahkan lebih baik. Maka, untuk menghasilkan pelanggan yang loyal, perusahaan harus memberikan superior customer value terhadap para pelanggannya. Kualitas layanan merupakan aspek penting bagi para pemimpin organisasi, terutama untuk layanan organisasi berorientasi untuk memuaskan pelanggan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 499, "width": 196, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Citra perusahaan yang baik akan terbentuk apabila perusahaan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya. Sebuah citra perusahaan yang baik berfungsi sebagai sebuah strategi yang efektif dalam memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Perusahaan yang ingin tetap mempertahankan status mereka dalam mempertahankan citra yang baik harus terus menjaga kualitas layanan. Hal ini menjadi perhatian mutlak bagi perusahaan yang tidak hanya harus", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 196, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "menghadapi para pesaingnya, tetapi juga harus mengetahui kebutuhan para pelanggannya yang terus berubah, bervariasi, dan sadar akan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan terus menerus harus dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 138, "width": 196, "height": 384, "page_number": 2, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "B. Service excellent L ayanan yang diberikan dengan berfokus kepada kepuasan pengguna sering disebut juga dengan layanan prima atau layanan istimewa ( service excellent) . Esensi dalam layanan prima adalah upaya memberikan layanan terbaik bagi pelanggan yang berorientasi pada kepentingan pelanggan/pengguna sehingga memungkinkan kita mampu memberikan kepuasan yang optimal. Upaya memberikan layanan yang terbaik ini dapat diwujudkan apabila kita dapat menonjolkan kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan dan tanggung jawab yang baik dan terkoordinasi. Service excellent adalah dua kata berasal dari bahasa inggris service dan excellent . Service artinya jasa, pelayanan, tugas dan excellent artinya unggul, ulung, baik sekali, dengan demikian dalam perspektif ini pelayanan yang sempurna merupakan salah satu nilai jual yang penting bagi sebuah industri jasa. Sebuah pelayanan dikatakan sempurna apabila dampak yang terjadi pada konsumen adalah loyalitas yang sangat tinggi. Sehingga konsumen tidak akan ragu-ragu lagi untuk membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Bahkan, pelanggan yang loyal akan dengan sendirinya memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen lain dengan sukarela dikarenakan sudah sangat nyaman dan di untungkan dengan adanya pelayanan yang sempurna tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 522, "width": 196, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Menurut Her mawan Kar tajaya (2006:18)Servis itu sebuah nilai yang harus diberikan terus-menerus kepada pelanggan. Dimana Nilai merupakan Perkiraan konsumen tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan mengetahui dan memahami kebutuhan pelanggan, maka perusahaan dapat memenuhi value yang dimaksud oleh para pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 660, "width": 203, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 54 - 65", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 196, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Nilai Terhantar pada Pelanggan merupakan selisih antara jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan. Dan Jumlah nilai adalah sekelompok keuntungan yang diharapkan pelanggan dari barang dan jasa tertentu Value = total get Total give Total get mencakup 2 komponen 1. functional benefit ( manfaat fungsional berkaitan langsung dengan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh sebuah produk)", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 199, "width": 199, "height": 392, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. emotional benefit manfaat emosional adalah manfaat yang diperoleh pelanggan berupa stimulasi terhadap emosi dan perasaan Total give mencakup 1. price harga yang dibayarkan pelanggan 2. other expenses atau biaya lain yang muncul selama customer menggunakan dan mengkonsumsi produk Pelanggan biasanya akan memilih penawaran yang paling tinggi nilai terhantarnya, dengan harapan akan mendapatkan kepuasan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kalau nantinya persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diterimanya lebih kecil daripada harapannya, dia akan kecewa ( dissatisfied) . Kalau sama, ia akan puas ( satisfied) . Dan kalau lebih, sering disebut amat puas ( delighted). Apabila konsumen membeli sebuah produk dia berharap performansi atas produk yang dibelinya. Menurut Leonard L. Barry, A. Parasuraman, dan Valerie A. Zeithmal (dalam Kartajaya, 2006:62) mengemukakan harapan performansi (ekspektasi) atas produk tersebut timbul dalam benak konsumen dikarenakan empat hal yakni 1. Individual need atau ‘kebutuhan perorangan’ sebagai faktor yang penting. Artinya, kalau konsumen sudah punya tuntutan yang tinggi, maka ekspektasinya sudah pasti tinggi juga.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 591, "width": 196, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Word-of-mouth . konsumen punya harapan tertentu karena cerita dari orang lain. Cerita dari orang lain sering dianggap", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 55, "width": 178, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "sebagai referensi. Kalau seseorang sudah merasa puas dengan pelayanan sebuah bank, misalnya, maka sangat mungkin dia bercerita ke orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 103, "width": 196, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Past experience atau pengalaman masa lalu. Orang yang sudah punya pengalaman baik di masa lalu akan berharap menerima pelayanan yang minimal sama dengan yang dulu. Jika tidak, ia akan kecewa. Bahkan sering kali dia menuntut lebih setelah beberapa kali menerima pelayanan yang sama terus. Kenapa? Sebab sifat orang memang tidak pernah puas. Karena itu, tingkat kepuasan di masa lalu menjadi standard minimal bagi pelayanan berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 247, "width": 196, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. External communication atau ‘komunikasi eksternal’. Ini adalah usaha sebuah perusahaan untuk menjanjikan sesuatu kepada pelanggan dalam rangka menarik mereka. Jika anda tidak pernah berjanji, maka tidak ada orang yang bakal datang.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 331, "width": 196, "height": 300, "page_number": 3, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Harapan konsumen terhadap produk yang mereka gunakan adalah mengharapkan perhatian dan bantuan, kebutuhan akan informasi dan penjelasan, keramahan dan tanggapan. Konsumen ingin kejutan (mereka ingin mendapatkan yang kebih dari harapannya). Hermawan Kartajaya(2007:24) mendefinisikan servis sebagai memorable experience . cara menciptakan sebuah pengalaman yang tak terlupakan pada servis yang perusahaan tawarkan menurut Bernd Schmitt(dalam Kartajaya, 2007:24) mengemukakan Pengalaman yang tak terlupakan itu adalah nilai yang berupa emotional benefit (manfaat emosional) yang kita tawarkan kepada konsumen. Dengan kata lain, tak hanya produk yang berupa functional benefit (manfaat fungsional) yang kita tawarkan, tetapi juga service experience kepada pelanggan. Servis adalah suatu value-added . Maksudnya, suatu servis yang mampu memberikan nilai tambah secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, dimana kepuasan pelanggan dapat diamati dan diukur dengan cara sistem keluh", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 660, "width": 304, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Service Excellent Dalam Rangka Membentuk Loyalitas Pelanggan (Zein Bastiar)", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 196, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "dan saran, survei kepuasan pelanggan dan Pembeli bayangan. Ciri pelanggan yang puas terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, mereka akan membeli lagi produk atau jasa yang ditawarkan, loyal tidak berpindah ke produk atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing, mereka akan memberikan rekomendasi produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen lain.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 175, "width": 196, "height": 456, "page_number": 4, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Servis sudah harus menjadi panggilan jiwa bagi setiap perusahaan bukan merupakan tugas. Jika sudah terjadi demikian maka empati akan menjadi sesuatu yang natural, yang bisa dilakukan tanpa adanya rasa keterpaksaan. Standard Operating Procedure harus fleksibel dan bisa memberi kesempatan kepada karyawan yang langsung berhubungan dengan konsumen atau pelanggan khususnya, untuk bisa berempati dan mengembangkan empatinya itu kepada pelanggan. Empatilah yang justru paling penting. Empati berperan besar dalam membentuk pengalaman pelanggan dikarenakan layanan “ tak terduga”, yang perusahaan berikan sebagai hasil dari kemampuan perusahaan merasakan apa yang dirasakan pelanggan, hal ini yang dapat membangkitkan pengalaman yang tak terlupakan bagi si pelanggan. Melayani harus dengan hati, dan haruslah selalu bisa mengendalikan emosi. Cara perusahaan menanggapi keluhan konsumen ini akan sangat menentukan citra sebuah perusahaan apakah konsumen ini akan terus menjadi pelanggan atau tidak, terutama bagi yang bergerak di bisnis jasa, Perusahaan harus tahu, kenapa pelanggan mengeluhkan produk atau jasa yang ditawarkan. Dengarkanlah dengan penuh perhatian ketika pelanggan komplain, apabila perusahaan memperlakukan pelanggannya dengan baik apa pun sikap pelanggan kepada perusahaan itu lambat laun mereka pun akan bersikap sopan dan hormat kepada perusahaan yang memberikan pelayanan yang baik. karena pelanggan itu membeli tidak hanya merek, juga termasuk pelayanan dan kualitas bukan produknya saja.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 196, "height": 456, "page_number": 4, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Pada dasarnya, ada dua aset perusahaan yang sangat penting, yaitu pelanggan dan karyawan. Loyalitas konsumen khususnya dalam bidang jasa terkait erat dengan elemen manusia dalam hal ini karyawan. Kinerja karyawan yang baik dapat menciptakan rasa percaya perusahaan yang pada gilirannya akan mendorong rasa puas konsumen. Meskipun konsumen yang puas tidak selalu menjadi konsumen yang loyal namun apabila dalam hubungan antara penyedia jasa dengan konsumen telah tercipta suatu kepercayaan maka konsumen menjadi cenderung lebih loyal. Karyawan merupakan aset terpenting di luar perusahaan. Karyawan dan pelanggan punya kaitan sangat erat dan karena itu harus menjadi titik fokus dari perusahaan-perusahaan yang ingin berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Karena pelayanan kepada pelanggan secara langsung biasanya dan kebanyakan diberikan oleh karyawan, tidak oleh para manajer, maka aset yang satu ini harus berada dalam keadaan puas dulu. Kecil kemungkinannya orang yang berada dalam keadaan tidak puas mampu dan mau memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan. Tapi tentunya, supaya karyawan mampu melayani pelanggan dengan baik, juga harus ada pelatihan yang cukup serta dukungan teknologi yang diperlukan. Dan yang penting harus ada kesungguhan dari pihak pemilik perusahaan untuk melaksanakan hal tersebut secara tuntas. Sebab memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pelanggan adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan yang sesungguhnya tidak akan kelihatan hasilnya dalam jangka pendek.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 511, "width": 196, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Hal-hal yang harus diperhatikan karyawan dalam menghadapi pelanggan 1. Senyumlah dengan tulus,senyum sangatlah mudah dan penting. Banyak karyawan tidak tersenyum karena: lupa, frustasi bekerja, dan sudah letih tersenyum. Namun bagi pelanggan, inilah kali pertama dia di perusahaan Jadi, tersenyumlah.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 660, "width": 203, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 54 - 65", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 141, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Berikan salam yang antusias", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 67, "width": 196, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Tanya dan tawarkan bantuan, bayangkan oleh petugas yang melayani konsumen bahwa dia berada di posisi sebagai konsumen Jika dia sedang melayani pelanggan dan mereka perlu sesuatu, bayangkan bahwa dia yang membutuhkan bantuan tersebut. Pelayanan seperti apa yang ingin dia terima dan membuat dia puas? Bayangkanlah kalau berada di posisi pelanggan. Bersikaplah lebih simpatik.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 187, "width": 193, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. Berikan solusi dan penjelasan yang terbaik kepada para konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 211, "width": 197, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "5. E va l u a s i ap a k a h s e s u a i d e n ga n harapannya, ulangi permintaan pelanggan. Sebelum memproses per mintaan pelanggan Tindakan sederhana ini menunjukkan bahwa petugas yang melayani pelanggan benar-benar ingin memahami permintaannya dengan tepat, dan pelanggan diyakinkan bahwa petugas yanng melayani telah memahaminya dengan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 331, "width": 196, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "6. Lakukan pengecekan ulang. Jika pelanggan memesan satu produk yang diyakini bahwa barang tersebut pasti sudah habis,", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 379, "width": 196, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "7. Pusatkan perhatian pada pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 391, "width": 178, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kontak mata yang baik merupakan aspek yang paling penting dalam komunikasi tatap muka. Hal ini menunjukkan bahwa petugas yang melayani pelanggan menyimak dengan cermat apa yang dikatakan pelanggan. Jangan mengalihkan pandangan ketika pelanggan berbicara dan menjelaskan persoalannya. Tetaplah memusatkan perhatian pada pelanggan ketika berbicara dengannya.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 511, "width": 196, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "8. Ajukan pertanyaan-pertanyaan. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan interaksi dengan pelanggan adalah dengan menengarkan pendapat pelanggan dan mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi lebih jauh. Dengan demikian perusahaan dapat memahami masalah dan kebutuhan mereka dengan lebih baik sehingga dapat memberikan solusi yang lebih baik. Semuanya ini membantu", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 55, "width": 178, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "dalam memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 79, "width": 196, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "9. Jawablah dengan kalimat lengkap.", "type": "List item" }, { "left": 273, "top": 91, "width": 178, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Dalam dunia layanan yang baik kepada pelanggan, jawaban yang terdiri atas satu kata dianggap kasar. Jawaban dengan satu kata menyampaikan kesan malas atau tidak profesional. Menjawab dengan kalimat lengkap menunjukkan citra yang lebih professional.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 175, "width": 196, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "10. Berikan perhatian kepada anak-anak. Pelanggan yang mengajak anak-anaknya membuka peluang memberikan layanan yang baik. Petugas yang melayani pelanggan hanya perlu menunjukkan perhatian tulus kepada anaknya. Berbicaralah, bersendaguraulah, dan bermainlah dengannya. Berikan pujian kepadanya. Yang lebih baik, berjongkok atau berlututlah di samping anak tersebut. Semuanya ini membuat orangtuanya senang. Jadi jangan pernah abaikan anak- anak.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 331, "width": 196, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "11. Berikan layanan ekstra. Lakukan sesuatu yang menunjukkan perhatian perusahaan kepada kebutuhan pelanggan. Semua konsumen suka hadiah. Temukan kesempatan untuk membuat pelanggan senang dengan memberi hadiah sederhana. Mereka akan memiliki kesan khusus terhadap pemberian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 427, "width": 172, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "12. Ucapkan terima kasih dengan tulus.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 439, "width": 193, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "13. Ucapkan salam kepada pelanggan apabila selesai bertransaksi.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 463, "width": 196, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "14. Lakukan tindak lanjut. Sehari setelah pelanggan membeli produk, staf penjualan menelepon kepada pelanggan untuk menanyakan apakah produk yang sudah dibeli berfungsi dengan baik, apakah pelanggan membutuhkan bantuannya untuk memberikan informasi lebih jelas dan detail tentang penggunaan produk tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 571, "width": 193, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Petugas yang akan berhubungan dengan pelanggan harus memiliki Keterampilan dasar dalam pelayanan seperti:", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 607, "width": 192, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "1. Memusatkan perhatian pada pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 619, "width": 173, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Memberikan pelayanan yang efisien.", "type": "List item" }, { "left": 435, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 660, "width": 304, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Service Excellent Dalam Rangka Membentuk Loyalitas Pelanggan (Zein Bastiar)", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 191, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Membina hubungan baik dan harmonis.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 67, "width": 183, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. Memberikan penjelasan dan informasi.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 79, "width": 166, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "5. Mengetahui keinginan pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 91, "width": 195, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "6. Menjelaskan jasa pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 115, "width": 196, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "7. Mengalihkan tugas pelayanan kepada orang lain.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 139, "width": 196, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Menemukan kunci pelayanan sangat mudah yang harus perusahaan lakukan adalah memetakan pengalaman seorang konsumen ketika menggunakan produk atau jasa layanan perusahaan, kalau proses ini sudah dipetakan perusahaan akan mudah menemukan kunci pelayananan, kunci inilah yang perlu di sempurnakan oleh para manager atau petinggi perusahaan sehingga dapat memberikan pengalaman yang dahsyat bagi setiap konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 271, "width": 196, "height": 360, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kepuasan menurut Kotler (dalam Lupiyoadi, 2001:158) menyatakan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan diharapkan. Dengan kata lain kepuasaan itu merupakan suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran Terdapat beberapa dimensi kualitas layanan yang dapat dijadikan indikator ukuran Baik atau tidaknya suatu kualitas layanan yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen/pelanggan. Zeithaml, Parasuraman", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 196, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "dan Berry (dalam Kartajaya 2007: 25) menetapkan 5 dimensi kualitas layanan, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 91, "width": 196, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "1. Reliability , atau keandalan yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat, konsisten dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 211, "width": 196, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Responsiveness , atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat ( responsif ) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsiyangn negatif dalam kualitas pelayanan.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 319, "width": 197, "height": 180, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Assurance , atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan kesopansantunan dan kemampuan perusahaan dan sumber daya yang dimilki dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada pelanggan terhadap perusahaan Terdiri dari beberapa komponen antara lain a. C ommunication (komunikasi) keterampilan berkomunikasi yang dimiliki oleh karyawan dalam memberikan informasi tentang m a n f a at p r o d u k d a n d a l a m pelayanan kepada konsumen ataupun menerima masukan dari konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 499, "width": 174, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "b. Competence (Kompetensi), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk melakukan pelayanan.", "type": "List item" }, { "left": 277, "top": 547, "width": 174, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "c. Courtesy (Kesopanan), meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan.", "type": "List item" }, { "left": 277, "top": 583, "width": 175, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "d. Credibility ( K r e d i b i l i t a s at a u kepercayaan), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada organisasi seperti reputasi, prestasi, dsb.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 660, "width": 203, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 54 - 65", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 55, "width": 174, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "e. Security (Keamanan), artinya tidak adanya bahaya, resiko atau keraguan untuk menggunakan jasa yang ditawarkan.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 103, "width": 196, "height": 144, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. Empathy , yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik karena memahami pelanggan merupakan suatu hal yang penting serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 247, "width": 196, "height": 240, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "5. Tangible , atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung , gudang, dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawai yang membuat suatu layanan akan berlangsung lebih baik. Dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu : 1. Kualitas produk pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 487, "width": 196, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Kualitas pelayanan Terutama untuk industri jasa pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yanng baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 547, "width": 196, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Emosional Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cendderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 55, "width": 178, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "kualitas dari produk tetapi nilai sosial atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 91, "width": 196, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 139, "width": 196, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "5. Biaya Pelanggan yanng tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 211, "width": 196, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan oleh pelanggan dalam menilai suatu pelayanan, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 247, "width": 96, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "1. Ketepatan waktu.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 259, "width": 91, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Dapat dipercaya.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 271, "width": 109, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Kemampuan teknis.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 283, "width": 73, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. Diharapkan.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 295, "width": 87, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "5. Berkualitas dan", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 307, "width": 196, "height": 264, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "6. Harga yang sepadan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pelanggan sendiri yang menilai tingkat kepuasan yang mereka terima dari barang atau jasa spesifik yang diberikan, serta tingkat kepercayaan mereka terhadap kemampuan pemberi pelayanan. Pengukuran kepuasan pelanggan sangat penting dilakukan untuk mengetahui “posisi” perusahaan tersebut yang sebenarnya. Dalam pengukuran tingkat kepuasan pelanggan, bisa diukur gap yang terjadi antara tingkat harapan (ekspektasi) dan tingkat persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diterima dari suatu perusahaan. Apabila tingkat persepsi lebih kecil daripada harapan, berarti pelanggan dalam keadaan tidak puas. Semakin besar gap yang terjadi, semakin besar pula tingkat ketidakpuasannya. Sementara itu, pelanggan dikatakan satisfied atau bahkan delighted bila persepsinya sama atau bahkan melebihi harapan. Ini terjadi bila gap yang terjadi adalah nol atau positif.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 582, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "C. Membentuk Loyalitas Pelanggan", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 594, "width": 196, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu produk , baik barang maupun jasa tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 660, "width": 304, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Service Excellent Dalam Rangka Membentuk Loyalitas Pelanggan (Zein Bastiar)", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 196, "height": 264, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Pelayanan Loyalitas konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan serta untuk tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut. Loyalitas adalah bukti konsumen yang selalu menjadi pelanggan yang memiliki kekuatan dan sikap positif atas perusahaan. Frederich Reichheld .(dalam Kartajaya 2007:33)menyatakan bahwa loyalitas bukanlah masalah kepuasan melainkan lebih dari pada kemampuan untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan pembelian yang berulang bukanlah ukuran yang mutlak untuk menilai kepuasan seseorang sebab boleh jadi pelanggan membeli berulang-ulang produk yang sama tetapi tidak pernah puas dengan produk tersebut semata- mata karena tidak ada pilihan produk lain. Pelanggan yang paling loyal adalah pelanggan paling lama bersama perusahaan dan membeli produk perusahaan lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 319, "width": 196, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Jill Griffin (dalam Kartajaya 2007:37) memberikan pemahaman bahwa loyalitas pelanggan tidak dibentuk dalam sesaat tetapi harus dipupuk sejak awal dari mulai pelanggan belum mencoba produk kemudian membelli produk pertama kali dan membeli produk yang kedua kali dan akhirnya menjadi pelanggan yang loyal. Untuk mendapatkan pelanggan yang loyal perusahaan harus memberikan customer value secara terus menerus untuk meningkatkan, memperbaiki, atau bahkan mengubah produk atau jasa untuk meningkatkan keuntungan bagi pelanggan. Kotler, Hayes dan Bloom (2002) menyebutkan ada enam alasan mengapa suatu institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 523, "width": 196, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "1. Pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelanggan loyal akan memberi keuntungan besar kepada institusi.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 559, "width": 196, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Biaya mendapatkan pelanggan baru jauh lebih besar berbanding menjaga dan mempertahankan pelanggan yang ada.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 595, "width": 196, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu urusan akan percaya juga dalam urusan lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 193, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. Biaya operasi institusi akan menjadi efisien jika memiliki banyak pelanggan loyal.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 79, "width": 196, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "5. Institusi dapat mengurangkan biaya psikologis dan sosial dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dengan institusi.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 127, "width": 196, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "6. Pelanggan loyal akan selalu membela institusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 175, "width": 196, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Konsep loyalitas lebih banyak dikaitkan dengan perilaku. Bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian teratur yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan. Loyalitas menunjukan kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali. Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya seperti:", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 331, "width": 196, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 355, "width": 156, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Membeli di luar lini produk/jasa.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 367, "width": 136, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Merekomendasikan produk.", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 379, "width": 196, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing. Untuk meningkatkan loyalitas pelangggan perusahaan harus meningkatkan manfaat yang diberikan kepada pelanggan menurut Hermawan Kartajaya(2007:52) ada tiga bentuk konsistensi manfaat yang bisa diberikan perusahaan kepada pelanggan 1. Harga murah hal ini terjadi karena kemampuan perusahaan mengelola prosesnya dengan efisien ( Operational excellent )", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 523, "width": 196, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "2. Produk yang senantiasa terdepan terjadi karena kemampuan perusahaan dalam mengembangkan produknya ( product", "type": "List item" }, { "left": 273, "top": 559, "width": 45, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Leadership )", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 571, "width": 196, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "3. Servis yang senantiasa prima terjadi karena kemampuan perusahaan dalam memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya( customer intimacy )", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 660, "width": 203, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 54 - 65", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 196, "height": 576, "page_number": 9, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Para manager pemasaran harus berupaya agar pelanggan tetap loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaannya, tidak berpindah ke produk yang lain. Loyalitas pelanggan memiliki peranan yang besar bagi keuntungan perusahaan. Sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengetahui indikasi kepindahan seorang pelanggan sehingga perusahaan bisa menyiapkan perlakuan khusus untuk mencegah migrasi, dalam jangka panjang lebih menguntungkan memelihara pelanggan lama dibandingkan terus menerus menarik dan menumbuhkan pelanggan baru, karena semakin mahalnya biaya perolehan pelanggan baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian ketat. Untuk mengurangi kehilangan pelanggan Perusahaan mulai Menetapkan dan mengukur tingkat perpindahan pelanggan serta mengukur tingkat bertahannya pelanggan dan menyelidiki penyebab-penyebabnya dengan membedakan berbagai penyebab hilangnya pelanggan dan menentukan penyebab mana yang bisa dikelola, memperkirakan kehilangan keuntungan dari hilangnya pelanggan yang tidak perlu, menghitung berapa biaya untuk mengurangi kehilangan pelanggan. Sejumlah perusahaan juga mengidentifikasi pelanggan-pelanggan yang bernilai tinggi sehingga membuat loyalty program untuk mencegah pelanggan-pelanggan ini pindah ke para pesaingnya. pelanggan dikelola supaya tetap atau bahkan meningkatkan belanjanya pada perusahaan itu, bukan malah turun jumlah belanjanya. Migrasi pelanggan diatur supaya terjadi dari tingkat belanja sedikit menjadi banyak, dari bawah keatas, dan bukan sebaliknya. Dalam kondisi seperti saat ini perusahaan harus bisa mempertahankan pelangannya dengan melakukan cara seperti menyulitkan pembeli untuk berganti pemasok. Pelanggan tidak akan pindah ke pemasok lain jika biaya modalnya tinggi, biaya pencarian tinggi, potongan sebagai pelanggan setianya hilang, dll serta memberikan keuntungan finansial bagi hubungan pelanggan, menambahkan keuntungan sosial dengan memberikan pelayanan yang lebih pribadi,", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 196, "height": 72, "page_number": 9, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "menambahkan ikatan stuktural disamping finansial dan social. Pada intinya memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan yang tinggi sehingga pelanggan tidak mudah tertarik dengan tawaran lain dengan harga yang lebih murah.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 127, "width": 196, "height": 180, "page_number": 9, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Perusahaan harus bisa menjalin hubungan yang emosional dengan pelanggan ( emotionalization ). Kita pun harus membuat program-program yang bisa membuat pelanggan bicara tentang produk kita kepada orang lain tanpa diminta. Dan terakhir, kita pun harus bisa mewadahi para pelanggan kita dalam sebuah komunitas sehingga ikatan antar pelanggan semakin erat, dan kita pun akan lebih mudah memasarkan produk kita kepada mereka. Maka jika Perusahaan ingin unggul dalam persaingan pikirkanlah manfaat emosional yang mampu menciptakan kesan mendalam dan akhirnya menciptakan ikatan yang kuat dengan pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 307, "width": 196, "height": 300, "page_number": 9, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Menurut Barlow dan Maul, (dalam Kartajaya 2007: 106) emotional value adalah nilai ekonomis atau nilai moneter dari sebuah perasaan ketika pelanggan mengalami suatu perasaan yang positif dari suatu produk atau servis perusahaan. Memberikan hadiah secara langsung pada orang yang bersangkutan, tanpa dijanjikan terlebih dulu sebelumnya dan dilakukan bukan sebagai bentuk service recovery , boleh dibilang punya emotional value yang tinggi bagi pelanggan. Ini bisa menimbulkan kesan positif yang tidak pernah pelanggan bayangkan sebelumnya dan nilainya semakin tinggi jika mengingat bahwa yang melakukan adalah lembaga yang tidak punya pesaing dalam memberikan servis.Di tengah berbagai kemajuan teknologi yang memudahkan kehidupan kita, tetap saja pada akhirnya sentuhan emosional-lah yang menjadi keunggulan bersaing. Hal-hal kecil tapi emosional inilah yang menciptakan memorable experience . Sentuhan emosional inilah yang akhirnya mampu menancap tidak saja di pikiran mereka, tapi juga di dalam hati mereka.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 607, "width": 195, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Ikatan emosional pelanggan dengan produk dapat dibentuk lewat loyalty program", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 660, "width": 304, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Service Excellent Dalam Rangka Membentuk Loyalitas Pelanggan (Zein Bastiar)", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 196, "height": 576, "page_number": 10, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggannya, dalam hal ini loyalty program tidak semata-mata bertujuan meningkatkan pembelian ulang pelanggan tetapi juga untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan sehingga pelanggan tersebut menjadi pelanggan yang loyal yang akan melakukan pembelian produk atau memakai jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang menerapkan loyalty program tersebut. Loyalty program mempunyai manfaat yang nyata yang dapat segera diketahui oleh pelanggan dan mengacu pada bentuk penghematan secara finansial atau bentuk lainnya, juga manfaat lain dari loyalty program ini adalah manfaat yang bukan dalam bentuk fisik tetapi berupa penawaran khusus, pelayanan yang bernilai tambah, perlakuan khusus, pengetahuan dan reward yang diberikan kepada pelanggan dimana hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan Perusahaan berusaha untuk menda- patkan pelanggan menjaga agar pelanggannya tetap bertahan dan mempunyai kesetiaan terhadap produk yang dihasilkan oleh peru sahaan dan meningkatkan nilai pe- lang gan bagi perusahaan oleh sebab itu m ening katkan dan menciptakan hubungan merupakan hal terpenting dalam strategi untuk mendapatkan pelanggan yang loyal, hubungan antara pelanggan dengan perusahaan menciptakan jaringan bagi segala sesuatu yang menghubungkan model usaha berbasis nilai pelanggan. Hal yang paling mendasar dalam membangun hubungan perusahaan dan pelanggannya adalah ketika perusahaan menghadapi pelanggannya maka pelanggan tersebut harus dapat memberitahu lebih banyak mengenai keinginan dan kebutuhannya dimana perusahaan akan selalu mengingat apa yang telah diberitahukan oleh pelanggannya. Dengan demikian perusahaan dapat selalu memberikan yang terbaik bagi pelanggannya tersebut. Perusahaan harus mencari informasi mengenai pelanggannya sehingga perusahaan mengetahui seluk- beluk tentang pelanggannya lebih daripada yang diketahui oleh para pesaingnya, berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 197, "height": 576, "page_number": 10, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "informasi tersebut perusahaan membuat program-program bagi pelanggannya dimana perusahaan akan dapat memberikan apa yang tidak dapat diberikan oleh pesainngnya jadi pelanggan dapat sesuatu yang tidak dapat ia peroleh di perusahaan lain. Penerapan strategi relationship marketing dalam sutau perusahaan dilakukan dengan pembuatan p r og ra m - p r og ra m ya n g d i h a rap k a n mampu memberikan kepuasaan bagi para pelanggannya untuk tetap melakukan transaksi dengan perusahaan, melakukan pembelian kembali produk perusahaan tersebut dan bahkan menjadi loyal apabila pelanggan-pelanggan perusahaan tetap berbelanja di suatu perusahaan ditambah lagi masuknya pelanggan-pelanggan baru dimasa yang akan datang maka hal ini akan dapat menaikan volume penjualan . penerapan strategi relationship marketing yang tepat dan sesuai dengan pelanggan akan memberikan kepuasan bagi pelanggan kepuasan ini membuat pelanggan tidak segan-segan untuk melakukan pembelian kembali kepada perusahaan oleh karena itu pelanggan harus dilaperlakukan lebih baik dengan menganggap pelanggan sebagai mitra dan bukan objek semata. Menjaring konsumen baru tanpa memikirkan bagaimana cara memperthanakannya adalah sama dengan menganggap pelanggan hanya datang sekali saja hal ini harus dihindari. Relationship marketing diciptakan untuk mengembangkan kesetiaan dan komitmen pelanggan terhadap perusahaan selain itu juga menciptakan hubungan yang kuat dan berkesinambungan dengan pelanggan relationship marketing ditekankan pada pengembangan ikatan jangka panjang dengan pelanggan dengan cara membuat mereka merasa nyaman terhadap pelayanan yang diberikan dan memberi beberapa jenis hubungan yang bersifat pribadi melalui perhatian secara individual oleh perusahaan perusahaan akan menyadari bahwa mereka akan mendapat lebih banyak keuntungan dari pembelian yang berulang-ulang yang dilakukan pelanggan lama daripada mengeluarkan uang untuk", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 660, "width": 203, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "MANAJERIAL Vol. 8, No. 16, Januari 2010 : 54 - 65", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 196, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "menarik pelanggan baru. Pada saat ini dimana persaingan bisnis semakin kompetitif cara-cara pemasaran yang dulunya hanya berorientasi pada terjadinya transaksi saja tetapi sekarang perusahaan akan menciptakan program program yang dapat membuat pelanggan suatau perusahaan mau kembali membeli lagi dan menjadi loyal, konsumen dihadapkan pada banyak pilihan sehingga dengan membangun suatu hubungan pribadi yang kuat dengan konsumen merupakan satu satunya cara untuk mempertahankan pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 222, "width": 74, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "D. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 234, "width": 196, "height": 384, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Perusahaan harus dapat memberikan solusi yang nyata bagi kebutuhan pelanggan. Kadang pelanggan tidak selalu menunjukan apa yang dibutuhkannya. Perusahaanlah yang harus sensitif mendeteksi apa kebutuhan, harapan dan permasalahan pelanggan, apabila perusahaan bisa memberikan ekspektasi pelanggan maka kepuasan pelanggan bisa tercapai dan membuatnya mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi terhadap produk dibandingkan dengan pelanggan yang tidak puas, apabila perusahaan tidak dapat meningkatkan kualitas pelayanannya akan semakin ditinggalkan pelanggannya karena kesenjangan antara harapan dan kenyataan semakin besar. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan kinerja pelayanan yang baik kepada pelanggannya agar terjadi Kepuasan pelanggan dimana hal ini harus menjadi standar dalam suatu perusahaan, apabila yang merupakan dasar ini tidak tercapai maka dalam mendapatkan pelanggan yang loyal akan mengalami kesulitan. Pelayanan yang baik bukan saja membuat pelanggan puas terhadap perusahaan melainkan juga menjadinya sebagai pelanggan yang loyal inilah konsep terpenting langganan adalah konsep pertalian antara perusahaan dengan konsumen tanpa pelanggan pelayanan yang baik sukar bertahan. Dengan begitu, servis dapat menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 196, "height": 372, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Loyalitas pelanggan bersifat emosional dan bukan fungsional yakni seberapa dalam pelanggan merasakan koneksi dengan produk dan hanya akan tercipta jika karyawan mempunyai antusiasme tinggi dalam hal melayani pelanggan, dalam hal ini loyalitas tak bertumpu hanya pada kepuasan melainkan juga pada hubungan antara produsen dan konsumen hubungan ini sangat penting karena perusahaan yang memiliki loyalitas pelanggan dapat meraih keuntungan yang tinggi, maka dari itu perusahaan harus membuat suatu loyalty program untuk mempertahankan pelanggannya. Ketika pelanggan puas, maka ia tidak akan segan melakukan marketing untuk mengajak orang lain turut serta menjadi pemakai produk tersebut. Oleh karena itu, hal-hal yang mempengaruhi loyalitas pelanggan harus benar-benar diperhatikan agar loyalitas tetap terjaga Dimana Pelanggan yang loyal tidak akan mudah beralih ke produk dengan merek lain, karena masalah trust disini berkaitan dengan masalah kenyamanan dalam pemanfaatan produk. Ketika pelanggan puas, maka ia tidak akan segan melakukan marketing untuk mengajak orang lain turut serta menjadi pemakai produk tersebut. Oleh karena itu, hal-hal yang mempengaruhi loyalitas nasabah harus benar-benar diperhatikan agar loyalitas tetap terjaga.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 437, "width": 93, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "E. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 449, "width": 195, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kartajaya, Hermawan. 2007. Seri 9 Elemen Marketing on Service , Bandung: PT Mizan Pustaka dan MarkPlus&Co. Kartajaya, Hermawan. 2007. Boosting Loyalty Marketing Performance , Bandung: PT Mizan", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 509, "width": 119, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Pustaka dan MarkPlus&Co.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 521, "width": 196, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kartajaya, Hermawan. 2004. Seri 9 Elemen Marketing On Brand , Bandung:Penerbit", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 545, "width": 119, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Mizan dan MarkPlus&Co.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 557, "width": 195, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kartajaya, Hermawan. 2007. Boosting Field Marketing Performance from strategy to execution, Bandung: PT mizan Pustaka dan MarkPlus&Co.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 605, "width": 195, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kotler, Philip. 2006. According to Kotler , Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 660, "width": 12, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 660, "width": 304, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Service Excellent Dalam Rangka Membentuk Loyalitas Pelanggan (Zein Bastiar)", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 55, "width": 195, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kotler, Philip. 1997 . Marketing Management: Analysis Planning, Implementation and Control, New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Kotler P., Hayes, Thomas, Bloom Paul N. 2002 .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 115, "width": 176, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Marketing Professional Service , Prentice Hall International Press.", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 55, "width": 193, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Kurnia, Kafi. 2004. Anti Marketing, PT. Andai", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 67, "width": 196, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Krida Nusantara Indonesia Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktik,", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 103, "width": 195, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 496, "page_height": 708, "text": "Jakarta: PT Salemba Emban Patria. Yuswohady. 2008. Crowd Marketing becomes Horizontal, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" } ]
6772ab87-2c6c-9ac3-edc0-63f113e1d746
https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/download/13572/6567
[ { "left": 421, "top": 78, "width": 112, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekayasa , 2022; 15(1): 53-63 ISSN: 0216-9495 (Print) ISSN: 2502-5325 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 127, "width": 441, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Performa Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal pada Berbagai Bentuk Sudu Unik", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 159, "width": 301, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rizki Mendung Ariefianto 1* , Rini Nur Hasanah 1 , Wijono 1 1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono No 167 Lowokwaru Kota Malang 65145 Jawa Timur *[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 212, "width": 227, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.21107/rekayasa.v15i1.13572", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 230, "width": 61, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 245, "width": 468, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efficiency and self-starting capability performances are the main problems in vertical axis turbines. By purposing improves its performance, vertical axis turbines have been developed with various models. One of the developments of this model is to design the turbine blades into unique shapes. This research aims to determine the performance of some unique blade vertical axis turbines conditioned on the same parameters, especially if applied in a marine environment. Turbines with helical blade (HB), eggbeater-shaped blade (ESB), diamond-shaped blade (DSB), Y-shaped blade (YSB), and arrow-shaped blade (ASB) were investigated based on efficiency and self-starting capability using QBlade software. Good performance symmetrical foils such as NACA 634021 are also applied to each turbine. The simulation results show that from the aspect of efficiency performance, turbine ASB > HB > ESB > DSB > YSB. Meanwhile, in the aspect of self-starting capability performance, the sequence is similar to efficiency performance, based on the two approaches applied. The highest efficiency achieved by the ASB turbine is 0.391 at the lowest tip speed ratio of λ = 4. The ASB turbine also achieves the best self-starting performance, which has a minimum static torque coefficient of 0.00155 and can produce the required power at the lowest marine current speed of 0.806 m/s. This performance brings the ASB turbine to produce a rated power of 52.52 kW, or more than twice the power production of the lowest efficiency turbine and has an average power gain of 3.75 kW per 0.2 m/s.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 393, "width": 356, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Key words : vertical axis marine current turbine, unique-shaped blade, efficiency, self-starting", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 411, "width": 79, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 424, "width": 228, "height": 252, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Energi arus laut merupakan salah satu energi terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia yaitu sekitar 17.9 GW (Mukhtasor et al., 2014). Untuk mengonversi potensi yang menjanjikan tersebut, diperlukan teknologi turbin yang salah satunya berupa turbin sumbu vertikal atau vertical axis turbine (VAT). Turbin ini memiliki berbagai keunggulan seperti konstruksinya sederhana dan mudah serta biaya produksi yang rendah (Ahmad et al., 2020). Selain itu, VAT mampu mengonversi kecepatan fluida dari segala arah tanpa mekanisme yaw (Cho et al., 2018) dan mampu bekerja baik di lingkungan dengan turbulensi besar (Krishnaraj et al., 2019). Komponen elektrikal seperti generator yang dapat diletakkan di permukaan juga menjadi kelebihan VAT lainnya dari sisi teknis (Qian et al., 2019). Dari aspek lingkungan, penerapan VAT lebih ramah terhadap migrasi ikan karena lebih mudah diidentifikasi oleh pandangan ikan sehingga", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 411, "width": 228, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meminimalkan terjadinya tabrakan ikan terhadap turbin dibandingkan HAT (Hammar et al., 2015). VAT juga diperkirakan menghasilkan olakan (wake) yang rendah sehingga memiliki resiko yang kecil terhadap proses sedimentasi dan perubahan pola arus laut di sekitarnya. Meskipun demikian, VAT memiliki kelemahan utama berupa efisiensinya yang rendah (Hosseini & Goudarzi, 2019) dan kemampuan self-starting yang terbatas (Wong et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 544, "width": 228, "height": 119, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya desain VAT identik dengan bentuk sudu lurus (straigth blade) yang memiliki masalah pada rendahnya efisiensi dan kemampuan self-starting. Oleh karena itu, untuk meningkatkan performa yang lebih baik pada VAT, berbagai cara dilakukan oleh para peneliti seperti memodifikasi foil, bentuk rotor, dan bentuk sudunya (Satrio et al., 2018). Sudut turbin merupakan bagian krusial dari sebuah turbin sehingga pemilihan bentuk sudu", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 73, "width": 53, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REKAYASA", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 86, "width": 140, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Science and Technology https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 690, "width": 219, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History: Received: Jan, 31 st 2022; Accepted: Feb, 21 st 2022 Rekayasa ISSN: 2502-5325 has been Accredited by Ristekdikti (Arjuna) Decree: No. 23/E/KPT/2019 August 8th, 2019 effective until 2023", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 673, "width": 48, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cite this as:", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 683, "width": 219, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ariefianto, R.M., Hasanah, R.N & Wijono. (2022). Unjuk Kerja Performa Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal pada Berbagai Bentuk Sudut Unik. Rekayasa 15 (1). 53-63 pp. doi: https://doi.org/10.21107/rekayasa.v15i1.13572", "type": "Text" }, { "left": 467, "top": 726, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© 2021 Ariefianto", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 36, "width": 179, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54 | Ariefianto et.al Unjuk Kerja Perfoma Turbin", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 62, "width": 228, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang digunakan sangat berpengaruh terhadap performa turbin. Berbagai modifikasi sudu telah banyak diteliti dengan tujuan utama untuk mengoptimalkan efisiensi, yang direpresentasikan oleh coefficient of power atau koefisien daya, dan meningkatkan kemampuan self-starting. Modifikasi sudut turbin salah satunya diaplikasikan pada turbin Gorlov, yang didesain dengan mengubah bentuk sudu menjadi heliks (helical blade).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 182, "width": 228, "height": 226, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil modifikasi helical blade ini membawa pada performa yang lebih baik dibandingkan turbin straight blade (Moghimi & Motawej, 2020). Lebih jelasnya, dengan desain turbin menggunakan foil NACA 0020 dan solidity sebesar 0.27, penelitian Gorban et al (2001) menunjukkan bahwa turbin helical blade untuk aplikasi turbin hidrokinetik memiliki koefisien daya lebih besar yaitu 0.35 dibandingkan turbin straight blade yang hanya mencapai koefisien daya sebesar 0.3. Pada skala prototipe, Han et al (2013) melakukan eksperimen in-situ terhadap dua turbin arus tidal dengan sudu helical blade dimana turbin 1 memiliki solidity 0.132 dan turbin 2 memiliki solidity 0.14 serta sama-sama berbasis foil NACA 0020. Hasilnya, koefisien daya maksimum sebesar 0.30 dan 0.33 masing-masing dicapai oleh turbin 1 dan turbin 2.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 408, "width": 229, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian turbin hidrokinetik melalui eksperimen in-situ juga dilakukan oleh Talukdar et al (2018) dengan konfigurasi turbin skala kecil menggunakan foil NACA 0020 dan solidity sebesar 0.38. Koefisien daya sebesar 0.2 disertai dengan kemampuan self-starting yang baik diperoleh pada penelitian ini. Dari pengujian secara eksperimental di laboratorium juga ditunjukkan bahwa turbin helical blade dengan desain foil NACA 0018 dan solidity 0.3 mampu menghasilkan performa self- starting yang baik (Cavagnaro & Polagye, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 555, "width": 228, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seiring berkembangnya penelitian tentang turbin, modifikasi sudu juga dilakukan dengan berbagai desain sudu unik, seperti bentuk eggbeater-shaped blade, diamond-shaped blade, Y- shaped blade (Tjiu et al., 2015). Bentuk turbin eggbeater-shaped blade mirip dengan bentuk pengocok telur dan turbin ini juga sering disebut turbin tipe Troposkien. Turbin ini telah dikembangkan beberapa dekade lalu, salah satunya berupa instalasi turbin angin Sandia setinggi 2 meter berbasis foil NACA 0012 dan solidity sekitar 0.18. Berdasarkan pengujian wind tunnel yang dilakukan oleh Sheldahl (1981), turbin ini mampu menghasilkan koefisien daya maksimum sekitar 0.32. Dengan dimensi yang sama, hasil tersebut", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 62, "width": 228, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemudian ditinjau kembali oleh Bedon et al (2015) melalui metode komputasi numerik. Hasilnya, koefisien daya sekitar 0.3122 dicapai pada penelitian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 116, "width": 228, "height": 319, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian lain tentang turbin eggbeater-shaped blade dilakukan oleh Battisti et al (2018) yang membandingkan performa turbin Troposkien dengan turbin straight blade untuk aplikasi turbin angin. Foil NACA 0021 diterapkan pada kedua turbin dan masing-masing turbin memiliki solidity sebesar 0.38 dan 0.25. Hasilnya, turbin Troposkien menghasilkan koefisien daya lebih besar yaitu 0.34 dibandingkan turbin straight blade yang hanya menghasilkan koefisien daya sebesar 0.28. Namun, untuk performa self-starting, pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa turbin straight blade lebih unggul dibandingkan turbin Troposkien. Sedangkan untuk diamond-shaped blade yang memiliki bentuk seperti berlian dan Y-shaped blade yang memiliki bentuk huruf “Y” belum banyak dikembangkan lebih lanjut. Meskipun demikian, khusus untuk Y-shaped blade terdapat penelitian dari Divakaran et al (2019) yang meneliti turbin Troposkien tetapi bentuknya mirip dengan huruf “Y” yang ujung atasnya dilengkungkan. Hasilnya, dengan menggunakan foil NACA 0015 dan solidity sebesar 0.5, turbin ini mampu mencapai koefisien daya sebesar 0.3.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 435, "width": 228, "height": 173, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk sudu unik lain adalah turbin Achard- Maitre yang merupakan modifikasi turbin crossflow dengan bentuk seperti ujung panah (arrow-shaped blade) (Achard & Maitre, 2004). Zanette et al (2010) yang meneliti turbin ini dengan desain menggunakan foil NACA 0018, solidity sebesar 1.1, dan blade swept angle 30°, mampu menghasilkan koefisien daya maksimum sekitar 0.32. Dari penelitian tersebut juga dinyatakan bahwa turbin arrow-shaped blade memiliki keunggulan utama mampu menyeimbangkan beban hidrodinamik aksial pada sudu selama satu putaran dan kemampuan self-starting yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 608, "width": 228, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian lain dari Tafrant & Faizal (2016) mendesain turbin arrow-shaped blade menggunakan foil NACA 0020, solidity sebesar 0.2, dan blade swept angle 30°. Hasilnya, desain turbin ini mampu menghasilkan koefisien daya maksimum sekitar 0.17. Penelitian dengan desain yang mirip dilakukan oleh Mosbahi et al (2020), dimana turbin arrow-shaped blade dibuat menggunakan foil NACA 0020, solidity sebesar 0.22, dan divariasikan pada blade swept angle 10°, 20°, 30°, dan 40°. Hasilnya, koefisien daya tertinggi sebesar 0.178 dan", "type": "Text" }, { "left": 443, "top": 44, "width": 89, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekayasa , 15 (1): 2022 | 55", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 67, "width": 228, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemampuan self-starting yang baik dicapai pada blade swept angle 30°. Sedangkan penelitian dari Su et al (2020), turbin arrow-shaped blade yang menggunakan foil NACA 0021 dan solidity sebesar 0.25 mampu menghasilkan koefisien daya tertinggi sebesar 0.375 atau memiliki peningkatan koefisien daya sebesar 24.1% lebih besar dibandingkan turbin straight blade. Hasil ini dicapai dengan konfigurasi kedalaman ujung panah sekitar 0.6 kali panjang chord foil.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 200, "width": 229, "height": 438, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya terlihat bahwa bentuk sudu yang berbeda-beda memberikan performa turbin yang berbeda pula. Selain itu pada bentuk sudu turbin yang sama, jika konfigurasi seperti jenis foil dan solidity yang diterapkan berbeda, maka juga menghasilkan performa yang berbeda. Solidity berpengaruh pada konfigurasi turbin karena dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti jumlah sudu turbin, panjang chord foil, dan jari-jari turbin. Turbin yang didesain untuk mengonversi energi angin juga menghasilkan performa yang berbeda dengan turbin yang didesain untuk mengonversi energi air. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perbandingan performa pada beberapa turbin dengan sudu unik yang disamakan pada beberapa parameter seperti tinggi turbin, bentuk foil, dan solidity serta diaplikasikan di laut. Harapannya dengan parameter yang sama, maka bentuk sudu turbin terbaik dapat diketahui. Tinjauan parameter yang dianalisis adalah performa efisiensi dan kemampuan self-starting. Analisis dilakukan menggunakan software QBlade (Marten et al., 2013) yang berbasis teori blade element momentum (BEM) dan double multiple streamtube (DMS) untuk mesimulasikan turbin dan meningkatkan kinerjanya (Mahmuddin, 2017). Software ini merupakan yang sering digunakan dalam rangka memvalidasi performa turbin (Akour et al., 2018). Software ini cukup banyak diterapkan pada penelitian khususnya untuk mendapatkan gambaran performa turbin sumbu vertikal agar menghasilkan performa yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 652, "width": 103, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 665, "width": 228, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan tujuan penelitian ini bahwa akan dilakukan investigasi terhadap performa efisiensi dan kemampuan self-starting dari beberapa bentuk sudu turbin yang unik. Bentuk turbin yang diinvestigasi antara lain helical blade (HB), eggbeater-shaped blade (ESB), diamond-shaped", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 229, "height": 252, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "blade (DSB), Y-shaped blade (YSB), dan arrow-shape blade (ASB). Pada penelitian sebelumnya, sebagian besar desain turbin menggunakan foil simetris dalam bentuk NACA 00XX. Oleh karena itu, penggunaan foil simetris juga diterapkan pada penelitian ini dimana pada turbin-turbin yang dievaluasi menggunakan foil NACA 63 4 021. Foil ini dibuat karena terinspirasi dari bentuk sirip ikan paus bungkuk (humpback whale) yang memiliki kemampuan manuver yang baik dalam membantu menangkap mangsa (Cai et al., 2015). Tujuan turbin untuk mengonversi arus laut juga menjadi alasan penggunaan foil ini sehingga sesuai dengan aktifitas ikan paus bungkuk yang memiliki habitat di laut. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka dilakukan pemodelan numerik menggunakan software QBlade. Adapun langkah-langkah yang dilakukan ditunjukkan oleh diagram alir pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 742, "width": 152, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Diagram Alir Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 383, "top": 329, "width": 53, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulai Input foil NACA 63 4 021", "type": "Picture" }, { "left": 380, "top": 386, "width": 58, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jalankan XFOIL Direct Analysis", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 419, "width": 74, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hitung C L , C D , & C L /C D Ekstrapolasi pada AoA 360° Validasi koefisien- koefisien foil Mendesain turbin sesuai bentuk sudu", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 554, "width": 169, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simulasi Double-Multiple Streamtube (DMST)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 581, "width": 174, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simulasi Turbin DMST Simulasi Rotor DMST Output grafik C P dan C T", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 614, "width": 174, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Output daya turbin Analisis efisiensi dan kemampuan self-starting turbin", "type": "Picture" }, { "left": 382, "top": 677, "width": 57, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk turbin paling optimal", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 712, "width": 28, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selesai", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 36, "width": 179, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56 | Ariefianto et.al Unjuk Kerja Perfoma Turbin", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 62, "width": 229, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah pertama yang dilakukan adalah menginputkan koordinat foil NACA 63 4 021 dengan hasil yang ditunjukkan pada Gambar 2 kemudian menganalisisnya menggunakan XFOIL direct analysis. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan koefisien lift (C L ), koefisien drag (C D ), dan rasio antara keduanya (C L /C D ). Koefisien-koefisien tersebut nantinya digunakan untuk menghitung gaya normal (F n ) dan gaya tangensial (F t ) pada turbin sesuai formulasi sebagai berikut (Dabachi et al., 2020):", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 213, "width": 198, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐹 𝑛 = 1 2 𝜌𝑐𝐻𝑊 2 (𝐶 𝐿 cos 𝛼 + 𝐶 𝐷 sin 𝛼) (1)", "type": "Formula" }, { "left": 88, "top": 236, "width": 194, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐹 𝑡 = 1 2 𝜌𝑐𝑊 2 (𝐶 𝐿 sin 𝛼 − 𝐶 𝐷 cos 𝛼) (2)", "type": "Formula" }, { "left": 65, "top": 260, "width": 228, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana ρ adalah massa jenis fluida (kg/m 3 ), c adalah panjang chord foil (m), H adalah tinggi sudu turbin (m). Variabel W adalah kecepatan relatif aliran (dalam m/s) dan α adalah angle of attack (AoA) yang masing-masing dirumuskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 345, "width": 9, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑊", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 347, "width": 213, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= √((1 − 𝑎 𝑖 )sin 𝜃) 2 + (𝜆 + (1 − 𝑎 𝑖 )cos 𝜃) 2 (3 ) 𝛼 = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( (1 − 𝑎 𝑖 )sin 𝜃 𝜆 + (1 − 𝑎 𝑖 ) cos 𝜃 ) (4 )", "type": "Formula" }, { "left": 65, "top": 414, "width": 228, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana a i adalah faktor induksi aksial, θ adalah sudut azimut sudu, dan λ adalah tip speed ratio yang dihitung dengan:", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 458, "width": 141, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝜆 = 𝜔 𝑅 𝑈 ∞ (5)", "type": "Formula" }, { "left": 65, "top": 485, "width": 228, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel ω adalah kecepatan angular turbin (rad/s), R adalah jari-jari turbin, dan U ∞ adalah kecepatan fluida (m/s).", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 619, "width": 154, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Profil Foil NACA 63 4 021", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 636, "width": 228, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah selanjutnya adalah memvalidasi karakteristik foil dengan penelitian terdahulu pada bilangan Reynolds yang sama untuk menegaskan kesesuaian performa foil. Selanjutnya, foil diekstrapolasi pada AoA penuh pada rentang sudut 0° hingga 360° menggunakan metode Montgomerie atau Viterna. Pada penelitian ini dipilih menggunakan metode Montgomerie karena menghasilkan profil yang lebih baik (Mahmuddin,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 62, "width": 228, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2017). Langkah selanjutnya adalah mendesain masing-masing", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 76, "width": 34, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bentuk", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 76, "width": 228, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "turbin dengan menginputkan dimensi tinggi turbin, panjang chord foil, jari-jari turbin, sudut twist, dan sudut melingkar. Desain ini juga mempertimbangkan agar turbin menghasilkan nilai solidity yang sama. Nilai solidity (σ) ini ditentukan oleh persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 154, "width": 141, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝜎 = 𝑁 𝑐 𝑅 (5)", "type": "Formula" }, { "left": 319, "top": 178, "width": 167, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan N adalah jumlah sudu turbin.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 197, "width": 228, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini dipilih dimensi dasar untuk turbin straight blade mengacu pada penelitian Rawlings (Rawlings, 2008) yang merupakan dimensi turbin berbasis foil NACA 63 4 021. Dimensi turbin tersebut selanjutnya diskala agar diperoleh kondisi sesuai prototipenya di kondisi nyata. Untuk aturan penyekalaan dilakukan menggunakan bilangan Froude dengan asumsi bahwa kecepatan arus laut pada kondisi nyata sebesar 3 m/s. Model turbin Rawlings (Rawlings, 2008) menghasilkan performa optimal saat diuji pada kecepatan arus sebesar 1.5 m/s. Dengan mempertimbangkan gaya dominan yang bekerja adalah gaya inersia dan gaya gravitasi, maka diperoleh perhitungan skala yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 388, "width": 111, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝛿 0.5 𝑈 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑜𝑡𝑖𝑝𝑒", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 400, "width": 229, "height": 172, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑈 𝑚𝑜𝑑𝑒𝑙 = 3.0 𝑚/𝑠 1.5 𝑚/𝑠 = 𝛿 0.5 𝛿 = 2 2 = 4 Dapat disimpulkan bahwa dimensi prototipe turbin akan diskala sebesar empat kali dari dimensi modelnya mengingat nilai faktor skala untuk panjang adala δ 1 . Dari nilai skala tersebut jika diterapkan pada turbin dasar, maka akan menghasilkan dimensi baru untuk prototipe seperti yang ditunjukkan Tabel 1. Berdasarkan dimensi tersebut kemudian disusunlah bentuk turbin dengan hasil yang ditunjukkan pada Gambar 3. Tabel 1. Spesifikasi Umum Turbin Yang Diteliti", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 579, "width": 226, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Model Prototipe Foil NACA 63 4 021 63 4 021 Jumlah sudu, N 3 3 Panjang chord, c (m) 0.0653 0.2612 Jari-jari turbin, R (m) 0.4572 1.8288 Tinggi turbin, H (m) 0.6858 2.7432 Solidity, σ 0.43 0.43", "type": "Table" }, { "left": 443, "top": 44, "width": 89, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekayasa , 15 (1): 2022 | 57", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 513, "width": 229, "height": 173, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah turbin telah didesain, maka selanjutnya dilakukan simulasi double-multiple streamtube (DMST). Simulasi ini terdiri atas dua jenis, yaitu simulasi rotor atau sudu dan simulasi turbin. Untuk simulasi rotor DMST diterapkan pada kecepatan arus laut konstan sebesar 3 m/s dan pada rentang tip speed ratio yang bervariasi. Simulasi ini difokuskan untuk mendapatkan dua parameter utama yang ditinjau yaitu efisiensi yang direpresentasikan oleh koefisien daya (C P ) dan kemampuan self-starting yang direpresentasikan oleh koefisien torsi (C T ). Kedua parameter ini secara matematis memiliki formulasi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 684, "width": 170, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐶 𝑃 = 𝑃 0.5𝜌𝐴𝑈 ∞ 3 = 𝜆𝐶 𝑇 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 122, "top": 709, "width": 159, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐶 𝑇 = 𝑇 0.5𝜌𝐴𝑈 ∞ 2 𝑅 (2)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 513, "width": 228, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A adalah luas sapuan turbin VAT (m 2 ), P adalah daya turbin (W), dan T adalah torsi turbin (N.m). Sedangkan untuk simulasi turbin DMST dilakukan pada kecepatan arus laut yang bervariasi dan mengondisikan turbin pada rentang putaran tertentu (ω). Simulasi turbin DMST ini akan menghasilkan kurva daya turbin terhadap kecepatan arus laut yang bervariasi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 626, "width": 129, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Performa Foil", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 653, "width": 228, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum menganalisis performa turbin, terlebih dahulu dilakukan validasi karakteristik foil NACA 63 4 021. Validasi mengacu pada hasil eksperimen dan numerik Dropkin et al (Dropkin et al., 2012) pada bilangan Reynolds yang sama sebesar 1.80 x 10 5 dengan hasil ditunjukkan pada Gambar 4. Secara umum, karakteristik foil NACA 63 4 021 yang", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 477, "width": 443, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Desain Turbin yang diteliti pada Qblade; (a) Helical Blade; (b) Eggbeater Shaped Blade; (c) Diamod-Shaped Blade; (d) Y-Shaped Blade; (e) Arrow-Shaped Blade", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 36, "width": 179, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58 | Ariefianto et.al Unjuk Kerja Perfoma Turbin", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 62, "width": 228, "height": 306, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disimulasikan menggunakan fitur XFOIL direct analysis pada QBlade sudah mengikuti trackline kurva koefisien lift dan koefisien drag dengan baik. Terlihat bahwa koefisien lift meningkat secara linier dari AoA 0° hingga 12°, lalu mengalami pertumbuhan yang cukup lambat dari AoA 12° hingga 18°. Kondisi stall terjadi di sekitar AoA 20°, dengan kerugian besar dalam gaya lift dan peningkatan besar pada gaya drag. Hasil simulasi numerik yang dilakukan telah sesuai dengan hasil eksperimen, terutama di wilayah pre-stall. Selanjutnya, untuk koefisien drag juga terlihat mengalami peningkatan secara linier dengan karakteristik yang sama mulai dari AoA 0° hingga 18° kemudian mengalami peningkatan yang pesat seiring terjadinya kondisi stall. Setelah melewati AoA 18°, karakteristik menjadi sedikit berbeda dimana hasil simulasi QBlade memiliki nilai koefisien drag yang lebih rendah dibandingkan hasil studi eksperimen dan numerik lain pada daerah post-stall. Perbedaan ini tidak menjadi masalah karena masih dalam tren peningkatan yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 501, "width": 222, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) (b) Gambar 4. Validasi Karakteristik Foil NACA 63 4 021 dengan Re = 180.000 (a) Aoa Vs C L , (b) AoA Vs C D", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 557, "width": 228, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Efisiensi Berdasarkan Koefisien Daya Performa efisiensi turbin arus laut dengan berbagai bentuk sudu unik dapat ditinjau dari karakteristik koefisien daya turbin (C P ) yang diperoleh. Koefisien daya ini umumnya dibandingkan dengan tip speed ratio (λ) yang merepresentasikan hubungan antara jari-jari turbin, kecepatan fluida, dan kecepatan rotasi turbin. Pada simulasi ini performa turbin ditinjau dengan mempertimbangkan tip losses untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat (Zahariea et al., 2019). Untuk mendapatkan koefisien daya, setiap turbin disimulasikan pada kondisi air laut yang memiliki densitas sebesar 1025 kg/m 3 , koefisien dinamis sebesar 1.2187 x 10 –3 kg/ms, dan kecepatan arus", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 62, "width": 228, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "laut tetap sebesar 3 m/s. Hasil simulasi nilai C P pada bentuk turbin HB, ESB, DSB, YSB, dan ASB ditunjukkan pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 249, "width": 229, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Karakteristik C P vs λ pada Berbagai Turbin dengan Bentuk Sudu Unik Pada gambar tersebut terlihat bahwa turbin ASB memiliki C P puncak tertinggi sedangkan turbin YSB memiliki C P puncak terendah diantara bentuk sudu turbin lainnya. Nilai C P puncak dari turbin HB, ESB, DSB, YSB, dan ASB berturut-turut adalah 0.373, 0.341, 0.334, 0.323, dan 0.391. Setiap turbin juga terlihat bekerja pada rentang tip speed ratio (λ) yang berbeda-beda. Untuk turbin HB dimana pada penelitian ini digunakan inclination angle sebesar 60°, terlihat memiliki C P yang tergolong besar. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan memiringkan bentuk sudu pada kemiringan tertentu mampu meningkatkan performa turbin (Marsh et al., 2015; Divakaran et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 462, "width": 229, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun demikian, desain turbin HB merupakan bentuk yang paling rumit untuk keperluan fabrikasi dibandingkan keempat turbin lainnya. Untuk bentuk turbin ESB memiliki bentuk kurva koefisien daya yang mirip dengan ASB dimana mampu bekerja pada nilai λ terendah. Namun, pada nilai λ = 2.4 hingga λ = 6.4, turbin ESB memiliki koefisien daya yang jauh lebih rendah dibandingkan turbin ASB. Performa koefisien daya dari turbin ESB sangat dipengaruhi oleh tingkat kelengkungan berupa rasio antara panjang penampang yang relatif lurus di ekuator (z e ) terhadap tinggi rotor (H) (Scheurich et al., 2010). Semakin besar z e /H maka koefisien daya semakin besar meskipun hal ini juga memperbesar gaya sentrifugal pada turbin, sehingga rasio optimal perlu untuk dipertimbangkan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 688, "width": 228, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk selanjutnya adalah turbin DSB yang memiliki C P maksimum hampir sama dengan turbin ESB. Namun, turbin DSB memiliki rentang λ lebih lebar dibandingkan turbin ESB. Setelah melewati λ = 4.4 atau daerah post-stall dari turbin ESB, terlihat", "type": "Text" }, { "left": 443, "top": 44, "width": 89, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekayasa , 15 (1): 2022 | 59", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 67, "width": 229, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "koefisien daya turbin DSB secara konsisten lebih besar dibandingkan turbin ESB. Untuk bentuk turbin YSB terlihat mampu bekerja pada rentang λ yang lebih lebar meskipun memiliki efisiensi puncak terendah dan pada wilayah pre-stall memiliki kenaikan yang lambat. Untuk bentuk ASB meskipun memiliki range λ sempit, bentuk ini mampu mencapai C P maksimumnya di nilai λ yang paling rendah, sama dengan turbin ESB. Hal ini sangat menguntungkan mengingat untuk aplikasi turbin arus laut, kecepatan arus laut maksimum hanya sekitar 4 m/s, sehingga turbin bekerja pada λ yang rendah. Selain itu, nilai C P turbin ASB secara konsisten lebih besar dibandingkan turbin lain pada wilayah pre-stall dan mencapai nilai C P tertinggi dibandingkan turbin lainnya. Dari performa efisiensi dapat disimpulkan bahwa turbin ASB > HB > ESB > DSB > YSB.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 319, "width": 228, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Self-Starting Turbin Berdasarkan Koefisien Torsi", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 346, "width": 229, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien torsi (C T ) berfungsi untuk mengetahui seberapa besar torsi minimum yang diperlukan untuk memutar turbin. Nilai C T pada Gambar 6 merupakan hasil dari torsi rata-rata yang dihasilkan turbin dan dikorelasikan dengan tip speed ratio (λ). Terlihat bahwa kurva C T vs λ yang dihasilkan sangat mirip dengan kurva C P vs λ karena antara koefisien daya dan koefisien torsi memiliki hubungan C P = λ C T . Besarnya torsi rata-rata ini dapat digunakan untuk meninjau turbin yang mampu menghasilkan daya terbesar berdasarkan nilai C T maksimum yang diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 652, "width": 196, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Karakteristik Koefisien Torsi pada Berbagai Turbin dengan Bentuk Sudu Unik", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 685, "width": 228, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diantara turbin lainnya, terlihat jelas bahwa nilai C T tertinggi dicapai oleh turbin ASB sebesar 0.103, diikuti oleh turbin HB, ESB, DSB, dan YSB dengan nilai koefisien masing-masing sebesar 0.095, 0.090, 0.081, dan 0.072. Namun, besarnya C T pada turbin", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 228, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak dapat secara langsung digunakan untuk menganalisis kemampuan self-starting dari turbin. Hal ini dikarenakan C T maksimum yang dicapai akan menghasilkan λ optimum yang kemungkinan besar tidak merepresentasikan kecepatan fluida dan rotasi minimum turbin. Oleh karena itu, dilakukan beberapa pendekatan untuk mengevaluasi performa self-starting pada turbin-turbin sudu unik didesain.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 186, "width": 229, "height": 253, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan pertama yang digunakan adalah turbin dinilai memiliki kemampuan self-starting yang baik jika nilai koefisien torsi statisnya (C Ts ) bernilai positif di semua sudut azimut (Mosbahi et al., 2020). Torsi statis merupakan torsi minimal yang dibutuhkan turbin untuk mulai berputar dari kondisi diamnya (Hafid dan Kurniawan, 2019). Untuk menganalisis parameter tersebut, mengadopsi hasil penelitian Satrio & Utama (2021) bahwa turbin memiliki self-starting yang baik jika mampu berputar 2.25 rpm pada kecepatan air 0.2 m/s untuk skala modelnya. Oleh karena itu, referensi tersebut dijadikan asumsi untuk mengitung putaran dan kecepatan skala prototipe (δ = 4) sehingga diperoleh putaran sebesar 4.5 rpm dan kecepatan arus laut sebesar 0.4 m/s. Nilai λ = 2.15 kemudian diperoleh yang diterapkan untuk mengevaluasi self- starting pada semua turbin dengan hasil yang ditunjukkan pada Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 588, "width": 226, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Karakteristik Koefisien Torsi Statis untuk Semua Turbin pada λ = 2.15", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 620, "width": 228, "height": 133, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terlihat bahwa berdasarkan asumsi yang diterapkan pada λ = 2.15, semua turbin menghasilkan performa self-starting yang baik karena memiliki nilai C Ts bernilai positif di semua sudut azimut. Saat disimulasikan pada λ ≤ 2, diperoleh nilai C Ts minimum berada pada region negatif sehingga semua turbin tidak terjadi self- starting. Hal ini sesuai dengan pernyataan Victor dan Paraschivoiu (2018) bahwa turbin sumbu vertikal tidak memiliki kemampuan self-starting", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 36, "width": 179, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60 | Ariefianto et.al Unjuk Kerja Perfoma Turbin", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 62, "width": 229, "height": 213, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada 0 ≤ λ ≤ 2 karena menghasilkan torsi negatif. Kemudian, terlihat pula bahwa nilai C Ts minimum dari setiap turbin juga berada pada rentang sudut azimut yang sama yaitu pada perulangan periodik sekitar 120°. Turbin ASB tercatat memiliki C Ts terendah sebesar 0.00155 sehingga memiliki kemampuan self-starting terbaik. Turbin HB, ESB, dan YSB memiliki performa self-starting yang hampir sama dengan nilai C Ts masing-masing 0.0030, 0.0032, dan 0.0034. Sedangkan turbin DSB memiliki kemampuan self-starting terburuk dibandingkan keempat turbin lainnya karena memiliki C Ts minimum dengan nilai yang cukup jauh yaitu 0.0091. Dari kemampuan self-starting dengan pendekatan pertama dapat disimpulkan bahwa turbin ASB > HB > ESB > YSB > DSB.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 275, "width": 228, "height": 146, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk pendekatan kedua, performa self-starting juga dapat ditinjau dari kemampuan turbin untuk melakukan akselerasi dari kondisi diam hingga mencapai daya minimum yang disyaratkan (Hill et al., 2009). Pendekatan ini dapat melengkapi pendekatan pertama yang tidak meninjau terkait perolehan daya turbin yang dapat dipertimbangkan pada kondisi cut-in speed. Pada kasus ini ditetapkan bahwa turbin dianggap memiliki self-starting yang baik jika mampu menghasilkan daya minimal 1 kW pada cut-in speed arus laut seminimal mungkin.", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 581, "width": 227, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Perbandingan Kemampuan Self-Starting Turbin pada Batas Daya Minimum yang Sama (Gambar insert) dan Produksi Daya pada Semua Turbin", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 640, "width": 228, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simulasi daya turbin dilakukan dengan mengondisikan setiap turbin bekerja pada kecepatan arus mulai 0.4 m/s, yang merupakan batas awal terjadinya self-starting sesuai pendekatan pertama, hingga 3 m/s yang merupakan rating kecepatan arus sebagai batas cut-off speed turbin. Pada simulasi ini juga ditentukan bahwa turbin berotasi sebesar 4.5 rpm", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 62, "width": 228, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(sesuai putaran self-starting pada pendekatan pertama) hingga 90 rpm yang merupakan batas secara arbirtrary.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 228, "height": 226, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil simulasi performa self-starting semua turbin dengan pendekatan kedua ini ditunjukkan pada Gambar 8. Terlihat jelas bahwa turbin ASB memiliki kemampuan self-starting yang terbaik dibandingkan turbin lainnya. Pada masing-masing turbin, daya 1 kW dapat dicapai pada cut-in speed arus 0.806 m/s untuk turbin ASB, 0.853 m/s untuk turbin HB, 0.937 m/s untuk turbin ESB, 0.974 m/s untuk turbin DSB, dan 1.025 m/s untuk turbin YSB. Dengan memiliki self-starting yang baik, maka turbin ASB dapat secara konsisten menghasilkan daya tertinggi sejak turbin menghasilkan daya minimum pada nilai cut-in speed hingga menghasilkan daya ratingnya. Dari kemampuan self-starting dengan pendekatan kedua dapat disimpulkan bahwa turbin ASB > HB > ESB > DSB > YSB.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 328, "width": 228, "height": 373, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan segi gambaran produksi daya di lapangan bahwa turbin HB, ESB, DSB, YSB, dan ASB masing-masing mampu menghasilkan daya pada kecepatan rating sebesar 42.17 kW, 32.03 kW, 28.95 kW, 25.19 kW, dan 52.52 kW. Artinya ada selisih lebih dari 25 kW antara turbin yang menghasilkan daya tertinggi yaitu ASB dengan turbin yang menghasilkan daya terendah yaitu YSB sehingga terlihat bahwa bentuk sudu sangat berpengaruh terhadap daya yang dihasilkan. Semakin bagus efisiensi turbin maka akan menghasilkan daya yang semakin dekat dengan available power atau daya tersedia yang dapat dikonversi oleh turbin. Kemudian, ketika turbin mencapai kecepatan arus laut untuk ratingnya sebesar 3 m/s, maka turbin berada pada titik cut-off speed sehingga pada kecepatan yang lebih besar dari nilai tersebut daya turbin akan konstan sesuai rating masing-masing. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar komponen turbin lebih sustainable sehingga mengurangi resiko kerusakan. Selain itu, ketika arus laut bertambah sebesar 0.2 m/s dimulai pada kecepatan 1.85 m/s, turbin HB, ESB, DSB, YSB, dan ASB masing- masing memiliki rata-rata pertambahan daya sebesar 3.01 kW, 2.29 kW, 2.07 kW, 1.80 kW, dan 3.75 kW. Oleh karena itu, ditegaskan bahwa konfigurasi turbin ASB memiliki bentuk sudu yang paling optimal diantara turbin yang dibandingkan.", "type": "Text" }, { "left": 443, "top": 44, "width": 89, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekayasa , 15 (1): 2022 | 61", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 67, "width": 66, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 80, "width": 228, "height": 173, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Telah diteliti turbin sumbu vertikal dengan berbagai bentuk sudu unik. Turbin sudu unik HB, ESB, DSB, YSB, dan ASB diinvestigasi performanya berdasarkan efisiensi dan kemampuan self-starting. Foil NACA 63 4 021 sebagai foil dasar untuk peningkatan performa turbin, menunjukkan validasi yang memuaskan baik terhadap studi eksperimen maupun numerik. Dengan konfigurasi solidity yang sama, perbedaan bentuk sudu terbukti dapat berpengaruh terhadap efisiensi turbin yang direpresentasikan oleh koefisien daya. Semakin besar koefisien daya, maka semakin baik pula performa efisiensi turbin.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 253, "width": 228, "height": 199, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk performa self-starting dapat direpresentasikan oleh koefisien torsi dimana turbin yang memiliki torsi start paling minimum merupakan turbin dengan kemampuan self-starting yang baik. Efisiensi yang baik dari turbin akan membawa pada semakin besarnya daya yang diproduksi saat turbin bekerja pada kecepatan arus laut ratingnya. Sedangkan self-starting yang baik akan mampu membuat turbin mencapai daya minimal yang disyaratkan dengan kecepatan arus laut seminimal mungkin. Diantara turbin sudu unik yang diteliti, turbin ASB merupakan desain yang terbaik dibandingkan keempat turbin sudu unik yang diteliti, baik ditinjau dari aspek efisiensi dan self-starting.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 452, "width": 228, "height": 133, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu, hasil ini dapat digunakan sebagai preliminary study performa turbin sudu unik sehingga dapat dipertimbangkan untuk ekstraksi potensi energi arus laut yang lebih komprehensif. Untuk mendapatkan perbandingan yang lebih akurat, pemodelan numerik berbasis computational fluid dynamics (CFD) baik berupa 2D maupun 3D serta studi eksperimental dari fisik turbin dapat menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 599, "width": 90, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 618, "width": 228, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achard, J.-L., & Maitre, T. (2004). Hydraulic Turbo- machine, Applicant: INPG (FR). French patent number: FR 04.50209.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 664, "width": 228, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad, A., Loya, A., Ali, M., Iqbal, A., Baig, F. M., & Afzal, A. M. (2020). Roadside Vertical Axis Wind Turbine (VAWT): An Effective Evolutionary Design for Australian Highway Commuters with Minimum Dynamic Stall. Engineering, 12(09), 601–616.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 231, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akour, S. N., Al-Heymari, M., Ahmed, T., & Khalil, K. A. (2018). Experimental and theoretical investigation of micro wind turbine for low wind speed regions. Renewable Energy, 116, 215–223.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 126, "width": 228, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Battisti, L., Persico, G., Dossena, V., Paradiso, B.,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 139, "width": 214, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Castelli, M. R., Brighenti, A., & Benini, E. (2018). Experimental benchmark data for H-shaped and troposkien VAWT architectures. Renewable Energy, 125, 425–444.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 198, "width": 228, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bedon, G., De Betta, S., & Benini, E. (2015). A computational assessment of the aerodynamic performance of a tilted Darrieus wind turbine. Journal of Wind Engineering and Industrial Aerodynamics, 145, 263–269.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 271, "width": 228, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cai, C., Zuo, Z., Liu, S., & Wu, Y. (2015). Numerical investigations of hydrodynamic performance of hydrofoils with leading-edge protuberances. Advances in Mechanical Engineering, 7(7), 1–11.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 330, "width": 228, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cavagnaro, R. J., & Polagye, B. (2016). Field performance assessment of a hydrokinetic turbine. International Journal of Marine Energy, 14, 125–142.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 389, "width": 228, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cho, S. Y., Choi, S. K., Kim, J. G., & Cho, C. H. (2018). An experimental study of the optimal design parameters of a wind power tower used to improve the performance of vertical axis wind turbines. Advances in Mechanical Engineering, 10(9), 1–10.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 475, "width": 228, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dabachi, M. A., Rahmouni, A., Rusu, E., & Bouksour, O. (2020). Aerodynamic simulations for floating darrieus-type wind turbines with three-stage rotors. Inventions, 5(18), 1–18.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 534, "width": 228, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Divakaran, U., Kishore, V. R., & Ramesh, A. (2019).", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 548, "width": 214, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Wind Speed on the Performance of Troposkein Vertical Axis Wind Turbine. International Journal of Renewable Energy Reseacrh, 9(3), 1–12.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 607, "width": 228, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Divakaran, U., Ramesh, A., Mohammad, A., & Velamati, R. K. (2021). Effect of helix angle on the performance of helical vertical axis wind turbine. Energies, 14(2).", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 666, "width": 228, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dropkin, A., Custodio, D., Henoch, C. W., & Johari, H. (2012). Computation of flowfield around an airfoil with leading-edge protuberances. Journal of Aircraft, 49(5), 1345–1355. 5", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 725, "width": 228, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorban’, A. N., Gorlov, A. M., & Silantyev, V. M. (2001). Limits of the turbine efficiency for free", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 36, "width": 179, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62 | Ariefianto et.al Unjuk Kerja Perfoma Turbin", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 62, "width": 214, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fluid flow. Journal of Energy Resources Technology, Transactions of the ASME, 123(4), 311–317.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 108, "width": 228, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hammar, L., Eggertsen, L., Andersson, S., Ehnberg, J., Arvidsson, R., Gullström, M., & Molander, S.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 135, "width": 214, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2015). A probabilistic model for hydrokinetic turbine collision risks: Exploring impacts on fish. PLoS ONE, 10(3),", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 181, "width": 228, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Han, S. H., Park, J. S., Lee, K. S., Park, W. S., & Yi, J. H. (2013). Evaluation of vertical axis turbine characteristics for tidal current power plant based on in situ experiment. Ocean Engineering, 65, 83–89.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 253, "width": 228, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hill, N., Dominy, R., Ingram, G., & Dominy, J. (2009). Darrieus turbines: The physics of self-starting. Proceedings of the Institution of Mechanical Engineers, Part A: Journal of Power and Energy, 223(1), 21–29.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 326, "width": 228, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hosseini, A., & Goudarzi, N. (2019). Design and CFD study of a hybrid vertical-axis wind turbine by employing a combined Bach-type and H- Darrieus rotor systems. Energy Conversion and Management, 189(November 2018), 49–59.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 398, "width": 228, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krishnaraj, J., Ellappan, S., & Kumar, M. A. (2019). Additive Manufacturing of a Gorlov Helical Type Vertical Axis Wind Turbine. International Journal of Engineering and Advanced Technology, 9(2), 2639–2644.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 471, "width": 228, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahmuddin, F. (2017). Rotor Blade Performance Analysis with Blade Element Momentum Theory. Energy Procedia, 105, 1123–1129.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 517, "width": 228, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marsh, P., Ranmuthugala, D., Penesis, I., & Thomas, G. (2015). Numerical investigation of the influence of blade helicity on the performance characteristics of vertical axis tidal turbines. Renewable Energy, 81, 926–935.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 589, "width": 228, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marten, D., Wendler, J., Pechlivanoglou, G., Nayeri, C. N., & Paschereit, C. O. (2013). QBLADE: An Open Source Tool for Design and Simulation of Horizontal and Vertical Axis Wind Turbines. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering, 3(3), 264–269.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 675, "width": 228, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moghimi, M., & Motawej, H. (2020). Developed DMST model for performance analysis and parametric evaluation of Gorlov vertical axis wind turbines. Sustainable Energy Technologies and Assessments, 37.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 62, "width": 228, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mosbahi, M., Ayadi, A., Chouaibi, Y., Driss, Z., & Tucciarelli, T. (2020). Experimental and numerical investigation of the leading edge sweep angle effect on the performance of a delta blades hydrokinetic turbine. Renewable Energy, 162, 1087–1103.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 148, "width": 228, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mukhtasor, Susilohadi, Erwandi, Pandoe, W., Iswadi,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 162, "width": 214, "height": 79, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A., Firdaus, A. M., Prabowo, H., Sudjono, E., Prasetyo, E., & Ilahude, D. (2014). Potensi Energi Laut Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia and Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI)/Indonesian Ocean Energy Association (INOCEAN), Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 247, "width": 228, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qian, P., Feng, B., Liu, H., Tian, X., Si, Y., & Zhang, D. (2019). Review on configuration and control methods of tidal current turbines. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 108, 125–139.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 307, "width": 228, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rawlings, G. W. (2008). Parametric Characterization of an Experimental Vertical Axis Hydro Turbine. Master Thesis. Department of Mechanical Engineering, University of British Columbia, Vancouver, Canada.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 379, "width": 228, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satrio, D., & Utama, I. K. A. P. (2021). Experimental investigation into the improvement of self- starting capability of vertical-axis tidal current turbine. Energy Reports, 7, 4587–4594.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 438, "width": 228, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satrio, D., Utama, I. K. A. P., & Mukhtasor. (2018). Numerical Investigation of Contra Rotating Vertical-Axis Tidal-Current Turbine. Journal of Marine Science and Application, 17(2), 208–215.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 498, "width": 228, "height": 79, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scheurich, F., Fletcher, T. M., & Brown, R. E. (2010). The influence of blade curvature and helical blade twist on the performance of a vertical-axis wind turbine. 48th AIAA Aerospace Sciences Meeting Including the New Horizons Forum and Aerospace Exposition, January, 1–16.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 583, "width": 229, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sheldahl, R. E. (1981). Comparison of field and wind tunnel Darrieus wind turbine data. http://infoserve.sandia.gov/sand_doc/1980/802", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 623, "width": 36, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "469.pdf", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 643, "width": 228, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Su, J., Chen, Y., Han, Z., Zhou, D., Bao, Y., & Zhao, Y. (2020). Investigation of V-shaped blade for the performance improvement of vertical axis wind turbines. Applied Energy, 260, 114326.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 702, "width": 228, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tafrant, D., & Faizal, M. (2016). The Effect of Fluid Flow Current To 30° Blades Achard Turbine. Journal of Mechanical Science and Engineering (JMSE), 3(1), 7–12.", "type": "List item" }, { "left": 443, "top": 44, "width": 89, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekayasa , 15 (1): 2022 | 63", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 67, "width": 228, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Talukdar, P. K., Kulkarni, V., & Saha, U. K. (2018). Field-testing", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 80, "width": 59, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of model", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 214, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "helical-bladed hydrokinetic turbines for small-scale power generation. Renewable Energy, 127, 158–167.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 126, "width": 228, "height": 79, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tjiu, W., Marnoto, T., Mat, S., Ruslan, M. H., & Sopian, K. (2015). Darrieus vertical axis wind turbine for power generation II: Challenges in HAWT and the opportunity of multi-megawatt Darrieus VAWT development. Renewable Energy, 75, 560–571.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 212, "width": 228, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Victor, S., & Paraschivoiu, M. (2018). Performance of a Darrieus turbine on the roof of a building. Transactions of the Canadian Society for Mechanical Engineering, 42(4), 341–349.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 67, "width": 228, "height": 79, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wong, K. H., Chong, W. T., Sukiman, N. L., Poh, S. C., Shiah, Y. C., & Wang, C. T. (2017). Performance enhancements on vertical axis wind turbines using flow augmentation systems: A review. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 73, 904–921.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 153, "width": 228, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zahariea, D., Husaru, D. E., & Husaru, C. M. (2019). Aerodynamic and structural analysis of a small- scale horizontal axis wind turbine using QBlade. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 595(1).", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 225, "width": 228, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zanette, J., Imbault, D., & Tourabi, A. (2010). A design methodology for cross flow water turbines. Renewable Energy, 35(5), 997–1009.", "type": "List item" } ]
77859256-bea9-1005-6345-4e54aa23f9f6
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/233/141
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 197, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 38, "width": 147, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441 | p-ISSN 2527-9548", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 126, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No.1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 49, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 790, "width": 318, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.34008/jurhesti.v6i1.233 https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti", "type": "Page footer" }, { "left": 430, "top": 790, "width": 94, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 452, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 232, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati 1,* , Titin Nurmaningsih 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 203, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 STIKes RSPAD Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat 10410, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 237, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 RSPAD Gatot Soebroto Ruang NICU/PICU, Senen, Jakarta Pusat 10410, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 79, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]* * corresponding author", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 450, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan pandemi yang bermula dari kota Wuhan pada Desember 2019 menyebar dengan cepat secara global dan belum berakhir hingga saat ini. Infeksi Covid-19 sangat mematikan, dari data kejadian dilaporkan bahwa Covid-19 lebih banyak menyerang orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak dan neonatus. [1]. Covid-19 adalah salah satu anggota keluarga termasuk virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Covid-19 dapat menimbulkan risiko yang lebih besar pada wanita hamil dibandingkan dengan populasi wanita yang tidak hamil, karena ada peningkatan konsumsi oksigen dan penurunan kapasitas residu fungsional", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 77, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A R T IC L E IN F O", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 214, "width": 60, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 436, "height": 354, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords Characteristics Neonatus COVID-19 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is a pandemic that began in the city of Wuhan in December 2019 and spread rapidly globally and has not ended until now. The COVID -19 infection is very deadly and no age is immune to the infection. Elderly people, pregnant women and newborns are the age group vulnerable to COVID -19 infection. Studies conducted so far have not revealed anything about vertical transmission of COVID -19 from mother to neonatus. The purpose of this study was to determine the characteristics of neonatus from mothers with confirmed COVID -19. The research method uses a retrospective principle with a cross sectional approach, the number of samples is 59 newborns from mothers with confirmed COVID -19. The results showed that there were only 4 babies (6.8%) who tested positive for mothers with confirmed COVID -19. The characteristics of newborns from mothers with confirmed COVID -19 are 31 neonatus (52.5%) are female, 46 neonatus (78%) have a normal weight between 2500-4000 grams, the majority of neonatus are born at a normal gestational age between 37-40 weeks, as many as 50 neonatus (84.7%) and most of them were born by cesarean section as many as 44 neonatus (74.6%). In general, newborns are able to adapt well, as indicated by the APGAR values in the first and fifth minutes including the normal category and no babies in the heavy category. However, almost all babies born to mothers with confirmed COVID-19 were given formula milk, namely 58 neonatus (98.3%). Therefore, it is hoped that it can be taken into consideration for leaders at research sites and related to be able to facilitate exclusive breastfeeding for newborns from mothers with confirmed COVID-19 while still implementing health protocols and considering the clinical conditions of mothers and neonatus because until now there are no reports that prove that COVID -19 can be transmitted through breastfeeding. The author also suggests that further research can be done to prove whether there is vertical transmission from mother to neonatus.", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 591, "width": 4, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ",", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Page header" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 449, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selama kehamilan. Kondisi kehamilan akan menekan imunitas sehingga sistem kekebalan yang terganggu membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi. [2].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 450, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wanita hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan khususnya penyakit infeksi dikarenakan adanya perubahan fisiologi tubuh [3] dan mekanisme respon imun di dalam tubuhnya. Selain itu juga terdapat perubahan imunitas tubuh dari arah Th1 ke arah Th2 [3]. Berdasarkan data kasus wanita terkonfirmasi positif di Amerika Serikat pada Agustus 2020 sejumlah 15.735 jiwa (0,3% dari total kasus 8 terkonfirmasi positif). Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Jakarta, 13,7% perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19, 9 dibandingkan mereka yang tidak hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 450, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak ada usia yang kebal terhadap infeksi Covid-19. Namun demikian, orang lanjut usia (lansia) dan wanita hamil bahkan bayi baru lahir dan anak akan lebih beresiko daripada orang dewasa. [4] Covid-19 pada masa kanak-kanak biasanya dengan gejala ringan. Anak-anak dengan gejala batuk, demam dan kelelahan. Beberapa penelitian telah menyebutkan demam ringan atau bahkan tidak ada demam sama sekali. [5] biasanya disertai dengan gejala saluran pernapasan bagian atas seperti hidung tersumbat dan sakit kepala. [6]. Anak-anak juga dengan manifestasi gastrointestinal seperti diare, muntah atau perut kembung. [7] Covid-19 memiliki prognosis yang baik pada anak-anak dengan sebagian besar kasus sembuh setelah perjalanan penyakit ringan dan sangat jarang berkembang menjadi parah. [8].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 450, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kematian bayi baru lahir terjadi hanya dalam satu kasus yang lahir dari ibu yang positif Covid- 19. Bayi tersebut mengalami trombositopenia, gangguan koagulasi dan peningkatan kadar transaminase, serta mengalami kegagalan beberapa organ dan akhirnya meninggal pada usia 9 hari. Penyebab kematian bayi belum diketahui dengan jelas, ada kemungkinan hal ini terkait dengan daya tahan tubuh bayi yang masih rendah atau buruknya keadaan klinis ibu saat terkonfirmasi Covid-19 sejak kehamilan [9]. Gambaran klinis bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 sangat bervariasi, diantaranya demam, gejala saluran pernapasan bagian atas, dan gejala gastrointestinal [10]. Bayi juga bisa lahir prematur disebabkan oleh hipoksia yang diinduksi Covid-19 atau mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti preeklamsia pada ibu dan ketuban pecah dini. [9][11].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 450, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebaran Covid-19 yang masif dapat menyerang semua kelompok umur. Gejala awal yang ditimbulkan berbeda-beda tetapi orang dengan komorbid tertentu atau kelompok umur yang lebih tua berisiko lebih tinggi mengalami gejala berat Covid-19. Sedangkan pada kelompok neonatus atau bayi baru lahir belum diketahui potensi bahayanya dari infeksi Covid-19 terutama pada bayi prematur. Sebuah studi berbasis pediatrik di China mengatakan terdapat 2.143 kasus anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada bulan Januari 2020, lebih dari 90% anak yang terkonfirmasi positif tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik [12].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 450, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi yang dilakukan sejauh ini belum ada yang mengungkapkan bahwa penularan vertikal Covid-19 dari ibu ke anak dapat terjadi karena persalinan normal pervaginam atau operasi caesar. [2][9][13][14]. Terdapat dua hal yang perlu dipahami dalam tatalaksana ibu melahirkan dengan Covid-19, yaitu tatalaksana terhadap ibu dan bayi yang dilahirkannya. Tatalaksana terhadap bayi tersebut harus menjadi prioritas karena mempunyai resiko penularan yang bersumber dari ibunya. Meskipun demikian, semua tatalaksana umum harus tetap diberikan kepada bayi baru lahir tersebut, termasuk pemotongan tali pusat dan dukungan nutrisi segera setelah lahir. [15][16].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 450, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risiko penularan dari ibu hamil kepada bayinya dan efek obat yang diminum akan menjadi pertimbangan tersendiri dalam pemberian nutrisi. Karena itu, pemberian Air Susu Ibu (ASI), baik secara langsung (menyusui) atau dengan pemberian ASI perah atau ASI donor harus melalui pertimbangan khusus. Memungkinkan juga untuk pemberian susu formula. Perawatan dan pemberian nutrisi bayi dilakukan sesuai dengan kondisi penyakit ibunya. [17]. Penelitian lainnya melaporkan seorang bayi baru lahir positif Covid-19 lahir dari ibu yang yang positif Covid-19. Saat ini transmisi vertikal ibu ke bayi masih kontroversial belum banyak penelitian yang dapat dijadikan rujukan. Hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian pada penelitian ini adalah sampel diambil 36 jam setelah melahirkan, sehingga kemungkinan anak dapat tertular melalui kontak langsung. [14].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 450, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Satuan Tugas Covid-19 Provinsi DKI Jakarta (2020) Kota Jakarta merupakan salah satu kota dengan penambahan kasus terbesar dibandingkan dengan provinsi lainnya. Kasus Covid-19 baru di Jakarta mencapai 2.497 kasus per hari ini sehingga totalnya menjadi 315.553 kasus. Angka ini tertinggi dibandingkan provinsi lain. Letak Kota Jakarta yang strategis dengan kesediaan infrastruktur yang dimiliki seperti keberadaan RSPAD Gatot Soebroto yang merupakan RS Rujukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 450, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RSPAD Gatot Soebroto juga memiliki fasilitas ruangan NICU/ PICU dengan menyediakan ruang isolasi Covid-19 untuk bayi yang dilahirkan di RSPAD Gatot Soebroto maupun rujukan dari Rumah sakit lain. Adapun bayi yang menjadi kategori untuk isolasi NICU adalah bayi suspek Covid-19 yang berusia 0-28 hari pertama kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 449, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rekomendasi Perkumpulan Obsetri dan Ginekologi Indonesia (POGI, 2020) bayi yang lahir dari ibu yang suspek dan yang terkonfirmasi Covid-19 dianggap sebagai pasien dalam pengawasan istilah ini sekarang dikenal dengan suspek dan bayi harus di tempatkan di ruangan isolasi sesuai dengan panduan pencegahan infeksi pada pasien dalam pengawasan atau suspek Covid-19. Bayi yang lahir dari ibu suspek atau terkonfirmasi Covid-19 dilakukan perawatan bayi diruangan isolasi khusus Covid-19 terpisah dari ibunya [18].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 450, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 4 rekam medis bayi dari ibu terkonfirmasi Covid-19, ditemukan 4 bayi hasil laboratorium PCR negatif pada pemeriksaan 24 jam pertama kelahiran namun menjadi positif pada pemeriksaan 48 jam kelahiran. Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan bahwa Covid-19 sangat fatal jika terjadi pada bayi baru lahir dengan imunitas yang rendah. Oleh karena itu, Penulis tertarik ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik bayi yang dirawat di Ruang NICU/ PICU dari ibu terkonfirmasi Covid-19 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2021.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 51, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 450, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian retrospektif dengan desain cross sectional . Data diambil dari catatan medis ibu dan bayi terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di Ruang NICU/ PICU RSPAD Gatot Soebroto pada periode Maret 2020 s.d Februari 2021. Populasi pada penelitian ini adalah bayi baru lahir yang di rawat di ruang NICU/ PICU RSPAD Gatot Soebroto pada periode penelitian. Sedangkan sampel penelitian ini adalah bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 dengan metode total sampling. Rumus besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah rumus Lemeshow dan diperoleh sampel minimal 42 bayi. Berdasarkan periode penelitian maka jumlah sampel yang dilibatkan sebanyak 59 bayi baru lahir.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 450, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel yang diteliti memiliki kriteria inklusi adalah bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid- 19 berdasarkan kriteria Kemenkes RI 2020, menjalani rawat inap di lokasi penelitian dan ibu telah dilakukan pemeriksaan untuk diagnosis Covid-19 dengan spesimen swab nasal dan nasofaring menggunakan RT–PCR sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kriteria eksklusinya adalah bayi yang lahir dan dirawat di ruang NICU/PICU RSPAD Gatot Soebroto dari ibu tidak terkonfirmasi Covid-19, data tidak lengkap atau tidak dilakukan pemeriksaan swab di lokasi penelitian yaitu RSPAD Gatot Soebroto.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 450, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter yang diukur yaitu karakteristik bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan jenis kelamin, berat badan bayi saat lahir, usia gestasi, jenis persalinan, nilai APGAR, air ketuban dan nutrisi bayi. Kemudian, data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS versi 23. Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakter setiap variabel baik variabel dependen maupun variabel independen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 102, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 573, "width": 259, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 591, "width": 312, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 609, "width": 366, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status Bayi Baru Lahir Jumlah Persentase (%) Negatif Covid-19 55 93,2 Positif Covid-19 4 6,8 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 450, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid- 19 dengan hasil negatif yaitu sebanyak 55 bayi (93,2%) dan hanya 4 bayi (6,8%) yang dinyatakan positif berdasarkan hasil pemeriksaan swab nasofaring pada usia 24 jam dan 48 jam kelahiran bayi baru lahir. Dari empat bayi yang dinyatakan positif Covid-19 tersebut, tiga diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 1 bayi perempuan. Masa bayi adalah masa masa keemasan sekaligus masa krisis perkembangan seseorang. Dikatakan masa krisis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat di ulang kembali. Masa bayi dibagi menjadi dua periode yaitu masa neonatal dan masa post neonatal. Masa neonatal dimulai dari umur 0-28 hari, sedangkan masa post neonatal dimulai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 449, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa neonatal diperlukan proses adaptasi yang baik karena merupakan masa transisi dari intrauterin menjadi ekstrauterin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 449, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 tidak menjamin bayi yang dilahirkan akan tertular dari ibunya, sebab transmisi vertikal dari ibu ke janin belum dapat dipastikan. Sampai saat ini, transmisi vertikal intrauterin dari ibu ke janin masih terus diteliti. Data menyebutkan bahwa transmisi infeksi Covid-19 secara vertikal masih mungkin [16]. Imunitas maternal dapat melewati sawar darah plasenta yang dapat menyebabkan terbentuknya imunitas pasif pada janin. Pada kasus yang dilaporkan oleh Dong, et al, terdapat hasil IgM dan IgG positif pada bayi baru lahir yang terinfeksi Covid-19, namun negatif hasil PCR Swab test [19].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 450, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian lain menunjukkan ditemukannya ACE-2 reseptor dalam jumlah sedikit pada plasenta yang memungkinkan infeksi vertikal melalui plasenta [20]. Ketika virus Covid-19 atau SARS CoV-2 berikatan dengan ACE-2 reseptor maka transmembrane protease serine 2 enzyme (TMPRSS2) teraktivasi, sehingga virus dapat melewati sel [21]. Oleh karena itu, ada kemungkinan ditemukannya virus SARS CoV-2 RNA di plasenta atau selaput ketuban seperti yang dilaporkan oleh Penfield, et al. [22]. Sebuah studi kasus dari Iran menyebutkan hasil SARS CoV2 RNA positif pada air ketuban seorang bayi prematur diikuti hasil swab nasofaring positif 24 jam setelah kelahiran [23]. Kirtsman, et al, melaporkan adanya kemungkinan terjadi infeksi kongenital SARS CoV-2 yang dibuktikan dengan hasil swab positif pada nasofaring bayi, plasenta, air susu, dan vagina ibu [24]. Pada penelitian yang lebih besar, dari 666 bayi baru lahir dari wanita positif SARS CoV-2 terdapat 28 bayi (4%) terinfeksi SARS CoV-2 setelah kelahiran [25]", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 361, "width": 418, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan jenis kelamin", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 379, "width": 387, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kelamin Bayi Baru Lahir Jumlah Persentase (%) Perempuan 31 52,5 Laki-laki 28 47,5 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 452, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa ada 31 bayi (52,5%) berjenis kelamin perempuan dan 28 bayi (47,5%) berjenis kelamin laki-laki yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19. Gender merupakan karakteristik yang berhubungan dengan jenis kelamin secara biologis, yang dimaksud gender pada penelitian ini yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Penelitian [26] menemukan hubungan signifikan karakteristik sosiodemografi berupa jenis kelamin, kelompok usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan asal daerah masyarakat China terhadap pengetahuan tentang Covid-19 (p <0,001). Penelitian pada masyarakat China ini juga menemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tindakan terhadap Covid-19, dengan individu berjenis kelamin laki-laki berisiko 1,37 kali memiliki tindakan yang tidak baik (pergi ke tempat keramaian dan tidak menggunakan masker di luar) dibandingkan individu berjenis kelamin perempuan [26].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 449, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah kasus Covid-19 bahwa 60% pasien yang terpapar Covid-19 berjenis kelamin laki-laki. Data ini menunjukan bahwa laki-laki lebih rentan tertular Covid-19. Penyakit komorbid hipertensi dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif merupakan faktor risiko faktor risiko dari infeksi SARS-CoV-2. Distribusi jenis kelamin yang lebih banyak pada laki-laki diduga terkait dengan prevalensi perokok aktif yang lebih tinggi. Pada perokok, hipertensi, dan diabetes melitus, diduga ada peningkatan ekspresi reseptor ACE2 [27].", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 648, "width": 414, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan berat badan", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 666, "width": 375, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berat badan bayi saat lahir Jumlah Persentase (%) Kurang ( <2500 gram) 10 16,9 Normal (2500-4000 gram) 46 78 Lebih (>4000 gram) 3 5,1 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 450, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 diatas didapatkan informasi bahwa 10 bayi (16,9%) dengan berat badan saat lahir <2500 gram, 46 bayi (78%) mempunyai berat badan normal yakni antara 2500-4000 gram dan hanya 3 bayi (5,1%) dengan berat badan >4000 gram yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Page header" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 450, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut hasil penelitian bahwa sebagian besar bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 mempunyai berat badan lahir yang normal yakni antara 2500-4000 gram. Hal ini sejalan dengan sebuah laporan penelitian di China tahun 2020 yang melakukan studi epidemiologi bahwa sampai saat ini sebagian besar ibu terkonfirmasi dengan Covid-19 akan melahirkan bayi dalam berat lahir yang normal dikarenakan belum ada bukti bahwa infeksi Covid-19 ini akan mengganggu pertumbuhan janin kecuali ada faktor lain yang mengganggu pertumbuhan janin selama masa kehamilan misalnya ibu yang disertai dengan pre-eklamsia, diabetes melitus atau infeksi intrauterin lainnya seperti ibu dengan HIV positif [12]", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 192, "width": 411, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan usia gestasi", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 210, "width": 364, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usia Gestasi Jumlah Persentase (%) Preterm (<37 minggu) 7 11,9 Aterm (37-40 minggu) Post term (>40 minggu) 50 2 84,7 3,4 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 450, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4 tersebut diketahui bahwa mayoritas bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 pada usia gestasi antara 37-40 minggu yaitu sebanyak 50 bayi (84,7%), sedangkan yang lahir preterm ada 7 bayi (11,9%) dan hanya 2 bayi (3,4%) yang lahir post term. Hasil penelitian ini didukung oleh laporan penelitian di China, Amerika Serikat dan Eropa tahun 2020 bahwa sebagian besar ibu yang terkonfirmasi Covid-19 akan melahirkan bayinya pada kehamilan cukup bulan dan penyebab paling tinggi pengakhiran kehamilan sebelum waktunya berasal dari indikasi janin dan ibunya [9][28]. Dari laporan kasus di Italia tahun 2020 didapatkan bahwa peningkatan risiko kelahiran kurang 9 bulan terjadi pada ibu dengan gejala pneumonia [29]. Terminasi kehamilan dilakukan sesuai masa gestasi dan indikasi ibu dan janin. Pada kasus ringan dan tidak ada kegawatdaruratan obstetri, terminasi dapat ditunda hingga pasien sembuh atau dinyatakan negatif Covid-19 selama dua kali berturut-turut melalui pemeriksaan swab nasofaring PCR. Pada kasus berat perlu dipertimbangkan terminasi, jika terminasi akan memperbaiki kondisi ibu maka dilakukan pada usia kehamilan 32-34 minggu. [30]. Hal ini karena kehamilan akan meningkatkan konsumsi oksigen, menurunkan kapasitas residual paru, dan meningkatkan tekanan diafragma yang akan memperberat gejala pneumonia. [31].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 450, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat laporan kasus pada persalinan prematur pada wanita dengan Covid-19, namun tidak jelas apakah persalinan prematur ini iatrogenik atau spontan. Persalinan iatrogenik disebabkan persalinan karena indikasi maternal yang berhubungan dengan infeksi virus, meskipun terdapat bukti adanya perburukan janin dan KPD preterm pada satu laporan kasus [32]. Perubahan sistem imun selama kehamilan diperlukan untuk melindungi ibu dan janin dari infeksi mikrobakterial. Seiring dengan perubahan usia gestasi, mekanisme respons imun adaptif juga akan berubah. Pada trimester pertama disebut stadium proinflamasi untuk menunjang implantasi embrio. Pada trimester kedua disebut stadium anti-inflamasi; stadium ini sangat dibutuhkan untuk memelihara pertumbuhan janin dan pada trimester akhir disebut stadium proinflamasi karena mendekati waktu persalinan [32]. Mekanisme inilah yang mendasari mengapa kasus Covid-19 paling banyak terjadi pada trimester akhir kehamilan [33].", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 614, "width": 428, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan jenis persalinan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 632, "width": 384, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Persalinan Jumlah Persentase (%) Normal 13 22 Spontan dengan alat forsep/vakum 2 3,4 Operasi sesar 44 74,6 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 450, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa ada tiga jenis metode persalinan pada bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 yaitu persalinan normal, spontan dengan alat forsep/vakum dan operasi sesar yang ditunjukkan berturut-turut yaitu 13 bayi (22%) bayi lahir normal, 2 bayi (3,4%) dibantu dengan forsep atau vakum serta 44 bayi (74,6%) lahir melalui operasi sesar. Pemilihan teknik persalinan dapat disesuaikan indikasi obstetri. Sectio caesarea (SC) dilakukan sesuai indikasi atau jika ada perburukan kondisi ibu dan bayi. Persalinan pervaginam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Page header" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 449, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bukan kontraindikasi pasien konfirmasi dan jika pasien sudah inpartu dapat dipertimbangkan percepatan proses persalinan, misalnya dengan induksi atau bantuan alat seperti vakum dan forsep pada kala II [30][34].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 449, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kelompok bayi yang dilahirkan dari ibu terkonfirmasi Covid-19 memang telah disepakati bahwa metode persalinan terpilih adalah dengan sectio caesaria untuk menurunkan risiko transmisi baik kepada bayi saat lahir ataupun kepada petugas kesehatan yang menolong ibu. Hal ini sesuai rekomendasi yang dikeluarkan oleh The Royal College of Obstetricians and Gynaecologists tahun 2020 walaupun tidak mengeluarkan larangan untuk persalinan per vaginam jika syarat bisa dipenuhi untuk ibu, janin dan lingkungan sekitar yang melakukan pertolongan untuk mencegah penularan secara horizontal [16].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 449, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila memungkinkan sebaiknya persalinan ditunda sampai prosedur isolasi sudah terlewati (misalnya dalam kasus preterm). Bila menunda dianggap tidak aman, induksi persalinan dilakukan sesuai protokol persalinan ibu hamil dengan suspek atau konfirmasi Covid-19. [32] Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan suspek atau konfirmasi Covid-19, dilakukan evaluasi urgency -nya, dan apabila memungkinkan untuk ditunda (misalnya dalam kasus preterm) untuk mengurangi risiko penularan sampai infeksi terkonfirmasi atau keadaan akut sudah teratasi. Apabila operasi tidak dapat ditunda maka operasi dilakukan sesuai protokol persalinan sesar pada ibu hamil dengan suspek atau konfirmasi Covid-19 [32].", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 307, "width": 390, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan nilai APGAR pada menit pertama dan kelima", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 337, "width": 396, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai APGAR Jumlah Persentase (%) a. Satu menit pertama Normal (7-10) 52 88,1 Sedang (4-6) Berat (0-3) 7", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 395, "width": 8, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0", "type": "Picture" }, { "left": 97, "top": 383, "width": 373, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11,9 0 b. Menit kelima Normal (7-10) 56 94,9 Sedang (4-6) Berat (0-3) 3 0 5,1 0 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 450, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada umumnya bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 mampu beradaptasi dengan baik yang ditandai dengan nilai APGAR pada menit pertama termasuk kategori normal sebanyak 52 bayi (88,1%) serta hanya 7 bayi (11,9%) kategori sedang, dan tidak ada bayi dengan kategori berat. Bahkan berdasarkan nilai APGAR menit kelima, hampir seluruh bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 memiliki nilai APGAR yang normal sebanyak 56 bayi (94,9%) dan hanya 3 bayi (5,1%) kategori sedang serta tidak ada bayi dengan kategori berat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 450, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian nilai APGAR pada satu menit pertama atau lima menit dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu jika nilai 0-3 mengindikasikan bayi distres berat, nilai 4-6 mengindikasikan kesulitan moderat (depresi sedang) sedangkan nilai 7-10 mengindikasikan bayi kondisi normal atau baik dan tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim. Penilaian awal pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan observasi melalui pemeriksaan nilai APGAR. Nilai APGAR memungkinkan pengkajian untuk mengetahui perlu tidaknya resusitasi dilakukan dengan cepat. APGAR digunakan untuk menilai kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran.Pengukuran menit pertama digunakan untuk menilai bagaimana ketahanan bayi melewati proses persalinan. Pengukuran pada menit kelima menggambarkan sebaik apa bayi dapat bertahan setelah keluar dari rahim ibu Bayi yang sehat harus mempunyai nilai APGAR 7-10 baik itu pada penilaian 1 menit pertama maupun penilaian pada 5 menit kemudian dalam kehidupan pertama bayi baru lahir. Pemeriksaan ini dilakukan secara cepat bayi baru lahir akan mengevaluasi keadaan fisik dari bayi baru lahir dan sekaligus mengenali adanya tanda tanda darurat yang memerlukan dilakukannya tindakan segera terhadap bayi baru lahir. Seorang bayi dengan berbagai tanda bahaya merupakan masalah yang serius, bayi dapat meninggal bila tidak ditangani segera [18]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 85, "width": 410, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan air ketuban", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 416, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air Ketuban Jumlah Persentase (%) Normal (Putih keruh/ jernih) 46 78 Tidak Normal (Hijau bercampur mekoneum) 10 16,9 Kering (Air ketuban habis) 3 5,1 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 450, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa air ketuban bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 adalah normal yakni berwarna putih keruh atau jernih sebanyak 46 bayi (78%), 10 bayi (16,9%) yang bercampur mekoneum dan hanya 3 bayi (5,1%) yang air ketubannya habis. Sebuah review sistematik melalui pemeriksaan PCR pada plasenta, cairan ketuban, tali pusat, dan cairan ASI dari 24 wanita hamil dengan Covid-19 menunjukkan bahwa tidak ditemukan virus dari sampel yang ada [1]. Menurut [22] ada kemungkinan bahwa virus SARS CoV-2 RNA bisa ditemukan di plasenta atau selaput ketuban. Sebuah studi kasus dari Iran menyebutkan hasil SARS CoV-2 RNA positif pada air ketuban seorang bayi prematur diikuti hasil swab nasofaring positif 24 jam setelah kelahiran [23]. Studi lain menunjukkan kejadian ketuban pecah dini, solusio plasenta, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah pada kelompok wanita hamil dengan Covid-19 [19].", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 310, "width": 413, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Distribusi frekuensi bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan minum bayi", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 328, "width": 372, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minum Bayi Jumlah Persentase (%) Susu Formula 58 98,3 ASI predominan 1 1,7 Jumlah 59 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 450, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hampir semua bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid- 19 diberikan susu formula yaitu sebanyak 58 bayi (98,3%) dan hanya 1 bayi (1,7%) yang diberikan ASI predominan sejak kelahiran bayi. Pemilihan nutrisi untuk bayi dari ibu dengan Covid-19, sangat tergantung pada kondisi kesehatan ibunya, apakah tanpa gejala, ringan, sedang atau kondisi ibu sakit berat. Pada ibu melahirkan dengan Covid-19 tapi kondisinya tanpa gejala, ringan atau sedang, dapat diberikan ASI dari ibunya sendiri. Sebaliknya, pada ibu Covid-19 dengan sakit berat, dapat diberikan ASI donor atau susu formula. [18]. Terdapat dua jenis nutrisi yang dapat diberikan kepada bayi dari ibu dengan Covid-19, yaitu ASI atau formula. ASI bisa berupa ASI dari ibunya sendiri atau ASI donor. Maksud ASI donor adalah ASI yang berasal dari seorang ibu menyusui yang bukan dari ibu yang melahirkannya. Pemberian ASI donor tentu didasarkan pada alasan-alasan yang dapat dterima menyangkut adanya resiko jika bayi diberikan ASI dari ibu yang melahirkannya. Salah satu pertimbangan terhadap pemberian ASI donor untuk bayi dari ibu penderita Covid-19 adalah menghindari risiko penularan virus SARS-Cov-2. Pertimbangan lainnya adalah kondisi sakit ibu yang berat. [18].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 450, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASI donor lebih diprioritaskan dibandingkan susu formula. Pilihan terbaik adalah ASI dari ibu yang melahirkan. Pada situasi tertentu, ASI dari ibunya diberikan secara tidak langsung, setelah terlebih dahulu diperah. Jika masih tidak memungkinkan dengan ASI perah, maka pilihan berikutnya adalah ASI donor. Jika masih tetap tidak memungkinkan, misalnya pada ibu dengan Covid-19 dengan kondisi sakit berat, maka pilihan terakhir adalah susu formula. [35]. Air Susu Ibu (ASI) Nutrisi yang terbaik dan optimal untuk bayi baru lahir adalah ASI, terutama yang berasal dari ibu yang melahirkannya. [35]. ASI merupakan nutrisi terbaik dan terlengkap dibandingkan susu formula. Dalam ASI terdapat unsur nutrisi berupa lemak, karbohidrat, protein dan air dalam jumlah yang tepat. Unsur-unsur tersebut berguna untuk perkembangan otak dan pertumbuhan bayi. ASI tidak sama dengan susu formula manapun karena ASI mengandung nutrisi yang unik. [35].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 449, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi baru lahir, namun pada keadaan tertentu susu formula terpaksa diberikan kepada bayi hanya berdasarkan pertimbangan tertentu, baik menyangkut aspek ibu maupun bayi. Pertimbangan tersebut, misalnya ketakutan bayi akan tertular penyakit dari ibu saat menyusui langsung sperti ibu dengan Covid-19. Namun, susu formula tetap tidak bisa menyamai ASI. [36]. Kondisi bayi meliputi: kontraindikasi mendapat ASI, bayi kurang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Page header" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 450, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bulan dan keadaan tertentu pada bayi cukup bulan. Sedangkan, beberapa kondisi ibu meliputi: indikasi untuk tidak menyusui, indikasi untuk sementara tidak menyusui, dan pertimbangan pada beberapa kondisi ibu. [36][37]. Kondisi kesehatan tertentu pada ibu merupakan kontraindikasi untuk pemberian ASI, sehingga susu formula menjadi pilihan. Misalnya, ibu dengan HIV positif, tidak diperbolehkan memberikan ASI kepada bayi karena virus HIV juga ditularkan melalui ASI.[38]. Termasuk juga disini adalah penyakit covid-19 yang diderita ibu melahirkan, terutama pada kondisi sakit berat. [36].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 449, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan Covid-19, dengan pertimbangan resiko terjadi penularan terhadap bayi, memberikan ASI secara langsung juga harus dipertimbangkan. Yang utama kita lakukan adalah, disatu sisi memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, tapi pada sisi lain, kita mempertimbangkan supaya bayi baru lahir tidak akan tertular virus SARS-Cov 2 yang berasal dari ibunya. Pada kondisi penyakit Covid-19 yang diserita ibu bersifat ringan atau tanpa gejala, pemberian ASI masih dipertimbangkan, meskipun dengan cara-cara tertentu. Sedangkan pada ibu dengan Covid-19 berat, maka susu formula menjadi pilihan utama untuk bayi. [36][39].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 450, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, hampir semua bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 diberikan susu formula yaitu sebanyak 58 bayi (98,3%). Bayi dari ibu terkonfirmasi atau kasus probable dilakukan perawatan di ruang isolasi khusus sehingga tidak dapat dilakukan rawat gabung. Selain itu, ada pula bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 yang memerlukan perawatan intensif dengan pemasangan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Menurut Erlina Burhan (2020), rawat gabung untuk ibu suspek dapat dilakukan apabila fasilitas kesehatan mempunyai kamar rawat gabung perorangan (1 kamar hanya ditempati 1 orang ibu dan bayinya). Perawatan harus memenuhi protokol kesehatan ketat, yaitu jarak antara ibu dengan bayi minimal 2 meter. Bayi dapat ditempatkan di inkubator atau cots yang dipisahkan dengan tirai. Ibu rutin dan disiplin mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi serta berperilaku hidup bersih dan sehat. Selama merawat bayinya, ibu harus memakai masker bedah. Sebaliknya, rawat gabung tidak dianjurkan apabila ruangan berupa bangsal bersama pasien lain atau ibu sakit berat sehingga tidak dapat merawat bayinya [40]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 450, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini didapatkan bahwa jenis pemberian minum pada bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 pada umumnya tidak mendapatkan ASI secara eksklusif. Hal ini dikarenakan ibu yang dirawat isolasi terpisah dari bayi mengalami kesulitan melakukan pemerahan ASI, mengumpulkan, menyimpan dan mengirimkan ASI perah dari ibu ke bayinya. Hanya ada satu bayi yang mendapatkan ASI predominan. Hasil ini sejalan dengan konsensus yang dilakukan di China tahun 2020 pada awal pandemi, ada seorang ibu terinfeksi Covid-19 yang diisolasi selama 14 hari sampai didapatkan hasil negatif agar bisa bersama dengan bayinya dan bayi tersebut selama isolasi dari ibu hanya diberikan susu formula. Namun, WHO merekomendasikan bahwa ASI dapat diberikan oleh ibu yang terkonfirmasi Covid-19 kepada bayinya baik disusukan secara langsung atau menggunakan metode ASI perah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan mempertimbangkan keadaan klinis ibu dan bayi. WHO juga merekomendasikan ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yakni prinsip pencegahan penularan dari ibu yang menyusui secara langsung seperti menggunakan masker, melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui serta membersihkan semua alat-alat yang disentuh oleh ibu. Jika tidak bisa menyusu secara langsung maka tetap diupayakan pemberian ASI perah kepada bayinya. Sampai saat ini belum ada laporan yang membuktikan bahwa Covid-19 dapat ditularkan melalui pemberian ASI.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 74, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 450, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hanya ada 4 bayi (6,8%) yang dinyatakan positif dari ibu terkonfirmasi Covid-19. Adapun karakteristik bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 yaitu terdapat 31 bayi (52,5%) berjenis kelamin perempuan, 46 bayi (78%) mempunyai berat badan normal antara 2500-4000 gram, mayoritas bayi lahir pada usia gestasi normal antara 37- 40 minggu yaitu sebanyak 50 bayi (84,7%) dan sebagian besar lahir melalui operasi sesar sebanyak 44 bayi (74,6%). Pada umumnya bayi baru lahir mampu beradaptasi dengan baik ditandai dengan nilai APGAR pada menit pertama dan kelima termasuk kategori normal dan tidak ada bayi dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 450, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kategori berat. Namun, hampir semua bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 diberikan susu formula yaitu sebanyak 58 bayi (98,3%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 450, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan di lokasi penelitian dan pihak terkait untuk dapat memfasilitasi pemberian ASI secara eksklusif pada bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan mempertimbangkan kondisi klinis ibu dan bayi sebab sampai saat ini belum ada laporan yang membuktikan bahwa Covid-19 dapat ditularkan melalui pemberian ASI. Penulis juga menyarankan agar dapat dilakukan riset lebih lanjut untuk membuktikan ada tidaknya transmisi vertikal dari ibu ke janin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 47, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 449, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] N. M. Mustafa and L. A Selim, “Characterisation of COVID-19 Pandemic in Paediatric Age Group: A Systematic Review and Meta-Analysis,” J. Clin. Virol. , vol. 128, no. April, p. 104395, 2020, doi: 10.1016/j.jcv.2020.104395.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 449, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] C. Fan, D. Lei, C. Fang, C. Li, M. Wang, and Y. Liu, “Perinatal Transmission of 2019 Coronavirus Disease – Associated Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 : Should We Worry ?,” pp. 2019–2021, 2020, doi: 10.1093/cid/ciaa226.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 450, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] M. K. Rohmah and A. R. Nurdianto, “Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada Wanita Hamil dan Bayi: Sebuah Tinjauan Literatur,” Medica Hosp. J. Clin. Med. , vol. 7, no. 1A, pp. 329–336, 2020, doi: 10.36408/mhjcm.v7i1a.476.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 450, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] K. Shen et al. , “Diagnosis, treatment, and prevention of 2019 novel coronavirus infection in children: experts’ consensus statement,” World J. Pediatr. , vol. 16, no. 3, pp. 223–231, 2020, doi: 10.1007/s12519-020-00343-7.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 449, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] C. Jiehao et al. , “A case series of children with 2019 novel coronavirus infection: Clinical and epidemiological features,” Clin. Infect. Dis. , vol. 71, no. 6, pp. 1547–1551, 2020, doi: 10.1093/cid/ciaa198.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 449, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] B. Chen, Zhiyan; Zhang, Yueqian; Simsek, Murat; Kantarci, “Deep Belief Network-based Fake Task Mitigation for Mobile Crowdsensing under Data Scarcity,” 2020, doi:", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 472, "width": 142, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1109/ICC40277.2020.9148817.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 449, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] L. N. Ji et al. , “Clinical features of pediatric patients with COVID-19: a report of two family cluster cases,” World J. Pediatr. , vol. 16, no. 3, pp. 267–270, 2020, doi: 10.1007/s12519-020-00356-2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 449, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] H. Hong, Y. Wang, H. T. Chung, and C. J. Chen, “Clinical characteristics of novel coronavirus disease 2019 (COVID-19) in newborns, infants and children,” Pediatr. Neonatol. , vol. 61, no. 2, pp. 131–132, 2020, doi: 10.1016/j.pedneo.2020.03.001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 449, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] H. Zhu et al. , “Clinical analysis of 10 neonates born to mothers with 2019-nCoV pneumonia,” Transl. Pediatr. , vol. 9, no. 1, pp. 51–60, 2020, doi: 10.21037/tp.2020.02.06.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 449, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] J. Deitrick, Katie; Adam, Jourdan; Davis, “Emergency Nursing Care of Patients With Novel Coronavirus Disease 2019,” J. Emerg. Nurs. , vol. 46, no. 6, pp. 748–759, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 449, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Y. Li et al. , “Lack of vertical transmission of severe acute respiratory syndrome Coronavirus 2, China,” Emerg. Infect. Dis. , vol. 26, no. 6, pp. 1335–1336, 2020, doi: 10.3201/eid2606.200287.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 449, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Y. Dong et al. , “Epidemiology of COVID-19 among children in China,” Pediatrics , vol. 145, no. 6, 2020, doi: 10.1542/peds.2020-0702.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 450, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] S. Khan et al. , “Impact of COVID-19 infection on pregnancy outcomes and the risk of maternal-to- neonatal intrapartum transmission of COVID-19 during natural birth,” Infect. Control Hosp. Epidemiol. , vol. 41, no. 6, pp. 748–750, 2020, doi: 10.1017/ice.2020.84.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 449, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] S. Wang et al. , “A case report of neonatal 2019 coronavirus disease in China,” Clin. Infect. Dis. , vol. 71, no. 15, pp. 853–857, 2020, doi: 10.1093/cid/ciaa225.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Page header" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 449, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Q. Lu and Y. Shi, “Coronavirus disease (COVID-19) and neonate: What neonatologist need to know,” J. Med. Virol. , vol. 92, no. 6, pp. 564–567, 2020, doi: 10.1002/jmv.25740.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 449, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] R. M. V. et al. E. Mullins, D. Evans, “Coronavírus na gravidez e parto : análise rápida,” Obstet. Gynecol. , pp. 1–12, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 449, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] P. Zimmermann and N. Curtis, “COVID-19 in Children, Pregnancy and Neonates: A Review of Epidemiologic and Clinical Features,” Pediatr. Infect. Dis. J. , vol. 39, no. 6, pp. 469–477, 2020, doi: 10.1097/INF.0000000000002700.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 449, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] IDAI, “Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak,” Indones. Pediatr. Soc. , p. 33, 2020, [Online]. Available: https://www.idai.or.id/about-idai/idai-statement/panduan-klinis-tata-laksana- covid-19-pada-anak.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 449, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Dong L, Tian J, He S, Zhu C, Wang J, Liu C, “Possible vertical transmission of SARS-CoV-2 from an infected mother to her newborn,” JAMA , vol. 323, no. 18, pp. 1846–1848, 2020, doi: doi: 10.1001/jama.2020.4621.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 449, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] Hosier H, Farhadian S, Morotti R, Deshmukh U, Lu-Culligan A, Campbell KH, “First case of placental infection with SARS-CoV-2,” 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 449, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] T. H. Deniz M, “Vertical transmission of SARS CoV-2: A systematic review,” J Matern. Neonatal Med , pp. 1–8, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 449, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] Penfield CA, Brubaker SG, Limaye MA, Lighter J, Ratner AJ, Thomas KM, “Detection of SARS- COV-2 in placental and fetal membrane sample,” Am J Obs. Gynecol MFM , vol. 2, no. 3, p. 100133, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 450, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] A. S. Zamaniyan M, Ebadi A, Aghajanpoor S, Rahmani Z, Haghshenas M, Preterm delivery, maternal death, and vertical transmission in a pregnant woman with COVID-19 infection . 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 449, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] Kirtsman M, Diambomba Y, Poutanen SM, Malinowski AK, Vlachodimitropoulou E, Parks WT, “Probable congenital SARS-CoV-2 infection in a neonate born to a woman with active SARS-CoV-2 infection,” CMAJ , vol. 192, no. 24, pp. E647–E650, 2020, doi: https://doi.org/10.1503/cmaj.200821.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 449, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] Walker KF, O’Donoghue K, Grace N, J Dorling, J L Comeau, W Li, “Maternal transmission of SARS‐COV‐2 to the neonate, and possible routes for such transmission: a systematic review and critical analysis,” BJOG , vol. 127, no. 11, pp. 1324–1336, 2020, doi: https://doi.org/10.1111/1471- 0528.16362.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 449, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] B. L. Zhong et al. , “Knowledge, attitudes, and practices towards COVID-19 among chinese residents during the rapid rise period of the COVID-19 outbreak: A quick online cross-sectional survey,” Int. J. Biol. Sci. , vol. 16, no. 10, pp. 1745–1752, 2020, doi: 10.7150/ijbs.45221.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 449, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[27] R. M. Fang L, Karakiulakis G, “Are Patients With Hypertension And Diabetes Mellitus At Increased Risk For COVID-19 Infection?,” Lancet Respir Med , 2020, doi: 10.1016/S2213- 2600(20)30116-8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 449, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[28] H. Hong, Y. Wang, H. T. Chung, and C. J. Chen, “Clinical characteristics of novel coronavirus disease 2019 (COVID-19) in newborns, infants and children,” Pediatr. Neonatol. , vol. 61, no. 2, pp. 131–132, 2020, doi: 10.1016/j.pedneo.2020.03.001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 449, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[29] S. G. Della Gatta AN, Rizzo R, Pilu G, “Covid-19 during pregnancy: a systematic review of reported cases,” Am J Obs. Gynecol , vol. 223, pp. 36–41, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 449, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[30] Boelig R, Manuck T, Oliver E, Di Mascio D, Saccone G, Bellussi F, “Labor and delivery guidance for COVID-19,” Am J Obs. Gynecol MFM , vol. 2, no. 2, p. 100110, 2020, doi: https://doi.org/10.1016/j.ajogmf.2020.100110.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 449, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[31] B. Berghella, Vincenzo; Hughes, “Coronavirus disease 2019 (COVID-19): Pregnancy issues and antenatal care,” UpToDate , 2020. https://www.uptodate.com/contents/coronavirus-disease-2019-covid- 19-pregnancy-issues-and-antenatal-care?search=coronavirus-disease-2019-covid-19-pregnancy-issues. (accessed Feb. 14, 2021).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 449, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[32] POGI, “Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada Maternal (Hamil, Bersalin Dan Nifas),” Penanganan Infeksi Virus Corona Pada Matern. , vol. 1, no. 3, pp. 9–11, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2615-0441", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 40, "width": 197, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 70, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2527-9548", "type": "Page header" }, { "left": 243, "top": 51, "width": 125, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, Juni 2021, pp. 52-62", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 789, "width": 439, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manggiasih Dwiayu Larasati dan Titin Nurmaningsih (Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 449, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[33] W. L. Qiancheng, X, Jian S, Lingling P, Lei H, Xiaogan J, “Coronavirus disease 2019 in pregnancy,” Intern. J Infect Dis , vol. 95, pp. 376–383, 2020, doi: https://doi. org/10.1016/j.ijid.2020.04.065.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 449, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[34] Kemenkes RI, Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di Era Adaptasi Baru . 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 449, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[35] A. Pereira et al. , “Breastfeeding mothers with COVID-19 infection: A case series,” Int. Breastfeed. J. , vol. 15, no. 1, pp. 1–8, 2020, doi: 10.1186/s13006-020-00314-8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 437, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[36] F. V. Felicia, “Manajemen Laktasi di Masa Pandemi COVID-19,” vol. 47, no. 9, pp. 691–693, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 449, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[37] T. F. Fadilah and D. Setiawati, “Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19,” J. Penelit. Dan Karya Ilm. Lemb. Penelit. Univ. Trisakti , vol. 6, no. 1, p. 42, 2021, doi: 10.25105/pdk.v6i1.8629.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 287, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[38] IDAI, Indonesia Menyusui . Jakarta: Ikatan Dokter Anak, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 440, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[39] OMS and UNICEF, The baby-friendly hospital initiative for small, sick and preterm newborns . 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 339, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[40] Erlina Burhan et al. , Agustus 2020 Pedoman Tatalaksana COVID-19 . 2020.", "type": "List item" } ]
4796fc7e-737d-89d2-bd85-70e6ecf68e67
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/simet/article/download/521/554
[ { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "321", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 74, "width": 422, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMULASI KOMPUTASIONAL BEDA HINGGA 2D ANALISA TRANSPORT MASSA EFEK PARAMETER DESAIN DAN OPERASI TERHADAP KINERJA PEM FUEL CELL", "type": "Section header" }, { "left": 262, "top": 130, "width": 102, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hariyotejo Pujowidodo", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 141, "width": 310, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Balai Teknologi Termodinamika Motor Propulsi (BT2MP) BPP Teknologi Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan Banten 15314 Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 201, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 227, "width": 428, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi ini merupakan hasil kegiatan dalam analisa pengembangan sebuah alternative sumber energy terbarukan teknologi hydrogen yang dinamakan sel tunam membrane pertukaran proton (PEM Fuel Cell) , melalui analisa pemodelan transport massa pada domain komputasi 2 dimensi dari kanal gas, pelat bipolar, lapisan difusi dan membrane pada kedua electrode. Beberapa hasil akan disampaikan melalui parameter post processing ; kontur, vektor yang ada di dalam tools, berupa distribusi spesies reaktan (hydrogen, oksigen dan humidity H 2 O) ataupun produk (H 2 O) di masing-masing electrode (anode dan katode). Selanjutnya data hasil tersebut dikaji berdasarkan teori analisa tentang kinetika reaksi yang terjadi, guna diperoleh factor utama yang mempengaruhi kinerja densitas arus yang dihasilkan. Dari hasil simulasi pada parameter optimum operasi dan desain yaitu sebesar tekanan statis 15 psi.g, temperature saturasi air 70 o C, tegangan listrik 0,6 volt, porositas lapisan difusi 0,4, porositas lapisan katalis 0,6 dan kedalaman rib 1 mm, diperoleh nilai optimasi densitas arus katalis anode sebesar 10750 A/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 368, "width": 307, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: densitas arus, parameter desain dan operasi, domain, PEMFC, spesies.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 407, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 433, "width": 428, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study presents the activity of 2 Dimensional Mass Transport PEM Fuel Cell Modelling, by means of computation domain in gas channel, bipolar plate, difusion layer and electrolyte membrane of the both electrodes. The parameter results would be given in post processing, such as contour, vector tools, like reactant species distribution (hydrogen, oxygen and humidity) as well vapor product in each electrodes (anode and cathode). Based on analysis of reaction kinetics, would be investigated the prominent factor affecting current density performance. From the simulation, it has been obtained that the optimum design and operation are in the prossure condition of 15 psig, water saturation temperature of 70 o C, potential of 0.6 volts, difusion layer porosity of 0.4, catalyst layer porosity of 0.6 and the rib of 1 mm. This optimum condition could give the current density 1075 A/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 546, "width": 359, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: current density, design and operation parameters, domain, PEMFC, species.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 98, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 599, "width": 430, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkurangnya jumlah cadangan energi fosil dan dampak emisi rumah kaca gas CO 2 pada perubahan iklim global telah mendorong dikembangkannya teknologi energi alternatif terbarukan ramah lingkungan, di antaranya yang dinamakan Sel Tunam Membrane Pertukaran Proton (Proton Exchange Membrane Fuel Cell, PEM Fuel Cell). PEM Fuel Cell merupakan perangkat konversi energi listrik melalui reaksi elektrokimia bahan bakar hidrogen (H 2 ) dan oksigen (O 2 ), yang terjadi pada lapisan membrane elektrolit konduktif pertukaran proton. Lapisan membrane elektrolit adalah media polimer porus sangat tipis, perantara reaktan yang mengalir pada elektroda, yang terdiri dari lapisan difusi gas dari serat karbon dan elektrolit dengan struktur katalis konduktif ion untuk menghasilkan perpindahan massa proses konveksi gas dan muatan listrik.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 704, "width": 428, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reaksi elektrokimia berupa perpindahan massa dan muatan di lapisan katalis, bergantung kepada faktor laju kinetika reaksi yaitu kecepatan reaktan yang melalui struktur membrane elektrolit terhumidifikasi, material konduktif membrane dan elektrode, medan aliran pada kanal laluan di elektrode. Transport massa dan muatan menentukan besarnya densitas arus listrik yang dihasilkan, merupakan perpindahan momentum dan difusi massa dalam proses reduksi oksidasi reaktan H 2 dan O 2 . Hasil proses tersebut menghasilkan produk air, yang selanjutnya juga akan mempengaruhi kemampuan hantaran", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "322", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 428, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "molekul air di membrane untuk membawa ion proton (electro osmotic drag) selain yang terlarut di dalam gas reaktan (humiditas). Proses reaksi tersebut sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 98, "width": 428, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa studi melalui analisis komputasional dan numerikal banyak dilakukan guna mengkaji parameter-parameter yang mempengaruhi kinerja dari PEM Fuel Cell dan upaya dalam mengembangkan hasil yang lebih optimal. Di antara analisa pemodelan adalah pemodelan komputasi tentang pengaruh geometri, parameter operasi seperti tekanan, temperatur, porositas difusi, tegangan dan humiditas [1-7]. Pola aliran kanal melalui aliran sejajar(paralel) dan aliran berkelok (serpentine) memberikan perbedaan densitas arus, di mana pola serpentine akan menghasilkan densitas arus yang lebih baik pada beberarapa parameter operasi tekanan, temperatur, dan humiditas [1]. Tekanan merupakan parameter utama yang sangat menentukan kinerja densitas arus terhadap proses difusi konveksi reaktan [2]. Porositas difusi dan potensial sangat mempengaruhi laju kinetika reaksi untuk menghasilkan densitas arus [4-6]. Humiditas dalam proses elektrokimia memiliki pengaruh penting dalam menghasilkan kinerja densitas arus terutama pada sisi anode [7]. Kinerja densitas arus yang dihasilkan oleh PEM Fuel Cell juga telah dikaji melalui analisa pemodelan beda hingga 2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D), dengan menerapkan persamaan konservasi massa (kontinuitas), momentum Navier-Stokes, hukum Darcy medium porus, persamaan difusi konveksi Maxwell-Stefan dan kesetimbangan muatan arus persamaan Butler Volmer [8-11].", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 504, "width": 318, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Mekanisme Transport Massa dan Muatan pada PEM Fuel Cell", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 428, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam studi ini akan dilakukan analisa transport massa efek parameter desain dan operasi berupa tekanan, temperatur, porositas, kedalaman bidang pelat kolektor arus pada lapisan difusi gas (rib depth) serta potensial listrik, melalui pemodelan perangkat komputasional 2 D. Langkah analisa dilakukan mulai dari tahap pendefinisian kondisi batas model, persamaan konservasi massa, momentum, spesies dan muatan listrik, tahap pembentukan elemen hingga, perhitungan kondisi awal hingga konvergensi hasil, dan diakhiri dengan tahap post processing berupa penampilan hasil distribusi kinerja densitas arus. Dari hasil pemodelan diperoleh bahwa tekanan, temperatur, porositas, kedalaman dan potensial memiliki pengaruh utama dalam memberikan difusi konveksi perpindahan massa dalam reaksi elektrokimia untuk menghasilkan kinerja densitas arus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 649, "width": 155, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 676, "width": 428, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memudahkan dalam melakukan pemodelan ini, maka disusun sistematika rangkaian kegiatan yang terbagi atas tahap penetapan hipotesa/batasan , tahap kedua yaitu pemodelan (modelisasi) dan tahap ketiga berupa tahap pelaksanaan (implementasi). Selengkapnya masing-masing tahapan tersebut akan diuraikan berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 271, "width": 255, "height": 222, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LAPISAN KATALIS MEMBRANE LAPISAN DIFUSI GAS KATODE LAPISAN KATALIS LAPISAN DIFUSI GAS ANODE OKSIGEN/UDARA IN OKSIGEN/UDARA, AIR, PANAS OUT HIDROGEN IN HIDROGEN OUT PELAT KATODE (+) PELAT ANODE (-) + + + + - - BEBAN ARUS EKTERNAL", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "323", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 144, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Hipotesa/Batasan (Constraints)", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 100, "width": 428, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan pemodelan komputasi 2 D dengan metode/teknik beda hingga, terlebih dahulu ditetapkan beberapa batasan pemodelan dan beberapa idealisasi yang diambil untuk menyederhanakan dalam simulasi. Sebagai batasan dalam pemodelan adalah sebuah area transversal dari system sel tunam yang terdiri atas penampang area GDL, membrane (termasuk katalis) dari anode dan katode, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 342, "width": 206, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Penampang Area Batasan Model [6]", "type": "Caption" }, { "left": 121, "top": 369, "width": 199, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batasan/hipotesa lainnya adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 382, "width": 275, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Aliran merupakan gas ideal isothermal pada kondisi steady state.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 396, "width": 269, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Material homogen isotropic (propertis dan struktur molekuler).", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 409, "width": 257, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Membrane terhumidifikasi dalam kondisi saturasi/jenuh air.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 422, "width": 329, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Pada lapisan katalis terdapat kesetimbangan fluks konvektif dan difusi massa", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 435, "width": 335, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Tegangan normal pada pelat bipolar adalah seragam pada area bawah pelat (rib)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 466, "width": 113, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Modelisasi (Modelling)", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 492, "width": 428, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap modelisasi diawali dari pendefinisian batas/lingkup system model (domain) yaitu batasan area pemodelan secara 2 dimensI, terbagi atas area lapisan difusi gas anode Ωa dan katode Ωc, area membrane Ωm yang dibatasi langsung oleh sisi lapisan katalis anode δΩa dan katode δΩc, dari area 2 kanal berdampingan yang dibatasi oleh pelat bipolar (current collector) δΩa,cc, δΩc,cc, serta saluran masuk reaktan anoda δΩa,inlet dan katoda δΩc,inlet. Secara rinci domain komputasi digambarkan seperti dijelaskan pada gambar 2 di atas dan gambar 3 di bawah ini", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 736, "width": 245, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Model geometri sub domain dan sisi batas [6]", "type": "Caption" }, { "left": 346, "top": 168, "width": 123, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anode GDL Anode Current Colector Cathode Current Colector Anode IN Cathode OUT Cathode GDL Membrane Anode OUT Cathode IN", "type": "Picture" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "324", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 427, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batasan variable simulasi (boundary conditions) yang merupakan parameter dari suatu proses reaksi yang ditentukan dalam kajian transport massa ini yaitu parameter tekanan (5 psi.g; 10 psi.g; 15 psi.g), potensial listrik (0,6 volt; 0,7 volt; 0,8 volt) , temperature (70 o C; 80 o C; 90 o C), fraksi massa spesies (10", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 427, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% H 2 ; 80% O 2 ) , porositas difusi (0,2; 0,4; 0,6). Untuk properties ,material seperti konduktivitas, porositas, viskositas, permeabilitas digunakan dari data yang tersedia di dalam perangkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 133, "width": 427, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa persamaan atur (governing equations) yang digunakan untuk menyelesaikan komputasi numerik sesuai kondisi batas terdiri dari persamaan (1) hingga (11) berikut ini [3,6,8,9,10].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 427, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontinuitas adalah persamaan konservasi untuk massa aliran yang melalui sebuah sistem volume atur dalam hal ini yang melewati domain kanal gas, lapisan difusi dan lapisan katalis.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 197, "width": 306, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "atau u = S m (1)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 428, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di mana ρ, adalah densitas fluida, porositas difusi dan u,v, w merupakan komponen kecepatan arah x, y,z. S m menunjukkan suku sumber dari massa yang timbul akibat reaksi elektrokimia (konsumsi H 2 serta O 2 dan produksi air di katoda). adalah operator gradien fungsi derivatif 3 komponen.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 248, "width": 427, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Momentum yaitu persamaan kesetimbangan adanya kecepatan yang dibawa oleh massa aliran fluida melalui suatu sistem volume atur domain kanal gas, lapisan difusi dan lapisan katalis.", "type": "Text" }, { "left": 486, "top": 287, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2)", "type": "Table" }, { "left": 486, "top": 319, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3)", "type": "List item" }, { "left": 486, "top": 351, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 342, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "atau jika dituliskan dengan fungsi operator vector, untuk 3 komponen x,y,z, menjadi", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 404, "width": 335, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(ρμ u ) + S p (5)", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 428, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk adalah viskositas dinamik, P tekanan fluida dan S px , S py , S pz adalah sumber yang diakibatkan adanya perubahan tekanan yang terjadi pada medium porus. (Hukum Darcy).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 428, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S px , = ; S py ,= ; S pz = (6)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 500, "width": 369, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di mana β x , β x , β z adalah permeabilitas hidrolis elektroda, yang besarnya sama ke 3 arah (isotropic).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 528, "width": 428, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spesies dan Energi yaitu persamaan konservasi untuk molekul kimia reaktan i (H 2 , O 2 , N 2 , H 2 O) yang bereaksi menghasilkan produk, yang terjadi pada area lapisan difusi, membrane dan katalis. Persamaan difusi konveksi menggunakan persamaan Maxwell-Stefan berikut.", "type": "Text" }, { "left": 475, "top": 579, "width": 24, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 427, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di mana D ij = koefisien difusi (m 2 /s), p = tekanan (Pa), T = temperature (K), u = vector kecepatan (m/s), x = mol, ω = fraksi massa, ρ = densitas (kg/m 3 )", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 278, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Densitas merupakan fungsi fraksi mol dan massa molal (M, kg/mol)", "type": "Text" }, { "left": 475, "top": 675, "width": 24, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(8)", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 704, "width": 427, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada lapisan katalis, laju reaksi R i untuk laju konsumsi dan produksi masing-masing spesies diberikan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 743, "width": 359, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "; ; (9)", "type": "Formula" }, { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "325", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 428, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di mana F adalah konstanta Faraday (C/mol) dan j a , j c densitas arus transfer lokal di lapisan katalis anoda dan katoda yang ditentukan menurut Persamaan Buttler-Volmer.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 97, "width": 428, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muatan listrik menggunakan persamaan konservasi muatan arus ionic dan elektronis yang terjadi akibat adanya perpindahan ion proton (melalui membrane) dan electron (yang melewati beban luar, melalui kolektor arus). Kontinuitas arus dari persamaan Ohm dituliskan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 145, "width": 347, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(untuk electron) ; (untuk proton) (10)", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 171, "width": 428, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di sini = potensial fase (volt) , = konduktivitas listrik efektif (S/m) dan subskrip s dan m adalah fase solid kolektor dan membrane. S = suku sumber hasil reaksi elektrokimia yang terjadi di lapisan katalis dan ditunjukan oleh persamaan berikut.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 219, "width": 428, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S m = j a ; S s = - j a (untuk katalis anoda) dan S m = j c ; S s = - j c (untuk katalis katoda) (11)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 245, "width": 127, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Implementasi (Simulation)", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 270, "width": 428, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan menggunakan aplikasi simulasi COMSOL dengan teknik penyelesaian (solver) elemen hingga untuk komputasi numerik persamaan-persamaan atur. Solver non linear stationary digunakan karena suku-suku sumber merupakan persamaan konservasi arus yang membuat permasalahan non linear. Akibatnya konvergensi iteratif perhitungan sangat dipengaruhi oleh nilai awal perhitungan. Terdapat modul kalkulasi untuk penyelesaian yaitu modul DC Media Konduktif untuk penyelesaian pertama dari input nilai awal, kedua yaitu modul Navier- Stokes Inkompresibel dan Hukum Darcy yang akan memberikan hasil perhitungan simultan kondisi awal. Sesudah kedua modul tersebut mencapai konvergensi dalam perhitungan iteratifnya, semua modul termasuk difusi konveksi Maxwell-Stefan akan diselesaikan secara simultan untuk nilai konvergensi akhir. Beberapa pendefinisan domain geometri dan kondisi batas disampaikan dalam gambar 4 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 693, "width": 195, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Modelisasi fisik dan kondisi batas", "type": "Caption" }, { "left": 99, "top": 717, "width": 428, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 4, geometri domain komputasi yang didefinisikan berupa area domain pada lapisan difusi gas anoda (Ωa), membrane (Ωm) dan lapisan difusi gas katoda (Ωc). Untuk kondisi batas digunakan terminology sub domain pada sisi saluran masuk dan keluar anoda (δΩa, inlet dan δΩa, outlet), sisi kolektor arus anoda (δΩa,cc), sisi lapisan katalis anoda (δΩa), sisi saluran masuk dan keluar katoda", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 417, "width": 149, "height": 244, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Φs,a Φs,c P in, a P out, a ε, T ε, T P in, c P out, c Ωa Ωc δΩc δΩa δΩc,c c a δΩa,cc INSULASI INSULASI INSULASI INSULASI INSULASI INSULASI INSULASI INSULASI INSULASI INSULASI Ωm δΩa,inlet δΩc,outlet δΩa,outlet δΩc,outlet", "type": "Picture" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "326", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 427, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(δΩc, inlet dan δΩc, outlet), sisi kolektor arus katoda (δΩc,cc) dan sisi lapisan katalis anoda (δΩc). Nilai kondisi batas pada masing-masing sisi tersebut meliputi besaran potensial listrik, temperature, tekanan operasi, dan porositas, diberikan dalam tabel 1 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 121, "width": 335, "height": 194, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Parameter Simulasi dan Konstanta No Parameter Simulasi Nilai dan Satuan Notasi Tools Simbol/Lokasi 1 Electrical Potential (anode) 0 (volt) fisa0 δΩa,cc 2 Electrical Potential (katode) 0,6; 0,7; 0,8 (volt) Vcell δΩc,cc 3 Temperatur 70, 80, 90 ( o C) T δΩa,inlet 4 Tekanan masuk (anode) 5, 10, 15 (psig) Pa_in δΩa,inlet 5 Tekanan masuk (katode) 5, 10, 15 (psig) Pc_in δΩc,inlet 6 Tekanan keluar 101325 Pa Pref δΩa&c,outlet 7 Porositas lapisan difusi 0,2; 0,4; 0,6 emic ε 8 Fraksi massa hidrogen 0,1 ωH 2 _in δΩa,inlet 9 Fraksi massa oksigen 21% * 0,8 ωO 2 _in δΩc,inlet 10 Fraksi massa H 2 O (uap) 0,2 ωH 2 O δΩa & c,inlet", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 332, "width": 428, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk pembuatan grid/mesh, seperti dalam gambar 5 dan 6, digunakan setting default yang ada, diinisialisasi dengan menggunakan kualitas mesh sparse dan refine mesh untuk eksekusi perhitungan komputasi. Komputasi dilakukan menggunakan toolbar simulasi sesuai default yang ada di dalam solver manager dan mengubah solver Direct (UMFPACK) yang ada di dalam solver parameter.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 614, "width": 114, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Inisial Mesh (coarse)", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 614, "width": 156, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Inisial hasil i a pada lapisan katalis", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 641, "width": 318, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. tahap awal meshing dan hasil densitas arus pada katalis anode", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "327", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 279, "width": 103, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Inisial Mesh (Refine)", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 279, "width": 156, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Inisial hasil i a pada lapisan katalis", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 299, "width": 407, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Refine meshing dan hasil densitas arus pada katalis anode sebagai nilai kondisi awal", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 326, "width": 209, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 353, "width": 428, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 6 hasil inisialisasi kondisi batas awal menunjukkan bahwa distribusi densitas arus local pada lapisan katalis anoda tidak sama, ia mencapai nilai maksimum sebesar 4200 A/m 2 (sebagai nilai kondisi awal, initial condition ) pada jarak 1,5 mm tepatnya pada sisi atas kolektor arus anoda. Pada lokasi tersebut laju kinetika reaksi optimum di mana fluks massa H 2 dan O 2 dalam laju reaksi reduksi O 2 menentukan distribusi densitas arus yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 412, "width": 428, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan batasan analisa yang diberikan bahwa akan dikaji hasil model komputasi dari sub domain electrode dan membrane pengaruh parameter desain dan operasi yaitu temperature, tekanan,, tegangan, porositas dan rib yang masing-masing dituliskan kembali di dalam tabel 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 462, "width": 303, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Parameter Desain dan Operasi No Parameter Simulasi Besaran Nilai Satuan 1 Tekanan inlet reaktan 5 , 10 , 15 Psi.g 2 Temperatur operasi 343 , 353 , 363 o K 3 Tegangan Operasi 0,6 ; 0,7 ; 0,8 V 4 Porositas lapisan difusi 0,2 ; 0,4 ; 0,6 - 5 Kedalaman pelat elektrode 1 ; 1,25 ; 1,5 mm", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 569, "width": 428, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara itu diberikan pula beberapa parameter analisa hasil pemodelan yang meliputi distribusi parameter dinamik aliran seperti tekanan statis, kecepatan; distribusi massa spesies maupun distribusi densitas arus sebagai parameter indikator utama dalam analisa simulasi sel tunam ini berdasarkan parameter/variabel simulasi yang terdapat di dalam tabel 2. Selengkapnya masing-masing hasil simulasi tersebut disajikan dalam uraian berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 628, "width": 421, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Simulasi tekanan operasi 10, 15 (psi.g) pada sisi inlet anode dan katode pada gambar 7 dan 8 menunjukkan bahwa Nilai tekanan operasi berbanding lurus terhadap densitas arus", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "328", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 296, "width": 97, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 296, "width": 99, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 296, "width": 109, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 316, "width": 280, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Hasil Simulasi Tekanan Inlet Pa_in = Pc_in = 10 psi.g", "type": "Caption" }, { "left": 110, "top": 568, "width": 225, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan (b) Distribusi kecepatan", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 568, "width": 109, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 582, "width": 280, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Hasil Simulasi Tekanan Inlet Pa_in = Pc_in = 15 psi.g", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 606, "width": 421, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Simulasi temperatur operasi 343, 353 dan 363 ( o K) dalam gambar 9, 10 dan 11 berikut ini menghasilkan bahwa Nilai temperature operasi berbanding terbalik terhadap densitas arus.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "329", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 313, "width": 97, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 313, "width": 99, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 313, "width": 109, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 187, "top": 338, "width": 252, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Hasil Simulasi Temperatur Operasi T = 343 o K", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 609, "width": 97, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 609, "width": 99, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan", "type": "Text" }, { "left": 404, "top": 609, "width": 109, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 634, "width": 256, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Hasil Simulasi Temperatur Operasi T = 353 o K", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "330", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 312, "width": 97, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 312, "width": 240, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan (c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 337, "width": 257, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Hasil Simulasi Temperatur Operasi T = 363 o K", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 363, "width": 420, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Simulasi tegangan listrik operasi 0,6; 0,7; 0,8 (V) yang ditunjukkan dalam gambar 12,13 dan 14 di bawah ini bahwa Nilai tegangan operasi berbanding terbalik terhadap densitas arus.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 634, "width": 97, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi Tekanan", "type": "List item" }, { "left": 241, "top": 634, "width": 245, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan (c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 661, "width": 281, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Hasil Simulasi Tegangan listrik operasi Vcell = 0,6 V", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "331", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 312, "width": 97, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 312, "width": 99, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan", "type": "Text" }, { "left": 403, "top": 312, "width": 109, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 173, "top": 333, "width": 281, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Hasil Simulasi Tegangan listrik operasi Vcell = 0,7 V", "type": "Caption" }, { "left": 137, "top": 599, "width": 97, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 599, "width": 240, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan (c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 172, "top": 619, "width": 283, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Hasil Simulasi Tegangan listrik operasi Vcell = 0,8 V", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 650, "width": 421, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Simulasi porositas lapisan difusi 0,2 ; 0,4 ; 0,6 menunjukkan Nilai berbanding lurus terhadap densitas arus sebagaimana dalam gambar 15 berikut.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "332", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 311, "width": 330, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) emic = 0,2 (b) emic = 0,4 (c) emic = 0,6", "type": "Table" }, { "left": 125, "top": 332, "width": 335, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Hasil Simulasi Porositas GDL untuk Porositas Katalis emac = 0,4", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 359, "width": 420, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Simulasi kedalaman rib 1 ; 1,25 ; 1,5 (mm) pada gambar 16, 17 dan 18 memberikan hasil bahwa Nilai kedalaman rib pada GDL berbanding parabolis dengan densitas arus", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 635, "width": 234, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan (b) Distribusi kecepatan", "type": "List item" }, { "left": 375, "top": 635, "width": 109, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 655, "width": 209, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Hasil Simulasi kedalaman rib 1 mm", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "333", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 307, "width": 97, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 307, "width": 99, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 307, "width": 109, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 327, "width": 222, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 17. Hasil Simulasi kedalaman rib 1,25 mm", "type": "Caption" }, { "left": 129, "top": 593, "width": 97, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 593, "width": 248, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan (c) Distribusi densitas arus", "type": "Table" }, { "left": 205, "top": 614, "width": 217, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 18. Hasil Simulasi kedalaman rib 1,5 mm", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "334", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 310, "width": 97, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Distribusi Tekanan", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 310, "width": 99, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Distribusi kecepatan", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 310, "width": 109, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c) Distribusi densitas arus", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 330, "width": 246, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 19. Hasil Simulasi Optimasi Desain dan Operasi", "type": "Caption" }, { "left": 248, "top": 544, "width": 72, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) Kondisi Initial", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 736, "width": 89, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b) Kondisi Optimum", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 405, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 20. Hasil Simulasi Optimasi Desain dan Operasi Kinerja Densitas Arus katalis Anode", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 23, "width": 173, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 428, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya dari masing-masing efek parameter tersebut, maka dilakukan optimasi parameter desain dan operasi dengan criteria berikut, yang hasilnya diberikan dalam gambar 19 :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 112, "width": 164, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Tekanan optimum sebesar 15 psi.g", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 112, "width": 60, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Pa_in=Pc_in)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 123, "width": 276, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Temperatur operasi optimum sebesar 70 o C (T) c. Tegangan operasi sel tunam sebesar 0,6 volt (Vcell) d. Nilai porositas katalis ditentukan sebesar 0,4 (emac)", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 165, "width": 274, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Nilai porositas GDL ditentukan sebesar 0,6 (emic)", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 178, "width": 277, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Nilai kedalaman rib pada GDL diambil sebesar 1 mm (depth)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 206, "width": 428, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 20 di atas grafik hasil optimasi parameter desain dan proses sel tunam diperoleh bahwa besarnya kinerja densitas arus anoda pada lapisan katalis menunjukkan nilai perbedaan antara kondisi inisial simulasi dan optimasi masing-masing sebesar 4200 A/m 2 dan 10750 A/m 2 . Dapat dikatakan besarnya densitas arus katalis anode bertambah hingga 256 % terhadap kondisi inisial.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 266, "width": 89, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. KESIMPULAN", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 292, "width": 421, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kinerja sebuah sel tunam membrane pertukaran proton sangat ditentukan oleh parameter desain dan operasi yang digunakan.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 315, "width": 421, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Densitas arus memiliki korelasi proporsional secara linier terhadap parameter tekanan statis operasi, namun korelasinya menjadi berbanding terbalik oleh pengaruh besarnya temperature operasi, tegangan listrik operasi, porositas lapisan difusi gas dan kedalaman pelat electrode (rib) pada lapisan difusi.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 361, "width": 421, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Dari hasil simulasi pada parameter optimum operasi dan desain yaitu sebesar tekanan statis 15 psi.g, temperature saturasi air 70 o C, tegangan listrik 0,6 volt, porositas lapisan difusi 0,6 dan kedalaman rib 1 mm, diperoleh nilai optimasi densitas arus katalis anode sebesar 10750 A/m 2 .", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 396, "width": 421, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Terdapat kenaikan nilai densitas arus dari kondisi optimasi sebesar 256% terhadap nilai kondisi awal pada 10 psi.g, 80 o C, 0,7 volt, porositas difusi 0,6, porositas katalis 0,4 dan depth 1 mm.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 434, "width": 123, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 460, "width": 428, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis menyampaikan terima kasih atas kesempatan berkontribusi dalam Program Kegiatan Pengembangan Sel Tunam Membrane Pertukaran Proton (PEM Fuel Cell) yang dilaksanakan di Puslitbang Teknologi Energi Terbarukan dan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM tahun Anggaran 2011.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 521, "width": 89, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 545, "width": 428, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Koruplolu, V.B.R, et.al, 2015. “Effect of Parameters on The Performance of PEM Fuel Cell with Various Flow Field Geometries-A Theoritical Study.” International Journal of Engineering Science & Advanced Technology 5(2). 102-110.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 579, "width": 428, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Kerkouf, Y., Ziari, Y.K., Benzaoui, A., 2013.”Effect of Pressure in Proton Exchange membrane Fuel Cell (PEMFC).” International Journal of Enegry Engineering 3(3). 158-164.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 602, "width": 428, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Kahveci, E.E. and Taymaz, I. 2014. “An Investigation of GDL Porosity on PEM Fuel Cell Performance.” Chemical Engineering Transactions 42. 37-42.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 625, "width": 428, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Shokuhfar, A., Nejadseyfi, O., Zolriasatein, 2013.”A Numerical Study of the Influence of Gas Diffusion Layer Porosity on Cell Performance of Counter Flow Proton Exchange membrane Fuel Cells.” Iranica Journal of Energy & Environment 4(2). 126-129.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 660, "width": 428, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Wei, Y. and Zhu, H. 2011. “Model and Simulation of Proton Exchange membrane Fuel Cell Performance at Different Porosity of Diffusion Layer.” I.J. Modern Education Computer Science 2. 22-28.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 696, "width": 428, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Ameri, M. and Oroojie , P. 2011. “Two Dimensional PEM Fuel Cell Modeling at Different Operation Voltages.” , Proceeding World Renewable Energy Congress Sweden.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 717, "width": 428, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Kahveci, E.E. and Taymaz, I. 2015. “Effect of Humidification of the Reactant Gas in the Proton Exchange membrane Fuel Cell.” Journal of Clean Energy Technologies 3(5.) 356-359.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 740, "width": 428, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Ionescu,V. 2013 “High Temperature PEM Fuel Cell Steady State Transport Modelling.” VERSITA Ovidius University Annals of Chemistry 24(1), pp 55-60.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 23, "width": 171, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 ISSN: 2252-4983", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 428, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Ionescu, V. 2014 “ Finite Element Method Modelling of a High Temperature PEM Fuel Cell.” Rom. Journ.Phy. 59(3-4). 285-294.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 427, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Shi, Z., Wang X.,Zhang, Z. 2006. ” Comparison of Two-Dimensional PEM Fuel Cell Modelling using COMSOL Multiphysics.” Proceeding COMSOL Users Conference Boston .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 427, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Pourmahmoud, N., et. al. 2011 “Three Dimensional numerical Analysis of Proton Exchange membrane Fuel Cell”. Journal of Mechanical Science and Technology 25(10), 2665-2673.", "type": "Text" } ]
53f649fb-7aea-9d30-8973-bb07405ebcee
https://jurnal.ugm.ac.id/jag/article/download/53204/26744
[ { "left": 57, "top": 51, "width": 218, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology, vol. 4(2), 2019, pp. 58–72 DOI: http://dx.doi.org/10.22146/jag.53204", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 456, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erosion and its Implication on Hydrocarbon Generation in ‘ARD’ Block, Akimeugah Basin, West Papua", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 393, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yohanes Ardhito Triyogo Varianto, Sugeng Sapto Surjono ∗ , and Salahuddin", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 455, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Geological Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 225, "width": 431, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A BSTRACT . Akimeugah Basin in the western part of Aru Trough is included as a Paleozoic Basin which is one of the potential hydrocarbon-producing basins in Eastern Indonesia. Tectonic evolution in Akimeugah Basin during Cambrian to present has produced a very significant erosion that affected the hydrocarbon generation process. ‘ARD’ Block study uses three exploratory well data including well report and 26 lines of 2D seismic data with a total length of 5,812.55 kilometers and the distance between seismic lines ranging from 10 to 15 kilometers. Seismic data is processed with IHS Kingdom software for tectonostratig- raphy analysis, while calculation and erosion analysis are performed by combining well data consisting of sonic, vitrinite reflectance and seismic. To get a burial history model and generation & expulsion period, this study utilizes Petromod software.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 365, "width": 431, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Five phases of the tectonic evolution led to four times of erosional period with a sedi- ment thickness of 290 – 3,370 feet were loss. The erosion of the sedimentary rocks causes the maturation process delayed more than 200 million years. Burial history in the study area with the erosion absence assumption results a hydrocarbon generation starting from around 210 million years ago. Meanwhile, by considering the loss of eroded sedimentary rocks during four tectonic phases, hydrocarbon generation time just occurred 3.1 million years ago.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 463, "width": 431, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Western part of Akimeugah basin · Erosion · Tectonostratigraphy · Hydrocar- bon generation.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 523, "width": 94, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 I NTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 228, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ARD block is located in the offshore of the northwestern part of Arafura Sea ( Figure 1 ). Geologically, this research block is bounded by Merauke Ridge in the south, Aru Trough in the west, Papua Central Fold Belt-northern Akimeugah Basin in the north and Arafura Ex- posure in the east. The findings of minor oil show on wells around the ARD Block (Aldha, 2008), show that the petroleum system is well- established.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 228, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erosional process can affect the critical pe- riod of hydrocarbon generation due to temper- ature change caused by addition or reduction", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 228, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "∗ Corresponding author: S.S. S URJONO , Depart- ment of Geological Engineering, Universitas Gadjah Mada. Jl. Grafika 2 Yogyakarta, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 523, "width": 228, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of sediment loading. Erosions occurring in the Akimeugah Basin are closely related to five tec- tonic events in the research area since the Cam- brian rifting to present (Harahap, 2012). Mihar- watiman (2013) stated that there is a tectonic pe- riod that causes an uplifting and erosion up to 15,000 feet in the Aru (Arafura Exposure) struc- ture.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 632, "width": 228, "height": 79, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, erosion thickness analysis is carried out based on information of erosional events obtained from tectonostratigraphy stud- ies. The thickness value is used to make basin modeling for predicting the hydrocarbon gen- eration and expulsion period.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 792, "width": 185, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2502-2822/ c 2019 Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 50, "width": 468, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E ROSION AND ITS I MPLICATION ON H YDROCARBON G ENERATION IN ’ARD’ B LOCK , A KIMEUGAH B ASIN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 336, "width": 465, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Study location of Akimeugah Basin, West Papua (basemap taken from DEM ASTER data and Harahap, 2012)", "type": "Caption" }, { "left": 64, "top": 338, "width": 475, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1: Study location of Akimeugah Basin, West Papua (basemap taken from DEM ASTER data and Harahap (2012)).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 377, "width": 228, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 R EGIONAL G EOLOGY AND P ETROLEUM S YSTEM", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 409, "width": 70, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Tectonics", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 425, "width": 228, "height": 214, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are five regional tectonic phases occur- ring in southern Papua and Arafura sea (Hara- hap, 2012), including pre-rift/syn-rift, conti- nental transform, uplifting, syn-genetic conver- gence and compression phases. Before syn-rift phase occurred, the study area and surround- ing was dominated by basement rocks includ- ing Pre-Cambrian sediments and gabbro meta- morphized with varying degrees of metamor- phism with several minor unconformities (Mi- harwatiman, 2013). The syn-rift phase occurred in Permian – Triassic formed a graben or half- graben continuously filled by the deposition of sandstones and shales from the fluvio-deltaic environment, then turning into a passive mar- gin phase during the Jurassic–Cretaceous.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 641, "width": 228, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next phase is continental transform (transform fault zone) known as Fitzroy move- ment which initiates folding, seafloor deepen- ing, uplifting and erosion during Cretaceous which caused an uplifting and erosion of Aru structure up to 15,000 feet (Miharwatiman, 2013). In accordance with the previous re- search, the end of Triassic – Early Jurassic, a large-scale uplifting and erosion also oc-", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 377, "width": 228, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "curred (Gleadow & Duddy, 1982; Gleadow et al. , 1983 in McLennan et al. , 1990) and the environment turned into estuarine – shallow sea and coast to exposure (Harahap, 2012). During the Late Jurassic, the basin rifted and triggered a marine transgression followed by regional deposition of sandstones, shales and some carbonate rocks. The sedimentation was terminated in Eocene due to the initiation of the northeast-southwest-trending compression force. Subsequently, a syngenetic convergence phase occurs in the Oligo-Miocene causing the formation of shear fractures such as Sorong and Tarera-Aiduna shear fractures (Harahap, 2012). The final phase is the compression phase of the Mio-Pliocene ( Figure 2 ), caused by the development of the foreland basin.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 617, "width": 86, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Stratigraphy", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 633, "width": 228, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedimentary rocks in research study reaches thickness up to 10,000 feet comprising siliciclas- tic rocks and carbonates which can be grouped into 11 formations. The detail stratigraphy of Akimeugah Basin can be seen in Figure 2 .", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 700, "width": 228, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basement rocks in Akimeugah Basin are metamorphic rocks of Kemum Formation and dolomites of Modio Formation (Harahap, 2012). These formations were interpreted to be de- posited in Silurian – Mid Devonian (Patra Nusa", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 50, "width": 70, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V ARIANTO et al.", "type": "Page header" }, { "left": 21, "top": 372, "width": 555, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Tectonostratigraphy and Elements of Petroleum Systems (Harahap, 2012 with modification)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 475, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2: Tectonostratigraphy and Elements of Petroleum Systems (Harahap, 2012 with modifica- tion).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 413, "width": 228, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data, 2006). These basement rocks are uncon- formably overlain by the Permian-Pleistocene sedimentary successions consisting of shale, sandstone, carbonates, and volcanic rocks in several parts. Generally, formations in Akimeu- gah Basin can be described as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 494, "width": 228, "height": 268, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The oldest rocks in the study area which were deposited above the basement comprise coarse sandstones intercalated with shale and clay, sometimes there is an insertion of coal (Patra Nusa Data, 2006) which are grouped as the Permian Aiduna Formation. Contempo- raneously, Triassic-Jurassic Tipuma Formation was deposited comprising volcanic sandstones, tuffaceous sandstones and fluvio-terrestrial de- posits. The above succession is the Late Jurassic to Late Cretaceous Kembelangan Group con- sisting of Kopai, Woniwogi, Piniya and Ekmai which are deposited in coastal area to shelf. Kopai Formation is composed by glauconite sandstones with the intercalation of siltstone and mudstone, conglomerates, calcarenites and calcilutite, Woniwogi Formation is composed by quartz sandstone intercalated with mud- stone, Piniya Formation is composed by mud- stone, sandstone and siltstone, and Ekmai For-", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 413, "width": 228, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mation is composed by massive and thick sand- stones (Patra Nusa Data, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 440, "width": 228, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The deposition continued with the Neogene sediments of New Guinea Limestone Group (NGL) and Buru Formation. The NGL Group consists of the Faumai, Waripi and Yawee For- mation that are composed of calcarenite, bio- calcarenite, limestone, sandstone and siltstone with marl deposited on a shallow shelf. The youngest succession is the Buru Formation de- posited in shallow marine environments, com- posed by mudstone, sandstone and limestone (Patra Nusa Data, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 598, "width": 118, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Petroleum systems", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 614, "width": 62, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Source rock", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 630, "width": 228, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potential source rocks within this study area are shale and the thin layer of coal in Aiduna Formation, Middle Triassic mudrock (Mapen- duma Formation), shale on Kopai Formation & Piniya Formation, and thin layer of coal and layers rich in organic material of the Formation Akimeugah and Formation Buru (Kendrick & Hill, 2001). The Cretaceous source rock are gen- erally prone gas/type III whereas in Jurassic age it contains the source rock having kerogen", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 50, "width": 468, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E ROSION AND ITS I MPLICATION ON H YDROCARBON G ENERATION IN ’ARD’ B LOCK , A KIMEUGAH B ASIN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 81, "width": 228, "height": 133, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "type II / III, therefore it can be a source of oil or gas (Powell & Boreham, 1991 and Scott, 1992 in Kaufman, Phelps, & Kveton, 1997). Mean- while, Buru Formation has the potential to be a source rock with a total organic carbon con- tent (TOC) ranging between 1 - 3 wt.% and hy- drocarbon index (HI) ranging from 200 to 300. Lower Buru Formation is generally the best gas producer containing kerogen type III (KNOC, 2006 in Aldha & Ho, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 226, "width": 74, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Reservoir rock", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 242, "width": 228, "height": 133, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reservoir rocks in the study area consist of sandstones of Aiduna Formation, Tipuma For- mation and Kembelangan Group (Woniwogi and Ekmai Formations) (Foresmant et al. , 1975; Panggabean, 1983; and Dow et al. , 1985 in Panggabean & Hakim, 1986). In addition, the Dolomitic Limestone of the Modio Formation and the limestone of the Nuginea Limestone Formation also have the potential to become reservoir rock (Patra Nusa Data, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 387, "width": 76, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Cap rocks et al.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 403, "width": 228, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regional cap rock comes from Piniya Formation shale which has a thickness of about 500 me- ters, shales of Kopai and Buru Formations that also have sufficient thickness (Patra Nusa Data, 2006). Shales within Kembelangan Group and the carbonate rocks in the Modio Formation can act as intraformational cap rocks.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 507, "width": 32, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Trap", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 523, "width": 228, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petroleum traps are mainly structural traps (an- ticlines, drag fault, faulted anticlines and tilted blocks), stratigraphic traps (reef buildups, an- gular unconformity and pinchout) and a com- bination of both (Peck & Soulhol, 1986; Patra Nusa Data, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 613, "width": 56, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Migration", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 629, "width": 228, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The migration occurred towards the trap dur- ing Pliocene. Fluid migration can be either primary migration or derived from older traps (Kaufman et al. , 1997) through the fault system. Lateral migration occurs in the normal direc- tion following the slope of the layer (up dip) through the carrier beds.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 115, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 E ROSION A NALYSES", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 99, "width": 106, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Data Parameters", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 115, "width": 42, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Well data", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 131, "width": 228, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research utilizes three well data around the research location including AAA-1, BBB-1 and CCC-1 wells. These wells have a total depth of 12,000 feet to 14,500 feet penetrating to the Pre- Modio interval (AAA-1 Well), the Modio For- mation (BBB-1 Well) and the Woniwogi interval (CCC-1 Well).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 235, "width": 55, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seismic data", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 251, "width": 228, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are 26 lines of 2D seismic data with a total length of 5812.55 km and has a grid density between 10 – 15 km. The direction of these seismic lines is northeast-southwest and northwest-southeast ( Figure 3 ). Seismic data has been calibrated and corrected, includ- ing navigation, amplitude balancing and mistie corrections. Well seismic tie (WST) is carried out on wells that are bypassed or adjacent to seismic data. The correction value shows the average value of r 2 = 0.7, and the correlation co- efficient value in the well seismic tie is above 0.5 indicating that the data is ready for interpreta- tion.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 450, "width": 76, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geochemical data", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 466, "width": 228, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The available data from wells is plotted on the maximum temperature diagram and hydrogen index to get the kerogen type and the degree of maturity. The data plot shows that kerogen types are mainly type III with a degree of imma- ture – mature maturity. According to Varianto (2018), the potential source rocks in the study area are the Piniya, Kopai and Aiduna Forma- tions.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 598, "width": 88, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boundary condition", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 613, "width": 228, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boundary conditions include heat flow, surface water initial temperature (SWIT) and paleo- bathymetry. According to heat flow map of Hall & Smyth (2008), the current heat flow value in the area is 62 MW/m 2 . The heat flow during the deposition is obtained from a matching sim- ulation with Ro data. SWIT is determined by a function that has been made by Wygrala (1989) with locations using Australia at the southern latitudes of 5 ◦ . The determination of paleo- bathymetry was based on paleontological data on all three wells in the study area. Meanwhile,", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 50, "width": 70, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V ARIANTO et al.", "type": "Page header" }, { "left": 4, "top": 382, "width": 585, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Results of seismic stratigraphic analysis on the DT00-12 trajectory, the analysis was performed from the Upper and older Proterozoic intervals to date; The ppearance of reflection termination and reflection configuration can be observed in the Figure above.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 475, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3: Results of seismic stratigraphic analysis on the DT00-12 trajectory, the analysis was per- formed from the Upper and older Proterozoic intervals to date; The ppearance of reflection termi- nation and reflection configuration can be observed in the Figure above.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 228, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the kinetic model used for the 1D modeling is based on Pepper & Corvi (1995).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 228, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The heat flow scenario is adjusted by the tectonostratigraphic analysis that occurs at the study site. In the proposed scenario, there are at least three increases heat flow after the Or- dovician. The first and second increases are caused by the rifting of the Silurian-Devonian and Permian-Triassic, while the last increase is caused by a collision between southern Papua and the northern Pacific plate.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 123, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Tectonostratigraphy", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 228, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The tectonostratigraphy in the study are in- ferred based on the integration of well, seis- mic, regional geological data. The purpose of this analysis is to determine the occurrence of erosion within the study area. Figure 3 shows subsurface interpretation on the basis of seismic stratigraphy analysis within study area.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 712, "width": 76, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pre-rift / Syn-rift", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 228, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first rifting period occurred at the Cambrian-Ordovician times marked by the rifting of the southwest-northeastern directions", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 433, "width": 228, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Harahap, 2012). In the study area, this phase was characterized by the formation of full and half graben deposit followed by deposition of Pre-Modio (Karim?) and Modio Formations as products of transitional sediments and shallow- deep seas. This first phase was terminated due to a collision between the northern boundary of the Papuan micro-continent and paleo-Tethys at the age of Devonian, resulting erosion or a non-deposition phase. This unconformity interpreted by toplap on the boundary of For- mation Modio and Aiduna Formation above it ( Figure 3 ).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 619, "width": 89, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syn-rift I - Inverse I", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 635, "width": 228, "height": 133, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second rifting period occurred at the Per- mian - Triassic times marked by intra-cratonic rifting trails northwest-southeast (Harahap, 2012). The rifting continues as a result of mag- matic activity in the eastern part of the Papua continental micro (around the Tasman line), while study area was exposed due to its loca- tion in the Tibble arc behind areas. The second rifting terminated due to regional compression in the Late Triassic - Middle Jurassic interpreted", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 50, "width": 468, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E ROSION AND ITS I MPLICATION ON H YDROCARBON G ENERATION IN ’ARD’ B LOCK , A KIMEUGAH B ASIN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 81, "width": 228, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in connection with the Fitzroy Movement (Borel et al. , 2002). The compression caused pop-up and erosion structures indicated by the toplap on the boundary between the Tipuma and the Kopai (Jurassic) and Woniwogi Formations (Cretaceous).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 172, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syn-rift II - Passive margin", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 188, "width": 228, "height": 173, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The third period is marked by the global sea level rise (transgression) where Kopai Forma- tion was deposited during this period and filled up the rifts between the pop-up structure fol- lowed by sedimentation of Woniwogi, Piniya and Ekmai Formations and Lower NGL Group. Subduction between micro-continents in south- ern Papua and Pacific micro-continents in the north and relative sea level fall cause erosion or non-depositional phases (Harahap, 2012) char- acterized by a toplap on the boundary between the Lower NGL Group and the Upper NGL Group.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 373, "width": 75, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syn-convergence", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 389, "width": 228, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fourth period begins with a relative sea level rise forming shallow sea to deep sea de- positional environment. As a result, there were development of limestones from Upper NGL Group and deep-sea depositional product of Lower Buru Formation. The end of this period is marked by unconformity due to the collision between the southern continent with the Pa- cific microcontinent (Harahap, 2012) shown by the presence of toplap between the Lower Buru Formation and the Upper Buru Formation.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 547, "width": 58, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syn-collision", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 563, "width": 228, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fifth period is the formation of foredeep basin due to collisions continued by the rapid deposition of Upper Buru Formation compos- ing marine shale which has a divergent config- uration. This period marked the ending of the basin development in the study area.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 654, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Calculation of Erosion Thickness", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 670, "width": 74, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on seismic", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 686, "width": 228, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The thickness of erosion is calculated by recon- structing seismic line that passes through the available wells in the study area and consider- ing the continuity of the eroded section. The thickness unit needs to be converted from time (millisecond) to depth unit (feet) using velocity", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 228, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "interval of each formation. The reconstruction of erosion thickness in AAA-1 and BBB-1 adja- cent to seismic trajectories is shown by Figure 4 (Tipuma & Aiduna Formations) and Figure 5 (Lower NGL Formation). Calculation result for erosion thickness in both wells ranging between 465 up to 3,537.2 feet. For more detail result, see Table 1 .", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 199, "width": 64, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on sonic", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 215, "width": 228, "height": 133, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erosion thickness from sonic data is calculated based on trend shifting of sonic wave transit time. Sonic trend is calculated from shale with vshale number of 0.6 to get a consistent result. Based on the sonic shifting trend, the erosion thickness is between 272 feet up to 1344 feet. Overpressure predicted zone (green shadow) is not considered as sonic trend shifting. Fig- ure 6 shows sonic velocity trend in AAA-1 well, while Table 2 provides the calculation.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 360, "width": 127, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on vitrinite reflectance", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 376, "width": 228, "height": 173, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Due to data availability, the erosion thickness obtained from the vitrinite reflection data can only be performed on the AAA-1 well. The value of used vitrinite reflectance is the min- imum, maximum and its measurement value. The NGL interval cannot be calculated because the interval is dominated by limestone. Simi- lar to the sonic data, erosion thickness calcu- lation uses vitrinite reflectance and also con- siders the vitrinite reflectance trend shifting to depth. By using this method, the average ero- sion thickness in several horizons ranges 256- 932 feet ( Figure 7 ).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 561, "width": 227, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 B URIAL H ISTORY AND H YDROCARBON G ENERATION", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 593, "width": 93, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1 Burial history", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 609, "width": 228, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To know the effect of erosion to the gener- ation and expulsion time of oil and gas, it needs to make the burial history and thermal modeling. Modeling utilizes AAA-1 well data due to its complete data and reaches signif- icant depth of Modio Formation. By using petromod software supported by tectonos- tratigraphy analysis, the erosional periods in the study area can be recognized ( Figure 8 ) i.e. inversion I (Devonian-Carboniferous) which eroded Modio Formation, inversion II (Triassic- Jurassic) which eroded Modio, Aiduna, Tipuma", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 50, "width": 70, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V ARIANTO et al.", "type": "Page header" }, { "left": 8, "top": 412, "width": 577, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Reconstruction of erosion of the Tipuma and Aiduna Formation on the combined section 1, including the wells AAA-1 and BBB-1. The above figure is the condition prior to erosion. Meanwhile, figure below is after-erosion condition, the dashed black line in", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 462, "width": 287, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure below is the layer estimate before erosion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 410, "width": 475, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4: Reconstruction of erosion of the Tipuma and Aiduna Formation on the combined section 1, including the wells AAA-1 and BBB-1. The above figure is the condition prior to erosion. Mean- while, figure below is after-erosion condition, the dashed black line in Figure below is the layer estimate before erosion.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 499, "width": 435, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1: The results erosion calculation on AAA-1 & BBB-1 in depth based on seismic data.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 522, "width": 463, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AAA-1 Feet BBB-1 Feet Erosion Well Thickened Erosion Well Thickened Buru Unconformity 806.3 1099.5 Buru Unconformity 568.8 850.7 NGL Group Unconformity 3377.6 3537.2 NGL Group Unconformity 424.3 465 Tipuma Unconformity 1406.9 1481 Tipuma Unconformity 957.1 2947.6 Modio Unconformity 1362.4 1610.1 Modio Unconformity 421.4 448.3", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 643, "width": 465, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2: The results of erosion calculation on AAA-1 & BBB-1 in depth (feet) based on sonic data.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 666, "width": 449, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AAA-1 Interval BBB-1 Interval Erosion AAA-1 Erosion BBB-1 Buru Unconformity 272 Buru Unconformity 480 NGL Group Unconformity - NGL Group Unconformity 246 Tipuma Unconformity 1170 Tipuma Unconformity 654 Modio Unconformity 1344 Modio Unconformity 944", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 50, "width": 468, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E ROSION AND ITS I MPLICATION ON H YDROCARBON G ENERATION IN ’ARD’ B LOCK , A KIMEUGAH B ASIN", "type": "Section header" }, { "left": 32, "top": 406, "width": 542, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. The reconstruction of the erosion of the Lower NGL Group on a combined track 1, including the wells of AAA-1 and BBB-1. The top figure is a condition before eroded.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 440, "width": 479, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The bottom figure is the condition after erosion, the broken black line in the bottom Figure is the approximate layer before erosion", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 403, "width": 475, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5: The reconstruction of the erosion of the Lower NGL Group on a combined track 1, includ- ing the wells of AAA-1 and BBB-1. The top figure is a condition before eroded. The bottom figure is the condition after erosion, the broken black line in the bottom Figure is the approximate layer before erosion.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 740, "width": 486, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. Erosion Analysis At AAA-1 Well, based on sonic data; the right sonic log column has been corrected for data recorded at shale content 0.6", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 743, "width": 475, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6: Erosion Analysis At AAA-1 Well, based on sonic data; the right sonic log column has been corrected for data recorded at shale content 0.6.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 50, "width": 70, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V ARIANTO et al.", "type": "Page header" }, { "left": -89, "top": 689, "width": 660, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. Erosion Analysis At AAA-1 Well based on vitrinite reflectance data", "type": "Caption" }, { "left": 108, "top": 678, "width": 371, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7: Erosion Analysis At AAA-1 Well based on vitrinite reflectance data.", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 50, "width": 468, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E ROSION AND ITS I MPLICATION ON H YDROCARBON G ENERATION IN ’ARD’ B LOCK , A KIMEUGAH B ASIN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 81, "width": 228, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formations, and syn-convergence (Miocene) which eroded NGL Group.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 108, "width": 228, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Significant deepening of the basin occurred after the syn-convergence period due to colli- sions between Southern Papua with the Pacific microcontinent forming a foredeep basin in the study area. This condition generates a rapid and thick sedimentation that significantly in- creases overburden pressure.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 213, "width": 117, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2 Thermal modeling", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 228, "width": 228, "height": 160, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thermal modeling also inputs the data of AAA-1 well including the erosion thickness calculation from seismic, sonic and vitrinite re- flectance. Heat flow data is inputted based on scenarios according to tectonic events occurred in the study area and its surrounding (Hall & Smyth, 2008) that is 62 mW / m 2 . By using this heat flow, the maximum temperature of AAA-1 well reaches 160 ◦ C at a depth of 14,267 feet. The variations of erosion thickness recorded in AAA-1 well will slightly affect the time of generation and expulsion.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 391, "width": 228, "height": 309, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 1-dimensional (1-D) modeling per- formed on the AAA-1 well with the considera- tion to three models of erosion data shows that source rocks of Aiduna, Woniwogi and Piniya Formations have generated oil (0.6% Ro), while Aiduna Formation and Woniwogi intervals also generate gas (0.8% Ro) ( Figure 9 ). This oil generation started from 3.1 mya (Aiduna For- mation) to 1.79 mya (Piniya Formation), while gas generation started 1.02 mya (Aiduna For- mation) and 0.37 mya (Woniwogi Formation). As for the expulsion within the Akimeugah Basin, the oil will expel at 130 ◦ C and 150 ◦ C for gas (Varianto, 2018). 1-D modeling conducted in the AAA-1 well indicates that Aiduna For- mation, Woniwogi and Piniya have reached oil expulsion, while gas expulsion was only reached by Aiduna Formation ( Figure 10 ). This oil expulsion was reached 1.37 mya (Aiduna Formation) until 0.59 mya (Piniya Formation), while gas expulsion started from 0.13 mya (Aiduna Formation). However, the potential source rock of Buru interval is still immature.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 703, "width": 228, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the modeling using 3 types of ero- sion and thickness values, there are no signif- icant differences. The time difference is only 0.01 mya to 0.1 mya for the generation time and the expulsion temperature. A complete", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 228, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "summary of generation and expulsion times for AAA wells can be seen in Table 3 .", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 108, "width": 228, "height": 282, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The time difference between generation and non-significant expulsion is due to the less intense heat flow and the less overburden pressure. This event causes even erosion will not affect the generation time and its extrac- tion because the temperature and pressure that cause generation or expulsion have not been achieved. In addition, when erosion oc- curs, the temperature that causes generation has not been reached, so that generation and expulsion time will be closely related to ero- sion that occurs in the age range of Cenozoic. By creating burial history and thermal model without considering the occurrence of erosion, Varianto (2018) stated that source rock matura- tion started 211 million years ago. There is no significant erosion in the Cenozoic which may cause the generation and expulsion to occur earlier. This has caused the presence of ero- sion with considerable value not being able to influence the generation time and its extraction.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 402, "width": 83, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 C ONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 420, "width": 228, "height": 160, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erosion within the study area occurred in three periods, generally controlled by compressional tectonics in Devonian-Carboniferous (inversion I), Triassic-Jurassic (inversion II) and Miocene (syn-convergence) with the estimation of total sediment loss of 1.832 – 6,951 feet. Result of erosion calculation using seismic data, vitrinite reflectance, and sonic exhibit a significant re- sult, although the influence is not too significant for the calculation of generation and expulsion from the all tree data. The erosion value that occurs in the research area is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 583, "width": 212, "height": 160, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unconformity Erosion (feet) Seismic Vitrinite Re- flectance Sonic Log NLG Group Unconformity 806.3 644 272 Tipuma Unconformity 3377.6 - - Aiduna Unconformity 1406.9 932 1170 Modio Unconformity 1362.4 256 1344", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 750, "width": 228, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erosion in the study area has a significant effect to the maturation process and hydrocarbon expulsion,", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 50, "width": 70, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V ARIANTO et al.", "type": "Page header" }, { "left": -2, "top": 406, "width": 597, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8. Burial history in AAA-1 wells. Modeling uses erosion values from seismic. Erosion occurred during the inversion I & II and syn convergence.", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 475, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8: Burial history in AAA-1 wells. Modeling uses erosion values from seismic. Erosion oc- curred during the inversion I & II and syn convergence.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 475, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3: Summary of generation and expulsion time for oil and gas at AAA-1 wells using erosion data from seismic, vitrinite reflectance and sonic.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 574, "width": 212, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buru Not Reach Not Reach", "type": "Picture" }, { "left": 61, "top": 534, "width": 460, "height": 195, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Not Reach Not Reach Seismic Data Piniya 1.81 mya Not Reach 0.59 mya Not Reach Woniwogi 2.22 mya 0.4 mya 0.94 mya Not Reach Aiduna 3.1 mya 1.02 mya 1.37 mya 0.13 mya Buru Not Reach Not Reach Not Reach Not Reach Ro Data Piniya 1.8 mya Not Reach 0.6 mya Not Reach Woniwogi 2.2 mya 0.38 mya 0.95 mya Not Reach Aiduna 2.8 mya 1.00 mya 1.35 mya 0.12 mya Buru Not Reach Not Reach Not Reach Not Reach Sonic Data Piniya 1.79 mya Not Reach 0.61 mya Not Reach Woniwogi 2.18 mya 0.37 mya 0.96 mya Not Reach Aiduna 2.79 mya 0.96 mya 1.36 mya 0.11 mya Interval Formation Early Oil Generation (0.6% Ro) Early Gas Generation (0.8% Ro) Oil Expulsion (T = 130 °C) Gas Expulsion (T = 150 °C) Erosion Remark", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 50, "width": 468, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E ROSION AND ITS I MPLICATION ON H YDROCARBON G ENERATION IN ’ARD’ B LOCK , A KIMEUGAH B ASIN", "type": "Section header" }, { "left": 452, "top": 33, "width": 2, "height": 794, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F igu re 9 . 1 -D M ode li ng on AA A -1 we ll s to se e dif fe re nc es in ge ne ra ti on modeling r es ult s us ing", "type": "Picture" }, { "left": 443, "top": 80, "width": 35, "height": 694, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dif fe re nt er os ion va lues . Dif fe re nc es a re s ee n in th e ea rly ge ne ra ti ons . Figur e 9: 1-D Modeling on AAA-1 wells to see dif fer ences in generation modeling resu lts using dif fer ent er osion values. Dif fer ences ar e seen in the early generations.", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 50, "width": 70, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V ARIANTO et al.", "type": "Page header" }, { "left": 112, "top": 6, "width": 34, "height": 779, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F igu re 1 0 . 1 -D modeling on AAA -1 we ll to s ee dif fe re nc es in ther mal modeling r es ult s us ing dif fe re nt er os ion va lues . Figur e 10: 1-D modeling on AAA-1 well to see dif fer ences in thermal modeling results using dif fer ent er osion values.", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 50, "width": 468, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E ROSION AND ITS I MPLICATION ON H YDROCARBON G ENERATION IN ’ARD’ B LOCK , A KIMEUGAH B ASIN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 82, "width": 228, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where the time reached by both process declines of over 200 million years.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 115, "width": 102, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A CKNOWLEDGEMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 132, "width": 228, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper is part of thesis where the subsurface data is provided by PT Saka Indonesia Pangkah Ltd. Authors thank to Ditjen Migas Republic of Indone- sia and PT Saka Indonesia Pangkah for permission in utilizing data for thesis as well as publication. Thanks also addressed to research assistant of Sed- imentology Laboratory for upgrading figures and fruitful discussion.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 237, "width": 57, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R EFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 251, "width": 228, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Hajeri, M.M., Al Saeed, M., Derks, J., Fuchs, T., Hantschel, T., Kauerauf, A., Neumaier, M., Schenk, O., Swientek, O., Tessen, N. and Welte, D. (2009) Basin and petroleum system modeling. Oilfield Review, 21(2), pp.14-29.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 311, "width": 228, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aldha, T., & Ho, K.J. (2008) Tertiary Hydrocarbon Play in Nw Arafura Shelf, Offshore South Papua: Frontier Area in Eastern Indonesia: Proceedings, 32nd Annual Convention & Exhibition Indone- sian Petroleum Association, pp. 1-9.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 371, "width": 228, "height": 117, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baky, A., Bales, C.D., Davey, R.J., Flett, S.D., & Swire, F. (1990) AAA-1 Well Biostratigraphy & Deposi- tional Environments: PT. Robertson Utama In- donesia, Maxus Aru Inc., (tidak dipublikasikan). Borel, G.D. and Stampfli, G.M. (2002) Geohistory of the North West Shelf: a tool to assess the Palaeo- zoic and Mesozoic motion of the Australian Plate: Proceeding of The Sedimentary Basin of West- ern Australia 3, Petroleum Exploration Society of Australia, pp. 119-128.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 490, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dembicky, H. (2017) Practical Petroleum Geochem- istry for Exploration and Production: Amster- dam, Elsevier, 331p.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 526, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dow, W. G. (1977) Kerogen studies and geologi- cal interpretations: Journal of Geochemical Explo- ration 7, pp. 79–99.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 562, "width": 228, "height": 82, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gleadow, A.J.W., and Duddy, I.R. (1982) Fission Track Lengths in the Apatite Partial Stability Zone and the Interpretation of Mixed Ages. In: McLen- nan, J. M., Rasidi, John S., Holmes, R. L. & Smith, G.C. (Eds.), The geology and petroleum potential of the Western Arafura Sea: The APPEA Journal, 30(1), pp. 91–127.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 646, "width": 228, "height": 81, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gleadow, A.J.W., Duddy, I.R., and Lovering, J.F. (1983) Fission track analysis-A new tool for the evaluation of thermal histories and hydrocarbon potential. In: McLennan, J. M., Rasidi, John S., Holmes, R. L. & Smith, G.C. (Eds.), The geology and petroleum potential of the Western Arafura Sea: The APPEA Journal, 30(1), pp. 91–127.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 729, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Granath, J. W. dan Argakoesoemah, R. M. I. (1989) Variations in Structural Style Along the Eastern Central Range Thrust Belt, Papua: Proceedings,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 82, "width": 218, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18th Annual Convention Indonesian Petroleum Association, pp. 79 – 89.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 106, "width": 228, "height": 69, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Granath, J. W., Dinkelman, M. G., Christ-Stringer, J. C. & Emmet, P.A. (2012) Highlights and Implica- tion of a Deep-Crustal Seismic Reflection Survey in the Arafura Sea Region: Berita Sedimentologi 24, Indonesian Journal of Sedimentary Geology, pp. 48–60.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 177, "width": 228, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hall, R. & Smyth, H.R. (2008) Cenozoic arc processes in Indonesia: Identification of the key influences on the stratigraphic record in active volcanic arcs. Special Paper 436: Formation and Applications of the Sedimentary Record in Arc Collision Zones, pp.27–54.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 249, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hantschel, T. & Kauerauf, A.I. (2009) Fundamentals of Basin and Petroleum Systems Modeling: Berlin, Springer Science & Business Media, 469 p.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 285, "width": 228, "height": 46, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, B. H. (2012) Tektonostratigrafi Papua Bagian Selatan dan Laut Arafura, Indonesia Bagian Timur: Indonesian Journal on Geoscience, 7(3), pp. 167–187.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 333, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hilkewich, D.N. (1986) Final Well Report CCC- 1/1A, Geological Operation, AMOCO Indonesia, (tidak dipublikasikan).", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 369, "width": 228, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaufman, R. L., Phelps, J. C. and Kveton, K. J.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 381, "width": 218, "height": 57, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1997) Petroleum systems of the Papuan Basin, Papua New Guinea: Proceedings of an Interna- tional Conference on Petroleum Systems of SE Asia and Australasia, Indonesian Petroleum As- sociation, pp. 237–246.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 440, "width": 228, "height": 46, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendrick, R. D. and Hill, K. C. (2001) Hydrocar- bon play concepts for the Irian Jaya Fold Belt: Proceedings, 28th Annual Convention Indonesia Petroleum Association, pp. 353–367.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 488, "width": 228, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kux, O. (1974) Well Completion Report BBB–1,", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 500, "width": 218, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Phillips Petroleum Company Indonesia, (tidak dipublikasikan).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 524, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Magara, K. (1978) Compaction and Fluid Migration, Practical Petroleum Geology: Amsterdam, Else- vier, 318 p.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 560, "width": 228, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "McLennan, J. M., Rasidi, John S., Holmes, R. L. &", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 572, "width": 218, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smith, G.C. (1990) The geology and petroleum po- tential of the Western Arafura Sea: The APPEA Journal, 30(1), pp. 91–127.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 608, "width": 228, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miharwatiman, J. S., Kleibacker, D. W., Baker, J.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 620, "width": 218, "height": 46, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A., Andria, L., & Elliot, J. (2013) Exploration of the Arafura Basin, Indonesia: Proceedings, 37th Annual Convention & Exhibition Indonesian Petroleum Association, pp. 1-14.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 668, "width": 228, "height": 57, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PALEXON (1986) Final Report on Biostratigraphic Analysis of CCC-1 Well, PT Fisindo Bumi Utama Incorporating Palexon Geological Consultants a member of the paleoservices group, Jakarta, (tidak dipublikasikan).", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 727, "width": 228, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panggabean, H. and Hakim, A. S. (1986) Reser- voir Rock Potential of The Paleozoic - Mesozoic Sandstones of The Southern Flank of The Central", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 50, "width": 70, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V ARIANTO et al.", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 82, "width": 218, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Range, Irian Jaya: Proceedings, 15th Annual Con- vention Indonesian Petroleum Association, pp. 461–480.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 228, "height": 81, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patra Nusa Data (2006) Indonesian Basin Sum- maries, PT. Patra Nusa Data, pp. XV-1 – XV-10. Peck, J. M. & Soulhol, B. (1986) Pre-Tertiary Ten- sional Periods and Their Effects on The Petroleum Potential of Eastern Indonesia: Proceedings, 15th Annual Convention Indonesia Petroleum Associ- ation, pp. 341–369.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 201, "width": 228, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pepper, A.S., and Corvi, P.J. (1995) Simple Kinetic Models of Petroleum Formation, Part III: Simulat- ing an Open System, Petroleum Geology.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 228, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pigram, C. J. and Panggabean, H. (1984) Rifting of the Northern Margin of the Australian: Tectono- physics 107, pp. 331–353.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 228, "height": 118, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Powell, T.G., and Boreham, C.J. (1991) Variation in Pyrolysate Composition of Sediments from the Jurassic Walloon Coal Measures, Eastern Aus- tralia as a Function of Thermal Maturation. In: Kaufman, R. L., Phelps, J. C. and Kveton, K. J. (Eds.), Petroleum systems of the Papuan Basin, Papua New Guinea: Proceedings of an Interna- tional Conference on Petroleum Systems of SE Asia and Australasia, Indonesian Petroleum As- sociation, pp. 237–246.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 228, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robinson K.M., Hindimarsh, S. (1990) Geochemical Study of The AAA-1 Well, PT. Corelab Indonesia, Maxus Aru Inc, (tidak dipublikasikan).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 228, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robinson K.M. (1986) Geochemical Analysis CCC- 1 Well Offshore Irian Jaya Indonesia, PT. Corelab Indonesia, (tidak dipublikasikan).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 464, "width": 228, "height": 70, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scott, J. (1992) Accurate Recognition of Source Rock Character in the Jurassic of the North West Shelf, Western Australia. In: Kaufman, R. L., Phelps, J. C. and Kveton, K. J. (Eds.), Petroleum systems of the Papuan Basin, Papua New Guinea: Proceed- ings of an International Conference on Petroleum", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 82, "width": 218, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Systems of SE Asia and Australasia, Indonesian Petroleum Association, pp. 237–246.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 108, "width": 228, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seubert, B.W. & Fraser, T.H. (1990) Final Well Report AAA-1, Maxus Aru Inc., (tidak dipublikasikan).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 133, "width": 228, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Situmorang, Y., Irfree, B., Senjaja, Y. A., & Firman- syah, Y. (2017) Studi Geokimia Batuan Induk Ak- tif Pra-Tersier Cekungan Akimeugah, Lepas Pan- tai Papua Selatan: Padjajaran Geoscience Journal 1, pp. 119–126.", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 195, "width": 228, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tissot, B. P. and Welte, D. H. (1984) Petroleum Formation and Occurrence 2nd Edition: Berlin, Springer-Verlag, 699 p.", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 233, "width": 228, "height": 69, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vail, P. (1977) Seismic stratigraphy and global changes of sea level, Part 5: Chronostrati- graphic significance of seismic reflections, Seismic stratigraphy-applications to hydrocarbon explo- ration: Mem. Amer. Assoc. Petrol. Geol., (26), pp.99-116.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 306, "width": 228, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Van Hinte, J. E. (1978) Geohistory Analysis- Application of Micropaleontology in Exploration Geology: American Association of Petroleum Geologists Bulletin, pp. 201-222.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 353, "width": 228, "height": 70, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Varianto, Y. A. T. (2018) Erosi dan Pengarunya Ter- hadap Generasi Hidrokarbon pada Block ARD, Cekungan Akimeugah, Papua Barat. Unpub- lished Master Thesis. Master Program Geological Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 427, "width": 228, "height": 69, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wgyrala, B.P. (1989) Integrated Study of an Oil Field in the Southern Po Basin, Nothern Italy, Inte- grated study of an oil field in the southern Po basin, northern Italy. Dissertation, Universität Köln, Berichte Kernfor-schungsanlage Jülich, no. 2313", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 500, "width": 228, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wu, C. (1994) Burial History and Backstripping Analysis: Jurusan Teknik Geologi Laboratorium Geokomputasi ITB.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 10, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 791, "width": 122, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Geology", "type": "Page footer" } ]
c3995ee4-1c1e-f4d9-2b6c-397af2c1069f
http://ejournal.poltekkesbhaktimulia.ac.id/index.php/ijms/article/download/148/146
[ { "left": 174, "top": 35, "width": 276, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 203, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 788, "width": 20, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 87, "width": 445, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosialisasi, Mobilisasi Dan Keterlibatan Kelompok Sasaran Dalam Program Pelayanan Ims Di Puskesmas Kabupaten Sukoharjo", "type": "Section header" }, { "left": 171, "top": 110, "width": 287, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Socialization, Mobilization And Engagement Group Targets In Ims Service Program In Sukoharjo Public Health Center", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 145, "width": 65, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surati Ningsih", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 156, "width": 151, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo", "type": "Section header" }, { "left": 249, "top": 168, "width": 126, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 456, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : Cases of HIV and AIDS in Sukoharjo district based on the risk group in 2014 which was found 2 cases in WPS group, transvestites 6 cases, LSL 27 cases, 12 cases of customer and partner 9 cases. Sukoharjo Regency Health Office has established two health centers as sexually transmitted infections (STI) clinics, this study aims to analyze the organisation of STI program in Sukoharjo public Health Center. This research is qualitative using in-depth interviews. Key informants were eight officers executing the program is doktor, nurse/midwife, laboratorium officer and administrative officer. Informant triangulation is the head of public health center, head of P2 department on DKK and key population. The data analysis techniques are by analyzing the content, including in-depth interviews with informants, it was processed and then the data were analyzed.The results showed that the socialization of STI service program through cooperation with NGOs, the mobilization of STI services in puskesmas and mobile clinic STI has not been running optimally and transgender groups tend to be more actively involved in the implementation of STI program.The proposed recommendation is to the Sukoharjo District Health Office coordinate with local religious leaders and communicate continuously with health professional organizations, social organizations, alert villages, peer educators and AIDS Awareness Residents to motivate key populations to come to STI service health centers. The frequency of cross-program and cross-sector socialization is further enhanced, as well as increasing commitment and performance in implementing STI services.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 419, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Socialization, Mobilization, Target Group Involvement, IMS Service Program", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 456, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak : Kasus HIV dan AIDS di kabupaten Sukoharjo berdasarkan kelompok resiko didapatkan pada kelompok WPS sebanyak 2 kasus, waria 6 kasus, LSL 27 kasus, pelanggan 12 kasus dan pasangan risti 9 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan sosialisasi, mobilisasi dan keterlibatan kelompok sasaran dalam program pelayanan IMS Puskesmas Kabupaten Sukoharjo.Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunaka nwawancaramendalam. Informan utama dalam penelitian ini adalah delapan petugas pelaksana program yaitu dokter, perawat / bidan, petugas laboratorium dan perugas administrasi. Informan triangulasi kepala puskesmas, Kasi P2 DKK dan Populasi Kunci. Teknik analisis data dengan analisis konten, meliputi wawancara mendalam dengan informan diolah kemudian dilakukan analisis data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi program pelayanan IMS melalui kerjasama dengan LSM, mobilisasi berupa pelayanan IMS di puskesmas maupun mobile clinic IMS belum berjalan optimal dan kelompok waria cenderung lebih aktif terlibat dalam pelaksanaan program IMS.Saran direkomendasikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo berkoordinasi dengan tokoh agama setempat dan melakukan komunikasi secara terus menerus dengan organisasi profesi kesehatan, organisasi sosial, desa siaga, peer educator dan Warga Peduli AIDS (WPA) untuk memotivasi populasi kunci datang ke Puskesmas pelayanan IMS. Frekuensi sosialisasi lintas program dan lintas sektor lebih ditingkatkan, serta meningkatkan komitmen dan kinerja dalam melaksanakan pelayanan IMS Kata kunci : Sosialisasi, Mobilisasi, Keterlibatan Kelompok Sasaran, Program Pelayanan IMS", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 94, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 222, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan kasus HIV dan AIDS di kabupaten Sukoharjo berdasarkan kelompok resiko didapatkan pada kelompok WPS sebanyak 2 kasus, waria 6 kasus, LSL 27 kasus, pelanggan 12 kasus dan pasangan risti 9 kasus. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa prevalensi IMS merupakan penanda biologis yang secara epidemiologis mengkonfirmasi bahwa perilaku seksual populasi kunci masih berisiko tinggi untuk", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 651, "width": 223, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertular dan menularkan HIV (DKK Suoharjo, 2014) .Infeksi Menular Seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena perlukaan pada alat kelamin yang disebabkan oleh IMS mempermudah seseorang tertular HIV saat melakukan hubungan seksual tanpa pengaman. Terkait dengan penyakit ini pemerintah mempunyai tugas untuk penanggulangannya (KPAN, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 754, "width": 223, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program penatalaksanaan IMS sebagai bagian dari program pencegahan penularan", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 35, "width": 276, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 203, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 788, "width": 20, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 223, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melalui transmisi seksual (PMTS) yang dilakukan melalui berbagai aktivitas mulai layanan diagnosis dan pengobatan serta konseling perubahan perilaku yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 223, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertujuan menyembuhkan IMS pada individu, sehingga dapat memutus rantai penularan IMS. Ukuran atau indicator utama layanan IMS adalah sesuai dengani ndikator yang telah ditetapkan SRAN 2010-2014 yaitu luasnya cakupan (80% dari semua kelompok populasi kunci), tingginya efektifitas (60% populasi kunci berperilaku aman yaitu menggunakan kondom setiap hubungan seksual) (KPAN, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 223, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk kabupaten Sukoharjo, Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo sampai tahun 2014 telah menetapkan 2 dari 12 puskesmas sebagai klinik IMS yaitu Puskesmas Kartosuro dan Puskesmas Grogol dengan mempertimbangkan tingginya prevalensi IMS, HIV dan AIDS di wilayah tersebut. Penjangkauan populasi kunci di kabupaten Sukoharjo baru dimulai sejak Maret 2013 dan berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa capaian penjangkauan populasi kunci di kabupaten Sukoharjo masih dibawah target tahun 2014 dari SRAN yaitu kurang dari 80%, sedangkan capaian indikator program IMS (jumlah pasien yang ditemukan) pada bulan Januari – Juni 2014 masih jauh dari target yaitu 54 dari target 828 (6,5%).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 40, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sasaran", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 223, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "intervensi program penetalaksanaan IMS adalah populasi kunci yaitu pekerja seks (perempuan, laki-laki dan waria) serta pelanggannya. Pelanggan pekerja seks perempuan dan waria adalah Laki-laki Berisiko Tinggi (KPAN, 2010). Dalam pengembangan program, populasi kunci harus menjadi subyek yang berdaya yang tercermin dalam motto “ kesehatan adalah hartaku, milikku (hak) dan tanggung jawabku (kewajiban). Pemberdayaan populasi kunci perlu dilakukan untuk membangun nilai bersama agar terbangun kesadaran kritis atas haknya atas kesehatan serta kewajibannya untuk menjaga kesehatan pribadi dan ikut berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di sekelilingnya (Kemenkes RI, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 223, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi kunci, dalam jejaring kerja program ini bukanlah obyek melainkan subyek dan pusat dari program. Pemangku kepentingan program harus mendengarkan aspirasi dan banyak melibatkan populasi kunci dalam berbagai peran missal sebagai anggota pokja, pendidik sebaya, sebagai outlet kondom, atau sukarelawan sebagai petugas administrasi (KPAN, 2010). Program pelayanan IMS adalah upaya untuk melindungi hak kesehatan populasi kunci dan bukan yang bersifat menekan populasik unci (Kemenkes 2011).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 754, "width": 141, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 221, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk menganalisis", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 766, "width": 136, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan sosialisasi,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 222, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mobilisasi dan keterlibatan kelompok sasaran dalam program pelayanan IMS di Puskesmas Kabupaten Sukoharjo.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 133, "width": 122, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 145, "width": 222, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah tim pelaksana program pelayanan IMS dari 2 Puskesmas (8 orang) yaitu dokter, perawat/bidan, petugas laboratorium dan petugas administrasi sebagai informan utama. Informan triangulasi dalam penelitian ini adalah 2 Kepala Puskesmas, Kasi Pengendalian Penyakit Dinas", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 236, "width": 180, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Kabupaten Sukoharjo,", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 248, "width": 221, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi kunci (WPS, waria, LSL, Pasangan Resti), masing – masing 1 orang.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 271, "width": 221, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer melalui wawancara mendalam. Setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan maka data dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis), yaitu pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data dan menarik kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 363, "width": 109, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 375, "width": 222, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dilakukan dalam waktu kurang lebih 2 bulan dengan metode wawancara mendalam. Wawancara dengan informan utama yaitu tim layanan IMS dan informan triangulasi kepala puskesmas, Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dilakukan sesuai dengan kesepakatan waktu antara informan dan peneliti, sedangkan dengan informan triangulasi penjangkau dan populasi kunci pada saat dilaksanakan mobile clinic IMS pada kelompok waria di Kartosuro dan kelompok WPS di desa Balakan Sukoharjo.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 524, "width": 222, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Sukoharjo mendapat bantuan dari Global Fund untuk melakukan setting puskesmas sebagai klinik IMS mulai dari pesiapan SDM melalui pelatihan calon petugas pelaksana, penyediaan fasilitas seperti laptop dan printer, droping reagen dan obat sampai pada pemberian insentif petugas. Program pelayanan IMS tersebut telah dilaksanakan di puskesmas Kartosuro sejak Mei 2013 (2 tahun) dan di puskesmas Grogol sejak Juni 2014 (1 tahun).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 662, "width": 58, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosialisasi", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 674, "width": 221, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim IMS perlu menjalin hubungan yang baik dengan populasi kunci yang akan dilayaninya. Oleh karena itu perlu ada pertemuan sosialisasi. Wawancara mendalam pada semua informan utama puskesmas 1 dan 2 menyatakan bahwa untuk masuk ke komunitas populasi kunci sampai saat ini masih sulit, sehingga sosialisasi program IMS kepada populasi kunci tim pelaksana puskesmas bekerjasama dengan LSM", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 35, "width": 276, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 203, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 788, "width": 20, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 222, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan sosialisasi juga bisanya dilakukan saat kegiatan mobile.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 119, "width": 217, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ kalo ke populasi kunci masih jarang nggeh, kita biasanya lewat LSM, kita pro aktif sendiri ke populasi kunci masih belum, dan gini bu tugas kita sebenarnya juga hanya pemeriksaan nggeh, sedangkan yang mencari dari LSM pejangkau ” (IU-D1)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 199, "width": 217, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Yang sudah pernah kan di terminal kartosuro itu sama di ngabean itu sekali..kita bekerja sama dengan LSM..LSM kita minta apa... mendekati dan kita yang ngisi...tapi ndak rutin ” (IU-D2)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 268, "width": 217, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Sudah ada kita sosialisasi ke populasi kunci, ke itu ke klub-klub, karaoke seperti itu.. didaerah the park itu juga sudah pernah..tapi seringnya LSM yang terjun langsung..(IT-KP1) Kalau dari puskesmas ya kadang - kadang pas sama mobile gitu ya,, dan dari LSM kaya kita- kita ini yang sering ke populasi kunci..(IT-PJK)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 361, "width": 214, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Ya.. ada sih dari puskesmas itu.. sama temen- temen dari LSM juga... ” (IT-LSL)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 55, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mobilisasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 222, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mobilisasi sebagai suatu pendekatan dimana masyarakat memimpin dan menentukan sifat tanggapan mereka terhadap apa yang menjadi perhatian bersama dan dimana para anggota dalam komunitas mengambil tanggung jawab dan aktif serta memiliki pengaruh dalam membentuk rencana dan mengambil tindakan. Berdasarkan wawancara mendalam semua informan utama dan informan triangulasi kepala puskesmas dan penjangkau menyatakan bahwa jadwal", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 525, "width": 39, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Periodic", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 525, "width": 58, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Presumptive", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 525, "width": 45, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Treatment", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 221, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(pengobatan presumtif berkala) dan penapisan di puskesmas buka setiap hari, sedangkan jadwal populasi kunci untuk datang ke puskesmas sesuai dengan kesepakatan dengan penjangkau.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 592, "width": 217, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kalo yang pelayanan yang dibuka di puskesmas setiap hari nggeh, tapi pasien yang sendiri jarang, biasanya diajak penjangkau nggeh ” (IU-D1)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 649, "width": 217, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kalo disini sih sebenarnya kita setiap hari ya mbak ya, sering sih saya liat itu mereka yang dari populasi kunci ke sini dibawa penjangkaunya.. biasanya sebelumnya sudah janjian ama dokter Tofiq ... ” (IT-KP2) “ Pendekatan ya.. ke populasi kunci supaya mereka mau diperiksa... kalo mau selanjutnya kita jadwalkan paling nggak tiga bulan sekali ... terus ya kita ajak sesuai jadwalnya.. atau kalo ada jadwal mobile gitu.. ” (IT-PJK)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 84, "width": 217, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ untuk komunitas waria itu tau jadwalnya.. ooo.. setelah pemeriksaan ini mereka nulis di rumah, di hp mereka, di buku saku mereka, tanggal sekian saya periksa, na.. tiga bulan kedepan mereka tanya nanti di mana, tanggal berapa gitu.. nanti kita yang sama penjangkaunya sepakat tanggal berapa gitu.. ” (IT-WRA)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 192, "width": 222, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pelaksanaan sosialisasi didapati kendala yaitu tidak semua sasaran mau untuk dilakukan pemeriksaan. Untuk itu tim IMS dapat berkoordinasi dengan pokja dan tim KPP untuk memastikan para WPS dan populasi kunci lain datang pada hari yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 273, "width": 219, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Itu tadi mbak,, pola LSL disini itu masih tertutup banget.. banyak yang masih takut kalo ternyata positif.. ” (IT-LSL)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 315, "width": 219, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Podo mboten purun..lah niki malah sami minggat .. ” (IT-WPS)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 350, "width": 219, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Dulu waria itu sulit ya bu ya, tapi akhir-akhir ini sih sudah mulai gampang kok.. ” (IT-WRA)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 388, "width": 219, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pokja atau LSM biasanya yang ngatur jadwal sesuai dengan kesepakatan populasi kunci mbak... ” (IU-R1)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 430, "width": 219, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Penjangkau-penjangkau itu biasanya yang bawa mbak ke puskesmas mbak.. sama yang jadwal mobilenya..(IU-L2)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 491, "width": 156, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterlibatan Kelompok Sasaran", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 503, "width": 222, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara mendalam pada infoman utama puskesmas 1 dan 2 terkait persepsi mengenai layanan IMS di puskesmas sebagai mana yang diungkap dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 558, "width": 217, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kayaknya populasi kunci banyak yang belum tau kalo kita ada pelayanan pemeriksaan IMS,karena plangnya di puskesmas juga gak ada.. mereka taunya ya.. pas mobile mobile itu aja... ” (IU-D1)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 627, "width": 218, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ tak kira mereka beberapa sudah tau mungkin ya kalo di puskesmas kita ada pelayanan IMS, tapi gak tau gimana sosialisasi dari LSM nya.. ” (IU-R1)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 684, "width": 217, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kayakke masih pada kurang ya mbak kesadarannya untuk mau periksa.. tapi kaya waria itu biasanya banyak yang mau daripada WPS atau LSL..(IU-R2)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 746, "width": 222, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua informan utama puskesmas 1 dan puskesmas 2 menyatakan hal yang sama bahwa populasi kunci sebenarnya sudah tahu bahwa di", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 35, "width": 276, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 203, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 788, "width": 20, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 222, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "puskesmas memberikan layanan IMS, karena sosialisasi sudah pernah dilakukan, hanya kesadaran dan motivasi populasi kunci yang kurang untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan IMS.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 153, "width": 217, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Mungkin sebenernya sudah pada tau ya.. tapi kebanyakan yang datang ke puskesmas sini yang dari Solo, mereka yang disini mungkin malah yang ke Solo.. ” (IT-KP1)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 211, "width": 217, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Sebagian empun ngertos.. Nggeh jane penting, wong jane dah ngerti nggeyan.. tapi dho wedi mbak.. emoh yen diprikso..", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 248, "width": 217, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nggeh enten seng purun perikso tapi teng Solo, amargi isin yen ternyata positif. ” (IT-WPS)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 280, "width": 217, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Sebenernya kita, e.. temen-temen itu tau ya, dan tau juga kalo itu perlu, tapi karena takut, terus malu sama temennya, jadi pada masih banyak yang mau.. ” (IT-LSL)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 222, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua informan triangulasi populasi kunci menyatakan mendukung dengan program layanan IMS dalam rangka mencegah HIV dan AIDS, dua informan menyatakan tahu tapi sebagaian besar takut untuk mengikuti pemeriksaan.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 430, "width": 217, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kalo waria di kabupaten sukoharjo itu kita mendukung.. karena kita bercermin dengan kelakuan kita, kita tau kita itu berisiko ya..kalo kita terinfeksi kita bisa cepet diobati gitu.. ” (IT- WRA) “", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 499, "width": 217, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kebanyakan kurang mendukung mbak.. mungkin mereka takut ya..kalo diperiksa nanti ternyata positif gitu ya.. terus juga malu kebanyakan sama temen-temennya gitu..kalo diece gitu..jadi kebanyakan pada gak mau.. bahkan pas pemeriksaan gitu pada kabur.. ” (IT- PJK)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 222, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan wawancara mendalam diketahui populasi kunci sudah terlibat dalam program layanan IMS, namun belum semua berperan secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 650, "width": 217, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Ada yang kita jadikan PE, petugas lapangan atau penjangkau, gitu itu..biar lebih gampang maskudnya masuk ke mereka..untuk yang komunitas waria itu lebih gampang mbak, karena memang mereka punya apa ya kayak organisasi gitu kaya di solo itu hiwaso, himpunan waria solo, biasnaya mbak cyntia itu yang nguyak-uyak.. tapi kalo WPS, panti pijet itu cenderung susah sekali... terus untuk mucikarinya sendiri juga rata-rata masih belum mendukung.. ” (IT-PJK)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 99, "width": 221, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keinginan populasi kunci seperti WPS pemeriksaan dilakukan pada malam hari. Namun kendala yang ditemui adalah pada petugas layanan IMS.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 153, "width": 217, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Yen kulo geh purun mawon.. tapi sanese niku dhuko.. la niki malah dho minggat ngoten kok..Mbok menawi yen pemeriksaane dhalu ngaten katah seng teng mriki, pas jam kerja soale..(IT-WPS)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 222, "width": 217, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Yaa itu tadi mbak, kalo mintanya pemeriksaan malem kalo kita pelayanan IMS, otomatis kita kan pagi gak masuk, la engko job saya yang satu kan mesti kan yang di puskesmas gimana kan mbak..Terus kaitannya kan juga dengan tim VCT RS itu juga belum bisa mbak.. ” (IU-R1)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 303, "width": 217, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Kalo untuk yang WPS itukan kaya di balakan itu jam kerja mereka kan malem ya, biasanya tiap malam jumat kliwon itu ramenya, mungkin ada yang pernah ngomong gitu minta malam..tapi kebayakan juga gak mau... dan selama ini memang belum pernah sih kita jadwalkan malem gitu ya...(IT-PJK)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 398, "width": 89, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. PEMBAHASAN Sosialisasi", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 422, "width": 222, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim IMS perlu menjalin hubungan yang baik dengan populasi kunci yang akan dilayaninya. Oleh karena itu perlu ada pertemuan sosialisasi.Sosialisasi program pelayanan IMS bertujuan mengkomunikasikan manfaat dan kelebihan produk, jasa, gagasan dari unit pelayanan program di Puskesmas kepada calon pengguna (pasar) yang akhirnya pasar yang membutuhkan akan memanfaatkan unit pelayanan tersebut. Berdasarkan ungkapan diatas diketahui bahwa satu informan utama puskesmas 1 mempersepsikan bahwa tugas tim layanan IMS puskesmas hanya melakukan pemeriksaan saja.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 583, "width": 222, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihak Puskesmas selaku yang bertugas menjalankan fungsinya dalam mempromosikan dan mengenalkannya kepada masyrakat khususnya kelompok risiko tinggi tertular HIV/AIDS tentang klinik IMS seharusnya mengambil bagian dalam penyebarluasan informasi yang jelas tentang klinik IMS baik secara metode, teknik serta media cetak/elektronik lainnya sehingga hasil yang diharapkan optimal. Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 35, "width": 276, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 203, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 788, "width": 20, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 224, "height": 320, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komunikasi itu dapat mencapai semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat, 2005). Tim layanan IMS juga dapat bekerjasama dengan tim komunikasi perubahan perilaku (petugas penjangkau atau pendidik sebaya). Petugas penjangkau dapat berasal dari luar, misalnya dari LSM atau kelompok masyarakat. Sedangkan pendidik sebaya diupayakan berasal dari populasi kunci itu sendiri, sehingga memudahkan terjadinya transformasi nilai dalam kelompok sebaya untuk mendorong perubahan perilaku pada populasi kunci (KPAN, 2010). Hasil wawancara mendalam diatas diketahui bahwa informasi tentang klinik IMS Puskesmas kabupaten Sukoharjo lebih banyak diterima oleh populasi kunci dari LSM. Dalam hal ini LSM memainkan peranan penting dalam penyebaraan informasi mengenai IMS, HIV dan AIDS, yang mana LSM dapat menjangkau kelompok risiko tinggi tertular IMS, HIV dan AIDS yang biasanya sulit dijangkau pemerintah yang dalam hal ini pihak Puskesmas. Melalui proses sosialisasi tersebut diharapkan klien populasi kunci tidak akan merasa takut melainkan akan merasa percaya diri untuk memanfaatkan layanan IMS sesuai jadwal (Kemenkes RI, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 51, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mobilisasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 222, "height": 216, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mobilisasi sebagai suatu pendekatan dimana masyarakat memimpin dan menentukan sifat tanggapan mereka terhadap apa yang menjadi perhatian bersama dan dimana para anggota dalam komunitas mengambil tanggung jawab dan aktif serta memiliki pengaruh dalam membentuk rencana dan mengambil tindakan (Kemenkes 2011).Mobilisasi populasi kunci dalam hal ini tim IMS menyusun jadwal Periodic Presumptive Treatment (PPT) dan penapisan sesuai kesepakatan dalam pertemuan dengan pokja dan populasi kunci. Pada putaran pertama dilaksanakan penapisan dengan pemeriksaan laboratorium diagnostik, putaran kedua PPB, putaran ketiga penapisan dengan pemeriksaan laboratorium sederhana. Tim IMS mengirimkan jadwal PPB dan penapisan kepada pokja, mucikari, WPS dan tim Komunitas Perubahan Perilaku (KPAN, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 222, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pelaksanaannya didapati kendala tidak semua sasaran mau untuk dilakukan pemeriksaan, hasil wawancara menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan minat mengikuti pemeriksaan IMS pada waria lebih tinggi dibandingkan populasi kunci lain.Hasil penelitian sebelumnya oleh Sri Lestari dan Slamet Raharjo (2012) bahwa dari hasil analisa data menunjukkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi minat LSL di Surakarta untuk melakukan tes HIV secara sukarela (VCT)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 222, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meliputi pengetahuan terhadap informasi dasar HIV dan AIDS serta layanan VCT, persepsi masyarakat terhadap komunitas LSL maupun isu HIV dan AIDS, perilaku seks, keberadaan penjangkau, strategi penjangkauan, kecemasan akan terbukanya orientasi seks kepada orang lain serta kecemasan akan hasil tes HIV.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 168, "width": 222, "height": 308, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minat diartikan dengan kesukaan atau kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, perhatian/ keinginan. Melihat kepada minat yang dikaitkan dengan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan atau mencari sesuatu dengan perasaan senang, hal ini juga meliputi minat seseorang untuk mencari akses layanan kesehatan untuk dirinya, dalam hal ini terkait akses kesehatan tentang IMS, HIV dan AIDS. Hal ini sesuai dengan penelitian Sumarlanyang menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan niat pemanfaatan klinik IMS adalah pengetahuan tentang klinik IMS, sikap terhadap klinik dan dukungan mucikari (Sumarlan, 2008). Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan kondisi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka (Green, 2000)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 478, "width": 222, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reward dan punishment merupakan bentuk metode dalam memotivasi individu untuk meningkatkan minat dalam melakukan sesuatu. Reward sendiri artinya adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Pemberian Reward sebagai bentuk Recognition (pengakuan) yang dipublikasikan untuk memacu individu yang lainnya. Metode ini bisa menstimulus individu untuk melakukan suatu perbuatan yang positif secara berulang-ulang. Sementara punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika reward merupakan bentuk dorongan yang positif, maka punishment sebagai bentuk dorongan yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi sarana untuk memotivasi. Tujuan dari metode ini intinya adalah untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (Irawan, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 685, "width": 222, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim IMS dapat berkoordinasi dengan pokja dan tim KPP untuk memastikan para WPS dan populasi kunci lain datang pada hari yang telah ditetapkan (KPAN, 2010). Pokja lokasi merupakan pokja yang dibentuk di lokasi yang beranggotakan para pemangku kepentingan lokal. Pendekatan intervensi struktural memerlukan peran aktif para pemangku", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 35, "width": 276, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 203, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 788, "width": 20, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 222, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepentingan lokal termasuk antara lain mucikari dan pemilik tempat hiburan untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif yang mendukung perubahan perilaku konsisten populasi kunci. Pemberdayaan intervensi struktural dilakukan melalui pemberdayaan populasi kunci dan para pemangku kepentingan lokal diharapkan dapat membangun nilai lokal bersama untuk kesehatan seluruh warga baik di dalam maupun di sekitar lokasi (KPAN, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 153, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterlibatan Kelompok Sasaran", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 225, "width": 59, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 222, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hasil wawancara menyatakan bahwa populasi kunci banyak yang belum tahu adanya layanan pemeriksaan IMS di puskesmas, karena di puskesmas belum ada plang. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Khusnul Khotimah (2011) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan tentang IMS dan HIV/AIDS terhadap perilaku pencegahan IMS dan HIV/AIDS pada WPS dengan p value = 0,021. Plang adalah papan nama yg memuat data atau keterangan tentang suatu hal, dalam hal ini memberikan keterangan tentang pelayanan IMS di puskesmas. Dengan adanya plang tersebut masyarakat di sekitar puskesmas termasuk populasi kunci tahu dan dapat mempergunakan fasilitas tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 222, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua informan utama puskesmas 1 dan puskesmas 2 menyatakan hal yang sama bahwa populasi kunci sebenarnya sudah tahu bahwa di puskesmas memberikan layanan IMS, karena sosialisasi sudah pernah dilakukan, hanya kesadaran dan motivasi populasi kunci yang kurang untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan IMS. Selain itu terjadi pertukaran tempat pemeriksaan yang mana populasi kunci yang berdomisili di Sukoharjo beberapa melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Solo, demikian sebaliknya. Hal ini dimungkinkan adanya perasaan malu jika pemeriksaan didapatkan hasil positif, dengan mengikuti pemeriksaan di tempat pelayanan yang tidak berdekatan dengan tempat tinggal mereka, populasi kunci merasa lebih nyaman karena mereka belum dikenal oleh petugas sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 222, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partisipasi dari populasi kunci khususnya yang masih muda dan senior bukan tanpa hambatan. Mereka yang takut untuk membuka dirinya, bahkan menolak keberadaan dirinya sendiri menjadi hambatan utama agenda penanggulangan IMS, HIV dan AIDS ini untuk terlaksana. Populasi kunci ini cenderung menolak untuk bergaul dengan kelompok yang berbeda karena ada stigma dan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Populasi kunci muda dianggap tidak berisiko karena orang dewasa yang lebih", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 222, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak terlibat dalam penanggulangan IMS, HIV", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 766, "width": 59, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan AIDS", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 222, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebelumnya. Relasi kuasa semacam ini membuat komunikasi kebutuhan populasi kunci muda tidak terakomodasi kepada orang dewasa yang lebih dulu bergerak dalam hal ini (Kristanti, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 145, "width": 224, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa persepsi tentang klinik IMS di Puskesmas pada kelompok risiko tinggi IMS, HIV/AIDS berbeda-beda. Perilaku seseorang untuk melakukan tes IMS secara sukarela merupakan hasil belajar dari pengalaman sebelumnya, baik dari pengetahuan yang diperoleh, pengalaman seksual, kondisi mental juga pengalaman di lingkungan sosialnya yang meliputi teman, keluarga, komunitas (Kristanti, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 271, "width": 221, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, dalam penelitian yang berbeda tentang studi fenomenologi kesadaran diri Wanita Pekerja", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 294, "width": 222, "height": 285, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seks Melakukan Pemeriksaan VCT di layanan VCT Mobile RSUD RAA Soewondo Pati di Resosialisasi Lorong Indah Margorejo Pati menunjukkan bahwa persepsi WPS tentang HIV/AIDS adalah penyakit menular lewat hubungan seksual, cara pencegahannya adalah dengan menawarkan kondom kepada pelanggan, pandangan WPS terhadap konsep diri umumnya negatif, masalah - masalah yang dialami WPS adalah gangguan kesehatan fisik, masalah psikis, sosial, serta mobilitas yang tinggi yang menghambat dalam pelaksanaan pemeriksaan VCT, mekanisme koping WPS adalah mekanisme koping positif dan negatif, support system yang didapat untuk melakukan pemeriksaan VCT adalah berasal dari dalam dan luar diri WPS. Hal ini dapat mempengaruhi orang lain lagi khususnya sesama kelompok risiko tinggi tertular IMS, HIV/AIDS untuk mau memanfaatkan fasilitas klinik IMS dan VCT atau tidak (ingin memanfaatkan klinik IMS dan VCT Puskesmas dan lebih memilih untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang lebih baik) (Pujianto, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 582, "width": 222, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk membuat persepsi informan dalam penelitian ini dimana mereka adalah kelompok risiko tinggi tertular IMS, HIV dan AIDS yang merupakan sasaran utama dari program klinik IMS tersebut, maka pihak Puskesmas selaku yang memiliki layanan tersebut hendaknya meningkatkan pelayanan mereka dengan baik. Memberikan rasa nyaman kepada siapa saja yang menggunakan pelayanan klinik IMS tersebut terkhusus kelompok populasi kunci merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan dan tetap melakukan prosedur tetapnya dalam memberikan pelayanan yaitu tetap melakukan konseling kepada siapa saja yang melakukan pemeriksaan walaupun mereka sudah mendapatkan konseling dari pihak LSM selaku pendamping mereka. (Darmawan,", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 35, "width": 276, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 5 No. 2 – Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 203, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 788, "width": 20, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 31, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015).", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 65, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 133, "width": 62, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 221, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puskesmas bekerjasama dengan LSM dalam melakukan sosialisasi program layanan IMS ke populasi kunci.Penjadwalan penapisan dan Periodic", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 179, "width": 53, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Presumtive", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 222, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Treatmentserta penapisan di puskesmas adalah berdasarkan kesepakatan antara populasi kunci dengan LSM / petugas penjangkau atau pokja, namun peran pokja dan petugas penjangkau belum mendapatkan hasil yang optimal. Keterlibatan populasi kunci dalam program pelayanan IMS adalah sebagai Peer Educator (PE), outlet kondom serta penjangkau. Kelompok waria cenderung lebih kooperatif dibandingkan populasi kunci yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 317, "width": 33, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 222, "height": 216, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dapatberkoordinasi dengan tokoh agama setempat untuk membantu sosialisasi dan pelayanan program pelayanan IMS dan melakukan komunikasi secara terus menerus dengan organisasi profesi kesehatan (IBI, IDI, PPNI), organisasi sosial (tokoh masyarakat, kelompok arisan), desa siaga, peer educator dan Warga Peduli AIDS (WPA) untuk memotivasi masyarakat khususnya populasi kunci datang ke Puskesmas pelayanan IMS. Frekuensi sosialisasi dan penyuluhan lintas program dan lintas sektor lebih ditingkatkan, sebaiknya rutin setiap bulan sekali untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan LSM sebagai penjebatannya. Meningkatkan komitmen dan kinerja dalam melaksanakan pelayanan IMS baik saat jam kerja puskesmas maupun di luar kerja puskesmas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 95, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 222, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmawan, JE. Penanggulangan HIV dan AIDS dan Ketelibatan Populasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 223, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muda . http://informasi/hksr/penanggulangan- hivaids-oleh-populasi-kunci-muda ; 15 Juni 2015. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 . Sukoharjo: DKK Sukoharjo. Irawan, R. Pentingnya Reward dan Punishment dalam Organisasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 223, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bisnis . http://www.kaffah.biz/artikel ; 15 Juni 2015 Green, L.W. & Kreuter, M.W. 2000.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 742, "width": 77, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HealthPromoting", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 742, "width": 66, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palnning :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 98, "width": 429, "height": 677, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An Educational andenvironmental Approach. MayfieldPublishing Co. California Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual . Jakarta: Kemenkes RI. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2010. Pedoman Pencegahan HIV Melalui", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 156, "width": 222, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmisi Seksual . Jakarta: KPAN. ------------------------------------. 2010. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2010 - 2014. Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 202, "width": 223, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KPAN. ------------------------------------. 2011. Pedoman Pengorganisasian Komunitas Dalam PMTS . Jakarta: Komisi Penanggulagan AIDS Nasional.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 259, "width": 223, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kristanti, EF. 2008. Pengetahuan sikap dan tindakan IDU untuk melakukan VCT dalam kaitannya dengan HIV/AIDS di Kota Surakarta(Skripsi) . Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UN.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 317, "width": 223, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pujianto, A dan Dwidiyanti, M. 2009. Studi Fenomenologi : Kesadaran Diri Wanita Pekerja Seks ( WPS ) melakukan Pemeriksaan VCT ( Vountary Counselling and Testing ) di Layanan Mobile VCT", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 374, "width": 31, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RSUD", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 374, "width": 197, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RAA Soewondo Pati di Resosialisasi Lorong Indah Margorejo Pati . Semarang: Program Studi Keperawatan Universitas Diponegoro; 2009.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 420, "width": 223, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi . Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Sumarlan. 2008. Niat Pekerja Seks (WPS) Gajah Kumpul terhadap Pemanfaatan Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) di", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 490, "width": 194, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puskesmas Batangan Kabupaten Pati JawaTengah. Tesis .", "type": "Text" } ]
b8954e2f-6a64-43dd-0cda-2eff030fd860
https://ijphs.iaescore.com/index.php/IJPHS/article/download/22000/13633
[ { "left": 85, "top": 59, "width": 239, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Public Health Science (IJPHS)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 213, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 11, No. 4, December 2022, pp. 1357~1366 ISSN: 2252-8806, DOI: 10.11591/ijphs.v11i4.22000", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 80, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 1357", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 185, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://ijphs.iaescore.com", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 107, "width": 382, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurse's foci of commitment model to decrease turnover intention", "type": "Title" }, { "left": 116, "top": 164, "width": 377, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursalam Nursalam 1 , Nurul Hikmatul Qowi 2 , Tri Johan Agus Yuswanto 3 , Ferry Efendi 1", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 175, "width": 208, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Faculty of Nursing, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 184, "width": 370, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Department of Nursing, Faculty of Health Science, Universitas Muhammadiyah Lamongan, Lamongan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 193, "width": 296, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Department of Nursing, Health Polytechnic Ministry of Health Malang, Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 235, "width": 208, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info ABSTRACT Article history: Received Apr 21, 2022 Revised Aug 16, 2022 Accepted Sep 5, 2022", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 252, "width": 280, "height": 226, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The hospital is an organization in the service sector with nurses as the main resource. Increasing the commitment of the nurses was one of the ways to retain nurses. This cross-sectional study explained nurse’s foci of commitment model to decrease turnover intention. Variables in this study included nurse characteristics, job characteristics, work experience, organizational factors, nurse commitment, and turnover intention. The population was nurses who have worked in islamic hospital in Surabaya, Indonesia. The 119 nurses selected as sample based on simple random sampling. Data collected using questionnaires and analyzed using partial least squares (PLS). Nurse characteristics influenced nurse commitments (path coefficient=0.252; t=2.953) and turnover intention (path coefficient=- 0.239; t=2.458). Job characteristics influenced nurse commitments (path coefficient=0.190; t=2.409) and turnover intention (path coefficient=-0.183; t=2.107). Work experience influenced nurse commitments (path coefficient=0.208; t=2.231) and turnover intention (path coefficient=-0.153; t=1.964). organizational factors influenced nurse commitments (path coefficient=0.218; t=2.170) and turnover intention (path coefficient=-0.174; t=2.330). Nurse commitment influenced turnover intention (path coefficient=-0.226; t=2.084). The nurse's commitment as moderate these factors in reducing turnover intention. The influence of job satisfaction, nurse commitment, and perceived organizational support to turnover intention needs further research.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 323, "width": 83, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Commitment model Job satisfaction Nurse commitment", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 375, "width": 88, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organizational factor Turnover intention", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 398, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Work experience", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 487, "width": 215, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 546, "width": 99, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 563, "width": 368, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurul Hikmatul Qowi Department of Nursing, Faculty of Health Science, Universitas Muhammadiyah Lamongan Raya Plalangan Plosowahyu Street KM3 62218, Lamongan, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 106, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 444, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "These days, hospitals are competing to provide high-quality, cost-effective, and accessible services to give people needs [1]. The success of the hospital as an organization depends on how leaders utilize human resources effectively [2]. Nursing is one of the important resources of the hospital [3]. Every hospital has major problems related to how to retain nursing staff to keep working in the same hospital for a long period of time [4] causing the turnover of nurses [5]. The nurse turnover rate is 10-20% in the United States [4], [6] United Kingdom, Australia, and Japan [6]. Turnover nurses rate who work in the first year in the United States is as high as 27.1% [6] while the rate turnover of nurses in Taiwan around 22.1% of the 4,602 new nurses with years of work under three months at a health center in 2009 [7].", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 272, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci, Vol. 11, No. 4, December 2022: 1357-1366", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1358", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 444, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mexican hospitals cost more than 5% of annual operating costs due to nurse turnover [8]. The largest costs are used for temporary reimbursement, orientation and training [9]. Turnover also causes the loss of trained and skilled nurses, resulting in decreased hospital productivity [6]. High nurse-patient ratios as a result of reduced nurses will lead to high nursing workload, decreased quality of nursing care [10]. Therefore, organizations should make efforts to strengthen human resources for health [11]. One of the ways used to retain employees is by increasing the commitment of the employees themselves [12].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 444, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the model of organizational commitment, commitment is influenced by three factors include personal characteristics, job characteristics, and work experience [12]. Organizational factors are important factors affecting organizational commitment [13], [14]. Organizational factors include workload, stress, management style, empowerment, and role perception, career development and salary development [5].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 444, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The latest trends in commitment research is using analytic strategy that centered on individual homogeneous thinking about the different commitments [15]. The target commitment (foci of commitment) is a commitment to the organization, supervisors, workgroup, and occupation [16], [17]. The development of foci of commitment for nursing staff in healthcare setting include commitment to hospital, commitment to nurse unit manager, nurse, and occupation. Foci of commitment can affect employees' turnover intention [18]. According to published literatures, employees’ commitments that can predict turnover are organizational commitment [19], commitment to workgroups [20], affective commitment to super- visors [15], [21] and occupation commitment [16].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 442, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurses who come in and out quickly reflect high turnover. This kind of phenomenon is very detrimental to the hospital. Efforts to increase commitment through the foci of commitment approach give nurses the flexibility to commit to anyone who is considered to provide comfort during work. The comfort formed will reduce the nurse's intent to leave the hospital. Increasing nurse commitment is the best strategy for resource retention of nurses in improving the quality of hospital services. This study aimed to explain nurse's foci of commitment models to decrease turnover intention in health care setting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 130, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 442, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study was done from February–March 2018 at one of the islamic hospital in Surabaya, East Java, Indonesia. This was cross-sectional study involved sample from seven units include critical care, emergency, surgery, inpatient, outpatient, haemodialysis, and neonatal care. The sample used in the first stage were 119 nurses using cluster sampling. The number of respondents by unit was as follows: i) Critical care (n=8); ii) Emergency (n=15); iii) Surgery (n=12); iv) Inpatient (n=57); v) Outpatient (n=11); vi) haemodialysis (n=10); and vii) Neonatal care unit (n=6) (total nurses=119).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 445, "height": 285, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gender, age, education, employment status, tenure, and the work unit were assessed as a demographic data. Need for achievement as nurse characteristics measured using the manifest needs questionnaire (MNQ) [22]. MNQ consist of five item with a 7-point likert type scale (1 refers to never and 7 refers to always). Job descriptions questionnaires [23], [24] was used to measure the job characteristics. Job descriptions questionnaires consist of six item with 7-point likert type scale (1 refers to never and 7 refers to always) include the identity of the task, the optional interaction and feedback. Work experience was measured using a questionnaire prepared by the researchers. Work experience questionnaire consist of 20 item with 5-point likert type scale (1 refers to very disagree and 5 refers to very agree) include: i) Nurse attitude; ii) Organizational dependability; iii) Personal importance, and iv) Met expectations. Nurse stress scale [25] was used to measure the stress of work and the workload of nurses. Nurse stress scale consist of 29 item with 4-point likert type scale (0 refers to never and 3 refers to always) include: i) death and dying; ii) conflict with physicians; iii) Inadequate preparation; iv) Lack of support; v) Conflict with other nurses; vi) workload; and vii) uncertainty concerning treatment. Practice environment scale of the nursing work index (PES-NWI) [26] was used to measure the management style, empowerment, and the role perception. PES-NWI consist of 24 item with 4-point likert type scale (1 refers to very disagree and 4 refers to very agree) include nurse participation in hospital affairs, nurse foundations for quality care, nurse manager ability, leadership, and support of nurses. Career development was measured using the scale for nurses career [27]. The scale for nurses career consist of 13 item with 5-point likert type scale (1 refers to very disagree and 5 refers to very agree) include career goal, career capacity, and career opportunity. Salary was measured using nurse job satisfaction questionnaire [28]. Nurse job satisfaction consist of 4 item with 5-point likert type scale (1 refers to very unsatisfy and 5 refers to very satisfy). Foci of commitment was measured using organizational commitment questionnaire [29] that consist of 12 item 5-point likert type scale (1 refers to very disagree and 5 refers to very agree). This questionnaire used to measure commitment to hospital, commitment to nurse unit manager, commitment to workgroup, and commitment to occupation. Turnover intention was measured using a questionnaire developed by the researchers. Turnover intention questionnaire", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 95, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 217, "top": 776, "width": 310, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurse's foci of commitment model to decrease turnover intention (Nursalam)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 443, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1359 consist of six item with 5-point likert type scale (1 refers to very disagree and 5 refers to very agree) include thinking of quitting, intent to search, and intent to quit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 442, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The statistical analysis was using partial least squares (PLS). Strategical issues were determined based on PLS result and discussed in a focus group discussion (FGD) to give the solutions how to decrease turnover intention. This study was approved by the ethical committee of the islamic hospital Surabaya with certificate number 0002/KEPK-RSI JS/II/2018.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 159, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 54, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Results", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 442, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smart PLS-2 program were used to analyse research data. Based on Table 1, it can be seen that nurses were mostly female (73.1%), and between 21–40 years old (97%). The nurses were completed undergraduate degrees 70.6 %. Nurses with married status were 66.4% and employment status as a permanent employee were 69.7%. The majority of the nurses had worked one to five years of work experience 72.3%.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 278, "width": 293, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Distribution of general characteristics of the respondent (n=119)", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 289, "width": 190, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Characteristics n % Gender Female Male 87 32 7.1 26.9 Age (year) 40-60 21-40", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 336, "width": 155, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "<21 1 116", "type": "Picture" }, { "left": 211, "top": 336, "width": 190, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 0.8 97.5 1.7 Latest education D3 (3-year diploma) S1 (undergraduate)/D4 (4-year diploma) S2 (postgraduate) 84 35 0 70.6 29.4 0 Marital status Married Single Widow/widower 79 39 1 66.4 32.8 0.8 Employment status Permanent Non permanent Contract 83 10 26 69.7 8.4 21.8 Tenure (Year) 1-5 6-10 11-20", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 483, "width": 190, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ">20 86 25 7 1 72.3 21.0 5.9 0.8 Work unit Out patient In patient", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 547, "width": 38, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Emergency", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 557, "width": 47, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intensive care", "type": "Picture" }, { "left": 221, "top": 529, "width": 180, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operating room Hemodialysis Neonatal care 11 57 15 8 12 10 6 9.2 47.9 12.6 6.7 10.1 8.4 5.0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 442, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 (see in Appendix) can be seen in appendix which presents the variables of nurse commitment and turnover intention. The majority of nurses were had high need for achievement (79.8%). In job characteristics, optional interaction was the lowest in high category (63%). In work experience, the lowest was nurse attitude, which was in the negative attitude category (47.1%). In organizational factors, the lowest was salary, which was in unsatisfy category (45.4%). At the nurse commitment, the highest was commitment to occupation, which was in high category (27.7%) and low category (14.3%). At the turnover intention, the highest was intent to search, which was in yes category (68.1%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 442, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The result of hypothesis test of development nurse commitment model to reduce turnover intention shows that nurse commitment influenced by personal characteristics, job characteristics, work experience, organizational factors. Turnover intention also influenced by these factors and nurse commitment (commitment to hospital, nurse unit manager, workgroup/ nurse, and occupation).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 442, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Figure 1, the nurse characteristics influence the nurse commitment had a path coefficient of 0.252. The job characteristics influence the nurse commitment had a path coefficient of 0.190. The work", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 272, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci, Vol. 11, No. 4, December 2022: 1357-1366", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1360", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 444, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "experience influence the nurse commitment had a path coefficient of 0.208. The organizational factors influence nurse commitment had a path coefficient of 0.218. The nurse commitment influence the turnover intention had a path coefficient of -0.226. The nurse characteristics influence the turnover intention had a path coefficient of -0.239. The job characteristics influence the turnover intention had a path coefficient of -0.183. The work experience influence the turnover intention had a path coefficient of -0.153. The organizational factors influence the turnover intention had a path coefficient of -0.174. Nurse commitment decreased turnover intention by 48.2%. The results of the analysis on PLS tests that have been done, variables are arranged according to the priority of the most influential factors. The last model of nurse commitment based on foci of commitment is described in Figure 2.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 530, "width": 92, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X1 Nurse characteristics X1.1 Need for achievement", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 548, "width": 33, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X1.2 Age", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 530, "width": 113, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X3 Work experience X3.1 Personal importance X3.2 Met Expectations X3.3 Organizational dependability X3.4 Nurse attitude", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 530, "width": 79, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y1 Nurse commitment", "type": "Section header" }, { "left": 360, "top": 539, "width": 134, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y1.1 Commitment to workgroup (nurse)", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 548, "width": 109, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y2.1 Commitment to occupation", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 557, "width": 134, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y2.3 Commitment to nurse unit manager Y2.4 Commitment to hospital", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 576, "width": 78, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X2 Job characteristics", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 585, "width": 84, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X2.1 Optional interaction X2.2 Feedback X2.3 Task identity", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 576, "width": 91, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X4 Organizational factors X4.1 Career development X4.2 Management style X4.3 Role perception X4.4 Empowerment X4.5 Salary", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 576, "width": 79, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y2 Turnover intention", "type": "Section header" }, { "left": 360, "top": 585, "width": 85, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y2.1 Thinking of quitting Y2.2 Intent to search Y2.3 Intent to quit", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 643, "width": 271, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. The nurse’s foci of commitment model based on PLS test", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 442, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As shown in Figure 1, nurse characteristics, job characteristics, work experience, and organizational factors influenced the turnover of intention directly or through nurse commitment. Sobel test conducted to determine the effect of nurse commitment as a mediator in reducing turnover intention. The sobel test results showed at Table 3 that nurse characteristics (3.385>1.96), job characteristics (4.059>1.96), work experience (3.549>1.96), and organizational factors (3.534>1.96) significant to decrease turnover intention.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 95, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 217, "top": 776, "width": 310, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurse's foci of commitment model to decrease turnover intention (Nursalam)", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1361", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 293, "width": 221, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. The final nurse’s foci of commitment model", "type": "Caption" }, { "left": 162, "top": 323, "width": 288, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Sobel test result of nurse’s foci of commitment model (n=119)", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 335, "width": 394, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Variable Sobel test SE P value 1 Nurse characteristics (X1) → nurse commitment (Y1) → turnover intention (Y2) 3.385 0.053 0.0007 2 Job characteristics (X2) → nurse commitment (Y1) → turnover intention (Y2) 4.059 0.04 0.00004 3 Work experience (X3) → nurse commitment (Y1) → turnover intention (Y2) 3.549 0.053 0.00038 4 Organizational factors (X4) → nurse commitment (Y1) → turnover intention (Y2) 3.534 0.053 0.00035", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 68, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 442, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The nurse characteristics, job characteristics, work experience, organizational factors can increase the nurse commitment and reduce turnover intention. Two indicators that can describe the nurse characteristics include need for achievement and age. Nurse who have high need for achievement will do their best for their work, improve their skill, and spirit in facing challenges in working.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 445, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The most influential indicators on job characteristics are optional interaction with co-workers (other nurses, doctors, and hospital staff). Interactions with colleagues that occur on an ongoing basis will form friendships in the work environment. The benefits of this interaction are felt in the presence of improved teamwork and effective system support in work.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 442, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Personal importance is the indicator of work experience. The nurse will feel that the work is very valuable if the nursing work is rewarded by nurse unit manager or a higher leader, such as a nursing manager. Rewards not only given as salary or incentives, thank-you is one of the most important appreciation for nurses. Nurses who are given additional responsibility also feel that their work in the hospital can be relied.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 444, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Career development influences organizational factors. Career development is very important for nurses who have high career achievement goals. Nurses who can enjoy the their career can trigger nurse job satisfaction. Another indicator that also affects organizational factors is management style. How leaders behave, interact with employees, and how to solve problems will be accepted or rejected by the nurse. Non-compliance of nurse expectation with leader can lead nurses to disrespect to leader, absent at work, and other rejection behavior. Stress and workload are not an indicator of organizational factors. Stress and workload depend on the nurse's perception and nurse’s comfort in doing their job. Nurses who feel comfortable with their work will feel happy doing their work even though the workload in the unit is very high, and vice versa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 442, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The low commitment to workgroup (nurse) can decrease nurse commitment. The nurse's discomfort in working causes the nurse to laze around the workplace and become unproductive. Improving teamwork among the nurses can be done to increase the commitment to the workgroup. Turnover intention can be decreased by preventing nurses from thinking of quitting from the hospital. Nurses who feel satisfied and fulfilled their needs will want to stay in the hospital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 442, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1 shows that nurse characteristics, job characteristic, work experience, and organizational factors positively influenced nurse commitment. Hence, it was negatively associated with turnover intention. Nurse characteristics, job characteristic, work experience, and organizational factors can be directly decreased turnover intention.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 272, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci, Vol. 11, No. 4, December 2022: 1357-1366", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1362", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 444, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Foci of commitment is a unity consisting of individuals, groups, to whom an employee is bound [30]. Commitment is complex, diverse, and can be directed to focused commitments within and outside the organization [31]. In health services, the concept of the target (focus) of this commitment can be used to consider the behavior of employees. This behavior can be a withdrawal behavior from the workplace [32]. The fact that employees tend to commit to a variety of work focuses that have consequences (directly or indirectly) for their decision to leave, or live together, at the organization [31].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 442, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study explain that turnover intention can be decreased by increasing the commitment of nurses, which consists of commitment with workgroup (nurses), occupation, nurse unit manager, and hospital. This result is in line with study that the foci of commitment consisting of commitment to the organization, supervisors, co-workers and occupation can predict the willingness of employees to leave the organization and leave their jobs [16], [17]. Commitment to the workgroup is the nurse's attachment to a nurse who works in one room. The attachment between group members will tend to be higher than the attachments between different work groups within the same organization [20]. Nurses will have a lot of support from work groups rather than organizations [20]. Interaction with workgroups is more common and individuals are more active in the workplace than in organizations in everyday life [33]. Affective commitment to work groups can be improved through enhancing perceived work group cohesiveness [21] through teamwork development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 444, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Work commitment is a measure of workers' loyalty to a particular field of work [34]. Affective work commitment reflects professional attachment, identification, and involvement in work or profession [35]. The suitability between the nurse's perception and experience gained during the work may influence the nurse's decision to continue working [36]. A person who is satisfied with the fulfillment of basic needs can increase work commitment [37]. Affective commitment to work can be built through career development and professional skill enhancement and followed by rewards [38]. Commitment to nurse unit manager is a commitment to the supervisor. Commitment to supervisors shows employees' trust and openness to supervisors [39]. Commitment to the supervisor is related to vertical relevance based on the principle of reciprocity [40]. Professional employees will show more loyalty to the supervisor than to the organization [40]. Employees who are committed to high supervisors have a low intention to quit [15]. Affective commitment to the supervisor is strongly influenced by the leader member exchange (LMX) [21].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 442, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definition of organizational commitment as a psychological construct that characterizes the relationship of members of an organization with its organization and has implications for the individual's decision to continue his membership in organization [41]. Individuals who are committed to high organization will have greater work efficiency and job satisfaction. [42]. High job satisfaction will decrease employees' desire to leave the organization. Affective commitment to the organization can be built through employee engagement in decision making, formulating the needs and expectations of employees according to hospital goals, building leadership behaviors that are nurses and tasks oriented, and enhancing the clarity of employee roles in the organization [43].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 442, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Foci of commitment is a commitment built based on commitment targets. The separation of nurse commitment has one purpose that is for the advancement of organization (hospital). In this study, commitment to the workgroup is the first commitment to be built. This commitment is enhanced by the improvement of team work. Before building a team work, the nurse must know the benefits of teamwork first. The role of nurse and nurse unit manager becomes very important in creating a good working atmosphere between nurses. This good teamwork will improve the relationship between nurses and nurses with the nurse unit manager.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 94, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 442, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study revelaed that nurse characteristics with the indicators of need for achievement directly influenced nurse commitment. Job characteristics using the indicators of optional interaction influenced nurse commitment. Work experience directly influenced nurse commitment, especially in personal importance. Organizational factors in career development and management style also increase nurse commitment. Nurse commitment influenced turnover intention in commitment to workgroup (nurses). Personal characteristics, job characteristics, work experience, and organizational factors directly influenced turnover intention. The nurse commitment model can decrease turnover intention by increase commitment to workgroup (nurses), commitment to occupation, commitment to nurse unit manager, and commitment to hospital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 442, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The importance of nurses’ emotional attachment and comfortable environment in working to maintain nurses working in hospitals. Hospitals should do an effort how to reduce nurse intention turnover through increased emotional attachment of nurses. Nurses are homogeneous individuals with different commitment targets. Nurses can increase commitment to their chosen commitment targets, including commitment to workgroup (nurse), commitment to occupation, commitment to nurse unit manager, and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 95, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 217, "top": 776, "width": 310, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurse's foci of commitment model to decrease turnover intention (Nursalam)", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1363", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "commitment to hospital. This commitment is enhanced through increased need for achievement, improve nurse relationships with colleagues, provide additional responsibilities and awards to nurses, and develop a clear career of nurses.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 444, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Limitations in this study are research results that can not be generalized in all hospitals. In addition, the number of instruments used by researchers is very much to be able to represent each variable studied, so that respondents feel bored that can affect the dishonesty of respondents in filling the questionnaire. The influence of job satisfaction, nurse commitment, and perceived organizational support to turnover intention needs further research.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 70, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 441, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] G. Basit and S. Duygulu, “Nurses’ organizational trust and intention to continue working at hospitals in Turkey,” Collegian , vol. 25, no. 2, pp. 163–169, Apr. 2018, doi: 10.1016/j.colegn.2017.05.003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 442, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] K. E. Lee, J. H. Kim, and M. J. Kim, “Influence of perceived organizational justice on empowerment, organizational commitment and turnover intention in the hospital nurses,” Indian Journal of Science and Technology , vol. 9, no. 20, pp. 1–8, May 2016, doi: 10.17485/ijst/2016/v9i20/94702.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] C. M. Ulrich et al. , “Everyday ethics: Ethical issues and stress in nursing practice,” Journal of Advanced Nursing , vol. 66, no. 11, pp. 2510–2519, 2010, doi: 10.1111/j.1365-2648.2010.05425.x.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 442, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] S. De Gieter, J. Hofmans, and R. Pepermans, “Revisiting the impact of job satisfaction and organizational commitment on nurse turnover intention: An individual differences analysis,” International Journal of Nursing Studies , vol. 48, no. 12, pp. 1562–1569, Dec. 2011, doi: 10.1016/j.ijnurstu.2011.06.007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] L. J. Hayes et al. , “Nurse turnover: A literature review–an update,” International Journal of Nursing Studies , vol. 49, no. 7, pp. 887–905, Jul. 2012, doi: 10.1016/j.ijnurstu.2011.10.001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 442, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] M. Takase, “A concept analysis of turnover intention: Implications for nursing management,” Collegian , vol. 17, no. 1, pp. 3–12, 2010, doi: 10.1016/j.colegn.2009.05.001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Y.-M. Chiang and Y. Chang, “Stress, depression, and intention to leave among nurses in different medical units: Implications for healthcare management/nursing practice,” Health Policy , vol. 108, no. 2–3, pp. 149–157, Dec. 2012, doi: 10.1016/j.healthpol.2012.08.027.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 441, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] J. Liu, J. Yang, Y. Liu, Y. Yang, and H. Zhang, “The use of career growth scale in Chinese nurses: Validity and reliability,” International Journal of Nursing Sciences , vol. 2, no. 1, pp. 80–85, Mar. 2015, doi: 10.1016/j.ijnss.2015.01.010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 441, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] F. North, N and Hughes, “Methodological challenges to researching nursing turnover in New Zealand: A progress report of a national study,” Asia Pacific Journal of Health Management , vol. 1, no. 1, pp. 45–51, 2006, doi: 10.3316/ielapa.628733330779463.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 442, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] C. B. Jones, “Revisiting nurse turnover costs,” JONA: The Journal of Nursing Administration , vol. 38, no. 1, pp. 11–18, Jan. 2008, doi: 10.1097/01.NNA.0000295636.03216.6f.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] B. C. Holtom, T. R. Mitchell, T. W. Lee, and M. B. Eberly, “5 turnover and retention research: A glance at the past, a closer review of the present, and a venture into the future,” The Academy of Management Annals , vol. 2, no. 1, pp. 231–274, Jan. 2008, doi: 10.1080/19416520802211552.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] R. M. Steers, “Antecedents and outcomes of organizational commitment,” Administrative Science Quarterly , vol. 22, no. 1, pp. 46–56, 1977, doi: 10.2307/2391745.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] S. Su, K. Baird, and B. Blair, “Employee organizational commitment: The influence of cultural and organizational factors in the Australian manufacturing industry,” International Journal of Human Resource Management , vol. 20, no. 12, pp. 2494–2516, 2009, doi: 10.1080/09585190903363813.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] F. Khan and S. Zafar, “The influence of organizational factors on employees’ commitment levels: A study of the banking,” Pakistan Business Review , pp. 570–590, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] J. P. Meyer, A. J. S. Morin, and C. Vandenberghe, “Dual commitment to organization and supervisor: A person-centered approach,” Journal of Vocational Behavior , vol. 88, pp. 56–72, Jun. 2015, doi: 10.1016/j.jvb.2015.02.001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 441, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] M. Clugston, J. P. Howell, and P. W. Dorfman, “Does cultural socialization predict multiple bases and foci of commitment?,”", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 549, "width": 314, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Management , vol. 26, no. 1, pp. 5–30, Feb. 2000, doi: 10.1177/014920630002600106.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 441, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] P. Dasgupta, “Examining the relationship between turnover intention of nurses with job satisfaction, affective, occupational, and group commitments: Study in private hospitals,” Jindal Journal of Business Research , vol. 3, no. 1–2, pp. 29–38, Jun. 2014, doi: 10.1177/2278682115627228.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 442, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] S. A. Veurink and R. Fischer, “A refocus on foci: A multidimensional and multi-foci examination of commitment in work contexts,” New Zealand Journal of Psychology , vol. 40, no. 3, pp. 160–167, 2011, [Online]. Available: https://www.psychology.org.nz/journal-archive/Fischer.pdf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] S. A. Wasti and Ö. Can, “Affective and normative commitment to organization, supervisor, and coworkers: Do collectivist values matter?,” Journal of Vocational Behavior , vol. 73, no. 3, pp. 404–413, 2008, doi: 10.1016/j.jvb.2008.08.003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] D. Knippenberg and E. C. M. Schie, “Foci and correlates of organizational identification,” Journal of Occupational and Organizational Psychology , vol. 73, no. 2, pp. 137–147, Jun. 2000, doi: 10.1348/096317900166949.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] C. Vandenberghe, K. Bentein, and F. Stinglhamber, “Affective commitment to the organization, supervisor, and work group: Antecedents and outcomes,” vol. 64, no. 1, pp. 47–71, 2004, doi: 10.1016/S0001-8791(03)00029-0.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] D. N. Steers, R. M., & Braunstein, “A behaviorally-based measure of manifest needs in work settings,” Journal of Vocational Behavior , vol. 9, no. 2, pp. 251–266, 1976.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[23] M. T. Guise, “Test of Hackman and Oldham’s job characteristics model in a post-secondary educational setting.” Brock University, Catharines, p. 170, 1988. [Online]. Available: http://hdl.handle.net/10464/2091", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] J. R. Hackman and E. E. Lawler, “Employee reactions to job characteristics,” Journal of Applied Psychology , vol. 55, no. 3, pp. 259–286, 1971, doi: 10.1037/h0031152.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] P. Gray-Toft and J. G. Anderson, “The nursing stress scale: Development of an instrument,” Journal of Behavioral Assessment , vol. 3, no. 1, pp. 11–23, Mar. 1981, doi: 10.1007/BF01321348.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 442, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[26] E. T. Lake, “Development of the practice environment scale of the nursing work index,” Research in Nursing & Health , vol. 25, no. 3, pp. 176–188, Jun. 2002, doi: 10.1002/nur.10032.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 440, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[27] Q. Weng and Y. Xi, “Career growth study: scale development and validity test,” Management Review , vol. 23, no. 10, pp. 132–", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 272, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci, Vol. 11, No. 4, December 2022: 1357-1366", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1364", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 82, "width": 188, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "143, 2011, doi: 10.14120/j.cnki.cn11-5057/f.2011.10.017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 426, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[28] N. Nursalam, Nursing management: Application in practice professional nursing , Edisi Pert. Jakarta: Salemba Medika, 2002.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 442, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[29] J. P. Meyer and N. J. Allen, “TCM employee commitment survey academic users guide 2004,” PDF4PRO . pp. 1–16, 2004. Accessed: Feb. 20, 2022. [Online]. Available: https://pdf4pro.com/view/academic-users-guide-dec-2004-employee-commitment- 2e2299.html", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 442, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[30] T. E. Becker, “Foci and bases of commitment: Are they distinctions worth making?,” Academy of Management Journal , vol. 35, no. 1, pp. 232–244, Mar. 1992, doi: 10.2307/256481.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 442, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[31] F. Stinglhamber, K. Bentein, and C. Vandenberghe, “Extension of the three-component model of commitment to five foci: Development of measures and substantive test,” European Journal of Psychological Assessment , vol. 18, no. 2, pp. 123–138, 2002, doi: 10.1027//1015-5759.18.2.123.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 441, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[32] T. A. Perreira, W. Berta, and M. Herbert, “The employee retention triad in health care: Exploring relationships amongst organisational justice, affective commitment and turnover intention,” Journal of Clinical Nursing , vol. 27, no. 7–8, pp. 1451– 1461, Apr. 2018, doi: 10.1111/jocn.14263.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 441, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[33] M. Riketta and R. Van Dick, “Foci of attachment in organizations: A meta-analytic comparison of the strength and correlates of workgroup versus organizational identification and commitment,” Journal of Vocational Behavior , vol. 67, no. 3, pp. 490–510, Dec. 2005, doi: 10.1016/j.jvb.2004.06.001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 442, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[34] T. L.-P. Tang, P. H. Cunningham, E. Frauman, M. I. Ivy, and T. L. Perry, “Attitudes and occupational commitment among public personnel: Differences between baby boomers and gen-Xers,” Public Personnel Management , vol. 41, no. 2, pp. 327–360, Jun. 2012, doi: 10.1177/009102601204100206.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 441, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[35] B. P. H. Cunningham, T. L. Tang, E. Frauman, M. I. Ivy, and T. L. Perry, “Leisure ethic, money ethic, and occupationai commftment among recreation and park professionais: Does gender make a difference ?,” Public Personnel Management , vol. 41, no. 3, pp. 421–449, 2012, doi: 10.1177/009102601204100303.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 442, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[36] S. Guerrero, D. Chênevert, and S. Kilroy, “New graduate nurses’ professional commitment: Antecedents and outcomes,” Journal of Nursing Scholarship , vol. 49, no. 5, pp. 572–579, 2017, doi: 10.1111/jnu.12323.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 442, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[37] J. Fertig, “Evaluating that piece of paper: The effect of motivation and certif ication status on occupational commitment and job competence,” Journal of Leadership and Organizational Studies , vol. 18, no. 1, pp. 118–126, 2011, doi: 10.1177/1548051810369342.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 441, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[38] Q. Weng and J. C. McElroy, “Corrigendum to ‘Organizational career growth, affective occupational commitment and turnover intentions’’ [Journal of Vocational Behavior 80/2 (2012) 256–265],’” Journal of Vocational Behavior , vol. 98, no. 2, p. 188, Feb. 2017, doi: 10.1016/j.jvb.2016.09.005.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 441, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[39] A. Emuwa, “Authentic leadership: Commitment to supervisor, follower empowerment, and procedural justice climate,” Emerging Leadership Journeys , vol. 6, no. 1, pp. 45–65, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 442, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[40] B. S. Cheng, D. Y. Jiang, and J. H. Riley, “Organizational commitment, supervisory commitment, and employee outcomes in the Chinese context: Proximal hypothesis or global hypothesis?,” Journal of Organizational Behavior , vol. 24, no. 3, pp. 313–334, 2003, doi: 10.1002/job.190.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 441, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[41] J. P. Meyer and N. J. Allen, “A three-component conceptualization of organizational commitment,” Human Resource Management Review , vol. 1, no. 1, pp. 61–89, Mar. 1991, doi: 10.1016/1053-4822(91)90011-Z.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 442, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[42] J. Zhou et al. , “Serial multiple mediation of organizational commitment and job burnout in the relationship between psychological capital and anxiety in Chinese female nurses: A cross-sectional questionnaire survey,” International Journal of Nursing Studies , vol. 83, pp. 75–82, Jul. 2018, doi: 10.1016/j.ijnurstu.2018.03.016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 442, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[43] E. Halimsetiono, “Increasing organizational commitment to reducing employee turnover rate,” Kesmas: National Public Health Journal , vol. 8, no. 8, pp. 339–345, May 2014, doi: 10.21109/kesmas.v8i8.402.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 144, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIOGRAPHIES OF AUTHORS", "type": "Section header" }, { "left": 189, "top": 516, "width": 338, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursalam is a Professor of Faculty of Nursing, Universitas Airlangga. His research interests are mainly focused in Nursing Management, Basic and Medical Surgical Nursing, Critical Nursing. Active member and Head of Association of Indonesian Nurses Education Center (AINEC) and Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) at east java province. He has written the books nursing management, research methodology in nursing, English for nursing, nursing care for HIV/AIDS. He can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 640, "width": 91, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurul Hikmatul Qowi", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 640, "width": 338, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is a lecturer in Nursing Department of Universitas Muhammadiyah Lamongan, Indonesia. Her research interests are mainly focused in nursing education, nursing management, and nursing informatics. Active member of Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI). She has written the books nursing management, anatomy and physiology. She can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 95, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 217, "top": 776, "width": 310, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurse's foci of commitment model to decrease turnover intention (Nursalam)", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1365", "type": "Table" }, { "left": 189, "top": 83, "width": 105, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tri Johan Agus Yuswanto", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 83, "width": 338, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is a lecturer of Polytechnic of Health of Malang, Ministry of Health, Malang, Indonesia. His research interests are mainly focused in the nursing management and leadership, patient safety, and diabetes mellitus. He is an active member and head of Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) of East Java Province. He can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 207, "width": 51, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ferry Efendi", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 207, "width": 338, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is lecturer and researcher of Faculty of Nursing, Universitas Airlangga. His research interest is mainly focused in migrant nursing. He is founder of Nurse Labour Market (NLM), android based application. He is also an active member of The External Affairs Committee, Council of Asian Science Editor, AuthorAid, Healthspace Asia, Global Health Network. He is 500 Best Researchers in Indonesia based on SINTA. He is author of several international peer reviewed publications about nursing, healthcare and human resources. He can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 54, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "APPENDIX", "type": "Section header" }, { "left": 151, "top": 388, "width": 311, "height": 344, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Variables distribution of nurse’s foci of commitment model (n=119) Variable n (%) x Score Need for achievement High Moderate Low 95 (79,8) 24 (20,2) 0 29.8 20-35 Optional interaction High Moderate Low 75 (63.0) 37 (31.1) 7 (5.9) 11.3 6-14 Feedback High Moderate Low 84 (70.6) 34 (28.6) 1 (0.8) 11.7 7-14 Task Identity Dependent Partially dependent Independent 4 (3.4) 20 (16.8) 95 (79.8) 11.9 1-14 Personal importance High Moderate Low 72 (60.5) 46 (38.7) 1 (0.8) 19.0 11-25 Met Expectation High Moderate Low 68 (57.1) 51 (42.9) 0 (0) 19.3 14-25 Organizational dependability High Moderate Low 71 (59.7) 48 (40.3) 0 (0) 18.9 15-25 Nurse attitude Positive Negative 63 (52.9) 56 (47.1) 18.5 13-25 Career development Good Enough Less 57 (47.9) 61 (51.3) 1 (0.8)", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 706, "width": 210, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47.8 29-67 Management style Effective Effective enough Less effectif 45 (37.8) 69 (57.9) 5 (4.4) 15.6 6-21", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8806", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 272, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Public Health Sci, Vol. 11, No. 4, December 2022: 1357-1366", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1366", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 83, "width": 210, "height": 277, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable n (%) x Score Empowerment High Moderate Low 41 (34.5) 76 (63.9) 2 (1.7) 27.6 12-36 Role perception Good Enough Less 50 (42.0) 65 (54.6) 4 (3.4) 31.4 20-40 Salary Satisfy Unsatisfy 65 (54.6) 54 (45.4) 11.4 4-20 Commitment to workgroup High Moderate Low 18 (15.1) 81 (68.1) 20 (16.8) 40.1 21-62 Commitment to occupation High Moderate Low 33 (27.7) 69 (58.0) 17 (14.3) 41.2 22-60 Commitment to nurse unit manager High Moderate Low 16 (13.4) 82 (68.9) 21 (17.6) 39.9 35-59 Commitment to hospital High Moderate Low 17 (14.3) 84 (70.6) 18 (15.1) 39.6 23-59 Thinking of quitting Yes", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 353, "width": 210, "height": 72, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No 55 (46.2) 64 (53.8) 5.15 2-10 Intent to search Yes No 81 (68.1) 38 (31.9) 6.01 2-10 Intent to quit Yes No 49 (41.2) 70 (58.8) 4.86 1-10", "type": "Table" } ]
25ba7d6c-ee3c-e29a-44b0-c0ec1698ac68
https://journal.yrpipku.com/index.php/msej/article/download/4139/2361
[ { "left": 120, "top": 39, "width": 260, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management Studies and Entrepreneurship Journal Vol 5(1) 2024 : 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 419, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2024 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license, http://journal.yrpipku.com/index.php/msej", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence Of Brand Equity and Brand Trust On Customer Satisfaction and Repurchase Intantion (Study at Women Who Use Scarlatte Whitening Skincare and BodycareProduct)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 428, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Ekuitas Merek dan Kepercayaan Merek terhadap Kepuasaan Pelanggan dan Terhadap Minat Beli Ulang (Studi Pada Wanita Pengguna Skincare dan Bodycare Scarlatte Whitening)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 312, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alistiya Najla Nabila 1* , Bambang Sutedjo 2 FEB, Universitas Stikubank Semarang 1, 2 [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Author", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 38, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 428, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to explain the influence of Brand Equity and Brand Trust on Customer Satisfaction and Repurchase Intentions on Scarlatte Whitening Skincare and Bodycare consumers. This research uses a quantitative type of research. The population used in this research is female employees or employees who use Scarlatte Whitening Skincare and Bodycare products, 94 female employees were used as samples in this research. Data collection for this research used questionnaires written directly on paper and via Google forms sent directly. Data analysis in this research uses Instrument Testing, Model Testing, and Hypothesis Testing based on SPSS data processing. The findings in this research are (1) Customer Satisfaction has a positive and significant effect on Repurchase Intentions. (2) Brand Equity has a positive and significant effect on Customer Satisfaction. (3) Brand Trust has a positive and significant effect on Customer Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 339, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Brand Equity, Brand Trust, Customer Satisfaction, Repurchase Intantion", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 430, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian kali ini memiliki tujuan untuk menjelaskan pengaruh dari Ekuitas Merek dan Kepercayaan Merek terhadap Kepuasan Pelanggan dan terhadap Minat Beli Ulang pada konsumen Skinc are dan Bodycare Scarlatte Whitening. Pada penelitian kali ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi yang digunakan pada penelitian ini yakni karyawati atau pegawai yang menggunakan produk Skincare dan Bodycare Scarlatte Whitening, sebanyak 94 orang karyawati dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini. pengambilan data untuk penelitian ini menggunakan kuisioner dengan media kerta yang ditulis langsung dan melalui media Google form yang dikirim langsung. Analisi daa pada penelitian ini menggunakan Uji Instrumen, Uji Model, dan Uji Hipotesis dengan berbasis olah data SPSS. Temuan pada penelitian ini yakni (1) Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Ulang. (2) Ekuitas Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. (3) Kepercayaan Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 361, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Ekuitas Merek , Kepercayaan Merek, Kepuasan Pelanggan, Minat Beli Ulang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 76, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 429, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industri beauty di Indonesia terus berkembang pesat dengan adanya tren skincare dan bodycare yang beragam. Skincare dan bodycare merupakan hal penting yang dibutuhkan kebanyakan wanita saat ini, apalagi belakangan ini tren skincare dan bodycare di Indonesia sedang booming dan mengakibatkan muncul banyak merek- merek skincare lokal. Skincare lokal tidak kalah dengan merek skincare dan bodycare milik luar negeri, dari mulai serum, cream malam pagi, handbody, bodyscrub, toner dengan berbagai ingredients. keunikan tersendiri yang dihadirkan pada produk mereka seperti logo, warna packing agar konsumen dapat dengan mudah mengenal produk mereka. Keunikan dan pembeda tersebut merupakan nilai ekuitas bagi merek. Brand", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1058", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Equity berpengaruh positif terhadap Costumer Satisfaction (Trisna & Ni Ketut Seminari, 2018). Skincare dan Bodycare lokal yang sangat terkenal yaitu salah satunya Scarlatte Whitening yang telah didirikan pada tahun 2017 denagn berbagai keunikan dan varian yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 429, "height": 337, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dari Compas.co.id pada kuartal II tahun 2022 Scarlatte Whitening berada disposisi nomer satu dengan market share mencapai 11,32% dengan sales value mencapai lebih dari Rp.23.8 Miliar. Scarlatte Whitening dapat mengalahkan produk luar negri yaitu Nivea dengan penjualan market share 11,12% dan ikuti Vaselin 7,14%. Dari data tersebut Scarlate Whitening merupakan produk lokal yang sukses besar, serta tekah menjadi bukti bahwa s pelanggan telah percaya dengan produk-produk dari Scarlatte Whitening. Banyak peneliti yang telah setuju bahwa Trust atau kepercayaan merupakan faktor yang mendasar yang dapat mengembangkan loyalitas pelanggan (Marakanon & Panjakajornsak, 2017). Produk-produk Scarlatte Whitening antara lain Scarlatte Whitening Body Serum, Scarlatte Whitening Body Lation, Scarlate Whitening Body Scrub, Scarlatte Whitening Body Cream, Scarlatte Whitening Facial Wash, Scarlatte Brightening Moisturizer, Scarlatte Whitening Acne Serum dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya varian dan jenis dari produk yang dihadirkan oleh Scarlatte Whitening diharapkan para konsumen dapat merasa puas akan keinginan dan kebutuhan mereka pada produk skincare dna bodycare. Memamparkan bahwa kepuasan konsumen dapat tercapai ketika konusmen kualitas akan harapan dan ekspektasi pada produk terpenuhi maka kebutuhan konsumen juga terpenuhi. Sebaliknya jika kualitas tidak terpenuhi akan harapan dan ekspektasi keinginan dan kebutuhan konsumen tidak terpenuhi (Nasution, 2005). Dengan kepuasan akan produk tersebut para konsumen produk scarlatte whitening dapat terus menggunakan produk- produk scarlate dan terus melakukan Repurchase Intantion atau minat beli ulang. minat beli ulang memiliki implikasi serta pengaruh yang snagat baik terhadap perilaku dan tindakan seorang kosnumen (Wee et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 429, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pengguna Scarlatte Whitening terus meningkat, terutama dikalangan para remaja yang bekerja atau karyawati yang telah menghasilkan uang dan mampu membeli produk perawatan tubuh dan wajah namun mereka terhalang oleh waktu mereka yang minim. Oleh karna itu penelitian kali ini dilakukan pada karyawati PT. SCI (Selalu Cinta Indonesia) yang melakukan pembelian atau konsumen produk Scarlatte Whitening . Mereka lebih memilih membeli skincare dan bodycare karna terlalu sibuk untuk melakukan perawatan kulit di klinik-klinik kecantikan. Selain itu melakukan perawatan pada klinik kecantikan juga memerluka uang yang cukup besar, dengan mereka memilih menggunakan produk scarlatte whitening yang hadir dengan harga yang ramah kantong akan lebih meringankan mereka. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Equity dan Brand Trust Terhadap customer Satisfaction dan Terhadap Repurchase Intantion. ( Study pada Wanita Pengguna Skincare dan Bodycare Scarlatte Whitening).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 428, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan penelitian secara singkat dan padat. Dukungan teori disertakan pada bagian ini, dapat dikemukakan penelitian serupa yang pernah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1059", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Catatan : Naskah diketik dengan komputer menggunakan font Calibri (Doc) satu kolom, di atas kertas ukuran 21 cm x 29,7 cm (A4), spasi 1, dan font Times New Roman 11 point. Harus ada margin atas dan bawah 3,0 cm, dengan panjang margin kanan dan kiri 3 cm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 107, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 .Tinjauan Pustaka Manajemen Startegi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 428, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "David R David (2017) menjelaskan bahwa Manajmene Strategi merupakan sebuah ilmu dan seni dalam menciptakan rumusan, pelaksanaan, serta proses evaluasi keputusan lintas fungsional dalam mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan definisi tersebut dapat dilakukan bahwa manajemen strategi memiliki fokus utama yaitu integrasi dalam manajemen, pemasaran, keuangan akuntansi, produksi, pebelitian dan pnegembangan (Research & Development), dan juga sistem informasi guna mencapai kesuksesan organisasi (David, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 67, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Equity", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekuitas Merek atau Brand Equity merupakan sekumpulan aset dan liabilitas yang berkaitan dengan sebuah merek, nama serta simbol tanda yang dapat memberikan tambahan atau mengutangi nilai yang ada pada sebuah produk jasa (Lubis & Saleh M, 2013). Adapun terdapat empat dimensi pada brand equity yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty. Dengan adanya empat dimensi tersebut brand equity dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dan juga minat beli ulang mereka pada sebuah produk atau jasa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 61, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Trust", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 428, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferrinadewi & Erna (2018) menyatakan bahwa kepercayaan merek atau Brand Trust ialah bagus atau tidaknya dari sudut pandang pembeli yang berdasarkan pengalaman dan urutan dari mulai transaksi interaksi serta hubungan yang dicirikan dan juga sesuai dengan ekspektasi atau terpenuhinya harapan. Brand trust merupakan faktor umum dan dasar agar para konsumen menjadi loyal serta merupakan dasar bagi para pelanggan untuk menciptakan hubungan dengan para penjual yang nantinya akan menciptakan reputasi baik bagi penilaian produk. Adapun tiga faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan sebuah produk yaitu produk itu sendiri, perusahaan dari merek, serta konsumen sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 115, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Customer Satisfaction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Customer Satisfaction atau kepuasan pelanggan merupakan perasaan suka atau senang dan rasa kecewa dan sedih dari hasil yang membandingkan pada sebuah kinerja pada produk yang dioprasikan dengan harapan seorang pelanggan sebelum membeli produk (Kotler & Keller, 2009). Ketika hasil dan kinerja pada produk sesuai dengan ekspektasi para konsumen atau ketika konsumen merasa puasmaka konsumen cenderung akan terus membeli dan menggunakan serta merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 110, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Repurchase Intantion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 428, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minat beli ulang atau Repurchase Intantion merupakan perilaku konsumen yang membeli sebuah produk yang dilakukan serulang dengan jangka waktu tertentu serta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1060", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyukai dan memberikan sikap positif terhadap suatu produk yang didasari atas pengalamanya sendiri (Suryana & Dasuki, 2013). Minat beli konsumen terdapat beberapa tipe seperti tipe transaksional, tipe referensional, tipe preferensional, dan tipe ekplorasi. Minat beli ulang dapat digunakan sebagai pengukur bagi konsumen sebagai pertimbangan, yakni semakin tinggi minat beli maka semakin tinggi juga kesediaan untum membeli ulang produk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 103, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 335, "width": 156, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sumber: Diolah Peneliti, 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 52, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesisi", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 393, "width": 392, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1 : Variabel Brand Equity berpengaruh terhadap Customer Satisfaction H2 : Variabel Brand Trust berpengaruh terhadap Customer Satisfaction H3 : Variabel Customer Satisfaction berpengaruh terhadap Repurchase Intantion", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 107, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian kali ini berdiskusi mengenai peran Brand Equity dan Brand Trust terhadap Customer Satidfaction dan terhadap Repurchase Intantion. Penelitain kali ini dilakukan pada Karyawati konsumen pengguna Skincare dan Bodycare Scarlatte Whitening. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik purposive sampling bentuk non-probabilitas. Responden yang terlibat dalam penelitian ini yakni sebanyak 94 responden karyawati dengan melakukan pengisian kuisioner berbentuk kertas dan kuisioner berbentuk link google form. Uji yang dilakukan yaitu terdapat uji Instrumen, uji Model, dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 25.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 127, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil dan Pembahasan Uji Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 431, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas ini digunakan untuk melihat sejauh mana suatu instrumen penelitian dapat mengukur secara akurat terhadap variabel lain yang ingin diuku, dengan nilai KMO 0.5. pada analisis faktor untuk dapat mengetahui valid atau tidaknya indikator yaitu 0.4.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 701, "width": 346, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Uji Valididtas Variabel KMO Indikator Component Matrix Keterangan Brand Equity 0,687 Diverensiasi 0,855 Valid", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 212, "width": 80, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Equity (X1)", "type": "Picture" }, { "left": 105, "top": 248, "width": 265, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Trust (X2) Customer Satisfaction (Y1)", "type": "Table" }, { "left": 426, "top": 248, "width": 98, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Repurcahse Intantion (Y2)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1061", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 86, "width": 340, "height": 236, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X1) Relevansi 0,842 Valid Pengetahuan 0,788 Valid Brand Trust (X1) 8,705 Brand Reputation 0,913 Valid Brand Predictibility 0,902 Valid Brand Competence 0,832 Valid Customer Satisfaction (Y1) 0,701 Sitem penanganan keluhan dan saran konsumen 0,869 Valid Sistem survei reputasi perusahaan 0,864 Valid Sistem analisis konsumen 0,812 Valid Repurchase Intantion (Y2) 0,799 Minat Transaksional 0,894 Valid Minat Referensional 0,877 Valid Minat Preferensional 0,899 Valid Minat Eksplorasi 0,715 Valid Sumber : Data Primer 2023", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 428, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil KMO dari setiap item bernilai lebih dari 0,5 dan sig. Bartletts ≥ 0,05. Nilai loading factor dari setiap item juga lebih dari 0,4 yang artinya kuisioner variabel Brand Equity, Brand Trust, Customer Satisfaction dan repurchase Intantion dapat dinyatakan valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 71, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Reabilitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 428, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Reabilitas untuk melihat jawaban sebuah kusioner apakah stabil atau konsisten . dapat dinyatakan stabil dan konsisten jawaban jika nilai Cronbach alpha ( 𝛼 ) 0,7.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 483, "width": 347, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Reabilitas Variabel Hasil Cronbach’s Alpha Keterangan Brand Equity 0,771 > 0,7 Reliabel Brand Trust 0,851 > 0,7 Reliabel Customer Satisfactin 0,806 > 0,7 Reliabel Repurchase Intantion 0,867 > 0,7 Reliabel Sumber : Data primer 2023", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 428, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil Uji Reabilitas diatas dapat dilihat untuk nilai Cronbach alpha variabel Brand Equity, Brand Trust, Customer Satisfaction dan Repurchase Intantion diatas 0,7 yang artinya setiap variabel terbukti reabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 61, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Regresi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis ini digunakan untuk melihat serta menganalisa pengaruh varibel Brand Equity, Brand Trust, Customer Satisfaction dan Repurchase Intantion pada produk skincare dan bodycare Scarlatte Whitening.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1062", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 86, "width": 354, "height": 253, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Persamaan Variabel Koefisien (β) Sig. Keterangan Pengaruh Brand Equity terhadap Customer Satisfaction 0,200 0.003 H1 Diterima Pengaruh Brand Trust terhadap Customer Satisfaction 0,636 0,000 H2 Diterima Adjusted R Square Uji F Sig 0,621 77,351 0,000 Pengaruih Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intantion 0,747 0,000 H3 Diterima Adjusted R Square Uji F Sig 0,485 88,637 0,000 Sumber : Data primer 2023", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 403, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan regresi linier berganda dari data diatas sebagai berikut : Y = 0,200 X1 + 0,636 X2 Y 1 = 0,747 Y1 Dari persamaan tersebut dapat diartikan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 397, "width": 411, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Brand Equity ( 𝛽 ) = 0,200, nilai positif didapatkan bahwa setiap ada peningkatan pada Brand Equity maka artinya akan meningkatkan juga Customer Satisfaction.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 426, "width": 410, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Brand Trsut ( 𝛽 ) = 0,636, nilai positif ini didapatkan bahwa ketika terdapat peningkatan pada Brand Trust akan meningkatkan Customer Satisfaction.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 455, "width": 410, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Customer Satisfaction ( 𝛽 ) = 0,747, nilai positif didapatkan bahwa setiap ada peningkatan Customer Satisfaction maka anak meningkatkan juga Repurchase Intantion.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 104, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Determinasi (R 2 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari tabel 3 diatas dapat dilihat untuk nilai adjusted R Square pertama yaitu sebesar 0,621 yang artinya Brand Equity, Brand Trust dalam menjelaskan Customer Satisfcation sebesar 62,1% (0,621 x 100%), sementara 37,9% (100% - 62,1%) Customer Satisfaction dijelaskan oleh selain Brand Equity dan Brand Trust. Pada nilai Adjusted R square kedua yaitu sebsar 0,485 yang dapat diartikan kemampuan Customer Satisfaction menjelaskan Repurchase Intantion sebesar 48,5% (0,485 x 100%). Sementara 51,5% (100% - 48,5%) Repurchase Intantion dijelaskan oleh variabel selain Customer Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 25, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji T", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 428, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji T ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel depnden dan variabel independen secara bersama-sama. Dapat dilihat pada tabel 3 bahwa hasil uji – F pertmaya yaitu sebesar 77,351 dengan nilai sig. 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 dan menunjukan bahwa Brand Equity dan brand Trust berpengaruh signifikan terhadap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1063", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Customer Satisfaction. Pada uji – F kedua sebesar 88,637 dan untuk nilai sig. O,ooo atau lebih kecil dari 0,05 yang artinya Customer Satisfaction berpengaruh dan signifikan terhadap Repurchase Intantion.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 65, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 428, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis dilakukan atas dasar uji – t dengan tujuan untyk melihat pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen secara persial, dan dilihat dari nilai sig ≤ 0,005.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 203, "width": 425, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hasil uji – t Brand equity terhadap Customer Satisfaction didapat sig. 0,003 ≤ 0,05. Hal ini artinya hipoesis dapat diterima yang dinyatakan bahwa Brand Equity berpengaruh posistif signifikan terhadap Customer satisfaction.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 247, "width": 425, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil uji – t Brand Trsut terhadap Customer Satisfaction didapatkan sig. 0,000 ≤ 0,05. Maka artinya hipotesis dapat diterima yang diyantakan bahwa Brand Trsut berpengaruh positif signifikan terhadap Customer Satisfaction.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 291, "width": 425, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil uji – t Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intantion didapatkan nilai sig. 0,000 ≤ 0,05 maka hipotesis dapat diterima yang dinyatakan bahwa Customer Satisfaction berpengaruh positif Signifikan terhadap Repurcahse Intantion.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 277, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Brand Equity terhadap Customer Satisfaction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian hipotesis pertama pada uji – t menunjukan bahwa terdapat pengaruh Brand Equity terhadap Customer Satisfaction pada produk Scarlate Whitening . Dibuktikan dengan nilai koefisien beta Brand Equity 0,200 dan sig. 0,003 ≤ 0,05 artinya Brand Equity mempunyai pengaruh positif terhadap Customer Satisfaction. Hal ini menunjukan pada hipotesis pertama (H1) : semakin baik Brand Equity pada suat produk terhadap konsuemn maka semakin banyak rasa puas konsumen atau Customer Satisfaction. Penelitian kali ini Brand Equity tergolong baik, namun tetap terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Lubis & Saleh M (2013) mengatakan bahwa ekuitas merek merupakan sekumpulan aset dan liabilitas yang berkaitan dengan suatu merek, nama serta simbol yang dapat menambah atau mengurangi nilai yang diberikan pada produk atau jasa. Dibuktikan oleh penelitian milik Loo et al (2021) yang dalam penelitiannya menyatakan bhawa Brand Trsut berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 271, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Brand Trsut terhadap Customer Satisfaction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 429, "height": 147, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian hipotesis pada uji – t menunjukan pengaruh antara Brand Trust terhadap Custamer satisfaction pada produk Scarlatte Whitening. Dibuktikan dengan nilai koefisien beta Brand Trsut sebesar 0,636 dan nilai sig. 0,000 ≤ 0,05 artinya Brand Trust mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Customer Satisfaction. Hal ini menunjukan bahwa pada hipotesis kedua (H2) : semakin baik Brand Trsut kepada konsumen maka semakin baik juga kepuasan pelanggan terhadap produk. Ferrinadewi & Erna (2018) memamparkan bahwa Brand trust merupakan bagus atau tidaknya produk dari sudut pandang pembeli yang berdasarkan pengalamnya dan urutan dari mulai transaksi interaksi serta hubungan yang didirikan dan juga sesiao dengan ekspektasi atau terpenuhi harapn mereka. Dibuktikan oleh penelitian milik Saputra &", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1064", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi (2015) dalam penelitiannya mengatakan bahw aBrand Trsut berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer Satisfaction .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 320, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intantion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 428, "height": 132, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian hipotesis pada uji – t menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intantion pada Produk Scarlatte Whitening. Dibuktikan dengan nilai koefisien beta Customer Satisfaction sebesar 0,747 dan sig. 0,000 ≤ 0,05 artinya Customer Satisfaction mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Repurchase Intantion. Hal ini menunjukan bahwa pada hipotesis ketiga (H3) : semakin baik Customer Satisfaction kepada konsumen maka semakin tinggi minat beli ulang atau Repurchase Intantion. Dibuktikan oleh penelitian Nurdiansah & Widyastuti (2022) yang menyatakan bahwa Customer Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap Repurchase Intantion.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 60, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penutup", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 428, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Equity terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer satisfaction dan koefisien regresi sebesar 0,200 serta nilai sig. 0,003 artinya lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan semakin meningkatnya Brand Trust maka semakin meningkat juga Customer Satisfaction pada produk Scarlatte whitening. Brand Trust terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer Satisfaction serta didapatkan koefisien regresi sebesar 0,636 serta nilai sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan semakin meningkat Brand Trsut maka semakin meningkat juga Customer Satisfaction pada produk Scarlatte whitening. Customer Satisfaction terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap Repurchase Intantion serta koefisien regresi sebesar 0,747 serta nilai sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan semakin meningkat Customer Satisfaction maka semakin meningkat juga Repurchase Intantion.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 76, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 428, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "David, F. R. (2017). Strategic Management concepts and case A Competitive Advantage Approarch.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 328, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferrinadewi, & Erna. (2018). Merek dan Psikologi Konsumen . Graha Ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 298, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran . Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 428, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Loo, P., Firmansyah, E., & Caroline, F. (2021). Pengaruh Loyalitas Konsumen, Brand Equity Dan Kualitas Pelayanan Konsumen Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Pt. Asia Mewah Wisata. Journal Of Management, Accounting, Economic and Business , 02 (01), 56–70.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 428, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lubis, & Saleh M. (2013). Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Seprda Motor Yamaha Dengan Faktor Keluarga Sebagai Variabel Moderator. E-Jurnal Apresiasi Ekonomi , 145–156.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 429, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marakanon, L., & Panjakajornsak, V. (2017). Perceived Quality, perceived risk and customer trust affecting customer loyalty of environmentally friendly of social sciences. Journal of Social Sciences , 24–30.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasution, M. N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality M anagement) . Ghalia Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 428, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurdiansah, A., & Widyastuti, W. (2022). Pengaruh Price Discount Terhadap Customer Satisfaction Dan Repurchase Intention (Studi Pada Pengguna Shopee Food). SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan , 1 (8),", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 737, "width": 245, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1495–1514. https://doi.org/10.54443/sibatik.v1i8.198", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila & Sutedjo, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(1) 2024: 1057-1065", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1065", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra, R., & Dewi, C. K. (2015). The impact of brand trust on brand loyalty mediated by customer satisfaction: Case of Tokobagus.com (now OLX.co.id). Journal of Administrative and Business Studies , 1 (1), 8–13. https://doi.org/10.20474/jabs-1.1.2 Suryana, P., & Dasuki, E. S. (2013). Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan Implikasi Pada Minat Beli Ulang . Trikonomika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 428, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trisna, A. G., & Ni Ketut Seminari. (2018). Pengaruh Brand Equity Terhadap Customer Satisfaction Jeans Merek Nevada di Kota Denpasar. Emba , 1 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wee, C. s., Ariff, M. S. B. ., Zakuan, M., & Tajudin, M. N. . (2014). Consumers Perception, Purchase Intantion and Actual Purchase Behavior of Organic Food Product. Integrative Business and Economic Research , 378–397.", "type": "List item" } ]
257f395c-bb64-789e-710f-01b61162500a
https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/article/download/13/25
[ { "left": 302, "top": 9, "width": 226, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIPMuktj:Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Volume 2 No 1 2021 https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/index Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 781, "width": 79, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 2 No 1 2021 1", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 71, "width": 280, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teacher's Strategy in Educating Student Character in the Coronavirus disease (COVID-19)", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 110, "width": 421, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3 [email protected] m , [email protected] , [email protected] 1,2,3 Islamic Education, STAI Dr. KH. EZ. Muttaqien Purwakarta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 454, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Penelitian ini membahas tentang strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai upaya pembentukan kepribadian Islami peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian interdisipliner yang digunakan antara lain: pendekatan manajemen, pedagogis, sosiologis, dan psikologis. Sumber data primer dari penelitian ini adalah guru PAI. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa data profil sekolah, teori konsep strategi pembelajaran, teori pendidikan agama Islam, dan teori pembentukan kepribadian muslim. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan bahwa strategi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa menggunakan dua strategi pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 311, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Karakter Siswa, Pendidikan Islam.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 454, "height": 120, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: This study discusses the strategy of Islamic religious education teachers in the teaching of Islamic Education as efforts to establish the Islamic personality of the students. This type of research is qualitative research. Interdisciplinary research approach used, among other things: management approach, pedagogical, sociological, and psychological. Sources of primary data from this study were teachers of Islamic education. Secondary data sources in this study a school profile data, theories on the concept of the learning strategies, Islamic religious of education theory, and the theory of the formation of Muslim personality. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data were analyzed using the stages of data reduction, data presentation, and conclusion. The research found that the learning strategies of Islamic education in shaping Muslim personality of students use two strategies of learning, ie learning direct and indirect learning.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 311, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Learning Strategies, Student Character, Islamic Education.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 514, "width": 88, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 542, "width": 211, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic Religious Education as an ikhtiyariyah process contains special characteristics and characteristics, namely the process of planting, developing and strengthening values (Tabroni, 2019). manifests itself in the form of outward and spiritual behavior, and it is the fundamental driving force/enforcer for one's behavior (Schunk, 2015), (Pavlov, 1928), (Crosby, 1995) (H. M. Arifin, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 211, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic education also trains the sensibility of students in such a way that attitudes and behavior are dominated by deep feelings of Islamic ethical and spiritual values (Tabroni, Bagus, et al., 2022), (Tabroni & Juliani, 2022). They are trained, so that they", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 528, "width": 211, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seek knowledge not only to satisfy intellectual curiosity or just for the benefit of the material world, but also to develop themselves as rational and pious beings who will later provide physical, moral and spiritual well- being for families, communities and mankind (Imam Tabroni, Putra, et al., 2022). This view stems from deep faith in Allah swt. (Fadhlan Mudhafir, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 654, "width": 210, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the Law on the National Education System Number 20 of 2003, it is explained that: National education aims to develop the potential of students to become fully Indonesian human beings, namely human beings who believe and are devoted to God Almighty, have knowledge and skills, have noble character, are healthy physically", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 9, "width": 226, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIPMuktj:Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Volume 2 No 1 2021 https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/index Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 781, "width": 79, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 2 No 1 2021 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 210, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and spiritually, have a strong personality, intelligent, creative, independent and have a sense of responsibility. (Nasional, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 211, "height": 306, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In an effort to instill religious behavior in students, it is highly expected that every educational institution has an influence on the formation of a religious spirit in children (Imam Tabroni & Anita Nurul Wafa, 2021). (Imam Tabroni, Rini Purnama Sari, Rahmat Apendi, n.d.). However, it is great faith that is the foundation of human mental and spiritual where his attitudes and behavior are manifested according to the rules of his religion (Imam Tabroni et al., 2021). The values of a person's faith are the whole person who The small influence in question really depends on various factors that can motivate children to understand religious values (Nurpita Sari, Rita Ratnasari Tabroni, n.d.). Because religious education is essentially value education. Therefore, religious education is more focused on how to form habits that are in line with religious guidance (Imam Tabroni, Husniyah, et al., 2022) (Jalaluddin, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 211, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The influence of the formation of a religious spirit and religious behavior in educational institutions, especially in formal educational institutions (schools) depends a lot on the characteristics of the religious education provided at the school (Imam Tabroni & Siti Maryatul Qutbiyah, 2022). This is because schools, in an Islamic perspective, function as media for the realization of education based on the goals of thought, aqidah and sharia in an effort to worship Allah and obey Him so that humans are protected from deviations from their nature (Imam Tabroni, Ismayanti, et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 74, "width": 211, "height": 152, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this connection, in an effort to form a pious Muslim person, education through the school system should be given special emphasis (Tabroni, Imam, Fatimah, Dina, Hidayat, M. Fahmi, H, n.d.). This is because school education has a regular, graded program and follows clear and strict requirements (Imam Tabroni, n.d.). This supports the preparation of a more accommodating Islamic education program. (Ondeng, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 228, "width": 211, "height": 180, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teachers in using learning strategies should adapt to the conditions and atmosphere of the classroom and of course teachers are required to play more roles using varied learning strategies (Tabroni, Munajat, et al., 2022), (Imam Tabroni & Ismiati Ismiati, 2021). Each learning strategy has advantages and disadvantages (Imam Tabroni & Rahmania, 2022). In order to avoid boring learning activities for students, a teacher needs to create good learning strategies that are in line with the needs of these students (Tabroni & Dodi, 2022).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 410, "width": 210, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on this phenomenon, the authors consider it necessary to conduct research to see the strategies applied by Islamic religious education teachers in order to produce reliable outputs, especially in creating students who have character and are Islamic in view (Zakiyah, Rafani Aura Suci, Tabroni, Imam, n.d.). Likewise, researchers will specifically examine the learning strategies applied by teachers in teaching Islamic Religious Education subjects as the main basis in realizing students with Muslim personalities (Tabroni, n.d.), (Tabroni & Purnamasari, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 630, "width": 113, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 211, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This type of research is qualitative. Qualitative research is a research procedure that produces descriptive data in the form of written or spoken words from people and observable behavior (Creswell, 2012). The qualitative research in this study aims to find the perceptions of religious education teachers in shaping the Muslim personality of students. The approach used in this study is an interdisciplinary approach, including:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 643, "width": 211, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "management, pedagogical, sociological, and psychological approaches. This study uses 2 (two) types of data sources, namely: Primary Data, in field research primary data is the main data taken directly from the informants who in this case are Islamic Religious Education teachers (Miles & Huberman, 1994). This data is in the form of interviews (interviews) and secondary data, data collection in the form of existing documents", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 9, "width": 226, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIPMuktj:Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Volume 2 No 1 2021 https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/index Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 781, "width": 79, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 2 No 1 2021 3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 210, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and relevant research results found by researchers. This data is in the form of important documentation regarding school profiles, theories about the concept of learning strategies, Islamic religious education, and the formation of Muslim personalities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 210, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Researchers are directly involved in the research location to conduct research and obtain concrete data related to this discussion.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 210, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The data collection technique used by the researcher is observation or observation of ways to analyze and record systematically about behavior by observing or observing individuals or groups directly. To carry out this qualitative data analysis, it is necessary to emphasize several stages and steps, namely word reduction and data presentation and verification. (Basrowi & Suwandi, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 196, "width": 144, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 234, "width": 207, "height": 260, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Learning in formation of students' muslim personality a teacher must know his duties and responsibilities as educators (Tabroni & Budiarti, 2021). Teachers besides having the task of teaching, are also responsible for the learning achievements of their students (Imam Tabroni, Muhammad Naafi’ul, n.d.). Learning achievement must meet three aspects, namely cognitive, psychomotor and affective (Tabroni, Imam, Romdhon, n.d.-a) In the teacher's effort to shape the Muslim personality of students through learning Islamic Religious Education, the teacher uses two learning strategies, namely: 1. Direct Instruction. Direct learning prioritizes the process of learning concepts and motor skills, thus creating a more structured learning atmosphere. This learning is usually done in the classroom, the implementation is planned and the material is arranged in the curriculum (Hersey et al.,", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 495, "width": 207, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2013). For the success of the learning strategy, it is necessary to choose the right learning method (Heni Hermaningsih SM Imam Tabroni, n.d.). This greatly affects students' absorption of teaching materials and it is hoped that Islamic knowledge can be a shield for students against deviant behavior that denies it from Muslim personality traits. So that the material is not only known to be tested or just carry out the demands of the curriculum and assignments. There are several things that can be used in learning Islamic Religious Education, namely:", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 662, "width": 108, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Persuasive Method", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 681, "width": 189, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Approaches to students ranging from knowledge of conditions, motivation, level of intelligence to the background of students are needed in learning. This will be used as the basis by the teacher to determine the direction of further learning.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 221, "width": 161, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. The Story of Targīb and Tarhīd", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 240, "width": 207, "height": 260, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The story that is meant is not in a narrow sense, which is told to students not necessarily from the stories of the companions of the Prophet or Islamic figures. This is one of the reasons why teachers must have broad insight, especially they must have insight into the material being taught because facts that are relevant to the importance of discipline, responsibility, and mutual respect can become teaching materials which are then packaged in the form of stories. According to Andi Ismail Saleh, based on his experience using the story method in collaboration with Targhib and Tarhid in learning Islamic Religious Education, besides telling relevant facts, he sometimes tells stories. Where in the fairy tale there are lessons that can be learned in relation to the importance of religious attitudes, discipline, and mutual respect, so that a Muslim personality can be formed in students (Komariah et al., 2021).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 507, "width": 172, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Learning Methods and Warnings (Advice)", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 538, "width": 192, "height": 223, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the method of taking lessons and warnings related to the formation of the Muslim personality of students, the teacher inspires the hearts of students through taking lessons and warnings in the form of advice so that the Islamic Religious Education material that has been taught can be implemented by students effectively. Really in everyday life. Indirect learning (indirect instruction) is a learning strategy that shows the highest form of student involvement because the teacher's function here is only as a facilitator, students learn more through observation, investigation, drawing data inference, forming hypotheses and conclusions. In this learning strategy, students are required to be able to solve problems in", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 9, "width": 226, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIPMuktj:Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Volume 2 No 1 2021 https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/index Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 781, "width": 79, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 2 No 1 2021 4", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 73, "width": 193, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "their lives, study actual cases and the appropriate response to these cases. So that indirect learning (indirect instruction) in the formation of the Muslim personality of students can encourage students to think about their behavior (Tabroni, Imam, Romdhon, n.d.-b).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 166, "width": 208, "height": 347, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the Islamic religious education learning carried out. However, the impact of learning Islamic religious education must be seen in terms of cognitive, affective and psychomotor. Islamic religious education learning is said to be successful when students can understand Islamic religious education material while being able to actualize their understanding in everyday life. For more details, the results of the interview with Gusmiati will be described as follows: Based on the presentation of the results of the interview, it can be understood that the impact of learning Islamic Religious Education cannot be directly seen after the learning is carried out. Because learning Islamic Religious Education not only transfers material to students, but requires appreciation of the material so that it causes a change in the attitude of students after getting the material. So, learning Islamic Religious Education must include cognitive, affective, and psychomotor aspects. To find out in depth about the results of the Islamic religious education learning strategy on the Muslim personality of students, it can be seen in the explanation of the Muslim character studied below:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 520, "width": 62, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Religious", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 538, "width": 190, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamic religious education strategies implemented by Islamic religious education teachers have an impact on: First, the fluency of students in reading the Qur'an after attending IMTAQ extracurricular activities. This is evident in the test results observed by researchers, there is a development of students in reading the Koran. Second, the attitude and behavior of students who are obedient in carrying out their religious teachings can be seen in their prayer activities. In carrying out congregational prayers in the Mushallah, some students no longer have to be ordered to perform the Zuhur congregational prayers in the Mushallah. In addition, it was found that students performed the Duha prayer", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 73, "width": 189, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "when they arrived early at school without being instructed by the teacher. This awareness emerged from advice by Islamic religious education teachers. As revealed by Wahyudi,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 141, "width": 65, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Discipline", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 159, "width": 211, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gusmiati admitted that the achievement in learning Islamic Religious Education as an effort to form the Muslim personality of students could be considered not optimal for students as a whole. Discipline in terms of obeying school rules to dress Islamically during school hours is something to be grateful for. Moreover, in general, female students wear headscarves in activities daily life both during school hours and outside school hours. 1", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 302, "width": 206, "height": 173, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Virda Zul Azzahrah said the task given by the teacher in Islamic Religious Education learning to wear the hijab every time she left the house made her accustomed to wearing the hijab, so that when she left the house without wearing the hijab, she felt something was missing in her appearance (Imam Tabroni, Jamali Sahrodi, et al., 2022). Likewise, Nurfadillah revealed that the task of covering the aurat of teachers in Islamic Religious Education lessons made him feel comfortable when wearing the hijab and embarrassed if not wearing it (Siti Nurjanah, Syarah Fakhrunnisa Imam Tabroni, n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 482, "width": 79, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Respect Others", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 500, "width": 206, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In shaping the Muslim personality of students, schools need to contribute to creating a conducive environment to foster students' faith and piety through habituation and moral development of students through religious activities (Imam Tabroni, Jamali Sahrodi, et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 593, "width": 201, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the results of observations and interviews at schools, it can be seen that the habits carried out through the habit of shaking hands when meeting, smiling and greeting when meeting teachers, for example, make them more familiar with teachers so that it affects their appreciation of teachers. Then the moral development of students is carried out with advice, religious activities and so on. From these efforts, it is very influential on changes in students' attitudes.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 759, "width": 183, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Wahyudi, interview, Jera'e 21 January 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 302, "top": 9, "width": 226, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIPMuktj:Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Volume 2 No 1 2021 https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/index Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 781, "width": 79, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 2 No 1 2021 5", "type": "Page footer" }, { "left": 269, "top": 85, "width": 49, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CLOSING", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 211, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the research described in the previous discussion, the authors draw the following conclusions: 1. As an effort to shape the Muslim personality of students, Islamic Religious Education teachers use two learning strategies, namely direct learning (direct instruction) and indirect learning (indirect instruction). . The factors that support the strategy of Islamic Religious Education teachers in Islamic Religious Education learning in shaping the Muslim personality of students are: 1) School policies, 2) Cooperation between educators, 3) Family and community", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 97, "width": 211, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "environments. The inhibiting factors are: 1) Lack of awareness of students regarding behavior that shows the Muslim personality, 2) Family and community environment. So that the results of the Implementation of the Strategy of Islamic Religious Education Teachers in Islamic Religious Education Learning in the formation of the Muslim personality of students have a good impact on religious behavior, discipline, and respect for others, but still needs to be improved and special attention is paid to the formation of disciplinary behavior.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 296, "width": 69, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif . Rineka Cipta. Creswell, J. W. (2012). Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research . Pearson Education.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 370, "width": 453, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Crosby, P. B. (1995). Quality Without Tears: The Art of Hassle-Free Management . McGraw-Hill Education. Fadhlan Mudhafir. (2000). Krisis Dalam Pendidikan Islam . Al-Mawardi Prima. H. M. Arifin. (2000). Kapita Selekta Pendidikan . Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 454, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heni Hermaningsih SM Imam Tabroni, E. S. L. (n.d.). Efforts To Increase Students’ Learning Motivation In Al-Qur’an Hadith Lessons About The History Of The Decline And Writing Of The Qur’an With CBSA. Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA) , 2 (2), 795–804. https://doi.org/https://doi.org/10.54259/mudima.v2i2.440 Hersey, P., Blanchard, K. H., & Johnson, D. E. (2013). Management of Organizational Behavior: Leading Human Resources . Pearson. https://books.google.co.id/books?id=bp6IuQAACAAJ Imam Tabroni, Muhammad Naafi’ul, P. F. R. (n.d.). CONTEMPORARY ISLAMIC EDUCATION: OPPORTUNITIES AND CHALLENGES IN SOCIETY ERA 5.0. At-Tahsin , 2 (1), 17–26. http://ejournal.stitta.ac.id/index.php/attahsin/article/view/58", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 454, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, Rini Purnama Sari, Rahmat Apendi, D. K. A. (n.d.). CHARACTER EDUCATION OF", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 531, "width": 430, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE HISTORY OF ISLAMIC CIVILIZATION. At-Tahsin , 2 (1), 27–36. http://ejournal.stitta.ac.id/index.php/attahsin/article/view/59", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, A. R. B. (n.d.). Implementation Of Islamic Education Learning With Social Care Participants Educated. Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA) , 2 (2), 805–810. https://doi.org/https://doi.org/10.54259/mudima.v2i2.443", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 454, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, Alya Siti Nurhasanah, & Vina Maulidina. (2021). BUILD STUDENT CHARACTER THROUGH ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION. SOKO GURU: Jurnal Ilmiah Kependidikan , 1 (3 SE-Articles),", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 619, "width": 430, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23–26. http://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/sokoguru/article/view/58", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, & Anita Nurul Wafa. (2021). WOMEN IN ISLAMIC FEMINIST VIEW. SOKO GURU: Jurnal Ilmiah Kependidikan , 1 (3 SE-Articles), 15–22.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 669, "width": 351, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/sokoguru/article/view/59", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 454, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, Husniyah, H., Sapitri, L., & Azzahra, Y. (2022). Impact of Technological Advancements on The Establishment of Characteristics of Children. East Asian Journal of Multidisciplinary Research , 1 (1 SE-Articles), 27–32. https://doi.org/10.54259/eajmr.v1i1.453 Imam Tabroni, Ismayanti, & Diaz Budiarti. (2022). Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Mata Pelajaran Pai Terhadap Motivasi Belajar Anak Di Cluster Koba Village Purwakarta.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 743, "width": 306, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DIAJAR: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran , 1 (1", "type": "Table" }, { "left": 420, "top": 743, "width": 57, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SE-Articles),", "type": "List item" }, { "left": 496, "top": 743, "width": 30, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31–41.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 185, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.54259/diajar.v1i1.171", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 9, "width": 226, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIPMuktj:Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Volume 2 No 1 2021 https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/index Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 781, "width": 79, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 2 No 1 2021 6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 454, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, & Ismiati Ismiati. (2021). SCHOOL MANAGEMENT STRATEGIES IN IMPROVING THE QUALITY OF EDUCATION WITH LEADING PROGRAMS BASED ON ISLAMIC BOARDING SCHOOLS. SOKO GURU: Jurnal Ilmiah Kependidikan , 1 (3 SE-Articles), 1–4. http://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/sokoguru/article/view/60", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, Jamali Sahrodi, Ulfiah, & Lindawati. (2022). Early Childhood Education In Islamic Education Perspective. ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin , 1 (4 SE-Articles), 901–909. http://ulilalbabinstitute.com/index.php/JIM/article/view/194", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 454, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, Putra, D. D., Adawiah, N., & Rosmiati. (2022). Forming Character With Morals Prophet Muhammad Saw. East Asian Journal of Multidisciplinary Research , 1 (1 SE-Articles), 41–48. https://doi.org/10.54259/eajmr.v1i1.455", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 197, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, & Rahmania, S. (2022). Implementation of Akhlaqul Karimah Through Islamic Religious Education Approach In Early Children. East Asian Journal of Multidisciplinary Research ,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 222, "width": 288, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 (1 SE-Articles), 33–40. https://doi.org/10.54259/eajmr.v1i1.454", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Tabroni, & Siti Maryatul Qutbiyah. (2022). STRATEGI PEMBELAJARAN PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DI MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP PLUS AL- HIDAYAH PURWAKARTA. Jurnal Pendidikan Dasar Dan Sosial Humaniora , 1 (3 SE-Articles),", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 271, "width": 332, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "353–360. https://bajangjournal.com/index.php/JPDSH/article/view/868", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 261, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jalaluddin. (1997). Psikologi Agama . Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 456, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komariah, C., Uwes, S., Drajat, M., & Tabroni, I. (2021). Peran Orang Tua Dalam Pembinaan Akhlak Anak Melalui Media Internet. Jurnal Ilmiah Edukatif , 7 (1), 25–36. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook . SAGE Publications.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasional, D. P. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 . Sinar Grafika. Nurpita Sari, Rita Ratnasari Tabroni, I. F. R. (n.d.). Management Of The Madrasah Aliyah Curriculum Of Religious Sciences Program At MAN 1 Purwakarta. Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA) ,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 (2), 811–820. https://doi.org/https://doi.org/10.54259/mudima.v2i2.445 Ondeng, S. (2004). Islam dalam Berbagai Dimensi; Kajian tentang Agama, Sejarah dan Pendidikan . Berkah Utami.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pavlov, I. P. (1928). Lectures on Conditioned Reflexes. In W.H. Garitt, Ter (Vol. 1). International Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 454, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schunk, D. H. (2015). Learning Theories: An Educational Perspective (Schunk, D.). Pearson Education. Siti Nurjanah, Syarah Fakhrunnisa Imam Tabroni, D. M. A. (n.d.). The Role Of The PAI Teacher In Implementing The Values Of Inter-Religious Tolerance In Students. Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA) , 2 (2), 779–786. https://doi.org/https://doi.org/10.54259/mudima.v2i2.438", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 495, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, Imam, Fatimah, Dina, Hidayat, M. Fahmi, H, S. N. (n.d.). ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION BASED ON BOARDING SCHOOL OF MTS AL-FATAH TEGALWARU.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 520, "width": 430, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education: Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan , 2 (1), 10–13. http://journal.stiestekom.ac.id/index.php/Education/article/view/98", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, Imam, Romdhon, A. M. (n.d.-a). The Influence Of Islamic Religious Education On The Student’s Conduct. Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA) , 2 (2), 787–794. https://doi.org/https://doi.org/10.54259/mudima.v2i2.439", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, Imam, Romdhon, A. M. (n.d.-b). The Influence Of Islamic Religious Education On The Student’s Conduct. Jurnal Multidisiplin Madani (MUDIMA) , 2 (2), 787–794.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, I. (n.d.). Media Pembelajaran Google Classroom dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Masa Covid-19. Jurnal Pendidikan Dasar Dan Menengah , Volume 1 N . Tabroni, I. (2019). MODEL PENDIDIKAN ISLAM: Teknik Mendidik Anak dengan Treatment di Era 4.0 . CV Cendekia Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 454, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, I., Bagus, S., Uwes, S., Drajad, M., & Bahijah, I. (2022). The Learning Process Of Children With Special Needs At Salsabila Inclusive School, Purwakarta. Fikroh: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam , 15 (1), 52–62. https://doi.org/10.37812/fikroh.v15i1.387 Tabroni, I., & Budiarti, D. (2021). PERAN KYAI DALAM MEMBINA AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUINAH DARUL ULUM DESA SIMPANG KECAMATAN WANAYASA. Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, Dan Agama , 7 (2), 108–114. Tabroni, I., & Dodi, J. (2022). Family Education in The Book ’Uqūd Al-Lujjain f Ῑ Bayani Huqūqi Al- Zaujain. Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary Islamic Studies , 3 (1 SE-Articles), 55–66. https://doi.org/10.52593/mtq.03.1.04", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 9, "width": 226, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIPMuktj:Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Volume 2 No 1 2021 https://jurnal.pcmkramatjati.or.id/index.php/JIPMUKJT/index Imam Tabroni 1 , Zakia Anwar Mubarok 2 , Rini Purnama Sari 3", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 781, "width": 79, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol 2 No 1 2021 7", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 454, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, I., & Juliani, A. (2022). PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK PADA MASA PANDEMI DI RT 64 GANG MAWAR IV PURWAKARTA. Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan , 1 (1 SE-Articles). http://ejurnal.stie-", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 110, "width": 244, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "trianandra.ac.id/index.php/inovasi/article/view/172", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 454, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, I., Munajat, N., Uwes, S., & Rostandi, U. D. (2022). Parenting Patterns in Educating Children’s Prayer Discipline During the Coronavirus Disease (Covid-19). Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam; Vol 11, No 01 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam . https://doi.org/10.30868/ei.v11i01.2140", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 454, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabroni, I., & Purnamasari, R. (2022). Kajian Yasinan Mingguan dalam Membina Karakter Masyarakat Pada Masa Covid-19 di Perumahan Lebak Kinasih Purwakarta. Sivitas : Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat , 2 (1), 9–18. https://doi.org/10.52593/svs.02.1.02 Zakiyah, Rafani Aura Suci, Tabroni, Imam, A. P. (n.d.). CHARACTER ESTABLISHMENT THROUGH ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION. Education: Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan , 2 (1), 5– 9. http://journal.stiestekom.ac.id/index.php/Education/article/view/97", "type": "List item" } ]
b03b74bb-d6b1-344d-f558-e0054b833330
https://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/jipi/article/download/2437/1048
[ { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "406", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 95, "width": 483, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KLASIFIKASI POHON KELAPA SAWIT PADA DATA FUSI CITRA LIDAR DAN FOTO UDARA MENGGUNAKAN CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 159, "width": 432, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desta Sandya Prasvita 1) , Mayanda Mega Santoni 2) , Rio Wirawan 3) , Novi Trihastuti 4)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 173, "width": 334, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1, 2, 3) Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jl. Rs. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 196, "width": 499, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) PT ASI Pudjiastuti Geosurvey Jl. Ki Mangunsarkoro No.21, Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia e-mail: [email protected] 1) , [email protected] 2) , [email protected] 3) , [email protected] 4)", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 244, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 256, "width": 504, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pemantauan pertumbuhan pohon kelapa sawit merupakan salah satu aspek penting yang menentukan kualitas hasil produksi perkebunan kelapa sawit. Proses ini membutuhkan waktu yang lama dan sangat sulit jika dilakukan oleh manusia. Masa depan kelapa sawit diprediksi akan semakin prospektif dikarenakan kemajuan teknologi yang pesat serta semakin meningkatnya kesadaran manusia akan kelestarian lingkungan. Teknologi penginderaan jauh saat ini banyak dikembangkan di bidang perkebunan dan pertanian, salah satunya adalah dengan teknologi foto udara dan LiDAR. Namun, di Indonesia pemanfaatan teknologi LiDAR untuk pemetaan belum terlalu popular karena terbilang teknologi baru dan ban- yak komunitas perkebunan yang belum begitu mengenal teknologi tersebut. Fokus penelitian adalah tahapan awal dalam pengembangan sistem monitoring jarak jauh untuk pohon kelapa sawit menggunakan data LiDAR dan foto udara, yaitu pa- da tahapan klasifikasi. Pekerjaan dilakukan mulai dari proses pengumpulan data dan eksperimen untuk mendapatkan model klasifikasi yang optimal untuk identifikasi pohon kelapa sawit. Data yang digunakan adalah data fusi LiDAR dan foto udara di wilayah perkebunan kelapa sawit di Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Metode klasifikasi yang digunakan adalah Convolutional Neural Network (CNN), dengan akurasi tertinggi menggunakan fitur RGB sebesar 98%, akurasi terendah menggunakan fitur LiDAR sebesar 86%, sedangkan dengan penggabungan data fusi LiDAR dan foto udara adalah sebesar 97%.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 430, "width": 336, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: LiDAR, Convolutional Neural Network, Deep Learning, Kelapa Sawit.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 454, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 466, "width": 504, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oil palm tree growth monitoring process is one of the important aspects that determine the quality of oil palm production. This process takes a long time and is very difficult for humans to do. The future of oil palm will be more prospective due to rapid technological advances and increasing human awareness of environmental sustainability. Remote sensing technology is currently being developed in the fields of plantations and agriculture, one of which is aerial photography and LiDAR technology. However, in Indonesia the use of LiDAR technology for mapping is not very popular because it is a new tech- nology and many plantation communities are not familiar with the technology. Because this technology is relatively new and many plantation communities are not familiar with the technology. The focus of this research is the initial stage in develop- ing a remote monitoring system for oil palm trees using LiDAR data and aerial photographs, namely the classification stage. Work was carried out starting from the data collection process and experiments to obtain an optimal classification model for the identification of oil palm trees. The data used are LiDAR image and aerial image fusion data of oil palm plantation are- as in Pontianak, West Kalimantan, Indonesia. The classification method used is Convolutional Neural Network, with the highest accuracy using the RGB feature of 98%, the lowest accuracy using the LiDAR feature of 86%, while the combination of LiDAR fusion data and aerial photography is 97%.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 627, "width": 314, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: LiDAR, Convolutional Neural Network, Deep Learning, Palm Oil.", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 651, "width": 79, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 667, "width": 505, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "asa depan kelapa sawit diprediksi akan semakin prospektif dengan semakin meningkatnya permintaan global terhadap minyak goreng. Diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng pada tahun 2050 akan meningkat dua kali dari konsumsi tahun 2008, yaitu sekitar 240 juta ton [1]. Di Indonesia, perkebunanan kelapa sawit terus berkembang dan menjadikan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia [2]. Namun, perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih memiliki banyak tantangan, terutama dalam hal kelestarian lingkungan hidup. Perkebunan kelapa sawit diklaim merusak kelestarian lingkungan dengan mengubah lahan hutan menjadi bukan lahan hutan (deforestasi). Kajian saat ini menunjukkan bahwa kelapa sawit telah menyebabkan hilangnya hutan sebesar 2-3% yang berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati [3].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 494, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan riset dan teknologi yang pesat serta semakin meningkatnya kepedulian manusia akan", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 665, "width": 58, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "407", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 505, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelestarian lingkungan diyakini akan membuat masa depan perkebunan kelapa sawit semakin prospektif dengan precision farming . Precision farming merupakan suatu sistem pengelolaan lahan pertanian yang berbasis informasi keragaman lahan, tanaman, dan iklim untuk menghasilkan suatu keputusan terbaik dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang optimal, berkelanjutan, dengan tetap menjaga dan melindungi kelestarian lingkungan [4].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 160, "width": 505, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen perkebunan kelapa sawit yang baik harus memperhatikan segala aspek, mulai dari aspek pembukaan lahan, pembenihan sampai pemanenan. Beberapa proses penting yang menentukan kualitas produktivitas hasil tanaman kelapa sawit adalah proses pembenihan, penanaman, pengendalian hama, pemeliharaan dan pemantauan, serta proses panen buah kelapa sawit. Pohon-pohon kelapa sawit baru akan berbuah sekitar tiga sampai empat tahun setelah ditanam, dimana tahapan pemeliharaan atau pemantauan ( controlling ) menjadi yang sangat menentukan dalam keberhasilan panen buah kelapa sawit. Salah satu aspek penting dalam tahapan pemantauan perkebunan kelapa sawit adalah pemantauan tentang lokasi dan jumlah pohon kelapa sawit di area perkebunan. Dari informasi tersebut, dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan pohon kelapa sawit setelah penanaman seperti usia atau tingkat kelangsungan hidup dari pohon-pohon kelapa sawit tersebut. Disamping itu juga dapat digunakan untuk memprediksi hasil minyak dari kelapa sawit. Proses pemantauan setiap pohon kelapa sawit tersebut membutuhkan waktu yang lama dan sangat sulit dilakukan oleh manusia.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 319, "width": 504, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di kalangan komunitas kelapa sawit Indonesia, penggunaan LiDAR belum terlalu populer. Hal tersebut dikarenakan teknologi ini memang terbilang baru, juga banyak komunitas perkebunan yang belum banyak memanfaatkan teknologi pengindraan jauh. Padahal di bidang pertambangan, posisi LiDAR bisa dibilang sangat berperan. Teknologi pemetaan Airborne LiDAR memadukan antara LRF ( Laser Range Finder ), POS ( Positioning and Orientation System ) yang diintegrasikan dengan DGPS ( Differential Global Positioning System ), IMU ( Inertial Measurement Unit ) dan Control Unit . Prinsip kerja sistem LiDAR secara umum adalah sensor memancarkan sinar laser ke target di permukaan bumi, kemudian sinar laser tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Alat LiDAR dan kamera foto udara ditempatkan di pesawat yang sebelumnya telah dilubangi bagian bawah badannya [5].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 439, "width": 505, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Algoritma komputasi yang semakin canggih juga memungkinkan komputer atau mesin dapat belajar berdasarkan data sedemikian sehingga dapat memiliki kecerdasan yang sama dengan manusia, yang dikenal sebagai metode machine learning . Teknik pengolahan citra digital juga memungkinkan komputer dapat melihat seperti mata manusia. Dengan adanya teknologi remote sensing LiDAR dan foto udara, serta algoritma cerdas machine learning dan pengolahan citra digital diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam perkebunan kelapa sawit. Yaitu dengan cara mengotomatisasi proses pemantauan pohon kelapa sawit di perkebunan, mulai dari mengidentifikasi pohon kelapa sawit, jumlah kelapa sawit, hingga mengetahui kualitas kelapa sawit hasil identifikasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 545, "width": 504, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah dilakukan penelitian untuk identifikasi pohon kelapa sawit di area perkebunan kelapa sawit di Malaysia, dataset yang diakuisisi melalui sensor spektrometer pencitraan udara AISA yang terdiri dari 20 pita ( bands ) dalam spektrum tampak dan near-infrared . Penelitian yang dilakukan terdiri atas 2 tahapan yaitu pra-pemrosesan dan tahapan pra-pemrosesan. Pada tahapan pra-pemrosesan melibatkan beberapa langkah yaitu koreksi geometris dan radiometrik, koreksi iluminasi lintas jalur, dan transformasi Minimum Noise Fraction (MNF), sedangkan tahapan pemrosesan terdiri dari beberapa tahapan diantaranya analisis tekstur dengan Grey-Level Co-occurrence Matrix (GLCM), edge enhancement dengan menerapkan filter Sobel, segmentasi objek dengan threshold , Rekonstruksi morfologi dengan erosi, dan blob analysis . Rata-rata akurasi pada penelitian ini adalah 95%. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu penghitungan pohon kelapa sawit masih dilakukan secara semi- otomatis yaitu pada pemilihan threshold selama proses segmentasi dan juga pemilihan ukuran elemen struktur dalam morfologi serta masih kurang akuratnya identifikasi pohon kelapa sawit yang tumpang tindih [6].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 691, "width": 505, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah dilakukan juga penelitian untuk identifikasi dan menghitung pohon kelapa sawit secara otomatis dengan metode CNN dan post-processing dengan sample merging . Wilayah studi penelitian ini terletak di bagian selatan Malaysia, pohon di wilayah studi pohon kelapa sawit ditanam lebih banyak dan tajuknya sering tumpang tindih. Penelitian yang dilakukan ini terdiri atas 3 tahapan, yaitu membangun model klasifikasi dengan CNN, deteksi pohon kelapa sawit, dan post-processing dengan teknik sample merging . Akurasi klasifikasi pada penelitian ini mencapai 96% dengan masih terdapatnya masalah dalam mengidentifikasi vegetasi [7].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 771, "width": 494, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya dilakukan perbaikan metode pada penelitian sebelumnya yaitu dengan metode berbasis TS-CNN", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "408", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 504, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( two-stage CNN), yaitu dengan proses CNN dua tahap. Tahap CNN pertama yaitu untuk klasifikasi tutupan lahan ( Land Cover Classification ) dengan 3 kelas (area perkebunan kelapa sawit, vegetasi lain, dan kedap air/awan) dengan ukuran 65x65 piksel. Tahap CNN kedua, untuk klasifikasi objek dengan 4 kelas (latar belakang, kelapa sawit, vegetasi lain, dan kedap air/awan) dengan ukuran piksel 17x17. Penelitian ini melakukan identifikasi citra dalam skala besar dan memperoleh skor F1 rata-rata tertinggi sebesar 95% di antara 11 metode deteksi kelapa sawit di wilayah studi penelitian [8].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 173, "width": 505, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian data fusi citra LiDAR dan foto udara telah dilakukan untuk klasifikasi objek bangunan, vegetasi, mobil, dan tanah dengan overall accuracy sebesar 83.7%. Penelitian ini menggunakan metode maximum likelihood classifier dengan fitur yang terdapat pada data citra LiDAR ( first echo , last echo dan intensity ), fitur pada aerial optical images (RGB) dan Near Infra-Red (NIR) [9]. Penelitian dilanjutkan dengan menambahkan fitur turunan data LiDAR yaitu, Height Difference (HD) dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dengan menggunakan metode klasifikasi fuzzy markov random field dan membandingkannya dengan markov random field [10]. Penelitian ini dapat mengklasifikasikan objek berupa bangunan, pohon, rumput, tanah kosong menggunakan data fusi citra LiDAR dan foto udara dengan overall accuracy sebesar 88.9%.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 279, "width": 505, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kondisi umum dan latar belakang masalah terkait perkebunan kelapa sawit, maka dilakukan penelitian untuk klasifikasi pohon kelapa sawit menggunakan data citra LiDAR dan foto udara di perkebunan kelapa sawit Kalimantan, Indonesia. Fokus pada penelitian ini adalah membangun model klasifikasi yang nantinya model tersebut akan digunakan untuk mendeteksi pohon kelapa sawit saat proses pemantauan perkebunan secara jarak jauh. Metode klasifikasi yang digunakan adalah CNN. CNN diperkenalkan oleh Yann Lecun dan Joshua Bengio [11], yang mana metode ini terinspirasi dari cara kerja saraf pada korteks visual kucing yang di dalamnya terdapat sebuah susunan yang kompleks [12]. CNN merupakan salah satu jenis dari Multilayer Neural Network . CNN juga sama seperti teori neural network lainnya yang dilatih menggunakan algoritma backpropagation . CNN dirancang untuk mengenali pola visual secara langsung dari piksel citra dengan meminimalkan praproses. CNN dapat mengenali pola dengan variasi yang beragam, robust terhadap distorsi dan transformasi geometri yang sederhana.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 425, "width": 505, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebaruan penelitian ini adalah penggunaan data fusi LiDAR dan foto udara dengan menggunakan area studi di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, Indonesia. Dimana belum ada penelitian sebelumnya yang menggunakan metode machine learning dengan data fusi LiDAR dan foto udara khususnya di wilayah perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Tantangan pada penelitian ini adalah data pohon kelapa sawit yang ditanam dengan sangat rapat, bahkan banyak pohon kelapa sawit yang terlihat tumpang tindih.", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 501, "width": 72, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II.M ETODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 517, "width": 505, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa tahapan pada penelitian ini, yaitu 1) pengumpulan data LiDAR dan foto udara, 2) pemilihan region dan pembuatan ground truth , 3) Membangun model klasifikasi dengan CNN, dan 4) evaluasi. Metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 784, "width": 111, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Metodologi Penelitian.", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "409", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 142, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Data LiDAR dan Foto Udara", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 109, "width": 505, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan adalah wilayah perkebunan kelapa sawit di Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Kalimantan Barat merupakan provinsi dengan lahan sawit terluas ke-3 setelah Riau dan Sumatera Utara [13]. Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan cukup mewakili perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Pohon kelapa sawit pada perkebunan tersebut ditanam sangat berdekatan, dan terlihat tumpang tindih satu pohon dengan pohon yang lainnya, serta tidak ada tamanan perkebunan lain yang ditanam selain pohon kelapa sawit. Objek lain selain kelapa sawit terdapat jalan, bangunan, tanah, rumput, pohon, namun mayoritas adalah pohon kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 189, "width": 507, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data citra yang digunakan pada penelitian ini adalah data fusi citra LiDAR ( Light Detection and Ranging ) dan aerial optical images dengan ukuran yaitu 10311 x10243 piksel. Data diperoleh dari perusahaan PT. ASI Pudjiastuti Geosurvey, perusahaan yang bergerak dalam akuisisi data LIDAR. LiDAR adalah salah satu metode yang digunakan untuk pengindraan jauh yang mengukur jarak dengan menyinari target permukaan bumi dengan laser. LiDAR merupakan media yang relatif baru di bidang fotogrametri (teknik pemetaan melalui udara). LiDAR menghasilkan citra berbentuk 3 dimensi yang memiliki resolusi dan akurasi yang sangat baik. Data LiDAR terdiri atas digital elevation model (DEM), digital surface model (DSM), dan intensity. DEM adalah representasi dari tempat kejadian setelah laser menembus benda-benda lunak seperti vegetasi gugur, sehingga bangunan (jaringan listrik, gedung dan menara) dan fitur alam (pohon dan jenis vegetasi lainnya) tidak termasuk dalam DEM. DSM adalah model permukaan bumi dengan menggambarkan seluruh objek permukaan bumi yang terlihat. Objek bangunan, vegetasi yang menutupi tanah dan objek tanah yang terbuka termasuk dalam data tersebut. LiDAR juga mengambil informasi secara bersamaan yaitu data intensitas atau kekuatan sinyal yang dipantulkan oleh permukaan. Data intensitas ini sangat berguna jika terdapat objek yang berbeda namun memiliki ketinggian yang sama seperti air dan jalan raya [14].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 375, "width": 505, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihannya dibandingkan dengan metode lain adalah data LiDAR dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu daerah, memiliki akurasi dan presisi yang tinggi pada daerah yang tidak berbukit, dan citra dari data LiDAR tidak memiliki bayangan. Namun data LiDAR memiliki kekurangan yaitu tidak ada informasi tekstur permukaan dan tidak ada informasi warna. Maka saat ini pengambilan data citra LiDAR sering kali dilakukan bersamaan dengan akuisisi data dari gelombang lain yaitu dengan foto udara. Hasil akuisisi foto udara berupa true color image (citra RGB) yang memiliki channel merah, hijau, dan biru. Proses melengkapi data LiDAR juga disebut sebagai data fusion [10].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 469, "width": 254, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pemilihan Sampel Data dan Pembuatan Ground Truth", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 485, "width": 505, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data citra LiDAR dan foto udara dengan ukuran 10311 x 10243 piksel dibagi dalam beberapa region, dengan masing-masing region berukuran 1500 x 1500 piksel. Pemilihan region ini dilakukan untuk mengurangi waktu proses dalam pembangunan model klasifikasi. Pada penelitian dipilih 6 sampel region yang digunakan untuk membangun dataset pelatihan. Enam region dipilih yaitu yang mewakili semua objek yang terdapat pada data citra, yaitu objek pohon kelapa sawit jalan, bangunan, tanah, rumput, dan pohon. Gambar 2 merupakan data citra perkebunan kelapa sawit yang dibagi dalam beberapa region, sampel yang digunakan adalah region dengan kotak warna kuning.", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 784, "width": 115, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pemilihan Sampel Data.", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "410", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 504, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dipilih 6 sampel region yang digunakan pada penelitian, tahapan selanjutnya adalah pembuatan ground truth pada semua region terpilih. Pembuatan ground truth dilakukan dengan cara memberi label secara manual pada gambar berukuran 1500 x 1500. Pada citra tersebut ditandai mana yang pohon kelapa sawit dan bukan pohon kelapa sawit. Untuk pohon kelapa sawit ditandai dengan titik warna merah, dan latar belakang ditandai titik warna biru. Gambar 3 adalah contoh dari ground truth .", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 320, "width": 122, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pembuatan Ground Truth .", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 340, "width": 204, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C.Training CNN dan Optimalisasi Parameter", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 356, "width": 505, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk proses pembangunan model dibutuhkan dataset pelatihan, yang dibagi ke dalam 2 kelas yaitu kelas kelapa sawit dan bukan kelapa sawit. Dataset diperoleh dari sampel data terpilih dengan ground truth yang telah dibuat. Ukuran piksel ditentukan dari ukuran piksel pohon kelapa sawit pada citra, dimana ukuran piksel kelapa sawit pada citra adalah kisaran 50x50 piksel sampai 60x60 piksel. Gambar 4 adalah tahapan membangun dataset pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 654, "width": 168, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Tahapan Membangun Dataset Pelatihan.", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 674, "width": 504, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dataset pelatihan tersebut dibagi ke dalam data latih dan data uji, 80% untuk data latih dan 20% data uji. Data latih digunakan untuk membangun model CNN, sedangkan data uji digunakan untuk menguji model. Arsitektur dari CNN dibagi menjadi 2 bagian besar, Feature Extraction Layer dan Fully-Connected Layer (MLP). Pada penelitian ini ditetapkan layer pada Feature Extraction Layer berjumlah 2 layer, sedangkan Fully-Connected Layer (MLP) berjumlah 3. Pada Feature Extraction Layer , akan ditentukan ukuran filter dan fungsi aktivasi yang paling optimal. Fully-Connected Layer (MLP) akan ditentukan units dan fungsi aktivasi yang paling optimal. Rate dropout dan learning rate juga ditentukan pada eksperimen ini. Penentuan parameter optimal CNN dilakukan dengan tuning hyperparameter menggunakan library Kerastuner bersamaan dengan library Tensorflow.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Page header" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "411", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 513, "width": 307, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T ABEL I J UMLAH D ATA L ATIH DAN U JI SETIAP U KURAN P IKSEL Ukuran", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 542, "width": 446, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piksel Jumlah Dataset Data Training Data Testing Kelas Kelapa Sawit Kelas Bukan Kelapa Sawit Jumlah Data Training (80%) Kelas Kelapa Sawit Kelas Bukan Kelapa Sawit Jumlah Data Testing (30%) 50x50 3.408 3.836 7.244 875 936 1.811 52x52 3.406 3.821 7.227 863 944 1.807 54x54 3.401 3.812 7.213 859 945 1.804 56x56 3.396 3.804 7.200 851 949 1.800 58x58 3.389 3.796 7.185 846 951 1.797 60x60 3.362 3.797 7.159 855 935 1.790", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 357, "width": 161, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Tahapan Pelatihan dengan CNN.", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 378, "width": 504, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahapan ini dilakukan eksperimen untuk mendapatkan model optimal pada klasifikasi pohon kelapa sawit menggunakan data LiDAR dan foto udara dengan metode klasifikasi CNN. Berikut ini adalah eksperimen yang dilakukan pada penelitian:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 429, "width": 348, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Eksperiemen Penentuan Ukuran Piksel Dataset Citra Pohon Kelapa Sawit.", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 442, "width": 490, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ukuran piksel dataset ditentukan dari ukuran piksel pohon kelapa sawit pada citra, dimana ukuran piksel kelapa sawit pada citra adalah kisaran 50x50 piksel sampai 60x60 piksel. Maka pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan untuk menentukan ukuran piksel dataset kelapa sawit yaitu ukuran piksel citra 50x50, 52x52, 54x54, 56x56, 58x58, dan 60x60 dengan menggunakan CNN. Tabel I adalah jumlah dataset untuk data training dan data testing masing-masing ukuran piksel.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 646, "width": 234, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Eksperiemen Fitur Data LiDAR dan Foto Udara.", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 659, "width": 505, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap percobaan ukuran piksel dataset citra, juga dilakukan kombinasi percobaan terhadap percobaan fitur- fitur yang tersedia dalam data citra LiDAR dan aerial optical images . Percobaan ini dilakukan perbandingan terhadap fitur foto udara (RGB), fitur LiDAR saja (DEM, DSM, CHM, dan intensity ), serta penggabungan fitur RGB dan LiDAR (RGB, DEM, DSM, CHM, dan intensity ). Fitur turunan dari DEM dan DSM adalah Canopy Height Model (CHM), yaitu dengan dengan DEM dikurangi dari nilai DSM. Fitur CHM ini merupakan representasi dari tinggi pohon pada wilayah pengukuran. Tinggi pohon diukur melalui jarak antara ground atau permukaan dengan titik tertinggi pohon. [15].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Page header" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "412", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 193, "width": 67, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T ABEL II C ONFUSION M ATRIX", "type": "Picture" }, { "left": 324, "top": 214, "width": 49, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ground Truth", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 225, "width": 380, "height": 553, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝝋 𝟏 𝝋 𝟐 𝝋 𝟑 𝝋 𝟒 Total Classifier 𝝋 𝟏 𝑎 11 𝑎 12 𝑎 13 𝑎 11 ∑(𝑎 1𝑖 ) 4 𝑖=1 𝝋 𝟐 𝑎 21 𝑎 22 𝑎 23 𝑎 22 ∑(𝑎 2𝑖 ) 4 𝑖=1 𝝋 𝟑 𝑎 31 𝑎 32 𝑎 33 𝑎 33 ∑(𝑎 3𝑖 ) 4 𝑖=1 𝝋 𝟒 𝑎 41 𝑎 42 𝑎 43 𝑎 44 ∑(𝑎 4𝑖 ) 4 𝑖=1 Total ∑(𝑎 𝑖1 ) 4 𝑖=1 ∑(𝑎 𝑖2 ) 4 𝑖=1 ∑(𝑎 𝑖3 ) 4 𝑖=1 ∑(𝑎 𝑖4 ) 4 𝑖=1 ∑ ∑(𝑎 𝑖𝑗 ) 4 𝑗=1 4 𝑖=1 T ABEL III H ASIL T UNING H YPERPARAMETER CNN UNTUK F ITUR RGB Ukuran Dataset Pelatihan 50x50 52x52 54x54 56x56 58x58 60x60 Convolutional Layer ke-1 Filters 84 72 72 84 78 30 fungsi aktivasi relu tanh tanh tanh tanh tanh Padding valid valid same valid valid Convolutional Layer ke -2 Filters 42 84 90 48 90 60 fungsi aktivasi relu tanh tanh tanh relu tanh Fully-Connected Layer (MLP) ke-1 units 16 40 28 28 46 40 fungsi aktivasi relu tanh relu tanh relu tanh Fully-Connected Layer (MLP) ke-2 units 34 16 22 22 40 40 fungsi aktivasi tanh relu tanh relu tanh relu Fully-Connected Layer (MLP) ke-3 units 28 40 28 40 34 22 fungsi aktivasi tanh relu relu relu tanh tanh Dropout 0,2 0,2 0.6 0.8 0.3 0.6", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 780, "width": 381, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning Rate 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 61, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Evaluasi", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 109, "width": 498, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengevaluasi hasil terhadap metode yang diusulkan adalah dengan membuat confusion matrix dari test- ing dataset . Confusion matrix adalah tabel yang terdiri atas banyaknya data uji yang diprediksi benar dan tidak benar oleh model klasifikasi. Baris pada confusion matrix menyatakan label yang diberikan oleh classifier , se- dangkan kolomnya menyatakan label pada ground truth . Elemen matriks 𝑎 𝑖𝑗 pada confusion matrix menyatakan banyaknya elemen yang sebenarnya merupakan kelas 𝜑 𝑖 , tetapi diberi label kelas 𝜑 𝑗 oleh classifier . Tabel confu- sion matrix dapat dilihat pada Tabel II.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 397, "width": 505, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini diukur dengan menggunakan tingkat akurasi dari data fusi citra LiDAR dan aerial optical images yang diuji dan diamati. Dari confusion matrix dapat diturunkan rumus akurasi yang dinyatakan pada (1),", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 426, "width": 321, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akurasi= ∑ (𝑎 𝑖𝑖 ) 𝑘 𝑖=1 ∑ ∑ (𝑎 𝑖𝑗 ) 𝑘 𝑗=1 𝑘 𝑖=1 ×100% (1) III. H ASIL DAN P EMBAHASAN", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 483, "width": 505, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksperimen ini dilakukan untuk mendapatkan model terbaik pada klasifikasi pohon kelapa sawit menggunakan data fusi citra LiDAR dan foto udara dengan metode klasifikasi CNN. Berikut ini merupakan hasil tuning hyperparameter CNN, akurasi setiap percobaan menggunakan parameter CNN yag sudah diperoleh dari tahap tuning hyperparameter , serta hasil deteksi pohon kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 539, "width": 120, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Tuning Hyperparameter", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 555, "width": 488, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini adalah hasil tunning hyperparameter untuk setiap percobaan fitur, yaitu fitur RGB, fitur LiDAR, dan fusi LiDAR dan foto udara. Seluruh Percobaan fitur dikombinasikan dengan percobaan ukuran dataset pelatihan, yaitu ukuran citra 50x50, 52x52, 54x54, 56x56, 58x58, dan 60x60 piksel.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 593, "width": 486, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Fitur Foto Udara (RGB) Tabel III adalah hasil tunning hyperparameter CNN untuk fitur RGB untuk masing-masing ukuran dataset pelatihan klasifikasi citra pohon kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "413", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 132, "width": 383, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T ABEL IV H ASIL T UNING H YPERPARAMETER CNN UNTUK F ITUR L I DAR. Ukuran Dataset Pelatihan 50x50 52x52 54x54 56x56 58x58 60x60 Convolutional Laye r ke-1 Filters 42 90 54 36 72 78 fungsi aktivasi tanh tanh relu tanh relu tanh Padding valid valid same same valid valid Convolutional Layer ke-2 Filters 84 72 54 66 54 42 fungsi aktivasi relu relu tanh tanh tanh tanh Fully-Connected Layer (MLP) ke-1 units 22 22 46 34 46 34 fungsi aktivasi tanh relu tanh tanh tanh tanh Fully-Connected Layer (MLP) ke-2 units 46 40 34 16 22 40 fungsi aktivasi tanh tanh relu relu relu relu Fully-Connected Layer (MLP) ke-3 units 46 40 40 22 16 34 fungsi aktivasi tanh tanh relu tanh tanh tanh Dropout 0.1 0.4 0.4 0.3 0.5 0.8 Learning Rate 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 338, "width": 382, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T ABEL V H ASIL T UNING H YPERPARAMETER CNN UNTUK PENGGABUNGAN FITUR RGB DAN L I DAR. Ukuran Dataset Pelatihan 50x50 52x52 54x54 56x56 58x58 60x60 Convolutional Layer ke-1 Filters 90 36 84 72 72 66 fungsi aktivasi tanh tanh tanh tanh tanh tanh Padding same valid valid same same valid Convolutional Laye r ke-2 Filters 78 42 84 30 36 42 fungsi aktivasi tanh relu tanh tanh tanh tanh Fully-Connected Layer (MLP) ke-1 units 16 40 28 34 46 34 fungsi aktivasi tanh relu relu relu relu tanh Fully-Connected Layer (MLP) ke-2 units 28 28 16 28 28 40 fungsi aktivasi tanh tanh tanh tanh tanh relu Fully-Connected Layer (MLP) ke-3 units 34 34 46 22 40 40 fungsi aktivasi relu relu relu relu tanh tanh Dropout 0.5 0.5 0.2 0.1 0.3 0.5 Learning Rate 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 201, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) LiDAR (DEM, DSM, CHM, dan intensity)", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 106, "width": 489, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel IV adalah hasil tunning hyperparameter CNN untuk fitur LiDAR dengan masing-masing ukuran dataset pelatihan klasifikasi citra pohon kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 291, "width": 339, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Penggabungan Fitur RGB dan LiDAR (DEM, DSM, CHM, dan intensity)", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 303, "width": 482, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel V adalah hasil tunning hyperparameter CNN untuk penggabungan fitur RGB dan LiDAR dengan mas- ing-masing ukuran dataset pelatihan klasifikasi citra pohon kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 506, "width": 266, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Analisis Eksperimen Membangun Model Klasifikasi CNN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 522, "width": 505, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil tunning hyperparameter digunakan sebagai parameter pada klasifikasi citra pohon kelapa sawit. Adapun perbandingan akurasi setiap percobaan dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik tersebut adalah perbandingan akurasi dari masing-masing fitur yang dibandingkan pada eksperimen ini serta ukuran sampel citra yang digunakan. Akurasi tertinggi adalah dengan menggunakan fitur RGB dengan menggunakan ukuran dataset citra 50x50, akurasi yaitu sebesar 98%. Sedangkan akurasi terendah yaitu dengan menggunakan fitur LiDAR sebesar 86%.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 771, "width": 174, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Grafik Perbandingan Akurasi Eksperimen.", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "414", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 505, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlihat bahwa akurasi tertinggi adalah dengan menggunakan fitur RGB saja. Hasil analisis pada eksperimen ini menyatakan bahwa untuk membedakan pohon kelapa sawit satu dengan yang lainnya dapat dibedakan dengan warna. Akurasi paling rendah adalah dengan menggunakan fitur LiDAR saja, hal tersebut menyatakan tidak cukup mengklasifikasikan pohon kelapa sawit hanya dengan fitur ketinggian dan intensitas. Karena ada beberapa objek lain yang memiliki ketinggian dan intensitas yang sama dengan pohon kelapa sawit, misalnya vegetasi lainnya. Penggabungan fitur RGB dan LiDAR juga belum dapat meningkatkan akurasi terhadap fitur RGB. Perlu dikaji lagi terhadap fitur data LiDAR, karena jika informasi warna ditambahkan informasi terkait ketinggian dan lemah/kuatnya daya pantul seharusnya akan meningkatkan akurasi klasifikasi pohon kelapa sawit.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 201, "width": 139, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C.Deteksi Pohon Kelapa Sawit", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 216, "width": 505, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data citra dideteksi dengan menggunakan jendela geser ( sliding window ), yaitu dengan menggunakan jendela dengan ukuran tertentu yang bergerak menelusuri untuk mengklasifikasikan setiap lokal area citra menggunakan model klasifikasi yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya. Ukuran jendela yang digunakan dalam mendeteksi pohon kelapa sawit pada citra adalah konstan, yaitu sesuai dengan ukuran piksel dataset citra yang diperoleh pada eksperimen membangun model klasifikasi. Fitur RGB menggunakan ukuran jendela 50x50 piksel, fitur LiDAR menggunakan jendela 54x54 piksel, sedangkan fitur fusi LiDAR dan RGB menggunakan ukuran jendela ketetanggan 50x50 piksel.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 309, "width": 504, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah geser (jarak perpindahan jendela geser di setiap langkah) juga memiliki pengaruh besar pada hasil deteksi pohon kelapa sawit. Jika langkah geser terlalu besar, banyak sampel akan terlewatkan dan tidak terdeteksi. Jika langkah geser terlalu kecil, satu sampel dapat terdeteksi berulang kali. Dalam penelitian ini, langkah geser ditetapkan yaitu sebesar 10 piksel.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 362, "width": 504, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 adalah hasil deteksi pohon kelapa sawit menggunakan data citra LiDAR dan aerial optical images . Hasil deteksi masih belum bekerja dengan baik, terlihat masih banyak objek yang salah terdeteksi. Beberapa objek bukan kelapa sawit yang terdeteksi sebagai pohon kelapa sawit. Ada banyak pohon kelapa sawit yang terdeteksi lebih dari 1 kali, dan banyak juga pohon kelapa sawit yang terdeteksi tidak tepat di pusat pohon.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 589, "width": 135, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. K ESIMPULAN DAN S ARAN", "type": "Section header" }, { "left": 230, "top": 614, "width": 135, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. K ESIMPULAN DAN S ARAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 630, "width": 504, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini telah dilakukan pembangunan model klasifikasi pohon kelapa sawit dengan menggunakan algoritma CNN pada data LiDAR dan foto udara. Dilakukan mulai dari pengumpulan data, pembuatan ground truth , membangun dataset pelatihan, dan pembangunan model klasifikasi. Dari hasil eksperimen, diperoleh akurasi model klafikasi tertinggi yaitu dengan menggunakan fitur RGB dengan akurasi 98%, dan akurasi terendah 86% hanya dengan menggunakan fitur LiDAR saja. Fusi LiDAR dan foto udara juga belum dapat meningkatkan akurasi terhadap fitur RGB, dengan akurasi sebesar 97%.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 706, "width": 504, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan ini merupakan tahapan awal dari penelitian untuk membangun aplikasi deteksi pohon kelapa sawit jarak jauh secara otomatis, dan masih terus diperbaiki dan dikembangkan. Adapun beberapa pekerjaan yang akan dilakukan pada penelitian selanjutnya antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 744, "width": 318, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Tahapan pra-pemrosesan, misal dengan menggunakan median filter;", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 757, "width": 502, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Dilakukan ekstraksi fitur seperti menggunakan Gabor Wavelets, Local Binary Pattern (LBP), Gray Level Co- Occurrence Matrix (GLCM) pada data LiDAR dan foto udara; dan", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 563, "width": 342, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b) (c)", "type": "Table" }, { "left": 53, "top": 579, "width": 489, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. (a) Hasil Deteksi Menggunakan Fitur RGB, (b) Hasil Deteksi Menggunakan Fitur LiDAR, dan (c) Hasil Deteksi Menggunakan Fitur Fusi Li- DAR dan RGB.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 90, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2540 - 8984", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 47, "width": 271, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 59, "width": 209, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 06, Nomor 02, Desember 2021 : 406 – 415", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 800, "width": 17, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "415", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 93, "width": 504, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Hasil deteksi pohon kelapa sawit belum bekerja dengan baik, maka perlu dilakukan pebaikan tahapan deteksi kelapa sawit dengan menggunakan post-processing .", "type": "List item" }, { "left": 244, "top": 131, "width": 108, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "U CAPAN T ERIMA K ASIH", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 147, "width": 503, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terima kasih kepada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang telah mendanai penelitian ini pada hibah penelitian internal Riset Dosen Pemula tahun 2021.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 185, "width": 82, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D AFTAR P USTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 201, "width": 11, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1]", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 201, "width": 259, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatimah and Nuryaningsih, Buku Ajar: Budidaya Tanaman Kelapa Sawit . 2018.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 210, "width": 11, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2]", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 210, "width": 469, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. Astuti, Harfiza, E. Yuningsih, I. M. Nasution, D. Mustikawati, and A. R. Wasingun, Pedoman Budidaya Kelapa Sawit (Elais guineensis) yang", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 219, "width": 39, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baik . 2014.", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 228, "width": 254, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] E. Meijaard et al. , Kelapa sawit dan Keanekaragaman Hayati . 2018.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 237, "width": 487, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] E. N. Ginting and D. Wiratmoko, “Potensi dan Tantangan Penerapan Precision Farming dalam Upaya Membangun Perkebunan Kelapa Sawit yang Berkelanjutan,” War. PPKS , vol. 26, no. 2, pp. 55–65, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 254, "width": 415, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] I. W. K. E. Putra, “Sistem Kerja Sensor Laser pada LIDAR,” J. Media Komun. Geogr. , vol. 17, no. 1, pp. 59–70, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 263, "width": 490, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] H. Z. M. Shafri, N. Hamdan, and M. I. Saripan, “Semi-automatic detection and counting of oil palm trees from high spatial resolution airborne imagery,” Int. J. Remote Sens. , vol. 32, no. 8, pp. 2095–2115, 2011, doi: 10.1080/01431161003662928.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 283, "width": 11, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7]", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 282, "width": 457, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. Li, H. Fu, L. Yu, and A. Cracknell, “Deep learning based oil palm tree detection and counting for high-resolution remote sensing images,”", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 293, "width": 190, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remote Sens. , vol. 9, no. 1, 2017, doi: 10.3390/rs9010022.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 302, "width": 501, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] W. Li, R. Dong, H. Fu, and L. Yu, “Large-scale oil palm tree detection from high-resolution satellite images using two-stage convolutional neural networks,” Remote Sens. , vol. 11, no. 1, 2019, doi: 10.3390/rs11010011.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 318, "width": 479, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] M. Bartels and H. Wei, “Maximum Likelihood Classification of LIDAR Data Incorporating Multiple Co-Registered Bands,” 4th Int. Work. Pattern Recognit. Remote Sens. conjunction with 18th Int. Conf. Pattern Recognit. 2006 , p. I:17-20, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 337, "width": 499, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Y. Cao, H. Zhao, N. Li, and H. Wei, “Land-cover classification by airborne LIDAR data fused with aerial optical images,” 2011 Int. Work. Multi- Platform/Multi-Sensor Remote Sens. Mapping, M2RSM 2011 , 2011, doi: 10.1109/M2RSM.2011.5697394.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 355, "width": 497, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Y. Lecun and Y. Bengio, “Convolutional Networks for Images, Speech, and Time-Series,” Handb. Brain Theory Neural Networks , pp. 255–258, 1998.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 374, "width": 496, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] D. Hubel and T. Wiesel, “Receptive Fields and Functional Architecture of Monkey Striate Cortex,” J. Physiol. , no. 195, pp. 215–243, 1968, doi: papers://47831562-1F78-4B52-B52E-78BF7F97A700/Paper/p352.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 392, "width": 368, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] V. B. Kusnandar, “Di Mana Lahan Sawit Terluas di Indonesia?,” https://databoks.katadata.co.id/ , 2019.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 403, "width": 396, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/10/di-mana-lahan-sawit-terluas-di-indonesia (accessed Nov. 14, 2021).", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 412, "width": 453, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] M. Bartels and H. Wei, “Remote Sensing: Segmentation and Classification of LIDAR Data,” http://www.cvg.reading.ac.uk/ , 2009. http://www.cvg.reading.ac.uk/projects/LIDAR/index.html.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 429, "width": 489, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] T. Tanhuanpää et al. , “Mapping of urban roadside trees - A case study in the tree register update process in Helsinki City,” Urban For. Urban Green. , vol. 13, no. 3, pp. 562–570, 2014, doi: 10.1016/j.ufug.2014.03.005.", "type": "Text" } ]
2fd5f3fc-d402-1733-afec-a535a214fbc6
https://jurnal.pascasarjana.uniba-bpn.ac.id/index.php/jurnaldefacto/article/download/221/144
[ { "left": 402, "top": 39, "width": 113, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 66, "width": 213, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 11 No. 1 Juli 2024 ISSN (Print): 2356-1913; ISSN (Online): 2655-8408", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 100, "width": 417, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedudukan Keterangan Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti Dalam Proses Peradilan Pidana", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 147, "width": 426, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Standing of Crown Witness Testimonials as Evidence in The Criminal", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 164, "width": 88, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Justice Process", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 196, "width": 296, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sapia Waleulu 1 , Hadi Tuasikal 2 , Wahab Aznul Hidaya 3", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 211, "width": 407, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) Sorong Barat Daya, Jl. Pendidikan No.27, Kelurahan Klabulu, Malaimsimsa, Sorong City, West Papua 98416", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 253, "width": 352, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected], 2 [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 267, "width": 162, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 428, "height": 183, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang terdakwa atau tersangka yang diminta oleh jaksa untuk menjadi saksi mahkota untuk memberikan keterangan terhadap terdakwa atau tersangka lainnya dalam kasus yang terjadi. Dalam proses peradilan pidana, keterangan saksi mahkota seringkali menjadi salah satu bukti yang paling penting. Permasalahan tentang kedudukan keterangan saksi mahkota sebagai bukti dalam proses peradilan pidana dan kekuatan hukum yang dimilikinya sebagai bukti dalam proses peradilan pidana. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan penelitian hukum normative untuk mendapatkan kebenaran berdasarkan logika ilmiah dari perspektif normatif. Metode ini memerlukan pemeriksaan literatur tentang bahan hukum yang digunakan. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi keterangan dan peran saksi mahkota sebagai alat bukti dalam proses peradilan pidana sangat memengaruhi pembuktian pidana. Meskipun, dalam beberapa situasi tertentu, saksi mahkota dapat menjadi opsi yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 326, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Keterangan Saksi Mahkota; Alat Bukti; Peradilan Pidana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 428, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An accused or suspect is requested by the prosecutor to be a crown witness to testify against the defendant or other suspect in the case that occurred. In criminal proceedings, the testimony of a crown witness is often one of the most important evidence. The question of the status of the Crown Witness's testimony as evidence in criminal justice proceedings and its legal power as evidence for criminal justice. This research is carried out through the approach of normative law research to obtain truth based on scientific logic from a normative perspective. This method requires a literary examination of the legal material used. Thus, the results of this study show that the position of testimony and the role of the crown witness as a tool of evidence in the criminal justice process greatly influences criminal proof. Although, in some particular situations, a crown witness could be a better option.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 294, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Crown Witness Testimony; Evidence; Criminal Justice", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 39, "width": 176, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto 11(1) :87-94", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 89, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peradilan pidana memainkan peran yang sangat penting dalam menegakkan keadilan dan menangani kasus pidana. Proses hukum harus diikuti dalam kasus kriminal, baik kejahatan maupun pelanggaran dalam bentuk apa pun, hingga seseorang dinyatakan bersalah secara hukum karena melakukan tindak pidana. Penuntutan, penyidikan, dan persidangan adalah prosedur umum yang digunakan dalam kasus ini. Penggunaan alat bukti dalam proses peradilan pidana sangat penting karena dapat membantu mengungkap kebenaran dan membuktikan bahwa seseorang bersalah dalam kasus. Keterangan saksi sangat penting untuk proses pembuktian di persidangan. 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 428, "height": 207, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tanggal 8 Juli 2022, peristiwa pembunuhan berencana dimulai dengan Bripka Joshua menjadi korban pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Ferdy Sambo, pelaku utama. Bripka Joshua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E, juga dikenal sebagai Richard Eliezer Pudihang Lumiu, anggota Brimob, di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo pada pukul 17.00 WIB. Kasus ini baru terungkap tiga hari kemudian, pada 11 Juli 2022. Pada tanggal 8 Juli 2022, peristiwa pembunuhan berencana dimulai dengan Bripka Joshua menjadi korban pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Ferdy Sambo, pelaku utama. Bripka Joshua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E, juga dikenal sebagai Richard Eliezer Pudihang Lumiu, anggota Brimob, di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo pada pukul 17.00 WIB. Kasus ini baru terungkap tiga hari kemudian, pada 11 Juli 2022. Sebuah cerita awal mengatakan bahwa Bripka Joshua memasuki kamar istri Irjen Pol Ferdy Sambo ibu Putri Candrawathi dan kedapatan melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Prof. Mahfud Mahmodim. Karena ada pernyataan yang dianggap merambah ke hal-hal yang tidak pantas dan dewasa, pihaknya belum dapat memberikan jawaban yang jelas tentang alasan atau penyebab pembunuhan berencana yang membunuh Bripka Joshua. 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 428, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kasus pembunuhan berencana, harus ada seseorang yang bertanggung jawab untuk mengungkapkan kebenaran. Penuntut umum dapat menggunakan saksi mahkota untuk membuktikan pelaku pembunuhan berencana bersalah karena keterbatasan alat bukti. Saksi adalah orang yang menyampaikan laporan dan atau orang yang dapat menceritakan tentang suatu peristiwa hukum yang telah mereka dengar, lihat, atau alami sendiri, atau orang yang memiliki pengetahuan khusus tentang apa yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu delik. seperti yang disebutkan di bagian 26 Pasal 1 dari Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) . 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam sistem peradilan pidana Indonesia, terdakwa atau tersangka dapat bersaksi untuk terdakwa lainnya dalam kasus yang sama, yang dikenal sebagai saksi mahkota. Meskipun istilah saksi mahkota tidak banyak digunakan dalam undang-undang, khususnya dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), istilah ini jarang disebutkan dalam berita acara pemeriksaan, seperti yang ditemukan dalam penelitian yang dilakukan . Saksi mahkota digunakan dalam kasus pembunuhan berencana Briptu Joshua, yang melibatkan Ferdy Sambo, Bharada Richard", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 428, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Ginting, Y. P., Laurencia, L., Melviana, M., Halim, M. A., Jessica, N., Riyadi, S., ... & Tang, V. G. (2023). IMPLEMENTASI SAKSI MAHKOTA DALAM PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PIDANA. Jurnal Pengabdian West Science , 2 (10), 826-839.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 427, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Sukarjono, B., Chairani, M. A., Pramodya Pradhana, A., & Ardiani, L. (2023). Peranan Saksi Mahkota Dalam Perkara Tindak Pidana Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir Joshua Dikaitkan Dengan Asas Non Self Incrimination. YUSTISIA MERDEKA : Jurnal Ilmiah Hukum , 9 (1), 68 – 84.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 427, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Runtuwene, O. G. (2012). Hak dan Kewajiban yang Mengikat Terhadap Saksi di Dalam Praktik Persidangan Pidana. Lex Crimen , 1 (4), 5 – 20.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 39, "width": 176, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto 11(1) :87-94", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 206, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E), Briptu Ricky Rizal, Ku'at Ma'ruf, dan Putri Candrawathi. Menurut Andi Hamzah, saksi mahkota adalah terdakwa yang ditunjuk untuk menjadi saksi bagi terdakwa lain yang telah dibebaskan dari statusnya sebagai terdakwa. Tentu, berikut adalah parafrase kalimat tersebut. Agar seorang terdakwa bisa menjadi saksi mahkota, diperlukan mekanisme pemisahan berkas yang memudahkan proses pembuktian di pengadilan. Jika ada lebih dari satu orang yang terlibat dalam suatu tindak pidana, maka berkas perkara tersebut akan dipisahkan. Hal ini dilakukan karena mereka tidak memenuhi syarat untuk digabungkan dalam satu surat dakwaan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), istilah \"Saksi mahkota\" diakui sebagai bagian dari proses hukum yang sering digunakan sebagai bukti. Dalam Putusan Mahkamah Agung No. 2347/K/Pid.Sus/2011, Mahkamah Agung menjelaskan bahwa saksi mahkota adalah \"saksi yang berasal dari salah satu tersangka atau terdakwa lain yang terlibat dalam tindak pidana yang sama, dan saksi tersebut diberikan status mahkota.\" Mahkota yang diberikan kepada saksi yang berstatus terdakwa berupa pengurangan tuntutan atau penuntutan yang sangat ringan jika kasusnya dibawa ke pengadilan atau jika ia dimaafkan atas kesalahan yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 427, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan sistem pembuktian pidana adalah untuk menemukan dan mendapatkan kebenaran material. Beberapa asas berlaku pada tahap persidangan perkara pidana. Ini termasuk asas praduga tak bersalah dan asas persamaan di mata hukum. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 183 KUHAP, alat bukti yang sah seperti keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa akan mendukung keyakinan hakim atas keabsahan alat bukti. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 428, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun kasus di atas digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, ada banyak kasus lain yang menggunakan saksi mahkota, terutama kasus baru-baru ini di tahun 2022 kasus Ferdy Sambo dan Barada E terhadap korban Josua. Dalam kasus pembunuhan yang direncanakan. Karena itu, pentingnya keterangan saksi mahkota sebagai alat bukti dalam proses peradilan pidana dalam kasus ini. Kedudukan saksi mahkota memberikan keterangan atau informasi tentang apa yang terjadi dalam kasus pidana dan mengungkapkan kebenaran secara substansial tentang kasus pidana tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk lebih teliti dalam memilih terdakwa atau tersangka yang akan dijadikan saksi mahkota dalam kasus tersebut, agar proses pembuktian berlangsung dengan adil dan transparan. Agar tidak melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), sangat penting untuk melindungi saksi mahkota dan menangani kasus dengan prinsip keadilan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 103, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 427, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang masalah yang berkaitan dengan kedudukan keterangan saksi mahkota dalam proses peradilan pidana dan mengenai kekuatan hukum materiil keterangan saksi mahkota sebagai alat bukti dalam proses peradilan pidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 44, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 427, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian hukum normatif adalah jenis penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki masalah penelitian dengan tujuan menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dari sudut pandang normatif. Bahan hukum primer dan sekunder digunakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 423, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Arry Widiatmoko, Malemna Sura Anabertha, & I Made Kanthika, M. (2024). Analisis Yuridis Pembuktian Dalam Putusan Hakim Perkara pra Peradilan Studi Kasus Melina Setiaharta Verrsus . 2 (5), 236 – 248.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 39, "width": 176, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto 11(1) :87-94", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 427, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendukung bahan hukum utama penelitian. Bahan hukum ini memberikan pemahaman, penjelasan, dan teori hukum yang digunakan untuk menangani masalah yang dibahas. Untuk mendapatkan bahan hukum, studi kepustakaan digunakan. Selain penjelasan, catatan, mengutip, dan ringkasan, metode ini melibatkan pengumpulan data atau menelusuri bahan hukum yang relevan. Setelah bahan hukum dikumpulkan, mereka akan diteliti dan diperiksa melalui teknik penafsiran hukum; setelah itu, mereka akan dianalisis melalui teknik analisis dan interpretasi; dan terakhir, mereka akan membuat kesimpulan berdasarkan logika hukum. 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 67, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 428, "height": 374, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kedudukan keterangan saksi mahkota dalam proses peradilan pidana Peran saksi dalam peradilan pidana sangatlah krusial sejak awal proses. Informasi dari masyarakat menjadi sumber utama dalam mengungkap kasus pelanggaran hukum. Demikian pula, keterangan saksi berfungsi sebagai bukti utama bagi hakim dalam menentukan apakah terdakwa bersalah atau tidak, dari tingkat kejaksaan hingga pengadilan terakhir. Dengan demikian, jelas bahwa saksi memiliki peranan penting dalam penegakan hukum dan keadilan. 6 Selama tidak bertentangan dengan Pasal 168 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), setiap orang, termasuk terdakwa, diperbolehkan memberikan kesaksian. Kesaksian yang disampaikan oleh terdakwa hanya berlaku dan mengikat untuk dirinya sendiri. Ini memenuhi persyaratan Pasal 189 ayat (3) KUHAP, yang berarti bahwa kesaksian atau keterangan terdakwa atau tersangka harus sesuai dengan Pasal 142 KUHP, yaitu berkas perkara harus terpisah satu sama lain, seperti halnya ketika terdakwa atau tersangka menjadi saksi mahkota untuk dua tindak pidana yang berbeda. 7 (splitsing) agar terdakwa dan tersangka juga diadili secara terpisah di masa mendatang. Tidak ada ketentuan yang jelas dalam KUHAP yang mengatur kehadiran saksi mahkota dalam kasus-kasus yang mencakup penyidikan polisi hingga pengadilan. Meskipun Dengan demikian, Pasal 168 KUHAP mengatur larangan terdakwa atau tersangka untuk bersaksi di persidangan. Namun, pada tahap pembuktian suatu peristiwa hukum yang sedang diperiksa, kehadiran saksi mahkota semakin diperlukan. Yurisprudensi sendiri merupakan salah satu sumber hukum formil yang dibentuk dan diperoleh melalui putusan hakim; beberapa yurisprudensi sering mengandung banyak pendapat tentang penggunaan saksi mahkota. Saksi mahkota terdakwa yang ditunjuk untuk memberikan keterangan atas dakwaan yang sama juga diperiksa, menurut Putusan Mahkamah Agung Nomor 1174 K/Pid/1994 tanggal 3 Mei 1995 dan Nomor 1592 K/Pid/1994 tanggal 3 Mei 1995. 8 Mahkota berarti penuntutan dihentikan atau tuntutan yang sangat ringan jika kasus diajukan ke pengadilan atau saksi dimaafkan atas kesalahannya. Dalam penelitian ini, kasus pembunuhan berencana Fredy Sambo dan Baradar E. To Joshua digunakan sebagai contoh. Selain itu, saksi mahkota ini hanya hadir dalam kasus pidana yang memiliki delik aduan. Pada awalnya, Pasal 168 KUHAP mengatur penggunaan saksi mahkota. Menurut Pasal ini,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 427, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Ida Ayu Kade Cinthia Dewi, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, I. M. M. W. (2023). KEDUDUKAN SAKSI MAHKOTA DALAM PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI INDONESIA. Jurnal Preferensi Hukum | ISSN: 2746-5039 Vol. 4, No. 2", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 427, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Widiastuti, T. W. (2011). Perlindungan Saksi Dan Korban Sebagai Sarana Menuju Proses Peradilan (Pidana) Yang Jujur Dan Adil. Wacana Hukum , 9 , 10.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 427, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Iskandar Yoisangadji. (2020). Kedudukan Hukum Saksi Yang Tidak Bisa Hadir Dipersidangan Sebagai Alat Bukti Dalam Pemeriksaan Perkara Pidana. Justisia , VII , 1001 – 1036.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 427, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Preferensi Hukum, J., & Issn, |. (2023). KEDUDUKAN SAKSI MAHKOTA DALAM PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI INDONESIA . 4 (2), 2746 – 5039.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 39, "width": 176, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto 11(1) :87-94", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 427, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdakwa bersama-sama tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi. Dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 1986 K/Pid/1989 tanggal 21 Maret 1990, pemeriksaan pemahaman (recoqnisi) saksi mahkota sebagai bukti dalam perkara pidana diatur. 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 428, "height": 180, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahkamah Agung Republik Indonesia tidak melarang penuntut umum atau jaksa untuk mengajukan saksi mahkota, asalkan saksi tersebut dalam kedudukannya sebagai terdakwa tidak berada dalam kasus dengan terdakwa yang memberikan kesaksian. Yurisprudensi tersebut juga mendefinisikan saksi mahkota sebagai, \"terdakwa yang bersama-sama melakukan tindak pidana yang diajukan sebagai saksi untuk membuktikan dakwaan penuntut umum yang perkaranya telah dipisah karena kurangnya bukti yang dimiliki oleh terdakwa. 10 Oleh karena itu, berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, penggunaan saksi mahkota di sini dianggap \"benar\", yaitu, 1) jika ada pelanggaran keterlibatan; 2) jika tidak ada bukti yang cukup; dan 3) jika penyelidikan dilakukan melalui proses pembagian. Pada dasarnya, saksi mahkota merupakan bagian dari bukti hukum pada tahap bukti kasus pidana. Namun, kehadiran saksi mahkota harus memenuhi beberapa persyaratan: keterlibatan, setidaknya bukti yang diperoleh harus berakhir di penghalang jalan bukti, dan memisahkan file kasus antara terdakwa dan saksi yang menjadi terdakwa atau tersangka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 428, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saksi mahkota ini dapat digunakan dalam proses bukti pengadilan. Namun, dapat didukung oleh bukti tambahan yang sah untuk memenuhi persyaratan bukti. Ketika bukti yang diperlukan masih sedikit, saksi mahkota ini juga dapat digunakan sebagai opsi terakhir. Terdakwa yang menjadi saksi dalam putusan diberikan mahkota mahkota sampai dia dibebaskan dari syarat-syarat hukuman, dan hak-hak pengampunan dan lainnya disesuaikan sesuai dengan keputusan hakim sidang . 11", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 427, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekuatan Hukum Secara Material Terhadap Keterangan Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti dalam Proses Peradilan Pidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 428, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan saksi mahkota memiliki peran krusial dalam proses peradilan pidana sebagai salah satu alat bukti yang memberikan kekuatan hukum secara substansial. Ketika terdapat keterbatasan bukti lainnya, keterangan saksi mahkota menjadi andalan untuk mengungkap kebenaran materiil dan mencapai keadilan dalam penegakan hukum. 12 Posisi hukum kesaksian saksi mahkota sangat vital untuk menjamin persidangan yang adil. Saksi mahkota berperan penting dalam memberikan informasi atau kesaksian krusial dalam kasus pidana, yang membantu menentukan apakah terdakwa bersalah atau tidak. 13 Kesaksian mereka, yang dianggap sebagai bukti, sangat penting untuk proses pengambilan keputusan di pengadilan. Peraturan dan hukum melindungi kesaksian saksi mahkota dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 408, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Tahitu, G. Z. (2015). Keberadaan Saksi Mahkota Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Lex Crimen , 6 (1), 164 – 177.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 419, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 SIAHAAN, B. (2016). kajian yuridis tentang saksi pengungkapan fakta (WHISTLEBLOWER) . IV (1), 1 – 23.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 426, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Harita, I. L. (2022). Kedudukan Saksi Mahkota Dalam Pembuktian Tindak. Jurnal Panah Hukum , 1 (2), 98 – 110.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 427, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Shallom Jeremiah, K., & Hasiyanni Manurung, K. (2022). Analisis Perbuatan Obstruction of Justice Yang Dilakukan Oleh Aparat Kepolisian Dalam Perkara Pembunuhan Berencana. Jurnal Esensi Hukum , 4 (2), 99 – 111. 13 Iskandar Yoisangadji. (2020). Kedudukan Hukum Saksi Yang Tidak Bisa Hadir Dipersidangan Sebagai Alat Bukti Dalam Pemeriksaan Perkara Pidana. Justisia , VII , 1001 – 1036.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 39, "width": 176, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto 11(1) :87-94", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendorong keterlibatan mereka. Pengadilan juga secara hati-hati memeriksa kredibilitas, keandalan, dan kekuatan kesaksian saksi mahkota untuk menentukan apakah kesaksian tersebut dapat diterima dan memiliki nilai pembuktian dalam persidangan. Dalam sistem peradilan pidana, perlindungan hukum terhadap korban kejahatan dan menjamin keberadaan mereka sangat penting. 14", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 427, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seharusnya saksi mahkota menentukan siapa yang bertanggung jawab atas serta kerugian materiil dan non materiil bagi para korban. agar pelaku mendapat hukuman yang adil dan melindungi korban dari penderitaan akibat perlakuan tersangka atau terdakwa. Namun, jika jaksa dan pengadilan tidak mampu melakukan kejahatan hanya karena tidak cukup bukti untuk mencegah penuntutan terhadap pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat, maka penegakan hukum menjadi lemah dan masyarakat mudah menjadi korban kejahatan tersebut. 15", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), keterangan saksi adalah salah satu bentuk bukti dalam perkara pidana, yang berupa keterangan saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, lihat sendiri, dan alami sendiri dengan cara tertentu. Keterangan saksi juga merupakan orang yang diizinkan untuk memberikan keterangan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan penuntutan mengenai suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, lihat sendiri, dan alami . 16 Dalam proses hukum pidana, kesaksian saksi mahkota sangat penting. Terdakwa atau tersangka yang bersaksi atas seorang terdakwa atau tersangka lain disebut sebagai saksi mahkota. Tergantung pada apakah saksi mahkota mendukung pembelaan terdakwa atau justru menentangnya, keterangan saksi mahkota dapat memberatkan atau meringankan terdakwa. Namun, saksi mahkota harus dinilai oleh hakim dengan hati-hati karena mereka merupakan bukti dalam peradilan pidana. Mereka akan melakukan ini dengan cermat dan hati nurani. 17", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 167, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterlibatan saksi mahkota sebagai alat bukti dalam proses peradilan pidana sangat penting untuk menegakkan keadilan. Saksi mahkota melakukan peran penting dalam proses pembuktian perkara pidana dengan tujuan menemukan kebenaran substansial, memenuhi standar minimal pembuktian, menegakkan keadilan publik terhadap pelaku kejahatan, dan menentukan tuntutan terhadap masing-masing pelaku sesuai dengan peran mereka. 18 Kekuatan hukum secara material terhadap keterangan saksi mahkota dalam kasus ini mengacu pada keakuratan dan keandalan informasi yang disampaikan saksi mahkota dalam persidangan. Keterangan saksi mahkota dapat sangat penting untuk menentukan keakuratan atau kebenaran tindak pidana. Prinsip-prinsip hukum yang mendasari sistem peradilan pidana termasuk keadilan, kebenaran materil, dan perlindungan hak-hak individu. Oleh karena itu, pengakuan dan penilaian keterangan saksi mahkota harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan bukti yang kuat karena pentingnya kekuatan hukum secara material terhadap keterangan saksi mahkota.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 76, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 427, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Yulia, R. (2012). POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEJAHATAN DI INDONESIA . 1 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 366, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Wahyuni, D. F. (2017). Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. In Perpustakaan Nasional .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 427, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Indonesia, P. (1981). Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) No. 8 Tahun 1981. Kuhap , 871.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 677, "width": 425, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Priskila Ginting, Y., Antonio Halim, M., Jessica, N., Riyadi, S., Alessandra Jursito, T., & Gracielle Tang, V. (2023). Implementasi Saksi Mahkota Dalam Pembuktian Hukum Acara Pidana. Jurnal Pengabdian West Science , 02 (10), 826 – 839.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 426, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Nofa, K. S. P., & Santoso, B. (2023). Kekuatan Pembuktian Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti Dalam Pembuktian Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan. Verstek , 11 (3), 397.", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 39, "width": 176, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto 11(1) :87-94", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 245, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam peradilan pidana, keterangan saksi mahkota sangat penting sebagai bukti, terutama ketika alat bukti lainnya terbatas. Meskipun Undang-Undang tidak secara eksplisit melarang penggunaan saksi mahkota, penggunaan saksi mahkota harus memenuhi beberapa syarat untuk menjamin keadilan dan legitimasi proses peradilan. Meskipun saksi mahkota dapat membantu mengungkapkan kebenaran dan memperkuat kasus Jaksa Penuntut Umum, harus digunakan dengan hati-hati agar tidak mengganggu hak-hak terdakwa atau integritas proses peradilan. Oleh karena itu, untuk menjamin proses pembuktian yang adil dan terbuka, Jaksa Penuntut Umum (JPU) harus lebih hati-hati dalam memilih terdakwa atau tersangka yang dijadikan saksi mahkota. Perlindungan saksi mahkota dan penyelesaian kasus dengan memperkuat prinsip keadilan. Pendekatan ini digunakan untuk menemukan kebenaran atas tindak pidana yang dilakukan oleh seorang atau lebih orang. Dengan Saksi Mahkota, penyidik atau pihak yang berwenang lebih muda untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Singkatnya, akan lebih efektif untuk mengungkapkan hasil dari tindak pidana yang dilakukan seseorang dan memutuskan siapa yang benar dan salah dengan kehadiran Saksi Mahkota ini. Dibutuhkan pedoman yang jelas dan terperinci tentang prosedur dan syarat penggunaan saksi mahkota dalam peradilan pidana untuk mencegah penyalanggunaan dan kesalahpahaman. Selain itu, diperlukan pengawasan ketat dalam penerapan keterangan saksi mahkota untuk memastikan bahwa penggunaan mereka tidak melanggar prinsip-prinsip keadilan dan hak asasi manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 139, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka Artikel, Buku, dan Laporan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 428, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arry Widiatmoko, Malemna Sura Anabertha, & I Made Kanthika, M. (2024). Analisis Yuridis Pembuktian Dalam Putusan Hakim Perkara pra Peradilan Studi Kasus Melina Setiaharta Verrsus . 2 (5), 236 – 248.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 427, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ida Ayu Kade Cinthia Dewi, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, I. M. M. W. (2023). KEDUDUKAN SAKSI MAHKOTA DALAM PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI INDONESIA. Jurnal Preferensi Hukum | ISSN: 2746-5039 Vol. 4, No. 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 427, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, P. (1981). Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) No. 8 Tahun 1981. Kuhap , 871.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 428, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iskandar Yoisangadji. (2020). Kedudukan Hukum Saksi Yang Tidak Bisa Hadir Dipersidangan Sebagai Alat Bukti Dalam Pemeriksaan Perkara Pidana. Justisia , VII , 1001 – 1036.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 427, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iskandar Yoisangadji. (2020). Kedudukan Hukum Saksi Yang Tidak Bisa Hadir Dipersidangan Sebagai Alat Bukti Dalam Pemeriksaan Perkara Pidana. Justisia , VII , 1001 – 1036.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 428, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nofa, K. S. P., & Santoso, B. (2023). Kekuatan Pembuktian Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti Dalam Pembuktian Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan. Verstek , 11 (3), 397.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 427, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preferensi Hukum, J., & Issn, |. (2023). KEDUDUKAN SAKSI MAHKOTA DALAM PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA DI INDONESIA . 4 (2), 2746 – 5039.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priskila Ginting, Y., Antonio Halim, M., Jessica, N., Riyadi, S., Alessandra Jursito, T., & Gracielle Tang, V. (2023). Implementasi Saksi Mahkota Dalam Pembuktian Hukum Acara", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 39, "width": 176, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal de Facto 11(1) :87-94", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 741, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 85, "width": 272, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pidana. Jurnal Pengabdian West Science , 02 (10), 826 – 839.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 427, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priskila Ginting, Y., Takeshi Oni, A., Priscilla Kusuma, M., Salim, P., Clarissa, J., & Ayu, W.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 124, "width": 391, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2023). Sosialisasi Pembuktian Saksi Mahkota Dan Justice Collaborator Dalam Pidana Pembunuhan. Jurnal Pengabdian West Science , 02 (10), 929 – 942.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 427, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Runtuwene, O. G. (2012). Hak dan Kewajiban yang Mengikat Terhadap Saksi di Dalam Praktik Persidangan Pidana. Lex Crimen , 1 (4), 5 – 20.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 428, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIAHAAN, B. (2016). kajian yuridis tentang saksi pengungkapan fakta (WHISTLEBLOWER) .", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 214, "width": 58, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV (1), 1 – 23.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukarjono, B., Chairani, M. A., Pramodya Pradhana, A., & Ardiani, L. (2023). Peranan Saksi Mahkota Dalam Perkara Tindak Pidana Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir Joshua Dikaitkan Dengan Asas Non Self Incrimination. YUSTISIA MERDEKA : Jurnal Ilmiah Hukum , 9 (1), 68 – 84.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 427, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahputra, M., Hatta, M., & Z, Z. (2021). Saksi Mahkota dalam pembuktian pidana kasus Narkotika. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh , 2 (3), 1 – 20.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 427, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahitu, G. Z. (2015). Keberadaan Saksi Mahkota Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Lex Crimen , 6 (1), 164 – 177.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 415, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni, D. F. (2017). Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. In Perpustakaan Nasional .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 427, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiastuti, T. W. (2011). Perlindungan Saksi Dan Korban Sebagai Sarana Menuju Proses Peradilan (Pidana) Yang Jujur Dan Adil. Wacana Hukum , 9 , 10.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 428, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulia, R. (2012). POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEJAHATAN DI INDONES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 159, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan dan Putusan Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 427, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, P. (1981). Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) No. 8 Tahun 1981. Kuhap , 871.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 428, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putusan Mahkamah Agung RI No . 2347 / K / Pid . Sus / 2011 , menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan mahkota adalah saksi yang berasal atau diambil dari salah seorang tersangka atau terdakwa lainnya yang bersama-sama melakukan perbuatan pidana, dan dalam hal mana kepada saksi tersebut diberikan mahkota .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 428, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung No.1174 K/Pid/1994 tanggal 3 Mei 1995 jo No.1592 K/Pid/1994 tanggal 3 Mei 1995 yang menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap saksi mahkota sebaiknya tidak dilakukan karena hal itu bertentangan dengan hukum acara pidana yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip hak asasi manusia .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 410, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 1986 K/Pid/1989 tanggal 21 Maret", "type": "Text" } ]
48c06327-aefc-e778-1f8b-37a9677164b8
http://journal.unhas.ac.id/index.php/etnosia/article/download/10723/5960
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 272, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: JURNAL ETNOGRAFI INDONESIA Volume 5 Issue 2, DECEMBER 2020", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 203, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319, E-ISSN: 2548-9747 National Accredited SINTA 2. No. 10/E/KPT/2019", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 404, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmigration program can be failed, but transmigrant stay life: Portraits of Transmigrant Families in Sorong Regency, West Papua", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 401, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program transmigrasi boleh gagal, tetapi transmigran tetap bertahan hidup: Potret Keluarga Transmigran di Kabupaten Sorong, Papua Barat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 169, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irin Oktafiani 1 , Herry Yogaswara 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 405, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Research Center for Population, Indonesian Institute of Sciences. Email: [email protected] 2 Research Center for Population, Indonesian Institute of Sciences. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 373, "width": 69, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 373, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 388, "width": 54, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: West Papua;", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 412, "width": 106, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmigration; Adaptation; ethnography.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 446, "width": 111, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite: Oktafiani, I., Yogaswara, H. (2020). Transmigration program can be failed, but transmigrant stay life: Portraits of Transmigrant Families in Sorong Regency, West Papua. ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia. 5(2): 200 – 220.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 590, "width": 107, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.31947/etnosia.v5i2.10723", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 388, "width": 282, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmigration has been applied in Indonesia as a development and population distribution strategy. Historically, the Indonesian transmigration program has a long story since the Ethical Policy until now. Furthermore, transmigration had been claimed and became the primary strategy of development in the New Order. Despite all the hope about transmigration, people considered this program failed nationally because its top-down system has caused a new problem in the destination area. However, some transmigrants have been succeeded and struggled in the new area. This paper described the bright side of what-so-called failed transmigration in Segun, Sorong, West Papua. Data are collected by multi-sited ethnography with observation and in-depth interviews of two successful Javanese families in Segun. In conclusion, this paper argues that although the program has failed nationally, each transmigrant had its strategy to survive and succeed in the new area.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 94, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 428, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Migrasi atau perpindahan penduduk memiliki pola dan faktor penentu. Pola dan faktor ini ditentukan oleh beberapa aspek yaitu, kemiskinan, ketidaksetaraan, peran pemerintah, peran relasi, dan perbedaan gender dalam intensi bermigrasi (Black, Richard; Biao, Xiang; Collyer, Michael; Heering, Godfried Liesbeth Engbersen; Markova, 2006, pp. 45–55). Keberhasilan migrasi pada akhirnya juga berhubungan dengan", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagaimana aspek ini terwujud dalam masyarakat. Ditambah lagi, migrasi dianggap sebagai produk dari kemiskinan (p.41). Kemiskinan dan ketidaksetaraan memaksa individu atau masyarakat untuk berpindah dari daerah asal ke tempat yang menyediakan lapangan kerja. Oleh karena itu migrasi seringkali dilakukan secara sukarela ( voluntary ) demi kehidupan yang lebih baik. Migrasi juga sangat tergantung konteks dan lokus dari daerah penerima, khususnya aspek politik, ekonomi dan sosial budaya, serta konteks kesejarahannya. Khususnya ketika konteks migrasi ini terjadi di wilayah Tanah Papua, maka persoalan kesejarahan, dinamika politik, tingkat ekonomi serta keragaman budaya antara penduduk asli dan pendatang mempunyai dinamika sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 428, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulisan ini tentang dua proses migrasi yang terjadi secara beriringan, yaitu rekayasa demografis ( demographic engineering ) melalui program transmigrasi dan migrasi spontan yang dilakukan oleh sebuah keluarga transmigrasi etnis Jawa dalam Tanah Papua, khususnya di wilayah Kabupaten Sorong, (kini) Provinsi Papua Barat. Aspek temporalnya adalah situasi pada masa ‘orde baru’, sekitar tahun 1992, hingga akhir tahun 2020. Pada situasi temporal yang berbeda, terdapat dinamika relasi antar etnis, diantaranya munculnya konsep ’Orang Asli Papua’ (OAP) melalui Undang-undang Otonomi Khusus pada tahun 2001 yang mempunyai dampak klaim terhadap sumber- sumber agraria maupun hubungan antar etnis lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 428, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmigrasi di Papua telah dimulai sejak tahun 1962. Laporan kantor wilayah Transmigrasi Papua (1997) menunjukan secara makro peningkatan ekonomi di lokasi penempatan transmigrasi dapat dikatakan berhasil. Namun, secara mikro upaya peningkatan kesejahteraan transmigrasi lokal dikatakan kurang dan/tidak berhasil. Sinulingga (Apomfires, 2000) melaporkan di beberapa lokasi transmigrasi di Papua tidak mengalami perkembangan sebagaimana harapan pemerintah, diantaranya transmigran meninggalkan lokasi permukiman dan mencari pekerjaan di luar sektor transmigrasi yang digariskan pemerintah; penyediaan sarana dan prasarana untuk pemasaran hasil produksi tani terbatas atau masih kurang; transmigran menjual lahan garapannya kepada orang lain dan kemudian pulang ke daerah asalnya (p.425). Mulai tahun 1980-an orang Papua menolak transmigrasi, penolakan bukan hanya dari kalangan masyarakat, akan tetapi semua Bappeda Tingkat II, meniadakan transmigrasi dianggap sebagai pencegahan konflik paling ampuh (p.428).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 428, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Indonesia menyatakan transmigrasi sebagai salah satu instrumen kebijakan pendistribusian penduduk (Tirtosudarmo, 2013, p. 1). Sebagai salah satu instrumen kebijakan pemerintah, transmigrasi dianggap dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Transmigrasi juga merupakan jalan integrasi penduduk yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan nasional. Sejarah mencatat bahwa transmigrasi di Indonesia sudah dimulai dari masa pendudukan Belanda di Indonesia, tepatnya terjadi dalam masa Politik Etis di Indonesia tahun 1905 (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, 2015; Tirtosudarmo, 2013). Dicetuskannya transmigrasi di Indonesia diawali dengan kekhawatiran Pemerintah Kolonial Belanda yang melihat kepadatan penduduk di Pulau Jawa yang tinggi. Kepadatan penduduk ini dinilai tidak bisa diabaikan begitu saja karena akan berakibat buruk bagi keseimbangan pemerintahan karena sarana hidup layak tidak mencukupi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah masa pendudukan Belanda, transmigrasi masih dilanjutkan sampai era reformasi (2000-2009). Sayangnya, sebagai sebuah kebijakan nasional, program transmigrasi dianggap gagal (Arndt, 1983, p. 61). Kegagalan transmigrasi dikarenakan sifat program yang top-down seringkali mengabaikan kondisi daerah penempatan, baik dari aspek sosial, ekonomi, geografis, dan budaya. Kisah-kisah kegagalan transmigrasi diwarnai dengan banyaknya penggunaan dana transmigrasi yang tidak tepat pada individu maupun, gagal secara sosial budaya karena malah menimbulkan konflik di tempat baru, diantara pendatang dan penduduk lokal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 428, "height": 287, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekalipun transmigrasi menyisakan kenangan mengenai kegagalan di daerah transmigrasi, tetapi program tersebut masih dianggap relevan sebagai alat pembangunan di masa depan (Harmadi & Antarwati, 2014, p. 2). Dalam tulisan ini, bahkan, dapat dilihat bagaimana program transmigrasi dapat menjadi jalan pembuka kesuksesan sebuah keluarga. Bertahan, beradaptasi, kemudian mencintai tanah transmigrasi menjadi rangkaian hidup keluarga Karmidi dari Salatiga dan Joko dari Nganjuk. Bagian pertama tulisan ini akan menceritakan kronologi transmigrasi dan pandangan nasional mengenai transmigrasi di Indonesia. Transmigrasi dilihat sebagai jalan rekayasa sosial di Indonesia sekaligus sebagai upaya persebaran penduduk. Bagian kedua adalah penjelasan mengenai lokasi Segun sebagai wilayah transmigrasi SP (satuan pemukiman) di Kabupaten Sorong. Kemudian bagian ketiga berisi mengenai etnografi keluarga Karmidi yang berasal dari Salatiga yang berjuang menjadi transmigran di Segun dan Joko dari Nganjuk hingga bagaimana akhirnya keluarga ini dapat bertahan di wilayah tersebut. Pada bagian akhir, tulisan ini akan mencoba menganalisis kasus kesuksesan transmigrasi menggunakan aspek-aspek migrasi Richard Black, (Black, Richard; Biao, Xiang; Collyer, Michael; Heering, Godfried Liesbeth Engbersen; Markova, 2006) dan bagaimana strategi adaptasi dalam keterbatasan yang ditempuh oleh transmigran dan bagaimana migrasi sosial dapat terwujud sebagai pembelajaran dari peraturan transmigrasi pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 429, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penulisan artikel ini ada tiga. Pertama , pada tataran yang makro ingin memahami program transmigrasi sebagai sebuah program nasional. Kedua , memahami kondisi program transmigrasi di tanah Papua yang mempunyai dinamika politik dan relasi antar etnis yang bersifat khas, Ketiga , memahami potret program transmigrasi dan dinamika relasi antar etnis ini potret sebuah keluarga transmigran dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda-beda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 428, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara spesifik, tulisan ini akan mendeskripsikan bagaimana situasi dan kondisi transmigrasi pada masa Orde Baru dari sudut pandang transmigran Jawa yang berasal dari Salatiga dan Nganjuk. Dua keluarga yang memutuskan untuk berpindah dikarenakan nasib yang tidak menguntungkan di tanah kelahirannya. Lokasi transmigrasi dalam tulisan ini adalah Segun, Papua. Keluarga transmigran harus beradaptasi menghadapi dua kondisi yang kontras antara tanah Jawa dan tanah Papua, khususnya bagaimana sebuah keluarga transmigran mampu mengatasi permasalahan kultural, jejaring sosial, dan menghadapi lingkungan ekologis, khususnya ketika program dan tanah yang dijanjikan tidak sesuai dengan harapan pada awalnya.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 429, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulisan ini memang memberikan fokus pada dua keluarga untuk memperlihatkan kesejarahan serta relasi-relasi yang dibangun oleh keluarga itu ketika masih di daerah asalnya, perjalanan menuju lokasi transmigrasi, dan upaya bertahan di lokasi asal transmigrasi, berpindah ke tempat lain demi mempertahankan hidup. Tentu saja ketika secara sengaja memilih dua keluarga ini, terdapat keluarga-keluarga transmigrasi lainnya di Sorong dari beragam profesi. Pilihan pada keluarga Karmidi (nama samaran) dan Pak Joko (nama samaran) dilakukan secara purposive untuk menampilkan potret yang lengkap tentang keseharian keluarga petani dan non-petani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 60, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 429, "height": 227, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulisan ini merupakan bagian dari proses perjalanan kedua penulis dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesian (LIPI) di Papua Barat 1 , khususnya di wilayah Sorong, baik Kota maupun Kabupaten Sorong. Pendekatan kualitatif dengan metode etnografi digunakan dalam tulisan ini. Sebelum fokus pada satu keluarga transmigran yang akhirnya menjadi inti dalam tulisan ini, kami memiliki relasi dengan beberapa migran lainnya di wilayah Sorong, termasuk migran spontan maupun transmigran. Teknik pemilihan informan kunci menggunakan cara snowballing . Pemilihan informan dilakukan dengan terlebih dahulu mendapatkan informan pangkal untuk mendapatkan gambaran awal tentang lokus wilayah penelitian, kemudian kami memilih informan kunci (key informant) yang dianggap dapat memberikan gambaran tentang pola kehidupan transmigran. Pemilihan dua keluarga dalam tulisan ini karena pertimbangan metodologis dari sisi permasalahan kependudukan, yaitu fenomena migrasi spontan dan sebagai transmigran yang mempunyai dua dimensi yang berbeda dari sisi motivasi sebuah keluarga ketika hendak melakukan mobilitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 429, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan tidak sengaja dengan keluarga Pak Karmidi terjadi – tetapi menjadi titik balik penting memahami kisah transmigran -- karena menantunya seorang lelaki Bugis menjadi sopir yang kami tumpangi. Lelaki Bugis ini bercerita tentang pengalaman personalnya dari mulai anak-anak hingga dewasa berpindah dari satu kabupaten ke kabupaten lain di Kalimantan Timur hingga ke tanah Papua. Cerita menjadi lebih menarik, ketika dia menceritakan mertuanya adalah seorang transmigran dari Jawa. Pada satu waktu yang sama kami bertemu antara orang yang dikategorikan sebagai spontaneous migrant dan keluarga yang mewakili sebuah fenomena rekayasa demografis, bahkan memperlihatkan sebuah dinamika relasi sosial di Tanah Papua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 428, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain, perjumpaan dengan keluarga Pak Joko terjadi ketika tim peneliti LIPI, sedang melacak perkembangan pendidikan di kabupaten Tambrauw dan menemukan peran penting pak Joko yang pernah menjadi guru senior di beberapa kabupaten di Papua Barat, sebelum berdinas di Dinas Pendidikan Tambrauw. Pak Joko adalah anak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Herry Yogaswara pada tahun 2017 dan 2018 terlibat dalam kegiatan persiapan Ekspedisi Nusa Menggala (ENM), yaitu suatu ekspedisi dengan menggunakan kapal riset Baruna Jaya VIII di pulau-pulau kecil terluar provinsi Papua dan Papua Barat, serta tahun 2019 menjadi penanggung jawab kegiatan Prioritas Nasioanl (PN) Papua Kedeputian bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK LIPI) di Papua Barat. Irin Oktafiani tahun 2018 menjadi anggota tim ENM di wilayah Tambrauw Provinsi Papua Barat dan Kabupaten SARMI di Provinsi Papua. Pada bulan Desember 2019, keduanya melakukan revisited di Sorong Papua Barat pada bulan Desember 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "petani transmigran dari Jawa, tetapi kemudian berprofesi sebagai tenaga pendidik. Sementara sampai sekarang Pak Karmidi masih melanjutkan kehidupannya sebagai petani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 428, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan dan perbincangan yang intensif dengan keluarga Pak Karmidi berlangsung dua kali dalam suasana yang berbeda. Perjumpaan pertama terjadi pada bulan Agustus 2019 dan kedua kali bulan Desember 2019. Perjumpaan pada bulan Agustus 2019 berada dalam suasana mencekam, karena sedang terjadi berbagai aksi unjuk-rasa yang berakibat pada pembakaran unit usaah di Kota Sorong sebagai imbas dari permasalahan ujaran rasisme di kota Surabaya. Kejadian di Kota Sorong relatif mengejutkan, karena Provinsi Papua Barat, khususnya kota Kota Sorong mempunyai komposisi jumlah penduduk Orang Asli Papua (OAP) dan non-OAP yang seimbang, bahkan Kabupaten Sorong merupakan wilayah transmigrasi sejak tahun 1972. Suasana pasca kerusuhan, menjadikan perbincangan tentang relasi Pak Karmidi dengan tetangga dari etnis OAP menjadi satu bagian penting. Sedangkan perjumpaan kedua pada akhir bulan Desember 2019, dimana situasi kerusuhan sudah tidak terasa, sehingga perbincangan lebih banyak tentang proses-proses awal menjadi transmigran dan bagaimana proses kapitalisasi modal sosial dilakukan oleh Pak Karmidi agar bertahan hidup dan mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 428, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain pengumpulan data dengan wawancara, pengamatan dilakukan untuk melihat pola tempat tinggal dari keluarga Karmidi, khususnya bagaimana hubungan antar tetangga dari keluarga tersebut, termasuk hubungan dengan migran-migran yang ada di sekitar rumahnya, maupun tetangga dari etnis Orang Asli Papua (OAP). Kemudian untuk melihat konteks yang lebih luas, pendalaman kepustakaan mengenai transmigrasi di tanah Papua dan program transmigrasi secara nasional telah kami lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 202, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil penelitian dan pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 503, "width": 194, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Sejarah Transmigrasi di Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 428, "height": 166, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmigrasi di Indonesia dimulai dari awal abad 20 pada masa pendudukan Kerajaan Belanda yaitu Politik Etis yang digagas oleh C. Th van Deventer (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, 2015, p. 4; Ricklefs, 2008, pp. 189– 190; Tirtosudarmo, 2013, p. 6). Politik etis tercetus sebagai suatu usaha dari kerajaan Belanda untuk mensejahterakan penduduk Pulau Jawa sebagai akibat dari kekejaman tanam paksa. Terdapat tiga pokok prinsip dari Politi Etis, yaitu edukasi, irigasi, dan emigrasi. Emigrasi dianggap menjadi hal yang penting karena jumlah penduduk di Pulau Jawa sudah semakin banyak sehingga tidak semua penduduk bisa mendapatkan pendidikan dan lahan untuk dikerjakan secara layak. Dimulai dari sini, pemindahan penduduk keluar Pulau Jawa dilakukan, penduduk dipindahkan dari Jawa ke Lampung dan Sumatera Timur (Ricklefs, 2008, p. 194).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 428, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selepas masa pendudukan Belanda di Indonesia (1945-1965) program transmigrasi masih dijalankan untuk mendukung pembangunan. Mohammad Hatta berpendapat bahwa transmigrasi perlu dijalankan dalam bentuk yang baru, yaitu pemindahan harus", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 166, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berjalan simultan dengan pembentukan lokasi industri di daerah tujuan (Tirtosudarmo, 2013, p. 14). Disamping ide pembentukan wilayah industri yang harus sejalan dengan transmigrasi, proses transmigrasi yang terwujud pada masa tersebut didukung oleh kondisi politik yang tidak stabil, yaitu adanya gerakan-gerakan separatis di daerah. Pemindahan penduduk dianggap sebagai jalan yang tepat, selain untuk mengurangi populasi penduduk di Pulau Jawa, tetapi juga sebagai upaya menyiapkan tenaga kerja dan mendukung strategi militer di daerah, serta mempercepat proses asimilasi (Hardjosudarmo 1965 dalam Tirtosudarmo, 2013, p. 18)). Lebih lanjut, bagi Adhiati dan Bobsien (Adhiati, M.Adriana Sri; Bobsien, 2001) tujuan utama pelaksanaan transmigrasi selain untuk mendukung pembangunan dan pendistribusian penduduk adalah untuk memanfaatkan secara efektif potensi dari pulau-pulau luar (tujuan transmigrasi).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 428, "height": 211, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memasuki masa pemerintahan Orde Baru, tercatat, terdapat 18 periode transmigrasi dalam 6 rentang Pelita I – VI (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, 2015, pp. 4–6). Transmigrasi di masa Orde Baru pertama kali dikerjakan di bawah Departemen Transmigrasi dan Koperasi yang kemudian sampai kepada Pelita VI berubah nama menjadi Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH). Pada masa Orde Baru, program transmigrasi yang terkenal adalah Program Sitiung dengan transmigrasi bedol desa 2 . Dimulai dari periode Pelita 2 daerah tujuan transmigrasi sudah didirikan pemukiman untuk transmigran dan mulai berfokus pada pola usaha lain selain tanaman pangan, yaitu hutan tanaman industri (HTI), perkebunan inti rakyat (PIR), jasa industri, perikanan dan peternakan. Pada masa Pelita VI program transmigrasi yang terkenal adalah transmigrasi swakarsa mandiri (TSM). Pada masa ini transmigrasi sudah tidak sepenuhnya berpusat pada dana bantuan pemerintah. TSM merupakan inisiatif dari transmigran sendiri tetapi daerah tujuannya perpindahannya masih sama yaitu di luar Pulau Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 428, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 1, akan memperlihatkan dinamika pengelolaan transmigrasi di Indonesia berdasarkan periodesasi pembangunan lima tahun (Pelita) tahun 1969-1999, termasuk pegantian nomenklatur departemen/kementarian serta model programnya.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 507, "width": 414, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Perkembangan Model Transmigrasi 1969-1999 Periode Pelita Periode Tahun Departemen/ Kementerian Terkait Model Program Pelita I 1969/ 1970- 1973/ 1974 Departemen Transmigrasi dan Koperasi Kegiatan transmigrasi dijalankan berdasarkan UU. No. 3 tahun 1972 dan PP No. 42 tahun 1973 tentang penyelenggaraan transmigrasi Pelita II 1974/ 1975- 1978/ 1979 Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi • Rumah sudah dibangun oleh Departemen Tenagakerja Transmigrasi dan Koperasi di daerah Transmigrasi", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 644, "width": 149, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Program Transmigrasi Bedol Desa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 428, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Program Pola Sitiung terkenal karena penduduk yang dipindahkan dengan cara bedol (cabut) desa atau satu kampung bersamaan pindah, dan jumlah total desa yang dipindahkan adalah 41 desa yang berasal dari Wonogiri. Pemindahan ini sebagai akibat dari proyek bendungan Gajah Mungkur. Penduduk yang berpindah kurang lebih 2.000 kk dengan jumlah 65.517 jiwa. Penduduk dipindahkan ke 4 desa baru, yaitu Sitiung, Tiumang, Sialanggang, dan Kotosalak di Sawahlunto-Sijunjung Sumatera Barat.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 66, "width": 416, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelita III 1979/1980- 1983/1984 Departemen Transmigrasi Sama seperti sebelumnya, tetapi orientasi transmigrasi bergeser dari bidang kesejahteraan sosial ke sektor ekonomi dan keuangan Pelita IV 1984/ 1985- 1988/ 1989 Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) • Ditingkatkannya kerjasama dengan swasta • Panca Matra Transmigrasi Terpadu • Pengembangan pola usaha lain selain tanaman pangan, yaitu hutan tanaman industri (HTI), perkebunan industri rakyat (PIR), jasa industri, perikanan dan peternakan Pelita V 1989/ 1990- 1993/ 1994 Departemen Transmigrasi Pengembangan pertanian tetap dilanjutkan tetapi lebih ditingkatkan pola perkebunan perikanan dan hutan tanaman industri (HTI). Pelita VI 1994/ 1995- 1998/ 1999 Departemen Transmigrasi dan PPH Adanya transmigrasi swakarsa mandiri (TSM)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 416, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, 2015", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 428, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paska Orde Baru, pemerintah menjalankan transmigrasi dengan prinsip kerjasama antardaerah pengirim dan penerima transmigran. Fokus transmigrasi pada masa ini adalah Kota Terpadu Mandiri (KTM). KTM adalah kawasan transmigrasi yang pembangunan dan pengembangannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan (Kemendesa, 2015:8). Transmigrasi yang dilakukan mulai dari era reformasi sifatnya lebih kepada pendanaan pribadi dan sukarela. Sekalipun demikian, transmigrasi masih diharapkan dapat berjalan dengan baik untuk mendukung pembangunan secara merata. Meskipun program transmigrasi masih eksis di dalam program pemerintah pasca Orde Baru, akan tetapi trend transmigrasi terlihat menurun di bawah pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid (Adhiati, M.Adriana Sri; Bobsien, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 550, "width": 294, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Tanah Papua Sebagai Wilayah Penerima Transmigrasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 428, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep “Tanah Papua” menjadi identitas penting sejak pendirian Provinsi Papua Barat melalui UU 45 tahun 1999, sebelumnya pulau besar Papua dan pulau-pulau kecilnya hanya ada dalam 1 provinsi, yaitu Provinsi Papua (sebelumnya Irian Jaya). Penyebutan Tanah Papua, merujuk pada dua provinsi yang ada sekarang, yaitu provinsi Papua dan Papua Barat. Penyebutan “tanah Papua” adalah simbol identitas bahwa kedua provinsi tersebut mempunyai aspirasi yang sama agar adanya penghormatan terhadap hak-hak Orang Asli Papua (OAP) mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 428, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun tulisan ini menggunakan konsep “Tanah Papua”, tetapi yang menjadi lokusnya adalah Provinsi Papua Barat, khususnya wilayah kabupaten Sorong dan kota Sorong. Lokus kota dan kabupaten Sorong dikarenakan sebagian wilayah kabupaten Sorong menjadi kota (madya) Sorong pada tahun 2000. Konteks lokus ini menjadi", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penting untuk diketengahkan, mengingat pola mobilitas transmigran yang sebelumnya hanya di wilayahan (kabupaten) Sorong, sekarang ada di wilayah kabupaten dan kota Sorong. Peta 1 akan memperlihatkan posisi Sorong dengan wilayah transmigrasi Segun.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 116, "width": 263, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peta 1. Wilayah Kepala Burung, Provinsi Papua Barat", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 336, "width": 122, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: googlemaps, 2020", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 359, "width": 188, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Segun sebagai Unit Transmigrasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 429, "height": 150, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Segun dan Sorong terletak di kepala burung pulau Irian yang saat ini menjadi provinsi Papua Barat. Melalui peta dapat terlihat bahwa Segun dan Sorong (sebagai tempat pendaratan pertama penduduk transmigran) masih berada dalam satu daratan. Sayangnya, pada tahun 1997 sampai sekarang akses transportasi darat dari Segun ke Sorong belum tersedia dengan baik. Jarak antara Segun dan Bandara Domine Eduard Osok yang terletak di Kota Sorong adalah 62.42 km. Wilayah bandara ini dulunya juga merupakan lokasi transmigrasi awal pada tahun 1977. Segun saat ini menjadi salah satu distrik di Kabupaten Sorong dengan luas wilayah 2,021.37 km 2 dan memiliki jumlah 1,765 penduduk pada tahun 2017 (Sorong, 2018). Luas wilayah Segun menempati peringkat kedua setelah distrik Salawati Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 428, "height": 165, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui pengakuan informan diketahui bahwa lahan di Segun sangat baik untuk perkebunan. Hal ini dirasakan betul oleh Karmidi dan Karmila karena jagung, kedelai dan kasbi yang mereka tanam dapat bertumbuh dan berbuah dengan baik. Namun, kondisi tanah yang baik untuk perkebunan ini tidak didukung dengan kondisi infrastruktur yang baik. Karmidi mengungkapkan bahwa sampai sekarang penerangan di Segun menggunakan diesel dan hanya menyala pada sore hari. Kurangnya fasilitas penerangan di Segun adalah hal yang ‘biasa’ apabila dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di Papua Barat, misalnya di Kabupaten Tambrauw. Ditambah lagi kondisi jalan yang sampai saat ini hanya bisa dilalui oleh sepeda motor, sayangnya apabila hujan jalanan tidak bisa dilewati karena licin. Kondisi ini membuat warga susah untuk menjual hasil kebunnya, sekalipun hasil panen melimpah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 62, "width": 152, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kisah Keluarga Karmidi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 429, "height": 242, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan menjadi transmigran adalah pilihan yang sulit bagi Karmidi muda seorang petani muda dari Salatiga, Jawa Tengah. Ia harus berhadapan dengan dua tantangan sekaligus, yaitu tantangan situasi kemiskinan di kampungnya karena luas lahan yang kecil serta kurang suburnya tanah di kampungnya. Tantangan kedua, kehidupan sebagai bagian dari keluarga Jawa dimana kalau mengadu nasib ke ngetan ngalor dianggap kurang berkenan, yaitu pergi timur-utara bukanlah preferensi bagi orang Jawa, minimal orang Jawa di kampungnya Pada sisi lainnya, Karmidi muda dianggap sebagai anak yang paling diandalkan dan disayangi oleh orangtuanya. Kemudian mengandalkan rujukan dari teman sekampungnya dan juga poster-poster yang menggaambarkan kehidupan di wilayah transmigrasi Irian Jaya sebagai daerah yang gemah ripah loh jinawi , yaitu gambaran tentang kesuburan lahan dan berbagai tanaman pertanian dan tanaman ekonomis lainnya merupakan modal Karmidi muda untuk meyakinkan orangtuanya Apalagi saat itu ia sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Tekadnya sangat kuat untuk mengubah nasib. Ia menggunakan istilah “transmigran itu bukan orang miskin yang dibuang, tetapi untuk mencari kekayaan dan kemakmuran”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 429, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perjalanan mengubah nasib itu dimulai pada Sabtu Pon, 22 Agustus 1992 menjadi hari yang paling diingat oleh pasangan Karmidi dan Karmila karena pada hari tersebut mereka mengikuti program transmigrasi yang diinisiasi oleh pemerintah. Mereka bersama kedua anaknya akan pindah dari Salatiga ke Segun di Papua. Sebelum berangkat menuju Segun, mereka harus menginap 10 hari di Semarang. Penerbangan dari Semarang melalui lapangan Kalibanteng (Saat ini dikenal sebagai Bandara Achmad Yani).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 428, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Lapangan Kalibanteng, para transmigran dari Semarang turun di Bandara Jefman, Sorong. Pak Karmidi mengingat dengan baik pesawat berangkat pkl 5.30 WIB, tiba di Ambon Pkl 12.00 WITA dan pkl 15.00 WIT sudah tiba di bandara pulau Jefman di Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 428, "height": 196, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesampainya di Bandara Jefman, para transmigran kemudian diinapkan selama satu minggu di daerah Remu (sekarang Pasar Sorong). Setelah satu minggu di Sorong, para calon transmigran diberangkatkan menuju Segun. Perjalanan menuju Segun menggunakan kapal ferry yang saat itu menjadi kapal perintis. Mereka berangkat pukul 23.00 dan seharusnya sampai di lokasi pada pukul 8.30, sayangnya ada musibah yang menimpa kapal tersebut. Kapal perintis yang mereka tumpangi diterjang ombak dan semua barang yang dibawa hanyut terbawa ombak. Karmidi mengakui pula kemungkinan kapal mengalami musibah karena muatan yang dibawa terlalu banyak. Sepengetahuannya, kapal seharusnya hanya mengangkut 400 KK transmigran, tetapi menjadi 450 KK dikarenakan untuk memenuhi target penduduk yang dibawa ke Segun. Belum lagi kapal harus membawa muatan bahan-bahan pokok dan juga membawa kapur untuk mengurangi keasaman tanah di wilayah transmigrasi. Musibah tersebut sangat membekas dalam ingatan pak Karmidi.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 62, "width": 385, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“... [T]api ada musibah besar-besaran, kapal perintisnya dibawa ombak. Akhirnya barang-barang yang dibawa kintir semua. Orang-orangnya selamat. ... bahan makanan sudah amburadul. Indomie, roti…seharusnya tiba di Segun Pkl 09.00 pagi, akhirnya baru tiba pkl 18.00” – (Wawancara mendalam, 28 Desember 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 428, "height": 120, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hujan turun sesampainya mereka di Segun, dalam kondisi setelah terkena musibah, hal pertama yang dilakukan oleh Karmidi dan Karmila adalah menggendong anak-anak ke pantai dan berusaha menyelamatkan beberapa barang. Sayangnya, hal tersebut tidak berjalan sesuai dengan rencana. Barang-barang yang mereka tinggalkan sementara di pantai ternyata ketika mereka kembali telah hilang, diantaranya alat-alat perkebunan dan alat masak seperti panci. Karmila menceritakan juga bagaimana suasana begitu menyedihkan saat pertama kali turun di Segun. Ditambah lagi ketakutan mereka yang belum mengenal penduduk lokal di Segun.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 253, "width": 385, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Turun pertama kali ke Segun menderita, karena orang-orang sudah ‘nyambut’ dengan parang. Jadi nyeri” – (wawancara mendalam, 28 Desember 2019)”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 428, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesampainya di Segun, para transmigran diinapkan selama 3 hari di balai desa. Kemudian mereka diberikan ijin untuk memilih rumah yang akan mereka tempati di sana, Karmidi dan Karmila menempati wilayah satuan pemukiman (SP) 2 Segun. Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) memberikan pesan kepada mereka untuk mencari rumah terlebih dahulu, kemudian membersihkan sendiri rumput-rumput yang tumbuh di sekitar rumah sebagai tanda rumah tersebut sudah ditempati. Mereka menceritakan bahwa rumput di sekitar rumah pada saat mereka datang sudah meninggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 428, "height": 211, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satu tahun pertama mereka tinggal di Segun, Karmila dan Karmidi mengaku mendapatkan bantuan beras dari pemerintah sebanyak 42 kg. Bahan pokok lain juga diberikan pemerintah untuk bertahan hidup diantaranya ikan asin, minyak goreng, minyak tanah, gula dan sabun. Bantuan ini dikenal sebagai jadup (jatah hidup). Bantuan ini diberikan dengan asumsi maksimal 3 tahun setelah kedatangan transmigran, hasil tanah dari perkebunan baru dapat memberikan hasil optimal. Sayangnya bantuan beras yang diberikan untuk satu tahun pertama dibawa bersamaan dengan kapal perintis yang mereka tumpangi. Alhasil beras yang mereka dapatkan bercampur dengan pasir pantai karena banyak yang hanyut di laut. Bantuan beras dikirimkan pertama kali ke Sorong kemudian didistribusikan ke daerah-daerah transmigran, sayangnya akses jalan yang menyambungkan Sorong dan Segun hancur, mobil pengangkut tidak bisa lewat, serta akan berisiko apabila mengirimkannya melalui laut. Akhirnya para transmigran di Segun mengusahakan tanah di sana untuk menanam tanaman perkebunan seperti jagung, kedelai, dan kasbi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 143, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika Ekonomi Mulai Berjalan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 429, "height": 89, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai keluarga transmigran, mereka mendapatkan tanah dan pekarangan seluas 2500 m 2 , ditambah dan tanah untuk pertanian 7500 m 2 . Langkah pertama yang dilakukan keluarga kecil ini adalah membersihkan alang-alang yang menutupi rumah barunya. Dibutuhkan waktu 10 hari untuk membersihkannya, dan penuh kehati-hatian khawatir ada ular yang ada di persil pekarangan itu. Setelah itu barulah menggarap tanah di pekarangan untuk menanaman beberapa jenis sayuran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 431, "height": 226, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karmidi dan Karmila mengakui tanah Segun begitu subur, segala jenis bibit yang mereka tanam berhasil. Mereka berdua berbagi tugas untuk merawat dan menjaga kebun karena ada ancaman hama yaitu babi liar yang siap melahap hasil perkebunan. Karmila menceritakan perjuangannya begadang untuk menjaga kebunnya. Sayangnya, akses untuk menjual hasil perkebunan ke Sorong terbatas. Jalan rusak, sehingga tidak bisa dilalui mobil untuk mengangkut hasil dalam jumlah banyak. Akhirnya untuk menjual hasil perkebunan mereka menggunakan perahu johnson menuju Sorong. Bekerja mengolah tanah untuk mendapatkan pendapatan dimulai dari persil seluas 2500 m 2 yang ditanami kacang tanah, kedelai, kasbi (ubi) dan kacang panjang. Karena tanaman-tanaman tersebut dapat dijual sekaligus dikonsumsi anggota rumah tangga. Kemudian juga menanam tembakau, agar kalau ingin merokok tidak perlu membeli. Setelah 3-4 bulan, panen pertama sekaligus hasil dari lahan sendiri sudah dapat dijual. Kacang tanah merupakan komoditas yang paling laku dijual dengan harga antara Rp.5000-Rp.800 per kilogram. Pada saat memasarkan hasil pertanian ke Sorong bukan hal yang mudah, transmigran harus menggunakan longboat untuk menuju ke pasar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 104, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pindah Ke Kota Sorong", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 423, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika Jadup dari pengelola transmigrasi tidak diberikan lagi, sementara akses sarana dan prasarana dari Segun ke Sorong masih sulit, tantangan hidup mulai sulit di Segun. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya hama yang memakan hasil pertanian milik trasmigran. Pak Karmidi mengingat dengan sangat baik, bahwa pada tahun 1995-1997 adalah waktu dimana hama sangat mengganggu petani. Hama itu adalah kangguru, rusa dan babi hutan. Kanguru dan rusa dagingnya masih dapat dikonsumsi, tetapi babi hutan tidak dimakan dan binatang yang paling rakus. Walaupun para transmigran menjaga di gubuk-gubuk tinggi, tetapi dalam semalam kawanan babi hutan dapat menghabiskan 1/4 ha tanaman jagung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 423, "height": 150, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat itu, kerawanan pangan dirasakan oleh transmigran di Segun, mereka mencoba memakan kasbi yang direndam, kemudian diperas untuk dapat pati-nya. tetapi rasanya seperti makan pasir. Diakui kalau para orangtua masih bisa bertahan dengan makanan seperti itu, tetapi anak-anak akan sulit untuk memakannya. Lokasi transmigrasi di Segun sangat lambat perkembangan infrastukturnya, bahkan hingga hari ini listrik belum masuk ke lokasi transmigrasi. Padahal Segun sekarang sduah menjadi 2 wilayah kelurahan, tetapi kondisi jalan masih belum terakses dengan baik. Apalagi situasi tahun 1995, infrastruktur yang buruk dan hama yang mengganas membuat transmigran mulai merencanakan mencari tempat baru untuk menyambung hidup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 423, "height": 104, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang berat di Segun, pada tahun 1996 Karmidi bersama dengan beberapa kepala keluarga transmigran di Segun mencari pekerjaan sebagai kuli di daerah lain. Ia mengaku merantau bekerja sebagai kuli sampai ke daerah Sorong dan Batanta, Kabupaten Raja Ampat sekarang. Karmila yang ditinggal merantau oleh suaminya pun tidak tinggal diam. Ia tetap mengusahakan kebun untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Sesekali juga mereka membeli beras di Segun walaupun harganya jauh lebih mahal dibandingkan makan hasil kebun sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "211", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 424, "height": 181, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbekal jejaring pertemanan dan solidaritas di kalangan transmigran Segun, serta hubungan sesama orang Jawa di kota Sorong, Pak Karmidi mendapatkan ajakan untuk menanam sayur ( nyayur ) di daerah Klasaman. Pada tahun 2000 mereka pindah ke daerah Klasaman, distrik Klaurung, Sorong. Daerah Klasaman ini juga merupakan daerah transmigrasi pemerintah tahun 1977. Karmidi dan Karmila mengusahakan tanah di Klasaman dengan berkebun jagung, melon, dan semangka. Bibit dan obat diakui mereka merupakan bantuan dari kelompok tani penyuluh dari pemerintah. Hal yang menarik pada saat mereka mengusahan tanah di Klasaman, mereka tidak perlu menyewa kepada penduduk lokal, yaitu Orang Moi dari Fam Maribela. Penduduk lokal sebagai pemilik tanah kebun senang kalau tanahnya bisa ‘terang’ atau dipelihara dengan baik. Sebagai pemakai lahan pun Karmidi dan Karmila juga memberikan sebagian hasil kebun untuk pemilik lahan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 253, "width": 385, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“sayur juga bisa numpang di kilo 15, (sampai sekarang) tanam di Klasaman. Punya orang Maribela, orang Moi. Ya gak ada sewa. Mereka senang kalau tanahnya terang, dipelihara. Asal kalau ditengok kasih sayur ke mereka. Panen jagung kasih jagung.” (wawancara mendalam, 28 Desember 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 423, "height": 150, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Pak Karmidi, sejarah persil tanahnya itu dapat dirunut sejak awal, yaitu sebagai tanah adat yang dikuasai oleh orang-orang Suku Moi, sebagai penduduk asli wilayah Sorong. Wilayah tersebut kemudian dibebaskan pemerintah untuk kepentingan transmigrasi pada tahun 1976. Setelah digunakan oleh transmigran, terjadi beberapa kali perpindahan kepemilikan. Setelah menjadi area transmigrasi, tanah tersebut dikuasai oleh Pak Boymin orang Trenggalek, kemudian dibeli oleh orang Jawa pemiliki kios, kemudian pindah tangan lagi kepada orang Jawa lain. Kemudian tanah tersebut dibeli oleh Pak Zainal orang Padang, yang kemudian tanah- tanah dijadikan kaveling-kaveling, dimana Pak Karmidi menjadi salah seorang pembelinya dan menetap hinggga kini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 423, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekalipun sudah memiliki rumah di Klasaman, tanah dan rumah mereka di Segun tidak mereka jual. Mereka berharap di masa depan, akan ada pembangunan jalan aspal dari Sorong ke Segun. Mereka percaya, pembangunan jalan akan membuka ‘perayaan’ tanah Segun. Sayangnya, hanya sedikit dari transmigran satu generasi dengan mereka yang masih bertahan di Segun, tepatnya di SP2. Karmidi mengingat hanya tersisa 2 KK di SP2 dari sebelumnya berjumlah 45 KK. Beberapa dari keluarga ini memilih untuk kembali ke Jawa ataupun merantau ke tempat lain karena Segun dianggap tidak menguntungkan. Layaknya cerita Karmidi, banyak kepala keluarga yang akhirnya bekerja di luar, seperti di Sorong atau bahkan pulau lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 423, "height": 104, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pak Karmidi mengembangkan relasi sosial yang menganggap semua penduduk yang dikenalnya sebagai “saudara saya sesama orang Indonesia”. Ia memulai relasi sejak tahun 1992 dengan para calon transmigran yang ditempatkan di Irian Jaya (pada waktu itu). Terdapat 450 KK calon transmigran yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan jawa Timur dinarasikannya sebagai “saudara sesama Indonesia”. Demikian halnya ketika masa awal berinteraksi dengan OAP di sekitar wilayah transmigrasi selalu disebutkan sebagai “saudara saya sesama orang Indonesia”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "212", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 424, "height": 211, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relasi dengan OAP, khususnya dengan orang-orang dari berbagai sub-etnis OAP yang berasal dari Papua dan Papua Barat dijalinnya dengan baik. Pak Karmidi dengan lancar menyebut nama-nama orang-orang Inawatan, Merauke, Fakfak, dan Biak, yang dikenalnya. Ia juga dengan lancar menyebutkan nama-nama fam (marga) dari wilayah Manokwari dan Sorong, serta menyebutkan bahwa orang-orang Moi adalah yang menguasai tanah-tanah di wilayahnya, sebelum dijadikan permukiman transmigrasi. Pak Karmidi mengetahui bahwa wilayah Sorong dikuasai oleh beberapa fam , tetapi untuk wilayahnya adalah orang Moi. Bahkan Pak Karmidi tahu siapa yang dianggap sebagai “kepala suku” di wilayah orang Moi yang menguasai wilayah adat disitu. Bagi Karmidi, OAP dari berbagai wilayah Papua ini “ saya jadikan saudara! ”. Cara pandang Karmidi inilah yang menyebabkan perbincangan pada bulan Agustus 2019 tidak terasa ada pandangan negatif terhadap adanya narasi pertentangan antara OAP dengan migran seperti Pak Karmidi. Demikian halnya pak Karmidi tidak menginginkan perbincangan yang mengarah pada situasi yang sedang terjadi di pusat kota Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 423, "height": 89, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandangan yang agak berbeda dimiliki oleh menantu Pak Karmidi yang berlatar belakang etnis Bugis. Ia merasa ada relasi yang tidak nyaman antara OAP dengan para pendatang, khususnya orang Bugis dan Jawa. Menantunya ini memberikan informasi bahwa saat itu orang-orang Jawa di Sorong terancam, sasaran-sasaran perusakan adalah toko atau tempat usaha oranh-orang Jawa. Alasannya karena peristiwa rasisme terjadi di wilayah Jawa Timur, sehingga orang Jawa menjadi sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 428, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga Karmidi dan Karmila merupakan salah satu contoh transmigran yang berhasil beradaptasi bahkan mengalami perubahan status di daerah transmigrasi. Awalnya pasangan suami istri ini mengaku bahwa mereka berniat untuk berpindah dari Salatiga menuju Segun karena tidak memiliki kehidupan yang layak di daerah asal. Mereka mengaku tidak memiliki rumah di Salatiga dan sangat ingin agar anak-anaknya dapat hidup layak di masa depan. Terbukti saat ini mereka berhasil memiliki lahan dan rumah yang layak di Sorong dan Segun. Rumah di Segun belum mereka jual karena mereka percaya bahwa ke depannya pemerintah akan mengaspal jalan dari Sorong menuju Segun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 428, "height": 166, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apa yang dilakukan oleh keluarga Karmidi mungkin dapat memenuhi anggapan umum bahwa pendatang memiliki keinginan yang lebih kuat untuk berhasil dibandingkan penduduk lokal. Tekad dan motivasi Karmidi untuk hidup yang lebih baik di Segun bukan hanya dipengaruhi oleh keadaan di tempat yang mereka baru tempati, tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan di daerah asal yang menyebabkan mereka tidak bisa kembali begitu saja. Kasus Karmidi masih sesuai dengan teori klasik migrasi dari Everett Lee (Lee, 1966, p. 50) yaitu adanya faktor penarik dan pendorong bagi orang melakukan perpindahan. Keadaan yang tidak menguntungkan secara ekonomi menjadi faktor pendorong bagi keluarga ini untuk berpindah, disamping itu adanya lapangan pekerjaan dan tersedianya pemukiman menjadi faktor pendorong mereka untuk berpindah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 428, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga ini bisa beradaptasi dengan baik tentunya tidak lepas dari cara mereka mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki di dalam keluarga. Karmila sebagai istri mengambil peran yang sama sebagai pengelola kebun bersama dengan", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 120, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suaminya. Bahkan ketika sang suami harus pergi menjadi kuli di tempat lain, Karmila mengambil peran sebagai pengolah kebun demi menghidupi kedua anaknya. Perempuan mengambil peran dalam pengelolaan kebun juga ditemukan dalam studi kasus Winarto dan Utami (2012) pada kelompok tani Menur di Gunung Kidul, Yogyakarta. Mereka menyatakan bahwa bangkitnya kelompok tani perempuan bermula dari kenaikan jumlah migrasi dari laki-laki di desa, oleh karena itu perempuan harus mengambil alih beberapa pekerjaan termasuk mengelola lahan dan hewan ternak (Winarto & Utami, 2012, p. 277).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 428, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kembali kepada Karmidi dan Karmila, mereka berdua juga berhasil menjalin kerjasama dengan penduduk lokal yang memiliki tanah sehingga konflik dapat dihindari. Hal ini terlihat dari bagaimana mereka membagi hasil kebun kepada pemilik tanah sebagai ganti uang sewa yang memang tidak diminta oleh penduduk lokal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 428, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adaptasi yang berhasil dilakukan oleh keluarga Karmidi membuat mereka berhasil memiliki rumah dan tanah di Klasaman. Terjadi perubahan dari yang tidak memiliki rumah sendiri di Salatiga kemudian berhasil memiliki rumah di Klasaman dan Klasegun. Awalnya keadaan susah harus mereka hadapi baik secara geografis maupun sosial. Perbedaan tersedianya fasilitas antara Jawa dan Papua, terutama dalam hal akses jalan aspal sempat menjadi masalah bagi para transmigran di Segun. Ditambah lagi mereka harus bekerja keras untuk mengusahakan lahan untuk perkebunan. Namun, masalah ini terbukti menguji ketahanan dari keluarga Karmidi dan bekerja lebih keras sebagai transmigran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 429, "height": 272, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riwayat perjalanan keluarga Karmidi memperlihakan bahwa sebuah keluarga transmigran dapat bertahan karena kemampuannya untuk (1) menerabas tantangan budaya dari daerah pengiriman. Hal ini dapat dlihat dari cara pak Karmidi untuk meyakinkan keluarga dan kerabatnya bahwa daerah “ngalor ngetan” yang dianggap sebagai tempat yang kurang baik untuk didatangi adalah daerah yang “subur makmur ijo royo-royo ” dengan cara memeperlihat poster-poster dari kementerian transmigrasi (2) melawan tantangan kesulitan lingkungan wilayah transmigrasi, dengan cara tetap bertani untuk komoditas yang mempunyai pasar yang bagus di Sorong, yaitu Jagung, kacang tanah dan kedelai (3) mencari tempat tinggal yang baru dengan basis pertanian, tetapi tidak menjual aset di wilayah transmigrasi, sehingga keluarga ini mempunyai asset untuk bertahan hidup sekaligus untuk diwariskan kepada anak-anaknya dan (4) strategi jejaring dengan OAP dan migran lainnya, yaitu dengan mengembangkan sikap plural terhadap OAP yang selalu dianggap “saudaraku se-Indonesia”, maupun dengan migran Jawa lainnya dan migran dari daerah lainnya di Indonesia. Pak Karmidi tidak tertarik membahas tentang situasi menegang antara OAP dengan etnis Jawa, tetapi lebih mengedepankan cerita-cerita kedekatan dengan OAP dari berbagai sub-etnis. Selain itu, Pak Karmidi juga menggunakan arena mushala yang ia bangun sebagai tempat untuk memperkuat relasi ketetanggaan di tempatnya sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 689, "width": 176, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kisah Keluarga Pak Guru Joko", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 428, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga transmigram lain yang kami temui di Sorong adalah keluarga Pak Joko. Berbeda dengan Pak Karmidi, Pak Joko sekarang tinggal di Kabupaten Sorong di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw. Pak Joko saat ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pegawai dispenda Kabupaten Tambrauw. Perjalanan Pak Joko cukup menarik karena pernah mengabdikan diri sebagai guru di pedalaman Papua sebelum akhirnya menjadi pegawai negeri Kabupaten Tambrauw.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 134, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun 1980, orangtua Pak Joko memutuskan untuk mengikuti program transmigrasi ke Papua. Saat itu Pak Joko masih duduk di sekolah dasar dan tidak ikut menentukan keputusan mereka ke Sorong, Papua. Berasal dari Pulau Jawa, tepatnya Nganjuk, Papua menjadi tempat yang sangat berbeda dari tanah kelahirannya. Ia menceritakan saat awal pindah ke Sorong belum ada sekolah menengah pertama (SMP) yang dekat dengan rumahnya sebagai transmigran. Akhirnya Ia harus berjalan kaki sangat jauh karena transportasi umum belum ada juga saat itu. Sebagai anak yang mengikuti orangtua sebagai transmigran Ia mengikuti saja keputusan orangtuanya walaupun hidup sangat berbeda dengan yang Ia jalani sebelumnya di Nganjuk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 428, "height": 165, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pak Joko saat itu tidak memiliki keinginan khusus ingin berprofesi sebagai apa kelak saat dewasa. Ia memilih sekolah pendidikan guru (SPG) di Sorong yang saat itu dikelola oleh yayasan keagamaan Katholik. Di tempat tersebut Ia belajar bagaimana menjadi guru yang baik dan hatinya pun perlahan mencintai Sorong. Ia ingin agar pendidikan juga bisa dirasakan oleh semua anak Papua. Setelah menamatkan sekolah pendidikan guru, Ia kemudian ditugaskan untuk mengajar ke daerah pedalaman di Aifat. Ia bercerita saat itu hanya diberikan alamat desa yang dituju. Perjalanan menempuh waktu beberapa hari dan masuk ke dalam hutan. Ia sempat kelelahan di tengah hutan dan terpikir untuk kembali ke Sorong. Akan tetapi kemudian Ia teringat apa yang Ia pelajari di sekolah dan bertekad untuk melanjutkan perjalanan untuk mengajar anak-anak di Aifat.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 437, "width": 385, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Saya sempat mau kembali lagi, benar itu. Tapi kemudian ada hati bilang, kalau bukan saya yang datang, siapa lagi yang mau datang dan mengajar anak-anak itu. Akhirnya saya lanjutkan perjalanan meskipun rasanya sedih sekali.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 180, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesampainya di Aifat ternyata benar belum ada guru yang masuk ke sana. Hal yang menjadi menarik dari cerita Pak Joko saat itu Ia disambut dengan hangat. Penduduk di Aifat sudah menyiapkan sebuah pondok baginya untuk tinggal selama di Aifat. Walaupun dalam kondisi seadanya akan tetapi semua orang berusaha betul memenuhi kebutuhannya sebagai seorang guru di sana. Ia mengaku dirinya sangat tersentuh dengan penerimaan orang-orang di sana. Pak Joko mengajar di Aifat sementara selama enam bulan karena saat itu anaknya baru lahir dan belum bisa diajak untuk menetap di Aifat. Setelah enam bulan, Ia kembali ke rumah dan mengajak istri dan anaknya yang saat itu berumur setahun untuk menetap di Aifat. Di sana kebutuhan mereka didukung oleh hasil kebun penduduk Aifat. Ia mengatakan bahwa semua orang di Aifat menghargai kehadiran seorang guru dan menurutnya anak-anak yang dulu Ia ajar di Aifat saat ini menjadi orang-orang berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 675, "width": 385, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Orang di Aifat itu hormat betul sama guru. Mereka ndak mau kalau gurunya pergi. Orangtua, anak semua menghormati guru. Saya senang mengajar mereka. Bisa dicek, anak-anak yang dulu saya ajar sekarang jadi orang semua.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pak Joko tidak selamanya menetap di Aifat, Ia beberapa kali dipindahkan di wilayah Papua untuk mengajar dan memimpin sekolah. Ia pernah menjadi kepala sekolah di", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 181, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makbon dan tahun 2010 ditugaskan di Tambrauw untuk menjadi Kepala Dinas Pendidikan. Hingga akhirnya saat ini Ia tercatat sebagai pegawai dispenda Kabupaten Tambrauw dan menetap di Kabupaten Sorong. Ia mengatakan bahwa Ia percaya dan menaruh harapan terhadap Papua, khususnya Tambrauw yang saat ini merupakan kabupaten baru. Ia percaya pembangunan akan bisa merata di Papua asalkan semua memiliki hati untuk membangun Papua. Ia mengatakan pada dasarnya orang Papua mau belajar akan tetapi aksesnya harus dibuka supaya mereka bisa menerima semua fasilitas yang diberikan pemerintah. Ia percaya suatu saat Papua bisa maju seperti di Jawa asalkan jangan menutup mata terhadap semua kekurangan yang ada dan kemudian berusaha membangun lebih baik. Saat ini Ia mengaku akan tetap berada di Sorong dan anak-anaknya juga belum ada keinginan untuk pergi menetap keluar dari Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 253, "width": 395, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kemiskinan, Ketidaksetaraan, Peran Relasi, Peran Pemerintah dan Gender", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 428, "height": 120, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Migrasi berkaitan dengan kemiskinan, peran relasi, peran pemerintah dan gender (Black, Richard; Biao, Xiang; Collyer, Michael; Heering, Godfried Liesbeth Engbersen; Markova, 2006). Kelima aspek tersebut secara umum membentuk pola dan menjadi alasan pendukung dalam melakukan migrasi. Seberapa miskin dan kemungkinan untuk keluar dari kemiskinan dapat disediakan oleh suatu daerah akan mendukung seseorang untuk berpindah. Ketidaksetaraan, misalnya dalam hal kemampuan dalam mengakses fasilitas umum dapat menjadi alasan untuk berpindah ke daerah lain yang dianggap lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 242, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, peran relasi dan pemerintah juga memegang kunci penting dalam terjadi migrasi, misalnya seseorang tertarik berpindah ke daerah lain karena ingin mengikuti kesuksesan saudara atau kerabatnya. Pola migrasi ini seringkali disebut sebagai chain migration ketika perpindahan penduduk akhirnya membentuk suatu kluster penduduk yang berasal dari latar belakang yang sama dan menyediakan kesempatan kerja di daerah tujuan serta memiliki sifat berkelanjutan (Papastergiadis, 2000, p. 29). Kusworo (Kusworo, 2014, p. 25) menarasikan bagaimana transmigrasi mandiri orang Jawa dan Sunda di Lampung yang tidak didanai pemerintah malah mencatatkan jumlah yang lebih besar dikarenakan para migran mengikuti saudara dan kerabatnya yang sudah berhasil karena program transmigrasi sebelumnya. Sekalipun migrasi atas inisiatif sendiri di Lampung lebih tinggi jumlahnya dari program transmigrasi pemerintah, akan tetapi kesuksesan penduduk di Lampung tidak lepas dari campur tangan kebijakan pemerintah. Terakhir, gender juga memberikan pengaruh dalam migrasi, misalnya migrasi hanya dilakukan oleh suami sebagai pencari nafkah sebaliknya istri tetap di daerah asal. Kelima hal ini saling berkaitan dalam menentukan keputusan dan pola migrasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 428, "height": 90, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kasus transmigrasi keluarga Karmidi dan Joko keputusan bermigrasi ditentukan oleh 3 faktor penting yaitu kemiskinan, ketidaksetaraan dan peran pemerintah. Kemiskinan dan ketidaksetaraan menjadi alasan keluarganya berpindah dari Salatiga ke Segun. Karmidi sebagai kepala keluarga, dan orangtua Joko menganggap mereka akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik dengan berpindah ke luar Jawa. Sulitnya memiliki rumah dan mendapatkan pekerjaan layak di Jawa menjadi faktor pendorong", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 431, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keluarganya untuk pindah. Ditambah lagi dengan tersedianya rumah dan lahan di Segun menjadi faktor penarik untuk mendukung keputusannya bermigrasi. Tentu saja peran pemerintah menjadi signifikan bagi keputusan keluarga ini bermigrasi, tersedianya lahan untuk pemukiman dan perkebunan menjadi alasan kuat bagi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 131, "width": 291, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• [Trans]migrasi dan Refleksi Kependudukan Nasional", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 429, "height": 196, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya transmigrasi tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teori migrasi dalam perspektif tenaga kerja. Perpindahan penduduk muncul sebagai akibat adanya tekanan untuk mencari sumber pendapatan yang lebih baik di luar daerah asalnya (Massey et al., 1993). Perbedaan geografis seringkali menjadi penyebab utama perbedaan ketersediaan lapangan kerja di daerah asal dengan daerah tujuan. Oleh karena itu perpindahan dilakukan oleh seorang individu atau kelompok demi kehidupan yang lebih baik, hal ini dianggap sebagai pilihan yang rasional. Lebih lagi, migrasi semakin sering dilihat sebagai sebuah ‘ livelihood strategy ’ dari orang miskin, sekalipun hanya sedikit bukti yang dapat menyatakan keterkaitan pembangunan ekonomi, pengurangan kemiskinan, pertumbuhan penduduk, dan perubahan sosial politik (Van Hear & Nyberg-Sørensen, 2002, p. 40). Demikian halnya dengan kebijakan transmigrasi di Indonesia muncul karena perpindahan dianggap sebagai jalan keluar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan keluar dari kemiskinan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 428, "height": 150, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain, sekalipun migrasi dianggap sebagai jawaban atas masalah kemiskinan, akan tetapi kebijakan migrasi malah mengundang kritik di dalam masyarakat. Setidaknya ada 4 kritik besar terhadap kebijakan migrasi secara umum yaitu tidak efisien, mahal, tidak masuk akal dan menjadi problema etis (Düvell, 2007, p. 48). Kritik ini berdasarkan pada kebijakan migrasi yang seringkali malah mengeksklusi masyarakat dalam perumusannya. Kebijakan migrasi seringkali tidak tepat sasaran dan tidak menyentuh kebutuhan masyarakat, ditambah lagi migrasi yang didukung oleh suatu negara dilaksanakan menggunakan dana yang banyak tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan. Di beberapa tempat bahkan kebijakan migrasi yang tidak tepat sasaran ini akhirnya malah memicu konflik di dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 428, "height": 120, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia, kebijakan migrasi yang didukung pemerintah adalah transmigrasi dan kebijakan ini sudah dilakukan sejak lama dan ada baiknya untuk melihat kembali kebijakan transmigrasi ini apakah sesuai dengan tujuan pembangunan. Pasalnya transmigrasi yang telah dilakukan selama ini belum terbukti dapat mendukung pembangunan nasional. Ditambah lagi, beberapa kejadian transmigrasi justru menjadi awal relasi yang tidak baik diantara penduduk lokal dan pendatang. Hal ini diantara lain tercipta karena adanya stereotipe dan reaksi hubungan situasional-kontekstual yang terjadi di wilayah transmigran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 429, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmigrasi telah berhasil membentuk persepsi bagi masyarakat yang wilayahnya dijadikan sebagai tempat tujuan, salah satunya adalah Irian Jaya pada masa Orde Baru 3 . Penduduk lokal dihadapkan dengan kebudayaan baru yang berbeda dengan dirinya sendiri. Herman Renwarin, Josz Mansoben, dan Daan Dimara (Renwarin, Mansoben, &", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 271, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Irian Jaya merupakan nama yang dipakai sebelum menjadi Papua", "type": "Footnote" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "217", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 165, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimara, 1994, pp. 52–54) mencoba membagi sikap antara penduduk asli 4 Irian Jaya secara umum terhadap pendatang yang kebanyakan berasal dari program transmigrasi. Sikap dari penduduk asli terhadap pendatang terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu sikap terhadap alam semesta, lingkungan sesama, dan dunia baka. Penggambaran sikap penduduk asli selalu bertentangan dengan pendatang, misalnya saja dalam hal menghadapi kegagalan, penduduk asli cenderung konsekuen dan mempersalahkan dirinya sendiri tanpa merasa rendah diri. Sebaliknya pendatang cenderung mempersalahkan situasi yang berada di luar pengawasannya atau kelalaian orang lain yang tidak menolongnya. Gambaran sikap ini memberikan suatu pola pertentangan antara orang asli dan pendatang yang sifatnya masih dipertanyakan apakah kemudian dapat berguna bagi pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 428, "height": 180, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari sifat yang bertentangan kemudian berkembang hubungan reaksional di wilayah baru tempat perpindahan. Beberapa tulisan telah merangkum dengan baik pola hubungan penduduk lokal terhadap pendatang, baik dalam bentuk kompetisi maupun kerjasama. Namun, hubungan diantara penduduk lokal dan pendatang bukanlah suatu hal yang hitam-putih. Hubungan yang terbentuk seringkali bersifat situasional, temporal, dan tergantung dari generasi tertentu. Gerry van Klinken (Klinken, 2007) berhasil menarasikan bagaimana interaksi antara penduduk lokal dan pendatang di Sampit yang berujung konflik. Kemudian Herry Jogaswara (Jogaswara, 2012) dapat menjelaskan rekonsiliasi yang ditempuh oleh warga Sampit pasca konflik. Dalam literatur lain, hubungan kerjasama dapat terbentuk diantara penduduk lokal dan pendatang, diantara Orang Abun dan Orang Biak, seperti yang terjadi di Pulau Dua, Papua Barat (Oktafiani & Jogaswara, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 428, "height": 165, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relasi situasional dan kontekstual inilah yang perlu menjadi pertimbangan bagi pemerintah sejauh mana mereka dapat ikut campur tangan dalam upaya persebaran penduduk, karena, bagaimanapun, pemerintah pastinya mengupayakan suatu daerah agar dapat terhindar dari konflik dan dapat mendapatkan keuntungan dari program yang direncanakan. Sebagai contoh, transmigran yang bersedia pindah dibuatkan rumah di daerah tujuan oleh Departemen Transmigrasi dimulai pada masa Pelita II di masa Orde Baru. Dibuatnya pemukiman baru berimplikasi kepada kepemilikan tanah ulayat yang perlu dipikirkan dengan seksama, apakah pembukaan lahan tersebut mensejahterakan penduduk lokal atau malah mengabaikan hak-hak mereka. Apabila hal ini diabaikan bukan tidak mungkin konflik akan terulang dikarenakan situasi yang tercipta malah merugikan penduduk lokal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 104, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dalam skala nasional, transmigrasi semenjak masa kolonial sampai era reformasi dilakukan sebagai jalan keluar dari kemiskinan. Kehidupan yang dialami di daerah asal menjadi faktor penentu seseorang untuk berpindah, sementara dalam konteks transmigrasi, daerah tujuan sudah dipenuhi dengan fasilitas kehidupan yang layak. Daerah-daerah di luar Pulau Jawa ditargetkan sebagai daerah tujuan transmigrasi diantaranya, Lampung, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, dan Papua. Dilihat melalui lokasi, para calon transmigran yang bersedia dipindahkan tidak perlu khawatir karena", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 428, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Term penduduk asli digunakan sesuai dengan tulisan yang dikutip. Dalam hal ini penulis lebih memilih term penduduk lokal untuk menggambarkan posisi masyarakat yang lebih dahulu menetap di suatu daerah", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "218", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 89, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di daerah tersebut sudah disediakan pemukiman dan lahan untuk bercocok tanam. Ditambah lagi ada bantuan bagi para transmigran selama dua tahun pertama sebelum hasil mereka bercocok tanam dapat memberikan hasilnya. Sayangnya, sekali lagi, karena peraturan yang sifatnya top-down tersebut tidak mempertimbangkan aspek non pangan, sandang, dan papan, seringkali wilayah transmigrasi tidak bisa berkembang dan cenderung terabaikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 82, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 431, "height": 120, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan kependudukan di Indonesia telah melalui perjalanan panjang. Bongkar- pasang program dengan beragam jenis modifikasi dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan oleh pemerintah atas nama pembangunan, dan dalam tulisan ini mengenai persebaran penduduk. Penyebaran penduduk melalui transmigrasi dipilih dan diyakini sebagai hal yang efektif mengatasi permasalahan kepadatan penduduk di Pulau Jawa sejak masa kolonial dan bahkan masih eksis sampai sekarang. Sayangnya, transmigrasi yang dilakukan pemerintah terbukti menunjukkan kegagalan karena dianggap malah menimbulkan masalah baru, seperti halnya konflik kepemilikan lahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 428, "height": 150, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekalipun dalam skala nasional dianggap gagal tetapi program transmigrasi dapat menjadi jalan keluar bagi sebagian penduduk yang mengikutinya, salah satunya adalah keluarga Pak Karmidi di Segun. Memutuskan untuk menjadi transmigran menjadi jawaban akibat ketidakberdayaan mereka di tanah Jawa. Meskipun jalan yang ditempuh tidak seindah yang dibayangkan akan tetapi keluarga Karmidi berhasil membuktikan bahwa mereka berhasil mengembangkan dirinya di Segun. Hal menarik lain yang bisa dilihat dari keluarga Karmidi adalah bagaimana migrasi permanen kemudian juga membuahkan migrasi sosial bagi mereka. Pasangan Karmidi dan Karmila berhasil memiliki rumah dan lahan untuk diolah bahkan untuk diwariskan kepada keturunannya kelak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 428, "height": 165, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerita kedua adalah Pak Joko, seorang yang menghabiskan masa muda di Sorong karena mengikuti orangtuanya menjadi transmigran kemudian malah mengabdikan dirinya menjadi tenaga pendidik di sana. Pak Joko dan keluarga menganggap mereka menjadi bagian dari perkembangan Tambrauw dan Sorong dan ingin agar kualitas pendidikan yang sempat Ia rasakan di Jawa juga bisa dirasakan oleh anak-anak di Papua. Sekalipun tidak bisa memilih untuk menetap di Jawa saat itu, keluarga Pak Joko memilih untuk tinggal di Sorong dan mengabdi di sana. Hatinya melekat bukan di tanah kelahirannya, tetapi di Tambrauw dan Sorong sebagai daerah transmigran. Ia menanti dan percaya bahwa pembangunan akan menyentuh Papua dan apa yang dia pernah rasakan dan tahu terjadi di Jawa akan bisa terjadi juga di Papua, khususnya Tambrauw dan Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 428, "height": 105, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain, transmigrasi juga memiliki potensi masalah bagi daerah yang tidak dipersiapkan dengan baik. Ada potensi kegagalan bagi para transmigran dari sisi ekonomi bahkan kemungkinan akan berlanjut kepada potensi konflik apabila relasi pendatang dan lokal tidak dibenahi dengan baik. Meskipun demikian, strategi adaptasi yang dilakukan keluarga Karmidi dan Joko menjadi menarik karena keberadaan mereka bisa diterima dengan baik oleh penduduk lokal dan bahkan membentuk kerjasama. Hal ini dapat menjadi refleksi pemerintah bagaimana penyiapan mental transmigran untuk", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Program transmigrasi boleh gagal", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "219", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 59, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak menyerah di daerah baru menjadi penting daripada sekadar penyiapan pemukiman dan lahan perkebunan. Apabila hal ini menjadi fokus dari pemerintah, bukan tidak mungkin transmigrasi yang dalam skala nasional dianggap gagal dapat bertransformasi menjadi jawaban bagi pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 107, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conflict of Interest", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 254, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 101, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgment", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 428, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irin Oktafiani dan Herry Yogaswara berkontribusi pada perancangan dan implementasi penelitian, analisis hasil dan penulisan naskah sebagai penulis utama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 82, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 428, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adhiati, M.Adriana Sri; Bobsien, A. (2001). Indonesia’s Transmigration Programme – An Update. Retrieved June 30, 2020, from https://www.downtoearth- indonesia.org/old-site/ctrans.htm", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 429, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apomfires, F. (2000). Dimensi Konflik dalam Program Transmigrsi dan Strategi Pemecahannya. In Prosiding Simposium Internasional Jurnal Antropologi Indonesia .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta. Arndt, H. W. (1983). Transmigration: Achievements, Problems, Prospects. Bulletin of Indonesian Economic Studies Transmigration , 19 (3), 50–73.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 398, "width": 235, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1080/00074918312331334429", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 429, "height": 106, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Black, Richard; Biao, Xiang; Collyer, Michael; Heering, Godfried Liesbeth Engbersen; Markova, E. (2006). Migration and Development: Causes and Consequences. In K. Penninx, Rinus; Berger, Maria; Kraal (Ed.), The Dynamics of International Migration and Settlement in Europe (pp. 41–63). Amsterdam: Amsterdam University Press. Düvell, F. (2007). Towards sustainable migration policies. In J. Michael (Ed.), Innovative Concepts for Alternative Migration Policies: Ten Innovative Approaches to the Challenges of Migration in the 21st Century (pp. 47–58). Amsterdam: Amsterdam University Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 66, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmadi, S. H. B., & Antarwati, E. (2014). Identifikasi Potensi Transmigran Berdasarkan Karakteristik Migran Di Indonesia. Jurnal Ketransmigrasian , 31 (2), 1=16. Jogaswara, H. (2012). MENERUSKAN HIDUP SETELAH KERUSUHAN: Ingatan Kolektif dan Identitas Etnis Madura Pasca Kekerasan Antar Etnis di Kota Sampit, Kalimantan Tengah . Universitas Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 428, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. (2015).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 597, "width": 404, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmigrasi Masa Doeloe, Kini, dan Harapan Kedepan . Jakarta: Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 429, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klinken, G. Van. (2007). Communal violence democratization in Indonesia: small town wars . New York: Routledge.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 426, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusworo, A. (2014). Lampung in the Twentieth Century: The Making of ‘Little Java.’ Canberra: ANU Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 294, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lee, E. S. (1966). A Theory of Migration. Demography , 47–57.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 428, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Massey, D. S., Arango, J., Hugo, G., Kouaouci, A., Pellegrinoand, A., & Taylor, J. E. (1993). Theories of International Migration: A Review and Appraisal. Population and Development Review , 19 (3), 431–466.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 428, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oktafiani, I., & Jogaswara, H. (2019). Migrasi Orang Biak dan Identitas Orang Asli Papua", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "220", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 428, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di Sausapor, Papua Barat. Antropologi Indonesia , 40 (1), 1–18. Papastergiadis, N. (2000). The turbulence of migration : globalization, deterritorialization and hybridity . Cambridge: Polity Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 172, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Renwarin, H., Mansoben, J., & Dimara, D. (1994). Persepsi Masyarakat Irian Jaya terhadap Usaha-Usaha Pembangunan. In E. K. . Masinambow & P. Haenen (Eds.), Kebudayaan dan Pembangunan di Irian Jaya . Jakarta: LIPI-RUL. Ricklefs, C. M. (2008). A History of Modern Indonesia . New York: Palgrave Macmillan. Sorong, B. P. S. K. (2018). Kabupaten Sorong Dalam Angka . (B. K. Sorong, Ed.). Sorong: BPS Kabupaten Sorong. Tirtosudarmo, R. (2013). From Colonization to Nation-state: The Political Demography in Indonesia . Jakarta: LIPI Press. Van Hear, N., & Nyberg-Sørensen, N. (2002). The Migration-Development Nexus: Evidence and Policy Option . Geneva: International Organisation for Migration. Winarto, Y. T., & Utami, S. P. B. (2012). Women’s Empowerment in Persisting and Changing “Family” Norms in Java. In Y. Hayami, J. Koizumi, C. Songsamphan, & R. Tosakul (Eds.), The Family In Flux in Southeast Asia: Institution, Ideology,", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 274, "width": 366, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Practice (pp. 275–294). Kyoto: Kyoto University Press and Silkworm Books.", "type": "Text" } ]
945a4bca-afa1-ead6-8109-af3eed45391a
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/download/2979/2511
[ { "left": 57, "top": 39, "width": 220, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 361, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8, No. 2, April 2022 p-ISSN : 2442-9511, e-2656-5862 DOI: 10.36312/jime.v8i2.2979/http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 783, "width": 473, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1309 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 108, "width": 452, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 152, "width": 58, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahruddin", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 165, "width": 326, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kantor Kementerian Agama Kota Bima Article Info ABSTRACT Article history: Accepted: 10 Febuari 2022 Publish: 03 April 2022", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 203, "width": 311, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pagu minus anggaran belanja pegawai pada Satuan Kerja Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima baik di Kantor Kemenag maupun di seluruh Madrasah Negeri untuk tahun anggaran 2019,2020, dan 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan dan mengolah data yang bersifat deskriptif. Objek dalam penelitian ini yaitu Satuan Kerja Kemenag Kabupaten Bima, Kemenag Kota Bima, MAN, MTsN baik di Lingkup Kemenag Kabupaten Bima dan Kemenag Kota Bima. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui proses wawancara secara mendalam dan studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dengan metode analisis deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pagu minus anggaran belanja pegawai pada Satuan Kerja Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima maupun Madrasah Negeri tahun 2020 minus sebesar Rp. 445.750.698 dan untuk tahun 2021 minus sebesar Rp. 9.436.204.894 yaitu terdapat lima faktor terkait. Faktor-faktor tersebut yaitu penambahan Sumber Daya Manusia (SDM), purna tugas anggota (pensiun), promosi jabatan atau kenaikan pangkat, kenaikan gaji atau tunjangan, dan kenaikan pangkat pengabdian.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 267, "width": 474, "height": 235, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Realisasi anggaran, belanja pegawai, pagu minus Article Info Abstract Article history: Diterima: 10 Febuari 2022 Terbit: 03 Maret 2022 This study aims to determine the factors that lead to the occurrence of a budget ceiling for employees in the Work Unit Scope of the Office of the Ministry of Religion of Bima Regency and Bima City both at the Ministry of Religion Office and in all State Madrasahs for the 2019 2020, and 2021 fiscal years.", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 505, "width": 311, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study is qualitative research that produces and processes descriptive data. The objects in this research are the work units of the Ministry of Religion of Bima Regency, the Ministry of Religion of Bima City, MAN, MTsN both within the Scope of the Ministry of Religion of Bima Regency and the Ministry of Religion of Bima City. The data used in this study are primary data and secondary data obtained through in-depth interviews and literature study. The data analysis method used in this study is a qualitative descriptive data analysis model. The results of the study using a qualitative descriptive analysis method showed that the factors that led to the occurrence of a minus budget ceiling for employees in the Work Unit Scope of the Office of the Ministry of Religion of Bima Regency and Bima City as well as State Madrasahs in 2020 were minus Rp. 445,750,698 and for 2021 a minus of Rp. 9,436,204,894 namely there are five related factors. These factors are the addition of Human Resources (HR), retired members (retirement), promotion or promotion, increase in salary or allowances, and promotion of service.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 677, "width": 308, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 721, "width": 109, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 733, "width": 178, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahruddin Kantor Kementerian Agama Kota Bima Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1310 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 106, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 85, "width": 467, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegawai merupakan unsur vital bagi organisasi. Organisasi dapat hidup dan bergerak/beraktivitas dikarenakan ada unsur pegawai yang menjalankannya, sehingga wajar apabila dikatakan bahwa pegawai merupakan kekuatan utama dari organisasi. Pengelolaan pegawai meliputi perekrutan, pengangkatan, penempatan, dan pemberian kompensasi sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan melekat yang dikenal dengan administrasi kepegawaian.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 148, "width": 466, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengamati problematika pengelolaan pegawai khususnya di bidang pemberian kompensasi, yang identik dengan belanja pegawai dewasa ini semakin menarik untuk dikaji dan diteliti, tak terkecuali di Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kantor Kementerian Agama Kota Bima. Hal tersebut dikarenakan karena sifatnya berkaitan dengan keuangan yang dinilai sensitif dan membutuhkan ketelitian ekstra dalam merencanakan anggaran yang dibutuhkan untuk satu tahun kedepan. Perencanaan yang matang akan menghasilkan rencana anggaran yang sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang dan tidak berlebih.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 237, "width": 467, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggaran memegang peranan penting dalam suatu organisasi, dimana anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang disusun secara sistematis dalam menunjang terlaksananya program kegiatan suatu organisasi. Seiring dengan adanya tuntutan dalam masyarakat untuk dilakukannya transparansi dan akuntabilitas publik, menuntut setiap organisasi pemerintah untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya agar lebih berorientasi pada terciptanya good public dan good governance (Tamasoleng, 2015). Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu atau periode tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Secara garis besar anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang, sehingga dalam proses penyusunan dibutuhkan data dan informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang bersifat tak terkendali untuk dijadikan sebagai bahan taksiran dalam penyusunan anggaran. Hal ini disebabkan karena data dan informasi tersebut akan berpengaruh terhadap keakuratan taksiran dalam proses perencanaan anggaran suatu kegiatan atau program (Julita, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 388, "width": 467, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan anggaran yang tidak matang dapat berdampak terhadap kualitas dokumen pelaksanaan anggaran atau DIPA, karena DIPA sendiri merupakan hasil dari perencanaan anggaran yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Perencanaan anggaran yang buruk ini akan berdampak pada anggaran belanja yang tertuang dalam DIPA harus direvisi. Bahkan dalam pengajuan penyusunan anggaran yang tidak disertai dokumen pendukung yang memadai, seperti Term of Reference (TOR), Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan lain-lain, menyebabkan anggaran yang diajukan diberi tanda bintang (blokir). Revisi dan penghilangan anggaran bertanda bintang memerlukan proses yang memakan waktu, karena harus melalui tahapan yang cukup panjang sehingga berakibat pada keterlambatan proses penyerapan anggaran.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 502, "width": 467, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampai dengan saat ini, perencanaan anggaran dalam instansi pemerintah dirasa masih belum memadai karena belum cukupnya tingkat partisipasi satker yang merupakan ujung tombak pengguna uang negara. Perencanaan anggaran yang belum memadai tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pagu minus dalam realisasi anggaran yang bersangkutan, akibatnya satker terkait harus mampu menyelesaikannya dengan mengajukan revisi DIPA atau mencari sumber pendanaan lainnya untuk dapat menutupi anggaran yang mengalami pagu minus tersebut. Selama ini satker masih belum memahami dengan baik tentang pentingnya sebuah perencanaan anggaran dikarenakan permintaan dana yang diajukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sepanjang memenuhi syarat selalu dipenuhi. Oleh karena itu, komitmen bersama semua stakeholder, mulai dari pimpinan dan pelaksana teknis kegiatan pada satker untuk tidak sebatas mengimplementasikan perencanaan anggaran, tetapi juga menjaga akurasi perencanaan anggaran sehingga penyerapan anggaran menjadi semakin berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 467, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan informasi yang diperoleh pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima maupun di Madrasah Negeri tahun 2019-2021, menyatakan bahwa pagu minus terjadi pada pagu belanja pegawai yang masih belum sesuai antara perencanaan anggaran yang disusun oleh Satuan Kerja Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima maupun di Madrasah Negeri dengan pagu yang telah diberikan. Keadaan ini mengakibatkan terjadi revisi DIPA pada Satuan Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima maupun di Madrasah Negeri pada tahun anggaran 2019-2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 743, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 755, "width": 466, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang mengumpulkan dan menganalisis data yang berupa kata-kata baik itu lisan maupun tulisan serta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1311 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 467, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perbuatanperbuatan manusia. Penelitian ini tidak berusaha menghitung data yang telah diperoleh dengan statistic. Dalam penelitian kualitatif ini juga berlandaskan pada pemikiran yang digunakan oleh peneliti untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana disini peneliti adalah instrument kunci. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik triangulasi, data yang didapatkan bersifat induktif ataupun deduktif dan hasil dari penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 123, "width": 467, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memprioritaskan pengumpulan data berdasarkan landasan pada pendapat yang telah disebarluaskan dan yang telah diungkapkan oleh para responden yang sudah terpilih dan data tersebut akan digambarkan sesuai dengan kenyataan yang telah diperoleh dilapangan. Pada penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dari optimalisasi rencana penarikan dana dan tingkat realisasi anggaran yang dilakukan oleh Satuan Kerja Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima maupun di Madrasah Negeri.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 199, "width": 467, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kehadiran peneliti dalam penelitian ini untuk sangat penting, guna memperoleh data sebanyak mungkin dan juga untuk mencari keabsahan data yang diperoleh. Kerena itu dalam penelitian ini peneliti harus berhati-hati dan bersungguh-sungguh dalam mengelola data yang relevan agar data tersebut terjamin keabsahaanya. Dalam penelitian ini peneliti harus mampu menetapkan langkah-langkah yang tepat sehingga data yang didapatkan benar-benar bisa mewakili subjek penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 275, "width": 466, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitin ini peneliti juga bertindak sebagai pengumpul data dan istrumen yang aktif dalam upaya pengumpulan data yang ada di lapangan. Pengumpulan instrument lainnya berupa dokumen- dokumen yang terdapat kaitannya dengan penelitian sehingga dapat digunakan sebagai istrumen pendukung. Oleh karena itu kehadiran peneliti di peneilitian ini secara langsung dibutuhkan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 338, "width": 467, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dan sumber data terdiuri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penggunaan teknik analisis data yang biasa dipergunakan para peneliti adalah metode analisis data tipe interaktif. cara analisis dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui cara mengamati dan mewawancarai dan dilengkapai dengan dokumentasi. Kemudian data-data tersebut diklasifikasikan dan diselidiki dengan alasan-alasan yang dapat diterima, maka mengacu pada sumber yang akan digunakan. Berikutnya melakukan klasifikasi dan mempelajari data-data tersebut akan dilakukan reduksi data, penyajian data dan menarik keismpulan dari datadata tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 234, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 464, "width": 213, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 477, "width": 452, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Realisasi belanja pegawai Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kota Bima maupun Madrasah Negeri dari tahun 2019-2021 sampai dengan tanggal 31 Desember mencapai sebesar :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 515, "width": 236, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2019 sebesar Rp. 108.901.854.490 (99,63%) Tahun 2020 sebesar Rp. 126.156.430.698 (100,35%) Tahun 2021 sebesar Rp. 146.263.065.894 (106,90%)", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 553, "width": 452, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila dilihat dari persentase realisasi, tahun 2020 dan 2021 terdapat minus belanja pegawai tiap tahunnya. Selanjutnya untuk mengetahui perkembangan realisasi belanja pegawai tiap satker per detilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 591, "width": 452, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima DIPA Sekretariat Jenderal Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1312 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 59, "width": 452, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 1 diatas menunjukkan realisasi belanja pegawai berupa tunjangan suami/istri dan tunjangan anak tiap tahun mengalami minus, akan tetapi secara keseluruhan di tahun 2019-2021 tidak mengalami pagu minus Tabel 2. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Bima DIPA Sekretariat Jenderal Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 305, "width": 452, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 2 diatas menunjukkan realisasi belanja pegawai berupa tunjangan Fungsional PNS dia tahun 2019 dan 2020 mengalami minus dikarenakan ditahun 2020 ada penambahan pegawai yang ahli jabatan dari JFU ke JFT Fungsional Perencana Ahli Muda, dan di tahun 2021 ada mutasi pegawai KTU Madrasah ke Fungsional barang/jasa Muda dan pegawai yang alih jabatan dan JFU ke JFT Analis Pengelola Keuangan APBN. Akan tetapi secara keseluruhan di tahun 2019-2021 tidak mengalami pagu minus", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 381, "width": 465, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima DIPA Bimbingan Masyarakat Islam Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 603, "width": 452, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 3 diatas menunjukkan di tahun 2019 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS yang sangat tinggi, Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) atau sering disebut belanja Tunjangan Kinerja yang tinggi juga sehingga tidak bisa menutupi dengan anggaran belanja pegawai yang lain dan di tahun 2019-2021 di Belanja Tunjangan Fungsional mengalami minus dan selalu mengalami peningkatan realisasi anggaran. Belanja Tunjangan Struktural PNS tiap tahun mengalami penurunan realisasi anggaran. Secara keseluruhan di tahun 2020-2021 tidak mengalami pagu minus.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1313 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 59, "width": 437, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Bima DIPA Bimbingan Masyarakat Islam Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 298, "width": 452, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 4 diatas menunjukkan di tahun 2019 dan tahun 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS yang sangat tinggi, Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) atau sering disebut belanja Tunjangan Kinerja yang tinggi juga sehingga tidak bisa menutupi dengan anggaran belanja pegawai yang lain dan di tahun 2019-2021 di Belanja Tunjangan Fungsional selalu mengalami minus dan selalu mengalami peningkatan realisasi anggaran. Belanja Tunjangan Struktural PNS tiap tahun mengalami penurunan realisasi anggaran. Secara keseluruhan di tahun 2020 tidak mengalami pagu minus.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 387, "width": 413, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima DIPA Penyelenggara Haji dan Umrah Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 612, "width": 452, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari table 5 diatas menunjukkan di tahun 2019 dan tahun 2020 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS yang sangat tinggi, Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS yang tinggi juga sehingga tidak bisa menutupi dengan anggaran belanja pegawai yang lain dan di tahun 2019-2021 di Belanja Tunjangan Anak PNS mengalami minus. Secara keseluruhan di tahun 2021 tidak mengalami pagu minus.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 675, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Bima DIPA Penyelenggara Haji dan Umrah Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1314 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 267, "width": 452, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 6 diatas menunjukkan di tahun 2019 dan tahun 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS yang sangat tinggi, Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) atau sering disebut belanja Tunjangan Kinerja yang tinggi juga serta Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS yang tinggi juga sehingga tidak bisa menutupi dengan anggaran belanja pegawai yang lain .Secara keseluruhan di tahun 2020 tidak mengalami pagu minus karena bisa menutupi dengan pagu belanja yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 343, "width": 438, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Bima DIPA Bimbingan Masyarakat Kristen Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 585, "width": 452, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 7 diatas menunjukkan di tahun 2019 - 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS yang sangat tinggi, Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) atau sering disebut belanja Tunjangan Kinerja yang tinggi juga, Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS yang tinggi juga, Belanja Tunjangan Anak PNS, Tunjangan Fungsional PNS, Tunjangan Beras PNS, dan Uang Makan PNS sehingga tidak bisa menutupi dengan anggaran belanja pegawai yang lain .di Tahun 2019 ada penambahan Akun Belanja Tunjangan Fungsional karena ada CPNS Penyuluh Pertama Agama Kristen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1315 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 466, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima DIPA Pendidikan Islam Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 321, "width": 452, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 8 diatas menunjukkan di tahun 2019 - 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS yang sangat tinggi, Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) atau sering disebut belanja Tunjangan Kinerja yang tinggi juga, dan Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS yang tinggi juga.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 384, "width": 464, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Data Belanja Pegawai Lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Bima DIPA Pendidikan Islam Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 652, "width": 452, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 9 diatas menunjukkan di tahun 2020 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS yang sangat tinggi, Belanja Tunjangan PPh PNS, dan Belanja Tunjangan Umum PNS yang sampai tahun ini belum terselesaikan. Untuk tahun 2019 dan 2021 tidak mengalami pagu minus karena menutupi dengan pagu belanja pegawai lainnya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1316 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 59, "width": 437, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.10. Data Belanja Pegawai Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 329, "width": 452, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 10 diatas menunjukkan di tahun 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Tunjangan Stuktural dan Tunjangan Profesi Guru yang kelebihan Belanja Pegawainya. Tunjangan Umum di Tahun 2021 mengalami penurunan realisasi anggaran yg cukup rendah dikarenakan terjadinya mutasi pengawai JFU ke Satker lain.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 393, "width": 429, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Data Belanja Pegawai Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 662, "width": 452, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 11 diatas menunjukkan di tahun 2020 dan 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Tunjangan Stuktural, Fungsional, PPh, Beras,Uang Lembur, Uang Makan, Tunjangan Umum dan Belanja Tukin yang kelebihan Belanja Pegawainya. Untuk tahun 2019 tidak mengalami pagu minus karena bisa ditutupi dengan pagu akun belanja yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1317 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 59, "width": 402, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 12. Data Belanja Pegawai Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 310, "width": 452, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 12 diatas menunjukkan di tahun 2019 dan 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Tunjangan Beras,Uang Lembur, Uang Makan, Tunjangan Umum dan Belanja Tukin yang kelebihan Belanja Pegawainya. Untuk tahun 2020 tidak mengalami pagu minus karena bisa ditutupi dengan pagu akun belanja yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 374, "width": 402, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 13. Data Belanja Pegawai Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 657, "width": 452, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 13 diatas menunjukkan di tahun 2020 dan 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Tunjangan Beras,Uang Lembur, Uang Makan, Tunjangan Umum, Tunjangan Profesi Guru dan Belanja Tukin yang kelebihan Belanja Pegawainya. Untuk tahun 2019 tidak mengalami pagu minus karena bisa ditutupi dengan pagu akun belanja yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1318 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 59, "width": 452, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 14. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kabupaten Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 315, "width": 452, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 14 diatas menunjukkan di tahun 2019 dan 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya Belanja Gaji Pokok PNS dan Belanja Tunjangan Kinerja. Untuk tahun 2020 tidak mengalami pagu minus karena bisa ditutupi dengan pagu akun belanja yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 366, "width": 452, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 15. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kabupaten Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 677, "width": 452, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 15 diatas menunjukkan di tahun 2019 - 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Tunjangan Beras, Uang Lembur, Uang Makan, Tunjangan Umum, dan Belanja Tukin yang kelebihan Belanja Pegawainya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1319 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 59, "width": 452, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 16. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kabupaten Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 358, "width": 452, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 16 diatas menunjukkan di tahun 2019 dan 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Uang Lembur, Uang Makan, Tunjangan Umum, Tunjangan Profesi Guru dan Belanja Tukin yang kelebihan Belanja Pegawainya. Untuk tahun 2019 tidak mengalami pagu minus karena bisa ditutupi dengan pagu akun belanja yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 422, "width": 452, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 17. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Kabupaten Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 692, "width": 452, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 17 diatas menunjukkan di tahun 2020 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Tunjangan PPh PNS, Belanja Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru, dan Belanja Uang Lembur yang kelebihan Belanja Pegawainya. Untuk tahun 2019 dan 2021 tidak mengalami pagu minus karena bisa ditutupi dengan pagu akun belanja yang lainnya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1320 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 59, "width": 452, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 18. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Kabupaten Bima Tahun 2020 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 386, "width": 452, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 18 diatas menunjukkan di tahun 2020-2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji terkecuali Belanja Tunjangan PPh PNS, Tunjangan Struktural, Belanja Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru, Belanja Tunjangan Umum, Tunjangan Profesi Guru dan Belanja Uang Lembur yang kelebihan Belanja Pegawainya. Untuk di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 untuk Tahun 2019 tidak memiliki anggaran karena baru penegerian Madrasah, dan Anggarannya masuk di Tahun Anggaaran 2020", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 462, "width": 426, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 19. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1321 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 59, "width": 452, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 19 diatas menunjukkan di tahun 2019 - 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji, dimana minus yg tertinggi pada Belanja Gaji Pokok PNS, dan Tunjangan Kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 97, "width": 428, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 20. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Bima Tahun 2019 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 367, "width": 452, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 20 diatas menunjukkan di tahun 2019 - 2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji, dimana minus yg tertinggi pada Belanja Gaji Pokok PNS", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 405, "width": 428, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 21. Data Belanja Pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Bima Tahun 2020 – 2021", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1322 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 59, "width": 452, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 18 diatas menunjukkan di tahun 2020-2021 secara keseluruhan mengalami pagu minus belanja pegawai akibat dari minusnya seluruh komponen Belanja Gaji dan rata-rata tertinggi minus di Belanja Gaji Pokok PNS. Untuk di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Bima untuk Tahun 2019 tidak memiliki anggaran masih numpang di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Bima yang dimana di tahun 2020 karena baru penegerian Madrasah, dan Anggarannya masuk di Tahun Anggaaran 2020.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 123, "width": 313, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Tahun 2019-2021", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 135, "width": 452, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penjelasan data dan tabel 3.1-3.21 sudah terlihat bahwa di Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan Kantor Kementerian Agama Kota Bima maupun di Madrasah Negeri Kabupaten Bima dan Kota Bima tiap tahunnya pagu belanja pegawai pada tahun 2019-2021 selalu minus, setelah di rata-ratakan seluruh satker baik di Kabupaten Bima dan Kota Bima di Tahun 2019 tidak mengalami minus belanja pegawai. Prosentase realisasi anggaran belanja pegawai di tahun 2019 adalah 99,63 %, tahun 2020 adalah 100,35%, dan tahun 2021 adalah 106,90%. Faktor- faktor yang menyebakkan membengkaknya anggaran Belanja Pegawai antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 224, "width": 310, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kenaikan Jumlah Pegawai dan Program Reformasi Birokrasi.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 237, "width": 438, "height": 60, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenaikan jumlah pegawai disebabkan oleh beberapa komponen belanja Gaji dan Tunjangan seperti pada tabel 3.1-3.21. dari tabel tersebut terlihat bahwa kenaikan belanja pegawai didorong oleh beberapa faktor antara lain penambahan PNS baru, dan program reformasi birokrasi. Tambahan jumlah pegawai baru semakin membesar dari tahun 2009-2021. Sementara dari sisi program reformasi birokrasi besarnya kebutuhan anggaran untuk program reformasi birokrasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 300, "width": 160, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Mutasi dan Kenaikan Jabatan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 312, "width": 438, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mutasi dan kenaikan jabatan ini terjadi tidak menentu setiap tahunnya, sehingga tidak dapat diprediksi berapa pegawai yang akan mengalami mutasi dan berapa posisi jabatan yang akan mengalami kenaikan pangkat. Pegawai yang mengalami mutasi dan kenaikan pangkat akan langsung mendapatkan pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji sesuai dengan jabatan atau pangkat terbarunya sehingga akan mengalami peningkatan jumlah yang diterimakan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 388, "width": 266, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Kenaikan gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 401, "width": 438, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenaikan gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji berkaitan dengan keadaan riil yang ada dan disesuaikan dengan kondisi saat ini. Perubahan ini terjadi dikarenakan adanya ketentuan dan ketetapan baru yang mengakibatkan terjadinya kenaikan jumlah gaji dan tunjangan yang diterimakan, sehingga anggaran yang dibutuhkan pun akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 102, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 478, "width": 466, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kesimpulan atas permasalahan dan temuan penelitian yang terdapat dalam analisis realisasi anggaran belanja pegawai, maka penelitian ini merekomendasikan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima, Kantor Kementerian Agama Kota Bima, dan Madrasah Negeri Kabupaten Bima dan Kota Bima untuk memperbaiki kinerja dalam pelaksanaan realisasi anggaran belanja pegawai, kiranya perlu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 541, "width": 466, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Diharapkan bahwa dalam penyusunan anggaran selalu menginventarisir kebutuhan riil dilapangan sebaik mungkin agar jika terjadi pagu minus tidak terlalu besar jumlahnya. Peran aktif di setiap bagian harus dioptimalkan agar dapat teranggarkan dan terdukung anggaran yang memadai sehingga seluruh program dan kegiatan operasional dapat sesuai dengan pagu anggarannya.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 592, "width": 466, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Diharapkan pada saat melakukan mutasi dan kenaikan jabatan untuk selalu berkoordinasi dengan bagian perencanaan yang ada di satkernya masing-masing.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 617, "width": 466, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Diharapkan pada saat kenaikan gaji berkala (KGB) yang melekat pada gaji, untuk segera dilaporkan ke bagian perencanaan yang ada di satkernya masing-masing.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 643, "width": 466, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Melakukan monitoring anggaran belanja pegawai, karena di sebagian satker ada perbedaan terkait tunjangan struktural. Sehingga disebagian satker ada yang kelebihan dan ada yang kekurangan setiap tahun.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 680, "width": 466, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Melakukan review anggaran belanja pegawai awal tahun dan tiap triwulan untuk mengetahui kecukupan anggaran belanja pegawai dalam satu tahun.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 706, "width": 466, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Melakukan Revisi Anggaran Belanja Pegawai jika terdapat pagu minus setelah dilakukan review tiap triwulan, yang dimana pelaksanaan revisi tersebut dapat diambil dari belanja pegawai yang lebih setelah dihitung dalam satu tahun.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 744, "width": 466, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Pada saat penganggaran, diusahakan untuk perhitungan Belanja Pegawai yang terdiri dari Uang Makan, Tunjangan Kinerja dan Tunjangan Profesi Guru (TPG) di perhitungkan dengan teliti dan tepat anggarannya tiap tahun, untuk menghindari terjadinya pembayaran terhutang tiap tahunnya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 783, "width": 475, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1323 | Analisis Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Pada Satker Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima Dan Kota Bima (Syahruddin)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 131, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 86, "width": 466, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. Faqihudin. 2013. Analisis Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tegal sebagai Indikator layanan Publik. Jurnal Staf Pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal. Tanggal akses 7 September 2018", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 124, "width": 364, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahsun, Mohamad. 2013. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 137, "width": 466, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makka Al Harry et all. 2015. Analisis Kinerja Belanja Daerah Dalam Laporan Realisasi Anggaran pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Kota Kotamobagu. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 Nomor 4 Tahun 2015. Tanggal akses 4 September 2018 Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 212, "width": 466, "height": 61, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mursyidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama Pangkey, Imanuel dan Sherly Pinatik. 2015. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Belanja pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi Volume 3 Nomor 4 Tahun 2015. Tanggal akses 9 September 2018", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 276, "width": 401, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2020 tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 301, "width": 466, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 326, "width": 466, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanan Pembangunan Nasional Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme", "type": "Text" } ]
695dcece-fdc3-4812-5522-89898d77bac9
https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/ulumuna/article/download/145/53
[ { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 645, "width": 230, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b", "type": "Text" }, { "left": 441, "top": 643, "width": 18, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "| 98", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 169, "height": 76, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "A. Pendahuluan Ada dua sahabat Rasulullah yang mempunyai karakter berlawanan namun terjalin persahabatan yang kuat dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 542, "width": 169, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "keduanya menjadi pengawal Islam dalam hidupnya, yaitu Abu > Bakar dan Umar bin al-Khat } t } a > b. Rasulullah memuji Abu > Bakar karena diberi anugerah kelembutan hati dan", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 460, "width": 170, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "bijaksana seperti Nabi Ibrahim, sedangkan Umar ibn Khat } t } a > b diberi sifat keras, cerdas dan tegas sebagaimana Nabi Musa.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 526, "width": 169, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Umar bin al-Khat } t } a > b adalah salah satu sosok sahabat Nabi yang cerdas, implikasi yang konkrit, saat diangkat menjadi khalifah kedua. Umar memahami ayat ayat hukum tidak tekstual namun melakukan", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 68, "width": 329, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "PROGRESIVITAS PEMIKIRAN HUKUM UMAR IBN KHAT", "type": "Section header" }, { "left": 290, "top": 83, "width": 27, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "{ T { A > B", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 112, "width": 214, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Fahmi Assulthoni STAI Miftahul Ulum Panyepen Pamekasan [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 181, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 209, "width": 350, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "This article deals with the understanding of Moslem fundamentally critisizing an interpretation assumed as contradictive with a certain group or community. Thus, it is continuously said that it is out of Islamic philosophical rule, and so on. Basically, these viewpoints were proposed by a great Islamic clergy, besides he was a companion of Prophet Muhammad saw, Umar who had a capability to interprete “nash” and was also contradictive with most of the companions, eventhough with the text itself.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 365, "width": 208, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Keyword : Progresifitas, Umar bin al-Khat } t } a > b", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 64, "width": 346, "height": 593, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 99 upaya kontekstualisasi dalam memahami ajaran agama dan mengambil makna esensial yang menitikberatkan pada aspek", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 169, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "maslahah . Mengkaji secara historis tentang Umar tidak pernah kering dalam menggali keteladanannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 179, "width": 170, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Banyak kebijakan dari hasil ijtihad pada masa kepemimpinannya yang dianggap kontroversial terutama pada bidang hukum. Ia juga sangat inovatif dalam membangun karakter pemerintahannya dengan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 293, "width": 170, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "memberikan terobosan-terobosan. Dalam bidang permerintahan, Umar adalah sosok pembaharu dan pelopor dalam aspek manajemen dan administrasi yang menjadi sumber inspirasi bagi sistem pemerintahan umat Islam dan bangsa di dunia ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 425, "width": 169, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Dari sedikit penjelasan di atas maka oleh penulis dapat diarahkan bahwa obyek kajian dalam", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 474, "width": 169, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "penulisan artikel ini terletak pada bagaimana sebenarnya kemajuan cara berpikir Umar bin al-Khat } t } a > b itu sendiri dalam memutuskan perkara hukum. Meskipun sejarah telah mencatat bahwa banyak kebijakan-kebijakan yang telah dicetuskan beliau, namun agar lebih fokus", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 605, "width": 20, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "dan", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 605, "width": 84, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "spesifik maka", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 64, "width": 169, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "pembahasan hanya pada pemikiran hukum saja.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 113, "width": 169, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "B. Biografi Umar bin al-Khat } t } a > b Umar bin al-Khat } t } a > b adalah seorang sahabat Nabi yang kemudian menjadi khalifah ke-2 setelah Abu > Bakar al-S { iddi > q. Beliau", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 196, "width": 169, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "adalah putera dari Nufail al-Quraisy, berasal dari suku Bani „Adi, salah satu cabang", "type": "Table" }, { "left": 382, "top": 228, "width": 80, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "suku Quraisy.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 245, "width": 169, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Kepribadian Umar ra. yang paling menonjol darinya adalah pembeda antara kebenaran dan kebathilan. 1", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 294, "width": 169, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Menurut Sjechul Hadi Purnomo yang mengutip dari kitab Tarikh al- Khulafa‟ karangan jala > l al-Di > n as } - Suyuti disebutkan bahwa silsilah „Umar adalah „Umar bin al-Khat } t } a > b bin Nufail bin „Abd al-Uzza bin Riyah bin Qurth bin Razak bin „Adi bin Ka‟ab bin Luay. 2", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 426, "width": 169, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Tidak seperti Abu > Bakar, Umar memeluk Islam selama bertahun- tahun setelah disampaikan oleh Nabi saw. Seperti yang disimpulkan oleh Rasul Ja‟fariyan bahwa banyak", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 547, "width": 153, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "1 Abbas Mahmud Aqqad, Keagungan Umar bin al-Khat } t } a > b terj. Abdulkadir Mahdamy (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1992), 7.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 594, "width": 154, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "2 Sjechul Hadi Purnomo, Islam dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan (Surabaya: CV. Aulia, 2004), 118.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 346, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 100", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 64, "width": 169, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "sumber menyatakan bahwa beliau masuk Islam pada tahun ke-6 H. 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 96, "width": 169, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ada yang berpendapat bahwa Umar bin al-Khat } t } a > b dilahirkan setelah 13 tahun kelahiran Nabi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 145, "width": 169, "height": 242, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Mu h> ammad. 4 Para sejarahwan menyebutkan bahwa nasab Umar dari pihak ayahnya dan ibunya dengan menyebutkan: Umar bin al- Khat } t } a > b bin Nufail bin Abd al Aziz bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka‟ab. Ibunya adalah Hantamah binti Hasyim bin Mughi > rah, dari Bani Makhzu > mi, di mana Hantamah adalah saudara sepupu Abu > Jahal. Umar memeluk Islam pada tahun kelima setelah kenabian. Separuh pertama 30 tahun. dari hidupnya dihabiskan dalam", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 376, "width": 52, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "kekelaman", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 376, "width": 170, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "jahiliyah, sedangkan paruh keduanya dijalani dalam cahaya Iman. 5 Menurut Amiur Nuruddin mengutip Mahmud Isma‟il dalam tulisannya yang berjudul Falsafah al-Tasyri‟ „inda Umar bin al-Khat } t } a > b", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 514, "width": 162, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "3 Rasul Ja‟fariyan, Sejarah Para Pemimpin Islam dari Abu Bakar sampai Usman terj. Ana Farida, dkk. (Jakarta: al-Huda, 2010), 80.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 167, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "4 Hamdani Anwar, Masa al Khulafa‟ al- Rasyid i> n dalam Taufik Abdullah ed.., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. cet. II. (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), 38.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 46, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "5 Ibid ., 38.", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 64, "width": 170, "height": 224, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "bahwa ada dua hal yang menjadi perhatian para ahli sejarah yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan watak dan kepribadian Umar. Pertama pengalaman Umar sebagai pengembala unta yang diperlakukan keras oleh ayahnya berpengaruh terhadap temperamen Umar yang menonjolkan sikap keras dan tegas dalam pergaulan. Kedua pengalamannya sebagai peniaga yang sukses, yang membawa barang dagangan pulang pergi ke", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 293, "width": 170, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Syiria, berpengaruh terhadap kecerdasan dan kepekaan, serta pengetahuannya terhadap berbagai tabiat manusia. 6", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 359, "width": 170, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Abdullah bin Mas‟ud berkata tentang Umar : “Islamnya Umar adalah suatu penakhlukkan, hijrahnya adalah kemenangan, kepemimpinannya adalah rahmat. Kamu melihat kami tidak bisa sholat di Baitul Haram. Ketika Umar sudah masuk", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 474, "width": 170, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Islam, dia memerangi orang-orang quraisy, sehingga", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 507, "width": 169, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "mereka membiarkan kami sholat di sana. 7", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 577, "width": 155, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "6 Amiur Nuruddin, Ijtihad Umar bin al- Khat } t } a > b (Jakarta: Rajawali, 1991), 4.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 604, "width": 166, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "7 Abdurrazaq Naufal, Mutiara Hikmah Generasi Pertama Islam , terj. Yudian W.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 645, "width": 230, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 643, "width": 24, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "| 101", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 80, "width": 170, "height": 307, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "C. Masa kekhalifahan Umar bin al-Khat } t } a > b Abu > Bakar memegang kendali pemerintahan selama dua tahun lebih sedikit. Kemudian beliau merasa sakit, lalu berpulang ke rahmatullah. Masa dua tahun adalah masa yang amat singkat, namun masa yang singkat itu dapat dipandang sebagai masa yang menentukan bagi sejarah Islam. 8 Saat menderita sakit menjelang wafat, Abu >> Bakar secara diam-diam berpikir tentang siapa tokoh yang pantas untuk menggantikannya. Setelah meneliti pribadi masing-masing pemuka umat Islam saat itu. Pilihannya jatuh pada Umar. Meskipun", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 169, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "demikian, Abu > Bakar tidak mau bertindak sendiri dalam mengambil keputusan penting tersebut. Ia kemudian berkonsultasi dengan tokoh-tokoh sahabat terkemuka tentang penunjukan Umar. Mereka yang diajak berdialog adalah Abdur Rahman bin „Auf, Usman bin Affan, Sa‟id bin Zaid, dan Talhah bin", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 134, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "A. dan Abu Aithof Fathon (Solo : Pustaka Mantiq, 1992), 93.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 162, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "8 A. Syalabi, Sejarah & Kebudayaan Islam . terj. Mukhtar Yahya. cet.VI. Jilid I. (Jakarta: Pustaka al Husna Baru, 2003), 202.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 64, "width": 169, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ubaidillah. Para pemuka tersebut tidak keberatan dengan pilihan Abu >", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 96, "width": 34, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Bakar. 9", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 113, "width": 148, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "W. Montgomery Watt", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 129, "width": 169, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "mengatakan, terpilihnya Umar juga telah mengikuti pembaiatan secara aklamasi atau sumpah setia rakyat secara keseluruhan dan hal ini terjadi ketika Abu > Bakar masih hidup 10", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 228, "width": 170, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Pengangkatan Umar bin al- Khat } t } a > b menjadi khalifah sebagai pengganti Abu > Bakar melalui proses yang lancar tanpa pertentangan.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 294, "width": 170, "height": 159, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Kemudian penunjukan tersebut diikuti dengan baiat secara aklamasi. 11 Abu > Bakar mengambil kebijakan tersebut belajar dari pengalaman masa lalu dan menghindari polemik sebagaimana ketika Rasulullah wafat. Abu > Bakar mengambil kebijakan tersebut belajar dari pengalaman masa lalu dan", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 459, "width": 169, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "menghindari polemik sebagaimana ketika Rasulullah wafat. Ketika Abu > Bakar ditanya,", "type": "Table" }, { "left": 392, "top": 492, "width": 70, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "mengapa ia", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 533, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "9 Hamdani Anwar, Masa al Khulafa‟ al-", "type": "Picture" }, { "left": 293, "top": 543, "width": 164, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Rasyid i> n ...., 39. 10 W. Watt Montgomery, Politik Islam dalam Lintasan sejarah . terj. Helmi Ali dan Muntaha Azhari (Jakarta: P3M. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan masyarakat, 1999), 35.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 614, "width": 50, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "11 Ibid., 55.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 346, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 102", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 64, "width": 169, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "mewasiatkan Umar untuk menjadi khalifah sesudahnya, ia menjawab:” Kelak akan aku katakan kepada", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 169, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Rasulullah bahwa aku telah meninggalkan seorang khalifah di antara umat Islam, seorang yang terbaik di antara mereka ar- Ruhaily, 1994 : 41.. 12", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 195, "width": 170, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Pertimbangan lainnya adalah, pada saat itu tentara Islam sedang bertempur dalam peperangan melawan tentara Persia dan Romawi. Secara otomatis, tentara yang ada di medan tempur tentu memerlukan bantuan terus", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 169, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "menerus dari pusat pemerintahan, baik berupa bantuan buah pikiran, senjata, dan lain-lain. Untuk itu, Abu > Bakar memprediksi, bahwa akan timbul perselisihan di", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 169, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "kalangan kaum muslim jika mereka ditinggalkan tanpa kejelasan siapa khalifah berikutnya. Hal tersebut akan berdampak pada munculnya instabilitas Ibu kota, yang sedikit tidak", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 474, "width": 170, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "akan mempengaruhi konsentrasi tentara yang sedang bertempur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 164, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "12 Ruway‟i al-Ruhayli, Fiqh Umar 2 , terj.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 604, "width": 154, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "A. M. Basalamah (Jakarta: Pustaka al", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 82, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Kautsar, 1994), 41.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 64, "width": 170, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "D. Pemikiran Umar bin al- Khat } t } a > b dalam Bidang Hukum Salah satu ciri utama pemikiran khalifah Umar bin al- Khat } t } a > b adalah bahwa dirinya berhak atas otoritas yang luas sebagai penguasa. Beliau memberikan hak yang khusus bagi dirinya sendiri, bukan hanya dalam urusan-urusan politik", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 212, "width": 169, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "dan pemerintahan, tetapi juga dalam hal perwakilan ketuhanan dan menetapkan hukum. 13 Dengan bersandar pada otoritas yang sama di masa khilafahnya, Umar", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 310, "width": 170, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "melakukan berbagai inovasi dan perubahan. Dalam kasus-kasus tertntu, jika ia merasa dirinya tidak mampu, maka dia akan melakukan konsultasi dan musyawarah dengan para sahabat untuk menyelesaikannya. 14", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 425, "width": 170, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Selain kebijakan-kebijakan sistem pemerintahan dalam", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 458, "width": 169, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "berbagai bidang yang diterapkan oleh Umar, beliau juga banyak melakukan ijtihad pada bidang hukum yang bisa dianggap terlalu berani. Umar juga dikenal sebagai imam al-mujtahiddin .", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 598, "width": 151, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "13 Rasul Ja‟fariyan, Sejarah .... , 103.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 614, "width": 55, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "14 Ibid., 104.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 346, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 103", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 64, "width": 169, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Pada masanya dia berijtihad untuk menentukan suatu hukum yang sepintas, lalu tampak seperti bertentangan dengan nash. Beberapa keputusan yang dilakukan berdasarkan ijtihadnya antara lain adalah:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 179, "width": 170, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "1. Mengenai hukum potong tangan bagi pelaku pencurian, dijelaskan oleh Allah dalam surat", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 228, "width": 155, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "al Ma‟idah ayat 38, yang berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 267, "width": 149, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "                                                               ", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 290, "width": 155, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "                                          Artinya: laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 339, "width": 155, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "potonglah tangan keduanya sebagai. pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 438, "width": 155, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Berdasarkan ayat tersebut maka dapat dipahami, bahwa hukuman bagi pencuri ialah potong tangan. Akan tetapi,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 503, "width": 155, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Umar bin al-Khat } t } a > b mengkhususkan hukuman tersebut. Yaitu jika pencurian itu", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 553, "width": 155, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "dilakukan karena dalam keadaan kelaparan atau keadaan yang sangat terpaksa.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 64, "width": 155, "height": 175, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Kasus yang dapat diungkap di sini adalah kasus pencuran dari baitul mal. Ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki yang mencuri baitul mal, kemudian Saad bin Abi Waqqas mengirim berita ke Umar. Dalam balasannya Umar memerintahkan agar pencuri tersebut tidak dikenakan hukum potong tangan, karena bagi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 244, "width": 155, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Umar ia mempunyai hak", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 260, "width": 100, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "terhadap baitul mal. 15", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 277, "width": 155, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Kasus lain adalah pencurian yang dilakukan oleh pelayan atas majikan. Umar juga tidak menerapkan hukum potong", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 343, "width": 155, "height": 208, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "tangan bagi si pelaku pencurian, karena yang dicuri adalah harta majikannya. Imam Malik menyebutkan bahwa Umar tidak menerapkan hukum potong tangan karena pengabdiannya. Kemudian kasus pencurian pada musim paceklik. Diriwayatkan bahwa beberapa budak milik Hathib melakukan pencurian atas unta milik seorang laki-laki dari bani Muzaynah, Umar tidak memberlakukan hukum potong", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 582, "width": 166, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "15 Muhammad Bultaji, Manhaj Umar bin al-Khat } t } a > b fi al-Tasyri‟ Dirasah Mustaw‟ibah li fiqhi Umar wa Tanzimat } i (Kairo: Da > r al-Salam, 2002), 215.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 346, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 104", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 64, "width": 155, "height": 290, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "tangan, justru yang disuruh membayar harga unta tersebut adalah Haathib, karena ia telah menelantarkan para budaknya tidak pernah memberi makan., sehingga terpaksa mencuri. 16 Umar melakukan upaya takhsis terhadap ayat 38 surat al Maidah, kemudian disertai dengan pertimbangan- pertimbangan yakni melihat secara jeli apa yang melatarbelakangi terjadinya kasus pencurian tersebut. Sehingga pemahaman atau penafsiran atas ayat tersebut tidak kering. Ayat tersebut tidak selamanya diterapkan", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 343, "width": 155, "height": 125, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "pada semua kasus pencurian, tetapi ada pengecualian-pengecualian, misalnya pencurian tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi terpaksa. Kelonggaran yang diberikan terhadap kondisi keterpaksaan darurat. tersebut", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 474, "width": 155, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "berkaitan erat dengan usaha mewujudkan kemaslahatan yang menjadi tujuan dan esensi hukum Islam. 17", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 578, "width": 134, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "16 Ruway‟i al-Ruhayli, Fiqh Umar", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 589, "width": 68, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "2 ........., 65-74.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 604, "width": 153, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "17 Amiur Nuruddin, Ijtihad Umar ..... , 154.", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 64, "width": 170, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "2. Mengubah hukum talaq tiga yang dijatuhkan pihak suami terhadap istrinya sekaligus pada suatu tempat.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 129, "width": 155, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Pada masa Rasulullah saw. begitu pula pada masa Khalifah Abu > Bakar, dan pada masa permulaan khalifah Umar bin al- Khat } t } a > b, talaq semacam ini dianggap satu kali.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 228, "width": 155, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Namun suatu ketika beliau melihat banyak orang yang telah mempermudah talaq semacam itu. Oleh karena itu beliau bermaksud untuk menghukum mereka yang melakukan hal itu dengan memutuskan bahwa talaq semacam itu adalah talaq tiga. 18", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 376, "width": 155, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Talaq ini merupakan talaq tiga yang diucapkan sekaligus dengan satu lafaz lafz wahid..", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 425, "width": 155, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Artinya ketika seorang suami menyatakan talaq 3 kepada istrinya dalam satu waktu, maka seketika itu juga ia langsung tertalaq tiga.Umar membuat kebijakan seperti ini dengan tujuan agar memiliki “efek jerah” bagi yang sering main-main dengan ucapan talaq dan", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 594, "width": 159, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "18 Abdul Qadir Djaelani, Mewujudkan Masyarakat Sejahtera dan Damai (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997), 160.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 64, "width": 346, "height": 593, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 105 tentunya agar", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 64, "width": 154, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "berhati-hati dengan perkara yang satu ini.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 96, "width": 155, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Asghar Ali menyebutkan bahwa Umar membuat kebijakan tersebut pada tahun ketiga pemerintahannya, ketika orang- orang mulai menyalahgunakannya. Oleh", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 195, "width": 155, "height": 225, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "karena itu kita menemukan sebuah riwayat dalam kitab muslim, ”kitab al-Talaq” dari Ibn Abbas yang menyatakan bahwa; pada masa Nabi yang suci, Abu > Bakar dan awal dua tahun masa Umar, ”talaq tiga” dianggap sebagai talaq satu. Kemudian Umar menyatakan bahwa orang tergesa-gesa dalam mengucapkan talaq tiga, di mana mereka seharusnya hati- hati. Kemudian mengapa kita tidak menerapkannya", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 409, "width": 155, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "pada mereka, dan akhirnya Umar menerapkannya. Dari riwayat ini jelaslah bahwa Umar menjalankan ”talaq tiga”, dalam situasi tertentu bukan sebagai masalah prinsipil. 19", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 523, "width": 169, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "3. Hukum Bagi Orang yang MAbu > k Umar menetapkan hukum mabu > k menjadi 80 kali", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 148, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "19 Asghar Ali Engineer, Pembebasan Perempuan, terj. Agus Nuryatno", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 130, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "(Yogyakarta: LKiS, 2003), 136.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 64, "width": 155, "height": 208, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "cambukan, meskipun sebelumnya sudah ditegaskan bahwa hukum mAbu > k adalah 40 kali cambukan. Kebijakan Umar ini didasarkan pada bahwa perbuatan mAbu > k adalah analog atau seringkali berujung pada menuduh secara tidak benar memfitnah. orang berzina, di mana al Qur‟an telah menetapkan hukumannya 80 kali cambukan. Umar adalah orang pertama", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 261, "width": 155, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "yang memaksakan hukum baru ini bagi orang mAbu > k. 20", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 310, "width": 170, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "4. Pernikahan seorang wanita yang sedang dalam Iddah", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 343, "width": 155, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Dapat diketahui bahwa al- Qur‟an melarang seorang wanita yang bercerai menikah lagi dengan pria lain sebelum habis masa iddahnya. Namun pada masa Umar bin al-Khat } t } a > b terdapat kasus seorang janda yang melanggar aturan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 475, "width": 155, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Sebagai pemegang otoritas, Umar menjatuhkan hukuman terhadap kedua orang ini dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 524, "width": 62, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "memukulnya", "type": "Table" }, { "left": 426, "top": 524, "width": 37, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "dengan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 540, "width": 155, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "cambuk beberapa kali dan", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 584, "width": 164, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "20 Wael B. Hallaq, Sejarah Teori Hukum Islam Pengantar Untuk Us}u>l Fikih Mazhab Sunni, terj. Kunadingra t (Jakarta: PT RajaGrafido, 2001), 11-12.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 64, "width": 346, "height": 593, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 106 memutuskan tali perkawinan mereka. Kemudian Umar berkata: “Seorang janda yang menikah dalam masa iddahnya dan belum sempat dukhul, maka perkawinannya harus diputus.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 162, "width": 57, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Selanjutnya", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 162, "width": 158, "height": 208, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "janda tersebut harus meneruskan masa iddah dari suaminya yang pertama. Namun jika terlanjur dukhul, maka pekawinan itu tetap diputus. Janda itu menjalani iddah dari suami pertama ditambah iddah dari suami yang baru, dan kemudian antara mereka tidak boleh dinikahkan untuk selama-lamanya”. 21 Dalam menentukan keputusan hukum tersebut,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 376, "width": 155, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "sahabat Umar beralasan untuk menutup kesalahan yang sama bagi orang lain. Sehingga tidak akan terjadi lagi kasus serupa.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 441, "width": 136, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "5. Bagian Zakat bagi Muallaf", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 457, "width": 155, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Dalam al-Qur‟an surat al- Taubah ayat 60 Allah menerangkan bahwa di antara golongan yang berhak menerima zakat ialah mu‟allaf.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 143, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "21 Muh. Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), 42.", "type": "Picture" }, { "left": 338, "top": 70, "width": 121, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "                                               ", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 93, "width": 148, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "                                                                ", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 116, "width": 153, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "                                                        ", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 139, "width": 155, "height": 224, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "                            Artinya: Sesungguhnya zakat- zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan. budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 368, "width": 155, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khat } t } a > b, orang muallaf tidak mendapatkan bagian zakat. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 434, "width": 155, "height": 159, "page_number": 9, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "telah menguatkan Islam dan tidak membutuhkan kamu. Jika kamu bertobat, silahkan. Akan tetapi jika tidak, maka antara kamu dan kami adalah pedang”. Disini Umar melihat bahwa pembagian zakat untuk muallaf pada masa lalu adalah atas pertimbangan maslahat. Sedangkan saat ini", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 346, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 107", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 64, "width": 155, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "yang lebih maslahat adalah bila mereka tidak diberi. 22", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 96, "width": 133, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Nampak jika diperhatikan,", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 113, "width": 51, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "pemberian", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 113, "width": 155, "height": 438, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "mu‟allaf tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan kondisi-kondisi tertentu yang sifatnya kondisional. Oleh karena itulah, ketika kondisi umat Islam telah kuat dan stabilitas pemerintahan sudah semakin mantap, Umar memberhentikan pemberian bagian mu‟allaf. Umar berpendapat bahwa perintah yang dikeluarkan Abu > Bakar ketika menjadi khalifah sudah tidak tepat lagi. Karena kebijakan tersebut dikeluarkan untuk tujuan memperkuat Islam. Namun karena Islam telah berubah, maka kebijakan tersebut tidak tepat lagi diberlakukan. 23 Menurut Umar, bagian mu‟allaf diberikan ketika Islam masih lemah. Umar menyebutkan bahwa hukum memberikan zakat pada mu‟allaf disyari‟atkan lantaran sesuatu illat. Karena illat itu telah hilang,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 578, "width": 49, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "22 Ibid ., 44.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 153, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "23 Faishal Ismail, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Bina Usaha, 1984), 107.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 64, "width": 155, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "maka hukum tersebut tidak bisa dilaksanakan atau diterapkan lagi. 24", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 129, "width": 59, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 293, "top": 146, "width": 169, "height": 142, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Dari beberapa penjelasan tentang kepribadian Umar dapat diketahui bahwa kebijaksanaan Umar dalam menegakkan hukum dan keadilan merupakan kebijakan yang pasti dan bisa dikatakan ia selalu obyektif dalam menerapkan hukum Islam. Ia selalu menghormati hak-hak asasi", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 293, "width": 169, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "manusia dan memutuskan setiap perkara secara adil.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 326, "width": 169, "height": 175, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Kecemerlangan Umar di bidang penegakan hukum dan keadilan ini bukanlah sesuatu yang sulit untuk dianalisa. Sebab di masa jahiliah, Umar sering ditunjuk sebagai hakim untuk menyelesaikan masalah antara dua kabilah yang bersengketa. Demikian pula ia lakukan sikap seperti itu setelah ia diangkat sebagai khalifah kedua. Cara", "type": "Table" }, { "left": 367, "top": 490, "width": 42, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "pandang", "type": "Text" }, { "left": 437, "top": 490, "width": 25, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "yang", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 507, "width": 169, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "ditunjukkan oleh Umar dalam penegakan hukum dan keadilan seperti itu memang tampaknya bersifat kontradiktif. Namun apabila kita analisa secara mendalam, cara", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 614, "width": 55, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "24 Ibid., 108.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 36, "width": 139, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ulu < muna < Vol 1 No 1Juni 2015", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 346, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Progresivitas Pemikiran Hukum Umar Ibn Khat { t { a < b | 108", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 64, "width": 169, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "pandang Umar seperti itu dilakukan tak lain adalah untuk mencapai penegakan hukum dan keadilan. Karena salah satu dari tujuan hukum Islam adalah untuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 146, "width": 169, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "mendapatkan kemaslahatan bagi umat muslim pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 79, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 170, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Anwar, Hamdani. Masa al-Khulafa‟ al-Rasyidi > n dalam Taufik Abdullah ed.., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. cet. II.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 329, "width": 140, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 169, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Aqqad, Abbas Mahmud. Keagungan", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 367, "width": 140, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Umar bin al-Khat } t } a > b terj. Abdulkadir Mahdamy. Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1992.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 169, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Bultaji, Muhammad. Manhaj Umar bin al-Khat } t } a > b fi al-Tasyri‟ Dirasah Mustaw‟ibah li fiqhi Umar wa Tanzimat } i . Kairo:", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 451, "width": 95, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Da > r al-Salam, 2002.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 170, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Djaelani, Abdul Qadir. Mewujudkan Masyarakat Sejahtera dan Damai . Surabaya: PT. Bina", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 170, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ilmu, 1997. Engineer, Asghar Ali. Pembebasan Perempuan, terj. Agus", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 170, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Nuryatno. Yogyakarta: LKiS, 2003. Hallaq, Wael B. Sejarah Teori Hukum Islam Pengantar Untuk Us } u > l Fikih Mazhab Sunni, terj. Kunadingrat.", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 64, "width": 169, "height": 88, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Jakarta : PT RajaGrafido, 2001. Ismail, Faishal. Sejarah dan Kebudayaan Islam . Yogyakarta : Bina Usaha, 1984. Ja‟fariyan, Rasul. Sejarah Para", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 152, "width": 138, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Pemimpin Islam dari Abu >", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 164, "width": 140, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Bakar sampai Usman terj.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 174, "width": 169, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Ana Farida, dkk. Jakarta: al- Huda, 2010. Montgomery, W. Watt. Politik Islam dalam Lintasan sejarah . terj. Helmi Ali dan Muntaha Azhari. Jakarta: (P3M) Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan masyarakat, 1999. Naufal, Abdurrazaq. Mutiara Hikmah", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 285, "width": 170, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Generasi Pertama Islam , terj. Yudian W. A. dan Abu > Aithof Fathon. Solo : Pustaka Mantiq, 1992. Nuruddin, Amiur. Ijtihad Umar bin al-Khat } t } a > b . Jakarta: Rajawali,", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 357, "width": 169, "height": 160, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "1991. Purnomo, Sjechul Hadi. Islam dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan . Surabaya: CV. Aulia, 2004. Ruhayli (al), Ruway‟i. Fiqh Umar 2 , terj. A. M. Basalamah. Jakarta: Pustaka al Kautsar, 1994. Syalabi, A. Sejarah & Kebudayaan Islam . terj. Mukhtar Yahya. cet.VI. Jilid I. Jakarta: Pustaka al Husna Baru, 2003.", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 523, "width": 169, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Zuhri, Muh. Hukum Islam dalam", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 534, "width": 140, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 521, "page_height": 708, "text": "Lintasan Sejarah . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996.", "type": "Text" } ]
dcfe6af0-54b6-65f4-5fbd-e7789db787b9
https://journal.yrpipku.com/index.php/ijedr/article/download/3750/2097
[ { "left": 350, "top": 47, "width": 100, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "International Journal of", "type": "Page header" }, { "left": 232, "top": 58, "width": 218, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Economics Development Research, Volume 4(2), 2023 pp. 1156-1169", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 94, "width": 341, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Collaborative Governance in Realizing The Medical Tourism", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 109, "width": 140, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Program in Siak District", "type": "Title" }, { "left": 123, "top": 135, "width": 272, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin 1 , Sujianto 2 , Harapan Tua RFS 3 , Adianto 4", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 175, "width": 39, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Abstract:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 198, "width": 377, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Siak Regency has great potential to develop the medical tourism sector as an effort to diversify the economy and improve health services. This research aims to explore the concept of Collaborative Governance as an effective approach to realizing the medical tourism program in Siak District. The research method used is a literature study, by analyzing various sources related to Collaborative Governance and its implementation in the context of medical tourism. The results of the analysis show that Collaborative Governance can be a relevant and effective framework in facilitating cooperation between the government, the private sector, and the community in the development of medical tourism programs. This collaboration allows for resource synergy, improved accessibility of health services, and the development of supportive tourism infrastructure. The implications of these findings can serve as a foundation for local governments, the private sector, and the community to actively participate in the process of developing a medical tourism program. By utilizing the principles of Collaborative Governance, it is hoped that Siak Regency can achieve sustainability in developing the medical tourism sector as an integral part of efforts to diversify the economy and improve community welfare.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 370, "width": 323, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Keywords: Collaborative Governance; Regional Development; Medical Tourism", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 79, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 378, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Health tourism is believed to have existed for centuries. People travel to hot springs to gain fitness benefits and obtain healing from illnesses. Many Indonesian citizens are willing to travel abroad to treat their illnesses in international hospitals in the hope of getting well soon, but also to enjoy tourism for the patient's family. Health tourism is a travel activity of a person or group of people with the aim of receiving health services (RI, 2017). There are three components in health tourism, namely medical tourism, fitness tourism and spa tourism (Peeters and Dubois, 2017). Medical tourism is tourism carried out by people with the aim of obtaining medical services. Indonesia has great potential as a health tourism destination. So far, Indonesia has been the target market for medical tourism in neighboring and surrounding countries. The potential loss of foreign exchange due to Indonesian patients seeking treatment abroad reaches trillions of rupiah (Wiweko, 2016), so the government is trying to reduce it by starting to seriously work on health tourism programs, including medical tourism.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 189, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1 Universitas Riau, Indonesia, [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 639, "width": 209, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "2 Universitas Riau, Indonesia, [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 224, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "3 Universitas Riau, Indonesia, [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 208, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "4 Universitas Riau, Indonesia, [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1157", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 378, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Medical tourists travel to benefit from affordable medical services, better doctor competence, and faster time to receive medical services (Debata 2013), as well as improve the balance of body and soul care through medical services (Austin et al, 2013). According to (Singh and Khare, 2014) medical tourism is defined as travel explicitly to receive medical treatment in a foreign country. Patients in the medical tourism category look for specific quality services offered by hospitals or health institutions in the destination country.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 378, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "However, organizing medical tourism cannot be implemented without considering the quality of medical performance in each country. One of them is Indonesia. Medical tourism does not only consider the natural or geographical conditions of the country providing health facilities. Service quality is the main factor for tourists visiting destination countries. Indonesia has good natural quality but still needs to improve the quality of good health or medical services. Basically, Indonesia has a big opportunity to develop this medical potential. Judging from the competence of professionals in the health sector which is quite good, this medical tourism can be an opportunity for the Indonesian state or government to increase the country's foreign exchange. In order to be able to develop the potential of medical tourism in Indonesia, there is a need for cooperation between stakeholders to be able to promote the potential of medical tourism.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 378, "height": 328, "page_number": 2, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Collaborative governance is an approach to decision-making and policy implementation that involves various parties, such as the government, private sector, non-governmental organizations, society, and others. In the context of the medical tourism program in Indonesia, collaborative governance can be a key factor in realizing the program. Collaborative governance actively involves interested parties in policy formulation and program implementation. The concept of collaborative governance is defined as a cooperation model that involves non-state actors in the collective decision-making process in the context of making or implementing public policy. Meanwhile, Bingham and O'Leary explained that there are two collaborative dimensions in government relations and cooperation, namely, first, it is intermittent (temporary) and the second is permanent; and can take the form of formal coordination, partnerships, coalitions, or formal networks (Putri and Chotimah, 2018). Ansell and Gash (2018) stated that there are 5 stages or processes in collaborative governance. First, is face-to-face dialogue, namely how to build collaboration based on direct dialogue between the actors involved. Direct dialogue is needed to identify opportunities that provide benefits to collaborating parties. Second, trust building where the collaborative process is not just negotiation but also builds trust between the stakeholders involved. Third, commitment to the process, namely the level of stakeholder commitment to collaborate is the main variable for whether the collaboration will be successful or not. Fourth, shared understanding, namely how stakeholders have a common understanding about what targets are the final goals. Fifth, intermediate outcomes are intermediate results in the collaboration process which are the main elements for building momentum that can direct the success of the collaboration itself. Apart from the collaboration process, other variables can support achieving success in the collaboration process namely initial conditions, institutional design, and the presence of facilitative leadership.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1158", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 378, "height": 151, "page_number": 3, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "In the context of medical tourism, this means involving hospitals, clinics, doctors, medical associations, travel companies, local governments, and local communities to work together to design and manage these programs. Through collaboration, various parties can pool their resources, including financial, technical, and human resources, to develop better medical infrastructure, accommodation facilities, tourism promotion, and other supporting programs. Collaborative governance has the potential for holistic policy development. In the context of medical tourism, this may mean designing policies that cover medical regulations, health visas, tourism promotion, and other supporting policies necessary to support the growth of the medical tourism industry. By involving various parties, medical tourism programs can improve the quality of health services provided to patients. This can include developing service standards, training medical personnel, as well as using the latest medical technology.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 378, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Analysis of discussions regarding the Collaborative Governance Regime (CGR) by Emerson and Nabatchi (2015) reveals striking gaps and novelty aspects. In terms of gaps, first, there are contextual deficiencies that emerge because the discussion has not fully focused on the specific context in which the CGR model can be applied. The unique conditions of each environment and sector can influence the effectiveness of these models, and not focusing on these can make identifying the relevance and suitability of the model difficult. Second, criticism of the excessive idealism of the CGR model appears without being accompanied by an in-depth discussion of strategies for dealing with chaos or the challenges of collaborative practice. Lack of thought about potential solutions can obscure the model's practicality in dealing with complex situations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 378, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Meanwhile, in terms of novelty, several aspects stand out. First, the proposed CGR typology provides a new contribution in classifying and understanding different types of collaborative regimes. This typology provides a clear guide to understanding differences in locus of control at the initiation and implementation stages of collaborative activities. Second, the focus on strong engagement and institutional design adds a practical dimension to the understanding of key factors that can enhance collaboration effectiveness. This provides a solid basis for planning and implementing successful collaboration by considering aspects of engagement and institutional design. Third, the self-CGR typology approach that includes initiation, independent organization, and external direction provides a more nuanced view of the internal and external dynamics in collaborative regimes, which can provide valuable assistance to stakeholders in determining participation strategies. Overall, while the need for an emphasis on specific contexts and strategies for addressing challenges emerges as a gap, the CGR typology and focus on engagement and institutional design stand out as significant contributions in enriching the understanding of collaboration and broadening the scope of the literature in this area.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 378, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Through collaboration, medical tourism programs can empower local communities by providing employment opportunities and skills training in the health and tourism sectors. In order to realize a medical tourism program in Indonesia, collaborative governance can be an effective approach to ensure the sustainability, quality and success of the program by involving various parties with different interests and", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1159", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 378, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "capacities. Siak Regency is one of the districts in Riau Province which has a diversity of natural tourism potential. Districts that are rich in tourist destinations have the potential to become medical tourism destinations. In Siak Regency there are various hospitals with various levels of accreditation. In this case, research will be carried out to identify the potential for medical tourism in the Siak Regency area.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 139, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "2. Theoretical Background", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 194, "width": 378, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "In this research, the definition from Smith & Puckzo is used. Health tourism consists of various components. According to research conducted by the Policy Department of the European Parliament (Peeters et al., 2017), it explains that there are 2 forms of medical tourism, including medical tourism and domestic medical tourism. Medical tourism is travel abroad to obtain medical treatment (Medical tourism, the phenomenon of people traveling from their usual country of residence to another country with the expressed purpose of accessing medical treatment). Domestic Medical Tourism is travel undertaken within the country to obtain medical treatment. “Domestic Medical Tourism is where people who live in one country travel to another city, region or state to receive medical, dental and surgical care while at the same time receiving equal to or greater care than they would have in their own home city, and are traveling for medical care because of affordability, better access to care or a higher level of quality of care”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 372, "width": 378, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Collaborative governance is the right pattern to discuss shared ownership, and understanding the roles between actors to handle problems in the region. Collaborative governance is a forum used to achieve a certain goal. In line with what is explained by Jung et al., (2009) it is a process of forming, driving, facilitating, operationalizing, and monitoring cross-sectoral organizational arrangements in solving public policy problems that cannot be solved by just one organization or the public alone. In this context, Collaborative Governance is a model, where in developing a region, the government cannot independently manage the region, so the role and function of the government are no longer dominant, the role and function of other stakeholders are needed to solve problems and accommodate public needs. The roles of the actors involved include the roles of government, the private sector, the general public, academics, and the media.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 378, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "According to Baines and Zadek in O'Brien (2012), Collaborative Governance is a public-private partnership, essentially collaborative initiatives between state and non- state, commercial and non-profit actors have been born out of their participants' pragmatism. Based on the explanation above, it can be seen that collaborative government is a public-private partnership, which is basically a collaborative initiative between state and non-state, commercial and non-profit actors that is born from pragmatic participation. Collaboration is a form of cooperation that involves several parties who are then united by a real view or goal. This makes the collaborative government system have its own role between the elements within it. According to Ansell and Gash (2008) explain that collaborative governance is a new strategy in government governance that makes various policy stakeholders gather in the same", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1160", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 378, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "forum to create a common consensus. Ansell and Gash emphasized that there are 6 criteria in the collaborative governance process. First, the forum was initiated by a public institution; second, participants in the forum must include non-governmental actors; third, participants must be directly involved in policy making and not just \"consult\" with the government; fourth, the forum must be formally organized and have regular meetings; fifth, the policies taken must be based on consensus; and sixth, collaboration focuses on public policy or public management (Ansell and Gash, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 378, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "This research uses the integrative framework for collaborative governance from Emerson and Nabatchi (2015) as a grand theory, this can be seen in the image below:", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 393, "width": 229, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Figure 1. Collaboration Governance Framework Source: Emerson and Nabatchi (2015)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 377, "height": 227, "page_number": 5, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Based on the picture above, it can be analyzed that the Emerson and Nabatchi (2015) model reveals several key points. First, the main idea of this theory emphasizes that strong involvement will result in fairer and longer lasting determinations. This belief reflects the view that intensively involving various parties in decision making can improve the quality and sustainability of policies, however, this also requires careful institutional design and effective resource management. Second, collaborative arrangements require deliberate institutional design and wise utilization of resources. Recognition of the need for deliberate institutional design emphasizes that collaboration does not occur naturally but requires clear structures. Third, the CGR typology includes self-initiated, independently organized, and externally directed CGR, providing guidance for understanding the locus of control in the initiation and implementation phases of collaborative activities. Fourth, a major criticism of the model is its overemphasis on motivation and idealized internal dynamics, which can ignore the complexity and messiness of collaborative practice. Finally, the idealized approaches by Ansell and Gash and Emerson and Nabatchi tend to emphasize idealized collaborative processes and dynamics, giving less consideration to the reality of imperfections and challenges in reaching collective agreements. The overall analysis shows that the CGR model has advantages in highlighting the importance of", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1161", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 377, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "strong engagement and good institutional design, but also shows limitations in responding to the chaos and complexity of everyday collaborative practice.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 81, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "3. Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 378, "height": 228, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "This research uses a qualitative approach with primary and secondary data analysis methods. Secondary data consists of media and internet information. This research focuses on the UPTD Hospital, Tengku Rafi'andi Regional General Hospital, Siak Regency. Research requires a good and structured approach to achieve the desired results, and one of the methods used in this research is the qualitative method. According to Sugiyono (2013), qualitative research methods are an approach used to explore and give meaning to data obtained from individuals or social groups, using words as an analytical tool. Researchers used the Purposive Sampling method in determining interview informants for the qualitative phase (Sugiyono, 2013). Purposive Sampling is a technique for determining research samples with certain considerations with the aim of making the data obtained later more representative. This was done because this research has already determined several informants chosen deliberately by the researcher who will be needed in this research. In this research, the data collection techniques used include (Sugiyono, 2013) observation, interviews, literature study, and documentation. The data analysis process in this research was carried out in four stages according to Miles and Huberman in Sugiyono (2013), namely: Data Collection, Data Reduction, Data Presentation, and Conclusion Drawing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 148, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "4. Empirical Findings/Result", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 378, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "According to Ansell and Gash, Collaborative Governance is built through dialogue and face-to-face communication between stakeholders. The process of collaboration is oriented towards consensus or agreement, this then makes face-to-face communication a very important stage in the collaboration process. This face-to-face process is the core of the process of building trust, mutual respect and commitment to the process. In implementing the work plan for developing medical tourism in Siak Regency, meetings are routinely held with stakeholders consisting of the Health Service, Community, media, academics and the business sector.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 378, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "The implementation of Collaborative Governance in the implementation of Medical Tourism development in Siak Regency is based on a common goal or vision. The aim is to increase and develop medical tourism in Siak Regency. This meeting was held to discuss preparations and all the instruments needed to develop medical tourism in Siak Regency. In this meeting, it was discussed what programs the government has and the amount of contribution that can be made and made by the private sector and the surrounding community. The increasing number of tourists in Siak Regency is one of the driving factors for developing the potential of medical tourism in Siak Regency.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1162", "type": "Page header" }, { "left": 155, "top": 91, "width": 212, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Tabel 1. Number of Tourists in Siak Regency", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 347, "height": 161, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "No. Month 2018 2019 Year 2020 2021 2022 1. January 36.273 54.903 44.826 6.603 45.711 2. February 23.366 44.213 19.321 13.048 24.389 3. March 21.081 55.078 11.831 36.062 24.809 4. April 25.203 48.904 - 198 7.156 5. May 19.484 21.855 - - 184.363 6. June 61.200 115.855 4.090 58 27.764 7. July 58.313 52.449 6.505 3.699 31.025 8. August 22.603 33.911 - 2.610 19.479 9. September 18.903 26.038 - 2.977 18.963 10. October 16.308 33.566 - 13.644 20.047 11. November 16.112 43.522 7.630 14.304 21.944 12. December 68.020 87.554 18.925 36.853 53.112 Total 386.938 618.019 113.128 130.036 478.762", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 375, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Source: Final Report on Preparation of the Siak Regency Regional Tourism Development Master Plan (RIPPDA), Siak Regency Tourism Office 2022", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 305, "width": 378, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Tabulation of data on tourist visits for the five years 2018-2022 can be seen that there are more domestic tourists than foreign tourists. Domestic tourist arrivals were the highest in 2019 with a total of 618,019. while the lowest number of visits was in 2020 with 113,128. During this five-year period, tourist visits to Siak Regency experienced fluctuations. This was also influenced by the COVID-19 pandemic which limited tourist visits to Siak Regency. In efforts to develop medical tourism, a planning document is needed in the form of a strategic plan for the development of Medical Tourism services, which is an administrative requirement in submitting an application for the designation of a hospital with medical services.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 371, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Collaborative Governance In Realizing The Medical Tourism Program In The Siak District", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 376, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "The hospital has prepared a planning document for upgrading to class B towards hospital tourism which includes:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 375, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "a. Master Plan (Master Plan) for development of Hospital Area planning/Block plan and site plan for medical tourism development", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 372, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "b. The concept of zoning and development as well as facility planning in each building and floor plans for each facility", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 370, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "c. Plans for superior services and supporting facilities for medical tourism and wellness centers.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 378, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "The Wellness Center is a new building typology related to health that accommodates activities that are healthy for the body and soul. Activities in the form of meditation and spa are the main functions of the Wellness Center, where apart from making the body healthy it also teaches a healthy lifestyle and keeps you away from disease. By combining the science of permaculture, it is hoped that we will be able to create a Wellness Center that is integrated with natural conditions and cycles. The mindfulness treatment and green space concept approach became the basis for developing the Wellness Center design which is the answer to overcoming human behavior and natural damage. This service can also combine Health, Dental, and Dermatology", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1163", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 378, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Screening services. The Wellness Center functions as an integrated center that provides a variety of well-being services for people who want to improve their overall well-being status.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 378, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "d. Proposed stages for the hospital development plan to upgrade to class B towards hospital tourism (physical development, development of existing services, land planning, procurement of medical equipment, and human resource development).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 180, "width": 378, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "To be able to build a good development plan, there needs to be trust and commitment formed between stakeholders. The formation of trust between parties cannot be separated from the establishment of good communication between all parties involved in the development of medical tourism in Siak Regency. The initial process of forming mutual trust cannot be separated from the same vision and mission in this case for the sustainability of tourism in the area. Apart from that, trust is also formed from ongoing informal communication between all parties so that it is hoped that it will have an impact on the openness of each stakeholder in providing their perspective so that the goals set out at the beginning can be achieved. Apart from that, the commitment of each stakeholder refers to the Contract. Concepts and innovations which are actually new in Siak Regency must be strengthened with regulations that clearly regulate governance and multi-stakeholder collaboration in line with the specific objectives of medical tourism, namely:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 363, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[1] Improving the quality of service and patient safety in supporting the implementation of medical tourism services in hospitals.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 356, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[2] Availability of standards for organizing medical tourism services in hospitals.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 395, "width": 370, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[3] Develop cooperation between the health and tourism sectors in medical tourism services.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 375, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[4] Encourage hospitals to be able to compete in medical tourism services so that they can play a role in increasing the number of tourists, both local and foreign.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 378, "height": 214, "page_number": 8, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "The challenges faced when implementing medical tourism in Siak Regency are related to unpreparedness and even rejection from the community, environment and human resources in hospitals regarding the development of medical tourism. Apart from that, work culture and HR competencies that are not yet at international standards also pose challenges in providing superior services. The perception that medical tourism requires large costs and the comparison between the quality of services abroad and at home is a problem in itself that determines the success of the development of medical tourism. The special service flow for Medical Tourists is different from other services in that it aims to provide quality, fast and friendly service so that the work culture and mindset of service providers are the main points that must be improved. The government's strategy in the form of World Class Health Care aims to develop several hospitals so that they can be nationally accredited at the plenary level. It is hoped that this international standard hospital can support efforts to develop medical tourism. Tourism activities are integrated with access to health services, both for treatment and for medical check-ups. Human resources for medical tourism services at hospitals are qualified and at least able to communicate in English. These human resources consist of health workers and non-health workers. This can be realized if the mindset and", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1164", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 378, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "work culture are improved and oriented towards increasing potential so that they can compete with domestic and foreign hospitals for organizing medical tourism.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 273, "width": 368, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Figure 2. Community Satisfaction Survey, RSUD Tengku Rafi’an Siak District Source: processed by researchers, 2023", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 378, "height": 151, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Based on the picture above, it can be analyzed that the provision of health services that support the development of medical tourism in Siak Regency is reflected in the achievements of Tengku Rafian Regional Hospital. Firstly, RSUD Tengku Rafian received an award as an RSUD that contributes significantly to health services, as evidenced by recognition from the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in 2023. This award reflects RSUD's commitment to providing quality health services. Furthermore, Tengku Rafi'an Regional Hospital also won the achievement as the best-committed hospital in regional 2 BPJS health services (Riau, West Sumatra, Jambi, and Riau Islands) for the class C hospital category in 2020. The award from BPJS Health indicates that RSUD not only provides high-quality services but also has a commitment to the accessibility of health services for the wider community.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 378, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Tengku Rafi'an Hospital was also recognized as a role model in providing public services in the \"Good\" category by the Ministry of State Apparatus Empowerment and Bureaucratic Reform in 2019. This award shows that the hospital not only focuses on medical aspects but also has effective management and is committed to providing the best service to the community.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 378, "height": 101, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Apart from these achievements, the results of the 2021 Community Satisfaction Survey (SKM) in the UPTD Environment of Tengku Rafi'an Regional Hospital show that the level of satisfaction of the community using services is in the \"very satisfactory\" category. The results of this SKM reflect the continued quality of RSUD services and positive support from the community for the health services provided. Overall, this achievement and recognition provide a strong foundation for Tengku Rafi'an Regional Hospital as a health service provider that plays a role in developing medical tourism in Siak Regency.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 378, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Collaborative Governance is an approach where various interested parties or stakeholders are involved in the decision-making process and program", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1165", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 378, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "implementation. In the context of Realizing the Medical Tourism Program in Siak Regency, several stakeholders who may be involved are as follows, along with their respective roles:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 378, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[1] Siak Regency Regional Government: Role: Develop policies and regulations related to medical tourism. Task: Create a conducive environment for the development of medical tourism, provide incentives to the private parties involved, and ensure program sustainability.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 204, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[2] Siak Regency Tourism and Culture Office:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 205, "width": 364, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Role: Acting as a liaison between the government and the private sector, and ensuring effective promotions to attract medical tourists.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 230, "width": 363, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Duties: Develop marketing strategies, manage medical tourism promotions, and monitor the quality of health services in the region.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 225, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[3] Private Parties (Hospitals, Clinics, Hotels, etc.):", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 268, "width": 290, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Role: Provide necessary facilities and services to medical tourists.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 281, "width": 364, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Duties: Improve the quality of health services, participate in promotional programs, and collaborate with the government to create attractive medical tourism packages.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 99, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[4] Local Community:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 331, "width": 363, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Role: Supports and participates in medical tourism promotion efforts. Duties: Welcome the presence of medical tourists, provide support to medical tourism initiatives, and maintain the cleanliness and friendliness of the area.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 378, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[5] Colleges and Health Education Institutions: Role: Provide high quality human resources for the health sector. Duties: Develop education and training programs for health workers, collaborate with the private sector for research and development, and support public health education programs.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 378, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[6] Medical Tourism Association and Related NGOs: Role: Be a voice for the common interests of stakeholders related to medical tourism.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 470, "width": 363, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Duties: Assist in advocacy, provide policy input, and ensure that mutual interests are understood and accommodated.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 496, "width": 142, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[7] Local Media and Journalists:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 508, "width": 342, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Role: Spread positive information and promote medical tourism destinations.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 521, "width": 361, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Duties: Report the success and excellence of the program, as well as highlight the positive impact of medical tourism on the local community and economy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 378, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Within the framework of Collaborative Governance, all stakeholders need to work together to achieve a common goal, namely realizing a medical tourism program in Siak Regency. Collaboration and coordination between stakeholders will be the key to success in developing the medical tourism industry in the area.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1166", "type": "Page header" }, { "left": 84, "top": 91, "width": 351, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Table 2. Analysis of Medical Tourism Collaboration Governance Research", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 104, "width": 353, "height": 159, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Results Drivers Collaboration Dynamics Actions Outcomes (Adaptation) System Context Increased interest in medical tourism, the complexity of health problems, and the need to strengthen health infrastructure", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 150, "width": 366, "height": 362, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "are driving collaboration in developing this sector in Siak Regency. Principle Engagem ent The principles of inclusivity, trust and shared responsibility form the basis for interaction between actors. Concrete steps could include creating joint policies, implementi ng integrated health programs, exchanging information between institutions, and coordinatin g medical tourism activities. The results of collaboration can include improving the quality of health services, innovation in the development of medical tourism packages, increasing operational efficiency and effectiveness, as well as positive impacts on social change in society. Based on Minister of Health Regulation Number 76 of 2015 concerning Medical Tourism Services Tengku Rafi'an Regional Hospital has initiated an elevation strategy to advance its classification to Class B in the realm of medical tourism. This involves the formulation of a comprehensive strategic master plan geared towards the development and enhancement of hospital tourism. Relevant parties, such as local governments,", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 399, "width": 52, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "the health sector, tourism actors,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 440, "width": 52, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "academics and the community, can be identified as actors who", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 502, "width": 52, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "respond to these drivers to", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 523, "width": 25, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "jointly", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 357, "width": 169, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "implement medical tourism initiatives. Shared Each actor, Motivatio including local n", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 378, "width": 59, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "governments, health facilities,", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 399, "width": 58, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "tourism actors,", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 357, "width": 191, "height": 217, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "academics and the community, must have strong motivation to participate in this collaboration to achieve common goals, such as improving health services and promoting medical tourism. Every actor in the pentahelix must be actively involved in taking these actions, including producing joint policies, involving the community in health programs, and coordinatin g joint efforts. Every actor can feel the positive results of this collaboration, such as local governments getting an increase in reputation and income from medical tourism,", "type": "Table" }, { "left": 138, "top": 471, "width": 239, "height": 217, "page_number": 11, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "health facilities improving the quality of service, tourism actors getting increased visits, and the community getting better health benefits. Join Capacity Relevant institutions, such as hospitals, local governments, and educational institutions, must have the capacity to communicate effectively,", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1167", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 174, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Source: Processed by researchers, 2023", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 378, "height": 215, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "The research results show that Collaborative Governance makes a positive contribution to realizing the medical tourism program. Collaboration between local governments, the private sector, and the community is the main key to optimizing the potential of this sector. In the context of medical tourism, Collaborative Governance enables resource synergy between various parties. Governments, hospitals, the tourism industry, and local communities can jointly contribute to achieving common goals, such as increasing the accessibility of health services and developing tourism infrastructure. The research underscores the need to develop tourism infrastructure that supports medical tourism programs. Through Collaborative Governance, related parties can work together to ensure that there are adequate health facilities and tourism infrastructure that meet standards. Active involvement of local governments, the private sector, and the community is the key to success. Active participation from all parties can ensure effective and sustainable policy implementation in developing medical tourism programs. The research findings confirm the relevance of Collaborative Governance in the context of medical tourism programs. This model not only addresses complex challenges but also promotes sustainability in the development of the medical tourism sector.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 378, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Barriers to Collaboration Governance in the Implementation of Medical Tourism Obstacles in implementing medical tourism in Siak Regency can be identified as follows:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 377, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[1] The absence of arrangements/regulations related to hospital tourism at the district level and a lack of integration with tourism sector policies are the main obstacles. Without a clear regulatory basis, it is difficult to develop medical tourism effectively.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 378, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[2] Limited accessibility and connectivity between tourist destination infrastructure is a significant obstacle. This includes incomplete accessibility of public infrastructure, public facilities, and tourism facilities needed to support the development of tourism destinations and ecosystems.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 378, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[3] Disconnection between modes of transportation is also a significant obstacle. Without good connections between various modes of transportation, ease of movement to obtain medical tourism services and other tourism services will be limited.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 378, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[4] There are obstacles in promotion related to limited tourism potential. The absence of a medical tourism promotion activity plan that is integrated with tourism potential is an obstacle to increasing destination visibility.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 634, "width": 378, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[5] Another obstacle involves Tengku Rafi'an Regional Hospital, where superior services have not been determined to compete with similar services in other countries. Apart from that, deficiencies in the formation of a Medical Tourism Work Team, a lack of standard operational procedures for Medical Tourism", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 92, "width": 59, "height": 62, "page_number": 12, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "collaborate, and contribute to the implementation of medical tourism programs.", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1168", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 91, "width": 363, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "services, as well as the absence of cooperation with travel agencies and commercial and international health insurance are internal obstacles that limit RSUD's progress in realizing medical tourism.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 378, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "[6] In the external sphere, obstacles involve limited competent health and non-health personnel, especially in the field of superior services and international standards. Limited resources, both in terms of budget and supporting service facilities, are also an inhibiting factor.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 378, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Other factors involve developments in information technology, security issues, environmental health, and economic, social, cultural, and natural disasters. The lack of optimization of the arrangement of tourist attractions in terms of security, order, cleanliness, and beauty as well as the government's still limited budget for developing medical tourism are also obstacles that need to be overcome. Apart from that, the community's mindset and work culture are not yet at international standards, the lack of readiness of the community around tourism destinations, as well as promotion that is not optimal and a lack of stakeholder understanding and awareness of medical tourism also completes the picture of the obstacles faced. Lastly, limited data, knowledge, information technology, and communication in the health sector, especially related to medical tourism, as well as the high costs of international standard medical procedures, and the lack of unique health services that attract medical tourists are external and internal challenges that need to be addressed in an effort to increase the competitiveness and development of medical tourism in Siak Regency.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 75, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "5. Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 378, "height": 113, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Based on the overall analysis of the Collaborative Governance Regime (CGR) and the implementation of medical tourism in Siak Regency, it can be concluded that the CGR model provides a relevant framework for understanding the complexity of collaboration in the development of medical tourism. However, there are several challenges that need to be overcome, such as a lack of emphasis on the specific context of model application and a lack of attention to the messiness and complexity of collaborative practice. The implementation of medical tourism in Siak Regency is faced with various obstacles, ranging from a lack of regulations to limited infrastructure and community readiness.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 378, "height": 126, "page_number": 13, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "To increase the effectiveness of collaboration in the development of medical tourism, it is recommended to strengthen regulations and integrate them with tourism sector policies. Arranging infrastructure and increasing connectivity between tourist destinations is also a critical focus. Pentahelix, involving local governments, the health sector, tourism actors, academics, and the community, must work together better and have a strong motivation to achieve common goals. Tengku Rafi'an Regional Hospital needs to determine superior services, form a Medical Tourism Work Team, and develop clear operational standards. Collaboration with travel agencies, and health insurance, and increasing the competency of health and non- health workers are crucial steps.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 31, "width": 227, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Benny Chairuddin, Sujianto, Harapan Tua RFS, Adianto", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 43, "width": 22, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "1169", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 377, "height": 125, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "In addition, the promotion of medical tourism needs to be optimized with an integrated activity design, while the community around the destination needs to be prepared to implement Sapta Pesona and become more aware of tourism potential. Overcoming internal and external obstacles, such as limited resources and the high cost of medical procedures, also needs to be the main focus in efforts to increase the competitiveness and distinctiveness of health services. Data collection, increasing stakeholder understanding, and utilizing information and communication technology in the health sector are also important elements in designing more effective policies. With these steps, Siak Regency has the potential to become a highly competitive medical tourism destination", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 57, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "References:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 378, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Peeters, P., & Dubois, G. (2010). Tourism Travel Under Climate Change Mitigation Constraints. Journal Of Transport Geography , 18 (3), 447-457.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 378, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Wiweko, B., Zesario, A., & Agung, P. G. (2016, October). Overview The Development Of Tele Health And Mobile Health Application In Indonesia. In 2016 International Conference On Advanced Computer Science And Information Systems (ICACSIS) (Pp. 9-14). IEEE.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 344, "width": 378, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Ranjan Debata, B., Sree, K., Patnaik, B., & Sankar Mahapatra, S. (2013). Evaluating Medical Tourism Enablers With Interpretive Structural Modeling. Benchmarking: An International Journal , 20 (6), 716-743.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 378, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Austin, N. K., Abeson, F., & Callow, M. (2012). Defining The Nature Of Health", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 395, "width": 157, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Tourism. Research Yearbook , 610.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 378, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Singh, R., & Khare, A. (2014). Fusion Of Multimodal Medical Images Using Daubechies Complex Wavelet Transform–A Multiresolution Approach.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 432, "width": 139, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Information Fusion , 19 , 49-60.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 378, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Putri, F. S., & Chotimah, I. C. (2018). The Effectiveness Of Using Collaborative Storytelling Game In Teaching Speaking. Journal Proceeding , 4 (1).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 373, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Ansell, C., & Gash, A. (2018). Collaborative Platforms As A Governance Strategy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 483, "width": 373, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Journal Of Public Administration Research And Theory , 28 (1), 16-32. Emerson, K., & Nabatchi, T. (2015). Collaborative Governance Regimes . Georgetown University Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 378, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Jung, T., & Burgess, T. I. (2009). Re-Evaluation Of Phytophthora Citricola Isolates From Multiple Woody Hosts In Europe And North America Reveals A New Species, Phytophthora Plurivora Sp. Nov. Persoonia-Molecular Phylogeny And", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 559, "width": 157, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Evolution Of Fungi , 22 (1), 95-110.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 378, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Baines, J., & O’Brien, M. (2012). Reflections On The Collaborative Governance Process Of The Land And Water Forum. Publication CR , 122 .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 373, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Ansell, C., & Gash, A. (2008). Collaborative Governance In Theory And Practice.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 610, "width": 319, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Journal Of Public Administration Research And Theory , 18 (4), 543-571.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 378, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 515, "page_height": 728, "text": "Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.", "type": "Text" } ]
261ae9e5-b008-df33-8a13-cf5f4b1d84e1
https://jceh.org/index.php/JCEH/article/download/87/81
[ { "left": 85, "top": 40, "width": 278, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Engagement in Health http://jceh.org", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 56, "width": 164, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v3i2.87", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 205, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 68, "width": 165, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.3 No.2. Sep 2020. Page.314-319", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "314", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 109, "width": 414, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosialisasi Kegiatan Retensi dan Pemusnahan Rekam Medis Pasien di Puskesmas Lapai Padang", "type": "Section header" }, { "left": 264, "top": 146, "width": 85, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2020", "type": "Section header" }, { "left": 267, "top": 177, "width": 79, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi Oktavia*", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 190, "width": 265, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Ilmu Rekam Medis Apikes Iris, Padang, Indonesia * [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 442, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan rekam medis, termasuk puskesmas. Retensi merupakan kegiatan penyusutan dokumen rekam medis. Hal ini dilakukan agar dapat mengatasi masalah bertumpuknya dokumen rekam medis yang tidak mempunyai nilai guna lagi. Dokumen rekam medis yang tidak perlu seharusnya dimusnahkan agar ruangan tempat penyimpanan rekam medis menjadi luas. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan informasi bahwa Puskesmas Lapai belum pernah melakukan retensi dan pemusnahan rekam medis. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini untuk menambah pengetahuan petugas rekam medis akan pentingnya kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis. PKM ini dilaksaknakan pada tanggal 4 bulan Maret 2020 di Puskesmas Lapai. Peserta dari kegiatan PKM ini adalah semua petugas rekam medis di Puskesmas Lapai yang 3 (tiga) orang. Metode pengabdian dilakukan berupa pemberian sosialisasi dengan teknik yang sedemikian rupa sehingga menarik, atraktif, dan interaktif, melalui metode ceramah yang dikemas dalam sebuah acara yang menarik. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah adanya peningkatan pengetahuan mitra tentang retensi dan pemusnahan rekam medis dari nilai rata-rata 27 menjadi 82 point. Permasalahan mengenai retensi dan pemusnahan rekam medis dapat dilakukan juga dengan cara menganalisis input yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis seperti menetapkan panitia pelaksana kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis, keuangan, material, peralatan juga perlu disediakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 245, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Rekam Medis, Retensi, Pemusnahan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 88, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: August 5, 2020 Revised: August 23, 2020 Accepted: August 30, 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 425, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open-acces article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 443, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Puskesmas menjadi rujukan pertama pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sehingga harus dapat menjaga kepercayaan masyarakat. Pelayanan puskesmas yang berkualitas akan timbul kepercayaan kepada masyarakat yang mengakibatkan pasien datang kembali, baik untuk berobat maupun hanya berkonsultasi tentang perkembangan kesehatannya secara loyal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 278, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Engagement in Health http://jceh.org", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 56, "width": 164, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v3i2.87", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 205, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 68, "width": 165, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.3 No.2. Sep 2020. Page.314-319", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "315", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 442, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, tujuan puskesmas membangun masyarakat yang sehat, khususnya melalui program-program promotif dan preventif akan tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 442, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan rekam medis, termasuk puskesmas. Menurut Edna K.Huffman (1994) rekam medis adalah : kumpulan dari fakta-fakta atau bukti keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan pada pasien tersebut. Dengan pelayanan rekam medis yang berkualitas pasien akan merasa puas, khususnya karena pasien dilayani dengan cepat, tepat dan aman oleh pihak puskesmas. Ketersediaan berkas secara cepat dan tepat pada saat dibutuhkan akan sangat membantu mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Jika sistem penyimpanan berkas rekam medis yang dipakai kurang baik, akan timbul masalah-masalah yang dapat mengganggu ketersediaan berkas rekam medis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 442, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu masalah yang muncul di bagian penyimpanan rekam medis disebabkan oleh karena ruang penyimpanan di instalasi rekam medis yang sempit sehingga terjadi penumpukan berkas yang mengakibatkan petugas rekam medis mengalami kesulitan dalam proses pencarian dokumen rekam medis pasien. Hal ini yang menyebabkan proses pencarian dokumen rekam medis menjadi lama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 442, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah yang muncul dari bagian penyimpanan ini dapat diatasi dengan cara melakukan kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis. Menurut Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam medis menyatakan bahwa rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit, wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 442, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retensi merupakan kegiatan penyusutan dokumen rekam medis dengan cara memindahkan arsip rekam medis aktif ke inaktif dengan cara memilah pada rak penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan. Penyusutan merupakan salah satu sarana penting untuk mengatasi masalah bertumpuknya arsip-arsip yang tidak mempunyai nilai guna lagi. Arsip-arsip yang tidak mempunyai nilai guna lagi sebaiknya dimusnahkan agar tersedia tempat penyimpanan dan fasilitas pemeliharaan yang lebih baik terhadap arsip- arsip yang masih mempunyai nilai guna (Paramita, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 443, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Edna K Huffman (1994) rekam medis in-aktif : “ practically speaking, the chief criterion for determining record anactivity is the amount of space available in the departement for the efficient storage of newer medical records. if there is no more space for active record storage, an effort should be made to systematically retire old records to inactive status at the same rate as new records are being added.” inactive record can be (1) stored in another area of the facility, (2) commercially stored, (3) destroyed in compliance with record retention status, or (4) microfilmed, or (5) stored on disk . Yang arti nya : “secara praktis, kriteria utama untuk menentukan catatan in -aktif adalah jumlah ruang yang tersedia di departemen untuk penyimpanan yang efisien catatan medis yang lebih baru, jika tidak ada lebih banyak ruang untuk penyimpanan rekaman aktif, upaya harus dilakukan untuk pensiun sistematis catatan lama dengan status tidak aktif pada tingkat yang sama seperti catatan baru selalu ditambahkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 445, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemusnahan yaitu aksi yang diambil terhadap record-record yang telah habis masa penyimpanannya menurut aturan dan prosedur administrasi yang telah ditentukan. Penghancuran harus dilakukan secara total dengan membakar habis, mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat lagi di kenali maupun bentuknya (Novantoro, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 446, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemusnahan adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi. Proses retensi dan pemusnahan merupakan bagian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 278, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Engagement in Health http://jceh.org", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 56, "width": 164, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v3i2.87", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 205, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 68, "width": 165, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.3 No.2. Sep 2020. Page.314-319", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "316", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 445, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penting untuk mewujudkan sistem pengelolaan berkas rekam medis yang baik dan benar guna menunjang efektifitas pelayanan pada pasien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 442, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan informasi bahwa Puskesmas Lapai belum pernah melakukan pemusnahan. Hal ini mengakibatkan ruang penyimpanan di instalasi rekam medis menjadi sempit dan terjadi penumpukan berkas sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses pencarian dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk untuk proses pencarian dokumen rekam medis. Padahal, ketersediaan berkas secara cepat dan tepat pada saat dibutuhkan akan sangat membantu mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 443, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan cara memberikan sosialisasi tentang kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis pasien. Adapun tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petugas rekam medis di Puskesmas Lapai khususnya khususnya tentang retensi dan pemusnahan rekam medis pasien dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan rekam medis pasien rawat jalan di Puskesmas Padang Lapai tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 59, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 442, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini metode yang digunakan adalah dalam bentuk sosialisasi tentang kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis di Puskesmas Lapai Padang. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab terkait tentang kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis. Sebelum sosialisasi, petugas rekam medis diberikan pre-test. Setelah sosialisasi dilaksanakan untuk monitoring dan evaluasi, kegiatan selanjutnya dilakukan pelaksanaan post-test kepada petugas rekam medis untuk mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman petugas rekam medis setelah dilaksanakannya kegiatan sosialisasi kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis. Dari data tersebut akan diketahui apakah kegiatan sosialisasi berjalan efektif dan mengenai sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 43, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 443, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 04 Maret 2020 pukul 11.00 WIB di Puskesmas Lapai. Peserta yang hadir adalah semua petugas rekam medis sebanyak 3 (tiga) orang. Lokasi kegiatan ini bertempat di ruangan aula Puskesmas Lapai. Secara keseluruhan kegiatan berjalan lancar, semua peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Peserta yang hadir ikut berperan aktif saat sesi tanya jawab. Setelah sesi tanya jawab, peserta diminta untuk menjawab soal post-test. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah adanya peningkatan pengetahuan mitra tentang retensi dan pemusnahan rekam medis dari rata-rata nilai pre-test sebesar 27 meningkat menjadi 82 setelah dilakukukan post-test. Penilaian ini bisa dilihat lebih rinci pada tabel 1 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 660, "width": 403, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Nilai Pre-Test dan Post-Test Soal Nilai Pre-Test Nilai Post-Test Peserta 1 Peserta 2 Peserta 3 Peserta 1 Peserta 2 Peserta 3 1 20 0 10 20 20 10 2 2 0 2 8 10 10 3 0 0 1 8 10 10 4 0 0 6 9 10 10", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 278, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Engagement in Health http://jceh.org", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 56, "width": 164, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v3i2.87", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 205, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 68, "width": 165, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.3 No.2. Sep 2020. Page.314-319", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "317", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 109, "width": 371, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 10 0 1 10 0 10 6 10 0 1 5 10 10 7 0 0 5 8 15 80 8 8 0 5 2 10 10 Total Nilai 50 0 31 70 85 90 Rata- Rata 27 81,6", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 262, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN (Times New Roman; 11pts; Bold)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 442, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 04 Maret 2020 pukul 11.00 WIB di Puskesmas Lapai. Kegiatan dimulai dari pembukaan oleh moderator. Moderator memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan dari kegiatan, lalu mendistribusikan soal pre-test. Setelah itu, moderator memberikan kesempatan waktu kepada pemateri untuk memaparkan tentang sosialisasi kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis. Untuk kegiatan yang pre-test dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 442, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Petugas rekam medis menjawab soal pre-test sebelum materi diberikan Peserta yang hadir adalah semua petugas rekam medis sebanyak 3 (tiga) orang. Lokasi kegiatan ini bertempat di ruangan aula Puskesmas Lapai. Secara keseluruhan kegiatan berjalan lancar, semua peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Sebelum dimulai sosialisasi, tim PKM memberikan soal pre-test. Setelah itu, langsung melakukakan penyampaian materi kepada peserta. Peserta yang hadir ikut berperan aktif saat sesi tanya jawab. Setelah sesi tanya jawab, peserta diminta untuk menjawab soal post-test. Kegiatan dalam penyampaian materi ini dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 728, "width": 156, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Penyampaian Materi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 278, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Engagement in Health http://jceh.org", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 56, "width": 164, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v3i2.87", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 205, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 68, "width": 165, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.3 No.2. Sep 2020. Page.314-319", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "318", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 122, "width": 354, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kegiatan sesi tanya jawab dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 277, "width": 235, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Diskusi Tanya Jawab dengan Peserta", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 304, "width": 311, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan post-test dapat di lihat pada gambar 4 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 466, "width": 160, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Pelaksanaan Post-test", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Output dari kegiatan ini peserta memahami tentang pengertian retensi dan pemusnahan rekam medis sebesar 82 point. Dengan naiknya rata-rata nilai post-test berarti ada peningkatan pemahaman petugas rekam medis setelah dilakukanya sosialisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 442, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Outcome dengan sosialisasi ini diharapkan agar kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis di Puskesmas Lapai bisa terlaksana agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan rekam medis pasien yang mana pelayanan rekam medis pasien rawat jalan bisa mencapai standar pelayanan minimal rekam medis yakni maksimal 10 menit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 87, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 443, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pelaksanaan pengabdian di Puskemas Lapai Padang maka dapat disimpulkan :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 442, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Adanya peningkatan pengetahuan petugas rekam medis setelah dilakukannya kegiatan sosialisasi. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan kemampuan petugas rekam medis dalam menjawab soal post-test. Hasil nilai rata-rata pre-test diperoleh sebesar 27 point, sedangkan rata-rata nilai post-test sebesar 82 point.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 442, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Permasalahan mengenai retensi dan pemusnahan rekam medis antara lain jumlah petugas rekam medis masih kurang dan masih terdapat yang petugas yang berlatar belakang bukan dari rekam medis, tingkat pengetahuan mengenai retensi dan pemusnahan rekam medis masih termasuk rendah (nilai rata-rata pre-test yaitu 27), belum terdapatnya standar operasional prosedur atau kebijakan mengenai retensi dan pemusnahan rekam medis, belum adanya alat atau incenarator untuk memusnahkan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 278, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Engagement in Health http://jceh.org", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 56, "width": 164, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30994/jceh.v3i2.87", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 205, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 355, "top": 68, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.3 No.2. Sep 2020. Page.314-319", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "319", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 108, "width": 102, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkas rekam medis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 210, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun saran dari kegiatan ini antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Petugas rekam medis harus berlatar belakang pendidikan minimal D-III rekam medis agar pelayanan dalam penyelenggaraan rekam medis lebih profesional.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Diperlukan pelatihan untuk petugas rekam medis mengenai kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis agar teori yang diperoleh langsung diaplikasikan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 442, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menganalisis input yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis seperti menetapkan panitia pelaksana kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis, keuangan, material, methode, mesin juga perlu disediakan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 356, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Membuat penjadwalan kegiatan retensi dan pemusnahan rekam medis.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 443, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Melakukan kerja sama dengan pihak outsourching untuk pelaksanaan pemusnahaan rekam medis.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 145, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 442, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis ucapan terimakasih kepada Apikes Iris Padang yang telah memberikan bantuan Program Hibah PKM Apikes Iris Tahun 2020 sehingga dapat membantu terlaksananya program pengabdian kepada masyarakat ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 75, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 443, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anonimous. Modul Sistem Dokumentasi Rekam Medis . [Online]. Diakses dari : dinus.ac.id › docs › ajar › modul_mik_1_-_sistem_penamaan. 07 Desember 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 442, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huffman, Edna K., 1994. Health Information Management. America: Physicians Record Company , Berwyn Illonis Sadikin, H dan Suparno. Sistem Retensi dan Pemusnahan Rekam Medis . [Online]. Diakses dari : www.pormiki-dki.org. 05 Desember 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 445, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novantoro, Ageng Bagas. 2012. Analisis Faktor-Faktor Belum Terlaksananya Pemusnahan Dokumen Rekam Medis Inaktif Hasil Nilai Guna Di Bagian Filing Di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Semarang: Karya Tulis Ilmiah dipublikasi oleh Universitas Dian Nuswantoro.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 442, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paramita, DA. 2017. Faktor Penyebab Belum Terlaksananya Sistem Pemusnahan Rekam Medis di Puskesmas Wonosari 2. Jurnal Electronik Theses Gajah Mada University. [Online]. Diakses dari : http://etd.repository.ugm.ac.id/in4. 05 Desember 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 443, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permenkes RI. 2008. Permenkes RI No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis. Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menteri Kesehatan Republik Indonesia.", "type": "Text" } ]
1b1edc6f-ebfd-b2dd-f5a0-33da02abc0af
https://dinastirev.org/JEMSI/article/download/611/381
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 702", "type": "Page footer" }, { "left": 336, "top": 64, "width": 182, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.31933/jemsi.v2i6", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 78, "width": 302, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 23 Juni 2021 , Revised: 1 Juli 2021, Publish: 11 Juli 2021", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 168, "width": 425, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH NON PERFORMING LOAN, SUKU BUNGA KREDIT, DAN MODAL BANK TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PERUSAHAAN PERBANKAN LQ 45", "type": "Title" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 270, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laynita Sari 1 , Nurfazira Nurfazira 2 , Renil Septiano 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 333, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP Padang, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 348, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP Padang, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 341, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP Padang, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 157, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korespondensi Penulis: Laynita Sari", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 450, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan , suku bunga kredit, dan modal bank terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan LQ45. Sampel penelitian berjumlah enam perusahaan perbankan, yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan perbankan periode tahun 2013-2019. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 25.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (2) Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit; (2) Suku bunga kredit tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit; (3) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit; (4) Non Performing Loan (NPL), Suku Bunga Kredit dan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara simultan berpengaruh terhadap penyaluran kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 436, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Penyaluran Kredit, Non Performing Loan , Suku Bunga Kredit, Modal Bank.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 459, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan utama suatu bank yaitu menghimpun dana masyarakat dan mendistribusikan kembali pada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Dana yang terkumpul kepada masyarakat adalah sumber pendanaan terbesar untuk melakukan kegiatan perkreditan (Putri & Akmalia, 2017).Kredit berkaitan khusus pada aktivitas perbankan yang paling penting untuk menghasilkan keuntungan, namun memiliki risiko terbesar di bank (Darmawan, Wahyuni, & Atmadja, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 459, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank dianggap salah satu jenis lembaga terbesar dan paling penting dari lembaga keuangan, dan yang paling efisien dalam berlatih peran intermediasi keuangan mereka dianggap sumber kehidupan ekonomi (Sari & Abundanti, 2018). Bank ialah lembaga keuangan yang bertujuan sebagai perantara dua pihak, yakni pihak pemilik dana berlebih dan pihak yang tidak memiliki uang (Jalunggono, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 718, "width": 459, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut UU No. 10 Tahun 1998 kredit adalah pemberian uang maupun tagihan yang setara, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan pinjaman antar bank pihak lain yang mewajibkan peminjamnya melunasi kewajiban dengan bunga setelah periode khusus.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 703", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 459, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyaluran kredit sangat menarik karena terkait dengan kinerja bank. Peran account officer dalam analisis kredit sangat diperlukan agar ekspansi kredit yang semestinya menguntungkan dapat merugikan bank jika tidak berhati-hati. Manajemen harus memeriksa factor penentu besarnya pinjaman (Panuntun & Sutrisno, 2018). Penelitian ini menentukan factor tersebut pada penyaluran kredit diantaranya: Non-Performing Loan (NPL), Suku Bunga Kredit dan Modal Bank diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 459, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasus terkait penyaluran kredit yang dilansir dari money.kompas.com menjelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan sedang lesu. Pinjaman bank pada tahun 2019 bulan agustus hanya meningkat 8,59% year-on-year , melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9,59%. Hal ini terutama disebabkan oleh terbatasnya permintaan kredit korporasi. Sementara itu, sumber daya perbankan dari dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lambat pada Agustus 2019. Pada Agustus 2019, meningkat 7,62% year-on-year , turun dari Juli 2019 yang sebesar 8,04%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 459, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, BI optimistis bauran kebijakan moneter dan makro prudensial yang akomodatif akan semakin meningkatkan kinerja pertumbuhan kredit. Seperti diketahui, sepanjang Juli hingga September 2019, BI telah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing sebesar 25 basis poin (bps). Namun, hingga Agustus 2019, rata-rata SBDK perbankan hanya turun 8 bps. Meski terjadi perlambatan penyaluran kredit dari sektor perbankan terjadi pertumbuhan yang cukup baik di pasar modal ( www.money.compas.com ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 459, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian sebelumnya studi kasus banyak dilakukan pada beberapa bank daerah, UMKM serta Bursa Efek Indonesia. Salah satunya adalah penelitian dari (Igirisa, 2017), perbedaanya terletak pada variabel penelitian dan objek penelitiannya. Pemilihan perusahaan LQ 45 sebagai objek yang dipilih karena ingin melihat sistem dan penawaran menarik yang dilakukan perusahaan apakah tetap menjaga penyaluran kredit agar tidak mengalami gangguan atau bahkan bisa lebih dipercaya masyarakat maupun nasabah untuk mengajukan kredit pada bank tersebut dan indeks pasar saham yang terdiri dari 45 perusahaan merupakan kapitalisasi pasar tertinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 109, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 149, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Non Performing Loan (NPL)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 454, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kuncoro & Suhardjono, (2011) Pengertian Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) adalah dengan ketentuan bahwa nasabah tidak dapat membayar sebagian atau seluruh kewajiban yang dijanjikan kepada bank. Peningkatan rasio NPL berdampak pada penurunan credit spread karena return yang diharapkan bank tidak tercapai. Sejalan dengan teori manajemen ini likuiditas Commercial Loan Theory yang menunjukkan bahwa penyaluran kredit harus memperhatikan tingkat pengembalian kredit agar kegiatan operasional bank terus berjalan dan tetap menjaga kepercayaan nasabah (Haryanto & Widyarti, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 352, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, rumus NPL:", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 710, "width": 162, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPL = Kredit Bermasalah", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 719, "width": 199, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total Kredit yang Dikeluarkan 𝑥 100%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 704", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian oleh Khotimah & Atiningsih, (2018) memperlihatkan hubungan NPL dan penyaluran kredit adalah Negatif. Berkaitan dengan kualitas financing atau penyaluran kredit yang diberikan oleh sebuah bank. Di sisi lain, adanya kredit macet setidaknya bisa mengganggu perputaran modal kerja bank. Dengan demikian, jika bank memiliki peringkat kredit buruk dalam jumlah besar, bank akan terlebih dahulu mencoba mengevaluasi kinerja dengan menghentikan sementara penyebaran kredit hingga peringkat kredit buruk tersebut menurun. Penelitian tentang NPL yang dilakukan oleh (Sari, Tanno, & Putri, 2020) menyimpulkan bahwa NPL tidak mempunyao pengaruh terhadap LDR dan Kinerja Perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 454, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari Putri & Akmalia, (2016) mengatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Tingginya NPL mengakibatkan bank harus memberikan cadangan yang lebih besar agar modal bank tergerus, hal ini mempengaruhi sejauh mana ekspansi kredit. Oleh karena itu, besarnya NPL akan menyebabkan penurunan sistem penyaluran kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 454, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan et al., (2017) mengatakan juga bahwa Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif dalam penyaluran kredit. Hal ini Non Performing Loan (NPL) dengan penyaluran kredit maka semakin besar tingkat NPL yang diperoleh perbankan maka kredit perbankan akan semakin menurun. Begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat NPL yang diperoleh perbankan maka semakin tinggi penyaluran kredit perbankan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 454, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari Rosalina & Lestari, (2019) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh Negatif terhadap Penyaluran Kredit pada PT.Bank Negara Indonesia yang terdaftar di BEI periode 2007-2017. Artinya, dengan meningkatnya Non Performing Loan maka Penyaluran Kredit akan menurun atau bahkan akan menimbulkan kerugian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 410, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1 : Non Performing Loan (NPL) Berpengaruh Negatif Terhadap Penyaluran Kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 496, "width": 103, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suku Bunga Kredit", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 454, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kasmir, (2011) bunga kredit adalah harga yang harus dibayar oleh debitur kepada bank. Selanjutnya menurut Sunariyah, (2004) adalah harga dari pinjaman.Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 454, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suku bunga kredit mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga kredit juga merupakan sebuah harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran (Suhaedi, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 454, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Bank Indonesia 13/5/DPNP/2011, rumus untuk menghitung suku bunga kredit:", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 698, "width": 131, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SBK = HPDK + BO + PM", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 50, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 191, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HPDK= Harga Pokok Dana Kredit BO = Biaya Overhead", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 705", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 64, "width": 118, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PM = Profit Margin", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 459, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian oleh Igirisa, (2017) menjelaskan bahwa Suku bunga kredit memiliki pengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Jika diilustrasikan penyaluran pinjaman bersumber dari permintaan kredit sebagai produk atau barang yang diminta dan tingkat bunga kredit sebagai harga, maka permintaan kredit lebih rendah harga barang maka jumlah barang yang diminta akan semakin banyak begitu juga sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 459, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari Khotimah & Atiningsih, (2018) mengatakan bahwa suku bunga kredit memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini berarti bahwa kondisi makro ekonomi suku bunga kredit yang lebih besar, hal tersebut menghasilkan penyaluran kredit yang lebih kecil oleh BPR. Kondisi ini suku bunga kredit yang lebih tinggi akan berimbas kepada kredit, dimana kredit disalurkan BPR sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 459, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian lain yang dilakukan oleh Badaruddin, (2016) mengatakan juga bahwa suku bunga kredit memiliki pengaruh negatif dalam penyaluran kredit. Artinya apabila suku bunga meningkat sebesar satu persen, maka penyaluran kredit akan berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 459, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari Dewi, (2016) menjelaskan bahwa Tingkat suku bunga secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit. Penyebab utama dikarenakan bunga yang ditawarkan nilainya flat atau datar. Hal ini merupakan kebijakan dari Manajemen PT Pegadaian sendiri yang menerapkan bunga flat untuk KCA. Selain itu juga masyarakat Samarinda Seberang sudah tidak lagi mementingkan seberapa besar bunga yang dibebankan melainkan seberapa cepat pelayanan dan proses pencairannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 359, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2 : Suku Bunga Kredit Berpengaruh Negatif Terhadap Penyaluran Kredi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 70, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modal Bank", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 454, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permodalan atau yang sering diukur menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya penyaluran kredit. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan meningkatkan jumlah penyaluran kredit perbankan (Warjiyo, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 454, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan SE BI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, penilaian faktor permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan serta penilaian mengenai pengelolaan permodalan bank. Faktor capital dapat diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Rumus perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 638, "width": 126, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙", "type": "Picture" }, { "left": 235, "top": 646, "width": 197, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑥 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 459, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAR digunakan sebagai indikasi kesehatan suatu bank, karena dengan modal cukup suatu bank dapat mengurangi aktivitas operasinya. Semua kredit dengan tetap perhatikan kualitas pinjaman stabilitas risiko bank. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan stabilitas bank akan meningkatkan pinjaman bank (Haryanto & Widyarti, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 706", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 459, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian oleh Syukriah et al., (2017) menjelaskan bahwa modal bank memiliki pengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Ini berarti bahwa semakin tinggi modal bank, akan semakin tinggi pula penyaluran kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 459, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari Ismawanto et al., (2020) mengatakan bahwa modal bank memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Artinya CAR yang dihitung berdasarkan kebutuhan modal minimum bank yang dihitung berdasarkan Aktiva Tertimbang Risiko membuktikkan adanya pengaruh pada penyaluran modal bank.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 459, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari (Sari, Septiano, & Management, 2020) melakukan penelitian pada Bank BUMN menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh Positif terhadap ROA. Sehingga apabila CAR naik, maka ROA Bank BUMN juga akan naik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 459, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian lain yang dilakukan oleh Prihartini & Dana, (2018) mengatakan juga bahwa modal bank memiliki pengaruh positif dalam penyaluran kredit, Ini berarti tingginya nilai CAR pada bank akan membuat kinerjanya juga semakin baik karenya CAR yang tinggi menunjukan bahwa bank memiliki modal yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kegiatan bank yaitu menyalurkan kredit UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 459, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Adnan et al., (2016) secara parsial variabel CAR tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Hal ini dimungkinkan karena bank lebih memilih untuk memperkuat struktur modalnya daripada mengalokasikannya ke dalam penyaluran kredit yang memiliki risiko besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 400, "width": 383, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3 : Capital Adequacy Ratio Berpengaruh Positif Terhadap Penyaluran Kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 99, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyaluran Kredit", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 454, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyaluran kredit merupakan penyerahan barang, jasa atau uang dari satu kreditur atas kepercayaan kepada pihak lain atau debitur dengan janji untuk membayar dari penerima kredit kepada kreditur pada tanggal yang disepakati kedua belah pihak. (Veithzal, 2007). Begitu juga dengan Khotimah & Atiningsih, (2018) Penyaluran kredit yaitu bentuk bisnis perbankan mutlak diperlukan karena fungsi bank itu sendiri adalah sebagai lembaga perjarak yang mempertemukan kepentingan pihak yang memiliki dana berlebih dan pihak yang tidak mempunyai uang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 563, "width": 462, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitan Haryanto & Widyarti, (2017) juga menunjukkan bahwa NIM, NPL, BOPO, BI Rate dan CAR terhadap Penyaluran Kredit berpengaruh secara simultan. Bisa dilihat dari nilai signifikasi sebesar 0,000 dan nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel (8,766 > 2,3).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 459, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Jalunggono, (2016) hasil pehitungan regresi diperoleh nilai F hitung sebesar 59,40, sedangkan nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, (α=0,05), diperoleh F tabel sebesar 2,54. Sehingga hipotesis menjelaskan bahwa NPL, Suku Bunga Kredit dan Modal Bank secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran kredit dapat diterima.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 459, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari Pradana, (2019) Berdasarkan hasil uji F yang telah dilakukan bahwa keempat variabel Kecukupan Modal Inti/Equity, DPK, NPL, dan Suku Bungasecara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terhadap Penyaluran Kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 707", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 459, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Putri & Akmalia, (2016) berdasarkan hasil nilai F-hitung sebesar 18,158 dengan nilai signifikansi 0,000. Maka dapat dikatakan bahwa variabel CAR, NPL, ROA dan LDR secara simultan sanggup mempengaruhi penyaluran kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 459, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H4 :NPL, Suku Bunga Kredit dan CAR Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Penyaluran Kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan LQ45", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 180, "width": 459, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks LQ45 merupakan kumpulan dari 45 saham yang terlikuid. Indeks ini mencerminkan kondisi harga-harga saham pada suatu bursa, terutama Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ45 dapat menggambarkan penurunan dan kenaikan harga saham di waktu tertentu dibandingkan dengan melihat harga saham secara keseluruhan dalam waktu yang berbeda (Mario, 2012). Dalam menentukan keputusan investasi, investor dan para analis juga melihat tingkat likuiditas dari suatu saham. Likuiditas transaksi merupakan merupakan nilai transaksi di pasar regular. Menurut Sartono dan Zulaihati, (1998) indeks LQ45 merupakan indeks yang dalam perhitungannya hanya melibatkan saham-saham yang aktif, memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan memiliki fundamental yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 459, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks LQ45 juga dipandang lebih mewakili kondisi pasar di Bursa Efek Jakarta dibandingkan dengan IHSG. Tujuan LQ45 sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga saham yang aktif diperdagangkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 131, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 459, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini data kuantitatif dimana bertujuan menguji hipotesis khusus yang telah ditetapkan, sifat data dalam bentuk statistik (Sugiyono, 2017).Populasi dari penelitian ini yaitu perusahaan perbankan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 6 perusahaan. Purposive sampling dipilih sebagai teknik pengambilan sampel dengan kriteria sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 517, "width": 392, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perusahaan yang periode pelaporan keuangannya berakhir per 31 Desember.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 533, "width": 449, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perusahaan yang menyajikan annual report auditansecara lengkap dan dipublikasikan selama 7 tahun yaitu periode 2013-2019.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 565, "width": 449, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perusahaan memiliki informasi lengkap terutama pada data-data yang digunakan pada penelian.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 111, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 454, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan statistik yang peneliti gunakan adalah SPSS Versi 25. Alat uji regresi lnear berganda digunakan dengan pendekatan beberapa pengujian diantaranya : uji asumsi klasik dan diakhiri dengan uji hipotesis yang diperlukan untuk mencari hubungan antar variabel (Ghazali, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 731, "width": 454, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 42 data yang meliputi laporan keuangan tahunan selama periode 2013-2019 dengan jumlah 7 laporan keuangan dengan 6 perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 708", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perbankan LQ45 yaitu Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indnesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Tabugan Negara (BBTN), Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten (BJBR), Bank Mandiri (BMRI).", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 139, "width": 305, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien Regresi Penyaluran Kredit (Y) Konstanta (a) -51.312.863.626.483.875 NPL (X1) -29.069.905.166.098.418 SBK (X2) -41.474.714.324.238.040 CAR (X3) 50.389.625.075.877.900", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 237, "width": 132, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Olahan SPSS 25", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 454, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil perhitungan statistik diatas diperolehlah persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 305, "width": 373, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyaluran Kredit = -51.312.863.626.483.875 -29.069.905.166.098.418X1 - 41.474.714.324.238.040X2 + 50.389.625.075.877.900X3.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 429, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan hasilnya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 449, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Nilai konstanta (a) -51.312.863.626.483.875 . Artinya jika NPL (X1), SBK (X2) dan CAR (X3), dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan atau nol, maka besarnya penyaluran kredit menemui penurunan - 51.312.863.626.483.875 satuan pada perusahaan perbankkan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 449, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Nilai koefisien β1 = -29.069.905.166.098.418 menunjukkan ada pengaruh negatif variabel Non Performing Loan (X1) terhadap Penyaluran Kredit (Y) sebesar - 29.069.905.166.098.418. Hal ini berarti apabila variabel NPL (X1) naik sebesar 1 satuan maka Penyaluran Kredit (Y) berkurang sebesar -29.069.905.166.098.418. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 449, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Nilai koefisien β2 = -41.474.714.324.238.040 menunjukkan ada pengaruh negatif antara l Suku Bunga Kredit (X2) terhadap Penyaluran Kredit (Y) sebesar - 41.474.714.324.238.040. Apabila variabel Suku Bunga Kredit (X2) naik sebesar 1 satuan maka Penyaluran Kredit (Y) akan berkurang sebesar -41.474.714.324.238.040. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 584, "width": 449, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Nilai koefisien β3 = 50.389.625.075.877.900 menunjukkan ada pengaruh positif antara CAR (X3) terhadap Penyaluran Kredit (Y) sebesar 50.389.625.075.877.900. Apabila variabel CAR (X3) naik sebesar 1 satuan maka Penyaluran Kredit (Y) akan bertambah sebesar 50.389.625.075.877.900. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap atau konstan.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 666, "width": 389, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Parsial Model Koefisien Beta t-hitung Sig Taraf Keterangan Konstan - -0,099 0.921 - - Non Performing Loan -0,133 -2,223 0.273 0.05 H 1 Ditolak Suku Bunga Kredit -0,181 -1,362 0.181 0.05 H 2 Ditolak", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 709", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 64, "width": 388, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capital Adequancy Ratio 0,550 3,979 0.000 0.05 H 3 Diterima", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 152, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Olahan SPSS 25", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 455, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hasil pengujian dengan uji parsial diatas menunjukkan nilai signifikansi Non Performing Loan sebesar 0,273 > 0.05 sehingga hipotesis pertama ditolak maka Non Performing Loan tidak berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 454, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil pengujian dengan uji parsial diatas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,181 > 0.05 sehingga hipotesis kedua ditolak maka suku bunga kredit tidak berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 455, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil pengujian dengan analisis regresi berganda diatas menunjukkan nilai coefficient CAR yang positif (Tabel 4.8). hal ini menunjukkan bahwa arah koefisien positif, sedangkan nilai signifikansi Capital Adequancy Ratio sebesar 0,000 < 0.05 sehingga hipotesis ketiga diterima jadi Capital Adequancy Ratio memiliki pengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 303, "width": 335, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Simultan Model Df F Sig Regression 3 12,867 0,0000 Residual 38 Total 41 Sumber: Hasil Olahan SPSS 25", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 455, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil tersebut secara simultan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak Ha diterima, sehingga diartikan terdapat pengaruh simultan dan signifikan variabel Non Performing Loan , Suku Bunga Kredit dan Capital Adequancy Ratio terhadap penyaluran kredit.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 460, "width": 344, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .710 a .504 .465 172564612008426.160", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 159, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Olahan SPSS 25", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 454, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 11 diatas menyatakan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0.465 atau 46,50%. Hal ini berarti menunjukan bahwa variabel independen mampu menjelaskan sebesar 46,50% terhadap variabel dependen sisanya yaitu sebesar 53,50% dijelaskan oleh faktor lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 158, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 619, "width": 455, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan LQ 45", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 455, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengujian statistik yang tleah dilakukan bahwa nilai signifikansi Non Performing Loan sebesar 0,273 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Loan tidak memiliki pengaruh terhadap Penyaluran Kredit. Penelitian ini sesuai oleh (Ismawanto et al., 2020), (Nasedum et al., 2020) dan (Permana & Dillak, 2019) yang menyatakan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Artinya bahwa besar dan kecilnya nilai non performing loan (NPL) yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 710", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimiliki oleh perusahaan tidak mempengaruhi pihak perusahaan dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 454, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian sesuai teori Warjiyo, (2006) menyatakan perilaku penawaran kredit bank dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur situasi perbankan itu sendiri, seperti jumlah kredit macet (NPL). Teori ini menjelaskan bahwa meskipun kebutuhan masyarakat menentukan jumlah uang beredar, suku bunga bukanlah penentu utama, bank tidak harus memenuhi kebutuhan kredit masyarakat (Darmawan et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 454, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Nila rata-rata NPL di enamPerusahaan Perbankan LQ 45 adalah 2,18% dimana nilai ini masih berada dalam kondisi yang aman sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia. Perbankan dengan nomor SE BI No. 13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 yaitu nilai NPL tidak melebihi ketentuan BI sebesar 5%. Sehingga pihak bank masih mampu untuk mengendalikan peningkatan non performing loan (NPL) tersebut sehingga total penyaluran kredit dapat meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 454, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Suku Bunga Kredit Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan LQ 45", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 455, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengujian statistik yang tleah dilakukan bahwa nilai signifikansi Suku Bunga Kredit sebesar 0,181 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Maka suku bunga kredit tidak memiliki pengaruh terhadap penyaluran Kredit. Penelitian ini sejalan dengan (Rosa, 2015), (Dewi, 2016) dan (Syukriah et al., 2017) yang menyatakan Suku Bunga Kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Artinya suku bunga yang lebih tinggi atau lebih rendah, pinjaman akan tetap stabil. Hal ini bermakna bahwa suku bunga kredit bukan merupakan faktor yang menentukan penyaluran kredit Perusahaan Perbankan LQ 45.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suku bunga kredit adalah gambaran tentang bunga dibebankan kepada peminjam kepada bank. Bank yang mampu mengendalikan komponen utama suku bunga kredit akan dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan bank lain. Tingkat bunga pinjaman juga merupakan harga lain, tingkat bunga ditentukan oleh interaksi penawaran-permintaan (Suhaedi, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 454, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil tersebut dapat diinterpretasikan tingkat suku bunga kredit di Perusahaan Perbankan LQ 45 berkisar antara 9,75%- 13,50% Bunga tersebut dinilai tinggi ditambah dengan nilai suku bunga setiap tahunnya berfluktuasi sehingga kondisi ini menggambarkan bahwa kondisi suku bunga kredit yang tinggi tidak berimbas kepada penerimaan kredit yang diberikan oleh Perusahaan Perbankan LQ 45. Hal ini karena suku bunga yang lebih tinggi memiliki efek yang berlawanan sehingga kredit pada beberapa bank tidak terpengaruh secara signifikan. Selain itu hasil yang tidak berpengaruh diindilkasikan karena adanya program dari pemerintah yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimana suku bunga pinjaman yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga kredit bank umum, sehingga masyarakat lebih tertarik untuk melakukan pinjaman melalui KUR daripada melakukan kredit bank umum dengan bunga lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 711", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Capital Adequancy Ratio Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan LQ 45", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 96, "width": 454, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan bahwa nilai signifikansi CAR sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 diolak dan H3 diterima jadi Capital Adequancy Ratio berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Penelitian ini sesuai oleh (Syukriah et al., 2017), (Ismawanto et al., 2020) dan (Prihartini & Dana, 2018). Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi modal bank, akan semakin tinggi pula penyaluran kredit Perusahaan Perbankan LQ 45.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 454, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capital Adequacy Ratio merupakan pemodalan bagi semua bank yang digunakan untuk menyangga kegiatan operasional sebuah bank maupun untuk menyangga kemungkinan kerugian yang akan terjad. Tingginya nilai CAR menunjukkan kondisi permodalan yang stabil, sehingga akan meningkatkan kemampuan bank dalam memprediksi kerugian akibat penyaluran kredit. Besarnya CAR juga mencerminkan besarnya modal yang dimiliki oleh bank tersebu pada kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya (Putri & Akmalia, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 454, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa 6 bank yang dijadikan objek penelitian memiliki nilai Nilai rata-rata CAR perbankan adalah sebesar 18,94%, angka ini jauh dari batas ketentuan yang mesti diakui yaitu sebesar 8%. sehingga hal ini menunjukkan bahwa rasio dari permodalan ini menunjukkan bank tersebut mampu menutupi seluruh kerugian dan risiko yang dialami karena memiliki cukup modal, sehingga memungkinkan bank meningkatkan penyaluran kepada nasabah. Dan mengoptimalkan sumber daya ke berbagai kegiatan untuk mendapatkan laba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 451, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Non Performing Loan , Suku Bunga Kredit Dan Capital Adequancy Ratio Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan LQ 45", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 455, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil olahan data yang telah dilakukan sebelumnya, pada pengujian F (secara bersama- sama) menunjukan bahwa hasil nilai signifikansi pada uji F menunjukkan lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05) yang arti nya H 0 ditolak dan Ha diterima. Jadi NPL, Suku Bunga Kredit Dan CAR secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan nilai Adjusted R-squared menunjukkan pengaruh variabel independen yaitu NPL, Suku Bunga Kredt dan CAR secara simultan berpengaruh sebesar 46,50% terhadap penyaluran Kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 155, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 619, "width": 65, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 634, "width": 454, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dipetik penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 454, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Non Performing Loan tidak berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan LQ 45. Artinya bahwa besar dan kecilnya nilai NPL yang dimiliki oleh perusahaan tidak mempengaruhi pihak perusahaan dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 729, "width": 454, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Suku Bunga Kredit tidak berpengaruh pada Penyaluran Kredit Perusahaan Perbankan LQ 45. Artinya semakin tinggi atau rendahnya suku bunga, penyaluran kredit akan tetap berada", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 712", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 65, "width": 436, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada level yang konstan. Hal ini bermakna bahwa suku bunga kredit bukan merupakan faktor yang menentukan penyaluran kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 96, "width": 454, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. CAR berpengaruh positif pada penyaluran kredit. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi modal bank, akan semakin tinggi pula penyaluran kredit Perusahaan Perbankan LQ 45.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 454, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa NPL, Suku bunga kredit, dan CAR berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Penyaluran kredit Perusahaan Perbankan LQ 45.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 34, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 454, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti selanjutnya dapat menggunakan rasio lainnya dan dpat meneliti pada objek lainnya dan Peneliti selanjutnya dapat meneliti menggunakan tahun yang lebih lama.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 115, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 251, "width": 454, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(AlexanderWongso, 2012; Ali & Limakrisna, 2013; Asna & Graha, 2006; Ayem & Wahyuni, 2017; Brock & Suarez, 2000; Dendawijaya, 2003; Devitra, 2017; Faoriko, 2013; Fathoni, 2010; Gantino & Maulana, 2013; Hartono, 2003; Hastuti, 2011; Ihsan & Solikhin, 2012; Khaddafi & Syamni, 2012; Kurniadi, 2012; Kurniasari, Wiratno, & Yusuf, 2018; Lukman, 2009; Marviana, 2009; No; Patricia, Hidayati, & Wahyudi, 2021; Praditasari & Amanah, 2017; Riantani & Tambunan, 2013; Santoso, 2003; Saputri, 2019; Sari, Limakrisna, Septiano, & Accounting, 2020; Siamat, Kusumawardhani, & Agustin, 2005; Simanjuntak & Innovation, 2018; Suriyani & Sudiartha, 2018; Taswan & Si, 2010; William & banking, 2012; Zulfa, 2013)s", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 454, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adnan, Ridwan, & Fildzah. (2016). Pengaruh Ukuran Bank, Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio , dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis , 3 (2), 49–64.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 455, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badaruddin. (2016). Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Penyaluran Kredit Konsumtif pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Sungguminasa. Akmen Jurnal Ilmiah , 12 (1),", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 468, "width": 190, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1–12. Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 468, "width": 427, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://e-jurnal.stienobel- indonesia.ac.id/index.php/1212015/article/cite/93/ApaCitationPlugin", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 454, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmawan, G. A. S., Wahyuni, M. A., & Atmadja, A. T. (2017). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return on Asset (ROA) terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2013 - 2015. S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha , Volume 1 (2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 454, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, A. S. (2016). Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Pt Pegadaian Di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda. Jurnal Ekonomi Dan Keuangan , 13 (2), 71–81.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 451, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghazali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 12 (Edisi 8) (VIII). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 454, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryanto, S. B., & Widyarti, E. T. (2017). Analisis Pengaruh NIM, NPL, BOPO, BI Rate dan CAR Terhadap Penyaluran Kredit Bank Umum Go Public Periode 2012-2016. Journal of Management , 6 (4), 1–11.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Igirisa, I. M. (2017). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perbankan Di Kota Samarinda. Jurnal Administrasi Bisnis , 5 (4), 904–916.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ismawanto, T., Setianegara, R. G., Effendi, M. R., Akuntansi, J., Balikpapan, P. N., Akuntansi, J., & Semarang, P. N. (2020). Pengaruh Dana pihak ketiga , non Performing Loan , Dan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 131, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 6, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 38, "width": 179, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2686-5238, P-ISSN 2686-4916", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 797, "width": 206, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available Online: https://dinastirev.org/JEMSI", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 796, "width": 42, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 713", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 64, "width": 430, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capital Adequacy Ratio Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit. Jurnal Akuntansi , 17 (1), 29–37.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jalunggono, G. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Umum Di Kabupaten Banyumas. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan) , 1 (1),", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 125, "width": 213, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61–74. https://doi.org/10.31002/rep.v1i1.53", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 439, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasmir. (2011). D Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 454, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khotimah, F. Q., & Atiningsih, S. (2018). Pengaruh Dpk, Npl, Ldr Dan Suku Bunga Kredit Terhadap Penyaluran Kredit Umkm (Studi Pada Bpr Di Kota Semarang Tahun 2013- 2016). Jurnal Stie Semarang , 10 (2), 42–57. https://doi.org/10.33747/stiesmg.v10i2.198 Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono. (2011). Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 454, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasedum, M. I., Murni, S., & Untu, V. N. (2020). Analisis Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Loan To Deposit Ratio (LDR) Dana Pihak Ketiga (DPK) Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Sulutgo Pusat Manado Periode 2011-2018. Jurnal EMBA , 8 (1), 606–616.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 454, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panuntun, B., & Sutrisno, S. (2018). Faktor Penentu Penyaluran Kredit Perbankan Studi Kasus Pada Bank Konvensional Di Indonesia. JAD: Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan Dewjarak , 1 (2), 57–66. https://doi.org/10.26533/jad.v1i2.235", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pradana, A. N. (2019). Pengaruh Equity, DPK, NPL, Dan Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Pembangunan Daerah. Juenal Akuntansi .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 381, "width": 455, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prihartini, S., & Dana, I. M. (2018). Pengaruh Car, Npl, Dan Roa Terhadap Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (Studi Kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk). E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana , 7 (3), 1168.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, Y. M. W. &, & Akmalia, A. (2016). Pengaruh CAR, NPL, ROA dan LDR Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perbankan. Journal Balance , XIII (2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosa, Y. Del. (2015). Pengaruh Suku Bunga Kredit Terhadap Penyaluran Kredit Pada PT. BPR “X” Kota Padang. Jurnal Ekonomi , 1 (2), 77–87.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, L., Septiano, R. J. J. o. A., & Management, F. (2020). EFFECTS OF INTERVENING LOAN TO DEPOSIT RATIO ON PROFITABILITY. 1 (2), 239-252.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, L., Tanno, A., & Putri, A. J. J. I. A. B. d. I. (2020). Peran NPL Terhadap Hubungan Antara LDR dan Kinerja Perusahaan (Study Empiris Pada Bank BUMN yang Terdaftar di BEI).", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 552, "width": 60, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (2), 45-56.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, N. M. J., & Abundanti, N. (2016). Pengaruh DPK, ROA, Inflasi Dan Suku Bunga SBI Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum. Jurnal Manajemen , 5 (11), 7156–7184.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 368, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhaedi. (2000). Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi. Inflasi\" Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 2 No. 4.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 454, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syukriah, S., Muhammad, A., & Syukriy, A. (2017). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga Kredit, dan Modal Bank terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di Indonesia. Jurnal Megister Akuntansi , 6 (2), 52–58.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warjiyo, Perry. (2006). Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.", "type": "List item" } ]
49aecd0a-ba3a-e86a-ec63-9f5de30c717d
https://ojs.poltekkesbengkulu.ac.id/index.php/jptk/article/download/472/301
[ { "left": 85, "top": 42, "width": 212, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPTK : JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN p-ISSN : 2356-1394 e-ISSN : 2808-8476", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 733, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 104, "width": 413, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EFEKTIVITAS PIJAT WOOLWICH TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PMB “N” KABUPATEN BANDUNG", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 144, "width": 319, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri Maryati 1) , Niknik Nursifa 2) , Rizki Amelia 3) , Vina Yulianti 4)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 178, "width": 328, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2,3,4 Jurusan Kebidanan, STIKes Budi Luhur Cimahi, Jl. Kerkof No 243 Leuwigajah, Kota Cimahi, 40532", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 221, "width": 208, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-mail: R i zki am el i adz09@gm ai l .com", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 256, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 444, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: The Millennium Development Goals program which consists of eight topics of discussion, one of the targets of which is to reduce maternal and infant mortality. The main causes of infant and toddler deaths are diarrhea and pneumonia, more than 50% of infant and toddler deaths are due to lack of nutrition given by mothers. Surveys in Indonesia reported that 38% of mothers stopped giving breast milk due to a lack of milk production, a comparison of these data showed a decrease to 27.26%. In PMB N, there were 51 postpartum women who experienced insufficient breastfeeding, so the purpose of this study was to determine the benefits of applying woolwich massage to postpartum mothers' milk production. The method used was a descriptive study with a study population of 51 postpartum mothers. The sample was determined by 34 postpartum mothers. Data analysis used univariate analysis to determine changes in increased milk production for postpartum mothers and the outcome of this study was published journals. The results of this study after being given Woolwich massage for 3 consecutive days, the average milk output was 41.76 ml, where the normal milk output for 1-7 days according to the Ministry of Health was 36 ml/day. In conclusion, there is an effect of applying Woolwich massage to postpartum mother's milk production. It is recommended for PMB N to apply woolwich massage to postpartum mothers or hold woolwich massage classes to stimulate milk production to support the reduction of IMR (Infant Mortality Rate).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 176, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Woolwich massage, postpartum", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 488, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 445, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: Program Millenium Development Goals yang terdiri dari delapan pokok bahasan yang salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Penyebab utama kematian bayi dan balita adalah terjadinya diare dan pneumonia, lebih dari 50 % kematian bayi dan balita ini disebabkan karena kurangnya gizi yang diberikan oleh Ibu. Survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti memberikan ASI karena kurangnya produksi ASI, perbandingan data tersebut menunjukkan terjadi penurunan menjadi sebesar 27,26%. Di PMB N sebanyak 51 postpartum yang mengalami ASI kurang sehingga tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui manfaat penerapan pijat woolwich pada produksi ASI ibu postpartum. Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan populasi penelitian sebanyak 51 ibu postpartum, sampel yang ditentukan 34 ibu postpartum analisis data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui adanya perubahan pada peningkatan produksi ASI ibu postpartum dan lauaran dari penelitian ini yaitu publish jurnal. Hasil penelitian ini setelah diberikan pijat woolwich selama 3 hari berturut-turut didapatkan rata-rata pengeluaran ASI yaitu 41,76 ml dimana normal pengeluaran ASI 1-7 hari menurut kemenkes yaitu 36 ml/hari. Kesimpulannya terdapat pengaruh penerapan pijat woolwich terhadap produksi ASI ibu postpartum. Disarankan bagi PMB N untuk menerapkan pijat woolwich kepada ibu postpartum atau mengadakan kelas pijat woolwich untuk merangsang pengeluaran ASI guna mendukung pengurangan AKB (Angka Kematian Bayi).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 169, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : Pijat woolwich, postpartum", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 193, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPTK : JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 192, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOL. 10 No.2 Desember (2023). Hal : 13 – 19 x", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 733, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri, Niknik , Rizki, Vina 14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 117, "width": 111, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Millenium", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 117, "width": 66, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Development", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 206, "height": 507, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Goals (MDG’s) yang terdiri dari delapan pokok bahasan yang salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Penyebab utama kematian bayi dan balita adalah terjadinya diare dan pneumonia, lebih dari 50 % kematian bayi dan balita ini disebabkan karena kurangnya gizi yang diberikan oleh Ibu(Fithriyah, 2022) Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak cepat. Dalam hal ini pemberian nutrisi terhadap bayi dapat melalui proses menyusui Air Susu Ibu (ASI). Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam pemberian makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta memiliki pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit (Delvina, 2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 206, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 88, "width": 206, "height": 446, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yaitu 63,53% dan berada pada peringkat ke- 20 dari seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 2018 Jawa Barat menempati peringkat ke-1 dengan cakupan ASI Eksklusif yaitu 90,79%. Perbandingan data tersebut menunjukkan terjadi penurunan sebesar 27,26% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti memberikan ASI karena kurangnya produksi ASI. ASI yang tidak lancar menjadikan ibu merasa cemas dan menghindar untuk menyusui dan berdampak pada kurangnya isapan bayi, hal tersebut mempengaruhi penurunan produksi dan kinerja hormon oksitosin dan prolaktin sehingga produksi ASI semakin menurun, sehingga ibu mengambil langkah berhenti menyusui dan mengganti dengan susu formula. Menyusui dapat berperan dalam menurunkan angka kematian anak.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 543, "width": 206, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kendala dalam pemberian ASI yaitu dikarenakan produksi ASI lebih sedikit pada hari pertama setelah melahirkan, ibu yang tidak menyusui bayinya pada hari pertama disebabkan oleh kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang proses menyusui. Ibu-ibu berhenti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 193, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPTK : JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 192, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOL. 10 No.2 Desember (2023). Hal : 13 – 19 x", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 733, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri, Niknik , Rizki, Vina 15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyusui bayinya pada bulan pertama postpartum disebabkan karena puting lecet, payudara bengkak, kesulitan dalam melakukan perlekatan yang benar serta persepsi mereka tentang ketidakcukupan produksi ASI, sehingga ibu tidak yakin bisa memberikan ASI pada bayinya,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 206, "height": 466, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intervensi yang dapat dilakukan untuk membantu pengeluaran kolostrum dan memperlancar ASI pada ibu postpartum yaitu dengan pijat Wolwich. Pijat woolwich adalah pemijatan yang dilakukan pada area sinus laktiferus tepatnya 1-1,5 cm di atas areola mamae, bertujuan untuk mengeluarkan ASI yang ada pada sinus laktiferus. Pijat Woolwich akan merangsang sel saraf pada payudara. Rangsangan tersebut akan diteruskan ke hipotalamus dan direspon oleh hifofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin yang akan dialirkan oleh darah ke sel miopitel payudara untuk memproduksi ASI. Rangsang ini kemudian dilanjutkan ke hipotalamus mealui medulla spinalis, sehingga hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya akan merangsang pengeluaran faktor yang merangsang sekresi prolaktin, selanjutnya memicu", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 88, "width": 206, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hipofise anterior sampai dengan keluar prolaktin kemudian hormon prolaktin akan merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu (Lindawati, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 192, "width": 206, "height": 300, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor yang mempengaruhi produksi ASI di antaranya yaitu faktor makanan, ketenangan jiwa dan pikiran, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, anatomi payudara (Sari & Farida, n.d.) . Di masa awal menyusui ibu akan merasa panik, khawatir dan cemas jika mendengar tangisan bayi yang diartikan bahwa bayi lapar, karena ASI ibu belum keluar maka akhirnya ibu memutuskan memberikan susu formula untuk meredakan tangisan bayinya. Menurut Tantina, Umey, 2015, keputusan ini tidak akan diambil jika ASI keluar pada hari pertama atau 1 x 24 jam postpartum.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 502, "width": 206, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor psikologis ibu bisa terjadi karena ibu mengalami kecemasan, kecemasan merupakan respon emosional yang menggambarkan khawatir, gelisah, takut, dan tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik (Siti Muawanah & Desi Sariyani, 2021) . Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan Pijat Woolwich terhadap Produksi ASI pada ibu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 193, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPTK : JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 192, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOL. 10 No.2 Desember (2023). Hal : 13 – 19 x", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 733, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri, Niknik , Rizki, Vina 16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 206, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis Statistik", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 206, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Deskripstik untuk mengetahui berapa banyak rerata, median, Std. Deviasi, maksimum dan minimum pengeluaran ASI pada ibu postpartum. Untuk mendapatkan izin penelitian, peneliti melakukan pengajuan Etik Penelitian dengan Nomor : 113/D/KEPK-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 82, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STIKes/V/2023.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 157, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 362, "width": 40, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 394, "width": 163, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1 Tabel Hasil Pijat Woolwich", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 415, "width": 220, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variable Mean Median St.dev Min- maks Setelah diberikan Pijat Woolwich 41,76 40.00 7.058 30- 50 Tabel 4.1 diperoleh nilai", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 206, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengeluaran ASI selama 3 hari setelah dilakukan pijat woolwich dengan rerata 41,76 ml sedangkan standar pengeluaran ASI menurut Kemenkes, 2022 sebanyak 36,23 ml perhari. Artinya terdapat pengaruh pemberian pijat woolwich terhadap pengeluaran ASI ibu postpartum", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 88, "width": 88, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 121, "width": 206, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pijat woolwich adalah pemijatan yang dilakukan pada area sinus laktifirus tepatnya 1-1,5 cm diatas areola mammae, dengan tujuan untuk mengeluarkan ASI yang berada pada sinus laktifirus. Dengan pemijatan tersebut dapat merangsang sel saraf pada payudara, rangsangan tersebut diteruskan ke hipotalamus dan direspon oleh hipofisis anterior untuk", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 308, "width": 206, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengeluarkan hormone prolaktin yang akan dialirkan oleh darah ke sel miopitel payudara untuk memproduksi ASI, meningkatkan volume ASI dan mencegah bendungan payudara yang menyebabkan payudara bengkak .", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 432, "width": 177, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manfaat Pijat woolwich antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 464, "width": 196, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Mencegah terjadinya penyumbatan,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 485, "width": 197, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Mencegah peradangan atau bendungan payudara,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 527, "width": 170, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Memperbanyak produksi ASI.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 553, "width": 209, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI ibu setelah melahirkan, dengan tujuan untuk merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin. Contoh teknik yang dapat di gunakan untuk meningkatkan produksi ASI antara lain dengan perawatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 193, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPTK : JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 192, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOL. 10 No.2 Desember (2023). Hal : 13 – 19 x", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 733, "width": 123, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri, Niknik , Rizki, Vina 17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 209, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "payudara, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pijat oksitosin dan pijat payudara. Salah satu Teknik pijat payudara dengan penggunaan woolwich massage untuk merangsangnya. Salah satu hasil penelitian yang juga mengatakan jika Woolwich Massage bisa membantu merangsang hormon prolaktin dan oksitosin dengan memberikan sensasi rileks (Wahyuni & Noviyanti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 206, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pijat woolwich diberikan pada ibu postpartum sebanyak 2 kali/hari di waktu pagi dan sore hari minimal dilakukan selama 3 hari. Prosedur melakukan pijat woolwich dilakukan pemijatan melingkar menggunakan kedua ibu jari pada area sinus laktiferus tepatnya 1-1,5 cm di luar areola mamae selama 15 menit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 209, "height": 238, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian (Sholichah, 2020) tentang hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan payudara pada ibu postpartum dengan kelancaran pengeluaran ASI. Merawat payudara yang baik selama masa kehamilan maupun setelah bersalin akan memperlancar keluarnya ASI. Dampak tidak melakukan perawatan payudara antara lain: ASI tidak lancar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit mengisap, produksi ASI sedikit sehingga", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 88, "width": 206, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tidak cukup dikonsumsi bayi. Perawatan payudara sangat penting untuk produksi ASI, karena kegiatan perawatan payudara berguna untuk meningkatkan produksi ASI, dapat melenturkan dan menguatkan puting sususehingga memudahkan bayi untuk menyusu pada ibu.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 233, "width": 209, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasasrkan penelitian (Reka, 2023) pada jurnal yang berjudul Penerapan Pijat Woolwichuntuk Meningkatkan Produksi Asi Pada Ibu Postpartum Di Rsud Kabupaten Karanganyar yaitu dengan hasil penerapan didapatkan sebelum dilakukan pijat woolwich pada ibu postpartum produksi ASI hanya menetes dan setelah dilakukan pijat woolwich produksi ASI dapat memancar, ada peningkatan produksi ASI pada kedua responden sebelum dan sesudah di lakukan tindakan pijat woolwich .", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 502, "width": 206, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan dari hasil pengamatan penulis, efek dari woolwich massage yang diberikan kepada ibu nifas menjadi salah satu faktor yang sangat signifikan terhadap meningkatnya pengeluaran ASI. Maka dari itu, ketika pijat woolwich dilakukan rutin oleh ibu nifas, ibu tidak perlu khawatir terhadap pengeluaran ASI dan kecukupan nutrisi yang diterima oleh bayi karena ASI yang dihasilkan secara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 193, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPTK : JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 192, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOL. 10 No.2 Desember (2023). Hal : 13 – 19 x", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 733, "width": 123, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri, Niknik , Rizki, Vina 18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 127, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "otomatis akan melimpah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 206, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari data hasil uji penelitian diperoleh nilai pengeluaran ASI selama 3 hari setelah dilakukan pijat woolwich dengan rerata 41,76 ml sedangkan standar pengeluaran ASI menurut Kemenkes, 2022 sebanyak 36,23 ml perhari. Artinya terdapat pengaruh pemberian pijat woolwich terhadap pengeluaran ASI ibu postpartum.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 192, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dapat disimpulkan bahwa pijat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 49, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "woolwich", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 206, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berpengaruh terhadap pengeluaran ASI pada ibu postpartum di PMB N sesuai dengan penelitian pada jurnal diatas. Hasil menunjukkan bahwa Pijat woolwich mampu meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan produksi ASI ibu postpartum, peningkatan produksi ASI ini karena merangsang keluarnya hormon prolaktin dan oksitosin yang meningkatkan produksi ASI pada ibu postpartum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 87, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 206, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini yaitu pijat woolwich dapat meningkatkan produksi ASI sebanyak 5,53 ml perhari pada ibu postpartum 3-6 hari dan untuk lahan penelitian", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 88, "width": 206, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menerapkan pijat woolwich sebagai alternatif membantu melancarkan pengeluaran ASI pada ibu postpartum dan menyusui .", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 192, "width": 154, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 207, "width": 206, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada STIKes Budi Luhur Cimahi yang telah memfasilitasi dan membantu mengarahkan dalam pembuatan proposal.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 311, "width": 118, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 339, "width": 204, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aryani, Y., Hasan, Z., & Atikasari, P.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 353, "width": 178, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2019). Perbedaan Pijat Woolwich Dan Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Nifas Hari Ke 1 – 3 Di Praktik Mandiri Bidan Dince Safrina Kota Pekanbaru. Jurnal Ibu Dan Anak , 7 (1), 10–16. http://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JIA /article/view/220", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 463, "width": 204, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bpm, D. I., Afty, M., Periode, D., & Juli, J. (2021). TERHADAP PRODUKSI AIR SUSU IBU PADA IBU", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 505, "width": 206, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "POSTPARTUM . Delvina, V. (2022). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelancaran Pengeluaran Asi Pada Ibu Menyusui. Human Care Journal , 7 (2),", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 574, "width": 206, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "466. https://doi.org/10.32883/hcj.v7i2.17 28 Fithriyah, F. M. (2022). Program studi kebidanan program sarjana fakultas ilmu kesehatan universitas kusuma husada surakarta 2021/2022 . Lindawati, R. (2019). Hubungan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 193, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPTK : JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN", "type": "Page header" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 192, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOL. 10 No.2 Desember (2023). Hal : 13 – 19 x", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 733, "width": 123, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri, Niknik , Rizki, Vina 19", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 177, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengetahuan , Pendidikan dan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif . 6 (1), 30– 36.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 205, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muslimah, A., Laili, F., & Saidah, H.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 206, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2020). Pengaruh Pemberian Kombinasi Perawatan Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum. Jurnal Mahasiswa Kesehatan , 1 (2), 87–94. Mustikawati, A. (2022). Efektifitas Pijat", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 240, "width": 177, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oksitosin Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Post Partum Di Masa", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 267, "width": 177, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pandemi Covid-19. Jurnal Bidan Pintar , 3 (1), 313–319.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 205, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ojs.unik- kediri.ac.id/index.php/jubitar/article /view/3238%0Ahttp://ojs.unik- kediri.ac.id/index.php/jubitar/article /viewFile/3238/2313 Sari, W. A., & Farida, S. N. (n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 378, "width": 177, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KABUPATEN JOMBANG Berdasarkan survey Dinas Kesehatan Berdasarkan data Dinas Kesehatan di Faktor-faktor . 6–12.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 206, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siti Muawanah, & Desi Sariyani. (2021). Pengaruh Pijat Laktasi Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Menyusui Baby Spa Pati. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 488, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 502, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Journal of Midwifery Science and", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 516, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Health) , 12 (1), 7–15.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 530, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.52299/jks.v12i1.7", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 543, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 206, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wulandari, P., Menik, K., & Khusnul, A. (2018). Peningkatan Produksi ASI Ibu Post Partum melalui Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 599, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pijat Oksitosin. Jurnal Ilmiah", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 612, "width": 177, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keperawatan Indonesia [JIKI] , 2 (1), 33.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 640, "width": 169, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.31000/jiki.v2i1.1 001", "type": "Text" } ]
351caaaf-c300-5214-1788-b2625c339e93
https://ejournal.uigm.ac.id/index.php/Besaung/article/download/1749/1399
[ { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 182, "top": 75, "width": 263, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Interpretasi Tugu Parameswara di", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 91, "width": 211, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bundaran Jakabaring - Palembang", "type": "Title" }, { "left": 258, "top": 115, "width": 110, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukhsin Patriansyah 1)", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 139, "width": 314, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Indo Global Mandiri Jalan Jend. Sudirman No. 629 KM. 4 Palembang Kode Pos 30129 Email : [email protected] 1)", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 187, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 484, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This Parameswara monument is a sculpture artwork created to welcome PON 2004 ago. Analysis of this work will use the aesthetic approach, in addition to its monumental form of this work is also closely related to the history of Palembang as the center of the greatest kingdom civilization in the archipelago of the archipelago of Sriwijaya. As one of the great kingdom of Sriwijaya kingdom has a strong influence on the earth archipelago. This is evident until now from the traces he left behind. Likewise with the work of sculpture Parameswara is a work of sculpture symbolic abstraction created by Rita Widagdo. Rita Widagdo is one of the artists living in modren age, this is certainly very influential in the creation of this sculpture artwork. The presence of sculpture art works also provide an interpretation of the development of the times. Parameswara sculpture is not just a beautiful natural manifestation of natural simplification by simply capturing the essence of an object in the amatinya, the object is a creative stimulus so that the resulting work is an abstraction of reality. In the manifestation Rita Widagdo tends to use a concave and convex lines firmly to give the impression of a courage and strength that is the result of interpretation of Parameswara figures. Parameswara statue is a symbol of unifying Malay clumps in the archipelago. The reason, almost all Malays in the archipelago, especially in Malaysia, Singapore, southern Thailand, and Brunei originated from Palembang. They are all descendants of Parameswara and his followers, a commander of Palembang After the fall of Sriwijaya, Iskandar Shah or Parameswara fled north to find a new settlement.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 300, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Sriwijaya, Parameswara, Interpretation, Symbolic Abstraction", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 417, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 484, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugu Parameswara ini merupakan karya seni patung yang dibuat untuk menyambut PON 2004 yang lalu. Analisis karya ini nantinya menggunakan pendekatan estetika, di samping bentuknya yang monumental karya ini juga erat kaitannya dengan sejarah kota Palembang sebagai pusat peradaban kerajaan terbesar di bumi Nusantara yakni kerajaan Sriwijaya. Sebagai salah satu kerajaan besar tentu kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh yang kuat di bumi Nusantara. Hal ini terbukti sampai saat sekarang dari jejak-jejak yang ditinggalkannya. Begitu juga dengan karya seni patung Parameswara merupakan karya seni patung abstraksi simbolik yang diciptakan oleh Rita Widagdo. Rita Widagdo merupakansalah satu seniman yang hidup dizaman modren, hal ini tentu sangat berpengaruh dalam penciptaan karya seni patung ini. Kehadiran karya seni patung ini turut memberikan interpretasi atas perkembangan zaman. Karya patung Parameswara bukan sekedar manifestasi alam yang indah melaikan simplifikasi alam dengan hanya menangkap hakikat dari sebuah objek yang di amatinya, objek tersebut merupakan rangsang cipta sehingga karya yang dihasilkan merupakan abstraksi dari realitas. Dalam perwujudannya Rita Widagdo cendrung menggunakan garis cekung dan cembung dengan tegas sehingga memberikan kesan suatu keberanian dan kekuatan yang merupakan hasil dari interpretasi terhadap tokoh Parameswara. Patung Parameswara merupakan simbol pemersatu rumpun Melayu di Nusantara. Pasalnya, hampir semua orang Melayu yang ada di Nusantara, khususnya di Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunei berasal dari Palembang. Mereka semua keturunan dari Parameswara dan pengikutnya, seorang panglima dari Palembang Setelah jatuhnya Sriwijaya, Iskandar Shah atau Parameswara melarikan diri ke utara untuk menemukan sebuah pemukiman baru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 286, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Sriwijaya, Parameswara, Interpretasi, Abstraksi Simbolik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 73, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 232, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Estetika Merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang keindahan. Wujud dari keindahan merupakan gabungan dari beberapa unsur atau elemen seni rupa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan prinsip penyusunan, maka dari itu Kajian estetika sangat erat kaitannya dengan kesenian. Tidak ada karya seni manapun yang di dalamnya tidak memiliki nilai estetika, hampir secara keseluruhan estetika terlibat di dalam karya seni.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 235, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wujud dari karya estetik bukan sekedar hadir begitu saja, hal ini dikarenakan wujud dari sebuah karya estetik merupakan gabungan dari beberapa unsur seni yang disusun sedemikian rupa, sehinggan karya yang di lahirkan menarik untuk diapresiasi. Di samping itu sebuah karya seni berusaha menyajikan kompleksitas dari berbagai macam persoalan yang ada di lingkungannya. Sehingga wujud seni yang dilahirkan di dalamnya memiliki makna dan arti tertentu untuk dibedah dan dianalisis. Menganalisis sesuatu secara keseluruhan yang dianggap kompleks seperti sebuah karya seni maka diperlukannya pembedahan secara detail. Proses ini dilakukan dengan cara menguraikannya satu persatu, dari uraian tersebut kita akan mendapatkan sebuah pemahaman lebih atas interpretasi dari sesuatu yang kita amati. Semakin detil, maka semakin mudah kita menginterpretasi dari karya seni tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 232, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya untuk menganalisis sebuah karya seni pembedahan dilakukan dengan memisahkan unsur-unsur yang ada dalam sebuah karya seni tersebut, misalnya garis, warna, tekstur, irama, bentuk atau wujud, dan lain sebagainya. Sehingga kita dapat mengumpulkan data fakta berupa tafsiran dari elemen-elemen tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Sylvan Barnet dalam M. Dwi Marianto bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 232, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Analisis terhadap bentuk dari suatu karya seni disebut analisis formal yaitu suatu analisis atas karya seni dengan cara mencermati elemen-elemen yang membentuk materi subjeknya, seperti garis, wujud, warna, tekstur, bentuk, ruang dan prinsip-prinsip mengomposisi yang dipakai oleh siseniman dalam menyusun elemen-elemen tersebut guna menghadirkan pesan dari tema karya bersangkutan” (Dwi Marianto, 2011: 37-38).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 602, "width": 232, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal ini penulis mencoba untuk menganalisis sebuah karya patung monumental yang berjudul “Parameswara”. Karya patung ini dijadikan tugu di bundaran Jakabaring Sport City. Secara visual tugu ini berbentuk pelepah daun pisang. Pelepah daun pisang dijadikan sumber ide dalam perwujudan karya seni patung ini lantaran hampir setiap daerah di Sumatera, baik daerah pesisir maupun pegunungan selalu ditemukan pohon pisang. Di samping mudah ditemukan pohon pisang juga memiliki manfaat yang banyak bagi manusia seperti daunnya bisa digunakan sebagai pembungkus nasi dan makanan dan buahnya yang kaya akan vitamin.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 73, "width": 232, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugu Parameswara ini adalah sebuah karya seni yang dibuat untuk menyambut PON 2004 yang lalu. Karya ini sangat menarik untuk dianalisis terutama dari segi estetikanya, di samping bentuknya yang monumental karya ini juga erat kaitannya dengan sejarah kota Palembang sebagai pusat peradaban kerajaan terbesar di bumi Nusantara yakni kerajaan Sriwijaya. Sebagai salah satu kerajaan besar tentu di masa kejayaannya kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh yang besar bagi bumi Nusantara. Hal ini terbukti sampai saat sekarang dari jejak-jejak yang ditinggalkannya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 200, "width": 232, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugu yang berbentuk pelepah daun pisang ini terletak di kawasan Jakabaring, di depan Glora Sriwijaya, Palembang Ulu. Nama Parameswara diambil dari nama raja Melayu pertama yang turun dari Bukit Siguntang, kemudian meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama menuju ke Temasek yang diberi nama Singapura. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan menyerang Singapura, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka di Semenanjung Malaya dan mendirikan Kerajaan Malaka. Beberapa keturunannya juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah Thailand). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan orang-orang dari Gujarat dan Persia, Parameswara masuk agama Islam dan mengganti namanya", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 361, "width": 175, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi Sultan Iskandar Syah", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 372, "width": 182, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(https://id.wikipedia.org/wiki/Parameswara).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 384, "width": 232, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugu ini sangat menarik untuk di analisis karena tugu Parameswara merupakan suatu karya seni monumental. Karya ini dibuat karena sesuai dengan visi dan misi dari kota Palembang sebagai tuan rumah PON 2004 dan Sea- Games ke 2005 lalu. Di samping itu lahirnya karya seni monumental berupa tugu Parameswara ini sesuai dengan sejarah kota Palembang sebagai pusat peradaban kerajaan Sriwijaya. Uraian tersebutlah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengkaji dan menganalisis pesan dan makna yang terkandung di dalam tugu Parameswara tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 510, "width": 232, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya seni hadir dalam hubungan yang kontekstual dengan ruang dan waktu menyebabkan kelahiran sebuah karya seni selalu dimotivasi oleh berbagai persoalan yang terjadi dalam masyarakat serta lingkungannya bisa merupakan representasi dan abstraksi dari realitas (Acep Iwan Saidi, 2008:5). Dengan demikian, seni bukan sebuah media pengungkapan yang terjadi secara langsung juga bukan imitasi dari realitas. Melainkan reinterpretasi realitas yang menjadi rangsangan (stimulus) dari keadaan, situasi, kondisi, dan fenomena- fenomena yang terjadi dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 637, "width": 232, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keindahan seni ternyata harus mengandung isi, makna atau pesan-pesan yang “baik”, berguna atau bermanfaat bagi kehidupan manusia lainnya (Y.Sumandiyo Hadi, 2006:265). Keindahan karya seni khususnya karya seni patung monumental bukan hanya sekedar sebagai identitas suatu daerah atau bangsa tetapi juga memiliki simbol sosial untuk tujuan hidup yang lebih baik. Bahasa seni bukanlah bahasa verbal yang sering digunakan sehari-hari yang sangat mudah untuk dipahami, namun karya seni merupakan bahasa simbol", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 232, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang di dalamnya mempunyai maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh sisenimannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 232, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memahami dan menafsirkan sebuah karya estetik merupakan proses apresiasi. Seorang apresiator harus mempunyai wawasan yang luas dengan karya yang diapresiasi. Wawasan yang dimilikinya akan memudahkan seorang apresiator atau pengamat untuk menafsirkan makna yang terkandung dalam karya seni dan bahkan mampu mengevaluasi dari karya yang diamatinya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 232, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada perkembangannya seni dipisahkan dari kehidupan praktis. Seni mampu memposisikan seniman ke dalam ruang imajiner yang melampaui, menembus, bahkan mengungkapkan semua apa yang telah kita alami dalam hidup ini. Kerahasiaan siseniman tidak lagi bisa disembunyikan ketika karya itu disajikan. Namun ada daya tarik tersendiri dalam wujud sebuah karya seni, sehingga masyarakatnya (pengamat) dapat memahami dan menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 232, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis interpretasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan pesan dan makna yang terkandung di dalam tugu Parasmewara di bundaran Jakabaring Sport City dengan cara menguraikan unsur-unsur yang manjadi satu kesatuan dari wujud seni. Menganalisis merupakan kata kerja yang berasal dari kata analiyze/ analyse , artinya membedah dan mengamati sesuatu secara kritis dan seksama dengan cara membedah bagian-bagiannya terlebih dahulu dan menyoroti detil-detil dari setiap bagian tersebut (M. Dwi Marianto, 2011:37).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 232, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis interpretasi digunakan untuk mengetahui makna-makna yang mungkin tersembunyi di balik wujud karya seni. Pencarian makna melalui simbol-simbol yang terdapat dalam karya seni tersebut, Data yang terkait dengan pembahasan ini, maka diperoleh dengan menggunakan beberapa metode yakni Iinternal information merupakan informasi yang dikumpulkan dari proses pembedahan secara detil dari karya seni yang di analisis. Eksternal information merupakan pendekatan dengan cara mengumpulkan data dan fakta berkaitan dengan gagasan awal terciptanya suatu karya seni atau si senimannya sebagai orang yang menghasilkan gagasan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 232, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis yang digunakan pada karya patung tersebut, nantinya menggunakan analisis interpretasi dengan pendekatan teori estetika Manroe Bardsley. Teori estetika yang diungkapkan oleh Monroe Bardsley ada 3 unsur yang paling utama dalam membuat karya seni yang baik dan benar dari benda-benda estetis pada umumnya yaitu (1) unity (kesatuan), (2) Complexity (kerumitan/ kompleksitas) (3) Intensity (kesungguhan) (Dharsono Sony Kartika, 2007:63). Unity (kesatuan) hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur rupa (gari, bidang, warna, tekstur, ruang, dan lain-lain) yang menjadi kesatuan dalam sebuah karya seni tersebut. Unsur-unsur tersebut menjadi sebuah struktur yang terbangun dan tersusun dengan baik dan benar dalam sebuah karya seni berdasarkan prinsip (irama, gradasi, kontras, dan lain-lain), juga sesuai dengan azas", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 73, "width": 230, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyusunan (keseimbangan, harmoni, proporsi, dan lain- lain).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 96, "width": 233, "height": 285, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Complexity (kerumitan/ kompleksitas) dari benda estetis tidak terlihat sederhana sekali melainkan kaya akan isi dan makna. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai kerumitan atau kesulitan dalam karya yang mengandung perbedaan-perbedaan antara karya satu dengan karya yang lainnya. Complexity tidak dilihat dari kerumitan secara fisik, namun ada kekosongan misalnya diam atau kehampaan itu merupakan kompleksitas, begitu juga dengan kesederhanaan, juga merupakan kompleksitas. Intensity (kesungguhan) dalam berkarya seni dapat dilihat dari kualita tertentu yang menonjol dalam karya. Misalnya suasana suram, gembira, lembut, kasar, halus, sedih, lucu, dan lain sebagainya. Kualita tersebut dapat mengindikasikan bahwa karya seni yang diciptakan secara intensif atau sungguh-sungguh. Dalam proses berkarya seni akan terlihat jelas dari karya yang dilahirkan nantinya, Hal ini yang membedakan antara karya yang asal-asalan dengan karya yang dibuat dengan kesungguhan tentu akan berbeda hasilnya, sebab dari kesungguhan inilah pengamat maupun penikmat dapat merasakan bahwa karya seni tersebut mempunyai “roh”. Intensity juga dapat dilihat dari kesempurnaan penggarapan karya. Tidak ada hal sekecilpun yang terabaikan atau seolah-olah tidak tergarap. Sehingga karya seni yang disajikan benar-benar selesai.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 384, "width": 235, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis interpretasi dengan pendekatan estetika Manroe Bardsley, dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca tulisan ini. Analisis interpretasi digunakan untuk mengetahui makna-makna yang mungkin tersembunyi di balik simbol-simbol yang ditampilkan pada karya tersebut. Keindahan seni ternyata harus mengandung isi, makna atau pesan-pesan yang “baik”, berguna atau bermanfaat bagi kehidupan manusia lainnya (Y.Sumandiyo Hadi, 2006 : 265). Teori lain yang dianggap mampu mengupas makna yang terkandung dalam sebuah karya seni patung Monumental “Parameswara” yakni teori Cassirer. Menurut Cassirer dalam Agus bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 531, "width": 232, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“..........bentuk simbolis dalam sebuah karya estetis bukanlah semata-mata reproduksi dari realitas yang “selesai”. Seni merupakan salah satu jalan ke arah pandangan objektif atas benda-benda dan kehidupan manusia. Seni bukanlah imitasi realitas, melainkan penyingkapan realitas” Sachari (Agus Sachari, 2002 : 15).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 614, "width": 232, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara metaforik kita dapat mengatakan bahwa makna atau isi suatu karya seni disampaikan dalam bahasa karya seni (M. Dwi Marianto, 2002 : 18). Bahasa seni bukanlah bahasa verbal yang sering digunakan sehari-hari yang sangat mudah untuk dipahami, namun karya seni merupakan bahasa simbol yang di dalamnya mempunyai maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh sisenimannya. Teori Cassirer di atas nantinya dimanfaatkan dalam menguraikan makna simbolis yang terkandung dalam sebuah karya seni.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 729, "width": 232, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebuah karya estetis bukan semata-mata imitasi dari realitas yang ada dengan wujud yang hampir sama dengan realitas tersebut, melainkan reinterpretasi dari", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 232, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siseniman dalam mengekspresikan realitas dengan bahasa seni yang bersifat simbolis. Sebuah simbol akan lebih bermakna apabila mampu mempengaruhi pola pikir, berprilaku, dan bertindak suatu masnyarakat kearah yang lebih baik yaitu berupa pandangan yang objektif yakni hubungan antara siseniman dengan manusia dan alam sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 166, "width": 71, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 232, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Konteks Seni Berdasarkan Spirit Budaya dan Zamannya", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 232, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya seni merupakan wujud visual yang senantiasa mengkomunikasikan bahkan mengekspresikan gagasan dan pengalaman yang dilahirkan oleh sisenimannya. Karya seni yang hadir merupakan representasi dari fenomena-fenomana yang ada di lingkungannya yang memiliki makna dan arti tertentu untuk dibedah dan dianalisis. Menganalisis sebuah karya seni rasanya tidak adil kalau kita tidak menentukan konteks budaya dari zaman di mana karya seni itu dilahirkan. Seperti yang di utarakan oleh Jakob Sumardjo (2006 : 2)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 102, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengungkapkan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 232, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“........., cara membaca atau cara berkomunikasi dengan benda-benda seni dari hasil konteks budaya dari zaman yang berbeda, tidaklah adil. Benda-benda seni masa lampau yang mungkin bernilai keramat, sekarang ini bisa kita nilai profan seperti benda-benda modren yang lain”. Penulis sebagai seorang akademisi tentu mempunyai etika dalam membaca sebuah karya seni. Penjelasan di atas mencoba mengarahkan penulis untuk menganalisis atau membaca sebuah karya seni sesuai dengan konteks zamannya. Setiap zaman tentu mempunyai persepsi dan sudut pandang yang berbeda dalam melahirkan sebuah karya seni bahkan fungsi karya seni itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 232, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada perkembangannya seni dipisahkan dari kehidupan praktis. Seni mampu memposisikan seniman ke dalam ruang imajiner yang melampaui, menembus, bahkan mengungkapkan semua apa yang telah kita alami dalam hidup ini. Kerahasiaan siseniman tidak lagi bisa disembunyikan ketika karya itu disajikan. Namun ada daya tarik tersendiri dalam wujud sebuah karya seni, sehingga masyarakatnya (pengamat) dapat memahami dan menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 232, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memahami dan menafsirkan sebuah karya estetik merupakan proses apresiasi. Seorang apresiator harus mempunyai wawasan yang luas dengan karya yang diapresiasi. Wawasan yang dimilikinya akan memudahkan seorang apresiator atau pengamat untuk menafsirkan makna yang terkandung dalam karya seni dan bahkan mampu mengevaluasi dari karya yang diamatinya. Wawasan inilah yang menjadi landasan untuk menafsirkan sebuah karya seni dan mengevaluasinya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 232, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman estetik dalam seni, bentuk pelaksanaannya merupakan apresiasi. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayat dalam menghadapi dan memahami karya seni. Apresiasi tidak sama dengan penikmatan, mengapresiasi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 73, "width": 232, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan proses untuk menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni. Seorang pengamat yang sedang memahami karya sajian maka sebenarnya ia harus terlebih dahulu mengenal struktur organisasi atau dasar-dasar penyusunan dari karya yang sedang dihayati (Dharsono Sony Kartika, 2007 : 37).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 142, "width": 232, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila kita simpulkan dari penjelasan di atas, maka seorang apresiator harus mengalami proses berkreasi seni terlebih dahulu, setidaknya mengenal teori dasar seni yang diamatinya. Dengan adanya wawasan dan pengalaman estetik tersebut maka sipengamat atau apresiator akan mudah menafsirkan makna yang diinformasikan dari sebuah karya seni.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 223, "width": 232, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara objektif penghayat harus dapat menafsirkan segala pengalaman estetik dan segala intelektualnya dalam menafsirkan lambang-lambang yang dihadirkan siseniman (Dharsono Sony Kartika, 2007 : 40). Proses menafsirkan sebuah karya seni tidak mungkin dilakukan dengan mengarang-ngarang, hal ini akan terkesan ngaur dan mengada-ngada. Untuk menghindari hal itu sipengamat harus mempunyai wawasan lebih terhadap karya seni yang diamatinya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 326, "width": 232, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini penulis hanya fokus untuk menganalisis karya seni monumental berupa tugu Parameswara. Menurut sejarah yang di bicarakan bapak Djohar Hanafiah, berkisar pada abad ke-14, Majapahit menyerang Palembang setelah kerajaan Sriwijaya melemah. Salah satu pangeran dan panglima perang di Palembang yakni Parameswara tidak mau tunduk kepada Majapahit. Kemudian Parameswara meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama pergi ke Tumasik, Singapura. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan menyerang, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka di semenanjung Malaysia dan mendirikan Kerajaan Malaka.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 476, "width": 232, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepergian Parameswara ke daerah-daerah baru menghasilkan beberapa keturunan, yang kemudian keturuan tersebut juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah Thailand bagian selatan). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan orang-orang Gujarat dan Persia di Malaka, maka Parameswara masuk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 568, "width": 56, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameswara", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 568, "width": 232, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memprakasai upaya untuk pengembangan pengembangan", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 579, "width": 232, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tempat dan memerintahkan anak buahnya untuk menggarap tanah dengan menanam pisang, tebu, ubi, dan tanaman pangan lainnya. Letaknya yang strategis, yakni terlindungi oleh bukit dan bahaya pasang, Parameswara kemudian mendirikan pelabuhan dan pasar sebagai titik pertukaran barang. Berikut dokumentasi yang diambil dari wujud karya seni patung yang berjudul Parameswara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 269, "width": 178, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tugu Parameswara Karya : Rita Widagdo", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 232, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di ambil pada waktu Siang hari di bundaran Jakabaring Sport City (foto : Mukhsin, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 232, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seni patung pada zaman sekarang sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu dapat dilihat dari berbagai aspek di antaranya adalah pergeseran fungsi dari seni patung itu sendiri yang mana seni patung pada zaman sekarang tidak hanya digunakan sebagai sarana pemujaan atau ritual keagamaan melainkan sebagai identitas suatu daerah dan sebagai sarana estetis. Namun masih juga kita jumpai di suatu daerah tertentu seperti di daerah Bali yang mana seni patung masih digunakan sebagai sarana pemujaan, dan di daerah Papua dengan patung asmatnya, akan tetapi kesenian itu merupakan warisan dari tradisi leluhur mereka yang diwariskan secara turun temurun, dan itu bukanlah bagian dari karya seni modren.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 232, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di samping aspek fungsi ada aspek bentuk yang sangat menonjol dalam perkembangan seni patung di zaman sekarang. Bentuk-bentuk patung pada zaman sekarang lebih bersifat abstrak yang mana wujud asli dari karya seni patung yang disajikan sudah mengalami distorsi bentuk. Sehingga wujud yang diciptakan berbeda jauh dengan wujud aslinya. Secara umum seni patung sekarang banyak menggunakan berbagai macam gaya dan aliran modren seperti patung minimalis, abstrak, ekspresif, dan lain sebagainya. Namun tekanan yang di tampilkan tetap memiliki satu kesatuan yang utuh dari unsur-unsur seni rupa seperti garis, warna, bidang, dan tekstur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 232, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam seni modren, kreatifitas seorang seniman dihasilkan dari pengalaman estetis yang telah dia alami. Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam melahirkan karya seni sehingga karya seni yang dihasilkan memiliki nilai orisinalitas. Seniman tradisi dalam kreativitasnya senantiasa terikat oleh norma- norma, adat-istiadat, dan kepercayaan yang mereka yakini, hal ini berbeda jauh dengan kreatifitas seniman modren, yang mana seniman harus bisa lepas dari dogma dan paham tersebut sehingga karya yang dihasilkan lebih", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 73, "width": 232, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekspresif dan memiliki corak serta kekhasan dari sisenimannya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 96, "width": 232, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Begitu juga dengan karya seni patung Parameswara merupakan karya seni patung yang diciptakan oleh Rita Widagdo. Rita widagdo merupakan seniman modren, hal ini tentu sangat berpengaruh dalam penciptaan karya seni patung ini. Kehadiran karya seni patung ini turut memberikan interpretasi atas perkembangan zaman. Karya patung parameswara bukan sekedar manifestasi alam yang indah melaikan simplifikasi alam dengan hanya menangkap hakikat dari sebuah objek yang di amatinya, objek tersebut merupakan rangsang cipta sehingga karya yang dihasilkan merupakan abstraksi dari realitas. ide dasar dari karya ini bersumber dari pelepah pohon pisang. Namun dalam perwujudannya sudah mengalami distorsi bentuk sehingga wujud yang dihasilkan berbeda jauh dengan wujud asli dari pelepah pohon pisang. Tekanan yang diberikan juga lebih mengarah pada repetisi atau susunan garis sehingga membentuk suatu irama.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 315, "width": 232, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Analisis Monroe Bardsley dalam Wujud Parameswara Analisis yang digunakan pada karya monumental berupa", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 349, "width": 232, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tugu Parameswara tersebut nantinya menggunakan analisis interpretasi dengan pendekatan estetika Monroe Bardsley, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca tulisan ini. Analisis interpretasi digunakan untuk mengetahui makna-makna yang mungkin tersembunyi di balik simbol-simbol yang tersimpan di balik wujud tugu Parameswara.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 441, "width": 232, "height": 320, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patung Parameswara dibuat untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional tahun 2004, yang kebetulan waktu itu kota Palembang ditunjuk sebagai tuan rumah. Setelah sukses mengadakan Pekan Olahraga Nasional, selanjutnya kota Palembang ditunjuk sebagai tuan rumah Sea-Games 2011 bersama kota Jakarta. Ada suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat kota Palembang sehingga kebanggaan tersebut diwujudkan dalam bentuk karya monumental berupa tugu Parameswaran. Parameswara sendiri di ambil dari nama seorang panglima Sriwijaya. Nama ini di ambil sebagai identitas kota Palembang yang merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang mampu mempersatukan bangsa Melayu. Menurut Budayawan Sumsel Djohan Hanafiah, adalah untuk menunjukkan Palembang sebagai simbol pemersatu rumpun Melayu di Nusantara. Pasalnya, hampir semua orang Melayu yang ada di Nusantara, khususnya di Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunei berasal dari Palembang. Mereka semua keturunan dari Parameswara dan pengikutnya, seorang panglima dari Palembang Setelah jatuhnya Sriwijaya, Iskandar Shah atau Parameswara melarikan diri ke utara untuk menemukan sebuah pemukiman baru. Di Muar, Parameswara merenung untuk mendirikan kerajaan baru. Mengetahui bahwa lokasi itu tidak cocok, ia melanjutkan perjalanan ke utara. Dalam perjalanannya dia mengunjungi Sungai Ujong sebelum akhirnya mencapai sebuah desa nelayan di muara Sungai Malaka. Daerah ini", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 232, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian berkembang dari waktu ke waktu menjadi lokasi Kota Malaka sekarang ini. Berdasarkan catatan lain, nama Malaka berasal dari bahasa Arab, malakat (jemaat pedagang). Yang mana selama pemerintahan Muhammad Shah (1424 - 1444), kerajaan ini menjadi rumah bagi banyak komunitas dagang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 228, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Tugu Pameswara Karya : Rita Widagdo (http://wikimapia.org/15033665/id/Tugu-Parameswara)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 232, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Unity (Kesatuan) Unity merupakan salah satu unsur dan pedoman dalam berkarya seni (Mikke Susanto, 20 : 406). Secara unity yang tampak pada karya di atas yakni bagaimana struktur yang membangun karya tersebut. Sebuah karya seni di dalamnya terdapat unsur-unsur seni rupa yang membangun berupa garis, shape, bidang, warna, tekstur, ruang dan lain-lain yang disusun berdasarkan asas penyusunan yakni keseimbangan, proporsi, keselarasan, dan lain sebagainya, hal inilah yang terlihat pada karya patung di atas. Pendekatan reinterpretasi dengan teknik pengambaran transformasi dan distorsi yang digunakan siseniman dalam mewujudkan karya seni patung di atas terlihat menarik karena perpaduan unsur-unsur seni rupa dengan mempertimbangkan asas-asas penyusunan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 232, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya patung di atas marupakan karya patung Abstrak simbolik. Abstrak merupakan sarian, sehingga wujud yang dihasilkan merupakan hakikat dari sebuah objek. Pelepah pisang sebagai ide dasar dalam penciptaan karya patung Parameswara ini sudah mengalami Distorsi bentuk sehingga menghasilkan bentuk yang abstrak. Hal ini terlihat bentuk pelepah pisang yang mekar ke bagian luar, selain itu pelepah pisang yang dihadirkan oleh siseniman merupakan ekspresi yang bersifat simbolik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 232, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelepah pisang tersebut diwujudkan dengan garis- garis tegas sehingga memunculkan kesan kokoh dan kuat. Pada karya di atas, garis yang tercipta akibat dua bidang garis yang berbeda. Garis lengkung, tajam dan lurus terlihat pada bagian atas dan bawah dari karya tersbut. Disamping garis karya ini juga tidak terlepas dari bentuk lipatan yang merupakan representasi dari pelepah pisang, sehingga menhadirkan kesan gerakan dengan cara melakukan repetisi atau pengulangan bentuk yang dinamis. Garis yang tegas dengan lipatan yang menimbulkan suatu gerakan merupakan satu kasatuan dari unsur-unsur seni rupa yang ada, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 73, "width": 232, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memunculkan sesuatu pesan dan makna tertentu untuk dianalisis. Wujud karya patung Parameswara ini sangat menarik untuk diapresiasi bagi masyarakat pendukungnya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 119, "width": 232, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tekstur yang terdapat pada karya ini yakni tekstur yang memanfaatkan garis cekung dan cembung yang terdapat di permukaan patung Parameswara. Tekstur yang memanfaatkan garis cekung dan cembung tersebut memberikan kesan keberanian dan ketegasan. Walaupun dalam perwujudannya karya ini menggunakan lipatan yang merupakan representasi dari pelepah pisang, namun kesan yang ditangkap tetap kesan tegas dan keberanian walaupun ada garis lengkung yang dinamis di dalam wujudnya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 234, "width": 232, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warna yang digunakan dalam karya ini adalah warna silver, warna silver dalam karya ini merupakan warna yang dihasilkan dari material yang digunakan yakni tembaga dan stainles stell dengan teknik las karbit. Warna silver digunakan memberikan kesan berani, kuat dan kokoh. Upaya ini dilakukan untuk memberikan suatu konsep antara karya dengan nama seorang Panglima perang dari kerajaan Sriwijaya yakni Parameswara. Secara keseluruhan warna yang terdapat pada karya di atas adalah warna Silver.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 349, "width": 232, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keseimbangan yang digunakan pada karya diatas yakni keseimbangan asimetris yang mana bagian atas dari patung Parameswara menggunakan teknik lipatan yang memberikan kesan dinamis. Keseimbangan juga terihat pada tekanan garis dari karya tersbut, garis cekung dan cembung pada karya tersebut membentuk suatu irama repetisi. Dalam perwujudannya siseniman sangat sadar akan hal tersebut bagai mana siseniman menyusun unsur-unsur seni rupa berdasarkan asas keseimbangan yang terlihat tidak berat sebelah dengan proporsi yang sangat ideal antara garis, bidang, warna dan tekstur yang digunakan. Keselarasan atau harmoni yang terlihat pada karya di atas yaitu bagaimana siseniman menyusun elemen-elemen seni rupa bardasarkan asas keselarasan yang terlihat dari keseluruhan karya. Penonjolan bentuk lipatan yang merupakan representasi dari pelepah pisang merupakan pusat perhatian dari karya ini. Keselarasan atau harmoni dari penekanan garis cembung dan cekung memberikan variasi dan tidak menonton, ini terlihat dari keseluruhan karya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 591, "width": 233, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Complexity (Kerumitan) Complexity (kerumitan/ kompleksitas) dari benda estetis tidak terlihat sederhana sekali melainkan kaya akan isi dan makna. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai kerumitan atau kesulitan dalam karya yang mengandung perbedaan-perbedaan antara karya satu dengan karya yang lainnya. Complexity tidak dilihat dari kerumitan secara fisik, namun ada kekosongan misalnya diam atau kehampaan itu merupakan kompleksitas, begitu juga dengan kesederhanaan, juga merupakan kompleksitas. Complexity (kerumitan/ kompleksitas) dari benda estetis tidak terlihat sederhana sekali melainkan kaya akan isi dan makna maupun unsur-unsur yang saling berlawanan atau mengandung perbedaan-perbedaan yang halus (The Liang Gie, 1997 : 41). Complexity tidak dilihat dari", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 232, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kerumitan secara fisik, namun ada kekosongan misalnya diam atau kehampaan itu merupakan kompleksitas, begitu juga dengan kesederhanaan ( simplisity) , juga merupakan bagian dari kerumitan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 234, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa setiap karya seni di dalamnya kaya akan makna yang ingin disampaikan oleh sisenimannya, tanpa makna karya tersebut akan terlihat kosong dan membosankan untuk diapresiasi, hal ini senada dengan diungkapkan oleh Cassirer dalam Agus Sachari ( 2002 : 15) bahwa: “..........bentuk simbolis dalam sebuah karya estetis bukanlah semata-mata reproduksi dari realitas yang “selesai”. Seni merupakan salah satu jalan ke arah pandangan objektif atas benda-benda dan kehidupan manusia. Seni bukanlah imitasi realitas, melainkan penyingkapan realitas”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 232, "height": 147, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian di atas sama halnya dengan perwujudan pada karya patung Parameswara yang memberikan makna kekuatan, keberanian dari sosok panglima perang dari kerajaan Sriwijaya yang dahulunya merupakan kerajaan yang wilayah kekuasaanya meliputi daerah Melayu di Asia Tenggara. Kompleksitas atau kerumitan dari karya ini terlihat jelas dari konsep dan ide atau gagasan yang digunakan. Konsep pelepah pisang dalam karya ini digunakan sebagai simbol yang mewakili wilayah kekuasaan dari kerajaan Sriwijaya. Garis cembung dan cekung yang tegas memberikan kesan kekuatan dan keberanian dari sosok panglima perang yakni Parameswara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 234, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebuah karya seni bisa berharga dan bisa diapresiasi sebagai karya estetis karena di dalamnya terkandung suatu nilai yang merupakan simbolisasi dari realitas sebenarnya. Nilai keindahan terletak pada hakikat karya seni itu sendiri atau karena ada simbol yang bermakna di balik karya tersebut (Mudji Sutrisno, 1999 : 21). Complexity pada karya di atas juga dapat dilihat bagaimana siseniman menyusun unsur-unsur seni rupa dengan pendekatan reinterpretasi yang menggunakan teknik pengambaran transformasi dan distorsi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 232, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa secara konseptual karya ini menceritakan tentang kebesaran dari sosok seorang panglima perang dari kerajaan Sriwijaya yakni Parameswara. Menurut Budayawan Sumsel Djohan Hanafiah, adalah untuk menunjukkan Palembang sebagai simbol pemersatu rumpun Melayu di Nusantara. Pasalnya, hampir semua orang Melayu yang ada di Nusantara, khususnya di Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunei berasal dari Palembang. Mereka semua keturunan dari Parameswara dan pengikutnya, seorang panglima dari Palembang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 232, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut sejarah, berkisar pada abad ke-14, Majapahit menyerang Palembang setelah kerajaan Sriwijaya melemah. Salah satu pangeran dan panglima perang di Palembang yakni Parameswara tidak mau tunduk kepada Majapahit. Kemudian Parameswara meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama pergi ke Tumasik, Singapura. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan menyerang Singapura, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka di semenanjung Malaysia dan mendirikan Kerajaan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 73, "width": 232, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malaka. Beberapa keturunannya juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah Thailand bagian selatan). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan orang-orang Gujarat dan Persia di Malaka, maka Parameswara masuk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 154, "width": 115, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Intensity (Kesungguhan)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 165, "width": 232, "height": 228, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensity pada sebuah karya seni yang baik harus memiliki suatu kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sesuatu yang kosong. Tidak menjadi soal kualitas apa yang dikandungnya misalnya suasana suram, atau gembira, sifat lembut atau kasar, dan lain sebgainya, asalkan merupakan sesuatu benda yang sungguh- sungguh atau intensif (The Liang Gie, 1997 : 43). Uraian tersebut menjelaskan kualitas yang dibangun dalam sebuah karya seni mengindikasikan sebuah karya yang dibuat secara intensif atau sungguh-sungguh. Karya yang intensif akan berbeda dengan karya yang dibuat asal- asalan, mengingat karya patung ini merupakan karya monumental tentu dalam perwujudannya dilakukan kajian yang sangat detail. Mulai dari media yang digunakan, konstruksi dan teknik yang digunakan. Sebuah karya intensif tidak terdapat hal sekecil apapun yang terlupakan,kesemuanya digarap dengan totalitas dan tidak terlihat sedikit pun celah-celah yang tidak tergarap dengan maksimal, hal inilah yang menunjukan intensitas sebuah karya seni.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 395, "width": 232, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensity pada karya ini terlihat bagaimana siseniman menggarap karya dengan totalitas sehingga tidak terlihat sedikit celah yang terlupakan atau tidak tergarap. Kajian konstruksinya juga dilakukan dengan detail karena karya ini penyajian karya ini di ruangan terbuka, maka konstruksi yang digunakan harus tahan terhadap cuaca buruk. Pencapaian dan konsistensinya pada pilihan teknik, dalam menggarap bentuk, tekstur maupun warna terlihat benar-benar selesai. Pada karya ini siseniman sudah terlihat tuntas dalam menyalurkan ekspresinya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 522, "width": 201, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Makna dan Simbol dari Patung Parameswara", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 533, "width": 232, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini juga mengupas pesan dan makna yang terkandung di dalam patung Parameswara. Untuk mengupas pesan dan makna tersebut penulis buth suatu pendekatan secara ilmiah berupa teori yang dianggap mampu mengupas makna yang terkandung dalam sebuah karya seni patung Monumental “Parameswara” yakni teori Cassirer. Menurut Cassirer dalam Agus Sachari (2002 : 15) bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 623, "width": 232, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“..........bentuk simbolis dalam sebuah karya estetis bukanlah semata-mata reproduksi dari realitas yang “selesai”. Seni merupakan salah satu jalan ke arah pandangan objektif atas benda-benda dan kehidupan manusia. Seni bukanlah imitasi realitas, melainkan penyingkapan realitas”.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 694, "width": 232, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara metaforik kita dapat mengatakan bahwa makna atau isi suatu karya seni disampaikan dalam bahasa karya seni (M. Dwi Marianto, 2002 : 18). Bahasa seni bukanlah bahasa verbal yang sering digunakan sehari-hari yang sangat mudah untuk dipahami, namun karya seni merupakan bahasa simbol yang di dalamnya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 232, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempunyai maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh sisenimannya. Teori Cassirer di atas nantinya dimanfaatkan dalam menguraikan makna simbolis yang terkandung dalam sebuah karya seni.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 232, "height": 205, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebuah karya estetis bukan semata-mata imitasi dari realitas yang ada dengan wujud yang hampir sama dengan realitas tersebut, melainkan reinterpretasi dari siseniman dalam mengekspresikan realitas dengan bahasa seni yang bersifat simbolis. Sebuah simbol akan lebih bermakna apabila mampu mempengaruhi pola pikir, berprilaku, dan bertindak suatu masnyarakat kearah yang lebih baik yaitu berupa pandangan yang objektif yakni hubungan antara siseniman dengan manusia dan alam sekitarnya. Pesan dan makna yang terkandung dalam karya seni pada dasarnya merupakan representasi dari persoalan atau fenomena yang ada dilingkungan di mana karya itu dilahirkan. Simbol itu dapat diungkapkan melalui proses pembedahan terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam karya patung Parameswara. Karya patung Parameswara menggunakan material tembaga, kuningan dan stainles steel , yang ditempel dengan menggunakan teknik solder/las karbit.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 181, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Tugu Parameswara Karya : Rita Widagdo", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 232, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Foto Di ambil pada waktu malam hari di bundaran Jakabaring Sport City, (Mukhsin, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 232, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber ide dalam perwujudan karya patung ini bersumber dari pelepah pohon pisang. Pisang merupakan tumbuh-tumbuhan yang sangat mudah ditemukan di pulau Sumatera. Di samping mudah ditemukan tumbuhan ini juga mengandung banyak vitamin yang sangat baik untuk kesehatan manusia. Secara biologis tumbuhan ini hanya dapat berbuah sekali. Hal ini dapat dipahami bahwa peranan. Pesan dan makna yang terkandung dalam karya seni pada dasarnya merupakan representasi dari persoalan atau fenomena yang ada dilingkungan di mana karya itu dilahirkan. Simbol itu dapat diungkapkan melalui proses pembedahan terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam karya patung Parameswara. Karya patung Parameswara menggunakan material tembaga, kuningan dan stainles steel , yang ditempel dengan menggunakan teknik solder/las karbit.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 73, "width": 232, "height": 182, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber ide dalam perwujudan karya patung ini bersumber dari pelepah pohon pisang. Pisang merupakan tumbuh-tumbuhan yang sangat mudah ditemukan di pulau Sumatera. Di samping mudah ditemukan tumbuhan ini juga mengandung banyak vitamin yang sangat baik untuk kesehatan manusia. Secara biologis tumbuhan ini hanya dapat berbuah sekali. Hal ini dapat dipahami bahwa peranan Perenungan yang mendalam melahirkan gagasan atau ide yang diusungkan yakni tokoh panglima perang dari kerajaan Sriwijaya yakni Parameswara. Abstraksi simbolik merupakan bagian dari intensitas siseniman melihat fenomena yang terjadi dari tokoh Parameswara yang mampu mempersatukan daerah Melayu di Nusantara kemudian dikaitkan dengan pelepah pisang yang merupakan tumbuh-tumbuhan yang hidup didaerah Melayu.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 269, "width": 71, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 292, "width": 232, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesatuan yang membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah tidak terlepas dari unsur-unsur yang membangunnya yakni garis, bidang, warna, tekstur, dan lain sebgainya, kesemuanya itu disusun berdasarkan asas penyusunan dengan mempertimbangkan harmoni, keselarasan, dan keseimbangan. Pada karya yang dihadirkan siseniman di atas, nampaknya siseniman sudah memahami hal tersebut sehingga karya yang dihadirkan mempunyai kesatuan yang utuh, bervariasi, dan tidak menoton.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 407, "width": 232, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara complexity Karya yang dihadirkan di atas juga kaya akan isi dan makna yang terkandung di dalamnya dengan proporsi bentuk yang ideal merupakan bagian dari kompleksitas yang sangat menarik untuk diapresiasi. Dalam karya di atas terdapat perbedaan-perbedaan yang halus, antara keberanian dan kekuatan semua itu merupakan suasana yang memberikan makna tersendiri bagi para penikmatnya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 499, "width": 234, "height": 170, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara intensity terlihat bagaimana totalitas dari siseniman dalam menggarap sebuah karya sehingga tidak terlihat celah-celah sekecilpun yang terlupakan atau tidak tergarap. Perenungan yang mendalam melahirkan gagasan atau ide yang diusungkan yakni tokoh panglima perang dari kerajaan Sriwijaya yakni Parameswara. Abstraksi simbolik merupakan bagian dari intensitas siseniman melihat fenomena yang terjadi dari tokoh Parameswara yang mampu mempersatukan daerah Melayu di Nusantara kemudian dikaitkan dengan pelepah pisang yang merupakan tumbuh-tumbuhan yang hidup didaerah Melayu. Pemilihan teknik juga merupakan intensitas dari siseniman dan kajian yang sangat detai terhadap konstruksi karya ini sehingga mampu menahan suaca buruk sekalipun.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 671, "width": 232, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kritik dan saran yang disampaikan dari apa yang telah dikupas di atas merupakan bagian yang sangat penting dalam mengembangkan kreativitas siseniman dalam berkarya. Dari karya yang telah dianalisis tidak terlihat adanya ruang kosong dalam karya seni patung yang berjudul “ Parameswara ”, pada hal dalam karya seni patung hal tersebut tidak dapat dihindarkan karena", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 275, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 4 NO 1 MARET 2019", "type": "Page header" }, { "left": 450, "top": 37, "width": 105, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN PRINT : 2502-8626 ISSN ONLINE : 2549-4074", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 792, "width": 11, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 232, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan kesan yang lebih menarik dan benar-benar terlihat hidup.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 232, "height": 159, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak hal-hal yang menarik dari karya yang dihadirkan oleh Rita widagdo salah satunya adalah patung Parameswara yang dijadikan tugu di bundaran Jakabaring Sport City. Patung ini sangat menarik untuk ditelaah baik secara bentuk, isi dan visual yang ditampilkan, penulis menyarankan kepada kritikus lainnya untuk mengkaji lebih mendalam lagi tentang karya patung Parameswara baik dari segi epistimolgi, sosiologi, psikologi, Semiotika dan lain sebagainya, sehingga melalui pendekatan-pendekatan tersebut kita mampu memberikan wacana baru dalam wajah seni rupa di kota Palembang. Kajian tentang ide, gagasan dan konsep berkarya rita Widagdo adalah merupakan sebuah kajian yang menarik, untuk diteliti lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 269, "width": 68, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 235, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi, M. Marianto, 2011, “Menempa Quanta Mengurai Seni”, BP ISI Yogyakarata: Yogyakarta. ___________________, 2002, “Seni Kritik Seni”, Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 338, "width": 44, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 232, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gie, The Liang, 1997, “ Filsafat Keindahan ”, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna. Hadi, Y. Sumandiyo, 2006, “ Seni dalam Ritual Agama”, Yogyakarta: Penerbit Buku Pustaka. Sony Kartika, Dharsono, 2004, “ Pengantar Estetika”, Bandung: Rekayasa Sains.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 232, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_____________________, 2007, “ Estetika”, Bandung, Rekayasa Sains. Sachari, Agus, 2002, “ Estetika Makna, Simbol dan Daya ”, Bandung: Institut Teknologi Bandung. Susanto, Mikke, 2011, “ Diksi Rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa”, Yogyakarta: Dicti Art", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 237, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lab Yogyakarta dan Jagad Art Space, Bali. Sutrisno, Mudji, 1999, “ Kisi-Kisi Estetika ”, Yogyakarta: Kanisius. Saidi, Acep Iwan, 2008, “ Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia ” Yogyakarta: ISAACBOOK. Jakob Sumardjo “ Estetika Paradoks” (Sunan Ambu Press : Bandung, 2006), 2. Dharsono Sony Kartika, Estetika, (Bandung, Rekayasa Sains, 2007), 37", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 614, "width": 58, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber lain:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 218, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://wikimapia.org/15033665/id/Tugu-Parameswara", "type": "Text" } ]
21d2fe97-45fb-eb5c-7d60-83331e9cfa40
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi/article/download/1835/1458
[ { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 749, "width": 23, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1013", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 95, "width": 412, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "THE EFFECT OF COMPENSATION SATISFACTION, WORKLOAD, AND HOMETOWN ATTACHMENT ON ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN PRIVATE SCHOOLS OF ORGANIZATION Y", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 152, "width": 206, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jeremia Christian Alexander 1 , Praptini Yulianti 2", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 163, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Student at Faculty of Economics and Business, Airlangga University", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 174, "width": 277, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Lecturer at Faculty of Economics and Business, Airlangga University", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 201, "width": 418, "height": 192, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ARTICLEINFO ABSTRACT Keywords : Compensation, workload, hometown attachment, organizational commitment Education is an important sector for the development of a country. Various phenomena in Indonesian education are related to the amount of compensation, workload, and the number of teachers who migrate. These issues have resulted in many teachers reconsidering their decision to become teachers. Many of these teachers are creative and hardworking teachers and it is unfortunate to see them leave their profession. The objective of this research is to see the effect of compensation satisfaction, workload, and hometown attachment on organizational commitment. This study used a quantitative method where the researcher distributed questionnaires to 152 teachers at private schools of Organization Y in Indonesia and then the data was analyzed using regression. The findings show that compensation satisfaction positively affects organizational commitment, while workload and hometown attachment negatively affect organizational commitment. E-mail: jeremia.christian.alexander- [email protected] [email protected] Copyright © 2023 Economic Journal.All rights reserved . is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0", "type": "Table" }, { "left": 382, "top": 380, "width": 133, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 407, "width": 86, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 418, "width": 426, "height": 241, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Education is one sector that did not stop operating during the Covid-19 pandemic thanks to technological advances. In 2022, people want to provide the best education for their children. In the midst of a pandemic, teachers are expected to continue to provide the best teaching practices at school. However, problems are inevitable. One of the problems experienced by teachers in Indonesia is related to their welfare, as many teachers are not paid well, especially in rural areas [1]. Unattractive compensation makes qualified teachers reconsider their career in education. Other than compensation, the workload of teachers in Indonesia is more than it should be [2]. Teachers are required to do more work without any incentives. Excessive workload can affect a teacher’s performance and commitment to his work. Moreover, teachers who work far from their hometown can be a problem. Usually college students in Indonesia move to another city to study in a reputable university. Many of those students did not return to their hometown and started pursuing their career. Some of those workers feel lonely and being far from their hometown affects their mental and cognitive health [3]. Teachers who work at private schools of Organization Y are chosen to be respondents because these teachers experience compensation, workload, and migration issues that have been mentioned above. Organization Y has offered formal educational services for more than 25 years. Organization Y has more than 40.000 active students from kindergarten to college, has more than 78.000 alumni, and has more than 2.500 teachers and lecturers. Organization Y has schools and university campuses in major cities in Indonesia. Challenges in human resource management in Indonesia such as compensation system, workload, and migrating employees are also found in Organization Y. Organization Y needs to retain creative and skilful teachers so it can maintain its competitive advantage as a private formal educational institution in Indonesia. This research aims to determine the effect of compensation satisfaction, workload, and hometown attachment on organizational commitment.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 661, "width": 134, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research aims to determine:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 672, "width": 419, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. The effect of compensation satisfaction on organizational commitment in private schools of Organization Y", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 694, "width": 375, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. The effect of workload on organizational commitment in private schools of Organization Y", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al 1014", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 94, "width": 419, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. The effect of hometown attachment on organizational commitment in private schools of Organization Y", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 426, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The benefit of this research for managers is to be a consideration for Organization Y when making decisions related to compensation, workload, and migrating employees. For academics, this research is expected to be studied further. The scope of this study is human resource management, specifically how employees commit to an organization affected by compensation satisfaction, workload, and hometown attachment. This is an inferential quantitative research conducted during the Covid-19 pandemic in April 2022.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 194, "width": 134, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Literature review Human Resource Management", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 216, "width": 426, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Human resource management includes five interrelated activities, which are staffing, retention, development, adjustment, and change management. Human resource management is to maximize productivity, work quality, and profit. Strategic human resources attract the right employees to achieve an organization’s objectives. Challenges of human resource management include designing a compensation system, attracting talents, retaining employees, and motivating them [4]. To retain and motivate employees, an organization needs to fulfill their needs, to provide a work-life balance, and to show fairness and equality. Employees expect more compensation when they do more work. Employees who cannot fulfill their needs tend to choose to resign.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 315, "width": 64, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Compensation", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 326, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organizations appreciate their employees who have completed tasks and helped achieve organizational goals by providing compensation. Compensation is one of the human resource management activities designed to attract workers to work in an organization, to motivate them to do their job well, and to be loyal to the organization [5]. Employees tend to show a stronger commitment to an organization when they receive recognition and appreciation for their performance [6]. Companies that provide incentives to employees result in lower turnover rates [7].", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 403, "width": 45, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Workload", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 414, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Workload includes the amount of work, the number of tasks, the time needed to complete tasks, and a worker’s subjective psychological experience. Workload reflects work demands which cannot be observed directly, but it can be assessed from behavioral observations and psychological measurements. Excess workload can result in slower task execution and errors. Less work can lead to boredom and reduced alertness. High workload can interfere with job satisfaction and increase the intention to resign [8]. High demands or more workloads can reduce an employee’s commitment to the organization [9].", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 491, "width": 102, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hometown Attachment", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 502, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hometown is a city or area where a person was born or raised which often means more than just a physical location. Hometown can be a symbol of oneself and one's social environment with others [10]. The tendency to return to a hometown is affected by the emotional or affective attachment of an employee to their hometown. Employees with a higher intention of returning home show a higher probability of quitting their job [11]. Location close to hometown is one of the motivators for employees to work further in the organization [12].", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 579, "width": 125, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organizational Commitment", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 590, "width": 426, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organizational commitment refers to the extent to which employees associate themselves with their organization [13]. Several studies measure organizational commitment by three categories: affective or emotional attachment level, perceived continuity or cost, and norm or obligation [14]. Organizational commitment is a psychological state that links individuals with organizations, which reduces turnover [15].", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 656, "width": 110, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1. Previous Research", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 673, "width": 358, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Researcher and Year of Research Variable Data Analysis Technique Results", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 749, "width": 23, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1015", "type": "Page footer" }, { "left": 275, "top": 100, "width": 64, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Compensation", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 120, "width": 149, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Aboramadan et al. (2019) [16] 1. Recruitment 2. Training", "type": "Table" }, { "left": 194, "top": 142, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Appraisal", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 120, "width": 399, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Compensation 5. Job security 6. Work engagement 7. Commitment Structural Equation Modeling Variables 1-6 positively affect variable 7 Variable 6 mediates the positive effect of variables 3 and 4 on variable 7 2 Moncarz et al. (2008) [17] 1. Culture 2. Hiring and promotions", "type": "Table" }, { "left": 194, "top": 229, "width": 52, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Training", "type": "List item" }, { "left": 194, "top": 207, "width": 296, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Retention 5. Mission 6. Compensation 7. Turnover Regression Variables 1-3 positively affect variable 4 Variables 5-6 negatively affect variable 7", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 294, "width": 45, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Workload", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 314, "width": 161, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Silaban et al. (2021) [9] 1. Workload 2. Compentency", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 314, "width": 396, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Career development 4. Commitment 5. Performance Confirmatory Factor Analysis Workload positively affects commitment. Career development positively affects performance. 4 Junaidi et al. (2020) [18]", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 390, "width": 396, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Overtime 2. Job stress 3. Workload 4. Turnover Ordinary least square regression Variables 1-3 positively affects variable 4 5 Torres (2016) [19] 1. Workload 2. Turnover Regresi Workload positively affects turnover Hometown Attachment 5 Dasgupta et al. (2014) [12] 1. Collaborative approach 2. Respect", "type": "Table" }, { "left": 194, "top": 518, "width": 92, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Autonomous tasks", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 496, "width": 400, "height": 195, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Flexible work arrangement 5. Location near hometown 6. Continue service Critical incident technique Variables 1-5 positively affects variable 6 6 Li et al. (2019) [11] 1. Family encouragement of returning 2. Return-to-hometown intention 3. Career sacrifice 4. Turnover Path Family encouragement of returning positively affects return-to-hometown intention. Return-to- hometown intention positively affects turnover. Career sacrifice negatively mediates the effect of family encouragement of returning on turnover.", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 702, "width": 125, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organizational Commitment", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al 1016", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 100, "width": 401, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 Kadiresan et al. (2015) [20] 1. Appraisal 2. Training 3. Commitment 4. Turnover Regression Variables 1-2 positively affects variable 3. Variable 3 negatively affects variable 4. 8 Newman dkk. (2012) [21] 1. Organizational support 2. Supervisor support", "type": "Table" }, { "left": 194, "top": 175, "width": 59, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Resources", "type": "List item" }, { "left": 194, "top": 153, "width": 304, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Affective commitment 5. Turnover SEM, CFA Variable 1 mediates the positive effect of variables 2-3 on variable 4", "type": "Table" }, { "left": 391, "top": 197, "width": 115, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variable 4 negatively affects variable 5.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 235, "width": 426, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research aims to see the effect of compensation satisfaction, workload, and hometown attachment on organizational commitment", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 406, "width": 135, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1. Conceptual Framework", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 428, "width": 113, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hypotheses Development", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 439, "width": 426, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The following hypotheses are to determine the effect of independent variables on the dependent variable:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 462, "width": 266, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1: Compensation satisfaction affects organizational commitment H2: Workload affects organizational commitment H3: Hometown attachment affects organizational commitment", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 506, "width": 58, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 516, "width": 426, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The type of research is inferential quantitative because the objective of the research is to measure the effect of compensation satisfaction, workload, and hometown attachment on organizational commitment. Quantitative research uses empirical assessment that involves measurement and analysis to test hypotheses and answer questions. The type of data in this research is primary data from a questionnaire filled out by teachers in private schools of Organization Y. Secondary data in this research is taken from articles and books. The population of this research is employees in Organization Y and the sample size is 152 people. The sampling technique is probability sampling which means each member of the population has the same chance of being selected [22]", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 616, "width": 244, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 2. Operational Definitions and Variable Measurements", "type": "Caption" }, { "left": 101, "top": 632, "width": 381, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variable Operational Definition Indicator Source Compensation Compensation is something that an organization gives to employees as a reward for completing tasks and helping achieve organizational goals. 1. Compensation 2. Administration", "type": "Table" }, { "left": 416, "top": 653, "width": 92, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Aboramadan et al. (2019) [16] 2. Heneman and Schwab (1985) [23]", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 278, "width": 310, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hometown attachment Organizational commitment Compensation satisfaction Workload", "type": "Picture" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al 1017", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 99, "width": 404, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Workload Workload is the amount of work or tasks, the amount of time needed to complete the tasks, and the employee’s subjective psychological experience. 1. Cognitive demands 2. Emotional demands 3. Performance demands 1. Rubio-Valdehita dkk. (2017) [8] Hometown attachment Hometown attachment is emotional or affective ties of an employee to their hometown, which affects their intention or desire to return to the hometown. 1. Place dependence 2. Place identity 3. Affective attachment 4. Social bonding 1. Tuan (1977) [24] 2. Kyle et al. (2004) [25] 3. Williams & Vaske (2003) [26] Organizational commitment Organizational commitment is how employees relate themselves to their organization which can be measured by three categories: affective or emotional attachment, perceived continuity or cost, and norm or obligation. 1. Affective 2. Perceived cost and obligation 1. Li (2014) [13] 2. Allen dan Meyer (1990) [14] 3. Blau et al. (1993) [27]", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 343, "width": 159, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data Collection and Analysis Method", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 355, "width": 426, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The data collection method is using a questionnaire that asks the respondent’s identity including gender, year of birth, and years of work experience at Organization Y. The respondents chosen are those who work far from their hometown. The statements for each variable in this research were adapted and modified from previous studies. Pay Satisfaction Questionnaire was made by Heneman and Schwab [23]. The respondents are instructed to give a number between 1 (very dissatisfied) and 5 (very satisfied) for each statement. CarMen-Q questionnaire for mental workload assessment was made by Rubio-Valdehita, et al. [8]. Place attachment questionnaire was made by Kyle et al [25] and Williams & Vaske [26]. Organizational commitment questionnaire was made by Yucel [28] and Blau [27]. The respondents are instructed to give a number between 1 (strongly disagree) and 5 (strongly agree) for each statement.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 454, "width": 426, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The data were analyzed using regression analysis techniques on IBM SPSS Statistics 26 to measure whether an independent variable has an effect on the dependent variable. The F-test is used to identify the effect of two or more independent variables on the dependent variable and evaluate the significance value of the regression. Meanwhile, the T-test will be used to analyze the significance of the regression coefficient and evaluate H1 to H3. The hypothesis will be accepted if the t significance level for each variable calculated is less than 0.05 [22].", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 531, "width": 132, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. RESULT AND DISCUSSION Descriptive Statistics", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 553, "width": 426, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3 summarizes the descriptive statistics which show that the majority of respondents are female (52,6%), aged 25 to 30 years old (47,4%), and worked at Organization Y for less than 5 years (52%).", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 597, "width": 279, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3. Descriptive statistics Variable Category Frequency Percentage Gender Male Female 72 84 47.4 52.6 Age <25 25-30 31-35 >35 35 72 32 13 23.0 47.4 21.0 8.6 Years of work experience at Organization Y <5 5-10 >10 79 52 21 52.0 34.2 13.8", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 749, "width": 23, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 130, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mean and Standard Deviation", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 105, "width": 380, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 4 summarizes the mean and standard deviation for each statement from each variable.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 127, "width": 238, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 4. Descriptive Statistics of Compensation Satisfaction", "type": "Caption" }, { "left": 112, "top": 144, "width": 381, "height": 116, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indicator Description Mean Std Dev Compensation CS1: My take home pay CS2: The number of benefits I receive CS3: The raises I receive 3.12 3.38 3.42 1.173 0.990 0.967 Administration CS4: Influence my supervisor has on my pay CS5: How pay or raise is determined CS6: Information the organization gives about pay issues of concern to me CS7: Consistency of the organization's pay policies 3.05 2.97 2.68 2.66 1.118 1.142 1.221 1.185", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 278, "width": 172, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 5. Descriptive Statistics of Workload", "type": "Caption" }, { "left": 100, "top": 295, "width": 408, "height": 363, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indicator Description Mean Std Dev Cognitive demands WL1: My job requires handling a lot of knowledge WL2: My work is mentally intense WL3: I have to do a great search and information gathering to carry out my tasks 4.06 4.12 3.76 0.863 0.908 0.983 Emotional demands WL4: I feel very tired, physically fatigued WL5: My work affects me a lot emotionally WL6: My work is affecting my health 3.57 3.88 3.96 0.981 0.913 0.883 Performance demands WL7: My job requires maintaining a high level of attention WL8: My mistakes can have serious consequences WL9: My job involves a lot of responsibility 4.02 3.59 4.10 0.924 0.930 0.912 Table 6 Descriptive Statistics of Hometown Attachment Indicator Description Mean Std Dev Place dependence HA1: No other place can compare to my hometown HA2: Traveling to my hometown is more important to me than traveling to any other place. HA3: I would prefer to spend more time in my hometown if I could. 3.69 3.78 3.42 0.930 0.969 0.960 Place identity HA4: I feel that my hometown is a part of me. HA5: I feel that I can really be myself in my hometown. HA6: My hometown reflects the type of person I am. 2.99 3.14 3.55 1.131 1.092 0.804 Affective attachment HA7: My hometown means a lot to me. HA8: I feel a strong sense of belonging to my hometown. HA9: I have a special connection with my hometown and the people who live there. 3.49 3.51 3.15 0.891 0.983 1.108", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al 1019", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 94, "width": 244, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 7 Descriptive Statistics of Organizational Commitment", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 111, "width": 407, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indicator Item Mean Std Dev. Affective OC1: I would be happy to spend the rest of my career with this organization. OC2: I really feel as if this organization's problems are my own. OC3: This organization has a personal meaning for me 3.49 3.72 3.78 0.949 0.936 0.863 Perceived cost and obligation OC4: One of the few negative consequences of leaving this organization would be the scarcity of available alternatives. OC5: Even if it were to my advantage, I feel it would be wrong to leave my organization now. OC6: If I could, I would not leave my organization right now because I have a sense of obligation to the people in it. OC7: I feel that I owe a great deal to my organization. OC8: If I could, I would feel guilty if I left my organization now. 3.33 3.68 3.63 3.47 3.51 1.002 0.858 0.875 0.920 0.990", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 334, "width": 57, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Test Validity", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 344, "width": 426, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Test validity refers to how well a test measures a variable. The data is valid if the r-statistic of each indicator is greater than the r-table [29]. The number of samples determines the value of the r-table. The number of samples used in this study was 152 samples, and therefore, the r-table value is 0.158, with a significance level of 5% (α = 0.05). The following table presents the test validity, in which all r-statistical values are higher than the r-table values (0.158). Therefore, all indicators of each variable used in this study are valid. The indicators correctly measure the variable.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 422, "width": 278, "height": 296, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 8. Test Validity Result Variable Code r statistics r table Statement Compensation satisfaction CS1 0.767 0.158 Valid CS2 0.729 0.158 Valid CS3 0.755 0.158 Valid CS4 0.859 0.158 Valid CS5 0.871 0.158 Valid CS6 0.829 0.158 Valid CS7 0.844 0.158 Valid Workload WL1 0.805 0.158 Valid WL2 0.791 0.158 Valid WL3 0.754 0.158 Valid WL4 0.746 0.158 Valid WL5 0.862 0.158 Valid WL6 0.814 0.158 Valid WL7 0.847 0.158 Valid WL8 0.784 0.158 Valid WL9 0.811 0.158 Valid Hometown attachment HA1 0.708 0.158 Valid HA2 0.745 0.158 Valid HA3 0.833 0.158 Valid HA4 0.788 0.158 Valid HA5 0.819 0.158 Valid HA6 0.763 0.158 Valid HA7 0.807 0.158 Valid HA8 0.847 0.158 Valid HA9 0.823 0.158 Valid", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 749, "width": 23, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1020", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 94, "width": 269, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organizational commitment OC1 0.799 0.158 Valid OC2 0.878 0.158 Valid OC3 0.833 0.158 Valid OC4 0.745 0.158 Valid OC5 0.854 0.158 Valid OC6 0.845 0.158 Valid OC7 0.813 0.158 Valid OC8 0.828 0.158 Valid", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 194, "width": 68, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Test Reliability", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 205, "width": 426, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The reliability of the questionnaire in this study was determined by calculating Cronbach's Alpha (α). Cronbach's alpha test is used to see whether or not a Likert scale survey is reliable enough to be conducted many times. The survey is reliable when Cronbach’s Alpha value is higher than 0.7 [29]. The result of the test reliability is as follows.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 260, "width": 325, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 9. Reliability Test Result Variable Cronbach's Alpha Based on Standardized Items Statement Compensation satisfaction 0.911 Reliable Workload 0.930 Reliable Hometown Attachment 0.925 Reliable Organizational commitment 0.931 Reliable", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 350, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Cronbach's Alpha value of each variable is greater than 0.7, which means that the questionnaire used in this research is reliable and consistent to measure variables.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 383, "width": 67, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Test Normality", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 394, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The test normality is done to determine whether or not the data is normally distributed. The normality of the data can be examined using the Kolmogorov-Smirnov test. The result of the test is as follows.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 438, "width": 217, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 10 Kolmogorov-Smirnov Test Result Standard Asymp.Sig. Statement 0.05 0.200 Normal", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 483, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "According to the Kolmogorov-Smirnov test, the data is normally distributed because the Asymp. Sig. (2-tailed) is 0.200, which is greater than 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 516, "width": 104, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Heteroscedasticity Test", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 527, "width": 426, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The purpose of heteroscedasticity test is to find out a similarity of residual variance. Data is acceptable if it is homogeneous. The heteroscedasticity test is done by calculating the significance value. The data is homogeneous if the value of Sig. non-standardized residual is greater than 0.05. The significance value of all variables in this research is greater than 0.05, and therefore the data is homogeneous.", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 594, "width": 114, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 11 Glejser Test Result", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 605, "width": 415, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independent Variable Dependent Variable Significance Critical Value Statement Compensation satisfaction Organizational commitment 0.097 0.05 Homogeneous Workload Organizational commitment 0.082 0.05 Homogeneous Hometown attachment Organizational commitment 0.084 0.05 Homogeneous", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 672, "width": 96, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Multicollinearity Test", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 683, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The multicollinearity test examines whether or not the independent variables have a correlation. If there is a correlation, multicollinearity exists. The multicollinearity test was determined by the value of tolerance and Variance Inflation Factor (VIF). The research model is free from multicollinearity if the", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 749, "width": 23, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1021", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 426, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tolerance value is greater than 0.10 and the VIF is less than 10 [22]. The result of the multicollinearity test is as follows.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 127, "width": 344, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 12 Multicollinearity Test Results Variable Tolerance VIF Statement Compensation 0.455 2.200 No Multicollinearity Workload 0.605 1.652 No Multicollinearity Hometown Attachment 0.332 3.015 No Multicollinearity", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 195, "width": 426, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The tolerance value of all independent variables is greater than 0.10 and the VIF value of all independent variables is less than 10. The regression model between the independent and dependent variables does not have multicollinearity.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 239, "width": 119, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Linear Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 250, "width": 426, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study uses multiple linear regression analysis to test the hypotheses by determining the significance of independent variables on the dependent variable. Multiple linear regression analysis includes coefficient determination or R 2 test, F-test, and t-test. The R 2 test is to determine how significant the independent variables simultaneously affect the dependent variable, which is indicated by the percentage of the value.The F-test is to determine whether the independent variables simultaneously and significantly affect the dependent variable. The F- significant value determines whether or not the independent variables significantly and simultaneously affect the dependent variable. The independent variables significantly and simultaneously affect the dependent variable if the F-significant value is less than 0.05. The t-test is to see if the hypothesis was accepted or rejected. A hypothesis is accepted if the t-significance level of the variable is less than 0.05. A hypothesis has a positive effect if the t value is greater than the t-table value. A hypothesis has a negative effect if the t value is smaller than the t-table value.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 393, "width": 315, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 13. Model Summary R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .774a 0.599 0.59 3.894", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 439, "width": 426, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on Table 13, the adjusted R 2 value is 0.59 which means that compensation satisfaction, workload, and hometown attachment significantly affect organizational commitment by 59% while the remaining 41% is other factors not included in this study.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 483, "width": 240, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 14. Anova and Coefficients F Sig. Regression 73.575 0.000 t Sig. Compensation 2.676 0.008 Workload -3.256 0.001 Hometown attachment -5.058 0.000", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 573, "width": 426, "height": 120, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The F-Significant value is 0.000, which is less than 0.05. The F value is 73.575, which is more than 2.6 as the F table. Therefore, compensation satisfaction, workload, and hometown attachment as independent variables significantly and simultaneously affect organizational commitment. Furthermore, the t-significant value for compensation satisfaction, workload, and hometown attachment are 0.008, 0.001, and 0.000 which are smaller than 0.05. It means that those independent variables significantly affect organizational commitment. The compensation satisfaction t value is 2.676, which is greater than the t table value of 1.984. It means that compensation satisfaction positively affects organizational commitment. The workload and hometown attachment t value are -3.256 and -5.058 respectively, which are less than the t table value of -1.984. It means that workload and hometown attachment negatively affect organizational commitment. When an employee has more workload and is more attached to their hometown, they will more likely not commit to the organization. Therefore, H1, H2, and H3 are accepted.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 695, "width": 426, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The regression analysis shows that compensation satisfaction positively affects organizational commitment, which supports previous studies [16][17]. Employees who receive better compensation and", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al 1022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 426, "height": 131, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "are more satisfied are more likely to commit to their organization because they perceive that the organization can fulfill their needs. Pay is one form of compensation, but other benefits such as paid leave, health insurance, and meals can be valuable for employees. This study also found that workload negatively affects organizational commitment, which supports previous studies [9][18][19]. Employees who have more workload are more likely not to commit to the organization. Employees need an appropriate amount of workload to stay motivated and productive. However, having too much workload will cause a burnout and employees may want to seek another place to work. Employees may think that the compensation they receive is not worth their energy and mental health. Lastly, this study found that hometown attachment negatively affects organizational commitment, which supports previous studies [11][12]. Employees who are attached to their hometown are more likely to leave the organization because they will want to find a job in or near their hometown. Employees who work in their hometown can spend time with their family and feel their support. In conclusion,", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 238, "width": 73, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 249, "width": 426, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The result of this research shows that compensation satisfaction positively affects organizational commitment, while workload and hometown attachment negatively affect organizational commitment. It means that the higher the compensation satisfaction, the higher the organizational commitment. The higher the workload and hometown attachment, the lower the organizational commitment. In order to improve commitment, an organization needs to increase compensation satisfaction, reduce workload, and hire employees who live near the workplace. This research has several limitations. First, it does not consider other forms of compensation such as paid leave, health insurance, meals, awards, and other, which may affect organizational commitment. Second, respondents of this research may be affected by their emotions when they filled out the questionnaire. Respondents’ answers may differ when they are upset at work, or when they are proud of their organization. Further research can refer to this study while considering other types of compensation and the respondents’ attitudes towards their organization.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 381, "width": 58, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 392, "width": 426, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] D. Sulisworo, R. Nasir, and I. Maryani, “Identification of teachers’ problems in Indonesia on facing global community,” International Journal of Research Studies in Education , vol. 6, no. 2, 81-90, 2017 doi: 10.5861/ijrse.2016.1519", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 425, "width": 426, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] D. Wahyudin, “Pengaruh tingkat kesejahteraan guru dan beban kerja guru terhadap kinerja guru,”", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 436, "width": 90, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen", "type": "Table" }, { "left": 227, "top": 436, "width": 119, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan Islam , vol.", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 436, "width": 9, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5,", "type": "Table" }, { "left": 388, "top": 436, "width": 132, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "no. 2, 135-148, 2021", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 447, "width": 146, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "doi: 10.32678/annidhom.v5i2.4672", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 458, "width": 426, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] C. F. Halim and A. Dariyo, “Hubungan psychological well-being dengan loneliness pada mahasiswa yang merantau,” Jurnal Psikogenesis , vo. 4, no. 2, 170-181, 2016", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 480, "width": 424, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] [W. F. Cascio, \"Managing human resources: Productivity, quality of work life, profits,” McGraw- Hill/Irwin , 2010", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 502, "width": 426, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] H. G. Heneman III, D. P. Schwab, J. A. Fossum, and L. D.Dyer, “Personnel/human resource management,” 3rd ed., Richard D. Irwin , 1986.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 524, "width": 426, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] A. Hassi, “You get what you appreciate: effects of leadership on job satisfaction, affective commitment and organisational citizenship behaviour.” International Journal of Organizational Analysis , vol. 27, no. 3, 786-811, 2018, doi: 10.1108/IJOA-08-2018-1506", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 557, "width": 426, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] S. Cho, R. Woods, S. Jang, and M. Erdem, “Measuring the impact of human resource management practices on hospitality firms’ performances,” International Journal of Hospitality Management , vol. 25, no. 2, 262-77, 2006, doi: 10.1016/j.ijhm.2005.04.001", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 590, "width": 426, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] S. Rubio-Valdehita, M. I. López-Núñez, R. López-Higes, and E. M. Díaz-Ramiro, “Development of the CarMen-Q Questionnaire for mental workload assessment.” Psicothema , vol. 29, no. 4, 570-576, 2017, doi: 10.7334/psicothema2017.151", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 623, "width": 426, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] R. L. Silaban, A. W. Handaru, and A. Saptono, “Effect of Workload, Competency, and Career Development on Employee Performance with Organizational Commitment Intervening Variables,” The International Journal of Social Sciences World , vol. 3, no. 1, 294-311, 2021, doi: 10.5281/zenodo.5091470", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 667, "width": 426, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] D. Case, “Contributions of journeys away to the definition of home: an empirical study of a dialectical process,” Journal of Environmental Psychology , vo. 16, no. 1, 1-15, 1996, doi: 10.1006/JEVP.1996.0001", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 700, "width": 426, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] G. Li, Y. Fang, Y. Song, J. Chen, and M. Wang, “Effects of family encouragement on migrant workers’ return-to-hometown intention and turnover,” Emerald Publishing Limited , vol. 25, no. 2, 165-185,", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 727, "width": 388, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Compensation Satisfaction, Workload, And Hometown Attachment On Organizational Commitment In Private Schools Of Organization Y. Jeremia Christian Alexander, et.al 1023", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 94, "width": 206, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2019. https://doi.org/10.1108/CDI-01-2019-0023", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 105, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] S. A. Dasgupta, D. Suar, and S. Singh, “Managerial communication practices and employees’ attitudes and behaviours,” Emerald Group Publishing Limited , 19(3), 2014, doi: 10.1108/CCIJ-04- 2013-0023", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 139, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] Syairozi, M. I., & Fattah, A. (2018). “youth creative enterpreneur empowerment (youtivee)”: solusi bagi kaum muda untuk berkonstribusi pada perekonomian dan mengurangi pengangguran. Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah) , 1 (2), 43-55.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 172, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] Syairozi, M. I., Aziz, K. F., & Taufiqqurrachman, F. (2022). PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN (Studi Kasus: Terhadap Perusahaan Sektor Percetakan, Periklanan dan Media, Tahun 2016-2020). Jurnal AKTUAL , 20 (2).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 205, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Y. Li, “Building affective commitment to organization among Chinese university teachers: The roles of organizational justice and job burnout,” Educational Assessment, Evaluation and Accountability , vol. 26, no. 2, 135-152, 2014, doi: 10.1007/s11092-014-9192-3", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 238, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[16] N. J. Allen and J. P. Meyer, “The measurement and antecedents of affective, continuance and normative commitment to the organization,” Journal of Occupational Psychology , vol. 63, no. 1, 1- 18, 1990.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 271, "width": 426, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[17] R. Salleh, M. S. Nair, and H. Harun, “Job Satisfaction, Organizational Commitment, and Turnover Intention: A Case Study on Employees of Retail Company in Malaysia,” International Journal of Social, Education, Economics and Management Engineering , vol. 6, no. 12, 702-709, 2012, doi: 10.5281/zenodo.1070727", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 315, "width": 426, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[18] M. Aboramadan, B. Albashiti, H. Alharazin, and K. A. Dahleez, “Human resources management practices and organizational commitment in higher education: The mediating role of work engagement,” International Journal of Economics and Management , vol. 34, no. 1, 154-174, 2019, doi: 10.1108/IJEM-04-2019-0160", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 359, "width": 428, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[19] E. Moncarz and J. Zhao, “An exploratory study of US lodging properties’ organizational practices on employee turnover and retention,” Emerald Group Publishing Limited , vol. 21, no. 4, 437-458, 2008 https://doi.org/10.1108/09596110910955695", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 392, "width": 426, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[20] A. Junaidi, E. Sasono, W. Wanuri, and D. W. Emiyati, D. W, “The effect of overtime, job stress, and workload on turnover intention,” Management Science Letters , 2020, doi: 10.5267/j.msl.2020.7.024 [21] A. C. Torres, “Is This Work Sustainable? Teacher Turnover and Perceptions of Workload in Charter Management Organizations,” Urban Education , vol. 51, no. 8, 891-914, 2016, doi: 10.1177/0042085914549367", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 447, "width": 426, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[22] V. Kadiresan, M. H. Selamat, S. Selladurai, C. Ramendran, & R. K. M. H. Mohamed, “Performance Appraisal and Training and Development of Human Resource Management Practices (HRM) on Organizational Commitment and Turnover Intention,” Canadian Center of Science and Education , vol. 11, no. 24, 162-176, doi: 10.5539/ass.v11n24p162", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 491, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[23] A. Newman, R. Thanacoody, & W. Hui, “The effects of perceived organizational support, perceived supervisor support and intra-organizational network resources on turnover intentions,” Emerald Group Publishing Limited , vol. 41, no. 1, 56-72, 2012, doi: 10.1108/00483481211189947", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 524, "width": 426, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[24] Zikmund, W. G., B. J. Babin, J. C. Carr, and M. Griffin, M, “Business research methods.” South-Western Cengage Learning , 2013", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 546, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[25] H. G. Heneman III, and D. P. Schwab, D. P, “Pay satisfaction: Its multidimensional nature and measurement,” International Journal of Psychology , vol. 20, 129-141, 1985. doi: 10.1080/00207598508247727", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 579, "width": 405, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[26] Y. Tuan, “Space and Place: The Perspective of Experience.” University of Minnesota Press , 1977.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 590, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[27] G. Kyle, A. Mowen, and M. Tarrant, “Linking place preferences with place meaning: An examination of the relationship between place motivation and place attachment,” Journal of Environmental Psychology , vol. 24, no. 4, 439-454, 2004, doi: 10.1016/j.jenvp.2004.11.001", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 623, "width": 426, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[28] D.R. Williams, and J. J. Vaske, “The measurement of place attachment: Validity and generalizability of a psychometric approach,” Forest Science , vol. 49, no. 6, 830-840, 2003.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 645, "width": 426, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[29] G. Blau, A. Paul, and N. T. John, “On developing a general index of work commitment,” Academic Press, Inc. , vol. 42, 298-314, 1993, doi: 10.1006/jvbe.1993.1021", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 667, "width": 426, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[30] I. Yucel, “Examining the relationships among job satisfaction, organizational commitment, and turnover intention: an empirical study,” International Journal of Business and Management , vol. 7, no. 20, 44-58, 2012, doi: 10.5539/ijbm.v7n20p44", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 700, "width": 426, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[31] J. F. Hair, W. C. Black, R. E. Anderson, B. J. Babin, and R. L. Tatham, “Multivariate Data Analysis,” Pearson Prentice Hall , 2006", "type": "List item" } ]
38ffffe3-f51f-f60d-c08d-5fe4224a20d9
http://journal.uny.ac.id/index.php/geomedia/article/download/14062/9393
[ { "left": 50, "top": 59, "width": 306, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "PENGGUNMN CITRA QUICK BIRD DAN SIG UNTUK PEROLEHAN DATA SPASIAL GUNA MENDUKUNG MANAJEMEN LALULINTAS Dl KOTA YOGYAKARTA", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 128, "width": 165, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Oleh: Qadriathi Dg. Bau dan Hartono Program Studi S2 Penginderaan Ja uh Fakultas Geografi UGM", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 208, "width": 37, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 232, "width": 339, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Permasalahan yang sering muncul di pusat kota pada kota-kota I.Jesar dan menengah, seperti ha/nya Yogyakarta ada/ah masa/ah transportasi yang pada umumnya terjadi akibat ketimpangan antara· kepesatan peningkatan sarana transportasi dan rendahnya kemampuan penyediaan prasarana transportasi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 290, "width": 338, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Citra Quickbird dapat digunakan untuk menyajikan data dan informasi beberapa parameter yang berkaitan dengan kemacetan /a/u/intns sehingga dapat digunakan untuk manajemen /a/ulintas da/am pemecahan masa/ah transportasi. Data dari 8 parameter yang digunakan sebagai masukan da/am manajemen la/u /intas, 5 parameter dapat diinterpretasi dari citra Quickbird, yaitu: unsur geometrik ja/an yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan tingkat pelayanan dan derajat kejenuhan, penggunaan lahan, bentuk persimpangan, trotoar, dan kondisi parkir. Data spasial yang diperoleh memiliki alwrasi yang baik dengan ketelitian 98% masing-masing untuk penggunaan /ahan dan data Iebar jalan.", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 432, "width": 321, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Kata K u nci: Quickbird , SIG, Kemaceta n La l u l i ntas, Ma najemen La l u l i ntas", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 478, "width": 61, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 38, "top": 491, "width": 336, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Perkemba ngan keh id u pa n d i kota bersifat dinamis, pertu mbuhan pend u d u k merupakan salah satu faktor yang dominan dalam d inam ika", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 34, "width": 51, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "II Penggunaan", "type": "Page header" }, { "left": 38, "top": 38, "width": 320, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Citra Quickhird dan SlG Untuk Perolehan Data Spasial G u na Mendukung Manajemen Laluli.ntas di Kola Yogyaka.ta", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 72, "width": 337, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "kehidupan kota. Seiring dengan pertambahan tersebut bertambah pula tuntutan terhadap tersedianya fasllitas pemenuhan ke butuhan. Terjad inya pen ingkatan kebutuhan penduduk yang tidak diim bangi dengan pembangu nan fasilitas peni ngkatan kebutuhan akan menyebabken ketidakseimbangan dalam keh idupan kota, dan hal ini akhi rnya melahi rkan masalah. Permasalahan yang mudah terlihat di pusat kota adalah masalah transportasi yang pada u m u mnya terjad i akibat ketimpangan antara kepesatan pen ingkatan sarana transportasi dan rendah nya ker1ampuan penyediaan prasarana transportasi. Pertum b uhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya aktivitas pemenuhan kebutuhan yang tentunya meningkatkan pula kebutu hBn akan angkutan. Pertambahan permi ntaan angkutan cenderung ditampung dengan penyelesaian secara individual, yaitu pemakaian kendaraan secara perorangan ini d i satu pihak akan menguntungkan, akan tetapi d i pihak lain akan menimbulkan masalah lal u l intas (Tamin, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 245, "width": 337, "height": 128, "page_number": 3, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Pemakaian kendaraan secara perseorangan mempunyai sisi positif bagi pengendara dalam hal mobilitas pergerakannya yaitu semakin banyak aktivitas yang dapat d ijalani tanpa harus berpindah dari m oda yang satu ke moda yang lain, dan sisi negatifnya adalah bertam bnhnya kend araan di jalan yang jumlahnya tidak d i batasi dapat menimbulka n masalah lal ulintas seperti kemacetan. Selain itu, kemacetan juga terjad i karena kondisi jalan dan kondisi sistem prasarana transportasi yang tidak berfungsi secara optimal, oleh karena adanya kegiatan-kegiatan nonformal yang menyebabkan penu runan kapasitas jalan, m isalnya penggunaa n trotoar oleh pedagang kaki lima ataupun kegiatan parki r pada badan jalan yang akan berakibat pada makin parahnya tingkat kemacetan.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 375, "width": 336, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Penelitian tentang potensi kemacetan lal ulintas selama ini dilakukan dengan metode survai lapangan dan hasil perhitu ngan, d i m3na proses tersebut m isalnya wawancara dapat mengganggu penggu na jalan dan menim bulkan tundaan lalulintas jika yang dijadikan responden adalah para pemakai jalan dan hal tersebut akan membutu h kan waktu yang cukup lama, selain itu pem i lihan metode survai pengum pulan data juga sangat tergantung dari ketersed iaan su rveyor. Dengan demi kian galat teknis dan galat yang tim bu l akibat faktor manusia sering terjad i, m isalnya galat mencatat dan menafsirkan. Oleh sebab itu d i butu h kan suatu metode alternatif yaitu dengan menggunakan teknik penginderaan jauh dalam hal ini citra Quickbird diintegrasikan dengan SIG karena citra Quickbird memiliki resol usi spasial yang sangat tinggi dan memiliki gambaran", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 548, "width": 17, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 199, "top": 11, "width": 182, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2007 11", "type": "Page header" }, { "left": 31, "top": 58, "width": 336, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "piktorial ya ng baik dan menyerupai foto udara sehingga dapat dipakai untuk memba ntu penelitian d i bidang lalulintas khususnya dalam m enyadap data jalan dan li ngku ngan jalan sehi ngga waktu dan biaya operasional penelitian d apat d i m inimalkan.", "type": "Text" }, { "left": 31, "top": 106, "width": 338, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "SIG adalah sistem komputer yang d igunakan untuk mema nipulasi data geografi. Sistem ini diim plementasikan dengan pera ngkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk: (a) akusisi d a n verifikasi data, (b) kompilasi data, {c) penyi m panan data, (d) perubahan dan u pdating data, (e) manajemen dan pert u ka ran data, {f) manipulasi d ata, (g) pemanggilan dan presentasi data, dan (h) analisa data (Bern h a rdsen, 1992 dal8 m Prahasta, 2002). Pengertian lain menyebutkan SIG adalah teknologi informasi yang m enganalisis, menyi m pa n , menayangkan ba ik data keruangan dan non keruangan dan SIG adalah sistem informasi yang mendasarkan pada kerja dasar komputer yang m a m pu m emasukkan, m engelola { m e m beri dan menga m bi l kem bali, meman ipulasi dan a n alisis data , dan mem beri uraian) (Aronoff, 1989 dalam Dulba h ri , 2003).", "type": "Text" }, { "left": 32, "top": 253, "width": 338, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "SIG dan penginderaan jauh merupakan dua teknologi yang dapat dii ntegrasikan untuk mendapatka n i nformasi baru , bai k berupa data spasial maupun data atribut secara akurat dan cepat. Dalam perke m ba ngan selanjutnya SIG banyak d i i mplementasikan pada daerah perkotaan karena d aerah perkotaan m engalami peru bahan ya ng sa ngat cepat sehingga d iperlukan sarana yang mampu memantau tingkat perubahan yan g terjadi. Dalam pengelolaan laluli ntas perkotaan h a l yang perlu mendapat perhatian adalah identifikasi variabel yang relevan denga n masa lahnya serta terjalinnya ke�erkaitan antara data non s pas ial d a n data spasial dan dengan pemanfaatan SIG d a pat d i lakukan denga n m udah.", "type": "Text" }, { "left": 33, "top": 385, "width": 72, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "KoncJisi Wilayah", "type": "Section header" }, { "left": 32, "top": 400, "width": 338, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Wilayah Kota Yogya karta d enga n luas 32,5 km2 m enjadi daera h tujuan uta m a bagi pariwisata, pendidikan, d a n sektor lain. Sektor pariwisata adalah sektor andalan bagi Kota Yogya karta disa mping sektor pendidikan dan jasa. Kecenderu ngan ya ng ada sekara ng m en u nju kkan ba hwa Kota Yogyakarta telah dan sedang beraglomerasi m e m bentuk suatu area perkotaan yang lebih besar d enga n jumlah penduduk pada ta hun 2000 sebesar 397.398 jiwa denga n kepadatan penduduk 12.228 jiwajkm2 ( B PS, 2003). Hal tersebut membawa da m pa k pada semakin beratnya beban Kota Yogyaka rta dalam memberikan pelayanan bagi", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 534, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "1 39", "type": "Page footer" }, { "left": 28, "top": 44, "width": 10, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "II", "type": "Section header" }, { "left": 38, "top": 45, "width": 320, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Penggunaan Citra Quickbird dan SIC Uniuk Perolehan Data Spasial Guna Mendukung Manajemen Lalulintas di Kota Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 80, "width": 337, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "penduduk yang ada di dala m nya termasuk d a l a m hal pelaya nan transportasi. Sektor pendidik:an dan jasa ditengga rai merupakan penyebab semakin kuatnya tarikan Kota Yogyaka rta terhadap daera h-daerah lain selain yang bisa disebutka n salah satunya karena alasa n b udaya (Ah mad Munawar, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 141, "width": 336, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Hal l a in yang merupakan daya tarik utama untuk menarik a rus u rbanisasi ya ng tinggi disebabkan Kota Yogyakarta d ilengkapi dengan berbagai fasilitas yang ada baik itu fasilitas d a l a m bidang pendidikan m a u pun fasilitas kerja. Dengan kon d isi yang demikian menyebabkan meningkatnya a ktivitas pemenu h a n kebutuhan u ntuk mela kukan pergera kanpun menjadi semakin meningkat yang tentu nya meningkatkan pula kebutuhan a kan angkutan.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 238, "width": 82, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 251, "width": 335, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "M etode penelitia n seca,ra umum d ikelompokkan mer\"Jjadi 3 bagian, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 276, "width": 336, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "1. Tah a p Persiapa n Tah a pa n perta ma yang dilakukan adalah mengu m pulka n d a n menyia pkan b a h a n kepustakaan d a n peta yang berhu b u ngan dengan daerah penelitian, mengum pulkan dan menca ri bahan serta a!at yang diperl u k a n d a l a m pelaksanaan penelitian, dan mempersiapkan dasar klasifikasi tenta n g data-data yang akan diolah.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 350, "width": 148, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "2. Tahap Pelaksanaan, meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 362, "width": 320, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "a. Tahap interpretasi citra Quickbird, yaitu mem batasi daera h penel itian dengan bantuan peta a d m in istrasi Kota Yogya ka rta skala 1 : 10.000, interpretasi penggunaan lahan, kondisi parkir, trotoar, dan jaringa n jalan meliputi u nsur geometrik jalan d a n bentuk persimpangan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 423, "width": 319, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "b. Tah a p kerja lapangan, d i la kukan untuk menguji validitas data ya ng disadap d a ri citra Quickbird yan g sekaligus berfungsi sebagai perbaikan, pembaharuan data sebagai a kibat selisih woktu perekaman denga n waktu penelitian, membuktikan kebenaran hasil interpretasi, melakukan proses penilaian atau perhitungan terhadap pa rameter-pa rameter yang tela h d itentukan pada lokasi sampel, dan pengumpulan data baru yang tid a k dapat disadap d a ri citra Quickbird.", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 196, "top": 39, "width": 176, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 200711", "type": "Page header" }, { "left": 45, "top": 72, "width": 321, "height": 146, "page_number": 6, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "c. Tahap pem rosesan data, data-data yang telah d i peroleh selanjutnya diproses menggunakan SIG untuk mencapa i tujuan penelitian ini yaitu peta potensi kemacetan lalulintas. Prosesnya meliputi: ( 1) Perhitun ga n kapasitas dasar denga n menggunakan formula Man ual Kapasitas Ja!an Indonesia ( M KJI, 1997) d i ma n a va riabelnya d iperoleh dari i nterpretasi citra dan d a ri kerja lapanga n serta data sekunder, dan (2) Penilaian parameter fisik ja!an d a n !i ngkunga n ja! a n , dimana data ya ng di perlukan yaitu data grafis jaringa n jalan d i peroleh dari interpretasi citra serta data atribut dari lalulintas harla n rata-rata, tingkat pelayan a n jalan , derajat kejenuha n, penggu naan lahan, bentuk persimpangan, trotoar, kondisi perparkiran, dan ra mbu.", "type": "Text" }, { "left": 29, "top": 221, "width": 108, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "3. Tahap ?enyelesai a n", "type": "List item" }, { "left": 45, "top": 233, "width": 322, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Pada tahap ini, d ilakuka n pengharkatan (pemberia n bobot) terhadap pa ra m eter-pa ra meter penyebab kemacetan la!u!intas. Harkat tinggi diberikan kepada setiap parameter yang pengaru h nya besar terhadap terjadinya kemacetan lalulintas sesuai denga n tingkata n nya meliputi penggunaan lahan, kondisi perparkira n , lalulintas harlan rata-rata, rambu, tingkat pelayan a n jalan, bentuk persimpa ngan , derajat keje n uhar:, d a n trotoar; sebaliknya harkat rendah jika penga ru h setiap parameter terhadap terjadinya kemacetan kecil. Cara yan g demikian disebut pemodelan spasial dengan pendekatan kuantitatif berjenja ng kem ud ian d ilakukan a n alisis hasil perhitunga n dan kelua ra n data d isajika n dalam bentuk peta potensi kemacetan lalulintas. Berdasarkan peta tersebut kem udian dianalisis penyebab kemaceta n lalulintas pada ruas jalan yang d iteliti dan memberi alternatif pemeca h a n masalah kemacetan lalulintas.", "type": "Text" }, { "left": 31, "top": 417, "width": 153, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Hasll Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 30, "top": 429, "width": 338, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Data yang d iperoleh dar! i nterpretasi citra Qu lckbird meliputi jarlngan jalan, penggunaan lahan, bentuk perslmpa nga n, trotoar, kondlsi parkir, d a n u nsur geometr!k jalan; sedangkan data yan g tidak dapat dlsadap dari citra dlperoleh melalui pengukura n di lapanga n meliputi rambu, volume lalu lintas, hambatan samping, d a n kecepatan rata-rata kendaraan.", "type": "Text" }, { "left": 32, "top": 548, "width": 16, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 27, "top": 33, "width": 11, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "I!", "type": "Section header" }, { "left": 37, "top": 36, "width": 320, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Pe ng gun a an Citm Quickbird dnn SIC Unluk Perolehnn Dal<1 Spasial Guna Mendukung Manajemen l..alulintas di Kota Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 70, "width": 337, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Pemetaan Jaringan Jal a n l nterpretasi jaringa n jalan dilakukan secara visual pada laya r menggunal\\an perangkallunak ArcView 3 . 2 dengan memperhatika n u nsur­ unsur i nterpretasi citra. Acuan dalam i nterpretasi adalah peta a d m i nis�rasi Kota Yogya karta skala 1 : 10.000 tah u n 1989 serta d itunjang oleh pengetahuan lokal seh ingga mempermudah u ntuk mengeta h u i nama-nama �alan yang d apat d ildentifil<asi pada citra Quicl<bird.", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 155, "width": 337, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Citra Quickbird yang digunakan dalam penelitian sudah terkoreksi geometrik dan rad iometrik dengan resol usi spasia l 2,44 m dan dalam format d igita l membantu untul< melihat kenarnpakan jalan di sel uruh Kota Yogya karta. l n fo rmasi jaringa n jalan yang diperoleh juga d ipakai u ntuk mengetah u i dan men u nj ukkan sem ua jalan yan g berpoten si mengalami l\\emacetan lalulintas. Adapun peta jaringa n jalan dapat d i li h at pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 437, "width": 137, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Gambar 1. Peta Jaringan .Jal a n", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 472, "width": 134, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Pemetaan Penggunaan Lahcn", "type": "Picture" }, { "left": 288, "top": 370, "width": 50, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "... .. � .. LC,..,>c-W.\"'\"\"\"u\"�\"'�\"'.....,\"'\" � ... v.., ...... ... ... � ... -.. -¥ ....... ..... ou ....... �, .. ....,. ..... ,>ou .. ............. � ... ... �o.�,, ....... u� .. ,..,.....,,....,,..", "type": "Picture" }, { "left": 41, "top": 485, "width": 335, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Berd asarkan hasH interpretasi c itra Quickbird dan did uk u ng oleh resol usi spasia l citra ya ng tinggi mem bantu dalam i nterpretasi kenampakan individual tiap obyek penggu naan lahan. Didukung kerja lapanga n maka", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 544, "width": 17, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 14, "width": 182, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2007 11", "type": "Page header" }, { "left": 32, "top": 61, "width": 338, "height": 119, "page_number": 8, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "dapa t diketa h u i jen is dan komposisi penggunaan lahan d i daerah penelltian sesuai klaslfi kasl men u rut Malinggreau (1982), kemudia n disesuaikan denga n M KJ I (1997) untuk selanjutnya dilakukan matriks uji ketelitian terhadap penggunaan laha n tersebut. l nformasi penggunaan lahan yan g d i peroleh, d igunakan sebagai salah satu parameter yang berpengaruh terhadap kemacetan lalulintas. Makin ti nggi tingkat aktivitas suatu penggunaan lahan, makin tinggi pula tingkat potensi macetnya. BE:rdasa rkan hasil interpretasi citra Quickbird dengan resol usi spasial citra yang tinggi membantu dalam i n terpretasi kenampakan i ndividual tiap obyek penggunaan l a h a n dan d i perlihatkan pada Gamba r 2 dan Gam ba r 3.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 406, "width": 159, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Gamba r 2 . Peta Penggunaan La han", "type": "Caption" }, { "left": 36, "top": 537, "width": 16, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 285, "top": 364, "width": 39, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "� =��J:),·.� J!�r�::;..,.", "type": "Text" }, { "left": 32, "top": 39, "width": 330, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "II Penggunaan Citra Quickbird dan SIC Untuk Perolehan Data Spasial Guna Mendukung Manajemen Lalulintas di Kota Yogyakarta", "type": "Page header" }, { "left": 158, "top": 48, "width": 3, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": ",", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 88, "width": 44, "height": 4, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "P.EtH;t;VNMii L.AliAN", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 93, "width": 42, "height": 4, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "J..:Ol'A \\'OGY.AKM(T\\", "type": "Picture" }, { "left": 290, "top": 101, "width": 42, "height": 3, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "llhnAllluulXttuh••", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 104, "width": 40, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "JoW. ldt-lo.IW7 .. .. , .. .. .... :�) ::.Y£i:J�,':I \"\"\"\"\"'\"'\"t ... 1 ............ _", "type": "Picture" }, { "left": 301, "top": 253, "width": 27, "height": 3, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "u... ...... � ....", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 283, "width": 256, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan menurut M KJI (1997)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 317, "width": 189, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Perhitungan Potensi Kemacetan Lalulintas", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 331, "width": 336, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Volume lalulintas pagi hari dihitung mulai pukul 06.00 Wita sa m pai pukul 08.00 Wita. Volume l alulintas untuk setia p jalan ya ng diteliti memperlihatkan kond isi volume kendaraan rata-rata adalah 2.000 smpjjam s a m pai 9.000 smpjjam. Jenis yang dihitung meliputi sepeda motor, kendaraan ringan, truk, dan bus dan jenis moda yang mendominasi yaitu sepeda motor, seda n gkan becak, a ndong, d a n manusia tida k dimasukkan dala m perhitungan sebab termasuk ham batan sam ping sesuai dengan M KJ I (1997).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 430, "width": 336, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Volume laluli ntas siang hari dihitung mulai pukul 12.00 Wita sam pai pukul 14.00 Wita, d i m a n a terlihat penurunan volume la lulintas pada sebagian jala n walaupun ada sebagia n jal a n yang mengalami peningkatan d i banding pagi hari. Volume laluli ntas sore hari dihitung mulai pukul 16.00 Wita sam pa i pukul 18.00 Wita. Hal ini d i pengaruhi oleh ada nya kegiatan yang diakhiri pada jam tersebut, seperti perka ntoran, lembaga swasta, dan sebagia n pertokoa n sehingga a d a sebagian jalan terjadi perubahan volume l::>lulintas.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 551, "width": 16, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 13, "width": 182, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2007 11", "type": "Page header" }, { "left": 31, "top": 61, "width": 338, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Faktor koreksi kapasitas d itentukan berdasarkan Ieba r jal a n efektif. Lebar jalan juga d a pat diukur dari citra Quickbird. Median merupakan jalur yang terletak di tengah jalan untuk membagi jalan tiap arah. Adanya median, m aka lalulintas dari dua a rah terdistribusi m erata d an tidak mengganggu arus lalulintas dari a rah yang berlawanan, pem bagiannya biasanya 50%: 50%. Khusus untuk ruas jalan satu arah, m a ka d istribusi lalulintasnya 100% : 0%. Hambatan samping yang dimaksudkan yaitu kegiatan perparkira n yang d a pat m engu rangi kemampuan jalan tersebut dalam menampune; a ru s kendaraan yang lewat sehingga m engurangi Iebar efek�if ruas ja Ian.", "type": "Text" }, { "left": 32, "top": 182, "width": 337, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "J u m lah pendu d u k ya ng dipakai dalam perhitungan faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota sebesar 397.398 j iwa { B PS, 2 003). Berdasarkan jumlah penduduk Kota Yogya karta tersebut maka faktor penyesuaian ukuran kota adalah 0,90. Berdasa rkan hasil perhitungan untuk kapasitas, datanya diperoleh dari hasil interpretasi citra d an survai lapangan, m a ka d i peroleh kapasitas jalan pagi, siang, dan sore hari pada pengam atan pertama, kedua, dan ketiga.", "type": "Text" }, { "left": 32, "top": 268, "width": 338, "height": 170, "page_number": 10, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Lal u l i ntas harian rata-rata adalah vol u m e lalulintas dalam satu hari yang merupakan gam ba ran perkiraan kendaraan yang melewati suatu jala n dalam satu h ari. Pada penelitian ini, lalulintas harlan rata-rata yang digunakan yait u data total volu m e lalul intas puncak hasil pengam ata n pagi, siang, dan sore hari sem u a m oda dan diketahui jumlah kendaraan yang lewat satu hari antara 8.600 s m p sa m pa i 47.600 smp. Tingkat pelayanan jalan sebagai sa lah satu variabel untuk m enghitung tingkat kemacetan lalulintas d iperoleh dari kerja lapangan dengan m e m bagi antara n ilai vol u m e lalulintas hasil pengukuran pada hari pertama, ked u a , dan ketiga untuk masing- masing waktu penga matan dengan nilai kapasitas jalannya. N ilai DS pada penelitian i n i d i peroleh dari perba ndingan nilai a rus lalulintas jam pu ncak rata- rata d enga n nilai kapasitas yang d i peroleh dari hasil perhitungan dan kecepata n rata-rata kendaraan yang diperoleh dari hasil pengam atan lapa ngan.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 441, "width": 337, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Peta penggunaan lahan d i peroleh dari hasil interpretasi citra Quickbird, penggunaan lahan yang d itam pilkan dibatasi oleh penggunaa n lahan tepi jalan daerah penelitian. Data bentu k persimpangan diperoleh dari i nterpretasi c itra Quickbird dan d i bagi dalam tiga kelas, yaitu bentuk persim panga n kanalisasi, persirnpangan simetris, dan persimpangan tida k simetris. Penilaia.1 tentang adanya trotoar pada suatu jalan di peroleh dari", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 538, "width": 17, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 30, "top": 38, "width": 330, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "II F'•:mm,1unaan Citra Quicld,;ird dan S!G Untuk F'erolehan Dnta Spasial Guna Mendukung Manajemen", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 47, "width": 104, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "I Lalulintas di Kota Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 77, "width": 337, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "hasil interpretasi citra Quict\\bird kemudian d icocokkan dengan hasil kerja lapangan. Kegiatan parkir yang dianal isis dalam pene litian ini adalah kegiatan parkir berdasarl<an moda transportasi yang terdapat pada ruas jalan yang digunakan untuk parkir. Data rambu d i peroleh dari kerja lapangan dan membandingkan dengan tingkat kebutuhan rambu berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 61 Tal1 un 1993.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 160, "width": 337, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Penllalan Potensl t(emacetan Lalullntas Parameter yang dipakai sebagai penilaian terhadap potensi kemacetan suatu jalan d ibagi menjadi delapan parameter dan d iperoleh dari hasil interpretasi citra dan cek l apangan. Penilaian potensi kernacetan lal u lintas didasarkan atas hasil total dari penjumlahan masing-masing parameter h asil analisis dan pengolahan data kemudian hasil tersebut d ibagi ke dalam tiga kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah d an dihagi dalam tiga periode waktu yaitu pengamatan pertama mewakili hari sen in sampai dengan hari l{amis, pengamatan kedua mewakili h ari jum'at, aan pengamatan l<etiga mewakili hari sabtu.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 284, "width": 337, "height": 158, "page_number": 11, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Pada pengamatan pertama, jalan yang berpotensi macet paling tinggi d engan nilai harkat 21 sampai 24, yaitu: J l . Oiponegoro, Jl. U rip Sumohardjo, Jl. Parang Tritis, Jl. Sisingamangaraja, dan Jl. Gejayan. Pada jalan tersebut lalu l intas harian rata·ratanya antara 13.000 smp sampai 24.000 smp,tingkat pelayanan jalan lebih dari 1 seh ingga d ikategorikan dalam kondisi kri tis. Derajat kejenuhan yang tinggi d i sem u a jalan, penggunaan Ia han tepi jalan berupa pasar trad isional d an pusat pertokoan merupakan daerah bangkitan untuk menarik arus lalulintas pada pagi hari, sehingga · menimbul kan permasalahan parkir. Kapasitas parki r yang disediakan pada pasar tradisional tidak dapat menampung jurr,lah kendaraan yang banyak sehingga mengurangi Iebar efektif jalan dr.m pergerakan keluar masuk kendaraan mengganggu arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 444, "width": 343, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Bentuk persim pangan yang tidak simetris dan trotoar memberi nengaru h terhadar:- terjad inya kesem rawutan lalulintas, trotoar yang semula diperuntukkan untuk pejalan kaki telah berubah fungsi menjadi tempat usaha bagi pedagang kaki lima seh ingga trotoar tidak lagi berfungsi sebagaimana yang diharapkan dan pejalan kaki mengambil badan jalan untu k beraktifitas, dan jumlah ketersediaan rambu d i setiap jalan walaupun rata-rata telah lebih dari 75% kecuali di Jl. Sisingamangaraja dan Jl . .", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 554, "width": 17, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 14, "width": 182, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Geomedia, Volume 5, Nomot 2, Oktober 2007 11", "type": "Page header" }, { "left": 31, "top": 61, "width": 337, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Gejaya n. Akibat kurang ti ngginya rasa d isiplin berlalulintas bagi sebagian masyarakat dan pela nggaran sering terjad i yang menyebabkan kemaceta n lalulintas.", "type": "Text" }, { "left": 31, "top": 98, "width": 338, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Jalan yang berpotensi macet sedang dengan nilai harkat 18 sam pai 20 terjadi pada Jl. May. Suryotomo, Jl. Kyai Mojo, Jl. M ataram, Jl. Tentara Pelajar, Jl. A.M. Sangaji , Jl. Kusum a negara, Jl. Dokter Sutomo, Jl. Prof. Dr. Sarjito, Jl. Prof. Herm a n Yohanes, Jl. Dr. Wa hidin, Jl. Tam a n Siswa, Jl. Jend. Sudirman 1 arah, Jl. Ahmad Ya ni, Jl. Mal ioboro, dan Jl. Suroto dengan karakteristik ti ngkat pelayanan jalan rata-rata di atas 1. Penggu naan lahan tepi jalan sebagi a n besar merupa kan pusat pendid ikan seperti sekolah, perkantoran , p usat pelayan a n masyarakat berupa h otel, laboratori u m kesehatan , d a n berupa daerah niaga dengan a ktifitas sisi jalan yang tinggi seperti p usat perto koan. J u m lah ketersed iaan ram bu di setiap jalan walaupun rata-rata telah lebih dari 75% banyak yang tida k di patuhi a ki bat rendah nya d isiplin berlalulintas bagi sebagian masyarakat yang bera kibat pada kemacetan la lulintas.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 241, "width": 2, "height": 3, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "·", "type": "Table" }, { "left": 32, "top": 256, "width": 338, "height": 127, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Jalan yang berpotensi m acet rendah denga n nilai harkat 14 s a m pai 17, yaitu: Jl. M ay. Suryotomo, J l. Matara m, Jl. Cik Ditiro, Jl. Tentara Pelajar, Jl. K.H.A. Dah lan, Jl. Pasar Kembang, Jl. Sultan Agung, J l. Prof Dr. Sarj ito, J l. Tam a n S iswa, J l. Sudirman 1 a ra h , Jl. Sudirman 2 a ra h , J l . S uroto, dan J l. Terban. Pada jalan tersebut lalulintas harian rata-ratanya antara 7.000 smp sampa i 22.00 0 s m p, tingkat pelaya nan jalannya rata-rata mempunyai nilai '3ntara 0,3 s a m pa i 0,9 d a n a rus masih stabil dan j i ka terjadi penurunan Kecepatan m a ka kondisinya tidak terlal u lama. Penggunaan Ia han tepi jalan bervariasi, d aerah niaga berupa pasar tradisional seperti di Jl. S ulta n Agung tetap i karena volu m e lalulintas ya ng melewati jalan tersebut masih sesuai dengan standar perencanaan maka potensi m acetnya masih kurang.", "type": "Text" }, { "left": 32, "top": 384, "width": 338, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Sesuai denga n kelas kemacetan lalulintas dengan tiga waktu pengam atan yang berbeda , ada sebagian jalan yang potensi macet u ntuk pagi, siang, dan sore hari mengalami perubahan. Jalan tersebut yaitu J l May. Suryotomo, Jl. M atara m , Jl. Tentara Pelajar, Jl. Prof. Dr. Sarj ito, Jl. Sudirm a n 1 arah, dan Jl. Suroto. Perbedaan tersebut d isebabkan oleh jumlah volu me lalulintas yang melewati jalan tersebut pada tiga waktu pengam atan mengalami peruba han akibat penggunaan lahan yang berada pada jalan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 33, "top": 477, "width": 337, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Kondisi kem acetan juga disebabka n oleh penye mpitan Iebar jalan yang tidak bisa menam pu ng arus lalulintas, kondisi i n i d isebabkan adanya median yang fun gsinya u ntuk mendistribusika n kendaraan secara merata", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 536, "width": 17, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 30, "top": 27, "width": 330, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "'II Pengg1maan Citra Quickhird dan SIC lJnl1Jk Perolehan Data Spar.ial Guna Mendukung Manajemen", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 47, "width": 97, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "l..alulintan di Kola Yogyaknrla", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 72, "width": 336, "height": 45, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "tetapi fungsi tersebut lmrang efektif u ntuk diterapl<an di sebagian jalan seperti di J l . Gejayan. Lebarnya median mengu rangi Iebar badan jalan yang dipakai oleh para pemal<ai sementara terdapat parkir di kedua sisi jalan dan volume kend araan yang lewat tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 118, "width": 337, "height": 114, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Penilaian potensi macet pengamatan ked ua, diasumsikan sem ua jalan mengalami potensi yang sama dengan pengamatan pertama, kecuali u ntuk sebagian jalan yang mengalami perubahan d isebabkan karena penggunaan lahan tepi jalan berupa mesjid conto hnya pada Jl. Mataram. Penggu naan lahan berupa sekolah, volu me lalulintas pada siang hari juga mengalami perubahan sebab ada sebagian sekolah yang lebih awal tutup d i banding dengan hari b·iasa, contoh terlihat pada Jl. Tentara Pelajar. Penilaian potensi macet hari ketiga diwal�ili oleh Jl. Su roto dan Jl. Malioboro, alasan nya bahwa pada ked ua jalan tersebut penggu naan lahan didominasi oleh kantor dan pertokoan.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 246, "width": 246, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Manfaat Citra Quickbird dan Sistem lnformasi Geografis", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 258, "width": 335, "height": 116, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Parameter kemacetan lalulintas yang dapat disadap dari citra Quickbird yaitu jenis penggun aa n lahan tepi jalan, kondisi trotoar, kondisi parkir, bentuk persi m pangan, dan unsur geometrik jalan yang meliputi Iebar jalan, dan panjang jalan. Tingkat kete!itian interpretasi citra Quickbird u ntuk pengum pu lan data penggunaan lahan mencapai 98,6% dan ketelitian i nterpretasi dapat dikategorikan sangat baik. Ti ngkat ketelitian interpretasi citra Quickbi rd untuk penyadapan data Iebar jalan dilakukan dengan melakukan pengu k u ran Iebar ruas jalan pada citra dengan menggunakan ArcView 3.2. Berdasarkan hasil interpretasi, m aka d iperoleh tingkat ketelitian m encapai 98, 19%.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 376, "width": 337, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Perolehan informasi bentuk persim pangan, persi m pangan dengan kanalisasi relatif leblh m udah dikenali dari citra sebab ada kenampakan ciri bangunan, sedangkan untuk persimpangan asimetris dan simetris dilaku kan pengukuran d i pu sat persi mpangan. Kenam pakan trotoar yang diperoleh dari citra dan dilakukan pengecekan lapangan u ntuk melihat fu ngsinya, sedangl-;an hasil interpretasi kenam pakan kondisi parkir dapat dlldentlfikasi sudut parkir moda tertentu khususnya mobil di suatu ruas jalan yaitu 0° dan 45° seh ingga nilai pengharkatan kondisi parkir u ntuk jenis moda tertentu dapat ditentukan dari citra Quickbird yang diperkuat dengan hasil kerja lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 493, "width": 335, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Meskip u n m empunyai banyak keunggulan, tetapi citra Quickbi rd mempunyai keterbatasan dalam menyadap sebagian variabel penyebab kemacetan lalulintas. Variabel yang tidak dapat disadap dari citra Quickbird", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 549, "width": 17, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "1 48", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 11, "width": 179, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2007 II", "type": "Page header" }, { "left": 32, "top": 58, "width": 337, "height": 33, "page_number": 14, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "yaitu rambu dan vol u m e lalulintas puncak yang di masukkan ke dalam formula u ntuk perhitu ngan tingkat pelayanan jalan, kapasitas jalan, dan derajat kejenuhan.", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 79, "width": 2, "height": 3, "page_number": 14, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "·", "type": "Text" }, { "left": 33, "top": 93, "width": 336, "height": 92, "page_number": 14, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Data dan informasi tentang parameter penyebab kemaceta n laluli ntas yang d i peroleh pada citra Quickbird maupun dengan hasil kerja lapa ngan meru pa ka n d ata atribut setiap jala n dan d isajikan dalam peta yang membuat hasil perhitungan masing-masing para m eter tersebut yaitu peta potensi kemacetan lalu lintas dan dapat dilihat pada G a m bar 4, Gambar 5, dan Gam bar 6. Data grat is yang berupa peta potensi kemacetan beserta data atributnya yang d ijadikan sebagai dasa r u ntuk ma najemen lalulintas.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 537, "width": 18, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 274, "top": 219, "width": 57, "height": 144, "page_number": 14, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "PETA POUNSI K!:MACETAt'l LALULINT At PAC! }t\\J>:t J:OTA \\\"OCYAKARTA ·-*· 8 !<;. .... �: .. �-.. -·�-� u\"\"\"u,. � -� .. , ........... ,.., -··'\"'l'll.lt• -<: �� - -1HI\"\"\"\"\"'\"'h•f - l'oi•rll\\•\"\"\"\"fiiW , .... , l tii•I••O'*l'Oll,.!W4th•l•,.J!Ut �: .... .,�\"\"' 1 �� loA! .. ! =�.::;:. �\"\" ) II•U>t>'ll���l'l�l", "type": "Picture" }, { "left": 78, "top": 427, "width": 247, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "GStm ba r 4. Peta Potensi Kemacetan Lal u l i ntas Pagi H a ri", "type": "Caption" }, { "left": 25, "top": 38, "width": 51, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "II Penggunnan", "type": "Page header" }, { "left": 35, "top": 40, "width": 319, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Citra Quickbird dan SJG Untuk Perolehan Data Spasial Guna Menduknng Manajemen Lalulintas di Kota Yogyakarta", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 84, "width": 57, "height": 141, "page_number": 15, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "P£TA i'OTE'ti!il KE.tltACfTAN LAl-IJLINIAS filAitG HARI J.:QfA YQC\\'t.KAftTA lil w ... ,. ..... ... )owiL ... •• r.:��- :C :::-lo�l loiO;)o.<. �!lf.•&(\"\"\"fUj �-lllt• ..... 1\"UU l Hlll!l>liQoolljfu.(,.l\\;d•OI<Ih.,l®t l .. V<�C:Nw l.l,loMorftl.ollt<oioV•fl\\o\\W f'hlrti;UIDtW..OIIH UI41JII\"'U'-W.»<u", "type": "Picture" }, { "left": 78, "top": 283, "width": 253, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Gam ba r 5. Peta Pot�nsi Kemacetan Lalulintas Siang Hari", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 315, "width": 57, "height": 112, "page_number": 15, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "PHA POTtlfSI KEt.!A(:i::T),J'i I.ALULJNTAS 'ORE HAiti KOlA \\'OG\\'AKARTA ,_��., ... >l_,_.,... ...... ll••'\"\"\"'�", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 515, "width": 248, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Gam b a r 6. Peta Potensi Kemacetan Lalulintas Sore Hari", "type": "Caption" }, { "left": 356, "top": 547, "width": 17, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "!50", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 11, "width": 182, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2007 11", "type": "Page header" }, { "left": 33, "top": 58, "width": 140, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Pemecahan Masalah Lalullntas", "type": "Section header" }, { "left": 32, "top": 70, "width": 338, "height": 134, "page_number": 16, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Masa l a h kemaceta n lalul i ntas ya ng terjadi pada ruas jalan pada daerah penelitian d a pat d i m i nimalkan denga n menerapkan beberapa strategi manajemen l a l u l i ntas. Manajemen lal u l i ntas berupa pelara ngan parkir d i tep i jalan u ntuk kedu a sisi dapat diterapka n di Jl. Diponegoro, Jl. Parang Tritis, J l . Sisingama ngaraja, J l . A.M. Sangaji, Jl. Prof. Herman Yohanes, dan Jl. Gejaya n, hal i ni agar penyus utan badan jalan akibat penga ruh parkir dapat d imin imalkan dengan ha nya menggunakan satu sisi jalan saja. Penga l i h a n tempat parkir pada jam sibuk khusus nya pagi hari juga d a pat d ilakukan pada J l . Gejayan , J l . A.M . Sangaji, Jl. Diponegoro, J l . Parang Tritis, d a n Jl. Sisingamangaraja, a rea parkir d i pindahkan ke jalan yang fu ngsinya sebagai jalan lokal dan tidak d i lalui oleh kendaraan umum.", "type": "Text" }, { "left": 33, "top": 206, "width": 338, "height": 145, "page_number": 16, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "M anajemen lalulintas lain ya ng da pat diterapkan antara lain sistem pengontrolan lalulintas yaitu lara ngan parkir pada tep i jal a n u ntuk jangka waktu tertentu ata u pu n pem batasan waktu parkir d i m a ksudka n u ntuk m e m beri kesempatan lebih banyak kendara a n parkir di suatu tem pat ataupun denga n pemberian tarif (pricing) parkir berdasarkan waktu parkir dengan perbedaan ta rif parkir pada daerah a rus lalulintas tinggi ata u pun dengan pemberian atura n pada penyelenggara pertokoa n besar u ntuk diwaj i bkan m enyedia kan tem pat parkir bagi pengunjungnya. Hal ini d a pat diterapkan pada Jl. Urip Sumohardjo, Jl. Prof Herman Yoha nes, Jl. Parang Tritis, J l. Sisingam a n ga raja, Jl. Gejayan, dan Jl. Kusum anegara yang penggunaan lahan sebagian besar pasar, pertokoan , dan pusat perdagangan .", "type": "Text" }, { "left": 33, "top": 353, "width": 339, "height": 156, "page_number": 16, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Manajemen lalulintas berupa pembatasan area operasi kendaraan umum pada wa ktu tertentu dapat dilakukan pada J l. M a lloboro, d a n Jl. Ah mad Yani agar moda kendaraa n umum tidak berca m pu r dengan m oda kendaraa n pribadi. Leba r jal a n pada ked ua jalan tersebut tidak d a pat menam pung vol u m e la!u l i ntas ya ng banya k pada jam sibuk. Peninjauan kem ba l i ra mbu l a l ulintas agar jalan lokal ya ng terda pat di ruas jalan tersebut d a pat d igunakan u ntuk pengalihan a rus kendara a n khususnya pada jam puncak, ataupun dengan menerapkan jalan para lei menjadi arus searah d a pat d iterapkan juga d i Jl. Herma n Yohanes. Manajemen lalulintas berupa pel�ranga n kendara a n berat atau kendaraan barang lewat selama jam siouk dapat ditera pkan pada J l. Mayor S u ryotomo seba b kel u a r masu knya kendaraan pada j a l a n l oka l yang berada di sekita r j a l a n tersebut dapat menyebabkan macet.", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 535, "width": 18, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 22, "top": 38, "width": 330, "height": 19, "page_number": 17, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "•1• '1 Pe n g g un aan Citra Quickbird dan SIC Untuk Perolehan Data Spa5ial Guna Mendukung Manajemen Lalu.lintas di Kola Yogyakarta", "type": "Page header" }, { "left": 33, "top": 75, "width": 336, "height": 132, "page_number": 17, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Manajemen lalu lintas beru pa sistem pengontrolan lalulintas dengan penggunaan jal u r juga dapat diterapkan, yaitu pembatasan min imal pen u m pang untu k kendaraan pri badi yang akan memasuki Kota Yogyakarta agar pemakai hendaraan pribad i yang tempat tinggalnya berdekatan serta mempu nyai tujuan yang berdekatan dapat menggunal�an satu kendaraan saja sehingga mengu rangi kerapatan lalul:ntas. Sistem pengo ntrolan ini d apat diterapkan pada Jl. Kyai Mojo. Pembatasan aktivitas dari penggu naan l ahan yang menggunakan tepi jalan atau trotoar untu k keperluan pedagang kaki lima juga bisa diterapkan agar trotoar kembali pada fu ngsinya u ntuk pejalan kaki, hal ini dapat diterapkan pada Jl. Herman Yohanes, Jl. Dr. Wah idin.", "type": "Text" }, { "left": 33, "top": 209, "width": 338, "height": 183, "page_number": 17, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Manajemen lalulintas dengan modifihasi operasi angkutan u m um juga dapat d iterapkan untuk jalan-jalan yang berpotensi macet dan d ilalu i angkutan u m u m , hal ini untuk mem pertinggi daya tarik angkutan u m u m agar masyaral<at dari golongan bawah sampai golongan atas tertarik untuk menggunakannya, ataupun modifikasi angkutan u m u m dengan m enjadikan beberapa tingkatan seperti penambahan moda berupa m i k rolet yang kapasitasnya hanya 12 o rang dan pembatasan u m ur kendaraan layak beroperasi akan mempertinggi daya tarik bus dengan kapasitfls sekitar 40 orang u n tu k u m u r bus terseb�Jt sudah tua. Manajemen lal ulintas berupa tarif pada angkutan u m u m dapat diberlakukan, m isalnya dengan pernberlakuan karcis bu lanan d i mana karcis tersebut d apat d igunakan selama sebulan dan harganya relatif lebih murah daripada jikF.I harus membayar setiap h ari sehingga diharapkan masyarakat akan l ebih sering memakai angkutan umum atau dengan membuat jal ur kh usus bagi bus umum.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 419, "width": 39, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 431, "width": 336, "height": 96, "page_number": 17, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "Citra Quickbird dapat d igunakan untuk m enyajikan beberapa parameter yang berl-<aitan dengan kemacetan lalu l i n tas. Dari 8 parameter yang digun akan maka 5 parameter dapat disadap dari interpretasi citra Quickbird, yaitu: unsur geometrik jalan yang d ipakai sebagai dasar dalam perllitungan tingkat pelayanan dan derajat kejenuhan, penggunaan lahan, bentuk persimpangan, trotoar, dan kondisi parkir, dengan tingkat ketelitian 98,6% u ntuk hasil interpretasi penggunaan lahan dan 98,19% untuk hasil interpretasi penyadapan data Iebar jalan.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 552, "width": 17, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 407, "page_height": 593, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 19, "width": 179, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Gcomcdia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2007 II", "type": "Page header" }, { "left": 34, "top": 66, "width": 339, "height": 168, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Kelas potensi kemacetan lalulintas dibagi dalam tiga kelas, yaitu tinggi, sed ang, d a n rendah. Pemecahan masa lah terhadap kemacetan menggunakan ma najemen lalulintas meliputi beberapa hal, yaitu pelara nga n parkir di tepi jalan, laranga n parkir pada tepi jalan untuk jangka waktu tertentu ataupun pembatasan waktu parkir, pembatasan area operasi kendaraan umum, penlnJa uan kembal i rambu lalulintas, m enerapkan jalan paralel menjadi arus seara h, kendaraan berat atau kendaraan barang lewat selama jam sibuk, pembatasan m i nimal pen u m pa n g u ntuk kendaraan pribadi, pembatasa n a ktivitas dari penggu naan lahan yang m enggu nakan tepi jalan atau trotoa r untuk keperluan pedaga ng kaki lima, modifikasi operasi angkutan u m u m, tarif pada angkuta n u m u m dapat d iberlakukan, modifikasi angkuta n u m u m dengan menjad ikan bebera pa tingkatan, d a n membuat jalur khusus bagi bus u mu m.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 333, "width": 68, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 344, "width": 336, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Ahmad M u nawar. 2004. Manajemen Lalulintas Perkotaan. Yogyakarta: Penerbit Beta Offset", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 374, "width": 337, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Anoni mus. 2003. Kota Yogyakarta dalam Angka. Yogyakarta: Biro Pusat Statistik.", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 404, "width": 335, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Din�ktorat Jendera l Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakart a : D itjen Bina Marga d a n Sweroad.", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 434, "width": 335, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "D u l bah ri. 2003. Ana/isis Digital Data Penginderaan Jauh. Yogyaka rta :", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 446, "width": 234, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Puspics, Fakultas Geografi U niversitas Gadjah Mada.", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 464, "width": 336, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "Malinggrea u J.F. 1982. A Propose Land Use/Land Cover Classification System for Indonesian. The Indonesia n Journa l of Geography, Faculty of Geography, Gadjah Mada U n iversity. Yogyaka rta.", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 539, "width": 16, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 398, "page_height": 584, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 35, "top": 50, "width": 52, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 426, "page_height": 606, "text": "II Penggun«an", "type": "Page header" }, { "left": 45, "top": 48, "width": 320, "height": 21, "page_number": 19, "page_width": 426, "page_height": 606, "text": "Citra Quick bird dan SIC Untuk Perolehan Dnta Spasial Guna Mendukung Manajemen 1�1lulintau di Kota Yogyabrta", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 84, "width": 335, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 426, "page_height": 606, "text": "Prahasta Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem lnformasl Geografis.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 97, "width": 138, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 426, "page_height": 606, "text": "Bandung: Penerbit lnformatlka.", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 114, "width": 335, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 426, "page_height": 606, "text": "Tamin 0. Z. 2000. Perencanaan dan Pemoclelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 561, "width": 17, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 426, "page_height": 606, "text": "!54", "type": "Page footer" } ]
0f094a98-36ba-f546-5b13-a0124e09eb41
https://jurnaledukasia.org/index.php/edukasia/article/download/429/323
[ { "left": 72, "top": 46, "width": 232, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 164, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, 2 (December, 2023), pp. 1307-1314 ISSN: 2721-1150 EISSN: 2721-1169", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 790, "width": 90, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jurnaledukasia.org", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 445, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 250, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala 1 , Izaak Hendrik Wenno 2 , Th. Laurens 3", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 195, "width": 293, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Pattimura Ambon, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 208, "width": 268, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Pattimura Ambon, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 220, "width": 267, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Universitas Pattimura Ambon, Indonesia; [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 252, "width": 183, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 266, "width": 430, "height": 307, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Style; Decision Making; School Effectiveness Decision making plays an important role in improving School Effectiveness. Principals can use various styles such as authoritative, consultative, delegative, facilitative and flexible styles, Rahabav (2021). Style variations in principal decision making are adapted to the situations and conditions of the problems faced by subordinates because the impact that arises is as a result of the decision style used by the principal. The purpose of this study 1) to describe the decision-making style of principals in high schools in Distric Kairatu West Seram Regency; 2) Describe School Effectiveness in SMA in Distric. Kairatu West Seram Regency; 3) Analyze the supporting and inhibiting factors for Principal Decision Making and School Effectiveness in SMA in Distric. Kairatu, West Seram Regency. The results of the study show that the Principal has used 5 decision-making styles and the dominant one used is the flexibility style (variation of styles). School effectiveness is in the Good category. Factors supporting the principal's decision- making style; a) The principal's awareness that the school is in an era of democratization b) The principal's commitment to respecting the role of teachers and education staff. Factors inhibiting decision-making style: a) The decisions taken are not based on data; b) Decision making does not pay attention to the main tasks and functions c) The principal listens more to input from senior teacher.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 346, "width": 63, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 364, "width": 84, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 2023-05-25 Revised 2023-06-26 Accepted 2023-08-02", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 582, "width": 230, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC BY-NC-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 636, "width": 284, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: Welly Tomatala Universitas Pattimura Ambon, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 99, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 706, "width": 448, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala sekolah sebagai motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju keberhasilan sekolah dan pendidikan secara luas (Djafri, 2017). Menurut penulis peran kepala sekolah dengan fungsi ganda maka dalam berproses pengambilan keputusan juga menempati peran penting menuju keberhasilan kaitannya dengan upaya peningkatan efektivitas sekolah kepala sekolah juga", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 289, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 1307-1314", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1308 of 1314", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 448, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala, Izaak Hendrik Wenno, Th. Laurens / Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 448, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertanggung jawab mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, UU Sisdiknas Nomor. 20 Tahun 2003.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 448, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang guru diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah selanjutnya diatur dalam Permendikbudristek Nomor 40 tahun 2021. Sesuai tugas tambahan yang diemban menurut penulis seorang kepala sekolah perlu memiliki kompetensi dan komitmen yang jelas untuk memajukan sekolah yang dipimpinnya sehingga mampu mencapai visi, misi, tujuan dan program kerja serta sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain tugas kepala sekolah adalah dapat memberdayakan potensi yang dimiliki sekolah guna meningkatkan efektivitas sekolah. Dalam konteks ini menurut penulis dibutuhkan kemampuan kepala sekolah salah satunya adalah kemampuan dalam mengambil sebuah keputusan yang cerdas, tepat guna dan dapat mengakomodir kebutuhan warga sekolah serta tertanggung jawab dengan baik. (Samsul, Shulhan, & Trinova, 2020) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan efektivitas sekolah kemampuan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan menjadi instrument yang amat menentukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 448, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan keputusan ( decision making) menurut (Ali & Mukhibat, 2017) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan sebuah pilihan, Istilah pengambilan keputusan menurutnya adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memecahkan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi di sekolah, keputusan yang diambil oleh kepala sekolah dapat memberi dampak besar bagi sekolah, baik positif maupun negatif. Kepala sekolah harus mampu membedah berbagai permasalahan yang ada dan mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi sebelum menetapkan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 372, "width": 448, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Robbins, 1999) keterampilan konseptual kepala sekolah berkaitan dengan kemampuan mental seorang pemimpin dalam mengamankan dan mendiagnosis situasi yang rumit ketika berada pada pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dan gaya pengambilan keputusan kepala sekolah ini juga sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti terdahulu. Dalam pengambilan keputusan kepala sekolah dapat menggunakan berbagai gaya seperti gaya otoritatif, konsultatif, delegatif, fasilitatif dan fleksibilitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 448, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya pengambilan keputusan kepala sekolah sangat menentukan kondusif tidaknya proses pendidikan yang berlangsung di sekolah karena keputusan yang diambil bisa tepat dan kondusif namun terkadang juga bersifat kontra produktif bahkan tidak jarang menimbulkan konflik (Anwar, 2014). Dalam konteks itu dibutuhkan kepercayaan diri seorang kepala sekolah untuk dapat menggunakan gaya pengambilan keputusan yang tepat dalam sebuah forum pengambilan keputusan. Gaya pengambilan keputusan kepala sekolah berkorelasi positif dan signifikan terhadap efektivitas sekolah (Aminuddin Bakry, 2010). Berdasarkan hasil studi tersebut menurut penulis kemampuan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan juga menjadi salah satu faktor yang dominan dalam meningkatkan efektifitas sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 448, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penulis pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah akan dikatakan baik dan tepat jika dilakukan secara partisipatif dan bersifat demokratis serta didukung oleh data dan informasi yang akurat sehingga visi, misi, tujuan dan program sekolah dapat tercapai secara maksimal dan target program kerja yang ditetapkan sekolah sudah terealisasi dengan baik guna meningkatkan efektivitas sekolah. Kondisi umum yang penulis temui saat melakukan observasi awal adalah dukungan dana juga belum mampu menjawab semua kebutuhan pendidikan di sekolah. Dari berbagai persoalan yang ditemui maka dapat penulis kemukakan bahwa penguatan kapasitas guru secara mandiri masih terbilang minim. Kalau pun ada hanya terealisasi pada beberapa guru yakni mereka yang lolos guru penggerak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 448, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, maka kepala sekolah diharapkan dapat menggunakan strategi yang tepat dalam pengambilan keputusan karena gaya pengambilan keputusan yang baik dan tepat akan membawa pengaruh positif terhadap meningkatnya efektivitas sekolah. Sehubungan dengan hal itu penulis tertarik meneliti lebih lanjut masalah yang dihadapi sekolah sampel dalam bentuk penulisan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 289, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 1307-1314", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1309 of 1314", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 448, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala, Izaak Hendrik Wenno, Th. Laurens / Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 448, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tesis dengan judul: “ Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Bar at”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 62, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 448, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat berdasarkan fakta-fakta mengenai objek penelitian (Suryana, 2010). Dengan kata lain pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang memiliki maksud untuk memahami tentang fenomena-fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, tindakan, motivasi, dan lain sebagainya, mana secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara deskripsi berbentuk kata-kata dalam konteks alamiah (L. Moleong, 2006). Dengan menggunakan penelitian kualitatif diharapkan dapat menggambarkan dan mengungkapkan hakikat dari objek kajian yang sedang diteliti serta menjelaskan lebih rinci lagi mengenai topik yang dikaji dalam penelitian tanpa adanya rekayasa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 448, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini berlokasikan pada SMA Negeri 1 Seram Bagian Barat dan SMA Negeri 22 Seram Bagian Barat di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Waktu penelitian berlangsung selama 3 bulan. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Humas dan Guru. Objek penelitian adalah gaya pengambilan keputusan kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 448, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen yang relevan diantaranya : observasi untuk mengamati secara nyata kondisi lokasi penelitian peneliti juga menggunakan pedoman observasi pedoman wawancara digunakan untuk menghimpun data dari informan. Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari foto, film dan dokumen-dokumen seperti buku, notulen rapat, jadwal kegiatan, laporan berkala, dan lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ; observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif, selanjutnya dijelaskan (Sugiyono, 2019) analisis data dengan model Miles dan Huberman sebagai Reduksi Data (Data Reduction) yang tidak perlu dan mengumpulkan data yang diperlukan. Penyajian data dilakukan dengan cara deskriptif naratif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 448, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing and Verification), mulai dari pengumpulan data awal, peneliti harus membuat kesimpulan sementara, dan pada tahap akhir kesimpulan ini harus diverifikasi kembali pada catatan yang sudah dilanjutkan ke arah kesimpulan yang tepat. Simpulan akhir harus dibuat relevan yang berfokus pada penelitian, tujuan penelitian, dan temuan penelitian yang dibahas (Sugiyono, 2019). Keabsahan data adalah konsep penting yang diperbarui dari konsep keabsahan dan konsep keandalan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang dilakukan atas dasar jumlah kriteria yaitu: derajat kepercayaan, keterlibatan, kebergantungan, dan ketegasan (L. J. Moleong, 2007). Dalam penelitian ini digunakan pengecekan terhadap kebenaran data yang menjadi temuan selama penelitian berlangsung diantaranya adalah triangulasi sumber uji keabsahan dan mengadakan member chek yaitu pemeriksaan data yang didapatkan oleh instrument kunci terhadap pemberi data, bertujuan supaya informasi atau data yang didapatkan sesuai dengan apa yang dimaksud atau disampaikan sumber data atau informan sehingga dalam penulisan laporan data tersebut valid.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 645, "width": 153, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 448, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala sekolah dalam kebijakannnya juga sering menggunakan berbagai gaya pengambilan keputusan. Melalui berbagai teknik pengumpulan data, penulis telah memperoleh sejumlah data dan informasi tentang gaya pengambilan keputusan kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah. Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini dihimpun melalui observasi, hasil wawancara, dan studi dokumentasi. Penulis juga menandai informan dengan kode Penulis (P), Kepala Sekolah (KS), Wakil Kepala Sekolah (WK) dan Guru (G) dan (a) adalah pertanyaan pada pedoman wawancara yang ditujukan kepada guru dan wakasek, sedangkan (b) pedoman wawancara yang ditujukan kepada kepala sekolah. Pengambilan keputusan berbagai kajian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 289, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 1307-1314", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1310 of 1314", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 448, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala, Izaak Hendrik Wenno, Th. Laurens / Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 448, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "literatur ditemukan bahwa tidak semua individu melakukan pendekatan dengan cara yang sama. Terdapat gaya yang berbeda-beda dalam pengambilan keputusan, Birgham Young University.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 189, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deskripsi Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 159, "width": 448, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya otoritatif, mendistorsi peran bawahan, keputusan yang diambil bersifat final dan bawahan sebagai implementor (raihanah daulay, khair, 2017), pengambilan keputusan fasilitatif terjadi ketika pemimpin dan bawahan mengambil keputusan secara bersama berdasarkan data dan informasi yang diperoleh (raihanah daulay, khair, 2017). Gaya pengambilan kepustusan konsultatif didasari pada berbagai informasi yang diterima dari guru senior atau yang dianggap cakap dan berpengalaman kemudian dijadikan bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala sekolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 448, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya pengambilan keputusan delegatif yang dilakukan kepala sekolah juga didasari pada sikap menghargai serta memberi kesempatan kepada bawahannya secara mandiri dapat memanfaatkan tugas dan tanggung jawab yang diberikan seorang pimpinan sebagai sebuah amanah dan pengalaman berharga dan bukan suatu beban", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 92, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 448, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penulis berdasarkan deskripsi terhadap 5 dimensi efektivitas sekolah maka sekolah sampel yang dipimpin KS 2 masih dikategorikan cukup baik karena ada upaya perbaikan menuju peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya dengan komitmen terus melakukan perubahan untuk meningkatkan efektivitas sekolah yang berlebel sekolah efektif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 447, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Pendukung dan Penghambat Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 450, "width": 448, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor pendukung pengambilan keputusan dalam meningkatkan efektivitas sekolah didasari pada kemampuan kepala sekolah dapat memilih alternatif yang tepat, mampu menelaah persoalan lembaga dengan menerima informasi atau memiliki data yang jelas dan akurat serta terbuka menerima saran dari guru dan staf, memberi kepercayaan kepada guru dalam menjalankan tugas dan kepercayaan yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 448, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor penghambat penggunaan gaya pengambilan keputusan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan efektivitas sekolah antara lain: a) Keputusan yang diambil kadang tidak berbasis data untuk dijadikan bahan pertimbangan sebelum kepala sekolah dalam mengambil keputusan; b) Pengambilan keputusan tanpa memperhatikan Tupoksi c) Kepala sekolah lebih mendengar masukkan dari guru senior ketimbang junior. d) kepala sekolah belum memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan kepemimpinan yang berpusat pada pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 60, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 216, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 448, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya pengambilan keputusan otoritatif adalah pemimpin mengambil keputusan tidak melibatkan bawahan, keputusan diambil secara tiba-tiba, keputusan bersifat final dan sepihak, konsekwensi keputusan menjadi tanggungjawab pemimpin. Gaya pengambilan keputusan fasilitatif adalah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada bawahan berperan serta dalam menentukan program kerja secara bersama dan membuat keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gaya pengambilan keputusan konsultatif adalah pemimpin meminta saran, nasihat atau pendapat dari bawahan yang dianggap cakap kemudian disampaikan menjadi bahan pertimbangan disertai informasi yang akurat meski pada akhirnya pemimpinlah yang mengambil keputusan dan konsekuensi atas keputusan yang diambil, ada dalam tanggung jawab pemimpin dengan harapan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 289, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 1307-1314", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1311 of 1314", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 448, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala, Izaak Hendrik Wenno, Th. Laurens / Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 448, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keputusan yang diambil menjadi konstribusi bagi lembaga serta dapat dipertanggungjawabkan secara baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 448, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya pengambilan keputusan delegatif adalah pemimpin menyerahkan tanggung jawab pengambilan keputusan kepada satu atau lebih bawahan bahkan mungkin semua bawahan sesuai kemampuan pengetahuan dan keahlian mereka. Dan gaya Pengambilan Keputusan Fleksibilitatif adalah pemimpin menggunakan gaya fleksibilitas (variasi gaya) yakni gaya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi bawahan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 132, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Efektivitas Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 210, "width": 448, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis terhadap Efektivitas sekolah diperoleh data bahwa efektivitas sekolah dikategorikan cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah sampel telah dikategorikan sebagai sekolah efektif. Melalui studi dokumentasi diperoleh informasi bahwa capaian program dan kegiatan pada sekolah sampel baik, dengan kata lain sekolah mampu merealisasikan sebagian besar program yang telah disusun dalam RKAS.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 448, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan sudut pandang keberhasilan sekolah tersebut, kemudian dikenal sekolah efektif dan sekolah tidak efektif mengacu pada sejauh mana sekolah dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, sekolah disebut efektif jika sekolah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan. Suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah, sebaliknya sekolah dikatakan tidak efektif bila hubungan tersebut rendah, Getzel dalam (Supardi, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 387, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Pendukung dan Penghambat Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 448, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor pendukung gaya pengambilan keputusan kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah, antara lain: Adanya kesadaran kepala sekolah bahwa saat ini sekolah berada pada era demokratisasi pendidikan yang membutuhkan kesediaan kepala sekolah untuk menggunakan gaya pengambilan keputusan yang melibatkan partisipasi guru dan tenaga kependidikan, adanya perencanaan bersama, tiap tahun sekolah sampel biasanya melakukan lokakarya penyusunan RKAS yang melibatkan stakeholder internal dan eksternal komitmen kepala sekolah menghargai peran guru dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensi diri secara penuh. Sekolah memiliki lingkungan yang bersih dan asrih sehingga memacu personil sekolah untuk bekerja. Lingkungan seperti ini amatlah penting karena memberi suasana sejuk dan nyaman bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa untuk bekerja secara baik adanya dukungan dana melalui dana BOS, BOP dan Komite untuk mendukung pelaksanaan program.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 448, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor penghambat gaya pengambilan keputusan kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah antara lain: Keputusan yang diambil kadang tidak berbasis data untuk dijadikan bahan pertimbangan sebelum kepala sekolah mengambil keputusan Kepala sekolah lebih mendengar masukkan dari guru senior ketimbang junior. Kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah bertujuan untuk memfasilitasi guru agar dapat meningkatkan prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat. Seorang kepala sekolah dapat bertindak sebagai tempat bagi guru menggali informasi yang lebih banyak khususnya mengenai pembelajaran, sebagai seorang pemimpin pembelajaran kepala sekolah dituntut melaksanakan program supervisi akademik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 448, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Sudjana, 2016), sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam: merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan, melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan, menilai proses dan hasil pembelajaran/ bimbingan, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran/bimbingan, memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik, melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, memberikan bimbingan belajar pada peserta didik, menciptakan lingkungan belajar yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 289, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 1307-1314", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1312 of 1314", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 448, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala, Izaak Hendrik Wenno, Th. Laurens / Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 448, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyenangkan, mengembangkan dan memanfaatkan alat Bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan, memanfaatkan sumber-sumber belajar, mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll.) yang tepat dan berdaya guna, melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran atau bimbingan, dan mengembangkan inovasi pembelajaran atau pembimbingan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 448, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka pikir kepemimpinan pembelajaran memiliki empat dimensi yaitu: mengembangkan misi dan tujuan pembelajaran berdasarkan misi dan tujuan sekolah; melaksanakan proses pembelajaran; meningkatkan iklim pembelajaran; dan mengembangkan dukungan lingkungan kerja (Fadlilatunisa, Tri, Raharjo, & Suminar, 2022). Kepemimpinan pembelajaran efektif apabila kepala sekolah mampu memainkan perannya sebagai: pemantau kinerja guru; penilai kinerja guru; pelaksana dan pengaturan pendampingan dan pelatihan, perencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru; pengkoordinasi kerja tim, dan pengkoordinasi pembelajaran kolaboratif (OECD, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 448, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses monitoring dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah terhadap pelaksanaan pekerjaan bawahan dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta, data, dan informasi dalam proses upaya pencapaian tujuan, apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak. Data-data dan fakta tersebut selanjutnya dijadikan sebagai rujukan bagi pimpinan untuk melakukan evaluasi terhadap projek yang dikerjakan, program yang disiapkan atau bahkan sampai pada titik rencana yang sudah dibuat. Dimensi Ekspektasi guru dan staf yang tinggi, guru belum memiliki komitmen kuat untuk menerapkan kepemimpinan yang fokus pada pembelajaran. Hal ini terlihat dari inkonsisten RPP, dengan action di kelas, evaluasi dan dokumentasi hasil evaluasi belajar siswa yang belum baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 448, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadaan tersebut dikarenakan guru merupakan salah satu pelaku dan bahwa pemeran utama dalam penyelenggaraan pembelajaran ” (Suparman, 2010). Oleh karena itu guru diharapkan harus benar- benar memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap seorang guru yang profesional mampu menunjang peningkatan mutu pembelajaran. 2). Penguasaan materi/kurikulum: Komponen lainnya yang menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran yaitu penguasaan materi/kurikulum. Penguasaan materi/kurikulum sangat mutlak harus dilakukan oleh guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Keadaan tersebut dikarenakan kurikulum merupakan objek yang akan disampaikan pada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 448, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian kedudukan penguasaan materi ini merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut atau ditekankan untuk menguasai materi/kurikulum sebelum melaksanakan pengajaran di depan kelas; 3). Penggunaan metode mengajar; Penggunaan metode mengajar oleh guru dalam menerangkan di depan kelas tentunya akan memberikan kontribusi tersebut dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan menggunakan metode mengajar yang benar dan tepat, maka memungkinkan siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru; 4). Pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan: Ketersediaan alat/fasilitas pendidikan memudahkan guru dan siswa untuk menyelenggarakan pembelelajaran. Dengan demikian diharapkan pendayagunaan alat/fasilitas belajar harus memperoleh perhatian yang baik bagi sekolah dalam upayanya mendukung terhadap peningkatan mutu pembelajaran; 5). Pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler: Peningkatan mutu pembelajaran pula dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, artinya bahwa mutu akan mampu ditinggkatkan apabila dalam pembelajaran siswa ditambah dengan adanya kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 86, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 448, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala sekolah pada SMA Negeri 1 Seram Bagian Barat dan SMA Negeri 22 Seram Bagian Barat telah menggunakan 5 gaya pengambilan keputusan dalam menentukan berbagai program dan kebijakan yakni; a) Gaya Pengambilan Keputusan Otoritatif; Gaya Pengambilan Keputusan Fasilitatif; Gaya Pengambilan Keputusan Konsultatif; Gaya Pengambilan Keputusan Delegatif; dan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 289, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 1307-1314", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1313 of 1314", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 448, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala, Izaak Hendrik Wenno, Th. Laurens / Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 448, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya Pengambilan Keputusan Fleksibilitatif dalam meningkatkan efektivitas sekolah sehingga efektivitas sekolah berada pada kategori baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 448, "height": 131, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor pendukung penggunaan gaya pengambilan keputusan kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah antara lain: Adanya kesadaran kepala sekolah bahwa saat ini sekolah berada pada era demokratisasi pendidikan yang membutuhkan kesediaan kepala sekolah untuk menggunakan gaya pengambilan keputusan yang melibatkan partisipasi guru dan tenaga kependidikan. Adanya perencanaan bersama, tiap tahun sekolah sampel biasanya melakukan lokakarya penyusunan RKAS yang melibatkan stakeholder internal dan eksternal komitmen kepala sekolah menghargai peran guru dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensi diri secara penuh. Sekolah memiliki lingkungan yang bersih dan asrih sehingga memacu personil sekolah untuk bekerja. Adanya dukungan dana melalui dana BOS, BOP dan Komite untuk mendukung pelaksanaan program.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 251, "width": 448, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor penghambat penggunaan gaya pengambilan keputusan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan efektivitas sekolah antara lain; Keputusan yang diambil kadang tidak berbasis data untuk dijadikan bahan pertimbangan sebelum kepala sekolah mengambil keputusan Pengambilan keputusan tanpa memperhatikan Tupoksi. Kepala sekolah lebih mendengar masukkan dari guru, senior ketimbang junior.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 59, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 448, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali, M., & Mukhibat, M. (2017). Dukungan Keluarga, Peran Gender, Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir, dan Pengharapan Akan Hasil terhadap Career Indecision Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Madiun. PALASTREN Jurnal Studi Gender , 9 (2), 279. https://doi.org/10.21043/palastren.v9i2.2054 Aminuddin Bakry. (2010). Kebijakan Publik sebagai Kebijakan Publik. In Jurnal MEDTEK (Vol. 2).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 417, "width": 109, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: Pustaka Setia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 448, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar, H. (2014). Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah. Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam , 8 (1), 37 – 56. https://doi.org/10.21580/nw.2014.8.1.569 Djafri, N. (2017). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah: Pengetahuan Manajemen, Efektifitas, Kemandirian Keunggulan Bersaing dan Kecerdasan Emosi (cet-2). Yogyakarta: Deepublish.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 448, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadlilatunisa, S., Tri, Raharjo, J., & Suminar, T. (2022). Education Financing Management at the Elementary School Ngaliyan District of Semarang City. Education management , 11 (1), 1 – 7. Moleong, L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya. Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. OECD. (2019). OECD Future of Education and Skills 2030. OECD Learning Compass 2030 . 1 – 146. https://doi.org/https://doi.org/10.1787/9789264305367-en raihanah daulay, khair, pratama & astuti. (2017). Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 593, "width": 427, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2001. Jurnal standardisasi . Diambil dari", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 311, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://js.bsn.go.id/index.php/standardisasi/article/view/684 Robbins, S. P. (1999). Perilaku Organisasi (Cet-7). Jakarta: Prenhallindo.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 449, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samsul, A., Shulhan, & Trinova, Z. (2020). Nilai Hormat pada Diri Sendiri Tawaran Aplikatif Pendidikan Karakter di Sekolah. Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami , 6 (1), 24 – 36. Diambil dari https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 410, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2019). Statistik untuk Pendidikan . In Statistika Untuk Penelitian. Supardi. (2015). Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya (cet-2). Jakarta: Rajawali Press. Suparman. (2010). Gaya Belajar yang Menyenangkan Siswa . Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Suryana, A. (2010). Kepemimpinan dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 289, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 1307-1314", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1314 of 1314", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 448, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welly Tomatala, Izaak Hendrik Wenno, Th. Laurens / Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Sekolah pada SMA Negeri di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat", "type": "Text" } ]
ea07f28f-f34b-b629-b86b-544a862ac0cd
https://jurnal.syntaximperatif.co.id/index.php/syntax-imperatif/article/download/38/74
[ { "left": 509, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 284, "top": 88, "width": 230, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan p-ISSN: 2721-2491 e-ISSN: 2721-2246 Vol.1, No. 3, Juli 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 445, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meningkatkan Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Metode Diskusi Terbimbing pada Siswa Kelas X TSM 1 di SMK Negeri 1 Gunung Jati Kabupaten Cirebon", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 33, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 188, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SMK Negeri 1 Gunung Jati, Indonesia E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 278, "width": 422, "height": 102, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sejarah merupakan bagian dari mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Tujuan mempelajari sejarah adalah agar siswa dapat memahami apa yang terjadi di masa lampau, sehingga dapat menarik hikmah dari apa yang telah dipelajari dari peristiwa yang telah terjadi tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran sejarah siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar sejarah kiranya diperlukan strategi pembelajaran yang tepat serta metode pembelajaran yang bervariasi. Salah satunya, yakni penggunaan metode diskusi yang dibimbing langsung oleh guru secara lebih mendalam. Melalui penggunaan metode diskusi terbimbing diharapkan para siswa kelas X TSM 1 mengetahui Materi Pokok Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 299, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Sejarah; Metode Diskusi Terbimbing; Siswa Kelas X TSM 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 445, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa–peristiwa masa lampau yang dialami oleh manusia disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisa kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 445, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengalaman penulis sebagai pengajar di kelas X, hasil belajar IPS Sejarah Indonesia siswa kelas X TSM 1 sangat rendah. Nilai rata-rata hasil belajar dari hasil ulangan adalah 55. Kondisi di atas tentu sangat memprihatinkan. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hail belajar siswa kelas X TSM 1 tersebut, banyak cara yang harus dilakukan. Untuk keperluan ini maka akan dicoba melalui penggunaan metode pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 445, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun salah satu metode dalam pembelajaran tersebut adalah diskusi terbimbing. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru tentang efektifitas diskusi terbimbing dalam proses belajar mengajar sejarah, sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehingga meningkatan hasil belajar di masa yang akan datang. Memberi informasi kepada masyarakat khususnya para pendidik akan kelebihan dan manfaat pengajaran Sejarah Indonesia dengan metode diskusi terbimbing (Slameto, 1991)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 28, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 239, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Syntax Imperatif, Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 745, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 445, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom actionresearch ). Prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan mengikuti model (Kemmis & Taggart, 2002). Pendekatan penelitian ini digunakan karenapeneliti berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Sejarah di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 445, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subyek adalah siswa kelas X, yang menunjukkan hasil belajarnya kurang yaitu 70, terbukti hasil ulangan harian dibawah rata-rata atau belum tuntas (angka ketuntasan 75). Berdasarkan kenyataan dan permasalahan di atas peneliti mencoba menggunakan metode diskusi terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Metode Diskusi Terbimbing dalam Pokok Bahasan Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara Semester Ganjil Pada Siswa Kelas X TSM 1 Di SMK Negeri 1 Gunung Jati Kabupaten Cirebon Dari penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 444, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Variabel bebas (X). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode diskusi terbimbing dalam pelajaran Sejarah Indonesia X", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 444, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Variabel terikat (Y). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Sejarah Indonesia setelah penggunaan media pengajaran diskusi terbimbing pada siswa kelas X.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 445, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode pengumpulan data merupakan cara kerja untuk mendapatkan data dari obyek tertentu. Data yang didapatkan dalam penelitian dapat berupa data yang sifatnya kualitatif dan kuantitatif. Data adalah hasil pencatatan peneliti baik yang berupa fakta maupun angka (Suharsimi, 2006)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 123, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 445, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian yang dilaksana ada beberapa hal yang perlu dibahas dalam penelitian ini. Nilai ketuntasan siswa dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia adalah 75. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil dari nilai ketuntasan siswa rata- rata sudah tercapai setelah menggunakan metode diskusi terbimbing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 445, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tes awal didapat hasil rata-rata hanya 55. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang dalam penguasan materi. Setelah diadakan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi terbimbing dan diukur dengan menggunakan tes dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang dikategorikan cukup baik yaitu 73. Nilai seperti ini dapat dikategforikan memenuhi nilai ketuntasan dalam belajar Sejarah Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 445, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ada beberapa komponen yang dapat mendukung pencapaian tujuan pemahaman siswa terhadap bidang studi Sejarah yang terukur dalam hasil belajar Sejarah, yaitu penggunaan metode pembelajaran diskusi terbimbing. Metode diskusi terbimbing dapat", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 39, "width": 371, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meningkatkan Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Metode Diskusi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 234, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 445, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berguna dan mampu mengantarkan siswa pada tujuan pembelajaran Sejarah Indonesia yang ingin dicapai berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sesuai dengan kurikulum bahwa tujuan Pembelajaran Sejarah untuk memahami perkembangan bangsa Indonesia dengan memahami perkembangan masyarakat bangsa Indonesia. Pembelajaran secara teoritik menggunakan metode diskusi terbimbing menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat. Menurut teori tentang diskusi terbimbing dengan model model sinektiks, model pertemuan kelas, dan model diskusi kelompok (Djamarah & Zain, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 445, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diskusi kelompok adalah gabungan dari model sinektiks dengan model pertemuan kelas. Hanya jumlah peserta relatif kecil. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa group sekitar 5 atau 6 orang, sehingga kesempatan individua (masing-masing siswa) untuk berpartisipasi dalam diskusi menjadi lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 445, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari ketiga model tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan diskusi terbimbing siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya yang ditunjang rasa dihargai dan menghargai pendapat dari orang lain dalam suatu kelompok. Sehingga tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar secara nyata, tetapi dapat juga meningkatkan interaksi antar siswa dan adanya saling menghargai antar siswa yang akan menunjang iklim pembelajaran yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 445, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian dapat dianalisis bahwa media diskusi terbimbing dapat digunakan dalam proses belajar mengajar Sejarah Indonesia menggunakan metode diskusi terbimbing yaitu diskusi yang dilaksanakan dengan memberikan pengertian – pengertian oleh guru ketika siswa tidak mengetahui arti atau makna dari suatu kata atau maksud tertentu. Diharapkan metode diskusi terbimbing dapat diterapkan dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan pokok bahasan yang lain. Di samping itu juga dapat pula digunakan untuk mata pelajaran yang lain. Memang secara teoritis diskusi terbimbing ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pengajaran yang menggunakan metode lain, seperti telah dipaparkan didepan. Sedangkan dalam praktek dilapangan metode ini sungguh-sungguh dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar pada siswa kelas X. TSM 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 445, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam pembelajaran sehari-hari dengan menggunakan metode non diskusi terbimbing siswa yang aktif tidak lebih dari lima orang. Sedangkan menggunakan metode diskusi terbimbing seperti yang telah dieksperimenkan siswa yang aktif lebih dari duapuluh orang. Dengan begitu jelaslah bahwa diskusi terbimbing dapat mengaktifkan siswa-siswa yang biasanya kurang aktif dalam proses belajar mengajar Sejarah Indonesia. Meski begitu pada proses belajar mengajar Sejarah Indonesia dengan menggunakan diskusi terbimbing lebih cocok diterapkan untuk pokok bahasan pokok bahasan tertentu daripada yang lainnya. Pokok bahasan yang dimaksud diatas adalah pokok bahasan yang memerlukan analisis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 28, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 239, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Syntax Imperatif, Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 745, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 68, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 445, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian yang dilaksanakan ada beberapa hal yang perlu disimpulkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Sejarah Indonesia X mengetahui Materi Pokok Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara Sub Materi Pokok Islam dan Proses Integrasi menunjukkan hasil yang cukup baik sebesar 80,. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa hasil dari nilai ketuntasan siswa rata-rata sudah tercapai setelah menggunakan metode diskusi terbimbing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 445, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk meningkatkan pembelajaran dengan metode diskusi ada beberapa komponen yang dapat mendukung pencapaian tujuan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Indonesia. Yang terukur dalam hasil belajar Sejarah Indonesia, yaitu penggunaan metode pembelajaran diskusi terbimbing. Dengan alasan memberdayakan potensi siswa dalam menggali pengetahuannya. Metode diskusi terbimbing dapat berguna dan mampu mengantarkan siswa pada tujuan pembelajaran sejarah yang ingin dicapai berdasarkan kurikulum yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 445, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sesuai dengan kurikulum bahwa tujuan Pembelajaran Sejarah Indonesia untuk memahami perkembangan bangsa Indonesia dengan memahami perkembangan kemasyarakatan bangsa Indonesia terutama bangsa Indonesia dengan dunia Internasional.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 39, "width": 371, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meningkatkan Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Metode Diskusi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 234, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Vol. 1, No. 3, Juli 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 116, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 433, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Djamarah, S. B., & Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta , 46.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 364, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemmis, S., & Taggart, M. (2002). R. 1988. The Action Research Planner .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 434, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Slameto, B. (1991). Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, cet. II. Jakarta: Rineka Cipta .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 442, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suharsimi, A. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta .", "type": "Text" } ]
5852ea97-518c-7e2f-cc80-1f41b1123bfc
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnalprofisiensi/article/download/2579/1840
[ { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 96, "width": 439, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Implementasi Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Dalam Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) di PT. FJT", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 144, "width": 67, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Zaenal Arifin", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 156, "width": 375, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kepulauan Batam E-Mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 217, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 244, "width": 471, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Sektor Industri Transportasi vertikal, terutama di pabrik PT. FJT, perbaikan sistem manufaktur merupakan salah satu upaya peningkatan yang harus dilakukan secara intensif agar hasilnya dapat merespon perubahan pasar dengan cepat. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan produktivitas, salah satu cara yang telah dilakukan adalah menerapkan pemeliharaan preventif dan korektif. Namun pada kenyataannya, hasilnya belum mencapai harapan. Penelitian pada mesin Numerical Controll Turret di perusahaan ini menemukan bahwa waktu yang dialokasikan untuk melakukan perawatan kerusakan adalah masalah utama, sehingga sebagian besar tindakan perbaikan difokuskan pada masalah ini. Penelitian ini menggunakan pengukuran OEE, analisis perhitungan Six Great Losses, dan juga diagram sebab akibat untuk mencari masalah yang ada dan untuk memberikan saran untuk perbaikan masalah tersebut. Hasil pengukuran yang diperoleh OEE adalah 72,02%, faktor terbesar yang mempengaruhi rendahnya efektivitas Mesin NCT adalah 37,77% kerusakan mesin, yang merupakan yang terbesar di antara 6 faktor penyebab .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 471, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Kata kunci : total productive maintenance ,overall equipment effectiveness, six big losses, fish – bone Diagram", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 460, "width": 40, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 470, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Industry Sector of Vertical transportation, especially in the factory of PT. FJT, manufacturing system improvement is one of the efforts to increase that must be done intensively so that the results can respond to market changes quickly. The company always tries to increase productivity, one of the ways that has been done is to implement preventive and corrective maintenance. But in reality, the results have not reached expectations. Research on the Numerical Controll Turret machine in this company found that the time allocated to do damage maintenance is a major problem, so most of the corrective action is focused on this problem. This study uses OEE measurements, analysis of the calculation of the Six Great Losses, and also a causal diagram to look for existing problems and to provide suggestions for improvement for those problems. The measurement result obtained by OEE is 72.02%, the biggest factor influencing the low effectiveness of Mesen NCT is the 37.77% engine breakdown, which is the biggest among the 6 causal factors. .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 470, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Keywords : total productive maintenance ,overall equipment effectiveness, six big losses, fish – bone Diagram.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 710, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 730, "width": 219, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "PT. FJT sebuah perusahaan industri manufaktur yang bergerak dalam alat transportasi vertikal yaitu, Elevator, Eskalator, dan Travellator. Pada akhir-akhir ini industri manufatur yang bergerak dalam transportasi vertikal sangat kompetitif.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 709, "width": 219, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Saat ini Perusahaan PT. FJT berusaha untuk terus menerus memperkuat posisinya sebagai perusahaan Alat Trasportasi Vertikal untuk bisa memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 772, "width": 219, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Sejalan dengan itu, perusahaan harus melakukan perbaikan secara intensif agar dapat merespon", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 218, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "perubahan pasar dengan cepat. Selain itu untuk mendukung sistem manufaktur tersebut, kinerja dari peralatan-peralatan yang digunakan harus selalu dipersiapkan, sehingga dapat digunakan secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 145, "width": 219, "height": 213, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Berdasarkan informasi yang didapat dari lembaran kegiatan pemeliharaan di departemen Pemeliharaan (Maintenance) permesinan dan alat perusahaan ini, telah menjalankan sistem perawatan preventive maintenance dan corrective maintenance untuk mempersiapkan semua peralatan dan mesin dalam kondisi siap pakai mendukung kelancaran proses produksi. Namun pada kenyataannya proses produksi sering terganggu sebagai akibat terjadinya kerusakan mesin, khususnya di Mesin NCT ( Numericla Control Turret) yang menunjukkan bahwa ada masalah yang terjadi pada stasiun NCT Machine yang diakibatkan oleh berbagai faktor penyebab yang belum dapat dicegah dengan sistem perawatan yang dijalankan perusahaan saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 219, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Stasiun Kerja mesin NCT ini adalah yang memproses pelubangan lembaran besi ( Sheet Matal ) sebelum di proses pembekokan oleh mesin pembengkok ( Press Break ). Sheet Metal ini digunakan untuk membuat Pintu dan Dinding Elevator, Apabila terjadi gangguan pada stasiun Kerja Mesin NCT ini maka tahapan berikutnya yaitu proses pembengkokan dan perakitan akan terganggu yang dapat menyebabkan penurunan output .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 219, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Dalam rangka mengatasi hal tersebut diatas, pemeliharaan diterapkan pada peralatan yang bermasalah. Bermasalah disini berarti, terjadi kemerosotan dalam hal kualitas maupun kuantitas dari produk yang dihasilkan. Beberapa aspek dari pemeliharaan pencegahan biasanya merujuk pada kegiatan perbaikan ( repair ), perkiraan ( predictive ), dan pemeriksaan menyeluruh ( overhaul ). Hal ini juga disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya sistem atau metode yang mampu mengukur kinerja sesungguhnya dari peralatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemui.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 219, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Metode pengukuran kinerja salah satu nya yang paling banyak digunakan oleh perusahaan- perusahaan yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 218, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "mesin/peralatan ( machine / equipment) adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE). Metode ini merupakan bagian utama dari sistem pemeliharaan yang banyak diterapkan oleh perusahaaan –", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 82, "width": 219, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "perusahaan Jepang, yaitu Total Productive Maintenance (TPM)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 121, "width": 221, "height": 414, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Penelitian yang relevan dilakukan disebuah rumah sakit besar di Yordania oleh (Jaaron, 2012), yaitu mengatakan makalah ini menyajikan metodologi baru dalam pelaksanaan program Total Productive Maintenance (TPM) di industri kesehatan. Pengumpulan dokumen dengan menggunakan metode wawancara digabungkan dengan pengamatan. Sebuah metodologi implementasi TPM telah dikembangkan untuk meningkatkan utilisasi peralatan medis dan mengurangi kegagalan dan mengembangkan sistem kerja karyawan serta tanggung jawab baru yang dijelaskan melalui Autonomous Maintenance (AM), Preventive Maintenance (PM), dan Modeling 5S, dengan saran untuk tambahan indikator kinerja kerja. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Efektifitas Keseluruhan pabrik/peralatan dengan menghitung Overall Equipment Effectiveness (OEE) dengan metode pendekatan “ Weighted ” metode ini sangat tren dalam membantu pemantauan (seperti meningkatkan OEE dari waktu ke waktu) atau sebagai ukuran kasar dari benchmarking OEE (Thiagarajan, 2012). Konsep OEE dalam penerapan TPM benar- benar mengurangi masalah dalam dunia industri manufaktur oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan pendekatan graf berbobot, untuk mengidentifikasi perbedaan pada pembobotan setiap elemen OEE. Konsep yang diusulkan digunakan untuk menemukan efektifitas OEE, serta untuk menetapkan target daerah perbaikan pabrik.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 538, "width": 218, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Orjan Ljunberg[3] dalam penelitiannya yang berjudul “ Measurement of overall equipment effectiveness as a basic for TPM activities ” mengatakan pengukuran efektivitas peralatan secara keseluruhan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan/implementasi Total Productive Maintenance (TPM)", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 641, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 667, "width": 219, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Penelitian ini Teknik analisa data yang digunakan adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang merupakan metode yang digunakan sebagai alat ukur (metric) dalam penerapan program TPM guna menjaga peralatan pada kondisi ideal dengan menghapuskan six big losses peralata (Sritomo, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 768, "width": 219, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Pengukuran OEE ini didasarkan pada pengukuran tiga rasio utama, yaitu (1) Rate of", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 219, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Availability , (2) Performance Effeciency , dan (3) Rate of quality product . Untuk mendapatkan nilai OEE, maka ketiga nilai dari ketiga rate utama tersebut harus diketahui terlebih dahulu. Tempat dilakukannya Penelitian di Perusahaan PT. FJT. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: Observasi, dengan cara datang langsung pada lokasi penelitian dan melakukan penga-matan terhadap objek penelitian. Wawancara, merupakan pengumpulan informasi langsung dengan melakukan tanya jawab kepada karyawan pimpinan ditingkat midle manajemen. Dokumentasi, data dengan cara melihat dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 284, "width": 218, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Availability merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan. Availability merupakan rasio dari operation time , dengan mengeliminasi down- time peralatan, terhadap loadingtime . Dengan demikian formula yang digunakan untuk mengukur availability Rate (AR) adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 219, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Performance efficiency merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. Rasio ini merupakan hasil dari Ideal cycle time dan Processed amount . Operation time peralatan mengacu kepada perbedaan antara kecepat-an ideal (berdasarkan desain peralatan) dan kecepatan operasi aktual. Net Operation time mengukur pemeliharaan dari suatu kecepatan selama periode tertentu. Dengan kata lain, ia mengukur apakah suatu operasi tetap stabil dalam periode selama peralatan beroperasi pada kecepatan rendah. Formula pengukuran (Performance Rate) ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 686, "width": 219, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Rate of quality product merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar atau rasio jumlah produk yang baik terhadap jumlah total produk yang diproses. Formula yang digunakan untuk pengukuran Quality Rate (QR) ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 94, "width": 173, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "QR = Output -Defect Amount x 100% (pers.3) Output", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 128, "width": 218, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "TPM mereduksi rugi mesin/peralatan dengan cara meningkatkan availibility rasio , performance efficiency , dan rate of quality products . Sejalan dengan meningkatnya ketiga faktor yang terdapat dalam OEE maka kapabilitas perusahaan juga meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 203, "width": 218, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Overall Equipment Effectiveness (OEE) dapat dihitung sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 241, "width": 174, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "OEE = AR x PR x QR . (pers.4) AR = Avaibility Rate PR = Performance Rate QR = Quality Rate", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 306, "width": 221, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Berdasarkan pengalaman perusaha-an yang sukses menerapkan TPM dalam perusahaan mereka nilai OEE yang ideal sesuai standar Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) (Nakajima, 1988) yang nilainya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 367, "width": 104, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " Availibility ≥ 90%", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 379, "width": 158, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " Performance efficiency ≥ 95%", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 392, "width": 156, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " Rate of quality product ≥ 99%", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 420, "width": 218, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Sehingga nilai OEE ideal sesuai standar Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) adalah : 0,90 x 0,95 x 0,99 x 100% = 85%", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 458, "width": 219, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Selain membahas pengukuran nilai OEE, pada penelitian ini juga digunakan tool dalam pengukuran produktivitas seperti six big loss dan fish-bone diagram (diagram sebab-akibat). Adapun pengukuran produktivitas six big loss ini yaitu kegiatan dan tindakan-tindakan yang tidak hanya berfokus pada pencegahan terjadinya kerusakan pada mesin/peralatan dan meminimalkan downtime mesin/peralat-an. Akan tetapi banyak faktor yang dapat menyebabkan kerugian akibat rendahnya efisiensi mesin/peralatan. Rendahnya produk- tivitas mesin/peralatan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan sering diakibatkan oleh penggunaan mesin/peralatan yang tidak efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 660, "width": 218, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Terdapat enam faktor yang disebut enam kerugian besar ( six big losses ). Adapun enam kerugian besar tersebut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 698, "width": 59, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "1. Downtime", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 709, "width": 153, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " Equipment failure/Breakdown", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 722, "width": 115, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " Setup and adjustment", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 739, "width": 69, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "2. Speed losses", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 749, "width": 152, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " c. Idling and minor stoppages", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 763, "width": 97, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " d. Reduced speed", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 780, "width": 42, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3. Defect", "type": "List item" }, { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 79, "width": 102, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " e. Process defect", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 93, "width": 130, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": " f. Reduced yield losses", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 110, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Sedangkan fish-bone", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 125, "width": 92, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "digunakan untuk", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 219, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap penentuan karakteristik kualitas out-put kerja. Untuk mencari faktor-faktor penye-bab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 239, "width": 61, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "1. Manusia", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 251, "width": 82, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "2. Metode kerja", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 264, "width": 115, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3. Mesin atau peralatan", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 276, "width": 76, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "4. Bahan baku", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 289, "width": 101, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "5. Lingkungan kerja", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 314, "width": 219, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Metode TPM yang akan dimplementasikan ke PT. FJT akan menjadi hal yang baru bagi perusahaan tersebut. yang pada awal penerapannya, akan mendapatkan tantangan atau hambatan. Untuk itu tiga faktor utama yang harus dikondisikan untuk menunjang penerapan TPM [6] yaitu: 1) Motivasi dan kemampuan kerja, 2) Sistem perawatan mesin dan 3) Lingkungan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 441, "width": 163, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 219, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Dalam Pengukuran efektivitas dengan metode overall equipment effectiveness (OEE) membutuhkan data yang diambil dari laporan kegiatan perawatan dan produksi pada maintenance deparrment, yang mana pada stasiun kerja NCT inilah yang menjadi objek penelitian karena tingginya tingkat kerusakan pada mesin tersebut. Data yang digunakan adalah data pada masa Januari 2019 sampa dengan Juli 2019.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 219, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Setelah semua informasi yang diperlukan terkumpul melalui, data historis perusahaan, brainstorming, dan wawancara, maka dilakukan pengolahan data. Untuk tahap pertama pengukuran tiga ratio tersebut yaitu Availability, Performance efficiency dan Rate of quality product pada mesin NCT.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 694, "width": 196, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3.1. Kalkulasi A vaibility Rate Mesin NCT", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 719, "width": 216, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Perhitungan AR dilakukan dengan persamaan 1. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 95, "width": 186, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Tabel. 1. Hasil Perhitungan Avability Rate", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 426, "width": 159, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 1. Grafik Avability Rate", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 453, "width": 219, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Dari grafik 5.1 dapat dilihat bahwa tingkat availability mesin barada dibawah availibility ideal , hal ini menunjukkan bahwa mesin belum memilki kesiapan untuk digunakan sewaktu- waktu", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 529, "width": 194, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3.2. Kalkulasi Performance Rate Mesin NCT", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 557, "width": 211, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Perhitungan performance rate menggu nakan persamaan 2. Hasil perhitungan nya bisa dilihat di Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 612, "width": 203, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Tabel 2. Hasil Perhitungan Performance Rate", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 166, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 2. Grafik Performance Rate", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 210, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Dari grafik 5.2 dapat dilihat bahwa performace efficiency mesin berada dibawah nilai ideal, hal ini menunjukkan tingkat produksi yang tidak sesuai dengan jam kerja mesin.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 322, "width": 160, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3.3. Kalkulasi Rate of Quality (QR)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 206, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Quality Rate di htung dengan menggunakan persamaan 3. Hasil perhitungan dapat dilihat di tabel 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 190, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Tabel 3. Hasil Perhitungan Rate of Quality", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 152, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 3. Grafik Rate of quality", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 94, "width": 155, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3.4. Kalkulasi Overall Equipment Effectiveness", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 132, "width": 219, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Setelah selesai pengukuran ketiga rasio tersebut maka dilakukan perhitungan nilai OEE. Adapun hasil perhitungan OEE dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan gambar grafik dapat dilihat pada gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 208, "width": 141, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Tabel 4. Hasil Perhitungan OEE", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 538, "width": 181, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 4. Grafik Overall Effectiveness Equipment", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 605, "width": 219, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Pada Tabel 4 hasil perhitungan diketahui bahwa besar nilai rata-rata OEE selama tahun 2019 sebesar 72.02%. Standar OEE yang ditentukan oleh JIPM untuk indeks yang ideal mempunyai nilai OEE ≥ 85% yaitu perkalian dari availability ≥ 90%, performance ≥ 90%, dan rate of quality ≥ 99%. Grafik hasil penghitungan OEE mesin NCT dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil yang didapat nilai efektivitas dari mesin NCT masih memerlukan evaluasi untuk dilakukan perbaikan dalam upaya meningkatkan efektivitas mesin, sehingga nilai tersebut dapat ditingkatkan hingga mencapai atau mendekati nilai OEE standar yaitu 85%.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 82, "width": 135, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3.5. Kalkulasi Six Big Losses", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 107, "width": 219, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Setelah diperoleh nilai OEE Mesin NCT, tahapan selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap besarnya masing-masing faktor yang terdapat dalam six big losses untuk mendapatkan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 218, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "faktor terbesar yang mempengaruhi OEE. Berikut rekapitulasi Perhitungan Six Big Losses untuk mesin NCT.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 195, "width": 218, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Kalkulasinya menurut (Nakajima, 1988) dibagi menjadi tiga kategori yaitu : Downtime, Speed Losses, dan Quality Losses", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 246, "width": 67, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "a. Downtime", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 259, "width": 99, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "- Breakdown Losses", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 271, "width": 209, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Keadaan dimana mesin / peralatan yang ada mengalami kerusakan, sehingga mesin tersebut harus dihentikan operasinya.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 372, "width": 133, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "- Setupand adjustment losses", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 385, "width": 214, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Waktu yang dibutuhkan untuk setup", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 398, "width": 152, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "mesin mulai dari mesin berhenti hingga beroperasi dengan normal.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 481, "width": 82, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "b. Speed Losses", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 493, "width": 86, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "- Reduced speed", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 506, "width": 166, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Terjadinya pengurangan atau penurunan kecepatan operasi mesin.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 607, "width": 161, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "- Idling and Minor Stoppages Mesin berhenti sesaat ataupun terganggu oleh faktor eksternal.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 696, "width": 86, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "c. Quality Losses", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 722, "width": 80, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "- Quality defect", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 735, "width": 161, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Hasil proses produksi yang tidak", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 747, "width": 161, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "memenuhi standar dari quality control . Process defect menunjukkanbahwa ketika suatu produk rusak dan tidak bisa", "type": "Table" }, { "left": 380, "top": 82, "width": 162, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "dipakai, maka lama waktu mesin memproduksinya adalah suatu kerugian.", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 159, "width": 179, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "- Yield Losses Yield losses merupakan kerugian yang diakibatkan percobaan bahan baku pada saat melakukan setting mesin yang akan beroperasi sampai tercapainya proses yang stabil.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 289, "width": 219, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Dari Persamaan – persamaan diatas didapatkan hasil perhitungan Six Big losses yang telah ditabelkan di Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 339, "width": 158, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Tabel 5. Kalkulasi % Six Big Losses", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 592, "width": 219, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Dari Tabel 5 dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui time losses terbesar selama tahun 2019.Untuk mengetahui time losses dapat dihitung dengan perkalian antara masing-masing six big losses dengan loading time . Hasil perhitungan time losses dapat dilihat pada Tabel 6. Dari total waktu dalam setiap six big losses dapat dihitung persentase dan kumulatifnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 202, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Tabel 6. Hasil Kalkulasi Time Losses (Menit)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 370, "width": 171, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "T abel 7. Hasil Rekapitulasi Persentase", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 54, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Kumulatif", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 395, "width": 148, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Time Losses Six Big Losses 2019", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 219, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Dari Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa faktor terbesar yang menyebabkan losses yang berpengaruh terhadap efektivitas mesin NCT adalah faktor breakdown losses sebesar 37.77%. Sedangkan faktor reduced speed dan idling & minor stoppaing memberikan pengaruh yang paling kecil yaitu sebesar 12.69%. Selanjutnya, grafik hubungan time losses dengan OEE ditunjukkan pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 109, "width": 210, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 5. Time Losses pada mesin Numerical Controll Turret", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 286, "width": 200, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 6. Grafik Pareto Six Big Losses NCT", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 312, "width": 219, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Kemudian dilakukan analisis yang dilakukan akan diperoleh faktor yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan dalam peningkatan efektivitas. Dengan membuat digram pareto dari persentase masing-masing faktor dalam six big losses terhadap total time loss yang disebabkan oleh keenam faktor pada mesin NCT. Diagram pareto dapat dilihat pada gambar 6. Dari gambar 6. diagram pareto pada proses mesin giling dapat terlihat bahwa faktor yang memberikan kontribusi terbesar penyebab rendahnya efektivitas mesin NCT adalah faktor breakdown time losses dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 653, "width": 212, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 8. Numerical Controll Turret Mechine PT.FJT", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 691, "width": 83, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3.6. Analisa Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 717, "width": 219, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Fish-bone diagram (diagram sebab-akibat) Setelah menentukan breakdown loss adalah faktor terbesar yang mempengaruhi rendah-nya efektivitas mesin, maka perlu dilakukan identifikasi breakdown loss seperti yang ditunjukkan pada gambar Gambar gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 25, "width": 148, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 40, "width": 92, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Juli 2020 P-ISSN 2301-7244 E-ISSN 2598-9987", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 213, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Gambar 7. Fish bone diagram breakdown losses", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 214, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Fish bone diagram ini adalah untuk menemukan akar permasalahan yang menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 82, "width": 198, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "terjadinya breakdown losses 37,77%. mesin Numeracal Controll Turret di PT. FJT", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 132, "width": 136, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3.7. Rekomendasi Perbaikan", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 157, "width": 219, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Rekomendasi perbaikan yang diberikan guna meningkatkan nilai OEE mesin NCT dengan konsep dua belas pilar Total Productive Maintenance . Prinsip TPM digunakan dalam usaha untuk peningkatan produktivitas dan efektivitas mesin dengan membuat suatu Master Plan untuk TPM, dimana perencanaan TPM dibuat sesuai dengan syarat-syarat yang telah dimiliki perusahaan untuk melakukan penerapan TPM Seperti berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 185, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Fase – fase Total Productive Maintenance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 321, "width": 386, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 149, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "FASE 1. Persiapan/Pengenalan", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 428, "width": 200, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "1. Top management mengumumkan keputusan mengenalkan TPM.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 453, "width": 200, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "2. Launching training dan kampanye TPM untuk midlle level.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 478, "width": 182, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3. Membuat organisasi untuk promosi.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 491, "width": 200, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "4. Menerapkan dasar kebijakan dan tujuan TPM", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 516, "width": 200, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "5. Merumuskan program untuk pengembangan TPM. 6. TPM kick off", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 145, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "FASE 2. PENERAPAN TPM", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 605, "width": 200, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "1. Improve effectiveness pada setiap peralatan.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 631, "width": 200, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "2. Mengembangkan program autonomous maintenance.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 656, "width": 200, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "3. Mengembangkan program schedule", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 669, "width": 200, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "maintenance. 4. Mengadakan training untuk membenarkan operasi dan skill maintenance.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 719, "width": 200, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "5. Mengembangkan early equipment", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 732, "width": 105, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "management program.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 753, "width": 113, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Fase 3. STABILISASI", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 774, "width": 200, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "1. Perfect TPM implementation dan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 788, "width": 115, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "meningkatkan level TPM", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 407, "width": 159, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Fase 4. Continuous Improvement", "type": "Section header" }, { "left": 341, "top": 426, "width": 201, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "1. organisasi harus mengembangkan pola pikir continuous improvement untuk „mengawetkan‟ semua perbaikan dan hasil dari perbaikan yang telah didapat dikembangkan lagi.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 519, "width": 105, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 546, "width": 219, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada uraian sebelumnya, didapat hasil Overall Equipment Effectiveness mesin Numerical Controll Turret di PT. FJT pada periode 2019 sebesar 72,02%. Nilai tersebut masih belum memenuhi standar World Class OEE yaitu sebesar 85,00%.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 635, "width": 219, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Pada periode tersebut mesin NCT memiliki rata-rata availibility rate sebesar 86,71%, rata – rata performance rate sebesar 94,24,46%, dan quality rate sebesar 88,12%. Faktor yang memberikan kontribusi terbesar penyebab rendahnya efektivitas mesin NCT adalah faktor brekdown loss dibandingkan dengan faktor- faktor lainnya. Penyebab breakdown loss pada mesin NCT umumnya disebabkan metode perawatan mesin yang tidak optimal terutama manajemen nya. Total Productive Maintenance (TPM) dapat diterapkan di PT. FJT hal ini dilihat dari syarat-syarat yang dimiliki", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 52, "width": 148, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Profisiensi, Vol.8 No.1; 55-63 Juli 2020 P-ISSN 2301-7244", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 94, "width": 92, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "E-ISSN 2598-9987", "type": "Table" }, { "left": 299, "top": 806, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 219, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "perusahaan untuk melakukan penerapan TPM. Program pemeliharaan mandiri ( autonomous maintenance ) merupakan kunci utama pelaksanaan TPM.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 107, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 209, "width": 218, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "M. Maran, G. Manikandan, dan K.Thiagarajan. 2012", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 220, "width": 179, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "“ Overall Equipment Effectiveness", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 232, "width": 218, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Measurement By Weighted Approach Method” Proceeding of the international MultyConfernce of Engineers and Computer Scientists, Hong Kong", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 218, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Mohamed Ben-Daya, Prof., Salih O. Duffuaa, Prof., Jezdimir Knezevic, Prof., Daoud Ait- Kadi, Prof., Abdul Raouf, Prof. Dr. 2009, “Handbook of Maintenance Management and Engineering”.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 347, "width": 121, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Springer Dordrecht", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 91, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Heidelberg,London", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 106, "width": 219, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Nakajima, S., 1988. “Introduction to Total Productive Maintenance”. Productivity Press Inc , Portland, p. 21.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 173, "width": 219, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Õrjan Ljungberg, (1998) \" Measurement of overall equipment effectiveness as a basis for TPM activities \", International Journal of Operations & Production Management, Vol. 18 Iss: 5, pp.495 - 507", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 248, "width": 218, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Sritomo Wignjosoebroto, 2003 “Pengantar Teknik dan Manajemen Industri”. Penerbit guna widya, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 302, "width": 218, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 866, "text": "Tamer H. Haddad dan Dr. Ayham Jaaron A.M. 2012. “ The Applicability of Total Productive Maintenance for Healthcare Facilities: an Implementation Methodology’ Vol. 2 No. 2; March 2012 International Journal of Business, Humanities and Technology", "type": "Text" } ]
47bf50c6-7d3c-0995-5f0c-a9574e6cfba1
https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/tin/article/download/1328/896
[ { "left": 114, "top": 20, "width": 185, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TIN: Terapan Informatika Nusantara", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 33, "width": 150, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 2, No 10, Maret 2022, Hal 600 − 603", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 45, "width": 201, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-7987 (Media Online) Website https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/tin DOI 10.47065/tin.v2i10.1328", "type": "Text" }, { "left": 437, "top": 818, "width": 115, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria Abimayu, TIN | Page 600", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 484, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimalisasi Biaya Pendistribusian Air PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua dengan Menerapkan Metode Modified Distribution (MODI)", "type": "Section header" }, { "left": 212, "top": 134, "width": 200, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria Abimayu, Sajaratud Dur, Hendra Cipta", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 151, "width": 433, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia Email: 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 484, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak− PDAM Tirtanadi merupakan perusahaan besar milik daerah Sumatera Utara yang sudah beroperasi sejak tahun 1905.Dalam melakukan pendistribusian air, PDAM Tirtanadi banyak mengeluarkan biaya. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan Metode Modified Distribution (MODI) agar tercapainya biaya yang minimum dalam pendistribusian air pada perusahaan air PDAM Tirtanadi. Dalam menyelesaikan metode transportasi peneliti menggunakan dua tahap yaitu pertama mencari solusi awal dengan metode North West Corner (NWC) dan kedua memperbaiki solusi awal untuk mengetahui apakah sudah optimal atau belum dengan metode Modified Distribution (MODI). Hasil penelitian solusi optimal dengan metode Modified Distribution (MODI) pada perusahaan air PDAM Tirtanadi cabang Deli Tua pada bulan April adalahsebesar Rp 7.773.282.978.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 240, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Transportasi; Metode Modified Distribution (MODI)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 273, "width": 484, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract− PDAM Tirtanadi is a large company owned by Sumatera Utara region which has been operating since 1905. In distributing water, PDAM Tirtanadi spends a lot of money. The purpose of this research is to apply the Modified Distribution (MODI) method in order to achieve minimum costs in distributing water to water companies PDAM Tirtanadi. In completing the transportation method, the researcher uses two stages, namely first to find an initial solution using the North West Corner (NWC) method and secondly to improve the initial solution to find out whether it is optimal or not using the Modified Distribution (MODI) method. The results of the study use the initial solution using the North West Corner method and secondly. improve the initial solution to find out whether it is optimal or not with the Modified Distribution (MODI) method at the water company PDAM Tirtanadi Deli Tua branch in April it was Rp 7,773,282,978.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 245, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Transportation; Modified Distribution (MODI) Method", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 391, "width": 114, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 484, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air selalu menjadi kebutuhan utama masyarakat namun seiring dengan berjalannya waktu air bersih semakin sulit untuk didapatkan karena banyak penyebab seperti pencemaran air bahkan pencemaran industri dalam hal ini perlu adanya lembaga yang menangani distribusi air kesetiap masyarakat yaitu PDAM [1]. Untuk menjalankan kegiatannya PDAM harus mempertimbangkan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengeluaran yang minimal dapat menghasilkan kinerja yang maksimal, dalam hal ini memenuhi kebutuhan konsumen akan air bersih. Tentu saja dalam mencapai tujuan tersebut PDAM menemui beberapa kendala diantaranya keterbatasan alat produksi air bersih, terbatasnya ketersediaan air bersih yang akan didistribusi ke wilayah-wilayah tujuan, terbatasnya biaya operasional, kebutuhan masyarakat akan air bersih semakin meningkat sehingga perlu sumber air, pompa dan pipa distribusi yang baru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 484, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian adalah menerapkan metode transportasi dalam meminimalkan biaya pendistribusian di PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua dengean menggunakan beberapa indicator yaitu berupa biaya, nilai permintaan dan pasokan sumber air, di suatu wilayah pengelolaan dari Perusahaan Air sedangkan jumlah air relatif terbatas untuk dapat melayani kebutuhan akan air bersih.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 485, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat tempat yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah [2]. Salah satu metode transfortasi yang dipakai adalah metode Modified Distribution (MODI) [3]. Diharapkan dengan metode ini solusi optimal tercapai sehingga diperoleh biaya yang minimum dalam pendistribusian air pada perusahaan air PDAM Tirtanadi.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 626, "width": 194, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 83, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Data Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 484, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua adalah Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan sumber baku dari sungai Deli. PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua mempunyai reservoir berjumlah 4 reservoir air kemudian akan di distribusikan ke setiap cabang secara langsung yang berjumlah 5 cabang.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 20, "width": 185, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TIN: Terapan Informatika Nusantara", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 33, "width": 150, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 2, No 10, Maret 2022, Hal 600 − 603", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 45, "width": 201, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-7987 (Media Online) Website https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/tin DOI 10.47065/tin.v2i10.1328", "type": "Text" }, { "left": 437, "top": 818, "width": 115, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria Abimayu, TIN | Page 601", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 300, "width": 194, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Sumber dan Tujuan Transfortasi Air", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 317, "width": 101, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Tahapan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 338, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tahap-tahap penelitian dibawah ini [2], [3]: 1. Menentukan solusi awal yaitu menggunakan metode North West Corner (NWC)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 470, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode ini adalah metode yang paling sederhana dengan membebani semaksimal mungkin sampai batas maksimum persediaan atau kebutuhan (mana yang tercapai lebih dahulu) pada matriks alokasi pada ujung kiri atas terus menuju ke kanan bawah sedemikian hingga seluruh kebutuhan akan sumber dapat terpenuhi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 484, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melakukan uji optimalitas dengan menggunakan metode Modified Distribution (MODI) merupakan perkembangan dari metode stepping stone dengan membuat path tertutup berbentuk persegi untuk mendapatkan nilai minimal. Algoritma dari Metode Modified Distribution (MODI) sebagai berikut [4]:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 396, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Menentukan tabel awal yang fisibel dengan menggunakan metode North West Corner (NWC).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 232, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menambahkan variabel pada setiap baris dan kolom.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 469, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Mencari nilai maupun untuk setiap sel basis dengan menggunakan rumus: dengan memisahkan salah satu nilai atau sama dengan nol.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 299, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Menghitung semua nilai sel bukan basis dengan menggunakan rumus", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 470, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Menentukan sel yang akan masuk basis dengan memilih nilai sel bukan basis yang memiliki nilai negatif terbesar. Kemudian membuat closed path untuk menentukan sel yang akan keluar dengan memilih jumlah unit terkecil dari sel yang bertanda negatif. Harga semua sel-sel yang dilalui jalur dengan membuat tanda berganti- ganti dari positif (+) ke negatif (-) dimulai dari sel basis.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 308, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Tabel optimum tercapai apabila sel bukan basis semuanya memiliki nilai", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 355, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Jika tabel belum optimum, kembali ke langkah 2 sehingga ditemukan tabel optimum", "type": "List item" }, { "left": 222, "top": 572, "width": 184, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 592, "width": 105, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Pendistribusian Air", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 484, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pendistribusian transportasi air PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua memiliki Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan sumber baku dari sungai Deli.PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua mempunyai reservoir berjumlah 4 reservoir yaitu reservoir Deli Tua, reservoir Lau Bangklewang, reservoir Tuasan,dan reservoir Garu.Reservoir sendiri adalah tempat penampungan air sementara yang berasal dari sungai deli, dari reservoir air kemudian akan di distribusikan ke setiap cabang yaitu cabang YH Yamin, cabang Medan Denai, cabang Tuasan, cabang Medan Amplas dan cabang Deli Tua, yang ditanggungjawabi oleh PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 687, "width": 188, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Pembentukan Model Transfortasi Awal", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 704, "width": 142, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diberikan model transfortasi awal:", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 717, "width": 6, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 718, "width": 343, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ij ij ij i 1 Z = x c x =   (1)", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 755, "width": 41, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 767, "width": 267, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 11 =Jumlah air yang dialirkan dari Deli Tua – Cab. YH Yamin X 12 =Jumlah air yang dialirkan dari Deli Tua – Cab. Medan Denai X 13 =Jumlah air yang dialirkan dari Deli Tua – Cab. Tuasan", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 20, "width": 185, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TIN: Terapan Informatika Nusantara", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 33, "width": 150, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 2, No 10, Maret 2022, Hal 600 − 603", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 45, "width": 201, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-7987 (Media Online) Website https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/tin DOI 10.47065/tin.v2i10.1328", "type": "Text" }, { "left": 437, "top": 818, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria Abimayu, TIN | Page 602", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 304, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 14 =Jumlah air yang dialirkan dari Deli Tua – Cab. Medan Amplas X 15 =Jumlah dialirkan dari Deli Tua – Cab. Deli Tua X 16 =Jumlah air yang dialirkant dari Lau Bangklewang – Cab. YH Yamin X 17 =Jumlah air yang dialirkan dari Lau Bangklewang – Cab. Medan Denai X 18 =Jumlah air yang dialirkan dari Tuasan – Cab. YH Yamin", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 151, "width": 380, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Tabel Transportasi distribusi air PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua bulan April 2020", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 169, "width": 473, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan / Reservoir YH Yamin Medan Denai Tuasan Medan Amplas Deli Tua Kapasitas ( 3 m ) Deli Tua 4077 1310908 3 m Lau Bangklewang 642639 3 m Tuasan 244369 3 m Garu 451153 3 m Kapasitas 550057 3 m 768230 3 m 574350 3 m 68460 3 m 70972 3 m 2649069 3 m", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 70, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimumkan:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 340, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑍 = 4132𝑥 11 + 4077𝑥 12 + 4132𝑥 13 + 4017𝑥 14 + 3721𝑥 15 + 4080𝑥 21 + 4021𝑥 22 +3769𝑥 31 + 4285𝑥 33 + 3882𝑥 44 Kendala Kapasitas:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 413, "width": 67, "height": 5, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 21 31", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 426, "width": 38, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 22 13 33 14 44 15", "type": "Picture" }, { "left": 167, "top": 408, "width": 46, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "550.057", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 408, "width": 141, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "768.230 574.350 685.660 70.972 x x x", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 94, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "x x x x x x x + +  +  +  +   Kendala Permintaan:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 282, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Pemecahan Awal Dengan Metode North West Corner (NWC)", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 569, "width": 407, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Transportasi distribusi air PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua Tujuan / Reservoir YH Yamin Medan Denai Tuasan Medan Amplas Deli Tua Kapasitas ( 3 m ) Deli Tua 550057 760851 1310908 3 m Lau Bangklewang 7379 574.350 M 60.910", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 650, "width": 398, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "642639 3 m Tuasan 244.369 244369 3 m Garu 380.181 70.972 451153 3 m Kapasitas 550057 3 m 768230 3 m 57350 3 m 685460 3 m 70972 3 m 2649069 3 m", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 783, "width": 347, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan table diatas, total biaya pemecahan awal dengan persamaan (1) diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 487, "width": 159, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 12 13 14 15 21 22 31 33 44 1.310.908 642.639 244.369 451.153 x x x x x x x x x x + + + +  +  +", "type": "Picture" }, { "left": 180, "top": 207, "width": 297, "height": 333, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "  3721", "type": "Table" }, { "left": 182, "top": 268, "width": 219, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3769 4285 3.882", "type": "Picture" }, { "left": 182, "top": 208, "width": 82, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4080 4021 4132", "type": "Picture" }, { "left": 316, "top": 208, "width": 157, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.321 4017 M M M", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 277, "width": 286, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M M M M M", "type": "Picture" }, { "left": 190, "top": 620, "width": 256, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3721 3769 4285 M M M M M 3882 4080 4021 4132 4321", "type": "Picture" }, { "left": 369, "top": 621, "width": 20, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4017", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 276, "width": 182, "height": 423, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M M M M 4077 M M M", "type": "Picture" }, { "left": 114, "top": 20, "width": 185, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TIN: Terapan Informatika Nusantara", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 33, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 2, No 10, Maret 2022, Hal 600 − 603", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 45, "width": 201, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-7987 (Media Online) Website https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/tin DOI 10.47065/tin.v2i10.1328", "type": "Text" }, { "left": 437, "top": 818, "width": 115, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria Abimayu, TIN | Page 603", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 88, "width": 298, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 12 22 23 24 34 44 45 23 24 34 45 23 24 34 45 4132 4077 4021 3882", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 85, "width": 306, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2272835524 3101989527 29670595 1475862642 6880358652 Z x x x MX MX MX X MX Z MX MX MX MX Z MX MX MX MX = + + + + + + + = + + + + + + +", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 112, "width": 139, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= + + + +", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 399, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4 Pemecahan Awal Yang Diperbaiki dengan Dengan Metode Modified Distribution (MODI)", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 153, "width": 278, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Revisi Dengan Metode Modified Distribution (MODI)", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 171, "width": 380, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan / Reservoir YH Yamin Medan Denai Tuasan Medan Amplas Deli Tua Kapasitas ( 3 m ) Deli Tua (-) 244369 305688 760.851 (+) 244369 244369 1310908 3 m Lau Bangklewang 7.379 574.350 M 60.910 642639 3 m Tuasan (+) 24369 244369 (-) 244369 244369 0 244369 3 m Garu 380181 70.972 70972 451153 3 m Kapasitas 550057 3 m 768230 3 m 574350 3 m 685460 3 m 70972 3 m 2649069 3 m", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 485, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel optimum sudah tercapai karena sel non basis semuanya memiliki nilai positif 0  . Sehingga besarnya biaya transportasi dengan solusi awal yang diperbaiki dengan metode Modified Distribution (MODI) diperoleh biaya minimum dengan persamaan (1) sebesar:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 417, "width": 359, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 12 14 22 31 23 24 34 44 45 4132 4077 4017 4021 3769 3882", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 432, "width": 309, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1263102816 3101989527 981630273 29670959 921026761 1475862642", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 414, "width": 367, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7773282978 Z x x x MX X MX MX MX X MX Z Z = + + + + + + + + + = +", "type": "Picture" }, { "left": 194, "top": 429, "width": 56, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "+ +", "type": "Picture" }, { "left": 292, "top": 429, "width": 5, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "+", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 429, "width": 267, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "+ =", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 477, "width": 104, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 485, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam meminimalkan biaya distribusi air di PDAM Tirtanadi Cabang Deli Tua penelitian inii menggunakan metode Modified Distribution (MODI) sebagai pengujian untuk mendapatkan nilai optimalnya. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari terlebih dahulu solusi awal biaya menggunakan metode North West Corner (NWC). Sehingga diperoleh biaya minimum pendistribusian air sebesar Rp. 7773282978, sebelum menggunakan metode Modified Distribution (MODI) biaya pendistribusian air Rp. 10793923.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 562, "width": 97, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 484, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Claudia John, Yohanes. (2013). Optimasi pendistribusian air dengan menggunakan metode Least Cost dan Metode Modified Distribution. Jurnal Ilmiah Sains . 13(1).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 602, "width": 269, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Aminudin. (2005). Prinsip-prinsip Riset Operasi . Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 613, "width": 320, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Siang, Jong Jek. (2014). Riset Operasi dalam Pendekatan Algoritmis. Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 484, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Ardhayani, Widya. (2017) . Mengoptimalkan biaya distribusi pakan ternak dengan menggunakan Metode Transportasi. Engineering and Sains Journal . 1(2). 95-100.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 484, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Utama,Chandra . 2010 . Manajemen kenaikan tarif PAM untuk peningkatan akses air bersih bagi seluruh masyarakat . Jurnal Administrasi Bisnis . 6(6). 146-159", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 313, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Susana,Tjutju. 2003 . Air sebagai sumber kehidupan . Oseana . 28(2003). 17-25.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 479, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Takdir,Dedy . 2011. Riset Operasi ( Aplikasi quantitative Analysis For Management ) . Malang : Percetakan CV Citra Malang", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 484, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Kalensun,Hesti . 2016. Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih di Kelurahan Pangolombian Kecamatan Tomohon Selatan . Jurnal Sipil Statik . 4(2).", "type": "List item" }, { "left": 200, "top": 206, "width": 240, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3721 3769 4285 M M M M M 3.882 4080 4021 4132 4321 4017 M M M M 4077 M", "type": "Picture" } ]
35061d58-917c-5cb6-e2ef-595f7877038c
https://jurnal-id.com/index.php/jupin/article/download/589/327
[ { "left": 85, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 454, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1443", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 113, "width": 448, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi Penjualan Barang Elektronik Berbasis E-commerce pada Toko Al Zahro 786 Elektronik", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 153, "width": 269, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jundan Maulahaq Sapu Jagad *1 , Endang Wahyuningsih 2", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 178, "width": 438, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama Kebumen, Indonesia Email: 1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 217, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Toko Al Zahro 786 Elektronik belum memanfaatkan teknologi E-commerce , sehingga mengalami kesulitan dalam memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan sistem penjualan berbasis E-commerce di toko tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dengan pendekatan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Tahapan penelitian meliputi analisis kebutuhan, desain sistem, pengembangan, implementasi, dan evaluasi sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem E-commerce yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan Toko Al Zahro 786 Elektronik dengan berbagai fitur seperti login, register, katalog, dashboard, tambah produk, halaman transaksi, profil pelanggan, detail produk, detail transaksi, manajemen akun, halaman transaksi karyawan, dan pengaturan profil. Pengujian blackbox yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem berfungsi dengan baik dan sesuai harapan. Implementasi E-commerce ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan kepuasan pelanggan di Toko Al Zahro 786 Elektronik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 183, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : ADDIE, Blackbox, E-commerce", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 417, "width": 34, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 456, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al Zahro 786 Electronics Store has not yet utilized E-commerce technology, which results in difficulties in expanding the market and improving operational efficiency. This study aims to implement an E-commerce-based sales system in the store. The research method used is research and development with the ADDIE approach (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). The stages of the research include needs analysis, system design, development, implementation, and system evaluation. The results show that the developed E-commerce system can meet the needs of Al Zahro 786 Electronics Store with various features such as login, register, catalog, dashboard, add product, transaction page, customer profile, product details, transaction details, account management, employee transaction page, and profile settings. Blackbox testing conducted indicates that the system functions well and as expected. The implementation of E-commerce is expected to improve operational efficiency, expand market reach, and increase customer satisfaction at Al Zahro 786 Electronics Store.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 175, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword : ADDIE, Blackbox, E-commerce", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 457, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, perusahaan-perusahaan di Industri kecil, menengah, dan besar, yang merupakan bagian vital dari kegiatan ekonomi negara ini, didorong untuk mengadopsi teknologi canggih sebagai sarana untuk bertahan dan mengungguli persaingan yang semakin intens dan ketat (Risald, 2021). Menurut Laudon dan Laudon (1998), E-commerce adalah proses pembelian dan penjualan produk secara elektronik antara konsumen dan antar perusahaan, di mana komputer berfungsi sebagai perantara dalam transaksi bisnis (Fitriyani Yapan, n.d.). Peningkatan penggunaan teknologi informasi perlu diimbangi dengan pengembangan keterampilan sumber daya manusia(Amarullah et al., 2023). Keberhasilan penerapan teknologi informasi dapat diukur berdasarkan kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan(Setiyono & Widaryanti, 2023). Oleh karena itu, evaluasi penggunaan teknologi informasi menjadi aspek yang sangat krusial (Abdillah & Purnaningsih, 2022). Dalam upaya meningkatkan konektivitas digital, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 453, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1444", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 456, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbasis web telah terbukti sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan tersebut (Nindy Devita Sari et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 456, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan E-commerce , peluang pasar penjualan tidak lagi terbatas pada konsumen di lokasi tertentu saja, tetapi dapat menjangkau pasar yang lebih luas tanpa batasan geografis antar daerah (Oktaviani et al., 2023). Baik melalui pemasaran di website maupun aplikasi, produk perusahaan dapat dengan mudah diperkenalkan kepada semua orang di seluruh dunia, asalkan mereka memiliki akses internet. (Rakanita, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 456, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Toko Al Zahro 786 Elektronik merupakan salah satu usaha penjualan barang elektronik. Barang- barang yang dijual pada toko Al Zahro 786 diantaranya adalah lampu, kabel, stop kontak, solder, tespen dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 233, "width": 456, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada toko Al Zahro 786 diperoleh informasi bahwa di toko tersebut belum menggunakan E-commerce . Penjualan dilakukan dengan cara manual dengan cara pembeli langsung datang ke toko untuk membeli barang-barang yang diperlukan. Pelanggan toko secara umum merupakan masyarakat sekitar. Pemilik toko memiliki harapan bahwa pelanggan dapat berasal dari berbagai kota.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 296, "width": 456, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem manual memiliki banyak kelemahan antara lain operasional yang tinggi dan kesulitan saat mencari pelanggan, tidak adanya informasi khusus yang menginformasikan tentang Toko Al Zahro 786 Elektronik. Hal ini membuat toko jarang diketahui pelanggan. Oleh karena itu penulis merancang implementasi penjualan barang elektronik berbasis E-commerce pada Al Zahro 786 Elektronik, untuk mempermudah penjualan di Toko Al Zahro 786 Elektronik yang berlokasi di Jl.Raya Baturraden B, Dusun 1, Rempoah, Kecamatan, Baturraden, Kabupaten, Banyumas, Jawa Tengah, 53151.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 456, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah yang dihadapi oleh Toko Al Zahro 786 Elektronik adalah pemasaran. Tanpa sistem yang tepat, Toko Al Zahro 786 Elektronik cenderung menghadapi kesulitan dalam pemasaran. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan usaha dan keberlanjutan Toko Al Zahro 786 Elektronik . Dalam lingkungan yang semakin terhubung secara digital, Penggunaan E-commerce dan sistem berbasis web telah terbukti sebagai solusi efektif dalam mengatasi tantangan ini. Pembuatan E-commerce dapat membantu Toko Al Zahro 786 Elektronik untuk mengelola operasi harian mereka dengan lebih efisien. Dengan implementasi sistem ini, mereka dapat menjangkau pasar yang lebih luas, mengurangi biaya operasional, melakukan pemasaran dan promosi yang lebih efektif, menganalisis data pelanggan, meningkatkan pengalaman pelanggan, mendapatkan akses ke data pasar global, serta mempercepat dan mempermudah transaksi. Selain itu, mereka juga dapat melakukan inovasi produk dan layanan. (Rabbani, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 456, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk ”mengimplementasikan penjualan barang elektronik berbasis E- commerce ”. Implementasi sistem ini diharapkan dapat membantu Toko Al Zahro 786 Elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem informasi E-commerce dengan menerapkan metode ADDIE dalam perancangannya. Aksesibilitas sistem informasi toko akan dilakukan melalui website yang terhubung dengan internet. Pengembangan sistem akan dilakukan menggunakan Visual Studio Code (Ningsih et al., 2022) dan bahasa pemrograman PHP (Kadarsih & Andrianto, 2022), serta database MySQL (Ardhi & Farell, 2023). Keberhasilan pengembangan sistem akan dievaluasi melalui pengujian fungsional menggunakan black box testing (Satrya Perbawa & Setiawan Nurohim, 2020). Keberadaan sistem informasi ini akan memudahkan proses operasional perusahaan dan mempercepat akses informasi yang dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 637, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 656, "width": 456, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang dikenal sebagai metode untuk mengembangkan sistem dan menguji fungsinya (Okpatrioka, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 457, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian R&D ini akan dilakukan menggunakan pendekatan atau model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). ADDIE adalah pendekatan yang memberikan penekanan pada suatu analisis agar tiap-tiap elemen yang ada mampu berkesinambungan satu sama lain melalui koordinasi sesuai dengan tahapan yang ada (Bakti & Rahmadianto, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 454, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1445", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 456, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan program yang akan diteliti dan dikembangkan berupa E-commerce penjualan, pemilihan model pengembangan ADDIE dirasa tepat karena mampu menguraikan tahapan secara teratur dan sesuai untuk penelitian pengembangan (Adesfiana et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 457, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap-tahap pengembangan Website Sistem penjualan berbasis E-commerce dengan model pengembangan ADDIE dapat di lihat pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 415, "width": 89, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. ADDIE", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 62, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 456, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap ini bertujuan untuk menganalisis masalah yang ada melalui wawancara, observasi (melibatkan pengelola penjualan elektronik di toko Al Zahro), dan studi literatur (termasuk jurnal dan artikel penelitian terdahulu yang relevan). Data yang diperlukan dikumpulkan untuk mengidentifikasi kebutuhan, tujuan, sasaran, dan karakteristik dari website sistem penjualan online berbasis E-commerce yang akan dikembangkan. (Adesfiana et al., 2022) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Design", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 457, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap ini bertujuan untuk merancang stuktur, tampilan, navigasi, konten, dan fitur pembuatan website sistem penjualan online berbasis E-commerce yang diperoleh dari tahap analisis. Pada tahap ini dilakukan proses desain dan melakukan perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antar user dan penulis (Adesfiana et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 84, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3. Development", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 457, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap ini bertujuan untuk merealisasikan desain website sistem penjualan online berbasis E- commerce yang siap digunakan. Penulis membuat codingan dari design sistem yang sudah di rancang pada tahap sebelumnya. Kemudian penulis melakukan pengujian sistem menggunakan Black Box Testing . Dengan tujuan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan sebelum di implementasikan pada pengguna (Adesfiana et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 97, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.4. Implementation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 457, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap ini bertujuan untuk menerapkan website sistem penjualan online berbasis E-commerce yang sudah dibuat. Pada tahap ini penulis melakukan uji coba website kepada pengguna untuk mengetahui apakah system sudah berjalan sesuai rancangan (Adesfiana et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 453, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1446", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 73, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.5. Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 125, "width": 456, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi website sistem penjualan online berbasis E-commerce yang sudah di implementasikan oleh pengguna. Untuk mengetahui apakah system sudah dapat dikatakan baik atau masih perlu dilakukannya perbaikan dan penyempurnaan (Adesfiana et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 163, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 459, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari penelitian ini didapatkan berbagai jenis kebutuhan pengguna dalam proses pembuatan E-commerce . Fitur-fitur yang dibuat dalam aplikasi ini meliputi login , register , katalog, dashbord, tambah produk, halaman transaksi, profil customer, detail produk, detail transaksi, manajemen akun, halaman transaksi karyawan, setting profil.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 256, "width": 93, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Halaman Login", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 275, "width": 456, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman login adalah halaman yang menyediakan fasilitas untuk mengakses sistem. Jika username dan password yang dimasukkan benar, pengguna akan secara otomatis diarahkan ke halaman pembaruan data dapat dilihat pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 483, "width": 121, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Halaman Login", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 508, "width": 107, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Halaman Register", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 526, "width": 456, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pendaftaran di mana seseorang membuat akun baru pada sebuah sistem, aplikasi, atau situs web . Proses ini melibatkan pengisian informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengautentikasi pengguna di masa mendatang dapat dilihat pada gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 740, "width": 131, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Halaman Register", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 454, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1447", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 106, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3. Halaman Katalog", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 456, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman katalog adalah bagian dari situs web atau aplikasi yang menampilkan daftar produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Halaman ini biasanya dirancang untuk memudahkan pengguna dalam menemukan, melihat, dan memilih produk atau layanan yang mereka cari dapat dilihat pada gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 340, "width": 129, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Halaman Katalog", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 161, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4. Halaman Dasbord Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 456, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman dashboard karyawan adalah sebuah halaman dalam sistem atau aplikasi yang ditujukan untuk digunakan oleh karyawan atau pegawai sebuah perusahaan atau organisasi. Halaman ini dirancang untuk memberikan akses cepat dan ringkas ke informasi dan fungsi yang relevan dengan pekerjaan karyawan tersebut dapat dilihat pada gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 622, "width": 185, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Halaman Dashbord Karyawan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 146, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5. Halaman Tambah Produk", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 456, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman tambah produk adalah sebuah halaman dalam sistem manajemen konten atau platform E- commerce yang memungkinkan pengguna, seperti administrator toko online atau penjual, untuk menambahkan informasi tentang produk baru yang akan ditawarkan kepada pelanggan dapat dilihat pada gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 453, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1448", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 277, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Halaman Tambah Produk", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 115, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.6. Halaman Transaksi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 456, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman transaksi adalah bagian dari sebuah situs web atau aplikasi yang menyediakan informasi tentang transaksi keuangan yang telah dilakukan oleh pengguna. Halaman ini biasanya mencakup detail tentang pembelian, penjualan, atau aktivitas keuangan lainnya yang terkait dengan akun pengguna dapat dilihat pada gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 556, "width": 137, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Halaman Transaksi", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 144, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.7. Halaman Profil Customer", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 456, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman profil Customer adalah bagian dari situs web atau aplikasi yang menyediakan informasi tentang pelanggan yang terdaftar. Halaman ini memungkinkan pengguna, seperti administrator toko online atau layanan pelanggan, untuk melihat dan mengelola informasi tentang pelanggan secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 454, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1449", "type": "Page footer" }, { "left": 229, "top": 286, "width": 165, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Halaman Profil Customer", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 135, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.8. Halaman Detail Produk", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 457, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman detail produk adalah halaman spesifik di sebuah situs web E-commerce yang menampilkan informasi lengkap tentang suatu produk yang dijual. Halaman ini memberikan deskripsi rinci, gambar, harga, dan detail lainnya yang membantu calon pembeli untuk membuat keputusan pembelian yang tepat dapat dilihat pada gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 568, "width": 156, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Halaman Detail Produk", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 146, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.9. Halaman Detail Transaksi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 456, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman detail transaksi adalah halaman dalam sebuah sistem atau aplikasi yang menyediakan informasi terperinci tentang suatu transaksi keuangan yang telah dilakukan. Halaman ini berfungsi untuk memberikan ringkasan lengkap tentang suatu transaksi tertentu, baik itu pembelian, pembayaran, atau transaksi keuangan lainnya dapat dilihat pada gambar 10.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 453, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1450", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 283, "width": 172, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Halaman Detail Transaksi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 159, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.10. Halaman Manajemen Akun", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 456, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman manajemen akun adalah halaman dalam sebuah situs web atau aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengatur dan mengelola informasi akun mereka. Halaman ini menyediakan berbagai fitur dan opsi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan perubahan terhadap informasi pribadi, pengaturan keamanan, preferensi, dan keanggotaan dapat dilihat pada gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 551, "width": 179, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Halaman Manajemen Akun", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 173, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.11. Halaman Transaksi Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 456, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman transaksi karyawan memungkinkan karyawan untuk melihat dan mengelola transaksi pekerjaan seperti klaim biaya, pembelian, atau pemesanan perjalanan dapat dilihat pada gambar 12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 454, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1451", "type": "Page footer" }, { "left": 217, "top": 283, "width": 191, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Halaman Transaksi Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 136, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.12. Halaman Setting Profil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 456, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman pengaturan profil pada platform E-commerce memungkinkan pemilik toko untuk mengelola informasi, preferensi, dan pengaturan yang membentuk tampilan dan pengalaman toko online mereka dapat dilihat pada gambar 13.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 571, "width": 158, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Halaman Setting profil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 122, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.13. Pengujian Blackbox", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 457, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Blackbox Testing digunakan untuk menguji fungsi-fungsi tertentu dari perangkat lunak yang dirancang. Keberhasilan pengujian diukur berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi input yang diberikan untuk fungsi yang ada, tanpa memperhatikan proses yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Dari hasil yang diperoleh, dapat dievaluasi kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pengguna serta mengidentifikasi kesalahan yang mungkin ada. Hasil pengujian Blackbox Testing ditampilkan dalam Tabel 1. Berdasarkan pengujian Blackbox Testing yang telah dilakukan, terlihat bahwa semua hasil pengujian menunjukkan nilai \"valid,\" yang berarti aplikasi telah memenuhi harapan pengembang dalam hal output yang dihasilkan dapat di lihat pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 453, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1452", "type": "Page footer" }, { "left": 189, "top": 106, "width": 190, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Pengujian Blackbox Testing", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 119, "width": 451, "height": 353, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menu/Fitur Pengujian Input Output yang Diharapkan Hasil Login Login dengan kredensial valid Username: user, Password: pass Berhasil login, diarahkan ke dashboard Valid Register Registrasi dengan data valid Username, Email, Password, Konfirmasi Password Akun berhasil dibuat, diarahkan ke halaman login Valid Katalog Menampilkan daftar produk Akses ke Halaman Katalog Daftar produk tampil dengan benar Valid Dashboard Menampilkan ringkasan data Akses ke halaman dashbord Ringkasan data pengguna tampil Valid Tambah Produk Menambahkan produk baru Nama, Deskripsi, Harga, Stok Produk baru berhasil ditambahkan Valid Halaman Transaksi Menampilkan riwayat transaksi Akses ke halaman Transaksi Daftar transaksi tampil dengan benar Valid Profil Customer Menampilkan profil customer Akses ke halaman profil customer Profil customer tampil dengan benar Valid Detail Produk Menampilkan detail produk ID Produk Detail produk tampil dengan benar Valid Detail Transaksi Menampilkan detail transaksi ID Transaksi Detail transaksi tampil dengan benar Valid Manajemen Akun Mengubah informasi akun Username, Email, Password, Konfirmasi Password Informasi akun berhasil diubah Valid Halaman Transaksi Karyawan Menampilkan riwayat transaksi karyawan Akses ke halaman transaksi karyawan Daftar transaksi karyawan tampil dengan benar Valid Setting Profil Mengubah profil Nama Toko, Deskripsi, Alamat, Kontak Profil berhasil diubah Valid", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 95, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 505, "width": 456, "height": 200, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, dilakukan implementasi penjualan barang elektronik berbasis E-commerce pada Toko Al Zahro 786 Elektronik. Berdasarkan analisis dan pengembangan yang dilakukan, ditemukan bahwa penggunaan E-commerce dapat memberikan berbagai manfaat bagi toko tersebut, seperti meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, menurunkan biaya operasional, serta meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dengan pendekatan ADDIE ( Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation ). Tahapan-tahapan dalam pengembangan E-commerce ini meliputi analisis kebutuhan, desain sistem, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitur-fitur yang diimplementasikan dalam E-commerce ini meliputi halaman login, register, katalog, dashboard, tambah produk, halaman transaksi, profil pelanggan, detail produk, detail transaksi, manajemen akun, halaman transaksi karyawan, dan setting profil. Pengujian blackbox dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi tersebut berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil evaluasi, sistem E-commerce yang diimplementasikan telah berhasil memenuhi kebutuhan toko Al Zahro 786 Elektronik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa implementasi E-commerce dapat menjadi solusi efektif bagi toko elektronik dalam mengatasi tantangan pemasaran dan meningkatkan efisiensi operasional.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 720, "width": 104, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 738, "width": 456, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdillah, M. F., & Purnaningsih, P. (2022). Perancangan Dan Impelementasi Sistem Penjualan Berbasis Web Menggunakan Metode Prototype ( Studi Kasus : Allawn Archery ). Jurnal Ilmu Komputer Dan Sains , 1 (06), 718–727.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 454, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1453", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 456, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adesfiana, Z. N., Astuti, I., & Enawaty, E. (2022). Pengembangan Chatbot Berbasis Web Menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 119, "width": 433, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model ADDIE . Jurnal Khatulistiwa Informatika , 10 (2), 147–152.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 132, "width": 182, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.31294/jki.v10i2.14050", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 456, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amarullah, A., Imaniah, I., & Muthmainnah, S. (2023). Pengembangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Di Era Digital Melalui Pelatihan Sertifikasi Kompetensi Di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Prosiding Simposium", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 173, "width": 42, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasional", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 173, "width": 433, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multidisiplin (SinaMu) , 4 , 479. https://doi.org/10.31000/sinamu.v4i1.7956", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 456, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ardhi, R., & Farell, G. (2023). Perancangan Website Point of Sales menggunakan Teknologi QR Code (Studi Kasus Gofha Studio Parfum Danguang-Danguang) . Jurnal Pendidikan Tambusai , 7 (1 SE- Articles of Research), 2756–2771. https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/5636", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 457, "height": 64, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bakti, A. M. S., & Rahmadianto, S. A. (2023). Perancangan Template Promosi di Instagram dengan Menggunakan Aplikasi Powerpoint Untuk Untuk Pemasaran Pengusaha Kuliner di Kota Malang. G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan , 7 (4), 1451–1461. https://doi.org/10.33379/gtech.v7i4.3204 Fitriyani Yapan, U. (n.d.). Penerapan E-commerce Sebagai Media Penjualan Online (Studi Kasus Pada Toko Sinar Terang Bandar Lampung). Z.A. Pagar Alam , 7 , 40115.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 456, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadarsih, K., & Andrianto, S. (2022). Membangun Website SMA PGRI Gunung Raya Ranau Menggunakan PHP dan MYSQL. JTIM: Jurnal Teknik Informatika Mahakarya , 03 (2), 37–44.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 456, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nindy Devita Sari, Adi Chandra Winata, Ulfa Masrifah, & Anggi Verdianto. (2022). Perancangan Aplikasi Mesin Kasir Minimarket Berbasis Website PHP. Instink: Inovasi Pendidikan, Teknologi Informasi Dan Komputer , 1 (2), 8–15. https://doi.org/10.30599/instink.v1i2.1753", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 457, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ningsih, K. S., Aruan, N. J., & Siahaan, A. T. A. A. (2022). Aplikasi Buku Tamu Menggunakan Fitur Kamera Dan Ajax Berbasis Website Pada Kantor Dispora Kota Medan. SITek: Jurnal Sains, Informatika, Dan Tekonologi , 1 , 94–99.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 456, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Okpatrioka. (2023). Research And Development (R & D) Penelitian yang Inovatif dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya , 1 (1), 86–100.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 456, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oktaviani, Q., Diana, F., Tiara, E., Setyadi, H., Roziq, M. W. A., & Riofita, H. (2023). Peran E- commerce Dalam Pemasaran Produk Umkm. WANARGI: Jurnal Manajemen Dan Akuntansi , 1 (2), 16–21. http://jurnalistiqomah.org/index.php/wanargi/article/view/655%0Ahttp://jurnalistiqomah.org/ind ex.php/wanargi/article/download/655/579", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 457, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rabbani, A. (2023). Manajemen Operasional Di Era Digital Dan Perkembangan E-commerce . Journal of Creative Power and Ambition (JCPA) , 1 (1), 1–13.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 541, "width": 303, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://edujavare.com/index.php/jcpaWebsite:https://edujavare.com/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 456, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rakanita, A. M. (2019). Pemanfaatan E-commerce Dalam Meningkatkan Daya Saing Umkm Di Desa Karangsari Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. Jurnal Ekbis , 20 (2), 1280. https://doi.org/10.30736/ekbis.v20i2.237", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 457, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Risald, R. (2021). Implementasi Sistem Penjualan Online Berbasis E-commerce Pada Usaha Ukm Ike Suti Menggunakan Metode Waterfall. Journal of Information and Technology , 1 (1), 37–42. https://doi.org/10.32938/jitu.v1i1.1393", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 456, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satrya Perbawa, D., & Setiawan Nurohim, G. (2020). Pengujian Aplikasi Berbasis Website Dengan Black Box Testing Metode Boundary Value Analysis Dan Responsive Testing. Journal Speed- Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi , 12 (4), 4.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 456, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiyono, E., & Widaryanti, W. (2023). Penerapan Teknologi Informasi dan Profesionalisme dalam Meningkatkan Kinerja Auditor", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 692, "width": 432, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAP Kota Semarang. Solusi , 21 (1), 75. https://doi.org/10.26623/slsi.v21i1.6293", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 140, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Inovatif (JUPIN)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 453, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.54082/jupin.589 Vol. 4, No. 3, Agustus 2024, Hal. 1443-1454 p-ISSN: 2808-148X https://jurnal-id.com/index.php/jupin e-ISSN: 2808-1366", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 787, "width": 27, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1454", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 107, "width": 161, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman Ini Dikosongkan", "type": "Section header" } ]
02d73709-a833-eaa1-9cf1-a301f165c8f3
https://jurnalpuslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/index.php/litjak/article/download/527/225
[ { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 218, "top": 55, "width": 279, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA/MA DI JABODETABEK DITINJAU DARI STANDAR PROSES", "type": "Section header" }, { "left": 218, "top": 94, "width": 253, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALYSIS ON BIOLOGY LEARNING AT SENIOR HIGH SCHOOL/MADRASAH ALIYAH IN JABODETABEK BASED ON THE PROCCESS STANDARD", "type": "Section header" }, { "left": 218, "top": 161, "width": 161, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina Rahma Fadlilah, Yanti Herlanti", "type": "Section header" }, { "left": 218, "top": 174, "width": 230, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 200, "width": 110, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 56, "width": 102, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J U R N A L PENELITIAN KEBIJAK AN PENDIDIKAN", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 164, "width": 67, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah diterima:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 173, "width": 69, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 September 2021", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 191, "width": 57, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "direvisi akhir:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 123, "width": 66, "height": 116, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 September 2022 disetujui: 1 September 2022 Volume 15 Nomor 2/2022", "type": "Picture" }, { "left": 217, "top": 219, "width": 180, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : dx.doi.org/10.24832/jpkp.v15i1.527", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 258, "width": 47, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 279, "width": 408, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A good implementation of Process Standard is a part of the effort to improve the quality of learning process. In Permendikbudristek No. 16 of 2022 regarding Process Standard, it is stated that learning is done in an interactive, inspiring, enjoyable, challenging and motivating environment for students. This type of learning had actually been initiated in the 2013 Curriculum through a scientific approach which proposes several learning models, namely discovery/inquiry learning and problem-based learning; such as problem-based learning (PBL) and project-based learning (PjBL). Therefore, this study aims to analyze the scientific approach in Biology learning as an implementation of Process Standard in Jakartan High Schools. Furthermore, this study used quantitative and qualitative methods as its approach. It found that teachers had implemented the scientific approach in their classrooms. However, results from students' perceptions showed the opposite. They stated that teachers did not effectively do “hands-on” activities through discovery/inquiry and PjBL. Moreover, this study suggests that the implementation of the Process Standard that have been effectively applied since the 2013 Curriculum needs to be maintained in Kurikulum Merdeka (in English: Emancipated Curriculum) because it is still relevant with the goals of Emancipated Curriculum. Finally, the findings of this study should be addressed so it can improve the implementation of Process Standard in the Emancipated Curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 476, "width": 397, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "key words : curriculum implementation, biology learning, problem based learning, project- based learning, process standards.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 529, "width": 43, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 550, "width": 411, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendekatan saintifik sebagai implementasi Standar Proses pada pembelajaran Biologi. Implementasi Standar Proses yang baik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran. Dalam Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses, disebutkan bahwa pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik. Pembelajaran yang demikian sebetulnya mulai diinisiasi dalam Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik yang menyarankan beberapa model pembelajaran, yaitu discovery/inquiry learning dan pembelajaran berbasis masalah, meliputi problem-based learning (PBL) dan project-based learning (PjBL). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ditunjukkan bahwa implementasi pendekatan saintifik telah dilaksanakan oleh para guru di kelas. Namun, persepsi peserta didik menunjukkan hasil sebaliknya, di mana guru masih kurang menerapkan aktivitas secara “ hands on ” melalui pendekatan saintifik. Pelaksanaan Standar Proses yang telah berjalan baik dari Kurikulum 2013 layak dipertahankan pada Kurikulum Merdeka, karena masih sejalan dengan tujuan kurikulum yang baru. Diharapkan kekurangan yang ditemukan pada penelitian ini dapat diatasi sehingga implementasi pada Kurikulum Merdeka dapat lebih baik lagi.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 747, "width": 376, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kata kunci : implementasi kurikulum, pembelajaran biologi, problem-based learning , project-based learning, standar proses.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 69, "width": 74, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 72, "width": 238, "height": 252, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K urikulum di Indonesia dirancang dengan mempertimbangkan tantangan masa depan, di antaranya yaitu globalisasi (WTO, ASEAN Community , APEC, CAFTA), masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, ekonomi berbasis pengetahuan, konvergensi ilmu dan teknologi, kebangkitan industri kreatif, pergeseran ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, serta materi TIMSS dan PISA. Selain itu, kurikulum juga dirancang untuk memberdayakan bonus demografi yang dimiliki Indonesia, dan menyiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia (Kemendikbud, 2014). Dengan rancangan seperti itu, diharapkan peserta didik di Indonesia memiliki daya saing dalam arus globalisasi, yakni lebih produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi (Asri, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 332, "width": 231, "height": 236, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi yang diharapkan. Sejak diterapkannya kurikulum yang didasarkan pada keterampilan abad 21, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Sekolah Penggerak hingga Kurikulum Merdeka, Standar Proses mengalami dinamika. Awalnya, Standar Proses Kurikulum 2013 diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 65 Tahun 2013. Namun, di tahun 2016, peraturan mengenai Standar Proses pendidikan dasar dan menengah diubah dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses. Selanjutnya, pada masa sekarang, Standar Proses pendidikan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) No. 16 Tahun 2022.", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 576, "width": 233, "height": 171, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun terjadi perubahan Peraturan Menteri yang cukup dinamis, filosofi kurikulum tetap sama, yaitu kurikulum sebagai praksis kontekstual. Adapun makna kurikulum sebagai praksis kontekstual adalah kurikulum sebagai komitmen bersama, sebagai dasar menyepakati kegiatan- kegiatan yang diperlukan untuk mencapai target yang ditetapkan, menggunakan pendekatan sistem dari materi ke proses ke produk, penguasaan materi pelajaran diperoleh melalui siklus aksi refleksi berkelanjutan, pendekatan pembelajaran bersifat interdisipliner dan kontekstual dengan sekitarnya (Kemendikbud, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 755, "width": 225, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada praktiknya, penelitian Rakhmawati di 2016", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 226, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa berdasarkan Standar Proses sesuai Permendikbud No. 65 tahun 2013, pembelajaran Biologi sudah dilaksanakan dengan baik. Penelitian Albirron, dkk . (2019) juga mengungkapkan bahwa jika ditinjau dari interaksi pembelajaran, penerapan Standar Proses melalui pola pembelajaran student centered (aktifnya peserta didik) telah berhasil (Albirron, dkk., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 196, "width": 221, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, Aruman (2019) mengungkapkan hasil yang berbeda. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pada mata pelajaran peminatan MIPA di SMA Negeri 1 Muara Pinang, guru masih perlu diberikan pemenuhan media atau sumber belajar oleh pihak sekolah (Aruman, dkk., 2019). Hal ini menunjukkan, amanah Standar Proses yang berupa penggunaan ragam sumber belajar belum diimplementasikan. Masalah lain juga ditemukan oleh Chairunnisa, dkk. (2020), yaitu ketidaksesuaian tahap uraian rangkaian kegiatan pembelajaran, penilaian yang tidak dilaksanakan sepenuhnya serta kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas yang tidak dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 388, "width": 226, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakta-fakta pada praktik implementasi Standar Proses di atas menunjukkan alasan-alasan dinamisnya implementasi Standar Proses itu sendiri. Pengembangan Standar Proses terus dilakukan agar dapat memfasilitasi pencapaian kompetensi peserta didik agar lebih baik lagi. Selain itu, perubahan yang dilakukan juga semakin menyesuaikan/beradaptasi dengan kondisi satuan pendidikan dan perkembangan IPTEK. Misalnya, seperti yang telah disampaikan pada awal pendahuluan, saat ini terdapat Standar Proses baru, yaitu Standar Proses Permendikbud No. 16 Tahun 2022. Perbedaan Standar Proses ini dengan Standar Proses sebelumnya yaitu Standar Proses ini disusun berdasarkan Kurikulum Merdeka, sedangkan Standar Proses sebelumnya disusun berdasarkan Kurikulum 2013. Standar Proses digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Standar Proses meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 697, "width": 228, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan pembelajaran pada Permendikbud tentang Standar Proses No. 16 Tahun 2022 disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang fleksibel, jelas, dan sederhana. Hal ini merupakan hal yang", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 225, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbeda dari Standar Proses sebelumnya (Mendikbudristek, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 234, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pelaksanaan pembelajaran, kaidah proses pembelajaran pada Standar Proses No. 16 Tahun 2022 tidak berbeda dengan Standar Proses sebelumnya. Adapun hal tersebut adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan bukan lagi pendekatan tekstual, melainkan pendekatan saintifik (sistematis), yang mengarahkan peserta didik untuk mencari tahu ( student centered ), pembelajaran dengan penelitian dan berbasis masalah (menantang). Terlebih lagi, pada Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022, pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Pembelajaran yang memiliki karakteristik tersebut di antaranya adalah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, discovery/inquiry learning, project based learning, serta problem based learning (Florentina & Leonard, 2017; Sufairoh, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 229, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang terdiri dari proses mengamati ( observing ), menanya ( questioning ), mencoba ( experimenting ), mengasosiasi ( associating ), dan mengkomunikasikan ( communicating ) (Fadlillah, 2014). Selanjutnya, pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran di mana peserta didik belajar secara berkelompok. Dalam kerja kelompok tersebut, peserta didik memiliki tujuan yang sama, berbagi tugas dan tanggung jawab serta dievaluasi bersama (Riyanto, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 236, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun pembelajaran discovery/inquiry adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas peserta didik untuk mencari dan menemukan dengan maksimal. Pembelajaran discovery/inquiry bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental dengan cara mengenali, menganalisis, dan menemukan masalah serta memecahkan masalah dari suatu fenomena (Anam, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 220, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejalan dengan pembelajaran discovery/inquiry , pembelajaran berbasis masalah yang meliputi project based learning (PjBL) dan problem based learning (PBL) pun berorientasi pada pemecahan masalah (Fathurrohman, 2016; Sofyan, dkk.,", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 134, "width": 233, "height": 210, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017). PjBL merupakan pembelajaran yang berbasis pada tugas berupa proyek, dikerjakan melalui penyelidikan untuk menghasilkan suatu produk guna memecahkan suatu masalah dari masalah yang telah ditentukan di awal pembelajaran (Fathurrohman, 2016; Musfiqon & Nurdyansyah, 2015; Widiasmoro, 2017). Sedangkan PBL adalah proses pembelajaran yang dimulai dengan masalah untuk membangun konsep pada peserta didik (Isrok’atun & Rosmala, 2018). Dalam PBL, peserta didik dituntut untuk membaca, menulis, menganalisis dan berpikir. Melalui pembelajaran dengan PBL, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri (Sofyan, dkk., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 352, "width": 223, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun demikian, peran pendidik dalam Standar Proses No. 16 tahun 2022 bagian pelaksanaan pembelajaran terdapat perubahan, yaitu pendidik selain menjadi teladan, juga harus menjadi pendamping dan memfasilitasi, tidak hanya sebagai pemberi motivasi dan mengembangkan peserta didik seperti peran guru pada Standar Proses sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 466, "width": 226, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, menurut Standar Proses No. 16 Tahun 2022, asesmen pembelajaran dilakukan dengan menekankan pada refleksi diri bersama sesama pendidik. Berbeda dari penilaian pada Standar Proses sebelumnya yang hanya menekankan pada refleksi diri terhadap peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 567, "width": 224, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biologi merupakan salah satu bagian ilmu yang dipelajari dalam bidang ilmu pengetahuan alam (IPA). Mata pelajaran Biologi dipelajari secara khusus di Sekolah Menengah Atas (SMA) (Permendikbud No. 37 Tahun 2018).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 642, "width": 221, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mata pelajaran Biologi pada satuan pendidikan dasar dan menengah rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang bertujuan untuk memperoleh kompetensi lanjutan dan budaya berpikir ilmiah secara analitis, kritis, kreatif dan mandiri (Surahman & Surjono, 2017). Materi yang dipelajari dalam Biologi berkaitan dengan fakta ilmiah serta fenomena alam yang konkret dan abstrak. Oleh karena itu, mempelajari biologi", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 230, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "idealnya adalah dengan proses ilmiah (sistematis). Dalam hal ini, proses ilmiah yang dimaksud yaitu mengamati, mengukur, menghitung, mengklasifikasi, memprediksi, mengontrol variabel, merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, eksperimen, menarik kesimpulan, mengaplikasikan konsep pada situasi yang berbeda (Sudarisman, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 225, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu pada keterangan di atas, Standar Proses yang dikembangkan, sangat relevan dengan mata pelajaran Biologi, khususnya pada bagian pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, bagian ini merupakan bagian Standar Proses yang cukup stabil dibanding dengan bagian Standar Proses lainnya (perencanaan dan penilaian). Oleh karena itu, proses pembelajaran Biologi seyogianya dapat berjalan dengan sangat baik dan kompetensi yang diharapkan pada peserta didik dapat tercapai. Seperti yang telah diungkapkan oleh Ismail dan Hasan (2022), pembelajaran yang dilakukan berdasarkan Standar Proses dapat membuat proses pembelajaran lebih terarah sehingga pemahaman peserta didik dapat meningkat (Ismail & Hasan, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 414, "width": 230, "height": 184, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan fakta yang dikemukakan, di mana terdapat Standar Proses No. 16 Tahun 2022 dan bagian pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian yang tidak berubah dari Standar Proses sebelumnya (hal baik yang diteruskan dari Standar Proses sebelumnya), maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pembelajaran Biologi ditinjau dari Standar Proses (Bagian Pelaksanaan Pembelajaran). Adapun pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran kooperatif, discovery/inquiry learning, project based learning, dan problem based learning .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 225, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, penelitian ini dilakukan pada wilayah Jabodetabek, karena Jabodetabek memiliki faktor pendukung untuk mengimplementasikan Standar Proses lebih baik, khususnya terkait dengan sarana dan prasarana di sekolah (Rahmadhani, 2020; Tanaga, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 220, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bagi pembuat kebijakan untuk meninjau pelaksanaan pembelajaran yang dapat dipertahankan atau ditindaklanjuti lebih jauh.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 97, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 88, "width": 226, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan di SMA/MA wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi pada Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif ( mixed method ). Desain mixed method yang digunakan adalah Explanatory Sequential Mixed Methods Design. Peneliti melakukan dua fase penelitian, yaitu fase kuantitatif dan kualitatif. Kegiatan fase kuantitatif meliputi pengumpulan data kuantitatif (melalui angket), analisis data kuantitatif serta memperoleh hasil data kuantitatif. Adapun kegiatan yang termasuk fase kualitatif adalah pengumpulan data kualitatif melalui wawancara dan observasi dengan teknik VICS guna mendukung hasil penelitian fase kuantitatif (Creswell & Creswell, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 433, "width": 128, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Desain Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 352, "top": 448, "width": 129, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Creswell & Creswell, 2018", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 469, "width": 232, "height": 288, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel yang digunakan adalah 17 orang guru dan 532 orang peserta didik kelas XI MIPA pada sekolah sampel. Sampel sekolah dipilih dengan teknik Stratified Random Sampling , berdasarkan rata-rata hasil Ujian Nasional (UN) di SMA-MA Negeri Jabodetabek. Adapun pengelompokan sampel sekolah tersebut adalah SMA Negeri dengan rata-rata UN tinggi, selanjutnya disebut sebagai kelompok SMAN A; SMA Negeri dengan rata-rata UN sedang, selanjutnya disebut sebagai kelompok SMAN B; dan SMA Negeri dengan rata-rata UN rendah, selanjutnya disebut sebagai kelompok SMAN C; serta MAN, selanjutnya disebut sebagai kelompok MAN. Guru dan peserta didik dipilih sebagai sampel guna memperoleh data dari pelaku pembelajaran. Guru sebagai fasilitator pembelajaran, yang menentukan arah pembelajaran termasuk pemilihan pendekatan dan model pembelajaran, sedangkan peserta didik sebagai objek pembelajar, yang menerima arahan proses pembelajaran dari guru.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 217, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merujuk pada pendekatan dan desain penelitian yang digunakan, penelitian ini terbagi atas 2 fase kegiatan, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 87, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fase Kuantitatif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 228, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik penelitian data yang digunakan pada fase kuantitatif adalah kuesioner/angket. Kuesioner dikembangkan untuk melihat proses pembelajaran berdasarkan kriteria pelaksanaan pembelajaran pada Standar Proses, yaitu pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Discovery/Inquiry , serta Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 221, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel, sebelum diberikan kepada guru dan peserta didik di sekolah, instrumen diuji coba terlebih dahulu. Tabel 1 menunjukkan instrumen yang digunakan, teknik uji validasi dan subjek uji coba instrumen.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 365, "width": 210, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 217, "height": 351, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Instrumen yang Diuji Teknik Validasi Subjek Pendekatan Saintifik Kuesioner Guru Validasi Empiris* 20 Mahasiswa semester 10 yang telah melakukan praktik mengajar (PPKT) Kuesioner Peserta Didik Validasi Empiris* 45 peserta didik SMAN 8 Tangsel** Model Pembelajaran Kooperatif/ Kolaboratif Kuesioner Guru Validasi Konstruk Ahli Bahasa dan Dosen Kuesioner Peserta Didik Validasi Empiris* 35 peserta didik SMAN 1 Tangsel** Model Pembelajaran Discovery/ Inquiry Kuesioner Guru Validasi Konstruk Dosen Kuesioner Peserta Didik Validasi Empiris* 40 peserta didik SMAN 8 Tangsel**", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 205, "height": 164, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kuesioner Guru Validasi Konstruk Dosen Kuesioner Peserta Didik Validasi Empiris* 35 peserta didik SMAN 1 Tangsel** Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Kuesioner Guru Validasi Konstruk Dosen Kuesioner Peserta Didik Validasi Empiris* 35 peserta didik SMAN 1 Tangsel**", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 249, "width": 200, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Olah menggunakan SPSS; ** Tangerang Selatan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 284, "width": 223, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji validitas yang menunjukkan butir pernyataan valid sebelum dan sesudah uji validasi disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 333, "width": 219, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Butir Pernyataan Kuesioner Guru dan Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Uji Validasi", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 373, "width": 207, "height": 274, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Jumlah Butir Kuesioner Guru Jumlah Butir Kuesioner Peserta Didik B* S** B* S** Pendekatan Saintifik 73 50 73 60 Model Pembelajaran Kooperatif/ Kolaboratif 34 32 32 26 Model Pembelajaran Discovery/Inquiry 20 20 20 20 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 40 40 40 39 Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) 35 35 35 31 Ket: *B=sebelum uji validasi; **S=sesudah uji validasi", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 655, "width": 230, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen yang diuji validasi secara empiris kemudian diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach . Berdasarkan teknik tersebut, kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable bila koefisien reliabilitas (r 11 ) > 0,5. Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan IBM", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 217, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPSS Statistics 24. Hasil uji reliabilitas instrumen angket, dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 225, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa semua instrumen yang digunakan pada penelitian ini reliabel. Adapun instrumen yang reliabel tersebut adalah kuesioner guru dan peserta didik untuk mengukur implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik, kuesioner peserta didik untuk mengukur implementasi pembelajaran dengan model kooperatif/kolaboratif, discovery/ inquiry , PBL dan PjBL.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 232, "width": 205, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Reliabilitas Kuesioner Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 206, "height": 264, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Instrumen yang diuji R hitung Ket Pendekatan Saintifik Kuesioner Guru 0,75 R Kuesioner Peserta Didik 0,75 R Model Pembelajaran Kooperatif/ Kolaboratif Kuesioner Peserta Didik 0,90 R Model Pembelajaran Discovery/Inquiry Kuesioner Peserta Didik 0,74 R Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kuesioner Peserta Didik 0,75 R Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Kuesioner Peserta Didik 0,75 R Ket: Keterangan; R: Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 223, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah data kuantitatif dari kuesioner guru dan peserta didik diperoleh, kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah analisis data. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan. Data kuantitatif dinilai dengan kriteria yang disajikan pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 231, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan implementasi Kurikulum 2013 berdasarkan Standar Proses Permendikbud No. 22 tahun 2016 antar kelompok sekolah (SMAN A, SMAN B, SMAN C, MAN). Teknik yang", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 218, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan pada pengujian hipotesis bergantung dari uji prasyarat data, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 118, "width": 192, "height": 143, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Kriteria Data Kuantitatif Penelitian (Arikunto, 2013) Daftar Kuantitatif (Skor) Kriteria 80-100 Baik Sekali 66-79 Baik 56-65 Cukup 40-55 Kurang 30-39 Kurang sekali", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 283, "width": 80, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Fase Kualitatif", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 302, "width": 225, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melakukan fase kuantitatif, maka berikutnya dilakukan fase kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data pada fase ini adalah wawancara. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka. Responden wawancara adalah 1 orang guru Biologi kelas XI (total 13 orang) dan 3 orang peserta didik kelas XI pada setiap sekolah sampel penelitian (total 39 orang). Pemilihan 3 orang peserta didik sebagai narasumber, menggunakan teknik standar 3 Gronlund ± Standar Deviasi dari hasil kuesioner masing-masing peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 468, "width": 223, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain wawancara, pada penelitian ini juga dilakukan observasi. Teknik observasi yang digunakan, yaitu Verbal Interaction Category System (VICS) yang dikembangkan oleh Amidon dan Hunter (Amidon & Hunter, 1968). Teknik VICS memperluas Sistem Flanders (1965) untuk memberikan informasi yang lebih rinci mengenai interaksi komunikasi verbal antara guru dan peserta didik ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran (Amidon & Hunter, 1968). Oleh karena itu, data yang diperoleh adalah data interaksi komunikasi (percakapan) antara guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Data percakapan ini dikumpulkan melalui rekaman audio dan rekaman video visual.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 673, "width": 225, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data kualitatif yang bersumber dari wawancara, dianalisis dengan reduksi data hasil wawancara. Sedangkan data hasil observasi dianalisis menggunakan Teknik VICS. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan teknik VICS antara lain adalah: 1) data yang diperoleh, yaitu interaksi komunikasi (percakapan) antara", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 218, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "guru dan peserta didik dari rekaman audio dan video visual, ditranskripsi menjadi bentuk teks. 2) Pemberian kode VICS pada teks transkripsi. 3) Memasangkan kode VICS yang telah diberikan. 4) Tabulasi pasangan kode VICS untuk dimasukkan ke dalam matriks VICS (Amidon & Hunter, 1968; Herlanti, 2014). Adapun matriks VICS dan makna dari matriks dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 336, "width": 108, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Matriks VICS Sumber: Herlanti, 2014", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 219, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan gambar 1: 1-12: kode VICS (Amidon & Hunter, 1968; Herlanti, 2014); A-U: wilayah pasangan kode VICS (Herlanti, 2014) Frekuensi A, B, D, E, F, H, I tinggi: guru dominan ( teacher center ); Frekuensi C, G, J, K, L, M, P, R tinggi: umpan balik antara guru dan peserta didik (interaksi dua arah); Frekuensi N, O, S, T tinggi: peserta didik dominan (student center) (Herlanti, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 119, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 71, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 91, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Data Kuantitatif", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 65, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data Guru", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 226, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data kuantitatif guru diperoleh dari pengisian kuesioner mengenai implementasi Standar Proses, khususnya terkait pendekatan saintifik, model pembelajaran kooperatif/kolaboratif, model pembelajaran discovery/inquiry , model pembelajaran problem based learning (PBL), dan model pembelajaran project based learning (PjBL). Hasil kuesioner disajikan pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 234, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa, guru SMA/MA se-Jabodetabek sudah dengan baik mengimplementasikan pelaksanaan pembelajaran yang disarankan oleh Standar Proses, terutama pada implementasi pendekatan saintifik dengan model pembelajaran problem based learning (PBL) . Kedua karakteristik", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 221, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut diimplementasikan sangat baik oleh para guru, ditunjukkan dengan rata-rata hasil kuesioner sebesar 80,63 dan 81,50, masing- masing untuk pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 144, "width": 179, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Kuesioner Guru Mengenai", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 157, "width": 206, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Skor Rata- Rata SD Ket Pendekatan Saintifik 1370 80,63 7,43 BS Model Pembelajaran Kooperatif/ Kolaboratif 1213,75 71,40 8,53 B Model Pembelajaran Discovery/Inquiry 1264 74,35 7,26 B Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 1385,5 81,5 7,64 BS", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 402, "width": 226, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan data kuesioner guru tentang implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi SMA/MA juga dilakukan pada setiap kelompok sekolah. Penyajian data tersebut disajikan pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 477, "width": 233, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6 menunjukkan bahwa pendekatan saintifik diimplementasikan dengan sangat baik oleh kelompok sekolah SMAN A yang memiliki rata-rata UN tinggi dan SMAN B yang memiliki rata-rata UN sedang. Selanjutnya, diketahui pula bahwa seluruh kelompok sekolah telah mengimplementasikan dengan baik model pembelajaran kooperatif/kolaboratif dan model pembelajaran discovery/inquiry pada pembelajaran Biologi SMA/MA se-Jabodetabek. Sedangkan Model pembelajaran PBL dengan sangat baik diimplementasikan oleh kelompok sekolah SMAN B. Selain itu, model pembelajaran PjBL diimplementasikan dengan sangat baik oleh kelompok sekolah MAN.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 74, "width": 314, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Kuesioner Guru Mengenai Implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi per Kelompok Sekolah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 403, "height": 450, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Kel. Sekolah Skor Rata-Rata SD Ket Pendekatan Saintifik SMAN A 329,20 82,30 6,69 BS SMAN B 340,80 85,20 2,50 BS SMAN C 395,60 79,12 6,47 B MAN 305,20 76,30 11,29 B Model Pembelajaran Kooperatif/Kolaboratif SMAN A 279,38 69,84 4,46 B SMAN B 283,13 70,78 6,30 B SMAN C 363,13 72,63 8,12 B MAN 288,13 72,03 15,28 B Model Pembelajaran Discovery/Inquiry SMAN A 298,00 74,50 4,72 B SMAN B 312,00 78,00 9,12 B SMAN C 368,00 73,60 8,44 B MAN 286,00 71,50 7,14 B Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) SMAN A 317,50 79,37 9,99 B SMAN B 320,00 80,00 11,67 BS SMAN C 318,00 79,50 12,86 B MAN 351,00 87,75 13,20 BS Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) SMAN A 295,90 73,97 9,09 B SMAN B 312,50 78,12 8,68 B SMAN C 378,10 75,62 2,98 B MAN 360,50 90,12 10,31 BS Kel.: Kelompok; Ket: Keterangan; BS: Baik Sekali; B: Baik Secara statistik deskriptif, beberapa implementasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru SMA/MA se-Jabodetabek berdasarkan Standar Proses, diketahui memiliki perbedaan kategori di beberapa kelompok sekolah seperti yang telah ditunjukkan pada Tabel 6.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 227, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, tahap analisis data dilanjutkan ke pengujian hipotesis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan implementasi Standar Proses antarkelompok sekolah (SMAN A, SMAN B, SMAN C, MAN).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 226, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum uji hipotesis, uji prasyarat data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan terlebih dahulu. Uji normalitas yang digunakan pada data kuesioner guru", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 484, "width": 230, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah Kolmogorov Smirnov, sedangkan uji homogenitasnya adalah uji Levine. Hasil uji prasyarat data digunakan sebagai dasar pemilihan teknik uji hipotesis. Hasil uji hipotesis disajikan pada Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 559, "width": 230, "height": 145, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa walaupun pada beberapa implementasi pelaksanaan pembelajaran yang ditinjau dari Standar Proses terdapat perbedaan pada beberapa kelompok sekolah, setelah diuji secara statistik, ternyata perbedaan kategori tersebut, tidak berbeda secara signifikan. Artinya, secara umum implementasi pelaksanaan pembelajaran yang didasari pada Standar Proses, di seluruh kelompok SMA/MA se-Jabodetabek adalah sama-sama baik.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 65, "width": 447, "height": 351, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis Kuesioner Guru Mengenai Implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Kel. Sekolah Ket Uji P* Uji Hipotesis** Pendekatan Saintifik SMAN A BS N & H Uji one way Anova: terima Ho SMAN B BS SMAN C B MAN B Model Pembelajaran Kooperatif/ Kolaboratif SMAN A B TN Uji Kruskal Wallis : terima Ho SMAN B B SMAN C B MAN B Model Pembelajaran Discovery/ Inquiry SMAN A B N & H Uji one way Anova: terima Ho SMAN B B SMAN C B MAN B Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) SMAN A B N & H Uji one way Anova: terima Ho SMAN B BS SMAN C B MAN BS Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) SMAN A B N & TH Uji t’ Kel. SMAN A-B; A-C; A-MAN;", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 425, "width": 75, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B-C; B-MAN; C-MAN: terima Ho", "type": "Picture" }, { "left": 230, "top": 396, "width": 68, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMAN B B SMAN C B MAN BS", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 301, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Uji P: Uji Prasyarat , N:Normal; TN:Tidak Normal; H:Homogen; TH:Tidak Homogen **Ho: tidak ada perbedaan antar Kelompok Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 103, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Data Peserta Didik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 223, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sama halnya dengan data kuantitatif guru, data kuantitatif peserta didik juga diperoleh dari pengisian kuesioner mengenai implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi SMA/ MA. Hasil kuesioner peserta didik disajikan pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 607, "width": 204, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Hasil Kuesioner Peserta Didik Mengenai Implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 660, "width": 205, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Skor Rata Rata SD Ket Pendekatan Saintifik 32193,67 60,51 10,31 C Model Pembela- jaran Kooperatif/ Kolaboratif 36777,69 69,13 9,21 B", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 505, "width": 205, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Skor Rata Rata SD Ket Model Pembela- jaran Discovery/ Inquiry 33039 62,10 12,38 C Model Pembe- lajaran Problem Based Learning (PBL) 36294,87 68,22 7,64 B Model Pembe- lajaran Project Based Learning (PjBL) 32937,42 61,91 10,79 C", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 666, "width": 124, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ket: Keterangan; B: Baik; C: Cukup", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 687, "width": 233, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 8, implementasi pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari Standar Proses, sebagian besar telah cukup diikuti oleh peserta didik SMA/ MA se-Jabodetabek, yaitu pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik, model discovery/ inquiry dan PjBL.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 451, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data implementasi pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari Standar Proses oleh peserta didik SMA/ MA se-Jabodetabek juga disajikan secara berkelompok sekolah. Data tersebut disajikan pada Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 105, "width": 436, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Hasil Kuesioner Peserta Didik Mengenai Implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi per Kelompok Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 384, "height": 597, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Kel. Sekolah Skor Rata-Rata SD Ket Pendekatan Saintifik SMAN A 8.143,67 64,12 10,06 C SMAN B 7.911,67 59,94 9,55 C SMAN C 8.907,33 58,22 10,89 C MAN 7231 60,26 9,67 C Model Pembe- lajaran Kooper- atif/Kolaboratif SMAN A 9471,54 71,75 6,92 B SMAN B 8808,46 68,82 9,33 B SMAN C 10289,23 67,25 10,66 B MAN 8208,46 68,98 8,69 B Model Pembe- lajaran Discov- ery/Inquiry SMAN A 8517 67,60 9,99 B SMAN B 8376 61,59 11,67 C SMAN C 9469 59,93 12,86 C MAN 6677 59,62 13,20 C Model Pembe- lajaran Problem Based Learning (PBL) SMAN A 9136,92 67,68 9,42 B SMAN B 9136,92 69,22 10,60 B SMAN C 10970,77 68,14 13,47 B MAN 7050,26 67,79 12,40 B Model Pembe- lajaran Project Based Learning (PjBL) SMAN A 8408,39 62,28 8,23 C SMAN B 8184,52 62,00 11,53 C SMAN C 9927,10 61,66 10,78 C MAN 6417,42 61,71 12,75 C Kel.: Kelompok; Ket: Keterangan; B: Baik; C: Cukup Tidak sama dengan guru, implementasi pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Standar Proses bagi peserta didik pada Tabel 9 cenderung menunjukkan hasil yang konsisten per kelompok sekolah pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Namun, terdapat hasil yang menarik pada pelaksanaan pembelajaran discovery/inquiry , yakni hasil kelompok SMAN A berbeda dengan kelompok SMAN B, SMAN C, dan MAN, yaitu SMAN A masuk dalam implementasi kategori baik sedangkan yang lain adalah cukup. Dengan demikian, analisis data dilanjutkan dengan uji hipotesis guna mengetahui signifikansi perbedaan tiap kelompok sekolah pada tiap pelaksanaan pembelajaran. Uji hipotesis data peserta didik disajikan pada Tabel 10.", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 532, "width": 231, "height": 132, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukan uji hipotesis, ternyata diperoleh hasil yang signifikan berbeda tiap kelompok sekolah pada pelaksanaan pembelajaran pendekatan saintifik dan pembelajaran kooperatif. Padahal, secara selisih rata-rata nilai implementasi Standar Proses pada peserta didik tiap kelompok sekolah (Tabel 9) dalam pelaksanaan pembelajaran pendekatan saintifik dan pembelajaran kooperatif, tidak jauh berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 672, "width": 231, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pembelajaran discovery/inquiry , hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada peserta didik di tiap kelompok sekolah dalam implementasi pelaksanaan pembelajaran discovery/inquiry . Hal ini mengkonfirmasi bahwa kelompok SMAN A nyata berbeda dengan kelompok sekolah yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 69, "width": 421, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10. Hasil Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis Kuesioner Peserta Didik Mengenai Implementasi Standar Proses pada Pembelajaran Biologi", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 115, "width": 370, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner Implementasi Pelaksanaan Pembelajaran Kel. Sekolah Ket Uji P* Uji Hipotesis** Pendekatan Saintifik SMAN A C N & H Uji one way Anova: tolak Ho", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 163, "width": 372, "height": 304, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMAN B C SMAN C C MAN C Model Pembelajaran Kooperatif/Kolaboratif SMAN A B TN Uji Kruskal Wallis : tolak Ho SMAN B B SMAN C B MAN B Model Pembelajaran Discovery/Inquiry SMAN A B TN Uji Kruskal Wallis : tolak Ho SMAN B C SMAN C C MAN C Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) SMAN A B TN Uji Kruskal Wallis : terima Ho SMAN B B SMAN C B MAN B Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) SMAN A C N & TH Uji t’ Kel. SMAN A-B; A-C; A-MAN; B-C; B-MAN; C-MAN: terima Ho", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 411, "width": 301, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMAN B C SMAN C C MAN C *Uji P: Uji Prasyarat, N:Normal; TN:Tidak Normal; H:Homogen; TH:Tidak Homogen", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 482, "width": 191, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "**Ho: tidak ada perbedaan antar Kelompok Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 528, "width": 225, "height": 132, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun hasil uji hipotesis yang sesuai dengan pengkategorian ditunjukkan oleh pelaksanaan pembelajaran PBL dan PjBL. Dapat dilihat pada Tabel 10 bahwa tidak ada perbedaan pada tiap kelompok sekolah dalam mengimplementasikan pelaksanaan pembelajaran PBL dan PjBL. Semua peserta didik pada tiap kelompok sekolah mengimplementasikan PBL secara baik, sedangkan PjBL diimplementasikan dengan cukup.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 84, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Data Kualitatif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 224, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini, data kualitatif diperoleh dari wawancara dan observasi. Sedangkan pengumpulan data melalui observasi dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 528, "width": 221, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan sistem kategori interaksi verbal atau VICS ( Verbal Interaction Category System ).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 577, "width": 72, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 596, "width": 223, "height": 119, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada implementasi pendekatan saintifik, guru telah melaksanakannya dengan baik sekali, ketika dikonfirmasi melalui wawancara, guru menerapkan berbagai model pembelajaran yang mendukung seperti PBL, PjBL, Discovery , dan Cooperative Learning . Dengan demikian, peserta didik terfasilitasi untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran secara individu maupun kelompok. (1)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 723, "width": 220, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peserta didik juga mengonfirmasi bahwa mereka merasa telah melakukan tahapan pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 234, "height": 119, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "saintifik, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Hasil wawancara juga menerangkan bahwa sebagian besar peserta didik menyukai kegiatan praktikum, selebihnya ada peserta didik yang menyukai pembelajaran Biologi dengan presentasi-diskusi dan juga ada yang menyukai pembelajaran Biologi dengan metode ceramah. (2)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 225, "height": 171, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sama halnya dengan pendekatan saintifik, kuesioner implementasi pembelajaran kooperatif oleh guru mengungkapkan bahwa, guru telah melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan baik. Namun, saat dikonfirmasi wawancara, guru mengungkapkan bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tantangan, yaitu mengondisikan peserta didik agar semuanya berperan aktif dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran dilakukan secara berkelompok. Satu orang peserta didik harus saling bekerja sama dan komunikasi dengan anggota kelompoknya. (3)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 227, "height": 158, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejalan dengan hasil wawancara dengan guru, tantangan yang dirasakan oleh peserta didik sama seperti tantangan yang diungkapkan oleh guru saat melakukan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif. Peserta didik mengungkapkan bahwa peserta didik menemukan kesulitan dalam komunikasi, mengatur waktu dan berkoordinasi antar anggota kelompok. Selain itu, kurangnya kepedulian dan kesadaran diri serta tanggung jawab antar anggota kelompok juga menjadi kesulitan yang dihadapi. (4)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 238, "height": 93, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun demikian, peserta didik mengungkapkan bahwa peserta didik merasakan manfaat juga dari pembelajaran kooperatif. Peserta didik dapat lebih memahami materi melalui diskusi yang dilakukan dalam kelompok, membangkitkan kepercayaan diri dan lebih mudah mengutarakan pendapat. (5)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 233, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, hasil wawancara tentang pembelajaran discovery/inquiry menerangkan bahwa keterlaksanaan kegiatan model pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 224, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "discovery/inquiry sering muncul/digunakan bila metode pembelajaran yang digunakan adalah praktikum. Melalui praktikum, kegiatan pengumpulan data yang merupakan salah satu indikator discovery/ inquiry dapat terlihat. Selain itu, kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 225, "height": 93, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut dapat juga menjadi cara untuk mengembangkan kemampuan peserta didik pada ranah psikomotorik. Namun, tantangan pada implementasi model pembelajaran ini juga tidak kalah besar, yaitu mendorong peserta didik untuk membuat pertanyaan dan mendesain penyelidikan. (6)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 170, "width": 227, "height": 132, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal tersebut juga dikonfirmasi peserta didik melalui wawancara. Peserta didik merasa melakukan komponen pembelajaran discovery/ inquiry pada saat pembelajaran dengan praktikum. Peserta didik menerangkan bahwa kegiatan praktikum tidak dilakukan setiap materi pembelajaran biologi. Selain itu, peserta didik mengungkapkan kegiatan praktikum belum dilakukan secara maksimal, karena ada keterbatasan fasilitas/alat-alat laboratorium. (7)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 310, "width": 229, "height": 158, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peserta didik menyukai pembelajaran yang aktif dan menggunakan beragam metode. Peserta didik mengatakan bahwa lebih mudah memahami materi dengan praktikum, karena dalam rangkaian kegiatan praktikum guru memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai praktikum yang akan dilakukan, kemudian selama proses praktikum, peserta didik menggunakan berbagai referensi pembelajaran untuk membuat kesimpulan dalam praktikum, setelah itu guru memberi penegasan setelah praktikum dilakukan. (8)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 476, "width": 231, "height": 236, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru juga telah mengimplementasikan pembelajaran PBL dan PjBL dengan baik berdasarkan hasil kuesioner guru. Namun, pada saat dikonfirmasi melalui wawancara, untuk keterlaksanaan pembelajaran PBL dan PjBL, kurang sesuai dengan hasil kuesioner, terutama untuk implementasi pembelajaran PjBL. Tantangan yang sering kali ditemukan dalam implementasi pembelajaran ini adalah relevansi pembelajaran PBL dan PjBL dengan materi pembelajaran. Selain itu, keterampilan guru dalam mengelola kelas dan mengatur waktu juga diperlukan, terutama untuk pembelajaran PjBL karena untuk menyelesaikan proyek, peserta didik sangat perlu untuk berdiskusi dengan teman sekelompok dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan tugas proyek yang diberikan oleh guru. (9)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 720, "width": 230, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hasil kuesioner kelompok MAN terhadap implementasi model pembelajaran PjBL terungkap, implementasi model pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 229, "height": 132, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PjBL sangat baik diimplementasikan oleh kelompok MAN. Artinya, keterlaksanaan kegiatan PjBL sering muncul/diterapkan oleh guru. Namun, berdasarkan wawancara, ternyata guru mengutarakan bahwa jarang menggunakan model pembelajaran PjBL dalam pembelajaran Biologi. Hal ini terkonfirmasi pada hasil kuesioner peserta didik, di mana peserta didik jarang melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran PjBL. (10)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 227, "height": 158, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran PBL pada peserta didik, diperoleh pendapat yang beragam antar peserta didik di setiap kelompok sekolah. Walaupun demikian, secara umum peserta didik mengungkapkan bahwa biasanya guru mengimplementasikan PBL dengan memberikan masalah pada peserta didik, kemudian peserta didik bekerja secara berkelompok melalui LKPD yang telah diberikan oleh guru. Terkadang, terdapat juga guru yang meminta peserta didik kerja kelompok tanpa LKPD. Setelah berdiskusi secara berkelompok,", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 221, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biasanya guru meminta peserta didik untuk memberikan kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan kemudian, terkadang disampaikan melalui presentasi, terkadang hanya menuliskan di buku atau LKPD. (11)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 157, "width": 63, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Observasi", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 180, "width": 226, "height": 184, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11 adalah hasil observasi dengan menggunakan teknik VICS. Observasi pembelajaran dengan teknik VICS dilakukan pada sekolah yang gurunya bersedia untuk diobservasi. Oleh karena itu, dapat dilihat pada Tabel 11 bahwa terdapat kelompok sekolah di wilayah tertentu yang tidak dilakukan observasi, yaitu kelompok sekolah SMAN A (SMA dengan rata-rata UN tinggi) pada wilayah Jakarta. Selain itu, dilakukan atau tidaknya observasi juga tergantung dari ada atau tidaknya kelompok sekolah yang dikehendaki, seperti pada daerah Depok yang tidak terdapat kelompok sekolah MAN.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 375, "width": 407, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Interaksi Verbal antara Guru dan Peserta Didik di SMA-MA Negeri se-Jabodetabek", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 402, "width": 411, "height": 325, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kel. Sekolah Daerah* Wilayah Interaksi Kesimpulan (Kecenderungan) Guru-Guru (A, B, D, E, F, H, I) Interkasi Dua Arah (C, G, J, K, L, M, P, Q, R Peserta Didik- Peserta Didik (N, O,S, T) Lainnya (U) SMAN A Bogor 37,35% 43% 11,39% 7,28% Interaksi dua arah Depok 13,54% 45,58% 23,89% 16,81% Interaksi dua arah TangSel** 56% 34% 2% 7,80% Teacher centered Bekasi 2,83% 64% 16,35% 15,82% Interaksi dua arah SMAN B Jakarta 16,85% 64,83% 1,46% 17% Interaksi dua arah Bogor 10,32% 57,10% 19,03% 13,55% Interaksi dua arah Depok 9,85% 48,87% 12,11% 29,17% Interaksi dua arah TangSel** 37,09% 30,65% 6,45% 25,81% Teacher centered Bekasi 18,34% 63,91% 0,59% 17,75% Interaksi dua arah SMAN C Jakarta 13,32% 43,02% 20,00% 24% Interaksi dua arah Bogor 8,55% 51,71% 13,95% 25,75% Interaksi dua arah Depok 6% 62,05% 14,73% 16,51% Interaksi dua arah TangSel** 27,86% 45,01% 9,99% 17,14% Interaksi dua arah Bekasi 12,77% 64,90% 0,00% 22,34% Interaksi dua arah MAN Jakarta 32,07% 37,73% 11% 18,86% Interaksi dua arah Bogor 16,50% 52,19% 25,59% 5,72% Interaksi dua arah TangSel** 34,11% 42,36% 8% 15,29% Interaksi dua arah Bekasi 21,43% 60,76% 0,60% 16,67% Interaksi dua arah", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 745, "width": 203, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Daerah observasi bagi guru yang bersedia diobservasi", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 758, "width": 110, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "**TangSel: Tangerang Selatan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 59, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 229, "height": 132, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengukur secara holistik implementasi Standar Proses (bagian pelaksanaan pembelajaran) pada pembelajaran Biologi. Pembelajaran yang memiliki karakteristik yang tertuang pada Standar Proses di antaranya yaitu pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik, pembelajaran dengan model kooperatif, discovery/inquiry , dan berbasis masalah (PBL dan PjBL).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 240, "height": 158, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, hasil temuan penelitian menunjukkan, peserta didik merasakan guru lebih banyak melakukan pendekatan pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis masalah melalui metode ilmiah dengan proses diskusi dibandingkan dengan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran discovery/inkuiri yang menuntut keterampilan dan menggunakan metode ilmiah secara hands on (Tabel 8) . Walaupun dari sumber, guru merasa telah melakukan semua pendekatan ini dengan baik dan proporsional (Tabel 5).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 224, "height": 197, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pada Tabel 5 ini bermakna guru sudah melakukan setiap jenis pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan langkahnya masing- masing. Hal tersebut dapat diartikan bahwa guru telah berupaya mengimplementasikan proses pembelajaran yang diarahkan dalam Standar Proses sesuai dengan ciri serta tahapan tiap-tiap jenis pembelajaran. Sisdiana (2019) mengungkapkan, penerapan kurikulum dapat dilaksanakan jika guru dan sekolah telah memiliki kesiapan. Kesiapan tersebut dapat diperoleh dengan pelatihan kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama guru. Guru menjadi unit utama karena guru melaksanakan langsung kegiatan pembelajaran (Sisdiana, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 225, "height": 171, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejalan dengan Sisdiana (2019), Fitria & Fidesrinur (2021) menerangkan bahwa pelatihan, seminar, dan workshop yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam menyusun/menentukan strategi pembelajaran. Selain itu, Albirron, dkk. (2019) memaparkan, kegiatan MGMP juga dapat menjadi alasan guru dapat menerapkan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kegiatan MGMP bisa menjadi ajang guru berbagi teknik pembelajaran dan membahas konsep-konsep sulit dalam mata pelajaran Biologi (Albirron, dkk., 2019). Oleh karena", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 230, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "itu, implementasi pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Standar Proses dalam penelitian ini, dapat dipengaruhi oleh pelatihan, MGMP ataupun seminar dan workshop yang dijalankan oleh sekolah maupun guru SMA/MA Negeri se- Jabodetabek.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 157, "width": 232, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8 menunjukkan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, pembelajaran discovery/inquiry dan PjBL telah dilakukan dengan cukup. Makna “cukup” di sini adalah peserta didik melaksanakan tahapan pembelajaran yang disebutkan, secara seadanya, atau dengan kata lain belum terlaksana dengan optimal.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 258, "width": 232, "height": 132, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut peserta didik, tahapan pembelajaran discovery/inquiry terpenuhi ketika peserta didik melakukan kegiatan praktikum (wawancara baris 7). Maka dari itu, keterbatasan fasilitas/ alat laboratorium menjadi kendala dalam melaksanakan pembelajaran discovery/inquiry. Hal tersebut menjadi kendala pelaksanaan pembelajaran di atas karena sering kali guru mengisi proses pembelajaran discovery/inquiry dengan kegiatan praktikum.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 398, "width": 231, "height": 106, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang tertuang dalam Meishanti, dkk. (2020), discovery learning merupakan pembelajaran yang mampu mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik bisa memiliki pengetahuan baru dengan menemukan sendiri. Pengaturan pengajaran yang dimaksud dapat berupa merancang kegiatan pembelajaran dengan kegiatan praktikum.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 512, "width": 230, "height": 184, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktikum sudah menjadi komponen penting dalam pembelajaran Biologi (Rahmah, dkk., 2021). Selain itu, praktikum dapat membuat konsep abstrak menjadi konsep yang lebih mudah ditangkap oleh peserta didik (Dewi, dkk., 2014). Walaupun demikian, kendala yang ditemukan pada penelitian ini ditemukan juga dalam penelitian yang lain, yaitu pada penelitian Rahmah, dkk. (2021), yang mengungkapkan beberapa faktor kendala pelaksanaan praktikum. Beberapa di antaranya adalah fasilitas pendukung yang tidak memadai, minimnya kelengkapan bahan praktikum dan kurangnya kesiapan laboran dalam mempersiapkan alat dan bahan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 704, "width": 229, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya, peserta didik menyukai proses pembelajaran aktif, salah satunya praktikum, karena melalui praktikum peserta didik lebih mudah memahami materi (wawancara baris 8). Maka, keterbatasan fasilitas serta alat dan", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 228, "height": 262, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahan seyogianya diatasi oleh guru, sang fasilitator pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan kreativitas guru. Guru yang memiliki kreativitas mengolah pembelajaran dapat membuat pembelajaran tidak membosankan melainkan menyenangkan (Yuliati, (2008 dalam Lubis, dkk., 2017). Kreativitas guru dapat ditunjukkan dengan memanfaatkan benda-benda sekitar atau benda buatan sendiri untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Jika guru sudah terbiasa memanfaatkan benda-benda sederhana di sekitarnya, maka nantinya tidak akan mengeluh bila fasilitas di sekolah kurang lengkap (Lubis, dkk., 2017). Penelitian Umboh (2017) juga menyimpulkan, kekurangan alat praktikum dan fasilitas laboratorium dapat diatasi, tidak hanya bergantung buatan pabrik, tetapi bisa menggunakan alat peraga buatan guru (Umboh, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 228, "height": 158, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala berikutnya adalah waktu yang diungkapkan oleh guru melalui wawancara (baris 9). Waktu yang terbatas berisiko membuat rangkaian pembelajaran tidak dilaksanakan dengan penuh. Misalnya, pada pembelajaran Biologi dengan PjBL, untuk menyelesaikan proyek, peserta didik sangat perlu melakukan diskusi dengan teman sekelompok dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan tugas proyek yang diberikan oleh guru, sehingga jika waktu yang ada tidak cukup untuk menyelesaikannya, maka kegiatan tersebut tidak dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 229, "height": 223, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di samping itu, guru juga menghadapi tantangan dalam menemukan relevansi materi yang sedang dipelajari dengan jenis pembelajaran yang dirancang, seperti tugas proyek yang diberikan pada peserta didik. Kendala-kendala tersebut ditegaskan oleh Mislinawati & Nurmasyitah (2018) dalam penelitiannya yang mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran PjBL, waktu menjadi kendala saat mengarahkan peserta didik dan mengaitkan tujuan pelaksanaan proyek dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Sebagian peserta didik belum memahami tujuan pelaksanaan proyek dan kaitannya dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga muncul persepsi pada peserta didik pelaksanaan proyek terpisah dari materi pelajaran (Mislinawati & Nurmasyitah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 736, "width": 228, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejatinya, kendala yang ditemukan dalam pembelajaran adalah hal yang lumrah,", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 226, "height": 314, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "namun sikap yang baik untuk menyikapinya adalah dengan mencari solusi dari kendala tersebut. Adapun untuk mengatasi kendala waktu yang terbatas, guru dapat melakukan beberapa hal, di antaranya adalah: 1) mengenal karakteristik peserta didik, sehingga beban tugas atau perlakuan yang diberikan oleh guru saat menerapkan/mengimplementasikan pendekatan serta model (strategi) pembelajaran kurikulum 2013 dapat dituntaskan sesuai waktu yang dialokasikan. Selain itu, Novitasari, dkk. (2020) menjelaskan bahwa dengan mengenal karakteristik peserta didik dalam hal tingkat pemahamannya, dapat membantu guru untuk menyusun tata urutan materi. Guru memiliki kekuasaan penuh untuk mengubah atau memodifikasi materi yang ada di buku atau silabus sepanjang sesuai dengan logika akademik yang benar (Novitasari, dkk., 2020); 2) matang dalam pembuatan rancangan pembelajaran (RPP), dan tertib terhadap alokasi yang telah dibuat. Cara ini dapat dilakukan dengan membuat lini masa pemberian tugas pada peserta didik, sehingga kegiatan menjadi terjadwal.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 391, "width": 221, "height": 93, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mislinawati & Nurmasyitah (2018) menambahkan guru juga perlu memantau aktivitas belajar dan diskusi yang dilakukan peserta didik. Dengan melakukan hal ini, guru dapat memastikan semua peserta didik bekerja dengan baik. Selanjutnya, guru harus lebih kreatif dalam menstimulasi peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 492, "width": 230, "height": 262, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi pembelajaran aktif juga terungkap melalui penelitian ini, terlihat dari hasil penelitian kualitatif (data VICS). Menurut data tersebut, sebagian besar guru di SMA/MA Negeri di Jabodetabek telah membawa pembelajaran pada interaksi dua arah, di mana terdapat umpan balik antara guru dan peserta didik. Adanya umpan balik antara guru dan peserta didik ini menunjukkan kegiatan pembelajaran yang difasilitasi atau dikelola guru dapat memicu atau mendorong keterlibatan peserta didik. Terlibatnya peserta didik dapat dipandang sebagai keaktifan (Darmuki & Hariyadi, 2019). Keaktifan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Dalam konteks verbal, sebagaimana teknik yang digunakan pada observasi (VICS), keaktifan dapat dilakukan dengan menyampaikan pendapat, menanggapi, diskusi, mengajukan pertanyaan, memberi saran, dan lain sebagainya (Hidayati & Darmuki, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 224, "height": 93, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum, jika hasil penelitian ini (baik hasil kuantitatif maupun kualitatif) dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Putri & Jumadi (2017), guru-guru Biologi di SMA/ MA Negeri se-Jabodetabek tidak mengalami kendala pada RPP ataupun penentuan model pembelajaran terhadap materi yang dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 226, "height": 184, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, temuan yang diperoleh dari penelitian ini membuktikan bahwa tidak berubahnya bagian pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang dapat dipertahankan dan ditindaklanjuti. Dapat dipertahankan karena baik menurut Standar Proses No. 16 Tahun 2022 maupun Standar Proses sebelumnya, guru sudah dapat dan siap melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Standar Proses, yaitu pelaksanaan pembelajaran yang interaktif (ditunjukkan dari pola student centered ), menantang (ditunjukkan dari pembelajaran berbasis discovery, masalah dan proyek), menyenangkan (ditunjukkan dari pembelajaran kooperatif dan aktif).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 225, "height": 132, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun hal yang dapat ditindak lanjuti adalah hal yang ditekankan pada Standar Proses No. 16 Tahun 2022 yang tidak terdapat pada Standar Proses sebelumnya, yaitu peran pendidik sebagai pendamping dan memberikan fasilitas. Dua faktor tersebut hal yang ditambahkan pada Standar Proses ini dapat dipahami, karena menurut temuan penelitian ini, memang dua faktor itulah yang dibutuhkan peserta didik agar kompetensi peserta didik dapat tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 223, "height": 93, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan, implementasi pelaksanaan pembelajaran yang diatur pada Standar Proses, oleh peserta didik masih rendah. Dengan demikian, penerapan Standar Proses No. 16 Tahun 2022 ini sebaiknya dioptimalkan lebih lagi pada proses pendampingan dan fasilitasi dari pendidik ke peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 236, "height": 145, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, hasil yang diperoleh juga menunjukkan, secara umum, implementasi proses pembelajaran berbasis proyek (PjBL) masih dalam kategori cukup. Adapun kurang optimalnya implementasi pembelajaran berbasis proyek ini, disebabkan oleh kurangnya waktu peserta didik untuk berdiskusi, kurangnya pengelolaan kelas oleh guru, sehingga proses pembelajaran berbasis proyek dilakukan dengan proses seadanya dan jarang digunakan oleh guru (wawancara baris 9).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 223, "height": 197, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Kurikulum Merdeka, pembelajaran berbasis proyek sudah dilakukan secara terarah dimulai dari mendesain, mengelola, mendokumentasikan dan melaporkan, mengevaluasi serta melakukan tindak lanjut proyek. Bahkan desain proyek pada kurikulum merdeka sudah menetapkan alokasi waktu, misalnya untuk tingkat SMA kelas X sampai XII ditentukan waktu per tahun 192 sampai 486 jam. Selain itu proyek bersifat tematik yang dapat mengintegrasikan berbagai mata pelajaran, tema proyek pun sudah ditentukan ada tujuh tema (Sufyadi, dkk., 2021). Tabel 12 menunjukkan perbandingan pembelajaran berbasis proyek pada kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 287, "width": 212, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 12. Perbandingan Pembelajaran Berbasis Proyek Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 327, "width": 206, "height": 370, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan K. 2013 K. Merdeka Dasar Kompetensi Dasar pada kompetensi inti IV (Keterampilan) Pelajar Pancasila Perencanaan proyek Masing-masing guru mata pelajaran, pelibatan kepala sekolah tidak langsung Guru lintas mata pelajaran melibatkan kepala sekolah secara langsung Pengelolaan individual, per mata pelajaran, otonomi kolaboratif, lintas mata pelajaran, terpusat Penerapan Satu atau per mata pelajaran dengan durasi fleksible sesuai inisiatif guru lintas mata pelajaran durasi ditentukan, SMA Kelas X 486 jam, kelas XI 216 jam, kelas XII 192 jam. Tema tidak ditentukan ditentukan ada tujuh tema Kewajiban Tidak wajib wajib", "type": "Table" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 168, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN USULAN KEBIJAKAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 237, "height": 106, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi Standar Proses pada pembelajaran Biologi SMA/MA se-Jabodetabek telah diterapkan dengan baik oleh para guru. Keterlaksanaan implementasi tersebut didukung oleh faktor kesiapan dan pelatihan yang telah dilakukan oleh para guru.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 225, "height": 119, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut pandangan peserta didik, guru Biologi masih kurang dalam memfasilitasi kegiatan hands on yang mendukung implementasi pendekatan sainstifik, discovery/inquiry dan PjBL . Hal ini disebabkan keterbatasan waktu, kelengkapan fasilitas untuk kegiatan praktikum dan pemahaman guru dalam menentukan jenis perdekatan pembelajaran sesuai kompetensi dasar yang menjadi tuntutan kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 222, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan ini menjadi dasar bagi lembaga pelatihan para guru untuk terus meningkatkan keterampilan, fasilitas, dan kemampuan para guru dalam mendesain pembelajaran berbasis hands on dengan menggunakan pendekatan saintifik, discovery/inquiry dan PjBL.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 228, "height": 171, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Standar Proses yang telah berjalan baik perlu untuk dipertahankan, mengingat pencapaian yang dilakukan guru dalam menerapkan Standar Proses belum seutuhnya dirasakan oleh peserta didik. Secara bertahap para guru pun perlu terus mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses yang diharapkan. Diharapkan kekurangan yang ditemukan pada penelitian ini dalam implementasi proses pembelajaran, dapat diatasi sehingga implementasi pada Kurikulum Merdeka dapat berlangsung/diimplementasikan lebih baik lagi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 96, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 225, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disampaikan kepada Puslitpen LP2M UIN Jakarta yang telah mendanai penelitian ini melalui BOPTN UIN Jakarta tahun 2020. Kepada para enumerator di lapangan Syifa Alwahidah, Khairunnisa Kurnia Sari, Elah Nurlaelah, Aula Hani Maisaroh, Like Herawati, dan Firda Aulia.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 79, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PUSTAKA ACUAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 92, "width": 221, "height": 67, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Albirron, A., Herlanti, Y., & Fadlilah, D. R. (2019). Pola Interaksi Verbal Guru Biologi setelah mendapatkan Pelatihan Kurikulum 2013. Edusains , 11 (1), 141–146. https://doi.org/ es.v11i1.10650", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 167, "width": 224, "height": 54, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amidon, E. J., & Hunter, E. (1968). Abstracted from VERBAL INTERACTION CATEGORY SYSTEM (VICS). Classroom Interaction Newsletter , 3 (2), 1-5.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 229, "width": 214, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anam, K. (2016). Pembelajaran Berbasis Inkuiri (2nd ed.). Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 265, "width": 226, "height": 67, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aruman, Danim, S., & Sumarsih, S. (2019). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Manajemen Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan MIPA. Manajer Pendidikan , 13 (1).", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 340, "width": 217, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asri, M. (2017). Dinamika Kurikulum Di Indonesia. Modelling: Jurnal Program Studi PGMI ,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 366, "width": 62, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 (2), 192–202.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 389, "width": 221, "height": 67, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches . In D. C. Felts (Ed.), SAGE Publications, Inc. (5th ed.). SAGE Publications, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 464, "width": 227, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmuki, A., & Hariyadi, A. (2019). Peningkatan Keterampilan Berbicara menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mahasiswa PBSI Tingkat I-B IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2018/2019. KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra ,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 542, "width": 190, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 (2), 256–267. https://doi.org/10.24176/ kredo.v2i2.3343", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 578, "width": 222, "height": 54, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, I. S., Sunariyati, S., & Neneng, L. (2014). Analisis Kendala Pelaksanaan Praktikum Biologi di SMA Negeri se-Kota Palangkaraya. EduSains , 2 (1), 13–26.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 640, "width": 222, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/ MTS, & SMA/MA . Ar-Ruzz Media.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 689, "width": 217, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fathurrohman, M. (2016). Model-Model Pembelajaran Inovatif . Ar-ruzz media.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 725, "width": 222, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitria, N., & Fidesrinur, F. (2021). Pelatihan", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 738, "width": 211, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Strategi Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 69, "width": 201, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia , 3 (1), 41. https://doi. org/10.36722/jpm.v3i1.501", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 219, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Florentina, N., & Leonard, L. (2017). Pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 131, "width": 217, "height": 67, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA , 7 (2), 96–106. https://doi. org/10.30998/formatif.v7i2.1877", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 227, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herlanti, Y. (2014). Buku Saku: Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Universitas Syarif Hidayatulah .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 222, "height": 54, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayati, N. A., & Darmuki, A. (2021). Penerapan Model Auditory Intellectually Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Mahasiswa. Jurnal Educatio ,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 307, "width": 190, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 (1), 252–259. https://doi.org/10.31949/ educatio.v7i1.959", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 225, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ismail, M. I., & Hasan, A. H. (2022). Implementasi Standar Proses pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Swasta Terpadu Bani Rauf Kabupaten Gowa. Jurnal Inspiratif Pendidikan , XI , 85– 100.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 217, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isrok’atun, & Rosmala, A. (2018). Model-Model Pembelajaran Matematika . Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 220, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemendikbud. (2014). Paparan Wakil Menteri", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 480, "width": 201, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 218, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemendikbudristek. (2022). Kurikulum Merdeka - Direktorat Sekolah Dasar . https://ditpsd. kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 226, "height": 67, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lubis, F. A., Lubis, J. A., & Lubis, M. (2017). “ Pepradase ” Pelatihan Praktikum Biologi dengan Alat dan Bahan Sederhana. MARTABE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 1 (1), 16–21. https://doi.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 643, "width": 130, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "org/10.31604/jpm.v1i1.16-21", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 217, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meishanti, O. P. Y., Sholihah, F. N., & Dari, N. S. U.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 679, "width": 204, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020). Implementasi Discovery Learning dengan Praktikum Kingdom Plantae untuk Melatih Keterampilan Proses di MA Unggulan KH.Abd. Wahab Hasbulloh Tambakberas Jombang. Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya , 7 (2), 36–43.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 69, "width": 221, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2016).", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 82, "width": 205, "height": 67, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Pub. L. No. 22 . Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 157, "width": 229, "height": 132, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasat dan Pendidikan Menengah, Pub. L. No. 37.Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 297, "width": 228, "height": 93, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2022). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses, Pub. L. No. 16. Indonesia: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 398, "width": 237, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mislinawati., M., & Nurmasyitah., N. (2018). Kendala Guru dalam Menerapkan Model- Model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 pada SD Negeri 62 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar , 6 (2), 22–32. https://doi.org/10.24815/pear.v6i2.12194", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 486, "width": 221, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musfiqon, & Nurdyansyah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik . Nizamia learning center.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 535, "width": 220, "height": 67, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novitasari, N., Nabila, C., & Fratiwi, W. H. (2020). Analisis Kendala Guru dalam Menerapkan K13 terhadap Hasil Belajar Siswa di SDN Pegadungan 8 Petang. Jurnal Pendidikan Dan Sains , 2 (1), 1–15.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 610, "width": 223, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, R. F., & Jumadi, J. (2017). Kemampuan Guru Fisika dalam Menerapkan Model-Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 serta Kendala-Kendala yang dihadapi. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA , 3 (2), 201–211. https://doi.org/10.21831/jipi.v3i2.8636", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 698, "width": 216, "height": 54, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmadhani, N. A. (2020). Pentingnya Pemerataan Sarana Prasarana Pendidikan di Indonesia . https://www.kompasiana.com/novitaasf iandarahmadhani/5e7d9405097f361bbe", "type": "List item" }, { "left": 187, "top": 37, "width": 221, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 15, Nomor 2/2022", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 69, "width": 191, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142d94/pentingnya-pemerataan-sarana-", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 82, "width": 159, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prasarana-pendidikan-di-indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 223, "height": 80, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmah, N., Asiah, Hasanuddin, & Syafrianti, D. (2021). Analisis Kendala Praktikum Biologi di Sekolah Menengah Atas (Obstacles Analysis of Biology Laboratory Practice of High School). BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi , 7 (2), 169–178.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 222, "height": 54, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas . Prenada Media Group.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 225, "height": 67, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sisdiana, E. (2019). Kajian Pelatihan Kurikulum 2013 oleh Instruktur Kabupaten/Kota kepada Guru Sekolah Sasaran. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi , 18 (2), 155–180. https://doi.org/10.21009/jimd.v18i2.11799", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 218, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofyan, H., Wagiran, Komariah, K., & Triwiyono,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 343, "width": 196, "height": 41, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. (2017). Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013 (1st ed., Vol. 148). UNY Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 223, "height": 67, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudarisman, S. (2015). Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Biologi dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 serta Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea , 2 (1), 29–35.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 226, "height": 41, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sufairoh. (2016). Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan Profesional , 5 (3), 116–125.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 228, "height": 158, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sufyadi, S., Harjatanaya, T. Y., Adiprima, P., Satria, M. R., Andiarti, A., & Herutami, I. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA . Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. https://www.kompas. id/baca/ opini/2021/02/05/tentang-profil- pelajar pancasila", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 240, "height": 80, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surahman, E., & Surjono, H. D. (2017). Pengembangan Adaptive Mobile Learning pada Mata Pelajaran Biologi SMA sebagai Upaya Mendukung Proses Blended Learning. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan , 4 (1), 26–37. https://doi.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 69, "width": 124, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "org/10.21831/jitp.v4i1.9723", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 92, "width": 220, "height": 54, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaga, S. (2018). Jabodetabek Satu Kawasan Metropolitan . URDi. https://www.urdi. org/2018/02/22/jabodetabek-satu- kawasan-metropolitan.html", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 154, "width": 219, "height": 54, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umboh, S. I. (2017). Pelatihan Merancang Alat Praktikum dan Pemantapan Materi Fisika SMP bagi Guru-Guru Fisika. Jurnal Abdimas , 10 (01), 77–82.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 216, "width": 222, "height": 54, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiasmoro, E. (2017). Strategi dan metode Mengajar Peserta didik di Luar Kelas ( Outdoor Learning) secara Aktif, Kreatif, Inspiratif dan Komunikatif . Ar-Ruzz Media.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 37, "width": 390, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina R. Fadlilah, Yanti Herlanti, Analisis Pembelajaran Biologi SMA/MA Se-Jabodetabek Ditinjau dari Standar Proses", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 791, "width": 12, "height": 16, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" } ]
e5ac9499-e2b9-dcb1-407b-c24464fd2962
https://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK/article/download/17039/10040
[ { "left": 126, "top": 38, "width": 346, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (2), 2019, 253-262", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 784, "width": 280, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "253 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 74, "width": 447, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai Bentuk Kebijakan Publik", "type": "Section header" }, { "left": 189, "top": 120, "width": 219, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Primas Anindyajati 1 , Amdi Very Dharma 2", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 134, "width": 447, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia 1 Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia 2", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 190, "width": 470, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract . This study discusses the perceptions of DKI Jakarta Provincial Inspector employees about the guidelines for implementing SPIP in the BPKP mandated by the Governor in the DKI Jakarta Provincial Governor Regulation No. 171 of 2010 concerning the Implementation of SPIP to be applied in the Inspectorate and factors that need to be considered in the process of drafting SPIP implementation guidelines in the environment DKI Jakarta Provincial Inspectorate. The scope of this research focuses on the implementation of SPIP at the DKI Jakarta Provincial Inspectorate as one of the public organizations in the DKI Jakarta Provincial Government. This study uses an institutional theory approach as a means to find the factors that most influence the implementation of policy at the DKI Jakarta Provincial Inspectorate. The research method used is a mixed method with a case study approach with a study of literature and legislation, interviews and questionnaires. The conclusion that has been obtained is that on average the respondents wished that the SPIP in the DKI Inspectorate's environment be applied using Perka BPKP No. 10 of 2013 which was used in its entirety without adjustment, but a little under strict agreement and the factors driving SPIP based on institutional theory was coercive and normative isomorphism.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 340, "width": 378, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords. Internal Control; Perception; Rule; Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, SPIP.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 365, "width": 470, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak Penelitian ini membahas persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tentang pedoman pelaksanaan SPIP pada BPKP yang dimandatkan oleh Gubernur didalam Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan SPIP untuk diterapkan dalam Inspektorat dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan pedoman pelaksanaan SPIP di lingkungan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada pelaksanaan SPIP pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu organisasi publik pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori institusional sebagai sarana untuk menemukan faktor yang paling mempengaruhi penerapan kebijakan pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran (mixed method) dengan pendekatan metode studi kasus (case study) dengan melakukan studi literatur dan peraturan perundang-undangan, wawancara dan kuesioner. Kesimpulan yang telah didapat adalah rata-rata responden berkeinginan agar SPIP di lingkungan Inspektorat DKI diterapkan dengan menggunakan Perka BPKP No 10 tahun 2013 yang dipakai secara utuh tanpa penyesuaian, namun sedikit dibawah persetujuan yang tegas dan faktor yang menjadi pendorong dalam melaksanakan SPIP berdasarkan teori institusional adalah coercive dan normative isomorphism.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 526, "width": 415, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci . Pengendalian Internal; Peraturan; Persepsi; Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; SPIP.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 551, "width": 470, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding author. Email: [email protected], [email protected]. How to cite this article. Anindyajati, P., & Dharma, A. V. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai Suatu Bentuk Kebijakan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan , 7 (2), 253–262. History of article. Received: April 2019, Revision: Juni 2019, Published: Agustus 2019 Online ISSN: 2541-061X.Print ISSN: 2338-1507. DOI: 10.17509/jrak.v7i2.17039 Copyright©2019. Published by Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 646, "width": 172, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 673, "width": 229, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, sebagai penyelenggara pemerintahan pada Provinsi DKI Jakarta selama 4 (empat) tahun pada tahun 2013 sampai dengan 2016 memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Laporan Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 645, "width": 229, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Daerah (LKPD) dan baru mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2017. BPK melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan, efektifitas Sistem Pengendalian Intern (SPI), kecukupan pengungkapan dan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan untuk mendapatkan keyakinan yang memadai atas kewajaran dari penyajian", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 447, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRIMAS ANINDYAJATI, AMDI VERY DHARMA/ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai Bentuk Kebijakan Publik", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 796, "width": 291, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "254 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 76, "width": 229, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LKPD (Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 104, "width": 229, "height": 521, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mempertahankan opini WTP dari BPK, Pemprov DKI Jakarta harus menerapkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai karena SPIP mempunyai pengaruh positif terhadap opini laporan keuangan pemerintah (Irawan, 2016). Pedoman SPIP diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas efisiensi, dan efektifitas efisiensi pencapaian tujuan, keaandalan laporan keuangan, pengamanan aset dan ketaatan pada peraturan (Pemerintah Republik Indonesia, 2008). Amanat mengenai pembuatan pedoman SPIP di lingkungan pemerintah daerah diatur melalui Peraturan Gubernur atau Peraturan Bupati/Walikota dengan berpedoman pada PP Nomor 60 Tahun 2008 (Pemerintah Republik Indonesia, 2008). Pelaksanaan SPIP di PemerintahProvinsi DKI Jakarta mengacu pada PeraturanGubernurProvinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan SPIP (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2010). Berdasarkan aturan tersebut pimpinan PD/OPD bertanggungjawab atas penyelenggaraan SPIP pada PD/OPD yang dipimpinnya (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2010). Penyelenggaraan SPIP mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan SPIP yang disusun sesuai dengan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP yang ditetapkan oleh kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai pembina penyelenggaraan SPIP(Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 628, "width": 229, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah belum adanya pedoman penyelenggaraan SPIP pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu kebijakan publik. Penerimaan atau akseptabilitas staf/anggota organisasi atas suatu gagasan kebijakan memang merupakan hal yang perlu didapatkan. Hal ini didasarkan pada teori proses penyusunan kebijakan publik yang menyatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 229, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahapan pertama dalam penyusunan kebijakan publik adalah pendefinisian tentang masalah kebijakan publik.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 117, "width": 229, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian terdahulu tentang bagaimana persepsi tentang SPIP dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan publik dalam hal ini SPIP belum ditemukan. Penelitian terdahulu secara umum meneliti tentang bagaimana pengaruh penerapan SPIP pada entitas publik. Oleh karenaitu, penelitian ini merupakan kebaruan dari penelitian- penelitian sebelumnya ( gap research ).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 256, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 269, "width": 229, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan penelitian ini adalah bagaimana persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tentang Pedoman pelaksanaan SPIP BPKP yang dimandatkan oleh Gubernur didalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan SPIP untuk diterapkan dalam Inspektorat dan apa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan pedoman pelaksanaan SPIP di lingkungan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 463, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 476, "width": 229, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan simpulan tentang isi pedoman yang lebih diterima di kalangan Inspektorat dan memberikan rekomendasi Keputusan Inspektur Provinsi DKI Jakarta tentang faktor faktor yang diperlukan dalam memproses penyusunan pedoman pelaksanaan sampai padatahap legitimasi (persetujuan).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 628, "width": 104, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 642, "width": 229, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penulisan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Inspektorat dan bagi akademik. Bagi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, diperolehnya draft Pedoman pelaksanaan yang lebih diterima dan rencana aksi pemrosesan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 725, "width": 229, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembuatan Pedoman pelaksanaan lebih lanjut sampai dengan tahap legitimasi.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 38, "width": 346, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (2), 2019, 253-262", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 784, "width": 280, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "255 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 229, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan Bagi akademik, sebagai penambah referensi akademik dalam hal penggunaan teori institusional.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 129, "width": 123, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN LITERATUR Penelitian Terdahulu", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 156, "width": 241, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui pencarianakademik, penulis tidak menemukan studi terdahulu tentang persepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi SPIP sebagai suatu kebijakan. Penelitian terdahulu secara umum meneliti tentang bagaimana pengaruh penerapan SPIP pada Instansi yang ada di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 281, "width": 125, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Kebijakan Publik", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 294, "width": 229, "height": 287, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Dye dalam Rahadian(2011), kebijakan publik adalah apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan menurut Laswell dan Kaplan dalam Suwitri (2014), kebijakan sebagai suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wisesa, Hidayat dan Widowati (2005) adalah sebagai berikut standar dan sasaran kebijakan dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik organisasi, disposisi atau sikap para pelaksana, komunikasi antarorganisasi serta lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Dalam merumuskan kebijakan, terdapat tahapan-tahapan dalam pembuatan kebijakan, tahapan pembuatan kebijakan yang Menurut Jones dalam Suwitri (2014), terdapat 11 (sebelas) tahapan pembuatan kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 33, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 584, "width": 229, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pertama yaitu perception/definition, Pemerintah pertama- tama mendefinisikan masalah terlebih dahulu dalam proses pembuatan kebijakan.Tahap kedua adalah aggregation, Merupakan tahapan dimana sekelompok orang yang memiliki ide yang sejalan dengan kreator kebijakan dikumpulkan. Tahap ketiga adalah organization. Mengorganisasikan orang- orang yang memiliki pikiran yang sama tersebut kedalam sebuah organisasi formal; Tahap keempat, representation. Setelah terorganisisr dan sudah memiliki organisasi", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 73, "width": 229, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "formal, selanjutnya mengajak kumpulan orang-orang yang memiliki pikiran yang sama untuk mempengaruhi pembuat kebijakan agar permasalahan dapat diagendakan. Tahap kelima, agenda setting. Pembuat kebijakan telah memasukkan masalah ke dalam agenda.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 170, "width": 229, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap keenam, formulation. Formulasi kebijakan merupakan tahapan paling kritis, merupakan tahapan yang melibatkan interaksi antara pemilik kepentingan dengan pembuat kebijakan yang memilih alternatif-alternatif penyelesaian masalah sehingga dapat memilih dan menghasilkan suatu alternatif yang terpilih. Tahap ketujuh, legitimation. Proses dimana dilakukan pengesahan atas alternatif yang telah dipilih. Tahap kedelapan, budgeting. Proses penganggaran dilakukan untuk implementasi kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 322, "width": 33, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 336, "width": 165, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesembilan implementation.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 336, "width": 229, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pelaksanaan kebijakan publik setelah anggaran dicairkan, namun terkadang kebijakan publik harus tetap dilaksanakan walaupaun anggaran belum dicairkan. Tahap kesepuluh evaluation. Melakukan penilaian untuk menilai faktor- faktor pendorong, penghambat, konteks, kelebihan dan kekurangan dari kebijakan yang telah diimplementasikan. Tahap terakhir, tahap kesebelas , adjustment/termination. Tahap penyesuaian apakah kebijakan publik direvisi atau diakhiri karena jangka waktu kebijakan telah berakhir atau apakah karena kebijakan mengalami kegagalan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 543, "width": 98, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Institusional", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 567, "width": 229, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori institusional berdasarkan Meyer dan Rowan dalam Ridha dan Basuki (2012) juga berangkat dari pemikiran bahwa suatu organisasi jika ingin bertahan hidup, organisasi harus meyakinkan kepada publik atau masyarakat bahwa organisasi adalah entitas yang sah ( legitimate ) dan layak didukung. Untuk memperoleh legitimasi tersebut, menurut DiMaggio dan Powell dalam Carpenter dan Feroz (2001) terdapat mekanisme yang disebut isomorphism, yaitu mekanisme yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk mengadopsi beberapa praktik dan/atau struktur selama waktu yang diperlukan sebagai repons atas tekanan", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 447, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRIMAS ANINDYAJATI, AMDI VERY DHARMA/ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai Bentuk Kebijakan Publik", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 796, "width": 291, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "256 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 76, "width": 229, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "institusional yang timbul dalam tingkatan organisasi. Terdapat 3 (tiga) isomorphism yaitu normative isomorphism, mimetic isomorphism dan coercive isomorphism.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 131, "width": 229, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut DiMaggio dan Powell dalam Carpenter dan Feroz (2001), normative isomorphism adalah perubahan organisasi melalui peran dari suatu kelompok profesional dalam memperjuangkan praktik yang seharusnya di adopsi atau dilakukan sedangkan mimetic isomorphism dilakukan melalui peniruan dengan terhadap organisasi lain yang sukses melakukan adopsi atau yang telah memiliki legitimasi, terakhir, coercive isomorphism dilakukan dengan organisasi berubah melalui tekanan dari organisasi lain yang mempunyai pengaruh yang kuat sehingga organisasi yang merespon mempunyai ketergantungan yang besar (Carpenter & Feroz, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 366, "width": 167, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 393, "width": 229, "height": 357, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian ini melalui pendekatan studi kasus dan menggunakan metode campuran kualitatif dan kauntitatif ( mixed method ). Metode campuran dilakukan dimana peneliti percaya bahwa cara pandang melalui metode kualitatif dan kuantitatif berguna untuk menjelaskan pertanyaan penelitian, metode campuran juga menawarkan pendekatan pendekatan yang lebih kaya dan menyediakan jawaban yang lebih terjamin (Shauki, 2018). Sedangkan pendekatan studi kasus sangat sesuai untuk pertanyaan penelitian, yaitu mengapa Inspektorat belum memiliki pedoman pelaksanaan penyelenggaraan SPIP ( why ). Penelitian ini juga diharapkan dapat menjawab bagaimana persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tentang penerapan SPIP dan bagaimana rekomendasi Keputusan Inspektur tentang Pedoman pelaksanaan pelaksanaan SPIP yang tepat untuk dapat diterapkan di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta ( how ). Pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut memerlukan pemahaman yang rinci terhadap proses sosial dan organisasi karena kekayaan data yang dikumpulkan (Shauki, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 105, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 90, "width": 229, "height": 328, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber bukti yang digunakan dalam studi kasus adalah dokumentasi, arsip catatan, wawancara, observasi langsung, observasi partisipan dan artefak fisik (Yin, 2009). Penulis menggunakan data primer berupa wawancara kepada auditor BPKP, Kepala Sub Bagian Program, Anggaran dan Keuangan (Kasubbag PKA) Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Inspektur Pembantu dan Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) serta menggunakan kuesioner kepada staf Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur yang diperoleh melalui studi peraturan perundang- undangan.Wawancara kepada auditor BPKP dilakukan untuk mengetahui Peraturan Kepala (Perka) BPKP mana yang dapat dijadikan acuan pembuatan pedoman pelaksanaan SPIP dan wawancara kepada Kasubbag PKA dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana proses pembuatan pedoman pelaksanaan SPIP pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 421, "width": 229, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data primer lainnya diambil melalui kuesioner yang dibagikan ke pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Kuesioner dilakukan dengan menggunakan pertanyaan tertutup yang sudah disiapkan lebih dahulu ( close ended question ) serta isian terbuka ( open ended question ). Skoring menggunakan skala Likert untuk menilai respon dari responden", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 545, "width": 226, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuesioner terdiri atas 2 bagian yang berasal dari elaborasi yang dibuat sendiri oleh penulis.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 573, "width": 229, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian pertama akan mempertanyakan persepsi terhadap Pedoman pelaksanaan SPIP untuk mengetahui sejauh mana responden setuju/tidak setuju terhadap pedoman pelaksanaan dan masukan-masukan yang mereka usulkan. Kuesioner dibagikan kepada seluruh pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 255 orang.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 683, "width": 226, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengolah bukti dari hasil kuesioner, digunakan metode statistika deskriptif, yaitu bagian dari ilmu statistika yang membahas tentang cara mengumpulkan bukti, melakukan pengolahan bukti, melakukan penyajian bukti, menentukan nilai-", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 38, "width": 346, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (2), 2019, 253-262", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 784, "width": 280, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "257 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 226, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai statistika dan melakukan pembuatan gambar mengenai sesuatu yang akan dibahas (Suparmi, 2014). Untuk menganalisis hubungan antara hasil kuesioner dengan demografi responden, digunakan analisis tabulasi silang, analisis tabulasi silang bertujuan untuk menghitung frekuensi antara 2 (dua) atau lebih variabel sekaligus dengan cara melakukan penyilangan variable-variabel yang dianggap berhubungan sehingga dapat dihasilkan makna secara deskriptif antara hubungan variabel satu dengan lainnya (Suparmi, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 253, "width": 229, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menentukan Peraturan Kepala (Perka) BPKP yang menjadi acuan dalam penyusunan persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tentang pedoman pelaksanaan SPIP, penulis melakukan wawancara kepada Ibu RKW, Koordinator pengawas pada BPKP Perwakilan Provinsi DKI Jakarta yang juga merupakan salah satu anggota tim penyusun pedoman penyelenggaraan SPIP.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 391, "width": 229, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertanyaan kedua menyangkut faktor- faktor penyusunan kebijakan publik dalam hal ini pedoman pelaksanaan SPIP dalam kerangka teori institusional. Untuk mengolah data dari hasil studi literatur, wawancara dan kuesioner yang telah dikumpulkan, digunakan metode content analysis .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 488, "width": 229, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen penelitian merupakan alat bantu penulis dalam melakukan pengumpulan data dan untuk membantu agar pengumpulan data lebih terstruktur dan sistematis. Instrumen penelitian terdiri dari studi literatur, kuesioner dan wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 570, "width": 229, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi literatur dilakukan terhadap dokumen-dokumen tertulis untuk memperoleh landasan teori dalam penyusunan SPIP yang terdiri dari penelitian terdahulu, media daring dan peraturan perundang-undangan. Data primer diperoleh melalui kuesioner dan wawancara yang dilakukan pada auditor BPKP, Kasubbag PKA, Inspektur Pembantu dan P2UPD. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-structured (Shauki, 2018). Sedangkan kuesioner yang digunakan menggunakan skala Likert. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Sangat Setuju (SS) dengan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 73, "width": 226, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai 4, Setuju (S) dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 129, "width": 72, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unit Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 143, "width": 229, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unit analisis dalam penelitian ini adalah single case study, Single case study adalah studi kasus yang berisikan satu unit (Yin, 2009). Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan dengan metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Objek penelitian ini adalah salah satu SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu SKPD yang ada di Pemprov DKI Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 322, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 336, "width": 229, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan dalam penelitian dilakukan untuk melakukan analisis bagaimana persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta terhadap Pedoman pelaksanaan SPIP yang disusun oleh BPKP untuk dijadikan acuan pembuatan pedoman pelaksanaan di Inspektorat dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan pedoman pelaksanaan SPIP sebagai suatu kebijakan publik.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 488, "width": 104, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Temuan 1. Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 515, "width": 229, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta terhadap pedoman penyelenggaraan SPIP, penulis terlebih dahulu menentukan Perka BPKP mana yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan SPIP di lingkungan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu RKW, Koordinator pengawas pada BPKP Perwakilan Provinsi DKI Jakarta yang menyatakan bahwa Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebaiknya mengadopsi Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP bagi Fasilitator BPKP karena Perka tersebut merupakan Perka yang paling sederhana, mencakup semua unsur-unsur SPIP dan merupakan pengembangan dari pedoman-", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 447, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRIMAS ANINDYAJATI, AMDI VERY DHARMA/ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai Bentuk Kebijakan Publik", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 796, "width": 291, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "258 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 76, "width": 229, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pedoman sebelumnya dibandingkan pedoman penyelenggaraan SPIP lain yang telah dikeluarkan oleh BPKP. Setelah mendapatkan Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bimtek", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 145, "width": 229, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelenggaraan SPIP bagi Fasilitator BPKP, penulis kemudian merangkum Perka BPKP tersebut. Hasil rangkuman Perka BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2013) adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 214, "width": 229, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep/Gambaran Penyelenggaraan SPIP, pengertian SPIP adalah proses yang integral pada kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara kontinyu oleh pimpinan instansi beserta seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan dari organisasi. SPIP bertujuan untuk terciptanya kegiatan yang efektif dan efisien, laporan keuangan yang andal, aset yang tersimpan dengan baik dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 374, "width": 229, "height": 273, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unsur-Unsur SPIP terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan. Lingkungan pengendalian terkait kondisi dalam instansi yang mendukung pentingnya pengendalian dalam menjalankan aktivitas. Penilaian risiko terdiri dari kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi. Kegiatan pengendalian yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko. Informasi dan komunikasi terkait penggunaan data yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan disampaikan untuk mendapatkan feedback . Unsur terakhir, pemantauan, yaitu penilaian atas kinerja system pengendalian internal dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi yang dilakukan telah ditindaklanjuti.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 650, "width": 229, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip umum penyelenggaraan SPIP terdiri dari SPI sebagai proses yang menyatu dan integral dengan kegiatan atau instansi kegiatan secara terus menerus ( continues built in ), SPI dipengaruhi oleh faktor manusia, SPI memberikan keyakinan yang memadai, bukan absolut, SPI dilaksanakan sesuai dengan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 229, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ukuran, kebutuhan kompleksitas, tugas, sifat dan fungsi instansi pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 104, "width": 226, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyusunan profil risiko terdiri dari kegiatan mengidentifikasi sasaran/tujuan instansi pemerintah, melakukan perumusan lingkungan pengendalian yang ingin dicapai dan melakukan penilaian risiko yang akan dihadapi dalam pencapaian sasaran/tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 186, "width": 229, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identifikasi sasaran/tujuan instansi pemerintah terdiri dari persiapan untuk melakukan identifikasi sasaran/tujuan dari kegiatan/unit dengan melakukan pengumpulan data untuk melakukan identifikasi sasaran/tujuan dari kegiatan/unit, melakukan identifikasi sasaran/tujuan dengan perumusan sasaran/tujuan aktual dari unit kerja dengan tepat, melakukan validasi hasil dari identifikasi sasaran/tujuan, melakukan konfirmasi/klarifikasi sasaran/tujuan yang hendak dicapai dengan pimpinan, melakukan perumusan lingkungan pengendalian yang ingin dicapai dan melakukan penilaian risiko yang akan dihadapi dalam pencapaian sasaran/tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 407, "width": 204, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyusunan Rencana Tindak", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 421, "width": 229, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengendalian (RTP) yaitu melakukan penyusunan RTP lingkungan pengendalian, menyusun rencana tindak untuk melakukan kontrol atas risiko, melakukan penetapan rencana komunikasi dan informasi pengendalian, menetapkan rencana pemantauan atas perbaikan pengendalian dan melakukan penyelesaian RTP.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 540, "width": 71, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kuesioner", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 553, "width": 229, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pada penelitian ini berasaldari 2 (dua) set kuesioner, set pertama untuk mengetahui persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tentang pemahaman atas penyelenggaraan SPIP berdasarkan Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 dan set kedua untuk mengetahui persepsi pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta tentang faktor apa yang paling diperlukan bagi penyusunan Pedoman", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 677, "width": 235, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sampai Pedoman pelaksanaan tersebut sampai pada tahap legitimasi. Sedangkan hasil kuesioner set kedua adalah untuk menentukan faktor", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 38, "width": 346, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (2), 2019, 253-262", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 784, "width": 280, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "259 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 235, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang sudah tersedia/terpenuhi dan diperlukan bagi penerapan SPIP di lingkungan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 129, "width": 229, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 255 pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta yang terdiridari 24 pejabat struktural, 115 pejabat fungsional dan 116 staff fungsional umum. Pendistribusian kuesioner dilakukan dalam kurun waktu selama 3 minggu kepada seluruh pegawai Inspektorat Provinsi DKI pada tanggal 5 April 2019 sampai dengan 26 April 2019. Dari 255 kuesioner yang telah disebar, sebanyak 132 kuesioner telah dikembalikan atau sebesar 51,76% dari seluruh kuesioner. Rincian penerimaan dan pengembalian kuesioner adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 350, "width": 236, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner No Keterangan Jumlah 1 Total Pengiriman Kuesioner 255 2 Kuesioner Kembali 132 3 Kuesioner Tidak Dikembalikan 123 4 Kuesioner Tidak Dapat Digunakan 0 5 Tingkat Pengembalian / Response Rate 51,76%", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 490, "width": 147, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data diolah, 2019", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 517, "width": 226, "height": 205, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demografi responden terdiri dari lama bekerja, jabatan, tingkat pendidikan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SPIP. Demografi lama bekerja terdiri dari lama bekerja kurang dari 10 tahun, antara 10-20 tahun dan lebih dari 20 tahun. Demografi jabatan terdiri dari jabatan struktural/Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dan Jabatan Fungsional Umum (JFU). Demografi tingkat pendidikan terdiri dari S1/D3 dan S2. Demografi tingkat Pendidikan terdiri dari Ekonomi/Akuntansi/Manajemen dan lainnya. Demografi pengalaman Diklat SPIP terdiri dari sudah dan belum pernah Diklat.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 724, "width": 226, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari kuesioner set pertama adalah reratanya sebesar 2,95. Ini berarti seluruh responden cenderung menyatakan setuju atas", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 73, "width": 226, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seluruh pertanyaan walaupun tidak mencapai batas persetujuan yang tegas sebesar 3. Jika dilihat secara khusus pada pertanyaan 13, tampak bahwa rata-rata responden juga memberi persepsi yang hampir setuju walaupun tak tegas terhadap keinginan agar SPIP di lingkungan Inspektorat DKI diterapkan dengan menggunakan Perka BPKP Nomor 10 tahun 2013 yang dipakai secara utuh tanpa penyesuaian. Hal ini terlihat dari skor rerata terhadap pertanyaan 13 sebesar 2,92.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 225, "width": 226, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi ini dapat ditafsirkan bahwa penerapan SPIP di lingkungan Inspektorat dengan menggunakan Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 menjadi meragukan. Hal ini perlu dicermati dengan melihat persepsi atas pertanyaan-pertanyaan spesifik lainnya. Jika rerata total sebesar 2,95 menunjukkan kecenderungan ketidaksetujuan, maka pertanyaan lain yang perlu diperlu dicermati adalah yang mendapatkan rerata yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 363, "width": 226, "height": 260, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertanyaan yang menunjukkan ketidaksetujuan yaitu pada pertanyaan “saya sudah memahami proses penerapan SPIP dalam kegiatan saya sehari-hari tetapi masih membutuhkan pemahaman lebih jauh tentang penyusunan Rencana Tindak Pengendalian” (pertanyaan 10), “saya sudah pernah membaca isi Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bimtek Penyelenggaraan SPIP bagi Fasilitator” (pertanyaan 3), “saya sudah memahami proses penerapan SPIP dalam kegiatan saya sehari-hari tetapi masih membutuhkan pemahaman lebih jauh tentang penilaian lingkungan pengendalian” (pertanyaan 8) dan “saya sudah memahami proses penerapan SPIP dalam kegiatan saya sehari-hari tetapi masih membutuhkan pemahaman lebih jauh tentang analisis risiko” (pertanyaan 9).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 626, "width": 226, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaksetujuan penerapan Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 secara substansial terkait dengan kekurangpahaman responden akan Perka itu sendiri. Persepsi ini ditarik dari pertanyaan 3 yang mempertanyakan sejauh mana responden telah membaca Perka itu mendapat rerata 2,77. Konsekuen dengan pengakuan belum membaca ini responden pun mengakui bahwa mereka belum memahami mengenai komponen SPIP khususnya", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 447, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRIMAS ANINDYAJATI, AMDI VERY DHARMA/ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai Bentuk Kebijakan Publik", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 796, "width": 291, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "260 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 76, "width": 226, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemahaman lingkungan pengendalian dan analisis risiko serta rencana tindak pengendalian.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 117, "width": 226, "height": 439, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis tabulasi silang terhadap pertanyaan 3 “saya sudah pernah membaca isi Perka BPKP No. 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bimtek Penyelenggaraan SPIP bagi Fasilitator” pada demografi lama bekerja, paling tinggi berasal dari lama bekerja > 20 tahun (89,68%), diikuti lama bekerja 10-20 tahun (84%) dan terendah lama bekerja < 10 tahun (67,21%). Pada demografi jabatan, kesetujuan yang tinggi berasal dari jabatan struktural dan JFT (86,75%) dan rendah berasal dari JFU (61,62%). Pada demografi tingkat Pendidikan, kesetujuan yang tinggi berasal dari S2 (80,00%) dan yang rendah berasal dari tingkat S1 dan D3 sebesar (76,09%). Demografi latar belakang Pendidikan, kesetujuan yang lebih tinggi diperoleh dari pendidikan lainnya (82,35%), kesetujuan yang rendah berasal dari ekonomi, manajemen dan akuntansi (71,88%), hal ini terlihat kontradiktif mengingat system pengendalian internal sebagai suatu mata ajaran lebih umum diberikan pada bidang studi ekonomi, manajemen dan akuntansi tetapi justru pegawai dengan latar belakang pendidikan ekonomi, manajemen dan akuntansi menunjukkan kecenderungan tidak membaca. Terakhir berdasarkan pengalaman Diklat SPIP, kesetujuan yang tinggi berasal dari responden pernah Diklat (89,47%) dan yang lebih rendah berasal dari pegawai yang belum pernah Diklat (72,34%).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 559, "width": 226, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari kuesioner set 2 reratanya adalah sebesar 2,93. Ini berarti seluruh responen cenderung menyatakan setuju atas seluruh pertanyaan walaupun tidak tegas karena tidak mencapai rerata 3. Persetujuan yang paling menonjol yaitu yang reratanya tertinggi adalah yang diberikan kepada pertanyaan 1 dan 10 dengan rerata 3,17 dan 3,18. Pertanyaan 1 yaitu “Keberhasilan penerapan SPIP sudah jelas menjadi salah satu ukuran kinerja kunci yang dituntut secara normative dari Inspektorat Provinsi DKI Jakarta” dan pertanyaan 10 yaitu “Kondisi sosial dan politik di DKI Jakarta dewasa ini kondusif bagi peningkatan tuntutan profesional dan politis", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 226, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta kondisi perekonomian kondusif bagi penyediaan sumber daya bagi penerapan SPIP.” Berdasarkan kata kunci pada pertanyaan 1 dan 10, yaitu kata secara normative , profesional, standar dan sasaran kebijakan pada pertanyaan 1 serta kondisi sosial politis dan kondisi perokonomian jika dikaitkan dengan institutional isomorphism maka pertanyaan 1 merupakan normative isomorphism dan pertanyaan 10 merupakan coercive isomorphism.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 228, "width": 226, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertanyaan 1 merupakan normative isomorphism karena Standar dan sasaran kebijakan suatu organisasi yang dituangkan menjadi ukuran kinerja kunci pada Inspektorat merupakan suatu penanda praktik manajemen yang profesional. Sedangkan pertanyaan 10 merupakan coercive isomorphism karena pendapatan dan belanja daerah Pemprov DKI Jakarta sangat bergantung pada kondisi ekonomi daerah dan nasional, jika kondisi ekonomi kondusif dan mendukung kegiatan usaha, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan cenderung naik, hal itu berlaku pula sebaliknya, oleh karena itu, lingkungan ekonomi termasuk ke dalam coercive isomorphism .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 449, "width": 226, "height": 314, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis tabulasi silang pada pertanyaan 1 set 2 yaitu, pada demografi lama bekerja, paling tinggi berasal dari lama bekerja lebih dari 20 tahun (95,65%), diikuti lama bekerja antara 10-20 tahun (92%) dan terendah lama bekerja di bawah 10 tahun (83,64%). Pada demografi jabatan, kesetujuan yang relatif sama pada jabatan struktural dan JFT (89,16%) dan JFU (89,8%). Pada demografi tingkat pendidikan, kesetujuan yang relatif tinggi berasal dari S1 dan D3 (95,65%) yang rendah berasal dari tingkat S2 sebesar (90%), hal ini kontradiktif secara institusional jika dikaitkan pendidikan tinggi diasosiasikan dengan kepedulian profesionalisme yang juga tinggi. Pada demografi latar belakang pendidikan, kesetujuan yang relatif sama ,ekonomi, manajemen dan akuntansi (92,19%) dibandingkan pendidikan lainnya (95,59%). Terakhir, pada demografi pengalaman diklat SPIP, kesetejuan yang relatif sama, pernah Diklat (94,74%) dibandingkan yang belum pernah Diklat (93,62%).", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 38, "width": 346, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (2), 2019, 253-262", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 784, "width": 280, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "261 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 225, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil wawancara kepada responden juga menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 87, "width": 226, "height": 384, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecenderungan kepada normative isomorphism. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubbag PKA. Kasubbag PKA menyatakn bahwa penerapan pedoman pelaksanaan SPIP hendaknya dilakukan dengan adanya kemauan dari pimpinan di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Wawancara lain dengan Inspektur Pembantu Bidang IV menyatakan bahwa Pelaksana dan pembuat kebijakan harus memiliki komitmen serta harus konsisten dalam melaksanakan implementasi kebijakan, karena komitmen tanpa konsistensi tidak akan cukup. Wawancara kepada P2UPD Madya juga menyatakan hal yang hampir sama, yaitu kebijakan, apapaun kebijakan itu jika tidak dilakukan sosialisasi oleh orang yang kompeten pada bidangnya maka kebijakan itu tidak akan berjalan. Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga responden tersebut di atas, dalam penerapan SPIP dititikberatkan pada kemauan pimpinan, komitmen dan konsistensi pelaksana dan pembuat kebijakan dan sosialisasi kebijakan oleh yang kompeten. Hal ini sesuai dengan normative isomorphism dimana perubahan terjadi karena keinginan dari kalangan profesional baik itu penyusun maupun pelaksana kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 474, "width": 226, "height": 273, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis tabulasi silang pada pertanyaan 10 set 2 yaitu pada demografi lama bekerja, paling tinggi berasal dari lama bekerja lebih dari 20 tahun (95,65%), diikuti lama bekerja 10-20 tahun (92%) dan terendah lama bekerja kurang dari 10 tahun (83,64%). Pada demografi jabatan, kesetujuan yang relatif sama, jabatan struktural dan JFT (89,16%) dan JFU (89,8%). Pada demografi tingkat pendidikan, kesetujuan yang tinggi berasal dari S2 (95%) yang rendah berasal dari tingkat S1 dan D3 sebesar (89,96%). Pada Demografi latar belakang pendidikan, kesetujuan yang tinggi berasal dari ekonomi, manajemen dan akuntansi (92,19%) dibandingkan pendidikan lainnya (86,76%). Terakhir pada demografi pengalaman diklat SPIP, kesetujuan yang relatif tinggi berasal dari pernah Diklat (94,74%) dibandingkan yang belum pernah Diklat (87,32%).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 73, "width": 226, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil wawancara kepada responden kuesioner juga menunjukkan kecenderungan coercive isomorphism , yang menyatakan bahwa pelaksanaan SPIP dapat berhasil jika didukung dengan sistem pengendalian pengawasan, SDM yang mumpuni, ketersediaan alat dan sarana dan prasarana.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 170, "width": 226, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari ketiga isomorphism yang dikenal dalam teori institusional, ternyata hanya mimetic isomorphism tidak dipersepsikan sebagai faktor yang penting bagi penerapan SPIP dengan mengadopsi Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 karena hanya mendapat rerata 2,96.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 280, "width": 70, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 293, "width": 235, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian dan analisis yang dilakukan kepada para pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa Rata-rata responden berkeinginan agar SPIP di lingkungan Inspektorat DKI diterapkan dengan menggunakan Perka BPKP Nomor 10 tahun 2013 dipakai secara utuh tanpa penyesuaian.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 404, "width": 226, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaksetujuan atas penerimaan Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 terutama oleh kondisi bahwa responden belum membaca Perka dan belum memahami penyusunan RTP, penilaian lingkungan pengendalian dan analisis risiko;", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 486, "width": 226, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi ini menunjukkan bahwa ketidaktegasan persetujuan bagi penerapan SPIP adalah terkait dengan kurangnya profesionalisme pegawai Inspektorat yang diwajibkan mengembangkan diri melalui pendidikan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 569, "width": 226, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi kurangnya pemahaman karena kurangnya profesionalisme terkonfirmasi dari faktor yang paling menentukan pada keberhasilan penerapan SPIP menurut hasil kuesioner adalah melalui normative isomorphism dan coercive isomorphism .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 666, "width": 226, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan Penelitian dan Usulan Penelitian Selanjutnya", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 694, "width": 226, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batasan penelitian ini adalah ruang lingkup penelitian yang terbatas pada salah satu SKPD di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yaitu Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dan subjek penelitian ini adalah Inspektorat", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 447, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRIMAS ANINDYAJATI, AMDI VERY DHARMA/ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai Bentuk Kebijakan Publik", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 796, "width": 291, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "262 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.2 | 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 76, "width": 226, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provinsi DKI Jakarta. Interpretasi yang disajikan dalam penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari persepsi pegawai Inspektorat Pemprov DKI Jakarta sehingga tidak pasti sejauh mana temuan penelitian ini dapat diterapkan untuk entitas lain", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 159, "width": 226, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran untuk penelitian selanjutnya adalah agar penelitian selanjutnya melakukan studi kasus serupa ini pada berbagai inspektorat lain secara jamak, tidak secara tunggal untuk memungkinkan generalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 242, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 269, "width": 226, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No.1", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 311, "width": 226, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2017). Indonesia: Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Badan Pengawasan Keuangan dan", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 380, "width": 202, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan. Peraturan Kepala BPKP", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 393, "width": 202, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 407, "width": 202, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP bagi Fasilitator BPKP (2013).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 435, "width": 226, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carpenter, V. L., & Feroz, E. H. (2001). Institutional theory and accounting rule choice: an analysis of four US state goverments’ decisions to adopt GAAP. Accounting, Organizations and Society ,", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 504, "width": 202, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 , 565–596.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 518, "width": 195, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 531, "width": 122, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S0361-3682(00)00038-6", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 545, "width": 226, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irawan, R. H. (2016). Analisis Pengaruh Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Opini Laporan", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 587, "width": 201, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keuangan Pemerintah . Universitas Lampung.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 614, "width": 226, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 642, "width": 202, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "171 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 656, "width": 202, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (2010). Indonesia: Biro Hukum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 697, "width": 83, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahadian, A.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 697, "width": 202, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P. (2011). Analisis Impelementasi Kebijakan Tentang Keterbukaan Informasi Publik Studi Kasus Pada Kementerian Keuangan.", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 752, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 226, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (2008). Indonesia: Pemerintah Republik Indonesia. Ridha, M. A. (2012). Pengaruh tekanan eksternal, ketidakpastian lingkungan, dan komitmen managemen terhadap", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 173, "width": 201, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penerapan transparansi pelaporan keuangan. Seminar Nasional Akuntansi ,", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 200, "width": 202, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(SNA 15 Banjarmasin Universitas Lambung Mangkurat 20-23 Sept 2012), 1–28. Retrieved from http://multiparadigma.lecture.ub.ac.id/fil es/2014/10/SNA-15-046.pdf", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 269, "width": 226, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shauki, E. R. (2018). Converting Your Master/PhD Thesis into a Journal Article, Handout, Case Writing and Methodology, ECAM 809303. Jakarta: University of Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 338, "width": 226, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suparmi, C. H. (2014). Konsep Dasar Statistika Definisi, 1–55.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 366, "width": 226, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwitri, S. (2014). Konsep Dasar Kebijakan Publik . Analisis Kebijakan Publik . Jakarta: Universitas Terbuka.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 407, "width": 226, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wisesa, H. G., Hidayat, Z., & Widowati, N. (2005). Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat pada Dinas", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 463, "width": 201, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang (Solusi Pengurangan", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 490, "width": 226, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Timbunan Sampah di TPA Jati Barang). Yin, R. K. (2009). Case Study Research Design and Methods (Fourth). Thousand Oaks: SAGE.", "type": "List item" } ]
769d48e4-82f0-3b3e-241c-935f3b62eda9
https://ejournal.upi.edu/index.php/aset/article/download/23558/12317
[ { "left": 82, "top": 35, "width": 434, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RINI, ANDI INA YUSTINA, SETYARINI SANTOSA / How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 786, "width": 238, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 74, "width": 425, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 119, "width": 225, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rini 1 , Andi Ina Yustina 2 , Setyarini Santosa 3", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 135, "width": 380, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accounting Department, Faculty of Business, President University – Cikarang", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 176, "width": 470, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. This research examines whether work-family conflict (both work-interfering family and family interfering work) among auditors in public accounting firms affects their job performance and whether the effect is mediated by work-life balance. A web-based survey is used in deploying and delivering questionnaires to 239 auditors in public accounting firms. The result shows that work-life balance partially mediated the relationship between work-family conflict with job performance. The result also demonstrates that work interfering-family (WIF) has a negatively significant effect on work-life balance, whereas family-interfering-work (FIW) has positively related to work-life balance. This study suggests that by embrace visions that support work and personal life balance with managers and supervisors as the gatekeepers in public accounting firms to maintain subordinates' life commitments will help to minimize the occurrences of work-family conflict that will slowly reduce the possibility of poor job performance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 291, "width": 470, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: work-family conflict; work for interfering family; interfering family work; work-life balance; job performance; auditor .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 326, "width": 470, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author. [email protected] How to Cite This Article . Rini, Andi Ina Yustina, Setyarini Santosa. (2020). How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 12 (1), 144-154.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 372, "width": 401, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "History of Article. Received: Maret 2020, Revision: Juni 2020, Published: Juni 2020 Online ISSN: 2541-0342. Print ISSN: 2086-2563. DOI : https://doi.org/10.17509/jaset.v12i1.23558 Copyright©2020. Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Program Studi Akuntansi FPEB UPI", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 431, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 445, "width": 219, "height": 314, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When a man and woman have decided to marry, their responsibility is not for themselves, but their family. A spouse who works together to meet family needs is familiar, and the balance between family roles and work roles must be run by each partner, such as take care of their children, especially for those who work as auditors in the Public Accounting Firms. Public Accounting Firms have a busy or peak season, the period in which most of the audit process takes place. When \"peak season\" occurs, work demands will increase sharply, working beyond the regular office hours per day for extended periods (Chatman, 1991). According to Sweeney and Summers (2002), this period is characterized by such significant stresses and unpleasant conditions of the auditor's performance in the workplace. Public accountants are likely to spend their time in the office to work where this prevents them from spending time with their families at home, this issue", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 431, "width": 219, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "may cause work to interfere family (WIF) and for those who are married, family demands can interfere with work called interfering family work (FIW) (Pasewark and Viator, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 500, "width": 220, "height": 245, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Clark (2000), satisfaction and functions should work well in work and family with minimal role conflict called work-life balance. When an individual does not maintain balance, it can cause psychological and behavioral consequences as a result of productivity will also below. According to Smith et al. (2016), the right work-life balance is related to better job performance and career for both future or current accountants. A right work- life balance is defined as a situation where workers feel able to balance work and personal life or other commitments (Moore, 2007). In conclusion, their success in fulfilling their role and commitment will make them have better job performance in the workplace.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 38, "width": 245, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 144-154", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 784, "width": 238, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 219, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Job performance (JP) can be enhanced by the company with leadership, justice in an organization, compensation, and benefits provided by the company, also job procedures that have been determined by the company (Saks, 2006). The role of work stress and workplace safety and health in contributing to job performance (Pflanz and Ogle, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 197, "width": 219, "height": 439, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The motivation of this research is to examine work and home demands as stressors, which is work-family conflict (WIF and FIW) towards job performance occurrences with work-life balance as a mediating role on auditor in Public Accounting Firms in Indonesia. According to Bloom and Van Reenen (2006) and Karatepe (2013), work-life balance is essential because it has been proven as a significant predictor of organizational outcomes. Work-life balance is also related to role conflict, balance in work, and life is achieved when there is minimal role conflict in the family, and work of an individual's life (Clark, 2000). Besides that, a study from Johari et al. (2018) has done about work-life balance to job performance among teachers that show a significant positive impact on teachers' job performance, and their result is the same to theory from Rego and Pina e Cunha (2009). Law (2010) stated that auditors are one of the professions that are difficult to balance their work and non-work responsibilities due to the high work stress of public accounting, such as long working hours and frequent travel required. In conclusion, conflict is related to work-life balance; when the balance between work and life is achieved, it can bring benefits to an individual's life, such as more excellent job performance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 653, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 667, "width": 219, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work Interference Family (WIF) Work-family conflict (WFC) as a form of role conflict between the responsibilities of home and workplace (Boles et al. 1997). According to Pasewark and Viator (2006), there has two types of work-family conflict, conflict as work interfering with family", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 219, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(WIF) and family interfering with work (FIW). For an example of work interfere, family, those who work and have a role as parents will find it challenging to spend the time needed with children at home. Work interference with family is in which the ability of an individual to fulfill family responsibilities as a family member is interrupted by work duties (Gutek et al. 1991). In conclusion, when an individual has many tasks related to work duties but has to fulfill their family responsibilities, such as they have to take care of their parents or children at the same time, it called as work interfering family.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 280, "width": 219, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Greenhaus and Beutell (1985) differentiate role conflict into three types: there are, time, strain, and behavior-based conflict. Time-based conflict is conflicts that occur when the time used to fulfill a role cannot be used to fulfill other roles. Strain- based conflict is strains or emotional states produced by one role that makes it difficult for an individual to fulfill the demands of another role. Behavior-based conflict is when family interferes with the performance of work duties and responsibilities and vice versa.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 474, "width": 167, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Family Interference Work (FIW)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 487, "width": 219, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another conflict may occur when family duties interfere with work such Family Interferes Work will arise, family interference with work is in which the ability of an individual to fulfill work responsibilities as a worker is interrupted by family duties (Gutek et al. 1991). For example, when an individual as a worker and also parent having to deliver their children to school because of their driver on leave and there was a disruption on-road that make them being late to work whilst need to leave the office earlier because they have to attend important family events (Pasewark and Viator, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 694, "width": 219, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIW relates to the time dedicated to, pressure from the family to interfere with work-related responsibilities. However, this shows that Family Interfere Work is more strongly related to a person's ability to do", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 35, "width": 434, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RINI, ANDI INA YUSTINA, SETYARINI SANTOSA / How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 786, "width": 238, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 219, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "work than Work Interfere Family. According to Netemeyer (1996), those who work and have more children in the family must justify the demands of work and family, time, and care more than those who work but do not have children or have only a few children.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 184, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-Life Balance (WLB)", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 197, "width": 219, "height": 274, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-life balance is a balance between work and life, a sense of comfort in work and family commitments, this concept has the idea that the work-life and personal life should complement each other and should be balanced to avoid conflict in life (Daipuria and Kakar, 2013). According to Johari et al. (2018), someone who has good potential wants to work in a workplace or organization that applies the work-life balance concept and has a reputation as the employer of choice. A balance between time and effort to work and personal activities that devoted by someone is to achieve harmony in life-related to work-life balance. In Lazar et al. (2010), work-life balance is the achievement for meaningful enjoyment in life, a better work-life balance is when each works smarter to complete more work in less time.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 487, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Job Performance (JP)", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 501, "width": 219, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johari et al . (2018) stated that job performance is one of the essential things that continuously receive serious attention in the field of human resources. Workplace environments that cannot be adjusted by employees will cause them to have a reduced level of performance. For example, when a given assignment is not according to their ability, lack of appreciation, deadlines that are not well designed, and lack of opportunity for them to give suggestions and make decisions. All of them can impact on employees' job performance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 680, "width": 219, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Jamal (2007), the ability of individuals to successfully perform the tasks given at the place of work using the available resources is job performance. Job performance is familiarly used to assess employee performance in carrying out tasks", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 219, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "related to their work (Caillier 2010). It means that job performance is always related to performance ratings.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 219, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Chen and Silverthorne (2008), there are three ways to rate performance. First, performance ratings based on the output, for example, the number of sales. The second way is an individual assessment by their superiors, such as supervisors or managers, to assess their performance. The last way is better than the other to measure performance; it is self-appraisal and self-ratings because they can provide support to employees to set their own goals.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 294, "width": 127, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis Development", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 308, "width": 219, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-Family Conflict and Work-Life Balance", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 335, "width": 220, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The odd situation between work-life balanced takes place when the conflict between work and non-work exist (Greenhaus and Beutell, 1985). Talukder et al. (2018) stated that work-family conflict is one of the predictors of work-life balance. According to Clark (2000), work-life balance is related to conflict when there is minimal role conflict in the family and work of an individual's life. Someone married has a responsibility to his/her family, when they can carry out their responsibilities at work and family well, they do not have role conflict and have achieved work-life balance.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 542, "width": 220, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maxwell (2005) stated that work demand was negatively associated with balancing work and life. When the auditor's work is interfering with their responsibilities in completing family duties, it will affect the balance between life and work. In short, auditors who experience work interfere with family conflict means that they cannot have work-life balance. Family interferes work may occur when one's ability to perform family responsibilities is disturbed by work- related duties. Consequently, auditors may not be able to complete their work when they feel like their family duties strain them. As a result, auditors are unable to be entirely focused and have high energy to do their", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 38, "width": 245, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 144-154", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 784, "width": 238, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 219, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "work. Therefore, the researcher suggests the following hypotheses:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 101, "width": 218, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1a: Work Interfere Family (WIF) is negatively influencing work-life balance. H1b: Family Interfere Work (FIW) is negatively influencing work-life balance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 170, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-Life Balance and Job Performance", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 184, "width": 219, "height": 245, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Johari et al. (2018), the work-life balance that has been achieved will result in the positive performance of individuals in their workplace; they have a balance in the role of work and family so that they can do all the tasks in the workplace correctly. Worker productivity can increase as a result of a work-life balance. Someone who has a work-life balance means having a minimum or even no conflict over the role they live; they can do all responsibilities well, so they will focus on working and achieving excellent job performance. In Smith et al. (2016), the current and future accountants believe that the right work-life balance is connected with job performance. Therefore, the researcher suggests the following hypotheses:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 432, "width": 219, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2: Work-life balance is positively influenced job performance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 474, "width": 219, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-Life Balance, Work-Family Conflict, and Job Performance", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 501, "width": 219, "height": 246, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Johari et al. (2018), the need for individuals to play multiple roles, such as husband and wife, parents, and social beings in their lives, is a concept of work-family conflict. Conflict occurs when some motives cannot be fulfilled because they interfere with each other, which is when a person does not fulfill his responsibilities, then the conflict arises at work or home, one of the results of the conflict is affecting job performance (Lahey, 2009). Individuals who work long hours can interfere with family life, lead to work to family conflict, and reduce job performance (Imam et al. 2011). Work-life balance refers to how individuals divide their time between work and activities, such as family and personal life (Smith et al. 2016).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 220, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As stated by Bloom and Van Reenen (2006) that work-life balance as a significant predictor of organizational outcomes, and the balance between work and life is related to role conflict when there is minimal or no role conflict in the family and work of individual’s life (Clark, 2000). When an individual has a role conflict between family roles and work roles in their life (Work Interfere Family and Family Interfere Work), they may have a problem in managing a well-balanced work-life that will affect their performance in the workplace. Therefore, the researcher suggests the following hypotheses:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 280, "width": 220, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3a: Work-life balance mediates the relationship between work interfere with family and job performance.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 322, "width": 219, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3b: Work-life balance mediates the relationship between family interfere work and job performance.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 377, "width": 172, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHODOLOGY", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 391, "width": 50, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampling", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 404, "width": 220, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used a web-based survey to collect the data based on the Dillman (2000). The questionnaire was distributed to Big Four and Non-Big Four public accounting firm branches in Indonesia. The questions are a written set of numbers where respondents need to record the answer. The study was restricted to auditors who are singles or married with or without children (Karatepe, 2013). As supported by Choi and Kim (2012) and Yustina and Valerina (2018), family and work demands live in every individual who is both singles or married with or without having children. It is indicated that every individual may experience a struggle in balancing work demands and family duties.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 639, "width": 219, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Researchers mixed the questions randomly and reversed a few questions to prevent these studies from being biased. The questionnaire was adopted from previous research in the form of English. Therefore the researcher conducted a pilot test to get a better understanding of the question questions. All the questions are translated from English to Bahasa Indonesia to ensure", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 35, "width": 434, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RINI, ANDI INA YUSTINA, SETYARINI SANTOSA / How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 786, "width": 238, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 219, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "that all questions are well understood and defined (Lancaster et al. 2002).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 115, "width": 50, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 128, "width": 219, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are two independent variables which are work interfere with family (WIF), and family interferes work (FIW); they are a form of conflict that will arise when one duty interferes with individuals to fulfill other duties. It is based on the items adopted by Netemeyer et al. (1996). For example (1), \"The demands of my work interfere with my home and family life.\" Therefore, the respondents should respond by answering one of the Likert types from 1 (strongly disagree) to 5 (strongly agree).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 294, "width": 219, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research, the dependent variable is Job Performance by Jones and Norman (2010). Job Performance is the ability of an individual to perform their tasks related to work successfully. For example: (1) “I am satisfied with the quantity of my work product.” The questions should be answered by Likert type from 1 (strongly disagree) to 5 (strongly agree).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 418, "width": 219, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-life balance as a mediating variable in this research is the balance between work life and personal life to avoid conflict and have excellent performance. Work-life balance was adopted based on Brough et al. (2009) by a Likert scale from 1 (strongly disagree) to 5 (strongly agree). For example: \"Overall, I believe that my work and non-work life are balanced.\"", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 557, "width": 90, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Statistic", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 570, "width": 219, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The analysis statistical that is used for this study is the Structural Equation Model (SEM) with a Partial Least Squares (PLS) approach. The SEM-PLS method evaluates each relationship together rather than in a separate analysis and combines a multi-item scale in the analysis to take into account the measurements associated with each scale (Hair et al. 2010). According to Sarstedt et al. (2014), SEM-PLS is adept at handling complex construction with a small number of samples, and the software used is Warp PLS Software version 3.0.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 107, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT Respondent’s Profile", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 101, "width": 220, "height": 452, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher obtained respondents through social media such as LinkedIn and e-mails to auditors from Big Four and Non- Big Four Public Accounting Firms to fill in the online questionnaires. There are questions about demographic data from respondents such as gender, age, marital status, duration of work experiences, what public accounting firm they work for, and their job title. From 370 questionnaires deployed, only 239 of them were filled; thus, the response rate in this study is 64.6%. There are 239 questionnaires filled by 62.3% male and 37.7% female. The majority of the respondents were having age between 20-25 years old is 74.9%, 20.5% were 26-31 years old, 3.4% were 32-37 years old, 0.8% for respondents at the age of 38-43 years old and only 0.4% who is at the age above 44 years old. The marital status of respondents was 89.5% of them are not married, and 10.5% of them are married. Their duration of work experience is 43.9% was 3 months – 1 year, 40.2% were 2-4 years, 7.95% were 5-7 years, and 7.95% who is work above seven years. The percentage of respondents who work at Big four is 47.7% and 52.3% at Non-Big four Public Accounting Firm. The job position was varied; 48.5% were junior auditor, 31% were senior auditor, 8.4% were manager associate, 6.2% were a partner, and 5.9% of them were a supervisor.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 570, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Descriptive Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 584, "width": 219, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 in this research presents means, standard deviations, correlation of the variables, and Cronbach's alpha of the variables (on bold at the diagonal side). The mean value of work interferes family and family interfere with work are slightly above 2.5 as the midpoint of the scale. While job performance has an average value of almost 4.00, which indicates that Indonesian auditors are satisfied with their current work and perform tasks related to work well. In table 1, both conflict (work interfering family and family interfering work) have", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 38, "width": 245, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 144-154", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 784, "width": 238, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 219, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negative influence to work life balanced (r = -0.100, p < 0.000 and r = -0.341; p < 0.141). Meanwhile, work-life balance has positive", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 435, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "relationship with job performance (r = 0.452, p < 0.00). The correlations are presented below: Table 1: Mean, Standard Deviation, Correlation of Variables, and Cronbach Alpha Latent variable Mean SD WIF FIW WLB JP 1. WIF 2.766 1.112 0.837 2. FIW 2.301 1.041 0.528 3. WLB 3.356 1.026 -0.100 *** -0.341 0.804 4. JP 3.872 0.955 0.452 *** 0.903", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 228, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bold numbers are cronbach alpha for observed variables", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 67, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*** sig. at p<0.01", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 264, "width": 141, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validity and Reliability Test", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 278, "width": 219, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Hair et al. (2013), loading value, which is higher than 0.5, is supported, and if the indicators with loadings of between 0.50 - 0.70 to be deleted if that would increase the Average Variance Extracted (AVE). However, if the deleted indicator does not increase the AVE, it is better to maintain the indicator than to delete it. Therefore, several items from work-family conflict, work-life balance, and job performance were deleted because their loading values less than 0.4.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 264, "width": 219, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To conclude, the researcher deleted several items, which, in total, four items were omitted. The deleted items were from Family Interfere Work (1) Family-related strain interferes with my ability to perform job-related duties. From Work-Life Balance is (1) I have difficulty balancing my work and non-work activities. Continue to delete items from Job Performance are (1) I am satisfied with the quantity of my work product, and (2) I am satisfied with the quality of my work product.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 457, "width": 241, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Convergent Validity and Reliability Test", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 470, "width": 367, "height": 286, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Items Loading *** Work-Interfering -Family ( AVE = 0.601 ; CR = 0.883) The demands of my work interfere with my home and family life 0.761 The amount of time my job takes up makes it difficult to fulfill family responsibility 0.708 Things I want to do at home do not get done because of the demands my job puts on me 0.792 My job produces a strain that makes it difficult to fulfill family duties 0.849 Due to work-related duties. I have to make changes to my plans for family activities 0.760 Family-Interfering-Work ( AVE= 0.502 ; CR= 0.751) I have to put off doing things at work because of demands on my time at home 0.736 Things I want to do at work do not get done because of the demands of my family or spouse/partner 0679 My home life interferes with my responsibilities at work such as getting to work on time, accomplishing daily tasks and working overtime 0.710", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 35, "width": 434, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RINI, ANDI INA YUSTINA, SETYARINI SANTOSA / How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 786, "width": 238, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 75, "width": 242, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-Life Balance (AVE = 0.633 ; CR= 0.873)", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 89, "width": 367, "height": 380, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I have difficulty balancing my work and non-work activities 0.842 I feel that the balance between my work demands and non-work activities is currently about right 0.687 Overall, I believe that my work and non-work life are balanced 0.788 I have difficulty balancing my work and non-work activities 0.855 Job Performance (AVE= 0.509 ; CR= 0.919) I am satisfied with the quality of my work 0.813 I am satisfied with my oral communication skills 0.710 I am satisfied with my written communication skills 0.649 I am satisfied with my ability to accept responsibility and initiate positive action 0.711 I am satisfied with my ability to exercise my professional skills and due care 0.776 I am satisfied with my ability to follow policies and procedures 0.635 I am satisfied with my ability to plan and organize my work 0.776 I am satisfied with my ability to adapt to new situations 0.724 I am satisfied with my ability to get along with others in the firm 0.728 I am satisfied with my ability to get along with client personnel outside the firm 0.655 I am satisfied with my ability to supervise others 0.632 *** sig. at p<0.01", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 486, "width": 219, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 provides the discriminant validity test to compare the square root of AVE with the correlation between the construct, where if the square root AVE is higher than the correlation between pairs of the construct, it is valid (Hair et al. 2013). For example, the latent variable \"Work", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 486, "width": 219, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interfere Family (WIF)\" has a square root AVE of 0.776, which is higher than the correlation in the same column \"WIF\" which is 0.472; -0.388; and -0.120. As a result, this analysis is valid and reliable because all AVE square roots are higher than the correlation between constructs.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 598, "width": 147, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Discriminant Validity", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 614, "width": 320, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latent variable WIF FIW WLB JP WIF (0.776) FIW 0.472 (0.709) WLB -0.388 -0.261 (0.796) JP -0.120 -0.268 0.452 (0.713)", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 691, "width": 189, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The bracketed bold number is the root of AVE", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 717, "width": 138, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Structural Model Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 731, "width": 219, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The R-square of the construct of job performance is 0.20, which means that the performance variance can be explained 20", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 717, "width": 219, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "percent of the time with the variance working interfaces family, family interferes work, and work-life balance. Figure 1 shows the structural model to investigate the", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 38, "width": 245, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 144-154", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 784, "width": 238, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "151 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 219, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "indirect effects of work-family conflict on", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 213, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "job performance through work-life balance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 206, "width": 67, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*** sig. at p<0.01", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 220, "width": 124, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Full PLS Model", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 248, "width": 219, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4 shows PLS results that the relationship between work interfere with family and work-life balance is negative and significant (β = -0.293, p <0.01), while family interferes work has a significant relationship with work-life balance (β =", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 248, "width": 219, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.187, p = 0.08). Therefore, hypothesis 1a is supported, and H1b is rejected. Work-life balance shows a positive effect on job performance (β = 0.49, p <0.01), therefore, hypothesis 2 is supported.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 345, "width": 382, "height": 125, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. PLS Results Path Coefficient t-value p-value Supported/Not Supported Direct Effect WIF-WLB (H1a) -0.341 3.537 0.000 Supported FIW-WLB (H1b) -0.100 1.078 0.141 Not supported WLB-JP (H2) 0.452 7.422 0.000 Supported Indirect effect WIF-WLB-JP (H3a) -0.154 3.407 0.000 Supported FIW-WLB-JP (H3b) -0.045 0.977 0.165 Not supported", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 488, "width": 142, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion and Implication", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 501, "width": 219, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study proposes and tests work- life balance as a mediator of the relationship between work-family conflict and job performance in Indonesian public accounting firms. This study investigated the influence of two-dimensional WFCs, there are Work-Interfering Families (WIF) and Family-Interfering-Work (FIW), both of which have different influences on mediators.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 639, "width": 219, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The negative relationship between work interfere family, and the work-life balance shows that when work-related duties interfere them to fulfilling their family responsibilities, it will impact to their life , they will not be able to balance between their work and personal life. When their work duties are high, they only have little time for their families, such as taking care of", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 488, "width": 219, "height": 245, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "their children or the elderly. Thus, when work interferes with family is increasing, work-life balance will decrease. This finding is the same as stated by Maxwell (2005) that work demand was negatively associated with balancing work and life. However, the relationship between family interferes with work, and the work-life balance shows that when family duties interfere with them in fulfilling their work responsibilities, it does not impact their life. It means that auditors in Indonesia do not feel family interferes with their works, even though the demands of their family make it difficult for them to do their work roles. Therefore, Indonesian auditors can fulfill their code of professional conduct by not involving family issues with their work (Yustina and Valerina, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 736, "width": 220, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study also found that work-life balance has a positive effect on job", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 90, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work Interfere Family", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 404, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(WIF) R 2 = 0.15 R 2 = 0.20 Family Interfere Work (FIW)", "type": "Picture" }, { "left": 261, "top": 128, "width": 204, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work-Life Balance (WLB) Job", "type": "Picture" }, { "left": 431, "top": 139, "width": 53, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance", "type": "Table" }, { "left": 192, "top": 119, "width": 34, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-0.100 -0.341 ***", "type": "Picture" }, { "left": 364, "top": 132, "width": 29, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.452 ***", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 35, "width": 434, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RINI, ANDI INA YUSTINA, SETYARINI SANTOSA / How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 786, "width": 238, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "152 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 219, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "performance, which is the same as the result of Johari et al. (2018). It is mean that individuals who have a balance in their life will have excellent performance in the workplace. This result suggests that higher work-life balance will increase job performance. Importantly, this study has examined the partially mediation effect of work-life balance on the relationship between work-family conflict and job performance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 225, "width": 219, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implication for management to reduce interfering work family by effective ways can be used flexible work arrangements and provide training to condition employees to work under pressure and conduct events that can bridge together family and work such as family gathering. By implementing this, management may be able to maintain or improve the performance of their employees, even though their employees are faced with an imbalance between their work and family demands.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 405, "width": 81, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 418, "width": 219, "height": 260, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study examined the impact of work-family conflict (both WIF and FIW) on job performance with work-life balance as a mediating role in a public accounting firms in Indonesia. Hypotheses tested with 239 auditors from Public Accounting Firm in Indonesia found that auditors feel their family duties are disturbing their work responsibilities and make them difficult to balance their life. The outcome of all the hypotheses was showed that work interferes family has a significant negative impact on work-life balance. In contrast, family interferes work has positively affected the work-life balance. Work-life balance has a positive correlation to job performance. Furthermore, work-life balance shows it has partially mediated the relationship between work-family conflict and job performance.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 680, "width": 219, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The tendency for their work-family conflict is coming from their work rather than their family. Public accounting firms should embrace visions that support work and personal life balance with managers and supervisors as the gatekeepers to such", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 219, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "policies includes organizational policies, informal practices, and guidance on how to be caring for their subordinates' life commitments. It should be addressed to auditors that shall make them more aware of prioritizing and managing the equality between their work and life (Fiksenbaum, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 184, "width": 219, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study suggest only one dimension of the work-family conflict as a predictor of work-life balance, which is Work Interfere Family. It indicates that work demands cause an imbalance of work and life (Brough et al. 2009). When individuals are in a situation where the demand for work extends into the family domain, they will prioritize the role of the family because it involves family members such as the care of the elderly for the unmarried and the presence of children and partners for those who are married (Premeaux et al. 2007).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 377, "width": 219, "height": 245, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All in all, this research has several limitations that should be emphasized. First, the sample of this research was limited to only one profession, which is auditors. For that reason, it constraints the result to be applied to other kind of professions. Thus, future research should examine the research model in other professions that the result could be used universally. Second, work-life balance worked as partially mediated on this relationship, and this means that there are other variables which are fully mediated the relationship between work-family conflict and job performance. Last, this research was conducted during the low season months outside the busy season, which may not apply to generalize the final results throughout the year.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 625, "width": 219, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, this study provides a significant understanding of the contribution of work-family conflict literature and auditor performance regarding the flexibility of life and well-being. Therefore, the researcher hopes that this study will encourage other researchers to examine further the research relating to the auditor's work-life balance.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 38, "width": 245, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 144-154", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 784, "width": 238, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "153 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 87, "width": 219, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bloom, N., & Van Reenen, J. (2006).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 101, "width": 219, "height": 259, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management practices, work-life balance, and productivity: A review of some recent evidence. Oxford Review of Economic Policy, 22(4), 457–482. Boles, J.S., Johnston, M.W. & Hair, J.F. (1997). Role stress, work-family conflict, and emotional exhaustion: Inter-relationships and effects on some work-related consequences. Journal of Personal Selling and Sales Management, 17(1), 17-28. Brough, P., O’Driscoll, M. P., & Biggs, A. (2009). Parental leave and work ‐ family balance among employed parents following childbirth: An exploratory investigation in Australia and New Zealand. Kotuitui: New Zealand Journal of Social Sciences Online, 4(1), 71–87.", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 363, "width": 219, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Byrne, U. (2005). Work-life balance.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 377, "width": 191, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Business Information Review , 22(1),", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 391, "width": 34, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53-59.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 405, "width": 219, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Caillier, J. G. (2010). Factors affecting job performance in public agencies.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 432, "width": 191, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public Performance and Management Review, 34(2), 139-165.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 460, "width": 219, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chatman, J. A. (1991). Matching people and organizations: Selection and socialization in public accounting firms. Administrative", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 501, "width": 191, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science Quarterly, 36, 459-484.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 529, "width": 219, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, J. C., & Silverthorne, C. (2008). The impact of locus of control on job stress, job performance, and job satisfaction in Taiwan. Leadership and Organization Development Journal,", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 598, "width": 78, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29(7), 572-582.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 612, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Choi, H. J., & Kim, Y. T. (2012). Work-", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 626, "width": 191, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "family conflict, work-family facilitation, and job outcomes in the Korean hotel industry. International Journal of Contemporary Hospitality", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 681, "width": 159, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management, 24(7), 1011-1028.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 695, "width": 219, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Clark, S. C. (2000). Work/Family Border Theory: A new theory of work/family balance. Human Relations, 53(6), 747- 770.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 73, "width": 219, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daipuria, P. & Kakar, D. (2013). Work-life balance for working parents:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 101, "width": 220, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspectives and strategies. Journal of Strategic Human Resource Management, 2(1), 45-52. Fiksenbaum, L. M. (2013). Supportive work-family environments: Implications for work-family conflict and well-being. The International Journal of Human Resources", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 211, "width": 146, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management, 25(5), 653-672.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 225, "width": 219, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 239, "width": 190, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source of conflict between work and family roles. Academy of Management Review, 10(1), 76-88.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 280, "width": 219, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gutek, B. A., Searle, S., & Klepa, L. (1991).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 294, "width": 191, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rational versus gender role explanations for work-family conflict. Journal of Applied Psychology, 76(4),", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 335, "width": 46, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "560-568.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 349, "width": 220, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Analysis, 7th Edition. Pearson. Hair, J. F., T. Hult., C. Ringle., and M. Sartstedt (2013). A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Los Angeles: Sage.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 460, "width": 219, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & Kuppelwieser, V. G. (2014). Partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM): An emerging tool in business research. European Business Review, 26(2) . 106-121.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 542, "width": 219, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imam, H., Qureshi, T. M., & Khan, M. A. (2011). The retrenchment effect on job performance with the mediating effect of work-life balance. African Journal of Business Management, 5(21), 8642- 8648.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 625, "width": 219, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamal, M. (2007). Type-A behavior in a multinational organization: a study of two countries. Stress and Health, 23, 101-109.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 680, "width": 220, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johari, J., Tan, F. Y., & Zulkarnain, Z. I. T. (2018). Autonomy, workload, work- life balance, and job performance among teachers. International Journal Education Management, 32(1), 107- 120.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 36, "width": 434, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RINI, ANDI INA YUSTINA, SETYARINI SANTOSA / How Work Family Conflict, Work-Life Balance, and Job Performance Connect: Evidence from Auditors in Public Accounting Firms", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 785, "width": 238, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "154 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 74, "width": 227, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jones, A., Norman, C. S., & Wier, B. (2010). Healthy lifestyle as a coping mechanism for role stress in public accounting. Behavioral Research in Accounting 22 (1), 21-41.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 143, "width": 227, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karatepe, O. M. (2013). The effects of work overload and work ‐ family conflict on job embeddedness and job performance: The mediation of emotional exhaustion. International Journal of Contemporary Hospitality Management, 25(4) , 614-", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 226, "width": 24, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "634.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 240, "width": 227, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lahey, B. B. (2009). Psychology an Introduction . New York: McGraw Hill. Lancaster, G. A., Dodd, S., & Williamson, P. R. (2002). Design and Analysis of pilot studies: Recommendations for good practice. Journal of Evaluation in Clinical Practice, 10(2), 307-312.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 336, "width": 227, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lazar, I., Osoian, C., & Ratiu, P. (2010). The", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 350, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Role of Work-Life Balance Practices in", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 364, "width": 199, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Order to Improve Organizational", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 378, "width": 199, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance. E uropean Research Studies Journal, 8(1). 201-214.", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 405, "width": 227, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Law, P. (2010). Examination of the actual turnover decisions of female auditors in public accounting. Managerial Auditing Journal, 25(5), 484-502. Maxwell, G. A. (2005). Checks and balances: The role of managers in work-life balance policies and practices. Journal of Retailing and Consumer Services, 12, 179-189.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 529, "width": 227, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moore, F. (2007). Work-life balance: Contrasting managers and workers in an MNC. Employee Relations, 29(4), 385- 399.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 585, "width": 227, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Netemeyer, R. G., Boles, J. S., & McMurrian, R. (1996). Development and validation of work-family conflict and family- work conflict scales. Journal of Applied Psychology, 81(4), 400-410.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 74, "width": 227, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasewark, W. R., & Viator, R. E. (2006).", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 88, "width": 199, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sources of work-family conflict in the accounting profession. Behavioral", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 115, "width": 195, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research in Accounting, 18(1), 147- 165.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 143, "width": 228, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pflanz, S.E., & Ogle, A.D. (2006). Job stress, depression, work performance, and perceptions of supervisors in military personnel. Military Medicine, 17(9),", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 198, "width": 46, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "861-865.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 212, "width": 227, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Premeaux, S.F., Adkins, C.L., & Mossholder, W. (2007). Balancing Work and Family:", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 239, "width": 199, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A Field Study of Multi-dimensional, Multi-role Work-Family Conflict.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 267, "width": 199, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Organizational Behaviour,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 281, "width": 66, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28, 705–727.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 295, "width": 228, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saks, A. M. (2006). Antecedents and consequences of employee engagement. Journal of Managerial Psychology, 21, 600-619.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 350, "width": 228, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smith, K. T., Smith, L. M., & Brower, T. R. (2016). How Work-Life Balance, Job Performance, and Ethics Connect: Perspectives of Current and Future Accountants. Research on Professional Responsibility and Ethics in Accounting,", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 433, "width": 66, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20, 219–238.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 446, "width": 228, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sweeney, J. T., & Summers, S. L. (2002). The effect of the busy season workload on public accountants' job burnout. Behavioral Research in Accounting,", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 502, "width": 227, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14(1) , 223-245. Talukder, A., Vickers, M., & Khan, A. (2018). Supervisor support and work- life balance. Personnel Review, 47(3), 727-744.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 571, "width": 228, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yustina, A. I., & Valerina, T. (2018). Does Work-Family Conflict Affect Auditor’s Performance? Examining the Mediating Roles of Emotional Exhaustion and Job Satisfaction. Gadjah Mada International Journal of Business, 20(1), 89-111.", "type": "Table" } ]
8acbb549-e777-6b2a-4a3e-fbb6a4c3eb07
https://e-journal.unair.ac.id/AJIM/article/download/57551/29140
[ { "left": 72, "top": 733, "width": 288, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Copyright ©2024 Airlangga Journal of Innovation Management", "type": "Page footer" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 74, "width": 284, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Airlangga Journal of Innovation Management Vol. 05 No. 02 (2024): 215-230", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 472, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Design of Active Fire Protection System for Warehouse Buildings Using NFPA and Indonesian National Standard (SNI)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 448, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Afrigh Fajar Rosyidiin 1* , Agatha Hannabel Avnanta Puteri 2 , Dharu Zastia Priyangga 3 , Davin Danny Ivander 4 , Moch. Isabil Liwaq 5", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 473, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2,3,4,5 Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 303, "width": 83, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 318, "width": 74, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paper Type: Research Paper", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 356, "width": 57, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 369, "width": 172, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hydrants; Fire Extinguishers; Fire Protection; Reservoirs; Sprinkler", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 407, "width": 73, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article History", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 420, "width": 140, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received: 13 May 2024 Revised: 5 June 2024 Accepted: 22 June 2024 Available online: 30 June 2024", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 483, "width": 169, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This is an open-access article under the CC BY-NC-SA license ( https://creativecommons.org/licenses /by-nc-sa/4.0/ )", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 303, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 318, "width": 284, "height": 289, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In the operational conduct of a company, especially those relating to the storage of materials and goods in warehouses, the occupational health and safety OHS) aspects are critical factors that cannot be neglected. Fire was one of the consequences of a non-standard OHS application. The purpose of this research was to provide a proposal for the design of fire protection systems in the Archives and Documents Company, which are light fire extinguishers, sprinkler systems, hydrants, and reservoirs. This research method is observational-descriptive. In conceptual planning, layout, and coordination with the company, the researchers directly perform observations on the PT Archives and Documents to analyze and identify the deficiencies of fire protection equipment owned by the associated companies. ADC requires a total of 9 light fire extinguishers, 192 sprinkler points, 6 hydrants, and a reservoir size of 343,000 liters as a fire protection system according to the National Fire Protection Association standards (NFPA). All buildings that are occupied by humans and have a risk of fire must be equipped with fire protection. for future research in the field of fire safety research to design an emergency response plan for a building by simulating it with advanced technology. By implementing the proposed fire protection, the Company can prevent fire and spread of fire more widely.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 624, "width": 470, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "*Corresponding author: [email protected] Cite this article as: Rosyidiin A.F., et al. (2024). Design of Active Fire Protection System for Warehouse Buildings Using NFPA and Indonesian National Standard (SNI). Airlangga Journal of Innovation Management, 5(2), 215-230. https://doi.org/10.20473/ajim.v5i2.57551", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 100, "width": 334, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contents lists available at: https://e-journal.unair.ac.id AJIM (Airlangga Journal of Innovation Management)", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 135, "width": 237, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage: https://e-journal.unair.ac.id/AJIM", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Occupational Safety and Health (OSH) is a systematic approach implemented in workplaces, encompassing shared responsibilities for OSH-related actions, setting workplace standards and frameworks to meet those standards, emphasizing OSH regulations, and facilitating rule/policy enforcement (Mei Brilian Harefa et al., 2022). When operating a business, particularly one that involves the storage of materials and goods in a warehouse, Occupational Safety and Health (OSH) becomes a critical factor that cannot be overlooked. Awareness of potential hazards, accident risks, and the need for preventive measures is essential to create a safe and healthy work environment for all employees. Fire is one of the risks arising from inadequate OSH implementation (Eva Jayati & Ani, 2020). A fire is defined as any flame, whether small or large, in an undesirable place that causes harm (Marfuah et al., 2020). When a fire occurs, it is typically uncontrollable and beyond human intention (Ramli, 2010). This study proposes a fire protection system design including fire extinguishers, sprinklers, hydrants, and reservoirs.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 471, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Archive and Document Company (ADC) is a pseudonym for the research object. This company specializes in archive storage and document preservation services in Indonesia, with warehouse locations in major cities across the country. The company's warehouses are equipped with specially designed racks to accommodate various sizes and types of documents. Each rack is clearly labeled and organized by category or document type for easier retrieval and identification. Given the materials stored in these warehouses, ADC falls under Fire Classification A, which is at high risk of fire due to the presence of flammable wood and paper (Kowara, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 335, "width": 471, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "According to Decree of the Minister of Public Works Number 10 Year 2000, one of the key aspects of building management, including residential and commercial buildings, is fire safety. This is typically achieved through preventive measures and fire suppression strategies. In practice, fire safety involves the installation of fire protection equipment such as fire extinguishers, sprinklers, hydrants, and reservoirs. Despite growing awareness of the importance of fire protection systems, many buildings remain inadequately protected, with either insufficient fire protection equipment or installations that do not meet safety standards (Seydi et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 471, "height": 160, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Laksita Rini Sevriani, Head of Surabaya's Fire and Rescue Department, reported that in 2023, the department handled 793 fire incidents (Elaine, 2024). Of these, 121 involved building-related fires, including residential, industrial, commercial, and trade properties. Eighteen cases involved vehicle fires, and 654 cases were related to non-building or open-space fires, such as grassland and garbage fires (Olsen et al., 2017). Observations from Surabaya's fire incidents suggest that fire prevention and firefighting should not rely solely on fire departments. Instead, well-planned and structured fire protection systems are essential. Active fire protection systems include fire extinguishers, hydrants, and sprinklers (Ratnayanti et al., 2020). In implementing a fire safety system several strategies can be classified into four main aspects including passive building construction strategy, fire extinguishing system installation strategy, fire safety management strategy, and risk factor control strategy (Muhammad et al., 2019). Considering the limited availability of fire protection facilities in Archive and Research Company warehouses, there is a need for significant improvements in fire safety infrastructure.", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "217", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 97, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 90, "width": 446, "height": 425, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1. Previous Studies Author, years Type Focus of Method Result (Malik et al., 2024) Hydrant Design a hydrant system that complies with nfpa standards Quantitative method following nfpa 14 and 20 standards. Hydrant system design includes hydrant location, pump room design, reservoir design, and the number of hydrant systems required for the warehouse. (Setiawan, 2024) Hydrant & Fire Extinguisher Evaluating the use and maintenance of Fire extinguishers and hydrant systems. In the gunung sindur class IIA special prison Social assessment. Method this is used for cadets to carry out practicums to help The fire hydrant system acts as an important emergency fire control tool to minimize loss of life and material due to fire. (Hasna Hayba Silmiy et al., 2023) Sprinkler Determine the number of sprinklers needed as an automatic extinguishing system Direct observations of the object under study, namely the coal warehouse, and took measurements of the room plan using a building meter The number of sprinklers needed for the coal warehouse is 111 sprinklers. The volume of water required is 399.6 m 3 ,", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 477, "width": 441, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "while the pump power required is 3 kW (Cleo A P et al., 2024) Sprinkler Designing a semi-addressable fire alarm system and sprinkler system for the Tidar University Engineering Faculty building Observation methods, literature studies, data collection, and consultation with fire safety experts. Number of devices includes 67 smoke detectors, 222 sprinklers, a water", "type": "Table" }, { "left": 418, "top": 580, "width": 100, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "volume of 416.35 m3, and a 500 m3 water", "type": "Text" }, { "left": 456, "top": 607, "width": 24, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tank.", "type": "Table" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "218", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 75, "width": 445, "height": 290, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Djafar et al., 2022) Fire Extinguisher Planning an effective fire protection system for laboratories in higher education Technical research method with an approach to applicable standards, such as nfpa 14, and nfpa 24 The results obtained are that the need for Fire Extinguishers on the 1st floor is 22 Fire Extinguishers, on the 2nd floor there are 12 Fire Extinguishers, on the 3rd floor there are 12 Fire Extinguishers. (Rizki. et al, 2018) Fire Extinguisher Carry out the design of the Light Fire Extinguisher (Fire Extinguisher) and Emergency Response Plan (ERP) at the Surabaya State Shipping Polytechnic Calculating the number of Fire Extinguishers based on NFPA", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 211, "width": 204, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No. 10 of 2013 to determine the type of Fire Extinguisher, and NFPA 101 Life Safety Code 2000 edition to determine the number of exits The number of fire extinguishers needed for the PPNS building is 448, while the number of exit doors is 417. In addition, the evacuation", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 293, "width": 443, "height": 392, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "time from the Pathfinder simulation takes 116.5 seconds with an error rate of 1.9% (Anggraeni et al., 2017) Fire Extinguisher Design active fire protection in the workshop area of a fabrication construction services company. FRA (Fire risk assessment) is a process to characterize risks that Associated with fires shown to fire scenarios Fire Extinguishers required for various fabrication jobs is 4 for bottom and hold plan fabrication, 5 for crew deck fabrication, 4 for main deck fabrication, and 3 for fabrication (Muhammad et al., 2018) Fire extinguisher, sprinkler, hydrant, and Reservoir tank Provide a proposal for the design of fire protection systems in archives and documents, which are light fire extinguishers, sprinkler systems, hydrants, and reservoirs. Research design in this research is a quantitative method with direct measurements in the field. Data processing and active fire protection design based on nfpa and sni regulations.", "type": "Table" }, { "left": 413, "top": 498, "width": 110, "height": 133, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Total of 9 units of dry chemical fire extinguishers with a total of 192 sprinkler units, a total of 6 hydrant units with 4 box hydrants and 2 pillar hydrants and the total requirements water to be able to run hydrants", "type": "Table" }, { "left": 414, "top": 635, "width": 107, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "and sprinklers is 343,000 liters with a storage volume of 7m x 7m x 7m", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "219", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research uses an innovative integration concept between Fire Extinguisher, Hydrant, Sprinkler, and reservoir tank. This approach is designed to create a fire protection system that is more efficient, responsive, and reliable. The main novelty in this research lies in the integration between APAR, Hydrant, and Sprinkler as well as the creation of a planning layout for the placement of each fire protection device. This integrated system also utilizes a reservoir tank designed to supply water efficiently to the entire fire protection network. With this reservoir planning, the company can find out how much water is needed to design a fire protection system (Li & Zhao, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 214, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contributing Factors to Workplace Fires", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 471, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research consistently indicates that workplace fires typically result from a complex combination of factors. Among these, human error is frequently cited as a significant contributor. This can manifest as mistakes in daily operations, such as mishandling equipment or neglecting to follow safety guidelines. Equipment failure is another common cause, with aging or poorly maintained machinery posing significant fire hazards (Bu & Gharajeh, 2019). In addition to these factors, inadequate safety protocols can greatly increase the likelihood of workplace fires (Mendo et al., 2023). This might include a lack of clear fire safety plans, inadequate emergency response training, or insufficient safety inspections. For instance, highlighted that electrical malfunctions are a leading cause of workplace fires, often resulting from outdated wiring, overloaded circuits, or faulty electrical devices. They also noted that improper storage of flammable materials—like solvents, oils, and chemicals—can create dangerous conditions that heighten fire risks (MAFRUCHATI et al., n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 471, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Similarly, explored the role of human error in workplace fires, demonstrating that negligence and a lack of proper training can lead to situations where fires are more likely to occur. This might involve employees ignoring safety warnings, failing to report hazards, or improperly using equipment. Brown's study underscores the need for organizations to establish comprehensive safety protocols that include regular employee training, emphasizing fire prevention and emergency response (Brown et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 204, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fire Protection Involves the Prevention", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 471, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Several studies propose effective strategies for reducing the risk of workplace fires. Emphasized the importance of regular risk assessments, safety drills, and equipment maintenance in preventing fires. They suggest that a proactive approach to safety management can significantly reduce the likelihood of fire incidents (Oswald et al., 2020). Additionally, stresses the need for clear safety policies and regular safety inspections to identify and address potential hazards before they lead to fires (Johnson Martinez, 2021). Employee training is another key aspect of fire prevention. A study by (Huseyin & Satyen, 2006). found that workplaces with comprehensive training programs for fire safety experienced fewer fire-related incidents. He emphasized that training should cover fire prevention, emergency response, and the proper use of safety equipment.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 90, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fire Extinguisher", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 471, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Powder fire extinguishers, commonly known as Dry Chemical Powder (DCP) extinguishers, are well-suited for use in document storage warehouses. These areas predominantly contain solid materials like paper, making powder extinguishers effective against Class A fires (solid combustibles), Class B fires (flammable liquids and gases), and Class C fires (electrical installations). Water-based fire extinguishers, or Air-Pressurized Water (APW) extinguishers, work by cooling the burning materials through heat absorption. They are most effective for Class A fires but are not suitable for Class C fires due to the risk of electrical hazards (ANI et al., 2024). While APW extinguishers are cost-effective, non-toxic, and easy to clean, they can pose risks if used on electrical fires (Mafruchati et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "220", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In different countries, APW extinguishers vary in size and construction materials. In the United States, APW extinguishers typically hold 9.5 liters of water in a high-grade stainless-steel cylinder. In Europe, these extinguishers often contain 6–9 liters of water in a mild steel cylinder coated with polyethylene, painted red for visibility. This variation reflects regional differences in fire safety standards and manufacturing practices (Hong & Kong, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 49, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sprinkler", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 470, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sprinkler systems are essential for fire protection, used in various settings from homes to large industrial facilities. There are several types of sprinkler systems, each designed for specific applications.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 197, "width": 359, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Wet Pipe: Contains water, ready to release when a sprinkler head is activated.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 210, "width": 470, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Dry Pipe: Pipes filled with pressurized air; water is released when the air pressure drops after a sprinkler head activates. Useful in cold areas.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 470, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Pre-Action: Combines wet and dry systems. Water is released only when both a fire detection system and a sprinkler head activate.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 468, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Deluge: All sprinkler heads are open; water releases quickly when a fire alarm triggers. Ideal for high- hazard areas.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 294, "width": 234, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Design considerations for sprinkler systems include:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 303, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Coverage Area: The amount of space each sprinkler head covers.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 399, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Flow Rate: The volume of water released, influenced by pressure and sprinkler design.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 325, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Spacing: Distance between sprinkler heads to ensure proper coverage.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 305, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Temperature Ratings: Temperature at which a sprinkler activates.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 470, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Applications vary from homes to commercial buildings and industrial sites. Regular inspection and maintenance are crucial for safety and effectiveness. Industry guidelines, like those from the National Fire Protection Association (NFPA 13, 2019) are used to ensure proper installation and operation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 74, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fire Hydrant", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 471, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fire hydrants are crucial components in firefighting infrastructure, providing reliable access to water during emergencies. A comprehensive firefighting system also includes various accessories and supplementary equipment, one of which is the fire hydrant box, or hydrant cabinet. This literature review explores the key specifications of fire hydrants, including the role of fire hydrant boxes, and the standards that guide their design, installation, and maintenance. Fire hydrant boxes, or hydrant cabinets, play an essential role in the firefighting system (Hong & Kong, 2021). These boxes are designed to house fire hoses, nozzles, and other firefighting equipment, providing easy and quick access during emergencies. Fire hydrant boxes are typically installed near hydrants to facilitate rapid response.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 471, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fire hydrants and fire hydrant boxes are essential components of the firefighting infrastructure, providing a reliable source of water and storage for firefighting equipment. Understanding the specifications, standards, and maintenance requirements ensures that these components are ready for use during emergencies. Compliance with established standards and regular maintenance help guarantee the effectiveness of firefighting systems (Lee et al., 2020); (Mafruchati et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 624, "width": 70, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 638, "width": 471, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Observations from fire incidents in Surabaya suggest that fire prevention and firefighting require more than just relying on fire departments; a well-planned and structured fire protection system is crucial. Active fire protection systems include fire extinguishers, hydrants, and sprinklers (Malik et al., 2024). Given the limited availability of fire protection facilities in Archive and Research's warehouses, there's a pressing need to improve the fire safety infrastructure. Research design using quantitative methods with", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "221", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "direct measurements in the field. Data processing and active fire protection design based on NFPA and SNI regulations (Hasna Hayba Silmiy et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 471, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data collection in this research was carried out in the company's warehouse area. Data taken includes warehouse floor plan and dimensions, availability of active fire protection, and distance to the nearest fire extinguisher. Researchers provide an assumption that the protection time will run according to the time the fire brigade arrives at the location if a fire occurs. The fire protection design procedure was done by analyzing the needs of each fire protection including the Fire Extinguisher, Hydrant, and Sprinkler along with water needs by designing a reservoir. After that, determine the placement and installation of fire protection following specified regulations. The final step is to select the specific fire protection that has been determined. The procedure for analyzing active fire protection in more detail will be explained in the sub-chapter below:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 221, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Planning and Installing Fire Extinguishers", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 470, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Planning and installing fire extinguishers should follow NFPA 10 standards. Below is the calculation for the required number of fire extinguishers using the following Table 2", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 294, "width": 435, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 2. Calculate Fire Extinguisher Requirements Criteria Light-Hazard Occupancy Ordinary-Hazard Occupancy Extra-Hazard Occupancy Minimum-rated single extinguisher 2-A 2-A 4-A Maximum floor area per unit of A 3000 ft2 (279 m2) 1500 ft2 (139 m2) 1000 ft2 (92,9 m2) Maximum floor area per extinguisher 11,250 ft2 (1045 m2) 11,250 ft2 (279 m2) 11,250 ft2 (279 m2) Maximum travel distance to extinguisher 75 ft (22,9 m) 75 ft (22,9 m) 75 ft (22,9 m)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 471, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Installation of Fire Extinguishers based on NFPA 10 in a document storage facility is essential to ensure safety and security at the site. This standard provides guidelines on protected locations and specific requirements for Fire Extinguisher installation according to NFPA. Fire extinguishers should be placed in locations that are easily accessible, allowing for quick access in case of a fire. This typically means along common pathways. The distance between one FIRE EXTINGUISHER and another should be 15 meters. The height for Fire Extinguisher signage should be 125 cm from the floor, positioned directly above the relevant fire extinguisher or group of extinguishers. The signage should be made from durable material and resistant to fading.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 141, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Planning Sprinkler System", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 602, "width": 471, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The first step in planning a sprinkler system is determining the hazard class of a building based on the classification established by (NFPA 13, 2019). This is followed by deciding the placement of sprinklers according to the distances specified in NFPA-13. According to the relevant table, the coverage area for each sprinkler is 12 square meters, with a maximum distance between sprinklers of 4.6 meters, as outlined in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "222", "type": "Page footer" }, { "left": 212, "top": 75, "width": 190, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3. Classification of Hazard Levels", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 222, "width": 429, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 4. Distance Between Sprinkler Construction Type System Type Protection Area Maximum Spacing ft m ft m All All 130 12 15 4,6", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 136, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Planning Hydrant System", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 308, "width": 471, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The hydrant system is designed according to SNI-03-1745 (2000) to ensure workplace safety. The number and location of hydrants are determined by the pump's capacity, with the recommended distance between hydrants being 35-38 meters. This distance aligns with the standard fire hose length (30 meters) plus the spray range of the nozzle (5 meters). For buildings with more than 8 floors, hydrant pillars are recommended to prevent fire spread. Hydrants should be placed in easily accessible locations, typically near emergency exits, to ensure quick access in case of an emergency. Hydrant placement should also consider the building's area and classification to optimize fire safety.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 417, "width": 244, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 5. Building Classification for Hydrant System", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 431, "width": 392, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Building Classification Closed Rooms (Number/Area of Floors) Closed and Separate Rooms (Number/Area of Floors) 1 A 1 Piece/1000 𝑚 2 2 Piece/1000 𝑚 2 2 B 1 Piece/1000 𝑚 2 2 Piece/1000 𝑚 2 3 C 1 Piece/1000 𝑚 2 2 Piece /1000 𝑚 2 4 D 1 Piece /800 𝑚 2 2 Piece /800 𝑚 2 5 E 1 Piece /800 𝑚 2 2 Piece /800 𝑚 2", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 120, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 460, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Results follow from the methods previously described. This chapter will explain the results of calculating fire protection needs including fire extinguishers, sprinklers, and hydrants. Water requirements for fire protection are also calculated which is useful for designing reservoirs", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 98, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fire Extinguishers", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 144, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Number of Fire Extinguishers", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 461, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The required number of fire extinguishers is calculated using the NFPA 10 standard as follows: Warehouse area = 48 m × 48 m = 2.304 m 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 667, "width": 193, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maximum floor area per unit of A = 279 m 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 254, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The number of fire extinguishers needed is calculated as:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 693, "width": 170, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= Warehouse area Protection Area = 2.304 m 2 279 m 2 = 8,25 ≈ 9", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 114, "width": 373, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Commodity Type of Storage Storage Height Hazard ft m Class I Solid-piled, palletized, bin box, shelf, single, double, multiple-row rack, and back-to-back shelf storage ≤12 ≤3,7 OH1 Class II ≤10 ≤3,0 OH1 Class II >10 to ≤12 >3,0 to ≤3,7 OH2 Class III ≤12 ≤3,7 OH2", "type": "Table" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "223", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 397, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Thus, the required number of fire extinguishers for the ADC warehouse is at least 9 units.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 223, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Location and Installation of Fire Extinguishers", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 471, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fire extinguishers should be placed in locations that comply with standards to ensure easy access in case of fire. Proper location and placement of fire extinguishers are crucial to assist in controlling a fire until the fire department arrives (NFPA 10, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 479, "width": 267, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1. Layout of Fire Extinguisher Installation Points", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 52, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sprinkler", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 134, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Number of Sprinkler Heads", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 471, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The number of sprinkler heads required can be calculated by dividing the total area of a room by the coverage area for each sprinkler (12.1 m²) as specified in NFPA 13. The total area of ADC warehouse is 48 × 48 m = 2,304 m². Therefore, the number of sprinkler heads is calculated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 586, "width": 208, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Number of sprinklers = room area sprinkler protection area", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 142, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Number of sprinklers = 2304 m 2 12,1 m 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 155, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Number of sprinklers = 192 units", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "224", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 446, "width": 230, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 2. Layout of Sprinkler Installation Points", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 138, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distance Between Sprinklers", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 425, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "According to NFPA 13, the minimum distance between sprinklers is 1.8 meters, and the maximum is 4.5 meters. This can be calculated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 513, "width": 186, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= length of branch pipe number of sprinkler heads = 23,8 8 = 2,9 𝑚", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 159, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distance from Sprinklers to Wall", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 434, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "NFPA-13 specifies that the minimum distance from a sprinkler to a wall is 1 meter, with a maximum distance of 3 meters. The distance to the wall can be calculated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 576, "width": 121, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= Distance between sprinklers", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 576, "width": 134, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 = 2,9 2 = 1,45 m", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 196, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distance Between Branches to Sprinklers", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 459, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The distance between branches is calculated by dividing the coverage area for each sprinkler by the distance between sprinklers", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 637, "width": 197, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ".= sprinkler coverage area distance between sprinklers = 12,1 2,9 = 4,17 m", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 170, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distance Between Branches to Wall", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 674, "width": 253, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "To calculate the distance between branches and the wall:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 113, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= distance between branches", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 686, "width": 137, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 = 4,17 2 = 2,085 m", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "225", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 101, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Water Requirements", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 470, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The duration for sprinkler activation is based on the estimated time for fire department response, preparation, and an allowance factor. If the nearest fire station is 1.8 km away, and the fire engine's speed is assumed to be 56 km/h, the time for the fire department to arrive is calculated as:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 165, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t = S v = 1,8 km 56 km/h = 0,03 = 2 minutes", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 463, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "With additional preparation time of 3-5 minutes and an allowance factor of 3 minutes, sprinklers should operate for at least 15 minutes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 158, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Average Water Flow Calculation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 465, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The coverage area for each sprinkler is 18.8 m² (or 202.47 ft²). The flow rate can be calculated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 231, "width": 222, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coverage Area 1 sprinkler = 18,8 m 2 = 202,47 ft Q = A × Density = 202,47 × 0,15 = 30,37 gpm", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 453, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The sprinkler design aligns with NFPA 13, with a flow rate of 80 liters/minute for 15 minutes. The water volume requirement can be calculated using the following formula:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 193, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V = Q x t Where, V = Volume requirement ( m 3 ) Q = Flow rate (liter/minute) t = the time (in minutes). So, Q = 80×192=15.390 liter/m V = 15.390 liter/m×15 minutes = 230.400 l", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 47, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hydrant", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 78, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hydrant Design", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 471, "height": 92, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hydrant pillars must be placed within 3.7 meters of the fire department access roads. recommends a distance between hydrant pillars of 35 to 38 meters. This distance is based on the capacity of a single hydrant to cover an area of 1000 square meters, with the standard fire hose length being around 30 meters and the nozzle's spray reaching up to 5 meters. When determining the distance between hydrants, both SNI and NFPA standards consider these factors to ensure each hydrant can effectively cover a wide area. With a distance of 35-38 meters, hydrants can provide optimal protection while adhering to safety regulations. Number of Hydrant Boxes Needed", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 156, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Total Area = 9.333 m 2 Warehouse Area = 2.304 m 2", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 149, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Total hydrants needed = 6 units", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 95, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hydrant Placement", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 619, "width": 440, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "For a building classified as Category D, which requires one hydrant per 800 m² in enclosed spaces, a warehouse with a total area of 2,304 m² needs six hydrants and one hydrant pillar.", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "226", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 413, "width": 319, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 3. Hydrant Point Placement Water Requirements", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 471, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The required duration for hydrant activation can be calculated by considering the time it takes for the fire department to arrive, the preparation time for fire crews, and an allowance factor. If the nearest fire station is 1.8 km away, with fire trucks traveling at an assumed speed of 56 km/h, the estimated arrival time can be calculated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 493, "width": 187, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t = S v = 1,8 km 56km/h = 0,03 ℎ𝑜𝑢𝑟𝑠 = 2 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒𝑠", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 471, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Preparation for fire suppression typically takes 3-5 minutes at the site, with an additional allowance factor of 3 minutes. Therefore, sprinkler systems should operate for at least 15 minutes. To determine the required water supply for fire suppression, the National Fire Protection Association (NFPA) suggests:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 573, "width": 451, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• For indoor hydrant boxes, a minimum flow of 400 Liters per minute is required, with at least a 30- minute duration.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 601, "width": 459, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• For outdoor hydrant pillars, the minimum flow should be 2,400 Liters per minute, with at least a 45- minute duration.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 630, "width": 404, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The total water supply required for hydrants can be calculated using the following formula: V = Q×T", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 156, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Where: V = volume of water required (m 3 ) Q = flow rate (L/minutes) t = duration", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "227", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 428, "height": 51, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Given that there are 6 hydrant boxes and 1 hydrant pillar, the required water flow rate is: Water requirement = 6 hydrant box +1 hydrant pillar = (6×400) L/minutes+ 2.400 L/minutes = 4.800 L/minutes", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 145, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Water for 15 minutes = 4.800 L/minutes ×15 minutus = 72.000 L= 72 m 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 50, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reservoir", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 471, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The reservoir is designed to meet the combined water requirements for both sprinklers and hydrants to operate for 15 minutes. From previous calculations, the total water volume needed is 302,400 liters. The reservoir's dimensions can be determined by taking the cube root of the required volume:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 142, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= √302.400 3 = 67,1 dm = 6,7 m", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 191, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Thus, the reservoir's dimensions would be: = S×S×S = 6,7 m ×6,7 m ×6,7 m", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 470, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "However, to ensure safety, the reservoir should not be filled. Therefore, the dimensions should allow for additional space, leading to the following design:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 363, "width": 188, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= S×S×S = 7 m ×7 m ×7 m= 343.000 liter", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 391, "width": 437, "height": 104, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 6. Result of Fire Protection System No Fire Protection Qty Description 1 Fire Extinguishers 9 units 3kg Dry Chemical Powder 2 Sprinkler 192 units. Standard coverage sprinkler 3 Hydrant 6 units 4 Box hydrant and 2 Pillar hydrant 4 Reservoir 7m x 7m x 7m Hold up to 343.000 Liters of water", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 471, "height": 65, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "With this fire protection model, it can be used as an appropriate mitigation effort, this is in line with research (Sasana & Lestari, 2023) because there are hydrant systems, fire extinguishers, and integrated sprinkler systems which later in this study fire protection is coupled with planning water needs for hydrants and sprinklers in reservoirs. It is hoped that this research can later be used as a recommendation for fire system protection for archives and document companies.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 60, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 471, "height": 92, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "After conducting research, shows that fire prevention and control must use a fire protection system. To create a fire protection system for Archives and Documents Company, a total of 9 units of dry chemical fire extinguishers with a size of 3 kg were obtained, a total of 192 sprinkler units with standard sprinkler coverage specifications, a total of 6 hydrant units with 4 box hydrants and 2 pillar hydrants and the total requirements water to be able to run hydrants and sprinklers is 343,000 liters with a storage volume of 7m x 7m x 7m. With this, the creation of a fire protection system for archives and documents companies can be implemented.", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "228", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 119, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research gap in fire safety research is that there is no integration of fire extinguishing systems and the need for extinguishing media. So, the novelty in this research lies in the integration between APAR, Hydrant and Sprinkler as well as creating a layout planning for the placement of each fire protection device. This integrated system also utilizes a reservoir tank designed to efficiently supply water to the entire fire protection network. With this reservoir planning, companies can know how much water is needed to design a fire protection system. Every building inhabited by humans and at risk of fire must be equipped with a fire protection system. By implementing this fire protection proposal, companies can prevent fires from occurring and prevent the fire from spreading more widely. Future research in the field of fire safety needs to focus on designing building emergency response plans using advanced simulation technology.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 119, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Author’s Contribution", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 471, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "All authors have contributed to the final manuscript. The contribution of each author is as follows. Afrigh was responsible for compiling the main conceptual ideas and evaluation. Davin and Dharu were in charge of collecting data and compiling images. Isabil and Agatha were responsible for processing the data and compiling the manuscript. All authors discussed the results and contributed to the final manuscript.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 97, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Acknowledgments", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 471, "height": 78, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The successful completion of this research in the proposed design of a fire protection system in Archives and Documents Company (ADC) which has provided the opportunity and access to their facilities as well as sharing information and collaborating with us would like to express our deepest thanks. We thank all parties who have contributed to this research, both directly and indirectly for our aim in designing fire protection systems in archives and company documents . Thank you also to the AJIM journal who have provided excellent guidance and provided critical revisions to the article.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 178, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Declaration of Competing Interest", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 471, "height": 65, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Author confirms that this research was conducted without any commercial or financial involvement that could be considered a potential conflict of interest. All research stages from planning, implementation, to reporting results were carried out independently. Therefore, author ensures that the integrity and objectivity of this research is maintained and free from external influences that could influence the results or interpretation of the data.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 46, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Funding", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 471, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study did not receive any funding from external sources. Whether from government agencies, private companies or non-profit organizations. All costs associated with this research were fully borne by the authors. Ensuring that the results of this research are free from any influence or bias that may arise from external funding.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 59, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 597, "width": 467, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggraeni, A. S., Ashari, M. L., & Kusuma, G. E. (2017). Analisa Fire Risk Asessment dan Perancangan Proteksi Kebakaran Aktif Pada Area Workshop Perusahaan Jasa Konstruksi Fabrikasi. Proceeding 1st Conference on Safety Engineering and Its Application , 1 (2581), 255–261.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 638, "width": 467, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANI, O. I., Ohaa, O. D., & UKPAI, C. A. (2024). Modification and Installation of Water Hydrant System in Ogbete Main Market for Effective Fire Combating Operation. IJO-International Journal Of Mechanical And Civil Engineering (ISSN: 2992-2461) , 7 (02), 1–19. Badan Standardisasi Nasional. (2000). SNI 03-1745-2000 .", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 693, "width": 466, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Brown, L. G., Hoover, E. R., Barrett, C. E., Vanden Esschert, K. L., Collier, S. A., & Garcia-Williams, A. G. (2020). Handwashing and disinfection precautions taken by U.S. adults to prevent coronavirus", "type": "List item" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "229", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 75, "width": 440, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "disease 2019, Spring 2020. BMC Research Notes , 13 (1). https://doi.org/10.1186/s13104-020-05398-", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 88, "width": 8, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 102, "width": 467, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bu, F., & Gharajeh, M. S. (2019). Intelligent and vision-based fire detection systems: A survey. Image and Vision Computing , 91 , 103803.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 129, "width": 467, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Djafar, A., Gunawan, G., Suanggana, D., & Aprilia, H. (2022). Perancangan Sistem Sprinkler Pada Gedung Perkuliahan E,F,G. G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan , 6 (1), 59–67.", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 157, "width": 466, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.33379/gtech.v6i1.1248 Elaine, M. (2024). Pemadam Kebakaran Surabaya Petakan Wilayah Padat Penduduk untuk Tekan Risiko . Suara Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 198, "width": 466, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Eva Jayati, C. D. S., & Ani, N. (2020). Identifikasi Potensi Bahaya K3 pada Tim Petugas Pemadam Kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala , 2 (2), 55. https://doi.org/10.32585/jikemb.v2i2.1031", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 239, "width": 466, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasna Hayba Silmiy, Annastasya Aulia Putri, Muhammad Alfiyan Fikri, & Moch. Luqman Ashari. (2023). Perancangan Automatic Sprinkler System Pada Gudang Batu Bara Perusahaan Produksi Susu. Jurnal Ilmiah Teknik Industri Dan Inovasi , 1 (3), 19–25. https://doi.org/10.59024/jisi.v1i3.302", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 280, "width": 466, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hong, S.-H., & Kong, H.-S. (2021). Analysis of the number of kinks with the fire hose staking method of indoor hydrant system. Journal of the Korea Safety Management & Science , 23 (4), 61–66.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 307, "width": 467, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Huseyin, I., & Satyen, L. (2006). Fire safety training: Its importance in enhancing fire safety knowledge and response to fire. Australian Journal of Emergency Management , 21 (4), 48–53. Johnson Martinez. (2021). Minimalism as a sustainable lifestyle: Its behavioral representations and contributions to emotional well-being .", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 362, "width": 467, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kowara, R. A. (2017). Analisis Sistem Proteksi Kebakaran Sebagai Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo , 3 (1), 69. https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.90", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 402, "width": 466, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lee, Y. H., Kim, M. S., & Lee, J. S. (2020). Firefighting in vulnerable areas based on the connection between fire hydrants and fire brigade. Sustainability , 13 (1), 98.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 430, "width": 467, "height": 64, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Li, P., & Zhao, W. (2020). Image fire detection algorithms based on convolutional neural networks. Case Studies in Thermal Engineering , 19 , 100625. MAFRUCHATI, M., MAKUWIRA, J., & WARDHANA, A. K. (n.d.). A SYSTEMATIC REVIEW ON THE DEVELOPMENT OF QUAIL OVARY EMBRYOGENESIS (Coturnix coturnix Japonica) UNDER DIFFERENT LIGHTING COLORS .", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 498, "width": 466, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mafruchati, M., Othman, N. H., & Wardhana, A. K. (2023). Analysis of the Impact of Heat Stress on Embryo Development of Broiler: A Literature Review. Pharmacognosy Journal , 15 (5).", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 525, "width": 466, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mafruchati, M., Wardhana, A. K., & Ismail, W. I. W. (2022). Disease and viruses as negative factor prohibiting the growth of broiler chicken embryo as research topic trend: a bibliometric review. F1000Research , 11 (1124), 1124.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 566, "width": 467, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Malik, A., Bintang Mahesa, A., Mahanani, B., Nanda Permana, A., & Ayu Safitri, D. (2024). Perancangan Sistem Hydrant Menurut Standart NFPA 14 Dan 20 Pada Gudang PT. Indaco Warna Dunia . 2 (2), 171–180.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 607, "width": 467, "height": 78, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Marfuah, U., Sunardi, D., Casban, & Dewi, A. P. (2020). Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran Untuk Warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik , 7–16. https://doi.org/10.24853/jpmt.3.1.7-16 Mei Brilian Harefa, Asri Afriliany Surbakti, & Irfan Efendi. (2022). Kajian Penerapan K3 Pada Proyek Jalan Nasional Parapat - Ajibata. Jurnal Multidisiplin Madani , 2 (8), 3380–3383. https://doi.org/10.55927/mudima.v2i8.970", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 689, "width": 466, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mendo, A. Y., Singh, S. K., Yantu, I., Hinelo, R., Bokingo, A. H., Dungga, E. F., Juanna, A., Wardhana, A. K., Niroula, B., & Win, T. (2023). Entrepreneurial leadership and global management of COVID-", "type": "List item" }, { "left": 524, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "230", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 75, "width": 240, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19: A bibliometric study. F1000Research , 12 (31), 31.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 88, "width": 466, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad, K., Ahmad, J., & Baik, S. W. (2018). Early fire detection using convolutional neural networks during surveillance for effective disaster management. Neurocomputing , 288 , 30–42.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 116, "width": 467, "height": 51, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad, K., Khan, S., Elhoseny, M., Ahmed, S. H., & Baik, S. W. (2019). Efficient fire detection for uncertain surveillance environment. IEEE Transactions on Industrial Informatics , 15 (5), 3113–3122. NFPA 10, 2018. (2018). NFPA 10 Standard for Portable Fire Extinguishers (Issue 10). NFPA 13. (2019). Standard for the installation of sprinkler systems, 2019 Edition .", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 170, "width": 466, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Olsen, A. M., Martin, J. L., & Holm, K. (2017). Integrated Safety Management (ISM) & risk management a complimentary pairing.", "type": "List item" }, { "left": 265, "top": 184, "width": 278, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IEEE IAS Electrical Safety Workshop , 1–5.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 198, "width": 196, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.1109/ESW.2017.7914857", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 211, "width": 466, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oswald, D., Ahiaga-Dagbui, D. D., Sherratt, F., & Smith, S. D. (2020). An industry structured for unsafety? An exploration of the cost-safety conundrum in construction project delivery. Safety Science , 122 (October 2019), 104535. https://doi.org/10.1016/j.ssci.2019.104535", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 252, "width": 467, "height": 51, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P, V. C. D. A., Fatkhurrozi, B., & Nisworo, S. (2024). Perencanaan Sistem Fire Alarm Semi-Addressable dan Sprinkler pada Bangunan Gedung Fakultas Teknik 3 Universitas Tidar. Jurnal Ilmiah Multidisiplin , 3 (2), 458–470. Ramli, S. (2010). Manajemen Kebakaran. Computers & Education .", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 307, "width": 467, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ratnayanti, K. R., Hajati, N. L., & Trianisa, Y. (2020). Evaluasi Sistem Proteksi Aktif dan Pasif sebagai Upaya Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Gedung Sekolah X Bandung. Jurnal Rekayasa Hijau , 3 (3), 179–192. https://doi.org/10.26760/jrh.v3i3.3429", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 348, "width": 467, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rizki. Lukman Handoko. Denny Dermawan. (2018). PERANCANGAN APAR DAN ERP DENGAN SIMULASI PATHFINDER PADA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA . 2581 , 337– 340.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 389, "width": 466, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sasana, W. A., & Lestari, F. (2023). Evaluasi Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Tahap Desain Gedung Admin Di Pt. J. Jurnal Cahaya Mandalika ISSN … , 765–782.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 416, "width": 466, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setiawan, H. B. (2024). Inovasi Papan Informasi Penggunaan dan Perawatan APAR dan Hydrant di Lapas Kelas IIA Gunung Sindur. Nanggroe: Jurnal Pengabdian … , 2 (11), 63–69.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 441, "width": 466, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seydi, S. T., Saeidi, V., Kalantar, B., Ueda, N., & Halin, A. A. (2022). Fire‐Net: A Deep Learning Framework for Active Forest Fire Detection. Journal of Sensors , 2022 (1), 8044390.", "type": "List item" } ]
28e25cb8-2000-a502-0e7e-ae0dd8cdab2b
https://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/download/729/461
[ { "left": -501, "top": 47, "width": 173, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 83, "width": 220, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar ta- hun ajaran 2013/2014, sedangkan hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 1 Gondangrejo Ka- ranganyar tahun ajaran 2013/2014 pada ranah kognitif tidak terdapat perbedaan nyata antara kelas dengan model pembelajaran SSCS de-", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 82, "width": 220, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ngan kelas dengan model pembelajaran POE . Model pembelajaran Search Solve Cre- ate and Share (SSCS) lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran dibandingkan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) dan konvensional .", "type": "Text" }, { "left": -341, "top": 245, "width": 91, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": -522, "top": 275, "width": 456, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Danisa, Valent Sari. 2012. Pengaruh Model Guided Inquiry Disertai Fishbone Diagram Terha- dap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Biologi. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 333, "width": 391, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar & Pembelajaran . Jakarta : PT. Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 362, "width": 456, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Keeratichamroen, W. 2007. Using the Predict-Observe-Explain ( POE ) to Promote students’ learning of tapioca bomb and chemical reactions. Tersedia pada http://www.il.mahidol.ac.th/", "type": "Text" }, { "left": -493, "top": 391, "width": 424, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "English_site/research/proceeding/ICASE_Wasana %20 Keeratichamroen.pdf. Diakses 25 Juli 2013.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 420, "width": 457, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Lestari, Wahyu Bekti. 2011. Pendekatan Active Learning Melalui Model Predict, Observe, Ex- plain (POE) Disertai Media Teka Teki Silang (Crossword Puzzle) untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Sains Siswa Kelas VII C SMP Negeri 7 Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010 . Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 492, "width": 456, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pizzini, E. L. 1996. Implementation Handbook For The SSCS Problem Solving Instructional Model . Iowa: The University Of Iowa.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 535, "width": 438, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Slameto. 2003. Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 564, "width": 448, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sukmadinata. 2004. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 592, "width": 456, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": -493, "top": 607, "width": 128, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Prestasi Pustaka Publisher.", "type": "List item" }, { "left": -522, "top": 636, "width": 456, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Zaini, H., Munthe, B., Aryani, S. A. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka", "type": "Text" }, { "left": -493, "top": 650, "width": 69, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Insan Madani.", "type": "List item" }, { "left": -522, "top": 679, "width": 306, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Winkel. 1996. Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 79, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 220, "height": 290, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "SMK menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pada pasal 18 dan pasal 15, termasuk pada sat- uan pendidikan menengah kejuruan se bagai lanjutan dari pendidikan dasar yang bertu- juan mempersiapkan peserta didik terutama dalam bidang pekerjaan tertentu. Oleh karena itu SMK dirancang untuk menyiapkan peser- ta didik atau lulusan yang siap memasuki du- nia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang pekerjaannya. Mening- katnya persaingan global saat ini mengharus- kan SMK mampu menghasilkan lulusan yang bermutu. Peningkatan mutu SMK ditetap- kan melalui kebijakan SMK sebagai lembaga penyedia tenaga kerja tingkat menengah. Ke- bijakan tersebut berimplikasi pada manaje- men kurikulum dan pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan SMK pada dasarnya dapat dilihat dari meningkat-", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 419, "width": 220, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "nya prestasi belajar yang merupakan wujud dari hasil belajar siswa yang maksimal. Ada- pun hasil belajar siswa pada hakikatnya di- pengaruhi oleh dua faktor yang datang dari dalam diri siswa (faktor internal) dan fak- tor yang datang dari luar diri siswa (faktor eksternal). Hal ini dapat dinyatakan bahwa siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil dengan tujuan yang harus dicapai perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 578, "width": 220, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga sikap mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kemandirian pada diri anak-anaknya, termasuk dalam kemandirian belajar. Hal ini disebabkan karena orang tu- alah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Dengan kata lain, orang tua menjadi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 52, "width": 454, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN KETRAMPILAN KOMPUTER DAN PENGOLAHAN INFORMASI UNTUK MEMBENTUK KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN", "type": "Section header" }, { "left": 259, "top": 133, "width": 77, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Aris Kawiyono", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 148, "width": 81, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 176, "width": 402, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Abstract: The objectives of this research me to describe (1) the basic formation of KKPI curriculum to establish the independence of learners, (2) preparatory of KKPI curriculum to establish the independence of the learner, (3) teacher preparation of KKPI to establish the independence of learners, (4) the learning implementation of KKPI lessons to establish the independence of learners, (5) evaluation of KKPI curriculum to establish the indepen- dence of learners. This qualitative research is conducted in SMK N 1 Donorojo Pacitan. Data collection techniques used observation, interview and documentation. The results of this research were (1) Basic formation of KKPI curriculum at SMK N 1 Donorojo consist- ing 5 foundations juridical, philosophical, sociological, psycho-pedagogical and science and technology. (2) Preparation of KKPI curriculum begins with the manufactured KKPI curriculum. (3) Teachers’ preparation in the formation of learners independence through KKPI learning is to increase its competence by following the activities such as seminars or education and training. (4) Implementation of KKPI learning in SMK N 1 Donorojo already refers to the components of learning. (5) Curriculum evaluation is performed to determine the suitability of the curriculum created prior to its implementation in the field.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 387, "width": 311, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Keywords: management, curriculum, learning, students’ independence", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 737, "width": 11, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 195, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "22 Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Page header" }, { "left": 70, "top": 82, "width": 217, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "penanggung jawab pertama dan utama terha- dap pendidikan anak-anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 111, "width": 221, "height": 347, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Di sisi lain masa anak-anak adalah masa yang penuh tantangan akibat terjadinya perkembangan-perkembangan yang dise- babkan oleh adanya pertumbuhan baik fisik, mental, emosi, kepribadian dan lain seba- gainya sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak. Anak akan mengalami masa rema- ja. Umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk me- masuki umur dewasa, problemnya tidak se- dikit. Mata pelajaran Keterampilan Kom- puter dan Pengelolaan Informasi (KKPI) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMK Negeri 1 Donorojo Paci- tan. Mata pelajaran KKPI perlu diperkenal- kan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global. Untuk menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 456, "width": 221, "height": 275, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidu- pan sehari-hari, teknologi informasi dan ko- munikasi dapat dimanfaatkan untuk mere- vitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat meng adaptasikan peserta didik dengan lingkungannya dan dunia kerja. Kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa di- satu sisi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, namun kelengkapan sumber belajar saja atau kemandirian siswa ternyata tidak menjamin peningkatan prestasi belajar siswa. Terbukti banyak sekolah yang menyedikan kelengkapan sumber belajar tidak disertai dengan prestasi siswa yang gemilang bila tidak diikuti dengan kemandirian siswa, se- baliknya kemandirian siswa tidak dapat me-", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 82, "width": 220, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ningkatkan prestasi belajar bila tidak diikuti dengan kelengkapan sumber belajar.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 111, "width": 220, "height": 361, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Berdasarkan uraian di atas maka pene- liti tertarik akan melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Kurikulum Dan Pembela- jaran Mata Pelajaran Ketrampilan Komputer Dan Pengolahan Informasi (KKPI) Untuk Membentuk Kemandirian Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Study Situs Di Smk Negeri I Donorojo Pacitan)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Untuk mendeskripsikan dasar pembentukan kurikulum KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo, (2) Untuk mendeskripsikan per- siapan kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Do- norojo, (3) Untuk mendeskripsikan persiapan guru KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo, (4) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pem- belajaran mata pelajaran KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo, (5) Untuk mendeskripsikan evaluasi kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Do- norojo.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 485, "width": 45, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 514, "width": 220, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Berdasarkan kajian dan pusat perhatian dari penelitian ini yang berusaha untuk me- ngetahui manajemen kurikulum dan pembe- lajaran mata pelajaran KKPI untuk memben- tuk kemandirian siswa di SMK N 1 Donorojo Pacitan, maka jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasil- kan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tailor dalam Mo- leong, 2006: 4). Berdasarkan fokus penelitian maka desain penelitian ini menggunakan de- sain penelitian ini adalah etnografi, etnografi menurut Sutopo (dalam Mantja, 2007: 6-7)", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 45, "width": 11, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "23", "type": "Page header" }, { "left": -501, "top": 47, "width": 173, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Text" }, { "left": -524, "top": 82, "width": 217, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "penanggung jawab pertama dan utama terha- dap pendidikan anak-anaknya.", "type": "Text" }, { "left": -524, "top": 111, "width": 220, "height": 347, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Di sisi lain masa anak-anak adalah masa yang penuh tantangan akibat terjadinya perkembangan-perkembangan yang dise- babkan oleh adanya pertumbuhan baik fisik, mental, emosi, kepribadian dan lain seba- gainya sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak. Anak akan mengalami masa rema- ja. Umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk me- masuki umur dewasa, problemnya tidak se- dikit. Mata pelajaran Keterampilan Kom- puter dan Pengelolaan Informasi (KKPI) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMK Negeri 1 Donorojo Paci- tan. Mata pelajaran KKPI perlu diperkenal- kan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global. Untuk menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.", "type": "Text" }, { "left": -524, "top": 456, "width": 220, "height": 275, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidu- pan sehari-hari, teknologi informasi dan ko- munikasi dapat dimanfaatkan untuk mere- vitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat meng adaptasikan peserta didik dengan lingkungannya dan dunia kerja. Kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa di- satu sisi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, namun kelengkapan sumber belajar saja atau kemandirian siswa ternyata tidak menjamin peningkatan prestasi belajar siswa. Terbukti banyak sekolah yang menyedikan kelengkapan sumber belajar tidak disertai dengan prestasi siswa yang gemilang bila tidak diikuti dengan kemandirian siswa, se- baliknya kemandirian siswa tidak dapat me-", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 82, "width": 220, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ningkatkan prestasi belajar bila tidak diikuti dengan kelengkapan sumber belajar.", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 111, "width": 220, "height": 361, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Berdasarkan uraian di atas maka pene- liti tertarik akan melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Kurikulum Dan Pembela- jaran Mata Pelajaran Ketrampilan Komputer Dan Pengolahan Informasi (KKPI) Untuk Membentuk Kemandirian Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Study Situs Di Smk Negeri I Donorojo Pacitan)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Untuk mendeskripsikan dasar pembentukan kurikulum KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo, (2) Untuk mendeskripsikan per- siapan kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Do- norojo, (3) Untuk mendeskripsikan persiapan guru KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo, (4) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pem- belajaran mata pelajaran KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo, (5) Untuk mendeskripsikan evaluasi kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Do- norojo.", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 485, "width": 45, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": -287, "top": 514, "width": 220, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Berdasarkan kajian dan pusat perhatian dari penelitian ini yang berusaha untuk me- ngetahui manajemen kurikulum dan pembe- lajaran mata pelajaran KKPI untuk memben- tuk kemandirian siswa di SMK N 1 Donorojo Pacitan, maka jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasil- kan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tailor dalam Mo- leong, 2006: 4). Berdasarkan fokus penelitian maka desain penelitian ini menggunakan de- sain penelitian ini adalah etnografi, etnografi menurut Sutopo (dalam Mantja, 2007: 6-7)", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 46, "width": 224, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Aris Kawiyono, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 220, "height": 434, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "adalah deskripsi analitik atau rekonstruksi pemandangan budaya ( cultural scene ) dan kelompok secara utuh. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai siswa dan sebagai instru- ment penelitian. Data adalah tulisan-tulisan atau catatan-catatan mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami dan bahkan dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan pe- ngumpulan data dan merefleksikan kegiatan tersebut ke dalam etnografi. Dalam peneli - tian kualitatif, informan tidak disebut sebagai subjek penelitian, karena sumber data me- nyangkut orang yang mempunyai kedudukan yang sama antara yang diteliti dan peneliti. Dalam penelitian ini melibatkan orang yang berperan sebagai orang kunci ( key person ) atau orang yang berkompeten. Teknik pengumpulan data dalam peneli- tian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan anal- sis interaktif dari Miles dan Huberman (Har- sono, 2008: 170) yang meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggu- nakan teknik triangulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan data keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu (Moleong, 2006:178).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 137, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 558, "width": 220, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dasar pembentukan kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 220, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mata pelajaran Keterampilan Kompu- ter dan Pengelolaan Informasi (KKPI) adalah suatu pelajaran yanag termasuk dalam mata pepelajaran adaptif dalam sekolah SMK yang mempelajari tentang aplikasi teknologi infor- masi. Mata pelajaran ini sebagai dasar penge- tahuan teknologi informasi, dengan demikian generasi masa depan dapat mengikuti derap perkembangan global. KKPI sebagai upa-", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 82, "width": 220, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ya agar setiap insan anak bangsa “melek teknologi dan melek informasi”.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 111, "width": 220, "height": 434, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mata pelajaran KKPI di SMK N 1 Do- norojo dibentuk berdasarkan lima landasan yaitu landasan yuridis, landasan filosofis, lan - dasan sosiologis, landasan psiko pedagogis, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Landasan kurikulum pada hakikatnya meru- pakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan suatu kurikulum di lem- baga berupa sekolah maupun lembaga non sekolah. Salah satu landasan kurikulum pem- bentukan kurikulum pembelajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo adalah landasan yuridis. Penyusunan kurikulum yang berlandas- kan yuridis. harus selalu diperbaharui sesuai dengan tuntutan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di SMK N 1 Donorojo pelaksanaan pembelajaran KKPI bertujuan untuk meningkatkan kemandirian siswa terlebih setelah para siswa lulus seko- lah. Penyusunan kurikulum KKPI yang ber- dasarkan landasan yuridis dapat dilakukan pe- rubahan kurilulum yang disesuaikan de ngan tuntutan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dalam penyusunan kurikulum KKPI yang berlan- daskan yuridis, pihak sekolah juga memper- hatikan tentang perkembangan IPTEKyang sedang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 543, "width": 220, "height": 189, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penelitian yang tentang kurikulum yang dilakukan oleh Simsek (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Reform in the Social Sciences Curriculum Turkey: an Evaluation in Terms of Teaching History ” mengatakan “ Social Studies course aims not only the socialization of children but also providing them with some vital skills. Peneli- tiannya Simsek mengatakan bahwa kegiatan yang berkaitan dengan Ilmu Kemasyara- katan bertujuan tidak hanya mensosialisasi anak-anak tetapi juga memberikan beberapa ketrampilan penting. Hal ini dapat diartikan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 195, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "24 Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 220, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "dalam pelaksanaan kurikulum disuatu seko- lah dibutuhkan adanya suatu pembelajaran yang berkaitan dengan ketrampilan yang di- miliki peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 220, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyusunan kurikulum di suatu sekolah memang harus berpegang terhadap beberapa asas penyusunan kurikulum salah satunya adalah asas filosofi. Landasan filosofi ber - hubungan dengan filsafat khususnya filsafat pendidikan yang didalamnya juga menye- butkan tentang tujuan dibuatnya kurikulum tersebut. Contohnya adalah dalam penyusunan kurikulum KKPI yang ada di SMK N 1 Do- norojo. Tujuannya adalah dengan agar siswa lulusan sekolah kami menjadi siswa yang pa- ham atau mengerti tentang teknologi dan in- formasi yang sekarang ini perkebangannnya sangat pesat. Intinya adalah agar mereka “me- lek teknologi dan melek informasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 220, "height": 376, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyusunan kurikulum di suatu seko- lah juga berdasakan landasan sosiologis. Landasan sosiologis merupakan asumsi- asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan. Asas sosiologi mempu- nyai peran penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa di muka bumi ini. Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan kebutuhan masyarakat. Penyusunan kurikulum KKPI di SMK N 1 Donorojo berdasarkan landasan sosiolo- gis. Dalam landasan sosiologis, penyusunan kurikulum merujuk pada lingkungan di mana sekolah tersebut berada, merespon berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh beragam golongan dalam masyarakat. Di SMK N 1 Donorojo penyusunan kurikulum KKPI yang berdasarkan landasan sosilogis karena pihak sekolah ingin meningkatan rasa tolerasi, kritis dan menghargai prestasi peserta didik terhadap suatu kegiatan yang merupakan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 81, "width": 220, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "implementasi dari pembelajaran TI. Penyusunan kurikulum KKPI di SMK N 1 Donorojo mengacu pada landasan psiko- logis yang bertujuan agar para siswa memi- liki kemandirian setelah lulus sekolah. Selain itu juga sekolah berharap agar para siswa me- miliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru terutama aplikasi TI dalam pembelaja- ran secara akademis.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 211, "width": 220, "height": 203, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan kurikulum merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Penyusunan kurikulum KKPI berdasarkan landasan IPTEK Di SMK N 1 Donorojo me- ngacu pada perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Dengan memberikan mata pelajaran KKPI, diharapkan siswa lu- lusan SMK N 1 Donorojo mampu bersaing dalam ilmu pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 412, "width": 220, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Persiapan kurikulum KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 456, "width": 220, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan baik mengenai isi, bahan ka- jian, cara penyampaian maupun penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyeleng- garaan kegiatan belajar-mengajar. Kurikulum yang terapkan di sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing sat- uan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 600, "width": 220, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ojala (2004) yang berjudul “ Aims of Educa- tion and Curriculum Planning in Special Edu- cation Units and Schools in Lusaka, Zambia”, dalam penelitian ini Paula mengatakan “The study concerns curriculum planning, aims of education and challenges as perceived by special education teachers and observed in special education classrooms”. Studi ini ber-", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 45, "width": 11, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "25", "type": "Page header" }, { "left": -501, "top": 47, "width": 173, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 81, "width": 220, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "dalam pelaksanaan kurikulum disuatu seko- lah dibutuhkan adanya suatu pembelajaran yang berkaitan dengan ketrampilan yang di- miliki peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 139, "width": 220, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyusunan kurikulum di suatu sekolah memang harus berpegang terhadap beberapa asas penyusunan kurikulum salah satunya adalah asas filosofi. Landasan filosofi ber - hubungan dengan filsafat khususnya filsafat pendidikan yang didalamnya juga menye- butkan tentang tujuan dibuatnya kurikulum tersebut. Contohnya adalah dalam penyusunan kurikulum KKPI yang ada di SMK N 1 Do- norojo. Tujuannya adalah dengan agar siswa lulusan sekolah kami menjadi siswa yang pa- ham atau mengerti tentang teknologi dan in- formasi yang sekarang ini perkebangannnya sangat pesat. Intinya adalah agar mereka “me- lek teknologi dan melek informasi.", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 355, "width": 220, "height": 376, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyusunan kurikulum di suatu seko- lah juga berdasakan landasan sosiologis. Landasan sosiologis merupakan asumsi- asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan. Asas sosiologi mempu- nyai peran penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa di muka bumi ini. Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan kebutuhan masyarakat. Penyusunan kurikulum KKPI di SMK N 1 Donorojo berdasarkan landasan sosiolo- gis. Dalam landasan sosiologis, penyusunan kurikulum merujuk pada lingkungan di mana sekolah tersebut berada, merespon berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh beragam golongan dalam masyarakat. Di SMK N 1 Donorojo penyusunan kurikulum KKPI yang berdasarkan landasan sosilogis karena pihak sekolah ingin meningkatan rasa tolerasi, kritis dan menghargai prestasi peserta didik terhadap suatu kegiatan yang merupakan", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 81, "width": 167, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "implementasi dari pembelajaran TI.", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 96, "width": 220, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyusunan kurikulum KKPI di SMK N 1 Donorojo mengacu pada landasan psiko- logis yang bertujuan agar para siswa memi- liki kemandirian setelah lulus sekolah. Selain itu juga sekolah berharap agar para siswa me- miliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru terutama aplikasi TI dalam pembelaja- ran secara akademis.", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 211, "width": 221, "height": 203, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan kurikulum merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Penyusunan kurikulum KKPI berdasarkan landasan IPTEK Di SMK N 1 Donorojo me- ngacu pada perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Dengan memberikan mata pelajaran KKPI, diharapkan siswa lu- lusan SMK N 1 Donorojo mampu bersaing dalam ilmu pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 412, "width": 220, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Persiapan kurikulum KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 456, "width": 221, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan baik mengenai isi, bahan ka- jian, cara penyampaian maupun penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyeleng- garaan kegiatan belajar-mengajar. Kurikulum yang terapkan di sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing sat- uan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": -287, "top": 600, "width": 221, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ojala (2004) yang berjudul “ Aims of Educa- tion and Curriculum Planning in Special Edu- cation Units and Schools in Lusaka, Zambia”, dalam penelitian ini Paula mengatakan “The study concerns curriculum planning, aims of education and challenges as perceived by special education teachers and observed in special education classrooms”. Studi ini ber-", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 46, "width": 224, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Aris Kawiyono, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 220, "height": 304, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "hubungan dengan perencanaan kurikulum, tujuan pendidikan dan sebuah tantangan yang dirasakan oleh para guru dan yang diamati di dalam kelas pendidikan khusus. Penelitian ini menyatakan dibutuhkan adanya perencanaan dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah. Kurikulum yang digunakan di SMK N 1 Donorojo adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana penyu- sunan kurikulum disesuaikan dengan kon- disi lingkungan sekolah. Sebagai sekolah kejuruan dimana mata pelajaran yang kami miliki adalah KKPI yaitu mata pelajaran ten- tang komputer dan teknologi informasi, maka kurikulum yang kami buat juga disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah. Dan salah satu tujuan mapel KKPI adalah agar siswa mampu membentuk kemandirian siswa sehingga pada saat siswa lulus sekolah me- reka memiliki rasa ingin tahu yang besar ter- hadap perkembangan IPTEK.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 220, "height": 189, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kurikulum KKPI dibuat oleh guru ber- sama wakil kepala sekolah bagian kurikulum pada saat menyusun kurikulum untuk mata pelajaran yang lainnya. Penyusunan kuriku- lum KKPI dilakukan sebagai dasar dalam pe- nyusunan silabus dan RPP, karena kurikulum merupakan acuan dan pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mengembang- kan berbagai ranah pendidikan (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Data observasi di lapangan menunjukkan bahwa KTSP yang ada di SMK N 1 Donorojo dibuat pada awal tahun pelajaran baru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 220, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Program tahunan di buat oleh guru sebelum tahun ajaran baru dimulai. Isi dari program tahunan untuk setiap mata pelaja- ran adalah sama yaitu tentang materi atau kompetensi dasar yang ingin dicapai, alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran untuk se- tiap semesternya. Pembuatan program tahu- nan di SMK N 1 Donorojo dilakukan oleh masing-masing guru mapel. Isi dari program tahunan untuk setiap mapel sama saja yaitu materi pembelajaran yang akan diajarkan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 82, "width": 220, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "selama satu semester atau kompetensi dasar yang ingin dicapai, alokasi waktu pelaksa- naan pembelajaran untuk setiap semesternya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 125, "width": 220, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Guru juga membuat silabus untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaikan kompe- tensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/alat belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan berdasarkan standar nasional pendidian (SNP). Oleh karena itu, silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 341, "width": 220, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Silabus KKPI berisi beberapa kompo- nen antara lain kompetensi dasar, indikator pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, serta sumber belajar. Dalam silabus KKPI juga menyebutkan nilai karakter bangsa yang ingin dicapai oleh siswa salah satunya adalah mandiri. Dengan menerima materi pelajaran KKPI diharapkan siswa mampu memiliki ke- mandirian dalam belajar, karena siswa memi- liki rasa ingin tahu yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 499, "width": 220, "height": 189, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Silabus yang telah di buat oleh guru nantinya akan dijabarkan lagi menjadi Ren- cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelaja- ran yang akan diterapkan guru dalam pem- belajaran di kelas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sendiri dapat menjadi pan- duan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam scenario kegiatan. Jadi secara sederhana RPP merupakan penjabaran sila- bus dan dijadikan pedoman/skenario pembe- lajaran.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 686, "width": 220, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran KKPI di SMK N 1 Dono- rojo meliputi standar kompetensi, kompetensi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 195, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "26 Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 82, "width": 220, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "dasar, indikator, tujuan pembelajaran,materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, inti dan penutup, media dan sumber be- lajar, serta penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 220, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Persiapan guru KKPI untuk memben- tuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 197, "width": 220, "height": 145, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pelaksanaan pembelajaran tidak telepas dari peran seorang guru di kelas. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan ling - kungannya. Oleh karena itu, guru harus me- miliki standar kualitas tertentu, yang men- cakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Oleh karena itu, diperlukan adanya kompetensi yang sesuai dengan mata pelaja- ran yang ampunya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 220, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kompetensi yang dimiliki oleh guru-gu- ru di SMK N 1 Donorojo sudah sesuai de ngan mata pelajaran yang ampunya. Untuk guru mata pelajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo terdiri dari dari 3 orang yaitu 2 orang sudah berlatar belakang pendidikan strata 1 dengan jurusan komputer dan 1 orang guru berlatar belakang pendidikan Bahasa Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 220, "height": 261, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Algozinne (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “ Beginning Teachers’ Percep- tions of Their Induction Program Experi- ences” mengatakan “ Ensuring a qualified teacher in every classroom is a central part of the latest agenda to strengthen public edu- cation and maximize student achievement. Effective teaching and delivering quality in- struction are lifelong and critical goals of professional development of teachers ”. Hasil dari penelitian ini menyatakan, memastikan seorang guru berkwalitas di dalam tiap-tiap kelas adalah suatu bagian tengah agenda yang terakhir untuk memperkuat pendidikan publik dan memaksimalkan prestasi siswa. Pengajaran efektif dan pengiriman instruksi berkwalitas adalah tujuan kritis dan kekal dari pengembangan para guru profesional.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 715, "width": 192, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kompetensi yang dimiliki oleh guru", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 82, "width": 220, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "salah satunya dapat diketahui kemampuan guru dalam menyusun komponen-komponen pebelajaran seperti program tahunan, program semester, silabus dan RPP. Data observasi di lapangan dapat diketahui bahwa para guru di SMK N 1 Donorojo memiliki kompensi. Hal itu terlihat dari kemampuan guru dalam me- nyusun prota, promes, silabus dan RPP. Kompetensi guru KKPI di SMK N 1 Donorojo terus ditingkatkan oleh kepala sekolah. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4 kompetensi. Keempat kompetensi yang harus dikuasai guru untuk dikuasi oleh guru adalah kompetensi pedagogik, sosial, professional dan kepribadian.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 312, "width": 220, "height": 189, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pembelajaran KKPI di SMK N 1 Do- norojo yang bertujuan untuk mementuk ke- mandirian peserta didik memerlukan persia- pan yang cukup matang. Selain kompetensi yang dimiliki oleh guru, guru juga harus mempersiapkan kondisi ruang kelas untuk melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran KKPI dilakukan di ruang kelas dan di ruang laboratorium komputer. Pembe- lajaran di laboratorium komputer dilakukan pada saat siswa harus melakukan praktikum tentang materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 499, "width": 220, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh guru KKPI di SMK N 1 Donorojo un- tuk menumbuhkan kemandirian peserta didik adalah dengan melakukan ceramah dua arah dengan menampilkan contoh dengan visual TIK. Penggunaan metode tersebut disesuai- kan dengan materi pembelajaran yang dilaku- kan dengan tujuan agar siswa mampu men- cari solusi atas permasalahan yang diberikan mengenai materi yang telah diajarkan. Pelaksanaan pembelajaran mata pela- jaran KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo. Tujuan pembelajaran adalah tercapai- nya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pem-", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 45, "width": 11, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "27", "type": "Page header" }, { "left": -501, "top": 47, "width": 173, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 82, "width": 220, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "dasar, indikator, tujuan pembelajaran,materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, inti dan penutup, media dan sumber be- lajar, serta penilaian.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 154, "width": 220, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Persiapan guru KKPI untuk memben- tuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 197, "width": 220, "height": 145, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pelaksanaan pembelajaran tidak telepas dari peran seorang guru di kelas. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan ling - kungannya. Oleh karena itu, guru harus me- miliki standar kualitas tertentu, yang men- cakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Oleh karena itu, diperlukan adanya kompetensi yang sesuai dengan mata pelaja- ran yang ampunya.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 341, "width": 220, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kompetensi yang dimiliki oleh guru-gu- ru di SMK N 1 Donorojo sudah sesuai de ngan mata pelajaran yang ampunya. Untuk guru mata pelajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo terdiri dari dari 3 orang yaitu 2 orang sudah berlatar belakang pendidikan strata 1 dengan jurusan komputer dan 1 orang guru berlatar belakang pendidikan Bahasa Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": -522, "top": 456, "width": 220, "height": 261, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Algozinne (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “ Beginning Teachers’ Percep- tions of Their Induction Program Experi- ences” mengatakan “ Ensuring a qualified teacher in every classroom is a central part of the latest agenda to strengthen public edu- cation and maximize student achievement. Effective teaching and delivering quality in- struction are lifelong and critical goals of professional development of teachers ”. Hasil dari penelitian ini menyatakan, memastikan seorang guru berkwalitas di dalam tiap-tiap kelas adalah suatu bagian tengah agenda yang terakhir untuk memperkuat pendidikan publik dan memaksimalkan prestasi siswa. Pengajaran efektif dan pengiriman instruksi berkwalitas adalah tujuan kritis dan kekal dari pengembangan para guru profesional.", "type": "Text" }, { "left": -494, "top": 715, "width": 192, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kompetensi yang dimiliki oleh guru", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 82, "width": 220, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "salah satunya dapat diketahui kemampuan guru dalam menyusun komponen-komponen pebelajaran seperti program tahunan, program semester, silabus dan RPP. Data observasi di lapangan dapat diketahui bahwa para guru di SMK N 1 Donorojo memiliki kompensi. Hal itu terlihat dari kemampuan guru dalam me- nyusun prota, promes, silabus dan RPP. Kompetensi guru KKPI di SMK N 1 Donorojo terus ditingkatkan oleh kepala sekolah. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4 kompetensi. Keempat kompetensi yang harus dikuasai guru untuk dikuasi oleh guru adalah kompetensi pedagogik, sosial, professional dan kepribadian.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 312, "width": 220, "height": 189, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pembelajaran KKPI di SMK N 1 Do- norojo yang bertujuan untuk mementuk ke- mandirian peserta didik memerlukan persia- pan yang cukup matang. Selain kompetensi yang dimiliki oleh guru, guru juga harus mempersiapkan kondisi ruang kelas untuk melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran KKPI dilakukan di ruang kelas dan di ruang laboratorium komputer. Pembe- lajaran di laboratorium komputer dilakukan pada saat siswa harus melakukan praktikum tentang materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 499, "width": 221, "height": 146, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh guru KKPI di SMK N 1 Donorojo un- tuk menumbuhkan kemandirian peserta didik adalah dengan melakukan ceramah dua arah dengan menampilkan contoh dengan visual TIK. Penggunaan metode tersebut disesuai- kan dengan materi pembelajaran yang dilaku- kan dengan tujuan agar siswa mampu men- cari solusi atas permasalahan yang diberikan mengenai materi yang telah diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 643, "width": 220, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pelaksanaan pembelajaran mata pela- jaran KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 686, "width": 220, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Tujuan pembelajaran adalah tercapai- nya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pem-", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 46, "width": 224, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Aris Kawiyono, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 220, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "belajaran tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengi- kuti kegiatan pembelajaran. Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Tujuan pembelajar­ an hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-komponen perencanan lainnya. Sehingga dalam penyusunan Rencana Pelak- sanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tu- juan pembelajaran yang di dalamnya meng- gambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 298, "width": 220, "height": 203, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Tujuan pembelajaran KKPI di SMKN 1 Donorojo adalah untuk membentuk ke- mandirian peserta didik. Kemandirian terse- but diberikan agar nantinya para peserta didik mampu berinisiatif sendiri untuk terus bela- jar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. dan mampu mengimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan membentuk ke- mandirian peserta didik, diharapkan setelah mereka lulus nanti mereka dapat berpikir kritis terhadap situasi dan kondisi yang ter- jadi sekitarnya khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 220, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dalam kaitannya dengan pembentu- kan kemandirian siswa, guru melakukan praktikum di laboratorium komputer dalam memberikan materi pembelajaran. Metode praktikum adalah proses pembelajaran dima- na peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari materi yang diberikan oleh guru. Siswa kelas XII di SMK N 1 Donorojo memiliki kemandirian dalam melakukan prak- tikum di laboratorium komputer. Pada saat guru memberikan materi tentang web browser atau internet. Siswa dengan sangat cekatan mampu menjelaskan bagaimana cara brows-", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 82, "width": 220, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ing, memanfaatkan fitur­fitur yang ada di web browser dan menyimpan data baik dalam ben- tuk CD, DVD maupun dalam flashdisk.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 125, "width": 220, "height": 405, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendi- dik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pem- belajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak me- nyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendi- dik tersebut dengan mudah. Metode-metode tersebut antara lain ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan eksperimen. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mathur dan Oliver (2007) yang ber- judul “Developing an International Distance Education Program: A Blended Learning Approach” . Dalam penelitiannya mereka mengatakan “The purpose of this paper is to discuss a model for global learning that uti- lizes a blended learning approach.” . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskusi- kan suatu model pelajaran yang umum yang menggunakan suatu pendekatan pembelaja- ran yang digabungkan dengan kondisi siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan suatu model pembelajaran di sekolah disesui- kan dengan kondisi sekolah dan juga dengan kondisi siswanya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 528, "width": 220, "height": 203, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Metode pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran KKPI di SMK N 1 Do- norojo antara lain ceramah dua arah, diskusi dan presentasi, simulasi serta praktikum di laboratorium komputer. Penggunaan metode pembelajaran dalam pelaksanaan pembelaja- ran KKPI yang bertujuan untuk menumbuh- kan kemandirian siswa salah satunya adalah metode diskuasi dan praktikum di laborato- rium komputer. Metode diskusi dan metode praktikm di laboratorium komputer dilaku- kan agar rasa ingin tahu siswa lebih tinggi terhadap materi pelajaran yang sedang diajar- kan. Karena dengan praktikum siswa dituntut", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 195, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "28 Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 220, "height": 217, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "untuk belajar secara mandiri. Media pembelajaran yang diguna- kan adalah buku paket, modul, papan tulis, laptop, modem, proyektor, soft ware web browser serta jaringan internet. Penggunaan media pembelajaran tersebut disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Peng- gunaan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemandirian siswa adalah jaringan internet. Karena internet bisa diak- ses dari mana saja tidak hanya di lingkungan sekolah. Ketika siswa mendapatkna tugas dari maka siswa dapat mencarinya secara mandiri baik untuk tugas individu maupun tugas kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 298, "width": 221, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk meng- himpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefek- tifan pengajaran guru. Evaluasi pembelaja- ran mencakup kegiatan pengukuran dan pe- nilaian. Evaluasi dalam pembelajaran, pada umumnya dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu teori dan praktek.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 221, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi pembelajaran mata pelajaraan KKPI di SMK N 1 Donorojo dilakukan dalam dua bentuk yaitu tes teori dan tes praktikum. Sedangkan untuk pelaksanaaannya umumnya dilakukan setelah guru menyelesaikan 1 atau dua kompetensi dasar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 220, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 220, "height": 145, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum membahas berba- gai kegiatan memonitor, baik proses maupun produknya pada pelaksanaan kurikulum den- gan maksud mencari data untuk keperluan revisi lebih lanjut (Dakir, 2010: 5). Evaluasi kurikulum adalah proses pemeriksaan siste- matis terhadap peristiwa yang terjadi pada waktu suatu kurikulum dilaksanakan dan aki- bat dari pelaksanaan pengembangan kuriku- lum tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 82, "width": 220, "height": 188, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum adalah kegiatan memberikan penilaian terhadap sukses atau gagalnya kurikulum yang digunakan yang meliputi: desain yang digunakan, aspek atau komponen dalam kurikulum yang dirancang dan implementasinya. Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelak- sana kurikulum. Sebagai seorang tenaga pen- didik, guru mestinya memahami betul me- ngapa suatu kurikulum harus dievaluasi dan apa yang menjadi tujuan dari evaluasi kuri- kulum.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 269, "width": 220, "height": 203, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Handler, Beth (2010) yang berjudul Teacher as Curriculum Leader: A Consideration of the Appropriateness of that Role Assignment to Classroom-Based Practitioners . Pene- litian ini mengkaji tentang keterlibatan guru dalam pengembangan kurikulum atau desain mencerminkan kegagalan keterlibatan terse- but menjadi praktik umum. Peran kurikulum pemimpin adalah satu yang sesuai untuk guru, dan memberikan saran untuk restruk- turisasi kurikulum universitas dan dinyatakan lebih mempersiapkan guru untuk memenuhi peran pemimpin kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 470, "width": 220, "height": 189, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum untuk mata pe- lajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo sudah dilakukan. Evaluasi tersebut dilaksanakan dengan cara menyisipkan beberapa nilia-nilai karakter bangsa ke dalam pelaksanaan pem- belajaran KKPI. Nilai-nilai karakter bangsa yang disisipkan dalam pembelajaran KKPI berjumlah 4 nilai karakter yaitu kerja keras, mandiri, suka menolong, mrengharagai hasil karya orang lain. Penyisipan nilai-nilai kara- kter bangsa dalam pembelajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo dituangkan dalam sila- bus dan RPP mata pelajaran KKPI.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 658, "width": 220, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyisipan nilai-nilai karakter dalam proses belajar mengajar KKPI di SMK N 1 Donorojo dilakukan bukan tanpa alasan. Tujuan dimasukkannya nilai-nilai karakter dalam pembelajaran KKPI di SMK N 1 Do-", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 45, "width": 11, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "29", "type": "Page header" }, { "left": -501, "top": 47, "width": 173, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 82, "width": 220, "height": 217, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "untuk belajar secara mandiri. Media pembelajaran yang diguna- kan adalah buku paket, modul, papan tulis, laptop, modem, proyektor, soft ware web browser serta jaringan internet. Penggunaan media pembelajaran tersebut disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Peng- gunaan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemandirian siswa adalah jaringan internet. Karena internet bisa diak- ses dari mana saja tidak hanya di lingkungan sekolah. Ketika siswa mendapatkna tugas dari maka siswa dapat mencarinya secara mandiri baik untuk tugas individu maupun tugas kelompok.", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 298, "width": 220, "height": 160, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk meng- himpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefek- tifan pengajaran guru. Evaluasi pembelaja- ran mencakup kegiatan pengukuran dan pe- nilaian. Evaluasi dalam pembelajaran, pada umumnya dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu teori dan praktek.", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 456, "width": 220, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi pembelajaran mata pelajaraan KKPI di SMK N 1 Donorojo dilakukan dalam dua bentuk yaitu tes teori dan tes praktikum. Sedangkan untuk pelaksanaaannya umumnya dilakukan setelah guru menyelesaikan 1 atau dua kompetensi dasar.", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 542, "width": 220, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum KKPI untuk mem- bentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 Donorojo.", "type": "Text" }, { "left": -523, "top": 586, "width": 220, "height": 145, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum membahas berba- gai kegiatan memonitor, baik proses maupun produknya pada pelaksanaan kurikulum den- gan maksud mencari data untuk keperluan revisi lebih lanjut (Dakir, 2010: 5). Evaluasi kurikulum adalah proses pemeriksaan siste- matis terhadap peristiwa yang terjadi pada waktu suatu kurikulum dilaksanakan dan aki- bat dari pelaksanaan pengembangan kuriku- lum tersebut.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 82, "width": 220, "height": 188, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum adalah kegiatan memberikan penilaian terhadap sukses atau gagalnya kurikulum yang digunakan yang meliputi: desain yang digunakan, aspek atau komponen dalam kurikulum yang dirancang dan implementasinya. Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelak- sana kurikulum. Sebagai seorang tenaga pen- didik, guru mestinya memahami betul me- ngapa suatu kurikulum harus dievaluasi dan apa yang menjadi tujuan dari evaluasi kuri- kulum.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 269, "width": 220, "height": 203, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Handler, Beth (2010) yang berjudul Teacher as Curriculum Leader: A Consideration of the Appropriateness of that Role Assignment to Classroom-Based Practitioners . Pene- litian ini mengkaji tentang keterlibatan guru dalam pengembangan kurikulum atau desain mencerminkan kegagalan keterlibatan terse- but menjadi praktik umum. Peran kurikulum pemimpin adalah satu yang sesuai untuk guru, dan memberikan saran untuk restruk- turisasi kurikulum universitas dan dinyatakan lebih mempersiapkan guru untuk memenuhi peran pemimpin kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 470, "width": 220, "height": 189, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Evaluasi kurikulum untuk mata pe- lajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo sudah dilakukan. Evaluasi tersebut dilaksanakan dengan cara menyisipkan beberapa nilia-nilai karakter bangsa ke dalam pelaksanaan pem- belajaran KKPI. Nilai-nilai karakter bangsa yang disisipkan dalam pembelajaran KKPI berjumlah 4 nilai karakter yaitu kerja keras, mandiri, suka menolong, mrengharagai hasil karya orang lain. Penyisipan nilai-nilai kara- kter bangsa dalam pembelajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo dituangkan dalam sila- bus dan RPP mata pelajaran KKPI.", "type": "Text" }, { "left": -286, "top": 658, "width": 220, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyisipan nilai-nilai karakter dalam proses belajar mengajar KKPI di SMK N 1 Donorojo dilakukan bukan tanpa alasan. Tujuan dimasukkannya nilai-nilai karakter dalam pembelajaran KKPI di SMK N 1 Do-", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 46, "width": 224, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Aris Kawiyono, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran...", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 220, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "norojo adalah agar para siswa tidak hanya menguasai materi yang diajarkan oleh guru semata tetapi juga mempunyai sikap yang terpuji yang mencerminkan nilai-nilai karak- ter bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 58, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 220, "height": 405, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Simpulan dari penelitian ini menun- jukkan bahwa pertama dasar pembentu- kan kurikulum KKPI di SMK N 1 Dono- rojo terdiri adri 5 landasan yaitu yuridis, filosofis, sosiologis, psiko pedagogis dan IPTEK. Landasan yuridis berkaitan de- ngan perkembangan dunia TI yang begitu cepat, sehingga peserta didik memang harus dibekali pe nguasaan ketrampilan komputer. Landasan filosofi berkaitan dengan tujuan pembelajaran KKPI yaitu agar siswa men- jadi seseorang yang paham atau mengerti tentang teknologi dan informasi. Landasan sosiologis berhubungan dengan sekolah in- gin meningkatan rasa tolerasi, kritis dan menghargai prestasi peserta didik terhadap suatu kegiatan yang merupakan implemen- tasi dari pembelajaran TI. Landasan psikolo- gis adalah agar siswa memiliki kemandirian. Lanadasn IPTEK berdasarkan pada perkem- bangan ilmu pengetahuan. Kedua, persiapan kurikulum KKPI dimulai dengan pembuatan kurikulum KKPI. Selanjutnya guru KKPI akan membuat pro- gram tahunan dan program semester yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pembela- jaran. Langkah selanjutnya adalah pembua- tan silabus dan RPP yang dijadikan pedoman", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 82, "width": 220, "height": 361, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "bagi guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Ketiga, persiapan guru dalam pem- bentukan kemandirian peserta didik melalui pembelajaran KKPI adalah dengan mening- katkan kompetensi yang dimilikinya. Pening- katan kompetensi tersebut dilakukan dengan mengikuti kegiatan seperti seminar atau pen- didikan dan pelatihan. Guru juga memper- sipkan materi dan metode untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran KKPI. Keempat, pelaksanaan pembelajaran KKPI di SMK N 1 Donorojo sudah me- ngacu pada komponen-komponen pembe- lajaran. Tujuan pembelajaran KKPI adalah untuk membentuk kemandirian peserta di- dik. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eramah dua arah, diskusi dan presen- tasi, simulasi serta praktikum di laboratorium komputer. Media pembelajaran yang digu- nakan antara lain buku paket, modul, papan tulis, laptop, modem, proyektor, soft ware web browser serta jaringan internet. Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam dua bentuk yaitu tertulis dan praktek.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 442, "width": 220, "height": 160, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kelima, evaluasi kurikulum dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara kuriku- lum yang telah dibuat sebelumnya dengan pelaksanannya dilapangan. Evaluasi kuri- kulum KKPI di SMK N 1 Donorojo sudah dilaksanakan. Bentuk evaluasi kurikulum KKPI adalah dengan menyisipkan nilai-nilai karakter bangsa pada pembelajaran KKPI. Harapannya adalah agar siswa tidak hanya menguasai materi pelajaran saja tetapi juga mempunyai sikap yang terpuji.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 195, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "30 Varia Pendidikan, Vol. 26. No. 1, Juni 2014", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 80, "width": 91, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Title" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 378, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Ali, Imron. 2002. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 143, "width": 454, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Algozine. 2007. Beginning Teacher’s Perceptions of their induction program experiences . Jan- uari/February 2007. Vol.80 No.3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 457, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Harsono. 2008. Model-model Pengelolaan Perguruan Tinggi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Handler, Beth. 2010. Teacher as Curriculum Leader: A Considerationof the Appropriateness of that Role Assignment to Classroom-Based Practitioners . International Journal of Teacher Leadership Volume 3, Number 3, Winter 2010.http://www.csupomona.edu/ijtl ISSN: 1934-9726", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 287, "width": 456, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mathur, Ravisha dan Oliver. 2007. Developing an International Distance Education Program : A Blended Learning Approach", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 417, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja Rasda Karya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 456, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Ojala, Paula. 2004. Aims of Education and Curriculum Planning in Special Education Units and Schools in Lusaka , Zambia. A Qualitative Study of Special Education Teachers’ Views and Classroom Practice.", "type": "List item" } ]
2b6c650b-47ee-9e48-593e-94fef7da9d8a
https://jamu-journal.ipb.ac.id/index.php/JJI/article/download/280/144
[ { "left": 42, "top": 33, "width": 175, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Jurnal Jamu Indonesia (2022) 7(3):121-129", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 33, "width": 72, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Artikel Penelitian", "type": "Page header" }, { "left": 42, "top": 45, "width": 138, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "ISSN 2407-7178 eISSN 2407-7763", "type": "Page header" }, { "left": 397, "top": 45, "width": 173, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "DOI: https://doi.org/10.29244/jji.v7i3.280", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 205, "width": 493, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Penulis Waras Nurcholis 1,2* , Fachrur Rizal Mahendra 1 , Milanda Fiorella Gultom 1 , Safira Khoirunnisa 1 , Mayang Anggita Cahya Kurnia 1 , Hamdan Hafizh Harahap 1", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 241, "width": 520, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Afiliasi 1 Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Jl. Kamper, Babakan, Kec. Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16680 2 Pusat Studi Biofarmaka Tropika, Lembaga Penelitan dan Pengabdia kepada Masyarakat., Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Taman Kencana, Jl. Taman Kencana No.3, RT.03/RW.03, Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16128", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 361, "width": 46, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Kata Kunci", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 372, "width": 73, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " fenotipe ungu", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 384, "width": 74, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " fenotipe putih", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 397, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " kumis kucing", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 409, "width": 76, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " tanaman obat", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 421, "width": 87, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " senyawa bioaktif", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 471, "width": 85, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Keywords  purple phenotype", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 494, "width": 82, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " white phenotype", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 507, "width": 70, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " cat's whiskers", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 519, "width": 73, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " medical plants", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 531, "width": 100, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": " bioactive compounds", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 581, "width": 122, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Diterima 21 Desember 2022 Direvisi 29 Desember 2022", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 609, "width": 122, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Disetujui 30 Desember 2022", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 660, "width": 112, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "*Penulis Koresponding Waras Nurcholi s email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 320, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 334, "width": 386, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Kumis kucing ( Orthosiphon stamineus ) merupakan salah satu tanaman obat yang dapat mengobati berbagai penyakit. Tanaman ini telah diketahui memiliki beberapa kandungan zat aktif seperti polifenol, alkaloid, dan terpenoid yang memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, anti radang, anti alergi, dan anti kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan, serta aktivitas antibakteri pada ekstrak daun kumis kucing. Ekstrak daun kumis kucing diperoleh dengan metode sonikasi-maserasi. Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun kumis kucing dilakukan dengan metode CUPRAC dan ABTS. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kumis kucing mengandung senyawa bioaktif flavonoid, fenol hidrokuinon, saponin, tanin, serta triterpenoid. Rata-rata aktivitas antioksidan tertinggi dihasilkan oleh ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dengan metode ABTS yaitu senilai 151,23 µmol TE/g bobot kering. Rata-rata aktivitas antibakteri strain Escherichia coli tertinggi diperoleh ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dengan diameter zona hambat 2.3 mm", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 533, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 546, "width": 384, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Cat’s whiskers (Orthosiphon stamineus) are a medicinal plant that can treat various diseases. Cat’s whiskers have been known to contain bioactive compounds, namely polyphenol, alkaloid, and terpenoid which have antioxidant, antibacterial, antiviral, anti-inflammatory, anti-allergic, and anti-cancer activities. This study aims to determine the phytochemical content, antioxidant activity, and antibacterial activity of the cat's whiskers leaf extract. Cat’s whiskers leaf extract was obtained by the sonication-maceration method. Antioxidant activity test of cat’s whiskers leaf extract was tested using the CUPRAC and ABTS methods. The results showed that the cat’s whiskers leaf extract contains bioactive compounds of polyphenol, alkaloid, and terpenoid. The highest average antioxidant activity was produced by the purple phenotype cat’s whiskers leaf extract using the ABTS method, which was 168.68 µg TE/g dry weight. The highest average antibacterial activity in Escherichia coli strain was obtained from leaf extract of purple phenotype cat’s whiskers (U2) with an inhibition zone diameter of 3.2 mm.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 83, "width": 496, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Skrining Fitokimia, Antioksidan, dan Antibakteri Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 100, "width": 81, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Dua Fenotipe", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 134, "width": 497, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Phytochemical, Antioxidant and Antibacterial Screening of Orthosiphon stamineus Leaf Extract Two Phenotypes", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 33, "width": 18, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "122", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 33, "width": 64, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Nurcholis et al .", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 71, "width": 74, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 84, "width": 252, "height": 253, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Tanaman obat sudah dikenal sejak dimulainya peradaban dan digunakan sebagai pengobatan tradisional (Sudrajat 2016). Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, khususnya memiliki varietas tanaman obat yang sangat berlimpah. Hal ini tentunya sangat berpotensi dalam penemuan kandidat obat baru yang bersumber dari tanaman obat (Listyana et al. 2022). Tanaman obat dapat diartikan sebagai jenis tanaman yang berfungsi ataupun berkhasiat sebagai obat dan digunakan untuk penyembuhan ataupun pencegahan berbagai macam penyakit (Sarno 2019). Khasiat pada tanaman obat disebabkan oleh adanya kandungan senyawa aktif berupa metabolit sekunder, seperti senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan steroid (Dacosta et al. 2017). Tanaman menggunakan senyawa metabolit sekunder sebagai pertahanan diri terhadap lingkungan, hama, maupun penyakit (Julianto 2019).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 340, "width": 252, "height": 293, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Salah satu tanaman di Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat adalah kumis kucing ( Orthosiphon stamineus ). Kumis kucing dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit TBC, maag, sakit kuning, dan susah buang air kecil (Syamsiah et al. 2016). Tanaman yang masuk ke dalam famili Lamiaceae atau Labiatae ini memiliki tinggi mencapai dua meter dengan daun yang berbentuk bulat telur lonjong ataupun belah ketupat (Rizal dan Sustriana 2019). Berdasarkan dari fenotipe warna bunga Orthosiphon stamineus diklasifikasikan menjadi dua varietas: yaitu bunga berwarna putih (varietas putih) dan bunga berwarna ungu (varietas ungu). Varietas ungu memiliki lebih banyak senyawa bioaktif daripada varietas putih (Ameer et al. 2012). Tanaman ini telah diketahui memiliki beberapa kandungan zat aktif yaitu polifenol, saponin, hingga terpenoid yang memiliki efek nefroprotektif (Tandi et al. 2017). Menurut beberapa penelitian, kandungan flavonoid dalam bahan alam memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, anti radang, anti alergi, dan anti kanker (Sari dan Hastuti 2020).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 635, "width": 252, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Penelitian ini meliputi uji aktivitas antioksidan, uji fitokimia, dan uji antibakteri pada ekstrak daun kumis kucing dengan fenotipe putih dan ungu. Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan meliputi uji ABTS yaitu 2,2- azinobis-3-Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid dan Cupric Ion Reducing Antioxidant (CUPRAC). Uji kelompok senyawa fitokimia dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dalam skrining metabolit golongan polifenol (fenolik, flavonoid, dan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 71, "width": 252, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "tanin), alkaloid, dan terpenoid (steroid). Selain itu, uji antibakteri menggunakan strain bakteri negatif seperti E. Coli untuk menentukan potensi ekstrak daun kumis kucing dalam aktivitas antibakteri.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 138, "width": 43, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 152, "width": 72, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 165, "width": 252, "height": 172, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Daun kumis kucing diperoleh dari Koleksi Kebun Pusat Penelitian Biofarmaka Tropika, Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, Indonesia (6°32′25.47″ LU, 106°42′53.22″ BT, 142,60 meter di atas permukaan laut. Daun kumis kucing dideterminasi di Laboratorium Biokimia Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Alat-alat yang digunakan berupa alat- alat gelas dan kaca, vakum, sonikator, penangas air, waterbath shaker, oven , penyaring serbuk 80 Mesh , neraca analitik , rotary evaporator , kertas saring, pipet, mikropipet, microplate 96 well (Biologix), dan spektrofotometer nano (SPECTROstarNano BMG LABTECH).", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 340, "width": 254, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Adapun bahan yang dibutuhkan yaitu daun kumis kucing dua fenotipe (ungu dan putih), etanol 96%, kloroform (Merck), NH 4 OH (Merck), H 2 SO 4 (Merck), reagen Mayer (HgCl 2 Fisher, KI Merck), reagen Wagner (KI Merck, Iodin), reagen Dragendorff (fisher), FeCl 3 5%, serbuk Mg (SRL), HCN 2N (SRL), amilalkohol (Merck), FeCl 3 (SRL), reagen Liebermann-Burchard (H2SO4 Merck, Asam Asetat anhidrat Merck), reagen ABTS (SRL), akuabides, kalium persulfat (SRL), CuCl 2 (SRL), neukoprin (SRL), buffer amonium asetat pH 7 (Merck), dan media TSA (Merck).", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 501, "width": 225, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Ekstraksi Daun Kumis Kucing (Sonikasi-Maserasi)", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 514, "width": 252, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sebanyak 5 gram simplisia daun Orthosiphon aristatus (fenotipe ungu dan putih) dilarutkan dalam 50 mL pelarut etanol 96% (1:10). Setelah larut, sampel dihomogenisasi menggunakan sonikator selama 30 menit yang dilanjutkan dengan maserasi pada suhu 30°C selama 24 jam menggunakan waterbath shaker . Maserat disaring menggunakan vakum dan digunakan dalam pengujian fitokimia. Hasil penyaringan dipekatkan kembali menggunakan rotary evaporator untuk pengujian aktivitas antibakteri.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 662, "width": 55, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Alkaloid", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 675, "width": 252, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sebanyak 1 mL filtrat ditambahkan 5 mL kloroform dan 2 tetes amonium hidroksida (NH 4 OH) kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Ekstrak kloroform dalam tabung reaksi dikocok dengan 6 mL H 2 SO 4 (2 M) dan lapisan asamnya dipisahkan ke dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan asam diteteskan pada", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 403, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Skrining Fitokimia, Antioksidan, dan Antibakteri Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus Dua Fenotipe", "type": "Page header" }, { "left": 546, "top": 33, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "123", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 252, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "plat porselen dan ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf yang akan menimbulkan endapan warna berturut-turut putih, coklat, dan merah jingga.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 102, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Fenol Hidrokuinon", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 252, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sebanyak 1 mL filtrat cair masing-masing ditambahkan dengan 3 tetes larutan FeCl 3 5%. Adanya perubahan warna menjadi ungu kehitaman menunjukkan adanya senyawa fenol.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 160, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Flavonoid (Permadi et al. 2015)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 232, "width": 252, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sebanyak 1 mL filtrat cair masing-masing ditambahkan dengan serbuk magnesium dan asam klorida (2 N) kemudian dipanaskan, ditambahkan amil alkohol, dan dihomogenkan. Hasil positifnya adalah tertariknya warna kuning-merah pada lapisan alkohol.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 152, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Saponin (Permadi et al. 2015)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 252, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sebanyak 1 mL filtrat cair dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 mL air panas, didinginkan, dan dihomogenkan selama 10 detik. Kemudian sebanyak 1 mL sediaan awal ditambah dengan 10 mL air dan dihomogenkan selama 10 menit. Reaksi positif jika terbentuk buih yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm serta pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 141, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Tanin (Permadi et al. 2015)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 252, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sebanyak 2 mL filtrat cair dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes pereaksi besi (III) klorida (FeCl 3 ). Reaksi positif ditunjukkan jika larutan berwarna biru atau hitam serta ditambahkan gelatin hingga terbentuk endapan putih untuk memastikan keberadaan tannin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 568, "width": 252, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Terpenoid dan Steroid (Fernandes et al . 2018) Identifikasi dilakukan dengan menggunakan campuran asam asetat anhidrid dan asam sulfat pekat yang biasa dikenal dengan pereaksi Liebermann- Burchard. Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan sebanyak 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 tetes asam sulfat pekat ke dalam 1 ml sampel uji yang telah dilarutkan dalam aseton. Selanjutnya sampel uji dikocok dan dibiarkan beberapa menit. Reaksi yang terjadi diikuti dengan perubahan warna, apabila terlihat warna merah dan ungu maka uji dinyatakan positif untuk triterpenoid dan apabila terlihat warna hijau dan biru maka uji dinyatakan positif adanya steroid.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 71, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Aktivitas Antioksidan Metode ABTS", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 84, "width": 252, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji aktivitas antioksidan metode ABTS dimulai dengan pembuatan larutan ABTS yang terdiri dari 90 mg ABTS dan akuabides yang ditakar hingga 25 mL. Larutan ABTS kemudian ditampung di botol gelap, dibungkus aluminum foil, dan dimasukkan pada lemari pendingin. Pembuatan kalium persulfat dilakukan dengan melarutkan 66,289 mg K 2 S 2 O 8 pada akuabides hingga 100 mL (K 2 S 2 O 8 2,4 mM). Larutan ABTS dan kalium persulfat kemudian ditampung di botol gelap, dibungkus aluminum foil, dan dimasukkan pada lemari pendingin. Langkah selanjutnya yaitu pembuatan reagen ABTS dengan mencampurkan ABTS 7 mM dan K 2 S 2 O 8 2,4 mM dengan perbandingan 2:1, setelah itu dilakukan variasi penambahan akuabides agar mencapai absorbansi sebesar 0,7 ± 0,02 pada panjang gelombang 734 nm.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 299, "width": 252, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Pengujian sampel dengan metode ABTS dilakukan dengan menambahkan sebanyak 20 μL sampel dengan 280 μL reagen ABTS, kemudian diinkubasi 6 menit pada ruang gelap dan suhu ruang. Hasil inkubasi kemudian diukur dengan panjang gelombang 734 nm dan dinyatakan dalam μmol TE/g bobot kering. Standar yang digunakan adalah Trolox dengan rentang konsentrasi 0- 350 μM .", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 420, "width": 194, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Aktivitas Antioksidan Metode CUPRAC", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 434, "width": 252, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji aktivitas antioksidan metode CUPRAC dimulai dengan menambahkan 50 μL sampel dengan 50 μL CuCl 2 0,01 M, 50 μL neokuproin 0.0075 M , dan 50 μL larutan buffer amonium asetat pH 7. Larutan kemudian diinkubasi 30 menit pada suhu ruang dan ruang gelap. Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 450 nm dan dinyatakan dalam μmol TE/g bobot kering. Standar yang digunakan yaitu Trolox dengan rentang konsentrasi 0- 800 μmol .", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 568, "width": 252, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Pengujian Aktivitas Antibakteri Metode Cakram Kertas", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 595, "width": 252, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sebanyak 12 gram media TSA dilarutkan ke dalam 300 ml akuades dan dipanaskan, setelah larut dilakukan proses autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 0 C, setelah itu dituang ke cawan petri sebanyak 15 ml lalu ditunggu hingga memadat dan bisa digunakan untuk uji selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 675, "width": 252, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan cakram kertas diameter 5,32 cm yang berfungsi untuk menampung zat antimikroba. Sebanyak 50 µL suspensi Escherichia coli ditambahkan pada media TSA yang telah memadat dalam cawan petri. Kertas cakram ditambahkan 10 µL larutan", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 33, "width": 18, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "124", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 33, "width": 64, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Nurcholis et al .", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 71, "width": 252, "height": 226, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "berbagai perlakuan, yaitu sampel ekstrak daun kumis kucing yang telah dilarutkan dengan aquades hingga didapatkan konsentrasi 10 ppm, Ampicillin 1% sebagai kontrol positif, dan pelarut aquades sebagai kontrol negatif. Kemudian kertas cakram diletakkan pada media pertumbuhan yang telah diinokulasi bakteri uji. Media pertumbuhan bakteri kemudian diinkubasi selama 24 jam pa da suhu 37⁰C. Uji aktivitas terhadap masing-masing sampel dilakukan sebanyak 3 kali ulangan (triplo). Kemudian diamati hasil inkubasi, area jernih yang terbentuk di sekeliling cakram diukur menggunakan jangka sorong pengukuran dilakukan secara 2 kali ulangan. Area jernih tersebut menunjukkan daya hambat senyawa yang terkandung pada sampel ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri. Pengujian ini dilakukan di dalam laminar air flow pada kondisi steril.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 313, "width": 61, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 326, "width": 252, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Analisis data aktivitas antioksidan metode CUPRAC dan ABTS dinyatakan sebagai nilai rata-rata dan standar error (SE). Hasilnya dianalisis dengan menggunakan one-way analysis of variance (ANOVA) dengan menggunakan software SPSS. Perbandingan dilakukan untuk mendeteksi perbedaan yang signifikan (p <0,05) antara nilai rata-rata yang memiliki lebih dari dua kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 447, "width": 121, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Fitokimia", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 474, "width": 252, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Senyawa fenolik adalah salah satu kelompok senyawa terbesar yang memiliki peran sebagai antioksidan alami pada tumbuhan (Dhurhania dan Novianto 2018). Senyawa ini termasuk ke dalam golongan metabolit sekunder polifenol yang berperan sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, dan sebagainya (Mahardani dan Yuanita 2021). Berdasarkan hasil uji terhadap ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu didapatkan perubahan warna sampel yang semula hijau muda berubah menjadi hijau kehitaman setelah direaksikan dengan pereaksi FeCl 3 . Hal ini disebabkan karena senyawa fenolik bereaksi dengan FeCl 3 1% dan membentuk warna merah, ungu, biru, atau hitam yang pekat karena FeCl 3 bereaksi dengan gugus – OH aromatis (Haryati et al. 2015). Kompleks berwarna yang terbentuk diduga sebagai besi (III) heksafenolat. Ion Fe 3+ mengalami hibridisasi pada orbital d 2 sp 3 sehingga ion Fe 3+ memiliki 6 orbital kosong yang diisi oleh pendonor pasangan elektron, yaitu atom oksigen pada senyawa fenolik yang memiliki pasangan elektron bebas (Marliana dan Saleh 2011).", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 71, "width": 252, "height": 172, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Flavonoid merupakan senyawa yang memiliki banyak gugus – OH dengan adanya perbedaan keelektronegatifan yang tinggi sehingga bersifat polar (Ikalinus et al. 2015). Flavonoid termasuk salah satu kelompok senyawa fenolik yang banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman dan memiliki peran sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan ini berasal dari kemampuan flavonoid dalam mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam (Marsella et al. 2016). Hasil uji fitokimia yang telah dilakukan terhadap ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dan putih menunjukkan hasil yang positif dengan munculnya warna kuning pada lapisan alkohol.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 246, "width": 252, "height": 494, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Saponin merupakan senyawa glikosida steroid atau triterpenoid ditemukan dalam berbagai tanaman. Senyawa saponin banyak dimanfaatkan untuk kepentingan manusia karena saponin memiliki cakupan peran yang besar seperti antibakteri, antifungi, kemampuan menurunkan kolesterol dalam darah, dan menghambat pertumbuhan sel tumor (Yanuartono et al. 2017). Ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dan putih ketika dilakukan uji saponin menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya busa stabil setelah didiamkan 10 menit dan direaksikan dengan HCl 2N. Saponin merupakan senyawa bersifat kompleks dan memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih (Gunawan 2018). Senyawa saponin memiliki glikosil sebagai gugus polar serta gugus steroid atau triterpenoid sebagai gugus nonpolar sehingga saat dikocok dengan air permukaannya bersifat aktif dan membentuk misel. Struktur misel gugus nonpolar menghadap ke dalam sedangkan gugus polar menghadap ke luar dan keadaan inilah yang tampak seperti buih atau busa (Habibi et al. 2018). Senyawa tanin merupakan salah satu senyawa aktif metabolit sekunder yang memiliki beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, antidiare, antibakteri, dan antioksidan (Makatamba et al. 2022). Hasil uji tanin pada ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dan putih menunjukkan adanya endapan putih setelah direaksikan dengan gelatin. Endapan yang terbentuk disebabkan karena gelatin merupakan salah satu jenis protein yang mampu diendapkan oleh tanin. Endapan tersebut terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antara tanin dan protein pada gelatin. Ikatan hidrogen yang terbentuk disebabkan oleh atom H yang terikat dengan 2 atom O ataupun terikat dengan atom O dan N dari struktur tanin dan gelatin (Ikalinus et al. 2015). Adanya endapan yang terbentuk menandakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 403, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Skrining Fitokimia, Antioksidan, dan Antibakteri Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus Dua Fenotipe", "type": "Page header" }, { "left": 546, "top": 33, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "125", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 252, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "terdapat kandungan senyawa tanin pada kedua sampel tanaman kumis kucing (Sari et al. 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 252, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Alkaloid merupakan senyawa fitokimia yang jumlahnya paling banyak dijumpai pada semua bagian tumbuhan dan memiliki cincin heterosiklik (Minarno 2015). Alkaloid berperan sebagai zat antispasmodic (meredakan kejang otot dengan menurunkan tegangan tinggi jaringan otot polos pada saluran pencernaan), antiinflamasi serta sebagai antimikroba (Surahmaida dan Umarudin 2019). Terdapat 3 pereaksi yang digunakan pada uji alkaloid, yaitu reagen dragendorff, wagner, dan mayer. Ekstrak daun kumis kucing baik fenotipe ungu maupun putih menunjukkan hasil positif pada tiap reagen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 252, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Steroid memiliki peran penting dalam fisiologi dan biokimia makhluk hidup. Steroid memiliki aktivitas farmakologis seperti merangsang pertumbuhan otot dan mengurangi massa lemak, obat kontrasepsi, antikanker, obat penenang, dan anti-inflamasi (Sultan dan Raza 2015). Hasil positif pada uji steroid ditandai dengan terbentuknya warna hijau-biru ketika direaksikan dengan asetat-anhidrit karena adanya pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi yang menyebabkan reaksi oksidasi pada golongan steroid (Fajriaty et al. 2018). Berdasarkan penelitian, sampel ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dan putih", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 71, "width": 252, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "menunjukkan hasil negatif dengan tidak terbentuk warna hijau-biru.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 98, "width": 253, "height": 186, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Triterpenoid merupakan senyawa metabolit sekunder turunan terpenoid yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena (2-metilbuta-1,3- diene) yaitu kerangka karbon yang dibangun oleh enam satuan C5 dan diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena (Balafif et al. 2013). Triterpenoid memiliki manfaat dalam meningkatkan fungsi mental dan memberi efek menenangkan. Senyawa ini juga berperan dalam merevitalisasi pembuluh darah sehingga memperlancar peredaran darah menuju otak (Sutardi 2016). Uji triterpenoid ekstrak daun kumis kucing menunjukkan positif terpenoid dengan adanya cincin kecoklatan pada sampel uji baik fenotipe ungu maupun putih ( Tabel 1 ).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 299, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji Aktivitas Antioksidan", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 313, "width": 252, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Aktivitas antioksidan ekstrak daun kumis kucing diuji dengan metode ABTS 2,2-azinobis-3-", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 340, "width": 252, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid dan cupric reducing antioxidant capacity (CUPRAC). Metode ABTS dipilih karena waktu yang dibutuhkan untuk reaksi antioksidan lebih cepat serta dapat mendeteksi senyawa hipofilik dan lipofilik (Jatmiko dan Mursiti 2021). Adapun metode CUPRAC dipilih pada penelitian", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 448, "width": 269, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Kumis Kucing", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 484, "width": 518, "height": 284, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "No Skrining Fitokimia Pereaksi Perubahan Warna Hasil Uji Fenotipe Ungu Fenotipe Putih Fenotipe Ungu Fenotipe Putih 1. Fenol Hidrokuino n FeCl3 Hijau menjadi hijau kehitaman Hijau menjadi hijau kehitaman + + 2. Flavonoid HCl Hijau menjadi hijau kekuningan Hijau menjadi hijau kekuningan + + 3. Saponin Akuades, dipanaskan, dikocok, ditambah HCl 2N Timbul busa yang stabil Timbul busa yang stabil + + 4. Tanin FeCl3 Hijau menjadi hijau kehitaman Hijau menjadi hijau kehitaman + + 5. Alkaloid Meyer Hijau menjadi putih Hijau menjadi putih + + Wagner Hijau menjadi coklat Hijau menjadi coklat + + Dragendorf Hijau menjadi merah jingga Hijau menjadi merah jingga + + 6. Steroid Liebermann-Burchard (asam asetat anhidrat-H 2 SO 4 ) Hijau menjadi kecoklatan Hijau menjadi kecoklatan - - 7. Triterpenoi d Liebermann-Burchard (asam asetat anhidrat-H 2 SO 4 ) Terbentuk cincin kecoklatan Terbentuk cincin kecoklatan + +", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 33, "width": 18, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "126", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 33, "width": 64, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Nurcholis et al .", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 71, "width": 252, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "ini karena reagen CUPRAC termasuk dalam reagen selektif dengan nilai potensial reduksi rendah serta lebih stabil (Maryam et al. 2019). Uji aktivitas antioksidan metode ABTS memiliki mekanisme penangkapan radikal bebas dengan pemutusan rantai reaksi radikal dengan donor radikal hidrogen secara cepat (Azizah et al. 2019). Berdasarkan Gambar 1 . aktivitas antioksidan metode ABTS daun kumis kucing fenotipe ungu lebih tinggi dibandingkan daun kumis kucing fenotipe putih. Hal ini menunjukkan fenotipe ungu dominan dalam transfer atom hidrogen. Selain itu, daun kumis kucing fenotipe ungu juga memiliki kandungan senyawa bioaktif lebih banyak (Ameer et al. 2012).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 259, "width": 252, "height": 213, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Uji aktivitas antioksidan CUPRAC bertujuan menguji daya reduksi oleh senyawa antioksidan melalui transfer elektron. Reagen yang digunakan adalah bis (neokuproin) tembaga (II) (Cu(Nc) 2 2+ ) dengan kapasitas antioksidan senilai dengan jumlah total tembaga yang direduksi oleh antioksidan melalui mekanisme transfer elektron (Awaluddin dan Wahyuningsih 2019). Berdasarkan Gambar 1 . aktivitas antioksidan metode CUPRAC pada daun kumis kucing fenotipe putih lebih tinggi dibandingkan pada daun kumis kucing fenotipe ungu. Hal ini menunjukkan fenotipe putih dominan dalam transfer elektron. Hasil pengujian CUPRAC juga dapat digunakan untuk menguji kapasitas antioksidan senyawa fenolik (Awaluddin dan Wahyuningsih 2019). Dengan demikian, daun kumis kucing fenotipe putih memiliki kandungan senyawa fenolik lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 71, "width": 252, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Aktivitas antioksidan metode ABTS menunjukkan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan metode CUPRAC ( Gambar 1 ). Hal ini karena sifat hidrofilik daun kumis kucing menghasilkan kemampuan perendaman lebih baik terhadap metode ABTS (Istikharah 2015). Metode ABTS juga memberikan absorbansi yang lebih spesifik pada panjang gelombang visible (Jatmiko dan Mursiti 2021). Berdasarkan penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas antioksidan fenotipe ungu dengan fenotipe putih. Perolehan rata-rata aktivitas antioksidan metode ABTS pada fenotipe putih yaitu sebesar 127,89 (µmol TE/g DW), sedangkan pada fenotipe ungu yaitu sebesar 151,23 (µmol TE/g DW). Perolehan rata-rata aktivitas antioksidan metode CUPRAC pada fenotipe putih yaitu sebesar 87,67 (µmol TE/g DW), sedangkan pada fenotipe ungu sebesar 82,89 (µmol TE/g DW). Faktor dari perbedaan hasil aktivitas antioksidan kedua fenotipe ini dipengaruhi oleh sifat dan senyawa bioaktif yang terkandung serta mekanisme transfer atom yang dimiliki oleh setiap fenotipe.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 367, "width": 94, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Aktivitas Antibakteri", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 380, "width": 252, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Aktivitas antibakteri ekstrak kumis kucing terhadap bakteri Escherichia coli dilakukan menggunakan 3 perlakuan yang terdiri dari konsentrasi 10.000 ppm untuk masing-masing ekstrak daun fenotipe ungu dan putih. Kontrol positif yang digunakan yaitu Ampicillin 1% dan kontrol negatif menggunakan aquades. Pengujian menggunakan metode cakram kertas untuk", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 494, "width": 338, "height": 231, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Fe no tip e un gu Fe no tip e pu tih 0 50 100 150 200 Kapasitas antioksidan ABTS K a p a s it a s A n ti o k s id a n (µ m o l T E /g D W ) ns (a) Fe no tip e un gu Fe no tip e pu tih 0 20 40 60 80 100 Kapasitas antioksidan CUPRAC K a p a s it a s A n ti o k s id a n (µ m o l T E /g D W ) ns (b)", "type": "Table" }, { "left": 35, "top": 733, "width": 531, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Gambar 1 . Hasil Pengukuran Kapasitas Antioksidan Fenotipe Bunga Kumis Kucing dengan Metode (a) ABTS dan (b) CUPRAC", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 403, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Skrining Fitokimia, Antioksidan, dan Antibakteri Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus Dua Fenotipe", "type": "Page header" }, { "left": 546, "top": 33, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "127", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 252, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "melihat zona hambat yang terbentuk dari diameter zona bening sebagai indikator proses penghambatan pertumbuhan bakteri.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 252, "height": 226, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Hasil penelitian pada Gambar 2 . menunjukkan diameter zona hambat bakteri Escherichia coli paling besar terdapat pada kontrol positif dengan rerata 26.74 mm dan diikuti oleh ekstrak sampel daun kumis kucing fenotipe ungu (2.3 mm) lalu yang terkecil fenotipe putih (1.4 mm). Pengukuran diameter zona hambat dapat digolongkan sesuai klasifikasi zona hambat menurut Davis dan Stout. Kriteria kekuatan daya antibakteri, yaitu diameter zona hambat 5 mm atau kurang dikategorikan lemah, zona hambat 5-10 mm dikategorikan sedang, zona hambat 10-20 mm dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm atau lebih dikatakan sangat kuat (Ariyani et al. 2018). Hal ini menunjukkan bahwa sampel ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dan putih berada dalam kategori zona hambat lemah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 251, "height": 264, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "A m pi si lin (1 % ) A ku ad es U ng u (1 0 pp m ) P ut ih (1 0 pp m ) 0 5 10 15 20 25 Uji antibakteri strain E. coli Z o n a h a m b a t (m m ) Gambar 2 . Hasil Rata-Rata Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Kumis Kucing terhadap Pertumbuhan Escherichia coli", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 252, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Berdasarkan penelitian Pangow et al. (2020), ekstrak daun kumis kucing cukup efektif sebagai antibakteri dengan daya hambat sedang terhadap strain Escherichia coli . Senyawa antibakteri yang terdapat pada kumis kucing meliputi polifenol, alkaloid, dan terpenoid. Penelitian Nisak dan Rini (2021) menunjukkan bahwa senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif seperti Proteus mirabilis dan Staphylococcus saprophyticus . Adapun", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 71, "width": 253, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "bakteri gram negatif seperti Escherichia coli memiliki struktur dinding sel relatif kompleks sehingga senyawa antibakteri sukar masuk ke dalam sel untuk dapat bekerja dalam menghambat aktivitas bakteri tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 125, "width": 252, "height": 199, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Resistensi Escherichia coli terhadap antibiotik ampicillin ditunjukkan dengan diameter zona hambat 12 mm, intermediet dengan diameter 12-14 mm, dan sensitif dengan diameter 17 mm (Walewangko et al. 2015). Strain Escherichia coli sensitif terhadap Ampicillin dengan ditunjukkan pada diameter zona daya hambat sebesar 26.74 mm. Adapun kontrol negatif yang menggunakan akuades tidak menunjukkan adanya zona hambat. Hasil zona hambat lemah pada sampel ekstrak daun kumis kucing disebabkan kandungan senyawa antibakteri yang tidak bekerja secara optimum. Faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas senyawa bioaktif sampel yang diteliti meliputi metode maserasi maupun pelarut organik yang digunakan (Pangow et al. 2020).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 340, "width": 52, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 353, "width": 252, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Ekstrak daun kumis kucing baik fenotipe ungu maupun putih keduanya menunjukkan hasil uji positif pada uji senyawa bioaktif flavonoid, fenol hidrokuinon, saponin, tanin, serta triterpenoid namun memberikan hasil negatif pada uji steroid. Rata-rata aktivitas antioksidan tertinggi dihasilkan oleh ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dengan metode ABTS yaitu senilai 151,23 µmol TE/g DW. Sedangkan aktivitas antibakteri tertinggi diperoleh dari ekstrak daun kumis kucing fenotipe ungu dengan diameter zona hambat 2.3 mm dan termasuk dalam klasifikasi zona hambat bakteri Eschericia coli yang lemah.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 528, "width": 111, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 541, "width": 252, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Terima kasih kami ucapkan pada Martini Hudayanti selaku laboran dalam membantu bahan dan teknis pelaksanaan penelitian di Laboratorium Biokimia Departemen Biokimia, FMIPA, IPB.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 608, "width": 85, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 622, "width": 253, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Ameer OZ, Salman IM, Asmawi MZ, Ibraheem ZO, Yam MF. 2012. Orthosiphon stamineus : traditional uses, phytochemistry, pharmacology, and toxicology . J Med Food . 15(8):678-690.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 675, "width": 252, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Ariyani H, Nazemi M, Hamidah, Kumiati M. 2018. Uji aktivitas antibakteri kulit limau ( Cytrus hystrix DC) terhadap beberapa bakteri. Journal of Current Pharmaceutical Sciences . 2(1):136-141.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 729, "width": 252, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Awaluddin N, Wahyuningsih S. 2019. Uji aktivitas antioksidan ekstrak methanol klika anak dara", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 33, "width": 18, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "128", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 33, "width": 64, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Nurcholis et al .", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 238, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "( Croton oblongus Burm) menggunakan metode DPPH. Jurnal Farmasi FKIK UINAM. 2:38-45.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 98, "width": 252, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Azizah S, Nursamsiar, Nur S. 2019. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kedondong hutan ( Spondias pinnata (L.F.) Kurz.) dengan berbagai metode uji. Jurnal Ilmiah Manuntung . 5(1):91-96. Balafif RAR, Andayani Y, Gunawan ER. 2013. Analisis senyawa triterpenoid dari hasil fraksinasi ekstrak air buah buncis ( Phaseolus vulgaris Linn ). Chem. Prog. . 6(2): 56-61.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 205, "width": 252, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Dacosta M, Sudirga SK, Muksin IK. 2017. Perbandingan kandungan minyak atsiri tanaman sereh wangi ( Cymbopogon nardus L. Rendle) yang ditanam di lokasi berbeda. Simbiosis . 1:25-31.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 259, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Dhurhania CE, Novianto A. 2018. Uji kandungan fenolik total dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan dari berbagai sentuk sediaan sarang semut ( Myrmecodia pendens ). Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia . 5(2):62-68.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 326, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Fajriaty I, Hariyanto IH, Andres, Setyaningrum Risky. 2018. Skrining fitokimia dan analisis kromatografi lapis tipis dari ekstrak etanol daun bintangur ( Calophyllum soulattri Burm. F). Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains. 7(1):54-67.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 393, "width": 252, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Gunawan DH. 2018. Penurunan senyawa saponin pada gel lidah buaya dengan perebusan dan pengukusan. Jurnal Teknologi Pangan . 9(1):41-44.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 434, "width": 252, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Habibi AI, Firmansyah RA, Setyawati SM. 2018. Skrining fitokimia ekstrak n-heksan korteks batang salam ( Syzygium polyanthum ). Indonesian Journal Of Chemical Science . 7(1):1-4.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 487, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Haryati NA, Erwin CS. 2015. Uji toksisitas dan aktivitas antibakteri ekstrak daun merah ( Syzygium myrtifolium Walp ) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli . J. Kimia Mulawarman . 13(1):35-39.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 554, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Ikalinus R, Widyastuti SK, Setiasih NLE. 2015. Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit batang kelor ( Moringa oleifera ). Indonesia Medicus Veterinus . 4(1):71-79. Istikharah R. 2015. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun Sonchus arvensis L. Jurnal Ilmiah Farmasi .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 60, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "11(2):30-65.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 635, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Jatmiko MP, Mursiti S. 2021. Isolation, Identification, and activity test of flavonoid compounds in jamblang leaves ( Syzygium cumini L.) skeel as antioxidants. Indonesian Journal of Chemical Science. 10(2):129-138.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 702, "width": 252, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Julianto TS. 2019. Fitokimia: Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia . Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 71, "width": 252, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Listyana NH, Darsono, Sutrisno J. 2022. Potensi pengembangan tanaman obat di wilayah aglomerasi Solo Raya. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia . 15(1): 17-30.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 125, "width": 252, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Mahardani OT, Yuanita L. 2021. Efek metode pengolahan dan penyimpanan terhadap kadar senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan. UNESA Journal of Chemistry. 10(1):64-78.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 178, "width": 252, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Makatamba V, Fatimawali, Rundengan G. 2022. Analisis senyawa tanin dan aktifitas antibakteri fraksi buah sirih ( Piper betle L) terhadap Streptococcus mutans ). Jurnal MIPA . 9(2):75-80.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 232, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Marliana SD, Saleh C. 2011. Uji fitokimia dan aktivitas antibakteri ekstrak kasar etanol, fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol dari buah labu air ( Lagenari Siceraria ( Morliana ). J. Kimia Mulawarman . 8(2):39- 63.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 299, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Marsella R, Thohari I, Radiati LE. 2016. Pengaruh daun salam ( Syzygium polyanthum ) terhadap protein kuning telur, total fenol dan flavonoid pada telur asin. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 11(2):23-27.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 367, "width": 252, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Maryam St, Pratam R, Effendi N, Naid T. 2019. Analisis aktivitas antioksidan ekstrak etanolik daun yodium ( Jatropha multifida l.) dengan metode cupric ion reducing antioxidant capacity (CUPRAC). Jurnal Fitofarmaka Indonesia. 2(1):90-93.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 434, "width": 252, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Minarno EB. 2015. Skrining fitokimia dan kandungan total flavonoid pada buah Carica pubescens & K. Koch di kawasan Bromo, Cangar, dan Dataran Tinggi Dieng. El-Hayah. 3(2):73-82.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 487, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Nisak K, Rini CS. 2021. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kumis kucin ( Orthosiphon aristatus ) terhadap Proteus mirabilis dan Staphylococcus saprophyticus . Journal of Medical Laboratory Science Technology. 4(2):72-77.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 554, "width": 252, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Pangow E, Posangi J, Lolo WA, Bara RA. 2020. Uji aktivitas antibakteri jamur endofit pada daun dan batang kumis kucing ( Orthosiphon aristatus ) terhadap bakteri Escherichia coli dan staphylococcus aureus . Pharmacon . 9(2):211-218.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 622, "width": 252, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Rizal, Sustriana. 2019. Inventarisasi dan identifikasi tanaman bekhasiat obat di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Indobiosains . 1(2):50-62.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 675, "width": 252, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sari DK, Hastuti S. 2020. Analisis flavonoid total ekstrak etanol daun seligi ( Phyllanthus Buxifolius Muell. Arg) dengan metode spektrofotometri UV-Vis.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 716, "width": 252, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Indonesian Journal On Medical Science . 7(1):55-62. Sari PP, Rira WS, Puspawati NM. 2015. Identifikasi dan uji aktivitas senyawa tanin dari ekstrak daun", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 403, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Skrining Fitokimia, Antioksidan, dan Antibakteri Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus Dua Fenotipe", "type": "Page header" }, { "left": 546, "top": 33, "width": 17, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "129", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 238, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "trembesi ( Samanea saman (Jacq.) Merr) sebagai antibakteri Escherichia coli ( E. coli ). Jurnal Kimia . 9(1):27-34.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 252, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sarno. 2019. Pemanfaatan tanaman obat (biofarmaka) sebagai produk unggulan masyarakat Desa Depok Banjarnegara. Abdimas Unwahas . 4(2):73-78.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 252, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sudrajat SE. 2016. Mengenal berbagai obat herbal dan penggunaannya. Jurnal Kedokteran Mditek .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 63, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "22(60):62-71.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 252, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sultan A, Raza AR. 2015. Steroids: a diverse class of secondary metabolites. Medicinal Chemistry . 5(7):310-317.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 232, "width": 252, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Surahmaida, Umarudin. 2019. Studi fitokimia ekstrak daun kemangi dan daun kumis kucing menggunakan pelarut metanol. Indonesian Chemistry and Application Journal . 3(1):1-6.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 252, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Sutardi. 2016. Kandungan bahan aktif tanaman pegagan dan khasiatnya untuk meningkatkan sistem", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 71, "width": 235, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "imun tubuh. Jurnal Litbang Pertanian . 35(3):121- 130.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 98, "width": 252, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Syamsiah, Hiola SF, Jumadi O, Mu’nisa A. 2016. Tumbuhan Obat Tradisional Etnis Lokal Sulawesi Barat . Makassar: Alaudin University Press.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 138, "width": 252, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Tandi J, Roem M, Yuliet. 2017. Efek nefroprotektif kombinasi ekstrak daun gedi merah dan daun kumis kucing pada tikus induksi etilen glikol. J. Trop. Pharm. Chem . 4(1):27-34.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 192, "width": 252, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Walewangko GVCh, Bodhi W, Kepel BJ. 2015. Uji resistensi Escherichia coli yang diisolasi dari plak gigi menggunakan merkuri dan ampisilin. Jurnal e- Biomedik . 3(1):118-124. Yanuartino, Purnamaningsih H, Nururrozi A,", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 259, "width": 238, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 848, "text": "Indarjulianto S. 2017. Saponin: dampak terhadap ternak. Jurnal Peternakan Sriwijaya . 6(2):79-90.", "type": "Text" } ]
b283c57a-1d39-4f9a-d622-e46ce96d8daf
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/AGROMIX/article/download/751/612
[ { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 88, "width": 340, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH PERBEDAAN SALINITAS AIR TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)", "type": "Section header" }, { "left": 225, "top": 168, "width": 148, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disusun Oleh : Endang Tri Wahyurini, S.Pi", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 196, "width": 420, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dosen Prodi Agrobisnis Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 241, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 427, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Pengaruh Perbedaan salinitas Air Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup benih Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) bertujuan adalah untuk mengetahui pengaruh salinitas air diantara perlakuan terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ). Benih merupakan fase kritis terhadap respon lingkungan, oleh sebab itu pemeliharaan benih harus mendapatkan perawatan yang intensif. Sejalan dengan usaha untuk mentransfer ikan nila merah agar dapat dipelihara di sawah tambak, maka perlu dilakukan persiapan terhadap benihnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 428, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat pentingnya lahan sawah tambak sebagai salah satu alternatif untuk mentransfer benih ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ) dari air tawar ke air payau yang saat ini belum diketahui secara jelas sejauh mana pengaruh salinitasnya terhadap tingkat kemampuan adaptasi dalam proses osmoregulasi benih ikan nila merah, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan salinitas terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ) di sawah tambak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 425, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Tambak di Desa Galis kecamatan Pamekasan, Madura. Tanggal 15 November sampai 15 Desember 2005.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 432, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uji Beda Nyata Terkecil dengan tingkat kepercayaan 5% dan dilanjutkan dengan analisa regresi diketahui bahwa media penelitian benih ikan nila merah dengan salinitas 10‰ mengasilkan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi yaitu 92%. Kemudian berturut-turut diikuti media penelitian benih ikan nila merah dengan salinitas 15‰ (74,67 %), 20‰ (59,33 %) dan 25‰ (48 %).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 429, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara salinitas dengan kelangsungan hidup berbentuk linier dengan persamaan garis Y = 120 – 2,95X dengan R 2 sebesar 0,95.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 430, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan kualitas air masih dalam kisaran normal untuk media benih ikan nila merah. Kandungan oksigen terlarut berkisar antara 5,0 – 6,4 ppm, konsentrasi karbondioksida bebas berkisar 4,44 sampai dengan 4,88 ppm. Derajat keasaman berkisar antara 7,1 – 7,8. Suhu air berkisar 28,5 – 30,0 o C dan konsentrasi gas amonia bersifat konstan yaitu sebesar 0,2 ppm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 294, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Salinitas, Kelangsungan hidup, Benih ikan nila merah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 213, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan sub sektor perikanan meliputi usaha budidaya dan penangkapan ikan. Usaha budidaya dapat dilakukan dengan air tawar, payau, laut dan perairan umum. Salah satu usaha budidaya komoditi perikanan adalah jenis ikan nila ( Oreochromis sp ). Ikan tersebut mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi bila dibandingkan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 584, "width": 214, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan jenis ikan air tawar yang lainnya. Oleh sebab itu pemerintah berusaha untuk mengembangkan dan memasyarakatkannya (Anonymous, 1988).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 653, "width": 202, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis ikan nila yang berwarna merah disebut nila merah ( Oreochromis niloticus ). Ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan nilai gizi yang tinggi pula (Anonymous, 1988). Ikan nila merah mengandung protein 15 – 24 %, mineral 0,8 – 2,0 %,", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 196, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lemak 22,0 % dan air 66,0 – 84,0 % (Anonymous, 1988).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 202, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data potensi luas kolam, pada tahun 1999 luas kolam di jawa Timur mencapai 2.666,443 Ha atau mengalami peningkatan 8,86 % bila dibandingkan yang dengan luas kolam di tahun 1998 yang hanya mencapai 1.897,486 Ha. Tetapi luas tersebut menurun 1, 48 % di tahun 2000, sehingga menjadi 2, 200,390 Ha (Anonymous, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 201, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat menurunnya lahan kolam , maka salah satu program pelaksanaan ekstensifikasi adalah mentransfer jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di air payau. Diantara usaha budidaya usaha budidaya yang dimungkinkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 219, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagai tempat mentransfer ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ) adalah sawah tambak .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 204, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulai tahun 1992, usaha untuk mengekspor ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ) ke negara manca negara sedang digalakkan. Sejalan dengan usaha tersebut, maka salah satu langkah awal yang akan dilakukan adalah mencari produksi benih yang berkesinambungan dalam jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Oleh sebab itu dewasa ini telah banyak dibangun Balai Benih Ikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 213, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada stadia benih, ikan nila merah biasanya diusahakan untuk dipelihara pada air tawar seperti kebanyakan yang dilakukan di Balai Benih Ikan pada umumnya. Menurut Balarin (1979), disamping benih ikan nila merah dapat hidup di air tawar, juga dapat hidup di air payau dan air laut, sehingga benih tersebut mempunyai toleransi yang lebar terhadap salinitas atau euryhalin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 213, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sachlan (1982), salinitas air payau berkisar antara 10 sampai dengan 25 promil. Berdasarkan pengamatan di lapangan salinitas sawah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 202, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tambak sangat bervariasi tergantung pada musim yang terjadi pada saat itu.pada musim penghujan salinitas sawah tambak berkisar antara 0-10 promil, sedangkan menjelang peralihan dari penghujan ke musim kemarau salinitas sawah tambak berkisar antara 10- 20 promil. Selanjutnya nilai kisaran salinitas antara 20 – 30 promil sering dijumpai pada sawah tambak saat musim kemarau.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 239, "width": 204, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat pentingnya lahan sawah tambak sebagai salah satu alternatif untuk mentransfer benih ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ) dari air tawar ke air payau yang saat ini belum diketahui secara jelas sejauh mana pengaruh salinitasnya terhadap tingkat kemampuan adaptasi dalam proses osmoregulasi benih ikan nila merah, maka perlu dilakukan penelitian teentang pengaruh perbedaan salinitas terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ) di sawah tambak.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 447, "width": 150, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MATERI DAN METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 488, "width": 93, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi Penelitian Hewan Uji", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 515, "width": 209, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hewan uji yang dipakai dalam penelitian ini adalah benih nila merah ( Oreochromis niloticus ) dengan ukuran 1 – 3 cm yang berumur 14 hari, benih tersebut diperoleh dari pemijahan sepasang induk di Balai Benih Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Pamekasan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 626, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Air Media Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 640, "width": 216, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Air yang digunakan sebagai media penelitian adalah air yang bersalinitas 10‰, 15‰, 20‰ dan 25‰ (sebagai perlakuan) dengan volume 10 liter setiap bak percobaan. Adapun rumus yang digunakan untuk mendapatkan salinitas yang sesuai dengan masing-masing perlakuan,", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 203, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan dengan cara mencampurkan antara air laut dan air tawar (Martoyo, 1979), sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 144, "width": 96, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V al = Kgal KgX x Vt", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 214, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : V al = Volume air laut yang dicari Vt = Volume total campuran yang dikehendaki Kg X = Salinitas Kg al = Salinitas air laut (40‰)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 209, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki dalam situasi buatan (Surachmad, 1980).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 226, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bersifat laboratorios, sedangkan rancangan acak lengkap (RAL). Penggunaan rancangan ini didasarkan atas unit percobaan yang dibuat homogen untuk hewan uji, jenis makanan, tempat dan lokasi yang sama dengan sumber variasi hanya dari perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 222, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan dalam penelitian ini sebanyak empat perlakuan dengan enam kali ulangan, sehingga terdapat 24 unit percobaan. Untuk menentukan hubungan antara jumlah perlakuan dengan ulangan, menurut Sujana 1989), adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 204, "height": 148, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( t -1 ) ( n-1 ) > 15 Dimana : t = jumlah perlakuan n = jumlah ulangan Adapun parameter kualitas air yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Salinitas, dengan menggunakan hand refraktometer 2. Oksigen dengan menggunakan titrasi 3. Karbondioksida dengan menggunakan titrasi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 211, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Derajat keasaman, dengan menggunakan pH pen 5. Suhu air dengan menggunakan termometer air raksa 6. Amoniak dengan menggunakan amoniak test kit.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 184, "width": 95, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paramater Uji Parameter Utama", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 212, "width": 334, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter utama dalam penelitian ini adalah (SR) tingkat kelangsungan hidup yang dihitung berdasarkan rumus Efendie (1979) sebagai berikut: INPP SR= x 100% INPA INPP = Jumlah benih ikan nila merah yang hidup pada akhir penelitian", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 364, "width": 200, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INPA = Jumlah benih ikan nila merah yang hidup pada awal penelitian", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 405, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter Penunjang", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 419, "width": 211, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah okigen terlarut (DO), karbondioksida, pH, suhu, dan amonia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 488, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 516, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 529, "width": 212, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil penelitian tentang pengaruh perbedaan salinitas air terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah ( Oreochromis niloticus ), diperoleh jumlah benih ikan nila merah yang hidup seperti pada Table 1. Ternyata pada perlakuan A (salinitas 10 promil) didapat jumlah benih yang hidup lebih besar dari pada perlakuan B (salinitas 15 promil), C (salinitas 20 promil) dan D (salinitas 25 promil). Karena perlakuan A (salinitas 10 promil) lebih kecil dari pada perlakuan B (salinitas 15 promil), C (salinitas 20 promil) dan D (salinitas 25 promil).", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 440, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah Hasil pengamatan pengaruh salinitas yang berbeda terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 429, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Tingkat kelangsungan Hidup Ikan Benih Nila Merah Selama Penelitian Pada Tiap-Tiap Perlakuan dan Ulangan Dalam Prosentase.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 198, "width": 393, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulangan Perlakuan Total A B C D 1 92 80 60 48 2 96 72 56 52 3 88 72 56 52 4 96 80 64 44 5 92 68 64 44 6 88 76 56 48 552 448 356 288 1664 X 92 74,67 59,33 48 Sd 3,58 4,84 3,93 3,58", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 431, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari perhitungan analisa sidik ragam diperoleh daftar sidik ragam seperti Tabel 2 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 429, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Daftar Analisa Sidik Ragam Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah ( Oreochromis niloticus )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 421, "height": 248, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber keragaman (SK) Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 3 6567,34 2189,11 135,72 ** 3,10 4,94 Sisa 20 322,66 16,13 Total 23 6890,00 Keterangan : ** = Berbeda sangat nyata Berdasarkan data Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa perlakuan perlakuan salinitas air mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah, dimana F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf significan 1% berarti perlakuan perbedaan salinitas air berpengaruh sangat nyata terhadap", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 554, "width": 200, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 582, "width": 208, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan adanya perbedaan yang sangat nyata tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan terdapat pada Lampiran 4. Sedangkan uji BNT dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 431, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Daftar Nilai Beda Nyata Terkecil Tingkat kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah ( Oreochromis niloticus ). Perlakuan Rata- rata D C B A BNT Notasi 48 59,33 74,67 92 5% D 48 - 4,84 a C 59,33 11,33 ** - - b B 74,67 26,67 ** 15,34 ** - - c A 92 44,00 ** 32,67 ** 17,33 ** - - d Keterangan = Notasi yang tidak sama menunjukkan berbeda sangat nyata pada uji BNT taraf 5%.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 208, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah pada perlakuan A berbeda sangat nyata dengan perlakuan B, C dan D. Selanjutnya perlakuan B berbeda sangat nyata dengan perlakuan C dan D, demikian juga dengan perlakuan C berbeda sangat nyata dengan perlakuan D. Dengan demikian diketahui bahwa tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan A (salinitas 10 promil).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 261, "width": 210, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa hubungan antara salinitas dengan tingkat kelangsungan hidup berbentuk linier digan persamaan garis Y = 120,067 – 2,947 X, R 2 sebesar 0,95 berarti 95% variable X (salinitas mempengaruhi Y artinya Tingkat kelangsungan hidup) dan sisanya 5% disebabkan oleh faktor lain. Sedangkan dari daftar Anova diperoleh F-hitung : 379,147 (F-hitung> F-tabel), berarti variable X mempengaruhi variabel Y. dari persamaan regrasi tersebut dibuat grafik seperti dalam Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 493, "width": 275, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = 120,067 - 2,947x 0 20 40 60 80 100 10 15 20 25 Salinitas (promil) T in g k a t K e la n g s u n g a n", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 548, "width": 359, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H id u p ( % ) Series1", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 388, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Grafik Hubungan Perlakuan Perbedaan Salinitas Air Media Dengan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Nila Merah", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 208, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi salinitas air media percobaan benih ikan nila merah semakin rendah tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh. Kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan salinitas 10 promil diikuti berturut-turut 15 promil, 20 promil dan 25 promil.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 124, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas Air Oksigen Terlarut (DO)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 211, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan kandungan oksigen terlarut (DO) dalam bak-bak percobaan sekitar 5,0 – 6,4 ppm (5,87 ppm + 0,27 ppm). Untuk mengetahui apakah kandungan oksigen terlarut (DO) berpengaruh atau tidak terhadap perlakuan, dilakukan analisa sidik ragam yang hasilnya disajikan pada", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 226, "width": 105, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 260, "width": 425, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Daftar Analisa Sidik Ragam Kandungan Oksigen Terlarut Media Percobaan Benih Ikan Nila Merah ( Oreochromis niloticus ). Sumber keragaman (SK) Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 3 0,67 0,22 2,5 ns 3,10 4,94 Sisa 20 1,76 0,088 Total 23 2,43 Keterangan : ns = Tidak berbeda nyata", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 224, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada Tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan salinitas air tidak menyebabkan perubahan oksigen terlarut secara bermakna, sehingga pengaruhnya terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah dianggap homogen.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 429, "width": 120, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karbondioksida (CO 2 )", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 216, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengamatan selama penelitian diperoleh data konsentrasi karbondioksida (CO 2 ) bebas dalam bak- bak percobaan ,berkisar antara 4,44- 4,88 ppm (4,63 ppm + 0,12 ppm). Untuk mengetahui apakah konsentrasi karbondioksida (CO 2 ) berpengaruh atau tidak dalam perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 574, "width": 423, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Daftar Analisa Sidik Ragam Konsentrasi Karbondioksida (CO 2 ) Media Percobaan Benih Ikan Nila Merah ( Oreochromis niloticus ).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 602, "width": 400, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber keragaman (SK) Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 3 0,01 0,003 0,5 ns 3,10 4,94 Sisa 20 0,29 0,015 Total 23 0,30", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 701, "width": 192, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : ns = Tidak berbeda nyata.", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 224, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada Tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan salinitas air tidak menyebabkan perubahan konsentrasi CO 2 secara bermakna, sehingga pengaruhnya terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah dianggap homogen.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 210, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Derajat Keasaman (pH) Pada bak-bak percobaan diperoleh data pengamatan derajat keasaman berkisar antara 7,1-7,8 (7,47 + 0,19). Untuk mengetahui apakah derajat keasaman berpengaruh atau tidak dalam perlakuan, dilakukan analisa sidik ragam yang hasilnya tercantum pada Tabel 6 di bawah ini.", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 232, "width": 419, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Daftar Analisa Sidik Ragam Derajat Keasaman Media Percobaan Benih Ikan Nila Merah ( Oreochromis niloticus ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 261, "width": 405, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber keragaman (SK) Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 3 0,21 0,07 1,89 ns 3,10 4,94 Sisa 20 0,74 0,037 Total 23 0,95 Keterangan : ns = Tidak berbeda nyata.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 224, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada Tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan salinitas air tidak menyebabkan perubahan derajat keasaman secara bermakna, sehingga pengaruhnya terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila dianggap homogen.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 50, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suhu Air", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 408, "width": 216, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil pengamatan selama penelitian diperoleh data suhu air dalam bak-bak percobaan yang berkisar antara 28,5-30,0 o C ( 29,48 o C + 0,48 o C). Untuk mengetahui apakah suhu air berpengaruh atau tidak dalam perlakuan, dilakukan analisa sidik ragam yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 532, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 546, "width": 421, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Daftar Analisa Sidik Ragam Suhu Air Media Percobaan Benih Ikan Nila Merah ( Oreochromis niloticus ).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 574, "width": 405, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber keragaman (SK) Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 3 0,45 0,15 0,63 ns 3,10 4,94 Sisa 20 4,79 0,2395 Total 23 5,24 Keterangan : ns = Tidak berbeda nyata.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 445, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada Tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan salinitas air tidak menyebabkan perubahan suhu air secara bermakna, sehingga pengaruhnya terhadap tingkat kelangsungan hidup", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 209, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "benih ikan nila merah dianggap homogen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 47, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amonia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 226, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamataan data konsentrasi amonia dalam bak-bak percobaan adalah konstan yaitu sebasar 0,2 ppm.Oleh karena itu amonia bersifat homogen, sehingga pengaruhnya terhadapnya terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah dianggap homogen juga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 198, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 215, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan prosentase tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah selama penelitian, maka dapat dijelaskan bahwa rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah pada media percobaan dengan salinitas 10 ‰ menunjukkan angka yang paling tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah pada media percobaan dengan salinitas 15‰, 20‰ dan 25‰. Hal ini disebabkan karena pada media percobaan benih ikan nila merah dengan salinitas 10‰ adalah paling dekat dengan salinitas médium awal (0‰), sehingga beradaptasi dengan baik dalam proses osmoregulasi terhadap lingkungannya .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 211, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Benih ikan nila merah yang hidup pada perairan dengan salinitas 0‰ bersifat hypertonik terhadap lingkungannya, yaitu tekanan osmotik dalam jeringan tubuhnya lebih besar dari pada tekanan lingkungannya (lingkungan awal). Apabila benih ikan nila merah pada kondisi tersebut dimaksukkan pada bak-bak percobaan yang sesuai dengan masing-masing perlakuan (perlakuan A : 10‰, perlakuan B : 15‰, perlakuan C : 20‰, perlakuan D : 25‰) meskipun sebelumnya benih tersebut dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 228, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adaptasi selama 2 hari, maka dengan semakin meningkatnya perbedaan salinitas air media percobaan menyebabkan perbedaan tekanan lingkungannya, akibat dapat menurunkan tekanan osmotik jaringan tubuh benih ikan nila merah yang berbeda pula.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 198, "width": 231, "height": 246, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan selisih presentase penurunan rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah selama penelitian, maka dapat dijelaskan bahwa selisih antara perlakuan A dan B sebesar 17,33 %, antara perlakuan B dab C sebesar 15,34% dan antara perlakuan C dan D sebesar 19,33% dengan demikian selisih antara perlakuan C dan D menunjukkan angka yang paling tinggi. Hal ini disebabkan pada perlakuan D mempunyai tekanan lingkungan yang paling besar, yaitu makin banyaknya larutan Na + dan diikuti keluarnya Ca 2+ secara tidak seimbang akibatnya terjadi penurunan tingkat kelangsungan hidup hewan uji secara drastis.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 446, "width": 210, "height": 273, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selisih presentase penurunan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah selama penelitian disebabkan oleh tekanan salinitas yang lebih tinggi akibatnya unsur Na + dan juga diikuti zat kimia lain seperti Ca 2+ , Ka + , Cl - yang masuk kedalam tubuh ikan nila merah melalui membran semiperiabel akan lebih banyak , sehingga sesuai dengan sifatnya yang berlawanan maka Ca 2+ yang berfungsi untuk pertumbuhan didalam tubuh benih ikan nila merah akan keluar. Hal ini mengakibatkan sel kanal ion tidak dapat berfungsi mentransfer ekstrasel maupun intrasel ion-ion utama seperti Ca, Na + , Ka, Cl - sehingga dapat mengganggu proses metabolisme tubuh benih ikan nila merah yang akhirnya mati (Neal O.Thorpe,1984).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 722, "width": 205, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenaikan salinitas air media percobaan benih ikan nila merah dapat", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 219, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berpengaruh terhadap konsumsi oksigen. Dengan semakin meningkatnya perbedaan salinitas juga menimbulkan perbedaan tekanan lingkungannya. Akibatnya larutan garam masuk ke dalam jaringan tubuh benih ikan nila merah melalui membran semipermiabel dalam jumlah yang berlebihan, sehingga cairan tubuh benih ikan nila merah menjadi lebih pekat. Semakin pekat cairan dalam tubuh benih ikan nila merah maka kemampuan darah untuk mengikat DO menjadi berkurang, akibatnya benih tersebut mati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 76, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas Air", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 214, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama penelitian berlangsung pengamatan kualitas air media percobaan benih ikan nila merah cukup homogen (kisaran normal) yang dapat ditoleransi oleh benih ikan nila merah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 124, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oksigen Terlarut (DO)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 220, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan oksigen terlarut dalam media percobaan benih ikan nila merah selam penelitian berkisar antara 5,6 – 6,4 ppm (5,87ppm + 0,27 ppm). Nilai kisaran oksigen tersebut karena pada media percobaan dilengkapi aerator yang berkekuatan sama, sehingga mempunyai pengaruh yang sama pula terhadap tingkat kelangsungan hidup hewan uji.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 223, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karbondioksida (CO 2 ) Konsentrasi karbondioksida bebas dalam media penelitian benih ikan nila merah selama penelitian berkisar antara 4,44 – 4,88 ppm (4,63 ppm ± 0,12 ppm). Nilai kisaran konsentrasi karbondioksida bebas tersebut dalam uji statistik menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata, hal tersebut disebabkan kandungan oksigen terlarut masih cukup tinggi, sehingga mempunyai pengaruh yang sama terhadap kelangsungan hidup hewan uji.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 99, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Derajat Keasaman", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 101, "width": 209, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Derajat keasaman air media penelitian benih ikan nila merah berkisar antara 7,1 – 7,8 (7,47 ± 0,19). Nilai kisaran pH tersebut dalam uji statistik menunjukkan rata-rata antar perlakuan tidak berbeda nyata, hal tersebut karena tidak ada faktor pergoncangan pH dan konsentrasi CO 2 : O 2 dalam kondisi seimbang. Akibatnya nilai kisaran pH tersebut mempunyai pengaruh yang sama terhadap tingkat kelangsungan hewan uji.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 281, "width": 47, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suhu Air", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 295, "width": 215, "height": 162, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suhu air media penelitian benih ikan nila merah berkiras antara 28,5 – 30 o C. Nilai kisaran suhu air tersebut dalam uji statistik menunjukkan rata- rata antar perlakuan tidak berbeda nyata, hal tersebut karena pengujiannya dilakukan secara laboratoris sehingga bak-bak pengujian terhindar dari sinar matahari secara langsung pada siang hari. Dengan demikian proses perambatan sinar matahari akan terhambat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 474, "width": 41, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amonia", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 488, "width": 210, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsentrasi gas amonia media percobaan selama penelitian bersifat konstan, yaitu sebesar 0,2 ppm. Hal tersebut disesabkan karena pada media penelitian dilakukan penyiponan air setiap hari, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup hewan uji.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 626, "width": 167, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 654, "width": 65, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 667, "width": 204, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan salinitas air media percobaan berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah. Berdasarkan uji Beda Nyata Terkecil dengan tingkat kepercayaan 5% dan dilanjutkan dengan", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "analisa regresi diketahui bahwa media penelitian benih ikan nila merah dengan salinitas 10‰ mengasilkan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi yaitu 92%. Kemudian berturut-turut diikuti media penelitian benih ikan nila merah dengan salinitas 15‰ (74,67 %), 20‰ (59,33 %) dan 25‰ (48 %).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 215, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara salinitas dengan kelangsungan hidup berbentuk linier dengan persamaan garis Y = 120 – 2,95X dengan R 2 sebesar 0,95.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 205, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan kualitas air masih dalam kisaran normal untuk media benih ikan nila merah. Kandungan oksigen terlarut berkisar antara 5,0 – 6,4 ppm, konsentrasi karbondioksida bebas berkisar 4,44 sampai dengan 4,88 ppm. Derajat keasaman berkisar antara 7,1 – 7,8. Suhu air berkisar 28,5 – 30,0 o C dan konsentrasi gas amonia bersifat konstan yaitu sebesar 0,2 ppm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 34, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 214, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehubungan dengan usaha ekstensifikasi lahan budidaya sawah tambak sebagai salah satu alternatif untuk mentransfer ikan nila merah dari air tawar ke air payau, maka budidaya ikan nila merah pada sawah tambak hendaknya dilakukan pada salinitas kurang dari 10‰.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 557, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 229, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anonymous, 1986. Petunjuk Teknik Budidaya Nila Merah. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. 14 hal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 227, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "--------------, 1987. Teknik Budidaya Nila Merah. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. 37 hal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 229, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "--------------, 1988. Petunjuk Teknik Budidaya Nila Merah. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. 25 hal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 170, "width": 206, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asmawi,S. 1996. Pemeliharaan Ikan Dalam keramba. Penerbit PT. Gramedia. Yakarta. Balarin, J.D., 1976. Tilapia aquide to their Biology and Culture in Africa. Univercity of Stirling. Scotland. 151", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 267, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pp.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 281, "width": 201, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bayaumi, 1969. Notes on the acurrence of Tilapia sp. Mat Biol.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 308, "width": 82, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "London. 255 pp.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 322, "width": 232, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "David,G and L, Lasile, 1983. Mass production Tilapia nilotica Seed in Suspended Ne t Enclosures. Auburan Univercity. USA. 394 – 407 P.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 419, "width": 226, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effendie, I.M., 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.112hal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 460, "width": 225, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harjamulia, A., 1979. Budidaya Ikan Gurami, Tambakan, Sepat Siam, dan nila. Departemen Pertanian. Jakarta. 30 - 40 Kinne, 1971. Marine Ecologi. Wiley", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 543, "width": 130, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and Interiance. London.", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 557, "width": 37, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "997 PP", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 571, "width": 215, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liao, I.C and S.I. Chang, 1983. Studies on the Feasibility of Red Tilapia Culture in Saline Water. Tungkang Marine Laboratory-Taiwan. P 524 – 535.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 653, "width": 240, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Martoyo, D., 1979. Pengaruh Kadar Garam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Larva Udang Windu Sejak Nauplius Sampai Post Larva. Fakultas Pertanian", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 88, "width": 181, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Perikanan Universitas Diponegoro, Semarang. Skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 230, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mintarjo, K. A, Suharyanto dan Utaminingsih., 1985. Persyaratan Tanah dan Air Dalam Pedoman Budidaya Tambak. Direktorat Jenderal", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 212, "width": 133, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perikanan. Jepara. Hal 64-89.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 209, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mujiman, A., 1986. Budidaya Ikan Nila. Cetakan 1. Yasaguna Jakarta 46 hal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 247, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyanto., 1990. Lingkungan Hidup Untuk Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, 124 hal Neal O, Thorpe, 1984. Cell Biology, Canada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 213, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Payne., 1979. Phsyological and", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 391, "width": 137, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ecological Factore in", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 236, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Develompment of Fish Culture. Symp. London. P. 383 – 415. Poernomo., 1979. Biologi Ikan Tambak. Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi. Jakarta, Hal 77 – 80. Rahmatun Suyanto, S., 1999. Budidaya", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 529, "width": 180, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ikan Nila Penebar Swadaya. Jakarta, 105 hal", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ross, B and L. G. Ross., 1983. Oxsigent", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 101, "width": 169, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reguirementa of Oreocromis niloticus Under Condition.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 143, "width": 207, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "University od Stirling Scotland. Hal 134 – 143. Rusmunandar, M.A., 1986. Perikanan Darat Cetakan X. Sinar Baru. Bandung 107 hal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 212, "width": 208, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sachlan, M., 1982. Planktonologi.", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 226, "width": 143, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang, 37 hal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 281, "width": 218, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Srigandono, B., 1980. Rancangan Percobaan Penerapan dalam Bidang Biologi. Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang. Sugiarto., 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Cetakan I. Simplek. Jakarta. 36 – 48 hal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 419, "width": 218, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sujana, M.A., 1989. Desain dan Analisis Eksperimen.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 446, "width": 228, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cetakan III. Bandung. Sukma dan Tjarmana., 1981. Budidaya Ikan. Cetakan ke 3. CV. Yasaguna Jakarta. 76 hal Surachmad, W., 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 543, "width": 132, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Teknik Tarsito", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 557, "width": 88, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung. 52 hal.", "type": "Table" } ]
7fb53ba2-76a3-7618-4096-57f26b06dbf3
https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti/article/download/2071/1093
[ { "left": 205, "top": 40, "width": 200, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494 DOI: https://doi.org/10.29210/30032071000", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 80, "width": 167, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contents lists available in Journal IICET", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 99, "width": 196, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia)", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 112, "width": 166, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2502-079X (Print) ISSN: 2503-1619 (Electronic)", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 127, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 786, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "479", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 441, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 228, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana Fitriana 1*) , Edi Harapan 2 , Rohana Rohana 2 1 Sekolah Menengah Negeri 1 Musi Banyuasin, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 162, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas PGRI Palembang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 210, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info ABSTRACT", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 70, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 97, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received Mey 19 th , 2022 Revised Jun 27 th , 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 457, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted Jul 22 th , 2022 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan pengaruh penggunaan TIK dan motivasi belajar secara parsial dan simultan terhadap hasil belajar siswa SMA swasta di Kota Sekayu. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi dan penyebaran angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa SMA swasta di Kota Sekayu berada pada kategori cukup. Secara parsial, penggunaan TIK berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,236, termasuk dalam kategori “sedang”; Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,314 termasuk dalam kategori “tinggi”. Secara simultan pemanfaatan TIK dan motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,198 termasuk dalam kategori “sedang”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengelola pendidikan, pemerintah, dan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 46, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword:", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 81, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ICT Learning motivation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 408, "width": 70, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning outcome", "type": "Picture" }, { "left": 284, "top": 459, "width": 204, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2022 The Authors. Published by IICET. This is an open access article under the CC BY-NC-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 217, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., Sekolah Menengah Negeri 1 Musi Banyuasin, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 565, "width": 72, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 470, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan pondasi kehidupan yang harus dibangun dengan sebaik mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan oleh individu dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses pembelajaran ini dilaksanakan melalui kegiatan pengajaran, pelatihan, dan penelitian. Kehadiran pendidikan dapat meningkatkan kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun masyarakat umum lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 470, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap peserta didik yang sedang menjalani pendidikan tentu mengharapkan hasil belajar berupa kecerdasan, sikap atau akhlak mulia, kepribadian dan keterampilan yang dapat membanggakan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan proses belajar mengajar khususnya, dan dalam bidang pendidikan umumnya, karena hasil belajar sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan pembelajaran itu sendiri dan tujuan pendidikan nasional. Dengan adanya penilaian hasil belajar siswa, seorang guru dapat mengetahui sejauh mana peserta didiknya mampu menyerap materi pelajaran yang disampaikan, sehingga dengan adanya hasil penilaian tersebut dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai dan dapat digunakan sebagai bahan petimbangan bagi guru pada pembelajaran selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 745, "width": 470, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar merupakan suatu Indikator keberhasilan pendidikan yang berlangsung di sekolah dan diperoleh melalui suatu proses pembelajaran sekaligus untuk menyatakan tingkat keberhasilan yang dicapai", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "480", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seorang siswa setelah melalui aktifitas belajar. Hasil belajar yang telah dicapai dapat diukur melalui tes kemajuan yang diperoleh siswa setelah dia belajar dengan memberikan nilai dari berbagai aspek. Dalam kaitan dengan hasil belajar Sudjiono (2001) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa harus mengungkapkan aspek kemampuan berpikir (cognitive domain) , aspek nilai dan sikap (affective domain) dan aspek keterampilan (psychomotor domain) yang melekat pada masing-masing siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 470, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar dalam proses pembelajaran menjadi penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar. Hasil belajar merupakan perolehan yang dicapai siswa atau seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Siswa berusaha mendapatkan hasil belajar yang terbaik untuk mencapai prestasi yang baik pula. Hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari nilai akademis di sekolah, tetapi juga dilihat dari perubahan-perubahan dalam diri siswa tersebut, karena dalam kegiatan belajar-mengajar siswa mengalami proses perubahan yang terjadi dalam dirinya akibat pengalaman yang diperoleh siswa saat berinteraksi dengan lingkungannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 470, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah terus mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional melalui beragam program dan kebijakan yang salah satunya didasarkan pada hasil analisis dari penilaian hasil belajar siswa. Kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) bersama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) terus meningkatkan kualitas penilaian hasil belajar untuk mendorong pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 4 Tahun 2018 tentang penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan terus menerus disempurnakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 470, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun hingga saat ini, hasil belajar menjadi permasalahan pokok yang sering dihadapi guru dan siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Akibatnya mutu pendidikan rendah karena tidak tercapainya perubahan tingka laku pada diri siswa secara signifikan. Perubahan tingkah laku tersebut dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 470, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua saja, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa sangat bervariasi antara lain adalah faktor dari guru, siswa, alat atau media, dan lingkungan. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah cara dan minat belajar yang ada pada diri siswa. Sedangkan faktor ekternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah lingkungan sekolah seperti jenis penilaian ( assesment ) dan model pembelajaran yang digunakan guru saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya fasilitas belajar, situasi kelas, dukungan orang tua, lingkungan belajar, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 470, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor dari guru juga merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Tentang bagaimana guru menyampaikan materi kepada siswa, juga tentang kecepatan guru dalam memilih suatu strategi pembelajaran. Pemahaman siswa sangat bergantung pada kepiawan atau kemahiran guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Pemahaman siswa sangat tergantung pada keterampilan guru dalam menyampaikan suatu materi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 470, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, demikian, faktor lainnya adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri yang juga sangat mempengaruhi keberhasilan menangkap pembelajaran. Faktor dari diri sisiwa meliputi minat belajar, aktivitas belajar, intelegensi, motivasi belajar , kebiasaan, bakat, dan sebagainya. Dalam kegiatan belajar, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan belajar sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 470, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari berbagai faktor tersebut, peneliti mencoba menguji dua faktor yang diperkirakan sangat dominan mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor media pembelajaran sebagai faktor ekternal dan faktor motivasi belajar sebagai faktor internal. Media pembelajaran adalah berupa teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Secara fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran; sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar beserta perangkat kerasnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 470, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi untuk proses belajar-mengajar di sekolah. Saat ini para guru dan siswa dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 54, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "481", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 52, "width": 181, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi ...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunalan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 471, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Kemudian di dalam National Education association pada tahun 1969 di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Media pembelajaran ini saat sekarang lebih trend dengan sebutan ICT (Informasi Communication Technology) . ICT pada umumnya berbasis internet dan dapat digunakan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Ini merupakan salah satu bentuk dari perubahan yang begitu cepat di masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 470, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat tersebut menuntut para pakar pendidikan bahwa guru dan siswa harus menggunakan dan menguasai ICT dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Hal ini juga merupakan hikmah dari terjadinya musibah Covid 19 yang melanda dunia. Kehadiran wabah Covid-19 yang berdampak pada perubahan kehidupan masyarakat ini, maka mau-tidak mau sistem dan pola pembelajaran harus diubah secara drastis, dimana pola pembelajaran tidak lagi harus berada di kelas, tetapi dilakukan dari sekolah ke rumah, dari guru langsung ke siswa baik secara kelompok maupun individual dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak berupa aplikasi pembelajaran seperti zoom, whatshapp, video call , dan berbagai perangkat pembelajaran eketronik lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 471, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh atau pembelajaran secara online telah dituangkan dalam berbagai peraturan, diantaranya Permenkes RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Peliburan Sekolah. Kebijakan ini dikeluarkan sehubungan dengan semakin mewabahnya Pandemi Covid-19, sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dihentikan sementara dan digantikan dengan media yang efektif. Bahkan sebelum peraturan ini dikeluarkan, telah lebih dahulu ada kebijakan dari Permendikbud RI Nomor 119 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jejang Pendidikan Dasar dan Menengah. Di dalam peraturan ini dinyatakan bahwa “Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui penerapan prinsip-prinsip teknologi pendidikan/pembelajaran”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 448, "width": 470, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain dari media pembelajaran, yang paling utama dari perolehan hasil belajar adalah motivasi belajar yang ada di dalam diri siswa. Motivasi menurut Siagian (2004) sebagai “daya dorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengarahkan kemampuannya, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.” Dengan demikian motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak untuk melakukan sesuatu keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Untuk itu, motivasi adalah suatu proses internal yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu dari perilaku individu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 547, "width": 470, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi secara garis besar dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekterinsik. Begitu juga dengan motivasi belajar siswa. Sedangkan Crow yang dikutip oleh Tabrani (1994) menjelaskan pentingnya motivasi belajar siswa atau motivasi dalam belajar, yaitu belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang telah ada pada diri siswa itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 470, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bertolak dari faktor tersebut, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta yang ada di Kota Sekayu dituntut untuk menggunakan ICT dan motivasi belajar siswa yang tinggi, agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Untuk itu kedua belah pihak, yaitu guru dan siswa harus memiliki tujuan yang seimbang dimana keduanya harus menguasai media pembelajaran ( penggunaan ICT) dan motivasi belajar, sebagai bentuk dari kemampuan ekternal dan internal dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 40, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 470, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sudjana dan Ibrahim (2010) menyatakan bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang berusaha menguji hubungan antara satu atau lebih variable bebas terhadap variable terikat. Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif . Menurut Sukardi (2014), penelitian kausal komparatif melibatkan kegiatan penelitian yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian dicari kemungkinan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "482", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 470, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variabel penyebabnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ICT dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 470, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang terdaftar aktif di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta yang ada di Kota Sekayu pada tahun pelajaran 2020/2021. Dari hasil observasi, siswa aktif pada SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu pada tahun pelajaran 2020/2021 berjumlah 256 orang yang tersebar pada tiga sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 472, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah Peneliti mengetahui jumlah populasi, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah sampel yang akan mewakili populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Arikunto (2013) mengartikan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang menjadi subjek penelitian. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling , yaitu sejumlah angket yang diambil secara acak. Penentuan jumlah anggota sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Taro Yaname dan Slovin sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 249, "width": 88, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n N N n i i .  dengan", "type": "Picture" }, { "left": 203, "top": 250, "width": 62, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 . 2   d N N n", "type": "Picture" }, { "left": 107, "top": 277, "width": 115, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi d 2", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 312, "width": 124, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Presisi yang ditetapkan 7%", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 324, "width": 10, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N i", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 324, "width": 151, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Jumlah populasi menurut stratum", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 335, "width": 255, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n i : Jumlah sampel menurut stratum (Riduwan, 2003)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 470, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan persamaan di atas, maka diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 114 orang proses penghitungannya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 400, "width": 290, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 . 2   d N N n 1 ) 07 , 0 .( 256 256 2   n = 113.56 dibulatkan menjadi 114 Responden.", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 473, "width": 470, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket adalah sederet daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons ( responden) sesuai dengan permintaan penggunaan (Riduwan, 2013). Di dalam melaksanakan teknik analisis data , langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) analisis deskriptif masing-masing variabel, (2) melakukan uji persyaratan analisis, dan (3) pembuktian hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 179, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 470, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini, Peneliti hanya membahas masing-masing variable, yaitu:(1) hasil belajar siswa, (2) penggunaan ICT , (3) motivasi belajar, (4) pengaruh penggunaan ICT terhadap hasil belajar siswa, (5) motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, dan (6) pengaruh penggunaan ICT bersama dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 256, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan ICT Pada Siswa SMA Swasta Di Kota Sekayu", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 470, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan variable bebas pertama yaitu penggunaan ICT pada siswa SMA Swasta di Kota Sekayu merupakan hasil pengukuranyang bersumber dari 4 (empat) dimensi, yaitu: (1) desentralistik, (2) tanggung jawab, (3) kualitas pelayanan, dan (4) orientasi mutu pendidikan. Dari empat dimensi tersebut memuat 21 indikator yang diwakili oleh 30 butir pernyataan yang berbentuk angket penelitian. Semua pernyataan dalam angket telah dijawab dengan baik oleh 114 responden, yang seluruhnya adalah siswa yang terdaftar aktif di SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 727, "width": 470, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari jawaban yang diberikan oleh responden berhasil dianalisis bahwa 37.7% penggunaan ICT pada semua siswa SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu, termasuk dalam kategori “cukup/sedang”. Sedangkan 28.2% responden beranggapan penggunaan ICT pada siswa sudah termasuk dalam ketegori “baik dan sangat baik”.", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 54, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "483", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 52, "width": 181, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi ...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sisanya sebanyak 34.3% masih dalam kategori “kurang dan sangat kurang”. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan ICT dalam proses pembelajaran siswa SMA Swasta di Kota Sekayu cenderung masih kurang atau rendah,karena masih ada 34.3% siswa SMA Swasta di Kota Sekayu yang belum sepenuhnya menggunakan ICT dalam pembelajaran. Kemungkinan penyebab utamanya adalah ketidak mampuan menggunakan ICT , keterbatasan dalam kepemilikan ICT di rumah, dan keterbatasan jaringan yang tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 470, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan ICT pada saat ini merupakan hal yang sangat urgen bagi siswa, guru, dan sekolah secara keseluruhan. Penggunaan ICT dalam pembelajaran baik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah menyangkut tiga komponen besar yang tergabung dalam satu kesatuan yang bulat dan utuh yang saling melengkapi satu sama lain. Intinya ICT memiliki tiga komponen pemikiran, yaitu: (1) increasing numbers of bright, techno-component, techno expectant, (2) an Enthernet connection in every classroom, (3) development in the direction of what in now called “opacity” in ICT .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 470, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat ini sistem pembelajaran mengalami perubahan dari manual ke elektronik. Perubahan sistem secara drastis, membawa dampak bagi siswa dan guru. Penggunan sistem belajar secara virtual merupakan suatu keharusan. Dalam belajar sistem elektronik ini, siswa, guru dan kepala sekolah banyak pilihan dalam penggunaan berbagai media yang tersedia. Lebih lanjut Arianti (2002) menyatakan ada empat dimensi dasar yang harus disediakan pada saat warga sekolah mengalami perubahan sistem belajar, yaitu: (1) relevansi, (2) akurasi, (3) ketepatan, dan (4) kelengkapan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 470, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala sekolah selaku manajer di setiap lembaga pendidikan harus mampu memilih dan menyediakn mediapembelajaran yang prioritas utama dan sangat dibutuhkan oleh siswa dan guru. Semua media pembelajaran yang digunakan harus akurat dan sesuai untuk kegiatan belajar. Menurut Wahyono (2006) kehadiran media ICT harus tersedia untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pembelajaran. Melalui penggunaan ICT , siswa dan guru harus mampu memperoleh informasi yang akurat dari sumber belajar yang tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 471, "height": 152, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam proses belajar-mengajar di jenjang pendidikan SMA, penggunaan ITC dijadikan sebagai people tools, resources, to solve problem or to axed their capabilities. Teknologi dapat dipahami sebagai upaya untuk mendapatkan suatu “produk” yang dilakukan oleh manusia dengan memanfaatkan peralatan ( tools ), proses, dan sumber daya ( resources ). Pada saat belajar, teknologi bisa mencakup segala hal yang tidak terbatas hanya pada computer, televisi. VCR , dan DVD, alat presentasi audio/visual, system satellite broadcast, alat adaptive, infrastruktur networking, operasional, dan program manajemen (Goetch and Davis, 2002). Ada beberapa esensi yang terkandung di dalam teknologi pembelajaran. Pertama, teknologi terkait dengan idea atau pikiran yang tidak akan pernah berakhir, keberadaan teknologi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia; Kedua, teknologi merupakan kreasi manusia sehingga tidak akan alami dan bersifat buatan ( artificial ); Ketiga, teknologi merupakan himpunan atau pikiran ( set of means ) sehingga teknologi tidak dapat dibatasi atau bersifat universal, tergantung dari sudut pandang analisisnya; Keempat, teknologi bertujuan memfasilitasi ikhtiar manusia ( human endeavor ) sehingga harus mampu meningkatkan performa kemampuan manusia (Simarmata, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 526, "width": 470, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada tiga entitas yang terkandung dalam penggunaan ICT di sekolah, yaitu keterampilan ( skill ), logika berpikir ( algorithma ), dan perangkat keras ( hardware ). Dalam pandangan manajemen pendidikan, ICT dapat digambarkan beragam cara, yaitu: (a) teknologi sebagai makna, untuk memenuhi maksud di dalamnya terkandung apa saja yang dibutuhkan untuk mengubah sumberdaya ( resources ) ke suatu produk jasa; (b) teknologi tidak ubahnya sebagai pengetahuan, sumber daya diperlukan untuk mencapai tujuan atau jasa; dan (c) teknologi adalah tubuh dari ilmu pengetahuan dan rekayasa ( engineering ) yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk dan/atau proses penelitian untuk memperoleh pengetahuan baru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 614, "width": 470, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkat adanya kemajuan ICT yang demikian cepat, maka teknologi peralatan komunikasi pun bertambah maju sehingga hubungan antar manusia dapat dilakukan dalam waku relative singkat. Kemajuan dan berbagai jenis peralatan teknologi komunikasi yang demikian hebatnya, tidak dapat disebut satu persatu dalam pembahasan ini (Anoraga dan Suyati, 1995).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 666, "width": 471, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu keuntungan atau manfaat utama dari penggunaan ICT bagi siswa yang ada di Kota Sekayu pada saat ini adalah kemampuan untuk mengakses berbagai sumber belajar dengan cepat. Dari cara baru seperti ini, setiap lembaga pendidikan berkesempatan membuat proses manajemen di sekolah dan proses pembelajaran lebih efisien dan efektif. Keuntungan lain dari penggunaan ICT sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah: (a) acces to a variety of information sources; (b) acces to a variety of information forms and types; (c) student centred learning settings based on information access and inquiry; (d) learning environment centered or problem centered and inquiry-based activities; (e) authentic setting and examples; and (f) teachers as coaches and mentors rather than content", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "484", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 470, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "expert (Taylor, 2004) . Jenicki dan Liegle (2000) menyatakan bahwa ada tiga keuntungan dari penguasaan ICT , yaitu: (a) preparation for the real word, (b) fostering of learning from others, and (c) learning by observing.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 470, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan sistem penggunaan ICT tidak diukur hanya melalui efisiensi dalam hal meminimalkan biaya, waktu, dan penggunaan sumberdaya. Keberhasilannya diukur melalui efektifitas penggunaan ICT dalam mendukung strategi pembelajaran, memungkinkan proses pembelajaran, mensederhanakan struktur organisasi dan menigkatkan kualitas budaya belajar, serta meningkatkan jumlah pelanggan dari perubahan sistem pembelajaran yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 470, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan ICT yang sedemikian cepat telah membawa sistem pendidikan di Kota Sekayu memasuki era baru yang lebih cepat dari dugaan semua pihak, berkat perkembangan pesat dari penggunaan ICT di masyarakat dan di sekolah. Implementasi internet di sekolah-sekolah telah menerobos batas fisik antar Negara. Penggabungan antara teknologi computer dan telekomunikasi telah menghasilkan revolusi di bidang sistem pembelajaran (Simarmata, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 470, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat ini penggunaan ICT tidak hanya terjadi pada organisasi bisnis, tetapi telah merambah ke dalam dunia pendidikan. Faktanya menunjukkan bahwa dengan media ini memungkinkan diselenggarakannya proses belajar- mengajar yang lebih efektif. Hal ini terjadi karena sifat dan karakteristik ICT yang cukup khas, sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain yang telah digunakan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 470, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian tentang penggunaan ICT telah dilakukan oleh Cross and Adam (2007) bahwa ICTs impact signacantly onhigher education delivery both from the perspective of new knowledge conception and production as well as new ways of delivering knowledge. As a result, many countries have increased their electronic learning afferings.” Selanjutnya Bruncwick, at.al (2003) menyatakan bahwa successful implementation of an Mandatory Computer Initiatives (MCI) requires a campus culture willing to accept change. It also relies on the use of traditional change management strategies, including having top administrative support, identifying current student, faculty and staff champions of change and using a cross-functional, campus-wide initiative development team .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 470, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di masa depan, penggunaan ICT akan ditetapkan secara permanendalam proses belajar-mengajar di sekolah. Kehadiran ICT di semua lembaga pendidikan yang ada di Kota Sekayu harus mampu memberikan dukungan bagi terselenggarakannya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa atau sebaliknya, guru dengan orang tua, kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan lainnya, sebagaimana dipersyaratkan dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi ini harus didukung oleh penggunaan dan ketersediaan ICT tersebut yang dikaitkan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan di sekolah.Kalau dijabarkan secara sederhana bisa diartikan penggunaan ICT untuk mengajar siswa, mengerjakan tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru (Boettcher, 1999). Lebih lanjut, Boettcher menyatakan strategi pembelajaran menggunaan ICT meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi, dan evaluasi secara umum keterlaksanaanya tergantung dari satu atau lebih dari tiga model dasar dialog atau komunikasi, yaitu: (a) komunikasi antar guru dengan siswa, (b) komunikasi antar siswa dengan sumber belajar, dan (c) komunikasi antar siswa. Apabila ketiga aspek tersebut dapat diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran optimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 470, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basis pemanfaatan ICT sebagai media pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius agar pemanfaatan ICT untuk pembelajaran dapat berhasil, yaitu: (1) faktor lingkungan yang meliputi institusi penyelenggara pendidikan dan masyarakat; (2) siswa atau peserta didik meliputi usia, latar belakang, budaya, penggunaan bahasa, dan berbagai gaya belajar; (3) guru atau tenaga pendidik meliputi latar belakang pendidikannya, usia, gaya mengajar, pengalaman dan personalitasnya; dan (4) faktor teknologi informasi, dan berbagai kemampuan yang dibutuhkan berkaian dengan penerapannya di lingkungan sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 470, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan sistem pembelajaran berbasis ICT pada setiap lembaga pendidikan yang ada di Kota Sekayu, perlu dilakukan pengkajian secara mendalam atas seluruh unsur dan aspek sebagaimana telah diuraikan di atas, sehingga didapatkan pegangan yang kuat sebagai bahan pengambilan keputusan dalam mengembangkan sistem pembelajaran berbasis ICT .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 470, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seluruh proses pendidikan di SMA Swasta Kota Sekayu pada saat ini diarahkan kepada kegiatan „belajar‟ dengan menggunakan bantuan ICT . Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, disamping kegiatan ektrakurikuler lainnya. Berhasil tidaknya capaian tujuan pendidikan, tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Belajar dapat dilakukan di setiap tempat, tidak perlu dilakukan ditempat khusus. Belajar dapat saja dilakukan di alam terbuka, tidak memerlukan evaluasi terhadap apa yang dihasilkan, dan dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan orang lain (Harapan, 2016). Oleh karena itu lebih", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 54, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "485", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 52, "width": 181, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi ...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 470, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penting dalam proses belajar adalah bagaimana menggunakan bantuan ICT sehingga dari proses belajar tersebut menghasilkan mutu output yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 235, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi Belajar Siswa SMA Swasta Di Kota Sekayu", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 120, "width": 470, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan penelitian ini juga melakukan analisis variable bebas kedua, yaitu “motivasi belajar”. Motivasi belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu di ukur dari 6 (enam) dimensi, yaitu: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) skill , (4) nilai, (5) sikap, dan (6) minat. Dari enam dimensi tersebut memuat 11 indikator yang diwakili oleh 30 butir pernyataan dalam angket penelitian. Semua pernyataan dalam angket telah dijawab dengan baik oleh 114 responden, yang seluruhnya adalah siswa yang terdaftar aktif di SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 195, "width": 470, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis dapat diketahui sebagian besar (36.1%) responden beranggapan motivasi belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu termasuk dalam kategori “cukup/sedang”. Sedangkan 33.7% responden beranggapan motivasi belajar sudah termasuk dalam ketegori “baik dan sangat baik”. Sisanya sebanyak 31% masih dalam kategori “kurang dan sangat kurang”. Dengan demikian, keadaan motivasi belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu sudah cukup dan cenderung kearah baik dan sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 470, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi masih berupa dorongan secara umum atas sesuatu keinginan. Secara khusus motivasi yang dibahas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar. Menurut Wahyudi (2012), “motivasi belajar adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilaku, memberikan semangat yang tinggi untuk memenuhi tujuan belajar yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”. Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor dalam diri seorang siswa yang dapat memberikan semangat belajar sehingga ia dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Uno (2013); dan Suryana (2012) mengemukakan motivasi belajar siswa tidak lain adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan siswa agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya yang nyata untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar suatu hal yang dibutuhkan oleh siswa untuk menggerakkan dan mengarahkan dirinya dalam melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Siswa akan bergerak belajar apabila ada yang memotivasi baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Dengan demikian, motivasi belajar bersifat internal dan ekternal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 403, "width": 470, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi internal merupakan modal utama yang telah ada dalam diri siswa, sedangkan dorongan atau semangat yang diberikan orang lain, akan meningkatkan intensitas dalam belajar. Dorongan dan semangat itu, selain di berikan oleh orang lain, keluarga, atau orang-orang terdekat. Sutrisno (2016) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses dalam diri seseorang akan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intern terdiri dari: (1) keinginan untuk dapat hidup, (2) keinginan untuk dapat memiliki, (3) keinginan untuk memperoleh penghargaan, (4) keinginan untuk memperoleh pengakuan, (5) keinginan untuk berkuasa. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari: (1) kondisi lingkungan belajar, (2) kompensasi yang memadai, (3) supervisi yang baik, (4) adanya jaminan pebelajaran, (5) status dan tanggung jawab, (6) peraturan yang fleksibel. Amir (2017) menyatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu: (1) pembelajaran, (2) pencapaian ( achievement ), (3) pengakuan ( recognition ), (4) kesempatan untuk maju ( advancement ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 470, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program seperti tunjangan kesehatan, asuransi beasiswa, keselamatan belajar, merupakan faktor motivasi yang penting. Selain itu sarana ibadah, olahraga, dan berbagai kegiatan yang bersifat sosial, serta mengembangkan diri melalui program pendidikan (Badeni, 2014). Hasil riset yang dilakukan oleh Frederick Herzberg dan kawan-kawan pada Psychological Service of Pittsburgh menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi berasal dari sikap-sikap positif terhadap kegiatan pembelajaran timbul dari proses pembelajaran itu sendiri dan mereka berfungsi sebagai motivator (Winardi, 2019). Menurut Herianto dkk (2018) faktor intrinsik, seperti: pencapaian pretasi hasil belajar, adanya pengakuan dari pihak lain, rasa tanggung jawab terhadap hasil belajar, kemajuan/perubahan, dan perkembangan pembelajaran siswa. Sedangkan faktor ekstrinsik, seperti: pemberian beasiswa kepada siswa, keamanan belajar, kondisi belajar, status sekolah, prosedur pendidikan, kualitas hubungan antar sesama siswa, dan kualitas hubungan antar siswa dengan guru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 471, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu dapat meningkatkan mutu hasil belajarnya, maka para guru harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu: (1) memahami perilaku siswa, (2) harus berbuat dan berperilaku realistis, (3) memahami tingkat kebutuhan setiap siswa berbeda, (4) mampu menggunakan keahlian, (5) pemberian motivasi harus mengacu pada orang, dan (6) harus dapat memberi keteladanan (Sutrisno, 2016). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan motivasi yaitu strategi yang berupa: (1) empowerment and participation (pemberdayaan dan partisifasi), (2) work arrangement (pengaturan belajar) (Wibowo, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 746, "width": 470, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apa yang dinyatakan oleh Wibowo tersebut, tidak hanya berlaku untuk siswa, tetapi berlaku untuk semua anggota organisasi, termasuk guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di setiap", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "486", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lembaga pendidikan. Di dalam meningkatkan motivasi belajar siwa SMA Swasta di Kota Sekayu, guru-guru perlu menyiapkan alat pemotivasi. Hasibuan (2015) dan (Kant dan Abbott, 2018) mengemukakan bahwa alat- alat motivasi dapat berupa materi insentif, non-material insentif, dan kombinasi dari keduanya. Sutrisno (2016) menyatakan bahwa alat pemotivasi digunakan sebagai sarana dalam motivasi yang mengarah pada hal- hal mempunyai nilai tinggi, seperti: mission, menguasai agenda pendidikan, belajar yang serius, memiliki reputasi, dan mendapat nilai yang baik. Badeni (2014) berpendapat bahwa alat yang digunakan untuk memotivasi itu merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Kebutuhan yang belum terpenuhi akan memotivasi seseorang lebih giat memenuhinya. Organisasi pendidikan seperti sekolah formal, sadar bahwa siswa membutuhkan motivasi dan dorongan belajar secara optimal. Sedangkan reward atau penghargaan merupakan salah satu alat yang digunakan lembaga pendidikan untuk memberikan motivasi kepada siswa (Amir, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 219, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Belajar Siswa Di SMA Swasta Kota Sekayu", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 470, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel ketiga yang dibahas adalah variable terikat yaitu hasil belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu. Variabel ini diuji melalui 5 (lima) dimensi, yaitu: (1) guru, (2) siswa, (3) iklim kelas, (4) kurikulum, dan (5) sarpras (sarana dan prasarana) belajar. Dari kelima dimensi tersebut memuat 18 indikator yang diwakili oleh 32 butir pernyataan dalam angket penelitian. Semua butir pernyataan dalam angket tersebut telah dijawab dengan baik oleh 114 responden terpilih sebagai anggota sampel penelitian, yang seluruhnya adalah siswa yang terdaftar aktif di SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 470, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari jawaban yang diberikan oleh responden berhasil dianalisis bahwa hasil belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu termasuk dalam kategori “cukup/sedang” sebesar 36.9% . Sedangkan 33.8% responden beranggapan hasil belajar siswa termasuk dalam ketegori “baik dan sangat baik”. Sisanya sebanyak 30% masih dalam kategori “kurang dan sangat kurang”. Dengan demikian, maka hasil belajar siswa di SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu cenderung mengarah ke kategori baik dan sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 471, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam pelaksanaanya, ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, baik faktor internal maupun faktor ekternal. Secara psikologis belajar sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi social dengan lingkungan sekitarnya. Peneliti sependapat dengan Slameto (2003) yang menyatakan belajar “sebagai proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.” Begitu juga Dimyati dan Mudjiono (2009) menyatakan “belajar itu adalah perilaku. Pada saat seorang siswa sedang belajar, maka responsnya bekerja menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak sedang belajar, maka responsnya menurun”. Temuan penelitian ini sejalan dengan pendapat Gagne (1988) bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks . Hasil belajar berupa kapabilitas, yaitu setelah belajar siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Selanjutnya Gagne (1988) menyatakan kapabilitas tersebut timbul dari: (1) stimuli yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif yang mengubah sifat stimuli lingkungan, melewati pengelohan informasi, menjadi kapabilitas baru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 470, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan penelitian ini juga mendukung pendapat Amidjaja (1987) yang menyatakan salah satu hasil belajar ditampilkan dalam bentuk penguasaan bahan ajar, dan pada sisi lain dituntut memiliki kepribadian yang tanggap terhadap perubahan dan perkembangan IPTEK. Selanjutnya Gaffar (2006) menyatakan“belajar sebagai representasi penguasaan bahan ajar secara individual yang ditampilkan dalam bentuk perolehan Angka Mata Pelajaran (AMP) dan Angka Efisiensi Edukasi (AEE).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 472, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap siswa yang belajar tentu saja memilikit tujuan. Hal ini berlaku sama dibelahan dunia lainnya. Menurut Resta & Setyaningsih (2005) tujuan belajar selain meningkatkan intelegensi, juga ingin merubah perilaku menuju kearah yang lebih baik, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta sikap terbuka dan demokratis. Pendapat ini sejalan dengan Sardiman (2000) menyatakan tujuan belajar secara umum terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2) pemahaman konsep dan keterampilan, dan (3) pembentukan sikap.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 470, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengingat masih ada 30% hasil belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu yang masih dikategorikan rendah, maka pengelolaan pendidikan dan pembelajaran SMA perlu ada perbaikan, sehingga kualitas hasil belajar pada setiap lembaga pendidikan akan memiliki kualitas yang berimbang. Dengan melakukan berbagai perbaikan atas kualitas hasil belajar, semakin mempersempit image antara sekolah negeri dengan sekolah swasta. Output yang berkualitas merupakan sumbangan dari setiap lembaga pendidikan yang mencetak sumber daya manusia yang mumpuni dan mampu bersaing dalam dunia kerja dan dunia industri.", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 54, "width": 17, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "487", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 52, "width": 181, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi ...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penggunaan ICT terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengunaan ICT di semua SMA Swastayang ada di Kota Sekayumemiliki hubungan yang signifikansebesar 48.6%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai hubungan antara penggunaan ICT dengan hasil belajar siswa sebesar ini termasuk dalam kategori “ rendah ”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 471, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya dari temuan penelitian dibahas juga adanyapengaruh yang signifikan dari penggunaan ICT terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh variable pengunaan ICT terhadap hasil belajar siswa di semua SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu pada saat ini termasuk dalam kategori “ sedang ” , yaitu sebesar 23,6%.Nilai pengaruh sebesar ini masih memiliki potensi untuk ditingkatkan menjadi lebih tinggi lagi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 470, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil ini sejalan dengan penelitian Gunawan (2017) dan Zulkarnain (2019) yang dilaksanakan pada siswa SMP Swasta Se-Kota Banjarmasin. Kedua penelitian ini menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran berbasis TIK menggunakan metode discovery learning disertai dengan peer assessment lebih baik dari hasil hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. Selain itu, hasil belajar siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran berbasis TIK menggunakan metode discovey learning lebih baik dari hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 272, "width": 470, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inti yang paling pokok dari pengaruh penggunaan ICT terhadap hasil belajar siswa di SMA yang ada di Kota Sekayu adalah proses pembelajaran dengan menggunakan e-learning system. Sistem pembelajaan elektronik atau e-learning sebagai bentuk penerapan teknologi informasi yang ditetapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses dimana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan ICT pada saat ini . Dengan demikian, maka e-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan pada jenjang pendidikan SMA yang memanfaatkan teknlogi informasi dalam proses belajar- mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 470, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana dinyatakan oleh Michael (2013), pembelajaran disusun menggunakan sistem elektronik atau computer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran serta memperoleh hasil belajar yang bermutu. E- learning merupakan proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi pembelajaran (Candrawati, 2010). Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana pembelajaran yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 471, "height": 128, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berarti dengan menggunaan ICT dalam pembelajaran dimungkinkan siswa memperolehhasil belajar tanpa harus bertatap muka secara langsung. Hal ini didasarkan pada berbagai pendapat tentang makna dari tujuan belajar secara e-leraning (Sudrajat, 2008). Begitu juga Dejnozka dan Kavel (1981) berpendapat bahwa tujuan pembelajaran e-learning merupakan pernyataan spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam bentuk tulisan yang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Sedangkan Slavin (2005) menyatakan tujuan pembelajaran e-learning terletak pada konsep mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir periode pembelajaran. Lebih lanjut Slavin menyatakan tujuan pembelajaran e-learning merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran e-learning dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, actual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 471, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyusunan tujuan pembelajaan e-learning pada siswa SMA merupakan tahapan penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran berbasis ICT . Berawal dari tahap inilah ditentukan apa dan bagaimana harus melakukan tahap selanjutnya. Apa yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran e-leraning menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pelajaran, strategi belajar, metode belajar, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, sehingga menjadi tidak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 470, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain dari tujuan pembelajaran di atas, pembelajaran secara elektronik juga memiliki manfaat yang tidak ternilai. Manfaat e-learning adalah fleksibel, mandiri, dan efisiensi biaya. Pranoto (2009) menyatakan manfaat dari e-learning adalah: (1) untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan daya serap peserta didik atas materi yang diajarkan; (2) untuk meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik; (3) meningkatkan kemampuan belajar mandiri; (4) untuk meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan; (5) untuk meningkatkan kemampuan menampilkan informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 721, "width": 470, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pemanfaatan e-learning ini, maka pencapaian hasil belajar di setiap sekolah tidak bisa terlepas dari ketersediaan guru, kepala sekolah, tenaga administrator atau tenaga kependidikan yang bekerjasama secara terpadu untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya, yaitu masyarakat serta dunia kerja dan dunia industri. Menurut Sallis (2006) “one of thing we can certain, assuring the quality of service a service a key isuue for all", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "488", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 471, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sector of education for the next decade. ” Khusus bagi guru, dalam upaya mendapatkan hasil belajar siswa, dibutuhkan kemampuan professional dalam melaksanakan profesi pendidikan. Selain itu itu Engkoswara dan Komariah (2020) menyatakan “keberhasilan proses pendidikan terletak pada produktivitas pendidikan yang dapat dilihat pada prestasi dan suasana. Pendidikan SMA di Kota Sekayu akan berhasil sempurna, bila ada pencapaian prestasi yang baik dan suasana belajar yang menyenangkan dari penggunaan ICT pada setiap siswa. Maka penggunaan ICT dalam pembelajaran sudah merupakan keharusan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan bantuan ICT , siswa dapat merdeka belajar dengan mencari dari berbagai sumber yang tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 190, "width": 285, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 470, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi belajar siswa SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu berhubungan signifikan dengan hasil belajarnya sebesar 56%. Korelasi antara motivasi belajardengan nilai hasil belajar siswa berada dalam kategori “ sedang ”. Selain itu hasil analisis menemukan ada pengaruh yang siginifikan dari motivasi belajar terhadap hasil belajarnya sebesar 31.4%. Kekutan pengaruh sebesar ini termasuk dalam kategori “ tinggi ”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 470, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis data variable berhasil membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dimana motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajarnya. Secara parsial, pengaruh variable motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di semua SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu pada saat ini sudah termasuk baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 329, "width": 470, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Emda (2017), dimana hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa motivasi memiliki kedudukan yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Munculnya motivasi tidak semata-mata dari diri siswa sendiri tetapi guru harus melibatkan diri untuk memotivasi belajar siswa. Adanya motivasi belajar dapat muncul apabila siswa memiliki keinginan untuk belajar. Oleh karena itu motivasi baik instrinsik maupun ektrinsik harus ada pada diri siswa sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan tercapai secara optimal. Begitu juga Muhammad (2016) menyimpulkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan positif dengan hasil belajar suatu mata pelajaran, atau dengan kata lain tinggi rendahnya hasil belajar siswa ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi belajar. Maka dengan demikian, motivasi belajar memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Sumbangan terhadap pencapaian hasil belajar tersebut cukup berarti dan tidak dapat diabaikan begitu saja. Apabila seorang siswa dalam rangka meraih hasil belajar yang tinggi dalam suatu mata pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 471, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi belajar harus dimiliki oleh setiap siswa.Motivasi belajar sangat penting di dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Motivasi mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, (Sutrisno, 2016) dan (Gibson, et al. , 2006). Adapun yang mendorong orang melakukan sesuatu adalah kebutuhan ( need ), aspirasi ( aspiration ), dan keinginan ( desire ) (Winardi, 2019). Motivasi merupakan proses yang mempengaruhi kebutuhan dasar atau dorongan yang memberikan semangat, menyalurkan, dan mempertahankan perilaku (Helmawati, 2014; Wibowo, 2019; dan Badeni, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 470, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari setiap kegiatan belajar pasti mendapatkan hasil berupa perolehan nilai, perubahan perilaku, keterampilan, dan lain sebagainya. Hasil belajar yang sudah diperoleh siswa diharapkan dapat menjadi sumber belajar mandiri, menganalisis sumber belajar, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada orang lain. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012) hasil belajar siswa dapat dicerminkan sebagai kesempatan mengerjakan tugas secara mandiri maupun kelompok, dengan keterbatasan sumber belajar bagi siswa dapat diatasi melalui kerjasama dengan siswa lain, berani mengajukan usul, saran, pendapat, gagasan, dan pernyataan, presentasi dan micro teaching.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 470, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator hasil belajar siswa SMA Swasta sebagaimana diungkapkan di atas, pada prinsipnyatelah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Identitas manusia berkualitas buah dari hasil pendidikan difokuskan pada karakteristik yang berkaitan dengan: (1) kreatifitas, (2) penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial, dan (3) asas percaya diri. Karakteristik ini merupakan modal dasar bagi keberhasilan pendidikan, baik dalam kehidupan lingkungan sosial maupun kegiatan pendidikan di sekolah (Uwes, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 470, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar yang diharapkandari siswa terkandung makna „kualitas yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Tentu saja semuanya bermula dari adanya motivasi yang tinggi dari diri setiap siswa. Nurhasan (2001) menyatakan hasil belajar tersebut merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang diberikan kepadanya, kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku setelah seseorang mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dari sisi motivasi ekternal, Wahyudi (2012) berpendapat hasil belajar sebagai gambaran sejauh mana sebuah lembaga pendidikan berhasil mengubah", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 54, "width": 17, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "489", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 52, "width": 181, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi ...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perilaku peserta didik. Hasil belajar merupakan batas kemampuan yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 470, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sama seperti di daerah lain, hasil belajar siswa SMA dapat dibagi dalam tiga kontinum, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Kontinum ini telah sesuai dengan peraturan perudang-undangan. Secara ekternal, pencapaian hasil belajar ditentukan oleh banyak faktor, misalnya kualifikasi pendidikan guru, dukungan sarana dan prasarana yang berkualitas, dan kondisi lingkungan belajar yang kondusif. Faktor tenaga pendidik menurut Tampubolon (2001) bersumber dari perannya yang bersifat multidimensional dan bergradasi menurut jenjang pendidikan yang sudah dicapai. Peran multidimensional tersebut bila guru selaku tenaga pendidik dan pengajar, juga mampu bertindak sebagai orang tua, pimpinan atau manajer di kelas, produsen atau pelayan, pembimbing atau fasilitator, motivator atau stimulator, dan peneliti atau narasumber. Peran tersebut dapat bergradasi turun, naik atau tetap sesuai dengan fungsinya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 216, "width": 470, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tilaar (2010) juga berpendapat hasil belajar ditentukan oleh tiga komponen utama, yaitu mutu guru, mutu siswa, dan proses belajar itu sendiri. Dari ketiganya, ketersediaan guru merupakan komponen yang paling penting dalam proses belajar-mengajar di lembaga pendidikan formal. Semakin baik peran dan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan semakin baik pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pendapat ini sejalan dengan Sutisna (1991) menyatakan “mutu pendidikan bergantung pada mutu personil pengajar, yang disebut oleh Sutisna dengan istilah the man behind the gun ”. Begitu juga Hanafiah (1994) dan Arcaro (2007) menyatakan bahwa tercapainya mutu pendidikan formal ditentukan oleh mutu guru-gurunya sesuai dengan bidang ilmu yang dibinanya. Dengan demikian, kehadiran guru menjadi faktor ekternal dalam memotivasi siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 470, "height": 92, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan penelitian ini juga berhasil mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa SMA Swasta di Kota Sekayu, selain diperoleh dari motivasi diri juga ditentukan oleh kualitas guru, karena setiap guru memiliki kemampuan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai penyedia jasa di lembaga pendidikan formal. Kualitas guru tersebutmeliputi: (1) mutu pendidikan dan pengajaran, (2) mutu hasil penelitian atau pengamatan yang dilakukan setiap semester pada kelas yang asuhnya, (3) mutu pembimbingan guru kepada setiap siswa, dan (4) mutu pelaksanaan administrasi sekolah. Masing-masing dimensi tersebut memenuhi dua kriteria pokok, yaitu keahlian dalam menguasai bidang studi dan keahlian dalam menguasai metodologi pembelajaran (Uwes, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 470, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar pendidikan formal jenjang SMA di Kota Sekayu pada semakin bermutu, perlu ada perubahan paradigma di setiap pengelola lembaga pendidikan, termasuk paradigma peningkatan motivasi belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 471, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengaruh Penggunaan ICT dan Motivasi Belajar Secara Bersama-sama terhadap Hasil Belajar Siswa", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 470, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari analisis berhasil membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dimana penggunaan ICT dan motivasi belajar secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa di semua SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu. Temuan penelitian memperlihatkan penggunaan ICT bersama dengan motivasi belajar berkorelasi signifikan dengan hasil belajar siswa sebesar 44.5% dan nilai sebesar ini dikategorikan “ sedang ”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 471, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh yang disumbangkan oleh kedua variable ini,juga termasuk dalam kategori “ sedang ” , yaitu sebesar 19,8% Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa penggunaan ICT dan motivasi belajar secara bersama-sama belum memberikan sumbangan yang maksimal terhadap hasil belajar siswa di semua SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu. Selain dari dua variable ini masih banyak variable lain yang dapat memberikan sumbangan atas peningkatan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 470, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Maisaroh (2010); Widodo dan Widayanti (2013); Suprihatin (2015); Saptono (2016); Sutrisno dan Siswanto (2016); Wahyuni dkk, (2017) yang pada intinya menemukan bahwa motivasi sebagai kekuatan seseorang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar diri individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, karena dengan guru kreatif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan dialami siswa atau siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran. Selain dari motivas belajar,i pengunaan ICT di sekolah juga sangat berpengaruh kepada proses dan hasil belajar. Pembelajaran menggunaan e-learning menurut Yasdi (2012) proses pembelajaran yang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "490", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 104, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dituangkan melalui teknologi internet. Di samping itu prinsip sederhana, personal, dan cepat perlu dipertimbangkan. Untuk menambah daya tarik dapat pula menggunakan teori games . Oleh karena itu prinsip dan komunikasi pembelajaran perlu di desain seperti layaknya pembelajaran konvensional. Disini perlu pengembangan model e-learning yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Prototype model e-learning yang dikembangkan sesuai dengan existing system yang diamati peneliti terbagi dua, yaitu: kontens guru dan siswa. Kontens guru mempunyai aksesbilitas luas seperti membuat soal, membuat pengumuman akademik, meng upload materi pelajaran, memeriksa dan mengumumkan hasil ujian. Sedangkan kontens siswa hanya terbatas pada akses melihat saja (pengumuman akademik, hasil ujian), mengikuti ujian, men download materi pelajaran dan tugas. Selain itu ada aktivitas interaktif antara guru dan siswa, yaitu chating , diskusi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 470, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan teknologi virtual dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, dimana siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang paranan utama.Dalam setting proses belajar-mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh mempelajari bahan ajar. Artinya siswa harus memiliki bekal motivasi yang tinggi dalam belajar. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar, kehadiran guru ditempatkan sebagai motivasi eketrenal bagi siswa. Disini secara ekternal guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam pembelajaran guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa (Sanjaya, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 470, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencapaian hasil belajar siswa memiliki beberapa ciri-ciri dan karakterisk pembelajaran, di antara adalah: (1) pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; (2) pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi yang menarik dan menantang bagi siswa; (3) pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik; (4) pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; (5) pembelajaran dapat membuat siswa menerima pelajaran baik secata fisik maupun psikologis (Sughandi dan Haryanto, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 470, "height": 128, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui penggunaan ICT disertai motivasi belajar yang tinggi maka diperkirakan hasil belajar akan semakin bermutu. Penggunaan ICT dan motivasi belajar merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. ICT adalah karakteristik dari belajar secara elektronik, yang lebih populer dengan sebut e-learning . E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi (Rosenberg, 2001). Begitu juga Nursalam dan Efendi (2008) menyatakan bahwa karakteristik dari pada e-learning adalah: (1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik, (2) memanfaatkan keungglan computer (digital media dan computer networks ), (3) menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self-learning materials ) kemudian disimpan di computer, sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan dimana saja, (4) menafaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 471, "height": 104, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai sarana pembelajaran, kehadiran ICT memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebilihan dari pembelajaran menggunakan ICT memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sudjana & Yulia, 2005). Menurut Tjokro (2009), penggunaan ICT memiliki banyak kelebihan, yaitu: (a) lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, dan video; (b) jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murh untuk diperbanyak; (c) jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan; (d) tersedia 24 jam perhari – 7 hari perminggu, artinya penguasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 470, "height": 162, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain dari kelebihannya, tentu saja pembelajaran eketronik juga memiliki kekurangan atau kelemahan. Menurut Gavrilova (2006) kekurangan dari penggunaan ICT terletak pada tersedianya peralatan tambahan seperti computer, monitor, keyboard , dan sebagainya). Kekurangan ICT yang diuraikan oleh Nursalam dan Efendi (2008) meliputi: (a) kurangnya interaksi antara guru dengan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri; (b) kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis atau komersial; (c) proses belajar mengajar cenderung kearah pelatihan dari pada pendidikan; (d) berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT ; (e) tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun computer); (f) masih kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet; (g) kurangnya penguasaan bahan computer; (h) akses pada computer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik; (i) peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai; (j) tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi; (k) informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga panduan fitur pertanyaan diperlukan; dan (l) peserta didik dapat merasa terisolasi.", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 54, "width": 17, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "491", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 52, "width": 181, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi ...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 46, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar supaya pelaksanaan pembelajaran pada jenjang SMA di Kota Sekayu semakin baik, maka berbagai komponen yang membentuk e-learning, harustersedia di setiap lembaga pendidikan. Adapun komponen pendukung tersebut adalah:(1) infrastruktur e-learning, (2) sistem dan aplikasi e-learning , dan (3) konten e- learning (Wahono (2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 470, "height": 46, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Infrastruktur ICT merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa personal computer (PC) , yakni computer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2007:18), jaringan computer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu (Walgito, 2005) seperti jaringan internet.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 471, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interconnection Networking (internet) yang dimaknai sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2007) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar. Foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis. Apabila seseorang memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran yang terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan siswa sedang belajar melalui teleconference . Sekolah swasta yang ada di Kota Sekayu akan sangat kesulitan menyediakan sarana dan prasarana internet di sekolah, tanpa ada bantuan dari pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 470, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS) yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa online, program e- leraning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009), misalnya segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar-mengajar seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi dan konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 471, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem. Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya multimedia-based content (kontek berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang memungkinkan menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau teks-based content (kontek berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa disimpan dalam learning mangement system sehigga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.Sedangkan aktor yang ada di dalam pelaksanaan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar-mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (guru) yang membimbing siswa, yang menerima bahan ajar dan administrator serta proses belajar-mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 470, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan di dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah adalah penggunaan ICT dan motivasi belajar dalam diri siswa. Peningkatan motivasi belajar sangat mempengaruhi perolehan hasil belajar. Salain dari motivasi belajar, ada faktor lain yang menyebabkan tercapai atau tidak tercapainya hasil belajar. Setiap siswa memiliki basis motivasi eksternal dan internal dalam belajar. Berbagai teori dan hasil penelitian menemukan bahwa faktor motivasi ekternal lebih menentukan dibandingkan faktor internal. Primiana (2003) menemukan penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan ditentukan oleh: (1) kualitas tenaga pengajar, (2) sistem belajar mengajar, (3) dukungan sarana dan prasarana, (4) lokasi tempat belajar, dan (5) administrasi dan birokrasi. Dengan memperhatikan berbagai komponen tersebut, diharapkan kegiatan pembelajaran SMA Swasta di Kota Sekayu dengan memfokuskan kepada lima penyebab utama tersebut agar menghasilkan mutu pendidikan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 471, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, untuk memperoleh hal belajar yang paripurna, UNESCO mengembangkan empat pilar kependidikan, yaitu: belajar untuk mengetahui (learning by know) ; belajar untuk berindak (learning to do) ; belajar untuk menjadi seseorang (learning to be) ; dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together) . Keempat pilar ini menjadi pegangan dalam menerapkan kurikulum pendidikan nasional. Penerapan keempat pilar secara utuh, diharapkan setiap lembaga pendidikan formal akan menghasilkan output pendidikan berupa lulusan yang bermutu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 470, "height": 104, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar yang diperoleh siswa SMA Swasta di Kota Sekayu tidak terlepas dari kegiatan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan selama ini. Aktivitas belajar dapat terjadi secara terus menerus, baik secara formal maupun nonformal. Bahkan saat sekarang, sebagian besar masyarakat di daerah ini sudah menjadikan belajar atau sekolah sebagai kebutuhan hidup setiap orang, yang hampir sama dengan kebutuhan primer lainnya. Secara tegas Schuler dan Jackson (1999) menyatakan setiap proses pembelajaran harus bertujuan mendapatkan: pengetahuan kognitif, meliputi informasi yang dapat digunakan, cara mengatur informasi, dan strategi untuk menggunakan informasi; (2) hasil yang didasarkan keahlian, meliputi pengembangan keterampilan teknik, praktik, dan perilaku; dan (3) hasil yang berpengaruh, meliputi suatu perubahan motivasi, sikap, nilai, dan ketiga-tiganya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "492", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 471, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belum sempurnanya hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh penggunaan ICT dan motivasi belajar, disebabkan oleh masih lemahnya penerapak ketiga aspek tersebut dalam proses pembelajaran. Aspek kognitif menjadi aspek utama dalam kurikulum yang dipakai di sekolah. Kurikulum menjadi tolok ukur penilaian perkembangan siswa. Dengan kata lain, aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir, yaitu kemampuan dan aktifitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional. Dalam aspek kogniif dibagi lagi menjadi beberapa aspek yang lebih rinci, yaitu: pengetahuan ( knowledge ), pemahaman ( comprehension ), penerapan ( application ), analisis ( analysis ), sistesis ( synthesis ), evaluasi ( evaluation ). Semua aspek ini dirasakan belum begitu baik penerapannya di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 471, "height": 81, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek kedua yang dirasakan masih lemah adalah aspek afektif,yaitu materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu. Pada aksep ini juga dirasakan masih lemah, dimana siswa sekolah swasta masih dianggap “rendah” dibandingkan dengan masuk sekolah negeri. Selain itu semua SMA Swasta belum ada yang terakreditasi baik, sehingga menempatkan sekolah tersebut sebagai sekolah swasta pavorite yang ada di Kota Sekayu. Pada ranah afeksi, Bloom menyusun pembagian kategorinya yaitu: penerimaan ( receving/attending ), responsive ( responsive ), penilaian ( value ), organisasi ( organizational ), dan karakteristik ( characterization ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 470, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek ketiga adalah aspek psikomotor,yaitu aspek yang domainnya meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorilk dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika sering dipraktikkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan, ketepatan, teknik dan cara pelaksanaan. Dalam aspek psikomotor terdapat tujuh kategori mulai dari yang terendah hingga tertinggi, yaitu: peniruan, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon tampak kompleks , adaptasi, dan penciptaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 327, "width": 470, "height": 69, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga aspek ini (kognitif, afektif, dan psikomotor) sangat berperan besar dalam pendidikan siswa, karena ketiga aspek tersebut digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Ketiga aspek ini diperlukan untuk mengevaluasi sejauh mana materi pembelajaran dapat diserap oleh siswa dengan mengacu kepada kategori-kategori di dalam tiga domain utama tersebut. Ketiganyanya memiliki fungsi berbeda untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proses belajar dan kemampuan siswa dalam menerap materi pembelajaran tertentu, dan juga sejauh mana aktifitasn metode pengajaran digunakan (Nursalim, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 50, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 470, "height": 104, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan ICT di semua SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu berhubungan signifikan dengan hasil belajar siswa. Selain itu, secara parsial penggunaan ICT berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, meskipun pengaruh yang disumbangkan belum termasuk dalam kategori tinggi. Motivasi belajar siswa SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu berhubungan signifikan dengan hasil belajarnya, dan masih termasuk dalam kategori sedang. Secara parsial, motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajarnya. Pengaruh yang di sumbangkan sudah termasuk dalam kategori tinggi. Penggunaan ICT dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama berhubungan signifikan dengan hasil belajar siswa SMA Swasta yang ada di Kota Sekayu. Secara simultan, penggunaan ICT dan motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa belum termasuk dalam kategori tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 559, "width": 50, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 577, "width": 470, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amidjaja, D. A. T. (1987). Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Di Indonesia. Jakarta: Depdikbud, Proyek Pembinaan dan Pengendalian Proyek-proyek Dirjen Dikti.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 600, "width": 281, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amir, T. M. (2017). Perilaku Organisasi . Jakara: Kencana Prenada.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 354, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anoraga, P., & Suyati, S. (1995). Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta: Pustaka Jaya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 470, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arcaro, J. S. (2007). Quality in Education, An Implementation Hand Book . St. Lucle Press.100 Linton Blud. Suite 403 B Delray Beach, FL 33483.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 470, "height": 81, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardiansyah, I. (2013). Eksplotasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan Moddle pada Perkualihan Simulasi Pembelajaran Kimia. Bandung: UPI. Arianti, N. (2002). Sistem Informasi Management . Palembang: STMIK IGM Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta. Badeni. (2014). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta. Briggs, L. J. (1977). Introduction Design, Educational Technology Publications Inc . New Jersey: Englewood Cliffs. Bruncswick, G. J., & Zinser, B. (2003). Mandatory Computer Initiative and Their Impact Upon Marketing", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 729, "width": 445, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategy for Colleges and University. [online].", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 741, "width": 310, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.alliedacamiiies.org/public/journal/publication/aelj4-2.pdf", "type": "Text" }, { "left": 524, "top": 54, "width": 17, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "493", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 52, "width": 181, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penggunaan ICT dan motivasi ...", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 470, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boettcher, J. V. (1999). Faculty Guide for Moving Teaching and Learning to The Web. USA: Leage for Innnovation in the Community College.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 470, "height": 81, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chandrawati, S. R. (2010). Pemanfaatan E-Learning dalam Pembelajaran No. 2 Vol. 8. http://jurnal. Untan.ac.id. Cross, M., & Adam, F. (2007). ICT Policies and Strategies In Higher Education in South Africa: National dan International Pathway. (Online). http://www.palgravejournals.com/hep/journal/v2on1/full/830014.4a.html. Dejnozka, E. L., & Kavel, D. E. (1981). Taxonomy of Education. International. Dimyati., & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta. Ellis, K. R. (2009). A Field Guide to Learning Management System. American Society for Training dan Development (SDTD).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 470, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emda, A. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Lantanida Journal Vol. 5 No.2 (2017) 93 – 196.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 467, "height": 70, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Engkoswara., & Komariah, A. (2020). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Febrian, J. (2007). Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Jakarta: Informatika. Gaffar, M. F. (2006). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi . Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Gagne, R. M. (1988). The Condition of Learning . New York: Holt, Rinehard and Winston. Gavrilova, M. L. (2006). Cumputational Science and Its Application – ICCSA 2006: 6 th International Conference. Glasgow, UK: Springer.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 471, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gibson, J. L., et al . (2006). Organization: Behavior-Structure-Process. (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Goetch, D. L., & Davis B. S. (2002). Pengantar Manajemen Mutu 2 , Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhalindo.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 470, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunawan. (2017). Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK dengan Assessment for Learning (AfL) Ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kota Banjarmasing. Artikel Ath Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3. No. 3 Tahun 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 324, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harapan, E. (2016). Komunikasi Antarpribadi. Bekasi: RajaGrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 470, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanafiah. (1994). Pengelolaan Mutu Total Pendidikan Tinggi: Suatu Buku Pedoman Bagi Pengelola Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Mutu (cetakan kedua). Jakarta: Badan Kerjasama PT Negeri Wilayah Barat Dedikbud RI.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 470, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan, M. S. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara. Helmawati. (2014). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Herianto, E. (2008). Pengukuran ELA (Entry Level Assessment) dan SA (Sector and Corporate Performance . New York: In Kotter and Hesket, eds. Corporate Culture and Performance, The Free Press A Devisition of McMillan, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 470, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenicki., & Liegle. (2006). The Effect of Learning Styles on The Navigation Needs of Web-based Learners. Journal Computer in Human Behavior Vol. 22 No. 5 (Sepember 2006) 885 – 898.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 473, "width": 407, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kant, I., & Abbott, T. K. (2018). Critique of Practical Reason. New York: Warner Business Books.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 470, "height": 93, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maisaroh. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 8 No. 2 (November 2010) 157 – 172. Muhammad, M. (2016). Pengaruh Motivasi dalam Pembelajaran. Lantaida Journal Vol. 4 No. 2. (2016). Michael, A. (2013). Michael Allen’s Guide to E-Learning. Canada: John Wiley & Sons. Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran . Bandung: FPOK UPI. Nursalam., & Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalim, M. (2019). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 470, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 tentang penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 602, "width": 321, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permenkes RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Peliburan Sekolah. Pranoto, A. (2009). Sains dan Teknologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 471, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Primiana, I. (2003). Penetapan Kualitas Perguruan Tinggi (Penggunaan Diagram Sebab Akibat, Diagram Pareto dan QFD. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 1 No. 1. Resta, C. B. V., & Setyaningsih, N. H. (2005). Pengembangan Buku Pengayaan Teks Fabel Bermutan Nilai Budaya dengan Metode Goall, Plans, Implementation, and Development Bagi Siswa SMP. Artikel Jurnal (JPBSI) Vol. 6 No. 1, (94 – 96) .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 447, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula . Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistik. Cetakan Ketiga . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 707, "width": 470, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosenberg, M. J. (2001). E-Learning: Strategies for Delivering Knowledge In The Digital Age . USA: McGraw-Hill Companies.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 730, "width": 469, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sallis, E. (200). Total Quality Management in Education (terjemahan). Yogyakarta: IRCISoD. Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Saptono. (2016). Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 69, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, F., et al", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 7, No. 3, 2022, pp. 479-494", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 53, "width": 20, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "494", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 230, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 470, "height": 141, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grasindo Persada. Schuler, S. R., & Jackson, S. E. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21 . Edisi ke-6. Terjemahan Abdul Rosyid. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Siagian, S. P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Simarmata, J. (2006). Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Slameto. (2003). Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. (2005). Cooperative Learning. London: Allymand Bacon. Sudjana., & Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sujana, J. G., & Yulia, Y. (2005). Perkembangan Perpustakaan Di Indonesia . Bogor; IPB Press. Sudjiono. A. (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sudrajat, A. (2008). Pengertian, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran . Bandung: Sinar Baru Algensindo.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 470, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sughandi, A., & Haryanto. (2004). Teori Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sukardi. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya . Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno, V. L. P., & Siswanto, B. T. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif SMK Di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vocasi Vol. 6 No. 1 (Februari 2016) 111 – 120.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 470, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suprihatin, S. (2015). Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. JURNAL PROMOSI: Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro. Vol. 3 No. 1 (2015) 73 – 82.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 470, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryana. (2012). Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Buku Ajar Perkuliahan UPI Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 432, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutisna, O. (1991). Studi Pengembangan Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: Angkasa. Sutrisno, E. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada, Media Group.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 471, "height": 82, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampubolon, D. P. (2001). Perguruan Tinggi Bermutu: Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad Ke-21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Taylor, F. W. (2004). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia . Jakarta: Bumi Aksara. Tjokro, S. L. (2009). Presentasi yang Mencekam. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tilaar, H. A. R. (2010). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Uno, H. B. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Kajian dan Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 428, "width": 363, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uwes, S. (2003). Manajemen Pengembangan Mutu Dosen. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 470, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional . Wahyudi, B. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sulita. Wahyuni, L., Andani, M., Afriyani, Y., & Andini, C. (2017). Analisis Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI MIA 4 SMA Negeri 2 Kota Jambi Pada Mata Pelajaran Fisika. GRAVITY: Jurnal Ilmiah Penelitian dan pembelajaran Fisika. Vol. 3 No. 1 (2017). 90 – 99.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 498, "width": 471, "height": 46, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahono, R. S. (2008). Definisi dan Komponen E-Learning. [online]. http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning. Wahyono, T. (2006). Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 385, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walgito, B. (2005). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Wibowo. (2019). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 470, "height": 81, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widodo., & Widayanti, L. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Fisika Indonesia No. 49 Vol XVII, Edisi April 2013. 32 – 35. Winardi. (2019). Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE UGM. Warsono., & Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yasdi. M. (2012). E-Learning sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah Foristek Vo. 2. No. 1 (Maret 2012). 143 – 152.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 649, "width": 470, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulkarnain, M. R. (2019). Pembelajaran Berbasik TIK Menggunakan Metode Discovery Learning dengan Peer Assessment Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMPN Kota Banjarmasin. Artikel Jurnal Lentera: Jurnal Pendidikan Vol. 14. No. 1. Tahun 2019.", "type": "List item" } ]
92637aba-6fee-6ee4-d72c-bde14daf5b5e
http://ejournal.polraf.ac.id/index.php/JIRA/article/download/23/27
[ { "left": 35, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 5, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 781, "width": 70, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2019 - 13", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 61, "width": 365, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Pertumbuhan Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Persero (Tbk)", "type": "Section header" }, { "left": 256, "top": 109, "width": 86, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Tutihermelinda", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 123, "width": 244, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Politeknik Raflesia - [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 160, "width": 471, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract — This research was made with a view to assess and analyze financial performance of PT Bank MandiriTbk. The assessment was conducted by looking at the financial ratios of from 2013 until 2017, from the financial statements obtained from the website of Indonesian stock exchange, the value of the components of financial statements conducted re-calculation formula into the valuation ratios of the banking financial performance, then the results of are analysed per year. Conclusions from this analysis is compared with indicators of banking health assessment released by Bank Indonesia. Analysed financial ratios taken are among others ROA, ROE, NIM, BOPO, LFR . These are commonly used ratios by researchers in assessing the financial performance of banks.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 265, "width": 259, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords — Performance, ROA, ROE, NIM, BOPO, LFR", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 284, "width": 237, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "——————————  ——————————", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 337, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 350, "width": 255, "height": 171, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krisis global yang melanda perekonomian dunia secara tidak langsung juga berimbas pada dunia perbankan nasional. Industri perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian sebagailembaga intermediasi yang menyalurkan dana masyakarat ke dalam investasi asetproduktif yang akan mendorong produktivitas sektor riil, akumulasi kapital, danpertumbuhan output agregat (Bencivenga dan Smith, 1991; Hung and Cothern, 2002). Bank yang mampu bertahan ditengah krisis global yang melanda dunia salah satunya adalah bank yang mampu mempertahankan kinerja keuangannya. Kinerja keuangan bank tercermin dalam bentuk rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan bank setiap tahunnya.", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 523, "width": 255, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditengah krisis global saat ini, dunia perbankan tetap dituntut untuk terus menyalurkan kredit, namun dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang bisa memperkecil risiko kredit antara lain pengelolaan risiko kredit yang tepat dan kondisi kualitas kredit yang terus membaik. Tingginya rasio NPL (Non Performing Loan) menunjukkan tingginya kredit bermasalah yang ada pada bank tersebut. Bank yang mampu menekan rasio NPL bisa diartikan mampu macet yang akan mempengaruhi kinerja keuanangan bank tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 638, "width": 255, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munculnya bank-bank yang bermasalah merupakan bentuk kinerja keuangan bank yang gagal. Pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi juga akan memicu ketidakstabilan ekonomi baik secara makro ataupun mikro. Di Indonesia sebagai negara juga memiliki banyak bank, tidak sedikit bank di indonesiamengalami kasus kebankrutan akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu, yang segar di benak kita seperti kasus Bank Global dan Bank Century, meskipun kasus ini banyak yang mengatakan karenaadanya unsur kecurangan yang sangat tinggi tetapi di lain hal kita juga tidak dapat", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 350, "width": 254, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengabaikanbahwa kondisi ekonomi indonesia juga memiliki pengaruh yang cukup kuat. Berdasarkan latarbelakang tersebut penulis ingin mengulang kembali penelitin yang sudah dilakukan banyak penelititerdahulu yang berkaitan dengan kinerja perbankan, pada kesempatan ini peneliti ingin melakukanpenelitian yang berkaitan dengan analisa kinerja keuangan pemerintah yang terdaftar di bursa efekIndonesia.Masalah yang hendak diteliti ialah mengetahui kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk daritahun 2013 s/d tahun 2017, dan dilihat dari rata-rata CAR, mengetahui apakah kinerja PT Bank Mandiri Tbk dapatdikatakan baik menurut Peraturan Bank Indonesia tetang kecukupan modal bank umum.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 524, "width": 141, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) M ETODOLOGI P ENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 539, "width": 254, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan PT bank Mandiri Persero (Tbk) selama 5 tahun yaitu dari tahun 2013 s/d tahun 2017 dengan menggunakan rasio keuangan profitabilitas dan likuiditas. Analisis yang dilakukan adalah dengan melihat kenaikan ataupun penurunan dari rasio-rasio tersebut selama 5 tahun. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan tahunan PT bank Mandiri Persero (Tbk). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi literatur dan dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 667, "width": 139, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) H ASIL DAN P EMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 682, "width": 254, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data rasio profitabilitas dan likuiditas bank Mandiri dari tahun 2013 s/d tahun 2017 disajikan pada tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 5, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 781, "width": 70, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2019 - 14", "type": "Page footer" }, { "left": 276, "top": 58, "width": 48, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.1", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 70, "width": 415, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Profitabilitas dan Lkuiditas PT bank Mandiri tahun 2013 s/d tahun 2017 (dalam persen)", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 82, "width": 398, "height": 247, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013 Profitabilitas ROA 2,72 1,95 3,15 3,57 3,66 ROE 14,53 11,12 23,03 25,81 27,31 NIM 5,63 6,29 5,90 5,94 5,68 BOPO 71,78 80,94 69,67 64,98 62,41 Laba(Rugi) terhadap jml aset 2,05 1,42 2,49 2,57 2,66 Laba (Rugi) terhadap jml ekuitas 12,54 9,07 17,99 19,96 20,85 Liabilitas terhadap jml aset 83,69 84,31 86,16 87,14 87,26 Liabilitas terhadap jml ekuitas 512,94 537,32 627,67 677,79 685,17 Fee Based Income terhadap Total pendapatan operasional 23,29 21,29 22,26 20,09 23,48 Likuiditas Tahun 2017 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013 Loan To Funding Ratio 87,16 85,86 87,05 82,02 82,97 Aset Likuid terhadap total aset 13,26 14,64 12,97 11,76 14,44 Total Aset Likuid terhadap Pendanaan Jangka Pendek 17,78 19,57 17,09 15,45 18,70 Total Kredit UMKM terhadap Total Kredit 12,47 13,55 14,14 15,44 15,69", "type": "Table" }, { "left": 179, "top": 332, "width": 239, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Laporan Tahunan Bank Mandiri tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 355, "width": 101, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Return On Assets", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 378, "width": 48, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.1", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 390, "width": 162, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Kinerja Return On Assets Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 536, "width": 158, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 559, "width": 255, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROA pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 3,66% dari tahun 2014 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 3,57%, kemudian tahun-tahun berikutnya hingga tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 1,95%, kemudian ditahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 2,72%. Rata –rata ROA selama 5 tahun adalah sebesar 3,01%.", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 651, "width": 99, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Return On Equity", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 662, "width": 255, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROE mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2013 sebesar 27,31% menjadi 25,81% di tahun 2014 dan 23,03% di tahun 2013 berlanjut ditahun 2016 sebesar 11,12 %. Namun di tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 14,53 %. Rata-rata ROE selama 5 tahun tersebut adalah 20,36 %.", "type": "Text" }, { "left": 411, "top": 355, "width": 51, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.2", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 367, "width": 125, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Return On Equity Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Picture" }, { "left": 355, "top": 526, "width": 162, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 549, "width": 38, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. NIM", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 572, "width": 123, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.3 Indikator NIM Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Picture" }, { "left": 355, "top": 751, "width": 162, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 55, "top": 429, "width": 71, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,72% 1,95%", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 414, "width": 114, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3,15% 3,57% 3,66%", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 394, "width": 337, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2017 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013 27,31% 25,81%", "type": "Table" }, { "left": 413, "top": 406, "width": 103, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23,03% 11,12% 14,53%", "type": "Picture" }, { "left": 344, "top": 495, "width": 179, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 638, "width": 69, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5,68% 5,94%", "type": "Picture" }, { "left": 412, "top": 641, "width": 27, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5,90%", "type": "Table" }, { "left": 454, "top": 610, "width": 69, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6,29% 5,63%", "type": "Picture" }, { "left": 337, "top": 719, "width": 193, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017", "type": "Table" }, { "left": 35, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 5, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 781, "width": 70, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2019 - 15", "type": "Page footer" }, { "left": 35, "top": 59, "width": 255, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NIM tahun 2014 mengalami kenaikan dari 5,68 % ditahun 2013 menjadi 5,94 %, ditahun 2015 terjdi penurunan yang tidak signifikan sebesar 5,90% dan ditahun 2016 kenaikan yang terjadi sebesar 6,29 %, namun ditahun 2017 kembali terjadi penurunan sebesar 5,63%. Rata –rata NIM untuk 5 tahun tersebut adalah 5,89%.", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 150, "width": 46, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. BOPO", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 173, "width": 51, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.4", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 185, "width": 198, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator BOPO Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 332, "width": 186, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Data Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 355, "width": 255, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BOPO selama 5 tahun mengalami kenaikan hingga tahun 2016. Tahun 2013 sebesar 62,41% dan naik hingga 80,94 % ditahun 2016, namun tahun 2017 terjadi penurunan sebesar 71,78%. Rata-rata BOPO selama 5 tahun adalah 69,96%.", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 424, "width": 209, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Rasio Laba (Rugi) terhadap Jumlah Aset", "type": "List item" }, { "left": 138, "top": 447, "width": 48, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.5", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 458, "width": 225, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Rasio Laba (Rugi) terhadap Jumlah Aset Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 645, "width": 162, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 668, "width": 255, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Laba (Rugi) terhadap jumlah aset mengalami penurunan selama tiga tahun yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2016 dari 2,66% menjadi 1,42 % ditahun 2016, namun ditahun 2017 terjadi kenaikan sebesar 2,05%. Rata-rata rasio Laba (Rugi) terhadap total aset selama 5 tahun tersebut adalah 2,23%.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 58, "width": 228, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Rasio Laba (Rugi) Terhadap Jumlah Ekuitas", "type": "Text" }, { "left": 411, "top": 81, "width": 48, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.6", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 93, "width": 238, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Rasio Laba (Rugi) terhadap Jumlah Ekuitas Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 266, "width": 162, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 289, "width": 256, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Laba (Rugi) terhadap jumlah ekuitas mengalami penurunan hingga dari tahun 2013 hingga tahun 2016 dari 20,85% turun hingga 9,07 % . Meskipun di tahun 2017 terjadi kenaikan namun hanya sebesar 12,54%. Rat-rata rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset untuk 5 tahun terakhir tersebut adalah 16,08%.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 369, "width": 198, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset", "type": "Section header" }, { "left": 411, "top": 391, "width": 54, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.7", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 403, "width": 245, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 564, "width": 158, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 587, "width": 254, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Liabilitas terhadap jumlah aset selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan yaitu dari 87,26% di tahun 2013 menjadi 83,69% ditahun 2017. Rata-rata rasio liabilitas terhadap aset selama 5 tahun tersebut adalah 85,72%.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 654, "width": 214, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Rasio Liabilitas Terhadap Jumlah Ekuitas", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 676, "width": 254, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Liabilitas terhadap jumlah ekuitas selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan yaitu dari 685,17% di tahun 2013 menjadi 512,94% ditahun 2017. Rata-rata rasio liabilitas terhadap aset selama 5 tahun tersebut adalah 608,178%.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 207, "width": 203, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62,41% 64,98% 69,67% 80,94% 71,78%", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 299, "width": 195, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 489, "width": 70, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,66% 2,57%", "type": "Picture" }, { "left": 139, "top": 495, "width": 27, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,49%", "type": "Table" }, { "left": 182, "top": 536, "width": 27, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,42%", "type": "Picture" }, { "left": 61, "top": 512, "width": 199, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,05% Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 127, "width": 204, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20,85% 19,96% 17,99% 9,07% 12,54%", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 234, "width": 210, "height": 251, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 87,26% 87,14% 86,16% 84,31% 83,69%", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 532, "width": 199, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017", "type": "Table" }, { "left": 35, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 5, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 781, "width": 70, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2019 - 16", "type": "Page footer" }, { "left": 138, "top": 58, "width": 54, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.8", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 70, "width": 227, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Ekuitas Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 252, "width": 162, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Caption" }, { "left": 35, "top": 275, "width": 255, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Rasio Fee Based Income terhadap Total Pendapatan Operasional", "type": "List item" }, { "left": 35, "top": 304, "width": 255, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Fee based Income terhadap Total Pendapatan Operasional mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 23,48% menjadi 20,09% ditahun 2014, ditahun 2015 naik sebesar 22,26% dan kembali turun ditahun 2016 sebesar 21,29% dan naik sebesar 23,29% ditahun 2017. Rata-rata rasio Fee Based Income terhadap Total Pendapatan Operasional selama 5 tahun tersebut adalah 22,08%.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 418, "width": 51, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.9", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 429, "width": 239, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Fee Based Income terhadap Total Pendapatan Operasional Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 604, "width": 162, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 625, "width": 125, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "j. Loan To Funding Ratio", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 648, "width": 255, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Loan To Funding Ratio mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 82,87 % menjadi 82,02% ditahun 2014. Tahun 2013 naik sebesar 87,05% namun kembali turun sebesar 85,86% ditahun 2016 selanjutnya tahun 2017 naik sebesar 87,16%. Rata-rata rasio LFR selama 5 tahun terakhir tersebut adalah 85,01%.", "type": "Text" }, { "left": 409, "top": 58, "width": 59, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.10", "type": "Section header" }, { "left": 346, "top": 70, "width": 182, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Kinerja Loan To Funding Ratio Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 227, "width": 162, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 249, "width": 209, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "k. Rasio Aset Likuid Terhadap Total Aset", "type": "List item" }, { "left": 409, "top": 271, "width": 59, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.11", "type": "Section header" }, { "left": 358, "top": 283, "width": 161, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Kinerja Rasio Aset Likuid Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 472, "width": 162, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 495, "width": 254, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio aset likuid terhadap total aset turun sebesar 11,76% di tahun 2014 dari 14,44% di tahun 2013. Tahun 2013 kembali naik sebesar 12,97% hingga btahun 2016 sebesar 14,64% dan kembali turun sebesar 13,26% di tahun 2017. Rata-rata rasio aset likuid terhadap total aset selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 13,41%.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 586, "width": 254, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "l. Total Aset Likuid terhadap Pendanaan Jangka Pendek", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 619, "width": 254, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Total Aset Terhadap Pendanaan Jangka Pendek turun sebesar 15,45% ditahun 2014 dari 18,70 % ditahun 2013. Namun tahun 2015 kembali naik hingga tahun 2016 yaitu dari 17,09% menjadi 19,57% namun tahun 2017 kembali turun sebesar 17,78%. Rata-rata rasio Total Aset Terhadap Pendanaan Jangka Pendek selama 5 tahun tersebut adalah 17,72%.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 105, "width": 128, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "685,17% 677,79% 627,67%", "type": "Picture" }, { "left": 60, "top": 128, "width": 201, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "537,32% 512,94% 2013 2014 2015 2016 2017", "type": "Picture" }, { "left": 44, "top": 456, "width": 209, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23,48% 20,09% 22,26% 21,29% 23,29% Tahun", "type": "Picture" }, { "left": 59, "top": 572, "width": 199, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 96, "width": 119, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82,97% 82,02% 87,05%", "type": "Table" }, { "left": 453, "top": 95, "width": 75, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85,86% 87,16%", "type": "Picture" }, { "left": 334, "top": 195, "width": 199, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 313, "width": 75, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14,44% 11,76%", "type": "Picture" }, { "left": 401, "top": 311, "width": 117, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12,97% 14,64% 13,26%", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 453, "width": 189, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013 2014 2015 2016 2017", "type": "Table" }, { "left": 35, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH RAFLESIA AKUNTANSI, VOL 5, NOMOR 1", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 781, "width": 70, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIRA©2019 - 17", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 58, "width": 54, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.12", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 70, "width": 247, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Kinerja Rasio Total Aset terhadap Pendanaan Jangka Pendek Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 297, "width": 159, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Analisis Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 319, "width": 217, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m. Total Kredit UMKM terhadap Total Kredit", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 341, "width": 255, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Total Kredit UMKM terhadap Total Kredit selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan dari 15,69% ditahun 2013 menjadi 12,47% di tahun 2017. Rata-rata Rasio Total Kredit UMKM terhadap Total Kredit selama 5 tahun tersebut adalah sebesar 14,26%", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 409, "width": 193, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.13 Indikator Kinerja Rasio Total Kredit UMKM terhadap Total Kredit Tahun 2013 s/d tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 626, "width": 158, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Analisis tahun 2018", "type": "Text" }, { "left": 35, "top": 650, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) KESIMPULAN DAN S ARAN", "type": "Section header" }, { "left": 35, "top": 665, "width": 255, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari sisi Analisis ROA,BOPO, dan LFR terdapat peningkatan kinerja PT Bank Mandiri Tbk dari tahun 2013 sampai dengan 2017. Sementara untuk rasio-rasio", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 59, "width": 257, "height": 204, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lainnya mengalami penurunan meski tidak signifikan. ROE mengalami penurunan yang cukup signifikan selama 5 tahun terakhir yaitu dari 27,31% ditahun 2013 menjadi 14,53% di tahun 2017. Kinerja tertinggi ROE bank Mandiri dicapai pada tahun 2013 yaitu sebesar 27,13 % sedangkan ditahun 2016 ROE mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu sebesar 11,12 % meskipun kemai naik ditahun 2017 namun hanya sebesar 14,53%. Demikan juga dengan rasio laba rugi terhadap jumlah ekuitas yang mengalami penurunan dari 20,85% ditahu 2013 menjdi 12,54% ditahun 2017. Untuk NIM, Rasio Fee Based Income terhadap pendapatan Operasional cenderung stabil meskipun sempat mengalami kenaikan dan penurunan namun persentase kenaikan dan penurunan tersebut stabil yaitu sebesar 23,48% ditahun 2013 dan 23,29% ditahun 2017.Sedangkan untuk beberapa rasio lainnya meskipun terjadi penurunan namun tidak signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 266, "width": 254, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini hanya memilih satu bank dengan banyak tahun operasional yaitu PT BankMandiri Tbk, sebenarnya bisa dilakukan atau di bandingkan dengan bank-bank sejenis yang bisadilakukan dalam penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga tidak membatasi dan mengelompokkantahun sebelum dan setelah krisis moneter dimana persaingan antar bank berpengaruh pada kinerjaperbankan secara keseluruhan. Mungkin peneliti selanjutnya bisa lebih memperhatikan dan memfokuskan pada kondisi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 405, "width": 91, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D AFTAR P USTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 420, "width": 253, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1]. Fahmi, Irham. (2013) Analisa Laporan", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 432, "width": 254, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keuangan .Cetakan Ketiga. Alfabeta:Bandung [2]. Kasmir. (2013) Analisa Laporan Keuangan. Edisi 1 Cetakan keenam. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 478, "width": 254, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3]. Munawir. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Liberty:Yogyakarta [4]. Prasetyo, W. (2006). Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank . Skripsi.Tidakdipublikasikan, Universitas Islam Indonesia:Yogyakarta [5]. Prastowo, D. (1995). Analisis Laporan Keuangan . UPP AMP YKPN: Yogyakarta.", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 570, "width": 254, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6]. Raharjo, S. (2005). Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada PerusahaanLQ-45 di Bursa Efek Jakarta . Skripsi. Tidak dipublikasikan. Universitas Islam Indonesia:Yogyakarta", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 627, "width": 253, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7]. Supriyanti, N. (2008). Analisa Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI Terhadap Kinerja Keuangan PTBank Mandiri.Tbk Berdasarkan Rasio Keuang . Skripsi, tidak", "type": "List item" }, { "left": 494, "top": 662, "width": 68, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipublikasikan,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 673, "width": 137, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UniversitasGunadarma:Depok", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 685, "width": 254, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8]. Subramanyam,Wild J John. (2013) Analisa Laporan Keuangan. Salemba Empat:Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 138, "width": 32, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18,70%", "type": "Table" }, { "left": 45, "top": 133, "width": 202, "height": 359, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15,45% 17,09% 19,57% 17,78% 2013 2014 2015 2016 2017 15,69% 15,44% 14,14% 13,55%", "type": "Picture" }, { "left": 226, "top": 490, "width": 32, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12,47%", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 606, "width": 65, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013 2014", "type": "Picture" }, { "left": 151, "top": 606, "width": 110, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015 2016 2017", "type": "Table" } ]
57bcfab4-af16-857f-b40a-ae067496dba8
https://ejournal.upi.edu/index.php/JER/article/download/12954/7666
[ { "left": 506, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 33, "width": 252, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 781, "width": 126, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 463, "top": 35, "width": 63, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 66, "width": 335, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Work Life Balance terhadap Job Satisfaction", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 80, "width": 293, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 108, "width": 349, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contribution of Work Life Balance Against Job Satisfaction on Employee of Cooperative Service and Small Business", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 155, "width": 255, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ernita Yusnani & Arif Partono Prasetio Universitas Telkom, Bandung, Jawa Barat, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 203, "width": 391, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah diterima tanggal 24/5/2018, Direvisi akhir tanggal 16/7/2018, disetujui tanggal 15/8/2018", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 233, "width": 42, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 460, "height": 226, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ adalah penggerak koperasi di 27 kabupaten di Jawa barat. Penelitian ini menggunakan work life balance sebagai variabel independen dan job satisfaction sebagai variabel dependen. Metode penelitian menggnakan pendekatan kuantitatif.. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada seluruh karyawan sebanyak 75 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh ( non-probability sampling). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana dan analisis deskriptif. Hasil analisis regresi linier sederhana dan analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengukur pengaruh work life balance terhadap job satisfaction karyawan. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh signifikan positif dari work life balance terhadap job satisfaction karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ dengan nilai R square sebesar 0,579 atau 57,9% yang berarti work life balance memiliki pengaruh sebesar 57,9 % terhadap job satisfaction . Nilai tersebut menunjukan bahwa work life balancedalam memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap job satisfaction sebesar 57,9%. Sedangkan sisanya sebesar 100% - 57,9% = 42,1% lainnya merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. Kata kunci : job satisfaction, dan work life balance.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 484, "width": 41, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 457, "height": 226, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cooperative Service and Small Business of YZ is the driving force of cooperatives in 27 districts in West Java. This research uses work-life balance as an independent variable and job satisfaction as the dependent variable. The research method uses a quantitive approach. Data collection is done by distributing questionnaires to all employee of 75 persons. Methods of data retrieval in this study using interview techniques and questionnaires. The questionnaires were distributed to 75 respondents of Cooperative Service and Small Business of YZ. The sampling technique in this study used a saturated sample (non-probability sampling). Measuring tool used in this study is six-points likert scale. The analysis technique used issimple linear regression analysis and descriptive analysis. While to test the data by using the normality test of one sample (kolmogrov- smirnov method), heteroscedasticity test of Spearman’s rho method and test coefficient of determination.The result of the research shows that there is a positive significance of work life balance to job satisfaction of employees of Cooperative Service and Small Business of YZwith value ofR square equal to 0,579 or 57,9% which mean work life balance have influence 57,9% to job satisfaction. This value indicates that work life balance in giving wage or influence to job satisfaction equal to 57,9%. While the rest of 100% - 57.9% = 42.1% other is the influence of other variables that are not researched.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 237, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : job satisfaction, and work life balance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 465, "top": 39, "width": 63, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 37, "width": 252, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Page header" }, { "left": 398, "top": 780, "width": 126, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 107, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 237, "height": 209, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam setiap kegiatan organisasi, sumberdaya manusia merupakan aspek penting. Putri et al . (2017:3) berpendapat satuan kerja harus memiliki sumber daya yang berkualitas yang didukung dengan latar belakang, pendidikan dan pelatihan, dan memiliki pengalaman dibidangnya karena sumberdaya manusia menentukan arah dan tujuan organisasi tersebut. Findarti (2016:937-938) menegaskan sumber daya manusia sebagai kunci pokok penentu keberhasilan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 228, "height": 226, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu keberhasilan organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja dalam organisasi. Kepuasan kerja karyawan akan berdampak positif pada hasil kerja karyawan. Banyak faktor pemicu kepuasan kerja dan salah satu faktor job satisfaction adalah work life balance . Seorang karyawan akan merasa puas terhadap pekerjaannya ketika telah tercipta keseimbangan kehidupan kerja. Work life balance menjadi hal yang sangat penting ketika meningkatnya stres, persaingan, dan ketidaknyamanan terhadap suasana kehidupan kerja (Agha et al ., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 231, "height": 243, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian terdahulu telah dilakukan di berbagai negara terkait work life balance terhadap job satisfaction . Penelitian di Indonesia menunjukkan adanya hubungan positif antara work life balance terhadap kepuasan kerja, artinya semakin meningkatnya work life balance mengakibatkan meningkatnya kepuasan kerja secara nyata (Asepta & Maruno, 2017). Selanjutnya diperkuat dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan di United State, Kenya, India, Sri Lanka, Arab, Malaysia yang memaparkan adanya hubungan signifikan positif antara work life balance terhadap", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 67, "width": 223, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepuasan kerja (Mukhtar, 2012; Mukururi & Ngari, 2014; Azeem & Akhtar, 2014; Adikaram, 2016; Agha et al. , 2017; Hasan & Teng, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 137, "width": 229, "height": 226, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini membahas mengenai pengaruh work life balance terhadap job satisfaction karyawan di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ dengan menggunakan work life balance sebagai variabel independen. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ yang merupakan penggerak koperasi di 27 kabupaten harus memperhatikan kepuasan kerja pegawai dan faktor yang mempengaruhi keseimbangan kehidupan kerja karyawan yang akan berpengaruh terhadap ketepatan waktu dan sasaran dalam menyelesaikan pekerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 365, "width": 229, "height": 401, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan temuan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh work life balance terhadap job satisfaction pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi tulisan atau literatur terkait dengan pengaruh work life balance terhadap job satisfaction khususnya pada lembaga pemerintahan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi organisasi dalam mengelola sumber daya manusia serta menambah pengetahuan mengenai pengaruh work life balance terhadap job satisfaction karyawan. Variabel independen yang digunakan dalam peneliitian ini ialah work life balance. Work life balance didefinisikan sebagai cara seseorang menyeimbangkan antara kehidupan kerja yang meliputi pekerjaan, karir, ambisi, pencapaian target, dan kehidupan pribadi yang meliputi keluarga, waktu luang, kesenangan pribadi sehingga kehidupan akan dijalani dengan kenyamanan", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 33, "width": 252, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 781, "width": 126, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 463, "top": 35, "width": 63, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 222, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Monika & Kaur, 2017:788-789; Amin & Malik, 2017:2).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 225, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak faktor yang mempengaruhi work life balance , baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor yang berhubungan dengan work life balance diantaranya persepsi individu mengenai dukungan organisasi, dukungan keluarga, kepribadian, orientasi kerja, jenjang karier dan iklim organisasi (Poulose & Sudarsan, 2014; Ayuningtyas & Septarini, 2013:52).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 227, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah mengetahui faktor penyebab work life balance, maka perlu diketahui dampak dari keseimbangan kehidupan kerja. Lewison dalam Kurniawan (2014:15) dampak work life balance antara lain mengurangi absensi, menurunnya tingkat turn-over karyawan, produktivitas yang semakin meningkat, mengurangi overtime-cost (biaya lembur), memberikan kepuasan kepada pelanggan/ klien.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 226, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sirgy dan Lee (2017:7) menegaskan untuk melihat dampak work life balance digunakan dua alat ukur yaitu keterlibatan dalam pekerjaan dan kehidupan diluar pekerjaan, dan beberapa konflik antara aturan sosial dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi.Penelitian ini menggunakan alat ukur berdasarkan penelitian Hafid & Prasetio (2017) sebagai indikator work life balance dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 226, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel dependen yang digunakan oleh peneliti adalah job satisfaction atau kepuasan kerja. Job satisfaction didefinisikan sebagai suatu reaksi emosional yang kompleksyang merupakan akibat dari dorongan, keinginan, tuntutan dan harapan-harapan karyawan terhadap pekerjaan yang dihubungkan dengan realitas-realitas yang dirasakan karyawan, sehingga menimbulkan suatu bentuk reaksi", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 67, "width": 227, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "emosional yang berwujud perasaan senang, perasaan puas, ataupun perasaan tidak puas yang dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja(Sutrisno, 2017:74;Hasibuan, 2017:202).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 155, "width": 231, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, seperti supervisi, sikap pimpinan, pekerjaan itu sendiri, keadilan antar karyawan, ketepatan dalam penempatan keahlian kerja, organisasi dan manajemen, rekan kerja, keuangan seperti gaji dan intensif, promosi, kondisi fisik karyawan, kondisi pekerjaan dan jaminan serta kesejahteraan karyawan (Hasibuan, 2017; Sedarmayanti, 2017; Sutrisno, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 330, "width": 243, "height": 261, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak bagi karyawan dan organisasi. Kreitner dan Kinicki (2014: 172-175) menegaskan dampak utama dari kepuasan kerja yaitu motivasi, keterlibatan kerja, kognisi penarikan, ketidakhadiran, komitmen organisasi, pengambilan suara pro-perserikatan, kognisi penarikan, perilaku keanggotaan organisasi, tekanan yang diterima, perputaran, kinerja pekerja, kepuasan hidup serta kesehatan mental. Sutrisno (2017:80) juga menegakan dampak kepuasan kerja adalah produktivitas, ketidakhadiran dan keluarnya tenaga kerja, dan juga kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 592, "width": 232, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa alat ukur kepuasan kerja seperti yang dikemukakan oleh Edison et al. (2016) yaitu kepemimpinan, kompetensi atas pekerjaan yang dihadapi, kebijakan manajemen, kompensasi, penghargaan, suasana lingkungan. Sedangkan, Robbins dan judge (2017:49) menggunakan lima alat ukur dalam mengukur kepuasan kerja karyawan yaitu sifat pekerjaan, pengawasan, gaji sekarang, peluang promosi, dan hubungan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 465, "top": 39, "width": 63, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 37, "width": 252, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Page header" }, { "left": 398, "top": 780, "width": 126, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 94, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan rekan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 226, "height": 313, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian mengenai hubungan work life balance terhadap job satisfaction atau kepuasan kerja telah dilakukan diberbagai negara, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Asepta et al . (2017:82-84) pada karyawan PT.Telkomsel Tbk Indonesia yang memaparkan adanya pengaruh signifikan positif work life balance terhadap job satisfaction . Penelitian selanjutnya pada karyawan perusahaan “ABC” Tangerang yang dilakukan oleh Dipodjoyo (2015) memaparkan hasil pengaruh signifikan positif kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja. Selanjutnya penelitian di Sri Lanka, India, Arab, dan Malaysia juga memaparkan adanya pengaruh signifikanpositif work llife balance terhadap job satisfaction (Azeem & Akhtar, 2014; Adikaram, 2016; Agha et al. , 2017; Hasan & Teng, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 224, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui work life balance memiliki pengaruh signifikan positif terhadap job satisfaction kepuasan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 67, "width": 226, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian-penelitian tersebut memaparkan pengaruh signifikan positif work life balance terhadap kepuasan kerja karyawan. Keadaan tersebut menunjukan ketika keseimbangan kehidupan kerja meningkat, maka kepuasan kerja pun akan meningkat dan sebaliknya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: HI: Terdapat pengaruh signifikan positif antara work life balance terhadap job satisfaction karyawan Dinas Koperasi YZ.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 259, "width": 149, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 277, "width": 224, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh work life balance terhadap job satisfaction . Total populasi dalam penelitian ini yang disajikan pada tabel 1 sebanyak 86 karyawan pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat. Data yang diterima kembali oleh peneliti sebanyak 75 responden sebesar 89 % dan diterima kembali dalam waktu 28 hari.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 481, "width": 347, "height": 288, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Aspek Demografis Faktor Demografi Klasifikasi Jumlah Responden Persentase Jenis Kelamin Laki-Laki 42 56,0% Perempuan 33 44,0% Usia < 25 0 0% 25-30 0 0% > 30 – 35 2 2,7% > 35 – 40 9 12% > 40 - 45 16 21,3% > 45 - 50 0 0% > 50 48 64% Status Menikah 75 100% Belum Menikah 0 0% Cerai 0 0% Lama Bekerja < 1 tahun 0 0% 1 – 3 tahun 2 2,7% > 3 – 5 tahun 6 8% > 5 – 10 tahun 15 20% > 10 tahun 52 69,3% Posisi Kerja Non Jabatan 58 77,3% Supervisor 2 2,7% Manajer 15 20%", "type": "Table" }, { "left": 506, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 33, "width": 252, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 781, "width": 126, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 463, "top": 35, "width": 63, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 71, "width": 328, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak Ya 75 100% Tidak 0 0% Pendidikan SMA/SMK 18 24% Diploma 1 1% S1 28 37% S2/S3 28 37% Waktu Kerja Sampai dengan 9 jam 66 88% Lebih dari 9 jam 9 12%", "type": "Table" }, { "left": 214, "top": 187, "width": 167, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Olahan Penulis (2018)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 231, "height": 349, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan kuesioner. Teknik wawancara bertujuan untuk melengkapi data terkait job satisfaction dan work life balance yang diimplementasikan secara langsung pada objek penelitian dan kuesioner bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Kuesioner penelitian menggunakan 9 butir pertanyaan untuk mengukur work life balance yang pernah digunakan oleh Prasetio et al. (2017) dengan contoh pertanyaan “Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan membatasi saya menjalankan kehidupan pribadi” dan 20 butir pertanyaan untuk mengukur job satisfaction yang pernah digunakan oleh Robbins & Judge (2013) dengan contoh pertanyaan “ Gaji yang diterima sesuai dengan beban pekerjaan” . Skala yang digunakan adalah skala likert 6 poin, yaitu 1=STS (sangat tidak setuju) sampai 6=SS (sangat setuju).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 553, "width": 229, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian yang secara sederhana menjelaskan fenomena dengan menggunakan angka untuk mengelompokkan individu atau kelompok. Penelitian ini juga menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui arah hubungan pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 204, "width": 219, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "work life balance terhadap job satisfaction pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ. Penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, analisis koefisien determinasi, dan uji hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 291, "width": 229, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan hasil Cronbach α ≥ 0,7 yaitu untuk variabel work life balance sebesar 0,841 dan untuk variabel job satisfaction sebesar 0.873, yang menunjukkan bahwa instrumen ukuran penelitian tersebut layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan yang digunakan sudah teruji konsistensinya ( reliability ) untuk dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian (Silalahi, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 501, "width": 177, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 519, "width": 226, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terciptanya kepuasan kerja tidak terlepas dari adanya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi karyawan. Analisis diawali dengan melihat bagaimana persepsi karyawan mengenenai work life balance pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ. Berdasarkan hasil yang diperoleh, work life balance termasuk dalam kategori baik dengan angka 78,9%.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 684, "width": 352, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Work Life Balance Sangat Buruk Buruk Ragu Cenderung Tidak Baik Ragu Cenderung Baik Baik Sangat Baik 20% 33,33% 46,67% 60% 73% 86,67% 100%", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 465, "top": 39, "width": 63, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 37, "width": 252, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Page header" }, { "left": 398, "top": 780, "width": 126, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 226, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 2 diketahui bahwa nilai persentase yang didapat sebesar 78,9%. Nilai tersebut jika mengacu pada kriteria Pengklasifikasian Persentase bahwa work life balance pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ tergolong baik karena berada pada interval 73,33% - 86,66%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 190, "width": 237, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan kerja pada lembaga pemerintahan adalah hal yang sangat", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 67, "width": 244, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penting untuk diperhatikan mengingat lembaga pemerintahan merupakan penyumbang pertumbuhan dan penggerak roda perekonomian Indonesia. Hasil penelitian terhadap kepuasan kerja pada tabel 3 menunjukkan angka 82,9% yang mencerminkan kepuasan kerja pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ tergolong baik.", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 222, "width": 109, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Job Satisfaction", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 238, "width": 369, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat Buruk Buruk Ragu Cenderung Tidak Baik Ragu Cenderung Baik Baik Sangat Baik 20% 33,33% 46,67% 60% 73% 86,67% 100%", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 228, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum melakukan analisis regresi linier, peneliti melakukan uji asumsi klasik. Hasil uji asumsi klasik menggunakan uji normalitas yang disajikan pada Tabel 4 dan grafik 1 menunjukan nilai Asymp. Sig.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 224, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2-tailed) > 0,05 yaitu 0,111. Hal tersebut menunjukan bahwa data yang digunakan telah terdistribusi normal. Sedangkan uji", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 323, "width": 225, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "heteroskedastisitas yang menggunakan grafik scatterplot dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Hal tersebut menunjukan tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi dapat digunakan. Dengan demikian data dalam penelitian ini dikatakan lolos dalam ujiasumsi klasik.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 464, "width": 274, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Normalitas N 75 Mean .0000000 Std. Deviation 865.175.787 Most Extreme Differences Absolute .139 Positive .083 Negative -.139 Kolmogorov-Smirnov Z 1.203 Asymp. Sig. (2-tailed) .111", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 757, "width": 134, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1. Hasil Uji Normalitas", "type": "Page footer" }, { "left": 506, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 33, "width": 252, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 781, "width": 126, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 463, "top": 35, "width": 63, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 220, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya pada tabel 5 persamaan regresi linier yang dihasilkan adalah Y = 24,101 + 1,601X yang berarti jika work life balance", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 67, "width": 219, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X) meningkat 1% dan variabel bebas lainnya konstan, maka diprediksikan kepuasan kerja akan bertambah sebesar 1,601%.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 123, "width": 303, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Estimasi Persamaan Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 24.101 4.616 .761 5.221 10.018 .000 .000 Work life balance) 1.601 .160", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 208, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya peneliti melakukan analisis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 223, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "koefisien determinasi pada tabel 6 untuk mengetahui suatu nilai yang menyatakan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 228, "width": 218, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 280, "width": 398, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6 . Koefisien determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error or the Estimate 1 .579 .573 8.710815", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 227, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel tersebut diperoleh informasi bahwa R- square sebesar 0,579 atau 57,9%. Nilai tersebut menunjukan bahwa work life balance dalam memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 57,9%. Sedangkan sisanya sebesar 42,1% lainnya merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 226, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian peneliti juga menggunakan pengujian hipotesis parsial untuk membuktikan apakah work life balance", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 349, "width": 223, "height": 178, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja dan diperoleh hasil pada grafik 2 bahwa Work life balance berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karena nilai t-hitung (10,018) lebih besar dari t tabel (1,993) dan t hitung berada pada daerah penolakan H 0, sehingga Ha diterima.Tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 dk= (n-k-1) 75- 1-1= 73, dengan pengujian 2 pihak sehingga diperoleh t-tabel sebesar 1,993.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 697, "width": 208, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 2. Grafik Penolakan dan Penerimaan Ho", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 223, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work life balance berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karena nilai t-hitung (10,018) lebih besar dari t tabel (1,993)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 715, "width": 222, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan t hitung berada pada daerah penolakan H 0, sehingga Ha diterima, artinya terdapat pengaruh signifikan dari work life balance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 465, "top": 39, "width": 63, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 37, "width": 252, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Page header" }, { "left": 398, "top": 780, "width": 126, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 119, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap kepuasan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 228, "height": 331, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui penelitin ini dapat diketahui bahwa karyawan yang memiliki tingkat work life balance yang baik maka akan tercipta kepuasan kerja karyawan. Selain work life balance masih banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Tinggi rendahnya job satisfaction bukan hanya dilatarbelakangi oleh work life balance . Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di Indonesia pada lembaga pemerintahan yaitu pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ memperkuat hasil penelitian terdahulu di berbagai negara dan sektor yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa work life balance berpengaruh signifikan positif terhadap job satisfaction karyawan. Karyawan yang memiliki work life balance tinggi tidak menutup kemungkinan juga memiliki job satisfaction yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 102, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 218, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun kesimpulan terkait dengan work life", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 67, "width": 227, "height": 384, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "balance karyawan di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ menyatakan work life balance pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ sebesar 78,9% dan nilai tersebut tergolong baik.Hasil riset juga menyatakan kepuasan kerja pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ tergolong baik yaitu 82,9%. Adapun pengaruh work life balance terhadap kepuasan kerja pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh signifikan positif dari work life balance terhadap kepuasan kerja pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ. Artinya, jika work life balance meningkat maka kepuasan kerjapun akan meningkat. Dengan demikian Kepala Puskesmas YZ bisa memperhatikan work life balance untuk mencapai kepuasan kerjakaryawanpada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil YZ. Dengan meningkatnya kepuasan kerjadiharapkan kinerja karyawan akan semakin baik untuk mencapai tujuan organisasi di masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 112, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 456, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adikaram, D. S. (2016). Impact of Work Life Balance on Employee Job Satisfaction in Private Sector Commercial Banks of Sri Lanka. International Journal of Research and Innovation Technology ISSN: 2313-3759. Vol. 3 No. 11, November 2016, 29.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 534, "width": 456, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agha, K., Azmi, F. T. & Irfan, A. (2017). Work-Life Balance and Job Satisfaction: An Empirical Study Focusing On Higher Education Teachers in Oman. International Journal of Social Science and Humanity , Vol. 7 No. 3, March 2017, 164.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 456, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amin, M & Malik, M. S. (2017). Impact of Work-Life Balance on Employees’Performance in Pakistani Context. International Journal of Management and Organizational Studies . Volume. 6 Issue. 1, March 2017, 2.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 458, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asepta, U. Y., & Maruno, S. H. P. (2017). Analisis Pengaruh Work Life Balance dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT.Telkomsel, Tbk Branch Malang. Jurnal JIBEKA . Vol. 11 No. 1, 11 Agustus 2017, 82-84.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 639, "width": 457, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayuningtyas, L. & Septarini, B. G. (2013). Hubungan Family Supportive Supervision Behaviors dengan Work Life Balance pada Wanita yang Bekerja. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi . Vol. 2 No. 1, April 2013, 52.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 456, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azeem, S. M., & Akhtar, A. (2014). The Influence of Work Life Balance and Job Satisfaction on Organizational Commitment of Healthcare Employees. International Journal of Human Resource Studies ISSN 2162- 3058 2014, Vol. 4 No. 2, 18.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 456, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dipodjoyo, G. U. (2015). Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja dan Kepuasan Kerja dengan Pshycological Well- Being pada Karyawan Perusahaan “ABC” Tangerang. Jurnal Seminar Psikologi & Kemanusiaan . Pshychology Forum UMM. ISBN: 978-979-796-324-8.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 755, "width": 455, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edison, E., Anwar, Y., & Komariah, I. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi dan Perubahan dalam", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 780, "width": 18, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 33, "width": 252, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KontribusiWork Life Balance Terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.... (Ernita Yusnani)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 781, "width": 126, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 463, "top": 35, "width": 63, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 308, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 457, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Findarti, F. R. (2016). Pengaruh Pengembangan Smber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis , 2016, 4 (4): 937- 946 ISSN 2355-5408, 937-938.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 456, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafid, M., & Prasetio, A. P. (2017). Pengaruh Work-Life Balance Terhadap Turnover Intention (Studi pada Karyawan Divisi Food & Beverage Hotel Indonesia Kempinski Jakarta). SMART- Study & Management Research , Vol. XIV No. 3, 2017, 54.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 162, "width": 459, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan, N. A. B. B. H., & Teng, L. S. (2017). Work Life Balance and Job Satisfaction among Working Adults in Malaysia: The Role of Gender and Race as Moderators. Journal of Economics, Business and Management , Vol. 5, No. 1, January 2017, 21.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 449, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan, M. S. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia . (Cetakan kedua puluh satu). Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 399, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kreitner, R., & Kinicki, A. (2014). Perilaku Organisasi. (Edisi semebilan). Jakarta: Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 456, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mas, Marta., Berbegal, M. J & Alegre, M. I. (2016). Work-Life Balance and Its Relationship with Organizational Pride and Job Satisfaction. Jurnal of Managerial Psychology . Vol. 31 Iss. 2, 12. Retrieved from Emerald Insight.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 272, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Monika & Kaur, H. (2017). Work Life Balance. International Education & Research Journal . Volume. 3 Issue. 5, May 2017, 788-789.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 455, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poulose, S., & N, Sudarsan. (2014). Work Life Balance: A Conceptual Review. International Journal of Advances in Management and Economics . Vol. 3 Issue. 2, 5-9.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 456, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetio, A. P., Yuniarsih, T., Ahman E. (2017). The Direct and Indirect Effect of Three Dimension of Work- Life Interfere Towards Organizational Citizenship Behavior. Polish Journal of Management Studies . Volume. 15 No. 1, 181-182.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 457, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, C. D., Yuniarta, G. A., & Prayudi, M. A. (2017). Pengaruh Pengetahuan Peraturan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Monitoring dan Evaluasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Desa (Studi pada Desa Se-Kabupaten Karangasem). E-Journal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 399, "width": 121, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 2, Tahun 2017, 3-4.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 416, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedarmayanti. (2017). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan Kompetensi, Kinerja, dan Produktivitas Kerja . (Cetakan kesatu). Bandung: Refika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sirgy, M. J., & Lee, D. J. (2017). Work Life Balance: An Integrative Review. The International Society for Quality of Life Study , 7.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 392, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia . (Cetakan kesembilan). Jakarta: Kencana.", "type": "Text" } ]
79e17f56-1e57-71c0-634c-b5c922f9718f
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/download/5701/4926
[ { "left": 106, "top": 46, "width": 383, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Spektrum Gaya Mengajar Divergen Dalam Implementasi Kurikulum 2013", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 789, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 201, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 56, "top": 54, "width": 143, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Table" }, { "left": 474, "top": 34, "width": 64, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan Oleh:", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 44, "width": 113, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Pendidikan Olahraga", "type": "Text" }, { "left": 423, "top": 54, "width": 115, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 96, "width": 486, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENTINGNYA MENGKONSUMSI AIR M INERAL PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI KEPUTRAN A YOGYAKARTA", "type": "Title" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 208, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Prasetyowati Tri Purnama Sari", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 202, "width": 395, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang, Yogyakarta 55281 email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 32, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abtract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 457, "height": 130, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The background of this study was because of many students of SD Negeri Keputran A in Yogyakarta at rest and after exercise to consume a variety of instant drink and a variety of ice. The purpose of study was to determine the extent of knowledge about the importance of consuming mineral water on the fourth grade students in SD Negeri Keputran A Yogyakarta. This study is a descriptive study with approach kuantitaf. The method was a survey method . The study population was all students in the class IVA, IVB, and IVC SD Negeri Keputran A Yogyakarta in 2013/2014 totaled 90 students. Samples were taken by using a total sampling. The instrument used of this study was a knowledge test. Analysis using quantitative descriptive analysis presented in the form of a percentage. The results of this study indicate that the level of knowledge about the importance of drinking water consumed in the fourth grade students in the Elementary School Keputran A Yogyakarta on the analysis of data for 59 students (65.56%) in the good category, 30 students of (33.33%) in the category quite well, as much as 1 students by (1.11%) in the unfavorable category, and no one category are not good (0%).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 371, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: level of knowledge, mineral water consumtio, students grade 4, elementary school", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 34, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 462, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa di Sekolah Dasar Negeri Keputran A Yogyakarta pada saat istirahat dan setelah berolahraga mengkonsumsi berbagai minuman instan serta berbagai macam es. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Keputran A Yogyakarta. Penelitian ini m e rupakan penelitian deskriptif dengan m etode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A, IV B, dan IV C SD Negeri Keputran A Yogyakarta pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 90 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pengetahuan. Teknik analisis data m enggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pentingnya m engkonsumsi air m inum pada siswa kelas IV di SD Negeri Keputran A Y ogyakarta pada hasil analisis data 59 siswa (65,56%) dalam kategori baik, 30 siswa (33,33%) dalam kategori cukup baik, sebanyak 1 siswa (1,11 %) dalam kategori kurang baik, dan tidak ada dalarn kategori tidak baik (0%).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 346, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: tingkat pengetahuan, konsumsi air mineral, siswa kelas 4, sekolah dasar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 649, "width": 85, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 667, "width": 231, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan sumber tenaga yaitu makan dan minum. Salah satunya adalah kebutuhan akan air minum. Diketahui bahwa 70% bagian yang ada di dalam tubuh manusia berbentuk cairan. Oleh karenanya, manusia membutuhkan supply air yang cukup untuk menjaga kesegaran dan kebugaran jasmani. Air", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 649, "width": 234, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "minum merupakan unsur gizi yang sama pentingnya dengan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Tubuh membutuhkan air mineral untuk dikonsumsi sebanyak 1 sampai 2,5 liter atau setara dengan 6-8 gelas setiap harinya. Mengkonsumsi air mineral yang baik dan cukup bagi tubuh dapat membantu proses pencernaan, mengatur metabolisme, mengatur zat-zat makanan dalam tubuh dan", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 46, "width": 174, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Prasetyowati Tri Purnama Sari", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 338, "top": 789, "width": 201, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 232, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengatur keseimbanagan tubuh (Asmadi, 2011: 7). Pendekatan peningkatan pengetahuan (promotif) sebagai salah satu upaya pembangunan kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat sekolah dapat diwujudkan melalui materi budaya hidup sehat yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dari kelas 1 sampai kelas 6 siswa Sekolah Dasar. Namun demikian, materi budaya hidup sehat yang diajarkan tersebut hanya bersifat materi umum seperti makanan bergizi dan perilaku hidup sehat dan dalam penyampaiannya bersifat umum dan minimum, sehingga perlu adanya penyampain pentingnya mengkonsumsi air mineral. Banyak siswa yang kurang menyadari pentingnya air mineral dalam menjaga keseimbangan tubuh sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 231, "height": 292, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru penjasorkes sangat dibutuhkan perannya dalam hal ini melalui materi budaya hidup sehat dalam kompetensi dasar makanan bergizi dapat menyampaikan pentingnya mengkonsumsi air mineral. Guru penjasorkes seharusnya juga selalu mengingatkan siswanya untuk selalu mengkonsumsi air mineral, setiap setelah olahraga dan mengkonsumsi sehari-hari tanpa menunggu kehausan. Dari segi kesehatan, mengkonsumsi air mineral yang cukup akan berpengaruh terhadap daya tahan, daya pikir, mental serta aktivitas sehari-hari. Melalui penyelenggaraan penjasorkes materi budaya hidup sehat di sekolah yang diterapkan secara langsung diharapkan akan menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peran orangtua juga diperlukan dalam menerapkan budaya mengkonsumsi air mineral yang sehat terhadap anak-anaknya di rumah agar mengkonsumsi air mineral menjadi kebiasaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 616, "width": 232, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan selama KKN PPL UNY 2013 di Sekolah Dasar Negeri Keputran A Yogyakarta, tepatnya di Jl. Patehan kidul no.8 Yogyakarta di wilayah Kecamatan Kraton. Disana terlihat siswa sekolah dasar saat istirahat lebih memilih memgkonsumsi minuman instan yang dianggap kurang sehat daripada mengkonsumsi air mineral. Minuman-minuman instan dan berbagai es tersebut akan berdampat negatif tehadap tubuh kita seperti batuk, sakit", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 83, "width": 233, "height": 189, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepala, radang tenggorokan, muntah-muntah. Masih rendahnya kesadaran siswa tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral bagi kesehatan. Ironisnya lagi, budaya tidak sehat tersebut sudah dilakukan sejak masih Sekolah Dasar. K ondisi tersebut yang menyebabkan perlunya diadakan penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswa tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral di Sekolah Dasar Negeri Keputran A Yogyakarta. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 276, "width": 231, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh oleh mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Soekidjo Notoatmojdo, 2007: 139).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 453, "width": 231, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Soekidjo Notoatmodjo, (2007: 140) sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu; 1) Awarennes (Kesadaran), 2) Interest (Merasa Tertarik), 3) Evaluation (Menimbang- nimbang), 4) Trial, 5) Adoption. Kesimpulan dari pendapat di atas, pengetahuan adalah hasil dari tahu yang setelah mengalami penginderaan terhadap objek, yakni melalui pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Apabila penerima perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, tertarik, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 690, "width": 231, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 140-141) pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu : 1) Tahu ( Know ) yaitu mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 34, "width": 428, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Mengkonsumsi Air Mineral Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 789, "width": 11, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 231, "height": 337, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beban yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension ), sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara kasar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.3) Aplikasi ( Aplication ) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang real (sebenarnya). 4) Analisis ( Analysis ) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis ( Syntesis ) menunjukan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian didalam bentuk suatu keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi –formulasi baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi ( Evaluation ) berkaitan dengan masalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada atau telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 424, "width": 231, "height": 277, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djoko Pekik Irianto (2006: 11) menyatakan “ Air merupakan komponen terbesar dari struktur tubuh manusia kurang lebih 60 –70 % berat badan orang dewasa berupa air sehingga sangat diperlukan air minum oleh tubuh terutama bagi yang berolahraga atau kegiatan berat yaitu air mineral”. Menurut Mary E. Beck (2000: 46) menyatakan “ air menjadi bagian kurang lebih 60 hingga 70 persen dari berat total tubuh. Menurut Asmadi dkk (2011: 7), tubuh manusia membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya. Sedangkan Menurut Juli Soemirat Slamet (1994: 110), syarat-syarat air minum adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung kuman patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Air minum juga tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 705, "width": 231, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa air minum adalah air yang mengalami pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi kesehatan, sedang tubuh manusia terdiri dari 60-70%", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 83, "width": 231, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "air, tergantung dari ukuran badan. Agar berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara 1,5 liter sampai 2,5 liter air mineral setiap hari untuk menghindari kekurangan cairan tubuh, jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya. Air minum yang dimaksud adalah air mineral yang dikonsumsi sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 202, "width": 231, "height": 203, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan air dalam kehidupan harus memenuhi persyaratan meliputi kualitas maupun kuantitas yang erat hubungannya bagi kesehatan baik sebagai air minum maupun keperluan rumah tangga lainnya. Menurut Juli Soemirat Slamet (1994: 110), “syarat-syarat air minum adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung kuman patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Air minum juga tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secra estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis”. Manusia membutuhkan air minum yang sehat yaitu air mineral untuk menjaga kesehatan tubuhnya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 409, "width": 231, "height": 322, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan air minum dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Wahid Iqbal Mubarak (2009: 300), cara yang dapat dilakukan sebelum air dikonsumsi untuk air minum: 1) Pengelolaan secara sederhana yaitu dengan penyimpanan untuk beberapa lama akan kongulasi dari beberapa zat-zat di dalam air sampai akhirnya partikel-partikel mengendap dan menjadi jernih. 2) Pengelolaan air dengan cara menyaring yaitu dengan mengunakan krikir, ijuk, dan pasir atau dengan teknologi seperti pada Perusahaan Air Minum. 3) Pengelolaan air dengan menambahkan zat kimia yaitu berupa zat kimia yang berfungsi kongulan yang dapat mempercepat pengendapat (tawas), dan zat yang dapat membunuh bibit penyakit (klor). 4) Pengelolaan air dengan mengalirkan udara yaitu bertujuan untuk menghilangkan rasa dan bau, menghilangkan gas CO2, dan menaikan derajat keasaman air. 5) Pengolahan ari dengan cara dipanaskan atau di masak yaitu bertujuan untuk membunuh bibit penyakit yang ada dalam air , cara ini hanya cocok untuk dikonsumsi dalam batas kecil (rumah tangga).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 735, "width": 231, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubuh manusia agar tetap sehat harus seimbang begitu pula air mineral. Menurut Sunita Almatsier", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 46, "width": 174, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Prasetyowati Tri Purnama Sari", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 338, "top": 789, "width": 201, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 231, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2009: 223), Keseimbangan cairan pada tubuh adalah keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh. Melalaui mekanisme keseimbangan tubuh berusaha agar cairan tetap atau konstans setiap waktu. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidarasi (kehilangan air secara berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan dari makanan. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan dari urin, air dalam feses dan keringat. Menurut Sunita Almatsier (2009: 223) keseimbangan akan air meliputi pengaturan konsumsi air dan pengaturan pengeluaran air.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 261, "width": 231, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Lauralle Sherwood (2011: 607-614), Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu caiaran intra seluler dan ekstra seluler. Caiaran intra seluler yaitu cairan yang berada di dalam seluruh tubuh. Sedangkan cairan ekstra seluler adalah cairan yang berada diluar sel dan terdiri dari tiga kelompok: 1) cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem vaskuler. 2) ciran itesitial adalah caiaran yang terletak diantara sel. 3) cairan intraseluler adalah cairan selerasi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan introkuler dan sekresi saluan cerna.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 232, "height": 292, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan cairan ekstra seluler (CES)/ hipervolemih/dehidrasi, dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal gastrointestinal, pendarahan sehinggga menimbulkan syok hipovolemih. Mekanismenya adalah peningkatan rangsang saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH adesteron. Gejala lainnya yaitu menglami pusing, lemah, letih, mual, muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi, suhu meningkat, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering, zat pelarut lebih pekat, penurunan berat badan, mata cekung pada anak dan pada bayi penurunan jumlah aiar mata. Kelebihan/hipovolemih atau overhidrasi yaitu gagal ginjal yang tidak dapat mengekresikan urin encer. Hipovolemih dapat terjadi secra trasien pada orang sehat jika H2 o masuk secara cepat dalam jumlah banyak sehingga ginjal tidak dapat berespon dengan cepat mengeluarkan. Atau akibat sekresi yang tidak sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 735, "width": 231, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Asmadi (2011: 7), kegunaan air bagi tubuh untuk membantu proses pencernaan,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 83, "width": 231, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengatur metabolisme, mengatur zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan sushu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kering. Tubuh membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah ideal, tubuh akan banyak kehilangan banyak cairan (dehidrasi).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 202, "width": 231, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djoko Pekik Irianto (2006: 11) manfaat air : a) Sebagai media transportasi zat-zat besi, membuang sisa-sisa metabolisma, hormon ke organ sasaran, b) Mengatur temperatur tubuh terutama selama aktivitas fisik, c) Mempertahankan keseimbangan volume darah. Menurut Atika Proverawati (2009: 34), fungsi air bagi tubuh adalah: 1) Pealarut zat gizi, 2) Fasilitator pertumbuhan, 3) Sebagai katalis reaksi biologis, 4) Sebagai pelumas, 5) Sebagai pengatur suhu tubuh, 6) Sebagai sumber mineral bagi tubuh. Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa fungsi air air minum sehat adalah air mineral yaitu membantu proses pencernaaan, metabolisme pada tubuh, pelarut dan alat angkut zat- zat gizi, pelumas sendi-sendi dan pengatur suhu tubuh.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 439, "width": 115, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 458, "width": 231, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif tentang tingkat pengetahuan pentingnya mengkonsumsi air mineral. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah tes. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes benar-salah ( true- false ), yang nantinya akan dianalisis dengan teknik statistik dan dituangkan dalam bentuk persentase. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Keputran A Yogyakarta pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 90 anak.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 606, "width": 231, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data variabel tingkat pengetahuan tantang pentingnya mengkonsumsi air mineral air dijaring dengan teknik penyebaran tes untuk dijawab oleh siswa kelas IV di SD Negeri Keputran A sebagai responden. Tes yang digunakan berisi pertanyaan- pertanyaan dengan pilihan jawaban “benar-salah”. Untuk setiap item jawaban benar siswa mendapat skor 1, sedangkan yang mendapat salah skor 0.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 724, "width": 231, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian instrumen dilakukan terhadap tes pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral, meliputi uji validitas dan uji reabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 34, "width": 428, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Mengkonsumsi Air Mineral Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 789, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 201, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 231, "height": 248, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum tes digunakan sebagai pengumpulan data terlebih dahulu di uji cobakan ( try out ) kepada 20 siswa kelas IV di SD Negeri Kraton Yogyakarta. Uji validitas mengacu teknik Product Moment Correlation (Pearson Correlation. Item pertanyaan dalam instrumen dinyatakan valid apabila perolehan indeks korelasi skor item dengan skor total (rhitung ) lebih besar atau sama dengan r tabel . Nilai r tabel diatas 0.444 adalah nilai yang diterima analisis faktor (Sugiyono, 2010: 373). Untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian yang berupa tes ini menggunakan rumus Alfa Cronbach (Suharsimi Arikunto 2010: 239). Koefisien reliabilitas sebesar 0.956. Teknik analisis data untuk menghitung persentase yang termasuk dalam kategori disetiap aspek menggunakan rumus menurut Anas Sudijono (2012: 43) adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 62, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: P = Persentase", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 91, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F = Frekuensi N = Jumlah responden", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 231, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya data-data penelitian (data konstrak dan data faktor- faktor pengkonstrak) yang diperoleh tersebut diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif (pengetahuan baik, pengetahuan cukup baik, pengetahuan kurang baik, pengetahuan tidak baik) Penilaiannya menggunakan skala empat, dengan kriteria dari Suharsimi Arikunto (2006: 244) sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 231, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengetahuan tidak baik, apabila memiliki nilai benar < 40%", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 230, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengetahuan kurang baik, apabila memiliki nilai benar 40% - 55%", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 231, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengetahuan cukup baik, apabila memiliki nilai benar 56% -75%", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 231, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pengetahuan baik, apabila memiliki nilai benar 76% – 100%", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 101, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 231, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat pengetahuan anak tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Keputran A Yogyakarta dikategorikan menjadi empat (4) kategori, yaitu: baik,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 83, "width": 231, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, hasil analisis data tingkat pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral secara keseluruhan dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 171, "width": 190, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Distribusi Kategorisasi Tingkat Pengetahuan Siswa Secara Keseluruhan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 284, "width": 232, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada tiga faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan anak tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta dalam penelitian ini, seperti Pengetahuan air mineral dan air mineral yang sehat, Pengetahuan tentang pengelolaan yang benar dan keseimbangan air mineral pada tubuh, serta Fungsi dan Manfaat Air mineral bagi Kesehatan. Adapun deskripsi hasil analisa data ketiga faktor tersebut sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 439, "width": 213, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Pengetahuan Air mineral Dan Air mineral Yang Sehat", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 471, "width": 231, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor pengetahuan air mineral dan air mineral yang sehat, dikategorikan menjadi empat (4) kategori, yaitu: baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, hasil analisis data faktor pengetahuan air mineral dan air mineral yang sehat dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 589, "width": 173, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Distribusi Kategorisasi Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 601, "width": 204, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan Air mineral dan Air mineral Yang", "type": "Text" }, { "left": 413, "top": 614, "width": 25, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehat", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 713, "width": 232, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas frekuensi Faktor pengetahuan air mineral dan air mineral yang sehat berada pada kategori baik sebanyak 63 siswa sebesar (70,0%), pada", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 46, "width": 174, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Prasetyowati Tri Purnama Sari", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 11, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 338, "top": 789, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 234, "height": 145, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kategori cukup baik sebanyak 16 siswa sebesar (17,78%), dalam kategori kurang baik sebanyak 11 siswa sebesar (12,22%), dan tidak ada yang berada pada kategori tidak baik (0%). Jadi dapat disimpulkan bahwa Tingkat pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta ditinjau dari faktor pengetahuan air mineral dan air mineral yang sehat berada pada ketegori baik sebesar (70,0%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 234, "width": 174, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Pengetahuan Tentang", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 248, "width": 204, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan Yang Benar Dan Keseimbangan Air mineral Pada Tubuh", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 232, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F a k t o r p e n g e t a h u a n p e n ge l o l a a n d a n keseimbangan air mineral dikategorikan menjadi empat (4) kategori, yaitu: baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, hasil analisis data faktor pengolahan dan keseimbangan air dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 394, "width": 224, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Distribusi Kategorisasi Faktor Pengelolaan dan Keseimbangan Air Mineral", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 508, "width": 233, "height": 189, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas frekuensi faktor pengelolaan dan keseimbangan pada kategori baik sebanyak 60 siswa sebesar (66,7%), pada kategori cukup baik sebanyak 26 siswa sebesar (28,9%), pada kategori kurang baik sebanyak 4 siswa sebesar (4,4%), dan tidak ada yang berada dalam kategori tidak baik sebanyak (0%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Keputran A Yogyakarta ditinjau dari faktor pengetahuan pengelolaan dan keseimbangan air mineral berada pada kategori baik sebesar (66,7%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 229, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Fungsi dan Manfaat Air mineral bagi Kesehatan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 740, "width": 231, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, hasil analisis data faktor fungsi dan manfaat air", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 83, "width": 229, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mineral dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 127, "width": 219, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Distribusi Kategorisasi Faktor Fungsi dan Manfaat Air Minum", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 237, "width": 232, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas frekuensi faktor fungsi dan manfaat air mineral pada kategori baik sebanyak 53 siswa sebesar (58,9%), pada kategori cukup baik sebanyak 27 siswa sebesar (30,0%), pada kategori kurang baik sebanyak 10 siswa sebesar (11,1%), dan tidak ada yang berada dalam kategori tidak baik (0%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan kesadaran pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta ditinjau dari segi faktor fungsi dan manfaat air mineral berada pada kategori baik sebesar (58,9%).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 430, "width": 79, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 449, "width": 231, "height": 277, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan sekolah turut memberikan andil dalam penentuan seseorang mengambil suatu sikap/ tindakan. Lingkungan sekolah yang dimaksud adalah guru, siswa, dan pihak kantin serta seluruh masyarakat sekolah yang terlibat didalamnya. Siswa seringkali mengkonsumsi minuman instan dan berbagai es yang dijajakan disekolah dikarenakan dorongan atau pengaruh dari teman bermain dilingkungan sekolah tersebut. Hal lain yang turut berperan dalam penentuan sikap/tindakan mengkonsumsi minuman instan dan berbagai macam es yang dijajakan adalah karena kurangnya pengawasan dari pihak guru dan sekolah. Guru atau pihak sekolah sering kali mengabaikan jenis dan macam apa saja makanan dan minuman instan yang dijajakan dilingkungannya. Kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dan tidak tersedianya kantin sehat menyebabkan salah satu kendala siswa dalam menanamkan sikap/tindakan untuk mengkonsumsi air mineral.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 730, "width": 231, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain hal yang sudah disebutkan di atas banyaknya sumber informasi dari berbagai media baik itu cetak, elektronik, dan penggunaan internet,", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 34, "width": 428, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Mengkonsumsi Air Mineral Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Keputran A Yogyakarta", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 789, "width": 11, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 10, Nomor 2, November 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 231, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara tidak langsung merupakan salah satu sarana/ sumber informasi dianggap cukup memberikan peranan dalam memberikan informasi terkait dengan pentingnya mengkonsumsi air mineral bagi tubuh. Selain itu maraknya penyuluhan-penyuluhan serta munculnya gerakan hidup sehat yang akhir- akhir ini digunakan oleh berbagai pihak juga sebagai salah satu sarana untuk memberikan informasi terkait dengan pentingnya mengkonsumsi air mineral bagi tubuh. Akan tetapi mudahnya cara untuk mendapatkan informasi terkaitnya dengan hal tersebut, serta banyaknya sumber informasi yang diperoleh tidak serta merta diimbangi dengan pengambilan sikap yang lebih disiplin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 231, "height": 203, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral bagi anak sebagai salah satu pendekatan promotif untuk meningkatkan kosentrasi dalam setiap aktivitas yang dijalankan, berfikir lebih cepat dan menghindari dehidarsi, penyakit seperti sakit kepala, kandung kemih dan ginjal serta agar tetap segar bugar. Dengan adanya pengetahuan yang tinggi tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral, anak akan termotivasi untuk membiasakan minum air mineral setiap harinya 6 sampai 8 gelas. Secara tidak langsung hal ini dapat menyebabkan meningkatkan kosentrasi dalam beraktivitas, berfikir lebih cepat, dan terhindar penyakit serta tetap segar bugar pada siswa itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 233, "height": 262, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ethel R. Nealson M.D (126) menyatakan, apabila pernah kehabisan makanan dan air mineral untuk suatu jangka waktu lama, akan jauh lebih menderita akibat tidak adanya air. Semua sel memerlukan air bahkan tidak bisa menggunakan oksigen yang anda hirup melalui pernafasan jika paru- paru tidak basah serta sel otak saaat berfikir. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah ideal, maka tubuh akan banyak kehilangan cairan (dehidrasi). Dehidrasi yang menyebabkan tubuh mudah lemas, capek, terganggunya saluran pencernaan dan mengalami gangguan kesehatan tubuh manusia bahkan akan mengakibatkan kematian. Sebagai contoh penderita penyakit kolera. Sedangkan, menurut Ethel R. Nealson M.D (130-131) menyatakan, kurang air mineral dapat menyebabkan meningkatkan resiko ginjal dan pembentukan batu ginjal. Minuman yang", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 83, "width": 231, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengunakan pemanis mengandung kalori yang harus dicerna seperti makanan. Kalori-kalori ini dapat menambahkan lemak dan menyebabkan peningkatan gula darah, atau bahkan memperlambat pencernaan makanan yang baru dimakan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 173, "width": 142, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 191, "width": 232, "height": 219, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian Tingkat pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi air mineral pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Keputran A Yogyakarta pada hasil analisa data sebanyak 59 siswa sebesar 65,56% dalam kategori baik, sebanyak 30 siswa sebesar 33,33% dalam kategori cukup baik, sebanyak 1 siswa sebesar 1,11% dalam kategori kurang baik, dan tidak ada yang berada dalam kategori tidak baik (0%). Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode lain dalam meneliti Tingkat pengetahuan anak tentang kesadaran pentingnya mengkonsumsi air putih, misalnya melalui wawancara mendalam terhadap siswa, sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih bervariasi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 429, "width": 100, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 445, "width": 231, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anas Sudijono. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: CV Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 475, "width": 231, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asmadi dkk. (2011). Teknologi Pengolahan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen Publishing", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 505, "width": 231, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atikah Proverawati&Siti Asfuah. (2009). Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Mutia Medika", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 535, "width": 231, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djoko Pekik Irianto. (2006). Gizi Olahraga. Yogyakarta: UNY", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 565, "width": 229, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juli Soemirat Slamet. (1994). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 595, "width": 231, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sherwood L.(2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 624, "width": 231, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekidjo Notoatmodjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rieneka Cipta", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 654, "width": 231, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rieneka Cipta Sugiyono, dkk. (2007). Statistik untuk Penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 697, "width": 82, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: Alfabeta", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 714, "width": 231, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sunita Almatsier. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 744, "width": 231, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahid Iqbal Mubarak. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.", "type": "Text" } ]
a0ba1ef4-7d3e-6e2c-4179-ad78b1814bc6
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/download/3172/2166
[ { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "569", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 93, "width": 381, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATERI SISTEM SIRKULASI SMAN 1 KONAWE", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 154, "width": 303, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yustira Meidhita Lestari 1) , I Wayan Suama 2) , Lili Darlian 3)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 168, "width": 355, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1)2)3) Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 210, "width": 243, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 238, "width": 391, "height": 234, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kontribusi model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap pemahaman konsep materi sistem sirkulasi di SMAN 1 Konawe. Jenis penelitian ini berupa penelitian Quasi Eksperimen menggunakan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Konawe yang terdaftar pada tahun pelajaran 2021/2022 yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pemahaman konsep siswa sebanyak 20 butir soal pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis deskriptif digunakan sebagai metode analisis data untuk memberikan gambaran pemahaman konsep. (2) pengujian hipotesis penelitian dengan analisis inferensial. Analisis deskriptif menunjukkan bahwa kelas eksperimen pada pemahaman konsep lebih baik dari pada kelas kontrol, dengan nilai rata-rata 82,08 berbanding 73,46 untuk kelas kontrol. Jika hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t hit = 5 dan t tab = 1,67, maka H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) berpengaruh signifikan terhadap pemahaman materi sistem sirkulasi.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 487, "width": 374, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : POE (Predict-Observe-Explain), Pemahaman Konsep, Sistem Sirkulasi", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 528, "width": 391, "height": 220, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT - This research aims to find out how the POE (Predict-Observe- Explain) learning model contributes to understanding the concept of circulation system material at SMAN 1 Konawe. This type of research is a Quasi Experimental research using the Nonequivalent Control Group Design research design. The population of this study were all students of class XI MIPA at SMAN 1 Konawe who were enrolled in the 2021/2022 school year which consisted of two classes with a total of 50 students. The research instrument used was a student concept comprehension test consisting of 20 multiple choice questions. The data analysis technique used is (1) Descriptive analysis is used as a method of data analysis to provide an overview of conceptual understanding. (2) testing the research hypothesis with inferential analysis. Descriptive analysis shows that the experimental class is better at understanding concepts than the control class, with an average value of 82.08 compared to 73.46 for the control class. If the results of the hypothesis test show that t hit = 5 and t tab = 1.67, then H1 is accepted. This shows that the POE (Predict-Observe-Explain) learning model significantly affects the understanding of circulation system material.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "570", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 107, "width": 391, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: POE (Predict-Observe-Explain), Concept Understanding, Circulation Systems", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 148, "width": 98, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 169, "width": 391, "height": 241, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan adalah usaha yang disengaja untuk menciptakan lingkungan belajar dan proses belajar. Siswa dan guru merupakan komponen dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus dapat mengatur lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir mereka. Keterampilan guru dalam memilih model pembelajaran yang baik dengan harapan dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Model pembelajaran yang dipakai guru sangat mempengaruhi siswa yang dapat meningkatkan kualitas dan potensi diri siswa yang dimilikinya (Nurdyansyah, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 417, "width": 400, "height": 324, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Konawe pada kelas XI terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya materi sistem sirkulasi, proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan pola pembelajaran yang bersifat hafalan dan didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kemudian siswa diberi tugas sesuai materi yang disampaikan, sehingga siswa merasa bosan dan kurang mengembangkan pemikirannya terhadap materi yang disampaikan. Model pembelajaran konvensional masih digunakan dalam proses pembelajaran kelas XI yang dapat membatasi pengetahuan siswa pada apa yang telah diberikan. Selain itu, siswa kurang mampu menghubungkan fakta-fakta yang ditemukan dalam menyelesaikan soal sehingga mengakibatkan rendahnya pemahaman konsep siswa dalam memahami materi sistem sirkulasi. Kegiatan belajar siswa hanya mencatat dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Model yang selama ini diterapkan pada kelas XI SMA Negeri 1 Konawe memerlukan ide atau inovasi baru dengan harapan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran khususnya materi tentang sistem sirkulasi agar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Model pembelajaran POE merupakan", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "571", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 93, "width": 391, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "salah satu yang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan pengetahuannya.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 114, "width": 394, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa menggunakan tahap prediksi, atau membuat prediksi, mengamati atau membuktikan dugaan, dan menjelaskan hasil observasi (explain) dalam model pembelajaran POE untuk memecahkan masalah. Dalam hal pembuktian suatu konsep berdasarkan observasi dan analisis, model pembelajaran POE ini dapat membantu siswa dalam berpikir lebih aktif selama pembelajaran (Hidayah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 217, "width": 391, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model pembelajaran POE juga memiliki keunggulan dalam mendorong siswa untuk lebih imajinatif, terutama dalam membuat prediksi. Dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya, siswa dapat mengurangi verbalisme, dan proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi selama percobaan. Akibatnya, siswa akan memiliki kepercayaan yang lebih besar terhadap keakuratan konten (Yupani, dkk, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 374, "width": 91, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 395, "width": 270, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain)", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 416, "width": 391, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model POE dikenalkan pertama kali oleh White dan Gustone pada tahun 1995 dalam bukunya Probing Understanding . Menurut White dan Gustone dalam Qurnia (2014) menyatakan Model POE bekerja dengan baik untuk membuat siswa berbicara tentang konsep sains. Siswa berpartisipasi dalam model pembelajaran ini dengan memprediksi suatu fenomena, mengamatinya melalui demonstrasi, kemudian menjelaskan hasil prediksi dan demonstrasi mereka sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 561, "width": 391, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Muna (2017), Siswa dari hasil demonstrasi (memprediksi), melakukan percobaan (mengamati), mendiskusikan alasan dari prediksi (hasil demonstrasi), dan akhirnya menjelaskan hasil prediksi dari pengamatan adalah bagian dari prosedur model pembelajaran POE (menjelaskan).", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 664, "width": 105, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman Konsep", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 685, "width": 391, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman konsep merupakan menangkap makna, seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, memberikan interpretasi, dan menerapkannya, adalah semua aspek", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "572", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 93, "width": 391, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemahaman konsep. Pemahaman konsep siswa dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan konsepnya. Siswa harus mampu menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya agar dapat memahami gagasan teman sekelasnya. (Hamdani, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 176, "width": 391, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari indikator dan definisi tersebut, untuk menyusun item tes pemahaman konsep jadi lebih mudah. Indikator penelitian ini adalah indikator pemahaman konsep Biologi menurut Anderson & Krathwohl. Indikator pemahaman konsep Biologi yaitu mampu", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 238, "width": 391, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menafsir, mencontoh, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan dan menjelaskan makna konsep (Irma, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 321, "width": 134, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 342, "width": 391, "height": 261, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimental . Rancangan penelitian adalah Nonequivalent Control Group Design . Populasi adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Konawe. Sampel adalah siswa kelas XI MIPA yang terdiri dari 2 kelas yaitu 1 kelas menggunakan model pembelajaran POE dan 1 kelas menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan teknik pengambilan sampel adalah total sampling . Penelitian ini dilakukan pada bulan November semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus, RPP, LKPD, instrumen tes berupa pretest dan posttest . Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan perhitungan mean, median, modus, standar deviasi, varians dan N-gain. Sedangkan analisis inferensial. menggunakan uji normalitas dengan menggunakan uji distribusi Kolmogrov-Smornov . Uji homogenitas menggunakan uji F. Uji hipotesis menggunakan uji t yaitu t-test.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 643, "width": 155, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 664, "width": 128, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Analisis Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 685, "width": 383, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Skor Pretest Pemahaman Konsep Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran POE dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 726, "width": 81, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Sirkulasi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "573", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 93, "width": 340, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Skor Rerata, Minimal, Maksimal, Median, Modus, Standar Deviasi Skor Pretest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 117, "width": 265, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rerata Minimal Maksimal Median Modus Standar Deviasi 32,08 15,00 50,00 32,50 30,00 8,20 35,00 15,00 55,00 35,00 40,00 9,06", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 187, "width": 391, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di kelas kontrol lebih mampu memahami konsep dari pada siswa di kelas eksperimen. Sementara itu, standar deviasi kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas uji coba, menyiratkan bahwa pemahaman konsep siswa di kelas kontrol lebih berbeda dari kelas eksperimen.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 298, "width": 383, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Skor Pretest Indikator Pemahaman Konsep Siswa Menggunakan Model Pembelajaran POE dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 340, "width": 81, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Sirkulasi", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 360, "width": 309, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Skor Rerata, Minimal, Maksimal, Median, Modus, Standar Deviasi", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 626, "width": 391, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa indikator mencontohkan yang memiliki skor rata-rata tertinggi dan indikator merangkum yang memiliki skor rata-rata terendah merupakan indikator pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen. Indikator mengklasifikasi menduduki peringkat tertinggi pada kelas kontrol, sedangkan indikator menjelaskan menempati peringkat terendah. Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 382, "width": 393, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksp e rime n Mena f sirkan Mencon tohkan Mengkla sifikasik an Meran g kum Menyi m pulkan Memban dingkan Menjelas kan Rerat a Min Maks Me", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 429, "width": 393, "height": 196, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mo S 35,42 0 75,00 25,00 25,00 22,01 47,22 0 100 33,33 33,33 25,87 25,00 0 100 0 0 44,23 12,50 0 100 0 0 33,78 41,67 0 100 33,33 33,33 24,54 20,83 0 75 25,00 25,00 20,41 22,92 0 50,00 25,00 0 20,74 Kon trol Mena f sirkan Mencon tohkan Mengkla sifikasik an Meran g kum Menyi m pulkan Memban dingkan Menjelas kan Rerat a Min Maks Me Mo S 51,92 0 25,00 50,00 50,00 19,90 44,87 0 100 33,33 33,33 33,34 57,69 0 100 100 100 50,38 50,00 0 100 50,00 100 50,99 39,99 0 100 33,33 33,33 33,34 14,42 0 100 12,50 0 16,08 11,54 0 100 0 0 16,17", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "574", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 93, "width": 391, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa berbeda-beda tergantung indikatornya.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 142, "width": 382, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Skor Posttest Pemahaman Konsep Siswa dengan Menggunakan Model", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 163, "width": 287, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran POE dan Model Pembelajaran Konvensional", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 184, "width": 333, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Skor Minimal, Skor Maksimal, Rerata, Median, Modus, Standar Deviasi", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 202, "width": 287, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 214, "width": 28, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rerata", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 225, "width": 37, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimal", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 214, "width": 266, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maksimal Median Modus Standar Deviasi 82,08 70,00 95,00 80,00 80,00 6,90 73,46 65 95 70 70 8,34", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 283, "width": 391, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen lebih mampu memahami pemahaman konsep dari pada siswa di kelas kontrol. Sementara itu, standar deviasi kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen, menyiratkan bahwa pemahaman konsep siswa di kelas kontrol lebih berbeda dari kelas eksperimen.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 387, "width": 383, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Skor Posttest Indikator Pemahaman Konsep Menggunakan Model Pembelajaran POE dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 428, "width": 84, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Sirkulasi", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 449, "width": 343, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.4. Skor Minimal, Skor Maksimal, Rerata, Median, Modus, Standar Deviasi", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 713, "width": 391, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4. bahwa indikator mengklasifikasikan yang memiliki skor rata-rata tertinggi dan indikator membandingkan yang memiliki skor rata-", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 469, "width": 393, "height": 243, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksp e rime n Mena f sirkan Mencon tohkan Mengkla si fikasikan Meran g kum Menyi m pulkan Memban dingkan Menjelas kan Rerat a Min Maks Me Mo S 83,33 50,00 100 75,00 75,00 15,93 81,95 33,33 100 100 100 24,04 87,50 0 100 100 100 33,78 83,33 0 100 100 100 38,07 86,13 66,67 100 100 100 16,77 77,08 50,00 100 75,00 75,00 19,39 82,29 50,00 100 75,00 75,00 15,60 Kon trol Mena sirkan Mencon tohkan Mengkla si fikasikan Meran g kum Menyi m pulkan Memban dingkan Menjelas kan Rerat a Min Maks Me Mo S 75,00 50,00 100 75,00 75,00 17,32 73,08 33,33 100 66,67 100 26,71 73,08 0 100 100 100 45,23 76,92 0 100 100 100 42,97 80,78 33,33 100 66,67 66,67 19,25 74,04 25,00 100 75,00 75,00 20,59 65,38 25,00 100 75,00 50,00 25,53", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "575", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 93, "width": 391, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rata terendah merupakan indikator pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen. Sebaliknya, indikator menyimpulkan menempati urutan tertinggi pada kelas kontrol, sedangkan indikator menjelaskan menempati urutan terendah. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa berbeda-beda tergantung indikatornya.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 197, "width": 186, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. N- Gain Pemahaman Konsep Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 217, "width": 363, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.5. N- Gain Pemahaman Konsep Siswa Menggunakan Model Pembelajaran POE dan Model Pembelajaran Konvensional", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 252, "width": 289, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor Kelas Eksperimen Kelas Kontrol", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 264, "width": 10, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 264, "width": 269, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pretest Posttest Max N-Gain Kategori 24 770 1970 2400 0,74 Tinggi 26 910 1910 2600 0,59 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 334, "width": 390, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5. Hal ini menunjukkan N- Gain pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 375, "width": 391, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N- Gain indikator pemahaman konsep siswa menggunakan model POE dan model konvensional pada tabel 4.6.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 417, "width": 202, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.6. N- Gain Indikator Pemahaman Konsep", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 715, "width": 391, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa selain indikator pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda, indikator N-Gain", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 437, "width": 400, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekspe rimen Mena f sirkan Mencon tohkan Mengkla si fikasikan Meran g kum Menyi m pulkan Memban dingkan Menjelas kan N Pretest Posttes t Max N-", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 472, "width": 400, "height": 242, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gain Katego ri 24 3400 8000 9600 0,74 Tingg i 24 3400 5900 7200 0,65 Sedang 24 600 2000 2400 0,77 Tinggi 24 300 2100 2400 0,85 Tinggi 24 2999 6201 7200 0,76 Tinggi 24 2000 7400 9600 0,71 Tinggi 24 2200 7900 9600 0,77 Tinggi Kon trol Mena sirkan Mencon tohkan Mengkla si fikasikan Meran g kum Menyi m pulkan Memban dingkan Menjelas kan N Pretest Posttes t Max N- Gain Katego ri 26 5500 7800 10400 0,46 Sedan g 26 3500 5600 7800 0,48 Sedang 26 1500 2000 2600 0,45 Sedang 26 1300 2000 2600 0,53 Sedang 26 3200 6200 7800 0,60 Sedang 26 1500 7700 10400 0,69 Sedang 26 1200 6700 10400 0,59 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "576", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 93, "width": 391, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemahaman konsep hanya termasuk dalam indikator mencontohkan yang termasuk dalam kategori yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 143, "width": 132, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Analisis Inferensial", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 163, "width": 391, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan statistik uji Kolmogrov Smirnov pada taraf α = 0,05. Data pada kelas eksperimen diperoleh 0,15 < 0,27 maka H 0 diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal 0,19 < 0,26 maka H 0 diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 246, "width": 390, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Uji homogenitas dengan nilai 2,33 ≥ 1,99 maka dapat disimpulkan bahwa data pemahaman konsep siswa pada materi sistem sirkulasi yang dibelajarkan menggunakan model POE dengan pembelajaran konvensional mempunyai varian yang sama atau homogen.", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 329, "width": 391, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Uji hipotesis dengan nilai 5 > 1,67 sehingga t hit > t 1 – α maka H 1 diterima, artinya terdapat pengaruh pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan model POE dengan pembelajaran konvensional pada materi sistem sirkulasi kelas XI MIPA di SMA Negeri 1 Konawe .", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 412, "width": 88, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 432, "width": 400, "height": 179, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis deskriptif posttest kelas eksperimen dengan menggunakan model POE memperoleh nilai rata-rata 82,08 sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional memperoleh nilai rata-rata yaitu 73,46, kondisi seperti ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Model ini lebih menekankan pada proses bertutur kata yang biasa disebut ceramah dan mencatat. Sesuai dengan pendapat Ibrahim (2017: 202) bahwa pembelajaran konvensional yaitu terpusat pada guru, mengutamakan hasil bukan proses, siswa ditempatkan sebagai objek dan bukan subjek pembelajaran sehingga siswa sulit untuk menyampaikan pendapatnya.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 619, "width": 400, "height": 137, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis deskriptif posttest standar deviasi pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai standar deviasi lebih rendah yaitu 6,90 dari kelas kontrol yang memperoleh nilai 8,34, artinya bahwa pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen memperoleh penyimpangan lebih kecil dan memiliki tingkat pengetahuan yang relatif homogen dari kelas kontrol, karena model POE ditujukan untuk kegiatan pembelajaran yang dimulai dari sudut pandang siswa bukan guru, sehingga memungkinkan siswa untuk langsung berpartisipasi dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "577", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 93, "width": 400, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan pendapat Hidayah (2018: 23) yang mengemukakan bahwa POE merupakan rangkaian proses pemecahan masalah dalam mengetahui keterampilan proses belajar peserta didik Pendidik dapat menggunakan model pembelajaran alternatif ini untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berkualitas. Siswa juga kesulitan untuk mendemonstrasikan hasil prediksi melalui serangkaian kegiatan atau observasi.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 217, "width": 400, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis deskriptif posttest indikator pemahaman konsep menunjukkan bahwa nilai rerata posttest pemahaman konsep siswa materi sistem sirkulasi pada kelas yang diajar dengan menggunakan model POE lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rerata posttest siswa yang diajarkan dengan model konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 300, "width": 400, "height": 158, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rerata nilai posttest dengan menggunakan model POE diperoleh nilai paling tinggi terdapat pada indikator mengklasifikasi dan terendah terdapat pada indikator membandingkan. Sedangkan pada rerata yang menggunakan konvensional diperoleh nilai paling tinggi terdapat pada indikator menyimpulkan dan terendah pada indikator menjelaskan. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman siswa yang berbeda. Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Muchlis, dkk, (2014: 7) bahwa dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang sudah dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 466, "width": 400, "height": 220, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah-langkah pembelajaran POE, dimana siswa dituntut untuk membuat prediksi ( predict ), membuktikan dugaannya (observe), dan menjelaskan hasilnya (explain), mengakibatkan peningkatan pemahaman konsep siswa. Konstruksi atau bangunan pemahaman dalam diri siswa akan terbentuk dengan sendirinya jika ada pembelajaran yang menarik dan langsung berdasarkan objek atau fenomena nyata dalam kehidupan siswa. Hal ini sejalan dengan Sundari (2015: 3) model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh pendidik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, peserta didik mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial dan memperoleh pencapaian hasil pembelajaran yang lebih. Model pembelajaran mengandung strategi-strategi pilihan pendidik untuk diterapkan kepada peserta didik dengan tujuan-tujuan tertentu di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 693, "width": 400, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai rata-rata N-Gain model POE masuk dalam kategori tinggi, sedangkan nilai rata-rata N-Gain model konvensional masuk dalam kategori sedang, sesuai dengan temuan analisis N-Gain, yang meningkatkan pemahaman konsep siswa", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "578", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 93, "width": 400, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tentang konsep yang diajarkan dengan menggunakan model POE dan model konvensional pada materi sistem sirkulasi. Hal ini menunjukkan bahwa model POE memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pemahaman konsep siswa materi sistem sirkulasi. Hal ini disebabkan daya tarik dan dukungan model POE yang lebih besar untuk keberhasilan siswa di kelas, yang keduanya membantu siswa mengembangkan pemahaman konsep mereka.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 217, "width": 400, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa yang diajarkan di kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Konawe yang menggunakan model POE dan model konvensional berbeda secara signifikan. Artinya bahwa pembelajaran menggunakan model POE memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 342, "width": 70, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 362, "width": 400, "height": 97, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil deskriptif analisis dan pembahasan, pemahaman konsep siswa pada materi sistem sirkulasi siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Konawe dengan menggunakan model POE lebih tinggi dengan skor rata-rata 82,08 dibandingkan model konvensional yaitu 73,46. Hal ini didukung dengan hasil analisis pengujian hipotesis yang diperoleh dengan menggunakan t tab 1,67 dan t hit", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 466, "width": 400, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima pada taraf signifikan = 0,05 sebagaiamana kriteria pengujian yang telah ditetapkan sebelumnya, artinya bahwa hipotesis yang diajukan sebelumnya “diterima” secara signifikan berpengaruh nyata terhadap pemahaman konsep menggunakan model POE terhadap pemahaman konsep siswa pada materi sistem sirkulasi kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Konawe Tahun ajaran 2021/2022.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 598, "width": 110, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 627, "width": 400, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamdani , D., Eva, K., dan Indra, S . 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dengan menggunakan Alat Peraga terhadap Pemahaman Konsep Cahaya. Jurnal Exacta .Vol 10 (1): 79-88.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 697, "width": 399, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayah, A., dan Yuberti. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran POE ( Predict- Observe-Explain ) terhadap Keterampilan Proses Belajar Fisika Siswa", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 57, "width": 399, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 17, Nomor 2: 569-579 April 2023| ISSN (P): 1829-7463 \\ ISSN (E) : 2716-3083", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 780, "width": 135, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 780, "width": 18, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "579", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 93, "width": 363, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pokok Bahasan Suhu dan Kalor. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education .Vol 1 (1): 21-27.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 142, "width": 400, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim. 2017. Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 163, "width": 364, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Ceramah)dengan Cooperatif (Make–A Match) untuk Meningkatkan Hasil", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 184, "width": 364, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar Pendidikan Kewarganegaraan . Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial,", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 205, "width": 210, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sains, dan Humaniora . Vol 3 (2): 199-211.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 233, "width": 400, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irma, H. 2015. Analisis Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP dan Penerapannya di Lingkungan Sekitar. Jurnal Pendidikan Fisika . Vol 1 (1).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 283, "width": 400, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muchlis, D., Husain, S.N. dan Sagap. 2014. Analisis Pemahaman Konsep Biologi menggunakan Pilihan Ganda Beralasan dalam Materi Pokok Sel pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan. Jurnal e-jipbiol . Vol 2 (3): 7.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 353, "width": 400, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muna, I., A. 2017. Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-explain) dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 394, "width": 186, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Studi Agama .Vol 5 (1): 73-91.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 423, "width": 400, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurdyansyah, E, F.F. 2016. Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 . Sidoarjo: Nizamia Learning Center.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 472, "width": 400, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qurnia, N. M. U., Asim dan Parno. 2014. Penerapan Model Pembelajaran POE", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 493, "width": 364, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Predict-Observe-Explaint ) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 514, "width": 364, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kritis dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X MIA 4 SMAN 6 Malang dalam Materi Fisika Kalor. Jurnal Universitas Negeri Malang . Vol 2 (2) : 1-12.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 563, "width": 400, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sundari, H. 2015. Model-Model Pembelajaran dan Pemerolehan Bahasa", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 584, "width": 363, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua/Asing. Jurnal Pujangga . Vol 1 (2): 3.\\Yupani, N.P.E., N.N,", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 604, "width": 364, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garminah.,dan P.P, Mahadewi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Berbantuan Materi Bermuatan Kearifan Lokal terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV”. Jurnal Pendidikan IPA .", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 667, "width": 208, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sigaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.", "type": "Text" } ]
17c0b8b4-3cbc-00bf-9802-3cfd38aeb5b4
http://journalfkipuniversitasbosowa.org/index.php/klasikal/article/download/613/214
[ { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 114, "width": 393, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NOVICE EFL TEACHERS’ PROFESSIONAL DEVELOPMENT: A NARRATIVE INQUIRY INTO MICRO-LEVEL DEVELOPMENT PROCESS", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 177, "width": 106, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ikrar 1 , *Sultan Baa 2", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 204, "width": 295, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corresponding author: Sultan Baa ( [email protected] )", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 227, "width": 375, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg. Tata Mallengkeri, Kota Makassar 90222, Sulawesi Selatan", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 270, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 283, "width": 336, "height": 356, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Educational researchers have made great strides in theorizing teacher professional development, though attention is still concentrated on isolated mental processes. This study therefore reports on a narrative inquiry aiming to find out micro-level development process that occurs in two novice EFL teachers and also to reveal the features of teacher’s change that appear to facilitate English language teaching and learning. A variety of data collection techniques including; narrative frame, field notes, semi- structured interview and stimulated recall interview are used to make teachers’ behavioral, attitudinal and intellectual component of micro-level development explicit. Two overarching themes that emerge in this narrative inquiry are; the route to be a good English teacher and rediscovering the passion to teach. The important key finding of this study is that the early year of teaching is sensitively crucial to EFL teachers’ micro-level development, which is characterized by a positive shift from constructive experiences and aspiration of better English language learning process to internalization of empathy, attentive and responsive manner. Another key finding of this study is that all the novice EFL teachers who spoke positively about implementing changes in their classroom practices, embraced most of the process of micro level development that occurred, based on intuition, without clear theoretical underpinning of pedagogy, and merely classroom-bound focus. However, this study contributes to the current knowledge in relation to the crucial role of three distinct patterns of PD; discontent, aspiration and without intention.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 658, "width": 321, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Novice EFL teacher; professional development; micro- level development process; features of changes.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 400, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teachers in their routines experience both qualitative and quantitative changes in nature. As stated by Vonk (1995) when these changes are in positive direction, it consequently leads to professional development (PD). The main problem is PD as a process seems to occur accidentally and incidentally (Evans, 2019). In fact language teachers are not aware of the conceptualizations that serve as the foundations for why they do what they do. Freeman and Richards (1993) argue that it is only when they begin their journey into education that this develops. Thus, for novice EFL teachers there is a growing consensus that in a mission to generate high quality of PD, we need to better understand the developmental processes involved in their teaching lives.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 268, "width": 400, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literature on the area of language teacher development has also been well- documented by educational researchers and consequently resulting in great strides in theorizing teacher PD which lay towards cognitive trend (Borg, 1997; Golombek & Johnson, 2004; Öztürk & Gürbüz, 2017). Borg (2003) in his seminal review argues that evidence for change in teachers’ cognition cannot be used to make claims about changed teacher actions in the classroom. However, the theory, as it stands, tends to examine teacher’s mental process in isolation and does not adequately account for novice EFL teachers’ cognitive development which has an emphasis on implicit learning. It then encourages the researchers to extend the scholarship by scrutinizing the complexity of PD and draws on the construct of micro-level development (Evans, 2014) as a way of viewing changes in the novice EFL teachers’ lives.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 64, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 400, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study employs narrative inquiry as the research design. To achieve the depth of the narrative required for this study, the researchers rely on narrative frames, semi-structured interviews, stimulated-video recall and observational field notes as data collection techniques. This inquiry adopts a four-step data analysis procedure of narrative research as suggested by (Liu & Xu, 2011). In coding for themes, it is guided by textual coding in thematic analysis (Huberman & Miles, 2002). In addition, identifying similarities and differences as well as establishing relationship across the data are undertaken manually.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 400, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research takes place at one secondary school in Indonesia, where the participants, two novice EFL teachers, are recruited by means of purposive sampling. Table 1 provides brief information about the participants.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 613, "width": 387, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 Participant demographics Teachers Qualification Experience Pseudonyms Gender Teaching Age Indah Female Undergraduate Two Years Three months 24 Mawar Female Undergraduate Four months 27", "type": "Table" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 174, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FINDINGS AND DISCUSSIONS Findings", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 306, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Route to be a Good English Teacher: Indah’s Narratives", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 400, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indah was born and raised in Matenete Bua, a small village located in Watampone, South Sulawesi, Indonesia. In pursuit of a better career, she was strictly influenced by her educations from elementary school to higher education. Though Indah had grown up wanting to be a career woman since elementary school, she did not have clear insights into what she would become until she learnt to be a teacher in STAIN Watampone, a state college which located about 10 miles from her residence. She was highly motivated and surrounded by well- educated people for four years in the tertiary education. She also enrolled in a well-known private course in Watampone. The course provided her everything she need to be a good teacher, such as the lesson or material taught, friends and an ideal model of teacher . She was fascinated by the teachers as she felt that there was a significant improvement in her competence due to her intensive learning.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 290, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The more teaching is lived, the more motivation is boosted", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 400, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indah’s teaching experiences during the short period of this research project, unlike many beginning teachers who often experience more reality shocks because of having difficulties to accustom themselves in a new school culture, she had showed an impression as a lively EFL teacher, with a huge desire to become a good teacher. However, despite of her success to manage the initial stage as a novice EFL teacher, there are a lot of occasions where she described herself as if ‘dying’ in dealing with the students in the classroom due to large classroom size.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 447, "width": 328, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "...in the last semester, only Mr. Husain (an experienced English teacher) and myself taught here, so at that time there was a losing class? where the teacher was absent, but the principal asked me to merge |that closing class| into my class. As a result, it was not effective, noisy and everything. What else can I do, even [if?] I complained, there was only few teacher here.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 505, "width": 170, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Indah: Semi-structured 2, May 19. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 400, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As the consequence of the large size of student number in the classroom, inadequate space in which they used to study, the students kept making noisy and the heated weather during middays, the lesson and the activity eventually were not carried out well. She was in a position where she could not complaint about the situation whereas there were only a few English teachers who taught in SMA30 Watampone. Presumably, she was concerned about some parts in which she could manage a large number of students in a classroom, instead of complaining about her existing situation;", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 627, "width": 329, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "However because of the experience, I learnt to manage a large number of students into a group, not quite effective from the topic I discussed with, but at least the students were not wandering from the class. (Indah: Semi-structured 2, May 19. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 400, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Despite being obsessed on aforementioned problem, Indah was rather concerned that during the process of imparting the knowledge to the students, she just needed to do the best she could in which letting the experiences sharpened her sensitivity, trained perseverance, and imagined that these processes would", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "eventually lead to a beneficial situation. In fact, there was one time when she experienced competential change incidentally without any prior recognition or intention, in a time she asked questions to the students;", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 155, "width": 328, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "…well one interesting case while teaching was there was something unpredictably. For instance when I ask “descriptive is for…” I might not finished my sentence yet, but there was a student answered it and said to clarify |make something clear or explicit|” Actually I just wanted to say “ untuk mendeskripsikan ” |which just literally translated the word “descriptive”|. In fact student’s answer was more comprehensible, that was why I agreed with him. So whether I give answers or ask questions, I indirectly learnt as well.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 238, "width": 172, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Indah: Stimulated Recall, April 16. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 400, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As the result of the interaction between the student and the teacher, it was assumed that Indah potentially applied her increased knowledge and understanding of procedures, and designated roles and responsibilities, to initiate change that would impact upon her professional practice.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 305, "width": 400, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Given that teacher learning, just like any other kind of human learning, is a motivated activity, all Indah needed to be a good English teacher is to keep learning from her experience and this patterned in her life in which the processual change takes place. Therefore as long as the teaching and learning is sustained, then motivation is also boosted concurrently and finally generating Indah’s own process of a good teacher.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 169, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A single textbook was not enough", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 400, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indah as a non-servant teacher in a rural school never attended a professional development session whether in material development or the curriculum held by government. Furthermore she still implemented a preceding curriculum which was called the ‘Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan’ (KTSP) which means school-based curriculum. Considering the principle she hold during the implementation of the curriculum, the process of teaching undertaken by Indah was characterized by textbook. The activities, instructions as well as the tasks were dominantly based on a single textbook. Ironically, whereas the learning was driven by this textbook, one of the most salient problems concerning this aspect was lack of learning resources. As Indah reported that only one focused book distributed for each table not for each students and then collected after the class ended. Because the school was still new, many facilities for instance the books and even school lab were provided insufficiently. In this circumstance, Indah’s journey [who was motivated to be a good teacher was examined. By the time in reflecting her teaching, Indah was aware of the condition about the school with its restrictiveness;", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 636, "width": 328, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The handbook in accordance to school regulation cannot be brought home, so the students were only |allowed| taking important notes and gave assignments from the book, but it was not enough, therefore the condition triggered me to find another relevant textbook, in which it was still related to the primary handbook, thus the children |students| are able to learn conveniently.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 693, "width": 170, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Indah: Semi-structured 2, May 19. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 705, "width": 399, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "On the basis of the evidence currently available, it seemed fair to suggest that Indah’s expressed discontent toward the current system in which she", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "involved. Accordingly, the students were in inconvenience state where they had to write only the important one because they could not have the book. Indah as a teacher could not do much, but she pointed out that; it was not enough . She was worthy of saying it because teacher was the one who taught using the material from the book in the classroom and was the closest one to know what should matter for the students. Given the priority to this difficulty, she therefore had been triggered to initiatively undertake book adaptation.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 178, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feature theme 1: Sense of empathy", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 400, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indah constructed her teacher knowledge which impacting the process of learning when she learned that breaking away from original perception and became more open-minded benefited to her students and made the lesson far more interesting as she needed not to waste her time with unnecessary efforts. Thinking her as a serious English teacher, she was likely preoccupied with her concerns about students before experiencing the reality of teaching. She used all the instructional material which only matter for her, the material in which she preferred to teach. It took her five and six meeting, a quite long time to realize that her teaching was inefficient after put more efforts and it was not working well. Observing students’ responses, looking their assignment in her classroom, and the most important aspect was; considering what she would do or felt if she were in the students’ positions (that were trying to learn inconveniently) helped Indah to realize the importance of changing in what she used to do.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 147, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feature theme 2: Responsive", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 401, "height": 235, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indah’s decisions into her class were often unpredictably emerged and forced her to manipulate every possible technique to follow learning. These however generated a quick reaction into her current practice. In a day as she estimated that she could make more than a hundred instant of decisions. For instance, Indah’s decision was influenced by student when instructing the function of descriptive text (Indah: Stimulated Recall, April 16. 2018). She spontaneously agreed with the student’s answer who said memperjelas (to explain) where she wanted to say mendeskripsikan (to describe). The word memperjelas according to Indah is more comprehensible in since it was straightforward for her students whereas most of the students from rural area who influenced by their mother tongue and some were second language. The word memperjelas is a word that usually considered as the students’ second language where mendeskripsikan sounded as second language but it was literally translate the word ‘descriptive’ which was foreign language. Indah realized that the student chose better word than her, so she immediately repeated what this student said. This manifestation of competential change eventually leads to procedural change in a time when she explains the related topic of language learning.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 285, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rediscovering the Passion to Teach: Mawar’s Narratives", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 399, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mawar was born at a lovely place in Maccope, Watampone, South Sulawesi. In pursuit of her career, she started her journey and engaged with", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "educational environment in order to obtain a worthy degree of Sarjana (bachelor), in which people around her considered it as a license for having a certain job. Despite the fact that Mawar has engaged with English language teaching and learning over four years and enrolled in a course where the concentration was also at English teaching, ironically in her first job card it was written as ‘a staff’ in a marketing company instead of ‘a teacher’. After graduating from her college, she decided not to be a teacher since it was considered as tough career. More than three years working as a marketing staff member which basically it was not her major, it made her return to an educational environment and finally as an English teacher. Teaching was described as a soul who she lived with, and could not live without. She committed to make teaching as her entire life career, so she tried to make the best she could in teaching.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 271, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Being a teacher means being a good person in nature", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 400, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Throughout her first semester, Mawar struggled with few lack which emerging in several practices. English language teaching in her routine remained static; there were no other patterns or variations in her practices. After checking the students’ attendance, she just asked the students whether they have any assignment or not. She just opened the book and merely followed the written instruction in every section. Although at glance there was no complex process in Mawar’s performance while teaching, she was extreme in her thinking and truly genuine in what she said. One day she made a comment about why she always sat on the chair in an ongoing classroom;", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 433, "width": 333, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Honestly I prefer just sitting, but I do not know why, but there something pushed me to come close toward students, this is like an obligatory, it was obvious that become a teacher is becoming a good person in nature. So that was why a good thing only represented to teacher. It was not good to see this sitting |attitude|.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 479, "width": 172, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Mawar: Stimulated recall: April 16. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 401, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The act of being passive was renovated by Mawar’s philosophy about being a teacher. She became aware that her concept about teacher was an impetus to not behaving passively in the classroom. In addition she also argued that; It was not good to see, this sitting |attitude| after all. In her point of view, ‘just sitting’ and was not doing any activity made her feel uneasy. It worth noting that her sense of considering others views (especially students) would bother her and as the consequence she might change her behavior in order to preserve her image as a teacher.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 400, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In spite of her passive manner, there was one time when she realized that it was crucial for her to monitor the students and gave better reinforcement. She made a comment after watching her teaching performance in a broader angle (through video);", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 656, "width": 328, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the minute of 21, Gee! it was apparent, only the girl I have noticed. If I could be more sensitive, these two boys |students| would be noticed as well. Sometimes if I did concern on one single student, another student would be left behind.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 691, "width": 177, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Mawar: Stimulated recall, April 21. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 703, "width": 400, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Only by watching a video from her teaching, she learnt that she was not focused enough of her students. In the perspective of students, Mawar might be", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "described as a fairly attentive teacher, but in her own perspective she thought that she was inattentive since the treatment of students were not fair enough. As she confirmed in her remarks;", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 155, "width": 333, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Here the activity 4 number 2, the [female student’s| question was “where do you usually find that place? I translated where did you usually find the place in the picture |picture of beach|, it was ambiguous, so the students would answer the place is “the beach”. So I managed them |by asking| where the location of the beach. That was helping them to answer the question, actually they were able to do so. In contrast to the male students, I just asked them to open their dictionary so that they would find the translation. I also asked them what is the meaning of what , why , the basic one. In fact, the boy needed more explanation, but I took more attention on female students.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 261, "width": 177, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Mawar: Stimulated recall, April 21. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 273, "width": 93, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Never lose control", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 400, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mawar’s rationale to change that is ‘only if it is needed’ seemed to shift her to have a sense of controlling her emotion and her behavior not to change for unimportant one. In fact there was an incident in the classroom when she managed to link this rationale to profit. Mawar was teaching about descriptive text at the time, but most of the activities were dominated by memorizing vocabularies. Therefore it was very difficult for Mawar to monitor them all, and as the consequences the students often made unimportant behavior and noise for instance, walking around, and having chit-chat to the other students. As she was asked about what were her feelings at that moment, she replied:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 410, "width": 328, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In that case perhaps yah.. I used to dealing with it. I might be angry. But the process of learning must go on, yet they were still focusing on the lesson so there was no problem. I was not this calm in the past.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 445, "width": 174, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Mawar: Stimulated recall, April 16. 2018)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 457, "width": 400, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In another occasion particularly after three meetings (April, 30. 2018), another same case but worse occurred again, where the students showed rude behavior while the process of learning was still undertaken. A student was found playing with his smartphone during the learning. Mawar realized that she have to take a firm action toward the student because it broke the regulation. She changed her behavior immediately and grabbed the student’s smartphone. Although there was a tension at the event, the class kept going normally afterward without imposing her emotion further. When she reflected her teaching, she also confirmed that she should control her emotion for the better of the classroom situation and never let her emotion matter disregard the purpose of learning.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 609, "width": 313, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feature theme 1: From being inattentive to becoming attentive", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 623, "width": 401, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mawar became aware of modifying her behavior into better state, from being inattentive to becoming attentive. In her remark; if I could be more sensitive, these two boys |students| would be noticed as well. indicated that she would be more attentive upon students the next time she experience the same condition. Her past event provided a basis, which is not to repeat the same mistake. Having been able to notice the less effective activity in the classroom and expected to have satisfied results, Mawar perhaps manifested high morale.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 259, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Summary of two novice EFL teachers’ development", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 128, "width": 401, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At this last finding section, Indah and Mawar’s account of professional development will be concluded. All the process included in this section is the extended account of the conceptual framework of this research. Indah and Mawar’s learning was made up of the teachers’ schooling experience as a student. They endorsed three apparent sources that play the most significant role in their learning process, Pre-service education , Internship and Private English course .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 400, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "These sources were vital parts of their teaching practice which then to some extent shaped micro-level development process which can only occur in formal teaching practice.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 401, "height": 343, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Before the participants manifest several changes that are essential for both teacher and students, they begin with distinct patterns which defined the interaction of cognitions, those are; discontent, aspiration and without intention. Indah and Mawar in teaching practice underwent discontent or feeling of wanting better state from their existing situation. In a more strict fashion, this discontent was not only limited to classroom situation, but also existed in the context of the school culture which was wider aspect of what education involves. Besides the feeling of wanting better treatment or an improved situation which emerged before undergoing changes, the teachers also have a strong desire for high achievement to initiate change. This Aspiration is different with Discontent . While discontents were negative-state-oriented of teachers and predisposed by other parties (principal, students’ behavior and school culture), this aspiration derived purely from teacher’s desire of wanting to improve students (competence, performance, response) by also improving other aspects, such as the materials use or even the teacher herself (teaching conception, management skill). The last, the experience of micro-level development, particularly teacher’s change can occur without intention . Unlike the last two features, better ways which occurred without intention was not predisposed by any party because it occurs spontaneously and there was no clear aspiration since it was happen without prior recognition of deficiency. This feature was only included in Indah’s narrative and was evident particularly when the Indah spontaneously decided to change her answer immediately because of the student’s response, specifically when her idea and student’s idea were being met and there was no contradiction of both ideas after sort them out through her rationale, then the teacher may accept the idea although it might result in inaccurate notion.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 401, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are three distinct features of change which appeared based on the participants’ narrative; they are sense of empathy in which the teacher positioned their role as students and finally realized the importance of changing in what she used to do. Responsive in which she generated quick reaction into her current practice due to classroom interaction. And the last is attentive manner , in which the teacher gradually understood about the value of classroom management after facilitated through video.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 57, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 400, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The section begins with a discussion of the key findings arising from the evidence generated in this research. Attention will then focus on the crucial process of micro-level development in teachers’ life and how this process relates to research literature.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 401, "height": 246, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The key finding of this research is that early year of formal teaching experiences was sensitively crucial to EFL teachers’ micro-level development which is characterized by positive shift; from constructive experiences and aspiration of better English language learning process to internalization of? empathy, attentive and responsive manner. Drawing on evidences from Indah’s narrative especially on the first theme, it shows that her interpretive understanding about a good teacher is to keep live[?] on it, after having difficult problems. Considering the occurrence where the students’ competence went improved because of her own effort to some extent link to her satisfaction. As added by (Harada, 2017) that this sense of achievement seem to have the most powerful effects on teacher motivation management. As the consequences of this conception, Indah learned to do the best she could in which allowing the experiences sharpened her sensitivity, trained perseverance, and became motivated that these processes would eventually lead to a beneficial situation. The path to address Indah’s development process lies out on many cases mediated by self-efficacy belief (Bandura, 1997) in which she think optimistically on her aspiration in the struggle of being an English teacher during teaching process in formal classroom.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 431, "width": 400, "height": 193, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Having regard to Mawar’s narrative, she also successfully manages her rationale to profit, as she is able to control her emotion in her first four-months of teaching. Novice EFL teacher is, as evidently illustrated in the Arizmendi Tejeda, Gillings de González, and López Martínez (2016) work, the one who had lacked self-confidence and masking his/her performance with conflicting attitude in mind. In Mawar’s condition, she handled the situation in which the rationale to the purpose of learning was greater than her personal feelings. This condition as supported by earlier works, has an important role in teacher’s daily functioning and well-being, as well as in their ability to attain their teaching and educational goals (Sutton, Mudrey-Camino, & Knight, 2009). In addition Asi, Aydin, and Karabay (2018) claim that by maintaining this emotional quality, it may be useful to help to create positive classroom climate. This therefore demonstrates that Mawar in the early year of teaching to some extent fulfills their development process with constructive cognitive experiences.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 625, "width": 400, "height": 110, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The central argument of this research to address Mawar’s and Indah’s development as novice EFL teachers’ that these processes began in schooling, where the teachers have extensive experiences of classroom which defines early cognition (Borg, 2006). In addition, there was also a competing argument that pre- service education was also situated as an essential part which constructed EFL teachers’ cognition (Öztürk & Gürbüz, 2017). The current findings, however, showed a new ground that pre-service education only constructed EFL teacher’s cognition partially . From Indah’s and Mawar’s narrative, in-service education is", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seen as the centre of language teachers’ development. When they deal with real classroom environment, they are striving with complex problems and various classroom problems. And during that process, they must change (because of discontent) or have to change (because of aspiration) to overcome the issue. In fact the change could also occur without intention which in turn will shape their behavior, attitudes as well as their intellectual.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 401, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Considering the complexity of micro-level development issue, both Indah’s and Mawar’s recognition of what they perceived as incidental improvements in their process of becoming an English teacher was also evidently described by (Evans, 2018) as implicit learning when one of her participants said; “I spoke, and I learned, and I spoke, and I learned.” When someone sometimes can make a lot of mistakes, sometimes he/she can also make a certain condition right in that process. Unlike Evans (2018) finding, which involved informal professional learning of experienced professor with a higher level of intellect, the finding in this research involved the process of interaction where a novice EFL teacher learnt or experienced a “better way” after gaining the feedback from students and ended up with ideas acceptance. It suggests that if the teachers with their deficiencies desire to learn as a part of their professional learning, they should elicit an active interaction among students.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 379, "width": 400, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Another key finding of this research is that all novice EFL teachers who spoke positively about implementing changes in their classroom practices, embraced most of the process of micro level development that occurred, based on intuition, without clear theoretical underpinning of pedagogy, and merely classroom-bound focus. This condition is aligned to what Hoyle (1975) called this continuum of professionality as “restricted” extreme rather than ‘extended’ extreme. However Indah who was two years younger than Mawar showed one comment in which her intellectuality to some extent lay towards the “extended” professionality: The handbook due to school regulation cannot be brought home…, but it was not enough, so the condition triggered me to find another relevant textbook … as evidenced in Indah’s narrative.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 528, "width": 401, "height": 165, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indah’s rationale about adding more books in the learning process class was based on serious evidence generally intended to the school regulation which impacted upon students learning. This value may not always be strikingly evident in the way in which English teacher find another supplementary books. Indah found herself constrained by the school’s regulation and expressed the voice that it is less satisfactory, since her realistic expectation where students were able to learn conveniently was not being met as indicated in her further comment: …thus the children |students | would learn conveniently . However from this evidence, Indah manifested both behavioral and intellectual developments. It is obvious that she also views teaching as a career which incorporates continued personal and professional development underpinned by self-appraisal and self-improvement (Evans, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 84, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 128, "width": 400, "height": 234, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research provides ideas and values of teacher’s professional development which to some extent have not evidently shown by previous research. The significant aspects of the professional learning that occurred in two novice EFL teachers, who participated in this research, was that it was not only about doing things differently or developing new ideas and generating great result from their learning, it was also about how they manage their deficiency in their novice period and understand the problematic areas in their teaching. The teacher also tends to show constructive process in their teaching as they find a problem by themselves and initiatively overcome the problems by their own way. Moreover, unpredictable events occurring in the classroom have fruitfully shaped their development. Particularly in the way of novice EFL teacher learn, this research had made an attempt to present each teacher’s life by explaining their learning and change [only one?] and finally tracking three distinct patterns of PD; discontent, aspiration and without discontent. Furthermore, investigating these patterns separately in different national, cultural or educational contexts provides new horizons for researchers and their potential findings will contribute to professional development literature significantly.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 379, "width": 84, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 393, "width": 401, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arizmendi Tejeda, S., Gillings de González, B. S., & López Martínez, C. L. d. J. (2016). How novice EFL teachers regulate their negative emotions. How, 23 (1), 30-48.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 400, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asi, D., Aydin, D., & Karabay, S. O. (2018). How preschool teachers handle problem situations: Discussing some indicators of emotional issues. Journal of the European Teacher Education Network, 13 , 126-135. Bandura, A. (1997). Selfefiicczcy: The exercise of control. New York: W. H. In. United States: Freeman.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 400, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Borg, S. (1997). Unifying concepts in the study of teachers’ cognitive structures. Unpublished manuscript .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 401, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Borg, S. (2003). Teacher cognition in language teaching: A review of research on what language teachers think, know, believe, and do. Language teaching, 36 (2), 81-109. Borg, S. (2006). Teacher cognition and language educationLondon: Continuum . New York: Continuum.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 400, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evans, L. (1999). Managing to motivate: A Guide for School Leaders . London: Cassel.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 400, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evans, L. (2014). Leadership for professional development and learning: enhancing our understanding of how teachers develop. Cambridge journal of education, 44 (2), 179-198.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 666, "width": 400, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evans, L. (2018). Implicit and informal professional development: what it ‘looks like’, how it occurs, and why we need to research it. Professional Development in Education , 1-14.", "type": "List item" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 197, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 754, "width": 12, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 402, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evans, L. (2019). Implicit and informal professional development: what it ‘looks like’, how it occurs, and why we need to research it. Professional development in education, 45 (1), 3-16.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 400, "height": 82, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Freeman, D., & Richards, J. C. (1993). Conceptions of teaching and the education of second language teachers. Tesol Quarterly, 27 (2), 193-216. Golombek, P. R., & Johnson, K. E. (2004). Narrative inquiry as a mediational space: examining emotional and cognitive dissonance in second ‐ language teachers' development. Teachers and teaching, 10 (3), 307-327.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 242, "width": 401, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harada, R. (2017). Effective strategies to enhance and maintain university english teacher motivation in japan. Journal of Pan-Pacific Association of Applied Linguistics, 21 (1), 1-20. Hoyle, E. (1975). Professionality, professionalism and control in teaching . London: Ward Lock Educational in association with Open University Press.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 401, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Huberman, M., & Miles, M. B. (2002). The qualitative researcher's companion . United States: Sage.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 400, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liu, Y., & Xu, Y. (2011). Inclusion or exclusion?: A narrative inquiry of a language teacher’s identity experience in the ‘new work order’of competing pedagogies. Teaching and Teacher Education, 27 (3), 589-597. Öztürk, & Gürbüz, N. (2017). Re-defining language teacher cognition through a data-driven model: The case of three EFL teachers. Cogent education, 4 (1), 1-20.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 436, "width": 400, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutton, R. E., Mudrey-Camino, R., & Knight, C. C. (2009). Teachers' emotion regulation and classroom management. Theory into practice, 48 (2), 130- 137.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 400, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vonk, J. (1995). Conceptualizing Novice Teachers' Professional Development: A Base for Supervisory Interventions . San Franscisco.", "type": "List item" } ]
e04be2b2-8bf8-b319-d8af-1cd6a7037e85
https://ejournal.nusantaraglobal.or.id/index.php/nusra/article/download/1828/2363
[ { "left": 513, "top": 763, "width": 11, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 43, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 55, "width": 144, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 67, "width": 254, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.55681/nusra.v5i1.1828 Homepage: ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/nusra", "type": "Table" }, { "left": 435, "top": 42, "width": 87, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2715-114X e-ISSN: 2723-4649 pp.11-21", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 139, "width": 446, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 178, "width": 254, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri Amanati 1 , Adinda Siti Mukhlisa 2 , Yayat Suharyat 3", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 192, "width": 396, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prodi Magister Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Islam 45 Bekasi, Indonesia Corresponding author email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 237, "width": 217, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT Article History", "type": "Section header" }, { "left": 233, "top": 254, "width": 288, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to analyze education financing management based on the effectiveness and efficiency of education financing management and the use of technology in education financing management. This research uses descriptive qualitative research methods with secondary data collected through literature studies and analyzed qualitatively by reducing displays and concluding results. The results of this study indicate that effective and efficient education financing management in educational institutions is key to supporting the achievement of quality education goals. The management of education financial resources must pay attention to the essential stages, because education financing is considered an investment in human resource development. In this context, the effectiveness and efficiency of education cost management is essential to maximize educational outcomes. The current development of digital technology opens up great opportunities to optimally utilize the education financing system. With the adoption of information and communication technology, educational institutions can automate the financing process, integrate digital payment systems, and enable real- time monitoring of fund flows and financial reporting.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 473, "width": 193, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Education, Financing, Management", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 254, "width": 136, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received: 19 November 2023 Revised: 2 December 2024 Published: 16 February 2024", "type": "Text" }, { "left": 396, "top": 498, "width": 123, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2024, The Author(s).", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 515, "width": 444, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite: Amanati, P., Mukhlisa, A. S., & Suharyat, Y. (2024). MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN UNTUK", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 526, "width": 444, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN. NUSRA: Jurnal Penelitian Dan Ilmu Pendidikan , 5 (1), 11–21. https://doi.org/10.55681/nusra.v5i1.1828", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 746, "width": 394, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 12", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LATAR BELAKANG", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 216, "height": 217, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan adalah kunci untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas tinggi. Oleh karena itu, proses dan produk pendidikan yang berkualitas tinggi diperlukan untuk mencapai hal tersebut. Dalam upaya memikul tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan, beberapa entitas, termasuk pemerintah, manajemen pendidikan, pemangku kepentingan, dan lainnya, berusaha untuk bekerja sama. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, upaya kolektif mereka harus dikoordinasikan (Mesiono & Haidir, 2021, p. 62).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 216, "height": 249, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan unsur mendasar dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan. Sejak bayi hingga dewasa, semua manusia mengambil bagian dalam pembelajaran terstruktur dan tidak terstruktur. Mereka dianggap lebih berharga ketika sikap, perilaku, wawasan, bakat, pengetahuan, dan keterampilan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor dan disiplin ilmu. Pendidikan dapat memberikan pengetahuan baru dan meningkatkan karakter moral individu. Pada kenyataannya, setiap orang, terlepas dari kemakmuran atau kemelaratan, berhak mendapatkan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 216, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan bakat, keinginan, dan akses terhadap kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, mereka berhak atas hak istimewa ini. Namun, pada kenyataannya, pendidikan Indonesia terus menghadapi beberapa tantangan yang signifikan yang membutuhkan penyelesaian oleh pemerintah, pengelola madrasah, dan masyarakat luas. Penyelesaian tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa sistem pendidikan di negara ini sesuai", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 94, "width": 216, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan kewajiban hukum (Masditou, 2017, p. 120).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 126, "width": 216, "height": 312, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah telah menetapkan delapan kriteria untuk menentukan kualitas pendidikan, salah satunya adalah persyaratan keuangan untuk pendidikan. Pengelolaan keuangan madrasah/sekolah terkait erat dengan manajemen. Manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang dapat didefinisikan sebagai pendekatan sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan melalui tahap implementasi, pengawasan, evaluasi, dan perencanaan. Karena uang dan Pembiayaan secara signifikan mempengaruhi proses pembelajaran, maka sangat penting untuk menerapkan tata kelola keuangan yang baik selama pelaksanaan pendidikan. manajemen keuangan ini selanjutnya akan disebut sebagai pembiayaan atau manajemen pembiayaan (Masditou, 2017: 121).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 443, "width": 216, "height": 313, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses belajar mengajar di institusi pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya pengeluaran, mengingat peran penting yang diemban oleh pembiayaan pendidikan dalam disiplin ilmu tersebut. Untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan, oleh karena itu, pembiayaan pendidikan harus dikelola secara efektif dan efisien. Pembiayaan merupakan elemen penting dalam administrasi pendidikan dan memiliki kapasitas untuk mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program. Peran mendasar yang dipenuhi oleh sumber daya keuangan dalam dunia pendidikan akan selalu terkait erat dengan peran tata kelola administrasi dalam kerangka Pembiayaan sekolah. Tugas-tugas manajemen seperti pengorganisasian, pengawasan, perencanaan, dan mobilisasi dapat dilakukan untuk mencapai manajemen sebagai proses", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 13", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 89, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengorganisasian,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 215, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengelolaan, dan pengorganisasian (Indarti et al., 2022: 3).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 218, "height": 312, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembiayaan merupakan departemen pendukung dalam sebagian besar organisasi dan perusahaan. Pembiayaan berfungsi sebagai instrumen atau layanan yang mendukung upaya utama, yaitu pelaksanaan pendidikan dan proses pendidikan yang efektif. Fungsi ini mendukung tugas pengorganisasian umum dan pembiayaan pendidikan. Pembiayaan operasional lembaga pendidikan berfungsi untuk memastikan bahwa entitas pendidikan beroperasi secara konsisten dan sesuai dengan standar pendidikan nasional. Sekolah harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang peran penting yang dimainkan oleh pembiayaan dalam proses pendidikan agar dapat mengelola keuangan mereka secara efektif dengan menggunakan managemen pembiayaan pendidikan (Mushthofa et al., 2022: 46).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 430, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen pembiayaan pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 215, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan komponen penting dalam", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 462, "width": 216, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "operasional institusi pendidikan. Pendidikan strategis tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan keuangan yang memedai Sariakin. (2023). Administrasi keuangan dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 216, "height": 233, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembiayaan pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa institusi pendidikan memiliki sarana untuk melakukan berbagai kegiatan pendidikan, sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensinya. Di tengah persaingan dan globalisasi yang semakin ketat, lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan manajemen sumber daya yang optimal untuk memenuhi tuntutan siswa dan menjamin hasil pembelajaran yang luar biasa. Oleh karena itu, administrasi lembaga pendidikan harus melakukan pendekatan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan dengan cermat (Muhajir et al., 2023: 4685).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 376, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejumlah elemen berkontribusi terhadap keberhasilan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan, seperti alokasi sumber daya secara efektif, akumulasi dan pengelolaan dana secara efisien, dan evaluasi kinerja dengan standar yang tinggi. Manajer lembaga pendidikan harus mahir dalam mengalokasikan dan mendistribusikan dana dan sumber daya agar lembaga tersebut dapat mencapai tujuannya. Teknologi memiliki peran penting dalam administrasi keuangan dan Pembiayaan pendidikan di era digital saat ini. Kemajuan teknologi memberi administrator lembaga pendidikan kemampuan untuk memanfaatkan berbagai aplikasi dan sistem informasi untuk mengoptimalkan pengumpulan pendapatan, administrasi, dan evaluasi kinerja. Namun, administrator lembaga pendidikan harus memiliki pengetahuan tentang teknologi yang digunakan dan memastikan bahwa teknologi tersebut memberikan manfaat maksimal (Muhajir et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 462, "width": 216, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat dua rumusan masalah yang dapat diajukan terkait dengan pembiayaan pendidikan di Indonesia:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 539, "width": 198, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bagaimanakah menajemen pembiayan pendidikan yang efektif dan efisien dalam institusi pendidikan untuk untuk", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 603, "width": 173, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkatkan kualitas pendidikan?", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 619, "width": 198, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bagaimana perkembangan teknologi digital saat ini dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembiayaan pendidikan?", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 682, "width": 216, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan permasalahan diatas maka, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis dua hal berikut:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 742, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Menajemen pembiayan pendidikan yang efektif dan efisien dalam", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 14", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 81, "width": 198, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan 2. Perkembangan teknologi digital saat ini dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembiayaan pendidikan.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 216, "height": 297, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif mengacu pada bidang studi yang terutama menggunakan model deduktif- induktif. Pendekatan ini menyimpang dari kerangka kerja teoretis, bergantung pada pendapat para ahli, dan beroperasi berdasarkan pemahaman pengalaman peneliti. Setelah itu, komponen-komponen tersebut di atas disempurnakan menjadi isu- isu yang disertai dengan resolusi yang diusulkan, yang kemudian disajikan untuk divalidasi melalui pembuktian data empiris dalam laporan (Marihot et al., 2022: 254). Di sisi lain, para peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif untuk menemukan teori atau informasi yang berkaitan dengan studi pada periode tertentu (Mukhtar, 2013: 10).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 512, "width": 216, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan definisi dari metode penelitian kualitaif dan metode penelitian kualitatif deskriptif diatas maka, penelitian ini akan mendeksripsikan menajemen pembiayan pendidikan yang efektif dan efisien dalam institusi pendidikan untuk untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan perkembangan teknologi digital saat ini yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembiayaan pendidikan saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 682, "width": 216, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder dan diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah mengulas topik yang sama. Data akan diperoleh melalui studi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pustaka terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya, data tersebut akan dianalisis secara kualitatif dengan menerapkan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, untuk menggali wawasan yang mendalam dan menyusun informasi yang relevan dalam konteks penelitian saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 220, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 246, "width": 215, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Menajemen Pembiayan Pendidikan yang Efektif dan Efisien dalam", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 278, "width": 188, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Institusi Pendidikan untuk", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 293, "width": 186, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meningkatkan Kualitas Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 317, "width": 209, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengelola keuangan pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan standar sekolah sangatlah penting; oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan efisiensi maksimum dalam pengendalian pengeluaran pendidikan. Oleh karena itu, pertimbangan harus diberikan pada periode administrasi pendanaan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 444, "width": 209, "height": 313, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mencapai standar keunggulan akademis yang diinginkan merupakan tujuan mendasar dari manajemen pendanaan pendidikan. Sangatlah penting untuk menganalisis gagasan tentang kebutuhan mendasar yang membedakan pendidikan berkualitas tinggi dari pendidikan berkualitas rendah untuk memastikan kualitas pendidikan. Selain dari perspektif proses dan produk, kualitas dapat dievaluasi dari sudut pandang internal dan kesesuaian/kecocokan untuk sampai pada kesimpulan ini. Dalam hal prosedur, kualitas menandakan keefektifan, ketepatan, dan produktivitas dari setiap unsur atau aspek yang tergabung dalam proses pendidikan. Sebagai contoh, sebuah sekolah yang terletak di daerah kumuh dan sekolah lain yang beroperasi di daerah yang makmur mungkin menerima calon", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 15", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 81, "width": 209, "height": 265, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa yang sama. Namun, pengalaman pendidikan di daerah yang makmur akan jauh lebih unggul daripada di daerah kumuh karena perbedaan dalam kredensial pengajar, keadaan fasilitas infrastruktur, dan pendekatan untuk mengelola lingkungan belajar. Administrasi yang unggul akan memastikan ketepatan, ketekunan, dan keefektifan yang lebih besar, yang pada akhirnya akan menghasilkan standar pendidikan yang lebih tinggi di daerah yang memiliki hak istimewa. Tak pelak lagi, keunggulan proses pendidikan akan menghasilkan konsekuensi yang unik. Akibatnya, kualitas lulusannya akan ditentukan oleh kualitas prosesnya (Rahman, 2017, p. 97).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 351, "width": 209, "height": 328, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan contoh dari berbagai komponen yang diperlukan untuk berfungsi. Pendidikan dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor: (1) faktor kegiatan pendidikan, yang meliputi unsur-unsur pengembangan kurikulum, implementasi, dan evaluasi; (2) faktor sumber daya, yang terdiri dari sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pendidikan; dan (3) faktor lingkungan, yang meliputi masalah sosial, politik, ekonomi, dan keamanan. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, setiap komponen dari proses pendidikan beroperasi secara sinkron dengan yang lainnya. Sistem pendidikan yang terorganisir merupakan hasil dari interaksi berbagai komponen yang memfasilitasi pencapaian output pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 684, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Rahman, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 700, "width": 209, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Administrasi yang efektif dari institusi akademik merupakan hal yang paling penting. Sistem yang diperebutkan terdiri dari beberapa komponen yang saling", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 81, "width": 209, "height": 424, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berhubungan, seperti personel, fasilitas, materi akademik, dan instrumen yang digunakan untuk membentuk dan mengubah perilaku siswa. Di antara banyak komponen yang harus berkolaborasi untuk berkontribusi pada produksi pendidikan dengan cara yang paling efektif, biaya adalah faktor pendorong. Hal ini menyiratkan bahwa pendanaan diperlukan agar komponen- komponen tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, pendanaan pendidikan dianggap sebagai komponen penting dalam proses perencanaan pendidikan, karena hal ini menentukan apakah suatu rancangan tertentu dapat dilaksanakan atau tidak. Untuk memaksimalkan efektivitas sumber daya yang terbatas yang dialokasikan untuk pendidikan, setiap administrator harus memikul tanggung jawab atas pelaksanaannya. Alokasi sumber daya ini terutama dimotivasi oleh penganggaran, di mana kesulitannya terletak pada penentuan berapa banyak yang harus dibelanjakan untuk membiayai berbagai kegiatan yang pada akhirnya melayani tujuan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 509, "width": 209, "height": 233, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterbatasan anggaran akan membatasi kapasitas pengembangan sumber daya manusia dan investasi, sehingga manajemen pendidikan harus difokuskan kembali pada inisiatif yang penting dan secara langsung berkontribusi pada kemajuan bangsa. Proses melihat, menghitung, dan memilih solusi yang sangat strategis yang secara efektif menangani masalah pembangunan utama. Hal ini berarti bahwa pemilihan program pendidikan harus secara efektif memenuhi kebutuhan seluruh bangsa, dengan penekanan khusus pada program-program yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 16", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 81, "width": 209, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tantangan sosial yang terkait dengan pembangunan bangsa (Rahman, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 113, "width": 209, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendanaan pendidikan dianggap sebagai investasi dalam sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia adalah tujuan dari investasi ini dengan tujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Tentu saja, karena ini adalah investasi, diharapkan bahwa setelah proses pendidikan selesai, dana tersebut akan memberikan manfaat finansial tidak hanya bagi individu yang berkontribusi tetapi juga bagi masyarakat luas. Meskipun secara luas diakui bahwa mengalokasikan sumber daya untuk pendidikan akan menghasilkan manfaat non-ekonomi termasuk kemajuan sosial, budaya, dan politik, ada juga manfaat moneter yang perlu dipertimbangkan (Munir, 2013, p. 225).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 408, "width": 209, "height": 281, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian telah menunjukkan bahwa mengalokasikan sumber daya untuk pendidikan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia secara substansial dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Data dari berbagai negara membuktikan adanya keuntungan ekonomi yang besar yang dapat diperoleh dari investasi di bidang pendidikan. Dengan menganggapnya sebagai investasi, hal ini menandakan bahwa semua usaha pendidikan akan secara konsisten menilai jumlah output yang diperlukan, bentuk output yang diinginkan, dan biaya yang terkait dengan pencapaiannya. Dimensi hasil dan masukan menggarisbawahi pentingnya administrasi pendidikan untuk memilih perbandingan yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 694, "width": 209, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alokasi dana negara untuk pendidikan berfungsi sebagai indikator kepentingan relatif dari berbagai sektor, selain investasi negara dan pengeluaran sumber daya manusia. Anggaran negara", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 81, "width": 209, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "telah mengalokasikan 20% dari total biaya pendidikan sejak tahun 2009, yang menggambarkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan sumber daya masyarakat melalui pendidikan. Meskipun demikian, pendekatan strategis ini tidak akan secara signifikan meningkatkan standar pendidikan jika administrasi pengeluaran ini dari tingkat pusat ke tingkat satuan pendidikan tidak dijalankan secara efektif (Idris, 2010, p. 95).", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 255, "width": 173, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan kualitas menekankan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 271, "width": 209, "height": 424, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pentingnya biaya dengan mempertimbangkan pengeluaran pendidikan sebagai tempat di mana setiap upaya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dipusatkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran digunakan sebagai metrik untuk mengevaluasi kualitas pendidikan, yang mencerminkan hasil dari prosedur yang didanai oleh uang. Perumusan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan dan melaksanakan kegiatan harus dipengaruhi oleh rencana keuangan dan pemanfaatan sumber daya. Selalu mengupayakan keselarasan antara rencana kegiatan dan rencana biaya selama tahap implementasi, dengan mempertimbangkan biaya yang sebenarnya dikeluarkan dalam memanfaatkan sumber dana untuk melaksanakan implementasi kegiatan. Diharapkan bahwa tujuan pendidikan akan tercapai melalui pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan strategis yang efektif. Dengan kata lain, biaya menjadi kriteria atau penentu utama dalam proses penentuan kegiatan dan hasil pendidikan (Djuwairiyah et al., 2021: 91).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 700, "width": 209, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam korelasi antara efektivitas pembiayaan pendidikan dan kualitas pendidikan, kapasitas untuk memanfaatkan anggaran pendidikan merupakan salah satu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 17", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 81, "width": 209, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "faktor penentu yang mempengaruhi relevansi dan kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sistem pendidikan dapat berkembang sebagai hasil dari elemen ini, yang mencakup pendanaan yang cukup untuk sumber daya instruksional seperti laboratorium, perpustakaan, dan alat pembelajaran yang memfasilitasi penguasaan pengetahuan yang cepat, gaji yang memadai untuk staf pengajar dan staf, dan pasokan buku yang cukup (Rahman, 2017: 100).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 215, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Perkembangan Teknologi Digital Saat ini dapat Dimanfaatkan Secara", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 315, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Optimal dalam Pembiayaan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 331, "width": 62, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 355, "width": 209, "height": 408, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen pembiayaan berarti suatu proses kegiatan mengatur berkaitan dengan keuangan. Teknologi Informasi (IT) Merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengelola data (Ardiyanto, 2021, p. 5). Kemajuan teknologi informasi memiliki pengaruh yang besar terhadap implementasi sistem manajemen keuangan pendidikan, yang menyediakan data yang tepat waktu dan tepat guna untuk tujuan perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen umum dan manajemen keuangan. Menurut Jones, manajemen keuangan terdiri dari elemen-elemen berikut ini: 1) Perencanaan keuangan, yang memerlukan alokasi sistematis dari semua sumber daya yang dapat diakses untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara yang tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan; 2) Eksekusi, yang mencakup tindakan yang dilakukan sesuai dengan strategi yang telah dirancang; 3) Evaluasi-Prosedur untuk memastikan apakah tujuan telah tercapai atau belum (Widodo et al., 2023: 146).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 81, "width": 209, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karena komunikasi dan evolusi teknologi informasi saling terkait erat, spesialis komunikasi juga harus mempelajari ilmu komputer. Teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting di Indonesia, terutama ketika mengevaluasi keadaan pembangunan bangsa saat ini dan potensi di masa depan. Integrasi teknologi dan komunikasi telah menjadi aspek yang tidak dapat dipisahkan di era kemajuan teknologi yang pesat ini (Widodo et al., 2023: 147).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 271, "width": 209, "height": 392, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para profesional manajemen keuangan yang memiliki dasar dalam ilmu komputer lebih siap untuk mengelola keuangan lembaga akademik dan bisnis melalui penggunaan perangkat lunak dan sistem informasi yang canggih. Hal ini akan memudahkan pengambilan keputusan yang lebih baik melalui dukungan dalam pengumpulan, penilaian, dan analisis informasi keuangan yang akurat. Dalam bidang manajemen keuangan pendidikan, pemahaman yang komprehensif tentang teknologi informasi juga sangat penting untuk pengembangan dan pelaksanaan sistem pembayaran, pelaporan keuangan, dan pengelolaan keuangan pendidikan. Teknologi informasi memungkinkan kita untuk menilai sejauh mana kemajuan Indonesia dan prospek masa depannya di bidang manajemen keuangan. Selain itu, teknologi informasi juga memungkinkan kita untuk secara substansial meningkatkan transparansi dan efektivitas administrasi keuangan di berbagai industri, termasuk pendidikan (Widodo et al., 2023: 147).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 668, "width": 209, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemajuan teknologi informasi memiliki konsekuensi yang menguntungkan dan merugikan. Bergantung pada penerapannya,", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 731, "width": 209, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keuntungan dari kemajuan teknologi informasi kontemporer dapat memfasilitasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 18", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 81, "width": 208, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengambilan dan pemrosesan data.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 97, "width": 209, "height": 154, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen keuangan dan teknologi informasi terkait erat. Jelas, hal ini tidak akan terbayangkan tanpa teknologi informasi yang handal, mengingat ratusan, bahkan jutaan peristiwa terjadi hampir setiap hari. Terlebih lagi, sejumlah penyedia layanan keuangan menggunakan pendekatan layanan yang cepat dan responsif dan dibangun di atas teknologi informasi (Muthmainnah et al., 2021, p. 2).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 255, "width": 209, "height": 503, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengakses kebutuhan hidup sehari-hari, gaya hidup milenial, dan perluasan peradaban global di berbagai wilayah difasilitasi oleh teknologi. Era digital dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan meluasnya penggunaan alat informasi dan komunikasi digital. Perkembangan teknologi mendukung dan memperkaya pertukaran budaya internasional. Selain itu, kapasitas untuk mengembangkan instrumen teknologi berfungsi sebagai metrik untuk mengukur kemajuan peradaban di milenium baru. Lebih jauh lagi, hal ini merupakan kontributor terhadap transformasi budaya, perubahan paradigma dalam pemikiran manusia, dan meningkatnya ketidakfleksibelan struktur manajerial administrasi nasional. Tuntutan hidup yang serba cepat, gaya hidup milenial, dan perluasan peradaban global dapat dengan mudah diakses dari lokasi mana pun di dunia berkat kemajuan teknologi. Definisi alternatif dari era digital adalah kondisi di mana informasi dan komunikasi dilakukan melalui teknologi digital. Mengingat era digital saat ini, sudah menjadi keharusan bagi lembaga pendidikan, siswa, dan pendidik untuk \"merasakan\" atau mendukung instruksi berbasis teknologi digital. Hasilnya tidak mengejutkan: hampir", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 81, "width": 209, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semua pemangku kepentingan di sektor pendidikan menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap kesulitan yang ditimbulkan oleh strategi inovatif yang berorientasi pada keadaan darurat ini (Widodo et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 176, "width": 209, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen keuangan pendidikan yang terdigitalisasi memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan perencanaan keuangan sektor pendidikan. Untuk mengoptimalkan sumber daya keuangan yang terbatas, lembaga pendidikan dapat meningkatkan kualitas pengajaran, memajukan pembangunan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 303, "width": 209, "height": 217, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkelanjutan, dan mengoptimalkan penerapan teknologi digital yang sesuai dengan tetap mempertahankan proses manajemen keuangan yang sistematis. Pendidik sekolah dasar dapat menggunakan laptop atau komputer pribadi, CD pembelajaran, LCD, internet, email, dan perangkat lunak presentasi seperti PowerPoint sebagai sumber daya pembelajaran berbasis digital. Media-media ini dapat digunakan baik di dalam maupun di luar kelas untuk melengkapi pengajaran (Widodo et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 525, "width": 209, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komponen keuangan dioptimalkan dan dikelola dengan bantuan teknologi digital dalam lingkungan pendidikan. Manajemen keuangan dalam pendidikan berbasis digital adalah istilah untuk hal ini. Pengaruh teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap evolusi manajemen keuangan di sektor pendidikan selama era digital sangat besar. Manajemen keuangan digital untuk pendidikan memberikan banyak keuntungan. Salah satu keuntungan utama dari teknologi digital adalah kemampuannya untuk merampingkan dan mengoptimalkan proses manajemen keuangan. Dengan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 19", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 81, "width": 209, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan perangkat lunak atau aplikasi khusus, lembaga pendidikan dapat mengotomatiskan proses keuangan seperti manajemen anggaran, pemantauan arus kas, pembuatan laporan keuangan, dan pemrosesan data transaksi (Widodo et al., 2023: 157).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 192, "width": 209, "height": 297, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, manajemen pembiayaan digital memiliki kemampuan untuk mengakses data keuangan secara real-time melalui sistem manajemen keuangan mereka. Dengan menggunakan sistem yang terhubung secara online, pihak-pihak terkait, seperti manajer keuangan, pimpinan institusi, dan pemangku kepentingan lainnya, dapat dengan mudah mengakses dan melacak informasi keuangan terkini. Hal ini meningkatkan efisiensi dan akurasi alokasi sumber daya keuangan. Selain itu, administrasi keuangan untuk pendidikan yang dimediasi secara digital dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Memanfaatkan sistem komputerisasi dapat meningkatkan dokumentasi pengawasan dan pencatatan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 494, "width": 209, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dana secara sistematis dan komprehensif. Data keuangan yang dapat diaudit dan diverifikasi", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 525, "width": 209, "height": 217, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyalahgunaan keuangan. Selain itu, pendidikan manajemen keuangan digital dapat memfasilitasi perencanaan keuangan yang lebih efektif. Institusi pendidikan memiliki kapasitas untuk menghasilkan strategi menghasilkan pendapatan yang praktis, melakukan analisis sensitivitas, dan merumuskan proyeksi keuangan jangka panjang melalui pemanfaatan simulasi keuangan dan perangkat lunak perencanaan anggaran (Widodo et al., 2023: 157).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 81, "width": 209, "height": 376, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemantauan atau pelaporan kinerja keuangan secara digital, administrasi hibah atau kontribusi secara online, dan pembayaran secara digital merupakan aspek-aspek dari manajemen keuangan pendidikan berbasis digital di era digital. Tujuan dari masing-masing aspek tersebut adalah untuk meningkatkan efektivitas, transparansi, dan keterlibatan manajemen keuangan dalam hal pendidikan. Manajemen keuangan yang terdigitalisasi berpotensi memberikan manfaat yang signifikan bagi sektor pendidikan dalam berbagai aspek, termasuk efisiensi, akuntabilitas, dan perencanaan keuangan. Untuk mengoptimalkan sumber daya keuangan yang terbatas, mendorong pembangunan berkelanjutan, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mengoptimalkan operasi mereka, lembaga pendidikan dapat menerapkan teknologi digital yang sesuai dan membuat prosedur manajemen keuangan yang sistematis (Widodo et al., 2023: 157).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 474, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 500, "width": 216, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien dalam institusi pendidikan adalah kunci untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas. Pengelolaan sumber daya keuangan pendidikan harus memperhatikan tahapan yang esensial, karena pembiayaan pendidikan dianggap sebagai investasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Dalam konteks ini, efektivitas dan efisiensi pengelolaan biaya pendidikan sangat penting untuk memaksimalkan hasil pendidikan. Manajemen pembiayaan yang baik harus mengintegrasikan berbagai faktor, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan, alokasi sumber", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 20", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 216, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "daya, pengelolaan dana, serta pemanfaatan teknologi dan perangkat pendukung.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 216, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan cara ini, institusi pendidikan dapat mencapai mutu pendidikan yang diharapkan, memastikan bahwa investasi dalam pendidikan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi individu dan masyarakat, serta meningkatkan produktivitas pendidikan secara keseluruhan. Perkembangan teknologi digital saat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 255, "width": 216, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ini membuka peluang besar untuk memanfaatkan sistem pembiayaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 216, "height": 297, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendidikan secara optimal. Dengan adopsi teknologi informasi dan komunikasi, institusi pendidikan dapat mengotomatisasi proses pembiayaan, mengintegrasikan sistem pembayaran digital, serta memungkinkan pemantauan real-time terhadap aliran dana dan pelaporan keuangan. Hal ini meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya keuangan pendidikan, memberikan kesempatan untuk merencanakan anggaran secara lebih efektif, dan mengidentifikasi strategi penghematan atau peningkatan pendapatan yang dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Dalam era digital, teknologi menjadi alat yang kuat untuk mendukung pembiayaan pendidikan yang lebih canggih dan terstruktur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 109, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 216, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ardiyanto, A. D. (2021). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis IT Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang Tahun Anggaran 2020 . IAIN Jember Djuwairiyah, Muqit, A., & Listiana, H. (2021). Manajemen Pembiayaan Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Journal Multicultural of Islamic Education , 4 (2), 81–92.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Idris, R. (2010). APBN Pendidikan dan", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 95, "width": 173, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahalnya Biaya Pendidikan. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan , 13 (1), 92–110. https://doi.org/10.24252/lp.2010v1 3n1a7", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 177, "width": 216, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indarti, S., Kosmalinda, & Sayyidah, E. (2022). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Unisan Journal , 01 (03), 362–370. Marihot, Y., Sari, S., & Endang, A. (2022). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif . CV. Pustaka Ilmu Group.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 302, "width": 216, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masditou. (2017). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan yang Bermutu. Jurnal ANSIRU PAI , 1 (2), h. 130.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 357, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mesiono, M., & Haidir, H. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 371, "width": 174, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan (Analisis Konsep dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan). Hikmah , 17 (2), 61–73. https://doi.org/10.53802/hikmah.v", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 453, "width": 39, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17i2.88", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 467, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhajir, N. M. N., Bachtiar, M., & Fauzi, A.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 481, "width": 174, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2023). Pentingnya Manajemen Pembiayaan dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling ,", "type": "List item" }, { "left": 354, "top": 522, "width": 72, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 , 4684–4689.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 536, "width": 216, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif . GP Press Grup.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 578, "width": 216, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munir, A. (2013). Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jurnal At-Ta’dib , 2 (8).", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 619, "width": 170, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.17509/manajerial", "type": "List item" }, { "left": 354, "top": 633, "width": 60, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".v2i2.16466", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 647, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mushthofa, A., Munastiwi, E., & Dinana, A.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 660, "width": 173, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2022). Manajemen pembiayaan pendidikan berbasis bebas sumbangan pembinaan pendidikan. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan , 10 (1), 64–76. https://doi.org/10.21831/jamp.v10i 1.46994", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 757, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muthmainnah, M., Safwandi, S., Jannah, M.,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 228, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 375, "top": 42, "width": 148, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Issue 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 249, "top": 781, "width": 275, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pembiayaan Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu ... − Putri Amanati 21", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 81, "width": 173, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& Ilhadi, V. (2021). Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit 5 Proses Dss03 Dan Mea01 Di Universitas X. Sisfo: Jurnal Ilmiah Sistem Informasi , 5 (1), 1–12. https://doi.org/10.29103/sisfo.v5i1. 4848", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 215, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahman, A. (2017). Efisien dalam", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 205, "width": 173, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembiayaan Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Jurnal Eklektika , 5 (2),", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 456, "height": 204, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87–103. Sariakin. (2023). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta Ar-Risalah Krueng Sabee Aceh Jaya. NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan, 4(3), 571-586. https://doi.org/10.55681/nusra.v4i3 .1293.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 164, "width": 216, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widodo, T., Muhammad, I., Darmayanti, R., Nursaid, N., & Amany, D. A. L. (2023). Manajemen keuangan pendidikan berbasis digital: Sebuah kajian pustaka. Indonesian Journal of Educational Management and Leadership , 1 (2), 146–167. https://doi.org/10.51214/ijemal.v1i 2.548", "type": "Table" } ]
64e5d6c4-7e4d-6376-2509-86635769d343
https://jurnal.uns.ac.id/region/article/download/21158/16692
[ { "left": 225, "top": 57, "width": 121, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 1858-4837 E-ISSN: 2598-019X Volume 13, Nomor 2 (2018), https://jurnal.uns.ac.id/region", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 119, "width": 396, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau", "type": "Section header" }, { "left": 155, "top": 152, "width": 294, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Setiap Dominasi Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Kota Surakarta )", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 208, "width": 406, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Factors Influencing the Availability of the Green Open Space in every Land Use Domination (Case Study: Surakarta City)", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 257, "width": 391, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih a , Rufia Andisetyana Putri b , Erma Fitria Rini c", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 283, "width": 423, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret b Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret c Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret * Corresponding author’s email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 357, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 370, "width": 402, "height": 258, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah Kota Surakarta berupaya meminimalisir emisi dengan penyediaan ruang terbuka hijau. Kondisi eksisting RTH publik sebesar 12.74% dari luas Kota Surakarta, angka tersebut menggambarkan bahwa ruang terbuka hijau eksisting di Kota Surakarta belum dapat memenuhi standar RTH publik 20%. Selain itu, menurut Permen PU No 5 Tahun 2008 menjelaskan bahwa RTH pada karakteristik guna lahan yang berbeda, maka arahan RTH juga berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di kota surakarta. Faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta, yaitu ketersediaan anggaran, alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang, implementasi rencana kerja terkait RTH, penghargaan dalam program penghijauan, pelaksana program, partisipasi masyarakat, pengaruh tokoh masyarakat, keberadaan komunitas hijau, daya serap pohon terhadap CO2, ketersediaan lahan, nilai lahan, dan pengawasan pengendalian tata guna lahan. Analisis AHP digunakan untuk mengetahui tingkatan faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan setiap dominasi penggunaan lahan industri, perumahan, perdagangan jasa, perlindungan setempat, dan ruang terbuka memiliki faktor prioritas yang berbeda- beda. Faktor utama yang paling berpengaruh di zona industri adalah pengawasan pengendalian tata guna lahan, zona perumahan dan perdagangan jasa adalah alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang, zona perlindungan setempat adalah ketersediaan anggaran, sedangkan zona ruang terbuka adalah daya serap pohon terhadap CO2.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 639, "width": 331, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: ketersediaan, faktor, penggunaan lahan, ruang terbuka hijau", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 42, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 400, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surakarta City Government seeks to minimize emissions by providing green open space. The condition of existing public green space amounted to 12.74% of the Surakarta City, this figure illustrates that the existing green open space in Surakarta cannot meet the public green space standard 20%. In addition, according to Minister of Public Works Decree No. 5 Year 2008 explained that green space on different land use characteristics, the direction of green space is also different. The purpose of this study is to determine", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 400, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the factors that influence the availability of green open spaces in every land use domination in Surakarta city. The factors affecting the availability of green open spaces in every land use domination in Surakarta City, i.e. budget availability, green open space allocation in spatial planning, implementation of RTH related work plans, awards in reforestation programs, program implementers, community participation, communities, the existence of green communities, the absorption of trees on CO 2 , land availability, land values, and monitoring of land use controls. AHP analysis was used to determine the level of factors that affect the availability of green open space. The results show that every land use domination of industrial land, housing, trade in services, local protection, and open space have different priority factors. The most influential factor for the industrial zone is the control of land use, for housing zones and trade in services is allocation of green open space in spatial planning, for local protection zones is the availability of budget, while for the local protection zone is the absorption of trees towards CO 2 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 263, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: availability, factor, land use, green open space", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 103, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 449, "height": 303, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan penduduk yang tinggi di Kota Surakarta menghasilkan emisi yang tinggi. Total emisi Kota Surakarta dari berbagai sektor menurut DLH Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 1.383.284 ton CO2e. Pemerintah Kota Surakarta berupaya meminimalisir emisi dengan penyediaan Ruang Terbuka Hijau. Menurut DLH Kota Surakarta tahun 2015, kondisi eksisting RTH publik sebesar 12.74% dari luas Kota Surakarta, angka tersebut menggambarkan bahwa ruang terbuka hijau eksisting di Kota Surakarta belum dapat memenuhi standar RTH publik 20% menurut UU No 26 Tahun 2007. Selain itu, menurut Permen PU No 5 Tahun 2008 menjelaskan bahwa RTH pada karakteristik guna lahan yang berbeda, maka arahan RTH juga berbeda dan pada kondisi eksisting karakteristik RTH di guna lahan perdagangan jasa adalah berupa jalur hijau dengan tanaman keras, sedangkan guna lahan sempadan sungai karakteristik RTH berupa jalan inspeksi dan jalur hijau dengan tanaman yang tidak keras. Hal ini menggambarkan bahwa penyediaan RTH di Kota Surakarta untuk dominasi penggunaan lahan yang berbeda maka penyediaan RTH juga berbeda. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 128, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 125, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Penggunaan Lahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 265, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.1 Pengertian Lahan dan Penggunaan Lahan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 449, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lahan adalah satu kesatuan wilayah daratan yang memiliki ciri mencakup semua karakter yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, tumbuhan, hidrologi, dan populasi tumbuhan dan hewan, baik yang permanen maupun yang bersifat mendaur, serta kegiatan manusia diatasnya, sehingga lahan memiliki ciri alami dan budaya. (Notohadiprawiro 1996 dalam Yuwono, 2009). Sedangkan penggunaan lahan", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan suatu bidang lahan yang berhubungan dengan kegiatan manusia (Lillesand dan Kiefer, 1993 dalam Sajow,2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 173, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.2 Jenis Penggunaan Lahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 452, "height": 303, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sadyohutomo dalam Tampi et al. (2015) mengklasifikasikan penggunaan lahan terdiri dari perumahan perdagangan, industri, jasa , taman, perairan, dan lahan kosong. Sedangkan menurut Hartshorne (1980) dalam Sajow (2015) penggunaan lahan terdiri dari Industri, permukiman, komersial, rekreasi, pendidikan dan jalan. Sedangkan menurut Malingreau (1982) dalam Sabngiarso (2008) jenis penggunaan lahan yaitu terdiri dari perairan, daerah bervegetasi, daerah tak bervegetasi, dan permukiman serta lahan bukan pertanian. Sedangkan Chapin dan Kaise (1979) dalam Marno (2016) menjelaskan bahwa lahan dapat terbagi menjadi industri, perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, ruang terbuka, perairan, pertanian, rekreasi, transportasi, kuburan, perkebunan, dan pertambangan. Sedangkan menurut SNI 7654- 2010, lahan diklasifikasikan menjadi permukiman dan lahan bukan pertanian yang berkaitan, daerah bukan pertanian, lahan terbuka, perairan, dan daerah pertanian.Terakhir dalam Permen PU no 20 Tahun 2011, penggunaan lahan terdiri dari industri, perdagangan jasa, perumahan, perlindungan setempat, ruang terbuka, perkantoran, zona peruntukkan lainnya, zona peruntukkan khusus, dan sarana pelayanan umum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 449, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan teori- teori tersebut dapat disimpukan bahwa jenis penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri, perumahan, perdagangan jasa, perlindungan setempat, dan ruang terbuka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 407, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.3 Karakteristik Ruang Terbuka Hijau untuk setiap Penggunaan Lahan 2.1.3.1Industri", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 449, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Permen Perindustrian No 35 Tahun 2010, karakteristik RTH untuk kawasan industri dapat berupa jalur hijau (Green Belt)dan taman. Menurut Purnomohadi (2002), jalur hijau yang mengelilingi kawasan industri (lebar 50m) dapat menurunkan polusi SO2 sebesar 70% dan NO2 67%. Sedangkan menurut RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031, KDH industri sebesar 30% dari luas zona industri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 449, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan teori- teori tersebut dapat disimpukan bahwa karakteristik RTH pada guna lahan industri adalah memiliki KDH sebesar 30% dari luas zona industri dan RTH dapat berupa jalur hijau (Green Belt) dan taman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 102, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.3.2Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 449, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Permen PU No 5 Tahun 2008, pekarangan rumah harus memiliki minimal pohon, semak, perdu dan rumput. Sedangkan menurut SNI-03-1733-2004", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingkungan perumahan harus menyediakan taman RT 250m2 untuk penduduk 250jiwa, Lingkungan perumahan harus menyediakan taman RW 1250 m2 untuk penduduk 2500jiwa, Lingkungan perumahan harus menyediakan taman Kelurahan 9000 m2 untuk penduduk 30000jiwa, Lingkungan perumahan harus menyediakan taman Kecamatan 24000 m2 untuk penduduk 120000 jiwa, Penyediaan jalur hijau 15m2/ penduduk yang menyebar. Sehingga dapat disimpukan bahwa karakteristik RTH pada guna lahan perumahan adalah pekarangan rumah harus memiliki minimal pohon, semak, perdu dan rumput, ketersediaan taman RT, ketersediaan taman RW, ketersediaan taman kelurahan, ketersediaan taman kecamatan, dan ketersediaan jalur hijau.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 159, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.3.3Perdagangan dan jasa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 449, "height": 207, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanti (2015) menjelaskan bahwa halaman hijau perdagangan (pertokoan rumah makan) merupakan bentuk dari RTH privat. Sedangkan menurut Permen PU no 5 Tahun 2008, penyediaan RTH pada kawasan perdagangan dan jasa diarahkan sebagai berikut : untuk KDB lebih dari 90% maka RTH dalam bentuk taman atap bangunan, untuk bangunan yang memiliki KDB 70-90% perlu menambahkan tanaman dalam pot, untuk KDB yang lebih dari 70% minimal memiliki dua pohon kecil atau sedang yang ditanam di lahan atau di pot dengan ukuran diameter 60 cm, dan untuk KDB di bawah 70% berlaku persyaratan RTH untuk pekarangan perumahan. Sehingga dapat sintesis karakteristik RTH pada guna lahan perdagangan jasa adalah ketersediaan taman atap bangunan, ketersediaan tanaman dalam pot, serta ketersediaan dua pohon kecil atau sedang yang ditanam di lahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 123, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.3.4Ruang Terbuka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 449, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau (Permen PU No 5 Tahun 2008). Menurut UU no 26 tahun 2007, sistem ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Sama hal nya dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009, ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Sehingga dapat disimpukan bahwa karakteristik RTH pada guna ruang terbuka adalah ruang selain ruang terbuka non hijau.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 220, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.3.5Perlindungan Setempat(Perairan)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 449, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Huda (2013), Salah satu bentuk RTH publik adalah jalur hijau di sepanjang sungai. Karakteristik RTH di sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di kanan kiri sungai sebagai pelindung sungai dari berbagai gangguan dan untuk sungai di kawasan permukiman, sempadan sungai diperkirakan cukup untuk membangun jalan inspeksi 10-15m, serta dominasi tanaman tahunan (Permen PU No 5", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun 2008). Sehingga dapat disimpukan bahwa karakteristik RTH pada guna perlindungan setempat adalah ketersediaan jalur hijau, jalan inspeksi sungai, dan dominasi tanaman tahunan di sempadan sungai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 132, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Ruang terbuka hijau", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 370, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.1 Pengertian, Fungsi, Tipologi, dan Jenis Ruang Terbuka Hijau", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 449, "height": 168, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaaan, ruang terbuka hijau merupakan area memanjang/ jalur dan atau mengelompok, dengan penggunaan ruangnya yang lebih bersifat terbuka, sebagai area tumbuh tanaman, baik secara alamiah maupun sengaja ditanam. RTH memiliki fungsi yang terdiri dari fungsi utama yaitu fungsi ekologis dan fungsi tambahan yaitu fungsi sosial budaya, fungsi ekonomi, dan fungsi estetika. Tipologi ruang terbuka hijau di perkotaan dibagi menjadi empat tipologi yaitu berdasarkan fisik, fungsi, struktur, dan kepemilikan. Jenis RTH berdasarkan kepemilikan terdiri dari RTH publik dan privat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 449, "height": 381, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawardani (2017) menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh dalam ketersediaan ruang terbuka hijau studi kasus kawasan industri yaitu yang paling utama adalah Faktor Porsi Luasan Tutupan Pohon, faktor Daya Serap Pohon terhadap CO2, dan Faktor jenis- jenis tanaman. Sedangkan menurut Kurnia (2013) faktor- faktor yang mempengaruhi kurang tersedianya ruang terbuka hijau di Kota Depok yaitu Faktor perencanaan pembangunan, Faktor implementasi rencana kerja, Keterbatasan anggaran, Lemahnya pengawasan, Faktor keterbatasan lahan, Kurangnya kesadaran masyarakat. Faktor- faktor yang mempengaruhi implementasi RTH apabila dilihat dari sisi kebijakan/hukum, terdapat faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung dalam implementasi RTH adalah adanya kebijakan yang tepat yaitu alokasi RTH terhadap kebijakan tata ruang wilayah serta komitmen kota untuk mewujudkan Kota Hijau, adanya LSM yang memberikan kegiatan green action, serta ketersediaan anggaran untuk ruang terbuka hijau. Sedangkan faktor penghambat ketersediaan RTH adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan serta program penghijauan yang masih kurang. (Miranti et al, 2011). Sedangkan menurut Rini et al. (2014) faktor ketersediaan RTH baik di kampung maupun di perumahan formal adalah alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang, program penghijauan, koefisian dasar hijau, insentif dan disinsentif, pengawasan dan pengendalian tata guna lahan, partisipasi masyarakat, pengaruh tokoh masyarakat, kesadaran masyarakat, komunitas hijau, penghargaan dalam program reboisasi,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fasilitator, dan keragaman inovasi penghijauan, sementara faktor ketersediaan rth yang berpengaruh di kampung adalah keterbatasan lahan, kepadatan perumahan, perubahan tata guna lahan, dan terbatasnya dana. Untuk faktor ketersediaan RTH di perumahan formal adalah faktor koordinasi antara instansi pemerintah dan pengembang dan juga konsep yang ditawarkan pengembang. Dan yang terakhir menurut Fattah (2011), faktor yang mempengaruhi ketersediaan rth adalah pelaksana program, keuangan, faktor ketersediaan lahan, dan nilai lahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 449, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan teori- teori tersebut dapat disimpukan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH, Variabel faktor yang diteliti dalam penelitian ini antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 264, "width": 139, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Ketersediaan anggaran", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 284, "width": 317, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 303, "width": 221, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Implementasi rencana kerja terkait RTH", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 322, "width": 236, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Penghargaan dalam program penghijauan", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 342, "width": 122, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Pelaksana program", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 361, "width": 134, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Partisipasi masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 380, "width": 168, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Pengaruh tokoh masyarakat,", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 400, "width": 166, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8) Keberadaan Komunitas hijau", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 419, "width": 185, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9) Daya serap pohon terhadap Co2", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 439, "width": 118, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10) Ketersediaan lahan", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 458, "width": 74, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11) Nilai lahan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 477, "width": 236, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12) Pengawasan pengendalian tata guna lahan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 71, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 449, "height": 168, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan deduktif dengan jenis penelitian kuantitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei primer berupa penyebaran kuesioner AHP kepada stakeholder untuk mengetahui tingkatan faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta. Kuesioner disebarkan kepada 20 stakeholder kunci yang merupakan ahli atau orang yang berpengalaman dalam bidang ruang terbuka hijau pada setiap guna lahan. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teknik analisis AHP pada software Expert Choice 11. Kerangka analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 456, "width": 189, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kerangka Analisis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 235, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 319, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.1 Karakteristik Ruang Terbuka Hijau di Kota Surakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 449, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang terbuka hijau di Kota Surakarta terdiri dari berbagai jenis karakteristik, berikut ini luasan RTH eksisting Kota Surakarta tahun 2014 :", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 557, "width": 436, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Luasan RTH Eksisting Kota Surakarta Tahun 2014 No Jenis RTH Luas (Ha) Persentase RTH terhadap Wilayah 1 Taman Kota 11.33 0.257% 2 Lapangan 63.25 1.436% 3 Jalur Hijau Jalan 211.01 4.791% 4 TPU (yang dikelola DKP) 68.76 1.561% TPU (yang dikelola kelurahan) 0.04 0.001% 5 Sempadan Sungai 77.61 1.762% Taman Balai Sungai 0.15 0.003% 6 Taman Bekas TPS 0.11 0.002% 7 Hutan Kota (Perwali) 49.94 1.134% 8 Tanah kosong diperuntukkan (Privat yang terukur) 77.23 1.754% 9 Taman Kelurahan 1.83 0.042% Jumlah 561.26 12.744%", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 743, "width": 340, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Penyusunan Dokumen Peta Tutupan Vegetasi Kota Surakarta, 2015", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data diatas menunjukkan bahwa total luas ruang terbuka hijau di Kota Surakarta adalah 561.26 Ha yaitu sekitar 12.74% terhadap total luas wilayah Kota Surakarta. Hal ini menggambarkan bahwa luasan RTH publik eksisting belum mencapai standar minimum RTH publik yaitu 20%. Berikut peta RTH eksisting di Kota Surakarta :", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 489, "width": 411, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Ruang Terbuka Hijau Eksisting di Kota Surakarta Sumber : Penyusunan Dokumen Peta Tutupan Vegetasi dan RTH Publik Kota Surakarta, 2015", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 449, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2 Karakteristik Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 167, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.1 Ketersediaan Anggaran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 449, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor ketersediaan anggaran dilihat dari data anggaran yang dikhususkan untuk penyediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta. Berdasarkan data dari DLH kota Surakarta, tercatat di tahun 2016-2018 DLH Kota Surakarta memiliki berbagai program diantaranya :", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 658, "width": 415, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Realisasi Anggaran Pembangunan dan Pengelolaan RTH Publik Tahun 2016-2018", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 671, "width": 437, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Program Lokasi Zona Anggaran Tahun 2016 1 Revitalisasi Taman Gilingan Gilingan, Banjarsari Perdagangan dan Jasa 600 juta 2 Revitalisasi Taman Jurug (Pembuatan taman dan Plang “Kota Solo” di perbatasan Karanganyar- Solo) Jebres Ruang Terbuka", "type": "Table" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 71, "width": 437, "height": 180, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Program Lokasi Zona Anggaran 3 Revitalisasi Taman Banjarsari (Pembangunan air mancur, peningkatan instalasi dan fasilitas) Setabelan, Banjarsari Perumahan 2 M Tahun 2017 1 Taman Mojosongo Mojosongo, Jebres Perumahan 3.7 M Tahun 2018 1 Penataan Taman Jalur Hijau Jl. Adi Sucipto (Segmen Makuto-Fajar indah) Kerten, Laweyan Perdagangan dan Jasa 1 M 2 Rencana Pembangunan Taman Gajah Putih Karangasem, Laweyan Perumahan 200 juta 3 Bendung karet tirtonadi Gilingan Perlindungan Setempat 178 M", "type": "Table" }, { "left": 249, "top": 251, "width": 158, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : DLH Kota Surakarta, 2018", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 449, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui anggaran untuk penataan sempadan sungai (Bendung Karet Tirtonadi) di zona perlindungan setempat memiliki nilai anggaran yang lebih tinggi daripada pembangunan di zona lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 449, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk penyediaan ruang terbuka hijau privat baik di zona industri, zona perumahan, maupun zona perdagangan dan jasa, menjadi tanggungjawab pemilik lahan masing- masing sesuai pemanfaaatan lahannya. Di zona perumahan, alokasi anggaran untuk penyediaan ruang terbuka hijau didapatkan dari swadaya masyarakat yaitu dari iuran setiap bulan, di perumahan informal menurut data wawancara dengan warga di perumahan informal (Kelurahan Semanggi), setiap bulannya terdapat iuran untuk lingkungan sebesar Rp 10.000,- /KK. Sedangkan di perumahan formal (Kelurahan Mojosongo) sebesar Rp 20.000,-.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 359, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.2 Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 449, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang dilihat dari aturan KDH di masing- masing dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta. Berikut ini aturan KDH di masing- masing dominasi penggunaan lahan menurut Materi Teknis RTRW Kota Surakarta 2011-2031:", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 579, "width": 435, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Aturan KDH pada Setiap Dominasi Penggunaan Lahan No Zona Ketentuan Umum KDH 1 Industri (I) Minimal 30% dari luas industri 2 Perumahan (R) Lebih atau sama dengan 20 % dari luas perumahan 3 Perdagangan dan Jasa (P) Minimal 30% dari luas perdagangan jasa 4 Perlindungan Setempat (Sempadan Sungai) (PS) Minimal 20% dari luas sempadan sungai 5 Ruang Terbuka (RT) Minimal 20%", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 676, "width": 252, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Materi Teknis RTRW Kota Surakarta 2011-2031", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 449, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai KDH dari zona perlindungan setempat dan zona ruang terbuka lebih besar dikarenakan, zona tersebut didominasi oleh RTH, sehingga nilai KDH nya tinggi,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sedangkan untuk perumahan, perdagangan jasa, dan industry nilai KDH di dapatkan dari KDB bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 267, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.3 Implementasi Rencana Kerja Terkait RTH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 449, "height": 168, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor ini berkaitan dengan program- program terkait ruang terbuka hijau di Kota Surakarta, baik pembangunan maupun pendekatan dengan masyarakat. Menurut data hasil wawancara dengan Ibu Rialun selaku Kepala Seksi Pertamanan DLH Kota Surakarta, dalam mengimplementasi rencana kerja terkait RTH, DLH berperan dalam kegiatan teknis, sehingga rencana penyediaan RTH bermula dari Bappeda dan Pemerintah Kota Surakarta yang mengusulkan taman mana yang akan dibangun. Setiap dominasi guna lahan memiliki rencana kerja terkait RTH kecuali untuk zona industri, karena di zona industri RTH yang disediakan bersifat privat sehingga menjadi tanggungjawab pelaku industri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 270, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.4 Penghargaan dalam Program Penghijauan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 449, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Pertamanan DLH Kota Surakarta, bentuk penghargaan dalam program penghijauan bagi yang telah melaksanakan program dengan baik di setiap dominasi penggunaan lahan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 380, "width": 355, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Penghargaan Lingkungan pada Setiap Dominasi Penggunaan Lahan", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 393, "width": 381, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Zona Penghargaan 1 Industri  Pelibatan ke Green City  Mendapatkan piagam penghargaan dari walikota", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 417, "width": 88, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Perdagangan", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 430, "width": 404, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Perumahan  Penghargaan dari walikota untuk pemenang PROKLIM", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 443, "width": 297, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " “Adiwiyata” untuk sekolah yang mengedepankan lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 221, "top": 455, "width": 214, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Wawancara DLH Kota Surakarta, 2018", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 449, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk zona perlindungan setempat dan ruang terbuka, RTH yang disediakan bersifat publik sehingga menjadi tanggungjawab pemerintah Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 146, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.5 Pelaksana Program", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 449, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksana program terkait penyediaan ruang terbuka hijau publik di Kota Surakarta berdasarkan dominasi penggunaan lahan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 564, "width": 445, "height": 181, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Pelaksana Program RTH pada Setiap Dominasi Penggunaan Lahan No Zona Program RTH Pelaksana Program 1 Industri Pembangunan jalur Hijau Pelaku Industri 2 Perumahan Pembangunan Taman RT Ketua RT, masyarakat, PKK Pembangunan Taman Kelurahan Masyarakat, Ketua RT, RW, Kelurahan 3 Perdagangan dan Jasa Pembangunan Jalur Hijau Jalan DLH, DPU, Bappeda, BPKAD, Dishub, Kecamatan, Kelurahan, Koramil, Swasta (CSR Bantuan) 4 Perlindungan Setempat Pembangunan Jalur Hijau Sempadan Sungai BBWS, DLH, DPU, Bappeda, BPKAD, Swasta 5 Ruang Terbuka Pembangunan Taman Kota DLH, DPU, Bappeda, BPKAD, Dishub, Kecamatan, Kelurahan, Koramil, Swasta (CSR Bantuan) Sumber : Wawancara DLH Kota Surakarta, 2018", "type": "Table" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 165, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.6 Partisipasi Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 449, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk partisipasi masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Surakarta berdasarkan dominasi guna lahan :", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 128, "width": 419, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Partisipasi Masyarakat dalam penyediaan RTH pada Setiap Dominasi Penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 140, "width": 451, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lahan No Zona Bentuk RTH Bentuk Partisipasi Masyarakat 1 Industri - Pengaduan apabila terjadi pencemaran lingkungan 2 Perumahan RTH pekarangan rumah Masyarakat melakukan penghijauan di sekitar rumahnya 3 Perdagangan dan Jasa Tanaman di area perdagangan Pelaku usaha melakukan penghijauan dengan penyediaan tanaman dalam pot, pohon, rumput 4 Perlindungan Setempat RTH Sempadan Sungai Penyediaan lahan untuk tempat alat berat 5 Ruang Terbuka Taman Kota, Hutan Kota Ikut menjaga keberlanjutan taman dan hutan kota", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 297, "width": 440, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Wawancara dengan Kasi Konservasi DLH Kota Surakarta dan BBWS Bengawan Solo, 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 196, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.7 Pengaruh Tokoh Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 449, "height": 168, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tokoh masyarakat merupakan stakeholder yang terkait dengan penyediaan RTH di setiap zona dominasi penggunaan lahan. Pada kondisi di lapangan, tokoh masyarakat hanya pada zona perumahan, yaitu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang berperan sebagai wakil dari masyarakat yang memberikan usul kepada Lurah dalam kegiatan pembangunan dan kemasyarakatan. Di zona industri dan perdagangan jasa tidak ada tokoh masyarakat karena sifat RTH yang berada di dalam pabrik dan pertokoan sehingga tidak ada intervensi dari pihak luar. Untuk RTH di zona perlindungan setempat dan ruang terbuka bersifat publik sehingga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 199, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.8 Keberadaan Komunitas Hijau", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 449, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan DLH Kota Surakarta, komunitas hijau di Kota Surakarta antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 560, "width": 110, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Forum Solo Hijau", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 580, "width": 428, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Forum solo hijau mengikuti berbagai aktivitas hijau antara lain pencabutan paku di pohon, penanaman bibit, bersih- bersih sepanjang jalan Slamet Riyadi (6/17), sosialisasi Indonesia Bebas Sampah 2020 di Car Free Day Slamet Riyadi (2/18).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 638, "width": 446, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Perkumpulan Ahli Lingkungan Hidup (PERALHI) cabang Solo PERALHI pernah mengikuti berbagai aktivitas hijau antara lain pencabutan paku di pohon, penanaman bibit, bersih- bersih sepanjang jalan Slamet Riyadi (6/17).", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 697, "width": 122, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Sekolah Sungai Solo", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 717, "width": 428, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Forum solo hijau mengikuti berbagai aktivitas hijau antara lain pencabutan paku di pohon, penanaman bibit, bersih- bersih sepanjang jalan Slamet Riyadi (6/17).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 70, "width": 136, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Komunitas Kresek Solo", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 90, "width": 399, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosialisasi Indonesia Bebas Sampah 2020 di Car Free Day Slamet Riyadi (2/18).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 215, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.9 Daya Serap Pohon terhadap CO2", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 449, "height": 110, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daya serap pohon terhadap CO2 dilihat dari data luasan tutupan vegetasi, yaitu daya serap pohon, semak, rumput, dan sawah terhadap emisi CO2 pada dominasi guna lahan di Kota Surakarta. Menurut Prasetyo et.al, 2002 dalam Pradiptiyas et.al,2011, menjelaskan bahwa vegetasi pohon memiliki daya serap lebih tinggi dibandingkan dengan semak, rumput, dan sawah. Berikut ini luasan pohon di setiap zona :Berikut persentase luasan vegetasi di setiap zona:", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 400, "width": 241, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Persentase Luasan Pohon di Setiap Zona Sumber : Analisis Peneliti, 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 449, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram diatas menunjukkan bahwa, jenis vegetasi pohon tertinggi terdapat di zona perumahan, yaitu 51%. Berikut peta tutupan vegetasi di Kota Surakarta :", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 733, "width": 254, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Peta Jenis Tutupan Vegetasi Kota Surakarta Sumber : Citra Satelit , 2017", "type": "Caption" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 148, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.10 Ketersediaan Lahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 449, "height": 149, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor ketersediaan lahan didapatkan dari data lahan yang diperuntukkan untuk penyediaan ruang terbuka hijau di setiap zona dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta, dimana setiap dominasi penggunaan lahan di hitung dengan persentase aturan KDH yang seharusnya diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa RTH eksisting sebagian besar telah memenuhi aturan KDH di masing- masing zona dominasi penggunaan lahan. RTH yang belum sesuai dengan KDH adalah di zona perdagangan jasa deret dan permukiman kepadatan tinggi. Berikut persentase lahan penyediaan RTH di setiap zona:", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 417, "width": 266, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5.Persentase Ketersediaan Lahan di Setiap Zona", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 429, "width": 142, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Analisis Peneliti, 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 102, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.11 Nilai Lahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 449, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai lahan berpengaruh dalam penyediaan ruang terbuka hijau. Berdasarkan data Peta Zona Nilai tahan Tahun 2018 (Kementerian ATR/ BPN Surakarta), sampel harga lahan di setiap zona sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 702, "width": 400, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Persentase Harga Lahan di Setiap Zona Guna Lahan Sumber : : Dokumen Zona Nilai Tanah Kota Surakarta oleh ATR/ BPN Kota Surakarta, 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 91, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa harga lahan tertinggi adalah di zona perdagangan dan jasa dikarenakan letak zona yang strategis berada di sepanjang jalan kolektor seperti di Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Ir. Juanda (Pucangsawit, Jebres). Harga lahan terendah adalah di zona perlindungan setempat, semakin lahan dekat dengan sungai maka nilainya semakin rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 280, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2.12 Pengawasan Pengendalian Tata Guna Lahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 441, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk pengawasan pengendalian tata guna lahan menurut DLH Kota Surakarta, adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 216, "width": 390, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Bentuk Pengaruh Tokoh Masyarakat dalam penyediaan RTH pada Dominasi", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 228, "width": 442, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan Lahan No Zona Bentuk Pengawasan Pengendaliaan Tata Guna Lahan 1 Industri  UKL/UPL dan AMDAL  Apabila ada pencemaran lingkungan, seksi penegakan hukum DLH mendapatkan aduan dari warga", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 289, "width": 289, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " DLH menjadi mediator antara warga dengan pelaku industri", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 302, "width": 444, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Perbaikan fasilitas agar tidak mencemari lingkungan 2 Perumahan Pengawasan melalui IMB 3 Perdagangan dan Jasa Pengawasan melalui IMB, IUP (Izin Usaha Perdagangan) 4 Perlindungan Setempat Apabila terjadi alihfungsi lahan sebagai permukiman, dilakukan pembebasan lahan sempadan sungai dari permukiman (relokasi) 5 Ruang Terbuka", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 375, "width": 6, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "-", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 387, "width": 321, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Wawancara dengan Kasi Konservasi DLH Kota Surakarta, 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 449, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.3 Tingkatan Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau pada setiap Dominasi Penggunaan Lahan di Kota Surakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 449, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis AHP yang telah dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice 11, dapat diketahui tingkatan faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan. Model Name: Analisis AHP Faktor Ketersediaan RTH COPY", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 517, "width": 392, "height": 157, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priorities with respect to: Combined Goal: Faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH >Industri Pengawasan Pengendalian tata guna lahan .164 Ketersediaan lahan .136 Nilai lahan .131 Daya serap pohon terhadap CO2 .115 Keberadaan komunitas hijau .074 Pengaruh tokoh masyarakat .069 Penghargaan dalam program penghijauan .068 Pelaksana program .066 Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang .061 Partisipasi masyarakat .047 Implementasi rencana kerja terkait RTH .038 Ketersediaan anggaran .030 Inconsistency = 0.03", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 676, "width": 107, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "with 0 missing judgments.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 459, "width": 396, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 1 of 1 5/8/2011 10:09:51 AM", "type": "Picture" }, { "left": 310, "top": 986, "width": 17, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Nida", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 694, "width": 304, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Grafik Prioritas Matriks AHP Faktor RTH pada Industri Sumber : Analisis AHP (Expert Choice 11), 2018", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 199, "top": 50, "width": 236, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Name: Analisis AHP Faktor Ketersediaan RTH COPY", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 76, "width": 85, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priorities with respect to:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 76, "width": 362, "height": 164, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Combined Goal: Faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH >Perumahan Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang .175 Ketersediaan lahan .171 Keberadaan komunitas hijau .097 Penghargaan dalam program penghijauan .090 Pengawasan pengendalian tata guna lahan .090 Nilai lahan .081 Partisipasi masyarakat .064 Pengaruh tokoh masyarakat .059 Daya serap pohon terhadap CO2 .054 Pelaksana program .047 Implementasi rencana kerja terkait RTH .038 Ketersediaan anggaran .034 Inconsistency = 0.02 with 0 missing judgments.", "type": "Table" }, { "left": 460, "top": 18, "width": 39, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 1 of 1", "type": "Page header" }, { "left": 133, "top": 18, "width": 75, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5/8/2011 10:11:15 AM", "type": "Picture" }, { "left": 160, "top": 249, "width": 320, "height": 296, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Nida Gambar 8. Grafik Prioritas Matriks AHP Faktor RTH pada Perumahan Sumber : Analisis AHP (Expert Choice 11), 2018", "type": "Picture" }, { "left": 202, "top": 258, "width": 235, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Name: Analisis AHP Faktor Ketersediaan RTH COPY", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 284, "width": 360, "height": 141, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priorities with respect to: Combined Goal: Faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH >Perdagangan dan Jasa Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang .174 Implementasi rencana kerja terkait RTH .121 Pelaksana program .121 Ketersediaan lahan .110 Nilai lahan .082 Pengaruh tokoh masyarakat .060 Ketersediaan anggaran .059 Pengawasan pengendalian tata guna lahan .059 Keberadaan komunitas hijau .057 Daya serap terhadap CO2 .057 Partisipasi masyarakat .054 Penghargaan dalam program penghijauan .047", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 427, "width": 99, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inconsistency = 0.03 with 0 missing judgments.", "type": "Text" }, { "left": 462, "top": 228, "width": 39, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 1 of 1", "type": "Caption" }, { "left": 137, "top": 228, "width": 75, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5/8/2011 10:12:23 AM", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 731, "width": 16, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Nida", "type": "Picture" }, { "left": 146, "top": 451, "width": 348, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9.Grafik Prioritas Matriks AHP Faktor RTH pada Perdagangan Jasa Sumber : Analisis AHP (Expert Choice 11), 2018", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 477, "width": 239, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Name: Analisis AHP Faktor Ketersediaan RTH COPY", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 502, "width": 86, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priorities with respect to:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 502, "width": 367, "height": 136, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Combined Goal: Faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH >Perairan Ketersediaan anggaran .130 Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang .110 Pelaksana Program .106 Ketersediaan lahan .094 Keberadaan komunitas hijau .092 Pengawasan pengendalian tata guna lahan .083 Nilai lahan .079 Pengaruh tokoh masyarakat .077 Daya serap pohon terhadap CO2 .071 Partisipasi masyarakat .058 Implementasi rencana kerja terkait RTH .051 Penghargaan dalam program penghijauan .050", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 639, "width": 101, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inconsistency = 0.04 with 0 missing judgments.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 449, "width": 371, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 1 of 1 5/8/2011 10:13:39 AM", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 930, "width": 16, "height": 6, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Nida", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 668, "width": 379, "height": 30, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10.Grafik Prioritas Matriks AHP Faktor RTH pada Perlindungan Setempat Sumber : Analisis AHP (Expert Choice 11), 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 50, "width": 235, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Name: Analisis AHP Faktor Ketersediaan RTH COPY", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 76, "width": 85, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priorities with respect to:", "type": "Text" }, { "left": 462, "top": 76, "width": 33, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Combined", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 85, "width": 168, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goal: Faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 91, "width": 224, "height": 128, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ">Ruang Terbuka Daya serap pohon terhadap CO2 .162 Ketersediaan Anggaran .145 Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang .114 Ketersediaan lahan .101 Pelaksana program .087 Nilai lahan .083 Implementasi rencana kerja terkait RTH .061 Keberadaan komunitas hijau .051 Pengawasan pengendalian tata guna lahan .051 Pengaruh tokoh masyarakat .050 Partisipasi masyarakat .048 Penghargaan dalam program penghijauan .047", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 220, "width": 99, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inconsistency = 0.03 with 0 missing judgments.", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 20, "width": 39, "height": 6, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 1 of 1", "type": "Page header" }, { "left": 133, "top": 20, "width": 75, "height": 6, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5/8/2011 10:14:43 AM", "type": "Page header" }, { "left": 308, "top": 527, "width": 16, "height": 6, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Nida", "type": "Picture" }, { "left": 148, "top": 247, "width": 344, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Grafik Prioritas Matriks AHP Faktor RTH pada Ruang Terbuka Sumber : Analisis AHP (Expert Choice 11), 2018", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 449, "height": 33, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini prioritasi faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di Surakarta:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 309, "width": 418, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Prioritasi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan RTH di Kota Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 450, "height": 417, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zona Industri Zona Perumahan Zona Perdagangan dan Jasa Zona Perlindungan Setempat Zona Ruang Terbuka 1. Pengawasan pengendalian tata guna lahan 1. Alokasi RTH dalam perencanaan tata ruang 1. Alokasi RTH dalam perencanaan tata ruang 1. Ketersediaan anggaran 1. Daya serap pohon terhadap CO2 2. Ketersediaan Lahan 2. Ketersediaan Lahan 2. Implementasi rencana kerja terkait RTH 2. Alokasi RTH dalam perencanaan tata ruang 2. Ketersediaan anggaran 3. Nilai Lahan 3. Keberadaan Komunitas Hijau 3. Pelaksana Program 3. Pelaksana Program 3. Alokasi RTH dalam perencanaan tata ruang 4. Daya serap pohon terhadap CO2 4. Penghargaan dalam program penghijauan 4. Ketersediaan Lahan 4. Ketersediaan Lahan 4. Ketersediaan Lahan 5. Keberadaan Komunitas Hijau 5. Pengawasan pengendalian tata guna lahan 5. Nilai Lahan 5. Keberadaan Komunitas Hijau 5. Pelaksana Program 6. Pengaruh tokoh masyarakat 6. Nilai Lahan 6. Pengaruh tokoh masyarakat 6. Pengawasan pengendalian tata guna lahan 6. Nilai Lahan 7. Penghargaan dalam program penghijauan 7. Partisipasi Masyarakat 7. Ketersediaan anggaran 7. Nilai Lahan 7. Implementasi rencana kerja terkait RTH 8. Pelaksana Program 8. Pengaruh tokoh masyarakat 8. Pengawasan pengendalian tata guna lahan 8. Pengaruh tokoh masyarakat 8. Keberadaan Komunitas Hijau 9. Alokasi RTH dalam perencanaan tata ruang 9. Daya serap pohon terhadap CO2 9. Keberadaan Komunitas Hijau 9. Daya serap pohon terhadap CO2 9. Pengawasan pengendalian tata guna lahan 10. Partisipasi Masyarakat 10. Pelaksana Program 10. Daya serap pohon terhadap CO2 10. Partisipasi Masyarakat 10. Pengaruh tokoh masyarakat 11. Implementasi rencana kerja terkait RTH 11. Implementasi rencana kerja terkait RTH 11. Partisipasi Masyarakat 11. Implementasi rencana kerja terkait RTH 11. Partisipasi Masyarakat 12. Ketersediaan anggaran 12. Ketersediaan anggaran 12. Penghargaan dalam program penghijauan 12. Penghargaan dalam program penghijauan 12. Penghargaan dalam program penghijauan", "type": "Table" }, { "left": 246, "top": 742, "width": 128, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Analisis Peneliti, 2018", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 188, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis AHP, setiap dominasi penggunaan lahan industri, perumahan, perdagangan jasa, perlindungan setempat, dan ruang terbuka memiliki faktor prioritas yang berbeda- beda. Alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang merupakan faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH di sebagian besar zona kecuali di zona industri, karena dalam mencapai standar minimum RTH 30% di Kota Surakarta, penyediaan RTH di setiap zona harus memenuhi syarat KDH yang telah ditetapkan. Ketersediaan lahan juga menjadi faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH di zona industri dan perumahan, ketersediaan lahan untuk penyediaan RTH tergantung pemanfaatan guna lahannya, seperti halnya di zona perumahan, semakin padat permukiman semakin RTH yang disediakan sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 449, "height": 149, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksana program menjadi faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH di zona perdagangan jasa dan perlindungan setempat, apabila pelaksana program memiliki kemampuan dan menerapkan perannya masing- masing maka penyediaan RTH baik. Selain itu, ketersediaan anggaran juga menjadi faktor yang mempengaruhi ketersediaan RTH di zona perlindungan setempat dan zona ruang terbuka, hal ini dikarenakan RTH di zona perlindungan setempat dan zona ruang terbuka adalah RTH publik dan penyediaannya tergantung oleh anggaran, semakin besar anggaran RTH yang disediakan semakin baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 93, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 449, "height": 246, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta dilihat dari berbagai faktor, yaitu ketersediaan anggaran, alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang, implementasi rencana kerja terkait RTH, penghargaan dalam program penghijauan, pelaksana program, partisipasi masyarakat, pengaruh tokoh masyarakat, keberadaan komunitas hijau, daya serap pohon terhadap CO2, ketersediaan lahan, nilai lahan, dan pengawasan pengendalian tata guna lahan. Berdasarkan hasil analisis AHP, setiap dominasi penggunaan lahan industri, perumahan, perdagangan jasa, perlindungan setempat, dan ruang terbuka memiliki faktor prioritas yang berbeda- beda. Faktor utama yang paling berpengaruh di zona industri adalah pengawasan pengendalian tata guna lahan, zona perumahan dan perdagangan jasa adalah alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang, zona perlindungan setempat adalah ketersediaan anggaran, sedangkan zona ruang terbuka adalah daya serap pohon terhadap CO2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Region, Vol. 13, No.2, Juli 2018: 133-151", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 18, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 78, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 449, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI-03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 449, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Standardisasi Nasional. 2010. SNI 7654-2010 tentang klasifikasi tutupan lahan.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 122, "width": 41, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 450, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DLH Kota Surakarta. (2015, September 27). Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Retrieved from http://http://dlh.surakarta.go.id/new/?p=ss&id=23 . Diakses tanggal 12 Oktober 2017.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 449, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DLH Kota Surakarta. (2015). Penyusunan Dokumen Peta Tutupan Vegetasi dan RTH Publik Kota Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 449, "height": 38, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fattah, Q. (2001). Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (Green Open Space) dalam Upaya mendukung Kota Medan Sebagai Kota Metropolita. Theses, Universitas Sumatera Utara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 450, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Huda, F. N. (2012 ). Impelementasi Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tegal (Studi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau). Journal of Politic and Government Studies, Volume 2, Nomor 2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 449, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementerian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 449, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementerian Pekerjaan Umum. 2009. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 449, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementerian Pekerjaan Umum. 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 tentang Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/ Kota. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 452, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Perindustrian No 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 449, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurnia, S. D. (2013). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kurangnya Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Depok. Jurnal Ekstensi Administrasi Negara.Universitas Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 449, "height": 38, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawardani, D. (2017). Arahan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau dalam Menyerap Emisi Gas CO2 Kendaraan Bermotor pada KAwasan Industri Sier , Surabaya. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 449, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marno. (2016). Pemetaan Penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda Menggunakan Software Arcgis 10.2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 449, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miranti, M., Sundarso, & Purnaweni, H. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Rembang. 1-11.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 449, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah Kota Surakarta. 2012. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011- 2031. Kota Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 449, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purnomohadi (2002). Pengendalian Banjir di Jakarta. Jurnal Arsitektur Lansekap Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 449, "height": 38, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahman, M. D., Awaluddin, M., & Hani'ah (2016). Analisis Spasial Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau terhadap Jumlah Penduduk di Kota Solo. Jurnal Geodesi Undip, Vol. 5 No.3.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 449, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Republik Indonesia. 2007. Undang Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 449, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rini, E. F., Sulistyarso, H., & Pamungkas, A. (2014). Factors Influencing The Avaibility Of Green Open Space in East Surabaya. architecture & Environtment, Vol. 13, No.1, 75-92.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 449, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saaty, T.L. Decision Making with The Analytic Hierarchy Process, Int. J. Services. Sciences, Vol.1,No. 1, pp.83-98", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 59, "width": 281, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nida Hayu Prabowoningsih dkk, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 767, "width": 21, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 449, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sabngiarso. (2008). Evaluasi penggunaan tanah terhadap rencana detail tata ruang Kota Semarang dengan memanfaatkan citra QuickBird :: Studi kasus pada bagian wilayah kota (BWK) VI Kecamatan Tembalang .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 449, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sajow, H. S. (2015). Perubahan Fungsi Lahan Di Koridor Segitigamapanget-Talawaan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 122, "width": 175, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Sam Ratulangi Manado.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 449, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanti (2015). Tipologi Tata Massa Bangunan Rumah Tinggal dan Preferensi Penyediaan RTH Privat. CoUSD Proceedings. Hlm. 197-206", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 449, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tampi, D. M,. Sonny, T., & Wuisang, C. E. V. (2015). Tata Guna Lahan di Sekitar Kawasan Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Jurnal ISSN: 2442-3262, Vol. 1 No.1.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 449, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuwono. (2009). Membangun Kesuburan Tanah di Lahan Marginal. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol.9 No.2 p:137-141.", "type": "List item" } ]
9550fec3-70a2-4511-d973-fcf87e32ca9c
https://bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/download/2229/1607
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 135, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 36, "width": 31, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1749", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 469, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 734, "width": 238, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 127, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 70, "width": 405, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "THE RELATIONSHIP OF EXPORTS, IMPORTS AND INVESTMENTS ON ECONOMIC GROWTH IN EAST JAVA", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 111, "width": 17, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "By", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 124, "width": 434, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stanty Aufia Rachmat 1 , Susianti 2 , Resi Marina 3 , Arman Syah Putra 4* , Nurul Aisyah 5 1 Faculty of Economics, Gunadarma University, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 151, "width": 303, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2,3 Faculty of Economics, Prabumulih University, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 165, "width": 322, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Faculty of Computer, STMIK Insan Pembangunan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 179, "width": 434, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Faculty of Economics and Business, Bina Sarana Informatika University, Indonesia Email: 1 [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected] 4* [email protected] , 5 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 235, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 473, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The background of this research is how to find out the variables that affect economic growth in the city of East Java with these variables, it can be seen the shortcomings in order to improve the city of East Java into a more developed and advanced city, the method used in this research is to using the literature review method and using a survey to 100 East Java residents who needed random questions so that real answers could be found in the field or in the city of East Java, the problem raised in this study was how to find variables that could affect the city of Java. East In developing especially economic developments that are increasingly difficult during the current pandemic with this, these variables will be able to provide answers and can be improved for the city of East Java even better, the purpose of this study is to determine the right variables for Tuk can be given to the city of East Java in order to improve the city in the future, especially in the economic field. The variables are the export, import and investment variables.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 349, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keyword: Exports, Imports, Investment, Economic Growth East Java", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 230, "height": 219, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In the current era of globalization, economic growth is very necessary, therefore economic growth in a big city like East Java is very important for a country, especially Indonesia. According to them, with the existence of large exports-imports and investments in a province in a country, they will be able to help the local government a lot in developing cities that have potential income for better regional empowerment. in the region will be much more improved and better, therefore with the existence of regional income which is sourced based on exports, imports and investments, it will be able to develop East Java Province into a very developed province in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 230, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The method used in this research is to use the literature study method or commonly called literature review with this method, the researcher will read many journals and books", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 429, "width": 230, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "to find the latest research problems so that they can be raised in this study so that this research becomes the latest research. So that it can be the best novelty, therefore by using a survey technique to 100 people in the city of East Java, it will be ensured that the data is real data so that its authenticity can be accounted for.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 539, "width": 230, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The problem raised in this study is how to find out the variables related to economic growth, especially in the city of East Java. These are the export-import and investment variables in the presence of these three variables. Whether these variables can affect the variables of economic development in the city of East Java, it will be investigated below through the data taken through 100 people from the survey results that have been carried out to the people of the city of East Java.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 691, "width": 230, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The purpose of this study is how to find deficiencies in a developing city, namely", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 30, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1750", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 139, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No. 12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 230, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "the city of East Java in Indonesia so that it can be known what variables can affect the development of the city of East Java with variables experiencing weaknesses or deficiencies that can be corrected quickly in order to increase economic development. In the city of East Java so that the city of East Java can become a big city and develop like other big cities such as Jakarta Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 127, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 230, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study uses quadratic data analyzed by a multiple linear regression analysis tool. I used the statistics program SPSS 22 for Windows to calculate the regression coefficients. The subject of this study is economic growth affected by exports, imports and investment. While writing this paper, a research paper will be published and some interrelated variables will be used. The variable is an export. All exports of East Java from 2016 to 2021. Imports, that is, all imports of East Java from 2016 to 2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 230, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The investment, or problem, is East Java's Regional Gross Domestic Product (GRDP) from 2016 to 2021. The scope of this survey is at the state level, that is, East Java from 2016 to 2021. Data collection activities are carried out by the DISPERINDAGKOP office. I am in charge of data collection by the Advertising and Investment Agency, which represents East Java, and the Central Statistics Office, which represents East Java.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 525, "width": 230, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Survey time since this survey covers only secondary data, it takes about 4 months from survey to survey plan, collection of necessary data, processing of acquired data, and writing of survey results. Types of data required and this study uses East Java export value data, data obtained from the Central Statistics Office and the East Java DISPERIN DAGKOP office from 2016 to 2021. East Java import value data obtained by Central Statistics Office Ireland and DISPERIN DAGKOP Office East Java from 2016 to 2021. East Java investment data obtained by Central Statistics Office Ireland and Surabaya Investment Offices from", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 70, "width": 230, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2016 to 2021. GRDP data is based on East Java list prices obtained from the Central Statistics Office of Surabaya from 2016 to 2021. Other supporting data in this study.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 125, "width": 230, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data is collected by researchers observing research sites. Library research Data performed through reading and recording data, reports, theories, or pamphlets related to the issues being discussed. Statistical tools are used to find out how much exports, imports and investments affect economic growth: multiple linear regression equations. Then, the F-test, T-test, and coefficient of determination (R2) values are used to find out the truth of the effect between the variables X1 and X2 on the Y variable.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 304, "width": 156, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 318, "width": 230, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this section, we will discuss how the research method was carried out by using the literature review method and using the basic methods of previous research so that we can find novelty in the research we are doing. Therefore, by using the review method and conducting research based on the issues raised, it will produce novelty and can be used as a basis for future research.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 442, "width": 230, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1 explains that there are three hypotheses, hypothesis one is exports and economic growth, hypothesis two is imports and economic growth and hypothesis 3 is investment and economic growth.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 710, "width": 129, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1. Hipotesis Model", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 135, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 36, "width": 28, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1751", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 223, "height": 432, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1. Questions on the survey conducted on 100 people No Questions Variable 1 Export must be in every country X1 2 Export brings in foreign exchange X1 3 Exports are good for the economy X1 4 Import if the country requires X2 5 Import to balance market demand X2 6 Important important import X2 7 Good investment for the country X3 8 Investments will continue to grow X3 9 The right investments will make the company grow X3 10 Economic Growth if above 5% Y 11 Economic Growth if you invest a lot Y 12 Economic Growth if the state gives a sense of security Y 13 Economic Growth will make people get jobs Y", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 192, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Multiple Linear Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 215, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Regression Equations Table 2. Recapitulation of the Results of Multiple Linear Regression Analysis Variable Unstandardized Coefficients Exports 2,112 Imports 0,856 Investments 0,390 Economic Growth 0,875", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 659, "width": 193, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Source: The Results of Data Processing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 230, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on table 2, the explanation is as follows, the Unstandardized Coefficients value from export is 2.112, the Unstandardized Coefficients value from Import is 0.856, the Unstandardized Coefficients value from", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 69, "width": 230, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investment is 0.390, the Unstandardized Coefficients value from economic growth is 0.875.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 110, "width": 212, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b.Koefisien Determinasi (R2) Table 3. Correlation and Determination Coefficients Depend ent Variable Indepe ndent Variab le R R Squa re Adjust ed R Squar e Y X1, X2", "type": "Table" }, { "left": 390, "top": 208, "width": 143, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X3 0,9 22 23 0,895 0,657", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 250, "width": 193, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Source: The Results of Data Processing", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 264, "width": 230, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on table 3, the following explanation will be given, the R values of X1, X2 and X3 are 0.9, 22 and 23 and the R Square value is 0.895 and the Adjusted R Square value is 0.657, which means it has a significant effect.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 360, "width": 107, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Hypothesis Testing", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 374, "width": 189, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c.1. Hipotesis I (F test / Serempak) Table 4. F / Simultaneous Test", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 461, "width": 230, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Source: The Results of Data Processing Based on table 4, the following explanation will be given, the values of X1, X2 and X3 of the F Count are 54,113 and the value of the F Table is 1,945 and has a Sig.F value of 0.003 which means that H0 is rejected, and means that H1 is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 571, "width": 153, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c.2 Hipotesis II (t test / Parsial)", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 585, "width": 179, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 5 . t / partial test results Variable t Sig. X1 3,116 0,003 X2 5,224 0,002 X3 5,729 0,002", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 657, "width": 193, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Source: The Results of Data Processing", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 670, "width": 230, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on table 5, it can be explained that the variable X1 has a t value of 3.116 and a Sig value of 0.003, the X2 variable has a t- value of 5.224 and a Sig value of 0.002, the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 29, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1752", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 139, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No. 12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 230, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X3 variable has a t-value of 5.729 and a Sig value of 0.002.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 166, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Discussion of Research Results", "type": "Section header" }, { "left": 66, "top": 125, "width": 221, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Hypothesis 1 (H1) Export (X1) to Economic Growth variable (Y).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 153, "width": 212, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hypothesis 1 (H1) Export (X1) to Economic Growth variable (Y) has a significant relationship.", "type": "List item" }, { "left": 66, "top": 194, "width": 221, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Hypothesis 2 (H2) Import variable (X2) to Economic Growth variable (Y). Hypothesis 2 (H2) Import variable (X2) to Economic Growth variable (Y) has a significant relationship.", "type": "List item" }, { "left": 66, "top": 263, "width": 221, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Hypothesis 3 (H3) Investments variable (X1) to Economic Growth variable (Y). Hypothesis 3 (H3) Investments variable (X1) to Economic Growth variable (Y) has a significant relationship.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 115, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Descriptive Analysis", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 360, "width": 122, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Export Variables (X1)", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 373, "width": 216, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of the research above and data processing, it can be concluded that the Export variable (X1) affects the Economic Growth variable (Y) significantly, it means that with high exports, economic growth will increase in a country, especially in the city of East Java. b. Import Variable (X2)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 484, "width": 216, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of the research above and data processing, it can be concluded that the Import variable (X2) significantly affects the Economic Growth (Y) variable, an area will be able to develop if it reduces excessive imports of an item because with very high imports it will be able to affect the market price and East Java has been able to control the market price. c. Investments Variable (X3)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 622, "width": 216, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of the research above and data processing, it can be concluded that the Investments (X3) variable affects the Economic Growth (Y) variable significantly, investment growth in East Java has improved greatly. The Corona coronavirus that attacked East Java has had", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 70, "width": 216, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a tremendous effect on foreign investment in East Java. Therefore, investment growth has started to improve and continues to improve in the future and can make East Java the best fact in the world and Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 153, "width": 164, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Economic Growth Variable (Y)", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 166, "width": 216, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of the above research and data processing, it can be concluded that the Economic Growth (Y) variable is significantly influenced by the Export (X1) and Import (X2) and Investments (X3) variables, it means that economic growth can be influenced by three things, namely export-import and investment with the variables in this study that there are significant variables and that means that changing the economy of a city will affect this.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 346, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 360, "width": 230, "height": 356, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The conclusion generated based on the research above is that the Export (X1) and Import (X2) and Investments (X3) variables have a significant influence on Economic Growth (Y), which means that good Export (X1) will be able to produce Economic Growth (Y). With very high exports, it will be very helpful for a city to develop because regional income will increase and can make the area one of the developing and developed regions in a country, Imports are one of their most important things. Now, imports are needed by a city. if the city's needs are reduced, therefore imports are very concerned, they cannot be like exports which can be done at any time because the demand for the goods in the box must be considered, therefore imports are needed by a city if it is urgent and needed, foreign investment is one of the things which is very important for a city because with the investment it will provide very rapid economic growth for the community therefore foreign investment is one of the keys that is very developed can help the regional economy in a country Therefore a lot of investment is very helpful for East Java Dal am developing", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 135, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 36, "width": 29, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1753", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 230, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "so that it can become one of the big cities in Indonesia, economic growth in a city in Indonesia is heavily influenced by many variables, the variables in this study are export-import and investment variables when these are variables that affect economic growth in the city, namely East Java with its rapid economic growth, East Java is one of the big cities in Indonesia that is influential in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 228, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] A. B. Givan, R. Amalia, N. Riesmiyantiningtias, A. B. Kusuma and A. S. Putra, \"Implementation of the Balanced Scorecard as a measuring tool for company performance( Case Study at PT. ARS Maju Sentosa),\" International Journal of Educational Research & Social Sciences , vol. 3, no. 2, pp. 1049- 1058, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 228, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] B. Givan, R. Amalia, A. I. Sari, S. H. Winarno and A. S. Putra, \"Effective Use of E-Money through Online Shopping in E-Commerce,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences, vol. 2, no. 6, pp. 1692-1697, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 228, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] N. K. Dewi and A. S. Putra, \"SISTEM PENUNJANG", "type": "List item" }, { "left": 239, "top": 455, "width": 74, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KEPUTUSAN", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 469, "width": 201, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERIMAAN KARYAWAN BARU DENGAN ALGORITMA GREEDY,\" Jurnal Visualika, vol. 6, no. 2, pp. 154- 160, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 228, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] B. Givan, . R. Wirawan, D. Andriawan, N. Aisyah, A. and A. S. Putra, \"Effect of Ease And Trustworthiness To Use E- Commerce for Purchasing Goods Online,\" International Journal of", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 593, "width": 201, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Educational Research & Social Sciences (IJERSC), vol. 2, no. 2, p. 277–282, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 228, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] W. E. Pangesti, R. Suryadithia, M. Faisal, B. A. Wahid and A. S. Putra,", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 69, "width": 444, "height": 660, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "\"Collaborative Filtering Based Recommender Systems For Marketplace Applications,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences, vol. 2, no. 5, pp. 1201-1209, 2021. [6] A. S. Putra, \"PENTING NYA KESADARAN", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 83, "width": 201, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HUKUM RAKYAT INDONESIA DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DI TINJAU DARI KEBERADAAN CYBERCRIME,\" Seminar Nasional", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 152, "width": 201, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inovasi dan Teknologi (SNIT) BSI, pp.", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 166, "width": 67, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36-50, 2012.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 179, "width": 228, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] A. S. Putra, \"Teknologi Informasi (IT)", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 193, "width": 201, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai Alat Syiar Budaya Islam Di Bumi Nusantara Indonesia,\" Seminar Nasional Universitas Indraprasta ( SINASIS ), pp. 200-215, 2020.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 248, "width": 228, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] H. Sugiarto, I. Sumadikarta, M.", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 262, "width": 201, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ryansyah, M. H. Fakhriza and A. S. Putra, \"Application Design\" Test Job Application\" On Android OS Using The AHP Algorithm,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences, vol. 2, no. 5, pp. 1173-1180, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 359, "width": 228, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] R. Wirawan, N. Aisyah, A. Rahman, B. S. Rahmawati, A. Medikano, A. Sebayang and A. S. Putra, \"Perancangan Aplikasi Website Menggunakan", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 414, "width": 201, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Macromedia Dreamweaver Mx Untuk Budi Daya Anggrek (Studi Kasus Toko Anggrek Berseri),\" TEKINFO, vol. 22, no. 2, pp. 77-86, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 469, "width": 228, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] A. Wirara, B. Hardiawan and M. Salman, \"Identifikasi BuktiDigital pada Akuisisi Perangkat Mobile dari Aplikasi Pesan Instan “WhatsApp”,\" eknoin Vol. 26, No. 1, Maret2020: , pp. 66-74, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 538, "width": 228, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] S. H. Winarno, L. Elvira, J. Latumahina, S. Sabil, R. R. Cindrakasih and A. S. Putra, \"HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT IN INCREASING COMPANY DEVELOPMENT (CASE STUDY PT. PARS MAXY", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 621, "width": 201, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PERKASA),\" Journal of Innovation Research and Knowledge, vol. 1, no. 11, pp. 1529-1533, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 662, "width": 228, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] S. H. Winarno, L. Elvira, J. Latumahina, S. Sabil, R. R. Cindrakasih and A. S. Putra, \"Competition and Globalization of Business to Further Develop Creativity and Innovation for the Advancement of", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 30, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1754", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 139, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No. 12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 70, "width": 201, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "the Company( Case Study at PT. Top Drink World),\" International Journal of Educational Research & Social Sciences, vol. 3, no. 2, pp. 1069-1066, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 125, "width": 228, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] V. Valentino, H. S. Setiawan, . A. Saputra, Y. Haryanto and A. S. Putra, \"Decision Support System for Thesis Session Pass Recommendation Using AHP (Analytic Hierarchy Process)", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 194, "width": 201, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Method,\" Journal International Journal of Educational Research & Social Sciences, pp. 215-221, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 235, "width": 228, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] . V. H. Valentino, H. S. Setiawan, M. T. Habibie, R. Ningsih, D. Katarina and A. S. Putra, \"Online And Offline Learning ComparisonIn The New Normal Era,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences (IJERSC), vol. 2, no. 2, p. 449–455, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 332, "width": 228, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] D. Susanti, E. A. S. Putra, N. Z. and N. Aisyah, \"IMPROVING STUDENTS'", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 360, "width": 201, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SPEAKING SKILLS MOTIVATION USING YOUTUBE VIDEO AND,\" Journal of Educational and Language Research, vol. 1, no. 9, pp. 1303-1310, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 228, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[16] R. N. Suryanto, \"“Dampak Positif Dan Negatif Permainan Game Online", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 454, "width": 201, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dikalangan Pelajar”,\" Jom Fisip Volume 2 No. 2 , 2015.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 228, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[17] P. Sukamto, A. S. Putra, N. Aisyah and R. Toufiq, \"Forensic Digital Analysis for CCTV Video Recording,\" International Journal of Science, Technology & Management, vol. 3, no. 1, pp. 284-291, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 228, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[18] S. Suhardjono, A. S. Putra, N. Aisyah and V. Valentino, \"ANALYSIS OF NIST METHODS ON FACEBOOK MESSENGER FOR FORENSIC EVIDENCE,\" Journal of Innovation", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 636, "width": 201, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research and Knowledge, vol. 1, no. 8, pp. 695-702, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 228, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[19] M. Subani, I. Ramadhan, S. and A. S. Putra, \"Perkembangan Internet of Think (IOT) dan Instalasi Komputer Terhadap Perkembangan Kota Pintar di Ibukota", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 70, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dki", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 70, "width": 45, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta,\"", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 70, "width": 201, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IKRA-ITH INFORMATIKA: Jurnal Komputer dan", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 97, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informatika, vol. 5, no. 1, pp. 88-93,", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 111, "width": 33, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2020.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 125, "width": 228, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[20] M. Siahaan, V. Valentino, E. P. Ningrum, J. Jamaludin , R. Ridwan, D. Pramestari, A. Medikano, A. Herwanto and A. S. Putra, \"Blockchain Concept in Jakarta Smart Transportation Payment,\" International Conference on Global Optimization and Its Applications 2021, vol. 1, no. 1, pp. 46-46, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 235, "width": 229, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[21] A. Saputra, A. Fahrudin, A. S. Putra, N. Aisyah and V. Valentino, \"The", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 263, "width": 201, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Effectiveness of Learning Basic Mathematics through Dice Games for 5- 6 Years Old at TKIT Al-Muslim,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences, vol. 2, no. 6, pp. 1698-1703, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 346, "width": 228, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[22] M. H. Riandi, H. Respati and S. Hidayatullah, \"Conceptual Model of User Satisfaction as Mediator of E- Learning Services and System Quality on Students’ Individual Performance,\"", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 415, "width": 201, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International Journal of Research in Engineering, Science and Management, vol. 4, no. 1, pp. 60-65, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 456, "width": 228, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[23] I. Ramadhan, A. Kurniawan and A. S. Putra, \"Penentuan Pola Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas di DKI Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 498, "width": 201, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP),\" IKRA-ITH INFORMATIKA: Jurnal Komputer dan", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 539, "width": 201, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informatika, vol. 5, no. 1, pp. 51-57, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 567, "width": 228, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[24] A. S. Putra, M. T. Herawaty and N. Aisyah, \"The Effectiveness Of Using E- Money On The Smart Transportation Payment System In The City Of Jakarta,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences,", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 649, "width": 160, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "vol. 3, no. 1, pp. 360-366, 2022.", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 663, "width": 228, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[25] A. S. Putra, \"Konsep Kota Pintar Dalam Penerapan Sistem Pembayaran Menggunakan Kode QR Pada Pemesanan Tiket Elektronik,\"", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 135, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 36, "width": 29, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1755", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 69, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TEKINFO Jurnal Ilmiah Teknik", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 83, "width": 181, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informatika, vol. 21, pp. 1-15, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 228, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[26] A. . S. Putra, . M. T. Herawaty and N. Aisyah, \"The Effectiveness Of Using E- Money On The Smart Transportation", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 138, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Payment System In The City Of Jakarta,\" International Journal of", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 166, "width": 201, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Educational Research & Social Sciences, vol. 3, no. 1, pp. 360-366, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 228, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[27] A. S. Putra, \"Peran Sosial Media Sebagai Media Dakwah Di Zaman Pandemic Virus Corona Atau Covid 19 Di Indonesia,\" Panangkaran:", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 235, "width": 201, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, pp. 1-12, 2021.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 228, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[28] A. S. Putra and . H. Kusuma, \"Pengembangan Sistem Career Center untuk Departemen Konseling dan Pengembangan Karir di Institut Teknologi Budi Utomo,\" Jurnal Khatulistiwa Informatika, pp. 133-143,", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 359, "width": 33, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 228, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[29] A. S. Putra, \"Penerapan Konsep Kota Pintar dengan Cara Penerapan ERP (Electronic Road Price) di Jalan Ibu Kota DKI Jakarta. Jurnal Informatika", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 229, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Pamulang, 5(1), 13-18.,\" Jurnal Informatika Universitas Pamulang, 5(1), 13-18., pp. 13-18, 2020. [30] A. S. Putra and . R. R. Fatrilia, \"Paradigma Belajar Mengaji Secara Online Pada Masa Pandemic", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 511, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coronavirus Disease 2019 (Covid-19),\"", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 524, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MATAAZIR: Jurnal Administrasi dan", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 538, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manajemen Pendidikan, pp. 49-61, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 228, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[31] A. S. Putra and L. H. S. W. Harco , \"Intelligent Traffic Monitoring System", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 593, "width": 201, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(ITMS) for Smart City Based on IoT Monitoring,\" Indonesian Association for Pattern Recognition International Conference (INAPR) IEEE, pp. 161- 165, 2018.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 228, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[32] A. S. Putra, L. H. S. W. Harco , S. A. Bahtiar , T. Agung , . S. Wayan and H. K. Chu-, \"Gamification in the e- Learning Process for children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 69, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(ADHD),\" Indonesian Association for Pattern Recognition International", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 97, "width": 198, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Conference (INAPR) IEEE, pp. 182- 185, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 124, "width": 228, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[33] A. S. Putra, L. H. S. W. Harco , L. G. Ford , . S. Benfano and A. Edi , \"A", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 152, "width": 201, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proposed surveillance model in an Intelligent Transportation System (ITS),\" Indonesian Association for Pattern Recognition International", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 207, "width": 198, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Conference (INAPR) IEEE, pp. 156-", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 221, "width": 57, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "160, 2018.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 235, "width": 228, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[34] A. S. Putra, \"“Penggabungan Wilayah Kota Bekasi Dan Kota Tangerang Ke Wilayang Ibu Kota DKI Jakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 290, "width": 201, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasal 32 Tahun 2019 Dapat Membantu Mengwujudkan DKI Jakarta Menjadi Kota Pintar”,\" Jurnal IPSIKOM VOL 7 No. 2, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 345, "width": 228, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[35] A. S. Putra, H. L. H. S. Warnars, B. S. Abbas, A. Trisetyarso, W. Suparta and C.-. Ho Kang, \"“Gamification in the e- Learning Process for children with", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 400, "width": 201, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)”,\" 1st 2018 Indonesian Association for Pattern Recognit INAPR, pp. 182-185, 2019.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 455, "width": 228, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[36] A. S. Putra, \" “Smart City : konsep Kota pintar di DKI Jakarta”,\" Jurnal TEKINFO, Vol 20, No 2, Hal 1-111, ISSN 1411-3635, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 511, "width": 228, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[37] A. S. Putra, \" “Smart City : Ganjil Genap Solusi Atau Masalah Di DKI Jakarta”,\" Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 3, ISSN 25804316 , , 2019.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 566, "width": 228, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[38] E. Nurniati, D. P. Irianto, . A. . S. Putra, . D. Susanti, Z. Zikriah, N. Nurhayati and N. Aisyah, \"Effective Use Of Learning Applications For English Subjects In Elementary School,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences, vol. 3, no. 1, pp. 39-45, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 676, "width": 228, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[39] D. Novitasari, A. Masduki , P. AGUS , I. Joni , S. Didi , . S. Nelson and S. P. Arman , \"Peran Social Support terhadap Work Conflict, Kepuasan dan Kinerja,\"", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 30, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1756", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 139, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No. 12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 70, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPIM (JURNAL PENELITIAN ILMU MANAJEMEN), pp. 187-202, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 228, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[40] A. Medikano, H. Ludiya, R. Wirawan, P. M. Akhirianto, S. Rachmawati, A. Sebayang, D. Efriyenty, R. Riko, I.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 139, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Svinarky, B. J. Tama and A. . S. Putra, \"Smart Transportation for Jakarta Smart", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 166, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "City Residents,\" International Conference on Global Optimization and", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 194, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Its Applications 2021, vol. 1, no. 1, pp. 21-21, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 228, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[41] E. K. Laksanawati and S. P. Arman, \"ANALISA STUDI CONFORMITY OF", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 249, "width": 201, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PRODUCTION (COP) UNTUK DITERAPKAN DI BALAI PENGUJIAN LAIK JALAN DAN SERTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR (BPLJSKB) BEKASI,\"", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 318, "width": 201, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST), pp. 207- 214, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 360, "width": 228, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[42] T. A. Kurniawan, P. Handayani, P. M. Akhirianto, A. S. Putra and N. Aisyah, \"Application Of 5G Internet System To Improve The Economy,\" International Journal Of Science, Technology & Management , vol. 3, no. 1, pp. 275-283, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 228, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[43] D. Katarina, A. Nurrohman, w. and A. S.", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 470, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putra, \"Decision Support System For", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 484, "width": 201, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Best Student Selection Recommendation Using Ahp (Analytic Hierarchy Process) Method,\" International Journal of Educational", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 539, "width": 201, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research & Social Sciences, vol. 2, no. 5, pp. 1210-1217, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 228, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[44] M. k. karmila, T. Iriani, R. S. Sumali, E. . Y. Kustini, R. Julistiana and A. S. Putra, \"THE INFLUENCE OF", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 608, "width": 201, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TYPICAL WEST JAVA SOUVENIRS ON THE LEVEL OF DOMESTIC TOURIST VISITS IN THE CITY OF BANDUNG, WEST JAVA,\" Journal of Innovation Research and Knowledge, vol. 1, no. 11, pp. 1475-1482 , 2022.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 691, "width": 228, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[45] R. Hermawan, M. T. Habibie, D. Sutrisno, A. S. Putra and N. Aisyah,", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 70, "width": 201, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "\"Decision Support System For The Best Employee Selection Recommendation Using Ahp (Analytic Hierarchy Process) Method,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences, vol. 2, no. 5, pp. 1218-1226, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 153, "width": 228, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[46] M. S. Hartawan, A. S. Putra and A. Muktiono, \"Smart City Concept for Integrated Citizen Information Smart Card or ICISC in DKI Jakarta,\" International Journal of Science, Technology & Management, pp. 364- 370, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 249, "width": 228, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[47] P. K. Dhamarsa, Safrizal, . S. P. Arman and Suyanto, \"Perancangan Aplikasi ITBU Career Center Berbasis Website Menggunakan PHP dan MYSQL,\" TEKINFO UPI YAI, pp. 1-105, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 318, "width": 228, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[48] N. K. Dewi and A. S. Putra,", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 332, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "\"Perkembangan Gamification dan", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 346, "width": 202, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dampak Game Online terhadap Jiwa Manusia di Kota Pintar DKI Jakarta,\" Jurnal Informatika Universitas Pamulang, vol. 5, no. 3, pp. 315-320, 2020.", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 415, "width": 228, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[49] N. K. Dewi, I. Mulyana, A. S. Putra and F. R. Radita, \"Konsep Robot Penjaga Toko Di Kombinasikan Dengan", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 456, "width": 201, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengendalian Virtual Reality (VR) Jarak Jauh,\" IKRA-ITH INFORMATIKA: Jurnal Komputer dan Informatika, vol. 5, no. 1, pp. 33-38, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 511, "width": 228, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[50] N. K. Dewi and A. S. Putra, \"Prosiding International Conference of Universitas Pekalongan,\" Prosiding International Conference on Education of Suryakancana 2021 (ICONNECTS 2021), pp. 321-326, 2021.", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 594, "width": 228, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[51] N. K. Dewi and A. S. Putra, \"LAW", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 608, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ENFORCEMENT IN SMART", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 622, "width": 201, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TRANSPORTATION SYSTEMS ON HIGHWAY,\" Proceedings International Conference", "type": "Table" }, { "left": 418, "top": 649, "width": 110, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "onEducation of", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 663, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryakancana 2021, pp. 321-326, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 677, "width": 228, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[52] N. K. Dewi, . B. H. Irawan, E. Fitry and A. S. Putra, \"Konsep Aplikasi E- Dakwah Untuk Generasi Milenial", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 135, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No.12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 36, "width": 29, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1757", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 469, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN 2798-3471 (Cetak)", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 755, "width": 238, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 127, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 69, "width": 201, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta,\" IKRA-ITH INFORMATIKA: Jurnal Komputer dan Informatika, vol. 5, no. 2, pp. 26-33, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 228, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[53] N. K. Dewi and A. S. Putra, \"Decision Support System for Head of Warehouse", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 138, "width": 201, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selection Recommendation Using Analytic Hierarchy Process (AHP) Method,\" Prosiding International Conference of Universitas Pekalongan, pp. 1-12, 2021.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 228, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[54] A. Damuri, N. Isnain, R. A. Priyatama, Y. I. Chandra and A. S. Putra, \"E-", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 235, "width": 201, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Learning Proposal System in Public Secondary School Learning,\" International Journal of Educational Research & Social Sciences (IJERSC), vol. 2, p. 270–275, 2021.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 228, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[55] A. N. Balqis, . L. Ramadhana, R. Wirawan and . I. N. Isnainiyah, \"Bid- Fish: An android application for online", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 345, "width": 201, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "fish auction based on case study from Muara Angke, Indonesia,\" IOP conference series: materials science and engineering, vol. 508, no. 1, p. 012128,", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 400, "width": 33, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2019.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 228, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[56] H. W. Arman Syah Putra, \"“Intelligent Traffic Monitoring System (ITMS) for", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 228, "height": 207, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Smart City Based on IoT Monitoring”,\" 1st 2018 Indonesian Association for Pattern Recognition International Conference, INAPR 2018 - Proce vol, 2019. [57] H. W. F. G. B. S. E. A. Arman Syah Putra, \" “A Proposed surveillance model in an Intelligent Transportation System (ITS)”,\" 1st 2018 Indonesian Association for Pattern Recognition International Conference, INAPR, 2019. [58] D. N. M. A. A. P. J. I. D. H. S. Y. C. Arman Syah Putra, \"“Examine Relationship of Soft Skills, Hard Skills, Innovation and Performance: the", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 649, "width": 201, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mediation Effect of Organizational Le,\" IJSMS, pp. 27-43, 2020.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 228, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[59] A. S. Putra, \"Efektifitas Sistem Jalan Underpass untuk Kota Pintar DKI Jakarta,\" Jurnal Informatika Universitas", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 69, "width": 201, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pamulang, vol. 5, no. 3, pp. 220-227, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 97, "width": 228, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[60] A. S. Putra, \"Analisa Dan Perancangan Sistem Pembelian Makanan Di Restoran", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 124, "width": 200, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Masa Pandemic Coronavirus", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 138, "width": 201, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disease 2019 (Covid-19),\" Jurnal Esensi Komputasi ( Jurnal Esensi Sistem Komputer dan Informasi ), vol. 4, no. 2, pp. 10-15, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 193, "width": 228, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[61] A. S. Putra, H. Warnars, F. Gaol, B. Soewito and E. Abdurachman, \"A", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 221, "width": 201, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proposed surveillance model in an Intelligent Transportation", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 235, "width": 201, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "System (ITS),\" 1st 2018 Indonesian Association for Pattern Recognition International Conference, INAPR 2018 - Proce vol. , 25, pp. 1-10, January 2019.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 30, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1758", "type": "Page header" }, { "left": 358, "top": 36, "width": 139, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No. 12 Mei 2022", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 469, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 469, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Journal of Innovation Research and Knowledge", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 744, "width": 133, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2798-3471 (Cetak) ISSN 2798-3641 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 232, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN", "type": "Section header" } ]
aa33ae9a-54ab-2088-5754-12866586f7c1
http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/download/1341/537
[ { "left": 57, "top": 770, "width": 489, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.13 (3) December 2021. Received: November 17, 2021; Received in revised form: December 8, 2021; Accepted: December 12, 2021; Available online: December 25, 2021. This is an open-access article under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 49, "width": 239, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contents list available at Directory of Open Access Journals (DOAJ)", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 58, "width": 213, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 74, "width": 360, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2087-9490 (Printed); 2597-940X (Online) Journal Homepage: http://www.journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 120, "width": 488, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of Internal Quality Assurance to Improve the Quality of Islamic Education", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 173, "width": 106, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Komsiyah 1", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 192, "width": 184, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.35445/alishlah.v13i3.1341", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 223, "width": 171, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info Abstract", "type": "Table" }, { "left": 63, "top": 252, "width": 89, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Education; Primary School; Quality Assurance ;", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 493, "width": 79, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Pendidikan; Sekolah Dasar; Penjaminan Mutu", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 252, "width": 361, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study was to examine the implementation of internal quality assurance of Madrasah A liyah Amanatul Ummah International Standard to improve the quality of education as one of the international-based Madrasah. There were 30 participants involved in this study, of consisted of 1 Kiai, one madrasah head, one deputy coordinator of Madrasah, 27 teachers ( ustads ). They were selected by using purposive sampling. This research was a case study research design with a single case study model in qualitative research. The qualitative data were collected by using observation, documents and interviews. The data analysis technique used three activity flows that occurred simultaneously, namely, l) data reduction; 2) data display, and 3) concluding/verification. The results of data analysis indicated that the quality assurance process has an orderly flow by Standard Operating Procedures. The process started from setting evaluation standards, implementing evaluations, monitoring, self-evaluation, auditing internal academic quality as a whole, formulating corrections, and improving quality. This cycle was carried out continuously. Quality assurance improved the quality of Islamic education. It had a positive impact on sustainable quality assurance and the commitment of stakeholders to achieve quality education.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 463, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 480, "width": 361, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan penjaminan mutu internal madrasah Aliyah Amanatul Ummah Berstandar Internasional untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagai salah satu madrasah yang berbasis internasional. Partisipan penelitian berjumlah 30 orang, terdiri dari 1 kiai, 1 kepala madrasah, 1 wakil koordinator madrasah, 27 guru (ustad). Mereka dipilih menggunakan purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan model penelitian studi kasus tunggal dalam penelitian kualitatif. Data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan observasi, dokumen dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu l) reduksi data; 2) tampilan data; dan 3) kesimpulan/verifikasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa proses penjaminan mutu telah berjalan dengan tertib sesuai Standar Operasional Prosedur. Prosesnya dimulai dari penetapan standar evaluasi, pelaksanaan evaluasi, pemantauan, evaluasi diri, audit mutu internal akademik secara keseluruhan, perumusan koreksi, dan peningkatan mutu. Siklus ini dilakukan secara terus menerus. Penjaminan mutu telah meningkatkan mutu pendidikan Islam. Hal tersebut berdampak positif terhadap penjaminan mutu yang berkelanjutan dan komitmen pemangku kepentingan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 307, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung, Indonesia Email: [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 255, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, 13 (3), Pages 2241-2248 Indah Komsiyah", "type": "Page header" }, { "left": 254, "top": 796, "width": 76, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2242 of 2248", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 63, "width": 99, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 81, "width": 499, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science and technology advancements have influenced changes in human life. So that they are required to be able to adapt to these changes. In this case, educational institutions, including elementary schools, must pay attention to the quality level of education to enhance human resources quality. The main focus of quality education was educational equity, educational quality, educational relevance, and educational management efficiency. (Idrus, 2012). From elementary school to university level, every educational institution should ensure educational quality. This quality assurance is related to the school's overall activities. This quality assurance activity has numerous advantages for educational implementation. Internally, it can improve educational quality, generate enthusiasm among the school's academic community, and foster a quality culture. Meanwhile, externally, this quality assurance process prepares for carrying out national accreditation or shaping the community's image of school organizations' quality level (Sulaiman & Wibowo, 2016). As a form of public accountability, school accreditation is an evaluation of the viability of a comprehensive education program about the National Education Standards (Awaludin, 2017). Thus, it can be concluded that the quality assurance process is a must for educational institutions to improve the quality of education", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 283, "width": 499, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As a result, schools continue to have external quality standards. Meanwhile, the school's internal quality assurance is carried out by the school's needs. Education quality assurance is a systematic and integrated activity carried out by an educational unit or program and its implementers, regional and central governments, and the community to improve the nation's intelligence through education. Implementing the school's Internal Quality Assurance Standards can begin with quality mapping, planning for quality compliance, implementing quality compliance, evaluating and setting standards, and so on (Rahmania et al., 2020). The importance of quality assurance in improving the quality of educational services is related to the quality standards and the efforts or systems to achieve these standards.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 412, "width": 499, "height": 214, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, Amanatul Ummah International-Based Madrasah in Pacet Mojokerto is also working on quality assurance to ensure that the education is relevant to the current conditions. According to the findings of the interview with the Deputy Coordinator of Amanatul Ummah Madrasah, this Madrasah has a special flagship program that has been accredited A. Students who pass the national exam are accepted into domestic and international universities with full scholarships. In addition to these academic achievements, the madrasahs have produced brilliant students at the local, regional, national, and international levels. The researchers' preliminary observations also found that almost all students at Madrasah Amanatul Ummah conducted and experienced the learning process in a fun way. The specific location or location in a mountainous area is an important reason why the teaching and learning process in Madrasah were conducted pleasantly. The teaching system is organized by combining three curricula at once, namely the National curriculum, the Mu's curriculum from al-Azhar Egypt, and the Cambridge curriculum. From these conditions, it can be seen that internal quality assurance in Madrasah Amanatul Ummah is an important aspect of education. Quality Assurance is very important to be applied in Islamic education, especially Islamic boarding schools, so that pesantren can survive and continue to exist in the current era of modernity.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 628, "width": 499, "height": 157, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were previous studies that have been conducted related to quality assurance. Quality Assurance is very important to be applied in Islamic education, especially Islamic boarding schools, so that pesantren can survive and continue to exist in the modern era. Quality assurance is also expected to produce information that can be used as feedback for schools as well as assure parents that the school always strives to provide the best service for its students (Fathurrohman, 2019). Munastiwi (2015) has studied quality assurance in a vocational school. It used Holistic Skills Education (HOLSKED), which manifests the education quality assurance process. Meanwhile, Sofoluwe & Akinsolu (2015) involves community participation in education quality assurance activities. Since the implementation of quality assurance in schools requires the participation of all parties both inside and outside the school, managers need to have communication skills and motivation that can build awareness in quality assurance (Thanomwan & Dhatthakan, 2014). In Thailand, the quality assurance system model has", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 34, "width": 255, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, 13 (3), Pages 2241-2248", "type": "Page header" }, { "left": 173, "top": 44, "width": 380, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of Internal Quality Assurance to Improve the Quality of Islamic Education", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 76, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2243 of 2248", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 64, "width": 499, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "provided changes consisting of 1) reduction of misconceptions of the quality assurance process, 2) needs assessment of the quality assurance process, 3) support from all stakeholders, and 4) development of executive leaders. There are 5 5 elements of the quality assurance process; needs assessment, planning, implementation, audits and assessments (Ajpru et al., 2014). Another element of the influence of quality assurance can also be understood from the quality of reporting on educational activities (Maroun, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 150, "width": 499, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Several previous studies show that internal quality assurance has a very important role in the implementation of quality education. In this case, many factors affect the success of the implementation of internal quality assurance (Praraksa et al., 2015). It means that madrasas are undergoing transformations that will positively impact education quality. The challenges and opportunities that arise in implementing these approaches in quality assurance include changes in the quality assurance approach at each stage and encapsulating the appropriate system structure.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 499, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aimed to examine the internal quality assurance of madrasah Aliyah Amanatul Ummah International Standard to improve educational quality as one of the international-based Madrasah. The findings of this study were expected to benefit madrasahs and other Islamic educational institutions by demonstrating how to conduct internal quality assurance for madrasahs. As a result, every educational institution can adapt internal quality assurance methods from educational implementation to improve educational quality.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 68, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 354, "width": 498, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study participants were 1) kyai , 2) madrasa heads, 3) vice coordinators of Madrasas, and 4) ustadz or teachers in Madrasas Aliyah. It was taken using purposive sampling. Here is the demographic of participants;", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 397, "width": 470, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Demographics of Participants Informant’s Profile Kyai Madrasah Head Vice Coordinators of Madrasa Teachers Gender: Male Female 1 (ASC) - 1 (AC) - 1 (RI) - 12 15 Age: Less than 25 26-35 36 – 45 Over than 46 - - - 1 - - 1 - - - 1 - - 12 15 - Academic: PhD Master Bachelor Degree - 1 - - 1 - - 1 - 3 12 15", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 499, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was a case study designed with a single case study model in qualitative research. This study related to the subjectivist and interpretive approach (Creswell, 2012). The study was conducted at Amanatul Ummah International Standard Madrasa Aliyah Pacet Mojokerto, East Java. The process of collecting data used observation, document and interview. An observation checklist was done by visiting the Madrasah. Document used to identify the quality assurance that was taken from the report of education program, the result of accreditation, and the result of supervision. The interviews were done with 1) kyai , 2) madrasa heads, 3) vice coordinators of Madrasas, and 4) ustadz or teachers in Madrasah to get information about quality assurance. The data analysis technique used three activity flows that occurred simultaneously, namely, l) data reduction, 2) data display, and 3) conclusion drawing/verification. Here is the design of the study.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 255, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, 13 (3), Pages 2241-2248 Indah Komsiyah", "type": "Page header" }, { "left": 254, "top": 796, "width": 76, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2244 of 2248", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 265, "width": 177, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 283, "width": 499, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of data analysis from observations and documents that have been carried out that the quality assurance process at the International-Based International Amanatul Ummah Madrasah is illustrated in the following cycle.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 449, "width": 483, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. A cycle of Quality Assurance in International-Based International Amanatul Ummah Madrasah", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 487, "width": 312, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 shows some of the actions in the quality assurance are;", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 501, "width": 495, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Standard Operating Procedures determine standard operational documents in implementing quality assurance.", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 530, "width": 495, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The implementation of quality assurance is a series of evaluation processes for all educational activities. In this section, the head of the Madrasah shows visionary leadership as a top leader, management commitment in integrating the system applied by Islamic boarding schools with Madrasah. Quality improvement teams measure for teachers and students to set cost standards that are not expensive and affordable for all groups.", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 601, "width": 494, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Units carry out monitoring at the higher level or related units in evaluating processes and results.", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 617, "width": 496, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Evaluation of quality assurance activities is carried out regularly, either every week, month, or year", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 632, "width": 427, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. The Internal Academic Quality Audit activity findings were used as evaluation data.", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 646, "width": 495, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. The Continuous Quality Improvement at all levels of the academic implementation unit is carried out as a manifestation of continuous quality improvement.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 675, "width": 499, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The interview data showed that International-Based International Madrasah Aliyah Amanatul Ummah had taken a quality process that is realized with the quality standards initiated by the caregivers of the Islamic boarding school as a leader with a high position in the Islamic boarding school. It is used as an idea to make a program. The following steps are were taken to implement quality assurance;", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 77, "width": 99, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data collecting process:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 61, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Interview", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Observation", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 115, "width": 85, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Documentation", "type": "List item" }, { "left": 276, "top": 79, "width": 86, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data display: 1. Describing data", "type": "Table" }, { "left": 279, "top": 104, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analyse data", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 170, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Reduction:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 183, "width": 69, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data coding", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 195, "width": 75, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Classify data", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 195, "width": 288, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Organize data Conclusion Taking the main answer for the problem", "type": "Picture" }, { "left": 78, "top": 337, "width": 431, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standard Operational Procedure Implementation of Quality Assurance Monitoring of Quality Assurance Self-Evaluation Auditing internal academic quality", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 396, "width": 64, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formulating corrections", "type": "Picture" }, { "left": 112, "top": 396, "width": 54, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Improving Quality", "type": "Picture" }, { "left": 300, "top": 34, "width": 255, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, 13 (3), Pages 2241-2248", "type": "Page header" }, { "left": 173, "top": 44, "width": 380, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of Internal Quality Assurance to Improve the Quality of Islamic Education", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 76, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2245 of 2248", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 64, "width": 181, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Build management commitment", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 79, "width": 478, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management's commitment to quality assurance at the International-Based International Amanatul Ummah Madrasah has shown a combination of the system applied by Islamic boarding schools and madrasahs. The planning of a quality assurance system at an Internationally-Based International Amanatul Ummah Madrasa is usually planned in a joint meeting by Kiyai and Mudhirul Ma'had together with the ustadz. Concerning the planning of the quality assurance system, Ustad Rozi explains in his question below.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 165, "width": 463, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“The plan for the quality assurance system at MBI is usually planned in a meeting. The meetings held at MBI include annual work meetings, monthly work meetings, weekly or weekly meetings and subject teachers' meetings. This annual working meeting was attended by education and educational staff within the International-Based International Amanatul Ummah Madrasah as well as foundation administrators, namely Kyai Asep and other foundation administrators. Next is a monthly working meeting which is attended by all the academic community. Then the weekly meeting was attended by homeroom teachers and supervisors. The last meeting was the Subject Teacher Deliberation meeting by presenting their respective subject teachers\".", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 280, "width": 477, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next series of management commitments set quality standards for students so that students can compete in this modern era and be accepted by the community. Internationally-Based Amanatul Ummah Madrasah in quality assurance carry out the management commitment process as follows, 1) form a commitment to religious culture through the internalization of transformational values in daily life; 2) leadership acts as an inspiration, promoter, controller and controller; 3) impose strict sanctions on violations of commitments based on the applicable regulations. For example, when a student violates a commitment not to smoke, but the student violates that commitment, the sanction is to be sent home to be fostered by his parents for approximately two weeks to a month, and 4) the commitments that are mutually agreed at the International-Based International Amanatul Ummah Madrasa are in the academic and non- academic fields.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 438, "width": 236, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Empowering the quality improvement team.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 452, "width": 495, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The quality measures of the International-Based Madrasah Amanatul ummah can be traced based on the exposure to the findings above. One of them is forming a quality improvement team. The team is formed through the following processes, 1) the education quality improvement team formed consists of teachers in coordination with subject teachers; 2) the quality improvement team at the Amanatul ummah International-Based Madrasah Amanatul Ummah carries out the task of planning learning programs to its supervision; 3) Islamic boarding schools monitor and monitor teacher discipline as a quality improvement team through teaching journals.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 553, "width": 495, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Streamlining evaluation activities. The evaluation process is carried out through the following steps. First, through the placement selection path. Second, through the matriculation program. This program is carried out based on the diversity of students' backgrounds related to students' study abilities and experiences, especially mastery of religious material and mastery of Arabic and English. Third, the foreign language development program is both Arabic and English in daily communication. Fourth, the system of coaching and supervising students for 24 hours (24 hours care system). Fifth, the cycle program or repetition. In addition to language strengthening programs and 24-hour coaching patterns.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 668, "width": 495, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Establish affordable financing (cost quality). International-Based Madrasah Amanatul ummah makes the standard cost of education for students is not expensive so that it is affordable by all people.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 711, "width": 495, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Quality conscious. One of the ways to implement quality awareness in Amanatul ummah International-Based Madrasah is through evaluation of the journal system and the obligation to spend material.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 754, "width": 285, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Effectively learning the integration of science in Islam.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 255, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, 13 (3), Pages 2241-2248 Indah Komsiyah", "type": "Page header" }, { "left": 254, "top": 796, "width": 76, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2246 of 2248", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 63, "width": 499, "height": 128, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the data findings, the implementation of quality assurance at Madrasah Aliyah Amanatul ummah Internationally has been carried out by the operational procedures owned by the madrasa as described in Figure 1. Every activity in the quality assurance process impacts improving the quality of education in madrasas. Each step of the quality assurance process is carried out sequentially and patterned according to operational quality assurance standards. In this case, it can be understood that the quality assurance of an educational institution has the steps that have been set in the rules (Lo, 2014). Thus, the implementation of quality assurance can provide positive changes and impacts on the quality of education. Educational institutions can also face challenges and opportunities to make quality changes(Kerimkulova & Kuzhabekova, 2017; Sari et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 192, "width": 499, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implementation of quality assurance in Madrasah Aliyah Amanatul Ummah can be seen in the commitment of school management. Every department involved in the implementation of education at the Amanatul Ummah madrasah has good and structured coordination. The right team units always carry out various educational programs and activities and cooperate closely to achieve quality in the educational process properly. In addition, quality assurance also impacts the quality of good teamwork between teachers, principals, foundations, students, and other academic departments. Each result of this quality assurance process becomes the evaluation material for madrasas in improving the quality of education.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 321, "width": 87, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 340, "width": 499, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The internal quality assurance had a positive impact on the quality education process in madrasah aliyah Amanatul Ummah. Internal quality assurance measured for education at the International-Based Madrasah Aliyah Amanatul Ummah Pacet Mojokerto was based on Islamic values and are carried out through 1) superior programs on an ongoing basis; 2) meeting the quality improvement criteria that the institution has internally determined; 3) performing a series of cycles in an accountable manner, and 4) meeting the standards outlined as an international standard institution by combining science and Ismaili values.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 441, "width": 499, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The findings of this study had implications for understanding the concept of educational institutions' existence. Islamic educational institutions, particularly formal educational institutions in Islamic boarding schools, must be prepared to make changes due to various factors and threats through regular internal quality assurance measures. As a result, Islamic educational institutions must be prepared to change at any time. Improving the quality, existence, and competitiveness of the community and the world of education today must be the driving force for changes and innovations in educational implementation.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 541, "width": 499, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher realizes that this research has several limitations. Research activities are only focused on knowing the implementation of internal quality assurance to improve the quality of education in madrasah aliyah. Therefore, the results of this study can still be developed in other aspects, such as the framework of cooperation from each stakeholder involved in quality assurance. It is very important to carry out additional research, especially on improving the quality of schools in Islamic boarding schools, to increase competitiveness. The internalization of the pesantren tradition in informal schools in the pesantren environment is an important point that must be studied.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 655, "width": 84, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 673, "width": 498, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajpru, H., Wongwanich, S., & Khaikleng, P. (2014). Design of Educational Quality Assurance System for Driving Policy of Educational Reform in Thailand: Theory-based Evaluation. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 116 , 1416 – 1422. https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.2014.01.408 Awaludin, A. A. R. (2017). Akreditasi Sekolah sebagai Suatu Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan di Indonesia. SAP (Susunan Artikel Pendidikan) , 2 (1). https://doi.org/10.30998/SAP.V2I1.1156 Creswell, J. W. (2012). Research, educational planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research . Pearson Education. Fathurrohman, M. (2019). Quality Assurance di Lembaga Pendidikan . Kalimedia.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 34, "width": 255, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, 13 (3), Pages 2241-2248", "type": "Page header" }, { "left": 173, "top": 44, "width": 380, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of Internal Quality Assurance to Improve the Quality of Islamic Education", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 796, "width": 76, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2247 of 2248", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 64, "width": 499, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idrus, M. (2012). Mutu Pendidikan Dan Pemerataan Pendidikan Di Daerah. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan Dan Konseling , 1 (2). https://doi.org/10.12928/psikopedagogia.v1i2.4603 Kerimkulova, S., & Kuzhabekova, A. (2017). Quality Assurance in Higher Education of Kazakhstan: A Review of the System and Issues. The Rise of Quality Assurance in Asian Higher Education , 87 –", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 114, "width": 498, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "108. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-100553-8.00006-9 Lo, W. Y. W. (2014). Think global, think local: The changing landscape of higher education and the role of quality assurance in Singapore. Policy and Society , 33 (3), 263 – 273. https://doi.org/10.1016/J.POLSOC.2014.09.002", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 499, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maroun, W. (2019). Does external assurance contribute to higher quality integrated reports? Journal of Accounting and Public Policy , 38 (4), 106670.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 499, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/J.JACCPUBPOL.2019.06.002 Munastiwi, E. (2015). The Management Model of Vocational Education Quality Assurance Using ‘Holistic Skills Education (Holsked).’ Procedia - Social and Behavioral Sciences , 204 , 218 – 230. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.08.144", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 239, "width": 499, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praraksa, P., Sroinam, S., Inthusamith, M., & Pawarinyanon, M. (2015). A Model of Factors Influencing Internal Quality Assurance Operational Effectiveness of the Small Sized Primary Schools in Northeast Thailand. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 197 , 1586 – 1590. https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.2015.07.115", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 289, "width": 499, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmania, I., Budiono, B., Soenaryo, S. F., Syakur, A., & Tinus, A. (2020). Implementation of Internal Quality Guarantee System to Increase the Quality of Education in Junior High School 21 Malang. Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal , 3 (1), 421 – 432. https://doi.org/10.33258/BIRLE.V3I1.838 Sari, A., Firat, A., & Karaduman, A. (2016). Quality Assurance Issues in Higher Education Sectors of Developing Countries; Case of Northern Cyprus. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 229 , 326 – 334. https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.2016.07.143 SOFOLUWE, A. O., & AKINSOLU, A. O. (2015). Community Participation in Quality Assurance (CPQA): A Catalyst in Enhancing Quality Basic Education Service Delivery in Nigeria. Journal of Education and Practice , 6 (7), 12 – 19.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 414, "width": 499, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulaiman, A., & Wibowo, U. B. (2016). Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Universitas Gadjah Mada. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan , 4 (1), 17. https://doi.org/10.21831/amp.v4i1.8197 Thanomwan, P., & Dhatthakan, P. (2014). Relationship between Administrators’ Competencies and Internal Quality Assurance. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 116 , 808 – 814. https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.2014.01.302", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 255, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, 13 (3), Pages 2241-2248 Indah Komsiyah", "type": "Page header" }, { "left": 254, "top": 796, "width": 76, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2248 of 2248", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 63, "width": 173, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This page is intentionally left blank", "type": "Section header" } ]
e49de86d-104d-fba4-f07f-c3abb2775b56
https://jist.publikasiindonesia.id/index.php/jist/article/download/831/1491
[ { "left": 85, "top": 58, "width": 201, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p–ISSN: 2723 - 6609 e-ISSN: 2745-5254", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 426, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 12 December 2023 http://jist.publikasiindonesia.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 130, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doi: 10.59141/jist.v4i12.831", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 782, "width": 66, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2469", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 91, "width": 329, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-GOVERNMENT AS A FORM OF SMART GOVERNANCE IMPLEMENTATION AT BANDUNG SMART CITY", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 131, "width": 317, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjuna Arief Kesuma 1* , Arief Sukma Yulianto 2 , Sapta Dwi P 3", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 146, "width": 346, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Indonesia Depok, Indonesia Email : [email protected] 1* , [email protected] 2 ,", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 172, "width": 430, "height": 294, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 3 *Correspondence ABSTRACT Keywords: E-Government; Innovative Governance; Bandung Smart City. Innovative steps in achieving total realization of E-Government are not only carried out through the birth of ideas and joint agreements between government institutions in the city of Bandung. The government must also pay careful attention to the factors underlying the government's actions. In addition to fulfilling information technology-based digital services, the government must also be able to predict what will create a gap between community needs and the reality that occurs while implementing the E-Government Bandung Smart City program. Through a literature study approach, this research focuses on developing theory and by collecting secondary data, the research results show that the Bandung City Government continues to strive to optimize E- Government by strengthening regulations and continuous evaluation, which will ultimately optimize the accountability of information technology-based public services in every area in the city of Bandung and also maximizing the application of the Bandung Smart City concept by minimizing community disparities in each region in the city and implementing the Bandung Smart City concept by minimizing community disparities in each city region. This article explains the e- government situation in Bandung Smart City and provides examples of the positive impacts of implementing the bright city concept. This research has implications for becoming a reference in implementing the Smart City concept in all regions in Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 217, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Advances in information and communication technology can be a tool to improve government efficiency. In government, e-government uses new technologies and systems (Sholeh et al., 2019). The definition in general, E-Government is the application of Government Information Technology (ICT) to improve government functions and services; it goes hand in hand with the development of technology utilization in the current global era, in line with the (Mukhsin, 2020) explanation that the era of globalization brings a new current of change and paradigm related to what happens in the development of the community environment and how the government responds by changing working papers, and other manual methods that are still traditional (Mayowan, 2016). E-Government will be integral to the government's efforts to improve bureaucratic efficiency. Many benefits can be obtained through online networks and integrated frameworks in implementing e-government (Saifuddin, 2020). With information systems and modern technology, e-government is expected to answer the challenges of government management information needs, provide improved administrative processes,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 259, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjuna Arief Kesuma, Arief Sukma Yulianto, Sapta Dwi S", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2470", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and ensure the quality of public accountability (Nurdin, 2018). A continuous decision- making process and adequate and well-structured knowledge will also enable government agencies to carry out their duties efficiently and accurately (Utama, 2020) against the backdrop of increasing public demands for greater transparency and accountability of the public sector worldwide, including in Indonesia. Centralization of authority of public engagement and barriers to public participation are barriers to public and private openness and accountability. For the city of Bandung, the massive implementation of e-government began with the encouragement of Bandung City to become a Smart City in the government of Ridwan Kamil in 2013; the Smart City concept is encouraged to develop the city, in the intelligent city concept itself there are several pillars, namely, innovative governance, intelligent people, smart economy, smart living, innovative environment.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 407, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The need for the pillar of innovative governance is implementing electronic government to implement innovative governance. The concept of e-government is based on the enthusiasm of the public, who want easy access to information and services that are permanent and sustainable (Baker, 2016). It also stated that E-Government is a governance system of government services that seeks to align innovative adoption to transform with the times. E-government-oriented activities are generally expected to have factual implications for government organizations, the business world, and society. Another definition suggests that e-government is also a forum for involvement in the use of information and communication technology to provide access to all community needs within an unlimited period of access. (Stockemer, 2019) also defines several principles closely related to e-government: (1) Government services must be pro-community; in their application, a service provided by the government to the community must be oriented to ease of access, adaptiveness, and responsiveness to governance. (2) Information management must be rational and readily accepted by the public so that the provision of information carried out by the government becomes valuable information for the community's needs. (3) All information and government service sites must have easy access and be well integrated electronically, both from computers and mobile phones, so that people do not struggle and have difficulties when they need access provided by the government. (4) Access to Government Services must have flexibility and be inclusive; with other definitions, electronic services must undergo improvements and improvements in the rapid development of technology and the demands of information access needs from the public. According to Indrajit (2006: 8), The existence of the E-Government Mechanism is an early departure from a renewal of service governance between the involvement of the government, the community, and other stakeholders oriented toward optimizing the use of information technology to maximize the quality of public service implementation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 428, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smart Governance can contribute from the public service and administrative sides, such as in the decision-making process in producing public and social services and facilities and infrastructure in producing online services.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smart Governance is one of the foundations of the intelligent city concept. Besides being the central pillar, Smart governance is also closely related to overall governance,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 399, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Government As A Form Of Smart Governance Implementation At Bandung Smart City", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2471", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 376, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "which is oriented towards collaboration between institutions to jointly realize the effectiveness and efficiency of implementing the bright city concept (Ruijer et al., 2023). Collaboration from various parties, both government, private, and community elements in Collaborative Governance, is also intended to accommodate the escalation of community demands, which are increasing daily, especially in developing infrastructure or public goods aimed at public administration. This is also in line with what Agranoff stated: several factors that cause the collaboration system to stick between groups include the interdependence of resources between management and the implementation of collaboration. Several key elements of intelligent governance: The first element is the use of Information and Communication Technology (ICT), which, in implementing innovative governance, must provide new communication channels for accessibility for citizens, such as e-government and e-democracy. The second element is external collaboration and participation. Innovative governance means collaboration between various departments and society to build growth and produce community-centered public services. The third element is internal coordination. This element talks about how communication can work to produce collaboration in carrying out innovative governance. The fourth element of Smart Governance is the decision-making process. This element explains that innovative governance is divided into three steps in decision-making: first, by diagnosing public needs, then developing strategic plans through evaluation, and by taking action on the accuracy of public issues. The fifth determining element is e- administration. Innovative governance refers to the ability to interact with society online, both in the form of public services. The sixth and final determining element is the results. Innovative governance aims to achieve the goal of meeting the needs of urban residents in public services.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through Presidential Instruction Number 3 of 2003, the Indonesian Government plans to implement e-Government. This e-government application will better handle all aspects of government, not only the Central Government in Jakarta but also regional and provincial offices.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung is implementing the Smart City concept based on many urban problems, such as high population growth and heavy traffic, because Bandung City is the capital of West Java Province and has the title of second most populous after DKI Jakarta. This density level is undoubtedly a challenge for the Bandung City Government regarding population. The large population implements public services complicated. This is done by utilizing Information and Communication Technology (ICT) to create an integrated governance system. In implementing the Bright City concept, Bandung started in 2014 and has received many achievements and awards, such as in 2017. The Bandung City Government received the Smart City Readiness award in 2017. In the same year, the Bandung City Government was also awarded the Smart City Rating 2017 (RKCI) category, which received appreciation from the Smart Indonesia Initiative Association (APIC) ITB. This award was given in appreciation for the Bandung City Government's consistency in implementing the bright city concept, and most recently, in 2022, it", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 259, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjuna Arief Kesuma, Arief Sukma Yulianto, Sapta Dwi S", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2472", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "received an award from the Ministry of Communication and Information for the best implementation of innovative governance. This article will focus on analyzing E- Government as a form of implementing innovative governance in Bandung Smart City: This article will explain how e-government as a form of implementing innovative governance can run well in the city of Bandung. The significance of this article is that it can help explain the implementation of intelligent governance. It can be a model for encouraging other regions to follow the implementation of e-government in Bandung Smart City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Methods", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 503, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses a literature study exploring several studies on implementing intelligent governance. This type of research uses literature study. This method has activities that correlate with data collection, recording, reading, and processing of what will become research material (Broccardo et al., 2019). A literature review is a mandatory activity in research, especially academic research, with the main aim of developing theoretical and practical application aspects. Each researcher carries out literature studies to find a basis for collecting and building a theoretical basis and reflection framework and identifying temporary hypotheses, also called research hypotheses. By conducting literature studies, researchers have a broader and deeper understanding of the problems they want to research. A thorough literature review can help establish a foundation for current research based on previous research (Stockemer, 2019). By conducting several systematic reviews from previous journals and literacy, the literature study method can also analyze literacy updates relevant to the research topic. (Bolívar & Meijer, 2016) It also suggests that the Literature Study explores a complete literature review with in-depth topic coverage; literature searches and re-research are indispensable process elements in reviewing explicit inclusion and exclusion criteria to ensure relevance to the study and selection of research topics. This research literature study will review several previous studies and journals to analyze the relevance of changes to research developments and problems with current analysis. This is in line with what was stated by (Snyder, 2019) that literature studies have an essential role as a basis for developing knowledge, policy making, implementation, and providing an overview of the impact of research results. The first research used as a literature study is an article entitled \"Implementation Of Smart City In Bandung City In Realizing The Concept Of Smart Governance.\" In this article, the implementation of Bandung Smart City, including the intelligent governance dimension, has been carried out since 2013, following the master plan, which was planned two times during the development period. This research focuses on intelligent cities, which provide ICT, IoT, sensors, etc., to help implement governance—competent government in Bandung. The novelty of this research is that it is more focused on analyzing the E-Government carried out by the Bandung City Government and seeing the achievements and evaluations for the running of Bandung Smart City. The second research is entitled \"Smart Governance: Using a Literature Review and Empirical Analysis to Build a Research Model.\" This article is used to explain related elements.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 399, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Government As A Form Of Smart Governance Implementation At Bandung Smart City", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2473", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 300, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results and Discussion Implementation of E-Government in Bandung Smart City", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As defined in public services, which has been stated in Law No. 25 of 2009 article 1, paragraph 1, the scope of public services includes a series of activities aimed at meeting the needs of each citizen by the needs of services and laws and regulations that include aspects of goods, services or administrative fulfillment of services available by public agencies as well as acting as public service providers. Furthermore, since the enactment of Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government, it has caused a desire for all regions to compete to improve maximum performance in government administration. The site or web is the embodiment of the e-government system. The conception of E- government not only focuses on aspects of technological sophistication and financing efficiency but also prioritizes the reflection of good governance, such as transparency, public openness, precise policy direction, improving the quality of public services, and maximizing active community involvement (Silvia & Purnaweni, 2023). The city of Bandung itself has held e-government since 2001 through the www.bandung.go.id website. However, at that time, the Bandung city website only contained information about activities carried out by the Bandung city government, such as services in the city of Bandung, work activities, announcements concerning the scope of the Bandung city government, and other things about information about events or activities held in the city of Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 186, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, since the Bandung City Government led by Ridwan Kamil, Bandung City has transformed into a smart city, commonly called a smart city. The intelligent government e-book by (Negara et al., 2021) states that the current development for smart cities or smart cities is proliferating. This is a matter of using electronic devices and forming a system and its settings. The bright city concept in this book is considered to create more effective and efficient human resource management. The purpose of a smart city is to connect the government, which has been considered to have a long and rigid bureaucracy, to be more agile and interconnected with relevant stakeholders. So, it will have implications, namely, the effective exchange of information in real-time. In addition, it is also expected that this smart city will improve the economy and social life of the people in Bandung City by involving economic stakeholders and investors to support the development of infrastructure in Bandung City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Smart City concept is one of the concepts to create a sustainable city. Sustainability itself is a measurable process, which can be seen from how we implement the efficiency and effectiveness of the sustainable development process, which can be seen in intelligent cities worldwide (Erza et al., 2022). Through the https://smartcity.bandung.go.id page, the Bandung City Government presents various community services facilitated online. Some of these services include online services for taxes, building permits, population management, and outpatient information services for people who need first aid related to health. Online public services carried out by the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 259, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjuna Arief Kesuma, Arief Sukma Yulianto, Sapta Dwi S", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2474", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung City Government are one of the indicators in the implementation of intelligent governance (Erza, 2015), namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“The Smart Government Dimension through 3 Working Areas (Online et al. Government). Where Online Service has two indicators (Online et al. Payments).”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The main thing in online services is using digital technology for the community to be more easily done and accessible. This is equivalent to what is mentioned in RB Regulation Number 26 of 2020 concerning implementing the Electronic-Based Government System (SPBE), one of which is applied to electronic-based public services. Analysis of 6 elements of Smart Governance (Bolivar, Meijer (2016) in the implementation of E-Government in Bandung Smart City:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 249, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first element is the use of Information and Communication Technology (ICT); the Bandung City Government runs e-government by presenting many public service applications/portals, as quoted from the Bandung.go.id website that there are 394 applications to provide convenience and flexibility to provide public services and can be used as a trigger for the performance of the State Civil Apparatus (ASN) (https://www.bandung.go.id/news/read/4123/394-aplikasi-untuk-pelayanan-publik-kota- bandung). The use of information and communication technology in Bandung City is carried out with the appointment of open data related to the adjustment of data access needs by the people of Bandung City. Bandung City has implemented an open data system since 2014. Open data access can be displayed in several online features through http://data.bandung.go.id/. The implementation of digitalization and the presence of existing applications shows that the Bandung city government has met the first criterion in using information and communication technology to produce good public services as effectively and efficiently, also, through strengthening by the Minister of Agriculture RB No. 26 of 2020, which examines the implementation of SPBE, measured by the implementation of electronic-based public services.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 428, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second element is internal coordination. Initially, Bandung City itself has been organizing e-government since 2001 through www.bandung.go.id website. However, that year, the website only contained related information about the activities carried out by the Bandung city government; there were no direct services the public could access. Furthermore, a discourse was carried out for the implementation of this Smart City concept in the era led by Ridwan Kamil, with the establishment of the Smart City Development Council in 2014 through Bandung Mayor Decree Number 130 / Kep.860- Bappeda / 2014 concerning the Bandung Smart City Development Council. The council aims to illustrate the big concept of a smart city in Bandung. To encourage digitalization and the implementation of e-government, the Bandung City Government collaborates with relevant stakeholders to encourage intelligent city implementation and produce a Bandung Smart City Master Plan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 428, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The third element is collaboration and external participation; collaboration between the Bandung City Government and the Bandung City Development Council resulted in the Bandung Smart City master plan. In public policy literacy, policy guidelines or reference documents in the form of blueprints are essential in policy implementation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 399, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Government As A Form Of Smart Governance Implementation At Bandung Smart City", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2475", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 186, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ideally, before implementing a policy, it must first have a clear basis or direction so that its implementation can be carried out by what has been planned. Bandung City took steps to implement the bright city concept by preparing a more technology-oriented foundation, infrastructure, and training equipment. Furthermore, the Bandung City Government cooperates with external (private) parties to provide fiber optic lines and internet bandwidth so that all regional equipment offices and city government CCTV cameras are connected to the network. Then, in collaboration with IBM Indonesia, IBM Indonesia is a branch or division of the multinational technology company IBM (International et al. Corporation) operating in Indonesia. IBM is one of the world's leading technology companies, providing a wide range of solutions and services in information technology, including cloud computing, artificial intelligence, data analytics, information security, etc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 201, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fourth element of innovative governance is the decision-making process. The application of E-Government in electronic administrative services gives the government data related to public participation in accessing public services so that it can be helpful in the decision-making process based on verifiable evidence and facts. On the Bandung Sadayana website, there is a BADAMI (Bandung et al.) feature as a digital channel to facilitate the discussion forum of the people of Bandung City to increase empowerment in the development of Bandung City. Then the LAPOR application has also been provided by the Bandung City Government, which aims to create digital facilities for the people of Bandung City to participate in providing suggestions and criticisms if they find the public service process that is not by procedures. So, the practice of e-government tini reduces the potential for decision-making that is speculative or based on subjective perceptions; it can also encourage greater transparency in the decision-making process. It also allows the government to account for its decisions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fifth element is e-administration; this element emphasizes that innovative governance is based on the ability of government institutions to communicate digitally in an integrated manner with the public to facilitate public services and fulfill predetermined mandates. Digitalization in conducting public services of the Bandung City Government Until now, there are nine government administration service applications, 18 public service applications, four special service applications (certain situations), and 263 OPD (Regional Equipment Organization) service applications (Kurnia, 2023), the Bandung City Government runs the following e-administration:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. BCC (Bandung Command Center) is a control room launched in 2015; the function of this BCC is to monitor the situation of Bandung because BCC is connected to CCTV in the corners of the city.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Done In Grip (Salaman) is an application initiated by disdukcapil Kota Bandung. This application aims to improve the ease of service-oriented towards transparency, efficiency, and effectiveness to meet the needs of community services in making and submitting population documents that do not have time constraints.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 259, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjuna Arief Kesuma, Arief Sukma Yulianto, Sapta Dwi S", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2476", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pay PBB Using QRIS, one of the innovative steps in QRIS payments and provides effectiveness in the transaction process, is also believed to increase revenue and maximize transparency.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Electronic Self-Assessment Tax Reporting Application (E-Satria). This application aims to optimize the taxpayer program in Bandung City for access to tax reporting. With the E-Satria application, tax payments are expected to be more transparent and avoid service irregularities such as fungi and bureaucratic abuse.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 428, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. SP4N - REPORT! This application is intended as a forum for conveying public aspirations and also to facilitate public complaints against irregularities in public services carried out by the Government, which are available from various channels both via SMS, Twitter, and Smartphones", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. New BIMMA (Bandung Integrated Manpower Management Application) Through the development carried out by the Bandung city directorate, the New BIMMA application is aimed at reducing unemployment in the city of Bandung with various features such as training, internship programs, and information on job openings, this application is also expected to increase public participation with easy access after application development.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. UHC (Universal et al.) is a health service-based application system provided by the Bandung city government to facilitate and provide guarantees to the community to get a healthy livability", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. E-Skm is an application that provides information related to service quality indicators from the Community Satisfaction Survey, where Government Agencies, through service units, periodically produce information related to Community Satisfaction surveys. The existence of this application is expected to represent the quality of service in several government agencies for services that have been provided to the community in an integrated manner", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 428, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Through this application, the community gets easy access to digitally integrated services with a one-stop system for the services needed. Bandung Sadayana is the parent of digital services provided by the Bandung City Government (https://www.bandung.go.id/news/read/7384/bandung-conecticity-digitalisasi- ciptakan-layanan-publik-akuntabel-da).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 428, "height": 170, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sixth and last element is the result of all elements carried out, that the City of Bandung has implemented innovative governance in the implementation of E- Government. Digital technology is beneficial for the government to provide public services online and is more easily accessible to the public without the need to come to government offices. From the ease of getting public services, the Bandung city government still has a way to get feedback through surveys of the level of public satisfaction in getting public services. Government agencies, through service units, periodically produce information related to community satisfaction surveys. This application is expected to represent the quality of service in several government agencies for services provided to the community in an integrated manner—the data on the same. Bandung.go.id website shows that in 2022, the quality of Bandung city government", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 399, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Government As A Form Of Smart Governance Implementation At Bandung Smart City", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2477", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "services received an excellent prediction (B) from a community survey. Furthermore, the results of intelligent governance by the Bandung City Government can increase community participation. This is done by optimizing community empowerment in participating in improving development and access to governance, which can be accessed through the BADAMI (Bandung et al.) feature and the LAPOR application feature, which functions for input and evaluation materials to improve public services to the community.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 359, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluation of E-Government Implementation in Bandung Smart City", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 428, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implementation of the Bandung City digitalization policy has been listed in Government Regulation Number 38 of 2017. However, the regulation has not been fully spread evenly in each region in the city of Bandung, based on the results of the Bandung regional institutional readiness analysis, which notes the unavailability of regional smart city SOP guidebooks that will later become an essential reference in each region to represent the Bandung city government's digitalization policy. (Soleh, et.al., 2019) It also explained that priority problems in Bandung must be carried out effectively and efficiently, and special attention must be paid to understanding the community's apparatus, regulations, and needs. This factor, of course, must also involve participation from the community in the aspects of the Environment, Infrastructure, and City spatial management.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Several weaknesses have also been analyzed in the strategic analysis of the Bandung Smart City Masterplan book, one of which is accountability in the E-Budgeting program. The public can undoubtedly see various information through the website page http://musrenbang.bandung.go.id/login. However, the website has not been integrated with access points through https://bandung.go.id/ and auction information for the procurement of goods and services through https://birms.bandung.go.id/, so in the aspect of transparency and Accountability of access to information data related to the implementation of budgeting cannot be seen by the public, this is also because there is no particular application that can facilitate. In addition to the inability of public access, in looking at the implementation of budgeting, the lack of transparency aspects also focuses on the limited access to public information on procurement activities for goods and services and the absence of detailed information related to why and how an organization or institution can win the auction process, in the evaluation that the Government has not optimized the social community to jointly strengthen the implementation of digitalization (E-Government) as a whole in the city of Bandung, and to answer these obstacles, the Bandung City government will increase the empowerment of all potential academics and social communities to integrate systems and data jointly.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the results of the report outlined in the 2018-2023 Bandung City RPJMD, there are still several problems in communications and informatics matters; some of the problems include:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 428, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. application development and integration are not running optimally, with 289 applications. However, only nine applications have been integrated with the Diskominfo server, so this is still an essential reference for facing future challenges to optimize so that all applications can be integrated so that they can improve the", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 259, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjuna Arief Kesuma, Arief Sukma Yulianto, Sapta Dwi S", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2478", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 414, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "effectiveness of government governance and can immediately move towards bright city level \"wise:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. There is minimal involvement/empowerment of universities and ICT volunteers because, up to now, there are only 16 people involved, both from universities and ICT volunteers. Moreover, ideally, there should be one ICT volunteer in one sub-district.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 428, "height": 85, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. At the level of intelligent city feasibility in Bandung, based on survey results from the collaboration between the RKCI team and ITB in 2017, it is in the integrative category with a value of 60.80%. The remaining achievements need to be increased to the intelligence level. Information and Communication Technology (ICT) has become something that cannot be separated because it is closely related to all aspects of human life.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 428, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is to the objectives of the ICT aspect, which can increase effectiveness, efficiency, transparency, and accountability in several activities. Several public service information systems are built on the Internet through a data-based Internet network, such as E-Gov, E-Health, and E-Learning. However, the achievements from using ICT have not been fully optimal. The cause of one of these things is that databases and applications are built using different data platforms and information systems. This results in databases and information systems being unable to be integrated reliably to provide an integrated activity service.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 60, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 297, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The transformation of Bandung City into an intelligent city shows the importance of innovation and transformation in the application of e-government and open data in presenting public services. Technology, digitalization, and online service applications have brought positive changes in providing services to the community. They are starting with the presence of www.bandung.go.id website. In 2001, the Bandung City Government began to implement the concept of e-government by providing information related to the agenda of activities and services in the Bandung City government. Then, with information and communication technology development in 2013, the Bandung City Government, led by Ridwan Kamil, initiated the implementation of the Smart City concept in the City of Bandung. A series of processes, such as establishing the Smart City Development Council in 2014, listed in the Bandung Mayor Decree Number 130 of 2014, related to the Bandung Smart City Development Council. With the involvement of stakeholders, Bandung City has become a city with the best Smart Governance implementation in Indonesia in 2022. E-government practices in Bandung City also follow principles such as the empowerment of ICT that is innovative, open, easy access, responsive, and participatory democratic. Like the presence of the Bandung Sadayana application (All Digital City Services), with the existence of an application, community services can be accessed through an integrated system with one-stop accessibility that can be facilitated.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 399, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Government As A Form Of Smart Governance Implementation At Bandung Smart City", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2479", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 103, "width": 67, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bibliography", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baker, J. Don. (2016). The purpose, process, and methods of writing a literature review. AORN Journal , 103 (3), 265–269.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bolívar, Manuel Pedro Rodríguez, & Meijer, Albert J. (2016). Innovative governance: Using a literature review and empirical analysis to build a research model. Social Science Computer Review , 34 (6), 673–692.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 429, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Broccardo, Laura, Culasso, Francesca, & Mauro, Sara Giovanna. (2019). Innovative city governance: exploring the institutional work of multiple actors towards collaboration. International Journal of Public Sector Management , 32 (4), 367–387.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erza, O. (2015). Measuring the Perception of Bandung’s Community in Implementing the Smart Environment Concept. Editorial Team , p. 58.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erza, Osni, Suparmoko, M., & Tambunan, Tulus T. H. (2022). Development Of Smart Governance Measurement Framework To Create A Sustainable Bandung Smart City. Penanomics: International Journal of Economics , 1 (1), 61–74.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mayowan, Yuniadi. (2016). Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di desa (studi kasus di kabupaten Lamongan). Profit: Jurnal Administrasi Bisnis , 10 (1), 14–23.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukhsin, Mukhsin. (2020). Peranan teknologi informasi dan komunikasi menerapkan sistem informasi desa dalam publikasi informasi desa di era globalisasi. Teknokom ,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 436, "width": 266, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (1), 7–15. https://doi.org/10.31943/teknokom.v3i1.43", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara, Edi Surya, Hidayanto, Achmad Nizar, Andryani, Ria, & Syaputra, Rezki. (2021). Survey of innovative contract framework and its application. Information , 12 (7), 257.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurdin, Andi Heny Mulawati. (2018). Menuju pemerintahan terbuka (open government) melalui penerapan e-government. Jurnal MP (Manajemen Pemerintahan) , 5 (1), 1– 17.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saifuddin, Ridwan. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan , 8 (02), 183. https://doi.org/10.35450/jip.v8i02.198", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sholeh, Chaereyranba, Sintaningrum, Sintaningrum, & Sugandi, Yogi Suprayogi. (2019). Formulation of innovation policy: Case of Bandung smart city. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik , 22 (3), 173.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silvia, Maya, & Purnaweni, Hartuti. (2023). Analisis Manajemen Pengaduan Kanal Pengaduan “Sapa Mbak Ita” Kecamatan Tembalang. Journal of Public Policy and Management Review , 12 (4), 679–699.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snyder, Hannah. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 259, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arjuna Arief Kesuma, Arief Sukma Yulianto, Sapta Dwi S", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 4, No. 12, December 2023 2480", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "guidelines. Journal of Business Research , 104 , 333–339.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 102, "width": 220, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.039", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utama, A. A. Gde Satia. (2020). The implementation of e-government in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 143, "width": 400, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Research in Business and Social Science (2147-4478) , 9 (7), 190–196. https://doi.org/10.20525/ijrbs.v9i7.929", "type": "List item" } ]
df9ee524-4f00-098d-66bd-52d3353ee4ab
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/pendas/article/download/754/631
[ { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 88, "width": 394, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 104, "width": 444, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN ( ROLE PLAYING ) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 LEMAHJAYA", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 136, "width": 142, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh : Dwi Agus Ermawati", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 151, "width": 119, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SD Negeri 2 Lemahjaya", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 199, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 459, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi Drama siswa kelas IV dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Drama melalui metode bermain peran. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya yang berjumlah 21 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan model alur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 459, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman materi Drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan bermain drama. Berdasarkan data tes siklus I setelah pelaksanaan tindakan dari 21 siswa kelas IV yang mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode bermain peran yaitu, prosentase keuntasan 57,14% sebanyak 12 siswa mampu mencapai standar KKM (70). Hasil tes siklus II setelah pelaksanaan tindakan, dari 21 siswa kelas IV yang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode bermain peran prosentase ketuntasan mencapai 80,95% atau 17 siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 459, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil yang telah dicapai pada siklus I dan II di mana telah memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian ini dianggap telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan pemahaman materi Drama siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 297, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : pemahaman, pembelajaran, dan bermain peran .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 117, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 213, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting. Kualitas kinerja atau mutu guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan mutu pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran di sekolah. Banyak cara yang sudah di", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 526, "width": 213, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lakukan, namun dalam kenyataan mutu pembelajarannya kurang memuaskan. Untuk itu maka diperlukan adanya inovasi berbagai strategi di dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 630, "width": 213, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pembelajarannnya lebih efektif dan menyenangkan sehingga tujuan utama meningkatkan mutu pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam kenyataan yang terdapat di lapangan proses pembelajaran belum optimal dan belum mencapai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Hal inilah yang menjadi permasalahan di SD Negeri 2 Lemahjaya, karena pembelajaran yang dilakukan di SD tersebut masih belum bisa menunbuhkan antusiasme dan pemahaman siswa. Hal ini juga disebabkan karena dari masing- masing guru tidak ada semangat dalam mengadakan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran terkesan kurang menarik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 213, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melalui proses belajar mengajar diharapkan tujuan – tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses belajar mengajar yang dapat mencapai tujuan adalah proses balajar mangajar yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektifitas layanan, pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan, serta proses belajar mengajar yang melatih siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, autentik, dan aktif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 213, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan alasan tersebut penulis menjadi tertarik untuk mengubah sistem", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 213, "height": 383, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV pada siswa SD Negeri 2 Lemahjaya dengan menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran yang variatif, yang tujuan utamanya untuk mengaktifkan siswa. Model pembelajaran yang mampu membuat siswa sebagai aktor dan guru hanya merupakan fasilitator saja. Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi drama, siswa menunjukkan kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa masih kurang memuaskan. Kurang memuaskan dari hasil belajar dapat dilihat dari kurangnya nilai kriteria ketuntasan minimal yang diperoleh yaitu 7,0.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 481, "width": 213, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses pembelajaran di SD Negeri 2 Lemahjaya sebagian besar masih dilakukan secara konvensional dengan bercerita dan mencatat. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya, kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari 21 siswa yang mampu mencapai nilai KKM hanya 10 anak. Jika dipresentasikan jumlah siswa yang belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM sebanyak 52,4%. Selain itu dalam pembelajaran tersebut siswa bersifat pasif. Siswa belum paham", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan materi yang dipelajari. Selain itu alasan lain disebabkan karena terbatasnya kemampuan guru dalam menggunakan metode yang inovatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan metode- metode yang inovatif, membuat siswa kurang tertarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat tidak memperjelas isi pesan bahkan akan membinggungkan siswa. Siswa akan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang mereka anggap menarik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 213, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sejak Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD mendapat alokasi waktu 5 jam per minggu. Mata pelajaran ini dianggap penting untuk diajarkan di sekolah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 213, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran sastra dalam Bahasa Indonesia meliputi aktivitas, perilaku dan penampilan. Komponen kemampuan bersastra merupakan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 213, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "komponen pembelajaran yang merupakan aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 213, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 129, "width": 213, "height": 342, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengajaran sastra membekali para siswa dengan empat keterampilan, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pengajaran sastra khususnya drama merupakan perpaduan antara keempat keterampilan tersebut. Pembelajaran apresiasi drama memang lebih menekankan pada keterampilan berbicara, tetapi tidak tertutup kemungkinan, bahwa mendengar (pada menyimak pementasan drama), membaca (berlatih dialog atau naskah drama), dan menulis (menulis tekas drama atau scenario). Jadi, semuanya saling berkaitan. Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 481, "width": 213, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fungsi pengajaran sastra menurut penciptaan watak atau karakter, yaitu untuk menanamkan rasa cinta sastra, sehingga setelah dewasa anak didik akan dewasa pula dalam kegemaran, kemampuan apresiasi, dan penilaian terhadap hasil-hasil sastra. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran ( Role Playing ) diduga dapat melibatkan siswa untuk aktif, kreatif, kritis dalam melihat situasi serta kondisi yang ada di sekitar lingkungannya. Kegiatan ini menjadikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "siswa dapat mengalami sendiri dan dapat mengkaitkan materi yang ada dengan kehidupan nyata. Bagian inti dari pembelajaran ini adalah siswa dapat menemukan memahami pesan moral yang terkandung dalam sebuah drama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 213, "height": 446, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode bermain peran ( role playing ) untuk meningkatkan hasil belajar dan menambah antusiasme siswa. Strategi pembelajaran jenis role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Tujuan yang diharapkan dengan strategi role playing antara lain agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, dapat belajar bertanggung jawab, dapat mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, dapat berpikir dan memecahkan suatu masalah (Nana Sudjana, 2009: 22).", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 213, "height": 238, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kelebihan stategi role playing meliputi melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. Permainan", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 336, "width": 213, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 378, "width": 213, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia perlu penerapan model pembelajaran yang aktif. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok drama, perlu adanya metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan studi kasus pada pokok bahasan drama, materi ini di anggap sulit bagi siswa karena membutuhkan kemampuan untuk mengingat dan menghafal istilah – istilah yang ada pada unsur drama ataupun jenis – jenis drama yang banyak dan sukar untuk dihafalkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 213, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tindakan awal yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah adalah diskusi antara peneliti, guru kelas IV dan Kepala Sekolah. Dalam hal ini sudah dilakukan pada waktu dialog awal. Masalah yang perlu segera diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang kurang dari KKM dalam proses pemahaman pembelajaran Bahasa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 213, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan suatu strategi pembelajaran yang baru untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman siswa. Peneliti menyimpulkan akar permasalahan rendahnya hasil belajar siswa adalah sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 454, "width": 210, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pembelajaran Bahasa Indonesia masih bersifat guru sebagai pusat.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 495, "width": 210, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran hanya diposisikan sebagai pendengar.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 557, "width": 210, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Teknik pembelajaran yang kurang menarik atau cenderung monoton.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 213, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur demi tercapainya tingkat pemahaman siswa terhadap materi drama yaitu meliputi aspek: (1) Tokoh-tokoh dalam drama , (2) Sifat tokoh-tokoh dalam drama , (3) latar cerita dalam drama, serta", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 213, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(4) amanah dalam drama, (5) memerankan tokoh-tokoh sesuai dengan skenario.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 129, "width": 213, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pretest yang dilakukan peneliti diperoleh nilai siswa bahwa dari sejumlah 21 siswa, 7 siawa nilai rata – ratanya masih di bawah ketuntasan. Berikut adalah data nilai pretest siswa sebelum pelaksanaan tindakan siklus I :", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 274, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Nilai pretes sebelum siklus", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 295, "width": 180, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Nilai Belajar Nilai Awal Terendah 34 Tertinggi 82 Rata-rata 62.28 Terpenuhi KKM 23.33%", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 367, "width": 213, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dengan mitra kolaborasi yaitu guru kelas dan kepala sekolah SD Negeri 2 Lemahjaya merupakan upaya peningkatan hasil belajar pemahaman siswa. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan pemahaman hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 532, "width": 213, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengacu pada nilai pretest serta perencanaan sebelumnya, maka peneliti mengadakan tindakan kelas yang terdiri dari dua tindakan (siklus). Adapun tindakan yang dilakukan adalah tindakan kelas Siklus I dan tindakan kelas Siklus II dengan menggunakan metode bermain peran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada siklus pertama ini diperoleh data mengenai hasil belajar. Adapun siswa yang hasil ulangannya ≤ 70 sebanyak `12 siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 213, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut adalah data nilai hasil belajar pada siklus I.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 212, "width": 183, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Nilai Siklus I Hasil Nilai Belajar Nilai Siklus I Terendah 45 Tertinggi 85 Rata – rata 66.90 Ketuntasan 57,14 %", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 213, "height": 404, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus I siswa yang mengalami peningkatan pemahaman atau baik dari aspek 1 sebanyak 15 siswa atau 71,43%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman atau kurang sebanyak 6 siswa atau 28,57%. Dari aspek 2 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 13 siswa atau 61,90%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 8 siswa atau 38,09%. Dari aspek 3 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 11 siswa atau 52,38%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 10 siswa atau 47,62%. Dari aspek 4 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 8 siswa atau 38,09%, siswa yang", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 213, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 13 siswa atau 61,91%. Dari aspek 5 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 7 siswa atau 33,33%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 14 siswa atau 66,67%.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 233, "width": 213, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bertolak dari hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I. Diketahui bahwa hasil yang diperoleh siswa belum signifikan. Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang disusun untuk siklus II ini yaitu guru lebih mengoptimalkan pemberian motivasi pada siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran. Siswa diberi penjelasan mengenai materi drama sebelum dan sesudah pelajaran dengan harapan agar siswa menjadi aktif bertanya. Nilai hasil belajar meningkat menjadi 80,95 % dari siswa mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yaitu ≥ 70.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 543, "width": 213, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada siklus II ini diperoleh data mengenai hasil belajar siswa. Siswa yang memenuhi KKM sebanyak 17 siswa. Berikut adalah data hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 627, "width": 194, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai Siklus Siklus I Siklus II Terendah 45 55 Tertinggi 85 90 Rata – rata 66.90 71.90 Ketuntasan 57,14 % 80,95 %", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 570, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus II siswa yang mengalami peningkatan pemahaman atau baik dari aspek 1 sebanyak 19 siswa atau 90,47%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman atau kurang sebanyak 2 siswa atau 9,53%. Dari aspek 2 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 17 siswa atau 80,95%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 4 siswa atau 19,05%. Dari aspek 3 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 16 siswa atau 76,19%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 5 siswa atau 23,81%. Dari aspek 4 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 10 siswa atau 47,62%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 11 siswa atau 52,38%. Dari aspek 5 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 11 siswa atau 52,38%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 10 siswa atau 47,62%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 213, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian maka pembahasannya sebagai berikut. Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan metode", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 213, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "inovatif, yang dalam hal ini menggunakan metode bermain peran, hasil belajar siswa pada materi drama kurang memuaskan. Hal ini yang mendasari peneliti bekerjasama denagn guru kelas IV mengubah cara pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran agar siswa tertarik dan ikut terlibat secara langsung dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 274, "width": 213, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada siklus I pemahaman konsep tentang drama, semua siswa telah melakukan pembelajran, prosentase nilai rata-rata yang dilakukan oleh siswa dari seluruh pemahaman konsep drama yang terekomendasi pada materi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 398, "width": 213, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode pembelajaran yang tepat dapat memicu pengembangan potensi siswa dalam pembelajaran. Pada siklus II semua siswa sudah melakukan pembelajaran pemahaman konsep drama.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 502, "width": 213, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prosentase konsep pemahaman yang 80,95", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 523, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "%.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 543, "width": 213, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agar minat siswa dalam meningkatkan pemahaman dalam materi drama meningkat, maka perlu didorong untuk berinteraksi dengan sesama teman agar pembelajaran sesuai dengan metode yang diterapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 88, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 213, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya dapat disimpulkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 213, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode bermain peran pada materi drama lebih efektif dapat meningkatkan hasil belajar pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 2 Lemahjaya tahun ajaran 2011/2012.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 213, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terjadi peningkatan pemahaman hasil belajar siswa. Pada nilai awal siswa tidak tertarik dengan pembelajaran sehingga berpengaruh pada kefokusan dan keaktifan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 213, "height": 260, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengalami peningkatan hasil belajar pemahaman siswa yang semula sebelum pelaksanaan tindakan hasil belajar siswa yang memenuhi KKM sebesar 42,85 %, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 57,14 % dan terakhir pada tindakan siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi sebesar 80,95 %. Serta dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata – rata kelas dari sebelum tindakan 61,33, pada siklus I menjadi 66,90, dan pada siklus II meningkat menjadi 71,90.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 213, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru harus menerapkan metode agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 214, "height": 280, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pelajaran. Peningkatan pemahaman dengan metode bermain peran terbukti dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negri 2 Lemahjaya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keberhasilan penggunaaan metode bermain peran telah mampu mengubah paradigma tentang peran guru di dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu - satunya pusat pembelajaran melainkan dalam pembelajaran siswa sebagai pusat pembelajaran. Peran guru tidak lebih sebagai mediator, fasilitator serta motivator dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 378, "width": 213, "height": 342, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari guru meliputi kemampuan guru dalam mengajar dan mendidik. Kemampuan guru dalam menguasai materi. Sedangkan kemampuan guru tentang mendidik mencakup kemampuan guru dalam memberikan bimbingan dan motivator dalam belajar. Adapun faktor dari siswa mencakup keterlibatan siswa secara fisik dan mental selama proses pembelajaran dan motivasi siswa dalam belajar. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 159, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 743, "width": 55, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 213, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anita Lie, 2008. Cooperative Learning .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 213, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta : Grasindo. Agus Suprijono, 2010. Cooperative Learning . Yogyakarta : Penerbit", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 213, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta: PT Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 213, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 295, "width": 192, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitiansuatu Pendekatan Praktik .", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 315, "width": 115, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta : Rineka Cipta.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 213, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cahyaningrum Dewojati. DRAMA: Sejarah, Teori dan penerapannya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 378, "width": 192, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yogyakarta : Gajahmada University Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 213, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperative .", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 440, "width": 191, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 99, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kunandar, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 200, "top": 460, "width": 98, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah Mudah", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 481, "width": 192, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian Tindakan Kelas Sebagai", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 213, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Mulyasa, 20011. Praktik Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 150, "width": 191, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 191, "width": 214, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Robert E. Slavin, 2010. Cooperative Learning . Bandung : Penerbit Nusa Media.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 253, "width": 213, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : FKIP UMS.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 315, "width": 213, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Samino & Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar . Surakarta: Fairuz Media.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 378, "width": 213, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi . Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Algesindo.", "type": "Text" } ]
f2263a25-4546-44e0-977e-5fa09b67ace6
https://journal.uir.ac.id/index.php/JSP/article/download/6433/3398
[ { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 175", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 76, "width": 522, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Speed, Agility, and Quickness (SAQ) training of the circuit system: How does it affect kick speed and agility of junior taekwondo athletes?", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 160, "width": 353, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imran Akhmad* , Tarsyad Nugraha , Petrus Sembiring", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 190, "width": 200, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Negeri Medan, Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 214, "width": 327, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 16 February 2021; Accepted 10 May 2021; Published 21 July 2021 Ed 2021; 6 (2): 175-182", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 253, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 264, "width": 526, "height": 165, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study is conducted based on a trainer's difficulty in improving the speed of kicks and agility of taekwondo junior athletes. This condition is a consideration for trainers to develop a proper and measurable cirquit SAQ training program to improve kick speed and agility for taekwondo novice athletes. This study aims to find out the effect of SAQ cirquit exercises with kick speed and agility. The research method used is an experimental method with equivalent time series design research design. The research is conducted for 6 weeks with a frequency of 1 week 3 exercises and consists of 3 series. Every 4 weeks it is done postest with design; (1) pre-test-treatment-portest stage 1, and (2) pre test-postest-postest stage 2. Data analysis technique uses t test with significance level 0.05. The results conclude that; (1) there is a significant influence between cirquit SAQ exercises on the kick speed of taekwondo junior athletes. (2) there is a significant influence between cirquit SAQ exercises on the agility of taekwondo junior athletes. From the results of this study, researchers expect that there will be recommendations to be used as further considerations for the future so that this study is more in-depth related to SAQ exercises, and hopefully this study can be a reference material for other researchers who want to research about the influence of SAQ exercises.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 442, "width": 220, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aywords: SAQ; speed kick; agility; taekwondo", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 479, "width": 213, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25299/sportarea.2021.vol6(2).6433", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 502, "width": 287, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2021 Imran Akhmad, Tarsyad Nugraha, Petrus Sembiring", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 525, "width": 526, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding author: Imran Akhmad, Department of Sport Coaching, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 570, "width": 525, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite : Akhmad, I., Nugraha, T., & Sembiring P. (2021) Speed, Agility, and Quickness (SAQ) training of the circuit system: How does it affect kick speed and agility of junior taekwondo athletes?. Journal Sport Area , 6 (2), 175-182. https://doi.org/10.25299/sportarea.2021.vol6(2).6433", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 617, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 631, "width": 527, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taekwondo is a branch of martial arts in general which aims for self-defense, fitness, and achievement. As with other martial arts branches, taekwondo requires good biomotor elements (Akhmad, 2013) . When it is viewed from the characteristics of the fast and accurate movement and changes position quickly which is shown by hitting, kicking, and dodging techniques simultaneously. So the sport of self-defense requires several elements of excellent physical components such as; endurance, strength, speed, coordination, and flexibility (Bompa & Haff, 2009) . Endurance is used to maintain conditions in order to remain physically fit during the match. Strength is needed to perform powerful punches and kicks so as to allow the opponent to be knocAd out. Speed is useful for preparing physically to hit, kick, and dodge quickly so that the opponent has difficulty attacking. Coordination is useful for combining attacking, parrying, kicking and dodging", "type": "Text" }, { "left": 38, "top": 11, "width": 222, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area", "type": "Section header" }, { "left": 38, "top": 39, "width": 148, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.uir.ac.id/index.php/JSP Vol. 6. No. 2. August, (2021)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 176", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 526, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "movements, and blending into one complete movement. Moderate flexibility is useful for getting a wide range of motion and avoiding injury (Baechle & Earle, 2000) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 103, "width": 527, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Specifically, the sport of taekwondo really needs movement speed because the faster someone kicks, the easier it is to find points in competing (Fong et al., 2013) . Movement speed is useful for attacking, dodging and responding to stimuli so that it requires agility and quickness components. Meanwhile, to get agility and quickness, speed is needed (Brown, & Ferrigno, 2005) . The three variables both mean speed but have different characteristics. Velocity relates to the displacement of the body as a whole in a straight line. Agility means changing the direction and position of the body quickly. Quickness is meant by the speed of generating responses to external stimuli (Brown & Ferrigno, 2014) . In the training process these three variables can be made into a single unit and are called Speed, Agility, and Quickness (SAQ) (Nageswaran, 2013) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 213, "width": 527, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In taekwondo speed there are 2 important components in the context of speed, namely; kick speed and agility (Sabatini, Nugraha, & Dewi, 2019) . The speed of taekwondo kicks is largely determined by the movement of the thigh/leg that is carried out quickly and relatively briefly against the target. A Taekwondo athlete must have high speed so that when the stimulus comes, in the shortest possible time he releases a kick/attack to a predetermined target. But apparently, kicking speed and agility are difficult for junior athletes (Jeong et al., 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 296, "width": 527, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on observations made by researchers at several matches in North Sumatra, almost 70 percent of the scores achieved by athletes were kicking reaction speed. At the 2019 North Sumatran Open Komando Cup held in Medan, from the 16 classes that were competed for the first place men, 3 people had good kick reaction speed, and for the women's first place, 1 person, the rest (12 people) had bad reaction speed. The next observation at the Regional Student Sports Week in Medan, some athletes who represent North Sumatra still do not have a good kick reaction speed. Obviously this is an obstacle in achieving victory.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 379, "width": 526, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to support observations in the match, interviews are then conducted with several coaches (21 coaches) about the implementation of the training process. From the results of the interview, it can be concluded that the training methods used are still conventional and not programmed properly, especially physical exercises such as endurance, reaction speed, strength, and others. Practice is pacAd in the moments leading up to the match. This is not in accordance with the principles of practice. Achievements are instant and won't last for a long time. A habit that often occurs in almost all taekwondo clubs in North Sumatra.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 461, "width": 527, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achieving optimal performance cannot be separated from the role of the coach who designs an exercise for the success of his athletes. A coach only demands maximum results from an athlete so he often forgets things that support an athlete's results (Asmawi & Wiguna, 2015 ; Ouergui et al., 2020) . A taekwondo athlete must have kick speed and agility when competing this is because taekwondo is an unarmed fighting technique for self-defense that involves the application of skilled techniques including punching; jump kick, block, dodge, and parry action with hands and feet (Singh et al., 2018) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 544, "width": 527, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responding to these conditions, it is necessary to design an appropriate training program to support the improvement of kick speed and agility abilities in athletes. The many types of exercises to increase speed and agility are the basis for determining the right training given to junior taekwondo athletes. SAQ stands for Speed, Agility, and Quickness or a form of exercise that can develop speed, agility, and reaction simultaneously (Akhmad & Hasibuan, 2020) . Speed is defined as the ability of biomotor experts to move from one point to another in a straight line quickly. Agility means the ability to move from one place to another changing direction quickly. Quikness is characterized by the response given by the body to stimuli from outside the body (Akhmad, 2013) . Based on the description above, especially the difficulty of the coach in increasing the kick speed and agility of junior athletes, it is necessary to do research as a solution. Several studies on the effect of SAQ training on speed and agility have been carried out whose results have a significant effect (Azmi & Kusnani, 2018 ; Fauzi et al., 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 696, "width": 527, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relevant research conducted under the title Effect of Exercise Program Speed, Agility, and Quickness (SAQ) in Improving Speed, Agility, and Acceleration (Azmi & Kusnanik, 2018) . In this study, the method used is experimental with a pre-test-posttest design. Posttest is performed only once after manipulation of SAQ exercise for 8 weeks. The experiment is carried out on 26 athletes who are divided into two groups, each group consisting of 13 samples. The method of implementing the SAQ exercise is separate by completing", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 177", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 526, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "each post of 3 sets and then moving to another post, and so on until up to 8 posts. Other studies that are relevant to this research are Fauzi et al., (2020) with the title The Effect of HIIT and SAQ Exercises on Agility and Speed. This study uses an experimental method by comparing HIIT exercises with SAQ exercises with a pre- test - posttest design that is carried out once. In addition, the implementation of the exercise with a sample of 30 divided into 2 experimental groups using the block method. After completing 16 experiments, a final test is carried out to see the effect of training on increasing speed and agility.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 158, "width": 526, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is a uniqueness in this research that the implementation of the research is carried out with a circuit system with the implementation consisting of 8 posts. This means that the difference between this study and several previous studies lies in the implementation of the experiments carried out in a circuit system. In addition, this research method was also carried out differently from the previous research method, where the experimental method is carried out through 3 series with 3 post-tests measured every 4 weeks whose results are known for each series and have different improvements.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 241, "width": 526, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The above phenomena and solutions are thought to be able to help solve the problem of the coach's difficulties in increasing the kick speed and agility of junior tekwondo athletes. At the same time, this study aims to determine the effect of circuit SAQ training on kick speed and agility of junior taekwondo athletes.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 282, "width": 527, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SAQ is a progressive training and instruction system aims at developing basic motor skills to improve the ability of players/athletes to become more skilled faster and with higher precision (Brown & Ferrigno, 2014) . SAQ training plays a very important role in motor coordination, acceleration, balance, agility, and reaction development at all stages and at all levels (Velmurugan & Palanisamy, 2011) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 337, "width": 527, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Giving SAQ training is an appropriate action to support the results of the achievements to be achieved in athletes who dominate the components of movement speed and agility (Azmi & Kusnanik, 2018 ; Milanović et al., 2013 ; Shapie & Rohizam, 2018 ; Jovanovic et al., 2011) . Exercises that involve speed, agility, and speed are training methods that aim to develop motor skills and control of body movements through the development of the neuromuscular system with SAQ exercises that can increase kick speed and agility for junior athletes in taekwondo club Sibayak (Polman et al., 2009 ; Siramaneerat & Chaowilai, 2020 ; Malempati, Bujjibabu, & Johnson, 2012) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 448, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 461, "width": 526, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The type of research used is an experimental method with an equivalent time series design research design. The population of this study is 28 junior athletes at the Sibayak taekwondo club located in Medan, North Sumatra. The sampling technique uses purporsive random sampling. There are several considerations in determining the sample size including; the total population aged 15-17 years. The results obtained as many as 24 athletes. Next, simple random sampling is conducted by setting a sample size of 20 people.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 530, "width": 527, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study is conducted on 20 junior taekwondo athletes through repeated time-lapse studies in two different groups with the following sample characteristics: (1) age X = 17.85± SD = 0.84 years; weight X = 64.17±SD=5.36 kg; height X =66.41±SD=5.14 cm. This research is carried out for 6 weeks with a frequency of 3 times in 1 week and consisted of 3 series (Singh et al., 2018) . Every 2 weeks a post-test is carried out by design; (1) pre-test-treatment-post-test stage 1, and (2) pre-test-post-test stage 2. From the effect of SAQ training on each exercise series on increasing agility and speed will be seen in each series. This research is carried out from October to December 2020. Considering that it is still the Covid-19 period, the exercises are carried out by implementing health protocols, namely; (1) wearing a mask when close together, (2) trying to Aep a minimum distance of 1.5 meters, and (3) before and after the practice of washing hands with the hand sanitizer that has been prepared. The research design is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 679, "width": 388, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Research Design Pre test Treatment Post test O 1 X 1", "type": "Table" }, { "left": 460, "top": 703, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O 2", "type": "Picture" }, { "left": 101, "top": 715, "width": 369, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O 2 /O 3 X 2 O 4 0 4 /O 5", "type": "Table" }, { "left": 275, "top": 726, "width": 195, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 3 O 6", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 739, "width": 527, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Note: O 1 , O 3 , O 5 = pre test X 1 , X 2 , X 3 = SAQ training (treatment) O 2 , O 4 , O 6 = post test", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 178", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 527, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research subjects condyct a pre-test as an O1 value and then are given the SAQ exercise program treatment in 1 treatment group. After 6 exercises, all of them conduct the first post-test series O2/O3. Followed by the second series of treatment with the number of meetings 6 times and end with the post test as the O4/O5 value. The exercise is continued for 6 meetings and the post test is scored as O6. The exercise is carried out with a frequency of 3 times in 1 week. Test instruments in this study: (1) agility test using a 4 x 10 meter shuttle run test test (Bushman, 2017) , and (2) reaction test kit (Baskoro et al., 2020) . The 4 x 10 m shuttle run test is a test to measure the athlete's agility. The implementation of athletes is divided into 4 groups of 5 people each. The score obtained is the time stated on the stop watch in seconds. This test is chosen according to the purpose of the agility test with a field area equivalent to the type of test and the reaction kick test is a test tool to measure kick speed in martial athletes. With the reason that this research is an implementation of the research on the development of the reaction time test that the researcher conducts. In the implementation, each athlete performs the test in turn with the foot on the pedestal button and then the athlete performs a kick by passing the detection sensor that has been adjusted to the kick distance. The score obtained from the implementation of the test is the time indicated on the reactions kick application. The data analysis technique used in this research is the Social Sciences Statistics Package (version 13.0, SPSS). Prior to analysis, normality test (Kolmogorov-Smirnov) and homogeneity test (levene) are performed with a significant level of p<0.05.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 310, "width": 163, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 323, "width": 526, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data obtained from the results of tests and measurements are analyzed using statistical descriptions and the average scores of the results of Kick Speed (KS) and Agility (AG). The data scores in this study can be described in table 2 below.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 465, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Research Data Description Test Variable Training Mean ± SD. α = 0.05 lowest score highest score Pre tes O 1 KS NA 0,384 ± 0,040 0,335 0,460 AG 15,27 ± 0,86 16,54 13,00 O 2 KS SAQ 0,382 ± 0,038 0,335 0,437 AG 15,02 ± 0,88 16,38 12,81 O 4 KS SAQ 0,353 ± 0,028 0,301 0,430 AG 14,63 ± 0,87 16,00 12,67 O 6 KS SAQ 0,283 ± 0,025 0,260 0,366 AG 14,29 ± 0,79 15,72 12,60", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 526, "width": 527, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In series 1, the average kicking speed is 0.382±0.038 sec and the score range is 0.335 -0.437 sec. The effect of SAQ training on agility shows a mean score of 15.02 ± 0.88 s, and a score range of 16.38-12.81 sec. In series 2 the average kicking speed is 0.353±0.028 sec, and the score range is 0.301 - 0.430. Meanwhile, the average agility score is 14.63 ± 0.87 sec, and the score range from 16.00 - 12.67 sec. In series 3 the average kicking speed is 0.283±0.025 sec, and the score range is 0.260 - 0.366 sec. While in agility obtained an average of 14.29 ± 0.79 sec, and a score range of 15.72 -12.60 sec.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 619, "width": 280, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Percentage Increase in SAQ Training Results in 3 Series", "type": "Caption" }, { "left": 80, "top": 632, "width": 430, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test Variables Training Percentage (%) Pre test - O 1 KS SAQ 0,424 AG 0,73 O 1 - O 2 /O 3 KS SAQ 0,367 AG 1,13 O 3 - O 4 KS SAQ 0,260 AG 0,97", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 732, "width": 526, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The percentage increase from the pre-test of Serie 1 with kick speed is 0.424% while agility increased by 0.73%. The increase in kick speed of the series 2 represents a figure of 0.367% while the increase in agility is", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 179", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 526, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.13%. The increase in kick speed in the 3 series represents a figure of 0.260% while the increase in agility in the score is 0.97%.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 116, "width": 459, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Significance Test Variable Training α =0.05 Note Pre test - O 1 KS SAQ 9,424 Sig. AG 9,433 Sig. O 1 - O 2 /O 3 KS SAQ 8,393 Sig. AG 9,124 Sig. O 3 - O 4 KS SAQ 14,388 Sig. AG 15,796 Sig.", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 226, "width": 526, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In series 1, the t-level speed training is 9,424 and agility is 9,433 with the speed =0,05. This means that there is a significant effect between SAQ training on the speed and agility of Junior Taekwondo athletes. In series 2, the speed training level t is 8,393 and agility is 9,124 with speed α = 0.05. This means that there is a significant effect between SAQ training on the speed and agility of Junior Taekwondo athletes. In series 3 exercise the t level is 14,388 and agility is 15,796 with a significant level α = 0.05. This means that there is a significant effect between SAQ training on the speed and agility of Junior Taekwondo athletes.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 309, "width": 527, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study examines the effect of SAQ training on kick speed and agility. SAQ exercise is an exercise that can develop various aspects of motion such as speed, balance, agility, quickness power, coordination, and perceptual balance (Diswar et al., 2016 ; Nageswaran, 2013) . SAQ exercises can be done in a variety of ways that are tailored to the needs of the sport. In taekwondo martial arts, the speed required is kicking speed. Agility is needed when changing body position and changing body direction quickly and precisely.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 378, "width": 526, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study is to determine the level of influence of SAQ training on kick speed and agility in junior taekwondo Sibayak club athletes (Akhmad et al., 2019 ; Milanović et al., 2013) . The results of the research in series 1 is from the speed variable at the t-count level of 9.424 and agility of 9.433 with a significant level of = 0.05. It means that there is a significant effect between SAQ training on kick speed and agility of the junior taekwondo Sibayak club athletes. The increase in pretest-posttest kick speed increased 0.424% while agility increased 0.73%. If you see the percentage increase is relatively low. The findings of this study can explain to the reader that the exercise performed for 6 times has a relatively low increase. This means that 6 times SAQ training is still not enough to increase kick speed and agility. However, there is an increase between the pretest-posttest series 1.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 502, "width": 526, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In series 2 of speed training, the t-count is 8.393 and agility is 9.124 with a significant level of = 0.05. It means that there is a significant effect between SAQ training on kick speed and agility of the junior taekwondo sibayak club athletes. The pretest-posttest increase in kick speed increased 0.36% while agility increased 1.13%. There was also an increase in series 2, only a lower increase than series 1 in the variable kick speed (0.424% – 0.36%). There was also an increase in agility and relatively higher than series 1 (0.73%-1.135%). However, there is still an increase between the pretest-posttest series 2. The findings of this study can explain to the reader that the exercise carried out for 12 times also has a relatively low increase. In total, the percentage increase in the kick speed variable shows a percentage of 0.78% while the agility variable shows 1.86%. This means that 12 times SAQ training is still not enough to increase kick speed and agility.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 626, "width": 526, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In series 3, the t-count speed exercise is 14,388 and agility is 15,796 with a significant level of = 0.05. This means that there is a significant effect between SAQ training on kick speed and agility of the junior taekwondo Sibayak club athletes. The pretest-posttest increase in kick speed increased 0.27% while agility increases 0.97%. There is also an increase in series 2, only a lower increase than series 2 in the variable kick speed (0.36% – 0.27%). There is a decrease in the agility variable (1.135%-0.97%). However, there is still an increase in the effect between the pretest-posttest series 3. The findings of this study can explain to the reader that the exercise performed for 18 times has a relatively low increase. In total, the percentage increase in the kick speed variable shows a percentage of 1.05% while the agility variable shows 2.83%. This means that the SAQ exercise 18 times has shown an increase in kick speed and agility (Fox, 1992) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 180", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 527, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partially or in the form of a series, it shows a percentage increase in each series despite fluctuations in the increase in each series, both kick speed and agility. Exercise 6 and 12 times can not guarantee the achievement of optimal performance because the percentage of improvement is still low. So it can be ensured that continuous SAQ training with a planned program will increase speed and agility, including junior taekwondo athletes (Sporis et al., 2010) . The results of this study can be used as a basis for determining that Speed, Agility, and Quickness (SAQ) exercises can increase kick speed and agility (Cherappurath & Elayeraja, 2017) . Exercise with 6 and 12 sessions does not guarantee the achievement of the desired results, so it taAs a longer time, namely 18 training sessions.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 199, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 213, "width": 526, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SAQ exercises that are carried out continuously can increase kick speed and agility for junior taekwondo athletes. However, the study has several limitations including; (1) the implementation of research is still during the Covid-19 period, so that the exercise is limited by implementing health protocols such as; (a) wearing a mask when close together, (b) trying to maintain a minimum distance of 1.5 meters, and (c) before and after practice washing hands with hand sanitizer that has been prepared; (2) the research is limited to the junior athletes of the Sibayak taekwondo club with a limited sample of 20 athletes. So it is recommended for other researchers to be able to conduct similar research with a larger number of samples; and (3) because this type of research is a quasi-experimental where the sample is not placed centrally so that it is difficult to control nutritional patterns, rest patterns and exercise complaints.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 337, "width": 526, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the study conclude that there is a change in the increase as indicated by the percentage value through 4 stages of the test, namely pre-test, post-test series 1, post-test series 2, and post-test series 3. The results of this study are indicated by changes in kick speed and agility after 18 training meetings. This change is the basis that programmed SAQ exercises will increase speed and agility for junior taekwondo athletes and do not rule out the possibility to be carried out by other sports athletes who in these sports activities require dominating speed and agility. It is recommended to coaches in taekwondo in particular and other sports in general if you want to improve kick speed and agility, you can use the SAQ circuit system programmatically.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 448, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 475, "width": 454, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhmad, I. (2013). Dasar-Dasar Meatih Fisik Olahragawan (1st ed.). Medan: Unimed Press.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 503, "width": 526, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhmad, I., & Hasibuan, B. S. (2020). Contribution of SAQ Exercises and Plyometric Exercises Against Smash in Princess Volleyball Games . 23 (UnICoSS 2019), 201–204.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 544, "width": 527, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhmad, I., Supriadi, A., Dewi, R., & Swara, Y. (2019). The Influence of SAQ Training on Speed and Agility for Futsal Young Athletes on X-Trail 14 Futsal Academy. International Journal of Science and Research , 8 (12), 933–936. https://doi.org/10.21275/ART20203413", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 599, "width": 527, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baechle, T. R., & Earle, R. W. (2000). Essentials of Strength Training and Conditioning (2nd ed.). Champaign, IL: Human Kinetics.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 641, "width": 526, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brown, L. E., & Ferrigno, V. A. (2005). Training for Speed, Agility, and Quickness (2nd ed.). Champaign, IL: Human Kinetics.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 682, "width": 526, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brown, L. E., & Ferrigno, V. A. (2014). Training for Speed, Agility & Quickness (3rd ed.). Champaign, IL: Human Kinetics.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 724, "width": 527, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cherappurath, N., & Elayaraja, M. (2017). Effects of Speed, Agility and Quickness (SAQ) Training on Anaerobic Endurance and flexibility of Novice Tennis Players. European Journal of Physical Education and Sport Science , 3 (11), 165–172. https://doi.org/10.5281/zenodo.1119118", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 181", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 527, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asmawi, M., & Wiguna, I. B. (2015). the Effect of Training Method and Leg Power Toward Dolyo Chagi Ability. Jipes - Journal of Indonesian Physical Education and Sport , 1 (2), 56. https://doi.org/10.21009/jies.012.06", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 130, "width": 526, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azmi, K., & Kusnanik, N. W. (2018). Effect of Exercise Program Speed, Agility, and Quickness (SAQ) in Improving Speed, Agility, and Acceleration. Journal of Physics: Conference Series , 947 (1), 012043. https://doi.org/10.1088/1742-6596/947/1/012043/meta", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 185, "width": 527, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baskoro, W. C., Akhmad, I., & Simatupang, N. (2020). Agility Side Step Test Development Test Device Motion Sensor Based . 23 (December 2019), 23–24. https://doi.org/10.2991/ahsr.k.200305.001", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 224, "width": 527, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bompa, T. O., & Haff, G. G. (2009). Periodization: Theory and Methodology of Training. In Champaign, Ill. : Human Kinetics;", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 268, "width": 502, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bushman, B. A. (2017). Complate Guide Fitness & Health (2nd ed.). Champaign, IL.: Human Kinetics.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 296, "width": 526, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diswar, S. K., Choudhary, S., & Mitra, S. (2016). Comparative effect of SAQ and circuit training programme on selected physical fitness variables of school level basAtball players. International Journal of Physical Education, Sports, and Health , 3 (5), 247–250.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 351, "width": 526, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M., Wiriawan, O., & Khamidi, A. (2020). Pengaruh Latihan HIIT dan SAQ Terhadap Alincahan dan Acepatan.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 365, "width": 436, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga , 19 (2), 146.", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 379, "width": 232, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.20527/multilateral.v19i2.8910", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 406, "width": 527, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fong, S. S. M., Ng, S. S. M., & Chung, L. M. Y. (2013). Health through martial arts training: Physical fitness and reaction time in adolescent Taekwondo practitioners. Health , 5 (6), 1–5. https://doi.org/10.4236/health.2013.56a3001", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 461, "width": 527, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fox, E. (1992). Sports Physiology (Cloth Verison) The Cheap Fast Free Post . McGraw-Hill Education - Europe.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 503, "width": 526, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jeong, H. S., Ha, S., Jeong, D. H., O’sullivan, D. M., & Lee, S. Y. (2021). Injury and illness in world taekwondo junior athletes: An epidemiological study. International Journal of Environmental Research and Public Health , 18 (4), 1–11. https://doi.org/10.3390/ijerph18042134", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 558, "width": 526, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jovanovic, M., Sporis, G., Omrcen, D., & Fiorentini, F. (2011). Effects of speed, agility, quickness training method on power performance in elite soccer players. Journal of Strength and Conditioning Research , 25 (5), 1285–1292. https://doi.org/10.1519/JSC.0b013e3181d67c65", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 613, "width": 527, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malempati, B., & Johnson, P. (2012). Effect of plyometric and speed agility and quickness SAQ training on selected physiological and physical fitness attributes of male handball players. Internasional Journal of Health,", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 641, "width": 447, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Physical Education and Computer Science in Sports , 8 , 21–25.", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 655, "width": 163, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://hdl.handle.net/10603/39049", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 680, "width": 527, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milanović, Z., Sporiš, G., Trajković, N., James, N., & Šamija, K. (2013). Effects of a 12 week SAQ training programme on agility with and without the ball among young soccer players. Journal of Sports Science and Medicine , 12 (1), 97–103.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 22, "width": 201, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Sport Area - 6 (2), 2021, 175 - 182 Imran Akhmad., et al", "type": "Page header" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 51, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 182", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 527, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shapie, M. N. M., & Rohizam, R. N. F. R. (2018). A Case Study: The Effects of Speed, Agility and Quickness (SAQ) Training Program on Hand-Eye Coordination and Dynamic Balance among Children. Journal of Physical Fitness, Medicine & Treatment in Sports , 2 (4), 1–6. https://doi.org/10.19080/jpfmts.2018.02.555591", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 144, "width": 526, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nageswaran, D. A. S. (2013). Effect of SAQ Training on Speed Agility and Balance Among Inter Collegiate Athletes. International Journal of Scientific Research , 2 (1), 1–2.", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 172, "width": 225, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.15373/22778179/jan2013/84", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 199, "width": 526, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ouergui, I., Messaoudi, H., Chtourou, H., Wagner, M. O., Bouassida, A., Bouhlel, E., Franchini, E., & Engel, F. A. (2020). Repeated sprint training vs. Repeated high-intensity technique training in adolescent taekwondo athletes—a randomized controlled trial. International Journal of Environmental Research and Public Health , 17 (12), 1–14. https://doi.org/10.3390/ijerph17124506", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 268, "width": 526, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Polman, R., Bloomfleld, J., & Edwards, A. (2009). Effects of SAQ training and small-sided games on neuromuscular functioning in untrained subjects. International Journal of Sports Physiology and Performance , 4 (4), 494–505. https://doi.org/10.1123/ijspp.4.4.494", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 323, "width": 527, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabatini, N. K. G., Nugraha, M. H. S., Dewi, A. A. N. T. N. (2019). FaKSor-FaKSor Yang Mempengaruhi Acepatan, Akuatan, dan Daya Ledak Terhadap Tendangan Pada Atlet Taekwondo. Jurnal Pendidikan Olahraga , 8 (2), 85–95. https://doi.org/10.31571/jpo.v8i2.1120", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 379, "width": 526, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Singh, A., Sathe, A., & Sandhu, J. (2018). Effect of a 6-Week agility training program on spatiotemporal parameters in gait cycle of Indian taekwondo players. Indian Journal of Physiotherapy and Occupational Therapy - An International Journal , 12 (4), 6-13. https://doi.org/10.5958/0973-5674.2018.00071.0", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 434, "width": 526, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siramaneerat, I., & Chaowilai, C. (2020). Impact of specialized physical training programs on physical fitness in athletes.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 448, "width": 403, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Human Sport and Exercise , 17 (2), 1–11.", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 461, "width": 202, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.14198/jhse.2022.172.18", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 489, "width": 526, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sporis, G., Jukic, I., Milanovic, L., & Vucetic, V. (2010). Reliability and factorial validity of agility test for soccer players. Journal of Strength and Conditioning Research , 24 (3), 679–686.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 530, "width": 527, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Velmurugan, G., & Palanisamy, A. (2011). Effects of Saq Training and Plyometric Training on Speed Among College Men Kabaddi Players. Indian Journal of Applied Research , 3 (11), 432–433. https://doi.org/10.15373/2249555x/nov2013/138", "type": "Text" } ]
5a9216a3-16e6-150c-3bb4-794c6f049756
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/mq/article/download/938/509
[ { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |21", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 72, "width": 344, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "PENGEMBANGAN MODEL BOARDING SCHOOL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU MADRASAH", "type": "Section header" }, { "left": 157, "top": 136, "width": 206, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Oleh : M. Nuryahman, Lilis Patimah, Budiansyah Email: [email protected] Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 216, "width": 33, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Abtrak", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 234, "width": 318, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan model boardingschool dan implikasi sebagai upaya peningkatan mutu madrasah dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam. Metode penelitian yang dipergunakan ialah penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam sedangkan pengujian keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melihat pengembangan model boardingschool dan implikasi sebagai upaya peningkatan mutu madrasah memiliki relevansi yang signifikan dengan tujuan pendidikan Islam secara konseptual maupun nilai-nilai pendidikan Islam yang ada di madrasah pada pemenuhan aspek kompetensi peserta didik yang dikembangkan dari tujuan pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 413, "width": 318, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Kata Kunci : model, boardingschool, implikasi, peningkatan, mutu, madrasah", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 449, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 375, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionnal merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Dalam pasal umum ayat 1 menjelasakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 106, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 167, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "22 | Volume. 18. No. 2. Desember 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 375, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Undang-Undang tersebut memuat menjelasakan proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 375, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Secara harfiah, kata madrasah adalah sebagai tempat belajar para pelajar atau tempat untuk memberikan pelajaran. Sedangkan Malik Fadjar berpendapat bahwa kata madrasah yang berasal dari bahasa Arab itu mempunyai kondisi dengan arti “sekolah”, sekalipun bentukan kata “sekolah” bukan murni produk bangsa Indonesia, tetapi dari bahasa asing, yaitu school atau scola. Sebab menurutnya madrasah mengandung arti tempat atau wahana bagi anak untuk mengenyam proses pembelajaran secara terarah, terpimpin dan terkendali.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 375, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Secara teknis, maka madrasah menggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak berbeda dengan sekolah. Hanya saja secara cultural madrasah lebih memiliki konotasi spesifik karena peserta didik mengalami pembelajaran tentang hal-ihwal agamadan keagamaan. Sebagai kelanjutannya, maka madrasah lebih dikenal sebagai sekolah agama. Sebagai sekolah agama, karena secara sosiologis masyarakat muslim Indonesia tidak menterjemahkan kata “madrasah” sebagai lembaga pendidikan Islam, yakni “tempat untuk belajar agama” atau “tempat untuk memberikan pelajaran agama dan keagamaan”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 375, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Secara kurikulum, antara madrasah yang berada dibawah kementerian AgamaRI dan sekolah yang berada di kementrian pendidikan dan kebudayaan, tidak terlaku jauh berbeda. Secara muatan kurikulum, madrasah memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh sekolah umum. Kelebihan dimaksud adalah adanya penambahan jumlah pelajaran agama yang tidak dimiliki oleh sekolah umum. Jika dilihat dari struktur kurikulu, sekolah umum (SD-SLTA) pelajaran agama hanya 2 jam/minggu yaitu PAI. Sedang di madrasah memiliki beberapa pelajaran agama, seperti: fiqih, Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, BTQ.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 378, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Bahkan, tidak sedikit lembaga pendidikan Islam (Madrasah) yang memasukkan kurikulum salafi, seperti Nahwu, Shoref, Balagoh, Arud, Hadits, dll dalam stryktur kurikulumnya. Ini menunjukkan bahwa antara sekolah umum dan madrasah masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Persoalannya, bagaimana mengelola lembaga pendidikan tersebut memiliki visi, visi dan tujuan yang baik, sehingga bias menghasilkan lembaga pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 605, "width": 346, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "1 Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomer 10 tahun 2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |23", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 374, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "(Madrasah) yang berkualitas, baik secara akademik (kognitif), non akademik dan sikap/perilaku (afektif).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 375, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam kini ditempatkan sebagai pendidikan sekolah dalam sistem pendidikan nasional. Munculnya SKB tiga menteri (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri) menandakan bahwa eksistensi madrasah sudah cukup kuat beririgan dengan sekolah umum. Di samping itu, munculnya SKB tiga menteri tersebut juga dinilai sebagai langkah positif bagi peningkatan mutu madrasah baik dari status, nilai ijasah maupun kurikulumnya (Malik Fadjar, 1998). Di dalam salah satu dictum pertimbangan SKB tersebut disebutkan perlunya diambil langkah-langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada madrasah agar lulusan dari madrasah dapat melanjutkan atau pindah ke sekolah-sekolah umum dari sekolag dasar sampai perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 375, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Dari latar belakang di atas, kami mencoba menggali dan mencari serta mengkaitkan berbagai teori dalam praktek pendidikan, sehingga lembaga- lembaga pendidikan Islam (madrasah) mampu bersaing secara kualitas dengan sekolah-sekolah umum, yang notabene di kelolaoleh pemerintah (negeri). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud mengangkat dalam bentuk judul penelitian: Pengembangan Model Boarding School dan Implikasinya Sebagai Upaya Peningktan Mutu Madrasah. Maka dapat di ambil Rumusan Masalah Bagaimana model boarding school mampu mewujudkan keberhasilan di Madrasah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 81, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 375, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Boarding school terdiri dari dua kata yaitu boarding dan shool. Boarding berarti asrama, dan school berarti sekolah. Boarding School adalah sistem sekolah berasrama, dimana perserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.Boarding School adalah sekolah yang memiliki asrama, di mana para siswa hidup, belajar secara total di lingkungan sekolah. Karena itu segala jenis kebutuhan hidup dan kebutuhan belajar disediakan oleh sekolah. Sekolah berasrama ini bias jugakita sebut dengan Pesantren.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 375, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Menurut Oxford dictionary, pendidikan kepesantrenan (Boarding School) is shool where some or all pupil live during the term. Artinya adalah: Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 106, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 167, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "24 | Volume. 18. No. 2. Desember 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 375, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "berasrama adalah lembaga pendidikan yang mana sebagian atau seluruh siswanya belajar dan tinggal bersama selama kegiatan pembelajaran. 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 375, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama dimana peserta didik dan para pengajar serta pengelola sekolah tinggal di asrama berada di lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya 1 semester diselingi dengan berlibur 1 bulan sampai menamatkan sekolahnya. 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 374, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Perbedaan boarding school dengan sekolah umum adalah kelas di boarding school cenderung memiliki siswa yang tidak banyak seperti sekolah umum. Hal ini dilakukan agar guru bias melakukan pendekatan pada siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 375, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Dalam sistem boarding school seluruh peserta didik wajib tinggal dalam 1 asrama oleh karena itu pendidik lebih mudah mengontrol pengembangan karekter peserta didik dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, baik di sekolah, asrama dan lingkungan masyarakat dipantau oleh guru-guru selama 24 jam. Kesesuaian sistem boarding schoolnya terletak pada semua aktivitas siswa yang di programkan, diatur dan dijadwalkan dengan jelas. Sementara aturan kelembagaannya syarat dengan muatan nilai-nilai moral.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 249, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "1. Faktor-faktor Berkembangnya Boarding School", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 328, "width": 357, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Keberadaan Boarding School adalah suatu konsekuensi logis dari perubahan lingkungan sosial dan keadaan ekonomi serta cara pandang religiousitas masyarakat. Dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 378, "width": 357, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "a. Lingkungan sosial yang kini telah banyak berubah, terutama di kota- kota besar. Sebagian besar penduduk tidak lagi tinggal dalam suasana masyarakat yang homogen, kebiasaan lama bertempat tinggal dengan keluarga besar satu klan atau marga telah lama bergeser kea rah masyarakat yang heterogen, majemuk, dan plural. Hal ini berimbas pada pola perilaku masyarakat yang berbeda karena berada dalam pengaruh nilai-nilai yang berbeda pula. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat yang terdidik dengan baik menganggap bahwa lingkungan sosial seperti itu tidak lagi kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan intelektual dan perkembangan anak.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 530, "width": 357, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "b. Keadaan ekonomi masyarakat yang semakin membaik, mendorong pemenuhan kebutuhan di atas kebutuhan dasar seperti kesehatan dan", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 587, "width": 346, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "2 Adapun secara umum, arti dari Pendidikan (Boarding School) sebagaimana tertulis dalam Word net bag.30 adalah a private school where students are lodged and fed as well as thaught, artinya adalah : “sebuah sekolah swasta di mana siswa diasramakan, diberi makan serta diberi pelajaran”. Lihat bukunya Slavin, R.E. Educational Psychology : Theory and Practice. Sixth Edition. (Boston : Allyn and Bacon.2000), hlm. 32.", "type": "Footnote" }, { "left": 123, "top": 646, "width": 294, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "3 Ilyas Azhari, Psikologi Pendidikan. (Semarang : Toha Putra 1996), hlm. 86.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |25", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 72, "width": 339, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "pendidikan. Bagi kalangan menengah-atas yang baru muncul akibat tingkat pendidikan mereka yang cukup tinggi sehingga mendapatkan posisi-posisi yang baik dalam lapangan pekerjaan berimplikasi pada tingginya penghasilan mereka. Hal ini mendorong niat dan tekad untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak melebihi pendidikan yang telah diterima oleh orang tuanya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 165, "width": 360, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "c. Cara pandang religiusitas masyarakat telah, sedang dan akan terus berubah. Kecenderungan terbaru masyarakat perkotaan sedang bergerak kea rah yang semakin religious. Indikatornya adalah semakin diminati dan semaraknya kajian dan berbagai kegiatan keagamaan. Modernitas membawa implikasi negative dengan adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan ruhani dan jasmani. Untuk itu masyarakat tidak ingin hal yang sama akan menimpa anak-anak mereka. Intinya, ada keinginan untuk melahirkan generasi yang lebih agamis atau memiliki nilai-nilai hidup yang baik mendorong orang tua mencarikan system pendidikan alternatif. 4", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 165, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "2. Keunggulan Boarding School:", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 331, "width": 357, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Banyak keunggulan yang terdapat dalam sistem pemondokan atau boarding school ini. Dengan sistem mesantren atau mondok, seorangsiswa atau santri tidak hanya belajar secara kognitif, melainkan juga afektif dan psikomotor. Belajar afektif adalah mengisi otak siswa atau santri dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, dengan cara melatih kecerdasan anak. Sementara menghadapi eramodernisme seperti sekarang ini,otak siswa tidak lagi cukup dengan dipenuhi ilmu pengetahuan, melainkan perlu keterampilan dan kecerdasan merasa dan berhati nurani. Sebab, pada kenyataannya, dalam menghadapi kehidupan, manusia menyelesaikan masalah tidak cukup dengan kecerdasan intelektual, melainkan perlu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). mengajarkan kecerdasan emosional dan spiritual tidak cukup dilakukan secara kognitif, sebagaimana mengajarkan kecerdasan intelektual. Dalam hal ini diperlukan proses internalisasi dan berbagai pengertian yang ada dalam rasio ke dalam hati sanubari. 5", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 576, "width": 346, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "4 Budiyanto, Mangun, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Griya Santri, 2011. Chotimah,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 587, "width": 347, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Chusnul dan Muhammad Fathurrohman, Komplemen ManajemenPendidikanIslam: KonsepIntegratifPelengkapManajemenPendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2014), hlm. 21. 5 Junaidi, Mahfudz, Paradigma Pendidikan Islam: Relevansi", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 636, "width": 346, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "TujuanPendidikanNasional dalam Konteks Tujuan Pendidikan Islam, (Semarang:Pustaka Pelajar, 2001). Hlm. 34.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 106, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 167, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "26 | Volume. 18. No. 2. Desember 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 357, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Salah satu caraterbaik mengajarkan dunia afektif adalah pemberian teladan dan contoh dari para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh disekitar anak. Dengan mengasramakan anak didik sepanjang 24 jam, anak didik tidak hanya mendapatkan pelajaran secara kognitif, melainkan dapat menyaksikan langsung bagaimana perilaku ustadz, guru, dan orang-orang yang mengajarkan mereka. Para siswa bias menyaksikan langsung, bahkan mengikuti imam, bagaimana cara shalat yang khusuk, misalnya. Ini sangat berbedadengan pelajaran salat, misalnya, yang tanpa disertai contoh dan pengalaman makmum kepada imam yang shalatnya khusuk.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 204, "width": 357, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Disamping itu, dengan sistem boarding school, para pimpinan pesantren dapat melatih psikomotorik anak lebih optimal. Dengan otoritas dan wibawa yang dimiliki, para guru mampu mengoptimalkan psikomotorik siswa, baik sekedar mempraktikkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk gerakan-gerakan motorik kasar maupun motorik lembut, maupun berbagai gerakan demi kesehatan jiwa psikis anak.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 292, "width": 357, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Karena sistem boarding school mampu mengotimalkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, maka sistem mesantren ini memiliki prasarat agar para guru dan pengelola siap mewakafkan dirinya selama 24 jam. Selama siang dan mala mini, mereka melakukan proses pendidikan, baik ilmu pengetahuan, maupun memberikan contoh bagaimana mengamalkan berbagai ilmu yang diajarkan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 380, "width": 357, "height": 173, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Kelebihan-kelebihan lain dari sistem ini adalah sistem boarding lebih menekankan pendidikan kemandirian. Berusaha menghindari dikotomi keilmuan (ilmu agama dan ilmu umum). Dengan pembelajaran yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum diharapkan dapat membentuk kepribadian yang utuh setiap siswanya. Pelayanan pendidikan dan bimbingan dengan sistem boarding school yang diupayakan selama 24 jam, akan diperoleh penjadwalan pembelajaran yang lebih leluasa dan menyeluruh, segala aktifitas siswa akan senantiasa terbimbing, kedekatan antara guru dengan siswa selalu terjaga, masalah kesiswaan akan selalu diketahui dan segera terselesaikanm, prinsip keteladanan guru akan senantiasa diterapkan karena murid mengetahui setiap aktifitas guru selama 24 jam.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 556, "width": 357, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Pembinaan mental siswa secara khusus mudah dilaksanakan, ucapan, perilaku dan sikap siswa akan senantiasa terpantau, tradisi positif para siswa dapat terseleksi secara wajar, terciptanya nilai-nilai kebersamaan dalam komunitas siswa, komitmen komunitas siswa terhadao tradisi yang positif dapat tumbuh secara lekuasa, para siswa dan guru-gurunya dapat saling berwasiat mengenai kesabaran, kebenaran, kasinh sayang, dan penanaman nilai-nilai kejujuranm, toleransi, tanggung jawan, kepatuhan,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |27", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 357, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "dan kemandirian secara terus menerus diamati dan dipantau oleh para guru/pembimbing. 6", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 103, "width": 357, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Selain itu, ada juga beberapa keunggulan Boarding School jika dibandingkan dengan sekolah regular, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 135, "width": 170, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "a. Program Pendidikan Paripurna", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 148, "width": 341, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Umumnya sekolah-sekolah regular terkonsentrasi pada kegiatan- kegiatan akademis sehingga banyak aspek kehidupan anak yang tidak tersentuh. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu yang ada dalam pengelolaan program pendidikan pada sekolah regular. Sebaliknya, sekolah berasrama dapat merancang program pendidikan yang komprehensif-holistic dari program pendidikan keagamaan, academic development, life skill (soft skill dan hard skill) sampai membangun wawasan global. Bahkan pembelajaran tidak hanya sampai pada tataran teoritis, tapi juga implementasi baik dalam konteks belajar ilmu ataupun belajar hidup.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 297, "width": 105, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "b. Fasilitas Lengkap", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 310, "width": 341, "height": 188, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Sekolah berasrama mempunyai fasilitas yang lengkap, mulai dari fasilitas sekolah yaitu kelas yang baik (AC, 24 siswa, smart board, mini library, camera), laboratorium, klinik, sarana olah raga semua cabang olah raga, Perpustakaan, kebun dan taman hijau. Sementara di asrama fasilitasnya adalah kamar (telepon, TV, AC, Pengering rambut, tempat handuk, kartep diseluruh ruangan, tempat cuci tangan, lemari kamar mandi, gantungan pakaian dan lemari cuci, area belajar pribadi, lemari es, detector kebakaran, jam dinding, lampu meja, cermin besar, rak-rak yang luas, pintu darurat dengan pintu otomatis. Sedangkan fasilitas dapur, terdiri dari : meja dan kursi yang besar, perlengkapan makan dan pecah belah yang lengkap, microwave, lemari es, ketel otomatis, pembuat roti sandwich, dua toaster listrik, tempat sampah, perlengkapan masak memasak lengkap, dan kursi yang nyaman.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 503, "width": 129, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "c. Guru yang Berkualitas", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 516, "width": 344, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Sekolah-sekolah berasrama umumnya menentukan persyaratan kualitas guru yang lebih jika dibandingkan dengan sekolah konvensional. Kecerdasan intellectual, sosial, spiritual, dan kemampuan pedagogis- metodologis serta adanya ruh mudarris pada setiap guru di sekolah berasrama. Ditambah lagi kemampuan bahasa asing : Inggris, Arab, Mandarin, dll. Sampai saat ini di dalam penilaian saya sekolah-sekolah", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 636, "width": 346, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "6 Maksudin, Pendidikan Islam Alternatif: Membangun Karakter Melalui SistemBoarding School, (Yogyakarta: UNY Press, 2013).", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 106, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 167, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "28 | Volume. 18. No. 2. Desember 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 72, "width": 341, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "berasrama (Boarding School) belum mampu mengintegrasikan guru sekolah maupun guru asrama. Masih terdapat dua kutub yang sangat ekstrim antara kegiatan pendidikan dengan kegiatan pengasuhan. Pendidikan dilakukan oleh guru sekolah dan oengasuhan dilakukan oleh guru asrama.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 148, "width": 151, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "d. Lingkungan yang Kondusif", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 161, "width": 341, "height": 158, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Dalam sekolah berasrama semua elemen yang ada dalam komplek sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya tidak hanya guru atau bias dibalik gurunya bukan hanya guru mata pelajaran, tapi semua orang dewasa yang ada di Boarding School adalah guru. Siswa tidak bias lagi diajarkan bahasa-bahasa langit, tapi siswa melihat langsung praktek kehidupan dalam berbagai aspek. Guru tidak hanya dilihatnya di dalam kelas, tapi jugakehidupan kesehariannya. Sehingga ketika kita mengajarkan tertib bahasa asing misalnya maka semuanya dari mulai tukang sapu sampai principal berbahasa asing. Begitu juga dalam membangun religious socity, maka semua elemen yang terlibat mengimplementasikan agama secara baik.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 325, "width": 127, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "e. Siswa yang Heterogen", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 338, "width": 341, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Sekolah berasrama mampu menampung siswa dari berbagai latar belakang yang tingkat heterogenitasnya tinggi. Siswa berasal dari berbagai daerah yang mempunyai latar belakang sosial, budaya, tingkat kecerdasan, kemampuan akademik yang sangat beragam. Kondisi ini sangat kondusif untuk membangun wawasan nasional dan siswa terbiasa berinteraksi dengan teman-temannya yang berbeda sehingga sangat baik bagi anak untuk melatih wisdom, anak dan menghargai pluralitas.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 458, "width": 116, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "f. Jaminan Keamanan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 471, "width": 341, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Sekolah berasrama berupaya secara total untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Makanya, banyak sekolah asrama yang mengadop pola pendidikan militer untuk menjaga keamanan siswa- siswinya. Tata tertib dibuat sangat rigid lengkap dengan sangsi-sangsi bagi pelanggarnya. Daftar “dosa” diliat sedemikian rupa dari dosa kecil, menengah sampai berat. Jaminan keamanan diberikan sekolah berasrama, mulai dari jaminan kesehatan (tidak terkena penyakit menular), tidak narkoba, terhindar dari pergaulan bebas, dan jaminan keamanan fisik (tauran dan perpeloncoan), serta jaminan pengaruh kejahatan dunia maya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |29", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 74, "width": 104, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "g. Jaminan Kualitas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 87, "width": 341, "height": 173, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Sekolah berasramadengan program yang komprehensif-holistik, fasilitas yang lengkap, guru yang berkualitas, dan lingkungan yang kondusif dan terkontrol, dapat memberikan jaminan kualitas jika dibandingkan dengan sekolah konvensional. Dalam sekolah berasrama, pintar tidak pintarnya anak, baik dan tidak baiknya anak sangat tergantung pada sekolah karena 24 jam anak bersama sekolah. Hampir dapatdipastikan tidak ada variable lain yang “mengintervensi” perkembangan dan progresivits pendidikan anak, seperti pada sekolah konvensional yang masih dibantu oleh lembaga bimbingan belajar, lembaga kursus dan lain-lain. Sekolah-sekolah berasrama dapat melakukan treatment individual, sehingga setiap siswa dapat melejikan bakat dan potensi individunya. 8(8)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 158, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "3. Kelemahan Boarding School", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 281, "width": 358, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Sampai saat ini sekolah-sekolah berasrama masih banyak memiliki persoalan yang belum dapat diatasi sehinggabanyak sekolah berasrama layu sebelum berkembang. Adapun factor-faktornya adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 328, "width": 226, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "a. Ideologi Boarding School yang Tidak Jelas", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 341, "width": 341, "height": 144, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Term ideology digunakan untuk menjelaskan tipologi atau corak sekolah berasrama, apakah religious, nasionalis, atau nasionalis-religius. Yang mengambil corak religious sangat beragam dari yang fundamentalis, moderat sampai liberal. Masalahnya dalam implementasi idiologinya tidak dilakukan secara kaffah. Terlalu banyak improvisasi yang bias dan keluar dari pakem atau frame ideology tersebut. Hal itu juga serupa dengan nasionalis, tidak mengadop pola- pola pendidikan kedisiplinan militer secara kaffah, akibatnya terdapat kekerasan dalam sekolah berasrama. Sementara nasional-religius dalam praktik sekolah berasrama masih belum jelas formatnya.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 490, "width": 273, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "b. Dikotomi guru sekolah vs guru asrama (pengasuhan)", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 503, "width": 341, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Sampai saat ini sekolah berasrama kesulitan mencari guru yang cocok untuk sekolah berasrama. Sekolah-sekolah tinggi keguruan (IKIP dan Mantan IKIP) tidak “memproduksi” guru-guru sekolah berasrama. Akibatnya, masing-masing sekolah mendidik guru asramanya sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Guru sekolah (mata pelajaran) bertugas hanya untuk mengampu mata pelajarannya, sementara guru pengasuhan adalah tersendiri hanya bicara soal pengasuhan. Padahal idealnya, dua kompetensi tersebut harus melekat dalam sekolah berasrama. Ini penting untuk tidak", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 106, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 167, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "30 | Volume. 18. No. 2. Desember 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 72, "width": 341, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "terjadinya saling menyalahkan dalam proses pendidikan antara guru sekolah dan guru asrama.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 104, "width": 217, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "c. Kurikulum Pengasuhan yang Tidak Baku", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 117, "width": 341, "height": 144, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Salah satu yang membedakan sekolah-sekolah berasrama adalah kurikulum pengasuhannya. Kalau bicara kurikulum akademiknya dapat dipastikan hampir sedikit perbedaannya. Semuanya mengacu pada kurukulum KURTILAS nya produk Depdiknas dengan ditambah pengayaan atau suplemen kurikulum internasional dan muatan local. Tapi kalau bicara tentang pola pengasuhan sangat beragam, dari yang sangat militer (disiplin habis) sampai ada yang terlalu lunak. Kedua- duanya mempunyai efek negative, pola militer melahirkan siswa yang berwatak kemiliter-militeran dan terlalu lunak menimbulkan watak licik yang bias mengantar siswa mempermainkan peraturan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 266, "width": 258, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "d. Sekolah dan Asrama Terletak Dalam Satu Lokasi", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 279, "width": 341, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Umumnya ekolah-sekolah berasrama berada dalam satu lokasi dan dalam jarak yang sangat dekat. Kondisi ini yang telah banyak berkontribusi dalam menciptakan kejenuhan anak berada di sekolah asrama.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 262, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "4. Boarding School Sebagaia Tujuan Pendidikan Islam", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 360, "width": 357, "height": 189, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Mahmud Junaidi juga menyebutkan tujuan pendidikan Islam memiliki esensi yang sama dengan tujuan pendidikan Nasional yaituberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara garis besar kriteria yang harus dipenuhi kaitannya dengan terciptanya manusia Indonesia seutuhnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: pertama, kriteria immaterial (spiritual) yang diekspresikan dalam bentuk iman,taqwa, berbudi pekerti luhur, rokhani yang sehat. Kedua, kriteria material seperti penguasaan pengetahuan dan keterampilan, cakap, kreatif, mandiri, jasmani yang sehat dan menjadi warga Negara yang demokratis bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa. 7", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 552, "width": 357, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut, walaupun secara eksplisit tidak menyebutkan kata-kata Islam, namun substansinya memuat ajaran Islam yang mengandung nilai-nilai ajaran Islam yang telah", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 626, "width": 346, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "7 Junaidi, Mahfudz, Paradigma Pendidikan Islam: Relevansi Tujuan PendidikanNasional dalam Konteks Tujuan Pendidikan Islam, (Semarang:Pustaka Pelajar, 2001). Hlm. 205.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |31", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 357, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "terobjektivasi, yakni ajaran Islam yang telah mentransformasi ke dalam nilai-nilai yang disepakati dalam kehidupan Nasional. Rumusan tujuan pendidikan Nasional tersebut memperlihatkan tentang kuatnya pengaruh ajaran Islam ke dalam pola pikir (mindset) bangsa Indonesia sebagai konsensus bersama yang berwujud transformasi nilai-nilai luhur warisan budaya bangsa Indonesia. 8", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 362, "height": 143, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Selanjutnya untuk mengkerucutkan pemahaman mengenai korelasi dan relevansi manajemen pendidikan “boarding school” dengan tujuan pendidikan Islam sebagai bagian dari pendidikan Nasional akan peneliti klasifikasikan muatan esensi pada tujuan pendidikan berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih memudahkan mengetahui hubungan koherensi antara taraf kemajuan dan perkembangan berpikir, mengetahui, bersikap, menilai, merasa, berperilaku dan melakukan sesuatu keterampilan ataupun kemampuan bertindak yang akan dicapai peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 362, "height": 143, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Ketiga ranah kompetensi peserta didik tersebut menunjukkan hubungan yang saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain, bahwa afektif merupakan pengetahuan yang perlu dikembangkan dengan kognitif serta diaplikasikandengan keterampilan psikomotorik. Relevansi dari muatan-muatan esensi tujuan pendidikan di atas dengan ranah kompetensi peserta didik: kognitif, afektif dan keterampilan psikomotorik diharapkan dapat membantu para stakeholder, pendidik dan tenaga kependidikan untuk memaksimalkan capaian dari tujuan lembaga pendidikan dengan tidak mengesampingkan pada pencapaian kompetensi peserta didik sebagai objek pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 362, "height": 144, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Uraian di atas menjelaskan bahwa sistem manajemen pendidikan “boarding school” relevan dan cocok sekali sebagai wahana/ tempat pendidikan nilai-nilai moral bagi para siswa karena sistem ini memiliki komitmen untuk mewujudkan pendidikan karakter, kemandirian, kemasyarakatan, kedisiplinan, ketaatan dan kepatuhan pada segala aturan perilaku moral, tanggung-jawab, kebebasan dan kejujuran. Di samping itu, para siswa mendapatkan pendidikan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual IQ (Intelligent Quetient), kecerdasan emosional EQ (Emotionnal Quetient), kecerdasan kreatifitas CQ (CreativityQuetient), maupun kecerdasan spiritual (SQ).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 636, "width": 323, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "8 AbudinNata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), hlm.", "type": "Footnote" }, { "left": 100, "top": 647, "width": 23, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "63-64", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 106, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 167, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "32 | Volume. 18. No. 2. Desember 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 362, "height": 143, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Unsur penting yang akan diaktualisasikan dalam mengembangkan konsep manusia seutuhnya (Insan Kamil) sebagaimana tujuan pendidikan Islam melalui konsep tujuan pendidikan Nasional adalah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ke-dua unsur ini adalah bagaikan dua sisi dari sebuah mata uang, masing-masing tidak bisa berdiri sendiri. Iman merupakan suatu yang harus dimiliki oleh orang-orang yang bertaqwa, karena tidak mungkin ketaqwaan seseorang itu eksis tanpa bersemayamnya iman dalam kalbu seseorang. Iman yang benar akan melahirkan sikap taqwa yang benar pula. Dalam sebuah ayat Allah menegaskan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 362, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allahdengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati melainkan kamu dalam keadaan menyerahkan diri kepada Allah.” (QS. Al-Imran: 102)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 362, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Dari ayat tersebut, jelaslah iman dan taqwa merupakan dua hal yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Orang yang beriman kepada Allah akan berikhtiar keras merefleksikan keimanannya dalam tingkah laku lahir.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 362, "height": 145, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Quraish Shihab dalam analisis tafsirnya mengatakan bahwa tujuan pendidikan Al-Qur’an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah, atau dengan kata yang lebih singkat dan sering digunakan Al-Qur’an, “untuk bertaqwa kepada-Nya”. 9 Taqwa dalam konteks ini adalah merupakan puncak dari aktivitas pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta. Taqwa dalam Al-Qur’an mencakup segala bentuk dan tingkat kebajikan dan karenanyaia merupakan wasiat tuhan kepada seluruh makhluk dengan berbagai tingkatnya sejak Nabi hingga orang-orang awam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 362, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Unsur kedua yang juga merupakan komponen utama dari manusia Indonesia seutuhnya budi pekerti luhur, tanpa terealisasinya budi pekerti luhur, perlu merujuk kepada landasan agama atau sistem nilai yang tinggi lainnya. Dalam Islam komponen ini disebut dengan akhlak al-karimah. Akhlak dalam Islam menempati posisi yang sangat esensial, karena kesempurnaan iman seseorang muslim ini ditentukan oleh kualitas akhlaknya. Semakin tinggi akhlak seseorang berarti semakin berkualitas iman seseorang demikian halnya sebaliknya. Sebagaimana hadits dari Nabi", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 616, "width": 349, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "9 M. QuraishShihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Qur’an (Volume 11), Cet.IV, Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 173", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |33", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 362, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "SAW: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yangpaling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Al-Hakim, Shahihul Jaami’ no.1230)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 362, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Hadits ini menunjukkan bahwa semakin tinggi iman seseorang, maka semakin baik pula akhlaknya, dan bahwa akhlak yang buruk menunjukkan kekurangan pada imannya. Demikian juga menunjukkan bahwa akhlak merupakan refleksi keimanan dan buahnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 362, "height": 144, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Kaitannya dengan pendidikan sebagai upaya mengembangkan budi pekerti luhur, pendidikan Islam memandang bahwa pendidikan budi pekerti/ akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek penting lainnya; pendidikan jasmani, akal, ilmu pengetahuan ataupun segi-segi praktis lainnya. Bahkan menurut Atiyyah Al-Abrasy pendidikan budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Islam telah memberi kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam dan mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. 10", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 362, "height": 188, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Komponen lainnya yang juga sangat penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya adalah dimilikinya ilmu pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mnatap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Komponen-komponen ini mutlak diperlukan manusia Indonesia, dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di bumi Indonesia. Tugas kekhalifahan akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila manusia Indonesia memiliki komponen-komponen tersebut. Tidak berbeda dengan tujuan pendidikan nasional, pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an bertujuan, mewujudkan pertumbuhan kepribadian manusia secara seimbang dan menyeluruh. Juga mengembangkan manusia di dalam segala aspeknya, baikaspek spiritual, intelektual, imaginasi, fisik, baik secara individual maupun kelompok. 11", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 362, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Maka diujung analisa paparan penelitian ini, peneliti simpulkan bahwa penyelenggaraan manajemen pendidikan “boarding school” pada praktiknya lebih mengedepankan penguatan pendidikan karakter terintegrasi-holistik walaupun juga tidak mengesampingkan aspek-aspek pemenuhan kompetensi", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 608, "width": 347, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "10 Mohammad AthiyahAl-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:Bulan Bintang, 2003), hlm. 113", "type": "Footnote" }, { "left": 100, "top": 636, "width": 346, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "11 Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2013), hlm. 32.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 106, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 167, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "34 | Volume. 18. No. 2. Desember 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 362, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "yang lainnya. Sehingga dalam hal ini, memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai Islami (humanis-religius) yang relevan dengan tujuan pendidikan Islam di Indonesia sebagai bagian dari pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 67, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "C. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 375, "height": 233, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Paparan mengenai relevansi manajemen “boarding school” dengan melihat konsep manajemen pendidikan Islam pada sistem boarding school dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien menunjukkan bahwa ketercapaian tujuan pendidikan nasional selaras dengan nilai-nilai ajaran agama Islam maupun semangat Nasionalisme yang nampak pada pemenuhan aspek kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Ketiga ranah kompetensi peserta didik tersebut menunjukkan hubungan yang saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain, bahwa afektif merupakan pengetahuan yang perlu dikembangkan dengan kognitif serta diaplikasikan dengan keterampilan psikomotorik sehingga out-put pendidikan mendapatkan pendidikan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual IQ (Intelligent Quetient), kecerdasan emosional EQ (Emotionnal Quetient), kecerdasan kreatifitas CQ (Creativity Quetient), maupun kecerdasan spiritual (SQ). Oleh karena itu, penyelenggaraan manajemen pendidikan “boarding school”masih relevan dengan tujuan pendidikan Islam Nasional dan tujuan pendidikan Nasional secara umum.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 402, "width": 48, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 378, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomer 10 tahun 2003.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 374, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Slavin, R.E. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.Boston: Allyn and Bacon. 2000.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 320, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Ilyas Azhari, Psikologi Pendidikan. Semarang: Toha Putra 1996.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 375, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Budiyanto, Mangun, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Griya Santri, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 504, "width": 346, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Chotimah, Chusnul dan Muhammad Fathurrohman, Komplemen", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 517, "width": 345, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manajemen Pendidikan Islam: Konsep Integratif Pelengkap Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 548, "width": 374, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Junaidi, Mahfudz, Paradigma Pendidikan Islam: Relevansi Tujuan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 561, "width": 347, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "PendidikanNasional dalam Konteks Tujuan Pendidikan Islam,", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 574, "width": 163, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Semarang:Pustaka Pelajar, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 374, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Maksudin, Pendidikan Islam Alternatif: Membangun Karakter Melalui Sistem Boarding School, Yogyakarta: UNY Press, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 125, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ISSN (print) : 1412-7075|| ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 684, "width": 86, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Manarul Qur’an |35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 374, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Junaidi, Mahfudz, Paradigma Pendidikan Islam: Relevansi Tujuan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 85, "width": 347, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "PendidikanNasional dalam Konteks Tujuan Pendidikan Islam,", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 98, "width": 163, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Semarang:Pustaka Pelajar, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 368, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 135, "width": 375, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Qur’an Volume 11, Cet.IV, Jakarta: Lentera Hati, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 375, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Mohammad Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 375, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Maksudin, Pendidikan Karakter Non-Dikotomik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.", "type": "Text" } ]
871c42c1-a10f-1be9-e09f-ac1c472678fd
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/alihkam/article/download/4987/3035
[ { "left": 156, "top": 100, "width": 232, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 ISSN: 1907-591X, E-ISSN: 2442-3084 DOI: http://doi.org/10.19105/al-Ihkam.v17i1.4987", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 637, "width": 268, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Author correspondence email: [email protected] Available online at: http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/alihkam/ Copyright (c) 2022 by al-Ihkam.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 158, "width": 331, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’ iyah Meulaboh Aceh on Sexual Abuse against Children from the Perspective of Restorative Justice", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 247, "width": 276, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Jl. Syekh Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 310, "width": 103, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zahlul Pasha Karim", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 323, "width": 276, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Jl. Syekh Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia Co rresponding Author’s email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 384, "width": 276, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hamid Sarong Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Jl. Syekh Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 447, "width": 112, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Zulhilmi", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 460, "width": 276, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Jl. Syekh Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 510, "width": 278, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Syauqi Bin-Armia Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Jl. Syekh Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 569, "width": 336, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article history: Received: September 07, 2021, Accepted: Juni 24, 2022, Published: June 30, 2022", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "114 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 142, "width": 45, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract:", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 155, "width": 286, "height": 261, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This article is based on a critical review of the judgment in the Indonesian Islamic Court, known publicly as Mahkamah Syar’iyah, case nu mber 18/JN/2016/MS.MBO. The tribunal process in the Indonesian legal system should present clear evidence that convinces all involved parties, including for sexual abuse cases. Unfortunately, during the tribunal process of the case, the judges had neither asked the prosecutor to show the evidence nor asked how the case had happened. After asking a few simple questions, judges have made consideration and finally a judgment. Two main research questions will be answered in this article; how is restorative justice applied for law-breaking cases in Acehnese view? Why has the punishment been imposed by the Mahkamah Syar'iyah in its legal considerations for the case? This article has used the black-letter law method and interview. The research results have indicated that the case seems weird and does not provide the due process of law principle. The tribunal procedure has not provided any sufficient evidence before the verdict had been decided. The connection between both evidence and judicial facts, in this case, is very blurred. The witness was simply based on the victim's evidence.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 429, "width": 54, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 189, "top": 442, "width": 251, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sexual Abuse; Mahkamah Syar’iyyah; Province of Aceh;", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 455, "width": 81, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Restorative Justice", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 480, "width": 46, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak:", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 493, "width": 287, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini berawal dari tinjauan kritis terhadap putusan Pengadilan Agama Indonesia — yang secara luas dikenal sebagai Mahkamah Syar’iyah— untuk kasus nomor 18/JN/2016/MS.MBO. Proses peradilan dalam sistem hukum Indonesia seharusnya menghadirkan bukti-bukti yang jelas untuk meyakinkan semua pihak yang terlibat, termasuk dalam kasus pelecehan seksual. Namun, dalam proses persidangan kasus ini, hakim tidak meminta jaksa untuk menunjukkan bukti atau menanyakan bagaimana kasus tersebut bisa terjadi. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan sederhana, hakim membuat pertimbangan dan akhirnya memberikan putusan hukum. Ada dua permasalahan utama yang akan dijawab dalam artikel penelitian ini: Dalam pandangan masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 115", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 142, "width": 286, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aceh, cara-cara seperti apa yang sebaiknya ditempuh agar keadilan restoratif dapat diwujudkan pada kasus pelanggaran hukum? Apa pertimbangan hukum di balik keputusan Mahkamah Syar'iyah menjatuhkan hukuman terhadap pelaku kasus tersebut? Artikel ini menggunakan metode black-letter law dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kasus tersebut tidak wajar dan tidak sesuai dengan asas due process of law. Pengadilan tiba-tiba memberikan putusan hukum padahal bukti yang disajikan belum cukup. Kaitan antara bukti dan fakta peradilan dalam kasus ini juga sangat kabur karena hanya mengandalkan kesaksian korban.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 292, "width": 62, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci:", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 305, "width": 249, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelecehan seksual; Ma hkamah Syar’iyah; Provinsi Aceh;", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 318, "width": 85, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keadilan Restoratif", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 343, "width": 66, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 357, "width": 345, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This article criticizes the tribunal process of sexual abuse against a child judged by the Indonesian Islamic Court in Meulaboh- Aceh, Indonesia. 1 The case occurred in Nagan Raya District. The victim was a ten-year-old girl named Anggi who has been sexually abused by Indra Sadewa. She is a close fr iend of Indra Sadewa’s daughter and used to visit Sadewa’s house. Thus, the victim’s parents did not worry about his daughter ’s habit to play with Sadewa’s daughter in his house.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 467, "width": 346, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "During the tribunal process, it has been revealed that on the day of the incident, Anggi played hide and seek with Sadewa’s daughter. Unfortunately, Anggi stepped over Sadewa whilst he slept on the floor. Feeling furious, Sadewa then grabbed Anggi’s hands and shut her mouth while sexually abusing her by fingering her female genital. After having visum et repertum , the medical team proved that Anggi ’s female genital had been sexually abused by Sadewa so the judges have proved him guilty. Unfortunately, Anggi has not been treated like a victim who deserves to receive restorative justice including trauma healing.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 345, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Judgement of Mahkamah Syar’iyah Meulaboh Nomor 18/JN/2016/MS_Mbo", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "116 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islamic law should, in theory, be able to address a variety of views of punishment and sanctions in diverse legal theories, including certain cases that involve children. 2 The punishment stipulated in those Islamic bylaws is supposed to be more humanistic and respectful of human rights so that it can become a lesson for the perpetrators, victims, and community. It is also supposed to provide an opportunity for repentance. More specifically, the main aim of punishing on the perpetrator of a crime against children is to protect for children as the asset of the future. As such, the legal consideration of the judges should lead to enhanced protection for children.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 280, "width": 309, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In fact, Aceh has been implementing bylaws called the Qanun", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 294, "width": 346, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aceh Number 7 of 2013 on the Hukum Acara Jinayat (Islamic Procedural Criminal Law) and Qanun Aceh No. 6 the year 2014 on the Hukum Jinayat (Islamic Criminal Law). However, Islamic law, on the other hand, is considered unable to answer a variety of cases occurring in the Islamic Court, including those that happen in Aceh. Moreover, those Aceh’s Islamic law has often been unfamiliar to Moslem itself. This condition has disabled Moslem to provide clear answers on the new type of cases, including sexual abuse against children.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 417, "width": 345, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Relating to children, Acehnese people of the past and nowadays have shown the notion of unpleasant treatments in different ways. For example, the traditional community of Aceh has perceptions that forcing children to learn the Al Qur ’ an in an early age is an absolute responsibility and the rights of parents. Although this perception recently has been classified as family violence, paren ts’ perspective in fulfilling children ’s rights is still attached to that of community culture. In fact, protecting children is a natural and human process that every parent is obliged for.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 540, "width": 345, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In the context of law cases on children, the concept of restorative justice has now become a trend and popular term, especially among academics, law enforcers, and law practitioners. It is seen as a paradigm or approach to handling crime or criminal actions committed by both children and adults. As a paradigm or approach, restorative justice is expected to serve as one of the alternative ways of", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 345, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Nasimah Hussin, “An Islamic Perspective on Preventing S exual Abuse Against Children,” IIUM Law Journal 29, no. 1 (2021): 153 – 76.", "type": "List item" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 691, "width": 264, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Text" }, { "left": 466, "top": 689, "width": 18, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dealing with crime or criminal cases. The priority is to restore the harmony of relationships between perpetrators and victims or their families. In some ways, it seems relevant to use for the crime against children.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 197, "width": 346, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Several previous researches had discussed the topics above. As for Mahkamah Syari’yah (known as Islamic Court), Rosmawardani, for instance, had conducted significant research questioning the jurisdiction of the district court and Mahkamah Syari’ yah . Her finding shows that the jurisdictions of the district court and Mahkamah Syar’iyah have still overlapped, including in the case for a child sexual abuse. This issue furthermore creates legal ambiguity in the implementation of Islamic criminal law in Aceh. 3", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 345, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Butt, furthermore, has also insisted on a battle of three Indonesian courts, consisting of the Constitutional Court, District Court, and Supreme Court, on the case of adultery and same-sex intercourse. Butt has strongly disagreed with the Supreme Court that was considered not annulling the Qanun Jinayat established in Aceh. 4 Additionally, using the historical approach, Mawardi explained how imperialism has influenced the establishment of Islamic law in Indonesia and Malaysia. He stated that the Dutch had inclined to develop a legal system in Indonesia, including Islamic law. Similarly, British imperialism has also obstructed the law system of Malaysia using the common law system. However, day by day, as law scholars have arisen from both Indonesia and Malaysia, the colonial laws have slightly been annulled and replaced by new laws, such as the enactment of the law of Marriage no. 1/1974, the law of the Religious Judiciary no. 7/1989, and Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Compilation of Islamic Law in Indonesia) among others. 5", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 553, "width": 345, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Rosmawardani Muhammad, “Analysis Of Absolute Competence Of District Courts And Syari’ah Courts,” Petita: Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Syariah 5, no. 2 (2020): 145 – 49. 4 Simon Butt, “Religious Conservatism, Islamic Criminal Law And The Judiciary In Indonesia: A Tale of Three Courts,” The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 50, no. 3 (2018): 402 – 34.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 345, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Imam Mawardi, “Islamic Law and Imperialism: Tracing on The Development of Islamic Law in Indonesia and Malaysia,” AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial 13, no. 1 (2018): 1 – 24.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "118 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Regarding restorative justice, there are earlier researches that can be considered relevant to this article. Marshall, for example, stated that restorative justice has been defined as one of the most important novelties in the administration of criminal justice to have ascended in the contemporary era. From small-scale tentative early stages in the early 1970s, restorative justice had since grown up into a worldwide social program for change, embracing a variety of broad and peace- making practices in a varied range of situations. Although the story behind the emergence of the modern restorative justice programs is still questioned, there is a good purpose not to reduce the involvement of religious faith in the origin, theory, and exercise of restorative justice. In fact, Marshall also insisted that without the effect of core Christian principles and beliefs, the central doctrines of restorative justice might not arise with such simplicity and conviction. 6 In Aceh with Moslem as the majority, the values of Islam take into account in applying restorative justice.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 361, "width": 345, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gude and Papic also insisted that restorative justice as a national policy is sometimes diminished by literature considering legal culture is an essential process in law enforcement. They identified restorative justice backgrounds that are deemed as representative of civil and common law legal systems respectively and equivalence with a case study belonging to the previous system. They furthermore argued that restorative justice practices are formed by the legal traditions, political practices, and criminal justice character of the system where they grow. Also, they proposed a method to transfer restorative justice practices based on comparative criminology, restorative justice traditions, and legal culture. Those are believed to create a theoretical role in the field as well as have practical consequences at the level of public policy design. 7", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 539, "width": 345, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "However, Gang criticized restorative justice while stating that restorative justice as an answer to sexual violence remains to be subject to important criticism. To measure the evidence, they sought to evaluate and synthesize evaluations of restorative justice programs", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 615, "width": 345, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Christopher D. Marshall, “Restorative Justice,” in Religion Matters (Springer, 2020). 7 Alejandra Díaz Gude and Iván Navarro Papic, “Restorative Justice And Legal Culture,” Criminology & Criminal Justice 20, no. 1 (2020): 57 – 75.", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 691, "width": 264, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Text" }, { "left": 466, "top": 689, "width": 18, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "for sexual and family violence crimes by conducting a methodical review of peer-reviewed literature. This shortage of evidence leaves them powerless to classify how best to achieve the goals for which programs were recognized and poses difficulties for policymakers. Additionally, they decide whether it is appropriate to publicize restorative justice objectives for sexual and domestic abuse. At last, they recommended that evaluations of restorative justice programs that admit sexual and family violence cases be shown as a substance of urgency. 8", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 265, "width": 345, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the above explanation and previous research, we claim this article to possess a clear novelty and originality as indicated by the main research problems that had not been discussed previously. Been conducted a case study research from the Mahkamah Sy ar’iyah Meulaboh Aceh, there found no previous research discussing sexual abuse cases in this court. Meanwhile, two main questions that this article aims to discuss are; firstly, how is restorative justice for law-breaking cases in Acehnese view? Secondly,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 375, "width": 345, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "why has the punishment imposed by the Mahkamah Syar'iyah in its legal considerations for the case?", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 415, "width": 42, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 429, "width": 345, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This article has used the black-letter law method. In this method, the authors focused on Aceh’s Islamic law verdict from Mahkamah Syar’iyah Meulaboh Nomor 18/JN/2016/MS_Mbo using a socio-legal approach in the Aceh context. The reason for using the black-letter law method is because the main object of research is the judgment itself contrasted to other government official letters. The verdict here serves as the primary data to analyze and to know how well the judges understand the procedural law on criminal cases against children. However, to get supporting data, the authors also conducted interview with prominent persons having knowledge background of this case, such as judges of Islamic courts.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 344, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 Daye Gang, et al. “A Call For Evaluation Of Restorative Justice Programs,” Trauma, Violence, & Abuse 22, no. 1 (2021): 186 – 90.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "120 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 306, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Discussion and Result Restorative Justice for Law Violation Case in Acehnese View", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 169, "width": 345, "height": 193, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Restorative justice in Acehnese culture has been established since long time ago even before the Dutch colonialization. 9 Acehnese culture has its terminologies regarding to restorative justice consisting of dhiet, sayam, and suloh . The word dhiet has been used for murder cases when a murderer replaces a damaged soul or body with treasure. Meanwhile, the word sayam has been used for mistreatment, the form of compensation in the form of assets given to the victim or his family, and the word suloh has been used for reconciliation among those who has conflict. 10 From the perspective of the living law of local wisdom, the Aceh community finds it a shock to the social system whenever the law is violated or a crime takes place. 11 Therefore, whenever the social system encounters a community shock caused by a jinayat case, the adat (customary) ruler takes intervention to maintain t he stability of society. 12 One of the ways is by organizing", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 391, "width": 345, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional (Jakarta: Kencana, 2011); Muhammad Sahlan et al., “The Roles of Ulama in the Process of Post- Conflict Reconciliation in Aceh,”", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 429, "width": 345, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Society 7, no. 2 (2019): 251 – 67. See also Goss and Andrew, “Mobile Warriors and Cosmopolitan Intellectuals: The Legacy of the Dutch Counterinsurgency in Colonial Aceh,” 2011.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 466, "width": 345, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Muhammad Natsir, “Perlindungan Hukum Terhadap Korban Penganiayaan Melalui Diyat Da n Sayam Pada Peradilan Adat Aceh,” Arena Hukum 12, no. 1 (2019): 91 – 112; Herlambang P. Wiratraman, et al. “Taking Policy Seriously: What Should Indonesian Government Do To Strengthen Aceh Truth And Reconciliation Commission?,” Petita: Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Syariah 5, no. 1 (2020): 14 – 30.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 541, "width": 345, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 T. Nazarudd in, et al. “Legal Political of Aceh Sustainable Spatial Reconstruction Based on Local Wisdom of Mukim Customary Legal Community,” JL Pol’y & Globalization 56 (2016): 69..", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 578, "width": 345, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Arfriani Maifizar, et al. “A Study of Cultural Understanding of the Peusijuk Rituals among Acehnese,” Journal of Talent Development and Excellence 12, no. 3 (2020): 2999 – 3008; Bustamam Ali and Wahyu Wiyani I. Made Weni, “The Peusijuek Tradition as a Social Communication Media in the People of Aceh, Indonesia,” International Journal of Advances in Scientific Research and Engineering 6, no. 6 (2020): 7 – 19; Ito Takeshi, The World Of The Adat Aceh: A Historical Study Of The Sultanate Of Aceh , 1984.", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 121", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a kenduri (congregational feasting). 13 This practice of feeding others and eating together intends to restore social harmony from a disturbance.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 183, "width": 345, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The pattern of settlement of various criminal cases within Acehnese society still reflects the process and practice that have been undertaken and experienced by people in the past. Since a long time ago, the most influential aspect of Aceh's societal system has been inspired by Islamic values and this has become the basic principle that serves as the ideological foundation and then develops the religious life order of the majority of Aceh people. Thus, it is natural that the basic principle of dispute resolution in Aceh always puts forward Islamic values. 14", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 345, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The principle of respecting, rehabilitating, and compensating the victims is regulated by Islamic tenets and this has become the customary practice of the Acehnese people. The emergence of the concept of restorative justice is apparently not novel. It has indeed almost been foreign to the present-time society regardless of its past- time victory. 15 However, Aceh’s restorative justice values seem to not have been well implemented in the tribunal process in the case of sexual abuses at Mahkamah Syar’iyah Meulaboh No. 18/JN/2016/MS_Mbo. The judges should have decide d the case using Aceh’s restorative justice to protect the rights of the child as the victim. However, the judges only focused to punish the perpetrator without considering the psychological and physical impact suffered by the victim. In fact, Aceh’s restorative justice should have also been implemented in both private and criminal law cases as an Acehnese society does not distinguish between criminal and private law domains. Both are", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 565, "width": 345, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Nina Suryana, Sufandi Iswanto, and Heri Fajri, “The Development of Audio-Visual Learning Media Based on Kenduri Laot Tradition for Students at SMA Plus Athiyah Banda Aceh City to Increase Character Values,” Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual 6, no. 2 (2021): 261 – 76. 14 Shane Joshua Barter, “Ulama, The State, & War: Community Islamic Leaders In The Aceh Conflict,” Contemporary Islam 5, no. 1 (2011): 19 – 36..", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 344, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Takeshi, The World Of The Adat Aceh: A Historical Study Of The Sultanate Of Aceh .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "122 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "supposed to be processed by A ceh’s restorative justice involving multi parties.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 169, "width": 345, "height": 150, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "However, involving multi parties in modern legal system cases is deemed to possibly create a serious problem so it has not provided any mechanism of handling criminal law cases through implementing multi parties approach. 16 Meanwhile, in the restorative justice of Acehnese society, the goal of seeking mediation between parties is to humanize the justice system while creating justice that can respond to the demand of victims, perpetrators, and the community. Although there found no legal basis concerning a special formulation of regulations governing restorative justice, according to the theory of legal discovery, law enforcers’ duties also include finding the living law within the society.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 320, "width": 345, "height": 150, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this case, when the existing law (retributive justice) is considered unable to resolve the problems that inflict the victim, the study of social legal studies requires the apparatus not to remain silent or do nothing. Instead, they are required to try to find a way how to change the law and reinterpret it in order to create justice. It is important, therefore, to also put a restorative justice perspective ahead in handling the cases of child crime as well as a crime against children such as sexual abuse. Restorative justice can be offered as the main approach to seek the resolution towards the fulfillment of a prosecution-oriented demand to achieve a resolution beneficial to all parties.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 470, "width": 345, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Practically, there emerge many cases of sexual harassment crimes against children. Victims who are sexually abused can experience very serious losses both physically and psychologically. 17 It could be the damage to genital organs such as tearing of the hymen,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 553, "width": 345, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Tody Sasmitha Jiwa Utama, “Between Ad at Law and Living Law: An Illusion of Customary Law Incorporation into Indonesia Penal System,” Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 53, no. 2 (2021): 269 – 89; Simon Butt, “Religious Conservatism, Islamic Criminal Law and the Judiciary in Indonesia: A Tale of Three Courts,” Journal of Legal Pluralism and Unofficial", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 615, "width": 125, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Law 50, no. 3 (2018): 402 – 34.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 345, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 Dawn Crosswhite and Johnny S. Kim, “Child Sexual Abuse,” in Solution-Focused Brief Therapy with Clients Managing Trauma , 2018, 177 – 88, https://doi.org/10.1093/oso/9780190678784.003.0011.", "type": "List item" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 123", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 96, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "fainting, or even death. They are also likely infected by any sexually transmitted diseases and endure unwanted pregnancies as well as severe traumatism. It is also possible for them to experience post- incident psychological shocks followed by some physical reactions. 18 Unfortunately, these legal considerations had never been disentangled in the verdict of the Mahkamah Syar'iyah Meulaboh Number 18/JN/ 2016/MS_Mbo.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 239, "width": 345, "height": 150, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Furthermore, the healing process for traumatism requires support from various parties. Multi-dimensional supports are needed mainly to raise the spirit of the victims and to help them able to accept what has happened. In fact, the criminal law has formulated the provisions for sexual harassment crime. Local legal policies about children have also existed in the community for a long time ago. The community also plays important role in children ’s surveillance outside homes, while parents supervise their children at home. The children ’s conduct receives proper observation both from the community and respective parents either at home or away from home.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 389, "width": 345, "height": 205, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Therefore, in the tribunal process, although judges find some obstacles in carrying out their duties and authority in dealing with sexual criminal action against children or other indecency cases, they are still required to examine the rights of the victimized child in formulating their decision. At least, they should consider other additional legal instruments, including restorative justice. Moreover, the Indonesian Supreme Court 2011 had produced some the landmark decisions that were subsequently transformed into the jurisprudence of the Supreme Court. One of them is Decision Number 1600 K/Pid/2009 containing the restorative justice considerations. This is also reinforced and highlighted in the decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 096/KMA/ SK/VII/ 2011 on the Jurisprudence Release Team of the Supreme Court of the Republic of Indonesia regarding the Norms of Legal Formulation into Landmark Decision on July 1 st , 2011. The decision turned out to be", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 615, "width": 345, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 Faradilla Fadlia and Ismar Ramadani, “The Qanun Jinayat Discriminates Against Women (Victims of Rape) in Aceh, Indonesia,” Journal of Southeast Asian Human Rights 2, no. 2 (December 2018): 448, https://doi.org/10.19184/jseahr.v2i2.8358.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "124 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "interesting because the judges have applied the concept of restorative justice to their verdicts before the provisions were formulated in the legislation and law. Therefore, the provision has certainly laid down the groundwork for the judges to use restorative justice.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 197, "width": 346, "height": 150, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "However, again, the verdict of the Mahkamah Syar'iyah Meulaboh Number 18/JN/2016/MS_Mbo has not led to seeking a settlement through restorative justice even though its provisions have already existed since the issuance of legislation on Judicial Power. Mahkamah Syar’iyah Meulaboh handled the case as usual and treated it as common case without searching the real background and detailed information regarding the case. They simply took the testimony of the victim and the witnesses--who unfortunately did not personally see or hear the incident --into their consideration. Seemingly, the judges were reluctant to apply Acehnese’s restorative justice because they are not accustomed to using it.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 347, "width": 345, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In fact, a judge with a case with unexists or less obvious provisions and sanctioning has a way of exploring them through legal discovery. 19 Such notion is also provided in Article 5 paragraph (1) of Law Number 48 the year 2009 regarding Judicial Power which reads: \"Judges and Constitutional Court Judges are obliged to explore, follow and understand the values of law and the sense of justice living in the society.\" Thus, the judges can provide fair justice by digging into the case in detail, including seeking the resolution through restorative justice.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 470, "width": 346, "height": 109, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The opportunity to impose punishment through restorative justice is actually widely open. Moreover, restorative justice is well known in the traditional law system of Aceh so all criminal cases – let alone private cases – were usually settled through reconciliation and justice. Another way to reconcile the relationship between the perpetrator, victim, and family of both is through various peace- building ceremonials. 20 This ranges from putting an obligation on the perpetrator (the perpetrator's family) to doing something specific such", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 615, "width": 342, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 Mukti Arto, Pembaharuan Hukum Islam Melalui Putusan Hakim (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 345, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 M. Ridha, Peumat Jaroe : Proses Mediasi Menuju Harmoni Dalam Masyarakat Aceh (Banda Aceh: Lhee Sagoe Press and CV. Meuseuraya, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 125", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "as stating a plea of guilt, saying an apology, paying compensation or submitting a particular object, and financing a trauma healing.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 183, "width": 346, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Punishment Imposed by the Mahkamah Syar'iyah and its Legal Considerations", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 210, "width": 345, "height": 273, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Mahkamah Syar'iyah Meulaboh decided on the first-level sentence of 30 (thirty) months imprisonment for the perpetrator according to Article 47, Aceh’s Qanun Number 6 of 2014 on the Jinayat Law. The judges’ legal considerations have come to a decision through the verdict of the Mahkamah Syar'iyah Meulaboh Number 18 JN/2016/MS-Mbo on October 18, 2016. The verdict, unfortunately, has not considered any rehabilitation and restitution for the victim, including trauma healing as a part of restorative justice. 21 The imprisonment has only repeated the pattern of punishment introduced by the Dutch colonial in Indonesia. In pre-colonial times, Muslim throughout the archipelagic regions did not recognize the sort of imprisonment sentence. 22 These archipelagicians understood religious teaching as a religiously-inspired common sense living in the community of that time. All crimes and law violations were prosecuted and legally handled through reconciliation. This shows how religion and tradition had been an integral part of society's behavior. 23 The Aceh Qanun Number 6 the year 2014 on Qanun of Jinayat, meanwhile, is a law produced by the Government of Aceh as a special province of Indonesia. 24 Thus, it can be said that Aceh has involved", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 503, "width": 345, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 Zulfa Hanum, “Pengawasan Pelaksanaan ‘Uqũbah Cambuk Di Kota Banda Aceh (Analisis Pasal 262 Ayat (2) Qanun Hukum Acara Jinayat Tentang Pelaksanaan ‘Uqũbah Cambuk Tidak Boleh Dihadiri Oleh Anak - Anak Di Bawah Umur 18 Tahun)” (UIN Ar -Raniry Banda Aceh, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 553, "width": 345, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Boma Wira Gumilar, Gunarto Gunarto, and Akhmad Khisni, “Reconstruction of Life Imprisonment in Prison System in Indonesia,” Jurnal Daulat Hukum 2, no. 4 (2020): 499; Christina Maya Indah Susilowati,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 590, "width": 345, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Sentencing of Minor Offences in Indonesia: Policy, Practice , and Reform,” International Journal of Criminology and Sociology 10 (2021): 778 – 83.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 615, "width": 344, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 A Hamid Sarong, Mahkamah Syar’iyah Aceh: Lintasan Sejarah Dan Eksistensinya (Banda Aceh: Global Institute, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 345, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 Amsori Amsori and Jailani Jailani, “Legislasi Qanun Jinayat Aceh Dalam Sistem Hukum Nasional,” Ar Raniry : International Journal of Islamic", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "126 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 346, "height": 122, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "the state as the guardian in providing protection to its people through upholding the law of fiqh (Islamic jurisprudence). 25 It also means that fiqh law-directly or indirectly-has become a legal material in Indonesia. The mission to increase the number of Islamic legal content to be incorporated into the national law lies at the hands of the fiqh expert. With their serious efforts and relevant competencies, they have a wide chance to identify concepts of Islamic jurisprudence compatible with the legal basis to be incorporated into Indonesia’s legal system. 26", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 265, "width": 346, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cammack and Feener have stated that Aceh people have agreed to the imposition of caning punishment is a falsification to Islamic law that had been implemented since 2003. 27 So far, the punishment prescribed by national law is considered unable to reduce the rate of crime in society. 28 Therefore, to grant the judge some ease, the Qanun Aceh Number 6 of 2014 provides three forms of punishment; (1) caning; (2), imprisonment; (3), compensation or fine. A ll these three forms of punishment can be imposed on the judges’ choice, chiefly compensation or fine for cases relating to restorative justice. Article 46 of the Qanun reads \"Whomsoever intentionally", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 416, "width": 345, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Studies 4, no. 2 (2018): 221; Al Yasa’ Abubakar M. Daud Yoesoef, “Qanun Sebagai Peraturan Pelaksanaan Otonomi Khusus Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,” Jurnal Legislasi Indonesia 1, no. 3 (2004): 15 – 30.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 454, "width": 345, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 Afridawati, “History, Typology, and Implementation of Islamic Law in Indonesia: Combination of Sharia and Fiqh or the Result of Historical Evolution?,” Al-Risalah 21, no. 1 (2021): 33 – 47; Abdul Syatar, “Transformation Of Fiqh In The Forms Of Hajj And Zakat Legislation,” ; Zahlul Pasha Karim, “Relasi FPI Dengan Dayah Dalam Penegakan Syari’at Islam Di Aceh,” Jurnal Sosiologi Agama Indonesia 1, no. 3 (2020): 228 – 37.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 528, "width": 345, "height": 99, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 Nyak Fadhlullah, “Metode Perumusan Qanun Jinayah Aceh : Kajian Terhadap Pasal 33 Tentang Zina,” In Right (Jurnal Agama Dan Hak Azazi Manusia ) 7, no. 1 (2017): 16 – 40. 27 Cammack, M. E. and R. M Feener, “The Islamic Legal System in Indonesia,” Pacific Rim Law & Policy Journal 21, no. 13 (2012); Nurrohman Syarif and Marzuki Wahid, “Politik Formalisasi Syari’at Islam Dan Fundamentalisme: Kasus Nanggroe Aceh Darussalam,” ISTIQRA: Jurnal Penelitian Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam 01, no. 01 (2018): 45 – 74.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 345, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Dinas Syariat Islam Aceh, Kajian Syariat Islam Terhadap Tingkat Kriminalitas Pasca Penerapan Qanun Jinayat (Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Aceh, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 127", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "performs a jarimah (forbidden activities) of sexual harassment is sanctionable with a maximum uqubat ta'zir (a punishment for those who break the law which is not mentioned in Al Qur’an/Ha dits) of 45", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 183, "width": 345, "height": 123, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(forty-five) time whipping or a maximum fine of 450 (four hundred and fifty) grams of pure gold, or a maximum imprisonment of 45 months. Meanwhile, Article 47 stipulates that \"whomsoever deliberately performs a sexual harassment as meant in Article 46 against a child is threatened with a maximum ta'zir of 90 (ninety) times of caning or a maximum fine of 900 (nine hundred) grams of pure gold or maximum imprisonment of 90 (ninety) months. It is understandable, therefore, to find the punishment doubled when the victim comes from children.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 345, "height": 232, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The judges’ judicial consideration regarding the criteria of jinayat action became the primary basis for seeking punishment formula. The following criteria must be fulfilled, namely: First, subjective, i.e person (someone) who can be accountable for legal action (bearer of rights and responsibilities). This means that the person can be held criminally liable. The identity has also been matched and clarified against the witnesses. Second, intentional. This element is actually a criterion recognized in crime/delict in general. Third, the element of the case or sexual harassment in this context; contains the defendant’s confession in whatsoever wordings he/she expresses. The defendant, for instance, must acknowledge that he hit the victim on the breast and genital organs. Fourth, target, namely against an under-aged person/victim. Islam teaches that a mere confession is not enough. Confession must be proven with other evidence and followed by an explanation about the pe rpetrator’s knowledge regarding the legal offense he/she has committed. Diagram 1 below shows the restorative justice framework", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 552, "width": 333, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subjective Substance: 1. someone who commits the action and is the subject of LawIntention", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "128 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 315, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Objective Substance: 1. Jarimah of Indecency Action in public", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 156, "width": 219, "height": 347, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "With an objection Verification: - Witness : -", "type": "Picture" }, { "left": 210, "top": 490, "width": 277, "height": 81, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evidence : 1. Visum et repertum 2. Birth Certificate Diagram 1. Restorative Justice Framework ***", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 572, "width": 345, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The 24-page verdict issued by the Mahkamah Syar'iyah Meulaboh Number 18/JN/2016 MS Mbo dated on October 18, 2016, mentions the term of sexual harassment 33 times. 29 On the", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 640, "width": 317, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 Mahkamah Syar’iyyah Aceh, “Putusan Mahkamah Syar’iyah Aceh", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 652, "width": 135, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No: 11/JN/2016/MS- ACEH,”", "type": "Picture" }, { "left": 307, "top": 376, "width": 121, "height": 77, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Two witnesses related to the perpetrator Two witnesses", "type": "Picture" }, { "left": 307, "top": 456, "width": 99, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "related to the victim", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 188, "width": 65, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perpetrator/", "type": "Picture" }, { "left": 189, "top": 202, "width": 51, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Defendant", "type": "Table" }, { "left": 376, "top": 188, "width": 66, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Victim (10 years old)", "type": "Picture" }, { "left": 238, "top": 304, "width": 158, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "People of KarangAnyar Village, Darul-Makmur Subdistrict, Nagan Raya District", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 211, "width": 48, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evidence 1.Visum", "type": "Picture" }, { "left": 222, "top": 237, "width": 168, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.Birth Certificate (10 years old)", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 691, "width": 264, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Text" }, { "left": 466, "top": 689, "width": 18, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 150, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "consideration page, the verdict also mentions Law No. 11/2006 on the Governing of Aceh as one of its referred legal standings. This indicates that the Mahkamah Syar'iyah Meulaboh has the authority to persecute the crime with the authority granted by the government of the Republic of Indonesia instead of the Aceh’s Qanun not showing the value of justices. The puni shment on the basis of Aceh’s Qanun (bylaw) should also be proven to respect humanity. 30 Islam greatly respects human rights and therefore, both Indonesian law and the spirit of Islam should have been reflected in the verdict because Islam provides neat and humane guidance in all matters including in the law of war, let alone in the matters of punishment.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 346, "height": 163, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Additionally, the verdict of the Mahkamah Syar'iyah Meulaboh does not mention Islamic shari'ah a s a living law in Aceh’s society. In fact, it is not sufficient for sharia law to merely rely on the qanuns . The qanun comes to exist under the support of the community’s aspirations. Aspirations of the society are a part of living law leading to the laws that society wishes to manifest. The verdict which serves as the object of this study also mentions the wish of the defendant to prefer the punishment of caning instead of imprisonment. If the caning is categorized as a violation of human rights, why had the defendant preferred to choose to can? It can certainly be understood that in this context, caning is better or more acceptable than imprisonment.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 457, "width": 345, "height": 122, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Another thing is about the judges who did not consider the fact that the victim was a child who happened to be playing and then stepped over the perpetrator at the time of the incident. This ponders a question on whether the action can be categorized as delinquency. 31 Alignments will degrade the quality of the decision. Although the judges have absolute power to impose the judgment as they wish since they serve as the authorized agents to produce a fair decision, they still should provide clear and transparent considerations. For example, the judges could have named the victim as a part of a", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 603, "width": 345, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30 Mohd. Hisyam Mohd. Kamal, “Human Rights Perspectives On Issues In The Implementation Of Islamic Crimina l Law In Malaysia,” Petita :", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 304, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Syariah Volume 4, no. Nomor 1 (2019).", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 640, "width": 317, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak (Bandung: Refika Aditama,", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 652, "width": 28, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2006).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "130 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 346, "height": 40, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "vulnerable group . When she was playing too joyfully, she could possibly be unaware of whether or not others were disturbed. This is actually an important point to consider in the decision.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 183, "width": 346, "height": 205, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Out of legal considerations, there are five items taken by the judges from the prosecutors’ att ention. The five items are considered very important: (1) the prosecutor proposed 30 months imprisonment minus the period of detention. On the contrary, the defendant did not request for imprisonment reduction. Instead, he requested for being whipped or caned. (2) The panel of judges mentioned in their legal considerations that the defendant was not accompanied by a lawyer. This shows his acceptance of whatsoever judgment to be imposed on him and that he did not have a will to defend himself excessively. (3) The panel of judges indicated that the defendant had violated Article 47 of the Qanun Number 6 of 2014 regarding Jinayat Law. (4) The defendant accepted the contents of the indictment which shows that he had understood it and did not file any objection. (5) The panel of judges showed the evidence submitted by the Public Prosecutor ( Jaksa Penuntut Umum ) to the audience.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 388, "width": 346, "height": 164, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The judge must also have set the verdict as clear and transparent as possible because clarity and transparency are the hallmarks of Islamic law. Another judge's legal consideration that nee ds highlighting is the mentioning of the word ‘child’. In their legal consideration, the judges repeat the word 39 times. This indicates that the Panel of Judges put the child as a high priority. 32 It shows how the judges paid very much attention to the need of child to gain multiple protections. However, the verdict did not mention or direct any legal attention to what the child must obtain as a victim, including restorative justice. If the law had been directed towards restorative justice, there would have been a signal to encourage legal thinking for seeking compensation against a crime experienced by the victim.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 552, "width": 345, "height": 54, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In fact, such an arrangement is not new to the legal community in Indonesia and the restorative justice law has been recognized in the customary law system. Therefore, restorative justice should be considered a legal obligation amongst judges so that they can explore", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 345, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32 Indonesia’s Supreme Court Regulation Number 3 Year 2017 Regarding the Guidelines on Prosecuting Women Cases before the Law.", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 131", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "the laws living in the society. Responding to this case, the head of Mahkamah Syari’iyah Aceh has stated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 183, "width": 286, "height": 75, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In the name of justice, the judges should rely on the verdict not only on the text of bylaws but also on the victim ’s side. The victim is a child who must be strongly protected as an affected victim of sexual crime and needs trauma healing for her future life. Punishing the perpetrator without giving rehabilitation to the child is a serious injustice . 33", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 272, "width": 345, "height": 82, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "It can be inferred that the judges in that time only considered sentencing the punishment to the perpetrator without considering the victim’s rights and needs to fulfill. This tribunal fact seemingly happened because the mindset of judges had concentrated only on the text of bylaws instead of the context of a case that should protect a child with a vulnerable position as a sexual abuse victim.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 367, "width": 60, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 381, "width": 345, "height": 218, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO decided by Mahkamah Syar’iyah Meulaboh Aceh on sexual abuse against children has not indicated a value of justice, chiefly from the perspective of restorative justice. The panel of judges has only pursued the target of imposing punishment on perpetrator without considering the values of justice for the victims such as rehabilitation and trauma healing. In showing evidence , the judge’s verification was car ried out with a lack of judicial evidence as shown by persecutors. The visum et repertum report used for core evidence has not even been shown from the beginning until the end of the tribunal process. The distinctive opinion of the head judge and chairman should have been examined more deeply an appealing level. The case has also seemed a weird occasion because the displayed evidence during the tribunal process are inadequate for deciding a proper verdict as a final judgment. Judges h ave only relied on the evidence the testimony of the perpe trator’s neighbor, who was not in the location whilst the case", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 344, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33 Interviewed with Rosmawardhani, Head Mahkamah Syar’iyah Aceh (2021).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "132 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "happened. The poor evidence in the tribunal process has indicated that a judgment has justice abused.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 183, "width": 69, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bibliography", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 196, "width": 345, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A Hamid Sarong. Mahkamah Syar’iyah Aceh: Lintasan Sejarah Dan Eksistensinya . Banda Aceh: Global Institute, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 224, "width": 345, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aceh, Mahkamah Syar’iyyah. “Putusan Mahkamah Syar’iyah Aceh No: 11/JN/2016/MS- ACEH,” n.d.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 251, "width": 345, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Afridawati. “History, Typology, and Implementation of Islamic Law in Indonesia: Combination of Sharia and Fiqh or the Result of Histor ical Evolution?” Al-Risalah 21, no. 1 (2021): 33 – 47.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 292, "width": 345, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alejandra Díaz Gude, and Iván Navarro Papic. “Restorative Justice And Legal Culture.” Criminology & Criminal Justice 20, no. 1", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 320, "width": 68, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2020): 57 – 75.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 333, "width": 345, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amsori, Amsori, and Jailani Jailani. “Legislasi Qanun Jinayat Aceh", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 347, "width": 345, "height": 109, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam Sistem Hukum Nasional.” Ar Raniry : International Journal of Islamic Studies 4, no. 2 (2018): 221. https://doi.org/10.20859/jar.v4i2.138. Arfriani Maifizar, and et al. “A Study of Cultural Understanding of the Peusijuk Rituals among Acehnese.” Journal of Talent Development and Excellence 12, no. 3 (2020): 2999 – 3008. Arto, Mukti. Pembaharuan Hukum Islam Melalui Putusan Hakim . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 456, "width": 345, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Barter, Shane Joshua. “Ulama, The State, & War: Community Islamic", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 470, "width": 345, "height": 67, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Leaders In The Aceh Conflict.” Contemporary Islam 5, no. 1 (2011): 19 – 36. Bustamam Ali, and Wahyu Wiyani I. Made Weni. “The Peusijuek Tradition as a Social Communication Media in the People of Aceh, Indonesia.” International Journal of Advances in Scientific", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 538, "width": 218, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research and Engineering 6, no. 6 (2020): 7 – 19.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 552, "width": 345, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Butt, Simon. “R eligious Conservatism, Islamic Criminal Law and the Judiciary in Indonesia: A Tale of Three Courts.” Journal of Legal", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 579, "width": 317, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pluralism and Unofficial Law 50, no. 3 (2018): 402 – 34. https://doi.org/10.1080/07329113.2018.1532025.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 607, "width": 346, "height": 40, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "———. “Religious Conservatism, Islami c Criminal Law And The Judiciary In Indonesia: A Tale of Three Courts.” The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 50, no. 3 (2018): 402 – 34.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 648, "width": 345, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cammack, M. E., and R. M Feener. “The Islamic Legal System in", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 133", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 109, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia.” Pacific Rim Law & Policy Journal 21, no. 13 (2012). Céline Bessière, and Muriel Mille. “The Judge Is Often A Woman. Professional Perceptions and Practices of Male and Female Family Court Judges in France.” Sociologie Du Travail , 2014. Crosswhite, Dawn, and Johnny S. Kim. “Child Sexual Abuse.” In Solution-Focused Brief Therapy with Clients Managing Trauma , 177 – 88, 2018. https://doi.org/10.1093/oso/9780190678784.003.0011. Daye Gang, and et al. “A Call For Evaluation Of Restorative Justice", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 251, "width": 300, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Programs.” Trauma, Violence, & Abuse 22, no. 1 (2021): 186 – 90.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 265, "width": 345, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dinas Syariat Islam Aceh. Kajian Syariat Islam Terhadap Tingkat", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 279, "width": 317, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kriminalitas Pasca Penerapan Qanun Jinayat . Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Aceh, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 345, "height": 68, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fadhlullah, Nyak. “Metode Perumusan Qanun Jinayah Aceh : Kajian Terhadap Pasal 33 Tentang Zina. ” In Right (Jurnal Agama Dan Hak Azazi Manusia ) 7, no. 1 (2017): 16 – 40. Fadlia, Faradilla, and Ismar Ramadani. “The Qanun Jinayat Discriminates Against Women (Victims of Rape) in Aceh,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 375, "width": 345, "height": 67, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia.” Journal of Southeast Asian Human Rights 2, no. 2 (December 2018): 448. https://doi.org/10.19184/jseahr.v2i2.8358. Goss, and Andrew. “Mobile Warriors and Cosmopolitan Intellectuals: The Legacy of the Dutch Counterinsurgency in Colonial Aceh,”", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 443, "width": 27, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2011.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 457, "width": 345, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gumilar, Boma Wira, Gunarto Gunarto, and Akhmad Khisni. “Reconstru ction of Life Imprisonment in Prison System in", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 484, "width": 318, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia.” Jurnal Daulat Hukum 2, no. 4 (2020): 499. https://doi.org/10.30659/jdh.v2i4.8348.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 511, "width": 345, "height": 68, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hanum, Zulfa. “Pengawasan Pelaksanaan ‘Uqũbah Cambuk Di Kota Banda Aceh (Analisis Pasal 262 Ayat (2) Qanun Hukum Acara Jinayat Tentang Pelaksanaan ‘Uqũbah Cambuk Tidak Boleh Dihadiri Oleh Anak- Anak Di Bawah Umur 18 Tahun).” UIN Ar - Raniry Banda Aceh, 2017.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 580, "width": 345, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Herlambang P. Wiratraman, and et al. “Taking Policy Seriously: What", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 593, "width": 317, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Should Indonesian Government Do To Strengthen Aceh Truth", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 607, "width": 317, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "And Reconciliation Commission?” Petita: Jurnal Kajian Ilmu", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 621, "width": 201, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hukum Dan Syariah 5, no. 1 (2020): 14 – 30.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 634, "width": 345, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hussin, Nasimah. “An Islamic Perspective on Preventing Sexual Abuse Against Children.” IIUM Law Journal 29, no. 1 (2021):", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 115, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad Siddiq Armia, et al", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 704, "width": 296, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "134 al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 346, "height": 54, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "153 – 76. Indonesia’s Sup reme Court Regulation Number 3 the year 2017 regarding the Guidelines on Prosecuting Women Cases before the Law (2017).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 197, "width": 345, "height": 81, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Interviewed with Rosmawardhani, Head Mahkamah Syar’iyah Aceh,” 2021. Judgement of Mahkamah Syar’iyah Meulaboh Nomor 18/JN/2016/MS_Mbo (2016). Karim, Zahlul Pasha. “Relasi FPI Dengan Dayah Dalam Penegakan Syari’at Islam Di Aceh.” Jurnal Sosiologi Agama Indonesia 1, no. 3", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 279, "width": 73, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2020): 228 – 37.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 345, "height": 40, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "M. Ridha. Peumat Jaroe : Proses Mediasi Menuju Harmoni Dalam Masyarakat Aceh . Banda Aceh: Lhee Sagoe Press and CV. Meuseuraya, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 334, "width": 345, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Marshall, Christopher D. “Restorative Justice.” In Religion Matters . Springer, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 361, "width": 345, "height": 40, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mawardi, Imam. “Islamic Law and Imperialism: Tracing on The Development of Islamic Law in Indonesia and Malaysia.” AL- IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial 13, no. 1 (2018): 1 – 24.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 402, "width": 345, "height": 40, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Michael P.Fix, and Gbemende E. Johnson. “Public Perceptions Of Gender Bias In The Decisions Of Female State Court Judges.” Vand. L. Rev 70 (2017).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 443, "width": 345, "height": 40, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mohd. Hisyam Mohd. Kamal. “Human Rights Perspectives On Issues In The Im plementation Of Islamic Criminal Law In Malaysia.” Petita : Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Syariah Volume 4, no.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 484, "width": 81, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nomor 1 (2019).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 498, "width": 345, "height": 40, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad, Rosmawardani. “Analysis Of Absolute Competence Of District Courts And Syari’ah Courts.” Petita: Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Syariah 5, no. 2 (2020): 145 – 49.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 539, "width": 345, "height": 81, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Natsir, Muhammad. “Perlindungan Hukum Terhadap Korban Penganiayaan Melalui Diyat Dan Sayam Pada Peradilan Adat Aceh.” Arena Hukum 12, no. 1 (2019): 91 – 112. Nina Suryana, Sufandi Iswanto, and Heri Fajri. “The Developme nt of Audio-Visual Learning Media Based on Kenduri Laot Tradition for Students at SMA Plus Athiyah Banda Aceh City to Increase", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 621, "width": 317, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Character Values.” Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual 6, no. 2 (2021): 261 – 76.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 648, "width": 345, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nurrohman Syarif, and Marzuki Wahid. “Politik Formalisasi Syari’at", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 99, "width": 264, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Criticizing the Verdict of 18/JN/2016/MS.MBO of Mahkamah Syar’iyah", "type": "Caption" }, { "left": 177, "top": 689, "width": 307, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Ihkam : Jurnal Hukum dan Pranata Sosial, 17 (1), 2022: 113-135 135", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 54, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islam Dan Fundamentalisme: Kasus Nanggroe Aceh Darussalam.” ISTIQRA: Jurnal Penelitian Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam 01, no. 01 (2018): 45 – 74. Sahlan, Muhammad, Suci Fajarni, Siti Ikramatoun, Ade Ikhsan Kamil,", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 197, "width": 317, "height": 40, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "and Iromi Ilham. “The Roles of Ulama in the Process of Post - Conflict Reconciliation in Aceh.” Society 7, no. 2 (2019): 251 – 67. https://doi.org/10.33019/society.v7i2.106.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 238, "width": 345, "height": 54, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Susilowati, Christina Maya Indah. “Sentencing of Minor Offences in Indonesia: Policy, Practice, and Re form.” International Journal of Criminology and Sociology 10 (2021): 778 – 83. https://doi.org/10.6000/1929-4409.2021.10.92.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 345, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syahrizal Abbas. Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, Dan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 345, "height": 41, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hukum Nasional . Jakarta: Kencana, 2011. Syatar, Abdul. “Transformation Of Fiqh In The Forms Of Hajj And Zakat Legislation,” n.d.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 347, "width": 345, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "T. Nazaruddin, and et al. “Legal Political of Aceh Sustainable Spatial Reconstruction Based on Local Wisdom of Mukim Customary", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 375, "width": 277, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Legal Community.” JL Pol’y & Globalization 56 (2016): 69.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 388, "width": 344, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Takeshi, Ito. The World Of The Adat Aceh: A Historical Study Of The Sultanate Of Aceh , 1984.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 416, "width": 345, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Utama, Tody Sasmitha Jiwa. “Between Adat Law and Living Law: An", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 429, "width": 317, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Illusion of Customary Law Incorporation into Indonesia Penal", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 443, "width": 345, "height": 40, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "System.” Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 53, no. 2 (2021): 269 – 89. https://doi.org/10.1080/07329113.2021.1945222. Wagiati Soetodjo. Hukum Pidana Anak . Bandung: Refika Aditama,", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 484, "width": 27, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2006.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 498, "width": 345, "height": 40, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yoesoef, Al Yasa’ Abubakar M. Daud. “Qanun Sebagai Peraturan Pelaksanaan Otonomi Khusus Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.” Jurnal Legislasi Indonesia 1, no. 3 (2004): 15 – 30.", "type": "Text" } ]
e4a9b885-58f3-cdfb-51cc-4e7002707676
https://journal.uad.ac.id/index.php/ADJES/article/download/1928/1255
[ { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 106, "width": 416, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia", "type": "Title" }, { "left": 245, "top": 174, "width": 105, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Budairi [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 211, "width": 126, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan University", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 260, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 432, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The genre-based approach has been known to characterize pedagogical practices during the implementation of the 2006 school-level curriculum. Despite its prevalent use and overwhelming support by school stakeholders, the efficacy of this approach was nonetheless questionable. This paper aims to revisit the 2006 School level curriculum, its plausibility and compatibality with individual contexts and its bearing on EFL practices. It also disusses the Genre-based approach in terms of its underlying paradigms, and possible variables and contextual factors which might have impinged on its implementation. Some research findings on the adoption of the approach in Southeast Asia context are also presented to provide insights into how the Genre-based approach could be efficiently adopted. This essay concludes with some ideas for the amendment to the 2006 school- level curriculum and how the genre-based approach might still be relevant in the context of teaching writing skills at tertiary education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 391, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words : Curriculum design, genre-based approach, L2 language acquisition", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 90, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 432, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As a matter of fact, EFL curriculum in Indonesia has undergone frequent changes over time. Different approaches and methods have been introduced in an attempt to best facilitate English language learning as well as in respond to the perceived needs and demand both at micro and macro levels. The history of EFL curriculum in Indonesia dates back as early as 1945, when the grammar translation method left by the Dutch was used as a method to teach English to students in senior high schools (Dardjowidjojo, 2000). The aim was to equip learners with knowledge about grammatical rules and a range of vocabulary to deal with textbooks. The 1968 and 1975 curriculum, referred to as the oral approach curriculum, seemed to draw heavily on the theories of the audio- lingual method and behaviorism, following the international trend at that time. It was aimed at developing the four language skills with listening skill taken as the first priority followed by speaking, reading, and writing. (Dardjowijoyo, 2000)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 429, "height": 213, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following years saw the shift in English language teaching toward more focus on language use rather than language usage (Widdowson, 1978). It was during this period when the notion of Communicative Approach was prevalent and became the underlying concept of the 1984 Communicative Approach curriculum. The change to Communicative Approach, however, did not seem to have tangible impact on the way English was taught in schools. The teaching syllabi, for example, was strictly grammar-based, with lessons being graded following the structural ladder. Similarly, the textbooks were designed around grammatical units rather than incorporating the four skills.The teaching method was also teacher- centered with heavy emphasis on the teaching of discreet skills of the language and an attempt to teach English to the test. Lastly, the majority of EFL teachers in general were not proficient speakers of English and lacked the practical knowledge of how the Approach truly worked in classroom teaching. Despite such ambiguities and mismatches in its implementation, the Communicative Approach has been adopted ever since. The 1994 Curriculum, referred to as the Meaning-Based curriculum, also recommended the same approach to serve as the framework for the teaching learning process in the classrooms.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 432, "height": 172, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The reform movement which toppled down the Soeharto regime in 1998 brought about new enlightened perspective on issues pertaining to democracy, human rights, and freedom of speech. There was demand for greater transparency in the process of policy making in all areas including education. The curriculum inevitably came under public scrutiny and criticism. It was believed at that time that the regime used the curriculum as a means of gaining control over the public mindset. The emerging discourse on separatism in some areas of the country was also believed to be largely due to the centralized nature of educational policy. Apparently in response to this socio-political shift, the government introduced the so-called Competency Based (CBC) curriculum in 2004. The CBC was designed to allow schools greater autonomy to make decisions about the content of the curricula based on the needs in their own context. Along with the curriculum, the Ministry of Education introduced the genre-based approach to teaching English in high school levels.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 432, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 2006 curriculum, called KTSP (translated as School-Level Curriculum), was introduced in 2006 and basically a further modification of the CBC 2004. The School- Level Curriculum reflects a strong awareness to empower local government and schools in designing school curricula which can resonate with the demands, challenges and needs in each context and make learning more authentic and relevant for students. School stakeholders can work together to design the content of curricula to suit the pecularity of each context and to establish a link between classroom pedagogy and the world outside.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 429, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite the shift in curriculum policy and a whole range of possibilities for betterment in the quality of education, there remains a number of shortcomings which need to be addressed. This essay aims to discuss some issues encircling the school-based curriculum; how it has been implemented and what might have contributed to its inefficiency. In view of EFL, a question may be raised as to how the genre-based approach was applied in the context of Indonesia and what constraints might impinge on its adoption within the context of EFL in high school levels. The second part of this essay presents a review of two research articles on pedagogical issues which might bear", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "relevance to the context of Indonesian education system, in particular, the issues pertaining to the current School-Level curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 207, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. The 2006 School-Level Curriculum", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 429, "height": 279, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The School –Level Curriculum can be understood as an attempt to reform the education system in Indonesia towards a decentralized system of education. As Fuhrman and Mallen (1990) put it, curriculum reform concerns primarily control and empowerment, in which control strategies are the mechanism for increasing the efficiency of the educational system and empowerment strategies to address teacher competence and teacher commitment. Alongside this notion of empowerment, curriculum reform takes place as an inevitable consequence of its interaction with broader context of globalization. Rivera (2003) points out that many significant changes in the curricula of most developing countries in decades past could be attributed to the twin metonymic conditions of greater internationalization of market economies and globalization of cultural economy. In the context of educational reform in Indonesia, the socio-political twist following Soeharto’s downfall, along with the subsequent public discourse on democracy, and in particular, decentralization and autonomy, has provided a context for the introduction of School-Level Curriculum, as well the market- driven economy and globalization in many areas of life. The curriculum, thus, might be viewed as an attempt by the government to adopt a bottom-up process in curriculum design by channeling more power to schools to design their own curricula. Edward (2003) concedes that the problem between what is intended in the national curriculum and what is being implemented in the classroom results from local educators not having a sense of ownership in the curriculum reform. Hence, the autonomy attached to the 2006 curriculum is expected to create ownership in the curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 432, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is undeniable that in the past, the perceived failure in education, especially at high school levels, has been attributed to the nature of curriculum which pretends to fit all schools regardless of their diverse contexts. The one-size-fit-all curriculum has failed to take into account the fact that there are differences among regions in Indonesia in terms of resources, economic status, and accessibility. Under the School –Level Curriculum, schools are given autonomy to decide on what competencies to include in addition to those set by the Ministry of Education and choose the learning materials considered most appropriate to develop those competencies.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 429, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite the ideals of the School-Level Curriculum, there have been concerns encircling its implementation. The Ministry of Education seems to demonstrate ambiguity in its commitment to competence. Whilst they allow each school to determine its curricula based on their own context, they also insist that the National Examination be applied to all junior and high school levels. Such policy has taken its toll on the teaching learning process to a great extent. As a matter of fact, the National Examination has long created frenzy among students, teachers and parents. This in turn has prompted teachers to gear the teaching learning process toward exam strategies to cope with the National Examination. Likewise, the fact that English is one of the subjects tested in the National Examination has such an adverse washback impact on the teaching and learning process. English teachers would rather spend more time drilling students with examination strategies particularly in the last year of the schooling. It is also believed that in some cases, teachers deliberately temper with the exam procedure to help students pass the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 429, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "exam. Despite such exam-oriented classroom instruction, some schools in certain areas in Indonesia are known to have shown a higher percentage of students failing the National Examination, suggesting the possibility that factors such as lack of resources, low budgets, and accessibility may have come into play to make those schools unable to compete in such high stake National Examination. Thus, the National Examination, to some extent, has proven to have detrimental effects on the teaching practices and even the principles of integrity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 429, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another shortcoming in the implementation of the School-Level Curriculum is that schools might not be able to identify clearly their needs, wants and capabilities. School principles, teachers and parents may become over excited about the amount of autonomy given and therefore set unrealistic expectation pertaining to the learning and teaching process and its outcomes. This could have a severe impact on the psychological narratives of all related stakeholders when such expectation turns out to be too high a wall to climb due to limited resources. Similarly, needs analysis can be such a hard task for some schools when different interests of different groups come into play and impede the process of curricula design. This is true if we understand the nature of dialectical interaction among different stakeholders in education in Indonesia. As recommended by the Ministry of Education, the schools may work in cooperation with the local government to conduct need analysis for the design of curricula. One of the threats which might emerge is that the local government brings their own interpretation and interest into the discussion and assert this through their power in such a way that it contradicts the spirit of autonomy and decentralization itself.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 421, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. The Genre-Based Approach in the context of the School-Level Curriculum", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 429, "height": 278, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 2004 and 2006 curriculum are based on the government regulation stipulating, among other things, that the level of achievement in every curriculum is stated in terms of competence, that the learning process is carried out by developing reading and writing culture, and that the competence for language subjects should emphasise the ability to read and write suitable for the levels of education. It also suggests that language education, including English education, is expected to develop communicative competence or the ability to communicate in spoken or written language so that learners will possess the so called social skills. In line with the goals of the curriculum, the Ministry of Education introduced the genre-based approach to teaching English in high school levels in Indonesia. The types of text (genres) developed in the 2004 English curriculum include transactional conversations (to get something done), interpersonal conversations (to establish and maintain social relations), short functional texts (announcements, greeting cards etc.), monologues and essays of certain genres. In other words, they are supposed to be able to access accumulated knowledge typically required at higher learning institutions. Based on Well’s taxonomy (1987), the junior high school literacy level is the functional level, a level where the graduates are expected to use English for survival purposes such as carrying out transactional exchanges, reading for fun, reading popular science or teenagers’ encyclopaedia, etc. Senior high school graduates are expected to achieve the informational level where they can carry out more extended and interpersonal conversations, and deal with texts to access knowledge at university level and self -study.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 429, "height": 345, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nonetheless, having been in place since 2004, the adoption of the genre-based approach has yet to bring satisfactory outcomes in terms of students’ mastery of English language. Several factors might contribute to this condition. The first one is the nature of EFL learning environment. According to Kahru’s (1992) category, Indonesia falls under the Expanding Circle in which the majority of learners do not have adequate exposure to English. Although it can be argued that learners from upper socio economic class in urban area may have considerable, intense exposure to English through various media, the majority of learners in Indonesia are denied of such privilege and feel there are no real urgent needs to use English in everyday life. This is different from the context of Australia where the Genre based approach was initially used to develop students’ literacy skills in writing and reading in the context of English as a first and second language. There is also a question of its appropriateness because in the context of Australian education system, the approach has been found effective in teaching writing to native speakers whereas In Indonesia this approach is used to teach integrated language skills. Secondly, the genre-based approach requires teachers to have a considerably high level of English proficiency. This phenomenon is more apparent in remote and impoverished areas in Indonesia. And when set against the threat posed by the National Examination, the realities look even more worrying. Therefore, the government needs to consider context at the centre of language teaching (Bax, 2003a, 2003b), and the ecological approach (Tudor, 2002), which considers various human and contextual factors into a course design. The last constraint is the fact that the genre based approach does not contribute significantly to students in terms of being able to do the National Examination. The National Examination comes in a different format that it does not fully test what has been learnt through the genre based approach. As discussed earlier, this explains why in some cases teachers tend to teach English to the National Exam at the expense of some aspects of the genre-based approach.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 174, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Review of Research Studies", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 429, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The section presents a review of two research studies namely ‘Using a genre-based approach to teaching writing to Thai students : a case study‘ written by Saowadee Kongpetch of Ubon Rachathani University Thailand and ‘Critical Friends Group for EFL teacher professional development‘ by Long Thanh Vo and Hoa Thi Mai Nguyen. The two studies were chosen because they are in some ways relevant to the context of Indonesia. First, the studies were conducted in Thailand and Vietnam where English is taught as a foreign language. Both Thailand and Vietnam are within the expanding circles of English language use and therefore can be assumed to have relatively the same level of exposure to English. In terms of learning style, there is also much resemblance among students in South East Asia. Lastly, as developing countries, Thailand and Vietnam face similar problems with regard to logistic support, budgeting, infrastructures and teachers welfare.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 429, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study by Kongpecth is based on his belief that many university students in Thailand are not fluent in writing because they lack the knowledge of how a text is organized. He is particularly tempted to introduce the Australian genre-based approach to teach writing skills to students because this approach deals with the relationship between texts (spoken and written) and provides a systematic explanation how such texts are organized in different social and cultural contexts. Also, the genre-based approach", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "provides him with a sound theory on which to base his practical methodology to teach writing to his students.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 429, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research is a case study which focused on 42 students who enrolled in the Essay Writing Course at Khon Kaen University. The goal of the research was to describe learners’ response to the approach and the effects it had on their writing. Through the data analysis, it was revealed that the genre-based approach had significant impact on students’ writing and fostered positive attitude toward writing skill development. The research brought up valuable recommendations with regard to the use of the genre- based approach. First, when using the approach, the topics and genre chosen must be interesting to create a sense of ownership. Topics may be negotiated with students. Second, the objectives of the program should be clearly explained to students. Third, there must be socialization and adaptation to the nature of the genre-based approach which requires learners to take more active and collaborative role in learning while at the same time to work more independently. Lastly, changes in curriculum development should take into account the notion that language learning is not simply about language rules and function but also learning about the world through language and about language (Halliday as cited by Kongpetch, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 429, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second study analyzed the use of Critical Friends Group technique as a model for teacher professional development. CFG is a method in which ‘critical friends’ from the same educational institution work to help each other. It involves mutual observation and criticism. As a method, CFG provides clear protocols as a framework for the group. The research is based on the rationale that the poor quality of ELT is partly attributable to a lack of sound teacher training and teacher professional development. According to the writer, citing Dunne and Honts, CFG is a practitioner-driven study group that reflects the growing trend for site-based professional development in which participants behave as managers of their own learning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 429, "height": 172, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher drew on a number of previous studies which showed that CFG had positive effects on teacher professional development. The research was a qualitative case study which focused on a group of four beginner EFL teachers who worked in the same faculty of a university in Vietnam. The aim of the study was to explore the experiences of the group during their participation in CFG over one semester. Data was collected through observation and interviews. The findings revealed that CFG had considerable positive impact on the teachers’ motivational skills, teaching performance, sense of professional community. All participants expressed their great pleasure and satisfaction with their CFG experience. The findings recommended that in order to benefit most from CFG, the number of participants needs to be carefully considered so as to make CFG works efficiently. Although CFG was initially used with native speakers of English, the findings of the research convinced the researcher that CFG was transferable to the Vietnam context.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 429, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Having discussed both studies, it can be concluded that both studies are very closely related. They took place in the context of TEFL in university levels and considered teachers at the center of EFL quality teaching improvement. Whereas the first study focused on classroom methodology, the second study attempted to offer a mechanism for teacher professional development which could enhance teachers’ understanding of the method being investigated in the first study. The findings of both studies could", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 429, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "provide feedback to curriculum developers especially on the notion of interconnectedness between the quality of EFL teaching practice and classroom methodology and teachers’ professional development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 77, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 429, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Drawing upon the previous discussion, it can be concluded that curriculum design needs to take into account different contexts which might come into play to impinge on the efficacy of any given curriculum. In the context of National curriculum and EFL curriculum in Indonesia, the government needs to re-consider the National Examination as a sole school –leaving examination because it proved to have such adverse effect on the teaching learning process, including EFL classroom practices. The school-Level Curriculum which attempts to appreciate the schools’ own contexts should not be contradicted with and deterred by the National Examination which exerts a uniform standard of competence on such diverse contexts of Indonesia. At the level of EFL teaching, the genre-based approach needs also to be reconsidered to include contexts as suggested by Bax (2003a, 2003b). Tudor (1993) also holds that simply adopting a method used in one cultural context in another is unlikely to be successful. Therefore, it might be worth considering the use of an eclectic approach to EFL practices in high schools in Indonesia as it will be able to accommodate different contexts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 429, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Along the same line, the fundamental question is ultimately concerned with the quality of EFL teachers. Regardless of how sound an approach or method can be, it is unlikely to work in the hands of unproficient teachers. Within this notion, the findings of the two research studies might as well be considered to offer insights into improving EFL teachers, especially in high school levels in Indonesia. University is the right place to start such endeavor since it is where prospective teachers are cultivated and will be responsible for the betterment of education in the future. The rationale of the first study reflects the same condition in Indonesia where students of English department in universities are in general not proficient in English. Students of English department need to be taught and trained in writing, and the genre-based approach might be best suited to the purpose. Similarly, the CFG model might also be suitable to improve the quality of EFL teachers in high school levels in Indonesia. CFG requires very minimum resources which suit well in the context of Indonesia where inadequate logistic support and teachers welfare can often pose serious problems. Although there have been similar methods in the form of teachers’ workshop, network, and study group, they do not follow a clear framework by which they can work comfortably and with a sense of direction. CFG provides a clear method so that its application with EFL teachers in high school levels in Indonesia is likely to bring fruitful results.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 68, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bax, S. (2003a). The end of CLT: A context approach to language teaching. ELT journal, 57 (3), 278-287", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 426, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bax, S. (2003b). Bringing context and methodology together. ELT Journal, 57 (3), 295- 296", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 226, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Dahlan Journal of English Studies (ADJES) Vol. 2, Issue 3, March 2015", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 428, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisiting the 2006 School Level Curriculum and the Genre-based Approach in the Context of EFL Curriculum Development in Indonesia. - Ahmad Budairi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 773, "width": 27, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 366, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dardjowidjojo, S. (2000). English teaching in Indonesia. EA Journal, 18 (1)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 429, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edward, C.N. (1993). More on “ A nation at risk”: Have the recommendations been implemented? The Clearinghouse, 67, 85:88", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuhrman, S.H., & Mallen, B. (1990). The politics of curriculum and testing: 1990 yearbooks of politics of education association. London: Taylor and Francis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 429, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kachru, B. 1992. World Englishes : Approaches, issues and resources. Oxford: Pergamon Press", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 429, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kongpetch, S. (2006). Using a genre-based approach to teach writing to Thai students: A case study. Prospect, 21 (2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 432, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rivera, F.D. In Southeast Asia: Phillippines, Malaysia, and Thailand: Conjunctions and collisions in the global cultural economy. In W.F. Pinnar (Ed.) (2003 ), International handbook of curriculum research. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associate Publishers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 429, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tudor. I. (2002). Learning to live with complexity: Towards an ecological perspective on language teaching. System, 31(1), 1-12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 397, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wells, B. (1987). Apprenticeship in literacy. Interchange , 18, 1 / 2 pp.109-123.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 384, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widdowson, H.G. 1978. Teaching language as communication. Oxford: Oxford University Press", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 433, "width": 280, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Budairi M.Ed. is currently teaching at the English", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 446, "width": 331, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Ahmad Dahlan Univeristy , Yogyakarta. Since September 2014, he has assumed a new role as Head of Ahmad Dahlan Language Center (UAD). He obtained his Master of Education in TESOL International at Monash University, Australia. His research interests include Curriculum Design, Teaching Method, Language and Technology, Critical Pedagogy, Digitial literacy, Translanguaging, Material Development , and Discourse Analysis", "type": "Table" } ]
66751810-787b-226e-a048-558eedb3af38
https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/download/3151/1995
[ { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 196, "top": 116, "width": 235, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISINTEGRASI POLITIK DALAM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 244, "top": 141, "width": 135, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muh. Makhrus Ali Ridho 1", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 163, "width": 129, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 204, "width": 386, "height": 260, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Nabi Muhammad SAW memang tidak menentukan bagaimna cara pergantian pemimpin setelah ditinggalkannya. Beliau tampaknya menyerahkan masalah ini kepada kaum Muslimin sejalan dengan jika kerakyatan yang berkembang dikalangan masyarakat Arab dan ajaran demokrasi dalam Islam. Proses perkembangan selanjutnya, seleksi kepemimpinan politik dalam sejarah Islam berbeda-beda dari satu masa kemasa yang lain. Ada yang berlangsung aman dan damai, tetapi sering juga melalui konflik dan pertumpahan darah akibat ambisi yang tidak terkendali dari pihak-pihak tertentu. Kejadian yang demikian mengakibatkan munculnya perbedaan-perbedaan dan disintegrasi politik dalam Islam. Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh menjadi terpisah-pisah. Penyebab terjadinya disintegrasi pada masa kekhalifahan Islam dimulai sejak awal kepemimpinan khalifah ‘Ali ibn Abi Thalib masa lampau yaitu diantaranya; adanya dinasti- dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad, perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan dan munculnya perang salib dan tiga kerajaan besar Islam. Perang salib berlangsung beberapa gelombang atau periode yang menelan banyak korban, Sebab-sebab kemunduran pemerintahan Bani Abbas ialah persaingan antar bangsa, kemrosotan ekonomi, konflik keberagamaan dan ancaman dari luar pemerintahan Bani Abbas.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 467, "width": 153, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Politik dan Islam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 119, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Islam Lamongan", "type": "Footnote" }, { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 111, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 137, "width": 386, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabi Muhammad SAW memang tidak menentukan bagaimna cara pergantian pemimpin setelah ditinggalkannya. Beliau tampaknya, menyerahkan masalah ini kepada kaum Muslimin sejalan dengan jika kerakyatan yang berkembang dikalangan masyarakat Arab dan ajaran demokrasi dalam Islam. Dalam perkembangan selanjutnya, proses seleksi kepemimpinan politik dalam sejarah Islam berbeda-beda dari satu masa kemasa yang lain. Ada yang berlangsung aman dan damai, tetapi sering juga melalui konflik dan pertumpahan darah akibat ambisi yang tidak terkendali dari pihak-pihak tertentu. Setelah Nabi wafat, terjadi pertentangan pendapat antara kaum Muhajirin dan Ansor di balai kota Bani Sa’idah di Madinah. Masing-masing golongan berpendapat bahwa kepemimpinan harus berada dipihak mereka, atau setidak-tidaknya masing-masing golongan mempunyai pemimpin sendiri. 2", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 385, "width": 386, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kejadian yang demikian mengakibatkan munculnya perbedaan- perbedaan dan disintegrasi politik dalam Islam. Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menjadikan hilangnya keutuhan atau persatuan serta menyebabkan perpecahan. Menurut Prof Ahwan Mukarrom, beliau berpendapat bahwa disintegrasi pilitik dalam Islam dimulai sejak Periode kepemimpinan ‘Ali ibn Abi Thalib (akhir masa khulafa’ur rasidun) yang mana Islam terpecah menajdi tiga aliran, aliran Sunni, aliran Syi’ah dan aliran Khawrij. Permasalahan ini meningkat menjadi masalah aqidah atau teologi. Peperangan anrata ‘Ali ibn Abi Thalib dan Mu’awiyah ibn Abu Sufyan, atas usul Amr Al-‘Ash. 3", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 592, "width": 386, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan kejadian yang telah terpaparkan diatas, penulis dalam kesempatan kali ini berusaha untuk membahas tentang sejarah disintegrasi politik dalam Islam dan juga menganalisis kejadian-kejadian yang melatarbelakangi terjadinya disintegrasi dalam Islam.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 400, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 67.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 330, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Sebuah diskusi pada tanggal 14 November 2016 di UIN Sunan Ampel Surabaya.", "type": "Footnote" }, { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 116, "width": 106, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 137, "width": 253, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. DISINTEGRASI POLITIK DALAM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 158, "width": 358, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah pertama yang dihadapi umat Islam setelah Nabi wafat adalah masalah politik, yaitu siapa yang menggantikan beliau menjadi kepala negara Madinah, ayat ataupun hadith tidak mengandung petunjuk mengenai hal itu. Timbullah tiga ijtihad para sahabat mengenai kepala negara. Satu pendapat mengatakan bahwa khalifah atau kepala negara harus dari orang Quraish, dan pendapat inilah kemudian yang dianut golongan Sunni. Pendapat lain mengatakah khalifah harus dari keturunan Nabi melalui Fat}imah dan ‘Ali dan ini kemudian menjadi anutan golongan Shi’ah. 4 Pendapat ketiga dikeluarkan kaum Khawarij yang melihat bahwa siapa saja dari umat Islam, apakah ia Arab atau non-Arab, dapat menjadi khalifah jika ia mempunyai kemampuan untuk itu. 5", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 385, "width": 358, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka dalam bidang politik, Islam terdapat tiga aliran, aliran sunni, aliran Shi’ah, dan aliran Khawarij. Golongan sunni kemudian meninggalkan paham Quraishnya dan mengambil paham Khawarij. 6", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 448, "width": 357, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumpahan darah pertama dalam Islam karena perebutan kekuasaan terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin abi T{alib. Ali terbunuh oleh bekas pengikutnya sendiri. 7", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 540, "width": 400, "height": 183, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Padahal setelah dianalisis, apa yang menjadi argumentasi golongan Syi’ah yang berpendapat bahwa ‘Ali ibn Abi Thalib lah yang pantas menjadi pemimpin setelah Rasulullah, tidak sesuai dengan apa dikatakan oleh ‘Ali ibn Abi Thalib dalam buku karangan Imam al-Suyuti yang berjudul Tarikh Khulafa’, beliau menyatakan bahwa “Rasulullah tidaklah dibunuh dan tidak pula meninggal dengan mendadak. Beliau sakit selama beberapa hari. Kemudian mu’adzdzin mengumandakan adzan shalat. Rasulullah memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat sedangkan beliau mengetahu dimana saya Ali. Salah seorang istrinya berusaha untuk memalingkannya dari Abu Bakar sebagai imam, namun dia menolak dan marah seraya berkata, “Kalian sama seperti wanita-wanita pada zaman Nabi Yusuf, suruhlah Abu Bakar untuk mengimami shalat.” Maka tatkala Rasulullah dipanggil keharibaan Allah, kita berpikir bagaimana seharusnya urusan ini ditangani. Maka, kami untuk urusan dunia kami yang telah kami pilih untuk urusan agama kami. Sholat adalah pokok Islam, komandan agama dan tiang agama. Oleh sebab itulah kami membai’at Abu Bakar, sebab dia pantas untuk memikil tugas itu. Tidak ada seorang pun diantara kami yang berselisih tentang keputusan Abu Bakar untuk menjabat untuk jabatan tersebut. Maka saya penuhi semua hak Abu Bakar. (Lihat Imam al-Suyut}i, Tarikh al-Khulafa’, Terj. Samson Rahman (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012), 205-206.)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 256, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998), 91.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 43, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Ibid., 91.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 181, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 68.", "type": "Footnote" }, { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 116, "width": 358, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Begitu juga dengan pemberontakan-pemberontakan yang muncul pada masa Ali yang bertujuan untuk menjatuhkanya dari kursi khalifah dan diganti oleh pemimpin pemberontak itu. Sesuai dengan pendapat A. Syalabi bahwa Abdullah ibn Zubairlah yang menyebabkan terjadinya pemberontakan yang banyak membawa korban tersebut. Dia berambisi besar untuk menduduki kursi khalifah. Untuk itu, ia menghasut bibi dan ibu asuhnya ‘Aisyah agar memberontak terhadap Ali, dengan harapan Ali gugur dan ia dapat menggantikan posisi Ali. 8 Hal ini sama juga terjadi pada masa kekhalifahan bani Umayyah di Damaskus. Seperti pemberontakan Husein bin Ali, syi’ah yang dipimpin oleh Ali Muchtar. 9", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 321, "width": 358, "height": 179, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ibnu Sa’ad dalam buku yang dikarang oleh Imam al-Suyuti yang berjudul Tarikh al-Khulafa’ mengatakan bahwa Ali dibaiat sebagai khalifah sehari setelah terbunuhnya Usman di Madinah. 10 Semua sahabat membaiatnya sebagai khalifah. Disebutkan bahwa Talhah dan Zubair membaiatnya dengan sangat terpaksa dan bahkan dengan suka rela. Kemudian keduanya keluar pergi menuju Makkah yang juga disertai Aisyah. Mereka pergi ke Bashrah untuk menuntut mati pembunuh Usman. Kabar ini sampai ke telinga Ali, dia kemudian pergi menuju Irak dan berhasil menemui Talhah, Zubair dan ‘Aisyah serta orang-orang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 528, "width": 400, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid II, Terj. Muhammad Labib Ahmad, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 2003), 289.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 400, "height": 206, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 68. 10 Penyebab fitnah dan pembunuhan terhadap Usman diantaranya adalah Pertama, Banyak orang Islam iri terhadap krkuasaan Bani Umayah didalam kekhalifahan Usman. Kedua, didalam kekhalifahan Usman, Kaum Anshar dari Madinah merasa kedudukan dan pengaruh mereka menjadi hilang, mereka tidak memperoleh bagian yang menjadi hak mereka didalam urusan- urusan imperium. Ketiga, golongan bangsawan yang berkuasa, Bani Umayah, benar-benar telah menghilangkan reputasi Bani Hasyim. Ketua Bani Hasyim, Ali, dan yang lain-lainnya keehilangan kedudukan dan pengaruh mereka didalam kekhalifahan Usman dan keluarga Umayahnya. Keempat, Pengangkatan Marwan ibn Hakam sebagai sekretaris Negara benar-benar tidak disukai umum. Kelima, Keberadaan serta kemurahan Khalifah Usman menjadi penyebab utama bencana bagi dirinya sendiri. Karena terlalu percaya kepada Marwan, dia menyerahkan kendali pemerintahan ketangannya, dan dengan demikian membuat keadaan semakin memburuk. Karena kelembutan hatinya, Khalifah Usman juga tidak dapat menggunakan kebijakan yang tegas terhadap para penghasut. Keenam, pembuangan Abu Darda al-Ghifari, salah seorang Muslim yang paling saleh pada zamannya, membangkitkan kemarahan orang-orang Islam yang baik. Ketujuh, beberapa orang yang merasatidak puas dan licik menyebarkan fitnah untuk kepentingan mereka sendiri. Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Terj. Addang Affandi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 161-162.)", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 116, "width": 357, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menyertai mereka. Peristiwa ini dalam sejarah dikenal dengan perang Jamal. Peristiwa ini terjadi pada tahun 36 H. Pada perang itu Zubair dan Talhah dan beberapa orang yang lain terbunuh. Yang terbunuh pada peraang itu berjumlah sekitar tiga belas ribu orang. Ali sendiri berada di Bashrah selama selama lima belas hari, kemudian kembali ke Kufah. 11", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 238, "width": 358, "height": 303, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah itu muncul pemberontakan yang dilakukan Mu’awiyah di Syam. Setelah berita itu sampai kepada Ali maka dia meluncur menyambut para pemberontak dan mereka bertemu di Shiffin pada bulan Shafar tahun 37 H. Perang antara dua pasukan berlangsung selama beberapa hari. Kemudian orang-orang yang datang dari Syam mengangkat al-Qur’an dan mereka mengajak semua pihak untuk berhukum engan apa yang ada didalam al-Qur’an. ini adalah tipu muslihat yang dialakukan oleh ‘Amr ibn al-‘Ash. Orang-orang yang sedang bertempur akhirnya segan untuk melanjutkan perang dan mereka menyerukan untuk segera melakukan perdamaian dan perundingan untuk menyelesaikan masalah ini. Ali mengutus Abu Musa sebagai juru runding, sedangkan Mu’Awiyah mengutus ‘Amr ibn al-‘As sebagai juru runding dari pihaknya. Mereka menulis surat kesepakatan agar mereka dapat bertemu di Adzruah (satu desa di Syam) dipenghujung tahun, sehingga mereka dapat melihat dengan jelas bagaimana masalahnya. 12", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 549, "width": 358, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasukan ini kemudian berpencar. Mu’awiyah kemudian ke Syam sedangkan ‘Ali kembali ke Kufah. Namun kaum Khawarij pengikut ‘Ali menyatakan memisahkan dari ‘Alidan mereka menyatakan bahwa mereka tidak setuju untuk ber tahkim (proses pengambilan keputusan) kecuali dengan hukum Allah. Mereka membuat bsais pasukan di Harura’. ‘Ali mengutus Ibnu Abbas untuk menemui mereka. Dalam adu argumentasi tentang proses tahkim, Ibnu Abbas mampu mengalahkan mereka sehingga banyak diantara mereka yang kembali bergabung", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 402, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Imam al-Suyut}i, Tarikh al-Khulafa’, Terj. Samson Rahman (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012), 202.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 48, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Ibid., 202.", "type": "Footnote" }, { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 114, "width": 358, "height": 303, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan pasukan ‘Ali, namun sebagian juga ada uang tetap ditempat itu lalu mereka berangkat menuju Nahrawan. ‘Alimengejar mereka ke Nahrawan dan mampu membunuh mereka disana. Diantara yang terbunuh adalah Dzu al-Thadyah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 38 H. 13 Pada bulan Sya’ban di tahun ini, sesuai dengan kesepakatan kedua utusan bertemu di Adzuruh. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Sa’ad ibn Abi Waqqash dan Abdullah ibn Umar serta yang lainnya dari kalangan sahabat. ‘Amr ibn al-‘Ash 14 meminta Abu Musa untuk melakukan pidato pertama kali sebagai muslihat dirinya. Dia berbicara dan mengatakan memecat Ali. Lalu Amr ibn al-‘Ash maju dan menetapkan Mu’awiyah sebagai khalifah lalu membaiatnya. Kemudian yang hadir berpencar dengan keputusan ini. Kini Ali menghadapi konflik dikalangan sahabat-sahabatnya. Hingga dia menggigit jari jemarinya: Dia telah melakukan tindakan kecerobohan dan dia telah taat kepada Mu’awiyah. 15", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 427, "width": 358, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegagalan Ali bukanlah karena kelemahan akalnya, akan tetapi kegagalan tersebut dikarnakan siasatnya yang menganut siasah Rasyidiyah mengikuti Khulafaurrasyidun yang lain, sedangkan ia berada dimasa yang amat kacau, dan para penduduk tidak mengenal siasat tersebut. 16", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 530, "width": 358, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian orang-orang khawarij mengambil tiga orang sebagai wakil mereka. Mereka ialah: ‘Abd al-Rahman ibn Muljam al-Muradi, al- Burak ibn ‘Abd Allah al-Tamimi serta ‘Amr ibn Bakir al-Tamimi. Mereka bertiga berkumpul di Makkah dan sepakat untuk membunuh tiga orang: ‘Ali ibn Abi Thalib, Mu’awiyah ibn Abu Sufyan, ‘Amr ibn al-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 66, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Ibid., 202-203.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 400, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 ‘Amr ibn al-‘Ash adalah merupakan perpaduan sosok pribadi antara adil, lembut, kesatria, pemberani dan berhati bersih. Dengan kepribadiannya ini, ia berhasil meraih posisi yang layak diantara para pahlawan dan para tokoh terkemuka Islam yang sangat harum namanya tertulis dalam sejarah dan selalu dikenang serta meninggalkan jejak yang sangat baik. (Hasan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), 516.)", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 177, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Imam al-Suyut}i, Tarikh al-Khulafa’, 203.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 400, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Yusuf al-‘Isy, Dinasti Umawiyah, Terj. Iman Murhidayat dan Muhammad Khalil, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013), 147.", "type": "Footnote" }, { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 114, "width": 357, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Ash. Sehingga menurut mereka kaum muslimin akan menjadi tentram dengan matinya ketiga orang tersebut. Ibn Muljam berkata, “Sya akan menjadi wakil kalian untuk membunuh Ali,” al-Burak berkata, “Saya akan membunuh Mu’awiyyah.” Sedangkan ‘Amr ibn Bakir berkata, “Saya akan membunuh ‘Amr ibn al-‘Ash.” 17", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 220, "width": 358, "height": 383, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut pendapat A. Salabi bahwa Bani Umaiyah terpaksa selalu berjuang melawan kelompok Bani Hasyim. Mu’awiyah misalnya, terpaksa berjuang melawan Ali, dan ia berhasil mencapai kemenangan. Yazid putra Mu’awiyah, berjuang melawan Husain (putra Ali), dan akhirnya Husain tewas diujung pedang Yazid. Begitu pula cucu Husain yaitu Zaid ibn Ali, bersama putranya yang bernama Yahya, tewas dalam pertempuran-pertempuran melawan pasukan Bani Umaiyah. Tetesan darah mereka besar pengaruhnya kepada para ahli riwayat dan para pujangga. Ahli-ahli riwayat dan penulis-penulis sejarah dari golongan syi’ah umpamanya, dengan tandas menyatakan kemarahan terhadap Bani Umaiyah, dan ia menggambarkan Bani Umaiyah itu sebagai manusia- manusia yang kasar dan buas. Sebaliknya, mereka menghadapkan segala macam sanjungan dan pujian kepada Ali dan anak cucunya. Adapun ahli riwayat para pujangga dari golongan syi’ah, tidaklah berpendapat seperti itu. Akan tetapi mereka berusaha sedapat mungkin untuk tidak menyinggung perasaan umum. Mereka lebih mengutamakan keselamatan diri. Sebab itu mereka menghindari pembicaraan-pembicaraan mengenai masalah tersebut diatas, atau kalau membicarakannya hanyalah sepintas lalu saja. 18", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 613, "width": 358, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah politik diatas segera meningkat menjadi masalah aqidah atau teologi. Peperangan antara ‘Ali ibn Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, atas usulan Amr al-‘Ash, kemudian diselesaikan melalui arbitrase atau tahkim. Penyelesaian melalui tahkim itu dalam ijtihad kaum Khawarij bertentangan dengan kandungan al-Qur’an. hukum harus", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 177, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Imam al-Suyut}i, Tarikh al-Khulafa’, 203.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 400, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid II, Terj. Muhammad Labib Ahmad, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 2003), xi.", "type": "Footnote" }, { "left": 499, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 116, "width": 354, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikeluarkan atas dasar al-Qur’an dam memang ayat 44 dari surat al- Maidah:", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 145, "width": 332, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ِ إَِنّ ِِ ِاَنْلَزْ نَأ ِِ َِةاَرْوَ تلا ِِ اَهي ف ِِ ىًدُه ِِ ِ روُنَو ِِ ُِمُكَْيَ ِِ ِاَ بِ ِِ ِ ي بَنلا َِنو ِِ َِني ذَلا ِِ اوُمَلْسَأ ِِ َِني ذَل ل ِِ اوُداَه ِِ َِنو ي نَبََّرلاَو ِِ ُِراَبْحلأاَو ِِ ِاَ بِ ِِ اوُظ فْحُتْسا ِِ ِْن م ِِ ِ باَت ك ِِ ِ َللّا ِِ اوُناَكَو ِِ ِ هْيَلَع ِِ َِءاَدَهُش ِِ ِلَف ِِ اُوَشَْتَ ِ َِساَنلا ِِ ِ نْوَشْخاَو ِِ ِلَو ِِ اوَُتَْشَت ِِ ِ تَيَ بِ ِِ ِاًنََثَ ِِ لي لَق ِِ ِْنَمَو َِِِْل ِِ ِْمُكَْيَ ِِ اَ بِ ِِ ِْ نَأ َِلَز ِِ َُِللّا ِِ َِك ئَلوُأَف ِِ ُِمُه ِ َِنوُر فاَكْلا ِِِ( ٤٤ ِ) 19 ِ", "type": "Picture" }, { "left": 177, "top": 256, "width": 336, "height": 151, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi- nabi yang berserah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 431, "width": 358, "height": 238, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat diatas menjelaskan bahwa siapa yang menentukan hukum dengan tidak menggunakan apa yang diturunkan Allah, orang demikian adalah kafir. Kaum Khawarij pun mengkafirkan ‘Ali, Mu’awiyah, ‘Amr bin al-‘Ash dan Musa al-‘Ash’ari pembantu ‘Ali. Meninggalkan al- Qur’an termasuk dosa besar, dan kemudian hukum kafir itu ditetapkan kaum Khawarij bagi orang yang mengerjakan dosa besar seperti riba, zina, membunuh tanpa alasan sah, dan durhaka terhadap orang tua dan memfitnah wanita yang baik. 20 Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi diakhir zaman Khulafa’ al-Rasidun, akan tetapi, berbicara tentang politik Islam dalam lintas sejarah, akan terlihat perbedaan antara pemerintahan Banu Umayyah dengan pemerintahan Bani Abbas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 74, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 al-Qur’an, 5: 44.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 156, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Harun Nasution, Islam Rasional , 91.", "type": "Footnote" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 116, "width": 298, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dinasti-dinasti yang Memerdekakan Diri dari Baghdad", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 147, "width": 344, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebenarnya banyak tantanggan dan gangguan yang dihadapi dinasti Abdasiyah dalam periode pertama. Beberapa gerakan politik yang merongrong pemerintah dan mengganggu stabilitas muncul dimana-mana, baik gerakan dari kalangan intern Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Namun, semuanya dapat diatasi dengan baik. 21", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 261, "width": 343, "height": 321, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok. Setiap khalifah cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya. Kehidupan mewwah khalifah-khalifah ini ditiru oleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Kecenderungan bermewah- mewahan ditambah dengan kelemahan khalifah dan faktor lainnya menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin. Kondisi ini memberi peluang kepada tentara profesional asal Turki yang semula diangkat oleh khalifah al-Mu’tashim untuk mengambil kendali pemerintahan. Usaha mereka berhasil, sehingga kekuasaan sesungguhnya berada ditangan mereka, sementara kekuasaan Bani Abbas di dalam khalifah Abbasiyah yang didirikannya mulai pudar dan ini merupakan awal dari keruntuhan dinasti ini, meskipun setelah itu usahanya masih tetap bertahan lebih dari empat ratus tahun. 22", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 602, "width": 344, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pilihan khalifah al-Mu’tashim terhadap unsur Turki dalam ketentaraaan terutama dilatarbelakangi oleh adanya persaingan antara golongan Arab dan Persia pada masa al-Ma’mun dan sebelumnya", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 182, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 61.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 57, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Ibid., 61-62.", "type": "Footnote" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 116, "width": 343, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahkan, perbuatan kekuasaan antara al-Amin dan golongan Persia yang mendukung al-Ma’mun. 23", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 168, "width": 343, "height": 342, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masuknya Turki dalam pemerintahan Abbasiyah semakin menambah persaingan antar-bangsa. Al-Mu’tashim dan khalifah sesudahnya, al-Watsiq mampu mengendalikan mereka. Namun, khalifah al-Mutawakkil yang merupakan awal kemunduran politik Bani Abbas. Adalah khalifah yang lemah. Pada masa pemerintahnnya orang-orang Turki dapat merebut kekuasaan dengan cepat. Setelah al- Mjtawakkil wafat, mereka lah yang memilih dan mengangkat khalifah. Denngan demikian, kekuasaan tidak lagi berada ditangan Bani Abbas, meskipun mereka tetap memegang jabatan khalifah. Sebenarnya ada usaha untuk melepas diri dari para perwira Turki itu, tetapi selalu gagal. Dari duabelas khalifah pada periode kedua ini, hanya hanya empat orang yang wafat dengan wajar, selebihnya kalau bukan dibunuh, mereka diturunkan dari tahta dengan paksa. Wibawa khalifah merosot dengan tajam. Setelah tentara Turki itu lemah dengan sendirinya, didaerah-daerah muncul tokoh-tokoh kuat, yang kemudian memerdekakan diri dari kekuasaan pusat, mendirikan dinasti-dinasti kecil. 24", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 530, "width": 343, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinasti dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khalifah Abbasyiah, diantaranya adalah : 25", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 581, "width": 133, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Yang berbangsa Persia :", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 602, "width": 252, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Thahiriyah di Khurasan (205-259 H/820-872 M)", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 623, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Shafariyah di Fars (254-290 H/868-901 M)", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 643, "width": 266, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Samaniyah di Transoxania (261-289 H/873-998 M)", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 664, "width": 248, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Sajiyyah di Azerbeijan (266-318 H/878-930 M)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 43, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Ibid., 62.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 57, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Ibid., 62-63.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 57, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Ibid., 65-66.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 191, "top": 116, "width": 320, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Buwaihiyah bahkan menguasai Baghdad (320-447 H / 932-", "type": "List item" }, { "left": 206, "top": 137, "width": 45, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1055 M)", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 158, "width": 124, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Yang berbangsa Turki", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 178, "width": 236, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Thuluniyah di Mesir (254-292 H/837-903 M)", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 199, "width": 283, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Ikhsyidiyahdi Turkistan (320-560 H/932-1163 M) c) Ghazanawiyah di Afganistan (351-585 H/962-1189 M)", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 241, "width": 199, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya", "type": "List item" }, { "left": 209, "top": 261, "width": 301, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) Seljuk besar atau Seljuk agung (429-522 H/1037-1127 M)", "type": "List item" }, { "left": 209, "top": 282, "width": 275, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Seljuk Kirman di Kirman (433-583 H/1040-1187 M)", "type": "List item" }, { "left": 209, "top": 303, "width": 304, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) Selhuk Syiria atau Syam di Syiria (487-511 H/1094-1117 M)", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 344, "width": 304, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4) Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan (511-590 H/1117-1194", "type": "List item" }, { "left": 227, "top": 365, "width": 18, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M)", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 385, "width": 304, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(5) Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia kecil (470-700", "type": "List item" }, { "left": 227, "top": 406, "width": 85, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H/1077-1299 M)", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 427, "width": 126, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Yang berbangsa Kurdi", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 448, "width": 208, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Al Barzuqani (348-406 H/959-1015 M)", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 468, "width": 187, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Abu Ali ((380-489 H/990-1095 M)", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 489, "width": 200, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Ayubiyah (564- 648 H/1167-1250 M)", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 510, "width": 122, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Yang berbangsa Arab", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 530, "width": 232, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Idrisiyah di maroko (172-375 H/788-985 M)", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 551, "width": 245, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Aghlabiyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M)", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 572, "width": 269, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Dulafiyah di Kurdistan (210-285 H/825-898 M) 5) Yang mengaku dirinya sebagai kholifah", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 613, "width": 123, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Umawiyah di spanyol", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 634, "width": 115, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Fathimiyah di mesir", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 675, "width": 303, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Peristiwa Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 706, "width": 343, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lain yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun adalah perebutan kekuasaan dipusat pemerintahan. Hal ini sebenarnya", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 116, "width": 343, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "juga terjadi pada pemerintahan-pemerinyahan Islam sebelumnya. Tetapi, apa yang terjadi pada pemerintahan Abbasiyah berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. 26", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 189, "width": 343, "height": 280, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada masa pemerintahan Bani Abbas, perebutan kekuasaan juga terjadi, terutama di awal berdirinya. Akan tetapi, pada masa-masa berikutnya, seperti yang terlihat pada periode kedua dan seterusnya, meskipun khalifah tidak berdaya, tidak ada usahaa untuk merebut jabatan khilafah dari tangan Bani Abbas, yang ada hanyalah usaha merebut kekuasaannya dengan membiarkan jabatan khalifah tetap dipegang Bani Abbas. Hal ini terjadi karena khalifah sudah dianggap sebagai jabatan keagamaan yang sakral dan tidak dapat diganggu gugat lagi. Sedangkan kekuasaan dapat dipusat maupun daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-dinasti kecil yang merdeka. Tentara Turki berhasil merebut kekuasaan tersebut. Ditangan mereka khalifah bagaikaan boneka yang tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan, merekalah yang memilih dan menjatukan khalifah sesuai dengan keinginan politik mereka. 27", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 488, "width": 343, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah kekuasaan berada ditangan Turki pada periode kedua, pada periode ketiga (334 H/945-447 H/1055 M), daulat Abbasuyah berada dibawah naungan Bani Buwaih. Kelahiran bani Buwaih berawal dari tiga orang putra Abu Syuja’ Buwaih, pencari ikan yang tinggal di daerah Dailam, yaitu Ali, Hasan dan Ahmad. Untuk keluar dari kemiskinan, tiga bersaudara ini memasuki dinas militer yang ketika itu dipandang banyak mendatangkan rizki. Pada mulanya, mereka bergabung dengan pasukan Makan ibn Kali, salah seorang panglima perang daerah Dailam. Setelah pamor Makan bin Kali memudar, mereka kemudian bergabung dengan panglima Mardawij ibn Zayyar al-Dailamy. Karena prestasi mereka, Mardawij", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 43, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Ibid., 67.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 57, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Ibid., 68-69.", "type": "Footnote" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 116, "width": 343, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengangkat Ali menjdi gubernur al-Karaj, dan dua saudaranya diberi kedudukan penting lainnya. 28", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 168, "width": 343, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadaan khalifah lebih buruk dari pada masa sebelumnya, terutama karena bani Buwaih adalah penganut aliran Syi’ah, sementara bani Abbas adalah Sunni. Selama masa kekuasaan bani Buwaih sering terjadi kerusuhan antara kelompok Ahlus sunnah dan Syi’ah, pemberontakan tentara tersebut. 29", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 281, "width": 343, "height": 198, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah Baghdad dikuasai, bani Buwaih memindahkan markaz kekuasaan dari Syiraz ke Baghdad. Mereka membangun gedung tersendiri di tengah kota bernama Dar al-Mamlakah. Tetapi, kendali politik berada di Syiraz, tempat Ali bin Buwaih (saudara tertua) bertahta. Para penguasa bani Buwaih mencurahkan perhatian secara langsung dan sungguh-sungguh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kesusteraan. Kekuasaan politik bani Buwaih tidak lama bertahan. Setelah generasi pertama, tiga saudara tersebut. Kekuasaan menjadi ajang pertikaian di antara anak-anak mereka. Masing-masing merasa paling berhak atas kekuasaan pusat. 30", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 498, "width": 343, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor yang membawa kemunduran dan kehancuran bani Buwaih yaitu : 31", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 550, "width": 89, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Faktor Internal", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 570, "width": 229, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Perebutan kekuasaan di kalangan keturunan", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 591, "width": 178, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Pertentangan dalam tubuh militer", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 612, "width": 97, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Faktor Eksternal", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 632, "width": 330, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Semakin gencarnya serangan-serangan Bizantium ke dunia Islam.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 712, "width": 43, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 Ibid., 69.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 43, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Ibid., 70.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 57, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 Ibid., 70-71.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 57, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 Ibid., 71-72.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 116, "width": 330, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Semakin banyaknya dinasti-dinasti kecil yang membebaskan diri dari kekuasaan Baghdad.", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 178, "width": 343, "height": 260, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinasti Seljuk berhasil merebut keuasaan dari bani Buwaih. Jatuhnya kekuasaan bani Buwaih ketangan Seljuk bermula dari perebutan kekuasaan di dalam negeri. Dinasti Seljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku Ghuz di wilayah Turkistan. Setelah Seljuk meninggal, kepemimpinana di lanjutkan oleh anaknya, Israil. Namun Israil dan Mikail, penggantinya ditangkap oleh penguasa Ghaznawiyah. Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh Thugrul bek. Pemimpin Seljuk terakhir ini berhasil mengalahkan Mas’ud al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiyah pada tahun 429 H/1036 M, dan memaksanya meninggalkan daerah Khurasan. Setelah keberhasilan tersebut, Thugrul memproklamasikan berdirinya dinasti Seljuk. Pada tahun 432 H/1040 M, dinasti ini mendapat pengakuan dari khalifah Abbasiyah di Baghdad. 32", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 448, "width": 343, "height": 197, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi dan kedudukan khalifah lebih baik setelah dinasti Seljuk berkuasa. Kewibawaan dalam bidang agama di kembalikan setelah beberapa lama “dirampas” orang-orang Syi’ah. Meskipun Baghdad dapat dikuasai, namun ia tidak dijadikan sebgai pusat pemerintahan. Thugrul Bek memilih Naisabur dan kemudian Ray, sebagai pusat pemerintaahannya. Dinaasti-dinasti kecil yang sebelumnya memisahkan diri, setelah ditakhlukkan dinasti Seljuk ini kemudiaan mengakui Baghdad, bahkan mereka terus menjaga keutuhan dan keamanan Abasiyahnuntuk membendung paham Syi’ah dan mengembangkan mazhab Sunni yang dianut mereka. 33", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 655, "width": 343, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada masa Maliksyah wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk sangat luas, membentang dari Kashgor, sebuah daerah diujung daerah Turki, sampai ke Yerussalem. Setelah Maliksyah dan perdana menteri", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 43, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 Ibid., 73.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 57, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 Ibid., 73-74.", "type": "Footnote" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 116, "width": 343, "height": 198, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nizham al-Mulk wafat Seljuk Besar mulai mengalami masa kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan diantara anggota keluarga mulai muncul, setiap propinsi berusaha melepaskan dri dari pusat. Konflik-kolflik dan peperangan antara anggota keluarga melemahkan mereka sendiri. Sementara itu beberapa dinasti kecil memerdekakan diri, seperti Syahat Khawarizm, Ghuz dan al- Ghuriyah. Pada sisiyang lain, sedikit demi sedikit kekuasaan politik khalifah juga kembali, terutama untuk negeri Irak. Kekuasaan dinasti Seljuk di Irak berakhir ditangan Khawarizm Syah paa tahun 590 H/1199 M. 34", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 323, "width": 198, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Peristiwa Terjadinya Perang Salib", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 354, "width": 322, "height": 173, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peristiwa penting dalam generasi ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikart, tahun 464 H ( 1071 M). Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 orang prajurit, berhasil mengalahkan Romawi yang berjumlah 200.000 orang. Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan perang salib. Pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang suci. Perang ini kemudian dikenal dengan nama perang salib. Yang terjadi dalam 3 periode. 35", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 544, "width": 178, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Periode Pertama (1095-1477 M)", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 572, "width": 308, "height": 137, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Disini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang smaa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 57, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 Ibid., 75-76.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 57, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 Ibid., 76-77.", "type": "Footnote" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 206, "top": 116, "width": 308, "height": 137, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan lattin II di Timur. Bohemond dilaantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baiat Al-Maqdis (15 Juli 1099 M) dan mendirikan kerajaan latin III dengan rajanya Godfrey. Setelah penaklukan Bait Al-Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M) Tripoli (1109) dan kota Tyre (1124 M) Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan latin IV, rajanya adalah Raymond. 36", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 270, "width": 166, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Periode kedua (1147-1179 M)", "type": "List item" }, { "left": 206, "top": 288, "width": 308, "height": 119, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak berhasil menaklukkan kembai Aleppo, Hamimah dan Edesa pada tahun 1144 M. Namun, ia wafat tahun 1146. Namun, ia wafat tahun 1146. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 414, "width": 308, "height": 317, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengorbankan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja Prancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihammat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang ke negaranya. Nuruddin wafat tahun 1174 m. Pimpinan perang kemudian dipegang Shalah al-Din al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil peperangan Shalah al-Dinyang terbesar adalah merebut kembali Yerussalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian, kerajaan latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir. Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara Salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard The Lion Hart,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 43, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36 Ibid., 77.", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 206, "top": 116, "width": 308, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raja Inggris dan Philip Augustus, raja Prancis. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M. 37", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 152, "width": 163, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Periode ketiga (1189-1192 M)", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 170, "width": 308, "height": 227, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentara Sallib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan mendapat bantuan dari oorang-orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M, mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Maliki al-Kamil, membuat perjanjian dengan Friderick. Isinya antara lain Friderick berusaha melepaskan Dimyat, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina, Friderick menjamin keamanan kaum Muslimin disana dan Friderick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali kaum Muslimin tahun 1247 M, dimasa pemerintahan al-Malik al-Shahih, penguasa Mesir selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 404, "width": 307, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 422, "width": 308, "height": 101, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggantikan posisi dinasti Ayyubiyah pimpinan perang dipegang oleh Baybars dan Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin, tahun 1291 M. 38 Demikianlah, perang salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 530, "width": 297, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Sebab–Sebab Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 548, "width": 322, "height": 155, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai mana terlihat dalam periodesasi khilafah Abbasyiah , masa kemunduran dimuilai sejak periode kedua, namun demikian faktor-faktor penyebab kemunduran itu tidak datang secara tiba-tiba. Benih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya khalifah pada periode itu sangat kuat, benih-benih itu tidak sempat berkembang. Dalam sejarah kekuasaan Abbas terlihat bahwa apabila khalifah kuat, para menteri cenderung berperan sebagai kepala pegawai sipil. Tetapi jika kholifah lemah, mereka akan berkuasa mengatur roda", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 43, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37 Ibid., 78.", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 43, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38 Ibid., 79.", "type": "Footnote" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 191, "top": 116, "width": 322, "height": 47, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan. Disamping kelemahan kholifah, banyak faktor lain yang menyebabkan khilafah Abbasyiah mundur atau hancur. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 170, "width": 139, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Persaingan Antarbangsa", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 188, "width": 308, "height": 83, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khilafah Abbasyiah didirikan oleh bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Persekutuan dilatar belakangi oleh persamaan nasib yaitu sama-sama ditindas pada masa bani Umayyah. Setelah khalifah Abbasiyah berdiri, dinasti Abbasiyah tetap mempertahankan persekutuan itu. 39", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 278, "width": 308, "height": 137, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama sangat luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia, Turki dan India. Mereka disatukan dengan bangsa Semit. Kecuali Ilam, pada waktu itu tidak da kesadaran yang merajut elemen-elemen yang bermacam-macam tersebut dengan kuat. Akibatnya, disamping fanatisme keraban, muncul juga fanatisme bangsa-bangsa lain yang melahirkan gerakan syu’ubiyah. 40", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 422, "width": 308, "height": 245, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fanatisme kebangsaan ini tampaknya dibiarkan berkembang oleh penguasa. Sementara itu para khalifah menjalankan sistem perbudakan baru. Kecenderungan masing- masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal khalifah Abbasiay berdiri. Akan tetapi, karena para khalifah adalah orang-orang yang kuat yang mampu menjaga keseimbangan kekuatan, stabilitas politik dapat teerjaga. Setelah al-Mutwakil, seorang khalifah yang lemah, naik tahta, dominasi tentara Turki tak terbeendung lagi. Sejak itu kekuasaan bani Abbas sebenarnya sudah berakhir. Kekuasaan berada di tangan orang-orang Turki. Posisi ini kemudian direbut oleh Bani Bawaih, bangsa Persia, pada periode ketiga, dan selanjutnya beralih kepadaa dinasti Seljuk pada periode keempat. 41", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 46, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39 Ibid., 80.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 46, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40 Ibid., 81.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 59, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41 Ibid., 81-82.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 191, "top": 116, "width": 129, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Kemerosotan Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 134, "width": 308, "height": 119, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khalifah Abbasiyah juga mengalami kemunduran dibidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran dibidang politik. Pada peride pertama, pemerintahan Bani Abbas merupakan pemerintahan yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Bait al-Mal penuh dengan harta. Pertambahan dana yang besar diperoleh antara lain dari al-Kharaj, semacam pajak hasil bumi. 42", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 260, "width": 308, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah khalifah memasuki periode kemunduran, pendapatan negara menurun, sementara pengeluaran", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 296, "width": 308, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkat lebih besar. Menurutnya pendapatan negara itu disebabkan oleh semakin menyempitnya wilayah kekuasaan,", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 332, "width": 308, "height": 101, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat, dan banyak dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak lagi membayar upeti. Sedangkan pengeluaran membengkak antara lain disebabkan oleh kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah, jenis pengeluaran semakin beragam dan para pejabat melakukan korupsi. 43", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 440, "width": 129, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Konflik keberagamaan", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 458, "width": 308, "height": 47, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan. Kerena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya tercapai. Kekecewaan mendorong sebagian mereka", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 512, "width": 308, "height": 47, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempropagandakan ajaran Manuisme, Zoroasterisme dan Mazdakisme. Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini menggoda rasa keimanan para khalifah. 44", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 566, "width": 308, "height": 137, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konflik yang dilatar belakangi agama tak terbatas pada konflik anatara muslim dan zindiq atau Ahlussunnah dengan Syi’ah saja. Tetapi juga antara aliran dalam Islam. Mu’tazilah yang cenderung rasional dituduh sebagai pembuat bid’ah oleh golongan salaf. Perselisihan antar dua golongan ini di pertajam oleh Al Ma’mun, dengan menjadikan Mu’tazilah sebagai madzhab resmi Negara dan melakukan mihnah. Pada masa Al Mutawakkil (847-861) aliran Mu’tazilah di batalkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 46, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42 Ibid., 82.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 46, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43 Ibid., 82.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 46, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44 Ibid., 83.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 206, "top": 116, "width": 308, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai aliran Negara dan golongan salaf kembali naik daun. Tidak toleranya pengikut Hambali (salaf) terhadap Mu’tazilah yang rasional telah menyempitkan horizon intelektual. 45", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 170, "width": 114, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Ancaman dari Luar", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 188, "width": 308, "height": 210, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun faktor eksternal yang menyebabkan khilafah Abbasyiah lemah dan akhirnya hancur. Pertama, perang salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode yang menelan banyak korban. Kedua, serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam. Pengaruh salib juga terlihat dalam penyerbuan tentara Mongol, Hulago Khar, panglima tentara Mongol sangat membenci Islam karena ia banyak di pengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian. Gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan orang-orang Mongol yang anti Islam itu dan diperkeras di kantong-kantong Ahl al-Kitab . Tentara Mongol, setelah menghancurleburkan pusat-pusat Islam, ikut memperbaiki Yerussalem. 46", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 415, "width": 96, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 443, "width": 386, "height": 173, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh menjadi terpisah-pisah. Penyebab terjadinya disintegrasi pada masa kekhalifahan Islam dimulai sejak awal kepemimpinan khalifah ‘Ali ibn Abi Thalib masa lampau yaitu diantaranya; adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad, perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan dan munculnya perang salib dan tiga kerajaan besar Islam. Perang salib berlangsung beberapa gelombang atau periode yang menelan banyak korban, Sebab-sebab kemunduran pemerintahan Bani Abbas ialah persaingan antar bangsa, kemrosotan ekonomi, konflik keberagamaan dan ancaman dari luar pemerintahan Bani Abbas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 59, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45 Ibid., 83-84.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 747, "width": 46, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46 Ibid., 85.", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 116, "width": 113, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 400, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "al-‘Isy, Yusuf. Dinasti Umawiyah, Terj. Iman Murhidayat dan Muhammad Khalil, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 397, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "al-Suyut}i, Imam. Tarikh al-Khulafa’, Terj. Samson Rahman Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 400, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hassan, Hasan Ibrahim. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 269, "width": 400, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudunnasir, Syed. Islam Konsepsi dan Sejarahnya, Terj. Addang Affandi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 280, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasution, Harun. Islam Rasional, Bandung: Mizan, 1998.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 400, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid II, Terj. Muhammad Labib Ahmad, Jakarta: Pustaka al-Husna, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 379, "width": 401, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.", "type": "Text" } ]